Document PDF
Document PDF
Document PDF
Kereta Kencana
Jas Lusuh Kereta Kencana
Antologi Puisi Esai 2015
Badrus Shaleh
Didik Siswantono
Hidayat Banjar
Ilham
Latief Setia Nugraha
Pengantar
Jamal D. Rahman
Penyunting
Jonminofri Nazir
Eksekusi
Sisko Amin Pratama (Design & Lay Out)
ISBN 978-602-0812-03-8
Penerbit
Inspirasi.co
(PT CERAH BUDAYA INDONESIA)
Menara Kuningan lt. 9G
Jalan HR. Rasuna Said Kav V Blok X-7, Jakarta Selatan
inspirasidotco@gmail.com | http://inspirasi.co
Jas Lusuh
Kereta Kencana
Badrus Shaleh | Didik Siswantono
Hidayat Banjar | Ilham | Latief Setia Nugraha
Daftar Isi
Pe n g a nt ar o leh Jam al D R a h m an 7
Taburlah bunga-bunga
dan gemuruhkan doa-doa
di atas pusaraku bersama nenek moyang kita
patuhlah senantiasa perintah Uwatta
ialah yang empunya sabda-sabda Dewata
1.
detik ini kepadaku engkau datang
sewujud nur karamah1 waliyullah yang bertandang
bagai melewati pintu-pintu dimensi khusyuk
sembahyang
memancar gelap otakku yang petang
yang sehitam batu-batu berlumut sewarna arang
TAHLIL FADHILAH 19
bisik lirih itu kini meninju sejumlah sembilu
ke dada, degub merenta, lalu kini ejamu
serupa pukulan ombak bertubi menghempas
karangku
terluka! meretakkan kerasnya batu sombongku
bisikmu lafal-lafal baka, coba lubukku mengeja
hanya suara-suara denyit yang ronta
20 BADRUS SHALEH
bisikanmu kini menjelma gemuruh
lewat bahasa deru di balik angin riuh
meminta diri heningkan cipta
di pantai, di relung pikir paling sangsai
di sangsai, dalam luka kuhimpun damai
di damai, kian kucari tenang kian imanku burai
di burai, lecut gelombangmu badai
2.
TAHLIL FADHILAH 21
aku bertukar takdir dengannya
dalam rambah kelana
sembari memasuki kata dan arti
untuk mencari jawaban yang bersembunyi
dan pertanyaan yang selalu menusuk hati
tanya itu tak pernah kudengar di suraumu
karena ruang dan masa kita tak lagi sama.
budaya yang berbeda menuntut gerak bertekad
yang beberapa belum sempat kau jawab
belum sempat kau menajad dan ijtihad3.
kesemuanya entah kenapa telah menjelmakanku
menjadi batu-batu menggelinding begitu saja
mengikuti ruas jalan rendah dan berkelok
seiring arus angin dan geliat musim
hingga sampai batuku ini di pantai
Lalu tak tahu ke mana mesti pergi
ke mana mesti kembali.”
3.
22 BADRUS SHALEH
tak pernah memajaz4kan ketulusan yang bening
seikhlas pucat wajahmu yang tegar di hadapan
ujung senapan penjajah
masa lalu denganmu, taman sabana azan subuh
Iman, Islam, Ihsan5 dan semangat nasionalisme
terbalut
serupa pagi berselimut kabut
fajar matahari terbit dari qunut6
magrib diri larut dalam ruang malakut7
menuju surau saat senja surut
dan surya tenggelam di batas laut
4
Majaz; metafora
5
Tiga pondasi agama dalam faham Ahlussunnah
6
Bacaan doa setelah ruku’ dan sebelum sujud dalam salat subuh (lih. Fathul Qarib,
bab Shalat)
7
adalah alam spiritual. Lebih jelasnya, silakan baca di buku-buku tasawuf.
8
Maksudnya: persatuan secara umum; rahmatan lil alamin, yakni kasih saying bagi
seluruh alam.
TAHLIL FADHILAH 23
yuriduna ay yathfi-u nurallahi biafwahihim
wa ya’ballahu illa ayyutimma nurahu
walau karihal kafirun9
iqamah menyambut
kota-kota surga seketika berpindah ke mihrab saat
sujud
wangi firdaus tercium dari lembah balik sajadah
sesekali kudengar percik kausar membasah
dalam ejaan Fatihah dalam getar khusuk yang
muntah
engkau imami aku dan sesama santri menghadap
kiblat
: ka’bah. tempat engkau berikrar menanam janji
kepada Allah10
untuk berjihad di jihat11 sunnah12
24 BADRUS SHALEH
untuk suatu tujuan:
membasuh kotoran yang mengacak-acak iman
dahulu
engkau ajarkan
kami bagaimana menubuhkan diri dalam ruh al-
Qur’an
menyucup habis saripati hadis
mengias mengais lelaku dengan qiyas
menyimak pengajaranmu perihal ijmak13
dalam kemarau tak terasa panas risau
dalam hujan tumpah darah menahan payah
dahulu
sekelih angin
setipis embun
aku berikrar meneruskan juangmu
membuka suhuf-suhuf
jejak ahli tasawuf
ziarah kepada Jailani dan Ghazali
sowan pada pikiran Asy’ari dan Maturidi
di bilik-bilik teologi14
yang kesemuanya mengesa-menyatu
LAILAHAILLAHU
Jailani dan Ghazali adalah para Imam Tasawuf; Asy’ari dan Maturidi adalah para
14
TAHLIL FADHILAH 25
namun kini
dudukku berjarak dari pangkumu
tak ada papan
dan dampar dalam pengajian
suraumu telah jauh kutinggalkan
26 BADRUS SHALEH
Adam sangsai menanggung beban batu di lehernya
Hawa cemas menimang gunduk batu di dadanya
sementara Iblis terbahak-bahak sembari
menenggak lumpur neraka
TAHLIL FADHILAH 27
Adam bertanya, ‘apakah gerangan nama
itu terlukis indah di gerbangMu
Wahai Yang Mulia?’
Tuhan berkalam,
‘Muhammad adalah kekasihku,
kuciptakan alam semesta
karenanya’
sepi
Adam berpikir suntuk diiringi getar jiwa Hawa
28 BADRUS SHALEH
meski akhirnya engkau mesti kulemparkan ke bumi.
Firmannya.”15
Lailahaillallah
Muhammadurrasulullah18
4.
sunyi pantai
diri batuku terkulai
meninggkahi sujud para abid
kurangkum puing-puing kerikilku dalam untai biji
tasbih
kepalaku yang keras
15
Kisah ini dipetik dari kitab Annurul Mubin, fi Mahabbati Sayyidil Mursalin karya
hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, kisah ini sebagai landasan tawasul dan tahlil, dalam
ijtihadnya.
16
Tawasul, adalah menyambung perantara karamah para kekasih Allah untuk
memohon doa kepadaNya. Dalam Islam, yang percaya pada tawasul ini termasuk
faham Ahlussunnah wal jama’ah.
17
Tahlil sudah dijelaskan pada catatan kaki no.1
18
Kalimat tauhid yang menurut ulama menjadi lubuk dari bacaan tahlil.
TAHLIL FADHILAH 29
mataku yang keras
mulutku yang keras
hatiku yang keras,
seluruh tubuh ruhku yang keras
sendiri, sendiri
kini
kuperas-peras
astaghfirullahal adhim…19
30 BADRUS SHALEH
5.
wahai Kiai
ke rumahmu lama aku tak sowan
rumah yang berdiri di dalam hatiku yang dulu
yang dulu, sewaktu tak ada benda selain embun di
daun jiwaku
saat tubuh dan ruhku menyeru hu, hu, hu…
Allah...
22
QS. Al-Falaq, termasuk bacaan dalam tahlilan.
23
Adalah musyawarah para ulama untuk mengeluarkan fatwa.
32 BADRUS SHALEH
minal jinnati wannas (6)24
sungguh terasa
persoalan manusia dan hasratnya
telah menjauhkan gerak tubuhku
dari biji tasbih yang berputar dalam porosnya
matahari tampak terbit
dan kabut tipis pelan membasuh lukaku
bismillahirrahmanirrahim…25
alif lam mim…26
alif.
tongkat musa27 kiriman Syaichona Cholil itu kau
tancap di ujung bukit
24
QS. An-Nas, termasuk bacaan dalam tahlilan.
25
basmalah
26
QS. Baqarah, termasuk bacaan dalam tahlilan.
27
Jadi, dalam kisah yang disampaikan Kiai As’ad Syamsul Arifin, dalam sejarah
perintisan NU, dijelaskan bahwa Syaichona Cholil mengirimkan sebuah tongkat
kepada KH. Hasyim Asy’ari untuk sebagai penanda restu disertai ayat Qur’an
tentang tongkat Musa. Sehingga Kiai Hasyim menyebut tongkat itu tongkat Musa.
TAHLIL FADHILAH 33
Tursina28 tempat seorang Nabi yang gelisah pada
Tuhannya
28
Bukit/gunung tempat Musa berjumpa Cahaya Tuhannya
29
astronom
30
Orang yang melakukan ijtihad
31
Bayangan matahari; dalam astronomi islam diperuntukkan sebagai ukuran waktu
shalat.
34 BADRUS SHALEH
Lam.
tetapi tongkat Musa yang lurus itu
kenapa kini mempunyai bayangan bengkok?
32
Ungkapan al-Gazali dalam kitab Kimiyaus Sa’adah, yang berarti: “Bagaimana
bayangan akan lurus jika tongkatnya bengkok?”
33
Sebuah teori yang cetuskan al-Qurtubi, wallahu’alam.
TAHLIL FADHILAH 35
lalu engkau menamparku
dengan badai dan gelombang yang lebih besar
sehempas tsunami tapi selembut belaian Nabi
sembari berujar:
“apakah amar makruf dengan cara munkar
tidak!
Amar makruf mesti dengan cara makruf.
Makruf adalah bijaksana
Arif
Arif ilallah!
mim.
kini sebagian kami akui
mulai melantunkan lagu usang muktazilah
meragukan sesuatu yang telah lama terjawab
seumpama memindah kastil Balqis tapi tidak ke
istana Sulaiman
terpesona pada wajah baru seolah menjanji
34
Jejak peninggalan alim ulama.
36 BADRUS SHALEH
kenikmatan.
benar. dalam hati kami yakin tetapi logika kami
pura-pura meragukan
kami menauhidkan namun bertopeng dengan
memadu yang lain
juga tentang sanggul hidup yang kami pikul
butuh beberapa upah untuk mengobati lelah
dan kami tahu
inilah awal petaka yang mengeraskan batu
di otakku
jiwa-ragaku
35
QS. Baqarah, termasuk bacaan dalam tahlilan
TAHLIL FADHILAH 37
hudan lil muttaqin36
dulu engkau bertakwil:
Hidayah bukan suatu petunjuk bagi cendikiawan
Apalagi pemuja pikiran
tetapi hidayah bagi para penakut
namun bukan cecurut.
hidayah rupa-rupanya bagi yang gusar
yang gemetar
yang terkapar
di hadapan yang disembah sebingar sadar.
dada para hamba yang takluk
tertubruk khusyuk.
38 BADRUS SHALEH
penghayatan mendalam
tidak bertumpu semata
pada legalistik formalnya38”
Wayuqimunas shalata
wa mimma
razaqnahum yunfiqun
Ulaika ‘ala hudan min rabbihim
waulaika humul muflihun39
“Santriku, arah kebenaran
hanya bagi yang menggakkan tongkat ilahiah
tongkat Musa yang tertancap di bukit Tursina
menyagak di atas pemasrahan iman
seumpama budak yang dijual di tengah pasar
kehidupan
tetap merasa budak di hadapan Tuan
dan mengikuti yang telah putus di jejak sejarah
Rasulullah
merekalah orang-orang menang pantas disebut
tokoh sejarah.”
…
38
Disarikan dari tulisan Prof. Abdul Hadi WM, Ph.D di jejaring maya.
39
QS. Baqarah, termasuk bacaan dalam tahlilan
TAHLIL FADHILAH 39
6.
lalu sepi
sesepi Adam Hawa di hadapan Ilahi
mohon ampun namun dilemparkan ke bumi.
40
QS. Baqarah, termasuk bacaan dalam tahlilan
41
Membaca al-Qur’an dengan tartil
40 BADRUS SHALEH
7.
Lailaha illallah
Lailaha illallah
Lailaha illallah
Muhammadurrasulullah
2014
TAHLIL FADHILAH 41
Biodata Penulis
42 BADRUS SHALEH
Baru saja menerima hadiah “Anugerah Seni dan
Sastra 2014” dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
Universitas Gadjah Mada, sebagai juara lomba
penulisan puisi. Pemenang Sayembara Penulisan
Puisi Tingkat Nasional, Pusat Bahasa, Depdiknas
RI (2006), juara lomba cipta puisi, Taman Budaya
Jawa Timur, Disparbud Pemprov Jawa Timur (2006),
juara baca puisi se-Jatim Festival Semarak Tiga
Bahasa, PP Al-Amien Prenduan (2007), juara Cipta
Puisi Teater Kedok SMAN 6 Surabaya (2007), , juara
1 cipta puisi Plataran Sastra Kaliwungu, Kendal Jawa
Tengah (2014), juara cerpen mahasiswa nasional
LPM INSTIKA Madura (2012), nomine cerpen
group Taman Sastra (2010), nomine cerpen cerpen
mahasiswa nasional LPM STAIN Purwokerto (2012
dan 2013), nomine cerpen majalah Kuntum (2013),
dll. Juga Penghargaan Puisi Piala Wali Kota Surabaya
(2007) dan Agrinex Indonesia lomba Cipta dan Baca
Puisi Nasional yang diadakan oleh Institut Pertanian
Bogor di Jakarta Convention Center (2007).
TAHLIL FADHILAH 43
Dupa Tak Wangi di
Kereta Kencana
Didik Siswa ntono
Dupa Tak Wangi di Kereta Kencana
Oleh : Didik Siswantono
Pupuh Perjalanan 1
Sedap dilihat, karena mereka rapi
Kereta pun tak ada yang hilang
Beriringan rapat
Beribu-ribu kereta melaju cepat
Mengangkut harta sang putri
Emas, permata, perak, busana bagus
dan sebagainya.
3
Sais adalah pengemudi yang menjalankan kereta kuda. Arif Santosa, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Jakarta: Mahkota Kita (2012 : 570).
4
Jawa, artinya penjara. Purwadi, Sejarah Raja-raja Jawa, Yogyakarta: Media Abadi,
2007.
48 D I D I K S I S WA N T O N O
Punggawa parentah kraton5 Bank Indonesia6
lebih suka memilih keretaku untuk segala keperluan
mulai perjalanan ke luar kota, pelesir, rapat-rapat,
diskusi muasal apa saja, sampai bercakap tak biasa
celotehan mereka selalu menusuki telinga
50 D I D I K S I S WA N T O N O
- 3 Februari 2009: LPS mengucurkan lagi Rp 1,55 triliun untuk menutupi
kebutuhan CAR berdasarkan hasil assesment BI atas perhitungan Direksi
Century.
- 3 Juli 2009: DPR mulai menggugat karena biaya penyelamatan Century
terlalu besar.
- Juli 2009: KPK melayangkan surat kepada Badan Pemeriksa Keuangan
untuk melakukan audit terhadap Century.
- 21 Juli 2009: LPS mengucurkan lagi Rp 630 miliar untuk menutupi kebu-
tuhan CAR Century. Sehingga total dana yang dikucurkan mencapai Rp
6,76 triliun.
- 27 Agustus 2009: DPR memanggil Menkeu, BI dan LPS untuk menjelaskan
membengkaknya suntikan modal hingga Rp 6,76 triliun. Padahal menurut
DPR, awalnya pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk
Century. Dalam rapat tersebut Sri Mulyani kembali menegaskan bahwa
jika Century ditutup akan berdampak sistemik pada perbankan Indonesia.
- 2 Oktober 2009: Nama Bank Century diganti menjadi Bank Mutiara.
- 1 Desember 2009: Rapat Paripurna DPR menyetujui penggunaan Hak An-
gket Kasus Century.
- 4 Desember 2009: Pansus Hak Angket Century disahkan pada Rapat Pari-
purna DPR.
- Januari-Februari 2010: Pansus Hak Angket meminta keterangan dari se-
jumlah pejabat yang diduga mengetahui kebijakan bail out (pemberian
dana talangan) kepada Century.
- 3 Maret 2010: melalui voting terbuka, Sidang Paripurna DPR memutuskan,
pemberian dana talangan kepada Century dan penyalurannya diduga ada
penyimpangan sehingga diserahkan ke proses hukum.
- 15 Maret 2010: Presiden RI menerima rekomendasi Pansus Hak Angket
Century.
- 22 Maret 2010: Presiden RI menugaskan Kepala Polri dan Jaksa Agung men-
gusut kasus Century.
- 6 April 2011: DPR memutuskan audit forensik untuk mengetahui aliran
dana talangan Rp. 6,76 triliun yang diterima Century.
- 6 Juli 2011: Timwas DPR menyebutkan ada dugaan persekongkolan atau
rekayasa di jajaran pejabat BI untuk memuluskan pemberian dana talan-
gan kepada Century.
- 3 Oktober 2011: Dewan Gubernur BI meminta keterangan dari Deputi
Gubernur BI Budi Mulya perihal dana dari Robert Tantular. Budi Mulya
membenarkan telah meminjam dana sebesar Rp 1 milyar dari Robert secara
pribadi.
- 15 Nopember 2013: KPK menahan mantan Deputi BI Budi Mulya setelah
diperiksa sebagai tersangka dugaan korupsi pemberian Fasilitas Pembi-
ayaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Century sebagai bank gagal
berdampak sistemis.
- 19 Desember 2013: Rapat Paripurna DPR memutuskan memperpanjang
masa kerja Timwas DPR untuk penuntasan Century.
- 20 Nopember 2014: Century yang sudah berganti nama menjadi Mutiara
dibeli perusahaan asal Jepang, J Trust Limited senilai Rp 4,41 triliun atau
3,5 kali dari Price Book Value (PBV).
52 D I D I K S I S WA N T O N O
Sebagai saisnya, aku rela kok keretaku musnah
dari muka bumi kerajaan Indonesia
daripada alasan yang berbelok dari logika:
“Mencegah kegagalan sistemik keuangan
yang lebih besar, maka harus ada langkah bailout 11
untuk Century dengan sesegera mungkin.”
54 D I D I K S I S WA N T O N O
dan bisa berdampak pada sistem keuangan,
maka cairkan dana itu kepada kereta kencana
sebesar 502 miliar rupiah malam ini!”
Daaag !
Meja dipukul.
Aku kaget dan mundur.
Kaki gemetar dan kepala bergetar.
Jawa, artinya panggilan kepada orang yang dihormati secara sopan dan halus.
16
56 D I D I K S I S WA N T O N O
senilai 689 miliar rupiah, lantas lagi dan lagi
sampai total bailout mencapai 6,76 triliun rupiah21
Gilaaaaaa....
sempat kutuliskan di sebuah daun lontar
sejuta alunan tanya yang bergetar di dada
semoga kelak akan diingat anak cucu kita:
Tertanda,
Adipati Budi
Mengetahui,
Pangeran Budi
58 D I D I K S I S WA N T O N O
hitungan sejuta tak meleset meski sedepa
wajar bila aku menjadi panutan mereka
25
Cuplikan lengkap dari buku Monang Sinaga, Tim 9 Membongkar Skandal Century,
Jakarta: Q Communication (2014 : 27, 103, 110, 112).
60 D I D I K S I S WA N T O N O
Singkat kata, bailout dalam situasi saat ini
adalah keputusan yang terbaik.
Saya siap bertanggung jawab
di dunia dan di akhirat.”
62 D I D I K S I S WA N T O N O
di belakang keputren selatan istana
dengan gubuk kecil yang tampak menderita
64 D I D I K S I S WA N T O N O
maka mereka mendapat pengembalian
maksimal dua milyar rupiah saja
sesuai ketentuan penjaminan oleh LPS29
Kereta kencana Century yang mungil,
ternyata disesaki nasabah yang tidak kecil:
Biodata Penulis
66 D I D I K S I S WA N T O N O
Hanya Seorang
Munirkah?
Hidayat Banjar
Hanya Seorang Munirkah?
Puisi Esai: Hidayat Banjar
I
Aku bukan menir1, bukan pula kecoa
Munir Said Thalib aku punya nama
Lahir di Malang, 8 Desember enamlima
Saat magma pergolakan belumlah sirna
Negeri beraroma rasa saling curiga
Yang tak bersih lingkungan bisa binasa
II
Hari itu enam September Dua Ribu Empat
Dalam usia tiga puluh sembilan aku disikat
Saat meninggalkan Jakarta menuju Amsterdam
Untuk belajar dan mengeja makna HAM
Aku tinggalkan Suciwati istri tercinta
Untuk perjuangan yang belum kutahu ujungnya
70 H I D AYA T B A N J A R
Pollycarpus Budihari Priyanto menelepon Suciwati
Pilot itu begitu peduli, aneh tapi nyata
Perasaan ini aku sampaikan juga pada istri
Suciwati pun mewanti-wanti agar aku lebih
waspada
Sakwasangka dan curiga aku hilangkan dari hati
72 H I D AYA T B A N J A R
Dr Tarmizi melakukan pengobatan darurat
Melalui telepon Polly menghubungi beberapa
orang dan berbicara
Di antaranya Brahmine Hastawati, Oedi Irianto dan
Yeti Susmiarti
Tentang berita kematianku di dalam pesawat
Garuda
Dia hendak mengajak mereka menyamakan
persepsi
Apabila di dalam kasus ini dijadikan tersangka
Masalah ketidaklengkapan surat tugasnya ingin
ditutupi
III
Aku tinggal dan bertumbuh di Kota Batu
Memulai pendidikan di SD Muhammadiyah Batu
74 H I D AYA T B A N J A R
Muchtar Pakpahan tersangka kasus subversi
Di 1997 juga, aku Penasihat Hukumnya
Pada 1996, Coen Husen Pontoh, Dita Indah Sari
dan Sholeh, juga subversi, aku Penasihat Hukumnya
1995, Penasihat Hukum mahasiswa dan petani
di Pasuruan, kasus kerusuhan PT Chief Samsung
adanya
IV
Apakah hanya aku seorang yang telah kalian
habisi?
Untuk menyalurkan syahwat kekuasaan, tentu
3
Chairil Anwar meninggal dunia di usia 27 tahun.
76 H I D AYA T B A N J A R
Kalianlah yang dapat menjawab pertanyaan ini
Karena aku hanya tinggal tulang diliputi debu4
Tidakkah kalian kasihan dengan ibu pertiwi
Yang sepanjang rezim tersedu di wilayah abu-abu
78 H I D AYA T B A N J A R
Orang-orang yang mencintai keadilan merasa
tuntutan itu pantas
Terbetik pertanyaan, kenapa hanya Pollycarpus saja
Tidakkah perbuatan itu dilakukan secara bersama-
sama?
80 H I D AYA T B A N J A R
Padahal Budi Santoso, bekas bawahan Muchdi
Menceritakan kedekatan bosnya tersebut dengan
Polly
Ia mengatakan sering ditelepon Muchdi
Untuk menananyakan keberadaan Polly
Atau sebaliknya, Polly menanyakan Muchdi6
82 H I D AYA T B A N J A R
KUHP)
Dengan mengajukan novum tentang pembicaraan
Polly dan Muchdi yang menurut catatan Kompas
mencapai 35 kali
Pemerintahan baru dapat membuka kembali
kasusku ini
Biodata Penulis
84 H I D AYA T B A N J A R
Putra Asri (Alm) dan Zainab (Alm) ini mulai
menulis pada 1980 dalam bentuk sajak, cerpen dan
cerbung serta artikel untuk konsumsi surat-surat
kabar Medan. Semula memang hanya menulis
untuk harian Waspada, namun ternyata situasi
menghendaki lain, tulisan Hidayat kemudian
sowan ke sejumlah surat kabar seperti Analisa,
Bukit Barisan, Garuda, Mimbar Umum, Perjuangan,
Mandiri, Portibi, Global, Medan Bisnis dan lain
sebagainya. Pernah juga tulisannya dimuat Harian
Merdeka dan Pelita Jakarta.
86 H I D AYA T B A N J A R
Telekomunikasi Sumatera yang diselengarakan oleh
Pramindo Ikat Nusantara.
88 H I D AYA T B A N J A R
Founder LBH (LKI) Laskar Keadilan Indonesia
sekaligus sebagai Anggota Badan Pengurus sejak
2013-sekarang.
hidayat.banjar@gmail.com
--sebuah puisi-esai--
-I-
-II-
94 ILHAM
Hari yang sangat panas itu, di Amparita yang
sedang tumbuh To Lotang3 sedang berkhidmat
kepada La Panaungi, I Pabbere, kepada Para
Leluhur yang dari jalan kebijaksanaannya,
Dewata berkenan daripadanyalah himne-himne
terus diinspirasikan berdasar wahyu yang telah
diterimakan tatanan kehidupan dilangsungkan
96 ILHAM
Ini operasi yang pertama.
artinya, pada waktu-waktu berikutnya
operasi serupa akan terus dilakukan
ini perintah atasan
kita yang makan dari sebab kepatuhan
tidak mesti punya pilihan
-III-
98 ILHAM
usiamu kini sudah dua belas, usia yang harus sudah
matang untuk mengerti berbagai persoalan
termasuk penolakan perihal kita punya keyakinan
100 ILHAM
Tunggal Ika
dan kewenangan yang tiada batasnya
dari penguasa yang tidak rela, telah membuat kita
kehilangan segalanya
102 ILHAM
Segenap keberanian sedang dikumpulkan dalam
kepalan tangannya yang gemetaran naluri
keperempuanannya sama sekali tidak tenang
sementara rintik-rintik hujan mulai turun pelan-
pelan
104 ILHAM
I Cincing menelan ludah sebuah tendangan kali ini
mendarat di perutnya
: tak mungkin aku berubah, Tuan.
inilah kami punya keyakinan, inilah kami punya
jalan
dan orang-orang yang berpegang teguh
adalah mereka yang berdiri seperti tugu
kalian akan melihat keras-kepalaku seperti batu
106 ILHAM
Mula ritimpa’na welenrang E5
Nassu mita tajang
Batara Lattu’ ri Simpuru’ Siang
Najajiang ana’ dinru, woroane na makkunrai
Sawerigading na We Cudai’
-V-
108 ILHAM
hargailah semua yang telah ada
hidup dan beranak-pinaklah kalian dalam damai,
di tanah kami ini!
110 ILHAM
tertentu, tidak bisa dibedakan lagi yang datang dan
yang didatangi
-VI-
-V-
7
Dewata SeuwwaE (Tuhan yang Maha Esa) diberi gelar PatotoE yaitu Ia yang memiliki
kekuatan melebihi manusia, Pencipta alam raya dan segenap isinya. Kepercayaan To
Lotang menitik beratkan pemahaman pada penghargaan kepada Tuhan dan kepada
nenek moyang. Ritual mereka terpusat di tempat-tempat yang mereka keramatkan
terutama makam para leluhur. Salah satu makam leluhur yang sangat dihormati ter-
dapat di Pammase TauE di desa Cenrana Panca Lautang. Pusat ritual tahunan mereka
pun terletak di kompleks pemakaman leluhur di perrinyameng, sebelah barat Am-
parita.
112 ILHAM
tersiar kabar bahwa semua orang yang terjaring
operasi kali ini telah ditembak mati
114 ILHAM
Bersama teman-teman sebayanya ia mulai mahir
mendaraskan kidung-kidung puja
116 ILHAM
-VI-
118 ILHAM
Seharusnya, prosesi baru bisa dilangsungkan
setelah urusan dengan pemerintah
formalnya Kartu Tanda Penduduk dan Kartu
Keluarga
dua-duanya harus mengisi kolom agama
-VII-
120 ILHAM
Mereka yang berpulang menuju Dewata begitu
nafas terakhirnya melayang ke udara langsung
menciptakan kebingungan sanak saudara di
manakah ia akan mempunyai pusara
122 ILHAM
lembar-lembar lontar dengan suaranya yang
semakin bergetar
Taburlah bunga-bunga
dan gemuruhkan doa-doa
di atas pusaraku bersama nenek moyang kita
patuhlah senantiasa perintah Uwatta
ialah yang empunya sabda-sabda Dewata
12
Beberapa istilah bahasa Bugis yang dipergunakan dalam puisi ini adalah sbb :
Lontarak bermakna tulisan-tulisan di atas daun lontar.
Perrinyameng harfiahnya susah dan senang. Merupakan lokasi sakral bagi penganut
To Lotang, sebagai pusat ritual akbar.
Tudang Sipulung harfiahnya duduk bersama, yaitu kegiatan musyawarah segenap
penganut To Lotang untuk membicarakan berbagai hal.
Sarapo, yaitu bagian yang ditambahkan pada rumah induk. Biasanya untuk mem-
bentuk ruang yang lebih luas untuk menampung tamu-tamu yang banyak dalam
pesta-pesta yang diadakan. Pappaseng harfiahnya pesan-pesan yaitu kata-kata para
leluhur yang ditulis dan diingat baik-baik untuk dilaksanakan oleh anak-cucunya.
124 ILHAM
BIODATAPENULIS
-@@@-
Lembah Gumanti
“Natsir... Natsir...”
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 129
Seorang lelaki Minang telah lahir! Lelaki Minang
telah lahir! Ia telah lahir! Mohammad Natsir
namanya. Lelaki yang sejak kanak-kanak telah
akrab dengan ceceran tinta, kertas yang kusut di
genggaman, serta jejak-jejak sepatu tentara kolonial
Belanda. Sebuah zaman yang tak akan bisa mati
dalam ingatan meski berkali mencoba dibunuh
dengan tajam bayonet, dengan letupan senapan,
juga dengan dentuman bom atom karena hingga
kini masih bersemayam luka di hulu hati. Semua
itu melekat, masih tercatat di Jembatan Berukir,
menghubungkan putusnya ingatan-ingatan masa
kecil yang tercecer begitu saja tanpa ada seorangpun
yang mengambil.
130 L AT I E F S E T I A N U G R A H A
// Seorang Anak Juru Tulis Pantang Menangis
“Natsir... Natsir...”
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 131
sebagai kucing rumah, sembunyi atau pergi ketika
anjing datang menyerang.
“Natsir... Natsir...”
“Natsir... Natsir...”
132 L AT I E F S E T I A N U G R A H A
sebatang arang yang tak mudah patah, dan tuliskan:
“Merdeka..!” di tembok-tembok sekolah Belanda.
“Natsir...Natsir...”
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 133
Danau Lembah Gumanti jiwanya. Gebalau dalam
dada kian berkuala. Bara semakin menyala-nyala.
Kolonial bukan untuk debela! Sebab selain sepah
tebu tak ada manis yang ditinggalkan Belanda di
bumi Indonesia.
“Natsir...Natsir...”
134 L AT I E F S E T I A N U G R A H A
sebuah rumah di ujung gang dengan papan
nama yang sudah tidak jelas, kabur digosok
usia. Percakapan-percakapan letih di beranda.
Menyampaikannya pada malam dengan bulan
bintangnya yang kerdip gemerlapan. Tidak tahu
persisnya, tapi ia telah kembali dari kegelisahan
yang tiada ujung pangkalnya. Maka jadilah ia ujung
pangkal itu sendiri.
“Natsir... Natsir...”
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 135
berteriak dari tepi jalan sempit, lagi menikung.
—Meski muslihat diam-diam mengintai, bersiap
menelikung.
“Natsir... Natsir...”
8
stilah ini merujuk pada sebutan untuk Soekarno, Presiden Republik Indonesia per-
tama, penguasa Orde Lama —istilah yang diberikan kepada orde pimpinan Soekarno
menyusul adanya Orde Baru dibawah pimpinan Soeharto.
9
Natsir gencar mengkritik kaum nasionalis yang merendahkan Islam melalui tulisan-
tulisannya di majalah Pembela Islam. Meskpun demikian, ia juga tetap membela
Soekarno yang selama ini dia kritik, ketika Soekarno diadili pemerintah kolonial Be-
landa sebelum dibuang di Ende.
136 L AT I E F S E T I A N U G R A H A
Natsir, ia telah dibunuh oleh dirinya yang lain. Saat
hujan lebat, dan surat-surat dari langit berhamburan
bersama nama-nama yang samar.
“Natsir.. Natsir...”
Ende!10
membuat Bung Karno yang saat itu berusia 35 tahun harus menjalani hukuman pem-
buangan sebagai tahanan politik di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Di rumah
pengasingan ini, Sang Proklamator bersama istrinya Inggit Ganarsih, mertuanya Ibu
Amsih, dan dua anak angkatnya Ratna dan Kartika, menghabiskan waktu mereka se-
bagai tahanan politik.
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 137
jauh menjulang sampai ke kaki langit.
“Natsir... Natsir...”
138 L AT I E F S E T I A N U G R A H A
// Jas Bertambalan
“Natsir... Natsir...”
12
Harapan anak-anak Natsir untuk menaiki mobil Implana buyar manakala ayah mer-
eka menolak tawaran dengan amat halus agar tidak menyinggung perasaan tamu-
nya ketika Natsir menjabat sebagai Menteri Penerangan di awal tahun 1946. Sewaktu
pusat pemerintahan berpindah di Yogyakarta, keluarga Natsir menumpang di pavili-
un milik Haji Agus Salim di jalan Gereja Theresia, sekarang jalan H. Agus Salim. Peri-
ode menumpang di rumah orang baru berakhir saat mereka menempati rumah meski
tanpa perabotan yang diberikan pemerintah untuk Menteri Penerangan. Setelah
Natsir mundur dari jabatan Perdana Menteri pada maret 1951 dana taktis hak Natsir
diberikannya ke koperasi karyawan tanpa sepeserpun ia meminta. Kehidupan seder-
hana tersebut membuat Natsir dan keluarganya mampu bertahan saat takdir men-
gubah hidup mereka dari kelompok anak Menteng menjadi anak hutan di sumatera
ketika meletus pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Per-
juangan Rakyat Semesta. Selama tahun 1960-1966 Natsir mendekam dari satu penjara
ke penjara yang lain. Keluarga kehilangan rumah karena hartanya diambil alih oleh
kerabat seorang pejabat pemerintah. Mereka menjalani kehidupan nomaden, terus
berpindah kontrakan hingga akhirnya bisa membeli rumah kecil dari seorang teman
dengan dicicil bertahun-tahun dengan mengais pinjaman dari sejumlah teman.
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 139
Suara melengking dari jauh. Dari jarak yang lama
ditempuh. Panjang benang yang terurai dari
gulungan bisa kusut bahkan putus di bentangan.
Namun jarak bukanlah sesuatu yang menjadi soal.
Bukan pokok dari silang sengkarut zaman.
“Perdana Menteri...!”
13
Dalam buku Natsir, 70 Tahun Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan, George
McTurnan Kahin, Indonesianis asal Amerika yang bersimpati pada perjuangan bang-
sa Indonesia bercerita tentang pertemuannya pertamanya dengan Natsir yang menge-
jutkan. Natsir menjabat sebagai Menteri Penerangan. Kahin tak bisa melupakan
penampilan sang menteri. “Ia mengenakan kemeja bertambalan, sesuatu yang belum
pernah saya lihat pada pegawai pemerintah manapun” kata Kahin.
140 L AT I E F S E T I A N U G R A H A
// Di Tubir Jurang
// Matahari Kembar
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 141
waktu untuk bertemu, berkumpul menertawakan
diri sendiri. Sebab, setiap malam bencah cahaya
senantiasa tidur bersama, di waktu yang sama, di
ruang yang sama, dan di bawah ketegangan yang
sama; meski mimpi mereka senantiasa berbeda!
“Natsir... Natsir...”
142 L AT I E F S E T I A N U G R A H A
malang nasibnya bagai batu purba ia diasingkan,
tersingkir ke pinggir, dihimpit rasa sakit dalam
hatinya yang menganga.
// Pelukan-pelukan Erat
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 143
Oh, bulan bintang yang kerdip gemerlapan semesta
menyambutmu dengan derap langkah beriring
takbir. Kembalilah! Kembalilah dengan mengenakan
baju baru, jubah langit yang maha luasnya berwarna
biru!
“Natsir... Natsir...”
“Natsir... Natsir...”
144 L AT I E F S E T I A N U G R A H A
Suara dalam dirinya memanggil. Terus-menerus
memanggil. Ringkih tubuhnya gemetar bersandar
pada tonggak yang mulai rapuh. Dan di ruang
tamu semua itu menjadi jawaban tentang aral yang
melintangi masa lalunya.
// Potret Usang
“Natsir... Natsir...”
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 145
Suara itu terus bergemeremang dalam remang.
Suaramu wahai Natsir, suara kaummu.16
Yogyakarta, 2013-2014
Biodata Penulis
146 L AT I E F S E T I A N U G R A H A
puisi dan cerpen. Tahun 2012 silam menerbitkan
buku Seikat Puisi Tiga Sahabat bersama Iqbal H.
Saputra dan Fitri Merawati yakni sungaisungai-
muara-muara-pesisirpesisir (Masyarakat Poetika
Indonesia-Pustaka Pelajar). Selain menulis ia juga
terlibat dalam penyusunan sejumlah buku sastra di
Yogyakarta, di antaranya Taman Mimpi Nawawarsa
(Gress Publishing), Wajah (Arti), Serumpun:
Kumpulan Puisi Penyair Yogya-Kualalumpur (HKSY),
Tiga Belas: Catatan Perjalanan Studio Pertunjukan
Sastra (SPS-Interlude), Pawestren: Kumpulan Puisi
Penyair Perempuan Yogya (ELF-Madah), Lintang
Panjer Wengi di Langit Yogya: Antologi Puisi 90
Penyair Yogya (Ilmu Giri) Sesotya Prabangkara ing
Langit Ngayogya: Antologi Geguritan 33 Penggurit
Ngayogya (Ilmu Giri), Bolak-balik Bulaksumur
(FIB UGM), Maestro Sastra: Antologi Esai dan
Puisi Sastrawan Yogyakarta (Benteng Budaya-
Interlude), dan Antologi Sastra Karya Leluhur
Sastrawan Yogyakarta (SPS-Interlude). Sedang
mempersiapkan buku antologi puisi tunggalnya
Menoreh Bukit Menoreh.
A KA R SUA R A GE M EREMANG DARI DAL AM SAKU JAS L USU H BER TA MBA L A N 147
Komunitas Kopi Lembah, Komunitas Gress, Diskusi
Sastra PKKH UGM, Forum Apresiasi Sastra LSBO
PP Muhammadiyah, dan Paguyuban Wayang
Orang Panca Budaya DIY. Saat ini aktif di Studio
Pertunjukan Sastra (SPS) Yogyakarta yang semenjak
pendirinya meninggal, yakni Hari Leo AER,
kemudian didampingi oleh Mustofa W. Hasyim dan
Iman Budhi Santosa.
148 L AT I E F S E T I A N U G R A H A