LP BBL
LP BBL
LP BBL
Disusun Oleh :
Maginta Resy Diana
P1337420217067
POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
PURWOKERTO
TAHUN 2018
A. Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai
usia 4 minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri
dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Pada saat adaptasi tersebut
terjadi gangguan-gangguan yang berpotensi menyebabkan kematian dan
kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara menjaga
kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar, pencegahan
infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Pusdiknakes, 2003).
Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah bayi dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gram.
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode neonatal
adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami
pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan (Mary Hamilton, 1995 :
217).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500-3500 gram.2 M e n u r u t
Depkes RI (2005).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-3500
gram,
cukup bulan, langsung menangis, tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan)
ang berat M e n u r u t M . S o l e h K o s i m ( 2 0 0 7 ) .
2. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi mengalami perubahan pada saat bayi dilahirkan.
Terdapat dua perubahan yang harus terjadi untuk mendapatkan sistem
sirkulasi yang baik, yaitu menutupnya foramen ovale pada atrium dan ductus
arteriosus antara paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat
perubahan tekanan pada seluruh sistem vaskular. Oksigen menyebabkan
sistem vaskular mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau
meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Terdapat dua peristiwa yang dapat merubah tekanan dalam sistem
pembuluh darah, yaitu:
Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun
kerena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua
kejadian ini membantu darah dengan sedikit kandungan oksigen mengalir
ke paru untuk menjalani proses oksigenisasi ulang.
Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh
darah paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan. Oksigen pada
pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem
pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri,
foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Frekuensi nadi BBL ±120-160x/menit, kadang mengalami murmur
yang akan hilang pada usia 6 bulan. Tekanan darah bayi bervariasi ± 78/42
mmHg. Menangis menyebabkan peningkatan tekanan sistolik. Volume darah
± 80-110 cc/kg/BB, menjadi 2x lipat pada akhir tahun pertama.
Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah (sistem sirkulasi)
antara lain:
Struktur Sebelum Lahir Setelah Lahir
Vena umbilikus Membawa darah dari Menutup, menjadi
arteri ke hati dan jantung ligamentum teres hepatis
Arteri umbilikalis Membawa darah arteri Menutup, menjadi
venosa ke placenta ligamentum vesikale pada
dinding abdominal anterior
Duktus venosus Pirau darah a. ke v. kava Menutup, menjadi
inferior ligamentum venosum
Duktus arteriosus Pirau darah a.dan Menutup, menjadi lig.
sebagian darah v. dari a. Arteriosum
pulmonalis ke aorta
Foramen ovale Menghubungkan atrium Biasanya menutup
kanan dan kiri
Paru Tidak ada udara, sedikit Berisi udara dengan suplai
darah, berisi cairan darah yang baik
Arteri pulmonalis Membawa sedikit darah Membawa banyak darah ke
ke paru paru
Aorta Menerima darah dari Menerima darah hanya dari
kedua ventrikel ventrikel kiri
Vena cava inferior Membawa darah dari Membawa darah hanya ke
tubuh dan darah arteri ke atrium kanan
plasenta
3. Termoregulasi
Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi
pernafasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan
keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas. Bayi bersifat
homeothermic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan internal
dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan panas yang
berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan.
Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat dan meningkatkan
aktivitas metabolisme otak, jantung dan liver. Brown fat terletak diantara
kedua scapula dan axial, serta di dalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan
vertebra. Lemak tersebut banyak mengandung pembuluh darah dan saraf
daripada lemak biasa. Panas diproduksi dengan metabolisme dalam lemak
tersebut. Lemak tersebut ada sampai beberapa minggu setelah kelahiran dan
berkurang dengan suhu dingin. Semakin matur janin semakin banyak brown
fat.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi meliputi :
1) Konveksi
Bayi mengalami kehilangan panas karena panas mengalir dari permukaan
tubuh ke suhu udara yang lebih dingin di sekitarnya
2) Radiasi
Bayi mengalami kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda padat yang dekat dengan bayi tetapi tidak dengan kontak langsung.
3) Evaporasi
Bayi mengalami kehilangan panas saat kulitnya basah. Kehilangan panas
terjadi oleh karena penguapan kulit tersebut.
4) Konduksi
Bayi kehilangan panas dari permukaan tubuhnya ke permukaan benda
padat yang menempel ditubuhnya.
Cold stress
Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin, SDM, dan hematokrit lebih
tinggi dari dewasa. Hemoglobin BBL berkisar antara 14,5 sampai 22,5
gram/dl. Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM
berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm3. WBC 18.000/mm. Hb turun 11-17
gr/dl dan RBC turun menjadi 4,2-5,3 pada akhir bulan pertama.
5. Sistem Renal
Pada kehamilan cukup bulan, ginjal menempati sebagian besar dinding
abdomen posterior. Kandung kemih berada di dekat dinding abdomen
anterior. Pada bayi baru lahir, hampir semua massa yang teraba di abdomen
berasal dari ginjal. Fungsi renal seperti orang dewasa baru dapat dipenuhi
saat bayi berusia 2 bulan. Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan
kimia dan rentang keamanan yang kecil. Infeksi, diare, atau pola makan yang
tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan
ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi atau edema. Ketidakseimbangan
ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengekskresi obat.
Saat lahir biasanya bayi akan BAK sedikit dan kemudian tidak BAK selama
12-2 jam, kemudian akan BAK 6-10x/hari. Urine berwarna kuning jernih,
berjumlah 15-60 cc/kgBB/hari. Kadang- kadang ada noda sedikit merah
karena kristal urat.
6. Sistem Gastrointestinal
Bayi baru lahir cukup bulan (aterm) sudah mampu menelan, mencerna,
memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan karbohidarat sederhana serta
mengemulsi lemak. Mukosa mulut basah, berwarna merah muda, pipi penuh
karena perkembangan bantalan menghisap yang baik. Bayi tidak dapat
memindahkan makanan dari bibir ke farink, oleh karena itu puting susu
harus diletakkan tepat diatas lidah dekat dengan farink. Aktivitas peristaltic
esofhagus belum terorganisasi, kemudian polanya akan menjadi teratur
sehingga bisa mulai menelan dengan baik. Tidak ada bakteri pada GIT pada
saat lahir, bakteri akan masuk setelah lahir melalui orifisium ovale anal dan
udara. Kapasitas lambung bayi 30-90 cc tergantung besarnya bayi.
Keasaman lambung lebih rendah dalam beberapa minggu sampai usia 2-3
bulan.
Saat lahir perut bawah dipenuhi oleh mekonium yang dibentuk setelah
janin di dalam uterus. Mekonium dibentuk dari cairan amnion, zat-zat yang
didalamnya (sel-sel epidermis, lanugo yang ditelan bayi), sekresi saluran
cerna dan pecahan sel dari mukosa. Warna hijau kehitaman dan lengket,
warna tersebut adalah akibat pigmen empedu. Keluaran mekonium yang
pertama adalah steril. Mekonium akan berganti dengan feses dalam 12-24
jam. Distensi otot abdomen mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot
kolon sehingga sering bayi segera BAB setelah makan.
7. Sistem Hepatika
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat kehamilan.
Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm di bawah batas kanan
costae karena hati berukuran besar dan menempati sekitar 40% rongga
abdomen. Hati bertanggung jawab terhadap metabolisme billirubin. 50%
bayi aterm mengalami hyperbillirubinemia fisiologis. Ikterik neonates terjadi
akibat produksi bilirubin dengan kecepatan yang lebih besar dari dewasa dan
terdapat cukup banyak reabsorbsi bilirubin pada usus halus neonates.
Kriteria ikterik fisiologis atara lain:
a. Bayi tampak normal
b. Pada bayi aterm, jaundice muncul setelah 24 jam lalu hilang hari ke-7
c. Pada bayi preterm, jaundice muncul setelah 48 jam lalu hilang pada
hari ke-9/10
d. Jumlah bilirubin indirect < 12mg/100ml
e. Jumlah bilirubin direct <1-1,5 mg/ml
f. Peningkatan bilirubin tidak melebihi 5 mg/100ml perhari
8. Sistem Integument
Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi kulit bayi
saat lahir, fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan
diabsorbsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi tidak perlu dibersihkan. Kulit
bayi sangat sensitive dan mudah rusak, warnanya agak merah beberapa jam
setelah lahir. Pada wajah, bahu dan punggung ditumbuhi rambut lanugo.
Bayi baru lahir tampak montok, lemak subkutan terakumulasi sejak trimester
III.
9. Sistem Imunologi
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal
kehidupan janin, tetapi sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Selama
tiga bulan pertama kehidupan, bayi dilindungi oleh imunitas pasif yang
diperoleh dari ibu. Barier alami, seperti asam lambung atau produksi pepsin
dan tripsin, yang tetap mempertahankan kestterilan usus halus, belum
berkembang dengan baik sampai tiga atau empat minggu. IgA tidak terdapat
pada saluran pernapasan, traktus urinarius, dan GIT. IgA aka nada pada GIT
jika bayi mendapatkan ASI. Bayi baru mensintesis IgG dan mencapai 40%
kadar IgG orang dewasa pada usia 9 bulan. IgA, IgD, dan IgE diproduksi
secara bertahap dan tidak mencapai kadar optimal pada masa kanak-kanak
dini. Bayi yang mendapatkan ASI mendapat imunitas pasif dari kolostrum
dan ASI.
primordial).
- Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan
Pria
- Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.
seperti keju
- Genetalia eksterna membengkak dan hiperpigmentasi sebagai
Interpretasi skor:
0–3 : asfiksia berat
4–6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan
Perubahan fisiologis
2. MASALAH KEPERAWATAN
a. Hipotermia
b. Resiko infeksi
3. INTERVENSI
Diagnosa 1: Hipotermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan hipotermia tidak
terjadi
Kriteria hasil
BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan antara panas yang
dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panas selama periode neonatus)
INTERVENSI RASIONAL
Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, Suhu tubuh bayi baru lahir mudah
sesuai kebutuhan mengalami penurunan
Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru lahir mudah
mengalami penurunan
Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan Pemahaman tentang kondisi hipotermi
kedaruratan yang diperlukan sesuai dapat mencegah terjadinya hipotermi
dengan kebutuhan
Selimuti bayi segera setelah dilahirkan Mencegah kehilangan panas
Gunakan tutup kepala pada bayi baru Mencegah kehilangan panas
lahir
Tempatkan bayi baru lahir dalam Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
incubator atau dibawah penghangat
sesuai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan. 2005. Keperawatan
Maternitas.Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda juall. 2006. Buku Saku Diagosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta : EGC
Doenges, Marylinn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta: EGC
Hamilton, Persis Marry.1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.