RPP Hikayat Cerita Rakyat
RPP Hikayat Cerita Rakyat
RPP Hikayat Cerita Rakyat
DINAS PENDIDIKAN
YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-FATMAH
SMK AL-FATMAH CIANJUR
Terakreditasi BAN-S/M: A (Amat Baik)
Jl. Pertigaan Pasirhayam No. 32/17 RT. 002 RW. 003 Ds. Rancagoong Kec. Cilaku Kab. Cianjur
Telp. (0263) 266412 e-mail : smkalfatmahcianjur@yahoo.co.id
B. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajara discovery learning siswa dapat dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan isi nilai hikayat serta dapat menceritakan kembali, menanggapi isi, secara mandiri.
3.7 Mengidentifikasi nilai- nilai dan isi 3.7.1 Menentukan ciri-ciri/karakteristik hikayat
yang terkandung dalam cerita rakyat 3.7.2 Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik
(hikayat) baik lisan maupun tulis. hikayat
3.7.3 Menentukan nilai-nilai hikayat
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat 4.7.1 Menceritakan kembali isi hikayat
(hikayat) yang didengar dandibaca. 4.7.2 Menanggapi isi hikayat
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual : a. Contoh hikayat Indera Bangsawan
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
b. Contoh hikayat Bayan Budiman
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
c. Contoh hikayat Si Miskin
Alamat situs: https://indotim.wordpress.com / cerita rakyat-2nusantara/hikayat-simiskin
2. Konseptual : a. Pemahaman ciri-ciri hikayat
b. Pemahaman unsur-unsur hikayat
c. Pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat
3. Prosedural : Langkah-langkah menceritakan kembali isi hikayat
a. Membaca hikayat dengan saksama
b. Mencatat pokok-pokok isi hikayat yang dibacanya
c. Menuliskan tokoh-tokoh dalam hikayat
d. Menuliskan hal-hal penting yang terdapat dalam hikayat seperti: kemustahilan, fantastis, dll
4. Metakognitif : Menghubungkan relevansi cerita dalam hikayat dengan kehidupan
sehari-hari
E. Pendekatan/ Metode/ Model
1. Pendekatan : Saintific Learning
2. Metode : Diskusi
3. Model : Discovery Learning
F. Media/ Alat dan Bahan
1. Media/ Alat : Laptop, LCD Projektor
2. Bahan : Teks Hikayat
G. Sumber Belajar
1. Buku Teks Kurikulum 2013 (Pusat Perbukuan Nasional)
2. Komposisi, Gorys Keraf
H. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam dari guru sebagai tanda mensyukuri anugerah Tu- 10
Pendahuluan han dan saling mendoakan. (PPK) menit
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berkaitan dengan materi
pembelajaran sebelumnya tentang teksanekdot (tanya jawab).
3. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang hal-hal yang
akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang ciri, unsur dan nilai yang
terdapat dalam hikayat.
4. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang harus dilakukan peserta didik
Kegiatan Inti (1) Stimulation(stimulasi/pemberianrangsangan) 10
a) Peserta didik memperhatikan tayangan video contoh hikayat/cerita rakyat menit
(LITERASI)
b) Peserta didik membaca teori tentang cirri-ciri/karaktertistik cerita rakyat/hikayat
c) Peserta didik membaca teori tentang unsure intrinsic.
(2) Problem statement (pernyataan/ identifikasimasalah) 70
a) Peserta didik mencermati yang cerita/hikayat yang telah dibacanya. menit
b) Peserta didik menentukan ciri/karakteristik cerita rakyat/hikayat
c) Peserta didik menentukan unsure intrinsik cerita rakyat/hikayat yang telah
dibacanya. (HOTS)
(3) Data collection (pengumpulan data)
a) Peserta didik mendiskusikan cirri-ciri/karakteristik cerita rakyat yang telah
ditentukan masing-masing kelompok. (4C =COLLABORATIVE)
b) Peserta didik mendiskusikan unsure intrinsik yang telah ditentukan oleh
kelompoknya masing-masing
c) Peserta didik mendiskusikan nilai-nilai cerita rakyat/hikayat dengan
kelompoknya.
(4) Data processing /pengolahan data
a) Peserta didik menyimpulkan cirri-ciri/karaktertistik cerita rakayat/hikayat yang
dibaca bersama kelompoknya
b) Peserta didik menyimpulkan unsure intrinsik bersama kelompoknya
c) Peserta didik mendiskusikan nilai-nilai cerita rakyat/hikayat bersama
kelompoknya
(5) Verification (pembuktian), Generalization
a) Peserta didik berdiskusi dengankelompoknya untuk
menyusun narasidengan mengaitkan nilai-nilai dengan kehidupan sehari-hari
b) Peserta didik menceritakan kembali cerita rakyat/hikayat dengan mengaitkan
nilai-nilai dengan kehidupan sehari-hari
c) Peserta didik menanggapi hasil cerita rakyat dari kelompok lain
d) Peserta didik melakukan konfirmasi dengan guru tentang cirri/karakter cerita
rakyat/hiayat dan unsur intrinsik, serta nilai-nilai yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
Kegiatan Guru bersama murid menyimpulkan hasil diskusi tentang ciri, unsur, 10
Penutup dan nilaidalam hikayat menit
Peserta didik menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran
dalammengidentifikasi nilai-nilai hikayat.
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi tentamg proses
pembelajaran yang sudah dilakukan
Peserta didik menyimak penjelasan guru atas rencana pembelajaran
yang pertemuan berikut.
Peserta didik menjawab salam penutup pelajaran dari guru
I. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)
2. Pengetahuan
Jenis/Teknik tes : tertulis
Bentuk tes : uraian
3. Keterampilan
a. Teknik/Bentuk Penilaian: Lisan
b. Bentuk : praktik
c. Instrumen Penilaian : (terlampir)
MATERI PEMBELAJARAN
Materi Faktual
a. Contoh hikayat Indera Bangsawan
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
b. Contoh hikayat Bayan Budiman
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
c. Contoh hikayat Si Miskin
Alamat situs: https://indotim.wordpress.com / cerita rakyat-2nusantara/hikayat- simiskin
Materi Konseptual
Ciri-ciri atau karakteristik hikayat
Istanasentris = mencerikan tentang kerajaan, raja dan keluarganya, serta hulubalang, perdana
menteri
Kesaktian tokoh/kemustahilan = tokoh dengan tiba-tiba bisa melakukan sesuatu yang mungkin
sangat mustahil
Anonim = tidak diketahui nama pengarang sehingga cerita itu milik bersama ( komunal)
Disebarluaskan secara lisan = berkembang di masyarakat disampaikan secara lisan karena pada
waktu itu belum banyak yang mengenal bahasa tulis
Fantastis dan statis = ceritanya berlebih-lebihan dan tidak mengalami perubahan
Menggunakan bahasa klise dan melayu klasik (sulit dipahami)
unsur-unsur intrinsik (alur, penokohan, latar, dan amanat)
1. Tokoh, perwatakan, penggambaran watak
tokoh nama tokoh/pelaku dalam hikayat (ada tokoh antagonis, protagonis, tritagonis)
perwatakan watak/sifat/karakteristik para tokoh (secara fisik maupun kejiwaan)
penggambaran watak cara pengarang menggambarkan watak tokoh, ini dibedakan menjadi
lima cara:
a. langsung
b. dialog tokoh
c. tanggapan tokoh lain
d. jalan pikiran tokoh
e. tingkah laku dan lingkungan tokoh
2. SETING/LATAR
a. tempat dimana peristiwa itu terjadi
b. waktu kapan peristiwa itu terjadi
c. suasanabagaimana keadaan waktu peristiwa itu terjadi
3. ALUR
a. alur maju/lurus/progresif peristiwa
diceritakan secara urut dari awal sampai akhir.
b. alur mundur/flashback/regresif cerita
dimulai dari akhir atau tengah (konflik) kemudian
dicari sebab-sebabnya.
c. alur campuran/maju mundur menggunakan
dua alur (novel/roman)
4. SUDUT PANDANG PENGARANG
a. orang pertama tokoh utama
b. orang pertama tokoh sampingan
c. orang ketiga serba tahu
d. orang ketiga tokoh utama
e. orang ketiga dalam cerita/sebagai pengamat
5. MAJAS/GAYA BAHASA
Suatu cerita tidak terlepas dengan bahasa kias dan konotasi
misalnya : metafora, personifikasi, hiperbola, paradoks, sinestesia, sinekdok
6. AMANAT Pesan yang akan disampaikan oleh pengarang. Bisa melalui perilaku tokoh-tokohnya,
ceritanya, atau lainnya.
7. TEMA Ide yang menjadi dasar cerita
a. tema mayor tema secara umum atau luas
b. tema minor tema secara sempit atau khusus
Nilai-nilai hikayat.
a. Nilai moral berkait dengan etika, tanggung
jawab, kewajiban, dll
b. Nilai sosial berkait dengan kemanusian,
yaitu menolong/membantu baik dengan
manusia lain atau makhluk lain.
c. Nilai adat budaya berkait dengan tradisi/
kebiasaan di suatu daerah atau kelompok.
d. Nilai agama berkait dengan Allah,
kewajiban makhluk kepada Sang Pencipta
Isi hikayat:
Memahami isi hikayat yaitu dengan cara menentukan siapa tokohnya, apa yang dilakukan,
bagaimana ia melakukan, dengan siapa ia melakukan, di mana ia melakukan, apa hasil dari
yang dilakukan, dsb. (5 W + 1 H)
Lampiran 2
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi
mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih,
hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu
senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa
yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.Jikalau
baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu
dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu
yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi
mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk
rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.
Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap
gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah.
Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.
Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan. Maka
ia pun menyerahkan dirinya kepada AllahSubhanahuwataala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya.
Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai.Ia naik ke
atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya.
Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau dan
ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari
menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh
orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan
dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu
datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna
Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang
yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang
raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada
di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari
sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya
bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat menangkap Buraksa itu
akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya
Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu
harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi.
Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.
Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu
kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu.Maka ia pun duduk menunggui pohon itu.
Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang
disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan
dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka
anak raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan
dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi
tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu Indera
Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada
raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan
Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteri pun sembuhlah. Adapun
setelah Tuan Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri
kepada Buraksa, raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda
sudah kehilangan daya upaya.
Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginnda berkata kepada
sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri. Untuk itu,
nenek Raksasa mengajari Indrra Bangsawan. Indra Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara
mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong
minum Buraksa. Saat Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan,
buah-buahan, dan minuman pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa
menghabiskan semuanya lalu meneguk habis air minum dalam gentong.
Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari Puteri dan mengambil
jubah Buraksa. Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan
dalam air minumnya.
Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil selimut
Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa selimut
Buraksa sebagai jubah Buraksa.
Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa. Hata
Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan anak raja
datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu kalau
sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
Penugasan
Bacalah teks hikayat berikut ini!
Hikayat Raja Donan
Tersebutlah cerita seorang raja yang terlalu besar kerajaannya. Negeri itu bernama Mandi
Angin. Baginda bernama Raja Besar. Istri baginda bernama Tuan Puteri Lindungan Bulan. Sayang
baginda tidak berputera. Maka milailah baginda berkaul, berniat serta memberi sedekah kepada
fakir miskin. Selang berapa lama, Puteri Lindungan Bulan pun hamillah. Maka baginda minta pada
ahli nujum yang tujuh beradik itu meramal putera baginda yang masih dalam kandungan itu. Malang
tidak berbau. Ketujuh ahli nujum itu menaruh khianat kepada raja dan mengatakan bahwa jika putra
baginda ditaruh di dalam negeri, negeri pasti akan binasa. Itulah sebabnya, apalbila Raja Donan
dil;ahirkan, ia lalu dihanyutkan ke dalam laut. Kelahirannya yang luar biasa, bersama-sama dengan
sebilah pedang dan sebilah keris, tidak dapat menghilangkan rasa bimbang baginda.
Tersebut pula perkataan Bendahara Tua, abang baginda yang tinggal di muara sungai.
Bendahara seolah-olah mengetahui nasib yang menimpa anak saudaranya dan memohon kepada
Tuhan supaya anak saudaranya itu terdampar ke tempatnya. Hal itu benar-benar terjadi. Tetapi
apabila anak itu sudah naik ke perahu, perahu itu terhanyut ke laut pula. Setahun lamanya, sampai
Raja Donan sudah pandai berkata, ai masih belum dapat kembali ke tempat tinggalnya. Pada suatu
hari, perahu mereka berjumpa dengan angkatan laut Raja Camar Laut yang meminta cukai kerajat
dari mereka. Raja Donan enggan membayar cukai. Maka terjadi peperangan. Raja Camar Laut tewas,
adik perempuannya, Cik Ambong, menjadi sahabat Raja Donan dan dibawa sama dalam perjalanan.
Selang berapa lama antaranya, datang pula kapal Raja Pertukal meminta cukai kepada mereka. Raja
Donan menolak membayar cukai yang pula diminta. Maka terjadi pula peperangan. Dalam
peperangan ini, Raja Pertukal juga tewas. Adik perempuannya dapat pula dibujuk supaya mengikuti
pengembaraan bersama-sama.
Hari, Tanggal:
KELOMPOK :
Nama : 1
2....
4. ..
1.
2.
3.
1.
Seting
2.
Sudut pandang
4.
5 Amanat
1.
2.
3.
Kunci Jawaban:
d. Istanasentris : menceritakan raja Raja Besar dan Raja Donan beserta keluarganya.
e. Kesaktian tokoh/kemustahilan : Bayi Raja Donan yang sudah dibuang ke laut, ternyata masih hidup
2. Tentukan unsur-unsur intrinsik hikayat tersebut !
NO UNSUR INTRINSIK KETERANGAN
2.
Nilai sosial
Bacalah kembali hikayat Raja Donan,kemudian ceritakan kembali hikayat tersebut dengan bahasa
kalian sendiri!
RUBRIK PENILAIAN
Nama Siswa :
Kelas/No. Absen :
Tanggal Penilaian :
KOMPONEN SKOR
1 2 3 4 5
2. Ekspresi wajah
3. Penggunaan bahasa
4. Gerakan
5. Ucapan
6. Intonasi
7. Pengaturan jeda
10. Sistematika