Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Tinjauan Pustaka Filum Mollusca

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Phylum Mollusca

Phylum Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik,
bilateral simetris, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa
kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur
misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki
cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot
yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya (Astuti, 2007).

Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah
parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar
pencernaan yang sudah berkembang baik. Pernapasan menggunakan insang, mantel atau oleh bagian
epidermis. Alat eksresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion
cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf
longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan terjadi secara internal
dan eksternal. Phylum Mollusca dibagi menjadi lima kelas yaitu Monoplacophora, Amphineura,
Gastropoda, Bivalvia, dan Cephalopoda (Astuti, 2007).

2. 1. 1 Kelas Monoplacophora

Pada awalnya Monoplacophora ditemukan dalam bentuk fosil. Baru pada tahun 1952
ditemukan spesies hidup di jurang dasar samudera pasifik di lepas pantai Costa Rica.
Monoplacophora termasuk kedalam kelas Mollusca. Bentuk tubuhnya seperti siput berukuran 3 mm –
3 cm. Tubuh bagian dorsal tertutup sebuah cangkang, bagian ventral terdapat sebuah kaki yang datar
dan bundar, pada bagian lateral dan posterior kaki dikelilingi mantel yang luas. Semua jenis kelas
Monoplacophora adalah deposit feeder. Deposit feeder adalah bentos pemakan material organik yang
terdapat di dalam sedimen, baik berupa detritus maupun material organik yang lebih halus. Bentos
pemakan deposit ini biasanya langsung memasukkan makanannya kedalam tubuhnya (Ramadhan,
2013).

Monoplacophora memiliki struktur yang kuat, sistem pencernaan melingkar, memiliki 2


pasang kelenjar kelamin (gonad), dan beberapa pasang organ ekskresi (diantaranya terdapat 4 organ
yang berfungsi sebagai gonoducs). Sebuah ventrikel bilobed terletak di kedua sisi rectum dan
terhubung melalui aorta yang panjang saluran kompleks dari beberapa pasangan atrium yang pada
alirannya terhubung ke organ ekskresi. Sistem saraf dikembangkan oleh ganglia anterior. Mulut
Monoplacophora dilengkapi dengan radula, yaitu lidah parut dimana setiap baris pada lidah memiliki
gigi pusat, tiga pasang gigi lateral, dan dua pasanggigi marjinal. Anus terdapat dibagian posterior
(Ramadhan, 2013). Contoh dari kelas ini yaitu Neopilina.

2. 1. 2 Kelas Amphineura

Classis Amphineura adalah mollusca primitif yang masih hidup. Kelas ini memiliki kepala
yang mengecil, mata dan tentakelnya menghilang. Kakinya pipih dan melebar yang mudah melekat
pada substrat, tubuh bilateral simetri pipih dorso-ventral. Mulut dan anus terletak pada ujung tubuh
yang berbeda. Cangkang tersusun seperti genting. Hewan ini umumnya terdapat di daerah litoral pada
substrat yang keras. Selain itu, hewan kelas ini mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi untuk
menempel pada batu dan karang. Memiliki mantel yang sangat tebal yang disebut girdle. Panjang 1 –
30 cm, warna gelap (sesuai dengan substrat). Permukaan girdle bervariasi, polos, berbulu atau berduri
(panjang dan pendek). Contoh dari kelas ini yaitu Chiton (Subekti, dkk., 2016).

2. 1. 3 Kelas Gastropoda

Gastropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu “gaster” yang berarti perut dan “podos” yang
berarti kaki. Jadi, Gastropoda berarti hewan bertubuh lunak yang berjalan dengan menggunakan
perutnya. Hewan ini meliputu 50.000 spesies, tetapi 15.000 di antaranya telah punah. Hewan ini
tersebar di seluruh permukaan bumi, baik di darat, di air tawar, maupun di air laut. Pada umumnya,
hewan ini bersifat herbifor, sering memakan sayuran budidaya sehingga merugikan manusia
(Ramadhan, 2013).

Gastropoda ada yang memiliki cangkang tunggal, ganda, atau tanpa cangkang. Bentuk
cangkangnya bervariasi, ada yang bulat, bulat panjang, bulat kasar, atau bulat spiral. Cangkang
umumnya spiral asimetri.fungsi cangkang untuk melndungi kepala, kaki, dan alat dalam. Pada
keadaan bahaya, cangkang ditutup oleh epifragma. Di bagian dalam cangkang terdapat mantel yang
mambungkus seluruh tubuh gastropoda. Mantel ini tebal, kecuali pada baian dekat kaki buasanya
tipis. Matel berfungsi membentuk ekskresi untuk membentuk cangkang baru (Ramadhan, 2013).
Contoh dari kelas ini yaitu bekicot atau siput.

2. 1. 4 Kelas Bivalvia

Hewan kelas ini selalu mempunyai sepasang katup cangkang sebagai asal nama Bivalvia.
Hewan ini disebut juga Pelecypoda yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu “pelecys” yang artinya
kapak kecil dan “podos” yang artinya kaki. Jadi Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih seperti mata
kapak. Hewan kelas ini memiliki insang yang berlapis-lapis sehingga sering disebut sebagai
Lamellibranchiata (Ningsih, 2013).

Cangkang dihubungkan oleh engsel elastis. Apabila cangkang terbuka maka kaki akan keluar
untuk bergerak. Untuk menutup cangkang dilakukan oleh otot transversal yang terletak di akhir kedua
ujung tubuh di bagian dekat dorsal, yaitu otot aduktor anterior dan posterior. Cangkok berjumlah dua
(sepasang) terletak di bagian anterior dan umbo (bagian yang membesar/ menonjol) terdapat dibagian
posterior (punggung). Adanaya otot-otot aduktor ini menyebabkan dua cangkang dapat membuka dan
menutup. Pada umumnya hidup di perairan baik air tawar maupun air laut yang banyak mengandung
zat kapur yang digunakan untuk membentuk cangkangnya. Kelas ini mencangkup bangsa kerang.
Tubuhnya bilateral simetris, terlindung oleh cangkang kapur yang keras. Bagian cangkang terdiri atas
bagian dorsal dan bagian ventral. Contoh dari keals ini yaitu Kerang – kerangan (Ningsih, 2013).

2. 1. 5 Kelas Cephalopoda

Cephalopoda merupakan salah satu kelas yang terdapat dalam filum Mollusca. Namanya
berasal dari bahasa Yunani, yaitu cephal yang berarti kepala dan poda yang berarti alat gerak. Jadi,
cephalopoda adalah kaki yang bergabung di kepala dengan bentuk tangan/sifon. Ciri khas hewan ini
memiliki tentakel di sekitar kepalanya, yang berfungsi seperti tungkai (lengan dan kaki). Ilmu yang
mempelajari Cephalopoda disebut sebagai teutologi (theutology, “ilmu mengenai cumi-cumi”), dan
merupakan cabang dari malakologi. Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dan secara umum lebih
aktif dari mollusca lain, pergerakannya dilakukan dengan merayap atau berenang di dasar laut secara
cepat dengan menekan dinding tubuh untuk menghasilkan gerakan meluncur dan menyemprotkan air
melalui sifon, sedangkan tentakel dan tangan digunakan untuk mencari makan. Makananya berupa
kepiting atau invertebrata lainnya. Sebagai hewan pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak
cepat dengan berenang (Ramadhani, 2015).
Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta, kecuali Nautilus. Kantong
tinta berisi cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya. Tinta ini
akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya. Untuk melindungi
dirinya dari serangan musuh, Cephalopoda dapat mengubah warna tubuh sesuai warna lingkungan.
Hal ini dimungkinkan karena pada kulit terdapat pembawa warna atau kromatofora. Cephalopoda
memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak. Chalopoda bernapas dengan
insang dan memiliki organ indera serta sistem saraf yang berkembang baik. Di dalam mulutnya
terdapat radula. Ukuran tubuhnya bervariasi, dari beberapa centimeter hingga puluhan meter. Kecuali
Nautilus, semua anggota tubuh Cephalopoda tidak terlindungi oleh cangkang. Reproduksi hewan ini
berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus).
Pembuahan berlangsung secara internal dan menghasilkan telur. Contoh dari kelas ini yaitu cumi-
cumi, sotong, dan gurita (Ramadhani, 2015).

Astuti, S.L., 2007. Klasifikasi hewan. Jakarta : Kawan Pustaka.

Ningsih, L., 2013. Struktur Anatomi Bivalvia. Surabaya : UMS

Ramadhan, T., 2013. Zoology: Mollusca. Semarang : UNDIP

Ramadhani, T., 2015. Avertebrata Air. Aceh : UNIMAL

Subekti, S., Kismiyati, Rosmanida, Sapto, A., Kustiawan, T.P., 2016. Buku Ajar Avertebrata
Air. Surabaya : Global Persada Press.

Anda mungkin juga menyukai