Teori Medeleine Leininger
Teori Medeleine Leininger
Teori Medeleine Leininger
TINGKAT IIIA
Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi nilainya, oleh karena itu kami perlu saran dan kritik para
pembaca sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami dikemudian hari.
Penyusun,
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................1
LATAR BELAKANG.................................................................................................2
TUJUAN.....................................................................................................................2
RUMUSAN MASALAH............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
BIOGRAFI MEDELIENE LEININGER....................................................................3
KEPERAWATAN TANSKULTURAL........................................................................6
KESIMPULAN...........................................................................................................22
SARAN.......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga, dan
masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan
dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan menggunakan ilmu
pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai body of knowledge yang dapat
diuji kebenarannya serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada masyarakat
langsung.
B. TUJUAN
1. Mengetahui latar belakang kehidupan Madeleine Leininger.
2. Untuk mengetahui pengertian dari teori model Madeleine Leininger dalam
praktek keperawatan.
3. Untuk mengetahui tujuan dari teori model Madeleine Leininger dalam
praktek keperawatan.
4. Untuk mengetahui kelebihan dari teori model Madeleine Leininger dalam
praktek keperawatan.
5. Untuk mengetahui kelemahan dari teori model Madeleine Leininger dalam
praktek keperawatan.
6. Untuk mengetahui penerapan dari teori model Madeleine Leininger dalam
praktek keperawatan.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa itu Medeleine leininger …?
2. Apa yang dimaksud teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan …?
3. Apa tujuan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan
…?
4. Apa kelebihan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan …?
5. Apa kelemahan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan …?
6. Bagaimana penerapan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan …?
BAB II
PEMBAHASAN
B. KEPERAWATAN TANSKULTURAL
Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah
Transcultural Nursing Theory (Leininger, 1978). Teori ini berasal dari disiplin ilmu
antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Dasar teori adalah
pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam
masyarakat. Leininger beranggapan penting memperhatikan keanekaragaman
budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien oleh
perawat, bila tidak terjadi cultural shock. Cultural shock akan dialami klien ketika
kondisi perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan
kepercayaan ini menyebabkan munculnya rasa ketidakberdayaan dan beberapa
mengalami disorientasi seperti pada kasus nyeri.
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and
universality, atau yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya,
Leininger memfokuskan pada pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun
kemudian dia menemukan teori cultural diversity and universality yang semula
disadarinya dari kebutuhan khusus anak karena didasari latar belakang budaya yang
berbeda. Transcultural nursing merupakan subbidang dari praktik keperawatan yang
telah diadakan penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan
pelayanan kesehatan berbasis budaya. Bahasan yang khusus dalam teori Leininger,
antara lain adalah :
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan,
norma, cara hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk
berfikir, membuat keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan
dengan nilai yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang
membantu, menfasilitasi atau memampukan individu atau kelompok untuk
mempertahankan kesejahteraannya, memperbaiki kondisi kesehatan, menangani
penyakit, cacat, atau kematian.
3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat
kesehatan, serta asuhan keperawatan.
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait
konsep sehat dan asuhan keperawatan.
5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya,
lembaga, terutama sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia
dalam sebuah budaya dalam jangka waktu tertentu.
1. Manusia
Manusia atau individu dan keluarga atau kelompok memiliki nilai-nilai dan
norma- norma yang diyakini dapat berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan suatu tindakan. Manusia sebagai makhluk yang memiliki
kemampuan kognitif dan mampu cenderung akan mempertahankan budayanya
dimana pun ia berada.
2. Kesehatan
Merupakan keseluruhan aktifitas klien dalam mengisi kehidupannya yang
terletak pada rentang sehat dan sakit. Kesehatan sebagai suatu keyakinan, nilai,
pola kegiatan dalam konteks budaya digunakan untuk menjaga serta
memelihara kondisi yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan
perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat
dalam rentang sehat sakit yang adaptif
3. Lingkungan
Merupakan keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Bentuk lingkungan dibedakan menjadi tiga, yaitu
fisik, sosial dan simbolik.
4. keperawatan
1. Perawatan adalah tindakan untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata
atau yang diantisipasi dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang
memprihatinkan atau menghadapi kematian.
5. Keunikan perawatan budaya mengacu pada perawatan umum atau makna serupa
yang terlihat jelas di antara banyak budaya.
7. Cara Pandang mengacu pada cara orang dalam melihat dunia atau universein
yang menciptakan pandangan pribadi tentang kehidupan apa adanya.
10. Pelestarian atau pemeliharaan perawatan budaya mengacu pada kegiatan asuhan
keperawatan yang membantu orang-orang dari budaya tertentu untuk
mempertahankan dan menggunakan nilai perawatan budaya utama yang terkait
dengan masalah atau kondisi kesehatan.
11. Akomodasi budaya atau negosiasi mengacu pada tindakan keperawatan yang
kreatif yang membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi atau
bernegosiasi dengan orang lain di komunitas layanan kesehatan dalam upaya
mencapai tujuan bersama dari hasil kesehatan optimal untuk pasien dari budaya
yang ditunjuk.
2. Edukasi (Education)
Dimasukannya keanekaragaman budaya dalam kurikulum pendidikan
keperawatan bukan merupakan hal yang baru. Keanekaragaman budaya atau
dalam dunia keperawatan mulai diintegrasikan ke dalam kurikulum keperawatan
pada tahun 1917, saat komite kurikulum dari National League of Nursing (NLN)
mempublikasikan sebuah panduan yang berfokus pada ilmu sosiologi dan isu
sosial yang sering dihadapi oleh para perawat. Kemudian, tahun 1937 komite
NLN mengelompokan latar belakang budaya ke dalam panduan untuk
mengetahui reaksi seseorang terhadap rasa sakit yang dimilikinya.
Teori Leininger memberikan pengaruh yang sangat besar dalam proses
pembelajaran keperawatan yang ada di dunia. Namun, Leinginger merasa
khawatir beberapa program menggunkannya sebagai fokus utama. Karena saat
ini pengaruh globalisasi dalam pendidikan sangatlah signifikan dengan
presentasi dan konsultasi di setiap belahan dunia.
3. Kolaborasi (Colaboration)
klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan
perbedaan nilai budaya. Culture imposition adalah kecenderungan tenaga
kesehatan (perawat), baik secara diam maupun terang-terangan memaksakan nilai
budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pada individu,
keluarga, atau kelompok dan budaya lain karena mereka meyakini bahwa
budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.
5. Manajemen
Mode ketiga dan terakhir terdiri dari penataan ulang perawatan budaya dan /
atau restrukturisasi untuk mendukung klien untuk "menyusun ulang, mengubah,
atau sangat mengubah cara hidup mereka untuk yang baru, berbeda, dan pola
perawatan kesehatan yang bermanfaat "tetapi pada saat yang sama memastikan
untuk menghormati" nilai-nilai budaya tersebut dan keyakinan dan masih
memberikan jalan hidup yang bermanfaat atau lebih sehat daripada sebelum
perubahan terjadi bersamaan didirikan dengan klien.Dalam perawatan diabetes, ini
bisa berarti memiliki berdiskusi dengan klien tentang cara untuk mengurangi
merokok, dengan tujuan akhirnya berhenti. Masing-masing mode ini dapat
memberikan dasar bagi perawat untuk merawat imigran individu dan keluarga
dengan diabetes. Karena perawat menggunakan konsep-konsep ini, itu penting ingat
bahwa hanya melalui partisipasi bersama klien dan perawat dalam pengambilan
keputusan dan tindakan yang mempengaruhi perawatan, dapat secara budaya
perawatan kongruen dicapai.(Pane et al., 2018).
Penerapan sunrise model juga Digunakan Di Pkm Asakota Kota Bima. Peran
mahasiswa praktikan dan petugas kesehatan Puskesmas dalam pemberdayaan
keluarga dan masyarakat dalam perawatan dan pola asuh neonatus yang berbasis
tradisi/budaya dapat mengikuti tiga strategi utama menurut konsep keperawatan
transkultural. Langkah-langkah dalam melaksanakan intervensi keperawatan
transkultural dengan Model Sunrise adalah pertama mengidentifikasi praktik-
praktik perawatan dan pola asuh berbasis budaya untuk menentukan apakah praktik
tersebut dapat meningkatkan status kesehatan atau merugikan kesehatan neonatus.
Langkah kedua adalah menentukan strategi yang akan dilakukan terkait dengan
praktik perawatan neonatus berbasis budaya Bima, yaitu strategi mempertahankan
bila praktik tersebut tidak bertentangan dengan kesehatan, strategi negosiasi budaya
yaitu membantu keluarga beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan neonatus, serta strategi restrukturisasi budaya bila
praktik perawatan yang dilakukan oleh keluarga dapat merugikan status kesehatan
neonatus.
B. SARAN
1. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang
ilmu antropologiagar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2. Pelaksanaan teori Leinienger memerlukan penggabungan dari teori
keperawatan yang lain yangterkait, seperti teori adaptasi, self care dan lain-
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Pane, D. N., Fikri, M. EL, & Ritonga, H. M. (2018). Culturally Appropriate Nursing
Care of the Type 2 Diabetic Immigrant Population: Results of an Integrated Literature
Review. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.