Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Tugas 1 Seni Dani (858061001)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

NAMA : DANI

NIM : 858061001

KELAS :A
SEMESTER : 3
MAPEL :PENDIDIKAN SENI DI SD

SOAL
TEMA : Fungsi Dan Kedudukan Seni Dalam Kehidupan Masyarakat
SOAL : Carilah Contoh Kasus Tentang Fungsi Dan Kedudukan Seni
Bagi Masyarakat, Serta Apa Yang Menjadi Tantangan Bagi
Keberadaan Kesenian Tersebut Di Era Sekarang Ini.
( Khusus Nya Yang Ada Di Kabupaten Sambas Dan
Sekitarnya )

Istilah seni bersumber dari beberapa pendapat diantaranya bahwa kata


seni berasal dari kata “ sani “ dalam Bahasa Sanksekerta yang berarti
pemujaan, pelayanan, donasi, permintaan atau pencarian dengan hormat dan
jujur. Ada yang mengatakan dari Bahasa Belanda “ genie “ atau jenius. Atau
versi lain disebut “ clipa “ yang berarti bewarna (kata sifat) atau pewarna (kata
benda) kemudian berkembang menjadi “ cilpacastra “ yang berarti segala
macam kekriyaan ( hasil keterampilan tangan) yang artistic.
Dalam perkembangan selanjutnya dari asal kata seni muncul berbagai
pengertian seni, yaitu seni sebagai karya seni ( work of art ), seni sebagai
kemahiran ( skill ), seni sebagai kegiatan manusia ( human activity ). Pengertian
seni sebagai benda / karya seni adalah : bahwa seni atau keindahan adalah
sesuatu yang menghasilkan kesenangan, tapi berbeda dengan sekedar rasa
gembira karena mempunyai unsur transcendental atau spiritual.
Salah satu bagian dari seni adalah tradisi. Tradisi merupakan suatu gambaran
sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan
dilakukan secara turun-temurun dimulai dari nenek moyang. Tradisi yang telah
membudaya akan menjadi sumber dalam berakhlak dan berbudi pekerti
seseorang. Tradisi atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana
adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara,
kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari
tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik
tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
Kabupaten Sambas merupakan kabupaten yang terletak di wilayah bagian
pesisir utara provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas juga dikenal
masyarakat sebagai satu diantara wilayah yang memiliki sejarah peradaban
kerajaan besar di Kalimantan Barat. Dengan demikian, diwiliayah tersebut
memiliki perembangan kebudayaan yang beragam dari berbagai etnis pribumi
dan pendatang yang berdomisili di sekitar Kabupaten Sambas.
Berbagai perkembangan budaya yang terjadi satu diantaranya pada
substansi kesenian tradisional khususnya pada disiplin kesenian musik dan tari.
Kesenian tersebut merupakan warisan dari nenek moyang serta peradaban
kesultanan yang pernah berdiri di wilayah tersebut. Selain itu, kesenian yang
berkembang di Kabupaten Sambas didominasi oleh kesenian Melayu yang
bernafaskan Islami yang dibawa oleh para pedagang dan penyiar agama
dari negeri Arab dan sekitarnya.
Hingga saat ini, masih ada sebagian masyarakat yang masih menggeluti
kesenian tradisional Melayu tari Radat, namun keberadaannya tidak
mendominasi kesenian yang sedang popular saat ini. Satu diantaranya terdapat
sanggar Purnama yang terletak di Desa Sarilaba.A, Kecamatan Jawai Selatan,
Kabupaten sambas yang masih secara turun temurun melestarikan kesenian
tradisional Melayu yaitu tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia. Warga
masyarakat merupakan pelaku seni tradisional sekaligus penggagas berdirinya
sanggar tersebut. Tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia pada awalnya
ditarikan oleh kaum laki-laki yang diiringi oleh Haddi atau pemain musik Tar dan
nyanyian.
Pakan tari tradisional identik dengan budaya melayu yang berfungsi
sebagai media hiburan. Tari Raddat diciptakan berdasarkan unsur sosial
masyarakat pendukungnya dan memiliki makna di dalam gerak tariannya. Tari
Radat Ape Nang Ditumbok adalah satu di antara tari tradisional masyarakat
melayu Sambas. Tarian ini merupakan tari kegembiraan mayarakat setelah
panen padi. Tarian ini memiliki keunikan yaitu proses menumbuk padi yang
dilakukan secara bergotong royong. Tari Radat Ape Nang Ditumbok ini
diperkenalkan kembali oleh Najamudin pada tahun 1945 setelah Indonesia
merdeka dimana tari ini tercipta melalui lagu dulu baru lah gerak tari radat Ape
Nang Ditumbok yang kemudian dilestarikan masyarakat sebagai penerusnya
yang kemudian mendirikan perkumpulan seni tari raddat kabupaten sambas.
Tari raddat Ape Nang Ditumbok menyatakan bahwa tari Tari raddat Ape Nang
Ditumbok ini diciptakan berdasarkan ide/gagasan yang di latarbelakangi
aktivitas dalam kegiatan keseharian terutama pada saat menanam padi dan
makna gerak nya tidak terlepas dari lirik lagunya. Awalanya tari bertujuan untuk
2 masyarakat dapat berkumpul bergotong royong menumbuk padi setelah
panen. Karena tari adalah ekspresi jiwa, pasti didalamnya mengandung
maksud-maksud tertentu. Dapat disimpulkan bahwa sebuah tarian memiliki
maksud tertentu yang tertuang dalam gerakgerak seperti pada tari radat ape
nang ditumbok. Tari raddat Ape Nang Ditumbok awalnya berfungsi sebagai
media hiburan pada acara yang di selenggarakan di keraton Kerajaan Sambas
dan acara pernikahan kaum bangsawan pada zaman itu. Pada perkembangan
nya Tari raddat Ape Nang Ditumbok sering juga di tampilkan pada acara
pernikahan di kalangan masyarakat biasa, pesta rakyat, ritual keagamaan dan
pertunjukan seni seperti pegelaran tari dan lomba tari. Tari Radat Ape Nang
Ditumbok merupakan tari kelompok di tarikan 12 orang penari perempuan.
Untuk laki-laki sebagai penabuh alat musik dimana alat musik yang dimainkan
adalah rebana, gendang panjang, tar, dan rumba yang disertai syair lagu yang
di mulaikan oleh pemain musik dan diteruskan oleh penari sampai selesai.
Kostum yang digunakan pada tari radat Ape Nang Ditumbok pada perempuan
yaitu baju kurung dengan kain tapeh sarung, sanggul lipat pandan, aksesoris
seperti antinganting, kembang goyang. Tari radat Ape Nang Ditumbok terdiri
dari 5 ragam yaitu, ragam gerak mengayun, menumbuk padi dan menampi padi,
timang burung, nyiur melambai, dan ragam gerak sedih bahagia. Gerak dalam
tari radat ape nang ditumbok bersumber pada gerak keseharian seperti gerak
berjalan, gerak berkerja, gerak menuruti mahluk hidup dan tumbuhan dan gerak
ekspresi jiwa manusia.
Penyajian tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia dari masa ke masa
semakin berkembang. Bermula dari kebutuhan untuk mensiarkan agama,
sebagai sarana tarian pergaulan hingga saat ini menjadi media hiburan
masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Sambas dan sekitarnya. Dengan
demikian, peneliti merasa sangat penting untuk menganalisa fungsi dari
tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia dengan harapan dapat menggali
dan mengarsipkan satu diantara tari tradisional yang ada di Kalimantan Barat.

Fungsi merupakan hubungan yang terjadi antara kegunaan satu hal


dengan hal yang lain dalam satu sistem yang terintegrasi. Fungsi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah manfaat tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia
pada masyarakat Desa Sarilaba.A
Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Menurut pemaparan dari
informan peneliti yaitu warga masyarakat, pada masa lalu beberapa penggiat
seni, mengalami keresahan atas kebiasaan sehari-hari masyarakat Desa
Sarilaba.Ayang lepas dari moralitas dan aturan agama seperti berjudi, minum-
minuman keras dan sebagainya. Warga masyarakat beserta kerabatnya
mencoba untuk menciptakan suatu kesenian yang berlandaskan agama Islam
sebagai satu diantara usaha mereka menyelaraskan dan mengubah pandangan
masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan buruk mereka Maka dari itu, beliau
menciptakan menyajikan tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia khususnya
pada acara dan memperingati hari besar dalam agama Islam sebagai satu
dantara usaha untuk memberikan pencerahan kepada generasi muda yang
berperilaku menyimpang dari ajaran agama Islam. Radat merupakan bahasa
serapan dari bahasa arab yaitu Raudah yang memiliki makna harfiah sebagai
persembahan atau penyerahan. Sedangkan warga masyarakat sebagai
penggiat seni yang pernah menarikan tarian tersebut untuk pertama kalinya.

Berdasarkan hasil observasi, ditemukan beberapa hal yang berhubungan


dengan fungsi tari dalam masyarakat pada penyajian tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia. Pada masa awal kemunculannya, tarian tersebut tergolong
dalam tari sebagai media pendidikan sebagai sarana media dakwah, yaitu
keindahan gerak yang disajikan merupakan imitasi dan stilisasi yang
merepresentasikan dari gerakan-gerakan sholat yang merupakan satu
diantara ibadah agama Islam. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan
pencerahan kepada generasi muda yang berperilaku diluar ajaran agama
Islam. Selain itu, gerak yang disajikan juga merupakan transformatif dari syair
yang dinyanyikan pada musik iringan tari. Penyajian tari tersebut dibawakan
oleh penari kaum laik-laki yang berjumlah 6 sampai 8 orang dan diiringi oleh
musik perkusi Tar dan syair yang menggunakan bahasa arab yang diambil dari
Kitab Kuning pada awal penciptaannya. Syair tersebut juga memiliki makna
dan bertunjuan untuk mensiarkan agama serta ajaran-ajaran kebaikan yang
berlandaskan ajaran agama Islam kepada masyarakat Desa Sarilaba.A
Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Memasuki masa
popularitasnya, syair berbahasa arab tersebut diterjemahkan dan digubah
menjadi bahasa Indonesia agar dimengerti oleh masyarakat umum. Syair
berbahasa Indonesia tersebut digubah digunakan pertama kali pada tahun
70an ketika kelompok kesenian yang digandrungi masyarakat mendapat
kesempatan untuk menyajikannya tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia
di Sarilaba A pada acara perkawinan dan lainnya.
Berdasarkan pembahasan di atas sebelumnya, ini terdapat beberapa
kesimpulan dari hasil penelitian tentang “Fungsi Tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten
Sambas”. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian sebagai berikut. Tari
Radat Kami Pemuda Islam Indonesia pada masa awal kemunculannya
termasuk dalam media pendidikan dalam penyampaian ajaran agama Islam.
Sesuai dengan fungsinya, penyajian tarian ini pada awalnya bersifat profokatif
ke arah yang positif, bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat agar
tergugah dalam memperbaiki moral, memiliki cara berfikir yang lebih baik dan
melakukan pembelajaran yang bersifat agamis. Sehingga tarian tersebut
menjadi satu diantara media dakwah yang lebih dekat dengan masyarakat
khususnya di Desa Sarilaba.A, Kecamatan Jawai Selatan, Kabupaten
Sambas.
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dipaparkan, maka peneliti
memberi saran kepada berbagai pihak. Tari Radat Kami Pemuda Islam
Indonesia merupakan satu di antara tari tradisional di Desa Sarilaba.A
Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas ini hendaknya tetap dilestarikan.
Karena belakangan ini popularitas akan kesenian tersebut mulai menurun
khususnya di kalangan anak muda serta warga setempat. Diharapkan juga
penelitian ini dapat menjadi material informasi bagi masyarakat ataupun
lembaga kesenian, pendidikan dan kebudayaan serta penggiat seni lainnya
yang belum mengetahui akan keberadaan Tari Radat Kami Pemuda Islam
Indonesia. Diharapkan juga tarian ini dapat dijadikan sebagai materi bahan ajar
di lembaga pendiikan formal maupun non formal khususnya lembaga
pendidikan di Kabupaten Sambas sebagai tempat kesenian tersebut dilahirkan.
Selain itu, dengan adanya penelitian ini dapat membantu para seniman tari
Radat Kami Pemuda Islam Indonesia menjadi penelitian yang relevan, yang
berkelanjutan untuk menemukan beberapa informasi yang belum dibahas
secara terperinci pada pembahasan ini.

Anda mungkin juga menyukai