Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Tentang Gaya
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Tentang Gaya
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Tentang Gaya
OLEH
KEFAMENANU
2019
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH
BERNADETHA KEFI, S.Pd.SD
NIP. 19640521 200604 2 006
Mengetahui Mengesahkan
Pengawas Sekolah Kepala Sekolah
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PUBLIKASI ILMIAH
Oelnitep, 2019
iii
ABSTRAK
iv
LEMBAR VALIDASI
OLEH
Mengetahui Mengesahkan
Pengawas Sekolah Kepala Sekolah
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya,
yang telah memberikan waktu, kesempatan dan kekuatan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Maksud dan tujuan
penulisan laporan ini untuk memenuhi salah satu syarat kenaikan pangkat
golongan IV/a ke IV/b.
Dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari campur tangan berbagai
pihak yang dengan caranya masing-masing memberikan bantuan kepada penulis
baik secara material maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan hormat dan terima kasih. Tidak ada sesuatu yang lebuh berharga
yang dapat penulis berikan sebagai balasan jasa atas segala budi baik, hanyalah
doa dari hati yang tulus kepada Tuhan semoga selalu diberkati.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak demi penyempurnaan laporan ini.
Oelnitep, 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
C. Prestasi Belajar................................................................................... 8
vii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan........................................................................................ 20
A. Kesimpulan ........................................................................................ 21
B. Saran .................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini dimana dunia semakin menyatu dengan
perkembangan ilmu pengetahuan sebagai dasar penunjang penemuan
teknologi baru yang bersifat dinamis, perlu diimbangi dengan peningkatan
mutu pendidikan. Menyikapi hal tersebut, maka yang harus dilakukan adalah
peningkatan mutu guru (profesionalisme guru), maupun perbaikan sarana
dan prasarana dalam proses pembelajaran. Upaya peningkatan peningkatan
profesionalisme guru dan peningkatan kualitas proses pembelajaran harus
terlebi dahulu diutamakan karena proses pembelajaran akan berjalan efektif
dan efisien bila didukung oleh guru yang profesional.
Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni
(IPTEKS) dewasa ini sangat memungkinkan bagi seorang guru untuk
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan
minat belajar atau rasa ingin tahu murid dengan menggunakan berbagai
metode maupun alat peraga. Tidak hanya menggunakan metode klasik
dengan ceramah yang terkesan monoton dan terburu-buru yang menyebabkan
kurang adanya minat belajar pada murid. Oleh karena itu guru dituntut untuk
dapat lebih kreatif dan inovatif dalam merancang sebuah proses
pembelajaran. Dalam hal ini guru berlaku sebagai mediator dan fasilitator
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran sehingga dapat
membantu murid dalam memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan,
serta dapat mengantarkan murid kepada penguasaan materi pembelajaran.
Materi pembelajaran menjadi tolak ukur keberhasilan murid dalam
belajar yang dinyatakan dengan nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi.
Berdasarkan pengalaman dan kenyataan yang dialami penulis di kelas IV
SDN Oelnitep mata pelajaran IPA dengan materi “Gaya dapa mengubah
bentuk benda” maka penulis berupaya mencari akar permasalahan,
1
menganalisis serta mencari solusinya dengan melakukan penelitian tindakan
kelas dan merencanakan perbaikan pembelajaran di kelas.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berdiskus dengan
supervisior 2 untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dari
pembelajaran yang dilaksanakan. Dari diskusi tersebut, terungkap
beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu :
a. Rendahya kemampuan murid dalam memahami materi gaya dapat
mengubah bentuk benda.
b. Belajar dengan menghafal sehingga daya ingat murid hanya terbatas
pada konsep-konsep tertentu.
c. Murid tidak dapat meyelesaikan soal-soal yang diberikan guru.
d. Rendahnya minat belajar dan motivasi murid dalam belajar IPA.
e. Sebagian besar murid tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
2. Analisa Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, maka penulis dan supervisior 2
menganalisis masalah-masalah tersebut sebagai berikut :
a. Pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan kurang
tepat.
b. Kurangnya motivasi untuk meningkatkan minat belajar murid.
c. Guru tidak memberikan contoh-contoh yang memadai.
d. Pembelajaran yang abstrak membuat murid tidak memahami materi
pembelajaran.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b. Meningkatkan prestasi belajar murid tentang gaya dapat mengubah
bentuk benda dengan menggunakan alat peraga.
c. Belajar dengan cara yang benar yakni menciptakan situasi
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi latar belakang diatas penulis merumuskan
permasalahannya sebagai berikut : “Bagaimana hasil belajar murid kelas
IV SDN Oelnitep tentang gaya dapat mengubah bentuk benda melalui
metode demonstrasi ?”
3
4. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat sebagai salah satu komponen pendidikan selalu
memantau kemajuan perkembangan lembaga pendidikan serta
memberikan dorongan dan kepercayaan kepada pihak sekolah untuk
terus berusaha memajukan pendidikan menjadi sebuah lembaga
pendidikan yang bermutu dan berdaya saing.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah “cara penyajian bahan pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun
tiruan yang sering disertai penjelasan lisan” (Syaiful Bahri Djamarah,2000).
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan. Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan
dengan bahan pelajaran.
Melalui metode demostrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa,
atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang
sudah diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta
didik dapat memecahkan suatu masalah, dimana guru yang sengaja diminta
atau murid itu sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu
proses atau kaifiyah melakukan sesuatu (E. Mulyasa, 2015).
Metode demonstrasi yang dipadukan dengan penemuan, memungkinkan
guru membimbing anak untuk menemukan hal – hal yang baru berdasarkan
praduga atau hipotesis yang disusun oleh anak. Metode demonstrasi perlu
dilakukan dalam rangka pengembangan motivasi anak peserta didik karena
mengingat kecenderungan anak untuk mencontoh atau meniru orang lain
sebagai salah satu naluri yang sangat kuat. Sifat anak tersebut sangat
konstruktif dan memiliki manfaat sebab guru dapat memotivasikan anak didik
untuk melakukan segi – segi yang berguna dari kehidupan.
5
Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong peserta didik mencari
jawaban atas pertanyaan seperti: Bagaimana prosesnya? Terdiri dari unsur
apa? Cara mana yang terbaik bagaimana dapat diketahui kebenarannya?
melalui pengamatan induktif (Suharyono,2001).
1) Kelebihan Metode Demonstrasi
a. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati secara tajam.
b. Perhatian anak didik akan terpusat kepada apa yang
didemonstrasikan. Jadi proses belajar anak didik akan lebih terarah
dan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah ini.
c. Apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam sesuatu percobaan yang
bersifat demonstrative, maka mereka akan memperoleh pengalaman
yang melekat pada jiwa dan ini berguna dalampengembangan
kecakapannya.
2) Kelemahan metode demonstrasi
a. Dalam pelaksanaannya, biasanya memerlukan waktu yang relatif
banyak atau panjang.
b. Apabila tidak ditunjang dengan peralatan dan perlengkapan yang
memadai atau tidak sesuai dengan kebutuhan maka metode ini kurang
efektif. Metode ini sulit dilaksanakan apabila anak belum matang
untuk mengadakan percobaan atau eksperimen.
B. Pembelajaran IPA
1. Pengertian IPA
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam
semesta dengan segala isinya (Hendro Darmodjo, 1992). Menurut Nash
1963 (dalam Hendro Darmodjo, 1992) IPA adalah cara atau metode
untuk mengamati alam yang sifatnya analisis, lengkap, cermat serta
menghubungkan antara fenomena alam yang satu dengan fenomena alam
yang lainnya. Sedangkan menurut Powler (Winata Putra, 1992). IPA
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan
6
kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur dan berlaku
umum berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen.
Berdasarkan pengertian-pengertian IPA/sains di atas dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya IPA terdiri atas 3 unsur utama.
Ketiga unsur tersebut yaitu produk, proses ilmiah, dan pemupukan
sikap. IPA bukan hanya pengetahuan tentang alam yang disajikan dalam
bentuk fakta, konsep, prinsip atau hukum (IPA sebagai produk), tetapi
sekaligus cara atau metode untuk mengetahui dan memahami gejala-
gejala alam (IPA sebagai proses ilmiah) serta upaya pemupukan sikap
ilmiah (IPA sebagai sikap).
2. Tujuan Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk memberi kesempatan siswa
memupuk rasa ingin tahu secara alamiah, mengembangkan kemampuan
bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan
bukti, serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Tujuan mata pelajaran
IPA di SD/MI berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
adalah:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi
dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam,
7
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
(Mulyasa, 2006).
3. Pembelajaran IPA di SD
Dalam pembelajaran IPA di tngkat SD diharapkan terjadi
reinvention atau penemuan kembali yang berarti menemukan suatu cara
penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Walaupun
penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang sudah
mengetahuinya sebelumnya. Tetapi bagi murid SD penemuan tersebut
merupakan suatu hal yang baru. Oleh karena itu, materi disajikan bukan
dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya dalam
pembelajaran tetapi guru harus lebih banyak berperan sebagai
pembimbing dibandingkan sebagai pemberitahu.
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil ayng dicapai oleh individu
setelahmengalami suatu proses belajar dalam waktu tertentu. Prestasi belajar
juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam
suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan.
Menurut Nurkacana (1992), “prestasi belajar bisa jufa disebut kecakapan
aktual (actual ability) yang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu
kecakapan potensial (potencial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa
disposisi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai prestasi. Kecakapan
aktual dan kecakapan potensial ini dapat dimasukkan ke dalam suatu istilah
yang belum umum yaitu: kemampuan (ability)”.\
8
D. Pengaruh Gaya Terhadap Bentuk Benda
1. Pengertian gaya
Gaya adalah tarikan dan dorongan yang diberikan pada suatu
benda. Contoh tarikan adalah gerakan menarik karet ketapel, menarik
benang layang-layang, mengerek bendera, menarik pintu, dan menarik
timba air. Sedangkan dorongan contohnya adalah gerakan menendang
bola, mendorong meja, mendorong gerobak, membuka pintu pagar, dan
mengayuh sepeda.
Gaya dapat mengakibatkan benda diam menjadi bergerak. Namun
untuk menggerakkan benda berat seperti lemari, membutuhkan gaya
yang besar. Jika gaya yang diberikan tidak cukup, maka benda tersebut
akan tetap diam. Jadi benda diam dapat digerakkan jika diberikan besar
gaya yang cukup.
2. Macam-macam gaya
1) Gaya otot
Gaya otot merupakan gaya yang dihasilkan oleh tenaga otot. Contoh
gaya otot adalah pada saat kita menarik atau mendorong meja,
membawa belanjaan ibu, dan menendang bola. Karena terjadi
sentuhan maka gaya ini termasuk gaya sentuh.
2) Gaya gesek antara dua benda
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua
permukaan benda. Contoh gaya gesek adalah gaya yang bekerja pada
rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet rem pada sepeda akan
bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga terjadi gesekan yang
menyebabkan sepeda dapat berhenti ketika dilakukan pengereman.
3) Gaya magnet
Gaya magnet merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau
dorongan dari magnet. Contoh gaya magnet adalah, tertariknya paku
ketika didekatkan dengan magnet. Benda-benda dapat tertarik oleh
magnet jika masih berada salam medan magnet.
9
4) Gaya gravitasi
Gaya gravitasi merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan bumi.
Contoh gaya gravitasi adalah jatuhnya buah dari atas pohon dengan
sendirinya. Semua benda yang dilempar ke atas akan tetap kembali ke
bawah karena pengaruh gravitasi bumi.
5) Gaya listrik
Gaya listrik merupakan gaya yang terjadi karena aliran muatan listrik.
Aliran muatan listrik ini ditimbulkan oleh sumber energi listrik.
Contoh gaya listrik adalah bergeraknya kipas angin karena
dihubungkan dengan sumber energi listrik. Muatan listrik dari sumber
energi listrik mengalir ke kipas angin. Sehingga, kipas angin dapat
bergerak.
6) Gaya pegas
Gaya pegas merupakan gaya yang terjadi karena kelenturannya. Benda
yang menggunakan prinsip gaya pegas jika ditarik dapat memanjang
kemudian dilepas akan kembali ke bentuk semula. Sebagai contoh
ketapel, busu panah, skok motor, per penyangga sepeda.
3. Pengaruh gaya terhadap bentuk benda
Gaya yang dihasilkan oleh dorongan ataupun tarikan dapat
mengakibatkan benda bergerak. Selain menyebabkan benda bergerak,
gaya yang bekerja pada benda juga dapat mengubah bentuk benda.
Pernahkah kamu melihat proses pembuatan keramik atau asbak?
Keramik dan asbak merupakan hasil olahan dari tanah liat.
Tanah liat dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga dihasilkan
keramik dan asbak yang cantik dan menarik. Gaya yang diberikan oleh
tangan pada tanah liat membuat bentuk tanah liat berubah. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya juga dapat mengubah bentuk benda. Contoh
lain yaitu mobil atau motor yang mengalami kecelakaan menabrak
sehingga bentuknya tidak seperti semula. Bentuk mobil/ motor menjadi
ringsek/penyok akbat tumbukan pada saat kecelakaan terjadi.
10
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah di atas, maka hipotesis tindakan ini adalah jika
pembelajaran dengan materi gaya dapat mengubah bentuk benda
memanfaatkan alat peraga karet gelang, balon, jarum jahit, kaleng dan palu,
dengan metode demonstrasi maka dapat meningkatkan prestasi belajar murid
kelas IV SDN Oelnitep.
11
BAB III
PELAKSANAAN PRBAIKAN PEMBELAJARAN
12
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2
siklus yang mana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yakni : rencana,
pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang penulis uraikan secara
rinci persiklus di bawah ini :
1. Siklus I
1) Rencana Tindakan
a) Merevisi Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
b) Menyiapkan lembaran pengamatan
2) Pelaksanaan
Apersepsi, guru memberikan pertanyaan kepada murid tentang
materi yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru menjelaskan materi pokok tentang perubahan bentuk benda
Guru membagi murid dalam beberapa kelompok diskusi
Guru membimbing murid dalam membuat kesimpulan dari hasil
pengamatan
Murid mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
Guru dan murid membuat kesimpulan dan rangkuman materi
3) Pengamatan dan Pengumpulan data
Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan, yakni mengamati aktivitas proses belajar
murid selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam mengamati
proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh supervisior 2 baik
mengenai aktivitas murid maupun aktivitas guru selama proses
pembelajaran.
4) Refleksi
Hasil observasi yang dilakukan bersama-sama supervisor 2
kemudian didiskuskan. Berbagai masalah yang muncul selama
pelaksanaan diidentifikasi dan dianalisis. Hasil identifikasi dan
13
analisis masalah dicari dan ditentukan solusinya untuk perbaikan
pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
1) Rencana Tindakan
a) Merevisi Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
b) Menyiapkan alat peraga yakni karet gelang, balon, jarum jahit,
kaleng dan paku
c) Menyiapkan lembaran pengamatan
2) Pelaksanaan
Apersepsi, guru memberikan pertanyaan kepada murid tentang
materi yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru menyiapkan alat peraga berupa karet gelang, balon, jarum
jahit, kaleng dan paku
Guru memberikan kesempatan kepada setiap murid untuk
melakukan pengamatan dan mendemonstrasikan dengan
menggunakan alat peraga yang telah disiapkan. Pada tahap ini
guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbimbing selama
kegiatan berlangsung.
Guru membagi murid dalam beberapa kelompok diskusi
Guru membimbing murid dalam membuat kesimpulan dari hasil
pengamatan
Murid mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
Guru dan murid membuat kesimpulan dan rangkuman materi
3) Pengamatan dan Pengumpulan data
Pada tahap ini guru melakukan pengamatan selama proses
pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan atau
keberhasilan murid dalam proses belajar. Diakhir pertemuan guru
melakukan penilaian individu sebagai data yang menunjukan berhasil
tidaknya pembelajaran ini.
14
4) Refleksi
Refleksi dilakukan di akhir pembelajaran, yang menjadi acuian
penulis untuk menentukan perlu tidaknya diadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus lanjutan atau tidak. Berdasarkan hasil
pengamatan dan penilaian terlihat bahwa hasil belajar murid terhadap
materi yang diajarkan serta keaktifan murid selama kegiatan
pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan.
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
16
Tabel 2. Lembaran Pengamatan Kerja Kelompok
Siklus I
Hasil yang diamati
Jumlah
Nama Hasil
No Kerjasama Keaktifan Skor Nilai
kelompok pekerjaan
(0-30) (0-30) (100)
(0-40)
1 Kelompok A 20 15 25 60 60
2 Kelompok B 20 20 20 60 60
3 Kelompok C 23 21 31 75 75
4 Kelompok D 12 15 25 52 52
Jumlah 247
Rata-rata 61,75
17
2. Siklus II
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, yang menjadi
fokus perbaikan adalah hal-hal yang menjadi kekurangan dan kelemahan
proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
Di bawah ini adalah hasil yang diperoleh murd secara indvidu dalam
evaluasi tertulis pada siklus II.
18
Tabel 2. Lembaran Pengamatan Kerja Kelompok
Siklus I
Hasil yang diamati
Jumlah
Nama Hasil
No Kerjasama Keaktifan Skor Nilai
kelompok pekerjaan
(0-30) (0-30) (100)
(0-40)
1 Kelompok A 25 30 37 92 92
2 Kelompok B 20 25 35 80 80
3 Kelompok C 25 30 40 95 95
4 Kelompok D 23 25 35 83 83
Jumlah 350
Rata-rata 87,5
19
B. Pembahasan
Siklus I
Dalam pembelajaran pada siklus I, peneliti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah dengan
memanfaatkan pengalaman keseharian siswa sebagai contoh kasus terhadap
materi yang dipelajari yakni pengaruh gaya terhadap bentuk benda. Kegiatan
pembelajaran didominasi oleh guru sehingga pembelajaran terkesan monoton
dan mempengaruhi keaktifan murid dalam kegiatan pembelajaran. Akibatnya
hasil yang diperoleh belum memuaskan.
Untuk mengatasi masalah yang ditemui selama proses perbaikan
pembelajaran pada siklus I, guru mengadakan refleksi dan mencari tahu solusi
yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada kegiatan
pembelajaran siklus I yakni dengan merevisi rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan metode serta sumber dan media pembelajaran yang
lebih baik untuk diterapkan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Pada proses perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti menggunakan
metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga sebagai media
pembelajaran dan lebih mengutamakan proses belajar mencari tahu oleh
murid sehingga timbul minat belajar murid yang terlihat pada keaktifan murid
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan demikian murid dapat
memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif dan terlibat dalam
pembelajaran IPA.
Hasil belajar murid yang diperoleh pada siklus ini mengalami
peningkatan dibanding pembelajaran pada siklus sebelumnya sehingga
penulis menyimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dengan
menggunakan alat peraga yang sesuai sangat membantu meningkatkan
pemahaman murid terhadap materi pengaruh gaya terhadap bentuk benda dan
memberikan suasa pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan bagi murid.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Perbaikan pembelajaran sangat penting dan diperlukan untuk
meningkatkan hasil belajar murid dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
di sekolah. Kondisi pembelajaran yang belum efektif ditandai dengan
optimalnya hasil belajar yang dicapai oleh murid. Untuk itu guru dituntut
untuk lebih giat dan merefleksikan diri terhadap kegiatan pembelajaran di
kelas, agar dapat mengambil tindakan yang tepat dan meningkatkan mutu
belajar murid.
Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP), penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut;
1. Penerapan metode demonstrasi dengan media pembelajaran sebagai
sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran
akan lebih meningkatkan pemahaman murid.
2. Penerapan konsep, strategi pembelajaran dan metode mengajar yang
bervariasi dapat membangkitkan minat belajar murid serta terlibat aktif
selama pembelajaran berlangsung.
3. Keterlibatan murid secara langsung dalam pembelajaran melalui praktek
atau demonstrasi dapat menumbuhkan daya ingat murid sehingga murid
belajar dan memahami bukan dengan menghafal.
4. Pemberdayaan guru untuk berinovasi dalam pendidikan dengan
melaksanakan praktek profesonal secara mandiri dalam pengembangan
kurikulum dapat meningkatkan mutu dan profesionalitas guru.
B. Saran
Agar pembelajaran lebih efektif dan meningkatkan keaktifan murid
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Kesiapan guru dan penguasaan bahan pembelajaran
21
2. Persiapan pembelajaran harus dirancang dengan baik oleh guru
3. Penggunaan metode yang bervarias dan sumber belajar yang sesuai
dengan karakteristik pembelajaran
4. Suasana belajar serta interaksi antara guru dan murid maupun murid dan
sesamanya harus menyenangkan
Disampng itu, berdasarkan pengalaman melaksanakan perbaikan
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kiranya perlu adanya
Kelompok Kerja Guru (KKG), untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman,
berkenaan dengan masalah dan tugas mengajar sehari-hari
22
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. 2000. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta
23
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
SEKOLAH DASAR NEGERI OELNITEP
OELNITEP, TUBUHUE, KEC. KOTA KEFAMENANU
Nomor :
Lampiran :-
Perihal : Undangan Mengikuti seminar PTK/PTS
Kepada Yth.
1. Kepala SDK Oemanu
2. Kepala SDN Papin
3. Kepala SDN Tomeupah
4. Kepala SDN Lulu
5. Kepala SDN Oelnitep
Dengan hormat,
Sesuai perihal di atas, maka bersama ini kami memohon bantuan bak/ibu kepala
sekolah untuk mengutus guru-gurunya masing-masinh 5 orang setiap sekolah
untuk mengikuti seminar hasil penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Murid Tentang Gaya Dapat Mengubah Bentuk Benda
Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SDN Oelnitep” yang diajukan
oleh Bernadetha Kefi, S.Pd.SD (guru kelas) di SDN Oelnitep yang akan
dilaksanakan pada :
Demikian undangan ini dibuat, atas kehadiran dan peran serta bapal/ibu diucapkan
limpah terima kasih.
Oelnitep, 2019
Kelapala Sekolah
24
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
SEKOLAH DASAR NEGERI OELNITEP
OELNITEP, TUBUHUE, KEC. KOTA KEFAMENANU
Oelnitep, 2019
Kelapala Sekolah
25
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
SEKOLAH DASAR NEGERI OELNITEP
OELNITEP, TUBUHUE, KEC. KOTA KEFAMENANU
26