Percobaan Vii
Percobaan Vii
Percobaan Vii
I. Tujuan
Dapat menyelesaikan peracikan resep dan mengevaluasi dalam
penggunaan obat.
II. Resep
a. Resep 1
Kelengkapan resep :
a. Nama dokter : ada
b. SIP dokter : ada
c. Tempat praktik : ada
d. Rumah praktik dokter : -
e. Tanggal dan tempat : tidak ada tanggal
f. Tanda R/ : ada
g. Nama obat : ada
h. Signa obat : ada
i. Paraf dokter dan cap dokter : tidak ada
j. Nama dan umur pasien : ada
k. Alamat pasien : tidak ada
a. Dosis paracetamol
𝑛
- DM 1x = 20 × DM dewasa
26
= 20 × 500 mg
= 650 mg
𝑛
- DM 1 hari = 20 × DM
26
= 20 × 500 – 1500 mg
= 650 mg – 1950 mg
- DP Paracetamol
DP 1 x = tab 1
= 500 mg
DP 1 hari = 3 × 500 mg
= 1500 mg
( kesimpulan, resep dapat dibuat)
b. Dosis CTM
𝑛
- DM 1 x = × DM dewasa
20
26
= 20 × 40 mg
= 52 mg
- DP CTM
DP 1 x = 1 tab
= 4 mg
DP 1 hari = 3 × 4 mg
= 12 mg < DM
(kesimpulan, resep dapat dibuat)
c. Dosis Dexametason
𝑛
- DM 1 hari = 20
× DM dewasa
26
= 20 × 0,5 - 2 mg
= 0,65 – 2,6 mg
- DP Dexametason
DP 1 x = 1 tab
= 0,5 mg
DP 1 hari = 3 × 0,5 mg
= 1,5 mg < DM
( kesimpulan, resep dapat dibuat)
VIII. Penimbangan
a. Alat
1. Mortir dan stemper
2. Sudip
3. Perkamen
b. Bahan
1. Paracetamol
2. CTM
3. Dexametason
X. Prosedur Kerja
XI. Hasil
XII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini tentang pembuatan sediaan Pulveres. Pulveres atau
serbuk bagi merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,
dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum
(depkes RI 1979). Penggunaan pulveres lebih banyak diberikan kepada pasien
anak-anak yang masih belum mampu menelan obat kapsul atau tablet secara baik,
maka puyer menjadi salah satu pilihan alternatif yang dianggap lebih efisien bila
di berikan kepada pasien anak. Berbagai masalah tentang penyediaan obat telah
banyak dipublikasikan, terutama sediaan pulveres. Sediaan pulveres sebagai
alternatif obat untuk anak telah menjadi perhatian khusus di pelayanan kesehatan.
Pulveres memang memiliki beberapa keuntungan dari sediaan lainnya, antara lain
; dosis mudah disesuaikan dengan berat badan anak secara tepat, obat dapat
dikombinasikan sesuai kebutuhan pasien, praktis, cara pemberian yang mudah
khususnya untuk anak yang masih kecil yang belum dapat menelan tablet
(Wiedyaningsih, 2013).
Dalam resep ini dibuat sediaan pulveres dengan gabungan beberapa zat aktif
seperti Paracetamol (asetosal), CTM (chlorpheniramin maleat), dan
dexamethasone
Uraian Bahan
Asisten Apoteker : “Selamat siang, ada yang bisa saya bantu pak
?”.
Apoteker.
dokter”.
tablet”.
konseling.
Tahun?”
menuju ke kasir)”.
b. Kesimpulan
R/ Biogesic tab ½
Phenobarbital mg 30
Vitamin B1 tab 1
m.f.pulv dtd No.IX
da in caps
S t dd 1
---------
Pro : Fatimah ( 15 thn)
Kelengkapan Resep :
a. Nama dokter : ada
b. SIP dokter : ada
c. Tempat Praktek : ada
d. Rumah praktek dokter :-
e. Tanggal dan tempat : ada
f. Tanda R/ : ada
g. Nama obat : ada
h. Paraf dan cap dokter : tidak ada
i. Nama pasien : ada
j. Umur pasien : ada
k. Alamat pasien : tidak ada
l. Signa obat : ada
III. Komponen Resep Standar
IV. Undang – Undang
V. Usul
a. Diminta paraf dokter dan cap dokter
b. Ditanyakan alamat pasien kepada dokter/ pasien.
15
= 20 × 500 mg
= 375 mg
𝑛
- DM 1 hari = 20 × DM
15
= 20 × 500 – 1500 mg
= 375 mg – 1125 mg
- DP Paracetamol
DP 1 x = ½ tab
= 250 mg
DP 1 hari = 3 × 250 mg
= 750 mg < DM
( kesimpulan, resep dapat dibuat)
d. Dosis Phenobarbital
𝑛
- DM 1 x = × DM dewasa
20
15
= 20 × 300 mg
= 225 mg
𝑛
- DM 1 hari = 20 × DM
15
= 20 × 600 mg
= 450 mg
DP 1 hari = 3 × 30 mg
= 90 mg < DM
(kesimpulan, resep dapat dibuat)
VIII. Penimbangan
b. Bahan
1. Biogesic
2. Phenobarbital
3. Vitamin B1
4. Cangkang kapsul
X. Prosedur Kerja
XI. Hasil
XII. Pembahasan
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga
terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. (Ditjen POM,1995)
Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang kapsul
bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini akan saling
menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi bagian
badan kapsul. (Ansel, 2005). Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti
mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau bila
disimpan dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul gelatin
menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah
(Chang, R.K. et al, 1998). Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari
efek samping obat yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini
dikarenakan kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di lambung.
Dalam resep ini dibuat sediaan pulveres dengan gabungan beberapa zat aktif
seperti Paracetamol (asetosal), phenobarbital dan vit B1
Uraian Bahan
XIII. Kesimpulan
a. KIE
Fatimah umur 15 tahun, mendatangi salah satu praktek
dokter umum di jalan Jl. Dewangga No. 19, dengan keluhan
epilepsy (kejang-kejang). Kemudian dokter meresepkan biogesic
phenobarbital, dan vitamin B1. Setelah mendapatkan resep
Fatimah pergi menuju apotek untuk menebus resep.
mba?”.
Apoteker.
Asisten Apoteker : “Bu, ini ada resep dari
dokter”.
Tahun?”
menuju ke kasir)”.
b. Kesimpulan
epilepsy pasien.
c. Resep 3
R/ Ungt. Ichtammol 10 g
m.f. ungt
da in pot
Su e
---------
Pro : Hana (24 thn)
Kelengkapan Resep
a. Nama dokter : ada
b. SIP : ada
c. Tempat praktek dan alamat praktek dokter : ada
d. Tempat dan tanggal : tidak ada
e. Tanda R/ : ada
f. Nama obat : ada
g. Signa obat : ada
h. Paraf dan cap dokter : tidak ada
i. Nama pasien : ada
j. Umur pasien : ada
k. Alamat pasien : tidak ada
III. Resep Standar
Tiap 10 g mengandung
Ichtammol 10 g
Adeps lanae 45 g
Vaseline kuning 45 g
IV. Undang – Undang
-
V. Usul
- Ditanyakan tempat dan tanggal penulisan resep
- Diminta cap dokter dan paraf dokter
- Ditanyakan alamat pasien pada dokter atau pasien
3 Vaselin 10 𝑚𝑔 4,5 g
× 45 g
100 𝑚𝑔
b. Bahan
1. Ichtammol
2. Adeps lanae
3. Vaselin
X. Prosedur Kerja
XI. Hasil
XII. Pembahasan
Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang
digunakan pada kulit sehat, sakit atau terluka dimaksudkan untuk efek
topikal. Salep digunakan untuk mengobati penyakit kulit yang akut atau
kronis, sehingga diharapkan adanya penetrasi ke dalam lapisan kulit agar
dapat memberikan efek yang diinginkan (Voigt, 1984).
Suatu obat dalam bentuk sediaan salep untuk dapat mencapai
efektifitas yang maksimum, perlu dipelajari dengan baik mengenai
struktur kulit dan formulasi sediaan antara lain pemilihan bahan pembawa
atau basis, karena pembawa akan mempengaruhi pelepasan zat aktif dan
absorbsinya pada lapisan kulit (Aiache, 1982). Pelepasan obat dari
basisnya merupakan faktor penting dalam keberhasilan terapi dengan
menggunakan sediaan salep. Pelepasan obat dari sediaan salep sangat
dipengaruhi oleh sifat fisika kimia obat seperti kelarutan, ukuran partikel
dan kekuatan ikatan antara obat dengan pembawanya, dan untuk basis
yang berbeda faktor-faktor diatas mempunyai nilai yang berbeda.
Pemilihan formulasi yang baik sangat menentukan tercapainya tujuan
pengobatan.
Dalam resep ini dibuat sediaan pulveres dengan gabungan
beberapa zat aktif seperti Ichtiol, Adeps lanae dan vaselin
Uraian bahan
XIII. Kesimpulan
a. KIE
Ibu Hana umur 24 tahun, mendatangi salah satu praktek
dokter umum di jalan Jl. Dewangga No. 19, dengan keluhan
terdapat bisul di tubuhnya. Kemudian dokter meresepkan Salep
Ichtamol. Setelah mendapatkan resep Fatimah pergi menuju apotek
untuk menebus resep.
Bu?”.
Apoteker.
dokter”.
matahari”.
lekas sembuh”.
menuju ke kasir)”.
b. Kesimpulan