Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Pembuatan Media Agar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

laporan pembuatan media agar

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat
dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya
dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad
renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Mikroorganisme
mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang bisa
berdampak positif maupun negatif bagi kehidupan manusia (Kusnadi, 2003).
Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan
mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut
media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan
oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya (Mila, 2005).
Medium atau media agar adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang
banyak dipakai untuk isolasi, memperbanyak, pengujian, sifat-sifat fisiologi dan juga untuk
perhitungan mikroba. Medium dapat dibedakan menjadi tiga macam, berdasarkan susunan
kimia yaitu medium organik, medium anorganik, medium sintetik dan medium nonsintetik.
Berdasarkan fungsinya yaitu medium diperkaya, medium spesifik, medium diferensiasi,
medium penghitung dan medium penguji (Suriawiria, 2005).
Dalam medium harus ada nutrisi yang merupakan kebutuhan dasar dari mikroorganise
yang meliputi air, karbon, energi dan mineral. Air sangat berperan penting karena air
merupakan komponen dasar protoplasma, jalan masuknya nutrien kedalam sel, dan juga
reaksi enzimatik. Air yang baik digunakan dalam pembuatan medium organisme adalah air
suling, karena kalau air sadah yang digunakan untuk pembuatan medium yeng terbentuk dari
ekstrak dari ekstrak daging dan pepton maka akan terbentuk endapan fosfat dan magnesium
fosfat. Dengan adanya endapan tersebut maka akan menghambat bagi pertumbuhan biakan
yang di tanam dalam medium (Dwidjoseputro, 2002).
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.
Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio
cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu

dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suh optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC
(Suryanto, 2006).
Pada percobaan ini, praktikan akan diajarkan tentang pembuatan berbagai macam
media untuk pengembangbiakan mikroorganisme agar mikroorganisme tersebut dapat diteliti
dalam laboratorium. Diharapkan dengan praktikum ini, mahasiswa mampu membuat media
sendiri untuk menumbuhkan mikroorganisme guna penelitian.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan medium
dasar untuk pertumbuhan mikroba dan mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat
media agar.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Media Agar


Media agar merupakan bahan nutrisi yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroba.
Agar - agar merupakan kompleks merupakan kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga
laut dan digunakan untuk pemadat pada makanan. Keunggulan agar yaitu mencair pada suhu
yang sama dengan air, namun tetap dalam keadaan cair sampain suhu 40oC (Munir, 2006).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang
disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber
karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan - bahan kompleks
lainnya (Munir, 2006).

2.2. Nutrien
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai
aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,
sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu,
secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang
penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Arfiandi. 2009).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana yang
ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan dalam bentuk
suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan, atau bahanbahan organik lain yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari
habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu
(Widya. 2009).
2.3. Media
Media adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan yang dipergunakan
untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan
mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat
yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein,
karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari
suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan
bahan pemadat 50% (Sutarma,2000).
Secara umum medium dapat dibedakan atas medium alami maksudnya medium yang
murni berasal dari alam, medium semi buatan yaitu campuran bahan-bahan kimia dan bahan
alami, sedangkan medium buataan adalah medium yang seluruhnya dibuat oleh manusia.
Menurut Yusuf Hidayat (2000) Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Medium padat (solid medium) yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga
2.

setelah dingin media menjadi padat.


Medium setengah padat (semi solid medium) yaitu media yang mengandung agar 0,30,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid
dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media
tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang
tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semi solid akan membentuk

cincin hijau kebiruan dibawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini
dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi
oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen
meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata
3.

diseluruh media.
Medium cair (liquid medium) yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya

4.

adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).


Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum, gelatin,
selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar
dengan kadar 1,5%-1,8%, dan pada medium semi solid kadarnya setengah dari medium
padat, sedangkan pada medium cair tidak diperlukan pemadat. (Yusuf Hidayat,2000)

2.4. Jenis-jenis Bakteri


Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme
ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai
agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan
manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana:
tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot
yang lebih kompleks. (Filzahazny, 2008)
Peranan/fungsi bakteri ada dua jenis yaitu bakteri menguntungkan dan bakteri
merugikan bagi manusia, sebagai berikut ;
1. Menguntungkan Bagi Kehidupan
No.
Nama Bakteri
1
Lactobacillus bulgarius
2
Lactobacillus sp
3
Streptococcus thermophilus
4
Pediococccus cereviceae
5
Streptococcus tactis

Peranan/Fungsi
Memfermentasi susu menjadi lemak
Produksi asinan buah
Produksi mentega
Produksi sosis
Produksi kefir

6
7
8
9
10
11
12
13
14

Acetobacter xylinium
Acetobacter sp
Bacillus brevis
Bacillus subtilis
Polymyka
Lactobacillus cassei
Thiobacillus thiozidans
Entamoeba coli
Rhizopus oligosporus

Produksi nata de coco


Produksi asam cuka
Menghasilkan terotrisin (antibiotik)
Menghasilkan basitrasin (antibiotik)
Menghasilkan polimixin (antibiotik)
Produksi yoghurt
Produksi asam sulfat
Membusukkan sisa pencernaan
Pembuatan tempe

15
16
17
18
19

Aspergillus oryzae
Neurospora crassa
Streptococcus laktis
Streptococcus cremoris
Rhizobium leguminosarum

Pembuatan tauco
Pembuatan oncom
Pembuatan keju
Pembuatan keju
Fiksasi nitrogen dalam akar kacang

20

Entero bakteria

Bakteri pengurai

2. Merugikan Bagi kehidupan


No.
Nama Bakteri
1
Xanthomonas campestris
2
Xanthomonas oryzae
3
Pseudomonas solanacaerum
4
Erwiana amylovora
5
Brucella abortus
6
Streptococcus agalactis
7
Bacillus antharacis
8
Actinomyces bovis
9
Salmonella thyposa
10 Vibrio comma
11 Mycobacterium leprae
12 Clostridium tetani
13 Staphylococcus
14 Pasteurella petis
15 Haemophilus influenza
16 Diplococcus pneumoniae
17 Treponema palidum
18 Neisseria gonorhoe
19 Mycobacterium tubercolusis
20 Salmonella pollurum

Peranan/Fungsi
Menyerang tanaman kubis
Menyerang pucuk batang padi
Penyakit layu pada famili terong-terongan
Penyakit bonyok pada buah-buahan
Brucelosis pada sapi
Mastitis pada sapi
Antraks
Bengkak pada radang sapi
Tifus
Kolera
Lepra (kusta)
Tetanus
Bisul
Pes/sampar
Influenza
Pneumoniae
Sifilis
Kencing nanah
TBC
Berak kapur pada ayam

Pada tabel diatas adalah nama-nama dan peranan/fungsi bakteri yang menguntungkan
dan merugikan bagi kehidupan.

BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik ini dilaksanakan di Laboratorium
Bersama Budidaya Perairan dan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas
Sriwijaya pada pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai.
3.2. Alat, Bahan dan Metoda
Alat, bahan dan metoda yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
3.2.1. Alat
Alat yang akan digunakan pada praktikum pengenalan media agar ini disajikan pada
Tabel 3.1. sebagai berikut:
Tabel 3.1. Alat yang digunakan pada praktikum
No
Nama Alat
Jumlah
1
2
3
4
5

Bunsen
Cawan petri
Korek api
Erlenmeyer
Plastik rapting

1 buah
4 buah
1 buah
1 buah
Secukupnya

Fungsi
Sterilisasi
Media agar
Menyalakan bunsen
Tempat media sebelum dituang
Membungkus cawan

3.2.2. Bahan
Bahan yang akan digunakan pada praktikum pengenalan media agar ini disajikan pada
Tabel 3.2., sebagai berikut.

Tabel 3.2. Bahan yang digunakan pada praktikum


No
Nama bahan
1.
Alkohol
2.
TSB
3.
Air
4.
Kaldu ikan
3.2.3. Metoda

Jumlah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya

Fungsi
Sterilisasi
Sebagai media kultur
Campuran media
Membuat media

Metoda yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Semprot tangan menggunakan alkohol 70%.


Semprot alkohol keatas meja dan kemudian di bersihkan dengan tisu.
Nyalakan bunsen yang telah disiapkan.
sterilisasi cawan petri dengan mendekatkan ke bunsen dan putar-putar sehingga merata.
Sterilisasi erlenmeyer yang telah berisi media.
tuang media ke cawan petri dengan mendekatkan ke bunsen agar tidak terjadi

kontaminasi.
7. Ratakan media pada cawan petri dengan cara memutar dengan bentuk angka delapan, dan
diamkan cawan petri sampai mengering.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
Hasil dari praktikum pembuatan media agar ini adalah sebagai berikut:

4.2. Pembahasan
Menurut Sutarma (2000), Media adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat
makanan yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Media
yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme haruslah memenuhi
syarat. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh media adalah mengandung nutrien, pH-nya

sesuai, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan harus steril, dan memiliki
tekanan osmotik yang sesuai.
Menurut Arfiandi (2009), Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan
pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Maka dari itu nutrien menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh media.
Kita juga harus menyesuaikan pH media yang akan digunakan dengan mikroorganisme yang
akan kita pelihara ataupun kita kembangbiakkan. Karena jika pH-nya tidak sesuai dengan
mikroorganisme maka mikroorganisme tidak akan mampu hidup dan berkembang dengan
baik.
Alat dan bahan yang digunakan pun juga harus steril agar tidak terkontaminasi dengan
zat-zat yang tidak kita inginkan yang bisa menggagalkan penelitian kita. Media juga harus
memiliki tekanan osmotik yang sesuai dengan mikroorganisme yang akan kita kita pelihara
ataupun kita kembangbiakkan. Jika semua syarat itu bisa dipenuhi maka media itu baik untuk
digunakan.
Media agar merupakan bahan nutrisi yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroba.
Agar - agar merupakan kompleks merupakan kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut
dan digunakan untuk pemadat pada makanan. Pada praktikum ini agar yang digunakan adalah
agar swalow yang dicampur dengan kaldu ikan nila. Alasan menggunakan kaldu ikan nila
karena didalamnya mengandung asam amino.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum pembuatan media agar ini adalah sebagai
berikut:
1. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat media haruslah steril.
2. Media harus mengandung nutrien.
3. Media harus memiliki pH dan osmotik yang sesuai dengan mikroorganisme.
4. Media agar digunakan untuk memelihara dan pertumbuhan mikroorganisme.
5. Pembuatan media agar menggunakan campuran kaldu ikan.
5.2. Saran
Sebaiknya saat praktikum alatnya di perbanyak sehingga semua praktikan mencoba
sendiri-sendiri. Karena jika praktikan bisa mencoba sendiri-sendiri itu lebih mudah untuk
dipahami.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2002. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan,Malang.
Filzahazny. 2008. Pengecatan tentang bakteri. Wordpress, Makassar.
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. JICA, Malang.
Mila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Erlangga, Jakarta.
Suriawiria, 2005 Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta :Papas Sinar Sinanti
Suryanto. 2006. Bahan Ajar : Mikrobiologi.USU-Press, Medan.
Sutarma,2000 Jurnal Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri, Yusuf Hidayat dan
Sutarma,Balai Penelitian Veteriner, JL.R.E Martadinata,30 Bogor 16114

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk
hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan
khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi kehidupan
manusia. Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya
dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk
pertumbuhannya, antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak,
mineral dan vitamin).
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur
tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya
melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan
fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi
tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari garam
organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan
media ini dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa
kompleks lainnya.

Oleh karena itu, dilakukan percobaan ini untuk mengetahui cara pembuatan
medium pertumbuhan mikroba.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui media pertumbuhan
mikroorganisme dan mempelajari cara pembuatannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya, sangat
membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun pertumbuhannya, seperti dalam
sintesa protoplasma dan bagian-bagisn sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut
nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah
kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang
terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan
berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu
senyawa organik yang disebut katalisator organik atau biasa disebut biokatalisator yang

dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan
dasar biokimia angat dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006).
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang
digunakan untukpemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus
mengandung semua zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, yaitu senyawa-senyawa
organik yang terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Medium
digunakan untuk melihat gerakan dari suatu mikrooranisme apakah bersifat motil atau
nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Ratna, 1990).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan sebagai
akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,
sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra
umum nutrien dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting
untuk sintesis biologik organisme baru (Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula
hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang
menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme
yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik.
Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan,
tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna di luar sel dengan bantuan enzim
ekstraseluler (Iptek, 2009).
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya
(Volk, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagai macam
ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal,
biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya
nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel

silika agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological (Hadioetomo, 1993).
Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi dan fungsinya.
Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni medium organik, yaitu medium
yang tersusun dari bahan-bahan organik; medium anorganik, yaitu medium yang tersusun
dari bahan-bahan anorganik; medium sintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya dapat
diketahui dengan pasti; dan medium nonsintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya
tidak dapat diketahui dengan pasti (Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011), supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam suat
medium perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba;
2) Medium harus mempunyai tekanan osmosis;
3) Medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat;
4) Medium harus steril, tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Menurut Kusnadi (2003), bahan-bahan media pertumbuhan mikroba meliputi:
A. Bahan dasar
1. Air (H2O) sebagai pelarut
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi
oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
B. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu
berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon
organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
C. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan
untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.

Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:


1. Agar
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari
beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang
pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika
dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diaduk
dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama
dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
2. Peptone
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah,
susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan
asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
3. Meat extract
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta, dan daging
sapi.
4. Yeast extract
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohol. Yeast extract
mengandung asam amino yang lengkap & vitamin B kompleks.
5. Karbohidrat
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari
karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa,
fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan
untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
Menurut Pelczar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan
menjadi 7 golongan, yaitu:
1. Medium umum, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh: Nutrien Agar (NA) untuk
menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulasi
2.

pertumbuhan fungi.
Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu. Contoh:

3.

medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.


Media diperkaya (enrichment media), merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan
untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran

4.

berbagai mikroba. Contoh: Chocolatemedia dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.


Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu

spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia
5.

lainnya.
Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau
reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-

6.

perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.


Medium penguji (Assay medium), merupakan medium dengan susunan ertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri. Contoh:

7.

medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotik, dan lain-lain.


Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan. Contoh: medium untuk menghitung
jumlah bakteri E. Coli air sumur.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 09 Desember 2013, pukul 13.30
WITA sampai selesai, bertempat di laboratorium biologi dasar FMIPA UNTAD.
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain autoklaf, batang
pengaduk, gelas kimia, cutter, corong, erlenmeyer, gelas ukur, hot plate, kulkas,
neraca ohaus, oven, spatula dan neraca analitik.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain aquades, Agar,
aluminium foil, gula, kentang, tauge, daging, dan kapas.
3.3 Prosedur Kerja
A. Potato Dextrose Agar (PDA)
1.
2.
3.
4.

Menyiapkan alat dan bahan.


Mengupas kentang dan memotong kecil-kecil dan mencuci kentang dengan bersih.
Menimbang kentang sebanyak 200 gram, agar-agar 20 gram dan gula 20 gram.
Merebus kentang dengan aquades sebanyak 1000 ml hingga mendidih lalu
menyaring dan mengambil ekstraknya.

5. Mencampur ekstrak kentang dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan


kembali agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup mulut
erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.
B. Nutrient Agar (NA)
1.
2.
3.
4.

Menyiapkan alat dan bahan.


Memotong kecil-kecil dan mencuci daging sapi dengan bersih.
Menimbang daging sapi sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram dan gula 10 gram.
Merebus daging dengan aquades sebanyak 500 ml hingga mendidih lalu

Menyaring dan mengambil ekstraknya.


5. Mencampur ekstrak daging dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan
kembali agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup mulut
erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.
C. Tauge Extract Agar (TEA)
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mencuci tauge dengan bersih.
3. Menimbang tauge sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram dan gula 10 gram.
4. Merebus tauge dengan aquades sebanyak 500 ml hingga mendidih lalu Menyaring
dan mengambil ekstraknya.
5. Mencampur ekstrak tauge dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan kembali
agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup mulut
erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
1

Nama dan Gambar

Fungsi

PDA
Untuk menumbuhkan atau
mengidentifikasi yeast dan kapang.
Dapat juga digunakan untuk enumersi
yeast dan kapang dalam sampel atau
produk makanan..

NA
Untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif
dalam artian mikroorganisme
heterotrof.

TEA

Medium umum yang dapat ditumbuhi


oleh mikroorganisme secara umum
yang berfungsi untuk pertumbuhan
bakteri dan jamur.

4.2 Pembahasan
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan
pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
mikroba.
Berdasarkan komposisi kimianya dikenal medium sintetik dan medium nonsintetik
atau medium kompleks. Komposisi kimia medium sintetik diketahui dengan pasti dan
biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan
dengan tepat. Diantara medium yang dibuat dalam percobaan ini yang termasuk dlam
medium sintetik adalah medium yang mengandung agar, seperti halnya medium nutrient
agar yang dignakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Di pihak lain
komposisi nonsintetik tidak diketahui dengan pasti. Seperti bahan-bahan yang terdapat
dalam kaldu nutrient yaitu ekstrak daging dan pepton.
Dalam pembuatan medium digunakan sebagai sumber makanan bagi mikroba.
Seperti halnya pepton merupakan sumber nitrogen organik yang juga diperuntukan bagi
mikroorganisme heterotrof. Laktosa dan Dextrose merupakan sumber energi bagi
sebagian besar bakteri yang termasuk heterotrof. Selain itu kentang dan tauge yang
banyak mengandung karbohidrat merupakan sumber karbon yang baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Dalam pembuatan medium harus digunakan aquades atau air murni,
karena air sadah pada umumnya mengandung kadar ion kalsium dan ion magnesium
yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan
kualitas semacam ini dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan megnesium
fosfat.
Medium yang akan dibuat dalam percobaan ini adalah Potato Dextrose Agar
(PDA), Nutrient Agar (NA) dan Tauge Ekstrak Agar (TEA).
Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia. Berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan
medium untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi
sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber
karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut untuk
menghomogenkan medium dan sumber O2.

Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat ynag
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari
campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat.
Dalam hal ini agar digunakan, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung
karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan
sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA)
merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat
dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebai medium untuk
menumbuhkan bakteri.
Medium Tauge Ekstrak Agar (TEA) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan
medium umum yang dapat ditumbuhi mikroorganisme secara umum yang dapat
ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri
dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TEA terdiri dari tauge yang berfungsi
sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin. Sukrosa sebagai sumber
karbon , agar sebagai bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut untuk
menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TEA digunakan untuk
menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA ini berdasarkan konsistensinya
termasuk dalam medium (solid medium). Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium
penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam
amino dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan benuk
pertumbuhan jamur.
Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi medium adalah :
1. Sterilisasi medium yang kurang sempurna
2. Medium memenuhi semua kebutuhan nutrien
3. Proses praktikum yang tidak aseptis
4. Lingkungan laboratorium yang kurang steril

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba juga medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.
2. Dalam pembuatan medium terdapat tiga jenis preparasi yaitu : Agar slant (miring), Agar petri
dan Agar tegak (deep)
3. Medium semi alamiah adalah medium yang tersusun atas bahan-bahan alamiah dan sintetis.
4. Medium Potato Dextrose Agar (PDA), Nutrient Agar (NA) dan Tauge Ekstrak Agar
merupakan medium semi alamiah.
5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya, diharapkan percobaan pembuatan medium ini
dilakukan agar praktikan dapat mengetahui teknik oembuatan medium secara jelas.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Pembuatan Media Mikroorganisme, http://wikipedia.org, diakses pada 10
Desember 2013, Palu.

Arfiandi, Media Pertumbuhan Bakteri, http://freebussines.blogspot.com, diakses pada 10


Desember 2013, Palu.
Hadioetomo, Ratna, 1990, Mikrobiologi Dalam Praktek, PT Gramedia, Jakarta.
Iptek, 2009, Pembuatan Medium, http://beritaiptek.com, diakses pada 10 Desember 2013,
Palu.
Kusnadi, Peristiwati dkk, 2003, Mikrobiologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Natsir, Djide dan Sartini, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Pelczar, 1996, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Ratna, 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT Gramedia, Jakarta.
Volk dan Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5, Erlangga, Jakarta.

LAPORAN PEMBUATAN MEDIA AGAR

PEMBUATAN MEDIA AGAR


Riska Ayu Nuryahya
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Abstrak
Media adalah suatu substansi yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi)
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembang biakan jasad renik (mikroorganisme).
Pada praktikum yang dilakukan pada tanggal 08 April 2015, telah menyelesaikan suatu
percobaan dalam pembuatan media agar, media yang dipakai pada praktikum ini adalah
jenis agar TSA dan TSB yang merupakan media kultur universal, hampir semua jenis bakteri
bisa tumbuh pada media ini. Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini
yaitu cawan petri, timbangan elektrik, spantula, erlenmeyer, hot plate,
cling warp, bunsen, botol, alumunium foil. Praktikum kali ini ditujukan
kepada mahasiswa jurusan Perikanan untuk mengetahui prosedur
pembuatan media TSA dan TSB yang digunakan pada pengembang
biakan mikroba atau bakteri dan mampu untuk membuat media agar
sesuai dengan prosedur.
Kata Kunci : Media, Bakteri, TSA, TSB
Abstract

Media is a substance that consists of a mixture of nutrients


(nutrients) are required for the growth and proliferation of microorganisms (microorganisms). In the lab conducted on April 8, 2015, has
completed an experiment in creating the media that, the media used in
this lab is the type that TSA and TSB is a universal culture media, almost
all types of bacteria can grow on this medium. The tools used in this lab is
a petri dish, electric scales, spantula, erlenmeyer, hot plate, cling warp,
Bunsen, bottles, aluminum foil. Practicum is addressed to students
majoring in Fisheries to know the procedures of the TSA and TSB media
used in the breeding of microbes or bacteria and are able to make the
media to fit with the procedure.
Keywords : Media, Bacteria, TSA, TSB

PENDAHULUAN
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan
bantuan manusia, mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui substrat yang disebut media. Media adalah suatu
substansi yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembang biakan jasad renik
(mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat, cair dan semi padat
(semi solid).
Didalam laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat penting
untuk isolasi, pengujian sifat-sifat phisis dan biokhemis bakteria serta
untuk diagnosa suatu penyakit. Zat makanan yang dibutuhkan bakteri
pada umumnya sangat bervariasi, dapat berbentuk senyawa-senyawa
organik sederhana atau senyawa-senyawa organik komplek (majemuk).
Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang
diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Media buatan merupakan tempat hidup bagi mikroba. Media yang
dipakai pada praktikum ini adalah jenis agar TSA dan TSB yang
merupakan media kultur universal, hampir semua jenis bakteri bisa
tumbuh pada media ini. TSA (Trypticase Soy Agar) digunakan untuk
medium pertumbuhan dengan tujuan mengamati morfologi koloni,
mengembangkan kultur murni, pertumbuhan untuk tes biokimia. TSA juga
biasa digunakan untuk penghitungan jumlah bakteri.

Sedangkan TSB (Trypticase Soy Broth) adalah media broth diperkaya


tujuan umumnya untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam
mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari
specimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas
bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang
menyediakan asam aminodan substansi nitrogen lainnya yang
membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.
Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan
kesetimbangan osmotik.
Pada pembuatan media hal penting yang harus dilakukan adalah
mensterilkan tempat, alat, dan tangan menggunakan alkohol. Hal ini agar
lingkungan menjadi aseptis bebas dari mikroba (Satish Gupte, 1990). Pada
umumnya mikroba menyukai media yang di dalamnya mengandung
banyak gizi yang cukup tinggi.
Pada praktikum kali ini ditujukan kepada mahasiswa jurusan
Perikanan untuk mengetahui prosedur pembuatan media TSA (Trypticase
Soya Agar) dan TSB (Trypticase Soy Broth) yang digunakan pada
pengembang biakan mikroba atau bakteri dan mampu untuk membuat
media agar sesuai dengan prosedur.
METODOLOGI
Praktikum dengan pembuatan media agar dilaksanakan pada hari
rabu tanggal 08 April 2015 mulai pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di
laboraturium teknologi pengolahan hasil perikanan (TPHP) Jurusan
Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu cawan petri,
timbangan elektrik, spantula, erlenmeyer, hot plate, cling warp, bunsen,
botol, alumunium foil. Sedangkan untuk bahan yang digunakan yaitu TSA
(Trypticase Soya Agar) sebanyak 4 gram, TSB (Trypticase Soy Broth)
sebanyak 3 gram, dan aquades 100 ml.
Dalam melakukan percobaan pembuatan media agar ini, ada hal
utama yang harus diperhatikan yaitu mensterilkan tangan dan sekeliling
tempat percobaan dengan alkohol agar tidak terkontaminasi dengan

bakteri yang menyebar, dan juga mensterilkan salah satu alat yang akan
digunakan yaitu botol dengan cara merebus hingga mendidih. Timbang
bahan yang akan digunakan, untuk media TSA ditimbang sebanyak 4
gram, sedangkan untuk TSB sebanyak 3 gram. Setelah ditimbang
masukkan ke dalam erlenmeyer dan encerkan dengan 100 ml aquades
lalu homogenkan dengan menggunakan hot plate. Saat buih pada media
tersebut sudah hilang, tutup erlenmeyer dengan dengan rapat
menggunakan cling warp, diamkan sampai dingin dan didinginkan.
Timbang TSA 4 gram dan TSB 3 gram
Simpan di dalam erlenmeyer
Encerkan dengan aquades 100 ml
Homogenkan dengan hot plate (sampai tidak ada buih)
Tutup erlenmeyer dengan cling warp
Dinginkan
Gab. 1 Diagram alir proses pembuatan media agar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari beberapa tahapan yang dilakukan untuk membuat media agar
telah mendapatkan hasil sebuah agar yang kenyal di dalam cawan petri
yang telah didinginkan, agar tersebut adalah media TSA dan TSB. Untuk
menghindari adanya bahan-bahan yang dapat mempengaruhi kelarutan
(solubilitas) zat yang digunakan, merubah warna media jika kena panas,
meracuni (bakterisidal) atau dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dalam pembuatannya digunakan air suling (aquadest) sebagai pelarutnya.
Sedangkan untuk wadah atau tempat melarutkan, jika jumlahnya
sedikit dipakai alat-alat gelas seperti erlenmeyer atau gelas piala, jika
pembuatannya dengan jumlah banyak dipakai ember yang terbuat dari
stainless. Wadah dari tembaga atau seng tidak digunakan untuk
menghindari terjadinya kelarutan pada kedua metal tersebut, karena
keduanya diketahui mudah teroksidasi dan korosif. Jumlah sekecil apapun
dari kedua metal ini jika terlarut dalam media akan bersifat sebagai
bakterisidal (Collin dan Patricia, 1987).

Pengukuran derajat keasaman atau eksponen hidrogen (pH) media


sangat penting. Jika terlalu asam atau basa, maka pertumbuhan bakteri
akan dihambat. Hampir semua bakteri tumbuh pada media pH 7.00 - 7.50,
dan hanya beberapa saja yang tumbuh pada media yang pH nya dibawah
7.0, misalnya Mycobakterium, yaitu bakteri tahan asam yang tumbuh
pada media pH 6.8. Pengukuran pH hendaknya dilakukan pada suhu
kamar, untuk menghindari penyimpangan atau kesalahan.
Pengisian media yang sudah diukur pH nya kedalam tabung atau
botol sebaiknya jangan terlalu penuh untuk menghindari tumpah atau
pecah jika disterilkan. Untuk bentuk padat yang mengandung 2% agaragar atau bentuk semi solid yang mengandung 0,2% - 0,5% agar-agar,
sehelum diisikan harus dipanaskan dahulu supaya agarnya larut dan
homogen. Sedangkan untuk pembuatan media agar plat. dimasukan
kedalam erlenmeyer yang kemudian ditutup dengan cling warp atau
alumunium foil.
Setiap batch media yang dibuat sebelum digunakan harus dikontrol
dahulu sterilitasnya, yaitu dengan menyimpan didalam inkubator pada
suhu 37oC selama 24 jam. Media yang terkontaminasi tidak boleh dipakai
dan harus dibuang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan
bahwa media agar yaitu TSA maupun TSB merupakan media kultur yang
umum diberguna untuk isolasi dan penumbuhan bermacam
mikroorganisme yang bersifat aerobik, cara membuatnya yang tidak sulit
sehingga praktikan mampu mengikuti sesuai dengan prosedur.
Praktikum yang dilakukan sudah cukup baik dan sesuai dengan
prosedur hanya saja penjelasan materi harus lebih detail kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Collin, C.H and Patricia. M. Lyne. 1987. Microbiological Method. Fifth
Edition. Butterworths, London.

Gupte. Satish. 1990. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.


Schlegel. Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum edisi VI. Gajah Mada
University Press: Yoyakarta.

Laporan Pembuatan Media Mikrobiologi


Dasar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk
hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan
khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi,dkk,2003). Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia
baik secara langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan
maupun lawan bagi kehidupan manusia.
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur
tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya
melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan
fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan berfungsi untuk membentuk
substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin
berbeda-beda pada masing-masing mikroorganisme. Mikroorganisme memperlihatkan
gejala yang berlainan dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun
semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses metabolismenya, namun
beberapa jenis mikroorganisme mampu mensintesis kebutuhan vitaminnya sendiri dari
senyawa-senyawa lain di dalam medium (Hadioetomo, 1986).
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk
menjadi tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri
dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh
(ZPT). Pembuatan media ini dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa
organik dan senyawa kompleks lainnya (Soeryowinoto, 1985).
Media berfungsi untuk tempat tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak
jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam
proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media itu sendiri (Fuad, 2011).
Media juga berperan sebagai wadah atau tempat zat hara yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme,
dan pergerakan. Umumnya, media pertumbuhan berisi air, sumber energi, zat hara
sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur
lainnya. Variasi dalam tipe nutrisi, diimbangi oleh tersedianya berbagai macam media
yang banyak macamnya untuk kultivasinya, oleh sebab itu dalam laporan ini akan
membahas lebih lanjut kebutuhan dasar mikroorganisme, macam-macam media
pertumbuhan, dan prosedur umum pembuatan media pertumbuhan guna menunjang

kegiatan pembelajaran mikrobiologi.


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang praktikkum yang telah dibahas, rumusan masalah
yang coba dipecahkan antara lain :
a. Bagaimana kebutuhan dasar mikroorganisme dapat terpenuhi dalam prosedur
pembuatan media pertumbuhan?
b. Bagaimana peran macam-macam media pertumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan dasar mikroorganisme?
c. Bagaimana langkah-langkah pembuatan media pertumbuhan?
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum pembuatan media untuk biakan mikroorganisme yatiu :
a. Mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi dalam
media pertumbuhan
b. Mengetahui macam-macam media pertumbuhan
c. Mempelajari prosedur umum pembuatan media pertumbuhan
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari praktikum pembuatan media pertumbuhan
adalah:
a. Dapat mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi
dalam media pertumbuhan
b. Dapat mengetahui macam-macam media pertumbuhan
c. Dapat mempelajari dan melakukan prosedur umum pembuatan media
pertumbuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Fungsi Media Penumbuhan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul
kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan maka
dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya (Hidayat dkk: 2006). Menurut Unus Surawiria (1986)
media adalah susunan bahan baik bahn alami (seperti tauge, kentang, daging, telur,
wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik
ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba.
Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang
selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikrobia. Nutrient dapat diartikan sebagai
bahan-bahan organik dan atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai sumber energi
atau penerima elektron bagi organisme (Suriawiria: 1986)
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media
diperlukan persyaratan tertentu yakni bahwa:
a. Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
b. Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba
c. Media harus dalam keadaan steril.
Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
1. Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi

2. Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
3. Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu
ruang atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001).
2.2 Bahan-Bahan Media Pertumbuhan
Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah kaldu
cair dan kaldu agar. Menurut Kusnadi dkk (2003) bahan-bahan media pertumbuhan
mikrobia meliputi:
A. Bahan dasar
1. Air (H
2
O) sebagai pelarut
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi
oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45
o
C.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
B. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel
yaitu berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
C. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan
tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan
untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan
kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
2. Peptone. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati
seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
3. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,

limpa, plasenta, dan daging sapi.


4. Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alkohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap &
vitamin (B kompleks).
5. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan
asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol,
dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi
adalah 0,5-1%.
2.3 Macam-Macam Media Pertumbuhan
Menurut Jawet dkk (1996) media pertumbuhan mikrobia meliputi:
A. Medium berdasarkan sifat fisiknya dibagi menjadi :
1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin media menjadi padat.
2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media
semisolid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat
menyebar ke seluruh media, tetapi tidak mengalami percampuran
sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB
(Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau
kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat
dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth,
kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat, tetapi
bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata di seluruh media.
3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), dan LB (Lactose Broth).
B. Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
2. Medium semisintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui
secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar,
dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, secara detail
tidak dapat mengetahui tentang komposisi senyawa penyusunnya.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.
C. Medium berdasarkan tujuan
1. Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba,
misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya
adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang
E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline.
Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus
agalactiae yang toleran terhadap garam.

3. Media diperkaya (enrichment)


Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah,
serum, dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba
tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan
nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen
kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.
4. Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik
Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme
suatu mikroba. Contohnya adalah Kosers Citrate medium, yang digunakan
untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber
karbon.
6. Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba.
Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya
perubahan kimia. Contohnya
adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
7. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya
berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya
TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria
berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di
sekeliling koloni.
D. Medium TA dan TC
Medium (Taoge Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang
ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan
medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium;
berdasarkan kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi
oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri
dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TA terdiri dari tauge yang
berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa
sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest
sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O
2
. Medium TA
digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TA ini,
berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium).
Berdasarkan fungsinya, TA termasuk medium penguji (assay medium), karena
dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain.
Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan
jamur.
Medium TC (Taoge Cair) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang
ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan
medium cair karena mengandung agar konsistensi cair; berdasarkan
kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh
mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan

jamur serta memiliki warna cream. Medium TC terdiri dari tauge yang berfungsi
sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai
sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai
pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O
2
. Medium TC digunakan
untuk mengembangbiakkan mikroorganisme dalam jumlah besar.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan TC, antara lain:
1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber
nitrogen.
2. Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai
sumber energi bagi mikroba.
3. Agar, sebagai bahan pemadat medium. (TC tidak memakai agar)
4. Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk menumbuhkan mikroba medium harus
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
0
C dan tekanan 2 atmosfer dengan tujuan agar
medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba yang ada di udara luar.
2.4 Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. (Fardiaz,1992). Steril akan didapatkan melalui sterilisasi,
dilakukan dengan:
a. Sterilisasi fisik, yakni senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau
terurai akibat perubahan temperatur tinggi. Cara sterilisasi ini dilakukan dengan
menggunakan udara panas (oven) dengan temperatur 170-180
0
C selama 2 jam. Cara
ini digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas. Cara sterilisasi dengan uap air panas
dan tekanan tinggi dengan autoklaf yang memiliki temperatur uap 121
0
C dengan
tekanan 15 psi.
b. Sterilisasi kimia, yakni sterilisai dengan menggunakan desinfektan, larutan alkohol,
larutan formalin, larutan AMC (campuran asam klorida dengan garam Hg). Dengan
larutan-larutan dan desinfektan tersebut mikroba dapat dimatikan karena tekanan
osmotik dan dehidrasi protein pada substrat.
c. Sterilisasi mekanik, yakni sterilisasi dengan melakukan penyaringan mikroba dengan
cara filter khusus, misalnya filter Berkefeld, filter Chamberland, dan filter Seitz. Jenis
filter yang diguankan bergantung pada tujuan penyaringandan benda yang akan
disaring. (Surawiria: 1986)
BAB III
METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Praktikum Pembuatan Media Pertumubuhan dilaksanakan pada hari
Kamis tanggal 21 Februari 2013 di Laboratorium Mikrobiologi Dasar, Gedung
C9, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Surabaya.

4.2 Bahan dan Alat Penelitian


1. Bahan:
Agar batangan 15 g
Gula 240 g
Taoge 1 kg
Aquades 4 L
2. Alat :
Cawan Petri 115 buah
Tabung Reaksi 158 buah
Gelas ukur 2 buah
Erlenmeyer volume 100 ml 9 buah
Erlenmeyer volume 250 ml 18 buah
Oven 1 buah
Autoklaf 1 buah
Tali kasur Sesuai kebutuhan
4.3 Metode
Proses Sterilisasi Alat dan Bahan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Dalam satu kelas yang mengikuti praktikum dibagi dalam beberapa kelompok
untuk mempercepat dalam proses praktikum. Tugas tersebut diantaranya :
Kelompok yang bertugas mencuci dan mengeringkan alat-alat gelas seperti
tabung reaksi, labu Erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker dan cawan petri
Kelompok yang bertugas membungkus alat (cawan petri) yang akan
disterilisasi, cawan petri yang selesai dibungkus kemudian dijadikan satu
dengan cara diikat menggunakan tali kasur.
Kelompok yang bertugas membuat kapas penyumbat dengan ketentuan
kapas penyumbat tidak boleh terlalu padat atau terlalu longgar. Setelah itu
kapas penyumbat disumbatkan ke dalam mulut tabung reaksi dan labu
Erlenmeyer.
Kelompok yang bertugas membuat media baik media taoge cair maupun
taoge agar.
Kelompok yang bertugas menuangkan media baik taoge cair maupun taoge
agar ke dalam tabung reaksi dan labu Erlenmeyer, serta menuangkan
akuades ke dalam tabung reaksi, setelah itu menutupnya kembali dengan
kapas penyumbat.
Kelompok yang bertugas menutup mulut tabung reaksi dan labu
Erlenmeyer dengan alumunium foil sebelum disterilisasi.
Kelompok yang bertugas membungkus tabung reaksi yang berisi media,
tabung reaksi dijadikan satu kemudian diikat dan dibungkus. Dalam
membungkus tabung reaksi yang berisi media harus berhati-hati, media
tidak boleh menyentuh kapas penyumbat supaya tidak terjadi kontaminasi.
Kelompok yang bertugas mensterilisasi alat dan media, yaitu dengan cara
memasukkan alat gelas (cawan Petri) ke dalam oven dan memasukkan alat
gelas (tabung reaksi dan labu Erlenmeyer) yang berisi media ke dalam
autoklaf.
Dengan ketentuan kelompok-kelompok tersebut dapat saling membantu
dengan kelompok yang lain.

c. Setelah proses sterilisasi selesai, semua kelompok menata dan menyimpan


alat
alat dan media dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi.
d. Membersihkan meja-meja laboratorium.
Proses Pembuatan Media Pertumbuhan
Pembuatan media pertumbuhan diawali dengan mensterilisasi
semua peralatan yang akan digunakan sebagai wadah media. Hal yang harus
dilakukan adalah membersihkan semua alat-alat dengan sabun hingga bersih,
kemudian membilas dengan menggunakan akuades. Selanjutnya, kita harus
mensterilkan semua peralatan tersebut dengan cara memasukkan ke dalam
oven selama 24 jam dengan suhu 160
0
C.
Pembuatan Media Umum ( Taoge Agar dan Tauge Cair )
a. Membersihkan dan menimbang taoge sebanyak 1 kg.
b. Memasak taoge dengan menambahkan 4 liter akuades. Kemudian setelah
mendidih, membiarkannya selama 20 menit.
c. Menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan kain
dan menutup dengan kapas pada bagian atas sehingga diperoleh
filtrat sebesar 4 liter.
d. Menambahkan 240 gram gula ke dalam filtrat dan melakukan pemanasan
sampai gula larut sempurna.
e. Kemudian membagi hasil filtrat menjadi dua bagian yaitu bagian yang
pertama sebanyak 3,9 liter untuk media tauge agar (TA) dan bagian yang
kedua sebanyak 100 ml media tauge cair (TC).
f. Untuk pembuatan media Tauge Cair (TC), kita harus memasak 100 ml
filtrat + 240 g gula hingga mendidih dengan mempertahankan volume
hasil filtrat tersebut hingga 100 ml.
g. Untuk pembuatan media Tauge Agar (TA), kita harus memasak 3,9 liter
filtrat + 240 g gula hingga mendidih dan menambahkan 52,5 g agar
dengan mempertahankan volume hasil filtrat tersebut hingga 3,9 liter.
h. Memasukkan media tersebut ke dalam 9 tabung reaksi dan mengisi setiap
tabung dengan 9 ml media tauge cair (TC)
i. Memasukkan media yang telah siap ke dalam tiap tabung reaksi 5
ml dengan jumlah total 86 buah , 150 ml erlenmeyer vol 250 ml dengan
jumlah total 9 buah, 100 ml erlenmeyer vol 250 ml dengan jumlah total 9
buah dan 40 ml erlenmeyer vol 100 ml.
j. Menyumbat mulut tabung reaksi dan Erlenmeyer dengan sumbat kapas,
kemudian menutupnya dengan aluminium foil lalu membungkus
dengan kertas, memasukkan ke dalam plastik tahan panas
dan mengikat dengan tali kasur.
k. Mensterilisasi media tersebut dengn autoklaf selama 15 menit pada suhu
121
0
C dengan tekanan 1 ATP.
4.4 Desain Penelitian
Disaring dengan kain dan ditutup kapas pada bagian atas
Ekstrak Tauge
4 L Filtrat Tauge
Dibersihkan hingga bersih

Dimasak dengan akuades 4 L hingga mendidih


Setelah mendidih dibiarkan 20 menit
1 kg Tauge
Dipanaskan hingga larut
Ditambah aquades hingga volume 100 ml
Diaduk hingga rata
4 L Filtrat Tauge + gula
Ditambahkan 240 gram gula
3,9 L Filtrat Tauge + gula
100 ml Filtrat Tauge + gula
Media Tauge Cair (TC)
Dimasukkan ke dalam 9 tabung reaksi @ 9 ml
Mulut tabung reaksi disumbat dengan kapas
Mulut tabung ditutup dengan aluminium foil dan dibungkus kertas
Dimasukkan ke plastik tahan panas dan diikat dengan tali kasur
Dimasukkan ke dalam autoklaf selama 15 menit suhu 121
0
C 1 atm (Disterilisasi)
Dimasukkan ke dalam 86 tabung reaksi @ 5 ml, dan 9 erlenmeyer vol 250 ml @ 150
ml, 9 erlenmeyer vol 250 ml @ 100 ml, erlenmeyer vol 100 ml @ 40 ml.
Mulut tabung dan erlenmeyer disumbat dengan kapas
Ditutup dengan aluminium foil dan dibungkus kertas
Dimasukkan ke plastik tahan panas dan diikat dengan tali kasur
Dimasukkan ke dalam autoklaf selama 15 menit suhu 121
0
C 1 atm (Disterilisasi)
Media Tauge Cair (TC) steril
Media Tauge Agar (TA) steril pada tabung reaksi
Media Tauge Agar (TA) steril pada erlenmeyer
Dimiringkan
Ditunggu hingga padat kembali
Media Tauge Agar (TA) steril pada tabung reaksi
Ditambah 58 g agar
Dipanaskan dan ditambah aquades hingga volume 3,9 L
Media Tauge Agar (TA)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel Pengamatan Pembuatan Media
MEDIA CARA MEMBUAT KEGUNAAN
Medium Tauge
Cair (TC)
3,9 liter filtrat dari ekstrak
tauge yang ditambahkan
750 gr gula pasir
Filtrat dimasukkan ke dalam
tabung reaksi atau

erlenmeyer kemudian
disumbat dengan kapas dan
dibungkus dengan
alumunium foil dan diikat
Media disterilisasi dengan
autoklaf selama 15 menit
pada suhu 121 C dengan
tekanan 1 atm.
Media Tauge Cair
digunakan untuk
pertumbuhan bakteri,
ragi, dan mikroalga, serta
digunakan untuk seperti
isolasi dan enumerasi
Media Tauge Agar
(TA)
0,1 liter filtrat dari ekstrak
tauge yang ditambahkan
750 gr gula pasir dimasak
kemudian ditambahkan agar
sebanyak gram
Filtrat dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
atau Erlenmeyer, kemudian
media dimiringkan dengan
volume 56 ml, kemudian
disumbat dengan kapas dan
dibungkus dengan
Media Tauge Agar
digunakan untuk
alumunium foil dan diikat
Media disterilisasi dengan
autoklaf selama 15 menit
pada suhu 121 C dengan
tekanan 1 atm.
4.2 Analisis
Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme.
Bahan-bahan yang akan disterilisasi seperti erlenmayer, tabung reaksi, cawan petri,
dan botol saos harus dicuci bersih, kemudian dikeringkan dengan lap. Cawan petri
kemudian dibungkus dengan kertas, untuk disterilisasi kering menggunakan oven
selama 2 jam dengan suhu 160 C, sedangkan erlenmayer, tabung reaksi, dan botol
saos akan disterilisasi menggunakan autoklaf. Tahapan selanjutnya yaitu mengisi 28
botol tabung reaksi dengan @ 9 ml, 8 botol saos diisi dengan akuades sampai batas
pangkal leher botol. Alat-alat yang telah diisi aqudes, disumbat menggunakan kapas,
ditutup dengan almunium foil, lalu diikat dengan tali kasur.
Pada tahapan selanjutnya yaitu membuat media, yang terdiri dari taoge cair
(TC)dan taoge agar (TA) yaitu dengan menyiapkan taoge sebanyak 750 gram, yang
dimasak dalam 4 liter air, setelah mendidih ekstrak yang diperoleh kemudian disaring
dan menambahkan gula ke dalam filtrat sebanyak 180 gram dan dimasak sampai
mendidih. Terjadinya proses pemanasan maka akan menyebabkan air menguap,

sehingga volume taoge tidak lagi menjadi 4 liter, oleh karena itu perlu ditambahkan
akuades agar volumenya tetap 4 liter. Taoge yang telah bercampur dengan gula diambil
sekitar 3,9 liter dan diletakan ke dalam 4 tabung reaksi yang masing-masing volumenya
9 ml. TC yang masih sisa ditempatkan pada botol kosong. Sisa filtrat taoge (0,1 liter )
ditambahkan agar sebanyak 45 gram serta akuades hingga volumenya menjadi 3 liter.
Taoge agar yang telah siap selanjutnya dimasukan kedalam 40 buah tabung reaksi (@
5ml), 4 buah erlenmeyer volume 250 (@ 150 ml), 4 buah erlenmayer volume 250 (@
100 ml), dan 4 buah erlenmeyer volume100 (@ 40 ml), sisa TA dapat diletakan pada
botol-botol kosong. Erlenmayer dan tabung reaksi ditutup dengan sumbat, dilapisi
almunium dan diikat dengan tali kasir, baru kemudian dibungkus dengan kertas
Alat-alat yang telah diisi dengan TA, TC, dan akuades sekarang siap untuk
disterilisasi dnegan autoklaf. Terlebih dahulu mengisi air sampai batas sarangan,
kemudian bagian atas sarangan ditutup dengan kain. Alat alat ditata sedemikian rupa.
Tahap selanjutnya menutup autoklaf secara diagonal, menghubungkannya dengan
sumber listrik, membuka sedikit klep uap, mengatur timer dan menekan tombol on.
Sekitar 1,5-2 jam tekanan akan naik menjadi 1 atm, pada saat itulah klep uap ditutup
dan menunggu hingga terdengar bunyi alarm, pertanda sterilisasi telah selesai.
Media yang telah disterilisasi dipisahkan antara TA dan TC, media TA
dilepaskan dari pembungkusnya kemudian meletakkan papan kayu untuk membuat
media menjadi miring, dimana terlebih dahulu disemprotkan alkohol pada sekeliling
tempat yang akan ditempati untuk membuat media agar miring. Setelah semua media
dingin / suhu pada media tidak lagi panas, semua media baik yang diletakan di
erlenmayer, botol, maupun tabung reaksi dibungkus dengan plastik. Media TC disimpan
dalam kulkas listrik, sedangkan media lainnya (erlemnmayer, botol saos, tabung reaksi
berisi TA) disimpan di dalam kulkas surya.
Dalam pratikum pembuatan media, media yang dibuat adalah taoge cair (TC)
dan taoge agar (TA). Dalam pembuatan taoge cair tidak ditambahkan zat padat seperti
agar, karena media cair digunakan untuk pertumbuhan bakteri, ragi, dan mikroalga.
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
tetapi juga dapat digunakan untuk tujuan lain seperti isolasi dan enumerasi. Semua
senyawa dan indikator yang ditambahkan ke dalam susunan media, meampunyai
fungsi tertentu sesuai dengan sifat pertumbuhan mikroba. Pemilihan taoge sebagai
bahan pembuat media dalam pratikum ini karena dalam taoge tersimpan nutrisi protein
yang mengandung beberapa senyawa yang dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen,
karbon, dan pospat. Unsur Nitrogen diperlukan untuk mensisntesis asam amino,
nukleotida, dan vitamin.
4.3 Pembahasan
Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan
yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan
sel dan memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Pada dasarnya sesuatu larutan
biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat berikut. Di dalamnya harus
tersedia semua unsur yang ikut serta pada pembentukan bahan sel dalam bentuk
berbagai senyawa yang dapat dioloah (Schlegel, 1994).
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan sifat fisik yaitu medium padat,
medium setengah padat dan cair. Media padat yaitu media yang mengandung agar 15
% sehingga setengah dingin media menjadi pada. Medium setengah padat adalah
media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat,
tidak begitu cair. Medium cair adalah media yang tidak mengandung agar, contohnya
adalah Nutrient Broth dan Lactose Broth. Digunakan sterilisasi kering menggunakan
oven untuk mensterilisasi alat seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan cawan petri.

Dan sterilisasi basah menggunakan autoclaf untuk sterilisasi bahan yang sudah ada
isinya. Pada pembuatan media taoge agar digunakan agar media dari taoge cair yang
dibuat menjadi padat.
Media yang digunakan untuk keperluan mikrobiologi harus dalam keadaan steril,
artinya di dalam bahan tersebut tidak didapatkan pertumbuhan mikroba yang tidak
diharapkan baik di dalam bentuk spora atu bentuk lainnya. Keadaan ini mempunyai
maksud dan tujuan agar jika bahan tersebut dipergunakan, maka hanya mikroba yang
dimaksud yang akan tumbuh berkembang. Tujuan kedua ialah untuk meminimalkan
kemungkinan besar pertumbuhan mikroba yang lain, yang akan menghambat atau
mematikan mikroba yang kita tumbuhkan. Susunan media pada mikroba harus memiliki
kandungan air, nitrogen, sumber energi atau unsur C, dan faktor pertumbuhan, agar
bakteri dapat tumbuh dengan baik.
Susunan bahan baik bahan alami atau bahan buatan yang digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan mikroba haruslah terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba.
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media
merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus
menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai
konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri (Stanier, 2001). Salah satu
bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber
protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk
media pertumbuhan mikroba.
Dalam pratikum pembuatan media kali ini, media yang dibuat adalah taoge cair
(TC) dan taoge agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge
cair tidak ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri,
ragi, dan mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini
karena dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa
yang dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan phospat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroorganisme hidup dan berkembang memerlukan kebutuhan dasar seperti
air, senyawa-senyawa sumber energi (karbon dan nitrogen), mineral, faktor tumbuh,
dan kondisi lingkungan yang sesuai (pH, suhu, dan tekanan
osmose). Nutrien dan vitamin dalam pembiakan berfungsi membentuk substansi yang
mengaktivasi enzim khususnya pada media. Kebutuhan akan nutrisi dan vitamin
masing-masing mikroorganisme berbeda-beda, oleh sebab itulah memerlukan media
yang berbeda pula sebagai tempat biak atau tempat tumbuhnya. Pada dasarnya media
pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok besar yaitu berdasarkan
komposisi bahan media, berdasarkan konsistensinya dan berdasarkan fungsinya dan
didalam ketiganya terdapat karakteristik yang berbeda-beda.
Praktikum pembuatan media kali ini menggunakan media Taoge Cair (TC) dan
Taoge Agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge cair tidak
ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri, ragi, dan
mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini karena
dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang

dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan pospat. Pembuatan TA pun
memiliki kekhasan tersendiri yaitu harus terlebih dahulu dimiringkan
untuk mendapatkan media pertumbuhan yang miring sehingga memudahkan ketika
penanaman mikroba (mikroba dapat menempel secara sempurna).
B. Saran
Pembuatan media pertumbuhan ini memerlukan waktu yang lama, dibutuhkan
kesabaran ketika menunggu pensterilisasian dan juga ketelitian penuh agar tidak
terdapat mikroba yang tidak diinginkan menempel pada alat maupun media
pertumbuhan. Bahan Pembuatan media ini sebaiknya dilakukan di luar jam praktikum
karena proses yang lama itu tadi, sehingga dapat menghemat waktu. Bahan-bahan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang telah tertulis dalam panduan, jika
akan mambuat lebih harus dikalikan kelipatannya untuk semua bahan. Pada saat
penambahan akuades ke dalam filtrat yang telah ditambahkan gula, penambahannya
harus diperhatikan (tidak boleh kurang dari ketentuan).
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.
Soeryowinoto, M. 1985. Budidaya Kepalasari dan Aspek-aspek yang Menyangkutnya.
Pusat Antar-Universitas (PAU), Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Fuad, fathir.201. Media Pertumbuhan
Mikroba. (online) http://fuadfathir.multiply.com/journal/item/2 diakses pada 22
Februari 2013.
Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.
Jawet, Melnik dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA: Universitas Pendidikan Indonesia.
Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi,
3
rd
Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.
dalam http://anyleite.wordpress.com/2013/02/12/medium-dan-cara-pembuatanmedium/ diakses tanggal 21 Februari 2013
Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka
Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press

Anda mungkin juga menyukai