Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Winanda - Belajar Dan Pembelajaran - Tugas 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Nama : Winanda Nathania

Nim : 2110115220001
Kelas : A-1
Makul : Belajar Dan Pembelajaran

PEMBELAJARAN SEBAGAI PILAR UTAMA PENDIDIKAN.

Masalah pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen


terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi
tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoritis, dan dengan demikian
tidak secara langsung dapat diobservasi. Kita telah melihat individu mengalami
pembelajaran, melihat individu berperilaku dalam cara tertentu sebagai hasil dari
pembelajaran, dan kita semuatelah belajar dalam suatu tahap dalam hidup kita. Dengan
perkataan lain, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi ketika seorang individu
berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan satucara yang
berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya. Hal-hal inilah yang akan mendidik seorang
untuk menjadi orang yang terdidik.Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak
ada cara lainkecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan
bagi suatu bangsa, bagaimanapun mesti diprioritaskan. Sebab kualitas pendidikan sangat
penting artinya, karena hanya manusia yang berkualitas sajayang bisa bertahan hidup
dimasa depan.Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui UNESCO mencanangkan empat pilar
pendidikan, yakni :

Learning to know, Learing to do, Learning to be, Learningto live together.

1. Pengertian Pembelajaran

Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku (M. Ngalim P, 1997:85) yaitu proses
perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui
berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang
dipelajari.
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar“ajar” yang
berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui(diturut) ditambah dengan
awalan “pe” dan akhiran “an menjadi“pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara
mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.

2. Pengertian Pilar Pendidikan

Eksistensi pilar dalam berbagai hal bisa dikatakan sangat penting peranannya sebagai
penopang agar menjadi suatu yang utuh (unity). Bangunan atau rumah berangkat dari
pondasi yang dilengkapi dengan pilar agar atap bisa berdiri kokoh dan tidak mudah roboh
sehingga tampak menjadi lengkap dan melengkapi. Istilah pilar dalam pendidikan bisa
menjadi bagian yang tak kalah penting, eksistensinya seperti halnya tujuan, sasaran,
instrument pendidikan,dll. Adapun maksud dari pembahasan pilar-pilar pendidikan adalah
bahwa sendi pendidikan ditopang oleh semangat belajar yang kuat melalui pola belajar yang
bervisi ke depan dengan melihat perubahan-perubahan kehidupan. Dalam pendidikan,
belajar merupakan bagian yang tak terpisahkan karena pendidikan adalah usaha sadar
untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan
pengajaran (belajar-mengajar). Belajar juga dikatakan sebagai key term (kata kunci) paling
vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada
pendidikan.

ini juga melihat dari kondisi zaman yang cepat berubah terutama di bidang teknologi
dan informasi sehingga visi paradigma pendidikan harus relevan yang kemudian diturunkan
ke dalam metode pembelajaran. Yaitu merubah paradigma teaching (mengajar) menjadi
learning (belajar). Dengan perubahan ini proses pendidikan menjadi proses
bagaimana“belajar bersama antar guru dan anak didik”. Guru dalam konteks ini juga
termasuk dalam proses belajar. Sehingga lingkungan sekolah menjadi learning society
(masyarakat belajar). Dalam paradigma ini, peserta didik tidak lagi disebut pupil (siswa)
tapilearner (yang belajar). Sebagai objek sekaligus subjek pendidikan manusia menjadi titik
sentral dalam proses belajar yang mengarah pada tujuan pendidikan. Manusia belajar dari
apasaja di sekitarnya untuk survive sekaligus pengembangan potensi diri, lahir dari
ketidaktahuan dari rahim seorang ibu dan dibekali penglihatan, pendengaran dan akal untuk
digunakan dalam tugasnya.Berangkat dari sinilah, paradigma learning ingin diusung sebagai
pilar pendidikan untuk kepentingan manusia dengan perubahan zaman dan ini berangkat
dari paradigma belajar. Jadi maksud dari pilar-pilar pendidikan yang dimaksud dalam
pembahasan ini adalah sendi-sendi pendidikan menurut Unesco harus ditopang setidaknya
oleh empat hal, learning to know, learningto do, learning to be dan learning to live together .
Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia yang berakal budi untuk
mempersiapkan dirinya dalam memasuki era teknologi dan globalisasi dimasa kini dan akan
datang. Kegagalan dalam pendidikan menyebabkan tidak berkembangnya potensi siswa
untuk menjadi manusia produktif dan berkualitas. Jadi pendidikan pada hakekatnya adalah
hak asasi manusia dalam proses mempersiapkan diri menuju masa depan yang lebih baik.
Paradigma pendidikan idealnya adalah untuk menciptakan generasi penerus bangsa dan
kebutuhan masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat

Pilar Utama PendidikanPendidikan menurut Unesco meliputi empat pilar, yaitu;

Learning to know (Belajar Untuk Mengetahui)

Pengertian dasar belajar yang sering dibaca yaitu suatu proses dari tidak tahu
menjadi tahu. belajar memang sudah sepantasnya untuk meningkatkan pengetahuan kita
terhadap sesuatu hal. Proses mengupgrade diri inilah juga dapat dikatakan sebagai belajar.
Atau dengan kata lain juga diidentikkan dengan istilah berlatih. Yang jelas hal dasar dalam
pembelajaran kita menjadi mengetahui . semakin banyak kita mengetahui maka semakin
sadar kita akan ketidaktahuan kita yang sangat besar pula. Sehingga meningkatkan
kesadaran untuk terus belajar merupakan hal harusnya membuat kita belajar. Bukan kita
belajar karena adanya dorongan, paksaan atau hanya karena tugas yang diberikan oleh
guru. Mengetahui diri sendiri, mengetahui dimana kita tinggal, untuk apa kita hidupakan
mempengaruhi kemana nantinya arah tujuan hidup ini. Belajar untuk menguasai artinya
bukan hanya sekedar belajar untuk mendapatkan pengetahuan semata, melainkan belajar
untuk memperoleh pengetahuan seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Di mana setiap
pesertala didik yang mendapatkan pengetahuan dapat juga mengaplikasi pengetahuannya
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pengetahuan yang diperolehnya bersifat
lebih kompleks dan menyeluruh.

Learning to do (Belajar untuk Melakukan)

Setelah akhirnya manusia mengetahui atau dengan kata lain telah meningkatkan
ilmunya. Tahap selanjutnya dari pembelajarannya yaitu melakukan atau melaksanakan.
Alangkah percumanya ilmu yang telah didapatkan jika hanya akan sampai dalam pikiran
saja. Makanya itu dikatakan gagasan terbaik akan dikalahkan oleh sedikit tindakan, jika
gagasan besar tersebut tak pernah dilaksanakan. Pendidikan membentuk kita untuk
membuat karya dari bekal mengetahui tadi. Hingga nanti meningkatkan keterampilan siswa
sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Olehnya itu selain ranah kognitif
(pengetahuan), ranah psikomotorik(keterampilan) menjadi penilaian yang harus dicapai
peserta didik ketika bersekolah. Pendidikan merupakan proses belajar agar dapat
melakukan sesuatu. Berproses dari tidak tahu menjadi tahu sehingga menghasilkan
perubahan dalam ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah sikap. Sehingga proses
belajar bukan hanya sekedarmengetahui suatu pengetahuan saja, melainkan dapat
menerapkannya. Misalnya seorang peserta didik yang telah belajar tentang cara membuat
pola baju, maka pesertadidik tersebut bukan hanya berhenti pada pembuatan pola semata,
melainkan meneruskannya menjadi menggunting baju kemudian menjahitnya hingga
menjadi satu baju. Maka dapatlah dikatakan, bahwa pendidikan sebagai learning to do
adalah mengelola skills atau membekali manusia untuk terampil mengerjakan sesuatu
hingga menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan dan dapat dimanfaatkan manusia.

Learning to be (Belajar untuk Menjadi)

Pendidikan yang baik itu akan membentuk manusia untuk menjadi dirinya sendiri.
Kepribadian yang dimiliki oleh seseorang tentunya diharapkan menjadi manusia yang
berakhlak baik. Ranah ketiga yang dibentuk dalam dunia pendidikan yaitu afektif (sikap).
Setiap manusia memiliki ciri khas yang dibawanya sejak lahir di dunia. Denganmengetahui
siapa dirinya tadi dan mampu berkreasi sendiri. Inilah kemudian prosesaktualisasi diri yang
akan membuat manusia menemukan jati dirinya. Pilar tiga ini adalah proses untuk menjadi
diri sendiri melalui penguasaan pengetahuna dan keterampilan. Proses itu melalui proses
pembelajaran yang berkualitas , yaitu pembelajaran yang bermakna. Bagaimanapun cara
memperoleh pengetahuan, keterampian, dan nilai-nilai, hendaknya dapat mendorong
peserta didikuntuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Learning to live together (Belajar untuk Hidup Bersama)

Pilar which terakhir ini sebagai modal untuk berbaur kedalam masyarakat
danmenjalani kehidupan yang sebenarnya. Setelah memiliki modal dasar dari tiga pilar
utama tadi maka untuk berbaur dalam masyarakat juga perlu di belajarkan. Tidak mudah
untuk beradapatasi dalam lingkungan sosial. Butuh sikap saling menghargaidan saling
menerima kekurangan satu dengan yang lain. Kemampuan komunikasi menjadi salah satu
soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja menjadi bagian pembelajaran untuk hidup bersama.
Pendidikan sejatinya mengajarkan kita untuk mencapai tingkatan tertinggi manusia yaitu
menjadi orang bijak. Bukan menjadi orang yang sombong dengan semua ilmu yang telah
diperolehnya. Olehnya itu pendidikan di sekolah bukan hanya membentuk manusia yang
cerdas tetapi juga berbudi luhur.Ini sangat sesuai dengan zaman sekarang, di mana
komunikasi semakin mengglobal, sehingga yang jauh bisa menjadi dekat dan yang dekat
akan semakin dekat, ditambah lagi dengan keragaman manusia, maka pendidikan
diharapkan dapat membantu kesadaran manusia untuk dapat menerima keragaman
tersebut agar dapat hidup bersama dengan damai. Maka tidak salah, jika Learning to live
together atau belajar untuk hidup bersama, menjadi pilar belajar yang penting untuk
menanamkan jiwa perdamaian.

Sumber : https://www.scribd.com/document/405046605/PEMBELAJARAN-SEBAGAI-
PILARUTAMA-PENDIDIKAN-docx

Garis Besar Mengenai ke Empat Pilar Pendidikan UNESCO

1. Kekuatan : Keempat pilar pendidikan tersebut dirancang sangat bagus, dengan


tujuan yang bagus pula, dan sesuai dengan keadaan zaman sekarang yang menuntut
pesera didik tidak hanya diajarkan IPTEK, kemudian dapat bekerja sama dan
memecahkan masalah, akan tetapi juga hidup toleran dengan orang lain ditengah-
tengah maraknya perbedaan pendapat dimasyarakat. Dengan ke kempat pilar ini
akan bisa tercapai pendidikan yang berkualitas.

2. Kelemahan : Meskipun ke empat pilar pendidikan ini dirancang sedemikian


bagusnya, namun perlu diingat, masih banyak aspek penghalang dalam pelaksanaan
tersebut, seperti kurangnya SDM guru yang benar-benar “mumpuni”, perbedaan
pola pikir setiap masyarakat atau daerah dalam memandang arti penting pendidikan,
kemudian ada lagi fasilitas, fasilitas yang masih minim akan sangat menghambat
kemajuan proses belajar mengajar, dan kendala-kendala lain.

3. Peluang : Apabila pendidikan di Indonesia diarahkan pada ke empat pilar pendidikan


ini, maka pada gilirannya masyarakat Indonesia akan menjadi masyarakat yang
bermartabat di mata masyarakat dunia.

4. Ancaman : Keempat pilar pendidikan UNESCO ini bisa menjadi bumerang bagi
peserta didik dan pengajar apabila tujuan atau keinginan yang hendak dicapai tidak
kunjung terwujud. Bisa jadi akan muncul sikap pesimis dan putus asa kehilangan
kepercayaan diri.

Keempat pilar pendidikan sebagaimana dipaparkan di atas, sekaligus merupakan misi


dan tanggung jawab yang harus diemban oleh pendidikan. Melalui kegiatan belajar
mengetahui, belajar berbuat, belajar hidup bersama dan belajar menjadi seseorang atau
belajar menjadi diri sendiri yang didasari keinginan secara sungguh-sungguh maka akan
semakin luas wawasan seseorang tentang pengetahuan, tentang nilai-nilai posifit, tentang
orang lain serta tentang berbagai dinamika perubahan yang terjadi. Kesemuanya ini
diharapkan menjadi modal fundamental bagi seseorang untuk mampu mengarahkan dirinya
dalam berprilaku positif berpijak pada nilai-nilai yang dia yakini kebenarannya, dan pada
gilirannya akan semakin terbuka pikiran untuk melihat fakta-fakta yang benar dan yang
salah, suatu tindakan yang sesungguhnya merugikan ataupun membawa kemajuan bagi diri
dan orang lain. Kemampuan-kemampuan tersebut juga akan membekali individu untuk
mampu melihat secara nyata betapa konflik dan pertikaian-pertikaian telah memberikan
banyak kerugian di dalam tatanan kehidupan masyarakat dan bangsa, dan merugikan diri
serta lingkungannya. Pada sisi lain seseorang juga akan mampu melihat bagaimana suasana
yang harmoni dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman dalam hidup, sehingga
memberikan banyak kesempatan bagi suatu masyarakat dan bangsa mencapai kemajuan-
kemajuan yang lebih berarti bagi semua orang.

Sumber : https://irawidyastuti94.com/2014/05/makalah-pembelajaran-sebagai-
pilar_27.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai