Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Brief Proposal Skrips +KUISONER

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

BRIEF PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DIET


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

PENELITIAN DESKRIPTIF
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Program Studi Keperawatan Strata 1
STIKES RS.Baptis Kediri

Oleh:
THEODOLIA SERLI DEE
NIM: 01.2.17.00626

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STRATA 1


STIKES RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. latar belakang

Banyak orang pada awalnya tidak tahu bahwa mereka menderita diabetes.
Catatan dari internasional diabetes federation (IDF) 2015 adalah, dari prediksi 415
juta pengidap diabetes dewasa usia 20-79 tahun diseluruh dunia, ada 193 juta
(hampir 50%) yang tidak tahu bahwa dirinya terkena diabetes. Ketidaktahuan
disebabkan karena kebanyakan penyakit diabetes terus berlangsung tanpa keluhan
sampai beberapa tahun, setelah timbul komplikasi barulah mereka memeriksakan
diri ke dokter.( Hans, 2017)

Dewasa ini penyakit diabetes sudah mewabah dimana-mana. Anak dan


remaja pun banyak yang tekena. Di Amerika, tiap 21 detik penderita diabetes
terbaru. Dan negara kita Indonesia telah menjadi negara “Produsen” diabetes
kelima terbesar di dunia ( Hans, 2015)

Jumlah penderita diabetes mellitus secara global terus meningkat setiap


tahunnya. Menurut data yang dipublikasikan oleh World Health Organization
(WHO) angka kejadian diabetes mellitus di dunia berkembang dari 30 juta pada
tahun 1985 menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2025 diperkirakan
angka ini terus meningkat mencapai 333 juta. Penderita diabetes mellitus di
Indonesia jumlahnya cukup fantastis, pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes
mellitus, WHO memperkirakan pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia
akan terkena penyakit diabetes mellitus. Jumlah penderita DM yang semakin
meningkat semakin membuktikan bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang serius. Data Departemen Kesehatan RI
menyebutkan bahwa jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan di Rumah
Sakit menempati urutanpertama dari seluruh penyakit endokrin adalah diabetes
mellitus.(Herlena,2013)

Diabetes mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang
terusmenerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus
merupakan keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron ( Widiyaningsih, 2013).
Berdasarkan laporan WHO, kasus kencing manis (Diabetes Melitus) di Indonesia
pada tahun 2010 berjumlah sebesar 3% dari total penduduk Indonesia
( 239.870.937 jiwa) atau sekitar 7 juta jiwa lebih menderita kencing manis. Bisa
diartikan bahwa dari 100 orang penduduk Indonesia, 3 orang terkena kencing
manis.( Lukman, 2015).
Pasien yang patuh pada diet akan mempunyai kontrol kadar gula darah
(glikemik) yang lebih baik, dengan kontrol glikemik yang baik dan terus menerus
akan dapat mencegah komplikasi akut dan mengurangi resiko komplikasi jangka
panjang. Perbaikan kontrol glikemik berhubungan dengan penurunan kejadian
kerusakan retina mata (retinopati), kerusakan pada ginjal (nefropati) dan
kerusakan pada sel saraf (neuropati), sebaliknya bagi pasien yang tidak patuh akan
mempengaruhi kontrol glikemiknya menjadi kurang baik bahkan tidak terkontrol,
Hal ini yang akan mengakibatkan komplikasi yang mungkin timbul tidak dapat
dicegah. Berdasarkan hasil penelitian Munawar (2011), ditemukan data bahwa
kepatuhan diit pasien DM Indonesia pada saat ini masih kurang, padahal
pengaturan diit pada pasien DM sangatlah penting untuk mencegah peningkatan
kadar glukosa darah dan menurunkan kejadian komplikasi DM pada pasien DM
tersebut.(Riza, 2014)
1.2 Identifikasi Masalah

Penyebab Diabetes
Melitus :
Diabetes Angka insidensi
1) Jenis kelamin
2) usia Melitus Diabetes Melitus di
3) Diet Puskesmas adalah
4) Tingkat pendidikan 50%.
5) Pekerjaan
6) Pengetahuan diet Penatalaksanaan :
(Thresia, 2018) 1. Farmakologis
a) Terapi Insulin
b) Terapi OAD
c) Terapi
Hipoglikemi
(Askandar, 2015)

2. Nonfarmakologis
a) Olaraga fisik
b) Terapi nutrisi
medis
c) Edukasi
(Askandar, 2015)

Gambar 1.1 Identifikasi masalah pengaruh tingkat pengetahuan terhadap


kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus

Diabetes merupakan suatu penyakit yang menyebabkan kematian bagi


empat juta orang setiap tahunnya, penyebab utama serangan jantung, stroke,
kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi kaki. Dengan demikian diabetes merupakan
penyakit tidak menular pertama yang dinyatakan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa) sebagai penyakit yang memerlukan perhatian khusus bagi dunia
(Soegondo & Sukardji, 2008). PBB membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000
jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan
dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan
membengkak menjadi 300 juta orang .( Thresia, 2018)
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam tindakan
penderita diabetes melitus, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
mudah dilaksanakan dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Salah satu
cara untuk mengatasi akibat dari diabetes melitus adalah dengan penerapan diet
diabetes melitus, namun banyak penderita diabetes yang tidak patuh pada dalam
pelaksanaan diet. Pengetahuan erat hubungannya dengan perilaku, karena dengan
pengetahuan pasien memiliki alasan atau landasan untk mengambil suatu
keputusan atau pilihan
Penelitian ini dirancang untuk melihat pengaruh antara pengetahuan dan
kepatuhan diet pasien diabetes melitu. Pengolahan data terdiri dari tingkat
pengetahuan, dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus
pada pasien diolah dengan cara menghitung rata-rata jawaban dari semua
responden, selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan kriteria objektif.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas didapat rumusan masalah yaitu, “apakah
ada pengaruh terhadap tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pemderita
Diabetes Melitus?”

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Menjelaskan hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet pada
penderita Diabetes Melitus
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengukur pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus
2. Mengukur kepatuhan diet penderita diabetes mellitus
3. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet pada
penderita Diabetes Melitus

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Meningkatkan Ilmu pengetahuan terhadap penatalaksanaan farmakologis
pada penderita Diabetes Melitus seperti terapi insulin serta Penanganan secara non
farmakologis yaitu melakukan terapi diet serta mengontrol kadar glukosa dalam
darah.

1.5.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Penderita Diabetes Melitus
Meningkatkan pengetahuan yang baik dan motivasi yang tinggi, lebih patuh
terhadap diet dari pada pasien DM yang tingkat pengetahuan dan
motivasinya rendah. Perlunya pemberian edukasi secara berkesinambungan
pada pasien DM sehingga dapat terbentuk motivasi dan kepatuhan terhadap
diet. Perlu dilakukan penelitian yang berhubungan factor-factor yang
mempengaruhi kepatuhan diet selain dari pengetahuan dan motivasi.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Meningkatkan perannya dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
memberikan penyuluhan tentang diit DM, dan kolaborasi ahli gizi untuk
konseling tentang diet bagi penderita DM.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi dalam peningkatan mutu pembelajaran dan tambahan
informasi intervensi keperawatan yang telah dibuktikan secara ilmiah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Melitus


1. Definisi Diabetes Melitus
Kecing manis atau Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit
metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa)
seseorang di dalam tubuh yang tinggi melebihi batas normal (hyperglycemia).
Kadar gula darah yang tinggi dikeluarkan melalui air seni (urine), sehingga air
seni mengandung gula atau manis sehingga disebut penyakit kencing manis.
(Lukman, 2015)
2.1.2 Macam-macam Diabetes Melitus
1. Diabetes Tipe 1
Diabetes ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin tidak dapat
atau kurang mampu memproduksi insulin. Akibatnya, insulin tubuh
kurang atau tidak ada sama sekali. Gula menjadi menumpuk dalam
peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel.
Diabetes tipe 1 juga disebut insulin-dependent diabetes karena si
pasien sangat bergantung pada insulin. Diabetes ini juga disebut juvenile
diabetes. Diabetes tipe 1 biasanya adalah penyakit otoimun, yaitu
penyakit yang disebabkan oleh gangguan imun atau kekebalan tubuh si
pasien dan mengakibatkan rusaknya sel pankreas.
2. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe ini adalah jenis yang paling sering dijumpai. Biasanya
terjadi pada usia di atas 40 tahun, tetapi bisa pula timbul pada usia di atas
20 tahun.
Pada diabetes tipe 2, pankreas masih bisa membuat insulin tetapi
kualitas insulinnya buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai
kunci untuk memasukan gula ke dalam sel. Akibatnya, gula dalam darah
meningkat. Diabetes tipe 2 juga disebut non insulin-dependent diabetes
atau adult-onset diabetes.
3. Diabetes kehamilan
Diabetes yang muncul hanya pada saat hamil disebut diabetes tipe gestasi
atau gestational diabetes. Keadaan ini terjadi karena pembentukan
beberapa hormon pada ibu hamil yang menyebabkan resitensi insulin.
Diabetes semacam ini biasanya baru diketahui setelah kehamilan
bulan keempat ke atas, kebanyakan pada trimester ketiga. Pada umumnya
gula darah akan kembali normal.
4. Diabetes tipe lain
Adapula diabetes yang tidak termasuk dalam kelompok di atas yaitu
diabetes sekunder atau akibat dari penyakit lain yang mengganggu
produksi insulin atau mempengaruhi kerja insulin. Penyebab diabetes
semacam ini adalah:
a. Radang pankreas (pankreatitis)
b. Gangguan kelenjar adrenal atau hipofisis
c. Penggunaan hormon kortikosteroid
d. Pemakaian beberapa obat antihipertensi atau antikolesterol
e. Malnutrisi
f. Infeksi
Sumber: (Hans Tandra, 2017)
2.2 Konsep Tingkat Pengetahuan
2.2.1 Definisi Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan pasien tentang DM merupakan sarana yang dapat membantu
penderita menjalankan penanganan diabetes sehingga semakin banyak dan
semakin baik pasien DM mengetahui tentang diabetes melitus, kemudian
selanjutnya mengubah perilakunya, akan dapat mengendalikan kondisi
penyakitnya sehingga ia dapat hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang baik.
Berbagai penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan penderita DM masih
rendah (Ananda, 2013)

2.2.2. Kepatuhan Diet

Menurut laporan WHO, kepatuhan rata–rata pasien pada terapi jangka panjang
terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan dinegara
berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat
diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi terutama pada penyakit yang tidak
menular seperti penyakit diabetes mellitus dan penyakit lainnya. Ketidakpatuhan
pasien pada terapi penyakit diabetes mellitus dapat memberikan
efek negatif yang sangat besar karena prosentase kasus penyakit tidak menular
tersebut diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001.
Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada
tahun 2020. Kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang ditentukan oleh
lima dimensi yang saling terkait yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem
kesehatan, faktor lingkungan dan faktor sosial ekonomi. (Herlena, 2013)
Kepatuhan penderita dalam mentaati diet diabetes mellitus sangat berperan
penting untuk menstabilkan kadar glukosa pada penderita diabetes mellitus,
sedangkan kepatuhan itu sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk dapat
mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam
mengikuti jadwal diet yang kadangkala sulit untuk dilakukan oleh penderita.
Kepatuhan dapat sangat sulit dan membutuhkan dukungan agar menjadi biasa
dengan perubahan yang dilakukan dengan cara mengatur untuk meluangkan
waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk menyesuaikan diri. Kepatuhan
terjadi bila aturan menggunakan obat yang diresepkan serta pemberiannya diikuti
dengan benar. (Herlena, 2013)
Diet adalah terapi utama pada diabetes mellitus, maka setiap penderita
semestinya mempunyai sikap yang positif (mendukung) terhadap diet agar tidak
terjadi komplikasi, baik akut maupun kronis. Jika penderita tidak mempunyai
sikap yang positif terhadap diet diabetes mellitus, maka akan terjadi komplikasi
dan pada akhirnya akan menimbulkan kematian, untuk mempertahankan kualitas
hidup dan menghindari komplikasi dari diabetes mellitus tersebut, maka setiap
penderita harus menjalankan gaya hidup yang sehat yaitu menjalankan diet
diabetes mellitus dan olahraga yang teratur. Sikap penderita diabetes mellitus
sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan penderita tentang
penyakit diabetes mellitus sangatlah penting karena pengetahuan ini akan
membawa penderita diabetes mellitus untuk menentukan sikap, berpikir dan
berusaha untuk tidak terkena penyakit atau dapat mengurangi kondisi
penyakitnya. Apabila pengetahuan penderita diabetes mellitus baik, maka sikap
terhadap diet diabetes mellitus semestinya dapat mendukung terhadap kepatuhan
diet diabetes mellitus itu sendiri (Herlena, 2013)
Pasien yang patuh pada diet akan mempunyai kontrol kadar gula darah
(glikemik) yang lebih baik, dengan kontrol glikemik yang baik dan terus menerus
akan dapat mencegah komplikasi akut dan mengurangi resiko komplikasi jangka
panjang. Perbaikan kontrol glikemik berhubungan dengan penurunan kejadian
kerusakan retina mata (retinopati), kerusakan pada ginjal (nefropati) dan
kerusakan pada sel saraf (neuropati), sebaliknya bagi pasien yang tidak patuh akan
mempengaruhi kontrol glikemiknya menjadi kurang baik bahkan tidak terkontrol,
Hal ini yang akan mengakibatkan komplikasi yang mungkin timbul tidak dapat
dicegah. (Riza, 2014)

2.5 Keaslian Penelitian


Tabel 2.5 Tabel Keaslian Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rumah Sakti Baptis
Kediri
No. Judul Variabel Desain Hasil
1. 1. Variabel abservasional - Ada hubungan
Hubungan Tingkat
Independen : dengan tingkat
Pengetahuan,
Tingkat desain pengetahuan
Asupan
Pengetahuan, crossectional tentang pengelolaan
Karbohidrat Dan
Asupan DM dengan
Serat Dengan
Karbohidrat pengendalian kadar
Pengendalian
Dan Serat glukosa darah 2
Kadar Glukosa
2. Variabel jam post prandial
Darah Pada
Dependen : penderita Diabetes
Penderita Diabetes
Kadar Melitus tipe 2.
Melitus Tipe
Glukosa - Tidak ada
2(Witasari dkk,
Darah hubungan asupan
2009)
karbohidrat dengan
pengendalian kadar
glukosa darah
No. Judul Variabel Desain Hasil
puasa penderita
Diabetes Melitus
tipe 2.
2. Pengetahuan dan 1. Variabel Deskriptif Ada pengaruh tingkat
Motivasi Independen : analitik dan pengetahuan terhadap
meningkatkan Pengetahuan cross meningkatkan
kepatuhan diet dan Motivasi. sectional kepatuhan diet pasien
pasien diabetes 2. Variabel diabetes melitus tipe 2
melitus tipe 2 (Nur Dependen :
Isnaini, 2017) meningkatkan
kepatuhan
diet.
3. Hubungan antara 1. Variabel Deskrpitif Ada hubungan antara
pengetahuan dan Independen: correlation pengetahuan dan sikap
sikap penderita pengetahuan dengan cross penderita diabetes
diabetes melitus dan sikap sectional melitus dengan
dengan kepatuhan 2. Variabel kepatuhan diet diabetes
diet diabetes Dependen: melitus di RSUD AM.
melitus di RSUD kepatuhan
AM.Parikesit diet
Kalimantan Timur
(Herlena, 2013)
4. Kepatuhan diet 1. Variabel Observasiona Tidak ada hubungan
pasien DM Independen : l dengan yang bermakna antara
berdasarkan tingkat tingkat cross tingkat pengetahuan
pengetahuan dan pengetahuan sectional dan dukungan keluarga
dukungan keluarga dan dukungan dengan Kepatuhan diet
di wilayah keluarga. pasien DM di wilayah
puskesmas sudiang 2. Variabel puskesmas sudiang raya
raya (Thresia, Dependen :
2018) Kepatuhan
diet.
5. Hubungan Tingkat 1. Variabel deskriptif Ada hubungan tingkat
No. Judul Variabel Desain Hasil
Pengetahuan Independen : korelatif pengetahuan pasien
Pasien Diabetes Tingkat dengan cross tentang penyakit dan
Mellitus Tentang Pengetahuan sectional diet dengan kepatuhan
Penyakit Dan Diet 2. Variabel menjalankan diet DM
Dengan Kepatuhan Dependen :
Dalam Kepatuhan
Menjalankan Diet Dalam
Diabetes Mellitus Menjalankan
(Riza, 2014) Diet
6. Hubungan Tingkat Variabel cross Ada
Pengetahuan Independen: sectional hubungan antara tingkat
Tentang Tingkat pengetahuan pasien
Penyakit Dm Pengetahuan DM
Dengan Variabel tentang DM dengan
Pengendalian Dependen : kendali kadar glukosa
Kadar Pengendalian darah.
Glukosa Darah Kadar Glukosa
Pada Pasien Dm Darah
Tipe II
Di RSU PKU
Muhammadiyah
Surakarta (Ananda,
2013)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN


3.1. Kerangka Konsep

Diabetes Melitus

Pilar Penatalaksanaan

Edukasi Terapi Nutrisi Medis Latihan Fisik Farmakologi

Tingkat Pengetahuan

Pemahaman Terhadap
Informasi

Sikap Pasien - Status glimek terkontrol


Manajemen Diri Baik - Komplikasi minimal
Manajemen diri DM:
Anjuran diet DM
1. Diet
1. Diet berdasarkan 3 J
(jadwal, jenis, jumlah)
2. Latihan Fisik
Timbul perasaan jenuh,
3. Medikasi Manajemen Diri Buruk bosan, dan kesulitan dalam
mengikuti anjuran diet
4. Monitoring Gula Darah

Stres

- Status glimek
terkontrol
- Komplikasi

Keterangan: = di Teliti = tidak diteliti

Bagian 3.1. kerangka konseptual pengaruh tingkat pengetahuan terhadap


kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus

Dari Gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa DM dapat dicegah kompliksinya


jika melakukan penatalaksanaan dengan tepat kepada pasien. Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PERKENI) menjelaskan bahwa ada empat pilar
penatalaksanaan pada penderita diabetes diabetes melitus yaitu eduksai, terapi
nutrisi medis, latihan jasmani, atau fisik, dan farmakologis.

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam penatalaksanaan


manajemen diri DM adalah pengetahuan pasien tentang DM. Dengan tingkat
pengetahuan yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan perilaku manajemen diri
yang baik dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam pengetahuan diet, latihan fisik, medikasi, monitor gula darah secara
mandiri, serta melakukan perawatan kaki.

Anjuran diet DM yang harus dilakukan pasien DM adalah tepat jadwal,


jenis, dan jumlah. Pasien dengan manajemen diri yang baik akan lebih berhati-hati
untuk menjaga kesehatannya dan berusaha untuk melakukan perilaku yang
dianjurkan seperti patuh untuk menjalankan diet diabetes. Sehingga dengan
manajemen diri yang bagus diharapkan dapat mencapai hasil akhir yang
maksimal, baik dalam mengontrol status glikemik dan mencegah serta
meminimalkan terjadinya komplikasi akibat diabetes. Tetapi sebaliknya jika
manjemen diri pasien buruk, maka dalam mengikuti anjuran pengaturan dan
perencanaan pola makan yang harus tepat jumlah, jadwal, dan jenis dapat
menimbulkan penderita diabetes merasa jenuh, bosan dan merasa kesulitan dalam
pengelolaannya. Hal ini jika terus berlanjut akan menyebabkan pasien merasa
stress untuk mengikuti perencanaan diet yang dianjurkan dan bisa menyebabkan
peningkatan kadar gula darah bahkan terjadinya komplikasi.

Perencanaan makan merupakan salah satu pilar pengelolaan diabetes.


Faktor yang berpengaruh pada respon glikemik makanan adalah cara memasak,
proses penyiapan makanan dan bentuk makanan serta komposisi makanan
(karbohidrat, lemak dan protein), yang dimaksud dengan karbohidrat adalah gula,
tepung dan serat. Jumlah masukan kalori makanan yang berasal dari karbohidrat
lebih penting dari pada sumber atau macam karbohidratnya (Utomo, 2011).

Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan


dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar yang dianjurkan
adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%,
lemak 20-25% dan protein 10-15%. Untuk menentukan status gizi, dihitung
dengan BMI (Body Mass Indeks). Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass
Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

berat badan( kg)


IMT=
tinggi badan(m)²

3.2. Hipotesis

Hipotesis penelitian (H1) dalam penelitian ini adalah :

H1: Adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet penderita


Diabetes Melitus

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Atau Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian rancangan yang digunakan adalah penelitian


Deskriptif. PENELITIAN KORELASI adalah hubungan statistik berdasarkan
ukuran kuantitatif menyangkut dua parameter atau lebih. Kajian korelasi mirip
dengan kausal komparatif, bedanya pada kajian korelasi terdapat 2 variabel atau
lebih yang merupakan dimensi dari fenomena yang sama. Dalam hal ini
pengukuran thd 2 variabel dikorelasikan untuk menaksir tingkat peluang
hubungan antara variabel. Yang diperoleh dari kajian ini adalah tinggi rendahnya
hubungan antar variabel, bukan ada tidaknya hubungan.

4.2 kerangka Penelitian


Populasi
Semua Penderita Diabetes Melitus di
Rumah Sakit Baptis Kediri

Simple Random
Sampling
Sample: Penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit
Kediri yang Memenuhi Kriteria Inklusi

Pengetahuan:

- Penceghan
- Pengobatan
- Penanganan

- Pengertian Diabetes Melitus


- Gejala
- Prognosa
- Komplikasi
- Penatalaksanaan

Pengumpulan Data
(kuesioner)

Analisa Hubungan

Dengan Uji rank spearmen

Kesimpulan Hasil Analisis Data

Penyajian Data

Gambar 4.1. kerangka kerja penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan


kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakti Baptis Kediri
4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian yaitu semua penderita Diabetes Melitus di Rumah
Sakit Baptis Kediri pada bulan Desember 2020 – Januari 2020 sejumlah 60 pasien
dengan rincian bulan Desember 45 pasien dan Januari 15 pasien.
4.3.2 Sampel
Sampel penelitian dalam penelitian ini penderita Diabetes Melitus di
Rumah Sakit Baptis Kediri yang memenuhi kriteria inklusi.
4.3.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Penderita diabetes melitus tanpa penyakit penyerta.
2. Penderita diabetes melitus yang bersedia diteliti.
3. Penderita diabetes melitus yang berumur 35 sampai 55 tahun.
4. Penderita diabetes melitus yang mempunyai keadaan emosi mental yang
baik.
5. Penderita diabetes melitus yang kooperatif.
6. Lama menderita DM dalam rentang waktu <5 tahun
4.3.2.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Penderita diabetes melitus yang mengalami gangguan pendengaran.
2. Responden yang menderita penyakit lain atau menderita komplikasi DM
4.3.2.3 Besar Sampel
Populasi yaitu penderita diabetes melitus sejumlah 60 pasien. Berdasarkan
teknik pengambilan sampling menggunakan simple random sampling, maka
peneliti menetapkan responden dalam penelitian sebanyak 45 orang.
4.3.3 Sampling
Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random
Sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana) adalah sebuah desain
sampel dengan mengambil sejumlah sample (n) dari suatu populasi (N). ( Azuar
Juliandi, 2014)
4.4 Identifikasi Variabel
4.4.1 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan.
4.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan diet
4.6 Pengumpulan dan Analisis Data
4.6.1 Pengumpulan Data
4.6.1.1 Instrumen Pengumpulan Data
1) Bentuk Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data-data penelitian sesuai dengan teknik
pengumpulan data yang telah dipilh. Dengan kata lain, instrumen
penelitian dapat disebut dengan alat ukur.(Vigih Hery, 2018).
2) Uji Instrumen
Blood glucose meter dilakukan uji instrumen dengan kalibrasi alat
di Rumah Sakit Baptis kediri

4.6.1.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Pengambilan data dilakukan pada tanggal 21 Maret – 21 April 2020 di
Rumah Sakit Baptis Kediri.
4.6.1.3 Proses Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data sebanyak 1 kali pengukuran yaitu
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Jumlah yang diteliti sebanyak 45
responden.
4.6.2 Analisis Data
4.6.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat bertujuan untuk mendeskripsikan setiap variabel
yang akan diteliti. Pendeskripsian tersebut dapat dilihat pada gambaran
distribusi frekuensi dari variabel independen ( tingkat pengetahuan) dan
variabel dependen (Kepatuhan Diet), masing-masing variabel ditampilkan
dalam bentuk frekuensi

4.6.2 Analisis Bivariat


Analisis ini digunakan untuk melihat kemungkinan adanya hubungan yang terjadi
antara variabel interdependen dengan variabel dependen. Analisa bivariat ini
menggunakan uji korelasi spearmen dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p
value = 0,027 (p<0,05) maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan
tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit dan diet dengan kepatuhan
menjalankan diet DM.
4.7 Masalah Etik (Ethical Clearance)
4.7.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Menjadi Responden)
Informed Consent diberikan kepada responden setelah responden setuju
untuk menjadi subjek penelitian.

4.7.2 Anonymity (Tanpa Nama)


Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan
mencamtumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh
responden. Lembar tersebut hanya cukup diberi nomer atau kode tertentu.

4.7.3 Confidentiality (Kerahasiaan)


Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga
kerahasiannya oleh peneliti. Penyajian atau pelaporan hasil riset hanya terbatas
pada kelompok data tertentu yang terkait dengan masalah penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hestiana, 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Dalam
Pengelolaan Diet Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tiep 2 Di Kota
Semarang.Journal Of Health Education Vol.2 No.2.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/article/view/14448. diakses
tanggal 27 April 2020, pukul 12.00

Thresia, 2018. Kepatuhan Diet Pasien DM Berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan


Dukungan Keluarga di Wilayah Puskesmas Sudiang Raya. Media Gizi Pangan,
Vol 25, Edisi 1.https://www.neliti.com/publications/265335/kepatuhan-diet-
pasien-dm-berdasarkan-tingkat-pengetahuan-dan-dukungan-keluarga-d. Diakses
tanggal 27 april 2020, pukul 12.15

Herlena, 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Penderita Diabetes


Melitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Melitus di RSUD AM.Parikesit
Kalimantan Timur. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei
2013; 58-74. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKMB/article/view/941.
diakses tanggal 27 april 2020, pukul 12.18

Muharina, 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keluarga Untuk


Mendapatkan Dukungan Kepada Klien Diabetes Melitus Dalam Menjalani Diet.
Jurnal Mahasiswa Online Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
https://www.neliti.com/publications/188808/analisis-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-keluarga-untuk-memberikan-dukungan-kepa. diakses tanggal 27
april 2020, pukul 12.20

isnaini, 2017.Pengetahuan Dan Motivasi Meningkatkan Kepatuhan Diet Pasien


Diabetes Melitus Tipe II. Medisains vol 15, no 3.
http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/view/2077.
diakses tanggal 27 april 2020, pukul 12.30

Lukman, 2015.Kencing Manis (Diabetes Melitus) di Sulawesi


Selatan.https://books.google.co.id/books?
id=SIREDAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=diabetes+mellitus+2015&hl=id
&sa=X&ved=0ahUKEwis-
7ul_YjpAhXkmeYKHXoXAaAQ6AEIKTAA#v=onepage&q=diabetes
%20mellitus%202015&f=false. diakses tanggal 27 april 2020, pukul 12.35

Sulistyarini, Tri. 2013. Dukungan Keluarga Meningkatkan Kepatuhan Diet


Pasien Diabetes Mellitus Di Ruang Rawat Inap Rs. Baptis Kediri. Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli
2013.http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/downloadSuppFile/
18840/96.pdf. diakses tanggal 27 april 2020, pukul 12.50

Tandra, Hans.2017.Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang


Diabetes.https://books.google.co.id/books?
id=espGDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Diabetes+melitus+menurut+who
&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjwpuS2pZrpAhUHbn0KHUUpBvUQ6AEIJjAA#
v=onepage&q&f=false. Diakses tanggal 28 april 2020, pukul 10.50

Fatihudin.2020.Kapita Selekta Metodologi


Penelitian.https://books.google.co.id/books?
id=TS3dDwAAQBAJ&pg=PA83&dq=penelitian+deskriptif&hl=id&sa=X&ved=
0ahUKEwiM1LW0oYvpAhWNV30KHbcaD4gQ6AEITjAH#v=onepage&q=pen
elitian%20deskriptif&f=true. Diakses tanggal 28 april 2020, pukul 12.50

Julianda, Azuar.2014.Metodologi Penelitian Bisnis.


https://books.google.co.id/books?id=0X-
rBAAAQBAJ&pg=PA52&dq=metodologi+penelitian+simple+random+sampling
&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiK85X7r4vpAhU2H7cAHVvYAOgQ6AEIJjAA#
v=onepage&q=metodologi%20penelitian%20simple%20random
%20sampling&f=true. Diakses tanggal 28 april 2020, pukul 13.45

Kristanto, Vigih Hery.2018.Metodologi Penelitian.


https://books.google.co.id/books?id=1s
EDwAAQBAJ&pg=PA66&dq=instrumen+penelitian&hl=id&sa=X&ved=0ahUK
Ewift-irsovpAhVHfX0KHXQNBPoQ6wEIQTAE#v=onepage&q=instrumen
%20penelitian&f=true. Diakses tanggal 28 april 2020, pukul 13.50
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KEPATUHAN DIET TERDAPAT PENDERITA DIABETES


MELITUS

Petunjuk pengisian kuesioner:

1.Pertanyaan pada kuesioner ditujukan langsung kepada responden


2.Jawablah pertanyaan ini dengan benar dan sejujur-jujurnya
3.Selamat mengisi dan terimakasih

A.Data Demografi
Kode Responden :
Jenis kelamin :
Usia :
Alamat :

Pendidikan terakhir : : SD SMP SMA

: Perguruan Tinggi

Status Pekerjaan : : bekerja : tidak bekerja : pensiun

Lama pasien menderita DM :


B.Kepatuhan Diet DM
Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini denga memberikan tanda
cek list (√) pada kolom .
Keterangan : Selalu (dilakukan setiap hari)
Sering (dilakukan setidaknya 4-6 kali dalam seminggu)
Jarang (dilakukan setidaknya 1-3 kali dalam seminggu)
Tidak Pernah (tidak pernah dilakukan)
No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
pernah

1 Saya makan tepat waktu sesuai


jadwal makan yang sudah
dikonsultaskan ke dokter, perawat
atau petugas kesehatan lain.

2 Saya makan makanan sesuai


dengan anjuran dokter, perawat dan
petugas kesehatan lain.

3 Saya tidak makan makanan yang


mengandung banyak lemak seperti
santan, makanan cepat saji dan
goring-gorengan.

4 Saya tidak menggunakan pemanis


khusus untuk penderita diabetes
seperti gula jagung saat ingin
mengkonsumsi makanan dan
minuman manis.

5 Saya makan lebih dari tiga kali


sehari.

6 Saya tidak mengkonsumsi sayur


dan buah sesuai dengan saran yang

dianjurkan oleh dokter atau perawat


setiap hari.
7 Saya lupa diet saat menghadiri
pesta dengan makan makanan dan
minuman sesuka hati.

8 Saya ikut makan masakan keluarga


walaupun bertentangan dengan diet
saya.

C.Pengetahuan
Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini denga memberikan
tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia.
Keterangan : Benar

Salah
No Pernyataan Benar Salah

1. Jumlah makan yang diberikan kepada


penderita diabetes melitus disesuaikan
dengan tinggi rendahnya kadar gula darah

2. Makanan bagi penderita Diabetes adalah


makanan yang mempunyai nilai gizi yang
seimbang.

3. Jenis makanan yang tidak manis dapat


menyebabkan kadar gula darah meningkat

4. Penderita Diabetes tidak harus makan secara


teratur

5. Dalam merencanakan diet Diabetes harus


memperhatikan makanan yang cocok untuk
penderita Diabetes.
D.Sikap
Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan
tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia.
Keterangan : Iya

Tidak
No Pernyataan Iya Tidak
1. Saya bisa menerima keadaan saya sebagai
penderita Diabetes Mellitus.

2. Sebaiknya penderita Diabetes Mellitus harus


menjaga emosi dan tetap rileks.

3. Saya merasa malu mengakui kepada orang lain


bahwa saya menderita Diabetes Mellitus

4. Saya dapat mengendalikan Diabetes hanya


dengan minum obat.

5. Saya harus menghindari makanan yang manis.


6. Saya akan memeriksa kadar gula darah secara
tepat waktu minimal satu kali dalam satu bulan.

7. Saya menjalankan diet agar kadar gula darah


say selalu terkontrol dengan baik.
E.Dukungan Keluarga
Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini denga memberikan tanda
cek list (√) pada kolom yang tersedia.
Keterangan : : Selalu (dilakukan setiap hari)
Sering (dilakukan setidaknya 4-6 kali dalam seminggu) Jarang
(dilakukan setidaknya 1-3 kali dalam seminggu) Tidak Pernah
(tidak pernah dilakukan)
No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
Pernah
Dukungan Emosional
1 Keluarga selalu memberikan
dorongan kepada penderita DM
untuk tetap menjaga kesehatan
dirinya.

2 Jika penderita DM susah makan


sesuai anjuran, keluarga
menasehatinya
3 Keluarga tidak mau membantu
memenuhi kebutuhan penderita
DM denganpenuh kesabaran

4 Keluarga membiarkan penderita


DM makan dan minum apa saja
yang disukai walaupun itu
melanggar aturan makannya
Dukungan Penghargaan
5 Keluarga memberikan pujian atas
usaha yang dilakukan penderita
DM untuk mentaati aturan
makan/diet yang telah ditetapkan.
6 Kelurga tidak marah ketika
penderita DM tidak mau mentaati
aturan makan/diet yang telah
ditetapkan.

7 Keluarga tidak mengawasi


pelaksanaan aturan makan yang
sedang dijalani oleh penderita DM

Dukungan Informasi
8 Keluarga tidak pernah
mengingatkan penderita DM untuk
selalu mematuhi aturan makan
yang dijalani

9 Keluarga memberitahu makanan


apa saja yang harus dihindari
10 Keluarga memberi tahu semua
informasi tentang tujuan, manfaat
dan efek dari aturan makan/diet
yang dijalani

11 Keluarga memberitahu tentang


semua informasi yang didapatkan
dari dokter, perawat atau tim
kesehatan yang lain kepada
penderita DM

12 Keluarga tidak pernah


mengingatkan penderita DM
yentang pentingnya menjaga dan
mengontrol pola makannya

Dukungan Instrumental
13 Keluarga mengantar atau
mendampingi penderita DM untuk
berobat ke pelayanan kesehatan
14 Keluarga tidak pernah meluangkan
waktu ntuk mendengarkan cerita
ataupun keluhan-keluhan yang
ingin disampaikan oleh penderita
DM

15 Keluarga membelikan makanan


untuk penderita DM sesuai degan
aturan makan yang penderita DM
jalani.

16 Keluarga melayani dan membantu


ketika penderita DM
membutuhkan sesuatu.

F.Dukungan Tenaga Kesehatan .


Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini denga memberikan tanda
cek list (√) pada kolom yang tersedia.
Keterangan : Iya

Tidak
No Pernyataan Iya Tidak
1 Tenaga kesehatan menjelaskan
/memberikan penyuluhan terkait dengan
diet yang saya lakukan.

2 Tenaga kesehatan mendengarkan keluhan


serta memberikan penjelasan mengenai
penyakit saya dan cara diet yang benar

3 Tenaga kesehatan tidak mengingatkan saya


untuk melakukan diet yang benar.

4 Tenaga kesehatan menyampaikan bahayanya


apabila tidak melakukan diet.

5 Tenaga kesehatan tidak menanyakan


kemajuan yang saya peroleh selama
melakukan diet.

Anda mungkin juga menyukai