Prosiding Seminar Nasional
Hasil Pengabdian kepada Masyarakat
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Cetakan Pertama, November 2016
21 x 29,7 cm; x + 383 hlm
ISBN 978-602-229-683-6
Penyunting
Drs. Jabrohim, M.M.
Dr. Rina Ratih Sri Sudaryani, M.Hum
Cover
Jack
Diterbitkan oleh
PUSTAKA PELAJAR
Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167
Telp. (0274) 381542, Fax. (0274) 383083
E-mail: pustakapelajar@yahoo.com
Website: pustakapelajar.co.id
Bekerja sama dengan
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Alamat:
Jl. Gondosuli, Semaki Yogyakarta 55166
Telp./Fax: 0274-542887
iv
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta berkomitmen untuk menyelenggarakan Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
pada setiap tahunnya. Seminar dengan tema “Pemanfaatan Ipteks dalam Membangun Desa Mandiri
dan Religius” yang diselenggarakan pada Rabu, 8 November 2016 ini merupakan seminar nasional
ketiga. Dalam seminar tersebut mengundang Dr. Suprapedi, M.Eng., Direktur Pendayagunaan
Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Kemeterian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sebagai key note speaker.
Selain itu, sebagai Pembicara Panel (Plenary Speaker) LPM Universitas Ahmad Dahlan mengundang
BAPPEDA Kabupaten Bantul dan BAPPEDA Kabupaten Gunung Kidul.
Tema Seminar Nasional kali ini berlatar belakang banyaknya potensi desa yang belum
diberdayakan secara optimal dan kurangnya penguatan sains berupa aplikasi hasil riset dari
Perguruan Tinggi. Pada hal sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Universitas Ahmad Dahlan
harus memiliki kepedulian berkontribusi memberikan penguatan melalui aplikasi sains dan
teknologi, model kebijakan serta rekayasa sosial berbasis riset. Sentuhan dari Pergutuan Tnggi
berupa hilirisasi hasil riset akan memberikan akselerasi kualitas dan kuantitas kemajuan desa di
segala bidang tanpa meninggalkan nilai unggul desa tersebut. Hal penting lainnya adalah motivasi
moral, kepedulian, pendampingan pada desa yang berpotensi akan mempercepat desa tersebut
menjadi desa yang mandiri dan religius.
Seminar nasional yang diselenggarakan oleh LPM Universitas Ahmad Dahlan sebelum
dilaksanakannya monitoring dan evaluasi eksternal pelaksanaan Program Hibah Pengabdian kepada
Masyarakat oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan
Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menjadi pendorong
tingginya minat dosen Universitas Ahmad Dahlan untuk mengikuti. Tidak hanya dosen Universitas Ahmad Dahlan yang tertarik untuk mengikuti seminar, tetapi juga para dosen dari berbagai
PTN maupun PTS lainnya. Banyaknya peserta juga diikuti oleh banyaknya makalah seminar yang
masuk ke Panitia. Meskipun cukup banyak makalah yang masuk, semuanya dipresentasikan dalam
seminar. Dalam proseding ini dimuat makalah-makalah yang disajikan dalam seminar.
Selamat membaca!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 7 November 2016
Editor
Jabrohim
Rina Ratih Sri Sudaryani
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
Kata Pengantar — v
Daftar Isi — vi
1.
Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru
Pandansimo Menuju Ekowisata yang Berkelanjutan
Agung Budiantoro dan Yudi Ari Adi — 1
2.
Pementasan Drama Melalui Latihan Keterampilan Kreatif di Karang Taruna Pervorma
Dusun Weru Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri
Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum. — 10
3.
Pemanfaatan Aplikasi Ms Office Terintegrasi Bagi Tenaga Kependidikan Untuk
Administrasi Akademik Di Universitas Muhammadiyah Magelang
Andi Widiyanto, Auliya Burhanudin — 15
4.
Pengembangan Operational Customer Relationship Management Pemasaran Sayuran
Hidroponik Kelompok Tani Asri Kauman
Arfiani Nur Khusna dan Nur Rochmah DPA — 19
5.
Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulonprogo
Arief Abdillah Nurusman dan Shantiana Tri Erawati — 27
6.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk dari Singkong
Sebagai Upaya Perwujudan Kemandirian Pangan di Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari
Kabupaten Gunung Kidul
Azis Ikhsanudin, M.Sc., Apt, dan Dra. Sudarmini — 35
7
Pengembangan Hutan Mangrove untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan di Pantai Baros
Tirtohargo, Kretek, Bantul
Dedi Wijayanti, Soeparno, Denik Wirawati — 53
8.
Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja
Dessy Pranungsari, Fatwa Tentama, Nissa Tarnoto — 58
9.
Increasing Knowledge And Skills of Yellow Pumpkin Processing Through Yellow
Pumpkin Processing of Training In Bendo Village
Dewi Marfuah, Tuti Rahmawati, Retno Dewi Noviyanti — 73
vi
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
10. Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) dalam Peningkatan Kompetensi
Dini Restiyanti Pratiwi, Slamet Widodo, Yohana Dwi Marfu’ah — 77
11. Peningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Pengembangan
Wilayah Wisata Hijau di Suryowijayan, Yogyakarta
Dwi Sulisworo Muchsin Maulana, Tri Wahyuni Sukesi, Rahma Asti Mulasari,
dan Sulistyawati — 85
12. Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM)
Ernirita dan Giri Widakdo — 91
13. Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta
Fatwa Tentama & Surahma Asti Mulasari — 100
14. Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo Sebagai Upaya
Melestarikan Budaya Pengobatan Tradisional
Hardi Astuti Witasari — 112
15. Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10
Surakarta Kepada Masyarakat
Heru Supriyono, Achmad Kurnianto, Muhammad Fikri Khaidir, Aji Ari Adam — 118
16. Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budi Daya Tanaman Obat Herbal Dalam
Rangka Peningkatan Pendapatan Keluarga Miskin di Desa Krembangan Kecamatan
Panjatan Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta
Iin Narwanti, Dian Prasasti, Deasy Vanda Pertiwi — 127
17. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring,
Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul dalam Swakelola Limbah Peternakan
Pertanian serta Budi daya Jahe Emprit melalui Pelatihan dan Pendampingan
Iis Wahyuningsih, Kintoko dan Bagus Haryadi — 138
18. Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya
Mustofa Ahda, Ika Maryani, Septian Emma Dwi Jatmika — 147
19. Strategi Penguatan Kreativitas Dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture Bagi
Industri Kerajinan Kreatif di Pajangan Bantul
Insanul Qisti Barriyah, Wika Harisa Putri dan Rudi Suryanto — 153
20. School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi: Program
Pengembangan Metode Penanaman Nilai-Nilai Antikorupsi di SMA Negeri 2 Yogyakarta
Laras Susanti, Zainal Arifin Mochtar, Oce Madril, dan Eka Nanda Ravizki — 161
Daftar Isi
vii
21. Peran Perguruan Tinggi Dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja
Posdaya di Kabupaten Sukabumi
Leonita Siwiyanti & Asep M. Ramdan — 169
22. Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta
Moh. Rusnoto Susanto, S.Pd, M.Sn., Dewi Kusuma Wardani, SE, S.Psi, M.Sc. Ak
Anggit Dwi Hartanto, S.Kom, M.Kom — 187
23. Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo
Menuju Kemandirian Organisasi
Main Sufanti, Eva Nur Khasanah, Heni Susanti — 201
24. IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang
Berkualitas dan Terstandar
Lolita, Azis Ikhsanudin — 210
25. Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Margi Sasono & Apik Rusdiarna Indrapraja — 221
26. Pengaruh Pelatihan Higiene Sanitasi terhadap Pengetahuan Pengelola Rumah Makan
di Kawasan Wisata Sehat Pantai Baru Kabupaten Bantul
Dyah Suryani, Mufti Khakim — 228
27. Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh
Bencana
Muhammad Anggri Setiawan, Guruh Samodra, Nugroho Christanto, Novia Kristiana, dan
Jantan Putra Bangsa — 233
28. Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah
dan ‘Aisyiyah di Kecamatan Kadudampit Sukabumi
Muhammad Thariq Aziz, M.Pd.I — 241
29. IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3
Yogyakarta
Mursid W. Hananto, Dody Hartanto — 250
30. Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean,
Sleman
Nina Salamah, Sunarti — 259
viii
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
31. Pengembangan SOGA-BOGA (Sayur Obat Keluarga-Bumbu Obat Keluarga) pada
Kelompok Tani di Padukuhan Gowok, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
Nur Ismiyati, Ana Mardiyaningsih & Hery Setiawan — 266
32. IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta
Okimustava, Trikinasih Handayani — 273
33. Transbulent Education School (Tes) untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual
Berbasis Kebencanaan di Magelang, Jawa Tengah
Junun Sartohadi, Muhammad Anggri Setiawan, Guruh Samodra, Boby Setyawan, Garri Martha
Kusuma Wardhana, Heni Masruroh, Zuhara Risqian C, Elok Surya P, Melisa. P. T — 280
34. Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak
Wirausaha Profesional, Mandiri dan Berkelanjutan
Ana Mardiyaningsih, Nur Ismiyati, Rina Widiastuti — 290
35. Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi
Informasi di UMKM Perdesaan
Rudy Suryanto, Wika Harisa Putri, Insanul Qisti Barriyah — 299
36. Inisiasi Pendirian Kantin Berbasis Food Safety di Kompleks Pendidikan Pondok Imam
Syuhodo Blimbing Wonorejo Polokarto Sukoharjo
Sunarti, Nina Salamah — 308
37. I. Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata, II. Desa Wisata Bongo Provinsi Gorontalo
Sunarty Eraku, Sri Maryati — 313
38. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang,
Gedangsari, Gunung Kidul Yogyakarta
Surahma Asti Mulasari, Tri Wahyuni Sukesi, Sulistyawati — 320
39. Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis Antikorupsi Terhadap
Pengelolaan Keuangan Desa
Totok Dwi Diantoro S.H., M.A & Oce Madril, S.H., M.A — 332
40. IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk
Bokashi dan Super Karbon di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban
Tri Wahyuni Sukesi, Sulistyawati — 338
41. Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat
Peraga dan Macromedia Flash SD Muhammadiyah dan SD Islam Terpadu Sleman
Dra. Widayati, M.Sc Drs. Wahyu Pujiyono. M.Kom — 349
Daftar Isi
ix
42. Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola
Manajemen Keuangan dan Perbaikan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Meningkatkan
Kualitas UMKM Meubel dan Handycraft di Pajangan Bantul
Wika Harisa Putri, SE., SH., M.Sc., M.EI, Insanul Qisti Barriyah, M.Sn, Rudy Suryanto, SE.,
M.Acc, Ak. — 360
43. Peningkatan Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Yunus Sulistyono, Rofi’i Zarkasyi, Sri Sumarsih — 368
44. Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian
Zainal Arifin, Reza Pandudinata — 375
x
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru
Pandansimo Menuju Ekowisata yang Berkelanjutan
Agung Budiantoro* dan Yudi Ari Adi**
(*Prodi Biologi FMIPA Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
(**Prodi Matematika FMIPA Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Abstrak
Penyu lekang/abu-abu (Lepidochelys Olivacea) merupakan jenis penyu yang sering mendarat di
pantai Baru Pandansimo Bantul. Penyu ini dikategorikan appendiks I CITES karena merupakan
salah satu dari 7 jenis penyu yang masih bertahan hidup di dunia ini. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi
konservasi penyu dilakukan di kecamatan Srandakan di tingkat TK, SD, SMP, SMA, kelompok nelayan,
kelompok sadar wisata, kelompok kuliner, dan juga tokoh masyarakat sebagai upaya edukasi tentang
konservasi. Pembuatan Baliho konservasi dilakukan agar lebih mempromosikan upaya konservasi
penyu ini ke pengunjung pantai Baru Pandansimo. Monitoring pendaratan penyu dilakukan hampir
tiap hari walaupun selama monitoring tidak dijumpai penyu yang mendarat untuk bertelur. Pelatihan
teknis penanganan penyu dan juga telur penyu serta perawatan tempat penetasan semi alami dilakukan
untuk memperkuat kemampuan teknis para pelaku konservasi penyu. Pelatihan ekowisata dan pelayanan
prima dilakukan agar potensi ekowisata penyu dapat dioptimalkan dan menjadi daya Tarik tersendiri
di kawasan Pantai Baru Pandansimo. Hal ini juga didukung informasi konservasi penyu melalui web
yang dibuat. Semua kegiatan dilakukan selama bulan Agustus sampai awal September 2016 di Pantai
Baru Pandansimo, Srandakan Bantul, DIY.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Potensi Unggulan di Pantai Baru Pandansimo
Penyu lekang/abu-abu (Lepidochelys Olivacea) merupakan jenis penyu yang sering mendarat
di pantai Baru Pandansimo Bantul. Penyu ini merupakan salah satu dari 7 jenis penyu yang masih
bertahan hidup di dunia ini. Penyu ini secara periodik terutama di akhir musim kemarau mendekati
musim hujan mendarat dan bertelur di Pantai Baru Pandansimo Bantul.
Selain dengan penyu, Pantai Baru Pandansimo juga didukung dengan adanya kawasan
penanaman cemara udang sebagai wind barier yang berfungsi sebagai penahan kencangnya angin
dari laut sehingga tidak merusak tanaman pertanian penduduk yang berada di utara pantai. Kawasan
cemara udang tersebut telah ditanami penduduk dengan swadaya sendiri di tanah yang berpasir
mulai dari 10 tahun yang lalu sehingga menjadikan kawasan tersebut sejuk dan di sekitar kawasan
dapat dijadikan tempat untuk wisata.
Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ...
1
1.2. Permasalahan yang Ditemui
a.
b.
c.
d.
Permasalahan yang ada di kawasan Pantai Baru Pandansimo yaitu:
Pantai Baru Pandansimo merupakan pantai wisata yang relatif baru dan masih kurang dikenal
sebagai kawasan konservasi penyu sehingga perlu adanya sosialisasi ke beberapa daerah di
sekitarnya agar masyarakat sekitar juga mempunyai andil dalam menjaga ekosistem kawasan
konservasi ini.
Walaupun sudah ada kelompok konservasi penyu yang tergabung dalam Kelompok Pemuda
Peduli Penyu Pandansimo (KP4), akan tetapi perlu pelatihan yang lebih mendalam tentang
teknis penyelamatan baik induk maupun telur penyu bagi anggotanya.
Perlu adanya pelatihan tentang ekowisata atau eduwisata berbasis pada konservasi penyu
sehingga akan menambah peran serta masyarakat dalam upaya konservasi penyu.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang ada belum terorganisir dengan baik dan belum
dapat memberikan pelayanan prima (excellent service) kepada wisatawan.
1.3. Metode yang Diterapkan untuk Mengatasi Permasalahan
Atas berbagai masalah yang ada di kawasan Pantai Baru Pandansimo maka dibuat beberapa
solusi yang akan dapat mengatasi permasalahan yang ada.
Solusi yang ditawarkan selama KKN PPM adalah:
a. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi di kawasan sekitar kecamatan Srandakan sebagai upaya
sosialisasi tentang kawasan konservasi penyu di Pantai Baru Pandansimo dan juga
merupakan upaya transfer keilmuan tentang konservasi binatang yang endangered atau
terancam punah dari muka bumi.
b. Pelatihan teknis penyelamatan telur penyu dan indukan penyu bagi kelompok Konservasi
KP4.
c. Pelatihan tentang ekowisata atau eduwisata berbasis pada konservasi penyu agar
meningkatkan peran masyarakat dalam konservasi penyu.
d. Pelatihan di bidang Excellent Service (Pelayanan Prima) bagi masyarakat Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis), kelompok konservasi penyu sendiri, kelompok nelayan dan bagi
kelompok kuliner. Perlunya pelatihan dan pendampingan di bidang manajemen potensi
wisata dari peningkatan SDM nya agar dapat melayani wisatawan dengan baik dan dapat
mengembangkan sendiri potensi kawasan menjadi objek wisata.
1.4. Profil Kelompok Sasaran Beserta Potensi atau Permasalahannya
Kelompok Konservasi Penyu Kelompok Pemuda Pecinta Penyu Pandansimo (KP4) di Pantai
Baru Pandansimo, Poncosari, Srandakan, Bantul yang berdiri sejak 2009 telah melaksanakan upaya
konservasi penyu dan habitat penelurannya selama 3 tahun terakhir ini meskipun masih dilakukan
dalam skala kecil. Upaya konservasi tersebut dilakukan dengan penyelamatan telur penyu dari
pemangsa alami dan perburuan manusia, penetasan telur penyu di sarang semi alami yang
berpindah- pindah dan pelepasan tukik ke laut sebelumnya tanpa ada ekowisata atau eduwisata.
2
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
BAB 2. TARGET DAN LUARAN
a.
b.
c.
d.
Target dan luaran yang diinginkan dari Program KKN PPM ini:
Adanya pengetahuan dan pemahaman oleh masyarakat dan mendapatkan informasi yang
benar tentang arti pentingnya konservasi penyu. Adanya sosialisasi ke masyarakat sekitar
merupakan media sosialisasi dalam upaya perlindungan kawasan dari perusakan lingkungan.
Adanya kemampuan teknis yang meningkat anggota KP4 dalam penanganan telur dan induk
penyu yang mendarat.
Adanya kemampuan Excellent Service (Pelayanan Prima) oleh Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis), kelompok konservasi penyu sendiri, kelompok nelayan, dan bagi kelompok
kuliner.
Kemampuan pengelolaan ekowisata/eduwisata berbasis konservasi penyu oleh semua
kelompok masyarakat pesisir pantai Baru Pandansimo masyarakat Kabupaten Bantul.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1. Tahapan dalam Pelaksanaan Kegiatan
Untuk mengatasi permasalahan di atas, dalam pelaksanaan kegiatan ini nantinya memuat
tahapan berikut.
1. Persiapan dan Pembekalan yang meliputi:
a. Rekrutmen mahasiswa
b. Sosialisasi ke masyarakat pengguna program KKN
c. Persiapan mahasiswa dengan mengadakan pembekalan KKN yang terkait dengan tema.
d. Penerjunan mahasiswa ke lokasi KKN
2. Pelaksanaan kegiatan meliputi:
a. Sosialisasi di kawasan sekitar kecamatan Srandakan sebagai upaya transfer keilmuan
tentang konservasi binatang yang endangered atau terancam punah dari muka bumi,
terutama penyu.
b. Pelatihan teknis penyelamatan telur penyu dan indukan penyu bagi kelompok Konservasi
KP4.
c. Pelatihan tentang ekowisata atau eduwisata berbasis pada konservasi penyu agar
meningkatkan peran masyarakat dalam konservasi penyu.
d. Pelatihan di bidang Excellent Service (Pelayanan Prima) bagi masyarakat Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis), kelompok konservasi penyu sendiri, kelompok nelayan dan bagi
kelompok kuliner. Perlunya pelatihan dan pendampingan di bidang manajemen potensi
wisata dari peningkatan SDM agar dapat melayani wisatawan dengan baik dan dapat
mengembangkan sendiri potensi kawasan menjadi objek wisata.
Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ...
3
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
4.1. Sosialisasi Program KKN Konservasi Penyu
A.
Sosialisasi kepada Bappeda, BKSDA, DKP, Camat, Lurah dan dukuh.
Sosialisasi program KKN dilaksanakan pada Senin, 01 Agustus 2016 bertempat di Kantor
kecamatan Srandakan, Bantul.
Gambar 1. Sosialisasi Program KKN oleh Ketua TIM KKN PPM UAD
Tim Pengusung Tematik KKN PPM memaparkan program yang telah dilaksanakan berupa
pembekalan kepada mahasiswa dan juga program yang akan dilaksanakan selama KKN di Pantai
Baru Pandansimo Bantul.
B.
Sosialisasi Konservasi Tingkat Pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA
Metode yang digunakan untuk melakukan sosialisasi kepada TK adalah memberikan
penjelasan dan membagikan leafleat dengan tujuan memperlihatkan gambar penyu serta
menyanyikan yel-yel yang berisi tentang penyu dan melakukan tepuk penyu.
Gambar 2. Sosialisasi di TK Masythoh
Dilakukan sosialisasi tentang konservasi penyu di tingkat sekolah dasar yang meliputi: SD
Muh Babakan, SD Koripan. SD Babakan memiliki 6 kelas yaitu kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Siswa yang
akan diberikan sosialisasi mengenai konservasi penyu adalah siswa yang berada di kelas 4, 5, dan 6.
Sebelum dilakukan sosialisasi siswa-siswa belum mengetahui perbedaan penyu dengan kura-kura,
4
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
jenis-jenis penyu yang ada di dunia dan di Indonesia, serta belum mengetahui alasan pentingnya
penyu untuk diselamatkan dan dilestarikan.
Gambar 3. Sosialisasi di SD Muh Babakan
Hasilnya yaitu siswa-siswi mengerti perbedaan penyu dengan kura-kura, dan jenis-jenis penyu
yang ada di dunia maupun di Indonesia. Untuk memotivasi siswa, pemateri memberikan pertanyaan
dan diberikan reward bagi siswa yang berhasil menjawab. Dengan adanya hal tersebut, siswa menjadi
antusias untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan.
C.
Sosialisasi Konservasi kepada Masyarakat, Nelayan, Pokdarwis, dan lain-lain
Sosialisasi konservasi penyu kepada nelayan Pantai Kuwaru dilakukan pada tanggal 9 Agustus
2016. Sebelum dan sesudahi sosialisasi peserta yang mengiuti kegiatan tersebut diberikan pretes
dan posttes, tujuan dari pemberian pretes dan post-tes untuk mengetahui seberapa besar
pengetahuan peserta tentang penyu sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi. Peserta yang
mengikuti sosialisasi konservasi penyu di berikan leaflet sebagai alat bantu untuk memahami materi
yang disampaikan oleh pemateri. Peserta yang mengikuti sosialisasi konservasi penyu terlihat sangat
antusias, hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan jumlah peserta yang
menghadiri acara tersebut. Adapun kendala yang terjadi saat pelaksanaan adalah peserta datang
terlambat sehingga acara berjalan tidak sesuai jadwal yang telah direncanakan panitia.
Gambar 4. Sosialisasi Konservasi Penyu kepada Nelayan Kwaru
Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ...
5
Sosialisasi konservasi penyu kepada kelompok tambak udang pantai kwaru dan Pandansimo,
dengan materi yang disampaikan saat sosialisasi konservasi penyu ialah mengenai jenis-jenis penyu
yang ada di Indonesia maupun di luar negeri, siklus hidup penyu, mengapa jumlah penyu merosot
tajam, serta mengapa penyu perlu dilestarikan.
D.
Pelatihan pengelolaan penetasan semi alami
Pengelolaan penetasan semi alami dilaksanakan di Pantai Baru. Dalam melatih pengelolaan
penetasan semi alami menjelaskan mengenai tempat yang sering didatangi oleh penyu, cara
pembuatan sarang telur penyu dan pemberian tanda terhadap tempat yang ada telur penyu.
Metode yang digunakan dalam melatih pengelolaan penetasan semi alami yaitu dengan
menyusuri pantai baru disertai dengan menyampaikan materi yang berkenaan dengan tempat
yang didatangi oleh penyu, praktik cara pembuatan sarang telur penyu serta cara pemberian tanda
pada tempat yang ada telur penyu.
Gambar 5 . Pengelolaan tempat sarang penyu
Pembersihan tempat penetasan semi alami juga dilakukan agar bersih dari sampah organik
(daun) yang jika membusuk dapat mengubah tingkat keasaman tempat penetasan semi alami.
Dilakukan juga diskusi dengan masyarakat pesisir tentang penanganan telur penyu jika ditemukan
di pantai.
Gambar 6. Diskusi penanganan telur penyu dengan masyarakat pesisir
6
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
E.
Release Tukik di Pantai Baru
Release tukik dilakukan seminggu sebelum penerjunan dikarenakan ada sarang yang menetas.
Kerjasama dilakukan dengan KP4 dan juga Kagama dalam acara release tukik ini. Sebanyak 15
tukik yang menetas direlase dengan sebelumnya dilakukan acara eduwisata terhadap wisatawan
minat khusus yang ingin merelase tukik. Yang merelease tukik diutamakan anak-anak dengan
didampingi oleh orang tuanya. Walaupun jumlah tukik yang direlease sedikit, akan tetapi pengunjung
antusias dengan kegiatan ini.
Gambar 7. Ekowisata: Release tukik di Pantai Baru Pandansimo
Untuk mendukung keberhasilan ekowisata maka dilakukan pelatihan layanan prima kepada
kelompok masyarakat yang ada di Pantai Kwaru dan Pantai Baru. Pelatihan layanan prima
merupakan suatu pelatihan mengenai bagaimana menyambut wisatawan, baik umum maupun
khusus. Secara umum, layanan prima yang terjadi di kebanyakan tempat wisata, khususnya pantai,
adalah bagaimana pengunjung atau wisatawan dilayani secara maksimal dari mulai kedatangan,
parkir, pelayanan di tempat wisata, kuliner yang baik, sampai wisatawan pulang, betul-betul terlayani
dengan prima. Pelatihan ekowisata juga tetap dilakukan agar bagaimana mengelola ekowisata penyu
dapat dilakukan dengan baik.
Gambar 8. Pelatihan Ekowisata Penyu bagi Masyarakat
Saat KKN berlangsung, ada indukan penyu yang terjaring nelayan pantai Kwaru sehingga
dilakukan koordinasi dengan kepolisian serta Bksda untuk pelepasan indukan penyu tersebut.
Rilis indukan penyu tersebut dilakukan langsung oleh Kapolda DIY.
Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ...
7
Gambar 9. Rilis Indukan Penyu oleh Kapolda DIY di Pantai Kwaru didampingi Tim KKN PPM UAD.
F.
Monitoring Pendaratan Penyu
Selama KKN berlangsung, diberikan tugas bagi mahasiswa untuk melakukan monitoring
pendaratan penyu di sepanjang pantai. Monitoring dilakukan di malam hari dan di pagi hari.
Gambar 10. Monitoring pendaratan penyu oleh mahasiswa KKN.
G.
Peresmian Baliho Konservasi Penyu
Baliho konservasi penyu dibuat sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat umum yang
berwisata di Pantai Baru Pandansimo. Baliho ini diletakkan persis di depan halaman tempat
penetasan semi alami di Pantai Baru dengan harapan pengunjung tahu dan ikut serta dalam konservasi penyu yang dilakukan di Pantai Baru. Peresmian dilakukan langsung oleh Wakil Rektor III
UAD, Dr. Abdul Fadhil, MT.
Gambar 11. Peresmian Baliho Konservasi Penyu di Pantai Baru Bantul
8
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Beberapa aspek kunci dalam ekowisata adalah (Anonim, 2009):
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung lingkungan dan
sosial-budaya masyarakat (vs mass tourism) => Wisatawan minat khusus konservasi penyu
Pola wisata ramah lingkungan (nilai konservasi) => ikut menjaga kebersihan pantai (masyarakat
dan wisatawan).
Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan wisata) =>Adanya service excellent dan edukasi pra-release.
Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal (nilai ekonomi) =>Wisatawan minat
khusus makan di warung sepanjang
pantai, ada donasi untuk kegiatan konservasi penyu.
Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur tidak besar (nilai partisipasi masyarakat dan
ekonomi). =>terdapat tempat penetasan penyu semi alami dan sekarang didepannya dilengkapi
baliho konservasi penyu sebagai pendukung ekowisata berbasis konservasi penyu.
Prinsip Edukasi Ekowisata (Anonim, 2009):
Kegiatan ekowisata mendorong masyarakat mendukung dan mengembangkan upaya
konservasi =>Adanya sosialisasi tentang konservasi penyu ke pejabat pemerintah, tokoh, kelompok
masyarakat dan sekolah-sekolah oleh KKN PPM.
Kegiatan ekowisata selalu beriringan dengan aktivitas meningkatkan kesadaran masyarakat
dan mengubah perilaku masyarakat tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya =>Sosialisasi ke kelompok nelayan, kelompok tambak, dan kelompok
sadar wisata tentang konservasi penyu oleh KKN PPM
Edukasi tentang budaya setempat dan konservasi untuk para turis/tamu menjadi bagian dari
paket ekowisata =>Adanya edukasi tentang prinsip konservasi penyu saat pra-rilis tukik.
Mengembangkan skema di mana tamu secara sukarela terlibat dalam kegiatan konservasi
dan pengelolaan kawasan ekowisata selama kunjungannya (stay & volunteer) => Adanya donasi
untuk konservasi penyu oleh wisatawan secara sukarela yang dikelola kelompok konservasi penyu
setempat.
KESIMPULAN
Pelaksanaan Program kegiatan KKN PPM Tematik Konservasi Penyu di Pantai Baru Bantul
terlaksana dengan baik memenuhi kriteria kunci dan prinsip edukasi dalam ekowisata sehingga
diharapkan pelaksanaan konservasi menuju ekowisata yang berkelanjutan dapat terwujud.
Studi Pustaka
Anonim. 2009. Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat. Kerja sama Direktorat Produk
Pariwisata Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan
dan Pariwisata dan WWF-Indonesia.
❆ ❆ ❆
Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ...
9
PEMENTASAN DRAMA MELALUI LATIHAN
KETERAMPILAN KREATIF
DI KARANG TARUNA PERVORMA DUSUN WERU DESA TEGIRI,
KECAMATAN BATUWARNO KABUPATEN WONOGIRI
PENGABDIAN MASYARAKAT KOLABORATIF
DI KABUPATEN WONOGIRI, JAWA TENGAH
Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum.
NIDN 0618086001/NIK 405
Agus.B.Wahyudi@ums.ac.id dan abw186@ums.ac.id
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Karang taruna Pervoma desa Tegiri, kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri sebagai organisasi
kepemudaan di desa. Eksistensinya mewadahi pemuda yang bersemangat yang beragam. Aktivitas
pementasan drama di karangtaruna cerminan persatuan, semangat bersosial, dan berbudaya. Langkah
pembinaan berupa pengoptimalan potensi anggota. Kegiatan berunsur kreatif perlu dilatih secara baik
agar tidak macet kreativitas. Tujuan menambah pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas karang
taruna Pervorma. Materi (a) apresiasi karya sastra fiksi dan (b) drama serta penerapannya. Karya
sastra cerpen dapat direproduksi menjadi teks drama dengan langkah-langkah tertentu. Diawali dengan
mengidentifikasi unsur-unsur yang membangun karya cerpen. Unsur yang membangun cerpen —
peristiwa, cerita, tokoh, plot, tema, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Dapat dibangun kembali
menjadi teks drama, yaitu mengubah gaya bahasa naratif cerpen menjadi gaya bahasa percakapan.
Karya sastra tulis dapat diapresiasi dengan membaca, dan mereproduksi. Salah satu cara mengapresiasi
karya sastra fiksi adalah dengan mereproduksi karya tersebut menjadi bentuk lain. Kegiatan ini mampu
menambah khazanah ilmu dan keterampilan kreatif peserta. Peserta termotivasi meningkatkan kegiatan
membaca cerpen.
Kata Kunci: pementasan drama, keterampilan kreatif, dan reproduksi naskah.
A.
Pendahuluan
Organisasi kepemudaan yang bereksistensi di desa –sampai dusun yaitu Karangtaruna. Karang
taruna wadah generasi muda di Dusun Weru, Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten
Wonogiri memiliki semangat beraktivitas. Aktivitas yang dilakukan tersebut diwujudkan dalam
bentuk kegiatan sosial dan budaya.
Potensi generasi muda harus dibina secara intensif. Pembinaan karang taruna merupakan
langkah awal pengoptimalan potensi. Kegiatan pementasan drama sebagai keterampilan kreatif
beraura sosial dan budaya lokal.
10
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Kegiatan pementasan drama karang taruna dimanajemen dengan baik, maka menghasilkan
karya indah dan kreatif. Karya pertunjukan yang estetis –mengandung keindahan sehingga pesan
yang disampaikan mengena. Manajemen pementasan drama berupa kegiataan perencanaan,
pengorganisasiaan, penggerakan, pengawasan, praktik pementasan, dan evaluasi.
Pementasan drama mempunyai beberapa komponen yang harus dipenuhi. Komponen yang
pertama adalah pembentukan tim produksi, kedua menentukan tema dan naskah drama yang
akan ditampilkan dan ketiga adalah pembagian tokoh sesuai karakter pemeran. Melihat potensi
yang dimiliki karan taruna Pervorma dusun Weru dalam pementasan drama, maka pembinaan
keterampilan kreatif pementasan drama ini sangat diperlukan.
Pembinaan dari tim pengabdian PBI FKIP UMS dapat menambah pengetahuan, keterampilan,
dan kreativitas karangtaruna Pervorma dusun Weru. Pementasan drama dapat berjalan baik,
menampilkan keindahan, dan hiburan. Pesan yang dibawakan di panggung dapat diterima oleh
penonton.
Penyampaian pesan dalam pementasan drama dapat memanfaatkan khasanah kekayaan
budaya lokal yang ada di Dusun Weru. Pembinaan ini sebagai langkah konkret peningkatan
kreativitas, penyaluran bakat, dan kegiataan yang positif. Kegitan ini dapat memberikan manfaat
kepada kedua belah pihak, pelaksana dan masyarakat sasaran (KarangTaruna Pervorma).
B.
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat ini bertempat di rumah kepala dusun Weru, desa
Tegiri, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri. Mulai pukul 08.00 s.d. 11.30 WIB.
C.
Peserta
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dangan judul “Pementasan Drama Melalui Latihan
Keterampilan Kreatif di Karang Taruna Pervorma Dusun Weru, Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno,
Kabupaten Wonogiri” ini dihadiri 22 peserta. Peserta terdiri dari pengurus dan anggota karang
taruna Pervorma Dusun Weru, Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri. Peserta
pengabdian masyarakat perhatikan tabel 1.
Tabel 1 Peserta Pengabdian Masyarakat
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Nama
Wahyu Budi U.
Chairul Andi Saputra
Andika Andreawan
Fesa Aviansyah
Ari Wibowo
Bambang Nugroho
Agus Dwi Saputo
Reni Fitria Dewi F.
Yeni Lawati
Ulva Listyaningsih
Alif Lovia Ayuni
Chindy Febriyani
Yulita Alviani
Nurul Yuli Isniyati
Dyah Ayu Lestari
Octavia Dwi Yanti
Zuni Isnaini
Pegi Fahreza
Rahmad Hidayat
Muhammad Tauhid
Aldi Winata
Rizal Ardiyatma
Pementasan Drama Melalui Latihan ....
Asal Sekolah
SMK Pancasila 3 Baturetno
SMP N 1 Batuwarno
SMP N 1 Batuwarno
SMP N 1 Batuwarno
SMP N 1 Batuwarno
SMK Muh. I Baturetno
SMP N 1 Batuwarno
SMK Pancasila 4 Baturetno
SMK Pancasila 4 Baturetno
SMK Pancasila 4 Baturetno
SMP N I Batuwarno
SMP N I Batuwarno
SMP N I Batuwarno
SMK Pancasila 4 Baturetno
SMP N I Batuwarno
SMK Muh. I Baturetno
SMK Muh. I Baturetno
SMK Muh. I Baturetno
SMP N I Batuwarno
SMK Pancasila 3 Baturetno
SD N II Tegiri
SD N II Tegiri
11
D.
Materi
Materi kegiatan program pengabdian kepada masyarakat dalam hal ini membahas mengenai
apresiasi karya sastra fiksi dan drama serta penerapannya. Apresiasi karya fiksi dapat dilakukan
dengan membaca dan menilai karya yang berupa novel, novela, dan cerpen, mereproduksi karya
sastra fiksi dalam bentuk lain. Sementara karya sastra drama dapat diapresiasi dengan cara melihat
pertunjukan atau pementasan drama.
Cerpen direproduksi menjadi teks drama melalui langkah-langkah. Langkah (i) mengidentifikasi unsur-unsur yang membangun karya cerpen. Unsur-unsur yang membangun cerpen, contoh
peristiwa, cerita, tokoh, plot, tema, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Langkah (ii) unsurunsur pembangun cerpen dapat ditransformasi menjadi teks drama, yaitu mengubah gaya bahasa
naratif pada cerpen menjadi gaya bahasa percakapan. Langkah (iii) memilih pemain dan pelatihan
pentas di panggung.
E.
Keaktifan Peserta
Pemuda karang taruna Pervorma, dukuh Weru sebagai peserta kegiatan ini mengikuti dengan
aktif dan komunikatif. Peserta antusias dalam mendengarkan setiap materi yang disampaikan.
Peserta menjawab dengan semangat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemateri.
Peserta aktif dalam kegitaan praktik membuat drama (mentransformasi teks cerpen ke teks drama).
Praktik drama yang dilaksanakan mengangkat kisah 'Batu Akik' –sebagai kisah lokal yang diusulkan
peserta. Praktik latihan dan pementasan drama yang kedua berasal dari cerpen yang terdapat di
dalam koran.
F.
Hasil Evaluasi
Tim pengabdian masyarakat memberikan ulasan mengenai materi yang telah disampaikan.
Untuk menilai pemahaman peserta dalam menangkap isi materi yang telah disampaikan, pemateri
memberikan pertanyaan dan praktik penyusunan naskah drama serta praktik pementasan drama
dari naskah yang telah disusun. Pemahaman peserta terhadap materi yang telah disampaikan cukup
baik. Hal ini dibuktikan dengan antusias dari peserta untuk menyusun naskah drama kemudian
dilakukan praktik pementasan.
Peserta mendapatkan manfaat dari ilmu yang diperoleh mengenai manajemen pementasan
drama. Motivasi yang diberikan oleh pemateri diharapkan mampu menjadi dorongan peserta untuk
mampu berkarya bagi bangsa. Tim pengabdian juga memberikan buku secara gratis agar minat
baca peserta dapat tersalurkan.
Kekurangan pada kegiatan pengabdian terdapat pada kurangnya media yang digunakan karena
lokasi jauh dan sarana –listrik dan layar proyektor. Kekurangan tersebut teratasi dengan
penggandaan makalah sehingga peserta mampu menyimak materi dengan baik. Kekurangan lain
terdapat pada waktu pelaksanaan yang terlalu singkat dan hanya dilakukan satu pertemuan sehingga
praktik yang dilakukan kurang optimal.
Keluar dari kekurangan yang terjadi, memberikan tugas latihan yang akan dipimpin oleh
pengurus karang taruna yang bersangkutan. Kegiatan ini berjalan dengan baik, pemateri mampu
mengatur jalannya presentasi dan mengelola materi dengan baik sehingga peserta aktif dan antusias.
12
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
G.
Penutup
Program ini dimaksudkan dapat memberikan pengetahuan kepada peserta yaitu anggota
karang taruna Pervorma dusun Weru untuk mengapresiasi sastra, mengkreasi teks, mampu
menyediakan teks melalui transformasi teks cerpen ke teks drama.
Apresiasi sebuah karya sastra dapat dilakukan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan
karya yang dinikmati. Karya sastra tulis dapat diapresiasi dengan membaca, dan mereproduksi
karya sastra tersebut. Sementara untuk karya sastra drama dapat dinikmati dengan cara menikmati
pertunjukan drama.
Karya sastra fiksi meliputi cerpen, novela, dan novel. Salah satu cara mengapresiasi karya
sastra fiksi adalah dengan mentransformasi karya tersebut menjadi bentuk lain. Cerpen dapat
direproduksi menjadi karya sastra lain berupa naskah drama. Cerpen dipilih karena bentuk cerpen
yang mengandung kepadatan dalam penceritaannya. Transformasi cerpen menjadi naskah drama
merupakan upaya jeli dalam rangka menyediakan naskah pementasan drama di pedesaan.
Harapan selanjutnya di bawah binaan pengurus karang taruna para peserta mampu
mentransformasi karya cerpen menjadi karya drama sesuai model yang telah diajarkan. Kegiatan
ini juga menambah khazanah pengetahuan dan merangsang hadirnya potensi keterampilan kreatif
peserta.
Lampiran
Daftar hadir peserta
Pementasan Drama Melalui Latihan ....
13
Lampiran
Biodata
Agus Budi Wahyudi, Drs., M.Hum. Kudus, 18 Agustus 1960. Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. (mulai 1986-kini). Kepala Laboratorium
Pelayanan dan Pengembangan Bahasa Indonesia PBI FKIP UMS (2012-2017). Riwayat Pendidikan:
Sekolah Dasar Rendeng I Kudus, SMEP Negeri Kudus, SMEA Negeri Kudus. S1 Jurusan Sastra
Indonesia dan Filsafat dari Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta (1981-1985). S2
Minta Utama Kajian linguistik Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (19911995).
Karya tahun terakhir antara lain: (a) Suhu Ase (Suka Humor Aku
Sehat) (2015), (b) Celotah-Celoteh (2015). (c) Celoteh Rumput Liar
(bersama Sugeng Riyanto, S.Pd., M.Pd. (2016). (d) Kumpulan puisi
Anak Hujan (2016 bersama Puitri Hartiningsih). (e) Caption Ragam
Bahasa Jurnalistik (Penerbit bukutujju bersama Margono dan Duwi
Saputro). (f) Analisis Wacana: Topikalisasi dan Gener Teks (Penerbit
bukutujju bersama Ahfi Himawati, S.Pd.)
Email
budiyuks@yahoo.co.id dan Agus.B.Wahyudi@ums.ac.id Bersedia
menjadi pelatih dalam kegiatan menulis, mengurai masalah pribadi
dan sosial Berteman dengan kelompok Sastra Pawon, Santri Bilik
Literasi. Hobi menulis puisi, cerpen, esai., dan lain-lain.
❆ ❆ ❆
14
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Pemanfaatan Aplikasi Ms Office Terintegrasi bagi Tenaga
Kependidikan untuk Administrasi Akademik di Universitas
Muhammadiyah Magelang
Andi Widiyanto, Auliya Burhanudin
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Magelang
Abstrak
Saat ini pengguna Microsoft Office (MS Office) mencapai 1,2 miliar dan versi mobile untuk Android dan iOS telah diunduh tak kurang dari 340 juta kali. Walaupun demikian penggunaan aplikasi
MS Office masih terbatas pada kepentingan secara parsial belum terintegrasi. Universitas
Muhamadiyah Magelang aplikasi MS Word maupun MS Excel untuk menjalankan hampir semua
aktivitas perkantorannya. Proses yang sering dilakukan adalah Copy-Paste sehingga sering terjadi
kesalahan penulisan nama kembar, tahun, tanggal, perihal dan sebagainya. Pengarsipan pun melalui
buku agenda surat sehingga jika buku tersebut terselip maka menimbulkan banyak masalah seperti no
morsurat keluar dan pengarsipan. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pelatihan optimalisasi
dan integrasi aplikasi MS Office melalui mail merge dan pivot table. Kegiatan direncanakan diikuti
6 Kepala TU dan 6 staf fakultas, akan tetapi atas permintaan dari bagian SDM universitas, akhirnya
karyawan dari biro, dan unit lain diikutsertakan. Objek pelatihan adalah kegiatan administrasi yang
dilakukan di unit masing-masing. Hasilnya peserta sudah dapat menerapkan hasil pelatihan untuk
menjalankan tugas administrasi di unit masing-masing.
Kata Kunci : MS Office, Optimalisasi, Integrasi, Mail Merge, Pivot Table
I.
Pendahuluan
Dalam konferensi Microsoft Build terungkap bahwa saat ini pengguna Microsoft Office
mencapai 1,2 miliar dan versi mobile untuk Android dan iOS telah diunduh tak kurang dari 340
juta kali (Arindra Meodia, 2016). Data tersebut tentunya jauh dari data sebenarnya. Banyak para
pengguna office yang menggunakan versi bajakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Microsoft
Office (MS Office) paling familier digunakan oleh masyarakat dibandingkan dengan aplikasi
perkantoran yang lainnya.
Walaupun demikian, penggunaan aplikasi MS Office masih terbatas pada kepentingan secara
parsial, sebagai contoh MS Word digunakan untuk pengolahan dokumen saja, perhitungan
matematis seperti laporan menggunakan MS Excel, presentasi menggunakan MS Powerpoint dan
sedikit yang menggunakan MS Access untuk mengolah data.
Demikian pula, yang terjadi di Universitas Muhamadiyah Magelang yang sudah 100 % sudah
memanfaatkan aplikasi MS Word maupun MS Excel untuk menjalankan aktivitas perkantorannya.
Hanya sebagian kecil saja yang menggunakan aplikasi gratis seperti Open Office maupun Libre
Office berdasarkan Laporan Hasil Pengukuran Kepuasan Dosen dan Tenaga Kependidikan Periode
2013 menunjukkan bahwa aspek Sistem Informasi nilainya di bawah aspek kondisi kerja kecuali
pada fakultas Ilmu Kesehatan yang menunjukkan aspek Sistem Informasi paling tinggi.
Pemanfaatan Aplikasi Ms Office Terintegrasi bagi Tenaga Kependidikan ...
15
Penggunaan aplikasi MS office hanya terbatas untuk kepentingan tertentu saja. Misalnya MS
Word hanya untuk mengetik dokumen saja dan belum digunakan secara optimal. Contoh sederhana
adalah dalam membuat undangan, sebagian besar undangan dicetak dengan MS Word kemudian
dicetak dan difotokopi kemudian untuk siapa undangannya ditulis dengan tangan. Ada juga peserta
yang diundang yang sudah menggunakan printer, akan tetapi diketik manual satu persatu.
Kegiatan administrasi akademik meliputi semua dokumen yang terkait dengan kegiatan belajar
dan mengajar perkulihan. Walaupun sebagian sudah terdapat pada Sistem Informasi Akademik
(SIMAK) akan tetapi masih banyak yang harus dilakukan oleh tenaga kependidikan terkait dengan
hal tersebut, sebagai contoh surat-menyurat, surat keterangan masih kuliah, transkrip nilai dan
pelayanan terhadap dosen maupun pihak eksternal belum tersedia di SIMAK.
Pelayanan yang belum terdapat di SIMAK selama ini telah dilakukan dengan menggunakan
MS Word maupun MS Excel. Walaupun demikian dirasakan masih belum optimal, seperti no
surat proses masih menggunakan buku agenda surat, misalnya surat terselip maka tidak dapat
mengeluarkan surat, walaupun dapat pula dikira-kira yang dapat menyebabkan no surat kembar
atau no surat ada yang terlompati setelah buku agenda ditemukan. Hal lain yang sering terjadi
adalah kesalahan penulisan tahun, tanggal, perihal, dan sebagainya, karena menggunakan proses
Copy-Paste. Pengarsipan surat-menyurat pun saat akan membuat laporan, tidak bisa dibuat dengan
cepat karena masih mencari berkas kertas manual maupun dari buku agenda surat.
Perhitungan honor kegiatan sudah menggunakan MS Excel, akan tetapi belum optimal. MS
Excel digunakan untuk menghitung dengan rumus sederhana. Untuk proses yang lebih kompleks
masih menggunakan proses manual satu persatu. Untuk kepentingan lain yang berhubungan masih
menggunakan proses Copy-Paste dari sheet satu ke sheet yang lain ataupun dari MS Excel ke MS
Word belum dioptimalkan penggunaan aplikasi MS Office.
Permasalahan yang dihadapi adalah proses pembuatan surat massal serta pengarsipan. Hal ini
disebabkan oleh penggunaan aplikasi komputer yang semi manual. MS Word dan MS Excel hanya
untuk mencetak dokumen, sedangkan proses yang lainnya masih dengan tulis tangan. Masalah
yang lain adalah penyajian rekap data yang banyak, misalnya data pelaksanaan sidang skripsi akan
digunakan untuk menghitung honorarium (HR) pembimbing dan penguji. Selama ini dilakukan
dengan menghitung manual kemudian hasil rekap diinputkan ke MS Excel untuk menghitung
HR. Proses ini sering terjadi salah perhitungan karena rekap yang salah.
II.
Metode Pelaksanaan
Untuk menyelesaikan masalah yang ada di mitra, maka dilakukan kegiatan pendekatan yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah:
a. Melakukan penyadaran perubahan maindset untuk memanfatkan teknologi informasi untuk
membantu menyelesaikan tugas. Kegiatan diawali dengan Achievment Motivation Training
(AMT) tentang jenis, fungsi dan kegunaan perangkat lunak office, dan cara integrasi antar
perangkat lunak dalam menyelesaikan pekerjaan.
b. Melaksanakan pelatihan terjadwal di laboratorium untuk kepala TU dan staf.
Model kegiatan yang diusulkan adalah pelatihan penggunaan MS Office khususnya MS. Word
dan MS. Excel secara optimal dan terintegrasi. Pelatihan yang akan dilakukan terbagi menjadi 2
peserta yaitu staf dan Kepala TU Fakultas. Pada prinsipnya materi sama yaitu integrasi MS Word &
16
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
MS Excel, akan tetapi titik berat dan pelatihan aplikasi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Mail Merge adalah kemampuan komputer untuk mengirimkan kepada beberapa orang sekaligus
dari satu sumber surat. Secara Teknis, dibutuhkan dua buah file untuk mengolahnya, yang pertama
adalah isi surat sedangkan yang lainnya adalah data kepada surat tersebut di kirimkan (2014).
Menurut artikel di dalam situs resmi microsoft, Pivot Table bagus untuk menganalisis dan
melaporkan data. jika data relasional yang berarti data yang disimpan dalam tabel terpisah bisa
disatukan berdasarkan nilai yang umum. Dengan pivot tabel kita dapat membuat rekap data berdasarkan filter tertentu dan dengan perhitungan aritmatika maupun fungsi logika tertentu. Contohnya
data pelaksanaan sidang pendadaran mahasiswa dalam satu semester yang terdiri dari ratusan
data, lalu disajikan laporan jumlah bimbingan per pembimbing, per penguji, per program studi,
dan sebagainya dalam waktu sekejap. Hal ini sangat membantu Ka. TU dalam menghitung honorarium.
III. Hasil & Pembahasan
Kegiatan pengabdian ini direncanakan hanya melibatkan staff dan kepala Tata Usaha Fakultas
saja, akan tetapi atas permintaan dari Biro SDM Universitas Muhammadiyah Magelang akhirnya
biro dan unit tingkat fakultas diikutsertakan dalam kegiatan ini. Kegiatan pelatihan semula dijadwalkan setiap Jum’at pagi 1 jam pelatihan selama 2 bulan secara bergantian antara Ka.TU (minggu
I,III) dan staff fakultas (minggu II,IV), karena bersamaan dengan rangkaian MILAD Universitas,
maka kegiatan dipadatkan sehari penuh.
Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan di Laboratorium Audio Visual Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang pada 27 Agustus 2016 mulai pukul 08.00-16.00. Peserta yang diundang
6 Ka.TU, 6 staff fakultas, dan 10 staff biro, unit tingkat universitas, yang tidak hadir hanya Ka.TU Fakultas
Agama Islam karena sedang sakit. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1.
2.
3.
Achievment Motivation Training (AMT) tentang jenis, fungsi dan kegunaan perangkat lunak
office dan cara integrasi antar perangkat lunak dalam menyelesaikan pekerjaan.
Pelatihan pembuatan surat massal (mail merge) menggunakan MS Word dan data
menggunakan MS Excel seperti Undangan, Surat Tugas, Surat Keterangan/Pengantar, slip
gaji, amplop dan sebagainya.
Pelatihan pembuatan PivotTable dengan MS Excel seperti rekap data mengajar, rekap sidang
skripsi dan lainnya.
Bahan pelatihan sudah dipersiapkan sesuai dengan yang dilakukan di fakultas atau unit masingmasing, sehingga selesai pelatihan para peserta telah membawa hasil yang langsung dapat diterapkan
di fakultas dan unit masing-masing.
AMT tetap dibutuhkan, karena sebagian besar Kepala TU usianya sudah tua. Untuk mengubah
kebiasaan dalam menyelesaikan pekerjaan adalah hal yang tidak mudah. Bahkan ada yang menggunakan kalkulator dibanding dengan MS Excel untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Salah satu indikator keberhasilan kegiatan ini adalah 75% peserta yang diundang hadir. Peserta
yang diundang antusias sekali, ditunjukkan dengan tingkat kehadiran 95%. Indikator yang lain
adalah peserta pelatihan membawa pulang pekerjaan fakultas atau unit masing-masing dalam format MS Word dan MS Excel yang terintegrasi hasil dari praktik yang dilakukan.
Pemanfaatan Aplikasi Ms Office Terintegrasi bagi Tenaga Kependidikan ...
17
Tim pengabdian optimis hasil pelatihan dapat diterapkan di fakultas, biro dan unit universitas, sehingga masalah surat dan pengarsipan dapat diatasi. Pengarsipan menjadi lebih mudah dan
tertata karena data dalam bentuk digital tersedia. Penyajian rekap data sudah dilakukan dengan
MS Excel sehingga lebih cepat dan risiko kesalahan lebih dikurangi.
IV.
Penutup
Kegiatan pelatihan pemanfaatan MS Office terintegrasi yang dilaksanakan mendapatkan
dukungan dari Biro SDM dan peserta pelatihan ditunjukkan dengan bertambahnya peserta dan
jumlah kehadiran peserta. Materi praktik yang digunakan adalah pekerjaan yang dilakukan di
fakultas dan unit peserta sehingga hasilnya langsung dapat diterapkan, sehingga dapat mengatasi
masalah mitra.
Saran tim pengabdian untuk ke kegiatan pengabdian yang berupa pelatihan adalah materi
praktik menggunakan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh mitra, sehingga hasil pelatihan langsung
dapat diterapkan pada pekerjaan masing-masing.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada LP3M, Fakultas Teknik dan Biro SDM Universitas Muhammadiyah
Magelang atas segala bantuan yang telah diberikan.
Referensi
Arindra Meodia, 2016, Microsoft Office capai 1,2 miliar pengguna dan 340 juta aplikasi seluler, diakses
dari http://www.antaranews.com/berita/ 552959/microsoft-office-capai-12-miliar-penggunadan-340-juta-aplikasi-seluler, tanggal 20 April 2016
Integrasi Menyeluruh Antar Produk Microsoft Office, diakses dari http://www.microsoft.com/indonesia/
officebeta/adu_fakta_pilihan_tepat_integrasi_menyeluruh.aspx tanggal 24 April 2016
———, 2014, Pengertian dan Fungsi MAIL MARGE, diakses dari http://ayipdidit10.blogspot.co.id/
2014/10/pengertian-dan-fungsi-mail-marge.html tanggal 24 April 2016
Laporan Hasil Pengukuran Kepuasan Dosen Tenaga Kependidikan Badan Penjamin Mutu Universitas
Muhammadiyah Magelang Periode 2013, Biro Umum & BPM Universitas Muhammadiyah
Magelang.
Menggunakan beberapa tabel untuk membuat PivotTable, diakses dari https://support.office.com/idid/article/-Menggunakan-beberapa-tabel-untuk-membuat-PivotTable-b5e3ff48-2921-4e29be15-511e09b5cf2d tanggal 24 April 2016.
❆ ❆ ❆
18
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Pengembangan Operational Customer Relationship Management
Pemasaran Sayuran Hidroponik Kelompok Tani Asri Kauman
Arfiani Nur Khusna
Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Nur Rochmah DPA
Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Abstract
Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah konsep yang membantu perusahaan
mengelola semua aspek hubungan pelanggan, termasuk pemasaran, penjualan, purnajual, dan program
pelanggan retainment. Tujuan dari pelaksanaan CRM adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan
dalam rangka mempertahankan loyalitas pelanggan kepada perusahaan.
Saat ini Kelompok Tani Asri Kauman tidak memiliki sistem yang mendukung pemasaran online,
pemasaran yang saat ini dilakukan hanya melalui pemasaran offline dan belum adanya upaya pemasaran
produk yang lebih jauh dan lebih luas padahal tingkat persaingan pemasaran offline yang tinggi
menyebabkan kesulitan dalam memasarkan produk sehingga menyebabkan penjualan produk sayuran
hidroponik stagnan dan tidak ada peningkatan penjualan yang signifikan. Penerapan konsep CRM
dilakukan dengan merancang sistem untuk memasarkan sayuran hidroponik Kelompok Tani Asri
Kauman. Konsep CRM yang diterapkan berfokus pada Operasional CRM berbasis website dengan
fasilitas form pemesanan secara online sehingga pelanggan dengan mudah memesan produk sayuran
hidroponik dan mendapatkan informasi akurat mengenai tersedianya stok sayuran hidroponik.
Sistem ini diuji menggunakan pengujian fungsional secara black-box dan user testing. Berdasarkan
pengujian fungsional secara black-box, sistem sudah dapat berjalan dengan baik, dengan ditandai
bahwa tiap-tiap fungsi sistem dapat dijalankan tanpa kesalahan. Sedangkan hasil pengujian user testing dari sudut pandang pelanggan cenderung positif, mayoritas berpendapat setuju dalam kemudahan
sistem maupun dalam manfaat sistem. Ini menunjukkan bahwa sistem telah mampu menjalankan
fungsi utamanya serta memberikan kemudahan dan potensi manfaat bagi pelanggan sayuran
hidroponik kelompok Tani Asri Kauman.
Keywords: operational, customer relationship management, pemasaran, hidroponik, sayuran
PENDAHULUAN
Customer Relationship Management (CRM) adalah suatu usaha yang mendukung suatu
perusahaan untuk berusaha agar hubungan dengan konsumen tetap terjaga. Tujuan utama dari
CRM adalah menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan secara efektif dan efisien
dengan melalui berbagai macam teknik metode dan teknologi. CRM akan mengolah dan
menganalisis data kemudian dipergunakan untuk berinteraksi dengan pelanggan, dengan demikian
diharapkan dapat mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.Dengan semakin
cepatnya alur informasi yang berada pada saat ini dan perkembangan zaman yang begitu cepat,
Pengembangan Operational Customer Relationship Management ...
19
maka pemanfaatan teknologi dan informasi sangat dibutuhkan oleh semua orang terutama
perusahaan-perusahaan yang ingin cepat mengembangkan sayapnya dan serta dapat bersaing dalam
era globalisasi saat ini.
Customer Relationship Management (CRM) menjadi istilah yang pada beberapa tahun terakhir
ini semakin populer. Ditambah dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin
merambah berbagai aplikasi bisnis, CRM menjadi salah satu proses bisnis yang menarik untuk
diperbincangkan. Customer Relationship Management (CRM) meliputi semua aspek yang berkenaan
dengan interaksi suatu perusahaan dengan pelanggannya. Hal ini bisa berupa penjualan jasa ataupun
barang. Semuanya berawal dari kegiatan marketing terhadap pelanggan. Kegiatan marketing
mengelola seluruh aspek dari daur hidup pelanggan, mulai dari sales, acquisition, fulfillment, hingga
retention.
Kelompok Tani Asri Kauman merupakan kelompok tani sayuran hidroponik di wilayah Kauman
Yogyakarta, sayuran hidroponik yang dihasilkan yaitu pakchoy, tomat, sawi, selada hijau, selada
merah, brokoli dan seledri. Sayuran hidroponik yang dihasilkan hanya dipasarkan di warungwarung terdekat. Mayoritas penduduk di wilayah Kauman kota Yogyakarta tidak memiliki lahan
untuk bercocok tanam, lahan yang ada hanya untuk tempat tinggal dan jalan. Bercocok tanam ada
banyak manfaatnya terutama membantu kebutuhan dapur, karena kadang kala harga sayuran
melambung. Selain itu bercocok tanam dapat memperindah sekitar rumah dan menumbuhkan
kesadaran hidup sehat dengan mengonsumsi sayuran. Untuk mengakali lahan sempit menjadi
sebuah lahan yang dipenuhi tanaman salah satunya adalah bercocok tanam dengan teknik
hidroponik. Saat ini banyak kelompok tani hidroponik di Wilayah kota Yogyakarta dan memasarkan
hasil sayurannya hingga keluar kota. Tingkat persaingan yang tinggi menyebabkan kelompok Tani
Asri Kauman kesulitan dalam memasarkan produk sehingga penjualan produk stagnan dan tidak
ada peningkatan penjualan yang signifikan.
Perkembangan dunia saat ini sudah menuju arah sistem informasi berbasis website, di mana
kebanyakan pengguna untuk mencari sesuatu dengan mudah membuka suatu website di internet
sehingga promosi yang lebih tepat untuk memasarkan hasil sayuran hidroponik dengan membangun
sebuah website, untuk memudahkan para pelanggan memesan sayuran dan mengenal lebih jauh
tentang sayuran hidroponik.
LANDASAN TEORI
A.
Customer Relationship Management
Dalam perkembangannya, CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk metodologi, strategi,
perangkat lunak (software) atau aplikasi berbasis web yang mampu membantu sebuah perusahaan
untuk mengelola hubungannya dengan para pelanggan. CRM adalah Metode yang memaparkan
kategori pada konsep, tools dan proses penetapan, pengembangan, pemeliharaan dan optimisasi
dari hubungan yang berharga satu sama lain dalam jangka panjang antara konsumen dan organisasi.
[2]
CRM adalah kombinasi dari proses bisnis dan teknologi untuk memperoleh informasi agar
dapat memahami pelanggan-pelanggan perusahaan dari berbagai sudut pandang: siapa mereka,
apa yang mereka lakukan, dan apa yang mereka suka. [1]
20
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Kerangka komponen CRM diklasifikasikan menjadi tiga: [1]
1.
2.
3.
Operasional CRM
CRM operasional dikenal sebagai front office perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam
interaksi dengan pelanggan. CRM operasional mencakup proses otomatisasi yang terintegrasi
dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi pemasaran, dan pelayanan. Salah satu
penerapan CRM yang termasuk dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi
web. Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Analitik CRM
CRM analitik dikenal sebagai back office perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam
memahami kebutuhan pelanggan. CRM analitik berperan dalam melaksanakan analisis
pelanggan dan pasar, seperti analisis tren pasar dan analisis perilaku pelanggan. Data yang
digunakan pada CRM analitik adalah data yang berasal dari CRM operasional.
Collaborative CRM
Aplikasi kolaborasi yang meliputi e-mail, personalized publishing, e-communities, dan sejenisnya
yang dirancang untuk interaksi antara pelanggan dan organisasi. Tujuan utamanya adalah
menyemangati dan menyebarkan loyalitas pelanggan ke pelanggan lain yang masih belum
berada di level kesetiaan pelanggan. Collaborative CRM juga mencakup pemahaman atau
kesadaran bahwa pelanggan yang setia dapat menjadi magnet bagi pelanggan lain.
Framework CodeIgniter
CodeIgniter adalah framework web untuk bahasa pemrograman PHP, yang dibuat oleh Rick
Ellis pada 2006, penemu dan pendiri EllisLab (www.ellislab.com). EllisLab adalah suatu tim kerja
yang berdiri pada 2002 dan bergerak di bidang pembuatan software dan tool untuk para pengembang
web. Sejak 2004 sampai sekarang, EllisLab telah menyerahkan hak kepemilikan CodeIgniter ke
British Columbia Institute of Tecnology (BCIT) untuk proses pengembangan lebih lanjut. Saat ini,
situs web resmi dari CodeIgniter telah berubah dari www.ellislab.com ke www.codeigniter.com.[3]
PHP Framework adalah sebuah software atau kerangka kerja yang digunakan untuk memudahkan para programmer membuat aplikasi web yang isinya adalah berbagai fungsi, plugin, dan
konsep yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu model,view dan controller sehingga membentuk suatu
sistem tertentu. [4] Dengan menggunakan framework, sebuah aplikasi akan tersusun dan terstruktur
dengan rapi. Pola model MVC dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pola Model,View dan Controller (MVC)[4]
Pengembangan Operational Customer Relationship Management ...
21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap yang melakukan analisis terhadap sistem yang telah berjalan dan sistem yang akan
dibuat berkaitan dengan proses yamg berjalan di kelompok Tani Hidroponik Asri Kauman.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan maka diperoleh data atau informasi yang akan
digunakan dalam menganalisis dan merancang sistem informasi yang akan dibuat.
B.
Analisis Kebutuhan User
Analisis kebutuhan user dibagi menjadi dua yaitu admin dan user
Gambar 2. Diagram Use Case
1.
2.
22
Admin
Admin bertugas dalam pengelolaan website, Kebutuhan sistem yang diharapkan antara lain:
a. Login dan logout sistem pada Website.
b. Mengelola admin baru.
c. Mengelola informasi yang akan ditampilkan baik dari produk, artikel dan informasi
umum.
d. Mengelola komentar pada informasi yang ditampilkan.
e. Mengelola kontak yang masuk.
f. Mengelola profile kelompok tani.
User
User dapat mengakses website, antara lain:
a. Melihat informasi yang ditampilkan.
b. Memberikan komentar pada informasi yang ditampilkan.
c. Memesan produk pada kontak pesan.
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
C.
Perancangan alur sistem
1.
Alur user melihat produk yang ditawarkan
Perancangan alur sistem user untuk proses melihat produk yang ditawarkan
User
Sistem
masuk ke menu utama
menampilkan halaman
produk
memilih sala h satu
produk
menampilkan seluruh
daftar informasi produk
mulai dari yang terbaru
hingga yang lama
memasukkan komentar
menampilkan detail
produk
memilih tombol submit
menyimpan komentar
Gambar 3. Activity Diagram melihat produk
Alur Aktivitas melihat produk, dimulai dari user masuk ke menu utama, sistem menampilkan
seluruh daftar informasi produk, user memilih salah satu produk, sistem menampilkan detail
produk, user memasukkan komentar dan submit.
2.
Alur user memesan produk
masuk ke menu
contact
menampilkan forn
pesan
masukkan pesan
memilih tombol send
menyimpan pesan
Gambar 4. Activity Diagram memesan produk
Pengembangan Operational Customer Relationship Management ...
23
Alur aktivitas memesan produk, dimulai dari user masuk ke menu contact, sistem menampilkan
form pesan, user memasukkan pesan dan tombol send, sistem menyimpan pesan.
D.
Implementasi
Pengembangan Operational CRM berbasis website ini dapat melihat informasi produk dan
memesan produk. Terdapat pula menu-menu untuk menuju ke halaman-halaman berikutnya.
Gambar 5. Website Kelompok Tani Asri Kauman
E.
Pengujian dan Analisis Hasil
1.
Pengujian operasional secara Black Box
Berdasarkan hasil pengujian dengan metode black-box, semua fungsi di dalam sistem telah
dapat djalankan dengan baik, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan operational CRM pemasaran sayuran hidroponik kelompok Tani Asri Kauman berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
2.
Pengujian User Testing
a.
Variabel kemudahan customer
Gambar 6. Hasil User Testing Variabel Kemudahan Customer
24
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Untuk seluruh pernyataan kemudahan, Customer yang menjawab Sangat Tidak Setuju=5%,
Tidak Setuju=15%, Netral=20%, Setuju=15%, dan Sangat Setuju=45%. Berdasarkan hasil pengujian
diketahui bahwa tanggapan responden terbanyak untuk variabel kemudahan adalah cenderung
setuju yaitu sebesar 45%. Dari hasil ini dapat diinterpretasikan, bahwa dengan menggunakan
pengembangan operational CRM untuk pemasaran dari sudut pandang Customer cenderung mudah
untuk dioperasikan (user friendly).
b.
Variabel Manfaat Customer
Gambar 7. Hasil User Testing Manfaat Customer
Untuk seluruh pernyataan manfaat, yang menjawab Sangat Tidak Setuju=5%, Tidak
Setuju=10%, Netral=20%, Setuju=50%, dan Sangat Setuju=15%. Berdasarkan hasil pengujian
diketahui bahwa tanggapan responden terbanyak untuk variabel manfaat adalah cenderung setuju
yaitu sebesar 50%.
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan aplikasi dan pengujian hasil, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Aplikasi Operational Customer Relationship Management (CRM) yang dibangun sesuai dengan
analisis dan perancangan sistem yang telah dilakukan dan telah memenuhi kebutuhan
pengguna yang didefinisikan berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil pengujian fungsional secara black-box, sistem sudah dapat berjalan dengan
baik.
Hasil pengujian user testing dari sudut pandang customer cenderung positif, sebesar 45%
berpendapat setuju dan 15% sangat setuju dalam variabel kemudahan sistem. Selain itu, 50%
berpendapat setuju dan 15 % sangat setuju dalam variabel manfaat sistem. Maka, kesimpulan
dari pelanggan adalah sistem mudah digunakan, dan sistem juga bermanfaat dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjaga hubungan pelanggan dengan produsen.
Melalui website pemasaran hasil tanam sayuran hidroponik kelompok Tani Asri Kauman ini,
maka masyarakat semakin banyak yang mengetahui produk sayuran hidroponik ini yang
berdampak meningkatnya penjualan serta meningkatkan penghasilan kelompok tani.
Pengembangan Operational Customer Relationship Management ...
25
DAFTAR PUSTAKA
Kalakota, R. dan Robinson, M., 2001. E-Business 2.0 Roadmap for Success, And R. Massachusetts:
Addsion Wesley Longman Inc,.
Gray, Paul. 2001. Customer Relationship Management Version 3-6. Irvine : University of California.
Raharjo, Budi. 2015. Belajar Otodidak Framework Codelgniter. Bandung: Informatika Bandung.
Widhi, Antonius Nugraha. 2010. Cara Mudah Membangun Aplikasi PHP. Mediakita: Jakarta.
❆ ❆ ❆
26
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Peningkatan Produksi Jamur Tiram
di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo
Arief Abdillah Nurusman
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan
ariefan2001@yahoo.com
Shantiana Tri Erawati
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan
shantiana_te@uad.ac.id
ABSTRAK
Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur yang dapat dikonsumsi. Jamur Tiram
memiliki rasa yang enak dengan kandungan gizi yang baik sehingga dapat dikonsumsi serta memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan. Di wilayah kabupaten Bantul dan Kulon Progo terdapat beberapa
kelompok tani jamur, di antaranya adalah Kelompok Tani Jamur Sehat di Imogiri (mitra 1) dan Kelompok
Tani Jamur Jaya Galur Kulon Progo (mitra 2). Kelompok Tani tersebut bergerak di bidang budi daya
jamur tiram sejak 2012 dengan rata-rata petani memiliki 1000 baglog dan panen jamur segar ratarata mencapai 100-125 kg/1000 baglog. Produksi sebesar itu sebenarnya belum mampu memenuhi
permintaan jamur tiram di wilayah Bantul dan Kulon Progo saja karena permintaan jamur segar
yang terus meningkat. Untuk itu diupayakan peningkatan produksi baglog agar dapat memenuhi
permintaan pasar jamur segar. Program diterapkan pada dua orang anggota dari masing-masing
kelompok tani dengan memberikan pengetahuan tentang produksi baglog sehingga mitra mampu
menghasilkan baglog dengan kualitas baik dan kuantitas yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
para petani jamur di Bantul dan Kulon Progo.
Kata kunci: jamur tiram, baglog, Imogiri, Galur
PENDAHULUAN
Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur yang dapat dikonsumsi. Jamur
ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun, tidak memerlukan lahan yang luas, cukup toleran terhadap
lingkungan dan ramah lingkungan (tidak perlu obat-obatan dan pupuk kimia). Jamur ini cocok
dibudidayakan di dataran rendah. Jamur Tiram memiliki banyak manfaat bagi kesehatan,
diantaranya dapat digunakan untuk terapi penyembuhan penyakit, seperti asma dan kanker
(Handayani dan Cahyadi, 2008). Jamur tiram rendah kolesterol, rasanya enak dan teksturnya lembut
mirip dengan daging ayam, serta memiliki kandungan gizi yang bermanfaat. Kandungan gizi dan
asam amino jamur tiram disajikan pada Tabel 1 berikut ini.
Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo
27
Tabel 1. Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih (Sumarmi, 2006)
Tabel 1. Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih (Sumarmi, 2006)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Per 100 gram
Kalori
Protein
Karbohidrat
Lemak
Tianin
Riboflavin
Niasin
Co (kalsium)
K (kalium)
P (posfor)
Na (natrium)
Fe (zat besi)
Serat
Nilai
367 kal
10,5-30,4 %
56,6 %
1,7-2,2 %
0,2 mg
4,7-4,9 mg
77,2 mg
314 mg
3,793 mg
717 mg
837 mg
3,4-18,2 mg
7,5-87 %
Jamur juga terbukti ampuh untuk menghambat HIV-AIDS, kolesterol, gula darah dan juga
kanker (Widodo, 2007). Berdasarkan manfaat jamur tiram tersebut dan juga rasanya yang enak,
maka permintaan pasar akan jamur tiram ini semakin meningkat. Tingginya permintaan jamur
belum diimbangi dengan peningkatan produksi jamur sehingga harganya cukup tinggi, dengan
demikian budi daya jamur tiram akan sangat menguntungkan. Bentuk fisik jamur tiram putih
diperlihatkan Gambar 1.
Gambar 1. Jamur Tiram Putih
Kabupaten Bantul dan Kulon Progo di DI Yogyakarta merupakan tempat yang cocok untuk
budi daya jamur karena kelembapan udara cukup tinggi dan sumber air cukup. Secara umum
iklim di kedua wilayah kabupaten ini dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah
(humid tropical climate). Di wilayah kabupaten Bantul dan Kulon Progo terdapat beberapa petani
jamur tiram di antaranya yang tergabung dalam Kelompok Tani Jamur Sehat (Mitra 1) yang berlokasi
di Pengkol, Imogiri, Bantul dan Kelompok Tani Jamur Jaya (Mitra 2) berlokasi di Banaran, Galur,
Kulon Progo. Secara ringkas kondisi kedua mitra dapat disajikan pada Tabel 2 berikut ini:
28
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Tabel 2. Kondisi Mitra saat ini
Tabel
2. Kondisi Mitra saat ini
Mitra 1 (Kelompok Tani Jamur Sehat, Imogiri, Bantul)
Jumlah anggota:
6 orang
Jumlah baglog rata-rata tiap petani:
1500 baglog
Rata-rata produksi jamur per hari:
± 4 kg
Mitra 2 (Kelompok Tani Jamur Jaya, Galur, Kulonprogo)
Jumlah anggota:
7 orang
Jumlah baglog rata-rata tiap petani:
500 baglog
Rata-rata produksi jamur per hari:
± 1,5 kg
Secara umum para petani yang tergabung dalam kedua mitra sudah memiliki persyaratan
yang dibutuhkan untuk budi daya jamur tiram yaitu kumbung (rumah atau tempat memelihara
baglog jamur) tetapi beberapa kumbung masih dibuat apa adanya dan tidak memenuhi kondisi
ideal yang dibutuhkan untuk budi daya jamur tiram. Gambar 2 di bawah ini menunjukkan
kumbung para petani tersebut.
Gambar 2. Kumbung dan penataan baglog dalam kumbung
Jamur segar dipasarkan ke pedagang-pedagang di pasar atau langsung ke pembeli. Permintaan
jamur segar di berbagai pasar di Bantul dan Kulon Progo diberikan pada Tabel 3 di mana data
diperoleh dari para petani jamur yang memasarkan langsung jamur ke pasar-pasar di sekitar Imogiri
dan Galur.
Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo
29
Tabel 3. Permintaan Jamur di Imogiri dan Galur serta sekitarnya
Jumlah kebutuhan per hari yang cukup besar saat ini belum bisa dipenuhi oleh para petani
jamur padahal jumlah petani jamur di sekitar pasar-pasar tersebut cukup banyak jumlahnya. Selama
ini berapa pun jumlah jamur segar yang dipasarkan selalu terserap habis bahkan para petani jamur
tersebut mengeluh karena tidak bisa memenuhi permintaan para pembeli dikarenakan stok jamur
mereka terbatas. Berdasarkan paparan di atas maka usaha budi daya jamur tiram sangat layak
dikembangkan untuk menumbuhkan wirausahawan-wirausahawan baru yang secara ekonomis
produktif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan pasar akan jamur tiram.
METODE/APLIKASI
Berdasarkan pada permasalahan kedua mitra maka ada 4 solusi yang diharapkan dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut disertai dengan alasan yang dijelaskan pada bagian
berikut ini.
Tabel 3. Permintaan Jamur di Imogiri dan Galur serta sekitar
No
Peningkatan Kemampuan Berbudi daya Jamur Tiram
Nama pasar
Rata-rata permintaan per hari (
1.
Pasarbelum
Imogirimemiliki± 150
kg per hari
Selama menjalankan budi daya jamur tiram, sebagian
petani
kemampuan
yang memadai mengenai cara pemeliharaan dan perawatan
jamur
baik. Sebagian
2.
Pasaryang
Bantul
± 150 di
kg antara
per hari
mereka memulai budi daya jamur karena coba-coba setelah melihat keberhasilan petani lain sehingga
3.
Pasar Galur
± 50 kg per hari
mereka tidak membekali diri dengan pengetahuan tentang bagaimana cara berbudi daya jamur
4. maksimal
Pasar
Wates
± 75 kgmaupun
per hari
tiram. Hal ini menyebabkan hasil panen menjadi kurang
baik
dari sisi kuantitas
kualitas jamur tiram yang dihasilkan. Untuk mengatasinya maka kemampuan para petani dalam
berbudi daya jamur tiram perlu ditingkatkan.
Peningkatan Wawasan Hama dan Penyakit Jamur Tiram dan Cara Mengatasinya
Budi daya jamur tiram relatif mudah dilakukan karena tidak perlu ada proses pemupukan
atau perlakuan khusus untuk mengatasi hama dan penyakit seperti penyemprotan obat-obatan
layaknya tanaman pertanian lainnya. Namun demikian hama, dan penyakit pada jamur perlu
dicegah dan dikendalikan agar diperoleh hasil panen yang maksimal. Cara pencegahan dan
pengendalian hama serta penyakit di kalangan petani perlu ditingkatkan mengingat jamur adalah
komoditas pertanian organik yang harus dijaga dari penggunaan pupuk dan obat kimiawi supaya
jamur aman dikonsumsi dan tetap menjadi sumber pangan organik dan sehat.
30
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Peningkatan Kemampuan Produksi Baglog
Di antara anggota kelompok tani akan dipilih satu anggota yang dipandang mampu untuk
dibekali dengan kemampuan memproduksi sendiri baglog jamur tiram sehingga dapat memenuhi
kebutuhan baglog kelompok dan tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan baglog seperti
yang terjadi selama ini. Dengan peralatan yang relatif sederhana dapat dihasilkan baglog sejumlah
± 2500 buah dalam seminggu. Dalam sebulan dapat diproduksi kurang lebih 10.000 baglog dan
jumlah ini akan mencukupi kebutuhan petani. Jika produksi baglog lancar maka panen jamur
juga dapat diatur sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Pascapanen
Pada saat terjadi kelebihan panen dan tidak semua jamur dapat dijual ke pasar maka
dibutuhkan kemampuan untuk mengolah jamur menjadi produk lain yang lebih awet misalnya
diolah menjadi berbagai masakan. Hal ini selain menghindari kerugian petani, juga akan
meningkatkan harga jual jamur sehingga petani lebih untung. Saat ini ada berbagai jenis masakan
terbuat dari jamur yang kaya gizi, rasanya enak, dan sehat seperti pepes jamur, sate jamur, keripik
jamur, nugget jamur, dan lain-lain.
HASIL
A.
Peningkatan Kemampuan Berbudidaya Jamur Tiram dan Peningkatan Kemampuan
Produksi Baglog
Gambar 3. Proses pembuatan baglog (kiri), media dalam kantong plastik (tengah),
baglog siap disterilisasi (kanan)
Pelatihan diberikan dengan cara langsung praktik di lokasi masing-masing mitra. Pelatihan
meliputi cara membuat media berupa campuran serbuk gergaji (grajen), dedak (bekatul), kapur
dan air dengan komposisi yang pas. Setelah itu campuran media dimasukkan ke kantong plastik
dan dipress dengan berat rata-rata tiap kantong adalah 1,4 kg. Kemudian pada bagian mulut kantong
plastik diberi cincin sehingga terbentuk baglog. Baglog kemudian disumbat kapas dan dimasukkan
ke dalam krat (tiap krat berisi 12 baglog) dan ditutup menggunakan tutup plastik untuk kemudian
siap disterilisasi.
Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo
31
A.
Sterilisasi Baglog
Sebelum disterilisasi, krat berisi baglog disusun terlebih dulu di dalam bunker. Setelah itu
pintu bunker ditutup rapat dan tungku dinyalakan. Bahan bakar tungku menggunakan kayu
bakar. Nyala tungku harus dijaga agar stabil dan nyalanya cukup besar menggunakan blower serta
air harus dijaga jangan sampai kering untukmenjaga ketersediaan uap panas. Proses sterilisasi baglog
membutuhkan waktu 6-8 jam hingga baglog benar-benar steril. Kemudian api diperkecil dan bunker didiamkan hingga suhunya turun selama sehari (24 jam), baru kemudian bunker dibuka.
Setelah suhu baglog mendingin baru krat-krat besi dikeluarkan dari dalam bunker dan siap untuk
diberi bibit (diinokulasi).
Gambar 4. Susunan krat dalam bunker (kiri), proses sterilisasi hingga mencapai
suhu 100oC (tengah, kanan)
B.
Inokulasi Baglog
Proses selanjutnya adalah proses inokulasi atau pemberian bibit pada baglog. Proses ini
memerlukan kehati-hatian dan kecermatan sehingga bibit akan dapat tumbuh dengan baik dalam
baglog. Proses inokulasi dilakukan satu demi satu sehingga semua baglog diberi bibit.
Gambar 5. Proses inokulasi
32
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Gambar 6. Proses inkubasi di ruang gelap (kiri), baglog umur 5 hari
setelah pemberian bibit, mulai terlihat benang-benang putih
di sekeliling mulut baglog (kanan)
C.
Inkubasi
Gambar 6. Proses inkubasi di ruang gelap (kiri), baglog umur 5 hari setelah pemberian bibit,
mulai terlihat benang-benang putih di sekeliling mulut baglog (kanan)
Setelah diberi bibit proses selanjutnya adalah proses inkubasi yaitu memeram bibit dalam
suatu ruangan yang gelap dengan suhu ruang selama kurang lebih 15 hari sehingga bibit jamur
dapat tumbuh dengan baik dalam baglog. Jika bibit berhasil tumbuh akan ditandai dengan
munculnya benang-benang putih yang merambat dari mulut baglog hingga ke badan baglog. Jika
perambatan ini sudah sampai di pertengahan baglog maka baglog siap dipindahkan ke kumbung
untuk dipelihara hingga panen.
Gambar 7. Pelatihan tentang hama dan penyakit jamur tiram
B.
Peningkatan Wawasan Hama dan Penyakit Jamur Tiram dan Cara Mengatasinya
Program dilaksanakan dengan mengadakan pelatihan yang dilaksanakan pada 27 September
2016 dengan mengundang pembicara dari Dinas Pertanian Provinsi Yogyakarta. Adapun peserta
pelatihan adalah para petani yang tergabung dalam kelompok tani kedua Mitra.
Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo
33
PEMBAHASAN
Program telah dilaksanakan selama kurun waktu Juni – September 2016, dengan memberi
pelatihan, praktek, pendampingan, dan membantu pemasaran hasil produksi. Untuk memperlancar
produksi baglog telah diberikan pula bantuan satu set alat yang terdiri dari: boiler, mesin press,
blower, dan termometer kepada masing-masing mitra. Dalam waktu kurang lebih empat bulan,
mitra telah berhasil memproduksi baglog dengan kualitas yang baik. Selama pendampingan
beberapa kali terjadi kesalahan dalam proses produksi baglog, misalnya sterilisasi baglog belum
bisa mencapai suhu 100oC, baglog yang terkena kontaminasi dan hama, hingga kesulitan bahan
baku berupa serbuk gergaji. Namun semua permasalahan akhirnya dapat diselesaikan dengan
mengintensifkan pendampingan dan pemantauan proses produksi yang diperketat.
Dalam bulan Agustus-September mitra sudah berhasil memproduksi dan memasarkan baglog
kepada para petani jamur di sekitar Kulon Progo dan Bantul. Selama waktu dua bulan tersebut
rata-rata telah dipasarkan sejumlah 7000 baglog oleh masing-masing mitra dengan produksi 30004000 baglog per bulan. Selanjutnya pemasaran jamur akan dilakukan melalui sebuah koperasi
yang bergerak dalam bidang produksi jamur di mana kedua mitra telah bergabung. Koperasi
produksi ini baru berdiri pada November 2015 dan memiliki kurang lebih 40 orang di mana selama
ini pasokan baglog ke anggota koperasi masih sangat kurang. Dengan keberadaan koperasi ini
diharapkan produksi baglog kedua mitra dapat terjamin keberlangsungannya dan terjamin
pasarnya.
DAMPAK
Target program IbM ini adalah mitra mampu memproduksi baglog jamur tiram dengan kualitas
yang baik dan kuantitas yang mampu memenuhi kebutuhan para petani jamur di daerah sekitar
lokasi mitra. Kebutuhan akan jamur tiram yang tinggi akan memberikan pendapatan yang cukup
signifikan dalam mengangkat taraf perekonomian para petani jamur. Selain itu, cara budi daya
jamur yang alami tanpa penggunaan bahan kimia akan menyediakan bahan pangan sehat. Dengan
demikian program ini juga memberikan kontribusi pada ketersediaan bahan pangan alternatif
yang sehat, lezat, dan bergizi serta murah bagi masyarakat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atas dana yang diberikan
untuk pelaksanaan program ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan atas kemudahan dan bantuan dalam
mengorganisir pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat, kedua mitra: Kelompok Tani
Jamur Sehat dan Jamur Jaya, koperasi Jamur Merekah, dan segenap pihak yang telah membantu
terlaksananya program ini.
❆ ❆ ❆
34
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi
Produk dari Singkong Sebagai Upaya Perwujudan Kemandirian
Pangan di Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari Kabupaten
Gunungkidul
Azis Ikhsanudin, M.Sc., Apt*; Dra. Sudarmini*
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta*
ABSTRAK
Desa Giripurwo merupakan salah satu desa di Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunung Kidul,
kecamatan baru pengembangan dari kecamatan Panggang yang terletak di sebelah baratnya. Desa
Giripurwo termasuk kawasan pengembangan wilayah zona selatan yang merupakan wilayah dengan
rencana pengembangan pertanian tanaman pangan, tanaman keras, peternakan, dan kawasan lindung
hutan rakyat. Topografi tanah berlereng dan berbatu. Singkong merupakan potensi terbesar pertanian
tanaman pangan. Hasil singkong tahun 2013 sebanyak 14.737,4 ton, tahun 2014 sebanyak 15.106,0 ton.
Berdasarkan hasil survei dan wawancara pada tiga Kelompok Wanita Tani ( KWT) di desa Giripurwo,
yaitu KWT Sumber Rejeki Samodera pedukuhan Jlumbang, KWT Sido Makmur pedukuhan
Tegal Warak dan KWT Lestari pedukuhan Sumur , Ketiga KWT tersebut mempunyai hasil pertanian
tanaman pangan. Ketiga KWT tersebut adalah binaan BP3K Kecamatan Purwosari . Permasalahan
yang dihadapi masyarakat yang sebagian besar petani adalah rendahnya harga singkong jika panen
raya (1); keterbatasan kemampuan budi daya singkong (2); rendahnya harga gaplek dan
ketidakawetan untuk disimpan (3); ketidaktersediaan alat pendukung pengolahan mocaf (4);
dan keterbatasan menganekaragamkan pengolahan makanan dari bahan mocaf, pengemasan,
dan pemasarannya(5)
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kami membuat program pealtihan dan pendampingan
melalui program KKN-PPM Ristekdikti. Kegiatan pemberdayaan petani melalui pengolahan singkong
menjadi modified cassavaflour (mocaf) dan pengolahan makanan berbahan mocaf, meliputi
diantaranya: penyuluhan dan pelatihan budi daya singkong, pelatihan pengolahan singkong
menjadi mocaf, pelatihan pengolahan makanan dari bahan mocaf, dan pelatihan pengemasan
dan pemasaran. Hal ini diharapkan menjadi industri rumahan dan dapat menjadi solusi untuk
menghindari harga singkong saat panen raya yang turun dan pola pengawetan pangan untuk ketahanan
pangan serta mampu meningkatkan ekonomi produktif secara keseluruhan.
Hasil pelaksanaan program KKN-PPM meliputi antara lain 1). Pelatihan pembuatan mocaf
kepada mahasiswa; 2). Pelatihan pengolahan mocaf kepada mahasiswa; 3). Pelatihan Budi daya kepada
mahasiswa; 4). Pelatihan Pemasaran dan pengemasan kepada mahasiswa; 5). Sosialisasi program ke
kelompok Wanita Tani; Kelompok Tani; Pemerintah Desa Giripurwo dan Pemerintah Kec. Purwosari;
6). Pelatihan dan pendampingan pola tanam dan budi daya Tingkat desa dan dusun; 7). Pelatihan dan
pendampingan pembuatan mocaf tingkat desa dan dusun; 8). Pelatihan dan pendampingan pengolahan
mocaf menjadi produk makanan tingkat desa dan dusun; 9). Pelatihan dan pendampingan pengemasan
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk ....
35
dan pemasaran di tingkat desa dan dusun; 11). Pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organik
di tingkat dusun; 12). Gelar produk dan evaluasi kegiatan.Seluruh kegiatan KKN-PPM sudah
terlaksana sesuai dengan rencana program. Hasil evaluasi bersama Dinas Tanaman Pangan dan
Holtikultura (TPH) Kab. Gunungkidul; pemerintah desa Giripurwo; pemerintah Kecamatan Purwosari;
kelompok Wanita Tani serta kelompok Tani diperoleh kesepakatan bersama dalam pendampingan dari
pihak Dinas TPH, pemerintah desa maupun kecamatan serta institusi UAD supaya ada program
keberlanjutan pengolahan mocaf.
Kata Kunci : Kelompok Wanita Tani; Kelompok Tani Singkong; Mocaf; Diversifikasi
1.
PENDAHULUAN
Gunungkidul merupakan satu dari 5 kabupaten/ kota yang berada di wilayah Provinsi D.I.
Yogyakarta mempunyai luas wilayah 1.485,38 km2 ( 148.536 Ha), yang merupakan 46,63% wilayah
provinsi DIY, dengan jumlah penduduk 759.859 jiwa, dengan komposisi penduduk 48,9% lakilaki dan 51,1% perempuan (Gunungkidul dalam Angka Tahun 2005), dengan batas wilayah sebelah
Utara Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, sebelah Selatan Samudera Indonesia, sebelah Barat
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman dan sebelah Timur Kabupaten Wonogiri. Kabupaten
Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan dan 144 desa dan 1.430 padukuhan.
Topografi Gunungkidul bergelombang, semua wilayahnya berada di atas pegunungan kapur
kawasan Pegunungan Seribu yang membentang dari Samudera Indonesia hingga ujung utara
wilayahnya dengan ketinggian 0-800 mdpl. Luas wilayah dan sangat beragamnya kondisi geografis
menyebabkan permasalahan kemiskinan di Gunungkidul menjadi spesifik. Sampai saat ini
Gunungkidul masih menghadapi masalah kemiskinan yang antara lain ditandai oleh jumlah penduduk dan keluarga yang masuk dalam kategori miskin masih cukup tinggi. Selain itu, kemiskinan
bisa dilihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gunungkidul tahun 2006 yang hanya
sebesar 69,5.
Wilayah Gunungkidul memang dikenal sebagai daerah yang tandus dan berkapur, hampir
keseluruhan lahan pertanian yang luasnya 100.303 Ha berupa lahan kering, dari luas tersebut hanya
2.065 Ha yang mendapat irigasi teknis, selebihnya irigasi setengah teknis. Kondisi tidak optimalnya
irigasi menyebabkan masyarakat Gunungkidul mengembangkan tanaman palawija terutama
jagung, kacang tanah, dan singkong. Komoditi singkong sejak dua tahun terakhir menunjukkan
pertumbuhan yang menggembirakan dengan luas panen mencapai 50.701 Ha dan setiap tahun
selalu meningkat.. Sentra penghasil singkong berada di kecamatan Purwosari, Saptosari, Tepus,
Tanjungsari, Rongkop, Girisubo, dan Semanu, yaitu kawasan zona selatan dengan karakteristik
pegunungan berbatu kawasan pegunungan seribu.
36
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Tabel 1
Hasil Produksi Singkong di Gunungkidul (2006-2010)
Tahun
Luas
Panen
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
2006
60.926
167,00
1.016.270
2007
61.237
159,48
976.610
2008
62.543
142,77
892.907
2009
63.275
165,58
1.047.684
2010
62.563
178,17
1.114.665
Produksi
(Ton)
Sumber : BPS, 2012
Terlihat dalam Tabel 1 di atas, bahwa potensi produksi singkong di Gunungkidul sangat besar.
Dari hasil tersebut sebagian keluar dari Gunungkidul dalam bentuk mentah dan terolah menjadi
gaplek, dengan harga rata-rata (musim panen) untuk singkong basah Rp 500-650,- per kg dan gaplek
dengan randemen 40% per Kg Rp 1.500,-. Sehingga penikmat keuntungan paling tinggi adalah di
pedagang dan pengepul, bukan pada petani yang berproduksi. Selain itu potensi singkong di
Gunung Kidul ini menduduki rangking teratas penghasil/pemasok terbesar di DIY sebesar 89,9 % (
Sumber sensus pertanian 2012). Artinya: jika panen raya yaitu pada bulan Juli sampai dengan
Oktober harga singkong bisa mencapai titik terendah. Dalam hal ini petani tentu saja yang paling
dirugikan.
Berdasarkan besarnya potensi singkong maka perlu dilakukan upaya untuk peningkatan
produktivitas dan peningkatan diversifikasi produk dari bahan singkong, tidak hanya dibuat gaplek
dan tapioka saja, tetapi bisa juga dibuat produk lain yaitu tepung modified cassava flour (mocaf). Ada dua
kelemahan dari sisi produksi gaplek yaitu: (1) petani tetap tidak bersaing dari segi harga, tengkulak
yang diuntungkan, (2) gaplek yang masih utuh maupun tepung tidak tahan dari serangan ngengat
(bubuken). Peningkatan pendapatan dari singkong sudah dapat ditingkatkan dengan pengolahan
singkong menjadi beberapa produk, yaitu: tapioka, gaplek, tepung cassava dan olahan makanan
seperti krupuk dan patilo.
Berdasarkan SK Bupati Gunungkidul Nomor 129 Tahun 2006, kelompok tani dan kelompok
wanita tani berbasis pedukuhan. Di Kecamatan Purwosari Klomtan dan KWT binaan Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP ) Panggang l sejumlah 163 klomtan dan sejumlah 20 KWT.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk ....
37
Tabel 2
Kelompok Tani/ Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Purwosari Gunungkidul
No.
Rumpun kegiatan
Jumlah poktan/KWT
Keterangan
1
Pertanian tanaman
pangan
65
20
4 KWT Aktif
didesa
Giripurwo
2
Kehutanan
32
-
-
3
Perkebunan
32
-
-
4
Pedagang/kelompok
ikan
18
-
-
5
Peternakan
16
-
-
Jumlah
163
20
-
Sumber: BP3K Purwosari
Berdasarkan hasil survei dan wawancara pada tiga KWT di desa Giripurwo yaitu KWT Sumber
Rejeki Samodera pedukuhan Jlumbang, KWT Sido Makmur pedukuhan Tegal Warak dan
KWT Lestari pedukuhan Sumur. Ketiga KWT tersebut mempunyai hasil pertanian tanaman
pangan. Permasalahan utama pengembangan komoditas singkong: rendahnya harga singkong jika
panen raya bulan Juli sampai Oktober, keterbatasan kemampuan budi daya (singkong hanya
tanaman sampingan yang dianaktirikan), rendahnya harga gaplek dan ketidakawetan untuk
disimpan, ketidaktersediaan alat pendukung pengolahan mocaf, dan keterbatasan menganekaragamkan pengolahan makanan dari bahan mocaf, pengemasan, dan pemasarannya.
Penyelesaian masalah yang ditawarkan kepada KWT untuk menghindari rendahnya harga
singkong ketika panen raya adalah melakukan pengolahan sendiri hasil panen tidak hanya berupa
gaplek – notabene tidak tahan lama—. Selain itu, juga peningkatan kapasitas untuk budi daya. Hal
ini dilakukan karena singkong selama ini hanya digunakan sebagai tanaman pelengkap, tumpangsari
daerah lahan miring “perengan”. Supaya produktivitas singkong sebagai produk unggulan dan
sebagai produk pangan kedua setelah beras ini dapat ditingkatkan, maka petani perlu diberikan
cara budi daya yang benar: pengolahan lahan, pemilihan bibit, pemupukan, dan pemanenan yang
benar juga. Prospek pengembangan singkong yang ditawarkan kepada petani adalah melakukan
pengolahan modified cassava flour (mocaf) sebagai industri rumahan yang bisa dilakukan secara
mandiri oleh petani dengan alat-alat yang cukup sederhana, serta memberikan berbagai olahan
makanan berbahan mocaf. Penyelesaian secara keseluruhan dapat dicermati pada tabel berikut
38
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Tabel 3
Permasalahan dan Solusi
MASALAH
1. mmm
-
Lemahnya budidaya
singkong
Keterbatasan
kemampuan pengolahan
- Keterbatasan
Masal
kemampuan pengemasan
- Keterbatasan market
Identifikasi masalah
Solusi yang diberikan
Pro
1. Kemampuan budidaya
kurang karena singkong
hanya tanaman
sampingan yang
dianaktirikan
1. Penguatan
kemampuan budidaya
dengan teknik yang
benar
1. P
2. Rendahnya harga
singkong dan gaplek
SOLUSI
ketika panen
raya
2. Meningkatkan harga
dengan cara membuat
produk singkong
menjadi produk yang
harganya lebih tinggi
2. P
-
Peningkatan pengolahan
mocaf yang baik dan sehat
Pelatihan
pengemasan
yang baik
Pendampingan
pengurusan PIRT
3. Meningkatkan
kemampuan
diversifikasi dengan
membuat singkong
menjadi mocaf dan
KEMANDIRIAN PANGAN
olahan berbahan
mocaf
3. Keterbatasan
kemampuan
diversifikasi produk
Gambar 1. Bagan Problematika Petani Ketela dan Solusinya
ini.
p
p
p
p
3. P
m
4. Keterbatasan alat
pengolah mocaf
4. Menyediakan
peralatan pengolah
3 9 dari
mocaf dan olahan
mocaf
4. P
p
5. Keterbatasan
5. Meningkatkan
Pel
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk ....
Alur pembuatan mocaf dan hasil olahan berbahan baku mocaf dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Alur Olahan Pembuatan MOCAF dan Olahannya.
Berbagai aneka olahan makanan dapat diproduksi dari bahan mocaf. Sosialisasi mengenai hal
ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pemberian pelatihan pengolahan ini akan sangat membantu
untuk memunculkan potensi lokal baru mengingat Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari ini berada
pada jalur lintas selatan yang nantinya akan menjadi alternatif jalur yang menghubungkan Jawa Barat
– Jawa Tengah – DIY – Jawa Timur sehingga punya potensi dikembangan pusat oleh-oleh sepanjang
sisi selatan kabupaten Gunung Kidul. Olahan yang sederhana yang akan dikemas menjadi oleh-oleh
khas dari Gunung Kidul.
Gambar 3. Alur pengembangan/diversifikasi Singkong.
40
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
2.
PELAKSANAAN
a.
Persiapan dan Pembekalan
Rekrutmen mahasiswa peserta KKN-PPM 2016 dilakukan bersama dengan mahasiswa calon
peserta KKN di semester genap 2015/2016. Pendaftaran dilakukan bersamaan dengan KRS online.
Persyaratan untuk mahasiswa: minimal selesai semester 6, dengan 100 sks lulus, lulus tes baca AlQur'an dan sertifikasi dari LPSI. Kualifikasi mahasiswa ditetapkan oleh tim pengusul yang
disesuaikan dengan program KKN-PPM anggaran 2016, yaitu mahasiswa yang memiliki kompetensi
Ilmu Biologi atau Pendidikan Biologi, Farmasi, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Psikologi dan
manajemen. Dimungkinkan juga mahasiswa di luar program studi di atas dengan catatan mahasiswa
mempunyai kemampuan tambahan sesuai dengan tema.
Pembekalan KKN PPM 2016 dibagi menjadi 2, yaitu pembekalan umum dan pembekalan
tematik. Pembekalan umum diantaranya diberikan materi: Wawasan KKN, analisis sosial, survei
dan penyusunan program, wawasan kesehatan, kewirausahaan, penyusunan program dan laporan
serta wawasan kesehatan. Pembekalan umum diakhiri dengan kegiatan General Test (GT) dan
taaruf dengan DPL.Pembekalan khusus yaitu pembekalan tematik diberikan materi tentang: konsep
pemberdayaan KWT, Pembuatan mocaf, pengolahan makanan berbahan mocaf, pengemasan dan
pemasaran, dan konsep budi daya serta pelatihan pembuatan pupuk organik.
b.
Pelaksanaan
Kegiatan KKN PPM dilaksanakan dalam rentang waktu 3 bulan, yang meliputi serangkaian
kegiatan program kerja mulai dari: (1) Sosialisasi rencana program, (2) survei analisis kebutuhan,
(3) Sosialisasi kegiatan KKN PPM, (4) Pelatihan pembuatan Mocaf, (5) Pelatihan pengolahan aneka
produk (diversifikasi) dari bahan mocaf , (6) Pelatihan pengemasan dan desain produk, (7) Pelatihan
pemasaran, (7) Pelatihan Budidaya Singkong dan Perawatan (7) Pelatihan pembuatan pupuk
organik; (8) Pendampingan, monitoring, dan evaluasi kegiatan. Penjelasan secara detail seperti
tersaji dalam tabel 4 berikut :
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk ....
41
Tabel 4.Rencana Kegiatan KKN PPM 2015
No.
1.
2.
3.
a.
Tabel 4.Rencana Kegiatan KKN PPM 2015
Kegiatan
Aktivitas
Pengurusan perijinan lokasi KKN PPM
Pendekatan dan sosialisasi kepada mitra terkait
Sosialisasi dan konsolidasi dengan kelompok sasaran
(kelompok tani)
Sosialisasi kepada perangkat desa dan kecamatan
Konsolidasi dengan mitra dan sasaran
Persiapan
Analisis kebutuhan terkait dengan peralatan
Survei penyediaan peralatan
Konsultasi dengan Badan Penyuluh Pertanian (BPP)
Purwosari
Survei dan penyusunan program oleh mahasiswa
Pelaksanaan
Kegiatan Akhir
Penerjunan KKN
Sosialisasi program KKN
Penyuluhan budidaya singkong
Pelatihan pembuatan pupuk organik
Penyiapan bahan
Pelatihan pembuatan mocaf
Pelatihan olahan I
Pelatihan olahan II
Pelatihan pengemasan dan desain kemasan
Pelatihan pemasaran dan membuat bisnis plan
Evaluasi pelaksanaan program
Penyusunan laporan mahasiswa
Responsi
Pembuatan laporan tim
Penerjunan dan Sosialisasi kegiatan KKN PPM
Penerjunan dan sosialisasi program kegiatan KKN PPM dalam rangka mengkampanyekan
mocaf sebagai salah satu upaya mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan ini
ditujukan untuk semua kalangan masyarakat sasaran, kelompok tani, kelompok wanita tani, PKK,
jamaah masjid, pemuda dan karang taruna, bahkan anak-anak. Hal ini didorong oleh motivasi
bahwa mocaf harus menjadi bahan makanan yang dipertimbangankan sebagai pengganti/substitusi
terigu/gandum. Masyarakat diharapkan berani mencoba untuk mengalihkan bahan pangan yang
digunakan dari gandum ke mocaf. Sosialisasi akan terpusat di tingkat desa dan dilanjutkan di
tingkat pedukuhan oleh mahasiswa.
b.
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Budidaya Singkong
Pelatihan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan kelompok tani dampingan dimana program ini diselaraskan dengan program Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Purwosari. Pelatihan
yang diberikan kepada kelompok tani antara lain adalah pelatihan budi daya singkong kepada
semua kelompok tani di padukuhan Tlogowarak; Sumur; dan Jlumbang. Pelatihan ini disampaikan
42
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
oleh Dr. Ir. Gatot Supangkat S, ahli singkong dari Fakultas Pertanian Univeritas Muhammadiyah
Yogyakarta. Dalam kesempatan ini beliau menyampaikan kaitan proses penanaman dan perawatan
tanaman singkong. Selama ini masyarakat khususnya kelompok tani proses perawatan jarang
dilakukan sehingga hasil panennya pun kurang maksimal. Untuk mendukung pelatihan budi
daya maka dilakukan pelatihan pembuatan pupuk sebagai tindak lanjut kegiatan budi daya.
Pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi dan sampah yang dilaksanakan di tiap
kelompok tani dengan pembicara Bapak Iriyanto, SP, Kepala BPP Kecamatan Purwosari. Pelatihan
dan praktik pembuatan pupuk ini berlangsung di masing-masing kelompok tani dan praktek
bersama dengan harapan kelompok tani dapat mengaplikasikan hasil pelatihan tersebut di kemudian
hari. Pupuk yang dihasilkan dalam pelatihan tersebut digunakan dalam pemupukan masa tanam
bulan Agustus 2016.
c.
Pelatihan Pembuatan Mocaf
Pelatihan pembuatan mocaf ini dilakukan bertepatan dengan panen raya singkong di kabupaten
Gunungkidul. Pelatihan ini bertujuan memberikan alternatif pengolahan singkong pascapanen
dengan proses fermentasi selain dibuat gaplek. Proses pembuatan mocaf ini menggunakan prosedur
sebagai berikut :
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk ....
43
Gambar 4. Standar perating prosedur pembuatan Mocaf
44
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
d.
Pelatihan Pengolahan makanan berbahan mocaf
Pelatihan pengolahan makanan berbahan mocaf ini bertujuan untuk memotivasi KWT bahwa
aneka produk makanan dapat dibuat dengan bahan tepung mocaf. Pelatihan ini dibagi menjadi 2,
yaitu pelatihan olahan 2 : pembuatan makanan basah dengan tepung mocaf dana pelatihan olahan
2, membuatan kue-kue kering. Pelatihan di tingkat desa diikuti oleh perwakilan kelompok wanitan
tani sebanyak 20 orang: 2 orang perwakilan dari kelompok difabel dan 3 orang perwakilan Aisyiyah
kecamatan Purwosari. Aneka makanan olahan yang dibuat adalah aneka camilan/makanan yang
dapat dikemas sebagai bahan oleh-oleh khas Gunung Kidul mengingat Desa Tepus Kecamatan
Tepus ini wilayahnya di sisi selatan (daerah wisata pantai selatan). Aneka olahan tersebut misalnya:
bakpia kering, brownies, cilok, stik, putu ayu, dan lainnya. Pelatihan ini diberikan oleh tim teknis
dan mahasiswa KKN
e.
Pelatihan Pengemasan Produk
Pelatihan pengemasan produk dan pemasaran ini dilakukan juga tersentral di desa yang
diikutioleh 3 kelompok tani dari 3 pedukuhan, dimana selanjutnya kegiatan dilanjutkan di tingkat
kelompok. Tujuan dilakukannya pelatihan ini memberikan kemampuan kepada kelompok wanita
tanii supaya dapat melakukan pemilihan jenis pengemas yang aman, sehat (higienis) dan menarik.
Kegiatannya meliputi pelatihan pengemasan, pelatihan membuat desain produk.
f.
Pelatihan Kewirausahaan dan Pemasaran Produk
Pelatihan kewirausahaan dan pemasaran produk ini bertujuan untun menumbuhkan semangat
kemandirian ekonomi dan memberikan strategi pemasaran yang baik kepada masyarakat Giripurwo
khususnya kelompok wanita tani pengemasan, pelatihan pemasaran dipilah menjadi dua kegiatan
yaitu motivasi berwirausaha dan pelatihan membuat perencanaan bisnis (bisnis plan). Pelatihan ini
didampingi oleh dosen Fakultas Ekonomi (konsentrasi pemasaran) dari UAD.
g.
Gelar Produk dan Evaluasi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan minggu terakhir kegiatan KKN PPM disertai dengan kegiatan evaluasi
kegiatan KKN PPM. Tujuan pemeran ini diharapkan seluruh masyarakat mengetahui hasil karya
kelompok wanita tani yaitu berbagai olahan makanan dari mocaf sehingga menarik anggota
masyarakat yang lain untuk turut serta berperan dalam pengolahan mocaf ini. Bersamaan dengan
kegiatan ini juga dilakukan evaluasi kegiatan KKN PPM yang dihadiri oleh Dinas TPH Kabupaten
Gunungkidul, pemerintah kecamatan Purwosari dan pemerintah Desa Giripurwo, Wakil Rektor
III UAD, Perwakilan dari 3 KWT dan Kelompok Tani. Hasil evaluasi ini dapat dilihat rencana tindak
lanjut.
3.
RENCANA KEBERLANJUTAN PROGRAM.
Keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat pasca KKN PPM 2016 di Desa Giripurwo,
Gunung Kidul memerlukan partisipasi beberapa pihak. Setelah kegiatan di atas perlu dilakukan
pembinaan lebih lanjut dari keenam kegiatan besar tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4
berikut ini.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk ....
45
Tabel 4. Rumusan Keberlanjutan Program
No.
Ruang lingkup
Arti Penting
Rekomendasi
Mitra strategis
Program
1
2
3
4.
Peningkatan kesadaran
Peningkatan kemampuan
Pemasaran
Kesadaran untuk
menghargai potensi
lokal
Pendampingan
secara berkala
1. Pelatihan
pengolahan
makanan bahan
mocaf
2. Pelatihan
pengemasan
3. Pelatihan
pemasaran
(bisnis plan)
Pendampingan
secara berkala
Memb uat perluasan
jaringan pemasaran
Memfasiltasi
dan mendorong
kelompo k usaha
bersama
makanan olahan
1. Pertan ian Kec. Purwos
(BPP)
2. Dinas TPH (Tanaman
Pangan dan Holtikultur
1. Dinas TPH (Tanaman
Pangan dan Holtikultur
2. Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP)
3. Tim KKN PPM
1. Tim KKN PPM
3. Dinas TPH Kab
Gunungkidul
HASIL YANG DICAPAI
Kegiatan KKN PPM dilaksanakan dalam rentang waktu 3 bulan, yang meliputi serangkaian
kegiatan program kerja mulai dari: (1) Sosialisasi rencana program, (2) Survei analisis kebutuhan,
(3) Sosialisasi kegiatan KKN PPM, (4) Pelatihan pembuatan Mocaf; (5) Pelatihan pengolahan aneka
produk (diversifikasi) dari bahan mocaf , (6) Pelatihan pengemasan dan desain produk, (7) Pelatihan
pemasaran, (7) Pelatihan Budi daya Singkong dan Perawatan (7) Pelatihan pembuatan pupuk
organik (8) Pendampingan, monitoring, dan evaluasi kegiatan. Penjelasan secara detail dapat dilihat
pada tabel 5.
46
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Tabel 5. Hasil Capaian Kegiatan KKN PPM 2014
No.
Waktu
pelaksanaan
1.
Aktivitas
Capaian
Maret 2016
Pendaftaran/ Rekruitmen mahasiswa peserta
KKN-PPM: Pendaftaran dilakukan secara online
sesuai dengan persyaratan yang diajukan. Hasil
recruitmen menunjukkan jumlah peminat melebihi
kuota yang ditargetkan, untuk itu Tim TTF KKN
melakukan seleksi. Dokumen pendukung berupa
foto copi pengumuman pendaftaran KKN-PPM.
Diperoleh peserta KKN
sebanyak 27 mahasiswa.
2.
April 2016
Seleksi mahasiswa peserta KKN-PPM: Seleksi mahasiswa pendaftar dilakukan oleh Tim TTF KKN LPM
UAD berdasarkan persyaratan yang diajukan LPM.
Dokumen berupa daftar mahasiswa yang memenuhi
syarat sebanyak 27 mahasiswa.
Diperoleh peserta KKN sebanyak 27 mahasiswa dengan
berbagai bidang ilmu yang
mendukung program KKN.
3.
Mei-Juli 2016
Pembekalan Umum oleh Pusat KKN LPM UAD
1. Materi: Wawasan KKN; Penyusunan Program;
Survei; Form Administrasi KKN; Wawasan
Kesehatan; Pengelolaan TPA; Komunikasi lisan
dan tulis; Laporan.
2. Pemateri : Tim Taskforce KKN Pusat KKN LPM
UAD.
3. Peserta : 27 Mahasiswa
4. Dokumen : Daftar hadir mahasiswa dan jadwal
pembekalan.
Mahasiswa calon peserta
KKN memahami tujuan dan
capaian dari kegiatan KKN
4.
2 Juni 2016
Koordinasi dengan kecamatan dan Desa Giripurwo
Diperoleh kesepakatan lokasi
KKN, di wilayah yaitu
Jlumbang;
Sumur;
Tlogowarak
5.
15 Juni 2016
Sosialisasi KKN PPM di desa Giripurwo dengan
pihak terkait, yaitu: Pihak Kecamatan Purwosari;
BPP Purwosari; Desa Giripurwo; Dukuh Lokasi
KKN; perwakilan KWT dan kelompok tani
Diperoleh persetujuan dan
dukungan dari pemerintah
kecamatan; kelurahan dan
BPP Purwosari yang berkaitan dengan pengembangan olahan mocaf
6.
4 Juni 2016
Pembekalan Tematik I (Teori)
1. Materi
: Pemasaran dan Packaging
2. Pemateri : Tim KKN PPM.
3. Peserta
: 27 Mahasiswa peserta KKN-PPM
4. Tempat
: Panti Asuhan Putra
Muhammadiyah Sorosutan
Yogyakarta.
5. Dokumen : daftar hadir mahasiswa
Mahasiswa peserta KKN siap
menjadi mentor dalam pendampingan olahan mocaf.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk ....
47
7.
5 Juni 2016
Pembekalan Tematik I (Praktik)
1. Membuat mocaf tradisional
2. Mengolah kue-kue basah
3. Peserta : 27 Mahasiswa peserta KKN-PPM
4. Tempat : Rumah Ibu Sudarmini Wiyoro Kidul Rt
5 Baturetno Banguntapan Bantul.
5. Dokumen : Daftar hadir mahasiswa; foto kegiatan
Mahasiswa peserta KKN
siap menjadi mentor dalam
pendampingan
olahan
mocaf.
8.
12 Juni 2016
Pembekalan Tematik II (Praktik)
1. Membuat mocaf dengan sistem enzim
2. Pengolahan kue-kue kering
3. Peserta : 27 Mahasiswa peserta KKN-PPM
4. Tempat : Rumah Ibu Sudarmini Wiyoro Kidul Rt
5 Baturetno Banguntapan Bantul.
5. Dokumen : Daftar hadir mahasiswa; foto kegiatan
Mahasiswa peserta KKN
siap menjadi mentor dalam
pendampingan
olahan
mocaf.
9.
24 Juli 2016
Pembekalan tematik III (Praktik)
1. Pengolahan mocaf dengan enzim (ulangan)
2. Pengolahan lauk pauk.
3. Peserta: 27 Mahasiswa peserta KKN-PPM
4. Tempat: Rumah Ibu Sudarmini Wiyoro Kidul RT 5
Baturetno Banguntapan Bantul.
5. Dokumen: Daftar hadir mahasiswa; foto kegiatan
Mahasiswa peserta KKN
siap menjadi mentor dalam
pendampingan pembuatan
mocaf.
10.
25 Juni 2016
Mahasiswa survei lokasi
Mahasiswa bersama DPL survey ke lokasi sebagai
dasar penyusunan program, mencari tempat pondokan dan berkoordinasi dengan pihak terkait (Kecamatan, Desa, Pedukuhan, BPP Purwosari, tokoh
masyarakat dan pimpina persyarikatan Muhammadiyah.
Diperoleh dukungan dari
pemerintah Kecamatan dan
kelurahan
serta
KWT
setempat.
11.
12 Mei 2016
Diperoleh ijin kegiatan dari
Pengurusan Izin KKN PPM
Pengurusan izin diajukan pada bagian Dinas sosial Pemkab Gunungkidul
Pemkab Gunungkidul dengan tembusan pihak
Kecamatan, Desa, dan pedukuhan.
12.
3 Juli 2016
Mengetahui kesiapan mahaPresentasi program
Mahasiswa peserta KKN-PPM melakukan presentasi siswa peserta KKN dalam
rencana program kerjanya di depan Tim KKN LPM pelaksanaan program.
UAD.
13.
2-4 Juli 2016
Survei belanja barang dan bahan untuk kegiatan Mendapatkan informasi spepelatihan olahan makanan berbahan dasar mocaf. sifikasi alat dan harga peralatan yang mendukung program KKN.
14.
29-31 Juli 2016
Belanja Barang, alat dan bahan.
Tim KKN-PPM melakukan belanja alat dan bahan
untuk memfasilitasi ibu-ibu KWT dampingan di
Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari.
48
Diperoleh 3 paket peralatan
untuk olahan mocaf dan
lemari display produk yang
akan diserhakan kepada 3
KWT
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
15.
31 Juli 2016
Pengantaran barang dan bahan ke lokasi.Tim KKNPPM melakukan pengiriman barang/alat dan
bahan ke lokasi KKN-PPM di Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari Kab. Gunungkidul dan di bagi
menjadi 4 kelompok sesuai dengan jumlah KWT
Peralatan dikirimkan ke lokasi
KKN di awal penerjunan
dengan harapan program
kegiatan KKN PPM dapat
segera terlaksana sesuai
jadwal yang ditetapkan.
16.
1 Agustus 2016
Penerjunan mahasiswa KKN PPM dan penyerahan
barang di desa Giripurwo dan dilanjutkan ke
masing-masing dusun
Penempatan mahasiswa
KKN sesuai dengan lokasi
yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
kelurahan
Giripurwo dan masyarakat
mengetahui
serta
memahami tujuan dari program KKN PPM khususnya
di masing-masing dusun.
17.
3 Agustus 2016
1. Pelatihan Pengolahan I:
Resep: donat, putu ayu, brownis, bolu, blackforest,
cafroll.
2. Peserta : 25 orang dari perwakilan KWT Aisyiyah
dan perwakilan kelompok difabel kec Purwosari.
3. Dokumentasi : Daftar hadir dan foto kegiatan.
4. Pendampingan pelatihan ini dilakukan oleh tim
KKN PPM Ibu Dra. Hj. Sudarmini dan Tim dari
MPM PWM Yogyakarta
Masyarakat memahami dan
mampu membuat olahan
roti basah berbahan dasar
mocaf yang selanjutnya akan
didampingi di wilayah masing-masing untuk mencoba
membuat.
18.
4 Agustus 2016
1. Pelatihan Pengolahan II:
Resep: nastar, kue kering, kastengel, cilok, lidah
kucing
2. Peserta : 23 orang dari perwakilan KWT Aisyiyah.
Pendampingan pelatihan ini dilakukan oleh tim
KKN PPM Ibu Dra. Hj. Sudarmini dan Tim dari
MPM PWM Yogyakarta
Masyarakat memahami dan
mampu membuat olahan kue
kering dan camilan berbahan
dasar mocaf yang selanjutnya akan didampingi di wilayah masing-masing untuk
mencoba membuat.
19.
5 Agustus 2016
Pelatihan budi daya singkong Pembuatan Mocaf
dengan metode fermentasiPeserta : 25 orang terdiri
dari 18 perwakilan KWT dan Aisyiyah dan 7 orang
dari kelompok tani
Pendampingan pelatihan ini dilakukan Dr. Ir. Gatot
Supangkat dan oleh tim KKN PPM Azis ikhsanudin
Masyarakat memahami dan
mampu membuat olahan
kue basah dan camilan berbahan dasar mocaf yang selanjutnya akan didampingi
di wilayah masing-masing
untuk mencoba membuat.
20.
8 Agustus 2016
Pelatihan Kewirausahaan dan pemasaran Peserta:
18 orang terdiri dari 15 perwakilan
KWT dan 3 dari Aisyiyah Pendampingan pelatihan
ini dilakukan Beni Suhendra.
Memberikan motivasi bisnis
dan strategi pemasaran produk
olahan mocaf
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk ....
49
21.
10-17 Agustus
2016
Pelatihan di tiga dusun Jlumbang; Sumur dan
Tlogowarak. Pelatihan di tiap dusun didampingi
oleh mahasiswa KKN-PPM selama 7 hari dengan
menggunakan peralatan dan bahan yang sudah
diserahkan dengan membuat berbagai olahan dari
kue basah dan kering.
Pelatihan ini merupakan
tindak lanjut pelatihan yang
ada di kelurahan, dimana
pelaksanaannya berada di
masing-masing KWT den
diikuti oleh seluruh anggota
KWT dengan pendamping
adalah mahasiswa KKN
22.
11 Agustus
2016
Pelatihan olahan mocaf ibu-ibu Aisyiyah cabang
Giripurwo Peserta: 10 orang dari Aisyiyah. Pendampingan pelatihan ini dilakukan oleh tim KKN
PPM Ibu Dra. Hj. Sudarmini
Adanya permintaan dari
ibu-ibu Aisyiyah Cabang
Giripurwo maka tim KKN
PPM memberikan waktu
khusus untu melatih mereka.
23.
29-31 Agustus
2016
Pelatihan pembuatan pupuk organik di masingmasing kelompok tani dusun Jlumbang; Sumur dan
Tlogowarak
Kelompok tani mampu membuat pupuk organik dari
sampah dan kotoran hewan
24.
1 September
2016
Pameran dan Gelar Produk olahan mocaf serta
evaluasi kegiatan
Kegiatan ini dihadiri oleh
Dinas TPH Kab Gunungkidul,
Bapak
Camat
Purwosari; Kepala Desa
Giripurwo; Wakil Rektor III
UAD dan perwakilan KWT
serta kelompok Tani
25.
4 September
2016
Penarikan KKN oleh LPM UAD dari masing-masing
lokasi yang diwakili oleh DPL (Dra. Hj. Sudarmini).
5.
EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi KKN PPM 2015 bertujuan untuk memperbaiki kegiatan yang sudah dilaksanakan di
mana akan banyak melibatkan instansi terkait sehingga dengan harapan program ini bisa ditindak
lanjuti oleh masyarakat dengan dukungan berbagai pihak termasuk pemerintah khususnya dinas
terkait yang membidangi program olahan mocaf ini. Evaluasi ini dihadiri oleh perwakilan dari:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
1)
50
Wakil Rektor III Univeritas Ahmad Dahlan
Pemerintah Kecamatan Tepus
Pemerintah Kelurahan Tepus
Dinas TPH Kabupaten Gunungkidul
Kepala BPP Kecamatan Purwosari
Kepala Dusun dan Perwakilan KWT.
Hasil evaluasi diperoleh dari diskusi berbagai pihak antara lain sebagai berikut:
Dinas TPH Kabupaten Gunungkidul
Apresiasi untuk KKN-PPM UAD 2016 yang telah mengembangkan potensi alam di wilayah
Purwosari ini dan berharap institusi pendidikan dapat berperan dalam pengembangan olahan
makanan berbahan baku lokal
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
2)
3)
4)
b.
1)
2)
Kelompok wanita tani harus tetap semangat dan saling berkoordinasi serta membangun
komunikasi dengan Dinas TPH Kabupaten Gunungkidul.
Dinas TPH mengundang kelompok wanita tani dalam setiap pameran yang diadakan
pemerintah kabupaten.
Dinas TPH siap membantu KWT jika kelompok Wanita tani konsisten mengembangkan mocaf.
Kepala BPP Kecamatan Purwosari
Perlu pemikiran dan usahan menanggulangi proses pengeringan di musim penghujan supaya
proses produksi tetap berlangsung dan kualitas tetap terjamin.
Masyarakat khususnya kelompok wanita tani dan kelompok tani harus semangat dan konsisten
dalam pengembangan mocaf.
c.
1.
2.
Pemerintah Kelurahan Tepus
Program KKN bisa dirasakan langsung oleh masyarakat dalam pengentasan ekonomi Tepus.
Pemerintah Desa siap menggunakan olahan mocaf berupa snack rapat di kelurahan yang
berasal dari KWT.
d.
1.
Kepala Dusun dan kelompok wanita tani
Apresiasi untuk KKN-PPM UAD 2016 yang telah mengembangkan potensi alam di wilayah
Purwosari ini.
Mohon tetap bisa mendampingi kelompok wanita tani dalam mengolah mocaf.
Di mana beli starter pembuatan mocaf.
2.
3.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Hasil kegiatan KKN PPM yang sudah dilakukan pada masyarakat khususnya ibu-ibu KWT di
dusun Jlumbang; Sumur; dan Tlogowarak dapat diterima di masyarakarat dan tanggapannya cukup
antusias mengikuti pelatihan ini dan mereka sangat tertarik untuk lebih mengembangkan kepada
olahan-olahan lain sehingga menambah keahlian dalam mengolah mocaf yang harapannya
memberikan dampak secara ekonomi.
B.
Saran
1.
Perlu adanya pendampingan dalam hal pengembangan olahan, tingkat kualitas produk dan
kemasan oleh pihak dan dinas terkait dalam menjaga kualitas hasil produksinya.
Perlu pendampingan dalam hal pemasaran dan teknik promosi sehingga produk mampu
dikenal dan menjadi ikon wisata di kab. Gunungkidul
2.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk ....
51
DAFTAR PUSTAKA
Badan statistika Kab Gunungklidul, 2013, Data Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kab.
Gunungkidul, http://gunungkidulkab.bps.go.id/
http://kbung.blogspot.com/2013/-cara-menanam- singkong-cara bertanam- html
Kurnia,LI., Aida, N., Gunawan, S dan Widjaja, T, 2012, Pembuatan MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) Dengan Proses Fermentasi Menggunakan Lactobacillus Plantarum, Saccharomyces cereviseae, dan Rhizopus oryzae, Jurnal Teknik POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
Subagi, Ahmad dan M. Agra, Ph.D. 2011. Kajian Strategis Pengembangan Pasar untuk Meningkatkan Permintaan Tepung Mocaf (modified Cassava Flour). Jember: Universitas Jember.
❆ ❆ ❆
52
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Pengembangan Hutan Mangrove
untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan
di Pantai Baros Tirtohargo, Kretek, Bantul
Dedi Wijayanti
(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan)
Soeparno
(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan)
Denik Wirawati
(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan)
ABSTRAC
Pantai Baros terletak di wilayah pesisir Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari kabupaten di
Propinsi DIY yang memiliki ekosistem mangrove. Tanaman mangrove diharapkan dapat mengurangi
ancaman intrusi air laut, ancaman gelombang tsunami dan dampak gangguan angin laut yang
mengancam pertanian masyarakat. Penanaman mangrove di Pantai Baros ini di masa yang akan
datang prospeknya sangatlah besar bagi kemakmuran warga masyarakat sekitar asalkan mulai dari
sekarang dimanfaatkan dengan benar. Terdapat peluang besar pengembangan kemakmuran masyarakat
sekitar yaitu pengembangan wisata alam pantai yang sekaligus dapat berfungsi sebagai pusat pendidikan
lingkungan pesisir di Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan KKN PPM ini partisipatif masyarakat dan pihak terkait.
Dalam hal ini, secara teknis semua kebijakan dan kegiatan yang dilaksanakan selama KKN PPM ini
selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, dalam hal ini Bappeda Bantul sampai dengan
pemerintah desa dan melibatkan SKPD terkait yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul,
Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul.
Hasil dari kegiatan KKN PPM ini adalah: (1) Penyuluhan dan ceramah kebijakan dari Bappeda Bantul
dan SKPD terkait; (2) Pelatihan service excelent untuk mempersiapkan desa wisata; (3) Pelatihan
pembuatan kerajinan tangan dari sampah kayu laut; (4) Pelatihan budi daya ikan air payau dan
pembuatan kolam/keramba; (5) Pendataan kegiatan wisata edukasi, serta data konservasi di desa
Tirtohargo; (6) Pendataan dan pendokumentasian jenis tanaman mangrove dan hewan di kawasan
mangrove Baros; (7) Pendampingan tourguide; (8) Penanaman mangrove sebanyak 1000 pohon serta
pemasangan paranet; (9) Pengadaan kolam terpal dan Keramba Jaring Apung sebagai project pilot
di sekitar kawasan; (10) Pengadaan bibit nila merah dan stimulasi pakan di 3 dusun.
Kata kunci: pengembangan, hutan, mangrove, pengelolaan, pesisir.
Pengembangan Hutan Mangrove untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan di Pantai Baros ...
53
A.
PENDAHULUAN
Dusun Baros merupakan dusun yang ada di Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten
Bantul. Dusun ini merupakan salah satu dusun di ujung Muara Sungai Opak. Sungai Opak merupakan salah satu sungai di Yogyakarta yang mempunyai hulu di Merapi dan juga melintasi kawasan
karst Gunung Sewu sehingga material yang terbawa oleh sungai ini adalah campuran antara pasir
vulkanik dan juga tanah liat dari kawasan karst.
Kegiatan konservasi lingkungan sudah dimulai di dusun ini oleh KP2B (Kelompok Pemuda
Pemudi Baros). Kegiatan konservasi lingkungan itu dilatarbelakangi oleh kondisi lahan pertanian
di sekitar muara Opak yang tidak stabil dan juga beberapa permasalahan yang disebabkan oleh
dinamika alam (seperti aberasi, gangguan angin laut, ancaman tsunami, dan ancaman intrusi).
Selain itu sungai-sungai yang ada di dusun ini seringkali mendapatkan gangguan berupa peracunan
dan penyetruman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Dengan adanya berbagai fenomena tersebut maka Kelompok Pemuda Pemudi Baros (KP2B)
mulai melakukan inisiatif penanaman mangrove dan juga berbagai tanaman pantai lainnya. Dengan
adanya kegiatan konservasi lingkungan di Pantai Baros ini, KP2B semakin memperoleh kepercayaan
masyarakat dalam mengelola lingkungan desa Baros secara lestari. Warga dusun Baros juga dapat
melakukan aktivitas pertanian dengan tenang karena berkurangnya ancaman abrasi dan juga lahan
pertanian lebih produktif karena berkurangnya gangguan angin laut. Dengan kegiatan konservasi
ini menambah perhatian serta peluang pengembangan ke depan.
Penanaman mangrove di Pantai Baros ini di masa yang akan datang prospeknya sangatlah besar
bagi kemakmuran warga masyarakat sekitar asalkan mulai dari sekarang dimanfaatkan dengan
benar. Terdapat peluang besar pengembangan kemakmuran masyarakat sekitar yaitu: a) pengembangan wisata alam pantai yang sekaligus dapat berfungsi sebagai pusat pendidikan lingkungan
pesisir di Yogyakarta; b) selain itu juga dapat dikembangkan perikanan payau dengan kolam jebak
ataupun keramba kepiting.
B.
1.
2.
54
METODE/APLIKASI
Dalam pelaksanaan kegiatan KKN PPM ini memuat metode dan tahapan sebagai berikut.
Persiapan dan Pembekalan yang meliputi:
a. Rekruitmen mahasiswa
b. Sosialisasi ke masyarakat pengguna program KKN
c. Persiapan mahasiswa dengan mengadakan pembekalan KKN yang terkait dengan tema.
d. Penerjunan mahasiswa ke lokasi KKN
Pelaksanaan kegiatan meliputi:
a. Menyusun dan mengembangkan peraturan-peraturan (mengadakan koordinasi dengan
dinas terkait dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dengan
mengadakan FGD) dan pembuatan petunjuk praktis (papan larangan/papan petunjuk)
tentang pengelolaan hutan pantai dan biotanya di wilayah pesisir
b. Mengadakan FGD antara masyarakat, kelompok konservasi (KP2B) dan dinas terkait
(Dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul).
c. Mengadakan pelatihan pemanfaatan hutan pantai yang berwawasan lingkungan bagi tiga
kalangan yaitu bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja.
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
d.
e.
Penanaman mangrove yang lebih banyak lagi yang mengarah pada pengembangan kegiatan
wisata alam.
Pengadaan uji coba perikanan payau dengan kolam jebak atau keramba apung.
C.
HASIL
Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Kegiatan KKN PPM Tematik Mangrove
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Kegiatan
Penyuluhan dan ceramah kebijakan mengenai Konservasi Mangrove dari Bappeda Bantul, DKP
Bantul, dan BLH Bantul
Pelatihan service excelent untuk mempersiapkan menuju desa wisata.
Pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari sampah kayu laut.
Pelatihan budi daya ikan air payau dan pembuatan kolam/keramba.
Pendataan kegiatan wisata edukasi, serta data konservasi di Desa Tirtohargo
Pendataan dan pendokumentasian jenis tanaman mangrove dan hewan di kawasan Baros.
Perancangan dan Pembuatan Media Promosi Wisata yaitu web, brosur, pamflet
Pembersihan sampah laut.
Pendampingan tourguide kepada para wisatawan baik lokal atau mancanegara.
Penanaman mangrove sebanyak 1000 pohon
Pengadaan papan penunjuk arah ke kawasan konservasi sebanyak 4 titik yaitu (a) jalan samas; (b)
utara kelurahan tirtohargo; (c) selatan pertigaan barat pasar Ngangkruk; (d) pertigaan Dusun
Baros.
Pengadaan papan ucapan selamat datang di kawasan Pantai Baros.
Pengadaan atau revitalisasi KJA (Keramba Jaring Apung) di muara Pantai Baros bekerjasama
dengan DKP Bantul dan KP2B
Pengadaan Kolam Terpal (ukuran 6x4) sebagai kolam percobaan budi daya ikan air tawar di
dusun Gegunung dan Kalangan.
Pengadaan bibit nila merah dan pakan di 3 dusun.
D.
PEMBAHASAN DAN DAMPAK
1.
Penyuluhan dari Bappeda dan Dinas Terkait
Penyuluhan dilakukan dengan mengundang Bappeda Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Bantul, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul. Penyuluhan
yang diberikan mengenai kebijakan yang dilakukan Pemerintah daerah Kabupaten Bantul
terhadap pengembangan daerah sekitar kawasan Baros dan payung hukum program-program konservasi mangrove di daerah Baros.
Pelatihan-pelatihan ke Arah Pengembangan SDM
Pelatihan-pelatihan yang dilakukan antara lain adalah (a) pelatihan menuju desa wisata; (b)
pelatihan service excelent (pelayanan prima); (c) pelatihan pemanfaatan sampah kayu laut untuk
dijadikan souvenir daerah wisata, (d) pelatihan pemanfaatan lahan kososng di sekitar lahan
mangrove dan di sekitar tempat tinggal untuk dimaksimalkan untuk budi daya air payau.
2.
Pengembangan Hutan Mangrove untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan di Pantai Baros ...
55
3.
Pendampingan terhadap KP2B
Program KKN PPM UAD juga melaksanakan pendampingan kepada KP2B (Kelompok Pemuda
Pemudi Baros) dengan ikut menjadi tourguide para wisatawan baik lokal atau mancanegara
yang berkunjung ke wilayah tersebut.
4. Pendataan Macam Mangrove dan Jenis Hewan
Mahasiswa KKN membantu memetakan data-data dan mendokumentasikan berbagai macam
tanaman mangrove yang tumbuh di sekitar Pantai Baros beserta dengan jenis hewan-hewan
yang terdapat di sekitar kawasan mangrove tersebut.
5. Pelaksanaan Kegiatan Peduli Lingkungan
Kegiatan peduli lingkungan yang dilaksanakan adalah kegiatan penanaman 1000 batang
tanaman mangrove dengan terlebih dahulu memasang pagar paranet untuk melindungi bibit
mangrove dari sampah. Selain itu, setiap hari minggu mahasiwa bersama-sama dengan KP2B
melakukan bersih pantai. Hasil sampah yang berupa kayu laut dibuat menjadi souvenir atau
kerajinan tangan, dan sampah laut yang berupa sandal dirangkai sebagai dinding pembatas.
Harapannya hal tersebut bisa menjadi pioner atau mengawali setiap kegiatan peduli lingkungan
yang dilakukan para wisatawan di tempat tersebut. Para wisatawan diharapkan selain datang
untuk menanam mangrove, setiap kembali dari menyusuri pantai ikut membawa sampah
laut yang ditemuinya di sepanjang pantai sebagai wujud nyata peduli lingkungan yaitu
menyelamatkan pantai dari sampah.
6. Pengadaan Papan Nama dan Papan Selamat Datang
Pengadaan dan pemasangan empat papan penunjuk jalan ke arah kawasan konservasi dan
satu papan ucapan selamat datang di kawasan konservasi.
7. Pengadaan Kolam Terpal dan Revitalisasi KJA
Pengadaan kolam terpal di dua dusun dan satu kolam keramba jaring apung di satu dusun
yang mempunyai muara pantai. Keramba jaring apung merupakan kerjasama dengan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul.
8. Pengadaan Bibit Nila dan Stimulasi Pakan untuk ujicoba budi daya air payau dengan terpal dan
keramba jaring apung.
9. Pelepasan burung pemakan serangga di sekitar kawasan mangrove.
10. Perancangan dan Pembuatan Media Promosi yang berupa web dan brosur program ekoeduwisata di Pantai Baros.
E.
PENUTUP
Potensi yang ada di kawasan konservasi ini diharapkan menjadi habitat unik untuk mangrove
dan binatang lain yang berada di sekitar tanaman mangrove, sehingga perlu perhatian semua elemen
masyarakat untuk mendukung terciptanya kawasan konservasi mangrove dengan mengetahui
dan mematuhi Peraturan Bupati tentang pencadangan kawasan taman pesisir yang akan digunakan
sebagai konservasi mangrove. Kelompok sadar wisata yang sudah dibina dapat meningkatkan
kelembagaan dengan mitra yang lainnya, baik pihak swasta ataupun pihak pemerintah dalam hal
mengembangkan dan memperkenalkan potensi wisata edukatif dan wisata alam kepada masyarakat.
KKN PPM ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir sekitar lokasi konservasi dengan
menjadikan wilayah konservasi sebagai aset wisata minat khusus yang bernilai edukatif bagi semua
56
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
lapisan masyarakat dengan memiliki beberapa sarana untuk kegiatan outbound, camping ground,
atau homestay dan adanya warung-warung kuliner untuk menjadikan kawasan ini salah satu tujuan
wisata kuliner di Kabupaten Bantul. Potensi yang sekarang dikembangkan oleh KKN PPM UAD
nantinya dapat ditindaklanjuti secara menyeluruh dari semua pihak yang berwenang. Dalam hal
ini bisa oleh Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dan SKPD terkait seperti Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Bantul ataupun Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul.
❆ ❆ ❆
Pengembangan Hutan Mangrove untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan di Pantai Baros ...
57
Achievement Motivation Training (AMT)
Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja
Dessy Pranungsari1
Fatwa Tentama2
Nissa Tarnoto3
1,2,3
Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Email:
1
dessyuad@gmail.com
2
fatwa.tentama@psy.uad.ac.id
3
ntarnoto@gmail.com
Abstrak
Fenomena kenakalan remaja semakin banyak terjadi di kalangan remaja-remaja yang berstatus sebagai
pelajar di berbagai sekolah di Yogyakarta sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan masalah tersebut.
Diperlukan upaya penanganan yang efektif untuk mengarahkan perilaku remaja ke arah yang positif
salah satunya dengan diadakannya program Achievement M otivation Training (AM T) bagi siswa.
Pelatihan ini diadakan di SM P M uhammadiyah 1 M inggir Sleman sebagai upaya pencegahan kenakalan
remaja. Pelatihan yang akan diselenggarakan merupakan proses belajar dan berpikir aktif dengan
menggunakan metode ceramah, workshop, dan role play. Pelatihan dilakukan dalam delapan sesi
yaitu Who Am I, motivasi diri (self motivation), pendukung motivasi dan hambatan motivasi, pelatihan
menumbuhkan motivasi berprestasi, pelatihan goal setting dan achievement planning, problem solving disertai kasus dan simulasi, adaptasi dengan lingkungan, dan spiritual skill sebagai refleksi untuk
meningkatkan motivasi berprestasi. Pelatihan Achievement M otivation Training (AM T) yang diadakan
selama delapan sesi menunjukkan hasil yang cukup baik. Peserta menunjukkan ketertarikannya pada
materi yang diberikan. Peserta mampu memahami dan menyadari akan pentingnya motivasi belajar
untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
Kata kunci: achievement motivation training, prestasi belajar, remaja.
A.
Pendahuluan
Kenakalan remaja di Indonesia semakin menjadi-jadi. Bahkan tindak kenakalan remaja tersebut
tidak sedikit yang sudah menuju ke tindak kriminal. Sebagai contoh beberapa waktu ini warga
Yogyakarta dihebohkan dengan disekapnya seorang siswi SMA di sebuah kos daerah Bantul.
Menurut laman liputan6.com penganiayaan tersebut dilakukan oleh sekelompok remaja di mana
dua dari tujuh orang tersebut masih di bawah umur.
Fenomena tawuran, pergaulan bebas dan sex bebas bahkan sudah menjurus ke tindakan
kriminal merusak fasilitas umum dan sebagainya yang banyak terjadi di kalangan remaja-remaja
yang berstatus sebagai pelajar di berbagai sekolah di Yogyakarta. Dihimpun dari laman merdeka.com
perilaku hamil di luar nikah pada remaja di daerah Purwakarta disebabkan karena sejak kecil mereka
sering bermain di warnet (warung internet). Dalam surfing di media internet itu para remaja sering
mengunduh film porno dan inilah yang berdampak pada perilakunya (Lestari, 2014). Selain itu,
58
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
58
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
perilaku menonton sinetron juga berdampak buruk untuk anak yang menjelang dewasa. Adegan
pada sinetron dapat membuat anak berimajinasi dan lebih fatal melakukan seks pranikah
(Kusmiyati, 2013). Pada lain pihak The Daily Mail (Biantoro, 2014) juga mengungkapkan bahwa
menurut penelitian yang dilakukan oleh lembaga survei di sebuah SMA di Los Angeles, terkuak
fakta jika remaja yang berkirim pesan singkat atau chatting hingga lebih dari 100x sehari memiliki
resiko terjebak seks bebas 6 kali lebih besar ketimbang remaja biasa. Budhayati (2012) menambahkan bahwa media internet mempunyai peranan yang sangat berpengaruh terhadap kenakalan
remaja, dan dapat memicu timbulnya perilaku dursila. Terjadinya kenakalan remaja disebabkan
dua faktor yaitu faktor internal, dan faktor eksternal. Selain itu juga disebabkan adanya konflikkonflik mental, rasa tidak terpenuhinya kebutuhan pokok, kemiskinan, dan ketidaksamaan sosialekonomi yang merugikan dan bertentangan.
Masa remaja adalah suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai sebagai akibat
dari perubahan fisik. Ketegangan emosi yang terjadi disebabkan adanya kesadaran pada remaja
bahwa perubahan fisik dapat menurunkan daya tariknya, padahal daya tarik fisik berperan penting
dalam hubungan sosial karena paling mudah dikenali oleh individu lain dalam interaksi sosial
(Hurlock, 2006). Masa remaja dapat dikatakan masa berangin-angin di mana pada masa ini para
remaja mulai mencari jati diri. Dalam pencarian jati diri tersebut para remaja pada umumnya
sering meniru dari berbagai hal yang dilihatnya. Bandura (dalam Alwisol, 2012) menyatakan bahwa
belajar sosial dapat dilakukan melalui perilaku meniru dan imitasi terhadap sesuatu yang telah di
observasi. Perilaku meniru teresebut sering dilakukan para remaja. Perilaku meniru tersebut tidak
sedikit berdampak negatif pada perkembangan anak-anak maupun remaja. Berbagai kenakalan
remaja yang terjadi banyak yang dilakukan akibat meniru sesuatu dan juga sebagai bentuk upaya
untuk mengaktualisasikan diri mereka.
Maslow (dalam Alwisol, 2012) menjelaskan bahwa kebutuhan manusia yang paling tinggi
adalah aktualisasi diri. Pencapaian aktualisasi tersebut didorong oleh motivasi dari seorang individu.
Motivasi yang positif akan mendorong individu untuk mencapai aktualisasi diri yang baik.
Kenakalan remaja sebagai salah satu bentuk aktualisasi diri yang keliru perlu diluruskan ke
dalam hal-hal yang baik salah satunya dengan mencari kegiatan yang positif. Dalam melakukan
hal positif tersebut remaja juga semestinya harus dipupuk motivasi yang besar dari diri sendiri.
Salah satu motivasi yang positif adalah motivasi untuk berprestasi. Jika remaja termotivasi untuk
berprestasi maka semua kegiatan yang akan dilakukan tidak lepas dari tujuan untuk berprestasi
tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut akan membuat remaja menurunkan intensitas kegiatan yang
berpeluang menjadi sebuah kenakalan remaja. Maka dari itu untuk memupuk motivasi berprestasi
dari remaja tersebut diperlukannya sebuah pelatihan sehingga remaja dapat mengaktualisasi dirinya
secara positif yaitu melalui Achievement Motivation Training (AMT).
B. Tujuan Kegiatan
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan ini adalah:
Meningkatkan motivasi berprestasi pelajar SMP Muhammadiyah 1 Minggir sebagai upaya
mencegah kenakalan remaja SMP Muhammadiyah 1 Minggir.
Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
59
05/11/2016, 15:05
59
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
Tujuan khusus kegiatan ini adalah:
Peserta mampu mengenal diri sendiri dan potensi yang ada pada dirinya.
Peserta mampu mengidentifikasi pendukung dan hambatan dalam motivasi.
Peserta mampu menumbuhkan rasa motivasi dan aktualisasi diri.
Peserta mampu menetapkan tujuan hidup dan prestasi yang ingin diraih serta dapat
mengevaluasi hal tersebut.
C.
Sasaran dan Lokasi Kegiatan
Sasaran utama dari pelatihanini adalah remaja yang masih berstatus sebagai pelajar SMP
Muhammadiyah 1 Minggir.
D.
Tinjauan Pustaka
1.
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja dalam istilah psikologi disebut 'Juvenile Deliquency'. 'Juvenile' berarti anak
sedangkan 'delimgquency' berarti kejahatan. Maksudnya, 'Juvenile Deliquency' adalah penjahat
anak atau anak jahat.
Menurut Bimo Walgito, 'Juvenile Deliquency' mencakup setiap perbuatan jika perbuatan terbut
dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, sesuatu yang melawan
hukum. 'Juvenile Deliquency' sebagai kenakalan remaja telah mengalami pergesaran etimologi
akan tetapi hanya menyangkut aktifitasnya saja. Yakni istilah kejahatan 'Eri juenile' menjadi
kenakalan. Meskipun kenakalan remaja senantiasa diasosiasikan dengan perbuatan atau tindak
kejahatan. Hal ini dapat dimengerti, jika yang dipegang tata nilai yang dianut masyarakat, dan
penilaian masyarakat atas kenakalan anak-anak tersebut.
Bentuk kenakalan remaja dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu:
1. Kenakalan yang tidak dapat digolongkan pada pelanggaran hukum. Kenakalan tersebut
termasuk amoral, asosial maupun norma, yaitu pelanggaran terhadap moral, dan melanggar
terhadap aturan dan norma yang berlaku di masyarakat, serta pelanggaran terhadap aturan
agama. Sebagai contoh pergaulan buruk, menonton video porno dan masih banyak lagi.
2. Kenakalan yang dapat digolongkan terhadap hukum mengarah kepada tindakan kriminal.
Seperti percobaan pembunuhan, penyekapan, penganiayaan, mencuri, merampok,
memperkosa, pelecehan seksual lainnya, dan masih banyak lagi.
2.
Motivasi
Secara sederhana, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan. Beberapa definisi lain dari motivasi
adalah:
a. Suatu variabel yang ikut campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor
tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan
menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Chaplin, 2001).
b. Suatu proses di mana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan
serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapaiannya tujuan tertentu (Munandar, 2001).
60
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
60
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah alat penggerak yang ada di
dalam setiap individu untuk mencapai suatu tujuan yang akan dicapai.
David McClelland (dalam Moor, 2010) mengemukakan bahwa motivasi seseorang terkait
dengan kebutuhannya, yaitu kebutuhan pencapaian (need for achievement), kebutuhan kekuasaan
(need for power), dan kebutuhan hubungan (need for affiliation).
a . The Need for Achievement (n-ach) Kebutuhan akan prestasi atau pencapaian.
Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan,
menguasai berbagai keahlian atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang memiliki n-ach
tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebebasan yang
tinggi. Sebab seseorang memiliki n-ach yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan
kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan keinginan untuk
menghadapi tantangan.
b . The Need for Authority and Power (n-pow) Kebutuhan akan kekuasaan.
Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain.
Terdapat dua jenis kebutuhan akan kekuasaan, yaitu pribadi dan sosial.
c. The Need for Affiliation (n-affil) Kekuasaan akan afiliasi/keanggotaan
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau
menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Individu merasa ingin disukai dan
diterima oleh sesamanya.
3.
Motivasi Berprestasi
Menurut McClelland (1987) salah satu faktor yang mendorong timbulnya motivasi pada diri
seseorang adalah adanya kebutuhan berprestasi. Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk mencapai
kesuksesan, mengatasi rintangan, menyelesaikan sesuatu yang sulit dan keinginan untuk dapat
melebihi dari orang lain. Robinson dalam Cohen (1976) mengemukakan bahwa kebutuhan berprestasi diasumsikan sebagai suatu motif untuk mencapai kesuksesan dan motif menghindari
kegagalan. Menurut Murray (dalam Beck, 1990) motivasi berprestasi adalah kebutuhan atau hasrat
untuk mengatasi kendala kendala, menggunakan kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang
sukar, sebaik dan secepat mungkin. Kebutuhan untuk berprestasi bagi siswa bersifat intrinsik,
siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi ingin menyelesaikan tugas-tugas dan
meningkatkan penampilannya. Siswa ini berorientasi pada tugas-tugas dan masalah-masalah yang
memberikan tantangan, di mana penampilannya dapat dinilai dan dibandingkan dengan patokan
penampilan orang lain. Menurut Rabideu (2005) motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk
keunggulan dibanding standarnya sendiri maupun orang lain. Berdasarkan pendapat ini, dapat
diambil rumusan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri individu
sehubungan dengan adanya pengharapan bahwa tindakan yang dilakukan merupakan alat untuk
mencapai hasil yang baik, bersaing dan mengungguli orang lain, mengatasi rintangan serta
memelihara semangat yang tinggi. Dimilikinya semangat yang tinggi akan mendorong dirinya
meraih hasil belajar yang optimal.
Menurut Rabideu (2005); Atkinson (1984); Robinson (dalam Cohen, 1976) bahwa ada 2 aspek
yang mendasari motivasi berprestasi, yaitu: pengharapan untuk sukses dan menghindari kegagalan.
Kedua aspek motivasi ini berhubungan dengan hal hal/tugas-tugas di kemudian hari. Usaha
menghindari kegagalan dapat diartikan sebagai upaya mengerjakan tugas-tugas seoptimal mungkin,
Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
61
05/11/2016, 15:05
61
agar tidak gagal untuk memperoleh kesempatan yang akan datang. Demikian juga usaha untuk
sukses dapat menjadi pendorong yang memberi kepercayaan diri, sehingga mampu melakukan
sesuatu dengan sukses, dengan mempertimbangkan kemampuan untuk menghindari kegagalan.
Adanya harapan sukses, seseorang akan bekerja keras untuk meraihnya dan berusaha memperoleh
hasil belajar yang lebih baik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah
dorongan yang ada pada diri seseorang untuk mencapai sukses dan menghindari kegagalan, yang
menimbulkan kecenderungan perilaku untuk mempertahankan dan meningkatkan suatu
keberhasilan yang telah dicapai dengan berpedoman pada patokan prestasi terbaik yang pernah
dicapai baik oleh dirinya maupun orang lain.
4.
Karakteristik Motivasi Berprestasi
Ada beberapa karakteristik dari individu yang memiliki motivasi kebutuhan akan prestasi
yang dijabarkan oleh McClelland (1987), yakni sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Menyukai tugas yang memiliki taraf kesulitan sedang Individu yang memiliki kebutuhan
akan prestasi lebih menyukai tugas dengan taraf kesulitan sedang karena beberapa alasan.
Pertama, tugas degan taraf kesulitan yang rendah tidak dapat membuat dirinya tampil lebih
baik dibandingkan dengan individu lain karena semua individu dianggap dapat mengerjakan
tugas dengan taraf kesulitan rendah tersebut. Maka dari itu, tugas dengan taraf kesulitan rendah
tidak dapat memuaskan kebutuhan akan prestasi yang ada pada dirinya. Namun, mereka
juga tidak menyukai tugas dengan taraf kesulitan terlalu tinggi karena hal tersebut dapat
menghambat mereka dalam mencapai keberhasilan sehingga kemungkinan gagal lebih besar.
Bertanggung jawab secara personal atas performa kerja
Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi cenderung memilih untuk
bertanggung jawab secara pribadi dalam pekerjaan mereka. Hal ini disebabkan oleh kepuasan
yang dapat individu peroleh setelah sesleai melakukan sesuatu yang lebih baik. Individu yang
memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi tersebut juga mempunyai kecenderungan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya hingga selesai dan selalu terpikirkan tugas
yang belum terselesaikan. Individu lebih berfokus pada prestasi pribadi mereka tanpa
mempedulikan pengaruhnya bagi anggota kelompok mereka.
Menyukai umpan balik (feedback)
Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi menyukai jika performa mereka
dibandingkan dengan orang lain. Individu dengan kebutuhan prestasi yang tinggi juga
menyukai umpan balik atas performa atau pekerjaan mereka untuk menilai hasil kerja keras
mereka.
Inovatif
Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi juga selalu berusaha untuk inovatif,
menemukan cara yang baru lebih baik dan efisien dalam menyelesaikan tugas. Mereka
menghindari segala sesuatu yang monoton dan berhubungan dengan rutinitas. Ketika orang
yang memiliki kebutuhan yang tinggi akan prestasi meraih kesuksesan, mereka akan terus
meningkatkan level aspirasi mereka dengan cara yang realistis, jadi mereka dapat bergerak
menuju tugas yang lebih sulit dan menantang.
62
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
62
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
5.
Ketahanan (persistence)
Individu yang memillki kebutuhan yang tinggi akan prestasi memiliki ketahanan kerja yang
lebih tinggi dalam mengerjakan tugas. Ketika menghadapi kegagalan individu dengan kebutuhan prestasi yang tinggi cenderung akan bertahan. Hal ini didorong dengan kepercayaan
bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat dan baik serta mampu mengerjakan pekerjaan yang serupa dengan hasil yang lebih baik di masa depan. Namun, ketahanan
ini tetap tergantung pada kemungkinan mereka untuk meraih sukses.
E.
Materi dan Metode Pelaksanaan
1. Materi
Materi pelatihan ini dilakukan berupa materi ceramah, workshop, dan role play sehingga peserta
tidak hanya mendengarkan ceramah tetapi juga mendapatkan contoh, keterampilan dengan praktik
secara langsung. Praktik dilaksanakan dengan memberi contoh menumbuhkan persepsi saya
pribadi unggul . Ceramah diberikan dengan materi motivasi diri. Harapannya remaja mempunyai
pengetahuan khusus mengenai motivasi. Peserta juga akan diajak untuk mengindentifikasi apa
saja pendukung motivasi dan hambatan motivasi dalam diri masing-masing individu. Pelatihan
yang akan diselenggarakan merupakan proses belajar dan berpikir aktif, Oleh karena itu, dalam
pelatihan ini akan diterapkan beberapa metode pelatihan, di antaranya yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
Ceramah, dengan menyampaikan materi tentang pengenalan diri, teori-teori motivasi,
Workshop, pelatihan, atau praktek menemukan pendukung motivasi, hambatan motivasi,
penentuan tujuan dalam hidup, dan menumbuhkan motivasi dengan menerapkan stimulus
saya pribadi unggul .
Role Play, pemberian contoh langsung kepada remaja melalui kasus dan simulasi dengan
menerapkan materi cara menumbuhkan motivasi dan bagaimana menjadi motivator bagi diri
sendiri dan orang lain
Pelatihan akan diberikan untuk Peserta melalui beberapa sesi
Sesi 1: Who Am I
Sesi 2: Motivasi Diri (Self Motivation)
Sesi 3: Pendukung Motivasi dan Hambatan Motivasi
Sesi 4: Pelatihan Menumbuhkan Motivasi Berprestasi
Sesi 5: Pelatihan Goal Setting dan Achievement Planning
Sesi 6: Problem Solving disertai Kasus dan Simulasi
Sesi 7: Adaptasi dengan lingkungan
Sesi 8: Spiritual Skill sebagai refleksi untuk meningkatkan motivasi berprestasi
Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
63
05/11/2016, 15:05
63
F.
Metode Pelaksanaan
Kenakalan
remaja yang
meningkat
Kurangnya kegiatan
positif dalam diri
remaja
Kurang adanya
motivasi untuk
berprestasi
a. Peserta mampu mengenal diri sendiri dan
potensi yang ada pada dirinya.
b. Peserta
mampu
mengidentifikasi
pendukung
dan
hambatan
dalam
motivasi.
c. Peserta mampu menumbuhkan rasa
motivasi dalam diri.
d. Peserta mampu menetapkan tujuan hidup
dan prestasi yang ingin diraih serta dapat
mengevaluasi hal tersebut.
Pelatihan
‘Motivasi
Berprestasi”
Pelaksanaan pelatihan adalah sebagai berikut:
No
Waktu
1.
Sesi 1
09.00-09.15
WIB
09.15-09.30
WIB
Acara
Perkenalan Antar
Peserta
Menjelaskan Manfaat
dan Tujuan pelatihan
Pelatihan motivasi
berprestasi
64
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
64
Alat
Metode
Tujuan
Permainan
Membangun kedekatan dan
supaya saling mengenal satu
sama lain dan merasa ada
hubungan dengan pelaksana
●
Peserta mengetahui manfaat
yang akan didapatkan jika
mengikuti
pelatihan
Motivasi Berpestasi
●
Ceramah
●
●
●
Kertas
gambar
Spidol
Doubletape
Laptop
LCD
proyektor
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
65
05/11/2016, 15:05
65
66
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
66
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
67
05/11/2016, 15:05
67
G.
Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut:
No.
1.
Kegiatan
Bukti Kegiatan
Sesi 1:
Who Am I
68
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
68
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
No.
Kegiatan
2.
Sesi 2:
MotivasiDiri (Self Motivation)
3.
Sesi 3:
Pendukung Motivasi dan
Hambatan Motivasi
4..
Bukti Kegiatan
Sesi 4:
Pelatihan Menumbuhkan
Motivasi Berprestasi
Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
69
05/11/2016, 15:05
69
No.
Kegiatan
5.
Sesi 5:
Pelatihan Goal Setting dan
Achievement Planning
6.
Sesi 6:
Problem Solving disertai Kasus
dan Simulasi
7.
Sesi 7:
Adaptasi dengan lingkungan
70
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
70
Bukti Kegiatan
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
8.
H.
Sesi 8:
Spiritual Skill sebagai refleksi
untuk meningkatkan motivasi
berprestasi
Kendala Pelaksanaan
Kendala pelaksanaan berkaitan dengan waktu yang disediakan pihak sekolah. Rencana awal
program pengabdian akan dilakukan dalam waktu tiga hari tetapi karena waktu yang disediakan
dari sekolah hanya dua hari maka perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian termasuk program
yang akhirnya dilaksanakan lebih lama dalam satu hari dari rencana awal.
I.
Kesimpulan
Pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) yang diadakan selama 8 sesi menunjukkan
hasil yang cukup baik. Peserta menunjukkan ketertarikannya pada materi yang diberikan. Peserta
mampu memahami dan menyadari akan pentingnya motivasi belajar untuk mencapai prestasi
belajar yang lebih baik.
J.
Follow Up
Follow up dilakukan dengan observasi dan wawancara terhadap siswa dan guru. Hasil dari
observasi dan wawancara menunjukkan bahwa ada perubahan siswa dalam proses belajarnya seperti
siswa berkurang dalam perilaku terlambat datang ke Sekolah, mayoritas siswa mengerjakan tugas
tepat waktu, perhatian terhadap pelajaran dan guru dalam menerangkan meningkat. Kesadaran
pentingnya masa depan sudah mulai dimaknai oleh siswa terlihat dari persiapan UAN yang
dilakukan siswa-siswa saat ini seperti belajar kelompok, diskusi dengan guru, dan bimbingan belajar
di Sekolah.
K.
Daftar Pustaka
Alwisol. (2012). Pengantar Psikologi Kepriadian. Malang: UMM Press.
Atkinson, J. (1982). Motivation and Achievement. Washington, D.C: V.H. winston and Sons.
Biantoro, B. (2014). Awas, SMSan 100x Sehari Bisa Picu Seks Bebas Di Kalangan Remaja. http://
www.merdeka.com/teknologi/awas-smsan-100x-sehari-bisa-picu-seks-bebas-di-kalanganremaja.html. (Diakses 27Agustus 2016).
Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
71
05/11/2016, 15:05
71
Kusmiyati. (2013). Seks Pranikah di Kalangan Remaja Naik Sinetron Bisa Disalahkan.http://
health.liputan6.com/read/687811/seks-pranikah-di-kalangan-remaja-naik-sinetron-bisadisalahkan. (Diakses 10 Desember 2015).
Lestari, M. (2014). Ini Yang Bikin Banyak Remaja Di Purwakarta Hamil Di Luar Nikah. http://
www.merdeka.com/peristiwa/ini-yang-bikin-banyak-remaja-di-purwakarta-hamil-di-luarnikah.html. (Diakses 12 Agustus 2016).
Mahmud, F. (2015). 7 Pelaku Penganiaya Pemilik Tatto Hello Kitty Dikejar Polisi. http://
news.liputan6.com/read/2177288/7-pelaku-penganiaya-pemilik-tatto-hello-kitty-dikejarpolisi. (Diakses 22 Februari 2016).
McClelland, D.C. (1987). Human Motivation. New York: The Press Syndicate of The University of
Chambridge.
Moore, L. L., Grabsch, D. K., & Rotter, C. (2010). Using Achievement Motivation Theory to Explain Student Participation in a Residential Leadership Learning Community. Journal of Leadership Education. Volume 9, Issue 2 Summer 2010: 22-34.
Munandar, A. S. (2004). Psikolgi Industridan Organisasi. Jakarta: UI-Press
Rabideau, S.T. (2005). Effect of Achievement Motivation on Behavior.
www.personalityresearch.org/papers/rabideau.html. (Di akses 25 Agustus 2016).
http://
Robbins. (2001). Teori Motivasi McClelland dan Teori Dua Faktor Hezberg. (ON LINE).
http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/11/teori-motivasi-mcclelland-teori-dua.html. (Diakses
24 Mei 2016).
Robbins, S. P & Judge, T, A. (2008). Perilaku Organisasi. Penerjemah: Diana, Ria, & Abdul. Edisi 12.
Jakarta: Salemba Empat.
❆
72
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
72
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Increasing Knowledge And Skills of Yellow Pumpkin
Processing Through Yellow Pumpkin Processing
of Training In Bendo Village
Dewi Marfuah1), Tuti Rahmawati2), Retno Dewi Noviyanti3)
Prodi S1 lmu Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 1)
dewi_marfuah@ymail.com
Prodi S1 lmu Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 2)
tutirahmawati97_yahoo.com
Prodi S1 lmu Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 3)
retno.arvi2211@yahoo.com
Abstract
Yellow pumpkin is a food rich in beta-carotene, vitamin A, C and E, minerals, and carbohydrates, so
the yellow pumpkin is very beneficial for health. Problems in Bendo village which results yellow pumpkin abundant but people do not know the benefits of eating yellow pumpkin or not much avail curcubita
moschata into a food that has nutritional value and economic value is higher. M ost people Bendo just
selling yellow pumpkin at a very cheap and there is only used as animal feed. Solutions done is training
yellow pumpkin processing into a variety of foods that have high nutritional value and economic value
is higher. This training was conducted for 5 days with direct method of practice. Products processed
yellow pumpkin in the training are dried noodles, pastries, muffins bloom, bakpia, cakes, and donuts.
After training to increase skills yellow pumpkins are mothers of households in processing and exploiting yellow pumpkin into a variety of foods that have high nutritional value.
Keywords: Training, Skills, Yellow Pumpkin
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN TENTANG
PENGOLAHAN LABU KUNING MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN
LABU KUNING DI DESA BENDO
Abstrak
Labu kuning merupakan makanan yang kaya akan betakaroten, vitamin A, C dan E, mineral, dan
karbohidrat, sehingga labu kuning sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Permasalahan di desa
Bendo yang hasil labu kuningnya melimpah namun masyarakatnya belum mengetahui manfaat
mengkonsumsi labu kuning atau belum banyak memanfaatkan labu kuning menjadi makanan yang
mempunyai nilai gizi dan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Sebagian masyarakat Bendo hanya menjual
labu kuning dengan harga yang sangat murah dan ada yang hanya digunakan sebagai pakan ternak.
Solusi yang dilakukan adalah pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan yang
Increasing Knowledge And Skills Of Yellow Pumpkin Processing Through Yellow Pumpkin ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
73
05/11/2016, 15:05
73
mempunyai nilai gizi tinggi dan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Pelatihan ini dilaksanakan selama 5
hari dengan metode langsung praktik. Produk hasil olahan labu kuning pada pelatihan ini adalah mie
kering, kue kering, bolu mekar, bakpia, kue bolu, dan donat. Setelah dilakukan pelatihan pengolahan
labu kuning terdapat peningkatan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dalam mengolah dan memanfaatkan labu kuning menjadi aneka makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi.
Kata kunci: Pelatihan, Keterampilan, Labu kuning
1.
PENDAHULUAN
Desa Bendo terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Bendo I, Dusun Bendo II, Dusun Bendo III. Luas
wilayah Desa Bendo ± 246,582 Ha dengan jumlah penduduk 2285 jiwa. Mata pencaharian penduduk
Desa Bendo beranekaragam yaiu sebagai petani, buruh tani, PNS/POLRI/TNI, pedagang/ wirausaha,
karyawan swasta, pensiunan, buruh bangunan, lain-lain (IRT). Selain itu perekonomian masyarakat
Desa Bendo ditunjang dengan beberapa usaha lain seperti penggilingan padi, penggergajian kayu,
warung/kios, konveksi dan meubel (Profil Kelurahan Desa Bendo, 2013).
Lahan yang luas di Desa Bendo, oleh masyarakat setempat digunakan untuk fasilitas umum,
pemukiman, kegiatan ekonomi dan lahan yang paling luas digunakan untuk pertanian. Pertanian
yang ditanam di Desa Bendo sangat beragam seperti padi, jagung, kacang tanah, singkong, kedelai,
ketela, labu kuning, dan lain-lain (Profil Kelurahan Desa Bendo, 2013). Semua hasil pertanian Desa
Bendo dijual dalam bentuk mentah, sehingga harganya sangat murah bahkan ada hasil pertanian
yang hanya digunakan sebagai pakan ternak karena jika dijual harganya sangat murah seperti labu kuning.
Labu kuning merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A, B, C dan E, mineral, dan karbohidrat, namun labu kuning tidak tinggi kalori sehingga tidak mengkhawatirkan bagi yang sedang
diet rendah kalori. Dalam 100 gram labu kuning hanya mengandung 29 kalori sehingga cukup
aman dikonsumsi walaupun sudah diberi bahan penunjang seperti tepung terigu atau tepung
beras. Daging buahnya juga mengandung antioksidan sebagai penangkal kanker. Sifat labu kuning
yang lunak dan mudah dicerna serta mengandung karoten (pro vitamin A) cukup tinggi, serta
dapat menambah warna menarik dalam olahan pangan lainnya. Umumnya masyarakat Desa Bendo
hanya dapat mengolah menjadi kolak dan dikukus saja, bahkan labu kuning hanya dipakai sebagai
pakan ternak atau komboran ternak sapi dan kambing. Penyebabnya adalah terbatasnya pengetahuan masyarakat akan manfaat komoditas pangan tersebut. Labu kuning dapat diolah menjadi
aneka makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan nilai ekonomi yang lebih tinggi, namun
masyarakat Desa Bendo belum bisa memanfaatkan labu kuning menjadi aneka makanan.
Hampir setiap lahan pertanian di Desa Bendo terdapat tanaman labu kuning, karena labu
kuning adalah tanaman pendamping yang selalu ditanam di pinggir lahan sawah atau ladang diatas
tumpukan jerami. Cara penanaman labu kuning sangat mudah dan satu pohon dapat menghasilkan
banyak labu kuning sehingga banyak petani yang menanam labu kuning.
Melalui survei yang dilakukan oleh tim pengabdi di desa Bendo, maka STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta bergerak mengadakan pengabdian masyarakat berupa pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan yang bernilai gizi tinggi dan bernilai ekonomi tinggi
dengan panduan buku resep olahan labu kuning. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan agar
hasil labu kuning yang melimpah mempunyai manfaat yang lebih tinggi. Dalam kegiatan
pengabdian masyarakat ini melibatkan ahli gizi dan ahli teknologi pangan sehingga dapat mengatasi
74
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
74
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
permasalahan yang ada di Desa Bendo.
2.
METODE/APLIKASI
Dengan melihat permasalahan yang ada di Desa Bendo yaitu kurangnya pengetahuan dan
keterampilan masyarakat dalam mengolah hasil pertanian khususnya labu kuning, maka dari itu
kami tim pengabdi melaksanakan kegiatan pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka
makanan yang bernilai gizi tinggi dan bernilai ekonomi tinggi. Pelatihan dilakukan selama 5 hari
dengan peserta ibu- ibu desa Bendo yang tidak bekerja sebanyak 30 peserta. Sebelum kegiatan
pelatihan, peserta dibagi menjadi 8 kelompok. Metode pelatihan dengan metode praktik langsung,
di mana tim pengabdi memasak di depan yang diikuti masing-masing kelompok. Setelah selesai
satu produk hasil olahan labu kuning, masing-masing kelompok akan dinilai dan dievaluasi oleh
tim pengabdi.
3.
HASIL
Pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan di Desa Bendo Nogosari Boyolali
selama 5 hari pada Senin sampai Jumat tanggal 16-20 Mei 2016. Tempat yang digunakan adalah
gedung Balai Desa Bendo Nogosari Boyolali. Peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 30 ibuibu rumah tangga yang tidak bekerja di Dusun Bendo II. Pembukaan kegiatan pelatihan dihadiri
oleh Ibu Lurah Bendo Nogosari Boyolali, Ibu Kepala Dusun (Bayan) Bendo I, Ibu Kepala Dusun
(Bayan) Bendo II, dan Ibu Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.
Pelatihan yang dilaksanakan menggunakan metode praktikum langsung di mana ada demo
masak didepan dengan diikuti ibu- ibu memasak yang dibuat kelompok. Peserta dibagi menjadi 8
kelompok, setiap kelompok akan dibagi bahan makanan dan peralatan masing-masing sesuai
masakan pada hari itu. Kegiatan pelatihan 5 hari meliputi Senin pembukaan serta praktik membuat
donat dan bolu dari labu kuning, Selasa pembuatan kue kering dari labu kuning, Rabu pembuatan
mie kering dari labu kuning, Kamis pembuatan bakpia dari labu kuning, dan Jumat evaluasi dan
penutupan.
Penilaian dan evaluasi hasil pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan yang
dilakukan setiap hari akan dikumpulkan sampai hari terakhir. Item penilaian berupa warna, rasa,
tekstur, dan tingkat kematangan hasil olahan labu kuning. Setelah dikumpulkan semua nilai akan
diambil 3 nilai terbaik untuk diberi hadiah. Buku menu aneka olahan labu kuning dapat digunakan
sebagai panduan ibu-ibu rumah tangga dalam mengolah labu kuning dirumah.
4.
PEMBAHASAN
Dengan pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga desa Bendo dalam memanfaatkan labu kuning
menjadi makanan yang bernilai gizi tinggi dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga tidak ada lagi
labu kuning yang digunakan sebagai pakan ternak.
Pelatihan sebagai bagian dari pendidikan yang mengandung proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan dengan waktu yang relatif singkat dan metode yang lebih
mengutamakan prektik langsung dibandingkan pemberian teori.
Increasing Knowledge And Skills Of Yellow Pumpkin Processing Through Yellow Pumpkin ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
75
05/11/2016, 15:05
75
5.
DAMPAK
Dampak atau manfaat pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan dapat
membangun ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja dapat membuat home indutry dengan memanfaatkan labu kuning menjadi aneka makanan dan selain itu, ibu-ibu dapat mengolah labu
kuning untuk keluarga mereka yang dapat meningkatkan asupan zat gizi keluarga terutama untuk anakanak mereka.
Dampak lain dari pelatihan ini adalah meningkatkan harga labu kuning karena digunakan
sebagai bahan aneka makanan, sehingga tidak ada lagi labu kuning digunakan sebagai bahan pakan
ternak.
6.
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah:
a.
d.
Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja dalam memanfaatkan
labu kuning.
Meningkatnya keterampilan ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja dalam mengolah labu
kuning.
Meningkatkan asupan zat gizi masyarakat desa Bendo dengan adanya pemanfaatan labu kuning
menjadi aneka makanan.
Meningkatkan pemanfaatan labu kuning menjadi aneka makanan.
7.
UCAPAN TERIMA KASIH
b.
c.
Keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak lepas dukungan dari berbagai
pihak, oleh karena itu kami ucapkan terima kasih kepada:
a.
b.
c.
d.
e.
Ibu Kepala Desa Bendo, Nogosari, Boyolali, Jateng
Ibu Kepala Dusun (Bayan) Bendo I
Ibu Kepala Dusun (Bayan) Bendo II
Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Peserta pelatihan pengolahan labu kuning
8.
REFERENSI
Kelurahan Bendo. 2013. Profil Kelurahan Desa Bendo. Nogosari.
Zahra, Siti Ulfatul. 2012. Subtitusi Puree labu Kuning Dalam Pembuatan Cake (Fruit Cup Cake Pumpkin, Tiramisu Pumkin, dan Pudding Sweety Pumkin Cake). Thesis. Universitas Negeri Yogyakarta.
❆
76
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
76
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif
(Active Learning) Dalam Peningkatan Kompetensi
Guru MI Muhammadiyah Kecamatan Juwiring Klaten
Dini Restiyanti Pratiwi, Slamet Widodo, Yohana Dwi Marfu’ah
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
FKIP UMS
email Dini.R.Pratiwi@ums.ac.id
ABSTRAK
Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman guru perihal penyempurnaan
pola pikir yang mampu menunjang penerapan kurikulum 2013 dan menambah pengetahuan serta
ket er ampilan guru dalam menggunakan st rategi pembelajar an aktif, yakni TGT dalam proses
pembelajaran. Lingkup kegiatan ini adalah guru-guru M I M uhammadiyah yang tergabung dalam
Kelompok Kerja Kepala Amal Usaha M uhammadiyah (K3 AUM ) Kecamatan Juwiring, Kabupaten
Klaten.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada Sabtu, 12 M aret 2016 bertempatan di
M Ts M uhammadiyah Juwiring Klaten. Pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat ini dilakukan melalui
4 tahapan kegiatan di antaranya (1) tahap pertama dilakukan observasi terhadap strategi mengajar
yang dilakukan oleh guru M I M uhammadiyah Juwiring sebagai peserta; (2) penerapan strategi TGT
oleh fasilitator; (3) brainstorming antara fasilitator dengan guru terkait kedua strategi yang telah
dipraktikkan, yaitu oleh guru dan fasilitator; dan (4) menjelaskan konsep strategi TGT sebagai strategi
pembelajaran aktif.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dikuti oleh 27 guru M I M uhammadiyah Juwiring Klaten.
Pada saat pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat tim dari PBI FKIP UM S telah menyebarkan
angket terkait kepuasaan terhadap materi dan pelayanan selama pelatihan berlangsung serta pertanyaan
mengenai pelatihan di bidang pendidikan apa yang saat ini dibutuhkan oleh guru. Hal ini dilakukan
guna keberlangsungan program ini dapat dilakukan secara berkesinambungan.
Kata kunci: kompetensi guru, strategi pembelajaran aktif, Team Games Tournament (TGT)
PENDAHULUAN
A.
ANALISIS SITUASI
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang saat ini disarankan untuk diterapkan di seluruh
jenjang pendidikan. Selain itu, kurikulum 2013 muncul sebagai wujud dari penyempurnaan
kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2006 atau biasa disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Begitu pula dengan KTSP yang juga merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Berdasarkan perjalanan singkat 10 tahun terakhir,
perkembangan kurikulum di Indonesia, arahan pencapaiannya adalah kompetensi peserta didik.
Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Peningkatan ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
77
05/11/2016, 15:05
77
Dalam hal ini, peserta didik tidak hanya dituntut mampu menguasai kompetensi secara kognitif
melainkan juga secara afektif dan psikomotorik. Hal ini dijelaskan dalam Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 mengenai alasan adanya perkembangan kurikulum 2013 yang meliputi (1) merujuk
pada UU No. 20 tahun 2003 bagian umum mengenai pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi, (2) merujuk pada pasal 35 UU No. 20 tahun 2003 tentang kualifikasi
kompetensi lulusan harus mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta (3)
melanjutkan rintisan kurikulum berbasis kompetensi (Kemdikbud, 2012:5).
Penyempurnaan kurikulum yang terjadi di Indonesia haruslah diimbangi dengan sikap optimis
dari berbagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, terutama guru. Guru yang memiliki
makna digugu lan ditiru (dipercaya dan dicontoh) secara tidak langsung juga memiliki peran
untuk memberikan pendidikan karakter kepada peserta didiknya. Oleh karena itu, guru dalam profil
dan penampilannya haruslah memiliki kekuatan dalam mengarahkan peserta didik untuk memiliki
karakter yang baik (Hidayatullah, 2010:18). Berdasarkan definisi guru yang telah dipaparkan, berarti
guru haruslah kreatif dan berkarakter.
Tuntutan yang muncul sebagai dampak perkembangan kurikulum turut menuntut kemampuan
dan keterampilan seorang guru dalam mendesain sebuah pembelajaran. Guru tidak lagi bertugas
untuk mentrasfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik, tetapi guru dituntut untuk dapat
membimbing, mengarahkan, dan mengendalikan peserta didik sehingga mampu mendewasakan
peserta didik melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, profesi sebagai guru saat ini telah
ditetapkan menjadi sebuah profesi yang profesional. Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai
semua teori dalam ilmu pengetahuan yang diajarkan, namun juga dituntut mampu mengaplikasikan
dan mengimplementasikan teori tersebut sehingga mampu mengajarkan kepada peserta didik
mengenai apa, mengapa, dan bagaimana ilmu pengetahuan dipelajari.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk dapat mencapai tujuan pendidikan secara
nasional yang mengacu pada pencapaian kompetensi pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
adalah melalui peningkatan pemahaman dan kesadaran guru mengenai hakikat belajar, mengajar,
dan pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan merumuskan penyempurnaan pola pikir yang harus
dilakukan guru supaya pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan pendidikan secara
nasional. Penyempurnaan pola pikir tersebut telah dirumuskan dalam kerangka dasar dan struktur
kurikulum pada bagian pendahuluan di masing-masing satuan pendidikan, salah satunya kerangka
dasar dan struktur kurikulum SD/ MI (Permen No. 67 tahun 2013:2) menjelaskan mengenai 9
macam penyempurnaan pola pikir yang harus dipahami guru antara lain (1) pola pembelajaran
yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik, (2) pola pembelajaran satu arah
menjadi pembelajaran interaktif, (3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran jejaring,
(4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif, (5) pola belajar sendiri menjadi belajar
kelompok, (6) pola pembelajaran tunggal menjadi pembelajaran berbasis multimedia, (7) pola
pembelajaran berbasis masal menjadi berbasis kebutuhan pelanggan, (8) pola pembelajaran ilmu
pengetahuan tunggal menjadi ilmu pengetahuan majemuk, dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi
pembelajaran kritis.
Berdasarkan 9 macam penyempurnaan pola pikir tersebut, guru bertugas untuk menjadi peserta
didik sebagai subject center dalam pendidikan serta menciptakan suasana pembelajaran yang
interaktif. Oleh karena itu, guru haruslah memiliki pengalaman mengenai strategi pembelajaran
aktif yang bervariasi sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak bersifat monoton dan
78
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
78
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
mampu memenuhi salah satu tuntutan dalam 9 macam penyempurnaan pola pikir.
Selain itu, pemilihan strategi pembelajaran aktif yang dilakukan oleh guru haruslah
memerhatikan prinsip diversifikasi sebagaimana tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 36
ayat 2 yang menyatakan bahwa kurikulum yang diselenggarakan pada semua jenjang dan jenis
pendidikan haruslah dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik (Depdiknas, 2003:35). Kurikulum yang dimaksudkan dalam
pernyataan tersebut salah satunya meliputi pelaksanaan pembelajaran. Pentingnya penguasaan
strategi pembelajaran aktif oleh guru menjadi latar belakang diajukannya kegiatan ini. Strategi
pembelajaran aktif yang difokuskan dalam pengabdian ini adalah metode Team Group Tournament
(TGT) dengan strategi talking stick, card short, dan number head together.
Menurut Slavin (2009:163) strategi pembelajaran TGT adalah salah satu strategi pembelajaran
kooperatif dengan menerapkan turnamen akademik dan kuis-kuis untuk memacu skor kemajuan
peserta didik dengan pelaksanaan peserta didik berlomba untuk mewakili tim kelompoknya
melawan perwakilan teman dari kelompok lain yang kinerja akademiknya setara. Selanjutnya Isjoni
(2009:83) menyatakan bahwa TGT adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
peserta didik dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang dengan latar belakang
yang berbeda. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa TGT merupakan strategi
pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dengan membentuk kelompok belajar peserta didik
dengan latar belakang yang berbeda. Selanjutnya, hasil temuan dan pemahaman tiap kelompok
dilombakan dengan perwakilan pada tiap kelompok dengan kinerja akademik yang sama.
Strategi pembelajaran TGT cocok diaplikasikan dalam pembelajaran untuk menjadikan peserta
didik sebagai subject center. Selain itu, strategi pembelajaran ini mampu mengakomodasi tuntutan
dalam kurikulum 2006 dan 2013. Hal ini disebabkan karena teknik/ cara dalam melaksanakan
strategi ini menuntut peserta didik untuk aktif dan mampu bersaing secara sehat berdasarkan
pengamatan dan pengalaman yang telah dialami peserta didik melalui Tournament. Sasaran dalam
kegiatan ini meliputi guru-guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten.
B.
PERMASALAHAN MITRA
Berdasarkan analisis situasi yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi permasalahan yang
saat ini dihadapi mitra. Mitra dalam hal ini adalah guru-guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten.
1. Guru kurang memahami mengenai hakikat penyempurnaan pola pikir sebagai konsekuensi
dari penyempurnaan kurikulum yang berimbas terhadap tuntutan peningkatan kompetensi
guru, salah satunya dalam hal menciptakan suasana belajar yang berpusat pada peserta didik
dan menarik bagi peserta didik.
2. Guru kurang menguasai berbagai strategi pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan, dan
berbobot yang bervariasi. Khususnya, strategi pembelajaran TGT.
C.
TUJUAN KEGIATAN
Mengacu pada permasalahan yang telah diidentifikasi, kegiatan ini memiliki 2 tujuan.
1.
Memperdalam pemahaman guru mengenai 9 macam penyempurnaan pola pikir sebagai salah
satu tuntutan guru dalam menyesuaikan penyempurnaan kurikulum.
Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Peningkatan ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
79
05/11/2016, 15:05
79
2.
Meningkatkan penguasaan strategi pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan, dan berbobot
secara bervariasi. Khususnya, strategi pembelajaran TGT.
D.
LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan bagi guru-guru MI Muhammadiyah
Kecamatan Juwiring Klaten yang meliputi MI Muhammadiyah Juwiran, Jetis, Mrisen, Kebongede,
Gumantar, dan Tlogorandu. Fokus dari kegiatan ini adalah pelatihan strategi pembelajaran aktif
bagi guru MI Muhammadiyah di Kecamatan Juwiring Klaten yang berada di lingkungan Kelompok
Kerja Kepala Amal Usaha Muhammadiyah (K3 AUM) Cabang Juwiring, Klaten. Rencana kegiatan
ini akan dilaksanakan di MTs Muhammadiyah Juwiring Klaten. Kegiatan yang akan diselenggarakan
meliputi pemberian materi mengenai pemahaman 9 macam penyempurnaan pola pikir serta
berbagai macam variasi strategi pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan dilanjutkan praktik
pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tersebut.
E.
SOLUSI YANG DITAWARKAN
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, kegiatan ini menawarkan solusi untuk
mengatasi permasalah tersebut.
1. Tahap pertama, penelusuran permasalahan guru-guru di MI Muhammadiyah Juwiring Klaten
melalui pencarian, penggalian, dan pengidentifikasian terhadap kekurangan guru dalam hal
penguasaan strategi pembelajaran aktif yang bervariasi.
2. Tahap kedua, guru-guru di lingkungan MI Muhammadiyah Juwiring Klaten diundang untuk
diberi pelatihan dan penyuluhan, serta pendalaman materi mengenai 9 macam penyempurnaan
pola pikir yang menjadi tuntutan guru dalam penyempurnaan kurikulum dan variasi strategi
pembelajaran aktif.
3. Tahap ketiga, setelah pada guru memahami konsep mengenai variasi strategi pembelajaran
aktif, selanjutnya guru diberi workshop atau pelatihan pelaksaan strategi pembelajaran aktif
dalam hal ini strategi TGT di kelas ataupun di luar kelas yang bersifat variatif, kreatif, dan
menyenangkan langsung oleh tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat ini.
4. Tahap keempat, dilakukan peer teaching yang dilakukan oleh guru dengan mempraktikkan
langsung salah satu strategi pembelajaran yang telah ditawarkan pada satu mata pelajaran
dengan peserta didik guru-guru yang lain yang juga mengikuti kegiatan ini.
F.
1.
2.
3.
TARGET LUARAN
Setelah dilaksanakan pengabdian kepada masyarakat ini, target luaran yang diharapkan meliputi
Guru-guru yang mengikuti workshop memahami konsep penyempurnaan pola pikir untuk
memenuhi tuntutan guru sebagaii konsekuensi penyempurnaan kurikulum serta variasi strategi
pembelajaran aktif.
Guru mampu menerapkan strategi pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan sesuai
dengan materi yang diajarkan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang interaktif.
Hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dipublikasikan pada jurnal/ terbitan
berkala ilmiah Warta.
80
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
80
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dirancang dengan metode participatory integrated practice. Metode pelaksanaan
lebih mengutamakan pada keterlibatan aktif peserta, yaitu guru-guru MI Muhammadiyah dalam
memahami konsep dan penerapan strategi pembelajaran aktif, yaitu TGT yang dimodifikasi dengan
card sort dan number head together. Kegiatan dimulai dari melakukan observasi terhadap strategi
mengajar yang digunakan oleh guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten, penerapan strategi
pembelajaran aktif (TGT) oleh fasilitator, Brainstorming antara fasilitator dengan peserta pelatihan
mengenai penerapan kedua strategi yang diterapkan oleh kedua model, dan pendalaman materi
mengenai konsep strategi pembelajaran TGT.
A. Tahap pertama: Observasi strategi mengajar yang dilakukan oleh guru-guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten yang mengikuti pelatihan strategi pembelajaran aktif sebanyak 27 orang guru. Tahapan pertama yang dilakukan dalam melaksanakan pelatihan pengabdian ini
adalah memilih secara acak seorang guru untuk mempraktikkan kebiasaan mengajar dan
strategi yang digunakan saat mengajar. Pemilihan guru yang mempraktikkan kebiasaannya
saat mengajar dilakukan dengan penerapan teknik talking stick. Teknik talking stick dilakukan
dengan memberikan sebuah stick (pensil) kepada salah satu guru, selanjutnya stick tersebut
diputar sambil menyanyikan lagu. Saat lagu habis dan stick itu berhenti pemegangnya adalah
guru yang harus mempraktikan kegiatan mengajar. Waktu yang diberikan untuk mempraktikkan kegiatan mengajar tersebut adalah 35 menit.
B.
Tahap kedua: Penerapan strategi pembelajaran aktif (TGT)
Pada tahap ini fasilitator melakukan simulasi mengajar dengan materi 9 penyempurnaan pola
pikir guru dalam kurikulum 2013 dengan siswa para guru peserta pelatihan. Strategi TGT
dilakukan dan dikolaborasikan dengan teknik number head together dan card sort. Pelaksanaan
pemebelajaran diawali dengan guru melakukan apersepsi mengenai kebiasaan mengajar yang
dilakukan oleh guru saat ini dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai 9
penyempurnaan pola pikir yang harus dikuasai oleh guru. Selanjutnya pelaksanaan TGT
dilakukan dengan tahap sebagai berikut.
a). Pembentukan Team dilakukan dengan teknik number head together, yaitu setiap siswa
diminta berhitung dan setiap kepala memiliki nomornya masing-masing untuk selanjutnya
siswa bergabung dengan nomor yang sama menjadi satu kelompok.
b). Games dilakukan dengan teknik card sort. Setiap kelompok mendapatkan potongan kartu
untuk didiskusikan dan dikelompokkan sesuai dengan pasanagannya. Selanjutnya, kartu
yang telah mendapatkan pasangan ditempelkan di papan tulis. Permainan dalam kegiatan
ini muncul dari kegiatan menjodohkan dan menempel kartu.
c). Tournamen dilakukan dengan menemukan jumlah benar terbanyak dari keseluruhan
kelompok yang telah menempel kartu. Pertandingan dalam kegiatan ini terlihat dari
antusias siswa untuk menjadi kelompok yang terbaik dengan jumlah benar terbanyak
dari kartu yang ditempel.
C.
Tahap ketiga: Brainstorming antara fasilitator dan guru sebagai peserta.
Sebelum fasilitator menjelaskan secara langkah-langkah dan teknik apa yang digunakan dalam
praktiknya pada tahap kedua, guru-guru sebagai siswa dan peserta pelatihan diajak untuk
Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Peningkatan ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
81
05/11/2016, 15:05
81
mengidentifikasi langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan serta menilai hasil dari
penerapan strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh fasilitator.
D. Tahap keempat: Menjelaskan konsep strategi pembelajaran TGT
Setelah guru-guru dapat mengingat dan menuliskan langkah-langkah apa saja yang telah
dilakukan dalam praktik mengajar oleh fasilitator, selanjutnya fasilitator memberikan konfirmasi
terkait langkah-langkah TGT yang semstinya dan dilanjutkan dengan menjelaskan konsep strategi
pembelajaran aktif, strategi pembelajaran TGT, teknik number head together, dan teknik card sort.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Evaluasi Kegiatan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai
optimalisasi strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan kompetensi guru MI Muhammadiyah
Juwiring Klaten, dapat disampaikan evaluasi kegiatan sebagai berikut.
Secara keseluruhan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dikatakan berhasil dalam
arti mencapai target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pada tahap demi
tahap.
1. Saat mengikuti penyuluhan dan pelatihan
Guru-guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten mengikuti pelatihan dan penyuluhan sebagai
upaya pendalaman materi mengenai konsep dan hakikat strategi pembelajaran aktif TGT dan
penerapannya dalam pembelajaran. Peserta dengan serius mengikuti dan ikut terlibat secara
mental dalam penyuluhan dan pelatihan untuk memperdalam materi. Ketika menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari fasilitator mengenai aktivitas mengajar dan strategi yang sering
digunakan saat mengajar mereka nampak bersemangat. Bahkan, ketika diskusi dialogis dibuka,
peserta banyak mengajukan berbagai tanggapan dan juga sekaligus pertanyaan yang cukup
problematik dalam menghadapi peserta didik saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Saat mengikuti workshop dan pendampingan
Antusiasme peserta juga terlihat ketika mengikuti workshop dan pendampingan dalam
penerapan strategi pembelajaran aktif diikuti teknik mengajar yang dapat digunakan saat guruguru melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Peserta mempraktikkan langsung dan
menyampaikan pengalaman empiriknya ketika menerapkan sebuah strategi pembelajaran
aktif, tetapi terkendala dengan oleh kesulitan menguasai kelas dan menyediakan media yang
sesuai dengan strategi yang diterapkan. Berdasarkan pengalaman yang disampaikan tersebut,
fasilitator dari PBI FKIP UMS memberikan solusi dan motivasi.
B.
KEBERLANJUTAN PROGRAM
Keberlanjutan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan menjalin kerja sama
antara program studi Pendidikan Bahasa Indonesia dengan K3AUM cabang Juwiring Klaten melalui
kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan secara berkesinambungan. Pada saat pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat, tim dari PBI FKIP UMS menyebarkan angket yang
berisikan kepuasaan peserta pelatihan terhadap materi dan fasilitator pelatihan. Selain itu, dalam
82
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
82
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
angket terdapat pertanyaan mengenai kebutuhan peserta mengenai pelatihan yang terkait dengan
bidang pendidikan untuk dapat digunakan sebagai analisis situasi pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat selanjutnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Sebagai akhir laporan pelaksanaan pangabdian kepada masyarakat ini, berikut dikemukakan
simpulan dan saran.
A.
Simpulan
Berdasarkan realitas dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat mengenai optimalisasi
penerapan strategi pembelajaran aktif (active learning) dalam peningkatan kompetensi guru-guru
MI Muhammadiyah Juwiring Klaten tahun 2016, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.
1.
2.
3.
B.
1.
2.
Program pengabdian kepada masyarakat ini dapat dinyatakan berhasil. Indikasi hal ini adalah
telah dicapainya target luaran yakni tercapainya kompetensi guru MI Muhammadiyah Juwiring
Klaten dalam memahami konsep dan penerapan strategi pembelajaran TGT.
Program pengabdian kepada masyarakat ini perlu dilanjutkan. Hal ini didorong oleh adanya
indikator yakni antusiame para peserta dalam mengikuti serangkaian kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini. Antusiasme peserta menunjukkan adanya gairah mereka untuk maju
menuju pada peningkatan profesionalisme guru.
Program kerja sama antara program studi PBI dengan K3AUM Kecamatan Juwiring, Kabupaten
Klaten dalam bentuk program pengabdian kepada masyarakat ini bermanfaat dalam
meningkatkan kinerja guru dan profesionalisme guru.
Saran
Melengkapi simpulan di atas, berikut dikemukakan saran.
Program pengabdian kepada masyarakat ini perlu dilakukan dan dilanjutkan pada masa-masa
mendatang. Apabila pengabdian kepada masyarakat kali ini membahas mengenai strategi
pembelajaran aktif, maka pada kegiatan berikutnya dapat membahas hal-hal seputar dunia
pendidikan yang lainnya, seperti penerapan pendekatan ilmiah, dan lain-lain.
Mengingat besarnya manfaat program pengabdian kepada masyarakat semacam ini, maka
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini perlu dilaksanakan pula kepada guru-guru MI
Muhammadiya atau guru BSI di sekolah menengah Muhammadiyah khususnya dan di daerah/
kota/kabupaten lainnya.
PERSANTUNAN
Terima kasih disampaikan kepada pengurus K3AUM Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten
yang telah membantu mengoordinasikan guru-guru MI Muhammadiyah se Kecamatan Juwiring.
Selain itu, pengurus K3AUM telah menyediakan fasilitas penunjang berupa sarana dan prasarana
sebagai wujud keberhasilan kegiatan ini. Para guru MI Muhammadiyah se Kecamatan Juwiring
atas peran aktif dalam kelancaran kegiatan ini. Apresiasi juga disampaikan kepada LPPM UMS
yang telah merespons dilaksanakannya pengabdian masyarakat ini di Kecamatan Juwiring.
Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Peningkatan ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
83
05/11/2016, 15:05
83
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hidayatullah, Furqon. 2010. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemdikbud. 2013. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta.
Permen No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/ MI.
Slavin, Robert. E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Aneka
Ilmu.
❆
84
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
84
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Peningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung
Pengembangan Wilayah Wisata Hijau di Suryowijayan, Yogyakarta
Dwi Sulisworo
Pascasarjana, Universitas Ahmad Dahlan
Muchsin Maulana, Tri Wahyuni Sukesi, Rahma Asti Mulasari, Sulistyawati
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan
Abstraks
Peningkatan kualitas masyarakat dapat dilakukan dengan memanfaatan potensi alam yang ada di
sekitar. Satu hal yang menjadi peluang bagi di Suryowijayan adalah adanya air terjun dari bendungan
pengairan yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi mikro hidro dan view di
sekitarnya dapat dijadikan floating market. Potensi di Suryowijayan tersebut dapat digunakan untuk
membangun desa wisata dengan konsep green edu park. Konsep ini memungkinkan orang datang
berkunjung untuk menikmati suasana berwisata sekaligus belajar. M asalah sampah akan menjadi
potensi pencemaran utama di suatu daerah wisata, demikian pula di Suryowijayan. Diperlukan pemberdayaan masyarakat di sekitar objek wisata untuk mengelola sampah. Tujuan dari pengabdian ini
adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam swakelola sampah dan mengajarkan teknik
“ mengajar secara efektif” kepada masyarakat untuk mendukung program green edu park, khususnya
bidang pengolahan sampah. Pelatihan swakelola sampah yang dilakukan meliputi pelatihan pengolahan
sampah organik dan anorganik (pengomposan, biopori, bank sampah, kerajinan daur ulang). Teknik
pembelajaran yang diajarkan kepada masyarakat merupakan teknik pembelajaran active learning
tentang pengelolaan sampah. Hasil akhir dari program ini adalah masyarakat dapat mengajarkan dan
mentransfer ilmu kepada pengunjung yang datang tentang tata cara swakelola sampah yang dilakukan
di Suryowijayan.
Kata kunci : daur ulang, pemberdayaan, manajemen sampah, eco-tourism
PENDAHULUAN
Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki nilai sejarah penting bagi Indonesia. Berbagai nama disematkan pada kota ini, seperti kota budaya, kota pelajar, kota toleransi, dan
juga kota wisata. Terkait sebagai kota wisata, Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata paling
terkenal kedua se-Indonesia setelah Bali. Ketika disebut kota Yogyakarta sebagai tujuan wisata maka
yang dimaksud tidak sekedar kota Yogyakarta, namun juga kabupaten lain di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta yang mencakup Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten
Gunungkidul, dan Kapubaten Kulonprogo. Pertumbuhan sektor wisata di wilayah ini tumbuh
dengan pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Semakin banyaknya wisatawan baik domestik maupun
asing telah berdampak pada perkembangan sektor ekonomi yang lain sebagai pendukung kegiatan
para wisatawan. Peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh warga setempat dengan menawarkan
alternatif-alternatif tempat-tempat tujuan wisata baru di beberapa pelosok kabupaten dan kota.
Khusus di kota Yogyakarta, beberapa tempat yang memiliki kekhasan tertentu baik dari budaya,
sosial, mapun alam mulai dikemas agar layak menjadi tempat tujuan wisata.
Peningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Pengembangan Wilayah ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
85
05/11/2016, 15:05
85
Suryowijayan merupakan salah satu kampung tua yang ada di kota Yogyakarta. Dari struktur
penduduk yang menghuni kampung ini, rata-rata adalah penduduk asli yang masih keturunan
kerabat kraton maupun abdi dalem kraton. Tatacara kehidupan Jawa masih cukup kental di
kampung ini. Letak kampung ini di sebelah barat beteng kraton (Pojok Beteng Kulon). Ada beberapa
potensi menarik yang ada di tempat-tempat sekitar kampung ini seperti tempat pengeringan hewan,
soto tradisional, kerajinan kulit dan wayang, pabrik tahu, bakmi jawa, dan beberapa lainnya. Dari
sisi panorama alam, kampung ini pada sebelah barat dibatasi aliran sungai Winongo dengan dihiasi
air terjun dari bendungan peninggalan zaman Belanda. Adapun kontur tanah pada bagian barat
berupa lembah yang rendah dari arah utara ke selatan.
Memperhatikan kondisi alam dan potensi kegiatan budaya, sosial dan ekonomi, beberapa
pihak di kampung ini mencanangkan kampung Suryowijayan dijadikan dengan green edu park.
Rencana ini dikembangkan dengan konsep menginterasikan semua potensi yang ada sebagai tema
tertentu. Beberapa rencana yang akan dilaksanakan adalah
1.
2.
3.
4.
Membuat sumber energi listrik mikro hidro dengan memanfaatkan aliran sungai Winongo
pada air terjun. Listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk mendorong berbagai aktivitas
lain di wilayah ini.
Menghubungkan wilayah timur dan barat sungai dengan flying fox. Pada sebelah barat sungai
saat ini telah ada taman bermain publik yang dibangun oleh pemerintah kota sebagai fasilitas
bersama warga Suryowijayan dan Sindurejan. Selama ini akses harus melalui jembatan
penghubung.
Menyediakan perahu bermain di sekitar air terjun yang dapat digunakan untuk menyusur
sungai ke selatan sejauh 500 meter.
Melakukan pementasan budaya di dalem milik salah satu bangsawan lokal dengan tematema tertentu sesuai secara terjadwal. Hal ini untuk menumbuhkan kembali potensi ini yang
pernah hidup pada generasi sebelumnya.
Dalam usaha menghadapi rencana tersebut, hal yang menjadi kendala utama sebagai wilayah
wisata adalah permasalahan sampah yang selama ini terjadi pada tempat-tempat wisata lain.
Kesadaran warga akan pengelolaan sampah akan menentukan keberlanjutan Suryowijayan sebagai
tujuan wisata. Melalui program pengabdian masyarakat dengan skema IbM, maka dikembangkan
program peningkatan kesadaran pengelolaan sampah. Berbagai kegiatan dengan fokus pada
manajemen sampah dilaksanakan selama 4 bulan melalui bekerjasama dengan beberapa pihak
seperti kelurahan Gedongkiwo, Dinas Pariwisata, dan juga beberapa komunitas setempat. Dengan
demikian tujuan program ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah
untuk mendukung wilayah wisata hijau (green edu park).
LANDASAN TEORI
Ecotourisme merupakan salah satu konsep yang dikenal dalam pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Berbagai wilayah di beberapa negara mengembangkan konsep ini dalam
usaha untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan dengan tetap menjaga
keseimbangan lingkungan (Ciegis et al., 2015; Popescu, 2015; Singh, 2015). Perkembangan industri
yang cenderung tidak ramah lingkungan disadari menjadi salah satu penyumbang bagi degradasi
kualitas lingkungan. Isu global warming menjadi pemicu dalam usaha-usaha untuk kembali
86
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
86
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
memikirkan berbagai aktivitas sosial dan bisnis agar tetap berorientasi pada keselamatan lingkungan
jangka panjang (AndrianaTisca et al., 2016).
Konsep ini juga menjadi pendorong dalam berbagai pengembangan wilayah wisata di Indonesia termasuk di Indonesia. Sambah keluarga dan juga sampah industri menjadi sektor yang
menyumbang bagi menurunnya kualitas lingkungan. Sistem pengelolaannya yang baik akan dapat
membantu turunkan kecepatan kerusakan lingkungan. Berbagai negara yang mengembangkan
ecotourisme memasukkan kesadaran pengelolaan sampah dan pengelolaannya sebagai pintu untuk
keberlanjutan dan kemanfaatan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakat terdekat (Amir et al.,
2016; Picard, 2015).
Pengelolaan sampah merupakan proses pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang
atau pembuangan material sampah. Material sampah pada umumnya merujuk pada hasil sisa/
buangan dari kegiatan manusia. Pengelolaan sampah dilakukan dengan tujuan untuk memulihkan
kondisi menjadi seperti semula atau mengurangi dampah negatif sampah bagi kehidupan terutama
terkait dengan kesehatan, lingkungan dan estetika. Pengelolaan sampah memerlukan metode dan
keterampilan khusus sesuai dengan jenis sampah. Metode pengelolaan sampah juga akan terganting
pada jenis sampah, lahan untuk mengelola.
Proses daur ulang sampah dilakukan agar sampah dapat memberikan nilai secara material
untuk digunakan kembali sehingga dapat membebaskan atau mengurangi limbah sampah rumahan
(Suryati, 2014). Pada masyarakat pada kebanyakan, pada umumnya sampah rumah tangga yang
didaur ulang menjadi sesuatu yang manfaat dengan cara yang sederhana dan efektif (Isroi & Yuliarti,
2009). Contoh adalah daun, botol plastik, botol logam, kertas, dan sisa makanan. Sampah tersebut
dapat dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat juga diolah secara
proses biologis menjadi pupuk padat kompos atau pupuk cair lindi (Yuliarti, 2009). Aktivitas dalam
pengelolaan sampah ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yang memberdayakan masyarakat
setempat; salah satunya adalah dengan mengembangkan bank sampah (Wintoko, 2014).
METODE
Program ini merupakan penelitian dengan pendekatan gabungan antara penelitian tindakan
dan penelitian pengembangan secara multi tahun. Sedangkan pada tahun pertama ini fokus pada
penelitian tindakan dengan subjek penelitian adalah warga Suryowijayan. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan memilih warga yang memiliki
minat sebagai kader pengelola sampah. Jumlah sampel penelitian adalah 43 orang (24 wanita, 19
pria).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Wilayah
Masyarakat Suryowijayan yang tinggal di bantaran Sungai Winongo pada umumnya berasal
dari golongan ekonomi bawah. Di RW 02 Suryowijayan, Yogyakarta berdiri masjid Al Ihsan sebagai
salah satu penyangga keagamaan bagi masyarakat tersebut. Satu hal yang menjadi peluang bagi
komunitas ini adalah adanya air terjun dari bendungan pengairan yang berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai sumber energy mikro hidro, view sekitar yang dapat dijadikan floating marPeningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Pengembangan Wilayah ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
87
05/11/2016, 15:05
87
ket, aktivitas ekonomi pedagang dan produsen kecil yang cenderung terpinggirkan menjadi konsern
tersendiri dalam kepedulian masyarakat. Jumlah penduduk adalah 14.750 jiwa (1 kelurahan).
Mayoritas penduduk beragama Islam 11.175 orang, Kristen 649 orang. Katholik 2.850 orang, Hindu
26 orang, dan Budha 50 orang. Sebagian besar penduduk bermata-pencaharian sebagai penjual
jasa 3.522 orang, sebagian yang lain sebagai pedagang 2.572, swasta 872 orang, PNS 815 orang, dan
sebagian yang lain sebagai tukang, tani, dan pensiunan.
Suryowijayan Yogyakarta merupakan daerah permukiman penduduk yang padat. Selain itu
di lokasi tersebut terdapat potensi yang sedang dikembangkan sebagai objek wisata edukasi dengan
wahana air terjun dari bendungan pengairan yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber
energy mikro hidro, view sekitar yang dapat dijadikan objek wisata berwujud floating market,
serta Green Energy Community yang akan mencakup beberapa kegiatan seperti: jual beli di Floating
Market, Jamu Herbal Instan, Hidroponik yang dikembangkan dengan konsep OVOP (one village
one product, tiap RT).
Jenis Kegiatan
Program diberikan kepada kelompok masyarakat yang didampingi oleh tokoh masyarakat
dan agama setempat. Sosialisasi tidak hanya mengundang mitra tetapi juga masyarakat yang tertarik
untuk terlibat dalam program pengelolaan sampah.
1. Inisiasi pembentukan organisasi pengelolaan sampah. Untuk memulai kegiatan pengelolaan
sampah mandiri melalui beberapa tahap yaitu: penyampaian gagasan, membentuk tim
pengelola sampah, menyusun jobdeskripsi masing-masing devisi, mencari pihak pembeli
sampah (pengepul sampah) terdekat, Sosialisasi berkesinambungan, membuat dan
menyebarkan informasi tentang cara pengelolaan sampah kepada masyarakat, menyiapkan
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan bank sampah, kerajinan daur ulang dan pengomposanbiopori, monitoring dan evaluasi secara berkala, melaporkan hasil program kepada masyarakat,
menjalin kerja sama dan dukungan dari pihak luar
2. Pelatihan manajemen bank sampah. Pelatihan manajemen bank sampah diberikan kepada
mitra dengan bantuan tenaga ahli. Pelatihan meliputi proses pengelolaan bank sampah, tugas
dan tanggung jawab teller, mekanisme penjualan sampah dan proses pembukuan.
3. Pelatihan pengelolaan sampah anorganik dengan kerajinan daur ulang. Pelatihan pengelolaan
sampah rumah tangga diberikan kepada mitra dengan bantuan tenaga ahli. Pelatihan meliputi
kerajinan dengan mesin jahit dan kreasi tangan.
4. Pelatihan pengomposan-biopori. Pelatihan pengomposan-biopori diberikan kepada mitra
dengan bantuan tenaga ahli. Pelatihan meliputi proses pembuatan kompos dengan komposter
komunal, pembuatan aktivator, dan pembuatan lubang biopori.
5. Pelatihan penggunaan kompos untuk media tanam dan tamanisasi. Pelatihan pemanfaatan
kompos hasil pengomposan sebelumnya untuk media tanam. Pot tanaman digunakan daur
ulang dari botol plastik bekas dan dari sterofaom.
6. Pelatihan menjadi pendidik lapangan bidang lingkungan. Pelatihan ini bertujuan untuk
menyiapkan beberapa anggota masyarakat utuk dapat memadu dan mengajar wisatawan yang
datang ke green edu park dari semua golongan ilmu yaitu anak usia dini, usia pendidikan dasar
menengah, dan dewasa/umum.
88
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
88
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program
Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program adalah sebagai partisipan aktif pemberdayaan
mayarakat untuk mengelola sampah rumah tangga. Dalam program ini tugas dan tanggung jawab
mitra adalah sebagai berikut:
1. Mitra menyediakan waktu untuk bersama-sama menginisiasi pengelolaan sampah di lokasi
pengabdian.
2. Mitra mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pengusul. Ada 6 (enam) pelatihan yang
diagendakan.
3. Mitra secara berkesinambungan memanfaatkan sampah rumah tangga untuk dibuat pupuk
organik, bahan kerajinan, dan memanfaatkan sistem bank sampah dengan pembinaan dan
pendampingan dari pengusul.
4. Mitra merupakan penanggung jawab kegiatan bank sampah dan pengelolaan sampah di lokasi
pengabdian.
5. Mitra menyebarluaskan informasi dan pengetahuan kepada kelompok masyarakat yang lain.
Tindaklanjut
Pengabdian ini sudah berjalan dan terlaksana dengan lancar. Masyarakat memiliki tanggapan
yang positif terhadap program yang dijalankan tersebut. Saat sosialisasi dihadiri mitra dengan
komposisi yang lengkap, semua undangan hadir dan berpartisipasi secara aktif. Di sana juga terungkap bahwa masyarakat menginginkan keberlanjutan program sehingga edupark bisa terbentuk
dan berfungsi dengan baik.
Di lokasi pengabdian system bank sampah diganti dengan shodaqoh sampah. Walaupun
demikian mekanisme yang dilakukan adalah sama. Sistem shodaqoh sampah yang ada sudah lama
terhenti sehingga pengabdian ini merupakan proses menghidupkan kembali sistem shodaqoh bank
sampah tersebut termasuk dengan manajemen bank sampah yang harus ada.
Proses pelatihan sampah anorganik dilakukan dengan mendaur ulang sampah-sampah yang
ada menjadi bunga, dompet dan piring. Dari proses tersebut, mitra mengemukakan bahwa tertarik
dan kedepan meminta tindak lanjut dengan membuat barang yang beragam hingga branding.
Pengomposan berhasil dilakukan dengan baik dan berhasil membuat pupuk. Di lokasi sudah
pernah dibuat lubang biopori, namun demikian tidak berfungsi dengan baik. Sehingga pada
pengabdian tersebut selain memasang lubang biopori baru juga membersihkan lubang biopori
yang lama. Tamanisasi berhasil dilakukan oleh tim dan masyarakat dengan membuat taman dengan
jenis tanaman hias dan buah seperti pohon pepaya kecil.
Pelatihan pendidik lapangan dilakukan terhadap pemuda lapangan yang ada di lokasi
pengabdian dengan tujuan menjadi trainer ketika green edupark terbentuk dan dibuka untuk
umum. ToT ini berhasil dijalankan kepada pemuda masjid setempat.
KESIMPULAN
Pengembangan wilayah wisata hijau dapat dikembangkan tidak hanya dengan penyediaan
infrastruktur tetapi juga perlu disiapkan perilaku sehat pada masyarakat di sekitar tempat wisata.
Untuk mendukung hasil pembinaan yang telah dilakukan, perlu ada pendampingan yang terus
menerus bekerja sama dengan berbagai pihak. Akselerasi program sangat diperlukan untuk
dukungan melalui kerja sama yang lebih luas.
Peningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Pengembangan Wilayah ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
89
05/11/2016, 15:05
89
UCAPAN TERIMAKASIH
Kegiatan ini didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti)
melalui skema Program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) tahun 2015/ 2016. Koordinasi pelaksanaan
program dilakukan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Ahmad
Dahlan, Indonesia.
REFERENSI
AdrianaTisca, I., Istrat, N., Dumitrescu, C. D., & Cornu, G. (2016). Management of Sustainable
Development in Ecotourism. Case Study Romania. Procedia Economics and Finance, 39, 427432.
Amir, A. F., Ghapar, A. A., Jamal, S. A., & Ahmad, K. N. (2015). Sustainable tourism development:
A study on community resilience for rural tourism in Malaysia. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 168, 116-122.
Ciegis, R., Ramanauskiene, J., & Martinkus, B. (2015). The concept of sustainable development
and its use for sustainability scenarios. Engineering Economics, 62(2).
Isroi, & Yuliarti, N. (2009). Kompos: Cara mudah, murah & cepat menghasilkan kompos, Yogyakarta:
Lily Publisher.
Picard, D. (2015). Making ecotourism sustainable: refocusing on economic viability. Lessons learnt
from the Regional strategic action plan for coastal ecotourism development in the South
Western Indian Ocean . Journal of Sustainable Tourism, 23(6), 819-837.
Popescu, G. H. (2015). Sustainable Development and the Implementation of Citizen-Oriented
Services. Journal of Self-Governance & Management Economics, 3(4).
Singh, V. (2015). Eco-Tourism as a Sutainable Alternative to Conventional Tourism. Journal of Tourism & Hospitality, 2015.
Suryati, T. (2014). Bebas Sampah dari Rumah. Jakarta Selatan: PT Argo Media Pustaka.
Wintoko, B. (2014). Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Yuliarti, N. (2009). 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Lily Publisher. Penerbit Andi Offset.
Yogyakarta.
❆
90
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
90
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Kelompok Peduli TB
Warga Sehat dengan Tuberkulosis
(IbM)
ERNIRITA,
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta
erni_dika@yahoo.co.id,
GIRI WIDAKDO
Fakultas Ilmu Keperawatan,Universitas Muhammadiyah jakarta
giriwae@gmail.com
Abstrak
Pengendalian prevalensi, mortalitas, keberhasilan pengobatan dan penemuan kasus pasien tuberkulosis
(TB) salah satunya menjadi tanggung jawab masyarakat.
Edukasi bagi masyarakat tentang tatalaksana TB masih sangat diperlukan sebagai upaya untuk
meningkatkan kepedulian dan perhatian warga masyarakat dalam penanggulangan TB.
Pengabdian M asyarakat ini bertujuan membentuk Kelompok M asyarakat Peduli (KM P) TB dengan
berbagai aktifitasnya sebagai wadah bagi masyarakat untuk menggugah kepedulian yang berasal dari
keinginan/kebutuhan, tanpa paksaan dari masyarakat itu sendiri untuk dapat berkontribusi secara
nyata terhadap isu Tuberkulosis. Strat egi yang digunakan dalam wadah ini meliputi: gerakan
Pemberdayaan, Bina Suasana dan Advokasi melalui dukungan Camat, Lurah, Ketua RW, Tokoh
M asyarakat serta mantan pasien. M etode dan bentuk kegiatan yang digunakan melalui pendekatan
partisifasi aktif, presentasi, tanya jawab, group discussion dengan media berupa M odul TB Komunitas,
Leaflet, dan Lembar balik. Penemuan kasus hingga akhir September 2016 yang didampingi langsung
oleh kader KM P TB terdapat 24 Suspeks dengan 5 orang BTA positif di RW 08 Kelurahan Kramat
Sentiong, Kecamatan Senen. Serta 18 suspect yang didampingi langsung oleh kader KM P TB RW 08
Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar dengan 7 orang BTA positif. Selanjutnya didapatkan
3 orang yang bersedia menjadi duta TB (2 orang dari kelurahan Kramat Sentiong dan 1 orang dari
kelurahan Karang Anyar).
Kata Kunci : KM P TB, Pemberdayaan, Bina Suasana, Advokasi.
Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM)
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
91
91
05/11/2016, 15:05
GROUPS CONCERNED TUBERCULOSIS
HEALTHY PEOPLE WITH TUBERCULOSIS (IbM)
ERNIRITA,
Faculty of Nursing, University Muhammadiyah of Jakarta
erni_dika@yahoo.co.id,
GIRI WIDAKDO
Faculty of Nursing University Muhammadiyah of Jakarta,
giriwae@gmail.com
Abstract
Control of prevalence, mortality, treatment success and case detection of Tuberculosis (TB) patients
one of them the responsibility of society.
Educate the public about the treatment of Tuberculosis (TB) is very necessary as an effort to raise
awareness and concern citizens in Tuberculosis (TB) control.
Community Service is aimed formed Concerned Citizens Group Tuberculosis(TB) with various activities as a forum for the community to raise the awareness that comes from the desire or need, without
coercion from the community itself to be able to contribute significantly to the issue of Tuberculosis.
The strategy used in this container include: Empowerment movement, creating an environmentand
advocacy through support from sub-district head, Headman, neighborhood, Community leaders and
former patients. M ethods and forms of activity are used through the participation active approach,
presentation, question and answer, group discussion with the media in the form of Community Tuberculosis (TB) M odule, Leaflets and Flipcharts. Case finding by the end of September 2016 which was
directly assisted by a cadre of Concerned Citizens Group Tuberculosis (TB) are 24 case finding with 5
people in neighborhood 08 acid-fast bacilli positivefrom working area headman Sentiong Kramat,district
of Senen. As well as 18 suspect who was directly assisted by a cadre of Concerned Citizens Group
Tuberculosis(TB)neighborhood 08, working area headman of Karang Anyar, Sawah Besar District
with 7 people acid-fast bacilli positive. Subsequently found 3 people that are willing to be help promotion person of Tubercuosis (TB) (2 people from working area headman Kramat Sentiong and one
person from working area headman Karang Anyar).
Keywords : Concerned Citizens Group Tuberculosis(TB), creating an environment, advocacy.
A.
PENDAHULUAN
Dunia telah menempatkan TB sebagai salah satu indikator keberhasilan pencapaian MDGs.
Secara umum ada 4 indikator yang diukur yaitu Prevalensi, Mortalitas, Penemuan Kasus dan
Keberhasilan Pengobatan. Edukasi bagi masyarakat tentang tatalaksana TB yang sesuai masih sangat
diperlukan, sebagai contoh Pasien TB cenderung untuk berhenti pengobatan karena sudah
merasakan kondisi yang membaik. Untuk mengatasi masalah tersebut peran masyarakat sangatlah
penting dalam hal pendampingan di masyarakat untuk menurunkan angka putus berobat dan
meningkatkan kesembuhan serta penemuan kasus TB di masyarakat, dalam membantu program
pemerintah untuk mengendalikan jumlah penderita Tuberkulosis, mengurangi kasus TB dengan
92
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
92
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
MDR, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sehinga dengan
kepedulian masyarakat terhadap TB sangat membantu cost-effective dalam menanggulangi
permasalahan kesembuhan pada penderita TB, Menjadi perhatian dan keprihatinan adalah warga
masyarakat yang belum peduli dengan penyakitnya, adanya pasien TB dengan MDR (Multi Drug
Resistensi) yang akhirnya menimbulkan kematian. Kekebalan kuman TB terhadap obat anti TB.
Keadaan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya Epidemi TB yang sulit ditangani.
Pengabdian Masyarakat bertujuan membentuk Kelompok Masyarakat Peduli TB disebut
Komunitas Masyarakat Peduli TB (KMP). KMP TB merupakan sebuah wadah bagi masyarakat
untuk berkontribusi dalam penanggulangan TB di Indonesia. Pembentukannya KMP harus berasal
dari keinginan masyarakat sendiri, tanpa paksaan. Pengabdian ini merupakan salah satu bentuk
kegiatan yang termasuk dalam tridharma perguruan tinggi seperti amanat dalam (Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal 1 nomor 9). Amanat tersebut menjadi
keharusan bagi perguruan tinggi untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui
aktivitas dosen dan mahasiswanya. Pengabdian masyarakat yang dilirik oleh tim pengabdian kali
ini adalah pembentukan KMP. Melalui kegiatan Warga Sehat Tuberkulosis maka menggugah
kepedulian masyarakat terhadap Tuberkulosis. Kelompok Masyarakat Peduli TB salah satu mewujudkan masyarakat sehat sejahtera yang peduli terhadap upaya penaggulangan TB secara mandiri.
Dalam rangka mencapai tujuan upaya penanggulangan TB secara optimal.
Pada wilayah Jakarta Pusat, terdapat kelompok peduli TB di antaranya yaitu: warga masyarakat
Kelurahan Karang Anyer, Kecamatan Sawah Besar dan warga masyarakat Kelurahan Kramat
Sentiong, Kecamatan Senen. Kedua warga tersebut menjadi mitra dengan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam program Pengabdian Masyarakat. Lokasi
kdua mitra ini sangat padat, Jarak antara rumah lebih kurang 1 m. Jumlah penderita TB berobat di
Puskesmas Kecamatan sawah besar dari Kelurahan Karang anyer Anyer tahun 2015 ada 4 orang
dengan MDR 3 Orang dan 1 orang meninggal. Di Puskesmas Kelurahan Kramat Sentiong dari RW
08 Kramat Pulo ada 6 orang penderia TB, Dan 1 Orang dengan HIV AIDS.
B.
METODE PENGABDIAN
Terbentuknya kelompok Peduli TB dapat dilakukan dengan strategi: Gerakan Pemberdayaan,
Bina Suasana, dan Advokasi.
1.
Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus dan kesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah
dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat.
Gerakan pemberdayaan untuk program peduli TB dilakukan adalah:
a.
b.
Membentuk kelompok Peduli TB yang berperan membantu tugas kader dalam penemuan
suspeks
Pelatihan bagi warga masyarakat yang peduli terhadap Tuberkulosis.
Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM)
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
93
93
05/11/2016, 15:05
c.
d.
e.
Mendorong kelompok TB Komunitas agar aktif dalam membantu kader mencari sumbersumber informasi bagi penderita TB dan membantu memutus rantai penularan secara cepat
Membangun partisipasi aktif komunitas secara luas lewat kelompok TB di komunitas
Melalukan penyuluhan pada masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok.
2.
Binasuasana
Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan yang mendorong individu sehat dan
terhindar dari penyakit Tuberkulosis. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu
apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang orang yang menjadi
panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum)
menyetujui atau mendukung perilaku sehat tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses
pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu
ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana yaitu dengan cara :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Mewajibkan mengunakan masker pada penderita TB
Membentuk Kawasan Sadar TB (dengan memberdayakan anggota keluarga sebagai Self TB);
Tidak membuang dahak sembarangan
Membuat buku saku untuk penanggulangan bagi penderita TB sehingga akses untuk minum
obat TB tetap dilaksanakan (menurunkan angka Drop Out TB);
Membuat pemantauan wilayah setempat (peta) TB
Mengintegrasikan program kesehatan warga sehat TB
Lomba sehat melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan Sputum
3.
Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa
tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan
penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh
agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan
(tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah.
a.
b.
c.
Melakukan audiensi dengan perwakilan kader TB Komunitas, perwakilan pasen dan mantan
pasien.
Melakukan rapat koordinasi dengan perwakilan organisasi, karang taruna.
Membentuk tim independen yang akan mengevaluasi keberhasilan program yang
beranggotakan tim kesehatan dari puskesmas, Tim kelurahan dan kecamatan, dan semua
aspek yang menjadi pendukung dalam program.
C.
HASIL/ PEMBAHASAN DAN DAMPAK
Target dan luaran yang pertama adalah Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli TB melalui
Musyawarah Masyarakat. Pertemuan ini dilaksanakan pada 21 Juli 2016 di Sekretariat RW 08
Kelurahan Karang Anyar, yang dihadiri oleh 43 Warga Masyarakat yang diberi nama Komunitas
Masyarakat Peduli TB (KMP TB) anggrek. Pada 22 Juli 2016 diadakan pertemuan dengan warga
94
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
94
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Masyarakat Kelurahan Kramat Sentiong tempat pertemuan di Majlis taklim Tarbiyatul Ummawat
RW 08 Kramat Sentiong, yang hadir 20 orang warga Masyarakat yang diberi nama Komuntas
Masyarakat Peduli TB (KMP Sehati 08). Tim Pengabdi terdiri dari 3 orang dosen dan 2 orang
Mahasiswa semester akhir. Dalam pembentukan struktur terdiri dari Penasehat, Pembina, Ketua,
Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan seksi Penemuan Suspek, Pengalang Dana, Humas dan
Diklat. Setelah kepengurusan terbentuk tim pengabdian melakukan suatu pendekatan dengan
lurah untuk dibuatkan SK. Setelah SK ada dilakukan peresmian KMP TB dan Kepengurusan.
Untuk KMP TB Anggrek Kelurahan Karang Anyar diresmikan oleh Camat Kecamatan sawah Besar,
sedangkan pada KMP TB Sehati 08 diresmikan oleh lurah Kramat Sentiong. Pada Peresmian tersebut
baik di kelurahan karang Anyar maupun di kelurahan Kramat Sentiong tim pengabdian
mendapatkan dukungan dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan yang meluangkan waktu untuk
menghadiri persemian KMP.
Gambar 1 : KMP Kelurahan Karang Anyar di resmikan oleh Martua Sitorus M.Si., Camat
Kecamatan Sawah Besar, Lurah Agus Yahya,S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep, dari Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar Ibu Ratna, serta pengurus KMP Anggrek dan tim Pengabdiaan Masyarakat.
Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM)
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
95
95
05/11/2016, 15:05
Gambar 2: KMP TB Sehati 08 di resmikan oleh Lurah Kramat Sentiong H. Suparjo SH,
Ibu Lina Kusnadi Kepala Puskesmas Kelurahan Kramat sentiong, Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep, serta pengurus KMP TB Sehati 08
dan tim Pengabdiaan Masyarakat.
Target dan luaran yang kedua adalah pelatihan bagi masyarakat, dengan terbentuknya KMP
TB di dua mitra maka menjadi kewajiban tim adalah melakukan pelatihan Kader KMP TB sesuai
dengan struktur yang terbentuk yaitu selama 2 hari. Pada KMP TB Anggrek kelurahan karang
Anyar dilakukan kegiatan pelatihan pada 10 sampai 11 Agustus 2016, sedangkan pada KMP TB
Sehati 08 Kelurahan Kramat sentong dilaksanakan pada 15 sampai 16 Agustus 2016. Sebagai hak
cipta yang dilakukan maka modul yang sudah dihasilkan dan memiliki hak cipta, maka tim akan
membuat HAKI dari modul.
Target luaran ketiga adalah mendorong Kelompok masyarakat TB agar aktif dalam membantu
kader mencari sumber-sumber informasi bagi penderita TB dan membantu memutus mata rantai
penularan yaitu melalui peran serta masyarakat dalam menyampaikan informasi tentang TB ,di
mana dilakukan oleh pengurus KMP dalam pengajian di majelis taklim baik di kelurahan Kramat
Sentiong maupun di kelurahan Karang Anyar.
Target Luaran ke empat adalah melakukan penyuluhan bagi Masyarakat, yang dilakukan 26
Agustus 2016 di KMP TB SEHATI 08 kelurahan Kramat Sentiong, masyarakat yang hadir sebanyak
35 orang. Sedangkan Penyuluhan tanggal 30 agustus dilakukan di Musala Baitul Rohman Rt 07
Rw 08 masyarakat yang hadir sebanyak 27 orang. Pada penyuluhan diimbau kepada masyarakat
perilaku hidup sehat, kepada warga masyarakat yang ada keluarga dalam pengobatan TB dianjurkan
mengunakan masker, tidak membuang dahak sembarangan, dan menjadikan kawasan yang sadar
TB.
96
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
96
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Gambar3: Pelatihan kader KMP Sehati 08 Kramat Sentiong dalam memberikan
Penyuluhan kepada Masyarakat
Langkah selanjutnya adalah melakukan gerakan ketuk pintu dengan door to door dalam
pencarian suspek, Kegiatan ini dilakukan oleh Kelompok Komunitas Masyarakat Peduli TB yang
dibantu oleh Mahasiswa fakultas Ilmu Keperawatan dan bekerjasama dengan puskesmas, Tim
Pengabdian membuat form skrining suspeks ,kemudian tim memberikan kreteria skrining minimal 3 tanda gejala fokus yang dilakukan yaitu batuk lebih dari 2 minggu dan berdahak, Berat
badan menurun, demam, dan pada anak dengan menilai adakah keluarga dewasa yang serumah
penderita TB, jika ada dari gejala utama tersebut maka kader KMP membawa suspeks ke posko
KMP untuk dilakukan anamnesa apa sesuai dengan kriteria yang dimaksud, apabila sesuai maka
dianjurkan untuk periksa dahak yang diberikan pot sputum dan didampingi oleh kader KMP.
Pada 19 September 2016 dilakukan penjaringan Suspek oleh KMP TB Anggrek di Kelurahan Karang
anyar, Kecamatan Sawah Besar, didapatkan sebanyak 18 suspeks, dengan BTA positif 7 orang.
Pada 20 September 2016 dlakukan penjaringan suspeks oleh KMP TB Sehati 08 Kelurahan Kramat
Sentiong didapatkan 24 suspek dengan BTA positif 5 orang. Selama penjaringan suspeks tim juga
mencari Duta TB yaitu dari mantan pasen yang sudah selesai berobat TB dan bersedia dengan
komitment pernyataan untuk terlibat dalam memberikan support kepada pasen TB baru dan
masyarakat mengenai informasi terhadap penyakit Tuberkulosis, dan mau berperan aktif dalam
membantu KMP TB dalam melakukan baik kegiatan secara personal maupun secara kelompok.
Dari penjaringan didapatkan 2orang Duta TB dari kelurahan Kramat sentiong dan 1 orang Duta
TB dari kelurahan Karang Anyar. Kepada Duta TB mereka membuat perjanjian dengan penanda
tangan komitment dalam materai.
Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM)
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
97
97
05/11/2016, 15:05
Gambar 4: Duta TB dari mantan Pasien DI RW 08 Kelurahan Karang Anyar
Gambar 5: Melakukan Anamnesa suspek bekerjasama dengan petugas Puskesmas Kramat
Sentiong melalui ketuk pintu door to door yang dibawa oleh kader KMP dan mahasiswa
Pengurus KMP baik yang ada di kelurahan Karang Anyar maupun yang ada di kelurahan
Kramat Sentiong membuka layanan bagi masyarakat seminggu 2 kali. Untuk pengaturan waktu
disesuaikan dengan masing-masing KMP. Untuk KMP Kramat Sentiong membuka setiap hari
Selasa dan Kamis, Sedangkan untuk KMP Kelurahan Anyar membuka setiap hari Kamis dan Sabtu.
98
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
98
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
D.
PENUTUP
Kesimpulan
Kelompok Masyarakat Peduli TB salah satu mewujudkan masyarakat sehat sejahtera yang
peduli terhadap upaya penaggulangan TB secara mandiriKMP yang sudah terbentuk di dua mitra
memunculkan antusiasme yang tinggi bagi masyarakat untuk perduli terhadap lingkungannya
hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik penyuluhan maupun penjaringan suspeks
partisipasi peran serta masyarakat, dan mendapat dukungan dari camat, lurah , ketua RW , dan
tokoh masyarakat setempat. Kegiatan yang sudah dilakukan KMP adalah penjaringan suspeks,
penyuluhan yang dilakukan oleh kader KMP. Pengurus KMP baik yang ada di kelurahan Karang
Anyar maupun yang ada di kelurahan Kramat Sentiong membuka layanan bagi masyarakat
seminggu 2 kali. Pemantauan dan monitoring kegiatan KMP dilakukan dari Puskesmas setempat.
E.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kemenristek Dikti yang telah memberikan Hibah Pengabdian Masyarakat tahun
2016, Bantuan dari berbagai pihak: Martua Sitorus M.Si. Camat Kecamatan Sawah Besar, Lurah
Agus Yahya, S.Sos., M.Si, Ibu Ainun Kepala Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Dekan Fakultas
Ilmu Keperawatan Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep., Lurah Kramat Sentiong H. Suparjo SH,
Ibu Lina Kusnadi Kepala Puskesmas Kelurahan Kramat sentiong, Yunus Budiyanto Ketua RW 08
Kelurahan Karang Anyar, Ibu Syahrianti Ketua RW 08 Kelurahan Kramat Sentiong, Ibu Fia
Rahmadiani dan Ibu Erni Sumirah Kasie Kesmas, Pengurus KMP TB Anggrek dan KMP TB Sehati
08.
REFERENSI
Depkes RI. 2014. Pedoman nasional Pengendalan Tuberkulosis.
Depkes RI. 2015. lembar Fakta Siuasi Terkini Kemajuan Tuberkulosis.
Depkes RI. 2009. Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB.
PR TB Aisyiyah. 2009. Pedoman Implementasi Proyek.
. 2009. Modul 1 Penanggulangan TB Nasional Dan Lokal, Pelatihan Penanggulangan TB Bagi
Kader Komunitas. Community TB Care.
. 2009. Modul 2 Peran Komunitas Dalam Penanggulangan TB di Indonesia , Pelatihan
Penanggulangan TB Bagi Kader Komunitas. Community TB Care.
. 2009. Modul 3 Komunikasi, Pelatihan Penanggulangan TB Bagi Kader Komunitas. Community TB Care.
Principal Recipient Global Fund For Community Care Aisyiyah. 2014. Panduan Mendirikan dan
Mengembangkan Kelompok Masyarakat Peduli (KMP)TB Community TB Care Aisyiyah.
❆
❆
❆
Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM)
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
99
99
05/11/2016, 15:05
Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi
dan Kepuh Sleman Yogyakarta
Fatwa Tentama
Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Email: fatwa.tentama@psy.uad.ac.id
Surahma Asti Mulasari
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Email : rahmasti@gmail.com
Abstrak
M asyarakat Dusun Gondang Legi dan Dusun Kepuh, Desa Wedomartani belum mampu memanfaatkan sampah yang berlimpah karena minimnya kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan untuk
memanfaatkannya sehingga pencemaran lingkungan karena sampah tidak dapat terelakkan di wilayah
ini. Sampah-sampah di dusun Gondang Legi dan Kepuh masih banyak dibuang ke sungai walaupun
sudah ada larangan untuk membuang sampah ke sungai. Sampah juga masih banyak yang dibuang ke
lahan kosong yang disebut sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Ilegal.
M etode pendekatan yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pemberdayaan
kelompok masyarakat untuk memanfaatkan limbah sampah menjadi briket bioarang, pupuk cair organik
dan media tanam. M anfaat pengolahan limbah ini adalah dapat meminimalisasi pencemaran sampah
di lingkungan dan mencegah pencemaran udara karena pembakaran sampah. Keuntungan lain adalah
tersedia bahan bakar (bioenergi) untuk keperluan masyarakat, penghematan bahan bakar fosil, dan
potensi penguatan perekonomian masyarakat.
Keluaran yang dihasilkan dari program ini adalah peralatan pengolahan limbah, produk dari limbah
sampah, peningkatan keterampilan SDM , dan peningkatan motivasi beriwausaha SDM . Kegiatan
yang direncanakan selanjutnya adalah monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan di lokasi. Selain
itu akan dilakukan pengembangan lebih lanjut daerah ini yang telah disepakati oleh warga anggota
mitra sehingga akhirnya terlaksanan program pengelolaan sampah “ zero waste” .
Kata kunci : sampah, motivasi, wirausaha, briket, pupuk
A.
Pendahuluan
Permasalahan sampah semakin meningkat sejalan dengan jumlah penduduk, aktivitas, pola
hidup, aktivitas dan tingkat sosial ekonomi, dan kemajuan teknologi (Azkha, 2006). Masyarakat
yang berpengetahuan dan berperilaku buruk dalam mengelola sampah dapat mengakibatkan
ganguan kesehatan dan permasalahan lingkungan (Setyawati dan Mulasari, 2013). Bahwa sampah
paling dominan di Indonesia berasal dari sampah rumah tangga, sampah yang dihasilkan per
individu setiap harinya sebesar 0,8 kilogram (Prawira, 2014).
Sampah memiliki potensi untuk menghasilkan banyak keuntungan, tentunya dengan proses
pengelolaan yang dilakukan dengan baik. Sampah memiliki peluang untuk dimanfaatkan dan
bernilai ekonomi. Pemanfaatan sampah diantaranya adalah dengan dijadikan makanan ternak,
100
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
100
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
dikomposkan, sebagai biogas, briket bioarang, didaur ulang, dijual langsung, dan dipakai ulang.
Sampah lain yang sekiranya tidak dapat digunakan kembali atau didaur ulang baru diangkut ke
landfill (Basriyanta, 2007).
Program pengabdian masyarakat IbM Dusun Gondang Legi dan Kepuh di Ngemplak Sleman
ini mengusung tema tentang pengelolaan sampah rumah tangga untuk mengatasi permasalahan
kesehatan lingkungan serta sekaligus membuka wawasan kewirausahaan bagi masyarakat melalui
produk hasil pengolahan sampah. Mitra dalam program ini merupakan dua buah dusun yaitu
Dusun Gondang Legi dan Dusun Kepuh, Desa Wedomartani, Ngemplak Sleman.
Sampah-sampah di wilayah mitra masih banyak dibuang ke sungai walaupun sudah ada
larangan untuk membuang sampah ke sungai. Sampah juga masih banyak yang dibuang ke lahan
kosong yang disebut sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Ilegal. Perilaku membakar sampah
juga masih banyak dilakukan yang menyebabkan pencemaran udara, padahal hasil dari
pembakaran tersebut, yaitu karbon sangat membahayakan bagi lingkungan dan manusia.
Masyarakat di wilayah mitra belum mampu memanfaatkan limbah sampah yang berlimpah tersebut
karena minimnya kesadaran, pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkannya sehingga
pencemaran lingkungan karena sampah tidak dapat terelakkan di wilayah ini.
Dari hasil observasi di wilayah mitra terlihat berbagai jenis sampah berserakan dan bertumpukan
bahkan sampai menggunung di pinggir jalan, di tepi sungai dan di lahan-lahan kosong di wilayah
Wedomartani khususnya dusun Gondang Legi dan Kepuh. Saat ini pemanfaatan sampah-sampah
tersebut masihsangat terbatas, sehingga sampah tetap menjadi limbah pencemar yang mengganggu
lingkungan. Banyak pengendara sepeda motor atau mobil yang dalam perjalanannya keluar rumah
sekaligus membawa sampah rumah tangga dan membuangnya ditepi jalan sehingga banyak terlihat
sampah-sampah di dalam kantong plastik yang berserakan di pinggir jalan. Berdasarkan latar
belakang tersebutlah maka program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan di
dusun Godang Legi dan Dusun Kepuh.
B.
Metode Pelaksanaan
Permasalahan khusus yang dihadapi mitra adalah jumlah produksi sampah rumah tangga
(sampah organik ataupun anorganik) terus bertambah. Belum pernah ada program pengelolaan
sampah di wilayah mitra akibatnya tingkat pengetahuan masyarakat masih rendah dan berdampak
pula pada perilaku mengolah sampah yang buruk. Belum ada sarana prasarana swakelola sampah
di wilayah mitra. Sungai menjadi area pembuangan sampah. Permasalahan lain adalah belum
tersedia SDM yang ahli dalam mengelola sampah, yang ahli dalam mendaur ulang sampah dan
memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk. Secara singkat dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
101
05/11/2016, 15:05
101
Gambar 1. Permasalahan khusus mitra
Dari permasalahan tersebut diatas maka dirancang suatu metode kegiatan pengabdian
masyarakat dengan cara pemberdayaan kelompok masyarakat untuk memanfaatkan limbah
sampah menjadi briket bioarang, pupuk cair organik dan media tanam, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
102
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
102
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Tabel 1. Metode Pendekatan Penyelesaian Permasalahan Mitra
Metode
No
Situasi
Mitra
PERMASALAHAN MITRA
Pendekatan
URAIAN
Keterangan
0.8kg x 24626
jiwa = 19700.8
kg sampah
Solusi
1
Bahan baku Bahan baku
melimpah, per
limbah
melimpah
orang
menghasilkan
sampah sekitar
0,8kg sampah
Dibuat briket, pupuk
cair, dan media
tanam/kompos
2
Manajemen
pengelolaan
sampah
belum ada
Sistem pengelolaan
sampah di lokasi
mitra
Belum ada
Dibuat struktur
organisasi pengelolaan
sampah
3
Peralatan
pengolah
sampah
belum ada
Untuk menjadi
briket, media
tanam,
pengomposan, dan
pupuk cair
Belum ada
4
Produk
yang
dihasilkan
belum ada
Produk hasil olahan
sampah
Belum ada
• 1 alat
pencacah/mitra
• 1 alat cetak
briket/mitra
• 1 komposter/mitra
• 1 kompor
briket/mitra
• 1 paket Alat-bahan
pendukung
pembuatan
briket/mitra
• 1 paket alat-bahan
pembuatan pupuk
cair/mitra
• 1 paket alat-bahan
pembuatan media
tanam-kompos
Dibuat briket, pupuk
cair, dan media
tanam/kompos
5
SDM belum
ada
SDM yang ahli
dalam mengolah
sampah dan peduli
terhadap sampah
Belum ada
Pelatihan SDM untuk
ketrampilanmengolah
sampah dan
kewirausahaan
Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
103
05/11/2016, 15:05
103
Masalah akan selesai dengan pemanfaatan sampah rumah tangga ini yaitu minimalisasi pencemaran sampah di lingkungan dan mencegah pencemaran udara karena pembakaran sampah.
Keuntungan lain adalah tersedia bahan bakar (bioenergi) untuk keperluan masyarakat, penghematan
bahan bakar fosil, dan potensi penguatan perekonomian masyarakat, selain itu dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
C.
Prosedur Kerja Untuk Mendukung Realisasi Metode
1.
Sosialisasi program IbM
Sosialisasi program dilakukan untuk mengenalkan program dan tim kepada masyarakat.
Sosialisasi diberikan kepada kelompok masyarakat di wilayah mitra. Dalam tahapan ini sekaligus
disepakati tentang komitmen untuk membentuk organisasi swakelola sampah.
2.
Pelatihan Motivasi Berwirusaha
Pelatihan ini bertujuan unuk meningkatkan motivasi berwirausaha sehingga masyarakat
bersemangat mengembangkan wirausaha produk dari olahan sampah dan dapat meningkatkan
perekonomian keluarga.
3.
Pelatihan Pembuatan briket
Pelatihan ini melatih mitra untuk membuat briket bioarang dari sampah organik dan anorganik
(plastik HDPE dan yang lain) serta pemanfaatannya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
dengan menggunakan kompor briket.
4.
Pelatihan Pembuatan Pupuk cair
Pelatihan pembuatan pupuk cair dengan bahan dasar sampah organik rumah tangga diberikan
kepada mitra. Pelatihan ini sekaligus mengajarkan cara penggunaan pupuk untuk tanaman
pertanian dan pekarangan.
5.
Pelatihan Pembuatan Media Tanam
Pelatihan ini dimuali dengan pelatihan pembuatan kompos berbahan baku sampah organik
rumah tangga. Pengomposan dengan menggunakan komposter yang terlebih dahulu sampah telah
dicacah dengan mesin pencacah sampah. kompos yang terbentuk dimanfaatkan untuk media
tanam. Pot tanaman yang digunakan bersal juga dari daur ulang sampah sampah.
6.
Evaluasi Program
Program dievaluasi dengan cara pengukuran skala kualintatif untuk mengukur peningkatan
pengetahuan, sikap, perilaku, dan motivasi berwirausaha mitra.
104
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
104
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
D.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan dalam setiap rangakaian kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat
dilihat dalam tabel tabel berikut ini:
Tabel 2. Hasil dan Pembahasan Kegiatan IbM Pengabdian Masyarakat
No.
1.
Kegiatan
Bukti
Pengambilan Data Pretest
Hasil: Pengumpulan data kuantitatif,
untuk mengukur motivasi berwirausaha, entrepreneurial intention, dan
hardines peserta.
Pembahasan: Ini merupakan data
pretest sebelum peserta diberikan
pengetahuan dan ketrampilan
mengenai
pengolahan
dan
pemanfaatan limbah sampah. Data
yang didapatkan akan digunakan
untuk membandingkan dengan hasil
Posttest setelah diberikan pelatihan
ini
2.
Sosialisasi Program
Hasil:
Memberikan informasi latar belakang
permasalahan sampah, pentingnya
lingkungan hidup, dampak pencemaran lingkungan dan pengolahan
sampah dan peralatan yang
digunakan serta manfaat limbah
sampah menjadi briket, media tanam,
pupuk organik.
Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
105
05/11/2016, 15:05
105
No.
Kegiatan
2.
Pembahasan:
Peserta memiliki gambaran awal
pentingnya penanganan limbah
sampah dan dampaknya. Hal tersebut
dapat membuka wawasan peserta
mengenai dampak berbahaya limbah
sampah. Peserta akhirnya sangat
tertarik untuk mengetahui dan
melaksanakan program-program
pemanfaatan
limbah
sampah
sehingga akan memperlancar
jalannya pelaksanaan praktik program-program pengolahan sampah
tersebut. Pada akhirnya peserta
mengetahui tujuan akhir dari
pelatihan ini.
3.
Materi Motivasi Berwirausaha
Bukti
Hasil: Pengetahuan dan dorongan
untuk memulai berwirausaha
pemanfaatan limbah sampah
Pembahasan: Motivasi dan niat
berwirausaha sangat sulit diterapkan
di masyarakat saat ini karena
berbagai kendala sehingga dengan
modal berlimpahnya limbah sampah
dan diberikan peralatan pengolahan
sampah serta cara penanganannya,
serta banyaknya manfaat yang
dihasilkan ermasuk dari segi ekonomi
maka akan menumbuhkan jiwa
kewirausahaan peserta. Hasil diskusi
dari monitoring yang dilakukan
menunjukkan bahwa peserta sangat
tertarik berwirausaha dari produk
hasil pengolahan sampah.
106
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
106
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
No.
Kegiatan
4.
Materi Manfaat Ekonomis Usaha
Briket Bioarang
Bukti
Hasil:
Pengetahuan manfaat briket secara
ekonomi.
Pembahasan: Peserta baru pertama
kali mengetahui bahan bakar
alternatif briket bioarang sehingga
menjadi daya tarik peserta apalagi
ternyata briket bioarang mampu
memberikan manfaat ekonomis
yaitu mempunyai nilai jual. Ketika
peluang usaha tersebut mampu
dimanfaatkan dengan baik oleh
peserta maka akan meningkatkan
penghasilan dan penghematan
bahan bakar minyak.
5.
Materi Pengolahan Sampah Organik
Hasil: Pemahaman mengenai
bagaimana cara mengolah sampah
organik.
Pembahasan: Selama ini peserta
melihat bahwa ranting, dedaunan,
sekam padi, jerami dan sisa limbah
organik disekitarnya tidak dapat
dimanfaatkan secara maksimal,
sehingga ketika peserta diberikan
meteri (pengetahuan) dan praktek
pengolahan sampah organik mampu
memunculkan semangat dan
keinginan mencoba mengolah
sampah organik tersebut.
Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
107
05/11/2016, 15:05
107
No.
6.
Kegiatan
Bukti
Materi Pengolahan Sampah
Anorganik
Hasil: Pengetahuan bagaimana cara
memilah dan mengolah sampah
anorganik baik dan benar.
Pembahasan: Tidak semua sampah
onorganik mampu dioleh menjadi
briket bioarang sehingga memang
peserta harus diberikan pengetahuan
mengenai cara memilah jenis-jenis
sampah yang dapat dimanfaatkan
menjadi briket bioarang.
7.
Praktek Pembuatan Briket Bioarang
Hasil: Masyarakat terampil dalam
pengolahan sampah sehingga
menjadi briket bioarang.
Pembahasan: Pelatihan ini melatih
peserta untuk membuat briket
bioarang dari sampah organik dan
anorganik (plastik HDPE dan yang
lain). Peserta dibuat kelompokkelompok untuk melakukan tahap
demi tahap pembuatan briket
bioarang, dari pembakaran dan
pembuatan arang sekam, ranting,
jerami dan arang sampah dan lainlain yang dibuat briket bioarang
dengan mesin pencetak briket.
108
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
108
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
8.
Pemanfaatan Briket Bioarang
Hasil: Penengetahuan masyarakat
dalam menggunakan briket secara
tepat guna.
Pembahasan:
Banyak
sekali
pemanfaatannya briket bioarang
dalam pemenuhan kebutuhan seharihari dengan menggunakan kompor
briket. Untuk memasak air, untuk
memasak makanan, bahkan untuk
dijual. Masyarakat diharapkan
mampu membuat briket biorang
dengan kualitas yang baik sehingga
pemanfaatannyapun
menjadi
maksimal.
Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
109
05/11/2016, 15:05
109
9.
Praktek Pembuatan Pupuk Organik
dan Media tanam
Hasil: Meningkatkan keterampilan
masyarakat dalam pembuatan pupuk
organik dan media tanam.
Pembahasan: Pelatihan ini sekaligus
mengajarkan cara penggunaan pupuk
untuk tanaman pertanian dan
pekarangan. Selain itu dilakukan
pelatihan pembuatan kompos
berbahan baku sampah organik
rumah tangga. Pengomposan dengan
menggunakan komposter yang
terlebih dahulu sampah telah dicacah
dengan mesin pencacah sampah.
Kompos yang terbentuk dimanfaatkan
untuk media tanam. Peserta praktek
bergiliran untuk menggunakan mesin
pencacah sampah dan penggunaan
komposter.
E.
Dampak
Dengan proses yang manajemen yang sederhana tanpa membutuhkan alat yang canggih, dan
bahan baku sampah yang melimpah, masyarakat nantinya dapat terus menjalankan program
pengelolaan sampah ini secara mandir menjadi produk-produk yang bermanfaat, sehingga
kesinambungan program dapat terus berlanjut.
Pada akhirnya, sampah yang semula menjadi permasalahan lingkungan dan kesehatan
masyarakat dapat diatasi. Pencemaran sampah di sungai, adanya TPS ilegal, dan perilaku membakar
sampah dan membuang sampah sembarangan oleh masyarakat dapat dikurangi. Sampah bahkan
dapat dimanfaatkan sehingga bernilai ekonomi dan membantu meningkatkan pendapatan
masyarakat yang sebagian besar sebagai petani. Masyarakat akan mendapatkan tambahan
pendapatan keluarga dari menjual dan menggunakan briket bioarang, pupuk cair organik dan.media
tanam.
F.
Penutup
Pengabdian ini berhasil dijalankan dengan baik dan lancar dengan hasil yang memuaskan.
Masyarakat anggota mitra antusias dengan pengabdian yang dijalankan dan menghendaki kedepan
ada tindak lanjut sehingga terbentuk zero waste di daerah tersebut sekaligus ke depan dapat
110
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
110
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
dijadikan dusun unggulan yang unggul dalam program dan menjadi desa wisata. Saran yang
diberikan bahwa kedepan produk pengelolaan sampah dapat menjadi komoditi ekonomi dan
memberikan manfaat untuk mendukung program dusun wisata.
G.
Ucapan Terima kasih
Ucapan terima kasih kepada Kemenristekdikti, Kopertis Wilayah V, Universitas Ahmad Dahlan
(UAD), Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UAD, Fakultas Psikologi UAD, dan Fakultas
Kesehatan Masyarakat UAD yang telah memberikan kesempatan, dukungan dana, dukungan moril,
sehingga kegiatan IbM Dusun Gondang Legi dan Kepuh di Ngemplak Sleman dapat terselenggara
dengan baik.
H.
Daftar Pustaka
Azkha. (2006). Analisis, timbunan, Komposisi, dan Karakteristik Sampah di Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 1 (1), 14-18.
Basriyanta. (2007). Memanen Sampah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Prawira, A.E. (2014). Sampah Tak Selalu Harus Dibuang, Tapi Bisa Menghasilkan. http://
m.liputan6.com/health/read/831280/sampah-tak-selalu-harus-dibuang-tapi-bisamenghasilkan. Diunduh 10 April 2015.
Setyawati, R., Mulasari, S.A. (2013). Pengetahuan dan Perilaku ibu Rumah Tangga Dalam
Mengelola Sampah Plastik . Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 7 (12), 562-566.
❆
❆
❆
Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
111
05/11/2016, 15:05
111
Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo
Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Pengobatan Tradisional
Hardi Astuti Witasari
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
ABSTRAK
Jamu-aromaterapi merupakan sistem pengobatan tradisional asli Indonesia yang telah dikenal turun
temurun selama ratusan tahun. Namun, kini sistem pengobatan tradisional ini mulai kurang populer
seiring dengan ketidakpahaman masyarakat akan manfaat jamu-aromaterapi dan kurang terampilnya
dalam meracik jamu-aromaterapi. Hal ini juga terjadi di Dusun Kersan dan Dusun Padokan yang
berlokasi di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
Pengabdian masyarakat dengan ini bertujuan untuk mempertahankan kelestarian pengobatan tradisional
sebagai khasanah warisan budaya bangsa dan mengembangkannya ke arah pembentukan kelembagaan
jamu-aromaterapi. Target khusus yang ingin dicapai dari program pengabdian masyarakat ini adalah
terbentuknya lembaga kursus dan pelatihan (LKP) jamu-aromaterapi di Desa Tirtonirmolo guna
meningkatkan kepahaman masyarakat akan manfaat dan ketrampilan dalam meracik jamu-aromaterapi
tersaintifikasi. Tujuan dan target tersebut dapat direalisasikan melalui program yang terbagi menjadi
dua, yaitu program pelestarian jamu-aromaterapi dan program pengembangan kelembagaan
jamu- ar omat er api .
M etode yang digunakan dalam program pelestarian jamu-aromaterapi adalah pelatihan dan
praktek jamu-aromaterapi tersaintifikasi. Baik kelompok jamu maupun aromaterapi masing-masing
mendapatkan materi tentang sejarah, saintifikasi dan teknik meracik, serta pembuatan produk sediaan
far masi unt uk jamu dan aromater api. Tingkat kepahaman dievaluasi menggunakan instrumen
pertanyaan sebelum (pre-test ) dan sesudah (post-test ) pelatihan. Keterampilan dievaluasi dari hasil
praktik. Sedangkan metode program pengembangan kelembagaan jamu-aromaterapi yaitu melalui
Focuss Group Discussion (FGD) pembentukan LKP jamu-aromaterapi. Tingkat realisasi dicapai
melalui mentoring pembentukan LKP.
Pelatihan dan praktik pembuatan jamu-aromaterapi menjadikan para peserta mengalami peningkatan
pengetahuan dan keterampilan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai postest dibanding
pretest. Peningkatan keterampilan dilakukan saat pendampingan pembuatan produk mandiri oleh
peserta secara berkelompok. Keberhasilan program pada tujuan kelembagaan adalah berdirinya Lembaga
Kursus dan ketrampilan (LKP) “ Adinirmala” sebagai suatu lembaga pendidikan luar sekolah untuk
mencerdaskan masyarakat melalui program pelestarian jamu-aromaterapi.
Kata kunci: Jamu, aromaterapi, LKP
112
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
112
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
1.
Pendahuluan
Desa Tirtonirmolo adalah salah satu desa di kecamatan Kasihan yang memiliki akar budaya
pengobatan tradisional baik dengan ramuan tradisional seperti jamu/aromaterapi, maupun dengan
keterampilan seperti pemijatan. Nama Tirtonirmolo sendiri diambil dari bahasa Jawa Kawi yang
menggambarkan budaya pengobatan tersebut, dimana Tirto berarti air, Nir berarti tidak dan Molo
berarti penyakit. Selain itu, di desa Tirtonirolo ini dijumpai beberapa nama dusun yang berkaitan
erat dengan budaya pengobatan seperti dusun Bekelan (dari kata bekel yang berarti juru pijat),
dusun Keloran (dari kata kelor, yaitu salah satu tanaman obat yang memiliki nama latin Moringa
oleifera), dan dusun Tegal Kenanga (Kenanga atau Cananga Odorata termasuk salah satu tanaman
aromatik dimana minyak kenanga banyak digunakan dalam aromaterapi). Menurut Kintoko (2006),
besarnya potensi yang dimiliki oleh tanaman obat, menjadi peluang bagi setiap daerah untuk
menjadikan tanaman obat/aromatik sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan sektor
ekonomi, sosial dan budaya. Berdasarkan cikal bakal desa/dusun-dusun tersebut menunjukkan
bahwa kehidupan sosial masyarakat desa Tirtonirmolo sangat dekat dengan budaya pengobatan
tradisional.
Di desa Tirtonirmolo dijumpai cukup banyak peracik jamu gendong. Sumber dari Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) Tirtorahayu menyebutkan bahwa para peracik jamu gendong
terkonsentrasi di beberapa dusun seperti dusun Bekelan, Mrisi, dan Jogonalan. Akan tetapi, dari
waktu ke waktu peracik jamu gendong ini jumlahnya terus berkurang. Selain itu, di kalangan
generasi muda, budaya pengobatan tradisional makin luntur dan kurang populer. Hal ini sejalan
dengan hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Kementrian Kesehatan RI tahun 2012 yang
menunjukkan hanya 4% kalangan generasi muda (usia 15-35 tahun) mengenal budaya pengobatan
tradisional dengan jamu atau aromaterapi. Di saat bangsa lain terus mengembangkan jati diri
bangsanya melalui proteksi dengan paten-paten budaya komunalnyake UNESCO, sebaliknya
generasi muda Indonesia justru meninggalkan budaya lokalnya terutama budaya pengobatan
tradisional. Permasalahan ini yang menjadi perhatian serius pemerintah desa dan warga masyarakat
Desa Tirtonirmolo yang prihatin terhadap kelestarian budaya pengobatan tradisional. Ketiadaan
lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelestarian jamu dan aromaterapi di tingkat desa adalah
faktor terkikisnya budaya pengobatan tradisional di masyarakat Tirtonirmolo.
Berdasarkan aspirasi yang dijaring melalui audiensi antara pemerintah desa, Fakultas Farmasi
UAD bersama warga, bahwa mitra yang terdiri dari masyarakat kelompok jamu dan aromaterapi
menghendaki adanya program pelestarian dan pengembangan kelembagaan jamu-aromaterapi,
di mana aspirasi ini sangat didukung oleh pemerintah desa. Disadari sepenuhnya oleh pihak-pihak
baik pemerintah desa ataupun masyarakat bahwa degradasi budaya pengobatan tradisional
utamanya di kalangan generasi muda menjadi permasalahan khusus yang dapat mengancam
kelestarian jamu/aromaterapi sebagai warisan budaya bangsa, khususnya di desa Tirtonirmolo.
Dengan menggunakan payung nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Desa Tirtonirmolo
dengan Fakultas Farmasi UAD, diharapkan dapat terbentuk Lembaga Pendidikan bagi Masyarakat
(LKP) yang bertanggung jawab dalam pelestarian jamu dan aromaterapi di bawah binaan Fakultas
Farmasi UAD.
Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo Sebagai Upaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
113
05/11/2016, 15:05
113
2.
Metode
Kegiatan ini dilaksanakan dengan 2 metode yaitu pelatihan pembuatan jamu-aromaterapi serta
pendampingan pembentukan Lembaga Kursus dan keterampilan (LKP) di bidang jamuaromaterapi.
Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan
No
Metode
Materi
Pelasanaan
Pemateri
1
pelatihan
pembuatan
jamuaromaterapi
Sejarah jamu dan seni
meracik jamu
Saintifikasi jamu dan teknik
meracik jamu
Praktek pembuatan simplisia
dan kontrol kualitasnya
Praktek pembuatan jamu
godog, jamu serbuk dan jamu
instan
Sejarah aromaterapi dan seni
meraciknya
7 Agustus 2016
13.00-15.00
7 Agustus 2016
15.30-17.30
14 Agustus 2016
13.00-15.00
14 Agustus 2016
15.30-17.30
Dr. Kintoko M.Sc.,
Apt.
Dr. Kintoko M.Sc.,
Apt.
Dr. Kintoko M.Sc.,
Apt.
Dr. Kintoko M.Sc.,
Apt.
2
Pelatihan dan
pendampingan
tentang
kelembagaan
jamuaromaterapi
114
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
114
21 Agustus 2016 Listiani Warih
13.00-15.00
Wulandari, S.E.,
M.M.
Praktek pembuatan
21 Agustus 2016 Listiani Warih
aromaterapi dan lilin
15.30-17.30
Wulandari, S.E.,
M.M.
Dasar-dasar pembuatan
28 Agustus 2016 Dr. Nining
sediaan farmasi lotion, cream, 13.00-15.00
Sugihartini, M.Sc.,
dan pasta.
Apt.
Praktek pembuatan cream
28 Agustus 2016 Dr. Nining
basis lemak
15.30-17.30
Sugihartini, M.Sc.,
Apt.
Pendampingan pembuatan
1-10 September Tim pengusung
produk
2016
Internal-Foccus group
4 September
1. Disdikpora DIY
discussion (FGD)
2016
2. Disdikmenof
pembentukan Lembaga
09.00-11.30
Kab. Bantul
Kursus dan Ketrampilan
3. Puskesmas
(LKP) yang bergerak
Kasihan 2
dibidang Jamu-aromaterapi
4. Ketua HIPKI
Kab. Bantul
5. Ketua Hatra
Kab. Bantul
6. Ketua Hatra
Kec, Kasihan
7. Kepala Desa
Tirtonirmolo
8. Ketua BPD
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
3
3.
Peresmian LKP
Adinirmala
Penandatangan Akta Notaris
pendirian LKP Adi Nirmala
Eksternal-Foccus group
discussion (FGD)
pembentukan Lembaga
Kursus dan Ketrampilan
(LKP) Adinirmala
Membahas kelengkapan
pendirian dan administrasi
Eksternal-Foccus group
discussion (FGD)
Pengembagan Lembaga
Kursus dan Ketrampilan
(LKP) Adinirmala
Membahas program kerja dan
relasi
Peresmian Pendirian LKP
Adinirmala yang bergerak di
bidang pengembangan jamuaromaterapi.
5 September
2016
7 September
2016
Tim LKP
13 September
2016
Tim LKP
18 September
2016
Diliput oleh
Harian
Kedaulatan
Rakyat dimuat
tanggal 19
September 2016
Tim LKP dan tamu
undangan
Tim LKP
Pelaksanaan Kegiatan
Program Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan melalui Program Hibah Iptek bagi
Masyarakat (IbM). Perkumpulan penyehat tradisional (Hatra) dari dusun Kersan dan Padokan
dipilih sebagai mitra 1 dan mitra 2. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan metode yang ditetapkan.
4.
Hasil dan Pembahasan
Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mempertahankan kelestarian pengobatan
tradisional sebagai khasanah warisan budaya bangsa dan mengembangkannya ke arah pembentukan
kelembagaan jamu-aromaterapi tingkat desa sebagai lembaga pendidikan kursus dan pelatihan
jamu-aromaterapi bagi masyarakat luas. Adapun luaran dari program ini adalah terbentuknya
Lembaga Kursus dan Ketrampilan (LKP) di tingkat desa sebagai kelembagaan pelestarian jamu
dan aromaterapi yang dikelola secara mandiri oleh kelompok sasaran terlatih (kelompok jamu dan
kelompok aromaterapi) untuk melaksanakan kegiatan kursus dan pelatihan tentang jamu dan
aromaterapi kepada masyarakat secara luas.
a)
Pelatihan pelestarian jamu-aromaterapi dan praktek pembuatannya
Sasaran program ini adalah masyarakat yang memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikan
jamu dan aromaterapi. Pelatihan ini diikuti oleh 25 orang penyehat tradisional (Hatra) dan calon
Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo Sebagai Upaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
115
05/11/2016, 15:05
115
Hatra. Materi yang diberikan adalah sejarah, saintifikasi dan teknik meracik jamu dan aromaterapi.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan terbentuk pemahaman tentang jamu atau aromaterapi
yang mendukung pada upaya pelestarian budaya pengobatan tradisional. Peningkatan pengetahuan
tentang saintifikasi jamu akan meningkatkan kualitas pengobatan yang dilakukan oleh pelaku
Hatra. Tolak ukur peningkatan pengetahuan ini dapat dilihat melalui hasil pre dan post tes. Hasil
pre dan post tes disajikan dalam bentuk diagram berikut.
Gambar 1. Diagram hasil Pre dan Postes
15
16
1
14
2
16
14
3
16
16
12
4
16
Pretest
13
Postes
5
Dari diagram tersebut dapat terbaca bahwa terjasi peningkatan pengetahuan pada peserta
pelatihan, meskipun pada pretes nilai para peserta sudah tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa para
pelaku batra di Desa Tirtonirmolo sudah mempunyai cukup pengetahuan tentang saintifikasi jamu.
Praktek meracik produk jamu dilakukan untuk beberapa jenis yaitu jamu godog, jamu serbuk
dan jamu instan. Praktik aromaterapi dilakukan dengan membuat produk aromaterapi, yaitu minyak
aromaterapi, lulur aromaterapi, dan lilin aromaterapi. Dengan praktik, diharapkan kelompok
sasaran bisa terampil dalam teknik meracik yang berguna dalam mendukung upaya pelestarian
budaya pengobatan tradisional. Peserta pelatihan selanjutnya melaksanakan praktik secara mandiri
dan didampingi oleh pendamping. Target dari kegiatan ini adalah peningkatan keterampilan para
peserta pelatihan dengan hasil sebuah produk jamu. Produk jamu yang dihasilkan para peserta
ditampilkan pada acara peresmian LKP.
Gambar 2. Produk jamu hasil praktek mandiri
116
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
116
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
b)
Pelatihan dan pendampingan kelembagaan jamu-aromaterapi
Pelatihan ini diberikan dengan tujuan dapat memberikan pendidikan bagi masyarakat
(pendidikan luar sekolah) dalam bentuk lembaga kursus dan pelatihan (LKP), aspek legalitas formal dan manajemen LKP. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang narasumber dari instansi yang terkait yaitu: Disdikpora DIY,
Disdikmenof Kab. Bantul, Puskesmas Kasihan 2, Ketua HIPKI Kab. Bantul, Ketua Hatra Kab. Bantul,
Ketua Hatra Kec, Kasihan, Kepala Desa Tirtonirmolo, Ketua BPD Tirtonirmolo, Ketua BKM Tirto
Rahayu. Dalam acara ini, didapatkan masukan yang sangat banyak terkait dengan legalitas pendirian
LKP, administrasi, program kerja, dan pengembangan LKP. Masukan ini selanjutnua diolah dalam
FGD yang diselenggarakan secara intern, dan menghasilkan sebuah konsep Lembaga Kursus dan
Pelatihan (LKP) Adinirmala yang bergerak dalam bidang pelestarian jamu dan aromaterapi. Nama
Adinirmala diambil dari gabungan nama Ahmad Dahlan (sebagai institusi yang membidani lahirnya
LKP) dan Tirtonirmolo (desa tempat lahirnya LKP).
c)
Peresmian Pendirian LKP
Acara puncak dari kegiatan ini adalah pada 18 September 2016 dilakukan peresmian LKP
Adinirmala yang secara simbolis dilakukan pemasangan papan nama oleh Kepala Desa Tirtonirmolo.
Acara ini diliput oleh Harian Kedaulatan Rakyat dan dimuat pada edisi 19 September 2016.
5.
Kesimpulan
1.
Kegiatan pelatihan sejarah jamu, saintifikasi jamu, teknik meracik jamu dan aroma terapi
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Kegiatan praktik meracik jamu dan aromaterapi dapat meningkatkan keterampilan masyarakat.
Pengabdian masyarakat ini dapat memfasilitasi berdirinya Lembaga Kursus dan keterampilan
(LKP) Adinirmala yang bergerak dalam bidang pelestarian jamu dan aromaterapi.
2.
3.
Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Informatorium Obat Herbal RSUP DR. Cipto Mangunkusumo.Jakarta: RSCM.
Kintoko. 2006. Prospek Pengembangan Tanaman Obat, Persidangan Antarbangsa Pembangunan
Aceh, 26-27 Desember 2006, UKM, Bangi, Malaysia.
Riskesdas DepKes RI, 2012, http://www.litbang.depkes.go.id/node/111. Diakses pada 19 April 2015.
❆
❆
❆
Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo Sebagai Upaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
117
05/11/2016, 15:05
117
Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta Kepada Masyarakat
Heru Supriyono 1 , Achmad Kurnianto 2 , Muhammad Fikri Khaidir, Aji Ari Adam
Program Studi Teknik Elektro – Fakultas Teknik
Program Studi Informatika – Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : Heru.Supriyono@ums.ac.id
ABSTRAK
M itra pengabdian pada masyarakat ini adalah SM P M uhammadiyah 10 Surakarta. SM P ini sudah
mempunyai akreditasi A, didukung oleh sumberdaya manusia yang berusia muda dengan kualifikasi
pendi di kan sar j ana (S1) sesuai dengan bi dangnya. Per masal ahan yang di hadapi oleh SM P
M uhammadiyah 10 Surakarta adalah tidak stabilnya dan bahkan cenderung menurunnya jumlah
siswa baru yang diterima oleh SM P M uhammadiyah 10 Surakarta. Salah satu akar masalahnya
adalah lemahnya promosi pengenalan di mana selama ini promosi hanya dilakukan dengan menggunakan
leaflet, spanduk dan didatangi langsung. Setelah berdiskusi dengan kepala sekolah, tim pengusul
menawarkan solusi berupa pembuatan website SM P M uhammadiyah 10 Surakarta sebagai sarana
promosi dan pengenalan sekolah kepada calon siswa. Tahapan pelaksanaan pengabdian meliputi penyiapan
rancangan web, instalasi dan konfigurasi perangkat lunak, pelatihan pengelolaan web, dan proses pengonline-an web. Partisipasi dari sekolah meliputi: menyediakan informasi yang akan dimasukkan ke
dalam web, mengizinkan guru untuk ikut pelatihan pengelolaan web, dan menyediakan tempat dan
sarana untuk pelatihan. Kegiatan dilaksanakan dalam waktu tiga bulan. Luaran kegiatan yang
dihasilkan meliputi website sekolah dengan fitur penerimaan siswa baru yang sudah di-online-kan,
dan guru yang mempunyai kemampuan untuk mengelola website sekolah.
Kata Kunci : website sekolah, promosi sekolah, penerimaan siswa baru
ABSTRACT
The partner of this community services activity, SM P M uhammadiyah 10 Surakarta, has been accredited A and supported by young and talented teachers who hold Sarjana Qualification. The problem
faced by the school is its students input is not stable and there is decreasing trends in the past few
years. One of its problem roots is it has limited promotional media. i.e. only using leaflet to pro,mote
the school. Based on the discussion results with the headmaster, it could be concluded that the development of school website could be give advantage of the promotional media. The community services
activity steps were including designing, and onlining websute as well as training the teachers who
would become a web admin. The participation of the school are including giving the information in the
designing phase, providing financial support for onlining phase and providing teachers who would
become web admin. The community services were done in three months. The result of the activities are
including there school website and teachers who have skills and ability to manage the web.
Keywords: school website, school promotion, new student admission
118
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
118
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
PENDAHULUAN
1.
Analisis Situasi
Seiring dengan perkembangan teknologi, peran website sekolah adalah seperti sebuah jendela
di mana orang diseluruh dunia bisa mengetahui semua informasi tentang sekolah tersebut. Sekolah
yang tidak mempunyai web hanya akan dikenal oleh orang-orang yang tinggal disekitar sekolah
tersebut. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 10 Surakarta adalah salah satu SMP
dalam naungan Muhammadiyah yang terletak di Jl. Srikoyo 3, Kelurahan Karangasem, Kecamatan
Laweyan Kota Surakarta. SMP ini mendidik anak-anak yang berasal dari kota Surakarta dan
sekitarnya termasuk dari daerah Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar, Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
Saat ini SMP Muhammadiyah 10 Surkarta menghadapi persaingan dalam mendapatkan murid
baru dengan berbagai sekolah yang sudah ada baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Selama
ini SMP Muhammadiyah 10 Surakarta mengenalkan sekolah (promosi) dengan cara mendatangi
langsung dan menyebarkan leaflet kepada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang masih dalam
jangkauan. Kekurangan sistem promosi yang ada saat ini adalah informasi tentang SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta hanya diketahui oleh masyarakat dalam cakupan yang sempit dan
dengan informasi yang sangat terbatas saja karena hanya melalui sebuah leaflet. Informasi terbaru
tidak bisa diketahui secara langsung oleh masyarakat.
Teknologi website adalah sebuah teknologi penyampaian informasi melalui jaringan internet.
Masyarakat bisa mengakses informasi dari mana saja dan kapan saja melalui komputer, tablet atau
smartphone selama ada jaringan internet. Teknologi website sudah digunakan oleh masyarkat luas
dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Cakupan akses website tidak dibatasi oleh batas-batas
kewilayahan. Oleh karena itu media website sangat baik sekali untuk digunakan sebagai media
promosi atau pengenalan kepada masyarakat luas.
2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi dengan mendatangi lokasi sekolah dan hasil wawancara dengan
kepala sekolah, permasalahan yang dapat diidentifikasi pada mitra adalah belum adanya web sekolah
sehingga menyebabkan profil dan informasi mengenai fasilitas dan informasi terkini seperti prestasi
siswa dan sekolah kurang diketahui oleh masyarakat luas terutama orang tua siswa dan orang tua
calon siswa baru. Selama ini sekolah mengenalkan profil sekolahnya melalui leaflet-leaflet yang
dibagikan ke masyarakat yang berada disekitar lokasi sekolah atau yang berjarak dalam radius
maksimum 8 km. Pengenalan dengan cara ini akan menyebabkan informasi yang diketahui oleh
masyarakat hanya terbatas saja karena terbatasnya ukuran leaflet. Adanya website sekolah akan
membuat masyarakat luas tanpa dibatasi faktor geografis dapat mengetahui profil lengkap sekolah
yang bisa dilengkapi dengan foto maupun video kapan saja tanpa harus datang ke lokasi sekolah.
3.
Tinjauan Pustaka
Website atau yang dikenal dengan web sudah banyak digunakan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam berbagai bidang kehidupan seperti dalam Supriyono dan Sari (2015)
mengembangkan sistem berbasis web untuk membantu masyarakat untuk memilih tempat tinggal
Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
119
05/11/2016, 15:05
119
terbaik dari berbagai alternatif yang ada. Website juga digunakan dalam bidang pemasaran yaitu
untuk memperluas potensi pemasaran dan meningkatkan kemudahan proses jual beli untuk pabrik
madu dan herbal (Rivai dan Supriyono, 2016). Sistem website yang dilengkapi dengan fitur SMS
gateway juga diterapkan untuk mengelola presensi guru, karyawan dan siswa sehingga apabila ada
guru, siswa atau karyawan yang terlambat, membolos atau tidak masuk tanpa keterangan yang
jelas dapat langsung diketahui oleh kepala sekolah dan orangtua siswa secara langsung melalui
SMS. Selain itu orang tua juga bisa mengecek kehadiran anaknya di sekolah atau menyampaikan
permohonan izin tidak masuk melalui SMS dan semua data akan disimpan dalam basisdata sehingga
memudahkan untuk pencarian kembali, pelaporan atau untuk analisis (Supriyono dkk., 2016).
Website juga sudah digunakan untuk menunjang promosi sekolah seperti yang sudah diusulkan
oleh Supriyono, dkk (2015), dan Mahendra dan Supriyono (2016).
Hasil publikasi diatas menunjukkan bahwa sistem berbasis web sangat potensial diterapkan
untuk keperluan promosi pengenalan sekolah mitra dalam kegiatan ini yaitu SMP Muhammadiyah
10 Surakarta.
4.
Tujuan dan Manfaat
a.
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menyediakan sebuah templatewebsite sekolah
mitra yang sudah dionlinekan yang dapat digunakan untuk media promosi sekolah.
b.
Manfaat
Manfaat dari terlaksananya kegiatan ini adalah: (1) diperolehnya template webite sekolah yang
sudah dionlinekan untuk SMP Muhammadiyah 10 Surakarta sebagai media promosi dan pengenalan
sekolah kepada masyarkat, (2) adanya seorang guru yang sudah dilatih untuk menjadi administrator website sekolah yang bisa mengelola website sekolah.
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
1.
Kerangka Pemecahan Masalah
Permasalahan yang dihadapi oleh kedua mitra dalam kegiatan ini akan diselesaikan dengan:
(1) pendampingan proses pembuatan template website sekolah yang sesuai dengan kebutuhan mitra,
(2) pendampingan proses pembelian domain website sekolah standar untuk sekolah yaitu dengan
domain sch.id dan proses peng-online-an atau hosting, (3) pendampingan proses instalasi perangkat
lunak pendukung untuk administrator pengelola website, (4) pelatihan guru sekolah mitra untuk
menjadi administrator yang akan diberi tugas untuk mengelola website sekolah yang sudah dibuat.
2.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian akan dilaksanakan dalam berbagai tahapan kegiatan
yang dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Tahap I (persiapan): Pada tahap ini tim pelaksana akan
mengunjungi dan mendiskusikan dengan mitra mengenai hal teknis untuk implementasi web
yang sesuai dengan kebutuhan mitra, (2) Tahap II (pendampingan pembuatan template website
120
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
120
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
sekolah dan proses hosting): Template website dibuat dengan memperhatikan beberapa hal seperti
desain yang menarik yang mewakili karakter mitra, dan fungsi sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Mitra dilibatkan dalam proses pembuatan website sekolah yaitu sebagai experienceduser. Mitra akan
dimintai informasi mengenai tata letak website, menu, informasi yang akan ditampilkan. Selanjutnya
mitra juga akan diminta untuk mencoba fungsionalitas website dalam tahap pembuatan apakah
sudah sesuai dengan harapan apa belum. Setelah template website siap maka sekolah akan
didampingi untuk melakukan pembelian domain dengan standar untuk sekolah yaitu sch.id dan
proses hosting, (3) Tahap III (Pendampingan instalasi perangkat lunak untuk administrator): pada
tahap ini tim pelaksana akan mendampingi guru yang ditunjuk untuk menginstalasi dan
mengkonfigurasi perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola website sekolah yang sudah
disiapkan, (4) Tahap IV (Pelatihan Guru sekolah Mitra Menjadi Administrator): setelah website
selesai dibuat, guru atau staf yang ditunjuk oleh pihak sekolah untuk menjadi administrator akan
diberi pelatihan dan pendampingan pengelolaan website. Pelatihan pengelolaan meliputi proses
menambah/menghapus informasi, pengubahan tata letak, penambahan/pengurangan menu pada
website, (5) Tahap V (Penyusunan Laporan dan Publikasi Ilmiah): Setelah pelaksanaan kegiatan
selesai, tim pengusul akan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan menulis draft publikasi
ilmiah untuk seminar ilmiah maupun terbitan berkala ilmiah.
3.
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan memonitor
perkembangan website sekolah yang sudah dionlinekan dan digunakan oleh sekolah secara berkala
apakah berjalan dengan baik atau masih ada permasalahan. Apabila sudah ada update dari guru/
karyawan sebagai administrator yang sudah dilatih menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini berhasil.
4.
Kebutuhan Perangkat
Dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini diperlukan perangkat utama yang
meliputi perangkat keras dan perangkat lunak serta perangkat penunjang seperti yang dapat dilihat
Tabel 1.
Tabel 1. Kebutuhan perangkat dan penyedianya
No.
Nama Perangkat
Keterangan
1.
Laptop atau komputer untuk penyiapan templatewebsite
Disiapkan
pelaksana
oleh
tim
2.
Perangkat lunak untuk penyiapan website meliputi: (1) Disiapkan
web server dan database server xampp, (2) Sublime Text pelaksana
untuk editor, (3) Framework CodeIgniter untuk
pemrograman php dengan framework, (4) Framework
Bootstrap untuk desain CSS, (5) Jquery
oleh
tim
3.
Laptop yang digunakan untuk pelatihan guru yang ditunjuk
untuk menjadi administrator pengelola website
Disediakan oleh sekolah
mitra atau guru
4.
LCD proyektor untuk menampilkan materi dari laptop
instruktur dan alat tulis
Disediakan oleh sekolah
mitra
5.
Jaringan internet di sekolah untuk pengelolaan website Disiapkan oleh sekolah
sekolah secara online
mitra
Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
121
05/11/2016, 15:05
121
5.
Proses pendampingan penyiapan template website
Berdasarkan hasil diskusi antara tim pelaksana dengan kepala sekolah dan guru di sekolah
mitra didapatkan informasi tentang kebutuhan fitur dan fungsi website sekolah. Tujuan utama
penerapan website sekolah adalah untuk menunjang promosi sekolah dan proses penerimaan siswa
baru secara online. Fitur dan fungsi yang ada didalam website sekolah untuk menunjang tujuan
utama tersebut meliputi adanya profil sekolah, berita seputar kegiatan dan prestasi sekolah, halaman
kontak, halaman staff dan karyawan, halaman tausiah dan testimoni serta adanya fitur pendaftaran
calon siswa baru secara online.
Untuk mencapai tujuan ini maka template website sekolah yang dibutuhkan mempunyai
dua kelompok pengguna yaitu: (1) Pengguna dari masyarakat umum untuk bisa mendapatkan
informasi tentang SMP Muhammadiyah 10 Surakarta dan melakukan proses pendaftaran secara
online, (2) Pengguna dari pihak sekolah (yang disebut dengan sebutan administrator) yang
melakukan pengelolaan website sekolah meliputi pembaharuan informasi website sekolah dan
pengelolaan proses pendaftaran siswa baru. Dua kelompok pengguna ini mempunyai kemampuan
yang berbeda yang diimplementasikan dalam hak akses yang berbeda. Kemampuan kedua
kelompok pengguna (atau juga dikenal sebagai aktor) website SMP Muhammadiyah 10 Surakarta
dinyatakan dalam diagram usecase seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1.Diagram use case website untuk pengguna publik dan administrator.
Gambar 1. menjelaskan kemampuan atau hak akses yang dimiliki oleh seorang administrator
yaitu meliputi dapat mengakses, mengedit, dan menghapus tulisan didalam website, mengunggah
foto, mencetak pendaftar penerimaan siswa baru, mengedit data guru. Hak akses untuk khalayak
umum atau publik meliputi melihat informasi atau konten website sekolah dan dapat mendaftar
sebagai calon siswa baru.
Semua data yang digunakan oleh website sekolah ini meliputi data konten dan data
pendaftaran calon siswa baru disimpan dalam sebuah basisdata. Basisdata untuk website sekolahan
ini tersusun dari banyak tabel meliputi tabel admin, artikel, daftar guru, form_pendaftaran,
122
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
122
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
home_title, images, kategori, kategori akademik, kontak, new_akademik, new_kategori akademik,
postingan, postingan_pendidikan, program_pendidikan, sejarah, syarat_pendaftaran,
target_kompetensi, visi_misi.yang hubungan antar tabelnya dapat dinyatakan dalam entity relationship diagram (ERD). Basisdata diimplementasikan menggunakan perangkat lunak sistem
manajemen basisdata MySql yang dikelola dengan perangkat PHP My Admin untuk sistem
pengolahan basisdata dengan visualisasinya. Template website SMP Muhammadiyah 10 disiapkan
dengan menggunakan framework codeigniter dan bootstrap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Kegiatan Pengabdian
a.
Tampilan utama website sekolah
Hasil dari kegiatan ini adalah template website sekolah mitra yaitu SMP Muhammadiyah 10
Surakarta yang sudah di-online-kan/dihosting pada alamat: http://www.smpmuh10solo.sch.id/.
Tampilan halaman awal (seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2) merupakan tampilan yang
pertama kali muncul pada saat pertama kali membuka website.
Gambar 2. Halaman awal website SMP Muhammadiyah 10 Surakarta
Pada tampilan halaman muka website SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terdapat dua menu.
Menu yang pertama adalam menu navigasi utama (terdapat di semua halaman utama) yang berisi:
(1)Beranda: berguna sebagai pelengkap menu dimana fungsinya untuk mengalihkan pengguna
kembali ke halaman muka, (2) tentang: mengalihkan pengguna kepada halaman Tentang yang
berisi informasi sekolah, sejarah dan serba-serbi persekolahan yang terkait dengan SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta, (3) Kontak: Mengalihkan Pengguna kepada halaman yang berisi
form-form yang berguna untuk mengirimkan pesan kepada admin website, (4) Kegiatan Sekolah:
Menu ini merupakan menu dropdown yang menampung beberapa kategori berita yang dibagi
menurut halaman sesuai dengan kategori yaitu: (a) kategori akademik: Berisi menu pengalihan
kepada halaman-halaman berkaitan dengan informasi akademik seperti gallery kegiatan sekolah,
dan informasi staf sekolah dan (b) Logo: Berfungsi sebagai pelengkap simbol representatif dari
SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Di mana logo tersebut digunakan untuk semua sekolah
menengah yang berdiri di bawah naungan Dikdasmen.
Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
123
05/11/2016, 15:05
123
Menu yang kedua pada tampilan halaman awal adalah konten halaman muka yang berisi: (1)
Header: Header berfungsi sebagai kontainer gambar yang menjadi representasi harga diri dari sekolah.
Bisa berisi gambar asset berharga sekolah, ataupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah;
(2) Kolom Akreditasi :Menampung informasi akreditasi sekolah sebagai pelengkap informasi yang
perlu diketahui pengunjung saat mengunjungi halaman muka website SMP Muhammadiyah 10
Surakarta; (3) Kolom Motto: Berisi motto dan slogan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Di kasus
ini, adalah Sekolahku : Resik & Rapi dimana kembali dijabarkan di dalam kolom ini; (4) Kolom
Map: Berisi Informasi lokasi SMP Muhammadiyah 10 Surakarta dalam peta dalam peta google; (5)
Menu tambahan footer (Terdapat di semua halaman utama) yang berisi: (a) Informasi singkat:
Berisi informasi singkat sekolah yang mengandung nama, lokasi, dan informasi kontak, (b) widget
Akun Media Sosial: Tiga icon yang menghubungkan pengguna dengan akun-akun media sosial
sekolah SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.
b . Pelatihan Guru Calon Admin web
Pelatihan kepada beberapa guru yang akan dijadikan admin dilaksanakan pada tanggal 14
Mei 2016 pukul 09.00-12.00 WIB di laboratorium komputer SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.
Ada lima guru peserta pelatihan calon web admin yaitu satu guru inti yang akan dijadikan seorang
admin utama dan empat guru lainnya sebagai pembantu admin.
2.
Pembahasan
Template website sekolah SMP Muhammadiyah 10 Surakarta diterapkan dan dionlinekan
dengan menggunakan domain standar untuk sekolah di Indonesia yaitu dengan alamat http://
www.smpmuh10solo.sch.id/. Website yang dibuat sudah menggunakan teknologi responsif
sehingga memungkinkan untuk diakses dengan berbagai macam media dengan ukuran layar yang
berbeda-beda seperti komputer, tablet dan smartphone. Perbandingan kondisi sebelum dan sesudah
pelaksanaan pengabdian masyarakat dapat dilihat pada Tabel 3.
124
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
124
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Tabel 3. Perbandingan kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya kegiatan pengabdian
No.
1.
Kegiatan
Pembuatan
template
website sekolah
Sebelum
Sesudah
SMP Muhammadiyah 10 Mitra sudah memiliki website sekolah
Surakarta sama sekali belum dilengkapi
dengan
basisdata
memiliki website sekolah.
akademik. Alamat webnya diusulkan:
http://www.smpmuh10solo.sch.id/
Promosi
sekolah
hanya
mengandalkan
leaflet,
spanduk dan informasi dari
mulut ke mulut.
Informasi sekolah sebagai sarana
promosi bisa diakses kapan saja
dimana saja asalkan ada internet.
Cakupan pengenalan sekolah lebih
luas dibandingkan promosi dengan
leaflet dan spanduk. Website
memberikan citra kemajuan bagi
sekolah.
2.
Pembuatan fitur
pendaftaran
siswa baru onlie
pada template
website sekolah
yang dibuat.
Pendaftaran
siswa
baru
dilakukan secara manual,
semua formulis diisi dengan
tulisan tangan, perekapan
jumlah peserta dilakukan
manual
menyebabkan
pencarian informasi memakan
waktu yang cukup lama.
Calon siswa baru bisa mendaftarkan
secara online, semua data tersimpan
didalam basisdata memudahkan
perekapan
dan
memperpendek
waktu pencarian data/informasi.
3.
Pelatihan
staf Mitra belum mempunyai guru
sebagai
yang
mampu
mengelola
administrator
website sekolah.
pengelola web
Mitra
memiliki
staf
sebagai
administrator pengelola website yang
bertugas
selalu
mengupdate
informasi web sekolah.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian kepada massyarakat di SMP Muhammadiyah 10
Surakarta dapat ditarik kesimpulan: (1) sudah berhasil dibuat template website sekolah yang berisi
konten informasi SMP Muhammadiyah 10 Surakarta yang sudah dionlinekan dengan alamat:
http://www.smpmuh10solo.sch.id/ yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Template website
dilengkapi dengan fitur pendaftaran siswa baru secara online sehingga memudahkan proses
penerimaan siswa baru, (2) Pelatihan guru calon admin berhasil meningkatkan kemampuan guru
dalam mengelola website sekolah sehingga dihasilkan seorang guru yang sudah mempunyai
kemampuan untuk menjadi admin web utama dan empat orang guru yang lain mampu menjadi
admin pendukung untuk mengelola website sekolah yang dibuat.
Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta ...
2.
Saran
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
125
05/11/2016, 15:05
125
Untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat selanjutnya perlu mempertimbangkan hal-hal: (1) penambahan fitur pengelolaan kehadiran guru, karyawan dan siswa, (2) penambahan
fitur pengolahan nilai akademik untuk siswa dan pencatatan pelanggaran kedisiplinan.
PERSANTUNAN
Dengan terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tim pelaksana ingin
mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah Universitas
Muhammadiyah Surakarta (LPPM UMS) yang sudah menndukung kegiatan ini melalui skim
Pengembangan Individual Dosen (PID), Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 10 Surakarta yang
sudah bersedia menjadi mitra. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan mahasiswa
sebagai anggota tim pelaksana yaitu Achmad Kurnianto Putra, Muhammad Fikri Khaidir, dan Aji
Ari Adam sebagai Praktek Kerja Nyata (PKN) sebagai salah satu mata kuliah di prodi Informatika
FKI UMS.
DAFTAR PUSTAKA
Mahendra, Fajar dan Supriyono, Heru. 2016. Perancangan Website Sekolah SLBN Salatiga Dengan
Wordpress. Artikel Publikasi Tugas Akhir Tingkat Sarjana Pada Program Studi Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tidak Diterbitkan.
Rivai, Imam dan Supriyono, Heru. 2016. Aplikasi Toko Online (E-Commerce) Berbasis PHP dan MySQL.
Artikel Publikasi Tugas Akhir Tingkat Sarjana Pada Program Studi Informatika Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Tidak Diterbitkan.
Supriyono, Heru dan Chintya Purnama Sari. 2015. Pemilihan Rumah Tinggal Menggunakan
MetodeWeighted Product.Khazanah Informatika, Vol. I No. 1, Desember 2015, Online ISSN:
2477-698X, pp. 23-28.
Supriyono, Heru; Saputro, Nugroho Ari, dan Pradessya, Rokhmad Andria. 2016. Rancang Bangun
Sistem Informasi Manajemen Presensi Berbasis SMS Gateway (Studi Kasus : SMP Muhammadiyah
1 Kartasura). Prosiding The 3rdUniversty Research Coloquium 2016. 13 Februari 2016. ISSN
2407-9189, pp. 1-15.
Supriyono, Heru, dkk. 2016. Penerapan Teknologi Web Sekolah Bagi SMP dan SMA Muhammadiyah
Kartasura. WARTA, Vol .19, No.1, Maret 2016. ISSN 1410-9344, pp. 39-52.
❆
126
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
126
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Optimalisasi Lahan Pekarangan
Melalui Budi Daya Tanaman Obat Herbal Dalam Rangka
Peningkatan Pendapatan Keluarga Miskin
di Desa Krembangan Kecamatan Panjatan
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta
Iin Narwanti, Dian Prasasti, Deasy Vanda Pertiwi
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
Email: iin.narw@gmail.com
ABSTRAK
M asalah kemiskinan menjadi isu utama pembangunan, karena angka kemiskinan menjadi salah satu
ukuran kemajuan suatu daerah. Di samping program yang bersifat bantuan dan perlindungan sosial,
diperlukan pemberdayaan ekonomi masyarakat sesuai dengan potensi lokal. Potensi lahan pekarangan
di desa Krembangan sebesar 74,99% belum dioptimalkan, karena sebagian besar penduduknya masih
mengandalkan budidaya usaha ekonomi di lahan sawah. Untuk itu sebagai wujud pengabdian kepada
masyarakat melalui peningkatan Ipteks bagi M asyarakat, diperlukan optimalisasi lahan pekarangan
melalui budi daya tanaman obat herbal yang bernilai ekonomi tinggi.
Kegiatan pengabdian dilakukan di Pedukuhan IV Kepuh dan Pedukuhan VI Krajan, Desa Krembangan,
Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. Bentuk kegiatan pengabdian ini adalah pembentukan
Kelompok Wanita Tani (KWT), penyuluhan dan pelatihan bagi warga masyarakat. Penyuluhan dan
pelatihan dilakukan dengan metode tatap muka, diskusi dan praktik.
Hasil yang diperoleh, proses pendampingan budidaya lahan pekarangan dan kelembagaan kelompok
yang melibatkan ibu rumah tangga. Proses pendampingan budi daya lahan pekarangan cukup potensial
dengan ketersediaan lahan pekarangan yang masih dapat digunakan untuk penanaman tanaman herbal
dan tanaman sayuran dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan/atau mengurangi
pengeluaran keluarga. Pendampingan budi daya lahan pekarangan dilakukan dengan pelatihan budi
daya komoditas tanaman yang sesuai dengan lingkungan, pembuatan media tanam, pembenihan
tanaman budi daya dan teknis penanaman. Selanjutnya untuk proses pendampingan kelembagaan
dilakukan dengan pembinaan manajemen kelompok, manajemen keuangan dan pembentukan kelompok
tani yang selanjutnya di proses di Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Kulon Progo, yang diberi
nama Kelompok Wanita Tani “ Wastu Kencana” .
Kegiatan pengabdian ini dapat meningkatkan pengetahuan/kemampuan budi daya lahan pekarangan
dan kelembagaan kelompok tani di lokasi. Selanjutnya, penerapan optimalisasi lahan pekarangan
yang intensif dan berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan/atau
mengurangi pengeluaran keluarga.
Kata kunci: optimalisasi, lahan, pekarangan, budi daya, tanaman, pendapatan
Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam ....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
127
05/11/2016, 15:05
127
PENDAHULUAN
Kemiskinan menjadi isu utama dalam pembangunan disebabkan karena sulitnya melakukan
penanganan yang menghasilkan penurunan yang signifikan. Kemiskinan merupakan salah satu
indikator kesejahteraan kunci yang dihitung melalui konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan. Penduduk dikategorikan menjadi penduduk miskin jika pendapatannya
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal. Berbagai upaya yang telah dilakukan
Pemerintah dengan telah meluncurkan berbagai program penanggulangan kemiskinan langsung
kepada target kelompok miskin, mulai dari program populis Jaring Pengaman Sosial berupa Jaminan
Kesehatan, Beras Miskin dan Bantuan Sosial, sampai dengan program pemberdayaan ekonomi
masyarakat berupa PNPM Mandiri Perdesaan dan Perkotaan. Namun pencapaian berbagai program penanggulangan kemiskinan tersebut, ternyata belum menunjukkan kemajuan yang berarti
ditunjukkan oleh kenyataan secara nasional maupun daerah persentase penduduk miskin masih
tinggi.
Kabupaten Kulon Progo jumlah penduduk miskin pada tahun 2006 sebesar 106.120 jiwa atau
28,39% turun pada tahun 2013 menjadi sebesar 86.500 jiwa atau 21,39% (Badan Pusat Statistik,
2014). Ini artinya rata-rata penurunan kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 20062013 sebesar 1% per tahun lebih rendah dari target rata-rata penurunan 2% per tahun. Angka
tersebut belum menggembirakan karena masih lebih tinggi dari angka kemiskinan DIY pada tahun
2013 sebesar 15,03%.
Desa Krembangan memiliki persentase jumlah penduduk miskin sebesar 6,09%. Jumlah
penduduk miskin di pedukuhan IV Kepuh sebanyak 31 jiwa atau sebesar 8,54%, namun dari sisi
jumlah Kepala Keluarga miskin sebanyak 11,90%. Untuk pedukuhan VI Krajan jumlah penduduk
miskin sebanyak 37 jiwa atau sebesar 13,50%, sedangkan dari sisi jumlah Keluarga miskin sebesar
13,41%.
Permasalahan pengentasan kemiskinan merupakan permasalahan kompleks yang dihadapi
dalam pembangunan. Berkaca pada kegagalan program pengentasan kemiskinan yang selama ini
dilakukan dengan bantuan yang diberikan bersifat parsial, menyelesaikan kebutuhan sesaat,
pelatihan ketrampilan yang tidak diikuti dengan aplikasi, dan bantuan yang tidak bisa
dioperasionalkan karena hal-hal yang tidak bisa dikontrol penerima (Afrizal, 2006).
Ketersediaan data kemiskinan by name, by address di Kabupaten Kulon Progo dapat digunakan
sebagai bahan pengentasan kemiskinan dengan pendekatan wilayah (desa). Akselerasi pengentasan
kemiskinan diperlukan dengan menetapkan usaha pemberdayaan ekonomi yang berbasis potensi
lokal dengan melibatkan keluarga miskin sebagai sasaran peningkatan pendapatan. Untuk
meningkatkan pendapatan keluarga tanaman pangan, maka dapat dilakukan dengan melakukan
diversifikasi usaha tani dengan memanfaatkan lahan tidur yang tidak ditanami selama ini, salah
satunya adalah lahan pekarangan (Latief dkk, 2013). Pekarangan didefinisikan sebagai taman rumah
tradisional yang bersifat pribadi, yang merupakan sistem yang terintegrasi dengan hubungan yang
erat antara manusia, tanaman dan hewan (Wurianingsih, 2011 dalam Rajiman, 2012).
Pemanfaatan lahan sawah di Desa Krembangan sebesar 21,58%, lahan pertanian non sawah
yang berupa pekarangan/tegalan dan lahan kering yang tidak diusahakan sebesar 74,99%, dan
lahan lainnya (pemukiman, perkantoran, jalan, sarana publik lainnya) sebesar 3,43%, sedangkan
penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 27,83%, dengan luas sawah 21,58%. Hal ini
128
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
128
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
menunjukkan rendahnya kepemilikan lahan pertanian sawah perkapita dan tingginya peluang
pengembangan lahan pekarangan/tegalan yang tersedia lahan 74,99% (Bappeda, 2014).
Untuk itu diperlukan kegiatan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan kebiasaan-kebiasaan
setempat dan sumber daya lokal dengan cara menggali dan mengembangkan potensi lokal yang
ada. Warga masyarakat diberdayakan guna memanfaatkan lahan pekarangan yang belum produktif,
melalui kegiatan budi daya sesuai dengan potensi pengembangan yang dimiliki, peningkatan
ketrampilan berusaha sesuai dengan arah pengembangan, pembentukan kelompok dengan
melibatkan keluarga miskin, dan adanya kewajiban dari pemerintah daerah untuk akses
pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan melibatkan anggotanya harus ada dari penduduk
miskin.
Dengan adanya potensi lahan pekarangan di Desa Krembangan sebesar 74,99% yang belum
dioptimalkan, karena sebagian besar penduduknya masih mengandalkan budi daya usaha ekonomi
di lahan sawah, maka sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat melalui peningkatan Ipteks
bagi Masyarakat, perlu dilakukan optimalisasi lahan pekarangan melalui budidaya tanaman obat
herbal yang bernilai ekonomi tinggi.
METODE/APLIKASI
Kegiatan pengabdian dilaksanakan Pedukuhan IV Kepuh dan Pedukuhan VI Krajan, Desa
Krembangan, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penerapan pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman menggunakan metode penyuluhan,
konsultasi, pelatihan dan praktek. Kegiatan pengabdian meliputi koordinasi dengan Kantor
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (KP4K), Bappeda, Balai
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon
Progo, koordinasi di lokasi mitra, survei dan identifikasi lahan pekarangan, sosialisasi program
pengabdian dan kebijakan daerah tentang optimalisasi lahan pekarangan, penyuluhan tentang
teknis pembentukan dan kelembagaan KWT, penyuluhan budi daya, pembuatan media tanam
dan pembibitan, praktik pembuatan media tanam dan pembibitan serta teknis penanaman. Survei
ke lokasi KWT Lestari di desa Hargorejo Kecamatan Kokap dan Melati di Desa Sendang Sari,
Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo juga dilakukan untuk memberikan gambaran
mengenai struktur dan kelembagaan, kegiatan dan pengelolaan KWT.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung di lokasi kegiatan dan wawancara
dengan perangkat desa serta warga pedukuhan setempat. Metode observasi dilakukan sebagai
landasan yang mendukung kegiatan dengan mencari informasi mengenai permasalahanpermasalahan mendasar yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan pekarangan. Analisis data
dilakukan dengan merangkum data yang telah diperoleh sebelumnya dan disesuaikan dengan
berbagai informasi yang memuat potensi pemanfaatan lahan pekarangan. Metode penyuluhan
dan konsultasi dilakukan dengan mendatangkan narasumber yang berpengalaman dalam teknis
kelembagaan KWT dan pemanfaatan lahan pekarangan.
Penyuluhan dilaksanakan sebagai salah satu upaya mengenalkan kelembagaan dan manfaat
adanya KWT, teknis pembuatan pupuk organik dan sekam menjadi media tanam serta tata cara
dalam budi daya tanaman obat herbal, pelatihan pembibitan, pembuatan demplot budi daya,
bimbingan teknis dan pendampingan pelaksanaan budi daya. Penyuluhan dilaksanakan dengan
melakukan diskusi umum antara ibu-ibu/peserta dengan narasumber, sedangkan konsultasi
Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam ....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
129
05/11/2016, 15:05
129
dilakukan oleh peserta dengan narasumber dan tim Pengabdian terkait dengan persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut setelah kegiatan dilaksanakan. Selanjutnya, metode pelatihan dan
praktik dilaksanakan sebagai kelanjutan dari metode sebelumnya. Dengan pelatihan dan praktik
secara langsung, masyarakat diharapkan dapat mengimplementasikan hasil diskusi dan konsultasi
tersebut di lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sosialisasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Sosialisasi dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat tentang optimalisasi lahan pekarangan
untuk budidaya tanaman obat herbal untuk meningkatkan pendapatan keluarga miskin. Sosialisasi
ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian dimana pada sosialisasi dilakukan pemaparan
mengenai program-program yang dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Sosialisasi kegiatan pengabdian
Sosialisasi Kebijakan Daerah
Kondisi existing di wilayah Kulon Progo menunjukkan lahan pertanian non sawah besar dan
kepemilikan lahan sawah perkapita rendah. Sebagian besar mata pencaharian penduduk petani/
pekebun dan belum/tidak bekerja sebesar 20%. Pemerintah daerah Kulon Progo melakukan strategi
pengentasan kemiskinan dengan membuat kebijakan dengan program yang bersifat perlindungan
sosial, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Optimalisasi lahan pekarangan dilaksanakan
bertujuan untuk mendayagunakan lahan pekarangan yang masih belum dikelola untuk usaha
ekonomi produktif dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga miskin dan memberikan
rekomendasi kebijakan usaha ekonomi sesuai potensi lokal.
Kesempatan dan kekuatan yang bisa menjadi modal dalam mengembangkan lahan pekarangan
antara lain: lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal, ketersediaan air, modal semangat
kegotongroyongan, kebijakan Pemerintah Daerah dalam pengentasan kemiskinan dan adanya
keberpihakan lembaga keuangan. Terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan program ini antara lain: sinergi seluruh stakeholders, perubahan sikap mental dan budaya kerja keluarga
130
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
130
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
miskin, peningkatan akses informasi, teknologi dan pasar, dan peningkatan infrastruktur wilayah.
Implementasi program pengabdian secara kontinyu dan berkesinambungan dapat mendukung
tercapainya ketahanan pangan Kabupaten Kulon Progo. Ketahanan pangan yaitu kondisi
terpenuhinya pangan bagi masyarakat sampai dengan individu, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkualitas. Kegiatan sosialisasi kebijakan daerah
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Sosialisasi kebijakan daerah oleh KP4K dan Bappeda Kabupaten Kolon Progo
Penyuluhan Budidaya Tanaman Obat Herbal di Lahan Pekarangan
Penyuluhan tentang budidaya dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta
mengenai bagaimana cara budi daya dan kemanfaatannya bagi masyarakat. Hasil dari kegiatan
penyuluhan ini adalah budi daya tanaman obat herbal seperti jahe, jahe merah dan kencur serta
tanaman lainnya. Hal ini berdasarkan dari kondisi tanah, lingkungan dan kesesuaian vegetasi.
Materi yang diberikan dalam penyuluhan meliputi tujuan pemanfaatan pekarangan, tata ruang
dan pola pekarangan; jenis pekarangan jenis budi daya di lahan pekarangan dan teknik budi daya
di pekarangan sehingga dapat membuka peluang pola pemanfaatan lahan pekarangan oleh
masyarakat. Penyuluhan ini berlangsung di Balai Desa Krembangan dan dihadiri ibu-ibu warga di
lokasi kegiatan.
Dengan adanya penerapan budi daya dan pemanfaatan lahan pekarangan ini dapat menciptakan
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), yaitu wilayah/kompleks perumahan penduduk yang secara
bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan menjadi
sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertimbngkan potensi wilayah dan kebutuhan
gizi. Hal ini sesuai dengan semboyan Manfaatkan Setiap Jengkal Tanah untuk Pangan Kita .
Keberhasilan program juga dapat didukung dengan adanya pembuatan kebun bibit desa/kelompok
dan sinergi antara pertanian, peternakan dan perikanan.
Menurut Suwono (2012), salah satu konsep untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan
pekarangan adalah konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). Dalam konsep RPL, penduduk dapat
Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam ....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
131
05/11/2016, 15:05
131
mengusahakan lahan pekarangan secara intensif dan bijaksana untuk dimanfaatkan dengan berbagai
sumber daya lokal sehingga menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga
yang berkualitas dan beragam. Rumah Pangan Lestari yang dikembangkan dalam skala luas dan
berbasis dusun (kampung), desa, atau wilayah lain yang memungkinkan dapat membentuk KRPL.
Pada akhirnya, pengembangan KRPL akan mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup,
jalan desa, fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, dan
mengembangkan pengolahan serta pemasaran hasil (Arifin, 1998).
Penyuluhan Pembuatan Media Tanam dan Pembibitan Serta Kelembagaan KWT
Materi yang diberikan dalam penyuluhan meliputi teknis pembuatan pupuk organik, arang
sekam, penyiapan media tanam dan penyiapan pembibitan. Penyuluhan ini berlangsung di rumah
Bapak Ristanto (Dukuh IV Krembangan) dan dihadiri oleh ibu-ibu warga di lokasi kegiatan. Foto
kegiatan penyuluhan media tanam dan pembibitan dapat dilihat pada Gambar 3. Dengan adanya
penyuluhan ini, masyarakat mempunyai pengetahuan dalam membuat media tanam dan
pembibitan yang baik. Kegiatan ini juga didukung oleh penyuluh pertanian dari BP3K Kecamatan
Panjatan.
KWT dibentuk sebagai upaya pelibatan kaum perempuan secara langsung dalam usaha-usaha
peningkatan hasil pertanian, seperti menjadi bagian dari motivator dalam adopsi dan pengenalan
teknologi tani. Peran ganda wanita tani ini sangat strategis dalam peningkatan produktivitas usaha
tani dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan menuju kesejahteraan
rumah tangga petani di pedesaan.
Gambar 3. Penyuluhan media tanam dan pembibitan
Dari kegiatan ini dibentuk KWT dengan nama Wastu Kencana disertai dengan struktur
organisasinya yang beranggotakan 22 orang dan juga Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART). Dengan demikian proses penumbuhan dan pendaftaran ke dinas/instansi terkait dapat
dilakukan untuk memperoleh nomer registrasi.
132
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
132
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Pelatihan dan Praktek Pembuatan Media Tanam
Kegiatan pelatihan dan praktek pembuatan media tanam diberikan untuk memberikan
ketrampilan teknis pembuatan media tanam yang baik dan subur dengan memanfaatkan bahan
lokal berupa tanah, pupuk kandang, dan arang sekam. Komposisi antara tanah:pupuk:arang sekam
yang ideal 1:2:3. Namun bisa disesuaikan dengan ketersediaan bahan yang dimiliki misalnya 1:1:1.
Penyuluhan ini berlangsung di rumah Bapak Trisno Minarjo (Dukuh VI Krembangan) dan dihadiri
oleh ibu-ibu di lokasi kegiatan. Foto kegiatan praktik pembuatan media tanam dapat dilihat pada
Gambar 4. Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat mempunyai keterampilan dalam praktik
membuat media tanam yang baik. Kegiatan penyuluhan ini didukung pendamping oleh penyuluh
pertanian dari BP3K Kecamatan Panjatan.
Gambar 4. Pembuatan media tanam
Pelatihan dan Praktik Pembibitan
Kegiatan pembibitan dilakukan dengan praktek penyiapan tempat yang sesuai untuk
pembibitan, memasukkan media tanam dengan ketebalan 3-5 cm, meletakkan bibit yang telah
disiapkan dan menutup dengan media dengan ketebalan 0,5 cm. Penyuluhan ini berlangsung di
rumah Bapak Trisno Minarjo (Dukuh VI Krembangan) dan dihadiri oleh ibu-ibu warga di lokasi
kegiatan. Foto kegiatan pelatihan pembibitan dapat dilihat pada Gambar 5.
Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam ....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
133
05/11/2016, 15:05
133
Gambar 5. Proses Pembibitan
Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat mempunyai keterampilan dalam praktik membuat
bibit tanaman yang baik. Dan sebagai tindak lanjut dari kegiatan praktik ini, maka kegiatan
selanjutnya adalah praktik teknis penanaman di area demplot (percontohan). Untuk budi daya
tanaman obat herbal ini juga dapat dilakukan pada polibag. Kondisi a) pekarangan yang belum
dimanfaatkan, b) pekarangan yang telah disiapkan untuk budi daya, c) pekarangan yang telah
dimanfaatkan untuk budi daya, d) budi daya dengan menggunakan media polibag disajikan pada
Gambar 6.
134
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
134
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Gambar 6. Kondisi a) pekarangan yang belum dimanfaatkan, b) pekarangan yang telah
disiapkan untuk budi daya, c) pekarangan yang telah dimanfaatkan untuk budi daya, d)
budi daya dengan menggunakan media polibag
Pelaksanaan pengabdian di lokasi kegiatan secara umum tidak mengalami hambatan.
Pengenalan pengetahuan berupa pembuatan media tanam dan pemanfaatan lahan pekarangan
kepada masyarakat yang kondisi kehidupannya sudah semakin maju dan berkembang dapat
memberikan banyak manfaat, yaitu menjadi sarana penghasil tanaman obat herbal organik yang
subur; dan dapat digunakan sebagai solusi atas kurangnya pemanfaatan lahan untuk budi daya
tanaman yang bernilai ekonomis. Dalam hal ini, pendampingan berkelanjutan secara bertahap
juga dibutuhkan sehingga masyarakat dapat mengerti dan dapat berlatih membuat serta mengembangkan budi daya tanaman obat herbal dengan mengoptimalkan lahan pekarangan secara mandiri.
Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam ....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
135
05/11/2016, 15:05
135
DAMPAK
Kegiatan pengabdian ini memperoleh hasil yang diperoleh, proses pendampingan budi daya
lahan pekarangan dan kelembagaan kelompok yang melibatkan ibu-ibu warga di lokasi kegiatan.
Proses pendampingan budi daya lahan pekarangan cukup potensial dengan ketersediaan lahan
pekarangan yang masih dapat digunakan untuk penanaman tanaman herbal dan tanaman sayuran
dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan/atau mengurangi pengeluaran keluarga.
Pendampingan budi daya lahan pekarangan dilakukan dengan pelatihan komoditas tanaman yang
sesuai dengan lingkungan, pembuatan media tanam, pembenihan tanaman budi daya dan teknis
penanaman. Selanjutnya untuk proses pendampingan kelembagaan dilakukan dengan pembinaan
manajemen kelompok, manajemen keuangan dan pembentukan kelompok tani yang selanjutnya
di proses di Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Kulon Progo, yang diberi nama Kelompok Wanita
Tani Wastu Kencana .
PENUTUP
Kegiatan pengabdian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan teknis budi daya
tanaman obat herbal dan kelembagaan kelompok wanita tani (KWT). Lahan pekarangan dapat
dioptimalkan untuk budidaya tanaman obat herbal dan tanaman pangan lainnya dalam rangka
menciptakan kawasan mandiri pangan pedesaan.
Program ini sebaiknya menjadi gerakan yang dilakukan bersama-sama dalam rangka
mengoptimalkan lahan pekarangan yang secara eksisting masih banyak yang belum dibudidayakan.
Hal ini untuk mendorong kawasan perdesaan mandiri pangan yang dapat dilakukan subtitusi
antar hasil komoditas budi daya yang ditanam masyarakat, sehingga terjadi peningkatan pendapatan
atau pengurangan pengeluaran keluarga dalam mencukupi kebutuhan pangan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada DP2M Ditjen Dikti yang telah memberikan dana,
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Ahmad Dahlan, Pedukuhan IV Kepuh dan
Pedukuhan VI Krajan, Desa Krembangan, Kecamatan Panjatan sebagai mitra, KP4K dan Bappeda
Kabupaten Kulon Progo, BP3K Kecamatan Panjatan serta pihak yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu, yang berperan dalam membantu kelancaran kegiatan pengabdian ini.
REFERENSI
Afrizal. 2006. Gagalnya Program Anti Kemiskinan: Sebuah Analisias Sosiologis. Padang.
Arifin, H. S. 1998. Effcts Of Urbanization On Th Vegetation Structure Of Th Home Gardens In
West Java Indonesia dalam Journal Japan J. Trop. Agric. Vol. 42 (2): 94 102.
Badan Pusat Statistik. 2014. Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kulon Progo Tahun 2013. Wates.
Latief, M., Fitry Tafzi dan Aryunis. 2013. Pemanfaatan Pekarangan Untuk Budidaya Tanaman Jahe
Merah Untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga Petani Di Kelurahan Talang Babat
Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jurnal Pengabdian
Masyarakat, No 55, ISSN 1410-0770.
136
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
136
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Rajiman. 2012. Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan.
Suwono. 2012. Rumah Pangan Lestari (RPL) Kementerian Pertanian dan SIKIB Kabupaten Bantul .
Diakses pada 2 Maret 2014 melalui http://bkppp.bantulkab.go.id/ documents/
20121101122432pengembangankawasanrumahpanganlestari.pdf.
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1494
http://www.bappeda.kulonprogokab.go.id
❆
❆
❆
Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam ....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
137
05/11/2016, 15:05
137
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat Dusun
Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul
dalam Swakelola Limbah Peternakan Pertanian serta Budi daya Jahe
Emprit melalui Pelatihan dan Pendampingan
Iis Wahyuningsih
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan
Kintoko
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan
Bagus Haryadi
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan
ABSTRAK
M ayoritas warga dusun Bulu memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Sebagai petani
dihasilkan limbah jerami maupun dedaunan sisa panen yang tidak terpakai, sedangkan dari peternakan
dihasilkan limbah kotoran hewan yang belum dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, di dusun Bulu
memiliki potensi yang cukup baik untuk ditanami jahe emprit, dikarenakan kondisi geografis dari
dusun Bulu mendukung penanaman jaheemprit. Namun masyarakat dusun Bulu belum dapat mengolah
jahe, sehingga nilai jual jahe relatif rendah. M aka untuk meningkatkan ekonomi warga dusun Bulu,
diperlukan kemampuan mengolah jahe emprit menjadi berbagai macam produk turunan yang bernilai
lebih tinggi. Tujuan program KKN PPM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat dalam swakelola limbah peternakan pertanian untuk mendukung budi daya jahe emprit
melalui pelatihan dan pendampingan. Kegiatan KKN PPM di Dusun Bulu, Desa Giring meliputi: 1)
pelatihan dan pendampingan pembuatan probiotik dari limbah pemotongan ayam, 2) pelatihan dan
pendampingan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan sisa pemanenan padi maupun
dedaunan di kebun dan pekarangan, 3) pelatihan, praktik, dan pendampingan pembuatan pupuk organik
dengan memanfaatkan kotoran ternak. 4) pelatihan intensifikasi budidaya jahe emprit, pengolahan
pasca panen dan pembuatan produk turunan jahe emprit. 5) pelatihan kemasan dan labeling, pelatihan
penentuan harga dan manajemen pemasaran. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat dusun Bulu dalam membuat probiotik, pupuk organik, pakan organik dari limbah pertanian
dan peternakan, budi daya jahe emprit, pembuatan produk turunan jahe serta pengemasan produk
Kata kunci : Swakelola, Limbah, Perternakan, Pertanian, Jahe Emprit
PENDAHULUAN
Dusun Bulu merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Giring, Kecamatan Paliyan,
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan batas wilayah sebagai
berikut: sebelah utara: Dusun Singkil, sebelah selatan: Dusun Planjan, sebelah timur: Gunung
Dowo. Padukuhan Bulu terletak di dataran tinggi, dengan ketinggian 600 mdpl dari permukaan
laut, dengan keadaan angin yang sejuk karena banyak pepohonan dan tidak padat penduduk.
Jumlah RT di pedukuhan ini ada 4 RT yaitu RT 01, 02, 03, dan 04. Potensi sumber daya alam di
138
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
138
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
padukuhan Bulu yaitu ada pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan batu,
hutan kayu, dan usaha kecil rumah tangga. Jumlah penduduk di padukuhan ini adalah lebih dari
300 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 77 KK.
Banyaknya limbah organik sisa panen maupun di area perkebunan, pekarangan dan halaman
rumah warga dusun Bulu, desa Giring, Paliyan, Gunungkidul belum banyak dimanfatkan. Selama
ini sampah organik tersebut hanya dibakar atau ditimbun, hal ini dapat menyebabkan pencemaran.
Selain itu di dusun Bulu banyak peternak sapi, kambing dan ayam. Peternakan tersebut tiap harinya
menghasilkan limbah padat yang berasal dari kotoran hewan. Kotoran hewan apabila tidak dikelola
dengan baik juga akan menimbulkan masalah. Di sisi lain wilayah dusun Bulu memiliki potensi
yang cukup baik untuk ditanami jahe emprit, dikarenakan kondisi geografis dusun Bulu mendukung
penanaman jahe emprit. Namun masyarakat dusun Bulu belum dapat mengolah jahe, sehingga
nilai jual jahe relatif rendah. Maka untuk meningkatkan ekonomi warga dusun Bulu, diperlukan
kemampuan mengolah jahe emprit menjadi berbagai macam produk turunan yang bernilai lebih
tinggi. Tujuan program KKN PPM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat dusun Bulu dalam swakelola limbah peternakan pertanian untuk mendukung budi
daya jahe emprit melalui pelatihan dan pendampingan.
METODE
Untuk mencapai target yang diharapkan, program KKN PPM dilakukan dengan menggerakkan
masyarakat. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan program kerja yang bersifat learning by
doing, yaitu tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, namun masyarakat juga harus terampil
dalam tiap tahap pelatihan. Untuk itu, peran mahasiswa KKN PPM sebagai pendamping menjadi
salah satu kunci keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat selama berada di lokasi. Mahasiswa
bekerja secara tim work yang saling terintegrasi antara program studi. Evaluasi program pelatihan
dilakukan dengan melakukan pretes dan postes serta pengukuran kinerja program, sedangkan program praktik dilakukan menggunakan form penilaian hasil praktik. Ringkasan metode pelaksanaan
KKN PPM beserta jam kerja efektif mahasiswa (JKEM) tersaji pada Tabel I.
Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
139
05/11/2016, 15:05
139
Tabel I. Metoda Pelaksanaan KKN PPM Swakelola Limbah Pertanian Perternakan
No
1
Kegiatan
Sosialisasi
rencana program
2
3
Pelatihan
Praktek dan
pendampingan
4
Rapat
Koordinasi
5
Gelar Produk
Total volume kegiatan
140
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
140
Aktivitas
Konsolidasi dengan kelompok
sasaran
Sosialisasi tingkat desa dan
kecamatan
Pembuatan probiotik
Pembuatan pupuk organik dari
limbah pertanian
Pembuatan pupuk bokashi dari
kotoran ayam dan kambing
Intensifikasi budidaya jahe
emprit
Pengolahan pasca panen jahe
emprit
Pembuatan produk turunan
jahe
Penentuan harga
Pengemasan dan labeling
Manajemen pemasaran
Pembuatan probiotik
Pembuatan pakan organik dari
limbah pertanian
Pembuatan pupuk bokashi dari
kotoran ayam/kambing
Manajemen Pemasaran dan
penentuan harga
Intensifikasi budidaya jahe
emprit
Pengolahan pasca panen jahe
emprit
Pembuatan produk turunan
jahe
Rapat koordinasi untuk
menyusun rekomendasi kepada
pemerintah desa/kec/kab
tentang program
pemberdayaan yang
berkesinambungan
Pameran produk KKN PPM
Volume
(JKEM)
3x2 jam
Keterangan
27 mahasiswa
2x2 jam
9x2 jam
2x 2jam
27 mahasiswa
2x2 jam
2x2 jam
4x2 jam
2x2 jam
2 x 2jam
2x 2 jam
2x 2 jam
3x3 jam
3x 3 jam
27 mahasiswa
3 x3 jam
3 x 3jam
3 x3jam
5 x3 jam
3x3 jam
2x2 jam
27 mahasiswa
3x 3 jam
144 jam x 27 = 3888 jam
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
HASIL, PEMBAHASAN, DAN DAMPAK
Pelaksanaan KKN PPM dengan tema Swakelola Limbah Peternakan Pertanian untuk
Mendukung Budidaya Jahe Emprit,berjalan sesuai tahapan perencanaan. Gambaran pelaksaaan
tersaji pada gambar 1, 2 dan 3 sesuai tahapan program.
1.a
1.b
1.c
1.d
Gambar 1. 1.a. Sosialisasi ke masyarakat sasaran, 1.b Praktek pembuatan probiotik, 1.c
Praktek pembuatan pupuk organik, 1.d praktek pembuatan pakan organik
2.a
2.b
Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
141
05/11/2016, 15:05
141
2.c
2.d
Gambar 2. 2.a.Praktek budidaya jahe emprit, 2.b.praktek pasca panen, 2.c praktek
pembuatan produk turunan jahe, 2.d praktek kemasan dan labeling
3.a
3.b
Gambar 3. 3.a. Pelatihan pemasaran produk, 3b. Gelar produk
Untuk mengetahui sejauh mana pelatihan berdampak terhadap pengetahuan masyarakat
terkait materi yang diberikan, maka dilakukan pre dan post test pada semua materi pelatihan.
Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku baru seseorang dapat terbentuk dimulai dari tahu terlebih
dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di sekitarnya sehingga menimbulkan
pengetahuan dan selanjutnya menimbulkan respon lebih lanjut berupa tindakan atau praktik.
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila
penerimaan perilaku didasari oleh pengetahuan maka perilaku akan bersifat langgeng (long lasting) (Notoatmodjo, 2003). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Tingkat pengetahuan peserta terkait materi sebelum dan sesudah
pelatihan tersaji pada gambar 4.
142
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
142
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Gambar 4. Diagram batang persentase jawaban benar sebelum dan sesudah pelatihan
pada semua materi.
Dari gambar 4 terlihat terjadi peningkatan persentase jawaban yang benar pada setiap materi
pelatihan, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap materi meningkat
setelah dilakukan intervensi berupa pelatihan. Peningkatan tertinggi terlihat pada materi
pengemasan dan labeling, ada 35% jawaban benar sebelum pelatihan menjadi 80% jawaban benar
setelah pelatihan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Notoadmojo (2003) bahwa edukasi dapat
meningkatkan pengetahuan individu menjadi lebih baik. Hasil ini sejalan dengan penelitian Helni
(2015) yang membuktikan bahwa tingkat pengetahuan kelompok perlakuan yang diberikan edukasi
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan edukasi.
Untuk efektivitas program praktik, dievaluasi secara langsung oleh mahasiswa pendamping
dari hasil praktik yang dilakukan oleh masyarakat. Persentase jumlah masyarakat yang terampil
terkait program tersaji pada tabel II.
Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
143
05/11/2016, 15:05
143
Tabel II. Persentase Jumlah Peserta Pelatihan yang Terampil
di tiap tahap pelatihan di dusun Bulu
No
Program
Jumlah masyarakat
yang ikut pelatihan
1
Pembuatan
probiotik
Pembuatan pupuk
organik
Pembuatan pakan
organic
Budidaya jahe
Pembuatan produk
turunan jahe
Pengemasan
Rata-rata
2
3
4
5
6
persentase
32
Jumlah
masyarakat yang
terampil terkait
program
20
32
28
87,5
32
26
81,25
18
33
7
29
38, 89
87,87
33
30
25
22
78,13
73,33
62,5
Dari tabel II terlihat persentase rata-rata masyarakat yang terampil cukup tinggi yaitu 73,33%.
Persentase tertinggi terjadi pada pelatihan pembuatan produk turunan jahe yaitu 87,87%, hal tersebut
disebabkan sebagian besar peserta pelatihan adalah ibu rumah tangga yang kesehariannya memang
memasak sehingga dengan mudah dapat menguasai keterampilan membuat produk turunan jahe.
Persentase terendah dijumpai pada materi budidaya jahe yaitu 38,89% hal tersebut kemungkinan
disebabkan proses budi daya jahe yang lama sehingga mahasiwa KKN PPM kesulitan dalam menilai
kemampuan peserta.
Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan KKN PPM ini, dilakukan survei penilaian kinerja
dengan memberikan kuesioner kepada peserta. Kuesioner dibuat dengan model Skala Likert dengan
skala 1-4 ( 1= kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik) yang meliputi dimensi keandalan, daya
tanggap,kepastian, empati, dan berwujud (Parasuraman, dkk, 1994). Hasil pengukuran tersaji pada
table III.
144
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
144
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Tabel III. Penilaian Kinerja Pelaksanaan KKN PPM oleh Masyarakat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PERNYATAAN
DIMENSI KEANDALAN
Konsep dan sistem KKN PPM UAD dalam pemberdayaan
masyarakat sudah jelas
Kompetensi mahasiswa KKN PPM UAD sudah mendukung
pelaksanaan program PPM
Program KKN PPM UAD disusun dengan memperhatikan
kebutuhan masyarakat
DIMENSI DAYA TANGGAP
Tim pengusung KKN PPM dan mahasiswa memberikan
kesempatan pada masyarakat untuk bertanya dan berdiskusi
tentang program KKN PPM
DIMENSI KEPASTIAN
Tim pengusung dan mahasiswa KKN PPM UAD sudah
melakukan sosialisasi sebelum pelaksanaan KKN
Sudah ada koordinasi yang baik antara tim pengusung,
mahasiswa KKN PPM UAD, pemerintah dan masyarakat dalam
pelaksanaan KKN
Tim pengusung dan mahasiswa KKN PPM UAD sudah
melakukan evaluasi program setelah pelaksanaan KKN
DIMENSI EMPATI
Tim pengusung KKN PPM UAD telah menyiapkan mahasiswa
yang mampu beradaptasi dengan masyarakat
Tim pengusung KKN PPM UAD telah menyiapkan mahasiswa
yang mampu melakukan pemberdayaan dirinya dan masyarakat
DIMENSI BERWUJUD
Program KKN PPM UAD dilaksanakan dengan sarana dan
prasarana (modul, proyektor, alat-alat dll) yang sesuai
SKOR
Rata-rata
3,47
3,7
3,3
3,3
3,6
3,5
3,5
3,5
3,4
3,5
3,4
Dari table III terlihat, di semua dimensi rata-rata kinerja pelaksanaan program mendapat nilai
3,47. Mengacu pada penelitian Mote (2008) skor kinerja dapat dikategorikan: sangat tidak bagus
(1,00-1,75), tidak bagus (1,75-2,50), bagus (2,50-3,25) dan sangat bagus (3,25-4,00). Dengan demikian
secara umum kinerja pelaksanaan program KKN PPM ini dinilai sangat bagus oleh masyarakat
dusun Bulu. Nilai tertinggi diberikan pada dimensi keandalan pada pernyataan konsep dan sistem
KKN PPM UAD dalam pemberdayaan masyarakat sudah jelas dengan nilai 3,7. Konsep dan sistem
KKN PPM yang dilaksanakan ini merupakan aplikasi sistem KKN UAD yang disesuaikan dengan
konsep KKN PPM Kemenristekdikti. Nilai terendah 3,3 diperoleh dari dimensi keandalan pada
pernyataan Kompetensi mahasiswa KKN PPM UAD sudah mendukung pelaksanaan program
PPM. Meskipun kompetensi mahasiswa terkait program sudah diupayakan distandarisasi melalui
program Training of Trainer, namun kemungkinan ada mahasiswa yang dianggap kurang mampu
oleh masyarakat.
Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
145
05/11/2016, 15:05
145
PENUTUP
Terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dusun Bulu dalam membuat
probiotik, pupuk organic, pakan organic dari limbah pertanian dan perternakan, budi daya jahe,
pembuatan produk turunan jahe serta pengemasan produk.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Kemenristek Dikti yang telah mendanai program KKN PPM ini.
REFERENSI
Helni. 2015. Pengaruh Metode CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif) Terhadap Peningkatan Pengetahuan
dan Keterampilan Pada Swamedikasi Di Kota Jambi. Skripsi. FKIK Universitas Jambi.
Mote, F. 2008. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik di Puskesmas
Ngesrep Semarang. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
_____. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Parasuraman A, Valarie A Zeithaml & Leonard L. Berry. 1994. Reassesment of Expectation As A
Comparison Standart In Measuring Servive Quality: Implications For Futher Research , Journal Of Marketing, Vol 58, pp 111-124.
❆
146
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
146
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan
Nilai Ekonomi Produknya
1
Mustofa Ahda, 2Ika Maryani,
3
Septian Emma Dwi Jatmika
1
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
2
Prodi PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan
3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan
Jln. Prof. Dr. Soepomo Yogyakarta, Telp. (0274) 379418
Email: mustofa_ahda@yahoo.com
Abstrak
Susu merupakan suatu sekresi ambing hewan yang diproduksi dan merupakan sumber protein yang
t inggi. Susu ini memi li ki gizi yang bai k unt uk per t umbuhan dan per kembangan bagi yang
meminumnya. Oleh karena itu, produk makanan olahan dari susu merupakan sesuatu yang penting
juga. Pengolahan susu sapi perah di Hargobinangun, Pakem, Sleman Yogyakarta telah dibuat beberapa
produk olahannya. Hasil produk olahannya susu sapi seperti susu pasteurisasi, dodol susu dan stik
susu. Hasil diversifikasi susu sapi tersebut menghasilkan produk yang menarik dan memiliki nilai
jual. Hasil penjualan produk diversifikasi susu sapi perah tersebut mampu meningkatkan pendapatan
sebesar 4-10 kali lipat dengan keuntungan mencapai Rp 6500,- sampai Rp 15.700,- per liter susu sapi
yang digunakan dalam pengolahan.
Kata Kunci : susu, sapi perah, diversifikasi.
Pendahuluan
Masyarakat Indonesia sangat menyukai susu. Hal ini karena susu memiliki beberapa
kandungan esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat penting yang terdapat dalam susu
seperti protein, lemak, gula, vitamin, dan mineral (Koswara, 2009). Surjowardojo (2012) melaporkan
bahwa kandunga protein dan lemak dalam susu berturut turut 3,8% dan 4,9%. Hal serupa dilaporkan Koswara (2009) bahwa kandungan lemak dalam susu mendekati 5% dan kandungan protein
sebesar 3,5%. Hal ini menunjukkan bahkan susu itu sangat berguna. semenjak masih balita,
pemerintah mengatur tentang pentingnya susu bagi kesehatan bayi. Oleh karena itu, ibu disarankan
menyusui bayinya dengan Air Susu Ibu (ASI). Hal ini karena susu ASI merupakan susu terbaik
dibandingkan susu hewani atau nabati.
Akhir-akhir ini berkembang tentang proses produksi susu hewani. Proses produksi susu hewani
diharapkan dapat membantu mengantikan susu ASI atau bahkan membuat produk lain yang
memiliki nilai jual lebih tinggi. Sampai saat ini belum ada yang berhasil menciptakan susu hewani
lebih baik dari ASI. Selain itu, produsen susu juga berlomba dalam proses produksi makanan dan
minuman dari susu seperti susu murni, yogurt, roti, keju dan lain-lain.
Produksi berbagai macam produk ini digunakan untuk meningkatkan nilai jual susu itu sendiri.
Selain itu, Penduduk Indonesia termasuk masyarakat yang rendah dalam konsumsi susu dibandingkan Negara berkembang lainnya (Usmiyati dan Abubakar, 2009). Rendahnya konsumsi
Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
147
05/11/2016, 15:05
147
susu dimungkinkan karena pendapatan masyarakat yang rendah. Oleh karena itu, diversifikasi
susu sapi perah ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat.
Penulisan ini fokus pada diversifikasi produks dan peningkatan nilai jual produks berbasis
susu sapi perah di desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Harapan penulisan ini dapat
menjadi suatu kajian yang dapat mendorong masyarakat mengolah susu sapi perah menjadi produk
seperti susu pasteurisasi, dodol susu, dan stik susu.
II.
Prosedur Diversifikasi Produk Susu Sapi
A.
Pembuatan Susu Pasteurisasi
Alat
:
Alat Pasteurisasi
Bahan :
1. Susu sapi segar 3 L
2. Gula Pasir (sesuai selera)
3. Vanilla
4. Penambah rasa pada susu menggunakan: sirup stroberi, melon, bubuk coklat, madu, dan
sebagainya
Cara membuat
1. Rebus susu sapi (Merebus susu sapi yang benar tidak sampai mendidih ±70 oC (5 - 10 menit)
dengan api kecil.
2. Tambahkan gula pasir sesuai selera, aduk sampai rata.
3. Masukan Vanilla untuk penyedap rasa dan aroma, aduk sampai rata.
4. Tambahkan bahan penambah rasa susu (pilihlah sesuai selera).
5. Tuang pada gelas saji (susu aneka rasa siap untuk disajikan selagi hangat).
B.
Pembuatan Dodol Susu
Alat
1. Panci Teflon
2. Pengaduk kayu
3. Loyang plastik
4. Timbangan kue
5. Kompor
6. Wadah kemasan
Bahan
1. Susu segar 1 liter
2. Gula pasir 320 gram
3. Tepung tapioka 30 gram
4. Tepung ketan 100 gram
Cara membuat
1. Panaskan susu 600 ml selama 15-20 menit sambil diaduk-aduk (adonan 1).
148
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
148
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
2.
4.
5.
Campur susu 400 ml dengan tepung ketan dan tepung tapioka, aduk perlahan hingga
tercampur (adonan 2).
Setelah susu mendidih (adonan 1) masukkan adonan 2 secara perlahan lalu aduk rata, lalu
masukkan gula pasir perlahan (sambil diaduk).
Aduk adonan selama kurang lebih 2 jam.
Masukkan dodol dalam loyang agar dingin, lalu dikemas
C.
Pembuatan Stik Susu
3.
Alat :
1. Loyang
2. Baskom
3. Alat Pencetak Pasta/ Mie
4. Penggorengan
Bahan :
1. Loyang
2. Baskom
3. Alat Pencetak Pasta/ Mie
4. Penggorengan
5. Tepung terigu 350 gr
6. Meizena 50 gr
7. Garam bubuk secukupnya
8. Mentega/ blueband 50 gr
9. Susu cair secukupnya
10. Telur ayam 1 butir
11. Minyak goreng
Cara Membuat
1. Campurkan tepung terigu, meizena dan garam, aduk rata. Lalu masukkan mentega dan telur
(jika ingin varian rasa dapat ditambahkan keju/daun seledri, dan lain-lain).
2. Aduk rata hingga kalis dan tercampur rata.
3. Ambil beberapa bulatan adonan dan di pipihkan dengan alat pencetak.
4. Adonan yang sudah tercetak letakkan pada loyang dan taburi tepung agar tidak lengket.
5. Panaskan minyak goreng, lalu goreng adonan stik.
6. Goreng hingga kuning keemasan lalu tiriskan.
Metode/ Aplikasi
Metode deskriptif digunakan dalam penulisan artikel ini dengan menggunakan data yang
berasal dari responden (masyarakat) maupun teori. Kajian nilai ekonomi dihitung berdasarkan
keuntungan produksi setiap liter susu sapi perah pada setiap produk olahan seperti dodol, susu
pasteurisasi, dan stik susu.
Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
149
05/11/2016, 15:05
149
Hasil, Pembahasan, dan Dampak
Diversifikasi Susu Sapi Perah
Kajian pada makalah ini meliputi produk-produk diversifikasi susu sapi perah berupa dodol,
stik susu dan susu pasteurisasi. Hasil diversifikasi susu sapi perah ini menghasilkan produk yang
lebih menarik pembeli. Produks diverisifikasi susu sapi perah merapi ini diberi label SUMMER
yang merupakan ciri khas susu merapi baik untuk susu pasteurisasi ataupun jenis diversifikasinya
(Gambar 1). Hasil pembuatan produk berbahan susu sapi perah dengan komposisi tersebut
menghasilkan rasa yang enak kualitas produk yang baik. Hal ini dibuktikan dengan penerimaan
masyarakat di daerah Hargobinangun, pakem, Sleman, Yogyakarta yang tertarik mengkonsumsi
produk diversifikasi susu sapi tersebut
Hasil pengamatan produk susu pasteurisasi memiliki sifat fisik yang sama dengan susu segar
memiliki warna putih. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sawitri dkk (2010) bahwa hasil produk
susu pasteurisasi itu memiliki parameter fisik bau, rasa, dan warna yang sama yaitu normal. Warna
susu yang dihasilkan kadang putih kekuningan karena putih dari tingginya kandungan kasein
dan kalsium pospat dan kekuningan karena kandungan lemak dalam susu atau zat lainnya (Sawitri
dkk, 2010).
Gambar 1. Hasil Beberapa Produk diversifikasi susu sapi perah di daerah Hargobinangun,
Pakem Sleman Yogyakarta
Produk diversifikasi seperti dodol dan stik susu tidak dapat dilakukan pengamatan sederhana.
Hal ini dikarenakan perlu dilakukan beberapa uji laboratorium seperti uji TPC dan Uji Coliform.
Hasil diversifikasi susu sapi perah berupa dodol susu, stik susu dan susu pasteurisasi dengan merk
dagang SUMMER menarik komsumen dan memiliki kualitas rasa yang enak.
150
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
150
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Analisis Peningkatan Nilai Ekonomi Susu
Proses diversifikasi susu menjadi beberapa produk olahan seperti susu pasteurisasi, yogurt,
dodol susu dan stik susu diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonominya dibandingkan susu
sapi murni. Hasil pengamatan nilai ekonomi produk diversifikasi susu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pendapatan Produk Diversifikasi Susu Sapi Segar
Jumlah
Nama Produk
Harga Awal
Produk
Pendapatan
Susu Segar ke Industri
6000
1 liter
7000
Susu Pasteurisasi (3 liter)
18000
12 Botol
78000
Dodol Susu
6000
12 pak
60000
Stik Susu
6000
8 pak
33000
Hasil pengolahan produk dari diversifikasi susu perah menunjukkan peningkatan pendapatan
yang diperoleh dari harga susu awal (susu segar) yang dijual dengan harga 6000 rupiah. Hasil
penjualan susu segar ke industri walaupun menunjukkan peningkatan tetapi hanya sedikit sehingga
harga susu segar menjadi 7000 rupiah. Hasil diversifikasi susu perah dari Hargobinangun, Pakem,
Sleman, Yogyakarta ini menghasilkan peningkatan harga yang signifikan bahkan kenaikan harga
menjadi 4 sampai 10 kali lipat dari harga susu segar awalnya.
Hasil diversifikasi susu sapi perah ini memiliki keuntungan yang cukup baik dengan menjual
harga berkisar 6500 sampai 8000 rupiah pada setiap botol/pak. Hasil keuntungan ini diperoleh
dalam penggunaan susu sapi perah sebanyak 1 liter (Gambar 2).
Gambar 2. Keuntungan beberapa produk dari susu per liter susu yang digunakan
Gambar 2 menunjukkan bahwa susu sapi segar yang dijual ke industri memiliki keuntungan
yang kecil. Keuntungan yang diperoleh dari susu sapi segar sebesar Rp. 1000 per liter susu sapi.
Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
151
05/11/2016, 15:05
151
Produk susu pasteurisasi memiliki keuntungan yang cukup baik yaitu Rp. 6.500 per liter susu
sapi. Sedangkan produk dodol susu mampu memperoleh keuntungan lebih besar lagi dan
keuntungan terbesar dari produk stik susu. Keuntungan produk dodol susu dan stik susu berturutturut sebesar Rp. 10.100 dan Rp. 15.700 per liter susu sapi. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan
susu segar menjadi produk seperti susu pasteurisasi, dodol dan stik mampu meningkatkan nilai
jual dan keuntungan yang diperoleh.
Penutup
Hasil Pengolahan susu sapi perah di Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta menghasilkan
beberapa produk yang menarik seperti susu pasteurisasi, dodol susu dan stik susu. Hasil produk
diversifikasi susu sapi perah tersebut mampu meningkatkan pendapatan sebesar 4-10 kali lipat
dengan keuntungan mencapai 6.500 sampai 15.700 rupiah per liter susu sapi yang digunakan dalam
pengolahan.
Ucapan Terima kasih
Terima kasih kepada Kemenristek DIKTI atas bantuan dana Hibah program KKN PPM tahun
2016 dalam program diversifikasi susu sapi perah di Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Selain itu, kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Pakem, Sleman atas kerjasama
dan dukungan program. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Mahasiswa KKN PPM
UAD Divisi PAKEM ataskerja kerasnya sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik.
Referensi
Ghozi, K. 2010. Kajian Kualitas Susu Pasteurisasi yang Diproduksi U.D Gading Mas selama
Penyimpanan dalam Refrigator, Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Agustus 2010. Vol.
5, No. 2, Hal 28-32.
Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. eBookPangan.com
Sawitri, dkk. 2012. Penampilan Kandungan Protein Dan Kadar Lemak Susu Pada Sapi Perah Mastitis
Friesian Holstein. J.Exp. Life Sci. 2 (1), 2, 42-48.
Usmiat S., dan Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu, Balai Besar Penelitan dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor.
❆
152
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
152
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Strategi Penguatan Kreativitas
Dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture
Bagi Industri Kerajinan Kreatif
di Pajangan Bantul
Insanul Qisti Barriyah
Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
qubeinz@gmail.com
Wika Harisa Putri
Prodi Akuntansi Universitas Janabadra
wikaharisa@gmail.com
Rudi Suryanto
Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
rudy@syncore.co.id
ABSTRAK
Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
menghasilkan berbagai macam karya. M encipta seni atau desain baru menjadi langkah awal munculnya
suatu karya seni dalam hal ini karya seni furniture.
Takkan ada seni apabila tidak ada proses penciptaan seni. M encipta seni mungkin berat bagi seorang
pemula seni dan bahkan bagi seorang seniman yang sedang berada dalam kondisi/keadaan yang tidak
mendukung. Untuk itu perlu adanya pengetahuan tentang hal-hal yang dapat mendukung dan
menghambat proses penciptaan karya seni.
Sektor kerajinan, menurut klasifikasi Departemen Perdagangan Republik Indonesia merupakan satu
sektor yang masuk sebagai salah satu bentuk Industri Kreatif diantara 14 sektor industri lainya.
Sementara, di dalam kenyataannya dari sekian banyak industri kerajinan khususnya kerajinan furniture yang ada di Indonesia ini belum banyak industri yang mengandalkan ‘ kreativitas’ sebagai ujung
tombak perusahaannya.
Dari problematika di seputar dunia kerajinan yang ada, diperoleh fakta bahwa pendekatan yang
dilakukan justru menghindari apa yang dikenal sebagai usaha kreatif. Akar permasalahan yang mungkin
menjadi penyebab adalah sebagian besar pelaku usaha industri kerajinan merupakan usaha ‘ membuat’
saja, bukan berkreasi.
Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan
masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang
sudah ada sebelumnya.
Kreativitas dapat dipancing keluar dengan mengidentifikasi masalah yang muncul kemudian memakainya untuk melakukan riset atau penelitian, mengumpulkan informasi, menganalisa dan mengembangkan strategi untuk menyelesaikan masalah.
Kata kunci: kreativitas, desain, kebaharuan, inovasi, kerajinan dan furniture
Strategi Penguatan Kreativitas dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture bagi Industri Kerajinan ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
153
05/11/2016, 15:05
153
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya jaman dan teknologi, persaingan antar bangsa dan negara sangat
ketat sekarang ini. Setiap pribadi, kelompok, maupun suatu bangsa, harus mampu memikirkan,
membentuk cara-cara baru atau mengubah cara-cara lama secara kreatif, agar dapat terus hidup
dan bergerak dan tidak tergilas dalam. Oleh karena itu pengembangan kreativitas, tinjauan dan
penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisi serta cara-cara yang dapat
memupuk, merangsang dan mengembangkannya menjadi sangat penting.
Mengapa kreativitas begitu penting dalam hidup dan perlu dipupuk sejak dini? Karena
berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan dan aktualisasi
diri merupakan kebutuhan pokok tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1959).
Kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan berbagai macam karya.
Jika kita hanya terpaku pada konsep dan visi misi di masa lalu saja, kita akan tergilas jaman dan
orang-orang yang mau berpikir ke depan. Termasuk dalam dunia desain dan arsitektur, kita pun
harus memiliki inovasi tinggi untuk menciptakan berbagai macam barang yang apik, dinamis,
dan juga efisien. Salah satu prasyarat unggul dalam dunia desain yang kontemporer adalah mampu
beradaptasi dengan segala perubahan yang pasti bisa muncul kapan saja.
Kreativitas merupakan manivestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. Dengan
kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era
pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat maupun negara bergantung pada
sumbangan kreatif berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru dan teknologi baru. Untuk
mencapai hal ini perlulah sikap, pemikiran dan prilaku kreatif dipupuk sejak dini
.
Pada buku pedoman rencana pengembangan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Pemerintah
Indonesia melalui beberapa departemen khususnya Departemen Perindustrian, Departemen
Perdagangan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Departemen Komunikasi dan
Informasi, dan Departemen Tenaga Kerja, telah menaruh perhatian besar terhadap perkembangan
ini, dimulai dengan usaha untuk membuat road map industri, pelatihan-pelatihan, hingga
penyelenggaran pameran bertemakan ekonomi kreatif dan industri kreatif.
Pemerintah sendiri menargetkan industri kreatif Indonesia tumbuh 6,3 persen pada 2009 serta
penciptaan lapangan kerja baru untuk 5,4 juta orang (5,9 persen), dan pengurangan kemiskinan.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa sumbangan ekonomi kreatif sekitar
4,75% pada PDB 2006 (sekitar Rp 170 triliun rupiah) dan 7% dari total ekspor pada 2006.
Pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 7,3% pada 2006, atau lebih tinggi dari pertumbuhan
ekonomi nasional sebesar 5,6%. Sektor ekonomi itu juga mampu menyerap sekitar 3,7 juta tenaga
kerja setara 4,7% total penyerapan tenaga kerja baru, dimana salah satu kontributor yang cukup
besar adalah dari sektor kerajinan dengan kontribusi sebesar 18,38%. (Simatupang, Togar M.)
Sektor kerajinan, menurut klasifikasi Departemen Perdagangan Republik Indonesia merupakan
satu sektor yang masuk sebagai salah satu bentuk Industri Kreatif diantara 14 sektor industri lainya.
Sementara, di dalam kenyataannya dari sekian banyak industri kerajinan khususnya kerajinan
furniture yang ada di Indonesia ini belum banyak industri yang mengandalkan kreativitas sebagai
ujung tombak perusahaannya.
Begitu juga dengan desain produk furnitur pada Industri Kerajinan di Pajangan Bantul
sebenarnya sangat beragam, namun mereka tidak berusaha memunculkan karya sendiri dan hanya
tergantung dengan pesanan yang datang.
154
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
154
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Mencipta seni atau desain baru menjadi langkah awal munculnya suatu karya seni dalam hal
ini karya seni furniture. Takkan ada seni apabila tidak ada proses penciptaan seni yang diiringi dengan
adanya kreativitas. Mencipta karya baru mungkin berat bagi seorang pemula dan bahkan bagi
seorang seniman yang sedang berada dalam kondisi/keadaan yang tidak mendukung. Untuk itu
perlu adanya pengetahuan tentang hal-hal yang dapat mendukung dan menghambat proses
penciptaan karya seni dan peningkatan kreativitas. Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang
terkait langsung dalam proses penciptaan karya sehingga seorang kreator dapat menyiasati berbagai
hambatan dan kendala yang ditemuinya dalam membuat suatu karya.
Dari latar belakang tersebutlah, begitu penting penguatan kreativitas dalam peningkatan
inovasi desain furniture bagi industri kerajinan kreatif di Pajangan Bantul.
KREATIVITAS
Kreativitas dapat didefinisikan secara berbeda-beda. Sedemikian beragam definisi tersebut,
sehingga pengertian kreativitas tergantung pada bagaimana orang mendefinisikan. Tidak ada satu
definisi pun yang dianggap dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreativitas. Hal ini
disebabkan oleh dua alasan. Pertama, sebagai suatu konstruk hipotesis , kreativitas merupakan
ranah psikologis yang kompleks dan multidimensional, yang mengundang berbagai tafsiran yang
beragam. Kedua, definisi-definisi kreativitas memberikan tekanan yang berbeda, tergantung dasar
teori yang menjadi acuan pembuat definisi (Dedi Supriadi, 1994: 2). Menurut Utami Munandar
(1992: 51) kreativitas merupakan proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil
baru itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain,
pengalaman maupun keadaan hidupnya.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk komposisi, produk atau gagasan apa saja yang
pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.
Banyak definisi tentang kreativitas merupakan salah satu masalah kritis dalam meneliti, mengidentifikasi dan mengembangkan kreativitas. Dalam dunia pendidikan kreativitas perlu dikembangkan. Sehubungan dengan perkembangan kreativitas, terdapat empat aspek konsep kreativitas.
Rhodes, (1987) diistilahkan sebagai Four P s of creativity: Person, Proses, Press, Product .
Kemampuan kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki setiap manusia, hanya saja kadarnya
berbeda-beda setiap manusia, sehingga kreativitas manusia memerlukan keunikan dalam
memunculkannya. Jawwad (2004) dikutip dari Kemendikbud (2011:28), kreativitas adalah
kemampuan berfikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan baru, serta memungkinkan untuk
diaplikasikan baik dalam bidang keilmuan, keolahragaan, kesusastraan, maupun bidang kehidupan
lain yang melimpah. Sedang menurut Chandra dikutip dari Kemendikbud (2011:28), kreativitas
adalah kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan
pengungkapan unik, berbeda, orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat
guna.
Beberapa uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, maupun karya
nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Strategi Penguatan Kreativitas dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture bagi Industri Kerajinan ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
155
05/11/2016, 15:05
155
AGIL CRAFT DAN WIRAMULYA PAJANGAN BANTUL
Sebagian besar proses produksi yang dilakukan oleh Agil Craft dan Wira Mulya adalah finishing barang kerajinan dan perabot kayu setengah jadi menjadi barang jadi. Bahan baku industri ini
didominasi oleh produk setengah jadi dari kayu limbah, ranting, dan akar jati yang diproduksi
oleh supplier (pengrajin) di Bantul, Bojonegoro, Ngawi, Jepara, dan Blora. Sampai saat ini, bahan
baku akar, ranting, dan kayu limbah masih mudah diperoleh, baik di kawasan hutan Perhutani
ataupun di hutan-hutan rakyat, terutama di daerah Gunung Kidul dan Pacitan.
Industri yang memanfaatkan bahan baku limbah kayu semacam ini termasuk dalam kategori
industry yang eco friendly , sehingga sangat dihargai di pasar yang mengedepankan keberlanjutan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Kayu jati merupakan kayu terbaik untuk digunakan sebagai bahan baku perabotan (furniture) dan kerajinan karena kekuatan dan keawetannya. Untuk menjaga mutu produk, Agil Craft
dan Wiramulya selalu memastikan bahwa bahan baku yang digunakan oleh pengrajin rumahan
supplier nya merupakan bahan yang terbaik. Industri ini bahkan melakukan supervisi secara berkala
kepada para pengrajin untuk memastikan kualitas bahan baku yang nantinya akan difinishing
dan dipasarkan oleh Agil Craft dan Wira Mulya.
Agil menerapkan seleksi yang ketat pada bahan setengah jadi yang dikirimkan oleh para pengrajin, untuk tetap menjaga kualitas bahan baku yang didapatkan dari pengrajin tersebut. Terlebih
dengan adanya dukungan bantuan pembuatan kiln dry (oven kayu) dari tim pengabdi pada tahun
pertama, mutu bahan baku berupa kayu saat ini selalu bisa memenuhi syarat dari buyer dengan
kandungan air (MC) tertentu.
Gambar 1. Produk Agil Craft
Sedangkan proses produksi perabot dan kerajinan kayu oleh CV Wira Mulya, proses
penjaminan mutu produk dilakukan dalam empat tahapan penting, yaitu: pertama, dalam
pemilihan bahan baku oleh pengrajin (supplier) dan supervisi produksi di tingkat supplier; kedua,
pemilihan dan pemilahan produk setengah jadi dari supplier; ketiga, perlakuan dan pemberian
obat anti hama dan rayap; dan yang terakhir inspeksi (quality control) sebelum packing dilakukan.
Selain tiga langkah dalam alur produksi tersebut, ada upaya lain yang dilakukan oleh CV Wira
Mulya untuk menjamin mutu produk, yaitu dengan melakukan penyimpanan barang siap angkut
(pre loading storage) dan supervisi proses pemuatan barang (loading) yang ketat.
Produk Agil Craft cukup beragam, namun semuanya berupa barang perabot dan kerajinan
dari kayu dan sebagian bahkan dari batu. Salah satu produk andalan Agil Craft adalah stol dan
156
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
156
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
mirror. Namun demikian, beberapa jenis produk seperti meja akar dan meja berbahan ranting
dalam beberapa waktu terakhir mulai banyak diminati oleh buyer. Kesan natural dari produk
produk tersebut sedang menjadi salah satu tren yang masih saja menguat di pasar internasional.
Seiring dengan didapatkannya sertifikat legalitas kayu pada akhir tahun 2013, produk berbahan
baku kayu cukup mendominasi produksi dan pemasaran Agil Craft.
Gambar 2. Produk CV Wira Mulya
Produk CV Wira Mulya cukup beragam, namun semuanya berupa barang perabot dan
kerajinan dari dahan dan ranting kayu jati dan munggur. Salah satu produk andalan CV Wira
Mulya adalah stol, meja dan kursi. Namun demikian, beberapa jenis produk seperti mirror berbahan
ranting dalam beberapa waktu terakhir mulai banyak diminati oleh buyer.
Berdasarkan apa yang dilihat oleh penulisdidalam berhubungan dengan pelaku industri sendiri,
terdapat beberapa hal yang menyebabkan implementasi masih sulit dilaksanakan pada tingkat
operasional, khususnya sektor kerajinan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh:
1.
2.
3.
Sikap yang diambil oleh Agil Craft dan CV Wiramulya di Pajangan Bantul lebih kepada bentuk
industri berdasarkan pesanan , dengan kata lain, hampir sebagian besar indsutri kerajinan
furnitur lebih melaksanakan produksi berdasarkan pesanan, bukan pada usaha untuk
menghasilkan kreasi sendiri. Dan dengan demikian, industri kerajinan mebel/furnitur akan
mengalami stagnasi kreasi. Hal ini selanjutnya akan menempatkan industri kerajinan mebel/
furnitur pada peran yang tidak besar pada perkembangan perekonomian masyarakat sekitar
selaku pekerja utamanya. Karena CV Wira Mulya dan Agil Craft menghadapi masalah ketiadaan
sumber daya yang mumpuni dalam mendesain produk. Permasalahan ini khususnya menjadikan Agil dan Wira Mulya tidak dapat mengembangkan diri dan tergantung pada buyer dalam
pemasaran produknya, karena memang semua produk yang dipasarkan saat ini merupakan
pesanan dengan desain yang telah ditentukan oleh buyer.
Pola usaha yang dilakukan lebih kepada pola berdagang, bukan berkreasi.
Ketergantungan yang tinggi pada material konvensional menyebabkan tingkat kompetisi yang
tinggi terhadap kerajinan dari tempat produksi lain, yang notabene memiliki kekuatan
teknologi produksi yang lebih maju.
METODE/APLIKASI
Kondisi yang memperlihatkan kelemahan dari produksi di Agil Craft dan CV. Wira Mulya
tersebut sebetulnya dapat segera diatasi dengan melihat banyaknya potensi yang dimiliki. Sejalan
dengan permasalahan tersebut didasarkan pada satu penelitian dalam pengabdian yang djumpai
Strategi Penguatan Kreativitas dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture bagi Industri Kerajinan ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
157
05/11/2016, 15:05
157
oleh penulis, yaitu dengan melihat terdapatnya peluang untuk dapat memanfaatkan beberapa hal,
antara lain:
1.
2.
Pemanfaatan tenaga kerja produktif yang membutuhkan lapangan kerja baru.
Pemanfaatan tenaga kerja untuk diberi pelatihan kreativitas dalam pembuatan desain.
Yaitu dengan menawarkan pendekatan Peningkatan Potensi Kreativitas Penciptaan Karya
Furniture dengan menggunakan material yang biasa mereka gunakan seperti pada pendekatan
Design by Doing melalui Eksplorasi Material yang telah dikembangkan sebelumnya oleh sekolah
desain Bauhaus di Jerman pada tahun 1919.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andry, M.Sn Staf Pengajar Tetap Jurusan Desain
Produk FSRD ITENAS, Bandung selama kurang lebih 6 tahun ke belakang menunjukkan bahwa
melalui pendekatan ini, dapat diperoleh karya karya kerajinan inovatif yang memiliki nilai jual
yang cukup tinggi.
Metode yang dilakukan dalam meningkatkan kreativitas pagi para pengrajin di industri
kerajinan kreatif di PT Agil dan Wira Mulya adalah melalui pendekatan, pembinaan kreativitas
dan pendampingan dalam pembuatan produk.
Gambar 3. Proses pelatihan peningkatan potensi kreativitas penciptaan karya furniture
Secara umum, proses pelatihan dan pendampingan yang dilalui adalah sebagai berikut:
1.
2.
Memahami Karakteristik Material, yaitu pemberian teknik-teknik pada material untuk
mengenali karakteristik yang dimiliki pada material yang biasa dipergunakan. Termasuk dalam
pengenalan ini adalah pengenalan karakter fisik dan kimia, karakteristik estetik, karakteristik
dimensional, dan karakteristik struktural.
Penggalian Potensi, setiap pemahaman yang menguntungkan dicoba untuk diungkapkan
dalam bentuk deskripsi tulisan alternatif.
158
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
158
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
3.
4.
5.
Implementasi, yaitu proses dimana semua kemungkinan alternatif yang dianggap menguntungkan dicoba untuk diterapkan pada produk fungsional.
Optimalisasi desain, tahap di mana dilakukan pertimbangan-pertimbangan agar desain memiliki
nilai yang optimal, termasuk di dalamnya adalah pertimbangan kompromis dengan aspekaspek lain hingga kemudahan produksi.
Pemantauan pada pendampingan proses pembuatan desain yang diciptakan.
HASIL PEMBINAAN KREATIVITAS DAN PENDAMPINGAN
Beberapa desain hasil pelatihan yang telah dilakukan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4. Hasil pelatihan peningkatan potensi kreativitas penciptaan karya furniture
Strategi Penguatan Kreativitas dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture bagi Industri Kerajinan ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
159
05/11/2016, 15:05
159
KESIMPULAN
Dari pengabdian pendampingan yang dilakukan dan upaya penerapannya bagi para pelaku
usaha kerajinan, diperoleh beberapa kesimpulan sementara:
1.
2.
3.
4.
Proses berkreasi merupakan proses kerja intelektual yang berkolaborasi dengan mental, psikis
dan latar budaya yang saling mempengaruhi, maka dalam perwujudannya diperlukan pendekatan
kreatif dan kepekaan agar dapat menghadirkan karya-karya yang bersumber pada nilai-nilai
tradisi, budaya, bangsa, yang penuh perbedaan sehingga akan mampu melahirkan karya
berkualitas dan inovatif.
Bahwa berkreasi bukanlah sesuatu hal yang sulit untuk dilakukan, namun kadang persoalan
itu tumbuh saat ingin memulai. Pola pikir pengrajin harus diupayakan untuk dirubah, agar
hasil kreasi dapat bernilai lebih.
Kreativitas merupakan salah satu potensi yang utama bagi perkembangan ekonomi kreatif,
maka diperlukan langkah bersama yang sinergis bagi semua pengrajin dan pelaku di industri
kerajinan untuk membangun hal ini khususnya pemimpin industri yang lebih menekankan
pada aspek rasional, yang kadangkala justru menurunkan kreativitas.
Perlu usaha dan upaya yang lebih nyata lagi untuk membangun kemampuan bekerjasama
dan berkompetisi
UCAPAN TERIMA KASIH
1.
2.
3.
4.
Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Universitas Sarjjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Universitas Janabadra Yogyakarta
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Supriadi, Dedy. (1994). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek, Bandung: Alfabeta.
Simatupang, Togar M. Industri Kreatif Jawa Barat. Masukan Kepada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Barat 2007.
Munandar, Utami. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia.
❆
160
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
160
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi:
Program Pengembangan Metode Penanaman Nilai-Nilai
Antikorupsi di SMA Negeri 2 Yogyakarta
Laras Susanti, Zainal Arifin Mochtar, Oce Madril, dan Eka Nanda Ravizki1
Abstrac
Keterlibatan pendidikan formal dalam upaya pencegahan korupsi sebenarnya bukan hal baru. Berdasarkan pengalaman di UGM diketahui bahwa pendidikan antikorupsi sangat esensil bagi profil lulusan
berintegritas yang diharapkan. Namun, dirasakan penanaman yang dilakukan di perguruan tinggi
akan lebih bermanfaat jika telah didukung oleh penanaman nilai-nilai sejak SM A. Siswa-siswi SM A
dipandang sudah pada tahap menuju kedewasaan sehingga mudah untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu penting untuk mewujudkan konsep School of integrity di SM A.
M akalah ini ditujukan untuk menjawab hal tersebut, yakni dengan memfasilitasi guru SM A Negeri 2
Yogyakarta untuk menyusun metode pembelajaran antikorupsi yang disesuaikan dengan potensi (SDM
guru, mata pelajaran, dan sarana prasarana) sekolah.
M etode yang digunakan dalam makalah adalah melalui diskusi terfokus Focus Group Discussion (FGD),
simulasi dan sosialisasi. Hasil akhir yang diharapkan dari makalah ini adalah agar Guru di SM A
mampu memetakan potensi sekolah, merumuskan metode pembelajaran antikorupsi yang inovatif
dan akhirnya dapat membuat modul pedoman pembelajaran anti korupsi yang sesuai dengan potensi
sekolah. Sehingga pada akhirnya siswa di SM A dapat mengenal, memahami, dan mempraktikan nilainilai antikorupsi sebagai hasil dari metode pembelajaran tersebut.
Kata Kunci: integritas, pendididikan anti korupsi, SM A
BAB I
PENDAHULUAN
Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah semakin meluas dan merambah masuk ke dalam
sendi-sendi kehidupan masyarakat. Jika dulu sebelum era reformasi, korupsi hanya dilakukan di
tataran tingkat elit saja berbeda halnya dengan sekarang bahwa pejabat-pejabat di sektor terendah
di tingkat desa sudah terjangkit virus korupsi. Perlu disadari bahwa korupsi yang semakin meluas
ini tidak bisa terlepas dari peran pendidikan sebagai pencetak generasi bangsa yang dianggap kurang
membekali peserta didiknya dengan nilai-nilai antikorupsi
Korupsi merupakan persoalan yang amat serius di Indonesia. Pasca reformasi 1998, upaya
pemberantasan korupsi dinilai sudah sangat baik, namun demikian upaya represif tersebut belum
mampu memberikan efek jera kepada pejabat publik maupun masyarakat sipil untuk tidak
1
Tiga dari penulis adalah dosen pada Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada (FH UGM): Laras Susanti,
Zainal Arifin Mochtar, dan Oce Madril. Penulisan makalah ini dibantu oleh mahasiswa tingkat akhir pada FH
UGM: Eka Nanda Ravizki.
School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi:....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
161
161
05/11/2016, 15:05
melakukan tindakan koruptif. Untuk itu, sebagai tawaran untuk menjawab persoalan tersebut perlu
adanya upaya preventif. Dalam upaya preventif berupa pencegahan korupsi, banyak sekali cara
yang dapat ditempuh oleh instansi yang berwenang, misalnya memperketat sistem pengawasan
dalam penggunaan anggaran. Terlepas dari itu, banyak sekali upaya yang dapat dilakukan sedini
mungkin dalam mencegah tindakan koruptif.
Jika korupsi diartikan sebagai suatu penyakit, maka perlu upaya dini untuk membunuh sel-sel
penyakit tersebut. Sebagai tawarannya, penanaman nilai-nilai antikorupsi yang ditanamkan pada
bangku sekolah merupakan sel imun yang dapat ditanamkan kepada peserta didik agar kelak ia
dapat terhindar dari penyakit korupsi. Penanaman nilai-nilai antikorupsi ini dapat diterapkan dalam
metode pembelajaran sejak di bangku sekolah.
Keterlibatan pendidikan formal dalam upaya pencegahan korupsi sebenarnya bukan hal baru.
Upaya pencegahan budaya korupsi di masyarakat terlebih dahulu dapat dilakukan dengan mencegah berkembangnya mental korupsi pada anakbangsa Indonesia melalui pendidikan. Semangat
anti korupsi yang patut menjadi kajian adalah penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku antikorupsi
melalui sekolah. Hal ini menjadi wajar karena sekolah adalah proses pembudayaan. Untuk itu, sektor
pendidikan formal di Indonesia dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi.
Sejauh ini telah berkembang dua pendekatan penanaman nilai-nilai, yaitu: pertama,menjadikan
peserta didik sebagai target, dan kedua, menggunakan pemberdayaan peserta didik untuk menekan
lingkungan agar tidak permissive to corruption. Pasca reformasi, pendidikan antikorupsi mulai dirintis
oleh beberapa perguruan tinggi.
Upaya yang dilakukan oleh perguruan tinggi bervariasi, ada yang menyelenggarakan mata
kuliah khusus mengenai antikorupsi (Universitas Paramadina), ada pula yang mengintegrasikan
ke dalam mata kuliah yang sudah ada. Contohnya, Universitas Gadjah Mada, dalam hal ini Fakultas
Hukum, menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pemberdayaan Masyarakat Pengguna
Peradilan dan mata kuliah Pendidikan Latihan Kemahiran Hukum (PLKH) Klinik Antikorupsi.2
Berdasarkan pengalaman di UGM diketahui bahwa pendidikan antikorupsi sangat esensil bagi
profil lulusan berintegritas yang diharapkan. Namun, dirasakan penanaman yang dilakukan di
perguruan tinggi akan lebih bermanfaat jika telah didukung oleh penanaman nilai-nilai sejak SMA.
Siswa-siswi SMA dipandang sudah pada tahap menuju kedewasaan sehingga mudah untuk terlibat
aktif dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan semangat memasukan nilai-nilai antikorupsi di SMA, Menteri Pendidikan
Dasar dan Kebudayaan, Anies Baswedan berpendapat bahwa ada tiga jenis metode pembelajaran
yaitu intrakulikuler, lebih efektif jika dimasukkan dalam kokurikuler. Alasannya adalah kokurikuler
ditujukan untuk proses pembelajaran tidak langsung yang berkaitan dengan pengembangan nilai
dan sikap (afektif). Sehingga, pendidikan antikorupsi diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya
secara inklusif dengan tema yang kontemporer.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Lukman Hakim mengenai model integrasi pendidikan
antikorupsi dalam kurikulum pendidikan Islam yang integratif-inklusif. 3 Ada dua tujuan dari
pendidikan tersebut yakni pertama, proses pendidikan harus menumbuhkan kepedulian sosial2
Profil kedua program tersebut dapat diakses melalui pukatkorupsi.ugm.ac.id.
Lukman Hakim, Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi dalam Kurikulum Pendidikan Islam yang Integratif-Inklusif,
http://acch.kpk.go.id/documents/10180/11263/04_Model _Integrasi_Pendidikan_Anti_KorupsiLukman_Hakim1.pdf/14dd7fe7-0bf4-445b-981b-66095e9e09c3 (diakses 2016)
3
162
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
162
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
normatif,membangun penalaran objektif, dan mengembangkan perspektif universal pada individu,
dan kedua,pendidikan harus mengarah pada penyemaian strategis, yaitu kualitas pribadi individu
yang konsekuen dan kokoh dalam keterlibatan peran sosialnya.4
Sampai saat ini meskipun telah tersedia modul korupsi untuk siswa SMA, contohnya yang
digagas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun penelitian mengenai tema ini, belum
ada yang secara spesifik menggagas program yang membantu para guru SMA untuk menyusun
metode pembelajaran antikorupsi yang integratif sesuai dengan potensi sekolah yang bersangkutan.
Oleh karena itulah program pengabdian ini diselenggarakan guna memfasilitasi guru SMA N
2 Yogyakarta untuk menyusun metode pembelajaran antikorupsi yang disesuaikan dengan potensi
(SDM guru, mata pelajaran, dan sarana prasarana) sekolah. Fasilitasi ini terdiri dari kegiatan diskusi
terfokus dengan pakar, workshop, dan sosialisasi dokumentasi program ke guru lainnya dan siswa.
Program yang diusulkan merupakan program multidisipliner karena melibatkan guru dari
berbagai disiplin ilmu, pakar yang menguasai bidang pendidikan, serta tim pengusul yang menguasai
pemahaman di bidang hukum. Sisi education for sustainable development amat kentara dengan
pemilihan guru sebagai subjek dari usulan program ini.
Pemilihan SMA tersebut dilatarbelakangi oleh status yang disandang SMA N 2 Yogyakarta
sebagai sekolah berwawasan antikorupsi dan integritas. SMA ini meraih indeks integritas terbaik
kedua UN di Provinsi DI Yogyakarta. SMA tersebut juga telah bekerjasama dengan PLKH klinik
antikorupsi FH UGM dan PUKAT FH UGM, menyelenggarakan anti-corruption fair di tahun 2015.
Potensi, komitmen, dan kerjasama yang terbangun akan menjadi modal bagi keberhasilan program. Sehingga, hasil program ini dapat menjadi rujukan bagi SMA lainnya di Yogyakarta.
Perlu dicatat kaitannya dengan kompetensi tim pengusul, tim terdiri dari pengajar Fakultas
Hukum yang juga aktif sebagai pengelola dan peneliti di PUKAT FH UGM. Dengan keterlibatan
PUKAT sebagai kelembagaan sebagai mitra dirasakan sangat bermanfaat. Pengalaman PUKAT
menyelenggarakan klinik antikorupsi yang menggunakan metode pendidikan hukum klinis dengan
metode pembelajaran yang inovatif (bermain peran, simulasi persidangan, jurnalisme investigasi,
diskusi kelompok, one teach one/saling bertukar info, dll.) diharapkan bisa menjadi salah satu
bahan untuk pengembangan metode yang digunakan sekolah.
4
Sebagai bahan rujukan, perlu kiranya meninjau metode pembelajaran penanaman nilai-nilai antikorupsi
yang telah diterapkan oleh sekolah menengah atas yang dilakukan oleh SMA N 7 Yogyakarta. Hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh Wardatun Nida menunjukkan bahwa:
1) Integrasi pendidikan antikorupsi di SMA N 7 Yogyakarta dilakukan melalui tahap: Perencanaan,
Implementasi, dan Evaluasi.
2) Terdapat metode yang digunakan oleh guru maupun pihak sekolah dalam integrasi pendidikan
antikorupsi di SMA Negeri 7 Yogyakarta, baik yang diterapkan dalam kegiatan kurikuler maupun
yang diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
3) Hasil pelaksanaan Integrasi nilai antikorupsi di SMA N 7 Yogyakarta diperoleh melalui terapan
perilaku peserta didik. Integrasi pendidikan antikorupsi di SMA N 7 Yogyakarta dilaksanakan dengan
berbagai usaha dari pihak sekolah khususnya guru PAI dalam kelas dan pelaksanaan ekstrakurikuler
oleh para pembina. Keduanya sudah dilaksanakan dengan baik, hanya perlu dikosistenkan dalam
pelaksanaan sehingga bisa mencapai hasil yang maksimal.
Ibid.
School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi:....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
163
163
05/11/2016, 15:05
Program ini menjadi awalan bagi program tahun jamak atau multi years, target jangka panjang
diharapkan dapat disusun modul yang berisi metode pembelajaran antikorupsi untuk SMA yang
terintegrasi, kontemporer, dan inovatif. Tak hanya itu, guna memastikan tujuan pemberdayaan
diharapkan terjalin musyawarah guru khusus untuk tema antikorupsi dimana para guru akan
terus melakukan evaluasi, perbaikan, dan pembaharuan metode tersebut. Keterlibatan lebih banyak
pihak, utamanya Kementerian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan sangat esensil, oleh karenanya
program ini ke depannya juga diharapkan memfasilitasi komunikasi dengan kementerian tersebut.
BAB II
METODE
A.
Jenis Pengabdian
Pengabdian yang dilakukan berbasis ilmu sosial terapan. Dalam hal ini melihat implementasi
pengaturan dalam peraturan perundang-undang dalam kehidupan nyata. Lebih khusus, kaitannya
dengan pemberantasan korupsi di mana masyarakat diminta untuk memberikan kontribusi.
B.
Lokasi Pengabdian
Pengabdian ini dilakukan di SMA N 2 Yogyakarta, Jalan Bener No. 1, Yogyakarta. Kegiatan
pengabdian diselenggarakan di ruang diskusi guru, dan pendopo sekolah.
C.
Responden Pengabdian
Pengabdian difokuskan pada guru-guru di SMA N 2 Yogyakarta, khususnya guru mata
pelajaran Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Agama. Pemilihan ini dilakukan atas hasil diskusi
antara tim Pengabdi dengan pihak Sekolah. Alasan yang digunakan adalah bahwa ketiga mata
pelajaran tersebut yang paling dianggap terkait dengan nilai-nilai antikorupsi.
D.
Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan yang digunakan adalah buku, jurnal, modul artikel yang berkaitan dengan
pengembangan pendidikan antikorupsi baik oleh pendidikan formal maupun non-formal.
Sementara alat yang digunakan adalah daftar inventaris masalah (DIM). DIM digunakan pada saat
preliminary assessment dan pada saat menyusun hasil pengabdian.
E.
Bagan Pengabdian
Dalam tahap pra-pengabdian, Pengabdi terlebih dahulu melakukan studi pustaka bahan-bahan
yang berkaitan dengan tema pengabdian. Selain itu, Pengabdi juga mempersiapkan kelengkapan
administrasi. Selanjutnya, di tahap pengabdian, pengabdi melakukan kegiatan-kegiatan dengan
metode diskusi kelompok, simulasi, dan sosialisasi. Setelah rangkaian kegiatan selesai diselenggarakan, pengabdi menyusun laporan dan menyiapkan naskah publikasi.
164
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
164
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Berikut adalah detail dari ketiga tahapan tersebut:
1.
Perencanaan Program
a. Rapat Persiapan
Tahap awal dari kegiatan ini adalah proses perencanaan. Dalam tahap ini tim akan
memetakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyusun materi pendidikan
antikorupsi, dilanjutkan komunikasi dengan mitra mengenai kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan.
b. Pengumpulan Bahan
Dalam tahap kedua, tim akan mengumpulkan materi tentang metode pembelajaran dan
pengetahuan antikorupsi sebagai bahan pembuatan modul. Selain melalui kepustakaan,
pengumpulan bahan juga dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD) bersama
narasumber yang diundang. Tim akan berkomunikasi dengan guru-guru SMA N 2
Yogyakarta mengenai usulan narasumber yang akan diundang. Dalam diskusi guru-guru
SMA N 2 Yogyakarta dan tim akan menjadi peserta aktif.
2.
Penulisan Evaluasi dan Pementaan Potensi Sekolah dalam Pengembangan Metode Pembelajaran Antikorupsi
Penulisan ini dilakukan oleh guru-guru SMA N 2 Yogyakarta. Tim menjadi mitra diskusi dan
membantu kebutuhan bahan dan kontak narasumber yang diperlukan. Tim memastikan guruguru tersebut memahami peran aktifnya.
Pengayaan Sekolah
Setelah tersusun draft pemetaan di atas, dilakukan FGD pengayaan, di mana guru-guru yang
menulis akan mempresentasikan dihadapan pengelola, rekan guru yang lain, dan tim.
Tujuannya untuk mendapatkan masukan guna penyempurnaan draft.
Workshop
Dalam workshop dilakukan presentasi dokumentasi evaluasi dan pementaan potensi sekolah
dalam pengembangan metode pembelajaran antikorupsi dan simulasi dari metode yang dipilih.
Peserta workshop meliputi guru penulis, pengelola, rekan guru yang lain, dan tim. Kegiatan
ini akan ditujukan untuk menguji pengembangan yang telah dipilih.
Sosialisasi
Tahapan sosialisasi merupakan tahapan untuk menyebarluaskan hasil dokumentasi dilakukan
baik kepada siswa-siswi. Mencontoh kegiatan anticorruption fair yang dilakukan oleh klinik
antikorupsi, akan dilakukan uji coba beberapa metode yang telah disusun.
3.
4.
5.
BAB III
HASIL, PEMBAHASAN, DAN DAMPAK
Bab ini didedikasikan untuk memaparkan hasil, pembahasan dan dampak dari Pengabdian
yang dilaksanakan di SMA N 2 Yogyakarta. Dalam memaparkan, pengabdi akan menjelaskan detail
rangkaian kegiatan yang dilakukan beserta hasil dan dampak jangka pendek yang dihasilkan.
Sebelum pemaparan hasil, berikut adalah target yang diharapkan:
School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi:....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
165
165
05/11/2016, 15:05
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
Terbentuknya komitmen kerjasama dalam pendidikan anti korupsi dari SMAN 2 Yoyakarta
Guru di SMA mampu memetakan potensi sekolah, merumuskan metode pembelajaran
antikorupsi yang inovatif dan sesuai dengan potensi sekolah;
Siswa di SMA mengenal, memahami, dan mempraktikkan nilai-nilai antikorupsi sebagai hasil
dari metode pembelajaran tersebut;
Siswa di SMA dapat menginisiasi terbentuknya komunitas anti korupsi
SMA di Yogyakarta dapat mengakses dokumentasi hasil program untuk diterapkan;
Berdasarkan target yang telah ditetapkan, maka luaran yang diharapkan adalah:
Memorandum of Understanding (MoU) antara SMAN 2 Yoyakarta dengan TIM Pengabdi
Proceeding Metode Pembelajaran Antikorupsi
Dokumentasi hasil program sebagai laporan yang dapat diakses secara luas; Publikasi melalui
media massa
Rangkaian kegiatan yang dilakukan antara lain:
1.
2.
3.
4.
FGD Bahan Pustaka dan Persiapan Program
Hasil dari kegiatan ini adalah berupa kesamaan pemahaman antara Tim Pengabdi dengan
SMAN 2 Yogyakarta bahwa harapannya dengan kegiatan ini siswa tumbuh kesadaran akan
budaya antikorupsi. Selain itu, FGD ini dimanfaatkan sebagai musyawarah bersama mengenai
tujuan dan teknis pelaksanaan program ke depannya. Dari kegiatan ini dihasilkan catatan
bahan pustaka.
Sosialisasi SOI
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman kepada siswa SMA
mengenai integritas dan nilai-nilai antikorupsi. Kegiatan ini dilakanakan dalam kegiatan
Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) yang pesertanya adalah siswa baru.
Launching Proram SOI
Kegiatan ini adalah apresiasi atas dijalinnya kerjaama antara Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT)
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dengan SMAN 2 Yogyakarta. Kegiatan ini juga
sebagai langkah awal untuk merealisasikan program tersebut program SOI. Peresmian SOI
ini juga dilaksanakan bertepatan juga dengan acara tahunan SMAN 2 Yogyakarta yang berupa
Stadium Generale yang dihadiri seluruh komponen sekolah baik dari siswa, guru maupun
alumni.
FGD Konten Bahan Ajar dan Metode
FGD ini bertujuan untuk mengumpulkan materi tentang metode pembelajaran dan
pengetahuan antikorupsi sebagai bahan pembuatan modul. Selain melalui kepustakaan FGD
ini juga akan menghadirkan narasumber guna memperdalam pemahaman.
Kegiatan yang akan diselenggarakan selanjutnya: FGD hearing dengan siswa yakni kegiatan
yang bertujuan untuk menjaring aspirasi dan saran dari siswa SMA N 2 Yogyakarta mengenai
program, mengingat bahwa salah satu sasaran dari program ini adalah siswa SMA N 2 Yogyakarta;
dan workshop Penyampain hasil ke sesama guru.
Workhop bertujuan untuk menyebarluaskan hasil dari perumuan metode pembelajaran anti
166
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
166
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
korupsi di kalangan sesama guru. Agar guru SMA memahami dan dapat menerapkan dalam
kegiatan di sekolah sehari-hari.
Hasil dari rangkaian kegiatan tersebut adalah draft usulan metode pengajaran nilai-nilai
antikorupsi pada mata pelajaran Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Agama. Dampak dari
pengabdian ini adalah Sekolah menyadari pentingnya pengembangan metode pengajaran nilainilai antikorupsi dan meningkatkan kerja sama antara UGM dan Sekolah.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengabdian ini terselenggara dengan baik yang dapat dilihat dari tersusunnya draf usulan
pengembangan metode pengajaran pada mata pelajaran Kewarganegaraan, Bahasa Indoensia, dan
Agama. Draft tersebut diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi Sekolah maupun
penanaman nilai-nilai antikorupsi secara luas baik pada pendidikan formal maupun informal.
Kegiatan yang telah dilaksanakan: FGD Bahan Pustaka dan Persiapan Program, Sosialisasi School of
Integrity, Launching Program SOI.
B.
Saran
Saran untuk penyelenggaraan ke depannya adalah perlunya komitmen di awal mengenai time
schedule penyelenggaraan pengabdian yang disesuaikan dengan kalender pendidikan baik universitas maupun sekolah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pengabdian ini tidak akan bisa terselenggara tanpa dukungan dari berbagai pihak. Dalam
bagian khusus ini, ucapan terima kasih diucapkan kepada Rektor UGM, LPPM UGM, pengurus
dan guru-guru SMA 2 N Yogyakarta, tim PUKAT FH UGM, dan segala pihak yang tidak dapat
diucapkan satu-persatu. Semoga pengabdian ini bisa memberikan sumbangsih bagi pemberantasan
korupsi di Indonesia.
REFERENSI
Peraturan perundang-undangan.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Peran Serta Masyarakat dan Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
Laman Online
School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi:....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
167
167
05/11/2016, 15:05
Website pukatkorupsi.ugm.ac.id.
Lukman Hakim, Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi dalam Kurikulum Pendidikan Islam yang
Integratif-Inklusif, http://acch.kpk.go.id/documents/10180/11263/04_Model _Integrasi_
Pendidikan_Anti_Korupsi-Lukman_Hakim1.pdf/14dd7fe7-0bf4-445b-981b-66095e9e09c3
(diakses 2016)
❆
168
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
168
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Peran Perguruan Tinggi Dalam Pengentasan
Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya
di Kabupaten Sukabumi
Leonita Siwiyanti1
Asep M. Ramdan2
1,2
Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Abstrak
D alam mencipt akan masyarakat yang mandir i maka per gur uan t inggi har us ber per an dalam
mengent askan kemiskinan melalui Tr i D har ma Pergur uan Tinggi yang salah sat unya adalah
melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam hal ini perguruan tinggi bekerja sama
dengan Yayasan Damandiri yang bergerak dalam kepedulian dan komitmen tinggi bagi pengembangan
SDM melalui pemberdayaan keluarga, dengan prioritas pengentasan kemiskinan dan pembentukan
Posdaya. LPPM UM M I menyambut dengan menyelenggarakan program KKN Tematik Posdaya UM M I
tahun 2015 di wilayah kerja Posdaya binaan UM M I di kabupaten Sukabumi. M ahasiswa KKN Tematik
Posdaya UM M I dalam melaksanakan kegiatan KKN selama 40 hari berhasil melaksanakan kegiatan
pokok yaitu: pendataan, pemetaan dan sarasehan/lelang kepedulian disetiap wilayah kerja Posdaya
ditiap daerah di 11 desa dan 5 kecamatan di kabupaten Sukabumi. Hasil dari kegiatan tersebut adalah
dapat menuntaskan keluarga prasejahtera sebesar 23,04% dari jumlah total prasejahtera sebanyak
191 KK.
Kata Kunci: Perguruan Tinggi, Posdaya, Keluarga Prasejahtera
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Masalah pokok dan isu sentral pembangunan ekonomi dan sosial yang pada saat ini hingga
beberapa tahun mendatang masih tetap relevan untuk terus dikaji di Indonesia adalah masalah
pemberdayaan ekonomi rakyat dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena
menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, dan sebagainya. Untuk mengubah kemiskinan dibutuhkan mental yang bagus.
Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, bahkan tidak hanya berdampak
bagi para penduduk miskin tetapi juga berdampak bagi warga sekitarnya karena kemiskinan juga
dapat meningkatkan tindakan kriminalitas.
Masalah kemiskinan ini memiliki beban cukup berat dalam pembangunan yang ditandai
dengan kerentanan, ketidakberdayaan, keterisolasian, serta ketidakmampuan untuk menyampaikan
aspirasi. Beberapa upaya dari pemerintah dalam mengentas kemiskinan telah dilakukan, tetapi
hasilnya tidak begitu menunjukkan perubahan yang signifikan. Munculnya usaha bersama untuk
tujuan produktif pada awalnya tidak selalu atas prakarsa masyarakat, akan tetapi dapat merupakan
inisiasi dari luar yang kemudian terinstitusionalisasi.
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
169
05/11/2016, 15:05
169
Upaya pengentasan kemiskinan merupakan upaya yang sulit dan memerlukan arahan, sasaran,
prioritas dan dukungan yang tepat. Lebih dari itu upaya pengentasan kemiskinan memerlukan
partisipasi semua pihak, baik keluarga mampu, organisasi dan tokoh masyarakat, swasta dan
pemerintah maupun keluarga miskin itu sendiri. Semua pihak harus bekerja secara sinergi agar
dukungan pemberdayaan terhadap sasaran mengalir tepat sasaran, berkesinambungan dan
memberikan dampak kemandirian yang kokoh dan langgeng.
Agar dapat menciptakan masyarakat yang mandiri maka perguruan tinggi harus berperan
dalam mengentaskan kemiskinan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah
melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam hal ini perguruan tinggi bekerjasama
dengan Yayasan Damandiri yang bergerak dalam kepedulian dan komitmen tinggi bagi pengembangan SDM melalui pemberdayaan keluarga, dengan prioritas pengentasan kemiskinan dan
pembentukan Posdaya. Hal tersebut dapat terfasilitasi dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Program Tematik Posdaya Jawa Barat, dimana mahasiswa dapat berkontribusi dalam menciptakan
keluarga yang lebih sejahtera.
KKN Tematik Posdaya merupakan salah satu varian KKN yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dengan tujuan membentuk, membina dan mengembangkan Posdaya secara sistematis. Posdaya yang dibentuk merupakan wadah bagi keluarga dan
masyarakat untuk bersama-sama mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam bidang ekonomi,
pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
Indikator keberhasilan Posdaya adalah berjalanya kegiatan di semua aspek pembangunan
masyarakat di 4 (empat) bidang yang berdampak kepada menurunnya keluarga prasejahtera dan
bertambahnya keluarga sejahtera di wilayah kerja Posdaya. Indikator bertambahnya keluarga
sejahtera adalah meningkatnya tingkat pendidikan, pendapatan, kualitas hidup, harapan hidup, dan
menurunnya angka kematian ibu dan bayi. Peningkatan indikator tersebut mendorong peningkatan
IPM wilayah yang bersangkutan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
C.
1)
2)
Berapa jumlah keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera 1, 2, 3, dan 3 plus di wilayah kerja
Posdaya di Kabupaten Sukabumi?
Bagaimana kondisi keluarga prasejahtera yang disesuaikan dengan indikator kemiskinan di
wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi?
Bagaimana peran Perguruan Tinggi dalam mengentaskan keluarga prasejahtera di wilayah
kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Selaras dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
Mengetahui jumlah keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera 1, 2, 3, dan 3 di wilayah kerja
Posdaya di Kabupaten Sukabumi.
Mengetahui kondisi keluarga prasejahtera yang disesuaikan dengan indikator kemiskinan di
wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi.
170
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
170
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
3)
Mengetahui peran Perguruan Tinggi dalam mengentaskan keluarga prasejahtera di wilayah
kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi.
Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:
1)
2)
3)
4)
Melihat kondisi keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera 1, 2, 3, dan 3 di wilayah kerja Posdaya
di Kabupaten Sukabumi.
Ketersediaan data dan peta keluarga di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi.
Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat dipergunakan berbagai sektor pembangunan lain
dalam melakukan kegiatan di wilayah kerja Posdya, khususnya yang berkaitan dengan upaya
pengentasan kemiskinan.
Sebagai bahan referensi bagi para dosen untuk mengembangkan penelitian dan pengabdian
masyarakat di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi.
II.
LANDASAN TEORI
A.
Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi merupakan sebuah lembaga pendidikan kelanjutan dari pendidikan
menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian (UU 2 tahun 1989,
pasal 16, ayat (1)).
Salah satu dari program perguruan tinggi tentang pembelajaran mahasiswa yang diaplikasikan
langsung ke lapangan adalah kegiatan KKN. Jadi program KKN adalah suatu bentuk pendidikan
dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah
masyarakat di luar kampus dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah
pembangunan yang dihadapi. Program KKN secara nasional telah dikenal sebagai bentuk pengerahan
mahasiswa dan dosen dan selama ini dinilai sangat berhasil memberikan dampak positif terhadap
semangat membangun masyarakt di seluruh wilayah Indonesia.
Program KKN merupakan perwujudan darma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai
kegiatan intra kulikuler. Bentuk kegiatan KKN terpadu antara pendidikan dan pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara lintas sektoral, ditujukan untuk pengembangan
kepekaan sosial dan meningkatkan empati mahasiswa terhadap masalah yang dialami oleh
masyarakat.
Sejak tahun 2003 UMMI sebagai salah satu perguruan tinggi swasta telah merespon hal tersebut
dengan mengintergrasikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke dalam kurikulum diseluruh Program
Studi jenjang Sarjana. KKN sebagai wujud dari bagian amanat Catur Dharma UMMI yaitu
menyeleggarakan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan implementasi
pemahaman Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). KKN di UMMI menjadi bagian yang
mendukung pembangunan nasional selaras dengan falsafah negara dan didasari nilai-nilai keilmuan
dan ke-Islaman.
Konsep KKN Tematik Posdaya merupakan salah satu bentuk kegiatan KKN yang diselenggarakan UMMI dengan tujuan membina dan mengembangkan posdaya yang sistematis dan unggul.
Posdaya adalah sebuah gerakan untuk membangkitkan kembali budaya gotong royong di
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
171
05/11/2016, 15:05
171
masyarakat dalam membangun kehidupan berkeluarga, dilakukan secara swadaya dengan harapan
masyarakat dapat mandiri.
Posdaya dimaksudkan untuk membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui
penerepan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, kesehatan,
serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia, sejahtera dan mandiri.
B.
Keluarga Pra Sejahtera
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (pasal 1 Undang-Undang No. 52 tahun 2009).
Keluarga pra sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan
pendidikan.
Tahapan keluarga yang belum dapat memenuhi keseluruhan ataupun salah satu atau lebih
dari 6 indikator tahapan Keluarga Sejahtera I seperti yang tercantum di bawah ini:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih
Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan
bepergian.
Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang baik.
Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.
Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi
Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
C.
Wilayah Kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi
Pada pelaksanan KKN Tematik UMMI tahun ini ditunjuk wilayah sasaran di Kabupaten
Sukabumi, terletak di 10 desa yang menjadi wilayah kerja Posdaya binaan UMMI di 5 (lima)
Kecamatan: Kadudampit, Cibadak, Gegerbitung, Nyalindung dan Waluran.
Gambar 2.1. Peta lokasi KKN Tematik Posdaya 2015
172
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
172
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Kegiatan KKN Tematik Posdaya dilaksanakan di 12 Posdaya yang tersebar di 10 desa di
Kabupaten Sukabumi. Tabel 2.1 menyajikan lokasi posdaya dan penempatan mahasiswa KKN
Tematik Posdaya 2015.
Tabel 2.1. Lokasi KKN Tematik Posdaya 2015
Kel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama Posdaya
Karya Bakti
Karya Mandiri
Harapan Sejahtera
Agro Mandiri
Sami Jaya
Mekar Mandiri
Harmonis
Sejahtera
Cigodeg Jaya
Mitra Amanat
Al-Fadilah
Sadulur Satutur
Jumlah
Desa
Karangjaya
Karangjaya
Gede Pangrango
Cipetir
Bojongsari
Mekar Sari
Nyalindung
Ciheulang Tonggong
Mekar Mukti
Waluran
Bojongsari
Muara Dua
10 Desa
Kecamatan
Gegerbitung
Gegerbitung
Kadudampit
Kadudampit
Nyalindung
Nyalindung
Nyalindung
Cibadak
Waluran
Waluran
Nyalindung
Kadudampit
5 kecamatan
Jumlah
Mahasiswa
KKN
18
18
18
18
18
18
18
18
17
18
18
18
214
III. METODOLOGI PELAKSANAAN
A.
Persiapan Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat
Sebelum kegiatan dilaksanakan maka dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
1. Pendataan dan pemetaan keluarga di wilayah kerja posdaya.
2.
Saresehan/lelang kepedulian.
B.
Metode Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, meliputi:
1.
2.
Pendataan dan pemetaan keluarga di wilayah kerja Posdaya di kabupaten Sukabumi
Metode ini adalah sebuah kegiatan pengumpulan data-data primer tentang demografi dan
tahapan keluarga sejahtera serta data individu anggota keluarga yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan dukungan perguruan tinggi, pada waktu awal kegiatan KKN di lapangan melalui
kunjungan keluarga dari rumah ke rumah. Sedangkan pemetaan adalah sebuah peta keluarga
yang menyajikan kondisi setiap keluarga di suatu wilayah tertentu (biasanya suatu dusun/
RW/RT) yang datanya diperoleh dari hasil kegiatan pendataan keluarga.
Saresehan/lelang kepedulian
Metode ini adalah kegiatan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari kegiatan pendataan
keluarga yang dimulai dengan menganalisis hasil pendataan, identifikasi masalah untuk
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
173
05/11/2016, 15:05
173
menentukan langkah-langkah intervensi lebih lanjut dalam mengatasi masalah yang ada, serta
guna menggalang dukungan dari berbagai pihak melalui lelang kepedulian dan kegiatan
gotong-royong utamanya untuk pengentasan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi setempat.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan Kegiatan Pendataan dan Pemetaan Keluarga
1.
Persiapan Pendataan
Sebelum melaksanakan kegiatan pendataan mahasiswa KKN harus melihat terlebih dahulu
kondisi masyarakat dan keluarga di wilayah kerja posdaya masing-masing. Hal tersebut dapat
mempengaruhi proses pendataan dikarenakan sebagian besar masyarakat di kabupaten Sukabumi
bermata pencaharian petani. Agar tidak terjadi kesalahan dan kegagalan dalam melakukan
pendataan, maka perlu dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Membentuk kesepakatan dengan pamong setempat, seperti kepala desa/lurah, kepala dusun/
lingkungan, tetua RW/RT dan tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh tentang akan dilakukannya pendataan keluarga di wilayah itu, termasuk yang berkenaan dengan maksud,
manfaat serta cara-cara pelaksanaannya.
Menyiapkan instrumen pendataan antara lain register keluarga sket peta keluarga, dan alatalat tulis sederhana. Untuk itu perlu diperhitungkan secara cermat jumlah kebutuhan sesuai
jumlah sasaran keluarga yang akan didata.
Menyiapkan tenaga pendata antara lain dengan memperhitungkan secara cermat kesesuaian
antara cakupan wilayah, kondisi geografis, jumlah keluarga dan tenaga pendata yang
dibutuhkan, termasuk pendampingnya.
Membuat jadwal pendataan dan pembagian tugas antar mahasiswa pendata dan pendamping
sedemikian rupa, sehingga pendataan dimaksud dapat diselesaikan paling lama dalam waktu
seminggu. Dengan memperhitungkan jumlah keluarga yang ada di wilayah pendataan dan waktu
yang tersedia, maka dapat diperkirakan berapa banyak jumlah keluarga yang harus didata
rata-rata dalam waktu satu hari. Dengan demikian dapat pula dihitung barapa banyak mahasiswa pendata yang harus dipersiapkan dan dilatih.
Membuat pemberitahuan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan seluruh keluarga yang ada di
wilayah cakupan Posdaya tentang akan dilaksanakannya pendataan keluarga pada waktu dan
cara-cara yang akan ditentukan berikut dengan penjelasan tentang maksud dan tujuannya.
Pemberitahuan ini dilakukan melalui jalur dan cara-cara baik formal, maupun non formal.
Menjelaskan cara pendataan/cara pengisian formulir bagi para pelaksana pendata dan
pendampingnya melalui kegiatan pelatihan atau orientasi (pembekalan mahasiswa dan kader
Posdaya).
Membuat sket peta keluarga dengan cara menggambarkan secara sederhana peta wilayah
cakupan Posdaya dalam bentuk sket serta memberikan tanda-tanda/simbol setiap bangunan
(seperti jalan, jembatan, jalan kereta api, kantor-kantor penting, rumah sakit, Puskesmas dan
sebagainya) dan keadaan alam (seperti aliran sungai, danau, bukit, taman dan sebagainya)
serta lokasi rumah-rumah keluarga yang ada di wilayah cakupan Posdaya (misalnya dengan
174
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
174
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
memberi tanda kotak pada lokasi dimana rumah itu berada di atas sket yang telah dipersiapkan).
2.
Pelaksanaan Pendataan
Dalam melakukan pendataan dari rumah ke rumah oleh mahasiswa KKN dan didampingi
kader Posdaya dengan menggunakan formulir Register Keluarga (R/1/KS). Pendataan menggunakan
metode wawancara kepada kepala keluarga atau salah seorang anggota keluarga yang sudah dewasa
dan yang mengetahui secara rinci keadaan keluarga dan anggota keluarga yang bersangkutan. Pada
waktu wawancara pendata juga melakukan observasi terhadap keadaan di dalam rumah, maupun
di lingkungan rumah tersebut.Bimbingan pelaksanaan pendataan dilakukan oleh para pembina/
pendamping Posdaya yang bersangkutan, baik secara bersamaan dengan pelaksanaan pendataan
oleh para pendata, maupun secara terpisah atau setelah pendataan selesai dilakukan pada satu atau
beberapa keluarga dengan cara uji petik.
Setelah selesai melaksanakan pendataan maka perlu dilakukan penyisiran kembali kepada
keluarga-keluarga yang terlewat ataupun keluarga-keluarga yang pendataannya belum tuntas pada
waktu kunjungan pertama, agar cakupan pendataan mendekati kesenpurnaan. Konsolidasi antara
para mahasiswa KKN dan para kader mengenai kelengkapan dan kebenaran atau kewajaran data,
termasuk dalam penjumlahan dan pencantuman angka-angka dan tanda-tanda/kode-kode yang
digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penentuan tahapan keluarga sejahtera (prasejahtera, KS I, KS II, KS III, KS III plus) bagi setiap keluarga yang telah selesai didata dengan
memperhatikan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sesuai dengan pedoman yang berlaku.
Formulir- formulir yang diperlukan untuk melakukan pendataan dan pemetaan keluarga,
terbagi menjadi 2 yaitu:
1.
2.
3.
Register pendataan keluarga (R/I/KS/15)
Rekapitulasi hasil pendataan Posdaya (Rek/Posdaya.R/I/KS/15)
Formulir di dapat dari Yayasan Damandiri bekerjasama dengan Perguruan Tinggi di wilayah
kerja Posdaya masing-masing. Dan untuk di wilayah kabupaten Sukabumi Yayasan Damandiri
bekerjasama dengan LPPM UMMI.
Analisa Data dan Pemetaan
Akhirnya setelah dilaksanakan pendataan oleh para mahasiswa KKN Tematik Posdaya tahun
2015 dengan didampingi para kader Posdaya di seluruh wilayah kerja Posdaya di Kabupaten
Sukabumi, maka didapat data keluarga (PS, KS1, KS2, KS3 dan KS3+) sesuai dengan wilayah
kerja Posdaya di Kecamatan Kadudampit, Cibadak, Gegerbitung, Nyalindung dan Waluran.
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
175
05/11/2016, 15:05
175
Tabel 4.1. Hasil Data keluarga (PS, KS1, KS2, KS3 dan KS3+)
PS
KS1
KS2
KS3
KS3+
Jumlah
Keluarga
Karangjaya
6
201
116
26
3
352
Karya Mandiri
Karangjaya
4
178
41
21
11
255
3
Harapan Sejahtera
Gede Pangrango
66
179
51
5
5
306
4
Agro Mandiri
Cipetir
16
54
28
13
8
119
5
Sami Jaya
Bojongsari
17
81
33
45
19
195
6
Mekar Mandiri
Mekar Sari
5
36
33
10
6
90
7
Harmonis
Nyalindung
4
77
41
42
69
233
8
Sejahtera
Ciheulang Tonggong
4
66
150
69
48
337
9
Cigodeg Jaya
Mekar Mukti
8
140
42
15
0
205
10
Mitra Amanat
Waluran
13
75
92
62
16
258
11
Al-Fadilah
Bojongsari
39
77
8
32
5
161
12
Sadulur Satutur
Muara Dua
9
146
37
12
0
204
191
1.310
672
352
190
2.715
No
Nama Posdaya
1
Karya Bakti
2
Alamat
JUMLAH
Keterangan :
P S : Pra Sejahtera
KS1 : Keluarga Sejahtera 1
KS2 : Keluarga Sejahtera 2
KS3 : Keluarga Sejahtera 3
KS3+: Keluarga Sejahtera 3 plus
Pembuatan konsep peta keluarga dibantu oleh mahasiswa KKN dengan bimbingan para kader
Posadaya berdasarkan sket awal yang telah dibuat sebelumnya serta data-data yang telah terkumpul
dari hasil pendataan.
Peta keluarga dibuat secara sederhana menggunakan karton manila atau kertas kalkir dengan
pinsil berwarna atau spidol. Di dalam peta ini digambarkan kondisi setiap keluarga yang ada,
terutama yang menyangkut tahapan keluarganya. Peta ini seyogyanya ditempatkan di ruangan
Posdaya biasanya menggelar pertemuan. Peta keluarga dijadikan bahan bahasan pada setiap
pertemuan Posdaya. Apabila masih ada keluarga prasejahtera (praKS), keluarga itu dijadikan sasaran
untuk dibantu dan diberdayakan oleh Keluarga Sejahtera 2, 3 dan 3+.
176
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
176
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Gambar 4.1. Contoh Salah satu Peta Keluarga Posdaya
(Wilayah Desa Karangjaya Kec. Gegerbitung dan desa Gede Pangrango Kec. Kadudampit)
Dari hasil pendataan dan pemetaan dari 12 Posdaya yang berasal dari 11 desa di Kecamatan
Kadudampit, Cibadak, Gegerbitung, Nyalindung dan Waluran di Kabupaten Sukabumi di dapat 161
keluarga pra sejahtera dengan tidak terpenuhinya salah satu dari 6 kategori yang termasuk dari
keluarga sejahtera 1. Kategori-kategori tersebut adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Makan: apabila makan kurang dari 2x sehari.
Pakaian: mempunyai pakaian yang layak dipakai untuk keperluan yang berbeda.
Rumah: yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang baik.
Kesehatan: bila ada anak atau anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana atau petugas
kesehatan.
Pendidikan: ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja.
Pekerjaan: ada seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin.
Berdasarkan kategori di atas, maka dapat diketahui jumlah keluarga prasejahtera di lingkungan
posdaya di kabupaten Sukabumi dengan berbagai alasannya. Sehingga didapat análisis terhadap
data yang telah ada di dalam register pendataan atau peta keluarga yang telah dibuat. Analisa ini
dilakukan terutama berkaitan dengan data demografis, kesehatan, KB, pendidikan, ekonomi, dan
tahapan keluarganya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
B.
Pelaksanaan Saresehan/Lelang Kepedulian
Kegiatan ini dilakukan sebagai tindaklanjut dari kegiatan pendataan dan pemetaan untuk
menentukan langkah-langkah intervensi dalam mengatasi masalah keluarga prasejahtera dan
keluarga sejahtera 1 di wilayah kerja Posdaya.
Dalam pelaksanaan saresehan/lelang kepedulian di tiap daerah berbeda-beda, disesuaikan
dengan kondisi wilayah dan masyarakatnya. Di bawah ini akan dijelaskan kegiatan sarasehan di
setiap kecamatan.
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
177
05/11/2016, 15:05
177
a.
Kecamatan Kadudampit
◆ Desa Cipetir (Posdaya Agro Mandiri)
Kegiatan saresehan di desa Cipetir Kp. Cijarian dilakukan sebanyak dua kali. Saresehan
ini dihadiri oleh ketua Posdaya, kader posdaya dan warga masyarakat lainnya. Hasil dari
saresehan tersebut adalah terdapat 3 keluarga yang sudah tertuntaskan kebutuhannya
dalam bentuk sembako dan pakaian yaitu keluarga Pak Parman, Mamun, Fitra yang
tinggal dengan neneknya Ijah, 3 keluarga ini termasuk keluarga pra sejahtera, dan setelah
hasil saresehan 2 keluarga menjadi Keluarga Sejahtera 1, terkecuali keluarga Pak Mamun
dikarenakan beliau hanya menjaga villa milik orang lain. Sementara 12 KK yang termasuk
pra sejahtera belum terselesaikan permasalahannya dikarenakan dana yang terhimpun
belum mampu untuk mengatasi permasalahan lainnya dan masih banyaknya warga yang
belum tergugah hatinya dalam menolong sesama.
◆
Desa Gede Pangrango (Posdaya Harapan Sejahtera)
Saresehan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UMMI sebagai fasilitator dapat
terlaksana pada 29 Agustus 2015. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam acara saresehan
ini yaitu tamu undangan yang meliputi Camat Kadudampit, Kepala Desa Gede Pangrango,
Ketua Posdaya, Ketua RT yang ada pada Posdaya Harapan Sejahtera, dan beberapa tamu
undangan lain seperti tokoh masyarakat dan warga. Sehingga dengan adanya beberapa
tamu tersebut di atas pun telah memberikan hal positif bagi acara saresehan.
Hasil dari kegiatan saresehan di desa Gede Pangrango ini adalah dengan total keluarga
prasejahtera adalah 66 KK, maka berkat adanya saresehan/lelang kepedulian dapat
tertuntaskan sebanyak 16 KK dengan penyelesaian berupa adanya pemeriksaan kesehatan
gratis yaitu cek gula darah, tekanan darah, dan asam urat oleh petugas kesehatan didampingi
mahasiswa KKN dan kader Posadaya.
Sedangkan untuk 50 KK yang belum tertuntaskan dengan masalah lantai rumah, maka
akan ditindaklanjuti oleh aparat desa dan kecamatan untuk masuk dalam program PNPM.
◆
Desa Muara Dua (Posdaya Sadulur Satutur)
Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN
pada kurang lebih 203 KK (Kepala Keluarga) di wilayah kerja Posdaya Sadulur Satutur
yang meliputi wilayah RT 23/05, 24/05, 25/05, dan RT 26/05 yang telah dilaksanakan oleh
mahasiswa KKN Tematik UMMI di Kp. Muaradua RW 05 Desa Muaradua. Di mana ada
9 KK yang masuk kategori pra sejahtera, 145 KK masuk kategori KS I, 55 KK masuk
kategori KS II, dan 12 KK masuk Kategori KS III.
Kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan sarasehan pada Sabtu 29 Agustus 2015
pada pukul 19.30 sampai 22.00 WIB untuk menggalang kepedulian masyarakat terhadap
keluarga prasejahtera. Sarasehan di hadiri oleh sekitar 34 orang yang meliputi para tokoh
masyarakat dan jajaran pemerintahan (seperti ketua RT dan ketua RW di wilayah Posdaya,
serta Kepala Desa Muaradua), serta masyarakat sekitar wilayah kerja Posdaya Sadulur
Satutur.
Hasil dari saresehan tersebut didapat dari 9 KK keluarga prasejahtera hanya 2 warga yang
178
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
178
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
dapat dituntaskan yaitu Bapak Isak dan Bapak Dadun dengan permasalahan kondisi rumah
dengan mendapat bantuan dari dinas sosial, desa dan gotong royong masyarakat.
Sedangkan untuk Bapak Junta, Jaja dan Ici belum mendapat respon dari masyarakat untuk
masalah kondisi rumah. Dan untuk masalah pekerjaan (Bu Nunung, Bu Iim, Bu Iyah dan
Pak Adung) belum adanya kepedulian masyarakat untuk memperkerjakan keluarga
prasejahtera.
b.
Kecamatan Cibadak
Kegiatan saresehan di desa Cihelang Tonggoh dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu:
◆ Saresehan ke -1
Kegiatan saresehan pertama dilaksanakan pada Rabu 2 September 2015 pukul 19:00 WIB
di masjid Nurul Iman RT 01. Pada saresehan pertama ini dibahas mengenai program
Posdaya dan jumlah keluarga prasejahtera di RW 01 berdasarkan hasil pendataan keluarga.
Namun pada kegiatan ini belum didapai hasil yang memuaskan mengenai lelang
kepedulian dikarenakan warga yang hadir tidak sesuai dengan harapan dikarenakan
mempunyai kesibukan dan kegiatan lain. Maka dari itu, untuk saresehan pertama belum
ditemukan hasil.
◆ Saresehan ke-2
Acara lelang kepedulian kedua dilaksanakan pada Sabtu 12 September pukul 19:00 setelah
kegiatan pengajian rutin di masjid Nurul Iman RT 01. Pada saresehan yang kedua ini
didapati hasil donasi dari warga berupa:
Semen 2 sak dan bambu 10 batang dari Bapak Salih Muharam
Paku 5kg dari BApak H. Agus
Semen 2 sak dari Bapak Dedi
Uang 100 ribu dari Bapak Abah Kuncir
◆ Saresehan ke-3
Saresehan ketiga dilaksanakan pada Rabu 16 september yang berlokasi di masjid
Nurul Iman RT01 . Acara ini difokuskan pada lelang mengenai kesehatan untuk keluarga
prasejahtera di RW 01 Pabuaran. Berdasarkan hasil lelang disepakati bahwa untuk keluarga
yang ada di RT 01 atas nama Itoh, Pendi, dan Suherli mendapatkan akses pengobatan
gratis ke klinik Alta Medika yang di pimpin oleh Dokter Neneng.
Selain kepastian mengenai pengobatan gratis, pada saresehan ketiga membahas pula
mengenai dana bantuan dari pemerintah khususnya PNPM untuk membantu kelancaran
pembangunan rumah tidak layak huni atas nama Sri Haryati.
Berdasarkan kesepakatan dan keputusan dari Kepala Desa Ciehulang Tonggoh maka
untuk renovasi rumah dapat dilaksanakan dengan segera menggunakan dana talangan
sementara sebelum pencairan dana PNPM. Selain itu, untuk keluarga prasejatera pada
bidang kesehatan telah diselesaikan dengan pembuatan kartu berobat geratis ke Klinik
Altha Medika.
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
179
05/11/2016, 15:05
179
c.
Kecamatan Gegerbitung Desa Karang Jaya
◆ Posdaya Karya Bakti
Kegiatan saresehan di posdaya Karya Bakti di laksanakan pada 26 Agustus 2015 yaitu
membahas tentang keluarga prasejahtera sebanyak 6 KK, di mana pada kegiatan tersebut
kami mengadakan lelang kepedulian kepada orang-orang yang termasuk ke dalam
keluarga sejahtera 2,3, dan 3+ untuk menyelesaikan permasalahan keluarga prasejahtra
di mana permasalahan keluarga prasejahtera tersebut didominasi oleh permasalahan
rumah yang tidak layak huni.
Dan hasil dari kegiatan lelang kepedulian tersebut adalah untuk 3 KK yaitu Bapak
Aip, Bapak Jumasih dan May Nyai mereka mendapatkan bantuan dari program desa
untuk perbaikan rumah. Sedangkan untuk Bapak Ayi, Bapak Opang dan Bapak Hasan
masih belum tertuntaskan karena kurangnya respon dari masyarakat dan terbatasnya
kuota bantuan desa.
◆ Posdaya Karya Mandiri
Tujuan dari diadakannya kegiatan saresehan adalah lelang kepedulian untuk mengentaskan
keluarga PraKS menjadi keluarga sejahtera. Setelah dilaksanakannya lelang kepedulian,
maka didapat hasil berupa bantuan renovasi dari program RUTILAHU Pemprov Jawa
Barat untuk 2 KK (Bu Ikah dan Bu Isah), untuk Bu Erum dilaksanakan gotong royong
oleh warga untuk membenahi rumah beliau dengan bantuan keuangan desa. Sedangkan
untuk Pak Jumanta diberikan pekerjaan dengan melakukan penjualan enye yang
diproduksi oleh Posdaya Karya Mandiri.
d.
Kecamatan Nyalindung
◆ Desa Bojong Sari Kp. Karikil (Posdaya Sami Jaya)
Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan yang telah dilakukan oleh mahasiswa
KKN dari total 195 KK terdapat 17 KK yang dikategorikan prasejahtera. Permasalahan
keluarga prsejahtera ini umumnya disebabkan oleh masalah kondisi rumah yang lantainya
masih tanah, sekitar 14 KK yang lantai rumahnya berlantaikan tanah, sisanya 3 KK dikarenakan masalah pendidikan atau ada anggota keluarga usia sekolah tidak disekolahkan. Kondisi
rumah yang tidak layak disebabkan oleh karena rumahnya masih berlantai tanah,
sedangkan anggota keluarga usia sekolah tidak disekolahkan disebabkan karena keadaan
ekonomi dan kurangnya juga kesdaraan akan pentingnya pendidikan
Setelah dilaksanakannya saresehan/lelang kepedulian, maka keluarga prasejahtera
yang dapat tertuntaskan adalah sebanyak 1 rumah milik Bu Omas dengan bantuan dari
kader posdaya dan aparatur desa. Sedangkan untuk 16 KK lagi masih belum terpecahkan
dikarenakan kurangnya respon dari masyarakat dan tidak peduli kepada sesama,
sedangkan untuk pendidikan jauhnya letak wilayah tersebut dari penyelenggaraan
pendidikan.
◆ Desa Bojong Sari Kp. Cijulang (Posdaya Al-Fadilah)
Kegiatan sarasehan ini dilaksanakan pada 25 Agustus 2015 di majelis Posdaya Al-Fadilah,
yang dihadiri oleh 46 orang, di antaranya; Kepala Desa Bojongsari beserta jajarannya, pengurus
Posdaya, Kepala Dusun dan tokoh masyarakat Desa Bojongsari serta seluruh mahasiswa
KKN Tematik 2015 Desa Bojongsari Kampung Cijulang.
180
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
180
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Adapun sasaran dari kegiatan sarasehan ini ialah menentaskan keluarga prasejahtera
dilingkungan Posdaya Al Fadilah sebanyak 39 KK dengan dibantu oleh aparatur
pemerintahan, tokoh masyarakat beserta keluarga yang masuk ke dalam Keluarga
Sejahtera III dan III Plus, dan diharapkan dapat membantu dalam memberi masukan
dan memberikan bantuan dalam rangka memecahkan masalah dari keluarga prasejahtera.
Hasil dari sarasehan yang dilakukan oleh pengurus Posdaya adalah untuk rumah
Bapak Saep dapat terselesaikan berkat bantuan dan gotong royong warga masyarakat,
namun untuk Bapak Halimi dan Bapak Ruslan masih menunggu giliran setelah selesai
KKN. Sedangkan untuk masalah kesehatan pada keluarga Bapak Halimi, Bapak Ruslan,
Bapak Amad, Bu Kalmah, Bu Tati dan Bapak Sardoi dapat tertuntaskan dengan baik melalui
penyuluhan dan cek kesehatan gratis dari dinas kesehatan.
Gambar 4.2 –Contoh Sarasehan saat pengajian mingguan di Posdaya Al-Fadilah
◆
Desa Mekar Sari (Posdaya Mekar Mandiri )
Dari hasil pendataan yang dilakukan di kampung Panaruban maka terdeteksi jumlah
keluarga prasejahtera yaitu 5 KK, dengan permasalahannya adalah pendidikan dan
kesehatan.
Dan dari hasil sarasehan maka keluarga yang telah dituntaskan ada 4 KK di antaranya.
1 KK (Pak Udeng) dengan masalah pendidikannya itu memiliki anggota keluarga yang
putus sekolah telah tuntas dan menjadi Keluarga Sejahtera I karena adanya sosialisasi
pentingnya pendidikan. Sedangkan untuk 3 KK (Pak Yayat, Bu Encok Sopiah dan Bu
Misoh) dengan masalah kesehatan yaitu enggan menggunakan jasa kesehatan juga telah
tuntas dan menjadi Keluarga Sejahtera I karena adanya penyuluhan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat. Namun 1 KK lagi (Pak Tatung) yang juga memiliki masalah kesehatan
masih enggan menggunakan jasa kesehatan sehingga tidak tertuntaskan karena keluarga
tersebut telah berusia sangat lanjut dan bersikeras untuk tidak menggunakan jasa
kesehatan.
◆
Desa Nyalindung (Posdaya Harmonis )
Saresehan adalah kegiatan lelang kepedulian yang melibatkan masyarakat dan
mahasiswa, yang bertujuan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang akan dibahas.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu 13 September 2015 bertempat di rumah kepala dusun
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
181
05/11/2016, 15:05
181
1 di Kp. Legok Cau Rt 02 / Rw 02 Desa Nyalindung. Kegiatan ini dihadiri oleh 27 peserta
terdiri dari mahasiswa, Stakeholder, Keluarga Sejahtera 3 dan Keluarga Sejahtera 3+,
dilaksanakan dari pukul 14.00 16.00 WIB.
Hasil dari kegiatan saresehan adalah di mana 4 KK yang tergolong keluarga prasejahtera
dengan permasalahan rumah, pakaian dan makanan, setelah dilakukan lelang maka 1
KK (Bu Icih) dapat tertuntaskan berkat gotong royong dan bantuan masyarakat serta
aparat Desa. Sedangkan untuk 3 KK lagi (Bu Cicah, Bu Ana dan Bu Nunuh) masih dalam
proses lelang berikutnya dan untuk kasus Bu Cicah (Lansia) dikarenakan hidup sendiri,
karena suaminya sudah meninggal dan mengalami trauma, sehingga perlu penanganan
khusus.
e.
Kecamatan Waluran
◆ Desa Mekar Mukti (Posdaya Cigodeg Jaya)
Saresehan merupakan salah satu bentuk lelang kepedulian antar warga yang
dilakukan oleh KKN Tematik Posdaya UMMI. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 1 kali
yaitu pada 15 September 2015 saresehan ini dihadiri oleh aparatur desa, Keluarga sejahtera
I, Keluarga sejahtera II, Keluarga sejahtera III.
Adapun hasil dari kegiatan saresehan tersebut pertama, dari 8 KK Pra Keluarga
Sejahtera hanya 3 KK yang dituntaskan menjadi KS 1 yaitu Ibu Ela, Bapak Una dan Bapak
Aep. keluarga ini dapat menjadi keluarga sejahtera 1 karena ada bantuan sumbangan
atau kepedulian dari warga setempat daerah Posdaya Cigodeg Jaya Desa Mekar Mukti
untuk memberikan lapangan pekerjaan di Posdaya sebagai pekerja pembuat keripik yaitu
Ibu Ela dan Istri dari Bapak Aep, sedang untuk Bapak Aep difasilitasi untuk berobat karena
sakit. Dan Bapak Una dituntaskan menjadi KS 1 dapat bantuan dari warga setempat pula
untuk menjadi pengrajin atap dari bahan dasar erih.
Bagi 5 KK yang belum tertuntaskan dengan permasalahan pekerjaan dan pendidikan.
Dalam kasus pendidikan sudah diberikan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan
namun masih belum ada kesadarannya, sedangkan untuk pekerjaan masih belum didapat
solusinya ketika mahasiswa berada di sana.
◆
Desa Pamoyanan ( Posdaya Mitra Amanat)
Sarasehan pertama KKN Tematik POSDAYA UMMI 2015 kelompok-10 Dusun
Pamoyan di laksanakan pada Rabu 26 Agustus 2015 di Masjid Pondok Pesantren Nurul
Huda Pamoyanan, dari sarasehan tersebut penanggulangan Keluarga Pra Sejahtera yang
berjumlah 13 KK.
Pada acara sarasehan pertama tersebut, diperoleh bahwa dari ke-13 Keluarga Pra
Sejahtera hanya 1 KK yang dituntaskan menjadi Keluarga Sejahtera I yaitu Ibu Isat, kelurga
Ibu Isat menjadi Keluarga Sejahtera I karena ada kepedulian untuk membawa Ibu Isat ke
Rumah Sakit yang berasal dari tokoh masyarakat dan adanya petugas kesehatan di Dusun
Pamoyanan yang memberikan pemeriksaan secara gratis. Selanjutnya Keluarga Pra Sejahtera
yang belum tuntas berjumlah 12 KK, dilelang kembali kepedulian dalam kegiatan sarasehan
ke 2.
182
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
182
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Dalam kegiatan sarasehan ke-2 hanya 1 Keluarga Pra Sejahtera yang dituntaskan
menjadi Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga Bapak Ikin dengan 5 anggota keluarga. Bapak
Ikin berusia 65 tahun menjadi Keluarga Sejahtera I karena pada lelang kepedulian
disarasehan kedua ada tokoh masyarakat yang memberi kepeduliannya bersama petugas
kesehatan untuk memeriksa dan memberi pengobatan kepada Bapak Ikin.
Jadi dari 13 KK prasejahtera hanya 2 KK yang dapat dituntaskan, sedangkan 11 KK
lainnya masih dicarikan solusi yang terbaik untuk permasalahan pendidikan dan kesehatan.
C.
Peran Perguruan Tinggi dalam Mengentaskan Keluarga Prasejahtera
Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan Tri Dharma Widya kepada
dosen dan mahasiswa berusaha semaksimal mungkin untuk membantu pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan. Melalui program KKN Tematik, UMMI yang merupakan salah satu
perguruan swatsa di wilayah Sukabumi berusaha untuk membantu tercapainya masyarakat yang
sejahtera. Bersama dengan Yayasan Damandiri yang memiliki program kepedulian dan komitmen
untuk melakukan pemberdayaan keluarga (Posdaya) dan pengentasan kemiskinan, LPPM UMMI
menyambut dengan menyelenggarakan program KKN Tematik Posdaya UMMI tahun 2015 di
wilayah kerja Posdaya binaan UMMI di kabupaten Sukabumi.
Para peserta KKN Tematik Posdaya UMMI dalam melaksanakan kegiatan KKN selama 40
hari berhasil melaksanakan kegiatan pokok yaitu: pendataan, pemetaan dan sarasehan/lelang
kepedulian disetiap wilayah kerja Posdaya ditiap daerah di 11 desa dan 5 kecamatan di kabupaten
Sukabumi.
Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan serta kegiatan saresehan/lelang kepedulian yang
telah dilakukan mahasiswa KKN Tematik Posdaya UMMI, maka didapat hasil yang cukup
memuaskan. Hasil pengentasan kemiskinan dari hasil pendataan dimana total keluarga prasejahtera
di 12 wilayah kerja Posdaya tahun 2015 adalah sebanyak 191 KK. Dengan permasalahan antara
lain, adalah: kondisi rumah, pakaian, makan, pendidikan, kesehatan dan pekerjaan. Namun
mayoritas permasalahan di kabupaten Sukabumi adalah warga yang tidak memiliki rumah yang
layak, pendidikan yang baik dan tidak memiliki pekerjaan. Dan kadang dalam satu KK terdapat 23 indikator permasalahan, sehingga masalah yang terpecahkan hanya satu indikator terlebih dahulu.
Setelah dilaksanakan saresehan ternyata dari total 191 KK keluarga prasejahtera hanya bisa
tertuntaskan sebanyak 44 KK. Hal tersebut dapat terselesaikan berkat gotong royong antar warga
masyarakat, mahasiswa KKN dan aparat Desa serta Kecamatan. Jadi keluarga prasejahtera yang
berhasil dituntaskan adalah sebesar 23,04%. Sedangkan sisanya sebanyak 147 KK masih dalam
proses lelang dan masuk dalam program pemerintah lainnya (seperti: RUTILAHU, PNPM, Dinas
Sosial dan Dinas Kesehatan).
Adapun daftar nama posdaya, indikator permasalahan dan jumlah KK keluarga prasejahtera
di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut:
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
183
05/11/2016, 15:05
183
Tabel 4.2 Nama Posdaya, Permasalahan dan Jumlah KK Prasejahtera
No
1
2
3
Nama Posdaya
Karya Bakti
Karya Mandiri
Harapan Sejahtera
Kecamatan
Gegerbitung
Gegerbitung
Kadudampit
4
Agro Mandiri
Kadudampit
5
Sadulur Satutur
Kadudampit
6
Sejahtera
Cibadak
7
Sami Jaya
Nyalindung
8
Al-Fadilah
Nyalindung
9
Mekar Mandiri
Nyalindung
10
11
Harmonis
Cigodeg Jaya
Nyalindung
Waluran
12
Mitra Amanat
Waluran
Permasalahan
Kondisi Rumah
Kondisi Rumah
Kondisi Rumah
Kesehatan
Kondisi Rumah
pendidikan
Makan
kesehatan
Rumah
Pendidikan
Kondisi Rumah
Kesehatan
Kondisi Rumah
Pendidikan
Rumah
Pakaian
Kesehatan
Kesehatan
Pendidikan
Kondisi Rumah
Kesehatan
Pekerjaan
Pendidikan
Rumah
Pekerjaan
Kesehatan
Jumlah KK
6
4
66
10*
10
1
1
4
5
4
1
4
14
3
22*
4*
21*
4
1
4
1
5
2
3*
7*
1
*KK yang memiliki lebih dari satu masalah
Berdasarkan Tabel 4.2, secara umum indikator permasalahan yang dialami oleh keluarga
prasejahtera di kabupaten Sukabumi adalah kondisi rumah (69,6%), kesehatan (21,1%), pendidikan
(0,5%), makan (0,5%), pakaian (2,1) dan pekerjaan (6,2%). Indikator pemasalahan keluarga
prasejahtera juga tertuang dalam diagram sebagai berikut:
Presentase Indikator Keluarga
Prasejahtera
Kondisi Rumah
Kesehatan
Pendidikan
Pekerjaan
Pakaian
Diagram 4.1 : Presentase indikator keluarga prasejahtera
184
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
184
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Melihat keadaan itu maka jelas walaupun hanya 40 hari mahasiwa KKN berada di lokasi KKN,
namun mereka dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan gotong royong di tengah masyarakat
yang saat ini mungkin sudah jauh dari jiwa toleransi. Sehingga perguruan tinggi (UMMI) sangat
berperan dalam memecahkan masalah kemiskinan atau mengentaskan keluarga prasejahtera.
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
SIMPULAN
Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan melalui penyelenggaraan Tri Dharma Widya
kepada dosen dan mahasiswa berusaha semaksimal mungkin untuk membantu pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan. Melalui program KKN Tematik, UMMI yang merupakan salah satu
perguruan tinggi swatsa di wilayah Sukabumi berusaha untuk membantu tercapainya masyarakat
yang sejahtera.
Bekerjasama dengan Yayasan Damandiri yang memiliki program kepedulian dan komitmen
untuk melakukan pemberdayaan keluarga (Posdaya) dan pengentasan kemiskinan, LPPM UMMI
menyambut dengan menyelenggarakan program KKN Tematik Posdaya UMMI tahun 2015 di
wilayah kerja Posdaya binaan UMMI di kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan serta kegiatan saresehan/lelang kepedulian yang
telah dilakukan mahasiswa KKN Tematik Posdaya UMMI, maka didapat hasil yang cukup
memuaskan.
B.
SARAN
Beberapa saran yang dapat dikemukakan demi tertuntaskannya keluarga prasejahtera menjadi
keluarga sejahtera di masa yang akan datang, antara lain:
1.
2.
3.
Dengan semangat masyarakat untuk lebih meningkatkan kembali jiwa gotong royong di antara
warga masyarakat dalam menuntaskan masalah keluarga prasejahtera
Pelaksanaan saresehan/lelang kepedulian untuk terus dilanjutkan walaupun tidak ada fasilitator
mahasiswa, perlu kesepakatan diantara kader Posdaya.
Kegiatan pengentasan keluarga prasejahtera ini dapat ditindaklanjuti melalui kerjasama dengan
instansi pemerintah atau swasta.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih atas kegiatan KKN Tematik Posdaya Universitas Muhamamdiyah
Sukabumi kami sampaikan kepada Yayasan Damandiri, P2SDM LPPM IPB, LPPM UMMI yang
telah memberikan supporting pelatihan, alokasi dana dan kerjasamanya dalam pelaksanaan kegiatan
ini.
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
185
05/11/2016, 15:05
185
DAFTAR PUSTAKA
G. Pratidina, dkk. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan KKN Tematik Posdaya. Jurnal
Qardhul Hasan, Volume I Nomor 1, Bulan April.
Supendi, Arif, dkk. 2014. Buku Pedoman Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas
Muhammadiyah Sukabumi. Sukabumi: UMMIPRESS.
Suyono, Haryono. 2015. Pedoman Pendataan dan Pemetaan Keluarga Dalam Rangka Pemberdayaan
Masyarakat melalui POS Perberdayaan Keluarga (POSDAYA). Jakarta: Yayasan Damandiri.
❆
186
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
186
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Pendampingan Mutu Produk
Patung Terrazzo dan Batu
di Bantul Yogyakarta
Moh. Rusnoto Susanto, S.Pd, M.Sn (Ketua)
Email: m_rusnoto@yahoo.com
Dewi Kusuma Wardani, SE, S.Psi, M.Sc. Ak (Anggota 1)
Anggit Dwi Hartanto, S.Kom, M.Kom(Anggota 2)
ABSTRAK
Aktivitas produksi industri kreatif sebagai orientasi bisnis bagi pelaku usaha yang berbasis pada pengolahan
bahan lokal dan SDM lokal dengan sentuhan kreativitas tinggi untuk bersaing di pasar global. M elalui
perdagangan ekspor memberi peluang yang luas dalam pengembangan usaha kecil dan peningkatan
mutu produk yang memiliki standar internasional dalam pasar global. Perdagangan ekspor yang
tengah dilakukan kedua M itra UKM dalam beberapa tahun akhir-akhir ini merupakan potensi strategis
untuk mendorong peningkatan kesejahteraan pengusaha dan karyawan serta lingkungan sekelilingnya.
M asing-masing M itra secara umum memiliki pembeli (buyer) tetap bahkan telah memiliki loyal
customer yang secara reguler melakukan repeated buying yang berasal dari New Zeland, Jerman,
Belanda, Australia, Singapore, Italia, dan Negara-Negara Asia. Sejalan dengan permintaan pasar
dengan persaingan yang ketat dan kurangnya regulasi ekspor dan minimnya pemahaman mengenai
standar yang dipersyaratkan masing-masing negara tujuan ekspor berkaitan dengan peningkatan
mutu produksi, maka perlu adanya pendampingan intensif maupun berkala.
Pendampingan berkala maupun reguler meliputi; pembenahan database, sistem informasi, administrasi
pelaporan, t ata kelola SDM , dan inovasi desain merupakan program pokok unt uk mendukung
peningkatan sistem tata kelola maupun mutu produk ekspor yang berdaya saing tinggi. Sedangkan
program pendukung di antaranya w eb updating, merintis w eb design jaringan e-commerce,
pelatihan inovasi desain, pembelian peralatan pendukung produksi, regulasi HKI, dan registrasi produk
ke Ditjen HKI. Hal ini perlu dilakukan mengingat daya saing pasar global yang ketat dan sebagai
upaya strategik guna mempersiapkan kedua M itra dalam memasuki M asyarakat Ekonomi Asean (M EA)
yang menuntut kualifikasi spesifik.
M elalui program IbPE dari Kemenristek Dikti tahun anggaran 2016-2019 yang berlangsung berlangsung
selama 3 tahun mendatang dengan kerjasama M itra UKM diharapkan segera menyelesaikan persoalan
yang dihadapi untuk meningkatkan mutu produk dengan standar mutu ekspor dan peningkatan volume
produksi. Kemudian yang menjadi kebutuhan jangka panjang produk ekspor yang didukung dengan
program regulasi HKI, registrasi produk ke Ditjen HKI, upaya meregistrasi maupun perolehan
sertifikasi Hak Cipta dan jika memungkinkan dapat mengajukan patent sederhana. Di samping itu
juga merintis dan membangun jaringan e-commerce yang representatif baik desain maupun konten
sehingga mampu meningkatkan jaringan marketing global dengan pengelolaan ekspor yang lebih efektif,
efisien, dan mandiri.
Kata Kunci: Patung Terrazzo-Batu, Produk Ekspor, E-Commerce, dan H KI
Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
187
05/11/2016, 15:05
187
1.
LATAR BELAKANG
Tumbuhnya industri kreatif di Yogyakarta secara umum menunjukkan progresifitas yang
signifikan dengan dukungan stakeholder, visi dan regulasi dalam pencanangan tahun industri kreatif.
Industri kreatif cukup dipicu dengan kekuatan gagasan dan desain yang terintegrasi. Barnes Wallis
(Whitfield, 1975) bahwa desain yang bagus sepenuhnya tergantung dari satu pikiran saja yang
kemudian John Baker (Whitfield, 1975) menyatakan bahwa yang mengembangkan desain dari
bentuk organisasi IDC, bahwa dalam tim yang terintegrasi utuh ini adalah pengalaman menarik
sebagai bagian dari potemsi kerja kreatif.
Potensi bisnis di bidang industri kreatif tetap terbuka luas untuk digarap pelaku usaha
khususnya pelaku usaha industri kerajinan. Industri kreatif merupakan kegiatan usaha yang fokus
pada kreasi dan inovasi. Untuk pemasaran, produk industri kreatif akan berkembang bila ditopang
oleh pasar dalam negeri, untuk produsen memperkuat posisinya di dalam negeri meskipun
kiprahnya di luar negeri juga terus meningkat. Industri kreatif menyerap 54,3 persen tenaga kerja
dan harus ditopang dengan perkuatan pilar ekonomi kreatif.
Dalam melakukan analisis situasi Mitra UKM, teridentifikasi beberapa identitas mitra yang
ditemukan sebagai data observasi awal yang dapat membantu penelusuran potret mitra secara
menyeluruh. Di bawah ini adalah identitas Mitra yang bersedia melakukan kerjasama dalam
pelaksanaan program IbPE ini.
Tabel 1. Identifikasi UKM Mitra
TEMUAN IDENTIFIKASI
1.
Nama Perusahaan/UKM
UKM-1
UKM-2
CV. Amartha Indotama
Group
KOMHARO Studio
2.
Alamat UKM
Watugedug RT. 01, Guwosari,
Pajangan Bantul Yogyakarta
Telp: 0274-710 1477, 0274- 301
3102 HP: 0811 2544 553
3.
Jarak PT ke Lokasi
18 Km
Kampung Bayaran Gang
Abiyasa RT 08 Rw 18 No 38
Tamantirto, Kasihan Bantul
No. Hp. 0811 268606 (0274)
379400
15 Km
4.
Status Usaha*
Usaha Kecil Menengah
Usaha Kecil
5.
Jenis Usaha*
Kerajinan Patung Terrazzo,
Kayu & Furniture Antik
Kerajinan Patung Batu,
Terrazzo, dan Cor Logam
6.
SDM
60 Karyawan
25 Karyawan
7.
Asset Usaha
Rp. 60.0000.000,-
Rp. 100.000.000,-
8.
Kapasitas Produksi
3.600-24.000 psc/Thn
3.000-5.000 psc/THn
9.
Omzet (bulan/Tahun)
Rp. 500.000.000,-/bln
Rp. 6.000.000.000,-/thn
Rp. 171.700.000,-/bln
Rp. 2.060.000.000,-/Thn
188
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
188
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Secara umum UMK industri kerajinan sangat pesat pertumbuhan dan perkembangannya
hingga terjadi peningkatan signifikan persemesternya ditemukan UKM-UKM baru berskala mikro
dan rumah tangga. UKM berskala rumah tangga inilah yang berjasa memasok produk mentah
maupun setengah jadi ke UKM yang lebih besar skala produksinya dan berorientasi ekspor. Mereka
bermitra dalam serangkaian bisnis penyediaan barang ekspor maupun penyedia jasa. Meskipun
demikian UKM industri kerajinan secara umum menghadapi beberapa kendala dan tantangan
strategis dalam menghadapi pasar global, diantaranya:
Tabel 2. Sejumlah Permasalahan UKM yang ditemukan dalam observasi
Dari problematik yang dipaparkan ini secara tegas memberi gambaran perlu dilakukannya
program pendampingan dan pemberdayaan UKM melalui kegiatan IbPE Patung Terrazzo & Batu
Alam di Bantul Yogyakarta khususnya pendampingan mutu produk. Kegiatan bisnis kedua UKM
didukung oleh kemudahan dan fasilitas jejaring dunia maya melalui sistem transaksi e-commerce,
namun harus melihat regulasi khas pada negara-negara Asia-Pasifik dalam menyusun undangundang e-commerce sebagai tindakan legislasi dan implementasi melalului transaksi elektronis.
(Endeshaw, 2001: 337). E-commerce menjadi bagian penting dari program kegiatan pendampingan
yang mampu berkontribusi terhadap mitra.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi ipteks berkaitan dengan peningkatan
kemampuan pelaku industri kreatif baik UKM maupun UMKM khususnya di Yogyakarta sekaligus
mendorong peningkatan mutu produk dan perolehan sertifikasi HKI pada Hak Cipta Desain, Hak
Cipta Karya Seni maupun pengajuan Hak Paten Sederhana. Orientasi kegiatan ini melakukan
pendampingan usaha meningkatkan kekuatan daya saing pasar global melalui peningkatan kualitas
produk, tata kelola usaha, regulasi HKI, dan strategi marketing pada industri kecil yang hendak
difasilitasi nanti. Sehingga mampu memberikan kontribusi progressifitas usaha meningkatkan
kuantitas, kualitas, dan daya saing produk meraih pasar global.
Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
189
05/11/2016, 15:05
189
2.
METODE PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan kegiatan pendamping melakukan observasi dan pencermatan kondisi
eksiting Mitra lebih dahulu untuk menentukan permasalahan yang ada pada Mitra agar dapat
dilakukan tindakan pendamping yang dibutuhkan. Metode pelaksanaan kegiatan pendampingan
berupa;
a. workshop,
b. sharing lay out dan display workshop,
c. pelatihan terbatas, dan
d. pendampingan intensif inovasi desain.
Hal tersebut dapat diperoleh dari temuan lapangan yang dapat dipaparkan melalui tabel temuan
data analisis situasi berkaitan dengan Eksisting kedua Mitra yang bersedia bekerjasama dalam
program IbPE ini sebagai berikut:
190
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
190
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Tabel 3. Analisis Situasi Kondisi Eksisting Mitra UKM
n
o
ITEM
Temuan
1
BAHAN BAKU
2
MITRA I
MITRA II
MANAJEMEN
PEMASARAN
PROSES
PRODUKSI
MANAJEME
N
PEMASAR
AN
-Pasir merapi
50 truk/th
- serbuk
marmer 20 ton
- semen 150
sak/th
-resin 2,5 ton
-katalist 500 kg
Pengelol aan
bahan baku
utama dan
pangaturan
pasokan
material
secara
kontinu
Bahan baku
tersedia
cukup di
pasaran
(pacitan,
magelang,
bantul, dan
Gunung
Kidul)
Bahan baku
batu alam
15 kubik
-resin 2 to n
-katalis 450
kg
-talk 1 ton
tercukupi
Pengelolaan
bahan baku
utama dan
pangaturan
pasokan
material
secara
berkala
Bahan
Alternatif
Talk, Besi,
pisser, paku,
mata bor rata2
75 kg/th
Melakukan
stock bahan
di gudang
produksi
Mudah
diperoleh di
to ko material
bangunan
Besi, pisser,
mata
gurinda,
paku, mata
bor 25 kg/th
Melakukan
stock bahan
di gudang
produksi
KEGIATAN
PRODUKSI
Peralatan
Mesin Genset,
kompresor,
gergaji, bor
duduktangan,Al at
poles, pasah,
amplas listrik,
dan gerinda.
Pengelol aan
dan
pemeliharaan
alat terjamin
Mudah
diperoleh di
to ko material
bangunan
Tidak ada
tenaga
khusus
pengelolaan
&
pemeliharaa
n alat (tenga
luar)
Penagawasan
Internal
(Quality
Contro l)
Produksi
dilakukan
dengan tenaga
kreatif
& terlatih
QC dilakukan
Tim produksi
& Owner
E-commerce
dengan
fasil itas
website yang
cukup
marketable
Mesin
potong,
gergaji, bor
duduk, bor
tangan,
Alat poles,
pasah,
gerinda,
kompresor
-tidak ada
peralatan
cor logam
Produksi
dilakukan
sendiri
dengan
tenaga ahli
& terlatih
Bahan
baku
tersedia
cukup di
pasaran
(pacitan,
tulungagu
ng,
magelang,
bantul,
dan
Gunung
Kidul)
Mudah
diperoleh
di
pemasok
dan toko
kimia
Mudah
diperoleh
di to ko
material
bangunan
Nilai
Investasi
Rp. 40 jt /
Bln asset tetap:
12-15 M
Rp.12 jt / bln
Rp. 8 jt / bln
Rp. 85 jt / bl
asset tetap:
2-3M
Rp. 10 jt /bln
(Suplay &
Mutu)
PROSES
PRODUKSI
Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
191
05/11/2016, 15:05
QC dilakukan
secara
terbatas oleh
owner
Marketing
jaringan
kolektor
dan
fasilitas
website
kurang
marketabl
e
Rp. 5 jt /
bln
191
3
PROSES
PRODUKSISk
ema Proses
Produksi dan
Quality
Control
(MITRA I)
Skema
Proses
Produksi dan
Quality
Control
(MITRA II)
4
PRODUK
(Jenis
Produk dan
Proses
Produksi)
Khusus Jenis
Produk
PATUNG
TERRAZZOPr
oses produksi
dilakukan
dengan SDM
UKM
Proses
Produksi
terkelola
dengan
sistem kerja
yang sudah
mapan.
Proses
produksi
menjadi bagian
penting dalam
sistem
marketing pada
media online
Jumlah
Produksi
22-24
Kontainer
(sekitar
Dikelo la
oleh Tim
Kreatif dan
QC
22-24 Kontainer
(sekitar 3.600-
Dikelo la
oleh
Tim
Marketing
dan Owner
Tata kelola
senantiasa
di benahi
melalui
evaluasi
tahunan
3.60024.000 psc)
5
Mutu Harga
@250 rb x
24.000 psc =
Rp. 6 Miliar
SISTEM
TATA
KELOLA
Memiliki
Perencanaan
produksi dan
terkelola
dengan baik
Manajemen
Produksi &
Perencaaan
Akuntansi
Tim Produksi
Tim
Manajemen
Produksi &
Akunting
Sistem Audit
Diaudit
internal
Manajemen
Diaudit
internal
Manajemen
Pola
192
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
192
Khusus
Jenis
Produk
PATUNG
BATU
ALAM
dilakukan
SDM
UKMtenaga
out
sourching
2-3
Kontainer
(sekitar
750-1.125
psc)
Proses
Produksi
terkelola
dengan tata
kelola dan
sistem kerja
yang belum
cukup
mapan.
Proses
produksi
menjadi bagian
penting dalam
sistem
marketing pada
media online
Dikelola
oleh Owner
dan QC
2 Kontainer
(sekitar
350-750 psc)
@250 rb x
24.000 psc =
Rp. 6 Miliar
@2,75 jt x
1.125 psc =
Rp 3,09
Miliar
Dikelola
oleh Owner
@ 2,75 jt x 750
psc= Rp. 2,06
Miliar
Marketing
dikembangkan
dengan
perencanaan
strategis baik
dalam desain
produk dan
marketing
Tim Mareketing
Profesional
Memiliki
Perenc an
aan
produksi
dan
terkelola
dengan
baik
Tim
Produksi
&
Pembant
uUmum
Diaudit
internal
Manajem
Belum
disentuh
dan
dibenahi
dengaan
baik
(mengalir
saja)
Manajenen
Keluarga
dan 1 Staf
Akunting
Marketing
belum
dikembangkan
dengan
perencanaan
strategis pada
aspek
marketing
Tim Marketing
minim dan
belum
profesional
Tidak
diaudit
Manajemen
Tidak
Diaudit
Manajemen
24.000 psc)
Diaudit internal
Manajemen
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Sistem Audit
6
Diaudit
internal
Manajemen
profesional
Diaudit internal
Pola
Manajemen
Diaudit
internal
Manajemen
profesional
HKI
Belum HKI
Harusnya HKI
sebagai
strategi
marketing
SISTEM
MARKETING
Dalam Negeri
dan Zew
Zeland,
Belum
memiliki
kesadaran
tata kelola
HKI produk
desain
Pengelolaa
n ekspor
melalui
Trading dan
Ekspor
langsung
secara
mandiri
(jangkauan
pemasaran)
PESAING
OMZET
7
Proses
handmade
dgn mass
product dgn
SDM yang
memadai
Rp. 6 M
Sistem
marketing ECommerce
Dengan
jaringan
website, BBM,
WA, Email
secara
maksimal dan
profesional.
Dalam
Negeri
dan
Manajemen
industri
trading
berskala
besar yang
menjadi
agen atau
broker
ekspo r
yang lebih
mapan.
-
UKM Sejenis
yang
memasarkan
dengan harga
relatif rendah
Proses
handmad
e dgn
mass
product
dgn SDM
yang
memadai
Rp. 6 Miliar
Eropa,
Amerika,
Australia
, China,
Asia
hingga
benua
Afrika
Tidak
diaudit
Manajemen
Kekeluarga
an
Belum
memiliki
kesadaran
tata kelola
HKI produk
desain
Pengelolaa
n ekspor
melalui
Trading dan
jasa layanan
ekspedisi
serta
melalui
agen
(broker)
Tidak
Diaudit
Manajemen
Kekeluargaan
Harusnya HKI
sebagai
strategi
marketing
Sistem
Marketing
hanya melalui
jejaring
kolektor dan
jaringan media
o nline
(website, BBM,
dan email)
UKM Sejenis
yang
memasarkan
dengan harga
relatif rendah
Rp 3,09 M
Manajemen
industri
trading
berskala
besar yang
menjadi
agen atau
broker
ekspor
yang lebih
mapan.
-
Rp 2.06 M
SDM
Jumlah
50 orang
6 orang
4 orang
23 orang
1 orang
1 orang
Kwalifikasi
Tenaga
terampil &
terlatih
Hanya
memperoleh
Training dari
senior
Fasilitas
ruang
produksi,
showroom,
dan gudang
produksi
lengkap
dengan
sarana
pendukung
terdeia
Tenaga
Terampil
Ternaga
Terampil
Tenaga
Terampil
Ternaga
Terampil
Belum
training
Belum training
Belum
training
Belum training
Fasilitas
ruang
pendukung
tata kelola
dan ruang
ber AC
administrasi
, hardware
dan
software
serta
Fasilitas ruang
AC pendukung
tata kelola &
marketing dan
penunjang
sistem IT sudah
siap dan
mencukupi
Tenaga
terampil
& terlatih
Rata-rata
tenaga
terlatih
akademi
Fasilitas
ruang
produksi,
showroo
m, dan
gudang
produksi
lengkap
dengan
sarana
pendukun
Fasilitas
ruang
tanpa AC
tata kelola
ada
meskipun
tidak
memadai
dan hanya
dicukupi
dengan
Fasilitas ruang
tanpa AC utk
marketing
belum ada
berbaur
dengan admin
tidak memadai
dan hanya
dic ukupi
dengan fasilitas
unit komputer
Peluang
Training
8
Amerika,Bel
anda, Italia,
Australia,
China, Asia.
Manajemen
profesional
Diaudit
internal
Manajem
en
profesion
a
Belum
HKI
FASILITAS
Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
193
05/11/2016, 15:05
193
8
9
no
FASILITAS
Fasil itas
ruang
produksi,
showroom,
dan gudang
produksi
lengkap
dengan
sarana
pendukung
terdeia
Jaringan
Listrik,
Tel/ Internet
Terjangkau
Dan
terpenuhi
Akses Jalan
Raya
Terjangkau
Dari jalan
aspal 50
meter
FINANSIAL
Tim Produksi
berkoordinasi
dengan
Keuangan
ITEM
Temuan
Fasilitas
ruang
pendukung
tata kelola
dan ruang
ber AC
administrasi
, hardware
dan
sof tware
serta
sof tskill
sudah
tersedia
Terjangkau
Dan
terpenuhi
Fasilitas ruang
AC pendukung
tata kelola &
marketing dan
penunjang
sistem IT sudah
siap dan
mencukupi
Fasilitas
ruang
produksi,
showroo
m, dan
gudang
produksi
lengkap
dengan
sarana
pendukun
g tersedia
Terjangkau
Dan terpenuhi
Terjangkau
Terjangkau
Sinergitas
tim
akunting
dan staf
admin
Sinergitas Tim
Marketing
dengan IT
Terjangka
u
Dan
terpenuhi
Terjangka
u
Dari jalan
aspal 250
meter
Tim
pembant
u umum
PRIORITAS PERMASLAHAN YANG
DISEPAKATI BERSAMA
MITRA I
Fasilitas
ruang
tanpa AC
tata kelola
ada
meskipun
tidak
memadai
dan hanya
dicukupi
dengan
fasilitas unit
komputer
dan printer
Terjangkau
Dan
terpenuhi
Fasilitas ruang
tanpa AC utk
marketing
belum ada
berbaur
dengan admin
tidak memadai
dan hanya
dicukupi
dengan fasilitas
unit komputer
dan printer
Terjangkau
Terjangkau
Akunting
mengelola
keuangan
produksi dll
Marketing
dilakukan
owner dengan
bantuan Tim
pengelola
jaringan online
Terjangkau
Dan terpenuhi
PRIORITAS PERMASLAHAN YANG
DISEPAKATI BERSAMA
MITRA II
Tabel 4. Tabel Skala Prioritas Permasalahan Mitra
no
ITEM
Temuan
PRIORITAS PERMASLAHAN YANG
DISEPAKATI BERSAMA
MITRA I
PROSES
PRODUKSI
MANAJEMEN
PEMAS ARAN
PRIORITAS PERMASLAHAN YANG
DISEPAKATI BERSAMA
MITRA II
PROSES PRODUKSI
MANAJEMEN
PEMASARAN
1
BAHAN
BAKU
Bahan baku tersedia cukup
Bahan baku batu alam 30 kubik
-resin 2 ton, katalis 450 kg, talk 1 ton
[Kurang tercukupi Krn yg dibutuhkan 45
kubik]
2
KEGIATAN
PRODUKSI
Tercukupi
-tidak ada peralatan cor logam
-pada manajemen dan marketing butuh
pembenahan dan QC
-peningkatan produksi & nilai ekspor
3
PROSES
PRODUKSI
PRODUK
Relatif baik
Relatif baik
-Pembenahan sistem tata kelola Proses
Produksi
-Peningkatan jumlah produksi untuk
mencapai target 4.000 psc/ thn
-Belum
memiliki
kesadaran
tata
kelola
5
SISTEM
-Marketing belum profesional & perlu
HKI -produk desain
TATA
dikembangkan dengan perencanaan
-Perlu registrasi hak cipta produk pada
KELOLA
strategis pada aspek marketing.
Ditjen HKI
-Pelatihan & Regulasi HKI [expert Ditjen
-Pelatihan HKI [expert
Ditjen HKI] IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
194
Pemanfaatan
HKI]
-Perlu registrasi hak cipta produk pada
Ditjen HKI
SISTEM
-WEB UPDATING
-WEB UPDATING
6
MARKETIN
Pendampingan
IT
E-COMMERCE
- Pendampingan
IT 15:05
E-COMMERCE
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
194
05/11/2016,
G
-Perancangan E-COMMERCE
-Perancangan E-COMMERCE
4
3.
4
PRODUK
5
SISTEM
TATA
KELOLA
-Belum memiliki kesadaran tata kelola
HKI -produk desain
-Perlu registrasi hak cipta produk pada
Ditjen HKI
-Pelatihan HKI [expert Ditjen HKI]
6
SISTEM
MARKETIN
G
-WEB UPDATING
- Pendampingan IT E-COMMERCE
-Perancangan E-COMMERCE
7
SDM
-Pendampingan Desain Inovatif
-Pendampingan Manajemen
8
FASILITAS
Sudah Terfasilitasi semua
9
FINANSIAL
Sudah Relatif Mapan meskipun belum
diaudit akuntan publik
-Pembenahan sistem tata kelola Proses
Produksi
-Peningkatan jumlah produksi untuk
mencapai target 4.000 psc/ thn
-Marketing belum profesional & perlu
dikembangkan dengan perencanaan
strategis pada aspek marketing.
-Pelatihan & Regulasi HKI [expert Ditjen
HKI]
-Perlu registrasi hak cipta produk pada
Ditjen HKI
-WEB UPDATING
- Pendampingan IT E-COMMERCE
-Perancangan E-COMMERCE
-Pendampingan Desain Inovatif
-Pendampingan Manajemen
-Pendampingan Pembenahan Sistem
Marketing
Perlu lay out ruang display pada showroom
-Training Sistem pelaporan keuangan
-sosialisasi sistem audit [supaya bisa audit
internal]
PEMBAHASAN HASIL PENDAMPINGAN, URAIAN KEGIATAN, DAMPAK
Dari uraian hasil pendampingan yang telah dilaksanakan, secara khusus pendamping
melakukan interaksi dan sinegitas pada kegiatan-kegiatan yang dapat memberi dampak langsung
terhadap proses inovasi desain dan peningkatan kwalifikasi standar produk. Berikut pembahasan
tiap program kegiatan pendampingan Mitra sekaligus paparan dampak posisif dari pelaksanaan
program pendampingan.
a.
Pendampingan Manajemen dan Laporan Keuangan
Gb. 1. Proses pendampingan Sistem Tata Kelola Workshop,
Marketing dan Pelaporan Keuangan & Pajak
Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
195
05/11/2016, 15:05
195
Pada bulan kedua pendampingan Mitra untuk memberikan pengetahuan dan peningkatan
sistem tata kelola workshop, tata kelola marketing dan pelaporan keuangan maupun pajak.
Pendampingan dilakukan oleh tim expert dibidang manajemen, akuntansi dan keuangan oleh
Dewi Kusuma Wardani, SE, S.Psi, MM. Ak. Setelah dilakukan pendampingan secara intens
menunjukkan perubahan pembenahan yang signifikan pada pada kinerja sistem tata kelola
administrasi workshop, tata kelola marketing dan tata kelola pelaporan keuangan.
b.
Workshop Lay Out & Refresh Display studio,
Gb.2 Situasi pendampingan Lay Out-Display & Refresh Studio
Pendampingan yang dilakukan untuk berbagi perihal teknis mengenai lay out dan tata kelola
studio untuk memberikan atmosfer kreatif pada proses produksi yang lebih kondusif, sehingga
dalam menjalankan sistem produksi dapat berlangsung baik, efektif dan efisien. Pemilihan produk
196
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
196
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
yang siap display maupun yang siap dipasarkan akan memberi kenyamanan calon customer yang
dapat dengan mudah memilih dan menentukan jenis produk yang dapat dipesan.
c.
Pendampingan Tata Kelola Produksi
Setelah pendampingan lay out dan display kawasan workshop dan studio maka dilanjutkan
proses pendampingan sistem tata kelola produksi. Pendampingan pembenahan sistem pengelolaan
bahan baku studio, perlengkapan teknis, dan perawatan cetakan maupun peralatan lainnya.
Pendampingan ini dilakukan secara berkala pada kedua mitra dan bersinergis dengan pegawai
dan tim workshop dalam divisi produksi. Dampak kegiatan ini, berlangsungnya sistem tata kelola
produksi dengan atmosfer kerja kondusif, produktif, efektif, dan efisien
Gb. 3 Proses Tata Kelola Studio-Workshop dan Proses Produksi
Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
197
05/11/2016, 15:05
197
d.
Regulasi HKI & Pendampingan Inovasi Desain.
Pemberian pengetahuan dasar pentingngya HKI dengan regulasi HKI dengan memberikan
kesadaran HKI. Dengan memberikan perspektif inilah para mitra tampak menyadari begitu
pentingnya HKI yang selama ini dinilai sulit didekati, dipahami, bahkan dilaksanakan seluruh
persyaratan proses dan prosedurnya. Ini yang dapat memicu kreativitas tim kreatif untuk menciptakan desain inovatif.
Pendampingan inovasi desain dan berbagi pengalaman teknis produksi, tata artistik, visual
form maupun pengalaman estetik dengan owner mitra kedua Komroden Haro seorang pematung
profesional. Juga pendampingan ini dilakukan pada mitra pertama dengan memberikan pelatihan
dan pengetahuan mengenai proses inovasi desain dan pentingnya meniptakan desain-desain produk
inovatif sehingga mampu berdaya saing tinggi di pasaran global.
Gb.5 Proses Workshop Inovasi Desain Produk
198
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
198
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Proses pelatihan dan pendampingan intensif inovasi desain bersama tim produksi dan artistik
berlangsung sangat hangat dan sinergis. Semua saling melengkapi antara tim pendamping dengan
tim produksi. Sehingga kegiatan ini berdampak pada terciptanya karya-karya ini dapat meninjukkan
kreativitas dari desain inovatif yang tidak saja mengutamakan fungsi tetapi nilai estetik yang melekat,
sehingga produk ini dapat memiliki peluang untuk bersaing dengan produk lainnya di pasar global. Begitu juga dapat berpeluang memperoleh posisi pasar ekspor untuk memenuhi pesanan
maupun loyal customer.
4.
KONKLUSI & REKOMENDASI
Dalam melaksanakan program pendampingan Mitra I & II terjadi sangat sinergis pihak owner
maupun pegawai sangat kooperatif dan terbuka sehingga dalam pelaksanaan progran hampir tanpa
masalah. Semua pihak bisa saling handle ketika sedang tidak memiliki kesempatan berinteraksi
karena kesibukan Mitra memang cukup tinggi. Sehingga pendampingan lebih intens dilakukan
disela-sela jam istirahat maupun waktu-waktu sedang tidak terlalui sibuk (baik kesibukan rutinitas
produksi, finishing, proses Quality Control maupun loading barang persiapan ekspor).
Hampir sebagian besar program terlaksana dengan baik sesuai rencana yang diajukan program IbPE ini, namun hanya sebagian kecil program yang kemudian harus disesuaikan karena
kondisi lapangan pada saat observasi dan kondisi lapangan setahun kemudian seperti pada saat ini
cukup berbeda. Misalnya pembelian peralatan yang direncanakan kemudian berubah menjadi
maintenance saja karena kondisi lapangan sudah tercukupi. Sehingga dapat dialihkan ke program
alternatif seperti pembenahan sistem manajemen seni dan pameran. Adapun yang bisa digambarkan
sementara ini dalam proses pendampingan mitra yang berpengaruh signifikan, di antaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mengalami perubahan atmosfer kerja produksi.
Lay out lokasi workshop, ruang pameran, kantor, dan studio terkesan fresh.
Kenyaman kerja cukup meningkat.
Produktivitas meningkat meskipun daya serap pasar tidak setinggi tahun-tahun kemarin.
Pihak owner dan pegawai merasakan langsung dampak pendampingan baik dalam membangun
sistem kerja, relationship, networking, maupun kesiapan perusahan dalam pembenahan
MARKOM (marketing communication) melalui refreshing, updating, maupun optimisme rintisan
e-commerse.
Pihak mitra sangat antusias dengan program berikutnya yang belum kami laksanakan yaitu
regulasi HKI dan rencana pendataan potensi HKI yang dapat diregitrasi ke Ditjen HKI.
Rekomendasi yang dapat disampaikan melalui hasil analisis selama proses pendampingan
terhadap beberapa kegiatan penting dengan mitra, sebagai berikut:
1.
2.
3.
Perlu adanya peningkatan capacity building yang lebih baik dari mitra-mitra kami melalui
program pendampingan dalam bentuk pengabdian semacam ini.
Perlunya dukungan stakeholder bagi mitra, tidak sekedar menyerap produknya namun
memberikan apresiasi dalam bentuk lain.
Perlunya intensitas yang tinggi untuk memberikan bekal skill dan kreativitas khususnya kepada
pegawai produksi maupun QC export.
Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
199
05/11/2016, 15:05
199
4.
Mitra sedapat mungkin memberdayakan potensi pegawai dengan melibatkanya dalam
pelatihan-pelatihan skill, kreativitas, maupun bisnis sehingga pegawai mampu meningkatkan
kapasitas maupun berorientasi membangun UKM-UKM mandiri selepas dari pekerjaan.
5.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih yang luar biasa dalam penyelenggaraan pendamingan mitra untuk
pengabdian kepada masyarakat, kami sampaikan kepada;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kemenristek Dikti RI yang telah memberikan fasilitas Hibah Ipteks Bagi Produk Ekspor selama
3 tahun, yang saat ini merupakan tahun pertama pendampingan mitra IbPE tahun anggaran
2016.
Kepada Bapak Wawan selaku Direktur PT. Amarta dan Bapak Komroden Haro selaku Direktur
Komharo Studio yang sudah berkenan sebagai mitra IbPE kami yang selama ini bekerja sama
secara sinergis dalam melaksanakan program kegiatan.
Kepada Ibu Ir. Rosanna Christiningsih, MS., selaku Kepala LP2M UST Yogyakarta yang telah
banyak membantu memfasilitasi kegiatan ini sejak pengajuan proposal hingga pelaksanaan
lapangan.
Kepada narasumber dan tim pengabdi yang selama ini terlibat dalam pelaksanaan program
pendampingan.
Kepada segenap pegawai dan tim produksi mitra I dan II yang telah bersinergis selama kegiatan
berlangsung.
Kepada tim panitia Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta yang memberikan ruang bagi kami untuk menseminasi proses pendampingan IbPE kami di forum terhormat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Endeshaw, Assafa. 2001. Hukum E-Commerce dan Internet dengan Fokus di Asia-Pasifik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Kepala Bapeda Kabupaten Bantul. 2014. Laporan Tahunan Bapeda Bantul pada situs: http://
bappeda.bantulkab.go.id/filestorage/dokumen/2014/07
Lawson, Bryan. 2007. How Designers Think. (Terj.) Yogyakarta: Jalasutra
Whitfield, P.R. 1975. Creativity in Industry, Harmondsworth: Penguin.
http://www.kemenkumham.go.id/v2/index.php/layanan-masyarakat/13-layanan-ditjen-hakkekayaan-intelektual.html
200
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
200
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Optimalisasi Kemampuan Berpidato
Anggota Aisyiyah Ranting Ngadirejo
Menuju Kemandirian Organisasi
Main Sufanti, Eva Nur Khasanah, Heni Susanti
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Indonesia
E-mail: main.sufanti@ums.ac.id
Abstrak
Anggota ‘ Aisyiyah Ranting Ngadirejo kurang diberdayakan dalam pengajian rutin PRA. M ereka
diposisikan sebagai pendengar, kurang diberi kesempatan menjadi pembicara sehingga kemampuan
berpidatonya tidak terasah dengan baik. Solusi yang ditawarkan dalam pengabdian ini adalah: (1)
memberi kesempatan kepada anggota Ranting ‘ AisyiyahNgadirejo menjadi pembicara pada pengajian
rutin secara bergantian, dan (2) memberi pelatihan, pendampingan, dan bimbingan dalam meningkatkan
kemampuan berpidato. M etodenya meliputi: observasi, klasifikasi anggota, identifikasi kegiatan,
pelatihan persiapan berpidato, dan pemberian kesempatan menjadi pembicara. Pelaksanaan kegiatan
ini sebagai berikut (1) Kegiatan dilaksanakan selama 6 bulan sejak Desember 2015 sampai dengan
M ei 2016, (2) Kegiatan klasifikasi anggota menemukan 12 % anggota menyatakan sering berpidato,
23% pernah berpidato, dan 65% menyatakan belum pernah berpidato. Ditinjau dari kesediaan mengikuti
pelatihan berpidato, 48% menyatakan bersedia dan 52% menyatakan tidak bersedia atau tidak menjawab,
(3) Hasilnya adalah ada peningkatan partisipasi anggota dalam bentuk memberikan saran kegiatan
dan menjadi pembicara. Adapun peningkatan kemampuan berpidato ditunjukkan oleh adanya: siapnya
anggota menjadi pembicara sesuai jadual, topik yang bervariasi, dan penyampaiannya lancar. Bagi
anggota yang merasa belum bisa berpidato, sudah ada yang menyusun kerangka naskah pidato.
Pengabdian masyarakat ini masih pada tahap awal. Oleh karena itu, perlu dilanjutkan secara bertahap
dan berkesinambungan sehingga mendukung kemandirian organisasi ‘ Aisyiyah.
Kata Kunci: kemampuan berpidato, anggota ‘ Aisyiyah, pengajian, pembicara, kemandirian organisasi
A.
Pendahuluan
Aisyiyah adalah orgaisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam,
dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berasas Islam serta bersumber pada Alquran dan
Assunah (Angagran Dasar Aisyiyah Tahun 2012, Bab II, Pasal 4). Nasir (2006:14) juga menjelaskan
bahwa Aisyiyah merupakan organisasi perempuan dalam Muhammadiyah yang berdiri pada 19
Mei 1917 oleh K. H. Ahmad Dahlan dan kelahirannya bersifat khusus. Jadi, organisasi ini dimaksudkan untuk meneruskan dakwah Islam yang berasaskan pada Alquran dan Assunnah.
Tujuan Aisyiyah adalah tegaknya agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya (Anggaran Dasar Aisyiyah Tahun 2012, Bab III, pasal 7). Tujuan ini menuntun para
anggota Aisyiyah untuk selalu melaksanakan usaha-usaha mencapai tujuan tersebut. Dalam Anggaran
Dasar Aisyiyah tersebut telah digariskan bahwa: (1) Usaha untuk mencapai tujuan tersebut, Aisyiyah
melakukan dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid di segala bidang kehidupan; (2) Usaha Aisyiyah
diwujudkan dalam program, pelaksanaannya dalam bentuk amal usaha dan kegiatan.
Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
201
05/11/2016, 15:05
201
Aisyiyah merupakan organisasi yang sudah besar, dengan kekuatan di cabang dan ranting di
seluruh Indonesia. Cabang Aisyiyah itu setara dengan kecamatan, sedangkan ranting Aisyiyah
setara dengan kelurahan. Mengacu pada tujuan Aisyiyah yaitu untuk menegakkan agama Islam
dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, maka tugas setiap cabang atau ranting
Aisyiyah ini adalah melaksanakan berbagai kegiatan dan amal usaha dalam rangka mencapai tujuan.
Pengajian merupakan salah satu program Asyiyah yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Setiap cabang maupun ranting Aisyiyah selalu memprogramkan pengajian rutin. Pengajian dilakukan dengan ceramah oleh seorang pembicara, dan
tanya jawab, serta beberapa variasi metode dengan tema yang bervariasi. Tentu saja, sebagai organisasi yang anggotanya perempuan, semua anggota pengajiannya adalah perempuan.
Aisyiyah Ranting Ngadirejo merupakan salah satu ranting di bawah cabang Kartasura. Menurut
Fatimah dan Sufanti (2014) Ranting Aisyiyah Ngadirejo ini memiliki sekitar 70 anggota. Mereka
setiap bulan sekali mengadakan kegiatan organisasi dengan kegiatan utamanya adalah pengajian.
Tempat pengajian bergiliran dari rumah ke rumah anggota. Model pengajian yang dipilih adalah dengan
metode ceramah dan tanya jawab, sesekali dengan praktik. Dengan demikian, kehadiran seorang
pembicara (mubaligh) dalam pertemuan ini merupakan hal yang vital.
Meskipun pengajian ini diikuti oleh ibu-ibu, namun pembicara sering dihadirkan dari luar anggota
bahkan bapak-bapak. Anggota Aisyiyah kurang mendapatkan kesempatan untuk menjadi
pembicara. Meskipun itu organisasi perempuan, mereka lebih mantap menghadirkan mubaligh
Bapak-Bapak. Hal ini merupakan kebiasaan dalam pengajian. Di samping itu, penyebab utama
berasal dari anggota sendiri. Mereka banyak yang merasa kurang percaya diri untuk berbicara di
depan orang banyak. Pendek kata, anggota Aisyiyah ini kurang mendapat kesempatan mengasah
kemampuan berpidato sehingga kurang percaya diri dalam berpidato.
Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang
banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak (Isiandri, 2009:135). Pidato
adalah komunikasi tatap muka yang bersifat dua arah yakni pembicara harus memperhatikan
lawan bicaranya meskipun pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan (Rahmat, 2009:78).
Dengan demikian, pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata di hadapan lawan
bicara.
Pidato itu bermacam-macam. Haryadi (1994:45) mengelompokkan pidato ke dalam tiga jenis,
yaitu pidato informatif, pidato propagandis, dan pidato edukatif. Tarigan (1981:27) membaginya
menjadi empat, yakni berbicara untuk melaporkan, berbicara secara kekeluargaan, berbicara untuk
meyakinkan, dan berbicara untuk merundingkan.
Menurut Arsjad dan Mukti (1988:53) pidato merupakan suatu hal yang sangat penting baik
pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang, karena seseorang yang berpidato
degan baik akan mampu meyakinkan pendengarnya untuk menerima dan mematuhi pikiran,
informasi, gagasan, atau pesan yang disampaikannya. Menurut Keraf (dalam Arsjad dan Mukti,
1988:56) ada tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yaitu: (1)
menentukan topik dan tujuan, (2) menganalsiis pendengar dan situasi, (3) memilih dan
menyempitkan topik, (4) mengumpulkan bahan, (5) membuat kerangka uraian, (6) menguraikan
secara mendetail, dan (7) melatih dengan suara nyaring.
Paparan tersebut menunjukkan bahwa seseorang akan dapat berpidato dengan baik jika
memiliki berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu. Hal ini menyebabkan seseorang
202
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
202
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
sering dihinggapi tidak percaya diri untuk bisa tampil di depan umum, padahal belum dicoba.
Problem ini juga terjadi di organisasi Aisyiyah, terutama di tingkat ranting. Mereka kurang diberi
kesempatan atau kurang percaya diri, sehingga kurang belajar menjadi pembicara.
Pengajian di Aisyiyah Ranting Ngadirejo bisa dijadikan sarana untuk memberdayakan para
anggotanya dengan memberi kesempatan menjadi pembicara bagi yang sudah bisa berpidato dan
memberi bimbingan bagi yang merasa kurang percaya diri dalam berpidato. Dengan memberi
kesempatan kepada ibu-ibu untuk menjadi mubaligh, maka kemampuan para anggota Aisyiyah
pasti meningkat. Sensitifitas terhadap organisasi dan kondisi masyarakat pun menjadi meningkat.
Jika kemampuan para anggota dalam berpidato sudah baik, maka ini menjadi modal bagi kekuatan
organisasi. Aisyiyah akan sangat mandiri, kreatif, dan berdaya dalam rangka mewujudkan tujuannya. Peran Aisyiyah dalam masyarakat semakin mantap.
Berdasarkan identifikasi masalah ini, maka masalah utama dalam pengabdian masyarakat ini
adalah sebagai berikut.
(a) Bagaimanakah meningkatkan partisipasi ibu-ibu anggota Ranting Aisyiyah Ngdirejo Kartasura
dalam berpidato?
(b) Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan anggota Ranting Aisyiyah Ngadirejo Kartasura
dalam berpidato?
B.
Metode Kegiatan
Kurangnya pemberdayaan ibu-ibu anggota pengajian Aisyiyah Ranting Ngadirejo merupakan
salah faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi ibu-ibu dalam kegiatan pengajian. Mereka
diposisikan hanya sebagai pendengar. Solusi yang ditawarkan dalam pengabdian masyarakat ini
adalah: (1) memberi kesempatan kepada Ibu-Ibu anggota Ranting Aisyiyah Ngadirejo menjadi
pembicara, dan (2) memberikan pelatihan, pendampingan, dan bimbingan dalam meningkatkan
kemampuan berpidato.
Pengabdian masyarakat ini merupakan langkah awal dalam mencapai solusi tersebut. Prosedur
kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu: (1) observasi, (2) klasifikasi anggota, (3) identifikasi kegiatan,
(4) pelatihan persiapan berpidato, dan (5) pemberian kesempatan menjadi mubaligh.
1.
Observasi
Metode ini dilakukan sejak awal sampai akhir kegiatan. Tim pengabdian masyarakat selalu
hadir pada setiap kegiatan dan mengamati proses kegiatan yang berlangsung. Pengamatan secara
umum dilakukan terhadap semua yang terjadi pada pertemuan sebulan sekali ini, antara lain meliputi:
acara, pembawa acara, kegiatan lain, sikap ibu-ibu, dan seterusnya. Pengamatan khusus dilakukan
untuk mengetahui pembicara, partisipasi para anggota sebagai pembicara, dan kemampuan ibuibu dalam berpidato.
2.
Klasifikasi Anggota Aisyiyah
Berdasarkan presensi yang dimiliki oleh Pimpinan Ranting Aisyiyah Ngadirejo, tim pengabdian
kepada masyarakat membuat instrumen ceklist. Instrumen ini digunakan untuk mengelompokkan
para anggota ke dalam tiga kelompok yaitu: kelompok yang menyatakan sudah sering berpidato,
pernah berpidato, dan belum pernah berpidato. Berpidato dalam konteks ini adalah berpidato
Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
203
05/11/2016, 15:05
203
secara umum, di mana saja, tidak harus di kegiatan Aisyiyah. Data-data ini didapat dengan menanyai
langsung kepada yang bersangkutan dan memberi tanda centang pada instrumen yang telah
disiapkan.
Instrumen ini juga digunakan untuk mendata kesanggupan para anggota untuk mengikuti
pelatihan berpidato. Bagi yang menyatakan sudah sering berpidato, kesanggupan mengikuti
pelatihan berarti mereka sanggup menjadi tutor bagi anggota yang lain. Bagi yang menyatakan
belum pernah atau sudah pernah tetapi merasa belum bisa berpidato, kesanggupan mengikuti
pelatihan ini berarti sanggup belajar, berlatih, dan sanggup mengikuti arahan dari tutor. Format
instrumen ini sebagai berikut.
Tabel 1: Format Kemampuan Berpidato dan Kesediaan Pelatihan
No.
Nama
Partisipasi Berpidato
Sering
Pernah
Tidak
Pernah
Kesediaan Pelatihan
Bersedia
Tidak Bersedia
1
2
3
3.
Identifikasi Kegiatan
Identifikasi kegiatan meningkatkan partisipasi dan kemampuan anggota Ranting Aisyiyah
Ngadirejo dalam berpidato dilakukan dengan angket yang diberikan kepada anggota yang
menyatakan sudah sering berpidato. Mereka dinyatakan sebagai tutor dalam kegiatan ini.
Berdasarkan angket ini dapat diketahui pendapat mereka tentang cara meningkatkan partisipasi
kader Aisyiyah dalam berpidato dan cara meningkatkan kemampuannya. Saran-saran inilah yang
digunakan oleh tim pengabdian masyarakat melakukan usaha tindak lanjut. Format instrumen
tersebut meliputi: nama tutor, alamat, saran tutor: (a) cara meningkatkan partisipasi kader Aisyiyah
dalam berpidato, dan (b) cara meningkatkan kemampuan kader Aisyiyah dalam berpidato.
4.
Pelatihan Persiapan Berpidato
Pelatihan persiapan berpidato ini diberikan kepada peserta yang menyatakan belum pernah/
pernah tetapi belum bisa berpidato. Pelatihan yang dilakukan masih sangat sederhana yaitu
memberikan lembar kerja berupa kerangka berpidato. Pada saat pertemuan, tim pengabdian kepada
masyarakat membagikan lembar kerja berupa kerangka berpidato dan demonstrasi cara mengisinya.
Penjelasan diberikan dengan cepat, karena waktu yang sedikit. Para anggota kemudian mengisinya
di rumah. Selanjutnya, dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Lembar kerja yang dibagikan
tersebut memiliki format : nama, alamat, persiapan pidato (meliputi: topik, audien, durasi, tempat,
analisis audien, dan draft naskah pidato yang meliputi pendahuluan, inti, dan penutup).
204
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
204
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
5.
Memberi Kesempatan Berpidato
Metode ini untuk anggota yang menyatakan sudah sering berpidato. Mereka diberi kesempatan
menjadi pembicara pada pertemuan rutin, secara terjadual dengan topik yang disarankan oleh
Pimpinan Ranting Aisyiyah Ngadirejo. Mereka diberi arahan sedikit tentang topik dan jika mereka
menyatakan keberatan dengan topik tersebut, mereka boleh mengganti topik dengan topik yang
sudah dikuasai.
C.
Hasil, Pembahasan, dan Dampak
1.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu mulai Desember 2015
sampai bulan Mei 2016. Setiap bulan tim pengabdian menghadiri acara yang diselenggarakan oleh
Pimpinan Ranting Aisyiyah Ngadirejo dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang
telah direncakan. Adapun tempat pertemuan ini berpindah-pindah di tempat Ibu-Ibu anggota
sesuai dengan jadual yang telah disusun oleh PRA Ngadirejo.
Waktu dan tempat pelaksanaan pertemuan Aisyiyah Ranting Ngadirejo sejak Desember 2015
sampai dengan Mei 2016 dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel 2: Waktu dan Tempat Kegiatan
No.
2.
Tanggal
Tempat
Jumlah Anggota
Hadir
1
3 Des. 2015
Rumah Ibu Suparno - Kabalan
52
2
3 Januari 2016
Rumah Ibu Lisdayanti – Kemasan
39
3
15 Januari 2016
Musholla Al-Qurun – Kemasan
96
4
3 Pebruari 2016
Rumah Ibu Khasanah - Kemasan
48
5
3 Maret 2016
Rumah ibu Surtikanti – Karang Tengah
53
6
3 April 2016
Musholla Al-Hidayah - Karang Tengah
46
7
3 Mei 2016
Rumah Ibu Nur ditan Wetan, Gumpang)
38
Klasifikasi Anggota
Berdasarkan presensi yang disediakan oleh PRA Ngadirejo, jumlah anggota Aisyiyah Ranting
ini yang aktif sebanyak 66 anggota. Berdasarkan presensi ini, kemudian dibuat instrumen ceklist
untuk membuat pengelompokkan anggota berkaitan dengan kemampuan berpidato. Hasilnya
adalah terdapat tiga kelompok: (1) kelompok yang menyatakan sering berpidato berjumlah 8 orang (12%), (2) kelompok yang menyatakan sudah pernah tetapi belum bisa berpidato berjumlah
15 orang (23%), dan (3) kelompok yang menyatakan belum pernah berpidato atau tidak menjawab
berjumlah 43 orang (65%).
Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
205
05/11/2016, 15:05
205
Anggota juga ditanya tentang kesanggupan mengikuti pelatihan berpidato. Hasilnya: (1) anggota
yang bersedia mengikuti pelatihan berpidato berjumlah 32 orang (48%), dan (2) anggota yang
tidak bersedia atau tidak menjawab berjumlah 34 orang (52%). Kelompok yang bersedia terdiri 8
tutor (anggota yang sudah bisa berpidato) dan 24 anggota yang menyatakan belum bisa berpidato.
3.
Hasil Kegiatan
Sesuai dengan fokus masalah dalam pengabdian kepada masyarakat ini, maka hasil yang
dipaparkan ini meliputi dua hal yaitu peningkatan partisipasi berpidato dan peningkatan
kemampuan berpidato para anggota.
a.
Peningkatan Partisipasi Berpidato
Berdasarkan instrumen ceklist ditemukan 8 anggota yang menyatakan sering dan bisa berpidato
dan bersedia mengikuti kegiatan latihan berpidato. Mereka ini kemudian dijadikan tutor sebaya
bagi anggota yang lain. Partisipasi anggota ini ada 2 hal yaitu mengisi angket tentang saran cara
meningkatkan partisipasi anggota dan cara meningkatkan kemampuan berpidato dan menjadi
pembicara pada pengajian secara terjadwal.
Sebagai langkah awal, mereka diminta mengisi angket tentang bagaimana cara meningkatkan
partisipasi para anggota dalam berpidato dan cara meningkatkan kemampuan berpidato para anggota.
Dari 8 angket yang disampaikan, hanya 3 angket yang kembali.
Berdasarkan angket tersebut, para tutor berpendapat bahwa untuk meningkatkan partipasi
anggota Aisyiyah dalam berpidato perlu dilakukan sebagai berikut: (1) Kader Aisyiyah yang
dianggap mampu diminta untuk sebagai tutor atau berpidato pada setiap kegiatan pengajian
Aisyiyah; (2) Bila sudah berjalan, bisa bergantian atau dijadwal dalam setiap kegiatan pengajian
Aisyiyah; (3) Diberikan pelatihan; (4) kepada semua kader Aisyiyah supaya mengetahui tahap dalam
berpidato. Pelatihan perlu di-refresh setiap setahun sekali atau sesuai kebutuhan; (5) latihan kultum,
(6) didorong untuk aktif berdiskusi dalam majelis-majelis ilmu; (6) Training menjadi muballighoh
dipublikasikan rutin. Diberi PR berhikmah (contohnya tentang meresume buku kecil silaturahmi
ke ustadzah, dll); (7) latihan rutin dipandu oleh instruktur secara berkelompok, (8) monitoring
untuk mengetahui kemampuan membaca Alquran dari mahroj, dan tajwidnya dari instruktur;
dan (9) menyediakan fasilitas termasuk Alquran yang terstandar agar mudah dipelajari.
Adapun berkaitan dengan cara meningkatkan kemampuan anggota Aisyiyah dalam berpidato,
para tutor berpendapat: (1) Menentukan tema/judul dalam berpidato sebelum pelaksanaan sehingga
kader menguasai materi yang akan disampaikan; (2) Bila kader belum lancar berpidato, bisa sekadar
membacakan materi yang sudah disiapkan untuk membangun kepercayaan; (3) Didorong banyak
membaca buku-buku, terutama buku Islam; (4) Latihan berbicara di depan cermin; (5) Latihan
membuat teks persiapan; (6) Perbaiki bacaan Alquran untuk mendukung kefasihan pengucapan
lafal-lafal dalil Alquran dan Hadist; (7) Membiasakan membaca (rutin) disimak orang lain (bila
salah diingatkan); dan (8) Dipantau agar termotivasi untuk berusaha lebih baik.
Partisipasi nyata telah dilakukan bagi anggota pada kelompok ini. Mereka diberi kesempatan
untuk mengisi pengajian secara terjadwal. Kesepakatan dengan PRA Ngadirejo, mubaligh akan
memberdayakan para anggota ini dengan divariasi dari mubaligh di luar anggota setiap 4 bulan
sekali. Ini berarti memberi kesempatan bagi ibu-ibu anggota lebih banyak untuk meningkatkan
206
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
206
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
kemampuan berpidatonya. Pelaksanaan dan rencana mengisi pengajian di Ranting Aisyiyah
Ngadirejo sejak Desember 2015 s.d Desember 2016 sebagai berikut.
Tabel 3: Jadual Pembicara dan Topik Pengajian
No.
b.
Waktu
Nama
Topik
Keterangan
1
3 Des. 2015
Bakri Royani
Merawat Jenazah
PCM Kartasura
2
3 Januari 2016
Surtikanti
Rukun Islam
Anggota
3
15 Jnuari 2016
Muamaroh
Pengalaman Berhaji
Dosen UMS
4
3 Peb. 2016
Wita Hita putra
Pemberian ASI
Penyuluh Kesehatan
5
3 Maret 2016
Lestari
Silaturahim
Anggota
6
3 April 2016
Dwi Haryanti
Iman, Islam, dan Ihsan
Anggota
7
3 Mei 2016
Ulfahustiyah Wahyuni Memanfaatkan Usia
dengan Amal Sholeh
‘Aisyiyah Ranting
Makamhaji
8
3 Juni 2016
Siti Nur’aeni
Romadhon Terakhirku
Anggota
9
12 Agus. 2016
3 Sept. 2016
Kepemimpinan dalam
Islam
Idul adha
Anggota
10
11
3 Okto. 2016
Dra. Titik Asmawati,
M.Si.
Dr. Zakiyudin
Baidowi
Endang Nur W
Makanan Sehat
Anggota
12
3 Nop. 2016
Umi Fadhilah
Mensyukuri Nikmat Allah
Anggota
13
3 Des. 2016
Abdullah Mahmud
Perempuan dalam Islam
PRM
Dosen UIN Salatiga
Peningkatan Kemampuan Berpidato
Hasil wawancara dengan instrument ceklist menemukan anggota yang menyatakan sudah
sering berpidato 8 orang (12%), pernah berpidato tetapi belum bisa berpidato berjumlah 15 orang
(23%), dan kelompok yang menyatakan belum pernah berpidato berjumlah 43 orang (65%).
Kelompok ini juga terbagi menjadi 2 kelompok yaitu yang bersedia mengikuti pelatihan berpidato
(sebanyak 32 orang) dan yang tidak bersedia/tidak menjawab (34 orang). Bagi yang bersedia
kemudian diberi Lember Kerja untuk merancang berpidato yang berupa kerangka berpidato.
Anggota yang menyatakan sudah sering berpidato diberi kesempatan menjadi pembicara.
Berdasarkan hasil observasi partisipan, anggota selalu siap menjadi pembicara pada pengajian sesuai
jadwal, menyampaikan topik dengan baik dan bervariasi, dan menyampaikannya dengan lancar.
Bagi anggota yang menyatakan pernah berpidato tetapi belum percaya diri berpidato dan
bersedia mengikuti pelatihan, kemampuan berpidatonya meningkat sedikit. Mereka sudah bisa
menyiapkan naskah pidato dengan mengisi Lembar Kerja Menulis Kerangka Naskah Pidato .
Dari 24 Lembar kerja yang disampaikan kepada anggota, hanya 2 lembar Kerja yang dikembalikan.
Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
207
05/11/2016, 15:05
207
Dua Lembar Kerja yang kembali dapat diisi dengan baik, walaupun masih sangat sederhana. Dua
angota ini memilih: topik Buah Kesyukuran dan Ber-Islam Hanya karena Allah . Mereka telah
mampu menulis bagian pembukaan, inti, dan penutup. Dari Lembar kerja ini sudah terlihat
kemampuan dalam memilih ide, mengembangkannya, dan memberi argumen terhadap ide-idenya.
Namun, terlihat masih adanya rasa kurang percaya diri anggota dengan menyatakan minta maaf
karena baru latihan, masih ada form kosong, dan kalimat-kalimat yang kurang runtut.
Berdasarkan paparan hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa kegiatan ini dapat berjalan lancar.
Faktor pendukung kegiatan ini sebagai berikut; (a) Kerjasama antara tim pengabdian masyarakat
dengan PRA Ngadirejo cukup harmonis, (b) PRA Ngadirejo dan anggotanya banyak memberi
bantuan dalam kegiatan ini, (c) PRA telah dapat melaksanakan kegiatan rutin. (d) Sarana pertemuan
telah disediakan oleh Aisyiyah termasuk konsumsi, (e) Aisyiyah Ranting Ngadirejo memiliki SDM
yang cukup mendukung untuk kegiatan ini antara lain ada yang dosen, guru, dan pegawai lainnya.
Walaupun kegiatan dapat berjalan lancar, namun jika dilihat hasilnya belum menggembirakan.
Angka partisipasi anggota dalam mengisi angket dan Lembar Kerja rendah. Angket untuk para
tutor yang disampaikan 8 angket, tetapi yang kembali hanya 3. Begitu pula, Lembar Kerja untuk
menyusun kerangka naskah pidato. Ada 24 Lembar Kerja yang disampaikan kepada anggota, yang
diisi dan dikembalikan hanya 2.
Ada beberapa dugaan penyebab rendahnya partipasi ini. (a) Budaya tulis di kalangan anggota
rendah. (b) Kurang memiliki percaya diri dalam berpidato. (c) Ibu-ibu anggota yang ibu rumah
tangga merasa cukup sebagai pendengar. (d) Ibu-ibu yang memiliki suami mubaligh merasa sudah
diwakili oleh suaminya, sehingga tidak ada keinginan untuk bisa menjadi mubaligh.
Pengabdian masyarakat ini belum selesai dan belum memberikan solusi terhadap permasalahan
secara tuntas. Partisipasi dan kemampuan anggota Ranting Aisyiyah Ngadirejo dalam berpidato
belum meningkat dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan ini mesti dilanjutkan secara berkesinambungan. Beberapa kegiatan yang diusulkan sebagai berikut. (1) Mengusulkan kepada PRA Ngadirejo
untuk memberi jadual rutin kepada para anggota Ranting Aisyiyah Ngadirejo yang sudah bisa
berpidato untuk tetap dapat mengisi pengajian di ranting dan sekitarnya. (2) Mengadakan workshop
penulisan naskah pidato. (3) Mengadakan workshop latihan berpidato dari teks yang sudah disusun.
(4) Mengadakan pembimbingan dalam mengutip ayat Alquran maupun Assunnah Rasul untuk
keperluan pidato. (5) Mengadakan pendampingan berbahasa Indonesia yang baik, benar, dan lancar
dalam berpidato. (6) Memberi kesempatan kepada anggota yang dilatih ini untuk praktik berpidato
secara nyata, misalnya: kultum pada awal pertemuan dan menjadi pembicara dalam pengajian.
D.
Penutup
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Kegiatan dilaksanakan
selama 6 bulan sejak Desember 2015 sampai dengan Mei 2016 berjalan lancar. (2) Kegiatan klasifikasi
anggota menemukan 12 % anggota menyatakan sering berpidato, 23% pernah berpidato, dan 65%
menyatakan belum pernah berpidato. Ditinjau dari kesediaan mengikuti pelatihan berpidato, 48%
menyatakan bersedia, dan 52% menyatakan tidak bersedia atau tidak menjawab. (3) Hasil
pengabdian masyarakat ini adalah ada peningkatan partisipasi anggota dalam bentuk memberikan
saran kegiatan dan mengisi pengajian. Adapun peningkatan kemampuan berpidato ditunjukkan
oleh adanya: siapnya anggota mengisi pengajian sesuai jadual, topik yang bervariasi, dan
penyampaiannya lancar. Bagi anggota yang merasa belum bisa, sudah ada yang mulai menyusun
208
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
208
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
kerangka naskah pidato. (4) Pengabdian masyarakat ini masih pada tahap awal. Oleh karena itu,
perlu dilanjutkan secara bertahap dan berkesinambungan.
E.
Ucapan Terima Kasih
Kegiatan ini dapat terlaksana karena adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak berikut. (1) UMS melalui program PID
(Pengembangan Individu Dosen) yang telah membeayai kegiatan ini. (2) Pimpinan Ranting Aisyiyah
Ngadirejo yang sangat terbuka dan memfasilitasi kegiatan ini. (3) Para anggota ranting Aisyiyah
Ngadirejo yang berkenan mengikuti prosedur kegiatan pengabdian ini. (4) Para mahasiswa program studi PBI FKIP UMS yang membantu administrasi dan kegiatan-kegiatan di lapangan. Semoga
barokah semuanya.
REFERENSI
Arsjad, Maidar G. Mukti U. S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. 1988:
Erlangga.
Fatimah, Nuraini dan Min Sufanti. 2013. Pager bagi Aisyiyah Ranting Ngadirejo Kartasura tentang
Pengarsipan dan Pemetaan Anggota Sebagai Bentuk Penyelenggaraan Tertib Administrasi
dan Pengelolaan Organisasi yang Solid , Laporan Pengabdian Masyarakat. Surakarta: LPPM
UMS.
Haryadi. 1994. Pengantar Berbicara. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Isdriani, Pudji. 2009. Seribu Pena Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Mulkhan, Abdul Munir dan Ahmad Syafii Maarif. 2010. 1 Abad Muhammadiyah. Jakarta: PT Kompas
Media Nusantara.
Nasir, Haidar. 2006. Menyegarkan dan Meneguhkan Kembali Geraakan Aisyiyah
Muhammadiyah. Yogyakarta.
Suara
Pane, Irwani. 2013. Smart Trust Public Speaking. Jakarta: Kencana.
Pimpinan Pusat Aisyiyah. 2012. Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Aisyiyah. Yogyakarta.
Rahmat, Jalaludin. 2009. Retorika Modern, Pendekatan Praktis. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosda
Karya.
Tarigan, Henri Guntur. 1981. Berbicara. Bandung: Angkasa.
❆
❆
❆
Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
209
05/11/2016, 15:05
209
IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan
Komersial yang Berkualitas dan Terstandar
Lolita*, Azis Ikhsanudin*
*Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
ABSTRAK
Indonesia memiliki sumber daya hayati terbesar kedua setelah negara Brazil. Terdapat kurang lebih
30.000 jenis tumbuh-tumbuhan di mana 7.500 spesies di antaranya termasuk tanaman berkhasiat obat
(Kotranas, 2006). Sekitar 1.800 jenis tanaman obat telah didentifikasi dan pemanfaatannya belum
optimal. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan produk.
Survei sentra tanaman obat di Indonesia, salah satunya ada di wilayah M agelang Jawa Tengah yaitu
desa Wringin Putih. Desa Wringin Putih terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten M agelang.
Dengan adanya potensi lahan pekarangan yang luas kurang lebih 5005 ha dan spesies tanaman obat
yang cukup banyak di wilayah tersebut maka perlu adanya pendampingan dalam pemanfaatan lahan
dalam pengembangan tanaman obat. Perlu adanya diversifikasi tanaman obat menjadi produk jadi
yang terstandar supaya meningkatkan nilai ekonomi tanaman obat. Salah satu tanaman herbal yang
berpotensi untuk dikembangkan di desa Wringin putih adalah jahe.
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan diversifikasi tanaman jahe maka ada tiga aspek yang perlu
dikembangkan, yaitu 1). Pengelolaan pola tanam jahe oleh petani agar hasil jahenya kualitas; 2).
Pengolahan jahe menjadi produk yang berkualitas dan terstandar dan; 3). Aspek pemasaran produk
diversifikasi. Untuk itu melalui program Ipteks bagi M asyarakat (IbM ) ini diharapkan mampu
mensinergikan antara aspek kualitas bahan baku dimana petani jahe desa Wringin putih yang menjadi
subyeknya, aspek kualitas produk diversifikasi tanaman jahe di mana subjeknya adalah industri dimana
CV. Simerindo Raya serta aspek pola pemasaran produknya supaya intensitas produksi tetap berjalan
baik. Program Ipteks bagi M asyarakat ini memiliki tujuan untuk menggerakkan program kerja sama
antara petani jahe dan industri pengolah jahe dengan pendampingan berencana terkait diversifikasi
tanaman jahe untuk diolah menjadi minuman kesehatan yang berkualitas dan terstandar sehingga
berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Kegiatan IbM yang telah dilaksanakan antara lain : 1). Pelatihan dan pendampingan kelompok Tani
M aju M apan dalam pengelolaan pola tanaman jahe; 2). Pemberian bibit jahe kepada kelompok Tani
M aju M apan; 3). Pelatihan pembuatan produk minuman berbahan baku jahe; 4). Pendampingan
pembuatan produk minuman berbahan baku jaheyaitu “ Raja Bandrek” ; 5). Pelatihan dan pendampingan
kontrol kualitas produk; 6). Pelatihan dan pendampingan pengemasan produk; 7). Registrasi produk
minuman “ Raja Bandrek” untuk mendapatkan legalitas ijin edar produk dari Dinas Kesehatan Kab.
M agelang; 8). Pendampingan pola pemasaran produk melalui “ CafeAngkringan” ; 9). Evaluasi kegiatan.
Kata Kunci: Kelompok Tani M aju; CV Simerindo Raya; Diversifikasi Jahe
210
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
210
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
I.
PENDAHULUAN
Di Indonesia, pemanfaatan komoditas tanaman sebagai bahan baku obat tradisional semakin
meningkat. Menurut hasil survei menyatakan bahwa pasar obat herbal Indonesia mencapai 2%
dari total pasar dunia. Pasar obat herbal Indonesia mencapai peningkatan dari Rp 7,2 triliun di
tahun 2008, meningkat Rp 13 triliun di tahun 2012. Selera konsumen yang berubah membuat
neraca perdagangan obat herbal dunia pun berubah (Anonim, 2010).
Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal adalah jahe.
Tanaman jahe sampai saat ini sudah cukup banyak diteliti untuk mendukung pengembangan jahe
sebagai bahan baku obat. Jahe dapat berfungsi sebagai obat nyeri lambung dan radang sendi karena
jahe mengandung sejumlah zat gizi seperti vitamin B1, C, asam-asam amino dan sebagainya. Jahe
memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dari senyawa oleoresin. Aktivitas antioksidan dari
jahe berfungsi untuk menangkap radikal bebas. Jahe juga memiliki aktivitas anti radang,
antimutagenik, melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol dan
meningkatkan kekebalan tubuh (Koswara, S., 2010)
Peningkatan kesadaran masyarakat dunia yang semakin besar terhadap penggunaan obatobat dari bahan alam, mengakibatkan permintaan pasar terhadap tanaman obat khususnya jahe
pun juga semakin meningkat. Hal ini terbukti dari data permintaan jahe nasional yang cukup
besar baik untuk konsumsi dalam negeri, maupun luar negeri. Namun sayangnya, ketersediaan
tanaman jahe itu sendiri tidak sebanding dengan besarnya jumlah permintaan (Soesanto, L., dkk.,
2003).
Berdasarkan hasil wawancara, CV. Simerindo Raya tersebut memiliki permasalahan yaitu dalam
hal pembuatan, formulasi, pengemasan dan evaluasi sediaan yang berbahan baku jahe. Padahal
jumlah pasokan jahe dari kelompok petani di daerah sekitar cukup banyak. Dalam pemenuhan
pasokan bahan baku, industri pengolah CV. Simerindo Raya tersebut sering membeli jahe segar ke
pedagang pengumpul, bukan langsung ke petani. Harga jahe yang dibeli oleh industri pengolah
lebih tinggi, karena pedagang pengumpul otomatis akan mengambil keuntungan yang sebesarbesarnya. Harga bahan baku yang tinggi juga akan mengakibatkan hasil olahan jahe menjadi tinggi
pula. Selain itu, CV. Simerindo Raya juga kurang memanfaatkan teknologi yang handal dalam
proses pengolahan. Hal ini mengakibatkan kualitas produk yang dihasilkan belum maksimal dan
hasil produk olahannya masih terbatas.
Oleh sebab itu, berangkat dari permasalahan di atas, maka program IbM ini bergerak untuk
melakukan kemitraan antara kelompok tani Maju Utomo sebagai pemasok utama jahe dan CV.
Simerindo Raya di Kecamatan Borobudur, Magelang Jawa Tengah sebagai industri pengolah jahe
menjadi sediaan herbal. Program yang dijalankan adalah program kerja sama mutualisme antara
petani jahe dan industri pengolah jahe dengan pendampingan berencana terkait diversifikasi tanaman
jahe untuk diolah menjadi minuman kesehatan yang berkualitas dan terstandar yang didukung
pihak eksternal baik institusi pendidikan (Universitas Ahmad Dahlan), pemerintah (Dinas Pertanian
Kabupaten Magelang) maupun mitra industri (CV. Simerindo Raya). Kemitraan yang berkelanjutan
antara kelompok tani dan home industry CV. Simerindo Raya ini mampu menggeliatkan kondisi
ekonomi masyarakat sekitar dan menjadikan Desa Wringin Putih, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang Jawa Tengah sebagai sentra budidaya dan pengembangan jahe sebagai alternatif
obat tradisional.
IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
211
05/11/2016, 15:05
211
II.
TARGET DAN LUARAN
Target yang diharapkan dicapai dari program Ibm 2016 ini, berdasarkan indikator sebagai
berikut:
1. Adanya peningkatan jumlah panen jahe.
2. Adanya peningkatan kemampuan kelompok tani dalam upaya edukasi masyarakat terkait
dengan penanaman dan kontrol kualitas jahe sebagai bahan baku herbal.
3. Adanya peningkatan kemampuan dan pemahaman petani dalam mengembangkan tanaman
jahe.
4. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan kelompok tani jahe.
5. Adanya keberlanjutan produksi herbal CV Simerindo Raya dengan meningkatnya ketersediaan
jahe sebagai bahan baku herbal.
6. Adanya kemitraan antara kelompok tani jahe dengan CV. Simerindo Raya sebagai mitra bisnis
dalam menerima hasil panen jahe sebagai bahan baku herbal.
7. Adanya produk hasil kerjasama kelompok tani dengan CV. Simerindo Raya berupa sediaan
minuman instan jahe yang berijin PIRT dan berdaya jual tinggi.
III. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan IbM dilaksanakan dalam rentang waktu 6 bulan, yang meliputi serangkaian kegiatan
program kerja mulai dari: (1) sosialisasi rencana program, (2) survei analisis kebutuhan, (3) sosialisasi
dan kampanye kemanfaatan lahan rumahan sebagai tempat tanam jahe dalam meningkatkan
kemandirian ekonomi kerakyatan, (4) pelatihan tata cara penanaman jahe yang baik dan benar, (5)
pemberian bibit sebagai modal usaha, (6) pelatihan pengembangbiakan tanamana jahe, (7)
melakukan kemitraan dengan CV Simerindo Raya, (8) pelatihan pembuatan minuman serbuk
instan jahe dan pengemasan, (9) perijinan produk menjadi produk PIRT, dan (10) pendampingan,
monitoring, dan evaluasi. Penjelasan secara detail seperti tersaji dalam tabel berikut:
212
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
212
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Tabel 1. Tahapan Kegiatan Ibm 2016
No.
Kegiatan
1.
Sosialisasi
Aktivitas
Sosialisasi dengan mitra terkait yaitu kelompok tani
Maju Mapan dan CV Simerindo Raya
Konsolidasi dengan mitra dan sasaran
2.
Survei
Analisis kebutuhan terkait dengan lahan
Survei kebutuhan bibit jahe
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Sosialisasi dan
kampanye
pemanfaatan
lahan rumahan
sebagai lahan
tanam jahe
sebagai tanaman
herbal dalam
peningkatan
ekonomi
kerakyatan
Konsultasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan
berserta Fakultas Farmasi UAD
Persiapan
Penyuluhan pemanfaatan lahan rumahan sebagai media
tanam jahe
Penyuluhan manfaat jahe pada kesehatan dan ekonomi
Pembuatan modul
Pelatihan Pola
Penyiapan bahan
Pelatihan tata tanam jahe di lahan pekarangan
tanam jahe
Rencana tindak lanjut
Penyiapan Bibit
Pembagian bibit pada setiap anggota kelompok tani
Pembagian Bibit
Pembuatan rumah anti UV untuk lahan tanam jahe
Evaluasi
Koordinasi dengan mitra terkait
Pelatihan proses
Pelatihan membuat bibit jahe
pembibitan jahe
Rencana tindak lanjut
Proses
Persiapan MOU dengan CV Simerindo Raya berkaitan
kemitraan
pemanfaatan hasil panen
Pelatihan
Pelatihan pembuatan minuman instan jahe bersama
pembuatan
mitra CV Simerindo Raya.
produk herbal
Proses
Pemasaran
Dilaksanakan bersama mitra CV Simerindo Raya
produk
Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan rencana tindak
Kegiatan
lanjut
IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
213
05/11/2016, 15:05
213
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Ibm ini dilaksanakan pada April Oktober 2016. Penjelasan lebih detailnya dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil capaian kegiatan Ibm 2016
No
.
1
Tanggal; bulan
2
21 April 2016
3
4
23 April 2016
24 April 2016
18 April 2016
5
29 April 2016
6
1 Mei 2016
7
4 Mei 2016
8
5 Mei 2016
9
8 Mei 2016
10
15 Mei 2016
11
17 Mei 2016
12
1 Agustus 2016
13
8 Agustus 2016
14
15
16
10 Agustus 2016
10 Agustus 2016
15-19 Agustus 2016
1 17
18
22-24 Agustus 2016
29 Agustus 2016
19
3 September 2016
20
12 September 2016
214
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
214
Aktivitas
Capaian
Koordinasi kegiatan Ibm dengan CV
Simerindo Raya
Sosialisasi program Ibm dengan kelompok
Tani Maju Mapan
Survey lahan penanaman jahe
Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan
dan pemanfaatan jahe pada kesehatan dan
ekonomi pada kelompok tani Maju Mapan
Pelatihan pola tanam jahe pada kelompok
Tani Maju Mapan
Pelatihan cara perawatan jahe pada
kelompok tani Maju Mapan
Sosialisasi MoU antara kelompok tani Maju
Mapan dan CV. Simerindo Raya
Pelatihan pembibitan jahe pada kelompok
tani Maju Mapan
Pembagian bibit dan workshop tata tanam
pembibitan pada kelompok tani Maju
Mapan
Workshop pembibitan dan perawatan jahe
pada kelompok tani Maju Mapan
Pendampingan tindak lanjut pembibitan
tanaman jahe pada kelompok tani Maju
Mapan
Pendampingan tindak lanjut perawatan jahe
pada kelompok tani Maju Mapan
Pengadaan perangkat pengemas dan
kemasan produk
Pembelian gerobak display produk
Pembelian alat pengemas dan kemasan
Trial formulasi sediaan minuman instans
jahe
Pengeringan bahan baku
Trial Desain Kemasan Produk minuman
instan jahe
Pelatihan pembuatan minuman instans jahe
di CV. Simerindo Raya
Pelatihan proses pengemasan minuman
instan jahe di CV. Simerindo raya
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
20
12 September 2016
21
25 September 2016
22
30 September 2016
Pelatihan proses pengemasan minuman
instan jahe di CV. Simerindo raya
Pelatihan
managemen
dan
strategi
pemasaran
Evaluasi dan penyusunan laporan
100%
100%
100%
Kegiatan IbM sampai saat ini secara garis besar meliputi:
(1). Sosialisasi kegiatan Ibm pada CV. Simerindo Raya dan Kelompok Tani Maju Mapan,
(2). Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan dan pemanfaatan jahe pada kesehatan dan ekonomi
pada kelompok tani Maju Mapan,
(3) Pelatihan pola tanam dan cara perawatan jahe pada kelompok Tani Maju Mapan,
(4) Pembagian bibit dan workshop tata tanam pembibitan, perawatan serta tindak lanjut di
lapangan pada kelompok tani Maju Mapan
(5) Sosialisasi inisiasi MoU antara kelompok tani Maju Mapan dengan CV. Simerindo Raya,
(6) Workshop pembibitan dan perawatan jahe pada kelompok tani Maju Mapan
(7) Pendampingan tindak lanjut pembibitan dan perawatan jahe pada kelompok tani Maju Mapan
(8) Persiapan kegiatan produksi pada CV. Simerindo Raya
(9) Uji coba formulasi sediaan minuman instan jahe herbal
(10) Desain kemasan minuman instan jahe herbal
(11) Pelatihan pembuatan minuman instan jahe herbal
(12) Pelatihan Manajemen Pemasaran
Adapun masing-masing kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sosialisasi Kegiatan IbM Kepada Kelompok Tani Maju Mapan dan CV. Simerindo Raya
Sosialisasi ini bertujuan untuk menjelaskan program IbM serta luaran yang akan dicapai kepada
kedua belah pihak baik itu kelompok tani Maju Mapan dan CV. Simerindo Raya. Dalam kegiatan
ini juga, dilakukan brainstorming terkait permasalahan yang muncul dan solusi yang ditawarkan
untuk kelompok tani Maju Mapan dan CV. Simerindo Raya. Salah satu permasalahan adalah
menurunnya kualitas jahe yang dihasilkan oleh kelompok tani Maju Mapan. Hal ini mengakibatkan
harga jahe di pasaran anjlok. Dengan demikian, perlu dilakukan pelatihan dan workshop terstruktur
mengenai pembibitan, penanaman, perawatan dan proses pemanenan yang baik sehingga kualitas
jahe yang dihasilkan terstandar. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh kelompok tani Maju Mapan
sebanyak 10 orang dan Direktur CV. Simerindo Raya.
IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
215
05/11/2016, 15:05
215
Gambar 1. Sosialisasi Kegiatan IbM
Survei Lahan Penanaman Jahe
Tim IbM bersama dengan ketua kelompok tani Maju Mapan melakukan survei lapangan
untuk mengetahui kondisi, tekstur tanah, luas penanaman yang nantinya akan dikembangkan
sebagai area penanaman jahe. Dari hasil survei diperoleh gambaran di mana banyak sekali lahan
tanah yang belum termanfaatkan dengan baik dan optimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan
anggota kelompok tani menyatakan bahwa lahan yang dimiliki hanya digunakan untuk tanaman
pekarangan yang kurang bernilai ekonomis tinggi. Padahal tekstur tanah dan iklim sagat
mendukung pengembangan tanaman jahe sebagai salah satu komoditas unggulan Dusun Wringin
Putih. Hasil survei lahan penanaman jahe adalah menjadikan desa Suruhan Borobudur sebagai
pusat budi daya jahe.
Pelatihan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dan Pemanfaatan Jahe
Pelatihan ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tani
mengenai bagaimana cara pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal dalam meningkatkan
taraf hidup kelompok tani. Di samping itu juga, disampaikan tentang kegunaan tanaman jahe bagi
kesehatan. Peserta pelatihan sangat antusias dalam mendengarkan ceramah yang disampaikan tim
pengusung. Berbagai pertanyaan dan testimoni juga dilontarkan terkait manfaat jahe dan cara
meracik tanaman jahe untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Gambar 2. Pelatihan Pemanfaatan Lahan Pekarangan dan Pemanfaatan Jahe
216
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
216
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Pelatihan Pola Tanam, Pembibitan Dan Perawatan Tanaman Jahe
Pelatihan ini membahas tentang metode pembibitan, teknik penanaman dan perawatan yang
baik untuk memperoleh hasil tanaman jahe yang berkualitas. Pelatihan diisi oleh Bapak Nurul
Huda yang memiliki keterampilan dan pengalaman bertahun-tahun dalam mengelola tanaman
pertanian dan perkebunan. Adapun materi yang disampaikan terkait teori pengolahan dan
pemeliharaan mulai dari bibit hingga pemanenan jahe. Pelatihan ini sangat penting dilakukan
mengingat masih banyak anggota kelompok tani yang masih mempraktikkan penanaman jahe
tanpa memahami teori secara benar.
Pembagian Bibit dan Workshop Tata Tanam Pembibitan, Perawatan Serta Tindak Lanjut
Pada Kelompok Tani Maju Mapan.
Salah satu dukungan tim pengusung IbM kepada kelompok tani yaitu memberikan modal
berupa bibit tanaman jahe yang siap tanam. Sebanyak 180 bibit jahe dibagikan secara gratis kepada
para anggota petani. Di samping itu, petani juga mengikuti workshop berupa praktik langsung
secara individu mengenai penyiapan media tanam, pembibitan, pemupukan, dan perawatan
tanaman jahe. Keterampilan praktek secara langsung tersebut sangat membantu anggota kelompok
tani dalam penanaman jahe di masing-masing lahan pekarangan yang sudah tersedia. Pelatihan ini
disampaikan oleh Bapak Nurul Huda yang mengembangkan agribisnis tanaman pertanian dan
perkebunan sekaligus pendamping kelompok tani Maju Mapan di Dusun Wringin Putih.
Gambar 3. Pembagian bibit gratis kepada kelompok tani Maju Mapan
Sosialisasi Inisiasi MoU Antara Kelompok Tani Maju Mapan Dengan CV. Simerindo Raya
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan inisiasi kerja sama antara kelompok tani Maju Mapan
dan CV. Simerindo Raya. Kegiatan ini diperantarai oleh tim pengusung IbM dengan metode diskusi
sehingga kedua belah pihak bisa memperoleh keuntungan dalam bisnis dan kerja sama. Kerja
sama mutualisme menghasilkan kesepakatan dimana kelompok tani Maju Mapan sebagai pemasok
jahe yang berkualitas dan CV. Simerindo Raya sebagai pembeli simplisia jahe untuk selanjutnya
diolah menjadi sediaan yang bernilai ekonomis tinggi.
IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
217
05/11/2016, 15:05
217
Workshop Pembibitan dan Perawatan Jahe Pada Kelompok Tani Maju Mapan
Pada kegiatan workshop ini, dijelaskan cara pemilihan bibit yang berkualitas, bebas hama dan
penyakit. Bahan bibit diambil langsung dari kebun penyedia bibit bukan dari pasar. Bibit yang
dipilih berusia sekitar 9 bulan. Bibit sebaiknya ditanam terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian
bibit dapat dilakuan dengan peti kayu atau dengan bedengan. Sedangkan untuk perawatan, setelah
3 minggu tanam, dilakukan penyiangan pertama selajutnya dilakukan 3-6 minggu sekali. Namun
setelah jahe berumur 6 bulan, sebaiknya perlu dilakukan penyiangan lagi, karena jahe mulai besar.
Pendampingan Tindak Lanjut Pembibitan dan Perawatan Jahe Pada Kelompok Tani Maju
Mapan
Pada kegiatan ini, dilakukan tindak lanjut ke lahan penanaman jahe untuk memonitoring
sejauh mana pemahaman anggota kelompok tani terkait pelatihan dan workshop pembibitan dan
perawatan jahe yang sudah dilakukan sebelumnya. Dari tindak lanjut tersebut, sebagian besar
petani sudah melakukan teknik pembibitan dan perawatan jahe dengan baik. Hal yang perlu
diperhatikan terutama dalam hal mengatasi penyakit dan hama. Oleh sebab itu juga dijelaskan
teori untuk penggunaan pestisida serta teknik mendeteksi gejala dan pengendalian hama organik.
Gambar 4. Kelompok Tani Maju Mapan
Persiapan Kegiatan Produksi Pada CV. Simerindo Raya
Persiapan kegiatan produksi sediaan minuman jahe meliputi tempat, persiapan perangkat
untuk produksi seperti bahan baku, alat/mesin dan pengemas. Tim pengusung juga mensponsori
dan menyediakan alat seperti almari pengering, mesin rajang, alat pengemas, peralatan produksi,
gerobak dan meja kursi display. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses produksi dan
pemasaran konsumen pada segmen yang lebih luas..
Uji Coba Formulasi Sediaan Minuman Instan Jahe Herbal
Tahap pertama dalam proses produksi yaitu melakukan uji coba formulasi. Kegiatan ini
bertujuan untuk mendapatkan komposisi formula yang terstandar dari minuman instan jahe herbal.
Selain jahe sebagai bahan utama, juga digunakan tanaman lain seperti: makota dewa, kayu manis,
cabe jawa, daun pandan dan gula aren. Tanaman tersebut berfungsi untuk meningkatkan efek
manfaat dari jahe sekaligus memperbaiki cita rasa sehingga bisa diterima konsumen dengan baik.
Uji coba dilakukan selama kurang lebih satu minggu sehingga ditemukan perbandingan komposisi
218
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
218
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
dan metode pembuatan yang tepat. Berdasarkan hasil uji coba formula maka diperoleh standar
prosedur pembuatan sediaan minuman instan jahe herbal sebagai berikut:
1.
2.
3.
Bahan A yaitu simplisia rimpang jahe dan buah makota dewa. Rimpang tersebut dibersihkan
dari kotoran yang melekat, selanjutnya dicuci bersih. Rimpang jahe dan buah makota dewa
yang sudah bersih, kemudian dirajang dengan ketebalan kurang lebih 0,5-1 mm. Selanjutnya
rimpang yang sudah dirajang lalu dikeringkan di dalam lemari pengering pada suhu 70oC
selama 24 jam. Rimpang yang sudah kering, lalu diserbuk halus dengan mesin penyerbuk.
Setelah itu diayak dengan penganyak ukuran 80 mesh.
Bahan B yaitu simplisia cabe jawa dan kayu manis, dibersihkan dan dicuci pada air mengalir
hingga bersih. Kemudian dilakukan perajangan dengan mesin perajang 0,5-2 mm. Rimpang
yang sudah dirajang, kemudian dikeringkan dengan lemari pengering pada suhu 70oC selama
24 jam. Rimpang yang sudah kering, lalu diserbuk halus dengan mesin penyerbuk. Setelah
itu diayak dengan penganyak ukuran 80 mesh.
Masukkan simplisia A dan B dalam wajan yang telah berisi 2 liter air, tambahkan daun pandan
2-3 helai sebagai pengaroma, masak dengan api sedang hingga diperoleh massa yang kering,
lakukan pengayakan dengan mesh 80. Terakhir tambahkan serbuk gula aren dengan
perbandingan serbuk simplisia:gula aren (1:3).
Desain Kemasan Minuman Instan Jahe Herbal
Desain kemasan produk ini dikerjakan oleh tim desainer grafis professional. Tujuannya untuk
menghasilkan kemasan yang menarik, spesifik dan berbeda dengan produk jahe instan pasaran
lainnya. Desain kemasan dirancang kedap udara dan tersegel rapat yang berfungsi untuk melindungi
isi produk dari kerusakan akibat pengaruh udara luar. Tim IbM berperan mengusulkan nama
produk, pemilihan warna serta informasi terkait komposisi serta cara penyajiannya. Nama produk
dipilih yang sederhana, penuh makna serta mudah didengar, diucapkan dan diingat oleh konsumen.
Setelah berdiskusi dengan pihak CV. Simerindo Raya, maka didapat merek produk yaitu Raja
Bandrek sebagai minuman tradisional hangat dan kaya manfaat.
Pelatihan Pembuatan Minuman Instan Jahe Herbal
Pada tahap ini, tim pengusung IbM memberikan pelatihan secara bertahap kepada karyawan
CV. Simerindo Raya. Pelatihan berupa penanganan bahan baku, metode dan cara produksi, in
process control saat produksi, pengemasan serta kualitas kontrol produk jadi. Untuk mempermudah
proses produksi maka dibuatlah standar operating procedure dari masing-masing kegiatan tersebut.
Standard operating procedure tersebut dijadikan panduan produksi minuman jahe instan yang terjaga
mutu dan kualitasnya. Tim Ibm juga melakukan pelatihan teknik pengemasan produk kepada
CV. Simerindo Raya. Metode pengemasan untuk produk jahe instan berupa kotak dengan ukuran
yang cocok. Sebelum produk jadi dimasukkan ke dalam wadah sekunder, maka harus dikemas
dan disegel dulu dengan kertas alumunium foil. Kemudian produk tersebut dimasukkan ke dalam
kemasan sekunder berupa wadah kotak berukuran 15x15 cm. Kemasan sekunder tersebut didesain
full color agar menarik dan mudah diingat oleh konsumen. Dalam hal legalitas produksi dan
pemasaran, Raja Bandrek telah memperoleh sertifikat DINKES PIRT no: 5.13.3308.01.1358-19
sehingga produk yang dihasilkan terjamin kualitas dan keamanannya.
IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
219
05/11/2016, 15:05
219
Pelatihan Manajemen Pemasaran
Tim pengusung IbM juga mengadakan pelatihan manajemen dan strategi pemasaran produk
minuman instan jahe. Strategi pemasaran yang disarankan adalah dengan membuka Café
angkringan di tempat yang sudah disurvei sebelumnya. Tempat tersebut sangat strategis karena
merupakan jalan utama wisatawan menuju dan meninggalkan Candi Borobudur. Café angkringan
tersebut beroperasi mulai dari jam 4 sore hingga 11 malam dimana minuman jahe instan Raja
Bandrek sebagai minuman utama. Hasil evaluasi diperoleh bahwa strategi pemasaran tersebut
cukup berhasil dalam meningkatkan omset penjualan.
V.
KESIMPULAN
1.
2.
Tersedianya rimpang jahe berkualitas sebagai bahan baku minuman serbuk instan jahe.
Terwujudnya hubungan petani jahe sebagai penyedia bahan baku dengan CV Simerindo Raya
sebagai produsen minuman serbuk instan jahe.
Menghasilkan produk minuman serbuk instan jahe yang berkualitas dan laku dipasaran.
3.
VI. UCAPAN TERIMA KASIH
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Dikti Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Dekan
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, CV. Simerindo Raya, Kelompok Tani Maju Mapan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2010, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Koswara, S. 2010. Jahe Rimpang dan Sejuta Khasiat, Departemen Ilmu Teknologi Pangan. Institut
Pertanian Bogor.
Kotranas. 2006. Kebijakan Obat Tradisional Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Soesanto, L., Soedarmono, N. Prihatiningsih, A. Manan, E. Iriani, dan J. Pramono. 2003. Penyakit
Busuk Rimpang Jahe di Sentra Produksi Jahe Jawa Tengah: Identifikasi dan Sebaran. Tropika
11(2):107-220.
❆
220
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
220
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) Wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta
Margi Sasono
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan
Apik Rusdiarna Indrapraja
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan
Abstrak
Kebutuhan kalibrasi peralatan medis di Pusat Kesehatan M asyarakat (Puskesmas) sangat penting
dan merupakan syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 15
Ayat 1c. Dalam proses akreditasi Puskesmas, kalibrasi peralatan medis menjadi salah satu standar
yang harus dipenuhi dalam penjaminan mutu layanan kesehatan. Namun, jumlah penyedia layanan
kalibrasi peralatan medis masih kurang, sehingga kalibrasi di Puskesmas belum tertangani dengan
baik Dalam program ini dirancang-bangun sebuah laboratorium yang selanjutnya diberi nama LKU
UAD untuk mampu melayani kalibrasi peralatan medis yang mampu dijangkau oleh unit terkecil
layanan kesehatan, terutama Puskesmas di wilayah DIY. Proses kalibrasi berdasarkan ilmu Fisika
metrologi teknis dengan menerapkan standar-standar acuan Internasional seperti ISO/IEC 17025
untuk manajemen laboratorium, ISO-GUM untuk standar perhitungan ketidakpastian pengukuran,
OIM L R16-2 untuk metode kalibrasi tensimeter, dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya, baru 9 unit
dari 121 unit Puskesmas di wilayah DIY yang sudah memanfaatkan layanan laboratorium ini. Alasan
terbesar adalah kebutuhan akreditasi untuk persyaratan BPJS. M eskipun belum semua Puskesmas
menggunakan, namun secara umum layanan kalibrasi ini sangat membantu kebutuhan Puskesmas
untuk mendukung proses akreditasi. Dari sisi akademik, laboratorium kalibrasi ini dapat dijadikan
kegiatan rutin pengabdian masyarakat, dan sebagai model sebuah unit bisnis berbasis know ledge
yang mampu sebagai alternatif pendapatan dari sebuah Perguruan Tinggi.
Kata kunci : layanan, kalibrasi, peralatan, medis, Puskesmas
Pendahuluan
Sebagai ujung tombak layanan kesehatan pada tingkat bawah, Unit Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) menjadi tumpuan terhadap mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk itu penjaminan terhadap mutu layanan menjadi sangat penting. Peralatan medis menjadi salah satu faktor
penunjang yang sangat krusial dan penting di dalam penyelenggaraan layanan kesehatan di Puskesmas.
Di dalam standar akreditasi Puskesmas peralatan medis termasuk di dalam bagian Manajemen
Penunjang Layanan Klinis (Depkes RI, 2015). Bahkan di dalam Permenkes RI Nomor 75 Tahun
2014 Pasal 15 Ayat 1c dinyatakan dengan jelas bahwa peralatan medis harus memenuhi persyaratan
diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
Meskipun kebutuhan kalibrasi peralatan medis sangat penting, namun implementasi di
lapangan belum dilakukan sepenuhnya Ini dapat diamati dari ketersedian jumlah institusi yang
berwenang untuk menguji dan mengkalibrasi peralatan medis. Menurut data dari BPFK Jakarta
IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas....
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
221
05/11/2016, 15:05
221
Depkes RI (2015) jumlah institusi penguji dan kalibrasi, baik negeri dan swasta, tercatat berjumlah
22 unit dan sebagian besar berlokasi di Ibu Kota Negara Jakarta. Jumlah tersebut harus melayani
2309 Rumah Sakit (RS) dan 9710 unit Puskesmas di seluruh Indonesia. Sementara itu, di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada sekitar 121 unit Puskesmas (Depkes RI, 2016) dengan institusi
penguji dan kalibrasi hanya satu unit, yaitu Laboratorium Kalibrasi dan Uji, Universitas Ahmad
dahlan (LKU UAD). Disebabkan oleh jumlah peralatan medis di Puskesmas yang relatif sedikit
bahkan jauh lebih sedikit dibanding dengan milik RS, serta lokasi Puskesmas yang sebagian besar
ada di kota Kecamatan, maka sangat wajar jika layanan kalibrasi peralatan medis tidak tersentuh
oleh institusi penguji dan kalibrasi yang ada saat ini. Untuk itu merupakan peluang tersendiri bagi
institusi (laboratorium) kalibrasi dan penguji untuk berkomitmen untuk melakukan layanan
kalibrasi peralatan medis di Puskesmas.
Untuk itu dalam makalah ini, telah dirancang-bangun sebuah Laboratorium kalibrasi dan uji
yang selanjutnya disebut LKU UAD sebagai unit berorientasi layanan publik dan bisnis berbasis
pada ilmu pengetahuan. Institusi ini merupakan hasil pengembangan dari Laboratorium Fisika
milik Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dan dirancang secara khusus untuk mampu
mengambil peran dalam pelaksanaan kalibrasi dan pengujian peralatan medis di Rumah Sakit,
terutama unit Puskesmas yang saat ini seolah-olah terabaikan oleh institusi-institusi kalibrasi dan
pengujian yang ada. Dalam hal ini, unit Puskesmas di DIY dipilih menjadi target utama kegiatan
pelaksanaan layanan kalibrasi dan uji peralatan medis.
Metode
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, dimulai dengan pendirian sebuah Laboratorium dengan empat
pilar utama yang harus terpenuhi yaitu akomodasi dan lingkungan yang tercatat dan terkontrol,
peralatan dan acuan standar, metode pengukuran (kalibrasi), dan sumber daya manusia (teknisi
kalibrasi) yang terlatih. Proses kalibrasi berdasarkan ilmu Fisika metrologi teknis dengan
menerapkan standar-standar acuan Internasional seperti ISO/IEC 17025 (untuk manajemen
laboratorium, ISO-GUM untuk standar perhitungan ketidakpastian pengukuran (JCGM 100-2008
2008), OIML R16-2 untuk metode kalibrasi tensimeter (Clark et al., 2009) , dan lain-lain.
Ijin operasional
4 pilar utama laboratorium
Akomodasi dan
lingkungan
INPUT
Peralatan dan acuan
Standart
Metode Pengukuran
(kalibrasi)
OUTPUT
• Sertifikat kalibrasi
• Pengakuan jaminan mutu
SDM (teknisi) terlatih
Manajemen SNI ISO/IEC 17025
Akreditasi KAN
Gambar 1. Skema dari pendirian Laboratorium kalibrasi dan uji dengan manajemen
SNI ISO/IEC 17025:2008, ijin operasional, dan akreditasi KAN.
222
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
222
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Laboratorium menjadi sempurna ketika diterapkan manajemen standart berbasis SNI ISO/
IEC 17025:2008 tentang kompetensi Laboratorium Penguji dan Kalibrasi (SNI, 2008). Untuk
pengakuan legalitas secara Nasional, Laboratorium perlu diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN). Sementara itu legalitas sebagai institusi (laboratorium) yang berwenang untuk melakukan
kalibrasi dan pengujian peralatan medis perlu diperoleh ijin operasional dari pihak berwenang
sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) yang ada. Di samping itu laboratorium
juga harus memiliki dokumen-dokumen penting baik eksternal (standar acuan kalibrasi) dan metode
kalibrasi yang disusun sendiri berdasarkan standart acuan yang ada. Gambar 1 menunjukkan skema
dari pendirian Laboratorium kalibrasi dan uji dengan manajemen SNI ISO/IEC 17025:2008,
akreditasi KAN, dan legalitas ijin operasional.
Internet
www.lku.uad.ac.id
Sosialisasi ke
Dinas Kesehatan
Pemasaran
MOU dan Kerjasama:
Puskesmas
Promosi Keliling (door to door):
- Optimalisasi penyebaran leaflet,
brosur, discount dll.
Gambar 2. Strategi pemasaran jasa kalibrasi ke Puskesmas
Jika persyaratan di atas semua terpenuhi maka Laboratorium tersebut siap untuk melakukan
atau menawarkan layanan kalibrasi dan uji peralatan medis secara legal dan diakui menggunakan
standart Nasional maupun Internasional. Tahap selanjutnya dalam kegiatan ini adalah memasarkan
dan mensosialisasikan ke pengguna (users) layanan kalibrasi dan uji peralatan medis. Untuk target
ke Puskesmas, dilakukan sosialisasi dengan metode door-to-door di seluruh Puskesmas yang
terjangkau secara lokasi. Namun untuk Puskesmas yang tidak terjangkau (sulit dijangkau)
digunakan metode pengiriman surat penawaran jasa kalibrasi peralatan medis. Gambar 2
menunjukkan cara (strategi) dalam pemasaran jasa kalibrasi ke Puskesmas. Strategi door-to-door
nampaknya lebih banyak dipilih dikarenakan efektif untuk menjalin komunikasi langsung dengan
calon pelanggan.
Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan kalibrasi peralatan medis di Puskesmas dilaksanakan dengan dua tipe yaitu
kalibrasi langsung di lokasi Puskesmas (in situ atau keluar laboratorium) dan dilakukan di ruang
laboratorium (pihak Puskesmas mengirimkan peralatan medis). Untuk mendukung ini manajemen
Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
223
05/11/2016, 15:05
223
laboratorium memiliki prosedur (SOP) pelaksanaan kalibrasi in situ (Panduan Mutu LKU UAD,
2015). Tidak semua Puskesmas meminta pelaksanaan kalibrasi dilakukan di lokasi setempat, namun
ada beberapa yang justru lebih senang mengirimkan peralatan medis ke laboratorium. Gambar 3
menunjukkan diagram alir pelaksanaan kalibrasi yang dimiliki oleh LKU-UAD.
Mulai
Puskesmas meminta peralatan medis
untuk dikalibrasi dan diuji
Marketing
Proses kalibrasi
keluar lab. (in situ)
administrasi
Kaji ulang: Apakah
dilakukan di dalam lab?
Manager/Penangungjawab
Teknis bentuk tim kalibrasi
No
Buat invoice
Yes
Buat invoi ce dan pelabelan
peralatan
Peralatan masuk lab.
Proses kalibrasi di dalamlab.
Selesai
Gambar 3. Diagram alir pelaksanaan kalibrasi ke Puskesmas
Gambar 4 menunjukkan grafik rasio unit Puskesmas yang sudah menggunakan jasa kalibrasi
LKU UAD dengan jumlah total unit Puskesmas yang ada di wilayah DIY. Dari grafik cukup jelas
bahwa belum banyak Puskesmas, 9 dari 121 unit Puskesmas di daerah DIY untuk periode tahun
2016 (sampai bulan September) ini yang menggunakan jasa kalibrasi LKU UAD untuk mendukung
program penjaminan mutu layanan kesehatan mereka. Hal ini disebabkan banyak faktor, terutama
beberapa Puskesmas sudah terakreditasi, sehingga peralatan medis mereka sudah terkalibrasi di
tempat lain dan belum kedaluarsa masa berlaku sertifikat kalibrasi. Namun mereka menjanjikan
untuk dapat melakukan kalibrasi rutin di lokasi yang lebih dekat. Selama ini beberapa Puskesmas
tersebut melakukan kalibrasi di luar kota Yogyakarta, terutama Surabaya dan Jakarta. Di samping
itu juga banyak Puskesmas yang belum melakukan kalibrasi karena belum ada rencana akreditasi
dan terkendala oleh pendanaan.
224
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
224
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
121 unit
9 unit
Sudah kal ibrasi
Belum kalibrasi
Gambar 4. Rasio jumlah Puskesmas yang sudah dan belum kalibrasi di wilayah DIY
Unit
Gambar 5. Sebaran jumlah Puskesmas yang sudah kalibrasi setiap
Kab./Kota di wilayah DIY
Gambar 5 menunjukkan sebaran jumlah Puskesmas yang sudah melakukan kalibrasi peralatan
medis di LKU UAD. Kabupaten Sleman paling banyak jumlah Puskesmas yang melaksanakan
kalibrasi. Sebagian besar alasan utama adalah pelaksanaan akreditasi Puskesmas untuk pertama
kalinya. Ada dua Puskesmas di wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta yang memiliki
kesadaran tinggi akan pentingnya jaminan mutu layanan kesehatan, sehingga mereka
memberlakukan rutin setiap tahun kalibrasi peralatan medis mereka.
Gambar 6 menunjukkan rekapitulasi jumlah peralatan yang dikalibrasi oleh LKU UAD dari 9
unit Puskesmas di DIY. Jumlah total peralatan medis yang sudah terkalibrasi sebanyak 104 buah.
Dari gambar terlihat jelas bahwa peralatan tensimeter, baik analog maupun digital mendominasi
(urutan tertinggi) jumlah peralatan medis yang dikalibrasikan oleh Puskesmas. Hal ini wajar karena
peralatan tensimeter termasuk peralatan terdepan dalam diagnosis awal pasien. Di samping itu
peralatan tersebut juga mudah penggunaannya, portabel, dan tentunya harga terjangkau. Bahkan
di setiap unit Puskesmas dapat memiliki lebih dari satu buah. Urutan kedua adalah peralatan
timbangan badan, baik untuk dewasa dan anak-anak. Berat tubuh (massa tubuh pasien) merupakan
parameter awal yang sering harus diketahui dari pasien sebelum dilakukan tindakan medis
berikutnya.
Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
225
05/11/2016, 15:05
225
Gambar 5. Rekapitulasi jumlah peralatan medis dari 9 Puskesmas yang kalibrasi
Dampak
Kepentingan kalibrasi peralatan medis di Puskesmas sangat jelas diatur dalam Permenkes RI
Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 15 Ayat 1c. Di samping itu kalibrasi peralatan medis merupakan bagian
dari standart proses akreditasi Puskesmas. Untuk itu ketersediaan dan keberadaan institusi
(laboratorium) yang berwenang dan secara legal mampu melakukan kalibrasi peralatan medis
sangat dibutuhkan oleh Puskesmas. Unit Puskesmas memiliki kepentingan untuk memenuhi
kepatuhan terhadap Permenkes RI dan mendukung proses akreditasi. Akibatnya jika ini dilakukan
secara rutin dan berkala, maka penjaminan mutu layanan kesehatan oleh Puskesmas tidak lagi sekadar
untuk memenuhi Permenkes RI dan akreditasi, tetapi menjadi budaya penjaminan mutu dalam
melayani kesehatan masyarakat di tingkat bawah.
Dari sisi akademik, karena LKU UAD ini dikembangkan dari Laboratorium dari sebuah Perguruan Tinggi, maka keberadaannya dibutuhkan untuk menjadi model unit bisnis berbasis ilmu
pengetahuan (based onknowledge) dan sebagai alternatif revenue bagi Perguruan Tinggi. Karena kegiatan
ini berupa layanan ke masyarakat (publik) langsung, maka pelaksanaannya dapat menjadi rutinitas
dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat.
Penutup
Dari kegiatan ini diperoleh kesimpulan bahwa keberadaan dan ketersedian institusi (laboratorium) yang berwenang dan secara legal mampu melakukan kalibrasi peralatan medis sangat
dibutuhkan oleh Puskesmas dalam rangka implementasi Permenkes RI dan proses akreditasi. LKU
UAD didirikan sebagai salah satu unit usaha layanan jasa kalibrasi peralatan medis untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Untuk wilayah DIY baru ada 9 dari 121 unit Puskesmas yang sudah melakukan
kalibrasi peralatan medis ke LKU UAD. Dari rekapitulasi peralatan medis, alat tensimeter paling
banyak yang dikalibrasikan oleh Puskesmas, disusul berikutnya adalah timbangan badan.
Diharapkan ke depan dengan strategi sosialisasi dan pemasaran yang gencar, semua Puskesmas
baik di wilayah DIY dan Jateng dapat melakukan kalibrasi ke LKU UAD. Kegiatan ini juga dapat
dilihat dari aspek akademik yaitu unit bisnis berbasis ilmu pengetahuan, dan mejadi kegiatan
rutin pengabdian masyarakat.
226
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
226
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
05/11/2016, 15:05
Ucapan Terima Kasih
Diucapkan banyak terima kasih kepada Kemenristek Dikti atas pemberian hibah Program
Pengabdian kepada Masyarakat skema IbIKK (Ipteks bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus) 2016
dan LPM UAD atas dukungan kegiatan ini. Terima kasih juga diucapkan kepada tim kalibrasi (staf
admin dan teknis) Laboratorium Kalibrasi dan Uji Universitas Ahmad Dahlan (LKU UAD) atas
perjuangan untuk pelaksanaan kalibrasi di Puskesmas.
Referensi
BPFK Jakarta Depkes RI. 2015. Artikel Berita. www.bpfkjakarta.or.id. (Diakses 12 April 2015).
Clark J.T, Lane M., and Rafuse L. 2009. Medical Equipment Quality Assurance; Inspection Program
Development and Procedures. Fluke Biomedical.
Depkes RI. 2015. Permenkes RI No:46 Tahun 2015. http://www.depkes.go.id/
Depkes RI. 2016. Bank Data Kementerian Kesehatan RI. http://www.depkes.go.id/
JCGM 100-2008. 2008. Evaluation of measurement data Guide to the expression of uncertainty in
measurement. JCGM First edition September 2008.
Panduan Mutu LKU-UAD. 2015. Kebijakan Mutu LKU-UAD. Dokumen level 1 LKU-UAD.
SNI (Standar Nasional Indonesia). 2008. SNI ISO/IEC 17025:2008 Persyaratan umum kompetensi
laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi. Badan Standardisasi Nasional (BSN).
❆
❆
❆
Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ...
2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd
227
05/11/2016, 15:05
227
Dyah Suryani
Ahmad Ahid Mudayana
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan
Mufti Khakim
Fakultas Hukum, Universitas Ahmad Dahlan
Abstrak
Pengawasan atau pemeriksaan terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan
tempat–tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan
penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Tempat atau sarana umum yang wajib menyelenggarakan
sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial.
Penanganan sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang merugikan manusia
seperti keracunan (food poisoning) maupun penyakit (food borne disease). Persoalan higiene sangat
penting dalam produksi makanan sehingga perlu dilakukan upaya penyehatan makanan terlebih makanan
yang akan dikonsumsi untuk sekelompok masyarakat seperti warung makan. Kawasan wisata pantai
merupakan suatu tempat yang banyak dikunjungi pengunjung, salah satunya Pantai Baru yang terletak
di Dusun Ngentak, Kabupaten Bantul. Selain pantainya, terdapat juga wisata kuliner olahan hasil
laut yang disediakan oleh warung makan di bawah naungan paguyuban “ Ulam Nila Sari” .
Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang salah satunya mengadakan pelatihan higiene sanitasi bagi
penjamah makanan di Kawasan Pantai Baru bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pengelola
dan penjamah makanan tentang higiene sanitasi makanan sehingga makanan yang disajikan aman
dan higienis. Pelatihan ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Bantul dan dikuti oleh 35 penjamah
makanan.
Hasilnya didapat bahwa pelatihan ini meningkatkan tingkat pengetahuan penjamah dari rerata 4,74
menjadi 6,71 sehingga ada kenaikan 1,97. Hal ini berarti pelatihan merupakan salah satu bentuk
penyampaian informasi dan pendekatan formal dari pemerintah terhadap masyarakat khususnya
pengelola rumah makan agar selalu menjaga kemanan makanan yang disajikan. Pelatihan ini harus
dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga akan menjadi suatu kebiasaan
berperilaku sehat. Serta didukung dengan pelatihan lainnya seperti pengelolaan tempat wisata,
pengelolaan sampah di tempat wisata dan lain-lain untuk mendukung wisata sehat. Apabila kawasan
wisata sehat terwujud, maka akan menjadi tujuan wisata domestik sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat setempat.
Kata Kunci: sanitasi, higiene, makanan, wisata sehat, pantai
228
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
!"#
$%&'(%)' *' (+,-%( .')%(% %*%/%0 )%/%0 )%(1 1-%2% -+&+3%-%& )%&'(%)' *' (+,-%( 1,1, 2%&4
5+3,%&6%%( 1&(17 7+&2%,%&%&8 7+%,%&%&8 *%& 7+-1%)%& .')%(%.%& 9:;0,%* *778 <==>?@ $%&'(%)'
(+,-%(A(+,-%( 1,1, ,+,'/'7' -;(+&)' )+5%4%' (+,-%( (+3B%*'&2% -+&1/%3%& -+&2%7'(8 -+&C+,%3%&
/'&471&4%& %(%1-1& 4%&441%& 7+)+0%(%& /%'&&2%@ D+,-%( %(%1 )%3%&% /%2%&%& 1,1, 2%&4 .%B'5
,+&2+/+&44%3%7%& )%&'(%)' /'&471&4%& %&(%3% /%'&8 (+,-%( 1,1, %(%1 )%3%&% 1,1, 2%&4 *'7+/;/%
)+C%3% 7;,+3)'%/8 (+,-%( 2%&4 ,+,6%)'/'(%)' (+3B%*'&2% -+&1/%3%& -+&2%7'( %(%1 (+,-%( /%2%&%&
1,1, 2%&4 '&(+&)'(%) B1,/%0 *%& .%7(1 71&B1&4&2% ('&44' 9$%&(;);8 <=EF?@
G+&1/%3%& -+&2%7'( 5%.%%& ,%7%&%& C+&*+31&4 ,+&4%/%,' -+&'&47%(%& 5%'7 71%/'(%) 9-+&2+5%5
*%& %7'5%( 2%&4 *'(',51/7%&? *%& 71%&('(%) 9B1,/%0 -+&*+3'(%H7%)1)&2%?@ $(%(')('7 ,+&4+&%' -+&2%7'(
5%.%%& ,%7%&%& *' I+4%3%A&+4%3% '&*1)(3' ,%B1 ,+&1&B177%& 5%0.% J=K *%3' 7%)1) *')+5%57%&
;/+0 7;&(%,'&%)' ,%7%&%&@ L' &+4%3% 5+37+,5%&48 5%07%& 7+%*%%& '&' *%-%( 5+3(%,5%0 /+5'0 -%3%0
9L+-7+) :M8 ENNN?
G+&2+0%(%& ,%7%&%& %*%/%0 -+&4+&*%/'%& (+30%*%- 6%7(;3 ,%7%&%&8 ;3%&48 (+,-%( *%& -+3A
/+&47%-%&&2% 2%&4 *%-%( %(%1 ,1&47'& *%-%( ,+&',51/7%& -+&2%7'( %(%1 4%&441%& -+&2+0%(%&
,%7%&%& /%'&&2% 9L+-7+) :M8 ENNN?@ O%7%&%& B%B%&%& ,+31-%7%& )%/%0 )%(1 -+&2+*'%%& -%&4%&
2%&4 *+.%)% '&' (+/%0 5+37+,5%&4 -+)%(8 )+B%/%& *+&4%& 7+51(10%& ,%)2%3%7%( %7%& ,%7%&%&
2%&4 ,13%08 ,1*%0 *'-+3;/+0 *%& *'4+,%3' ;/+0 )+5%4'%& 5+)%3 ,%)2%3%7%(8 )+*%&4 *' /%'& -'0%7
,%7%&%& B%B%&%& '&' ,%)'0 ,+&4%&*1&4 3')'7; 2%&4 C171- -;(+&)'%/ 1&(17 ,+&',51/7%& -+&2%7'(8
%7'5%( -+&4+/;/%%&&2% 2%&4 ,%)'0 B%10 *%3' )2%3%( 7+)+0%(%& 9O1*B%B%&(;8 <==F?@
O%7%&%& B%B%&%& makanan siap makan adalah makanan dan minuman yang disiapkan dan
dijual oleh penjaja makanan terutama di pinggir jalan dan tempat umum lain yang serupa. Makanan
jajanan merupakan kategori makanan yang sangat heterogen, meliputi makanan, minuman, dan
makanan ringan. Makanan yang dijual juga menunjukkan variasi yang besar dalam hal bahan,
metode penjualan, pengolahan dan konsumsi dan dijual di jalan melalui gerobak atau keranjang ,
atau dari warung atau toko-toko yang memiliki kurang dari empat dinding permanen (FAO, 2007).
Semua usaha penyediaan makanan termasuk makanan jajanan dalam menyediakan makanan harus
menerapkan prinsip-prinsip higiene sanitassi makanan yaitu upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau berisiko menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan. Beberapa jenis penyakit bawaan makanan/FBM (Food Borner Diseases) di
antaranya adalah cholera, disentri, tifus, paratifus dan hepatitis A (Rane, 2011).
Menurut Supraptini dan Djaris Ihawati (2003) pada tahun 2000 terdapat 2010 kasus keracunan
makanan dengan korban meninggal 19 orang (Laporan bulanan KLB Sub. Dit, pengamatan
epidemiologi penyakit), kejadian diare juga menimpa wisatawan Jepang yang berkunjung ke Bali
tahun 1995 yang berakibat buruk bagi dunia pariwisata Indonesia yaitu dengan pembatalan ribuan
kunjungan wisatawan mancanegara asal jepang yang sedianya akan datang ke Indonesia.
Pantai Baru merupakan salah satu objek wisata air di Kabupaten Bantul. Secara administrative, pantai Baru termasuk dalam wilayah dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan,
Kabupaten Bantul. Di pantai ini terdapat banyak pohon cemara yang dapat membuat suasana
pantai tidak terasa panas pada waktu siang hari. Dan di antara banyak pohon cemara berdiri banyak
warung makan dengan menu hasil olahan laut seperti ikan, udang, kerang, dan lain-lain. Warung
makan ini dinaungi dalam paguyuban bernama Nila Arum Sari dengan anggota sejumlah 121
warung makan.
Pengaruh Pelatihan Higiene Sanitasi terhadap Pengetahuan Pengelola Rumah Makan...
229
PQRSTUVRW XSYZV[\]\VY ZWZVXV^_VY QV[`Va XVTV XSYbS]c]V dVRW[ QVYeV_ eVYb QS]\d dSYbST^W
ZVY dSdV[VdW ^SY^VYb [ebWSYS RVYW^VRW dV_VYVYfXSYeS[V^VY dV_VYVY eVYb ZWgSTdWY_VY ZVTW
XTV_^W_ RVYW^VRW dV_VYVY RSXST^W ^WZV_ dSYbb\YV_VY gS]SdS_a dSYbSTWYb_VY V]V^ dV_VY ZSYbVY
]VXfRSTQS^ eVYb _c^cTa QSTQWgVTV RS]VdV dSYbS]c]V dV_VYVY ZVY ]VWYh]VWYi jW[VTVX_VY ZSYbVY
VZVYeV XTcbTVd kkl mmn eVYb QS_SToV RVdV ZSYbVY jWYVR kSRS[V^VY kVQ\XV^SY pVY^\] ZVXV^
dSYWYb_V^_VY ^WYb_V^ XSYbS^V[\VY XSYbS]c]VfXSYoVdV[ dV_VYVY ^SY^VYb [ebWSYS RVYW^VRW
dV_VYVY ZW _V`VRVY mVY^VW pVT\ kVQ\XV^SY pVY^\]i
qr stuvwt
mSYbVdQW]VY ZV^V ZW]V_\_VY ZW _V`VRVY mVY^VW pVT\a kVQ\XV^SY pVY^\]a ZSYbVY dS^cZS
XSdQSTWVY WY^STUSYRWa XS]V^W[VY XSYbc]V[VY [VRW] ]V\^ c]S[ g[Sx ZVTW [c^S] RSTV^cY d\R^W_V ZVY
XS]V^W[VY [ebWSYS RVYW^VRW XSYoVdV[ dV_VYVY c]S[ jWYVR kSRS[V^VY kVQ\XV^SY pVY^\]i
y\QoS_ VZV]V[ XSYoVdV[ dV_VYVY ZW `VT\Yb dV_VY _V`VRVY mVY^VW pVT\ eVYb ZV^VYb RVV^
ZWVZV_VY XS]V^W[VY RSo\d]V[ z{ cTVYbi nV^STW XS]V^W[VY ZWRVdXVW_VY c]S[ jWYVR kSRS[V^VY
kVQ\XV^SY pVY^\] RSR\VW ZSYbVY kSXdSY_SR lXi |}{fnSY_SRfykf~fz ^SY^VYb XSTReVTV^VY
[ebWSYS RVYW^VRW oVRV QcbVi
YV]WRWR ZV^V dSYbb\YV_VY \oW R^V^WR^W_ `W]gccY ZSYbVY ^VTVx _SdV_YVVY RSQSRVT a{ \Y^\_
dSYbS^V[\W XSYbVT\[ XS]V^W[VY ^ST[VZVX ^WYb_V^ XSYbS^V[\VYi
r
yS^S]V[ ZW]V_\_VY XS]V^W[VY ZW Q\]VY ySX^SdQST ^V[\Y } ^ST[VZVX z{ XSYoVdV[ dV_VYVY
ZW _V`VRVY mVY^VW pVT\ kVQ\XV^SY pVY^\]i
Tabel 1. Hasil analisis Uji wilcoxon Pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan
pelatihan higiene sanitasi makanan
Aspek
N
Median
Rerata ± s.d
P
(Min-Maksimum)
Pre-tes Pengetahuan
35
(1 - 7)
4,74 ± 1,42
0,000
Pos tes Pengetahuan
35
(5 - 9)
6,71 ±1,18
0.000
pSTZVRVT_VY ^VQS] }a ZWZVXV^_VY QV[`V VZV _SYVW_VY ^WYb_V^ XSYbS^V[\VY XSYoVdV[ dV_VYVY
eVYb ZW]W[V^ ZVTW TSTV^V dSVY eVW^\ a| RVV^ XTS^SR^ ZVY a|} RVV^ XcR^SR^i yS[WYbbV ^STZVXV^
_SYVW_VY RSQSRVT }a| RS^S]V[ ZW]V_\_VY XS]V^W[VYi
r tsq
VRW] VYV]WRWR dSY\Yo\__VY QV[`V VZV XSYWYb_V^VY XSYbS^V[\VY RSQSRVT }a| VY^VTV RSQS]\d
ZVY RSR\ZV[ XS]V^W[VYi jVY ZVXV^ ZWYeV^V_VY QV[`V XS]V^W[VY [ebWSYS RVYW^VRW dV_VYVY dSdQSTWh
_VY XSYbVT\[ ^ST[VZVX XSYWYb_V^VY ^WYb_V^ XSYbS^V[\VY XSYoVdV[ dV_VYVY ZW`VT\Yb dV_VY
ZW _V`VRVY XVY^VW pVT\ ZSYbVY YW]VW RWb a m<0,005).
230
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
¡¡ ¢ £¢
¢ ¢¤¢ ¡
¤¢¥ ¦¢ ££ §¤ ¨¤¤¤¤ ©ª««¬ ¡® £
¢ ££¤ ¤¢ ¥ ¤ £
¡ ££¤¥¯¡¢ £ £ ¤¢
¢ ¡£° ¢ ©long lasting £¡¢ ¥
¯¡¢ ® ¡
¢ ££ £
± £ ¢£ ¤£
¢£ ¢ ¤££ ¤¢ ¤£¥
¯ ¡¡ £¢ ££ ± £² ¢£
°¤£ ¥ ¡ °¤¢ °¤¢
¥ ³ ¢ ¡
¢ ¤£ £ ¡£¢
¥ ´££ £ ¢ ¤ ¡ ±
®£ ¡ ¤¥
¢ ¢ £² £ £ ¡ £¡ ¡°¤ £
££ £ ¢ ¡£ ¥ ¦¢ ££
¢ µ£± ©ª«¶« ¡® ¡
££ £¡¢ ££ ¢ ¡ £¢£
· µ¸¹ ³£¥
£ ¢ £ º
£¥ »¢ ¢ £ £ £ ¡¡£ ¥
¢ ¡ ¡£ º
¡¢ £¡ £ ¢ ¡ £¥ ´¡ °£¢£
¢ ² ® £¥ ¢ ¢ ¤¢
¸ ©ª«¶¼ ¡® °£¢£ £ £ ¤
¡ ¢ ¥
½¾ ¿ÀÁÂÃÄÅÆÇÈ
¶¥ § ¢¤¢ ®£ ®£ É £¡¢
¢ ¢ ££ ¼±Ê¼
ª¥ § ¢¤¢ ®£ ®£ É £¢ ¢
¢ ££ ˱ʶ
¬¥ ¯ Ì£ ¢ ££
¢¤¢ ®£ ®£ É
; ÁÇÎÇÈ
´ ³£ ´£ ´¡ É¢± £¢¢ ¡
¢¤¢ ®£ ££ ¢¤¢ ¤¢ ¡£
Pengaruh Pelatihan Higiene Sanitasi terhadap Pengetahuan Pengelola Rumah Makan...
231
ÏÐ ÏÑÒÓÑÔ ÕÖ×ÓÑØÑ
ÙÚÛÜÚÝ Þßà áâââà ãencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia äehat åæçæè ÙÚÛÜÚÝ Þßè éêÜêëìê
íîîï êðï ñòëóôõöìõëÚ ÷ëòêðóøêìóîðà áââùà ätreet Food: ämall Entrepreneursú Big Business à ûììÛüýý
þþþàÿêîàîëòýÚðòöóÝûýðÚþÝëîî ý ûóòûöóòûìÝý áââùýâùÚàûì ñôôÚÝÝÚï á ÙÚôÚ Úë
á à
õï ê êðìîè àè è è Keamanan Jajanan Makanan radisionalè ûììÛüÜî ÛêÝàôîàóïè ïóêÜÝÚÝ ìêðòòêö
ÚÛìÚ Úë áè îòêÜêëìê
îìîêì îï îè è Ilmu Kesehatan Masyarakatè éêÜêëìêü ÞóðÚÜê óÛìê
Þîû êïè àè õëþêðìîè êðì îÜîè àè áà õõðòêð îðïóÝó êëêðê êðóìêÝó óÝêìê ÝêëÝêðìê
ÙÚðòêð óðòÜêì ÚÛõêÝêð óÝêìêþêð êþêÝêð óÝêìê êïõÜ ê êû õðòÜõë Ùó êõÛêìÚð
îðîòóëóà Jurnal Kesehatan Lingkunganè îöà îà îÚ Úë áà êö ùâ
ÞêÛóêÝóûè à àè ëêþóðóðòïêûè àè ÚÝìêëóè à ñàè áè Úöêìóûêð òóÚðÚ êðóìêÝó ïêð îÝìÚë
ÚëÛÚðòêëõû ÚëûêïêÛ ÚðòÚìêûõêðè ÚëóöêÜõ Úð ê êû êÜêðêð ïêð ÚöêêÜêð óòóÚðÚ
êðóìêÝó ïó ßðÝìêöêÝó óøó Þ êðòöêû ÙÚðÛêÝêëà Jurnal Gizi Klinik Indonesiaà îöà ùà îà à
îÚ Úë á êöà ù
ÞêðÚè àè ááà ätreet Vended Food in Developing World: Hazard Analysesà ßðïóêð é óôëîóîöü áá è
ÛÛàá áà
êðìîÝîà ßè áà Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umumè îòêÜêëìêü ÚðÚëóì îÝÚðà
õëêðóè Ùàè áè ÚÚëêïêêð ñðòÜê õ êð ßÜêð êþêö êÜêë ïêð Úëêöêìêð êÜêð êÜêëà Jurnal
Kesehatan Masyarakat à êö áâááâà
❆
232
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
!"#$#%&'('# )'*'+$('+ ,'+-'.'&'( /"+' )'.'#%&01'.
,"#232 /"+' 4'#%%25 6"#7'#'
Muhammad Anggri Setiawan1, Guruh Samodra, Nugroho Christanto,
Novia Kristiana, Jantan Putra Bangsa
Kelompok Studi Transbulent
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
e-mail : anggri@ugm.ac.id
ABSTRAK
Konsep Desa Tangguh Bencana (DESTANA) yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa masyarakat harus turut berperan aktif dalam proses pengurangan
risiko bencana. Pada kenyataannya, bukti implementasi DESTANA masih jarang ditemukan di berbagai
wilayah di Indonesia, meskipun buku acuan dan program pendampingan di daerah juga dilakukan.
Program pengabdian masyarakat ini berupaya untuk mengembangkan dan menerapkan sebuah hirarki
penyusunan D ESTA NA di D esa Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan dalam program pengabdian terdiri atas 5 tahapan utama, yaitu i) koordinasi pembentukan
forum bencana di tingkat kecamatan, ii) pembentukan tim siaga bencana, iii) analisis risiko bencana
longsor, iv) pemasangan alat peringatan dini longsor dengan SIPENDIL, v ) sosialisasi risiko longsor
dan simulasi tanggap darurat di setiap dusun. Berbagai metode diterapkan di dalam kegiatan berupa
Focus Group Discussion , survey lapangan, pemetaan wilayah dengan teknologi drone, analisis
kerentanan setiap rumah hingga analisis kerawanan berbasis karakteristik bentuklahan. Warga juga
telah membuat serangkaian skenario “ siapa harus bebuat apa” pada kondisi waspada, siaga, dan
awas yang ditentukan oleh level yang diinformasikan melalui SIPENDIL. Kegiatan simulasi harus
terus dipraktekkan dan dibudayakan agar masyarakat selalu ingat dan siap terhadap berbagai risiko
yang dapat muncul. Komponen terpenting dalam kegiatan ini adalah terbentuknya sebuah kesadaran
dan kerjasama antara masyarakat, pemerintah desa, puskesmas, M USPIKA Karangkobar, dan BPBD
Banjarnegara dalam merealisasikan DESTA NA Karangkobar.
Kata Kunci : Destana, bencana, Karangkobar.
89 :;<=>?@A@><
BCDEFGFH IHJC ECKLFKF MHNHO ECDGFKIH ICDPFQH QH ECDEFGFH RHNFSFO TKQUKCMHFV WXNFH QFDH IMXKFWHV
GCWJF EXWHV NCIXMFK GXKXKG FJHV NUKGMUDV EFKPHDV YCEFYFDFKV OHKGGF YCYCDHKGFKZ [CLFDF FNFWHV
RHNFSFO YCJXNFXFK TKQUKCMHF SFKG ICDNCIFY WCWFKPFKG QH PFNXD LHKLHK FJH \rings of fire] WCWJXKSFH
YFDFYICDHMIHY IUJUGDF^H ECDEXYHI_ECDGXKXKG QFK `FDHFMH OXPFK SFKG CYMIDHWZ [YFNF ECKLFKF QH TK_
QUKCMHF QHJCDJFDFO QCKGFK PXWNFO JCKQXQXY SFKG ICDXM ECDIFWEFO QFDH IFOXK YC IFOXK QFK FDCF
JCDWXYHWFK MCWFYHK WCDFWEFO aUKF DFRFK ECKLFKFZbCWCDHKIFO JXMFI ICKIXKSF IHQFY MCNFWFKSF
QFJFI MCGCDF OFQHD XKIXY WCWECDHYFK EFKIXFK EFGH WFMSFDFYFI SFKG ICDQFWJFY ECKLFKF QH QFCDFO
SFKG MXNHI QHPFKGYFXZ cCKQFNF ICDMCEXI QFJFI QHFIFMH QCKGFK WXKLXNKSF YUKMCJ dCMF eFKGGXO
BCKLFKF \df[eghg]Z
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh Bencana ...
233
ijklmnjopqlrls tlsuupr vjswlsl lxlolr xjklmyjopqlrls zlsu {j{|o|y| yj{l{}pls {lsx|q|
ps~py jqlxl}~lk| xls {jsurlxl}| }~jsk| lswl{ls jswlsl kjq~l {j{po|ryls x|q| xjsuls kjujql
xlq| xl{}lyxl{}ly jswlsl zlsu {jqpu|yls v v {q tlrps njjqlxlls
it lyls klsul~ {j{ls~p }j{jq|s~lr xlol{ p}lzl }jsupqlsuls q|k|y jswlsl x| kylol
slk|slo j{jq|s~lr ~|xly xl}l~ kjol{lszl x|lsxloyls xlol{ kj~|l} yjlx|ls jswlsl{lkzlqlyl~
xjkl rlqpk {l{}p jqujqly kjwlql {lsx|q| xlol{ p}lzl }jsujoolls jswlsl sx|yl~q
yjjqrlk|ols ~jqjs~pyszl it ~jqx|q| l~lk y{}sjs oju|kolk| }jqjswlslls yjoj{lulls
}jsxlslls }jsuj{lsuls yl}lk|~lk xls }jszjojsuulqlls }jslsuupolsuls jswlsl
nskj} ijkl tlsuupr vjswlsl it zlsu x|~j~l}yls ojr vlxls lk|slo jslsu
upolsuls vjswlsl v v {jspspyyls lrl {lkzlqlyl~ rlqpk~pqp~ jq}jqls ly~| xlol{ }qkjk
}jsupqlsuls q|k|y jswlsl lxl yjszl~llsszl py~| |{}oj{js~lk| it {lk|r lqlsu
x|~j{pyls x| jqlul| |olzlr x| sxsjk|l {jky|}ps pyp lwpls xls }quql{ }jsxl{}|suls
x| xljqlr pul x|olypyls j{js~pyls it x| kylol slk|slo ~|xly |kl x|olypyls rlszl
ojr v v l~lp}ps v vi j{pl stakeholder x| xlol{ {lkzlqlyl~ pul xl}l~ {jsu|s|k|lk| }qkjk
}jqwj}l~ls }j{js~pyls it x| jqlul| |olzlr x| sxsjk|l ~js~pszl xjsuls kp}jq|k|
xlq| {lk|su{lk|su v vi
j{lul jsjo|~|ls xls jsulx|ls lkzlqlyl~ s|jqk|~lk lxlr lxl
{jolyklslyls kjqlsuyl|ls }quql{ ijkl v|slls zlsu klolr kl~pszl x|ypkyls yj ijkl
nlqlsuylq njwl{l~ls nlqlsuylq nlp}l~js vlslqsjulql q|sk| ll tjsulr
nlqlsuylq x|}|o|r kjlul| klolr kl~p xjkl |slls ylqjsl ol~lq jolylsu yjlx|ls osukq
zlsu jqpolsu ylo| x| kjy|~lq |olzlr |s| tppls p~l{l xlq| }quql{ xjkl |slls |s| lxlolr }js|su
yl~ls yl}lk|~lk {lkzlqlyl~ nlqlsuylq ps~py {jsuj{lsuyls xls {jsjql}yls kjplr r|qlqy|
}jszpkpsls it
¡¢£¤¥¡¦¤
tls~lsuls p~l{l xlol{ }jolyklslls }quql{ lxlolr {jsp{pryls yjklxlqls lqul ~js~lsu
lq~| }js~|su it nlqlsuylq xlol{ |s|k|lk| }jsupqlsuls q|k|y jswlsl §|s~|kls }quql{
~jqyl|~ yju|l~ls }jsupqlsuls q|k|y jswlsl {j{p~pryls }qkjk }jszl{}l|ls zlsu rlqpk
{j{}jqr|~psuyls k|~plk| xls ysx|k| kk|lo pxlzl {lkzlqlyl~oylo jq|swlsuls ~js~lsu }~jsk|
jswlsl }lxl lqjl ~j{}l~ ~|suulo lqul {jqp}lyls |kp zlsu klsul~ kjsk|~| jlu|ls {lkzlqlyl~
{lk|r lxl zlsu jqlsuul}ls lrl {jx|kypk|yls }jqklols jswlsl lxlolr ~lp qkjkkk|lo|klk|
}quql{ }jsupqlsuls q|k|y jswlsl ~|xly xl}l~ x|olypyls rlszl xjsuls kjylo| }qkjk ~l~l}
{pyl qkjk }j{lrl{ls {lkzlqlyl~ pul ~|xly rlszl |kl x|wl}l| xjsuls {j~xj }jsullqls
kl~p lqlr xjsuls {j{jq|yls ~jq| yjjswlslls zlsu ~jqxl}l~ x| xlol{ pyp ~jyk
jsxjyl~ls kjopqpr joj{js {lkzlqlyl~ xls }j{jq|s~lr xljqlr rlqpk x|olypyls kjwlql
jqkl{lls quql{ llols jqp}l nn xl}l~ {jslx| llols zlsu jjy~| xls j|k|js
ps~py {jolypyls }jsxjyl~ls yj}lxl kjopqpr joj{js {lkzlqlyl~ lkzlqlyl~ {lk|r {j{lsxlsu
lrl {lrlk|kl {j{}pszl| }k|k| zlsu sj~qlo kjr|suul {lrlk|kl nn xl}l~ xjsuls {pxlr
jq|s~jqlyk| xls {jsxlol{| kk|lo pxlzl {lkzlqlyl~ nlqlsuylq lql {lrlk|kl {jslx|
}jqls~lql xlol{ {j{lrl{| k|k~j{ kk|lo pxlzl {lkzlqlyl~ |qyqlk| }j{jq|s~lr xljqlr xls
xl}l~ {jslo|s rppsuls yjxjyl~ls xjsuls ~yr~yr {lkzlqlyl~ kj~j{}l~ lo|sls k|ol~pqlr{|
~j~l} ~jqpk x|olypyls yj}lxl }lql ~yr {lkzlqlyl~ kjoj}lk }quql{ nn ~jolr pkl| t|{
234
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
¨©ª«¬® ¯©°±²³«´² ³©µ²¶«¬° ·¸·²¹ ¯·®ª³´ ºª°±³¸¨ª» ¯«¹² ¶ª² ´²°±±¹ ¯©°±²°¬ ¶²
ª«¯µ ¼ª±» ¯³° ¨©ª·¯» «°¶°±° ¬©ª°²³µ°» ¹©¹®«» µ²°±± ½©°±«³ ¸ª°± ·³²´¾ ¿³´²À²´·
·¸·²¹ ¨©ª·¯ ¯·®ª³´ ´©ª¹²µ´ ·©¬©¹© °¯«° ¯©ª«¬³° ³«°Á² ·«³·©· «°´«³ ¯©°«¯¨«µ³°
³©¬©ªÁ®° ¯·®ª³´ ³©¬¶ ·©¹«ª«µ °±±¸´ ´²¯¾ º©´²³ ¯·®ª³´ ´©¹µ ¯©°±°±±¬ ´²¯
ÂÃÄ ·©¨±² ³©¹«ª±» ¯³ ¨ª«¹µ ¶²³©°¹³° ¶©°±° ª°±³²° ¬ª¸±ª¯ ÅÆÇÈ¿É¿ ºª°±Ê
³¸¨ª¾Ë³´° ¨´²° ¶° ©¯¸·² ®°± ´©ª½¹²° °´ª ¯·®ª³´ ¶° ´²¯ ¶¬´ ¯©°©°´«³° ©Ì©³´²À²´·
¶° ³©¨©ª¹°½«´° ¬ª¸±ª¯¾
º©±²´° «´¯ ¶¹¯ ¬ª¸±ª¯ ÅÆÇÈ¿É¿ ºª°±³¸¨ª ´©ª¶²ª² ´· Í ´µ¬° «´¯» ®²´« iÎ
³¸¸ª¶²°·² ¬©¯¨©°´«³° ̸ª«¯ ¨©°Á° ¶² ´²°±³´ ³©Á¯´°» iiÎ ¬©¯¨©°´«³° ´²¯ ·²± ¨©°Á°»
iiiÎ °¹²·²· ª²·²³¸ ¨©°Á° ¹¸°±·¸ª» ivÎ ¬©¯·°±° ¹´ ¬©ª²°±´° ¶²°² ¹¸°±·¸ª ¶©°±° ÇËÏÆÉÅËл
vÑ ·¸·²¹²··² ª²·²³¸ ¹¸°±·¸ª ¶° ·²¯«¹·² ´°±±¬ ¶ª«ª´ ¶² ·©´²¬ ¶«·«°¾ Æ°¯ ´µ¬° ®°± ¶²´©¯¬«µ
¹©¨²µ ¯©°©³°³° ³©¬¶ Ì·© ¬ªÊ¨©°Á° ¶² ¶¹¯ ·²³¹«· ¯°½©¯©° ¨©°Á° ÒÓÉÏÓ» ÔÕÕÖѾ
×××Ø ÙÚÛ×ÜÝ ÞßàáÚÙÚÛÚâ ãÚâ ãÚàÞÚä
åØæ äççèéêëìíê îïðñïëòóôìë õçèóð ñïëöìëì éê òêë÷ôìò ôïöìðìòìë
Ϫ¸·©· ³¸¸ª¶²°·² ¬ª¸±ª¯ ¬©°±¨¶²° Å©·´° ºª°±³¸¨ª ·«¶µ ¨©ª¹°±·«°± ·©½³ ´µ«°
ÔÕø; Å« ¬©ª²¸¶© ¬©¹³·°° ººÉÊÏÏÄ ÂÃÄ ÒĪ©´Ê¿¬ª²¹ ¶° ù«¹²Ê¿±«·´«· ÔÕøÍÑ ¯©°±¼¹²
¬ª¸·©· ¬©°¶©³´° ¶©°±° ¼ª± ¶° ¬©¯©ª²°´µ ¶©ªµ Ò飯 ø ¶° ¨Ñ¾ Ó©ª¨±² ¬²µ³ ´«ª«´
¶²¹²¨´³° ¶¹¯ ª©°Á° ¬©°®«·«°° ÅÆÇÈ¿É¿ ºª°±³¸¨ª¾ ú·²¹ ¬©°¶©³´° ¶° ¶²·³«·²
¶©°±° ¼ª± ¶° ¬©¯©ª²°´µ ¶©ªµ ·©´©¯¬´ ¯©ª«¯«·³° ¨µ¼ ¶«·«° Ų¼©³» ·©¨±² ¨±²°
¶ª² ¼²¹®µ ¶©· ºª°±³¸¨ª» µª«· ¯©°¶¬´³° ¬ª²¸ª²´· ¶¹¯ ¬ª¸±ª¯ Ï©°±«ª°±° û²·²³¸
Ó©°Á°¾ ÓÏÓÅ Ó°½ª°©±ª» ÄÂÇÏ˺¿ ºª°±³¸¨ª ¶° ¬©¯©ª²°´µ Å©· ºª°±³¸¨ª ´©¹µ
·©¬³´ «°´«³ ¨©³©ª½ ¨©ª·¯ ÂÃÄ ¶¹¯ ¯©¯¨²° ¯·®ª³´ ¶«·«° Ų¼©³ «°´«³ ¶²¯·«³Ê
³° ¶¹¯ ¬ª¸±ª¯ ÅÆÇÈ¿É¿ ºª°±³¸¨ª Ò飯 øÁѾ
飯 ø¾ Ϫ¸·©· ¬©°¶©³´° ¶° ³¸¸ª¶²°·² ¬©°®«·«°° ÅÆÇÈ¿É¿ ºª°±³¸¨ª ®°±
¶²ª²°´²· ¶ª² ººÉÊÏÏÄ ÂÃÄ ÔÕøÍ ¨©ª·¯ ÓÏÓÅ Ó°½ª°©±ª» ÄÂÇÏ˺¿ ºª°±³¸¨ª»
¶° ¯·®ª³´ Å©· ºª°±³¸¨ª¾
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh Bencana ...
235
üýþÿ ý ÿ þ ýþ ÿ ÿ ÿ ÿþ
þ þ þ þ ÿÿ þ þ
ÿ ÿ þ þ
þ ýþ þý þ ý þ þ ÿ ÿ ÿ
þ þý þ þ ý !" þÿ #
þ þý þ ÿþ þý
$%& '()*(+,-./+ ,0) 10/2/ *(+3/+/
4 þ þý þ 4 5 ÿ !"
þ ÿþý 6 þÿ þ ÿÿ ÿ ÿ þ
ýý þ ÿ #ÿ ýýþ 7ÿ ý þþ
þ þ ÿ ÿ 5ýþ ÿ ! ÿÿ
þ ýþ
þýýþ ý ÿ þ ÿ ý 8 þ
þ ÿ ÿþ þý 9 : % 4 þþ
þ ; þ ÿ #ýþ <=> ý
ÿ ý þ : ?! þ @4
ÿ ý ÿÿ ?! þ :@ 4 þ ÿ
ý þý ý ýþ ÿ : ? þ A ÿ
ý ý@ > þ #ý ý ÿþ ÿÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ þ þÿ ÿ
Gambar 2. Susunan anggota tim siaga bencana Karangkobar
236
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Gambar 3. Tim Siaga Bencana Karangkobar dengan seragam berupa rompi khusus untuk
menunjukkan status dan meningkatkan kebanggaan seluruh anggota
BCBC DEFGHIHI JHIHKL MNEOFEF PLEQILR
STUVWXWXYWXWZ[ \]T^UTU V[T_X[Y `UYaX b]bc]Y`WdaT_ZUT Z[bc[T]T Z]YUeUTUT fUT Z]Y]TdUTUT
V[T_X[Yg h]YUeUTUT V[T_X[Y V]\W` d]YZUWd Z]cUfU c[d]TXW fWbUTU fUT ZUcUT d]YiUfWTjU V[T_X[Yk
X]fUT_ZUT Z]Y]TdUTUT UfUVU` X]TXWdWlWdUX]V]b]T jUT_ \]YWXWZ[ d]Y`UfUc UT^UbUT \]T^UTU V[T_X[Yg
STUVWXWX Z]YUeUTUT fUT Z]Y]TdUTUT b]b\ada`ZUT ZUiWUT WVbWU` jUT_ Z[bcV]ZXg m]dU Z]YUeUTUT
jUT_ fWXaXaT [V]` nmno nUTiUYT]_UYUk eWVUjU` o]XU hUYUT_Z[\UY bUXaZ Z] fUVUb ZUd]_[YW
Z]YUeUTUT V[T_X[Y jUT_ dWT__Wg pUbaTk c]b]YWTdU` fU]YU` nUTiUYT]_UYU \]Vab b]T_UTUVWXWX
dWT_ZUd Z]Y]TdUTUT bUXjUYUZUd hUYUT_Z[\UY d]Y`UfUc \]T^UTU V[T_X[Yg
m]dU Z]Y]TdUTUT fW\aUd \]YXUbU qWb hhprmms tus vwxy f]T_UT b]d[f] jUT_ fW_aTUZUT
[V]` zUb[fYU {vwxw|g tTWd UTUVWXWX Z]Y]TdUTUT UfUVU` YabU`k f]T_UT b]bc]YdWb\UT_ZUT iabVU`
eUY_U jUT_ dWT__UV fW fUVUb YabU`k \UVWdUk VUTXWUk fW}U\]Vk W\a `UbWVk c]TfUcUdUT `WT__U bUd]YWUV
\UT_aTUTg qW_U Z]VUX Z]Y]TdUTUT {dWT__Wk X]fUT_k Y]TfU`| fWdUbcWVZUT fW X]dWUc dWdWZ YabU` jUT_
d]YfUcUd fW oaXaT oWe]Zk o]XU hUYUT_Z[\UY {uUb\UY ~|g T}[YbUXW Z]Y]TdUTUT XUT_Ud \]Y_aTU
\U_W dWb XWU_U \]T^UTU XUVU` XUdaTjU fUVUb cYW[YWdUX ]lUZaUXWg
Gambar 4. Peta kerentanan longsor per rumah di Dusun Diwek, Desa Karangkobar
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh Bencana ...
237
unmanned
aerial vehicle
¡¢ £¤¥¦
§
¨ § ©
Gambar 5. Contoh hasil pemotretan UAV untuk analisis kerentanan dan
kerawanan longsor di Diwek Lor, Dusun Diwek, Desa Karangkobar
ª«¬ ®¯°±°²³°² ´°² ±µ±¶°·¶±°±¶ ¸¹º»¼¹½ ¾±¶±¿®¯ À®Á¶²³°¿°² ´¶²¶ ·µ²³±µÁÂ
ÃÄÅ ÄÆ ¡¢ Ã
© Ã Ç ¡¢
§ § Ã È
© § É Ã
Ç
waspada 55-75, siaga 75-80, dan awas >80 mm. Setiap tingkatan akan diberikan tanda
kentongan dengan ritme yang telah ditentukan.
Gambar 6. Pemasangan sipendil (sistem peringatan dini longsor) bersama warga
238
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
ÊËÌ ÍÎÏÐÑÒÐÏÑÏÐ ÓÐÏÐÔÎ ÕÎÖ×ÏÎØ ÙÑÖ ÍÐÚÛÒÑÏÐ ÜÑÖ××ÑÝ ÞÑØÛØÑß
àáâãäåäæ çèçãäéãçäçã êáæâëæìäæâ çáéëíëî ïäíâä ìëçëæ ðãïáñò åãê çãäâä óáæôäæäò õáêáíãæåäî
ìáçäò ö÷øùúàûò õëçñáçêäçò ìäæ üùüð üäæýäíæáâäíäþ øèçãäéãçäçã ìãéäñçäæäñäæ ìã õáéäåäíäæ êäçýãì
ðãïáñ ÿèí ìáæâäæ êáéãóäåñäæ ñëíäæâ éáóãî õáçáíåäþ äñåë õáéäñçäæääæ ìãéäñëñäæ êáæýáéäæâ
óëñä õëäçäþ áêä çèçãäéãçäçã åáíìãíã ìäíã
ãçãñè ìäæ ãìáæåããñäçã éèæâçèí ìã éäõäæâäæ èéáî ãê ÷ö
àáìãçãõéãæäæ ìäéäê õáéäñçäæääæ õíèçáìëí åäæââäõ ìäíëíäå èéáî àèíäêãé àäíäæâñèóäí
àáäêäæäæ ïãéä äî õäìä çääå ñáýäìãäæ óáæôäæä èéáî ùèéçáñ àäíäæâñèóäí
öèóãéãçäçã ëæçëí êäç äíäñäå ñäåáâèíã íáæåäæ ìäæ õáíåèéèæâäæ õáíåäêä ñáôáéäñääæ èéáî
ùëçñáçêäç àäíäæâñèóäí
ÿäæâñäî åäæââäõ ìäíëíäå ìäæ éèâãçåãñ èéáî üùüð üäæýäíæáâäíä
ùíèçáç çèçãäéãçäçã ìãóäæåë èéáî çïäìä ä êäç äíäñäå ìäéäê óáæåëñ õáæ ãäõäæ sound systemò
åáæìäò ìäæ õáêóëäåäæ ñáæåèæâäæþ ðã ìäéäê õíèçáç çèçãäéãçäçã ýëâä ìãåäêõãéñäæ ãìáè çãæâñäå õíèãé
ïãéä äî àäíäæâñèóäí ìäæ îäçãé ôáåäñ èåè ëìäíäþ ùãîäñ àèíäêãé ìäæ õèéçáñ åáíåäíãñ ìáæâäæ êáåèìá
çèçãäéãçäçã ìäæ óáíæãäå ëæåëñ êáæâáêóäæâñäæ ñáâãäåäæ ìã ìäáíäî éäãæ äæâ íäïäæ éèæâçèí ìã ïãéä äî
ñáíýä êáíáñäþ ùëçñáçêäç óáíçáìãä ìãëæìäæâ ñáêóäéã ýãñä ìãóëåëîñäæ õáéäåãîäæ ìáåãé åáæåäæâ ù àþ
øáéëíëî ñáâãäåäæ ìãéãõëå èéáî ïäíåäïäæ êáìãä ôáåäñ ìã çáñãåäí äïä áæâäî ìäæ çëìäî ìãëæââäî
ñá ìäéäê éäêäæ ÷öþ øãêëéäçã åäæââäõ óáæôäæä ëæã ò êáéãóäåñäæ çáéëíëî äæââèåä åãê
íáéäïäæò çáóäâãäæ óáçäí ïäíâä ðãïáñ ÿèí ìäæ ãæçåäæçã åáíñäãå õáêáíãæåäî ìáçäò êëçõãñäò
õëçñáçêäçò ìäæ üùüð üäæýäíæáâäíäþ
Gambar 6. Sosialisasi dan simulasi tanggap darurat longsor berbasis sipendil
Ü
Í
Õ
ãæåãçäæ õáæ ëçëæäæ ðøûû àäíäæâñèóäí ìäõäå åáíïëýëì êáéäéëã çáíäæâñäãäæ åäîäõäæ
äæâ îäíëç êáéãóäåñäæ óáíóäâäã õãîäñ êäç äíäñäå ìäæ õáêáíãæåäî ìäáíäîþ ûñäìáêãçã êäêõë
êáæýäìã ãæãçãäåèí çáñäéãâëç äâáæ õáíôáõäåäæ åáíóáæåëñæ ä õíèâíäê ðáçä äæââëî üáæôäæä ìã çñäéä
æäçãèæäéþ
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh Bencana ...
239
!" #$%&'# ()*+,-, ! !'#. $/0'& 1 232%4 5 2 !" 5/$''# 0/ 0'4'! 1 .'4' & ./'$'#
$'#..'2 0'5%5'$6 53.5'! 1 !'7'! ()*+,-, 1 "'.'/ "'./'# 0'5/ %2'8' 2 #.%5'#.'# 5/1/&3
" #7'#' 1 9'5%1#8' ! #0'2'$ 2351/ 2 59'$/'# 0'# 2 #0'#''# 8'#. 1'!' 0 #.'# %2'8' $'#..'2
0'5%5'$6
:;< =>?@ A?B
* . #'2 5'1' $ 5/!' &'1/9 &'!/ %7'2&'# & 2'0'C
D6
K6
N6
R6
S6
V6
W6
E !"'.' # 4/$/'# 0'# #.'"0/'# F'18'5'&'$ G#/H 51/$'1 I'0J'9 F'0'
L6 F6 *4'! $ 1 4'&% M 2'4' ( 1' M'5'#.&3"'5
*%25/8'#$3 1 4'&% M3350/#'$35 +/! */'.' O #7'#' 1 &'4/.%1 M 2'4' (%1%# (/P &Q ( 1'
M'5'#.&3"'5
%1& 1!'1 M 7'!'$'# M'5'#.&3"'5
O'0'# #'#..%4'#.'# O #7'#' (' 5'9 TOO(U O'#J'5# .'5'
F'18'5'&'$ ( 1' M'5'#.&3"'5 &9%1%1#8' (%1%# (/P &
('# 2/9'&X2/9'& 4'/# 8'#. $/0'& 0'2'$ &'!/ 1 "%$ 1'$% 2 5 1'$%6
>Y>>?
5'$%5'# M 2'4' O'0'# -'1/3#'4 #'#..%4'#.'# O #7'#' -3!35 R +'9%# KZZ[ + #$'#. 03!'#
#8%1%#'# \ #7'#' #'#..%4'#.'# O #7'#' O'0'# -'1/3#'4 #'#..%4'#.'# O #7'#'
5'$%5'# M 2'4' O'0'# -'1/3#'4 #'#..%4'#.'# O #7'#' -3!35 D +'9%# KZDK + #$'#. 03!'#
G!%! ( 1']M 4%5'9'# +'#..%9 O #7'#'
*'!305'^ I%5%9Q KZDZQ Landslide Vulnerability And Risk assessment: From Geomorphological Mapping to Object based Image Analysis (OBIA) in Kayangan Catchment Kulon Progo Yogyakarta Special Province. Thesis. Fakultas Geografi UGM:Yogyakarta.
❆
240
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
_`abacdefea gheibfej khleibcmnkhleibcmef
_bopbaea qeleac khmeooerbsem
rea tbjsbsem rb g`ueoefea gerhreopbf vhdelhob
Muhammad Thariq Aziz, M.Pd.I1
1
Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi(UMMI).
ABSTRAK
M uhamamdiyah dan ‘Aisyiyah merupakan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang berasaskan
al-Qur ’an dan as-Sunnah. Proses melakukan dakwah merupakan hal yang penting dalam perkembangan
M uhammadiyah pada tataran akar rumput sehingga memerlukan mubaligh/mubalighat yang memeiliki
kualitas yang mumpuni. M etode yang digunakan dalam peningkatkan kualitas mubaligh/mubalighat
melalui pelatihan dan pembentuk korp mubaligh/mubalighat. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatam
pemahaman tentang manajemen dakwah sedangkan dengan pembentukan korp maka menjadi wadah
untuk komunikasi dan tempat pengkaderan mubaligh/mubalighat untuk menghasilkan generasi penerus
dakwah yang berkualitas.
Keyword: Kualitas, M ubaligh/M ubalighat, M uhammadiyah, ‘Aisyiyah.
wx
yz{|}~}{
x
}} z}}{
¡
¡ ¡ ¡ ¢£ £ ¢£
¡ ¡ ¤
¡ ¡
¡ ¥ ¦¥§
¨ ¦¥§ ¥ ¡
© ª ¡
¡ ¢£ «¬ ¡
¨£ ® ¦¨®§ ª ¨ ¡
£ ¡
¬ ¡
¡ ¡ ¯ °
¡ © ª
¡
± ¡ ¬
² ©
ª ³ ´ ´ µµ¶ ·Kamu adalah
Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ...
241
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia¸ menyuruh kepada yang ma¹ruf¸ dan mencegah dari
yang munkar¸ dan beriman kepada Allahº »ekiranya Ahli Kitab beriman¸ tentulah itu lebih baik bagi
mereka¸ di antara mereka ada yang beriman¸ dan kebanyakan mereka adalah orang¼orang yang fasikº
½¾¿ÀÁ ÂÁÃÁÄ ÅÆ¿ÁÀÁÇÈÉÁÊà ÁËÁÀ ÌÍÎ Ï»erulah ÐmanusiaÑ kepada jalan Òuhan¼mu dengan hikmah [845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baikº »esungguhnya Òuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan¼Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang¼orang yang mendapat petunjukº Ó¾¿ÂÁÅÁ¿ÔÁÇ ÂÆÁ ÁËÁÀ ÂÕ ÁÀÁÅ À¾ÃÁÊ Ö¾ÃÁÅ ×¾¿ÕÇÀÁÊ ÆÇÀÆÔ
ľÃÁÔÆÔÁÇ ÂÁÔØÁÊ amar ma¹ruf nahi mungkar¸ ž¿ÀÁ ×¾¿ÕÇÀÁÊ Ä¾ÀÙ¾ Ú¾¿ÂÁÔØÁÊ ËÁÇÛ ÚÁÕÔ Â¾ÇÛÁÇ
Ú¾¿ÀÁÊÁ× ÂÁ¿Õ ËÁÇÛ ¿ÕÇÛÁÇ ÅÁÄ×ÁÕ ×ÁÂÁ ËÁÇÛ Ú¾¿ÁÀÜ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÄÁÄ×Æ Ú¾¿ÀÁÊÁÇ ÂÁÇ
Ú¾¿Ô¾ÄÚÁÇÛ Å¾ÄÁÔÕÇ Ú¾ÅÁ¿ ÂÁÇ Å¾ÄÁÔÕÇ Ú¾¿ÄÁÇÞÁÁÀ ÆÇÀÆÔ ÚÁÇÛÅÁ ÂÁÇ ÁÛÁÄÁ ľÂÕÁ ÆÀÁÄÁÇËÁ
ÁÂÁÃÁÊ Ä¾ÂÕÁ ÂÁÔØÁÊÜ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁ×ÁÀ ľÇ˾¿Æ ÂÁÇ Ä¾Ç˾ÚÁ¿ÔÁÇ ÞÁÊÁÄ ßÅÃÁÄ ËÁÇÛ Å¾ÅÆÁÕ
¾ÇÛÁÇ ÁÃÈàÆ¿áÁÇ ÂÁÇ ÁÅȽÆÇÇÁÊ ÅÁÄ×ÁÕ Ô¾ ÂÁ¾¿ÁÊÈÂÁ¾¿ÁÊ À¾¿ÄÁÅÆÔ ÂÕ ½ÆÔÁÚÆÄÕÜ
âÁÃÁÄ Ä¾ÇÖÁÛÁ ÔÙÇÅÕÅÀ¾ÇÅÕ ÂÁÔØÁÊ ÝÆÊÁÄÁÄÂÕËÁÊ ÄÁÔÁ ×¾¿ÃÆ ÁÂÁÇËÁ ×¾ÄÚÕÇÁÁÇ ÂÁÇ
×¾ÇÛÙ¿ÁÛÇÕÅÁÅÕÁÇ ËÁÇÛ ÚÁÕÔ À¾¿ÊÁÂÁ× ×¾ÀÆÛÁÅ ÂÁÔØÁÊ ãÄÆÚÁÃÕÛÊäÄÆÚÁÃÕÛÊÁÀåÜ Ý¾ÃÕÊÁÀ ÔÙÇÂÕÅÕ
ÄÆÚÁÃÕÛÊäÄÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÁÄÂÕËÁÊ ÂÕ ½ÆÔÁÚÆÄÕ À¾¿ÆÀÁÄÁ Ô¾æÁÄÁÀÁÇ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀè Ú¾¿ÂÁÅÁ¿È
ÔÁÇ ÊÁÅÕà ÙÚž¿éÁÅÕ ÄÁÅÕÊ æÆÔÆ× Ä¾Ä׿ÕÊÁÀÕÇÔÁÇÜ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ËÁÇÛ Ú¾¿ÁÂÁ ÂÕ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀ
ÅÁÁÀ ÕÇÕ Ä¾ÇÛÁÃÁÄÕ ×¾ÇÆ¿ÆÇÁÇ ÂÁÇ À¾¿ÖÁÂÕ ÔÁÄÁǾÛÁÇ ¿¾Û¾ÇÁ¿ÁÅÕÜ ½¾ÊÕÇÛÛÁ ÂÁÃÁÄ ×¿ÙžŠÂÁÔØÁÊ
ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÖÆÛÁ ľÇÛÁÃÁÄÕ Ô¾ÄÆÇÂÆ¿ÁÇ ÂÁÇ ÅÀÁÛÇÁÅÕÜ
êë
ìíîíïðñ òðïðóðô õöñ÷ðøùúðñ òðïûðüðýðþ
Ó¾¿ÂÁÅÁ¿ÔÁÇ ÃÁÀÁ¿ Ú¾ÃÁÔÁÇÛ ÂÕ ÁÀÁÅ ÄÁÔÁ ÿ¾ÄÚÁÛÁ ¾Ç¾ÃÕÀÕÁÇ ÂÁÇ ¾ÇÛÁÚÂÕÁÇ ÝÁÅËÁ¿ÁÔÁÀ
ÇÕ龿ÅÕÀÁÅ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ½ÆÔÁÚÆÄÕ ãÿ ÝÈÝÝßåè ľÃÁÃÆÕ ×¾ÃÁÔÅÁÇÁÇ ççÉ ¾ÄÁÀÕÔ ÍÌ
ľÇÖÁÃÕÇ Ô¾¿ÖÁÅÁÄÁ ÂÁÇ Ä¾ÄÚ¾¿ÕÔÁÇ ×¾ÃÁËÁÇÁÇ Ô¾×ÁÂÁ ÕÄ×ÕÇÁÇ ÁÚÁÇÛ ÂÁÇ ÁÇÀÕÇÛ
ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ Å¾¿ÀÁ ÕÅËÕËÁÊ ÂÁÃÁÄ Ä¾Ä¾æÁÊÔÁÇ Ô¾ÄÁǾÛÁÇ ¿¾Û¾Ç¾¿ÁÅÕ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ
ÂÕ ç¾æÁÄÁÀÁÇ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀÜ ½¾ÊÕÇÛÛÁ ÂÁ×ÁÀ ÂÕ¿ÆÄÆÅÔÁÇ ÄÁÅÁÃÁÊ Å¾ÚÁÛÁÕ Ú¾¿ÕÔÆÀ
ÁÜ
ÚÜ
ë
ÓÁÛÁÕÄÁÇÁ ÔÙÇÂÕÅÕ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁÇ ÕÅËÕËÁÊ ÂÕ ç¾æÁÄÁÀÁÇ
çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀ
ÓÁÛÁÕÄÁÇÁ ×¾ÇÕÇÛÔÁÀÁÇ ÔÆÁÃÕÀÁÅ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁÇ ÕÅËÕËÁÊ ÂÕ
ç¾æÁÄÁÀÁÇ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀ
í íðñ ùðñ òðñ ððþ ö÷úðþðñ
ÆÖÆÁÇ ×¾ÇÛÁÚÂÕÁÇ Ô¾×ÁÂÁ ÄÁÅËÁ¿ÁÔÁÀ ľÃÁÃÆÕ Ô¾¿ÖÁÅÁÄÁ ÿ ÝÈÝÝß Â¾ÇÛÁÇ ÁÚÁÇÛ ÂÁÇ
ÁÇÀÕÇÛ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊäáÕÅËÕËÁÊ ç¾æÜ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀ ÁÂÁÃÁÊ
ÁÜ
ÚÜ
242
ݾľÀÁÔÁÇ ÔÙÇÂÕÅÕ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁÇ ÕÅËÕËÁÊ ÂÕ ç¾æÁÄÁÀÁÇ
çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀÜ
ݾÇÕÇÛÔÁÀÔÁÇ çÆÁÃÕÀÁÅ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁÇ ÕÅËÕËÁÊ ÂÕ ç¾æÁÄÁÀÁÇ
çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀÜ
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
! " #$$%&' (
) !**+,-* ./0 .! *1
0
2/ 3
4 3 !! ** !
!5 *!! !*+!* !**
6-*0 4 * " * ! * 3
!! "!5 ! ! " *
!! "! !*+
!* !** 6-*0
0 2/
4 * 3!1
78 9 $ :* !** ;$:8 2!!0 4
* ! * $: 2!!
*!! $: !! ! !*+
!* !** 6-*0
<8 9 "!0 2 * 3 *
! !*+!* !**
6-*0
=> ?@ABCBDBEF G@DHIJHKHHK G@KEHLCFHK M@NHCH ?HJOHPHIHA
3 /! *5 !1
Q> RLJ@PSHJF CHK N@KCHAHHK
3 3T ! ! * * !! 3"
! !!* 5 ! *5 5 /!5 5 /
;2!*5 <UUV17W<80 : ! 3 X*
!** 6-* ./0 .!0 2* 3T "!
!*+!* !** 6-* ./0 .!0
Y> Z[\ CHK ?FKF ]BIHPOH
^_: `Forum Group Discusa 3 ! ! !! "
* 0 . ! * $ (
!** ,-* !! / 3
/* *0
b> G@DHAFcHK CHK N@dL@KAeIHK MBPN ?eLHDFEcf?eLHDFEcHA
$* * 3 " * *! !5
! ! "X ;9 (*!X5
<UU<1 77g80 3 ! 3* ! 3 ! !*+
!* !** 6-* ./0 .!0
Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ...
243
hi jklmnkomlp qrl struvrwm
xyz{|y}{z~ z { }z ~{|z z| z{{ |{z~| } {z z
}z|z ~{|z z~{z z z~ z{ {z{|y} } {z ~{|z
{z{ |} zz } ~{|z z~ {}zzz z{z~|z {| x
x{~x~| x{ z { { |}z|z x{~x~| y}
x{ z { {
i
i
rwmu lprqmrl rqr jrwrorrn
wotrwm qrl lqrnrrl
¡ } { ¢ £{{zz ¤z~ x{ z { { { ¥|z ¥{|
{ zz { ¦§ ¨{ ¦©ª« £}y y } { {z } z~ z~ z{ }
|yy }| z ~ £{{zz ¤z~ x{ z { { ¬ { y } { ¢
{|z } | { z|}z | {~{~| z~ { {z~
{z~ z~ }| ~{|z ¢ z~ {z { {z~ {z~ z~ ~{ }{|
Data Mubaligh Muhammadiyah
NO
NAMA CABANG
KECAMATAN
MUBALIGH
MUHAMMADIYAH
1
Cipetir Girang
Kadudampit
9 Orang
2
Cipetir Gede
Kadudampit
13 Orang
Data Mubalighat ’Aisyiyah
NO
NAMA CABANG
KECAMATAN
MUBALIGHAT
‘AISYIYAH
1
Cipetir Girang
Kadudampit
5 Orang
2
Cipetir Gede
Kadudampit
7 ORang
Data Pengajian Muhammadiyah
PENGAJIAN MUHAMMADIYAH
No
NAMA CABANG
Pimpinan
1
Cipetir Girang
2
Cipetri
Anggota
Umum
3
5
5
Data Pengajian’Aisyiyah
PENGAJIAN
No
‘AISYIYAH
NAMA CABANG
Pimpinan
244
1
Cipetir Girang
2
Cipetri
Anggota
Umum
1
1
5
5
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
®¯°±²³²°´²µ ±²¶² ±· ²¶²³ ±²¸²¶ ±·´¯¶²¹º· »º¼½²¹ ¼º¾²½·¿¹ ±· À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹
Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ±²µ Á·¸¯¶·° į±¯ ³¯¾²µÃ²´ ÅÅ ¼º¾²½·¿¹ ±²µ ¼º¾²½·¿¹²¶ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ±²µ
Á·¸¯¶·° į±¯ ³¯¾²µÃ²´ ÈÅ É°²µ¿Ê ˯±²µ¿´²µ ºµ¶º´ ¸¯½²´³²µ²²µ ¸¯µ¿²»·²µ ±· ¼²³·µ¿Ì¼²³·µ¿ Ͳ¾²µ¿
¾¯°¾¯±²Î ±· Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ¾¯½º¼ ²±² ¸¯µ¿²»·²µ òµ¿ ±·½²´º´²µ ´¹º³º³ ºµ¶º´ ¸¯¼¾·µ²²µ
¸·¼¸·µ²µ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ¾¯¿·¶º »º¿² ¸¯µ¿²»·²µ ²µ¿¿É¶² º¹²¼¼²±·Ã²¹Î ¸¯µ¿²»·²µ òµ¿ ¶¯½²¹
±·½²´º´²µ ¾¯°º¸² ¸¯µ¿²»·²µ º¼º¼ ³¯¾²µÃ²´ Ï ´¯½É¼¸É´ ¸¯µ¿²»·²µÊ À¯µ¿²»·²µ Ͳ¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹
¶·±²´ »²º¹ ¾¯±² ±¯µ¿²µ ¸¯µ¿²»·²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²´²µ Ͳ¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹Î ¾¯½º¼ ²±² ¸¯µ¿²»·²µ
¸·¼¸·µ²µ ±²µ »º¿² ²µ¿¿É¶²Ê À¯µ¿²»·²µ òµ¿ ¶¯½²¹ ±·½²´³µ²²´²µ ɽ¯¹ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹
¾²°º ¸¯µ¿²»·²µ º¼º¼ È ´¯½É¼¸É´Ê
À¯µ¿²»·²µ ±· Ͳ¾²µ¿ Á·¸¯¶·° į±¯ ±²½²¼ °²µ¿´² ¸¯¼¾·µ²²µ ¸·¼¸·µ²µ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ¾¯½º¼
²±² µ²¼ºµ ¸¯µ¿²»·²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²´²µ ºµ¶º´ ²µ¿¿É¶² º¹²¼¼²±·Ã²¹ ²±² Ï ´¯½É¼¸É´ ¸¯µ¿²»·²µÎ
³¯½²·µ ·¶º »º¿² ¶¯½²¹ ±·½²´³²µ²´²µ ¸¯µ¿»·²µ º¼º¼ ³¯¾²µÃ²´ Ï ´¯½É¼¸É´Ê À¯µ¿²»·²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²Ì
´²µ ɽ¯¹ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ±²½²¼ °²µ¿´² ¸¯¼¾·µ²²µ ¸·¼¸·µ²µ ¶¯½²¹ ±·½²´º´²µ È ´¯½É¼Ì
¸É´Î ³¯±²µ¿´²µ ºµ¶º´ ¸¯¼¾·µ²²µ ²µ¿¿É¶² ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ¶¯°±²¸²¶ Ï ´¯½É¼¸É´ ¾¯¿·¶º »º¿² ±²½²¼ ¸¯½²´³²Ì
µ²²µ ¸¯µ¿²»·²µ º¼º¼ ±· Á²¾²µ¿ Ædz÷ò¹ Á·¸¯¶·° į±¯ ¶¯°±²¸²¶ Ï ´¯½É¼¸É´Ê
¯½²½º· ¸¯µ¿²»·²µ ¸²±² Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ±²µ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ·µ·½²¹ ¸¯µ·µ¿´²¶²µ ¿¹·°²¹
±²½²¼ ¸¯¼²¹²¼²µ ²¿²¼² ±·½²´³²µ²´²µÎ в½²º ±¯µ¿²µ ¾¯°¾²¿²· ´¯µ±²½² òµ¿ ±·¹²±²¸· ¾¯°¾¯±²Ì
¾¯±² ²µ¶²°² ³²¶º Ͳ¾²µ¿ ±¯µ¿²µ Ͳ¾²µ¿ òµ¿ ½²·µµÃ²Ê ѯµ±²½² òµ¿ ±·¹²±²¸· ±· ²µ¶²°²µÃ² ²±²½²¹
´º°²µ¿µÃ² ¼º¾²½·¿¹Ò¼º¾²½·¿¹²¶ ¸²±² ¼²³·µ¿Ì¼²³·µ¿ Ͳ¾²µ¿ ³¯¹·µ¿¿² ±²½²¼ ¸°É³¯³ ¸¯µ¿²»·²µ
¼¯µ»²±· ¼ÉµÉ¶ÉµÊ
ÓÔ ÕÖ×ØÙÚØÛØØÛ ÜÖ×ØÝÞßØÛ àáâØ×ÞãßäàáâØ×ÞãßØÝ àáßØååæÞçØß æØÛ èÞÚçÞçØß
À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ±²µ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ éÀÁ & ÀÁÇê ±·
ѯͲ¼²¶²µ Ѳ±º±²¼¸·¶ ¶¯°·±·°· ±²°· ½·¼² Ͳ¾²µ¿Î ò·¶º Á·¸¯¶·° į±¯Î Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿Î 믾²´ Ë·º¹
ÈΠ믾²´ Ë·º¹ ÅÎ ±²µ 믾²´ ³·º¹ ìÊ Ñ¯¿·²¶²µ ¸¯µ¿²¾±·²µ ¼²³Ã²°²´²¶ ·µ· ±·½²´º´²µ ¸²±² ±º² ÀÁÂ
±²µ ÀÁÇ ±· ѯͲ¼²¶²µ Ѳ±º±²¼¸·¶ ò´µ· ÀÁÂíÀÁÇ Á·¸¯¶·° į±¯ ±²µ ÀÁ ±²µ ÀÁÇ Á·¸¯¶·°
Ä·°²µ¿Ê
À¯½²¶·¹²µ º¾²½·¿¹Òº¾²½·¿¹²¶ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ±²µ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ±·½²´º´²µ ¾¯°±²³²°´²µ ¹²³·½
ɾ³¯°î²³· òµ¿ ¶¯½²¹ ±·½²´º´²µ ¸²±² ¸°É³¯³ ´¯¿·²¶²µ ¸¯µ¿²¾±·²µ ¼²³Ã²°²´²¶Ê ï²³·½ ¶¯°³¯¾º¶
¼¯µºµ»º´´²µ ¾²¹Ð² ±· Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ÒðÇ·³Ã·Ã²¹ Á·¸¯¶·° į±¯ ¸°É³¯³ ±²´Ð²¹ ±·½²´º´²µ
¼¯½²½º· ¸¯µ¿²»·²µ °º¶·µ ¼·µ¿¿º²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²´²µ ±· ¼²³»·±Ê
À¯½²´³²µ²²µ ¸¯µ¿²»·²µ ±· ¼²³»·± ±·½²´º´²µ ɽ¯¹ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ Á·¸¯¶·°
į±¯ ³¯¶·²¸ ˲¾¶º ¼²½²¼ ·µ¿¿º ¸²±² ¸º´º½ ÈñÊòòÌÈóÊòò ôõ® ²¶²º ²µ¶²°² ¾²´±² ²¿¹°·¾ ³²¼¸²·
õ³Ã²ðÊ Ç±²¸ºµ ¸¯µ¿²»·²µ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ±·½²´³²µ²´²µ ³¯¶·²¸ ¹²°· öº¼ð²¶ ¸²±² »²¼ ÈìÊòòÌ
ÈÏÊòòÊ À¯µ¿²»·²µ °º¶·µ ½²·µ ²±²½²¹ ¸¯µ¿²»·²µ ¹²°·²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²´²µ ɽ¯¹ ÀÁ ±²µ ÀÁÇ Á·¸¯¶·°
į±¯ ¸²±² ³¯¶·²¸ ¾²´±² ³¹²½²¶ ˹º¾º¹Ê
À¯µ¿²»·²µ ¶¯°³¯¾º¶ ±··³· ɽ¯¹ ¼º¾²½·¿¹Ò¼º¾²½·¿¹²¶ òµ¿ ²±² ±· À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·° į±¯Ê
º¾²½·¿¹Òº¾²½·¿¹²¶ ¸¯µ¿²»·²µ ¸²±² ¾¯¾¯°²¸² ¶²¹ºµ ¶¯°²´¹·° ·µ· ¼¯µ¿²½²¼· ³¶²¿µ²³· ³¯¹·µ¿¿²
¹²µÃ² ·¶ºÌ·¶º ³²»² ²Ã²µ¿ ¼¯µ»²±· ¸¯µ¿·³· ´²°¯µ² ¸¯µ¿¿²µ¶· ±²°· ¸²°² º¾²½·¿¹Òº¾²½·¿¹²¶ ¾¯½º¼
²±²Î ±²µ ¸¯µ¯°º³ ¸°É³¯³ ±²´Ð²¹ ±· Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶°· į±¯ ³¯¼²´·µ ¼¯µº°ºµÊ
Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ¶·±²´ »²º¹ ¾¯±² ±¯µ¿²µ Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·° į±¯Ê ¯¶É±¯ ±²´Ð²¹ òµ¿
±·¿ºµ²´²µ ±· Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·¯ Ä·°²µ¿ ¼¯½²½º· ¸¯µ¿²»·²µ °º¶·µ ±· ¼²³»·±Ê À¯½²´³²µ²µ ¸¯µ¿²»·²µ
À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ±·½²´³²µ²´²µ ¸²±² ˲¾¶º ¼²½²¼ ·µ¿¿º ¸²±²
Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ...
245
÷øùøú ûüýþþÿû ýþþý ÷ úù ù ÷ ø ûýþþÿ
ûýþ ú ø ÷ ÷ øøù ø úù ù ÷
ø ûüýþþÿû ýþþý
ø úø ú ÷ ÷ ø ú
÷ ú ÷ ÷ ÷ù ÷ øø
ùø ÷ øý ú ø ùø ùúù øø ù
÷ øø ù ù úùøù ø ù ú ÷øøý
ù ú ù ù ÷ú ø úø ú úù ù
÷ ø !û ø ø !þû ÷ " ø # ù $ø
ûý ÷ ú ø ú ÷ ø ú ø ú ÷
ø& ÷ ù ÷ ø ø úø ú %ý
%ø÷ý
÷ú ø úø ú øú & ø'
ý
ý
ý
ý
ý
*ý
(ø )
(ø
(ø
(ø )
(ø
ø úúø úú
+ú ÷
'
'
'
'
'
'
'
û
!
û
û
&
÷ù ÷ ÷ú ø úø ú ú ù
÷ù ú # $ $ý ý ù ø ú
) ý ø ù $úø ú " ú ú
$ýý
ú ø úø ú ú *ù* ø ÷
ú ù ù ÷ øù ÷ ù
ù ÷ øø ù ø ÷ ùø ø ý $ú ÷ÿ
ù ù ø ÷ ùúø ÷ù ø ø
ù ÷ù ø
ù ý
úúø ÷ú ø úø ú ù ÷ ú ø
ú ù ø ÷úø ,ú ÷ù ùúø
ø÷ ù ú ú ù ý
-.
/0120345673 89:; <527=>?@A<527=>?@74 <5@7117B>C7@ B73 D>EC>C7@
ù÷ ù úúø ÷ú ø úø ú ø
ù ú ù ø ù ÷ ÷
ø úø ú ø ø ùý
ø ÷ù ÷ ù ú ,* ù ý
ú úø ÷ ø ù ø ù øùú % ÷
ø úø ú ø ÷ ÷ ø
÷ ø÷ø ÷ ý % ÷ ø ú ø ú øÿ
ø÷ù ÷ ø úø ú øøù ú
246
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
FGHIJKLMNIOPNQ FGHPNROSLHOTKNQ FGHSLIOH NUGQ PGHSO VGKGWOTOM KOPOROT UOROK FGHUOIXOTY ZGRONM
NSL IJHV KLFORN[T\KLFORN[TOS NMN ]L[O KGHLVOIOM SGKVOS VGM[IOUGHOM KLFORN[T\KLFORN[TOS
PGFO[ON VGMGHLP UOM VGROM[PLM[ UOIXOT O[OH SNUOI SGH]OUN PSO[MOPN KLFORN[T\KLFORN[TOSY
^GROIPOMOOM VGKFGMSLIOM IJHV KLFORN[T\KLFORN[TOS VOUO ^NKVNMOM _OFOM[ `LTOKKOa
UNbOT UOM cdNPbNbOT _NVGSNH eNHOM[ VOUO SOM[[OR fg d[LPSLP fhijY kGVGM[LHLPOM bOM[ SGHFGMSLI
OUOROT VGM[[OFLM[OM OMSOHO ^NKVNMOM _OFOM[ `LTOKKOUNbOT UOM cdNPbNbOT UNIOHGMOIOM
ILHOM[MbO `LFORN[T\`LFORN[TOS bOM[ OUO UN _OFOM[ SGHPGFLSY lGHNILS PLPLMOM IGVGM[LHLPOM
kJHV `LFORN[T\`LFORN[TOS _NVGSNH eNHOM[Y
Susunan Kepengurusan Korp Mubaligh/Mubalighat Cipetir Girang
nopqorsr tsusrv wxysppszo{sy zsr |}o~{o{sy toqo osrv
npuors
xs
so~
rzsyss
ozs{s
uoy uoyo
}psy
nso
^NKVNMOM _OFOM[ `LTOKKOUNbOT UOM cdPbNbOT _NVGSNH eGUG KGROIPOMOIOM VGKFGMSLIOM
IJHV KLFORN[T\KLFORN[TOS VOUO fm d[LPSLP fhijY kGVGM[LHLPOM IJHV `LFORN[T\`LFORN[TOS UN
WOFOM[ _NVGSNH eGUG FGHFGUO UGM[OM WOFOM[ _NVGSNH eGUGQ VOUO WOFOM[ _NVGSNH eGUG kJHV `LFORN[T
`LTOKKOUNbOT FGHUNHN PGMUNHNQ FG[NSL ]L[O UGM[OM kJHV `LFORN[TOS cdNPbNbOTY lGHNILS PLPLMOM
IGVGM[LHLPOM IJHV KLFORN[T\KLFORN[TOS `LTOKKOUNbOT UOM cdNPbNbOT _NVGSNH eGUGY
Susunan Kepengurusan Korp Mubaligh Muhammadiyah Cipetir Gede
xs
so xs
so~
rzsyss
¡o¢o~o szo~s~o
¡o¢o~o ¡s¥sy
¡o¢o~o ¦rpo
}uoy suoyor
sqxy
xoszo
s{s rzs{srs
£x{spsr ¤sros
}us~ s~y
§¨ sy{xzor
Susunan Kepengurusan Korp Mubalighat ‘Aisyiyah Cipetir Gede
Aisyiyah Cipetir Gede
xs
so xs
so~
rzsyss
¡o¢o~o szo~s~o
¡o¢o~o ¡s¥sy
¡o¢o~o ¦rpo
{
¦xo~ xrs~oy
¦o oo sy
¦psy x¥srsy
tx©x
¦rop
xo rs¥so
Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ...
247
ª«
¬®¯°±²³ ´°µ³ ¶³·¸³±°± ¹°º°» ¼½»°··¾³¿°» ¾°± À³²¿³¿°»
ÁÂÃÄÅÆÇÈÅÃ ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÈÃÈ ËÂËÈÐÈÉÈ ÎÂÐÂÑÅÃÌÈ ÇÂÃÄÅÃ ÉÂÆÒÏÒÓÅÃ ÔÅÆÅÃÄ ÇÅÃ ÕÅÃÏÈÃÄ
ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓ ËÅÒÊÒà ×ØÈÌÍÈÍÅÓÙ ÚÂÎÇÅÌÅÎÉÅà ÓÅÌÈÐ ÛÆÌÂÎÑÅÌÈ ÅÜÅÐ ËÂÃÒÃÝÒÉÉÅà ÆÅÓÜÅ
ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÍÅÃÄ ÅÇÅ ÇÈ ÔÅÆÅÃÄ ÇÅÃ ÕÅÃÏÈÃÄ ËÂÃÄÅÐÅËÈ ÌÏÅÄÃÅÌÈ ÄÂÃÂÎÅÌÈ ÌÂÓÈÃÄÄÅ
ÇÅÉÜÅÓ ÍÅÃÄ ÆÂÎÝÅÐÅÃ ËÛÃÛÏÛÃÙ ÖÂÐÅÐÒÈ ÊÂÐÅÏÈÓÅÃ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÅÃ ÊÂËÆÂÃÏÒÉÅÃ ÉÛÎÊ
ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÈÓÅÎÅÊÉÅÃ ÇÅÊÅÏ ËÂÃÈÃÄÉÅÏÉÅÃ ÊÂËÅÓÅËÅÃ ÉÂÊÅÇÅ ÊÅÎÅ ËÒÆÅÐÈÄÓÞ
ËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÅÃ ÏÂÎÝÅÇÈ ÎÂÄÂÃÂÎÅÌÈ ÍÅÃÄ ÆÂÎÉÂÐÅÃÝÒÏÅÃ ÇÅÎÈ ÊÅÎÅ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏÙ
ß«
à°áâ㺠¶±¾½¾á½±µ ¾°± ¶±µ»°·´°â
äÅÉÏÛÎ ÊÂÃÇÒÉÒÃÄ ÏÂÎÐÅÉÌÅÃÅÃÍÅ ÊÂÃÄÅÆÇÈÅà ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÈÃÈ ÅÇÅÐÅÓ ÅÇÅÃÍÅ ÅÃÏÒÌÈÅËÂ
ÍÅÃÄ ÏÈÃÄÄÈ ÇÅÎÈ ÅÃÄÄÛÏÅ ÌÂÎÏÅ ÊÂÃÄÒÎÒÌ ÔÅÆÅÃÄÞÕÅÃÏÈÃÄ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓ ÇÅà ×ØÈÌÍÈÍÅÓÙ äÅÉÏÛÎ
ÊÂÃÇÒÉÒÃÄ ÐÅÈÃ ÅÇÅÐÅÓ ÎÂÌÊÛÃ ÊÛÌÈÏÈå ÅÏÅÌ ÉÂÆÂÎÅÇÅÅÃ ËÅÓÅÌÈÌÜÅ ææç ÍÅÃÄ ÐÅÃÄÌÒÃÄ ÆÂÎÌÂÃÏÒÓÅÃ
ÇÂÃÄÅÃ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÇÅÐÅË ËÂÃÇÒÉÒÃÄ ÇÅÃ ËÂËÆÈÃÅ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓè ÌÂÓÈÃÄÄÅ ËÂÃÈÃÄÉÅÏÉÅÃ
ÊÅÓÅË ÏÂÃÏÅÃÄ ËÅÃÅÝÂËÂÃ ÇÅÉÜÅÓ ÇÅÃ ÒÎÄÂÃÌÈ ÎÂÄÂÃÂÎÅÌÈ ÍÅÃÄ ÆÂÎÉÂÐÅÃÝÒÏÅÃÙ
äÅÉÏÛÎ ÊÂÃÄÓÅËÆÅÏ ÇÅÐÅË ÊÂÃÄÅÆÇÈÅà ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÈÃÈ ÅÇÅÐÅÓ ÉÂÏÂÎÆÅÏÅÌÅà ÜÅÉÏÒ
ÊÂÐÅÏÈÓÅÃÙ ÁÎÛÌÂÌ ÊÂÐÅÏÈÓÅÃ ÓÅÃÍÅ ÇÅÊÅÏ ÇÈÐÅÉÒÉÅÃ ÌÂÉÅÐÈ ÇÈÉÅÎÂÃÅÉÅÃ ÆÅÃÍÅÉÃÍÅ ÉÂÄÈÅÏÅÃ ÍÅÃÄ
ÓÅÎÒÌ ÇÈÌÂÌÒÅÈÉÅÃ ÇÂÃÄÅÃ ÉÂÄÈÅÏÅÃ ÍÅÃÄ ÇÈËÈÐÉÈ ÛÐÂÓ ÊÅÎÅ ÖÒÆÅÐÈÄÓÞÖÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓ
ÇÅà ×ØÈÌÍÈÍÅÓÙ
¹«
é²³·¸½®°± ¾°± ê°º°±
ë«
é²³·¸½®°±
æÂÄÈÅÏÅà ÊÂÃÄÅÆÇÈÅà ÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÏÂÐÅÓ ÏÂÎÐÅÉÌÅÃÅ ÌÂÌÒÅÈ ÇÂÃÄÅà ÏÒÝÒÅà ÇÅà ÏÅÎÄÂÏ ÍÅÃÄ
ÇÈÓÅÎÅÊÉÅÃ ÍÅÈÏÒ ËÂÃÈÃÄÉÅÏÃÍÅ ÉÒÅÐÈÏÅÌ ìíÖ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ËÂÐÅÐÒÈ ÊÂÐÅÏÈÓÅÃ ËÒÆÅÐÈÄÓÞ
ËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÅÃ ÏÂÎÆÂÃÏÒÉÃÍÅ ÉÛÎÊ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÈ ÁÈËÊÈÃÅÃ ÔÅÆÅÃÄ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓÞ
îØÈÌÍÈÍÅÓ ÔÈÊÂÏÈÎ ïÂÇ ÇÅà ÔÈÊÂÏÈÎ ïÈÎÅÃÄÙ
ð«
ê°º°±
ÚÂÎÇÅÌÅÎÉÅÃ ÓÅÌÈÐ ÇÅÎÈ ÂÑÅÐÒÅÌÈ ÉÂÄÈÅÏÅÃ ÊÂÃÄÅÆÇÈÅÃ ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ËÂÃÒÃÝÒÉÉÅÃ ÆÅÓÜÅ
ÆÂÌÅÎÃÍÅ ËÅÃåÅÅÏ ÍÅÃÄ ÇÅÊÅÏ ÇÈÉÂËÆÅÃÄÉÅà ËÅÉÅ ÊÂÎÐÒ ÅÇÅÃÍÅ ÊÂÐÏÈÓÅà ÍÅÃÄ ÌÂÎÒÊÅ ÇÂÃÄÅÃ
ÐÂÑÂÐ ÍÅÃÄ ÐÂÆÈÓ ÏÈÃÄÄÈè ËÛÃÈÏÛÎÈÃÄ ÇÅÃ ÊÂËÆÈÃÅÅÃ ÉÛÎÊ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÄÓÅÏ ÍÅÃÄ ÏÂÐÅÓ ÏÂÎÆÂÃÏÒÉ
ÌÂÎÏÅ ÊÂÎÐÒ ÅÇÅÃÍÅ ÌÈÃÂÎÄÈ ÅÃÏÅÎÅ ÁÈËÊÈÃÅà ÔÅÆÅÃÄ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓÞîØÈÌÍÈÍÅÓ ÇÂÃÄÅà ÁÈËÊÈÃÅÃ
íÅÂÎÅÓ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓÞîØÈÌÍÈÍÅÓ ìÒÉÅÆÒËÈ ÇÅÐÅË ËÂÃÍÒÌÒà ÎÂÃñÅÃÅ ÊÂËÆÈÃÅÅà ÆÂÎÉÂÐÅÃÝÒÏÅÃÙ
ò«
óô°¸°± õº³·° é°²³»
öñÅÊÅà ÏÂÎÈËÅ ÉÅÌÈÓ ÇÈÌÅËÊÅÈÉÅà ÉÂÊÅÇÅ ÷ÂËÆÅÄÅ ÁÂÃÂÐÈÏÈÅà ÇÅà ÁÂÃÄÅÆÇÈÅà ÖÅÌÍÅÎÅÉÅÏ
ø÷ÁÁÖù öÖÖú ÍÅÃÄ ÏÂÐÅÓ ËÂËåÅÌÈÐÈÏÅÌÈ ÏÂÎÐÅÉÌÅÃÅÃÍÅ ÊÎÛÄÎÅË ÊÂÃÄÅÆÇÈÅà ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ
ÏÅÓÒÃ ûüýþÙ
248
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
ÿ
*
+ )
"
3
6
$ # ,-
''#$
$'$ 4
HumanesourceManagement
Pengelolaan Korp Mubalgh Cabang Muhammadiyah .
Prosedur Penelitian 5uatau Pendekatan Praktik
"
%&'( $)#&
/&0
:
1
2
)$ / )$ 3 # ,4
9)$: $
! " #$
Pedoman KKN 7ematik
''#$
3 ;
8
2 )$
$(
niversitas Muhammadiyah 5ukabumi.
1"
'$
❆
❆
❆
Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ...
249
<=> ?@ABCDEB FGH=GADIDJDK >LAMBHGNBD
LKMLC OLJL PQ R>QS T NDK R>QS U VWXYDCDJMD
Mursid W. Hananto1, Dody Hartanto2
1
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Ahmad Dahlan
1
mursid@is.uad.ac.id, 2dody.hartanto@bk.uad.ac.id
Abstrak
Bagi para guru bidang Bimbingan Konseling (BK), penyampaian materi pembelajaran berupa konseling
secara konvensional adalah titik penting dalam rangkaian aktivitas yang diperlukan untuk menyampaikan pembimbingan kepada para siswa. M eskipun demikian, pemanfaatan perangkat keras dan perangkat
lunak oleh para guru yang bekerja pada sekolah yang telah menyediakan perangkat tersebut sebagai
salah satu fasilitas untuk menyampaikan materi terkait bimbingan dan konseling kepada para siswa
masih minimal.
M asalah ini dicoba diatasi dengan pelatihan pembuatan aplikasi multimedia kepada para guru BK.
Pelatihan dilakukan dengan menyampaikan variasi metode cara penyampaian konseling melalui penggunaan perangkat lunak yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat memberikan hasil berupa
visualisasi berbasis multimedia yang merupakan adaptasi dari konseling yang biasa disajikan oleh guru
dalam sesi konvensional. Para guru kemudian diminta membuat aplikasi sesuai materi yang hendak
disampaikan, dan dilakukan pendampingan agar dalam pengembangan lebih lanjut dapat disesuaikan
dengan kebutuhan termasuk di masa mendatang.
Hasil pelatihan adalah kemampuan baru bagi para guru BK yaitu membangun aplikasi multimedia
yang berisikan materi bimbingan dan konseling. Diharapkan para guru nantinya dapat memanfaatkan
keahlian ini untuk membangun aplikasi multimedia dari berbagai materi konseling yang diampu sehingga
semakin dapat memaksimalkan penyerapan ilmu dan pengetahuan oleh para siswa yang mengikuti
sesi tersebut di sekolah.
Kata-kata kunci: IbM , aplikasi, multimedia, bimbingan, konseling.
250
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Z[\ ] \^_`abcdae fceghahi jkk_ale`amh
nmg o^adehlc ehd pm^hqc_ahi rcelscgq
mn t\uv w ehd t\uv xy zmi{e|eg`e
Mursid W. Hananto1, Dody Hartanto2
1
Faculty of Mathematics and Natural Siences, 2Faculty of Teacher Training and Education Science
Universitas Ahmad Dahlan
1
mursid@is.uad.ac.id, 2dody.hartanto@bk.uad.ac.id
Abstract
For teachers of guidance and counseling, delivery of learning materials in the form of conventional
counseling is a crucial point in a series of activities needed to deliver guidance to students. Nevertheless, the utilization of computer hardware and software by teachers working in schools which has been
providing these devices as one of the facilities to convey matters related to guidance and counseling to
students is still very low.
This problem is being addressed by organizing multimedia applications training to teachers. Training
is done by conveying a variety of methods of the delivery of counseling through the use of software which
is designed in such a way so that it can deliver results in the form of multimedia-based visualization which
is an adaptation of counseling which is usually presented by the teacher in conventional sessions. The
teacher then asked to make an application appropriate to material that would be submitted, and then
do mentoring so that in the further development can be made customizable for any future addition.
The results of the training is the new ability for teachers to build multimedia application that contains
the material for guidance and counseling. It is hoped that the teachers will be able to take advantage of
this expertise to build multimedia applications from a variety of counseling materials taught by them
so as to maximize the absorption of knowledge and learning by students which follows the session at school.
Keywords: IbM , applications, multimedia, guidance, counseling
}~
¡
¡ ¢ £
£
¡
¡
¡
IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta
251
¤¥¦§¨§©ª ¦«¬®¬¯ °±±²³¬ ´¦µ¶®ª «¦®ª ·¦¨¸¦¹§µ¨ º¦»¨¼µ« µ¶·º½«¦» ½¨«½µ ·¦·¾¨«½ ¼½»½ ¿À
¹®· ·¦¨¸·º§µ¨ ·«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ µ¦º¹ Á§Á¨¸¬ ù¨¸ º¦»¨¼µ« µ¶·º½«¦» ·¦·¾½« º»
¼½»½ µ¦·½¹§¨ ·¦¨©¶¾ ½¨«½µ ·¦·¨Ä«µ¨¨¸¬ Å·½·¨¸ º¦»¨¼µ« µ¶·º½«¦» ¹§¼½¨µ¨
½¨«½µ ·¦·¾¦»§µ¨ º»¦Á¦¨«Á§ ·«¦»§ º¦®Æ»¨ ·¦¨¼¼½¨µ¨ µ¶·º½«¦»¯ Á¦¹¨¼µ¨ º¦¨¼¼½¨¨
½¨«½µ º»¦Á¦¨«Á§ ·«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ «§¹µ Á¦¾¨¸µ ·«¦»§ º¦®Æ»¨¬ ¥¨¸ ÁƯ º»¦Á¦¨«Á§
·¦¨¼¼½¨µ¨ µ¶·º½«¦» ·¦·§®§µ§ µ¦«¦»¾«Á¨ ¹®· ¾¦¨«½µ º¦¨¸·º§¨ ¸¨¼ ¹º« ¹§ÁƧµ¨¬
ǦÁµ§º½¨ «§¹µ Á««§Á Á¦º¦»«§ ·¦¹§½· ȧ¹¦¶¯ µ¦«¦»¾«Á¨ ¹®· µ¦··º½¨ º¦¨¸Æ§¨ º»¦Á¦¨«Á§
·¦·¾½«¨¸ Á½®§« ·¦·½¨©½®µ¨ §¨«¦»µ«§È§«Á µ¦º¹ º¦¨¼¼½¨¨¸¬ ɦ¨¼¼½¨ ¾§µ ¼½»½ ·½º½¨
Á§Á «§¹µ ¹º« ·¦»Á ·¦¨Æ¹§ ¾¼§¨ ¹»§ ·«¦»§ ¸¨¼ ¹§Á·º§µ¨¯ Á¦ª§¨¼¼ Á½®§« ·¦·º¦»Ê
«ª¨µ¨ «§¨¼µ« µ¦«¦»«»§µ¨ ¸¨¼ «§¨¼¼§ º¹ ·«¦»§¬
À¶¨¹§Á§ Á¦º¦»«§ §¨§ ·¦¨¸¦¾¾µ¨ µ¦«¦»¾«Á¨ º¹ ƨ¼µ½¨¯ È»§Á§¯ µ½¨«§«Á ¹¨ ¹§¨·§µ
·«¦»§ «¦»·Á½µ §Á§ ¹»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ ¾§® ·¦¨¼¼½¨µ¨ ¾¨«½¨ µ¶·º½«¦»¯ Á¦®§¨ ·¦¨¸¦¾¾µ¨
Á½®§«¨¸ ·¦¨¹º«µ¨ º¦»ª«§¨ ¹»§ ¨µ ¹§¹§µ ¸§«½ Á§Á ´ÇÀ Á¦ª§¨¼¼ ¼½»½ º¦»®½ ·¦¨¸·Ê
º§µ¨¨¸ ¾¦»½®¨¼Ê½®¨¼ ¹¨ ·¦·¾½« ·«¦»§ ®§¨ ·¦¨¹º« º¶»Á§ ¸¨¼ ®¦¾§ª Á¦¹§µ§« ½¨«½µ
·¦¨¼µ¶·º¦¨ÁÁ§¨¸¬
¥® Á¦»½º ƽ¼ ¹§Æ½·º§ º¹ ®¶µÁ§ ©®¶¨ ·§«» º¦¨¼¾¹§¨ ¸§«½ ´ÇÀË Ì ¹¨ ´ÇÀË Í¬
À¦¹½ ´ÇÀ «¦»Á¦¾½« «¦»®¦«µ ¹§ À¦®½»ª¨ ζµ»¶¹§¨§¨¼»«¨¯ À¦©·«¨ Ϧ«§Á¯ ж¼¸µ»«¬ ´ÇÀË
Í ·¦·§®§µ§ ²Ñʨ µ¦®Á¯ ½¨«½µ «§º Ʀ¨Æ¨¼ «¦»¹º« Á¦µ§«» ÌÑ µ¦®Á¬ ´¦¹¨¼µ¨ ´ÇÀË Í Æ½¼
·¦·§®§µ§ ²Ñʨ µ¦®Á¯ ¹¦¨¼¨ Á¦µ§«» ÌÑ µ¦®Á «§º Ʀ¨Æ¨¼¬ Ò¦»¹º« Á¦¾¨¸µ ± ¼½»½ ¿À ¹§ ´ÇÀË
̯ Á¦¹¨¼µ¨ ¹§ ´ÇÀË Í Æ½¼ «¦»¹º« ± ¼½»½ ¿À¬ ¿§µ ´ÇÀË Ì ·½º½¨ ´ÇÀË Í «¦®ª
·¦¨¼¼½¨µ¨ Á§Á«¦· µ¶·º½«¦» Á¦¾¼§ ¾¼§¨ ¹»§ ÄÁ§®§«Á ¸¨¼ ¹§¼½¨µ¨ ¹®· µ¦¼§«¨ Á¦ª»§Ê
ª»§¯ «¦»·Á½µ ¹§ ¨«»¨¸ ¹®ª ¹®· ½ƽ¹ Á¦¾¼§ ®¾¶»«¶»§½· µ¶·º½«¦»¬ À¶·º½«¦»
¹§¼½¨µ¨ ƽ¼ ¹®· µ¦¼§«¨ ¹·§¨§Á«»«§Ä ¾§µ ¶®¦ª º» ¼½»½ ·½º½¨ µ»¸Â¨ ¨¶¨ ¦¹½µ«§Ä¬
É» ¼½»½ ¿À ·¦·¾½«½ªµ¨ ¹¨¸ Á½«½ ·¦¹§½·¯ ®«¯ «½ µ¦··º½¨ ¸¨¼ ¹º«
¹§¼½¨µ¨ ½¨«½µ ·¦·¾¨«½ ·¦¨¸·º§µ¨ §¨Ä¶»·Á§ µ¦º¹ º» Á§Á ¹¦¨¼¨ ®¦¾§ª ¦Ä¦µ«§Ä
¹¨ ¦Ä§Á§¦¨ Á¦»« ¾¦»Á§Ä« «¦»µ½Á«¶·§ÁÁ§ Á¦Á½§ µ¦¾½«½ª¨ ·¦»¦µ¬ Ǧ»¦µ ¹º« ·¦®§ª« ¾ªÂ
·½®«§·¦¹§ µ¨ ·¦·½¨©½®µ¨ º¦»½¾ª¨ ¾¦Á» ¹®· º»¶Á¦Á º¦¨¼Æ»¨ ¹§ µ«½ ·¦¨¹«¨¼¯
«¦»®¦¾§ª ®¼§ ·½»§¹ ¸¨¼ ©¦»¹Á µ¨ ·¦¨¼¦«ª½§ ¾ªÂ ·¦»¦µ µ¨ ¹º« ·¦·º¦®Æ»§ ®¦¾§ª
¾¨¸µ ®¼§ ¹§ ®½» ¾«Á¨ ·¦«¶¹¦ º¦¨¼Æ»¨ «»¹§Á§¶¨® ¤Ó½¼ª¨¯ ÌÑ°Ô³¬
É» ¼½»½ ¹§ ®¶µÁ§ ·§«» º¦¨¼¾¹§¨ ¹®ª º§ªµ ¸¨¼ º®§¨¼ ·¦¨¼¦»«§ «¦¨«¨¼ µ¦¾½«½ª¨
µ¨ ¾¦¨«½µ ·«¦»§¯ ©» º¦¨¸·º§¨¯ ȧÁ½®§ÁÁ§¯ µ¦»¼·¨¯ ©µ½º¨¯ Á¦»« ¾¦¾¦»º º¶§¨
º¦¨«§¨¼ ®§¨ ¼» º¦¨¹§¹§µ¨ ¾§µ ½¨«½µ Á§Á ´ÇÀ ¹§ «¦·º«¨¸ ·¦¨¼Æ» ¹º« «¦»Á¦®¦¨¼¼»
¹¨ «¦»Á·º§µ¨ ¹¦¨¼¨ Á¦¾§µÊ¾§µ¨¸¬ É» ¼½»½ ¹§ ®¶µÁ§ ·§«» º¦¨¼¾¹§¨ ƽ¼ «§¹µ µ¨
·¦¨¼·¾§® ¾¦¼§«½ ÁÆ Á¦·¾»¨¼ ·«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ ¹®· ¾¦»¾¼§ ¾¦¨«½µ¨¸ ¸¨¼ «¦»Á¦¹§ Á¦©»
½·½· ½¨«½µ ¹§¼½¨µ¨ ·¦¨¹§¹§µ Á§Á¨¸ ¾§µ ¹§ ´ÇÀË Ì ·½º½¨ ´ÇÀË Í¬
´« §¨§ ¹§µ¦«ª½§ ¾ªÂ ¾ª¨ Æ» ·½º½¨ ·«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ ¸¨¼ «¦»Á¦¹§ ¹¨ ¹º« ¹§º¦»¶®¦ª
Á¦©» ®¨¼Á½¨¼ ¹»§ ¾¦»¾¼§ Á½·¾¦» ¹®ª ¾¦»Á§Ä« ¼¦¨¦»§µ¯ ·µ ¹§º¦»®½µ¨ Á½«½ ©» ¼»
º» ¼½»½ ·¦¨Æ¹§ º§ªµ ¸¨¼ ¹º« ·¦¨¸½Á½¨ Á¦¨¹§»§ ·«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ ¸¨¼ «¦®ª «¦»µ½Á«¶·§ÁÁ§
Á¦©» ®¶µ® ¾¦»¹Á»µ¨ ·«¦»§ÕÁ§®¾½ÁÕµ½»§µ½®½· ¸¨¼ ¹º« ¹§«¦«ºµ¨ ¾¦»Á·ÊÁ· ¶®¦ª º§ªµ
Á¦µ¶®ª «½ «¦®ª «¦»Á«¨¹»¹§ÁÁ§ ·¦®®½§ Á½«½ ·¦µ¨§Á·¦ «¦»«¦¨«½¬ ¿ªµ¨ ¾§®·¨ ¹§º¦»®½µ¨¯
·¦»¦µ ¹º« µº¨ ÁÆ ·¦®µ½µ¨ º¦¨¼½¾ª¨ º¹ ·«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ «¦»Á¦¾½« «¨º ¾¨¸µ
µ¦Á½®§«¨¯ ¼» ¹º« ¹¦¨¼¨ ©¦º« ·¦¨¸¦Á½§µ¨ ¹§»§ ¹¦¨¼¨ µ¦¾½«½ª¨ ¸¨¼ ·½¨©½® Á¦Âµ«½Ê
µ«½¬
252
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Ö×ØÙÚÛÚÜÚÝÚÞ ßàáàá ß×ØâÚÙÚ ÚãÚÜÚÝ ãäåæâæÝáÚÞÞçÚ á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá ãÚßÚâ Ù×ÙÚÞèÚÚâáÚÞ
áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚ æÞâæá åäãÚÞé ß×ÞãäãäáÚÞê ë×åäÝ Ûß×Ûäèäá ÜÚéä ãÚÜÚÙ ÝÚÜ äÞä çÚÞé ãäß×ØÜæáÚÞ
ÚãÚÜÚÝ ìí á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá Ù×ÞééæÞÚáÚÞ â×áÞàÜàéä áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚî ïí á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá
Ù×ÞðÚãäáÚÞ áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚ Û×åÚéÚä ÚÜÚâ åÚÞâæñæâÚÙÚ ß×ÞçÚÙßÚäÚÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé á×ßÚãÚ
ÚÞÚá ãäãäáî ãÚÞ òí á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá Ù×ÙåÚÞéæÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé å×Øå×Þâæá ÚßÜäáÚÛä ÙæÜâäó
Ù×ãäÚ ã×ÞéÚÞ å×ØåÚéÚä á× Ü×åäÝÚÞÞçÚ â×ØÙÚÛæá ãä ÚÞâÚØÚÞçÚ ÚãÚÜÚÝ äÞâ×ØÚáâäèî Ù×ÞÚØäáî
Ù×Þç×ÞÚÞéáÚÞî ÙæãÚÝ ãÚÞ ô×ßÚâ ãäßÚÝÚÙäî å×ØÛÚÝÚåÚâ ã×ÞéÚÞ ß×ÞééæÞÚ åÚäá ÚÞÚáóÚÞÚá ÙÚæßæÞ
éæØæî õÚØäÚâäèî ã×ÞéÚÞ ÙæãÚÝ ãÚßÚâ ãäÙàãäèäáÚÛä ÚâÚæßæÞ ãäß×ØåÚØæäî ÙæãÚÝ ãäÚãÚßâÚÛä æÞâæá
å×ØÚéÚÙ ð×ÞäÛ ÙÚâ×Øä ÙÚæßæÞ Ù×âàã× ß×ÞãäãäáÚÞî ãÚÞ çÚÞé ßÚÜäÞé ß×ÞâäÞé ÚãÚÜÚÝ ãÚßÚâ Ù×Þéó
ÚáàÙàãÚÛä ÝÚÞçÚ ÙÚâ×Øä çÚÞé ãäåæâæÝáÚÞ ÛÚðÚ âÚÞßÚ áÝÚöÚâäØ ÚãÚ ÙÚâ×Øä çÚÞé âäãÚá Û×ÛæÚä ã×ÞéÚÞ
çÚÞé â×ÜÚÝ ãäéÚØäÛáÚÞê
Ö×ØÙÚÛÚÜÚÝÚÞ ßàáàá á×ãæÚ ÚãÚÜÚÝ ãäåæâæÝáÚÞÞçÚ á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá ãÚßÚâ Ù×ØÚÞôÚÞé ÛæÚâæ
ÚÜæØ ß×ÞçÚÙßÚäÚÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé Ù×ÞééæÞÚáÚÞ â×áÞàÜàéä áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚ æÞâæá
ãäÛÚÙßÚäáÚÞ ãÚÜÚÙ ÷øù Û×ÝÚØäóÝÚØä ãä ÜàáÚÛä ÙäâØÚ ß×ÞéÚåãäÚÞê ú×â×ÜÚÝ ØÚÞôÚÞéÚÞ ãäãÚßÚâáÚÞî
ÙÚáÚ Û×ÜÚÞðæâÞçÚ ãÚßÚâ ãäöæðæãáÚÞ Ù×ÞðÚãä ÛæÚâæ ÚßÜäáÚÛä ß×Ùå×ÜÚðÚØÚÞ å×ØåÚÛäÛ áàÙßæâ×Ø
ÙæÜâäÙ×ãäÚ Ù×ÜÚÜæä Û×ØÚÞéáÚäÚÞ ßØàÛ×Û äÙßÜ×Ù×ÞâÚÛäê ûÚÜÚÙ Ù×ÜÚáæáÚÞ ß×Þé×ÙåÚÞéÚÞ ÙÚâ×Øä
áàÞ Û× Üä Þé ÙÚÞã äØ ä å × Ø å Ú Ûä Û á àÙßæâ× Ø ÙæÜâ ä Ù× ã äÚ ÙæÞ éáä Þ ÙÚÛäÝ ã äß×Ø Üæ á ÚÞ ÚãÚÞç Ú
ß×ÞãÚÙßäÞéÚÞ ßÚãÚ ÚöÚÜÞçÚ Û×å×ÜæÙ ÚáÝäØÞçÚ å×ÞÚØóå×ÞÚØ Ù×ÞéæÚÛÚä ãÚÞ ãÚßÚâ Ù×ÙåÚÞéæÞ
Û×ÞãäØä ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé çÚÞé Ù×Þ×ØÚßáÚÞ ßØäÞÛäß ãÚÞ â×áÞàÜàéä ÙæÜâäÙ×ãäÚ Û×ÛæÚä á×åæâæÝÚÞê
üýþÿ ý
ý
ú×â×ÜÚÝ ß×ØÙÚÛÚÜÚÝÚÞ ßàáàá ÙäâØÚ ãäá×âÚÝæäî Ù×âàã× æÞâæá ÛàÜæÛä çÚÞé ãäâÚöÚØáÚÞ ãÚÜÚÙ
å×Þâæá ß×ÞéÚåãäÚÞ ÙÚÛçÚØÚáÚâ ÚãÚÜÚÝ å×Øå×Þâæá
ìê
Ö×ÜÚâäÝÚÞ ß×ÞééæÞÚÚÞ â×áÞàÜàéä ÙæÜâäÙ×ãäÚî
ïê
Ö×ÜÚâäÝÚÞ ß×ÙåæÚâÚÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé å×ØåÚÛäÛ áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚî ãÚÞ
òê
Ö×ÞãÚÙßäÞéÚÞ ÛÚÚâ ß×Þ×ØÚßÚÞ ÝÚÛäÜ ß×ÜÚâäÝÚÞî
û×ÞéÚÞ éÚØäÛ å×ÛÚØ á×éäÚâÚÞ çÚÞé ãäØ×ÞôÚÞÚáÚÞ ÚãÚÜÚÝ Û×åÚéÚä å×Øäáæâê
ìê
Ö×Ùå×ØäÚÞ ß×ÜÚâäÝÚÞ ãÚÞ ß×ÞçæÜæÝÚÞ â×ÞâÚÞé ß×ÙÚÞèÚÚâÚÞ â×áÞàÜàéä áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚ
ãÚÜÚÙ åäãÚÞé ß×ÞãäãäáÚÞ â×ØæâÚÙÚ æÞâæá Ù×ÙåÚÞéæÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé çÚÞé äÞâ×ØÚáâäè ã×ÞéÚÞ
å×ØÚéÚÙ ÚâØäåæâ ß×Þç×ØâÚÞçÚê
ïê
Ö×Ùå×ØäÚÞ ß×ÜÚâäÝÚÞ â×ÞâÚÞé ÚÜÚâóÚÜÚâ åÚÞâæ ß×Þé×ÙåÚÞéÚÞ Ù×ãäæÙ ÙæÜâäÙ×ãäÚ æÞâæá
Ù×ÙåæÚâ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé çÚÞé â×ØáæÛâàÙäÛÚÛä Û×ÛæÚä á×åæâæÝÚÞê
òê
Ö×Ùå×ØäÚÞ ß×ÜÚâäÝÚÞ â×ÞâÚÞé ß×ØÚÞôÚÞéÚÞ Û×ØâÚ ß×Þé×ÙåÚÞéÚÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé å×ØåÚÛäÛ
áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚê
ê
Ö×ÞãÚÙßäÞéÚÞ ÙäâØÚ ãÚÜÚÙ Ù×ÜÚáæáÚÞ äÙßÜ×Ù×ÞâÚÛä ÚöÚÜ â×áÞàÜàéä ÙæÜâäÙ×ãäÚ ãÚÜÚÙ
á×éäÚâÚÞ ß×ÞãäãäáÚÞ Û×ÝÚØäóÝÚØä Û×â×ÜÚÝ ÙÚÛÚ ß×ÜÚâäÝÚÞ å×ØÚáÝäØê
éÚØ ãÚßÚâ ÜÚÞéÛæÞé ãäéæÞÚáÚÞ àÜ×Ý ßÚØÚ éæØæî ÙÚáÚ â×áÞàÜàéä çÚÞé ãäÛÚÙßÚäáÚÞ â×Þâæ ÛÚðÚ
ÝÚØæÛÜÚÝ åæáÚÞ çÚÞé ØæÙäâê ûäß×ØÜæáÚÞ ß×ØÚÞéáÚâ ÜæÞÚá çÚÞé ãäÛ×åæâ Û×åÚéÚä
ÚéÚØ ãÚßÚâ Û×é×ØÚ Ù×ÞéÝÚÛäÜáÚÞ ÛæÚâæ ßØàãæá å×ØåÚÛäÛ ÙæÜâäÙ×ãäÚ
ëä
&
authoring tools ßàßæÜ×Ø
ûØ×öî ï
íê
ÖØàãæá
çÚÞé ãäâæðæ ÚãÚÜÚÝ ÚßÜäáÚÛä çÚÞé Û×ôÚØÚ æÙæÙ Ù×ÙäÜäáä áÚØÚáâ×ØäÛâäá Û×ß×Øâä çÚÞé ãÚßÚâ ãäðæÙßÚä
IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta
253
Computer Assisted Instruction !!
" !! ! # # " $ % & &'( )*++
, # - #( ! # ! " #
. - " ! ! "
! ( " ! # /
)
&! " )
0 " ! ! ! ! "
! -- !! ! ! ##
" ! !
1
& . -! !! )
2 ! # 3
●
0! -! !! ( !
●
4- !! # ' !" - # ! '
" !! ! !# " ## .# ( !
! -
5
& ! !# !! )6
2 ! # 3
●
, . 2 '-! 7
●
8 2 '-! 7
●
9 ! ! % 2 '-! 7
:
& !# !# ; &-
2 # ! #!" ( " ! #
! .! # ! ! " !!#
!! ! -
!# !# ## -!
!! 0 # ! &-
<
& # !# - !! 1
2 ! # 3
●
& # !# %=! >0 & 0 - &-
●
& # !# - - 0-7-
;
& ! ! !# !# ## -! !! "
- - +
? !
! !
" !
# #!" !!# " # " !" !.
! - ## -! !! & #
# - ! ! !# !' - !
&! ! ! ! ! 4?2 !#
# :
? # #!" ( !
#
! ! ! - " ! # A
4?2 ! " 4 ! %-! #
@
254
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
BCDEFD GCHIFJFKFLFD JFFM GCDEENDFFD IFMCHO PQDJCKODE RCHRFJOJ PQIGNMCH INKMOICBOF
MCHJCRNMS CTFKNFJO MCHLFBFG CUCPMOTOMFJS JCHMF ICIRCHOPFD PQDJNKMFJO GFBF IQBOUOPFJO VFDE
BOGCHKNPFD RCHBFJFH LFJOK JFFM GCDEENDFFDW
XCJCKNHNLFD GCKFMOLFD BFD GCDBFIGODEFD JCYFHF CUCPMOU RCHKFDEJNDE JCKFIF Z RNKFD BFHO [
RNKFD VFDE BOHCDYFDFPFDW \CMOFG JCJO PCEOFMFD GCKFMOLFD RCHBNHFJO ]^_ ICDOMS BOKFPJFDFPFD JFMN
PFKO JCMOFG IODEENDVFW `OPFHCDFPFD GFHF ENHN aX BO PCBNF JCPQKFL IOMHF ICIOKOPO RFDVFP FYFHF
VFDE RCHJFIFFD BCDEFD bFBcFK VFDE MCKFL BOJCGFPFMOS JCBFDEPFD NDMNP ICDENRFL bFBcFK JFDEFM
JNKOM PFHCDF bFBcFK GFHF ENHN VFDE JCBCIOPOFD GFBFMS IFPF GCHMCINFD VFDE BOHCDYFDFPFD JCbNIKFL
^[ PFKO LFDVF BFGFM MCHHCFKOJFJO JCRFDVFP ^_ PFKOS ^ BO FDMFHFDVF RFLPFD MOBFP RCHLFJOK RCHbFKFD
KCDEPFG PFHCDF bFBcFK VFDE MOBFP ICINDEPODPFDW XCJCKNHNLFD bNIKFL GCJCHMF VFDE ICDEOPNMO
GCKFMOLFD ODO FBFKFL d QHFDES KCROL JCBOPOM BFHO HCDYFDF JCINKF VFOMN ]^ GCJCHMFW eFK ODO BOPFHCDFPFD
FBF RCRCHFGF ENHN aX VFDE LFHNJ MCMFG BO JCPQKFL IFJODEfIFJODE IOMHF PFHCDF ICIRCHOPFD KFVFDFD
aX PCGFBF GFHF JOJcFW
gFDEPFOFD IFMCHO NDMNP JCINF PCEOFMFD BORCDMNP BFKFI JNFMN GCMNDbNP PCHbF VFDE RCHJOUFM
hands onh labi RFOP RCHJOUFM softh copy VFDE ICINBFLPFD GCJCHMF GCKFMOLFD ICIRNPFDVF KCcFM
PQIGNMCH BFD bNEF BFKFI RCDMNP hardhcopyW jCKFMOLFD BOJCKCDEEFHFPFD BO KFR PQIGNMCH INKMOICf
BOF klmjn VFDE MCHKCMFP BO XFIGNJ o pDOTCHJOMFJ nLIFB `FLKFDW pDMNP KCROL ICIFJMOPFD GCJCHMF
BFGFM ICDENFJFO IFMCHO IFPF JCKFIF GCKFMOLFD BORFDMN GFHF IFLFJOJcF JCRFEFO FJOJMCDW
jFBF JCJO MCHFPLOH JCRCKNI BOKFPNPFD jQJMCJ BOKFPNPFD HCTOCc RCHJFIF MCHLFBFG LFJOK PFHVF
GFHF GCJCHMF JFIGFO GFBF LFHO OMNS JCLODEEF GFHF GCJCHMF ICDECMFLNO LFKfLFK MCHMCDMN VFDE GCHKN
ICDBFGFM GCHLFMOFD PLNJNJW jFBF RFEOFD ODO GFHF GCJCHMF BOcFbORPFD NDMNP ICIGHCJCDMFJOPFD
LFJOK PFHVFDVF VFDE PCINBOFD BOBOJPNJOPFD RFOP GFBF JCEO GHCJCDMFJO IFNGND GFBF IFMCHO VFDE
BOPFDBNDEDVFW jCJCHMF BOIODMF NDMNP ICIGCHRFOPO BFD ICDVCIGNHDFPFD LFJOK RNFMFDDVF
JCLODEEF BFGFM KCROL RFOP BFKFI ICDVFIGFOPFD IFMCHO PQDJCKODE VFDE BORFcF BFKFI GHCJCDMFJO
MCHJCRNMW
qrstu
aCHOPNM ODO FBFKFL RCRCHFGF BOFDMFHF UQMQ BQPNICDMFJO GCKFMOLFD VFDE BOJCKCDEEFHFPFD BO
KFRQHFMQHONI PQIGNMCH INKMOICBOF klmjn pn`W
Gambar 1 dan 2. Pelatihan di laboratorium komputer multimedia
jCKFMOLFD BOKFPJFDFPFD BFHO GNPNK _dW__ JFIGFO BCDEFD ]^W__ JCMOFG \CKFJFW `OENDFPFD KFRQf
HFMQHONI PQIGNMCH INKMOICBOF PFHCDF JCYFHF CPJGKOJOM VFDE BORNMNLPFD NDMNP ICDbFBO JFHFDF
IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta
255
vwxyzw{ w|wvwz }y}x~ x~ w{ |wwx ~w{wwxw{ ~ww ~v~~{ vxy~|yw |w{
vwwxy x~ vxy~|yw x~vwz ~~{zy } wwx }~wwy x~wx ~vwxyzw{
w~{w }ww{w ~{|{ |y |wvw{ w ~w{ |y~}yww{ {x ~xzw{ }y}x~ x~
~w}y} vxy~|yw
~ww ~vwxyzw{ |wvw w{w ~{w|yw{ ~w|w w} wwwx y{y x~vwz ~{vw{
zw}yv }~wwy ~yx
ww wy |wy w{ ~yvyy ~wzww{ x~{xw{ ~{xy{{ w
~{{ww{ wvyw}y x~ |w{ ~v~~{ vxy~|yw {x ~{y{wxw{ wvyxw}
~{ wwyw{ {x~{ ~w|w ww }y}w |y }~vwz w}y{w}y{
ww ~yvyy ~ww{ |w}w ~wxw{ {x~{ vxy~|yw ~{{ww{ wvwx
w{x ~w w~|yw vw}z
ww ~yvyy ~ww{ {x ~wx wvyw}y vxy~|yw |w{ ~~{x y}y{ w
ww |wwx |y}wwyw{ ~w|w ww }y}w w{ ~~vw{ wx~y x~}~x
ww ~yvyy ~ww{ {x ~{{ww{ wvyw}y vxy~|yw |wvw
~{ wwyw{ wx~y{ w |w{ |wwx ~{~w{w{{ w v~yz vw{x
ww y{y{ ww {w{xy{ w ~~w |wwx ~w{{ wvyw}y }~~{y} {x |y{ww{ |y
}~vwz{ w ww |wwx ~w{x |wvw xw} ~~w }~zwyzwy
ww |y wwz y{y w|wvwz }~wz }w~v screenshot w{ |ywyv |wy }wvwz }wx wvyw}y
w{ |yw{{ v~z }wvwz }wx ~}~xw ~vwxyzw{ vyw}y y{y |yw{{ }~|yyx |~y }~|yyx
|wvw }~}y ~vwxyzw{ ~}ww |~{w{ wvyw}y w{ w |ywx v~z ww vwy{{ w ¡~}y y{xy
w{ |yw{{ }wwx ~vwxyzw{ ~|yw{ |y}~{ww{ |wvw }~}y ~{|wy{w{ ww ~{w|y
v~{w }~wwy }~wz wvyw}y ~|w}y ~w}y} vxy~|yw
Gambar 3. Sampel aplikasi yang dibuat salah satu peserta
~}y{ w}yz }~|~zw{w x~xwy wvyw}y w{ |yw{{ x~vwz ~yvyy {}{} w{
|y~vw{ {x ~~{x }~wz wvyw}y v~{w y{ywv {x ~~{xy{w{ ~|w}y y
|wvw{ w x~vwz ~{ ~xww{ {} y{x ~w|w ~{{w ~{ xww {x~{ |~{w{
}{x~{{ w |w{ ~~ww y{w}y xwwzw{ vyw}y wzw{ x~vwz ~yvyy ~ww{
{x ~{wyv |wxw {x~{ xww |wy vw wvyw}y |~{w{ wxw vwy{ {x~{ w{ |yxwyvw{
v~z wvyw}y ~w|w |y vw wvyw}y yx }~{|yy ¢ww y{y ~{y{w{ ~{{w |wwx |~{w{
256
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
£¤¥¦§ £¨£©¨ª«¦ª¤¬ ®¯°¨¯ «¬±¦£¦¯¦ ¥¬«¤°¤§¦¯² °¦¯©¦ §¦ª¤³ £¨¯´´¤¯¦¦¯ ¦©±¬¦³¬ µ±¦³§ ¤¯°¤
£¨¯´¨¥¬° ¤±¦¯´ ®¯°¨¯ ¥¬ ¥¦±¦£¯¶¦· ¸©±¬¦³¬ ¬¯¬ «¨ª¤¤ª¦¯ ¨¹¬±² ³¨§¬¯´´¦ ¥¦©¦° ¥¨¯´¦¯ £¤¥¦§
¥¬©¬¯¥¦§¦¯ ¥¦ª¬ ³¦°¤ ®£©¤°¨ª ¨ ®£©¤°¨ª ±¦¬¯² ³¨§¬¯´´¦ ¤¯³¤ª ¨£¤¥¦§¦¯ °ª¦¯³©®ª°¦³¬ ©¦¥¦
¦©±¬¦³¬ £¤±°¬£¨¥¬¦ ¬¯¬ «¦§¦¯ ¥¦©¦° ¥¬©¨¯¤§¬· º¨³¨¥¨ª§¦¯¦¦¯¯¶¦ »¤´¦ £¨£¤¯´¬¯¦¯ ¦©±¬¦³¬
¤¯°¤ ¥¬»¦±¦¯¦¯ ©¦¥¦ ®£©¤°¨ª ¥¨¯´¦¯ ³©¨³¬¼¬¦³¬ ¶¦¯´ °¨ª£¦³¤ ª¨¯¥¦§ «¬±¦ ¥¬«¦¯¥¬¯´¦¯
°¨¯®±®´¬ ®£©¤°¨ª ³¦¦° ¬¯¬·
½¨±¦¬¯ ¥¬±¬§¦° ¥¦ª¬ ¨£¦£©¤¦¯ £¨¯´§¦³¬±¦¯ ©ª®¥¤ «¨ª¤©¦ ¦©±¬¦³¬ £¤±°¬£¨¥¬¦ ¶¦¯´ ¥¦©¦°
£¨¯¶¦£©¦¬¦¯ £¦°¨ª¬ ¾º² ¨«¨ª§¦³¬±¦¯ ©¦ª¦ ©¨³¨ª°¦ »¤´¦ ¥¬±¬§¦° ¥¦ª¬ §¦³¬± ©®³°¨³ ¶¦¯´ ¥¬»¦±¦¯¦¯
©¦¥¦ ³¨³¬ °¨ª¦§¬ª ©¨±¦°¬§¦¯ ³¨«¨±¤£ £¨£¦³¤¬ £¦³¦ ©¨¯¥¦£©¬¯´¦¯· ¿¦³¬± ©®³°¨³ £¨¯¤¯»¤¦¯
«¦§À¦ ©¦ª¦ ´¤ª¤ °¨±¦§ £¨£¬±¬¬ ©¨£¦§¦£¦¯ ¥¦¯ ¨£¦£©¤¦¯ ©¨¯´¨£«¦¯´¦¯ ¦©±¬¦³¬ £¤±°¬£¨Á
¥¬¦ ³¨°¨±¦§ £¨¯´¬¤°¬ ©¨±¦°¬§¦¯² »¦¤§ «¨ª«¨¥¦ ¥¬«¦¯¥¬¯´¦¯ ³¨«¨±¤£ £¨¯´¬¤°¬ ©¨±¦°¬§¦¯ ¥¬ £¦¯¦
©¦ª¦ ´¤ª¤ ³¦£¦ ³¨¦±¬ «¨±¤£ £¨£¬±¬¬ ©¨£¦§¦£¦¯ ¥¦¯ ¨£¦£©¤¦¯ °¨ª³¨«¤°·
ÂÃÄÅÆÇÈÉÊË
̨±¦°¬§¦¯ ¨°¨ª¦£©¬±¦¯ ©¨¯´¨£«¦¯´¦¯ ¦©±¬¦³¬ £¤±°¬£¨¥¬¦ ¤¯°¤ ©¦¯¶¦£©¦¬¦¯ £¦°¨ª¬ ¾º
¶¦¯´ ¥¬³¨±¨¯´´¦ª¦¦¯ ¤¯°¤ ©¦ª¦ ´¤ª¤ ¾º ½ÍºÎ Ï ¥¦¯ ½ÍºÎ Ð Ñ®´¶¦¦ª°¦ °¨±¦§ ¥¦©¦° £¨¯¹¦©¦¬
°¤»¤¦¯¯¶¦ ¶¦¬°¤ £¨¯»¦¥¬ ³®±¤³¬ ¤¯°¤ ©®® ©¨ª£¦³¦±¦§¦¯ ¶¦¯´ ¥¬¤¯´¦© ³¨«¨±¤£¯¶¦· ½®±¤³¬ ¶¦¯´
°¨±¦§ ¥¬¹¦©¦¬ ¦¥¦±¦§Ò
Ó·
Ï·
̦ª¦ ´¤ª¤ ¥¬ ½ÍºÎ Ï ¥¦¯ ½ÍºÎ Ð Ñ®´¶¦¦ª°¦ ¥¦©¦° £¨£¦¯¼¦¦°¦¯ ®£©¤°¨ª £¤±°¬£¨¥¬¦ ¤¯°¤
«¬¥¦¯´ ©¨¯¥¬¥¬¦¯² ¥¦±¦£ §¦± ¬¯¬ ¦¥¦±¦§ ©¦ª¦ ´¤ª¤ ¥¦©¦° £¨¯´´¤¯¦¦¯ °¨¯®±®´¬ ®£©¤°¨ª
£¤±°¬£¨¥¬¦ ³¨«¦´¦¬ ¦±¦° ¤¯°¤ £¨¯¶¦£©¦¬¦¯ £¦°¨ª¬ ®¯³¨±¬¯´ ¨©¦¥¦ ¦¯¦ ¥¬¥¬ ¥¨¯´¦¯
£¨£«¦¯´¤¯ £¦°¨ª¬ ®¯³¨±¬¯´ «¨ª«¨¯°¤ ¦©±¬¦³¬ £¤±°¬£¨¥¬¦ ¶¦¯´ £¤¥¦§ ¥¬´¤¯¦¦¯ ¥¦¯
¥¬©¨ª«¦ª¤¬² ¥¨¯´¦¯ £¦°¨ª¬ ³¨³¤¦¬ ¥¨¯´¦¯ ¶¦¯´ §¨¯¥¦ ¥¬³¦£©¦¬¦¯ ®±¨§ ©¦ª¦ ´¤ª¤·
Ô¯°¤ £¨£«¦¯´¤¯ ¦©±¬¦³¬ °¨ª³¨«¤°² ©¦ª¦ ´¤ª¤ ¾º ¥¬ ¨¥¤¦ ³¨®±¦§ £¬°ª¦ »¤´¦ °¨±¦§ £¨£¬±¬¬
¨£¦£©¤¦¯ ¤¯°¤ £¨ª¦¯¹¦¯´ ³¤¦°¤ ¦±¤ª ©¨¯¶¦£©¦¬¦¯ ®¯³¨±¬¯´ £¨¯´´¤¯¦¦¯ °¨¯®±®´¬
£¤±°¬£¨¥¬¦ ¤¯°¤ ¥¬³¦£©¦¬¦¯ ¥¦±¦£ º¾Í ³¨§¦ª¬Á§¦ª¬ ¥¬ ³¨®±¦§ £¦³¬¯´Á£¦³¬¯´·
ÕÖÊÇÊË ×ÃØÅÆÊ ÙÊÄÅÚ
¾¦¯¶¦ ©¬§¦ ¶¦¯´ °¨±¦§ £¨£«¦¯°¤ °¬£ ©¨¯´¦«¥¬¦¯ ¤¯°¤ £¨¯¶¨±¨³¦¬¦¯ ©ª®´ª¦£
©¨¯´¦«¥¬¦¯ ¬¯¬ ¶¦¯´ °¬¥¦ ¥¦©¦° ¥¬³¨«¤°¦¯ ³¦°¤ ¥¨£¬ ³¦°¤· ½¨¹¦ª¦ §¤³¤³ ¤¹¦©¦¯ °¨ª¬£¦ ¦³¬§
¥¬³¦£©¦¬¦¯ ¨©¦¥¦ ¾¦©¦ ½¤¥¬ Û¦§¦ª»® ¥¦¯ ¾¦©¦ ͦª¶¦¯¦ ³¨«¦´¦¬ ®®ª¥¬¯¦°®ª ¾º ¥¬ ½ÍºÎ Ï
¥¦¯ ½ÍºÎ Ð Ñ®´¶¦¦ª°¦ ¶¦¯´ °¨±¦§ «¨ª³¨¥¬¦ £¨±¤¦¯´¦¯ À¦°¤ ¤¯°¤ «¨¨ª»¦³¦£¦ ¥¨¯´¦¯ °¬£
©¨¯´¦«¥¬¦¯· ܤ´¦ ¨©¦¥¦ ¾¦©¦ ½¤©ª¬§¦°¬¯ ³¨±¦¤ º¦Ý¦« ®£©¤°¨ª µÍÞ̸ Ô¸ß ¶¦¯´ °¨±¦§
£¨¯¥¤¤¯´ ©¨¯¶¨±¨¯´´¦ª¦¦¯ ©¨±¦°¬§¦¯· ½¨£®´¦ «¦¯°¤¦¯ ¥¦ª¬ ³¨£¤¦ ©¬§¦ ¦¦¯ £¨¯¥¦©¦° ª¬¥§®
¥¦¯ «¦±¦³¦¯ ¥¦ª¬ ¸±±¦§ ½àá·
IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta
257
âãäãåãæçè
éêëëêìíëî ïð ñð & òóôõî öð ÷ðî øùúúð ûhe Designü Developmentü and Evaluation of Instructional ýoftþ
wareî ÿó õ ïêôíêë òí íë
êëð
éóíëíô î ðî ïóëêî ïðî & óî ñð ðî øùùð Instructional Media and the New ûechnologies of
Instructionî ÿó ñó óð òóëíôóéê ëôð
÷íî ðÿð &
ó î ïððî ð Fundamentals of Multimediaî ÿó ñó ó òóê ë ôêíë ëôðî
ê êëî ðî øð Multimedia: Making It Work 9th editionî ÿó õ ïôê éí ôêíëð
❆
258
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
!"!#"! $%&'%#( $%# !)#* +, -.- $%&"," /,0%&1-)"! 2,*#3 1! 4,"#
2!1&#'- '5 6&1,# 5 27,(#
Nina Salamah1, Sunarti2
1
Fakultas Farmasi UAD, 2Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD
Coresponden: ninasalamah1996@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Permasalan gizi remaja khususnya calon pengantin menjadi permasalahan yang
serius di negara kita. Prevalensi KEK pada wanita usia subur 15-49 tahun 20,8%. Angka ini tergolong
tinggi. Data skreening calon pengantin di wilayah Puskesmas Godean 1 didapatkan data kecenderungan
peningkatan prevalensi KEK pada calon pengantin dengan prevalensi 29,25 ditahun 2012 meningkat
menjadi 33,06 % pada tahun 2013. Angka ini sudah jauh melebihi angka nasional, sehingga perlu
keseriusan dalam menangani hal tersebut. Selain itu prevalensi anemia juga meningkat dari 24,06%
pada tahun 2012 menjadi 26,45% pada tahun 2013. Kurang Energi Kronik (KEK) dan A nemia
merupakan indikator penting dalam kesehatan reproduksi. Jika pada tahun 2013 ditemukan jumlah
balita stunting di wilayah Puskesmas Godean sebesar 16%, hal ini berbanding lurus dengan kenyataan
status gizi calon pengantin pada periode tersebut. Penyebab tingginya prealensi KEK dan Anemia
pada calon pengantin di Godean tidak lepas dari rendahnya tingkat pengetahuan tentang gizi dan pola
makan remaja yang salah. Pemberian pengetahuan pada remaja khusus untuk calon pengantin berupa
short course yang berkaitan dengan pendidikan gizi, kesehatan reproduksi dan upaya perintisan
kewirausaan untuk kesiapan calon pengantin perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
M etode : M etode dalam pengabdian ini yaitu pemberian pelatihan berupa short course yang berkaitan
dengan pendidikan gizi dan kesehatan reproduksi untuk kesiapan calon pengantin.
H asil : Terjadi peningkatan pengetahuan pada remaja setelah pelaksanaan short course.
Kesimpulan : Pemberian short course tentang pendidikan gizi dan kesehatan reproduksi untuk kesiapan
calon pengantin efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja dan calon pengantin tentang kesiapan
menuju kesehatan reproduksi pasca pernikahan.
Key Word : Anemia, KEK, Caten, kesehatan reproduksi.
89:;<=>?><:
@ABCDEDFDG HIJI BACDKD LMNENEGOD PDFQG RAGHDGSIG CAGKDTI RABCDEDFDMDG ODGH EABINE TI GAHDBD
LISDU VDEIF BIELAETDE WXYZ CAGODSDLDG [DM\D RBA]DFAGEI \DGISD NEID EN[NB Y^_`a SDMNG WXbc %U
dILD TI[DGTIGHLDG TAGHDG BIELAETDE SDMNG WXXe SABKDTI RAGIGHLDSDG EA[AEDB Y^be%U fDABDM gESICA\D
hQHODLDBSD CABNRDLDG EDFDM EDSN RBQ]IGEI ODGH CACRNGODI DGHLD RBA]DFAGEI iji RDTD kDGISD
lEID mN[NB TI DSDE DGHLD GDEIQGDFU VDF IGI CAGNGKNLLDG DTDGOD RABCDEDFDMDG ODGH EABINE TI \IFDODM
fghU
Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean, Sleman
259
nopqp rstustovow xow nyz{ xv |v}o~o yspo vxoqw xsow }s ow uqqr vwv ow~o
o} ~ow swoxv rsw~so uqqr vwvw~o owo rstustovow xv |v}o~o stpsq o}o poq
rsw~sow~o oxo}o ovo s}q pvorw~o uo}w rswowvw sts}qoto psto qtoww~o
rswsoqow rtowvo xow s ow s}q oxow~o }s oo xv v}o~o xsow ~ow s v}vv
rstovow stoxor rswvww~o rswsoqow rtowvo vwv psvwo rswqoow }s oo rsto|vwow
stqroow poq swvpuo~oow
stxopotow xoo ptsswvw uo}w rswowvw xv |v}o~o qpsp op xsow xvxoroow xoo
suswxstqwow rswvwoow rtso}swpv nn roxo uo}w rswowvw xswow rtso}swpv xvoqw
swvwo swoxv % roxo oqw wo vwv pqxo oq s}svv owo wopvwo}
psvwo rst}q spstvqpow xo}o swowowv o} stpsq s}ovw vq rtso}swpv ows vo qo s
wvwo xotv % roxo oqw swoxv % roxo oqw nqtow wstv ntwv
nn xow ws vo stqroow vwxvot rswvw xo}o spsoow tsrtxqpv vo roxo oqw
xvs qow q }o o}vo pqwvw xv |v}o~o qpsp op xsow psspot % o} vwv
stowxvw }qtqp xswow sw~ooow poqp vv uo}w rswowvw roxo rstvxs stpsq sw~so
vwvw~o rtso}swpv nn xow ws vo roxo uo}w rswowv xv xsow vxo }srop xotv tswxow~o
vwo rswsoqow swow vv xow r}o oow ts oo ~ow po}o xow~o po}o rswstvow
swow rt}s body image roxo ts oo swxqqw rswqtowow opqrow oowow roxo ts oo
qpqpw~o uo}w rswowvw
yo}o stv otst xvs}opow o|o qo}vop vv uo}w swstopv ~ow oow }ovt xvswqow
}s qo}vop vv vq ~ow oow s}ovtow swstopv stpsq yotv pvwv xoro vo otv swow
sto o|o qo}vop uo}w rswowvw ~ow qtow ov qo oow stxo ro roxo qo}vop uo}w
swstopv ~ow oow xv}ovtoww~o ro~o ro}vw ov xow powo rtsswv xo}o s rstovv
swstopv ~ovq xswow rswxsoow EARLY LIFE OF NUTRITION yaitu gizi sejak awal kehidupan.
Permasalahan utama yang harus segera diatasi adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kesehatan reproduksi
Kekurangan gizi remaja
Kerentanan perempuan, bukan hanya karena faktor biologisnya, namun juga secara sosial
dan kultural kurang berdaya untuk menyuarakan kepentingan/haknya pada pasangan
seksualnya demi keamanan, kenyamanan, dan kesehatan dirinya. Kepasifan dan ketergantungan sebagai karakter feminin yang dilekatkan pada perempuan juga melatari kerentanan
tersebut.
Kenakalan remaja
Penyimpangan perilaku hingga penularan HIV/AIDS pada pasangan yang menikah.
Menurunnya kearifan lokal masyarakat yang selama ini membingkai ketahanan keluarga
Usia remaja merupakan usia yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDS dan Penyakit Menular
Seksual (PMS) lainnya. Bahkan, dalam jangka waktu tertentu, ketika perempuan remaja menjadi
ibu hamil, maka kehamilannya dapat mengancam kelangsungan hidup janin/bayinya.
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu diadakan suatu program pendidikan gizi dan
pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan calon pengantin. Selain itu khusus untuk calon
pengantin perlu kiranya di adakan kegiatan berupa short course yang berkaitan dengan pendidikan
gizi dan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin.
260
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
¡¢£¤¡
¥¦§¨© ª«ª¬ª ¨¦®¯ª°ª ±¦¬«²«²³ª¬ ¯¦§¯ª´²´ ±¦¬°¦µª¶©ª¬ «ª¬ ³¦µ¦§ª®±²¨ª¬ ª¬°
®¦¬¦«²ª³ª¬ ²¬·¸§®ª´² ®¦¬°¦¬ª² ±¦§¬²³ª¶ª¬¹ ¥¦¬«²«²³ª¬ ±§ª¬²³ª¶ º©°ª «²³¦¬ª¨ «¦¬°ª¬ ¬ª®ª
±§¸°§ª® ±¦§´²ª±ª¬ ±¦§¬²³ª¶ª¬» ³¸¬´¦¨²¬° ±§ª¬²³ª¶» ³¸¬´¦¨²¬° ¦«©³ªµ²· ±§ª¬²³ª¶» «ª¬ µ¦§ª±²
±§ª¬²³ª¶¹ ¼©º©ª¬ ±¦¬«²«²³ª¬ ±§ª¬²³ª¶ ²ª¨ª¶ ®¦¬²¬°³ªµ³ª¬ ¶©¯©¬°ª¬ ´¦¯¦¨©® ±¦§¬²³ª¶ª¬
´¦¶²¬°°ª «ª±ªµ ¯¦§³¦®¯ª¬° ®¦¬ºª«² ¶©¯©¬°ª¬ ±¦§¬²³ª¶ª¬ ª¬° ´µª¯²¨ «ª¬ ®¦®©ª´³ª¬¹ ¥¦¬«²«²³ª¬
±§ª¬²³ª¶ ®¦®¯¦³ª¨² ±ª´ª¬°ª¬ «¦¬°ª¬ ³¦´ª«ª§ª¬ ª³ª¬ ®ª´ª¨ª¶ ±¸µ¦¬´²ª¨ ª¬° «ª±ªµ µ¦§ºª«² ´¦µ¦¨ª¶
®¦¬²³ª¶» «ª¬ ²¬·¸§®ª´² ´¦§µª ´©®¯¦§ «ªª ©¬µ©³ ´¦½ª§ª ¦·¦³µ²· ®¦¬½¦°ª¶ ªµª© ®¦¬°ªµª´² ®ª´ª¨ª¶¾
®ª´ª¨ª¶ µ¦§´¦¯©µ ¶²¬°°ª ±ª«ª ª³¶²§¬ª «ª±ªµ ®¦¬©§©¬³ª¬ µ²¬°³ªµ ³¦µ²«ª³¯ª¶ª°²ªª¬ «ª¨ª®
±¦§¬²³ª¶ª¬ «ª¬ ±¦§½¦§ª²ª¬¹ ¥¦¬«²«²³ª¬ ±§ª¬²³ª¶ ¯¦§®ª¬·ªªµ º©°ª ©¬µ©³ ®¦¬º¦®¯ªµª¬² ¶ª§ª±ª¬¾
¶ª§ª±ª¬ ª¬° «²®²¨²³² ¸¨¦¶ ±ª´ª¬°ª¬ µ¦§¶ª«ª± ±ª´ª¬°ª¬¬ª «ª¬ ±¦§¬²³ª¶ª¬ ª¬° ®¦§¦³ª ²¬°²¬³ª¬
ª¬° ¯¦¨©® ´¦®±ªµ ªµª© ¯¦¨©® ¯²´ª «²¯²½ª§ª³ª¬ ´¦¯¦¨©®¬ª «¦¬°ª¬ «²¯ª¬µ© ¸¨¦¶ µ¦¬ª°ª ±§¸·¦´²¸¬ª¨
±´²³¸¨¸°¿³¸¬´¦¨¸§ ±¦§¬²³ª¶ª¬» ª¶¨² °²À²» «¸³µ¦§¹
¥§¸°§ª® ³¦°²ªµª¬ ¥¦¨ªµ²¶ª¬ ª¬° «²¨ª³´ª¬ª³ª¬ ª«ª¨ª¶ ´¯¯Á
¹ ¥¦¨ªµ²¶ª¬ ³¦´¦¶ªµª¬ §¦±§¸«©³´² ó¦´±§¸Ä µ¦¬µª¬° ©±ªª ®¦¬ºª°ª ³¦´¦¶ªµª¬ ²¯© ´ªªµ ¶ª®²¨»
®¦¨ª¶²§³ª¬¹
Ź ¥¦¨ªµ²¶ª¬ °²À² ª¬° ®¦¬«©³©¬° ³¦´¦¶ªµª¬ §¦±§¸«©³´²
ƹ ¥¦¨ªµ²¶ª¬ ±¦¬µ²¬°¬ª ±§¸°ª® ³¦¨©ª§°ª ¯¦§¦¬½ª¬ª ÃÇÈÄ
Ǧ°²ªµª¬ ±¦¨ªµ²¶ª¬ «²¨ª³´ª¬ª³ª¬ «ª¨ª® §ª¬°³ª ÇÇÉ ¥¥Ê ÅËÂ̪¬° «²¨ª³´ª¬ª³ª¬ ´¦¨ª®ª Æ
¯©¨ª¬ ª¬° ®¦¨²±©µ² ´¦§ª¬°³ª²ª¬ ±§¸°§ª® ³¦§ºª ´¦±¦§µ²Í ´¸´²ª¨²´ª´² §¦¬½ª¬ª ±§¸°§ª®» ±¦¬©¨©¶ª¬»
±¦¨ªµ²¶ª¬» ±§ª³µ²³ ¨ª±ª¬°ª¬ «ª¬ ®¸¬²µ¸§²¬°¾¦Îª¨©ª´² ©¬µ©³ ®¦¨²¶ªµ ³¦¯¦§¶ª´²¨ª¬ ±§¸°§ª®¾±§¸¾
°§ª® ª¬° «²§¦¬½ª¬ª³ª¬¹
ÏÐÑÒÓ ¤ÐÔ Õ¡Ö×ÐØÐÑÐÔ
Ùª¬°³ª²ª¬ ±¦¨ªµ²¶ª¬ ±¦¬«²«²³ª¬ °²À²» ³¦´¦¶ªµª¬ §¦±§¸«©³´² ª¬° «²¨ª³´ª¬ª³ª¬ ±ª«ª ³¦°²ªµª¬
ÇÇÉ ¥¥Ê «¦¬°ª¬ µª§°¦µ ´ª´ª§ª¬ §¦®ªºª ±§ª ¬²³ª¶ «² Æ «©´©¬Á ǧª®¦¬» Ú¦µ²´ Û» ܦ¬²µ¦®» ݦ´ª
Þ²«¸ª°©¬°» Ǧ½ª®ªµª¬ ܸ«¦ª¬» Ǫ¯©±ªµ¦¬ Þ¨¦®ª¬ µ¦¨ª¶ «²¨ª³´ª¬ª³ª¬¹ Ù¦®ªºª ª¬° ®¦¬ºª«²
±¦´¦§µª ±¦¨ªµ²¶ª¬ ¯¦§º©®¨ª¶ ÆË ¸§ª¬° ¯¦§ª´ª¨ «ª§² ¯¦§¯ª°ª² ¨ªµª§ ¯¦¨ª³ª¬° ±¦¬«²«²³ª¬ «² ª¬µª§ª¬ª
ª«ª ª¬° ®ª´²¶ ÞÊ¥» ÞÊß ¯ª¶³ª¬ ª«ª ª¬° ®ª´²¶ ®¦¬¦®±©¶ ³©¨²ª¶ ´µ§ªµª Þ «² ±¦§°©§©ª¬
µ²¬°°²¹ ݲª°§ª® ±¦´¦§µª ±¦¨ªµ²¶ª¬ «¦¬°ª¬ µ²¬°³ªµ ±¦¬«²«²³ª¬ ¯²´ª «²¨²¶ªµ ±ª«ª °ª®¯ª§ ¹ ଵ©³
®¦¬°¦µª¶©² ª«ª³ª¶ ±¦¬°ª§©¶ ±¦¨ªµ²¶ª¬ «ª¨ª® ®¦¬²¬°³ªµ³ª¬ ±¦¬°¦µª¶©ª¬ ±¦´¦§µª ®ª³ª «²¨ª³©³ª¬
±§¦µ¦´ ´¦¯¦¨©® ±¦¨ªµ²¶ª¬ «ª¬ ±¸´µ¦´ ´¦µ¦¨ª¶ ±¦¨ªµ²¶ª¬¹ ᪴²¨ §ªµª¾§ªµª ±§¦µ¦´ «ª¬ ±¸´µ¦´ ±¦¨ªµ²¶ª¬
¯²´ª «²¨²¶ªµ ±ª«ª °ª®¯ª§ Ź
Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean, Sleman
261
Gambar 1. Latar belakang pendidikan peserta pelatihan
âãäåæçæäèæé êæçëì íæîïæä ð åëèãñæêòë ïæêóæ çãïæôëæé äãîæõæ öæåæ óëìæ÷æê öãéôæïåëæé
ïãäöãéåëåëèæé çãèøìæê îãéãéôæê æñæç ùúûüý þÿ åæé ðû % öãäôòäòæé ñëéôôë
Gambar 2. Rata-rata nilai pretes sebelum pelatihan dan postes setelah pelatihan
æåæ íæîïæä åëöãäøìãê êæçëì ïæêóæ ñãäõæåë öãéëéôèæñæé öãéôãñæêòæé öãçãäñæ çãïãìòî åæé
çãñãìæê öãìæñëêæé éñòè ìãïëê îãîöãäõãìæç åæñæ ñãäçãïòñ çæéôæñ öãäìò åëìæèòèæé æéæìëçæ çñæñëçñëèæ
åãéôæé êæçëì ïëçæ åëìëêæñ öæåæ ñæïãì åæé
Tabel I. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
a,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
pretest
30
38,00
15,177
,201
,201
-,166
1,101
,177
Postes
30
88,67
8,193
,231
,202
-,231
1,267
,081
âãäåæçæäèæé òõë èøìîøôøäø çîëäéø åæöæñ åëèãñæêòë åæñæ ïãäåëçñäëïòçë éøäîæì þãêëéôôæ
îãîãéòêë ç÷æäæñ òéñòè åëìæèòèæé òõë ñ ùñæïãì ý
262
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Tabel II. Hasil uji paired t test perbedaan tingkat pengetahuan
kesehatan reproduksi sebelum dan setelah pelatihan
Pengetahuan
pretest
Postes
Mean
38,00
88,67
N
30
30
Std. Deviation
15,177
8,193
P Value
0,000
!
" #$ % $&&'
" ( ) "
( % *+,-
peer group student advisor )
. / 0*+,*1 % ) !
% .
. " 2 3 4 0 2341
3 0 31 ( %
3
234 . % ) !
) 0*+,*1 ( ) "
) 56 .3/ # . )
6 % 0*+,#1 %
% %
7
%
% / %
% % 4
%
%
International conference on population and development %
7 %
8 %
% %
.
- 6 *+,& 7
. 3 , 9 %
:"
6 4 4
#
Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean, Sleman
263
x
J
Gambar 3. Pelatihan Kesehatan reproduksi dengan metode presentasi dan diskusi
A. Suasana pelatihan , B. Pembicara praktisi kesehatan/dokter
;<=>?@A>B C@D@ E@=>FG>B>F>B H>E> I JCKG?KG LMNO E<BC>B H<PQ@R>S> G<TS>BC HS>F?@G@ C@D@
;KGF<GP>G UTE<>B NV WTFKP<B?>G@ F<C@>?>B Q@G> E@=@A>? H>E> C>PQ>S XV
A
B
Gambar 3. Pelatihan Kesehatan gizi remaja dengan metode presentasi dan diskusi
A. Suasana pelatihan, B. Pembicara praktisi gizi
;<=>?@A>B F<G<A>?>B S<HSTEKFG@ E>B H<BE@E@F>B ?<B?>BC C@D@ E@=>FG>B>F>B G<R>S> @B?<S>F?@Y E@
F<R>P>?>B UTE<>B Z>BC P<=@Q>?F>B H<S>B >F?@Y H<G<S?> H<=>?@A>B E<BC>B A>S>H>B H<=>?@A>B Q@G>
E@?<S@P> Q>@F T=<A H<G<S?>V [<=>B\K?BZ> H<=>?@A>B E@=>FG>B>F>B G<R>S> H<S@TE@F E@?@BCF>? EKGKB
Z>@?K ]S>P<B^ _<?@G ` E>B U<B@?<P E<BC>B P<=@Q>?F>B H<G<S?> S<P>\> Z>BC =<Q@A Q>BZ>F =>C@V
abcdefghij
;<PQ<S@>B short course ?<B?>BC H<BE@E@F>B C@D@ E>B F<G<A>?>B S<HSTEKFG@ KB?KF F<G@>H>B
R>=TB H<BC>B?@B <Y<F?@Y KB?KF P<B@BCF>?F>B H<BC<?>AK>B S<P>\> E>B R>=TB H<BC>B?@B ?<B?>BC
F<G@>H>B P<BK\K F<G<A>?>B S<HSTEKFG@ H>GR> H<SB@F>A>BV
kilmin ogcmipi
JE\@ [^ _qV LMNrV ]<G<A>?>B s<HSTEKFG@ s<P\> E>=>P JGH<F [TG@>=V tttV@E>@VTSV@EV uW@>FG<G Lv
[<H?<PQ<S LMNOwV
264
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
yz{z|}~ ~ z {| } } zz z z } z ~
y { ~
z|z ~ {| ~ | y~ ~ z z z z|z z
z z z {| } | y ¡ ¢ ~ £|z~}~ ¤~|
| ¥ } ~
z | ~ z| z|~ ¦~ z zz| z|| z {| } z z {
{ } | z z y|{ |¢ § | }} |
}{ z~ ¨ ¤~z| { ~ ¤~| | ¥ } ~
|©| y~ ~ { { { || z |} |{z } z|z z
z z z {|~ ªz } «¬~ ¡®¯~
❆
❆
❆
Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean, Sleman
265
°±²³±´µ¶²³¶² ·¸¹º»¼¸¹º
½·¶¾¿À ¸µ¶Á ±ÿ¶À³¶»¼¿´µ¿ ¸µ¶Á ±ÿ¶À³¶Ä
Ŷƶ ±ÃÇ´ÅÇÈ É¶²Ê ÆÊ °¶Æ¿È¿Ë¶² ¹ÇÌÇÈÍ
ζÁ¿ÀÁ¿²³³¶ÃÍ Ï±ÅÇÈÍ ·Ã±´¶²Í Ðdz¾¶È¶ÀÁ¶
Nur Ismiyati, Ana Mardiyaningsih
Prodi D3 Farmasi, Poltekkes Bhakti Setya Indonesia
Hery Setiawan
Prodi D3 RMIK, Poltekkes Bhakti Setya Indonesia
nur_is@yahoo.com
ABSTRAK
Kelompok tani sebagai agen penerapan teknologi, dapat menjadi media strategis dalam pembangunan
masyarakat desa menuju kemandirian pangan, ekonomi, dan kesehatan melalui pengembangan tanaman
obat keluarga (TOGA). Tujuan kegiatan ini adalah pengembangan sayuran sebagai Sayur Obat Keluarga
(SOGA) dan bumbu dapur sebagai Bumbu Obat Keluarga (BOGA) sebagai herbal yang berpotensi
terapi dan memiliki nilai ekonomi pada Kelompok Tani di Padukuhan Gowok, Desa Caturtunggal,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta.
M etode yang dilakukan pertama kali adalah tahap persiapan yang meliputi sosialisasi program dan
pembuatan modul SOGA BOGA. Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga target kegiatan meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek motivasi, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan dari anggota kelompok tani.
Pengabdian masyarakat berbasis ipteks di Padukuhan Gowok telah memenuhi target yang diinginkan
yaitu meliputi aspek motivasi melalui kunjungan lapangan pada lokasi kebun sayur komersial kelompok
tani di wilayah lain, aspek pengetahuan mitra dengan pemberian edukasi tentang khasiat sayur dan
bumbu serta edukasi cara penanaman di lahan terbatas, aspek keterampilan melalui pelatihan aplikasi
modul vertikultur, praktik pembuatan pupuk cair dan kompos dari limbah organik, praktik sistem hidroponik,
praktik pengolahan sayur menjadi produk komersil di antaranya keripik dan nugget sayur, praktik
pengolahan bumbu menjadi simplisia bahan obat, serta praktik packaging dan labelling terhadap produk.
Keyword: TOGA (Tanaman Obat Keluarga), Sayur, motivasi, edukasi, keterampilan
ÑÒ ÓÔÕÖÑ×ØÙØÑÕ
ÚÛÜÝÛÞßàá âÞãäåáæáÛ mega center çäâèäéÛêá èÞãèáëáà ßåÞßàÞß çáÛáâáÛ êáÛë èÞãæéáßàáç Ýèáç
ìíÞåîÞß ïÚð ñòóóôõ öÞÛëÞâèáÛëáÛ çáÛáâáÛ èÞãæéáßàáç Ýèáç çÞ÷áé âÞÛëá÷áâà åÞãøÞåáçáÛ éàÛëëá
åáÜá åÞÛÞâäáÛ Ýèáç âáäåäÛ çÞæÛÝ÷Ýëà èáãäõ ùÞæÛÝ÷Ýëà çÞãáåáÛ éáãäß Üáåáç Üààâå÷ÞâÞÛçáßàæáÛ
áëáã âÞÛÜáçáÛëæáÛ âáÛúááç ÷äáß éàÛëëá ÷áåàßáÛ çÞãèáûáé âÞ÷á÷äà æÞ÷ÝâåÝæüæÞ÷ÝâåÝæ âáßêáãáæáçõ
îÞ÷ÝâåÝæ çáÛà âÞâà÷àæà åÞãáÛ ýàçá÷ Üá÷áâ åÞâèáÛëäÛáÛ âáßêáãáæáçð çàÜáæ éáÛêá Üá÷áâ æÞâáÛÜàãàáÛ
åáÛëáÛð ÛáâäÛ èàßá ÜàáãáéæáÛ åáÜá æÞâáÛÜàãàáÛ æÞßÞéáçáÛ âÞ÷á÷äà åÞÛëÞâèáÛëáÛ çáÛáâáÛ Ýèáç
æÞ÷äáãëáõ îÞèÞãáÜááÛ æÞ÷ÝâåÝæ çáÛà çàÜáæ éáÛêá ßÞèáëáà âÞÜàá åÞÛêá÷äãáÛ åãÝëãáâ åÞâÞãàÛçáéð
ÛáâäÛ þäëá ßÞèáëáà áëÞÛ åÞÛÞãáåáÛ çÞæÛÝ÷Ýëà èáãä ìÿäãêáÛçà ÜáÛ ûáßçàæáð ñòóóôõ ááç àÛà åÞÛëÞâü
èáÛëáÛ ù âáßàé èáÛêáæ åáÜá áßåÞæ åÞâèäÜàÜáêááÛ çáÛáâáÛ ßáþáð èÞ÷äâ èáÛêáæ æÞ÷ÝâåÝæ
266
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
!
! "# $ #
$
!
# $
%"&
' %"&
$
$ $
#
%"& ( '
$
)
*
%"&
$ $
+
%"& ,%"&
*
%"&$
+
# "#
+
$
"#
-
)
'
+
"#
$
)
)
- $ *
# . &
* )
+
*
+
. $
$
,
)
) +
packing
,
$
*
)
!
Pengembangan SOGA-BOGA (Sayur Obat Keluarga-Bumbu Obat Keluarga) pada Kelompok Tani ....
267
/01232405 678739 :;<0 =0>2?>25@@0A9 B;C0D0>05 :;E739 B0F2E0>;5 GA;D059 /?7HI5<I :JKJ
L7@M030?>0J
NO
PQRSTQ
/;A03<05005 E?7@?0D GU6VWXU6V I5I 1IA032305 10A0D F;F;?0E0 >040E059 D;AIE2>I E;?<I0E05
105 E;A03<05005J Y040E /;?<I0E05 D;AIE2>I <7<I0AI<0<I 3;E010 B;E0A0 :2324 105 05@@7>0 DI>?09
E;?<I0E05 E;A0>I405 D7>IH0<I <;?>0 E;?<I0E05 E;?0A0>05 E;A0>I405J Y040E /;A03<05005 E?7@?0D GU6VW
XU6V 1IA032305 10A0D F;F;?0E0 A05@304 <;F0@0I F;?I32>Z
[O
P\]^_`ab` Pcdef_ge Pedh_
/;A0>I405 D7>IH0<I 1ID03<21305 25>23 D;DF05@25 3;DF0AI <;D05@0> 05@@7>0 3;A7DE73 >05I
25>23 D;5@;DF05@305 >050D05 <0M2? 105 F2DF2J B;@I0>05 I5I 1IA032305 D;A0A2I E;A0>I405 105
325i25@05 A0E05@05 3; F;F;?0E0 >;DE0> F21I10M0 >050D05 <0M2?05J
jO
Rh_`gk\h lmd\ng o\`a\d_pb_` n\m_q_ Pedh_
r1230<I B40<I0> s;?F0A 30>;@7?I G0M2?05 105 X2DF2 M05@ F;?E7>;5<I Y;?0EI . tI>?0 1IF;?I
;1230<I >;5>05@ i;5I<Wi;5I< <0M2?05 105 4;?F0A M05@ 1I3;50A 1;5@05 F2DF2 10E2? M05@ D;DIAI3I
340<I0> >;?0EI F;?10<0?305 E;5;AI>I05J t0>;?I M05@ 1IF;?I305 D;AIE2>I i;5I< <0M2?059 340<I0>5M0
10A0D E;5@7F0>059 305125@05 3IDI0 M05@ F;?>05@@25@ i080F E010 ;u;3 >;?0EI >;?>;5>29 <;?>0
@0DF0?05 F;5>23 D7?u7A7@IJ 60DF0?05 E;5@;>04205 >;5>05@ 7F0> >?01I<I750A <;F0@0I 10<0?
E;D040D05 >;?0EI i2@0 1IF;?I3059 1I 05>0?05M0 010A04 D;5@;50I <Iu0> 7F0> >?01I<I750A M0I>2 F0480
7F0> M05@ F;?0<0A 10?I F0405 0A0D 2D2D5M0J /;5@;>04205 10<0? I5I <05@0> E;5>I5@ 1IE040D305 3;E010
DI>?0 30?;50 0305 D;5i01I E;D040D05 10<0? 10A0D D;DF20> <;1I005 GU6V 105 XU6VJ /;DF21IW
10M005 s;?F0A E010 A0405 >;?F0>0<. Y;35I3 M05@ 0305 1I>?05<u;?305 3;E010 DI>?0 010A04 >;35I3
H;?>I32A>2? 105 4I1?7E75I3J tI>?0 <;A0D0 I5I >;A04 D;A032305 3;@I0>05 E;5050D05 E010 E7AMF0@
105 A0405 <0804J
vO
Rh_`gk\h lmd\ng w\dh_]mex_`
/;A0>I405 /;5@7A0405yE;DF20>05 E?7123 G0M2?J /;DF20>05 <;1I005 <;@0? 1IA032305 1;5@05
D;DF20> 3;?IEI3 <0M2? 105 52@@;> <0M2? <;<20I ?;<;E <>0510? D0<M0?030>9 405M0 <0i0 1IEIAI4 F0405
F032 >;E25@ 1;5@05 305125@05 A;D03 ?;5104J zkill 3;8I02<04005 M05@ 1I>?05<u;?305 3;E010 DI>?0
D;AIE2>I E7>;5<I 8I?02<040 GU6VWXU6V9 >;35I3 zelling9 >;35I3 E0C30@I5@9 105 <>?0>;@I D0?3;>I5@J
{O
|}~l T} oQPN}|}~}
B;@I0>05 E;5@0F1I05 D0<M0?030> >;?4010E B;A7DE73 Y05I s7?>I G2DF;? t03D2? BYs
G2D0? 105 B;A7DE73 05I>0 Y05I ;<>0?I BY ;<>0?I /01232405 67873 >;A04 F;?i0A05 1;5@05
F0I3 105 A05C0?J Y0?@;> 2>0D0 10?I <;A2?24 ?05@30I05 3;@I0>05 E;5@0F1I05 D0<M0?030> M05@ 1IW
A03<050305 010A04 D;5I5@30>305 3;D0DE205 DI>?0 >;?2>0D0 10A0D 0<E;3 M0I>2 0<E;3 D7>IH0<I9
0<E;3 E;5@;>042059 105 0<E;3 3;>;?0DEIA05J :0A0D ?05@30 D;82i21305 >0?@;> M05@ 1II5@I53059
D030 1IA03<050305 <;?05@30I05 3;@I0>05 M05@ 10E0> 1Ii;A0<305 <;F0@0I F;?I32>Z
268
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
¡¢£ ¡ ¢ £¤£ ¢¥ ¥¡ ¡£
¢ ¦£ §£ ¨ © ª£¤£ «© ¬¨ª« ¡ ® ¨£¢ ¡ §£ ©¡ ¥
Sayur Premium desa Piyungan Bantul. Kunjungan lapangan menambah wawasan dan
meningkatkan motivasi warga dalam menanam sayur dan tanaman obat keluarga (TOGA). Selain
itu, warga semakin termotivasi bahwa lahan sempit bukan menjadi halangan dalam meningkatkan
produktivitas.
(a)
(b)
Gambar 1. Kunjungan lapangan ke kebun hidroponik “Sayur Premium”
(a) dan kebun organik Bersih Menuju Sehat (BMS) (b)
¯
°±²³´±
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan warga baik dalam pemanfaatan lahan sempit maupun pengolahan hasil tanaman sayur dan TOGA, yaitu:
a.
b.
c.
Edukasi manfaat sayur
Edukasi manfaat sayur untuk pengobatan dan kesehatan dengan menjelaskan manfaat sayur
yang biasa ditanam dan dikonsumsi oleh warga. Materi disampaikan dengan cara presentasi
menggunakan LCD dengan menampilkan gambar-gambar dan animasi yang menarik,
sehingga menarik minat dan antusias warga selama mengikuti kegiatan.
Edukasi penanaman di lahan terbatas ventrikultur
Edukasi penanaman tanaman di lahan yang sempit telah dilakukan warga sangat berantusias
dalam mengikuti pemamparan karena materi yang disampaikan merupakan jawaban dari
permasalahan yang dihadapai. Materi yang disampaikan berupa metode-metode penanaman
dalam lahan sempit di antaranya metode semi hidroponik dengan menfaatkan barang bekas
dan ventrikultur. Selain itu, warga juga diberikan edukasi mengenai pembuatan pupuk yang
dapat dilakukan mandiri oleh warga yaitu pupuk kompos cair yang juga dipraktikkan oleh
warga.
Edukasi hidroponik
Pengetahun tentang hidroponik sangat dibutuhkan oleh warga, sehingga materi hidroponik
diberikan lebih banyak mulai dari ilmu dasar hingga praktiknya. Edukasi hidroponik yang
diberikan berupa gambaran metode hidroponik yang telah ada kemudian pembahasan
mengenai metode hidroponik yang bisa dilakukan oleh kelompok tani padukuhan Gowok.
Warga juga diberikan informasi dari pembibitan tanaman, nutrisi tanaman, perawatan tanaman,
hingga proses panen.
Pengembangan SOGA-BOGA (Sayur Obat Keluarga-Bumbu Obat Keluarga) pada Kelompok Tani ....
269
âÈã
âÕã
Gambar 2. Transfer ilmu edukasi manfaar sayur (a) dan pemanfaatan lahan terbatas (b)
µ¶
·¸¹º» ¼º½º¾¿À¹Á¿Ã
ÄÅÆÅÇÈÉÊËÌÈÍ ÎÅÌÏÉÊÏÎ ÆÈÍË ÐÈÍÑ ÆÅÌÈÒ ÓËÌÈÎÔÎÈÍ ÕÅÇÔÊÈ ÊÅÌÈÆËÒÈÍ ÆÅÎÍËÎ ÊÅÍÈÍÈÉÈÍ ÓÈÍ
ÊÅÍÑÏÌÈÒÈÍ ÖÈÐÔÇ ÕÔÉÕÔ ÉÅÍ×ÈÓË ÊÇÏÓÔÎ ÐÈÍÑ ÎÏÉÅÇÖËÌØ ÙÅÌÈÆËÒÈÍ ÆÅÎÍËÎ ÊÅÍÈÍÈÉÈÍ ÐÈÍÑ ÆÅÌÈÒ
ÓËÌÈÎÔÎÈÍ ÕÅÇÔÊÈ ÊÅÌÈÆËÒÈÍ ÊÅÉÕÔÈÆÈÍ ÊÔÊÔÎ ÎÏÉÊÏÖ ÎÏÉÔÍÈÌ ÓÈÍ ÊÅÍÈÍÈÉÈÍ ÚÅÍÆÇËÎÔÌÆÔÇØ
ÙÅÉÕÔÈÆÈÍ ÊÔÊÔÎ ÎÏÉÊÏÖ ÖÅÛÈÇÈ ÎÏÉÔÍÈÌ ÓÈÊÈÆ ÓËÉÈÍÜÈÈÆÎÈÍ ÔÍÆÔÎ ÊÅÉÈÎÈËÈÍ ÎÅÌÏÉÊÏÎ ÆÈÍË
ÈÆÈÔ ÓË×ÔÈÌ ÎÅÊÈÓÈ ÎÅÌÏÉÊÏÎ ÆÈÍË ÌÈËÍÍÐÈØ ÝÅÆÅÌÈÒ ÊÅÌÈÆËÒÈÍ ÒËÓÇÏÊÏÍËÎ ÞÈÇÑÈ ÓÈÊÈÆ ÉÅÍÈÍÈÉ
ÉÈÍÓËÇË ÓË ÖÅÎËÆÈÇ ÇÔÉÈÒ ÓÅÍÑÈÍ ÌÈÒÈÍ ÐÈÍÑ ÖÅÉÊËÆØ
âÈã
âÕã
Gambar 3. Transfer Ipteks pembuatan pupuk kompos komunal (a) dan pembuatan ventrikultur (b)
ÙÅÌÈÆËÒÈÍ ÊÅÍÑÏÌÈÒÈÍ ÖÈÐÔÇ ÆÅÇÓËÇË ÓÈÇË ÊÅÉÕÔÈÆÈÍ ÎÅÇËÊËÎ ÖÈÐÔÇ ÓÈÍ ÍÔÑÑÅÆ ÖÈÐÔÇÈÍ ÒËÍÑÑÈ
ÊÅÍÑÅÉÈÖÈÍ ÈÆÈÔ ÊÈÛÎËÍÑ ÖËÈÊ ×ÔÈÌØ ÝÅÆÅÌÈÒ ÊÅÌÈÆËÒÈÍ ÆÅÇÖÅÕÔÆß ÞÈÇÑÈ ÆÅÌÈÒ ÓÈÊÈÆ ÉÅÉÊÇÏÓÔÎÖË
ÉÈÎÈÍÈÍ ÖÅÛÈÇÈ ÎÏÉÅÇÖËÌ ÓÅÍÑÈÍ ÉÅÍ×ÔÈÌ ÊÇÏÓÔÎ ÎÅÇËÊËÎ ÖÈÐÔÇ ÓÈÍ ÍÔÑÑÅÆ ÖÈÐÔÇ ÊÈÓÈ ÕÈàÈÇ ÈÆÈÔ
ÞÈÇÔÍÑáÞÈÇÔÍÑØ
270
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
öèû
öû
öóû
Gambar 4þ ÷çèíýåç êæåõý äåæåçèéêëìèí ÿåíïñìèòèí è ôç óåçôêè ÿåéóôèæèí äçëêëõ ýè ôç
(a) pembuatan nugget sayur (b), dan memfasilitasi mitra dalam keikutsertaan
di bazar maupun pameran makanan (c).
äåæåçèéêëìèí îèçïè ðèìèé êåíïñìèòèí óôéóô ðèí æèíèéèí ñóèæ õåìôèçïè ö÷øùúû ðëæëíïü
õèæõèí ðåíïèí éåìèæëò êåéóôèæèí ýåðëèèí òåçóèì ëíýæèí ðèí ýëçôêþ ÿåìèæëòèí èíï ðëëõôæë ñìåò êåçü
îèõëìèí ðèçë õåìñéêñõ æèíë æåçýåóôæ éåìëêôæë êåéëìëòèí æèíèéèí éèôêôí óèòèí èìèé èíï óèëõ
êåéóôèæèí ýåðëèèí ëíýæèí õôíëç èýèé ðèí ýëçôê ýåèíï ðèí êåçý èçèæèí êåçëëíèí ÿ÷ ñìåò ðëíõåýþ
ÿåìèæëòèí ýåèçè ìèíïýôíï êçñýåý òëðçñêñíëõ ñìåò õåðôè õåìñéêñõ æèíë ðëìèõôõèí ðåíïèí
éåéóåçëõèí ýèæô êèõåæ õëæ éñðôì òëðçñêñíëõþ ÿåìèæëòèí ðëìèõôõèí ðèçë êåí ëèêèí óèòèí êåéü
óëóëæèí êåíèíèéèí òëíïïè êåéèíåíèíþ äåæåçèéêëìèí éåíïåíèë òëðçñêñíëõ îèçïè ýåéèõëí óèëõ
ýåæåìèò éåíïëõôæë êåìèæëòèí òèì æåçýåóôæ ðëæôíôõõèí ðåíïèí êåíèíèéèí òëðçñêñíëõ èíï óèí èõ
ðëìèõôõèí ñìåò îèçïè ðë ýåõëæèç çôéèò ðåíïèí ìèòèí èíï ýåéêëæþ
öèû
öû
öóû
öðû
Gambar 5. Transfer Ipteks pelatihan hidroponik
(a) dan hasil hidroponik masyarakat (b,c,d)
Pengembangan SOGA-BOGA (Sayur Obat Keluarga-Bumbu Obat Keluarga) pada Kelompok Tani ....
271
! "! "# #$ %&'& !($ #$ !!
!# ("#! " motivasi ((# #)# ("* " pengetahuan !
" # !! $! # ## ! # + "
($ !!* " keterampilan ((# "(!$ "( &#( ,! #(!#* " ! "#!
"#"# + &"& ($ & * " ! ! $&"& * " ! "&($ # )
"&# &( ! " #! #* " ! "&($ ## )
"( $ &!* ! " ! packaging labelling !$" "&# . / 0 1
2 $ #+" " 34! 5 ! ! 6$ 7"! 8 !
!$# 9:;<* 3(&"& 2 6&! =# 8 # >326 =#? 3(&"& @! 2
A! >3@2 A!? # #$ %&'& * B!#!#(* 5"& * =(* C& !
D0 D 0
5"3 47- 9:;;- Farmakope Herbal Indonesia* 5"! 3$! 4"#( 7&* E !
F#!* =-* ='! * 5-3-=- 9:;;* 3(&"& 2 5( " 2 &(&
!*Forum Penelitian Agro Ekonomi*G&(# 9H F&- 9* 5 9:;;I;;JK;9L* 5
&( " $!!"IMM"-(!-"!-&-MM"NN(MOPQ9HK9-"N-
❆
272
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
RST UVWXYZX[ \V]V^_`[`_ ab`Y c`d` efZV^
gh_ih_j`^kX l`_]fW mXib`[`^]`
Okimustava, Trikinasih Handayani
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD
okimustava@pfis.uad.ac.id
Abstrac
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan membantu peningkatan produktivitas peternak ayam jawa
super Inseminasi Buatan (IB) yang ada di desa Ringinharjo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul
Provinsi DIY yang berjumlah 2 kelompok peternak. Kedua kelompok peternak ini baru merintis usaha
di bidang IB ayam jawa super dan penetasan telur. Tujuan dijabarkan pengadaan peralatan teknologi
tepat guna, meningkatkan kemampuan peter nak dalam manajemen usaha, ser ta meningkat kan
kemampuan peternak dalam penggunaan media internet sebagai media pemasaran online. Kegiatan
ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, observasi, praktik
langsung penggunaan peralatan tepat guna, pendampingan manajemen usaha dan pelatihan internet
sebagai media pemasaran. Alat tepat guna yang digunakan di antaranya mesin penetas telur otomatis
berbasis sensor suhu 2 unit, pelatihan inseminasi buatan, pelatihan manajemen usaha, dan pelatihan
penggunaan internet untuk meningkatkan kemampuan pengrajin dalam memanfaatkan media internet
sebagai media pemasaran dan pelatihan pengolahan limbah ayam sebagai bahan pupuk organik. Hasil
dari kegiatan ini adalah kedua kelompok peternak mampu melakukan IB untuk ayam, mampu melakukan
manajemen usaha yang baik, dapat menghasilkan anakan ayam jawa super 300 ekor per bulan.
Keyw ords: teknologi tepat guna, Inseminasi Buatan, ayam jawa super
no
pqrstuvwvtr
xyz{| }~z~{| || || }~{ {~~ ~| | y {~~ ~| ~{}|| {
| |{||z | z~{y{y |{y }~| | | ~{y| ~z~{}{~~{ |y{y ~z | y|zy
| ~ |y ~| | |{| {{| x xyz{| | yz{| ||| ~} }~z~{| |
~||z | |{ || ~|y || }~z~{|| || || }~{ yy ~|{| |zy| ~|| |z
z| yy ~| |z|{ ~|| | ~{~| { { ~{|y | ~|{|
~| yz{| yy ~|y || |{y }~{|| | y}~{~ ~| ~y y| ~|y| }~
|}|z| || |{| yz{| }~z~{| || || }~{ y ~ | yy|{ |z yy z~| ~|
}| ~z~{| || | | ~| ~|| |{| }~{~|y|| ||y y{|
}~~{|}|| ~| |{| }~{~|y|| |z| ¡|| | yy ~y| y |z| ~
|| || }~z~{ |~{ ~||y y ~zy| | || | ~||y y }~|z|
~|{| }~{| ||| yz{| ||| ~ yz| ~~y }~{yz|| }| |{ | }
~ |{ | ~| ~y|z ~{yz|| }| |{ ~{y |{ ± ¢¢¢ zy{£|{y ||| ± ¢¢ ~{£|{y
| || || }~{ ± ¢¢ ~{£|{y z | |{~| |z | ~yz|{| ~|{| ~|}
}~{| |||}~{| ||| yz{| y |y| }|| |~ ~{yz yy¤
IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta
273
Tabel 1. Permasalahan Mitra
Permasalahan
Hasil telur, anakan, dan
ayam jawa super IB per
hari kurang
(30 butir telur, 30
anakan, dan 30 ayam perbulannya)
Keahlian
IB
dan
penetasan telur anggota
Mitra 1 dan Mitra 2
bervariasi.
(sukses IB ± 50 %)
Dampak lingkungan hasil
dari limbah
organik
usaha ternak terhadap
sosial masyarakat.
274
Penyebab
1.
Jumlah pullet/induk petelur layer yang dimiliki mitra
kurang, dengan jumlah pullet/induk petelur layer rata-rata 2
ekor/mitra sangat kurang untuk memenuhi besarnya
permintaan pasar per-harinya (capaian produksi hanya 15-30
butir/bulan),
2. Penetasan masih menggunakan cara tradisional (pengeraman
induk betina ayam lokal), sehingga periode produksi anakan
ayam jawa super IB tidak menentu/kurang stabil (15-30
butir telur/bulan),
3. Modal usaha mitra sangat minim (Rp 5.000.000,-),
dikarenakan penghasilan harian /mingguan/bulanan Mitra 1
dan Mitra 2 kurang memadai. Sehingga, untuk pembesaran
unit produksi dan pembelian pakan sangat terbatas.
1. Selama ini pengetahuan terkait proses IB anggota Mitra 1
dan Mitra 2 diperoleh secara auto-didaks, bukan hasil dari
diklat /workshop/dan kegiataan sejenis.
2. Mitra 1 dan Mitra 2 belum mengenal teknik penetasan telur
menggunakan mesin penetas otomatis berkapasitas tertentu
(target berkapasitas 200 telur).
Kurangnya/tidak adanya pengetahuan/cara efektif terkait
pengolahan limbah organik berupa kotoran ternak dan cangkang
telur yang menimbulkan masalah bagi masyarakat, berupa bau
menyengat dan tumpukan limbah organik tersebut.
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
¥¥¥¦ §¨©ª«¨ ¬¨®¯°®±®®±
²³´µ¶³ ·³¸¹º»¹¼¹¹¼ ½¾² ¿¼¿ ¶¿ÀÁ¹¿º¹¼ º³ ¶¹¸¹Â Á¹¼¹Ã ·Á¹º´¿» ÄÁµÅÁ¹Â ¶¹¼ Ƴſ¹´¹¼
»³¾¹Å¹¿Â¹¼¹ ´³Á·¹·¹Á ·¹¶¹ ǹ¾³¸ È ¾³Á¿ºÀ´É
Tabel 2. Program dan Kegiatan Pelaksanaan IbM
Target Luaran
Adanya
jumlah
pullet/induk
petelur
layer sejumlah 40 ekor,
6 pejantan bangkok, 2
set peralatan IB, dan
manajemen
kandang
berbasis tahapan usia
untuk capaian produksi
usaha 90 butir telur, 150
ekor anakan (usia 2-3
minggu), dan 500 ekor
ayam jawa super siap
jual (usia 2 bulan),
Program
Kegiatan
Peningkatan
Pemberian bantuan sarana dan prasarana
Sarana
dan usaha peternakan mitra, meliputi:
Prasarana
1. Kandang battery standard
untuk
Peternakan Ayam
pemeliharaan 40 ekor pullet/induk petelur
Jawa Super Mitra
layer (kandang battery 2 lajur berhadapan,
tiap lajur berisi 10 boks battery 2 tingkat
untuk masing-masing mitra)
2. Kandang panggung standar untuk
pemeliharaan 6 ekor pejantan bangkok
(kandang panggung 1 lajur, tiap lajur
berisi 3 boks untuk masing-masing mitra)
3. Kandang panggung standar untuk
pemeliharaan 150 ekor anakan ayam
jawa super (kandang panggung 2 lajur
berhadapan, tiap lajur berisi 4 box untuk
masing-masing mitra),
4. Kandang umbaran
standar untuk
pemeliharaan 500 ekor ayam jawa super
(kandang pagar 1 lajur, tiap lajur berisi
10 sub-kandang, tiap sub-kandang
dipelihara 25 ekor untuk masing-masing
mitra).
Pemberian
Pemberian bantuan indukan ayam jawa super,
bantuan indukan meliputi:
ayam jawa super 1. 40 ekor pullet/indukan petelur layer siap
telur (masing-masing mitra mendapatkan
20 ekor),
2. 6 ekor pejantan ayam bangkok siap kawin
(masing-masing mitra mendapatkan 3
ekor),
Pemberian
2 Pemberian 2 paket peralatan dan bahan
paket peralatan inseminasi buatan, meliputi:
dan
bahan 1. Tabung gelas tampungan sperma 2 buah,
inseminasi buatan 2. spuit kecil untuk inseminasi sperma 2
buah,
3. gelas kimia 25 cc untuk pengenceran
sperma 2 buah,
4. larutan infus NaCl 6 buah untuk
pengenceran sperma,
5. larutan alkohol 70 % 25 cc 6 botol untuk
sterilisasi kloaka, (masing-masing mitra
mendapatkan 1 paket),
IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta
275
Adanya
pakan
campuran
terstandar
pullet/induk
petelur
layer 90 kg/bulan, induk
pejantan bangkok 15
kg/bulan, dan anakan
ayam jawa super 90
kg/bulan
untuk
pemeliharaan program
berjalan (8 bulan).
Adanya 4 unit mesin
penetas telur otomatis
berkapasitas 200 butir
telur
dengan
daya
akurasi tetas >90%,
Adanya
pelatihan/workshop
standar
teknik
IB
kepada mitra 1 dan 2
untuk
capaian
kompetensi sukses IB
>80%,
Pembelian pakan Pemberian pakan dan obat-obatan organik
terstandar
sesuai standar secara bertahap berkelanjutan
untuk sukses pemeliharaan ternak mitra,
meliputi:
1. 90 kg/bln. pakan untuk pemeliharaan 40
ekor pullet/indukan betina petelur layer,
2. 15 kg/bln. pakan untuk pemeliharaan 6
ekor indukan pejantan bangkok sejumlah
90 kg/bln. pakan untuk pemeliharaan
150 ekor anakan, dan 500 ekor ayam
jawa super (masing-masing mitra
mendapatkan separoh standard pakan
bertahap berkelanjutan ini)
Pengadaan 4 unit Pemberian peralatan teknologi tepat guna,
mesin
penetas meliputi:
telur
otomatis 1. 2 unit mesin penetas telur otomatis
berkapasitas 200
kapasitas 200 butir telur berdaya tetas
butir
>90%
(masing-masing
mitra
mendapatkan 1 unit),
2. 10 unit candler zygot/embrio spot
(masing-masing mitra mendapatkan 5
unit)
Pelatihan standar proses Inseminasi Buatan
(IB) untuk capaian kompetensi akurasi sukses
zygot/embrio >80%, meliputi:
1. Standar
proses
pengambilan
dan
pengenceran sperma induk pejantan,
2. standar proses penyuntikan/ inseminasi
sperma ke dalam saluran telur indukan
betina,
3. standar proses seleksi telur sukses
zygot/embrio (pelatihan diberikan kepada
setiap anggota mitra),
Adanya
pelatihan pelatihan
Pelatihan standar pengoperasionalan mesin
pengoperasionalan
pengoperasionalan penetas otomatis kapasitas 200 butir telur
mesin penetas telur mesin
penetas untuk capaian kompetensi akurasi sukses
otomatis berkapasitas telur otomatis
penetasan >90%, meliputi:
200 butir telur untuk
1. Standar pengoperasionalan starting dan
capaian
kompetensi
offing mesin penetas,
akurasi tetasan >90 %.
2. Standar
pengoperasionalan
abnormali/warning
condition/normal
condition mesin penetas,
3. Standar pengoperasionalan peletakan
telur dan pengambilan anakan tetas, dan
4. Standar pengoperasionalan penggantian
variabel perangkat periodik mesin
penetas, semisal lampu dan pengisian air.
(pelatihan diberikan kepada setiap
anggota mitra),
276
Peningkatan
Kemampuan
Beternak Ayam
Jawa Super IB
bagi Mitra
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
ÊË
ÌÍÎÏÐ ÑÍÒ ÓÔÕÖÍ×ÍÎÍÒ
ØÙÚÛÙÜ ÝÞßàÙß ÛÞáÙÛâãÙß äÙßààÙá åæ ØÞÛäÞÚçÞã èéåêë ìÙíÜá ÛÞáÙîíÙßÙÙß ÛãâàãÙÚ ïÙßà äÞáÙì
ÝÜðÙÛÙÜ ÝÜäÙçÞáîÙß ÝÙáÙÚ äÙçÞá ñò
Tabel 3. Hasil capaian
3 Juli – 2 Uji coba mesin Mesin penetas
Agustus penetas
yang layak pakai
2016
dan DOD bebek
hasil uji coba
2-10
Agustus
2016
Pemeliharaan
indukan
betina_ayam
ras strain ISA
BROWN
PLATINUM
berjumlah 40
ekor
Produk pertama
berupa telur
konsumsi dengan
potensi produksi
2,5 kg/hari (setelah
pemeliharaan
kurang lebih 1
bulan)
30 Juli-10 Pemeliharaan
Agustus DOC joper
2016
grade A
tervaksin
berjumlah 475
ekor
Produk ketiga
berupa joper siap
konsumsi dengan
potensi produksi
1,1 kg x 475 ekor x
harga jual pasar
(setelah
pemeliharaan
kurang lebih 60
hari)
IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta
277
óôõôö ÷øõôùúôûôôû üýþ ÿûÿ ùôöÿ öøõôùùôû ÷øöÿúôôû ôôö ôô ú÷ø ôûô øûôû
ôôö ôô ú÷ø ÷ ÿ ûôöû ÿýøÿùôû ÷øõôùôû ôû úôöô ôô ôÿ ùø
øô ô ÿ÷øõø
ôúÿõ ýôô ôôö ôô ú÷ø ôû ôûô ýõûô úô ÿöý úøöô ôû ôû ÷ ÿ öôúÿ
ýøõö ôõ ÿûÿ öøûûùùôû ýôô ôôö ôô ôû ÷ ÿ öôúÿ ô÷ô öý õøýÿ ýøúô õôÿ
óôÿ ôúÿõ ÷øõôùúôûôôû ÷ôö ÿýô üýþ óÿù ÿ øõö÷ù úôô ôö ôô ÷ø þÿ ô
ôû þÿ ô
! úôö÷ôÿ øûôû ôûôõ
ú ú
" ô÷ô ÿúÿö÷õùôû#
)
ôö ô÷ô ÿõôùúôûôùôû õø ùøô þÿ ô ýÿûôôû öøûÿûô ÷ øûúÿ óþ ôô ùû
õÿûùûôû$öôõù ÿ÷ ôû ÷øöø ôôû ùõÿûø ÿ ôøôõ ùøô þÿ ô ýÿûôôû øúøý
õô % ôõô ôû ÿ ûôùôû û ù öøöýôû ÷øõôùúôûôôû ÿýô üýþ óÿù ÿ ú ô úøõøúôÿ
÷øûôôôûûô ôû úô ÿúøôùôû ùø÷ôô þÿ ô ôû þÿ ô úøýôôÿ &ÿö øûúû
õô ôû ÿúø ô ùôû ùø÷ô ô öôúÿû %öôúÿû öÿ ô öøõÿ÷ ÿ ÷ôùø
ôû ô÷õÿùôúÿ ùôû ôû
ÿûùôû ýø ÿûô ÷ôùø ôû ô÷õÿùôúÿ ùôûôû ÿûùôû ôû ôû ÷ôùø ôû ô÷õÿùôúÿ ùôûôû
öýôôû ôûôùôû ôô ú÷ø úø÷øôûùô ôõô ôô ùû úöýø õÿú ÿù úø÷øôûùô ôõô
ôô ùû úöýø ôÿ öøúÿû ÷øûø ôú ýøùô÷ôúÿ ôú
ý ÿ øõ ' ( ûÿ ! úø÷øôûùô
ôõô ÿûúøöÿûôúÿ ýô ôû ôû úø÷øôûùô ôõô úôûÿ ôúÿ ÷ø øûôùôû
ôö ôû ú ô ÿõôùúôûôùôû ô ôõô ÷øûÿû ùô ôû ù ö÷ø øûúÿ ÿûúøöÿûôúÿ ý ô ôû
÷øû÷øôúÿûôõôû öøúÿû ÷øûø ôú ôû ÷øöýô ôû øýúÿ ø ÷øöôúôôû úôô öÿ ô øôù
÷øõôùúôûôôû ÷ôö ÿûô õô÷ôû ÿûÿ ÿýô öÿ ô ýÿûôôû ÿûÿ øõô ýøôúÿõ öøõôûùô
öô öøõôõÿ ) *ô÷ôÿôû +ô÷ôÿôû ÷ø ôöô öÿ ô ýÿûôôû ýø ôúÿõ öøûø ô÷ùôû ÷ôö
÷øû÷øôúÿûôõôû öøúÿû ÷øûø ôú ÷ôô ÿ *ýô ÷ø ôöô ÷ôô øõ ýøýøù ø÷ô öøûø ôú ÷ôô
ô ÿ ùø% ,$ -! +ô÷ôÿôû ùøô öÿ ô ýÿûôôû øõô öøö÷øõø ÷ù ÷ø ôöô ôÿ øõ
ô ÿ ÿû ùôû ýø ÿûô
ý ÿ$ô ÿ ôÿ ( ÿûùôû ýø ÿûô! +ô÷ôÿôû ùø ÿô öÿ ô ýÿûôôû
öøö÷øõø ùøöôôû ÷øûøöýôûôû øûôû öøöøõÿôô
øù ôûôùôû ôô ú÷ø
úøýøõöûô öÿ ô ôûô öøöøõÿôô
%
øù ôûôùôû ôô ú÷ø!
./0/1
ô ÷øõôùúôûôôû ÿýô üýþ óÿù ÿ øõö÷ù úôô ôö ôô ÷ø ôô÷ôû úøõôû ûô
ô÷ô ýøôõôû øûôû ýôÿù úøúôÿ ôû öôùô ôô ýøýøô÷ô úôôû ôû ÷øõ ÿ÷øô ÿùôû ô%
ôû%úôôû ø úøý ôôõô #
øõ ÷øûôö÷ÿûôû ÿû øûúÿ2 û ù öøö÷øýøúô úøô÷ôû øùôúÿ ô÷õÿùô ÿ2 øôô÷ ÿõö
÷øûø ôôû ôû øûõÿ øùôÿ ôû ÷øöôõôû ÷øûøöýôûôû úôô ùøô þÿ ô ýÿûôôû
ôö÷ôÿ øûôû ôûôõ ÷øõô÷ôû ôõô úô ÿûôùôû û ù ôõôûûô öý ùøöýôû
úô ô õø ùø ô þÿ ô úøýô ôÿöôûô ÿû ùô ô÷õÿùôúÿû ô ôû÷ô
øöôû ÿû3ôúÿ úøöÿúôõ
÷øöýô ôû öøúÿû ÿûùýôúÿ ôû ô *ø$÷øûø ôúôû ýøùô÷ôúÿ ôú õøýÿ ýøúô! ôõ ÿûÿ öøûÿûô
ùø øýô ôúôû úøô÷ôû ÿõö ÷øûø ôôû ôû øùûõÿ ô÷õÿùô ÿ2 øùôÿ ùø÷ôô ùøô þÿ ô
óøöÿùÿôû ô ùø øýô ôúôû ÷øöôõôû ôû ôô úôÿû ÷ù ùøô þÿ ô 4ÿûôôû ÿûÿ
278
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
V.
Ucapan Terima Kasih
5678 9:6;<6= >?@876<6A8B <?;6C6 ;8B6< D6=E >?F6B 7?7G?@8<6= ;?=C6=6= C6F67 ;?F6<A6=66=
;?=E6GC86= 76AD6@6<6> D68>9 C8@?<>H@6> I?=?F8>86= C6= I?=E6GC86= <?;6C6 J6AD6@6<6> K8>L?= K8<>8
5?7?=>@86= I?=C8C8<6= C6= 5?G9C6>66=M N?A968 K?=E6= N9@6> I?@L6=L86= I?=9E6A6= I?F6<A6=66=
I?=E6GC86= <?;6C6 J6AD6@6<6>O PH7H@ QRSTUVWIJTXXXTYQSR
VI. Daftar Pustaka
Pengaruh Tingkat Dosis Inseminasi Buatan dan Macam Pengecer Semen Terhadap
Daya Tunas Tetas Telur Unggas : Skripsi S 1 (Unpublish). Jurusan Biologi. FAMIPA-UNPAK, Bogor.
Z78=6BM [O S\\]O
Ditjennak. 1995. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jendral Peternakan. Departemen Pertanian,
Jakarta.
Harjosubroto dan Supriyono. 1979. Performant Unggas Kampung dan Unggas Kedu .First Seminar on Poultry Science and Industry, Cisarua, Bogor.
Kismiati, S., 1999. Fertilitas telur dan mortalitas embrio unggas k edu hitam pada interval inseminasi
yang berbeda.Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis: Edisi Khusus:
51-55.
Lake, P.E. and Stewart, J.M., 1978. Artificial Insemination in Poultry. Ministry of Agriculture,
Fisheries and Food. Her Majesty s Stationery Office, London.
Nurhadi, I., & Eru Puspita.2014.Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Otomatis Berbasis
Mikrokontroler Atmega8 Menggunakan Sensor Sht 11. Diakses 20 April 2015. https://
far71.wordpress.com/2011/04/12/mesin-tetas-otomatis/
Otoro. 1992. Prospek Pemasaran Unggas di DKI Jakarta . Dinas Peternakan DKI Jakarta, Jakarta.
Sastrodihardjo, S., S. Sutarman, K. Heruswanto dan N. Hilmia. 1995. Pengaruh Macam Pengecer
Semen dan Dosis Inseminasi Buatan Terhadap Periode Fertil Spermatozoa, Daya Fertilitas
dan Daya Tetas Telur Unggas . Proceeding Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi (II). PUSLITBANG BIOTEK-LIPI, Jakarta.
Sastrodihardjo, S. 1996. Inseminasi Buatan Pada Unggas . Leaflet. Cetakan kedua BALITNAK,
Ciawi-Bogor.
Sastrodihardjo, S. dan Isk andar, S., 1997. Sistem Perkawinan Pada Unggas-Materi Pelajaran dalam
Pelatihan Perunggasan/ Pembibitan Unggas bagi PPL, KCD Peternak an se Indonesia. Balitnak
-BLPP Ciawi, 6 Nov.-5 Desember 1997.
Wihandoyo dan T. Yuwanto. 1981. Study Tentang Produktivitas Unggas Kampung yang Dipelihara
Rakyat di Pedesaan Secara Tradisional . Laporan Proyek No. 6951 PIT/DPP M/460. UGM,
Jogjakarta.
Wishart, G., 1996. How fertility works. Poultry International, 35 (2): 54-58.
Andhika Putra, S.Pt., 2010, Inseminasi Buatan pada Unggas, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
❆
❆
❆
IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta
279
ulent Education School (Tes) untuk Pengembangan
^_`abc
Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kebencanaan
di Magelang, Jawa Tengah
Junun Sartohadi1, Muhammad Anggri Setiawan1, Guruh Samodra1, Boby Setyawan1, Garri
Martha Kusuma Wardhana1, Heni Masruroh1, Zuhara Risqian C1, Elok Surya P1, Melisa. P. T1
1
Kelompok Studi Transbulent
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
Abstrak
Indonesia merupakan N egara yang berpotensi terjadi bencana alam. Pendidikan sebagai upaya
transformasi pengetahuan dan teknologi diharapkan merupakan salah satu upaya pengurangan risiko
bencana. Bentuk implementasi pendidikan berupa pengajaran diharapkan dapat berjalan secara
berkelanjutan meningkatkan pemahaman dan daya kritis peserta didik. Pengajaran kontekstual berbasis
kebencanaan merupakan salah satu desain pengajaran yang mampu meningkatkan kemampuan
kecakapan peserta didik dan berkelanjutan.
Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan, 1) Pengembangan pembelajaran kontekstual melalui
kegiatan lapangan (outdoor study) berbasis kejadian bencana berupa longsor, kekeringan dan erosi; 2)
M enghasilkan produk buku ajar berbasis kejadian bencana berupa longsor, erosi dan kekeringan untuk
siswa Sekolah M enengah Pertama (SM P).
Sasaran pengabdian masyarakat adalah peserta didik Sekolah M enengah Pertama (SM P), tenaga
pendidik, peneliti dan masyarakat. Kegiatan pengembangan pembelajaran kontekstual dilakukan melalui
3 tahapan, yaitu i) sosialisasi kepada masyarakat terkait wilayah rawan bencana longsor, erosi,
kekeringan dan sosialiasi rencana pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis kebencanaan; ii)
pengajaran di dalam ruangan kelas sebagai pengantar terkait konsep kebencanaan; iii) pelaksanaan
pembelajaran kontekstual melalui kegiatan lapangan (outdoor study). Buku ajar dihasilkan oleh peneliti
berdasarkan pengamatan kondisi lapangan.
Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat, 1) Pembelajaran kontekstual berbasis kebencanaan mampu
meningkatan motivasi dan pemahaman siswa terkait bencana dan mampu menciptakan desain
pembelajaran yang berkesinambungan antara perguruan tinggi (peneliti), masyarakat, pendidik dan
peserta didik. Peneliti dan pendidik memiliki peran untuk mentransformasikan dan menyerbarluaskan
ilmu dan teknologi. M asyarakat dan peserta didik sebagai objek pengguna ilmu pengetahuan; 2).
Produk buku ajar yang dihasilkan melalui pengamatan bencana yang terjadi di sekitar lingkungan
peserta didik mampu meningkatan kepekaan peserta didik terhadap tanda-tanda terjadinya bencana
longsor, erosi, dan kekeringan.
Kata Kunci : Transulent Education School (TES), Pembelajaran Kontekstual, Kebencanaan.
280
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
1.
PENDAHULUAN
defghghijf kelmnjijf nlopep qljfprolkjph nefseqjtmjf ienjgj nepelqj ghghi ujfs velqmwmjf
mfqmi kefhfsijqijf iexelgjpjfy ieqeljknhzjfy noqefphy gjf ieneijjf qeltjgjn refokefj jzjk
ujfs veljgj gh peihqjlfuj{ |knzekefqjph nefghghijf velmnj qljfprolkjph nefseqjtmjf ienjgj
nepelqj ghghi gjnjq ghzjimijf pexjlj rolkjz kjmnmf hfrolkjzy jlqhfuj nlopep qljfprolkjph
nefseqjtmjf qhgji tjlmp kezjzmh nlopep vezjwjl kefsjwjl gh peiozjt{ }njuj qljfprolkjph
nefseqjtmjf ujfs kefsiozjvoljphijf jfqjlj nefezhqhy nefghghiy nepelqj ghghi gjf kjpujljijq
kelmnjijf iofpen gjlh nefghghijf ujfs veliezjfwmqjf{
defghghijf kelmnjijf pjzjt pjqm xjlj kefhfsijqijf ijnjphqjp mfqmi nefsmljfsjf lhphio
vefxjfj ~epqefy
et al{
|knzekefqjph nefghghijf mfqmi nefsmljfsjf lhphio vefxjfj tjlmp
ghvelhijf peghfh kmfsihf kezjzmh nefsjwjljf ienjgj nepelqj ghghi pexjlj rolkjz kjmnmf hfrol
kjz{ defghghijf ievefxjfjjf ghtjljnijf gjnjq kefhfsijqijf ijnjphqjp gjf ijqjtjfjf qeltjgjn
vefxjfj ~tjujnljfy
et al
{ defghghijf ievefxjfjjf gjnjq ghzjimijf kezjzmh nefsjwjljf
iezjp gjf nefsjwjljf zjnjfsjfy pethfssj nepelqj ghghi pexjlj zjfspmfs gjnjq kefseqjtmh refokefj
vefxjfj ujfs veljgj gh peihqjlfuj{
oknof qelzeqji gh jvmnjqef jsezjfsy jj efsjt{ oknof kekhzhih hfqefphqjp
qelwjgh kmzqh vefxjfj jzjky velmnj vefxjfj qjfjt zofspoly elophy gjf ieielhfsjf{ oknof
kekhzhih ijljiqelhpqhi hzjujt velmnj zjnhpjf qjfjt zeknmfs ujfs qevjzy iofghph qonosljrh velmnj
nelvmihqjf gjf vjfuji qelwjgh nekoqofsjf zelefs{ ofghph qelpevmq kefuevjvijf oknof
velnoqefph qelwjghfuj kmzqh vefxjfj{
} ~
Ansition of Natural ystems in the Builtup ENvironment kelmnjijf pevmjt
iezoknoi lhpeq ujfs kefezhqh qefqjfs ioknzeiphqjp nelkjpjzjtjf zhfsimfsjf njgj jlej qelvjfsmf{
fssoqj } qelghlh jqjp gopef gjf kjtjphpj ~y gjf gjlh velvjsjh nlosljk
pqmgh{ } velqmwmjf mfqmi kefshfqesljphijf velvjsjh pmgmq njfgjfs hzkm ievmkhjf
mfqmi kefhzjh gjf kefsejzmjph ievelzjfwmqjf pmjqm phpqek kjfmphj gjf zhfsimfsjf pevjsjh lepnof
qeltjgjn qljfphph nlopepnlopep jzjk njgj zhfsimfsjf qelvjfsmf{ mwmjf mqjkj gjlh ieshjqjf hfh
jgjzjt jgjfuj ieshjqjf qmijl kefmijl hfrolkjph gjf qljfprel hzkm nefseqjtmjf ujfs ghtjphzijf
kezjzmh ieshjqjf nefezhqhjf ujfs qezjt ghzjimijf{ jzjt pjqm hknzekefqjph gjlh ieshjqjf qelpevmq
ransbulent Education chool
ujifh gefsjf kefsjgjijf
~ ujfs velvjphp njgj nefghghijf rol
kjz njgj qhfsijq d{
1.1 Rumusan Masalah
elgjpjlijf qmwmjf gjf ijljiqelhpqhi imlhimzmk kefwezjpijf vjtj gepjhf nekvezjwjljf
tjlmp kjknm kefsekvjfsijf velvjsjh phijn nefseqjtmjfy ieqeljknhzjfy gjuj ilhqhpy ilejqhhqjp
nepelqj ghghiy gjf gjnjq kekjfrjjqijf kjpujljijq pevjsjh pmkvel nekvezjwjljf{ elgjpjlijf
qmwmjf gjf ijljiqelhpqhi imlhimzmk
y kjij ghnelzmijf pevmjt gepjhf nekvezjwjljf ujfs
kjknm kefsjiokoghl qmwmjf gjf ijljiqelhpqhi imlhimzmk { jzjt pjqm gepjhf nekvezjwjljf
ujfs kjknm kefsjiokoghl qmwmjf gjf ijljiqelhpqhi imlhimzmk ujhqm gepjhf nekvezjwjljf
iofqeipqmjz velvjphp ievefxjfjjf ujfs kefsiozjvoljphijf jfqjlj nefezhqhy nefghghiy nepelqj ghghiy
gjf kjpujljijq{
dekvezjwjljf iofqeipqmjz kelmnjijf kogez nekvezjwjljf ujfs gjnjq kefsekvjfsijf
iekjknmjf
Life kill
~iexjijnjf thgmn nepelqj ghghi{ dekvezjwjljf iofqeipqmjz kelmnjijf
Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis...
281
¡¢ £¢¤ ¥¢¤¦§¢¦¢ ¨¡© ª§ª§¦ ª© ¢¤¥©¦¢« ¡¥¨« ¢¡¦¢
¢¤©¬¥¢« ¢§¢¤¦©¦¢ ª£ ¦¡©§¨« ª¢ ¦©¡§¢ ¦ª§¦¢£ §¦ ª§ ª ¥¥¢ ª§
¥¡ ¨¦¬® ¯¨¡© ª§ª§¦ ª© ¡ ¥¢©¥¦ °¬¦¢ ¡¤§ ¡¨¬¢ ª ª¥¢§
¢£© ©¡¦§© ª¢¤¢ §¢¤¦¥¢¤¢ ¨¦§©¡¢£® ±¥§ ¡¢ ¦¢©¦¨©¥ ¡¥
¡¢ ¦¤§©¢ ¢¤¢ ²
outdoor study³«
ª§¬¡¦¢ ¨¡© ª§ª§¦ ª© ¢¤¦¢¨©¡¥¦¨§
¦¢¨ ¬¢ §¢¤¦¥¢¤¢ ª¢ ¦¢°¢¢ ¡ª¨¡¦¢ ¢¤¢ ª¢ ¦¢ª§¨§ ¢£© ª§
¢¤¢®
ransbulent Education µchool ²¶·¸³
´
¡¥¦¢ ¥£ £¢¤ ª§¦¥¦¢ ¥¢©¥¦ ¡¦¢¦¢
¢ª§ª§¦¢ §¢¤¦¥¢¤¢ ª¢ ¦¢°¢¢ ¡¨§¨ ¡¢ ¦¢©¦¨©¥ ª¢ ¡ª£¢
¨£¡¦©® ¯ ¡¢ ¦¢©¦¨©¥ ª¢¤¢ ¦¤§©¢ ¢¤¢ ²
outdoor study³ §¢§ ª§¦¨¢¦¢
ª§ ¹º¸ »¢ ¨¤§ ¨©¨§¥¢ ¶¡¢¨¥¢©® ¼¤§©¢ §¢§ ª§½¨§§©¨§ ¬ ©§ ¢§©§ ª¡§ ¶¡¢¨¥¢©
ª¢ ª§ª¥¦¥¢¤ ¬ ¨£¡¦© ¨¦§©¡ ¥¢©¥¦ ¢£§¦¢ §¢½¡¨§ ¢¤¢§ ¦¢°¢¢«
§©§¤¨§« ¦¨§¨§¤¢ ¨£¡¦© ©¡¬ª ¢°¢ ª¢ ¨§¥¨§ ¡¦©§¦ ¢¢¢ ¥ª§ª£
©¢¢
polybag
¨¤§ ¥£ ¦©¬¢¢ ¢¤¢ ¨£¡¦© ª§ ¾§£¬ ¡¾¢ ¢°¢® ¸¢¿
¥©¢£« ¨¡© ª§ª§¦ ª© ¡ ¨°¡ ¢¤¨¥¢¤ ¥¢©¥¦ °¬¦¢ ¡¤§ ¡¨¬¢
¨¡©§ £¢¤ ©¬ ¡¦ ¡§® ±¥§ ¡¨¨ ¡¢ ©¡¨¥©« ª§¬¡¦¢ ¨¡© ª§ª§¦
¢ª©¦¢ ¢¤©¬¥¢ ¥¢©¥¦ ¢¤¥¡¢¤¢ ¡§¨§¦ ¢°¢« ª¢ ¢¡¦¢ ¢¤¥¢¢
¨°¡ ¡¦¢ ¥©¢®
2.
Tujuan Pengabdian Masyarakat
À®Á®Á
¯¢¤¢¤¢ ¡¢ ¦¢©¦¨©¥ ¥§ ¦¤§©¢ ¢¤¢ ²
outdoor study³ ¡¨§¨
¦ ª§¢ ¢°¢ ¡¥ ¢¤¨¡« ¦¦¡§¢¤¢« ª¢ ¡¨§®
À®Á®À
±¢¤¬¨§¦¢ ¡ª¥¦ ¥¦¥ ¡ ¡¨§¨ ¦ ª§¢ ¢°¢ ¡¥ ¢¤¨¡« ¡¨§ ª¢
¦¦¡§¢¤¢ ¥¢©¥¦ ¨§¨¾ ¸¦¬ ±¢¢¤¬ ¯¡© ²¸±¯³®
3.
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
3.1
Tinjauan Pustaka
3.1.1 Konsep Pembelajaran Kontekstual
¯ ¡¢ ¦¢©¦¨©¥ ¡¥¦¢ ¡¢ £¢¤ ¥¢¤¦§¢¦¢ ¨¡© ª§ª§¦ ª©
¢¤¥©¦¢« ¡¥¨« ¢¡¦¢ ¢¤©¬¥¢« ª¢ ¦©¡§¢ ¦ª§¦¢£ §¦ ª§
ª ¥¥¢ ª§ ¥¡ ¨¦¬« ¨¡© ¨¡© ª§ª§¦ ª© °¬¦¢ ¡¤§ ¡¨¬¢
ª ª¥¢§ ¢£©® ¸¥¨§ ²ÀÂÂÁÃij ¢ ¨¦¢ ¬¾ ¢¤¤¥¢¢ ¡¢ ¦¢©¦¨©¥
§§¦§ ©¢¨§ ¥¢©¥¦ ©§ª¦ ¬¢£ ¢¤¢¤¦¢ ¡¢¬ ¢¤©¬¥¢ ª¢ ¦©¡§¢ ¨¡©
ª§ª§¦« ©©§
¥¤ ¢¤¢¤¦¢ ¨§¦« ¢§§« ª¢ ¦¡©§Å§©¨ ¨¡© ª§ª§¦ ª °¬¦¢
¨¬ £¢¤ ©¡¦§© ª¢¤¢ ¦¬§ª¥¢¢£® ƨ©¢ ²ÀÂÂÇÃdz ¢¤¨¦¢ ¬¾ ¡¢
¨° §©¥ ¡©¥ ¥¢ ¦§ ¨¡© ª§ª§¦ ª¢¤¢ ¢¤©¬¥¢ £¢¤ ¨°¡ ½¦¨§ ª©
ª§©¡¦¢ ²ª§©¡¢¨½¡³ ª¡§ ¨©¥ ¡¨¬¢ ¦ ¡¨¬¢ §¢ ª¢ ª¡§ ¨©¥ ¦¢©¦¨ ¦ ¦¢©¦¨
§¢¢£®
±¢¥¡¥© È¡¾½¡ª ²ÀÂÂÁ³ ª ¡¦©§¦¢£ ª § ¨©¡©¤§ ¡¢ ¦¢©¦¨©¥ £§©¥
elatingÊ ExperiencingÊ ApplyingÊ Cooperating« ª¢ ´ransfering® ˧ ¨©¡©¤§ ¡¢ ¦¢©¦¨©¥
É
ª§¦¨¢¦¢ ª ¦¢©¦¨ ©© §¢¤¦¥¢¤¢ ¦¨« ¡©¡§¥« ¨£¡¦©« ª¢ ©© ¦¡ ®
282
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
ÌÍÎÏÐÑÒ ÓÔÕÕÔÖ ×ØÙÚØ×ÍÛÐÛÐÙ ÑÒÜÍ×ÝÐÒ Þß ÛÐàÐ ÛÍÙáÒ ÝØ×âØãÐÜÐÎÐÙ äåæç èØâÐÚÐÒ âØÎÒÛÍàé ÓÞÖ
real world learningê
ÓÔÖ ×ØÙÚÍàÐ×ÐÛÐÙ ÝØÙÚÐãÐ×ÐÙ ÙëÐàÐê ÓìÖ âØÎÝÒÛÒÎ àÒÙÚÛÐà àÒÙÚÚÒê ÓíÖ âØÎÝÍèÐà
ÝÐÑÐ ÝØèØÎàÐ ÑÒÑÒÛê ÓßÖ ÝØèØÎàÐ ÑÒÑÒÛ ÐÛàÒîç ÛÎÒàÒèç ÑÐÙ ÛÎØÐàÒîê ÓïÖ ÝØÙÚØàÐÏÍÐÙ âØÎ×ÐÛÙÐ ÑÐãÐ×
ÛØÏÒÑÍÝÐÙê ÓðÖ ÑØÛÐà ÑØÙÚÐÙ ÛØÏÒÑÍÝÐÙ ÙëÐàÐê ÓñÖ ÝØÎÍâÐÏÐÙ ÝØÎÒãÐÛÍê ÓòÖ ÝØèØÎàÐ ÑÒÑÒÛ ÝÎÐÛàÒÛç
âÍÛÐÙ ×ØÙÚÏÐîÐãê ÓÞÕÖ
learning
âÍÛÐÙ
teachingê
ÓÞÞÖ ÝØÙÑÒÑÒÛÐÙ Ó
educationÖ
âÍÛÐÙ ÝØÙÚÐÜÐÎÐÙ
instructionÖê ÓÞÔÖ ÝØ×âØÙàÍÛÐÙ ×ÐÙÍèÒÐê ÓÞìÖ ×Ø×ØáÐÏÛÐÙ ×ÐèÐãÐÏê ÓÞíÖ ÝØèØÎàÐ ÑÒÑÒÛ acting
guru mengarahkan dan; (15) hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.
Ó
3.1.2
Pembelajaran Kontekstual melalui Kegiatan Lapangan (Outdoor Study) dalam Mata
Pelajaran IPS Terpadu
Mata pelajaran IPS, khususnys Geografi, cenderung terkait dengan konteks alam atau
lingkungan sekitar tempat tinggal manusia. Proses pembelajaran melalui kegiatan lapangan (Outó
door ôtudy) atau praktik secara outdoor laboratories sangat diperlukan untuk memperdalam konsep
dan pemahaman peserta didik. Outdoor study merupakan pola belajar atau praktik laboratorium
yang dilakukan di luar kelas atau terhadap objek alam sesungguhnya (secara langsung di lapangan).
Pendekatan belajar outdoor study ditujukan agar peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif, dan
kritis dalam mempelajari Geografi. Pendekatan semacam itu akan dapat diperoleh ilmu pengetahuan
sosial dari fakta empirik baik berupa simulasi ataupun secara natural, menuju ke arah konsep,
proposisi, atau bahkan teori. Selanjutnya, tidak hanya long term memory peserta didik yang menjadi
lebih baik, tetapi juga kreativitas, kekritisan, dan kepedulian peserta didik akan lingkungn di
sekitarnya semakin tinggi.
Pola pembelajarn problemósolving merupakan salah satu cara yang sesuai agar dapat membentuk
karakter peserta didik yang senantiasa kritis. Pembelajaran semacam itu sangat sesuai pada materi
pelajaran yang menyangkut objek lingkungan dan kehidupan sehari-hari (Gage and Berliner, 1985:
4-5). Mc. Crown (1989: 49) menyebutkan sebagai pengalaman fisik (physical experience) bagi
peserta didik, karena peserta didik dapat bertemu dengan obyek belajar secara langsung.
Memanfaatkan lingkungan alam dan lingkungan kehidupan di sekitarnya. Pemanfaatan lingkungan
sekitar tersebut sangat diperlukan bagi suatu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan
kreativitas peserta didik (Gage and Berliner, 1985:8-9).
3.2
Landasan Teori
Perguruan Tinggi merupakan institusi yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan Tri Darma
Perguruan Tinggi, yakni pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Implementasi Tri Darma Perguruan
Tinggi seyogianya dapat dilakukan secara seimbang, berkelanjutan, dan solutif atas permasalahan
yang ada, salah satu masalah bencana. Salah satu upaya pengurangan risiko bencana dapat dilakukan
melalui penelitian kebencanaan, meliputi kajian wilayah rawan bencana, kesiapsiagaan masyarakat
dan upaya mitigasi.
Implementasi temuan penelitian kebencanaan dapat disebarluaskan melalui publikasi karya
ilmiah, pengajaran formal informal, dan pengabdian kepada masyarakat. Implementasi temuan
penelitian yang dapat mengkolaborasikan antara pengajaran formal informal dan partisipasi
masyarakat sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Peran masyarakat dalam kegiatan pengajaran
lapangan sebagai bagian dari narasumber kebencanaan. Kolaborasi antara pengajaran formal in-
Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis...
283
õö÷øùú ûùü ýù÷þÿ ÿýù ÿ øù
÷ùõÿ
ù÷ùùþ
øùøý
ø ü ÿýþù
ùü
û
úùù÷ùü ùü ÷úùüþùü
ùÿü ý ø
üùü ÷ùüù þö÷ÿ ÿùþùü
ø ü
Tri Darma Perguruan Tinggi
Penelitian
Pengajaran
Penngabdian
Keben canaan
Temuan Penelitian
Dipublikasikan
Karya Ilmiah
Pengajaran Formal dan
Informal
Sosialisasi dan Partisipasi
Masyarakat
Diimplementasikan melalui TES
Berbasis Kegiatan Lapangan
Desain Pembelajaran yang Kolaboratif (Peneliti,
Peserta Didikm Pendidik dan Masyarakat)
Pendidikan Berbasis Kebencanaan
Gambar 3.1: Kerangka Teori Kegiatan
Gambar 3.1: Kerangka Teori Kegiatan Pendidikan Berbasis Kebencanaan
4.
METODE PELAKSANAAN
þöû
þù
ý
ùý ùÿþ
öüþ þùú
ÿùþùü
ûÿûÿ
úù
ø
ùüùùü ý÷ö
úù ùü
ö ÿùúÿ ù ÿ
þöû ýúù
ûùü øù
ý
÷ùø ransbulent Education chool
ü úÿþÿù ü þ ÷ ùÿþ ÿúù ù ùü
öúù ÷ýù ýü ùÿü
ùüùùü ûÿû
ûÿ
ûÿúù
üù ùü
ö ÿùúÿ ù ÿ øù
ùü
ù ùÿ
ÿ øýùþ
ø úùú
ý
ø úù ù÷ùü
ù÷ùùþ ûùü ýúù
ùüùùü
ùü øüöúùö÷ù ÿùü ùüþù÷ù ýüúÿþÿ ýüûÿûÿ ý ÷þù
ùÿü û ü
ù÷ùùþ
4.1 Penyesuaian Kompetensi Dasar dan Standart Kompetensi
øýúøüþù
÷ùø Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kebencanaan
ÿ ý÷ö
dilakukan secara terpadu berdasarkan Silabus IPS Terpadu SMP, Standart Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD). Penyesuaian implementasi program TES dengan silabus, SK dan KD
bertujuan terdapat titik temu antara tujuan pembelajaran secara umum dan tujuan dari program
TES sebagai pengembangan pembelajaran kontekstual berbasis kebencanaan.
284
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Tabel 4.1 Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang sesuai dengan program TES.
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kelas VII/Semester
2
Memahami usaha manusia
untuk mengenali
perkembangan lingkungan
Kompetensi Dasar
-
Kelas VII/Semester
2
Memahami kegiatan
ekonomi masyarakat
I
I
Kelas VIII/Semester
1
Memahami permasalahan
sosial yang berkaitan
dengan pertumbuhan
jumlah penduduk
I
Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk
mendapatkan informasi keruangan
Membuat sketsa dan peta wilayah yang
menggambarkan objek geografi
Mendeskripsikan kondisi geografis dan penduduk
Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di
atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya terhadap
kehidupan
Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi
penduduk, penggunaan lahan dan pola permukiman
berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi
Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan
ekonomi untuk mencapai kemandirian dan
kesejahteraan
Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup
dan upaya penanggulanganna dalam pembangunan
berkelanjutan
3.2 Sosialisasi Sekolah
! " #$# %# # #&$% ' ( % ) *+$+ ) ,-. /+!010 " 0"!0& #$# %# # &$"#* *+$+ )
,-. (" " #&$% '2 *"3#0 " ) !+ 3 " & " (# )* & " * ( & ! " *" 1 + " &% #
( " *" 1 + " % * " " #/ )*%)"! # *)/% 1 + " &$"!&#!0 %4 . # + " #$# %# # #&$% '
3 !0 * % .&$% ' 5*#&62 0+0 ) ! *% 1 + " 7$+ 8 ( " ##9 &% # :;;; ( " ;<4
.$# %# # #&$% ' (% &0& " )% %0 = ! ' *> ?6 , ' * *"" % " +"@ " *+$+ ) ( " &$"#*
*% &# "
" *+$+ )A =6 , ' * *" 1 + " ( &% # (" " ) !+ !+& ! &/"@ "
" (" "
)"0" & " //+ * #)0% !$+ !+& ! ) !+ 3 " (# )* & "4
3.3 Sosialisasi Masyarakat
! " #$# %# # ) #3 + & ! ( % ) *+$+ ) ,-. /+!010 " 0"!0& #$# %# # &$"#* *+$B
+ ) ,-. 3 " )" !& " * +!#* # ) #3 + & !2 ##9 2 !"
*)/% 1 + " &$"!&#!0 % /+/ ## &/"@ "
*"((&2 ( " *"%! 0"!0&
"4 C #3 + & ! 3 " !+%/ ! ( % ) *+$+ ) ,-.
)%*0! %$)*$& D "! , " 5D,6 E# D$"$+ ( " ) #3 + & ! #!)* ! EF. G$)*$"4
3.4 Pengajaran di Kelas
H" 1 + " ( &% # ( % ) *+$+ ) ,-. /+!010 " 0"!0& ))/+& " *" "! + *" 1 + "
)"" &/"@ "
"2 &'0#0#"3 %$"#$+2 +$# ( " &&+" "4 H" 1 + " ( &% # )"@ &0*
) !+B) !+ 3 " /+'0/0" " (" " *" 1 + " ( % * " " #/ )*%)"! # *)/% 1 + "
&$"!&#!0 %4
Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis...
285
3.5 Pengajaran di Lapangan
JKLMNONPNL QR SNTNLMNL QNSNU TPVMPNU WXY UKPZTN[NL RUTSKUKL\N]R TKU^KSNONPNL [VL_
\K[]\ZNS ^KP^N]R] [K^KL`NLNNLa JKLMNONPNL QR SNTNLMNL UKLMMZLN[NL [VL]KT moving posa bNR\Z
\KPQNTN\ ^K^KPNTN TV] ]K^NMNR ^KL\Z[ TKU^KSNONPNL [VL\K[]\ZNSc dK^KPNTN TV]a UKSRTZ\R JV] e
TKLMNL\NP [VLQR]R fR]R[ SRLM[ZLMNL ghY dVUTVL QNL TKU^NMRNL UVQZSa JV] i TKLOKSN]NL UKLMKLNR
SVLM]VP QNL KPV]Ra JV] j KkNSZN]Rc
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
wx
4.1 Pengembangan pembelajaran kontekstual berbasis kejadian
bencana
JKU^KSNONPNL [VL\K[]\ZNS UKPZTN[NL ^NMRNL QNPR QK]NRL TKU^KSNONPNL bNLM [VL]\PZ[\RkR]\R[c
lUTSKUKL\N]R TKU^KSNONPNL [VL\K[]\ZNS ^KP^N]R] [KONQRNL ^KL`NLN bNLM QR\KPNT[NL QR mWY hS_
lUNL UNUTZ UKLRLM[N\[NL UV\RkN]R QNL TKUNnNUNL TK]KP\N QRQR[ \KP[NR\ ^KL`NLN QNL UNUTZ
UKL`RT\N[NL QK]NRL TKU^KSNONPNL bNLM ^KP[K]RLNU^ZLMNL NL\NPN TKPMZPZNL \RLMMR oTKLKSR\Rpa
UN]bNPN[N\a TKLQRQR[ QNL TK]KP\N QRQR[c
JKLMKU^NLMNL TKU^KSNONPNL [VL\K[]\ZNS bNLM QR\KPNT[NL QR mWY hS_lUNL QR\K[NL[NL TNQN
UN\KPR NONP bNLM QR^KPR[NL QNL NSN\ ]RUZSN]R bNLM \KSNn QR^ZN\c mN\KPR NONP bNLM QR^KPR[NL UKPZTN[NL
nN]RS QNPR TKLKSR\RNLa ]KnRLMMN QNSNU TKLbNUTNRNL TKLMNONPNL QNTN\ UKLOKSN][NL ]K`NPN QK\RS [VLQR]R
SRLM[ZLMNL qRSNbNn \KUTN\ \RLMMNS TK]KP\N QRQR[ bNLM PNqNL \KPnNQNT ^KL`NLN SVLM]VPa KPV]R QNL
[K[KPRLMNLc
JKLMNONPNL [VL\K[]\ZNS QNSNU TKLbNUTNRNLLbN QR QK]NRL ]K`NPN [VL]\PZ[\RkR]\R[a NP\RLbN QNSNU
TPV]K] TKLMNONPNL SK^Rn QR\K[NL[NL TNQN [KN[\RfNL TK]KP\N QRQR[c JKLOKSN]NL UN\KPR QRSN[Z[NL QNPR
TKLOKSN]NL ZUZU \KP[NR\ gNKPNn hSRPNL YZLMNR oghYp nRLMMN fKLVUKLN [KONQRNL ^KL`NLN bNLM
\KPONQR QR ]K[R\NP [KnRQZTNL TK]KP\N QRQR[c mKSNSZR TKLMNONPNL [VL\K[]\ZNS bNLM [VL]\PZ[\RkR]\R[
UNUTZ UKLRLM[N\[NL UV\RkN]R QNL TKUNnNUNL TK]KP\N QRQR[ \KP[NR\ [K^KL`NLNNLc JK]KP\N QRQR[
UNUTZ UKLOKSN][NL ^KL`NLN bNLM ]KPRLM \KPONQR QR ]K[R\NP \KUTN\ \RLMMNSLbN QNL UNUTZ UKLOK_
SN][NL \RLQN[NL bNLM QRSN[Z[NL ZL\Z[ TKL`KMNnNL ^KL`NLNc
JKLKSR\R UKLMMZLN[NL ^K^KPNTN UKQRN TKU^KSNONPNL ZL\Z[ UKUZQNn[NL TPV]K] TKUNnNUNL
TK]KP\N QRQR[c dK^KPNTN UKQRN TKU^KSNONPNL bNLM QRMZLN[NLa QRNL\NPN UN[K\ jg ghY dVUTVL
]K^NMNR ]RUZSN\VP ^KL`NLN SVLM]VP QNL [K[KPRLMNLa fV\V ZQNPN fVPUN\ [K`RS ]K^NMNR MNU^NPNL [VLQR]R
SRLM[ZLMNL ghY dVUTVL QNL gXmJrsW ]K^NMNR ]RUZSN\VP KPV]R otNU^NP ucepc gKLMNL UKLMMZLN_
[NL UKQRN TKU^KSNONPNLa TK]KP\N QRQR[ QNTN\ UKLZLOZ[[NL TV]R]R \KUTN\ \RLMMNS UKPK[N nRLMMN
QNTN\ UKU^KPR[NL TKLOKSN]NL NTN[Nn \KUTN\ \RLMMNS ^KPNQN QR vVLN PNqNL SVLM]VP N\NZ \RQN[c
Nc
^c
Gambar 4.1 Media Pembelajaran a) Maket 3D
untuk simulator longsor dan kekeringan; b) Demplot Erosi
286
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
yz{|}~ z~~||~ zz| | |{| }{| z~|~|
zz{|||~ ~z|{ }z|}~
z|} z}||~ {| |~|~ outdoor study z~|~ }z z{ |}~|}~ z{
z}{}} |}z~
z~| }~ ~ z~z{||~ z~z~| zz~|~||~ z|}~
{| |~|~ z | group competition |}~| z}|
z||
|z} |~ }z{||~ z|}~
z~}~||~ z|}|~
z~|||~
z{ }||~ ~ |} |~ }~z|}
z~|||~ {| |~|~ z | group competition |
zz| }} |{| z{ ~ z|~| |~ z~|| z|}
|z} |~ }z{||~
yz |z}
z~|||~ {| |~|~ }| |~| z||{ |} |}z~
z~| }~ z{|}~|~
zz| }} | | z|~| z|| |} z || |||| |~ z|| } |z| ||~ z~|~|
{||} |~|| |}z~
z|}~
z~| }~ z||}
z~z{}} |||| } |z| ||~ z~|~| |~
zz{|||~ ~z|{ |~ ~}}} | z~}~||~ z|}|~
}} |~
zz|
z|||~ z|} zz~|~||~ ||
Gambar 4.2: Proses Pengajaran Kegiatan Lapangan dengan sistem Group Competition
4.2 Produk Buku Ajar Sebagai Pegangan Guru dan Peserta Didik
|| z ||~ |
z|~| |{|
zz{|||~ z||} z{z~| |~
zz{|||~ z~|~ }} |~ {}~ ~| }||} }{ |~ }{|
z
¡¢£y ¤¥¦
|| z~| ~ z~}~||~ zz|~ z{|| }| zz|}{|~ }| |{|
z||} | |z} }| |~| }z~|~ {z |{}|
z~|| z{|}~|~ | ||
z||} z }~|} |~ |} || z}{}} ||~ }~|} |~ z|}|~ z~|~
|z} || }| |~ }| } z~||~ }| } |~| || }| z|| |{| |~ z{|
z~ ¡|}~ ¥§§ |~| z|{} z~~|~ |~ }| ||~ |} || } |~||~|
||{| || | | z|~ ~ z{||~||~ }{ |~ z{|
| z~z~|~ zz
zz{|||~ |~ z|} ~ }|~| || |
z z||~|~ ~}~}|
zz{|||~ } z{| z~{}|~ || |~ |} z ||~
|~ z}~|}
|| |~|}
z~z||~ |~ }z|} |~ z
|| }~ {z z| } ||
z{| z|||~ |~ }{ ¤¥¨
z~{} |~ }z|}|~ z~|~ }{ |~
zz{|||~
|| }| | }|}|~ z~|~
~}} {}~~|~ } z}| }| z}~| }| {z} | z||} |~ z~z| |~
|z}
zz{|||~ |{| |{ }~} || }| z|||~
|} ~|
z~z||~ {}~~|~ z|}
|| |z} zz~|~||~ |~ z{}~ } {~ z} |~ zz}~|~ } z|
| | |z~ |z{|~ || }~ z~|~ }~z|} zz
zz{|||~
~z|{ z|} zz~|~||~
£| yz{| £{| ©|~{z~ }~ z|||~ |}{ }z |~ z{| } {||~ }
£y ~ || }z|}|~ z~|~ y|~| zz~} |~ zz~} || }|
Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis...
287
ª«¬« ®¯°±««¯ ²³±´µ«¶ ·³¯³¯°«¶ ¸³¹«º« »«¯° ¼³¹±«®«¯ ¬³¯°«¯ ª³º¼³µ«½«¹«¯ ±³¼³¯¾«¯««¯¿
ÀÁ±Á «½«¹ ¼³¹®Â® º«³¹® º³¯°³¯«® ¼³¯¾«¯« ô¯°Â´¹Ä Ź´Â®Ä ¬«¯ Ƴ±³¹®¯°«¯ ¬® ÇȲ À´ºª´¯¿ ÀÁ±Á
«½«¹ ¬®ÂÁÂÁ¯ ¬³¯°«¯ Á¹Á«¯ ¬«¯ «« ¼«¶«Â« »«¯° ºÁ¬«¶ ¬®ª«¶«º® ´µ³¶ ®ÂÉ« ®¯°±« º³¯³¯°«¶¿
ÀÁ±Á «½«¹ ¬®µ³¯°±«ª® ¬³¯°«¯ °«º¼«¹Ê°«º¼«¹ »«¯° ±´´ª³¹«®Ë º³¯Á¯½Á±±«¯ ˳¯´º³¯« «µ«º ¬®
³±®«¹ ÇȲ À´ºª´¯¿ Æ´¯³¯ »«¯° ¬®Â«½®±«¯ ¼³¹Áª« ª³¯°³¹®«¯ ¬«¹® º«Â®¯°Êº«Â®¯° ¼³¯¾«¯« ®Á
³¯¬®¹®Ä Ë«±´¹ÊË«±´¹ ª³¯»³¼«¼ ¼³¯¾«¯«Ä ¹³Âª´¯ ª«¬« «« ³¹½«¬® ¼³¯¾«¯«Ä ¬«¯ Áª«»« Á¯Á±
ª³¯°³¯¬«µ®«¯ ¼³¯¾«¯«¿
Gambar 4.3: Sosialisasi Bahan Ajar pada Guru Mata Pelajaran Geografi Mts Al Iman
À³¹¬«Â«¹±«¯ ª³¯³¹«ª«¯ ª³º¼³µ«½«¹«¯ ±³¼³¯¾«¯««¯ »«¯° ÂÁ¬«¶ ¬®µ«±Â«¯«±«¯ ¬® ·Ì ȵ ͺ«¯
dz« ·«¹°´»´Â´Ä Æ«¼Áª«³¯ ·«°³µ«¯°Ä º³¯Á¯½Á±±«¯ ¹³Âª´¯ ®ÂÉ« »«¯° ª´Â®®Ë ³¹¶«¬«ª ¼Á±Á
«½«¹ »«¯° ³µ«¶ ¬®ÂÁÂÁ¯¿ ¸¹´¬Á± ¼Á±Á º«ºªÁ º³¯®¯°±««¯ ±³ª³±««¯ ª³Â³¹« ¬®¬®± ³¹¶«¬«ª «¯¬«Ê
«¯¬« ³¹½«¬®¯»« ¼³¯¾«¯« µ´¯°Â´¹Ä ³¹´Â®Ä ¬«¯ ±³±³¹®¯°«¯¿ ²®ÂÉ« «¯Á®«Â ³µ«º« ª¹´Â³Â ª³º¼³µ«½«¹«¯
¬«¯ «±®Ë ¼³¹«¯»« ±«¹³¯« º³¹«Â« ª³¯«Â«¹«¯ ¬³¯°«¯ ˳¯´º³¯«Ê˳¯´º³¯« »«¯° ³¹®¯° º³¹³±«
½Áºª«® »«¯° ½Á°« ³¹Áµ®Â ª«¬« ¼«¶«¯ «½«¹¿ ²®ÂÉ« ½Á°« ¾³¯¬³¹Á¯° ±¹®®Â ¬«µ«º º³¯»«ºª«®±«¯
ª³¯¬«ª«¯»« ±³®±« ¬®«¯»« º³¯°³¯«® ±´¯¬®Â® µ®¯°±Á¯°«¯ ³±®«¹¯»«¿ Ǯ±Á® «¯«¹« °Á¹Á ¬³¯°«¯
®ÂÉ« ¬«¯ «¯«¹ ³«º« ®ÂÉ« ½«¬® ¼³¹½«µ«¯ «¯Á®«Â ¬«¯ º³¯»³¯«¯°±«¯¿ ¸«¬« «« ¬®µ«±Á±«¯ ³Î«µÁ«Â®
®ÂÉ« ½Á°« ¼®Â« º³¯°Á¯°±«ª±«¯ ±³Â®ºªÁµ«¯ ª³º¼³µ«½«¹«¯ ¬³¯°«¯ «¯°« ¼«®±¿
Ï«º¼«¹ пР¸¹´Â³Â ¸³¯³¹«ª«¯ ¸³º¼³µ«½«¹«¯Ä «Ñ ¸³º¼³µ«½«¹«¯ ¬® ¹Á«¯° ±³µ«ÂÄ ¼Ñ ²®ÂÉ«
«¯Á®«Â º³º¼«¾« ¼Á±Á «½«¹Ä ¾Ñ ²®ÂÉ« «¯Á®«Â ¬«µ«º ¬®Â±Á® ³º¼«¹® º³º¼«¾« ¼Á±Á
«½«¹Ä ¾Ñ ®ÂÉ« º«ºªÁ º³¯»«ºª«®±«¯ ³Î«µÁ«Â® ª³º¼³µ«½«¹«¯ ¬³¯°«¯ ¼«®±
288
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
DAMPAK
ÒÓÔÕÔÖ× Øransbulent Education Ùchool ÚÛÜÝÞ ßÓßàÓá×âÕã äÕßåÕâ åæç×è×é èÓáêÕäÕå ßÕçëÕáÕâÕèì
åÓçÓáèÕ ä×ä×âì äÕã èÓãÕíÕ åÓãä×ä×âî ïÓáäÕçÕáâÕã êÕç×Ô ðÕðÕãñÕáÕ äÓãíÕã èÓãÕíÕ èÓãÕíÕ åÓãä×ä×âì
ßÕçëÕáÕâÕè äÕã åÓçÓáèÕ ä×ä×â çÓàÕí×Õã àÓçÕá àÓÔÖß ßÓãíÓèÕêÖ× çÓñÕáÕ äÓèÕ×Ô åáæçÓçòåáæçÓç àÓãñÕãÕ
ëÕãí àÓáÕäÕ ä× óôÝ ïæßåæãî ÒÕçëÕáÕâÕèì åÓçÓáèÕ ä×ä×â äÕã èÓãÕíÕ åÓãä×ä×â çÓàÕèÕç ßÓãíÓèÕêÖ×
àÕêðÕ ð×ÔÕëÕê èÓßåÕè è×ãííÕÔ ßÓáÓâÕ àÓáÕäÕ ä× ð×ÔÕëÕê áÕðÕã Ôæãíçæáì Óáæç× äÕã âÓâÓá×ãíÕãî
ÒÓÔÕÔÖ× åÓãõÓÔÕçÕã äÕá× åÓãÓÔ×è× äÕåÕè ßÓßàÓá×âÕã åÓßÕêÕßÕã âÓåÕäÕ ßÕçëÕáÕâÕèì åÓçÓáèÕ ä×ä×â
äÕã èÓãÕíÕ åÓãä×ä×â èÓáâÕ×è åáæçÓç âÓàÓãñÕãÕÕãî
UCAPAN TERIMA KASIH
ÛÓáçÓÔÓãííÕáÕãëÕ âÓí×ÕèÕã Øransbulent Education Ùchool ÚÛÜÝÞ è×äÕâ ÔÓåÕç äÕá× åÓáÕã çÓÔÖáÖê
âÓÔæßåâ åÓãÓÔ×è× àÓãèÕãí ÔÕêÕãì öÓåÕÔÕ óÓçÕ ÒÕáíæëæçæì öÓåÕÔÕ óÓçÕ ÷æãæí×á×ì ÒÕçëÕáÕâÕè óÓçÕ
ÒÕáíæëæçæì óÓçÕ ÷æãæí×á×ì óÓçÕ öÖðÕäÓáÕãì äÕã öÓåÕÔÕ ÒÛÝ ôÔòøßÕã ÝÕÔÕßÕãòÒÕíÓÔÕãíî ùÔÓê
âÕáÓãÕ ×èÖì âÕß× ßÓãíÖñÕåâÕã èÓá×ßÕâÕç×ê ëÕãí èÕâ èÓáê×ãííÕî
DAFTAR PUSTAKA
úáÕðéæáäì Òî ûüüýî Contextual Øeaching and Learningþ Ùtrategy for Creative Constructivist Classroomÿ
úáæðãì øî ý î Øhe Nature of Critical Øhingkungÿournal of College Ùcience Øeachingî æÓßàÓáþ ýýò
ýýî
ÓíÓì îì ïÓáÔ×ãÓáì óî ý î Educational Psychologyÿ Óð æáâþ ÖÔé ÖàÔ×çê×ãí úæßåÕãëî ÖáêÕä×î
ûüüûî Pendekatan Kontekstual Contekstual Øeaching and Learning î ÒÕÔÕãíþ ã×Óáç×èÕç ÓíÓá× ÒÕÔÕãí
ö
ôÝî ûüýî Bahan Ajar Buku Ajar Modul dan Panduan Praktikÿ ÒÕâÕçÕáþ ö
ò
ôÝ
æçèÕãÕì Üî úîì ûüüûî Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstualî ÕâÕáèÕþ óÓåÕáèÓßÓã Óãä×ä×âÕã Õç×æãÕÔ
ó×áÓâèæáÕè ÓãäÓáÕÔ Óãä×ä×âÕã óÕçÕá äÕÛø ÒÓãÓãíÕê ó×áÓâèæáÕè ÝÓâæÔÕê ÕãõÖèÕã ÓáèÕßÕî
ÕçÖè×æãì Ýî ý î Øeknologi Pendidikanî ÕâÕáèÕþ ïÖß× ôâçÕáÕî
ÝÖç×Ôæì î ûüüýÿ Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Pemahamanÿ
Ùiswaî ÒÕâÕÔÕê ä×çÕßåÕ×âÕã åÕäÕ ÝÓß×ãÕá ÓßàÓÔÕõÕáÕã äÓãíÕã ×Ôæçæé× öæãçèáÖâè××çßÓî æßàÕãíì ûû
ÝÓåèÓßàÓá üüýî
ÛêÕëÕåáÕãì et alÿ ûüýî Disaster Management Education through Higher EducationIndustry Collaboration
in the Built Environmentî Ýñ×ÓãñÓ ó×áÓñèþ áæñÓä×Õ Üñæãæß×ñ Õãä ×ãÕãñÓ ý åî ýòî
÷ÓçèÓãì Õãì et alÿ ûüýýî Ö×äÓ ïææâþ ÒÖÔè× ÕÕáä ×çâ ôççÓççßÓãèî ÜãñêÓäÓ ÓèêÓáÔÕãäþ øÛúî
❆
❆
❆
Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis...
289
Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy
sebagai Upaya Mencetak Wirausaha Profesional,
Mandiri dan Berkelanjutan
Ana Mardiyaningsih, Nur Ismiyati, Rina Widiastuti
Poltekkes Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta
Email : rina.diasti@gmail.com
Abstrac
Upaya Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia untuk mencetak job creator melalui program
kewirausahaan berbasis ipteks ( H ealth Based Economy) yang diberi nama A kademi Pengusaha
Sukses (A PS) perlu dikuatkan dengan serangkaian program untuk menyempurnakan kegiatan IbK
di tahun pertama. Penyempurnaan kegiatan IbK tahun kedua ini akan difokuskan pada pengembangan
dan penyempurnaan produk melalui penelitian dan pengembangan, penguatan strategi marketing
melalui pelatihan desain dan sistem marketing, membangun link/jaringan dengan mitra profesional (praktisi
bisnis), pendampingan intensif oleh konsultan/praktisi, serta penyempurnaan modul kewirausahaan.
M etode pendekatan program kewirausahaan yang dilakukan terhadap 20 tenant meliputi pelatihan,
coaching, magang pada industri mitra, studi banding, dan expo/pameran produk. Pembinaan dan
pengawasan dilakukan mulai dari penyusunan rencana bisnis hingga realisasi bisnis disertai dengan
penyediaan fasilitas alat usaha, pemberian permodalan untuk pembelian bahan baku, serta pendampingan membangun jaringan marketing. Tenant dalam pelaksanaan kegiatannya terbagi dalam 5
kelompok, yaitu kelompok pangan (nugget, mie herbal, keripik sayur), kelompok minuman (jus terapi,
es krim herbal), kelompok obat tradisional (teh celup, aromaterapi, simplisia), kelompok hidroponik
sayur/TOGA, dan kelompok desain web/grafis.
Luaran yang diharapkan pada tahun kedua adalah terbentuknya M odul Kewirausahaan berwawasan
H ealth Based Economy yang telah disempurnakan, minimal 2 publikasi hasil optimasi produk tenant pada seminar nasional, serta minimal 3 produk berpotensi lolos perijinan. Outcome dari program
I bK ini adal ah mul ai akt i fnya Lembaga Kewi r ausahaan Pol t ekkes BSI sebagai unit l ayanan
kewirausahaan yang profesional, mandiri dan berkelanjutan, serta terealisasinya program Akademi
Pengusaha Sukses menjadi Unit Kegiatan M ahasiswa (UKM ) baru di Poltekkes BSI.
Kata Kunci: skill marketing, kewirausahaan, poltekkes bsi, health based economy
PENDAHULUAN
!"" #!" $%" &'" ( #$&) *+%""," '""- ./"%"%"
-0" .." %"+ '" !"%" -1"' ,"+ job seeker2 "-. 3! 3,," 3"+"
job creator "! ,4"" -". /,+,"- &/ 3"+ 5,"."!"" (&3 /"'" "!. /,"-"
("!. 6789) %"+ '3, "-" :"'- +."!" $. (:$); <" ="." -.1."
3"!5" /-3," /,+,"- 5,"."!"" 3,3" / ' "!. /,"-" -"-/. -+""
"/" 3,5,"."!" -"!"5" 0"," +4" 3" /"'" "/ "/2 /+"!."2 -"./.
,"-/";
290
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
>?@ABCB@DBE FA? GFCEFC H?EBEH IBAB HBJKE L D?MFBHBE LGNO ABIBH AFD?PQRIQDDBE R?ESBAF T
S?EFC UF@BKCBJBO VBFHK D?PQRIQD IBEMBEO RFEKRBEO QGBH H@BAFCFQEBPO ABE A?CBFEW
X?BPFCBCF D?MFBHBEO C?RKB S?EFC I@QAKD H?PBJ AFI@QAKDCF EBRKE G?PKR C?RKBEVB H?@SBAF
H@BECBDCF I?ESKBPBEW YBP FEF H?@D?EABPB QP?J JBRGBHBE BEHB@B PBFE RB@D?HFEM VBEM RBCFJ H?@GBHBCO
Z@?DK?ECF I@QAKDCFO DKBPFHBC I@QAKDO DK@BEMEVB RB@D?HFEMO G?G?@BIB I@QAKD RBCFJ ABPBR HBJBI
I?EM?RGBEMBEO C?@HB MBMBP I@QAKDCF IBAB I@QAKD JFA@QIQEFDW [@QC?C I?@SKBEMBE ABPBR C?HFBI
D?PQRIQD I@QAKDCF H?@C?GKH GKDBEPBJ AFIBEABEM C?RBHB C?GKBJ D?MBMBPBEO EBRKE SKCH@K AB@F
CFHK IB@B H?EBEH ABIBH R?EMBRGFP I?PBSB@BE H?EHBEM CFDBI IBEHBEM R?EV?@BJO D?@SBCBRBO ABE
D?RBRIKBE R?E?RKDBE CQPKCFW
[BAB D?MFBHBE LGN HBJKE LL P?GFJ AFZQDKCDBE IBAB JBCFP ?\BPKBCF D?MFBHBE HBJKE C?G?PKREVB
VBFHK I?RBEHBIBE CDFPP H?EBEHO I?EMKBHBE CDFPP RB@D?HFEMO C?@HB I?EM?RGBEMBE CFCH?RW
[@QAKD RBJBCFCUB I?C?@HB LGN VBEM C?ABEM AF@FEHFC AFJB@BIDBE BABPBJ I@QAKD VBEM G?@GBCFC
FIH?DC ABE G?@UBUBCBE knowledge based economyW [@QAKD IBEMBE ABE RFEKRBE R?@KIBDBE D?]
GKHKJBE IQDQDO R?@KIBDBE I@QAKD VBEM IBPFEM HFEMMF SKRPBJ H@BECBDCFEVBW >BCFC FIH?DC R?PBPKF
CBFEHFZFDBCF J?@GBP VBEM R?EMF@FEMF ZQ@RKPBCF I@QAKD BDBE R?EBRGBJ D?KEFDBE ABE ABVB SKBPEVB
ABE R?RG?ABDBE I@QAKD H?@C?GKH A?EMBE I@QAKD KRKRW YB@BIBEEVBO RBJBCFCUB AF GFABEM
D?C?JBHBE ABIBH R?ESBAF S?RGBHBE I?E?@BIBE FIH?DC AF DBRIKC GBMF RBCVB@BDBH A?EMBE R?ESBUBG
HBEHBEMBE ABE I@QGP?RB VBEM BABW YBCFP]JBCFP I?E?PFHFBE AQC?E BHBK RBJBCFCUB ABIBH SKMB AF]
BIPFDBCFDBE ABPBR G?EHKD D@?BCF I@QAKD FEQ\BHFZO VBEM JB@BIBEEVB HFABD JBEVB ABIBH G?@I?EMB@KJ
IBAB I?EFEMDBHDBE EFPBF SKBP I@QAKDW
METODE PELAKSANAAN
[@QM@BR L^N IBAB HBJKE D?AKB AF@?E_BEBDBE R?RGFEB RFEFRBP `a _BPQE UF@BKCBJBW
A.
Pola Rekruitment Tenant
bBJBCFCUB VBEM G?@RFEBH R?ESBAF H?EBEH AFJB@KCDBE R?EMFDKHF @?D@KFHR?EH _BPQE H?EBEHc
I?C?@HB L^D A?EMBE I?@CVB@BHBE BARFEFCH@BCF C?GBMBF G?@FDKHO AFKHBRBDBE BABPBJ RBJBCFCUB VBEM
I?@EBJ R?EMBSKDBE KCKPBE I@QM@BR [Nb][ ABE [Nb]N d[@QM@BR N@?BHF\FHBC bBJBCFCUB [?E?PFHFBE
BHBK N?UF@BKCBJBBEe BHBK D?MFBHBE N?UF@BKCBJBBE fFEBC fFDIQ@B fLgO R?RIKEVBF RFEBH ABE
GBDBH D?UF@BKCBJBBEO AFKHBRBDBE RBJBCFCUB VBEM H?PBJ BHBK C?ABEM R?@FEHFC KCBJB GB@K C?GBMBF
UF@BKCBJBO G?@CHBHKC C?GBMBF RBJBCFCUB BDHFZ IBAB C?R?CH?@ G?@SBPBEO BDHFZ ABPBR D?MFBHBE D?RBJB]
CFCUBBE GBFD >hb d>BABE hDC?DKHFZ bBJBCFCUBeO iNb H?@KHBRB [N[b d[?E?PHFBEO N?UF@BKCBJBBEO
ABE [?EMBGAFBE bBCVB@BDBHeO ABE BHBK YFRIKEBE bBJBCFCUB [@QM@BR jHKAF dYb[je
[QPB @?D@KFHR?E _BPQE H?EBEH IBAB HBJKE D?AKB AFPBDKDBE C?_B@B P?GFJ CFRI?PO VBFHK C?P?DCF
BARFEFCH@BCFO C?PBESKHEVB R?ESBPBEF QGC?@\BCF KEHKD R?EM?HBJKF HFEMDBH D?CKEMMKJBEEVB R?ESBPBEF
D?MFBHBEW
B.
Metode Pendekatan Kewirausahaan
b?HQA? I?EA?DBHBE VBEM BDBE AFH?@BIDBE ABPBR I@QM@BR LGN FEF BEHB@B PBFEk
Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak...
291
1.
Pelatihan Kewirausahaan
lmnopqros tqnouvosouos wspwu xmxymzquos {ms|mporwos um}qzowvoroos~ xmstzs| pwxywrso
yvmvq tos xpqovq ymz}qzowvoro~ xmsqs|uopuos {mxoroxos xosomxms z|osqvovq~ {ztwuvq~
umwos|os~ tos {mxovozos~ xmzwyor {no {quqz mind set pmspos| um}qzowvoroos tos xmxywop
zmsoso yqvsqv opow vpwtq umnoouos wvoro
lmxopmzq vmyo|oq mspz lmnopqros otonor uotmxqvq Academic Entrepreneur tos lzoupqvqlmnouw
m|qopos m}qzowvoroos os| {zmvqson tos ornq {oto yqtos|so ospozo noqs tozq mxyo|o xpqovq~
{zoupqvq qstwvpzq pmzwpoxo os| pmzuoqp tonox yqtos| umvmropos opow posoxos yop~ vmzpo {ozo
{zoupqvq umwos|os xow{ws {zoupqvq xozumpqs|
2.
Pelatihan Pembuatan Produk
lmnopqros {mxywopos {ztwu qsq xmnqyopuos umzovoxo tms|os nmxyo|o noqs os| xmxqnquq
umornqos tq yqtos|so~ tms|os rozo{os pmsosp to{op xms|ot{vq pmusqu {mxywopos tos ymzvoxo
tms|os tvms {mxyqxyqs| to{op xmsmzo{uos q{pmuv vmrqs||o xmsoxyor umwsquos {ztwu
{nquovq {pmuv tozq {mnopqros {mxywopos {ztwu qsq ouos xmsotq xopmzq twn wzquwnwx
m}qzowvoroos os| ymz}o}ovos Health Based Economy
3.
Studi Banding
lmvmzpo xmnouwuos vpwtq no{os|os vpwtq yostqs|~ um ymymzo{o qstwvpzq os| vos|op {zv{mupq
opmzq vpwtq no{os|os tqvox{oquos nos|vws| nmr {qx{qsos {mzwvoroos xmnq{wpq xosomxms
{ztwuvq~ xosomxms vwxymztoo xoswvqo~ xosomxms umwos|os~ xosomxms {mxovozos~
{zv{mu {ms|mxyos|os wvoro tos pospos|osso
4.
Ekspo/Pameran Produk
loxmzos uozouozo pmsosp ouos tqpoz|mpuos xqsqxon mmsp~ nqs|uw{ nuon xow{ws sovqson
mnwzwr ons pmsosp xmsox{qnuos {ztwu yqvsqvso~ tqrozo{uos {ztwu os| vwtor noou tos
nnv {mzqqsos wp{wp tozq muv{ qsq ozqs|os xozumpqs|
5.
Pola Pembimbingan
lmxyqxyqs|os um{oto pmsosp tqnouwuos vmozo qspmsvq vmou {mnopqros~ vpwtq yostqs|~
{mswvwsos zmsoso yqvsqv vox{oq {oto zmonqvovq yqvsqv qno oto {mzxovonoros {oto pmsosp to{op
vm|mzo tqozquos vnwvqso
6.
Pola pengawasan terhadap tenant
sqpzqs| tqnouwuos {oto voop pmsosp xms|quwpq vmpqo{ poro{ um|qopos~ xwnoq tozq um|qopos
{mnopqros~ xo|os|~ {mswvwsos zmsoso yqvsqv~ zmonqvovq yqvsqv~ rqs||o muv{ loto vmpqo{ ourqz
um|qopos pmsosp tqxqspo xmxywop vwopw no{zos um|qopos vmzpo monwovq wspwu xms|mporwq vmymzo{o
ymvoz {ms|ozwr vmpqo{ um|qopos y pmzroto{ {mzwyoros os| pmzotq {oto tqzq pmsosp
292
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
7.
Teknik Pembiayaan Usaha Tenant
¡ ¢¢ ¢ £¤¥ ¤¢¦¢ ¤¥¦ §¨¨©supporting ¡¨¢ª « ¥¢¬
¨ ¦¨ £ ¥ ¡¦¨¬ ¡¦£¢ ¢®®¦¢¢ ¤¥¤® §¨¨ ¡¦¨ ¨¤® ¨¡¦¦¨
¦¨¢ª©start up business¯ °¨ ª¢® £¥¢ £ £¦¢ ¢¢ ¨¤® ±¥¦¨
¤¥¦ £ ¦¨ ª¢® ¡¢£¥ £¡ ¥¡ £¢ ¦ ª¢® ®¢¢ª £©¨£
¡¡¥¦¢ ¡ £ ²make money without money³´ µ £¥¦¢ £¦¦¢®¢ ¡ £¢¬ £¦¨¢
£¥ ¢®¦¨ ¡¥¬ ¦ ¢¥¢ ¶ ¨ µ·´ ¶£ ®¢ ¦¨ ± ¥¨¤¦ £¥¢
¨¦£ £ ¥¸£ ¥¢¨¨ ¦¨ ¨¢®® £ £¡¤¢®¢ ¤ ¢¸¦´
8.
Pola Pemberian Bantuan Teknologi dan Metode Penyelesaian Masalah
¹¢ ¤¢¦¢ ¥¡ £¢ £¡ ¤¢¦ ¤ ¢¥ ¢ ¥ ¢ £¢ ¤ ¡¤¢¢
£¥ ¶¡¥ º ¹·» ¡¦ ¹¢¨ ¹ ¥ ¹·» ¦ £¥ £¢ ¢¥¢ ¶ ¨ µ·´
¼¢®¢® ¤± ·¤½ ¨¦¦ ¨ ¥¦¨ ¡¢£¥ £¢ ¥¨ ¢¢ª ¤¥¢¸¦¢¬ ¡
¨¢¢ ·¤½ ¥¦¨ ¡¡¦¢ª ¨¨ ¨¥ ¢ª ¦¢ ¥ § ª¢® ¡¢£¥ £¢ ¥ §¨ ¢
¢®¨¦¢® £ ¤± ¹¥¦¥´
C.
Fasilitas Kewirausahaan Poltekkes BSI yang Akan Digunakan sebagai Unit
Layanan IbK
¾¨¨ ¥¦¢®¢ ª¢® £ £¥®¦¢¢ ¨¤® ª¢¢ ±¥¦¨¢ £ ruang
Sentrum (Sentra Usaha Mahasiswa)¬ ª¢® £¡¤¢®¢ ¡¢¸£ e-herbal caffe¬ Koperasi
Mahasiswa £¢ ª¢® £ ¡¢¸£ ¡ £¨¦¨ ±¥¦¨¢¬ ¨¥ Ruang IbK¬ ª¢® £
£¸£¢ ¨¤® ¥¦¢® £¡¢¨¥¨ ¤¥¨¿¤¥¨ ·¤½´
D.
Sumber Daya Institusi
À´
Á¤ ¥ ¥¦¡ ¾¥¡ ®¢ ¨¬ µ ® ¾¥¡¨¬ ¢ ® ¾¥¡¨¬ ¼¥ ¤ ®¬ ¶¥¨ ®¬
¾¥¡ ®¬ £¢ ¾¥¡¨¬ ª¢® ¡¢£¦¦¢® ¢®¡¤¢®¢ ¢¢ £ ¨¢ £¢
¡¨¨± £ ¤£¢® ¡¦ §¥¡¨¢´
Á¤ ¥ ¥¦¡ ÄÅÆ ²Herbal Çesearch Center³ ª¢® ¡¢®¡¤¢®¢ ¢¢ ¨ ¥¨ ¥¤
£¥ ¢®¦¸¢ ¢®® ¨ ¥¢¢ª´
ô
E.
Reputasi lembaga Kewirausahaan di Luar Kampus yang berkolaborasi dengan Unit
Layanan IbK Poltekkes BSI
¶¨¢¢ ¥ ®¥¡ ·¤½ £ ¦¢ £¦ ¤¥ ¤ ¥¨ £¢®¢ ¹¢¨ ¶¢£££¢¬ ¡¦£
£¢ È¥® ²¹ ¥ ¹·»³ ¡¦ ¨¢¢ ¥ ®¥¡ ±¥¦¨¢´ ¶¥ ®¥¡ ¥¨¤¦
¡¤¢ ¡¤¡¤¢®¢ ¡¨¨± ¡¤® ¡¥ ¹ ¥ ª¦ ¼É¹¿Æ´
¶¨¢¢ ¥ ®¥¡ ·¤½ ¦¢ £¦ ¢ £¥¢ £ ¨¨ ¡¥¢® £¢ Ê®¢®¬
¨¢®® ¥¸¨¡ £¸¢ £¢®¢ ¢¨¦¢ ¡¥¢® ¡¦¦¢ ¢¨¦¢ Ê®¢®´ Ħ¤¦¢®¢
¥¸¨¡ ¥ ¥¸¢¢ ¸¦® ¢ £¸¢ £¢®¢ ¹¢¨ ¥¬ ¨¥ ¹¢¨ ¶¥¢£¦¨¥¢ £¢
¶¥£®¢®¢ ©¹¨¥¢£® ¶¥ ¢¨ ¹·»¬ ¹¢¨ ½¨¢ ¶¥ ¢¨ ¹·»¬ Á¡¤® ¥Ë¢¢
Á¶¶È¼ ¼°·¬ °¼½¼ ª¢® ¢¨¬ ¨¥ ¢¨¢¨ ¢ ª¢® ¡¡¦¢®¢¢´ Ħ¤¦¢®¢ ¥¸¿
¨¡ ¢ ¢ £¸¢ ¨ ¥ £¦ ¡¢ £¥ ¨¨ ¥ £¦¨ £¢ £ ¦¨¢ ¦ ¢¥¡¢
ª¢® ¤ £¥ ¢¨¦¡¢´
Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak...
293
HASIL YANG DICAPAI
A.
Persiapan
ÌÍÎÏÐÑÒÑÓ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ ÔÑÕÑØ ÙÍÓÚ×Ö ÔÑÎÐ ÎÍÖÎ×ÚØÍÓ ÒÍÏÍÎÚÑ ÙÑÎ× ÛÐÓÜÜÑ ÒÍÓÜÍÓÑÕÑÓ ÒÎÝÞ
ÜÎÑØß àÍÜÐÑÚÑÓ áÑÓÜ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ ÏÍÕÑØÑ ØÑÏÑ ÒÍÎÏÐÑÒÑÓ ÑÔÑÕÑÛ ÒÍÓÔÑÚÑÑÓ ÒÍÏÍÎÚÑ ÒÎÝÜÎÑØâ ÏÝÏÐÑÕÐÏÑÏÐ
ÌÎÝÜÎÑØ ãÌä åãÖÑÔÍØÐ ÌÍÓÜ×ÏÑÛÑ ä×ÖÏÍÏæ ÔÑÓ ÌÍØÙÍÓÚ×ÖÑÓ àÍÕÝØÒÝÖ ÌÎÝÔ×ÖÏÐß çÍÓÑÓÚ ÔÑÕÑØ
ÒÍÕÑÖÏÑÓÑÑÓ ÖÍÜÐÑÚÑÓ ÒÎÝÔ×ÖÏÐÓáÑ ÚÍÎÙÑÜÐ ÔÑÕÑØ è ÖÍÕÝØÒÝÖâ áÑÐÚ× ÖÍÕÝØÒÝÖ ÒÑÓÜÑÓ ÔÍÓÜÑÓ
ÎÍÑÕÐÏÑÏÐ ÒÎÝÔ×Ö ÙÍÎ×ÒÑ ØÐÍ ÔÑÓ ÙÑÖÏÝ ÛÍÎÙÑÕâ ÖÍÎÐÒÐÖ ÏÑá×Îâ ÔÑÓ ÒÍÎØÍÓ ÛÍÎÙÑÕâ ÖÍÕÝØÒÝÖ
ØÐÓ×ØÑÓ ØÍÕÐÒ×ÚÐ é×Ï ÚÍÎÑÒÐ ÔÑÓ ÍÏ ÖÎÐØ ÛÍÎÙÑÕâ ÏÍÎÚÑ ÖÍÕÝØÒÝÖ ÝÙÑÚ ÚÎÑÔÐÏÐÝÓÑÕ áÑÓÜ ØÍÕÐÒ×ÚÐ
Ù×ÔÐÔÑáÑ ÚÑÓÑØÑÓ ÝÙÑÚ ÔÑÓ ÏÑá×Î ÛÐÔÎÝÒÝÓÐÖ ÛÐÓÜÜÑ ÒÍÓÜÝÕÑÛÑÓÓáÑ ØÍÓéÑÔÐ ÏÍÔÐÑÑÓ éÑØ× ÐÓÏÚÑÓâ
ÏÐÎ×Òâ ÔÑÓ effervescentß àÍÕÝØÒÝÖ ÚÍÎÏÍÙ×Ú ÚÍÎÙÍÓÚ×Ö ÔÍÓÜÑÓ ØÍØÒÍÎÚÐØÙÑÓÜÑÓ ÖÍÙÍÎÛÑÏÐÕÑÓ
ÒÎÝÔ×ÖÏÐ ÒÑÔÑ ÒÎÝÜÎÑØ êÙà ÚÑÛ×Ó ÒÍÎÚÑØÑâ ÏÍÎÚÑ ØÐÓÑÚ ÒÎÝÔ×ÖÏÐ ÒÍÏÍÎÚÑ ÙÑÎ×ß
B.
Pelaksanaan IbK
ÌÍÓáÍØÒ×ÎÓÑÑÓ ÖÍÜÐÑÚÑÓ êÙà ÒÑÔÑ ÚÑÛ×Ó ÖÍÔ×Ñ ÐÓÐ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ ÔÑÕÑØ ÙÍÓÚ×Ö ÒÍÓÜÍØÙÑÓÜÑÓ
ÔÑÓ ÒÍÓáÍØÒ×ÎÓÑÑÓ ÒÎÝÔ×Ö ØÍÕÑÕ×Ð ÒÍÓÍÕÐÚÐÑÓ ÔÑÓ ÒÍÓÜÍØÙÑÓÜÑÓâ ÒÍÓÜ×ÑÚÑÓ ØÑÎÖÍÚÐÓÜ ØÍÕÑÕ×Ð
ÏÚÎÑÚÍÜÐâ ÏÍÎÚÑ ØÍØÙÑÓÜ×Ó ÕÐÓÖëéÑÎÐÓÜÑÓ ÔÍÓÜÑÓ ØÐÚÎÑ ÒÎÝìÍÏÐÝÓÑÕ åÒÎÑÖÚÐÏÐ ÙÐÏÓÐÏæß
íÍÚÝÔÍ ÒÍÓÔÍÖÑÚÑÓ ÒÎÝÜÎÑØ ÖÍîÐÎÑ×ÏÑÛÑÑÓ áÑÓÜ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ ÚÍÎÛÑÔÑÒ ïð ÚÍÓÑÓÚ ØÍÕÐÒ×ÚÐ
ÒÍØÑÓÚÑÒÑÓ skill ÒÎÝÔ×ÖÏÐâ ÒÍÓÜ×ÑÚÑÓ skill ØÑÎÖÍÚÐÓÜâ ÒÍØÙÍÎÐÑÓ ÙÑÓÚ×ÑÓ ÑÕÑÚ ÒÎÝÔ×ÖÏÐ ÔÑÓ ØÑÎÞ
ÖÍÚÐÓÜâ ÏÍÎÚÑ ÒÍÓÜÍØÙÑÓÜÑÓ ÏÐÏÚÍØë×ÓÐÚ ÖÍîÐÎÑ×ÏÑÛÑÑÓß ÌÍØÑÓÚÑÒÑÓ ñkill ÌÎÝÔ×ÖÏÐ ØÍÕÐÒ×ÚÐ
ÙÍÙÍÎÑÒÑ ÑÏÒÍÖâ ÔÐ ÑÓÚÑÎÑÓáÑ ÑÔÑÕÑÛ ÒÍØÙÐØÙÐÓÜÑÓ ÒÍØÙ×ÑÚÑÓ ÏÚ×ÔÐ ÖÍÕÑáÑÖÑÓ ×ÏÑÛÑ ÔÑÓ
ÒÍÓÔÑØÒÐÓÜÑÓ ìÝÎØ×ÕÑÏÐ ÔÑÓ ÒÎÝÔ×ÖÏÐâ ÒÍØÙÐØÙÐÓÜÑÓ ÌÎÝÒÝÏÑÕ òÐÎÑ×ÏÑÛÑß àÍÜÐÑÚÑÓ ÐÓÐ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ
ÔÍÓÜÑÓ ÙÍÎØÐÚÎÑ ÔÍÓÜÑÓ óÐÓÑÏ ÌÍÓÔÐÔÐÖÑÓâ ÌÍØ×ÔÑ ÔÑÓ ôÕÑÛÎÑÜÑ áÑÓÜ ÏÍÚÐÑÒ ÚÑÛ×ÓÓáÑ ØÍÓáÍÞ
ÕÍÓÜÜÑÎÑÖÑÓ ÖÍÜÐÑÚÑÓ ÖÍîÐÎÑ×ÏÑÛÑÑÓß äÐÓÍÎÜÐ ÒÎÝÜÎÑØ ÔÐÓÐÕÑÐ ÏÑÓÜÑÚ ÏÚÎÑÚÍÜÐÏ ×ÓÚ×Ö ØÍØÝÚÐõÑÏÐ
ØÑÛÑÏÐÏîÑ ÖÑÎÍÓÑ ÑÏÒÍÖ ÖÝØÒÍÚÐÏÐ ÔÑÓ ÑÏÒÍÖ ÒÍÓÜÑîÑÏÑÓß
öÍÑÕÐÏÑÏÐ ÔÑÎÐ ÒÍØÙÐØÙÐÓÜÑÓ ÒÎÝÒÝÏÑÕ ÖÍÕÑáÑÖÑÓ ×ÏÑÛÑ ÑÔÑÕÑÛ ÚÍÎÏ×Ï×ÓÓáÑ ÷ ÒÎÝÒÝÏÑÕ ×ÏÑÛÑ
ÏÍÒÍÎÚÐ ÒÑÔÑ çÑÙÍÕ øß
Tabel 1. Data Proposal Kelayakan Usaha Karya Tenant IbK yang diusulkan dalam lomba
kewirausahaan Disdikpora DIY
ùú ûüýüþ ÿ
ù
ù
þú
Herbal Ramah Anak
Septaria dan tim
LK
3
Nano Jus, Jus Herbal Terapi
Susi dan tim
LK
4
Permen Herbal
Agus dan tim
LK
5
Jamu Effervescent, Jamunya anak
muda
Bakso
Hebat,
Bakso
Herbal
Aromaterapi
Amalia dan tim
LK
Umi dan tim
LK
6
294
ÿþ ý
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
!"#$" % &' (# ! )&!$" &!
! !" &'& * +
(#$ #+, -!#"
!) )' $&&'#$ +)
&)# $&+ !$) .)# ! /'0 $+# &$)1 &+
)## #!+ )&)" "&#
,
#,
-&!) .)# ! !#"
. )# # )# ) ! " " ! 0 ) 2
- & ! )
&!) ! !& &)')'
',
! '&$#" &!
5&
cafe e 3 hebal 4 1
!&
#!+ !$#(#"",
) &&$ !) &$+ !#"
6$#" )&
"$" " !#"1 '&'& &&$ !"#$" !) "&
!#"1 $# "&)" '$ $!, -&$+
$ &$+
!"#$ !+ &$+ '#!!
$) &7 +!" 28 $&$41 &$ &$+ +&'&&# &)'#$ &! ()#
# ! $ 2 8 $&$4
7,
-&)')' &## &)'#"#9!)$ #+
-! $+# "&!# 1 &)'#$ !)$ #+ !!)
&7 $&. &+
$) "#$, -&!) '# $&" : " $$)#" ! )) :;< &$&)#
& "&)"
!,
-& #$ =
kill
!&7",
5"&$
>&'& $&' )"&$
:,
&)'#$ )"&$
'& &?+&'
$&+ !"" !+
#!+ $&& ! $ !+ '# ! <?
'& $&$
)7)?)7) ( #$ 6-- &?+&'1 )&(!
#)'& ! &$+ + +&', 0& $ &$+
$&+ !"#$ &+ $&?
$ $&!$ !) $'& @,
Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak...
295
Tabel 2. Kegiatan Marketing Produk IbK di Poltekkes BSI
AB
CDE FG
HI JKIDLF
AKOK PDLFKIKE
QDERDSDELLKJK
TDEKEI IDJSF UKI
MDEWKXF
QDSKIF ZKE
TPaT HKS OKE ]S
2 orang
AKJKGYOUDJ
QD\KJE K
QDSKI FZKE
^JBXY N ^ KE LKE _MFD`
MKJNDI FEL
V
Pelatihan
Hidroponik
2
Menjadi
Sponsorship
kegiatan
QDOKE[KKIE
]SKOF
^KX K
Budidaya
Pelatihan Pemanfaatn
Pewarna Alami pada
produk pangan (Mie)
Pelatihan Herbalpreneur
3
4
5
296
Mengikuti expo/
bazaar/pameran
Pelatihan
Packaging
Marketing
online
offline
dan
Tutup
Tahun
TKIT
Salman Al Farisi
Islamic Book Fair di GOR
UNY
Temu Alumni SMA Pleret
Bantul
Pelatihan Pengemasan
Pembuatan e-commerce
dan cafe e herbal di
Kopma
Farisi
Kelurahan
Catur Tunggal
Depok Sleman
TKIT Salman Al
Farisi
1 orang
Prodi Farmasi
Poltekkes BSI
TKIT Salman Al
Farisi
Syakaa
Organizer
SMA Pleret
15 orang
Tim IbK
16 orang
Tim IbK
3 orang
12 orang
9 orang
20 rang
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
2.
Pelatihan teknik pengemasan
bcded cfghgijdkdg lded mdhgi cnolpj edgi lhqdjpjdg dldqdr lfgidg sfgefqfgiidndjdg
cfqdkhrdg jfsdmdg ldnh qfstdid uovoj wfsdmdg xoiedjdnkdy lhhjpkh lfgidg jogmfqhgi kfgkdgi
lfmdhg jfsdmdg cnolpj edgi lhtpdk oqfr kfgdgkz ufqdkhrdg hgh kfntdih ldqds tftfndcd kdrdcy ldg
kfqdr kfnqdjmdgd { kdrdc kfgkdgi cfshqhrdg ldg lfmdhg jfsdmdg tfnldmdnjdg tdrdg ldmdn cfgifsdm
ldg jdndjkfn cnolpjz
Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak...
297
3.
Marketing online dan offline
|}~
}
}
4.
}~
online
}}
} } }
}~
} ~ }
}~ }
}~
}
} }
Pengembangan Sistem
e commerce } }
}
5.
offline
} }}
Pembuatan Modul IbK yang disempurnakan
} } }~~ } }}
~ } }}
6.
Penelitian Pengembangan Formulasi
}~}~ ~ }} }
}~ }
} }
}
}
}
} }} }} ~ }
}~ }~}
}} }~ }
}~}~
7.
}}
} } }
}~}~
}~
} } }} }} }
Penguatan Lembaga Kewirausahaan
|} |} } ~ }~ |}
} }
} ¡¢
}~ £} ¤¥¦§
UCAPAN TERIMA KASIH
|}}}
¢|¨¢ ¢}
❆
298
~ |} ¤¥¦§
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan
Adopsi Teknologi Informasi di UMKM Perdesaan
Rudy Suryanto
Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
rudy@umy.ac.id
Wika Harisa Putri
Program Studi Akuntansi, Universitas Janabadra Yogyakarta
wikaharisa@gmail.com
Insanul Qisti Barriyah
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
qubeinz@gmail.com
Abstrak
UM KM identik dengan usaha yang bersifat tradisional dan kurang profesional. Stigma tersebut
semestinya sudah mulai bisa terkikis dengan munculnya UM KM yang cukup kreatif dan adaptif dalam
menerapkan teknologi, khususnya teknologi informasi. Harapan yang muncul, dengan penggunaan
teknologi informasi, UM KM akan mendapatkan keunggulan bersaing dibandingkan UM KM yang
menjalankan usahanya secara tradisional.
Bukan hal yang mudah, untuk mendorong agar UM KM mau mengadaptasi teknologi informasi dalam
operasionalisasi sehari-hari. Sebelum menggunakan, mereka terlebih dahulu harus diyakinkan bahwa
penggunaan teknologi informasi secara nyata bisa memberikan manfaat lebih bagi pengembangan
usahanya. Selain itu, yang paling penting adalah membuat UM KM bersedia mengoperasionalkan dan
memanfaatkan secara konsisten, dan tidak hanya menggunakannya sesaat dalam periode pengabdian
saja. Karena itu, metode pendampingan partisipatif diyakini mampu membawa keberhasilan dan bisa
meyakinkan UM KM mitra untuk memanfaatkan teknologi informasi secara berkelanjutan.
Keberhasilan adopsi teknologi tidak bisa terlepas dari teori penerimaan teknologi (Technology Acceptance M odel - TA M ) yang menyatakan bahwa dua faktor kunci penerimaan adalah kemudahan
penggunaan dan kemanfaatan . Dengan melakukan pendampingan secara intensif, program ini dapat
berjalan dengan baik, khususnya dalam sistem tata kelola keuangan. Sejauh ini, kedua UM KM mitra
dampingan, dengan karakternya masing-masing, mampu mengadaptasi dan bersedia menggunakan
teknologi informasi yang merupakan salah satu program unggulan dalam program IbPE tahun 2016
yang merupakan tahun kedua dari keseluruhan rencana program 3 tahun.
Kata kunci : teknologi informasi, kemudahan penggunaan, kemanfaatan, pendampingan
partisipatif
A.
Pendahuluan
©ª« ¬®¯°±°²³ ´««¬ ³¯³ µ¯²¶«·«¸®«¯ ´³¬¹«´³ º«²³ ¸±«®¹ ¹´«¶« »«¯² ¬³·«® ¼¸«¬ µ¯²«·°¸´³
¬®¯°±°²³½ «®«¯ ´²ª« ¬ª¬³¯²²«± °±¶ ¸´«³¯²¾¸´«³¯²¯»«¿ À¯°µ¯« ³¯³ ¬³·«® ¶«¯»« ¬ªÁ«·³ ·³
¸ª¹´«¶««¯¾¸ª¹´«¶««¯ º´«ª½ ¬¬«¸³ ¬ªÁ«·³ Á¹²« ·³ ¹´«¶« µ³®ª° ®¼³± µ¯¯²«¶ ÂÃÄÅÄÆ¿ ÃÄÅÄ
Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi...
299
ÇÈÉÊ ËÌÍÈÎÏÐ ÑÈÉ ÈÑÈÒÎÏÐ ÑÈÓÈÔ ÔÍÉÍÌÈÒËÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏÖ Ë×ØÙØÙÉÇÈ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏÖ ÈËÈÉ
ÔÍÉÑÈÒÈÎËÈÉ ËÍØÉÊÊØÓÈÉ ÚÍÌÙÈÏÉÊ ÑÏÚÈÉÑÏÉÊ ÛÜÝÜ ÎÌÈÑÏÙÏÕÉÈÓÞ ßÍÚÈÊÈÏ àÕÉÎÕ×ÉÇÈ ÛÜÝÜ
ÇÈÉÊ ÔÍÉÊÊØÉÈËÈÉ áÍÚÙÏÎÍ ÈÎÈØ ÙÕÙÏÈÓ ÔÍÑÏÈÖ ÈËÈÉ ÔÍÔÏÓÏËÏ ÒÍÉâØÈÓÈÉ ÇÈÉÊ ÓÍÚÏ× ÚÈÏË ÑÏÚÈÉÑÏÉÊã
ËÈÉ ÇÈÉÊ ÚÍÓØÔÞ
äÈÓÈÔ ÏÔÒÓÍÔÍÉÎÈÙÏÉÇÈÖ ÚÈÉÇÈË ËÍÉÑÈÓÈ ÇÈÉÊ ÑÏ×ÈÑÈÒÏ ÕÓÍ× ÛÜÝÜ ÑÈÓÈÔ ÔÍÓÈËØËÈÉ ÈÑÕÒÙÏ
ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏÖ ÚÍÚÍÌÈÒÈ ÑÏ ÈÉÎÈÌÈÉÇÈ ÈÑÈÓÈ× åæç ÔÏÉÏÔÉÇÈ ÙÈÌÈÉÈ ÒÌÈÙÈÌÈÉÈ åèç ÊÈÊÈÒ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ
ÑÈÉ åéç ÙÏËÈÒ ÔÍÉÎÈÓ ÎÌÈÑÏÙÏÕÉÈÓÞ ÜÏÉÏÔÉÇÈ ÙÈÌÈÉÈ ÒÌÈÙÈÌÈÉÈ ÔÍÔÈÉÊ ËÍÓÍÔÈ×ÈÉ ÚÈáÈÈÉ ÚÈÊÏ
ÛÜÝÜÞ ÝÍÔÈÔÒØÈÉ ÛÜÝÜ ÙÍàÈÌÈ ØÔØÔ ØÉÎØË ÔÍÉÊÕÒÍÌÈÙÏËÈÉ ÒÏÌÈÉÎÏãÒÏÌÈÉÎÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ
ÎÍÌÚÈÌØ âØÊÈ ÔÈÙÏ× ÔÏÉÏÔÞ ÝÍÑØÈ ÐÈËÎÕÌ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÑÏÙÍÚÈÚËÈÉ ËÈÌÍÉÈ ÒÏÌÈÉÎÏãÒÏÌÈÉÎÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØ
ÙÍÒÍÌÎÏ ÙÔÈÌÎÒ×ÕÉÍÖ ÎÈÚÓÍÎ ÑÈÉ ÓÈÒÎÕÒ ×ÈÌÊÈÉÇÈ ÔÈ×ÈÓÞ ÝÍÑØÈ ÐÈËÎÕÌ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÎØÌØÎ ÚÍÌËÕÉÎÌÏÚØÙÏ
ÎÍÌ×ÈÑÈÒ ÒÈÉÑÈÉÊÈÉ ËØÌÈÉÊ ÒÕÙÏÎÏÐ ÛÜÝÜ ÎÍÌËÈÏÎ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØÞ ÝÍÎÏËÈ ÈÑÈ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØ ÇÈÉÊ
ÔØÉàØÓÖ ÔÍÌÍËÈ ÙÍÓÈÓØ ÔÍÔÏÓÏËÏ ÒÍÌÙÍÒÙÏ ÚÈ×áÈ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÔÈ×ÈÓÖ ÙØÓÏÎ ÔÍÉÊÕÒÍÌÈÙÏã
ËÈÉÉÇÈÖ ÑÈÉ ËØÌÈÉÊ ÔÍÔÚÍÌÏ ÔÈÉÐÈÈÎ ÚÈÊÏ ÔÍÌÍËÈÞ
êÑÈÉÇÈ ÒÈÉÑÈÉÊÈÉ ÇÈÉÊ ËØÌÈÉÊ ÒÕÙÏÎÏÐ ÎÍÌ×ÈÑÈÒ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØ ÏÉÏ ÔÍÔÚØÈÎ ÎÏÉÊËÈÎ ÈÑÕÒÙÏ
ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÑÏ ÛÜÝÜ ÌÍÉÑÈ×Þ ëÌÕÉÏÙÉÇÈÖ ÑÈÌÏ âØÔÓÈ× ÇÈÉÊ ÙÍÑÏËÏÎ ÎÍÌÙÍÚØÎÖ ÎÏÉÊËÈÎ ËÍÊÈÊÈÓÈÉ ÈÑÕÒÙÏ
ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÑÏ ÛÜÝÜ ÎÏÉÊÊÏÞ ìÈÓ ÏÉÏ ÙÍÔÈËÏÉ ÔÍÔÒÍÌËØÈÎ ÒÍÌÙÍÒÙÏ ÑÏ ËÈÓÈÉÊÈÉ ÛÜÝÜ ÚÈ×áÈ
ÒÍÔÈÉÐÈÈÎÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÙÍÓÈÏÉ ÔÈ×ÈÓÖ ÌØÔÏÎÖ âØÊÈ ÚÍÌÏÙÏËÕ ÎÏÉÊÊÏÞ
íÈËÎÕÌãÐÈËÎÕÌ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÔÍÔÚØÈÎ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ ÛÜÝÜÖ Ë×ØÙØÙÉÇÈ ÑÈÓÈÔ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ
ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÔÍÉâÈÑÏ ÓÍÚÏ× ÙØÓÏÎÞ ßÍÚÍÓØÔ ÔÈÙØË ËÍ ÈÙÒÍË ÎÍËÉÏÙÖ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊ ×ÈÌØÙ ÔÍÔÚØËÈ ÒÍÌÙã
ÒÍËÎÏÐ ÑÈÉ ÔÍÉÊØÚÈ× ÔÏÉÑÙÍÎ ÛÜÝÜÖ ÎÍÌØÎÈÔÈ ÎÍÌËÈÏÎ ÑÍÉÊÈÉ ÒÍÔÈÉÐÈÈÎÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏÞ êÒÈÚÏÓÈ
ÎÈ×ÈÒÈÉ ÏÉÏ ÚÍÓØÔ ÚÍÌ×ÈÙÏÓÖ ÔÈËÈ
ÒÌÕÊÌÈÔ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ ÈËÈÉ ÔÍÉÊ×ÈÑÈÒÏ ÌÏÙÏËÕ ËÍÊÈÊÈÓÈÉ
ÇÈÉÊ ÓÍÚÏ× ÎÏÉÊÊÏÞ
îÈÒÈÌÈÉ ÏÉÏ ÔÍÉàÕÚÈ ÔÍÉÈáÈÌËÈÉ ÙØÈÎØ ÔÍÎÕÑÍ ÇÈÉÊ ÑÏÙÍÚØÎ ÑÍÉÊÈÉ ÒÍÉÑÍËÈÎÈÉ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ
ÒÈÌÎÏÙÏÒÈÎÏÐ ØÉÎØË ÔÍÉØÌØÉËÈÉ ÌÏÙÏËÕ ÎÏÉÊËÈÎ ËÍÊÈÊÈÓÈÉ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÑÈÉ ÔÍÉÇÈâÏËÈÉ
ÙÎØÑÏ ËÈÙØÙ ÒÍÉÍÌÈÒÈÉ ÒÍÉÑÍËÈÎÈÉ ÏÉÏ ÎÍÌ×ÈÑÈÒ ÑØÈ ÛÜÝÜ ÇÈÉÊ ÈÑÈ ÑÏ ËÈáÈÙÈÉ ÒÍÌÑÍÙÈÈÉÞ îÈÑÈ
ÚÈÊÏÈÉ ÔÍÎÕÑÍïÈÒÓÏËÈÙÏ ÈËÈÉ ÑÏâÍÓÈÙËÈÉ ÎÍÉÎÈÉÊ ÓÈÎÈÌ ÚÍÓÈËÈÉÊ ÎÏÔÚØÓÉÇÈ ÔÍÎÕÑÍ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ
ÒÈÌÎÏÙÏÒÈÎÏÐÖ ÊÈÔÚÈÌÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÇÈÉÊ ÑÏ ÊØÉÈËÈÉÖ ÎÈ×ÈÒÈÉ ÑÈÓÈÔ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ
ÏÉÐÕÌÔÈÙÏÖ ÑÈÉ ÊÈÔÚÈÌÈÉ ÑÈÌÏ ÛÜÝÜ ÚÏÉÈÈÉÞ îÈÑÈ ÚÈÊÏÈÉ ×ÈÙÏÓ ÈËÈÉ ÑÏâÍÓÈÙËÈÉ ×ÈÙÏÓ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ
ÑÏ ÑØÈ ÛÜÝÜ ÎÍÌÙÍÚØÎÞ ðÈÊÏÈÉ ÒÍÔÚÈ×ÈÙÈÉ ÈËÈÉ ÔÍÉÑÏÙËØÙÏËÈÉ ÔÍÉÊÈÒÈ ×ÈÙÏÓ ÑÈÌÏ ÒÍÉÑÍËÈÎÈÉ
ÏÉÏ ÚÏÙÈ ÚÍÌÚÍÑÈ ÑÏ ÑØÈ ÛÜÝÜ ÑÈÉ ÎÍÌÈË×ÏÌ ÈÒÈ ÑÈÔÒÈË ÑÈÌÏ ×ÈÙÏÓ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ ÏÉÏÞ
B.
Metode/Aplikasi
1.
Kegagalan adopsi teknologi informasi
ÝÍÊÈÊÈÓÈÉ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÎÍÓÈ× ÔÍÉâÈÑÏ ÒÍÌ×ÈÎÏÈÉ ÒÈÌÈ ÒÍÉÍÓÏÎÏ ÑÈÉ ÒÌÈËÎÏÙÏÞ ßÈÓÈ×
ÙÈÎØ ËÍÌÈÉÊËÈ ÇÈÉÊ ÚÏÙÈ ÔÍÉâÍÓÈÙËÈÉ ÎÍÉÎÈÉÊ ËÍÊÈÊÈÓÈÉ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÈÑÈÓÈ× ËÍÌÈÉÊËÈ
echnology Acceptance ModelïòêÜåóÍÉËÈÉÎÍÙ &
ñ
äÈôÏÙÖ èõõõçÞ ßÍàÈÌÈ ÙÍÑÍÌ×ÈÉÈ ËÕÉÙÍÒ òêÜ ÏÉÏ
ÔÍÉÇÍÚØÎËÈÉ ÚÈ×áÈ ËÍÙØËÙÍÙÈÉ ÏÔÒÓÍÔÍÉÎÈÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÎÍÌÊÈÉÎØÉÊ ÒÈÑÈ ÑØÈ ÐÈËÎÕÌ ØÎÈÔÈ ÇÈÏÎØ
ÒÍÌÙÍÒÙÏ ËÍÔÈÉÐÈÈÎÈÉ ÑÈÉ ËÍÔØÑÈ×ÈÉ ÒÍÉÊÊØÉÈÈÉÞ êÌÎÏÉÇÈ ÒÍÔÈËÈÏ ×ÈÉÇÈ ÈËÈÉ ÔÈØ ÔÍÔÈËÈÏ
ÙØÈÎØ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ËÈÓÈØ ÔÍÉÊÈÉÊÊÈÒ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÎØ ÈËÈÉ ÔÍÔÚÈÉÎØ ÔÍÉÇÍÓÍÙÈÏËÈÉ ÒÍËÍÌâÈÈÉãÒÍã
ËÍÌâÈÈÉÉÇÈ ÑÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÔØÑÈ× ÑÏÊØÉÈËÈÉ åóÍÉËÈÉÎÍÙ
300
&
äÈôÏÙÖ èõõõçÞ
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
ö÷øùúû üýþ ÿøÿ ùú øø úù ÿùúûø ø ù
ÿù úø ø úø
ø úúû ÷ ûúø ø
ø ø ú ÿ ÿøÿ úø
ûúø
ù÷ùÿ
ø
úÿ ø
ú ø
ú ûø úøø
úù ú øø
÷ øÿÿ ÿøùúø ø
ø
ÿ ÿù
úø úù
ø
ÿøø ùú ÿø ÿ
ø ÿ üýþ ÿøÿ
úÿ ÿ ÿ ø÷ ùú ÿ
û÷ùúù
ùø ø
úø ø úø
ø
ø ÿ ÷ ø
úÿ ÿ ÿ ÷ ú úøú
ÿù ÷û ø
ùÿ
Bagan 1
Pengembangan Konsep TAM (TAM 2)
ûúø úø ø
÷øùúû üýþ ÿøÿ úû ù
ù øù ø
keinginan
voluntariness
úúø
menggunakan ø ûøø úøÿ kebiasaan menggunakan úø ø
kesukarelaan ø úø ø ø öúù ú ø úøÿ ù ÷ ø ùø
úø subjective norm ø÷ ùú ÿ ú ÷øú ù úø û
ûúøÿø
ùú ÿ
ú ø ûÿùÿûÿ
ùùø úøúÿ ú ø÷ ÷ ÿ ÿùÿûùÿ û ÿÿ ø ùú ÿ ûúø ùú ùúùú÷ø
ú ÷û÷
úø
ù ù û÷ùúù ÿ
úø
ú ÿø úø ø úúÿ ù ø ûÿ ÿø úø
ùú ÿ úø ø ø úøÿ ÿ
ùÿ ùÿ ø ÿ
ú ÿø ûúø ÿø ù ø
ÿÿøÿùÿùÿ ÷ ú
ûÿùÿûùÿ ù úú ø ú ÿ ûúøú ø ø
úø ù úÿ ÿ ÿ
ÿø ø ù
ú
ÿø ÷ ø úÿ
ûú ø ÿø
ùúùÿ
úø
ÿ úø
ú
ø
ÿø ú ùú
ûø úù ú ú øø ûù ûú ùøø û÷ öúø ÿ ûú
úù ú ø ùú ÿ ÷ ù ø
ûúøúûø û÷ ùú ú
ÿ ûúùúûùÿ
ú
ûúøø ûø
ú
ø úø
ÿø ÿøÿ
ûúÿ ø
ûÿ÷ ÿù û÷
ú øø ÿ ùûÿø
÷ ø
ø ø ø ûúùúûùÿ
ÿ úø
ú ÷
û ûúøÿø
ú úÿ
ù
úú
ùÿ ø
ù
úøø
ø ø úúû ÿøúúøùÿ ú ø÷ ÷ ÿ ÿø÷ùÿ
úø ø ø ûúøÿø
ÿ ø
ú ÿøÿù
ùùø
ø ùú ÿ ûúùø ÿøÿ úû ø
úù ÿ
ø
ú ÿ ø
÷øùúøùÿ û÷
Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi...
301
!"# $!%! &!'(" $)*&!+! ,)-.' /)$!%! $)" )%.!!" 0!*!"! $*!0!*!"!1 2!%! &!'(" /)%(! .".3 /!+.
-)*$)"%!$!& -!'4! ($!
! $)*-!./!" &!&! /),5,! (0!'! '!*(0 -)*!4!, %!*. /)0!%!*!" -!'4!
$)"#(0!'! 6787 +)+.,./. /)-(&('!" ("&(/ +)+$)*/(!& &!&! /),5,! !#!* ,)-.' 0.!$ +)"#'!%!$.
$)*&(+-('!" (0!'!"
!1 8)0!%!*!" .". $)"&."# ("&(/ +)"#'!%.*/!" /)0(/!*),!!" %!,!+
+)"9!,!"/!" $*5#*!+3 /!*)"! %!,!+ -!" !/ /!0(03 6787 +)")*.+! $*5#*!+3 !/!" &)&!$. &.%!/
+!( +)"##("!/!" 0):!*! -)*/),!"9(&!"1 8!*)"! .&(3 /!+. +)+!"%!"# -!'4! $)"%)/!&!"
$!*&.0.$!&.; +!+$( +)+-!"&( $*50)0 $)")*.+!!" %!" +)"##("!!" $*5#*!+ .". 0):!*! 0(/!*),!1
2.
Metode Pendampingan Partisipatif
7)&5%) $!*&.0.$!&.; +)*($!/!" 0(!&( +5%),
!"# -)*$(0!& $!%! +!"(0.! <
people centered=
%.+!"! $)")/!"!" %!*. +5%), .". !%!,!' $!%! ($! ! $)"."#/!&!" /(!,.&!0 %!" $!*&.0.$!0. 0):!*!
" !&! %!,!+ -)*-!#!. !0$)/ /)'.%($!" ("&(/ +)"%5*5"# &)*:.$&!" ! /)#.!&!" $*5%(/&.;
-)*".,!. &."##. <7(0,.+3 >??@=1 A!,!' 0!&( /)0!%!*!"
!"#
!"# ."#." %.+(":(,/!" %!,!+ $)"%)/!&!"
+5%), .". !%!,!' &.+-(," ! *!0! '!*#! %.*. %!" /)+!+$(!" $*.-!%. ("&(/ %!$!& &(*(& 0)*&! %!,!+
/)#.!&!" %!" +)" )%.!/!" ,."#/("#!"
!"# /5"%(0.; -!#. !/&(!,.0!0. $5&)"0. /'(0(0" ! -!#.
$)"#(0!'! 67871
2!*&.0.$!0. %!$!& 9(#! -)*!*&. -!'4! /),5+$5/ +)"#)"!, +!0!,!' +)*)/! 0)"%.*.3 +)"#/!9.
$.,.'!" +)*)/!3 +)+-(!& /)$(&(0!"3 %!" +)" ),)0!./!" +!0!,!'" !1 B!,!+ /5"&)/0 $*5#*!+
$)"#!-%.!" /!+.3 +!0 !*!/!& 0!0!*!"
!.&( 6787 +),!/(/!" ($! ! $!*&.0.$!0. .". 0)9!/ $*50)0
$)"#!+-.,!" /)$(&(0!" $)+.,.'!" $*5#*!+3 $),!/0!"!!"3 $)"#!+-.,!" +!";!!&3 %!" "!"&." !
%.'!*!$/!" !/!" 0!+$!. $!%! $*50)0 )C!,(!0.1 D!*!$!"" !3 %)"#!" $)"%!+$."#!"
$!*&.0.$!&.; .". +!+$( +)"(+-('/)+-!"#/!" ".,!. &!+-!' <
value added=
!"# -)*0.;!&
)/5"5+. 0)/!,.#(0
050.!, -(%! ! /'(0(0" ! %)"#!" +)+$)*/)"!,/!" ;("#0. %!" +!";!!& &)/"5,5#. .";5*+!0. -!#.
-.0".0 0):!*! -!./ %!" -)"!*1
3.
Langkah-langkah Pendampingan Partisipatif
E)*%!$!& -!" !/ &)/"./ %!" +)&5%) $)+-)*%! !!" 0):!*! $!*&.0.$!&.;3 "!+(" %)+./.!" 0&*!&)#.
%!0!*" ! !%!,!' 0!+!1 A):!*! #!*.0 -)0!*3 ,!"#/!'F,!"#/!' %!,!+ $)+-)*%! !!" +!0 !*!/!& 0):!*!
$!*&.0.$!&.;3 !%!,!'G H1 2)*(+(0!" /5"0)$ >1 2)" (0("!" +5%), I1 2*50)0 $)*)":!"!!" J1 2),!/0!F
"!!" #)*!/!" $)+-)*%! !!" K1 2)+!"&!(!" %!" $)".,!.!" '!0., $),!/0!"!!" L1 2)"#)+-!"#!"
$),)0&!*.!" #)*!/!" $)+-)*%! !!"<M2N3 >??>=
2*5#*!+ /!+. 0!"#!& -)*'(-("#!" %)"#!" /)&)*!+$.,!" %!" $)"#(!0!!" $)"##("!!"
&)/"5,5#. .";5*+!0.1 A)$)*&.
!"# &),!' %.$!$!*/!" %!,!+ $)"%!'(,(!"3 -!'4! $)*0)$0. /)+(%!'!"
$)"##("!!" %!" /)+!";!!&!" '!*(0 /.&! /)%)$!"/!" ("&(/ +) !/."/!" -!'4! $*5#*!+ /!+.
$)"&."# ("&(/ %.9!,!"/!" 0):!*! -)*/),!"9(&!" %)"#!" %!0!* /)0(/!*),!!"1 O,)' /!*)"! .&(3 /!+.
+)+(,!. %)"#!" +),!/(/!" $)"%)/!&!" $)"%!+$."#!" $!*&.0.$!&.;3 %.+!"! %!,!+ +)"9!,!"/!"
$*5#*!+ .".3 0)&),!' +)*)/! +)"%!$!&/!" &(&5*.!, !4!, ("&(/ +)"9!,!"/!" $*5#*!+ 0)-!#!. $*50)0
!"# %.0)$!/!&. 0)-!#!. $)"#)"!,!" /5"0)$ %!" +5%),3 /!+. /)+(%.!" +)+-)*./!" /)0)+$!&!"
/)$!%! +)*)/! ("&(/ +)"."#/!&/!" /)&)*!+$.,!" %!" /5+$)&)"0." ! ("&(/ &)*,.-!& %!,!+ $*50)0
$)" (0("!" ,!$5*!" /)(!"#!" %!" $)+!";!!&!" 4)-0.&) $)+!0!*!" 0)-!#!. -)"&(/ $),!/0!"!!"
#)*!/!" $)+-)*%! !!"1
302
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
PQRQS TUVWXTY ZXSQVWQ[QV \QV ZXV]RQ]QV ^QY]R ZX_TXS`QVaQV \Q_] ZXSQVbQQWQV Z_Ua_QSc
TQS] SXRQT[TQV ZXSQVWQ[QV YXdQ_Q
remote eTXV\QR] fQ_QT fQ[^g SXRQR[] WXTVURUa] ]VWX_VXWc TQ_XVQ
SX_XTQ SXRQT[TQV Z_UYXY ]VZ[W \QWQ YXdQ_Q UVR]VXc \QV YXdQ_Q `X_TQRQ TQS] f[aQ SXRQT[TQV
ZXV\QSZ]VaQV YXdQ_Q UbbR]VX \XVaQV TXS`QR] \[\[T `X_YQSQ SX_XTQ SXV\]YT[Y]TQV \QV
SXVa[_Q]TQV SQYQRQ^ hQVa \]^Q\QZ] \QV SXS`X_]TQV YUR[Y] YX`QaQ] ZXW[Vf[T RX`]^ RQVf[W `Qa]
SX_XTQ [VW[T SXRQT[TQV ^QR YX_[ZQ YXdQ_Q RX`]^ `Q]Ti PXVaQV ]VWXVY]WQY hQVa d[T[Zc YQSZQ] YQQW
]V] TX\[Q S]W_Q \QSZ]VaQV TQS] WXRQ^ `]YQ SXRQT[TQV ]VZ[W \QWQ \QV SXS`QdQ RQZU_QV TX[QVaQVc
SXYT]Z[V SQY]^ QTQV TQS] ZQVWQ[ \QV \QSZ]Va] WX_[Y SXVX_[Y YQSZQ] QT^]_ WQ^[V [VW[T
SXSQYW]TQV TX`X_RQVf[WQV Z_Ua_QS ]V]i
4.
Gambaran Teknologi Informasi
PQRQS SXVfQRQVTQV Z_Ua_QS ]V]c TQS] SXVaa[VQTQV `QVW[QV YUbWjQ_X kXVaXRURQQV lX[QVaQV
mnln oX_Y] piq hQVa \]TXS`QVaTQV URX^ rhVdU_X sUVY[RW]Va hQVa \] \QRQSVhQ SXS[QW `X`X_QZQ
SU\[R hQ]W[ epg rXW[Z nQYWX_ PQWQ ertmgu mVW[T YXWW]Va ]VbU_SQY] ]VYWQVY]c TU\X QT[Vc TUVWQTc
rvtlc fQ`QWQV \QV ZXfQ`QWc eqg lX[QVaQV elwmgu mVW[T SXVdQWQWQW Z][WQVac `[TW] TQY SQY[T
exlngc `[TW] TQY TXR[Q_ exllgc ZXS`XR]QV ZX_YX\]QQVc \QV S[WQY] `QVTc \QV eygzT[VWQVY] ezltgu
nXRQT[TQV ZXVa]Y]QV YQR\U QjQRc SXRQT[TQV f[_VQR [S[Sc ZUYW]Vac RQZU_QV TX[QVaQVc \QV `[T[
`QVW[i
zZR]TQY] YUbWjQ_X ZXVaXRURQQV TX[QVaQV mnln ]V] `X_`QY]Y jX` hQVa SQVQ [VW[T
SXVfQRQVTQV QZR]TQY] `]YQ \] SQVQ YQfQ TQ_XVQ SXVaa[VQTQV ]VWX_VXW YX`QaQ] fQR[_ TUS[V]TQY]
\QWQVhQi PXVaQV QZR]TQY] ]V] ZXVaa[VQ `]YQ SXVdQWQW \QWQ [QVa SQY[Tc [QVa TXR[Q_c ^[WQVa Z][WQVac
S[WQY] `QVTc SXVhQf]TQV RQZU_QV TX[QVaQV rzl \QV `[T[ `QVW[i
rX\QVaTQV [VW[T jX`Y]WX ZXSQYQ_QVc TQS] SXVa]VWX_{XVY] Z_Ua_QS \XVaQV SXRQT[TQV
ZXS`[QWQV SQYWX_ jX`Y]WX hQVa TXS[\]QV `]YQ \]
update \XVaQV ]VbU_SQY] WX_`Q_[ \QV \]RQT[TQV
URX^ SX_XTQ YXdQ_Q SQV\]_]i rXdQ_Q `X_TQRQ TQS] f[aQ SXVa]VaQWTQV SX_XTQ [VW[T SXS`[TQ
jX`Y]WX \XVaQV W[f[QV [VW[T SXV]VaTQWTQV _QW]Va ZXVdQ_]QV \QRQS SXY]V ZXVdQ_] e
5.
search enginegi
Gambaran UMKM
mnln S]W_Q \QSZ]VaQV TQS] SX_[ZQTQV mnln hQVa `X_aX_QT \QRQS ]V\[YW_] SX[`XR
\QV ^QV\hd_QbW `X_`Q^QV \QYQ_ TQh[ hQVa TX\[QVhQ WX_RXWQT \] YXVW_Q ]V\[YW_] SX`XR \QV TQh[ \]
kQfQVaQV xQVW[Ri lX\[Q S]W_Qc SXYT] YXfXV]Yc SXS]R]T] TQ_QTWX_ hQVa `X_`X\Qc `Q]T \Q_] TQ_hQ|
Z_U\[Tc {UR[SXc ZQYQ_c SQ[Z[V \Q_] Y]Y] WQWQ TXRURQc TQ_QTWX_
buyerc
\QV SXTQV]YSX f[QR `XR]i
}QS[V TX\[Q S]W_Q ]V] YXS[QVhQ SXRQhQV] ZXS`XR]QV Z_U\[T \XVaQV YTXSQ XTYZU_ \XVaQV
VXaQ_Q W[f[QV YQVaQW `X_{Q_]QY]c QVWQ_Q RQ]V xXRQV\Qc z[YW_QR]Qc ~X_SQVc zb_]TQ rXRQWQVc \QV kX_QVd]Yi
lXa]QWQV [WQSQ \Q_] TX\[Q S]W_Q ^QSZ]_ YXfXV]Yc hQ]W[ SXRQT[TQV TXa]QWQV b]V]Y^]Va \Q_]
`Q_QVa YXWXVaQ^ fQ\] SXVfQ\] `Q_QVa fQ\] hQVa Y]QZ XTYZU_ QWQ[ SXVfQ\] `Q_QVa ^QSZ]_ fQ\]i QSZ]_
fQ\] SQTY[\VhQc TQ_XVQ Z_UYXY ZXVa]_]SQV hQVa _XRQW]b d[T[Z RQSQc `]QYQVhQ `Q_QVa QTQV `X_XY]TU
WX_TXVQ fQS[_c TQh[ ZXdQ^ SQ[Z[V TUV\]Y]TUV\]Y] RQ]V YX^]VaaQ YQSZQ] \] WXSZQW W[f[QV SQY]^
ZX_R[ \]Z_UYXY QT^]_ b]V]Y^]Vai
z\QZ[V ZX_`X\QQV TQ_QTWX_]Y]W]T QVWQ_ TX\[QVhQ Q\QRQ^c YQW[ S]W_Q S[_V] SXVX_]SQ \QV
SXVaX_fQTQV ZXYQVQV \Q_] R[Q_ VXaX_] eYX`QaQ] Y[` TUVW_QTWU_gc \XVaQV \XYQ]V \Q_] ZXSXYQVc
YX^]VaaQ SX_XTQ W]\QT SXS]R]T] ^QT d]ZWQ QWQY TQ_hQ WX_YX`[Wi rX\QVaTQV S]W_Q RQ]VVhQ RX`]^ `QVhQT
Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi...
303
respon rate
C.
Hasil
¢
¡
£
¨
¤¥¦§
¨
¤¥¦§ £
©
¡
¢
¢
©
ª
¢ ¢
D.
Pembahasan
¡ ©
©
©
304
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
«¬®¯° ±²³´¬´ µ°®³¶·¸³«¯¹°¸®´° º»¯«³µ°¹°¹¶²®¼½ ¾¿¿¾ÀÁ »¬Â®®¹ µ¬¹¶®¹ ¼¬³²° ¬Ã¼¬¹µ¬µ ÄÅÆ Ç®¹¶
«¬°È®¼¸®¹ É®¸¼³² ʳ¯¹¼®²°´« ´¬È®¶®° ´®®Ë ´®¼¯ ´¯È¬̼°Ê¬ ¹³²« Ç®¹¶ Ë®²¯´ ¼¬²È¬¹¼¯¸ ¯¹¼¯¸
«¬¹µ³²³¹¶ °¹¼¬¹¼°³¹ ¼³ ¯´¬ µ®¹ ¯´®¶¬ Ȭˮʰ³²½ ±²³´¬´ ±¬«È¬²µ®Ç®®¹ «¬²¯±®¸®¹ ´¬È¯®Ë ±²³´¬´
Ç®¹¶ ´¬È®¹¶¯¹ µ¬¹¶®¹ ¼¬³²° ±¬¹¬²°«®®¹ ¼¬¸¹³³¶° ºÄÅÆÀ½ µ°«®¹® ®¶®² °¹µ°Ê°µ¯ ¼¬²«³¼°Ê®´°½ «®¯
«¬²¬´±³¹ ´¼°«¯¯´ Ç®¹¶ µ°È¬²°¸®¹½ ´¬È¬¯«¹Ç® Ë®²¯´ «¬«°°¸° ¸¬Ç®¸°¹®¹ ¼¬²Ë®µ®± ¸¬«¯µ®Ë®¹
±¬¹¶¶¯¹®®¹ µ®¹ ¸¬«®¹É®®¼®¹½ ´¬Ë°¹¶¶® «¬«°Ì¯ ¸¬´¯¸®²¬®®¹ µ®®« «¬¹Ì®±®° ¸¬È¬²µ®Ç®®¹¹Ç®Á
Ƭ´¸°±¯¹ ¸¬µ¯® ¼¬³²° ®Ë°² µ®²° ±¬²´±¬¸¼°É µ®¹ ´¼¯µ° ¬«±°²°´ Ç®¹¶ Ȭ²È¬µ®½ ¹®«¯¹ µ®®«
¸³¹¼¬¸´ ¸¬¶°®¼®¹ ±¬¹¶®Èµ°®¹ «®´Ç®²®¸®¼ Ȭ²È®´°´ ¼¬¸¹³³¶° °¹É³²«®´° Ç®¹¶ ´¬µ®¹¶ ¸®«° ¸¬«È®¹¶Í
¸®¹ °¹°½ ¸¬µ¯® ¼¬³²° °¹° ´®°¹¶ «¬¬¹¶¸®±° µ®¹ ´®¹¶®¼ ´¬´¯®° µ¬¹¶®¹ ¸³¹µ°´° ®¸¼¯® Ç®¹¶ ®µ® µ°
®±®¹¶®¹Á άȬ²®±® ¸³¹µ°´° ¼¬²´¬¹µ®¼¹Ç® ²¬´±³¹ «¬²¬¸® ¼¬²Ë®µ®± Ë®µ°²¹Ç® Ϭȴ°¼¬ ±¬«®´®²®¹½
«°´®¹Ç®½ «¬²¯±®¸®¹ ȯ¸¼° ¹Ç®¼® È®ËÏ® «¬²¬¸® «®´°Ë «¬¹Ç®¹¶´°¸®¹ ®±®¸®Ë ¼¬¸¹³³¶° ¼¬²´¬È¯¼
Ȭ¹®² «®«±¯ «¬²¬¸® ®®¹¸®¹ µ®¹ «¬¹µ®¼®¹¶¸®¹ ¸¬¯¹¼¯¹¶®¹ È®¶° È°´¹°´¹Ç®Á Ų¼°¹Ç®½ µ®®«
±²³´¬´ ¼¬²´¬È¯¼½ ¸¬Ç®¸°¹®¹ ¼¬²Ë®µ®± ¸¬«¯µ®Ë®¹ ±¬¹¶¶¯¹®®¹ µ®¹ ¸¬«®¹É®®¼®¹ Ç®¹¶ Ȭ¯« ¼¬²Ì°±¼®½
«¬²¯±®¸®¹ ´®®Ë ´®¼¯ É®¸¼³² ±¬¹¶Ë®«È®¼ «¯¹Ì¯¹Ç® ¸¬´¯¸®²¬®®¹ µ®®« «¬¹¶¶¯¹®¸®¹Á Ю®«
´¯µ¯¼ ±®¹µ®¹¶ ±¬«È¬²µ®Ç®®¹½ È°´® µ°¸®¼®¸®¹ ®µ® ±²³´¬´ ´¼°«¯¯´ µ®¹ ±¬«È¬²°®¹ «³¼°Ê®´° Ç®¹¶
Ȭ¯« ̯¸¯± Ȭ²Ë®´° Ç®¹¶ «¬«È¯®¼ «°¼²® È°¹®®¹ «®¯ «¬¹¶®µ®±¼®´° µ®¹ «¬¹¶¶¯¹®¸®¹¹Ç®
´¬È®¶®° ®®¼ ¯¹¼¯¸ «¬¹°¹¶¸®¼¸®¹ ¸¬È¬²µ®Ç®®¹ «¬²¬¸®Á
ѳ¹µ°´° ´¬È®°¸¹Ç® «¯¹Ì¯ µ®®« «¬¹µ³²³¹¶ ±²³¶²®« ±¬¹Ç¯´¯¹®¹ ®±³²®¹ ¸¬¯®¹¶®¹ Ȭ²È®´°´
Ϭȴ°¼¬½ µ°«®¹® «°¼²® ´¬È®¶®° ±¬¹¶¯´®Ë® Ç®¹¶ µ®®« ±²³´¬´ ®Ï®¹Ç® ´¯µ®Ë «¬¹Ç¬±®¸®¼° ´¬Ì®²®
´¯¸®²¬® µ®¹ «¬¹Ç®µ®²° ±¬¹¼°¹¶¹Ç® ¸¬È¬²®µ®®¹ ®±³²®¹ ¸¬¯®¹¶®¹ ´¬Ì®²® ±¬²°³µ°¸ È®¶° ´¯®¼¯ ¯´®Ë®½
«¬Ç®¸°¹° È®ËÏ® ®µ® ¸¬«®¹É®®¼®¹½ µ®¹ ±®´Ì® ±²³´¬´ ±¬¹µ®«±°¹¶®¹ ¼¬®Ë ´¬«®¸°¹ µ°Ç®¸°¹¸®¹
È®ËÏ® ¼¬¸¹³³¶° ȯ¸®¹ ´¬´¯®¼¯ Ç®¹¶ ´¯°¼ µ®¹ «®Ë®½ ´¬Ë°¹¶¶® ²¬±³¹ ¼¬²Ë®µ®± ¯±®Ç® ±¬«È¬²µ®Ç®®¹
«¬¹µ®±®¼¸®¹ ¯«±®¹ È®°¸ Ç®¹¶ ̯¸¯± È®°¸Á Ò¬¹³«¬¹® °¹° ¼¬²Â®µ° ´®®Ë ´®¼¯¹Ç® µ°µ®´®²° ±®µ®
¸³¹µ°´° ¬«±°²°´ µ°«®¹® ±®µ® ´®®¼ ±¬¹¶¯´®Ë® «¬«È¯¼¯Ë¸®¹ ¼®«È®Ë®¹ «³µ® µ®²° ¬«È®¶®
±¬«È°®Ç®®¹½ ´®¼¯ ´Ç®²®¼ Ç®¹¶ Ë®²¯´ ¼¬²±¬¹¯Ë° ®µ®®Ë ¸¬È¬²®µ®®¹ ®±³²®¹ ¸¬¯®¹¶®¹ ´¬Ì®²® ±¬²°³µ°¸Á
»¬«¬¹¼®²®½ «¬´¸°±¯¹ ¼°µ®¸ È°´® µ°±¬²È®¹µ°¹¶¸®¹ ´¬Ì®²® ´¬¼®²®½ ¯²¶¬¹´° «¬®¸¯¸®¹ ¸¬¶°®¼®¹
±¬«®´®²®¹ Ê°® Ϭȴ°¼¬ «®´°Ë «¬²¬¸® ±¬²¼®¹Ç®¸®¹ ¸®²¬¹®
¸¬
workshop
µ°È®¹µ°¹¶¸®¹ µ¬¹¶®¹ «¬°Ë®¼
buyer ¯®² ¹¬¶¬²° «®´°Ë ¬È°Ë ´¯¸® µ®¼®¹¶
websiteÁ
Ƭ¹¯²¯¼ ¸®«°½ ¸¬µ¯® ɬ¹³«¬¹® µ°®¼®´ ̯¸¯± «¬«±¬²°Ë®¼¸®¹ È®ËÏ® «¬´¸°±¯¹ µ®®« ±²³´¬´
±¬²¬¹Ì®¹®®¹ Ç®¹¶ «¬«®¹¶ ¬È°Ë µ°µ³«°¹®´° ³¬Ë ±¬²®¹ ¸®«° ´¬È®¶®° ±¬¹¶®Èµ°½ ±¬²®¹ ²¬Ê°¬Ï¬²
´¬È®¶®° ±¬¹¬¹¼¯ ¸¬®Ç®¸®¹ ±¬¹µ®¹®®¹ ¯´¯®¹ ±²³¶²®« ±¬¹¶®Èµ°®¹½ ¸³¹µ°´° ±´°¸³³¶° «®´Ç®²®¸®¼
´®´®²®¹ ´¬È®¶®° ±¬¹¬²°«® ±²³¶²®« ¯¶® Ë®²¯´ µ°±¬²¼°«È®¹¶¸®¹ µ¬¹¶®¹ ¬È°Ë ̬²«®¼ ®¶®² ¯«±®¹
È®°¸ ¼¬²Ë®µ®± ±²³¶²®« Ç®¹¶ µ°°¹°´°®´°¸®¹ «¬«°°¸° ¹°®° ±³´°¼°É È®¶° ´¬«¯® ±°Ë®¸Á ή¹Ç®¸ ɬ¹³«¬¹®
Ç®¹¶ ´¬²°¹¶¸®° «¬¹¯²¯¼ ´¯µ¯¼ ±®¹µ®¹¶ ¸°¼® µ®¹ ¯¶® µ°Ç®¸°¹° Ȭ²®¸¯ ´¬Ì®²® ¯«¯«½ ±®´¼° ®¸®¹
«¬¹¶Ë®´°¸®¹ ²¬´±³¹ Ç®¹¶ ¸¯²®¹¶ ¬È°Ë ´®«®½ ¼¬²¹Ç®¼® µ®®« °«±¬«¬¹¼®´° ¸¬¶°®¼®¹ ±¬¹¶®Èµ°®¹
È®¶° ±¬«È¬²µ®Ç®®¹ «®´Ç®²®¸®¼ ¼°µ®¸ ´¬®¯ ´¬´¯®° µ¬¹¶®¹ Ë®²®±®¹ µ®¹ ¼¯Â¯®¹ ±²³¶²®«½ ¸®²¬¹®
°¼¯ ´®¼¯
lesson learn Ç®¹¶ µ®±®¼ µ°±¬²³¬Ë µ®²° ¸¬¶°®¼®¹ °¹° ¸Ë¯´¯´¹Ç® µ®®« ¸³¹¼¬¸´ ±¬¹¶¶¯¹®®¹
¼¬¸¹³³¶° °¹É³²«®´°½ °«±¬«¬¹¼®´° ±²³¶²®« Ë®²¯´ ¯¶® «¬«±¬²Ë°¼¯¹¶¸®¹ ±¬¹¶¬³®®¹ ±¬²´¬±´°
¸¬«¯µ®Ë®¹ ±¬¹¶¶¯¹®®¹ µ®¹ ¸¬«®¹É®®¼®¹½ Ç®¹¶ ¹®¹¼°¹Ç® µ°Ë®²®±¸®¹ ®¸®¹ «¬«¯¹Ì¯¸®¹
voluntarism
Ç®¹¶ «¬¹µ³²³¹¶
intention to use
µ®¹
usage behaviorÁ
Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi...
305
E.
Dampak
ÓÔÕÖ×ÕØÙÚÙÛØ ÖÔÜØÙÚÚ×ÙÚØÙ ÝØÞØß ßÔÙÚÚ×ÙØÖØÙ ÝØÙ àÔÕáÙâÔÕØÖãá ÝÔÙÚØÙ âÔÖÙäÞäÚá
áÙåäÕßØãá ßÔÕ×æØÖØÙ ÝØßæØÖ ÛØÙÚ ãÔÜØÕØ ÙÛØâØ çÔÞØã âÔÕÞáèØâ ÝØÞØß ÖÔÚáØâØÙ áÙáé êÖâáëáâØã Õ×âáÙ
ÛØÙÚ
ÝáÞØÖ×ÖØÙ äÞÔè ãâØå ØÝßáÙáãâÕØãá ÖÔ×ØÙÚØÙ ×Ùâ×Ö ßÔÙÚáÙæ×â ÝØâØ âÕØÙãØÖãáì àÔÕáÖ×â
ÖÔâÔÕØßæáÞØÙ ÝØÙ æÔßØèØßØÙ ÛØÙÚ ßÔßØÝØá âÔÕèØÝØæ ØÖâáëáâØã æÔÙØâØÞØÖãØÙØØÙ ØÝßáÙáãâÕØãá
ÖÔ×ØÙÚØÙ ßÔÙçØÝá ãØÞØè ãØâ× áãÛØÕØâ æäãáâáå ÖÔàÔÕèØãáÞØÙ æÕäÚÕØß áÙáé í×Ö×ÙÚØÙ ÝØÕá æÔÙÚ×ãØèØ
ãÔÖØÞáÚ×ã æÔßáÞáÖ âÔÕèØÝØæ ØÖâáëáâØã áÙá ç×ÚØ ßÔÙ×Ùç×ÖÖØÙ àØèîØ ßÔÕÔÖØ âÔÞØè ßÔÙÛØÝØÕá ×ÕÚÔÙãá
ÖÔàÔÕØÝØØÙ ÞØæäÕØÙ ÖÔ×ØÙÚØÙ ÛØÙÚ Ýáã×ã×Ù ãÔÜØÕØ æÔÕáäÝáÖ ÝØÙ àÔÕÖÔÞØÙç×âØÙé
íá ãáãá ÞØáÙì ßØãáè æÔÕÞ× ÝáÞØÖ×ÖØÙ ãâáß×ÞØãá âÔÕÖØáâ æÔÙÚÚ×ÙØØÙ îÔàãáâÔ æÔßØãØÕØÙ ÝÔÙÚØÙ
ÞÔàáè ßÔÙáÙÚÖØâÖØÙ ×æØÛØ æÔÙÝØßæáÙÚØÙ ÝØÙ Öäß×ÙáÖØãá ÛØÙÚ áÙâÔÙã ØÚØÕ ßáâÕØ ÝØßæáÙÚØÙ
ßØ× ßÔÞØÙÚÖØè ÝØÙ ßÔÞØÖ×ÖØÙ ÞäßæØâØÙ ãâÕØâÔÚá æÔßØãØÕØÙ ßÔÞØÞ×á îÔàãáâÔ ÛØÙÚ ãØßæØá ÝÔÙÚØÙ
ãØØâ áÙá ßØãáè àÔÞ×ß ÝáÛØÖáÙá ãÔàØÚØá ã×Øâ× ØÞØâ ÛØÙÚ Ü×Ö×æ èØÙÝØÞ ÝØÞØß ßÔÙÔÕäàäã æØãØÕ áÙâÔÕï
ÙØãáäÙØÞ ÛØÙÚ ÞÔàáè Þ×Øãé ðØß×Ùì ßØãáè Ö×ÕØÙÚÙÛØ ÕÔãæäÙ âÔÕèØÝØæ æÕäÚÕØß áÙá ç×ÚØ ãØÙÚØâ Ýáï
narimo ing pandum yang masih sangat kuat, sehingga rasa cukup mereka
tidak mampu menggerakkan motivasi untuk meraih sesuatu yang lebih luas yang mungkin menurut
kami sebagai tim pengabdi sekaligus pendamping sangat penting untuk dikejar, namun ternyata
bagi mereka tidak perlu karena mereka telah merasa cukup.
æÔÙÚØÕ×èá äÞÔè ãáÖØæ
F.
Penutup
Kesukarelaan merupakan hal kunci yang perlu dipastikan sebelum memulai kegiatan pengabdian masyarakat. Tanpa adanya kesukarelaan, program hanya akan berhenti pada saat dimana
kegiatan pendampingan berakhir. Padahal, tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah agar kegiatan
dapat dilanjutkan pada waktu mendatang meskipun tanpa didampingi tim pengabdi. Terlebih
dengan program yang melibatkan teknologi informasi, persepsi kemudahan penggunaan dan
kemanfaatan merupakan faktor yang sangat penting.
Metode pendampingan yang bersifat partisipatif cukup membantu kami sebagai tim dalam
mendukung keberhasilan khususnya pada program yang melibatkan teknologi informasi. Hal ini
penting karena persepsi penggunaan teknologi informasi yang sulit dan mahal seringkali masih
menjadi hambatan. Pemilihan metode ini menjadi sangat relevan dan sejauh ini memberikan hasil
yang cukup memuaskan.
G.
Ucapan Terimakasih
Dalam kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah memberikan kepercayaan dan memfasilitasi kegiatan
pengabdian masyarakat ini. Berikutnya kepada LP3M Universitas Janabadra, LPPM Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta dan LPPM Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa yang telah
memberikan personel yang kompeten danbergabung menjadi tim yang solid dan kompak, sehingga
mampu menyelesaikan tugas pengabdian ini dengan baik.
306
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
I.
Referensi
ñòóô õö ÷ö øùúúùô ûüýþüÿ ü
ó
ü
þô ñ
ùùö ü
òüÿ ü
ÿ
û
ÿ
þ
ü
ò
þ ý
þ
ö óô
ÿ òüÿ ü
þö
Aplikasia
Sosiologi Pemerintahan. Dari Perspektif Pelayanan, Pemberdayaan,Interaksi,
dan Sistem Kepemimpinan Pemerintahan. þ ñ ü ö
ô ñö
ö
ö
ÿô ÷ö øùúúô õüüÿ üö òü ü þ ò þ ý þ
Jurnal Aplikasi Ilmuilmu Agama VIII øùô úö
û
þô
øùú ú ö
ö øùúúùö Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. þ
!ü þüô !öô & õ " ô #ö øùúúúö ÷ ü þ $%þü þ ü ü
# & þ # ü ûþ üö Management Science, 46øùô ùú'ö
üýþ ü
÷
Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi...
ÿü
ö
ü
307
Inisiasi Pendirian Kantin Berbasis Food Safety di Kompleks
Pendidikan Pondok Imam Syuhodo
Blimbing Wonorejo Polokarto Sukoharjo
Sunarti1
Nina Salamah2
1. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan
2.Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
Intisari
Latar Belakang: Keamanan pangan atau food safety saat ini telah menjadi topik yang sedang hangat
dibicarakan. Banyak penelitian menemukan hal yang mengejutkan yaitu ditemukannya bahan-bahan
berbahaya dalam makanan terutama makanan jajanan yang bidikan konsumennya adalah anak-anak.
Balai PO M Sukoharjo selama tahun 2014 dengan 856 sampel didapatkan 5 % makanan jajanan
mengandung bahan kimia berbahaya. Bahan-bahan tersebut yaitu Formalin, Borax, dan pewarna
tekstil yang berbahaya bagi kesehatan. Dampak dari konsumsi pangan yang berbahaya selain kerusakan
organ yang sifatnya akut maupun kronis seperti kerusakan organ ginja dan liver serta memicu timbulnya
sel sel kanker di usia yang lebih dini.
Tujuan pengabdian ini adalah menginisiasi munculnya kantin sekolah berbasis food safety untuk
pencegahan dan penanggulangan tercemarnya pangan jajanan anak sekolah oleh bahan-bahan yang
berbahaya.
M etode yang dipakai dalam pengabdian ini yaitu berupa pendampingan terhadap berdirinya kantin
berbasis food safety di lingkungan sekolah M uhammadiyah Blimbing dengan mengambil 2 sekolah
untuk percontohan. Pemberian bantuan peralatan dan perlengkapan kantin yang aman untuk kesehatan
juga akan di berikan untuk menstimulasi gerakan kantin sekolah berbasis Food safety . Selain itu
upaya pendidikan gizi dan cara pengolahan pangan yang aman akan diberikan pada pengabdian ini.
Hasil: M eningkatnya pengetahuan pengelola kantin dan guru-guru tentang gizi anak sekolah dan
keamanan pangan anak sekolah. Terjadi perubahan tata kelola kantin dengan menyajikan makanan
sehat dan penggantian alat makan yang memenuhi syarat kesehatan.
Key word: food safety, pangan jajanan anak sekolah, kantin sekolah
Latar Belakang
()*+*,*, -*,.*, */*0 food safety 1**/ 2,2 /)3*4 +),5*62 /7-28 9*,. 1)6*,. 4*,.*/ 62:2;*<*8*,=
>*,9*8 -),)32/2*, +),)+08*, 4*3 9*,. +),.)50/8*, 9*2/0 62/)+08*,,9* :*4*,?:*4*, :)<:*4*9*
6*3*+ +*8*,*,@ /)<0/*+* +*8*,*, 5*5*,*, 9*,. :2628*, 87,10+),,9* *6*3*4 *,*8?*,*8=
A),)32/2*, 62 8037, -<7.7 62/)+08*, B -)<1), -*,.*, 5*5*,*, *,*8 1)873*4 +),.*,60,. -),.*C)/
17620+ :),17*/ 6*, *1*+ 17<:*/ DEF@ GH +),.*,60,. -)+*,21 1283*+*/@ I -)<1), +),.*,60,.
:7<*J 6*, KH +),.*,60,. L7<+*32,=
308
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
MNOPQP RPSTU VWXY Z[ [\] MT^_SP`a_ RNOPS QNQN`b^cP cNaTQOPS QP^PUPU aPaPUPU cN^_OPS
dPU dbRNQT^PU ef aPaPUPU PUP^ cN^_OPS db MT^_SP`a_ QNUgPUdTUg hPSPU RPQhPSPU QP^PUPU
hN`hPSPiPj ZPSPU hN`hPiP iPUg dbRNQT^PU PURP`P OPbU k_`QPObUl Z_`Pml dPU nNoP`UP RN^cRbOj pdPnTU
aNUbc QP^PUPU iPUg dbnN`b^cP iPbRT qbO_^l RNQnT`Pl gTOPrgTOPl QbN hP^c_ dOOj
Gambar 1: Jenis-jenis jajajan yang diperiksa oleh balai POM Sukoharjo
Sumber: (Depkes Sukoharjo, 2014).
M_OTcb TURT^ QNUiNOPQPR^PU PUP^ dbdb^ dP`b QP^PUPU aPaPUPU iPUg RbdP^ cNSPR PdPOPS dNUgPU
QNQhTPR ^PURbU cN^_OPS dNUgPU QNUiNdbP^PU QP^PUPU iPUg cNSPR dPU PQPUj p^PU RNRPnbl ^P`NUP
RbUg^PR nNUgNRPSTPU nNUgNO_OP ^PURbU iPUg ^T`PUg cNSbUggP ^PURbU cN^_OPS iPUg PdP hNOTQ
QNQNUTSb nN`ciP`PRPU cNhPgPb ^PURbU cN^_OPSj sb tPURbU Muv[ dPU Muvp wQPQ MiTS_d_ QPcbS
dbaTQnPb QP^PUPU aPaPUPU dNUgPU cPTc iPUg oP`UPUiP QNUq_O_^j ZPSPU iPUg cN`bUg dbqT`bgPb
nPdP cPTc iPbRT nNUggTUPPU xPR nNoP`UP RN^cRbO dPU nNUggTUPPU nNUgPoNR yPR`bTQ ZNUx_PR iPUg
hN`ONhbSPUj [NUggTUPPU yPR`bTQ ZNUx_PR iPUg hN`ONhbSPU dPnPR QNUiNhPh^PU ^N`PqTUPU z{_cP`bPl
|bUPRb [j {PSPiT VWW}~j NUbc cPTc bUb ab^P db^_UcTQcb cNqP`P RN`Tc QNUN`Tc QP^P P^PU QNQhPSPiPr
^PU ^NcNSPRPU cbcoPj NUbc QP^PUPU OPbU cNnN`Rb aNOOi dNUgPU oP`UP oP`Ub iPUg QNUq_O_^ aTgP QPcbS
dbaTQnPb nPdP ^PURbU RN`cNhTRj
[PdP nNUiPabPU QP^PUPUnTU QPcbS dbaTQnPb nNUggTUPPU ^N`RPc ^_`PU cNhPgPb POPR TURT^
QNQhTUg^Tc QP^PUPUj t_`PU QN`TnP^PU hPSPU iPUg RbdP^ OPiP^ TURT^ dbaPdb^PU hPSPU nNUiPabPU
QP^PUPU ^P`NUP qNQP`PU [h iPUg PdP nPdP ^N`RPc ^_`PU P^PU QNQhPSPiP^PU QP^PUPU RN`cNhTRj
pnPhbOP ^_`PU dbaPdb^PU RNQnPR nNUiPabPU QP^PUPU iPUg nPUPc dPU hN`ONQP^l QP^P P^PU ONhbS
QTdPS RN`aPdb nN`nbUdPSPU [h dP`b ^_`PU ^N QP^PUPUj [h QN`TnP^PU hPSPU qNQP`PU hN`hPSPiP
TURT^ QPUTcbP ^P`NUP dPnPR QNUiNhPh^PU ^N`TcP^PU _`gPU cNnN`Rbl gbUaPO dPU SPRb zyPbUgg_OPUl
Inisiasi Pendirian Kantin Berbasis Food Safety di Kompleks Pendidikan Pondok...
309
¡
¢
¡£¤¤ ¥
¢ ¦
§ ¢ §
§
¨£§
¦ ©
Metode
ª
¨ ¢ ª ª
¨« £§ ¬ ª
§ ©
Good Manufactoring Practise ©
© ©
Hasil dan Pembahasan
A.
Gambaran Umum Wilayah Pengabdian Masyarakat
® ¯§
§ °¯ °¯£ ±
§
310
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
²³
Ò³
´µ ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿
´µ ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ ¼º¹º À½·¸¿»¿ ºÁ·ùĹŠ´ÁĿƹ¸ µ¹À¹Â ¶·¸¹ºº¹»¼½½¹¸ ½¹ÅÇ ºÁÅÇÈ
ǷŹĹŠÀ¼ÀÉÁº full day school »ÁÅǹŠÃÁŽÁÆÁÅÇǹ¹¹Å º¹Ä¹Å¹Å »¼ ÀÁĿƹ¸³ ´µ ¼Å¼ ºÁÅÁºÃ¹É¼
ƹ¸¹Å ÀÁÆ·¹À ÊËË ºÌÍ »ÁÅǹŠηºÆ¹¸ À¼ÀϹ ÀÁļɹ ²ÐÊÀ¼ÀϹ »¹Å ηºÆ¹¸ Ƿ· ÉÁÉ¹Ã Ñ ¿Â¹Ådz
´¶Ó ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ Ô¿ÅÉÂÁÅ ¾º¹º ´½·¸¿»¿³
´¶Ó ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿ ºÁ·ùĹŠÆÁÕÁÆ ÉÁÂɼÅÇǼ ÎÁÅιÅÇ ÃÁÅ»¼»¼Ä¹Å ½¹ÅÇ
¹»¹ »¼ ֹϹ¸ Ź·ÅǹŠ½¹½¹À¹Å ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ »¼ »ÁÀ¹ ׿ſÂÁο³ ´ÁĿƹ¸ ¼Å¼ ºÁÅÁºÃ¹É¼
ɹŹ¸ ÀÁÆ·¹À ²Ë³ËËË ºÌ³ µÁÅǹŠηºÆ¹¸ À¼ÀϹ ÀÁֹŽ¹Ä ²ÊØ À¼ÀϹ³ ÄÁ¹ǹº¹Å º¹Ä¹Å¹Å ιιŹÅ
»¼ ÀÁĿƹ¸ ¼Å¼³
B.
Hasil Kegiatan Pengabdian
µ¹Æ¹º ÄÁǼ¹É¹Å ÃÁÅǹֻ¼¹Å ¼Å¼ »¼Æ¹Ä·Ä¹Å ÄÁǼ¹É¹Å ÃÂÁ ÉÁÀÉ »¹Å ÿÀÉ ÉÁÀÉ ÀÁÖÁÆ·º »¹Å ÀÁÀ·»¹¸
ÃÁƹÄÀ¹Å¹¹Å ÄÁǼ¹É¹Å³ Ù¹À¼Æ ÃÂÁ ÉÁÀÉ »¹Å ÿÀÉ ÉÁÀÉ »¼À¹Î¼Ä¹Å »¹Æ¹º ɹÖÁÆ ÖÁ¼ķÉÚ
B.1. Perubahan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Pemberian Intervensi
Tabel 1. Hasil Pre tets dan Post test pengetahuan peserta terhadap keamanan pangan
Paired Samples Statistics
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Pre
6,6
18
1,46082
,34432
Pos
8,5
18
1,09813
,25883
ÛÁ»¹À¹ÂĹŠɹÖÁÆ ÉÁÂÀÁÖ·É »¹Ã¹É »¼ÄÁɹ¸·¼ ¹»¹Å½¹ ÃÁżÅÇĹɹŠÃÁÅÇÁɹ¸·¹Å ÀÁÖÁÆ·º »¹Å
ÀÁÀ·»¹¸ ÃÁƹɼ¸¹Å³ ´ÁÖÁÆ·º ÃÁƹɼ¸¹Å żƹ¼ ÂÁ¹ɹ ÜÍÜ ÀÁÉÁƹ¸ ÃÁƹɼ¸¹Å żƹ¼ ºÁżÅÇÄ¹É ºÁÅι»¼
ÝÍس Ù¹Æ ¼Å¼ »¹Ã¹É »¼¼ÅÉÁÂÃÂÁɹÀ¼Ä¹Å Ö¹¸Ï¹ ÄÁǼ¹É¹Å ¼ÅÉÁÂÕÁÅÀ¼ ºÁƹƷ¼ ÃÁÅ»¼»¼Ä¹Å Ǽ޼ »¹Ã¹É
ºÁżÅÇĹÉĹŠÃÁÅÇÁɹ¸·¹Å À·ÖÎÁij
B.2. Perubahan Perilaku dalam Pengelolaan Makanan Sebelum dan Sesudah Pelatihan
ß·ÉÃ·É ÃÁƹɼ¸¹Å »¹Æ¹º Ĺ¼É¹ÅŽ¹ »ÁÅǹŠÃÁ·ֹ¸¹Å ÃÁ¼ƹķ »¹Ã¹É »¼ÎÁƹÀĹŠÀÁֹǹ¼ ÖÁ¼ķÉÚ
ÔÁ·ֹ¸¹Å ÃÁ¼ƹķ »¹Æ¹º Ĺ¼É¹ÅŽ¹ »ÁÅǹŠÃÁÅÇÁƿƹ¹Å º¹Ä¹Å¹Å »¼ ĹÅɼŠù»¹ ÄÁ »·¹
ÀÁĿƹ¸ ÉÁÂÀÁÖ·É À·»¹¸ º·Æ¹¼ ɹºÃ¹ÄÍ Ä¸·À·ÀŽ¹ »¼ ´µ ¶·¸¹ºº¹»¼½½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿³
ÔÁº¼Æ¼¸¹Å ºÁÅ· »¹Å ÃÁÅÇǷŹ¹Å ¹Æ¹É º¹Ä¹Å ½¹ÅÇ ÀÁ¸¹É À·»¹¸ º·Æ¹¼ »¼ÉÁ¹ÃĹŠ»¼ ´µ ÉÁÂÀÁַɳ
Ù¹Æ ¼Å¼ »¼ÀÁÖ¹ÖĹÅÍ Ä¹ÂÁŹ ÃÁÅÇÁƿƹ¹Å º¹Ä¹Å¹Å »¼ ´µ ¶·¸¹ºº¹»¼½½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿ ƹÅÇÀ·ÅÇ
»¼ÄÁÅ»¹Æ¼Ä¹Å »¼ ÀÁĿƹ¸ »¹Å ÿ»·ÄÀ¼ º¹Ä¹Å¹ÅŽ¹Ã·Å »¼ ÀÁĿƹ¸³ ´Á¸¼ÅÇǹ ÆÁÖ¼¸ º·»¹¸ ·ÅÉ·Ä
ºÁÅǹÃƼĹÀ¼Ä¹Å ¸¹À¼Æ ÃÁƹɼ¸¹Å³
´ÁºÁÅɹ¹ »¼ à¹ÅɼŠ´¶Ó ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿ º¹À¼¸ ÉÁÂÄÁÅ»¹Æ¹ ¿ÆÁ¸ ÉÁºÃ¹É
½¹ÅÇ Ä·Â¹ÅÇ ÂÁÃÂÁÀÁÅÉ¹É¼á »¹Å ֹŽ¹Å½¹ º¹Ä¹Å¹Å ιιŹŠ½¹ÅÇ ºÁ·ùĹŠɼɼùŠ»¹Â¼ ÃÁÅ»·»·Ä
ĹºÃ·Ådz ⹺·Å »Áº¼Ä¼¹ÅÍ ·ÅÉ·Ä º¹Ä¹Å¹Å ½¹ÅÇ Æ¹ÅÇÀ·ÅÇ »¼Ã¿»·ÄÀ¼ ¿ÆÁ¸ ĹÅɼŠÉÁÂÀÁÖ·É À·»¹¸
º·Æ¹¼ »¼Æ¹Ä·Ä¹Å ÃÁÂÖ¹¼Ä¹Å³ ÔÁÅÇǷŹ¹Å Ö¹¸¹Å ɹºÖ¹¸¹Å º¹Ä¹Å¹Å »¹Å Ö¹¸¹Å ÖÁÂÖ¹¸¹½¹ ɼ»¹Ä
»¼ÉÁº·¼ »¹Æ¹º º¹Ä¹Å¹Å ½¹ÅÇ »¼Î¹Î¹Ä¹Å »¼ à¹Åɼų
Inisiasi Pendirian Kantin Berbasis Food Safety di Kompleks Pendidikan Pondok...
311
Kesimpulan:
ãäåæçèçé êäéëçìíæéåçé èäîïçëçí ðçéèæé ñäðòóçï íäîóô ëæóçðôðçé ñäõçåçæ ôíçöç èäî÷ôøôëéöç
ðçéèæé õäîõçñæñ food ùafetyú
DAFTAR PUSTAKA
ûëçéåü ýþ ÿ ÿþ Penerapan HACCP di umah ùakitþ çðçóçï ëæñçìíçæðçé ëçóçì êäóçèæïçé ûê
ôéèôð êäèôåçñ ôìçï çðæèþ äìçîçéåþ
æéçñ ãäñäïçèçé ôðòïçîøòþ ÿ þ Penyuluhan Pangan Jajanan Anak ùekolah ùukoharjoú
òèò ûèìòøòü þ ÿ
þ Ilmu Kesehatan Masyarakatþ çðçîèçþ æéäðç æíèçþ
çæéååòóçéü êþ ôìæîçïü æçåæçéü ûþÿ ÿþ êäéåçîôï êäéöôóôïçé èäîïçëçí êäîæóçðô êäëçåçéå èäéèçéå
çïçöç êäéååôéççé ãäîèçñ ãòîçé äðçñ ñäõçåçæ ãäìçñçé òîäéåçé ëæ çäîçï ûñîçìç çøæ
äëçéþ Jurnalú ùúacúid þ
êîòæó äðòóçï ôïçììçëæöçï ìçì öôïòëòü ÿ þ
êîòæó äðòóçï óæìõæéå òéòîäøò ôðòïçîøòü ÿ þ
êîòæó äðòóçï û êòéèîäé ìçì öôïòëòü ÿ þ
òñçîæç ëçé çïçöôü êþ ÿ þ èôëæ ðäçìçéçé ëçé çöç æìíçé çõä äîçï åæóæéåþ Jurnalúeknol
dan Industri Panganú Vol xix no 1.
çîæöçïü þ çéëîç ä÷æü þ ÿ þ êäéååôéççé íäéåç÷äè ëçé íäìçéæñ õôçèçé íçëç íçéåçé
øçøçéçé çéçð ñäðòóçï ëæ ÷æóçöçï ðçõôíçèäé ãôóòé êîòåòþ þ Agritech. vol 33 no 2 Mei 2013þ
❆
312
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
I. Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata
II. Desa Wisata Bongo Provinsi Gorontalo
Title –Authorss 2
Sunarty Eraku1, Sri Maryati1*
1
Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas Matematika dan IPA,
Universitas Negeri Gorontalo, 96128
*Corresponding author: sri.maryati@ung.ac.id
Abstrak
Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu desa yang
dikembangkan menjadi desa wisata di Provinsi Gorontalo. Salah satu potensi yang dimiliki oleh Desa
Bongo adalah festival walima yang diselenggarakan dalam rangka memperingati M aulid N abi
M uhammad SAW. Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi, maka kegiatan dilaksanakan
bersinergi dengan mitra dan masyarakat. Demi terciptanya kemandirian masyarakat dan keberlanjutan
program, program kerja yang dilaksanakan bukan hanya program satu arah seperti pelatihan dan
penyuluhan, melainkan dilanjutkan dengan program pendampingan dalam implementasi penyuluhan/
pelatihan.Target Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan M asyarakat (KKN-PPM ) dengan
tema ‘Pendampingan M asyarakat Desa Wisata Bongo Provinsi Gorontalo M enuju M asyarakat Desa
Sadar Wisata’ ini adalah terciptanya masyarakat desa sadar wisata di Desa Wisata Bongo, Kecamatan
Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Hal tersebut dapat tercermin baik dalam
perilaku masyarakat maupun kondisi lingkungan di Desa Wisata Bongo yang telah siap menerima
wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung di Desa Wisata Bongo, Kecamatan
Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
meliputi penyuluhan dan pendampingan kepariwisataan dan desa wisata, penyuluhan dan pendampingan
kebersihan dan kerapian lingkungan, pelatihan dan pendampingan pembuatan dan pengelolaan media
promosi, pelatihan dan pendampingan pembuatan cinderamata dan oleh-oleh makanan khas.
Kata kunci : desa wisata, religi, budaya, sadar wisata
1.
PENDAHULUAN
!"#"$!! %%&"!' $(%&!')!' $&$! *+,*-. /!0! 10( 2%$" 34
)"'!5 6( 712368 19"'$" :'!5 !/(' ;<** 731=>2 19"'$" :'!5 ?!/(' ;<*;4;<*@A
;<*;8, >'(( 0!! :'!5 0!5!% B')! ;<*;A C(%5!/ #"$!!#!' D!') &('C(') 0" 19"'$"
:'!5 !0! !/(' ;<** $&!'D! E*,FFG !') D!') 0"" 0!" #"$!!#!' %!'H! ')!! *,EIE
!') 0!' #"$!!#!' 0%$" IE,F@F !') 761 19"'$" :'!5A ;<*;8, 0!')!' C(%5!/
#"$!!#!' D!') &('C(') 0" J!&( !' :'!5 !0! !/(' ;<** %'H! !" +;@-* !')
761 J!&( !' :'!5A ;<*-8, ='"$ !"#"$!! D!') 0! ! 0" 19"'$" :'!5 %5" ("
#"$!! 5")"A #"$!! &(0!D!A #"$!! !'!"A #"$!! &!#!/ 5!(A 0!' #"$!! /(!', 60!$!!' (!"!'
0" !!$A '"&($" $ !"#"$!! /!0! 1236 0!' C(%5!/ #"$!!#!' D!') &('C(') %!$"/
0! ! 0""')!!' %5!5(" &&!)!" )!%, !5!/ $!( 0" !'!! )!% D!') 0! ! 0"%4
&!')!' !0!5!/ %&'(!' 0!' ')%&!')!' 0$! #"$!!,
Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata ....
313
KLMN OPQRPS TLUNVNWNQ ONWXYNN ZNQWN[S TN\X]NWLQ ^P_PQWN`P VL_X]NaNQ MN`Nb MNWX YLMN
cNQR Y[aLV\NQRaNQ VLQdNY[ YLMN e[MNWN Y[ Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`Pg hLQ[M ]PWLQM[ cNQR Y[V[`[a[ P`Lb
KLMN OPQRP NYN`Nb iLMW[fN` eN`[VN cNQR Y[ML`LQRRN_NaNQ YN`NV _NQRaN VLV]L_[QRNW[ jNX`[Y kN\[
jXbNVVNY lmng KLMN n[MNWN oL`[R[ OPQRP VL_X]NaNQ P\cLa cNQR ]L_`X Y[`[QYXQR[ YNQ
Y[aXaXbaNQ ML\NRN[ aNeNMNQ `[QYXQR pUNRN_ \XYNcNq P`Lb ]LVL_[QWNb Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P YNQ
WL_WXNQR YN`NV _LQUNQN oZhjK Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P rNbXQ stusvstuw pZLV]_Pf ^P_PQWN`PS stusqg
x\ML_fNM[ Y[ KLMN n[MNWN OPQRP TLUNVNWNQ ONWXYNN ZNQWN[ TN\X]NWLQ ^P_PQWN`P Z_Pf[QM[
^P_PQWN`P VLQXQdXaaNQ NYNQcN \L_\NRN[ ]L_VNMN`NbNQ cNQR aX_NQR VLQYXaXQR aL\L_NYNNQ
KLMN OPQRP ML\NRN[ YLMN e[MNWNg ZL_VNMN`NbNQ WL_ML\XW NQWN_N `N[Q \L`XV MLVXN VNMcN_NaNW
VLQcNYN_[ ]PWLQM[ KLMN OPQRP ML\NRN[ YLMN e[MNWN MLb[QRRN ]L_[`NaX VNMcN_NaNW MNYN_ e[MNWN \L`XV
ML]LQXbQcN WL_\NQRXQS \L`XV WL_WNWNQcN MN_NQN ]_NMN_NQN e[MNWNS \L`XV NYNQcN dNMN ]LQYXaXQR
[QYXMW_[ ]N_[e[MNWNS \L`XV LiLaW[iQcN ]LVNQiNNWNQ VLY[N ]_PVPM[ \N[a ULWNa VNX]XQ PQ`[QL XQWXa
VLQRLQN`aNQ ]PWLQM[ e[MNWN cNQR Y[V[`[a[ KLMN OPQRPS VNMN`Nb aL\L_M[bNQ `[QRaXQRNQS VNMN`Nb
aL_N][NQ `[QRaXQRNQS VNMN`Nb aL[QYNbNQ `[QRaXQRNQS YNQ \L`XV P]W[VN`QcN ]LQRLV\NQRNQ
U[QYL_NVNWN YNQ P`LbvP`Lb VNaNQNQ abNM KLMN n[MNWN OPQRPg
Z_PR_NV TX`[Nb TL_dN kcNWN y ZLV\L`NdN_NQ ZLV\L_YNcNNQ jNMcN_NaNW pTTkvZZjq YLQRNQ
WLVN zZLQYNV][QRNQ jNMcN_NaNW KLMN n[MNWN OPQRP Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P jLQXdX jNMcN_NaNW KLMN
lNYN_ n[MNWN{ [Q[ VLV]XQcN[ WXdXNQ XVXV cN[WX VLV\LQWXa VNMcN_NaNW YLMN MNYN_ e[MNWN Y[
KLMN n[MNWN OPQRP Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`Pg lLYNQRaNQ WXdXNQ abXMXM YN_[ Z_PR_NV TX`[Nb TL_dN kcNWN
y ZLV\L`NdN_NQ ZLV\L_YNcNNQ jNMcN_NaNW pTTkvZZjq YLQRNQ WLVN zZLQYNV][QRNQ jNMcN_NaNW
KLMN n[MNWN OPQRPS Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P jLQXdX jNMcN_NaNW KLMN lNYN_ n[MNWN{ NYN`Nb WL_\LQWXaQcN
]L_[`NaX VNMcN_NaNW cNQR MNYN_ e[MNWN p_NVNbS \N[aS [QiP_VNW[iq| VLQ[QRaNWQcN aLMNYN_NQ
VNMcN_NaNW YN`NV bN` aL\L_M[bNQS aL_N][NQS aL[QYNbNQ YNQ ]LQNWNNQ `[QRaXQRNQ cNQR \L_M[b|
VNMcN_NaNW VNV]X VLV\XNW YNQ VLQRL`P`N VLY[N ]_PVPM[ e[MNWN ULWNa YNQ PQ`[QL| YNQ
VNMcN_NaNW YN]NW VLQU[]WNaNQ YNQ VLQRa_LNM[aNQ \L_\NRN[ U[QYL_NVNWN YNQ P`LbvP`Lb VNaNQNQ
abNM KLMN OPQRPg
2.
METODE
OL_YNMN_aNQ ]L_VNMN`NbNQ cNQR WL_[YLQW[i[aNM[S VNaN aLR[NWNQ cNQR Y[XMX`aNQ VL_X]NaNQ
aLR[NWNQ cNQR Y[`NaMNQNaNQ \L_M[QL_R[ YLQRNQ V[W_N YNQ VNMcN_NaNWg Z_PR_NV [Q[ VLQ[W[a\L_NWaNQ
]NYN ]LV\L_YNcNNQ VNMcN_NaNW MLWLV]NW MLb[QRRN YN]NW WL_U[]WN aLVNQY[_[NQ VNMcN_NaNW YNQ
aL\L_`NQdXWNQ ]_PR_NVg KLV[ WL_U[]WNQcN aLVNQY[_[NQ VNMcN_NaNW YNQ aL\L_`NQdXWNQ ]_PR_NVS
]_PR_NV aL_dN cNQR Y[`NaMNQNaNQ \XaNQ bNQcN ]_PR_NV MNWX N_Nb ML]L_W[ ]L`NW[bNQ YNQ ]LQcX`XbNQS
VL`N[QaNQ Y[`NQdXWaNQ YLQRNQ ]_PR_NV ]LQYNV][QRNQ YN`NV [V]`LVLQWNM[ ]LQcX`XbNQ}]L`NW[bNQg
TLR[NWNQvaLR[NWNQ cNQR Y[XMX`aNQ VL`[]XW[ ]LQcX`XbNQ YNQ ]LQYNV][QRNQ aL]N_[e[MNWNNQ YNQ
YLMN e[MNWNS ]LQcX`XbNQ YNQ ]LQYNV][QRNQ aL\L_M[bNQ YNQ aL_N][NQ `[QRaXQRNQS ]L`NW[bNQ YNQ
]LQYNV][QRNQ ]LV\XNWNQ YNQ ]LQRL`P`NNQ VLY[N ]_PVPM[ ]L`NW[bNQ YNQ ]LQYNV][QRNQ
]LV\XNWNQ U[QYL_NVNWN YNQ P`LbvP`Lb VNaNQNQ abNMg
Z_PR_NV TX`[Nb TL_dN kcNWN y ZLV\L`NdN_NQ ZLV\L_YNcNNQ jNMcN_NaNW pTTkvZZjq YLQRNQ
WLVN zZLQYNV][QRNQ jNMcN_NaNW KLMN n[MNWN OPQRP Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P jLQXdX jNMcN_NaNW KLMN
lNYN_ n[MNWN{ [Q[ Y[`NaMNQNaNQ \L_V[W_N YLQRNQ ]LVL_[QWNb KLMN OPQRPg KLQRNQ aLV[W_NNQ [Q[
VNaN ]L`NaMNQNNQ ]_PR_NV aL_dN YN]NW \L_dN`NQ YLQRNQ LiLaW[i YNQ Li[M[LQ YLQRNQ \NQWXNQ
314
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
~
~ ~
~
~ ¡ ~ ~ ~
~¢ ¢ ~ ¢
~ ~ ~~£ £ ~ ~
~ ~ ~ ~ ¢ ~
~ ~~£ £ ~ ~
~
¤ ~ ~
~~ ~~ £ ¤
£ £
3.
HASIL
~ ~ ¢
~ ~
~ ¡
~ ~ ~ ~ ~ ~
~ ~£ ~ £ ~
~¢ ¢ ~ ~
¢ ~ ~~ ¢ £ ~~ ¢
~ ~ ¢ ~
~¢ £ ¢ £ ~
¢ ¢ ~ ~ ¥ ¦ ~
§ ~ £ £ ¢ ¢
¢
Gambar 1. Kegiatan penyuluhan kepariwisataan dan desa wisata
Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata ....
315
¨©ª«©¬ ®¯°±²³²´¬° µ¯¶¯©·¸´¬° ¹¬° µ¯©¬®¸¬° ³¸°«µ²°«¬° ¹¸³¬º¬©¶¯³¬µ¬°«¸ ª³¯´ ¶¬°±¬µ°±¬
³¸°«µ²°«¬° ©²¬´ ¹¬° ®¬°º¬¸ ¹¬³¬ µª°¹¸·¸ µªºª©» º¸¹¬µ º¯©¬¼¬º ¹¬° º¸¹¬µ ©¬®¸½ ¾¯«¸¬º¬°
®¯°±²³²´¬° ¹¸³¬µ·¬°¬µ¬° ¹¸ ¾¬°ºª© ¿¯·¬ Àª°«ª ¹¸¸µ²º¸ ª³¯´ ¼¬©«¬» ºªµª´ ¬·±¬©¬µ¬º» ¹¬° ·¸·¼¬
·¯µª³¬´½ Á¬¶¬©  ¯°²°Ã²µµ¬° µ¯«¸¬º¬° ®¯°±²³²´¬° ¹¸ ¾¬°ºª© ¿¯·¬ ¹¬° Á¬¶¬© Ä ¯©²®¬µ¬°
µ¯«¸¬º¬° ¶¯©·¸´ ®¬°º¬¸ ·¯¶¬«¬¸ ³¬°Ã²º¬° ¹¬©¸ ®¯°±²³²´¬°½
Gambar 2. Kegiatan penyuluhan kebersihan dan kerapian lingkungan
Gambar 3. Kegiatan bersih pantai
¨¯°¸°«µ¬º¬° ò³¬´ µ²°Ã²°«¬° ¼¸·¬¼¬º¬° µ¯ ¿¯·¬ Àª°«ª ¹¬®¬º ¹¸«¯°Ãªº ¯³¬³²¸ ®©ªª·¸
¼¸·¬º¬½ ů¹¸¬ ®©ªª·¸ ·¬¬º ¸°¸ ·¬°«¬º ¶¯©¬«¬» ¶¬¸µ ±¬°« ¶¯©¶¬±¬© ¬²®²° ±¬°« free ¹¬° user
friendly ½ ¨¯³¬º¸´¬° ®¯¶²¬º¬° ¹¬° ®¯°«¯³ª³¬¬° ¯¹¸¬ ®©ªª·¸ ¯¸³¸´ ¯¹¸¬ ±¬°« ²¹¬´
¹¸¯°«¯©º¸ ¹¬° ¹¸µ¯³ª³¬ ª³¯´ ¬·±¬©¬µ¬º º¯©²º¬¬ µ¬©¬°« º¬©²°¬» ±¬¸º² ³¯¬Æ³¯º» Ƭǯ¶ªªµ ¹¬° ¶¬³¸´ª½
¿ªµ²¯°º¬·¸ µ¯«¸¬º¬° ®¯³¬º¸´¬° ®¯¶²¬º¬° ¹¬° ®¯°«¯³ª³¬¬° ¯¹¸¬ ®©ªª·¸ ±¬°« ¹¸³¬µ·¬°¬µ¬°
¹¸ ¾¬°ºª© ¿¯·¬ Àª°«ª ¹¸·¬Ã¸µ¬° ®¬¹¬ Á¬¶¬© È ¹¬° ¯¹¸¬ ®©ªª·¸ ±¬°« ·²¹¬´ ¹¸¶²¬º ¶¯©·¬¬
¬·±¬©¬µ¬º ¬¹¬³¬´ ¶¬³¸´ª ¹¸ ¾¬¼¬·¬° ɸ·¬º¬ ¨¬°º¬¸ Àª°«ª½ ¿ªµ²¯°º¬·¸ ®¯¬·¬°«¬° ¶¬³¸´ª º¯©Ê
·¯¶²º ¹¸·¬Ã¸µ¬° ®¬¹¬ Á¬¶¬© ˽
316
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Gambar 4. Kegiatan pelatihan pembuatan dan pengelolaan media promosi
Gambar 5. Pemasangan Baliho Kawasan Wisata Pantai Bongo
ÌÍÎÍÏÐÍÑÒÓÓÔ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÑÓÔ ×ØÍÙÚ×ØÍÙ ÛÓÔÜ ÝÞÏÓÔÜ ßÍÏÓÜÓÖ ÖÍÏÞàÓÝÓÔ ÐÓØÓÙ ÐÓÎÞ àÍÏÚ
ÖÓÐÓØÓÙÓÔ ÛÓÔÜ ÑÒáÞÖàÓÒ ÑÒ âÍÐÓ ãÒÐÓÎÓ ä×ÔÜ×å ÌÍÕÓÖÓÎÓÔ äÓÎÞÑÓÓ æÓÔÎÓÒ ÌÓßÞàÓÎÍÔ ç×Ï×ÔÎÓØ×
æÏ×èÒÔÐÒ ç×Ï×ÔÎÓØ×é æÍØÓÎÒÙÓÔ ÑÓÔ àÍÔÑÓÖàÒÔÜÓÔ ÑÓØÓÖ àÍÖßÞÓÎÓÔ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÑÓÔ ×ØÍÙÚ×ØÍÙ
ßÍÏÎÞáÞÓÔ ÞÔÎÞÝ ÖÍÖàÍÏÝÓÛÓ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÐÍÏÎÓ ×ØÍÙÚ×ØÍÙ ÑÒ âÍÐÓ ãÒÐÓÎÓ ä×ÔÜ×é êÍØÓÒÔ ÒÎÞå áÞÜÓ
ÞÔÎÞÝ ÖÍÔÒÔÜÝÓÎÝÓÔ àÍÔÑÓàÓÎÓÔ ÖÓÐÛÓÏÓÝÓÎ âÍÐÓ ãÒÐÓÎÓ ä×ÔÜ×é æÍØÓÎÒÙÓÔ ÎÍÏÐÍßÞÎ ÑÒØÓÝÐÓÔÓÝÓÔ
ÑÒ ÌÓÔÎ×Ï âÍÐÓ ä×ÔÜ× ÑÒÒÝÞÎÒ ×ØÍÙ ÒßÞÚÒßÞ àÍÔÜÏÓáÒÔ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÐÍÏÎÓ ÐÒÐëÓ êìÌ æÓÏÒëÒÐÓÎÓé
â×ÝÞÖÍÔÎÓÐÒ ÝÍÜÒÓÎÓÔ àÍØÓÎÒÙÓÔ ÑÓÔ àÍÔÑÓÖàÒÔÜÓÔ ÑÓØÓÖ àÍÖßÞÓÎÓÔ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÑÓÔ ×ØÍÙÚ
×ØÍÙ ÑÒÐÓáÒÝÓÔ àÓÑÓ çÓÖßÓÏ íé
Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata ....
317
Gambar 6. Kegiatan pelatihan dan Pendampingan dalam
pembuatan cinderamata dan oleh-oleh
îïðñïòó ôòóõòöò÷ øòùò úûüýòö úþïÿò
òôò îþóõþüòÿòïò÷ îþóõþïùò òò÷ ò òïò òô úú
îî
ùþ÷ñò÷ ôþóò îþ÷ùòóøý÷ñò÷ ò òïò òô þ ò ý òôò ð÷ñð îïð ý÷ ý ðïð÷ôòüð þ÷ûÿû
ò òïò òô þ ò òùòï ý òôò ùýüò ò÷ò ò÷ õþïùò òï ò÷ öò ýü ðõ þï ò ý úþñýòôò÷ ôòóõòöò÷ ùý ò÷ôòïò
÷ ò òùòüòö øþïõòý ò÷ ÿòüò÷ óþ÷ûÿû úò ò ò÷ ý òôò îò÷ôòý ð÷ñð ò÷ñ þüòóò ý÷ý ôýùò õý ò ùýüþ òôý
ðüþö þ÷ùòïòò÷ òïþ÷ò ïû ò
ð ûóþ÷ôò ý þñýòôò÷ øþïõòý ò÷ ÿòüò÷ ùý òÿý ò÷ øòùò òóõòï
Gambar 7. Kegiatan perbaikan jalan menuju kawasan wisata pantai
318
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
4.
PENUTUP
5.
UCAPAN TERIMAKASIH
!"# $ %& %'"& ()"*# +!,(- '&&
# .&'/&& ()"*# 0) 1)# 2& 3&) 4&# (& ()"*# 0)
5' 1)#6 /# /*&& '& )))) / * #* )"*# '& #* 7
/*&& '& )))) / * )"*#7 %)3) '& '*) /)&
/&"& */9)#& '& ') 9)#7 /&"& *%)& '& */& &*&&7
/#& /%#& '& /&& ' /)7 '& /#& '& /&'/&& '
/%#& :&'# '& ,;
<:/& # *) "& )%),%)&" ')/*& */' 0#& &#& =)# '&
&%&& &#& =)#7 >*&7 '& &''*& >& #) '& /&#& &#*
?% !"# %& %'"& ()"*# +!,(- >& @ABC;
&)&"/*& # *) */' # D% &#& '& &%'& ()"*#
+D(- <&3)#) ! 4&# %)# &&" #) '*&& ' /)/&7 /&)&
//)7 /*)&&7 //& '& /%*) ); &) &"/*& # *)
*/' 0*& E*#) (FG <&3)#) ! 4&# #) H& "& '%*& */' /&)
&#* &*# )& &;
REFERENSI
25 %/#& 4&#; @ABI; Batudaa Pantai dalam Angka JKLMN 25 %/#& 4&#;
4&#;
25 %/#& 4&#; @ABI; Kabupaten Gorontalo dalam Angka JKLMN 25 %/#& 4&#;
4&#;
25 3&) 4&#; @AB@; Gorontalo dalam Angka JKLJN 25 3&) 4&#; 4&#;
&# 3&) 4&#; @AB@; Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor KJ Oahun JKLJ
Oentang Pencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Oahun JKLJ
2017; D%& 0 3&) 4&# >& @AB@ ! A@; &# 3&)
4&#; 4&#;
❆
Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata ....
❆
❆
319
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat
di Desa Ngalang, Gedangsari, Gunung Kidul Yogyakarta
Surahma Asti Mulasari1, Tri Wahyuni Sukesi2 Sulistyawati3
1,2,3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Email: rahmasti@gmail.com, 2khalilaamira@gmail.com, 3sulistyawatisuyanto@gmail.com
1
Abstrak
Dusun Sumberjo, Dusun Plosodoyong dan Dusun Ngalang merupakan tiga pedukuhan yang berada
di Desa Ngalang dengan permasalahan kesehatan masyarakat seperti pengelolaan sampah masih kurang
baik, yaitu sampah dibakar dan dibuang sembarangan. Kepemilikan jamban sehat juga belum merata
di Desa Ngalang, masih ditemukan jentik nyamuk pada tempat penampungan air, limbah pertanian
masih belum terolah, serta kotoran ternak yang belum terolah dengan maksimal. Hal tersebut dikarenakan minimnya kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan untuk menjaga kesehatan lingkungan
dan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan program KKN PPM yang diusung adalah menginisiasi
dusun siaga sehat dengan berfokus pada pengelolaan lingkungan dan memperbaiki perilaku masyarakat
dalam PHBS sehingga tercipta kesehatan masyarakat yang optimal.
M etode pengabdian yang dilakukan dengan memberikan pelatihan pengolahan sampah berwawasan
kesehatan masyarakat, pelatihan pengolahan limbah pertanian menjadi briket, pelatihan pembuatan
biogas portable, pelatihan jumantik cilik, dan pelatihan PHBS. Kegiatan lain adalah inisiasi pembentukan bank sampah, dan pembangunan jamban sehat komunal portable. Kegiatan dalam program ini
bekerja sama dengan organisasi pemuda, PKK dan kelompok tani pemerintah Desa Ngalang, Puskesmas
N galang, D inas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, D inas Pertanian dan Dinas Peternakan
Kabupaten Gunung Kidul Pelatihan dan pendampingan ini dilakukan oleh dosen UAD dan mahasiswa
KKN .
Luaran program ini adalah peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan pengeolahan
limbah sampah tentang bank sampah, briket bioarang dan biogas, serta PHBS. Dibangun 1 jamban
komunal/mitra, terbentuk 1 organisasi swakelola sampah/mitra, TPS Ilegal tidak ada lagi, terbentuk
jumatik cilik 1/mitra. M itra mendapatkan alat pengelola sampah dan limbah (cetak briket, bank sampah,
dan biogas portable) 1/mitra.
Kata Kunci: Pemberdayaan masyarakat, dusun siaga sehat.
A.
Pendahuluan
QRSTRUV WWX QQY ZU[T \]^_^[T \U`UV abT]UcU[ ][] U\U`Ud ][]_]U_] \^_^[ _]UTU _bdUc \b[TU[
ebRfSa^_ gU\U gb[Tb`S`UU[ `][Ta^[TU[ \U[ VbVgbReU]a] gbR]`Ua^ VU_ZURUaUc \U`UV Qhij _bd][TTU
cbRk]gcU ab_bdUcU[ VU_ZURUaUc ZU[T Sgc]VU`l WbT]UcU[[ZU U\U`Ud gb`Uc]dU[ gb[TS`UdU[ _UVgUd
ebRmUmU_U[ ab_bdUcU[ VU_ZURUaUcn gb`Uc]dU[ gb[TS`UdU[ `]VeUd gbRcU[]U[ Vb[oU\] eR]abcn gbp
`Uc]dU[ gbVe^UcU[ e]STU_ gSRcUe`bn gb`Uc]dU[ o^VU[c]a k]`]an \U[ gb`Uc]dU[ Qhijl WbT]UcU[ `U][
U\U`Ud ][]_]U_] gbVeb[c^aU[ eU[a _UVgUdn \U[ gbVeU[T^[U[ oUVeU[ _bdUc aSV^[U` gSRcUe`bl
320
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
qrstuvwxws ywz{wx |}vw~~ws |rstws {utwz ws~ ywz{wx ws~ ywz{wx {}sy}{sw swywwx
zrsr u ywz{wx wsutws}~ ~r ws~ ywz{wx wst |}xwtw} yryw} xwtw wv ywz{wx ryr
}s u~u }zwx {r ws}ws |}uvwx zrsw|} }~r }uwwst }~r |w{w |}tsw~ws yrwtw}
{rsttws } wxws w~w rs wzw |~~ wvwz {utwz }s} |}{}v}x }utwy {u wvr ~wrsw vr}x
zwx |ws {w~ }y uu~ s ~ zwyww~w {r|rywws wst zrz}v}~} xrws rsw~ }utwy |w{w
yrwtw} rsrt} wv rsw } {rsttws } ws|uu |~~ qrzwywvwxws yws} wy} |} }vwwx
z} w wst {rv |} wstws} w|wvwx ~r{rz}v}~ws wzws ~rvwtw wyww~w wst w} ryw |} ystw}
zvust ~rus w w ~uvwz }~ws }sw |w{w zrsrzw} w} |ws wswx |}yr~} wsw t}xw u
qrzwywvwxws ~ryrxw ws wst zrsw|} {}u} wy |} vu~wy} z} w w|wvwx |ws |}wr r|w
{rsw~} }s} |} wsttvwst} |ws |}~rs|wv}~ws |rstws {rsrxw ws v}st~stws w} zrstx}vwst~ws
w~ u ry}~u |rstws }s rrsy} rxw|w{ {r}vw~ xzw|}
ryw twvwst zr{w~ws wt}ws |w} rwzw ws r|wstyw} w{w rs sst }|v
rwzw ws }s} rw|w |} y}y} ww w{w rs sst }|v zrz}v}~} vwy }vwwx w ryw
twvwst zrz}v}~} |ys |ws zrz}v}~} {rs||~ }w r|wyw~ws xwy}v
wwsww |ws yr} wst |}vw~~ws {w|w vws {}v |} ys zru ys qvuyu¡
|uust |ws ys twvwst |} rz~ws rrw{w } }~ rz{w {rzwstws ywz{wx }vrtwv q
w} |} {}stt} wswx {r~wwstws } }~ |ws |} r{} wvws } }~ q }vrtwv w} xwy}v {r rzws
|rstws ~w|r ~ryrxw ws |} twvwst zrs|w{w ~ws }suzwy} wxw {r}vw~ zwyww~w |wvwz
zrstrvuvw ywz{wx zwy}x ~wst w}~ w} ywz{wx |}w~w |ws |}wst yrzwwstws r¡
{rz}v}~ws wzws yrxw tw rvz zrw w |} ryw twvwst zwy}x |} rz~ws rs }~ swz~
{w|w rz{w {rswz{stws w} v}zwx {r ws}ws zwy}x rvz |}uvwx yr w ~u uws rsw~ wst
rvz |}uvwx |rstws zw~y}zwv qrsw~} zrsvw zwy}x |} rz~ws yr{r } |ws |}wr
wvwz ~rt}w ws }s} ~rvuz{u~ ywywwssw w|wvwx wtw ys zru ys qvuyu|uust
|ws ys twvws qu rsy} |ws {rvwst wst zrs|~st ~rrxwy}vws {utwz |} }vwwx ryr
w|wvwx ~r{r|v}ws ~w|r ~ryrxw ws |ws ~rvrzwtwws utws}ywy} zwyww~w wst ~w rxw|w{
~ryrxw ws zwyww~w |} }w{ |ys qrzr}s wx |wrwx zrz}v}~} ~uz} zrs wst }stt} s ~
zrzw~ws ~ryrxw ws |ws ~ryrwx rwws wtwsw qutwz qq wst |}yst |wvwz
~rt}w ws }s} w|wvwx }s}y}wy} |ys y}wtw yrxw |rstws ru~y {w|w {rstrvuvwws v}st~stws |ws
zrz{rw}~} {r}vw~ zwyww~w |wvwz q yrx}sttw r}{ w ~ryrxw ws zwyww~w wst u{¡
}zwv
ws |rstws |}w|w~wssw ~rt}w ws ¡qq }s} ws ww vw}s¢
rs}st~w ~ws {rstr wxws y}~w{ |ws {r}vw~ yrxw {w|w wtw zwyww~w |rstws {rvw }xws
|ws role play rs wst q rzwy~ yws} wy} v}st~stws ~r{rz}v}~ws wzws yrxw |ws
{rzrws wyws r~ u {rsw~}
rs}st~w ~ws ~r rwz{}vws wtw |wvwz zrstuvwx ywz{wx zwx wsttw v}zwx {r ws}ws
|ws v}zwx {r rsw~ws zrsw|} vr}x rs}vw} r~usuz}y
£ rswswz~ws ~ryw|wws yrw~ |}s} |ws zrs}st~w ~ws ~r rwz{}vws wsw~¡wsw~ s ~ r{rws
|wvwz {rsrtwxws |rzwz r|wwx |rstws {utwz zws }~ }v}~
qrstw ws ~rvrzwtwws |ys y}wtw yrxw |} ys zru ys qvuyu|uust |ws ys
twvws
rzr}~ws yuvy} s ~ zrstw wy} {rzwywvwxws {rsrzwws v}st~stws w~}w ywz{wx
~rrw|wws q }vrtwv {rsrzwws v}zwx {r ws}ws |ws {rsrzwws v}zwx {r rsw~ws
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari...
321
¤¥ ¦§¨©ª©« ¬®ª¯ °§®©±¬® °§®²³¯ª ´§¨¨ µ§¬´¬¶ ´® ´¯¬§ ´¯ ·¯±²¶ ³§¬¸ ¹¹º »»¦¥
¼¥ ¦§®¯®½³ª³® ³§°§´©±¯® ´® §¨°ª¯ ¨¶«¯«· ¾®¯¿§¬«¯ª« À¶¨´ Á¶±® ª§¬¶´°
°§¬¨«±¶® ³§«§¶ª® ±¯®½³©®½® ´® ³§«§¶ª® ¨«²¬³ª ´¯ Á©«©® ©¨µ§¬¸ÃÄ Á©«©®
»±Ã«Ã´Ã²Ã®½ ´® Á©«©® º½±®Ä «§¶¯®½½ ª§¬¸´¯ °§¬©µ¶® °§¬¯±³© ¨¶«¯«·Ä ¯®«ª¯ª©«¯Ä
´® ³§±Ã¨°Ã³ ««¬® ²®½ ´¯ª©¸© ©®ª©³ ´¯³§¨µ®½³® ñ§¶ °¬Ã½¬¨ ¹¹º »»¦¥
Å¥ ¦§®²©«©® ¬§®Æ® ³§¬¸ ¹¹º »»¦ ²®½ ´°ª ¨§®Æ°¯ ª©¸©® °§®²§±§®½½¬® ¹¹º »»¦
«§°§¬ª¯ ª§¬«§µ©ª ´¯ ª«¥
B.
Metode Pelaksanaan
¦§ªÃ´§ °§±³«® °¬Ã½¬¨ ª§¬µ½¯ ¨§®¸´¯ Ç µ½¯®Ä ²¯ª©È
1.
Persiapan dan Pembekalan
2.
Pelaksanaan KKN
¹§½¯ª® ¹¹º »»¦ ¯®¯ ³® ´¯±³«®³® ñ§¶ ɼ 쮽 ¨¶«¯«· ¹¹º ¾ÀÁ¥ ¹§½¯ª®
¹¹º »»¦ ³® ´¯±³©³® °´ µ©±® Ê©±¯ ª¶©® ÉË̤¥ §µ§±©¨®² ´¯±³©³® ³§½¯ª® °§¬«¯°®
´® °§¨µ§³±® °´ µ©±® À°¬¯±ÍÊ©®¯ ÉË̤¥ »§¨®ª©® ³§½¯ª® ³® ª§¬©« ´¯±³©³® «¨°¯
µ©±® À½©«ª©« ÉË̤¥ ¦ª§¬¯ °§¨µ§³±® ²®½ ³® ´¯µ§¬¯³® µ§¬©° °§®¸§±«® ª§®ª®½ °¬Ã½¬¨
¹¹º »»¦Ä ®ª¬ ±¯®Ä ±ª¬ µ§±³®½ ´® ª©¸©® ³§½¯ª® «§¬ª µ§¬µ½¯ °¬Ã½¬¨ ²®½ ³® ´¯Í
±³«®³®¥ §±¯® ¯ª© ¨¶«¯«· ¸©½ ´¯µ§¬¯ °§®¸§±«® ª§®ª®½ ³Ã®´¯«¯ «Ã«¯Ã ³©±ª©¬± ´® §³Ã®Ã¨¯
δ§¨Ã½¬Ï¯Ð ¨«²¬³ª Á©«©® ©¨µ§¬¸ÃÄ Á©«©® »±Ã«Ã´Ã²Ã®½ ´® Á©«©® º½±®½¥ »§±ª¯¶® °§¨Í
µ©ª® µ®³ «¨°¶Ä µ¬¯³§ªÄ ´® µ¯Ã½«Ä «§¬ª »ÑÒ ³® ´¯µ§¬¯³® °´ ³¶¯¬ ³§½¯ª® °§¨µ§³±®¥
¥
µ¥
Æ¥
´¥
§¥
Ï¥
½¥
¶¥
»§±³«® ¹¹º ´¯±³©³® ´§®½® ¨§®¸±®³® °¬Ã½¬¨Í°¬Ã½¬¨Ä ²¯ª©
»§®²©±©¶® ´® °§±ª¯¶® ¨®¸§¨§® µ®³ «¨°¶
»§®²©±©¶® ´® °§±ª¯¶® °§¨µ©ª® µ¬¯³§ª ±¯¨µ¶ °§¬ª®¯®
»§®²©±©¶® ´® °§±ª¯¶® »§¨®Ïª® ±¯¨µ¶ ³ÃªÃ¬® ª§¬®³ ¨§®¸´¯ µ¯Ã½«
Ó§¬³® ³§µ§¬«¯¶® ±¯®½³©®½®
»§±ª¯¶® ´® ¬Ã±§ °±² »ÑÒÂ
»§¨µ§®ª©³® ´® °§®½§¨µ®½® ì½®¯««¯ ´©«©® «¯½ «§¶ª
»§±ª¯¶® ´® ¬Ã±§ °±² ¸©¨®ª¯³ Ư±¯³
»§®½´® ¸¨µ® ³Ã¨©®±
C.
Hasil dan Pembahasan
1.
Sosialisasi Program KKN
Â믱¯««¯ °¬Ã½¬¨ ´¯µ§¬¯³® ³§°´ ³§±Ã¨°Ã³ ¨«²¬³ª ²®½ ´¯´¨°¯®½¯ ñ§¶ ªÃ³Ã¶
¨«²¬³ª ´® ½¨ «§ª§¨°ª¥ Â믱¯««¯ ª¯´³ ¶®² ¨§®½©®´®½ ¨¯ª¬ ª§ª°¯ ¸©½ ¨«²¬³ª¥
Â믱¯««¯ ³§½¯ª® µ§¬¶«¯± ´¯±³«®³® ´¯ Ò±¯ Á§« º½±®½Ä ¹§Æ¨ª® Ó§´®½«¬¯Ä Ó©®©®½
¹¯´©±¥ ¹§½¯ª® ª§¬«§µ©ª ´¯¶´¯¬¯ ñ§¶ °¬ª ´§« ´® ¨¯ª¬ ´¬¯ Á©«©® ©¨µ§¬¸ÃÄ Á©«©®
»±Ã«Ã´Ã²Ã®½ ´® Á©«©® º½±®½¥ Á±¨ «Ã«¯±¯««¯ ª§¬«§µ©ª ·¬½ ²®½ ¶´¯¬ ¨§¨°§¬±¯¶ª³®
³§¯®½¯®ª¶©® ¨§®½§®¯ ³§½¯ª® ²®½ ³® ´¯¸±®³®¥ Á¯«³©«¯ ¶®½ª ª§¬¸±¯® °´ ³§½¯ª®
ª§¬«§µ©ª¥
322
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
2.
Pelatihan Pembuatan Briket
ÔÕÖ×ØÙ ÚØÕÛÜÝ×ÝÞ ßÝàÝÞ ßÝ×ÝÕ ÜÝáÝÙ âÝÞã ÚØÞäÝáÖ ßÝàÝÞ ßÝ×ÝÕ ÝåÙØÕÞÝÙÖæØ ÜØÞããÝÞÙÖ ÚÖÞâÝ×
ÙÝÞÝàç ÔÕÖ×ØÙ ÚØÚÜÛÞâÝÖ èÖéÝÙ âÝÞã ßÝÖ× áÖßÝÞáÖÞã×ÝÞ áØÞãÝÞ ÚÖÞâÝ× ÙÝÞÝàê ×ÝÕØÞÝ ßÕÖ×ØÙ ÙÖáÝ×
ßØÕÝèÝÜ áÝÞ ÙÖáÝ× ßØÕßÝÛêèÛàÛ ÜØÚßÝ×ÝÕÝÞ ÙØÙÝÜ ëìíîïðñ áÝåÝÚ äÝÞã×Ý òÝ×ÙÛ âÝÞã åÝÚÝê ãÝè
àÝèÖå ÜØÚßÝ×ÝÕÝÞ ÙÖáÝ× ÚØÞãÝÞáÛÞã ãÝè ×ÝÕßóÞ ÚóÞó×èÖáÝ âÝÞã ÙÖÞããÖ ëôÛ×ÝÞáÝÕÕÛÚÖáÖê õîîöñç
÷ØåÝÙÖàÝÞ ÜØÚßÛÝÙÝÞ áÝÞ ÜÕÝ×ÙÖ× åÝÞãèÛÞã ÜØÚßÛÝÙÝÞ ßÕÖ×ØÙáÝÕÖ èÝÚÜÝà óÕãÝÞÖ×ç øÛåÝÖ
áÝÕÖ ÜÕóèØè ÜØÞâÖÝÜÝÞê ÜØÚÖåÖàÝÞ ßÝàÝÞê ÜÕÝ×ÙÖ× ÜØÚßÛÝÙÝÞ àÖÞããÝ ÚØÞäÝáÖ èÛÜØÕ ×ÝÕßóÞ áÝÞ
èÖÝÜ áÖãÛÞÝ×ÝÞç ôØÚÛÝ ÜÕóèØè áÖÜÝÞáÛ óåØà ÙØÞÝãÝ ÝàåÖç
ÔÕÖ×ØÙ áÝÕÖ èÝÚÜÝà ÚØÚÜÛÞâÝÖ ×ØÛÞÙÛÞãÝÞ áÝÜÝÙ ÚØÞãÛÕÝÞãÖ ÜØÕÚÝèÝåÝàÝÞ èÝÚÜÝàê ×ÝÕØÞÝ
èØÙÖÝÜ óÕÝÞã ÜÝèÙÖ ÚØÞãàÝèÖå×ÝÞ èÝÚÜÝà èØÙÖÝÜ àÝÕÖÞâÝç ôÝÚÜÝà âÝÞã áÖßÛÝÙ ÚØÞäÝáÖ ßÕÖ×ØÙ áÝÜÝÙ
áÖèÖÚÜÝÞ áÝåÝÚ òÝ×ÙÛ âÝÞã åÝÚÝç ùÝÕØÞÝ äÛÚåÝà ÜÕóáÛ×èÖ èÝÚÜÝà ÚÝèÖà ÙØÕßÝÙÝèê ÜØÞããÛÞÝÝÞ
ßÕÖ×ØÙ èÝÚÜÝà ßØåÛÚ ßÝÞâÝ× ÜØÚÝ×ÝÖÞâÝ èØÕÙÝ ÚÝèÖà ×ÛÕÝÞãÞâÝ ÜØÞãØÙÝàÛÝÞ ÙØÞÙÝÞã úÝÕÝ
ÚØÞããÛÞÝ×ÝÞ ßÕÖ×ØÙ èÝÚÜÝà ëûåØüê õîýõñç
Gambar 1. Proses Pembuatan Briket
3.
Pelatihan Pembuatan Biogas
÷ÕóãÕÝÚ ÖÞÖ ßØÕÙÛäÛÝÞ ÛÞÙÛ× ÚØÞÖÞã×ÝÙ×ÝÞ ÜØÚÝàÝÚÝÞ áÝÞ ×ØÙØÕÝÚÜÖåÝÞ áÝåÝÚ
ÜØÚÝÞéÝÝÙÝÞ åÖÚßÝà ×óÙóÕÝÞ ÙØÕÞÝ× ÛÞÙÛ× ßÖóãÝèç ÷ÕóãÕÝÚ ÖÞÖ ÚØåÖßÝÙ×ÝÞ ×ØåóÚÜó× ÜØÙØÕÞÝ× áÖ
þÛèÛÞ ôÛÚßØÕäóê þÛèÛÞ ÷åóèóáóâóÞã áÝÞ þÛèÛÞ ÿãÝåÝÞãç
Ø×ÞóåóãÖ ßÖóãÝè áÖàÝÕÝÜ×ÝÞ áÝÜÝÙ ÚØÚßÝÞÙÛ ÚØÚÜØÕåÝÚßÝÙ åÝäÛ ÜØÚÝÞÝèÝÞ ãåóßÝåç ôØåÝÖÞ
ÚØÞäÝáÖ ØÞØÕãÖ ÝåÙØÕÞÝÙÖéê ßÖóãÝè äÛãÝ áÝÜÝÙ ÚØÞãÛÕÝÞãÖ ÜØÕÚÝèÝåÝàÝÞ åÖÞã×ÛÞãÝÞê èØÜØÕÙÖ ÜóåÛèÖ
ÛáÝÕÝê ÜóåÛèÖ ÙÝÞÝàê áÝÞ ÜØÚÝÞÝèÝÞ ãåóßÝåç ÔÖóãÝè áÝåÝÚ è×ÝåÝÕÛÚÝà ÙÝÞããÝ áØÞãÝÞ äÛÚåÝà ÙØÕÞÝ×
õ Ø×óÕ ÝÙÝÛ èÛÜåÝÖ ×óÙóÕÝÞ èØßÝÞâÝ× ×ÛÕÝÞã åØßÖà õí ×ãàÝÕÖ úÛ×ÛÜ ÚØÞããÛÞÝ×ÝÞ ÙÝßÛÞã
ÕØÝ×ÙóÕ ßØÕ×ÝÜÝèÖÙÝè õíîî íîîî åÖÙØÕ âÝÞã áÝÜÝÙ ÚØÞãàÝèÖå×ÝÞ ßÖóãÝè èØÙÝÕÝ áØÞãÝÞ õ åÖÙØÕ ÚÖÞâÝ×
ÙÝÞÝààÝÕÖ áÝÞ ÚÝÚÜÛ ÚØÚØÞÛàÖ ×ØßÛÙÛàÝÞ ØÞØÕãÖ ÚØÚÝèÝ× èÝÙÛ ÕÛÚÝà ÙÝÞããÝ ÜØáØèÝÝÞ áØÞãÝÞ
óÕÝÞã ÝÞããóÙÝ ×ØåÛÝÕãÝç ÔÖóãÝè ßÝàÝÞ óÕãÝÞÖ× áÝÕÖ ×óÙóÕÝÞ èÝÜÖ áØÞãÝÞ ý ×ã áÝÜÝÙ ÚØÞãàÝèÖå×ÝÞ
ßÖóãÝè èØßÝÞâÝ× î åÖÙØÕê èØáÝÞã×ÝÞ ×óÙóÕÝÞ ÝâÝÚ áØÞãÝÞ äÛÚåÝà èÝÚÝ ßÖèÝ ÚØÞãàÝèÖå×ÝÞ î åÖÙØÕç
Ýå ÖÞÖ ÚØÞÛÞäÛ××ÝÞ ßÖóãÝè áÝÕÖ ×óÙóÕÝÞ ÝâÝÚ åØßÖà ßÝÖ× áÝÕÖ ×óÙóÕÝÞ èÝÜÖ ëôÝÞäÝâÝ á××ê õîýíñç
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari...
323
4.
Perilaku hidup bersih dan sehat
!
"
#$% !
"
!
Gambar 2. Database PHBS di lokasi KKN PPM
& '&
'&!
( ) *
" !
'&
+
324
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
,-./012.131 4-.145.6 7-.41 8985:5;3 8-;31; :-7181.1; <1.31 5;45: =-;3/;75=79 ,512>,5121;?
@141 4-;41;3 :/;8979 ABCD 89 0/:179 EEF 4-.7-,54 89G189:1; 8171. 5;45: =-01:5:1; :-39141;
H-;I50521; 81; H-014921; 4-.:194 ABCD? D171.1;;I1 181012 9,5 .5=12 41;331 81; 1;1:>1;1:?
J;1:>1;1: 89H9092 :1.-;1 H-=,91711; 7-G1: 81.9 1<10 0-,92 -K-:49K 89,1;89;3:1; 8-;31; :-49:1
75812 8-<171? D-019; 945 8141 4-.7-,54 8935;1:1; 7-,1319 8141 ,17- H181 H./3.1= H-;3/.31;971791;
8575; 7-214?
5.
Pelatihan jumantik
A./3.1= :-39141; H-014921; G5=1;49: 89=5019 8-;31; =-01:5:1; 75.L-9 -;4/=/0/39 5;45:
=-;81H14:1; 8141 ,-7- :-7-2141; I1;3 ;1;49;I1 5;45: =-;85:5;3 H./3.1= H-;3/.31;971791;
8575; 7-214? @141 ,-7- 4-.7-,54 181012 7-,1319 ,-.9:54 M
Tabel 1. Data base tentang resiko penularan DBD
No
Dusun
HI (%)
CI (%0
BI (%)
ABJ (%)
1
Ngalang
34
14.18
40
66
2
Plosodoyong
58
31.86
100
42
3
Sumberjo
22.64
21.92
47.16
77.35
D5145 <901I12 89:141:1; =-=H5;I19 .979:/ 49;339 5;45: H-;501.1; @C@ G9:1 NO - 5%, HI e
10%, dan BI e 50 maka daerah tersebut berpotensi untuk mengalami KLB. Dari data di atas diketahui
bahwa nilai HI, CI, dan BI melewati standar, dan disimpulkan bahwa daerah tersebut berpotensi
terhadap penularan DBD (Ramadhani dan Astuty, 2013).
Dengan adanya jentik yang ditemukan, menunjukkan di rumah tersebut terdapat nyamuk
aedes agypti, karena nyamuk tersebut bersifat domestik sehingga untuk meletakkan telur akan
mencari tempat perindukan terdekat yaitu yang terdapat di dalam rumah itu sendiri. Hal ini sesuai
keputusan Depkes RI Tahun 1992, bahwa tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti berupa
genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana. Tempat penampungan air untuk
keperluan sehari-hari termasuk bak mandi (Sukowinarsih dan Cahyati, 2010).
Data yang ditemukan tersebut di atas digunakan sebagai data base kesehatan di setiap dusun
dan digunakan nantinya untuk mendukung program pengorganisasian dusun sehat. Rangkaian
dari kegiatan ini adalah menyiapkan kader jumantik untuk melakukan pengukuran dan
pengendalian jentik di lokasi KKN, dan pada akhirnya akan mencegah adanya penularan penyakit
demam berdarah. Pelatihan jumantik ini memberikan manfaat terbentuknya kader jumantik
disetiap Dusun maupun setiap RT, survey jentik yang dilakukan secara teratur membuat rumah
akan terbebas dari sarang nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit DBD. Program ini dilakukan
dengan melakukan pelatihan cara pemeriksaan jentik, peralatan yang dibutuhkan dalam
pemeriksaan jentik, dan pemberantasan jentik maupun sarang nyamuk di rumah. Kemudian setelah
diberikan pelatihan dan penyuluhan, dilakukan survey jentik ke rumah-rumah warga.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari...
325
6.
Pelatihan Manajemen Bank Sampah
PQRSQTU VWV UXYVZ[\V ZXYT\V]TW [W\[^ UXWSXWTY^TW _TW UXWSXYRYT `TW^ aTUZT] aX`TSTV aTYT]
aT\[ aRY[aV ZXWSXYRYTTW aTUZT] Q[UT] \TWSST bTWS _V YR^TaV aTT\ VWV ]TWbT _V`VTQ^TW `XSV\[ aTcTd
_V`T^TQd T\T[Z[W _V`[TWS aXU`TQTWSTWe
fTUZT] UXQ[ZT^TW `TQTWS bTWS a[_T] \V_T^ `XQS[WT YTSVd \X\TZV [W\[^ aX`TSVTW RQTWS bTWS
UXWSX\T][V UXWSXWTV UTWgTT\ aTUZT]d aTUZT] _TZT\ UXWS]TaVY^TW [TWSe fTUZT] bTWS _TZT\
_VUTWgTT\^TWd _V^XYRYT _XWSTW `TV^ aX]VWSST aXYTVW UXW_TZT\^TW [TWS _TQV ]TaVY aTUZT] bTWS
_V^XYRYTd YVWS^[WSTW \XUZT\ \VWSSTY UXWcT_V `XQaV]e fXUT^VW `TWbT^ RQTWS bTWS \VWSSTY _TYTU
a[T\[ hVYTbT]d UT^T aXUT^VW `TWbT^ Z[YT aTUZT] bTWS _V]TaVY^TWe iYX] ^TQXWT V\[d ZXYT\V]TW VWV
_V]TQTZ^TW _TZT\ UXWVWS^T\^TW ZXWSX\T][TW hTQST UXWSXWTV `T]TbT aTUZT]d c[ST UXWSXWTV
UTWgTT\ aTUZT] `VYT _V^XYRYT _XWSTW `TV^e fTYT] aT\[ [ZTbT [W\[^ UXWSXYRYT aTUZT] T_TYT]
_XWSTW _V`XW\[^WbT `TW^ aTUZT]e
PXYT^aTWTTW ZQRSQTU _VU[YTV _XWSTW UXWS[^[Q \VWS^T\ ZXWSX\T][TW UTabTQT^T\ _V aX^V\TQ
YR^TaV \XW\TWS ZXWSXYRYTTW fTUZT]e jT\T \XQaX`[\ _VZXQS[WT^TW aX`TSTV _T\T `TaX ^XaX]T\TW bTWS
_VZXQS[WT^TW [W\[^ UXW_[^[WS \XQaXYXWSSTQTWbT ZQRSQTU ZXWSRQSTWVaTaVTW _[a[W aX]T\e
jT\T `TaX ZXWSX\T][TW \XW\TWS ZXWSXYRYTTW aTUZT] hTQST j[a[W PYRaR_RbRWS _TZT\ _VYV]T\
aX`TSTV `XQV^[\k
Gambar 3. Grafik Pengetahuan Warga Dusun Plosodoyong dalam Mengelola Sampah
326
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
lmnop nqmrstumv pmuwmxoyqou ou rsnop ovwo |qrqu }wo~ouw o~o{ {muwm~t~o ro{poy
opox s~syox rmzowos zmvsnqx
Gambar 4. Grafik Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Warga Dusun
Ngalang dalam Mengelola Sampah
lmnop nqmrstumv pmuwmxoyqou xmuxouw zoun ro{poy |qrqu }wo~ouw opox s~syox rmzowos
zmvsnqx
Gambar 5. Grafik Pengetahuan Warga Dusun Ngalang tentang Bank Sampah
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari...
327
Gambar 6. Grafik Pengetahuan dan Perilaku Warga Dusun Sumberjo dalam mengelola Sampah
HUAN
Gambar 7. Grafik Pengetahuan dan Sikap Warga Dusun Sumberjo Tentang Bank Sampah
328
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
¡ ¢ £¤ ¥ ¡¦ § ¨© ¡ ª § ¡¦«¬§ ®¦ ¤ ¯ §¦°¢« § ª¬°¢¬§ ® ° ¯ ¥¢ ±®¨®° ²³¨³¡³´³°¢©
±®¨®° µ¢² °¢© ¡ ° ±®¨®° ¶®£¤¬¥·³ §¬°§ °¢ ª¬°§¦°¢°´ £¬°¢¬²³² ¨ £ª ¨®¡ ¤ ¦«¸ ¬°¦² ¦ °
«®¬¨¦³°¬¥ ¨¬¤¬²®£ ¡ ° ¨¬§¬² ¡¦ ¡ « °°´ ª¬°´®²® ° ¡ ° ª¬² §¦ ° ¨ £ ¹¨ £ £¬°®°·®«« °
¨¦² ´ °¢ ¤ ¦«© §¬§ ª¦ «¬§¦« ¨®¡ ¡¦² «®« ° ª¬² §¦ °© ª¬°¢¬§ ® ° ¯ ¥¢ ¨¬£ «¦° £¬°¦°¢« §¸
º¬¢¦§® ·®¢ ¡¬°¢ ° ª¬°¢¬§ ® ° ¯ ¥¢ £¬°¢¬° ¦ ¤ °« ¨ £ª © ¨¬§¬² ¡¦ ¡ « ° ª¬°´®²® °©
ª¬°¢¬§ ® ° ¯ ¥¢ ¨¬£ «¦° ¤ ¦«¸
7.
Pengadaan Jamban Sehat
¥³¢¥ £ ¦°¦ ¤¬¥§®·® ° ®°§®« £¬°¢ § ¨¦ ª¬¥£ ¨ ² ° «¬ª¬£¦²¦« ° · £¤ ° £ ¨´ ¥ « § ±®¨®°
¶®£¤¬¥·³© ±®¨®° ²³¨³¡³´³°¢ ¡ ° ±®¨®° µ¢ ² °¢¸ »¬ª¬£¦²¦« ° ¡ ° ª¬°¢¢®° ° · £¤ ° ¨¬ §
£¬¥®ª « ° ¨ ² ¨ §® ¦°¡¦« §³¥ ª¥³¢¥ £ ¬¥¦² «® ¼¦¡®ª º¬¥¨¦ ¡ ° ¶¬ § ½¼º¶¾ ¡¦§ § ° ° ¥®£
§ °¢¢ ¸ º¬¥¡ ¨ ¥« ° ¨¦² « ·¦ ° ¼º¶ ¨¬¿ ¥ ° ¨¦³° ²© ª¬¥¨¬°§ ¨¬ ¥®£ § °¢¢ ´ °¢ £¬°¢¢®° « °
· £¤ ° ¨¬ § ¨¬¤¬¨ ¥ ½ÀÁ¾© ¡¦ ª¬¥«³§ ° ½Ãľ · ® ²¬¤¦ §¦°¢¢¦ ¡¦¤ °¡¦°¢ ª¬¡¬¨ ° ½ÅÀ¾ ½ °¬©
ÅÄÄÁ¾¸
¶¬¤¬²®£
¶¬¨®¡
Gambar 8. Pengadaan Jamban Sehat
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari...
329
ÆÇÈÉÊËÌÍÇÈÉÊË ÎÇÏÐ ÑÒÏÎÒÓÇÓÈÇÏ ÓÒÔÕÑ ÉÒËÖÒ×ØÇÏÎÇ ÙÇÑÓÇÏ ÖÒÚÇÉ ÈÒÔÕÇËÐÇ ×Ø ÑÇÖØÏÐÌÑÇÖØÏÐ
ËÕÑÇÚÛ ÇÏÉÇËÇ ÔÇØÏ ×ØÖÒÓÇÓÈÇÏ ÈÇËÒÏÇ ÑØÏØÑÏÎÇ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏ ÉÒÏÉÇÏÐ ÝÞßà ×ÇÏ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏ
ÑÒÏÐÒÏÇØ ÇÈØÓÇÉ ÎÇÏÐ ×ØÖÒÓÇÓÈÇÏ ÙØÈÇ ÑÇÖÎÇËÇÈÇÉ ÑÒÏÐÐÕÏÇÈÇÏ ÙÇÑÓÇÏ ÎÇÏÐ ÉØ×ÇÈ ÖÒÚÇÉá àÒÔÇØÏ
ØÉÕÛ ÍÇÈÉÊË ÜÒÏ×ÇÜÇÉÇÏ ÈÒÔÕÇËÐÇ ÙÕÐÇ ÑÒÑÜÒÏÐÇËÕÚØ ×ÇÔÇÑ ÜÒÑÓÕÇÉÇÏ ÙÇÑÓÇÏ ÖÒÚÇÉÛ ÑØÏØÑÏÎÇ
ÔÇÚÇÏ ÕÏÉÕÈ ÜÒÑÓÇÏÐÕÏÇÏ ÙÇÑÓÇÏ âàÊÒ×ÙÊÏÊ ×ÇÏ ÆØÉËØÎÇÏØÛ ãäåæçá èÒÏÐÇÏ ×ØÓÇÏÐÕÏÏÎÇ ÙÇÑÓÇÏ
ÖÒÚÇÉ ÈÒÔÕÇËÐÇ ØÏØÛ ×ØÚÇËÇÜÈÇÏ éÇËÐÇ ÑÒÏØÏÐÈÇÉ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏÛ ÖØÈÇÜÛ ×ÇÏ ÜÒËØÔÇÈÕÏÎÇ ÕÏÉÕÈ ÔÒÓØÚ
ÑÒÏØÏÐÈÇÉÈÇÏ ÈÒÖÒÚÇÉÇÏÛ ÖÒÔÇØÏ ØÉÕ ×ÇÜÇÉ ÑÒÏÐÚØÏ×ÇËÈÇÏ ×ÇËØ ÜÒÏÎÇÈØÉ ÇÈØÓÇÉ ßêß ÖÒÑÓÇËÇÏÐÇÏá
D.
Dampak
èÇÑÜÇÈ ×ÇËØ ÈÒÐØÇÉÇÏ ÝÒÑÓÒË×ÇÎÇÇÏ ëÇÖÎÇËÇÈÇÉ èÇÔÇÑ ÝÒÑÓÒÏÉÕÈÇÏ èÕÖÕÏ àØÇÐÇ àÒÚÇÉ
èØ èÒÖÇ ìÐÇÔÇÏÐ íÒ×ÇÏÐÖÇËØÛ íÕÏÕÏÐ îØ×ÕÔ ïÊÐÎÇÈÇËÉÇ Ç×ÇÔÇÚ ÖÒÓÇÐÇØ ÓÒËØÈÕÉð
åá ÝÒÏØÏÐÈÇÉÇÏ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏÛ ÖØÈÇÜÛ ÜÒËØÔÇÈÕÛ ×ÇÏ ÈÒÉÒËÇÑÜØÔÇÏ éÇËÐÇ ÉÒÏÉÇÏÐ ÓÇÏÈ ÖÇÑÜÇÚ
ãá ÝÒÏØÏÐÈÇÉÇÏ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏÛ ÖØÈÇÜÛ ÜÒËØÔÇÈÕÛ ×ÇÏ ÈÒÉÒËÇÑÜØÔÇÏ éÇËÐÇ ÉÒÏÉÇÏÐ ÓËØÈÒÉ
ñá ÝÒÏØÏÐÈÇÉÇÏ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏÛ ÖØÈÇÜÛ ÜÒËØÔÇÈÕÛ ×ÇÏ ÈÒÉÒËÇÑÜØÔÇÏ éÇËÐÇ ÉÒÏÉÇÏÐ ÓØÊÐÇÖ
òá óÒË×ÇÜÇÉ ÙÇÑÓÇÏ ÈÊÑÕÏÇÔ ÖÒÓÇÏÎÇÈ å ÓÕÇÚ ÜÒË ×ÕÖÕÏ
ôá ëÇÖÎÇËÇÈÇÉ ÓÒË×ÇÎÇ ÕÏÉÕÈ ÑÒÏÐÊËÐÇÏØÖÇÖØ ×ÕÖÕÏ ÖÒÚÇÉ ÖÒÓÇÐÇØ ÖÇÔÇÚ ÖÇÉÕ ÜËÊÐËÇÑ ×Ø ÔÊÈÇÖØ
îîì ÝÝëá
E.
Penutup
îîì ÝÝë ØÏØ ×ÇÜÇÉ ×ØÙÇÔÇÏÈÇÏ ×ÒÏÐÇÏ ÓÇØÈ ×ÇÏ ÔÇÏõÇËá ëÇÖÎÇËÇÈÇÉ ÑÒÏÎÇÑÓÕÉ ÜÊÖØÉØÍ ÈÒÐØÇÉÇÏ
ÎÇÏÐ ×ØÕÖÕÔÈÇÏ ×ÇÏ ×ØÔÇÈÖÇÏÇÈÇÏ ÊÔÒÚ ÑÇÚÇÖØÖéÇá èÕÈÕÏÐÇÏ ÜÒÑÕÈÇ ÑÇÖÎÇËÇÈÇÉ ×ÇÏ ÜÒËÇÏÐÈÇÉ
×ÒÖÇ ÖÇÏÐÇÉ ÓÒÖÇË ×ÇÔÇÑ ÑÒÏÖÕÈÖÒÖÈÇÏ ÈÒÐØÇÉÇÏ îîì ÝÝëá àÇËÇÏ ÕÏÉÕÈ ÜÒËÓÇØÈÇÏ ÈÒ ×ÒÜÇÏ
Ç×ÇÔÇÚ ÑÒÏÐÈÊÊË×ØÏÇÖØÈÇÏ ÈÒÐØÇÉÇÏ îîì ×ÒÏÐÇÏ ÜËÊÐËÇÑ ×ÒÖÇÛ ×ÕÖÕÏÛ ßÇÜÒ××ÇÛ ×ÇÏ ÜÕÖÈÒÖÑÇÖá
èÇÏ ÈÊÊË×ØÏÇÖØ ÉÒËÖÒÓÕÉ ÚÇËÕÖ ×ØÔÇÈÕÈÇÏ ÑØÏØÑÇÔ å ÉÇÚÕÏ ÖÒÓÒÔÕÑÏÎÇ ×ØÖÒÖÕÇØÈÇÏ ×ÒÏÐÇÏ ËÒÏõÇÏÇ
ÈÒÐØÇÉÇÏ ÉÇÚÕÏÇÏá
Daftar Pustaka
êõÚÑÇ×ØÛ öáÆá ãääôá Manajemen Penyakit Berbasis Wilayahá ÝÒÏÒËÓØÉ ßÕÈÕ îÊÑÜÇÖá ÷ÇÈÇËÉÇá
êÔÒøá ãäåãá ùukses Mengolah ùampah Organik Menjadi Pupuk Organiká ÝÕÖÉÇÈÇ ßÇËÕ ÝËÒÖÖá ïÊÐÎÇÈÇËÉÇá
ÆÇÉéÇÛ óá ëÇÕÔÇÏÇÛ ëáÛ êÏÐÐÇÒÏØÛ úá ëÕÔÇÖÇËØÛ àáêá ãäåòá Iptek Bagi Masyarakat Pedesaanû Pemanfaatan
arang sekam untuk media tanam dan briket bioarang á ÝÒÏÒËÓØÉ êÖéÇÙÇáïÊÐÎÇÈÇËÉÇ
ÞÇÏ×ÊÎÊÛ êÉÑÊÙÊÛ óá úÇÖÇ×ØÛ èáÛ üÇÚÎÊÏÊÛ àá Panduan Praktis Membuat Biogas Portabel skala rumah
tangga dan industriá ÝÒÏÒËÓØÉ ÔØÔÎ ÜÕÓÔØÖÚÒËá ÝÒÏÒËÓØÉ êÏ×Øá ïÊÐÎÇÈÇËÉÇá
ÝÇÏÒÛ ãääýÛ ÝÒÏÐÇËÕÚ ÝÒËØÔÇÈÕ îÒÔÕÇËÐÇ ÉÒËÚÇ×ÇÜ ÝÒÏÐÐÕÏÇÇÏ ÷ÇÑÓÇÏÛ Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasionalþ ñ âôçÛ ÞÇÔá ããýÌãñòá
úÇÑÇ×ÚÇÏØ ×ÇÏ êÖÉÕÉÎÛ ãäåñÛ îÒÜÇ×ÇÉÇÏ ×ÇÏ ÝÒÏÎÒÓÇËÇÏ êÒ×ÒÖ ÇÒÐÎÜÉØ àÒÉÒÔÇÚ ÝÒÏÎÕÔÕÚÇÏ èßè
×Ø îÒÔÕËÇÚÇÏ ÝÇÖÒÓÇÏÛ ÷ÇÈÇËÉÇ ÝÕÖÇÉÛ Jurnal Kedokteran IndonesiaÛ å âåçÛ ÞÇÔá åäÌåòá
àÇÏÙÇÎÇáÛ ÞÇËÎÇÏÉÊáÛ óÇÑËØÏáÛ ãäåôÛ ÝËÊ×ÕÈÖØ ßØÊÐÇÖ èÇËØ üÇÑÜÕËÇÏ îÊÉÊËÇÏ àÇÜØ ×ÒÏÐÇÏ îÊÉÊËÇÏ
êÎÇÑÛ Jurnal ÿeknik Pertanian LampungÛ ò âãçÛ ÞÇÔá åã Ìåñæá
330
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
! " #$
"% " " Jurnal &ains dan 'eknologi Lingkungan ( )* +, -.
/0,
, (, Briket Batubara dan Gambut, 1 2
, (,
$ 3 + 4 4
4 Jurnal Kesehatan Masyarakat )* +, -.-0,
0, Dasar5dasar Pengelolaan Air Limbah,
2 , ,
6 /, Panduan praktis mendirikan Bank &ah, , 7 ,
❆
❆
❆
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari...
331
Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto,
Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Berbasis Antikorupsi Terhadap Pengelolaan Keuangan Desa
Totok Dwi Diantoro S.H., M.A
Totok.diantoro@gmail.com
Oce Madril, S.H., M.A
oce.madril@gmail.com
Fakultas Hukum UGM
Abstrak
Peraturan M enteri Dalam N egeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
merumuskan bahwa keuangan desa harus dikelola dengan transparan, akuntabel, serta partisipatif.
Artinya, hukum memerintahkan agar masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan keuangan desa. Namun,
kesulit an dalam memahami definisi keuangan akan mengurangi ket ur ut -ser taan warga dalam
pengelolaan keuangan desa. Semakin sedikit warga desa yang tidak mau berpartisipasi dalam pengelolaan
keuangan desa, maka potensi kejahatan korupsi semakin besar. Desa Wonokerto memiliki jumlah
penduduk 8.904 jiwa dengan tingkat pendidikan Lulusan SD : 2297 orang, lulusan SLTP : 1216 orang, lulusan SM A : 869 orang dan lulusan D3 dan sarjana : 219 orang. Dengan kondisi demikian,
dapat diketahui bahwa masyarakat desa Wonokerto belum memahami Permendagri No. 113 Tahun
2014. Oleh karena itu, meningkatkan pemahaman warga desa atas Peraturan M eneteri Dalam Negeri
tersebut menjadi sebuah keniscayaan.
Kegiatan ini menggunakan metode round table discussion dan metode penyebaran diskusi pertemuan
warga. M etode ini dipilih karena tidak memungkinkan tim pelaksana melakukan tatap muka dengan
seluruh warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY.
Sosialisasi Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi M asyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa
telah dilaksanakan di Desa Wonokerto dengan jumlah peserta 160 orang yang dihadiri oleh Pemerintah
Desa Wonokerto, BPD, Kepala Dukuh, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh A gama, A nggota PKK, dan
perwakilan dari karangtaruna. Setelah kegiatan ini dilaksanakan maka langkah selanjutnya adalah
pembentukan kelompok partisipatif yang terdiri dari peserta sosialisasi. Kelompok ini yang nantinya
akan melakukan penyebarluasan informasi tentang Permendagri 113 Tahun 2014. Di samping itu,
kelompok ini juga melakukan pengawasan dan peran serta dalam pengelolaan keuangan desa khususnya
di Desa Wonokerto.
Kata Kunci : Keuangan Desa, Pemahaman, Partisipatif, Pengawasan.
A.
Pendahuluan
89:;<=:;> ?9><9:@ A;B;C D9E9:@ DFCF: GGH I;J=> KLGM <9><;>E 89>E9BFB;;> N9=;>E;> A9O;
P;Q; HG A9O9CR9: KLGMSO9B;>T=<>U; Q@<=B@O 89:C9>Q;E:@ DFV GGHWKLGMV 89:;<=:;> @>@ C9:=C=OX;>
R;JY; X9=;>E;> Q9O; J;:=O Q@X9BFB; Q9>E;> <:;>OP;:;>Z ;X=><;R9BZ O9:<; P;:<@O@P;<@[V \:<@>U;Z J=X=C
C9C9:@><;JX;> ;E;: C;OU;:;X;<SQ;B;C J;B @>@ ;Q;B;J Y;:E;SQ@B@R;<X;> Q;B;C P9>E9BFB;;>
X9=;>E;> Q9O;V
332
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
]^_`abc`d e`fg` h`fij k_falm`k ^`a`n j_kl`o m`gl`b o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j` nia`l ^`fl
o_f_br`b``bd o_a`qj`b``bd o_b`k`ij`h``bd o_a`opf`b ^`b o_fk`bggibgs`e`m`bt u`bc` j`s`d `o`mla`
^lklalq a_mlh ^`a`nd ofpj_j o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j` f_a`klv finlk q`f_b` n_ni`k m`bc`q k_qbljt
wlj`abc`d q_o`a` ^_j` n_nlalql e_e_b`bg k_fj_b^lfl ^`a`n o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j`t x_a`qj`b`
y_qblj x_bg_apa``b z_i`bg`b {_j` |xyxz{} n_noibc`l jkfiqkif k_fk_bki ^l ^`a`n o_bg_apa``b
q_i`bg`b ^_j`t ~_qf_k`flj ^_j`d q_o`a` j_qjld j_fk` m_b^`h`f` sig` n_nlalql q_e_b`bg`b k_fj_b^lflt
z_jialk`b ^`a`n n_n`h`nl ^_vlbljl q_i`bg`b ^_j` `q`b n_bgif`bgl q_kifikj_fk``b e`fg`
^`a`n o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j`t ~_n`qlb j_^lqlk e`fg` ^_j` c`bg kl^`q n`i m_fo`fkljlo`jl ^`a`n
o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j`d n`q` opk_bjl q_s`h`k`b qpfiojl c`bg ^la`qiq` pa_h `o`f`kif ^_j`
`k`i olh`q a`lbbc`d j_o_fkl f_q`b`b ^`a`n m_a`bs` m`f`bgs`j` `k`i m_a`bs` np^`a `q`b j_n`qlb
m_j`ft a_h q`f_b` lkid n_blbgq`kq`b o_n`h`n`b^`b j_a`bsikbc` ^llqikl pa_h o_blbgq`k`b
o`fkljlo`jle`fg` ^_j` c`bg m_fm`jlj `bklqpfiojl n_bs`^l j_mi`h q_bljr`c``bt
b^`bgb^`bg pnpf y`hib k_bk`bg x_nm_f`bk`j`b ylb^`q xl^`b` zpfiojl
j_a`bsikbc` ^lkialj pt n_bc`k`q`b m`he` n`jc`f`q`k ^`o`k m_fo_f`b j_fk`
n_nm`bki io`c` o_br_g`h`b ^`b o_nm_f`bk`j`b klb^`q ol^`b` qpfiojlt x_f`b j_fk` n`jc`f`q`k
k_fj_mik ^`o`k m_fio`
`}
m}
r}
^}
_}
u`q n_br`fld n_no_fpa_hd ^`b n_nm_flq`b lbvpfn`jl `^`bc` ^ig``b k_a`h k_fs`^l klb^`q
ol^`b` qpfiojl
u`q ibkiq n_no_fpa_h o_a`c`b`b ^`a`n n_br`fld n_no_fpa_h ^`b n_nm_flq`b lbvpfn`jl
`^`bc` ^ig``b k_a`h k_fs`^l klb^`q ol^`b` qpfiojl q_o`^` o_b_g`q hiqin c`bg n_b`bg`bl
o_fq`f` klb^`q ol^`b` qpfiojl
u`q n_bc`no`lq`b j`f`b ^`b o_b^`o`k j_r`f` m_fk`bggibg s`e`m q_o`^` o_b_g`q hiqin
c`bg n_b`bg`bl o_fq`f` klb^`q ol^`b` qpfiojl
u`q ibkiq n_no_fpa_h s`e`m`b `k`j o_fk`bc``b k_bk`bg a`opf`bbc` c`bg ^lm_flq`b q_o`^`
o_b_g`q hiqin ^`a`n e`qki o`albg a`n` h`fl ^`b
u`q ibkiq n_no_fpa_h o_falb^ibg`b hiqint
uiqin n_bs`nlb j_kl`o e`fg` b_g`f` ibkiq kifik m_fo`fkljlo`jl ^`b m_fo_f`b j_fk` ^`a`n
o_br_g`h`b ^`b o_nm_f`bk`j`b qpfiojld k_fn`jiq ^`a`n o_br_g`h`b qpfiojl c`bg nibgqlb
k_fs`^l ^l o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j`t q`b k_k`old o`fkljlo`jl ^`b q_kifikj_fk``b lbl jialk ^lo_bihl
`o`mla` o_n`h`n`b e`fg` `k`j h`a k_qblj n`jlh f_b^`ht {_bg`b ^_nlql`bd q_mikih`b ibkiq
n_blbgq`kq`b o_n`h`n`b e`fg` {_j` pbpq_fkpd z_r`n`k`b yifld z`mio`k_b ~a_n`bd {]
k_fh`^`o o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j` m_f^`j`fq`b x_fn_b^`gfl pt n_bs`^l j`bg`k ifg_bt
pbpq_fkp `^`a`h j_mi`h ^_j` c`bg k_fa_k`q ^l z_r`n`k`b yifld z`mio`k_b ~a_n`bd {`_f`h
]jkln_e` pgc`q`fk`d ]b^pb_jl`t x`^` nia`bc` {_j` pbpq_fkp n_fio`q`b ela`c`h c`bg k_f^lfl
^`fl |_no`k} z_aif`h`b c`qbl z_aif`h`b `fpbg`bd _^pq _nopbgd yibggiad ^`b {`^`o`bt
_f^`j`fq`b n`qain`k x_n_flbk`h {`_f`h ]jkln_e` pgc`q`fk` c`bg ^lk_fmlkq`b k`hib
n_bg_b`l x_n_flbk`h`b z_aif`h`bd n`q` z_aif`h`bz_aif`h`b k_fj_mik q_ni^l`b ^lg`mibg
n_bs`^l j`ki {_j` pkpbpn ^_bg`b b`n` {_j` pbpq_fkpt pbpq_fkp q_ni^l`b j_r`f` f_jnl
^lk_k`oq`b m_f^`j`fq`b w`qain`k x_n_flbk`h {`_f`h ]jkln_e` pgc`q`fk` pnpf y`hib
k_bk`bg x_fim`h`b {`_f`h{`_f`h z_aif`h`bt
ina`h o_b^i^iq ^_j` j_sina`h t sle` ^_bg`b sina`h a`qla`ql t pf`bg ^`b o_f_n
oi`b t pf`bg ^_bg`b sina`h z_o`a` z_ai`fg` t zzt ylbgq`k o_b^l^lq`b iaij`b ~{
Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, ....
333
¡ ¡¢ £¤¥¦ § ¨¨© ¡ ¡¢ £ª« § ¬© ¡ ¡¢ ®¯ ¢°§ ¨
± £²³´ µ ²¢ ¶²¢²³¡¶ ·²¶¡¸ ¹´¡º ´ ¢ ¸ º¹±
®² ¸´¢´ » ²·´¸´ º¶ ´¸²¶¹¡´ ³¹µ ·¢»¸¶ ²¢ ¼¸²¶ ³² ¡·
·²·¹·´ ¦²·²´ ½± ¨¨¯ ¥¹¡ ¾¨¿± À¶¡¸ ´¶¡ ¸²´¶ ´´ ·²°´ º²¶´ ³´
·¢»¸¶ ¡ ·²·¹·´ ¦²·²²´ ½± ¨¨¯ ¥¹¡ ¾¨¿±
B.
Metode Pelaksanaan
Á²´¶ ´´ ·²·³¡¶¡¹¸ ´¶²¸¢´ » ´¶²¢´Â ¶ ¶´· º² ¸¢ ² µ ·
¹ ´´ ´µ¸´ ´ ²¹ ¸²º ¡¸¡¹ º²µ¸´ Ã¥ ·¡º¡ ü± Ä·¢´ ¶²¶ ´¢´ ¦²·²´
½± ¨¨¯Å¾¨¿ ´¢·º´¸ ² Æ ¶¶º ·¡¸ ¶ ¶´· º² ¸¢ µ · ¢¶¡
¡·± ½·¡ ²·´¸´ ´¶²¸¢´ ² µ ¶´¸ ´ ¸¡¸ ² ·²¶² ¸² ¢ ¸¢²Ç¶´Â
·² ´¸ ² ·²¶² ´¢¸¡¢´ ·² ´¸ Èround table discussionɱ £²¶´º µ ´ºÆ¡ ¡¶¡¸
·¡ ·²² ¡¸ º²º¶ º² ·» ¶²¸´¶ º²² ¸²¡ ²¢±
£²³² ¡· ·²·¡ ´ ¶¶º ·¡¸ ² ·²¶² round table discussionÊ ¶² ²³´¹ ¹¡ ¡ ´º´ ´¹
º²µ¸´ µ ´ ¢²¶´º ¡¢¡ ¶¡ ¢²¶´º ¡¸¡ µ± ¦²µ¸´ ´´ » ¸ ´³²´
´Â·¢´ ¶²¶ ¢¡³¢¶¢´ º²² ¸²¡ ²¢ ·²¡¡¶ ¦²·²´ ½± ¨¨¯Å¾¨¿±
¦²µ¸´ ´´ ¸²²º» ´¹º¸ ·²·³²´¸ ´Â·¢´ ¸² µ ´»± £²¹´ ¢² ´
·²¶² round table discussionÊ ´¡¸ º¡ ·²¶² º²»²³ ´¢¸¡¢´ º²¶²·¡ µË ª²¶²
´´ ´º´ ´¹ ¸² ¶´¸ ·²·¡¸´¸ ¶´· º² ¸¢ ·² ¸¡¸ ¶¶º ·¡¸ ² ¢² ¡¡¹
µ ®²¢ ¼¸²¶ Á²Æ·¶ ¥¡´ Á³¡º¶² £ ²· ®Ä̱
ª²¶² ¸²´¶ ¢¢´ ´¢¢´ ¦²·²´ ¨¨¯ ¥¹¡ ¾¨¿ · ¡¢¡ ´´ ´·³¸ ²
³ ¢²³´ ³²´¸¡¶§
Bagan 1. Metode Kegiatan
334
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
C.
Hasil
Assessment dan Sosialisasi Awal
ÍÎÏÐÑÒÑÓ ÐÓÐ ÔÎÕÖ×ÑØÑÓ ØÙÙÕÚÐÓÑÛÐ ÑÜÑÝ ÞÎÕÛÑÔÑ ßÎÔÎÕÐÓÒÑà áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ ÒÎÕØÑÐÒ
ßÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ ßÕÙÏÕÑÔ ãÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ßÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ÍÎÖÑÓÏÑÓ áÎÛÑä ßÑÚÑ ×ÕÐÓÛÐ×ÓåÑæ ßÎÔÎÕÐÓÒÑà áÎÛÑ
ÔÎÓåÑÔÞÖÒ ÞÑÐØ ×ÕÙÏÕÑÔ åÑÓÏ ÑØÑÓ ÚÐÝÑØÛÑÓÑØÑÓ ÙÝÎà ÒÐÔ ×ÎÓÏÑÞÚÐ ÚÐ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙä çÑÝ ÐÓÐ
ÚÐÛÑÚÑÕÐ ÙÝÎà ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ èéÙÔÙÓ çÑÕåÙ âÐÕÙÛÙÞÙê ÞÑàÜÑ ×ÑÛëÑ ÒÎÕÞÐÒÓåÑ ìÓÚÑÓÏí
ìÓÚÑÓÏ îÙÔÙÕ ï éÑàÖÓ ðñòó ÒÎÓÒÑÓÏ áÎÛÑæ ×ÎÚÙÔÑÓ ßÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ÍÎÖÑÓÏÑÓ áÎÛÑ ÛÎÔÑØÐÓ
ØÙÔ×ÝÎØÛä
ßÑÛëÑ ÒÎÕÞÐÒÓåÑ ìÓÚÑÓÏíÖÓÚÑÓÏ áÎÛÑæ áÎÛÑ ÔÎÕÖ×ÑØÑÓ ÛÖÞåÎØ ×ÎÔÞÑÓÏÖÓÑÓ åÑÓÏ ÛÎëÑÕÑ
ÙÒÙÔÑÒÐÛ àÑÕÖÛ ÔÑÓÚÐÕÐ ÚÑÝÑÔ ×ÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ØÎÖÑÓÏÑÓ ÚÎÛÑä áÐÛÑÚÑÕÐ ×ÖÝÑ ÞÑàÜÑ ÞÎÕÚÑÛÑÕØÑÓ
ßÎÕÔÎÓÚÑÏÕÐ îÙÔÙÕ òòô éÑàÖÓ ðñòóæ ßÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ÍÎÖÑÓÏÑÓ áÎÛÑ àÑÕÖÛ ÞÎÕÚÑÛÑÕØÑÓ ×ÑÚÑ ÑÛÑÛ
õransparanö Akuntabelö dan Partisipatif ä ÷ÕÒÐÓåÑæ ×ÎÔÎÕÐÓÒÑà ÚÎÛÑ ÔÎÔ×ÖÓåÑÐ ØÎÜÑøÐÞÑÓ ÖÓÒÖØ
ÔÎÝÐÞÑÒØÑÓ ÜÑÕÏÑ ÔÑÛåÑÕÑØÑÒ ÚÑÝÑÔ ÛÎÒÐÑ× ×ÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ØÎÖÑÓÏÑÓ ÚÎÛÑä ßÎÕÝÖ ÚÐØÎÒÑàÖÐ ÞÑàÜÑ
ÛÎÞÎÝÖÔ ÔÎÝÐÞÑÒØÑÓ ÜÑÕÏÑ ÔÑÛåÑÕÑØÑÒ àÑÝ ×ÎÕÒÑÔÑ åÑÓÏ ×ÎÕÝÖ ÚÐÝÑØÖØÑÓ ÙÝÎà ×ÎÔÎÕÐÓÒÑà ÚÎÛÑ
ØÎ×ÑÚÑ ÜÑÕÏÑ ÔÑÛåÑÕÑØÑÒ ÑÚÑÝÑà ÔÎÔÞÎÕÐØÑÓ ×ÎÓÏÎÒÑàÖÑÓ ÚÑÓ ÎÚÖØÑÛÐ ÒÎÕØÑÐÒ ×ÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ
ØÎÖÑÓÏÑÓ ÚÎÛÑä
îÑÔÖÓ ÚÎÔÐØÐÑÓæ ãÖÔÞÎÕ áÑåÑ ùÑÓÖÛÐÑ ßÎÕÑÓÏØÑÒ áÎÛÑ ÚÐÑÓÏÏÑ× ÞÎÝÖÔ ÔÑÔ×Ö ÖÓÒÖØ
ÔÎÔÞÎÕÐØÑÓ ×ÎÔÑàÑÔÑÓ ÚÑÓ ÎÚÖØÑÛÐ ØÎ×ÑÚÑ ÜÑÕÏÑ ÔÑÛåÑÕÑØÑÒ ÒÎÕØÑÐÒ ×ÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ØÎÖÑÓÏÑÓ
ÚÎÛÑä ìÓÒÖØ ÐÒÖæ ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ ÔÎÓåÑÔÞÖÒ ÞÑÐØ ×ÕÙÏÕÑÔ úosialisasi Peningkatan Peû
mahaman Dan Partisipasi Warga Dalam Pengelolaan Keuangan Dan Pembangunan Desa ü ìÓÒÖØ
ÛÎÝÑÓøÖÒÓåÑæ ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ ÔÎÓÚÎÝÎÏÑÛÐØÑÓ ØÎÜÎÓÑÓÏÑÓÓåÑ ØÎ×ÑÚÑ ÍÎ×ÑÝÑ ìÕÖÛÑÓ
ßÎÕÎÓëÑÓÑÑÓ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ ÖÓÒÖØ ÔÎÔÞÑÓÒÖ éÐÔ ßÎÓÏÑÞÚÐ ÔÎÔÞÑàÑÛ ÒÎØÓÐÛ ×ÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ
ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ÒÎÕÛÎÞÖÒä
Koordinasi Pelaksanaan Program
ÍÎÏÐÑÒÑÓ ÐÓÐ ÔÎÕÖ×ÑØÑÓ ØÙÙÕÚÐÓÑÛÐ ÞÎÕÛÑÔÑ ÍÎ×ÑÝÑ ìÕÖÛÑÓ ßÎÕÎÓëÑÓÑÑÓæ ýþÑ×ÑØ ÿØÙí ÛÎÝÑØÖ
×ÎÓÎÕÐÔÑ ÚÎÝÎÏÑÛÐ ÚÑÕÐ ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ ÖÓÒÖØ ÔÎÔÞÑÓÒÖ éÐÔ ßÎÓÏÑÞÚÐ ÚÑÝÑÔ ÔÎÓåÐÑ×ØÑÓ ÚÑÓ
ÔÎÕÖÔÖÛØÑÓ ÒÎØÓÐÛ ×ÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐä áÑÝÑÔ ØÙÙÕÚÐÓÑÛÐ ÐÓÐ ÛÎÒÐÚÑØÓåÑ ÔÎÓÏàÑÛÐÝØÑÓ ÞÎÞÎÕÑ×Ñ
ØÎÛÎ×ÑØÑÒÑÓ
òê
ðê
ôê
óê
ê
âÑØÒÖ ×ÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ ÚÐÝÑØÖØÑÓ ÛÎÒÎÝÑà ÝÎÞÑÕÑÓ
ßÎÛÎÕÒÑ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ÔÎÝÐÞÑÒØÑÓ ßÎÕÑÓÏØÑÒ áÎÛÑæ þßáæ ÍÎ×ÑÝÑ áÖØÖàæ ÍÎÒÖÑ éæ ÍÎÒÖÑ âæ
ÍÑÕÑÓÏÒÑÕÖÓÑæ éÙØÙà ÷ÏÑÔÑæ ÚÑÓ ßÍÍ
éÑÕÏÎÒ ×ÎÛÎÕÒÑ ÚÑÕÐ ÞÎÕÞÑÏÑÐ ÖÓÛÖÕ ÒÎÕÛÎÞÖÒ ÞÎÕøÖÔÝÑà òïó ÙÕÑÓÏä ùÎÓÏÐÓÏÑÒ ÞÑÓåÑØÓåÑ ×ÎÛÎÕÒÑæ
ÚÑÓ ÖÓÒÖØ ÔÎÓøÑÔÐÓ ÎÎØÒÐÐÒÑÛ ×ÎÓåÑÔ×ÑÐÑÓ ÔÑÒÎÕÐ ÔÑØÑ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ÚÐÝÑØÛÑÓÑØÑÓ ÚÑÝÑÔ ð
èÚÖÑê ÛÎÛÐ è×ÑÏÐ ÚÑÓ ÛÙÕÎê ÚÑÝÑÔ àÑÕÐ åÑÓÏ ÛÑÔÑ
ìÓÒÖØ ÔÎÓÑÔÞÑà ×ÎÓÏÎÒÑàÖÑÓæ ×ÎÕÝÖ ÑÚÑÓåÑ ÒÑÔÞÑàÑÓ ÔÑÒÎÕÐ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ åÑÐÒÖ ßÎÕÔÎÓÚÑÏÕÐ
òòó éÑàÖÓ ðñòó ÒÎÓÒÑÓÏ ßÎÚÙÔÑÓ ßÎÔÞÑÓÏÖÓÑÓ áÎÛÑ
ãÎÞÎÝÖÔ ØÎÏÐÑÒÑÓ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ÚÐÝÑØÛÑÓÑØÑÓæ éÐÔ ßÎÓÏÑÞÚÐ ×ÎÕÝÖ ÞÎÕØÙÙÕÚÐÓÑÛÐ ÚÑÓ
ÔÎÓåÑÔ×ÑÐØÑÓ ÐÓÙÕÔÑÛÐ ØÎ×ÑÚÑ ÍÎ×ÑÝÑ áÖÛÖÓ ÒÎÕØÑÐÒ ×ÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐä ÍÙÙÕÚÐÓÑÛÐ
ÒÎÕÛÎÞÖÒ ÚÐÝÑØÛÑÓÑØÑÓ ÚÑÝÑÔ ÙÕÖÔ ÍÎ×ÑÝÑ áÖÛÖÓ ÞÎÕÛÑÔÑ ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ åÑÓÏ ÔÎÕÖ×ÑØÑÓ
ÑÏÎÓÚÑ ÕÖÒÐÓ ÔÐÓÏÏÖÑÓ ÚÐ þÑÝÑÐ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙä
Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, ....
335
Diskusi bersama Forum Dukuh
! "
osialisasi Peningkatan Pemahaman Dan Partisipasi Warga Dalam
Pengelolaan Keuangan Dan Pembangunan Desa
&
#
$
%
Pelaksanaan Sosialisasi Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Terhadap
Pengelolaan Keuangan Desa
'
!
!
*
& )
!
+
!
& '
&
& '
(
!
,
!
!
&
!
!
)
/
D.
2
0
& 1
2
$
! (
336
$
,
!
&
!
3& 4 , #56&
Dampak
& !
&
-
., .- ,
&
! 0
!
*!
!& .
3
3& 4 , #56 !
& '
+
&
& 7
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
89:;9<9=9:>?: @9A?:>?: B9C?D
E.
Penutup
E9:F:>@?G?: E9H?I?H?: B?: E?JGFCF8?CF K?C;?J?@?G B?<?H E9:>9<L<??: M9A?:>?: N9C?
H9JA8?@?: C?<?I C?GA A8?;? A:GA@ H9:O9>?I G9JP?BF:;? @LJA8CFD Q9O?J? C9B9JI?:?R @LJA8CF P?H?@
BF<?@A@?: @9GF@? GFB?@ ?B? 89:>?=?C?: <?:>CA:>R AHAH:;? B?JF H?C;?J?@?GD S:GA@ B?8?G
H9<?@A@?: 89:>?=?C?:R H?@? H?C;?J?@?G G9J<9TFI B?IA<A I?JAC H9:>9G?IAF ?8? ;?:> ?@?:
BF?=?CF:;?D
QLCF?<FC?CF ?G?C E9JH9:B?>JF ULD VVW X?IA: YZV[ G9:G?:> E9:>9<L<??: M9A?:>?: N9C?
H9JA8?@?: <?:>@?I ?=?< A:GA@ H9:F:>@?G@?: 89H?I?H?: =?J>?D K9:F:>@?G:;? 89H?I?H?:
=?J>? ?G?C 89:>9<L<??: @9A?:>?: B9C? F:F<?I ;?:> @9HABF?: BFI?J?8@?: B?8?G H9HA:OA<@?:
89J?: B?: 8?JGFCF8?CF =?J>? A:GA@ B?8?G F@AG H9:>9<L<? B?: H9:>?=?CF @9A?:>?: B9C?D N?JF @9>F?G?:
89:F:>@?G?: 89H?I?H?: =?J>? B9C? G9JC9TAGR I?J?8?: AG?H?:;? ?B?<?I B?8?G H9HF:FH?<FCFJ
89:;?<?I>A:??: =9=9:?:> B?: 89:;9<9=9:>?: ?:>>?J?: ;?:> BF<?@A@?: L<9I 89J?:>@?G B9C?D
F.
Ucapan Terimakasih
Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto,
Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Berbasis Antikorupsi Terhadap
Pengelolaan Keuangan Desa ini, pengabdi mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dan berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan ini, di antaranya:
1) Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada yang telah mendukung
dari segi administrasi maupun finansial dalam kegiatan ini;
2) Kepala Desa Wonokerto yang telah memberikan izin untuk dapat melakukan kegiatan ini;
3) Perangkat Desa, BPD, Kepala Dusun, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Agama, Kelompok PKK,
dan Karangtaruna Desa Wonokerto yang telah turut serta berpartisipasi dalam kegiatan ini;
\G?C X9J<?@C?:?:;? M9>F?G?:
G.
Referensi
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 5539.
PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa.
Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093.
Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengeolaan Keuangan Desa.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3874.
UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
❆
❆
❆
Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, ....
337
IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian
untuk Pembuatan Pupuk Bokashi dan
Super Karbon di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban
Tri Wahyuni Sukesi1, Sulistyawati2
1,2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Email : 1yunisukesi.fkmuad@gmail.com, 2sulistyawatisuyanto@gmail.com
Abstrak
Sampah organik rumah tangga dan pertanian sampai sekarang belum bisa dimanfaatkan dengan baik
di lingkungan mitra yaitu di Dusun Lojajar dan Nglaban, sebagian besar hanya dibuang begitu saja,
dibakar dan sebagian kecil untuk makanan ternak. Dilain sisi jumlah sampah organik yang melimpah
ini dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi pupuk bokashi dan super karbon. Pupuk bokashi dan
super karbon ini selanjutnya dapat digunakan kembali untuk meningkatkan hasil pertanian masyarakat,
meningkatkan pendapatan masyarakat dan dapat membantu menciptakan lingkungan yang bersih
dan sehat. Tujuan program pengabdian ini diharapkan mampu meningkatkan peran aktif masyarakat
untuk bisa mengoptimalkan pemanfaatan sampah organik rumah tangga dan sisa hasil pertanian
yang ada di lingkungannya sehingga berdaya guna lebih, melalui berbagai metode yang digunakan.
M etode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan memberikan beberapa jenis pelatihan
tentang pengolahan sampah organik rumah tangga dan sisa hasil pertanian menjadi bokashi dan
super karbon (briket bioarang). Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan pengolahan sampah organik
dan sisa hasil pertanian menjadi pupuk bokashi padat, cair, jerami, pupuk kandang dan arang. Selain
itu, juga dilakukan pelatihan pembuatan super karbon baik super karbon dari jerami, sekam, tangkai
padi dan sampah organik rumah tangga. Dampak dari program pengabdian ini adalah masyarakat
mitra menjadi lebih berdaya, berwawasan, dan giat dalam memanfaatkan sampah organik rumah
tangga dan pertanian. Dihasilkan dari produk pengolahan limbah organik rumah tangga dan pertanian
berupa bokashi cair, bokashi padat, dan briket bioarang (super karbon)
Kata kunci : sampah organik, bokashi, super karbon
A.
Pendahuluan
]^_`^a ^b^c de_f^a ghi^jek l^ji mnd^_^ eje kch^ji o^`^b oe_^jp^^bk^j o^`^b oe_^jp^^bk^j
_njq^oe `c`ck ghi^jekr ]c_fnh f^a^j ghi^jek o^`^b fnh^m^d o^he de_f^a hc_^a b^jii^s ejocmbhes
o^j `nhb^je^jr tgjbga de_f^a ghi^jek hc_^a b^jii^ l^ebc bejq^s knjuejis m^_`^a o^`chs kgb^ o^j
`n_cke_^jr ]c_fnh f^a^j ghi^jek o^he mnkbgh `nhb^je^j oe ^jb^h^jl^ qnh^_es mnk^_ `^oes icd_^s
f^b^ji o^j bgjikgd q^icjis f^ie^j bcfca b^j^_^s mnh^fcb knd^`^s de_f^a o^j hnmeoc bnhj^ks b^j^_^j
o^j icd_^ ^ehr ]no^jik^j mc_fnh f^a^j ghi^jek o^he ejocmbhe oe ^b^h^jl^ ^o^d^a mnhfck inhi^qes
fdgjbgjis knhb^ms ^_`^m bnfcs knd^`^ m^vebs `nji^dnji^j _^k^j^js `n_gbgji^j anv^j wxcihgags
yz{|}r
]nbe^` hc_^a `^mbe _njia^medk^j m^_`^a hc_^a b^jii^ l^ji _nhc`^k^j m^_`^a ghi^jek
mn`nhbe mem^ _^k^j^js m^lchs fc^as o^cj knheji ^b^c f^ak^j kgbgh^j l^ji fnh^m^d o^he bnhj^k l^ji
338
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
~ ~
~~
~
~~ ~ ~
~ ~
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
~
~ ~ ~
~ ~
~ ~
~ ~ ~ ~ ~
~ ~~
~
~ ~ ~
~ ~ ~ ~
~
~ ~ ~ ¡ ¢ ~
~ ~ ~ ~ ~
¢ ~ ~
~ ~ ~
~ ~ £
~ ~
~ ~ ~
~
~ ~
£ ~ ¤¡
¥ ~ ~ ¦
§ ¥ ~ ~ ¦ ~ ¨
¥ ~
~ ~~ ~ ~ ~
~
¥ ~ ~ ~ ¤
~ ~ ~ ~
~
¥ ~ ~ ~ ~
¨ ~~ ~ ¥
~
~
©ª ~ ~~ ~ ¥
«¬ ¨ ~~
¥ ~ ~
~~
~ ® ~~ ~~ ~ ~
~ ¯ ° ~ ~ ~
~ ~ ~ ~
~ ~ ~ ~
~
~ ¯~ ~
~ ~ ~
~ ~ ~
~ ~ ~ ~ ¥
~ ¥ ~ ~ ~
~
~ ~ ~
IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi....
339
±²³´µ³ ¶²¶µ³·µµ¸¹µ³ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ±µ³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ ¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³ ¶²³Ãµ±¿
²²¾µ»µ »¾½±À¹ ĵ³´ ²¾³¿Áµ¿ º²¾¸µ ¶²³´µÃµ¾¿ ŵ¾´µ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ À³¸À¹ ¶²Áµ¹À¹µ³ »²³´²Á½Áµµ³
ºµ¶»µ¼ º²Æµ¾µ ºÅµ±µÄµ ¶µ³±¿¾¿Ç Ȳ¹³½Á½´¿ ĵ³´ ±¿´À³µ¹µ³ µ±µÁµ¼ ¸²¹³½Á½´¿ º²±²¾¼µ³µÉ ¸µ³»µ
¶²¶²¾ÁÀ¹µ³ µÁµ¸ ĵ³´ Ƶ³´´¿¼ ±µ³ ¶µ¼µÁ º²¾¸µ ¹²¸²¾º²±¿µµ³ µ¼µ³ µ¹À ²¾Àµ»µ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹
¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ĵ³´ º²ÁµÁÀ ¶²Á¿¶»µ¼ ±µ³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ ¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³ ĵ³´ º²ÁµÁÀ µ±µÇ ʵ¶»µ¼ ±µ³
Á¿¶Âµ¼ ¸²¾º²ÂÀ¸ µ¹µ³ ±¿¶µ³·µµ¸¹µ³ ¶²ÁµÁÀ¿ »²¶ÂÀµ¸µ³ »À»À¹ ½¹µº¼¿ »µ±µ¸É ½¹µº¼¿ Ƶ¿¾É ½¹µº¼¿
ò¾µ¶¿É ¹µ³±µ³´ ±µ³ µ¾µ³´ º²¾¸µ »À»À¹ ½¹µº¼¿ ²¹º»¾²ºÇ ʲÁµ¿³ ¿¸À ÃÀ´µ ±¿Áµ¹À¹µ³ »²Áµ¸¿¼µ³
»²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³É µ¿¹ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ ò¾µ¶¿É º²¹µ¶É ¸µ³´¹µ¿ »µ±¿É ¸½³´¹½Á õ´À³´ ±µ³
ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µÇ
B.
Metode Pelaksanaan
˲¸½±² »²³¿³´¹µ¸µ³ »²³´²¸µ¼Àµ³ ±µ³ ¹²¸²¾µ¶»¿Áµ³ ¶²¾À»µ¹µ³ º½ÁÀº¿ ĵ³´ ±¿¸µÅµ¾¹µ³ À³¸À¹
¶²³´µ¸µº¿ »²¾¶µºµÁµ¼µ³ »¾¿½¾¿¸µº ¶¿¸¾µÇ ̲¾º½µÁµ³ »¾¿½¾¿¸µº ¶¿¸¾µ µ±µÁµ¼ ²¾¹µ¿¸µ³ ±²³´µ³ ÊÀ¶Â²¾
͵ĵ ˵³Àº¿µ ÎÊÍËÏ Äµ¿¸À »²¾¿Áµ¹À ºµ±µ¾ ¹²º²¼µ¸µ³ Á¿³´¹À³´µ³ ŵ¾´µ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ ±µ¾¿ »²³Æ²¶µ¾µ³
ºµ¶»µ¼ µ¿¹ ¿¸À ½¾´µ³¿¹ µ¸µÀ»À³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ ¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³ ĵ³´ ±¿¼µº¿Á¹µ³ ½Á²¼ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ
¹µ¾²³µ ¶¿³¿¶³Äµ »²³´²¸µ¼Àµ³ ±µ³ ¹²¾µ¶»¿Áµ³ ŵ¾´µ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸Ç Í¿¼µ¾µ»¹µ³ ¶²ÁµÁÀ¿ »²Áµ¸¿¼µ³
ĵ³´ ±¿Â²¾¿¹µ³ ±µ»µ¸ ¶²³¿³´¹µ¸¹µ³ »²³´²¸µ¼Àµ³É ¹²¸²¾µ¶»¿Áµ³ ±µ³ ¹²ºµ±µ¾µ³ ŵ¾´µ ¹²Á½¶»½¹
¶¿¸¾µ ±µÁµ¶ ¶²³´²Á½Áµ ±µ³ ¶²³´½Áµ¼ ºµ¶»µ¼ ĵ³´ ±¿¼µº¿Á¹µ³Ç ˲ÁµÁÀ¿ ºµ¶»µ¼ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ
±µ³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ »²¾¸µ³¿µ³ ¿³¿ µ¹µ³ ±¿¶µ³·µµ¸¹µ³ ¶²³Ãµ±¿ ²²¾µ»µ »¾½±À¹ º²»²¾¸¿ »À»À¹ ½¹µº¿
»µ±µ¸É »À»À¹ ½¹µº¼¿ Ƶ¿¾É ½¹µº¼¿ ò¾µ¶¿É ½¹µº¼¿ »À»À¹ ¹µ³±µ³´ ±µ³ µ¾µ³´É ½¹µº¼¿ »À»À¹
¹µ³±µ³´ »ÁÀº ¸µ³µ¼É ½¹µº¼¿ ²¹º»¾²ºÉ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ò¾µ¶¿É ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ º²¹µ¶É ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³
¸µ³´µ¹¿ »µ±¿É ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ¸½³´¹½Á õ´À³´ ±µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µÇ
в²¾µ»µ ¸µ¼µ»µ³ ¶²¸½±² ĵ³´ µ¹µ³ ±¿Áµ¹À¹µ³ º²Æµ¾µ ¾¿³Æ¿ µ±µÁµ¼ º²Âµ´µ¿ ²¾¿¹À¸Ñ
ÒÇ
ʽº¿µÁ¿ºµº¿ »¾½´¾µ¶ ±¿Áµ¹À¹µ³ ¹²»µ±µ ¹²Á½¶»½¹ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ ĵ³´ ±¿±µ¶»¿³´¿ ½Á²¼ ¸½¹½¼
¶µºÄµ¾µ¹µ¸ ±µ³ µ´µ¶µ º²¸²¶»µ¸Ç
ÓÇ
̲Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ »À»À¹ ½¹µº¼¿ »µ±µ¸ ±µ¾¿ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ±µ³ Á¿¶Âµ¼
º¿ºµ ¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³
ÔÇ
̲Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ »À»À¹ ½¹µº¼¿ Ƶ¿¾ ±µ¾¿ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ±µ³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ
¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³
ÕÇ
̲Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ »À»À¹ ½¹µº¼¿ ò¾µ¶¿
ÖÇ
̲Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹
×Ç
̲Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ ò¾µ¶¿ ±µ³ ¸µ³´¹µ¿ »µ±¿
ØÇ
̲Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ ¸½³´¹½Á õ´À³´
ÙÇ
̲Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ º²¹µ¶
C.
Hasil dan Pembahasan
̲³´µÂ±¿µ³ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ ¿³¿ ²¾¼µº¿Á ±¿Áµ¹ºµ³µ¹µ³ ±²³´µ³ µ¿¹ ±²³´µ³ »µ¾¸¿º¿»µº¿ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸
ĵ³´ ¸¿³´´¿É µ¾¸¿³Äµ º²¶Àµ ¹²Á½¶»½¹ ŵ¾´µ ĵ³´ ¶²³Ãµ±¿ ¶¿¸¾µ ¼µ±¿¾ ±µ¾¿ µÅµÁ ¼¿³´´µ µ¹¼¿¾ ¹²Ú
´¿µ¸µ³Ç е¼¹µ³ ¹²Á½¶»½¹ ŵ¾´µ ¸²¾º²ÂÀ¸ µ³¸Àº¿µº ¶²Áµ¹ºµ³µ¹µ³ ¹²´¿µ¸µ³ ±µ³ ¶²¶¿³¸µ À³¸À¹
±¿¶½³¿¸½¾¿³´Ç
340
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
a.
Sosialisasi program IbM
ÛÜÝÞßàÞÝßÝÞ áâÜãâßä åÞæçâÞèßé èçáßåß èçàÜäáÜè äßÝêßâßèßë êßéã åÞåßäáÞéãÞ Üàçì ëÜèÜì
äßÝêßâßèßë åßé ßãßäß Ýçëçäáßëí ÛÜÝÞßàÞÝßÝÞ ëÞåßè ìßéêß äçéãîéåßéã äÞëâß ëçëßáÞ ïîãß äßÝêßâßèßë
êßéã ëçâëßâÞè îéëîè ëçâàÞæßë åßàßä áâÜãâßä áçéãçàÜàßßé Ýßäáßìí ÛÜÝÞßàÞÝßÝÞ èçãÞßëßé æçâìßÝÞà
åÞàßèÝßéßèßé åÞ ðßàßÞ ñçÝß ÛÞéåîßâïÜò óçôßäßëßé õãßãàÞèò Ûàçäßéí óçãÞßëßé ëçâÝçæîë åÞìßåÞâÞ Üàçì
ßáßâßë åçÝß åßé äÞëâß åßâÞ åîß åîÝîé êßÞëî ñîÝîé öÜïßïßâ åßé õãàßæßéí ñßàßä ÝÜÝÞßàÞÝßÝÞ ëçâÝçæîë
÷ßâãß êßéã ìßåÞâ äçäáçâàÞìßëèßé èçÞéãÞé ëßìîßé äçéãçéßÞ èçãÞßëßé êßéã ßèßé åÞïßàßéèßéí ñÞÝèîÝÞ
ìßéãßë ëçâïßàÞé áßåß èçãÞßëßé ëçâÝçæîëí
b.
Pelatihan pembuatan pupuk bokashi padat dari sampah organik rumah tangga
dan limbah sisa hasil pertanian
øçàßëÞìßé áçäæîßëßé åßé áâßèëÞè àßéãÝîéã áçäæîßëßé áîáîè æÜèßÝìÞ áßåßë åßâÞ Ýßäáßì
ÜâãßéÞè âîäßì ëßéããß åßé àÞäæßì ÝÞÝß ìßÝÞà áçâëßéÞßéí ùîàßÞ åßâÞ áâÜÝçÝ áçéêÞßáßéò áçäÞàÞìßé
æßìßéò áçéêçåÞßßé ßèëÞúßëÜâ ÝßäáßÞ áâßèëÞè áçäæîßëßé êßéã åÞáßéåî Üàçì ëçéßãß ßìàÞ åßé
åÞàßèîèßé Üàçì äßÝêßâßèßë äÞëâßí
ðÜèßÝìÞ ßâëÞéêß ßåßàßì æßìßé ÜâãßéÞè êßéã åÞûçâäçéëßÝÞò æßìßé ÜâãßéÞè ëçâÝçæîë äéçïßåÞ æßìßé
êßéã èßêß ßèßé Ýîäæçâ èçìÞåîáßé üýéåâÞêßéÞò þÿ
æÜèßÝìÞò æßÞè áßåßë ßëßî ôßÞâò äçäßéûßßëèßé
í çâäçéëßÝÞ
æßìßé ÜâãßéÞè îéëîè åÞïßåÞèßé
ùí ðÜèßÝìÞ êßéã åÞìßÝÞàèßé ßåßàßì æÜèßÝìÞ ïçâßäÞò
áîáîè èßéåßéãò åßé æÜèßÝìÞ çèÝáâçÝ üæçâßÝßà åßâÞ ïçâßäÞ ëçëßáÞ åÞæîßë åßàßä ÷ßèëî êßéã àçæÞì
ÝÞéãèßë í
óçîéããîàßé äçéããîéßèßé
ùò
ßåßàßì æÜèßÝìÞ êßéã åÞìßÝÞàèßé åßáßë åÞãîéßèßé åßàßä
÷ßèëî âçàßëÞû ÝÞéãèßëò êßÞëî Ýçëçàßì áâÜÝçÝ
ìßâÞí ÛçàßÞé Þëî ëÞåßè áßéßÝò ëÞåßè æçâæßî æîÝîèò ëÞåßè
äçéãßéåîéã ìßäß åßé áçéêßèÞëò Ýçâëß ëÞåßè äçäæßìßêßèßé áçâëîäæîìßé ßëßî áâÜåîèÝÞ ëßéßäßé
üýéåâÞêßéÞò þÿ
í
øçäßéûßßëßé æÜèßÝìÞ áßåßë ßåßàßìò åçéãßé ôßâß åÞôßäáîâ åçéãßé ëßéßì îéëîè äçåÞß ëßéßäí
éëîè
ëßéßäßé Ýßêîâò áçâæßéåÞéãßé ßéëßâß æÜèßÝìÞ áßåßë åßé ëßéßì êßÞëî
ìÞßÝò áçâæßéåÞéãßé ßéëßâß æÜèßÝìÞ áßåßë åßé ëßéßì ÝçæçÝßâ
í
éëîè
ëßéßäßé
þí Ûçäçéëßâß îéëîè ëßéßäßé åßàßä
¼ bokashi padat,
setahun sekali, media tanam perlu diganti dengan yang baru seperti komposisi semula (Purwendro
dan Nurhidayah, 2007).
Kandungan nutrisi pada bokashi berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman
yang ditandai dengan penambahan ukuran, baik tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun maupun
bobot segar tajuk tanaman. Efek lain yang terjadi adalah bertambahnya jumlah sel pada setiap
jaringan tanaman termasuk bertambahnya jumlah pembuluh xylem dan floem, hal ini juga dapat
meningkatkan efisiensi translokasi unsur hara dari akar keseluruh bagian tanaman melalui daun
untuk disalurkan keseluruh bagian tanaman (Riry dkk, 2013).
Faktor kelembaban memegang peranan penting, bila terlalu basah maka mikro organisme
pengurai akan mati, sehingga adonan kompos akan berbau busuk, dan proses dekomposisi gagal.
Kandungan air adonan dibuat 30% dengan tanda bahwa, bila adonan dikepal dengan tangan, air
tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas, maka adonan akan megar. Suhu juga memegang
peranan sangat penting. Suhu yang terlalu rendah/adonan tetap dingin, maka proses fermentasi
tidak berjalan dengan baik atau kemungkinan mikroba pengurainya mati. Sebaliknya bila suhu
terlalu tinggi maka bokashi akan rusak. Oleh karena itu suhu adonan dipertahankan 40-50%. Jika
áÜëò áçâæßéåÞéãßé ôßäáîâßé ÝçæçÝßâ
æßãÞßé ëßéßì àçäáîéãò
æßãÞßé áßÝÞâò åßé
IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi....
341
!" #$%&
Gambar 1. Pelatihan pembuatan bokashi padat di lokasi mitra IbM
c.
Pelatihan pembuatan pupuk bokashi cair dari sampah rumah tangga dan limbah sisa
hasil pertanian
' (
)( ( (
(
(& * ( (
+( ( (
& ' )( ( & ' )( ( , (
!#$-% ( ( )( ( )(
(
&
' . )( ) ( $ ( )( $
( ( /
(& 0 ( ( # ) ( ( / /
& 1 ( )( ( $ /
$
& ' )( ( ( !' (2(
, ( #3%&
342
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Gambar 2. Pelatihan bokashi cair di lokasi mitra IbM
d.
Pelatihan pembuatan pupuk bokashi jerami
456789 :7;9 856<:7=7> ?7@7A ?7B< @98C7A :56B7>97> D7>E 8<;7A ;9;7:7B=7> =765>7 :7;7
<8<8>D7 87?D767=7B ?5>;969 A7>D7 85>E78C9@ C<@96 C<7A ;769 B7>787> :7;9 B56?5C<B <>B<=
;9F7;9=7> C7A7> 87=7>7> :G=G=H ?5;7>E=7> C7E97> ;769 C7B7>E B7>787> :7;9 B9;7= ;987>I77B=7>
=765>7 ?5?<;7A :7>5> C97?7>D7 87?D767=7B @7>E?<>E 858C7=76 C7E97> ;769 B7>787> :7;9 B56?5C<B
=765>7 @7A7>>D7 ;9E<>7=7> @7E9J 456789 :7;9 ?5C5@<8 85>F7;9 :<:<= G6E7>9= A76<? ;96G8C7=
;7A<@<J
K5@7B9A7> :58C<7B7> ;7> :67=B9= @7>E?<>E :58C<7B7> :<:<= CG=7?A9 F56789J L<@79 ;769
:6G?5? :5>D97:7>H :589@9A7> C7A7>H :5>D5;977> 7=B9M7BG6H :67=B9= :58C<7B7> A9>EE7 85>F7;9
:<:<= ;7> ?97: ;9E<>7=7> D7>E ?58<7>D7 ;9:7>;< G@5A B5>7E7 7A@9J
Gambar 3. Pelatihan pembuatan bokashi padat di lokasi mitra IbM
IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi....
343
NOPQORSTU QVWTXYS ZORTPS [T\S \T[T] POUSU^WT]WTU WTU\_U^TU W`VRVaS` Tb Q \TU ]V]T`c d\TUeT
[OUSU^WT]TU WT\TR W`VRVaS` Tb Q \TU ]V]T` ]ORXOQ_] \S\_^T WTROUT [OPQORSTU QVWTXYS ZORTPS [T\S
_U]_W PTXSU^fPTXSU^ [OR`TW_TU \OU^TU [OPQORSTU QVWTXYS eTU^ QOR]TPQTY QTUeTW PTWT WT\TR
g [_U QOR]TPQTY ]SU^^S \TU g SUS [OU]SU^ \T`TP [OPQOU]_WTU W`VRVaS` \S \T_Uc hUX_R g QOR[ORTU
[OU]SU^ \T`TP YT` [OPQOU]_WTU YSZT_ \T_U eTU^ QOR^_UT XOWT`S \T`TP [RVXOX aV]VXSU]OXSXc hUX_R
i Z_^T XOQT^TS [OPQTU]_ [OUeO`OU^^TRTTU aV]VXSU]OXSX ]TUTPTU jkVYeTU]S \WWb lmnnoc
pTXS` [OUO`S]STU eTU^ \S`TW_WTU [T\T ]TUTPTU XO`T\Tb POU_UZ_WTU QTYqT [OPQORSTU [_[_W
QVWTXYS ZORTPS [T\S ]ORYT\T[ XO`T\T \T_U `OQSY QTSW \TRS [T\T [_[_W WTU\TU^ TeTP YT` SUS ]OR`SYT]
\TRS [RV\_WXSUeT eTU^ `OQSY ]SU^^Sc rVWTXYS ZORTPS [T\S POPS`SWS QOQORT[T WO`OQSYTU ZSWT \SQTU\SU^f
WTU \OU^TU [_[_W WTU\TU^ TeTP eTS]_s WTU\_U^TU _UX_R YTRT eTU^ `OQSY]SU^^Sb [_[_W QVWTXYS
ZORTPS POU^TU\_U^ _UX_R YTRT PTWRV \TU PSWRV \T`TP Z_P`TY eTU^ QTUeTW XOPOU]TRT [_[_W
WTU\TU^ TeTP YTUeT POU^TU\_U^ XO\SWS] _UX_R YTRT QTSW PTWRV PT_[_U PSWRVc NOU^^_UTTU
[_[_W QVWTXYS ZORTPS [T\S Z_^T `OQSY OaSXSOU WTROUT \OU^TU ]TWTRTU ntm^Ru[V``eQT^ X_\TY POPQORSf
WTU YTXS` eTU^ `OQSY QTSW ZSWT \SQTU\SU^WTU \OU^TU [_[_W WTU\TU^ TeTP \OU^TU ]TWTRTU vmm^Ru
[V`eQT^ jw_`TU\TRS \WWb lmnvoc
e.
Pelatihan pembuatan super karbon dari sampah organik jerami, sekam, dan tongkol
jagung.
x_[OR WTRQVU T]T_ QRSWO] POR_[TWTU QTYTU QTWTR [T\T] eTU^ POUZT\S QTYTU QTWTR T`]ORUTf
]SyO [OU^^TU]S PSUeTW ]TUTYc rRSWO] POP[_UeTS XSaT] eTU^ QTSW \SQTU\SU^WTU \OU^TU PSUeTW
]TUTYb WTROUT QRSWO] ]S\TW QORTXT[ \TU ]S\TW QORQT_bX_Y_ [OPQTWTRTU ]O]T[ jvtmz{o \T`TP ZTU^WT
qTW]_ eTU^ `TPTb ^TX YTXS` [OPQTWTRTU ]S\TW POU^TU\_U^ ^TX WTRQVU PVUVWXS\T eTU^ ]SU^^S
jx_WTU\TRR_PS\Sb lmm|oc
rRSWO] QSVTRTU^ eTU^ POPOU_YS X]TU\TR XOQT^TS QTYTU QTWTRb \S`SYT] \TRS WT\TR TSRb WT\TR
yV`T]S`O PT]]ORb WT\TR TQ_b US`TS WT`VRc i_T`S]TX X]TU\TR QRSWO] TRTU^ \OU^TU QTYTU WTe_ XO[OR]S
[T\T ]TQO` n QORSW_]s jx_\SRV \TU x_RV]Vb lmn}oc
Tabel 1. Standarisasi briket arang (SNI 01- 6235-2000)
344
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
~
Tabel 2. Sifat fisik dan kimia briket arang buatan Jepang, Amerika, Inggris
dan Indonesia (Badan Litbang Kehutanan, 1994)
~
~
~
¡ ¢
£¤
¥
¦
§ quality control
¦
¢¢¨ © ~ ~ §
©
IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi....
345
Gambar 4. Proses pembuatan super karbon di lokasi mitrta IbM
D.
Dampak
ª«¬«® ¯«°± ®²³±«´«µ ²µ³«¶¯±«µ IbM Pemanfaatan ·ampah Organik dan Limbah Pertanian
untuk Pembuatan Pupuk Bokashi dan ·uper Karbon di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban «¯«¸«¹ º²¶«³«±
¶²°±®»´¼
½¾
þ
ľ
ž
Ͼ
Ѿ
¿²°À±´« ®²º«¯«°«µ ¬«ºÁ«°«®«´ ¯«¸«¬ ¬²µ³²¸Â¸« º«¬«¹ º²À«°« ¬«µ¯±°±
¿²°À±´« ¬«ºÁ«°«®«´ Á«µ³ ´²°«¬±¸ ¬²µ³Â¸«¹ º«¬«¹ °³«µ±® °»¬«¹ ´«µ³³«
¿²°À±´« ¬«ºÁ«°«®«´ Á«µ³ ´²°«¬±¸ ¬²µ³Â¸«¹ ¸±¬¶«¹ º±º« ¹«º±¸ ²°´«µ±«µ
ª±¹«º±¸®«µµÁ« ¶²°¶«³«± »»® ¶Â®«º¹± Á«µ³ ¶²°«º«¸ ¯«°± ²¬«µÆ««´«µ º«¬«¹ °³«µ±® °»¬«¹
´«µ³³« ¯«µ ²¬«µÆ««´«µ ¸±¬¶«¹ º±º« ¹«º±¸ ²°´«µ±«µ
ª±¹«º±¸®«µµÁ« º»²° ®«°¶Âµ Á«µ³ ¶²°«º«¸ ¯«°± ²¬«µÆ««´«µ º«¬«¹ °³«µ±® °»¬«¹ ´«µ³³«
¯«µ ¸±¬¶«¹ º±º« ¹«º±¸ ²°´«µ±«µ
ɱµ³®»µ³«µ Á«µ³ ¶²°º±¹ ¯²µ³«µ ²µ³Â¸«¹«µ º«¬«¹ °»¬«¹ ´«µ³³« ¯«µ ¸±¬¶«¹ º±º« ¹«º±¸
²°´«µ±«µ
˲µ±µ³®«´µÁ« °Â¯»®´±Ì±´«º ¬«ºÁ«°«®«´Í Á«µ³ º²À«°« ´±¯«® ¸«µ³º»µ³ «®«µ ¬²µ«±®®«µ ²µÎ
¯««´«µ¾
вµ³¹²¬«´«µ ¶±«Á« ²¬¶²¸±«µ »»®¾
˲µÀ²´«® º»¬¶²° ¯«Á« ¬«µ»º±« Á«µ³ º²¹«´ ¯«µ ¬«µ¯±°±¾
E.
Penutup
Ǿ
Ⱦ
ʾ
вµ³«¶¯±«µ IbM Pemanfaatan ·ampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk
Bokashi dan ·uper Karbon di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban ¶²°¹«º±¸ ¯±Ò«¸«µ®«µ ¯²µ³«µ ¶«±® ¯«µ
¸«µÀ«° ¯²µ³«µ ¹«º±¸ Á«µ³ ¬²¬»«º®«µ¾ Ó²³±«´«µ Á«µ³ ¯±¸«®»®«µ ¯± ¸Â®«º± ¬±´°« «¯«¸«¹ ®²³±«´«µ
²¬¶²°¯«Á««µ »µ´»® ¬²µ³²¸Â¸« ¸±¬¶«¹ °³«µ±® °»¬«¹ ´«µ³³« ¯«µ ¸±¬¶«¹ ²°´«µ±«µ ¬²µÒ«¯± ¶Â®«º¹±
¯«µ º»²° ®«°¶Âµ¾ Ó²³±«´«µ ¯±¬»¸«± ¯²µ³«µ ²µ±µ³®«´«µ Ô«Ô«º«µ ¬«ºÁ«°«®«´Í ²¸«´±¹«µ
346
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
ÕÖ×ÖØÙÚÛÜÝÙÞß àÙÞ ÛÖÞàÙÚÛÜÞáÙÞâ ãÙäåÙØÙÕÙ× ÙÞ×æäÜÙä àÖÞáÙÞ ÛÖÞáÙçàÜÙÞ åÙÞá àÜèÙÝÙÞÕÙÞ àÙÞ
ÚÖÞáéÖÞàÙÕÜ ÕÖàÖÛÙÞ ÙàÙ ×ÜÞàÙÕ ÝÙÞèæ×â êÙØÙÞ åÙÞá àÜçÖØÜÕÙÞ çÙéëÙ ÕÖÛÙàÙ ÚÜ×ØÙ ÙàÙÝÙé ÛØìàæÕ
àÜ ÛØìàæÕäÜ äÖíÙØÙ ÚÙääÙÝ àÖÞáÙÞ ×æèæÙÞ æÞ×æÕ àÜÛÙäÙØÕÙÞ äÖéÜÞááÙ àÙÛÙ× ÚÖÞÜÞáÕÙ×ÕÙÞ ÕÖäÖèÙé×Öî
ØÙÙÞ ÚÙäåÙØÙÕÙ×â
F.
Ucapan Terimakasih
ïíÙÛÙÞ ×ÖØÜÚÙ ÕÙäÜé ÕÖÛÙàÙ ðÖÚÖÞØÜä×ÖÕ ñòðóòß ðìÛÖØ×Üä ôÜÝÙåÙé õß ïÞÜöÖØäÜ×Ùä ÷éÚÙà
ñÙéÝÙÞß øÖÚçÙáÙ ùÖÞáÙçàÜÙÞ ãÙäåÙØÙÕÙ× ï÷ñß àÙÞ úÙÕæÝ×Ùä ðÖäÖéÙ×ÙÞ ãÙäåÙØÙÕÙ× ï÷ñ åÙÞá
×ÖÝÙé ÚÖÚçÖØÜÕÙÞ ÕÖäÖÚÛÙ×ÙÞß àæÕæÞáÙÞ àÙÞÙß àæÕæÞáÙÞ ÚìØÜÝß äÖéÜÞááÙ ÕÖáÜÙ×ÙÞ IbM Peû
manfaatan üampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi dan üuper Karbon
di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban àÙÛÙ× ×ÖØäÖÝÖÞááÙØÙ àÖÞáÙÞ çÙÜÕâ
G.
Daftar Pustaka
÷ÝÖýâ þÿ þâ üukses Mengolah üampah Organik Menjadi Pupuk Organikâ ùæä×ÙÕÙ ÙØæ ùØÖääâ ìáåÙÕÙØ×Ùâ
ñÜçÜÙâß ñÙÞÙâß óØÜáæÞÙäÜéâß ðæäÚÙëÙ×Üâß êæÚÙØÞÜÙäÜéß þÿ ÿß ùÖÚçæÙ×ÙÞ ðìÚÛìä ìÕÙäéÜ ñÙØÜ øÜÚçÙé
ùÖØ×ÙÞÜÙÞ ñÖÞáÙÞ ãÖÞááæÞÙÕÙÞ ÷Õ×ÜöÙ×ìØ Ú àÜ ñÖäÙ ãÖáÙ×Ü óÙçÙÞÙÞß Jurnal dayana
Mengabdi ìÝ ß ì ß éÙÝâ î â
òÞàØÜåÙÞÜß â âß þÿ
ß õâ
â Membuat Kompos üecara Kilatâ ùÖÞÖØçÜ× ùÖÞÖçÙØ êëÙàÙåÙâ ÙÕÙØ×Ùâ
ÙÝâ ÿî
ãæÝÙäÙØÜß êâ÷â óÖÞ×ÙÚÙß úâß ðæäæÚÙß ñâ âß þÿ õâ Peningkatan Keterampilan Petani Sumberarum
Sleman dalam Pemanfaatan Jerami dan Sekam Padi Menjadi Briket Bioarang . Prosiding üemiû
nar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Pemanfaatan IPEKü dalam Memû
bangun Ketahanan Pangan. Hotel Jayakarta. Yogyakarta 4 November 2015. Hal. 135-150.
Muzi dan Mulasari. 2014. Perbedaan Konsentrasi Perekat Antara Briket Bioarang Tandan Kosong
Sawit dengan Briket Bioarang Tempurung Kelapa Terhadap Waktu Didih Air. Junal Kesmas. 8
(1). Hal 1-10.
Nugroho, P. 2013. Panduan Membuat Pupuk Cair ntung Mengalir dari Pupuk Cair. Penerbit Pustaka
Baru Press. Yogyakarta. Hal. 7-8.
Parnata, A.S., 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. Penerbit PT AgroMedia
Pustaka. Jakarta Selatan. Hal 62-66.
Purwndro, S., Nurhidayat. 2007. Mengolah üampah untuk Pupuk Pestisida Organik. Penerbit Penebar
Swadaya. Jakarta. 17, 35, 37.
Riry., Rehatta., Tanasale, 2013, Pengaruh Berbagai Komposisi Bokashi Ampas Biji Kakao Dan
Pemberian Em4 Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Petsai (Brassica chinensis L.), Agrologia, Vol. 2, No. 2, Hal. 132-143.
Rohyanti., Muchyar., Hayani, 2011, Pengaruh Pemberian Bokashi Jerami Padi terhadap Pertumbuhan
Vegetatif Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Di Tanah Podsolik Merah Kuning,
Jurnal WahanaûBio Volume VI Desember, Hal. 82-106.
IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi....
347
!" #$%& '()** +, $-, .,$ /% 0$- 1 .-
2$( # 0$&) ',$*, #$(-, 23 *$4& #3$,, 5*
, 63 7( 83 !9!:
,(
: Briket Batubara dan Gambut ;<& = +>$*? #$**
:
@3A =3?A 7>A !BA #$%& #$(-$ #), .,*& 2$( # 0$&)
#$(-& 1 8*3 $3 1 CD44 > DEA Jurnal Mahasiswa Pendidikan Biologi A
63 A 7 A 83 !9F
❆
348
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika
Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga dan Macromedia Flash
SD Muhammadiyah dan SD Islam Terpadu Sleman
Dra. Widayati,M.Sc
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Ahmad Dahlan
Drs. Wahyu Pujiyono. M.Kom
Fakultas Teknik Industri. Universitas Ahmad Dahlan
Abstrak
Sekolah Dasar M uhammadiyah Ambarketawang 3 terletak di Dusun Gamping Kidul, Desa Ambarketawang,
Gamping, Kabupaten Sleman. Dari hasil observasi, masih banyak siswa yang motivasi belajarnya
kurang, banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika, terutama
pada operasi Aljabar khususnya pembagian dan perkalian. M itra yang kedua yaitu SD Islam Terpadu
Jabal Nur Sleman, masih banyak siswa yang sulit memahami konsep-konsep matematika.Hasil ulangan
harian masih banyak yang belum memenuhi KKM .M odel pembelajaran matematikanya masih berpusat
pada guru, sehingga siswa kurang kreatif, kurang inisiatif untuk mengerjakan soal ataupun tugas
yang diberikan guru. Guru masih kesulitan untuk memotivasi, maupun dalam membangkitkan minat
belajar matematika.
Pembelajaran menggunakan alat peraga matematika dengan harapan siswa mudah memahami konsep
matematika. Pembelajaran matematika menggunakan macromedia flash menjadikan siswa termotivasi
untuk belajar dikarenakan aplikasi serta animasinya yang menarik, disamping itu membantu siswa
dalam memahami materi.
Dari permasalahan mitra yang telah dipaparlan di atas, maka diambil beberapa langkah untuk mengatasi
permasalahan yang ada yaitu dengan mengadakan workshop untuk guru-guru SD M uhammadiyah
Ambarketawang 3 dan SD Islam Terpadu Sleman tentang pembelajaran matematika menggunakan
macromedia flash, alat peraga. Targetnya para guru bisa membuat bahan ajar, membuat macromedia
flash , serta mampu menggunakan dalam pembelajaran.
Dari hasil angket guru yang diberikan sebelum workshop di SD M uhammadiyah Ambarketawang 3
Gamping, mengenai mathmagic, alat peraga, bahan ajar dan macromedia flash diperoleh skor ratarata 50,8 dan 49 kriteria cukup. Skor rata-rata sesudah workshop adalah 65,1 dan 67,7 dengan kriteria
baik. hasil angket guru yang diberikan di SD IT Jabal Nur Gamping sebelum w orkshop diperoleh
skor rata-rata 55 dan 58,4 kriteria cukup. Skor rata-rata sesudah workshop adalah 60,8 dan 64,9
dengan kriteria baik.
Kata kunci : M athmagic, Alat Peraga, M acromedia Flash
A.
PENDAHULUAN
GHIJKLM NLOLP QRMLSSLTUVLM WSXLPIHYLZL[\ ] YHPKHYLI TU NROR[ ^LS_U[\ `UTRKa NHOL
WSXLPIHYLZL[\a `HbLSLYL[ ^LS_U[\a `LXR_LYH[ GKHSL[c NLPU MLOUK JXOHPdLOUa SLOUM XL[VLI
OUOZL VL[\ SJYUdLOU XHKLeLP[VL IRPL[\a XL[VLI OUOZL VL[\ SLOUM SH[\LKLSU IHORKUYL[ TLKLS
Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga ....
349
fgfhgijkjlm fjngfjnmojp nglqnjfj hjrj shgljtm uikjvjl owqtqtxyj hgfvjzmjx rjx hglojimjx{
|mijm ljnj}ljnj fjnj hgijkjljx fjngfjnmoj yjxz fjtmw lgxrjw{ ~ji mxm fgxkjrm tqjnq oghlmwjnmxjx
rjijf rqxmj hgxrmrmojxp fgxzmxzjn vjwj fjngfjnmoj tgvjzjm rjtjl qxnqo vgijkjl mifq ijmx{
gtqimnjx tmtj rjijf fgfhgijkjlm fjngfjnmoj ojlgxj fjngfjnmoj fglqhjojx fjnj hgijkjljx
vgltmjn jvtnljop qxnqo mnq hgliq rmvqjn vgxrj osxolmn zqxj fgfjwjfm tqjnq osxtgh fjngfjnmoj
rgxzjx fgxzzqxjojx jijn hgljzj{ mtjfhmxz mnq hjlj zqlq fjtmw fgxzjijfm ogtqimnjx rjijf
fgfsnmjtm tmtjp jzjl tqoj vgijkjl fjngfjnmoj{xnqo mnq hgliq rmjrjojxxyj hgijnmwjx hgfvg}
ijkjljx fjngfjnmoj fgxzzqxjojx mathmagic{ Mathmagic fgxzjkjlojx tmtj rjhjn vglwmnqxz igvmw
ghjnp tmtj nglfsnmjtm qxnqo vgijkjl fjngfjnmojp ojlgxj rmrjijf mathmagic nglrjhjn hglfjmxjx
fjngfjnmoj{ mwjo tgosijw kqzj fgxzwjljhojx jrjxyj hgxzgfvjxzjx hgfvgijkjljx fgxzzqxjojx
sfhqngl{ igw ojlgxj mnq tgosijw vglwjljh jrj hgijnmwjx hgfvqjnjx fgrmj hgfvgijkjljxp owqtqt}
xyj fjngfjnmoj{
mnlj yjxz ogrqj yjmnq tijf glhjrq jvji |ql yjxz nglignjo rm rqtqx jfhmxz slp
rgtj ufvjlognjjxzp jfhmxz igfjx{ m tgosijw ngltgvqn fjtmw vjxyjo tmtj yjxz tqimn
fgfjwjfm osxtgh}osxtgh fjngfjnmoj{ m tjfhmxz mnq hgfvgijkjljxxyj fjtmw fgxzzqxjojx
fgnsrg gothstmnslmp hgfvgijkjljxxyj fjtmw vglhqtjn hjrj zqlqp tgwmxzzj tmtj hjtm rjijf
fgxzmoqnm hgfvgijkjljx fjngfjnmoj{ uomvjnxyj vjxyjo tmtj yjxz nmrjo tqoj vgijkjl fjngfjnmoj{
qlq rjijf fgxzjkjl kjljxz fgxzzqxjojx jijn hgljzjp vgijkjlxyj vgltmjn wjjijxp tgwmxzzj tqjtjxj
hgfvgijkjljxxyj nmrjo wmrqh{ qlq kjljxz tgojim fgfvglm jonmmnjt tmtj rjijf vgijkjl fjngfjnmoj{
gvgljhj tmtj nmrjo fjq vglqtjwj qxnqo fgfjwjfm fjnglm fjqhqx fgxygigtjmojx tsji yjxz
jrj{ qlq fjtmw ogtqimnjx qxnqo fgfsnmjtmp fjqhjqx rjijf fgfvjxzomnojx fmxjn vgijkjl
fjngfjnmoj{
gxzzqxjjx osfhqngl rjijf hgfvgijkjljx fjngfjnmoj vgiqf rmogfvjxzojx rm tgosijw
ngltgvqn{ qlq fjtmw ogtqimnjx rjijf fgxzgfvjxzojx fgrmj hgfvgijkjljx yjxz fgxzzqxjojx
osfhqngl{ igw ojlgxj mnq hgliq rmijoqojx hgijnmwjx hjrj zqlq}zqlq m jvqhjngx igfjx
ngxnjxz hgfvgijkjljx osshgljnm rgxzjx jijn hgljzjp jnjq fgxzzqxjojx fgrmj osfhqnglp rgxzjx
vgzmnq tmtj rjhjn fgfjwjfm osxtgh fjngfjnmoj tglnj fgfhqxyjm fmxjn qxnqo fgfhgijkjlm
fjngfjnmoj{
srgi hgfvgijkjljx osshgljnm yjxz rmzqxjojx tgsljxz zqlq fgxkjrm tgtqjnq yjxz qnjfj
rjijf hgfvgijkjljxp ojlgxj tmtj nglimvjn jonm rjijf hgfvgijkjljx{ jxyjo ogxrjij yjxz rmwjrjhm
tmtj gosijw jtjl rjijf fgfhgijkjlm fjngfjnmoj tghglnm rjijf wji ogngimnmjxp mtqjimtjtmp og}
ghjnjxp rjx ognghjnjx rjijf fgxzwmnqxz{ ~jfvjnjx}wjfvjnjx mxm fgxmfvqiojx ljtj fjijt
qxnqo fgfhgijkjlmxyj{ ~ji mxm tgfjomx fgfhgloqjn jxzzjhjx vjwj jngfjnmoj jrjijwhgijkjljx
yjxz tqimn{uhjvmij rjlm tgosijw jtjl tmtj tqrjw fgxzjijfm ogtqimnjx fjoj qxnqo hgfvgijkjljx
tgijxkqnxyj fgxkjrm igvmw ogtqimnjx ijzm{ gnjhm jhjvmij rjlm gosijw jtjl tmtj tqrjw fgxyqojm
fjnj hgijkjljx jngfjnmoj fjoj rmwjljhojx qxnqo vgijkjl fjngfjnmoj tgijxkqnxyj igvmw fqrjw
fgfjwjfm fjnglm fjqhqx osxtgh rjijf fjnj hgijkjljx fjngfjnmoj{
gtqimnjx tmtj rjijf vgijkjl fjngfjnmoj hjrj qfqfxyj hjrj hgxzshgljtmjxp nglqnjfj
hglojimjx rjx hgfvjzmjx{ gfvgijkjljx rgxzjx fgxzzqxjojx mathmagic fgfvqjn tmtj jonmp
olgjnm tglnj rjhjn fgxzwmnqxz rgxzjx ghjnp rgxzjx fgxzzqxjojx fgrmj hgvgijkjljx fgxz}
jomvjnojx tmtj fgxkjrm nglnjlmo qxnqo vgijkjl fjngfjnmoj{ urj vgvgljhjnqkqjx rjlm fjnj hgijkjljx
fjngfjnmoj jrjijw
350
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
ª
®
¯
¡¢ £ £ ¤ ¥¢
¦ ¢¥£ §£ ¢¦¨ ¦£ © ¤ ¤¢ § ¢
¥¥¦ ¢£ ¤ ¢ ¤ © ¢¦ ¦¢ ¤¢ «
¬¦ ¥£¢ ¦¦ ¬¦ ¦ ¡¢ ¥¥ ¤¢ £
§ ¢ ¥ ¢¦ ¦ ¢ £§¥ ¤¢
¢ ¤¢ ¤ ©£ ¢¦ ¥ ¤£¢
¢ ¥£¥ ¥¦ ¤¢ ¤¦ ¦ ¢ £ ¥
¦ £ ¤ ¤¢ ¢¡£ £ ¦¢ ¤ £§ ¤£
¤¢ § ¢ Kurikulum °ingkat ±atuan Pendidikan Dinas Pendidikan ²³´´µ : 9¶·
¸£¥ ¬¢¡£ ¤¢ ¢¦ ¬¢¡£ £© ¤¢ ¤ ¬«
¢¡£ ¹¤¥ © ¤ ¬¢¡£ ¦£¦ ¹¦¤¡ ¤ º» ¤¢ ¼½£ ¼£¤
¾ª¿®À ªÁ ¥¦ ¥ © ¤ ¬¢¡£À ¤ ¬¢¡£
¤¢ £ ¬¢¡£ ¨ ¦À
ª
®
¯
¸¬¢¡£ ¢¬ £ £ ¨ ¥¥ ¤ ¦¬¦ »
¬¢¡£
à ¬¢¡£ ¢¬ ¡¢ ¥¥ ¤ ¢¬ ¤ ¢ ¨ ¤
¦¥ ¥¦ ¤ § ¦¡¦ ¬¢¡£
¤ ¥¡£ ¢¬ ¬£»£ ¤ « ¦ »£¬¢ ¢¢¦ «
¦¦£ « ¢ ¥¦£¦ ¥¥ ¨ ¤ ¬ ¤ ¥¦£¦ ¤ ¬ ¥
¢¥ ¢¦ ¥¦£¦ ¥¡£ ¤ ¡ ¢¡£
¹¨ ¤ ¢¬ ¬ ¢¦ ¥ ¬¢¡£ ¬¬ ¤ ¤¥£ ¦£
¥¦£¦ ¡¦¥ » ¢ £ ¥ ¢¦ ¤£ £«
¤ ¢«¢
¸£¬¥ ¦¢¤ ¥ ¤ © ¤¢ ¬¢¡£
Ä¥ ¦¢¤ ¬ ¤ ¬£¬¥ § ¬ ¥£© »¤ §£¤
Å¢ ¤¢ ©¨£ ¢ ¦¦ ¥ ¤¥¦ ¢¨ £ ¥ ¤¢¥ ¤¥
¬¬£ § ¦¤ £© ¤ ¢ ¬¥ ¤ ¬¢¡£
¥¥¦ §£ ¤ ©¢ ¬£© ¡¦¥ ¦¦ ¡¬ ¤¢ £
¦£¦ ¼¥¥£ ¾ª¿¿ÁÀ «ªÂ £¤ ¬¬£ ¢¬ ¤£ §£¤ ©¢ ¬¥ £«
¥£ ¦¢¤ ¤ ¦À
ª
Æ·
¹£¥ ¦¢ ¥ ¨ £¤ ¤¦ ¤ ¤ ¤ ¤¥ ¦¤
¢¡£ ¤ §£¤ Å¢ £¦ ¤¬¢ ¤£ ¥¦ ¥
¥¥ ¥ ¬¤¥ £¬¦
¸¥¥¦ £¥£ Macromedia Flash ¤ ¤¥ ¦¤ ¤ ¬¬ ¤¢ ¬££
¬¦ ¤¥ ¥£ luwes ¾¬¬Â ¦ ¤¥ ¢¦£ ¤¥ ¥
¤¥
Macromedia Flash ¤ ¥¢ ©¢ ¤¥ ¦¦£ §¢ Ç¢ ¤£ Å¢
¥¥¦ ¤¥ ¬ »§£ ¤ ¡¦¥ ¦¦£ ©¢ Å¢ ¥ §¢ ¬£¥¦
¤¥¦ ¤ ¢ ¨¬ ¥ ¬£¤ ¤ ¤¬¦¦ ¨¦ ¢¤¥
¥ ¢ ¦¦ ¬¦ ¢ ¨¬ £¬¦
Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga ....
351
4.
Macromedia Flash ÈÉÊËÌÍÎÏÐÑÍÊ ÒÏÐÉ ÓÉÔÕÏÖÉ ×ÉÑÎÕÉÊÎÏØ ÙÚÛÜ ÝÍÊË ÓÉÔÎÏÒÍÕ ÒÐÉÑÎÏÓÉÐ ÑÍÔÉÊÍ ÞÍÖÍÕ
ÞÏÑßÊàÉÔÎÏÑÍÊ ÈÉÊáÍÞÏ ÒÏÐÉ ÓÉÔÉÑÎÕÉÊÎÏ ÙÎâÒã ÙÌÕÈÐã ÙËÏÒãÙáÖËã ÙÉäÉã ÙÈßàÙ åÍÐ ÏÊÏ ÈÉÈæÊËÑÏÊÑÍÊ
ÖÉÊËËæÊÍÍÊ ÖÔßËÔÍÈ çÍèÔßÈÉÞÏÍ ÚÐÍÎÌ ÏÊÏ æÊÕæÑ ÓÉÔÓÍËÍÏ ÑÉ[erluan yang kita inginkan.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan CD pembelajaran membuat siswa
termotivasi. Motivasi belajar matematika dapat ditingatkatkan melalui pembelajaran menggunakan
mathmagic, aplikasi macro media flash dan alat peraga.
Untuk selanjutnya agar pembelajaran matematika dengan menggunakan mathmagic maupun
aplikasi macro media flash dan alat peraga lebih efektif apabila disertakan dengan Lembar Kerja
Siswa (LKS). Siswa dapat menuangkan kemampuannya menggunakan LKS. Lembar kerja siswa
LKS merupakan salah satu perangkat pembelajaran matematika yang cukup penting dan diharapkan
mampu membantu peserta didik menemukan serta mengembangkan konsep matematika.
Depdiknas dalam panduan pelaksanaan materi pembelajaran SMP (2008:42-45) alternatif tujuan
pengemasan materi dalam bentuk LKS adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
LKS membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS mengetengahkan terlebih dahulu
suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan
dipelajari. LKS memuat apa yang (harus) dilakukan siswa meliputi melakukan, mengamati,
dan menganalisis.
LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah
ditemukan
LKS berfungsi sebagai penuntun belajar LKS berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya
ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika membaca buku.
LKS berfungsi sebagai penguatan.
LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
Pengembangan pembelajaran menggunakan mathmagic, alat peraga maupun menggunakan
macro media flash tidak sebatas materi pelatihan yang harus dikuasai dan diketahui oleh peserta,
tetapi guru harus kreatif untuk dapat membuat alat peraga matematika maupun media
pembelajaran matematika menggunakan macromedia flash. Pelatihan ini akan mengemas proses
pelatihannya menggunakan bentuk pembelajaran aktif. Dengan demikian diharapkan peserta dapat
mengembangkan bentuk pembelajaran aktif , kreatif, inovatif, menyenangkan, dan efektif.
Dari permasalahan mitra yang telah dipaparlan di atas, maka diambil beberapa langkah untuk
mengatasi permasalahan yang ada yaitu dengan mengadakan workshop untuk guru-guru SD
Muhammadiyah Ambarketawang 3 dan SD Islam Terpadu Sleman, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
352
Mengadakan workshoptentang pembelajaran matematika menggunakan menggunakan
metode mathmagic
Mengadakan workshop pembuatanbuku panduan tentang mathmagic.
Mengadakan workshop pembuatan alat peraga dan media macromedia flash guna memberi
motivasi dan meningkatkan minat dalam belajar matematika.
Workshop pembuatan LKS (Lembar Kerja Siswa).
Workshop tentang pengelolaan Sumber Belajar yang berupa Laboratorium.
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
éêëìíî ïêðì ñòóêëêôõêð ñêëò õíìòêîêð öíðìê÷ñòêð øôîíõ ùêìò úêûïêëêõêî üøùúý êñêþêó ÿ
öíûíëîê ÷òûê íðìí÷êðìõêð ñêþê ôí÷íþêêëêð êîíêîòõê íðììðêõêð êîóêìò
öíûíëîê ÷òûê í÷êî ûíëîê íðììðêõêð êþêî ôíëêìê ñêþê ôí÷íþêêëêð êîíêîòõê
öíûíëîê ñêôêî í÷êî íñòê ôí÷íþêêëêð êîíêîòõê íðììðêõêð êëíñòê þêûó
öíûíëîê ñêôêî í÷êî í÷êë íëê òûê ü
ý ñíðìêð óêëêôêð ôí÷íþêêëêð êîíêîòõê
íðêñò þí÷òó í íõîò
öíûíëîê ñêôêî íðñòëòõêð ûíëîê íðìíþþê ê÷ëêîëò úêîíêîòõê
METODE PELAKSANAAN
êþê ôíþêõûêðêêð ôíðìê÷ñòêð øôîíõ õíôêñê êûïêëêõêî îò íþêõõêð ÷ûíëêûò õí ûíõþêó
ðîõ íðñêôêîõêð òð ëêûò îíðîêðì ôíëêûêþêóêðôíëêûêþêóêð ïêðì êñê ñò ûíõþêó õíñòêð
ñòþêõõêð òñíðîò òõêûò ôíëêûêþêóêð ûíþêðîðïê í÷êî ôíëíðêðêêð ïêðì êõêð ñòõíëêõêð
íðïûð êêëê ëõûóô ñêð ôíþêîòóêð õíôêñê ìëìë íðïòêôõêð êîíëò ñêð ÷êóêð
÷êóêððïê êþ òðò êõêð þí÷òó íþêû ñíðìêð í÷êê ôíîê õðûíô ÷íëòõîÿ
&'" '# !"#$(
!"#$ %
)*#$ +!
!"#$ %
& ,*!$* #$
-. &#$ "/#0!
"' "* "/#0!
"$"1.
2. &"/' 3+ "/#0! ""
"' "1!*" #$.
4. &"/' "1"( "1" "*# 5#
&!.
6. &#$ "/#0! "' 3+
"/#0! ' "' 5#
&!.
7. &"/' 89)
Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga ....
353
Hasil, Pembahasan dan Dampak
:;<; =;>??;@ ABCDB EFGH@ DIAJ KLLG<H>;MH <N>?;> ;>??L=; <;> FNOP;>=Q FN@;RM;>;S TH
;>=;G;>U; ON>?;<;R;> G;F;= MNP;>U;R V R;@HW ON>UH;FR;> P;X;>CP;X;> Q>=QR ;Y;G; ZLGR [XLF
<N>?;> FNOP;>=Q FN@;RM;>;S :;<; =;>??;@ D\ EFGH@ DIAJ ON>?;<;R;> G;F;= <N>?;> O;MH>?CO;MH>?
KNF;@; [NRL@;X PNMNG=; [=;]>U;S ^;MH@>U; <HMNF;R;=H ;Y;G; Workshop <H [T _M@;O `NGF;<Q F;<;
=;>??;@ ABCDa bNH DIAJS [NPN@QO>U; =;>??;@ aI EFGH@ M;OF;H Ac bNH DIAJ ONOFNGMH;FR;> ON>Y;GH
FNOPHY;G; MNG=; ON>UH;FR;> O;=NGHS
:NMNG=; <;GH [T _` d;P;@ eQG F;<; X;GH FNG=;O; ;<; Af ?QGQ PNGHRQ=>U; PNGRQG;>?W ;RXHG>U;
<H=N=;FR;> KNF;@; [NRL@;X U;>? ;R=H] ;<; B ?QGQS [N<;>?R;> FNMNG=; <;GH [T bQX;OO;<HU;X
EOP;GRN=;g;>? a ;<; Ac ?QGQ U;>? MN@;O; f X;GH X;<HG MNOQ;S :;G; ?QGQ ;R=H] ON>?HRQ=H gLGRC
MXLF O;MH>?CO;MH>? MNRL@;X MN@;O; f X;GHS
:NO;=NGH <;GH @Q;G =HO U;H=Q TGM h<H :G;UH=>LW bS:< FN@;=HX iQGQ :NOPN@;j;G `H>?R;= e;MHL>;@W
TGMS [Q>;GULW bS:< U;>? M;>?;= PNGFN>?;@;O;> <;@;O FNOPN@;j;G;> RXQMQM>U; b;=NO;=HR;W FNG>;X
ON>j;<H ?QGQW MNP;?;H KNF;@; [NRL@;X <;> M;;= H>H <LMN> k>HlNGMH=;M EXO;< T;X@;> mL?U;R;G=;S
b;=NGH RN?H;=;> ZLGRMXLF U;>? <H@;RM;>;R;> <H [T _` d;P;@ eQG <;> [T bQX;OO;<HU;X
EOP;GRN=;g;>? an :NOPN@;j;G;> O;=NO;=HR; ON>??Q>;R;> E@;= :NG;?;W :NOPN@;j;G;> ON>?C
?Q>;R;> Mathmagico:NOPQ;=;> p;X;> Ej;GW :NOPQ;=;> qNOP;G KNGj; [HMg;W :NOPQ;=;> ON<H;
FNOPN@;j;G;> ON>??Q>;R;> macromedia flashS
:;G; ?QGQ ;R=H] ON>?HRQ=H gLGRMXLFW ;R=H] ONOPQ;= ON<H; FNOPN@;j;G;>S iQGQC?QGQ <HPNGH
O;=NGH Y;G; ONOPQ;= P;X;> ;j;G MNG=; qNOP;G KNGj; [HMg;S :;<; O;MH>?CO;MH>? MNRL@;X ONOC
PQ=QXR;> RN?H;=;> gLGRMXLF H>HW <HR;GN>;R;> M;>?;= ONOP;>=Q ?QGQC?QGQ <;@;O ON>?;j;GS
:;<; M;;= H>H X;MH@ R;GU; <;GH ?QGQC?QGQ PN@QO P;>U;R <HR;GN>;R;> RNMHPQR;> ON>?;j;G <;>
RN?H;=;> @;H>S [NP;?H;> U;>? MQ<;X MN@NM;H <;GH O;YGL ON<H; ]@;MX>U;S k>=QR p;X;> Ej;G <;> qNOP;G
KNGj; [HMg; P;GQ j;<H MN=N>?;XW ;<; U;>? P;GQ MN<HRH=S
T;GH ;g;@ RN?H;=;> R;OH MNP;?;H FN@;RM;>; MQ<;X F;G; ?QGQ P;Xg; <;GH X;MH@ R;GU;
U;>? <HPQ;= ?QGQ PHM; <HFG;R=NRR;> RN=HR; ON>?;j;G <;> <HPQ;= FN>N@H=H;> U;>? ;RXHG>U; ON>j;<H
R;GU; H@OH;XS `N=;FH X;MH@ R;GU; M;;= H>H PN@QO ONOQ;MR;> <HR;GN>;R;> RNMHPQR;> ?QGQ U;>?
PNGM;>?RQ=;>S
E<;FQ> =;>??;F;> <;GH KNF;@; [NRL@;X [T bQX;OO;<HU;X EOP;GRN=;g;>? a [@NO;> P;Xg;
=NO; FN@;=HX;> MQ<;X MNMQ;H <N>?;> RLOFN=N>MH ?QGQ RN@;M Q>=QR [T MNG=; ONOH>=; Q>=QR <H;<;R;>
@;?HS [N<;>?R;> KNF;@; [T _M@;O `NGF;<Q d;P;@ eQG M;>?;= ON><QRQ>? ;Y;G; gLGRMXLF U;>?
MQ<;X =NG@;RM;>;S
k>=QR ON>?N=;XQH F;G; ?QGQ MQ<;X ON><;F;=R;> X;@CX;@ U;>? PNGO;>];;= <;GH RN?H;=;>
gLGRMXLFW R;OH ONOP;?HR;> ;>?RN= MNPN@QO ?QGQC?QGQ ON>?HRQ=H gLGRMXLF <;> MNMQ<;X ON>?C
HRQ=H gLGRMXLFS T;=; U;>? <HFNGL@NX ON@;@QH ;>?RN= PNGQF; >H@;H RQ;@H=;=H] ;R;> <HQP;X ON>j;<H
>H@;H RQ;>=H=;=H]S pNGHRQ= ;=QG;> FNOPNGH;> MRLGn
354
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Tabel Aturan Pemberian Skor
Keterangan
Skor
SS (Sangat Setuju)
5
S (Setuju)
4
CS (Cukup Setuju )
3
TS (Tidak Setuju)
2
STS (Sangat Tidak Setuju)
1
rstuv wsxu utusy syz{|} ~syz wu|xu{sy sws zxzx {|wusy wusysvutut |yzzys{sy
xt
=
=1
Keterangan :
= skor rata-rata
=1
=jumlah skor
N = jumlah responden
Kriteria kondisi para guru ketika mengikuti acara
xu}|xus {ywutu sxs zx {|}u{s |yzu{}u ssxs x{t }|y}syz ||vssxsy s}|s}u{s
|yzzys{sy mathmagic svs} |xszs ssy ssx wss} wuvus} sws }s|v |xu{}
Tabel Kriteria untuk respon tentang mathmagic, alat peraga, bahan ajar
Rentang Skor
Kriteria
> 67,2
Sangat Baik
54,4 <
67,2
Baik
41,6 <
54,4
Cukup
28,8 <
41,6
Kurang
28,8
Sangat Kurang
Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga ....
355
¡
macromedia flash ¢
Tabel Kriteria untuk respon tentang macromedia flash
Rentang Skor
Kriteria
> 75,6
61,2 <
Sangat Baik
75
Baik
46,8 <
61,2
Cukup
32,4 <
46,8
Kurang
32,4
Sangat Kurang
£ ¡ mathmagic¤
Macromedia Flash¤ ¥
¢
No.
Indikator
1.
2.
Jumlah Skor
Rata-rata skor
Kriteria
Mathmagic, Alat Peraga, Bahan Ajar 508
50,8
Cukup
Macromedia flash
49
Cukup
343
£ ¦§ ¨© ª «
¢
356
No.
Indikator
1.
2.
Jumlah Skor
Rata-rata skor
Kriteria
Mathmagic, Alat Peraga, Bahan Ajar 651
65,1
Baik
Macromedia flash
67,7
Baik
474
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
¬® ¯°®° ±² ³´ µ°¶··±²¸¶ ¹·º®»¼½¾¿¯ À Á·Â²¿¯ ³Ã¼·¿ ± ±Ä®¿¸ Ä°±¶
Å°»°Â ·¼¿¯¼½¶°² ½¼¿½¿¯ mathmagicÆ Ã½ ¼®¯ ·½¼·½²»Æ º¶¿ Ç®Æ ½¼½Â² º¼Ã°· ¼®¿¶
·¼Ã»Ä¿»¿ ļ®½ ·¼·º°½¿¸È ³¼Ã¿Ç°½¿¸ °¿°» Macromedia Flash ® ¯°®° º¼Ã°· º²Ä Ä·
ļ»Ã² °¿½°» ·¼·º°½ ·¼±² ¼·º¼ÃÇ®¿¿¸È ³¼½¼Ã¶ ·¼¿¯²»°½² ¾É®»Ä¶ÉÂÆ Â® ¯°®° Ä°±¶
·¼¿¯¼½¶°² º¯²·¿ ·¼Ã»Ä¿»¿ ¼·º¼ÃÇ®¿ µ½¼·½²» ·¼¿¯¯°¿»¿ mathmagicÆ Ã½
¼®¯Æ ļ®½ º²Ä ·¼·º°½ º¶¿ Ç®È ¬® ¯°®° Ä°±¶ º²Ä ·¼·º°½ ·¼±² ·¼¿¯¯°¿»¿
Macromedia FlashÊ ±² ¿½®¿¸ ·¼·º°½ ®¼»·¿ Ä°®Æ ·¼·º°½ º¶¿ Ç® ±¼¿¯¿ ¿²·Ä²È
Hasil perhitungan angket respon dari guru SD IT Jabal Nur sebelum mengikuti workshop:
No.
Indikator
1.
2.
Jumlah Skor
Rata-rata skor
Kriteria
Mathmagic, Alat Peraga, Bahan Ajar 550
55
Baik
Macromedia flash
58,4
Cukup
526
Hasil perhitungan angket respon dari guru SD IT Jabal Nur sesudah mengikuti workshop:
No.
Indikator
1.
2.
Jumlah Skor
Rata-rata skor
Kriteria
Mathmagic, Alat Peraga, Bahan Ajar 608
60,8
Baik
Macromedia flash
64,9
Baik
584
¬® ¯°®° ±² ³´ ËÌ ÍºÃ Î°® Á·Â²¿¯Æ ³Ã¼·¿Æ ± ±Ä®¿¸ Ä°±¶ Å°»°Â ·¼¿¯¼½¶°² ½¼¿½¿¯
mathmagicÆ Ã½ ¼®¯ ·½¼·½²»Æ º¶¿ Ç®Æ ½¼½Â² º¼Ã°· ¼®¿¶ ·¼Ã»Ä¿»¿ ļ®½ ·¼·Ï
º°½¿¸È ³¼½¼Ã¶ ·¼¿¯²»°½² ¾É®»Ä¶ÉÂÆ Â® ¯°®° Ä°±¶ ·¼¿¯¼½¶°² º¯²·¿ ·¼Ã»Ä¿»¿
¼·º¼ÃÇ®¿ µ½¼·½²» ·¼¿¯¯°¿»¿ mathmagicÆ Ã½ ¼®¯Æ ļ®½ º²Ä ·¼·º°½ º¶¿ Ç®È
³¼Ã¿Ç°½¿¸ °¿°» Macromedia Flash ® ¯°®° º¼Ã°· º²Ä Ä· ļ»Ã² °¿½°» ·¼·º°½ ·¼±² ¼·Ï
º¼ÃÇ®¿¿¸È ³¼½¼Ã¶ ·¼¿¯²»°½² ¾É®»Ä¶ÉÂÆ Â® ¯°®° Ä°±¶ ·¼¿¯¼½¶°² º¯²·¿ ·¼Ã»Ä¿»¿
¼·º¼ÃÇ®¿ µ½¼·½²» ·¼¿¯¯°¿»¿ mathmagicÆ Ã½ ¼®¯Æ ļ®½ º²Ä ·¼·º°½ º¶¿ Ç®È
¬® ¯°®° Ä°±¶ º²Ä ·¼·º°½ ·¼±² ·¼¿¯¯°¿»¿ Macromedia FlashÊ ±² ¿½®¿¸ ·¼·º°½
®¼»·¿ Ä°®Æ ·¼·º°½ º¶¿ Ç® ±¼¿¯¿ ¿²·Ä²È
Penutup
³¼Ã· ¾É®»Ä¶É º¼®Ã¿¯Ä°¿¯ ±² ³´ ËÌ ÍºÃ Î°® ±¿ ³´ µ°¶··±²¸¶Æ ® ¯°®° »½²Ð
·¼¿¯²»°½² ļ½²Â ļIJ¿¸ ±¿ ½¼®Ã²¶½ Ä¿¯½ ¿½°Ä²ÄÈ ÑÉ®»Ä¶É ½¼¿½¿¯ ¼¿¯¼·º¿¯¿ ¼·º¼Ï
ÃÇ®¿ ·¼¿¯¯°¿»¿ ·½¶·¯²ÅÆ Ã½ ¼®¯ ±¿ macro media flash Ä¿¯½ º¼®·¿Ð½ º¯² ¯°®°Ï
¯°®°È µ¼®¼» º¼®Ä¼±² ·¼¿¸¼±²»¿ ¾»½° ±¿ ½¼¿¯ °¿½°» ·¼¿¯²»°½² ÑÉ®»Ä¶É ²¿²È Òà ²¿²
»®¼¿ ·½¼®²Ï·½¼®² ¸¿¯ ±²º¼®²»¿ Ä¿¯½ º¼®·¿Ð½ °¿½°» ¼·º¼ÃÇ®¿ ±² ³¼»Éö ´Ä®
ļ¶²¿¯¯ ® ¯°®° ļ½²±»¿¸ Ä°±¶ ·¼·¶·² Å® ·¼·º°½ º¶¿ Ç®±¿ ÓÔ³È
Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga ....
357
ÕÖ×ØÙÚÛ ÚÜÛÝÞØÚÞ ßÚàÚ áÝàÝ âÚÜ ãÚÜäÚÚÛ åÚÜá æØÞÚ âØÚãæØ× ç×ÖÙ ßÚàÚ áÝàÝè ãÚéÚ éÚãØ ßÖ×ÚéÞÚÜÚ
æÖàÖÜêÚÜÚ ÚéÚÜ ãÖÜÖàÝÞéÚÜ ßÖÜáÚæâØÚÜ ßÚâÚ âÝÚ ãØÛàÚ ÛÖàÞÖæÝÛ ÝÜÛÝé ßÖãæÝÚÛÚÜ éÚàåÚ Ø×ãØÚÙë
ìÚàåÚ Ø×ãØÚÙ ØÜØ âØæÝÚÛ âÚàØ ÙÚÞØ× ßÖÜÖ×ØÛØÚÜ áÝàÝ ÛÖÜÛÚÜá ßÖãæÖ×ÚíÚàÚÜ ãÚÛÖãÚÛØéÚ âÚÜ íÝáÚ ãÚÛÚ
ßÖ×ÚíÚàÚÜ ×ÚØÜ åÚÜá ãÖÜááÝÜÚéÚÜ ãÖâØÚ åÚÜá ÞÝâÚÙ âØæÝÚÛ áÝàÝë îÖÙØÜááÚ âÚàØ ÙÚÞØ× éÚàåÚ Ø×ãØÚÙ
ØÜØ æØÞÚ âØãÚÜäÚÚÛéÚÜ ç×ÖÙ áÝàÝÞÖÜâØàØ ãÚÝßÝÜ ÞÖéç×ÚÙë
Ucapan Terima Kasih
ï×ÙÚãâÝ×Ø××ÚÙè ßÝíØ ÞåÝéÝà éÖÙÚâØàÚÛ ï××ÚÙ îðñë òßÛÖé æÚáØ ÕÚÞåÚàÚéÚÛ ÞÝâÚÙ ÛÖà×ÚéÞÚÜÚ
âÖÜáÚÜ æÚØé âÚÜ ×ÚÜêÚàè ÛÖàÝÛÚãÚ ÚÜÛÝÞØÚÞ åÚÜá ÛØÜááØ âÚàØ áÝàÝóáÝàÝ âÚ×Úã ãÖÜáØéÝÛØ ôçàéÞÙçßë
ÕÝâÚÙóãÝâÚÙÚÜ ßÖÜáÚæâØÚÜ éÚãØ æÚÜåÚé ãÖãæÖàØ ãÚÜäÚÚÛ æÚáØ ßÚàÚ áÝàÝóáÝàÝë
ìÚãØ ãÖÜáÝêÚßéÚÜ æÚÜåÚé ÛÖàØãÚ éÚÞØÙ éÖßÚâÚ õ
öë
üë
ë
ë
÷ØàÖéÛÝà øØÞÖÛ âÚÜ ùÖÜáÚæâØÚÜ ÕÚÞåÚàÚéÚÛè ìÖãÖÜÛàØÚÜ øØÞÖÛè ñÖéÜç×çáØ ÷ÚÜ ùÖÜâØâØéÚÜ
ñØÜááØè÷ØàÖéÛçàÚÛ úÖÜâÖàÚ×è ùÖÜáÝÚÛÚÜ øØÞÖÛ ÷ÚÜ ùÖÜáÖãæÚÜáÚÜ åÚÜá ÛÖ×ÚÙ ãÖÜåÖâØÚéÚÜ âÚÜÚ
ßÖ×ÚéÞÚÜÚÚÜ òßÛÖé ûÚáØ ÕÚÞåÚàÚéÚÛë
ûÚßÚé ÷àë ìÚÞØåÚàÜçèÕëýÝãè øÖéÛçà þÜØÿÖàÞØÛÚÞ ïÙãÚâ ÷ÚÙ×ÚÜ çáåÚéÚàÛÚè åÚÜá ÛÖ×ÚÙ
ãÖãæÖàØ éÖÞÖãßÚÛÚÜ âÚÜ ãÖãæÖàØ ØíØÜ ÝÜÛÝé âÚßÚÛ ãÖÜáÚâÚéÚÜ ùÖÜáÚæâØÚÜ ÕÚÞåÚàÚéÚÛë
ûÚßÚé úÚæàçÙØãè ÕÕè ìÖßÚ×Ú ÖãæÚáÚ ùÖÜáÚæâØÚÜ ßÚâÚ ÕÚÞåÚàÚéÚÛ þÜØÿÖàÞØÛÚÞ ïÙãÚâ
÷ÚÙ×ÚÜ çáåÚéÚàÛÚè åÚÜá ÛÖ×ÚÙ ãÖãæÖàØéÚÜ ØíØÜ âÚ×Úã ßÖÜáÚæâØÚÜ ãÚÞåÚàÚéÚÛ ØÜØë
îÖ×ÝàÝÙ îÛÚä ßÚâÚ ÖãæÚáÚ ùÖÜáÚæâØÚÜ ÕÚÞåÚàÚéÚÛ þÜØÿÖàÞØÛÚÞ ïÙãÚâ ÷ÚÙ×ÚÜ åÚÜá ÛÖ×ÚÙ
ãÖãæÚÜÛÝ ÞÖ×ÚãÚ ßàçÞÖÞ ßÖ×ÚéÞÚÜÚÚÜ ßÖÜáÚæâØÚÜ ãÚÞåÚàÚéÚÛ ØÜØë
ñÖàØàØÜá âç Ú ÞÖãçáÚ æÚÜÛÝÚÜ âÚÜ ÚãÚ× éÖæÚØéÚÜ åÚÜá âØæÖàØéÚÜ éÖßÚâÚ éÚãØ ãÖÜâÚßÚÛéÚÜ
ØãæÚ×ÚÜ ßÚÙÚ×Ú âÚÜ àØâ×ç âÚàØ ï××ÚÙ îðñë ìÚãØ ÙÚàÚßéÚÜ éàØÛé âÚÜ ÞÚàÚÜ éÖßÚâÚ éÚãØ ÝÜÛÝé
éÖÞÖãßÝàÜÚÚÜ âÚ×Úã ßÖÜáÚæâØÚÜ éÚãØë ìÚãØ íÝáÚ æÖàÙÚàÚß ÞÖãçáÚ ßÚÜáÚæâØÚÜ éÚãØ æØÞÚ
æÖàãÚÜäÚÚÛ æÚáØ ÞÖãÝÚÜåÚë
DAFTAR PUSTAKA
ë üë þÜâÚÜá ÝÜâÚÜá øÖßÝæ×Øé òÜâçÜÖÞØÚ çãçà ö ñÚÙÝÜ ü ñÖÜÛÚÜá þøþ ÷ï
÷ î ëúÚéÚàÛÚ õ ë ÚéÞÚÜÚ ÕÚÜâØàØë
ï×ØÞÚÙè ÿÚôÚÛØ âÚÜ ÷ÙÚàãÚôÚÜè éçëùë üë Ø×ÞÚäÚÛ ÷ÝÜØÚ ÕÚÛÖãÚÛØéÚõ ùÖÜáÚÜÛÚà ÝÜÛÝé
ÕÖãÚÙÚãØ ìçÜÞÖßóéçÜÞÖç ÕÚÛÖãÚÛØéÚë úÚéÚàÛÚ õ ùàÖÞÛÚÞØ ùÝÞÛÚéÚàÚåÚë
ïÜááàÚ ë øÚãÚâØÚÜÛçë üë ÕÖãæÝÚÛ ÚãæÚà
Professional 8ë ûÚÜâÝÜáõ ÚàãÚ ðØâåÚë
ÖéÛçà
âÚÜ ïÜØãÚÞØ ïÛàÚéÛØä âÖÜáÚÜ Flash
ïÙÚà ïàÞåÚâë üë ÕÖâØÚ ùÖãæÖ×ÚíÚàÚÜë úÚéÚàÛÚõ ùñ øÚíÚ àÚäØÜâç ùÖàÞÚâÚë
÷ÖßÚàÛÖãÖÜ ùÖÜâØâØéÚÜ
÷ÖßâØéÜÚÞë
ÚÞØçÜÚ×ëüë ìÝàØéÝ×Ýã ñØÜáéÚÛ îÚÛÝÚÜ ùÖÜâØâØéÚÜ üëúÚéÚàÛÚ õ
÷ÖßÚàÛÖãÖÜ ùÖÜâØâØéÚÜ ÚÞØçÜÚ× ëüë ùÖâçãÚÜ þãÝã ùÖÜáÖãæÚÜáÚÜ ûÚÙÚÜ ïíÚà îÖéç×ÚÙ
ÕÖÜÖÜáÚÙ ùÖàÛÚãÚë ÷ÖßÚàÛÖãÖÜ ùÖÜâØâØéÚÜ ÚÞØçÜÚ×è ÷ØàÖéÛçàÚÛ ùÖÜâØâØéÚÜ ãÖÜÖÜáÚÙ
ÝãÝãë
358
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
!" Macromedia Flash 8 #$%&'(')'* + , -. /001.
2'-.$3$4 51( 2 .'- 6.'4 7)8')9" Mathmagic1:$( * ;< =''- ;'('
>$8- ?'81) @ABB" C1.' ;1DE1F'3')'- .'F'D ;)$1 51F'3') C1-%'3') C'' =- >'(')'*
1:')1D1- ;1-..('- .'- =1E.'&''-
C1-.(-' !" 7'-.') G .'- 7'-.') =$D:11- ?F'- -( 7''-
;1-..('- C1-1-%'8 7C; H C<7 H 7C;?5 >'(')'* 5; +:' >'&'
❆
❆
❆
Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga ....
359
Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu,
Perbaikan Tata Kelola Manajemen Keuangan dan
Perbaikan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Meningkatkan
Kualitas UMKM Meubel dan Handycraft di Pajangan Bantul
Wika Harisa Putri, SE., SH., M.Sc., M.EI
Program Studi Akuntansi Universitas Janabadra Yogyakarta
wikaharisa@gmail.com
Insanul Qisti Barriyah, M.Sn
Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
qubeinz@gmail.com
Rudy Suryanto, SE., M.Acc, Ak.
Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
rudy@syncore.co.id
Abstrak
Industri meubel dan handycraft di Pajangan Bantul merupakan salah satu kawasan penghasil meubel
yang berorientasi ekspor. Berkembangnya peluang ekspor meubel dan handycraft ini mendorong
pertumbuhan UM KM khususnya di daerah tersebut cukup tinggi. Bagi UM KM yang dirintis oleh
seniman atau berbasis kompetensi dari pemiliknya, persoalan kreativitas sudah tidak lagi menjadi
hambatan. Namun ternyata, bagi UM KM yang hanya berbasis pada usaha turun temurun maupun
rintisan usaha yang murni dimulai dari kerja keras namun tidak berbasis kompetensi pemilik usaha,
persoalan kreativitas menjadi persoalan yang cukup penting untuk mendapatkan perhatian.
Selain itu, industri meubel juga menghadapi persoalan terkait pemenuhan kewajiban menghasilkan
produk yang berasal dari bahan baku kayu yang legal. Legalitas kayu sebagai bahan dasar industri ini
harus memenuhi standar dan tersertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang ditunjuk. Banyak UM KM
yang kurang siap, karena pemenuhan persyaratan ini juga berarti kesiapan yang lebih baik dalam
administrasi usaha. Sementara pada umumnya, administrasi usaha yang diselenggarakan oleh UM KM
penghasil meubel dan handycraft ini masih seadanya.
Disamping administrasi usaha, kebutuhan perbaikan tata kelola juga sangat diperlukan agar UM KM
mampu tumbuh dan berkembang secara sehat. Karena itu diperlukan juga peningkatan pengetahuan
tentang tata kelola keuangan beserta kualitas literasi keuangan agar pemilik usaha memiliki perhatian
dan menciptakan usahanya menjadi usaha yang siap berkembang dan profesional. Profesionalitas
usaha tentu saja dinilai dari berbagai faktor dan salah satunya adalah dari aktivitas pemasaran. Kegiatan
pengabdian masyarakat ini mencoba membantu dan menstimulasi pemilik usaha beserta karyawannya
untuk lebih siap dalam menghadapi persaingan dengan memperkuat beberapa aspek kunci yang telah
dipaparkan diatas.
Kata kunci : kreativitas, legalitas, tata kelola, pemasaran, industri berbahan dasar kayu
360
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
I.
Pendahuluan
IJKJ LMNOPQRQS TQUQV TQWO PXUQN PMSYYMNQR PMNMRZSZLXQS [QSY LMLXUXRX RQNQRWMNXTWXR
[QSY RVQT \QS OSXR] ^QUQV TQWO RQNQRWMNXTWXR RVQTS[Q Q\QUQV _QV`Q IJKJ LMLXUXRX \Q[Q WQVQS
[QSY aOROP ROQW WMNVQ\QP RNXTXT MRZSZLXb RQNMSQ LMNMRQ LMLXUXRX TMSX _MNWQVQS [QSY _MN_M\Q
\X_QS\XSYRQS \MSYQS TRQUQ OTQVQ [QSY UM_XV _MTQN] JMSXSYRQWS[Q XS\MRT \Q[Q TQXSY cS\ZSMTXQ
\X_QS\XSYRQS \MSYQS SMYQNQ d^edf UQXSS[Qb [QSY LMSONOW World Economic Forum _MNQ\Q PQ\Q
PMNXSYRQW gh \QNX [QSY TM_MUOLS[Q \X PMNXSYRQW ijb LML_MNXRQS XS\XRQTX _QV`Q IJKJ LMNOPQk
RQS RZSWNX_OWZN S[QWQ _QYX PMNMRZSZLXQS cS\ZSMTXQ TMaQNQ RMTMUONOVQS lmMS[b jnopq]
rNZ\OR XS\OTWNX PMNQ_ZW \QS RMNQsXSQS RQ[O LMNOPQRQS PNZ\OR MRTPZN PMSWXSY \X mQMNQV
cTWXLM`Q tZY[QRQNWQ] mQNX \QWQ ur^ rNZvXSTX mct wQVOS jnonb WMNUXVQW _QV`Q SXUQX MRTPZN PNZ\OR
RQ[O mct LMSaQPQX I^m jbp sOWQb \QS LMNOPQRQS PMNXSYRQW RM \OQ MRTPZN mct TMWMUQV _QVQS \QNX
PQPQS lI^m jbx sOWQq] JMSONOW \QWQ mXSQT rMNXS\OTWNXQSb rMN\QYQSYQS \QS KZPMNQTX KQ_OPQWMS
uQSWOUb sOLUQV XS\OTWNX [QSY LMSYVQTXURQS PMNQ_ZW \QNX RQ[O _MNsOLUQV xo OSXWb TM\QSYRQS XS\OTWNX
RMNQsXSQS _MNsOLUQV go OSXW] yOLUQV XS\OTWNX [QSY WMN\QzWQN WMNTM_OW \X[QRXSX _MUOL LMNOPQRQS
sOLUQV RMTMUONOVQS \QNX XS\OTWNX PMNQ_ZW \QS RMNQsXSQS RQ[O \X mctb \X LQSQ TM_QYXQS _MTQN UQXSS[Q
LMNOPQRQS OSXW OTQVQ NOLQVQS [QSY WX\QR QWQO _MUOL WMN\QzWQN]
^MaQNQ OLOLb PNZYNQL PMSYQ_\XQS [QSY RQLX UQRORQS _MNWOsOQS LMS\ZNZSY QYQN IJKJ
LXWNQ \QLPXSYQS RQLX LMLXUXRX RMOSYYOUQS \QS \Q[Q TQXSY [QSY _MNTOL_MN \QNX RMROQWQS XSWMNk
SQU [QSY _QXR \QUQL LMUQRORQS PMSYMUZUQQS OTQVQ] ^MaQNQ RVOTOTb WMN\QPQW _M_MNQPQ VQU [QSY
LMSsQ\X LZWXvQTX OWQLQ RQLX \QUQL LMUQRORQS PMS\QLPXSYQS [QXWO _QV`Q LMNMRQ VQNOT LQLPO
_MNTQXSY \QUQL PQTQN XSWMNSQTXZSQU \QS LQLPO LMSYVQ\QPX WQSWQSYQS \QUQL VQU PMNTQXSYQS ROQUXWQT
\QS VQNYQb QRTMT XSzZNLQTX \QS RZLOSXRQTX \MSYQS PQTQNb \QS PMLMSOVQS QTPMR UMYQUXWQT RVOTOTS[Q
_QYX XS\OTWNX _MN_QVQS \QTQN RQ[O [QSY VQNOT LMSYXROWX NMYOUQTX \QUQL rMNLMSVOW fZ gh{jnn| sZ
pi{jnog \QS rMNLMS\QY fZ }p{jnoj. KMWXYQVQU XSXUQV [QSY RMLO\XQS LMSsQ\X QYMS\Q OWQLQ \QUQL
LMSMSWORQS PNZYNQL PMSYQ_\XQS [QSY \XUQRTQSQRQS _MNTQLQ \MSYQS RM\OQ LXWNQ \QLPXSYQS]
II.
Metode/Aplikasi
rNZYNQL XSX \XNMSaQSQRQS QRQS \XUQRTQSQRQS \QUQL WXYQ WQVOS _MNWONOWkWONOWb WQVOS PMNWQLQ
PQ\Q jnoib WQVOS XSX jno} LMNOPQRQS WQVOS RM\OQ RQLXb \QS WQVOS \MPQSb \QS jnox [QSY LMNOPQk
RQS WQVOS RMWXYQ [QSY QRQS LMSsQ\X WQVOS PMSOWOP TMRQUXYOT WQVOS MvQUOQTX QPQRQV PMS\QLPXSYQS
[QSY RQLX UQRORQS WMUQV _MNVQTXU LML_MNXRQS SXUQX WQL_QV _QYX IJKJ LXWNQ \QLPXSYQS RQLX]
JMTRXPOS LQTXV \QUQL WOsOQS [QSY TQLQb PNZYNQL PQ\Q WQVOS RM\OQ XSX TMLQRXS LMSYQNQV
PQ\Q PMSYOQWQS QTPMR XSWMNSQU IJKJ [QSY RQLX [QRXSX QRQS LMSsQ\X LZ\QU \QTQN _QYX IJKJ
OSWOR UM_XV _MNRML_QSY] d\Q MLPQW PNZYNQL OWQLQ [QSY RQLX UQRTQSQRQSb [QXWO~
1.
Penguatan Kreativitas, Khususnya dalam Penciptaan Desain Produk
rNZYNQL XSX \XUQRTQSQRQS \MSYQS _MN\QTQN PQ\Q _QTMUXSM [QSY \XWMLORQS \X LXWNQ \QLPXSYQS
_QV`Q TMUQLQ XSX LMNMRQ WX\QR TMaQNQ LONSX LMUQRORQS PNZ\ORTX _MN\QTQNRQS \MTQXS VQTXU aXPWQQS
TMS\XNXb SQLOS TMUQUO hanya berdasarkan pesanan dari pihak ketiga maupun berdasarkan
ketersediaan barang dari supplier bahan mentah. Kondisi ini membuat mitra dampingan menjadi
sangat tergantung pada order yang masuk berdasarkan pesanan, dan kurang mampu untuk memiliki
inisiatif menciptakan produk dengan desain yang diciptakannya sendiri. Pada masa sepi order,
Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola ...
361
prototype sample
¡
2.
Peningkatan Kesadaran Pemenuhan Standar Legalitas Kayu sebagai Bahan Dasar
Produk
¢
¡
¡
¡
3.
Perbaikan Tata Kelola dan Manajemen Keuangan berbasis Teknologi Informasi
¡
362
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
£¤¥ ¦§¥¨©¨ª«¥ ¬®ª¯© & ®ª¯¤¥ª§° ±²³´µ¶ ·¤¸¤¹ º¯§»¯¤¹ ©¥©° º«¥£«¦¤ª¤¥ ¼¤¥» £©¤¹½©¸ ¤£¤¸¤¾ £«¥»¤¥
º«¹¤¥¿¤¤ª¤¥ ª«¦¥§¸§»© ©¥¿§¯¹¤¨© ®¥ª®¦ ¹«¸¤¦®¦¤¥ º¯§¨«¨ ª¤ª¤ ¸¤¦¨¤¥¤ º«¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥ ¨«À¤¯¤
§¥¸©¥«° ¨«¾©¥»»¤ ¹¤¹º® £©º¤¥ª¤® £©¹¤¥¤ ¨¤Á¤ ½¤©¦ §¸«¾ º«¥»¤½£© ¹¤®º®¥ §¸«¾ º«¥»®¨¤¾¤ ¼¤¥»
½«¯¨¤¥»¦®ª¤¥° ¤º¤¦¤¾ ¨ª¤¿ ¤£¹©¥©¨ª¯¤¨© ¦«®¤¥»¤¥ ª«¸¤¾ ¹«¸¤¦®¦¤¥ º¯§¨«¨ ª«¯¨«½®ª ¨«À¤¯¤
½«¯¦«¸¤¥Á®ª¤¥¶
Â¥ª®¦ ¹«¹¤¨ª©¦¤¥ ½¤¾Ã¤ º«ª®»¤¨ º«¥¤ª¤¸¤¦¨¤¥¤ ¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥ ¹«¹©¸©¦© ¦«¹¤¹º®¤¥
£¤¥ ¦«ª«¯¤¹º©¸¤¥ ¼¤¥» À®¦®º° º¯§»¯¤¹ ©¥© ¦¤¹© ½®¦¤ £«¥»¤¥ ¹«¥¼«¸«¥»»¤¯¤¦¤¥ º«¸¤ª©¾¤¥
º«¸¤º§¯¤¥ £¤¥ º«¥¤ª¤¸¤¦¨¤¥¤¤¥ ¤£¹©¥©¨ª¯¤¨© ¦«®¤¥»¤¥° £«¥»¤¥ ª®Á®¤¥ ¤Ã¤¸ ¹«¹½«¯©¦¤¥ ¸©ª«¯¤¨©
ª«¥ª¤¥» £¤¨¤¯Ä£¤¨¤¯ ¦«®¤¥»¤¥ ¦«º¤£¤ º«¥»®¨¤¾¤ ¹¤®º®¥ ¨ª¤¿ ¤£¹©¥©¨ª¯¤¨© ¦«®¤¥»¤¥° ¦«¹®£©¤¥
¹«¹º«¯¦«¥¤¸¦¤¥ interface º«¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥ £«¥»¤¥ ¹«ª§£« º«¥£¤¹º©¥»¤¥° £¤¥ ¦«¹®£©¤¥
£©£¤¹º©¥»© ½¤©¦ £«¥»¤¥ º«¥£«¦¤ª¤¥ º«¥£¤¹º©¥»¤¥ ¸¤¥»¨®¥» ¹¤®º®¥ ¤¨©¨ª«¥¨© Á¤¯¤¦ Á¤®¾ ¼¤¥»
¹«¹¤¥¿¤¤ª¦¤¥ ª«¦¥§¸§»© ©¥¿§¯¹¤¨© ¨«¸¤¹¤ º¯§¨«¨ ©¥º®ª £¤ª¤ £¤¥ ¹«¸¤¦®¦¤¥ ¹§¥©ª§¯©¥» ª«¯¾¤£¤º
¾¤¨©¸ ¼¤¥» ª«¸¤¾ £©¨®¨®¥¶
¯§»¯¤¹ ©¥© ¹«¥Á¤£© ¨¤¸¤¾ ¨¤ª® º¯©§¯©ª¤¨° ¦¤¯«¥¤ º¤£¤ ¦§¥£©¨© baseline° ¦«£®¤ ¹©ª¯¤ £¤¹º©¥»¤¥
¹«¹¤¥» ½«¸®¹ ¹«¹©¸©¦© ¦«¨¤£¤¯¤¥ ¼¤¥» À®¦®º ½¤©¦ ª«¯¾¤£¤º º«¥ª©¥»¥¼¤ ¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥¶
Ťº§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥ ¹«¯«¦¤ ¾¤¥¼¤ £©¨®¨®¥ ¨«À¤¯¤ ¤º¤ ¤£¤¥¼¤° £¤¥ £«¥»¤¥ º«¥»¤£¹©¥¨©ª¯¤¨©¤¥ ¼¤¥»
Á®»¤ ¤¸¤ ¦¤£¤¯¥¼¤¶ Æ«£¤¥»¦¤¥° £¤¸¤¹ ¨®£®ª º¤¥£¤¥» ®¹®¹° ¦«½«¯¤£¤¤¥ ¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥
¹«¥À«¯¹©¥¦¤¥ ¦§¥£©¨© ª¤ª¤ ¦«¸§¸¤ ¼¤¥» ¤£¤ £¤¸¤¹ ÂÇÈÇ ª«¯¨«½®ª¶ Ȥ¯«¥¤ ©ª®° ¦¤¹© ¨«º¤¦¤ª
®¥ª®¦ ª«¯®¨ ¹«¥£§¯§¥» ¹©ª¯¤ £¤¹º©¥»¤¥ ¦¤¹© ®¥ª®¦ ¹«¸¤¦®¦¤¥ º«¥¤ª¤¸¤¦¨¤¤¥ ¤£¹©¥©¨ª¯¤¨©
¦«®¤¥»¤¥ ©¥© ¨«À¤¯¤ ½¤©¦ £¤¥ ½«¯¦«¸¤¥Á®ª¤¥ £«¥»¤¥ ½¤¥ª®¤¥ ª«¦¥§¸§»© ©¥¿§¯¹¤¨©¶
4.
Perbaikan Strategi Pemasaran yang Berorientasi pada Pasar Internasional
Æ«º«¯ª© ª«¸¤¾ £©¨«½®ª¦¤¥ £©¤ª¤¨ ½¤¾Ã¤ ÂÇÈÇ ¹©ª¯¤ £¤¹º©¥»¤¥ ¦¤¹© ¹¤¨©¾ ¹«¹©¸©¦©
¦«ª«¯½¤ª¤¨¤¥ £¤¸¤¹ ¾¤¸ Á®¹¸¤¾ º¯§£®¦ ¾¤¨©¸ £«¨¤©¥ ¨«¥£©¯©¶ Ç«¨¦©º®¥ ¨¦¤¸¤ ®¨¤¾¤¥¼¤ ¨®£¤¾
½«¯§¯©«¥ª¤¨© «¦¨º§¯° ¥¤¹®¥ ¨«¸¤¹¤ ©¥© ¹«¯«¦¤ ¾¤¥¼¤ ¹«¥«¯©¹¤ §¯£«¯ £«¥»¤¥ £«¨¤©¥ ¸«¥»¦¤º £¤¯©
º«¹½«¯© §¯£«¯° ¨«¾©¥»»¤ º«¯¤¥ ¹«¯«¦¤ ¨«¸¤¹¤ ©¥© ¾¤¥¼¤ ¹«¥«¯©¹¤ º«¦«¯Á¤¤¥ ¨¤Á¤° ª¤¥º¤ ¹«¹©¸©¦©
¾¤¦ À©ºª¤ º¤£¤ º¯§£®¦ ª«¯¨«½®ª¶ ɤ¾¦¤¥ ª«¯¾¤£¤º º¯§£®¦ ¼¤¥» £©½®¤ª° ¹«¯«¦¤ ½¤¾¦¤¥ ª©£¤¦ ½«¯¤¥©
®¥ª®¦ ¹«¥¤¹º©¸¦¤¥ £¤¸¤¹ ¸«¤¿¸«ª° ¨«¾©¥»»¤ ¹«£©¤ ¦§¹®¥©¦¤¨© º«¹¤¨¤¯¤¥ ¼¤¥» ¤£¤ º®¥ ¨¤¥»¤ª
ª«¯½¤ª¤¨ ¦¤¯«¥¤ ¹¤ª«¯© ¼¤¥» ¤¦¤¥ £©¨§¨©¤¸©¨¤¨©¦¤¥ ½«¯®º¤ º¯§£®¦ º®¥ ¾¤¦ À©ºª¤¥¼¤ ª©£¤¦ ½«¯¤£¤
º¤£¤ ¹«¯«¦¤¶
¯§»¯¤¹ ¦¤¹© ¤¥ª¤¯¤ ¸¤©¥ ¹«¥£§¯§¥» ¹«¯«¦¤ ®¥ª®¦ ¹«¥À©ºª¤¦¤¥ sampleÊsample º¯§£®¦ ¾¤¨©¸
£«¨¤©¥ ¨«¥£©¯©° £¤¥ ¦«¹®£©¤¥ ¹«¹½¤¥ª® ¹«¹½®¤ª¦¤¥ 뽨©ª« ¨«½¤»¤© ¹«£©¤ º«¹¤¨¤¯¤¥ §¥¸©¥«°
¨«¦¤¸©»®¨ ¥¤¥ª©¥¼¤ ¹«¹¤¨¤¯¦¤¥ º¯§£®¦ ¼¤¥» ¹«¯®º¤¦¤¥ ¦¤¯¼¤ ¤¨¸© ¹«¯«¦¤ ¤»¤¯ ¹«¹©¸©¦© º¤¨¤¯
¼¤¥» ¸«½©¾ ¸®¤¨¶ Æ«¸¤©¥ ©ª® ¦¤¹© Á®»¤ ¹«¹½¤¥ª® ¹«¥£¤¹º©¥»© ¹«¯«¦¤ ®¥ª®¦ ½©¨¤ ¹«¥»©¦®ª©
º¤¹«¯¤¥Äº¤¹«¯¤¥ ©¥ª«¯¥¤¨©§¥¤¸ ¼¤¥» ½©¤¨¤¥¼¤ £©¿¤¨©¸©ª¤¨© ¤ª¤® £©¨®½¨©£© §¸«¾ ·©¥¤¨ «¯£¤»¤¥»¤¥
£¤¥ «¯©¥£®¨ª¯©¤¥° ½¤©¦ £© ª©¥»¦¤ª ·ËÌ ¹¤®º®¥ Ȥ½®º¤ª«¥ ɤ¥ª®¸¶
III. Hasil
É«½«¯¤º¤ º¯§»¯¤¹ ¼¤¥» ¹«¥Á¤£© º¯©§¯©ª¤¨ ª«¸¤¾ £©¸¤¦¨¤¥¤¦¤¥° ¹«¨¦©º®¥ ª«¯¦¤©ª £«¥»¤¥ ¾¤¨©¸°
£¤¸¤¹ ½¤¥¼¤¦ ¾¤¸ ¹¤¨©¾ ¨¤¥»¤ª £©¥© Á©¦¤ £©¦¤ª¤¦¤¥ ½«¯¾¤¨©¸° ¦¤¯«¥¤ ½¤»¤©¹¤¥¤º®¥° ¦«»©¤ª¤¥Ä
¦«»©¤ª¤¥ ª«¯¨«½®ª ¹«¹½®ª®¾¦¤¥ 䦪® ®¥ª®¦ ¹«¹½®¦ª©¦¤¥ ¤º¤¦¤¾ ¹«¹½«¯©¦¤¥ ¥©¸¤© ª¤¹½¤¾
½¤»© ÂÇÈÇ ¹©ª¯¤ £¤¹º©¥»¤¥ ¤ª¤® ª©£¤¦¶ Ȥ¹© ¹«¥¼«½®ª¦¤¥ ½¤¾Ã¤ º¯§»¯¤¹ ¦¤¹© ¾¤¥¼¤¸¤¾
Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola ...
363
ÍÎÏÐÑÍÒÓÔ ÕÎÐÓÑÖÑÏ ×ÑÏÐ ØÓÙÑÖÏ×Ñ ÚÛÓÜÛÓÖÑØÝ ÕÑÛÎÏÑ ÍÎÍÑÏÐ ÒÑÏ×ÑÕ ÞÑÔ ×ÑÏÐ ÍÑØÓÞ ØÑÏÐÑÖ ÚÎÛÔß
ÒÑÐÓ ÕÑÍÓ ØÎÔÑÕß ÖÓÍ ÚÎÏÐÑÒàÓ ÍÑßÚßÏ ÒÑÐÓ ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏ ßÏÖßÕ ØÑÍÑáØÑÍÑ ÒÎÔÑâÑÛ àÑÏ
ÍÎÏÐÎÏÑÔÓ ÕÎÔÎÍÑÞÑÏáÕÎÕßÛÑÏÐÑÏ ÒÎØÎÛÖÑ ÔÑÏÐÕÑÞ ×ÑÏÐ ÞÑÛßØ àÓÖÎÍÚßÞã äÑÍßÏ àÎÏÐÑÏ ÑàÑÏ×Ñ
ÚÛÓÜÛÓÖÑØ ÖÎÛØÎÒßÖÝ ÞÑÛÑÚÑÏÏ×Ñ ÑàÑÔÑÞ ÕÎÐÓÑÖÑÏ ÚÎÏàÑÍÚÓÏÐÑÏ àÑÚÑÖ ÔÎÒÓÞ ÙÜÕßØ ßÏÖßÕ ÍÎÏØÖÓÍßÔÑØÓ
åæçæ ßÏÖßÕ ÒÎÛÐÎÛÑÕ ÕÎ ÑÛÑÞ ×ÑÏÐ ÔÎÒÓÞ ÒÑÓÕã
èÑÔÑÍ ÚÛÜÐÛÑÍ ÚÎÏÐßÑÖÑÏ ÕÛÎÑÖÓéÓÖÑØÝ ÞÑØÓÔ ÛÓÓÔ ×ÑÏÐ àÓÚÎÛÜÔÎÞ ÑàÑÔÑÞ ÖÎÛêÓÚÖÑÏ×Ñ ÐÑÍÒÑÛ
àÎØÑÓÏ ØÎÒÑÐÑÓ ÒÎÏÖßÕ ÛÓÓÔ àÑÛÓ ÓÏØÚÓÛÑØÓ åæçæÝ ×ÑÏÐ àÑÔÑÍ ÚÛÜØÎØÏ×ÑáÚßÏ ÍÎÔÑÔßÓ àÓØÕßØÓ ×ÑÏÐ
êßÕßÚ ÚÑÏâÑÏÐÝ àÑÏ ØÑÑÖ ÓÏÓ ÖÎÔÑÞ ØÑÍÚÑÓ ÚÑàÑ ÖÑÞÑÚ ÚÎÍÒßÑÖÑÏ prototype ÑÖÑß sampleã ëÑÛÑÚÑÏÏ×ÑÝ
ÞÑØÓÔ ÒÎÛßÚÑ prototype ÓÏÓ ÕÎÍßàÓÑÏ ÒÓØÑ ÍÎÏâÑàÓ ÕÜÏÖÛÓÒßÖÜÛ ÒÑÐÓ ÍÑÖÎÛÓ ÚÎÍÑØÑÛÑÏ ×ÑÏÐ ÔÎÒÓÞ
ÔßÑØÝ ÒÑÓÕ ÚÎÍÑØÑÛÑÏ ØÎêÑÛÑ ÜÙÙÔÓÏÎ ÍÎÔÑÔßÓ ÚÑÍÎÛÑÏÝ ÍÑßÚßÏ ÚÎÍÑØÑÛÑÏ ÜÏÔÓÏÎ ÍÎÔÑÔßÓ ìÎÒØÓÖÎ
ÚÎÍÑØÑÛÑÏ ×ÑÏÐ ØßàÑÞ àÓÒßÑÖã
íÎàÑÏÐÕÑÏ ÞÑØÓÔ ÚÛÜÐÛÑÍ ÚÎÏÓÏÐÕÑÖÑÏ ÕÎØÑàÑÛÑÏ ÚÎÍÎÏßÞÑÏ ØÖÑÏàÑÛ ÔÎÐÑÔÓÖÑØ ÕÑ×ßÝ ØÑÑÖ ÓÏÓ
ØÑÖß ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏ ÕÑÍÓ ÍÑØÓÞ ÍÎÏßÏÐÐß ÚÛÜØÎØ ÑßàÓÖ ÚÎÏÓÔÓÕÑÏÝ ØÎÞÓÏÐÐÑ ÕÑÍÓ ÍÎÍÒÑÏÖß
àÑÏ ÍÎÏàÜÛÜÏÐ ÍÎÛÎÕÑ ßÏÖßÕ ÕÎÍÒÑÔÓ ÍÎÍÚÎÛØÓÑÚÕÑÏ ÑàÍÓÏØÓÖÛÑØÓ ×ÑÏÐ àÓÚÎÛÔßÕÑÏ ßÏÖßÕ
ÍÎÏâÑÔÑÏÓ ÚÛÜØÎØ ÑßàÓÖ ÚÎÏÓÔÓÕÑÏ ÖÎÛØÎÒßÖã íÎàÑÏÐÕÑÏ ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏ ÔÑÓÏÏ×ÑÝ ØÑÑÖ ÓÏÓ ØßàÑÞ
ÍÎÍÚÎÛÜÔÎÞ ÕÜÍÓÖÍÎÏ ÚÎÍÒÓÑ×ÑÑÏ ØÎÛÖÓÙÓÕÑØÓ ÔÎÐÑÔÓÖÑØ ÕÑ×ßÝ ØÎÖÎÔÑÞ ÚÑàÑ ÖÑÞßÏ ÔÑÔß ÖÎÛÚÑÕØÑ
ÞÑÛßØ ÕÎÞÓÔÑÏÐÑÏ ÞÑÕÏ×Ñ ÍÎÏàÑÚÑÖÕÑÏ ØÎÛÖÓÙÓÕÑØÓ ÔÎÐÑÔÓÖÑØ ÖÎÛØÎÒßÖ ÕÑÛÎÏÑ ÚÎÛØÜÑÔÑÏ ÕÎÖÓàÑÕÖÎÛÖÓÒÑÏ
ÑàÍÓÏÓØÖÛÑØÓ ×ÑÏÐ àÓØÎÒÑÒÕÑÏ ÛÎÐßÔÑØÓ ×ÑÏÐ ØÎÍÚÑÖ ÒÎÛßÒÑÞã
ëÑØÓÔ ÚÛÜÐÛÑÍ ÚÎÛÒÑÓÕÑÏ ÖÑÖÑ ÕÎÔÜÔÑ àÑÏ ÍÑÏÑâÎÍÎÏ ÕÎßÑÏÐÑÏ ÒÎÛÒÑØÓØ ÖÎÕÏÜÔÜÐÓ ÓÏÙÜÛÍÑØÓ
ØÑÑÖ ÓÏÓ ÖÎÔÑÞ ÒÎÛÞÑØÓÔ ÍÎÔÑÕßÕÑÏ ÚÎÔÑÖÓÞÑÏ àÑÏ ÚÎÏàÑÍÚÓÏÐÑÏ ÓÏÚßÖ àÑÖÑ ÖÛÑÏØÑÕØÓ ØÎÔÑÍÑ ØÑÖß
ØÎÍÎØÖÎÛ àÓ ÖÑÞßÏ îïðñÝ ×ÑÓÖß àÑÛÓ ÒßÔÑÏ òÑÏßÑÛÓáòßÏÓ îïðñÝ ØÎÖÎÔÑÞ ØÎÒÎÔßÍÏ×Ñ àÓÑìÑÔÓ àÎÏÐÑÏ
ÚÎÔÑÖÓÞÑÏ ÚÎÏÓÏÐÕÑÖÑÏ ÚÎÍÑÞÑÍÑÏ ÖÎÛÞÑàÑÚ ÕÜÏØÎÚ ÕÎßÑÏÐÑÏ àÑØÑÛã ëÑØÓÔÏ×ÑÝ ØßàÑÞ àÑÚÑÖ àÓêÎÖÑÕ
àÑÔÑÍ ÒÎÏÖßÕ ÔÑÚÜÛÑÏ ÕÎßÑÏÐÑÏ ×ÑÏÐ ØßàÑÞ ÍÎÏàÎÕÑÖÓ ÕÜÏàÓØÓ ÑÕÖßÑÔã çÑÍÓ ÍÎÏ×ÎÒßÖÕÑÏ ØÎÒÑÐÑÓ
ÍÎÏàÎÕÑÖÓÝ ÕÑÛÎÏÑ ÚÛÜØÎØ ÚÎÛØßÑØÓ ÖÎÛÞÑàÑÚ ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏ ÖÎÛÕÑÓÖ ÕÎÖÎÛÒßÕÑÑÏ àÑÖÑ ÕÎßÑÏÐÑÏ
âßÐÑ ÖÓàÑÕ ÒÓØÑ àÓÕÑÖÑÕÑÏ ÍßàÑÞÝ ØÎÞÓÏÐÐÑ ÑØßÍØÓ ×ÑÏÐ ÕÑÍÓ ÐßÏÑÕÑÏ ÑàÑÔÑÞ ÒÑìÑ ÍÎÛÎÕÑ ÖÎÔÑÞ
ÍÎÔÑÕßÕÑÏ ÓÏÚßÖ àÑÖÑ ÕÎßÑÏÐÑÏ ØÎØßÑÓ àÎÏÐÑÏ ÕÜÏàÓØÓ ÑÕÖßÑÔÏ×Ñã
óÎÒÎÛÑÚÑ ÞÑØÓÔ ×ÑÏÐ ØßàÑÞ àÓêÑÚÑÓ ÖÎÛØÎÒßÖ ÖÎÏÖß ØÑâÑ ÍÑØÓÞ ÍÎÏ×ÓØÑÕÑÏ ÚÎÕÎÛâÑÑÏ ÛßÍÑÞ
ÒÑÐÓ ÕÑÍÓ ÒÎÛßÚÑ ÍÎÏÐÑìÑÔ àÑÏ ÍÎÏâÑÐÑ ÕÎÒÎÛÔÑÏâßÖÑÏ ÚÛÜÐÛÑÍÝ ØÎÞÓÏÐÐÑ ÚÛÜÐÛÑÍ ÖÎÛØÎÒßÖ ÖÎÛßØ
ÍÎÏÎÛßØ àÓÐßÏÑÕÑÏ àÑÏ àÓÛÑØÑÕÑÏ ÍÑÏÙÑÑÖÏ×Ñã
IV.
Pembahasan
ôÛÜÐÛÑÍ ÚÎÏÐÑÒàÓÑÏ ÕÎÚÑàÑ ÍÑØ×ÑÛÑÕÑÖ ×ÑÏÐ àÓÔÑÕØÑÏÑÕÑÏ àÎÏÐÑÏ ÒÎÛÍÓÖÛÑ ÒÎÛØÑÍÑ åæçæ
ÍÎÛßÚÑÕÑÏ ÚÛÜÐÛÑÍ ×ÑÏÐ ÓàÎÑÔÏ×Ñ àÓÓÏÓØÓÑØÓ àÑÏ àÓÛßÍßØÕÑÏ ÒÎÛØÑÍÑ ØÎÛÖÑ àÓØÎÚÑÕÑÖÓ àÑÔÑÍ
ÒÓÏÐÕÑÓ ÕÎÍÓÖÛÑÑÏã ëÑÔ ÓÏÓ ØÑÏÐÑÖ ÚÎÏÖÓÏÐÝ ÕÑÛÎÏÑ ÚÛÜØÎØ ÓÏÓØÓÑØÓ àÑÏ ÚÎÛßÍßØÑÏ ÚÛÜÐÛÑÍ ÑÕÑÏ
ÍÎÍÒÎÛÓÕÑÏ ÓÏÙÜÛÍÑØÓ ÕÎÚÑàÑ ÚÎÏÐÑÒàÓ ÖÎÏÖÑÏÐ ØÎÒÎÛÑÚÑ âÑßÞ åæçæ ÓÏÓ ÖÎÔÑÞ ÒÎÛâÑÔÑÏ àÑÏ
ÒÎÛÕÎÍÒÑÏÐã èÑÔÑÍ ÞÑÔ ÓÏÓ ÚÎÏÐÑÒàÓ âßÐÑ ÞÑÛßØ ÍÎÏÐÎÖÑÞßÓ ÕÑÖÎÐÜÛÓ ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏÝ ØÎÞÓÏÐÐÑ
ÖÓàÑÕ ÕÎÔÓÛß àÑÔÑÍ ÍÎÏÑìÑÛÕÑÏ ÚÛÜÐÛÑÍ ØÎÒÑÐÑÓ ÒÎÏÖßÕ ÕÎÍÓÖÛÑÑÏã
èÑÔÑÍ ÚÎÛØÚÎÕÖÓÙ ÚÎÛÕÎÍÒÑÏÐÑÏÏ×ÑÝ åæçæ àÑÚÑÖ àÓÕÔÑØÓÙÓÕÑØÓÕÑÏ ÍÎÏâÑàÓ õ öÎÍÚÑÖ÷
ÕÎÔÜÍÚÜÕ ×ÑÓÖß Livelihood ActivitiesÝ ÍÎÛßÚÑÕÑÏ åØÑÞÑ æÓÕÛÜ çÎêÓÔ æÎÏÎÏÐÑÞ ×ÑÏÐ àÓÐßÏÑÕÑÏ
ØÎÒÑÐÑÓ ÕÎØÎÍÚÑÖÑÏ ÕÎÛâÑ ßÏÖßÕ ÍÎÏêÑÛÓ ÏÑÙÕÑÞÝ ×ÑÏÐ ÔÎÒÓÞ ßÍßÍ àÓÕÎÏÑÔ ØÎÒÑÐÑÓ ØÎÕÖÜÛ ÓÏÙÜÛá
ÍÑÔÝ êÜÏÖÜÞÏ×Ñ ÑàÑÔÑÞ ÚÎàÑÐÑÏÐ ÕÑÕÓ ÔÓÍÑã óÎÛÓÕßÖÏ×Ñ ÑàÑÔÑÞ Micro EnterpriseÝ ÍÎÛßÚÑÕÑÏ åØÑÞÑ
æÓÕÛÜ çÎêÓÔ æÎÏÎÏÐÑÞ ×ÑÏÐ ÍÎÍÓÔÓÕÓ ØÓÙÑÖ ÚÎÏÐÛÑâÓÏ ÖÎÖÑÚÓ ÒÎÔßÍ ÍÎÍÓÔÓÕÓ ØÓÙÑÖ ÕÎìÓÛÑßØÑÞÑÑÏã
çÎÔÜÍÚÜÕ ÕÎÖÓÐÑ ×ÑÓÖß ømall Dynamic EnterpriseÝ ÍÎÛßÚÑÕÑÏ åØÑÞÑ æÓÕÛÜ çÎêÓÔ æÎÏÎÏÐÑÞ ×ÑÏÐ
364
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
ùúûüý þúþÿûÿ ÿ ÿü úÿüüýüü ü þüþ þúúÿþü ú úüü ùü ü ú ü
úúþüù üüûüý Fast Moving Enterprise þúü üþ üýü ÿ úÿû úúüý ü ùúûüý
þúþÿûÿ ÿ ÿü úÿüüýüü ü ü ü þúûü ü ùü þüÿ þúüÿ üýü úü þüÿ
üùÿÿüù üüÿ & úùüÿþ
ûüÿÿ üÿ ÿÿ úùÿ ù ÿ ú üûÿ üü üþ ü ÿùüü ü ü ÿ úü ü
úüþüüþü ü ü þúüüÿ ýüÿû ü ùÿþüû ü þúüùü ü ÿûüÿ ùüþ üý üÿ úü
ÿýü ÿþüü üÿ ùÿþ ùúù üü þúüþ üý úüûüþü úûüü ü úüüû üÿ ÿÿ úþÿÿ
úþü ÿ þú þúú ü ú üüý ü ûú ÿý üÿ úüü ü ûüÿÿ üÿ ÿ
ü üÿ
üùü úü þÿùü üþÿü üþÿ ùúþü üûüþ üùú ÿ úùÿü üÿù þüûû üþÿ !ùú
ÿú ÿ þüü ÿùúÿüü üüûüý ùúûüý þúúÿþü ú úüü ùü ü ú úùü úþÿûÿ ü
ùúûüý þúþÿûÿ ÿ ÿü úÿüüýüü
üúü üþÿ ú þÿù ü ú ü
üü üùú ÿ "mall Dynamic Enterprise ùú üüù
ú úüü úûü ü ÿü üþÿ ùúþ ü ü þúüÿ ü ù ÿ ú üþ üûüý
üùü üüûüý úüüü þÿùü üýü þúú ü ýü þúþüüüù ü úûü ü úúþüùü
úùü ú úüüü üþÿ ù þúþ üù
ü ûú ÿý þü úûü úü üüûüý üýü
þúú ü ü úÿ üûÿ úúÿü ù ÿûÿ üù ü üûüþ þúþ úÿ ü ùÿ ÿ ÿüÿüû ùúýüü
üþ ü ÿûü üü ü úûü úùÿü üüûüý ú þÿ üÿ ü ÿü ÿüûü ü
úü ûú ÿý ùú ü úýÿü þü üûÿ ùúýüü úûü üüü üþ üüù ÿ úùüýÿ ûú ÿý
úüù ü üüù úúü ÿùÿü ûüùÿ úü ü úûúþüýü üùü ú üüü üüûüý üúü
þúú ü üüûüý ú üüÿ ü þúüûü ü üýü úüü ûü þü ü úýüùÿü üü üüù
úûü üüü üþ úÿ üûÿ ÿúüý ü ûü úüü ùü ü þúþ ÿüÿ úýÿü ÿ ü
ÿþÿùüÿ þü üûÿ þú ú ü ýü þúþÿùü üùú ÿ þüÿ ùú ûú ÿý üýû úûúþüýü
úÿ ùü ùú üÿù úü ùüùü úû ûü úüü ÿ ü þúú ü þúþÿûÿ ÿ úþ üüü ü ùúùù
þü ü þÿùþú ù þúþ úÿ ü úùúüü ùú üÿù ûü ü úüü úÿ ùú úüûü úü
úùÿü úüüü úýÿü úÿ üûÿ úü ÿ ýü þúûü ü úüÿ ùúûú ÿý û
ù þúü ÿ ü úüü þÿùü ù þúþ úÿ ü ÿ þüÿ ú üüÿ üÿü üÿ úü
üþ
úûú ÿýü ü ú üü ùúú ù ùúù üü ýü ÿ úû ûü üûüþ ÿ üÿ üûÿ þúûú üÿ
úýÿü üþ ü ùúûüý ÿúü üùÿ üüù ùúûü üü úü üÿ ü þúþ úÿ ü þüüüù
úüü úúûýü üÿ úþü üþ ü ÿûü ü ûúý ùÿþ üþÿ þúüûü ü þ úû úþ ú
üüü
üûüþ ûüÿÿ üÿ úüþÿü üú þüüúÿüû ü þúûÿùÿ úÿ üùü
ùÿ#ÿùü$ þúù$ùÿ üù ùÿûÿüÿ þúÿ üù ü úþüþü úþüüü ü úúþ üü
þ úüü þüÿü %
V.
Dampak
üÿ ýüÿû úûü üüü üþ úü ÿü þüüü üù þü ü ú úüü üþü ü üþüÿ
üüù ÿÿ ÿü ùúûÿýüù úüü üùü üùüü ûüÿ üüûüý üüü ü ùÿ#ÿùü ü ùÿ ÿûü ü ûúý ùü
üþÿÿùüÿ úüü ù þúÿù üùü ùüü ÿ ü üùÿü þúú ü ùúûüý þúþÿûÿ ÿ ú
ùúüþÿûü ü úþüýüþü ü ùúýüü ü ùÿ#ÿùü úüùüûü üüü üþÿÿùüÿ úüü
ü üÿ úüýü ú üûÿ úþÿûÿ ùúýüü ü ùÿ#ÿùü ÿÿ ü þú ü üýü þúú ü
ùúûüý þú üüÿ ú ÿ ú ú üüü ûü ü ú üü ü ÿ úüü ú ÿ ÿ ü
ú úûüùü
Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola ...
365
&'()*+,)* ()-.), /'0,)1/ ('*+)* .'*1*+,)/)* ,0')/121/)34 3))/ 1*1 5676 -1/0) ()-.1*+)*
3'8)0) ),/19 /'0:3 -';),:,)* ,<*3:;/)31 ,=:3:3*>) /'0,)1/ /',*13 .'-?:)/)* prototype .0<(:,@
A)01 ),/121/)3 /'03'?:/ /'0;1=)/ ?)=B) 3/)9 ?)+1)* .0<(:,31 8:,:. )*/:31)3 ()* /'0-</12)31 ();)-'B:C:(,)* .0<(:, >)*+ ('3)1**>) -'0:.),)* 1(' <0131*1; -'0',)4 ()* /)-.), ?)=B) -'0',)
-'-1;1,1 ,'1*+1*)* (1 B),/: -'*()/)*+ 5676 1*1 ),)* ?'0)() .)() /)=).)* -'-?:)/ .0<(:,
('*+)* ('3)1* >)*+ (1=)31;,)* 3'*(101@ A:,:*+)* ()01 .'*+:3)=) )/): .'-1;1, C:+) /'0;1=)/ ()01
.'01*/)= :*/:, -'*+);<,)31,)* 3/)9 ,=:3:3 :*/:, -'*+'0C),)* .'-?:)/)* prototype ('*+)*
(:,:*+)* ?)=)* ?),: ()01 5676 -1/0) ?1*))*@
D'0=)/1)* :*/:, /'0:3 -'*C);)*,)* ()* -';),:,)* ),/121/)3 .'*C:);)* ('*+)* -'*/))/1
,'/'*/:)* ()* -';'*+,).1 (<,:-'* ;'+);1/)3 ,)>: C:+) /'0;1=)/ (1;),3)*),)* /'0:3 -'*'0:3 .)()
-1/0) ()-.1*+)* ,'(:) >)*+ 3:()= ),)* -)3:, .)() /)=).)* .'031).)* ):(1/ .'*1;1,)*4 3'()*+,)*
.)() -1/0) .'0/)-) 3))/ 1*1 -)31= 8:,:. )*/:31)3 ('*+)* .'031).)* )(-1*13/0)31 :*/:, -'*().)/,)*
,'-?);1 3'0/191,)/ ;'+);1/)3 ,)>: >)*+ .)() /)=:* ,'-)01* =)0:3 /'0;'.)3@
&'()*+,)* .)() .0<+0)- .'0?)1,)* 3/0)/'+1 .'-)3)0)*4 3))/ 1*1 B'?31/' .'-)3)0)* -)31=
/'0:3 (13'-.:0*),)* ()* (13'('0=)*),)* ();)- .0<3'(:0 updatingnya4 3'=1*++) -1/0) ?1*))*
().)/ -';),:,)* .0<3'3 updating 1*9<0-)31 .0<(:, 3'8)0) -)*(101@ &';)1* 1/:4 3)-?1; -'*:*++:
?'0/)-?)=*>) C:-;)= ,<;',31 .0<(:, ('*+)* ('3)1* 3'*(1014 ,)-1 ?'0:.)>) -'-?)*/:
-'*3/1-:;)31 -:*8:;*>) 1('E1(' .0<(:, ()01 -1/0) ()-.1*+)* 3',);1+:3 -'*:)*+,)* ();)- 3,'/3)
('3)1* >)*+ (1.'0;:,)*@
&'8)0) ,'3';:0:=)*4 ()-.), >)*+ -:*8:; /'0=)(). .';),3)*))* .0<+0)- )();)= ?'0:.)
0'3.<* .<31/19 ()01 -1/0) ()-.1*+)* ,)-14 ()* 3'C):= 1*1 C:+) -'-?'01,)* ()-.), >)*+ .<31/19
?)+1 ,)-1 3';),: /1- .'*+)?(1 ,)0'*) -';);:1 .'0,'-?)*+)* ),/:); >)*+ 3';);: (11*9<0-)31,)*4
,)-1 3'8)0) </<-)/13 -'-1;1,1 .'0=)/1)* ()* ,'.'0(:;1)* >)*+ ;'?1= ?'3)0 /'0=)(). ,';)*+3:*+)*
:3)=) -1/0) ()-.1*+)*@
VI. Penutup
D).)0)* (1)/)3 -'-?'01,)* +)-?)0)* ?)=B) 3'C):= 1*1 .0<+0)- .'*+)?(1)* -)3>)0),)/
>)*+ (1;),3)*),)* -'0:.),)* ,'+1)/)* >)*+ (13)-?:/ ('*+)* 3)*+)/ ?)1, <;'= ,'(:) -1/0) ,)0'*)
-'-)*+ -1/0) -'-1;1,1 ,'?:/:=)* >)*+ ();)- .0<+0)- 1*1 (1?'01,)* 3<;:314 3'=1*++) -1/0)
-'0)3) /'0?)*/: ()* /'0(<0<*+ :*/:, 1,:/ 3'0/) 3'8)0) ),/19 ();)- .';),3)*))* .0<+0)-@ 7)0'*)
1/: =)0).)* ,)-1 ,'('.)* 3'-<+) ,'+1)/)* 1*1 ().)/ (1.';1=)0) ,'?'0;)*C:/)**>) 3'=1*++) *1;)1
/)-?)= ()* -)*9))/*>) ().)/ (10)3),)* /1(), =)*>) .)() 3))/ .'01<(' .'*+)?(1)* 3)C)4 ),)*
/'/).1 ?13) -'*()-.1*+1 5676 ();)- ?'0+'0), ()* ?'0/:-?:=@
VII. Ucapan Terimakasih
A);)- ,'3'-.)/)* ,);1 1*1 ,)-1 1*+1* -'*+:8).,)* /'01-),)31= ,'.)() 7'-'*/'01)* F13'/
G',*<;<+1 ()* D'*(1(1,)* G1*++1 >)*+ /';)= -'-?'01,)* ,'.'08)>))* ()* -'-9)31;1/)31 ,)-1
:*/:, -';),:,)* ,'+1)/)* .'*+)?(1)* -)3>)0),)/@ H)0).)* ,)-14 ,)0'*) /)=:* 1*1 -'0:.),)*
/)=:* ,'(:) ()01 0'*8)*) .';),3)*))* 3';)-) I /)=:*4 3'-<+) .)() /)=:* >)*+ ),)* ()/)*+ ,)-1
),)* -'*().)/,)* ,'.'08)>))* ,'-?);1 :*/:, -';)*C:/,)* .0<+0)- 1*1@ J'01,:/*>) ,'.)() KDI6
5*12'031/)3 L)*)?)(0) >)*+ -'0:.),)* /:)* 0:-)= ()01 3'-:) .0<3'3 .'*+)C:)* .0<.<3); 3)-.)1
.';),3)*))* .0<+0)- .'*+)?(1)* 1*14 3'-<+) (:,:*+)* >)*+ /), ='*/1 -'-?:)/ ,)-1 3';),:
366
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
MNOPQRST UNVWX UNVYZUT[QXT WOUW\ YN]Q\XQOQ\QO \NPTQUQO MNOPQRSTQO YQX^QVQ\QU_ `NUTPQ \QYT
XQYMQT\QO UNVTYQ\QXTa \NMQSQ bOT[NVXTUQX cQVdQOQeT^QUQ fQYQOXTXeQ SQO bOT[NVXTUQX
gWaQYYQST^Qa hZP^Q\QVUQ ^QOP UN]Qa XNiQVQ Q\UTj RNVMQVUTXTMQXT SQ]QY YNYRNVT\QO \ZOUVTRWXTO^Q
YN]Q]WT MWUVQ MWUVT UNVRQT\O^Q XNRQPQT RQPTQO SQVT UTY TOTk \QVNOQ UQOMQ UTY ^QOP \ZYMNUNOk \NVdQ
TOT UTSQ\ Q\QO UNV]Q\XQOQ SNOPQO RQT\_
I.
Sumber Referensi
lOZYXQVTk l_k mPQUTOSVTQUWOk n\QXQVTk o_k & cNU^QOTOPVWYk p_ qrstuv_ Implementasi Model Pemberw
dayaan Kinerja xKM Dalam xpaya Mengangkat Kearifan Lokal Batik di yemarang z cNYQVQOP{
bOT[NVXTUQX |TQO mWVeQOUZVZ _
|NO^k c_ qrst}k ~\UZRNV rv_ ukmw99wmasihwdominasiwperusahaanwdiwindonesia _ |TQYRT] \NYRQ]T SQVT
RTXOTX_]TMWUQO_iZY{ aUUM{RTXOTX_]TMWUQO_iZYVNQSrttuttW\YYQXTaSZYTOQXT
MNVWXQaQQOSTTOSZONXTQ
|TOQX NVTOSQP\ZM VZMTOXT |nhk |_ _ qrst v_ hZP^Q\QVUQ{ |TOQX NVTOSWXUVTQO VZMTOXT |nh_
`WOiZVZk g_ qrssv_ fWdWa fQOUQOPQO b`g ST fNOPQa `VTXTX ]ZRQ]_ Harian Bisnis Indonesia_ Q\QVUQ_
WUVTk _ o_k & WUVQOUZk _ qrst v_ NOPPWOQQO cl` fl MQSQ bXQaQ gT\VZ `NiT] gNONOPQa
XNRQPQT bMQ^Q NOPWQUQO gNOPaQSQMT gQX^QVQ\QU \ZOZYT lXNQO rst _ Peluang antangan
dan ytrategi P menghadapi MEA qaQ]_ rur}v_ hZP^Q\QVUQ{ g bOT[NVXTUQX cQVdQOQ
eT^QUQ fQYQOXTXeQ_
❆
❆
❆
Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola ...
367
Peningkatan Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah
Juwiring Klaten Melalui Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Yunus Sulistyono, Rofi’i Zarkasyi, Sri Sumarsih
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ys122@ums.ac.id
Abstrak
Permasalahan yang dihadapi mitra, yaitu para guru di lingkungan SM A M uhammadiyah Juriwing
adalah (1) kurangnya pemahaman terhadap pemanfaatan media pembalajran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi (2) kurangnya upaya untuk mengarahkan proses pembelajaran di sekolah
dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, serta (3)
l emahnya kesadar an par a t enaga pendi di k unt uk mengar ahkan pr oses pembel ajar an dengan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, 12 M aret 2016 dengan berlokasi di M Ts M uhammadiyah Juwiring Klaten. Kegiatan ini mencakup
tahapan observasi, sosialisasi, brainstorming, dan praktik menerapkan media pembelajaran berbasis
TIK. Tahap observasi dilaksanakan dengan mencari tahu sejauh mana penerapan media pembelajaran
berbasis TIK. Tahap sosialisasi dimulai dengan memberi penjelasan perihal kegiatan pengabdian yang
serta tujuan dari kegiatan terkait. Sementara itu, tahap brainstoriming dilaksakan guna mencari
solusi yang tepat dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran dengan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Pada tahap terakhir,
yaitu tahap praktik, para peserta diminta untuk mempraktikkan pembelajaran berbasis e-learning
dengan media facebook dan kemudian diber i sedikit gambaran t entang media lain yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran elektronik dengan media berbasis TIK.
Kata kunci: peningkatan kompetensi guru, pengembangan media pembelajaran, media pembelajaran
berbasis TIK
PENDAHULUAN
¡ ¢ £ ¤ ¥ ¡¡
¡ ¥ ¤¥ ¡ ¤¤¦ §¤ ¡
¨¤ ©¡¢ ª¡¤ «¥ ¬¥¥ ® ¡ ¯°±² ³
´ ¤ µ ¤¥ £ ¤ ´ ¤
³ ¤´ ¤ ¥¤´ ¤ ´ ¡ ¡ ¢ µ ¡ ¶
³ ¤¥¡¤ ¡¡ ·¦ ¸¥¥¥ ¹¯°±±º±» ¡¤¤ ·
· ¢ ¡¡ ¤
¤¦ ¤ ¡´ ¤ ¤ ¢ £ ¤ ¶
¤¥¥ £¥ ¤¥¡¤ ¹¼«©» ³ ¤´ ¡¤
«¥¦
368
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
½¾¿À Á¾Â¾ÃÀÄ ÁÀž ¿ÆÇÈÉÊ ÁÀÈÀÅÇËÀÌ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÍÉÇÓÃÀÅÔÈ¿ÀÇ ÓÔÅÔ ÔÇÄÔ¿
ÍÉ;¾¿¾ ¿ÉÍÀÍÊÔÀÇ ÁÀÂÀÍ ÍÉÇÓÆÊÉÅÀȾÆÇÀ¿ÀÇ ÎÉÅÎÀÓÀ¾ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ËÀÇÓ ÎÉÅÃÔÎÔÇÓÀÇ
ÁÉÇÓÀÇ ÊÉÇÉÅÀÊÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ¾ÇÕÆÅÍÀȾ ÁÀÇ ¿ÆÍÔÇ¿ÀÈ¾Ö ×ÀÂÀÍ ÃÀ ¾Ç¾Ì ÊÉÅÀÇÓ¿ÀÄ ËÀÇÓ Á¾ÎÔÄÔÿÀÇ
ÀÁÀÂÀà ¿ÆÍÊÔÄÉÅ ÁÀÇ ÏÀžÇÓÀÇ ¾ÇÄÉÅÇÉÄÖ ØÉÍÀÇÕÀÀÄÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ¾ÇÕÆÅÍÀȾ ÁÀÇ ¿ÆÍÔǾ¿ÀȾ ÁÀÂÀÍ
ÁÔǾÀ ÊÉÇÁ¾Á¾¿ÀÇ Á¾ ÑÇÁÆÇÉȾÀ ÍÉÍÀÇÓ ÈÔÁÀà ÂÀÍÀ ÓÉÇÙÀÅ Á¾ÄÉÅÀÊ¿ÀÇÖ ÒÉÂÉξÃÀÇ ÎÉÅÔÊÀ ÉÕɿľھÄÀÈ
ÁÀÂÀÍ ÍÉÍÔÁÀÿÀÇ ÊÅÆÈÉÈ ¾ÇÄÉÅÀ¿È¾ ÀÇÄÀÅÀ ÓÔÅÔ ÁÀÇ È¾ÈÛÀ ÍÉÍÎÔÀÄ ÎÀÇËÀ¿ ʾÃÀ¿ ÍÉÍÊÉÅÜ
ľÍÎÀÇÓ¿ÀÇ ÎÀÃÛÀ ÆÊľÍÀ¾ÈÀȾ ÊÉÍÀÇÕÀÀÄÀÇ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ¾ÄÔ ÊÉÇľÇÓÖ ÝÀÈÔľÆÇ
Þßààáâ ÍÉÇÓÔÇÓ¿ÀÊ¿ÀÇ ÎÀÃÛÀ ÃÀ ËÀÇÓ ÍÉÇÏÀÁ¾ ¾Çľ ÁÀÂÀÍ ÊÉÇËÉÂÉÇÓÓÀÅÀÀÇ ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ
ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÀÁÀÂÀà ÊÅÆÓÅÀÍÇËÀ ÀÄÀÔ software ËÀÇÓ Á¾ÍÀÇÕÀÀÄ¿ÀÇ ÔÇÄÔ¿ ÍÉÇÓÉÍÎÀÇÓ¿ÀÇÌ ÍÉÇÉÜ
ÅÀÊ¿ÀÇÌ ÁÀÇ ÍÉÇÓÆÊľÍÀ¿ÀÇ ÍÉÁ¾À ËÀÇÓ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇ ÁÀÂÀÍ ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇÖ ×ÀÂÀÍ ÃÀ ¾Ç¾Ì
ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÍÉÇÏÀÁ¾ ÃÀ ËÀÇÓ Á¾ÔÄÀÍÀ¿ÀÇ ÔÇÄÔ¿ ÁÀÊÀÄ ÍɾÎÀÄ¿ÀÇ ÍÉÁ¾À ËÀÇÓ ÎÉÅÚÀžÀȾÖ
×ÀÅÍÀÛÀÇ Þãäßãâ ÍÉÇÓÔÇÓ¿ÀÊ¿ÀÇ ÎÀÃÛÀ ÀÂÀÄ ÁÀÇ ÍÉÁ¾À ËÀÇÓ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇ ÁÀÂÀÍ ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÜ
ÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÃÀÅÔÈ Á¾ÈÉÈÔÀ¾¿ÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ¿ÆÇÁ¾È¾Ì Á¾ÈÔÈÔÇ ÈÉÙÀÅÀ ȾÈÄÉ;ÈÌ Á¾ÄÔÇÏÀÇÓ ÁÉÇÓÀÇ
¿ÉÎÉÅÀÁÀÀÇ ÈÀÅÀÇÀÌ ÈÉÅÄÀ ÁÀÊÀÄ ÄÉžÇÄÉÓÅÀȾ ÁÉÇÓÀÇ ÊÅÆÓÅÀÍ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ËÀÇÓ ÎÉÅȾÕÀÄ onåoffÌ
ÀÅľÇËÀ ÀÊÀξÂÀ ÀÂÀÄ ÀÄÀÔ ÍÉÁ¾À ľÁÀ¿ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇÌ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÁÀÊÀÄ ÎÉÅÏÀÂÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ÎÀ¾¿Ì ÄÉÄÀʾ
¿ÀÂÀÔ ÊÔÇ Ä¾ÁÀ¿ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇÌ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÁÀÊÀÄ ÄÉÄÀÊ ÎÉÅÏÀÂÀÇÖ æÉÅÎÀÓÀ¾ ¾ÇÆÚÀȾ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ
ÄÉÂÀà ÁÀÊÀÄ ÍÉÇÓÆÊľÍÀ¿ÀÇ ÊÉÍÀÇÕÀÀÄÀÇ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒÖ çÉÈ¿¾ÊÔÇ ÁÉ;¿¾ÀÇÌ
Á¾ ÎÉÎÉÅÀÊÀ ÈÉ¿ÆÂÀà Á¾ ÑÇÁÆÇÉȾÀÌ ÄÉÅÔÄÀÍÀ ÈÉ¿ÆÂÀà ÁÉÇÓÀÇ ÕÀȾ¾ÄÀÈ ËÀÇÓ ÎÉÂÔÍ ÆÊľÍÀ ÁÀÇ
¿ÆÍÊÉÄÉÇȾ ÓÔÅÔ ËÀÇÓ ¿ÔÅÀÇÓ ÁÀÂÀÍ ÃÀ ÊÉÍÀÇÕÀÀÄÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ¾ÇÕÆÅÍÀȾ ¿ÆÍÔǾ¿ÀÈ¾Ì ÊÉÍÜ
ÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÍÀȾà ÊÉÅÂÔ Á¾Ä¾ÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇÖ çÀ¿À ÁÀž ¾ÄÔÌ ¿ÉÓ¾ÀÄÀÇ ÎÉÅÔÊÀ ÊÉÇÓÀÎÁ¾ÀÇ ÔÇÄÔ¿
ÍÉǾÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇ ¿ÆÍÊÉÇÄÉÇȾ ÓÔÅÔ ÁÀÂÀÍ ÍÉÇÓÉÍÎÀÇÓ¿ÀÇ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÊÉÅÂÔ
ÔÇÄÔ¿ Á¾ÂÀ¿Ô¿ÀÇÖ èÔÅÔ ËÀÇÓ Á¾ÏÀÁ¾¿ÀÇ ÈÀÈÀÅÀÇ ÊÉÇÓÀÎÁ¾ÀÇ ÀÁÀÂÀà ÓÔÅÔÜÓÔÅÔ ËÀÇÓ ÄÉÅþÍÊÔÇ ÁÀÂÀÍ
ÒÉÂÆÍÊÆ¿ ÒÉÅÏÀ ÒÉÊÀÂÀ éÍÀ êÈÀÃÀ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀà ÒÉÙÀÍÀÄÀÇ ½Ô۾žÇÓÌ ÒÀÎÔÊÀÄÉÇ ÒÂÀÄÉÇÖ
çÉǾÇÁÀ¿ÂÀÇÏÔľ ØÉÅÍÉÇÊÀÇ ÁÀÇ ëæ ÝÆÖ ßì ÄÀÃÔÇ ãääà ÊÉÅ ß ½ÀÇÔÀž ãäßíÌ ÓÔÅÔ ÛÀϾΠÍÉÍÊÉÅÜ
ȾÀÊ¿ÀÇ Á¾Å¾ ÔÇÄÔ¿ ÍÉÇÏÀÁ¾ ÓÔÅÔ ËÀÇÓ ÊÅÆÕÉȾÆÍÀ ÁÉÇÓÀÇ ÍÉÇÓ¾¿Ôľ ÎÉÅÎÀÓÀ¾ ÊÅÆÓÅÀÍ ÊÉÇÓÉÍÜ
ÎÀÇÓÀÇ ¿ÉÊÅÆÕÉȾÀÇ ÎÉÅ¿ÉÂÀÇÏÔÄÀÇ ÞØÒæâÖ êÊÀËÀ ¾Ç¾ ÁÀÊÀÄ Á¾ÂÀ¿Ô¿ÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ÍÉÇÓ¾¿Ôľ ÎÉÅÎÀÓÀ¾
ÊÉÂÀľÃÀÇÌ workshopÌ ÈÉ;ÇÀÅÌ ÁÀÇ ÂÆ¿À¿ÀÅËÀ ËÀÇÓ ÎÉÅÃÔÎÔÇÓÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ÔÊÀËÀ ÔÇÄÔ¿ ÍÉǾÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇ
¿ÆÍÊÉÄÉÇȾ ÊÅÆÕÉȾÆÇÀ ÓÔÅÔÖ
îÉÎÀÓÀ¾ ÈÀÂÀà ÈÀÄÔ ÆÅÓÀǾÈÀȾ ÈÆȾÀ ¿ÉÀÓÀÍÀÀÇ ÄÉÅÎÉÈÀÅÌ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀà ÍÉ;¾¿¾ ¿ÉÈÀÁÀÅÀÇ
ÊÉÇÔà À¿ÀÇ ÊÉÇľÇÓÇËÀ ÍÉǾÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇ ¿ÆÍÊÉÄÉÇȾ ÄÉÇÀÓÀ ÊÉÇÁ¾Á¾¿Ì ÄÉÅÔÄÀÍÀ ËÀÇÓ ÎÉÅÀÁÀ Á¾ ¾ÇÓÜ
¿ÔÇÓÀÇ ÂÉÍÎÀÓÀ ÊÉÇÁ¾Á¾¿ÀÇ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀÃÖ êÇÄÔ¿ ¾ÄÔÌ ÀÍÀ ÔÈÀÃÀ ÊÉÅÈËÀž¿ÀÄÀÇ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀÃ
ÈÉÀÇľÀÈÀ ÍÉÇÁÆÅÆÇÓ Á¾ÀÁÀ¿ÀÇÇËÀ ÎÉÅÎÀÓÀ¾ ¿ÉÓ¾ÀÄÀÇ ËÀÇÓ ÎÉÅÃÔÎÔÇÓÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ÊÉǾÇÓ¿ÀÄÀÇ ¿ÆÍÜ
ÊÉÄÉÇȾ ÄÉÇÀÓÀ ¿ÉÊÉÇÁ¾Á¾¿ÀÇ Á¾ ¾ÇÓ¿ÔÇÓÀÇ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀà ÁÉÇÓÀÇ ÍÉÇÓÀÁÀ¿ÀÇ ÊÉÂÀľÃÀÇ ÀÄÀÔ
ÂÆ¿À¿ÀÅËÀ ÓÔÇÀ ÍÉǾÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇ ¿ÆÍÊÉÄÉÇȾ ÊÅÆÕÉȾÆÇÀ ÓÔÅÔÖ
ØÉÇľÇÓÇËÀ ÊÉÇÓÉÍÎÀÇÓÀÇ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÍÉÇÏÀÁ¾ ÂÀÄÀÅ ÎÉÂÀ¿ÀÇÓ ÔÄÀÍÀ
Á¾ÀÏÔ¿ÀÇÇËÀ ¿ÉÓ¾ÀÄÀÇ ¾Ç¾Ö çÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÁÀÊÀÄ Á¾¿ÉÍÎÀÇÓ¿ÀÇ ÁÀž ȾȾ ÊÉÍÀÇÜ
ÕÀÀÄÀÇ ÈÀÅÀÇÀ ÊÉÇËÀÍÊÀ¾ÀÇ ÍÀÄÉž ËÀÇÓ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇÌ ÈÉÊÉÅľ ÍÉÁ¾À ÓÀÍÎÀÅÌ ÊÆÈÄÉÅÌ Ú¾ÁÉÆÌ ÁÀÇ slideï
ÊÉǾÇÓ¿ÀÄÀÇ ¿ÉÍÀÍÊÔÀÇ ÓÔÅÔ ÁÀÂÀÍ ÍÉÇÓ¿ÅÉÀȾ¿ÀÇ ÈÀÅÀÇÀÜÈÀÅÀÇÀ ÄÉÅÈÉÎÔÄï ÈÉÅÄÀ ÊÉǾÇÓ¿ÀÄÀÇ
ÉÚɿľھÄÀÈ ¾ÇÄÉÅÀ¿È¾ ÀÇÄÀÅÀ ÓÔÅÔ ÁÀÇ È¾ÈÛÀ ÁÉÇÓÀÇ ÍÉÍÀÇÕÀÀÄ¿ÀÇ ÐÑÒ ÁÀÂÀÍ ¿ÉÓ¾ÀÄÀÇ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇÖ
ÒÉÍÀÍÊÔÀÇ ÓÔÅÔ ÁÀÂÀÍ ÍÉÇÏÀÂÀÇ¿ÀÇ ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ËÀÇÓ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÊÉÅÂÔ Á¾Ä¾ÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇÖ
ðÀ ¾Ç¾ ÎÉÅÃÔÎÔÇÓÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ¿ÉÍÀÏÔÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ËÀÇÓ ÁÀÊÀÄ Á¾ÍÀÇÕÀÀÄ¿ÀÇ ÁÀÂÀÍ ÊÅÆÈÉÈ
ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇÖ ñÂÉà ¿ÀÅÉÇÀ ¾ÄÔÌ ÊÉÇÓÉÄÀÃÔÀÇ ÓÔÅÔ ÄÉÅÃÀÁÀÊ ÎÉÅÎÀÓÀ¾ ¿ÉÍÀÏÔÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ËÀÇÓ
ÀÁÀ ÊÉÅÂÔ Á¾Ä¾ÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇÖ
Peningkatan Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui Pengembangan...
369
òóôõöõ÷ øùúù ûüýõùûü úü ùýùûþ ÿóôü÷õý ü ü ùúùù üúó ýüü÷ùûü øóôùûùùù ù ûùùý ü ü úüùúùøü
ó üýôùþ úùù ù ü ü õôõþ úü ü ÷õ ù ò òõùùúüù õ üôü ùýó õôõ
÷õôù óüü÷ü øóùùù ù ó úùù øóôüù øóù ùùýù óúüù øóÿóùöùôù ù
ÿóôùôüùûüþ ÷õûõû ù óúüù øóÿóùöùôù ÿóôÿùûüû ýó÷ ü ü ôùûü úù ÷õ ü÷ùûü õôõ
÷õôù óüü÷ü ÷óùøõù õ ýõ÷ ó óÿù ÷ù óúüù øóÿóùöùôù ÿóôÿùûüû ýó÷ ü
ü ôùûü úù ÷õ ü÷ùûü
APLIKASI
óüùýù øó ùÿúüù ÷óøùúù ùûùôù÷ùý úó ù ýóù Peningkatan Kompetensi Guru Melalui
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi ini terbatas pada
lingkup guru SMA Muhammadiyah di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini
berfokus pada pelatihan bagi guru di lingkungan Kelompok Kerja Kepala Amala Usaha
Muhammadiyah (K3 AUM) Cabang Juwiring, Klaten. Peserta yang dilibatkan mencakup guruguru di lingkungan SMA Muhammadiyah Juwiring dan SMP Muhammadiyah Juwiring. Kegiatan
ini akan diselenggarakan di MTs Muhammadiyah Juwiring Klaten. Rencana kegiatan yang
diselenggarakan mencakup pemberian materi perihal pengembangan media pembelajaran berbasis
TIK yang dibedakan atas pengembengan media pembelajaran visual, audio-visual, dan pembelajaran
berbasis elektronik (Elearning).
Mengacu pada permasalahan yang telah dideskrisikan di atas, tawaran solusi untuk mengatasinya dijabarkan sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
Pada tahap pertama, penelusuran terhadap permasalahan guru-guru di SMA Muhammadiyah
Juwiring Klaten dilakukan dengan mencari, menggali, dan mengidentifikasi kekurangan guru
dalam hal kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Tahap kedua, guru-guru di lingkungan SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten diundang untuk
diberi pelatihan dan penyuluhan, serta pendalaman materi mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan konsep dasar pengembangan media pembelajaran yang berbasis TIK.
Tahap ketiga, setelah pada guru memahami konsep dasar pengembangan media pembelajaran
berbasis TIK, diselenggarakan workshop atau pelatihan bagi guru untuk menyusun rencana
pembelajaran di kelas atau di luar kelas dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi dengan didampingi langsung oleh narasumber.
Tahap keempat, dilakukan peer correction terhadap rencana pembelajaran berbasis TIK yang
disusun oleh para guru setelah mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan pengembangan media
pembelajaran berbasis TIK.
Kompetensi yang dijadikan poin utama untuk diraih adalah kemampuan dalam mengkreasikan
berbagai bentuk media pembelajaran yang berbasis pada teknologi informasi komunikasi adalah
kompetensi dalam pemanfaatan TIK untuk mengembangkan media pembelajaran. Kompetensi
ini mencakup penggunaan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK. Setelah mengikuti
kegiatan ini, para peserta yang mencakup guru-guru di SMA Muhammadiyah Juwiring diharapkan
memiliki pengetahuan berupa cara untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK,
baik media visual, audio-visual, maupun pembelajaran elektronik (ELearning). Untuk mengonfir370
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
! " "# $# % &
$ " ' " & "$( " " )*+
& ' & ! $# &, -' "$( & '
& ! & # $# .% / ! &% "
& ! &% "!% 0$ ! ( " " &
& )*+, -' " & & & ! & & $#
! " % &$ & ! &% & &
$ ! &" $ & $# ,
+ "& & ! & (&$ Peningkatan Kompetensi Guru SMA
Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 19 Juwiring, Kecamatan
Juwiring, Kabupaten Klaten. Waktu kegiatan adalah Sabtu, 12 Maret 2016.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini mencakup beberapa tahapan yang mencakup tahap
observasi, tahap sosialisasi, brainstroming, dan tahap praktik. Berikut adalah rincian pelaksanaan
tiap-tiap tahapan tersebut. Tahap observasi dilaksanakan dengan mencari tahu sejauh mana penerapan media pembelajaran berbasis TIK. Tahap sosialisasi dimulai dengan memberi penjelasan perihal
kegiatan pengabdian yang serta tujuan dari kegiatan terkait. Sementara itu, tahap brainstoriming
dilaksakan guna mencari solusi yang tepat dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan media
pembelajaran dengan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Pada tahap terakhir, yaitu tahap praktik, para peserta diminta untuk mendaftar akun di
Schoology. Berikut adalah rincian jadwal kegiatan.
No.
Pukul
Kegiatan
1.
08.00 - 09.00
Registrasi peserta pengabdian
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Peningkatan
8.
Pelaksana
Tim K3AUM dan tim dari
Pendidikan Bahasa
Indonesia UMS
09.00 - 09.30 Pembukaan acara
Ketua
K3AUM
dan
perwakilan dari PBI FKIP
UMS
09.30 - 10.00 Pelaksanaan tahap observasi
Tim pemberi materi PBI
FKIP UMS dan peserta
pengabdian
10.00 - 12.00 Tahap
sosialisasi
dengan Tim pemberi materi PBI
memberi
materi
tentang FKIP UMS dan peserta
optimalisasi pemanfaatan media pengabdian
pembelajaran berbasis TIK
12.00 - 13.00 Istirahat, salat, dan makan
Tim pemberi materi PBI
FKIP UMS dan peserta
pengabdian
13.00 - 14.00 Tahap brainstorming
Tim pemberi materi PBI
FKIP UMS dan peserta
pengabdian
14.00 - 15.00 Praktik dan mengisi rencana Tim pemberi materi PBI
pembelajaran
dengan FKIP UMS dan peserta
Kompetensi Guru SMA
Muhammadiyah
Juwiring
Klaten
Melalui
Pengembangan...
371
memanfaatkan media berbasis
pengabdian
TIK.
15.00 - 15.30 Penutupan
Tim K3AUM dan tim
pengabdian kepada
1.
7.
14.00 - 15.00
8.
15.00 - 15.30
Praktik dan mengisi rencana Tim pemberi materi PBI
pembelajaran
dengan FKIP UMS dan peserta
memanfaatkan media berbasis pengabdian
TIK.
Penutupan
Tim K3AUM dan tim
pengabdian kepada
masyarakat PBI FKIP UMS
Tahap observasi
1232 42526 7879 37:2;<;28 ;2=728 2>2: 3?8@28 4?;87; ABC?DE2C7 4?D52326 C74<2C7 F74D2G HBC?DE2C7
F?8I2;<6 F?372 6?FB?:2=2D28 J28@ 37@<82;28 A:?5 62D2 @<D< KLM 328 LNC L<52FF237J25
O<>7D78@9 P2BG P:24?8 J28@ F?8@7;<47 ;?@72428 787G 1232 42526 7879 62D2 6?C?D42 37F7842 <84<;
F?8@7C7 B7A3242 J28@ B?D7C7 73?84742C 37D7 328 6?D8428J228 C?6<42D 6?:247528 J28@ C<325 6?D825
377;<47 328 6?:247528 J28@ 37B<4<5;28 6232 C224 787 328 37 F2C2 F?832428@G
2.
Tahap Sosialisasi
1232 42526 CAC72:7C2C79 62D2 6?C?D42 37B?D7 F24?D7 J28@ B?D;27428 3?8@28 6?8@?FB28@28 F?Q
372 6?FB?:2=2D28 J28@ B?DB2C7C NRPG L24?D7 J28@ 37C2F627;28 F?8I2;<6 6?F28S22428 NRP 32:2F
6?FB?:2=2D289 4<=<28 6?F28S22428 F?372 6?FB?:2=2D28 B?DB2C7C NRP9 6?F28S22428 NRP 32:2F
6?FB?:2=2D289 6?D?8I28228 6?FB?:2=2D28 3?8@28 F?F28S224;28 NRP9 F?372 6?FB?:2=2D28 6A>?D
6A7849 ;724Q;724 6D?C?842C79 F?372 6?FB?:2=2D28 6AC4?D9 F?372 6?FB?:2=2D28 B:A@9 328 6?8@?82:28
eTlearning 3?8@28 KI5AA:A@JG L24?D7 :?8@;26 4?8428@ F24?D7 J28@ 37C2F627;28 ;?6232 62D2 6?C?D42
32624 37:7524 37 :2F67D28 F24?D7G
L24?D7 37C2F627;28 3?8@28 6D?C?842C7 3<2 2D259 32:2F 2D4728 6?C?D42 =<@2 37:7B24;28 32:2F
6DAC?C 6?:247528 @<82 F?F2C47;28 F24?D7 J28@ 37C2F627;28 B?82DQB?82D 37C?D26 328 37F?8@?D47
A:?5 62D2 6?C?D42G 1232 42526 7879 6?C?D42 =<@2 37F7842 <84<; F?F6D2;47;;28 C?I2D2 :28@C<8@
3?8@28 F?8@?FB28@;28 F?372 6?FB?:2=2D28 4?D4?84<G 12D2 6?C?D42 J28@ F?FB2>2 :264A6 32624
C?;2:7@<C F?8?D26;28 F?372 6?FB?:2=2D28 6A>?D 6A7849 C?328@;28 6?C?D42 J28@ :278 32624
F?FB<24 6?D?8I28228 6?FB?:2=2D28G
3.
Tahap Brainstroming
N2526 brainstorming F?D<62;28 B2@728 32D7 42526 6DAC?C 6?8J2F62728 F24?D7 4?8428@
6?F28S22428 F?372 6?FB?:2=2D28 J28@ B?DB2C7C 4?;8A:A@7 78SADF2C7 328 ;AF<87;2C7G 1232 42526
7879 6?C?D42 372=2; 37C;<C7 F?8@?827 428428@28 J28@ 37523267 C?:2F2 6DAC?C 6?FB?:2=2D28 37 C?;A:25G
12D2 6?C?D42 372=2; <84<; F?837C;<C7;28 6?D752: C?=2<5 F282 6?8?D2628 F?372 6?FB?:2=2D28
B?DB2C7C NRP 32:2F 6DAC?C 6?FB?:2=2D28 37 C?;A:25 C?D42 428428@28 J28@ 37523267 J28@ 4?D;274
3?8@28 6?F28S22428 F?372 6?FB?:2=2D28 B?DB2C7C NRPG K?:278 74<9 62D2 6?C?D42 =<@2 37F7842 <84<;
F?8@<8@;26;28 6?832624 6?D752: CA:<C7 262 J28@ 32624 372=<;28 <84<; F?8@242C7 B?DB2@27
428428@28 4?DC?B<4 328 B2@27F282 I2D2 F?8I26278J2G
U2C7: 32D7 42526 brainstroming 787 F?8<8=<;;28 B25>2 F?F28@ B?:<F C?F<2 @<D< 32624
F?F28S224;28 F?372 6?FB?:2=2D28 B?DB2C7C NRP C?I2D2 A647F2: 37 C?;A:25G U2: 787 37C?B2B;28
A:?5 B?B?D262 S2;4AD9 J274< S2;4AD ;?4?DB242C28 F?372 J28@ 37F7:7;7 C?;A:259 S2;4AD ;?F2F6<28
372
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
VWXVYVXZ[\ ]Z^Z X[\[_ _`W]ab`^[cVd[W X[W _`W]`_e[W]d[W _`XV[ b`_`e[\[f^[W e`^e[cVc ghij
X[W k[dla^ ][][c[W m[W] dZ^[W] X[\[_ _`_[Wk[[ld[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W m[W] _`W[^Vd XV c`da\[no
p`^X[c[^d[W b[X[ k[dla^qk[dla^ l`^c`eZlj ca\ZcV m[W] XVb`^\Zd[W ]ZW[ _`W]ablV_[\d[W b`_[Wk[[l[W
_`XV[ b`_e`\[f[^[W XV c`da\[n XVXVcdZcVd[W e`^c[_[o ra\ZcV m[W] XVb`^a\`n _`Ws[dZb b`^\ZWm[
b`W][X[[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W e`^e[cVc ghi XV c`da\[nj c`b`^lV b^am`dla^ X[W \[m[^o r`_`Wl[^[
VlZj ZWlZd _`WVW]d[ld[W da_b`l`WcV ]Z^Z X[\[_ _`_[Wk[[ld[W X[W _`W]`_e[W]d[W _`XV[
b`_e`\[f[^[W e`^e[cVc ghij XVb`^\Zd[W b`\[lVn[W c`^Zb[ c`lV[b l[nZW [l[Z c`lV[b XZ[ l[nZW ZWlZd
_`W[_e[n d`_[_bZ[W ]Z^Z X[\[_ _`_[Wk[[ld[W X[W _`W]`_e[W]d[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W
e`^e[cVc ghio
4.
Praktik
t[X[ l[n[b l`^[dnV^ VWVj b[^[ b`c`^l[ XV_VWl[ ZWlZd _`_b^[dlVdd[W X[W c`d[\V]Zc _`W]`_q
e[W]d[W _`XV[ b`_e`\[f[^[Wj l`^Zl[_[ _`XV[ b`_e`\[f[^[W bau`^ baVWlj bacl`^ X[W _`WX[kl[^
[dZW XV _`XV[ evlearning rsnaa\a]mo w`cdVbZW b^[dlVd n[Wm[ l`^e[l[c b[X[ b`c`^l[ m[W] _`_V\VdV
\[blabj b`c`^l[ m[W] _`W]]ZW[d[W l`\`kaW ]`W]][_ bVWl[^ X[b[l _`WX[kl[^ [dZW XV rsnaa\a]mo
g[n[b[W VWV fZ][ _`Ws[dZb b`Wf[^VW][W feedback X[^V b`c`^l[ ZWlZd _`WV\[V b`\[dc[W[[W d`]V[l[W
c`s[^[ d`c`\Z^Zn[Wo
DAMPAK
x[cV\ feedback m[W] XVb`^a\`n _`WZWfZdd[W e[nu[ c`e[]V[W e`c[^ b`c`^l[ e`\Z_ b`^W[n
_`W]VdZlV d`]V[l[W b`\[lVn[Wo r[lZ a^[W] b`c`^l[ b`^W[n _`W]VdZlV b`\[lVn[W l`Wl[W] dZ^VdZ\Z_
yz{|o r`_`Wl[^[ VlZj e`e`^[b[ b`c`^l[ m[W] _`W]VcV dZ`cVaW`^ _`WZ\Vcd[W e[nu[ b`\[lVn[W m[W]
XVb`^\Zd[W [X[\[n b`_[Wk[[l[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W m[W] _`W[^Vd e[]V cVcu[o r`\[VW VlZj b`\[lVn[W
ZWlZd _`_[Wk[[ld[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W m[W] dnZcZc XV]ZW[d[W ZWlZd _[l[ b`\[f[^[W l`^l`WlZj
c`b`^lV ht}j p[n[c[ hWXaW`cV[j X[W _[l[ b`\[f[^[W \[VWWm[o
p`^X[c[^d[W b[X[ n[cV\ aec`^Y[cV VWVj d`eZlZn[W [d[W b`\[lVn[W b`_[Wk[[l[W _`XV[
b`_e`\[f[^[W m[W] _`W[^Vd XVeZlZnd[W ]ZW[ _`WVW]d[ld[W da_b`l`WcV ]Z^Z XV \VW]dZW][W rw}
X[W wgc wZn[__[XVm[n XV i`s[_[l[W ~ZuV^VW]j i[eZb[l`W i\[l`Wo \`n d[^`W[ VlZj b`\[lVn[W
b`_[Wk[[l[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W X`W][W e`^e[cVc b[X[ l`dWa\a]V VWka^_[cV X[W da_ZWVd[cV ghi
VWV XV\[dc[W[d[Wo
PENUTUP
t^a]^[_ b`W][eXV[W d`b[X[ _[cm[^[d[l VWV l`^c`\`W]][^[ e`^d d`]V[l[Wj dZ[l d`^f[ c[_[ [Wl[^[
t^a]^[_ rlZXV t`WXVXVd[W p[n[c[ hWXaW`cV[ iht wr X`W][W lV_ i|}w ZWlZd _`WVW]d[ld[W
da_b`l`WcV ]Z^Z XV \VW]dZW][W c`da\[n wZn[__[XVm[n XV i`s[_[l[W ~ZuV^VW]j i[eZb[l`W i\[l`Wo
V l[n[b [dnV^ d`]V[l[Wj dZ`cVaW`^ _`W]`W[V d`bZ[c[W b`c`^l[j b`c[Wj X[W d`c[W c`l`\[n _`W]VdZlV
b`\[lVn[W VWV XVe`^Vd[W d`b[X[ b`c`^l[ ZWlZd XVVcVo x[cV\Wm[j b[^[ b`c`^l[ _`_e`^Vd[W feedback m[W]
bacVlVk l`^n[X[b d`]V[l[W b`W][eXV[Wo t[^[ b`c`^l[ Z_Z_Wm[ _`_e`^V c[^[W ZWlZd _`WVW]d[ld[W
k[cV\Vl[c b`\[lVn[Wj c`b`^lV \[blab X[W daW`dcV VWl`^W`l m[W] _`_[X[Vo r`\[VW VlZj e`e`^[b[ b`c`^l[
_`W]n[^[bd[W cZb[m[ i|}w _`\[WfZld[W d`^f[ c[_[ X`W][W wr ZWlZd _`\[WfZld[W d`]V[l[W
c`^Zb[ XV _[c[ m[W] [d[W X[l[W]o
Peningkatan Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui Pengembangan...
373
elearning
elearning
¡ ¢
e learning
¡
UCAPAN TERIMA KASIH
£ ¤ ¥¦
§¤¥¨ £© ¥ ª «¬£¥ ®
¡ ª ¦ ¥ ¥ ¯° ®
¡ ª
ª ± ² £¥ª
¡
Referensi
³® ³¡ ´µ¯´¡ Pendidikan ¶eknologi Informasi dan Komunikasi· ¬¡ ±·
¸ ¸¡
¹¡ ¯°°º¡¶eknologi Pendidikan¡· ± ¬
¡ ´µµ°¡ Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya ¸ ±¡
ª® ª®¡ ´µµ°¡ Penelitian ¶indakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah ª· ª¦
¸ ¯« ² £¹ª¡
ª »® ¤ ª¡ ´µ¯¯¡ Web ¼½ Panduan bagi Pendidik¡ ³ ¾¡
´¡µ· ¿®¦ À¡ · ¸ ª¡ · ¡
£¦£ ¸ ¹ ¯Á ´µµº » ³¡
❆
374
❆
❆
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
Translation Strategies of
English Specific Words Into Indonesian
Zainal Arifin, Reza Pandudinata
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Muhammadiyah Surakarta
email: zainal.arifin@ums.ac.id
ABSTRACT
In recent years, an advance and development of science and information technology of the West countries mostly written in English have been more and more increasingly rapid. M ost the countries
around the worldwide have used these for developing their human resources, included in Indonesia.
Nevertheless, particularly in Indonesia, these cause Indonesian not to adapt to them comprehensively
because of insufficient English skills. In other words, the Indonesia can’t adopt them optimally because
a few Indonesian people are not greatly good at English skills. As a result, they can’t transfer them
completely. For getting any solution to the problem, the main activity of community service is giving
any knowledge or experience of translation strategies of specific words into English to the adolescents
of A l-Imam mosque.
Keywords: translation strategies, specific w ords, science, information technology
A.
Latar Belakang Masalah
ÂÃÄÃÅ ÆÇÃ ÈÄÉÊÃÄËÌÃÌË ÌÆÍÆÇÎË ÌÆÏÃÇÃÐÈ ËÐË ÍÆÇÏÆÅÊÃÐÈÃÐ ÑÃÐ ÏÆÅÃÒÓÃÐ ËÄÅÓ ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐÕ
ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÑÃÐ ÌÆÐË ÑË ÐÆÈÃÇÃÖÐÆÈÃÇà ×ÃÇÃÎ ÌÆÅÃÏËÐ ÍÆÌÃÎ ÑÃÐ ÊÃÔÏÃÐ ÑÃÇË ÎÃÔÓÐ ÏÆ ÎÃÔÓÐ ÍÆÇÏÆÅÖ
ÊÃÐÈÃÐ ËÐË ÌÆÅÃÏËÐ ÒÃÓÔ ÄÆÊËÔ ÅÆÄÆÌÃÎØ ÙÆÒÃÄÃÐ ÑÆÐÈÃÐ ÍÆÇÏÆÅÊÃÐÈÃÐ ÎÆÇÌÆÊÓÎÕ ÎÆÄÃÔ ÑËÔÃÌËÄÏÃÐ
ÊÃÐÚÃÏ ÎÆÅÓÃÐ ÊÃÇÓ ÑÃÐ ÌÆÏÃÄËÈÓÌ ÍÆÐÃÅÃÃÐÐÚÃØ ÛÆÄÃÄÓË ÍÆÐÚÆÊÃÇÃÐÐÚÃ ÊÃËÏ ÌÆÜÃÇÃ ÎÆÏÌ ÆÄÆÏÎÇÉÐËÏ
ÅÃÓÍÓÐ ÜÆÎÃÏ ÊÆÇÊÃÔÃÌÃ ÝÐÈÈÇËÌÕ ÑÃÅÍÃÏ ÍÆÇÏÆÅÊÃÐÈÃÐ ËÐË ÎÆÄÃÔ ÑËÇÃÌÃÏÃÐ ÑË ÐÆÈÃÇÃÖÐÆÈÃÇÃ
ÑÃÇË ÊÆÇÊÃÈÃË ÍÆÐÒÓÇÓ ÑÓÐËÃÕ ÏÔÓÌÓÌÐÚÃ ÑË ÝÐÑÉÐÆÌËÃØ ÞÃÄÃÓÍÓÐ ÑÆÅËÏËÃÐÕ ÏÆÊÃÐÚÃÏÃÐ ÊÃÐÈÌÃ
ÝÐÑÉÐÆÌËÃ ÅÆÐÈÃÄÃÅË ÏÆÌÓÄËÎÃÐ ÑÃÄÃÅ ÅÆÅÃÔÃÅË ÎÆÏÌ ÊÃÔÃÌÃ ÝÐÈÈÇËÌØ ÙÆÜÃÇÃ ÄÆÊËÔ ÒÃÓÔÕ ÅÆÇÆÏÃ
ÌÃÐÈÃÎ ÏÆÌÓÄËÎÃÐ ÅÆÐÆÅÓÏÃÐ ÍÃÑÃÐÃÐ ÅÃÏÐà ËÄÅÓ ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐ ÑÃÐ ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÎÆÇÌÆÊÓÎØ ßÆÇÖ
ÅÃÌÃÄÃÔÃÐ ÏÆÎËÑÃÏÌÆÍÃÑÃÐÃÐ ËÐËÄÃÔ ÚÃÐÈ ÃÏÔËÇÐÚÃ ÅÆÐÚÆÊÃÊÏÃÐ ÍÆÇÏÆÅÊÃÐÈÃÐ ÑÃÐ ÏÆÅÃÒÓÃÐ
ËÄÅÓ ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐ ÎÆÇÌÆÊÓÎ ÅÆÐÈÃÄÃÅË ÔÃÅÊÃÎÃÐ ÌÆÔËÐÈÈÃ ÃÄËÔ ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐ ÑÃÐ ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÎËÑÃÏ
ÑÃÍÃÎ ÑËÅÃÐàÃÃÎÏÃÐ ÉÄÆÔ ÊÃÐÈÌà ÝÐÑÉÐÆÌËà ÌÆÜÃÇà ÓÎÓÔØ
áÄÆÔ ÏÃÇÆÐÃÐÚÃÕ ÓÐÎÓÏ ÅÆÅÆÜÃÔÏÃÐ ÍÆÇÅÃÌÃÄÃÔÃÐ ÏÆÎËÑÃÏÌÆÍÃÑÃÐÃÐ ÅÃÏÐà ËÌÎËÄÃÔ ËÄÅÓ
ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐ ÑÃÐ ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÑËÍÆÇÄÓÏÃÐ ÌÎÇÃÎÆÈËÖÌÎÇÃÎÆÈË ÍÆÐÆÇÒÆÅÃÔÃÐ ÍÆÐÈÃÄËÔÃÐ ÍÆÌÃÐ ÃÎÃÓ ÅÃÏÐÃ
ÑÃÇË ÊÃÔÃÌÃ ÝÐÈÈÇËÌ ÏÆ ÊÃÔÃÌÃ ÝÐÑÉÐÆÌËÃØ ÙÆÜÃÇÃ ÄÆÊËÔ ÒÃÓÔÕ ÌÎÇÃÎÆÈË ÎÆÇÌÆÊÓÎ ÓÐÎÓÏ ÅÆÅÊÃÐÎÓ
ÍÆÅÊÃÜÃ ÎÆÏÌ ÊÃÔÃÌÃ ÝÐÈÈÇËÌ ÅÆÅÃÔÃÅË ÃÍÃ ÚÃÐÈ ÌÆÊÆÐÃÇÐÚÃ ÍÆÌÃÐ ÃÎÃÓ ÅÃÏÐÃ ËÌÎËÄÃÔ ÅÃÏÌÓÑÏÃÐØ
ÂÆÐÈÃÐ ÏÃÎÃ ÄÃËÐÕ ÍÆÌÃÐ ÃÎÃÓ ÅÃÏÐÃ ÚÃÐÈ ÎÆÇÏÃÐÑÓÐÈ ÑÃÄÃÅ ÎÆÏÌ ÊÆÇÊÃÔÃÌÃ ÝÐÈÈÇËÌ ÔÃÇÓÌ ÏËÎÃ
ÍÃÔÃÅË ÏÆ ÊÃÔÃÌà ÝÐÑÉÐÆÌËÃØ ßÆÅÃÔÃÅÃÐ ÍÆÌÃÐ ËÐË ÌÆÔÃÇÓÌÐÚà ÌÆÍÃÑÃÐ ÃÎÃÓ ÃÏÓÇÃÎ ÑÆÐÈÃÐ ÅÃÏÐÃ
ËÌÎËÄÃÔ ÃÌÄËÐÚÃØ ÂÆÐÈÃÐ ÅÆÅÃÔÃÅË ÍÆÌÃÐ ÚÃÐÈ ÑÆÅËÏËÃÐ ËÐËÕ ÑËÃÌÓÅÌËÏÃÐ ÊÃÔâà ÃÄËÔ ËÄÅÓ ÍÆÐÈÆÖ
ÎÃÔÓÐ ÑÃÐ ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÏÆ ÊÃÐÈÌÃ ÝÐÑÉÐÆÌËÃ ÑÃÍÃÎ ÑËÌÆÇÃÍ ÌÆÜÃÇÃ ÓÎÓÔ ÌÆÌÓÃË ÑÆÐÈÃÐ ÚÃÐÈ ÏËÎÃ ÔÃÇÃÍÖ
Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian
375
ãäåæ çäå äãèéêåëä ìäåíîä ïåçðåñîéä äãäå îñòäãéå òäòóô òñåíéãôõé óñêãñòìäíäå çäå ãñòäöôäå
é÷òô óñåíñõäèôå çäå õñãåð÷ðíé ëäåí îñøäêä ãèôîôî ìñêîôòìñê çäêé åñíäêäùåñíäêä òäöôú
B.
Identifikasi Rumusan Masalah
ûäèäîä çäóäõ çéçñüéåéîéãäå îñìäíäé òñçéä ôåõôã òñåíôåíãäóãäå íäíäîäå äõäô òñåëäòóäéãäå
éåüðêòäîéú ýñóñêõé èä÷åëä ìäèäîä ïåííêéî ëäåí çä÷äò õäèôåùõäèôå ìñ÷äãäåíäå éåé çéäåííäó îñìäíäé
îä÷äè îäõô ìäèäîä ïåõñêåäîéðåä÷æ óñêäå ìäèäîä éåé îäåíäõ îõêäõñíéî îñìäíäé òñçéä éåüðêòäîé ôåõôã
òñåëñìäê÷ôäîãäå é÷òô óñåíñõäèôäå çäå õñãåð÷ðíé ãñ ìñêìäíäé óñåöôêô çôåéäú þäòôå çñòéãéäå
éåéæ ãñìäåëäãäå äãäçñòéîé çé ìñêìäíäé óñêíôêôäå õéåííéæ ãèôîôîåëä çé ïåçðåñîéäæ òäîéè òñåíä÷äòé
óñêòäîä÷äèäå òñòäèäòé õñãî ìäèäîä ïåííêéîæ õñêôõäòä çä÷äò òñåñêöñòäèãäå éîõé÷äèùéîõé÷äè ãèôîôî
ãñ ìäèäîä ïåçðåñîéäú ÿðåçéîé ëäåí çñòéãéäå éåé òñåëñìäìãäå ìäåíîä ïåçðåñîéä ãôêäåí òäãîéòä÷
çä÷äò òñòäåüääõãäå õñòôäå é÷òô óñåíñõäèôäå çäå õñãåð÷ðíé ìäêô ëäåí çäóäõ çéíôåäãäå ôåõôã
òñåíñòìäåíãäå îôòìñê çäëä òäåôîéäú
C.
Kerangka Pemecahan Masalah
ñåñêöñòäèäå éîõé÷äèùéîõé÷äè ãèôîôî çäêé õñãî ìäèäîä ïåííêéî ãñ ìäèäîä ïåçðåñîéä òñòñê÷ôãäå
îõêäõñíéùîõêäõñíéú ä÷ éåé çéãäêñåäãäå éîõé÷äè õñêîñìôõ õñêãäçäåí õéçäã çéõñòôãäå óäçäåäå òäãåäåëä
çä÷äò ìäèäîä ïåçðåñîéäú ñåíäå îõêäõñíé óñåñêöñòäèäå éåé÷äè çéèäêäóãäå îñìäíäé òñçéä ôåõôã
òñöñòìäõäåé óñòäèäòèäå òäãåä éîõé÷äè õñêîñìôõ ãñ ìäèäîä ïåçðåñîéäú
åõôã òñåíäõäîé óñêòòäîä÷äèäå õñêîñìôõæ óñåíäìçéäå óäçä òäîëäêäãäõ éåé îñøäêä ÷ñìéè ãèôîôî
çéòäãîôçãäå ôåõôã òñòìñêéãäå óñåíñõäèôäåæ ääîäåæ çäå óñ÷äõéèäå õñåõäåí îõêäõñíéùîõêäõñíé
óñåñêöñòäèäå óäçä óäêä êñòäöä äîöéç ÷ùïòäò ÿäôòäå ýéçðèäêöð ð÷äåèäêöð ÿ÷äõñåú ýñ÷äéå éõôæ
ãñíéäõäå éåé çéòäãîôçãäå ôåõôã òñåíñòìäåíãäå üôåíîé äîöéç ëäåí çäóäõ çéíôåäãäå îñìäíäé
õñòóäõ ôåõôã òñòóñ÷äöäêé é÷òô óñåíñõäèôäå ð÷ñè óäêä öäòääèåëäú
D.
Penerjemahan.
1.
Pengertian Penerjemahan
ïîõé÷äè penerjemahan çäóäõ òñåíäøô óäçä óêðîñî ãñíéäõäåú ýñøäêä ÷ñìéè öäôèæ ãäõä penerjemahan
òñêôóäãäå ãñíéäõäå óñåíä÷éèäå óñîäå õñãî ìäèäîä îôòìñê ãñ ìäèäîä îäîäêäå òéîä÷åëä çäêé ìäèäîä
ïåííêéî ãñ ìäèäîä ïåçðåñîéäú ä÷äôóôå çñòéãéäåæ óñåñêöñòäèäå õéçäã îñãäçäê óñåíä÷éèäå ìäèäîäæ
õñõäóé óñåñêöñòäèäå òñêôóäãäå óñåíä÷éèäå óñîäå äõäô òäãåä ìäèäîä îôòìñê ãñ ìäèäîä îäîäêäåú
ñåíäå çñòéãéäåæ óñîäå äõäô òäãåä÷äè ëäåí îñèäêôîåëä çéä÷éèãäå ãñ ìäèäîä îäîäêäåú äõüðêç
òñåëäõäãäå ìäèä éîõé÷äè penerjemahan çäóäõ çéãäõäãäå îñìäíäé replacement of textual
material in one language L by equivalent textual material in another languageL ú ñòéãéäå óô÷äæ
äøèä÷é òñåëäõäãäå ìäèä penerjemahan merupakan suatu upaya mencari kesepadanan
makna antara materi teks bahasa sumber ke bahasa sasaran ú
ýñøäêä ÷ñìéè öäôèæ äêîðå òñåçñüéåéîéãäå óñåñêöñòäèäå îñìäíäé ìñêéãôõ
êäåî÷äõéðåæ õèñåæ øðåîéîõî ðü îõôçëéåí õèñ ÷ñéøðåæ íêäòòäõéøä÷ îõêôøõôêñæ øðòòôåéøäõéðå îéõôù
äõéðåæ äåç øô÷õôêä÷ øðåõñõ ðü õèñ îðôêøñ ÷äåíôäíñ õñõæ äåä÷ëéåí éõ éå ðêçñê õð çñõñêòéåñ éõî òñäåù
éåíæ äåç õèñå êñøðåîõêôøõôêéåí õèéî îäòñ òñäåéåí ôîéåí õèñ ÷ñéøðå äåç íêäòòäõéøä÷ îõêôøõôêñ
èéøè äêñ äóóêðóêéäõñ éå õèñ êñøñóõðê ÷äåíôäíñ äåç éõî øô÷õôêä÷ øðåõñõú
376
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
! "# $%! & %' ($' )!**"+' % ($' )!,-! '+ %$.'.'!/0 1 ! "# $
' $".'!/ &+,% ' %," $+ '1 %2'1 % /!* +1.&+ 1 $! %! %-'%&0
'&".%&." *"&+% ,! '+&.'+ +!%! #.* '+&.'+ %-.!+%'+ ,! %-!& %' (.,/ ($'
)!**"+'3 4 *+&. 1.0 1 ! "# $ ' $".'!/ $+ % + '1 % & "' (.& , ($' )!2
,-! '+3 5 $! +!+ "& %+&!!/ , !*! ' #.$ ! '1 % & "' (.& ++%+ % +"+1!0
% '!0 ,! ' %+*.' 1 "( ,! !&" ($' )!**"+' ,! ($' )!,-! '+3 6 1.!2
% 1.! +!+ ' '&+!/ ,+%.'+ - $ 1 ! "# $ .!&.% !*$'+%! & "# $! /!* %!
&. 1 '!!/ ' 1,! , !*! ($' '.( "3 7 +!+ ,+' ((%! % "+& "+ % ' 1,!! & "# $!
".1%! %.+8+%'+ .& /!* $".' ,+1"+-"+&'%! ' +! ,. %"+& "+ +!!/0 /+&. % & "(9!
,! % ( "& "+!0 /!* ' $".'!/ #.* ,+1 "$&+%!3
!*! , +%+!0 .!&.% !*$'+%! %"/ & "# $! /!* ( "%.+&' ' -"!* 1 ! "2
# $ ' $".'!/ $+ '1 %2'1 % ,+ &'3 !*! %& +!0 ++%+ % 1.! +!+
' '&+!/ ( !"2( !" ,+1 "$&+%! ,! ,+%.'+ - $ 1 ! "# $3 +%+! 1.0 1 "! &.
1-'+'+ 1 ! "# $ , '.&. % *+&! 1 ! "# $! ,1& ,+%&%! ' (*+ mediator !&"
% ,. (.,/ ($'0 /+&. ($' '.( " ,! ''"!3 : $ %" !0 1 ! "# $ ' '&+!/
$+ (*+! 1 '! (.,/ ($' '.( " /!* ,+*.!%! - $ %-.!+&' & "& !&.
,1& ,++$%! % ($' (.,/ ($' +! /!* ' 1,! ,! .&.$ , !*! 1 '! &. %!
(.,/ ($' ''"!3
2.
Proses Penerjemahan
5 ! "# $! ".1%! '.&. 1"-' ' /!* +(&%! ' "!*%+! &$1! /!* '+!*
"& %+&!!/ ,! ($%! '&. &$1! , !*! &$1!!/ &+,% ,1& ,+1+'$%!3 ;+, <,
=9>.+" 0 ?@@?A ?BC !/&%! ($D 1"-' ' 1 ! "# $! +(&%! &+* &$1A &$1 !+'+'0
&$1 1 !*+$! ,! &$1 " '&".%&."+''+3
E$1 !+'+' !*9. 1, !+'+' '&".%&." *"&+%0 %! %& &. %-(+!'+ %&0
%! & %'&.0 ,! %! %-!& %'&.3 = !.".& 4"+'+! <?@FBA GFC0 translator should know both
the source and the receptor languagesH should be familiar with the subject matterH and should have some
facility of expression in the receptor language 3
E$1 1 !*+$! & "%+& , !*! 1 ! .! 1,!! %! %&0 8"'0 %.' &. %+&0
,! ($%! % ' .".$! +'+ & %' ' $+!** %! &. 1 '! & %' ($' '.( " ,1& ,+'1+%!
' 9" .&.$ % ($' ''"! %" ! ! .%! 1,!! %! &. 1 '! '.&. & %' ($'
'.( " % ($' ''"! ".1%! 1 "'$! .& /!* $".' ,+1"+-"+&'%! ,
% *+&! (+,!* 1 ! "# $!3 I&8-", <?@FGA J?C !/&%! ($D the central problem of transK
lationKpractice is that of finding LL translation equivalents 3
E$1 " '&".%"+''+ <1 !/.'.!! % (+C & "%+& , !*! 1 !*.!*%1! % (+ 1 '! &.
%! % ($' ''"! , !*! 1 "&+(!*%! %+,$ '&".%&." *"&+% ,! %-!& %'
(.,/ ($' ''"! /!* ( "%. &!1 & "1 !*".$ , !*! '&".%&." *"&+% ($' '.( "3
!*! %& +!0 1 ! "# $ ' $".'!/ 1. !*.!*%1%! % (+ 1 '! ' 9" ( "& "+
!.".& '&".%&." *"&+% ,! %-!& %' (.,/ ($' ''"!3
Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian
377
3.
Makna dalam Penerjemahan
MNOPQRS makna TUVWXRYRZ Y[ZNUX \RZ] UVRO YRPORZZ\R ^UZ]RZ YU]PRORZ XUZUV_UTRSRZ` ^RZ
aRSYRZ YUaUVR^RRZZ\R OP^RY ^RXRO ^PXPNRSYRZ ^RVP YU]PRORZ aP^RZ] XUZUV_UTRSRZb cRYZR
TUTU]RZ] XUVRZRZ \RZ] XRQPZ] NUZOVRQ ^RQRT YRV\R OUV_UTRSRZ deWfSVP^PZ ^RZ gW]UZ]` hiijk
hlmb nQUS YRVUZRZ\R` _PYR YPOR TUTaRSRN aP^RZ] XUZUV_UTRSRZ` YPOR XUVQW TUZ]YRPOYRZZ\R ^UZ]RZ
XUZ]UVOPRZ Y[ZNUX TRYZR YRVUZR XUZUV_UTRSRZ XR^R ^RNRVZ\R TUVWXRYRZ XUZ]RQPSRZ TRYZR
OUYN aRSRNR NWTaUV YU aRSRNR QRPZb gUfRVR QUaPS OUVPZfP` oRaRaRZ dlpppk qrstlm TUTaU^RYRZ TRYZR
TUZ_R^P TRYZR QUYNPYRQ` TRYZR ]VRTROPYRQ` TRYZR Y[ZOUYNOWRQ RORW NPOWRNP[ZRQ` TRYZR OUYNOWRQ`
^RZ TRYZR N[NPRQ aW^R\Rb
cRYZR QUYNPYRQ R^RQRS TRYZR \RZ] ^POUTWYRZ ^RQRT YRTWN deWfSVP^PZ ^RZ gW]UZ]` hiijk
hhmb oRaRaRZ dlpppk qrm TUZ\RORYRZ aRSuR TRYZR QUYNPYRQ TUVWXRYRZ TRYZR WZNWVsWZNWV aRSRNR
NUaR]RP QRTaRZ] RORW XUVPNOPuR ^RZ QRPZ NUaR]RPZ\Rb vRVPTWVOP d^RQRT oRaRaRZ` hiijk qpm TUs
Z\RORYRZ aRSuR makna leksikal lepas dari penggunaan atau konteksnyaw sedangkan makna gramatikal
merupakan hubungan antar unsurxunsur bahasa dalam satuan yang lebih besarw misalnya hubungan
suatu kata dengan kata yang lain dalam frasa atau klausay
MNOPQRS makna kata NRZ]RO ^PXUZR]VWSP [QUS NPOWRNP RORW Y[ZOUYN \RZ] TUQPZ]YWXPZ\Rb gUfRVR
QUaS _RWS` vRVPTWVOP d^RQRT oRaRaRZ` hiijk qpm TUZ\RORYRZ aRSuR TRYZR Y[ZOUYNOWRQ RORW
NPOWRNP[ZRQ R^RQRS SWaWZ]RZ RZORVR W_RVRZ ^RZ NPOWRNP ^P TRZR W_RVRZ POW ^PXRYRPb
oRaRaRZ dhiijk tim TUZ\RORYRZ aRSuR TRYZR OUYNOWRQ aUVYRPORZ ^UZ]RZ PNP NWROW OUYN RORW
uRfRZRb vRQ PZP NUfRVR OP^RY QRZ]NWZ] TUZ]PZ^PNPYRZ aRSuR XUVaU^RRZ _UZPN OUYN RORW uRfRZR
^RXRO TUZ\UaRaYRZ XUVaU^RRZ TRYZR NWROW YRORb gUQRPZ POW` TRYZR NWROW YROR UVRO YRPORZZ\R ^UZ]RZ
N[NPRQ aW^R\R doRaRaRZ` hiijk timb cRYZR N[NPRQ aW^R\R R^RQRS TRYZR \RZ] OUVaUZOWY [QUS aW^R\R
NUOUTXRO RORW _W]R TUTXWZ\RP TWRORZ N[NPRQ OUVOUZOWb
zUVYRPO ^UZ]RZ TRYZR N[NPRQ aW^R\R` XUZUV_UTRS NUSRVWNZ\R ^UZ]RZ QUaPS fUVTRO TUTs
XUVSROPYRZ TRYZR N[NPRQ aW^R\Rb vRQ PZP ^PYRVUZRYRZ N[NPRQ aW^R\R RZORVR aW^R\R NWTaUV ^UZ]RZ
aRSRNR NRNRVRZ fUZ^UVWZ] aUVaU^R` YSWNWNZ\R TUZ\RZ]YWO Y[ZNUX aW^R\R YSWNWN dculturalxspex
cific conceptmb {UVaU^RRZ PZPQRS \RZ] NUVPZ]YRQP TUZPTaWQYRZ YUOP^RYNUXR^RZRZ d nonxequivalencem
TRYZR RORW XUNRZ RZORVR aRSRNR NWTaUV ^UZ]RZ aRRSNR NRNRVRZb gU_RQRZ ^UZ]RZ XRZ^RZ]RZ PZP`
|RYUV dlpptk hlm TUZ\RORYRZ aRSuR the source language word may express a concept which is totally
unknown in the target languageb
XI.4. Kesepadanan dalam Penerjemahan
MNOPQRS padanan TUVWXRYRZ aR]PRZ NUZOVRQ ^RQRT aP^RZ] XUZUV_UTRSRZb }UaUVR^RRZZ\R
TUVWXRYRZ TU^PR WZOWY TUTaRZOW TUTXUVTW^RS YUOPYR XUZUV_UTRS TUZ]RQRTP YUNWQPORZ
^RQRT TUZUTWYRZ XR^RZRZ TRYZR RORW XUNRZ NUaR]RPTRZR \RZ] ^PTRYNW^ ^RQRT aRSRNR NWTaUVb
~RQRWXWZ ^UTPYPRZ` TRNRQRS XR^RZRZ ^RQRT XUZUV_UTRSRZ OP^RY NUYR^RV TUZ\RZ]YWO XUVs
TRNRQRSRZ YUNUXR^RZRZ XR^R OPZ]YRO NROWRZ QPZ]WRQ NUXUVOP YROR` VRNR` YQRWNR` RORW YRQPTRO TUQRPZYRZ
_W]R TUZ\RZ]YWO YUNUXR^RZRZ XR^R OPZ]YRO \RZ] QUaPS OPZ]]P NUXUVOP uRfRZR RORW XR^R OPZ]YRO
\RZ] TUQPaROYRZ Y[ZOUYN N[NPRQ aW^R\Rb
cRfSRQP dhiiik lim TUZ\RORYRZ aRSuR ^RQRT TUZ]WYWV YUNUXR^RZRZ XUZUV_UTRS NUSRVWNZ\R
TUZ]]WZRYRZ WYWVRZ NUfRVR TUZ\UQWVWS` \RPOW XUVWaRSRZ RORW XUV]UNUVRZ \RZ] TUZ\RZ]YWO
YRQPTRO` VRNR` RORW YROR NUSRVWNZ\R ^PXRSRTP ^RQRT WZ]NPZ\R \RZ] QUaPS OPZ]]P dRXRYRS WZOWY
378
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
5.
Penilaian Terjemahan
¡¡¢£ ¤¥
¦
§
¨ £©©© ¡¡ª£¢
£
. Terjemahan yang benar , berterima dan baik adalah yang sesuai dengan selera dan
harapan sidang pembaca yang menginginkan teks terjemahan yang sesuai dengan kebudayaan
masyarakat bahasa sasaran. Intinya, suatu terjemahan harus tidak dirasakan seperti terjemahan
dan sejauh mungkin harus menjadi bagian dari tradisi tulisan dalam bahasa sasaran
« ¬¤ª£ ¥¢
Akurat
Jelas
Wajar ®
6.
Strategi Penerjemahan
®
¦
¯ ° ¬¤£ ± ®¤¢
®
£
²
Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian
379
³´³µ ¶·¸³ ¹º³»¼ ´·½³¸¾¿ÀÁµÂ ÂÀ»Àµ¸³» ó½³»³»»Ä³ ½³Á³Â ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³ È·ƳÁ»Ä³ ¸³´³
briefingÉ power pointÉ WindowsÉ excellÉ clickÊË
¿Ë ÌÀ»Àº¶À³ŠÂÀ»ÄÀº³Ã ¸³´³ ³Æ·»¼ ´ÀºÆÀ¿µ´ ½À»¼³» ÂÀ»¼µ¿³Å À¶³³» ³Æ·»¼ ÆÀÃÀ»µÅ»Ä³ ÆÀÅ·»¼¼³
¿À»´µ¸ Ç»½¹»ÀÆ·³»Ä³ ³ƷŠ½³Ã³´ ½·¿³»½·»¼¸³» ½À»¼³» ¿À»´µ¸ ³ÆÁ·»Ä³Ë ÍÀºÂ³Æµ¸ ½³Á³Â
¸Àµ»¼¸·»³» ij»¼ ¸À½µ³ ·»· ³½³Á³Å ÂÀ»ÄÀº³Ã ³´³µ ÂÀµ»¼µ´ ¸³´³¾·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼ ij»¼
½·ÆÀƵ³·¸³» ½À»¼³» ÃÀ»µÁ·Æ³»»Ä³ ÂÀ»µºµ´ ¸³·½³Å ηº·Ïηº· Á·»¼µ·Æ´·Æ ¸³´³ Ç»½¹»ÀÆ·³Ë зƳÁ»Ä³Ñ
●
manajemen ½³º· management
●
ekonomi ½³º· ecnomoy
●
farmacy ½³º· farmasi
●
mal ½³º· mall
●
departemen ½³º· department
̳½³ µÂµÂ»Ä³ ÃÀ»µÁ·Æ³» ·Æ´·Á³Å ¿Àº½³Æ³º ó½³ À¶³³» Ò¹»À´·¸Ó ³º´·»Ä³ ų»Ä³ Ƴ´µ³» ¿µ»Ä·
ij»¼ ¿ÀºÒµ»¼Æ· ½³Á³Â ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³ ½·Á³Â¿³»¼¸³» ½À»¼³» ŵºµÒÔ ¹ÁÀÅ ¸³ºÀ»³»Ä³Ó ij»¼ ´·½³¸
¿ÀºÒµ»¼Æ· ¿¹ÁÀÅ ½·Å·Á³»¼¸³»Ë зƳÁ»Ä³Ñ
●
konsisten ¿µ¸³» consistent
●
argumen ¿µ¸³» argument
●
kontras ¿µ¸³» contrast
ÎË
ÕÀµ»¼¸·»³» ij»¼ Á³·» ³½³Á³Å ÆÀ³»½³·»Ä³ ¿Àº´Àµ ½À»¼³» ·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼ ·³Á³Å ÂÀ»Àº¶À³ÅÏ
¸³»»Ä³ ¸À ½³Á³Â ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³ È·ƳÁ»Ä³Ó culture ½³» party ³Ʒ»¼ ½·´Àº¶À³Ÿ³» ÂÀ»¶³½·
budaya ½³» partaiÊË
Ö³Á³Â ÂÀ»Àº¶À³Ÿ³» ·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼ ³´³µ ·Æ´·Á³Å ¸ÅµÆµÆÓ ¿À¿Àº³Ã³ Æ´º³´À¼· ÃÀºÁµ ½·ÃÀºÅ³´·¸³»Ó
ij·´µ ÃÀ»Àº¶À³Š½³Ã³´ ÂÀ»¼³½¹ÃÆ· ·Æ´·Á³Å ´ÀºÆÀ¿µ´ ¸À ¿³Å³Æ³ ƳƳº³» ÆÀÃÀº´· ´À¸Æ ³ÆÁ·»Ä³Ë
ÌÀ»Àº¶À³Š½³Ã³´ ÂÀ»ÄÀº³Ã µ»Æµº ³Æ·»¼ ½À»¼³» ÂÀ»¼³Îµ ó½³ ÌÀ½¹Â³» ×µ ÌÀ¿À»´µ¸³»
ÇÆ´·Á³Å ij»¼ ¿ÀºÁ³¸µ ½³Á³Â ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³Ë ÌÀ»Àº¶À³Š½³Ã³´ ÂÀ»¼³Á·Å¸³» ÃÀƳ» ³´³µ ³¸»³
´À¸Æ ½À»¼³» ÂÀÂÃÀº´·Â¿³»¼¸³» ¸ÀÆÀó½³»³» ³¸»³»Ä³Ë
Ö³Á³Â ųƷÁ ÃÀ»ÀÁ·´·³»»Ä³Ó е·Æ ½³» ¸³Ø³»Ï¸³Ø³» ÈÙÚÛÚÑ ÙÚÏÙÜÊ ÂÀ»Ä³´³¸³» ¿³Åس
ÃÀ³½³»³» ·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼ ¸À ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³Ó ½³» ¶·¸³ ÃÀºÁµ ƳÁ³Å Ƴ´µ ¿³Å³Æ³ ÆÀºµÂõ» ½·Á³¸µ¸³»
ÁÀس´ ÃÀ»Àº¶À³ų»Ó ÃÀ»ÄÀº³Ã³»Ó ³´³µ ¼³¿µ»¼³» ÃÀ»Àº¶À³ų» ½³» ÃÀ»ÄÀº³Ã³»Ë Ö³´³ ij»¼ ´Àº¸³·´
½À»¼³» Æ´º³´À¼· ·»· ·ƳÁ»Ä³ ³½³Á³Å vocal sound ÂÀ»¶³½· bunyi vokalË
ÝÀγº³ ÁÀ¿·Å ¶³µÅÓ Ðµ·Æ ½³» ¸³Ø³»Ï¸³Ø³» ÂÀ»Ä³´³¸³» ¿³Åس ú¹ÆÀÆ ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼
½À»¼³» ÂÀ»¼µ´³Â³¸³» ¿À»´µ¸ ޷Ƶ³Á»Ä³ ½·Á³¸µ¸³» ½À»¼³» ÀÂó´ γº³Ñ ÛÊ ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ½À»¼³»
ÃÀ»ÄÀƵ³·³» À¶³³» ½³» Á³Ò³ÁÔ ÙÊ ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ½À»¼³» ÃÀ»ÄÀƵ³·³» À¶³³» ´³»Ã³ ÃÀ»ÄÀƵ³·³» Á³Ò³ÁÔ ßÊ
ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ´³»Ã³ ÃÀ»ÄÀƵ³·³» À¶³³»Ó ´À´³Ã· ½À»¼³» ÃÀ»ÄÀƵ³·³» Á³Ò³ÁÔ ½³» àÊ ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ´³»Ã³
ÃÀ»ÄÀƵ³·³» À¶³³» ½³» Á³Ò³ÁË
ÐÀ»µºµ´ ᳸Àº ÈÛââÜÑ ÙãÏàÙÊÓ Æ´º³´À¼· ij»¼ ½³Ã³´ ½·¼µ»³¸³» ½³Á³Â ÃÀ»Àº¶À³ų» ·Æ´·Á³ÅÏ
·Æ´·Á³ÅÓ ¸ÅµÆµÆ»Ä³ ·Æ´·Á³Å ¿µ½³Ä³ ¸ÅµÆµÆ ³»³´³º Á³·» ÆÀ¿³¼³· ¿Àº·¸µ´Ñ ÛÊ ÃÀ»Àº¶À³ų» ½À»¼³»
ÂÀ»¼¼µ»³¸³» ¸³´³Ï¸³´³ ÷»¶³Â³»Ô ÙÊ ÃÀ»Àº¶À³ų» ½À»¼³» ÂÀ»¼¼µ»³¸³» ¸³´³Ï¸³´³ ÷»¶³Â³»
½À»¼³» ÃÀ»¶ÀÁ³Æ³»Ô ßÊ ÃÀ»Àº¶À³ų» ½À»¼³» ÂÀ»¼¼µ»³¸³» Ƶ¿Æ´·´µÆ· ¿µ½³Ä³Ô ½³» àÊ ÌÀ»Àº¶À³ų»
½À»¼³» ÂÀ»¼¼µ»³¸³» ¸³´³ ÆÀº³Ã³» ³´³µ ¸³´³ ÆÀº³Ã³» ij»¼ ½·ÆÀº´³· ½À»¼³» ÃÀ»¶ÀÁ³Æ³»Ë
ÌÀ»Àº¶À³ų» ½À»¼³» ÂÀ»¼¼µ»³¸³» ¸³´³Ï¸³´³ ÷»¶³Â³» ÂÀºµÃ³¸³» Æ´º³´À¼· ij»¼ ÆÀº·»¼¸³Á·
½·¼µ»³¸³» ¹ÁÀÅ ÃÀ»Àº¶À³ÅË ÌÀ»Àº¶À³Šų»Ä³ ÂÀ»¼³½¹ÃÆ· cultural words ½³º· ¿³Å³Æ³ Ƶ¿Àº
½³Á³Â ¿À»´µ¸ ij»¼ ³ÆÁ· ¸À ¿³Å³Æ³ ƳƳº³» µ»´µ¸ ÂÀÂÃÀº´³Å³»¸³» ÃÀƳ» ³´³µ ³¸»³ ij»¼
380
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
äåæçèéêäèçë ìíîï ðîëêíåé ñçïçéç çéíåëòçó ôõöçõî÷å åëå éçë÷çõ æîæñçëõê ðîëîöøîæçï êëõêè
æîùêøêäèçë çéðîè foreignizationú éîíçåë åõê èçöîëç åéõåíçï õîöéîñêõ õåäçè äåõîæêèçë ðçäçëçëëòç
äçíçæ ñçïçéç ûëäìëîéåçó
üîëîöøîæçïçë äîë÷çë æîë÷÷êëçèçë èçõçýèçõç ðåëøçæçë äîë÷çë ðîëøîíçéçë æîöêðçèçë
éõöçõî÷å äå æçëç ðîëîöøîæçï æîæñîöå ðîëøîíçéçë õçæñçïçë õîëõçë÷ çéðîèýçéðîè ñêäçòç õîöõîëõêó
üîë÷÷êëççë éõöçõî÷å åëå äåðîöíêèçë èçöîëç ñîñîöçðç ðîöõåæñçë÷çëú òçåõê þÿ õîöäçðçõ ðçäçëçë òçë÷
æîëäîèçõå äçíçæ ñçïçéç éçéçöçë ùçíçêðêë õåäçè éîðîëêïëòç éîðçäçë ÿ ðîëîöøîæçï ñîöêéçïç
êëõêè õîõçð æîæðîöõçïçëèçë èîçéíåçëëòç äçë ÿ ðîëîöøîæçï ñîöêéçïç êëõêè æîæñîöåèçë
ðîëøîíçéçë éåë÷èçõó üîëîöøîæçï õîõçð æîëêíåéèçë èçõç çéíåëòç òçë÷ äåéîöõçå äîë÷çë ðîëøîíçéçë
éåë÷èçõ äçíçæ ñçïçéç ûë÷÷öåéó
îöèçåõçë äîë÷çë éõöçõî÷å éêñéõåõêéå ñêäçòçú ðîëîöøîæçï ñîöêéçïç æîë÷÷çëõå cultutral word
éîçëäçåëòç åéõåíçï ñêäçòç åëå äåõîæêèçë ðçäçëçëëòç äçíçæ ñçïçéç éçéçöçëú çõçê æîæåíåèå èîäîèçõçë
æçèëç äîë÷çë ñçïçéç éçéçöçëóüîëîöøîæçïçë äîë÷çë æîë÷÷êëçèçë èçõç éîöçðçë çõçê èçõç éîöçðçë
òçë÷ äåéîöõçå äîë÷çë ðîëøîíçéçë ñîöçöõå ñçïùç ðîëîöøîæçï ñîöêéçïç êëõêè æîëòîöçð åéõåíçï õîöõîëõê
òçë÷ äçðçõ äåéîöõçå äîë÷çë ðîëøîíçéçëó ôõöçõî÷å ðîëòîöçðçë åëå éîïçöêéëòç æîë÷çê ðçäç üîäìæçë
æêæ üîæñîëõêèçë ûéõåíçï òçë÷ ñîöíçèê äçíçæ ñçïçéç ûëäìëîéåçó
çéåí ðîëîíåõåçë öååë þÿ ñîöøêäêí
ô û ô ûô ýôüûû
ô û
ûô
ô EPOONG BD DI YOGJAKAA
MENGANAKAN
PLANG ANG PELINGIæîëòçõçèçë ñçïùç éõöçõî÷å ðîëîöøîæçïçë åéõåíçïýåéõåíçï ñêäçòç èïêéêé
ççíçï éîñç÷çå ñîöåèêõ
the translation strategies of the culturespecific words terms or expressions in the tourism text epotong
bud di Yogyakarta are explained as follows: translation by cultural substitution
translation
by loanwords with explanation ! translation loanwords without explanation 4) translation by
loanwords with definition, 5) translation by loanwords and cultural substitution, and 6) translation
by loanwords and transfer. Those of the culture-specific words, terms, or expressions in the tourism
text Mengirim Pulang Sang Pelingsi can be stated as follows: 1) translation by cultural substitution, 2) translation by loanwords with explanation, and 3) translation by loanword and transfer ó
ôîçöç íçñåï øçêïú ïçéåí ðîëîíåõåçë öååë þ"ÿ íçåë òçë÷ ñîöøêäêí ô û ô ý
ûô ü û û ý ô û
# CIVIC CULTURE æîëòçõçèçë ñçïùç
éõöçõî÷å ðîëîöøîæçïçë åéõåíçïýåéõåíçï ñêäçòç ðìíåõåè æîíåðêõå éîñç÷çå ñîöåèêõ
translation by cultural substitution, translation by cultural substitution and loanword with spelling change, translation by loanword with spelling change, translation by loanword without spelling change and cultural substitution, and translation by loanword without spelling change ó
îæåèåçë ðêíçú ïçéåí ðîëîíåõåçë öååë þ"ÿ òçë÷ ñîöøêäêí ô û ô ûô
ôüûûý $ ô û ûô WISATA KULINER DI KOTA BATIKæîëòçõçèçë
ñçïùç éõöçõî÷å ðîëîöøîæçïçë åéõåíçïýåéõåíçï ñêäçòç èïêéêé äåðçðçöèçë éîñç÷çå ñîöåèêõ 1. transfer
ring them to English in explanation; 2. adopting them by changing their spellings without explanation;
3. Transferring them into English (cultural substitution), and 4. not transferring them into English or
adopting them in Englishó
Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian
381
7.
Pengertian Istilah
%&
'()*+*,* *,-*.%/
0%-%
istilah %1%.%/ 2%-% %-%3 4%53+4%+ 2%-% 6%+4 1(+4%+ 7(89%- 9(+43+42%:2%+ ,3%-3 2;+,(:<
:8;,(,< 2(%1%%+< %-%3 ,*)%- 6%+4 2/%, 1%.%9 5*1%+4 -(8-(+-3& =,-*.%/ 1%:%- 5(83:% ,(53-%+< %-%3
+%9%& =,-*.%/ 1*5(1%2%+ 9(+>%1* 13% 9%7%9< 6%2+* *,-*.%/ 2/3,3, 1%+ *,-*.%/ 3939& =,-*.%/ 2/3,3,
%1%.%/ *,-*.%/ 6%+4 :(9%2%*%++6% %-%3 9%2+%+6% -(85%-%, :%1% ,3%-3 5*1%+4 -(8-(+-3< ,(1%+42%+
*,-*.%/ 3939 %1%.%/ *,-*.%/ 6%+4 9(+>%1* 3+,38 5%/%,% 6%+4 1*43+%2%+ ,(7%8% 3939 ?@;(.*;+;<
ABCCDEABF&
'%8* 1()*+*,* *+* 1%:%- 1*+6%-%2%+ 5%/G% ,(-*%: 5%/%,% 9(9*.*2* *,-*.%/H*,-*.%/ 2/3,3, 6%+4
9(+3+>32 :%1% ,(,3%-3 6%+4 ,:(,*)*2& =,-*.%/H*,-*.%/ -(8,(53- >34% 9(+3+>322%+ ,3%-3 2;+,(:
-(8-(+-3 6%+4 2%1%+4 -(8*2%- 1(+4%+ 2;+-(2,+6%& I%.%3:3+ 1(9*2*%+< %1% :3.% *,-*.%/H*,-*.%/ 6%+4
1%:%- 1*:%/%9* -%+:% /%83, 9(+4(-%/3* 2;+-(2,+6%&
5&
J*8* =,-*.%/
J*8*H7*8* *,-*.%/ 1%:%- 1*5(1%2%+ 1%8* %,:(2 9%2+% 1%+ %,:(2 3+42%:%+& 08*1%.%2,%+% ?ABCKD
KLHKMF 9(95(1%2%+ 7*8*H7*8* *,-*.%/ 6%+4 9(95(1%2%++6% 1(+4%+ 3+,38H3+,38 5%/%,% 6%+4 .%*+<
6%*-3D
'%8* ,(4* 9%2+%D ?%F /353+4%+ %+-%8% 3+42%:%+ 1%+ 9%2+% -(-%: -(4%,N ?5F *,-*.%/ -(8,(53,(7%8% 48%9%-*2%. 5(5%, 2;+-(2,< 9%2,31+6% %1%.%/ 9%2+% -*1%2 -(84%+-3+4 1%8* 2;+-(2, 1%.%9
definisi atau rumus dalam ilmu yang bersangkutan.
Dari segi ungkapan: (a) istilah tersebut dapat berupa kata benda, kata kerja, atau kata sifat; (b)
bangun istilah sepadan, misalnya: kata tunggal, kata majemuk, kata bersambungan, kata ulang,
frasa; (c) istilah tersebut bersifat internasional, artinya makna istilah dikenal dalam ilmu yang bersangkutan, sedangkan bentuk ungkapan dalam suatu bahasa sedapat-dapatnya tidak jauh berbeda
dengan bentuk ungkapan dalam bahasa lain.
2%.*9%-& @%2+% 1%:%- 1*+6%-%2%+ 1(+4%+
Menurut Moeliono (1988: 427), pembentukan istilah dalam bahasa Indonesia dapat melalui
prosedur berikut ini:
Kata dalam bahasa Indonesia yang lazim dipakai; kata dalam bahasa serumpun yang lazim dipakai;
dan istilah dalam bahasa asingO yang diterjemahkanO atau melalui penyerapan dengan atau tanpa
penyesuaian ejaan dan lafalO atau melalui penerjemahan dan penyerapan sekaligus .
Selanjutnya Moeliono (1988: 422) menyatakan bahwa sumber-sumber istilah dapat berasal
dari kosa kata bahasa Indonesia, kosa kata bahasa Serumpun, dan kosa kata bahasa Asing.
E.
Kesimpulan
Kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kebanyakan ditulis dalam
bahasa Inggris dapat dilakukan melalui penerjemahan teks bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Walaupun demikian, seringkali istilah-istilah teks dalam bahasa Inggris tidak ditemukan padanan
maknanya dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan strategi penerjemahan tersebut
yang mampu membantu mengungkapkan pesan atau maknanya ke bahasa Indonesia secara
sepadan, jelas dan berterima.
382
Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius
DAFTAR PUSTAKA
Analisis _erjemahan Penanda Kohesi `ujukan dalam Buku _eks aCivic Cultureb
dan _erjemahannya aBudaya PolitikbY cdeRef gQhiQWj gWekWeWQlWTW m nTRodQeRpWe qdrdXWe sWQdQp
PQRSTU VWRTWXY Z[\\]^Y
qtQWuWQpWY
Analisis _erjemahan IstilahxIstilah Akuntansi dalam Buku _eks Management Accounting
oleh Don `y Hansen dan Maryane My Mowen Menjadi Akuntansi Manajamen oleh Dewi Fitriasari
dan Deny Arnos KwaQzY qtQWuWQpWf {ggsmnsqY
vvv [\\wY
trategi Penerjemahan IstilahxIstilah Budaya Khusus dalam _eks Wisata Kuliner di Kota
Batik dan _erjemahannya Cullinary _our in the City Batik dalam Majalah GA`~DAy qtQWuWQpWf
vvv [\||Y }
ggqg gq
g nsqY
trategi Penerjemahan IstilahxIstilah Budaya Khusus dalam _eks Pariwisata Mengantarkan
Pulang }ang Pelingsir dan }epotong ~bud di Yogyakarta dalam Majalah GA`~DAy qtQWuWQpWf
vvv [\|Y }
g
s {ggs nsqY
WudQU shTWY |wwY
In Other Words: a course on book translationY
QhTU Y htiXWeY |wY
htpXdidf {hThTY
Principles of Language Learning and _eaching
Z[TY dY^Y d dQedzf
gQdTpRkdmWXXU TkY
QRWXWueWTWU WQRjtQpRY |wY
Fungsi Bahasa dan }ikap Bahasay
Td XhQdef teW TWY
trategies to _rasnlate Information _echnology I_ _erms Y
{thT cQtTi ctWTY [\||Y }
RTXWTf PkWdjRk
gtrXRedQY
sRWTRU qWjRQWY [\|\Y
Cultural _ranslationY
RtTt WW pWTiiWX || drQtWQR [\|\U lWj |Y|
WQR WQR ppfYpQWTeXWpRhTRQdkphQzYkhjWQpRkXdeWQpRkXd|\YY
ata Bahasa Baku Bahasa Indonesiay
shdXRhThU PTphTY sY |wY _
WrWrWTYUsYY [\|\Y
View all articlesY
WuWQpWf WXWR gtepWuWY
RtTt WW pWTiiWX | tTR [\|\U lWj ||Y\ WQR ppf
YQhYkhjpQWTeXWpRhTmWQpRkXdeWQpRkXde[\|gdTdQldjWWTmWTmtWzW Y
djWQuU gY |wY
RWU Y |wY
A Textbook of TranslationY
{hThTf gQdTpRkdmWXXY
Language Structure and TranslationY qpWTShQU WXRShQTRWf qpWTShQ nTRodQeRpz gQdeeY
gtekU sWQiWQdp Y ZdY^ |w|Y
Multicultural Education: Cross Cultural Training Approach.
RkWihf
TpdQktXptQWX dphQu TkY
❆
❆
❆
Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian
383
9 786022 296836