Laporan Praktikum 2
Laporan Praktikum 2
Laporan Praktikum 2
PENDAHULUAN
I.1 Judul Percobaan
Judul pada praktikum ini adalah “Konstanta Pegas”
I.2 Latar belakang
Benda elastis adalah benda yang dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya
yang mengubah bentuk telah dihapuskan. Sedangkan benda yang tidak elastis adalah
benda yang tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya yang mengubah benda
dihapuskan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, pegas adalah benda elastis.
Pegas diterapkan dalam banyak konstruksi. Penggunaan pegas adalah agar suatu
konstruksi berfungsi dengan baik bukan suatu hal yang mutlak, melainkan suatu pilihan
sehubungan dengan pembuatan dan biaya. Setiap pegas memiliki nilai konstanta yang
berbeda-beda tergantung gaya yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi
pada pegas tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, hal yang melatar belakangi percobaan ini adalah
untuk memahami faktor yang mempengaruhi untuk menghasilkan getaran selaras,
menetukan konstanta gaya pegas pada grafik hubungan antara T2 dengan massa beban
dan konstanta gaya pegas pada grafik hubungan antara gaya pegas F dengan
pertambahan panjang pegas ∆X.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, hal yang melatar belakangi percobaan ini yaitu:
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori
ض َع َر ف َ ع َ َه ا َو ال سَّ َم ا َء
َ َو َو
الْ ِم يزَ ا َن
Terjemahan: Dan Allah telah meninggikan langit dan meletakkan neraca (keadilan).
Dalam tafsir An-Nafahat Al-Makiyyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih asy
Syawi yang menjelaskan bahwa dalam QS Ar- Rahman ayat 7 “ Dan Allah telah
meninggikan langit sebagai atap bagi makhl;uk bumi” dan “ Dia meletakkan neraca
(keadilan)” yakni keadilan diantara para hamba baik dalam ucapan maupun perbuatan
dimana manusia akan kembali kepadanya. Olehnya itu Allah swt. Berfirman “ Supaya
kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu” yakni Allah meletakkan neraca
(keadilan) agar mereka tidak melampaui batas dalam timbangan, karena apabila
perkara ini dikembalikan pada akal pikiran, niscaya akan terjadi kekacauan yang Allah
maha tahu akan hal itu dan akan rusaklah langit dan bumi serta apa yang ada pada
keduanya.
Integrasi ayat tersebut adalah dalam ayat ini tersirat hal yang berhubungan
dengan kenyataan yang telah diketahui manusia dari berbagai gejala yang terlihat atau
telah dilakukan percobaan. Dalam kaitan masalah yang dibahas disini, bukan peristiwa
pemuaian atau keseimbangan, namuan ada suatu sifat yang menyertai dalam peristiwa
itu yakni kelenturan atau elastis seperti yang ada pada hukum Hooke yang berarti
bahwa hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi karena sifat
elastisitas dari sebuah pegas dan dikatakan bahwasanya jika gaya tarik menarik tidak
tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding
lurus dengan gaya tariknya, dimana hal ini Al- qur’an lebih dulu menjelaskan jauh
sebelum ilmu pengetahuan berkembang.
Hukum Hooke:
F = - k ………………….(2.2)
F = m a = m g………………(2.3)
a = Percepatan (m/s)
F=-kx
m g = - k x…………………..(2.4)
m = Massa (kg)
Sedangkan untuk cara dinamis, apabila pegas yang telah diberi beban tadi dihilangkan
bebannya maka pegas akan mengalami getaran selaras. Teknik untuk menurunkan
rumus periode pegas adalah sederhana., yaitu hanya menyamakan gaya pemulih dan
gaya dari hukum II newton F = m.a. Gaya pemulih pada pegas adalah F = - k y sehingga
diperoleh:
-k = m a
-k = m (-w2)………………(2.5)
Menurut Mikrajuddin Abdullah (2016: 690), sifat elastisitas adalah sifat bahan
yang cenderung kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada sebuah
benda dihilangkan. Jika kita meregangkan pegas tampak bahwa panjang pegas
bertambah, namun begitupun dilepaskan pegas kembali ke keadaan semula. Sebaliknya
jika pegas ditekan dari dua ujungnya maka panjang pegas akan berkurang. Namun
begitu tekanan dihilangkan, disebut sifat elastis. Namun besar tarikan atau tekanan
yang diberikan tidak boleh terlalu besar. Jika pegas ditarik cukup jauh, bisa terjadi
setelah tarikan dihilangkan, panjang akhir pegas lebih besar dari panjang semula.
Begitupula sebaliknya jika pegas ditarik dengan jarak dekat bisa terjadi setelah tarikan
panjang akhir pegas lebih kecil dari pada panjang semula. Kondisi ini terjadi karena
melampaui batas elastis. Sifat elastis sendiri tidak hanya dimiliki oleh pegas, Tetapi
juga bahan- bahan lainnya memiliki sifat elastis, Ada bahan yang sangat elastis seperti
karet dan ada yang kurang elastis seperti keramik
Menurut Young dan Freedman (2002:63), ada benda yang mudah diubah-ubah
panjangnya dana ada benda yang sulit untuk diubah panjangnya. Benda yang mudah
diubah bentuknya dikatakan lebih elastis, untuk membedakan benda bahan berdasarkan
keelastisitasannya, maka di definisikan besaran yang namanya modulus young. Benda
yang lebih elastis (lebih lunak) memiliki modulus elastis yang leboih kecil ketika suatu
gaya F digunakan untuk meregangkan sebuah benda. Semakin kuat kita menarik
sebuah benda maka semakin panjang benda itu dan semakin kuat kita meremas, maka
massa benda itu semakin tertekan. Perbandingan antara tegangan dana regangan
dengan sifat tertentu disebut hukum Hooke. Hal ini didefinisikan menurut ert Hooke
(1635-1702) seorang penerus Newton. Hukum Hooke bukanlah sebuah hukum yang
bersifat umum tetapi hanya menampakkan temuan yang hanya berlaku pada ruang
terbatas.
Menurut Riani Lubis (2008:72), jika pada awalnya pegas berada pada posisi
normal (tidak renggang) memiliki panjang pegas sama dengan nol karena dianggap
sebagai titik acuan. Kemudian pegas direntangkan oleh tangan seseorang yang
memberikan gaya ke kanan (arah positif) maka pegas akan menarik ke belakang dengan
gaya, jika tangan seseorang menekan pegas, maka pegas akan mendorong kembali
dengan gaya. Hukum Hooke menyatakan bahwa bagi seseorang yang memegang pegas
renggan atau tertekan sejauh x dari panjang normalnya, dibutuhkan gaya sebesar sesuai
dengan konstanta perbandingan k disebut konstanta pegas yang nilainya pada
umumnya berbeda untuk pegas yang berbeda. Pegas itu sendiri memberikan dengan
arah yang berlawanan. Gaya tersebut disebut dengan gaya pemulihan karena pegas
memberikan gaya pada arah yang berlawanan dengan suatu perpindahan.
Menurut Satriawan Mirza (2007:696), benda tegar adalah suatu model ideal
yang sangat bermanfaat, tetapi peregangan (stress), peremasan (squeeze), dan
pemuntiran ( twist) benda nyata saat gaya-gaya dilakukan padanya seringkali sangat
penting dan tidak dapat diabaikan begitu saja. Untuk setiap jenis deformasi terdapat
suatu besaran yang disebut tegangan (stess). Tegangan menyatakan kekuatan dari gaya
yang menyebabkan penarikan, peremasan, atau pemuntiran dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk ”gaya per satuan luas” besaran lain adalah regangan (strain) yang
menyatakan hasil deformasinya saat tegangan dan regangan cukup kecil kita seringkali
menemukan bahwa keduanya berbanding lurus dan kita menyebut konstanta
perbandingannya sebagai modulus elastisitas (elastic modulus).
Menurut Tipler (1998:428), ketika sebuah objek bergetar atau berisolasi bolak
balik pada lintasan yang sama, setiap osilasi memakan waktu yang sama. Gerakan itu
bersifat periodik direpresentasikan oleh sebuah benda yang berisolasi diujung sebuah
pegas seragam setiap pegas memiliki panjang alami dimana pada keadaan ini pegas
tidak mengarahkan gaya pada massa m. Posisi massa disebut kesetimbangan. Jika
massa dipindah, yang akan menekan pegas dan yang akan menggerakkan gaya pada
massa yang bekerja dalam arah mengembalikan massa ke posisi setimbangnya
sehingga gaya tersebut disebut gaya pemulih.
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.2.1 Alat
III.2.2 Bahan
1. Beban (5 Buah)
Beban berfungsi sebagai bahan dalam percobaan.