Kalibrasi Dan Teknik Aplikasi Herbisida
Kalibrasi Dan Teknik Aplikasi Herbisida
Kalibrasi Dan Teknik Aplikasi Herbisida
BAB I
A. Pendahuluan
Proses budidaya pertanian selalu memiliki korelasi dengan kegiatan
pengendalian, baik hama, penyakit, gulma, dan lain-lain. Dalam proses
pengendalian tersebut, umumnya petani menggunakan peralatan-perlatan dalam
pelaksanaanya. Hal ini bergantung pada jenis pengendalian yang diaplikasikan.
Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan
menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yg difungsikan sebagai penyebar
karena memiliki kemampuan jangkauan penyebaran dan kerataan bahan ke
tanaman yang merata. Jenis-jenis nozle juga beragam, tergantung volume
keluaran cairan dan luasan jangkauan. Dalam penggunaanya didasarkan pada
tujuan, misalkan untuk pengaplikasian herbisida yg sistemik, tidak diperlukan
nozle yang jangkauan dan penyebaran tinggi. Faktor utama yang dapat
menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam aplikasi pestisida adalah
kalibrasi.
Herbisida merupakan bahan kimia yang dapat digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan gulma karena dapat mematikan pertumbuhan atau
menghambat pertumbuhan normalnya. Penggunaan herbisida sebagai salah satu
cara mengendalikan pertumbuhan gulma telah dilakukan sejak lama. Herbisida
biasanya digunakan dengan cara diaplikasikan atau disemprotkan langsung ke
daun tanaman. Dalam pengaplikasian herbisida harus memperhatikan teknik
aplikasi yang sesuai agar herbisida dapat bekerja efetif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kalibrasi itu?
2. Bagaimanakah cara kalibrasi?
3. Bagaimanakah teknik aplikasi herbisida?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kalibrasi
2. Untuk mengetahui cara mengkalibrasi
3. Untuk mengetahui teknik aplikasi herbisida
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kalibrasi
Kalibrasi alat dapat diartikan sebagai cara untuk menghitung kebutuhan
(volume) larutan per satuan luas (ha). Hasil kalibrasi sangat menentukan
efektifitas dan efesiensi biaya pengendalian gulma. Jumlah kebutuhan larutan
sangat tergantung pada jenis alat semprot (sprayer), nozzle, kecepatan jalan,
kondisi gulma, dan kondisi lapangan (topografi). Kalibrasi harus dilakukan
pada setiap kali akan melakukan penyemprotan dengan tujuan untuk
menghindari pemborosan herbisida, memperkecil terjadinya keracunan pada
tanaman akibat penumpukan herbisida dan memperkecil pencemaran
lingkungan.
Kalibrasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Ukur dan takar banyaknya flow rate larutan (output) semprot (liter/menit)
dengan cara menampung larutan yang keluar dari nozzle selama satu menit.
2. Ukur lebar semprotan (m)
3. Ukur kecepatan jalan penyemprot (m/menit)
4. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali dan ambil rata-ratanya.
Dari hasil kalibrasi tersebut dapat dihitung volume larutan (banyaknya
larutan yang diperlukan untuk membasahi areal seluas satu ha blanket) yang
dibutuhkan.
V = 10.000 x F : W x S
Ket:
V = volume larutan (liter)
F = flow rate larutan (liter/menit)
W= kecepatan jalan penyemprot (meter/menit)
S = lebar semprotan (meter)
http://dinastikartika.blogspot.com/2014/06/laporan-pengendalian-gulma-
kalibrasi.html
http://ericvandevolt.blogspot.com/2012/03/tehnik-aplikasi-herbisida.html
http://ratih12atph.blogspot.com/2011/11/cara-mengitung-kalibrasi-alat-
semprot.html
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58734/5/BAB%20II
%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
http://digilib.unila.ac.id/5170/13/BAB%20I.pdf