Laporan Pembuatan Media Agar
Laporan Pembuatan Media Agar
Laporan Pembuatan Media Agar
BAB 1
PENDAHULUAN
dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suh optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC
(Suryanto, 2006).
Pada percobaan ini, praktikan akan diajarkan tentang pembuatan berbagai macam
media untuk pengembangbiakan mikroorganisme agar mikroorganisme tersebut dapat diteliti
dalam laboratorium. Diharapkan dengan praktikum ini, mahasiswa mampu membuat media
sendiri untuk menumbuhkan mikroorganisme guna penelitian.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan medium
dasar untuk pertumbuhan mikroba dan mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat
media agar.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Nutrien
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai
aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,
sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu,
secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang
penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Arfiandi. 2009).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana yang
ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan dalam bentuk
suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan, atau bahanbahan organik lain yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari
habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu
(Widya. 2009).
2.3. Media
Media adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan yang dipergunakan
untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan
mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat
yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein,
karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari
suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan
bahan pemadat 50% (Sutarma,2000).
Secara umum medium dapat dibedakan atas medium alami maksudnya medium yang
murni berasal dari alam, medium semi buatan yaitu campuran bahan-bahan kimia dan bahan
alami, sedangkan medium buataan adalah medium yang seluruhnya dibuat oleh manusia.
Menurut Yusuf Hidayat (2000) Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Medium padat (solid medium) yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga
2.
cincin hijau kebiruan dibawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini
dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi
oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen
meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata
3.
diseluruh media.
Medium cair (liquid medium) yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya
4.
Peranan/Fungsi
Memfermentasi susu menjadi lemak
Produksi asinan buah
Produksi mentega
Produksi sosis
Produksi kefir
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Acetobacter xylinium
Acetobacter sp
Bacillus brevis
Bacillus subtilis
Polymyka
Lactobacillus cassei
Thiobacillus thiozidans
Entamoeba coli
Rhizopus oligosporus
15
16
17
18
19
Aspergillus oryzae
Neurospora crassa
Streptococcus laktis
Streptococcus cremoris
Rhizobium leguminosarum
Pembuatan tauco
Pembuatan oncom
Pembuatan keju
Pembuatan keju
Fiksasi nitrogen dalam akar kacang
20
Entero bakteria
Bakteri pengurai
Peranan/Fungsi
Menyerang tanaman kubis
Menyerang pucuk batang padi
Penyakit layu pada famili terong-terongan
Penyakit bonyok pada buah-buahan
Brucelosis pada sapi
Mastitis pada sapi
Antraks
Bengkak pada radang sapi
Tifus
Kolera
Lepra (kusta)
Tetanus
Bisul
Pes/sampar
Influenza
Pneumoniae
Sifilis
Kencing nanah
TBC
Berak kapur pada ayam
Pada tabel diatas adalah nama-nama dan peranan/fungsi bakteri yang menguntungkan
dan merugikan bagi kehidupan.
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Bunsen
Cawan petri
Korek api
Erlenmeyer
Plastik rapting
1 buah
4 buah
1 buah
1 buah
Secukupnya
Fungsi
Sterilisasi
Media agar
Menyalakan bunsen
Tempat media sebelum dituang
Membungkus cawan
3.2.2. Bahan
Bahan yang akan digunakan pada praktikum pengenalan media agar ini disajikan pada
Tabel 3.2., sebagai berikut.
Jumlah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Fungsi
Sterilisasi
Sebagai media kultur
Campuran media
Membuat media
kontaminasi.
7. Ratakan media pada cawan petri dengan cara memutar dengan bentuk angka delapan, dan
diamkan cawan petri sampai mengering.
BAB 4
4.2. Pembahasan
Menurut Sutarma (2000), Media adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat
makanan yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Media
yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme haruslah memenuhi
syarat. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh media adalah mengandung nutrien, pH-nya
sesuai, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan harus steril, dan memiliki
tekanan osmotik yang sesuai.
Menurut Arfiandi (2009), Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan
pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Maka dari itu nutrien menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh media.
Kita juga harus menyesuaikan pH media yang akan digunakan dengan mikroorganisme yang
akan kita pelihara ataupun kita kembangbiakkan. Karena jika pH-nya tidak sesuai dengan
mikroorganisme maka mikroorganisme tidak akan mampu hidup dan berkembang dengan
baik.
Alat dan bahan yang digunakan pun juga harus steril agar tidak terkontaminasi dengan
zat-zat yang tidak kita inginkan yang bisa menggagalkan penelitian kita. Media juga harus
memiliki tekanan osmotik yang sesuai dengan mikroorganisme yang akan kita kita pelihara
ataupun kita kembangbiakkan. Jika semua syarat itu bisa dipenuhi maka media itu baik untuk
digunakan.
Media agar merupakan bahan nutrisi yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroba.
Agar - agar merupakan kompleks merupakan kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut
dan digunakan untuk pemadat pada makanan. Pada praktikum ini agar yang digunakan adalah
agar swalow yang dicampur dengan kaldu ikan nila. Alasan menggunakan kaldu ikan nila
karena didalamnya mengandung asam amino.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum pembuatan media agar ini adalah sebagai
berikut:
1. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat media haruslah steril.
2. Media harus mengandung nutrien.
3. Media harus memiliki pH dan osmotik yang sesuai dengan mikroorganisme.
4. Media agar digunakan untuk memelihara dan pertumbuhan mikroorganisme.
5. Pembuatan media agar menggunakan campuran kaldu ikan.
5.2. Saran
Sebaiknya saat praktikum alatnya di perbanyak sehingga semua praktikan mencoba
sendiri-sendiri. Karena jika praktikan bisa mencoba sendiri-sendiri itu lebih mudah untuk
dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2002. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan,Malang.
Filzahazny. 2008. Pengecatan tentang bakteri. Wordpress, Makassar.
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. JICA, Malang.
Mila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Erlangga, Jakarta.
Suriawiria, 2005 Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta :Papas Sinar Sinanti
Suryanto. 2006. Bahan Ajar : Mikrobiologi.USU-Press, Medan.
Sutarma,2000 Jurnal Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri, Yusuf Hidayat dan
Sutarma,Balai Penelitian Veteriner, JL.R.E Martadinata,30 Bogor 16114
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk
hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan
khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi kehidupan
manusia. Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya
dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk
pertumbuhannya, antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak,
mineral dan vitamin).
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur
tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya
melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan
fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi
tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari garam
organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan
media ini dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa
kompleks lainnya.
Oleh karena itu, dilakukan percobaan ini untuk mengetahui cara pembuatan
medium pertumbuhan mikroba.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui media pertumbuhan
mikroorganisme dan mempelajari cara pembuatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya, sangat
membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun pertumbuhannya, seperti dalam
sintesa protoplasma dan bagian-bagisn sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut
nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah
kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang
terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan
berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu
senyawa organik yang disebut katalisator organik atau biasa disebut biokatalisator yang
dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan
dasar biokimia angat dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006).
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang
digunakan untukpemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus
mengandung semua zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, yaitu senyawa-senyawa
organik yang terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Medium
digunakan untuk melihat gerakan dari suatu mikrooranisme apakah bersifat motil atau
nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Ratna, 1990).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan sebagai
akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,
sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra
umum nutrien dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting
untuk sintesis biologik organisme baru (Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula
hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang
menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme
yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik.
Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan,
tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna di luar sel dengan bantuan enzim
ekstraseluler (Iptek, 2009).
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya
(Volk, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagai macam
ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal,
biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya
nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel
silika agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological (Hadioetomo, 1993).
Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi dan fungsinya.
Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni medium organik, yaitu medium
yang tersusun dari bahan-bahan organik; medium anorganik, yaitu medium yang tersusun
dari bahan-bahan anorganik; medium sintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya dapat
diketahui dengan pasti; dan medium nonsintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya
tidak dapat diketahui dengan pasti (Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011), supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam suat
medium perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba;
2) Medium harus mempunyai tekanan osmosis;
3) Medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat;
4) Medium harus steril, tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Menurut Kusnadi (2003), bahan-bahan media pertumbuhan mikroba meliputi:
A. Bahan dasar
1. Air (H2O) sebagai pelarut
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi
oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
B. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu
berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon
organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
C. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan
untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
pertumbuhan fungi.
Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu. Contoh:
3.
4.
spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia
5.
lainnya.
Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau
reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-
6.
7.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 09 Desember 2013, pukul 13.30
WITA sampai selesai, bertempat di laboratorium biologi dasar FMIPA UNTAD.
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain autoklaf, batang
pengaduk, gelas kimia, cutter, corong, erlenmeyer, gelas ukur, hot plate, kulkas,
neraca ohaus, oven, spatula dan neraca analitik.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain aquades, Agar,
aluminium foil, gula, kentang, tauge, daging, dan kapas.
3.3 Prosedur Kerja
A. Potato Dextrose Agar (PDA)
1.
2.
3.
4.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
1
Fungsi
PDA
Untuk menumbuhkan atau
mengidentifikasi yeast dan kapang.
Dapat juga digunakan untuk enumersi
yeast dan kapang dalam sampel atau
produk makanan..
NA
Untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif
dalam artian mikroorganisme
heterotrof.
TEA
4.2 Pembahasan
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan
pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
mikroba.
Berdasarkan komposisi kimianya dikenal medium sintetik dan medium nonsintetik
atau medium kompleks. Komposisi kimia medium sintetik diketahui dengan pasti dan
biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan
dengan tepat. Diantara medium yang dibuat dalam percobaan ini yang termasuk dlam
medium sintetik adalah medium yang mengandung agar, seperti halnya medium nutrient
agar yang dignakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Di pihak lain
komposisi nonsintetik tidak diketahui dengan pasti. Seperti bahan-bahan yang terdapat
dalam kaldu nutrient yaitu ekstrak daging dan pepton.
Dalam pembuatan medium digunakan sebagai sumber makanan bagi mikroba.
Seperti halnya pepton merupakan sumber nitrogen organik yang juga diperuntukan bagi
mikroorganisme heterotrof. Laktosa dan Dextrose merupakan sumber energi bagi
sebagian besar bakteri yang termasuk heterotrof. Selain itu kentang dan tauge yang
banyak mengandung karbohidrat merupakan sumber karbon yang baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Dalam pembuatan medium harus digunakan aquades atau air murni,
karena air sadah pada umumnya mengandung kadar ion kalsium dan ion magnesium
yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan
kualitas semacam ini dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan megnesium
fosfat.
Medium yang akan dibuat dalam percobaan ini adalah Potato Dextrose Agar
(PDA), Nutrient Agar (NA) dan Tauge Ekstrak Agar (TEA).
Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia. Berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan
medium untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi
sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber
karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut untuk
menghomogenkan medium dan sumber O2.
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat ynag
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari
campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat.
Dalam hal ini agar digunakan, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung
karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan
sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA)
merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat
dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebai medium untuk
menumbuhkan bakteri.
Medium Tauge Ekstrak Agar (TEA) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan
medium umum yang dapat ditumbuhi mikroorganisme secara umum yang dapat
ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri
dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TEA terdiri dari tauge yang berfungsi
sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin. Sukrosa sebagai sumber
karbon , agar sebagai bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut untuk
menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TEA digunakan untuk
menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA ini berdasarkan konsistensinya
termasuk dalam medium (solid medium). Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium
penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam
amino dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan benuk
pertumbuhan jamur.
Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi medium adalah :
1. Sterilisasi medium yang kurang sempurna
2. Medium memenuhi semua kebutuhan nutrien
3. Proses praktikum yang tidak aseptis
4. Lingkungan laboratorium yang kurang steril
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba juga medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.
2. Dalam pembuatan medium terdapat tiga jenis preparasi yaitu : Agar slant (miring), Agar petri
dan Agar tegak (deep)
3. Medium semi alamiah adalah medium yang tersusun atas bahan-bahan alamiah dan sintetis.
4. Medium Potato Dextrose Agar (PDA), Nutrient Agar (NA) dan Tauge Ekstrak Agar
merupakan medium semi alamiah.
5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya, diharapkan percobaan pembuatan medium ini
dilakukan agar praktikan dapat mengetahui teknik oembuatan medium secara jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Pembuatan Media Mikroorganisme, http://wikipedia.org, diakses pada 10
Desember 2013, Palu.
PENDAHULUAN
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan
bantuan manusia, mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui substrat yang disebut media. Media adalah suatu
substansi yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembang biakan jasad renik
(mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat, cair dan semi padat
(semi solid).
Didalam laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat penting
untuk isolasi, pengujian sifat-sifat phisis dan biokhemis bakteria serta
untuk diagnosa suatu penyakit. Zat makanan yang dibutuhkan bakteri
pada umumnya sangat bervariasi, dapat berbentuk senyawa-senyawa
organik sederhana atau senyawa-senyawa organik komplek (majemuk).
Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang
diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Media buatan merupakan tempat hidup bagi mikroba. Media yang
dipakai pada praktikum ini adalah jenis agar TSA dan TSB yang
merupakan media kultur universal, hampir semua jenis bakteri bisa
tumbuh pada media ini. TSA (Trypticase Soy Agar) digunakan untuk
medium pertumbuhan dengan tujuan mengamati morfologi koloni,
mengembangkan kultur murni, pertumbuhan untuk tes biokimia. TSA juga
biasa digunakan untuk penghitungan jumlah bakteri.
bakteri yang menyebar, dan juga mensterilkan salah satu alat yang akan
digunakan yaitu botol dengan cara merebus hingga mendidih. Timbang
bahan yang akan digunakan, untuk media TSA ditimbang sebanyak 4
gram, sedangkan untuk TSB sebanyak 3 gram. Setelah ditimbang
masukkan ke dalam erlenmeyer dan encerkan dengan 100 ml aquades
lalu homogenkan dengan menggunakan hot plate. Saat buih pada media
tersebut sudah hilang, tutup erlenmeyer dengan dengan rapat
menggunakan cling warp, diamkan sampai dingin dan didinginkan.
Timbang TSA 4 gram dan TSB 3 gram
Simpan di dalam erlenmeyer
Encerkan dengan aquades 100 ml
Homogenkan dengan hot plate (sampai tidak ada buih)
Tutup erlenmeyer dengan cling warp
Dinginkan
Gab. 1 Diagram alir proses pembuatan media agar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari beberapa tahapan yang dilakukan untuk membuat media agar
telah mendapatkan hasil sebuah agar yang kenyal di dalam cawan petri
yang telah didinginkan, agar tersebut adalah media TSA dan TSB. Untuk
menghindari adanya bahan-bahan yang dapat mempengaruhi kelarutan
(solubilitas) zat yang digunakan, merubah warna media jika kena panas,
meracuni (bakterisidal) atau dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dalam pembuatannya digunakan air suling (aquadest) sebagai pelarutnya.
Sedangkan untuk wadah atau tempat melarutkan, jika jumlahnya
sedikit dipakai alat-alat gelas seperti erlenmeyer atau gelas piala, jika
pembuatannya dengan jumlah banyak dipakai ember yang terbuat dari
stainless. Wadah dari tembaga atau seng tidak digunakan untuk
menghindari terjadinya kelarutan pada kedua metal tersebut, karena
keduanya diketahui mudah teroksidasi dan korosif. Jumlah sekecil apapun
dari kedua metal ini jika terlarut dalam media akan bersifat sebagai
bakterisidal (Collin dan Patricia, 1987).
2. Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
3. Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu
ruang atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001).
2.2 Bahan-Bahan Media Pertumbuhan
Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah kaldu
cair dan kaldu agar. Menurut Kusnadi dkk (2003) bahan-bahan media pertumbuhan
mikrobia meliputi:
A. Bahan dasar
1. Air (H
2
O) sebagai pelarut
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi
oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45
o
C.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
B. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel
yaitu berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
C. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan
tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan
untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan
kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
2. Peptone. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati
seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
3. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,
jamur serta memiliki warna cream. Medium TC terdiri dari tauge yang berfungsi
sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai
sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai
pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O
2
. Medium TC digunakan
untuk mengembangbiakkan mikroorganisme dalam jumlah besar.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan TC, antara lain:
1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber
nitrogen.
2. Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai
sumber energi bagi mikroba.
3. Agar, sebagai bahan pemadat medium. (TC tidak memakai agar)
4. Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk menumbuhkan mikroba medium harus
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
0
C dan tekanan 2 atmosfer dengan tujuan agar
medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba yang ada di udara luar.
2.4 Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. (Fardiaz,1992). Steril akan didapatkan melalui sterilisasi,
dilakukan dengan:
a. Sterilisasi fisik, yakni senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau
terurai akibat perubahan temperatur tinggi. Cara sterilisasi ini dilakukan dengan
menggunakan udara panas (oven) dengan temperatur 170-180
0
C selama 2 jam. Cara
ini digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas. Cara sterilisasi dengan uap air panas
dan tekanan tinggi dengan autoklaf yang memiliki temperatur uap 121
0
C dengan
tekanan 15 psi.
b. Sterilisasi kimia, yakni sterilisai dengan menggunakan desinfektan, larutan alkohol,
larutan formalin, larutan AMC (campuran asam klorida dengan garam Hg). Dengan
larutan-larutan dan desinfektan tersebut mikroba dapat dimatikan karena tekanan
osmotik dan dehidrasi protein pada substrat.
c. Sterilisasi mekanik, yakni sterilisasi dengan melakukan penyaringan mikroba dengan
cara filter khusus, misalnya filter Berkefeld, filter Chamberland, dan filter Seitz. Jenis
filter yang diguankan bergantung pada tujuan penyaringandan benda yang akan
disaring. (Surawiria: 1986)
BAB III
METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Praktikum Pembuatan Media Pertumubuhan dilaksanakan pada hari
Kamis tanggal 21 Februari 2013 di Laboratorium Mikrobiologi Dasar, Gedung
C9, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Surabaya.
erlenmeyer kemudian
disumbat dengan kapas dan
dibungkus dengan
alumunium foil dan diikat
Media disterilisasi dengan
autoklaf selama 15 menit
pada suhu 121 C dengan
tekanan 1 atm.
Media Tauge Cair
digunakan untuk
pertumbuhan bakteri,
ragi, dan mikroalga, serta
digunakan untuk seperti
isolasi dan enumerasi
Media Tauge Agar
(TA)
0,1 liter filtrat dari ekstrak
tauge yang ditambahkan
750 gr gula pasir dimasak
kemudian ditambahkan agar
sebanyak gram
Filtrat dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
atau Erlenmeyer, kemudian
media dimiringkan dengan
volume 56 ml, kemudian
disumbat dengan kapas dan
dibungkus dengan
Media Tauge Agar
digunakan untuk
alumunium foil dan diikat
Media disterilisasi dengan
autoklaf selama 15 menit
pada suhu 121 C dengan
tekanan 1 atm.
4.2 Analisis
Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme.
Bahan-bahan yang akan disterilisasi seperti erlenmayer, tabung reaksi, cawan petri,
dan botol saos harus dicuci bersih, kemudian dikeringkan dengan lap. Cawan petri
kemudian dibungkus dengan kertas, untuk disterilisasi kering menggunakan oven
selama 2 jam dengan suhu 160 C, sedangkan erlenmayer, tabung reaksi, dan botol
saos akan disterilisasi menggunakan autoklaf. Tahapan selanjutnya yaitu mengisi 28
botol tabung reaksi dengan @ 9 ml, 8 botol saos diisi dengan akuades sampai batas
pangkal leher botol. Alat-alat yang telah diisi aqudes, disumbat menggunakan kapas,
ditutup dengan almunium foil, lalu diikat dengan tali kasur.
Pada tahapan selanjutnya yaitu membuat media, yang terdiri dari taoge cair
(TC)dan taoge agar (TA) yaitu dengan menyiapkan taoge sebanyak 750 gram, yang
dimasak dalam 4 liter air, setelah mendidih ekstrak yang diperoleh kemudian disaring
dan menambahkan gula ke dalam filtrat sebanyak 180 gram dan dimasak sampai
mendidih. Terjadinya proses pemanasan maka akan menyebabkan air menguap,
sehingga volume taoge tidak lagi menjadi 4 liter, oleh karena itu perlu ditambahkan
akuades agar volumenya tetap 4 liter. Taoge yang telah bercampur dengan gula diambil
sekitar 3,9 liter dan diletakan ke dalam 4 tabung reaksi yang masing-masing volumenya
9 ml. TC yang masih sisa ditempatkan pada botol kosong. Sisa filtrat taoge (0,1 liter )
ditambahkan agar sebanyak 45 gram serta akuades hingga volumenya menjadi 3 liter.
Taoge agar yang telah siap selanjutnya dimasukan kedalam 40 buah tabung reaksi (@
5ml), 4 buah erlenmeyer volume 250 (@ 150 ml), 4 buah erlenmayer volume 250 (@
100 ml), dan 4 buah erlenmeyer volume100 (@ 40 ml), sisa TA dapat diletakan pada
botol-botol kosong. Erlenmayer dan tabung reaksi ditutup dengan sumbat, dilapisi
almunium dan diikat dengan tali kasir, baru kemudian dibungkus dengan kertas
Alat-alat yang telah diisi dengan TA, TC, dan akuades sekarang siap untuk
disterilisasi dnegan autoklaf. Terlebih dahulu mengisi air sampai batas sarangan,
kemudian bagian atas sarangan ditutup dengan kain. Alat alat ditata sedemikian rupa.
Tahap selanjutnya menutup autoklaf secara diagonal, menghubungkannya dengan
sumber listrik, membuka sedikit klep uap, mengatur timer dan menekan tombol on.
Sekitar 1,5-2 jam tekanan akan naik menjadi 1 atm, pada saat itulah klep uap ditutup
dan menunggu hingga terdengar bunyi alarm, pertanda sterilisasi telah selesai.
Media yang telah disterilisasi dipisahkan antara TA dan TC, media TA
dilepaskan dari pembungkusnya kemudian meletakkan papan kayu untuk membuat
media menjadi miring, dimana terlebih dahulu disemprotkan alkohol pada sekeliling
tempat yang akan ditempati untuk membuat media agar miring. Setelah semua media
dingin / suhu pada media tidak lagi panas, semua media baik yang diletakan di
erlenmayer, botol, maupun tabung reaksi dibungkus dengan plastik. Media TC disimpan
dalam kulkas listrik, sedangkan media lainnya (erlemnmayer, botol saos, tabung reaksi
berisi TA) disimpan di dalam kulkas surya.
Dalam pratikum pembuatan media, media yang dibuat adalah taoge cair (TC)
dan taoge agar (TA). Dalam pembuatan taoge cair tidak ditambahkan zat padat seperti
agar, karena media cair digunakan untuk pertumbuhan bakteri, ragi, dan mikroalga.
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
tetapi juga dapat digunakan untuk tujuan lain seperti isolasi dan enumerasi. Semua
senyawa dan indikator yang ditambahkan ke dalam susunan media, meampunyai
fungsi tertentu sesuai dengan sifat pertumbuhan mikroba. Pemilihan taoge sebagai
bahan pembuat media dalam pratikum ini karena dalam taoge tersimpan nutrisi protein
yang mengandung beberapa senyawa yang dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen,
karbon, dan pospat. Unsur Nitrogen diperlukan untuk mensisntesis asam amino,
nukleotida, dan vitamin.
4.3 Pembahasan
Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan
yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan
sel dan memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Pada dasarnya sesuatu larutan
biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat berikut. Di dalamnya harus
tersedia semua unsur yang ikut serta pada pembentukan bahan sel dalam bentuk
berbagai senyawa yang dapat dioloah (Schlegel, 1994).
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan sifat fisik yaitu medium padat,
medium setengah padat dan cair. Media padat yaitu media yang mengandung agar 15
% sehingga setengah dingin media menjadi pada. Medium setengah padat adalah
media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat,
tidak begitu cair. Medium cair adalah media yang tidak mengandung agar, contohnya
adalah Nutrient Broth dan Lactose Broth. Digunakan sterilisasi kering menggunakan
oven untuk mensterilisasi alat seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan cawan petri.
Dan sterilisasi basah menggunakan autoclaf untuk sterilisasi bahan yang sudah ada
isinya. Pada pembuatan media taoge agar digunakan agar media dari taoge cair yang
dibuat menjadi padat.
Media yang digunakan untuk keperluan mikrobiologi harus dalam keadaan steril,
artinya di dalam bahan tersebut tidak didapatkan pertumbuhan mikroba yang tidak
diharapkan baik di dalam bentuk spora atu bentuk lainnya. Keadaan ini mempunyai
maksud dan tujuan agar jika bahan tersebut dipergunakan, maka hanya mikroba yang
dimaksud yang akan tumbuh berkembang. Tujuan kedua ialah untuk meminimalkan
kemungkinan besar pertumbuhan mikroba yang lain, yang akan menghambat atau
mematikan mikroba yang kita tumbuhkan. Susunan media pada mikroba harus memiliki
kandungan air, nitrogen, sumber energi atau unsur C, dan faktor pertumbuhan, agar
bakteri dapat tumbuh dengan baik.
Susunan bahan baik bahan alami atau bahan buatan yang digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan mikroba haruslah terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba.
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media
merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus
menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai
konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri (Stanier, 2001). Salah satu
bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber
protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk
media pertumbuhan mikroba.
Dalam pratikum pembuatan media kali ini, media yang dibuat adalah taoge cair
(TC) dan taoge agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge
cair tidak ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri,
ragi, dan mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini
karena dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa
yang dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan phospat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroorganisme hidup dan berkembang memerlukan kebutuhan dasar seperti
air, senyawa-senyawa sumber energi (karbon dan nitrogen), mineral, faktor tumbuh,
dan kondisi lingkungan yang sesuai (pH, suhu, dan tekanan
osmose). Nutrien dan vitamin dalam pembiakan berfungsi membentuk substansi yang
mengaktivasi enzim khususnya pada media. Kebutuhan akan nutrisi dan vitamin
masing-masing mikroorganisme berbeda-beda, oleh sebab itulah memerlukan media
yang berbeda pula sebagai tempat biak atau tempat tumbuhnya. Pada dasarnya media
pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok besar yaitu berdasarkan
komposisi bahan media, berdasarkan konsistensinya dan berdasarkan fungsinya dan
didalam ketiganya terdapat karakteristik yang berbeda-beda.
Praktikum pembuatan media kali ini menggunakan media Taoge Cair (TC) dan
Taoge Agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge cair tidak
ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri, ragi, dan
mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini karena
dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang
dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan pospat. Pembuatan TA pun
memiliki kekhasan tersendiri yaitu harus terlebih dahulu dimiringkan
untuk mendapatkan media pertumbuhan yang miring sehingga memudahkan ketika
penanaman mikroba (mikroba dapat menempel secara sempurna).
B. Saran
Pembuatan media pertumbuhan ini memerlukan waktu yang lama, dibutuhkan
kesabaran ketika menunggu pensterilisasian dan juga ketelitian penuh agar tidak
terdapat mikroba yang tidak diinginkan menempel pada alat maupun media
pertumbuhan. Bahan Pembuatan media ini sebaiknya dilakukan di luar jam praktikum
karena proses yang lama itu tadi, sehingga dapat menghemat waktu. Bahan-bahan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang telah tertulis dalam panduan, jika
akan mambuat lebih harus dikalikan kelipatannya untuk semua bahan. Pada saat
penambahan akuades ke dalam filtrat yang telah ditambahkan gula, penambahannya
harus diperhatikan (tidak boleh kurang dari ketentuan).
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.
Soeryowinoto, M. 1985. Budidaya Kepalasari dan Aspek-aspek yang Menyangkutnya.
Pusat Antar-Universitas (PAU), Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Fuad, fathir.201. Media Pertumbuhan
Mikroba. (online) http://fuadfathir.multiply.com/journal/item/2 diakses pada 22
Februari 2013.
Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.
Jawet, Melnik dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA: Universitas Pendidikan Indonesia.
Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi,
3
rd
Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.
dalam http://anyleite.wordpress.com/2013/02/12/medium-dan-cara-pembuatanmedium/ diakses tanggal 21 Februari 2013
Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka
Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press