Penyambungan Serat Optik Menggunakan Fussion Splicer
Penyambungan Serat Optik Menggunakan Fussion Splicer
Penyambungan Serat Optik Menggunakan Fussion Splicer
DISUSUN OLEH :
1. Evi Oktaviasari (14101052)
2. Helmi Nurseha (14101057)
3. Indra Nur Rahman (14101058)
I. HASIL DATA
1. Penyambungan Serat Optik
No Jenis Kabel Warna Tube Warna Cladding
1 Loss Tube Atas Tanah Coklat Coklat
Gambar Keterangan
e. Tampilan Monitor
Gambar Keterangan
Dari hasil penyambungan yang
dilakukan maka terlihat dua
core akan tersambung dengan
baik, dan terdapat hasil
redaman pada sisi hasil
monitor maka tandanya proses
peleburan telah selesai.
II. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum komunikasi serat optik unit 2 ini akan membahas tentang
penyambungan serat optik menggunakan fussion spicer. Fusion spicer itu sendiri
adalah alat yang digunakan untuk menyambungkan serat optik. Penyambungan
serat optik yang dilakukan dengan cara melakukan pemanasan pada ujung
sambungan dan menggunakan lelehannya sebagai perekatnya sehingga terbentuk
suatu sambungan kontinu. Metode pada penyambungan fiber optic dapat
dilakukan menjadi 2 yaitu fusion splicing dan mechanical splicing. Pada metode
fusion splicing menggunakan metode fusi yaitu peleburan dua ujung fiber optic
sehingga penyambungannya bersifat permanen, Fusion splicing adalah tindakan
menggabungkan dua fiber optic end-to-end dengan menggunakan panas
elektroda yang sejajar.
Tujuannya adalah untuk memadukan dua fiber bersama-sama sedemikian
rupa sehingga sinar yang melewati serat tersebar atau dipantulkan kembali.
Penggabungan fiber optic menggunakan metode penyambungan fusion splicing
dapat dilakukan menggunakan alat fusion splicer yang merupakan alat yang
digunakan untuk menyambung fiber optic menggunakan teknologi peleburan
batang elektroda sejajar untuk keakuratan pemantulan cahaya sempurna. Teknik
penyambungan kabel fiber optic untuk menyambung 2 core fiber secara
permanen dengan menggunakan panas batang elektroda. Selain fusion splicer,
adapun alat – alat lainnya yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya
adalah stripper dan cleaver. Stripper berfungsi sebagai media untuk memotong
dan mengupas kulit dan daging kabel sedangkan cleaver mempunyai fungsi
untuk memotong core yang kulit kabel optic-nya yang sudah dikupas, agar
diameter core tegak lurus.
Sebelum melakukan proses penyambungan, pertama kupas cladding terlebih
dahulu menggunakan stripper. Setelah cladding dikupas maka bersihkan
cladding menggunakan tisu dan alkohol, kemudian selanjutnya ratakan ujung
sera optik menggunakan cleaver. Selanjutnya kabel serat optik yang sudah di
bersihkan masukan kedalam fusion splicer untuk proses penyambungan. Pada
saat proses penyambungan serat optik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
agar tidak mempengaruhi kualitas sambungannya. Pertama pada saat cladding
dikupas, pastikan bersihkan sisa cladding yang telah dikupas, perhatikan serat
optik jangan sampai tertekuk atau tergores benda apapun, pastikan pada saat
pemotongan core sudah rata dan pada saat peletakkan kabel serat optik pada
fusion splicer lakukan lah dengan hati-hati jangan sampai terbentur dan pastikan
peletakannya pas.
Funsion splicer mempunyai kelebihan dibandingan alat lain yaitu bisa
membuat nilai redaman yang kecil. Untuk menggunakan alat ini ada langkah
yang perlu dilakukan terlebih dahulu seperti melakukan proses pengecekan fiber
optik atau dinamakan arc test. Langkah ini menampilkan bentuk penampang dari
kedua ujung kabel optik yang akan disambungkan, apakah ada keretakan atau
kerusakan lainnya. Apabila tidak ada kerusakan pada penampang kabel, maka
bisa dilajutkan ke proses penyambungan atau automatic splice. Hasil dari
penyambungan pada fusion splicer dapat dilihat dari layar dan akan terlihat
redamannya apakah kualitasnya baik atau jelek. Apabila proses penyambungan
menghasilkan nilai redaman yang tidak sesuai maka proses penyambungan harus
diulangi lagi, hingga mendekati redaman sekecil-kecilnya (dibawah 0.2 dB).
Setelah proses penyambungan selesai, tunggulah beberapa saat untuk
memastikan bahwa alat sudah benar-benar selesai bekerja. Selanjutnya pada saat
mengeluarkan kabel yang sudah tersambung, pastikan kabel tidak tertekuk atau
melengkung, karena hal ini bisa menyebabkan kabel yang sudah tersambung
menjadi putus. Untuk melakukan pengetesan apakah kabel yang telah
disambung tadi sudah berfungsi dengan baik, maka dilakukan pengujian terakhir
yaitu menggunakann Visual Fault Locator. Laser akan dipancarkan ke kabel
fiber optik tersebut dan akan mengikuti serat optik pada kabel serat optik sampai
ke user (end to end). Apabila core tidak bermasalah maka cahaya laser akan
tampak pada ujung kabel satunya dan bisa dikatakan core tersebut dapat
digunakan, maka proses penyambungan telah berhasil dan sukses.
.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
1. Teknik penyambungan serat optik dengan metode penyambungan fusi
(fussion splicer) adalah penyambungan serat optik yang dilakukan dengan
cara melakukan pemanasan pada ujung sambungan dan menggunakan
lelehannya sebagai perekatnya sehingga terbentuk suatu sambungan
kontinu.
2. Nilai kisaran kualitas kabel yang dikatakan baik dalam penyambungan
fiber optik adalah 0 hingga 0,05 dB.
3. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kualitas penyambungan kabel serat
optik, yaitu pengupasan coating, pembersihan serat optik, pemotongan
kabel fiber, dan kualitas bahan serat optik.
2. SARAN
1. Pada saat melakukan pemotongan kabel serat optik harus dilakukan
dengan teliti dan menggunakan glove untuk melindungi tangan dari hal-hal
yang tidak diinginkan.
2. Proses pengupasan atau pemotongan harus dilakukan dengan teliti, karena
sifat kabel yang mudah patah.
3. Pada saat pemotongan dan peletakkan kabel pada fusion splicer harus
dilakukan dengan benar agar tidak menyebabkan redaman pada serat.