Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Mollusca Dan Aves

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MOLLUSCA

Mollusca adalah kelompok hewan yang bersifat tripoblastik slomata dan invertebrata
yang bertubuh lunak dan multiseluler. Istilah Mollusca berasal dari bahasa Yunani dari kata
molluscus yang berarti lunak. Mollusca termasuk dalam hewan yang lunak baik yang dengan
cangkang ataupun tanpa cangkang. Seperti dari berbagai jenis kerang-kerangan, siput, kiton,
dan cumi-cumi serta kerabatanya. Mollusca merupakan filum yang terbesar kedua dari
kerajaan binatang (Animalia) setelah filum Arthropoda. Pada saat ini, diperkirakan terdapat
75 ribu jenis, dengan ditambah 35 ribu jenis yang dalam bentuk posil. Molluska hidup di air
laut, air tawar, payau, dan darat. Habitat Mollusca dapat berada di palung benua laut sampai
pegunungan yang tinggi, dan bahkan dapat ditemukan dengan mudah di sekitar rumah kita.
Molluska dipelajari pada cabang zoologi yang disebut dengan malakologi (malacology).

Ciri-Ciri Mollusca

 Memiliki ukuran dan tubuh yang bervariasi


 Mempunyai lunak dan tidak beruas-ruas
 Merupakan tripoblastik selomata
 Merupakan hewan invertebrata (tidak mempunyai tulang belakang)
 Hidup di air dan didarat
 Mempunyai cincin syarat yang merupakan sistem syaraf
 Organ ekskresi berupa nefridia
 Mempunyai radula (lidah bergigi)
 Bersifat hewan heterotrof
 Berkembangbiak secara seksual
 Mollusca memiliki struktur tubuh yang simetri bilateral

Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mineral


Merupakan hewan hermafrodit yaitu mempunyai 2 kelamin (jantan dan betina) dalam satu tubuh.
Tubuhnya terdiri atas kaki muskular, dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya.
Kaki yang beradapatasi untuk bertahan di substrat, menggali dan membor substrat, berang atau
melakukan pergerakan.

Struktur Tubuh Mollusca


Tubuh Mollusca mempunyai 3 truktur utama antara lain sebagai berikut...
Kaki, adalah penjuluran bagian tubuh yang terdiri dari otot-otot. Kaki Mollusca berfungsi untuk
bergerak, merayap, atau menggali. Sebagian jenis Mollusca kaki digantikan dengan tentakel yang
berfungsi dalam menangkap mangsa.
Massa Viseral, adalah bagian tubuh yang lunak tempat terdapatnya organ-organ tubuh. Massa yang
dselubungi oleh jaringan tebal yang disebut dengan mantel.
Mantel, adalah bagian yang menyelubungi dan melindungi massa viseral. Pada mantel terdapat
rongga cairan yang merupakan tempat lubang insang, anus dan cairan hasil ekskresi. Mantel dapat
mensekresikan komponen yang membentuk cangkang.
Sistem Organ Mollusca
1. Sistem Peredaran Darah Mollusca
Sistem peredaran darah Mollusca adalah sistem peredaran darah terbuka, kecuali pada kelas
cephalopoda. Arti sistem peredaran darah terbuka adalah darah mengalir dari rongga terbuka pada
tubuh dan tidak ada arteri atau vena utamanya yang dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga
tekanan darahnya lambat dan juga organ tergenang oleh darah. Sistem peredaran darahnya terdiri
dari jantung dan pembuluh darah, jantung terdiri dari satu atau dua atrium dan satu ventrikel.

2. Sistem Pencernaan Mollusca


Sistem pencernaan Mollusca terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus dan anus. Pada jenis
Mollusca tertentu, dibagian mulutnya terdapat organ seperti rahang dan lidah yang bergerigi yang
dapat bergerak ke depan dan belakang.

3. Sistem Saraf Mollusca


Sistem saraf Mollusca terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi esofagus dan serabut saraf lainnya
dengan menyebar dari cincin tersebut untuk mempersarafi berbagai organ.

4. Sistem Ekskresi Mollusca


Sistem ekskresi Mollusca adalah berupa Nefridia yang berperan mirip dengan ginjal, Nefridia juga
mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk cairan.

5. Sistem Respirasi Mollusca


Sistem respirasi Mollusca ini berbeda-beda, jika hewan yang hidup di air maka yang berperan adalah
insang, sedangkan yang hidup di darat melalui paru-paru namun juga dapat terjadi melalui
pertukaran udara dengan menggunakan terdapat di mantel, sistem ini berfungsi mirip dengan paru-
paru.

Klasifikasi Mollusca
Molluska diklasifikasi berdasarkan bentuk struktur tubuhnya terbagi menjadi 5 kelompok antara lain
sebagai berikut...

1. Kelas Amphineura
Amphineura adalah kelompok dengan cangkang berjumlah 8 yang tersusun dari atap rumah pada
tubuhnya. Cangkang tersebut berbuat dari zat kapur. Hewan mempunyai tubuh simetri bilateral
dengan tubuh seperti telur dan pipih. Hewan ini terdapat di laut dan biasanya menempel di
bebatuan dan bernapas menggunakan insang. Sistem pencernaan berawal dari mulut dan berakhir
dengan anus. Ia memiliki kaki berbentuk pipih, dan memiliki struktur lidah parut (Ranula) yang
dilengkapi dengan struktur mulut di bagian kepala. Tidak memiliki tentakel dan tidak mempunyai
mata. Anggotanya sekitar 700 spesies dan setiap larva hasil pembuahan secara seksual disebut
trafoko.

2. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda adalah kelompok dengan dua kaki di bagian kepalanya dan hewan yang tidak memiliki
cangkang. Tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan badan. Bagian kepala relatif besar dan 2 buah
mata dan terdapat 10 bagian memanjang pada bagian kepala, 8 diantaranya berfungsi sebagai
lengan berukuran panjang yang disebut dengan tentakel. Hewan ini mempunyai rongga mantel yang
ditutupi oleh mantel khas yang ada padanya. Habitatnya dilaut dan bernapas dengan insang,
memiliki sistem pencernaan yang lengkap dengan sistem peredaran darah tertutup, dan fertilisasi
terjadi di air laut. Cephalopoda dapat berubah warna denagn cepat karena mempunyai otot khusus
dan zat kromatofora yang melakukan kombinasi perubahan warna tubuhnya. Pada umumnya
melarikan diri dari mangsanya dengan menghasilkan sejenis cairan seperti tinta. Angggotanya
dikenal adalah gurita dan cumi-cumi.

3. Kelas Gastropoda
Gastropoda merupakan kelompok yang memfungsikan perut sebagai alat gerak. Istilah Gastropoda
berasal dan terdiri dari 2 kata yaitu gaster yang berarti perut dan Podos yang berarti kaki.
Gastropoda menghasilkan lendir pada bagian perut yang berfungsi untuk melindungi dan
mempermudah dalam bergerak. Gastropoda mempunyai cangkang dengan bentuk tubuh yang
simetri bilateral. Di bagian kepala terdapat 2 buah tentakel yang berfungsi sebagai alat indra
penglihatan dan penciuman. Gastropoda merupakan hewan hermafrodit (2 jenis alat kelamin dalam
1 tubuh), alat kelaminnya disebut Ovotestis yang menghasilkan sperma dan ovum. Sistem
pernapasan Gastropoda adalah paru-paru atau insang yang terletak di dalam rongga mantel. Hewan
ini memiliki mulut yang bergerigi dapat dikatakan penuh gigi hal ini disebut dengan radula.
Gastropoda memakan tumbuhan, tetapi ada juga yang memangsa hewan lainnya. Sistem
pencernaan Gastropoda lengkap dan sistem ekskresi hewan ini melalui nefridia yang bekerja seperti
ginjal. Contoh hewan gastropoda adalah siput.

4. Kelas Scaphopoda
Scaphopoda merupakan kelompok hewan yang mempunyai cangkang dengan bentuk tajam yang
mirip taring atau terompet. Habitat hewan ini terdapat di daerah berlumpur atau berpasir, dan
hidup dengan menanamkan diri di daerah tersebut. Di bagian ujung cangkangnya terdapat lubang
yang berfungsi untuk beradaptasi diri pada habitatnya. Scaphopoda mempunyai kaki kecil yang
digunakan untuk bergerak, di bagian kepala terdapat beberapa tentakel dan tidak mempunyai
insang. Contoh schopoda adalah dentalium.

5. Kelas Bivalvia/ Pelecypoda/ Lammaelibarachiata


Kelas ini adalah kelompok hewan mollusca yang mempunyai kaki pipih dan cangkang yang terdiri
dari 3 lapisan. Macam-macam lapisan cangkangnya adalah sebagai berikut...
Periostrakum, yaitu lapisan paling luar yang terdiri dari zat kitin dengan fungsi sebagai pelindung
tubuh.
Prismatic, adalah lapisan tengah yang terdiri dari kristal CaCo3
Nakreas, ialah lapisan paling akhir yang terdiri dari CaCo3 halus, yang berfungsi untuk menghasilkan
sekret lapisan mutiara.
Kaki, hewan ini memiliki bentuk kaki mirip dengan katak yang pipih, dan bernapas dengan insang
yang berlapis-lapis. Pelecypoda mempunyai alat keseimbangan yang disebut dengan statocis yang
terletak dekat ganglion pedal. Reproduksi jenis hewan ini berlangsung secara seksual dan
membentuk larva yang disebut dengan glosidium. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem
peredaran darah tertutup. Anggotanya sekitar 300 spesies.

Reproduksi Mollusca
Mollusca merupakan hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu
individu (berumah satu), tetapi ada juga yang alat kelaminnya terpisah (berumah dua). Oleh sebab
itu, cara reproduksinya dengan cara fertilisasi internal.

Peranan Mollusca
Mollusca sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, banyak jenis mollusca digunakan dalam
berbagai hal. Macam-macam kegunaan mollusca adalah sebagai berikut...
Sebagai bahan makanan (cumi-cumi, sotong, kerang)
Sebagai perhiasan (kerang dan tiram)
Serbuk cangkang kerang laut berpotensi sebagai obat maag
1. Amphineura
Amphineura merupakan jenis Mollusca yang masih primitif. Amphineura memiliki tubuh simteri
bilateral. Memiliki beberapa insang di dalam rongga mantelnya. Hidup di sekitar panta. Contoh:
Chiton.

Chiton

2. Scaphopoda
Scaphopoda hidup di laut atu di pantai, memiliki cangkang yang tajam, berbentuk seperti
terompet, memiliki kaki kecil, di kepalanya terdapat beberapa tentakel, dan tidak memiliki insang.
Contoh: Dentalium Vulgare.

Dentalium Vulgare

3. Gastropoda
Gastropoda adalah hewan yang menggunakan perutnya sebagai kaki. Hidupnya di darat, air
tawar, maupun di laut. Umumnya Gastropoda memiliki cangkang. Contoh: Siput.
Siput

4. Cephalopoda
Cephalopoda menggunakan kepalanya sebagai alat gerak. Mempunyai endoskeleton,
eksoskeleton, atau tanpa keduanya. Tubuhnya simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari kepala, leher,
dan badan. Contoh: Cumi-Cumi

Cumi-Cumi

5. Pelecypoda (Bilvalvia)
Pelecypoda memiliki bentuk kaki seperti kapak yang terletak di anterior. Bilvalvia adalah hewan
bercangkang yang terdiri atas dua bagian. Memiliki sistem saraf dan otak yang berkembang baik.
Hidup di air tawar dan laut. Contoh: Meleagrina (kerang mutiara), Anadonta (kijing), Ostrea (tiram),
Panope Generosa (kerang raksasa)
Contoh Hewan Mollusca
1. Cumi-cumi

a. Klasifikasi cumi-cumi :
Kingdom : animalia
Phylum : Mollusca
Class : Chepalopoda
Sub kelas : Coloidea
Super ordo : Decapodiformes
Ordo : decapoda
Family : Loliginidae
Genus : Loligo
Spesies : Loligo indica

b.Bagian tubuh cumi-cumi dan fungsinya


Cumi-cumi termasuk hewan tak bertulang belakang yang tidak mempunyai tulang pada
tubuhnya, meskipun disebut ikan. Mereka mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk
bergerak lihai karena adanya sistem yang sangat menarik. Tubuh lunaknya diselimuti oleh
lapisan pelindung tebal yang di bawahnya air dalam jumlah besar disedot dan disemburkan
oleh otot-otot yang kuat, sehingga memungkinkannya bergerak mundur.

Cara kerja tubuhnya itu sangatlah rumit. Pada kedua sisi kepala hewan ini terdapat
lubang yang menyerupai kantung. Air disedot masuk melalui lubang ini menuju suatu rongga
berbentuk tabung di dalam tubuhnya. Kemudian ia menyemprotkan air tersebut keluar dari
pipa sempit tepat di bawah kepalanya dengan tekanan tinggi, sehingga dengannya ia
mampu bergerak cepat ke arah yang berlawanan akibat gaya reaksi.

Seekor sumi-cumi dapat menghindar dari pemangsanya dengan gerak sangat cepat
karena pengerutan otot yang cepat ini. Ketika kecepatannya saja tidak cukup untuk
melindungi dirinya, mereka menyemprotkan tinta pekat dan berwarna gelap yang diolah di
dalam tubuhnya. Tinta ini mengejutkan pemangsa beberapa detik, yang biasanya cukup
bagi cumi-cumi untuk melarikan diri. Ikan-ikan yang tak diketahuinya di belakang gumpalan
tinta tersebut segera menghindari wilayah ini.
Sistem pertahanan dan gaya berenang reaksi pada cumi-cumi juga berguna bagi mereka
selama berburu. Mereka dapat menyerang dan mengejar mangsanya dengan kecepatan
tinggi. Sistem saraf yang begitu rumit mengatur pengerutan dan pengenduran yang
dibutuhkan untuk gaya renang reaksinya. Oleh karenanya, sistem pernapasan mereka juga
sempurna, yang menghasilkan metabolisme tubuh yang tinggi yang diperlukan untuk
semburan air berkecepatan tingginya.

Cumi-cumi sangat terbantu selama berburu dengan adanya alat peraba (tentakel) pada
mulutnya. Tentakel yang seperti cambuk ini biasanya tetap tergulung dalam kantung yang
terletak di bawah lengan-lengannya. Ketika menemukan mangsa, cumi-cumi menjulurkan
tentakel untuk menyergapnya. Makhluk ini bergantung pada lengan-lengannya (keseluruhan
berjumlah delapan) yang telah dirancang dengan tepat. Ia mampu dengan mudah
mencabik-cabik seekor kepiting menjadi serpihan kecil dengan menggunakan paruhnya.

Cumi-cumi menggunakan paruhnya dengan begitu terampil sehingga mampu dengan


baik melubangi kulit cangkang kepiting dan mengeluarkan dagingnya dengan lidah.
Bentuk mata cumi-cumi sangat rumit. Cumi-cumi dapat memusatkan pupil dengan
membawa lensa mendekati retina. Ia juga bisa menyesuaikan volume cahaya yang
dimasukkan ke dalam matanya dengan menutup atau membuka lidah kecil di samping
matanya.

Ketika menyemburkan air keluar, otot-otot jenis melingkar menegang dengan cara
memanjang. Namun, karena mempunyai kecenderungan mempertahankan volumenya,
lebarnya meningkat, yang biasanya akan memanjangkan tubuhnya. Sementara itu, otot-otot
bujur yang meregang mencegah pemanjangan ini. Otot-otot jari-jari tetap meregang selama
kejadian ini yang menyebabkan selubung pelindung menebal. Setelah semburan air yang
amat cepat, otot-otot jari-jari mengerut dan menyusutkan panjangnya, yang menyebabkan
selubung kembali menipis, dan rongga selubung terisi air kembali.

Di bawah kulit cumi-cumi tersusun sebuah lapisan padat kantung-kantung pewarna


lentur yang disebut kromatofora. Dengan menggunakan lapisan ini, cumi-cumi dapat
mengubah penampakan warna kulitnya, yang tidak hanya membantu dalam penyamaran
akan tetapi juga sebagai sarana komunikasi. Misalnya, seekor cumi-cumi jantan
menunjukkan warna yang berbeda ketika kawin dengan warna yang digunakan ketika
berkelahi dengan seekor penantang.

Saat cumi-cumi jantan bercumbu dengan cumi-cumi betina, kulitnya berwarna kebiruan.
Jika jantan lain datang mendekat pada waktu ini, ia menampakkan warna kemerahan pada
separuh tubuhnya yang terlihat oleh jantan yang datang itu. Merah adalah warna peringatan
yang digunakan saat menantang atau melakukan serangan.
Lapisan tipis kulit yang menutupi lengan dan tubuh makin membantu sistem berenang reaksi
pada cumi-cumi. Cumi-cumi mengapung dalam air dengan cara melambai-lambaikan
selaput berbentuk menyerupai tirai ini. lengannya, di pihak lain, berguna menyeimbangkan
tubuh selama mengambang. Lengan-lengan juga berguna mengerem untuk menghentikan
laju.

Cumi-cumi memiliki lapisan urat otot (tendon) yang disebut jubah, sebagai pengganti
otot bujur yang terdapat pada gurita. Jubah ini terdiri atas dua lapisan yang menutupi bagian
dalam dan luar tubuhnya, seperti halnya otot-otot bujur. Di antara kedua lapisan tersebut
terdapat otot-otot melingkar. Otot-otot jari-jari terletak di antara keduanya, dalam arah tegak
lurus.

Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan
membasahinya dengan lendir.
Mulut : tempat masuknya makanan.
Mata : sebaga alat penglihatan
Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.
Anus : mengeluarkan sisa metabolisme.
Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.
Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan
lambung.
Insang : sebagai organ pernapasan.
Lambung : sebagai bagian dari organ pencernaan.
Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.
Ovarium : penghasil sel telur.
Rektum : sebagai bagian usus belakang yang membuka ke anus.
Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta. Tinta
akan di semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / beretemu
pemangsa/predator.

A. PENGERTIAN AVES (BURUNG)

Aves (burung) adalah kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang unik, karena sebagian

besar aves merupakan binatang yang beradaptasi dengan kehidupan secara sempurna. Walaupun

semua aves ditutupi bulu, akan tetapi jenis tertentu seperti burung unta, burung emu atau kiwi tidak

dapat terbang. Bahkan ada jenis burung tertentu yang tidak memiliki sayap. Aves adalah hewan

berdarah panas sama seperti mamalia, aves berkembang biak dengan ovipar (bertelur). Sebagian

mereka hidup menetap, dan ada juga yang hidup berpindah tempat (migrasi).

B. CIRI – CIRI AVES (BURUNG)

Tubuh utama dari aves terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Ciri-ciri utama dari aves adalah

tubuhnya berbulu, memiliki paruh yang sesuai dengan makanannya. Pemakan daging seperti elang

dan burung hantu memiliki paruh yang bengkok dan sangat tajam untuk merobek. Paruh yang kuat

membantu burung yang memakan biji-bijian. Bebek dan angsa memiliki paruh yang luas, untuk

membantu beradaptasi di air dan karena bebek dan angsa hanya memakan makanan yang lunak.

Hampir semua aves mempunyai sayap, dan kebanyakan dari mereka juga dapat terbang. Alat gerak

seperti kaki pada aves terdiri dari 4 jari, yang digunakan untuk berjalan, bertengger, mencengkram

mangsa.
Aves termasuk hewan berdarah panas, suhu tubuhnya mencapai 40 derajat celsius. Hewan ini

berkembang biak dengan cara bertelur. Telurnya ada yang berwarna dan juga berbintik-bintik.

Mereka melindungi telurnya dengan cara membuat sarang.

Sebagian besar burung memiliki kerangka ringan dan tulang keropos, hal ini membuat mereka

dengan cukup ringan untuk terbang. Pinguin tidak bisa terbang dikarenakan mempunyai tulang yang

berat yang berisi sumsum tulang yang cukup memadai untuk membantu mereka menjaga suhu

tubuuhnya untuk bertahan disuhu yang sangat dingin. Burung unta memiliki tulang yang berat dan

juga kuat pada kakinya, ini membantu mereka untuk berjalan dan berlari dalam melakukan

kehidupan sehari-harinya.

Aves juga tidak memiliki gigi, setelah mereka memakan sesuatu, makanan tersebut akan digiling

hingga dapat ditelan. Dan setelah itu dengan mudah di cerna dilambung dan makanan tersebut

keluar sebagai feses melalui

D. STRUKTUR TUBUH AVES (BURUNG)


STRUKTUR TUBUH AVES (BURUNG)

Struktur tubuh (anatomi) aves meliputi :

 Hampir seluruhnya ditutupi bulu dan kakinya bersisik yang merupakan ciri mirip reptil.
 Leher fleksibel dan tengkoraknya berhubungan dengan condylus occipital tunggal.
 Otak relatif besar dengan corpora striata yang padat (bagian otak yang berfungsi sebagai
pengatur perilaku dan insting). Lobus opticus (bagian otak yang berfungsi sebagai
penglihatan) besar.
 Rahang bawah terdiri atas tulang-tulang yang kompleks. Terdapat auditory ossicle (tulang
pendengaran).
 Suara yang dihasilkan oleh syrinx yang terdapat pada dasar trakea. Larynx pada aves tidak
berkembang (rudimenter) dan tidak ada pita suara.
 Tidak mempunyai gigi, kecuali “gigi telur” yang diperlukan untuk membantu penetasan.
Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan
mandibula pada ruang bawah dan terbuat dari zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat
lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar)
 Tungkai muka bermodifikasi menjadi sayap, sehingga burung dapat terbang. Bagian lengan
bermodifikasi menjadi panjang, jari tengah memanjang untuk menyokong bulu terbang.
Sebuah jari depan terpisah untuk menyokong bulu alula yaitu bulu kecil yang merupakan
bulu penting untuk gerakan aerodinamika. Jari belakang menyokong jari tengah. Tungkai
belakang bermodifikasi secara beragam untuk berjalan dengan dua kaki di tanah,atau
burung berenang atau kedua-duanya. Umumnya mempunyai mempunyai jari-jari,satu ke
arah belakang (hallux), dan tiga ke arah depan.
 Tulang panjang maupun tulang vertebrae (tulang belakang) tidak mempunyai epiphisis.
Vertebrae cervical (tulang leher) berbentuk sadel di bagian tengah sehingga leher dapat
bergerak leluasa.
 Jantung beruang empat. Lengkung aorta kiri tidak ada, eritrosit berbentuk bulat dan berinti.
 Tidak mempunyai diafragma. Sistem kantung udara yang berkembang dengan baik sangat
membantu paru-paru untuk mengedarkan udara ke seluruh tubuh
 Telur besar dengan kuning telur yang banyak dan dilindungi oleh cangkang kapur.
Pengeraman dilakukan oleh salah satu atau kedua induknya di dalam sarang.
 Suhu badan tetap, umumnya lebih tinggi dari pada mamalia yaitu diatas 40 derajat Celcius.
C. KLASIFIKASI AVES (BURUNG)

Aves dikelompokkan dalam beberapa ordo, yaitu :

 Ordo ratites : merupakan burung yang tidak dapat terbang. Contohnya burung unta (Struhio
camelus).
 Ordo galliformes : yang memiliki kaki untuk mengorek dan berlari. Contohnya ayam
kampung (Gallus gallus bankiva).
 Ordo natatores : merupakan yang berenang,kaki pendek dan memiliki selaput renang di
antara jari kakinya. Contohnya angsa (Olor columbianus).
 Ordo grallatores : merupakan burung yang memiliki paruh, leher, dan tungkai yang panjang.
Contohnya flaminggo (phoenicoptenoruber).
 Ordo coraciformes : merupakan burung yang memiliki paruh dan kepala yang besar tungkai
pendek. Contohnya rangkong (buceros rhinoceros).
 Ordo columbiformes : merupakan burung yang memiliki tembolok yang besar pemakan biji-
bijian. Contohnya burung merpati (Columba domestica).
 Ordo apodiformes : Contohnya wallet (chaetura plagica).
 Ordo oscines : merupakan burung yang memiliki suara bagus karena pitasuaranya yang baik.
Contohnya burung kenari (serinus canaria).

E. SISTEM ORGAN AVES (BURUNG)

1. Sistem Pernapasan

Burung memiliki kebutuhan oksigen yang tinggi. Burung memiliki alveoulus (kantong udara) yang

berfungsi untuk pertukaran udara yang masuk dan keluar. Alveolus nya juga dapat berfungsi untuk

menyimpan cadangan udara.

Udara mengalir dari kantung udara belakang (posterior) ke depan (anterior). Udara di hirup melalui

hidung, masuk ke paru-paru melalui tenggorokan atau trakea. Setelah sampai diparu-paru, oksigen

tersebut masuk kedalam darah dan membawa oksigen keseluruh tubuh, kemudian darah yang

kembali keparu-paru membawa karbon dioksida, dan dikeluarkan kembali melalui hidung atau

mulut. Difusi atau pertukaran gas pada paru-paru aves lebih baik dibandingkan mamalia.
2. Sistem peredaran darah

Burung memiliki empat ruang jantung, sama halnya dengan manusia. Hal ini memungkinkan nutrisi

mudah untuk sampai ke seluruh organ tubuh, juga transportasi oksigen ke seluruh tubuh. energi ini

digunakan oleh burung untuk banyak hal, terutama untuk terbang.

SISTEM SIRKULASI AVES (BURUNG)

3. Sistem pencernaan

Pencernaan pada burung dimulai dari rostrum (paruh), rongga mulut, pharynx, esophagus,

proventriculus, lambung, intestinum (usus) tenue dan crassum, dan terakhir adalah pembuangan

melalui kloaka. Hati, pankreas dan glandula salivales juga membantu pencernaan melalui enzim dan

zat yang dihasilkannya. Burung memiliki kantung otot sepanjang esofagus yang disebut panen.

Lambung pada burung terdiri dari empat otot yang memutar dan menghancurkan.

4. Sistem urogenital

Terdiri atas organ kemih dan organa kelamin, yaitu :

Organ kemih terdiri atas :

 ren (ginjal) : berjumlah dua, berfungsi mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
 ureter (saluran dari ginjal) : berjumlah dua, menuju ke bawah dan bermuara langsung dalam
kloaka.
 kloaka : adalah suatu ruangan yang tunggal, dimana bermuara saluran-saluran kelamin,
kencing dan feses.

Organ kelamin, terdiri atas :

 ovarium : hanya yang sebelah kiri saja.


 oviduct (saluran telur) : merupakan saluran lurus yang bermuara pada kloaka.

Contoh Hewan Aves


Ayam
Seperti halnya pada vertebrata lainnya, sistem pencernaan pada kelas aves, seperti pada
burung, ayam, dan unggas lainnya, tersusun atas saluran dan kelenjar pencernaan. Kelas Aves
memiliki metabolisme yang tinggi untuk berbagai aktivitas, seperti terbang yang membutuhkan
energi yang besar. Untuk itu, ayam dan anggota kelas aves lainya memiliki sistem pencernaan
yang sederhana guna segera memperoleh energi, dan melakukan sebuah adaptasi pada organ-
organ tertentu dalam rangka mengurangi massa tubuh. Di dalam tubuh ayam, pencernaan terjadi
secara mekanik dan kimiawi. Adapun proses pencernaan pada ayam dan kelompok burung
lainnya adalah sebagai berikut:

1. Paruh/Mulut

Ayam dan unggas lainnya tidak memiliki bibir dan pipi. Muut mengalami modifikasi menjadi
paruh dengan struktur yang keras dan tajam tersusun atas zat tanduk. Bentuk paruh pada
burung dan unggas berbeda-beda tergantung pada jenis makanannya. Paruh berperan dalam
penggambilan makanan yang akan masuk ke dalam rongga mulut. Ayam dan unggas lainnya
tidak memiliki gigi sehingga makanan tidak dikunyah di dalam mulut. Peniadaan gigi ini
merupakan salah satu cara mengurangi massa tubuh. Kelenjar ludar mensekresikan saliva ke
dalam rongga mulut untuk membasahi makanan agar mudah ditelan. Saliva mengandung enzim
pencernaan yang akan memecah makanan secara kimiawi. Lidah membantu proses penelanan
dan mendorong makanan menuju esofagus.

2. Esofagus

Tabung fleksibel menghubungkan mulut dengan tembolok dan dengan ventrikulus,


mengantarkan makanan yang masuk ke dalam mulut menuju tembolok. Dinding esofagus
menghasilkan lendir yang mengandung zat antimikroba, membunuh bakteri yang ikut tertelan
bersama makanan. Esofagus mengalami pelebaran yang disebut tembolok untuk membentuk
kantung penyimpan makanan dalam beberapa waktu.

3. Tembolok “crop”

Tembolok (crop) merupakan pelebaran dari esofagus. Berbentuk kantung yang berperan
sebagai tempat penyimpanan makanan untuk sementara waktu. Disini, makanan mengalami
proses pencernaan dan perlu diketahui, bahwa tembolok tidak menghasilkan enzim pencernaan,
namun enzim pencernaan dari dalam mulutlah yang melanjutkan pencernaan di dalam tembolok.

4. Lambung “proventrikulus”
Makanan yang disimpan di tembolok secara perlahan oleh esofagus dialirkan ke dalam
lumen lambung proventrikulus. “Pro” berarti sebelum, dan “ventrikulus” berarti lambung, artinya
lambung sebelum lambung (empedal). Pada golongan aves, ada 2 jenis lambung proventrikulus
dan ventrikulus (empedal). Proventrikulus disebut juga sebagai lambung yang sesungguhnya,
seperti halnya pada manusia. Hal ini karena proventrikulus menghasilkan getah lambung yang
melaksanakan fungsi pencernaan secara kimiawi dan oleh karena itu proventrikulus disebut juga
sebagai perut kelenjar. Getah lambung mengandung enzim-enzim pencernaan (seperti pepsin)
dan asam klorida (HCL) yang memecah makanan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.

5. Empedal/Ventrikulus

Lambung ini dikenal sebagai lambung mekanik. Tersusun atas otot-otot yang kuat guna
menggerus makanan yang terlumat oleh enzim-enzim pencernaan dari mulut dan proventrikulus.
Terdapat massa kerikil/pasir kecil di dalam empedal untuk membantu “mengunyah” makanan
yang masuk. Karena ayam dan unggas lainnya tidak memiliki gigi, maka keberadaan kerikil/pasir
ini menggantikan fungsi gigi dalam mengunyah makanan. Kerikil/pasir ini dapat ikut tergerus
akibat gerakan otot-otot empedal dan asam klorida dari proventrikulus. Oleh karena itu, ayam
akan memakan kerikil-kerikil kecil untuk menggantikan keberadaan kerikil/pasir tersebut.
Kandungan mineral yang terdapat kerikil/pasir/batu kecil akan diserap oleh saluran pencernaan
ayam guna memenuhi kebutuhan mineral, salah satunya adalah kandungan kalsium di dalam
batu kapur yang sangat dibutuhkan untuk membentuk cangkang telur. Dinding empedal dilapisi
oleh selaput tipis yang berguna untuk melindungi dari paparan asam kuat HCL dari
proventrikulus.

6. Usus halus (Intestine)

Seperti halnya pada manusia, usus halus pada ayam terbagi menjadi tiga bagian, duodenum,
jejenum, dan ileum. Duodenum, dikenal juga kenal “loop duodenum” karena bentuknya yang
melengkung merupakan muara bagi sekret yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan, hati, dan
pankeas. Hati mengeluarkan garam empedu yang membantu dalam pencernaan lemak dan
penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (vit. A,D,E,K). Pankreas mensekresikan enzim-
enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum. Enzim-enzim ini berperan dalam pemecahan
makromolekul makanan, karbohidrat, lemak, dan protein. Dinding duodenum menghasilkan
enzim erepsin yang membantu memecah senyawa protein serta enzim pemecah disakarida
karbohidrat.

Pemecahan makanan oleh enzim-enzim dari duodenum tetap berjalan ktika makanan
menyusuri saluran sepanjang 120cm serta disebut sebagai jejenum. Divertikulum Merckel,
semacam tonjolan yang keluar pada permukaan luar saluran pencernaan merupakan tanda
perbatasan antara jejenum dengan ileum. Divertikulum Merckel ini merupakan tempat
menempelnya kantung kuning telur (yolk sacs) pada ayam betina. Peyerapan sari-sari makanan
berlangsung di ileum yang mengandung banyak pembuluh darah dan pembuluh limfa dengan
juntaian vili dipermukaan dinding ileum membantu memperluas wilayah penyerapan nutrisi.

7. Sekum

Merupakan 2 saluran buntu yang menonjol keluar pada persimpangan antara usus halus
dengan usus besar. Sekum berkembang baik pada unggas pemakan tumbuhan (herbivora),
sedangkan pada unggas ataupun burung pemakan hewan (karnivora) sekum berukuran sangat
pendek. Sekum berperan dalam proses penyerapan air dan memfermentasi partikel makanan.
Terdapat populasi bakteri selulotik pada sekum yang menghasilkan enzim selulase guna
memecah selulosa serat dari tumbuhan menjadi karbohidrat sederhana sehingga dapat diserap
oleh tubuh. Keberadaan bakteri probiotik ini sangat menguntungkan bagi kedua pihak, selain itu
dengan hadirnya bakteri ini akan menghalau hadirnya bakteri patogen seperti Salmonella sp.
Lebih jauh, sekum akan kosong pada dua atau tiga hari sekali.

8. Usus besar (Colon)

Ini adalah saluran pendek yang merupakan saluran terakhir dari sistem pencernaan seekor
ayam. Sebagian besar air akan diserap di dalam usus besar. Selanjutnya akan bermuara di
rektum dan akan dibuang melalui kloaka.

9. Kloaka

Ayam dan beberapa vertebrata lainnya tidak memiliki anus, melainkan memiliki saluran
pembuangan yang disebut kloaka. Anus merupakan lubang yang khusus membuang sisa
makanan dari sistem pencernaan. Sedangkan kloaka adalah muara akhir pembuangan dari
saluran urin, saluran reproduksi, dan saluran pencernaan. Urine dan feses akan dikeluarkan
secara bersamaan. Feses ayam dan unggas lainnya mengandung buangan nitrogen hasil
pemecahan protein yaitu asam urat (ditujukan dengan warna bercak putih pada feses ). Populasi
bakteri probiotik juga akan ikut terbuang bersama feses. Biasanya, anak ayam akan memakan
kotoran induknya guna memperoleh populasi bakteri ini untuk sistem pencernaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai