Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Penanaman Bibit Kelapa Sawit Pada Lahan Di PT. Rimbun Sawit Papua Tomage Estate

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal ISAINTEK.

2019, Volume 2 (2): 55-60 55

Penanaman Bibit Kelapa Sawit Pada Lahan Di PT.


Rimbun Sawit Papua Tomage Estate
Aulia Saraswaty1,a, Andi Patimang2,b, dan La Jeki3,c
1,2
Dosen Agroindustri, Politeknik Negeri Fakfak, Papua Barat Indonesia
3
Mahasiswa Agroindustri, Politeknik Negeri Fakfak, Papua Barat Indonesia
a
auliasaraswaty@gmail.com, b auliasaraswaty@gmail.com, c La Jeki@gmail.com

Abstract. Oil palm (Elaeis guineensis Jack) of the plantation pengumpulan data yang dilakukan yaitu berupa wawancara,
crops producing vegetable oil which has become the main and observasi, dokumentasi dan pencatatan.
leading agricultural commodity in Indonesia. The increasing Tahapan penanaman kelapa sawit meliputi pola tanam,
demand of the world's population for palm oil in the future, it is pemancangan, melubang, pengangkutan dan penanamaan
necessary to think about efforts to increase the quality and kelapa sawit. Jenis tanah yang baik untuk ditanami kelapa sawit
quantity of palm oil production appropriately. One of them is yaitu jenis tanah latosol, alluvial dan organosol. Untuk
planting oil palm seedlings on land with good treatment. In the mengatasi permasalahan penanaman tanaman kelapa sawit pada
planting stage itself, the type and condition of the soil as well as tanah ultisol, diperlukan ketelitian pekerja dalam pemberian
the stages of good planting are factors that greatly affect the pupuk Rock Phosphate yang sesuai dengan dosis yaitu 500
quality of the palm oil produced. PT. RSP, which is engaged in gr/pokok, perlu diperhatikan pembuatan lubang tanam yang
the cultivation of oil palm plantations, has made a real sesuai dengan standar yang dianjurkan yaitu 60 cm x 90 cm x
contribution to the government and the Tomage community, dan kedalaman 40 cm.
who initially lived below the poverty line and were limited in
size, now they can feel a life that is classified as prosperous. Kata Kunci: Penanaman, Kelapa Sawit, PT. Rimbun Sawit
This study aims (1) The stages of planting oil palm seedlings at Papua.
PT. RSP; (2) The type of soil that is good for planting oil palm;
and (3) The handling of planting oil palm seedlings. Data
collection techniques are carried out in the form of interviews,
I. Pendahuluan
observation, documentation and recording. The stages of oil
palm planting include planting patterns, piling, perforating,
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.)
transporting and planting oil palm. The types of soil that are merupakan salah satu tanaman perkebunan
good for planting oil palm are latosol, alluvial and organosol penghasil minyak nabati yang telah menjadi
soil types. The problem of planting oil palm plants on ultisol komoditas pertanian utama dan unggulan di
soils, it is necessary for workers to be careful in administering Indonesia. Tanaman kelapa sawit merupakan
Rock Phosphate fertilizers in accordance with a dose of 500
g/tree, it is necessary to pay attention to making planting holes sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani,
that are in accordance with the recommended standard, which is sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja,
60 cm x 90 cm x and a depth of 40 cm. serta sebagai pendorong tumbuh dan
berkembangnya industri hilir berbasis minyak
Keywords: Planting, Palm Oil, PT. Rimbun Sawit Papua.
kelapa sawit di Indonesia [1].
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan
Abstrak. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) merupakan penduduk dunia akan minyak sawit di masa yang
salah satu tanaman perkebunan penghasil minyak nabati yang akan datang, maka perlu dipikirkan usaha
telah menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapa
Indonesia. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk
dunia akan minyak sawit di masa yang akan datang, maka perlu sawit secara tepat. Salah satu diantaranya adalah
dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi penanaman bibit kelapa sawit ke lahan dengan
kelapa sawit secara tepat. Salah satu diantaranya adalah perlakuan yang baik agar hasil yang diinginkan
penanaman bibit kelapa sawit ke lahan dengan perlakuan yang dapat tercapai. Dalam tahap penanaman itu sendiri,
baik. Dalam tahap penanaman itu sendiri, jenis dan kondisi
tanah serta tahapan penanaman yang baik merupakan faktor
jenis dan kondisi tanah serta tahapan penanaman
yang sangat mempengaruhi kualitas sawit yang dihasilkan. PT. yang baik merupakan faktor yang sangat
RSP yang bergerak di bidang budidaya tanaman kelapa sawit mempengaruhi kualitas sawit yang di hasilkan.
telah memberikan kontribusi nyata bagi pemerintah dan Ultisol merupakan jenis tanah yang memiliki
masyarakat Tomage yang pada awalnya hidup di bawah garis masalah keasaman tanah, bahan organik rendah,
kemiskinan dan serba terbatas kini telah bisa merasakan
kehidupan yang tergolong sejahtera. Penelitian ini bertujuan (1) nutrisi makro rendah, dan memiliki ketersediaan
untuk menjelaskan tahapan penanaman bibit kelapa sawit di PT. unsur P sangat rendah [2]. Tanah ultisol telah
RSP; (2) untuk menjelaskan jenis tanah yang baik untuk dinyatakan sebagai tanah yang kurang subur, namun
ditanami tanaman kelapa sawit; dan (3) untuk mengetahui tanah ini tetap dimanfaatkan sebagai lahan
penanganan dari penanaman bibit kelapa sawit. Teknik
Jurnal ISAINTEK. 2019, Volume 2 (2): 55-60 56

pertanian. Pemanfaatan tanah Ultisol sebagai lahan Penelitian ini dilaksanakan di PT. Rimbun Sawit
pertanian yaitu terdapat pada sektor perkebunan Papua (PT. RSP) Tomage Estate, Kampung
kelapa sawit [3]. Tomage, Distrik Tomage Kabupaten Fakfak,
Usaha pertanian akan menghadapi sejumlah
Provinsi Papua Barat mulai tanggal 5 Maret sampai
permasalahan karena Ultisol umumnya mempunyai
pH rendah yang menyebabkan kandungan Al, Fe, dengan 30 Maret 2019. Metode dasar yang
dan Mn terlarut tinggi sehingga dapat meracuni digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan
tanaman. Jenis tanah ini biasanya miskin unsur hara data secara purpossive sampling.
makro esensial seperti N, P, K, Ca, dan Mg dan
unsur hara mikro Zn, Mo, Cu, dan B, serta bahan Jenis dan Sumber Data
organik. Umumnya tanah Ultisol atau Podsolik
Merah Kuning (PMK) banyak mengandung Al Jenis data dan sumber data yang digunakan pada
dapat dipertukarkan kisaran 20-70% [4]. penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Kelapa sawit di Indonesia tersebar di 1. Data primer adalah data yang di ambil melalui
beberapa wilayah di antaranya pulau Sumatra, pengamatan langsung dan wawancara lansung
Kalimantan, Sulawesi dan Papua Barat. Khusus di dengan pihak yang terkait. Dalam hal ini,
daerah Papua Barat, tepatnya di Kabupaten Fakfak penulis mengambil data melalui praktik lapang,
Kecamatan Tomage Desa Tomage terdapat
observasi, dan wawancara langsung dengan
perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh PT.
Rimbun Sawit Papua (RSP) yang sementara ini pihak yang terkait. dalam kegiatan penanaman
masih dalam tahap penanaman dan perawatan bibit kelapa sawit ke lahan atau lapangan.
tanaman kelapa sawit di lapangan. Varietas yang 2. Data sekunder adalah data yang diambil
digunakan yakni varietas Lonsum yang berasal dari melalui informaasi berupa dokumen
Medan, Sumatera Utara. perusahaan. Selain pengamatan dan wawancara
PT. Rimbun Sawit Papua (RSP) yang langsung dengan pihak yang terkait, penulis
bergerak di bidang budidaya tanaman kelapa sawit
juga memperoleh informasi berupa buku
telah memberikan kontribusi nyata bagi pemerintah
dan masyarakat Tomage yang pada awalnya hidup panduan Budidaya Tanaman Kelapa Sawit
di bawah garis kemiskinan dan serba terbatas kini milik asisten lapangan.
telah bisa merasakan kehidupan yang tergolong
sejahtera. Teknik Pengumpulan Data
Jenis tanah pada perkebuan kelapa sawit PT. 1. Data Primer
Rimbun Sawit Papua (RSP) Tomage Estate a. Partisipasi Aktif/Praktik Lapangan
tergolong tanah ultisol karena tanah yang memiliki
Partisipasi aktif yang dilakukan pada PT.
masalah keasaman tanah, bahan organik rendah,
nutrisi makro rendah, dan memiliki ketersediaan Rimbun Sawit Papua yaitu dengan mengikuti secara
unsur P (fosfor) sangat rendah dan ditentukan oleh lansung beberapa kegiatan yang dilakukan sesuai
kadar bahan organik pada lapisan atas dan bila instruksi, arahan, dan pembagian dari instruktur
lapisan ini tererosi sehingga tanah menjadi kurang lapangan meliputi kegiatan pola tanam,
unsur hara dan bahan organik. pemancangan, pengeceran bibit, melubang, serta
Pekerja pada PT. Rimbun Sawit Papua (RSP)
kegiatan penanaman bibit kelapa sawit.
Tomage Estate lebih cenderung tidak begitu paham
mengenai tahapan penanaman yang sesuai dengan 1. Pola tanam : membentuk pola tanam
standar penanaman kelapa sawit yang di terapkan, untuk mengoptimalkan penataan kebun;
sehingga dalam proses pertumbuhan tanaman kelapa 2. Pemancangan : menentukan titik tanam
sawit, terdapat beberapa pokok yang cenderung dengan jarak yang telah ditentukan;
tidak subur serta tidak kokoh seperti kelapa sawit 3. Pengeceran bibit : kegiatan mengecer
pada umumnya. Hal ini tentu mempengaruhi bibit pada tiap titik tanam yang telah
pertumbuhan tanaman kelapa sawit bahkan kualitas
ditentukan;
yang dihasilkan. Berdasarkan uraian diatas, maka
perlu dikaji tentang penanaman bibit kelapa sawit 4. Melubang : kegiatan membuat lubang
pada lahan di PT. Rimbun Sawit Papua Tomage tanam yang sesuai dengan ukuran bibit;
Estate. dan

II. Metode Penelitian


Jurnal ISAINTEK. 2019, Volume 2 (2): 55-60 57

5. Penanaman bibit kelapa sawit :


menanam bibit kelapa sawit pada lubang
tanam yang telah diberi pupuk.
b. Observasi
Observasi yang dilakukan di PT. Rimbun
Sawit Papua Tomage Estate dilakukan yaitu yang
terkait dengan tahapan penanaman bibit kelapa
sawit pada lahan atau lapangan. Gambar 1. Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit
c. Wawancara PT. Rimbun Sawit Papua
Wawancara yang dilakukan di PT. Rimbun
Sawit Papua dengan cara tanya jawab dengan 2. Karakteristik Tanah pada Perkebunan
pekerja, mandor lapangan juga asisten afdeling Kelapa Sawit PT. Rimbun Sawit Papua (RSP)
terkait dengan tahapan penanaman bibit kelapa Jenis tanah pada perkebuan kelapa sawit PT.
sawit pada lahan/lapangan. Rimbun Sawit Papua (RSP) Tomage Estate
2. Data sekunder tergolong jenis tanah ultisol karena tanah yang
a. Pencatatan memiliki masalah keasaman tanah, bahan organik
Pencatatan adalah kegiatan mencatat data- rendah, nutrisi makro rendah, dan memiliki
data yang didapat dari pihak perusahaan tentang ketersediaan unsur P (fosfor) sangat rendah.
alat serta tahapan penanaman bibit kelapa sawit.
b. Dokumentasi 3. Penanama Kelapa Sawit yang diterapkan
Dokumentasi merupakan pengumpulan data pada PT. Rimbun Sawit Papua (RSP) Tomage
oleh penulis dengan cara mengumpulkan dokumen- Estate.
dokumen dari sumber terpercaya. Dokumentasi Kegiatan menanam terdiri dari beberapa
yang diambil pada PT. Rimbun Sawit Papua kegiatan yaitu sebagai berikut :
Tomage Estate berupa gambar yang berkaitan a. Persiapan Lahan
dengan kegiatan penanaman bibit kelapa sawit pada Tahap awal pengerjaan pembukaan
lahan. lahan/areal pada lokasi penanaman di PT. Rimbun
c. Studi Pustaka Sawit Papua ini dimulai dengan kegiatan
Studi pustaka mengkaji data tentang tahapan penggarapan tanah dengan cara mekanis atau
penanaman diperoleh dari buku, jurnal, dan skripsi. dengan bantuan alat seperti John Deere dan
penebasan semua jenis kayu kecil atau semak
belukar guna mempermudah pekerja dalam
II. Hasil dan Pembahasan
melakukan kegiatan penanaman.
1. Deskripsi lokasi perkebunan kelapa sawit
PT. Rimbun Sawit Papua (RSP) Tomage
Estate
Luas lokasi perkebunan kelapa sawit PT.
Rimbun Sawit Papua (RSP) Tomage Estate yaitu ±
4.000 Ha dibagi dalam 7 afdeling yang luasnya
berkisar 500-600 ha/afdeling tergantung kondisi
areal.

Gambar 2. Penggarapan Tanah Menggunakan


John Deere
Jurnal ISAINTEK. 2019, Volume 2 (2): 55-60 58

b. Pola Jarak Tanam / Pancang Tanam


Penanaman kelapa sawit dimulai setelah
penyelesaian land clearing blok demi blok diawali
dengan pancang mata lima.
Pancang tanam dilakukan dengan cara
menarik tali senar mulai dari baris pertama, tali
ditarik lurus ke arah Timur-Barat (T-B) dan pasang
patok setiap 7,8 m. Lakukan dengan cara yang sama
untuk baris ke dua hingga baris paling akhir,
kemudian dari ujung baris pertama T-B, tarik Gambar 3. Langsir Bibit dari Lokasi Pembibitan ke
tali/seling tegak lurus ke arah Utara-Selatan (U-S). Lapangan
Pada baris U-S, pasang patok setiap 9 m hingga ke
ujungnya, kemudian pada titik tanam yang telah di
tetapkan, di beri tanda dengan menancapkan kayu
kecil. Pola jarak tanam yang di terapkan yaitu pola
jarak segitiga sama sisi dengan jarak 9 m x 7,8 m.
Jarak yang teratur hanya dapat dicapai bila
dilakukan pemancangan yang baik.

Gambar 4. Langsir Bibit ke Titik Tanam

d. Pembuatan Lubang Tanam dan Pemberian


Pupuk
Pekerjaan penanaman kelapa sawit diawali
dengan membuat lubang tanam, menaburkan pupuk
dasar dan menanam bibit ke dalam lubang tanam
yang telah disediakan. Pemberian pupuk diberikan
pada awal penanaman dan diberikan kembali dalam
Gambar 3. Pemancangan Titik Tanam
rentan waktu 3 bulan setelah penanaman.
c. Langsir Bibit/Ecer Bibit
Langsir bibit merupakan kegiatan mengecer
bibit pada titik tanam yang telah di sediakan pada
tahap pancang tanam. Pelangsiran bibit dilakukan
dengan 2 tahap, yaitu pengangkutan bibit dari lokasi
pembibitan ke lahan / lapangan menggunakan
bantuan mesin berupa John Dheree atau mobil
Dump Truck dan bibit yang telah diangkut ke
lapangan diletakkan pada supply point. Bibit diecer
di samping lubang tanam yang telah disediakan.

Gambar 5. Pemberian Pupuk pada Lubang Tanam


Jurnal ISAINTEK. 2019, Volume 2 (2): 55-60 59

e. Pelaksanaan Penanaman dapat menempati lubang yang dibuat juga tidak


Kegiatan penanaman dilakukan setelah bibit dilakukan pembuatan lubang minimal 1 minggu
telah berumur ± 12 bulan dari tahap pembibitan sebelum penanaman, melainkan lubang dibuat saat
utama (Main Nursery). Sebelum meletakkan bibit ke akan segera melakukan kegiatan penanaman
dalam lubang tanam, terlebih dahulu diberi pupuk (setelah bibit diecer pada titik tanam) serta tanah top
jenis Rock Phospat (RP) dan anderson. Dasar soil dan sub soil yang tidak dipisahkan.. Pupuk yang
katong plastik (polybag) disayat terlebih dahulu, digunakan yaitu pupuk jenis Rock Phospat (RP) dan
lalu benih dimasukkan ke dalam lubang tanam. anderson. Pemberian pupuk dilakukan
Benih ditimbun dengan tanah dan dipadatkan, menggunakan tangan yang tentu berpengaruh
sehingga letak benih benar-benar kokoh. terhadap dosis yang direkomendasikan. Hal ini tidak
sesuai dengan prinsip yang direkomendasikan oleh
4. Tahapan penanaman kelapa sawit PT. standar operasional prosedur, 2013.
Rimbun Sawit Papua Tomage Estate d. Pelaksanaan Penanaman
meliputi beberapa tahapan sebagai berikut Penimbunan tanah pada lubang tanam tanpa
: memperhatikan bagian tanah top soil maupun sub
a. Persiapan Lahan soil melainkan ditimbun begitu saja oleh pekerja.
Tahap awal pengerjaan pembukaan Pemberian pupuk dilakukan menggunakan tangan
lahan/areal pada lokasi penanaman di PT. Rimbun yang tentu berpengaruh terhadap dosis yang
Sawit Papua ini dimulai dengan kegiatan direkomendasikan. dimana dengan menggunakan
penggarapan tanah dengan cara mekanis atau tangan pekerja tidak mengetahui takaran yang
dengan bantuan alat seperti John Deere dan sesuai dengan dosis serta berbahaya bagi kesehatan
penebasan semua jenis kayu kecil atau semak perkerja yang terkontaminasi oleh kandungan kimia
belukar guna mempermudah pekerja dalam yang terkandung dalam pupuk. Penanaman yang
melakukan kegiatan penanaman. Hal ini sesuai dilakukan pada PT. Rimbun Sawit Papua, lubang
dengan pernytaan yang dikemukakan oleh [5]. tanam yang telah dibuat, tidak diukur kembali.
b. Pola Tanam dan Pemancangan Alasan pekerja tidak mengukur kembali ukuran
Pola jarak tanam yang di terapkan yaitu pola lubang tanam karena hanya akan menghambat
jarak segitiga sama sisi dengan jarak 9 x 7,8 m. kinerja dan membuang-buang waktu mereka. Hal ini
Penentuan titik tanam pada PT. Rimbun Sawit tidak sesuai dengan prinsip yang direkomendasikan
Papua dibuat sesuai dengan kebutuhan pokok/ha oleh Standar Operasional Prosedur (2013).
sehingga pokok/Ha sesuai dengan target capaian. 5. Jenis tanah yang digunakan pada
Dengan jarak tanam yang diterapkan, maka jumlah penanaman kelapa sawit di PT. Rimbun
pokok dapat mencapai 143/Ha. Penentuan jarak Sawit Papua Tomage Estate
tanam yang sesuai bertujuan agar tidak terjadi Jenis tanah pada perkebuan kelapa sawit PT.
perebutan unsur hara dalam tanah serta kebutuhan Rimbun Sawit Papua (RSP) Tomage Estate
akan cahaya matahari dapat terpenuhi. Menurut tergolong jenis tanah ultisol karena tanah yang
teori yang dikemukakan oleh [6], jarak barisan memiliki masalah keasaman tanah, bahan organik
tanaman kelapa sawit pada keadaan tertentu arah rendah, nutrisi makro rendah, dan memiliki
barisan dapat dirubah dan disesuaikan dengan ketersediaan unsur P (fosfor) sangat rendah.
topografi lapangan. Terdapatnya vegetasi lain berupa alang-alang,
c. Melubang/Membuat Lubang Tanam dan pakis dan juga tanaman mengalami pertumbuhan
Pemberian Pupuk yang terhambat atau kerdil, pelepah daun pendek
Pembuatan lubang dilakukan secara manual sebagai indikasi bahwa tanah tersebut miskin unsur
yaitu dengan menggunakan alat bantu berupa hara. Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan
cangkul. Pekerja lebih cenderung tanpa oleh [7].
menggunakan ukuran lubang tanam yang
dianjurkan, mereka hanya menggunakan ukuran
lubang tanam yang sesuai dengan perkiraan bibit
Jurnal ISAINTEK. 2019, Volume 2 (2): 55-60 60

6. Penangan terhadap jenis tanah yang melubang, pemberian pupuk dan pelaksanaan
kurang baik pada lahan penanaman.
Pemberian pupuk Rock Phosphate dan 2. Jenis tanah yang digunakan dlam penanaman
anderson pada awal penanaman merupakan salah kelapa sawit pada PT. Rimbun Sawit Papua
satu cara dalam mengatasi defisiensi fosfor pada adalah jenis tanah ultisol. Sedangkan jenis
tanah, dimana sesuai dengan pernyataan yang tanah yang baik menurut SOP 2013 yaitu jenis
dianjurkan oleh [8] yaitu salah satu usaha untuk tanah tanah latosol, alluvial dan organosol.
mengatasi defisiensi fosfor pada jenis tanah ultisol 3. Penanganan dari penanaman bibit kelapa sawit
adalah dengan pemberian pupuk Rock Phosphate terdiri dari jenis tanah yang digunakan dan
yang mengandung 30% unsur P2O5. Identifikasi tahapan penanaman bibit kelapa sawit.
gejala kekurangan P2O5 secara visual sangat sulit
karena tidak menunjukkan gejala yang khusus pada
Ucapan Terima Kasih
daun, sebagai indikasi diantaranya adalah tanaman
mengalaami pertumbuhan yang terhambat atau
kerdil, pelepah daun pendek, kalau pada tanaman
Widodo selaku Pimpinan dari PT.
yang telah berproduksi terjadinya penurunan Rimbun Sawit Papua Tomage Estate yang telah
produksi jumlah tandan, berat tandan buah segar. mengizinkan kami untuk melakukan
pengambilan data.
7. Penanganan terhadap kegiatan tahapan
penanaman bibit kelapa sawit. Daftar Pustaka
Kesalahan yang dilakukan oleh pekerja dalam
[1] Nu’man, M. 2009. Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan
tahap penanaman bibit kelapa sawit yaitu pada
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT
perlakuan melubang serta pemberian pupuk awal Cipta Futura Plantation Muara Enim, Sumatera Selatan.
dimana lubang tanam dibuat saat bibit akan segera Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
ditanam dan pemberian pupuk dilakukan dengan [2] Fitriatin, B. N., A. Yuniarti., T. Turmuktini., dan F. K
tanpa menggunakan takaran yang direkomendasikan Ruswandi. 2014. The Effeect of Phosphate Solubtilizing
Microbe Producing Growth Regulators on Soil Phosphat
oleh pihak perusahan. Perlakuan ini tidak sesuai Growth and Yield of Maize and Fertilizer Efficiency on
dengan standar operasional prosedur yang Ultisol. Eurasian J. Of Soil Sci. Indonesia. Hal:101-107.
direkomendasikan. Maka untuk mengatasi hal [3] Andalusia, B., Zainabun., dan T. Arabia. 2016.
tersebut, pembuatan lubang dilakukan secara Karakteristik Tanah Ordo Ultisol di Perkebunan Kelapa
Sawit PT. Perkebunan nusantara I (Persero) Cot Girek
mekanis dan manual. Lubang tanam disiapkan 1-2
Kabupaten Aceh Utara.
minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 1 [4] Subandi, M (2011). Budidaya Tanaman Perkebunan.
minggu agar dapat memperkirakan ruang akar dan Buku Daras. Gunung Djati Press. Bandung.
pekerja tidak tergesa-gesa dalam melakukan [5] Ariyanti, I. 2011. Pemanfaatan Lahan Dengan Prinsip
kegiatan melubang sehingga lubang yang telah Konservasi. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa
Jurusan Teknik Sipil Polnep. Kalimantan
dibuat tidak sesuai dengan ukurang yang [6] Suswono. 2013. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit
direkomendasikan. Ukuran lubang berkisar antara yang Baik. Peraturan Mentri Pertanian Republik
60 dan 90 cm dengan kedalaman 40 cm serta Indonesia. Jakarta.
pemberian pupuk Rock Phospate sebanyak 500 gr [7] Mayasari, (2015) Analisi Vegetasi Gulma pada
Perkebunan Kelapa Sawit. Media Jurnal Biologi.
pada setiap lubang tanam (SOP, 2013).
[8] Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), 2009. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Budidaya Kelapa Sawit.Medan.
153 hal.
III. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diuraikan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Tahapan penanaman kelapa sawit di PT.
Rimbun Sawit Papua Tomage Estate yaitu
persiapan lahan, pola tanam, pemancangan,

You might also like