BAB II Hal 4
BAB II Hal 4
BAB II Hal 4
TINJAUAN UMUM
6
mn
7
kontraktor mining. Penelitian dilakukan di Pit Rubi seperti yang terlihat pada gambar
2.2 di bawah ini.
8
Sumber :google earth, 2018
Gambar 2.3 Peta Kesampaian Daerah
9
(Sumber :PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI), 2017)
2.3.1 Geomorfologi
Tinjauan mengenai geomorfologi regional yang meliputi Daerah Wolo dan
sekitarnya didasari pada laporan hasil pemetaan geologi lembar Kolaka, Sulawesi
Tenggara yang disusun oleh Simanjuntak,dkk (1991). Daerah penelitian termasuk
dalam geomorfologi regional lembar Kolaka yang dapat dibagi dalam daerah
pegunungan, daerah perbukitan dan daerah pedataran. Daerah pegunungan
menempati bagian selatan dan utara. Dibagian selatan terdapat pegunungan yakni
pegunungan blok Lapao- pao di bentuk oleh batuan granit. Sedang bagian utara di
tempati pegunungan Tamborasi di susun oleh batu gamping.Daerah perbukitan
menempati bagian timur dengan ketinggian 200-700 meter dan merupakan
perbukitan agak landai yang terletak diantara pegunungan dan pedataran.Perbukitan
ini di bentuk oleh batuan vulkanik, ultramafik dan batupasir.
10
2.3.2 Stratigrafi
Secara regional, daerah studi terutama tersusun oleh kelompok Batuan Ultra
basa (Ku) yang berumur Kapur dan Endapan Aluvial berumur Holosen. Batuan
ultrabasa di Sulawesi Tenggara merupakan kelompok batuan ofiolit(Ku) yang terdiri
atas peridotit, harsburgit, dunit dan serpentinit. Peridotit, berwarna hitam kehijauan,
kecoklatan, berbutir sedang sampai kasar, halur penuh, yang tersusun oleh mineral
piroksen, olivin, dan sekitar plagioklas serta bijih. Harsburgit, berwarna hijau
kehitaman, berbutir menengah, Fanerik, hipidiomofik, sebagian telah terserpentinkan.
Dunit, berwarna hijau tua, berbutir halus sampai sedang,granular dengan bentuk
kristal tidak sempurna (anhedral), terdiri dari olivin dengan sedikit piroksen
Serpentinit, kelabu kehijauan; agak keras tempat mengandung asbes; biasanya
terdapat pada lajur sesar.Pada umumnya bantuan ultramafik di daerah ini telah
mengalami pelapukan cukup kuat yang menghasilkan lapisan laterit, mencapai
ketebalan beberapa meter sampai belasan meter. Mineral garnierite, magnesit dan
oksidabesi sering di jumpai didaerah ini. Batuan ini adalah bantuan asal kerak
samudera yang merupakan batuan dasar dan lajur Hialu. Bantuan ofolit ini tertidih
takselaras dengan formasi Matano yang berumur kapur akhir. Sehingga umur batuan
diduga lebih tua dari kapur akhir.
Endapan Aluvial terdiri atas endapan berukuran kerikil, kerakal, pasir,
lempengan dan lumpur. Sebenarnya terdapat di daerah daratan sekitar muara sungai
besar yang didaerah penyelidikan dijumpai disekitar Lahumbuti.
11
2.4 Sumber Daya Nikel
2.4.1 Bentuk Endapan
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan dilapangan, dijumpai endapan bijih
nikel dengan variasi ketebalan antara 4 – 10 meter. Dari data hasil tes pit, singkapan
memperlihatkan kondisi berwarna merah kecoklatan dibagian atas, berwarna kuning
kehijauan dibagian tengah, berbutir halus – sedang, fragmen pasiran sampai gravel,
mineralisasi dijumpai berupa limonit, hematite, geotit, klorit, serpentin dan krisopras.
Lapisan tanah penutup memiliki ketebalan bervariasi antara 2 – 4 meter dengan
kandungan oksida besi yang cukup tinggi.Pada bagian tengah merupakan lapisan
saprolit yang memiliki kandungan nikel lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan
limonit yang berada pada bagian atas, dijumpai urat-urat kuarsa (quartzveinz) yang
tidak beraturan dengan variankuarsa berupa kalsedon dan krisopras.
12
direncanakan. Lapisan penutup dikupas dengan buldozer kemudian diangkut dan
ditumpuk pada daerah tertentu (disposal) yang digunakan untuk menutupi daerah
pasca tambang sebagai dasar bagi tanaman penghijauan dalam revegetasi atau
diangkut menuju lokasi-lokasi yang membutuhkan penimbunan jalan.
Penggalian
Pekerjaan penggalian adalah merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil atau membebaskan bijih dari batuan induknya dan ditumpuk pada tempat
penumpukan sementara (penumpukan di front penambangan). Penambangan bijih
nikel di PT. Ceria Nugraha Indotama dilakukan dengan cara tambang terbuka dan
Penggalian bijih nikel dengan menggunakan alat gali muat backhoe.Proses
penggalian dilakukan secara Selective Mining (SM) yaitu dengan memilih endapan
bijih yang memiliki kadar tinggi disebabkan karena kadar dari bijih yang tidak merata
guna memenuhi kebutuhan ekspor. Penggalian bijih dimulai dari bench yang paling
atas, hal ini diterapkan agar bahaya longsor dapat dihindarkan sehingga penggalian
berjalan dengan lancar.
Pemuatan Bijih
Pemuatan (Loading) bijih nikel hasil penggalian dapat dilakukan dengan alat gali
yaitu backho Komatsu Pc 200. Bijih nikel yang dimuat adalah bijih nikel yang telah
ditumpuk oleh alat gali di front penambangan.
Pengangkutan Bijih
Pengangkutan bijih nikel pada PT. Cerian Nugraha Indotama (CNI) yaitu proses
pemindahan bijih nikel dari front penambangan menuju pelabuhan atau stockyard
dengan menggunakan alat angkut Dump Truck Hino 260 TI
Penjualan/Pengapalan
Penjualan merupakan kegiatan memasarkan hasil tambang yang berupa ore
kepada pihak pembeli.
13
2.5 Jalan Produksi Pada PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI)
Keadaaan ataupun kondisi aktual mengenai tata jalan produksi PT Ceria Nugraha
Indotama (CNI) yaitu jalan produksi tambang yang diperuntukkan bagi kendaraan
angkut tambang atau dump truk (10 roda) untuk mengangkut material dari area
penggalian menuju stock yard atau pelabuhan (jeti), dengan lebar jalan 8.5 meter
yang dapat dilalui 2 mobil produksi sekaligus.
Kondisi jalan tambang pada umumnya akan mudah rusak dikarenakan kendaraan
produksi yang melintas dan mengangkut material sehingga kendaraan menjadi lebih
berat sehingga kondisi jalan menjadi lebih mudah berubah sehingga perlu dilakukan
perawatan jalan.
Perawatan jalan tambang dilakukan perusahaan bilamana pada badan jalan
terdapat lubang ataupun genangan air yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan
produksi, adapun tindakan yang dilakukan perusahaan bila terjadi kerusakan antara
lain melakukan tindakan penimbunan pada lubang.
14