Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Latar Belakang Cagar Alam Darupono

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KKL

BIODIVERSITAS FLORA DAN FAUNA DI


CAGAR ALAM PAGERWUNUNG DARUPONO

dosen pengampu :
Dr. Nur Kusuma Dewi, M.Si.
Dr. Margareta Rahayuningsih, S.Si, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA (KONSENTRASI BIOLOGI)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

BIODIVERSITAS FLORA DAN FAUNA DI


CAGAR ALAM PAGERWUNUNG DARUPONO

Laporan KKL ini disusun sebagai pertanggungjawaban telah


dilaksanakannya Kuliah Kerja Lapangan di Cagar Alam Pagerwunung Darupono
memenuhi tugas Mata Kuliah Biodiversitas, tahun akademik 2019.

Pada tanggal 20 April 2019,

Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Dr. Nur Kusuma Dewi, M.Si Dr. Margareta Rahayuningsih, S.Si, M.Si
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
limpahan karunia dan nikmatnya sehingga kami semua dapat melaksanakan
Kuliah Kerja Lapangan di Cagar Alam Pagerwunung Darupono dan
menyelesaikan laporan hasil KKL dengan baik. Tidak lupa kami sampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya
kegiatan praktek ini. Kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah


2. Dosen Pengampu Mata Kuliah Biodiversitas

Penyusunan laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas KKL


yang telah kami lakukan pada Hari Sabtu, 20 April 2019 di Cagar Alam
Pagerwunung Darupono, Kabupaten Kendal. Laporan ini berisi tentang Kegiatan
Pengamatan, Perlindungan, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Keragaman Kehati di
Cagar Alam Pagerwunung Darupono. Masih banyak kekurangan dalam laporan
hasil yang telah kami buat, tetapi besar harapan kami bahwa laporan hasil KKL
ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pengelola Cagar
Alam Pagerwunung Darupono untuk kedepannya. Akhir kata, semoga laporan ini
cukup menyampaikan hasil dari proses pembelajaran yang telah kami lakukan
dalam KKL di Cagar Alam Pagerwunung Darupono sebagai salah satu
pengembangan mata kuliah Biodiversitas.

Semarang, 20 April 2019

Tim Penyusun
PENDAHULUAN

Hutan berdasarkan fungsinya menurut Undang-Undang Kehutanan No 41


Tahun 1999 dibagi menjadi hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi.
Hutan konservasi terdiri atas Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pelestarian
Alam (KPA) dan Taman Buru (TB). KSA terdiri atas Cagar Alam (CA) dan
Suaka Margatsatwa (SM). KPA terdiri atas Taman Nasional (TN), Taman Hutan
Raya (Tahura) dan Taman Wisata Alam (TWA). Kawasan Indonesia sampai saat
ini memiliki kawasan konservasi berupa cagar alam darat (termasuk Cagar Alam
Gunung Celering) sebanyak 239 unit dengan total luas 4.330.619,96 har dan 6
unit cagar alam perairan dengan luas sekitar 154.610,10 ha (Kemenhut, 2010).

Cagar alam adalah kawasan hutan yang dilindungi karena memiliki


keunikan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya. Tumbuhan dan satwa dalam
kawasan cagar alam merupakan asli daerah tersebut, tidak didatangkan dari luar.
Perkembangannya dibiarkan alami. Pengelola hanya memastikan hutan tersebut
tidak diganggu oleh aktivitas manusia yang menyebabkan kerusakan.

Salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Kehutanan yang mengelola


kawasan konservasi berupa cagar alam adalah Balai Konservasi Sumber Daya
Alam (BKSDA) Jawa Tengah. BKSDA Jawa Tengah mengelola kawasan
konservasi berupa cagar alam sebanyak 29 buah dengan total luas 2.819,4 ha.

Berdasakan International Union for Conservation of Nature and Natural


Resources (IUCN), cagar alam yang ada di Indonesia merupakan salah satu
kawasan konservasi yang masuk dalam kategori strict nature reserve. Salah satu
kawasan cagar alam lingkup BKSDA Jawa Tengah adalah Cagar Alam
Pagerwunung Darupono lokasi di Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Kendal.

Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan cagar alam sesuai Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : SK. 115/Menhut-II/2004. Luas 33,2oo Ha. Lokasi di
daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 150-175 meter di atas permukaan
laut dan memiliki jenis tanah latosol (inceptisol). Sebagian berupa dataran dengan
topografi yang datar dan sebagian lagi memiliki topografi yang bergelombang dan
agak berbukit. Kawasan konservasi ini berdasarkan klasifikasi Schmidt dan
Fergusson tergolong dalam tipe iklim C. Rata-rata curah hujan 3.092 mm/tahun
dengan suhu rata-rata 280C.

Cagar Alam Pagerwunung Darupono terkenal dengan tanaman pohon Jati


(Tectona grandis) yang berumur tua yaitu hingga puluhan tahun dan memiliki
ukuran besar. Cagar Alam Pagerwunung Darupono awalnya perkebunan jati yang
kemudian diizinkan untuk mengalami proses suksesi sendiri. Daerah ini menjadi
perkebunan jati sekitar tahun 1776-1820. Cagar Alam Pagerwunung Darupono
salah satu koleksinya adalah pohon Jati terbesar dengan lingkar batang mencapai
845 cm ini jati usia tua yaitu 70 tahun. Cagar Alam Pagerwunung Darupono
floranya didominasi oleh Jati (Tectona grandis), Sonokeling (Dalbergia latifolia),
Bendo (Artocarpus elastica), Kelayu, dan Salam (Syzygium polyanthum).
METODE

Anda mungkin juga menyukai