Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Metode Fabricated FIX - Precast Beton Bangunan Gedung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

METODE DAN TEKNOLOGI

KONSTRUKSI

Makalah
METODE PRECAST BETON BANGUNAN GEDUNG
(Konstruksi Prefabrikasi)

Oleh
Denny Alexander Immanuel Paat
19202109006

PASCA SARJANA TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya makan kami dapat menyelesaikan
makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “METODE
PRECAST BETON BANGUNAN GEDUNG”, yang menurut saya dapat
memberi manfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang tentang metode
konstruksi prefabrikasi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Penyusun

Denny Paat

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengenalan Beton Precast............................................................................3

2.2 Jenis-jenis Beton Precast............................................................................11

2.3 Komponen Dalam Sistem Beton Pracetak ................................................13

2.4 Elemen Struktur Pracetak Pada Bangunan Gedung...................................14

2.5 Metode Pelaksanaan Dengan Precast Pada Bangunan Gedung.................18

BAB III PENUTUP..............................................................................................25

3.1 Kesimpulan................................................................................................25

3.2 Saran...........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan industri konstruksi di Indonesia sekarang ini semakin


mendorong berkembangnya berbagai metode konstruksi di bidang teknik sipil.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut, tuntutan akan pekerjaan konstruksi
yang cepat dan efisien makin besar, salah satunya yaitu metode precast atau
pracetak sebagai salah satu metode konstruksi alternatif yang tepat, karena
memiliki keunggulan dalam hal kecepatan, kontrol kualitas, dan kemudahan
dalam pelaksanaan.

Teknologi pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan


komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat
khusus, terkadang komponen-komponen tersebut disusun dan disatukan terlebih
dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation). Dengan
demikian, sistem pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi beton cor ditempat
pada aspek perencanaan yang tergantung atau ditentukan oleh metoda pelaksanaan
dari fabrikasi, penyatuan, dan pemasangannya, serta ditentukan pula oleh cara
penyambungan antar komponen (joint). Beberapa prinsip beton pracetak tersebut
dapat memberikan manfaat lebih dibandingkan beton monolit antara lain terkait
dengan pengurangan waktu dan biaya, serta peningkatan jaminan kualitas (Gibb,
1999).

Pelaksanaan dari teknologi pracetak ini bisa meliputi rumah tinggal,


bangunan gedung, konstruksi jalan, dsb. Dalam pelaksanaannya sudah banyak
gedung-gedung yang menggunakan sistem precast ini. Dari mulai pekerjaan
struktur utama maupun pekerjaan arsitektural. Mudahnya pengaplikasian dari
sistem pracetak ini membuat segala jenis pekerjaan menjadi lebih ringan, juga
bisa mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai


berikut.

1. Apa yang dimaksud Beton Precast?


2. Apa saja jenis dari Beton Precast?
3. Apa saja Komponen dalam Sistem Beton Pracetak?
4. Apa saja Elemen struktur pracetak pada Bangunan Gedung?
5. Bagaimana Metode pelaksanaan dengan precast pada bangunan
gedung?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan pembuatan


makalah sebagai berikut.

1. Mengetahui apakah yang dimaksud Beton Precast itu.


2. Mengetahui jenis-jenis dari Beton Precast.
3. Mengetahui Komponen dalam Sistem Beton Pracetak.
4. Mengetahui Elemen struktur pracetak pada Bangunan Gedung.
5. Mengetahui Metode pelaksanaan dengan precast pada bangunan
gedung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGENALAN BETON PRECAST

Beton precast adalah suatu produk beton mutakhir dalam bidang


konstruksi struktur beton dengan berbagai komponen sebagai penyusunnya terdiri
dari material pasir, semen dan besi. Produk tersebut dicetak terlebih dahulu pada
suatu tempat khusus (off site fabrication), cara penyusunan komponen-komponen
tersebut terkadang disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly),
selanjutnya dipasang di lokasi (installation).

Gambar 2.1 Macam-macam precast beton


Sumber : https://indonusa-conblock.com/beton-precast-pracetak/

Dalam sistem pracetak akan berbeda dengan konstruksi monolit (bentukan


alami dan baku) terutama pada aspek perencanaan hal itu tergantung dan
ditentukan oleh cara implementasi dalam pabrikasi, penyatuan dan
pemasangannya. Hal lain yang menjadi penentunya yaitu dalam teknis perilaku
sistem pracetak bagaimana cara penyambungan antara komponen joint-nya.
Umumnya digunakan pada struktur bangunan tingkat rendah sampai menengah.

Pengenalan Beton Precast/Pracetak

Pada saat ini, industri konstruksi sudah sangat berkembang. Tidak hanya
menitik beratkan pada segi kekuatan dan kestabilan struktur, namun juga sangat
memperhatikan segi ekonomis, praktis, dan ketepatan waktu. Pemakaian beton
pracetak (pre-cast) dalam perencanaan struktur suatu gedung merupakan salah
satu alternatif untuk mencapai hal tersebut. Teknologi beton pracetak telah lama

3
diketahui dapat menggantikan operasi pembetonan tradisional yang dilakukan di
lokasi proyek pada beberapa jenis konstruksi karena beberapa potensi manfaatnya.

Beberapa prinsip yang dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dari


teknologi beton pracetak ini antara lain terkait dengan waktu, biaya,
kualitas,predictability, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan,
lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability, serta relocatability
(readymixbdg.com).

Keunggulan Beton Precast :

1. Kualitas, lebih konsisten karena diproduksi di pabrik dengan standar


pengendalian mutu,
2. Ekonomis karena lebih murah dibandingkan material lainnya,
3. Tahan lama dan tidak memerlukan perawatan khusus,
4. Mudah dan cepat,
5. Proses produksi dapat dilakukan secara paralel dengan kegiatan konstruksi
di lapangan dan tidak tergantung pada kondisi proyek.

Kelebihan dan Kekurangan Beton Precast


Struktur elemen pracetak memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
dengan struktur konvensional, antara lain :

1. Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi.


2. Waktu pelaksanaan yang cepat.
3. Waktu pelaksanaan struktur merupakan pertimbangan utama dalam
pembangunan suatu proyek karena sangat erat kaitannya dengan biaya
Proyek. Struktur elemen pracetak dapat dilaksanakan di pabrik bersamaan
dengan pelaksanaan pondasi di lapangan.
4. Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik.
5. Salah satu alasan mengapa struktur elemen pracetak sangat ekonomis
dibandingkan dengan struktur yang dilaksanakan di tempat (cast in-situ)
adalah penggunaan cetakan beton yang tidak banyak variasi dan biasa
digunakan berulang-ulang, mutu material yang dihasilkan pada umumnya

4
sangat baik karena dilaksanakan dengan standar-standar yang
baku,pengawasan dengan sistem komputer yang teliti dan ketat.
6. Penyelesaian finishing mudah.
7. Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pracetak dapat
dengan mudah dilaksanakan bersamaan dengan pembuatan elemen
tersebut di pabrik, seperti: warna dan model permukaan yang dapat
dibentuk sesuai dengan rancangan.
8. Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan, lebih
bersih dan ramah lingkungan.
9. Dengan sistem elemen pracetak, selain cepat dalam segi pelaksanaan, juga
tidak membutuhkan lahan proyek yang terlalu luas serta lahan proyek
lebih bersih karena pelaksanaan elemen pracetaknya dapat dilakukan
dipabrik.
10. Perencanaan berikut pengujian di pabrik.
11. Elemen pracetak yang dihasilkan selalu melalui pengujian laboratorium di
pabrik untuk mendapatkan struktur yang memenuhi persyaratan, baik dari
segi kekuatan maupun dari segi efisiensi.
12. Sertifikasi untuk mendapatkan pengakuan Internasional. Apabila hasil
produksi dari elemen pracetak memenuhi standarisasi yang telah
ditetapkan, maka dapat diajukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9002
yang diakui secara internasional.
13. Secara garis besar mengurangi biaya karena pengurangan pemakaian alat-
alat penunjang, seperti : scaffolding dan lain-lain.
14. Kebutuhan jumlah tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan
produksi

Namun demikian, selain memiliki keuntungan, struktur elemen pracetak


juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :

1. Tidak ekonomis bagi produksi tipe elemen yang jumlahnya sedikit.


2. Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara
elemen yang satu dengan elemen yang lain, sehingga tidak menyulitkan
dalam pemasangan di lapangan.

5
3. Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai dengan
kapasitas alat angkat dan alat angkut.
4. Jarak maksimum transportasi yang ekonomis dengan menggunakan truk
adalah antara 150 sampai 350 km, tetapi ini juga tergantung dari tipe
produknya. Sedangkan untuk angkutan laut, jarak maksimum transportasi
dapat sampai di atas 1000 km.
5. Hanya dapat dilaksanakan didaerah yang sudah tersedia peralatan untuk
handling dan erection.
6. Di Indonesia yang kondisi alamnya sering timbul gempa dengan kekuatan
besar, konstruksi beton pracetak cukup berbahaya terutama pada daerah
sambungannya, sehingga masalah sambungan merupakan persoalan yang
utama yang dihadapi pada perencanaan beton pracetak.
7. Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan
sambungan pada beton pracetak.
8. Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan (stock
yard)

Metode Alternatif Konstruksi Beton


1) Mengurangi atau menghilangkan pemakaian perancah dan bekisting yang
dalam pelaksanaannya menghabiskan biaya yang cukup besar baik dari
segi material dan tenaga kerja yang dibutuhkan.
2) Mengurangi total waktu pelaksanaan proyek konstruksi sejak elemen-
elemen pracetak disiapkan, sementara pekerjaan-pekerjaan lain seiring
dengan itu juga dilaksanakan.
3) Melalui perencanaan ini diharapkan menghasilkan bangunan dengan
menekan biaya konstuksi seminimal mungkin sehingga dapat dihasilkan
bangunan yang ekonomis sesuai dengan tuntutan jaman yang semakin
mencari alternatif cara yang ekonomis serta praktis.

Sejarah Perkembangan sistem Pracetak pada Beton


Beton adalah material konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika
dibandingkan dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa dimaklumi,

6
karena bahan-bahan pembentukannya mudah terdapat di Indonesia, cukup awet,
mudah dibentuk dan harganya relatif terjangkau.

Ada beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalam sistem beton
konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang lama dan kurang bersih, kontrol
kualitas yang sulit ditingkatkan serta bahan-bahan dasar cetakan dari kayu dan
triplek yang semakin lama semakin mahal dan langka.

Konstruksi beton pracetak telah mengalami perkembangan yang sangat


pesat di dunia, termasuk di Indonesia dalam dekade terakhir ini, karena sistem ini
mempunyai banyak keunggulan dibanding sistem konvensional. Sistem pracetak
telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang system dikembangkan di
dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar negeri. Biasanya sistem pracetak
yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom plat
lantai.

Gambar 2.2 precast beton pada jembatan


Sumber : https://asiacon.co.id/blog/pengertian-beton-prategang-adalah

Perkembangan Sistem Pracetak di Indonesia

Gambar 2.3 perkembangan produksi precast beton indonesia


Sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20180122/45/728978/bisnis-beton-pracetak-semakin-menancap

7
Indonesia telah mengenal sistem pracetak yang berbentuk komponen,
seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an.
Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai
inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem
All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem
Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap (2000).

Di Indonesia bangunan pracetak sering digunakan untuk pembangunan


rumah susun sewa (rusunawa) Sehubungan dengan adanya Program Percepatan
Pembangunan Rumah Susun yang digagas Pemerintah pada tahun 2006. Para
pihak yang terkait dengan industri pracetak pada tahun 2007 telah
mengembangkan dan menguji tahan gempa sistem pracetak untuk rumah susun
sederhana bertingkat tinggi yang telah siap digunakan untuk mendukung program
tersebut.

Sistem pracetak telah terbukti dapat mendukung pembangunan rumah


susun dan rumah sederhana yang berkualitas, cepat dan ekonomis. Sinergi antara
pemerintah, perguruan tinggi, peneliti, penemu, lembaga penelitian, dan industri
pada bidang ini telah menghasilkan puluhan sistem bangunan baru hasil karya
putra-putra bangsa yang telah dipatenkan dan diterapkan secara aktif.

Permasalahan mendasar dalam perkembangan sistem pracetak di Indonesia:


1. Sistem ini relatif baru.
2. Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan sistem pracetak
yang telah ada.
3. Keandalan sambungan antar komponen untuk sistem pracetak terhadap
beban gempa.
4. Belum adanya pedoman resmi mengenai tatacara analisis, perencanaan
serta tingkat kendalan khusus untuk sistem pracetak yang dapat dijadikan
pedoman bagi pelaku konstruksi.

Pelaksanaan bangunan dengan menggunakan metoda beton pracetak


memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut disebabkan keuntungan metoda

8
pelaksanaan dengan mengunakan beton pracetak ini akan mencapai hasil yang
maksimal jika pada proyek konstruksi tersebut tercapai reduksi waktu pekerjaan
dan reduksi biaya konstruksi.

Pada beberapa kasus desain propertis dengan metoda beton pracetak


terjadi kenaikkan biaya material beton disebabkan analisa propertis material
tersebut harus didesain juga terhadap aspek instalasi, pengangkatan, dan aspek
transportasi sehingga pemilihan dimensi dan kekuatan yang diperlukan menjadi
lebih besar daripada desain propertis dengan metoda cor ditempat. Selain itu pada
proses instalasi elemen beton pracetak memerlukan peralatan yang lebih banyak
dari proses instalasi elemen beton cor ditempat.

Seputar Kendala pada Beton Precast

Yang menjadi perhatian utama dalam perencanaan komponen beton


pracetak seperti pelat lantai, balok, kolom dan dinding adalah sambungan. Selain
berfungsi untuk menyalurkan beban-beban yang bekerja, sambungan juga harus
berfungsi menyatukan masing-masing komponen beton pracetak tersebut menjadi
satu kesatuan yang monolit sehingga dapat mengupayakan stabilitas struktur
bangunannya.

Beberapa kriteria pemilihan jenis sambungan antara komponen beton pracetak


diantaranya meliputi:

1. Kekuatan (strength).
2. Sambungan harus memilki kekuatan untuk dapat menyalurkan gaya-gaya
yang terjadi ke elemen struktur lainnya selama waktu layan
(serviceability), termasuk adanya pengaruh dari rangkak dan susut beton.
3. Daktalitas (ductility)
4. Kemampuan dari sambungan untuk dapat mengalami perubahan bentuk
tanpa mengalami keruntuhan. Pada daerah sambungan untuk mendapatkan
daktilitas yang baik dengan merencanakan besi tulangan yang meleleh
terlebih dahulu dibandingkan dengan keruntuhan dari material betonnya.
5. Perubahan volume (volume change accommodation)

9
6. Sambungan dapat mengantisipasi adanya retak, susut dan perubahan
temperature yang dapat menyebabkan adanya tambahan tegangan yang
cukup besar.
7. Ketahanan (durability)
8. Apabila kondisi sambungan dipengaruhi cuaca langsung atau korosi
diperlukan adanya penambahan bahan-bahan pencegah seperti stainless
steel epoxy atau galvanized.
9. Tahan kebakaran (fire resistance)
10. Perencanaan sambungan harus mengantisipasi kemungkinan adanya
kenaikan temperatur pada sistem sambungan pada saat kebakaran,
sehingga kekuatan dari baja maupun beton dari sambungan tersebut tidak
akan mengalami pengurangan.
11. Mudah dilaksanakan dengan mempertimbangkan bagian-bagian berikut ini
pada saat merencanakan sambungan :
a) Standarisasi produksi jenis sambungan dan kemudahan tersedianya
material lapangan.
b) Hindari keruwetan penempatan tulangan pada derah sambungan
c) Hindari sedapat mungkin pelubangan pada cetakan
d) Perlu diperhatikan batasan panjang dari komponen pracetak dan
toleransinya
e) Hindari batasan yang non-standar pada produksi dan pemasangan.
f) Gunakan standar hardware seminimal mungkin jenisnya
g) Rencanakan sistem pengangkatan komponen beton pracetak semudah
mungkin baik di pabrik maupun dilapangan
h) Pergunakan sistem sambungan yang tidak mudah rusak pada saat
pengangkatan

10
2.2 JENIS-JENIS BETON PRECAST

Jenis beton precast yang sering dijumpai dan digunakan pada beberapa
proyek konstruksi yang ada di Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Box Culvert

Gambar 2.4 box culvert


Sumber : https://depoproperti.com/harga-box-culvert/

Box culvert adalah jenis beton precast berbentuk kotak persegi panjang dengan
ukuran ukuran tertentu dengan kegunaannya sebagai gorong-gorong

b) U Ditch

Gambar 2.5 U Ditch


Sumber : https://readymixbdg.com/harga-u-ditch-dan-tutup-u-ditch-bekasi-dan-cikarang/

U Ditch adalah beton precast yang yang berfungsi sebagai saluran drainase

11
c) Paving Block

Gambar 2.6 Paving Block


Sumber : https://www.indiamart.com/proddetail/concrete-paving-block-15874942755.html

Paving Block adalah precast banyak variasi bentuk untuk kebutuhan taman
maupun halaman

d) Pipa Beton RCP

Gambar 2.7 Pipa Beton RCP


Sumber : http://beton.belibangunan.com/tag/harga-pipa-beton-rcp-2019/

Umumnya pipa biasanya terbuat dari plastik mupun PVC yang berfungsi sebagai
saluran air, namun ini terbuat dari material beton

e) Kanstin

Gambar 2.8 Kanstin


Sumber : https://harga123.info/jual-kanstin-beton-di-bandung/

Kurbing atau car stopper yang berfungsi sebagai pembatas pada bahu jalan

f) Pagar Panel

12
Gambar 2.9 Pagar Panel
Sumber : https://indonusa-conblock.com/pagar-panel-beton-precast-harga-jual/

Pagar yang terbuat dari beton ini biasanya digunakan untuk pemagaran pada
perumahan, jalan, perkebunan dan lain sebagainya

g) Road Barrier

Gambar 2.10 Road Barrier


Sumber : https://www.dimensicon.co.id/product/road-barrier/

Pembatas jalan bisa juga sebagai pengarah pada lalu lintas agar kendaraan dapat
berada pada posisi sebagai mana mestinya

2.3 KOMPONEN DALAM SISTEM BETON PRACETAK

Secara umum sistem struktur komponen beton pracetak:

1) Sistem struktur komponen pracetak sebagian, dimana kekakuan system


tidak terlalu dipengaruhi oleh pemutusan komponenisasi, misalnya
pracetak pelat, dinding di mana pemutusan dilakukan tidak pada balok
dan kolom/bukan pada titik kumpul.
2) Sistem pracetak penuh, dalam sistem ini kolom dan balok serta pelat
dipracetak dan disambung, sehingga membentuk suatu bangunan yang
monolit. Pada dasarnya penerapan sistem pracetak penuh akan lebih
mengoptimalkan manfaat dari aspek fabrikasi pracetak dengan catatan
bahwa segala aspek kekuatan (strength), kekakuan, layanan
(serviceability) dan ekonomi dimasukkan dalam proses perencanaan.

13
Ada beberapa jenis komponen beton pracetak untuk struktur bangunan
gedung dan konstruksi lainnya yang biasa dipergunakan, yaitu :

a) Tiang pancang
b) Sheet pile dan dinding diaphragma.
c) Half solid slab (precast plank), hollow core slab, single-T, double-T,
triple-T, channel slabs dan lain-lain.
d) Balok beton pracetak dan balok beton pratekan pracetak (PC I Girder)
e) Kolom beton pracetak satu lantai atau multi lantai
f) Panel-panel dinding yang terdiri dari komponen yang solid, bagian dari
single-T atau double-T. Pada dinding tersebut dapat berfungsi sebagai
pendukung beban (shear wall)atau tidak mendukung beban.
g) Jenis komponen pracetak lainnya, seperti : tangga, balok parapet,
panelpanel penutup dan unit-unit beton pracetak lainnya sesuai
keinginan atau imajinasi dari insinyur sipil dan arsitek.

2.4 ELEMEN STRUKTUR PRACETAK PADA BANGUNAN GEDUNG

Elemen struktur pracetak yang biasa digunakan dalam suatu bangunan


gedung, yaitu :

a) Pelat

Pelat dianggap sebagai diafragma yang sangat kaku untuk mendistribusikan


gempa. Pada waktu pengangkutan atau sebelum komposit, beban yang bekerja
adalah berat sendiri pelat, sedangkan beban total yang diterima oleh pelat
terjadi saat pelat sudah komposit. Untuk pelat pracetak (precast slab), ada
beberapa jenis yang umum digunakan yaitu :

a. Pelat pracetak berlubang (Hollow Core Slab)


Pelat pracetak dengan ukuran tebal lebih besar dibanding dengan pelat
pracetak tanpa lubang. Biasanya pelat tipe ini menggunakan kabel pratekan.
Dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang HCS dapat diproduksi hingga 18 m
tergantung pada ketinggian HCS dan jumlah strand yang digunakan.

14
Gambar 2.11 Hollow Core Slab
Sumber : https://www.123rf.com/photo_15965734_hollow-core-slab.html

Kelebihan penggunaan Hollow Core Slab, yaitu :

1) Pelat jenis ini lebih ringan, tingkat durabilitas yang tinggi dan ketahanan
terhadap api sangat tinggi
2) Rongga hollow core slab bisa digunakan untuk tempat meletakan
instalasi mekanikal dan elektrikal
3) Kemampun bentang panjang hollow core slab meneyediakan bentang
panjang tanpa balok anak memungkinkan untuk memaksimalkan layout
yang fungsional
4) Hollow core slab dapat langsung digunakan sebagai ceiling dan lantai
serta mengurangi tinggi bangunan sehingga menghemat biaya
5) Kekuatannya yang tinggi sehingga dapat mendukung beban berat.

b. Pelat pracetak tanpa lubang (Solid Slabs)

Pelat pracetak dimana tebal pelat lebih tipis dibandingkan dengan


pelat pracetak dengan lubang. Keuntungan dari penggunaan pelat ini adalah
mudah dalam penumpukan karena tidak memakan banyak tempat. Pelat ini
bisa berupa pelat pratekan atau beton bertulang biasa dengan ketebalan dan
lebar yang bervariasi. Umumnya bentang dari pelat ini antara 5 hingga 35
feet.

15
Gambar 2.12 Solid Slabs
Sumber : https://www.nordimpianti.com/Concrete-Elements/Solid-Slabs

c. Pelat pracetak Double Tees dan Single Tee

Pelat ini berbeda dengan pelat yang sudah dijelaskan sebelumnya.


Pada pelat ini ada bagian berupa dua buah kaki sehingga tampak seperti dua
T yang terhubung.

Gambar 2.13 Double Tees dan Single Tee Slabs


Sumber : http://www.metromont.com/learn/precast-products/product-double-tee

b) Panel Dinding

Terdiri dari banyak variasi bentuk, tergantung dari kebutuhan arsitektural.


Bentuk yang sering digunakan yaitu : Flat, Double tee, Ribbed, Windown or
Mullion.

Gambar 2.14 Panel Dinding


Sumber : http://id.lightweightsandwichpanel.com/interior-wall-panel/lightweight-eps-cement-green-wall-
panel.html

c) Balok Precast

Bentuk balok tergantung pada sifat pembalokan, yaitu :

a. Segi empat (Rectangular beam), bentuk ini digunakan apabila elemen lantai
didukung diatas balok.

16
Gambar 2.15 Rectangular beam
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=BAlIDY29zzI

b. Ledger Beams dan L beams, bentuk ini merupakan penyempurnaan dari


bentuk segi empat agar tingginya dapat dikurangi dan diberikan penopang
pelat.

Gambar 2.16 Ledger Beams dan L beams


Sumber : https://www.cpm-group.com/products/rail-products/bomac-beams/

d) Kolom Precast

Gambar 2.17 Ledger Beams dan L beams


Sumber : https://theconstructor.org/structural-engg/strengthening-concrete-columns/1935/

a. Simple prismatic columns, kolom ini biasanya hanya digunakan pada


bangunan satu tingkat dimana balok diletakkan diatas kolom.
b. Bearing columns, kolom ini memiliki penompang untuk meletakkan kolom.
c. T columns, biasanya digunakan untuk menyokong langsung lantai double T
tanpa balok perantara.

17
2.5 METODE PELAKSANAAN DENGAN PRECAST PADA
BANGUNAN GEDUNG

1) Kolom precast

Kolom precast pelaksanaannya ada 2 jenis yaitu :

A. Sambungan basah, dengan menggunakan beton cor setempat


1. Sambungan basah, dengan cara post grout

Gambar 2.18 Sambungan sistem post grout


Sumber : https://www.academia.edu/25883530/precast_bangunan_gedung?auto=download

Pada sambungan basah post grout, kolom yang sudah fix sebelum
disambung dengan kolom penyambung, permukaannya diberi bedding
mortar untuk menjadi kontak sepenuhnya antarkedua komponen kolom
yang akan disambung.

Setelah komponen penyambung diturunkan dan sudah dicek


kelurusannya (verticality-nya), maka dilakukan grouting pada splice
sleeve sampai penuh (grouting dimasukkan melalui lubang splice sleeve
bawah sampai grouting penuh yang ditandai dengan keluarnya grouting
pada lubang atas). Setelah material grouting cukup keras baru penyangga
kolom dapat dilepas.

18
2. Sambungan basah, dengan cara pre grout

Gambar 2.19 Sambungan sistem pre grout


Sumber : https://www.academia.edu/25883530/precast_bangunan_gedung?auto=download

Pada sistem ini, splice sleeve dipasang pada kolom bawah yang
sudah fix. Begitu juga untuk kolom komponen penyambung untuk bagian
atasnya, bila kolom tersebut masih akan disambung lagi.

Komponen kolom bawah, lebih dahulu diisi material grouting pada


splice sleeve nya sampai penuh. Untuk menjamin kontak yang sempurna
maka material grout dilebihkan, kemudian komponen kolom atas
diturunkan pelan-pelan. Selama proses pengerasan grouting kolom
komponen atas harus dijaga dalam posisi vertikal dan tidak bergerak
sampai grouting cukup keras.

B. Sambungan kering, dengan menggunakan embedad part dari baja


dihubungkan dengan cara mengelas.

Gambar 2.20 Sambungan kering sistem las


Sumber : https://www.academia.edu/25883530/precast_bangunan_gedung?auto=download

19
Sambungan kering biasa digunakan untuk tiang pancang yang
disambung. Pada sistem ini setiap ujung kolom yang akan disambung
disediakan embeded part yang diangker pada kolom. Hubungan antara
embeded part dengan kolom harus terjadi kontak sepenuhnya agar dapat
mentransfer beban secara sempurna Embeded part yang dipasang pada
ujung-ujung kolom yang disambung ditemukan dan diikat dengan las.
Selama proses pengelasan posisi kedua kolom juga harus dijaga.

2) Balok dan pelat precast

Balok precast dipasang setelah kolom precast berdiri tegak. Yang kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan pelat precast.

a. Precast half slab

Gambar 2.21 Precast half slab


Sumber : https://www.academia.edu/25883530/precast_bangunan_gedung?auto=download

Precast half slab ini dapat dimanfaatkan sebagai working plat form
untuk pelaksanaan pengecoran slab dan balok. Setelah half slab precast
dipasang, kemudian dipasang penulangan lapis atas dan sisa ketebalan slab
dicor secara cast ini place. Kolom dan slab berikutnya dilakukan secara
berulang seperti tingkat dibawahnya. Pada sistem ini diperlukan prosedur
pengangkatan half slab yang baik agar tidak terjadi keretakan precast.

20
b. Hollow slab

Hollow slab sudah memiliki kekuatan struktur sepenuhnya, tidak


sepertipada half slab, oleh karena itu di atas hollow slab hanya dicor lapisan
tipis sebagai toping saja.

Gambar 2.22 Precast hollow slab


Sumber : https://www.academia.edu/25883530/precast_bangunan_gedung?auto=download

Hollow slab biasanya diproduksi oleh pabrik dan dapat diangkut


dengan lebih aman ke proyek. Hollow slab tidak memerlukan support
sebanyak pada sistem half slab, sehingga space kerja juga dapat lebih
longgar.

c. Precast double tee beam/channel slab

Sistem ini didahului dengan pengecoran balok induk, dimana channel


slab atau double tee beam diletakkan.

Gambar 2.23 Pengecoran balok induk


Sumber : https://www.academia.edu/25883530/precast_bangunan_gedung?auto=download

21
Pemasangan channel slab atau double tee beam dapat dilakukan pada
saat scaffolding untuk perancah balok belum dibongkar (balok belum
mencapai strength yang cukup), untuk mempercepat pelaksanaan, tetapi bila
waktunya dapat dipakai di tempat lain. Kedua sistem slab ini seperti halnya
sistem hollow slab, telah memiliki kekuatan struktur sepenuhnya, maka
hanya diperlukan pengecoran sebagai toping saja. Pada sistem ini dapat
ditingkatkan dengan penggunaan sistem prestressed beam. Double tee beam
dipasang di atas balok yang dicor di tempat, dan disatukan dengan
mengecor sela-selanya. Pada sistem ini sama sekali tidak diperlukan
support, sehingga memperoleh ruang kerja yang luas sekali. Dengan
demikian dapat mempercepat penyelesaian pekerjaan, dan pekerjaan
finishing sudah dapat dimulai.

Gambar 2.24 Pemasangan double tee beam precast


Sumber : https://www.academia.edu/25883530/precast_bangunan_gedung?auto=download

3) Precast Tangga

Precast untuk tangga biasanya dibuat untuk bagian trapnya saja, karena
bagian inilah yang tersulit. Sedangkan bagian bordesnya dicor setempat Untuk
memudahkan pengecoran precast trap untuk tangga, biasanya dicor dalam
posisi berdiri. Hal ini memerlukan ketelitian karena kemiringan tangga sudah
tertentu sesuai dengan perencanaan.

22
Gambar 2.25 precast tangga
Sumber : https://www.academia.edu/25883530/precast_bangunan_gedung?auto=download

4) Precast Panel Dinding

Gambar 2.26 precast panel dinding


Sumber : https://solusikonstruksi.com/begini-cara-membuat-dinding-beton-kelas-dunia/

1. Tahap Persiapan
a) Menyiapkan alat pelindung diri dan alat pendukung
b) Letakkan panel diatas landasan kayu didekat area pemasangan
c) Bersihkan area pemasangan panel dari sampah dan debu
d) Lakukan pengukuran dan marking pada tiang dan lantai
e) Pasang siku penahan pada lantai
f) Pasang siku penahan pada balok atas
g) Chipping salah satu sisi panel bagian atas dan bawah untuk penempatan
bracket
h) Pasang spacer pada bagian bawah panel

23
2. Tahap Pemasangan Panel
a) Siapkan perekat khusus panel dinding
b) Aplikasikan perekat pada kolom struktur yang akan dipasang panel
dinding
c) Berdirikan panel dinding pada posisi yang sudah ditentukan
d) Posisikan panel sesuai garis marking
e) Periksa ketegakan panel menggunakan waterpass
f) Pasang bracket pada sisi panel yang sudah di-chipping
g) Buat lubang untuk pemasangan Dynabolt dan Pasang Dynabolt
h) Pasang bracket pada sisi panel bawah dengan menggunakan paku khusus
i) Buat lubang untuk pemasangan Dynabolt dan Pasang Dynabolt
j) Aplikasikan perekat pada sisi panel dinding yg sudah terpasang
k) Pemasangan dinding berikutnya mengikuti proses yang sama seperti di
awal
l) Isi celah antara struktur balok dan panel menggunakan cairan base plaster
m) Pada sudut vertikal, pengisian celah menggunakan silicon acrylic untuk
mengurangi resiko retak
3. Tahap Pemotongan Panel dinding
a) Lakukan pengukuran dan pemberian garis sebelum panel dipotong
b) Lakukan pemotongan sesuai garis.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Beton precast adalah suatu produk beton mutakhir dalam bidang


konstruksi struktur beton dengan berbagai komponen sebagai
penyusunnya terdiri dari material pasir, semen dan besi.
2. Jenis-jenis dari beton precast antara lain : Box culvert, U ditch, Paving
block, Pipa Beton RCP, Kanstin, Pagar Panel, Roar Barier.
3. Secara umum sistem struktur komponen beton pracetak ada yang sebagian
dan ada yamg penuh.
4. Elemen struktur pracetak pada gedung antar lain : pelat, kolom, balok,
panel dinding.
5. Metode pelaksanaan dari beton precast pada gedung dimulai dari struktur
kolom yang dilaksanakan dengan metode sambungan basah dan kering,
kemudian dilanjut untuk struktur balok dan pelat, selanjutnya struktur
tangga dan diakhiri dengan pekerjaan arsitektural / finishing.

3.2 SARAN

Dalam penentuan sistem pelaksanaan harus direncakan dengan sebaik


mungkin agar bisa meminimalisir resiko kesalahan. Kemudian juga
merencanakan sistem pengangkatan komponen beton pracetak semudah
mungkin baik di pabrik maupun dilapangan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu. precast bangunan gedung. (Online).


(https://www.academia.edu/25883530/precast_bangunan_gedung?
auto=download), diakses 27 September 2019.

Readymixbdg. Pengenalan Beton Precast Untuk Konstruksi Fungsi dan Definisi


(Online). (https://readymixbdg.com/pengenalan-beton-precast-untuk-
konstruksi-fungsi-dan-definisi/), diakses 27 September 2019.

26

Anda mungkin juga menyukai