DC Kel-1 Project-Work
DC Kel-1 Project-Work
DC Kel-1 Project-Work
Skor Nilai:
KELOMPOK I:
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
saya rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya bisa menyusun atau menyelesaikan
tugas PROJECT WORK Penulisan ini saya sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai
dengan kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini disususun dalam rangka memenuhi tugas
KKNI pada mata kuliah Mesin-Mesin Listrik DC.
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik
yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu dan secara khusus saya berterimakasih kepada Bapak D r s . M A R S A N G K A P
S I L I T O N G A , M . P d . selaku dosen pengampu mata kuliah Mesin Listrik DC karena
telah memberikan bimbinganya kepada saya untuk menyelesaikan tugas PROJECT WORK
ini hingga selesai.
PENULIS
A. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui cara pengontrolan motor DC menggunakan Transistor H-
bridge
2. Mengetahui cara pengontrolan motor DC menggunakan Relay
1. Komputer/laptop
2. Software proteus
C. Dasar Teori
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk
diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator
(bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang
berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet,
maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah
putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah
adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif
dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan
kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling
sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-
kutub magnet permanen.
D. Prosedur
SW SW Keterangan Motor DC
1 2
0 0
0 1
1 0
1 1
A B C D Aksi
1 0 0 1 Putar kanan
0 1 1 0 Putar kiri
0 0 0 0 Berhenti
0 0 1 1 Break
1 1 0 0 Break
SW SW Keterangan Motor
1 2 DC
0 0 Berhenti
0 1 Putar Kanan
1 0 Putar Kiri
1 1 Break
F. Analisis
1. Transistor H-Bridge
A=B=C=D=0
Karena input A, B, C, dan D mempunyai logika yg sama ’0′ (0V), maka keempat
transistor tidak akan mendapat picuan pada basisnya sehingga transistor bersifat
cut- off atau transistor bersifat spt saklar yg terbuka. Jadi, apabila tidak ada arus yg
mengalir pada keempat kolektor maka tidak akan terpicu akibatnya motor tidak
akan berputar atau berhenti.
A = 1; B = 0; C = 0; D = 1
Saat input A diberi logika ’1′ dan input D diberi logika ’1′ maka keduanya akan
saturasi atau seperti saklar tertutup. Akibatnya arus akan mengalir dengan urutan
seperti berikut : Vs > A > motor > D > Ground, dan motor berputar kanan.
sedangkan B dan C tetap cut-off.
A = 0; B = 1; C = 1; D =0
Saat input B diberi logika ’1′ dan input C diberi logika ’1′ maka keduanya akan
saturasi atau seperti saklar tertutup. Akibatnya arus akan mengalir dengan urutan
seperti berikut : Vs > B > motor > C > Ground, dan motor berputar kiri. sedangkan
A dan D tetap cut-off.
A = B = 1 dan C = D
=0 A = B = 0 dan C =
D =1
Jika A dan B diberi logika 1 secara bersamaan maka akan mengakibatkan semua
transistor dalam kondisi saturasi. Secara logika motor tidak akan berputar karena
tidak ada beda potensial pada ujung2 konektornya. Namun hal ini akan
menyebabkan timbulnya panas yang berlebihan pada semua transistor sehingga
dapat menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu hal ini harus dihindari.
Pada Simulasi terdapat 2 buah relay untuk rangkaian driver. Kedua relay tersebut
berfungsi sebagai saklar elektrik yang akan merubah dari NO ke NC atau
sebaliknya apabila coil pada relay dialiri arus dengan spesifikasi yang sesuai.
Sedangkan sebuah saklar yaitu transistor digunakan sebagi pengontrolan dari
kinerja relay tersebut untuk keperluan pergerakan motor (CW/CCW maupun
break). Untuk pengendalian motor dapat langsung dikendalikan oleh kedua saklar
tersebut.
3. Driver menggunakan IC
Pengontrolan motor DC menggunakan IC L293D dapat dianalisis dan dijelaskan bahwa, Pada
saat EN1 mendapat logika 0 meskipun yang lain mendapat logika 1, maka motor akan selalu
nge-Break. Sedangkan pada saat EN1 mendapat logika 1 dan IN1 mendapat logika 1
sedangkan IN2 berlogika 0 maka motor akan berputar ke Kanan. Dan apabila pada saat EN1
mendapat logika 1 dan IN2 mendapat logika 1 sedangkan IN1 berlogika 0 maka motor akan
berputar ke Kanan.
G. Kesimpulan
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa Motor DC dapat dikendalikan atau dikontrol
dengan berbagai macam cara. Dalam praktikum ini menggunakan Driver Transistor, Relay,
dan IC. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan dalam praktikum
ini hasil dan analisa sudah sesuai dengan dasar teori. Jadi dapat disimpulkan bahwa
praktikum ini berhasil.
H. Tugas:
Jawab
A B Aksi
0 0 Break
1 0 Putar Kanan
0 1 Putar Kiri
2. skema rangkaian pengontrol motor DC menggunakan mosfet dengan driver H-
Bridge
List program :
/**************************************************
*** This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.05.0
Professional Automatic Program
Generator
© Copyright 1998-2010 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
Chip type :
ATmega16 Program type
:
Application
AVR Core Clock frequency:
12.000000 MHz Memory model :
Small
External RAM size 0
*****************************************************/
#include
<mega16.h> #
include <delay.h>
// Port A initialization
// Port B initialization
// Port C initialization
// Port D initialization
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Timer/Counter 1 initialization
// Compare B Match
Interrupt: Off
TCCR1A=0xA1;
TCCR1B=
0x0D;
TCNT1H=
0x00;
TCNT1L=
0x00;
ICR1H=0x
00;
ICR1L=0x
00;
OCR1AH=
0x00;
OCR1AL=
0x00;
OCR1BH=
0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// OC2 output:
Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=
0x00;
TCNT2=
0x00;
OCR2=0
x00;
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// USART initialization
// USART
disabled
UCSRB=0x00;
// ADC initialization
// ADC disabled
ADCSRA=0x00;
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
// RS - PORTC Bit 0
// RD - PORTC Bit 1
// EN - PORTC Bit 2
// D4 - PORTC Bit 4
// D5 - PORTC Bit 5
// D6 - PORTC Bit 6
// D7 - PORTC Bit 7
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
// mendefinisikan kondisi
awal PORTB.0=1; //sensor
kiri PORTB.1=1; //sensor
kanan PORTD.0=0;
PORTD
.1=0;
PORTD
.2=0;
PORTD
.3=0;
while (1)
if (PINB.0==1 & PINB.1==0) // sensor kiri hitam, kanan putih, maka belok kiri
{
PORTD
.0=0;
PORTD
.1=0;
PORTD
.2=0;
PORTD
.3=1;
lcd_clear ();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("B0=1
B1=0");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("BELOK KIRI");
delay_ms(100);
}
else if (PINB.0==0 & // sensor kiri putih, kanan hitam, maka
PINB.1==1) belok
kanan
{
PORTD.0=0;
PORTD.1=1;
PORTD.2=0;
PORTD.3=0;
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("B0=0 B1=1");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("BELOK KANAN");
delay_ms(100);
}
else if (PINB.0==1 & // sensor kiri hitam, kanan hitam, maka
PINB.1==1) mati
{
PORTD.0=0;
PORTD.1=0;
PORTD.2=0;
PORTD.3=0;
lcd_clear ();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("B0=1 B1=1");
lcd_gotoxy(0,1)
;
lcd_putsf("MA
TI");
delay_ms(100);
}
{
PORTD
.0=0;
PORTD
.1=1;
PORTD
.2=0;
PORTD
.3=1;
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("B0=0
B1=0");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("MAJU");
delay_ms(100);
}