Proposal ACC AMIR BAB I - BAB V Biaya Reklamasi
Proposal ACC AMIR BAB I - BAB V Biaya Reklamasi
Proposal ACC AMIR BAB I - BAB V Biaya Reklamasi
BAB I
PENDAHULUAN
bagi setiap bangsa dan negara yang menginginkan kelestarian sumber daya
alamnya. Oleh karena itu, sumber daya alam perlu dijaga dan diperhatikan untuk
tersebut dan semakin hebatnya teknologi untuk memodifikasi alam, maka manusia
yang merupakan faktor yang paling penting dan dominan dalam merestorasi
ekosistem rusak.
kerusakan ekosistem yang terjadi. Adapun akibat yang ditimbulkan antara lain
kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan
tanah tidak berprofil, terjadi bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara
daripada logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi
makrob tanah. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya
memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan
keseluruhan belum selesai karena masih terdapat deposit bahan tambang yang
belum ditambang. Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan
bekas tambang agar kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga
Berdasarkan masalah pada latar belakang, adapun batasan masalah yang saya
dana, agar dapat diketahui besaran dana yang dilakukan dalam tahapan
reklamasi ini.
pasca penambangan.
4
Rencana Kegiatan
Minggu ke
No Kegiatan
I II III IV
Observasi ketempat
1. bekas penambangan
bijih nikel
penanaman pohon
2.
ditempat bekas
penambangan
4. Penyusunan laporan
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
Lokasi Kerja Praktek (KP) ini di fokuskan pada PT. Sinar Jaya Sultra
tersebut merupakan salah satu perusahaan yang memperoleh izin dari pemerintah
(121° 00’ 00” - 122° 23’ 30”) BT dan (03° 00’ 00” - 04° 00’ 00”) LS dengan luas
wilayah izin usaha pertambangan (301 Ha), secara Administrasi termasuk wilayah
Propinsi Sulawesi Tenggara. Berikut ini adalah peta blok izin usaha pertambangan
Kendari selama kurang lebih 5 jam dengan melewati jalur darat. Kemudian dari
selama sekitar 6 – 7 jam. Adapun batas wilayah Kabupaten Konawe Utara adalah
sebagai berikut :
bijih Nikel Laterit yang terbentuk oleh hasil pelapukan batuan Ultrabasa. Jalur
berbintik hitam atau abu-abu putih dengan warna kehijauan pada bagian tepi luar
( Silika dan Magnesit ). Hal ini menunjukkan bahwa daerah ini di pengaruhi oleh
Terdapat dua kelompok rekahan yaitu kelompok yang berarah Timur Laut sampai
Barat Daya dan kelompok yang berarah Tenggara. Kelompok pertama umumnya
di isi oleh mineral-mineral Krisopras, Garnierite, dan Asbes dan sedang kelompok
yang kedua umumnya di isi oleh mineral Kalsedon. Sebagian besar daerah
penambangan Nikel di daerah Lasolo terdiri dari tanah laterit dengan warna
merah. Berikut ini adalah peta geologi regional PT. Sinar Jaya Sultra Utama.
7
Lipatan, dan Kekar. Sesar dan kelurusan umumnya berarah Barat Laut-Tenggara
searah dengan Sesar Geser Lurus mengiri Lasolo. Sesar Lasolo bahkan masih
aktif hingga saat ini. Sesar tersebut di duga ada kaitannya dengan Sesar Sorong
yang aktif kembali pada Kala Oligosen. Sesar Naik di temukan di daerah Wawo
2.3.3 Stratigrafi
buah lempeng besar, yaitu : lempeng Benua yang berasal dari Australia dan
lempeng Samudra yang berasal dari Pasifik. Akibat tumbukan tersebut maka
1. Continental Terrane
2. Ocenic Terrane
3. Sulawesi Molasse
8
a. Continental Terrane
Terrane) dan mintakat Matarombeo. Ini di dasari oleh keberadaan kedua kepingan
ini yang cukup besar di daerah Sulawesi Tenggara. Penamaan lain untuk mintakat
ini adalah keping benua Lajur Tinondo dan benua Renik Sulawesi Tenggara.
Mintakat benua Sulawesi Tenggara tersusun oleh batuan tertua berupa kompleks
Malihan di Sulawesi Tenggara terdiri dari Sekis, Kuarsit, Sabak dan Marmer
endapkan Formasi Meluhu yang terdiri dari batu Pasir Kuarsa, Serpih Merah, batu
Lanau dan batu lumpur pada bagian bawahnya, perselingan Serpih Hitam, batu
yang terdiri dari Oolit, Mudstone, Wackestone, Packstone dan sisipan batu Pasir,
Serpih, Lanau dan Napal di bagian bawahnya. Kedua formasi tersebut merupakan
lingkungan pengendapan dari darat menjadi laut atau terjadi peristiwa Transgresi.
9
b. Oceanic Terrane
lajur Ofiolit Sulawesi Timur di mana di atasnya di tutupi oleh Sedimen Pelagic.
Mafik yang terdiri dari Harzburgit, Dunit, Werlit, Lerzolit, Websterit, Serpentini t,
dan Piroksinit. Sedangkan untuk batuan Mafik terdiri atas Gabro, Basalt, Dolerite,
Mikro Gabro, dan Amfibolit. Untuk Batuan Sedimen Pelagic tersusun oleh Batu
c. Molasa Sulawesi
Sulawesi yang berada di Sulawesi Tenggara terdiri atas Sedimen Klastik dan
Sedimen Karbonatan. Sedimen Klastik dari Molasa Sulawesi terdiri atas Formasi
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Studi Literatur
Mempelajari informasi dan data yang diperoleh dari literatur maupun arsip
dari perusahaan yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan kegiatan
reklamasi lingkungan.
2. Studi Lapangan
Pengamatan langsung dilapangan yaitu pada PT. Sinar Jaya Sultra Utama
a. Observasi
b. Interview
Jenis data
a. Data primer
b. Data sekunder
Studi Pustaka
Studi literatur
Peta daerah bekas penambangan
Praktek lapangan
Pembahasan/hasil
Pengolahan data
Analisis data
Pembuatan laporan
12
BAB IV
LANDASAN TEORI
4.1.1 Umum
Sumber daya alam meliputi vegetasi, tanah, air dan kekayaan alam yang
kelestarian.
kegiatan pertambangan bahan galian yang hingga saat ini merupakan salah satu
sektor penyumbang devisa terbesar negara yang terbesar. Akan tetapi kegiatan
negatif terhadap lingkungan yang cukup besar antara lain sebagai berikut :
Permasalahan sosial
meningkatkan kondisi lahan yang rusak (kritis), agar dapat berfungsi secara
optimal, baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air, maupun
berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata
g. Batuan limbah adalah batuan yang tergali dalam proses penambangan tetapi
dikehendaki.
h. Tailing adalah bahan dari hasil pengolahan bahan galian yang tidak
i. Bahan pembentuk asam ialah bahan yang jika berhubugan dengan air dan
tambang.
adanya zat beracun baik berupa bahan padat, cair maupun gas.
c. Permenhut P39/2010 tentang pola umum, kriteria dan standar rehabilitasi dan
adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki dan menata lahan yang
terganggu sebagai akibat usaha penambangan umum agar dapat berfungsi dan
pelaksanaannya dapat tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki. Dalam hal ini
program yang terpadu dalam kegiatan operasi penambangan. Hal-hal yang harus
penggunaannya;
penambangan;
untuk agar ditanami dengan tanaman pionir yang akarnya mampu menembus
diharapkan.
17
tahunan pengelolaan lingkungan (RTKL) yang telah disetujui dan harus sudah
selesai pada waktu yang telah ditetapkan dalam melaksanakan kegiatan reklamasi.
merupakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil dan teknik vegetasi. Pekerjaan
membangun pengendali lereng, check dam, penangkap oli bekas (oil chater) dan
setempat, cover crop (tanaman penutup) dan lain-lain. Pelaksanaan rekamasi lahan
c. Pembuangan atau penguburan potongan beton atau scrap pada tempat khusus.
e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang akan
direklamasi.
air agar mengalir pada tempat tertentu dan dapat mengurangi kerusakan
mempunyai nilai ekonomis rendah) adalah agar bahan tambang tersebut tidak
dimanfaatkan nantinya.
Adapun rencana desain yang coba diterapkan adalah reklamasi sistem pot,
pada metode ini dipakai campuran top soil dan pupuk kandang untuk membantu
dimanfaatkan dibersihkan, lalu digali sesuai ukuran dan jenis pohon yang akan
ditanam. Kemudian ukuran lubang juga mesti disesuaikan dengan jenis tanaman
murah.
4. Rekayasa lahan yang sangat efisien dan cocok diterapkan pada lahan-lahan
1. Memerlukan tambahan atau bahan media tanam lain untuk mengganti dan
merupakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil dan teknik vegetasi, pekerjaan
..................... (1)
V=AxT
Dimana :
V : Volume ((m 3 )
JP = A
JT ......................... (2)
Dimana :
JP : Jumlah pohon
rinci, maka kegiatan pelaksanaan reklamasi di atas, dalam BAB III ini
1. Kondisi iklim,
2. Geologi,
3. Jenis tanah,
4. Bentuk alam,
23
7. Penggunaan lahan,
Dari berbagai faktor tersebut di atas, kondisi iklim terutama curah hujan dan jenis
4.10 Pemetaan
Rencana tahap reklamasi tersebut dilengkapi dengan peta skala 1 : 1000 atau
Selanjutnya peta tersebut dilengkapi dengan peta indeks dengan skala memadai.
sarana dan prasarana, antara lain : “Dump Truck”, Bulldozer, Excavator, traktor,
tugal, back hoe, sekop, cangkul, bangunan pengendali erosi (a.I susunan karung
pasir, tanggul, susunan jerami, bronjong, pagar keliling), beton pelat baja untuk
adalah: curah hujan, kemiringan lereng (topoografi), jenis tanah, tata guna tanah
Beberapa cara untuk mengendalikan erosi dan air limpasan adalah sebagai
berikut :
a) Membuat teras-teras
c) Pembuatan SPA
d) Dam pengendali
Tambang,
mengandung sedimen,
c) Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan
terlalu curam,
tanah,
perlu,
dam dari beton, kayu atau dalam bentuk lain seperti pada gambar 3.21.
Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah pucuk
dengan lapisan tanah lain. Hal ini karena tanah pucuk merupakan media tumbuh
bagi tanaman dan merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan
pada tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya dan timbunan tanah pucuk
dianjurkan lebih tebal dari yang tidak beracun atau dilakukan perlakuan
7. Penentuan daerah prioritas yaitu daerah yang sangat peka terhadap erosi
dengan segera,
Penempatan tanah pucuk pada jalur penanaman (jenis tanah yang peka
4.14 Revegetasi
28
menggambarkan kondisi lokasi, jenis tanaman yang akan ditanam, uraian jenis
pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tanaga kerja, kebutuhan biaya
sosial ekonomi setempat. Kondisi geofisik meliputi topografi atau bentuk lahan,
iklim, hidrologi, kondisi vegetasi awal, dan vegetasi asli. Sedangkan data sosial
ekonomi yang perlu mendapat perhatian antara lain demografi, sarana, prasarana,
Jenis tanaman yang dipilih kalau dapat diarahkan pada penanaman jenis
tumbuhan asli. Sebaiknya dipilih jenis tumbuhan lokal yang sesuai dengan iklim
dan kondisi tanah setempat saat ini. Sehingga, perlu selalu mengikuti
keperluan revegetasi lokasi bekas tambang. Perlu konsultasi dengan instansi yang
a. Pembersihan Lahan
lapangan. Kegiatan ini antara lain : pembersihan lahan dari tanaman pengganggu
(alang-alang, liliana, dll), dengan tujuan agar tanaman pokok dapat tumbuh baik
tanpa ada persaingan dengan tanaman pengganggu dalam hal mendapatkan unsur
b. Pengolahan Lahan
Tanah diolah supaya gembur agar perakaran tanaman dapat dengan mudah
menembus tanah dan mendapatkan unsur hara yang diperlukan dengan baik,
c. Perbaikan Tanah
a. Luas areal yang diisi kembali (ha).>90% daria areal yag harus diisi.
digali.
a. Luas areal diatur (ha).>90% dari luas areal yang ditimbun kembali.
b. Kemiringan lereng
c. Tinggi, lebar dan panjang ters (m), disesuaikan dengan bentuk teras dan
kemiringsn lereng.
a. Luas daerah yang diatur (ha),>90% dari areal yang harus diisi
b. Jumlah tanah pucuk yang ditabur,>90% dari atanah pucuk yang digal dan
disimpan.
dengan rencana.
5. Revgetasi
1. Pengadaan bibit
a. Jenis, asli setempat atau sesuai dengan kondisi atau fungsi lahan.
2. Penanaman
a. Jumalh real yang akan ditanam (ha),>90%dari areal yang telah diatur
kembali.
3.Pemeliharaan
mati.
dengan rencana.
BAB V
PENUTUP
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Proposal Kerja
Praktek ini.
Demikian Proposal Kerja Praktek ini dibuat untuk kiranya dapat menjadi
AMIR