M6 (Konstanta Pegas)
M6 (Konstanta Pegas)
M6 (Konstanta Pegas)
Konstanta Pegas
(M6)
Annisa Arrida, Frans S.H. Sianipar, Maulida F, Nanda Avisya dan Benny Ansari, Andi Ichsan Mahardika,
M.Pd
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA, FKIP UNLAM LAMBUNG MANGKURAT
E – mail :info@unlam.ac.id
Abstrak - Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk getaran. Kata getaran bisa juga disebut gerak
megetahui nilai konstanta pegas dengan cara dinamis harmonis. Waktu untuk melakukan satu kali getaran
dan cara statis. Pada percobaan ini dilakukan dua adalah periode.
kegiatan, kegiatan pertama mengukur nilai konstanta
pegas dengan cara statis dan kegiatan kedua mengukur Dari latar belakang diatas, kita dapat
nilai konstanta dengan cara dinamis. Dengan metode mengambil rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah
memanipulasi massa beban yaitu sebesar (50 ± 1) 𝟏𝟎−𝟑
memahami konsep getaran selaras pada pegas? dan
kg , (60 ± 1) 𝟏𝟎−𝟑 kg, (70 ± 1) 𝟏𝟎−𝟑 kg, (80 ± 1) 𝟏𝟎−𝟑 kg,
“Berapakah nilai tetapan pegas secara statis dan
(90± 1) 𝟏𝟎−𝟑 kg dan didapat nilai konstanta pegas pada
dinamis?”
kegiata pertama sebesar (8.92 ± 0.25) 𝑵⁄𝒎 ,(8.57 ±
0.20) 𝑵⁄𝒎 ,(7.77±0.15) 𝑵⁄𝒎 , (7.61±0.13) 𝑵⁄𝒎 Adapun tujuan dari percobaan adalah
(7.50±0.11) dan nilai konstata pegas pada kegiatan memahami konsep getaran selaras pada pegas dan
kedua sebesar (5.96 ± 0.14) 𝑵⁄𝒎, (6.00 ± 0.11) 𝑵⁄𝒎, cara menentukan tetapan pegas dengan cara statis
(6.05 ± 0.10) 𝑵⁄𝒎, (5.46 ± 0.08) 𝑵⁄𝒎, (5.74 ± 0.07) dan dinamis.
𝑵⁄ . Nilai konstanta pegas yang didapat pada
𝒎
percobaan tidak sama, hal ini dikarenakan beberapa II KAJIAN TEORI
faktor.
Elastisitas adalah sifat benda yang
Kata kunci – Dinasmis, konstanta pegas, statis. cenderung mengembalikan keadaaan kebentuk
semula setelah mengalami perubahan bentuk karena
I PENDAHULUAN
pengaruh gaya dari luar. Salah satu benda yang
P egas adalah salah satu contoh dari benda memiliki sifat elastisitas adalah pegas. ketika suatu
elastis. Jika pegas ditarik, pegas akan berubah benda akan mengalami deformasi (perubahan
bentuk menjadi semakin panjang. Ketika ukuran atau bentuk karena mendapat gaya). Apabila
tarikan pada pegas dilepaskan , pegas akan kembali sebuah gaya F diberika pada pegas panjang akan
kebentuk semula. Jika beberapa pegas ditarik berubah. Jika gaya diperbesar, maka hubungan
dengan gaya yang sama, pertambahan pegas akan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang
berbeda. Perbendaan ini disebabkan karena diberikan dapat digambarkan seperti pada gambar 1
kateristik setiap benda pegas. Kateristk suatu pegas
ini dinyatakan dengan konstanta pegas. Saat benda
pegas bergerak dari titik terbawah sampai ketitik
terbawah lagi, berarti benda melakukan satu kali
2 Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
∆𝑙
𝜀= (2)
𝑙0
Konstanta pada persamaan 4 disebut
Perbandingan antara renggangan dan konstanta perbandinan atau konstanta pegas.
renggangan adalah modulus elastisitas . secara untuk merenggangkan pegas dengan simpangan
sistematis ditulis sejauh x terhadap titik b, kita harus meberi gaya
𝜎 luar sebesar F = k x dengan demikian , makin besar
𝛾=
𝜀 nilai tetapan pegas maka (k) makin besar gaya yang
𝐹𝑙 kita perlukan untuk merenggangkan pegas dengan
𝛾= (3)
𝐴∆𝑙 simpangan tertentu.jadi, apabila suatu pegas
memiliki konstanta pegas (k) yang besar maka
pegas tersebut semakin kaku. Nilai konstanta suatu
pegas dapat dicari melalui persamaan
3 Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
K = m 𝜔2 (5)
1
F= (9)
𝑇
1
T= (10)
𝑓
F =-ky = ma
Gambar 2. Pegas dengan beban Oleh karena itu pada gerak harmonik y = A
sin 𝜔t dan a = 𝜔2y persamaan ditulis menjadi
Jika pegas dengan beban seperti pada
gambar 2 diusik yaitu dengan memberi sedikit 1 𝑘
F= √ (11)
2𝜋 𝑚
simpangan ke bawah, maka pegas akan mengalami
𝑚
getaran selaras. Pada getaran selaras t = 0 Dan T = 2𝜋√ (12)[5]
𝑘
simpangan maksimum = A, maka memenuhi
persamaan simpangan Benda yang bergerak harmonik memiliki
energy potensial dan energy kinetic. Jumlah kedua
X = A cos 𝜔 t (7) 1
energy ii disebut energy mekanik. Karena Ek =
2
Turunan kedua terhadapa waktu dari m𝑣𝑦 2 dan 𝑣𝑦 = A 𝜔 cos 𝜔t maka
persamaan (7) menghasilkan
1
Ek = m ( A 𝜔 cos 𝜔t)2
2
𝑑2𝑥 2
𝑑𝑡 2 = -𝜔 A cos 𝜔t
1
= m A2 𝜔2 cos2 𝜔t
2
= -𝜔2 x (8)[4]
1
Atau EK = K A2cos2𝜔t (13)
2
4 Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
1
Ep = k y2
2
Em = Ekmaks = Epmaks
1 1 Gambar 5 .Beban
= m𝜔2A2= KA2 (13)[6]
2 2
1 1 1 1
= + + +… (14)
𝑘𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑘1 𝑘2 𝑘3
Ktot = k1 + K2 (15)[2]
Gambar 6. Statif dengan Klem
Manfaat pegas dalam sehari hari adalah
pegas pada setir keudi, pegas pada kendaraan
bermotor, mesin penggerak arloji dan banyak lagi.
Gambar 7. Stopwatch
∆𝑚 ∆𝑥
∆k = ( + )k
𝑚 𝑥
∆k
KR = x 100%
𝑘
DK = 100% - KR
- PF = ( k ± ∆k )
2. Dinamis
4𝜋
K = m ( 2) → 𝜋 = kostan Gambar 11. Grafik hubungan massa dengan panjang
𝑇
−2
K=mT simpangan
∆𝑚 2∆𝑇
∆k = ( + )k
𝑚 𝑇 Setelah data hasil pengamatan diperoleh,
∆k kemudian diproses melalui rambat ralat diperoleh
KR = x 100%
𝑘 hasil perhitungan nilai konstanta pegas berturut
DK = 100% - KR turut yaitu sebesar (8.92 ± 0.25) 𝑁⁄𝑚 dengan KR
sebesar 5.47% dan DK sebesar 94.58%, (8.57 ± 0.20)
PF = ( k ± ∆k ) 𝑁⁄ dengan KR sebesar 2.38% dan DK sebesar
𝑚
97.62%, (7.77±0.15) 𝑁⁄𝑚 dengan KR sebesar 1.98%
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
dan DK sebesar 98.02 % , (7.61±0.13) 𝑁⁄𝑚 dengan
Pada percobaan kedua terdapat dua KR sebesar 1.72% dan DK sebesar 98.27%,
kegiatan yaitu mengukur nilai konstanta pegas (7.50±0.11) dengan KR sebesar 1.52% dan DK
dengan cara statis dan mengukur nilai konstanta sebesar 98.48%.
dengan cara dinamis
Table 3. Hasil percobaan cara dinamis
Dalam kegiatan pertama dilakukan
percobaan sebanyak lima kali dengan massa beban Percb (m ± ∆m) (x ± ∆x) T
Ke
dibuat berbeda - beda diperoleh data seperti yang
1 (50 ± 1) 10−3 kg (14.5 ± 0.05) 10−2 0.575
disajikan pada tabel di bawah ini : m
2 (60 ± 1) 10−3 kg (14.5 ± 0.05) 10−2 0.628
Table 2. Hasil percobaan cara statis m
3 (70 ± 1) 10−3 kg (14.5 ± 0.05) 10−2 0.675
Perc. (m ± ∆m) (x ± ∆x) m
ke 4 (80 ± 1) 10−3 kg (14.5 ± 0.05) 10−2 0.760
1 (50 ± 1) 10 kg −3 −2
(5.60 ± 0.05) 10 m m
2 (60 ± 1) 10−3 kg (7.00 ± 0.05) 10−2 m 5 (90 ± 1) 10−3 kg (14.5 ± 0.05) 10−2 0.786
m
3 (70 ± 1) 10−3 kg (9.00 ± 0.05) 10−2 m
4 (80 ± 1) 10−3 kg (10.00 ± 0.05) 10−2 m
5 (90 ± 1) 10−3 kg (12.00 ± 0.05) 10−2 m
7 Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
DAFTAR PUSTAKA
[2] Siswanto dan sukaryadi. 2009. SMA /MA Fisika 2 Kelas XI.
Jakarta : Pusat Pembukuam Dinas Pendidikan
[4] Tim Dosen Fisika. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar II.
Banjarmasin: FKIP UNLAM.
[5] Saripudin, Aip, Rustiawan, Dudi dan Suganda, Adit. 2009. Fisika
SMA/MA untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Pembukuam Dinas
Pendidikan
[6] Nurachmandani, setya. 2009. Fisika 2 untuk SMA /MA Kelas XI.
Jakarta : Pusat Pembukuam Dinas Pendidikan