Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

2483 3387 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

P-ISSN : 2597 – 7075

E-ISSN : 2541 – 6847

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DI


DESA TALUMELITO KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

Harisan Ali *) 1), Wawan Tolinggi 2), Yanti Saleh 2)


1)
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, 96128
2)
Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, 96128

ABSTRACT
This study aims to analyze the level of farmers perceptions and the level of performance of Agricultural
Extension Workers in Talumelito Village, Telaga Biru District, Gorontalo District. The study was conducted in
October until November 2017 with a sample of 32 farmers who were members of the farmer group. The research
method used is survey method. The data analysis used in that is descriptive analysis with percentage formula and
Pearson correlation analysis. The results showed that the perception of farmers based on the aspects of knowledge,
attitudes and capabilities to the indicators of agricultural extension workers performance in the category enough
with a percentage of 74.7%. While the level of agricultural extension performance seen from the aspect of
knowledge, attitude and skill of extension to standard of extension performance indicator based on farmer
perception is in very good category with percentage equal to 91%. Furthermore, the results of research on the
relationship between farmer perceptions and agricultural extension performance showed a relationship between
farmers perceptions (x) with agricultural extension performance (y) with the value of the relationship of 0.509 at the
0.05 error level and included in the category of strong correlation / correlation.

Keywords: Farmers Perception, Relationship, Extension Workers

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui persepsi petani tehadap kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan;
2) mengetahui hubungaan persepsi petani dengan kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan di Desa Talumelito
Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan
November 2017 dengan jumlah sampel 32 orang petani yang tergabung dalam kelompok tani. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode survey. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif
dengan rumus persentase dan analisis Korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) persepsi petani
berdasarkan aspek pengetahuan, sikap dan kemampuan terhadap indikator kinerja penyuluh pertanian berada pada
kategori cukup dengan nilai persentase sebesar 74,7%. Sedangkan tingkat kinerja penyuluh pertanian dilihat dari
aspek pengetahuan, sikap dan kemampuan penyuluh terhadap standar indikator kinerja penyuluh berdasarkan
persepsi petani berada pada kategori sangat baik dengan persentase sebesar 91%. 2) hasil penelitian mengenai
hubungan persepsi petani dengan kinerja penyuluh pertanian menunjukkan adanya hubungan antara persepsi petani
(x) dengan kinerja penyuluh pertanian (y) dengan nilai hubungan sebesar 0,509 pada taraf kesalahan 0,05 dan
termasuk dalam kategori hubungan/korelasi yang kuat.

Kata Kunci: Persepsi Petani, Hubungan, Kinerja Penyuluh

PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang berbasiskan bahan pangan dari negara lain. Dapat dikatakan
pertanian. Hal ini didukung oleh letak negara bahwa ada sesuatu yang salah dengan pertanian
yang berada di jalur khatulistiwa, dimana curahan Indonesia, salah satu faktornya ialah berkaitan
sinar matahari diperoleh sepanjang tahun. dengan kegiatan penyuluhan dan tentu saja
Pertanian di Indonesia saat ini berkembang melibatkan penyuluh (Deptan, 2009: 8).
lambat, salah satu penyebabnya ialah semakin Penyuluh pertanian merupakan sarana
terbatasnya lahan pertanian di Indonesia, selain kebijakan yang dapat digunakan pemerintah
itu anggapan masyarakat bahwa bertani ialah untuk mendorong pembangunan pertanian dilain
pekerjaan kaum kelas bawah juga berperan pihak, petani mempunyai kebebasan untuk
menghambat perkembangan pertanian di menerima dan menolak saran yang diberikan
Indonesia, untuk itu dibutuhkan penyuluh sebagai agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian
motivator dan rekan dalam membangun pertanian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya
Indonesia, sungguh ironis melihat Indonesia jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan
dengan kekayaan alamnya harus mengimpor kebutuhan petani (Ilham, 2010: 1). Penyuluhan

*Alamat Email:
harisanali1995@gmail.com
Harisan Ali dkk.: Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan .................................

akan dikatakan berhasil, apabila telah terjadi lambat, salah satu penyebabnya ialah semakin
perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap terbatasnya lahan pertanian di Indonesia, selain
dari sasaran sehingga akan tercipta kesejahteraan itu anggapan masyarakat bahwa bertani ialah
bagi sasaran penyuluhan tersebut. Untuk pekerjaan kaum kelas bawah juga berperan
mendukung terciptanya kegiatan penyuluhan menghambat perkembangan pertanian di
yang berhasil maka perlu dilakukan persiapan Indonesia, untuk itu dibutuhkan penyuluh sebagai
sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan. Tidak motivator dan rekan dalam membangun pertanian
hanya itu saja, untuk mendukung kegiatan Indonesia, sungguh ironis melihat Indonesia
penyuluhan yang berkelanjutan maka perlu dengan kekayaan alamnya harus mengimpor
dilakukan evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan bahan pangan dari negara lain. Dapat dikatakan
yang telah dilakukan. bahwa ada sesuatu yang salah dengan pertanian
Belum optimalnya peranan penyuluhan Indonesia, salah satu faktornya ialah berkaitan
pertanian dapat disebabkan oleh rendahnya dengan kegiatan penyuluhan dan tentu saja
tingkat partisipasi petani terhadap penyuluh melibatkan penyuluh (Deptan, 2009: 8).
pertanian sebagai akibat rendahnya mutu Penyuluh pertanian merupakan sarana
pelayanan penyuluhan pertanian. Selain itu lemah kebijakan yang dapat digunakan pemerintah
dan tidak sistematisnya sistem pendanaan untuk mendorong pembangunan pertanian dilain
sehingga menjadi salah satu penyebab rendahnya pihak, petani mempunyai kebebasan untuk
kinerja penyuluh pertanian dalam menjalankan menerima dan menolak saran yang diberikan
tugas dan fungsinya. Penyuluh pertanian kedepan agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian
adalah penyuluh pertanian yang dapat penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya
menciptakan dirinya sebagai mitra dan fasilitator jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan
petani dengan melakukan peranan yang sesuai kebutuhan petani (Ilham, 2010: 1). Penyuluhan
antara lain sebagai : penyedia jasa pendidikan akan dikatakan berhasil, apabila telah terjadi
(educator), motivator, konsultan (pembimbing), perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
dan pendamping petani khususnya petani usaha dari sasaran sehingga akan tercipta kesejahteraan
jagung (Ban dan Hakwins, 20010: 21) bagi sasaran penyuluhan tersebut. Untuk
Agar petani dapat melakukan praktek- mendukung terciptanya kegiatan penyuluhan
praktek yang mendukung usaha tani maka petani yang berhasil maka perlu dilakukan persiapan
membutuhkan informasi inovasi dibidang sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan. Tidak
pertanian. Informasi tersebut dapat diperoleh hanya itu saja, untuk mendukung kegiatan
petani antara lain dari PPL (Penyuluh Pertanian penyuluhan yang berkelanjutan maka perlu
Lapang) melalui penyelenggaraan kegiatan dilakukan evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan
penyuluhan pertanian, sehingganya kehadiran yang telah dilakukan.
petani dalam kegiatan penyuluhan pertanian Belum optimalnya peranan penyuluhan
sangat penting. Petani yang lebih sering hadir pertanian dapat disebabkan oleh rendahnya
dalam kegiatan penyuluhan akan lebih banyak tingkat partisipasi petani terhadap penyuluh
berpartisipasi terhadap kegiatan penyuluhan. pertanian sebagai akibat rendahnya mutu
Partisipasi tersebut dapat berupa menghadiri pelayanan penyuluhan pertanian. Selain itu lemah
pertemuan, mengajukan pertanyaan kepada PPL dan tidak sistematisnya sistem pendanaan
saat pertemuan penyuluhan. sehingga menjadi salah satu penyebab rendahnya
Keberadaan penyuluh pertanian di kinerja penyuluh pertanian dalam menjalankan
Kecamatan Telaga Biru dianggap penting oleh tugas dan fungsinya. Penyuluh pertanian kedepan
masyarakat, diakibatkan kurangnya pengetahuan adalah penyuluh pertanian yang dapat
dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menciptakan dirinya sebagai mitra dan fasilitator
penyuluhan tersebut. Masyarakat yang umumnya petani dengan melakukan peranan yang sesuai
mengandalkan ilmu bercocok tanam dari nenek antara lain sebagai : penyedia jasa pendidikan
moyang mereka mengakibatkan kendala yang (educator), motivator, konsultan (pembimbing),
serius dalam penyampaian penyuluhan. Hal ini dan pendamping petani khususnya petani usaha
terbukti dengan kurangnya kehadiran beberapa jagung (Ban dan Hakwins, 20010: 21)
anggota kelompok tani yang diadakan oleh pihak Agar petani dapat melakukan praktek-
penyuluh di Kecamatan Telaga Biru. praktek yang mendukung usaha tani maka petani
Indonesia adalah negara yang berbasiskan membutuhkan informasi inovasi dibidang
pertanian. Hal ini didukung oleh letak negara pertanian. Informasi tersebut dapat diperoleh
yang berada di jalur khatulistiwa, dimana curahan petani antara lain dari PPL (Penyuluh Pertanian
sinar matahari diperoleh sepanjang tahun. Lapang) melalui penyelenggaraan kegiatan
Pertanian di Indonesia saat ini berkembang penyuluhan pertanian, sehingganya kehadiran

AGRINESIA Vol. 2 No. 2 Maret 2018 | 112


Harisan Ali dkk.: Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan .................................

petani dalam kegiatan penyuluhan pertanian Selanjutnya menurut Rakhmat (2007: 51)
sangat penting. Petani yang lebih sering hadir menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang
dalam kegiatan penyuluhan akan lebih banyak objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
berpartisipasi terhadap kegiatan penyuluhan. diperolehdengan menyimpulkan informasi dan
Partisipasi tersebut dapat berupa menghadiri menafsirkan pesan yang diklasifikasikan kedalam
pertemuan, mengajukan pertanyaan kepada PPL tiga komponen yaitu (a) komponen kognitif yaitu
saat pertemuan penyuluhan. komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan
Keberadaan penyuluh pertanian di atau informasi yang dimiliki seseorang tentang
Kecamatan Telaga Biru dianggap penting oleh obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian
masyarakat, diakibatkan kurangnya pengetahuan akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang
dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya obyek sikap tersebut, (b) komponen afektif
penyuluhan tersebut. Masyarakat yang umumnya berhubungan dengan rasa senang dan tidak
mengandalkan ilmu bercocok tanam dari nenek senang. Jadi, sifatnya evaluaitf yang berhubungan
moyang mereka mengakibatkan kendala yang erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem
serius dalam penyampaian penyuluhan. Hal ini nilai yang dimilikinya, (c) komponen konatif
terbukti dengan kurangnya kehadiran beberapa merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah
anggota kelompok tani yang diadakan oleh pihak laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya.
penyuluh di Kecamatan Telaga Biru. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
Berdasarkan observasi awal bahwa bahwa persepsi adalah suatu proses di mana
masalah yang dihadapi penyuluh saat ini yaitu seseorang menyimpulkan suatu pesan atau
sulitnya mengubah pola pikir petani terhadap informasi yang berupa peristiwa atau
pentingnya kegiatan penyuluhan. Sejauh ini pengalamanya berdasarkan aspek kognitif yaitu
penyuluh pertanian di BP3K Kecamatan Telaga aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
Biru sudah melaksanakan kegiatan penyuluhan diketahui manusia, afektif yaitu aspek yang
sesuai dengan standar indikator kinerja penyuluh. menyatakan sikap, dan konatif yaitu aspek yang
Akan tetapi hanya sebagian kelompok tani yang berhubungan dengan kemampuan bertindak.
selalu aktif mengikuti penyuluhan tersebut dan Petani adalah orang yang melakukan
masih ada beberapa kelompok tani yang kurang kegiatan usahatani sebagai mata pencaharian
menyadari pentingnya penyuluhan terbukti pokok. Petani juga sebagai pengguna faktor-
dengan kurangnya kehadiran anggota kelompok faktor produksi seperti benih, pupuk, alat dan
pada kegiatan penyuluhan. mesin pertanian serta pengendalian hama dan
Tujuan penelitian ini untuk penyakit. (Simanjuntak dalam Mahangiri, 2013:
menggambarkan hubungan persepsi petani 7). Petani adalah setiap orang yang melakukan
dengan kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan di usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh
Desa Talumelito Kecamatan Telaga Biru kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam
Kabupaten Gorontalo. arti luas yang meliputi usahatani pertanian,
peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut.
TINJAUAN PUSTAKA Peranan petani sebagai pengelola usahatani
Persepsi Petani berfungsi mengambil keputusan dalam
Menurut Slameto (2010: 102) persepsi mengorganisir faktor-faktor produksi yang
merupakan suatu proses yang didahului oleh diketahui. Petani mempunyai banyak sebutan,
proses penginderaan yaitu merupakan proses fungsi, dan kedudukan atas perannya, yaitu
diterimanya stimulasi oleh individu melalui alat sebagai pribadi (individu), sebagai kepala
indera atau juga disebut proses sensorik. Namun keluarga, sebagai guru, sebagai pengelola
proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan usahatani, sebagai warga sosial dan kelompok,
stimulasi tersebut diteruskan dan proses serta sebagai warga negara (Hermanto dalam
selanjutnya merupakan proses persepsi. Persepsi Damayanti, 2010: 16).
adalah proses yang menyangkut masuknya pesan Menurut Samsudin (2010: 58), yang
atau informasi kedalam otak manusia, melalui disebut petani adalah mereka yang untuk
persepsi manusia terus-menerus mengadakan sementara waktu atau tetap menguasai sebidang
hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini tanah pertanian, menguasai sesuatu cabang atau
dilakukan dengan inderanya, yaitu indera beberapa cabang usahatani dan mengerjakan
penglihat, pendengar, peraba, perasa dan sendiri, baik dengan tenaga sendiri maupun
pencium. Persepsi adalah cara pandang seseorang tenaga bayaran. Menguasai sebidang tanah dapat
terhadap apa yang dilihat, dirasakan dan diartikan pula menyewa, bagi hasil atau berupa
didengar. memiliki tanah itu sendiri. Disamping
menggunakan tenaga sendiri ia dapat

113 | AGRINESIA Vol. 2 No. 2 Maret 2018


Harisan Ali dkk.: Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan .................................

menggunakan tenaga kerja yang bersifat tidak menuntut kerja keras, kesabaran, memakan
tetap. banyak waktu dan sangat melelahkan. Sehingga
Penyuluhan Pertanian pengembangan ilmu penyuluhan pembangunan
Penyuluhan pertanian adalah orang yang kian menjadi kebutuhan banyak pihak.
mengemban tugas memberikan dorongan kepada (Mardikanto, 2009:40)
para petani agar mau mengubah cara berfikir, cara Menurut Fashihullisan (2009:10) peranan
kerja, dan cara hidupnya yang lama dengan cara- penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat,
cara baru yang lebih sesuai dengan yaitu: menyadarkan masyarakat atas peluang
perkembangan zaman, perkembangan teknologi yang ada untuk merencanakan hingga menikmati
pertanian yang lebih maju. Seorang penyuluh hasil pembangunan, memberikan kemampuan
harus berjiwa sebagai pendidik yang dapat masyarakat untuk menentukan program
menimbulkan perubahan perubahan pengetahuan, pembangunan, memberi kemampuan masyarakat
kecakapan, sikap dan ketrampilan pada para dalam mengontrol masa depannya sendiri, dan
petani yang disuluhnya. Selain itu ia harus memberi kemampuan dalam menguasai
berjiwa pemimpin yaitu cakap dan mampu lingkungan sosialnya. Peran seorang pekerja
mengarahkan perhatian para petani kepada yang pengembangan masyarakat dapat dikategorikan
dikehendaki dan diharapkannya, cakap dan ke dalam empat peran, yaitu :
mampu menggerakkan kegiatan para petani ke 1. Peran fasilitator (Facilitative Roles),
arah kegiatan yang lebih baik dan lebih 2. Peran pendidik (Educational Roles),
menguntungkannya, cakap dan mampu memberi 3. Peran utusan atau wakil (Representasional
dorongan dan semangat kerja para petani, Roles), dan
memanfaatkan para pemuka atau tokoh tani untuk 4. Peran teknikal (Technical Roles)
mengembangkan materi penyuluhan. Penyuluh Berdasarkan dari beberapa pengertian yang
juga harus cakap, mampu dengan penuh telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa
kesabaran dan ketekunan menjalin jiwa penyuluhan pertanian adalah suatu usaha sadar
kekeluargaan dengan para petani agar dapat yang dilakukan seseorang yang telah diberi
bertindak sebagai penasehat, pemberi petunjuk wewenang untuk melaksanakan tanggung
dan membantu para petani dalam menghadapi jawabnya sebagai tenaga penyuluh di bidang
dan memecahkan persoalan persoalan yang pertanian kepada petani dalam sebuah lembaga
berkaitan dengan usahataninya (Mardikanto, pendidikan nonformal (pendidikan penyuluhan)
2013:12). sesuai dengan keahlian yang ia miliki.
Penyuluhan pertanian merupakan Penyuluh Pertanian Lapangan
pendidikan non formal bagi petani beserta Pelaku utama dalam kegiatan penyuluhan
keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pertanian adalah seorang penyuluh pertanian atau
pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh juga sering disebut Penyuluh Pertanian Lapangan
lapangan kepada petani dan keluarganya (PPL). Penyuluh pertanian pada dasarnya adalah
berlangsung melalui proses belajar mengajar. aparat atau agen yang membangun pertanian,
Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang pendidik/penasehat yang mengabdi untuk
berkompeten, disamping bisa berkomunikasi kepentingan para petani, nelayan beserta
secara efektif dengan petani sehingga dapat keluarganya dengan memberikan motivasi,
mendorong minat belajar mereka dan harus bimbingan dan mendorong para petani nelayan
berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh mengembangkan swadaya dan kemandiriannya
petani. Kunci pentingnya penyuluhan dalam dalam berusahatani yang lebih menguntungkan
proses pembangunan didasari oleh kenyataan menuju kehidupan yang lebih bahagia dan
bahwa pelaksana utama pembangunan adalah sejahtera, untuk itu seorang penyuluh pertanian
masyarakat kecil yang umumnya termasuk dituntut untuk dapat mengembangkan program
golongan ekonomi lemah, baik lemah dalam dan materinya dalam melaksanakan penyuluhan
permodalan, pengetahuan, keterampilan maupun agar kinerja penyuluh lebih maksimal (Subandi
lemah dalam hal peralatan teknologi yang dan Zubachtirodin, 2008: 13).
diterapkan. Disamping itu mereka juga seringkali Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian,
lemah dalam hal semangatnya untuk maju dalam Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Penyuluh
mencapai kehidupan yang lebih baik. Kenyataan pertanian adalah orang yang diberi tugas,
juga menunjukkan bahwa praktek penyuluhan tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
yang bertujuan untuk menawarkan atau penuh oleh pejabat yang berwewenang pada suatu
memasarkan inovasi tersebut diadopsi oleh organisasi lingkup pertanian, perikanan,
masyarakat, bukanlah pekerjaan yang mudah. kehutanan, untuk melakukan kegiatan
Dalam praktek kegiatan penyuluhan selalu penyuluhan. Dalam peraturan Menteri Pertanian

AGRINESIA Vol. 2 No. 2 Maret 2018 | 114


Harisan Ali dkk.: Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan .................................

No : 37/Permentan/OT.140/3/2007, dikemukakan Pertanian, keberadaannya memang dibutuhkan,


bahwa salah satu tugas penyuluh pertanian adalah indikatornya yaitu pendapatan petani meningkat,
berupaya untuk menumbuhkan dan kehidupannya sejahtera dan bahagia, begitu juga
mengembangkan kemampuan, kemandirian serta penyuluh yang berhasil, karena penyuluhannya
tanggung jawab dari petani beserta keluarganya dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan
dalam memanfaatkan dan meningkatkan mutu kaidah-kaidah penyuluhan yang diterapkannya,
sumberdaya pertanian didalam usahanya. akhirnya penyuluh senang, tenang, menang,
Kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses sukses, penyuluhan pertanian yang dilakukannya
belajar para petani melalui pendekatan kelompok berhasil, itulah harapan semua penyuluh yang ada
diarahkan untuk terwujudnya kemampuan dilapangan (Hasan, 2012: 4).
kerjasama yang lebih efektif (baik antara anggota Kinerja Penyuluh
kelompok maupun antar kelompok) sehingga Kinerja (performance) merupakan respons
mampu menerapkan inovasi, mengatasi berbagai atau keberhasilan kerja yang dicapai individu
resiko usaha, menerapkan azas skala usaha yang secara aktual dalam suatu organisasi sesuai tugas
ekonomis untuk memperoleh pendapatan yang dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya
layak. Dalam buku pedoman. yang dilaksanakan secara efektif dan efisien
Mardikanto (2007: 8) mengemukakan berdasarkan periode waktu tertentu dalam rangka
bahwa dalam pelaksanaan penyuluhan, seorang mencapai tujuan organisasi. Kinerja penyuluh
penyuluh mutlak harus mengenal potensi wilayah yang baik perlu untuk meyakinkan pembuat
kerja, karena dengan mengenal dan memahami kebijakan dan anggaran pembangunan agar tetap
potensi wilayah akan dapat membantu penyuluh mengalokasikan cukup dana untuk membiayai
dalam memahami : (1) keadaan masyarakat yang penyuluhan agar tetap mengalokasikan cukup
menjadi sasaran penyuluhan, (2) keadaan dana untuk membiayai penyuluhan dalam
lingkungan fisik dan sosial masyarakat sasaran, menunjang pembangunan daerah. Penyuluh
(3) masalah-masalah yang pernah, sedang, dan pertanian harus berusaha mengembangkan
akan dihadapi dalam melaksanakan penyuluhan, program penyuluhan yang sesuai dengan potensi
(4) kendala-kendala yang akan dihadapi dalam daerah dan permintaan pasar untuk memenuhi
melaksanakan penyuluhan, dan (5) faktor-faktor berbagai macam kebutuhan masyarakat. Kinerja
pendukung dan pelancar kegiatan penyuluhan penyuluh pertanian yang baik berdampak pada
yang akan dilaksanakannya. Merencanakan perbaikan kinerja petani dalam meningkatkan
kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh harus produksi usahatani. Kinerja penyuluh ini terarah
memperhatikan atau mengetahui kebutuhan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh
petani agar program penyuluhan yang diberikan petani dalam melaksanakan usahatani (Bahua,
sesuai. Untuk itu, penyuluh perlu melakukan 2016: 2).
identifikasi terlebih dahulu tentang hal-hal apa Wibowo (2007 : 7) menyatakan bahwa
saja yang dibutuhkan petani. Informasi yang kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
diperoleh kemudian dianalisis sehingga penyuluh mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
dapat mengetahui dengan pasti kebutuhan petani strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan
baik felt need maupun real need. memberikan kontribusi pada ekonomi. Kinerja
Terdapat berbagai faktor yang mempunyai makna yang luas, bukan hanya hasil
mempengaruhi kemampuan penyuluh, baik secara kerja, tetapi termasuk bagaiman proses pekerjaan
internal maupun eksternal. Faktor internal berlangsung. Dengan demikian, kinerja adalah
tersebut meliputi; tingkat pendidikan, motivasi, tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
kepribadian dan harga diri serta keadaan sosial dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah
budaya penyuluh. Adapun faktor eksternal tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara
tersebut meliputi; manajemen organisasi mengerjakannya. Selanjutnya dikatakan bahwa
penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh sasaran kinerja merupakan suatu pernyataan
penyuluh dalam menjalankan tugasnya serta secara spesifik yang menjelaskan hasil yang
tingkat partisipasi sasaran yang berada di bawah dicapai, kapan, dan oleh siapa sasaran yang ingin
koordinasinya. Faktor-faktor tersebut harus dicapai tersebut diselesaikan.
diperhatikan oleh pihak pimpinan organisasi Kinerja merupakan istilah yang berasal
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk dari kata job performance atau actual
mengupayakan peningkatan kompetensi penyuluh performance (prestasi kerja atau prestasi
(Departemen Pertanian, 2009: 6). sesungguhnya) yang dicapai seseorang,
Keberhasilan penyuluhan di lapangan perbandingan hasil yang dicapai dengan peran
menurut pengalaman penyuluh yaitu petani serta tenaga kerja persatuan waktu, hasil kerja
senang dengan keberadaannya Penyuluh secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

115 | AGRINESIA Vol. 2 No. 2 Maret 2018


Harisan Ali dkk.: Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan .................................

seseorang karyawan dalam melaksanakan catatan atau laporan yang ada di BP3K
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo,
diberikan kepadanya. Oleh karena itu jurnal hasil-hasil penelitian yang terkait dengan
disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja penelitian ini dan sumber lain yang terpercaya.
atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun Populasi dan Sampel
kuantitas yang dicapai seseorang persatuan Populasi adalah keseluruhan subyek
periode waktu dalam melaksanakan tugas penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang semua kelompok tani di Desa Talumelito yang
diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006 : 9). menjadi binaan BP3K Kecamatan Telaga
Kinerja seorang penyuluh dapat dilihat Biru.keseluruhan populasi berjumlah 107 orang
dari dua sudut pandang yaitu: (a) bahwa kinerja yang terdiri dari 5 kelompok tani, maka sesuai
merupakan fungsi dari karakteristik individu, pendapat diatas jumlah sampel dalam penelitian
karakteristik tersebut merupakan variabel penting ini dapat diambil 30% dari keseluruhan jumlah
yang mempengaruhi perilaku seseorang termasuk populasi. Sehingga diperoleh jumlah sampel
penyuluh pertanian, dan (b) bahwa kinerja untuk penelitian ini berjumlah 32 orang.
penyuluh pertanian merupakan pengaruh dari Hasil perhitungan dengan menggunakan
situasional di antaranya terjadi perbedaan rumus alokasi proporsional tersebut diperoleh
pengelolaan dan penyelenggaraan penyuluhan jumlah sampel di Kelompok Tani Huyula I
pertanian di setiap kabupaten yang menyangkut sebanyak 6 orang, Huyula I I 7 orang, Huyula 6
beragamnya aspek kelembagaan, ketenagaan, orang, Melati 5 orang dan Kelompok Tani Buhuta
program penyelenggaraan dan pembiayaan (Jahi 8 orang. Untuk lebih jelasnya sebaran populasi
dan Leilani, 2006: 50). dan sampel di setiap kelompok tani dapat dilihat
Berdasarkan pada berbagai pendapat dan pada tabel berikut.
teori tentang kinerja penyuluh tersebut, maka Tabel 1.
disimpulkan bahwa kinerja penyuluh adalah Populasi dan Sampel Petani Responden Di
prestasi kerja yang dicapai seorang penyuluh Desa Talumelito Kecamatan Telaga Biru
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyuluh Kabupaten Gorontalo, 2017
yang ditentukan oleh kemampuan ketiga aspek Nama Populasi Sampel
No.
perilaku yaitu kognitif merupakan aspek yang Kelompok Tani (Orang) (Orang)
berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki 1 Huyula I 21 6
penyuluh, afektif merupakan aspek yang 2 Huyula II 22 7
berhubungan dengan sikap penyuluh dan 3 Huyula 21 6
psikomotorik merupakan aspek yang 4 Melati 16 5
berhubungan dengan kemampuan penyuluh 5 Buhuta 27 8
dalam bertindak. Jumlah 107 32
Sumber: Data diolah, 2017
METODE PENELITIAN Berdasarkan tabel diatas bahwa jumlah
Lokasi dan Waktu Penelitian populasi 107 orang yang tersebar di 5 kelompok
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa tani yaitu Huyula I 21 orang, Huyula II 22 orang,
Talumelito Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Huyula 21 orang, Melati 16 orang dan Buhuta 27
Gorontalo yang akan berlangsung pada bulan orang. Dengan jumlah sampel keseluruhan
Oktober 2017 sampai dengan bulan November diperoleh 27 orang dan untuk sampel di setiap
2017. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja kelompok tani yaitu Huyula I 6 orang, Huyula II
dengan pertimbangan bahwa kelompok tani di 7 orang, Huyulah 6 orang, Melati 5 orang dan
Desa tersebut merupakan kelompok tani yang Buhuta 8 orang.
aktif dan sering terlibat dalam kegiatan program Teknik Analisis Data
penyuluhan. Teknik analisis data yang digunakan dalam
Desain Penelitian penelitian ini adalah analisis data statistik
Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif dan analisis Korelasi Pearson.
Kualitatif. Adapun data yang digunakan dalam 1. Analisis data statistik deskriptif dengan Skala
penelitian yaitu data primer dan data sekunder. Likert (Riduwan, 2002: 12-16) dengan
Data primer adalah data yang didapat langsung pengukurannya diberi bobot skor untuk setiap
dari responden. Data primer pada penelitian ini indikator pengukurannya. Untuk membantu
bersumber dari hasil wawancara dengan petani di memudahkan analisa data digunakan skor
Desa Talumelito yang menjadi binaan BP3K sebagai berikut:
Kecamatan Telaga Biru. Sedangkan data - Tinggi/ Sering / Baik = skor 3
sekunder adalah data yang diperoleh melalui - Sedang / Jarang / Kurang baik = skor 2

AGRINESIA Vol. 2 No. 2 Maret 2018 | 116


Harisan Ali dkk.: Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan .................................

- Rendah /Tidak Pernah / Tidak Baik = skor 1 penyuluh, desiminasi informasi teknologi
2. Analisis Korelasi Pearson dengan pertanian, keberdayaan dan kemandirian petani
menggunakan rumus Korelasi Pearson dan pelaku usaha, kemitraan petani dan pelaku
sebagai berikut: usaha yang menguntungkan, akses petani dan
N ⅀xy − ⅀x (⅀y) pelaku usaha ke lembaga keuangan, peningkatan
𝑟= produktifitas agribisnis, serta peningkatan
N⅀x 2 − ⅀x 2 (N⅀y 2 − ⅀y 2 )
pendapatan dan kesejahteraan petani dapat
Dimana:
diketahui nilai dari masing-masing aspek persepsi
r = Nilai Korelasi
melalui rekapitulasi persepsi petani. Hasil
x = Variabel Persepsi
rekapitulasi tersebut disajikan pada tabel berikut:
y = Variabel Kinerja
Tabel 2.
n = Jumlah Responden Rekapitulasi Persepsi Petani Terhadap Kinerja
Penyuluh Pertanian Lapangan di Desa Talumelito,
Kekuatan hubungan korelasi menurut Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo,
Jonathan Sarwono sebagai berikut: 2017
0 tidak ada korelasi No.
Aspek Persepsi
Skor (%) Kategori
Petani
0,00 – 0,25 korelasi sangat lemah Aspek Kognitif
0,25 – 0,50 korelasi cukup 1.
(Pengetahuan)
377 78,5 Baik
0,50 – 0,75 korelasi kuat 2.
Aspek Afektif
364 76 Baik
(Sikap)
0,75 – 0,99 korelasi sangat kuat Aspek Konatif
3. 401 69,6 Cukup Baik
1 korelasi sempurna (Kemampuan)
Rata-Rata 59,33 74,7 Cukup Baik
Sumber : Data Diolah, 2017
Untuk menguji hipotesis, digunakan rumus: Melalui persentase skor total jawaban
𝑟 responden dapat dilihat bahwa persepsi petani
𝑡=
1 − 𝑟² melalui aspek pengetahuan dalam menilai kinerja
𝑛−2 penyuluh berada pada kategori baik, artinya
Menentukan kriteria pengambilan standar indikator kinerja penyuluh sudah dapat
keputusan dengan membandingkan nilai t hitung dipahami dengan baik oleh petani. Berdasarkan
dengan t tabel, yaitu: persentase skor total jawaban responden
1. Nilai thitung> nilai ttabel maka Ho ditolak, berarti menunjukkan sikap petani dalam menerima
terdapat hubungan yang signifikan antara rangkaian kegiatan penyuluhan dalam kategori
persepsi petani dengan kinerja Penyuluh baik, dimana sebagian petani yang menunjukkan
Pertanian Lapangan di Desa Talumelito sikap menerima karena menganggap penyuluhan
Kecamatan Telaga Biru Kabupaten penting untuk dijadikan acuan dalam berusahatani
Gorontalo. dan sebagian menunjukkan sikap tidak menerima
2. Nilai thitung< nilai ttabel maka Ho diterima, karena lebih memilih untuk melakukan
berarti tidak terdapat hubungan yang usahataninya dengan cara yang sudah pernah
signifikan antara persepsi petani dengan dilakukan sebelumnya secara turun temurun.
kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan di Desa Selanjutnya dilihat dari aspek kemampuan total
Talumelito Kecamatan Telaga Biru skor jawaban rensponden termasuk dalam
Kabupaten Gorontalo. kategori cukup, artinya sebagian penyuluh sudah
Kriteria pengambilan keputusan juga mampu menjalankan rangkaian kegiatan yang
dapat dilakukan dengan membandingkan nilai disarankan oleh penyuluh dan yang belum
signifikansi dengan ketentuan sebagai berikut mampu menjalankan kegiatan dari penyuluhan
1. Jika sig.(2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak dan karena kurangnya kesadaran mereka terhadap
Ha diterima pentingnya kegiatan penyuluhan. Hal tersebut
2. Jika sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima berkaitan dengan masalah yang dihadapi
dan Ha ditolak penyuluh saat ini yaitu sulitnya megubah cara
berfikir petani tentang pentingnya kegiatan
HASIL DAN PEMBAHASAN penyuluhan dalam menunjang kegiatan usahatani.
Persepsi Petani Jadi secara keseluruhan aspek-aspek persepsi
Berdasarkan penilaian persepsi petani petani sudah cukup baik dalam menilai kinerja
dilihat dari aspek kognitif (pengetahuan), afektif Penyuluh Pertanian Lapangan.
(sikap), dan konatif (kemampuan) terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
kinerja penyuluh pertanian yang meliputi Berdasarkan penilaian indikator kinerja
programa penyuluhan, rencana kerja tahunan penyuluh pertanian yang meliputi programa

117 | AGRINESIA Vol. 2 No. 2 Maret 2018


Harisan Ali dkk.: Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan .................................

penyuluhan, rencana kerja tahunan penyuluh, data sangat baik, artinya dari aspek pengetahuan, sikap
peta wilayah, desiminasi informasi teknologi dan keterampilan penyuluh sudah sangat baik
pertanian, keberdayaan dan kemandirian petani dalam menyusun program penyuluhan yang
dan pelaku usaha, kemitraan petani dan pelaku sesuai dengan kebutuhan petani. Selanjutnya
usaha yang menguntungkan, akses petani dan kinerja penyuluh dalam menyusun rencana kerja
pelaku usaha ke lembaga keuangan, peningkatan dinilai sudah sangat baik karena rencana kerja
produktifitas agribisnis, serta peningkatan tersebut telah tersusun dan telah/sedang
pendapatan dan kesejahteraan petani berdasarkan dilaksanakan. Kemudian persepsi petani terhadap
persepsi petani yang dilihat dari aspek kognitif kinerja penyuluh dalam hal desiminasi informasi
(pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif teknologi dinilai sangat baik oleh petani karena
(kemampuan) Penyuluh Pertanian Lapangan informasi tersebut bisa tersebar secara luas dan
dapat diketahui nilai dari masing-masing merata.
indikator melalui rekapitulasi kinerja penyuluh. Berdasarkan persentase skor jawaban
Hasil rekapitulasi tersebut disajikan pada tabel responden terhadap kinerja penyuluh dalam
berikut: mengembangkan kemandirian petani melalui
Tabel 3. aspek pengetahuan, sikap dan kemampuan
Rekapitulasi Indikator Kinerja Penyuluh penyuluh dinilai sudah sangat baik meskipun
Pertanian Lapangan Berdasarkan Persepsi petani dalam hal ini sudah mandiri tetapi belum
Petani di Desa Talumelito, Kecamatan Telaga mampu berdaya saing tinggi dengan petani atau
Biru, Kabupaten Gorontalo, 2017 pelaku usaha. Selanjutnya kinerja penyuluh
No
Indikator
Skor (%) Kategori dalam mewujudkan kemitraan petani dan pelaku
Kinerja Penyuluh usaha yang menguntungkan dinilai sudah sangat
1. Tersusunnya 255 88,5 Sangat
Programa Baik
baik oleh petani meskipun dalam hal ini petani
Penyuluhan sudah bermitra tetapi tidak saling
2. Tersusunnya 267 92,7 Sangat menguntungkan. Persentase skor kinerja
Rencana Kerja Baik penyuluh dalam adanya akses petani ke lembaga
Tahunan Penyuluh keuangan sudah sangat baik karena melalui
Pertanian
informasi penyuluhan petani bisa memiliki akses
3. Terdesiminasinya 266 92,4 Sangat
Informasi Baik ke lembaga keuangan untuk memenuhi kebutuhan
Teknologi modalnya. Berdasarkan kinerja penyuluh dalam
Pertanian Secara meningkatkan produktivitas agribisnis persentase
Merata skor menunjukkan kategori sangat baik.
4. Perkembangan 182 94,8 Sangat
Keberdayaan dan Baik
Sedangkan kinerja penyuluh dalam hal
Kemandirian meningkatkan pendapatan petani dinilai sudah
Petani sangat baik oleh petani.
5. Terwujudnya 173 90 Sangat
Kemitraan Pelaku Baik Hubungan Persepsi Petani Dengan Kinerja
Utama dan Pelaku Penyuluh Pertanian Lapangan
Usaha yang Saling 1. Uji Korelasi Pearson
Menguntungkan Korelasi pearson digunakan untuk
6. Adanya Akses 256 88,9 Sangat
Petani ke Baik mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua
Lembanga variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
Keuangan tergantung yang berskala interval atau rasio
7. Meningkatnya 166 86,4 Sangat (parametrik) yang dalam SPSS disebut scale.
Produktifitas Baik
Agribisnis
Korelasi dapat menghasilkan angka positif dan
Komoditas negatif. Jika angka korelasi positif berarti
Unggulan hubungan bersifat searah, artinya semakin besar
8. Meningkatnya 181 94,3 Sangat nilai variabel bebas maka semakin besar pula
Pendapatan Petani Baik nilai variabel tergantung. Jika menghasilkan
Sumber : Data Diolah, 2017 angka negatif berarti hubungan bersifat tidak
searah, artinya semakin besar nilai variabel bebas
Melalui hasil rekapitulasi di atas maka nilai variabel tergantung akan semakin
menunjukkan kinerja penyuluh pertanian kecil. Angka korelasi berkisar antar 0 – 1.
berdasarkan persepsi petani termasuk dalam Setelah dilakukan uji korelasi secara
kategori sangat baik. Dilihat dari persentase skor manual maka diperoleh nilai korelasi sebesar
jawaban responden bahwa kinerja penyuluh 0,509 yang berarti hubungan antara persepsi
dalam menyusun programa penyuluhan sudah petani dengan kinerja penyuluh pertanian

AGRINESIA Vol. 2 No. 2 Maret 2018 | 118


Harisan Ali dkk.: Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan .................................

lapangan sebesar 0,509 dan termasuk dalam Berdasarkan hasil uji korelasi yang telah
kategori korelasi kuat. dilakukan, maka dapat diketahui bahwa terdapat
Pengujian Hipotesis hubungan antara persepsi petani dengan tingkat
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kinerja penyuluh pertanian.di Desa Talumelito
nilai thitung sebesar 3,22. Selanjutnya dilakukan Kecamatan Telaga Biru. Variabel persepsi petani
perbandingan antara nilai thitung dengan tabel memiliki hubungan positif dengan variabel
distribusi t pada n = 32 sebesar 2,03, dengan tingkat kinerja penyuluh pertanian, yang berarti
demikian bahwa thitung (3,22) > ttabel (2,03). Maka sebesar 50,9% tingkat hubungan bahwa jika
dapat diketahui Ho ditolak atau Ha diterima yang persepsi petani meningkat maka tingkat kinerja
berarti terdapat hubunganantara persepsi petani penyuluh pertanian di Desa Talumelito
dengan kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan. Kecamatan Telaga Biru juga akan meningkat. Hal
Keputusan untuk menolak Ho karena nilai ini dapat terjadi karena sasaran kegiatan
thitung> ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar penyuluhan pertanian adalah petani dengan tujuan
0,05% dapat disimpulkan bahwa persepsi petani untuk merubah perilaku (pengetahuan sikap dan
ada hubungannya dengan kinerja Penyuluh kemampuan) petani, sehingga kinerja penyuluh
Pertanian Lapangan. Hal ini disebabkan karena dapat dikatakan baik apabila penyuluh mampu
persepsi petani melalui aspek pengetahuan, sikap melakukan perubahan perilaku (pengetahuan,
dan kemampuan petani sudah cukup baik. sikap dan kemampuan) terhadap petani.
Dimana, dengan adanya kegiatan penyuluhan Kemudian untuk mengetahui persepsi
telah terjadi perubahan perilaku (pengetahuan, petani dalam aspek mana yang lebih memiliki
sikap dan kemampuan) petani yang sudah cukup hubungan terhadap kinerja penyuluh, maka
baik. Perubahan perilaku tersebut tentunya akan dilakukan juga analisis korelasi pearson dari
mempengaruhi juga tingkat kinerja penyuluh masing-masing variabel persepsi yaitu
pertanian. Dalam penelitian ini kinerja penyuluh pengetahuan, sikap, dan kemampuan petani yang
pertanian berdasarkan penilaian petani dengan dianalisis menggunakan program SPSS 24.0 for
melihat tingkat pengetahuan, sikap dan Windows. Dari hasil analisis diperoleh nilai
keterampilan penyuluh sudah sangat baik dalam korelasi dan nilai signifikan pada masing-masing
menjalankan setiap indikator kinerja penyuluh variabel yaitu pengetahuan r = 0,536, ɑ = 0,002,
pertanian. untuk nilai sikap r = 0,468, ɑ = 0,007 dan untuk
Selanjutnya membandingkan nilai rhitung kemampuan r = 0,427 ɑ = 0,015. Untuk
(0,509) dengan nilai tabel r kritis untuk n = 32 mengetahui hubungan korelasi dengan
(0,349). Dengan demikian bahwa nilai rhitung membandingkan nilai rhitung dengan nilai tabel r
(0,509) > tabel r kritis untuk n = 32 (0,349). Maka kritis. Diketahui bahwa nilai tabel r kritis n = 32
dapat diketahui bahwa kekuatan korelasi berada (0,349) dengan demikian bahwa pengetahuan
pada kategori korelasi kuat. Dengan demikian rhitung 0,536 > tabel r kritis n = 32 (0,349), untuk
maka terdapat hubungan/korelasi yang kuat variabel sikap rhitung (0,468) > tabel r kritis
antara persepsi petani dengan kinerja Penyuluh (0,349), dan untuk variabel kemampuan nilai
Pertanian Lapangan. Adanya hubungan atau rhitung (0,427) > tabel r kritis (0,349). Dengan hasil
korelasi yang kuat antara persepsi petani dengan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga
kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan ditandai aspek persepsi tersebut memiliki hubungan
dengan perubahan perilaku petani dalam hal dengan kinerja penyuluh dan yang lebih memiliki
pengetahuan, sikap dan kemampuan sehingga hubungan terhadap kinerja penyuluh yaitu
dapat mempengaruhi tingkat kinerja Penyuluh pengetahuan petani dengan arah hubungan yang
Pertanian Lapangan. positif dan tingkat hubungan yang kuat sebesar
Selain pengujian secara manual pengujian 53,6%. Pengetahuan petani dapat menjelaskan
korelasi variabel X dan Y juga dapat diolah bahwa dalam memberikan persepsi atau penilaian
menggunakan SPSS 24.0 for Windows terhadap terhadap suatu obyek maka seseorang harus
data yang diperoleh menghasilkan hasil yang mengetahui terhadap obyek yang akan dipersepsi.
sama dengan perhitungan manual sebesar 0,509. Sedangkan sikap petani menjelaskan sikap
Secara rinci output nilai korelasi pearson dapat menerima atau tidak menerima dari masing-
dilihat pada lampiran 10 halaman 95 dengan masing indikator kinerja penyuluh pertanian. Dan
tingkat signifikansi sebesar 0,003 yang berarti < ɑ kemampuan petani menunjukkan kemampuan
(0,05) dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha mereka dalam bertindak setelah menerima
diterima, yang berarti ada hubungan antara informasi penyuluhan.
variabrl persepsi petani (X) dengan variabel
kinerja penyuluh pertanian (Y) dengan taraf
signifikan 0,05.

119 | AGRINESIA Vol. 2 No. 2 Maret 2018


Harisan Ali dkk.: Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan .................................

KESIMPULAN Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Kerja Tim


Persepsi petani melalui aspek pengetahuan, Penyuluh Lapangan.Sekretariat Badan
sikap, dan kemampuan petani terhadap indikator Pengendali Bimas Departemen
kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan di Desa Pertanian. Jakarta.
Talumelito Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Departemen Pertanian, 2009. Peranan
Gorontalo berada pada kategori cukup dengan Penyuluhan Pertanian. Jakarta
nilai persentase sebesar 74,7%. Sedangkan Ibrahim, Munawir. 2016. Persepsi petani terhadap
tingkat kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan di pengembangan usahatani kedelai (studi
Desa Talumelito Kecamatan Telaga Biru kasus si Desa Helumo Kecamatan
Kabupaten Gorontalo berdasarkan hasil Mootilango Kabupaten Gorontalo).
rekapitulasi berada pada kategori sangat baik Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
dengan nilai persentase sebesar 91%. Negeri Gorontalo.
Jahi, A. dan A. Leilani. 2010. Peranan Penyuluh
Terdapat hubungan yang positif antara Pertanian di Beberapa Kabupaten
persepsi petani dengan tingkat kinerja Penyuluh Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan
Pertanian Lapangan di Desa Talumelito Vol. 2 (2). Institut Pertanian Bogor.
Kecamatan Telaga Biru sebesar 0,509 atau Bogor.
tingkat hubungan sebesar 50,9% termasuk dalam Mangkunegara. A.A, Anwar Prabu. 2006.
kategori korelasi kuat, artinya bahwa jika ingin Evaluasi Kinerja Sumber Daya
meningkatkan kinerja maka persepsi petani dalam Manusia. PT. Refika Aditama, Bandung
aspek perilaku (pengetahuan, sikap dan Mardikanto, Totok. 2007. Penyuluhan
kemampuan) petani juga harus ditingkatkan. Pembangunan
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi Pertanian.PenerbitSebelas Maret
pearson pada masing-masing variabel University Press, Surakarta.
pengetahuan, sikap dan kemampuan petani bahwa ------------. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian.
variabel yang lebih memiliki hubungan terhadap Lembaga Pengembangan Pendidikan
kinerja penyuluh pertanian yaitu variabel (LPP) UNS dan UNS Press. Surakarta.
pengetahua petani dengan arah hubungan positif Rakhmat, 2007. Psikologi Komunikasi, edisi
dan tingkat hubungan yang kuat yaitu sebesar revisi. Remaja Rosdakarya, Bandung
0,536 atau 53,6%. Samsudin. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bandung Pustaka Setia.
DAFTAR PUSTAKA Slameto, 2010. Pengantar Psikologi Umum.
Bahua, M. Ikbal. 2010. Faktor-Faktor yang Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Jakarta.
Pertanian dan Dampaknya Pada Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Penerbit PT.
Perilaku Petani Jagung di Provinsi Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Gorontalo (disertasi). Bogor: Sekolah
Pascasarjana-IPB.
Ban, A.W., V.D Dan Hawkins. 2010. Penyuluhan
Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.
-----------. 2011. Penyuluhan Pertanian.
Yogyakarta : Kanisius.

AGRINESIA Vol. 2 No. 2 Maret 2018 | 120

You might also like