Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Teknologi Ipb Prima

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TEKNOLOGI IPB PRIMA PADI SAWAH

Tujuan: Mendampingi masyarakat petani dalam suatu kawasan


produksi pertanian, menuju sistem produksi pertanian yang modern dan
optimum melalui penerapan iptek-IPB untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Lima Pilar Produktivitas Tinggi dan Lestari:


1. Restorasi lahan dengan jerami
Ÿ Sumber bahan organik mudah dan murah
Ÿ Memberbaiki kesuburan biologi tanah
Ÿ Meningkatkan daya pegang air
Ÿ Meningkatkan musuh alami, menekan OPT
Ÿ Mengurangi dosis pupuk NPK
Ÿ Menyeimbangkan unsur hara tanah
Ÿ Adaptasi terhadap perubahan iklim global
2. Aplikasi IPB BIO
Ÿ Bakteri dekomposer untuk membantu dekomposisi jerami
Ÿ Bakteri fungsional: menambah N, melarutkan P dan K
Ÿ Agen hayati menekan patogen

51
Ÿ PGPR untuk merangsang pertumbuhan tanaman

Ÿ Diaplikasikan dengan carier pupuk organik

3. IPB-Best practice

Ÿ Varietas: varietas unggulan IPB ( IPB 3S) PTB, varietas

unggul partisipatif

Ÿ Benih: bersertifikat, seed treatment (seleksi, sterilisasi,

mikroba endophyt)

Ÿ Penyiapan lahan: pembenaman jerami, aplikasi IPB BIO,

pengolahan tanah sempurna dan level

Ÿ Pesemaian: pesemaian terkendali, pengamatan telur

penggerek batang, aplikasi silica dan mikroba parasit

Ÿ Penanaman: umur bibit 10-14 hari, tanam dangkal,

populasi > 200.000, lahan level dan macak-macak

Ÿ Pengairan: sistem jenuh tanpa genangan (macak-macak)

dan pengeringan 10 awal dan akhir periode pertanaman,

kemalir untuk menjaga kejenuhan dan menghindari keong

Ÿ Pemupukan: aplikasi pupuk IPB-Bio sebelum pengolahan

tanah kedua dengan dosis 300-500 kg/ha, aplikasi 100 kg

NPK 38-6-8 pada 1 MST, 4 MST, dan 6 MST, pemantauan

status hara dengan bagan warna daun

52
Ÿ Pengendalian OPT: minimum atau tanpa pestisida

sintesis, pengendalian gulma dengan weeder dan

menekankan putus akar pada penyiangan, aplikasi silika

dan mikroba parasit pada pengendalian penggerek batang

dan hawar daun

Ÿ Panen dan pasca panen: 1) waktu panen: malai masak

kuning, bulir menguning, pangkal malai kuning segar, 2)

pemanenan menggunakan combine harvester, minimal

dengan sabit, dan dirontokkan dengan trasher, 3) jerami

ditinggalkan di lahan untuk dikembalikan ke lahan

Ÿ Pemasaran melalui kerja sama dengan unit usaha

penggilingan atau petani menjual produk dalam bentuk

beras

. 4. Penerapan mekanisasi pertanian

Ÿ Penyiapan lahan (traktor pengolah tanah)

Ÿ Pembibitan (mesin penyemai benih padi)

Ÿ Direct seeding maupun transplanting

Ÿ Weeding dengan power weeding

Ÿ Pemupukan dengan power duster

53
TEKNOLOGI IPB PRIMA PADI SAWAH

5. Pendampingan IPB dan penyuluhan


Ÿ Penerapan teknologi didampingioleh ti IPB lintas disiplin
ilmu
Ÿ Tenaga penyuluh yang dikoordinasikan dengan
Pemerintah Daerah (BPP dan BP4K).
Sumber: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) IPB

54
SISTEM JAJAR LEGOWO

“Legowo” di ambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata “Lego” yang
berarti Luas dan “Dowo” yang berarti panjang. Tujuan utama dari Tanam
Padi dengan Sistem Jajar Legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman
dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari
tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman
pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir.

Tipe sistem jajar Legowo:


Jajar Legowo 2:1 – Setiap dua baris
diselingi satu baris yang kosong
dengan lebar dua kali jarak tanam,
dan pada jarak tanam dalam baris
yang memanjang di perpendek
menjadi setengah jarak tanam dalam
barisannya.
Jajar Legowo 4:1 – setiap empat
baris tanaman padi diselingi dengan
satu baris kosong dengan lebar dua
kali jarak tanam, dan untuk Jarak
tanam tanaman padi yang dipinggir
menjadi setengah jarak tanam dalam
barisannya.

55
MANFAAT DAN KEKURANGAN
Manfaat Sistem Jajar Legowo:
Ÿ Menambahnya jumlah tanaman padi
Ÿ Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan
Ÿ Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman
pinggir
Ÿ Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi
Ÿ Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi
Ÿ Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam
proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida
Ÿ Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian
dalam baris tanaman saja.
Ÿ
Kelemahan ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo:
Ÿ Akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu
yang lebih lama pada saat melakukan proses penanaman padi
Ÿ Membutuhkan benih yang lebih banyak, ini dikarenakan semakin
banyaknya populasi tanaman padi
Ÿ Pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka
akan lebih banyak ditumbuhi rumput.

56
PUPUK SILIKA

Silika (Si) sangat dibutuhkan tanaman padi untuk pertumbuhannya.


Padi membutuhkan Si hingga 2 kali lipat kebutuhan N, sehingga padi
termasuk sebagai tanaman akumulator Si. Si dapat berperan dalam
menjaga tetap tegaknya batang tanaman padi dan meningkatkan
ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit termasuk penyakit
blast. Kadar Si dalam tanah ultisol umumnya cukup tinggi, namun
sebagian besar tidak dalam kondisi larut, hanya sebagian kecil yang
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelarutan hara berhubungan dengan
kadar air tanah. Sehingga pengelolaan air yang berbeda akan
berpengaruh terhadap ketersediaan hara di dalam tanah.

Ÿ Bentuk pupuk: Granul


Ÿ Warna: Abu-abu
Ÿ Kadar silika tersedia (HCl 0,5N)20: 25% SiO2
Ÿ Dosis rekomendasi : Disesuaikan dengan status Si tanah. Untuk
pemeliharaan: dosis pemakaian 50-50 kg per hektar. Pada lahan
sawah terdegradasi: semua jerami padi dikembalikan ke tanah dan
diberi pupuk silika 1 ton per hektar.

Sumber : Litbang Pertanian

57

Anda mungkin juga menyukai