Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
KESEHATAN
VOLUME 13
Halaman 16 - 22
Artikel Penelitian
ABSTRACT
Background: The nurse as a majority health worker in the
health care sector including the hospital has a significant role
in the health care. The value of nursing care that is
continuous, constant, coordinative, and advocative so the
preparation, usage, distribution, and retention of the nurse,
has an important implication to obtain the objectives of
health care and its continuity.
Purpose: This study is conducted to explore the clinical nurse
career pattern development in the Tarakan General Hospital
and to design the career pattern development which suitable
with their role and function.
Method: The qualitative method had been used in this study.
The data collection was done by indepth interview and FGD.
Result: Tarakan Hospit al have 245 nurses with
the characteristics as below: 77.96% of total nurses have
the age range of 25 - 44 years old, 61.22% of nurses had
working period > 3 years, 72.24% of nurses had nursing
diploma educational background, and 41.22% of
nurses are governmental officer. The implementation of
nurse career development is not based on the competency
test. The nurse committee also did not play their role as it
should be. Conclusion: The study recommended Tarakan
Hospital to conduct advocacy toward the hospital
director board to determine the regulation of nursing career
path remuneration system based on their career rank in
the hospital and to optimally make the function of nursing
committee in formulating the competency test instrument
related to the nursing career development.
ABSTRAK
Latar Belakang: Perawat sebagai tenaga kesehatan
mayoritas di tempat pelayanan kesehatan, termasuk rumah
sakit, mempunyai posisi kunci dalam pelayanan kesehatan
karena hakikat dari asuhan keperawatan yang bersifat
kontinyu, konstan, koordinatif, dan advokatif, sehingga
persiapan, pendayagunaan, distribusi, dan retensi tenaga
perawat mempunyai implikasi penting untuk kesinambungan
dan tercapainya tujuan pelayanan kesehatan.
16
PENGANTAR
17
Azwir, dkk.:
Jurnal
Pengembangan
Manajemen Pelayanan
Pola KarirKesehatan
Perawat Klinik ...
a.
Gambaran
karakteristik
tenaga
keperawatan di RSUD Tarakan
Jumlah tenaga keperawatan di RSUD
Tarakan berjumlah 245 orang (41,03% dari tenaga
yang ada), sumber daya keperawatan yang besar
ini sangat potensial untuk dikembangkan
sehingga dapat produktif. Tenaga keperawatan
yang berada pada kelompok umur 2544 tahun
sebanyak 77,96%, kurang dari 24 tahun sebanyak
17,14%, sedangkan untuk umur 4564 tahun
sebanyak 4,90%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa sebanyak 95,10% masih memiliki masa
kerja yang panjang (berkisar 1232 tahun)
sebelum memasuki masa pensiun pada umur
56 tahun.
Dalam tahap ini, usia 25-44 tahun merupakan
tahap kemapanan (establishment), individu mulai
memahami lingkungan kerja dan tuntutan
organisasional serta berjuang untuk membangun
eksistensinya dalam suatu organisasi. Sebanyak
61,22% tenaga keperawatan telah bekerja lebih
dari
3 tahun.
Berdasarkan tingkat pendidikan perawat,
apabila mengacu pada komitmen Departemen
Kesehatan (Depkes) tahun 2015 mengenai
profesionalisme keperawatan, untuk tingkat
perawat pelaksana diharapkan mempunyai
jenjang pendidikan minimal S1 Keperawatan.
Adapun di RSUD Tarakan baru 5,31% dari tenaga
keperawatan yang sudah memenuhi standar
profesi. Hal ini menunjukkan bahwa rumah
sakit harus memprioritaskan pengembangan
tenaga
keperawatan,
khususnya
melalui
pendidikan
yang
berkelanjutan
terutama
pendidikan formal.1
Status kepegawaian tenaga perawat yang
terbanyak bekerja di RSUD Tarakan adalah PNS
yaitu sebesar 41,22% dan yang terkecil adalah
PTT yaitu sebesar 9,80%.
b.
Seleksi
Proses seleksi pegawai merupakan salah
satu bagian yang teramat penting dalam
keseluruhan proses
manajemen sumber
daya
manusia. Dikatakan demikian karena
apakah dalam organisasi terdapat sekelompok
pegawai yang memenuhi tuntutan organisasional
atau tidak akan tergantung pada cermat atau
tidaknya proses seleksi itu dilakukan.
Apabila
sekelompok
pelamar
sudah
diperoleh melalui berbagai kegiatan rekrutmen,
proses seleksi baru dimulai. Proses seleksi terdiri
dari tes tertulis dan tes wawancara. Tes tertulis
terdiri dari: tes pengetahuan umum, tes
kemampuan akademik dan tes bahasa Inggris. Tes
wawancara dilaksanakan oleh pejabat-pejabat
terkait. Bagi yang tidak lulus dinyatakan gugur,
sementara bagi yang lulus mengikuti proses
selanjutnya.
Setelah dinyatakan lulus tes tertulis dan tes
wawancara, selanjutnya pelamar mengikuti tes
kesehatan. Pelamar yang tidak lulus dinyatakan
gugur dan bagi yang lulus mengikuti proses
selanjutnya. Pelamar yang dinyatakan lulus akan
dibuatkan surat tugas selama tiga bulan. Setelah
itu, yang bersangkutan membuat laporan
pelaksanaan tugas ditujukan kepada Direktur
RSUD Tarakan. Pejabat yang berwenang akan
menentukan apakah yang bersangkutan diterima
atau ditolak. Jika ditolak, pegawai yang
bersangkutan diberhentikan.
3)
Orientasi
Salah satu teknik yang umum digunakan
untuk mencoba mengurangi jumlah pegawai baru
yang
minta
berhenti
adalah
dengan
menyelenggarakan program pengenalan, yang
juga dikenal luas sebagai program orientasi.4
Orientasi merupakan proses penyesuaian
seorang karyawan baru dengan lingkungan
pekerjaan sehingga ia dapat berhubungan dengan
cepat dan efektif terhadap lingkungan yang baru.
Tujuan dari orientasi adalah untuk membuat
karyawan baru merasa diinginkan dan
dibutuhkan oleh para koordinator karyawan dan
para pengawas serta untuk meyakinkan karyawan
bahwa kehadirannya penting untuk mencapai
tujuan-tujuan kantor perwakilan.1
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa
keberhasilan suatu program pengenalan sangat
tergantung pada sikap para pegawai lama dalam
interaksinya dengan para pegawai baru selama
masa pengenalan berlangsung. Sikap positif para
Mutasi
Menurut Marquis dan Houston 2, struktur karir
yang mapan akan menyediakan mobilisasi
pengembangan
karir
yang
mantap
pada
keperawatan klinik, manajerial, pendidikan, dan
penelitian. Mutasi dilaksanakan bagi perawat yang
sudah bertugas di ruangan tersebut minimal tiga
tahun atau jika sewaktu-waktu diperlukan.
Tujuan dari kegiatan mutasi ini adalah untuk
meningkatkan
karir
perawat,
penyegaran/mengganti suasana baru, dan untuk
pembinaan.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Tarakan khususnya bidang keperawatan tidak
ada program mutasi wajib, tetapi mutasi itu
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Bila ada
ruang rawat yang kekurangan tenaga, maka
tenaga perawat dari ruang rawat lain yang
mempunyai kelebihan tenaga akan dimutasi ke
ruangan tersebut. Mutasi tersebut hanya berlaku
bagi perawat umum, untuk perawat yang
bertugas di ruangan khusus seperti ICU atau OK
tidak dilakukan mutasi.
5)
Promosi
Promosi ialah apabila seorang pegawai
dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain
yang
tanggung
jawabnya
lebih
besar,
tingkatannya dalam hierarki jabatan lebih tinggi
dan mendapatkan penghasilan yang lebih besar
pula.2
Kegiatan promosi tenaga keperawatan di
RSUD Tarakan merupakan pengangkatan
perawat pada tingkat yang lebih. Tujuan dari
kegiatan promosi adalah unuk memberikan
penghargaan
kepada
karyawan
yang
berprestasi dan meningkatkan produktivitas
kerja. Promosi tenaga keperawatan sendiri
dilakukan apabila ada kekosongan tenaga di
bagian tertentu.
6)
3.
4.
5.