Brief Proposal Skrips +KUISONER
Brief Proposal Skrips +KUISONER
Brief Proposal Skrips +KUISONER
PENELITIAN DESKRIPTIF
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Program Studi Keperawatan Strata 1
STIKES RS.Baptis Kediri
Oleh:
THEODOLIA SERLI DEE
NIM: 01.2.17.00626
Banyak orang pada awalnya tidak tahu bahwa mereka menderita diabetes.
Catatan dari internasional diabetes federation (IDF) 2015 adalah, dari prediksi 415
juta pengidap diabetes dewasa usia 20-79 tahun diseluruh dunia, ada 193 juta
(hampir 50%) yang tidak tahu bahwa dirinya terkena diabetes. Ketidaktahuan
disebabkan karena kebanyakan penyakit diabetes terus berlangsung tanpa keluhan
sampai beberapa tahun, setelah timbul komplikasi barulah mereka memeriksakan
diri ke dokter.( Hans, 2017)
Diabetes mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang
terusmenerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus
merupakan keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron ( Widiyaningsih, 2013).
Berdasarkan laporan WHO, kasus kencing manis (Diabetes Melitus) di Indonesia
pada tahun 2010 berjumlah sebesar 3% dari total penduduk Indonesia
( 239.870.937 jiwa) atau sekitar 7 juta jiwa lebih menderita kencing manis. Bisa
diartikan bahwa dari 100 orang penduduk Indonesia, 3 orang terkena kencing
manis.( Lukman, 2015).
Pasien yang patuh pada diet akan mempunyai kontrol kadar gula darah
(glikemik) yang lebih baik, dengan kontrol glikemik yang baik dan terus menerus
akan dapat mencegah komplikasi akut dan mengurangi resiko komplikasi jangka
panjang. Perbaikan kontrol glikemik berhubungan dengan penurunan kejadian
kerusakan retina mata (retinopati), kerusakan pada ginjal (nefropati) dan
kerusakan pada sel saraf (neuropati), sebaliknya bagi pasien yang tidak patuh akan
mempengaruhi kontrol glikemiknya menjadi kurang baik bahkan tidak terkontrol,
Hal ini yang akan mengakibatkan komplikasi yang mungkin timbul tidak dapat
dicegah. Berdasarkan hasil penelitian Munawar (2011), ditemukan data bahwa
kepatuhan diit pasien DM Indonesia pada saat ini masih kurang, padahal
pengaturan diit pada pasien DM sangatlah penting untuk mencegah peningkatan
kadar glukosa darah dan menurunkan kejadian komplikasi DM pada pasien DM
tersebut.(Riza, 2014)
1.2 Identifikasi Masalah
Penyebab Diabetes
Melitus :
Diabetes Angka insidensi
1) Jenis kelamin
2) usia Melitus Diabetes Melitus di
3) Diet Puskesmas adalah
4) Tingkat pendidikan 50%.
5) Pekerjaan
6) Pengetahuan diet Penatalaksanaan :
(Thresia, 2018) 1. Farmakologis
a) Terapi Insulin
b) Terapi OAD
c) Terapi
Hipoglikemi
(Askandar, 2015)
2. Nonfarmakologis
a) Olaraga fisik
b) Terapi nutrisi
medis
c) Edukasi
(Askandar, 2015)
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut laporan WHO, kepatuhan rata–rata pasien pada terapi jangka panjang
terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan dinegara
berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat
diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi terutama pada penyakit yang tidak
menular seperti penyakit diabetes mellitus dan penyakit lainnya. Ketidakpatuhan
pasien pada terapi penyakit diabetes mellitus dapat memberikan
efek negatif yang sangat besar karena prosentase kasus penyakit tidak menular
tersebut diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001.
Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada
tahun 2020. Kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang ditentukan oleh
lima dimensi yang saling terkait yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem
kesehatan, faktor lingkungan dan faktor sosial ekonomi. (Herlena, 2013)
Kepatuhan penderita dalam mentaati diet diabetes mellitus sangat berperan
penting untuk menstabilkan kadar glukosa pada penderita diabetes mellitus,
sedangkan kepatuhan itu sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk dapat
mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam
mengikuti jadwal diet yang kadangkala sulit untuk dilakukan oleh penderita.
Kepatuhan dapat sangat sulit dan membutuhkan dukungan agar menjadi biasa
dengan perubahan yang dilakukan dengan cara mengatur untuk meluangkan
waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk menyesuaikan diri. Kepatuhan
terjadi bila aturan menggunakan obat yang diresepkan serta pemberiannya diikuti
dengan benar. (Herlena, 2013)
Diet adalah terapi utama pada diabetes mellitus, maka setiap penderita
semestinya mempunyai sikap yang positif (mendukung) terhadap diet agar tidak
terjadi komplikasi, baik akut maupun kronis. Jika penderita tidak mempunyai
sikap yang positif terhadap diet diabetes mellitus, maka akan terjadi komplikasi
dan pada akhirnya akan menimbulkan kematian, untuk mempertahankan kualitas
hidup dan menghindari komplikasi dari diabetes mellitus tersebut, maka setiap
penderita harus menjalankan gaya hidup yang sehat yaitu menjalankan diet
diabetes mellitus dan olahraga yang teratur. Sikap penderita diabetes mellitus
sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan penderita tentang
penyakit diabetes mellitus sangatlah penting karena pengetahuan ini akan
membawa penderita diabetes mellitus untuk menentukan sikap, berpikir dan
berusaha untuk tidak terkena penyakit atau dapat mengurangi kondisi
penyakitnya. Apabila pengetahuan penderita diabetes mellitus baik, maka sikap
terhadap diet diabetes mellitus semestinya dapat mendukung terhadap kepatuhan
diet diabetes mellitus itu sendiri (Herlena, 2013)
Pasien yang patuh pada diet akan mempunyai kontrol kadar gula darah
(glikemik) yang lebih baik, dengan kontrol glikemik yang baik dan terus menerus
akan dapat mencegah komplikasi akut dan mengurangi resiko komplikasi jangka
panjang. Perbaikan kontrol glikemik berhubungan dengan penurunan kejadian
kerusakan retina mata (retinopati), kerusakan pada ginjal (nefropati) dan
kerusakan pada sel saraf (neuropati), sebaliknya bagi pasien yang tidak patuh akan
mempengaruhi kontrol glikemiknya menjadi kurang baik bahkan tidak terkontrol,
Hal ini yang akan mengakibatkan komplikasi yang mungkin timbul tidak dapat
dicegah. (Riza, 2014)
BAB III
Diabetes Melitus
Pilar Penatalaksanaan
Tingkat Pengetahuan
Pemahaman Terhadap
Informasi
Stres
- Status glimek
terkontrol
- Komplikasi
3.2. Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
Simple Random
Sampling
Sample: Penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit
Kediri yang Memenuhi Kriteria Inklusi
Pengetahuan:
- Penceghan
- Pengobatan
- Penanganan
Pengumpulan Data
(kuesioner)
Analisa Hubungan
Penyajian Data
A.Data Demografi
Kode Responden :
Jenis kelamin :
Usia :
Alamat :
: Perguruan Tinggi
C.Pengetahuan
Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini denga memberikan
tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia.
Keterangan : Benar
Salah
No Pernyataan Benar Salah
Tidak
No Pernyataan Iya Tidak
1. Saya bisa menerima keadaan saya sebagai
penderita Diabetes Mellitus.
Dukungan Informasi
8 Keluarga tidak pernah
mengingatkan penderita DM untuk
selalu mematuhi aturan makan
yang dijalani
Dukungan Instrumental
13 Keluarga mengantar atau
mendampingi penderita DM untuk
berobat ke pelayanan kesehatan
14 Keluarga tidak pernah meluangkan
waktu ntuk mendengarkan cerita
ataupun keluhan-keluhan yang
ingin disampaikan oleh penderita
DM
Tidak
No Pernyataan Iya Tidak
1 Tenaga kesehatan menjelaskan
/memberikan penyuluhan terkait dengan
diet yang saya lakukan.