CBR Pancasila
CBR Pancasila
CBR Pancasila
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gerakan untuk merevitalisasi Pancasila saat ini semakin
menunjukkan gejala yang menggembirakan. Forum – forum ilmiah di
berbagai tempat telah diselenggarakan baik oleh masyarakat umum
maupun kalangan akademisi. Tidak terkecuali lembaga negara yaitu MPR
mencanangkan empat pilar berbangsa yang salah satunya adalahPancasila.
Pancasila adalah dasar negara, namun semangat untuk
menumbuhkembangkan lagi Pancasila perlu disambut dengan baik.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, secara eksplisit juga menyebutkan bahwa terkait
dengan kurikulum nasional setiap perguruan tinggi wajib
menyelenggarakan mata kuliah Pancasil, Kewarganegaraan, Agama, dan
Bahasa Indonesia.
Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Namun,
gejala yang terjadi pada setiap kelompok masyarakat, kalangan generasi
muda, bahkan politisi dan aparatur negara saat ini, cenderung abai, lupa,
bahkan melecehkan nilai – nilai Pancasila. Penyebabnya dapat ditelusuri
pada simpul – simpul analisis berikut (Munir, dkk., 2014: 1).
1. Pancasila pernah dijadikan sebagai alat legitimasi kekuasaan oleh Orde
Baru, maka ketika Orde Baru tumbang, banyak orang mempertanyakan
apakah Pancasila masih perlu dipertahankan atau tidak.
2. Revitalisasi nilai – nilai Pancasila terlambat mengikuti perubahan yang
berlangsung sangat cepat sehingga nilai – nilai tersebut kurang actual
dan kontekstual.
3. Tidak ada lagi lembaga yang secara khusus melestarikan,
mengembangkan, dan mensosialisasikan Pancasila.
4. Terjadinya inkonsistensi pada tataran nilai praksis, hal ini ditengarai
dengan perilaku penyelenggara negara, dan tokoh – tokoh masyarakat
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai – nilai Pancasila.
5. Pembelajaran Pancasila tidak eksplisit dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional sehingga berdampak pada kurang dikenalnya
Pancasila secara akademik (Munir, dkk., 2014: 1).
2. Dasar Sosiologis
Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari
300 suku bangsa yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara
sosiologis telah mempraktikan Pancasila karena nilai – nilai yang
tekadandung di dalamnya merupakan kenyataan – kenyataan (material,
formal, dan fungsional) yang ada dalam masyarakat Indonesia.
3. Dasar Yuridis
Pancasila sebagai norma dasar negara dan dasar negara Republik
Indonesia yang berlaku adalah Pancasila yang tertuang dalam
Pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (Pembukaan UUD NRI Tahun 1945) junctis Keputusan
Presiden RI Nomor 150 Tahun 1959 mengenai Dekrit Presiden RI
/Panglima Tertinggi Angkatan Perang Tentang Kembali Kepada
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
a. Mengamati
b. Menanya
c. Mencoba / Mengumpulkan informasi
d. Menalar / Mengasosiasi
e. Mengkomunikasikan
B. MENANYA
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan factual sampai
kepertannyaan yang bersifat hipotetik. Kompetensi yang
dikembangankan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis
yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Kegiatan “menanya” tidak selalu menggunakan “kalimat Tanya”,
melainkan dapat dalam bentuk “pertanyaan”, asalkan keduanya
menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: apakah
ciri – ciri kalimat yang efektif?
a. Kriteria pertanyaan yang baik
1. Singkat dan jelas
2. Menginspirasi jawaban
3. Memiliki fokus
4. Bersifat probing atau divergen
5. Bersifat validatif atau penguatan
6. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
7. Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
8. Merangsang proses interaksi
b. Tingkat pertanyaan
C. MENGUMPULKAN INFORMASI/MENCOBA
Mengumpulkan informasi/eksperimen, kegiatan pembelajarannya
antara lain:
a. Melakukan eksperimen
b. Membaca sumber lain selain buku teks
c. Mengamati objek/kejadian/aktivitas
d. Wawancara dengan narasumber
D. MENGASOSIASIKAN/MENGOLAH INFORMASI
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi/
mengolah informasi adalah:
a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari
hasil kegiatan mengumpulkan informasi, eksperimen maupun hasil
dari kegiatan mengamati.
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman sampai pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda atau yang bertentangan.
E. MENGKOMUNIKASIKAN
Kegiatan beajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainya. Kompetensi yang dikembangkan dalam
tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis.
BAB IV
BERMAIN PERAN SEBAGAI SALAH SATU MODEL
PEMBELAJARAN DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN
PANCASILA
1. Kerangka Uraian
a. Peri – Kebangsaan
b. Peri – Kemanusiaan
c. Peri – Tuhanan
d. Peri – Kerakyatan
e. Kesejahteraan Rakyat
2. Presentasi Lisan
Sidang Kedua
A. TUGAS RUTIN
Tugas Rutin (TR) merupakan tugas mahasiswa yang diberikan satu
minggu sebelum materi itu dibahas sebagai aktivitas mahasiswa dalam
membaca dan melaporkan isi materi kuliah dalam bentuk ringkasan materi
(dari buku wajib berupa ebook yang diterbitkan oleh Dirjen Belmawa
Kemenristeldikti dan satu buku pengayaan Pendidikan Pancasila).
D. REKAYASA IDE
Tugas Rekayasa Ide adalah tugas berupa gagasan yang tersusun
dalam bentuk karya inovatif bidang penerapan nilai – nilai Pancasila untuk
mewujudkan wrga negara Pancasilais. TRI tersebut diwujudkan dalam
bentuk karya ilmiah popular atau berupa produk.
E. MINI RISET
Tugas Mini Riset adalah tugas yang diberikan dosen berupa kegiatan
peenlitian:
1. Survey terbatas kepada mahasiswa tentanf pemahaman dan
penghayatan nilai – nilai Pancasila (nilai dasar, instrumental, dan
praksis) sebagai ideologi bangsa.
2. Persepsi mahasiswa mengenai tingkat kesadaran nilai – nilai Pancasila
para elit politik, pengusaha, dan warga negara, khususnya generasi
muda dewasa ini.