Abutment
Abutment
Abutment
https://www.situstekniksipil.com/2017/11/pelaksanaan-pengerjaan-
abutment.html
pekerjaan berjalan secara efisien dan sistematis, yaitu item pekerjaan mana
yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan item mana yang harus
melanjutkannya.
harus diletakan diatas tanah keras supaya dapat tercapai tegang tanah yang
diizinkan.
pengecoran.
digunakan besi D 19 uril untuk tulangan pokok dan digunakan besi D 13 uril
16 uril. Fungsi dari abutment ini adalah sebagai dinding penahan tanah.
Pekerjaan Persiapan
referensi BM dan titik awal bangunan atau Stationing Koordinat dan Elevasi.
Kontraktor membuat jalan kerja atau akses untuk memudahkan alat berat
pekerjaan jembatan.
diantaranya:
Persyaratan Bahan
Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus
tempat yang aman, sehingga bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi
kualitas bahan.
Pengendalian pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum
Persyaratan Pelaksanaan
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil atau
pengawas.
Apabila hasil atau kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh konsultan
yang telah selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada konsultan
pengawas.
kualitasnya.
konsultan pengawas.
pelaksanaan pekerjaan.
proyek.
Bangunan ataupun bekas bangunan yang masih ada pada lokasi dan harus
kedalam tanah.
terdiri dari ruangan untuk konsultan Pengawas, Enginer, staf, koordinasi dan
secara baik dan terlindungi dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas
bahan. Lokasi dan lay-out direksikeet dan gudang diusulkan oleh penyedia
Tim pengawas akan memberikan titik acuan sebagai dasar pengukuran titik
Setiap tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor harus
proyek
area proyek.
Pengawasan Umum
Pada umunya pengawasan terhadap proyek menyangkut masalah biaya,
dengan time schedule yang ada serta apabila ada kekurangan atau
Pada tahap pra pengecoran dilakukan pengawasan dalam segala aspek yang
pengecoran.
pemeriksaan dilapangan.
Peralatan.
cukup kuat menerima beban pada tahap pengecoran dan pasca pengecoran.
Posisi bekisting dan ukurannya diperiksa, posisi dan elevasi bekisting serta
rencana.
izin cor. Apabila salah satu syarat belum terpenuhi, konsultan dapat
Pengawasan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
Permukaan beton selama tiga hari berturut – turut harus dijaga selama
beton tersebut belum mengeras, pada daerah tersebut tidak boleh diberi
beban dulu.
untuk mendaptkan informasi lebih dan berguna baik untuk perkuliahan dan
terima kasih.
Bagian – Bagian Jembatan
https://karetmalang.wordpress.com/2019/04/25/bagian-bagian-jembatan/
Keterangan :
1. Bangunan atas
2. Landasan ( Biasanya terletak pada pilar/abdument )
3. Bangunan Bawas ( memikul beban )
4. Pondasi
5. Optrit, ( terletak di belakang abdument )
6. Bangunan pengaman
Menurut ( Siswanto, 1993 ) : Bentuk dan bagian jembatan dapat dibagi dalam 4 bagian utama,
yaitu :
1. Struktur Atas
2. Struktur Bawah
3. Jalan pendekat
4. Bangunan pengaman
Struktur atas jembatan adalah bagian jembatan yang menerima beban langsung baik dari lalu
lintas kendaraan, beban pejalan kaki, dan bahkan beban mati untuk selanjutnya di salurkan ke
struktur bawah jembatan. Struktur atas jembatan terdiri dari : gelagar-gelagar induk, struktur
tumpuan atau perletakan, struktur lantai jembatan dll.
Trotoar
berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati jembatan agar tidak
mengganggu lalu lintas kendaraan. Konstruksi trotoar direncanakan sebagai pelat beton yang
diletakkan pada samping lantai jembatan yang diasumsikan sebagai pelat yang tertumpu
sederhana pada pelat jalan. Trotoar terbagi atas :
Sandaran (Hand Rail), biasanya dari pipa besi, kayu dan beton bertulang.
Tiang Sandaran (Rail Post), biasanya dibuat dari beton bertulang untuk jembatan girder beton,
sedangkan untuk jembatan rangka tiang sandaran menyatu dengan struktur rangka tersebut.
Peninggian Trotoar (Kerb)
Slab Lantai Trotoar
Berfungsi sebagai lewatan dan penahan beban kendaraan ketika lalu lintas sedang berjalan.
Gelagar (Girder)
Terdiri atas gelagar induk / memanjang dan gelagar melintang. Gelagar induk atau memanjang
merupakan komponen jembatan yang letaknya melintang arah jembatan atau tegak lurus arah
aliran sungai. Sedangkan, gelagar melintang merupakan komponen jembatan yang letaknya
melintang arah jembatan.
Balok Diafragma
Memiliki fungsi utama mengakukan Girder satu dengan lainnya dari pengaruh gaya beban
melintang
Untuk mendapatkan kekakuan jembatan pada arah melintang dan menjaga torsi maka diperlukan
adanya ikatan-ikatan angin tersebut. Ikatan angin pada jembatan berfungsi untuk memberi
kekakuan pada jembatan dan meneruskan beban akibat angin kepada portal akhir
Andas
Andas bisa disebut juga sendi, yaitu sendi yang diletakkan dibawah jembatan sebagai tumpuan
beban dari bentangan jembatan.
andas ada 3 bagian yaitu andas hidup, andas mati dan rol, andas hidup adalah bagian yang bisa
bergerak dan nempel di bentangan jembatan, andas mati adalah yang tertanam di tanah dan rol
sebagai poros bearing.
Tumpuan (Bearing)
Karet jembatan yang merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan jembatan, yang
berfungsi sebagai alat peredam benturan antara jembatan dengan pondasi utama.
Fungsi utama struktur bawah adalah memikul beban – beban pada struktur atas dan juga beban
pada struktur bawah itu sendiri untuk disalurkan ke pondasi. Yang selanjutnya beban – beban
tersebut oleh pondasi disalurkan ke tanah dasar.
merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai dinding
penahan tanah. Bagian – bagian abutment terdiri dari :
Terletak di tengah jembatan yang memiliki fungsi yaitu mentransfer gaya beban jembatan ke
pondasi. Sesuai dengan standar yang ada, panjang bentang rangka baja, sehingga apabila bentang
sungai melebihi panjang maksimum jembatan tersebut maka dibutuhkan pilar. Pilar terdiri dari
bagian – bagian antara lain :
Kepala Pilar
Kolom Pilar
Pilecap
Drainase
Fungsi drainase adalah untuk mengalirkan air hujan secepat mungkin ke luar dari jembatan
sehingga tidak terjadi genangan air dalam waktu yang lama. Akibat terjadinya genangan air
maka akan mempercepat kerusakan struktur dari jembatan itu sendiri. Saluran drainase
ditempatkan pada tepi kanan dan kiri dari badan jembatan (saluran samping), dan gorong –
gorong.
Pondasi
Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah dasar. Pada perencanaan
pondasi harus terlebih dahulu melihat kondisi tanahnya. Dari kondisi tanah ini dapat ditentukan
jenis pondasi yang akan dipakai. Pembebanan pada pondasi terdiri atas pembebanan vertikal
maupun lateral, dimana pondasi harusmampu menahan beban luar diatasnya maupun yang
bekerja pada arah lateralnya. Berdasarkan sistemnya tipe pondasi yang dapat digunakan untuk
perencanaan jembatan antara lain :
Pondasi telapak (Spread footing), Pondasi telapak digunakan jika lapisan tanah keras (lapisan
tanah yang dianggap baik mendukung beban) terletak tidak jauh (dangkal) dari muka tanah.
Dalam perencanaan jembatan pada sungai yang masih aktif, pondasi telapak tidak dianjurkan
mengingat untuk menjaga kemungkinan terjadinya pergeseran akibat gerusan.
Pondasi sumuran (Caisson), Pondasi sumuran digunakan untuk kedalaman tanah keras antara 2-
5 m. Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk lingkaran berdiameter
kurang dari 80 m. penggalian secara manual dan mudah dilaksanakan. Kemudian lubang galian
diisi dengan beton siklop (1pc : 2 ps : 3 kr) atau beton bertulang jika dianggap perlu. Pada ujung
pondasi sumuran dipasang pier untuk menerima dan meneruskan beban ke pondasi secara
merata.
Pondasi Tiang (Pile Foundation)
o Tiang Pancang Kayu (Log Pile)
o Tiang Pancang Baja (Steel Pile)
o Tiang Pancang Beton (Reinforced Concrete Pile)
o Tiang Pancang Komposit (Compossite Pile)