Drying
Drying
Drying
“DRYING”
GRUP M
TANGGAL PERCOBAAN :
8 Maret 2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
“DRYING”
GROUP M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikanLaporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “ Drying”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi
Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan
pengamatan, perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta petunjuk
asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2018 di Laboratorium
Operasi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional ‘VETERAN’ Jawa
Timur.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional ‘VETERAN’ Jawa Timur.
2. Ir. Kindriari Nurma Wahyusi, MT selaku Dosen pembimbing praktium.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami selalu mengharapkan kritik dan saran, seluruh
asisten dosen yang turut membantu dalam kesempurnaan laporan ini. Sehingga
penyusun berharap penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang telah
disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan
Teknik Kimia.
Surabaya, 10 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB V................................................................................................................... 17
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 17
V.1 Kesimpulan ................................................................................................. 17
V.2 Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
APPENDIX ........................................................................................................... 19
INTISARI
BAB I
PENDAHULUAN
II.2 Tujuan
1. Untuk membuat grafik kecepatan pengeringan versus kadar air dalam
padatan
2. Untuk mencari harga koefisien perpindahan massa air dari padatan ke udara
pada periode pengeringan tetap
II.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
percobaan drying
2. Agar praktikan dapat mengaplikasikan percobaan drying pada industri
3. Agar praktikan dapat mengetahui macam-macam metode pengeringan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kandungan zat cair didalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu
bahan ke bahan lain. Kadang-kadang bahan yang tidak mengandung zat cair sama
sekali disebut kering tulang (bone-dry). Namun pada umumnya,zat padat masih
mengandung sedikit zat cair. Pengeringan adalah suatu istilah yang relatif dan
hanya mengandung arti bahwa terdapat pengurangan kadar zat cair dari suatu nilai
awal menjadi suatu nilai akhir yang dapat diterima.
Zat padat yang dikeringkan biasanya terdapat dalam berbagai bentuk serpih
(flake), bijian (granule), kristal (crystal), serbuk (powder), lempeng (slab), atau
lembaran senambung (continuous sheet) dengan sifat-sifat yang mungkin sangat
berbeda satu sama lain. Zat cair yang akan diuapkan itu mungkin terdapat pula pada
permukaan zat padat, sebagaimana dalam hal kristal, bisa pula seluruhnya terdapat
didalam zat padat, misalnya pada pemisahan zat pelarut dari lembaran polimer atau
sebagian di luar, sebagian didalam. Umpan terhadap beberapa pengering mungkin
berupa zat cair dimana zat padat itumelayang seperti partikel, atau mungkin pula
berbentuk larutan. Hasil pengeringan ada yang tahan terhadap penanganan kasar
dan lingkungan yang sangat panas, tetapi ada pula yang memerlukan penanganan
yang hati-hati pada suhu rendah atau sedang. Oleh karena itu, pengering yang
terdapat di pasaran sangat banyak macam ragamnya. Perbedaannya satu sama lain
terutama terletak dalam hal cara memindahkan zat padat di dalam zone pengeringan
dan dalam cara perpindahan kalor.
macam alat pengering, pada tipe absorpsi dimana produk langsung dipanaskan
dengan sinar matahari, tipe konveksi dimana produk kontak dengan udara
seperti pada alat dehidrasi konvensional, dan alat pengering dengan system
kombinasi kedua tipe diatas.
B. Pengeringan Buatan
Pengeringan buatan atau sering disebut pengeringan mekanis merupakan
pengeringan dengan menggunakan alat pengering. Tinggi rendahnya suhu,
kelembaban udara, kecepatan pengaliran udara dan waktu pengeringan dapat
diatur sesuai dengan komoditi yang dikeringkan. Pengawasan yang tidak tepat
dapat menyebabkan case hardening yaitu suatu keadaan dimana bagian
permukaan bahan telah sangat kering sedangkan bagian dalam bahan masih
basah. Hal ini terjadi apabila penguapan air pada pemukaan bahan jauh lebih
cepat daripada difusi air dari dalam bahan menuju permukaan. Jenis
pengeringan pengering buatan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,
pengeringan adiabatik dimana panas dibawa ke alat pengering oleh udara panas
dan pengeringan isothermik yang merupakan pengeringan yang didasarkan
atas adanya kontak langsung antara bahan pangan dengan lembaran logam
yang panas.
C. Pengeringan Secara Pembekuan (Freeze Drying)
Pada pengeringan ini digunakan prinsip sublimasi, dimana bahan
dibekukan terlebih dulu dan air dikeluarkan dari bahan secara sublimasi dalam
kondisi tekanan vakum. Jadi langsung dari bentuk padat menjadi gas atau uap.
Suhu yang digunakan pada system ini adalah sekitar -10oC, sehingga
kemungkinan kerusakan kimiawi maupun mikrobiologis dapat dihindari. Hal
ini menyebabkan hasil mempunyai rehidrasi yang baik.
D. Pengeringan Secara Osmotik
Didasarkan atas proses osmosis yang dapat digunakan untuk memindahkan
air dari larutan encer kelarutan yang lebih pekat melalui lapisan
semipermeabel. Proses pemindahan berlangsung sampai terjadi keseimbangan
antara larutan gula dengan bahan yang dikeringkan.
Dari beberapa cara diatas didasarkan atas biaya, pengeringan matahari lebih
menguntungkan, tetapi didasarkan atas waktu pengeringan dan kualitas, dehidrasai
lebih menguntungkan.
(Putri, 2015 )
Secara umum proses pengeringan terdiri dari dua langkah proses yaitu penyiapan
media pengering (udara) dan proses pengeringan bahan. Penyiapan media
dilakukan dengan memanaskan udara, yang dapat dilakukan dengan pemanas alami
atau buatan. Dari aspek mikroskopis, ada dua fenomena penting dalam proses
pengeringan yaitu: perpindahan panas dari media pengering ke bahan yang
dikeringkan, dan perpindahan masa air dari bahan yang dikeringkan ke media
pengering. Pada proses ini terjadi dalam tiga tahap, yaitu pemanasan pendahuluan
atau penyesuaian temperature bahan yang dikeringkan, pengeringan dengan
kecepatan konstan dan pengeringan dengan kecepatan menurun.
(Widjanarko, 2012)
Pada proses drying terjadi dua proses yaitu perpindahan massa H2O dari
dalam padatan ke permukaan padatan dan perpindahan massa H2O dari permukaan
padatan ke permukaan udara. Kecepatan perpindahan massa H2O dalam padatan
bisa didekati dengan persamaan :
𝑔 𝐻2𝑂 𝑑𝑥
𝑁 = (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 ×𝑙𝑢𝑎𝑠−𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 ) = −𝐷𝑒 ........................................................(1)
𝑑𝑟
Sedang keceptan perpindahan H2O antara fase (permukaan padatan ke udara dapat
didekati persamaan) :
𝑔 𝐻2𝑂
𝑁 = (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 ×𝑙𝑢𝑎𝑠−𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 ) = −𝐾𝑦 (𝑌 ∗ -Y) ................................................(2)
Keterangan :
Kadar air dalam setiap saat dapat dihitung dari berat bahan pada saat
tersebut (w) :
𝑔 𝐻2𝑂 𝑤𝑖−𝑤𝑘
__________________ ) =
𝑋𝑖 (𝑔 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 ............................................................................. 3)
𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑤𝑘
Kecepatan pengeringan pada interval waktu ti dan ti+1 atau kadar air xi sampai
xi+1 dapat didekati dengan differensial rumus
1 (𝑤𝑖 − 𝑤𝑖+1 )
𝑁𝑖→1+1 = ............................................................................................ 4)
𝐴 ∆𝑡
Keterangan :
II. 3 Hipotesa
Semakin luas permukaan bahan, maka semakin besar kecepatan
pengeringan bahan.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Ketela rambat
III.2 Alat
1. Pisau
2. Penggaris
3. Loyang
4. Neraca analitik
5. Oven
6. Stopwatch
III.5 Prosedur
1. Ketela rambat dipotong dengan bentuk balok, bola, prisma segitiga, dan
prisma segilima dan diukur masing-masing sisinya dan ukur luas permukaan
bahan serta timbang berat awalnya
2. Hidupkan oven sampai suhu oven mencapai suhu yang dibutuhkan
3. Masukkan ketela rambat dalam oven dengan interval waktu 10 menit
4. Timbang bahan setelah di oven hingga konsatan
BAB IV
IV.3 Grafik
50.0000
40.0000
Kadar air (%)
Balok
30.0000
Bola
20.0000 Prisma segitiga
0.0000
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
0.0140
0.0120
0.0100 Balok
0.0080 Bola
Segitiga
0.0060
Prisma
0.0040
0.0020
0.0000
0.0000 10.0000 20.0000 30.0000 40.0000 50.0000 60.0000
0.0140
0.0120
0.0100
Balok
0.0080
Bola
0.0060
Segitiga
0.0040
Prisma
0.0020
0.0000
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
IV.4 Pembahasan
Tujuan dari praktikum drying ini, yaitu untuk mengetahui berat kering bahan
setelah dikeringkan dalam oven, untuk membuat grafik kecepatan pengeringan
versus kadar air dalam padatan, dan untuk mencari harga koefisien perpindahan
massa air dari padatan ke udara. Pada percobaan ini, prosedur yang dilakukan yaitu
menyiapkan bahan yaitu ketelar ambat. Bentuk bahan menjadi bentuk balok, bola,
segitiga, dan prisma dengan berat tertentu. Lalu ukur dan hitung luas permukaan
bahan yang telah dibentuk tersebut. Letakkan bahan di atas loyang, kemudian
masukkan ke dalam oven, tunggu waktu yang telah ditentukan. Setelah 10 menit,
ambil bahan yang telah dikeringkan dalam oven, lalu timbang dan catat berat dari
masing-masing bahan tersebut. Kemudian letakkan kembali ke loyang, lalu
masukkan ke dalam oven. Tunggu hingga selang waktu yang ditentukan. Catat berat
dari masing-masing bahan. Lakukan percobaan hingga berat konstan, hitung kadar
air dan kecepatan pengeringannya.
Pada hasil tersebut bola memiliki luas permukaan yang lebih kecil
dibandingkan dengan bentuk lainya, namun kadar air pada bentuk bola paling tinggi
diantara bentuk yang lain. Namun, kecepatan pengeringan berbagai bentuk sudah
sesuai dengan literatur yaitu semakin luas permukaan bahan, maka semakin besar
kecepatan pengeringanya. Hasil yang didapatkan semakin lama waktu pengeringan
maka berat bahan semakin menurun yang membuktikan bahw kadar air dalam lobak
berkurang akibat pengeringan terhadap oven
Dari berbagai macam bentuk bahan, berbentuk balok memiliki kecepatan
pengeringan yang paling besar. Hal ini dipengaruhi oleh luas permukaan ketela
rambat berbentuk balok yang lebih besar namun berat basah yang lebih besar dari
pada yang lain. Dalam percobaan ini berat basah bahan yang tidak sama juga
mempengaruhi hasil percobaan. Pada grafik di dapatkan semakin lama
pengeringan, maka semakin berkurang banyak juga kadar air dari lobak. Maka,
percobaan tersebut sesuai dengan teori
BAB V
V.1 Kesimpulan
Percobaan drying ini sudah dilakukan dengan baik oleh kelompok kami.
Dari data yang telah diperoleh pada percobaan drying ini, maka hasil yang diperoleh
untuk bahan yang memiliki kecepatan pengeringan paling tinggi yaitu dengan
bentuk balok, dimana presentase kadar air pada interval waktu 10 menit adalah
47.7205%, 31.4976%, 18.5437%, 8.8732% dan 0.0570 dan memiliki kecepatan
pengeringan sebesar 0.0136, 0.0093, 0.0058, 0.0034 dan 0.00152. Hasil yang
diperoleh ini dipengaruhi oleh luas permukaan bahan dan berat basah. Semakin
besar luas permukaan bahan maka kecepatan pengeringannya semakin besar.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan memahami terlebih dahulu prosedur percobaan yang
akan dilakukan.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan,
penimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,1629 − 3,5117
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 18,5437 %
𝑤𝑘 3,5117
t=40 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,8233 − 3,5117
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 18,5433 %
𝑤𝑘 3,5117
t=50 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,5137 − 3,5117
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 0,0570 %
𝑤𝑘 3,5117
t=60 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,5117 − 3,5117
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 0%
𝑤𝑘 3,5117
b. Bola
t=10 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,7653 − 3,0605
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 55,7033 %
𝑤𝑘 3,0605
t=20 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,2234 − 3,0605
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 37,9971 %
𝑤𝑘 3,0605
t=30 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,7848 − 3,0605
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 23,6661 %
𝑤𝑘 3,0605
t=40 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,4838 − 3,0605
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 13,8311 %
𝑤𝑘 3,0605
t=50 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,252 − 3,0605
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 6,2571 %
𝑤𝑘 3,0605
t=60 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,0605 − 3,0605
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 0%
𝑤𝑘 3,0605
c. Prisma segitiga
t=10 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 5,034 − 3.2154
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 56,8514 %
𝑤𝑘 3.2154
t=20 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,3728 − 3.2154
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 35,9955 %
𝑤𝑘 3.2154
t=30 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,8971 − 3.2154
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 21,2011 %
𝑤𝑘 3.2154
t=40 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,5744 − 3.2154
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 11,165 %
𝑤𝑘 3.2154
t=50 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,3552 − 3.2154
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 4,329 %
𝑤𝑘 3.2154
t=60 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3.2154 − 3.2154
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 0%
𝑤𝑘 3.2154
d. Segilima
t=10 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 5,0876 − 3,294
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 54,4505 %
𝑤𝑘 3,294
t=20 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,5048 − 3,294
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 36,7577 %
𝑤𝑘 3,294
t=30 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,0548 − 3,294
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 23,0965 %
𝑤𝑘 3,294
t=40 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,6742 − 3,294
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 11,165 %
𝑤𝑘 3,294
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
UPN “Veteran” Jawa Timur
21
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Drying”
t=50 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,3872 − 3,294
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 2,8294 %
𝑤𝑘 3,294
t=60 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,294 − 3,294
𝑥𝑖 = 𝑥100% = 𝑥100% = 0%
𝑤𝑘 3,294
t=20 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,2234 − 3,0605 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0093 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 12,56 𝑥 10
t=30 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,7848 − 3,0605 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0058 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 12,56 𝑥 10
t=40 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,4838 − 3,0605 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0034 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 12,56 𝑥 10
t=50 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,252 − 3,0605 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.00152 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 12,56 𝑥 10
t=60 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,0605 − 3,0605 𝑔𝑟
𝑁= = = 0 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 12,56 𝑥 10
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
UPN “Veteran” Jawa Timur
22
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Drying”
b. Bola
t t=10 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 5,1875 − 3,5117 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0086 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 19,6 𝑥 10
t=20 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,6178 − 3,5117 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0056 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 19,6 𝑥 10
t=30 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,1629 − 3,5117 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0033 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 19,6 𝑥 10
t=40 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,8233 − 3,5117 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0016 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 19,6 𝑥 10
T=50 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,5137 − 3,5117 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0001 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 19,6 𝑥 10
t=60 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,5117 − 3,5117 𝑔𝑟
𝑁= = = 0 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 19,6 𝑥 10
Prisma segitiga
t=10 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 5,034, −3.2154 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0101 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 18,1 𝑥 10
t=20 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,3728 − 3.2154 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0064 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 18,1 𝑥 10
t=30 Menit
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
UPN “Veteran” Jawa Timur
23
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Drying”
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,8971 − 3.2154 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0038 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 18,1 𝑥 10
t=40 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,5744 − 3.2154 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0020 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 18,1 𝑥 10
t=50 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,3544 − 3.2154 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.00077 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 18,1 𝑥 10
t=60 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,2154 −3.2154 𝑔𝑟
𝑁 = 𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 = =0 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
18,1 𝑥 10
c. Segilima
t=10 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 5,0876 − 3,294 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0131 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 13,69 𝑥 10
t=20 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,5048 − 3,294 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0088 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 13,69 𝑥 10
t=30Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 4,0548 − 3,294 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0056 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 13,69 𝑥 10
t=40 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,6742 − 3,294 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.0028 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 13,69 𝑥 10
t=50 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,3872 − 3,294 𝑔𝑟
𝑁= = = 0.00068 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 13,69 𝑥 10
t=60 Menit
𝑤𝑖 − 𝑤𝑘 3,294 − 3,294 𝑔𝑟
𝑁= = = 0 ⁄𝑐𝑚2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴 𝑥 10 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 13,69 𝑥 10