Inti Atom
Inti Atom
Inti Atom
PENDAHULUAN
Inti Atom 1
1. Bagaimanakah konsep dasar tentang atom?
2. Bagaimanakah perkembangan tentang teori atom?
3. Bagaimanakah model proton-elektron dari inti atom?
4. Bagaimanakah penemuan tentang neutron?
5. Bagaimanakah model proton-neutron dari inti atom?
BAB II
Inti Atom 2
PEMBAHASAN
Inti Atom 3
seluruhnya pada jumlah elektron yang dimiliki sebuah atom. Isotop-isotop dari sampel dari
unsur tertentu dapat dipisahkan dengan menggunakan sentrifugasi atau spektometer massa.
Jumlah proton dan netron menentukan tipe dari nukleus atau inti atom. Proton dan neutron
hampir memiliki massa yang sama, dan kombinasi jumlah, jumlah massa, rata-rata sama
dengan massa atomik sebuah atom. Kombinasi massa dari elektron sangat kecil secara
perbandingan terhadap massa nukleus, di karenakan berat dari proton dan neutron hampir
2000 kali massa elektron.
Jumlah proton dan netron dalam inti atom saling berhubungan; biasanya dalam
jumlah yang sama, dalam nukleus besar ada beberapa netron lebih. Kedua jumlah tersebut
menentukan jenis nukleus. Proton dan netron memiliki masa yang hampir sama, dan jumlah
dari kedua masa tersebut disebut nomor massa, dan beratnya hampir sama dengan massa
atom (tiap isotop memiliki masa yang unik). Masa dari elektron sangat kecil dan tidak
menyumbang banyak kepada masa atom.
Inti Atom 4
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru. Seperti gambar berikut ini.
Inti Atom 5
Kelebihan dari model atom Thomson adalah sebagai berikut.
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti
atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan dari model atom Thomson adalah sebagai berikut.
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif
dalam bola atom tersebut.
Eksperimen Rutherford pada tahun 1910 dikenal dengan percobaan hamburan
partikel alfa. Partikel alfa yang berasal dari ion He bermuatan positif dari sumber radioaktif
ditembbakkan melalui lempeng/lembaran emas (Au foil) yang sangat tipis. Layar fluresen
ditempatkan di belakang Au foil yang sangat tipis. Layar ini ditempatkan di belakang Au
foil untuk mendeteksi hamburan (scattering) partikel alfa. Partikel alfa adalah partikel
bermuatan positif. Oleh karena itu, pantulan partikel alfa dengan sudut pantul lebih besar
dari 90 hanya mungkin disebabkan adanya tumbukan antara partikel alfa dengan suatu
partikel yang memiliki kerapatan sangat tinggi dan bermuatan sejenis (positif). Akibatnya,
partikel alfa yang menuju kepada partikel itu akan dibelokkan arahnya karena adanya
penolakan muatan yang sama. Gejala ini menurut Rutherford, akibat adanya suatu partikel
yang merupakan inti dari lempeng tipis logam yang dijadikan target. Berikut merupakan
gambaran eksperimen yang dilakukan oleh Rutherford.
Gejala lain yang diamati adalah hanya sebagian kecil dari partikel alfa yang
dipantulkan, umumnya partikel alfa diteruskan. Gejala ini menurutnya, menunjukkan bahwa
bagian terbesar dari atom-atom logam dijadikan tabir merupakan ruang kosong.
Inti Atom 6
partikel-partikel penyusun inti atom adalah proton dan netron. Proton bermuatan
positip dan netron tidak bermuatan (netral).
jumlah muatan listrik proton sama dengan jumlah muatan listrik elektron, hanya
jenisnya yang berlawanan.
dalam tiap atom, jumlah proton sama dengan jumlah elektron, sehingga jumlah
muatan positip sama dengan jumlah muatan negatif. Dengan demikian, atom
bersifat netral.
gaya elektrostatik antara inti dan elektron menghasilkan gaya sentripetal sehingga
elektron terus bergerak mengelilingi inti.
k e2
Besar gaya coulomb: Fc
r2
m v2
Besar gaya sentripetal: Fs
r2
k e2
Sehingga diperoleh: v
mr
Dengan m = massa elektron, e =muatan elektron,
r = jari-jari lintasan, v =kecepatan elektron mengorbit.
Kelebihan model atom Rutherford adalah sebagai berikut.
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilingi inti.
Kelemahan model atom Rutherford adalah sebagai berikut.
Model atom Rutherford tidak dapat menerangkan energi yang dilepaskan dalam
bentuk cahaya, sebab pada setiap kali perputaran elektron dengan percepatan
tetap, elektron kehilangan energi dan akhirnya tertarik ke inti. Perilaku seperti ini
menimbulkan gerakan berbentuk spiral, dan berakhir dengan jatuhnya elektron ke
inti. Pada kenyataanya, atom bersifat mantap dan stabil.
Oleh karena jari-jari semakin kecil maka periode juga makin kecil dan frekuensi
semakin membesar secara kontinu. Hal ini bertentangan dengan spektrum gas
hidrogen yang menghasilkan spektrum garis atau diskrit.
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan
atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini
berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti
atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari
Inti Atom 7
Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai
berikut.
Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam
atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap)
elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga
tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner
lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan
persamaan Planck, ΔE = hv.
Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut
h nh
merupakan kelipatan dari atau , dengan n adalah bilangan bulat dan h
2 2
tetapan Planck.
Inti Atom 8
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu
“Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama
pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada
jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron
disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger. Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau
model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar
berikut ini.
Inti Atom 9
Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk
partikel dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal
1 1 1
v RM 2 2 .
n
f ni
M
dimana RM adalah konstanta Rydberg yang diberikan oleh RM R , yang nilainya
M m
3 1
adalah R 1,097 10 A .
Jika ada isotop nilai R-nya berbeda misalkan unsur Litium dengna A = 6 dan 7 dan
Z = 3 sehingga memiliki R berbeda dan bergantung pada massa inti dan massa elektron.
M1
RM 1 R
M1 m
M2
RM 2 R
M2 m
Untuk kedua isotop secara berturut-turut, maka diperoleh:
Inti
Atom 1
0
mM 1 M 2
RM 1 RM 2 R
M 1 mM 2 m
m M
R R
M 1M 2
Jika ΔM bernilai kecil dan m sangat kecil jika dibandingkan dengan M1 dan M2, jadi
ΔR juga sangat kecil. Hal ini menghasilkan dua transisi yang sesuai dengan panjang
gelombang λ1 dan λ2. Perbedaan λ1 dan λ2 juga bernilai sangat kecil. Garis lurus tunggal,
maka dari itu menjadi garis ganda yang dekat karena adanya dua isotop. Pengaruh dari isotop
pada garis spektrum telah diamati dalam berbagai unsur dengan bantuan spektroskop
beresolusi tinggi.
Struktur yang sangat halus dari garis-garis spectrum tidak bisa dijelaskan dalam
semua kasus yang disebabkan oleh pengaruh isotop. Ditemukan bahwa ada unsur yang tidak
memiliki isotop tetapi memiliki struktur hyperfine atau dengan kata lain kehadiran hyperfine
tidak dioengaruhi oleh isotop sehingga dugaan isotop berkontribusi terhadap pembentukan
struktur hyperfine ini dinyatakan gagal.
Struktur hyperfine dari garis spektral tidak dapat dijelaskan dalam semua kasus yang
disebabkan oleh efek isotopik. Besarnya momentum anguler nuklir diberikan oleh
persamaan:
I I 112 , dimana h
2
h adalah konstanta Planck dan I adalah bilangan bulat atau setengah bilangan bulat
yang menyatakan spin nuklir. Nama spin nuklir untuk I adalah nama khas bilangan kuantum,
dan nilai maksimum dari komponen momentum anguler dalam arah apapun adalah Ih. Inti
yang berbeda baik isotop berbeda dari unsur yang berbeda dapat memiliki nilai I yang
berbeda. Vektor momentum anguler nuklir juga dapat terkuantisasi ruang. Ketika sebuah inti
atom dengan spin I ditempatkan dalam sebuah medan magnetik eksternal, nukleus (2I + 1)
orientasi yang berbeda. Nilai orientasi ini adalah salah satu dari nilai (dalam satuan h) yang
dimiliki oleh vector momentum angular yang diproyeksikan searah medan maknet seperti
berikut
I, I-1, I-2, I-3,………………-(I-2),- (I-1), -I
Vektor momentum anguler nuklir I ditambahkan dengan vektor momentum J dari
elektron dalam sebuah atom akan menghasilkan vektor momentum anguler F yang diberikan
oleh persamaan:
Inti
Atom 1
1
F J I
Jika nilai I dan J diketahui kita bisa memperoleh semua nilai yang mungkin dari F
yang berasal dari kombinasi J dan I (gambar 1a) dan selanjutnya kita dapat memprediksi
jumlah transisi yang mungkin diantara kondisi yang berbeda-beda. Dalam praktek nyata
prosedur sebaliknya yang dipakai. Dengan menghitung jumlah garis, yang akan sama dengan
2I + 1 jika I<J dan sama dengan 2J jika J<1 dan dengan mengetahui nilai dari J.
J F
I
Gambar 1a (Vektor F)
Mungkin dapat diprediksi nilai spin inti, I. Selain metode untuk untuk menghitung
garis struktur hyperfine, metode lain dikembangkan untuk menemukan I. Hasilnya adalah
hubungan tertutup antara I dan nomor massa dari inti atom. Hubungan itu mengimplikasikan
hukum dibawah ini:
Inti atom dengan nomor massa ganjil memiliki spin nuklir setengah dari bilangan
ganjil dan untuk inti atom dengan nomor massa genap memiliki spin nuklir nol
atau bilangan bulat.
Hasil eksperimen yang diberikan di atas mengarah kepada satu dari kelemahan
hipotesis proton electron. Perhatikan kasus, sebagai contoh 7N14 yang memiliki nomor massa
A = 14 dan nomor atom Z = 7. Sesuai dengan hipotesis proton electron, inti dari 7N14 akan
memiliki 14 proton dan 7 elektron dari total 21 partikel. Karena electron dan proton masing-
masing memiliki spin ½, inti 7N14 seharusnya memiliki spin pecahan ganjil, tetapi secara
eksperimental ditemukan memiliki spin bulat (I = 1). Spin yang diprediksi oleh hipotesis
Inti
Atom 1
2
model inti proton-elektron pada akhirnya bertentangan dengan hukum yang sudah
dinyatakan sebelumnya. Ada banyak isotop yang lain yang menunjukan kontradiksi seperti
ini. Beberapa isotop seperti Cd (Z = 8) and pb (Z = 82) memiliki nomor massa ganjil dan
sesuai dengan aturan di atas inti ini seharusnya memiliki spin bulat atau nol; tetapi secara
eksperimen inti ini memiliki spin pecahan ganjil.
b. Momen Magnetik
Momentum sudut (spin) inti dapat ditentukan dalam arah tertentu di samping dengan
analisis struktur hyperfine dari spektrum garis dan spin beberapa bahan isotop. Hasilnya
bahwa spin semua inti dengan massa atom ganjil adalah kelipatan ½ h/2 sehingga inti yang
bernomor genap memiliki spin 0 atau kelipatan ganjil dari h/2 dan biasanya spin inti
disimbulkan dengan I, sebuah momen magnetik dihubungkan dengan spin inti seperti spin
elektron, karena inti juga bermuatan listrik dan rotasi partikel bermuatan membangkitkan
momen magnetik. Partikel bermuatan jika dia bergerak maka akan mengahsilkan momen
magnet.
Besar momen magnet elektron dinyatakan dengan magneton Bohr yaitu:
eh eh erg
B 0,927 x10 20
4me c 2me c gauss
Dimana e adalah energi elektron
me adalah massa elektron
e adalah kecepatan cahaya
erg
Nilai 0,927 x1020 ini disebut magneton Bhor atau momen magnetik elektron,
gauss
jika teori yang sama menghasilkan ini diterima berlaku untuk proton, seharusnya proton
yang bermassa 1836 kali massa elektron akan memiliki momen magnetik sebesar momen
magnet elektron atau
eh erg
N B 5,05 x10 24
4m p c 1836 gauss
Dimana mp adalah massa proton, N adalah magneton nuklir dan nilai ini disebut
momen magnetik nuklir. Jika elektron berada di dalam inti, maka dia memiliki momen
magnet yang besarnya sama dengan magneton Bohr. Tetapi pada hasil eksperimen, momen
magnet inti jauh lebih kecil dari magneton Bohr, sehingga dipandang dari konsep momen
magnet, maka elektron yang berada dalam inti diragukan.
Inti
Atom 1
3
Momen magnetik dari inti atom diberikan oleh persamaan:
e
I g I I ( I 1)
2m p c
dimana g I adalah faktor g nuklir. Rasio dari momen magnetik nuklir dalam hal ini adalah
magneton nuklir terhadap momentum anguler nuklir dinamakan rasio gyromagnetik dengan
persamaan matematis yaitu:
e
g I Ih
2m p c e
I gI
Ih 2m p c
Jika momen magnet inti diberikan medan magnet maka akan berubah memiliki
sejumlah energi:
eh
U g1 m I H
4m p c
Dari eksperimen diperoleh nilai rata-rata momen magnet sebesar:
eh
1 mI I
g1 I H
4m p c
Ketika inti atom diberi medan maka dihasilkan struktur hyperfine, kemudian
dilakukan pemisahan sturktur hiperfine dan menghasilkan panjang gelombang, Δλ
=1/100000.
c. Mekanika Gelombang
Dari sudut pandang mekanika gelombang, panjang gelombang sebuah elektron
diberikan oleh persamaan de Broglie, yaitu:
h h
p me v
dimana p, me, dan v berturut-turut adalah momentum, massa elektron, dan kecepatan
elektron.
Secara logika, jika elektron berada dalam inti, dia akan memilki dimensi yang lebih
kecil atau akan sama dengan dimensi inti. Dimensi inti = 2R, maka elektron juga harus
memiliki dimensi 2R atau sama dengan 1,2 x 10-12 cm. Tetapi dalam eksperimen mekanika
gelombang dieroleh tidak sama. Berdasarkan hubungan dimensi ketidakpastian adalah:
Δx Δp ≥ h
Inti
Atom 1
4
Di mana Δx dan Δp adalah ketidakpastian posisi dan momentum pada elektron. Karena jari-
jari untuk inti yang tipis dengan nomor massa 200 adalah 0,6 x 10-12 cm. Momentum
elektronnya adalah:
h 6.6 10 27erg sec erg sec
Δp ~ 5.5 10 15
x 1.2 10 12c cm
Dari beberapa dugaan, di peroleh energi elektron E dengan menggunakan hubungan:
E 2 p 2 c 2 m02 c 4
Di mana m0c2 adalah massa energi pada elektron. Diasumsikan bahwa momentum p tidak
lebih besar dari Δp.
E2 = (5.5 x 10-15)2 (3 x 10-10)2 + (9.1 x 10-28)2 (3 x 1010)
16.5 10 5 6.6 10 erg
2 13 2
2.7 10 8 6.5 10 erg
13 2
Sehingga energi elektron yang berada dalam inti dengan asumsi momentum tidak lebih dari
Δp adalah
1.65 10 4 erg
E = 1.65 10 4
erg 12
10.5 10 7 ev
1.6 10 erg / ev
E = 105 Mev
Namun, seharusnya dari hasil percobaan yang didapat, energi elektron berada pada 2-3 Mev.
Sehingga konsep ini masih diragukan karena tidak sesuai dengan percobaan.
Dari keseluruhan konsep-konsep ini membuktikan bahwa elektron harus keluar dari
inti, atau tidak ada dalam inti, sehingga hipotesis proton-elektron tersebut gagal.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pemaparan di atas adalah bahwa ketiga argument
di atas yaitu momentum anguler inti, momen magnetik, dan mekanika gelombang
menyatakan bahwa model proton-elektro tidak benar. Elektron harus eksis hanya pada
bagian luar inti atom. Sanggahan terakhir terhadap hipotesis proton elektron datang dari
penemuan neutron oleh Chadwick. Hal ini penting karena penemuan neutron merupakan
point penting menuju penemuan neutron yang lebih mendetail lagi, karena penemuan ini
memimpin kemunculan model inti atom dari poton-neutron.
Inti
Atom 1
5
2.4 Penemuan Neutron
Indikasi pertama tentang keberadaan neutron ditemukan oleh Rutherford pada tahun
1920. Menurut pendapat Rutherford, neutron disusun oleh sebuah poton dan sebuah elektron
dalam kombinasi tertutup. Rangkaian eksperimen yang memimpin menuju penemuan
neutron dilakukan oleh Chadwick pada tahun 1932.
Lebih lanjut, ditunjukkan oleh W. Bothe dan H. Becker pada tahun 1930 bahwa
beberapa unsur-unsur memancarkan cahaya seperti unsure beryllium dan boron, ketika
ditembakkan dengan partikel alfa yang berasal darisumber radioaktif alam seperti polonium,
memancarkan radiasi dengan daya tembus yang besar terhadap suatu bahan. Lebih lanjut
observasi terhadap radiasi ini, diperoleh bahwa:
dapat menembus material berupa lapisan yang tebal.
tidak mengalami ionisasi
radiasi tidak dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet.
tidak meninggalkan bekas dalam cloud chamber (kamar kabut)
memiliki energi foton yang tinggi.
Jika partikel alpha dari polonium, misalnya yang memiliki energi kinetik K yang
sama dengan 5,3 Mev, akan memunculkan persamaan reaksi berikut.
4 Be 9 2
He 4 K 3 6
C 13 6 C 13 hv
Dari reaksi diatas dapat dijelaskan bahwa penembakan partikel alpha terhadap
6 C 13
bereluim akan menghasilkan dan melepskan energi sebesar hv.
Energi tersebut dapat dihitung dengan formula:
E mc 2
6 C 13
Energi yang dilepas dari partikel anak diperkirakan 2 MeV maka energi
maksimum dari reaksi tersebut adalah 14 MeV. Untuk menentukan energi radiasinya dapat
dilakukan dengan formula:
E sebelm E sesudah
MBe C 2 KnC mC 2 K M c C 2 KC hv
( MBe M Mc )C 2 K Kc hv
(9,01505 4,00387 13,00748) X 931,4MeV 5,3MeV 2MeV hv
(10,7 MeV ) 5,3MeV 2MeV hv
14MeV hv
Inti
Atom 1
6
Energi tersebut tidak sesuai dengan yang dimiliki proton sehingga ia beranggapan
ada sesuatu yang bukan proton. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil dari peluruhan dari unsur
radioaktif alam yang memiliki energi tinggi akan memancarkan sinar gamma bukan radiasi
sinar α. Sehingga eksperimen Bhote dan Becker gagal.
Apabila radiasi yang tidak diketahui diasumsikan sebagai sebuah foton yang
memiliki energi tinggi, kemudian bertumbukan dapat diperlakukan sama seperti tumbukan
Compton antara sebuah foton dan sebuah inti. Jika pada mulanya foton memiliki energi
sebesar h , maka energi h ' yaitu energi hamburan yang dimiliki oleh foton setelah
mengalami tumbukan dengan inti yang bermassa m adalah:
h
h '
h
1 1 cos
mc 2
Dimana, adalah sudut antara hamburan foton dengan arah mula-mula dari foton
tersebut. Oleh karena itu, energi yang dimiliki oleh inti setelah hamburan diberikan oleh
persamaan:
1
h h h 1
'
h
1 1 cos
mc 2
Nilai maksimum energi partikel hasil akan diperolah apabila sudut hamburan adalah
cos 180 sehingga cos 1 , dan
2
h h h
'
mc 2
2
h
Hipotesis Tentang Neutron. Untuk menentukan massa neutron dapat diperoleh dengan
menggabungkan konsep hukum kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum.
Hukum kekekalan energi kinetik:
1 1 1
m1u 2 m1u12 m2 u 22 ............1
2 2 2
Hukum kekekalan momentum:
m1u m1u1 m2u2 ............2
Dengan mengeliminasi u1 dari kedua persamaan, maka diperoleh:
Inti
Atom 1
7
2m1
u2 u ..........3
m1 m2
Kita gunakan persamaan (3) untuk kasus hidrogren dan nitrogen, maka akan diperoleh
kecepatan maksimum u p dan u N berturut-turut adalah:
2m
up u ..........4
m 1
dan
2m
uN u ..........5
m 14
dimana m adalah massa neutron, massa proton dan neutron diambil berturut-turut adalah 1
amu dan 14 amu. Dengan membagi persamaan (4) dengan persamaan (5), maka diperoleh:
m 14 u p 3,3 10
9 cm
Inti
Atom 1
8
Model proton-elektron dapat menjelaskan semua kesulitan yang tidak dapat
dijelaskan oleh model proton-elektron. Pertama, oleh karena di dalam inti atom hanya ada
A partikel, setiap partikel memiliki blangan spin nuklir sebesar 1 , prediksi teoritik ini
2
sejalan dengan hasil eksperimen. Inti atom dengan nomor massa yang ganjil memiliki spin
nuklir 1 dari bilangan ganjil. Sedangkan untuk nomor massa genap memiliki spin nuklir
2
bilagan bulat. Contohnya pada kasus 7 N 14 , maka sesuai dengan model proron –neutron
jumlah nukleon adalah 14, 7 proton, dan 7 neutron. Unsur 7 N 14 memiliki spin nuklir bulat
positif yang sesuai dengan hasil eksperimen yaitu I = 1. Kedua, sesuai dengan model proton-
neutron, bahwa tidak ada elektron yang terdapat di dalam inti atom, oleh karena itu tidak
diharapkan momen magnetik dari inti atom akan menjadi magneton Bhor. Hal ini disetujui
karena sesuai dengan nilai eksperimental dari I . Terakhir, sejak massa neutron
pendekatannya sama dengan massa proton, hal ini mungkin untuk neutron berada pada inti
atom, sesuai dengan prinsip ketidakpastian.
Ada satu pertanyaan penting yang masih belum bisa dijawab. Proton, dengan muatan
positif, menolak satu sama lain dan mereka mencoba untuk mengganggu inti atom. Hal ini
diasumsikan bahwa beberapa tipe gaya nuklir memegang proton, hal ini juga berlaku sama
terhadap neutron. Sebuah inti atom (nuklir) terdiri dari proton dan neutron yang saling terikat
sangat kuat. Gaya elektromagnet yang menyebabkan semacam arus (muatan), mencegah
proton membentuk ikatan tanpa neutron (gaya elektromagnetik tersebut akan
menghancurkan inti nuklir semacam itu yang dinamakan ikatan tanpa neutron). Ketika
neutron dan proton berada dalam jarak yang sangat dekat, mereka ditahan oleh gaya nuklir
kuat. Gaya nuklir kuat ini sangat kuat bila dibandingkan dengan gaya gravitasi atau dengan
gaya elektromagnet, akan tetapi karena gaya nuklir kuat ini hanya bekerja dalam jarak yang
sangat pendek (berlawanan dengan gaya gravitasi dan elektromagnet yang mempunyai
jangkauan tak terhingga) kita tidak dapat merasakannya dalam kehidupan sehari hari.
Inti
Atom 1
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Menurut teori yang dikemukakan oleh Democritus, suatu benda dapat dibagi menjadi
bagian-bagian yang sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagi yang disebut
atom. Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos” yang berarti “tidak dapat
dibagi”.
2. Teori atom mengalamai perkembangan yang sangat pesat dimulai dari Dalton,
Thomson, Rutherford, Bohr, hingga model atom modern.
3. Model proton elektron meyakini secara umum bahwa inti atom disusun oleh proton dan
elektron. Sebuah atom tersusun atas A prorton dan A-Z elektron. Model proton elektron
tidak dapat bertahan lama karena tidak mampu menjelaskan beberapa fakta
ekperimental baru yang bisa dipercaya keakuratannya.
4. Indikasi pertama tentang keberadaan neutron ditemukan oleh Rutherford yaitu bahwa
neutron disusun oleh sebuah poton dan sebuah elektron dalam kombinasi tertutup.
Rangkaian eksperimen yang memimpin menuju penemuan neutron dilakukan oleh
Chadwick pada tahun 1932.
5. Model proton-elektron dapat menjelaskan semua kesulitan yang tidak dapat dijelaskan
oleh model proton-elektron sehingga dapat diterima oleh para pakar Fisika. Teori ini
pada intinya neutron adalah unsur pokok dari semua material. Semua inti atom tersusun
atas proton dan neutron, dengan tidak ada elektron yang berada pada inti atom.
3.2 Saran
1. Ilmu dan teknologi tentang atom hendaknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
untuk menunjang kehidupan manusia di dunia ini.
2. Kita sebagai penerus di bidang Fisika jangan pernah sampai melupakan perjuangan
para Fisikawan terdahulu tentang atom, lokal meskipun sekarang sudah memasuki
zaman global.
3. Ilmu dan teknologi dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, bukan untuk saling
menghancurkan.
Inti
Atom 2
0