Travel">
Agp2302011 PDF
Agp2302011 PDF
Agp2302011 PDF
ABSTRACT
Evaluation of Soil and Plant Nutreints content status as a Basic of the N, P, K fertilizers
Recommedation for Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.). Oil palm is one of the plantation crops
that has an economic beneficial prospect in the future in Indonesia, particularly in the Southeast
Sulawesi Province. Soil nutrients status is the most important factor for determining the kind and
dosages of fertilizer recommedation and application for plant. The objective of this research was
to determine the effect of the nutrients status in the soil and plant tissue as a basic standar for
determining fertilizer dosages recommendation and application. This research was conducted
using a survey method, collecting soil and plant samples from oil palm plantation with 7 months
age after transplanting, then analyzed in the soil test laboratory of the Agricultural Research and
Development, Department of Agriculture in Bogor. Parameters to be measured were soil N, P, K,
Ca, Mg contents, CEC, organic-C, pH, and soil characteristics in the field. Analysis of plant
tissue for N, P and K contents, including plant growth parameters (plant height, diameter,
number of leaves, leaflet length and width were also recorded. Justification of the applied
fertilizer dosages are based on the standard of an optimum nutrients content status in the leaflet
according to Von Uexkull and Fairhaust (1991).
The results showed that there was a variation of soil vertility between the top and the
middle hill of the slope compered to the bottom. The bottom slope tended to be more fertile than
that of the upper slope. In general, soil fertility status ranged from very low to low, except total-
K content was high to very high (17-91 ppm K2O), but available K was very low to low (0.01-
0.18 cmolc kg-1). N content was very low (0.02-0.03 %), soil pH was very acid to slightly acid
(pH 4.2-6.5), organic-C was very low (0.22-0.40 %). CEC was very low to low (0.42-10.53
cmolc kg-1), P content was also very low (1.10-3.90 ppm P2O5), Ca and Mg were both ranged
from very low to low (0.15-5.51 cmolc kg-1 and 0.08-0.92 cmolc kg-1, respectively). Based on the
N, P, K contents found in the leaflet which were fertilized with TSP (46 % P2O5) 350 g plant-1,
Rock Pospat (28 % P2O5) 575 g plant-1, and Urea 300 g and NPK 250 g plant-1 , respectively
indicated that N was still deficient, P was already reached to the optimum standard. While K was
already exeeded or higher than the optimum standard. On the bases of an optimum N, P, and K
contents in the leaflet, recommended dosages were around 350g TSP plant-1, 575 g Rock Pospat
plant-1, 400 g Urea and 230 g NPK plant-1, respectively.
1
AGRIPLUS,
)Staf Pengajar Jurusan Volume
Agroteknologi 23Pertanian
Fakultas NomorUniversitas
: 02 Mei 2013, ISSN
Halu Oleo, 0854-0128
Kendari 154
155
karena ketiga unsur hara tersebut merupakan membran dan aktivitas membran sitosol.
unsur hara utama bagi tanaman. Kalium juga diperlukan untuk akumulasi dan
Kebanyakan tanaman mengandung translokasi karbonat yang baru saja dibentuk
nitrogen 1,50 sampai 6,00% dari berat kering tanaman dari hasil fotosintesis. Selain itu,
tanaman dengan nilai kecukupan 2,50 ion K+ memfasilitasi beberapa respon
sampai 3,50% dalam jaringan daun. Suatu fisiologi pada tanaman, termasuk pembukaan
rentang yang lebih rendah 1,80 sampai dan penutupan stomata, gerakan daun dan
2,20% ditemukan pada kebanyakan tanaman regulasi polarisasi membran (Elumalai et al.,
buah dan rentang yang lebih tinggi 4,80 2002).
sampai 5,50% ditemukan pada jenis legum. Kebutuhan hara N, P, dan K pada
Tanaman yang daya hasilnya tinggi akan tanaman dipenuhi melalui pemupukan, tetapi
mengandung 50 sampai 500 lbs N/A (56 pemupukan dengan dosis yang lebih rendah
sampai 560 kg N ha-1). Nilai kritis sangat dari kebutuhan tanaman tidak dapat
bervariasi, tergantung pada jenis tanaman, memberikan pengaruh yang optimal bagi
tingkat pertumbuhan, dan bagian tanaman pertumbuhan dan produksi tanaman baik
(Jones, 1998). Taraf N tertentu harus ada kuantitas maupun kualitas, sedangkan
dalam sel-sel tanaman untuk penggunaan pemupukan secara terus menerus melampaui
karbohidrat optimum yang dihasilkan selama kebutuhan tanaman dapat menurunkan
fotosintesis. Pada kondisi defisien kualitas lingkungan dan penurunan
penimbunan karbohidrat berlebihan berada pertumbuhan serta produksi tanaman.
pada sel-sel vegetatif yang berakibat Unsur hara yang diberikan melalui
terhadap penebalan dinding sel, membatasi pemupukan, tidak dapat diserap seluruhnya
pembentukan protoplasma, sukulensi oleh tanaman, terutama pada pemberian
berkurang, dan pertumbuhan berkurang. pupuk dengan dosis tinggi. Hal ini
Suatu pertumbuhan tanaman harus menyebabkan aplikasi pupuk pada
mempunyai input energi bebas secara terus pertanaman berikutnya tidak dapat
menerus untuk mensintesis makro molekul meningkatkan produksi tanaman, bahkan
dari precusor sederhana dan untuk transport dapat menurunkan produksi tanaman karena
aktif ion-ion dan sintesis bahan-bahan hara dalam tanah sudah melampaui
lainnya diseluruh bahagian tanaman. Karier kebutuhan optimal tanaman. Padahal filosofi
dari energi bebas ini adalah ATP, senyawa pemupukan berimbang adalah memberikan
yang mengadung N lainnya yang sangat unsur hara sesuai kebutuhan tanaman.
diperlukan (Olson dan Kurtz, 1985). Apabila unsur hara di dalam tanah sudah
Fosfor merupakan hara makro bagi dapat memenuhi kebutuhan tanaman, maka
setiap tanaman, oleh karena itu pemupukan tidak perlu dilakukan. Pemberian
ketersediaannya sangat menentukan pupuk pada tanah yang masih subur selain
pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman. merupakan pemborosan, juga akan
Tanaman yang kekurangan fosfor akan menyebabkan perununan produksi tanaman
menampakan gejala-gejala pertumbuhan dan pencemaran lingkungan hidup. Oleh
lambat, lemah dan kerdil, berwarna hijau karena itu, sebelum dilakukan pemupukan
gelap, terjadi peningkatan pembentukan perlu dilakukan analisis tanah untuk
antosianin, proses pematangan buah dan biji mengetahui status hara tanah sebagai dasar
lambat, tanaman selalu hijau, pembentukan untuk menentukan rekomendasi pemupukan.
buah dan biji kurang sempurna, jumlah buah Penelitian ini bertujuan untuk : (1)
berkurang dan hasil rendah (Marschner, mengetahui pengaruh status hara tanah dan
1995). jaringan tanaman kelapa sawit terhadap
Kalium merupakan nutrisi tanaman pertumbuhan tanaman, (2) menentukan
yang dibutuhkan dalam jumlah banyak rekomendasi pemupukan N, P, dan K untuk
kemudian didistribusikan ke berbagai sel tanaman kelapa sawit berdasarkan status hara
seluruh organ (Banuelos et al., 2002) dan tanah dan jaringan tanaman.
memegang beberapa peranan penting dalam
fungsi sel termasuk pengaturan: (1) turgor,
(2) keseimbangan muatan, dan (3) potensial
Tabel 2. Hasil analisis kadar hara dalam sampel tanah dan sampel jaringan daun kelapa sawit
Kadar hara dalam Kadar hara dalam
Dosis aplikasi pupuk g pohon-1
No. Kode sampel tanah jaringan daun (%)
N P2O5 K2O
N P K TSP RP Urea NPK
(%) (ppm) (ppm)
I L11 (Lereng Atas) 0,02 1,1 57 2,50 d 0,22 o 2,61 b 350 575 300 250
L11 (Lereng Tengah) 0,03 1,1 73 2,45 d 0.18 o 2,38 b 350 575 300 250
L11 (Bawah) 0,02 1,1 56 2,38 d 0.18 o 2,30 b 350 575 300 250
II J8 (Lereng Atas) 0,03 1,2 43 2,43 d 0,21 o 1,82 o 350 575 300 250
J8 (Lereng Tengah) 0,02 1,1 78 2,65 o 0,21 o 2,15 b 350 575 300 250
J8 (Bawah) 0,03 3,3 41 2,69 o 0,19 o 2,45 b 350 575 300 250
III L8 (Lereng Atas) 0,03 3,9 76 2,28 d 0,16 o 1,74 o 350 575 300 250
L8 (Lereng Tengah) 0,03 1,3 63 2,21 d 0,15 d 1,82 o 350 575 300 250
L8 (Bawah) 0,02 2,6 42 2,46 d 0,19 o 2,02 b 350 575 300 250
IV K8 (Lereng Atas) 0,03 1,4 91 1,84 d 0,20 o 2,30 b 350 575 300 250
K8 (Lereng Tengah) 0,03 1,6 51 1,87 d 0,13 d 2,24 b 350 575 300 250
K8 (Bawah) 0,03 1,7 5 1,82 d 0,20 o 2,73 b 350 575 300 250
V K9 (Lereng Atas) 0,03 1,4 17 3,93 b 0,19 o 1,95 o 350 575 300 250
K9 (Lereng Tengah) 0,02 2,0 51 3,78 b 0,22 o 2,04 b 350 575 300 250
K9 (Bawah) 0,02 1,9 23 3,57 b 0,14 d 2,05 b 350 575 300 250
Ket.: d =defisiensi, o = optimum, b = berlebihan (Kriteria hara dalam jaringan daun menurut Von Uexkull dan
Fairhust, 1991), RP = Rock Pospat
Siahaan, M.M., Suwandi dan Panjaitan, A. 4th Edition. New York: Macmillan
1990. Pemupukan Tanaman Kelapa Publishing Company.
Sawit. Kumpulan Makalah
Thompson, L.M. and Troeh, F.R. 1978. Soil
Pertemuan Teknis Kelapa Sawit,
and Soil Fertility. New york: Mc
Pekanbaru.
Graw-Hill Book Company.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah.
Von Uexkull, H.R. and Fairhust, T.H. 1991.
Bogor: Departemen Ilmu Tanah,
International Potash Institute,
Fakultas Pertanian, IPB.
Bulletin 12. The oilpalm fertilizing
Sunarko, 2007. Petunjuk Teknis Budidaya for high yield and quality.
dan Pengolahan Kelapa Sawit. PT. International Potash Institute, Bern.
Agromedia Pustaka. 79pp.
Terry, N. and Ulrich, A. 1993. Effect of Weinbaum, S.A., Johnson, R.S. and De Jong,
phosphorus deviciency on the photo- T.M. 1992. Causes and
sinthesis and respiration of leaves in consequences of over fertilization in
sugar beet. Plant Physiol. 51: 43-47. orchards. Hort. Technology 2: 112-
121.
Tisdale, S.L., Nelson, W.L. and Beaton, J.D.
1985. Soil Fertility and Fertilizer.