Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Praktikum TBT

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK


TANAMAN MINT (Mentha piperita L.)

Oleh :

Faisal Siregar ( 1606541036 )


Dosen Pengampu

Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Daun mint (Mentha Cordifolia) merupakan salah satu tanaman berkerabat dekat
dengan tanaman. Daun mint (Mentha Cordifolia) mempunyai aroma wangi dan cita rasa
dingin menyegarkan. Aroma wangi dan semriwing daun mint disebabkan kandungan
minyak asiri berupa minyak menthol. Daun ini mengandung vitamin C, provitamin A,
fosfor, besi, kalsium dan potasium.

Serat, klorofil dan fitonutrien juga banyak terkandung didalam daun mint. Daun mint
dipercaya dapat memulihkan stamina tubuh, meredakan sakit kepala, mencegah demam,
mempunyai sifat antioksidan pencegah kanker dan menjaga kesehatan mata. Banyak
orang bingung mengolah daun mint. Sebagian orang menganggap daun mint hanya
sebatas sebagai hiasan kue, puding atau minuman. Padahal daun ini bisa diolah menjadi
beragam masakan, seperti sebagai bumbu seafood, campuran salad, campuran jus,
campuran teh atau tumisan.

Sebagian produsen pasta gigi telah banyak menggunakan aroma pepermint


sebagai rasa yang alami. Pepermint juga digunakan untuk merawat gigi karena
kandungan antispetiknya dapat melindungi gigi dari mikroba dan kuman. Rajin
mengkonsumsi pepermint akan membuat mulut tetap sehat dan nafas menjadi
segar.Pepermint juga bisa menghilangkan stres. Secangkir teh mint bisa membuat pikiran
menjadi tenang. Selain itu, mint juga bisa menghilangkan racun yang ada dalam tubuh
karena mint bersifat diuretik dan anti. Dalam perkembangannnya sejak popular 40 tahun
lampau, hidroponik telah banyak mengalami perubahan. Media yang digunakan lebih
banyak yang sengaja dibuat khusus. Demikian juga dengan wadah- wadah yang
digunakan, seperti pot. Ada yang sengaja dibuat khusus lengkap dengan alat penunjuk
kebutuhan air, ada pula yang khusus seperti kerikil sintesis.

Dalam larutan hidroponik telah tersedia zat- zat makanan untuk tumbuhan dengan
perbandingan yang tepat, sehingga dapat mengurangi stress pada tanaman, lebih cepat
matang dan panenpun akan lebih bagus kualitasnya. Media tanam hidroponik berfungsi
sebagai penegak tanaman agar tidak roboh dan juga sebagai penghantar cairan unsur
hara. Jadi, ada beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai, seperti pasir, tembikar,
arang, dan sabut kelapa. Hanya, media yang akan kita gunakan itu harus kita sesuaikan
dengan tanamannya. Untuk tanaman hias disarankan menggunakan media tanam batu
apung. Hidroponik merupakan cara bercocok tanam yang sangat efektif karena tidak
perlu memerlukan lahan yang sangat luas. Selain itu hidroponik sangat cocok di
lingkungan yang sangat minim lahan terutama di daerah perkotaan. Hidroponik
menggunakan botol air mineral merupakan terobosan terbaru yang sangat ramah
lingkungan, sehingga hidroponik dengan menggunakan media botol air mineral dapat
dilakukan di tempat yang tidak ada lahan serta dapat mengurangi limbah botol mineral.

B. Rumusan Masalah
- Apa Pengaruh Pemberian Nutrisi pupuk AB mix Terhadap Tanaman Mint
Dengan Teknik Hidroponik

C. Tujuan Pratikum
- Adapun tujuan dari pratikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian
nutrisi pupuk AB mix terhadap pertumbuhan tanaman mint dengan tekhnik
hidroponik.

- Dapat menanam tanaman mint dengan mudah didalam ruangan dan tidak perlu
kwatir apabila tidak memiliki lahan yang luas

- Untuk mengetahui penggunaan botol air mineral bekas untuk hidroponik

D. Manfaat Pratikum

– Agar memudahkan cara membudidayakan tamanan mint sehingga memiliki


nilai efesisnsi dalam pembuatannya.

- Untuk dapat dilakukan dengan mudah didalam ruangan sehingga, tidak perlu
khawatir jika tidak memiliki lahan yang luas diarea halaman atau pekarangan
rumah.
- Dapat mengelola limbah botol air mineral sebagai media bercocok tanam
dengan cara hidroponik.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hidroponik

Hidroponik (hydroponics) adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah


sebagai media tanamnya. Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai "bercocok tanam
tanpa tanah".
Termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang
menggunakan air atau bahan yang bersifat porus, seperti pecahan genting, pasir kali,
kerikil, spons, sabut kelapa, arang kayu, dan sebagainya.
Istilah hidroponik lahir tahun 1936, untuk memberi hasil percobaan
DR.WF.Gericke, seorang agronomis dari Universitas California, USA. Hasil
percobaannya berupa tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak
berisi mineral hasil uji cobanya.
Maka sejak itu hidroponik berarti hydros adalah air dan ponics untuk menyebut
pengerjaan atau bercocok tanam. Dalam perkembangannya hidroponik tidak lagi sebatas
di laboratorium saja, tetapi dengan teknik yang sederhana dapat diterapkan siapa saja,
termasuk ibu rumah tangga.
Kelebihan sistem tanam hidroponik antara lain sebagai berikut:
1) Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
2) Pemakaian pupuk lebih hemat.
3) Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor
dan tidak rusak.
4) Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
5) Keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan
6) Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan
tanaman baru.
7) Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media
tanah Biasa.

2.2. Macam – macam teknik hidroponik

1. Wick System
Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan populer
digunakan oleh para pemula. Sistem ini termasuk pasif dan nutrisi mengalir ke
dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis
sumbu. Wicksistem hidroponik bekerja dengan baik untuk tanaman dan
tumbuhan kecil. Sistem hidroponik ini tidak bekerja dengan baik untuk tanaman
yang membutuhkan banyak air.

2. Ebb & Flow System


Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah yang
kemudian diisi oleh larutan nutrisi. Kemudian nutrisi dikembalikan ke dalam
penampungan, dan begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang
dikoneksikan ke timer. Pastikan Anda menggunakan wadah yang cukup besar
dan atur jarak antar tanaman agar pertumbuhan tanaman tidak saling
mengganggu.

3. NFT (Nutrient Film Technique) System


Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah hidroponik.
Konsepnya sederhana dengan menempatkan tanaman dalam sebuah wadah atau
tabung dimana akarnya dibiarkan menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem
ini dapat terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air sehingga
tidak memerlukan timer untuk pompanya. NFT cocok diterapkan pada jenis
tanaman berdaun seperti selada.

4. Aeroponic System
Kecanggihan sistem ini memungkinkan Anda memperoleh hasil yang baik
dan tercepat dibandingkan sistem hidroponik lainnya. Hal ini disebabkan oleh
larutan nutrisi yang diberikan berbentuk kabut langsung masuk ke akar,
sehingga tanaman lebih mudah menyerap nutrisi yang banyak mengandung
oksigen.

5. Drip System
Selain wick system, sistem tetes (drip system) merupakan cara yang
populer yang digunakan dalam berkebun hidroponik. Sistem ini
menggunakan timermengontrol pompa, sehingga pada saat pompa dihidupkan,
pompa akan meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman.
6. Water Culture System
Dalam sistem hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi dalam air
yang kaya nutrisi dan udara diberikan langsung ke akar. Tanaman dapat
ditempatkan di rakit dan mengapung di air nutrisi juga. Dengan sistem
hidroponik ini, akar tanaman terendam dalam air dan udara diberikan kepada
akar tanaman melalui pompa akuarium dan diffuser udara. Semakin gelembung
yang lebih baik, tanaman akar akan tumbuh dengan cepat untuk mengambil air
nutrisi.

2.3. Vertikultur

Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan


secara vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok diterapkan di lahan-lahan sempit atau di
pemukiman yang padat penduduknya. Kelebihan dari sistem pertanian vertikultur adalah
efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan
sistem konvensional, penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, kemungkinan
tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil, dapat dipindahkan dengan mudah karena
tanaman diletakkan dalam wadah tertentu, mempermudah monitoring/pemeliharaan
tanaman. jenis tanaman yang dapat ditanam secara vertikultur ini sangat banyak,
biasanya dari komoditas sayuran, tanaman hias ataupun komoditas tanaman obat. Dari
komoditas sayuran antara lain : sawi, kucai, pakcoi, kangkung, bayam, kemangi, caisim,
seledri, selada bokor dan bawang daun. Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur ini
dapat dilakukan di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi
keluarga dan juga meminimalisirkan pengeluaran keluarga. (Anonim, 2013)

2.4. Tanaman mint


Tanaman mint (Mentha Piperita) adalah salah satu tanaman dari marga
Lamiaceae yang merupakan tanaman asli dari negara-negara di Eropa. Tanaman mint
dimanfaatkan daunnya sebagai bahan baku obat maupun industri lainnya seperti
makanan, minuman, pasta gigi, obat kumur hingga minyak oles. Daun mint kaya akan
minyak alami yang mampu mengurangi masalah kesehatan terutama infeksi bakteri. Jika
Anda ingin menanam daun mint sendiri di rumah, ada dua cara yang bisa dilakukan yakni
dengan menanamnya dari benih atau dengan menggunakan batangnya.
2.5. Nutrisi Pupuk AB Mix
Nutrisi Hidroponik merupakan kunci utama dalam berhidroponik, kita bisa
membeli/meracik sendiri nutrisi hidroponik tersebut. Pupuk Hidroponik sering disebut
juga Nutrisi AB Mix. Fungsi utama ab mix untuk memberikan asupan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman. Ab Mix mengandung unsur makro dan mikro yang lengkap
dan dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuhnya.

III. METODOLOGI PRATIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Tempat : Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas udayana. Jln. Pualu moyo,
Kel. Pedungan, Denpasar, Prov. Bali.

Waktu : 14.00 WITA s/d selesai.

3.2. Alat dan Bahan

 Alat
- Gunting
- Cutter
- Nampan
- Solder
- Gelas ukur 500 ml (2 buah)
- Pengaduk (2 ukur)
- Ember
- Botol plastik 500 ml (2 buah)
 Bahan
- Tanaman Mint
- Arang Sekam
- Kain Flanel
- Air
- Nutrisi Hidroponik (AB Mix)

3.3. Cara Kerja

 Botol bekas air mineral dengan ukuran 1,5 liter. Botol tersebut dipotong
menggunakan gunting menjadi dua dengan bagian atas lebih pendek dibandingkan
bagian bawahnya.
 Media tanam hidroponik berupa rockwoll yang dipotong dengan ukuran 3x3x3.
Rockwoll dipilih karena lebih praktis dan mudah digunakan serta bisa digunakan
sekaligus sebagai media semai.
 Benih tanaman mint dengan varietas yang diinginkan, sebaiknya pilihlah bibit
berkualitas baik dan sesuaikan dengan kondisi iklim ditempat tinggal.
 Nutrisi khusus hidroponik larutan AB Mix yang dilarutkan dalam air dengan takaran
tertentu.
 Cutter atau pisau tajam untuk memotong botol air mineral.
 Wadah yang diisi campuran sekam dan kompos.
 Potong botol mineral menjadi dua bagian dan bagian bawah botol dibuat lebih
panjang dibandingkan bagian atasnya. Bagian atas tutup botol nantinya digunakan
untuk meletakkan media tanam dan tanaman yang akan tumbuh.
 Setelah botol dipotong gunakan solder untuk melubangi setiap botol yang telah
dipotong dengan 6 lubang/botol.
 Bibit tanaman mint dapat disemai dengan cara dimasukkan dalam potongan rockwoll
yang telah dilubangi. Letakkan bibit dalam potongan rockwoll tersebut pada wadah
semai dan basahi rockwoll agar bibit lebih cepat bertumbuh.
 Isilah bagian bawah botol air mineral dengan larutan nutrisi AB Mix yang telah
dilarutkan dengan air sesuai dengan petunjuk kemasan. Kemudian letakkan rockwoll
bersama bibit pada bagian atas botol dan biarkan akarnya sedikit menyentuh larutan
nutrisi pada botol bagian bawah.
 Setelah bibit mint bertumbuh dapat dipindahkan pada ruang yang mendapat cukup
cahaya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pembahasan
Dalam praktikum Teknelogi Budidaya Tanaman kali ini kami diajarkan
bagaimana proses pembuatan system Hidroponik dalam lahan yang efisien dan mudah
untuk dilakukan kalangan semua orang. Hidroponik ini merupakan metode penanaman
yang ramah lingkungan karena tidak memerlukan pestisisda yang beracun, selain itu
tidak memerlukan banyak air seperti bercocok tanam dengan cara konvensional. Metode
ini juga tidak perlu melakukan penyiraman seperti bercocok tanam. Hal tersebut juga
membuat sayuran yang dihasilkan lebih aman serta sehat. Meski tidak menggunakan
tanah sebagai media, tentunya metode ini tidak hanya memerlukan air, namun perlu
adanya unsur lain untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Biasanya dengan
menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yangmengandung unsur hara
seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain
sebagai pengganti media tanah.

Disini kami menggunakan system Wick, dimana system ini merupakan teknik
yang paling sederhana dan populer digunakan oleh para pemula. Sistem ini termasuk
pasif dan nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan
sejenis sumbu. Wick sistem hidroponik bekerja dengan baik untuk tanaman dan
tumbuhan kecil.

Gambar : Sistem Wick

Sebelum memulai praktikum kami, sebelumnya kami harus membuat terlebih


dahulu mengumpulkan bahan-bahan dan alat untuk membuat percobaan praktikum kali
ini. Dimana terlebih dahulu saya harus membuat medianya yang bahan dasarnya dari
botol Aqua bekas yang bervolume 1,5 liter. Selanjutnya dibelah/dipotong menjadi 2(dua)
bagian dan dipisahkan antara atas dan bawah botol untuk sebagai media tanamnya.
Selanjutnya, botol yang sudah dibelah menjadi dua bagian tersebut harus dilubangi,
untuk melubangi belahan botol atas harus tepat dibagian bawahnya dan untuk belahan
botol bawah harus dilubangi di atas belahannya dan terdiri 3 lubang per/botol. Dalam
pembuatan system Wick ini kami membuat perlakuan yaitu menggunakan sekam dan
tidak menggunakan sekam atau langsung membiarkan tangkai tanaman mint mengenai
air. Dan saya memilih perlakuan yang menggunakan tambahan sekam dalam system
Wick ini.

Disini saya menggunakan nutrisi AB Mix untuk menjadi campuran dalam media
tanaman mint, dengan takaran nutrisi A dan B masing-masing (5 ml) + air bersih (1 liter
) dalam satu wadah dan dituangkan kedalam botol percobaan secukupnya (tidak sampai
penuh). Nutrisi adalah sumber pasokan air dan mineral, nutrisi merupakan faktor penting
untuk tumbuh kembang dan kualitas hasil tanaman hidroponik, untuk itu harus punya
takaran yang tepat dari segi jumlah komposisi ion nutrisi dan suhu. Larutan nutrisi itu
sendiri dibagi menjadi dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg) dan
unsur mikro (B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo dan Zn). Biasanya kualitas larutan nutrisi dapat
diketahui dengan cara mengukur electrical conductivity pada larutan itu sendiri. Dalam
pembuatan pupuk hidroponik, baik untuk sayuran, batang dan daun, bunga serta buah.
Dibuat dua jenis pekatan A dan B. Kedua pekatan tersebut dicampur saat akan digunakan.
Nutrisi A dan B tidak dapat dicampur karena apabila kation Ca dalam pekatan A bertemu
dengan anion sulfat dalam pekatan B maka akan terjadi endapan kalsium sulfat sehingga
unsure Ca dan S tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman pun akan menunjukkan gajala
defisiensi Ca dan S. Begitu pula bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion
fosfat dalam pekatan B akan terjadi endapan ferri fosfat sehingga unsur Ca dan Fe terjadi
endapan kalsium fosfat, sehingga unsur Ca dan P tidak dapat diserap oleh akar.

4.2. Hasil

Iinilah hasil dari system Wick untuk pertumbuhan tanaman Mint Hidroponik
dengan umur kurang dari tiga minggu.
Gambar : Tanaman Mint Hidroponik
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hidroponik merupakan sebuah metode bercocok tanam tanpa menggunakan


tanah tapi menggunakan media air. Hidroponik adalah salah satu solusi bagi orang yang
ingin borcock tanam tetapi tidak memiliki lahan yang luas. Hidroponik dapat dilakukan
di tempat yang berlahan sempit terutama di daerah perkotaan yang tidak ada lahan
pertanian. Dengan menggunakan system Wick akan mungkin sekali dengan mudah
dilakukan untuk semua orang untuk membudidayakannya.

5.2 Saran

Hidroponik merupakan salah satu solusi bagi orang yang ingin bercocok tanam di
lingkungan sempit seperti halam rumah,taman, atap rumah, dan dalam ruangan.

DAFTAR PUSTAKA

- Arisworo, D dan Yusa. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX. Jakarta :

Grafindo.

-Harjoko, D. 2009. Studi Macam Media dan Debit Aliran terhadap Pertumbuhan dan -

Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) secara Hidroponik NFT. Agrosains 11(2): 58-

62.
Lampiran :
Gambar : Botol dilubangi Gambar : Botol di belah

Gambar : Sekam untuk media tanam

Anda mungkin juga menyukai