Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Bab 4 Conceptual Framework of Accounting

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

BAB 4 CONCEPTUAL FRAMEWORK OF ACCOUNTING

Kerangka konseptual serupa dengan konstitusi yakni suatu system koheren


yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang
menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat,
fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka konseptual sangat berguna dalam terbentuknya suatu keputusan
yang sesuai dengan aturan dan konsep yang terbentuk sebelumnya sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan. Kerangka konseptual juga sangat
dibutuhkan dalam Akuntansi karena memungkinkan IASB menerbitkan suatu
pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat
menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang logis.
Selain itu, agar dapat memberikan informasi yang berguna, penyusunan
laporan keuangan harus berdasarkan standar dan aturan yang berlaku. Untuk itu
pelaporan keuangan memerlukan kerangka konsep sebagai dasar penyusunan
laporan keuangan.
Kerangka konseptual dibutuhkan agar aturan pelaporan keuangan dapat
berguna dan tidak mengambang. IASB dan FASB masing-masing memiliki
konsep tersendiri, dimana kerangka konseptual IASB tercermin pada
dokumennya, sedangkan FASB ada pada pengembangan dokumen itu, sekarang
FASB dan IASB telah bekerja sama untuk menghasilkan konsep yang dapat
diterima secara umum.
Conceptual framework akan sangat berguna dalam terbentuknya suatu
keputusan yang sesuai dengan aturan dan konsep yang terbentuk sebelumnya
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan. Melanjutkan
pernyataan di atas. Conceptual Framework sangat dibutuhkan dalam Akuntansi
karena memungkinkan Standar Akuntansi Internasional (IASB) menerbitkan
suatu pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan
dapat menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang harus logis.
Manfaat dan Fungsi
Tanpa adanya rerangka konseptual sebagai “konstitusi” akan sangat sulit
bagi penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi
tertentu lebih baik dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai
bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif dari pada perlakuan yang lain
dalam rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomik.
Kam (1990) menguraikan manfaat rerangka konseptual sebagai berikut:
1. Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung-
jawab dalam penyusnan atau penetapan standar akuntansi.
2. Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang
di jumpai dalam praktek yang perlakuannya belum diatur dalam
standar atau pedoman spesifik.
3. Menentukan batas-batas pertimbangan ( bounds of judgment ) dalam
penyusunan statemen keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan
meningkatkan keyakinan terhadap statemen keuangan.
5. Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.

Fundasi (berupa konsep-konsep) dan penalaran-penalaran yang melekat


pada rerangka konseptual itulah yang sebenarnya membentuk teori akuntansi
sebagai penalaran logis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi standar dan
praktek yang berjalan dan mengembangkan (memperbaiki) standar dan praktek di
masa datang.

3. Rerangka Konseptual FASB


Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh
FSAB yang diwujudkan dalam seperangkat pernyataan resmi yang disebut
Statement of Financial Accounting Concepts.
Rerangka FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu :
1. Tujuan pelaporan keuangan (bisnis dan nonbisnis)
2. Karakteristik kualitatif informasi
3. Elemen statemen keuangan
4. Pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang)

 Tujuan Pelaporan Keuangan


Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan
dicurahkan.Oleh, karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan
langkah yang paling krusial dalam perekaysaan akuntansi.Tujuan pelaporan
menentukan konsep – konsep dan prinsip – prinsip yang relevan yang akhirnya
menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan.
Karakteristik pemakai statemen keuangan juga harus dipertimbangkan dalam
penentuan tujuan pelaporan keuangan. Karakteristik pemakai antara lain
kedudukan pemakai terhadap entitas pelapor dan tingkat pengetahuan pemakai
tentang bisnis dan ekonomi.
Ada dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan informasi (pelaporan
keuangan) yaitu :

1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai


bermacam-macam kepentingan keputusan, atau
2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai
kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi).
Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan masyarakat atau organisasi
secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan / motivasi masing – masing
individual di dalamnya. Tujuan fungsional merupakan tujuan normatif yang
menjadi pdoman dalam pembuatan kebijakan di tingkat nasional atau organisasi.
Tujuan Bersama
Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama
dengan tujuan individual lainnya. Tujuan fungsional disusun tanpa
memperhatikan tujuan – tujuan individual, sedangkan tujuan bersama ditentukan
dengan mengidentifikasi dahulu tujuan – tujuan individual selanjutnya memilih
tujuan – tujuan individual (seluruh anggota masyarakat ) yang sama untuk
dijadikan tujuan kegiatan sosial.
Tujuan Kelompok Dominan
Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari
kelompok yang dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok yang
memiliki pengaruh sangat kuat dalam pengambilan keputusan atau tindakan dari
semua anggota masyarakat.Sedangkan bagi kelompok yang non – dominan
tujuannya tidak menjadi relevan atau dianggap terlalu lemah untuk mempengaruhi
kegiatan sosial.

Tujuan Versi ASOBAT


Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite
eksekutif AAA tidak secara spesifik mengidentifikasi pihak pemakai
laporan keuangan. Komite ini mendefinisikan tujuan laporankeuangan
dengan menunjukkan manfaatnya untuk:
1. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
penggunaan sumber daya (alam, fisis,manusia, dan financial) yang
terbatas.
2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia
suatu organisasi secara efektif.
3. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepada manajemen.
4. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian
social.
5.
Tujuan versi APB No. 4
Tujuan dasar akuntansi keuangan dan laporan keuangan adalah
untuk memberikan informasitentang keuangan perusahaan yang berguna
untuk membuat keputusan ekonomi.
Tujuan Versi Trueblood Committee
Tujuan pelaporan yang diajukan oleh komite trueblood tidak jauh berbeda
dengan tujuan dalamASOBAT maupun APB No. 4 kecuali bahwa tujuan dalam
laporan komite trueblood lebih rincidan mengidentifikasi aspek-aspek tujuan.Dua
hal yang penting yang ditekankan pada komite iniadalah daya melaba (earnings
power) dan elemen aliran kas.

Tujuan Utama Pelaporan Keuangan dalam rerangka Konseptual FSAB :


1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun
potensial, dalam membuat keputusan - keputusan investasi, kredit, dan
semacamnya yang rasional.
2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para
investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,
dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian
penerimaan kas mendatang (prospective cash receipts) dari deviden atau
bunga dan pemerolehan kas (proceds) mendatang dari penjualan,
penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya
ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut
(kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke
entitas lain dan ekuitas pemilik) dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian,
dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap
sumber daya tersebut.

Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan


FSAB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat ditentukan secara
langsung dari lingkungan penerapan laporan keuangan.Maksudnya tujuan
pelaporan harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik Negara masing –
masing tempat dimana laporan keuangan tersebut dijalankan. Oleh karena itu
tujuan pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan dan keputusan
ekonomik para pemakai yang terlibat di dalamnya.

Karakteristik dan keterbatasan informasi


Karakteristik dan keterbatasan informasi, yaitu:

1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan


industri atau ekonomi secara keseluruhan.
2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada
penghitungan yang sifatnya lebih pasti.
3. Sebagian besar merefleksi pengaruh kejadian transaksi yang telah terjadi
(histories).
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh
mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos
sehingga pertimbangan kos manfaat dapat membatasi apa yang harus
dilaporkan.

Tujuan Pelapora Entitas Non-bisnis


Tujuan utama ( Primary Objectives ):

1. Pelaporan keuangan organisasi non - bisnis harus menyediakan informasi


yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan
maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan rasional tentang
alokasi dana ke organisasi tersebut.
Tujuan-tujuan spesifik ( Spesific Objctives ) :
2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para
penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam
menilai ( assessing ) jasa – jasa yang disediakan organisasi dan
kemampuannya untuk terus menyediakan jasa – jasa tersebut.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,
dalam menilai ( assessing ) bagaimana para manajer organisasi non –
bisnis telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusannya dan aspek –
aspek lain kinerjanya.
4. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat
tentang sumber daya, kewajiban, dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian,
dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya
tersebut.
5. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja
organisasi selama satu periode. Pengukuran periodik perubahan –
perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi non – bisnis dan
informasi tentang upaya – upaya dan hasil jasa ( service efforts and
accomplishments ) organisasi secara bersama menunjukkan informasi
yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi.
6. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana
organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain,
tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat
mempengaruhi likuiditas organisasi.
7. Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan – penjelasan dan
interpretasi – interpretasi untuk membantu para pemakai memahami
informasi keuangan yang disediakan.

Ciri – ciri tujuan pelaporan organisasi non – bisnis :


1. Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia jasa yang
tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang
proposionl dengan sumber ekonomik yang diserahkan.
2. Tujuan operasi selain menyediakan / menjual barang dan jasa untuk
mendatangkan laba atau setara laba.
3. Tidak terdapatnya hak kepemilikan dengan proporsi tertentu / pasti yang
dapat di jual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau yang mengandung hak
yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi /
dibubarkan.

 Karakteristik Kualitatif Informasi


K r i t e r i a ya n g m e n j a d i p e d o m a n k e b i j a k a n a k u n t a n s i s a n g
a t e r a t k a i t a n n ya d e n g a n m a s a l a h apakah informasi suatu objek
bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai
yang dituju.Kebermanfaatan merupakan suatu karakteristik yang
hanya dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya
dengan keputusan, pemakai dan keyakinan pemakai
terhadapinformasi.Oleh karena itu kriteria ini disebut karakteristik kualitatif
informasi akuntansi.

Nilai Informasi
Informasi dikatakan mempunyai nilai apabila informasi tersebut:

 Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya dimasa


lalu, sekarang atau masa datang.
 Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisas
inya suatu harapandalam kondisi ketidak pastian.
 Mengubah keputusan perilaku para pemakai
Keterpahaman
Keterpahaman adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna
maknanya oleh pemakai.Factor yang mempengaruhi yaitu pemakai dan informasi
itu sendiri.
Kebertautan
Keberatautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk
membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternative keputusan sehingga
pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan.
Nilai Prediktif
Nilai prediktif adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai
dalam meningkatkan probabilitas bahwa harapan-harapan pemakai akan
munculan/hasil suatu kejadian di masa lalu atau datang.
Nilai Balikan
Nilai balikan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai
dalam mengkonfirmasi atau mengkoreksi harapan-harapan pemakai di masa lalau.
Keterandalan
Keterandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan
bahwa informasi tersebut benar atau valid.
Ketepatan Penyimbolan
Ketepatan Penyimbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara
pengukur atau deskripsi dan fenomena yang diukur atau dideskripsi.
Keterujian
Keterujian adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan yang
tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk
menguji secara independen ketepatan penyimbolan.
Kenetralan
Kenetralan adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu atau
ketakberbiasan dalam perlakuan akuntansi.
Keterbandingan
Keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para
pemakai mengindentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua perangkat
fenomena ekonomik.Keseragaman menjamin keterbandingan yang tinggi tetapi
dapat mengurangi relevansi dan reliabilitas informasi badan usaha secara
individual.
Materialitas
Materialitas adalah besar kecilnya atau magnitude suatu penghilangan atau
penyalahsajian informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa
pertimbangan seorang bijakasana yang mengandalkan diri pada informasi tersebut
berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau penyalahsajian
tersebut.

 Elemen – Elemen Statemen Keuangan


Elemen statemen keuangan adalah makna atau konstruk yang sengaja
ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk menyimbolkan atau
merepresentasi realitas kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat
membayangkan realitas kegiatan tersebut secara keuangan tanpa harus
menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut.
Berikut adalah elemen – elemen secara eksplisit yang diidentifikasi FASB, antara
lain :
1. Aset
2. Kewajiban
3. Ekuitas atau asset bersih
4. Investasi oleh pemilik
5. Distribusi ke pemilik
6. Laba komprehensif
7. Pendapatan
8. Biaya
9. Untung
10. Rugi

Aliran kas bersih terdiri atas tiga aliran berikut ini :

1. Aliran Kas dari Kegiatan Operasi


2. Aliran Kas dari Kegiatan Investasi
3. Aliran Kas dari Kegiatan Pendanaan
Perubahan Posisi Keuangan
Aset, kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat
berubah akibat tiga hal yaitu :
1. kejadian, adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai
konsekuensi terhadap suatu entitas.
2. keadaan, adalah suasana atau seperangkat kondisi yang berkembang dari
suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang berkulminasi pada situasi
tak terduga atau sulit diduga.
3. transaksi, adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang melibatkan
transfer sesuatu yang bernilai ( manfaat ekonomi masa datang ) antara dua
entitas atau lebih.
Pengaruh ketiga hal di atas dapat terjadi pada setiap elemen asset,
kewajiban, atau ekuitas saja atau pada dua atau tiga elemen sekaligus.

 Pengukuran dan Pengakuan


Pelaporan dan Statemen Keuangan
FSAB menyatakan bahwa statemen keuangan adalah media utama atau
ciri sentral pelaporan keuangan. Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup
pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh statemen
keuangan.
Seperangkat Statemen Keuangan
Tujuan pelaporan, krakteristik kualitatif, dan elemen – elemen keuangan
akan menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk penuh statemen
keuangan.
FSAB menyatakan bahwa seperangkat statemen keuangan untuk suatu periode
harus menunjukkan informasi sebagai berikut :
1. Posisi keuangan pada akhir periode tersebut
2. Laba untuk periode tersebut
3. Laba komprehensif untuk periode tersebut
4. Aliran kas selama periode tersebut
5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut
Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur ( jumlah rupiah )
yang akan diletakkan pada suatu objek ( elemen atau pos ) yang terlibat dalam
suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribute
objek tersebut. Pengertian pengukuran diatas bersifat umum atau luas tidak
dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu objek terjadi (diperoleh) atau pada saat
suatu objek.Atribut pengukuran adalah dasar pengukuran yang harus dilekatkan
pada suatu elemen/pos tersebut untuk merepresentasi secara tepat atribut yang
ingin diungkapkan dari elemen/pos tersebut dalam pelaporan keuangan.
FASB mengindentifikasi atribut pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih
dapat dilanjutkan penggunaannya yaitu :

a. Kos historis atau perolehan kos historis


b. Kos sekarang
c. Nilai pasar sekarang
d. Nilai terealisasi/pelunasan netto
e. Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa datang

Pengakuan
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui
statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan.
Secara teknis, pengakuan merupakan pencatatan secara resmi ( penjurnalan ) suatu
kuantitas ( jumlah rupiah ) hasil pengukuran ke dalam system akuntansi sehingga
jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos terefleksi ke dalam statemen
keuangan.
Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum untuk
dijadikan dasar bagi penyusun standar untuk menentukan teknik atau prosedur
pengakuan dalam bentuk standar akuntansi.
FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai
berikut :
1. Definisi (definitions )-- Suatu pos harus memenuhi definisi elemen
statemen keuangan.
2. Keterukuran (measureability) -- Suatu pos harus mempunyai atribut yang
berpaut dengan keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan
yang cukup.
3. Keberpautan (relevance) -- Informasi yang dikandung suatu pos
mempunyai daya untuk membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
4. Keterandalan (reliability) -- Informasi yang dikandung suatu pos secara
tepat menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi), dan netral.
https://ikhwamuji.wordpress.com/2013/11/18/ringkasan-teori-akuntansi-
perekayasaan-pelaporan-keuangan/

http://ar-alfajri.blogspot.com/2013/10/kerangka-konseptual-conceptual-
framework.html

https://leonardogustav.wordpress.com/2015/11/17/kerangka-konseptual-
akuntansi/

http://tiasaccountingworld.blogspot.com/2014/03/kerangka-kerja-konseptual-
conceptual.html

Anda mungkin juga menyukai