Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Belajar Dan Pembelajaran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha membudidayakan manusia atau memanusiakan
manusia, tetapi usaha dalam setiap pembaruan sistem pendidikan nasional masih terdapat
masalah yang paling menonjol yaitu tentang kualitas dan kuantitas pendidikan. Kedua
masalah ini sulit ditangani secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan upaya
kualitas, maka masalah kuantitas terabaikan begitu juga sebaliknya. Oleh karenanya
masalah dalam dunia pendidikan tidak heran kalau tidak pernah tuntas di mana pun,
termasuk di negara yang sudah maju sekalipun.
Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka
keberhasilan dalam pendidikan bergantung pada unsur manusianya. Guru merupakan
unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya dalam pelaksannan pendidikan.
Sebagai ujung tombak, guru secara langsung berupaya membina, mempengaruhi dan
mengembangkan kemampuan siswa agar terampil, cerdas, dan bermoral tinggi.
Proses belajar mengajar terjadi apabila ada interaksi antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru memerankan fungsi sebagai
pengajar atau pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai
pelajar atau individu yang belajar. Mengajar tidak semata-mata berorientasi kepada hasil,
tetapi juga berorientasi pada proses dengan harapan makin tinggi prosesnya makin tinggi
pula hasil yang dicapai.
Keberhasilan dalam pembelajaran tidak berjalan langsung tanpa adanya proses,
melainkan seorang pendidik haruslah mengetahui berbagai macam faktor maupun unsur
dalam pembelajaran itu sendiri. Sebab dengan mengetahui faktor-faktor tersebut kita
dapat membenahi sikap, motivasi, konsentrasi serta penyimpanan hasil belajar itu sendiri.
Sehingga dapat tercapai proses pembelajaran yang kondusif serta hasil belajar yang
diinginkan. Berikut ini akan kami paparkan mengenai belajar dan pembelajaran
definisinya maupun faktor serta unsur yang mempengaruhinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasaran latar belakang di atas maka rumusan masalahnya dapat dirumuskan,
sebagai berikut; “Bagaimana Penjelasan Tentang Belajar dan Pembalajaran?”

1
2

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi Belajar, Mengajar, dan Belajar-Mengajar


a. Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti
bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat sangat bergantung
pada proses belajar yang dialami oleh seseorang/peserta didik, baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Dan Belajar juga
merupakan proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan
nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan
yang telah dipelajari.
Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala
aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para
guru. Kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-
hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil
pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Ada beberapa pendapat di bawah in yang dipaparkan oleh dari para ahli yang
mendefinisikan belajar, diantaranya:
1. Menurut Sudjana (1996) bahwasannya, belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.
2. Menurut Hamalik (2003), belajar dapat disajikan dalam bentuk dua definisi, yaitu:
a) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
b) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan.
3. Herman Hudojo (1990) belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan
keterampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan
berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat

2
3

diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan
suatu perubahan tingkah laku.
4. Menurut Gagne, dalam Whandi belajar didefinisikan sebagai “suatu proses di mana
suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. ”Sedangkan Slameto
menyatakan “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Dari beberapa definisi di atas, perbuatan belajar terjadi karena interaksi seseorang
dengan lingkungannya yang akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku pada
berbagai aspek, diantaranya pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan-perubahan
yang terjadi disadari oleh individu yang belajar, berkesinambungan dan akan berdampak
pada fungsi kehidupan lainnya. Selain itu perubahan bersifat positif, terjadi karena peran
aktif dalam pembelajaran, tidak bersifat sementara, bertujuan, dan perubahan yang terjadi
meliputi keseluruhan tingkah laku pada sikap, keterampilan, pengetahuan, dan
sebagainya.
Jadi menurut pemakalah dapat ditarik kesimpulan bahwasannya belajar adalah
suatu proses alamiah yang terjadi pada diri seseorang yang mampu menimbulkan tiga
perubahan yakni secara intelektual/kognitif, sikap/afektif, dan keterampilan/psikomotorik.
Maka dalam belajar seseorang/peserta didik menggunakan kemampuan tiga ranah sebagai
berikut: Pertama, kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan,
penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerana, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kedua, afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan,
emosi, dan rekreasi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri atas kategori penerimaan,
partisipasi, penilaian/ penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Ketiga,
psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani. Atau dengan
kata lain psikomotorik berorientasi pada keterampilan motorik berhubungan dengan
anggota badan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Dengan itu seseorang dapat
mengamati tingkah lakunya setelah ia belajar dan dapat membandingkan dengan sebelum
ia belajar.

b. Mengajar
Disamping itu, dalam proses belajar perlu dipandu oleh seseorang yang berilmu
atau biasa disebut dengan guru/pendidik. Sehingga proses mengajar yang dilakukan oleh
seorang pendidik diperlukan di sini agar proses belajar mengajar mampu berlangsung
4

dengan baik. Dimana seorang pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu
membantu dan membimbing peserta didik untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah
kejiwaan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk dapat menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya itu, pendidik berkewajiban merealisasikan segenap upaya yang
mengarah pada pengertian membantu dan membimbing peserta didik dalam menunjukkan
perubahan positif agar menjadi pribadi yang lebih baik dari berbagai aspek.
Secara terminologi belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, akan
tetapi antar keduanya memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi seperti
definisi belajar, mengajar juga diartikan dan ditafsirkan secara berbeda menurut zaman
dan teori belajar mengajar yang dianut pada masa itu.
Maka perlu diketahui bahwa mengajar memiliki definisi tersendiri yaitu menurut
Arifin (1978) mendefinisikan mengajar sebagai “...suatu rangkaian kegiatan penyampaian
bahan pelajaran kepada peserta didik agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan
mengembangkan bahan pelajaran itu”.
Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan (bahan pelajaran) kepada
siswa atau anak didik. Menurut pandangan lain pengertian mengajar ialah membimbing
kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang
ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan
kegiatan belajar.
Mengajar menurut William H. Burtom adalah upaya memberikan stimulus,
bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Menurut
Nasution (1986) mengajar adalah “suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar”.
Dapat disimpulkan bahwasannya mengajar menurut kami adalah proses
penyampaian suatu ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat
suatu rangkaian aktivitas, untuk tercapainya suatu tujuan dalam proses belajar-mengajar
yakni agar peserta didik mampu memahami, menguasai, menerapkan, dan
mampu menerapkan suatu ilmu yang telah diajarkan oleh pendidik.

c. Pengertian Belajar Mengajar


Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam
kegiatan pengajaran. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh individu (siswa),
sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan guru sebagai pemimpin
5

belajar. Pada uraian sebelumnya telah dipaparkan berbagai definisi tentang belajar dan
mengajar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar-mengajar adalah suatu kegiatan
yang di dalamnya terjadi interaksi antar pendidik dan peserta didik yang mana kegiatan
ini dimaksudkan mampu mempengaruhi peserta didik dan diharapkan adanya perubahan
pada diri masing-masing peserta didik memiliki intelektual atau wawasan yang luas,
memiliki sikap atau perilaku yang baik, dan memiliki keterampilan, atau dengan kata lain
dengan belajar itu peserta didik mampu meningkatkan kualitas diri, mampu berkembang
dan beradaptasi dari apa yang telah disampaikan atau diajarkan oleh pendidik dalam
lembaga pendidikan baik formal,in formal maupun non formal.
Sedangkan menurut Hamalik (2003) memberikan ciri-ciri belajar yaitu:
(a) proses belajar harus mengalami, berbuat, mereaksi dan melampaui
(b) Melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang berpusat pada suatu
tujuan tertentu
(c) bermakna bagi kehidupan tertentu
(d) bersumber dari kebutuhan dan tujuan yang mendorong motivasi secara
keseimbangan, dan lain-lain.
Menurut Slameto (2003), Seseorang dapat dikatakan mengalami perubahan
tingkah laku setelah ia belajar apabila perubahan tersebut:
(a) Terjadi secara sadar,
(b) Bersifat kontinu dan fungsional,
(c) Bersifat positif dan aktif,
(d) Bukan bersifat sementara,
(e) Bertujuan dan terarah, dan
(f) Mencakup seluruh aspek tingkah laku.
6

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengajaran
Pengajaran sering diartikan sama dengan kegiatan mengajar. Dalam arti yang lain
pengajaran diartikan telah terjadinya interaksi belajar mengajar antara komponen-
komponen pengajaran khususnya antara guru dan siswa antara siswa dengan siswa, dan
antara guru dan siswa dengan komponen-komponen pengajaran lainnya. Pengajaran juga
sering diartikan sama dengan kegiatan pendidikan. Dalam pengertian yang lain
pengajaran adalah terjadinya dua aktivtas yang berbeda antara pihak guru dengan pihak
siswa. Aktivitas guru adalah mengajar yang berperan mengupayakan jalinan komunikasi
atau interaksi yang harmonis antara kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.
Kebanyakan dari para Ahli mengatakan bahwa Pengajaran adalah Terjemahan
dari intruction atau teaching. Tetapi Arif S.Sadiman tidak sependapat dengan apa yang
diartikan oleh para ahli tersebut menurutnya Instruction itu mencakup semua event yang
berkenaan dengan proses belajara, baik dalam kelas mauapun luar kelas. Adapun
pengajaran menurut para ahli antara lain :
a) Pengajaran merupakan totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan
perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Dari evaluasi ini diteruskan dengan follow
up.
b) Arif S. Sadirman
Instruction itu bukan saja bersifat formal dalam kelas atau lingkungan sekolah dan
bukan pula monopoli guru yang menajdi satu-satunya sumber belajar. Dengan kata
lain pengertian instruction yang lebih tepat adalah “pembelajaran”.
c) Mahani Razali
Pengajaran adalah aktivitas-aktivitas yang bertujuan dan memiliki tujuan dimana
guru berbagi informasi dengan siswa untuk memungkinkan mereka menyelesaikan
sesuatu tugas yang tidak bisa diselesaikan sendiri sebelum itu
d) Sulaiman Masri Mashudi Bahari, Juliliyana Mohd Junid; 2007
Pengajaran merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai unsur
termasuk kualitas pengajaran, kecerdasan, bakat dan minat siswa serta pengaruh
motivasi, lingkungan sekolah, rumah dan dorongan orang tua terhadap siswa
e) Lydia Harlina Martono, Satya Joewana; 2006

6
7

Pengajaran merupakan salah satu aspek dari pendidikan, yaitu aspek pengetahuan
(kognitif). Pengajaran memberikan keterampilan dan pengetahuan, sedangkan
pendidikan membimbing anak ke arah kehidupan yang baik dan benar.
Jadi menurut pendapat kami, pengajaran adalah sebuah aktivitas yang mempunyai
tujuan dimana seorang guru memberikan informasi kepada siswanya, dan didalam
pengajaran terdapat unsur yang mempengarufi kualitas pengajaran, serta minatb bakat
siswa.
B. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek,
yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, mengajar
berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh pendidik sebagai pemberi pelajaran.
Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat
terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, serta antara peserta didik dengan
peserta didik yang lain disaat pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain
pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan
pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap (Suherman, 1992).
Pembelajaran ialah membelajaran siswa menggunakan asas pendidikan maupun
teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran menurut
Dimyati dan Mujiono (1992:297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar. UUSPN no 20 Tahun 2003 menyatakan “pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran sebagai proses pembelajaran yang dibangun untuk mengembangkan
kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap
situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Sedangkan menurut Hamalik (1994) adalah upaya mengorganisasi lingkungan
untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. Implikasi dari pengertian di atas
ialah pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik.
8

Jadi pembelajaran adalah suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan pendidik sebagai pemegang peranan utama, oleh karena itu proses pembelajaran
tidak hanya sekedar transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik, melainkan suatu
proses kegiatan yaitu terjadinya interaksi antar pendidik dan peserta didik serta antar para
peserta didik.

C. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah
usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia merupakan pribadi
yang utuh dan kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh karena itu, masalah
pendidikan tidak akan pernah selesai dipelajari sebab hakikat manusia selalu berkembang
mengikuti dinamika kehidupannya.
Pendidikan tetap memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi tanpa mengabaikan nilai-nilai manusia baik sebagai makhluk
sosial maupun makhluk religius. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat (memadai) dalam kehidupan
masyarakat.
Dalam mendefinisiskan kata pendidikan, terdapat berbagai ragam macam
pendapat para ahli yang memberikan pemahaman, yang secara garis besar terdapat proses
mendidik atau adanya unsur pendidik dan peserta didik namun di sini hanya akan
mengambil beberapa definisi kurang lebihnya ada ada dua. Oleh karena itu, makna
pendidikan dapat didefinisikan sebagai berikut:
a) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer kata pendidikan berarti “proses
perubahan cara berfikir atau tingkah laku dengan cara pengajaran, penyuluhan dan
latihan”.
b) Menurut Poerbakawatja dan Harahap, pendidikan adalah usaha yang secara sengaja
dari orang dewasa untuk mempengaruhi kepada anak didik agar menjadi dewasa.
Kata “dewasa” dalam definisi ini dapat diartikan sebagai mampu menimbulkan
tanggung jawab moril pada diri anak didik dari segala perbuatannya.
c) Menurut Sugihartono dkk.(2007:3-4), pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana ynag dilaukan oleh pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia, baik
9

secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia tersebut melalui


proses pengajaran dan pelatihan.
d) Sedangkan menurut Sri Rumini dkk. (2006: 16), pendidikan pada hakikatnya
merupakan usaha sadar, sengaja, dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh
seoranh pendidik terhadap anak didiknya untuk mencapai tujuan kearah yang lebih
maju.
Jadi, pendidikan adalah suatu usaha atau upaya yang dilakukan oleh pendidik
kepada peserta didik untuk memberikan bantuan dan memberikan arahan, agar terjadinya
perubahan sikap dan wawasan serta keterampilan yang bersifat positif baik itu untuk
dirinya sendiri maupun untuk masyarakat yang pada umumnya.

D. Unsur-Unsur dalam Kegiatan Pembelajaran Formal


Dalam pendekatan sistem, pembelajarn merupakan suatu kesatuan dari
komponen-komponen pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lain, karena satu sama lain saling mendukung. Komponen-komponen tersebut dapat
menunjang kualitas pembelajaran. Seorang ahli berpendapat bahwa pembelajaran sebagai
suatu sistem artinya suatu keseluruhan dari komponen-komponen yang berinteraksi antara
satu sama lain dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam kegiatan pembelajaran tentunya tak pernah lepas dari komponen-
komponen atau unsur-unsur pembelajaran yang terdiri dari delapan komponen, yaitu: (1)
Peserta didik (2) Pendidik (3) Tujuan (4) Materi (5) Metode (6) Sarana/alat (7) Evaluasi
(8) Lingkungan. Masing-masing komponen tersebut sebagai bagian yang berdiri sendiri
namun dalam berproses dikesatuan sistem mereka saling bergantung satu sama lain dan
bersama-sama untuk mencapai tujuan. Kedelapan komponen tersebut saling berpengaruh
sehingga ketika salah satu tidak terlibat maka proses pembelajaran akan mengakibatkan
tersendatnya proses belajar-mengajar.
Di bawah ini akan diuraikan masing-masing komponen/unsur-unsur yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran, sebagai berikut:
1) Peserta Didik
Dalam Kamus Pendidikan, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
10

Dalam teori didaktik metodik menempatkan peserta didik sebagai komponen proses
belajar mengajar (PBM). Peserta didik yang mulanya dipandang sebagai objek
pendidikan telah bergeser menjadi subjek pendidikan. sebagai subjek, peserta didik
adalah merupakan kunci dari semua pelaksanaan pendidikan. seperti yang telah kita
ketahui bahwa tiada pendidikan yang tanpa melibatkan peserta didik. Oleh karena itu
seorang pendidik harus mampu memahami dan melayani segala kebutuhan peserta
didik yang sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. Disini menunjukkan bahwa
seorang pendidik harus profesional dalam dunia pendidikan.
2) Pendidik
Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Usman (1990:7) yakni pendidik memiliki peran
sekurang-kurangnya ada empat, yaitu: sebagai demonstrator, lecture (pengajar),
sebagai pengelola kelas, sebagai mediator dan fasilitator, dan sebagai motivator.
3) Tujuan
Dalam setiap lembaga pendidikan tentunya memiliki tujuan masing-masing yang
hendak dicapai, oleh sebab itu dalam mencapai tujuannya seorang pendidik harus
mampu mewujudkan dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya terutama
dalam proses belajar-mengajar.
Adapun tujuan yang harus dipahami oleh pendidik meliputi tujuan perjenjang mulai
dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan umum
pembelajaran sampai tujuan khusus pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak
memiliki tujuan akan tidak jelas karena tidak ada yang akan dituju, sehingga ini akan
berakibat proses pembelajaran akan amburadul dan peserta didik tidak akan
mengalami perubahan baik dari segi kognitif afektif dan psikomotornya.
Tujuan disini disusun berdasarkan ciri karakteristik peserta didik dan arah yang ingin
dicapai. Disamping itu tujuan belajar adalah sejumlah hasil yang menunjukkan bahwa
peserta didik telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi 3
aspek/ranah yang telah disebutkan di atas.
4) Materi
Materi pembelajaran dalam arti luas tidak hanya yang tertuang dalam buku/materi
ajar yang telah diwajibkan, melainkan materi pembelajaran bisa menggunakan atau
dilakukan di luar itu. Disini menunjukkan bahwa setiap aktivitas belajar-mengajar
harus ada materi yang telah disiapkan oleh pendidik.
11

5) Metode
Metode mengajar merupakan cara atau teknik penyampaian materi pembelajaran yang
harus dikuasai betul oleh pendidik. Metode mengajar ditetapkan berdasarkan tujuan
dan materi pembelajaran, serta karakteristik peserta didik. Agar materi pembelajaran
lebih mudah dipahami oleh peserta didik maka dalam proses belajar mengajar perlu
menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan
karakteristik peserta didik. Metode-metode yang bisa dipergunakan dalam proses
pembelajaran yakni metode ceramah, tanya jawab, sosiodrama, dan lain sebagainya.
6) Sarana/alat
Dalam proses penyampaian materi untuk bisa menggunakan alat sebagai media.
Dimana alat pembelajaran berupa benda yang sesungguhnya, imitasi, gambar, bagan,
grafik, bahan dari alam dan lain sebagainya. Media yang digunakan bisa berupa alat
elektronik, alat cetak, dan tiruan. Penggunaan alat atau sarana pembelajaran harus
disesuaikan dengan tujuan, peserta didik, materi dan metode pembelajaran. Oleh
karena itu diperlukan seorang pendidik yang memiliki keterampilan serta kecakapan
yang memadai.
7) Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran
informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu
sistem pembelajaran. Atau suatu proses yang terus menerus, sebelum, sewaktu dan
sesudah proses belajar-mengajar dan pengajarannya.
Evaluasi dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik
dalam memahami setiap mata pelajaran atau materi tertentu yang telah diajarkan atau
evaluasi terhadap metode atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran
yang kurang dan harus diperbaiki, sehingga ada penanda simbolik yang akan
dilaporkan sewaktu-waktu kepada semua pihak. Evaluasi ini dilakukan secara
komprehensif, objektif, kooperatif dan efektif. Evaluasi juga dilakukan berdasarkan
pedoman pada tujuan dan materi pembelajaran.
Pendidik harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar
keberhasilan. Sehingga bisa memperbaiki nilai/kemampuan siswa yang berada di
bawah standar yang telah ditentukan dan dengan adanya evaluasi ini dapat diketahui
kompetensi dasar, materi, atau individu yang belum mencapai ketuntasan (Madjid,
2005).
12

8) Lingkungan
Lingkungan pembelajaran merupakan komponen proses belajar-mengajar yang sangat
penting demi suksesnya belajar peserta didik. Lingkungan tersebut mencakup
lingkungan fisik, sosial, alam, psikologis pada waktu proses belajar mengajar
berlangsung. Semua komponen pembelajaran harus mampu dikelola sedemikian rupa,
sehingga belajar anak dapat maksimal untuk mencapai suatu hasil yang maksimal
pula. Mengelola lingkungan tidaklah mudah sehingga seorang pendidik harus
kreatif baik pelaksanaannya di dalam kelas atau di luar kelas.
Unsur-unsur di atas harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan karena antar unsur yang
satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Apabila salah satu unsur di atas tidak
terpenuhi maka proses belajar mengajar tidak bisa berlangsung secara efisien dan
efektif dan hasilnya pun tidak akan maksimal.

E. Prinsip-Prinsip Belajar
Para ahli dibidang psikologi pendidikan mengemukakan tentang berbagai prinsip-
prinsip belajar sebegaimana berikut ini :
a) Law of Effect, yaitu apabila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi dan
diikutin dengan keadaan memuaskan maka hubungan akan kuat. Apabila sebaliknya
maka hubungan itu akan melemah. Jadi hasil belajar akan diperkuat apabila
menumbuhkan rasa senang atau puas (Thorndike).
b) Spreat of effect, yaitu reaksi emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak terbatas
kepada sumber utama pemberi kepuasan tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru.
c) Law of exercise, hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat dengan latihan dan
penguasaan, sebaliknya hubungan itu melemahkan jika dipergunakan. Jadi, hasil
belajar dapat lebih sempurna apabila sering diulang dan sering dilatih.
d) Law of readness, yaitu bila satuan-satuan dalam sistem syaraf telah siap berkonduksi
dan hubungan itu berlangsung maka terjadinya hubungan itu akan memuaskan. Dalam
hubungan ini tingkah laku baru akan terjadi apabila yang belajar telah siap belajar.
e) Law of primacy, yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui pesan pertama, akan sulit
digoyahkan.
f) Law of intencity, yaitu belajar memberi makna yang dalam apabila diupayakan
melalui kegiatan yang dinamis.
g) Law of recency, yaitu bahan yang baru dipelajari akan lebih mudah diingat.
13

F. Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
a) motivasi, kematangan dan kesiapan diperlukan dalam proses belajar mengajar, tanpa
motivasi dalam proses belajar mengajar, terutama motivasi instristik proses belajar
mengajar tidak akan efektif dan tanpa kematangan organ-organ biologis dan
fisiologis, upaya belajar sukar berlangsung.
b) Pembentukan persepsi yang tepat terhadap ransangan sensoris merupakan dasar dari
proses belajar mengajar yang tepat.
c) Kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh antara lain bakat
khusus, taraf kecerdasan, minat serta tingkat kematangan dan jenis sifat dan intensitas
dari bahan yang dipelajari.
d) Proses belajar mengajar dapat dangkal, luas, dan mendalam, tergantung pada materi
yang menjadi pembahasan dalam pembelajaran tersebut.
e) Proses belajar megajar berlangsung dari yang sederhana meningkat kepada yang
kompleks, dari yang konkret kepada yang abstrak, dari yang khusus ke umum, dari
yang mudah ke sulit, dari yang induksi ke deduksi.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran PAI


Secara umum, dalam proses pembelajaran terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelajaran tersebut. Diantaranya terdapat faktor eksternal dan
internalyang dapat mempengaruhi pembelajaran peserta didik.
a. Faktor intern diantaranya ialah:
a) Faktor fisiologi, suatu kondisi yang berhubungan dengan jasmani seseorang. Yang
dibagi menjadi dua macam, yaitu :a) Tonus (kondisi) badan b) keadaan fungsi-
fungsi fisiologis tertentu.
b) Faktor psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan kondisi kejiwan
siswa.yang terdiri dari minat, bakat, dan motivasi.
c) Sikap terhadap belajar, sikap adalah kemampuan memberikan penilaian terhadap
sesuatu. Adanya penilain terhadap sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap
menerima, menolak, atau mengabaikan.
d) Motivasi belajar, usaha-usaha untuk menyediakan suatu kondisi tertentu, yang bila
mana ia tidak menyukainya maka ia akan berusaha untuk mengelaknya.
14

e) Konsentrasi belajar, merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada


pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahaan belajar maupun
proses memperolehnya.
f) Mengolah bahan belajar, merupakan kemampuan sisw untuk menerima isi dan
cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna.
g) Menyimpan perolehan hasil belajar, merupakn kemampuan menyimpan isi pesan
dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung
dalam jangka pendek dan jangka panjang.
b. Faktor ekstern diantarnya ialah :
a) Guru sebagai pembina siswa belajar : guru merupakan pengajar yang mendidik
peserta didik sesuai dengan bidang keahliannya, ia tidak hanya mengajar tetapi
juga menjadi center yang kelak melahirkan generasi bangsa yang tidak hanya
berintelektual tinggi namun juga bermoral baik.
b) Sarana dan prasarana pembelajaran : penyediaan sarana dan prasarana ini tidak
lain bertujuan agar mempermudah siswa belajar serta guru mengajar sehingga
dapat membentuk suasana kelas yang nyaman dan pembelajaran yang kondusif.
Adapun sarana pembelajaran meliputi antara lain buku pelajaran, buku bacaan,
alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran, dan
prasarana pembelajaran yang dimaksud meliputi antara lain gedung sekolah, ruang
belajar, gedung olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga.
c) Kebijakan penilaian : agar terjadi kejelasan dalam proses belajar yang berlangsung
maka perlu adanya penilaian atau evaluasi pembelajaran.
d) Lingkungan sosial di sekolah : setiap manusia merupakan makhluk sosial yang
senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya serta berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Begitu pun halnya dengan siswa-siswi dan guru mereka
membentuk suatu lingkungan pergaulan, jika seseorang diterima maka ia dengan
mudah menyesuaikan diri dan segera belajar sebaliknya, jika ia tertolak maka ia
akan merasa tertekan dan terasingkan.
e) Kurikulum sekolah : program pembelajaran didasarkan pada suatu kurilkulum.
Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan
oleh pemerintah ataupun suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan
pendidikan yang didalamnya berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan
belajar mengajar dan evaluasi.
15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan ini berarti bahwa
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat sangat bergantung pada
proses belajar yang dialami oleh seseorang/peserta didik, baik ketika ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Disamping itu, dalam proses
belajar perlu dipandu oleh seseorang yang berilmu atau biasa disebut dengan
guru/pendidik. Sehingga proses mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik
diperlukan di sini agar proses belajar mengajar mampu berlangsung dengan baik. Dimana
seorang pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu membantu dan membimbing
peserta didik untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya itu,
pendidik berkewajiban merealisasikan segenap upaya yang mengarah pada pengertian
membantu dan membimbing peserta didik dalam menunjukkan perubahan positif agar
menjadi pribadi yang lebih baik dari berbagai aspek. Sehingga dapat terbentuk proses
pembelajaran yang kondusif serta menyenangkan .
Dalam kegiatan pembelajaran tentunya tak pernah lepas dari komponen-
komponen atau unsur-unsur pembelajaran yang terdiri dari delapan komponen, yaitu: (1)
Peserta didik (2) Pendidik (3) Tujuan (4) Materi (5) Metode (6) Sarana/alat (7) Evaluasi
(8) Lingkungan. Adapun terdapat pula beberapa prinsip belajar yaitu Law of Effect,
Spreat of effect, Law of exercise, Law of readness, Law of primacy, Law of intencity, dan
Law of recency.
Serta dalam pembelajaran terdapat dua faktor yang mempengaruhi antara lain
faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup antara lain sikap terhadap belajar,
motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, serta menyimpan perolehan
hasil belajar. Sedangkan faktor ekstern mencakup antara lain guru sebagai pembina siswa
belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial di
sekolah dan kurikulum sekolah.
Sehingga dapat terwujudnya hakikat pendidikan yaitu sebuah usaha
membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia merupakan pribadi yang
utuh dan kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh karena itu, masalah
15
16

pendidikan tidak akan pernah selesai dipelajari sebab hakikat manusia selalu berkembang
mengikuti dinamika kehidupannya.
17

DAFTAR PUSTAKA

Dkk, Salim. (1995). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi kedua . Jakarta : Modern
English Press.
Hamalik, O. (2012). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Bumi Aksara .
Haris, A. J. (2009). Evaluasi Pembelajaran . Jogjakarta : Multi Press Sindo.
Komara, E. (2014). Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama.
Mawaddah, I. A. (2015). “http//idaauliamawaddah.blogspot.co.id/2015/05/pendidikan-
pengajaran-dan-pengajaran.html”
Retian, A. (2015). Psikologi Pendidikan . Malang : UMM Perss.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT.RINEKA CIPTA.
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: ALFABETA.CV.
ST. Febrianto, d. (1994). Kamus Pendidikan . Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana Indonesia
(GRASINDO).
Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT.
Sinar Baru.
Syah, M. (2015). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru . Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya .
Wiyani, M. I. (2014). Psikologi Pendidikan Teori & Aplikasi dalm Proses Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

17

Anda mungkin juga menyukai