Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Metodologi Kios

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan

dari semua pohon, halangan-halangan, semak-semak, sampah, dan bahan

lainnya yang tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai

dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Adapun Tahapan

pekerjaan pembersihan lahan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pertama yaitu melakukan Pekerjaan Survey pengukuran,

Pekerjaan Survey pengukuran dilakukan untuk menentukan batas-

batas daerah yang akan dibersihkan menggunakan peralatan survey

seperti pita ukur atau GPS. Batas daerah yang akan dibersihkan dapat

diberi tanda dengan menggunakan patok dari kayu atau dengan

menggunakan tali pembatas, atau dengan cara lain yang disetujui

direksi pekerjaan. Jika pekerjaan pembersihan lahan tersebut dalam

skala yang lebih besar atau diperlukan pengupasan lapisan permukaan

tanah dasar maka ketersediaan data elevasi (ketinggian) merupakan

salah satu hal yang harus terpenuhi. Untuk dapat memperoleh data

ketinggian diperlukan survey pemetaan yang lebih detail menggunakan

peralatan survey seperti Total Station atau theodolite.

b. Tahap kedua yaitu pekerjaan Pembersihan dan pengupasan lahan

Semua pepohonan dan semak-semak dibersihkan dengan menggunakan

alat Excavator atau dengan alat lain yang sesuai. Untuk pohon yang

relatif besar dengan diameter lebih dari 15 cm dilakukan pemotongan

dengan mesin potong dari bagian atas pohon secara bertahap hingga
ke bagian bawah. Semua tunggul dan akar sisa pemotongan harus

dicabut dengan excavator dan dibuang ke tempat lain yang disetujui

direksi pekerjaan menggunakan dump truck.

Tahap Selanjutnya yaitu menutup dan meratakan lubang bekas

pembongkaran akar atau tunggul dengan bahan timbunan yang disetujui

direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan dengan alat pemadat yang

memadai.Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal

pelaksanaan kegiatan. Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek tebal 6

mm dengan ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso kelas 2 (borneo)

dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang

sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai

cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :

 Nama Kegiatan
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan
 Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
 Sumber dana
 Jangka waktu
 Nama penyedia jasa

Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh

masyarakat, serta tidak mengganggu lalu lintas.

Sebelum melakukan pembongkaran bangunan lama/eksisting, kontraktor

terlebih dahulu melaporkan mekanisme kerja pembongkaran kepada

pemilik serta berkoordinasi untuk hasil bongkaran yang perlu dibuang dan

yang perlu dijaga. Semua penghalang dalam batas tanah bangunan yang

menghalangi jalannya pekerjaan harus dibongkar atau dibersihkan dan


dipindahkan dari tanah bangunan itu, kecuali hal-hal yang tercantum

dalam gambar atau yang ditentukan oleh pemberi tugas harus dijaga agar

tetap utuh. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-

baiknya untuk menghindarkan harta benda atau bangunan yang

berdekatan dari kerusakan.

Metode pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemasangan bowplank,

meliputi pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan

dikerjakan. Pekerjaan pemetaan ini meliputi :

 Pengukuran batas luas lahan (site).

 Pengukuran batas bangunan.

 Pengukuran as bangunan.

 Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah

ditentukan (Bench Mark).

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan alat ukur Theodolith.

Pengukuran ini sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan

proyek, posisi bangunan baik arah horizontal maupun vertikal. Peil

bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir yang telah ada,

dan menjadi acuan selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah

pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan Pemasangan Bouwplank

(Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana

Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok

kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk

menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari

papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk


mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap

titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan

ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali.

Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As

sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih

dahulu ditancapkan kedalam tanah. Bouwplank dibongkar setelah

pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan.

Direksi keet merupakan tempat untuk melaksanakan pengawasan,

pengendalian pekerjaan, dan pekerjaan administrasi proyek. Di dalam

direksi keet antara lain terdapat gambar schedul proyek dan gambar

bestek, beberapa unit komputer, arsip bahkan bahan bangunan dan

peralatan yang digunakan pada proyek konstruksi tersebut, meskipun

untuk beberapa proyek membuat Gudang sementara, tetapi ada juga yang

menyimpan bahan dan peralatan didalam direksikeet serta sebagai tempat

peristirahatan para pekerja.

Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus selalu dibuatkan

dokumentasi dan laporan perkembangan pekerjaan tiap harinya. Supaya

pihak-pihak tertentu yang membutuhkan bisa dengan mudah mengetahui

perkembangan pekerjaan tersebut. Dokumentasikan awal pekerjaan dan

seterusnya dan semuanya itu lalu dibuatkan laporan perkembangan

pekerjaan tiap minggunya secara tertulis.

Rencana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) dalam pelaksanaan suatu proyek merupakan hal yang utama yang

harus dipersiapkan dengan tujuan supaya semua yang terlibat dalam

pekerjaan yang berada dilokasi pekerjaan terlindungi keselamatannya,


terjaga kesehatannya, dan merasa aman dalam melaksanakan tugasnya.

Selain hal tesebut diatas, sasaran dari penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah agar

semua bahan dan material, alat dan mesin produksi terjamin keamanannya

mulai darimobilisasi, penyimpanan, pemakaian maupun setelah

dipergunakan, dengan menggunakan prosedur/tahapan yang benar. Untuk

keperluan itu perusahaan akan memberikan suatu makalah/dokumen

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

yang terbaik dalam pekerjaan ini.

Instalansi listrik yang nantinya dipergunakan sebagai penerangan pada

lokasi pekerjaan jika ada pekerjaan lembur dan sebagai penerangan pada

rumah bedeng pekerja, ruang kantor atau gudang peralatan. Dan

tampungan sumber air digunakan untuk sarana penunjang pekerjaan dan

kegiatan MCK (mandi cuci kakus) untuk para pekerja.

Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut : Pengangkutan

peralatan konstruksi sesuai dengan daftar peralatan yang akan digunakan

untuk mengerjakan proyek .

Alat -alat yang berasal dari luar daerah dimobilisasi dengan menggunakan

tronton dan ponton/LCT ke Lokasi Pekerjaan. Mobilisasi juga meliputi

demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor pada akhir kontrak,

kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada konsultan

pengawas untuk diperiksa dan kemudian diajukan ke pemimpin proyek untuk disetujui

dan akan dinyatakan (persetujuannya) sebelum tanggal permulaan

berlakunya Kontrak.
Pagar sementara merupakan hal yang wajib dipersiapkan sebelum memulai

pekerjaan. Pagar sementara biasanya dipasang di sekeliling lahan yang

akan dibangun. Salah satu bahan yang sering digunakan sebagai pagar

sementara adalah seng gelombang, karena material ini mudah ditemukan

dipasaran, mudah dalam pemasangan, dan bila selesai masih bisa digunakan

untuk keperluan lain atau bisa juga dijual kembali.

Sebelum melakukan pembongkaran bangunan lama/eksisting, kontraktor

terlebih dahulu melaporkan mekanisme kerja pembongkaran kepada

pemilik serta berkoordinasi untuk hasil bongkaran yang perlu dibuang dan

yang perlu dijaga. Semua penghalang dalam batas tanah bangunan yang

menghalangi jalannya pekerjaan harus dibongkar atau dibersihkan dan

dipindahkan dari tanah bangunan itu, kecuali hal-hal yang tercantum

dalam gambar atau yang ditentukan oleh pemberi tugas harus dijaga agar

tetap utuh. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-

baiknya untuk menghindarkan harta benda atau bangunan yang

berdekatan dari kerusakan. Dalam pekerjaan ini pembongkaran yang akan

dilakukan meliputi : pembongkaran beton bertulang, pembongkaran

dinding, dan pembongkaran untuk menurunkan atap.

Setelah diterbitkan surat penetapan pemenang dan dilanjutkan dengan

Surat Perintah Mulai Kerja, maka dalam waktu 3 hari, kami akan

melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pra Construction Meeting) yang

dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Kontraktor dan Pengawas Lapangan

membahas semua hal baik teknis maupun non teknis dalam proyek ini.

Dalam waktu 2 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, kami menyerahkan

Jadwal kemajuan pelaksanaan Pekerjaan (Tim Schedule) secara


keseluruhan dan Time Schedule-Shop Drawing untuk bulan pertama

pekerjaan yang didalamnya menjelaskan rencana pelaksanaan yang akan

dicapai pada tahap awal, mobilisasi, Lay Out Perletakan (Pagar, Direksi

Keet, Gudang Bahan, Bengkel dan Barak Pekerja), schedule penggunaan

bahan, alat dan tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam proses

penyelesaian pekerjaan.

B. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

Pengertian perkerjaan galian tanah adalah pekerjaan yang dilaksanakan

dengan membuat lubang di tanah membentuk pola tertentu untuk

keperluan pondasi bangunan. Galian tanah yang dibuat harus dilakukan

sesuai perencanaan dan mencapai lapisan tanah yang keras. Jika

dibutuhkan, tanah tersebut juga perlu dipadatkan agar kondisinya lebih

kokoh serta mampu menahan beban bangunan dengan baik.

Sebelum mengerjakan penggalian tanah, ada faktor-faktor yang wajib

Anda perhatikan demi mendukung keselamatan dan kesehatan

kerja tersebut, antara lain :

1. Perhatikan aspek keamanan di sekitar lokasi proyek dengan membuat

pagar pelindung.

2. Para pekerja harus melakukan pekerjaan sesuai dengan

tanggungjawabnya masing-masing.

3. Pemeriksaan terhadap batas tanah wajib dilakukan secara tepat dan

akurat.
4. Perhatikan lokasi pembuangan tanah galian terutama di lokasi yang

berukuran sempit.

5. Pemeriksaan terhadap dimensi dan elevasi kedalaman galian.

6. Pengaturan metode penggalian, pembuangan, dan penumpukan tanah.

7. Penyediaan tangga sementara untuk galian tanah yang memiliki

kedalaman lebih dari 1 meter.

8. Penyesuaian tipe galian tanah dengan kondisi tanah yang aktual.

9. Pembuatan galian sisi miring dan pelebaran lubang untuk jenis tanah

yang berlumpur.

10. Pemasangan struktur penahan tanah sesegera mungkin pada jenis

tanah runtuhan.

11. Penyediaan mesin pompa air untuk tanah yang mengandung sumber

mata air.

12. Pengecekan kembali ketepatan ukuran dan elevasi kedalaman galian

tanah.

Langkah-langkah yang harus dikerjakan :

1. Buat gambar shop drawing untuk pekerjaan galian tanah kemudian

ajukan gambar tersebut untuk direalisasikan ke pondasi.

2. Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu

pelaksanaan pekerjaan.

3. Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran

terhadap ukuran dan elevasi galian tanah.

4. Berikan tanda pada hasil pengukuran memakai patok kayu yang dicat

putih.
5. Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan cangkul dan belincong.

6. Pasanglah patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung

proses penggalian tanah.

7. Galilah tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah

dipasang sebelumnya.

8. Buang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran

pekerjaan.

9. Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan

kedalaman sesuai perencanaan.

10. Periksa kedalaman galian tanah setiap ukuran tertentu menggunakan

theodolit.

11. Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa

supaya tidak menghambat pekerjaan.

12. Singkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti

sampah, potongan kayu, dan bebatuan.

13. Setelah proses penggalian tanah rampung, tahap berikutnya adalah

pekerjaan pondasi cor beton serta pengurugan tanah.

Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah

dikerjakan (pasangan batu atau beton) sudah cukup usia dan cukup kuat

terhadap gangguan akibat pekerjaan penimbunan dan pemadatan, atas

persetujuan Direksi. Pekerjaan timbunan dilaksanakan layer per layer dan

dipadatkan. Ketebalan tiap layer maksimal adalah 0.20 m. Alat pemadat

yang dipergunakan adalah hand stamper. Hand stamper dipergunakan pada

bagian perbatasan antara bidang timbunan dan bidang struktur.


Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer dan

dipadatkan sesuai dengan spesifikasi teknis.Semua material timbunan,

baik dari hasil galian atau dari stock pile ataupun dari borrow area harus

memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik seperti

tonggak-tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-akaran dan

sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari bongkahan batu cadas

dengan diameter lebih dari 15 cm atau bahan-bahan lain yang oleh direksi

dianggap akan membahayakan konstruksi. Material untuk timbunan yang

diijinkan adalah material yang mempunyai sifat dan gradasi baik.

Bila kadar air material ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar air

optimum, maka harus dilakukan pembasahan material timbunan dilokasi

pengambilan atau tempat dimana material timbunan dihampar sebelum

dipadatkan. Pemadatan harus menggunakan hand stamping atau peralatan

lain yang disetujui Direksi sehingga menghasilkan kepadatan 90 % . Hasil

akhir pekerjaan timbunan untuk urugan diatas tanah asli harus rapat

air,dan tidak boleh ada rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum.

Pekerjaan urugan tanah kembali ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi

sudah selesai dilakukan. Pekerjaan ini merupakan pengurugan kembali

tanah galian pondasi sehingga tanah bekas galian pondasi tidak tampak

lagi. Kalau misalkan tanah tersebut masih sisa kemudian tanahnya

digunakan untuk meratakan bagian dalam bangunan. Untuk pekerjaan

urugan yang bertujuan sebagai peninggian lantai, kebutuhan tanahnya

sangat tergantung pada tinggi elevasi lantai. Biasanya sisa tanah bekas

galian sebanyak 2/3 volume tanah galian bila pondasi yang digunakan

adalah pondasi batu kali.


Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti

dengan pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau

sesuai dengan perintah Direksi.

Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan

menyebarkan beban, sehingga beban yang dipikul permukaan tanah

merata. Urugan pasir bawah pondasi adalah pengurugan yang ditempatkan

di permukaan lobang pondasi yang digali, sedangkan pengurugan bawah

lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan

keramik lantai. Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai

dengan kondisi tanah. Satuan perhitungan urugan pasir adalah m3.

Untuk menerima kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti

langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai pola perhitungan kebutuhan

bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :

 Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm

padat.

 Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol

ketebalan dari pasir tersebut.

 Pasir dibasahi dengan air supaya pasir benar-benar padat dan rata.

 Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja

pondasi.

C. PEKERJAAN PASANGAN/BETON

Pekerjaan beton bertulang diawali dari pekerjaan sloof, kolom pagar

serta ringbalk. Tahap-tahap awal pada tiap-tiap item pekerjaan adalah


pekerjaan pembesian, lalu memasang bekisting, pengecoran beton,

melepas bekisting, dan terakhir merawat beton.

a. Pekerjaan Pembesian

- Membuat tulangan sengkang sesuai dengan syarat :

 Bengkokkan kait minimal 90o ditambah dengan perpanjangan 12o

 Atau bengkokkan kait 135o ditambah perpanjangan 6o

 Pembengkokan dilakukan dalam keadaan dingin

- Potong tulangan memanjang dan bentuk sesuai dengan gambar kerja

- Masukkan tulangan-tulangan memanjang balok pada sela-sela tulangan

kolom, sloof, atau ringbalk disebelahnya sesuai dengan dimensi ringbalk

dan posisi tulangan.

- Masukkan sengkang-sengkang sesuai dengan jumlahnya.

- Masukkan tulangan-tulangan memanjang ringbalk pada ujung yang lain

ke sela-sela kolom/ringbalk sebelahnya.

- Ikat sengkang dengan tulangan memanjang sesuai dengan jarak

sengkang yang di tentukan dengan menggunakan kawat bendrat.

- Cek kembali hasil pabrikasi dengan gambar kerja yang ada.

- Pasang pengatur jarak selimut beton/decking.

Pekerjaan beton ini akan meliputi semua pengadaan material dan tenaga

kerja untuk produksi serta pelaksanaan pekerjaan beton dan beton

bertulang, termasuk uji kekuatan dan perawatannya, yang akan meliputi

antara lain :

 Material pembentukan beton

 Pengadaan beton

 Baja tulangan
 Pekerjaan beton bertulang

 Perawatan beton

 Uji kelayakan dan kekuatan beton

Untuk pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan foot plat atau lantai kerja;

 Sloof dengan ukuran yang dipakai 20/30

 Balok lantai dengan ukuran 25/50, 20/30, 20/40, 40/50, 25/30,

20/40 untuk kantilever, 25/30 untuk kantilever;

 Kolom dengan ukuran 25/25, 40/90, 30/30, 40/40 dan kolom

praktis;

 Plat lantai;

 Listplank beton.

Untuk perawatan, setelah pengecoran selesai seluruh permukaan

disemprot air secara merata dan kontinyu, serta kondisi kelembaban

dijaga agar tetap selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan

mengguanakan water tanker truck atau disiram menggunakan selang air

dengan merata dan di tutup dengan karung goni atau curing compound.

Pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam

gambar diikuti berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan

berdasarkan petunjuk Direksi/Pengawas. Pondasi yang dipasang berasal

dari material batu karang yang bermutu baik yang mengandung lumpur dan

batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang

dijelaskan sebagai berikut:


a. Pasangan pondasi batu karang tebalnya dibuat minimum 20 cm dan

diatasnya dipasangkan pasangan batu bata 1 bata sebagai pengait

dinding atau sesuai gambar rencana.

b. Untuk pondasi dipakai batu karang yang berkualitas baik, keras, tidak

polos dan permukaannya tajam. Batu karang yang dipakai harus

dipecah-pecah sehingga diameternya antara 10 cm sampai 30 cm.

Pasangan batu karang untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1

PC: 5 pasir yang diaduk matang. Ukuran kedalaman dan lebar pondasi

batu karang dibuat sesuai gambar rencana.

Batu karang harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh

serta terikat baik satu sama lainnya dengan adukan. Untuk keperluan

kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan, kabel-kabel dan

lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang mudah

dibuka. Dimensi pondasi batu karang disesuaikan dengan gambar rencana.

Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu bata mengacu pada persyaratan-

persyaratan standar:

a. PUBI – 1982

b. NI – 3 – 1970

c. NI – 10 – 1973

d. SSII – 0021 – 78

Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as-as

kolom dan as-as pasangan bata. Daerah-daerah yang akan dipasang bata

harus demarking terlebih dahulu, setelah semua marking disetujui oleh

Pengawas barulah kita pasang bata pada posisi tersebut dengan campuran
yang telah ditentukan dalam spesifikasi. Campuran yang disetujui dan

sesuai dengan perencaan yaitu campuran 1 Pc : 4 Ps.

Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding bata adalah:

a. Sebelum dipasangkan batu bata harus direndamkan di air sampai jenuh.

b. Bersihkan dahulu bagian yang akan dipasangkan batu bata, kemudian siram

dengan air sampai jenuh.

c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada setiap sudut untuk

menentukan posisi horizontal dan vertikal dengan menggunakan benang

yang berguna sebagai acuan pemasangan bata ssehingga hasilnya dapat

rata, tidak terjadi kemiringan pada arah vertikal maupun horizontal

karena jika terjadi kemiringan maka akan menyulitkan pekerjaan finishing

selanjutnya seperti plesteran, pemasangan keramik atau pengecatan.

d. Pemasangan bata harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan

lainnya.

e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut

pertemuan dinding harus dipasang kolom dan balok praktis dengan

tambahan besi stek sebagai angkur di dinding. Posisi dinding harus berada

di atas balok sloof yang pada saat pengecorannya sudah dipasang besi

stek.

f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus

dipasang balok praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang

lebar agar kusen tersebut tidak menerima beban berat dinding bata

diatasnnya.

g. Peralatan yang dipakai sendok tembok/cungkir, waterpass tangan, palu,

benag dll.
Setelah pekerjaan bata selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan plesteran,

aci atau pemasangan keramik dinding, agar permukaanya rata maka pada

saat pekerjaan harus dibuatkan acuan dari benang dan alat bantu

penggaris.

Setelah pasangan batu ini dipasang baru kita memasang plesteran.

Pemasangan yang akan diplester harus dikasarkan dan dibersihkan serta

tidak mengandung bahan perusak. Bidang-bidang yang berlumut harus

dibersihkan dengan sikat kawat baja. Setelah bersih disiram dengan air

kemudian baru pekerjaan plesteran dapat dimulai. Tebal plesteran tidak

kurang dari 1,5 cm. Permukaan plesteran harus diaci digosok sampai halus.

Untuk pekerjaan plesteran menggunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.

Bahan-bahan untuk plesteran kecuali semen, sebelum pemakaian harus

disaring terlebih dahulu dengan saringan lubang persegi sebesar 5 mm.

Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan bidang-bidang / permukaan yang

akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu.

Secara garis besar metoda pelaksanaan plesteran sebagai berikut:

 Buat adukan sesuai dengan spesifikasi teknik

 Lakukan penyiraman di daerah yang akan diplester

 Buat kepalaan setebal 15 cm

 Lanjutkan dengan penyiraman setelah kepalaan kering

 Lakukan plesteran pada bidang yang telah ada kepalan

 Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalan

 Setelah kering roskam untuk menggosok permukaan dinding sampai

halus dan rata.


Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan yiyit /

acian dari Pc, sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah-pecah. Tebal

plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali pleteran beton yang

nampak dengan tebal maksimum 1,5 cm.

 Setelah cukup curing keringkan bidang tersebut selama 1 hari

 Lakukan Pengacian dimulai setelah plesteran mengering, pengacian

dilakukan/ dikerjakan dengan penggosokan dan pemolesan dengan

adonan yiyit/ acian dari semen.

Plesteran baru tersebut harus dijaga dan dirawat sedemikian rupa,

supaya tidak terjadi retak-retak dan pecah-pecah dengan disiram air

minimum 3 (tiga) kali dalam waktu 24 jam selama 3 (tiga) hari.

Pelaksanaan Pekerjaan Acian ini biasanya dilaksanakan untuk finishing

pasangan bata, beton dan atau graveloid.

Metode pelaksanaan pekerjaan acian ini dibuat untuk kelengkapan

persyaratan dan pemahaman dalam melaksanakan tahapan-tahan

pekerjaan acian. Sebelum melaksanakan pekerjaan acian dasar

permukaan yang akan di aci terlebih dahulu dibersihkan dengan

menggunakan sikat baja yang dibasahi dengan air, dan memastikan tidak

ada kerak-kerak spesi, minyak dan atau bahan lainya yang menempel

pada permukaan dinding yang akan di aci tersebut.

Mempersiapkan peralatan untuk melaksanakan acian berupa :

- Dolaq

- Cetok untuk menempelkan spesi

- Sekop

- Pacul
- Ember Cor

- Sendok/spoon untuk Penghalus Permukan acian

- dll.

Serta menyiapkan bahan-bahan untuk acian antara lain adalah :

- Semen

- Pasir Pasang yang di ayak

- Air Pencampur

- dll.

Bahan yang digunakan adalah bahan dengan mutu baik yang memenuhi

persyaratan sesuai spesifikasi teknis sebagai bahan acian serta telah

mendapat persetujuan dari pemilik/direksi pekerjaan. Sementara air yang

digunakan dalam pencampuran harus bebas dari kotoran debu, minyak dll.

yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara bidang acian dengan

pasangan.

Pekerjaan sponengan dilakukan setelah plesteran tembok selesai, dan

untuk campuran pekerjaan plesteran tepi tegak adalah 1 Kapur : 1 semen :

2 pasir

Pekerjaan ini meliputi pemasangan lantai selasar, titik peil mengikuti

gambar rencana. Warna dan motif berdasarkan petunjuk

Direksi/Konsultan Pengawas. Ruang lingkup lantai yang dipergunakan

berkualitas sesuai gambar rencana atau petunjuk Direksi/Konsultan

Pengawas. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti

dijelaskan sebagai berikut:


a. Pemasangan lantai sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana.

b. Pekerjaan pemasangan ubin baru diperkenankan untuk dipasang setelah

semua pekerjaan-pekerjaan dinding/plester dan plafond telah selesai

dikerjakan.

c. Sebelum pemasangan keramik lantai/granit harus direndam air sampai

jenuh.

d. Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cacat berupa: retak-retak,

gelombang-gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung/cekung, sisi

ubin keramik harus siku, penyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih

besar dari 0,5 cm.

e. Bahan keramik yang digunakan berukuran 60 x 60 cm dan 20 x 20 cm

untuk lantai toilet serta pemasangan keramik dinding toilet dengan ukuran

20 x 25 cm dan untuk plint dinding ukuran 10 x 60 cm sedangkan pada

jenis keramik kualitas KW-1 warna keramik disesuaikan dengan petunjuk

Direksi.

f. Pemasangan ubin keramik harus dikerjakan oleh tukang kayu yang benar-

benar ahli dan harus menghasilkan penyelesaian/hasil akhir yang rapid dan

naad yang lurus. Naad harus diisi dengan bahan grouting/pasta

semen/okker yang warnanya disesuaikan dengan warna ubin yang dipakai.

Pemasangan naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang

serta celah-celah keramik satu sama lain harus dibersihkan terlebih

dahulu dari kotoran yang menghambat cairan bahan pengisi. Segera

setelah pengisian naad dengan semen permukaan lantai harus segera

dibersihkan agar tidak terdapat noda bekas semen.


Pemasangan keramik yang tidak rapi, bergelombang, naad tidak lurus dan

sebagainya akibat dari pemasangan yang tidak baik harus

dibongkar/diganti sehingga memuaskan Direksi.

Lantai kerja merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi

bangunan dengan lingkup dan kondisi lingkungan yang cukup kompleks.

Ketebaan lantai kerja biasanya setebal 5 - 10 cm. Adapun fungsi dari

pembuatan lantai kerja adalah sebagai berikut:

a. Memudahkan pekerja berdiri diatas lahan datar, lahan menjadi

tidak kotor dan becek.

b. Merupakan dudukan besi lapis bawah (untuk pondasi rakit atau pile-

cap).

c. Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.

Sedangkan langkah-langkah pembuatan lantai kerja adalah sebagai

berikut :

a. Memastikan elevasi yang diperlukan untuk lantai kerja (leveling

lantai).

b. Memasang pondasi cerucuk bambu. Jarak dan kedalaman cerucuk

sangat bergantung pada kondisi tanah. Bila kondisi tanah buruk (N-

SPT < 15, tanah lunak) maka cerucuk dapat dibuat lebih dalam dan

jarak antar-cerucuk dapat lebih rapat.

c. Memasang plastik atau sekat sejenis. Fungsi pemasangan plastik

adalah untuk membatasi lapis beton agar tidak bercampur dengan

tanah.
d. Pembesian lantai kerja. Pembesian pada lantai kerja perlu untuk

memperkuat lantai kerja agar cukup kuat menahan gaya tekan dan up-

lift tanah. Penggunaan besi cukup dengan diameter kecil saja (cukup 8

mm) dan dapat menggunakan besi polos. Jarak penulangan dapat

dibuat renggang (20-25 cm) sesuai dengan kebutuhan. Usahakan

memakai besi-besi bekas potongan agar tidak terjadi waste besi yang

berlebih.

e. Membuat bekisting di sekitar batas lantai kerja.

f. Cor lantai kerja.

D. PEKERJAAN KAYU/KACA

Pekerjaan ini meliputi :

- Pek. Kusen Pintu & Jendela

- Pek. Daun Pintu & Daun Jendela

- Pas. Ventilasi Papan 3 cm

- Pek. Pas. Jendela Panel

- Pek. Rangka Plafond

- Pek. Plafond Triplek 4 mm

- Pek. List Plafond Profil

- Rolling Door

Pekerjaan yang tersebut diatas mengacu pada gambar teknis yang ada,

apabila terjadi perubahan yang terjadi di lapangan harus sepengatahuan

dari pengawas lapangan dan atas persetujuannya.

Plafon digunakan sebagai penutup langit-langit atap sehingga memberikan

keindahan dan menimbulkan rasa aman ketika melintas dibawahnya. Untuk


mendapatkan hasil pekerjaan plafon yang maksimal, diperlukan metode

kerja pemasangan plafon yang tepat diantaranya sebagai berikut :

Peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan plafon yaitu :

 Stager sebagai tangga untuk bekerja di ketinggian

 Mesin bor

 Benang ukur

 Water pass

 Rambu ukur

Langkah Kerja Pemasangan Plafon sebagai berikut :

Membersihkan langit-langit yang akan dipasang plafon. Material yang

tidak terpakai seperti multiplek bekas bekisting lantai beton ada

kemungkinan suatu saat dapat terlepas dan merusak plafon dibawahnya.

Selain itu pembersihan lokasi juga dapat mempermudah proses

pemasangan plafon.

Memasang penggantung plafon, pengecekan harus terus dilakukan untuk

memastikan setiap penggantung terikat kuat dan berada pada posisi yang

aman karena plafon harus terpasang dalam keadaan kuat tanpa mengalami

kerobohan sehingga membahayakan aktifitas didalam sebuah ruangan.

Goyangan pada plafon yang seharusnya terpasang diam juga dapat

menyebabkan rasa was-was sehingga muncul rasa takut untuk berada

didalam ruangan tersebut. Test beban gantung menggunakan beban

pemberat sebelum material plafon diikat pada penggantung perlu

dilakukan tes pembebanan terlebih dahulu untuk memastikan material

penggantung yang digunakan kuat untuk menahan beban plafon secara

keseluruhan.
Mengukur kedataran tiang penggantung dengan waterpass dan rambu

ukur. Posisi yang datar diperlukan agar hasil akhir pemasangan plafon rapi

tidak bergelombang. Menentukan batas-batas pemasangan dengan

bantuan benang ukur.

Syarat pemasangan plafon yang baik adalah :

 Nut plafon rapi

 Plafon datar dan rata

 Warna plafon sejenis

 Plafon tidak bergelombang

Penggantung plafon kuat.

E. PEKERJAAN ATAP

Pemasangan atap dengan kuda-kuda baja ringan di atas struktur

pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan

cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan

persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya

adalah:

a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt)

pada kedua tumpuannya.

b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.

c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.

d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).

e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.

f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan

pelaksanaan pekerjaan.
Pemasangan Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Dipasang langsung di atas ringbalk.

b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus

dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk

meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-

plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk

menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong didalam wall-

plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang

stabil.

Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan

1. Persiapan Kerja

 Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan tidak

diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.

 Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan

kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan

pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja).

 Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara

lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat

penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.


2. Lavelling Dan Marking

 Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan

siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat

bantu.

 Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian

bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada

di bawahnya.

 Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan

gambar rencana atap.

 Mengukur jarak antar kuda-kuda.

3. Pengangkatan dan Pemasangan kuda-kuda

 Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan

kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.

 Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi

kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat

pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja.

Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di

sebelah kanannya adalah sisi kanan.

 Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring

balok menggunakan benang dan lot (unting-unting).

 Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan

menggunakan 4 buah screw 12 –14 x 20 HEX.

 Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan

menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak

berubah.
 Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda,

sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.

 Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2

meter).

 Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan

memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)

 Memasang balok nok.

 Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban

angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.

 Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di

atas truss, jurai dan rafter.

 Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup

atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat

memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.

 Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang

menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang

sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda

terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan

di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.

 Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling

battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian

atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceiling

battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2

(dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat

ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang


ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan

harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus

di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan

plafond dan penggantungnya. Pemasangan ceiling battens, Sambungan

ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan

4 buah screw.

4. Pemasangan Penutup Atap

 Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran

nok maupun sisi atap, danmemastikan support overhang terpasang dengan

benar.

 Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih

dahulu di atas jurai dan rafter.

 Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan,

kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan

screw 10 – 16 x 16 HEX.

Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas.

Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi

dan tidak berbelok – belok.

F. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Meliputi bahan/material yang bermutu baik untuk mendapatkan hasil yang

baik. Ruang lingkup pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh

material, perlengkan/peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan sistem


listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna. Seluruh pekerjaan

instalansi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur

yang sudah berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN

yang memiliki SPT dan Surat Ijin Kerja (SIKA C) yang masih berlaku.

Seluruh pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai peraturan listrik yang

berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL. Lingkup pekerjaan listrik ini

meliputi pengadaan dan pemasangan kelistrikan dan ada kaitanya dengan

tegangan, termasuk pemasangan penangkal petir dan pemasangan AC.

Pekerjaan ini meliputi pemasangan lampu down light 20 W, pemasangan

lampu down light 10 W, lampu TL 36 W sebanyak 2 pc, pemasangan saklar

ganda dan tunggal, pemasangan stop kontak dan meteran PLN.

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini seperti yang

dijelaskan sebagai berikut:

a. Kontraktor pelaksana harus memasang lampu jenis atau tipe Down Light

20 W dan 10 W, termasuk lampu TL 36 W lengkap dengan aksesorisnya

serta lampu lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

b. Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau sekualitas.

c. Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualitas 3 M,

legrand atau yang sekualitas.

d. Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau

yang sekualitas. Sambungan (copling) T-Dos harus dengan merk yang sama

dengan jenis conduitnya.

e. Kontraktor pelaksana juga memasang meteran PLN.

Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara

penempatan yang benar atau dari material bangunan lama yang masih
layak/baik dapat dipasang dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.

Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material

pekerjaan listrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum

dipasang. Material yang harus diajukan contohnya antara lain: kabel, stop

kontak, saklar, lampu (setiap jenisnya), conduit, ballast dll.

G. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan ini juga termasuk pemasangan batu alam railing tangga serta

pagar dengan ukuran yang telah ditentukan pada perencaan dan disetujui

direksi. Meliputi bahan/material yang bermutu baik serta tenaga yang

terampil untuk mendapatkan hasil yang baik. Lingkup pekerjaan ini meliputi

seluruh permukaan yang kelihatan seperti yang disebutkan/ditunjuk dalam

gambar untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan petunjuk

Direksi/Konsultan Pengawas.

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang

dijelaskan sebagai berikut:

a. Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaan dinding maupun

bangunan lainnya yang akan di cat harus dibersihkan dari kotoran. Setelah

pekerjaan pembersihan selesai permukaan dinding harus digosok dengan

amplas kemudian diplamir untuk menutupi bagian-bagian permukaan

tembok yang berlubang dan yang terdapat celah-celah kemudian digosok

lagi hingga permukaan tembok menjadi halus lalu dicat paling sedikit dua

kali pengecatan.

Untuk pekerjaan pengecatan menggunakan cat merk catylac atau

setara dengan warna putih weathershield. Listplank dan semua


pekerjaan kayu lainnya dicat menggunakan cat yang setara dengan

warna putih weathershield.

H. PEKERJAAN KUNCI / PENGGANTUNG

Dalam pemasangan kusen yang perlu diperhatikan adalah kusen harus

lot/lurus terhadap dinding, sambungan kusen harus tepat, halus dan rata.

Pada kusen kayu diberi penguat berupa besi atau kayu yang ditanam pada

kolom praktis agar nantinya dinding sekitar pinggir kusen tidak

retak/pecah. Pemasangan accessories seperti kunci, engsel, hak angin,

grendel untuk pintu dan jendela akan kami pasang dengan rapi dan kuat

agar accessories pintu dapat bekerja dengan baik.

Urutan pemasangan kusen kayu:

a. Beri tanda dimana kusen akan dipasang.

b. Gunakan alat waterpass tangan, kusen diposisikan berdiri tegak dan

ditahan agar tidak bergerak dan tetap tegak.

c. Pasang paku pada kedua ujung papan untuk menahan kusen agar tetap

berdiri tegak. Periksa dan pastikan dimana engsel berada disebelah kanan

atau kiri, kemudian kaitkan paku diujung papan dan tepi kusen bagian atas.

d. Pasang bata dan kawat pengikat (angkur) yang dipasang pada setiap 4 atau

5 lapis batu.

e. Celah antara kusen dan bata diisi dengan adukan semen sehingga dengan

demikian kusen akan menjadi massif, kuat dan kokoh.

Dalam pekerjaan juga terdapat pemasangan teralis besi (besi beugel) dan

termasuk juga pemasangan kaca mati pada jendela. Pekerjaan termasuk


juga segala assesorisnya seperti engsel, kunci dan kait serta assesoris

lainnya.

I. PEKERJAAN LAIN-LAIN

a. Pek. Biaya Administrasi, Dokumentasi, & Pelaporan

Pekerjaan ini meliputi pembiayaan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini. Setiap pekerjaan yang dilakukan akan diambil

dokumentasinya dan membuat laporan.

b. Pek. Pembersihan Akhir dan Finising

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan pada lokasi pekerjaan serta

pengecekan pekerjaan yang sudah dikerjakan. Apabila terjadi kekurangan

dari item pekerjaan untuk segera diperbaiki.

Bintuhan, 02 Juli 2019


CV. LG PERATAMA

ttd

RODI BARLIN ASPI


Wakil Direktur

Anda mungkin juga menyukai