Bimbingan Bina Pribadi Dan Sosial Dalam Menumbuhkan: Character Strength Anak Tunalaras Di SLB E Bhina
Bimbingan Bina Pribadi Dan Sosial Dalam Menumbuhkan: Character Strength Anak Tunalaras Di SLB E Bhina
Bimbingan Bina Pribadi Dan Sosial Dalam Menumbuhkan: Character Strength Anak Tunalaras Di SLB E Bhina
SKRIPSI
Oleh:
ERIN WIDYAWATI
NIM. 14.12.2.1.126
SKRIPSI
Diajukan Kepada Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Oleh:
ERIN WIDYAWATI
NIM. 14.12.2.1.126
Dengan penuh rasa syukur, maka penulisan karya ini saya persembahkan
kepada:
Kedua orang tua, Bapak Sutono dan Ibu Sri Wahyuni tercinta yang selalu
mendukung dan mengiringi do’a di setiap langkah dan harapku.
Kakak kandung, Era Priyono dan kakak ipar, Amin Asih Y yang selalu
mendo’akan kebaikan untukku.
Keponakanku tersayang.
Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu mendo’akan, memberikan semangat,
dan menemani perjalananku selama ini.
Almamater Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
MOTTO
All things are good as they come out of the hands of Their Creator, but
everything-degenerates in the hands of man.
J.J. Rousseau
Orang tua hanya dapat memberikan nasehat yang baik atau menempatkan anak
mereka di jalan yang benar. Pembentukan akhir karakter seseorang terletak di
tangan mereka sendiri.
Anne Frank
ABSTRAK
Kata kunci: Bimbingan Bina Pribadi dan Sosial, Anak Tunalaras, Character
Strength
ABSTRACT
Personal and social building guidance is compensator learning toward the child
with special needs of type emotional and behavioral disorder. Personal and social
building guidance intended for helping children to solve their personal and social
problem. Through this program the students are expected be able to recognize
theirselves completely. The objective of this research are to understand and describe
how personal and social building guidance conducted in developing character
strength for emotional and behavioral children disorder at SLB E Bhina Putra
Surakarta.
This research used descriptive qualitative, the researcher observed, collected and
analyzed the data as well as in the range and concluded. The subject of this research
are the headmaster of SLB E Bhina Putra Surakarta, a governess teacher and a
homeroom. Technique of collecting data are used interview, observation, and
documentation. Technique of analyzing data are used data reduction, data display
and conclude it. Technique of data validation used triangulation.
The result of this reseach showed that the process of personal and social building
guidance conducted in a group or individual. The process was held everyday. The
children provided material and counsel for optimizing their capability, accepting
their lifeline and socializing as well as actualization in society. In the process of
personal and social building guidance at SLB E Bhina Putra Surakarta conducted
by stakeholder such as the teacher, headmaster, staff employee, parent and their
family. This case emphasis on an effective final outcome.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya serta memberikan kekuatan, ketabahan dan kemudahan berpikir
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Bimbingan Bina
Pribadi dan Sosial dalam Menumbuhkan Character Strength Anak Tunalaras
di SLB E Bhina Putera Surakarta”. Penyusunan skripsi ini disusun dan diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sosial
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Maka dari itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Mudhofir, S.Ag., M.Pd. selaku Rektor IAIN Surakarta.
2. Bapak Dr. Imam Mujahid, S.Ag., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
3. Bapak Drs. H. Ahmad Hudaya, M.Ag. selaku selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta serta pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam proses penyusunan skripsi hingga selesai.
4. Bapak Supandi, S.Ag., M.Ag. selaku ketua Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
5. Bapak Dr. H. Kholilurrohman, M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan
Konseling Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
6. Bapak Budi Santosa, S.Psi., M.A. dan Bapak Agus Sriyanto, S.Sos., M.Si. serta
Bapak Angga Eka Yudi Wibowo, M.Pd.I selaku Dewan Penguji yang telah
banyak memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga menjadikan
skripsi ini layak sebagai mana mestinya.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah yang telah memberikan bekal
ilmu kepada peneliti selama kuliah.
8. Staf Fakultas Ushuluddin dan Dakwah yang telah memberikan pelayanan yang
prima.
9. Bapak Edy Suparno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah Luar Biasa E Bhina Putera
Surakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melaksanakan
penelitian di SLB E Bhina Putera Surakarta.
10. Segenap guru, siswa dan karyawan SLB E Bhina Putera Surakarta yang telah
memberikan informasi dan respon baik selama proses penelitian berlangsung.
11. Kedua orang tuaku dan keluargaku yang selalu mendo’akan untuk kebaikanku,
selalu memberikan kasih sayang dan dukungan yang tidak pernah surut, baik
dari segi materi maupun non materi selama menempuh studi hingga penulisan
skripsi ini terselesaikan.
12. Sahabat-sahabatku yang selalu mendo’akan, mensupport dan membantuku
dalam keadaan apapun, Ratna Indiana Wati, Umi Badriyah, Mar’atun Sholihah,
Ummu Salamah, Maya Kartika, Ratih Purwati, Nur Layli Sabilla D, Arif
Setiyawan, Lidya Lestari N, Anisa Priatin N, Ayuk Ida R, Tomi Hardianto dan
Kalisna Arum H.
13. Teman-teman terbaikku, Arif Setiyawan, Rini Khusnul K, Eriza Damayanti,
Dini Kholisna, Dewi Rima, Rahma R Amalia, Mawar Rizky dan semua yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
14. Teman-teman KKN Hok A Hok E Desa Pojok 134 tahun 2017, Muhammad
Amin, Wahyu Hidayat, Umi Badriyah, Lidya Lestari N., Ayu Ida R., Dewi
Maisaroh, Fatika Wardani, Rachel Linda S.
15. Teman-teman BKID 2014 yang telah memberikan pengalaman tak terlupakan
selama menempuh studi.
16. Seluruh teman-teman seperjuangan program studi Bimbingan Konseling Islam
angkatan 2014 yang selama ini telah memberikan berbagai masukan, bantuan
serta kebersamaan yang sangat berarti selama menempuh studi.
17. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis baik menyumbangkan pemikiran, doa, dan motivasi hingga
skripsi ini terselesaikan.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan dari berbagai
pihak dapat menjadi bekal menjalani hidup ke depan. Saran dan kritik sangatlah
penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan bagi penulis khususnya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, 2018
Penulis,
Erin Widyawati
NIM 141221126
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
NOTA PEMBIMBING .................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
PERSEMBAHAN............................................................................................ v
MOTTO .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 11
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 12
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 12
A. Kesimpulan ........................................................................................ 72
B. Keterbatasan Penelitian....................................................................... 73
C. Saran .................................................................................................. 73
1. Anak Tunalaras SLB E Bhina Putera Surakarta ......................... 73
2. Wali Kelas..................................................................................... 73
3. SLB E Bhina Putera Surakarta..................................................... 73
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Anak juga disebut sebagai aset
yang berharga dan harus dijaga sebagai penerus bangsa di kemudian hari.
bantuan khusus dari keluarga sebagi inti dari masyarakat dan sebagai
tunalaras, yakni:
(1) tingkah laku yang sangat ekstrim dan bukan hanya berbeda
dengan tingkah laku anak lainnya, (2) suatu problem emosi dan
perilaku yang kronis yang tidak meuncul secara langsung, (3)
tingkah laku yang tidak diharapkan oleh lingkungan karena
bertentangan dengan harapan sosial dan kultural.
penyesuaian diri dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma-norma
hubungan baik dengan orang lain. Hal ini disebabkan karena anak tunalaras
yang diberikan anak tunalaras sebagai akibat dari perlakuan orang lain ini
(2015: 220-221)
internal dan juga eksternal. Dimana hal itu juga bisa disebabkan oleh
lingkungan yang benar-benar kontras dengan sifat dan juga pendidikan sang
itu gangguan emosi dan perilaku yang muncul bukannya teratasi, namun
justru menjadi tambah kuat. Apabila respon masyarakat tetap negatif, maka
sebab akibat antara gangguan ini dan respon masyarakat yang negatif akan
beban berat bagi orang tua baik secara fisik maupun mental. Beban tersebut
membuat reaksi emosional didalam diri orang tua. Orang tua dituntut untuk
anak yang berkebutuhan khusus. Lebih banyak waktu dan perhatian yang
harus diberikan kepada anak tersebut. Oleh karena itu, keluarga mempunyai
negara yang beradab (Syarbini, 2014: 22). Mengingat anak adalah amanah
yang Allah titipkan kepada setiap orang tua untuk dididik dan diasuh dengan
sudah seharusnya menjadi perhatian, agar setiap anak dapat menikmati hak-
pendidikan yang layak. Hal ini dikarenakan pendidikan adalah aset negara
dan pendidikan harus menjadi tugas negara. Begitu juga dengan anak yang
biasa dan pendidikan luar biasa”. Salah satu peserta didik yang menyandang
anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan atau hembatan emosi
adalah untuk membantu anak didik penyandang perilaku sosial dan emosi,
sekolah reguler serta Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian tunalaras tanpa
pendidikan bagi anak tuna atau cacat. Negara kita telah memiliki Sekolah
351 orang. Adapun jumlah Sekolah Luar Biasa bagian tunalaras terdapat 12
unit (Putranto, 2015:222). Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus
komponen yang harus disikapi antara lain adalah proses pembelajaran yang
pengelolaan kelas yang tepat. Menurut Astuti (2014: 119) kurikulum untuk
bina pribadi dan sosial atau pengembangan perilaku pribadi dan sosial).
yang ditandai dengan perbuatan menyimpang dari norma agama dan hukum.
kognitif, kepribadian dan sosial anak. Yang mana pada segi kognitif anak
Secara psikofisis (fisik dan kejiwaannya) anak tunalaras memiliki cara yang
bimbingan bina pribadi dan sosial. Bimbingan bina pribadi dan sosial ini
guna layanan tepat sasaran dan kebutuhan. Melalui program bimbingan bina
pribadi dan sosial ini diharapkan siswa (anak tunalaras) mampu mengenali
dirinya seutuhnya, selain itu layanan ini bertujuan membantu siswa dalam
berbuat selaku satu pribadi yang utuh dan (4) mampu mengembangkan
keterampilan dasar sesuai dengan bakat dan minat, sehingga siap terjun ke
masyarakat.
pendidikan dan masyarakat yang heterogen (Irham & Novan, 2014: 150).
Oleh sebab itu, pandangan yang mendasari bimbingan bina pribadi dan
terefleksi dalam pikiran, perasaan dan tingkah laku. Selain itu, kekuatan
diri (baik diri sendiri maupun orang lain), petunjuk untuk menjalani hidup,
kaya dan suportif, dihargai dan menghargai orang lain, kepuasan kerja,
hanya untuk anak yang normal tetapi juga anak yang berkebutuhan khusus
seperti anak tunalaras. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk
Pada intinya bimbingan bina pribadi dan sosial membantu para anak
tunalaras menumbuhkan kekuatan karakter serta membantu mereka untuk
B. Identifikasi Masalah
teridentifikasi, diantaranya:
perilaku (tunalaras).
sekitar.
sekitarnya.
5. Kekuatan karakter adalah hal yang penting bagi setiap individu dalam
tidak hanya untuk anak yang normal tetapi juga anak yang berkebutuhan
C. Pembatasan Masalah
ini, penulis akan memberikan batasan masalah yang akan dikaji yaitu pada
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Putera Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
penelitian ini.
A. Anak Tunalaras
dari kata “tuna” yang berarti kurang dan “laras” yang berarti sesuai. Jadi
tunalaras dapat diartikan sebagai tingkah laku yang tidak sesuai dengan
masyarakat.
berlaku di masyarakat.
memiliki gangguan emosi dan tingkah laku yang ekstrim serta memiliki
(2015: 221) ada dua. Yang pertama, faktor internal, adalah faktor-faktor
dan sekolah.
1) Faktor Internal
tuntutan sekolah
b) Adanya gangguan atau kerusakan pada otak (brain damage)
2) Faktor Eksternal
diharapkan, serta
1) Keturunan
2) Faktor Psikologis
kejiwaan.
3) Faktor Biologis
4) Faktor Psikososial
5) Lingkungan Keluarga
6) Lingkungan Sekolah
7) Lingkungan Masyarakat
Standar perilaku dan nilai yang menjadi acuan tindakan yang tidak
faktor yang menyebabkan anak tunalaras ada dua, yaitu faktor yang
berkaitan dengan individu itu sendiri (faktor internal) dan faktor yang
diantara mereka juga menjadi tertekan tanpa alasan yang jelas (Hallahan
neurotic).
sebagai berikut:
(gang).
1) Gangguan Perilaku
2) Gangguan Emosi
keputusan.
belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
khusus tipe tunalaras atau anak yang mengalami gangguan emosi dan
Program Bina Pribadi dan Sosial SDLB dan SMPLB Tunalaras (2007),
Kompetensi Dasar Program Bina Pribadi dan Sosial SDLB dan SMPLB
utuh.
perilaku siswa.
tersebut.
pengganti.
besar yang melibatkan warga kelas, tim guru lain, kepala sekolah,
staff karyawan dan juga orang tua siswa. Seluruh pihak yang terlibat
perilaku positif.
1) Prinsip Individual
ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas kelakuan, bakat dan minat.
berbeda.
2) Prinsip Partisipasi
sendiri.
3) Prinsip Kerahasiaan
4) Prinsip Menerima
tanggung jawab.
5) Prinsip Disiplin
1) Jujur
2) Tanggung jawab
3) Disiplin
4) Sopan-santun
6) Kerjasama
7) Kepemimpinan
8) Percaya diri
9) Penguasaan diri
3. Character Strength
dan tingkah laku. Karakter yang baik adalah kualitas dari individu yang
membuat individu dipandang baik secara moral (Park & Peterson, 2009).
keduanya berbeda (Walker & Pitts, 1998 dalam Alex & Joseph, 2004).
b) Keingintahuan (Curiosity)
tantangan.
e) Perspektif (Perspective)
yang kuat untuk mencapai suatu tujuan. Keteguhan hati terdiri dari
a) Keberanian (Bravery)
pandangannya sendiri.
b) Ketekunan (Persistence)
c) Integritas (Integrity)
kepura-puraan.
d) Vitalitas (Vitality)
stressor.
karakter, yaitu:
a) Cinta (Love)
secara sukarela.
dengan diri sendiri dan orang lain. Dalam hal ini individu
mampu memberi respon yang baik dan tepat pada orang lain.
4) Keadilan (Justice)
kelompok.
masing-masing.
c) Kepemimpinan (Leadership)
c) Kebijaksanaan (Prudence)
masyarakat.
6) Transendensi (Transcendence)
b) Bersyukur (Gratitude)
menyadari dan bersyukur atas segala hal yang telah terjadi dalam
rasa syukur.
c) Harapan (Hope)
d) Humor (Humor)
e) Spiritualitas (Spirituality)
tentang adanya sesuatu yang lebih besar dari alam semesta ini.
nilai yang bersumber dari agama, budaya dan falsafah bangsa (Syarbini,
agama lain.
agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang
i) Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya
k) Cinta tanah air, yaitu cara berpikir, bersikap dan beruat yang
politik bangsa.
q) Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
perbedaan.
0.713 dengan taraf signifikan (p) sebesar 0.000 (p<0.01). Dari hasil
yang ditulis oleh Irfan Fahmi dan Zulmi Ramdani, UIN Sunan Gunung
dan Spiritualitas.
C. Kerangka Berfikir
sangat mendorong individu yang memiliki karakter baik agar lebih bisa
bahagia.
2011: 80).
Anak tunalaras: gangguan emosi, perilaku, akademik
Character strength:
A. Jenis Penelitian
hand dari peneliti yang langsung berproses, latar yang akan diteliti
1999:44).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
pernah suatu penelitian dengan tema yang diambil peneliti. Selain itu
objek penelitian ini adalah bimbingan bina pribadi dan sosial dalam
Surakarta.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
dan sosial.
2. Wawancara
3. Dokumentasi
subjektif. Jika disepakati oleh beberapa atau banyak orang barulah dapat
2007: 178). Tujuan triangulasi ini adalah mengecek kebenaran data yang
diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada
adalah dengan:
polanya terhadap isi dari suatu data yang berasal dari lapangan.
yang tepat.
2002.
permohonan lokasi SLB E Bhina Putera. Maka sejak tahun 1989 YPAN
dipindahkan ke jalan Bibis Baru No. 03 Cengklik, Kelurahan Nusukan,
letak sekolahan ini kurang strategis, hal ini disebabkan karena posisi
sebelah barat adalah tanah lapang dan STM Tunas Pembangunan dan di
sisi sebelah utara adalah SDN Bibis Baru I dan II Surakarta. Luas tanah
SLB E Bhina Putera Surakarta adalah 5.026 m2, status tanah adalah Hak
3258 tahun 1981. Sejak tahun 1986 YPAN telah dipindahkan ke jalan
sebagai berikut:
Pembina:
a. H. Soedarno
b. H. Soemardi
Ketua:
b. M. Hajar Dewanto, SH
Sekretaris
Bendahara
a. Wardiningsih, S.Pd
b. Praptini, S.Pd
Pengawas
a. Suyanto, S.Pd
a. Visi
b. Misi
bakat dan minat untuk hidup mandiri sebagai bekal hidup dimasa
depan.
Agustus 2018).
B. Hasil Temuan Penelitian
Konseling)
Konseling)
Konseling)
7 Wardiningsih, S.Pd PLB (Pendidikan Sertifikat
Konseling)
Konseling)
S.Pd
Luar Biasa)
Luar Biasa)
17 Shodiq, S.Pd PPB (Psikologi
Pendidikan dan
Konseling
dengan rasa ikhlas dan penuh tanggung jawab. Seperti seluruh guru di
bantuan berupa bimbingan setiap kali ada masalah pada anak tunalaras.
a. Assesmen Awal
tersebut.
(W3N3).
1) Waktu Pelaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, waktu pelaksanaan
oleh pembimbing dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari senin
kebutuhan si anak.
sosial dilakukan setiap hari senin dan jum’at. Tapi kalau secara
a) Jujur
b) Tanggung jawab
c) Disiplin
d) Sopan-santun
f) Kerjasama
g) Kepemimpinan
h) Percaya diri
i) Penguasaan diri
j) Penyalahgunaan narkoba
k) Pendidikan agama
l) Penampilan diri
m) Gotong royong
berikut (W2N2):
merasa nyaman
atau petugas yang telah terjadwal setiap hari senin dan kamis.
5) Kegiatan ekstrakurikuler
selaras.
C. Pembahasan
bimbingan bina pribadi dan sosial dilakukan oleh guru kelas atau guru
bidang study. Pada dasarnya peran guru kelas atau guru bidang study
pribadi dan sosial. Dan faktanya, pembimbing yang ada di SLB E Bhina
telah terprogram.
agama islam dan 1 orang dari pendidikan psikologi), hanya ada 2 (dua)
SDM yang ada di SLB E Bhina Putera Surakarta sudah memadai dan
berjumlah 22 anak.
2. Proses
staff karyawan maupun orang tua siswa serta keluarga. Mengingat anak
tunalaras ada yang mengalami hambatan menalar dan ada juga yang
dengan kondisi anak. Adapun media yang diberikan pada anak tunalaras
antara lain upacara, dimana kegiatan ini sejalan dengan kebajikan dalam
di atas. Selain itu, bimbingan bina pribadi dan sosial juga dapat
untuk menuangkan isi hatinya dalam sebuah karangan secara bebas. Ini
bisa digunakan sebagai terapi maupun hasil karya untuk dinilai (W2N2).
Pendidikan Dasar (2014: 7), proses bimbingan bina pribadi dan sosial
A. Kesimpulan
yang dilakukan dengan cara reguler, terintegrasi dan prioritas sesuai dengan
kebutuhan anak. Dengan jumlah SDM yang sebagian besar memiliki latar
digunakan dalam proses bimbingan bina pribadi dan sosial antara lain,
juga mengakui bahwa peneliti belum bisa menyesuaikan teori yang ada
C. Saran
untuk selalu patuh kepada guru, orang tua maupun masyarakat. Teruslah
dan rintanagannya, semua akan indah pada waktunya dan jadilah dirimu
2. Bagi guru kelas atau guru bidang study berikan yang terbaik. Setiap
lagi sarana dan prasarana yang dimiliki guna menunjang aktivitas dan
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarna, Samad, Sukarja Taska. 2013. Bina Pribadi dan Sosial Anak
Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Luxima Metro Media
7. Siapa saja yang berperan dalam proses bimbingan bina pribadi dan
sosial?
tunalaras?
7. Apa yang Anda ketahui mengenai bimbingan bina pribadi dan sosial?
8. Siapa saja yang berperan dalam proses bimbingan bina pribadi dan
sosial?
9. Mengapa perlu dilaksanakan bimbingan bina pribadi dan sosial?
13. Apakah selama ini proses bimbingan BPS berjalan secara efektif?
tunalaras?
7. Apa yang Anda ketahui mengenai bimbingan bina pribadi dan sosial?
8. Siapa saja yang berperan dalam proses bimbingan bina pribadi dan
sosial?
(W1N1)
keributan mbak.
tunalaras?
Narasumber : ada mbak, program yang ada disini ada tiga, yaitu
sosial?
sekolah.
Narasumber : untuk pelaksanannya setiap hari senin dan hari jum’at mbak.
sosial?
berjama’ah setiap hari mbak, dan di hari senin dan kamis itu
kedisiplinan mereka.
Narasumber : iya mbak, seperti yang sudah dijelaskan tadi, bahwa tujuan
(W2N2)
Saat sedang mengetik pada jam istirahat, sekitar pukul 09.00 WIB,
anak tunalaras?
Narasumber : oh iya tidak apa-apa mbak, menurut saya anak tunalaras itu
anak tunalaras?
Narasumber : salah satunya mbak, saya sebagai salah satu guru disini,
dan sosial?
dihadapi.
Peneliti : Siapa saja yang berperan dalam proses bimbingan bina
Narasumber : semua pihak ikut berperan mbak, karena disini kan meng-
serta orang tua siswa juga diajak agar berjalan dengan efektif.
sosial?
sosial?
Narasumber : seperti yang sudah dijelaskan tadi mbak, jadi kita meng-
jujur seperti itu mbak. Selain itu juga bisa dimasukkan dalam
efektif?
Narasumber : sudah efektif mbak, karena dilakukan oleh semua pihak dan
Narasumber : ooh bisa mbak, setelah adanya bimbingan bina pribadi dan
perubahan yang cukup bagus, ada yang setelah lulus dari sini
(W3N3)
Narasumber : kalau yang ada disini mbak, mereka itu berasal dari
bercerai, dia ikut ibunya dan ibunya menikah lagi, tapi ayah
tiri dari sang anak ini suka memukul, ringan tangan gitu
Narasumber : kita (guru) tidak bisa itu mbak yang namanya memaksa
kita.
anak tunalaras?
dan sosial?
jawab
sosial?
sosial?
setiap hal.
Peneliti : Apakah selama ini proses bimbingan bina pribadi dan sosial