Laporan Darah
Laporan Darah
Laporan Darah
LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Fisiologi Hewan dan Manusia
Yang dibina oleh Bapak Abdul Ghofur dan Ibu Nuning Wulandari
Oleh:
Kelompok 1
Aji Pramono
Annisa Marifatul Janah
Elsa Mega Suryani
Evi Setyowati
Nur Hidayatus Sholikah
Saiful Anwar
Silmy Aulia Rufiatin Nisa
(130342615342)
(130342615345)
(130342615336)
(130342615329)
(130342615304)
(130342615340)
(130342615312)
A. TOPIK : darah
B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan :
1. Menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih.
2. Menguji kecepatan pembekuan darah.
3. Menguji golongan darah
4. Memperkirakan kadar hemoglobin dalam darah.
C. DASAR TEORI
Darah merupakan cairan kental yang mengangkut sejumlah substansi
penting (oksigen, karbondioksida, nutrisi dari organ pencernaan, hormon, enzim
serta zat sampah dari seluruh sel tubuh) yang berperan dalam menjaga
homeostasis tubuh (Soewolo, 2003). Terdapat 3 macam sel darah yaitu: eritrosit
(berfungsi mengikat oksigen dan sedikit karbondioksida dalam darah), leukosit
(mempertahankan sistem imun) dan trombosit (berfungsi dalam pembekuan
darah). Didalam suatu laboratorium sel darah merah dapat dihitung menggunakan
suatu alat hemasitometer yang terdiri dari 2 pipet (pipet sel darah merah dan
pipet sel darah putih) dan satu keping kaca dengan kamar-kamar penghitung yang
sudah diketahui jumlahnya. Penghitungan sel darah merah dilakukan secara
langsung yaitu dengan mengencerkan darah dalam suatu cairan anti koagulan,
kemudian darah tersebut ditempatkan pada kaca penghitung hemasitometer, dan
menghitung jumlahnya dibawah mikroskop.
Leukosit, atau sel darah putih, adalah unit-unit yang dapat bergerak
(mobile) dalam sistem pertahanan tubuh. Fungsi leukosit yaitu:
(1) menahan invasi oleh patogen (mikroorganisme penyebab penyakit,
misalnya bakteri dan virus) melalui proses fagositosis.
(2) mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker yang muncul di
dalam tubuh.
(3) berfungsi sebagai petugas pembersih yang membersihkan sampah
tubuh dengan memfagosit sampah yang berasal dari sel yang mati atau cedera.
(4) penting dalam penyembuhan luka dan perbaikan jaringan (Sherwood,
2010).
Eritrosit adalah sel gepeng berbentuk piringan yang dibagian tengah
dikedua sisinya mencengkung, seperti sebuah donat dengan bagian tengah
menggepeng bukan berlubang (eritrosit adalah lempeng bikonkaf dengan garis
tengah 8m, tepi luar tebalnya 2m dan bagian tengah bagiannya 1m). Setiap
milliliter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah)
yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta
per millimeter (mm3) (Sherwood, 2010).
1. Menghitung Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit)
Penghitungan
jumlah
leukosit
dilakukan
dengan
menggunakan
mikroskop, hemositometer dan reagensia larutan asam asetat 1%. Jumlah leukosit
per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir
15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4
tahun sesuai jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah putih
tergantung pada usia. Waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase
khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003).
2. Menghitung Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit)
Penghitungan
jumlah
eritrosit
dilakukan
dengan
menggunakan
mikroskop, hemositometer dan reagensia larutan Hayem. Dalam larutan ini yang
tampak adalah eritrosit sedangkan leukosit mengalami lisis.
Langkah-langkah menghitung jumlah sel darah merah, antara lain:
1. Sampel darah dihisap dengan pipet eritrosit dari Thoma sampai tanda 0,5
dan diencerkan sampai tanda 101 menggunakan larutan Hayem sehingga
pengencerannya 200 kali (1:200). Darah dengan larutan Hayem dicampur
dengan menggerak-gerakkan pipet tegak lurus dengan sumbu pipet.
2. Setelah hemositometer dibersihkan, darah yang telah diencerkan dalam
pipet dibuang 4 tetes, kemudiandiisikan pada hemositometer dan ditutup
gelas penutup lalu dibiarkan 3 menit agar eritrosit mengendap.
3. Hemositometer yang sudah berisi darah diamati dibawah mikroskop,
dengan perbesaran lensa objektif 10sehingga garis batas kamar hitung
terlihat jelas. Setelahtampak jelas, lensa objektif diubah 40, dan
eritrositdihitung dalam 5 kotak bujur sangkar kecil yang beradadi tengah.
eritrosit/mL = eritrosit dalam 5 kotak kecil 1 Volume 5 kotak
pengenceran (Sugiharto, 2004).
Tenzer (1998) menyebutkan bahwa jumlah sel darah merah pada pria
adalah sekitar 5 juta mm3 dan pada wanita sekitar 4,5 juta per mm 3. Pearce (2009)
juga mengatakan bahwa jumlah sel darah merah dalam setiap mm 3 adalah antara
4,5 juta-5,5 juta dan rata-ratanya adalah 5 juta sel.
3. Menguji Pembekuan Darah
MenurutKartolo (1993), pembekuan darah adalah proses untuk mencegah
kehilangan darah dari badan melalui luka. Reaksi utama yang terjadi pada proses
pembekuan darah adalah perubahan fibrinogen (protein yang larut) menjadi fibrin
(protein yang tidak larut). Perubahan fibrinogen menjadi fibrin dipengaruhi oleh
suatu enzim yang disebut trombin. Proses pengaktifan protrombin dipengaruhi
oleh ion kalsium (Ca++), faktor yang berasal dari jaringan yang luka, trombosit
yang pecah, komponen-komponen darah itu sendiri.
Proses penggumpalan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
intrinsik (contohnya fibrinogen, protrombin, proconvertin dan lain-lain) dan
ekstrinsik darah (tromboplastin jaringan, tromboplastin pembuluh, luka,
permukaan kasar/halus, suhu lingkungan, pengenceran, dan bahan antikoagulan
dan lain-lain). Permukaan kasar, suhu lingkungan panas, dan pengadukan
mempercepat penggumpalan, sedangkan permukaan halus, suhu lingkungan
dingin, dan pengenceran menghambat proses koagulasi. Sementara itu
antikoagulan seperti EDTA, heparin, natriumsitrat / oxalate akan menghentikan
proses koagulasi (Siswanto,2008).
berikut :
2003).
5. Memperkirakan Kadar Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin (kependekan: Hb) merupakan molekul protein di dalam sel
darah merah yang bergabung dengan oksigen dan karbondioksida untuk diangkut
melalui sistem peredaran darah ke jaringan yang ada di dalam tubuh. Ion besi
dalam bentuk Fe2+ dalam hemoglobin memberikan warna merah pada darah.
Hemoglobin adalah protein yang kaya akanzatbesi. Memiliki daya afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah
merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa ke paru-paru ke jaringan.
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran- butiran darah
merah. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandung 15 gram hemoglobin
yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen(Endi, 2011).
Pengukuran hemoglobin menentukan jumlah hemoglobin dalam volume
tertentu dari darah, biasanya dinyatakan sebagai gram hemoglobin per 100 mL
darah. Jumlah yang normal hemoglobin untuk laki-laki adalah 14-18 g/100 ml
darah, dan bagi perempuan adalah 12-16 g/100 mL darah. Hemoglobin abnormal
atau rendah merupakan indikasi anemia, yang merupakan berkurangnya jumlah
sel darah merah per 100 mL darah atau berkurangnya jumlah hemoglobin dalam
setiap sel darah merah. (Seely, 2004).
Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah, dapat dilakukan
pengukuran hemoglobin tersebut dengan melakukan tes. Salah satu tes tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan metode tallquist, yaitu dengan cara
membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang bertingkat-tingkat
mulai dari warna merah muda sampai warna merah tua. Cara ini hanya
mendapatkan kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar diambil darah =
100% = 15,8 gr hemoglobin per 100 ml darah. Tallquist mempergunakan skala
warna dalam satu buku mulai dari merah muda 10% di tengah-tengah ada bagian
yang sengaja dilubangi dimana darah dibandingkan dapat dilihat menjadi darah
dibandingkan secara langsung sehingga kesalahan dalam melakukan pemeriksaan
antara 25-50% (Anonim, 2010).
menggunakan
pipet
sel
darah
menit.
Buang2-3
tetes
pertama
dengan
Memasang
mikroskop
dalam
hemasitometer
pada
posisi
dan
mendatar
meja
dengan
sampai
darah
dalam
bidang
warna
mengkilat
darah
menghilang,
Pengamatan
Sel darah
putih
Sel darah
18
31
21
31
25,25
110
130
106,4
102
87
103
merah
* No 2 merupakan data dari kelompok lain
2. Menguji kecepatan pembekuan darah
No
1
2
Rata-
Perlakuan
Tanpa Na Oksalat
Dengan Na Oksalat
Waktu
09.39
04.23
rata
Perlakuan
Serum A
Serum B
Waktu
Mengalami penggumpalan
Tidak terjadi penggumpalan
Perubahan
70
60% (9,4 gms actual anemia)
X1
= 18
X2
= 31
X3
= 21
X4
= 31
TOTAL = 101
X.10
= 4/10 mm
3
1mm
X
= 100X/4
= 25.101
X = 2525 butir / mm
tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa pada manusia dewasa
memiliki rentangan jumlah sel darah putih antara 5000-9000 sel per mm 3. Hal
ini dimungkinkan terjadinya kesalahan pada saat praktikum yang akan dibahas
pada pembahasan.
b
menghitung sel darah merah yang ada pada bidang pandang sel darah merah
pada hemasitometer. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh total sel darah
merah yang merupakan akumulasi dari 5 bidang padang yakni 532 sel darah
merah. Berdasarkan penghitungan yang dilakukan dengan rumus menghitung
eritrosit, maka didapatkan hasil bahwa jumlah sel darah merah subyek
sebanyak 5.320.000 sel pada tiap milimeter kubik.
2
membandingkan kecepatan pembekuan darah yang telah diberi anti koagulan dan
darah tanpa antikoagulan. Dari percobaan kami mendapatkan data bahwa darah
tanpa antikoagulan membeku setelah diaduk-aduk setelah 9 menit 39 detik,
sedangkan darah yang diberi antikoagulan beku setelah diaduk selama 4 menit 23
detik. Data tersebut tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa darah
yang tidak diberi antikoagulan lebih cepat membeku dibandingkan darah yang
diberi antikoagulan. Hal ini dimungkinkan terjadinya kesalahan pada saat
praktikum yang akan dibahas pada pembahasan.
3
Golongan
aglutinogen (antigen)
pada eritrosit
aglutinin (antibodi)
pada plasma darah
A
B
AB
O
A
B
A dan B
-
b
a
a dan b
kamar. Kamar diukir dengan menggoreskan laser yang membentuk garis tegak
lurus. Alat ini dibuat dengan sangat hati-hati oleh orang yang ahli sehingga batas
area bergaris diketahui dan kedalaman kamar diketahui.
Berupa lempeng kokoh yang dirancang untuk mendapatkan suspensi sel
dalam lapisan tipis di atas guratan yang digoreskan pada lempeng. Guratanguratan terdiri darisegiempat-segiempat dan bujur sangkar yag besar yang
tersusun dalam baris dankolom. Satu kelompok yang terdiri dari 25 bujur sangkar
di pusatnya dipisahkan lebih jauh menjadi 16 bujur sangkar kecil. Bagian tengah
lempeng lebih rendah daripada serambi di bagian luar. Jalur yang mirip dengan
parit dalam memisahkan bagian tengah dari bagian luar serambi pada setiap sisi.
Lapisan penutupnya tebal sehingga tahan bengkok. Hal ini memungkinkan adanya
lapisan tipis suspensi seldengan ketebalan yang diketahui dan seragam, yang
terletak di atas segiempat-segiempat dengan luas yang diketahui. Rapatan sel
diperkirakan dengan menghitung sel dalam bujur-sangkar yang khas. Jenis
pengaturan dalam guratan tidak akan mempengaruhi penentuan. Yang penting
adalah penggunaan yang benar dari lempeng-lempeng penghitung (Michael,
1994).
Perngamatan yang pertama yaitu menghitung jumlah sel darah putih.
Perhitungan Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah jumlah total
leukosit. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) umumnya berarti
tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit merupakan jenis sel yang aktif di
dalam sistem pertahanan tubuh. Setelah dihasilkan di organ timus dan ginjal,
leukosit kemudian diangkut dalam darah menuju ke seluruh tubuh. Leukosit akan
ditanspor secarakhusus ke daerah yang mengalami peradangan yang serius
(Guyton 1997).
Penghitungan jumlah leukosit yaitu darah sampel dihisap dengan pipet
yang berisi bulir pengaduk warna putih sampai skala 0,5 kemudian ditambahkan
larutan asam asetat sampai skala 11. Darah dalam pipet diaduk dengan cara
menggoyangkan pipet membentuk angka delapan selama 3-5 menit sehingga
darah tercampur rata. Dua tetes pertama larutan darah dalam pipet tersebut
dibuang, selanjutnya larutan darah tersebut diteteskan di atas haemocytometer
yang telah diletakkan gelas penutup di atasnya. Jumlah sel darah merah
dapatdihitung dengan bantuan mikroskop dengan pembesaran 400x. Perhitungan
besi, berperan dalam transpor oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Oleh
karena itu eritrosit sangat diperlukan dalam proses oksigenasi organ tubuh.
Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak langsung dapat diketahui juga
keadaan organ tubuh seseorang (Kimball, 1990).
Praktikum menghitung jumlah eritrosit mempunyai tujuan mengetahui
jumlah eritrosit pada manusia. Ujung jari tengah atau jari manis dibersihkan
dengan alkohol 70%. Larutan alkohol 70% berwarna bening dan bersifat
disinfektan, yaitu mencegah timbulnya mikroorganisme yang tidak dibutuhkan.
Hal ini dilakukan agar ujung jari praktikan menjadi steril dan tidak infeksi. Jari
yang dipakai adalah jari tengah atau jari manis tangan kiri hal ini dikarenakan
pada jari tersebut memiliki saraf sedikit. Pada percobaan ini digunakan tangan kiri
karena jaringan epidermis pada tangan kiri lebih tipis dibandingkan tangan kanan
sehingga pembuluh darah lebih cepat terluka dan darah lebih cepat keluar. Jari
ditusuk dengan jarum lanset. Penusukan ini bertujuan untuk membuat luka
(merusak) pembuluh darah sehingga darah mengucur keluar. Jarum yang
digunakan pada masing-masing probandus harus baru sehingga tidak terjadi
infeksi atau pencampuran darah yang tidak homogen.
Tetes pertama dan kedua dibuang atau di teteskan pada tissu hal ini
dilakukan agar dalam hemaecitometer benar benar mengandung sel darah merah
bukan larutan hayem saja. Campuran darah dan hayem dimasukkan kedalam
hemacytometer untuk diamati dan dihitung jumlah eritrositnya.
Kotak yang digunakan untuk menghitung eritrosit adalah kotak R (kotak
kecil yang terletak di tengah terbagi menjadi 25 bujur sangkar dengan sisi 1/5
mm). Kotak ini lebih kecil dari pada kotak perhitungan leukosit, yaitu kotak W
(kotak kecil yang terletak di bagian pojok dan masing-masing terbagi lagi menjadi
16 kotak dengan sisi mm) karena ukuran leukosit lebih besar dibandingkan
eritrosit dan jumlahnya juga jarang maka ktak pengamatannya juga harus lebih
besar sehingga mudah untuk diamati. Kotak R digunakan untuk eritrosit karena
eritrosit ukurannya lebih kecil daripada leukosit. Jika eritrosit diamati pada kotak
W akan terlalu banyak sel yang terlihat dan luas daerah hitung terlalu besar
sehingga akan menyulitkan perhitungan.
Sel darah normal berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kira-kira
7,8 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau jurang. Volume rata-
rata sel darah merah adalah 90 samapi 95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah
merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler (Guyton, 1997).
Eritrosit (sel darah merah) memiliki fungsi antara lain mentranspor oksigen
melalui pengikatan oksihemoglobin dan mentranspor karbondioksida melalui
pengikatan karbominohemoglobin serta mengatur pH darah (Hidayati, 2005). Selsel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak
sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbondioksida dan
air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali
lipat (Guyton, 1997).
Hitung eritrosit atau red blood cell count (RBC) adalah menghitung
jumlah total eritrosit dalam darah. Nilai rujukan normal eritrosit adalah 4-5
juta/mm3. Hemoglobin (Hb) adalah protein dalam eritrosit yang bertugas
mengangkut oksigen. Hematokrit (Ht) adalah jumlah eritrosit dalam 100 ml
darah. Ketiga parameter di atas biasa digunakan untuk menegakkan adanya
anemia (Kimball, 1990).
Penghitungan jumlah eritrosit yaitu darah sampel dihisap dengan pipet
yang berisi bulir pengaduk warna merah sampai skala 0,5, selanjutnya ditambah
Larutan Hayem sampai skala 101. Darah dalam pipet diaduk dengan cara
menggoyangkan pipet membentuk angka delapan selama 3-5 menit sehingga
darah tercampur rata. Dua tetes pertama larutan darah dalam pipet tersebut
dibuang, selanjutnya larutan darah tersebut diteteskan di atas haemocytometer
yang telah diletakkan gelas penutup di atasnya. Jumlah sel darah merah dapat
dihitung dengan bantuan mikroskop dengan pembesaran 400x. Perhitungan
dilakukan pada 5 kotak besar haemocytometer (Nabib dan Pasaribu, 1989).
Larutan hayem merupakan larutan yang digunakan untuk mencegah
penggumpalan darah saat akan dihitung jumlaheritrositnya. Selain itu, larutan
hayem juga berfungsi sebagai pewarna agar eritrosit dapat terlihat jelas
bentuknya. Larutan Hayem terdiri dari Natrium Sulfat yang merupakan zat anti
koagulan yang akan mencegah terjadinya aglutinasi. Selain itu Natrium Sulfat 5 gr
berfungsi untuk melisiskan leukosit dan trombosit, sehingga yang dapat diamati
eritrosit sja. Larutan Natrium clorit 1 gr bersifat isotonis pada eritrosit
(Syaifuddin,1997). Kandungan lain adalah formalin 40 % yang berfungsi untuk
mengawetkan/mempertahankan bentuk discoid eritrosit. Kandungan larutan
Merintangi pembekuan
( Syaifuddin,1997).
Dari praktikum didapatkan jumlah sel darah merah yang terhitung pada 5
kotak sebesar 532 sel. Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus yang ada
3
didapatkan total sel darah merah sebesar 5.320.000 butir/mm . Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah eritrosit subjek normal. Menurut Soewolo (2003)
menyatakan bahwa konsentrasi eritrosit selalu mendekati normal, setiap
perubahan dari nilai normal digunakan sebagai indikator bagi beberapa gangguan.
Nilai normal konstan konsentrasi eritrosit menggambarkan kenyataan bahwa laju
produksi dan destruksi sel benar-benar seimbang. Pria sehat mempunyai kira-kira
3
5 juta eritrosit dalam setiap mm darah. Wanita sehat mempunyai kira-kira 4.5
3
adalah 5.320.000 butir/mm sesuai dengan jumlah eritrosit normal yaitu 4,2
3
5,5 juta sel/mm . Eritrosit kedua probandus normal. Jumlah eritrosit pada laki
3
laki dewasa sehat kira-kira 4,2 juta-6 juta sel/mm dan 3,6 juta-5,6 juta sel/mm
wanita sehat.
data yang didapat dengan literatur dapat disebabkan karena kesalahan dalam
mengamati waktu terjadinya pembekuan darah.
Praktikum menguji golongan darah
Dari praktikum menguji golongan darah, didapatkan hasil bahwa darah
yang diteteskan pada serum A mengalami aglutinasi atau penggumpalan yang
berarti pada darah tersebut mengandung aglutinogen A sehingga terjadi
penggumpalan saat dicampurkan dengan aglutinin a atau serum A.Sedangkan
darah yang diteteskan pada serum B tidak mengalami aglutinasi karena darah
tersebut tidak mengandung aglutinogen B sehingga terjadi penggumpalan saat
dicampurkan dengan aglutinin b atau serum B. Hal ini menunjukkan golongan
darah tersebut adalah golongan darah A. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Kimball (1999).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan
pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila
darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan
berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan
orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi,
berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan
darah B atau O (Kimball, 1999).
Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka
darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut
bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan
darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a maupun b tidak
mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O (Solomon, 1993).
Praktikum memperkirakan kadar hemoglobin
Praktikum keempat yaitu memperkirakan kadar hemoglobin menggunakan
hb-meter scale tallquist. Pada skala pertama, warna darah sama dengan skala yang
menunjukkan angka 70. Sedangkan pada skala yang kedua warna darah sama
dengan skala yang menunjukkan persentase 60% dan 9,4 gms. Pada skala, tertera
pula bahwa pada angka tersebut berarti mengalami actual anemia. Hal ini
menunjukkan bahwa pemilik darah ini mengalami anemia karena kadar
hemoglobin pada darahnya sekitar 9,4 gram dalam 100 ml darah.
Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna
merah, karena hemoglobin merupakan penyusun 30% dari total isi eritrosit
(Mutschler, 1991).
3.
4.
Daftar Rujukan
Anonim. 2010. Hemoglobin. (online). (http:/// wikipedia. Org.
wiki/Hemoglobin-html/). Di aksespadatanggal 11 November 2014.
Effendi, Zukesti. 2003. Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik
dalam Tubuh.library.usu.ac.id/download/fk/histologi-zukesti2.pdf.
Endi,