Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Kelompok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PKL

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR

Oleh :
AHMAD ALAMUL YAQIN (13620036)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
LAPORAN PKL

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR

Telah disetujui dan disahkan

Pada tanggal …………………………..2019

Mengetahui,
Ketua Jurusan Biologi,

Romaidi, D.Sc
NIP. 19810201 200901 1 019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan segala syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah
curahkan bagi baginda Rasulullah SAW yang telah membawa cahaya kebenaran
bagi umatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di Balai Tman Nasional Karimunjawa (BTNKJ). Di
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Kami menyadari bahwa laporan ini terselesaikan dengan adanya bantuan


moril maupun materil dari berbagai pihak, sehingga dengan hormat kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam


Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. Sri Harini, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan


Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Romaidi, M.Si, D.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas


Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Muhammad Asmuni Hasyim, M.Si selaku dosen pembimbing


PKL di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang
5. Teguh Cahyono selaku pembimbing lapangan PKL di Balai
Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ) Jepara Jawa Tengah
yang telah sabar dan semangat dalam memberikan
bimbingan..

6. Segenap karyawan dan staff di Balai Taman Nasional


Karimunjawa (BTNKJ) Jepara Jawa Tengah

7. Segenap karyawan dan staff di SPTN 1 Kemujan BTN


Karimunjawa

8. Teman-teman Biologi angkatan 2015 terima kasih atas


semua dukungannya.

Tiada balasan yang dapat penulis berikan selain do’a Jazakumullahu


Khoiron Katsiraa, semoga Allah menerima amal baik mereka semua dan
memberikan imbalan yang lebih atas segala jerih payahnya. Amin ya robbal
‘alamin.
Kami menyadari bahwa masih ada ketidaksempurnaan dalam penulisan
laporan ini, namun kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
menambah khazanah ilmu pegetahuan.

Malang, Desember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Program PKL


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan akademik yang
dilakukan oleh mahasiswa. PKL merupakan perpaduan antara kegiatan Praktek
Kerja Lapangan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan dengan prinsip belajar berkelanjutan. PKL
merupakan bentuk upaya integratif dari pendidikan keilmuan dan pengalaman
lapangan. Dengan kata lain, PKL bukan hanya sekedar memberikan pengalaman
lapangan bagi mahasiswa, akan tetapi merupakan konsep integratif dari teori,
PKL, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan paradigma Integrasi
Sains dan Agama. Aspek-aspek tersebut saling berhubungan dan berkaitan antara
satu dengan yang lainnya.
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu bentuk kegiatan yang wajib
dilakuakan oleh setiap mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang guna menyelsaikan
studinya. Selama kurang lebih satu bulan mahasiswa melakukan praktek di
instansi yang bergerak dibidang biologi, baik milik pemerintah maupun swasta.
Diharapkan selama mengikuti Praktek kerja Lapang mahasiswa akan
mendapatkan pengalaman di lapang, menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat
selama perkuliahan serta menambah wawasan dalam bidang biologi secara luas.
Beberapa hal yang menjadi alasan perlunya dilakukan Praktek Kerja Lapang
(PKL) adalah sebagai berikut:
1. Adanya tuntutan dari masyarakat akan tenaga ahli yang berkualitas dalam
bidang biologi.
2. Pada umumnya setelah menyelesaikan studinya mahasiswa mempunyai
kecenderungan tidak dapat beradaptasi dengan pekerjaan yang nyata
dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena selama proses perkuliahan
mahasiswa kurang mendapatkan aplikasi dari ilmu yang didapat.
3. Sebagai lulusan sarjana biologi diperlukan persiapan bekal yang matang
dalam menghadapi keadaan dilapang.
Balai Taman Nasional Karimunjawa merupakan satu-satunya Taman
Nasional perairan di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai Ekosistem asli
dengan keanekaragaman Hayati yang tinggi mulai dari daratan hingga perairan.
Tugas utama Balai Taman Nasional Karimunjawa itu sendiri yakni mengelola
kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Dengan kegiatan Konservasi sumberdaya
alam serta ekosistemnya.
Pengalaman yang diperoleh selama mengikuti dan melakukan kegiatan
Praktek Kerja Lapang (PKL), diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan
ilmunya dan mendapatkan hal-hal baru yang belum didapat dalam perkuliahan
sehingga diharapkan dikemudiaan hari mahasiswa lulusan biologi sudah siap
menghadapi segalam macam keadaan dan lingkungan di lapang.
1.2 Tujuan PKL
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapang adalah :
1. Melatih mahasiswa untuk membantu menangani dan memecahkan
berbagai problem keilmuan dalam dunia kerja secara professional dan
bertanggung jawab.
2. Meningkatkan kualitas calon tenaga profesional di bidang keilmuan dan
pembangunan berkehidupan.
3. Mengembangkan wawasan dan ketrampilan tentang pengembangan
keilmuan dan penelitian.
4. Membantu pembinaan dan pengembangan lembaga sasaran PKL.
5. Menjalin komunikasi secara intensif dengan lembaga sasaran PKL.
1.3 Program Kerja PKL
Program kerja yang dilakukan pada Praktek Kerja Lapang (PKL) yaitu,
mahasiswa mampu mempelajari dan menerapakan teori serta praktek
1.4 Waktu PKL
Praktek Kerja Lapang (PKL) dilakukan pada tanggal 6 Juli – 6 Agustus 2018.
Hari aktif yang dilakukan saat PKL yaitu Senin-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB.

BAB II
KONDISI OBYEKTIF LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Deskripsi Instansi


2.1.1 Nama dan Sejarah Singkat
Kawasan Kepulauan Karimunjawa yang terletak 45 mil laut disebelah
barat laut kota Jepara, adalah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Jepara,
Propinsi jawa Tengah. Terdiri dari 27 pulau kecil dan pulau yang paling besar
adalah Pulau Karimunjawa dengan Luas 4.325 Ha. Kecamatan Karimunjawa
terdiri dar 3 desa yaitu desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Paarang.
Kemudian sejak bulan Agustus tahun 2011 Kecamatan Karimunjawa telah
berkembng menjadi 4 desa yaitu dengan bertambahnya satu desa yaitu Desa
Nyamuk. Dari 27 Pulau tersebut hanya 5 pulau yang berpenghuni yaitu Pulau
Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting.
Karimunjawa memiliki ekosistem yang relatif masih utuh dan
keanekaragaman sumber daya alam hayatiyang potensial baik ekosistem daratan
maupun perairannya yang merupakan perwakilan ekosisrem opantai utara Jawa
Tengah yangmasih utuh. Kawasan ini merupakan 5 tipe ekosistem yaitu ekosistem
terumbu karang, padang, hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan hujan tropis
daratan rendah. Karenanya pada tahun 1982 Gubernur Jawa Tengah mengusulkan
Kepulauan Karimunjawa sebagai taman Nasional Laut dan sebagai daerah
pengembangan wisata bahari di Kabupaten Jepara melalui surat Gubernur Jawa
tengah Nomor:556/21378 tanggaal 26 Oktober 1982.
Kemudian sejak tahun 1986 Karimunjawa telah ditetapkan sebagai
kawasan konservasi (Cagar Alam Laut) berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor: 123/Kpts-II/1986 seluas 111.628 hektar, yang meliiputi
kawasan daratan pada 22 pulau yang ada termasuk didalamnya ekosistem hutan
hujan tropis dataran rendah dan hutan mangrove seluas 1.500,4 hektar, dan
perairan laut dsekitarnya. Selanjutnya berdasarkan pernyataan Menteri Kehutanan
Nomor:161/Menhut-II/1988 tanggal 28 Februiari 1988,kawasan ini dinyatakan
sebagai Taman Nasional. Dan untuk mendukung sistem pengelolaan kawasan ini
dengan sistem pengelolaan taman Nasional (Kawasan Pelestarian Alam) maka
berdasarkan keputusan Direktu Jenderal Perlindngan Hutan dan Pelestarian Alam
(PHPA) Nomor 53/Kpts/DJ-VI/1990 tanggal 29 Mei 1990 telah ditetapkan
penataan mintakat pada kawasan ini. Dengan penunjukan mntakat pada taman
Nasional Laut Kepulauan Karimunjawa seluas 111.625 Ha.
2.1.2. Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Karimunjawa
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.07/MenLHK/Setjen/OTL.1/1/2016 tanggal 10 Februari 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, Balai Taman Nasional
Karimunjawa merupakan Balai Taman Nasional Tipe B dengan susunan
organisasi terdiri dari :
1. Kepala Balai
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTN)
a. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Kemujan
b. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karimunjawa
4. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Polisi Kehutanan
b. Pengendali Ekositem Hutan
c. Penyuluh Kehutanan
Adapun bagan struktur organisasinya adalah seperti dibawah ini :
2.1.3 Tugas dan Fungsi Instansi/Lembaga

Taman Nasional Karimunjawa pertama kali ditetapkan sebagai Unit


Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan SK Menteri
Kehutanan No. 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997 bersama dengan 22
Taman Nasional dan 12 Unit Taman Nasional di seluruh Indonesia. Tugas pokok
dan fungsi dijabarkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No. P.07/MenLHK/Setjen/OTL.1/1/2016 tanggal 10 Februari 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.

2.2 Denah Lokasi PKL


Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di Taman Nasional
Karimunjawa, berikut merupakan denah/peta dari kawasan Taman Nasional
Karimunjawa.
BAB III
PELAKSANAAN PKL

3.1 Program Bidang Profesi


3.1.1 Program Profesi Kelompok
Peserta PKL melakukan program bidang profesi kelompok di Balai Taman
Nasional Karimunjawa antara lain :
1. Pengenalan Balai Taman Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara,
Jawa Tengah
2. Pengenalan SPTN 1 Kemujan Balai Taman Nasional Karimunjawa,
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
3. Perkenalan karyawan dan staff SPTN 1 Kemujan Balai Taman Nasional
Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
4. Pembagian penelitian di SPTN 1 Kemujan Balai Taman Nasional
Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
5. Pelaksanaan kegiatan penelitian di SPTN 1 Kemujan Balai Taman
Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
6. Laporan peserta PKL dan penutupan.
7. Kegiatan lain yang mendukung program PKL
3.2 program pengembangan profesi
3.2.1. Pengembangan Profesi Kelompok
Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ) yang berada di seberang
Pulau jawa dan masuk dalam Profinsi Jawa Tengah. Taman Nasional
Karimunjawa merupakan gugusan kepulauan berjumlah 22 pulau yang terletak di
Laut Jawa, mempunyai luas 111.625 Ha. Kawasan pesisir Karimunjawa
memegang peranan penting, karena kawasa ini memiliki potensi sumberdaya
alam yang disebut sumberdaya pesisir. Taman nasional karimunjawa terdiri
atas 22 gugus kepulauan dan memiliki luasan kawasan sekitar 111.625 Ha,
tercatat memiliki berbagai macam potensi dan keanekaragaman hayati antara
lain memiliki kekayaan alam hayati yang beranekaragam dan merupakan
rumah bagi terumbu karang, hutan bakau, hutan pantai, serta hampir 400 spesies
fauna laut. Banyak potensi yang telah diketahui diantaranya ekosisitem terumbu
karang, ekosistem mangrove, ekosistem lamun, potensiperikanan, potensi wisata
bahari, dan potensi wilayah pesisir lainnya
Saat ini Taman Nasional Karimunjawa dikelola oleh Balai Taman
Nasional Karimunjawa dengan tugas utama melaksanakan pengelolaan ekosistem
kawasan Taman Nasional Karimunjawa dalam rangka konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Kondidi Terumbu Karang yang relative masih bagus serta padang lamunya yang
tergolong banyak. Namun dalam pengelolaan terdapat banyak tantangan untuk
memadukan konservasi dan pembangunan ekonomi yang memerlukan dukungan
seluruh pihak.

3.2.2. Pengembangan Profesi Individu


Peserta PKL diwajibkan mengembangkan profesinya dengan melaporkan
hasil ringkasan dari kegiatan yang dilakukan, sebagai berikut
3.2.2.1 Pengembangan Profesi Bahrul Ulum
Lamun (seagrass) adalah salah satu tumbuhan laut yang termasuk
tumbuhan sejati karena sudah dapat dibedakan antara batang, daun, dan akarnya.
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang tumbuh di perairan dangkal dan estuari
yang ada di seluruh dunia. Lamun merupakan tumbuhan laut monokotil yang
secara utuh memiliki perkembangan sistem perakaran dan rhizoma yang baik
(Kawaroe 2009). Lamun dapat ditemukan pada berbagai karakteristik substrat. Di
Indonesia padang lamun dikelompokkan kedalam enam katagori berdasarkan
karakteristik tipe substratnya, yaitu lamun yang hidup di substrat berlumpur,
lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang, dan batu karang
Sebagian besar lamun mempunyai morfologi luar yang secara kasar
hampir sama. Lamun mempunyai daun-daun panjang, tipis dan seperti pita yang
memiliki saluran-saluran air. Lamun tumbuh dari rhizoma yang merambat. Bagian
tubuh lamun dapat dibedakan kedalam morfologi yang tampak seperti daun,
batang, akar, bunga dan buah (Nybakken 1992). Padang lamun sangat mirip dan
bahkan menyerupai padang rumput di daratan dan hidup pada kedalaman yang
relatif dangkal (1-10 meter) kecuali beberapa jenis seperti Halodule sp.,
Syringodium sp. dan Thalassodendrum sp., yang juga di temukan pada kedalaman
sampai dengan 20 meter dengan penetrasi cahaya yang relatif rendah dan
ditemukan jenis Halophila pada kedalaman 90 meter (Den Hartog 1970).
Padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan perairan pantai
Indonesia. Tipe perairan tropis seperti Indonesia, padang lamun lebih dominan
tumbuh dengan koloni beberapa jenis (mix species) pada suatu kawasan tertentu
yang berbeda dengan kawasan temperate atau daerah dingin yang kebanyakan di
dominasi oleh satu jenis lamun (single species). Penyebaran lamun memang
sangat bervariasi tergantung pada topografi pantai dan pola pasang surut. Jenis
lamun beranekaragam, di Indonesia bisa dijumpai 12 jenis lamun dari sekitar 50
jenis lamun di dunia dengan dominasi beberapa jenis diantaranya Enhalus
acoroides, Cymodoceaserrulata, Cymodocea rotundata,Halodulepinifolia,
Halodule univervis, Halophila ovalis, Halophila minor, Halophila spinulosa,
Halophila decipiens, Syringodium isoetifolium, Thallasia hemprichii dan
Thalassodendron ciliatum (Azkab 2006).

3.2.2.2 Pengembangan Profesi Muhammad Ainul Yaqin


Terumbu karang merupakan ekosistem lengkap dengan struktur tropik,
yang tersebar luas di perairan dangkal. Pada terumbu karang terdapat produsen
pertama yang sangat banyak yaitu berupa ganggang. Ganggang ini melakukan
proses fotosintesis dengan cepat, dimana hasil proses fotosintesis tersebut sebagai
sumber energi bagi binatang karang. Sebaliknya ganggang memperoleh nutrien
dari binatang karang dalam bentuk kotoran. Begitulah seterusnya terjadi daur
ulang mineral pada ekosistem terumbu karang. Di sini dapat dijumpai hubungan
kerja sama yang sangat baik antara hewan dan tumbuh-tumbuhan di dalam kolom
karang. Sejenis ganggang yang disebut zooxanthellae hidup dalam jaringan polip
karang (endozoic), sedangkan yang lainnya hidup disekitar atau dibawah dan
diatas kerangka karang (Irwan, 2003).

Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem organisme yang hidup


di dasar perairan yang berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat
menahan gaya gelombang laut. Organisme–organisme yang dominan hidup disini
adalah binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur dan alga yang
banyak diantara terumbu karang juga mengandung kapur (Aulia, 2012).

Terbentuknya terumbu karang merupakan proses yang lama dan komplek.


Proses terbentuknya terumbu karang dimulai dengan penempelan berbagai biota
penghasil kapur pada substrat yang keras. Pembentuk utama terumbu karang
adalah sclerectanian atau karang batu dimana sebagian besar dari karang tersebut
hidup bersimbiose dengan alga bersel tunggal yang berada dalam jaringan
endodermnya. Alga bersel tunggal dengan ukuran mikroskopis berwarna coklat
disebut zooxanthellae memerlukan cahaya matahari untuk berfotosintesa. Oleh
karena itu karang membutuhkan cahaya matahari untuk dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik (Suharsono, 2008). Oleh karena itu komunitas alga ini
membekali nutrien pada batu karang sumber makanan (dalam bentuk produk
fotosintesis). Pada saat yang sama batu karang juga menyediakan perlindungan
serta akses kepada sumber cahaya matahari kepada zooxanthellae ini (Guntur,
dkk. 2012).

Terumbu karang dan segala kehidupan yang terdapat di dalamnya


merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat tinggi. Manfaat yang
terkandung di dalam ekosistem terumbu karang sangat besar dan beragam, baik
manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung antara lain
sebagai habitat ikan dan biota lainnya, pariwisata bahari, dan lain-lain. Sedangkan
manfaat tidak langsung, antara lain sebagai penahan abrasi pantai, dan pemecah
gelombang (Dep. Kelautan dan Perikanan, 2004).

Menurut Suharsono (1993) di samping itu terumbu karang mempunyai


nilai yang penting sebagai pendukung dan penyedia bagi perikanan pantai
termasuk di dalamnya sebagai lahan dan tempat budidaya berbagai hasil laut.
Terumbu karang juga dapat berfungsi sebagai daerah rekreasi, baik rekreasi pantai
maupun rekreasi bawah laut lainnya. Terumbu karang juga dapat dimanfaatkan
sebagai sarana penelitian dan pendidikan serta sebagai tempat perlindungan biota-
biota langka. Terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
siklus biologi, kimiawi dan fisik secara global yang mempunyai tingkat
produktivitas yang sangat tinggi. Terumbu karang merupakan sumber bahan
makanan langsung maupun tidak langsung dari sumber obat-obatan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. PKL merupakan kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa,
disusun atas dasar visi dan misi yang termuat dalam tujuan Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, dan merupakan
sebuah kegiatan penelitian bagi mahasiswa guna tercapainya
kedalaman ilmu dan profesionalisme kerja bagi setiap mahasiswa UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. PKL adalah upaya intergratif antara pendidikan keilmuan dan
pengalaman dalam lapangan. Dengan kata lain bahwa, PKL bukan
hanya sekedar pengalaman lapangan bagi mahasiswa, akan tetapi PKL
merupakan konsep intergratif dari teori, praktik, dan penelitian
3. Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ) memiliki tugas utama
melaksanakan pengelolaan Ekosistem kawasan Taman Nasional
Karimunjawa dalam rangka Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
4.2 Saran
Diharapkan ada penyesuaian tempat PKL dengan minat bidang yang
di inginkan mahasiswa, sehingga pemahaman tentang penelitian yang
dikerjakan bisa luas. Terkhusus bagi jurusan dan juga Instansi adalah
sebagai berikut :
1. Jurusan Biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
a. Dapat membantu mahasiswa dalam menentukan tempat PKL
yang memang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
b. Pembekalan dan persiapan PKL agar dapat dilaksanakan lebih
baik khususnya dalam penentuan jadwal awal dan akhir
pelaksanaan PKL.
c. Lebih ditingkatkan ketegasan, keseriusan dan tanggung jawab
jurusan terkait pelaksanaan PKL.
2. Bagi Instansi
a. Adanya pengarahan yang lebih intensif kepada mahasiswa
dalam menyelesaiakan penelitian di Balai Taman Nasional
Karimunjawa (BTNKJ).

Anda mungkin juga menyukai