Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Cetakan Pertama, November 2016 21 x 29,7 cm; x + 383 hlm ISBN 978-602-229-683-6 Penyunting Drs. Jabrohim, M.M. Dr. Rina Ratih Sri Sudaryani, M.Hum Cover Jack Diterbitkan oleh PUSTAKA PELAJAR Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167 Telp. (0274) 381542, Fax. (0274) 383083 E-mail: pustakapelajar@yahoo.com Website: pustakapelajar.co.id Bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Alamat: Jl. Gondosuli, Semaki Yogyakarta 55166 Telp./Fax: 0274-542887 iv Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Kata Pengantar Assalamu’alaikum Wr. Wb. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta berkomitmen untuk menyelenggarakan Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) pada setiap tahunnya. Seminar dengan tema “Pemanfaatan Ipteks dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius” yang diselenggarakan pada Rabu, 8 November 2016 ini merupakan seminar nasional ketiga. Dalam seminar tersebut mengundang Dr. Suprapedi, M.Eng., Direktur Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemeterian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sebagai key note speaker. Selain itu, sebagai Pembicara Panel (Plenary Speaker) LPM Universitas Ahmad Dahlan mengundang BAPPEDA Kabupaten Bantul dan BAPPEDA Kabupaten Gunung Kidul. Tema Seminar Nasional kali ini berlatar belakang banyaknya potensi desa yang belum diberdayakan secara optimal dan kurangnya penguatan sains berupa aplikasi hasil riset dari Perguruan Tinggi. Pada hal sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Universitas Ahmad Dahlan harus memiliki kepedulian berkontribusi memberikan penguatan melalui aplikasi sains dan teknologi, model kebijakan serta rekayasa sosial berbasis riset. Sentuhan dari Pergutuan Tnggi berupa hilirisasi hasil riset akan memberikan akselerasi kualitas dan kuantitas kemajuan desa di segala bidang tanpa meninggalkan nilai unggul desa tersebut. Hal penting lainnya adalah motivasi moral, kepedulian, pendampingan pada desa yang berpotensi akan mempercepat desa tersebut menjadi desa yang mandiri dan religius. Seminar nasional yang diselenggarakan oleh LPM Universitas Ahmad Dahlan sebelum dilaksanakannya monitoring dan evaluasi eksternal pelaksanaan Program Hibah Pengabdian kepada Masyarakat oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menjadi pendorong tingginya minat dosen Universitas Ahmad Dahlan untuk mengikuti. Tidak hanya dosen Universitas Ahmad Dahlan yang tertarik untuk mengikuti seminar, tetapi juga para dosen dari berbagai PTN maupun PTS lainnya. Banyaknya peserta juga diikuti oleh banyaknya makalah seminar yang masuk ke Panitia. Meskipun cukup banyak makalah yang masuk, semuanya dipresentasikan dalam seminar. Dalam proseding ini dimuat makalah-makalah yang disajikan dalam seminar. Selamat membaca! Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, 7 November 2016 Editor Jabrohim Rina Ratih Sri Sudaryani Kata Pengantar v Daftar Isi Kata Pengantar — v Daftar Isi — vi 1. Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru Pandansimo Menuju Ekowisata yang Berkelanjutan Agung Budiantoro dan Yudi Ari Adi — 1 2. Pementasan Drama Melalui Latihan Keterampilan Kreatif di Karang Taruna Pervorma Dusun Weru Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum. — 10 3. Pemanfaatan Aplikasi Ms Office Terintegrasi Bagi Tenaga Kependidikan Untuk Administrasi Akademik Di Universitas Muhammadiyah Magelang Andi Widiyanto, Auliya Burhanudin — 15 4. Pengembangan Operational Customer Relationship Management Pemasaran Sayuran Hidroponik Kelompok Tani Asri Kauman Arfiani Nur Khusna dan Nur Rochmah DPA — 19 5. Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulonprogo Arief Abdillah Nurusman dan Shantiana Tri Erawati — 27 6. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk dari Singkong Sebagai Upaya Perwujudan Kemandirian Pangan di Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunung Kidul Azis Ikhsanudin, M.Sc., Apt, dan Dra. Sudarmini — 35 7 Pengembangan Hutan Mangrove untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan di Pantai Baros Tirtohargo, Kretek, Bantul Dedi Wijayanti, Soeparno, Denik Wirawati — 53 8. Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja Dessy Pranungsari, Fatwa Tentama, Nissa Tarnoto — 58 9. Increasing Knowledge And Skills of Yellow Pumpkin Processing Through Yellow Pumpkin Processing of Training In Bendo Village Dewi Marfuah, Tuti Rahmawati, Retno Dewi Noviyanti — 73 vi Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 10. Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) dalam Peningkatan Kompetensi Dini Restiyanti Pratiwi, Slamet Widodo, Yohana Dwi Marfu’ah — 77 11. Peningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Wisata Hijau di Suryowijayan, Yogyakarta Dwi Sulisworo Muchsin Maulana, Tri Wahyuni Sukesi, Rahma Asti Mulasari, dan Sulistyawati — 85 12. Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM) Ernirita dan Giri Widakdo — 91 13. Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta Fatwa Tentama & Surahma Asti Mulasari — 100 14. Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Pengobatan Tradisional Hardi Astuti Witasari — 112 15. Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Kepada Masyarakat Heru Supriyono, Achmad Kurnianto, Muhammad Fikri Khaidir, Aji Ari Adam — 118 16. Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budi Daya Tanaman Obat Herbal Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Keluarga Miskin di Desa Krembangan Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Iin Narwanti, Dian Prasasti, Deasy Vanda Pertiwi — 127 17. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul dalam Swakelola Limbah Peternakan Pertanian serta Budi daya Jahe Emprit melalui Pelatihan dan Pendampingan Iis Wahyuningsih, Kintoko dan Bagus Haryadi — 138 18. Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya Mustofa Ahda, Ika Maryani, Septian Emma Dwi Jatmika — 147 19. Strategi Penguatan Kreativitas Dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture Bagi Industri Kerajinan Kreatif di Pajangan Bantul Insanul Qisti Barriyah, Wika Harisa Putri dan Rudi Suryanto — 153 20. School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi: Program Pengembangan Metode Penanaman Nilai-Nilai Antikorupsi di SMA Negeri 2 Yogyakarta Laras Susanti, Zainal Arifin Mochtar, Oce Madril, dan Eka Nanda Ravizki — 161 Daftar Isi vii 21. Peran Perguruan Tinggi Dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi Leonita Siwiyanti & Asep M. Ramdan — 169 22. Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta Moh. Rusnoto Susanto, S.Pd, M.Sn., Dewi Kusuma Wardani, SE, S.Psi, M.Sc. Ak Anggit Dwi Hartanto, S.Kom, M.Kom — 187 23. Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian Organisasi Main Sufanti, Eva Nur Khasanah, Heni Susanti — 201 24. IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas dan Terstandar Lolita, Azis Ikhsanudin — 210 25. Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Margi Sasono & Apik Rusdiarna Indrapraja — 221 26. Pengaruh Pelatihan Higiene Sanitasi terhadap Pengetahuan Pengelola Rumah Makan di Kawasan Wisata Sehat Pantai Baru Kabupaten Bantul Dyah Suryani, Mufti Khakim — 228 27. Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh Bencana Muhammad Anggri Setiawan, Guruh Samodra, Nugroho Christanto, Novia Kristiana, dan Jantan Putra Bangsa — 233 28. Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Kecamatan Kadudampit Sukabumi Muhammad Thariq Aziz, M.Pd.I — 241 29. IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta Mursid W. Hananto, Dody Hartanto — 250 30. Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean, Sleman Nina Salamah, Sunarti — 259 viii Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 31. Pengembangan SOGA-BOGA (Sayur Obat Keluarga-Bumbu Obat Keluarga) pada Kelompok Tani di Padukuhan Gowok, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta Nur Ismiyati, Ana Mardiyaningsih & Hery Setiawan — 266 32. IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta Okimustava, Trikinasih Handayani — 273 33. Transbulent Education School (Tes) untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kebencanaan di Magelang, Jawa Tengah Junun Sartohadi, Muhammad Anggri Setiawan, Guruh Samodra, Boby Setyawan, Garri Martha Kusuma Wardhana, Heni Masruroh, Zuhara Risqian C, Elok Surya P, Melisa. P. T — 280 34. Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak Wirausaha Profesional, Mandiri dan Berkelanjutan Ana Mardiyaningsih, Nur Ismiyati, Rina Widiastuti — 290 35. Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi di UMKM Perdesaan Rudy Suryanto, Wika Harisa Putri, Insanul Qisti Barriyah — 299 36. Inisiasi Pendirian Kantin Berbasis Food Safety di Kompleks Pendidikan Pondok Imam Syuhodo Blimbing Wonorejo Polokarto Sukoharjo Sunarti, Nina Salamah — 308 37. I. Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata, II. Desa Wisata Bongo Provinsi Gorontalo Sunarty Eraku, Sri Maryati — 313 38. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang, Gedangsari, Gunung Kidul Yogyakarta Surahma Asti Mulasari, Tri Wahyuni Sukesi, Sulistyawati — 320 39. Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis Antikorupsi Terhadap Pengelolaan Keuangan Desa Totok Dwi Diantoro S.H., M.A & Oce Madril, S.H., M.A — 332 40. IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi dan Super Karbon di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban Tri Wahyuni Sukesi, Sulistyawati — 338 41. Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga dan Macromedia Flash SD Muhammadiyah dan SD Islam Terpadu Sleman Dra. Widayati, M.Sc Drs. Wahyu Pujiyono. M.Kom — 349 Daftar Isi ix 42. Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola Manajemen Keuangan dan Perbaikan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas UMKM Meubel dan Handycraft di Pajangan Bantul Wika Harisa Putri, SE., SH., M.Sc., M.EI, Insanul Qisti Barriyah, M.Sn, Rudy Suryanto, SE., M.Acc, Ak. — 360 43. Peningkatan Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Yunus Sulistyono, Rofi’i Zarkasyi, Sri Sumarsih — 368 44. Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian Zainal Arifin, Reza Pandudinata — 375 x Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru Pandansimo Menuju Ekowisata yang Berkelanjutan Agung Budiantoro* dan Yudi Ari Adi** (*Prodi Biologi FMIPA Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta) (**Prodi Matematika FMIPA Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta) Abstrak Penyu lekang/abu-abu (Lepidochelys Olivacea) merupakan jenis penyu yang sering mendarat di pantai Baru Pandansimo Bantul. Penyu ini dikategorikan appendiks I CITES karena merupakan salah satu dari 7 jenis penyu yang masih bertahan hidup di dunia ini. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi konservasi penyu dilakukan di kecamatan Srandakan di tingkat TK, SD, SMP, SMA, kelompok nelayan, kelompok sadar wisata, kelompok kuliner, dan juga tokoh masyarakat sebagai upaya edukasi tentang konservasi. Pembuatan Baliho konservasi dilakukan agar lebih mempromosikan upaya konservasi penyu ini ke pengunjung pantai Baru Pandansimo. Monitoring pendaratan penyu dilakukan hampir tiap hari walaupun selama monitoring tidak dijumpai penyu yang mendarat untuk bertelur. Pelatihan teknis penanganan penyu dan juga telur penyu serta perawatan tempat penetasan semi alami dilakukan untuk memperkuat kemampuan teknis para pelaku konservasi penyu. Pelatihan ekowisata dan pelayanan prima dilakukan agar potensi ekowisata penyu dapat dioptimalkan dan menjadi daya Tarik tersendiri di kawasan Pantai Baru Pandansimo. Hal ini juga didukung informasi konservasi penyu melalui web yang dibuat. Semua kegiatan dilakukan selama bulan Agustus sampai awal September 2016 di Pantai Baru Pandansimo, Srandakan Bantul, DIY. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Potensi Unggulan di Pantai Baru Pandansimo Penyu lekang/abu-abu (Lepidochelys Olivacea) merupakan jenis penyu yang sering mendarat di pantai Baru Pandansimo Bantul. Penyu ini merupakan salah satu dari 7 jenis penyu yang masih bertahan hidup di dunia ini. Penyu ini secara periodik terutama di akhir musim kemarau mendekati musim hujan mendarat dan bertelur di Pantai Baru Pandansimo Bantul. Selain dengan penyu, Pantai Baru Pandansimo juga didukung dengan adanya kawasan penanaman cemara udang sebagai wind barier yang berfungsi sebagai penahan kencangnya angin dari laut sehingga tidak merusak tanaman pertanian penduduk yang berada di utara pantai. Kawasan cemara udang tersebut telah ditanami penduduk dengan swadaya sendiri di tanah yang berpasir mulai dari 10 tahun yang lalu sehingga menjadikan kawasan tersebut sejuk dan di sekitar kawasan dapat dijadikan tempat untuk wisata. Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ... 1 1.2. Permasalahan yang Ditemui a. b. c. d. Permasalahan yang ada di kawasan Pantai Baru Pandansimo yaitu: Pantai Baru Pandansimo merupakan pantai wisata yang relatif baru dan masih kurang dikenal sebagai kawasan konservasi penyu sehingga perlu adanya sosialisasi ke beberapa daerah di sekitarnya agar masyarakat sekitar juga mempunyai andil dalam menjaga ekosistem kawasan konservasi ini. Walaupun sudah ada kelompok konservasi penyu yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Peduli Penyu Pandansimo (KP4), akan tetapi perlu pelatihan yang lebih mendalam tentang teknis penyelamatan baik induk maupun telur penyu bagi anggotanya. Perlu adanya pelatihan tentang ekowisata atau eduwisata berbasis pada konservasi penyu sehingga akan menambah peran serta masyarakat dalam upaya konservasi penyu. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang ada belum terorganisir dengan baik dan belum dapat memberikan pelayanan prima (excellent service) kepada wisatawan. 1.3. Metode yang Diterapkan untuk Mengatasi Permasalahan Atas berbagai masalah yang ada di kawasan Pantai Baru Pandansimo maka dibuat beberapa solusi yang akan dapat mengatasi permasalahan yang ada. Solusi yang ditawarkan selama KKN PPM adalah: a. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi di kawasan sekitar kecamatan Srandakan sebagai upaya sosialisasi tentang kawasan konservasi penyu di Pantai Baru Pandansimo dan juga merupakan upaya transfer keilmuan tentang konservasi binatang yang endangered atau terancam punah dari muka bumi. b. Pelatihan teknis penyelamatan telur penyu dan indukan penyu bagi kelompok Konservasi KP4. c. Pelatihan tentang ekowisata atau eduwisata berbasis pada konservasi penyu agar meningkatkan peran masyarakat dalam konservasi penyu. d. Pelatihan di bidang Excellent Service (Pelayanan Prima) bagi masyarakat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), kelompok konservasi penyu sendiri, kelompok nelayan dan bagi kelompok kuliner. Perlunya pelatihan dan pendampingan di bidang manajemen potensi wisata dari peningkatan SDM nya agar dapat melayani wisatawan dengan baik dan dapat mengembangkan sendiri potensi kawasan menjadi objek wisata. 1.4. Profil Kelompok Sasaran Beserta Potensi atau Permasalahannya Kelompok Konservasi Penyu Kelompok Pemuda Pecinta Penyu Pandansimo (KP4) di Pantai Baru Pandansimo, Poncosari, Srandakan, Bantul yang berdiri sejak 2009 telah melaksanakan upaya konservasi penyu dan habitat penelurannya selama 3 tahun terakhir ini meskipun masih dilakukan dalam skala kecil. Upaya konservasi tersebut dilakukan dengan penyelamatan telur penyu dari pemangsa alami dan perburuan manusia, penetasan telur penyu di sarang semi alami yang berpindah- pindah dan pelepasan tukik ke laut sebelumnya tanpa ada ekowisata atau eduwisata. 2 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius BAB 2. TARGET DAN LUARAN a. b. c. d. Target dan luaran yang diinginkan dari Program KKN PPM ini: Adanya pengetahuan dan pemahaman oleh masyarakat dan mendapatkan informasi yang benar tentang arti pentingnya konservasi penyu. Adanya sosialisasi ke masyarakat sekitar merupakan media sosialisasi dalam upaya perlindungan kawasan dari perusakan lingkungan. Adanya kemampuan teknis yang meningkat anggota KP4 dalam penanganan telur dan induk penyu yang mendarat. Adanya kemampuan Excellent Service (Pelayanan Prima) oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), kelompok konservasi penyu sendiri, kelompok nelayan, dan bagi kelompok kuliner. Kemampuan pengelolaan ekowisata/eduwisata berbasis konservasi penyu oleh semua kelompok masyarakat pesisir pantai Baru Pandansimo masyarakat Kabupaten Bantul. BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tahapan dalam Pelaksanaan Kegiatan Untuk mengatasi permasalahan di atas, dalam pelaksanaan kegiatan ini nantinya memuat tahapan berikut. 1. Persiapan dan Pembekalan yang meliputi: a. Rekrutmen mahasiswa b. Sosialisasi ke masyarakat pengguna program KKN c. Persiapan mahasiswa dengan mengadakan pembekalan KKN yang terkait dengan tema. d. Penerjunan mahasiswa ke lokasi KKN 2. Pelaksanaan kegiatan meliputi: a. Sosialisasi di kawasan sekitar kecamatan Srandakan sebagai upaya transfer keilmuan tentang konservasi binatang yang endangered atau terancam punah dari muka bumi, terutama penyu. b. Pelatihan teknis penyelamatan telur penyu dan indukan penyu bagi kelompok Konservasi KP4. c. Pelatihan tentang ekowisata atau eduwisata berbasis pada konservasi penyu agar meningkatkan peran masyarakat dalam konservasi penyu. d. Pelatihan di bidang Excellent Service (Pelayanan Prima) bagi masyarakat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), kelompok konservasi penyu sendiri, kelompok nelayan dan bagi kelompok kuliner. Perlunya pelatihan dan pendampingan di bidang manajemen potensi wisata dari peningkatan SDM agar dapat melayani wisatawan dengan baik dan dapat mengembangkan sendiri potensi kawasan menjadi objek wisata. Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ... 3 BAB 4. HASIL YANG DICAPAI 4.1. Sosialisasi Program KKN Konservasi Penyu A. Sosialisasi kepada Bappeda, BKSDA, DKP, Camat, Lurah dan dukuh. Sosialisasi program KKN dilaksanakan pada Senin, 01 Agustus 2016 bertempat di Kantor kecamatan Srandakan, Bantul. Gambar 1. Sosialisasi Program KKN oleh Ketua TIM KKN PPM UAD Tim Pengusung Tematik KKN PPM memaparkan program yang telah dilaksanakan berupa pembekalan kepada mahasiswa dan juga program yang akan dilaksanakan selama KKN di Pantai Baru Pandansimo Bantul. B. Sosialisasi Konservasi Tingkat Pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA Metode yang digunakan untuk melakukan sosialisasi kepada TK adalah memberikan penjelasan dan membagikan leafleat dengan tujuan memperlihatkan gambar penyu serta menyanyikan yel-yel yang berisi tentang penyu dan melakukan tepuk penyu. Gambar 2. Sosialisasi di TK Masythoh Dilakukan sosialisasi tentang konservasi penyu di tingkat sekolah dasar yang meliputi: SD Muh Babakan, SD Koripan. SD Babakan memiliki 6 kelas yaitu kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Siswa yang akan diberikan sosialisasi mengenai konservasi penyu adalah siswa yang berada di kelas 4, 5, dan 6. Sebelum dilakukan sosialisasi siswa-siswa belum mengetahui perbedaan penyu dengan kura-kura, 4 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius jenis-jenis penyu yang ada di dunia dan di Indonesia, serta belum mengetahui alasan pentingnya penyu untuk diselamatkan dan dilestarikan. Gambar 3. Sosialisasi di SD Muh Babakan Hasilnya yaitu siswa-siswi mengerti perbedaan penyu dengan kura-kura, dan jenis-jenis penyu yang ada di dunia maupun di Indonesia. Untuk memotivasi siswa, pemateri memberikan pertanyaan dan diberikan reward bagi siswa yang berhasil menjawab. Dengan adanya hal tersebut, siswa menjadi antusias untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan. C. Sosialisasi Konservasi kepada Masyarakat, Nelayan, Pokdarwis, dan lain-lain Sosialisasi konservasi penyu kepada nelayan Pantai Kuwaru dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2016. Sebelum dan sesudahi sosialisasi peserta yang mengiuti kegiatan tersebut diberikan pretes dan posttes, tujuan dari pemberian pretes dan post-tes untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan peserta tentang penyu sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi. Peserta yang mengikuti sosialisasi konservasi penyu di berikan leaflet sebagai alat bantu untuk memahami materi yang disampaikan oleh pemateri. Peserta yang mengikuti sosialisasi konservasi penyu terlihat sangat antusias, hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan jumlah peserta yang menghadiri acara tersebut. Adapun kendala yang terjadi saat pelaksanaan adalah peserta datang terlambat sehingga acara berjalan tidak sesuai jadwal yang telah direncanakan panitia. Gambar 4. Sosialisasi Konservasi Penyu kepada Nelayan Kwaru Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ... 5 Sosialisasi konservasi penyu kepada kelompok tambak udang pantai kwaru dan Pandansimo, dengan materi yang disampaikan saat sosialisasi konservasi penyu ialah mengenai jenis-jenis penyu yang ada di Indonesia maupun di luar negeri, siklus hidup penyu, mengapa jumlah penyu merosot tajam, serta mengapa penyu perlu dilestarikan. D. Pelatihan pengelolaan penetasan semi alami Pengelolaan penetasan semi alami dilaksanakan di Pantai Baru. Dalam melatih pengelolaan penetasan semi alami menjelaskan mengenai tempat yang sering didatangi oleh penyu, cara pembuatan sarang telur penyu dan pemberian tanda terhadap tempat yang ada telur penyu. Metode yang digunakan dalam melatih pengelolaan penetasan semi alami yaitu dengan menyusuri pantai baru disertai dengan menyampaikan materi yang berkenaan dengan tempat yang didatangi oleh penyu, praktik cara pembuatan sarang telur penyu serta cara pemberian tanda pada tempat yang ada telur penyu. Gambar 5 . Pengelolaan tempat sarang penyu Pembersihan tempat penetasan semi alami juga dilakukan agar bersih dari sampah organik (daun) yang jika membusuk dapat mengubah tingkat keasaman tempat penetasan semi alami. Dilakukan juga diskusi dengan masyarakat pesisir tentang penanganan telur penyu jika ditemukan di pantai. Gambar 6. Diskusi penanganan telur penyu dengan masyarakat pesisir 6 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius E. Release Tukik di Pantai Baru Release tukik dilakukan seminggu sebelum penerjunan dikarenakan ada sarang yang menetas. Kerjasama dilakukan dengan KP4 dan juga Kagama dalam acara release tukik ini. Sebanyak 15 tukik yang menetas direlase dengan sebelumnya dilakukan acara eduwisata terhadap wisatawan minat khusus yang ingin merelase tukik. Yang merelease tukik diutamakan anak-anak dengan didampingi oleh orang tuanya. Walaupun jumlah tukik yang direlease sedikit, akan tetapi pengunjung antusias dengan kegiatan ini. Gambar 7. Ekowisata: Release tukik di Pantai Baru Pandansimo Untuk mendukung keberhasilan ekowisata maka dilakukan pelatihan layanan prima kepada kelompok masyarakat yang ada di Pantai Kwaru dan Pantai Baru. Pelatihan layanan prima merupakan suatu pelatihan mengenai bagaimana menyambut wisatawan, baik umum maupun khusus. Secara umum, layanan prima yang terjadi di kebanyakan tempat wisata, khususnya pantai, adalah bagaimana pengunjung atau wisatawan dilayani secara maksimal dari mulai kedatangan, parkir, pelayanan di tempat wisata, kuliner yang baik, sampai wisatawan pulang, betul-betul terlayani dengan prima. Pelatihan ekowisata juga tetap dilakukan agar bagaimana mengelola ekowisata penyu dapat dilakukan dengan baik. Gambar 8. Pelatihan Ekowisata Penyu bagi Masyarakat Saat KKN berlangsung, ada indukan penyu yang terjaring nelayan pantai Kwaru sehingga dilakukan koordinasi dengan kepolisian serta Bksda untuk pelepasan indukan penyu tersebut. Rilis indukan penyu tersebut dilakukan langsung oleh Kapolda DIY. Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ... 7 Gambar 9. Rilis Indukan Penyu oleh Kapolda DIY di Pantai Kwaru didampingi Tim KKN PPM UAD. F. Monitoring Pendaratan Penyu Selama KKN berlangsung, diberikan tugas bagi mahasiswa untuk melakukan monitoring pendaratan penyu di sepanjang pantai. Monitoring dilakukan di malam hari dan di pagi hari. Gambar 10. Monitoring pendaratan penyu oleh mahasiswa KKN. G. Peresmian Baliho Konservasi Penyu Baliho konservasi penyu dibuat sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat umum yang berwisata di Pantai Baru Pandansimo. Baliho ini diletakkan persis di depan halaman tempat penetasan semi alami di Pantai Baru dengan harapan pengunjung tahu dan ikut serta dalam konservasi penyu yang dilakukan di Pantai Baru. Peresmian dilakukan langsung oleh Wakil Rektor III UAD, Dr. Abdul Fadhil, MT. Gambar 11. Peresmian Baliho Konservasi Penyu di Pantai Baru Bantul 8 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Beberapa aspek kunci dalam ekowisata adalah (Anonim, 2009): ● ● ● ● ● ● ● ● ● Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung lingkungan dan sosial-budaya masyarakat (vs mass tourism) => Wisatawan minat khusus konservasi penyu Pola wisata ramah lingkungan (nilai konservasi) => ikut menjaga kebersihan pantai (masyarakat dan wisatawan). Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan wisata) =>Adanya service excellent dan edukasi pra-release. Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal (nilai ekonomi) =>Wisatawan minat khusus makan di warung sepanjang pantai, ada donasi untuk kegiatan konservasi penyu. Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur tidak besar (nilai partisipasi masyarakat dan ekonomi). =>terdapat tempat penetasan penyu semi alami dan sekarang didepannya dilengkapi baliho konservasi penyu sebagai pendukung ekowisata berbasis konservasi penyu. Prinsip Edukasi Ekowisata (Anonim, 2009): Kegiatan ekowisata mendorong masyarakat mendukung dan mengembangkan upaya konservasi =>Adanya sosialisasi tentang konservasi penyu ke pejabat pemerintah, tokoh, kelompok masyarakat dan sekolah-sekolah oleh KKN PPM. Kegiatan ekowisata selalu beriringan dengan aktivitas meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengubah perilaku masyarakat tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya =>Sosialisasi ke kelompok nelayan, kelompok tambak, dan kelompok sadar wisata tentang konservasi penyu oleh KKN PPM Edukasi tentang budaya setempat dan konservasi untuk para turis/tamu menjadi bagian dari paket ekowisata =>Adanya edukasi tentang prinsip konservasi penyu saat pra-rilis tukik. Mengembangkan skema di mana tamu secara sukarela terlibat dalam kegiatan konservasi dan pengelolaan kawasan ekowisata selama kunjungannya (stay & volunteer) => Adanya donasi untuk konservasi penyu oleh wisatawan secara sukarela yang dikelola kelompok konservasi penyu setempat. KESIMPULAN Pelaksanaan Program kegiatan KKN PPM Tematik Konservasi Penyu di Pantai Baru Bantul terlaksana dengan baik memenuhi kriteria kunci dan prinsip edukasi dalam ekowisata sehingga diharapkan pelaksanaan konservasi menuju ekowisata yang berkelanjutan dapat terwujud. Studi Pustaka Anonim. 2009. Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat. Kerja sama Direktorat Produk Pariwisata Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia. ❆ ❆ ❆ Sosialisasi dan Pengembangan Konservasi Penyu di Pantai Baru ... 9 PEMENTASAN DRAMA MELALUI LATIHAN KETERAMPILAN KREATIF DI KARANG TARUNA PERVORMA DUSUN WERU DESA TEGIRI, KECAMATAN BATUWARNO KABUPATEN WONOGIRI PENGABDIAN MASYARAKAT KOLABORATIF DI KABUPATEN WONOGIRI, JAWA TENGAH Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum. NIDN 0618086001/NIK 405 Agus.B.Wahyudi@ums.ac.id dan abw186@ums.ac.id Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Karang taruna Pervoma desa Tegiri, kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri sebagai organisasi kepemudaan di desa. Eksistensinya mewadahi pemuda yang bersemangat yang beragam. Aktivitas pementasan drama di karangtaruna cerminan persatuan, semangat bersosial, dan berbudaya. Langkah pembinaan berupa pengoptimalan potensi anggota. Kegiatan berunsur kreatif perlu dilatih secara baik agar tidak macet kreativitas. Tujuan menambah pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas karang taruna Pervorma. Materi (a) apresiasi karya sastra fiksi dan (b) drama serta penerapannya. Karya sastra cerpen dapat direproduksi menjadi teks drama dengan langkah-langkah tertentu. Diawali dengan mengidentifikasi unsur-unsur yang membangun karya cerpen. Unsur yang membangun cerpen — peristiwa, cerita, tokoh, plot, tema, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Dapat dibangun kembali menjadi teks drama, yaitu mengubah gaya bahasa naratif cerpen menjadi gaya bahasa percakapan. Karya sastra tulis dapat diapresiasi dengan membaca, dan mereproduksi. Salah satu cara mengapresiasi karya sastra fiksi adalah dengan mereproduksi karya tersebut menjadi bentuk lain. Kegiatan ini mampu menambah khazanah ilmu dan keterampilan kreatif peserta. Peserta termotivasi meningkatkan kegiatan membaca cerpen. Kata Kunci: pementasan drama, keterampilan kreatif, dan reproduksi naskah. A. Pendahuluan Organisasi kepemudaan yang bereksistensi di desa –sampai dusun yaitu Karangtaruna. Karang taruna wadah generasi muda di Dusun Weru, Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri memiliki semangat beraktivitas. Aktivitas yang dilakukan tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan sosial dan budaya. Potensi generasi muda harus dibina secara intensif. Pembinaan karang taruna merupakan langkah awal pengoptimalan potensi. Kegiatan pementasan drama sebagai keterampilan kreatif beraura sosial dan budaya lokal. 10 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Kegiatan pementasan drama karang taruna dimanajemen dengan baik, maka menghasilkan karya indah dan kreatif. Karya pertunjukan yang estetis –mengandung keindahan sehingga pesan yang disampaikan mengena. Manajemen pementasan drama berupa kegiataan perencanaan, pengorganisasiaan, penggerakan, pengawasan, praktik pementasan, dan evaluasi. Pementasan drama mempunyai beberapa komponen yang harus dipenuhi. Komponen yang pertama adalah pembentukan tim produksi, kedua menentukan tema dan naskah drama yang akan ditampilkan dan ketiga adalah pembagian tokoh sesuai karakter pemeran. Melihat potensi yang dimiliki karan taruna Pervorma dusun Weru dalam pementasan drama, maka pembinaan keterampilan kreatif pementasan drama ini sangat diperlukan. Pembinaan dari tim pengabdian PBI FKIP UMS dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas karangtaruna Pervorma dusun Weru. Pementasan drama dapat berjalan baik, menampilkan keindahan, dan hiburan. Pesan yang dibawakan di panggung dapat diterima oleh penonton. Penyampaian pesan dalam pementasan drama dapat memanfaatkan khasanah kekayaan budaya lokal yang ada di Dusun Weru. Pembinaan ini sebagai langkah konkret peningkatan kreativitas, penyaluran bakat, dan kegiataan yang positif. Kegitan ini dapat memberikan manfaat kepada kedua belah pihak, pelaksana dan masyarakat sasaran (KarangTaruna Pervorma). B. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat ini bertempat di rumah kepala dusun Weru, desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri. Mulai pukul 08.00 s.d. 11.30 WIB. C. Peserta Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dangan judul “Pementasan Drama Melalui Latihan Keterampilan Kreatif di Karang Taruna Pervorma Dusun Weru, Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri” ini dihadiri 22 peserta. Peserta terdiri dari pengurus dan anggota karang taruna Pervorma Dusun Weru, Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri. Peserta pengabdian masyarakat perhatikan tabel 1. Tabel 1 Peserta Pengabdian Masyarakat No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Nama Wahyu Budi U. Chairul Andi Saputra Andika Andreawan Fesa Aviansyah Ari Wibowo Bambang Nugroho Agus Dwi Saputo Reni Fitria Dewi F. Yeni Lawati Ulva Listyaningsih Alif Lovia Ayuni Chindy Febriyani Yulita Alviani Nurul Yuli Isniyati Dyah Ayu Lestari Octavia Dwi Yanti Zuni Isnaini Pegi Fahreza Rahmad Hidayat Muhammad Tauhid Aldi Winata Rizal Ardiyatma Pementasan Drama Melalui Latihan .... Asal Sekolah SMK Pancasila 3 Baturetno SMP N 1 Batuwarno SMP N 1 Batuwarno SMP N 1 Batuwarno SMP N 1 Batuwarno SMK Muh. I Baturetno SMP N 1 Batuwarno SMK Pancasila 4 Baturetno SMK Pancasila 4 Baturetno SMK Pancasila 4 Baturetno SMP N I Batuwarno SMP N I Batuwarno SMP N I Batuwarno SMK Pancasila 4 Baturetno SMP N I Batuwarno SMK Muh. I Baturetno SMK Muh. I Baturetno SMK Muh. I Baturetno SMP N I Batuwarno SMK Pancasila 3 Baturetno SD N II Tegiri SD N II Tegiri 11 D. Materi Materi kegiatan program pengabdian kepada masyarakat dalam hal ini membahas mengenai apresiasi karya sastra fiksi dan drama serta penerapannya. Apresiasi karya fiksi dapat dilakukan dengan membaca dan menilai karya yang berupa novel, novela, dan cerpen, mereproduksi karya sastra fiksi dalam bentuk lain. Sementara karya sastra drama dapat diapresiasi dengan cara melihat pertunjukan atau pementasan drama. Cerpen direproduksi menjadi teks drama melalui langkah-langkah. Langkah (i) mengidentifikasi unsur-unsur yang membangun karya cerpen. Unsur-unsur yang membangun cerpen, contoh peristiwa, cerita, tokoh, plot, tema, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Langkah (ii) unsurunsur pembangun cerpen dapat ditransformasi menjadi teks drama, yaitu mengubah gaya bahasa naratif pada cerpen menjadi gaya bahasa percakapan. Langkah (iii) memilih pemain dan pelatihan pentas di panggung. E. Keaktifan Peserta Pemuda karang taruna Pervorma, dukuh Weru sebagai peserta kegiatan ini mengikuti dengan aktif dan komunikatif. Peserta antusias dalam mendengarkan setiap materi yang disampaikan. Peserta menjawab dengan semangat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemateri. Peserta aktif dalam kegitaan praktik membuat drama (mentransformasi teks cerpen ke teks drama). Praktik drama yang dilaksanakan mengangkat kisah 'Batu Akik' –sebagai kisah lokal yang diusulkan peserta. Praktik latihan dan pementasan drama yang kedua berasal dari cerpen yang terdapat di dalam koran. F. Hasil Evaluasi Tim pengabdian masyarakat memberikan ulasan mengenai materi yang telah disampaikan. Untuk menilai pemahaman peserta dalam menangkap isi materi yang telah disampaikan, pemateri memberikan pertanyaan dan praktik penyusunan naskah drama serta praktik pementasan drama dari naskah yang telah disusun. Pemahaman peserta terhadap materi yang telah disampaikan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan antusias dari peserta untuk menyusun naskah drama kemudian dilakukan praktik pementasan. Peserta mendapatkan manfaat dari ilmu yang diperoleh mengenai manajemen pementasan drama. Motivasi yang diberikan oleh pemateri diharapkan mampu menjadi dorongan peserta untuk mampu berkarya bagi bangsa. Tim pengabdian juga memberikan buku secara gratis agar minat baca peserta dapat tersalurkan. Kekurangan pada kegiatan pengabdian terdapat pada kurangnya media yang digunakan karena lokasi jauh dan sarana –listrik dan layar proyektor. Kekurangan tersebut teratasi dengan penggandaan makalah sehingga peserta mampu menyimak materi dengan baik. Kekurangan lain terdapat pada waktu pelaksanaan yang terlalu singkat dan hanya dilakukan satu pertemuan sehingga praktik yang dilakukan kurang optimal. Keluar dari kekurangan yang terjadi, memberikan tugas latihan yang akan dipimpin oleh pengurus karang taruna yang bersangkutan. Kegiatan ini berjalan dengan baik, pemateri mampu mengatur jalannya presentasi dan mengelola materi dengan baik sehingga peserta aktif dan antusias. 12 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius G. Penutup Program ini dimaksudkan dapat memberikan pengetahuan kepada peserta yaitu anggota karang taruna Pervorma dusun Weru untuk mengapresiasi sastra, mengkreasi teks, mampu menyediakan teks melalui transformasi teks cerpen ke teks drama. Apresiasi sebuah karya sastra dapat dilakukan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan karya yang dinikmati. Karya sastra tulis dapat diapresiasi dengan membaca, dan mereproduksi karya sastra tersebut. Sementara untuk karya sastra drama dapat dinikmati dengan cara menikmati pertunjukan drama. Karya sastra fiksi meliputi cerpen, novela, dan novel. Salah satu cara mengapresiasi karya sastra fiksi adalah dengan mentransformasi karya tersebut menjadi bentuk lain. Cerpen dapat direproduksi menjadi karya sastra lain berupa naskah drama. Cerpen dipilih karena bentuk cerpen yang mengandung kepadatan dalam penceritaannya. Transformasi cerpen menjadi naskah drama merupakan upaya jeli dalam rangka menyediakan naskah pementasan drama di pedesaan. Harapan selanjutnya di bawah binaan pengurus karang taruna para peserta mampu mentransformasi karya cerpen menjadi karya drama sesuai model yang telah diajarkan. Kegiatan ini juga menambah khazanah pengetahuan dan merangsang hadirnya potensi keterampilan kreatif peserta. Lampiran Daftar hadir peserta Pementasan Drama Melalui Latihan .... 13 Lampiran Biodata Agus Budi Wahyudi, Drs., M.Hum. Kudus, 18 Agustus 1960. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. (mulai 1986-kini). Kepala Laboratorium Pelayanan dan Pengembangan Bahasa Indonesia PBI FKIP UMS (2012-2017). Riwayat Pendidikan: Sekolah Dasar Rendeng I Kudus, SMEP Negeri Kudus, SMEA Negeri Kudus. S1 Jurusan Sastra Indonesia dan Filsafat dari Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta (1981-1985). S2 Minta Utama Kajian linguistik Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (19911995). Karya tahun terakhir antara lain: (a) Suhu Ase (Suka Humor Aku Sehat) (2015), (b) Celotah-Celoteh (2015). (c) Celoteh Rumput Liar (bersama Sugeng Riyanto, S.Pd., M.Pd. (2016). (d) Kumpulan puisi Anak Hujan (2016 bersama Puitri Hartiningsih). (e) Caption Ragam Bahasa Jurnalistik (Penerbit bukutujju bersama Margono dan Duwi Saputro). (f) Analisis Wacana: Topikalisasi dan Gener Teks (Penerbit bukutujju bersama Ahfi Himawati, S.Pd.) Email budiyuks@yahoo.co.id dan Agus.B.Wahyudi@ums.ac.id Bersedia menjadi pelatih dalam kegiatan menulis, mengurai masalah pribadi dan sosial Berteman dengan kelompok Sastra Pawon, Santri Bilik Literasi. Hobi menulis puisi, cerpen, esai., dan lain-lain. ❆ ❆ ❆ 14 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Pemanfaatan Aplikasi Ms Office Terintegrasi bagi Tenaga Kependidikan untuk Administrasi Akademik di Universitas Muhammadiyah Magelang Andi Widiyanto, Auliya Burhanudin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Magelang Abstrak Saat ini pengguna Microsoft Office (MS Office) mencapai 1,2 miliar dan versi mobile untuk Android dan iOS telah diunduh tak kurang dari 340 juta kali. Walaupun demikian penggunaan aplikasi MS Office masih terbatas pada kepentingan secara parsial belum terintegrasi. Universitas Muhamadiyah Magelang aplikasi MS Word maupun MS Excel untuk menjalankan hampir semua aktivitas perkantorannya. Proses yang sering dilakukan adalah Copy-Paste sehingga sering terjadi kesalahan penulisan nama kembar, tahun, tanggal, perihal dan sebagainya. Pengarsipan pun melalui buku agenda surat sehingga jika buku tersebut terselip maka menimbulkan banyak masalah seperti no morsurat keluar dan pengarsipan. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pelatihan optimalisasi dan integrasi aplikasi MS Office melalui mail merge dan pivot table. Kegiatan direncanakan diikuti 6 Kepala TU dan 6 staf fakultas, akan tetapi atas permintaan dari bagian SDM universitas, akhirnya karyawan dari biro, dan unit lain diikutsertakan. Objek pelatihan adalah kegiatan administrasi yang dilakukan di unit masing-masing. Hasilnya peserta sudah dapat menerapkan hasil pelatihan untuk menjalankan tugas administrasi di unit masing-masing. Kata Kunci : MS Office, Optimalisasi, Integrasi, Mail Merge, Pivot Table I. Pendahuluan Dalam konferensi Microsoft Build terungkap bahwa saat ini pengguna Microsoft Office mencapai 1,2 miliar dan versi mobile untuk Android dan iOS telah diunduh tak kurang dari 340 juta kali (Arindra Meodia, 2016). Data tersebut tentunya jauh dari data sebenarnya. Banyak para pengguna office yang menggunakan versi bajakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Microsoft Office (MS Office) paling familier digunakan oleh masyarakat dibandingkan dengan aplikasi perkantoran yang lainnya. Walaupun demikian, penggunaan aplikasi MS Office masih terbatas pada kepentingan secara parsial, sebagai contoh MS Word digunakan untuk pengolahan dokumen saja, perhitungan matematis seperti laporan menggunakan MS Excel, presentasi menggunakan MS Powerpoint dan sedikit yang menggunakan MS Access untuk mengolah data. Demikian pula, yang terjadi di Universitas Muhamadiyah Magelang yang sudah 100 % sudah memanfaatkan aplikasi MS Word maupun MS Excel untuk menjalankan aktivitas perkantorannya. Hanya sebagian kecil saja yang menggunakan aplikasi gratis seperti Open Office maupun Libre Office berdasarkan Laporan Hasil Pengukuran Kepuasan Dosen dan Tenaga Kependidikan Periode 2013 menunjukkan bahwa aspek Sistem Informasi nilainya di bawah aspek kondisi kerja kecuali pada fakultas Ilmu Kesehatan yang menunjukkan aspek Sistem Informasi paling tinggi. Pemanfaatan Aplikasi Ms Office Terintegrasi bagi Tenaga Kependidikan ... 15 Penggunaan aplikasi MS office hanya terbatas untuk kepentingan tertentu saja. Misalnya MS Word hanya untuk mengetik dokumen saja dan belum digunakan secara optimal. Contoh sederhana adalah dalam membuat undangan, sebagian besar undangan dicetak dengan MS Word kemudian dicetak dan difotokopi kemudian untuk siapa undangannya ditulis dengan tangan. Ada juga peserta yang diundang yang sudah menggunakan printer, akan tetapi diketik manual satu persatu. Kegiatan administrasi akademik meliputi semua dokumen yang terkait dengan kegiatan belajar dan mengajar perkulihan. Walaupun sebagian sudah terdapat pada Sistem Informasi Akademik (SIMAK) akan tetapi masih banyak yang harus dilakukan oleh tenaga kependidikan terkait dengan hal tersebut, sebagai contoh surat-menyurat, surat keterangan masih kuliah, transkrip nilai dan pelayanan terhadap dosen maupun pihak eksternal belum tersedia di SIMAK. Pelayanan yang belum terdapat di SIMAK selama ini telah dilakukan dengan menggunakan MS Word maupun MS Excel. Walaupun demikian dirasakan masih belum optimal, seperti no surat proses masih menggunakan buku agenda surat, misalnya surat terselip maka tidak dapat mengeluarkan surat, walaupun dapat pula dikira-kira yang dapat menyebabkan no surat kembar atau no surat ada yang terlompati setelah buku agenda ditemukan. Hal lain yang sering terjadi adalah kesalahan penulisan tahun, tanggal, perihal, dan sebagainya, karena menggunakan proses Copy-Paste. Pengarsipan surat-menyurat pun saat akan membuat laporan, tidak bisa dibuat dengan cepat karena masih mencari berkas kertas manual maupun dari buku agenda surat. Perhitungan honor kegiatan sudah menggunakan MS Excel, akan tetapi belum optimal. MS Excel digunakan untuk menghitung dengan rumus sederhana. Untuk proses yang lebih kompleks masih menggunakan proses manual satu persatu. Untuk kepentingan lain yang berhubungan masih menggunakan proses Copy-Paste dari sheet satu ke sheet yang lain ataupun dari MS Excel ke MS Word belum dioptimalkan penggunaan aplikasi MS Office. Permasalahan yang dihadapi adalah proses pembuatan surat massal serta pengarsipan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan aplikasi komputer yang semi manual. MS Word dan MS Excel hanya untuk mencetak dokumen, sedangkan proses yang lainnya masih dengan tulis tangan. Masalah yang lain adalah penyajian rekap data yang banyak, misalnya data pelaksanaan sidang skripsi akan digunakan untuk menghitung honorarium (HR) pembimbing dan penguji. Selama ini dilakukan dengan menghitung manual kemudian hasil rekap diinputkan ke MS Excel untuk menghitung HR. Proses ini sering terjadi salah perhitungan karena rekap yang salah. II. Metode Pelaksanaan Untuk menyelesaikan masalah yang ada di mitra, maka dilakukan kegiatan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah: a. Melakukan penyadaran perubahan maindset untuk memanfatkan teknologi informasi untuk membantu menyelesaikan tugas. Kegiatan diawali dengan Achievment Motivation Training (AMT) tentang jenis, fungsi dan kegunaan perangkat lunak office, dan cara integrasi antar perangkat lunak dalam menyelesaikan pekerjaan. b. Melaksanakan pelatihan terjadwal di laboratorium untuk kepala TU dan staf. Model kegiatan yang diusulkan adalah pelatihan penggunaan MS Office khususnya MS. Word dan MS. Excel secara optimal dan terintegrasi. Pelatihan yang akan dilakukan terbagi menjadi 2 peserta yaitu staf dan Kepala TU Fakultas. Pada prinsipnya materi sama yaitu integrasi MS Word & 16 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius MS Excel, akan tetapi titik berat dan pelatihan aplikasi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Mail Merge adalah kemampuan komputer untuk mengirimkan kepada beberapa orang sekaligus dari satu sumber surat. Secara Teknis, dibutuhkan dua buah file untuk mengolahnya, yang pertama adalah isi surat sedangkan yang lainnya adalah data kepada surat tersebut di kirimkan (2014). Menurut artikel di dalam situs resmi microsoft, Pivot Table bagus untuk menganalisis dan melaporkan data. jika data relasional yang berarti data yang disimpan dalam tabel terpisah bisa disatukan berdasarkan nilai yang umum. Dengan pivot tabel kita dapat membuat rekap data berdasarkan filter tertentu dan dengan perhitungan aritmatika maupun fungsi logika tertentu. Contohnya data pelaksanaan sidang pendadaran mahasiswa dalam satu semester yang terdiri dari ratusan data, lalu disajikan laporan jumlah bimbingan per pembimbing, per penguji, per program studi, dan sebagainya dalam waktu sekejap. Hal ini sangat membantu Ka. TU dalam menghitung honorarium. III. Hasil & Pembahasan Kegiatan pengabdian ini direncanakan hanya melibatkan staff dan kepala Tata Usaha Fakultas saja, akan tetapi atas permintaan dari Biro SDM Universitas Muhammadiyah Magelang akhirnya biro dan unit tingkat fakultas diikutsertakan dalam kegiatan ini. Kegiatan pelatihan semula dijadwalkan setiap Jum’at pagi 1 jam pelatihan selama 2 bulan secara bergantian antara Ka.TU (minggu I,III) dan staff fakultas (minggu II,IV), karena bersamaan dengan rangkaian MILAD Universitas, maka kegiatan dipadatkan sehari penuh. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan di Laboratorium Audio Visual Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang pada 27 Agustus 2016 mulai pukul 08.00-16.00. Peserta yang diundang 6 Ka.TU, 6 staff fakultas, dan 10 staff biro, unit tingkat universitas, yang tidak hadir hanya Ka.TU Fakultas Agama Islam karena sedang sakit. Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1. 2. 3. Achievment Motivation Training (AMT) tentang jenis, fungsi dan kegunaan perangkat lunak office dan cara integrasi antar perangkat lunak dalam menyelesaikan pekerjaan. Pelatihan pembuatan surat massal (mail merge) menggunakan MS Word dan data menggunakan MS Excel seperti Undangan, Surat Tugas, Surat Keterangan/Pengantar, slip gaji, amplop dan sebagainya. Pelatihan pembuatan PivotTable dengan MS Excel seperti rekap data mengajar, rekap sidang skripsi dan lainnya. Bahan pelatihan sudah dipersiapkan sesuai dengan yang dilakukan di fakultas atau unit masingmasing, sehingga selesai pelatihan para peserta telah membawa hasil yang langsung dapat diterapkan di fakultas dan unit masing-masing. AMT tetap dibutuhkan, karena sebagian besar Kepala TU usianya sudah tua. Untuk mengubah kebiasaan dalam menyelesaikan pekerjaan adalah hal yang tidak mudah. Bahkan ada yang menggunakan kalkulator dibanding dengan MS Excel untuk menyelesaikan pekerjaannya. Salah satu indikator keberhasilan kegiatan ini adalah 75% peserta yang diundang hadir. Peserta yang diundang antusias sekali, ditunjukkan dengan tingkat kehadiran 95%. Indikator yang lain adalah peserta pelatihan membawa pulang pekerjaan fakultas atau unit masing-masing dalam format MS Word dan MS Excel yang terintegrasi hasil dari praktik yang dilakukan. Pemanfaatan Aplikasi Ms Office Terintegrasi bagi Tenaga Kependidikan ... 17 Tim pengabdian optimis hasil pelatihan dapat diterapkan di fakultas, biro dan unit universitas, sehingga masalah surat dan pengarsipan dapat diatasi. Pengarsipan menjadi lebih mudah dan tertata karena data dalam bentuk digital tersedia. Penyajian rekap data sudah dilakukan dengan MS Excel sehingga lebih cepat dan risiko kesalahan lebih dikurangi. IV. Penutup Kegiatan pelatihan pemanfaatan MS Office terintegrasi yang dilaksanakan mendapatkan dukungan dari Biro SDM dan peserta pelatihan ditunjukkan dengan bertambahnya peserta dan jumlah kehadiran peserta. Materi praktik yang digunakan adalah pekerjaan yang dilakukan di fakultas dan unit peserta sehingga hasilnya langsung dapat diterapkan, sehingga dapat mengatasi masalah mitra. Saran tim pengabdian untuk ke kegiatan pengabdian yang berupa pelatihan adalah materi praktik menggunakan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh mitra, sehingga hasil pelatihan langsung dapat diterapkan pada pekerjaan masing-masing. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada LP3M, Fakultas Teknik dan Biro SDM Universitas Muhammadiyah Magelang atas segala bantuan yang telah diberikan. Referensi Arindra Meodia, 2016, Microsoft Office capai 1,2 miliar pengguna dan 340 juta aplikasi seluler, diakses dari http://www.antaranews.com/berita/ 552959/microsoft-office-capai-12-miliar-penggunadan-340-juta-aplikasi-seluler, tanggal 20 April 2016 Integrasi Menyeluruh Antar Produk Microsoft Office, diakses dari http://www.microsoft.com/indonesia/ officebeta/adu_fakta_pilihan_tepat_integrasi_menyeluruh.aspx tanggal 24 April 2016 ———, 2014, Pengertian dan Fungsi MAIL MARGE, diakses dari http://ayipdidit10.blogspot.co.id/ 2014/10/pengertian-dan-fungsi-mail-marge.html tanggal 24 April 2016 Laporan Hasil Pengukuran Kepuasan Dosen Tenaga Kependidikan Badan Penjamin Mutu Universitas Muhammadiyah Magelang Periode 2013, Biro Umum & BPM Universitas Muhammadiyah Magelang. Menggunakan beberapa tabel untuk membuat PivotTable, diakses dari https://support.office.com/idid/article/-Menggunakan-beberapa-tabel-untuk-membuat-PivotTable-b5e3ff48-2921-4e29be15-511e09b5cf2d tanggal 24 April 2016. ❆ ❆ ❆ 18 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Pengembangan Operational Customer Relationship Management Pemasaran Sayuran Hidroponik Kelompok Tani Asri Kauman Arfiani Nur Khusna Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Nur Rochmah DPA Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstract Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah konsep yang membantu perusahaan mengelola semua aspek hubungan pelanggan, termasuk pemasaran, penjualan, purnajual, dan program pelanggan retainment. Tujuan dari pelaksanaan CRM adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam rangka mempertahankan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Saat ini Kelompok Tani Asri Kauman tidak memiliki sistem yang mendukung pemasaran online, pemasaran yang saat ini dilakukan hanya melalui pemasaran offline dan belum adanya upaya pemasaran produk yang lebih jauh dan lebih luas padahal tingkat persaingan pemasaran offline yang tinggi menyebabkan kesulitan dalam memasarkan produk sehingga menyebabkan penjualan produk sayuran hidroponik stagnan dan tidak ada peningkatan penjualan yang signifikan. Penerapan konsep CRM dilakukan dengan merancang sistem untuk memasarkan sayuran hidroponik Kelompok Tani Asri Kauman. Konsep CRM yang diterapkan berfokus pada Operasional CRM berbasis website dengan fasilitas form pemesanan secara online sehingga pelanggan dengan mudah memesan produk sayuran hidroponik dan mendapatkan informasi akurat mengenai tersedianya stok sayuran hidroponik. Sistem ini diuji menggunakan pengujian fungsional secara black-box dan user testing. Berdasarkan pengujian fungsional secara black-box, sistem sudah dapat berjalan dengan baik, dengan ditandai bahwa tiap-tiap fungsi sistem dapat dijalankan tanpa kesalahan. Sedangkan hasil pengujian user testing dari sudut pandang pelanggan cenderung positif, mayoritas berpendapat setuju dalam kemudahan sistem maupun dalam manfaat sistem. Ini menunjukkan bahwa sistem telah mampu menjalankan fungsi utamanya serta memberikan kemudahan dan potensi manfaat bagi pelanggan sayuran hidroponik kelompok Tani Asri Kauman. Keywords: operational, customer relationship management, pemasaran, hidroponik, sayuran PENDAHULUAN Customer Relationship Management (CRM) adalah suatu usaha yang mendukung suatu perusahaan untuk berusaha agar hubungan dengan konsumen tetap terjaga. Tujuan utama dari CRM adalah menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan secara efektif dan efisien dengan melalui berbagai macam teknik metode dan teknologi. CRM akan mengolah dan menganalisis data kemudian dipergunakan untuk berinteraksi dengan pelanggan, dengan demikian diharapkan dapat mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.Dengan semakin cepatnya alur informasi yang berada pada saat ini dan perkembangan zaman yang begitu cepat, Pengembangan Operational Customer Relationship Management ... 19 maka pemanfaatan teknologi dan informasi sangat dibutuhkan oleh semua orang terutama perusahaan-perusahaan yang ingin cepat mengembangkan sayapnya dan serta dapat bersaing dalam era globalisasi saat ini. Customer Relationship Management (CRM) menjadi istilah yang pada beberapa tahun terakhir ini semakin populer. Ditambah dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin merambah berbagai aplikasi bisnis, CRM menjadi salah satu proses bisnis yang menarik untuk diperbincangkan. Customer Relationship Management (CRM) meliputi semua aspek yang berkenaan dengan interaksi suatu perusahaan dengan pelanggannya. Hal ini bisa berupa penjualan jasa ataupun barang. Semuanya berawal dari kegiatan marketing terhadap pelanggan. Kegiatan marketing mengelola seluruh aspek dari daur hidup pelanggan, mulai dari sales, acquisition, fulfillment, hingga retention. Kelompok Tani Asri Kauman merupakan kelompok tani sayuran hidroponik di wilayah Kauman Yogyakarta, sayuran hidroponik yang dihasilkan yaitu pakchoy, tomat, sawi, selada hijau, selada merah, brokoli dan seledri. Sayuran hidroponik yang dihasilkan hanya dipasarkan di warungwarung terdekat. Mayoritas penduduk di wilayah Kauman kota Yogyakarta tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam, lahan yang ada hanya untuk tempat tinggal dan jalan. Bercocok tanam ada banyak manfaatnya terutama membantu kebutuhan dapur, karena kadang kala harga sayuran melambung. Selain itu bercocok tanam dapat memperindah sekitar rumah dan menumbuhkan kesadaran hidup sehat dengan mengonsumsi sayuran. Untuk mengakali lahan sempit menjadi sebuah lahan yang dipenuhi tanaman salah satunya adalah bercocok tanam dengan teknik hidroponik. Saat ini banyak kelompok tani hidroponik di Wilayah kota Yogyakarta dan memasarkan hasil sayurannya hingga keluar kota. Tingkat persaingan yang tinggi menyebabkan kelompok Tani Asri Kauman kesulitan dalam memasarkan produk sehingga penjualan produk stagnan dan tidak ada peningkatan penjualan yang signifikan. Perkembangan dunia saat ini sudah menuju arah sistem informasi berbasis website, di mana kebanyakan pengguna untuk mencari sesuatu dengan mudah membuka suatu website di internet sehingga promosi yang lebih tepat untuk memasarkan hasil sayuran hidroponik dengan membangun sebuah website, untuk memudahkan para pelanggan memesan sayuran dan mengenal lebih jauh tentang sayuran hidroponik. LANDASAN TEORI A. Customer Relationship Management Dalam perkembangannya, CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk metodologi, strategi, perangkat lunak (software) atau aplikasi berbasis web yang mampu membantu sebuah perusahaan untuk mengelola hubungannya dengan para pelanggan. CRM adalah Metode yang memaparkan kategori pada konsep, tools dan proses penetapan, pengembangan, pemeliharaan dan optimisasi dari hubungan yang berharga satu sama lain dalam jangka panjang antara konsumen dan organisasi. [2] CRM adalah kombinasi dari proses bisnis dan teknologi untuk memperoleh informasi agar dapat memahami pelanggan-pelanggan perusahaan dari berbagai sudut pandang: siapa mereka, apa yang mereka lakukan, dan apa yang mereka suka. [1] 20 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Kerangka komponen CRM diklasifikasikan menjadi tiga: [1] 1. 2. 3. Operasional CRM CRM operasional dikenal sebagai front office perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam interaksi dengan pelanggan. CRM operasional mencakup proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi pemasaran, dan pelayanan. Salah satu penerapan CRM yang termasuk dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web. Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan. Analitik CRM CRM analitik dikenal sebagai back office perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan. CRM analitik berperan dalam melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis tren pasar dan analisis perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM analitik adalah data yang berasal dari CRM operasional. Collaborative CRM Aplikasi kolaborasi yang meliputi e-mail, personalized publishing, e-communities, dan sejenisnya yang dirancang untuk interaksi antara pelanggan dan organisasi. Tujuan utamanya adalah menyemangati dan menyebarkan loyalitas pelanggan ke pelanggan lain yang masih belum berada di level kesetiaan pelanggan. Collaborative CRM juga mencakup pemahaman atau kesadaran bahwa pelanggan yang setia dapat menjadi magnet bagi pelanggan lain. Framework CodeIgniter CodeIgniter adalah framework web untuk bahasa pemrograman PHP, yang dibuat oleh Rick Ellis pada 2006, penemu dan pendiri EllisLab (www.ellislab.com). EllisLab adalah suatu tim kerja yang berdiri pada 2002 dan bergerak di bidang pembuatan software dan tool untuk para pengembang web. Sejak 2004 sampai sekarang, EllisLab telah menyerahkan hak kepemilikan CodeIgniter ke British Columbia Institute of Tecnology (BCIT) untuk proses pengembangan lebih lanjut. Saat ini, situs web resmi dari CodeIgniter telah berubah dari www.ellislab.com ke www.codeigniter.com.[3] PHP Framework adalah sebuah software atau kerangka kerja yang digunakan untuk memudahkan para programmer membuat aplikasi web yang isinya adalah berbagai fungsi, plugin, dan konsep yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu model,view dan controller sehingga membentuk suatu sistem tertentu. [4] Dengan menggunakan framework, sebuah aplikasi akan tersusun dan terstruktur dengan rapi. Pola model MVC dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Pola Model,View dan Controller (MVC)[4] Pengembangan Operational Customer Relationship Management ... 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap yang melakukan analisis terhadap sistem yang telah berjalan dan sistem yang akan dibuat berkaitan dengan proses yamg berjalan di kelompok Tani Hidroponik Asri Kauman. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan maka diperoleh data atau informasi yang akan digunakan dalam menganalisis dan merancang sistem informasi yang akan dibuat. B. Analisis Kebutuhan User Analisis kebutuhan user dibagi menjadi dua yaitu admin dan user Gambar 2. Diagram Use Case 1. 2. 22 Admin Admin bertugas dalam pengelolaan website, Kebutuhan sistem yang diharapkan antara lain: a. Login dan logout sistem pada Website. b. Mengelola admin baru. c. Mengelola informasi yang akan ditampilkan baik dari produk, artikel dan informasi umum. d. Mengelola komentar pada informasi yang ditampilkan. e. Mengelola kontak yang masuk. f. Mengelola profile kelompok tani. User User dapat mengakses website, antara lain: a. Melihat informasi yang ditampilkan. b. Memberikan komentar pada informasi yang ditampilkan. c. Memesan produk pada kontak pesan. Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius C. Perancangan alur sistem 1. Alur user melihat produk yang ditawarkan Perancangan alur sistem user untuk proses melihat produk yang ditawarkan User Sistem masuk ke menu utama menampilkan halaman produk memilih sala h satu produk menampilkan seluruh daftar informasi produk mulai dari yang terbaru hingga yang lama memasukkan komentar menampilkan detail produk memilih tombol submit menyimpan komentar Gambar 3. Activity Diagram melihat produk Alur Aktivitas melihat produk, dimulai dari user masuk ke menu utama, sistem menampilkan seluruh daftar informasi produk, user memilih salah satu produk, sistem menampilkan detail produk, user memasukkan komentar dan submit. 2. Alur user memesan produk masuk ke menu contact menampilkan forn pesan masukkan pesan memilih tombol send menyimpan pesan Gambar 4. Activity Diagram memesan produk Pengembangan Operational Customer Relationship Management ... 23 Alur aktivitas memesan produk, dimulai dari user masuk ke menu contact, sistem menampilkan form pesan, user memasukkan pesan dan tombol send, sistem menyimpan pesan. D. Implementasi Pengembangan Operational CRM berbasis website ini dapat melihat informasi produk dan memesan produk. Terdapat pula menu-menu untuk menuju ke halaman-halaman berikutnya. Gambar 5. Website Kelompok Tani Asri Kauman E. Pengujian dan Analisis Hasil 1. Pengujian operasional secara Black Box Berdasarkan hasil pengujian dengan metode black-box, semua fungsi di dalam sistem telah dapat djalankan dengan baik, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan operational CRM pemasaran sayuran hidroponik kelompok Tani Asri Kauman berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Pengujian User Testing a. Variabel kemudahan customer Gambar 6. Hasil User Testing Variabel Kemudahan Customer 24 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Untuk seluruh pernyataan kemudahan, Customer yang menjawab Sangat Tidak Setuju=5%, Tidak Setuju=15%, Netral=20%, Setuju=15%, dan Sangat Setuju=45%. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa tanggapan responden terbanyak untuk variabel kemudahan adalah cenderung setuju yaitu sebesar 45%. Dari hasil ini dapat diinterpretasikan, bahwa dengan menggunakan pengembangan operational CRM untuk pemasaran dari sudut pandang Customer cenderung mudah untuk dioperasikan (user friendly). b. Variabel Manfaat Customer Gambar 7. Hasil User Testing Manfaat Customer Untuk seluruh pernyataan manfaat, yang menjawab Sangat Tidak Setuju=5%, Tidak Setuju=10%, Netral=20%, Setuju=50%, dan Sangat Setuju=15%. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa tanggapan responden terbanyak untuk variabel manfaat adalah cenderung setuju yaitu sebesar 50%. KESIMPULAN 1. 2. 3. 4. Berdasarkan aplikasi dan pengujian hasil, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Aplikasi Operational Customer Relationship Management (CRM) yang dibangun sesuai dengan analisis dan perancangan sistem yang telah dilakukan dan telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian fungsional secara black-box, sistem sudah dapat berjalan dengan baik. Hasil pengujian user testing dari sudut pandang customer cenderung positif, sebesar 45% berpendapat setuju dan 15% sangat setuju dalam variabel kemudahan sistem. Selain itu, 50% berpendapat setuju dan 15 % sangat setuju dalam variabel manfaat sistem. Maka, kesimpulan dari pelanggan adalah sistem mudah digunakan, dan sistem juga bermanfaat dalam meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjaga hubungan pelanggan dengan produsen. Melalui website pemasaran hasil tanam sayuran hidroponik kelompok Tani Asri Kauman ini, maka masyarakat semakin banyak yang mengetahui produk sayuran hidroponik ini yang berdampak meningkatnya penjualan serta meningkatkan penghasilan kelompok tani. Pengembangan Operational Customer Relationship Management ... 25 DAFTAR PUSTAKA Kalakota, R. dan Robinson, M., 2001. E-Business 2.0 Roadmap for Success, And R. Massachusetts: Addsion Wesley Longman Inc,. Gray, Paul. 2001. Customer Relationship Management Version 3-6. Irvine : University of California. Raharjo, Budi. 2015. Belajar Otodidak Framework Codelgniter. Bandung: Informatika Bandung. Widhi, Antonius Nugraha. 2010. Cara Mudah Membangun Aplikasi PHP. Mediakita: Jakarta. ❆ ❆ ❆ 26 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo Arief Abdillah Nurusman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan ariefan2001@yahoo.com Shantiana Tri Erawati Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan shantiana_te@uad.ac.id ABSTRAK Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur yang dapat dikonsumsi. Jamur Tiram memiliki rasa yang enak dengan kandungan gizi yang baik sehingga dapat dikonsumsi serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Di wilayah kabupaten Bantul dan Kulon Progo terdapat beberapa kelompok tani jamur, di antaranya adalah Kelompok Tani Jamur Sehat di Imogiri (mitra 1) dan Kelompok Tani Jamur Jaya Galur Kulon Progo (mitra 2). Kelompok Tani tersebut bergerak di bidang budi daya jamur tiram sejak 2012 dengan rata-rata petani memiliki 1000 baglog dan panen jamur segar ratarata mencapai 100-125 kg/1000 baglog. Produksi sebesar itu sebenarnya belum mampu memenuhi permintaan jamur tiram di wilayah Bantul dan Kulon Progo saja karena permintaan jamur segar yang terus meningkat. Untuk itu diupayakan peningkatan produksi baglog agar dapat memenuhi permintaan pasar jamur segar. Program diterapkan pada dua orang anggota dari masing-masing kelompok tani dengan memberikan pengetahuan tentang produksi baglog sehingga mitra mampu menghasilkan baglog dengan kualitas baik dan kuantitas yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan para petani jamur di Bantul dan Kulon Progo. Kata kunci: jamur tiram, baglog, Imogiri, Galur PENDAHULUAN Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur yang dapat dikonsumsi. Jamur ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun, tidak memerlukan lahan yang luas, cukup toleran terhadap lingkungan dan ramah lingkungan (tidak perlu obat-obatan dan pupuk kimia). Jamur ini cocok dibudidayakan di dataran rendah. Jamur Tiram memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, diantaranya dapat digunakan untuk terapi penyembuhan penyakit, seperti asma dan kanker (Handayani dan Cahyadi, 2008). Jamur tiram rendah kolesterol, rasanya enak dan teksturnya lembut mirip dengan daging ayam, serta memiliki kandungan gizi yang bermanfaat. Kandungan gizi dan asam amino jamur tiram disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo 27 Tabel 1. Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih (Sumarmi, 2006) Tabel 1. Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih (Sumarmi, 2006) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Per 100 gram Kalori Protein Karbohidrat Lemak Tianin Riboflavin Niasin Co (kalsium) K (kalium) P (posfor) Na (natrium) Fe (zat besi) Serat Nilai 367 kal 10,5-30,4 % 56,6 % 1,7-2,2 % 0,2 mg 4,7-4,9 mg 77,2 mg 314 mg 3,793 mg 717 mg 837 mg 3,4-18,2 mg 7,5-87 % Jamur juga terbukti ampuh untuk menghambat HIV-AIDS, kolesterol, gula darah dan juga kanker (Widodo, 2007). Berdasarkan manfaat jamur tiram tersebut dan juga rasanya yang enak, maka permintaan pasar akan jamur tiram ini semakin meningkat. Tingginya permintaan jamur belum diimbangi dengan peningkatan produksi jamur sehingga harganya cukup tinggi, dengan demikian budi daya jamur tiram akan sangat menguntungkan. Bentuk fisik jamur tiram putih diperlihatkan Gambar 1. Gambar 1. Jamur Tiram Putih Kabupaten Bantul dan Kulon Progo di DI Yogyakarta merupakan tempat yang cocok untuk budi daya jamur karena kelembapan udara cukup tinggi dan sumber air cukup. Secara umum iklim di kedua wilayah kabupaten ini dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate). Di wilayah kabupaten Bantul dan Kulon Progo terdapat beberapa petani jamur tiram di antaranya yang tergabung dalam Kelompok Tani Jamur Sehat (Mitra 1) yang berlokasi di Pengkol, Imogiri, Bantul dan Kelompok Tani Jamur Jaya (Mitra 2) berlokasi di Banaran, Galur, Kulon Progo. Secara ringkas kondisi kedua mitra dapat disajikan pada Tabel 2 berikut ini: 28 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Tabel 2. Kondisi Mitra saat ini Tabel 2. Kondisi Mitra saat ini Mitra 1 (Kelompok Tani Jamur Sehat, Imogiri, Bantul) Jumlah anggota: 6 orang Jumlah baglog rata-rata tiap petani: 1500 baglog Rata-rata produksi jamur per hari: ± 4 kg Mitra 2 (Kelompok Tani Jamur Jaya, Galur, Kulonprogo) Jumlah anggota: 7 orang Jumlah baglog rata-rata tiap petani: 500 baglog Rata-rata produksi jamur per hari: ± 1,5 kg Secara umum para petani yang tergabung dalam kedua mitra sudah memiliki persyaratan yang dibutuhkan untuk budi daya jamur tiram yaitu kumbung (rumah atau tempat memelihara baglog jamur) tetapi beberapa kumbung masih dibuat apa adanya dan tidak memenuhi kondisi ideal yang dibutuhkan untuk budi daya jamur tiram. Gambar 2 di bawah ini menunjukkan kumbung para petani tersebut. Gambar 2. Kumbung dan penataan baglog dalam kumbung Jamur segar dipasarkan ke pedagang-pedagang di pasar atau langsung ke pembeli. Permintaan jamur segar di berbagai pasar di Bantul dan Kulon Progo diberikan pada Tabel 3 di mana data diperoleh dari para petani jamur yang memasarkan langsung jamur ke pasar-pasar di sekitar Imogiri dan Galur. Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo 29 Tabel 3. Permintaan Jamur di Imogiri dan Galur serta sekitarnya Jumlah kebutuhan per hari yang cukup besar saat ini belum bisa dipenuhi oleh para petani jamur padahal jumlah petani jamur di sekitar pasar-pasar tersebut cukup banyak jumlahnya. Selama ini berapa pun jumlah jamur segar yang dipasarkan selalu terserap habis bahkan para petani jamur tersebut mengeluh karena tidak bisa memenuhi permintaan para pembeli dikarenakan stok jamur mereka terbatas. Berdasarkan paparan di atas maka usaha budi daya jamur tiram sangat layak dikembangkan untuk menumbuhkan wirausahawan-wirausahawan baru yang secara ekonomis produktif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan pasar akan jamur tiram. METODE/APLIKASI Berdasarkan pada permasalahan kedua mitra maka ada 4 solusi yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut disertai dengan alasan yang dijelaskan pada bagian berikut ini. Tabel 3. Permintaan Jamur di Imogiri dan Galur serta sekitar No Peningkatan Kemampuan Berbudi daya Jamur Tiram Nama pasar Rata-rata permintaan per hari ( 1. Pasarbelum Imogirimemiliki± 150 kg per hari Selama menjalankan budi daya jamur tiram, sebagian petani kemampuan yang memadai mengenai cara pemeliharaan dan perawatan jamur baik. Sebagian 2. Pasaryang Bantul ± 150 di kg antara per hari mereka memulai budi daya jamur karena coba-coba setelah melihat keberhasilan petani lain sehingga 3. Pasar Galur ± 50 kg per hari mereka tidak membekali diri dengan pengetahuan tentang bagaimana cara berbudi daya jamur 4. maksimal Pasar Wates ± 75 kgmaupun per hari tiram. Hal ini menyebabkan hasil panen menjadi kurang baik dari sisi kuantitas kualitas jamur tiram yang dihasilkan. Untuk mengatasinya maka kemampuan para petani dalam berbudi daya jamur tiram perlu ditingkatkan. Peningkatan Wawasan Hama dan Penyakit Jamur Tiram dan Cara Mengatasinya Budi daya jamur tiram relatif mudah dilakukan karena tidak perlu ada proses pemupukan atau perlakuan khusus untuk mengatasi hama dan penyakit seperti penyemprotan obat-obatan layaknya tanaman pertanian lainnya. Namun demikian hama, dan penyakit pada jamur perlu dicegah dan dikendalikan agar diperoleh hasil panen yang maksimal. Cara pencegahan dan pengendalian hama serta penyakit di kalangan petani perlu ditingkatkan mengingat jamur adalah komoditas pertanian organik yang harus dijaga dari penggunaan pupuk dan obat kimiawi supaya jamur aman dikonsumsi dan tetap menjadi sumber pangan organik dan sehat. 30 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Peningkatan Kemampuan Produksi Baglog Di antara anggota kelompok tani akan dipilih satu anggota yang dipandang mampu untuk dibekali dengan kemampuan memproduksi sendiri baglog jamur tiram sehingga dapat memenuhi kebutuhan baglog kelompok dan tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan baglog seperti yang terjadi selama ini. Dengan peralatan yang relatif sederhana dapat dihasilkan baglog sejumlah ± 2500 buah dalam seminggu. Dalam sebulan dapat diproduksi kurang lebih 10.000 baglog dan jumlah ini akan mencukupi kebutuhan petani. Jika produksi baglog lancar maka panen jamur juga dapat diatur sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Pascapanen Pada saat terjadi kelebihan panen dan tidak semua jamur dapat dijual ke pasar maka dibutuhkan kemampuan untuk mengolah jamur menjadi produk lain yang lebih awet misalnya diolah menjadi berbagai masakan. Hal ini selain menghindari kerugian petani, juga akan meningkatkan harga jual jamur sehingga petani lebih untung. Saat ini ada berbagai jenis masakan terbuat dari jamur yang kaya gizi, rasanya enak, dan sehat seperti pepes jamur, sate jamur, keripik jamur, nugget jamur, dan lain-lain. HASIL A. Peningkatan Kemampuan Berbudidaya Jamur Tiram dan Peningkatan Kemampuan Produksi Baglog Gambar 3. Proses pembuatan baglog (kiri), media dalam kantong plastik (tengah), baglog siap disterilisasi (kanan) Pelatihan diberikan dengan cara langsung praktik di lokasi masing-masing mitra. Pelatihan meliputi cara membuat media berupa campuran serbuk gergaji (grajen), dedak (bekatul), kapur dan air dengan komposisi yang pas. Setelah itu campuran media dimasukkan ke kantong plastik dan dipress dengan berat rata-rata tiap kantong adalah 1,4 kg. Kemudian pada bagian mulut kantong plastik diberi cincin sehingga terbentuk baglog. Baglog kemudian disumbat kapas dan dimasukkan ke dalam krat (tiap krat berisi 12 baglog) dan ditutup menggunakan tutup plastik untuk kemudian siap disterilisasi. Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo 31 A. Sterilisasi Baglog Sebelum disterilisasi, krat berisi baglog disusun terlebih dulu di dalam bunker. Setelah itu pintu bunker ditutup rapat dan tungku dinyalakan. Bahan bakar tungku menggunakan kayu bakar. Nyala tungku harus dijaga agar stabil dan nyalanya cukup besar menggunakan blower serta air harus dijaga jangan sampai kering untukmenjaga ketersediaan uap panas. Proses sterilisasi baglog membutuhkan waktu 6-8 jam hingga baglog benar-benar steril. Kemudian api diperkecil dan bunker didiamkan hingga suhunya turun selama sehari (24 jam), baru kemudian bunker dibuka. Setelah suhu baglog mendingin baru krat-krat besi dikeluarkan dari dalam bunker dan siap untuk diberi bibit (diinokulasi). Gambar 4. Susunan krat dalam bunker (kiri), proses sterilisasi hingga mencapai suhu 100oC (tengah, kanan) B. Inokulasi Baglog Proses selanjutnya adalah proses inokulasi atau pemberian bibit pada baglog. Proses ini memerlukan kehati-hatian dan kecermatan sehingga bibit akan dapat tumbuh dengan baik dalam baglog. Proses inokulasi dilakukan satu demi satu sehingga semua baglog diberi bibit. Gambar 5. Proses inokulasi 32 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Gambar 6. Proses inkubasi di ruang gelap (kiri), baglog umur 5 hari setelah pemberian bibit, mulai terlihat benang-benang putih di sekeliling mulut baglog (kanan) C. Inkubasi Gambar 6. Proses inkubasi di ruang gelap (kiri), baglog umur 5 hari setelah pemberian bibit, mulai terlihat benang-benang putih di sekeliling mulut baglog (kanan) Setelah diberi bibit proses selanjutnya adalah proses inkubasi yaitu memeram bibit dalam suatu ruangan yang gelap dengan suhu ruang selama kurang lebih 15 hari sehingga bibit jamur dapat tumbuh dengan baik dalam baglog. Jika bibit berhasil tumbuh akan ditandai dengan munculnya benang-benang putih yang merambat dari mulut baglog hingga ke badan baglog. Jika perambatan ini sudah sampai di pertengahan baglog maka baglog siap dipindahkan ke kumbung untuk dipelihara hingga panen. Gambar 7. Pelatihan tentang hama dan penyakit jamur tiram B. Peningkatan Wawasan Hama dan Penyakit Jamur Tiram dan Cara Mengatasinya Program dilaksanakan dengan mengadakan pelatihan yang dilaksanakan pada 27 September 2016 dengan mengundang pembicara dari Dinas Pertanian Provinsi Yogyakarta. Adapun peserta pelatihan adalah para petani yang tergabung dalam kelompok tani kedua Mitra. Peningkatan Produksi Jamur Tiram di Imogiri Bantul dan Galur Kulon Progo 33 PEMBAHASAN Program telah dilaksanakan selama kurun waktu Juni – September 2016, dengan memberi pelatihan, praktek, pendampingan, dan membantu pemasaran hasil produksi. Untuk memperlancar produksi baglog telah diberikan pula bantuan satu set alat yang terdiri dari: boiler, mesin press, blower, dan termometer kepada masing-masing mitra. Dalam waktu kurang lebih empat bulan, mitra telah berhasil memproduksi baglog dengan kualitas yang baik. Selama pendampingan beberapa kali terjadi kesalahan dalam proses produksi baglog, misalnya sterilisasi baglog belum bisa mencapai suhu 100oC, baglog yang terkena kontaminasi dan hama, hingga kesulitan bahan baku berupa serbuk gergaji. Namun semua permasalahan akhirnya dapat diselesaikan dengan mengintensifkan pendampingan dan pemantauan proses produksi yang diperketat. Dalam bulan Agustus-September mitra sudah berhasil memproduksi dan memasarkan baglog kepada para petani jamur di sekitar Kulon Progo dan Bantul. Selama waktu dua bulan tersebut rata-rata telah dipasarkan sejumlah 7000 baglog oleh masing-masing mitra dengan produksi 30004000 baglog per bulan. Selanjutnya pemasaran jamur akan dilakukan melalui sebuah koperasi yang bergerak dalam bidang produksi jamur di mana kedua mitra telah bergabung. Koperasi produksi ini baru berdiri pada November 2015 dan memiliki kurang lebih 40 orang di mana selama ini pasokan baglog ke anggota koperasi masih sangat kurang. Dengan keberadaan koperasi ini diharapkan produksi baglog kedua mitra dapat terjamin keberlangsungannya dan terjamin pasarnya. DAMPAK Target program IbM ini adalah mitra mampu memproduksi baglog jamur tiram dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang mampu memenuhi kebutuhan para petani jamur di daerah sekitar lokasi mitra. Kebutuhan akan jamur tiram yang tinggi akan memberikan pendapatan yang cukup signifikan dalam mengangkat taraf perekonomian para petani jamur. Selain itu, cara budi daya jamur yang alami tanpa penggunaan bahan kimia akan menyediakan bahan pangan sehat. Dengan demikian program ini juga memberikan kontribusi pada ketersediaan bahan pangan alternatif yang sehat, lezat, dan bergizi serta murah bagi masyarakat. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atas dana yang diberikan untuk pelaksanaan program ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan atas kemudahan dan bantuan dalam mengorganisir pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat, kedua mitra: Kelompok Tani Jamur Sehat dan Jamur Jaya, koperasi Jamur Merekah, dan segenap pihak yang telah membantu terlaksananya program ini. ❆ ❆ ❆ 34 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk dari Singkong Sebagai Upaya Perwujudan Kemandirian Pangan di Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunungkidul Azis Ikhsanudin, M.Sc., Apt*; Dra. Sudarmini* Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta* ABSTRAK Desa Giripurwo merupakan salah satu desa di Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunung Kidul, kecamatan baru pengembangan dari kecamatan Panggang yang terletak di sebelah baratnya. Desa Giripurwo termasuk kawasan pengembangan wilayah zona selatan yang merupakan wilayah dengan rencana pengembangan pertanian tanaman pangan, tanaman keras, peternakan, dan kawasan lindung hutan rakyat. Topografi tanah berlereng dan berbatu. Singkong merupakan potensi terbesar pertanian tanaman pangan. Hasil singkong tahun 2013 sebanyak 14.737,4 ton, tahun 2014 sebanyak 15.106,0 ton. Berdasarkan hasil survei dan wawancara pada tiga Kelompok Wanita Tani ( KWT) di desa Giripurwo, yaitu KWT Sumber Rejeki Samodera pedukuhan Jlumbang, KWT Sido Makmur pedukuhan Tegal Warak dan KWT Lestari pedukuhan Sumur , Ketiga KWT tersebut mempunyai hasil pertanian tanaman pangan. Ketiga KWT tersebut adalah binaan BP3K Kecamatan Purwosari . Permasalahan yang dihadapi masyarakat yang sebagian besar petani adalah rendahnya harga singkong jika panen raya (1); keterbatasan kemampuan budi daya singkong (2); rendahnya harga gaplek dan ketidakawetan untuk disimpan (3); ketidaktersediaan alat pendukung pengolahan mocaf (4); dan keterbatasan menganekaragamkan pengolahan makanan dari bahan mocaf, pengemasan, dan pemasarannya(5) Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kami membuat program pealtihan dan pendampingan melalui program KKN-PPM Ristekdikti. Kegiatan pemberdayaan petani melalui pengolahan singkong menjadi modified cassavaflour (mocaf) dan pengolahan makanan berbahan mocaf, meliputi diantaranya: penyuluhan dan pelatihan budi daya singkong, pelatihan pengolahan singkong menjadi mocaf, pelatihan pengolahan makanan dari bahan mocaf, dan pelatihan pengemasan dan pemasaran. Hal ini diharapkan menjadi industri rumahan dan dapat menjadi solusi untuk menghindari harga singkong saat panen raya yang turun dan pola pengawetan pangan untuk ketahanan pangan serta mampu meningkatkan ekonomi produktif secara keseluruhan. Hasil pelaksanaan program KKN-PPM meliputi antara lain 1). Pelatihan pembuatan mocaf kepada mahasiswa; 2). Pelatihan pengolahan mocaf kepada mahasiswa; 3). Pelatihan Budi daya kepada mahasiswa; 4). Pelatihan Pemasaran dan pengemasan kepada mahasiswa; 5). Sosialisasi program ke kelompok Wanita Tani; Kelompok Tani; Pemerintah Desa Giripurwo dan Pemerintah Kec. Purwosari; 6). Pelatihan dan pendampingan pola tanam dan budi daya Tingkat desa dan dusun; 7). Pelatihan dan pendampingan pembuatan mocaf tingkat desa dan dusun; 8). Pelatihan dan pendampingan pengolahan mocaf menjadi produk makanan tingkat desa dan dusun; 9). Pelatihan dan pendampingan pengemasan Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk .... 35 dan pemasaran di tingkat desa dan dusun; 11). Pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organik di tingkat dusun; 12). Gelar produk dan evaluasi kegiatan.Seluruh kegiatan KKN-PPM sudah terlaksana sesuai dengan rencana program. Hasil evaluasi bersama Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kab. Gunungkidul; pemerintah desa Giripurwo; pemerintah Kecamatan Purwosari; kelompok Wanita Tani serta kelompok Tani diperoleh kesepakatan bersama dalam pendampingan dari pihak Dinas TPH, pemerintah desa maupun kecamatan serta institusi UAD supaya ada program keberlanjutan pengolahan mocaf. Kata Kunci : Kelompok Wanita Tani; Kelompok Tani Singkong; Mocaf; Diversifikasi 1. PENDAHULUAN Gunungkidul merupakan satu dari 5 kabupaten/ kota yang berada di wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta mempunyai luas wilayah 1.485,38 km2 ( 148.536 Ha), yang merupakan 46,63% wilayah provinsi DIY, dengan jumlah penduduk 759.859 jiwa, dengan komposisi penduduk 48,9% lakilaki dan 51,1% perempuan (Gunungkidul dalam Angka Tahun 2005), dengan batas wilayah sebelah Utara Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, sebelah Selatan Samudera Indonesia, sebelah Barat Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman dan sebelah Timur Kabupaten Wonogiri. Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan dan 144 desa dan 1.430 padukuhan. Topografi Gunungkidul bergelombang, semua wilayahnya berada di atas pegunungan kapur kawasan Pegunungan Seribu yang membentang dari Samudera Indonesia hingga ujung utara wilayahnya dengan ketinggian 0-800 mdpl. Luas wilayah dan sangat beragamnya kondisi geografis menyebabkan permasalahan kemiskinan di Gunungkidul menjadi spesifik. Sampai saat ini Gunungkidul masih menghadapi masalah kemiskinan yang antara lain ditandai oleh jumlah penduduk dan keluarga yang masuk dalam kategori miskin masih cukup tinggi. Selain itu, kemiskinan bisa dilihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gunungkidul tahun 2006 yang hanya sebesar 69,5. Wilayah Gunungkidul memang dikenal sebagai daerah yang tandus dan berkapur, hampir keseluruhan lahan pertanian yang luasnya 100.303 Ha berupa lahan kering, dari luas tersebut hanya 2.065 Ha yang mendapat irigasi teknis, selebihnya irigasi setengah teknis. Kondisi tidak optimalnya irigasi menyebabkan masyarakat Gunungkidul mengembangkan tanaman palawija terutama jagung, kacang tanah, dan singkong. Komoditi singkong sejak dua tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan dengan luas panen mencapai 50.701 Ha dan setiap tahun selalu meningkat.. Sentra penghasil singkong berada di kecamatan Purwosari, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Rongkop, Girisubo, dan Semanu, yaitu kawasan zona selatan dengan karakteristik pegunungan berbatu kawasan pegunungan seribu. 36 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Tabel 1 Hasil Produksi Singkong di Gunungkidul (2006-2010) Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) 2006 60.926 167,00 1.016.270 2007 61.237 159,48 976.610 2008 62.543 142,77 892.907 2009 63.275 165,58 1.047.684 2010 62.563 178,17 1.114.665 Produksi (Ton) Sumber : BPS, 2012 Terlihat dalam Tabel 1 di atas, bahwa potensi produksi singkong di Gunungkidul sangat besar. Dari hasil tersebut sebagian keluar dari Gunungkidul dalam bentuk mentah dan terolah menjadi gaplek, dengan harga rata-rata (musim panen) untuk singkong basah Rp 500-650,- per kg dan gaplek dengan randemen 40% per Kg Rp 1.500,-. Sehingga penikmat keuntungan paling tinggi adalah di pedagang dan pengepul, bukan pada petani yang berproduksi. Selain itu potensi singkong di Gunung Kidul ini menduduki rangking teratas penghasil/pemasok terbesar di DIY sebesar 89,9 % ( Sumber sensus pertanian 2012). Artinya: jika panen raya yaitu pada bulan Juli sampai dengan Oktober harga singkong bisa mencapai titik terendah. Dalam hal ini petani tentu saja yang paling dirugikan. Berdasarkan besarnya potensi singkong maka perlu dilakukan upaya untuk peningkatan produktivitas dan peningkatan diversifikasi produk dari bahan singkong, tidak hanya dibuat gaplek dan tapioka saja, tetapi bisa juga dibuat produk lain yaitu tepung modified cassava flour (mocaf). Ada dua kelemahan dari sisi produksi gaplek yaitu: (1) petani tetap tidak bersaing dari segi harga, tengkulak yang diuntungkan, (2) gaplek yang masih utuh maupun tepung tidak tahan dari serangan ngengat (bubuken). Peningkatan pendapatan dari singkong sudah dapat ditingkatkan dengan pengolahan singkong menjadi beberapa produk, yaitu: tapioka, gaplek, tepung cassava dan olahan makanan seperti krupuk dan patilo. Berdasarkan SK Bupati Gunungkidul Nomor 129 Tahun 2006, kelompok tani dan kelompok wanita tani berbasis pedukuhan. Di Kecamatan Purwosari Klomtan dan KWT binaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP ) Panggang l sejumlah 163 klomtan dan sejumlah 20 KWT. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk .... 37 Tabel 2 Kelompok Tani/ Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Purwosari Gunungkidul No. Rumpun kegiatan Jumlah poktan/KWT Keterangan 1 Pertanian tanaman pangan 65 20 4 KWT Aktif didesa Giripurwo 2 Kehutanan 32 - - 3 Perkebunan 32 - - 4 Pedagang/kelompok ikan 18 - - 5 Peternakan 16 - - Jumlah 163 20 - Sumber: BP3K Purwosari Berdasarkan hasil survei dan wawancara pada tiga KWT di desa Giripurwo yaitu KWT Sumber Rejeki Samodera pedukuhan Jlumbang, KWT Sido Makmur pedukuhan Tegal Warak dan KWT Lestari pedukuhan Sumur. Ketiga KWT tersebut mempunyai hasil pertanian tanaman pangan. Permasalahan utama pengembangan komoditas singkong: rendahnya harga singkong jika panen raya bulan Juli sampai Oktober, keterbatasan kemampuan budi daya (singkong hanya tanaman sampingan yang dianaktirikan), rendahnya harga gaplek dan ketidakawetan untuk disimpan, ketidaktersediaan alat pendukung pengolahan mocaf, dan keterbatasan menganekaragamkan pengolahan makanan dari bahan mocaf, pengemasan, dan pemasarannya. Penyelesaian masalah yang ditawarkan kepada KWT untuk menghindari rendahnya harga singkong ketika panen raya adalah melakukan pengolahan sendiri hasil panen tidak hanya berupa gaplek – notabene tidak tahan lama—. Selain itu, juga peningkatan kapasitas untuk budi daya. Hal ini dilakukan karena singkong selama ini hanya digunakan sebagai tanaman pelengkap, tumpangsari daerah lahan miring “perengan”. Supaya produktivitas singkong sebagai produk unggulan dan sebagai produk pangan kedua setelah beras ini dapat ditingkatkan, maka petani perlu diberikan cara budi daya yang benar: pengolahan lahan, pemilihan bibit, pemupukan, dan pemanenan yang benar juga. Prospek pengembangan singkong yang ditawarkan kepada petani adalah melakukan pengolahan modified cassava flour (mocaf) sebagai industri rumahan yang bisa dilakukan secara mandiri oleh petani dengan alat-alat yang cukup sederhana, serta memberikan berbagai olahan makanan berbahan mocaf. Penyelesaian secara keseluruhan dapat dicermati pada tabel berikut 38 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Tabel 3 Permasalahan dan Solusi MASALAH 1. mmm - Lemahnya budidaya singkong Keterbatasan kemampuan pengolahan - Keterbatasan Masal kemampuan pengemasan - Keterbatasan market Identifikasi masalah Solusi yang diberikan Pro 1. Kemampuan budidaya kurang karena singkong hanya tanaman sampingan yang dianaktirikan 1. Penguatan kemampuan budidaya dengan teknik yang benar 1. P 2. Rendahnya harga singkong dan gaplek SOLUSI ketika panen raya 2. Meningkatkan harga dengan cara membuat produk singkong menjadi produk yang harganya lebih tinggi 2. P - Peningkatan pengolahan mocaf yang baik dan sehat Pelatihan pengemasan yang baik Pendampingan pengurusan PIRT 3. Meningkatkan kemampuan diversifikasi dengan membuat singkong menjadi mocaf dan KEMANDIRIAN PANGAN olahan berbahan mocaf 3. Keterbatasan kemampuan diversifikasi produk Gambar 1. Bagan Problematika Petani Ketela dan Solusinya ini. p p p p 3. P m 4. Keterbatasan alat pengolah mocaf 4. Menyediakan peralatan pengolah 3 9 dari mocaf dan olahan mocaf 4. P p 5. Keterbatasan 5. Meningkatkan Pel Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk .... Alur pembuatan mocaf dan hasil olahan berbahan baku mocaf dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Alur Olahan Pembuatan MOCAF dan Olahannya. Berbagai aneka olahan makanan dapat diproduksi dari bahan mocaf. Sosialisasi mengenai hal ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pemberian pelatihan pengolahan ini akan sangat membantu untuk memunculkan potensi lokal baru mengingat Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari ini berada pada jalur lintas selatan yang nantinya akan menjadi alternatif jalur yang menghubungkan Jawa Barat – Jawa Tengah – DIY – Jawa Timur sehingga punya potensi dikembangan pusat oleh-oleh sepanjang sisi selatan kabupaten Gunung Kidul. Olahan yang sederhana yang akan dikemas menjadi oleh-oleh khas dari Gunung Kidul. Gambar 3. Alur pengembangan/diversifikasi Singkong. 40 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 2. PELAKSANAAN a. Persiapan dan Pembekalan Rekrutmen mahasiswa peserta KKN-PPM 2016 dilakukan bersama dengan mahasiswa calon peserta KKN di semester genap 2015/2016. Pendaftaran dilakukan bersamaan dengan KRS online. Persyaratan untuk mahasiswa: minimal selesai semester 6, dengan 100 sks lulus, lulus tes baca AlQur'an dan sertifikasi dari LPSI. Kualifikasi mahasiswa ditetapkan oleh tim pengusul yang disesuaikan dengan program KKN-PPM anggaran 2016, yaitu mahasiswa yang memiliki kompetensi Ilmu Biologi atau Pendidikan Biologi, Farmasi, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Psikologi dan manajemen. Dimungkinkan juga mahasiswa di luar program studi di atas dengan catatan mahasiswa mempunyai kemampuan tambahan sesuai dengan tema. Pembekalan KKN PPM 2016 dibagi menjadi 2, yaitu pembekalan umum dan pembekalan tematik. Pembekalan umum diantaranya diberikan materi: Wawasan KKN, analisis sosial, survei dan penyusunan program, wawasan kesehatan, kewirausahaan, penyusunan program dan laporan serta wawasan kesehatan. Pembekalan umum diakhiri dengan kegiatan General Test (GT) dan taaruf dengan DPL.Pembekalan khusus yaitu pembekalan tematik diberikan materi tentang: konsep pemberdayaan KWT, Pembuatan mocaf, pengolahan makanan berbahan mocaf, pengemasan dan pemasaran, dan konsep budi daya serta pelatihan pembuatan pupuk organik. b. Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM dilaksanakan dalam rentang waktu 3 bulan, yang meliputi serangkaian kegiatan program kerja mulai dari: (1) Sosialisasi rencana program, (2) survei analisis kebutuhan, (3) Sosialisasi kegiatan KKN PPM, (4) Pelatihan pembuatan Mocaf, (5) Pelatihan pengolahan aneka produk (diversifikasi) dari bahan mocaf , (6) Pelatihan pengemasan dan desain produk, (7) Pelatihan pemasaran, (7) Pelatihan Budidaya Singkong dan Perawatan (7) Pelatihan pembuatan pupuk organik; (8) Pendampingan, monitoring, dan evaluasi kegiatan. Penjelasan secara detail seperti tersaji dalam tabel 4 berikut : Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk .... 41 Tabel 4.Rencana Kegiatan KKN PPM 2015 No. 1. 2. 3. a. Tabel 4.Rencana Kegiatan KKN PPM 2015 Kegiatan Aktivitas Pengurusan perijinan lokasi KKN PPM Pendekatan dan sosialisasi kepada mitra terkait Sosialisasi dan konsolidasi dengan kelompok sasaran (kelompok tani) Sosialisasi kepada perangkat desa dan kecamatan Konsolidasi dengan mitra dan sasaran Persiapan Analisis kebutuhan terkait dengan peralatan Survei penyediaan peralatan Konsultasi dengan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Purwosari Survei dan penyusunan program oleh mahasiswa Pelaksanaan Kegiatan Akhir Penerjunan KKN Sosialisasi program KKN Penyuluhan budidaya singkong Pelatihan pembuatan pupuk organik Penyiapan bahan Pelatihan pembuatan mocaf Pelatihan olahan I Pelatihan olahan II Pelatihan pengemasan dan desain kemasan Pelatihan pemasaran dan membuat bisnis plan Evaluasi pelaksanaan program Penyusunan laporan mahasiswa Responsi Pembuatan laporan tim Penerjunan dan Sosialisasi kegiatan KKN PPM Penerjunan dan sosialisasi program kegiatan KKN PPM dalam rangka mengkampanyekan mocaf sebagai salah satu upaya mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan ini ditujukan untuk semua kalangan masyarakat sasaran, kelompok tani, kelompok wanita tani, PKK, jamaah masjid, pemuda dan karang taruna, bahkan anak-anak. Hal ini didorong oleh motivasi bahwa mocaf harus menjadi bahan makanan yang dipertimbangankan sebagai pengganti/substitusi terigu/gandum. Masyarakat diharapkan berani mencoba untuk mengalihkan bahan pangan yang digunakan dari gandum ke mocaf. Sosialisasi akan terpusat di tingkat desa dan dilanjutkan di tingkat pedukuhan oleh mahasiswa. b. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Budidaya Singkong Pelatihan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan kelompok tani dampingan dimana program ini diselaraskan dengan program Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Purwosari. Pelatihan yang diberikan kepada kelompok tani antara lain adalah pelatihan budi daya singkong kepada semua kelompok tani di padukuhan Tlogowarak; Sumur; dan Jlumbang. Pelatihan ini disampaikan 42 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius oleh Dr. Ir. Gatot Supangkat S, ahli singkong dari Fakultas Pertanian Univeritas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam kesempatan ini beliau menyampaikan kaitan proses penanaman dan perawatan tanaman singkong. Selama ini masyarakat khususnya kelompok tani proses perawatan jarang dilakukan sehingga hasil panennya pun kurang maksimal. Untuk mendukung pelatihan budi daya maka dilakukan pelatihan pembuatan pupuk sebagai tindak lanjut kegiatan budi daya. Pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi dan sampah yang dilaksanakan di tiap kelompok tani dengan pembicara Bapak Iriyanto, SP, Kepala BPP Kecamatan Purwosari. Pelatihan dan praktik pembuatan pupuk ini berlangsung di masing-masing kelompok tani dan praktek bersama dengan harapan kelompok tani dapat mengaplikasikan hasil pelatihan tersebut di kemudian hari. Pupuk yang dihasilkan dalam pelatihan tersebut digunakan dalam pemupukan masa tanam bulan Agustus 2016. c. Pelatihan Pembuatan Mocaf Pelatihan pembuatan mocaf ini dilakukan bertepatan dengan panen raya singkong di kabupaten Gunungkidul. Pelatihan ini bertujuan memberikan alternatif pengolahan singkong pascapanen dengan proses fermentasi selain dibuat gaplek. Proses pembuatan mocaf ini menggunakan prosedur sebagai berikut : Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk .... 43 Gambar 4. Standar perating prosedur pembuatan Mocaf 44 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius d. Pelatihan Pengolahan makanan berbahan mocaf Pelatihan pengolahan makanan berbahan mocaf ini bertujuan untuk memotivasi KWT bahwa aneka produk makanan dapat dibuat dengan bahan tepung mocaf. Pelatihan ini dibagi menjadi 2, yaitu pelatihan olahan 2 : pembuatan makanan basah dengan tepung mocaf dana pelatihan olahan 2, membuatan kue-kue kering. Pelatihan di tingkat desa diikuti oleh perwakilan kelompok wanitan tani sebanyak 20 orang: 2 orang perwakilan dari kelompok difabel dan 3 orang perwakilan Aisyiyah kecamatan Purwosari. Aneka makanan olahan yang dibuat adalah aneka camilan/makanan yang dapat dikemas sebagai bahan oleh-oleh khas Gunung Kidul mengingat Desa Tepus Kecamatan Tepus ini wilayahnya di sisi selatan (daerah wisata pantai selatan). Aneka olahan tersebut misalnya: bakpia kering, brownies, cilok, stik, putu ayu, dan lainnya. Pelatihan ini diberikan oleh tim teknis dan mahasiswa KKN e. Pelatihan Pengemasan Produk Pelatihan pengemasan produk dan pemasaran ini dilakukan juga tersentral di desa yang diikutioleh 3 kelompok tani dari 3 pedukuhan, dimana selanjutnya kegiatan dilanjutkan di tingkat kelompok. Tujuan dilakukannya pelatihan ini memberikan kemampuan kepada kelompok wanita tanii supaya dapat melakukan pemilihan jenis pengemas yang aman, sehat (higienis) dan menarik. Kegiatannya meliputi pelatihan pengemasan, pelatihan membuat desain produk. f. Pelatihan Kewirausahaan dan Pemasaran Produk Pelatihan kewirausahaan dan pemasaran produk ini bertujuan untun menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi dan memberikan strategi pemasaran yang baik kepada masyarakat Giripurwo khususnya kelompok wanita tani pengemasan, pelatihan pemasaran dipilah menjadi dua kegiatan yaitu motivasi berwirausaha dan pelatihan membuat perencanaan bisnis (bisnis plan). Pelatihan ini didampingi oleh dosen Fakultas Ekonomi (konsentrasi pemasaran) dari UAD. g. Gelar Produk dan Evaluasi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan minggu terakhir kegiatan KKN PPM disertai dengan kegiatan evaluasi kegiatan KKN PPM. Tujuan pemeran ini diharapkan seluruh masyarakat mengetahui hasil karya kelompok wanita tani yaitu berbagai olahan makanan dari mocaf sehingga menarik anggota masyarakat yang lain untuk turut serta berperan dalam pengolahan mocaf ini. Bersamaan dengan kegiatan ini juga dilakukan evaluasi kegiatan KKN PPM yang dihadiri oleh Dinas TPH Kabupaten Gunungkidul, pemerintah kecamatan Purwosari dan pemerintah Desa Giripurwo, Wakil Rektor III UAD, Perwakilan dari 3 KWT dan Kelompok Tani. Hasil evaluasi ini dapat dilihat rencana tindak lanjut. 3. RENCANA KEBERLANJUTAN PROGRAM. Keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat pasca KKN PPM 2016 di Desa Giripurwo, Gunung Kidul memerlukan partisipasi beberapa pihak. Setelah kegiatan di atas perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut dari keenam kegiatan besar tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4 berikut ini. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk .... 45 Tabel 4. Rumusan Keberlanjutan Program No. Ruang lingkup Arti Penting Rekomendasi Mitra strategis Program 1 2 3 4. Peningkatan kesadaran Peningkatan kemampuan Pemasaran Kesadaran untuk menghargai potensi lokal Pendampingan secara berkala 1. Pelatihan pengolahan makanan bahan mocaf 2. Pelatihan pengemasan 3. Pelatihan pemasaran (bisnis plan) Pendampingan secara berkala Memb uat perluasan jaringan pemasaran Memfasiltasi dan mendorong kelompo k usaha bersama makanan olahan 1. Pertan ian Kec. Purwos (BPP) 2. Dinas TPH (Tanaman Pangan dan Holtikultur 1. Dinas TPH (Tanaman Pangan dan Holtikultur 2. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) 3. Tim KKN PPM 1. Tim KKN PPM 3. Dinas TPH Kab Gunungkidul HASIL YANG DICAPAI Kegiatan KKN PPM dilaksanakan dalam rentang waktu 3 bulan, yang meliputi serangkaian kegiatan program kerja mulai dari: (1) Sosialisasi rencana program, (2) Survei analisis kebutuhan, (3) Sosialisasi kegiatan KKN PPM, (4) Pelatihan pembuatan Mocaf; (5) Pelatihan pengolahan aneka produk (diversifikasi) dari bahan mocaf , (6) Pelatihan pengemasan dan desain produk, (7) Pelatihan pemasaran, (7) Pelatihan Budi daya Singkong dan Perawatan (7) Pelatihan pembuatan pupuk organik (8) Pendampingan, monitoring, dan evaluasi kegiatan. Penjelasan secara detail dapat dilihat pada tabel 5. 46 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Tabel 5. Hasil Capaian Kegiatan KKN PPM 2014 No. Waktu pelaksanaan 1. Aktivitas Capaian Maret 2016 Pendaftaran/ Rekruitmen mahasiswa peserta KKN-PPM: Pendaftaran dilakukan secara online sesuai dengan persyaratan yang diajukan. Hasil recruitmen menunjukkan jumlah peminat melebihi kuota yang ditargetkan, untuk itu Tim TTF KKN melakukan seleksi. Dokumen pendukung berupa foto copi pengumuman pendaftaran KKN-PPM. Diperoleh peserta KKN sebanyak 27 mahasiswa. 2. April 2016 Seleksi mahasiswa peserta KKN-PPM: Seleksi mahasiswa pendaftar dilakukan oleh Tim TTF KKN LPM UAD berdasarkan persyaratan yang diajukan LPM. Dokumen berupa daftar mahasiswa yang memenuhi syarat sebanyak 27 mahasiswa. Diperoleh peserta KKN sebanyak 27 mahasiswa dengan berbagai bidang ilmu yang mendukung program KKN. 3. Mei-Juli 2016 Pembekalan Umum oleh Pusat KKN LPM UAD 1. Materi: Wawasan KKN; Penyusunan Program; Survei; Form Administrasi KKN; Wawasan Kesehatan; Pengelolaan TPA; Komunikasi lisan dan tulis; Laporan. 2. Pemateri : Tim Taskforce KKN Pusat KKN LPM UAD. 3. Peserta : 27 Mahasiswa 4. Dokumen : Daftar hadir mahasiswa dan jadwal pembekalan. Mahasiswa calon peserta KKN memahami tujuan dan capaian dari kegiatan KKN 4. 2 Juni 2016 Koordinasi dengan kecamatan dan Desa Giripurwo Diperoleh kesepakatan lokasi KKN, di wilayah yaitu Jlumbang; Sumur; Tlogowarak 5. 15 Juni 2016 Sosialisasi KKN PPM di desa Giripurwo dengan pihak terkait, yaitu: Pihak Kecamatan Purwosari; BPP Purwosari; Desa Giripurwo; Dukuh Lokasi KKN; perwakilan KWT dan kelompok tani Diperoleh persetujuan dan dukungan dari pemerintah kecamatan; kelurahan dan BPP Purwosari yang berkaitan dengan pengembangan olahan mocaf 6. 4 Juni 2016 Pembekalan Tematik I (Teori) 1. Materi : Pemasaran dan Packaging 2. Pemateri : Tim KKN PPM. 3. Peserta : 27 Mahasiswa peserta KKN-PPM 4. Tempat : Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Sorosutan Yogyakarta. 5. Dokumen : daftar hadir mahasiswa Mahasiswa peserta KKN siap menjadi mentor dalam pendampingan olahan mocaf. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk .... 47 7. 5 Juni 2016 Pembekalan Tematik I (Praktik) 1. Membuat mocaf tradisional 2. Mengolah kue-kue basah 3. Peserta : 27 Mahasiswa peserta KKN-PPM 4. Tempat : Rumah Ibu Sudarmini Wiyoro Kidul Rt 5 Baturetno Banguntapan Bantul. 5. Dokumen : Daftar hadir mahasiswa; foto kegiatan Mahasiswa peserta KKN siap menjadi mentor dalam pendampingan olahan mocaf. 8. 12 Juni 2016 Pembekalan Tematik II (Praktik) 1. Membuat mocaf dengan sistem enzim 2. Pengolahan kue-kue kering 3. Peserta : 27 Mahasiswa peserta KKN-PPM 4. Tempat : Rumah Ibu Sudarmini Wiyoro Kidul Rt 5 Baturetno Banguntapan Bantul. 5. Dokumen : Daftar hadir mahasiswa; foto kegiatan Mahasiswa peserta KKN siap menjadi mentor dalam pendampingan olahan mocaf. 9. 24 Juli 2016 Pembekalan tematik III (Praktik) 1. Pengolahan mocaf dengan enzim (ulangan) 2. Pengolahan lauk pauk. 3. Peserta: 27 Mahasiswa peserta KKN-PPM 4. Tempat: Rumah Ibu Sudarmini Wiyoro Kidul RT 5 Baturetno Banguntapan Bantul. 5. Dokumen: Daftar hadir mahasiswa; foto kegiatan Mahasiswa peserta KKN siap menjadi mentor dalam pendampingan pembuatan mocaf. 10. 25 Juni 2016 Mahasiswa survei lokasi Mahasiswa bersama DPL survey ke lokasi sebagai dasar penyusunan program, mencari tempat pondokan dan berkoordinasi dengan pihak terkait (Kecamatan, Desa, Pedukuhan, BPP Purwosari, tokoh masyarakat dan pimpina persyarikatan Muhammadiyah. Diperoleh dukungan dari pemerintah Kecamatan dan kelurahan serta KWT setempat. 11. 12 Mei 2016 Diperoleh ijin kegiatan dari Pengurusan Izin KKN PPM Pengurusan izin diajukan pada bagian Dinas sosial Pemkab Gunungkidul Pemkab Gunungkidul dengan tembusan pihak Kecamatan, Desa, dan pedukuhan. 12. 3 Juli 2016 Mengetahui kesiapan mahaPresentasi program Mahasiswa peserta KKN-PPM melakukan presentasi siswa peserta KKN dalam rencana program kerjanya di depan Tim KKN LPM pelaksanaan program. UAD. 13. 2-4 Juli 2016 Survei belanja barang dan bahan untuk kegiatan Mendapatkan informasi spepelatihan olahan makanan berbahan dasar mocaf. sifikasi alat dan harga peralatan yang mendukung program KKN. 14. 29-31 Juli 2016 Belanja Barang, alat dan bahan. Tim KKN-PPM melakukan belanja alat dan bahan untuk memfasilitasi ibu-ibu KWT dampingan di Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari. 48 Diperoleh 3 paket peralatan untuk olahan mocaf dan lemari display produk yang akan diserhakan kepada 3 KWT Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 15. 31 Juli 2016 Pengantaran barang dan bahan ke lokasi.Tim KKNPPM melakukan pengiriman barang/alat dan bahan ke lokasi KKN-PPM di Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari Kab. Gunungkidul dan di bagi menjadi 4 kelompok sesuai dengan jumlah KWT Peralatan dikirimkan ke lokasi KKN di awal penerjunan dengan harapan program kegiatan KKN PPM dapat segera terlaksana sesuai jadwal yang ditetapkan. 16. 1 Agustus 2016 Penerjunan mahasiswa KKN PPM dan penyerahan barang di desa Giripurwo dan dilanjutkan ke masing-masing dusun Penempatan mahasiswa KKN sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah kelurahan Giripurwo dan masyarakat mengetahui serta memahami tujuan dari program KKN PPM khususnya di masing-masing dusun. 17. 3 Agustus 2016 1. Pelatihan Pengolahan I: Resep: donat, putu ayu, brownis, bolu, blackforest, cafroll. 2. Peserta : 25 orang dari perwakilan KWT Aisyiyah dan perwakilan kelompok difabel kec Purwosari. 3. Dokumentasi : Daftar hadir dan foto kegiatan. 4. Pendampingan pelatihan ini dilakukan oleh tim KKN PPM Ibu Dra. Hj. Sudarmini dan Tim dari MPM PWM Yogyakarta Masyarakat memahami dan mampu membuat olahan roti basah berbahan dasar mocaf yang selanjutnya akan didampingi di wilayah masing-masing untuk mencoba membuat. 18. 4 Agustus 2016 1. Pelatihan Pengolahan II: Resep: nastar, kue kering, kastengel, cilok, lidah kucing 2. Peserta : 23 orang dari perwakilan KWT Aisyiyah. Pendampingan pelatihan ini dilakukan oleh tim KKN PPM Ibu Dra. Hj. Sudarmini dan Tim dari MPM PWM Yogyakarta Masyarakat memahami dan mampu membuat olahan kue kering dan camilan berbahan dasar mocaf yang selanjutnya akan didampingi di wilayah masing-masing untuk mencoba membuat. 19. 5 Agustus 2016 Pelatihan budi daya singkong Pembuatan Mocaf dengan metode fermentasiPeserta : 25 orang terdiri dari 18 perwakilan KWT dan Aisyiyah dan 7 orang dari kelompok tani Pendampingan pelatihan ini dilakukan Dr. Ir. Gatot Supangkat dan oleh tim KKN PPM Azis ikhsanudin Masyarakat memahami dan mampu membuat olahan kue basah dan camilan berbahan dasar mocaf yang selanjutnya akan didampingi di wilayah masing-masing untuk mencoba membuat. 20. 8 Agustus 2016 Pelatihan Kewirausahaan dan pemasaran Peserta: 18 orang terdiri dari 15 perwakilan KWT dan 3 dari Aisyiyah Pendampingan pelatihan ini dilakukan Beni Suhendra. Memberikan motivasi bisnis dan strategi pemasaran produk olahan mocaf Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk .... 49 21. 10-17 Agustus 2016 Pelatihan di tiga dusun Jlumbang; Sumur dan Tlogowarak. Pelatihan di tiap dusun didampingi oleh mahasiswa KKN-PPM selama 7 hari dengan menggunakan peralatan dan bahan yang sudah diserahkan dengan membuat berbagai olahan dari kue basah dan kering. Pelatihan ini merupakan tindak lanjut pelatihan yang ada di kelurahan, dimana pelaksanaannya berada di masing-masing KWT den diikuti oleh seluruh anggota KWT dengan pendamping adalah mahasiswa KKN 22. 11 Agustus 2016 Pelatihan olahan mocaf ibu-ibu Aisyiyah cabang Giripurwo Peserta: 10 orang dari Aisyiyah. Pendampingan pelatihan ini dilakukan oleh tim KKN PPM Ibu Dra. Hj. Sudarmini Adanya permintaan dari ibu-ibu Aisyiyah Cabang Giripurwo maka tim KKN PPM memberikan waktu khusus untu melatih mereka. 23. 29-31 Agustus 2016 Pelatihan pembuatan pupuk organik di masingmasing kelompok tani dusun Jlumbang; Sumur dan Tlogowarak Kelompok tani mampu membuat pupuk organik dari sampah dan kotoran hewan 24. 1 September 2016 Pameran dan Gelar Produk olahan mocaf serta evaluasi kegiatan Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas TPH Kab Gunungkidul, Bapak Camat Purwosari; Kepala Desa Giripurwo; Wakil Rektor III UAD dan perwakilan KWT serta kelompok Tani 25. 4 September 2016 Penarikan KKN oleh LPM UAD dari masing-masing lokasi yang diwakili oleh DPL (Dra. Hj. Sudarmini). 5. EVALUASI KEGIATAN Evaluasi KKN PPM 2015 bertujuan untuk memperbaiki kegiatan yang sudah dilaksanakan di mana akan banyak melibatkan instansi terkait sehingga dengan harapan program ini bisa ditindak lanjuti oleh masyarakat dengan dukungan berbagai pihak termasuk pemerintah khususnya dinas terkait yang membidangi program olahan mocaf ini. Evaluasi ini dihadiri oleh perwakilan dari: a. b. c. d. e. f. a. 1) 50 Wakil Rektor III Univeritas Ahmad Dahlan Pemerintah Kecamatan Tepus Pemerintah Kelurahan Tepus Dinas TPH Kabupaten Gunungkidul Kepala BPP Kecamatan Purwosari Kepala Dusun dan Perwakilan KWT. Hasil evaluasi diperoleh dari diskusi berbagai pihak antara lain sebagai berikut: Dinas TPH Kabupaten Gunungkidul Apresiasi untuk KKN-PPM UAD 2016 yang telah mengembangkan potensi alam di wilayah Purwosari ini dan berharap institusi pendidikan dapat berperan dalam pengembangan olahan makanan berbahan baku lokal Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 2) 3) 4) b. 1) 2) Kelompok wanita tani harus tetap semangat dan saling berkoordinasi serta membangun komunikasi dengan Dinas TPH Kabupaten Gunungkidul. Dinas TPH mengundang kelompok wanita tani dalam setiap pameran yang diadakan pemerintah kabupaten. Dinas TPH siap membantu KWT jika kelompok Wanita tani konsisten mengembangkan mocaf. Kepala BPP Kecamatan Purwosari Perlu pemikiran dan usahan menanggulangi proses pengeringan di musim penghujan supaya proses produksi tetap berlangsung dan kualitas tetap terjamin. Masyarakat khususnya kelompok wanita tani dan kelompok tani harus semangat dan konsisten dalam pengembangan mocaf. c. 1. 2. Pemerintah Kelurahan Tepus Program KKN bisa dirasakan langsung oleh masyarakat dalam pengentasan ekonomi Tepus. Pemerintah Desa siap menggunakan olahan mocaf berupa snack rapat di kelurahan yang berasal dari KWT. d. 1. Kepala Dusun dan kelompok wanita tani Apresiasi untuk KKN-PPM UAD 2016 yang telah mengembangkan potensi alam di wilayah Purwosari ini. Mohon tetap bisa mendampingi kelompok wanita tani dalam mengolah mocaf. Di mana beli starter pembuatan mocaf. 2. 3. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil kegiatan KKN PPM yang sudah dilakukan pada masyarakat khususnya ibu-ibu KWT di dusun Jlumbang; Sumur; dan Tlogowarak dapat diterima di masyarakarat dan tanggapannya cukup antusias mengikuti pelatihan ini dan mereka sangat tertarik untuk lebih mengembangkan kepada olahan-olahan lain sehingga menambah keahlian dalam mengolah mocaf yang harapannya memberikan dampak secara ekonomi. B. Saran 1. Perlu adanya pendampingan dalam hal pengembangan olahan, tingkat kualitas produk dan kemasan oleh pihak dan dinas terkait dalam menjaga kualitas hasil produksinya. Perlu pendampingan dalam hal pemasaran dan teknik promosi sehingga produk mampu dikenal dan menjadi ikon wisata di kab. Gunungkidul 2. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Diversifikasi Produk .... 51 DAFTAR PUSTAKA Badan statistika Kab Gunungklidul, 2013, Data Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kab. Gunungkidul, http://gunungkidulkab.bps.go.id/ http://kbung.blogspot.com/2013/-cara-menanam- singkong-cara bertanam- html Kurnia,LI., Aida, N., Gunawan, S dan Widjaja, T, 2012, Pembuatan MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) Dengan Proses Fermentasi Menggunakan Lactobacillus Plantarum, Saccharomyces cereviseae, dan Rhizopus oryzae, Jurnal Teknik POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 Subagi, Ahmad dan M. Agra, Ph.D. 2011. Kajian Strategis Pengembangan Pasar untuk Meningkatkan Permintaan Tepung Mocaf (modified Cassava Flour). Jember: Universitas Jember. ❆ ❆ ❆ 52 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Pengembangan Hutan Mangrove untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan di Pantai Baros Tirtohargo, Kretek, Bantul Dedi Wijayanti (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan) Soeparno (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan) Denik Wirawati (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan) ABSTRAC Pantai Baros terletak di wilayah pesisir Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari kabupaten di Propinsi DIY yang memiliki ekosistem mangrove. Tanaman mangrove diharapkan dapat mengurangi ancaman intrusi air laut, ancaman gelombang tsunami dan dampak gangguan angin laut yang mengancam pertanian masyarakat. Penanaman mangrove di Pantai Baros ini di masa yang akan datang prospeknya sangatlah besar bagi kemakmuran warga masyarakat sekitar asalkan mulai dari sekarang dimanfaatkan dengan benar. Terdapat peluang besar pengembangan kemakmuran masyarakat sekitar yaitu pengembangan wisata alam pantai yang sekaligus dapat berfungsi sebagai pusat pendidikan lingkungan pesisir di Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan KKN PPM ini partisipatif masyarakat dan pihak terkait. Dalam hal ini, secara teknis semua kebijakan dan kegiatan yang dilaksanakan selama KKN PPM ini selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, dalam hal ini Bappeda Bantul sampai dengan pemerintah desa dan melibatkan SKPD terkait yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul. Hasil dari kegiatan KKN PPM ini adalah: (1) Penyuluhan dan ceramah kebijakan dari Bappeda Bantul dan SKPD terkait; (2) Pelatihan service excelent untuk mempersiapkan desa wisata; (3) Pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari sampah kayu laut; (4) Pelatihan budi daya ikan air payau dan pembuatan kolam/keramba; (5) Pendataan kegiatan wisata edukasi, serta data konservasi di desa Tirtohargo; (6) Pendataan dan pendokumentasian jenis tanaman mangrove dan hewan di kawasan mangrove Baros; (7) Pendampingan tourguide; (8) Penanaman mangrove sebanyak 1000 pohon serta pemasangan paranet; (9) Pengadaan kolam terpal dan Keramba Jaring Apung sebagai project pilot di sekitar kawasan; (10) Pengadaan bibit nila merah dan stimulasi pakan di 3 dusun. Kata kunci: pengembangan, hutan, mangrove, pengelolaan, pesisir. Pengembangan Hutan Mangrove untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan di Pantai Baros ... 53 A. PENDAHULUAN Dusun Baros merupakan dusun yang ada di Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Dusun ini merupakan salah satu dusun di ujung Muara Sungai Opak. Sungai Opak merupakan salah satu sungai di Yogyakarta yang mempunyai hulu di Merapi dan juga melintasi kawasan karst Gunung Sewu sehingga material yang terbawa oleh sungai ini adalah campuran antara pasir vulkanik dan juga tanah liat dari kawasan karst. Kegiatan konservasi lingkungan sudah dimulai di dusun ini oleh KP2B (Kelompok Pemuda Pemudi Baros). Kegiatan konservasi lingkungan itu dilatarbelakangi oleh kondisi lahan pertanian di sekitar muara Opak yang tidak stabil dan juga beberapa permasalahan yang disebabkan oleh dinamika alam (seperti aberasi, gangguan angin laut, ancaman tsunami, dan ancaman intrusi). Selain itu sungai-sungai yang ada di dusun ini seringkali mendapatkan gangguan berupa peracunan dan penyetruman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan adanya berbagai fenomena tersebut maka Kelompok Pemuda Pemudi Baros (KP2B) mulai melakukan inisiatif penanaman mangrove dan juga berbagai tanaman pantai lainnya. Dengan adanya kegiatan konservasi lingkungan di Pantai Baros ini, KP2B semakin memperoleh kepercayaan masyarakat dalam mengelola lingkungan desa Baros secara lestari. Warga dusun Baros juga dapat melakukan aktivitas pertanian dengan tenang karena berkurangnya ancaman abrasi dan juga lahan pertanian lebih produktif karena berkurangnya gangguan angin laut. Dengan kegiatan konservasi ini menambah perhatian serta peluang pengembangan ke depan. Penanaman mangrove di Pantai Baros ini di masa yang akan datang prospeknya sangatlah besar bagi kemakmuran warga masyarakat sekitar asalkan mulai dari sekarang dimanfaatkan dengan benar. Terdapat peluang besar pengembangan kemakmuran masyarakat sekitar yaitu: a) pengembangan wisata alam pantai yang sekaligus dapat berfungsi sebagai pusat pendidikan lingkungan pesisir di Yogyakarta; b) selain itu juga dapat dikembangkan perikanan payau dengan kolam jebak ataupun keramba kepiting. B. 1. 2. 54 METODE/APLIKASI Dalam pelaksanaan kegiatan KKN PPM ini memuat metode dan tahapan sebagai berikut. Persiapan dan Pembekalan yang meliputi: a. Rekruitmen mahasiswa b. Sosialisasi ke masyarakat pengguna program KKN c. Persiapan mahasiswa dengan mengadakan pembekalan KKN yang terkait dengan tema. d. Penerjunan mahasiswa ke lokasi KKN Pelaksanaan kegiatan meliputi: a. Menyusun dan mengembangkan peraturan-peraturan (mengadakan koordinasi dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dengan mengadakan FGD) dan pembuatan petunjuk praktis (papan larangan/papan petunjuk) tentang pengelolaan hutan pantai dan biotanya di wilayah pesisir b. Mengadakan FGD antara masyarakat, kelompok konservasi (KP2B) dan dinas terkait (Dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul). c. Mengadakan pelatihan pemanfaatan hutan pantai yang berwawasan lingkungan bagi tiga kalangan yaitu bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja. Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius d. e. Penanaman mangrove yang lebih banyak lagi yang mengarah pada pengembangan kegiatan wisata alam. Pengadaan uji coba perikanan payau dengan kolam jebak atau keramba apung. C. HASIL Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Kegiatan KKN PPM Tematik Mangrove No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kegiatan Penyuluhan dan ceramah kebijakan mengenai Konservasi Mangrove dari Bappeda Bantul, DKP Bantul, dan BLH Bantul Pelatihan service excelent untuk mempersiapkan menuju desa wisata. Pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari sampah kayu laut. Pelatihan budi daya ikan air payau dan pembuatan kolam/keramba. Pendataan kegiatan wisata edukasi, serta data konservasi di Desa Tirtohargo Pendataan dan pendokumentasian jenis tanaman mangrove dan hewan di kawasan Baros. Perancangan dan Pembuatan Media Promosi Wisata yaitu web, brosur, pamflet Pembersihan sampah laut. Pendampingan tourguide kepada para wisatawan baik lokal atau mancanegara. Penanaman mangrove sebanyak 1000 pohon Pengadaan papan penunjuk arah ke kawasan konservasi sebanyak 4 titik yaitu (a) jalan samas; (b) utara kelurahan tirtohargo; (c) selatan pertigaan barat pasar Ngangkruk; (d) pertigaan Dusun Baros. Pengadaan papan ucapan selamat datang di kawasan Pantai Baros. Pengadaan atau revitalisasi KJA (Keramba Jaring Apung) di muara Pantai Baros bekerjasama dengan DKP Bantul dan KP2B Pengadaan Kolam Terpal (ukuran 6x4) sebagai kolam percobaan budi daya ikan air tawar di dusun Gegunung dan Kalangan. Pengadaan bibit nila merah dan pakan di 3 dusun. D. PEMBAHASAN DAN DAMPAK 1. Penyuluhan dari Bappeda dan Dinas Terkait Penyuluhan dilakukan dengan mengundang Bappeda Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul. Penyuluhan yang diberikan mengenai kebijakan yang dilakukan Pemerintah daerah Kabupaten Bantul terhadap pengembangan daerah sekitar kawasan Baros dan payung hukum program-program konservasi mangrove di daerah Baros. Pelatihan-pelatihan ke Arah Pengembangan SDM Pelatihan-pelatihan yang dilakukan antara lain adalah (a) pelatihan menuju desa wisata; (b) pelatihan service excelent (pelayanan prima); (c) pelatihan pemanfaatan sampah kayu laut untuk dijadikan souvenir daerah wisata, (d) pelatihan pemanfaatan lahan kososng di sekitar lahan mangrove dan di sekitar tempat tinggal untuk dimaksimalkan untuk budi daya air payau. 2. Pengembangan Hutan Mangrove untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan di Pantai Baros ... 55 3. Pendampingan terhadap KP2B Program KKN PPM UAD juga melaksanakan pendampingan kepada KP2B (Kelompok Pemuda Pemudi Baros) dengan ikut menjadi tourguide para wisatawan baik lokal atau mancanegara yang berkunjung ke wilayah tersebut. 4. Pendataan Macam Mangrove dan Jenis Hewan Mahasiswa KKN membantu memetakan data-data dan mendokumentasikan berbagai macam tanaman mangrove yang tumbuh di sekitar Pantai Baros beserta dengan jenis hewan-hewan yang terdapat di sekitar kawasan mangrove tersebut. 5. Pelaksanaan Kegiatan Peduli Lingkungan Kegiatan peduli lingkungan yang dilaksanakan adalah kegiatan penanaman 1000 batang tanaman mangrove dengan terlebih dahulu memasang pagar paranet untuk melindungi bibit mangrove dari sampah. Selain itu, setiap hari minggu mahasiwa bersama-sama dengan KP2B melakukan bersih pantai. Hasil sampah yang berupa kayu laut dibuat menjadi souvenir atau kerajinan tangan, dan sampah laut yang berupa sandal dirangkai sebagai dinding pembatas. Harapannya hal tersebut bisa menjadi pioner atau mengawali setiap kegiatan peduli lingkungan yang dilakukan para wisatawan di tempat tersebut. Para wisatawan diharapkan selain datang untuk menanam mangrove, setiap kembali dari menyusuri pantai ikut membawa sampah laut yang ditemuinya di sepanjang pantai sebagai wujud nyata peduli lingkungan yaitu menyelamatkan pantai dari sampah. 6. Pengadaan Papan Nama dan Papan Selamat Datang Pengadaan dan pemasangan empat papan penunjuk jalan ke arah kawasan konservasi dan satu papan ucapan selamat datang di kawasan konservasi. 7. Pengadaan Kolam Terpal dan Revitalisasi KJA Pengadaan kolam terpal di dua dusun dan satu kolam keramba jaring apung di satu dusun yang mempunyai muara pantai. Keramba jaring apung merupakan kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul. 8. Pengadaan Bibit Nila dan Stimulasi Pakan untuk ujicoba budi daya air payau dengan terpal dan keramba jaring apung. 9. Pelepasan burung pemakan serangga di sekitar kawasan mangrove. 10. Perancangan dan Pembuatan Media Promosi yang berupa web dan brosur program ekoeduwisata di Pantai Baros. E. PENUTUP Potensi yang ada di kawasan konservasi ini diharapkan menjadi habitat unik untuk mangrove dan binatang lain yang berada di sekitar tanaman mangrove, sehingga perlu perhatian semua elemen masyarakat untuk mendukung terciptanya kawasan konservasi mangrove dengan mengetahui dan mematuhi Peraturan Bupati tentang pencadangan kawasan taman pesisir yang akan digunakan sebagai konservasi mangrove. Kelompok sadar wisata yang sudah dibina dapat meningkatkan kelembagaan dengan mitra yang lainnya, baik pihak swasta ataupun pihak pemerintah dalam hal mengembangkan dan memperkenalkan potensi wisata edukatif dan wisata alam kepada masyarakat. KKN PPM ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir sekitar lokasi konservasi dengan menjadikan wilayah konservasi sebagai aset wisata minat khusus yang bernilai edukatif bagi semua 56 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius lapisan masyarakat dengan memiliki beberapa sarana untuk kegiatan outbound, camping ground, atau homestay dan adanya warung-warung kuliner untuk menjadikan kawasan ini salah satu tujuan wisata kuliner di Kabupaten Bantul. Potensi yang sekarang dikembangkan oleh KKN PPM UAD nantinya dapat ditindaklanjuti secara menyeluruh dari semua pihak yang berwenang. Dalam hal ini bisa oleh Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dan SKPD terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul ataupun Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul. ❆ ❆ ❆ Pengembangan Hutan Mangrove untuk Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan di Pantai Baros ... 57 Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja Dessy Pranungsari1 Fatwa Tentama2 Nissa Tarnoto3 1,2,3 Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email: 1 dessyuad@gmail.com 2 fatwa.tentama@psy.uad.ac.id 3 ntarnoto@gmail.com Abstrak Fenomena kenakalan remaja semakin banyak terjadi di kalangan remaja-remaja yang berstatus sebagai pelajar di berbagai sekolah di Yogyakarta sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan masalah tersebut. Diperlukan upaya penanganan yang efektif untuk mengarahkan perilaku remaja ke arah yang positif salah satunya dengan diadakannya program Achievement M otivation Training (AM T) bagi siswa. Pelatihan ini diadakan di SM P M uhammadiyah 1 M inggir Sleman sebagai upaya pencegahan kenakalan remaja. Pelatihan yang akan diselenggarakan merupakan proses belajar dan berpikir aktif dengan menggunakan metode ceramah, workshop, dan role play. Pelatihan dilakukan dalam delapan sesi yaitu Who Am I, motivasi diri (self motivation), pendukung motivasi dan hambatan motivasi, pelatihan menumbuhkan motivasi berprestasi, pelatihan goal setting dan achievement planning, problem solving disertai kasus dan simulasi, adaptasi dengan lingkungan, dan spiritual skill sebagai refleksi untuk meningkatkan motivasi berprestasi. Pelatihan Achievement M otivation Training (AM T) yang diadakan selama delapan sesi menunjukkan hasil yang cukup baik. Peserta menunjukkan ketertarikannya pada materi yang diberikan. Peserta mampu memahami dan menyadari akan pentingnya motivasi belajar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Kata kunci: achievement motivation training, prestasi belajar, remaja. A. Pendahuluan Kenakalan remaja di Indonesia semakin menjadi-jadi. Bahkan tindak kenakalan remaja tersebut tidak sedikit yang sudah menuju ke tindak kriminal. Sebagai contoh beberapa waktu ini warga Yogyakarta dihebohkan dengan disekapnya seorang siswi SMA di sebuah kos daerah Bantul. Menurut laman liputan6.com penganiayaan tersebut dilakukan oleh sekelompok remaja di mana dua dari tujuh orang tersebut masih di bawah umur. Fenomena tawuran, pergaulan bebas dan sex bebas bahkan sudah menjurus ke tindakan kriminal merusak fasilitas umum dan sebagainya yang banyak terjadi di kalangan remaja-remaja yang berstatus sebagai pelajar di berbagai sekolah di Yogyakarta. Dihimpun dari laman merdeka.com perilaku hamil di luar nikah pada remaja di daerah Purwakarta disebabkan karena sejak kecil mereka sering bermain di warnet (warung internet). Dalam surfing di media internet itu para remaja sering mengunduh film porno dan inilah yang berdampak pada perilakunya (Lestari, 2014). Selain itu, 58 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 58 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 perilaku menonton sinetron juga berdampak buruk untuk anak yang menjelang dewasa. Adegan pada sinetron dapat membuat anak berimajinasi dan lebih fatal melakukan seks pranikah (Kusmiyati, 2013). Pada lain pihak The Daily Mail (Biantoro, 2014) juga mengungkapkan bahwa menurut penelitian yang dilakukan oleh lembaga survei di sebuah SMA di Los Angeles, terkuak fakta jika remaja yang berkirim pesan singkat atau chatting hingga lebih dari 100x sehari memiliki resiko terjebak seks bebas 6 kali lebih besar ketimbang remaja biasa. Budhayati (2012) menambahkan bahwa media internet mempunyai peranan yang sangat berpengaruh terhadap kenakalan remaja, dan dapat memicu timbulnya perilaku dursila. Terjadinya kenakalan remaja disebabkan dua faktor yaitu faktor internal, dan faktor eksternal. Selain itu juga disebabkan adanya konflikkonflik mental, rasa tidak terpenuhinya kebutuhan pokok, kemiskinan, dan ketidaksamaan sosialekonomi yang merugikan dan bertentangan. Masa remaja adalah suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai sebagai akibat dari perubahan fisik. Ketegangan emosi yang terjadi disebabkan adanya kesadaran pada remaja bahwa perubahan fisik dapat menurunkan daya tariknya, padahal daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial karena paling mudah dikenali oleh individu lain dalam interaksi sosial (Hurlock, 2006). Masa remaja dapat dikatakan masa berangin-angin di mana pada masa ini para remaja mulai mencari jati diri. Dalam pencarian jati diri tersebut para remaja pada umumnya sering meniru dari berbagai hal yang dilihatnya. Bandura (dalam Alwisol, 2012) menyatakan bahwa belajar sosial dapat dilakukan melalui perilaku meniru dan imitasi terhadap sesuatu yang telah di observasi. Perilaku meniru teresebut sering dilakukan para remaja. Perilaku meniru tersebut tidak sedikit berdampak negatif pada perkembangan anak-anak maupun remaja. Berbagai kenakalan remaja yang terjadi banyak yang dilakukan akibat meniru sesuatu dan juga sebagai bentuk upaya untuk mengaktualisasikan diri mereka. Maslow (dalam Alwisol, 2012) menjelaskan bahwa kebutuhan manusia yang paling tinggi adalah aktualisasi diri. Pencapaian aktualisasi tersebut didorong oleh motivasi dari seorang individu. Motivasi yang positif akan mendorong individu untuk mencapai aktualisasi diri yang baik. Kenakalan remaja sebagai salah satu bentuk aktualisasi diri yang keliru perlu diluruskan ke dalam hal-hal yang baik salah satunya dengan mencari kegiatan yang positif. Dalam melakukan hal positif tersebut remaja juga semestinya harus dipupuk motivasi yang besar dari diri sendiri. Salah satu motivasi yang positif adalah motivasi untuk berprestasi. Jika remaja termotivasi untuk berprestasi maka semua kegiatan yang akan dilakukan tidak lepas dari tujuan untuk berprestasi tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut akan membuat remaja menurunkan intensitas kegiatan yang berpeluang menjadi sebuah kenakalan remaja. Maka dari itu untuk memupuk motivasi berprestasi dari remaja tersebut diperlukannya sebuah pelatihan sehingga remaja dapat mengaktualisasi dirinya secara positif yaitu melalui Achievement Motivation Training (AMT). B. Tujuan Kegiatan 1. Tujuan Umum Tujuan umum kegiatan ini adalah: Meningkatkan motivasi berprestasi pelajar SMP Muhammadiyah 1 Minggir sebagai upaya mencegah kenakalan remaja SMP Muhammadiyah 1 Minggir. Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 59 05/11/2016, 15:05 59 2. Tujuan Khusus a. b. c. d. Tujuan khusus kegiatan ini adalah: Peserta mampu mengenal diri sendiri dan potensi yang ada pada dirinya. Peserta mampu mengidentifikasi pendukung dan hambatan dalam motivasi. Peserta mampu menumbuhkan rasa motivasi dan aktualisasi diri. Peserta mampu menetapkan tujuan hidup dan prestasi yang ingin diraih serta dapat mengevaluasi hal tersebut. C. Sasaran dan Lokasi Kegiatan Sasaran utama dari pelatihanini adalah remaja yang masih berstatus sebagai pelajar SMP Muhammadiyah 1 Minggir. D. Tinjauan Pustaka 1. Kenakalan Remaja Kenakalan remaja dalam istilah psikologi disebut 'Juvenile Deliquency'. 'Juvenile' berarti anak sedangkan 'delimgquency' berarti kejahatan. Maksudnya, 'Juvenile Deliquency' adalah penjahat anak atau anak jahat. Menurut Bimo Walgito, 'Juvenile Deliquency' mencakup setiap perbuatan jika perbuatan terbut dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, sesuatu yang melawan hukum. 'Juvenile Deliquency' sebagai kenakalan remaja telah mengalami pergesaran etimologi akan tetapi hanya menyangkut aktifitasnya saja. Yakni istilah kejahatan 'Eri juenile' menjadi kenakalan. Meskipun kenakalan remaja senantiasa diasosiasikan dengan perbuatan atau tindak kejahatan. Hal ini dapat dimengerti, jika yang dipegang tata nilai yang dianut masyarakat, dan penilaian masyarakat atas kenakalan anak-anak tersebut. Bentuk kenakalan remaja dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu: 1. Kenakalan yang tidak dapat digolongkan pada pelanggaran hukum. Kenakalan tersebut termasuk amoral, asosial maupun norma, yaitu pelanggaran terhadap moral, dan melanggar terhadap aturan dan norma yang berlaku di masyarakat, serta pelanggaran terhadap aturan agama. Sebagai contoh pergaulan buruk, menonton video porno dan masih banyak lagi. 2. Kenakalan yang dapat digolongkan terhadap hukum mengarah kepada tindakan kriminal. Seperti percobaan pembunuhan, penyekapan, penganiayaan, mencuri, merampok, memperkosa, pelecehan seksual lainnya, dan masih banyak lagi. 2. Motivasi Secara sederhana, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan. Beberapa definisi lain dari motivasi adalah: a. Suatu variabel yang ikut campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Chaplin, 2001). b. Suatu proses di mana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapaiannya tujuan tertentu (Munandar, 2001). 60 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 60 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah alat penggerak yang ada di dalam setiap individu untuk mencapai suatu tujuan yang akan dicapai. David McClelland (dalam Moor, 2010) mengemukakan bahwa motivasi seseorang terkait dengan kebutuhannya, yaitu kebutuhan pencapaian (need for achievement), kebutuhan kekuasaan (need for power), dan kebutuhan hubungan (need for affiliation). a . The Need for Achievement (n-ach) Kebutuhan akan prestasi atau pencapaian. Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang memiliki n-ach tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebebasan yang tinggi. Sebab seseorang memiliki n-ach yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan keinginan untuk menghadapi tantangan. b . The Need for Authority and Power (n-pow) Kebutuhan akan kekuasaan. Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. Terdapat dua jenis kebutuhan akan kekuasaan, yaitu pribadi dan sosial. c. The Need for Affiliation (n-affil) Kekuasaan akan afiliasi/keanggotaan Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Individu merasa ingin disukai dan diterima oleh sesamanya. 3. Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (1987) salah satu faktor yang mendorong timbulnya motivasi pada diri seseorang adalah adanya kebutuhan berprestasi. Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk mencapai kesuksesan, mengatasi rintangan, menyelesaikan sesuatu yang sulit dan keinginan untuk dapat melebihi dari orang lain. Robinson dalam Cohen (1976) mengemukakan bahwa kebutuhan berprestasi diasumsikan sebagai suatu motif untuk mencapai kesuksesan dan motif menghindari kegagalan. Menurut Murray (dalam Beck, 1990) motivasi berprestasi adalah kebutuhan atau hasrat untuk mengatasi kendala kendala, menggunakan kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sukar, sebaik dan secepat mungkin. Kebutuhan untuk berprestasi bagi siswa bersifat intrinsik, siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi ingin menyelesaikan tugas-tugas dan meningkatkan penampilannya. Siswa ini berorientasi pada tugas-tugas dan masalah-masalah yang memberikan tantangan, di mana penampilannya dapat dinilai dan dibandingkan dengan patokan penampilan orang lain. Menurut Rabideu (2005) motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk keunggulan dibanding standarnya sendiri maupun orang lain. Berdasarkan pendapat ini, dapat diambil rumusan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri individu sehubungan dengan adanya pengharapan bahwa tindakan yang dilakukan merupakan alat untuk mencapai hasil yang baik, bersaing dan mengungguli orang lain, mengatasi rintangan serta memelihara semangat yang tinggi. Dimilikinya semangat yang tinggi akan mendorong dirinya meraih hasil belajar yang optimal. Menurut Rabideu (2005); Atkinson (1984); Robinson (dalam Cohen, 1976) bahwa ada 2 aspek yang mendasari motivasi berprestasi, yaitu: pengharapan untuk sukses dan menghindari kegagalan. Kedua aspek motivasi ini berhubungan dengan hal hal/tugas-tugas di kemudian hari. Usaha menghindari kegagalan dapat diartikan sebagai upaya mengerjakan tugas-tugas seoptimal mungkin, Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 61 05/11/2016, 15:05 61 agar tidak gagal untuk memperoleh kesempatan yang akan datang. Demikian juga usaha untuk sukses dapat menjadi pendorong yang memberi kepercayaan diri, sehingga mampu melakukan sesuatu dengan sukses, dengan mempertimbangkan kemampuan untuk menghindari kegagalan. Adanya harapan sukses, seseorang akan bekerja keras untuk meraihnya dan berusaha memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada pada diri seseorang untuk mencapai sukses dan menghindari kegagalan, yang menimbulkan kecenderungan perilaku untuk mempertahankan dan meningkatkan suatu keberhasilan yang telah dicapai dengan berpedoman pada patokan prestasi terbaik yang pernah dicapai baik oleh dirinya maupun orang lain. 4. Karakteristik Motivasi Berprestasi Ada beberapa karakteristik dari individu yang memiliki motivasi kebutuhan akan prestasi yang dijabarkan oleh McClelland (1987), yakni sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Menyukai tugas yang memiliki taraf kesulitan sedang Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi lebih menyukai tugas dengan taraf kesulitan sedang karena beberapa alasan. Pertama, tugas degan taraf kesulitan yang rendah tidak dapat membuat dirinya tampil lebih baik dibandingkan dengan individu lain karena semua individu dianggap dapat mengerjakan tugas dengan taraf kesulitan rendah tersebut. Maka dari itu, tugas dengan taraf kesulitan rendah tidak dapat memuaskan kebutuhan akan prestasi yang ada pada dirinya. Namun, mereka juga tidak menyukai tugas dengan taraf kesulitan terlalu tinggi karena hal tersebut dapat menghambat mereka dalam mencapai keberhasilan sehingga kemungkinan gagal lebih besar. Bertanggung jawab secara personal atas performa kerja Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi cenderung memilih untuk bertanggung jawab secara pribadi dalam pekerjaan mereka. Hal ini disebabkan oleh kepuasan yang dapat individu peroleh setelah sesleai melakukan sesuatu yang lebih baik. Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi tersebut juga mempunyai kecenderungan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya hingga selesai dan selalu terpikirkan tugas yang belum terselesaikan. Individu lebih berfokus pada prestasi pribadi mereka tanpa mempedulikan pengaruhnya bagi anggota kelompok mereka. Menyukai umpan balik (feedback) Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi menyukai jika performa mereka dibandingkan dengan orang lain. Individu dengan kebutuhan prestasi yang tinggi juga menyukai umpan balik atas performa atau pekerjaan mereka untuk menilai hasil kerja keras mereka. Inovatif Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi juga selalu berusaha untuk inovatif, menemukan cara yang baru lebih baik dan efisien dalam menyelesaikan tugas. Mereka menghindari segala sesuatu yang monoton dan berhubungan dengan rutinitas. Ketika orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi akan prestasi meraih kesuksesan, mereka akan terus meningkatkan level aspirasi mereka dengan cara yang realistis, jadi mereka dapat bergerak menuju tugas yang lebih sulit dan menantang. 62 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 62 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 5. Ketahanan (persistence) Individu yang memillki kebutuhan yang tinggi akan prestasi memiliki ketahanan kerja yang lebih tinggi dalam mengerjakan tugas. Ketika menghadapi kegagalan individu dengan kebutuhan prestasi yang tinggi cenderung akan bertahan. Hal ini didorong dengan kepercayaan bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat dan baik serta mampu mengerjakan pekerjaan yang serupa dengan hasil yang lebih baik di masa depan. Namun, ketahanan ini tetap tergantung pada kemungkinan mereka untuk meraih sukses. E. Materi dan Metode Pelaksanaan 1. Materi Materi pelatihan ini dilakukan berupa materi ceramah, workshop, dan role play sehingga peserta tidak hanya mendengarkan ceramah tetapi juga mendapatkan contoh, keterampilan dengan praktik secara langsung. Praktik dilaksanakan dengan memberi contoh menumbuhkan persepsi saya pribadi unggul . Ceramah diberikan dengan materi motivasi diri. Harapannya remaja mempunyai pengetahuan khusus mengenai motivasi. Peserta juga akan diajak untuk mengindentifikasi apa saja pendukung motivasi dan hambatan motivasi dalam diri masing-masing individu. Pelatihan yang akan diselenggarakan merupakan proses belajar dan berpikir aktif, Oleh karena itu, dalam pelatihan ini akan diterapkan beberapa metode pelatihan, di antaranya yaitu sebagai berikut: 1. 2. 3. Ceramah, dengan menyampaikan materi tentang pengenalan diri, teori-teori motivasi, Workshop, pelatihan, atau praktek menemukan pendukung motivasi, hambatan motivasi, penentuan tujuan dalam hidup, dan menumbuhkan motivasi dengan menerapkan stimulus saya pribadi unggul . Role Play, pemberian contoh langsung kepada remaja melalui kasus dan simulasi dengan menerapkan materi cara menumbuhkan motivasi dan bagaimana menjadi motivator bagi diri sendiri dan orang lain Pelatihan akan diberikan untuk Peserta melalui beberapa sesi Sesi 1: Who Am I Sesi 2: Motivasi Diri (Self Motivation) Sesi 3: Pendukung Motivasi dan Hambatan Motivasi Sesi 4: Pelatihan Menumbuhkan Motivasi Berprestasi Sesi 5: Pelatihan Goal Setting dan Achievement Planning Sesi 6: Problem Solving disertai Kasus dan Simulasi Sesi 7: Adaptasi dengan lingkungan Sesi 8: Spiritual Skill sebagai refleksi untuk meningkatkan motivasi berprestasi Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 63 05/11/2016, 15:05 63 F. Metode Pelaksanaan Kenakalan remaja yang meningkat Kurangnya kegiatan positif dalam diri remaja Kurang adanya motivasi untuk berprestasi a. Peserta mampu mengenal diri sendiri dan potensi yang ada pada dirinya. b. Peserta mampu mengidentifikasi pendukung dan hambatan dalam motivasi. c. Peserta mampu menumbuhkan rasa motivasi dalam diri. d. Peserta mampu menetapkan tujuan hidup dan prestasi yang ingin diraih serta dapat mengevaluasi hal tersebut. Pelatihan ‘Motivasi Berprestasi” Pelaksanaan pelatihan adalah sebagai berikut: No Waktu 1. Sesi 1 09.00-09.15 WIB 09.15-09.30 WIB Acara Perkenalan Antar Peserta Menjelaskan Manfaat dan Tujuan pelatihan Pelatihan motivasi berprestasi 64 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 64 Alat Metode Tujuan Permainan Membangun kedekatan dan supaya saling mengenal satu sama lain dan merasa ada hubungan dengan pelaksana ● Peserta mengetahui manfaat yang akan didapatkan jika mengikuti pelatihan Motivasi Berpestasi ● Ceramah ● ● ● Kertas gambar Spidol Doubletape Laptop LCD proyektor Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 65 05/11/2016, 15:05 65 66 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 66 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 67 05/11/2016, 15:05 67 G. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut: No. 1. Kegiatan Bukti Kegiatan Sesi 1: Who Am I 68 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 68 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 No. Kegiatan 2. Sesi 2: MotivasiDiri (Self Motivation) 3. Sesi 3: Pendukung Motivasi dan Hambatan Motivasi 4.. Bukti Kegiatan Sesi 4: Pelatihan Menumbuhkan Motivasi Berprestasi Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 69 05/11/2016, 15:05 69 No. Kegiatan 5. Sesi 5: Pelatihan Goal Setting dan Achievement Planning 6. Sesi 6: Problem Solving disertai Kasus dan Simulasi 7. Sesi 7: Adaptasi dengan lingkungan 70 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 70 Bukti Kegiatan Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 8. H. Sesi 8: Spiritual Skill sebagai refleksi untuk meningkatkan motivasi berprestasi Kendala Pelaksanaan Kendala pelaksanaan berkaitan dengan waktu yang disediakan pihak sekolah. Rencana awal program pengabdian akan dilakukan dalam waktu tiga hari tetapi karena waktu yang disediakan dari sekolah hanya dua hari maka perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian termasuk program yang akhirnya dilaksanakan lebih lama dalam satu hari dari rencana awal. I. Kesimpulan Pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) yang diadakan selama 8 sesi menunjukkan hasil yang cukup baik. Peserta menunjukkan ketertarikannya pada materi yang diberikan. Peserta mampu memahami dan menyadari akan pentingnya motivasi belajar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik. J. Follow Up Follow up dilakukan dengan observasi dan wawancara terhadap siswa dan guru. Hasil dari observasi dan wawancara menunjukkan bahwa ada perubahan siswa dalam proses belajarnya seperti siswa berkurang dalam perilaku terlambat datang ke Sekolah, mayoritas siswa mengerjakan tugas tepat waktu, perhatian terhadap pelajaran dan guru dalam menerangkan meningkat. Kesadaran pentingnya masa depan sudah mulai dimaknai oleh siswa terlihat dari persiapan UAN yang dilakukan siswa-siswa saat ini seperti belajar kelompok, diskusi dengan guru, dan bimbingan belajar di Sekolah. K. Daftar Pustaka Alwisol. (2012). Pengantar Psikologi Kepriadian. Malang: UMM Press. Atkinson, J. (1982). Motivation and Achievement. Washington, D.C: V.H. winston and Sons. Biantoro, B. (2014). Awas, SMSan 100x Sehari Bisa Picu Seks Bebas Di Kalangan Remaja. http:// www.merdeka.com/teknologi/awas-smsan-100x-sehari-bisa-picu-seks-bebas-di-kalanganremaja.html. (Diakses 27Agustus 2016). Achievement Motivation Training (AMT) Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 71 05/11/2016, 15:05 71 Kusmiyati. (2013). Seks Pranikah di Kalangan Remaja Naik Sinetron Bisa Disalahkan.http:// health.liputan6.com/read/687811/seks-pranikah-di-kalangan-remaja-naik-sinetron-bisadisalahkan. (Diakses 10 Desember 2015). Lestari, M. (2014). Ini Yang Bikin Banyak Remaja Di Purwakarta Hamil Di Luar Nikah. http:// www.merdeka.com/peristiwa/ini-yang-bikin-banyak-remaja-di-purwakarta-hamil-di-luarnikah.html. (Diakses 12 Agustus 2016). Mahmud, F. (2015). 7 Pelaku Penganiaya Pemilik Tatto Hello Kitty Dikejar Polisi. http:// news.liputan6.com/read/2177288/7-pelaku-penganiaya-pemilik-tatto-hello-kitty-dikejarpolisi. (Diakses 22 Februari 2016). McClelland, D.C. (1987). Human Motivation. New York: The Press Syndicate of The University of Chambridge. Moore, L. L., Grabsch, D. K., & Rotter, C. (2010). Using Achievement Motivation Theory to Explain Student Participation in a Residential Leadership Learning Community. Journal of Leadership Education. Volume 9, Issue 2 Summer 2010: 22-34. Munandar, A. S. (2004). Psikolgi Industridan Organisasi. Jakarta: UI-Press Rabideau, S.T. (2005). Effect of Achievement Motivation on Behavior. www.personalityresearch.org/papers/rabideau.html. (Di akses 25 Agustus 2016). http:// Robbins. (2001). Teori Motivasi McClelland dan Teori Dua Faktor Hezberg. (ON LINE). http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/11/teori-motivasi-mcclelland-teori-dua.html. (Diakses 24 Mei 2016). Robbins, S. P & Judge, T, A. (2008). Perilaku Organisasi. Penerjemah: Diana, Ria, & Abdul. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. ❆ 72 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 72 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Increasing Knowledge And Skills of Yellow Pumpkin Processing Through Yellow Pumpkin Processing of Training In Bendo Village Dewi Marfuah1), Tuti Rahmawati2), Retno Dewi Noviyanti3) Prodi S1 lmu Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 1) dewi_marfuah@ymail.com Prodi S1 lmu Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 2) tutirahmawati97_yahoo.com Prodi S1 lmu Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 3) retno.arvi2211@yahoo.com Abstract Yellow pumpkin is a food rich in beta-carotene, vitamin A, C and E, minerals, and carbohydrates, so the yellow pumpkin is very beneficial for health. Problems in Bendo village which results yellow pumpkin abundant but people do not know the benefits of eating yellow pumpkin or not much avail curcubita moschata into a food that has nutritional value and economic value is higher. M ost people Bendo just selling yellow pumpkin at a very cheap and there is only used as animal feed. Solutions done is training yellow pumpkin processing into a variety of foods that have high nutritional value and economic value is higher. This training was conducted for 5 days with direct method of practice. Products processed yellow pumpkin in the training are dried noodles, pastries, muffins bloom, bakpia, cakes, and donuts. After training to increase skills yellow pumpkins are mothers of households in processing and exploiting yellow pumpkin into a variety of foods that have high nutritional value. Keywords: Training, Skills, Yellow Pumpkin PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN TENTANG PENGOLAHAN LABU KUNING MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN LABU KUNING DI DESA BENDO Abstrak Labu kuning merupakan makanan yang kaya akan betakaroten, vitamin A, C dan E, mineral, dan karbohidrat, sehingga labu kuning sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Permasalahan di desa Bendo yang hasil labu kuningnya melimpah namun masyarakatnya belum mengetahui manfaat mengkonsumsi labu kuning atau belum banyak memanfaatkan labu kuning menjadi makanan yang mempunyai nilai gizi dan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Sebagian masyarakat Bendo hanya menjual labu kuning dengan harga yang sangat murah dan ada yang hanya digunakan sebagai pakan ternak. Solusi yang dilakukan adalah pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan yang Increasing Knowledge And Skills Of Yellow Pumpkin Processing Through Yellow Pumpkin ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 73 05/11/2016, 15:05 73 mempunyai nilai gizi tinggi dan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Pelatihan ini dilaksanakan selama 5 hari dengan metode langsung praktik. Produk hasil olahan labu kuning pada pelatihan ini adalah mie kering, kue kering, bolu mekar, bakpia, kue bolu, dan donat. Setelah dilakukan pelatihan pengolahan labu kuning terdapat peningkatan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dalam mengolah dan memanfaatkan labu kuning menjadi aneka makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Kata kunci: Pelatihan, Keterampilan, Labu kuning 1. PENDAHULUAN Desa Bendo terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Bendo I, Dusun Bendo II, Dusun Bendo III. Luas wilayah Desa Bendo ± 246,582 Ha dengan jumlah penduduk 2285 jiwa. Mata pencaharian penduduk Desa Bendo beranekaragam yaiu sebagai petani, buruh tani, PNS/POLRI/TNI, pedagang/ wirausaha, karyawan swasta, pensiunan, buruh bangunan, lain-lain (IRT). Selain itu perekonomian masyarakat Desa Bendo ditunjang dengan beberapa usaha lain seperti penggilingan padi, penggergajian kayu, warung/kios, konveksi dan meubel (Profil Kelurahan Desa Bendo, 2013). Lahan yang luas di Desa Bendo, oleh masyarakat setempat digunakan untuk fasilitas umum, pemukiman, kegiatan ekonomi dan lahan yang paling luas digunakan untuk pertanian. Pertanian yang ditanam di Desa Bendo sangat beragam seperti padi, jagung, kacang tanah, singkong, kedelai, ketela, labu kuning, dan lain-lain (Profil Kelurahan Desa Bendo, 2013). Semua hasil pertanian Desa Bendo dijual dalam bentuk mentah, sehingga harganya sangat murah bahkan ada hasil pertanian yang hanya digunakan sebagai pakan ternak karena jika dijual harganya sangat murah seperti labu kuning. Labu kuning merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A, B, C dan E, mineral, dan karbohidrat, namun labu kuning tidak tinggi kalori sehingga tidak mengkhawatirkan bagi yang sedang diet rendah kalori. Dalam 100 gram labu kuning hanya mengandung 29 kalori sehingga cukup aman dikonsumsi walaupun sudah diberi bahan penunjang seperti tepung terigu atau tepung beras. Daging buahnya juga mengandung antioksidan sebagai penangkal kanker. Sifat labu kuning yang lunak dan mudah dicerna serta mengandung karoten (pro vitamin A) cukup tinggi, serta dapat menambah warna menarik dalam olahan pangan lainnya. Umumnya masyarakat Desa Bendo hanya dapat mengolah menjadi kolak dan dikukus saja, bahkan labu kuning hanya dipakai sebagai pakan ternak atau komboran ternak sapi dan kambing. Penyebabnya adalah terbatasnya pengetahuan masyarakat akan manfaat komoditas pangan tersebut. Labu kuning dapat diolah menjadi aneka makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan nilai ekonomi yang lebih tinggi, namun masyarakat Desa Bendo belum bisa memanfaatkan labu kuning menjadi aneka makanan. Hampir setiap lahan pertanian di Desa Bendo terdapat tanaman labu kuning, karena labu kuning adalah tanaman pendamping yang selalu ditanam di pinggir lahan sawah atau ladang diatas tumpukan jerami. Cara penanaman labu kuning sangat mudah dan satu pohon dapat menghasilkan banyak labu kuning sehingga banyak petani yang menanam labu kuning. Melalui survei yang dilakukan oleh tim pengabdi di desa Bendo, maka STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta bergerak mengadakan pengabdian masyarakat berupa pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan yang bernilai gizi tinggi dan bernilai ekonomi tinggi dengan panduan buku resep olahan labu kuning. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan agar hasil labu kuning yang melimpah mempunyai manfaat yang lebih tinggi. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan ahli gizi dan ahli teknologi pangan sehingga dapat mengatasi 74 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 74 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 permasalahan yang ada di Desa Bendo. 2. METODE/APLIKASI Dengan melihat permasalahan yang ada di Desa Bendo yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah hasil pertanian khususnya labu kuning, maka dari itu kami tim pengabdi melaksanakan kegiatan pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan yang bernilai gizi tinggi dan bernilai ekonomi tinggi. Pelatihan dilakukan selama 5 hari dengan peserta ibu- ibu desa Bendo yang tidak bekerja sebanyak 30 peserta. Sebelum kegiatan pelatihan, peserta dibagi menjadi 8 kelompok. Metode pelatihan dengan metode praktik langsung, di mana tim pengabdi memasak di depan yang diikuti masing-masing kelompok. Setelah selesai satu produk hasil olahan labu kuning, masing-masing kelompok akan dinilai dan dievaluasi oleh tim pengabdi. 3. HASIL Pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan di Desa Bendo Nogosari Boyolali selama 5 hari pada Senin sampai Jumat tanggal 16-20 Mei 2016. Tempat yang digunakan adalah gedung Balai Desa Bendo Nogosari Boyolali. Peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 30 ibuibu rumah tangga yang tidak bekerja di Dusun Bendo II. Pembukaan kegiatan pelatihan dihadiri oleh Ibu Lurah Bendo Nogosari Boyolali, Ibu Kepala Dusun (Bayan) Bendo I, Ibu Kepala Dusun (Bayan) Bendo II, dan Ibu Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Pelatihan yang dilaksanakan menggunakan metode praktikum langsung di mana ada demo masak didepan dengan diikuti ibu- ibu memasak yang dibuat kelompok. Peserta dibagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok akan dibagi bahan makanan dan peralatan masing-masing sesuai masakan pada hari itu. Kegiatan pelatihan 5 hari meliputi Senin pembukaan serta praktik membuat donat dan bolu dari labu kuning, Selasa pembuatan kue kering dari labu kuning, Rabu pembuatan mie kering dari labu kuning, Kamis pembuatan bakpia dari labu kuning, dan Jumat evaluasi dan penutupan. Penilaian dan evaluasi hasil pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan yang dilakukan setiap hari akan dikumpulkan sampai hari terakhir. Item penilaian berupa warna, rasa, tekstur, dan tingkat kematangan hasil olahan labu kuning. Setelah dikumpulkan semua nilai akan diambil 3 nilai terbaik untuk diberi hadiah. Buku menu aneka olahan labu kuning dapat digunakan sebagai panduan ibu-ibu rumah tangga dalam mengolah labu kuning dirumah. 4. PEMBAHASAN Dengan pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga desa Bendo dalam memanfaatkan labu kuning menjadi makanan yang bernilai gizi tinggi dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga tidak ada lagi labu kuning yang digunakan sebagai pakan ternak. Pelatihan sebagai bagian dari pendidikan yang mengandung proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan dengan waktu yang relatif singkat dan metode yang lebih mengutamakan prektik langsung dibandingkan pemberian teori. Increasing Knowledge And Skills Of Yellow Pumpkin Processing Through Yellow Pumpkin ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 75 05/11/2016, 15:05 75 5. DAMPAK Dampak atau manfaat pelatihan pengolahan labu kuning menjadi aneka makanan dapat membangun ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja dapat membuat home indutry dengan memanfaatkan labu kuning menjadi aneka makanan dan selain itu, ibu-ibu dapat mengolah labu kuning untuk keluarga mereka yang dapat meningkatkan asupan zat gizi keluarga terutama untuk anakanak mereka. Dampak lain dari pelatihan ini adalah meningkatkan harga labu kuning karena digunakan sebagai bahan aneka makanan, sehingga tidak ada lagi labu kuning digunakan sebagai bahan pakan ternak. 6. PENUTUP Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: a. d. Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja dalam memanfaatkan labu kuning. Meningkatnya keterampilan ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja dalam mengolah labu kuning. Meningkatkan asupan zat gizi masyarakat desa Bendo dengan adanya pemanfaatan labu kuning menjadi aneka makanan. Meningkatkan pemanfaatan labu kuning menjadi aneka makanan. 7. UCAPAN TERIMA KASIH b. c. Keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak lepas dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami ucapkan terima kasih kepada: a. b. c. d. e. Ibu Kepala Desa Bendo, Nogosari, Boyolali, Jateng Ibu Kepala Dusun (Bayan) Bendo I Ibu Kepala Dusun (Bayan) Bendo II Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Peserta pelatihan pengolahan labu kuning 8. REFERENSI Kelurahan Bendo. 2013. Profil Kelurahan Desa Bendo. Nogosari. Zahra, Siti Ulfatul. 2012. Subtitusi Puree labu Kuning Dalam Pembuatan Cake (Fruit Cup Cake Pumpkin, Tiramisu Pumkin, dan Pudding Sweety Pumkin Cake). Thesis. Universitas Negeri Yogyakarta. ❆ 76 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 76 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Peningkatan Kompetensi Guru MI Muhammadiyah Kecamatan Juwiring Klaten Dini Restiyanti Pratiwi, Slamet Widodo, Yohana Dwi Marfu’ah Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMS email Dini.R.Pratiwi@ums.ac.id ABSTRAK Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman guru perihal penyempurnaan pola pikir yang mampu menunjang penerapan kurikulum 2013 dan menambah pengetahuan serta ket er ampilan guru dalam menggunakan st rategi pembelajar an aktif, yakni TGT dalam proses pembelajaran. Lingkup kegiatan ini adalah guru-guru M I M uhammadiyah yang tergabung dalam Kelompok Kerja Kepala Amal Usaha M uhammadiyah (K3 AUM ) Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada Sabtu, 12 M aret 2016 bertempatan di M Ts M uhammadiyah Juwiring Klaten. Pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat ini dilakukan melalui 4 tahapan kegiatan di antaranya (1) tahap pertama dilakukan observasi terhadap strategi mengajar yang dilakukan oleh guru M I M uhammadiyah Juwiring sebagai peserta; (2) penerapan strategi TGT oleh fasilitator; (3) brainstorming antara fasilitator dengan guru terkait kedua strategi yang telah dipraktikkan, yaitu oleh guru dan fasilitator; dan (4) menjelaskan konsep strategi TGT sebagai strategi pembelajaran aktif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dikuti oleh 27 guru M I M uhammadiyah Juwiring Klaten. Pada saat pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat tim dari PBI FKIP UM S telah menyebarkan angket terkait kepuasaan terhadap materi dan pelayanan selama pelatihan berlangsung serta pertanyaan mengenai pelatihan di bidang pendidikan apa yang saat ini dibutuhkan oleh guru. Hal ini dilakukan guna keberlangsungan program ini dapat dilakukan secara berkesinambungan. Kata kunci: kompetensi guru, strategi pembelajaran aktif, Team Games Tournament (TGT) PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang saat ini disarankan untuk diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Selain itu, kurikulum 2013 muncul sebagai wujud dari penyempurnaan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2006 atau biasa disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Begitu pula dengan KTSP yang juga merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Berdasarkan perjalanan singkat 10 tahun terakhir, perkembangan kurikulum di Indonesia, arahan pencapaiannya adalah kompetensi peserta didik. Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Peningkatan ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 77 05/11/2016, 15:05 77 Dalam hal ini, peserta didik tidak hanya dituntut mampu menguasai kompetensi secara kognitif melainkan juga secara afektif dan psikomotorik. Hal ini dijelaskan dalam Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 mengenai alasan adanya perkembangan kurikulum 2013 yang meliputi (1) merujuk pada UU No. 20 tahun 2003 bagian umum mengenai pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, (2) merujuk pada pasal 35 UU No. 20 tahun 2003 tentang kualifikasi kompetensi lulusan harus mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta (3) melanjutkan rintisan kurikulum berbasis kompetensi (Kemdikbud, 2012:5). Penyempurnaan kurikulum yang terjadi di Indonesia haruslah diimbangi dengan sikap optimis dari berbagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, terutama guru. Guru yang memiliki makna digugu lan ditiru (dipercaya dan dicontoh) secara tidak langsung juga memiliki peran untuk memberikan pendidikan karakter kepada peserta didiknya. Oleh karena itu, guru dalam profil dan penampilannya haruslah memiliki kekuatan dalam mengarahkan peserta didik untuk memiliki karakter yang baik (Hidayatullah, 2010:18). Berdasarkan definisi guru yang telah dipaparkan, berarti guru haruslah kreatif dan berkarakter. Tuntutan yang muncul sebagai dampak perkembangan kurikulum turut menuntut kemampuan dan keterampilan seorang guru dalam mendesain sebuah pembelajaran. Guru tidak lagi bertugas untuk mentrasfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik, tetapi guru dituntut untuk dapat membimbing, mengarahkan, dan mengendalikan peserta didik sehingga mampu mendewasakan peserta didik melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, profesi sebagai guru saat ini telah ditetapkan menjadi sebuah profesi yang profesional. Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai semua teori dalam ilmu pengetahuan yang diajarkan, namun juga dituntut mampu mengaplikasikan dan mengimplementasikan teori tersebut sehingga mampu mengajarkan kepada peserta didik mengenai apa, mengapa, dan bagaimana ilmu pengetahuan dipelajari. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk dapat mencapai tujuan pendidikan secara nasional yang mengacu pada pencapaian kompetensi pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik adalah melalui peningkatan pemahaman dan kesadaran guru mengenai hakikat belajar, mengajar, dan pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan merumuskan penyempurnaan pola pikir yang harus dilakukan guru supaya pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan pendidikan secara nasional. Penyempurnaan pola pikir tersebut telah dirumuskan dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum pada bagian pendahuluan di masing-masing satuan pendidikan, salah satunya kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/ MI (Permen No. 67 tahun 2013:2) menjelaskan mengenai 9 macam penyempurnaan pola pikir yang harus dipahami guru antara lain (1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik, (2) pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif, (3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran jejaring, (4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif, (5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok, (6) pola pembelajaran tunggal menjadi pembelajaran berbasis multimedia, (7) pola pembelajaran berbasis masal menjadi berbasis kebutuhan pelanggan, (8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi ilmu pengetahuan majemuk, dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. Berdasarkan 9 macam penyempurnaan pola pikir tersebut, guru bertugas untuk menjadi peserta didik sebagai subject center dalam pendidikan serta menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif. Oleh karena itu, guru haruslah memiliki pengalaman mengenai strategi pembelajaran aktif yang bervariasi sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak bersifat monoton dan 78 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 78 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 mampu memenuhi salah satu tuntutan dalam 9 macam penyempurnaan pola pikir. Selain itu, pemilihan strategi pembelajaran aktif yang dilakukan oleh guru haruslah memerhatikan prinsip diversifikasi sebagaimana tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2 yang menyatakan bahwa kurikulum yang diselenggarakan pada semua jenjang dan jenis pendidikan haruslah dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik (Depdiknas, 2003:35). Kurikulum yang dimaksudkan dalam pernyataan tersebut salah satunya meliputi pelaksanaan pembelajaran. Pentingnya penguasaan strategi pembelajaran aktif oleh guru menjadi latar belakang diajukannya kegiatan ini. Strategi pembelajaran aktif yang difokuskan dalam pengabdian ini adalah metode Team Group Tournament (TGT) dengan strategi talking stick, card short, dan number head together. Menurut Slavin (2009:163) strategi pembelajaran TGT adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif dengan menerapkan turnamen akademik dan kuis-kuis untuk memacu skor kemajuan peserta didik dengan pelaksanaan peserta didik berlomba untuk mewakili tim kelompoknya melawan perwakilan teman dari kelompok lain yang kinerja akademiknya setara. Selanjutnya Isjoni (2009:83) menyatakan bahwa TGT adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang dengan latar belakang yang berbeda. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa TGT merupakan strategi pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dengan membentuk kelompok belajar peserta didik dengan latar belakang yang berbeda. Selanjutnya, hasil temuan dan pemahaman tiap kelompok dilombakan dengan perwakilan pada tiap kelompok dengan kinerja akademik yang sama. Strategi pembelajaran TGT cocok diaplikasikan dalam pembelajaran untuk menjadikan peserta didik sebagai subject center. Selain itu, strategi pembelajaran ini mampu mengakomodasi tuntutan dalam kurikulum 2006 dan 2013. Hal ini disebabkan karena teknik/ cara dalam melaksanakan strategi ini menuntut peserta didik untuk aktif dan mampu bersaing secara sehat berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang telah dialami peserta didik melalui Tournament. Sasaran dalam kegiatan ini meliputi guru-guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten. B. PERMASALAHAN MITRA Berdasarkan analisis situasi yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi permasalahan yang saat ini dihadapi mitra. Mitra dalam hal ini adalah guru-guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten. 1. Guru kurang memahami mengenai hakikat penyempurnaan pola pikir sebagai konsekuensi dari penyempurnaan kurikulum yang berimbas terhadap tuntutan peningkatan kompetensi guru, salah satunya dalam hal menciptakan suasana belajar yang berpusat pada peserta didik dan menarik bagi peserta didik. 2. Guru kurang menguasai berbagai strategi pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan, dan berbobot yang bervariasi. Khususnya, strategi pembelajaran TGT. C. TUJUAN KEGIATAN Mengacu pada permasalahan yang telah diidentifikasi, kegiatan ini memiliki 2 tujuan. 1. Memperdalam pemahaman guru mengenai 9 macam penyempurnaan pola pikir sebagai salah satu tuntutan guru dalam menyesuaikan penyempurnaan kurikulum. Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Peningkatan ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 79 05/11/2016, 15:05 79 2. Meningkatkan penguasaan strategi pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan, dan berbobot secara bervariasi. Khususnya, strategi pembelajaran TGT. D. LINGKUP KEGIATAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan bagi guru-guru MI Muhammadiyah Kecamatan Juwiring Klaten yang meliputi MI Muhammadiyah Juwiran, Jetis, Mrisen, Kebongede, Gumantar, dan Tlogorandu. Fokus dari kegiatan ini adalah pelatihan strategi pembelajaran aktif bagi guru MI Muhammadiyah di Kecamatan Juwiring Klaten yang berada di lingkungan Kelompok Kerja Kepala Amal Usaha Muhammadiyah (K3 AUM) Cabang Juwiring, Klaten. Rencana kegiatan ini akan dilaksanakan di MTs Muhammadiyah Juwiring Klaten. Kegiatan yang akan diselenggarakan meliputi pemberian materi mengenai pemahaman 9 macam penyempurnaan pola pikir serta berbagai macam variasi strategi pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan dilanjutkan praktik pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tersebut. E. SOLUSI YANG DITAWARKAN Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, kegiatan ini menawarkan solusi untuk mengatasi permasalah tersebut. 1. Tahap pertama, penelusuran permasalahan guru-guru di MI Muhammadiyah Juwiring Klaten melalui pencarian, penggalian, dan pengidentifikasian terhadap kekurangan guru dalam hal penguasaan strategi pembelajaran aktif yang bervariasi. 2. Tahap kedua, guru-guru di lingkungan MI Muhammadiyah Juwiring Klaten diundang untuk diberi pelatihan dan penyuluhan, serta pendalaman materi mengenai 9 macam penyempurnaan pola pikir yang menjadi tuntutan guru dalam penyempurnaan kurikulum dan variasi strategi pembelajaran aktif. 3. Tahap ketiga, setelah pada guru memahami konsep mengenai variasi strategi pembelajaran aktif, selanjutnya guru diberi workshop atau pelatihan pelaksaan strategi pembelajaran aktif dalam hal ini strategi TGT di kelas ataupun di luar kelas yang bersifat variatif, kreatif, dan menyenangkan langsung oleh tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat ini. 4. Tahap keempat, dilakukan peer teaching yang dilakukan oleh guru dengan mempraktikkan langsung salah satu strategi pembelajaran yang telah ditawarkan pada satu mata pelajaran dengan peserta didik guru-guru yang lain yang juga mengikuti kegiatan ini. F. 1. 2. 3. TARGET LUARAN Setelah dilaksanakan pengabdian kepada masyarakat ini, target luaran yang diharapkan meliputi Guru-guru yang mengikuti workshop memahami konsep penyempurnaan pola pikir untuk memenuhi tuntutan guru sebagaii konsekuensi penyempurnaan kurikulum serta variasi strategi pembelajaran aktif. Guru mampu menerapkan strategi pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang interaktif. Hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dipublikasikan pada jurnal/ terbitan berkala ilmiah Warta. 80 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 80 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 METODE PELAKSANAAN Kegiatan ini dirancang dengan metode participatory integrated practice. Metode pelaksanaan lebih mengutamakan pada keterlibatan aktif peserta, yaitu guru-guru MI Muhammadiyah dalam memahami konsep dan penerapan strategi pembelajaran aktif, yaitu TGT yang dimodifikasi dengan card sort dan number head together. Kegiatan dimulai dari melakukan observasi terhadap strategi mengajar yang digunakan oleh guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten, penerapan strategi pembelajaran aktif (TGT) oleh fasilitator, Brainstorming antara fasilitator dengan peserta pelatihan mengenai penerapan kedua strategi yang diterapkan oleh kedua model, dan pendalaman materi mengenai konsep strategi pembelajaran TGT. A. Tahap pertama: Observasi strategi mengajar yang dilakukan oleh guru-guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten yang mengikuti pelatihan strategi pembelajaran aktif sebanyak 27 orang guru. Tahapan pertama yang dilakukan dalam melaksanakan pelatihan pengabdian ini adalah memilih secara acak seorang guru untuk mempraktikkan kebiasaan mengajar dan strategi yang digunakan saat mengajar. Pemilihan guru yang mempraktikkan kebiasaannya saat mengajar dilakukan dengan penerapan teknik talking stick. Teknik talking stick dilakukan dengan memberikan sebuah stick (pensil) kepada salah satu guru, selanjutnya stick tersebut diputar sambil menyanyikan lagu. Saat lagu habis dan stick itu berhenti pemegangnya adalah guru yang harus mempraktikan kegiatan mengajar. Waktu yang diberikan untuk mempraktikkan kegiatan mengajar tersebut adalah 35 menit. B. Tahap kedua: Penerapan strategi pembelajaran aktif (TGT) Pada tahap ini fasilitator melakukan simulasi mengajar dengan materi 9 penyempurnaan pola pikir guru dalam kurikulum 2013 dengan siswa para guru peserta pelatihan. Strategi TGT dilakukan dan dikolaborasikan dengan teknik number head together dan card sort. Pelaksanaan pemebelajaran diawali dengan guru melakukan apersepsi mengenai kebiasaan mengajar yang dilakukan oleh guru saat ini dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai 9 penyempurnaan pola pikir yang harus dikuasai oleh guru. Selanjutnya pelaksanaan TGT dilakukan dengan tahap sebagai berikut. a). Pembentukan Team dilakukan dengan teknik number head together, yaitu setiap siswa diminta berhitung dan setiap kepala memiliki nomornya masing-masing untuk selanjutnya siswa bergabung dengan nomor yang sama menjadi satu kelompok. b). Games dilakukan dengan teknik card sort. Setiap kelompok mendapatkan potongan kartu untuk didiskusikan dan dikelompokkan sesuai dengan pasanagannya. Selanjutnya, kartu yang telah mendapatkan pasangan ditempelkan di papan tulis. Permainan dalam kegiatan ini muncul dari kegiatan menjodohkan dan menempel kartu. c). Tournamen dilakukan dengan menemukan jumlah benar terbanyak dari keseluruhan kelompok yang telah menempel kartu. Pertandingan dalam kegiatan ini terlihat dari antusias siswa untuk menjadi kelompok yang terbaik dengan jumlah benar terbanyak dari kartu yang ditempel. C. Tahap ketiga: Brainstorming antara fasilitator dan guru sebagai peserta. Sebelum fasilitator menjelaskan secara langkah-langkah dan teknik apa yang digunakan dalam praktiknya pada tahap kedua, guru-guru sebagai siswa dan peserta pelatihan diajak untuk Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Peningkatan ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 81 05/11/2016, 15:05 81 mengidentifikasi langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan serta menilai hasil dari penerapan strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh fasilitator. D. Tahap keempat: Menjelaskan konsep strategi pembelajaran TGT Setelah guru-guru dapat mengingat dan menuliskan langkah-langkah apa saja yang telah dilakukan dalam praktik mengajar oleh fasilitator, selanjutnya fasilitator memberikan konfirmasi terkait langkah-langkah TGT yang semstinya dan dilanjutkan dengan menjelaskan konsep strategi pembelajaran aktif, strategi pembelajaran TGT, teknik number head together, dan teknik card sort. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Kegiatan Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai optimalisasi strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan kompetensi guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten, dapat disampaikan evaluasi kegiatan sebagai berikut. Secara keseluruhan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dikatakan berhasil dalam arti mencapai target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pada tahap demi tahap. 1. Saat mengikuti penyuluhan dan pelatihan Guru-guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten mengikuti pelatihan dan penyuluhan sebagai upaya pendalaman materi mengenai konsep dan hakikat strategi pembelajaran aktif TGT dan penerapannya dalam pembelajaran. Peserta dengan serius mengikuti dan ikut terlibat secara mental dalam penyuluhan dan pelatihan untuk memperdalam materi. Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan dari fasilitator mengenai aktivitas mengajar dan strategi yang sering digunakan saat mengajar mereka nampak bersemangat. Bahkan, ketika diskusi dialogis dibuka, peserta banyak mengajukan berbagai tanggapan dan juga sekaligus pertanyaan yang cukup problematik dalam menghadapi peserta didik saat proses belajar mengajar berlangsung. 2. Saat mengikuti workshop dan pendampingan Antusiasme peserta juga terlihat ketika mengikuti workshop dan pendampingan dalam penerapan strategi pembelajaran aktif diikuti teknik mengajar yang dapat digunakan saat guruguru melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Peserta mempraktikkan langsung dan menyampaikan pengalaman empiriknya ketika menerapkan sebuah strategi pembelajaran aktif, tetapi terkendala dengan oleh kesulitan menguasai kelas dan menyediakan media yang sesuai dengan strategi yang diterapkan. Berdasarkan pengalaman yang disampaikan tersebut, fasilitator dari PBI FKIP UMS memberikan solusi dan motivasi. B. KEBERLANJUTAN PROGRAM Keberlanjutan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan menjalin kerja sama antara program studi Pendidikan Bahasa Indonesia dengan K3AUM cabang Juwiring Klaten melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan secara berkesinambungan. Pada saat pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, tim dari PBI FKIP UMS menyebarkan angket yang berisikan kepuasaan peserta pelatihan terhadap materi dan fasilitator pelatihan. Selain itu, dalam 82 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 82 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 angket terdapat pertanyaan mengenai kebutuhan peserta mengenai pelatihan yang terkait dengan bidang pendidikan untuk dapat digunakan sebagai analisis situasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat selanjutnya. SIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir laporan pelaksanaan pangabdian kepada masyarakat ini, berikut dikemukakan simpulan dan saran. A. Simpulan Berdasarkan realitas dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat mengenai optimalisasi penerapan strategi pembelajaran aktif (active learning) dalam peningkatan kompetensi guru-guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten tahun 2016, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. 2. 3. B. 1. 2. Program pengabdian kepada masyarakat ini dapat dinyatakan berhasil. Indikasi hal ini adalah telah dicapainya target luaran yakni tercapainya kompetensi guru MI Muhammadiyah Juwiring Klaten dalam memahami konsep dan penerapan strategi pembelajaran TGT. Program pengabdian kepada masyarakat ini perlu dilanjutkan. Hal ini didorong oleh adanya indikator yakni antusiame para peserta dalam mengikuti serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Antusiasme peserta menunjukkan adanya gairah mereka untuk maju menuju pada peningkatan profesionalisme guru. Program kerja sama antara program studi PBI dengan K3AUM Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten dalam bentuk program pengabdian kepada masyarakat ini bermanfaat dalam meningkatkan kinerja guru dan profesionalisme guru. Saran Melengkapi simpulan di atas, berikut dikemukakan saran. Program pengabdian kepada masyarakat ini perlu dilakukan dan dilanjutkan pada masa-masa mendatang. Apabila pengabdian kepada masyarakat kali ini membahas mengenai strategi pembelajaran aktif, maka pada kegiatan berikutnya dapat membahas hal-hal seputar dunia pendidikan yang lainnya, seperti penerapan pendekatan ilmiah, dan lain-lain. Mengingat besarnya manfaat program pengabdian kepada masyarakat semacam ini, maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini perlu dilaksanakan pula kepada guru-guru MI Muhammadiya atau guru BSI di sekolah menengah Muhammadiyah khususnya dan di daerah/ kota/kabupaten lainnya. PERSANTUNAN Terima kasih disampaikan kepada pengurus K3AUM Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten yang telah membantu mengoordinasikan guru-guru MI Muhammadiyah se Kecamatan Juwiring. Selain itu, pengurus K3AUM telah menyediakan fasilitas penunjang berupa sarana dan prasarana sebagai wujud keberhasilan kegiatan ini. Para guru MI Muhammadiyah se Kecamatan Juwiring atas peran aktif dalam kelancaran kegiatan ini. Apresiasi juga disampaikan kepada LPPM UMS yang telah merespons dilaksanakannya pengabdian masyarakat ini di Kecamatan Juwiring. Optimalisasi Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Peningkatan ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 83 05/11/2016, 15:05 83 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2003. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hidayatullah, Furqon. 2010. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kemdikbud. 2013. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta. Permen No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/ MI. Slavin, Robert. E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Aneka Ilmu. ❆ 84 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 84 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Peningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Wisata Hijau di Suryowijayan, Yogyakarta Dwi Sulisworo Pascasarjana, Universitas Ahmad Dahlan Muchsin Maulana, Tri Wahyuni Sukesi, Rahma Asti Mulasari, Sulistyawati Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Abstraks Peningkatan kualitas masyarakat dapat dilakukan dengan memanfaatan potensi alam yang ada di sekitar. Satu hal yang menjadi peluang bagi di Suryowijayan adalah adanya air terjun dari bendungan pengairan yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi mikro hidro dan view di sekitarnya dapat dijadikan floating market. Potensi di Suryowijayan tersebut dapat digunakan untuk membangun desa wisata dengan konsep green edu park. Konsep ini memungkinkan orang datang berkunjung untuk menikmati suasana berwisata sekaligus belajar. M asalah sampah akan menjadi potensi pencemaran utama di suatu daerah wisata, demikian pula di Suryowijayan. Diperlukan pemberdayaan masyarakat di sekitar objek wisata untuk mengelola sampah. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam swakelola sampah dan mengajarkan teknik “ mengajar secara efektif” kepada masyarakat untuk mendukung program green edu park, khususnya bidang pengolahan sampah. Pelatihan swakelola sampah yang dilakukan meliputi pelatihan pengolahan sampah organik dan anorganik (pengomposan, biopori, bank sampah, kerajinan daur ulang). Teknik pembelajaran yang diajarkan kepada masyarakat merupakan teknik pembelajaran active learning tentang pengelolaan sampah. Hasil akhir dari program ini adalah masyarakat dapat mengajarkan dan mentransfer ilmu kepada pengunjung yang datang tentang tata cara swakelola sampah yang dilakukan di Suryowijayan. Kata kunci : daur ulang, pemberdayaan, manajemen sampah, eco-tourism PENDAHULUAN Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki nilai sejarah penting bagi Indonesia. Berbagai nama disematkan pada kota ini, seperti kota budaya, kota pelajar, kota toleransi, dan juga kota wisata. Terkait sebagai kota wisata, Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata paling terkenal kedua se-Indonesia setelah Bali. Ketika disebut kota Yogyakarta sebagai tujuan wisata maka yang dimaksud tidak sekedar kota Yogyakarta, namun juga kabupaten lain di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencakup Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul, dan Kapubaten Kulonprogo. Pertumbuhan sektor wisata di wilayah ini tumbuh dengan pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Semakin banyaknya wisatawan baik domestik maupun asing telah berdampak pada perkembangan sektor ekonomi yang lain sebagai pendukung kegiatan para wisatawan. Peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh warga setempat dengan menawarkan alternatif-alternatif tempat-tempat tujuan wisata baru di beberapa pelosok kabupaten dan kota. Khusus di kota Yogyakarta, beberapa tempat yang memiliki kekhasan tertentu baik dari budaya, sosial, mapun alam mulai dikemas agar layak menjadi tempat tujuan wisata. Peningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Pengembangan Wilayah ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 85 05/11/2016, 15:05 85 Suryowijayan merupakan salah satu kampung tua yang ada di kota Yogyakarta. Dari struktur penduduk yang menghuni kampung ini, rata-rata adalah penduduk asli yang masih keturunan kerabat kraton maupun abdi dalem kraton. Tatacara kehidupan Jawa masih cukup kental di kampung ini. Letak kampung ini di sebelah barat beteng kraton (Pojok Beteng Kulon). Ada beberapa potensi menarik yang ada di tempat-tempat sekitar kampung ini seperti tempat pengeringan hewan, soto tradisional, kerajinan kulit dan wayang, pabrik tahu, bakmi jawa, dan beberapa lainnya. Dari sisi panorama alam, kampung ini pada sebelah barat dibatasi aliran sungai Winongo dengan dihiasi air terjun dari bendungan peninggalan zaman Belanda. Adapun kontur tanah pada bagian barat berupa lembah yang rendah dari arah utara ke selatan. Memperhatikan kondisi alam dan potensi kegiatan budaya, sosial dan ekonomi, beberapa pihak di kampung ini mencanangkan kampung Suryowijayan dijadikan dengan green edu park. Rencana ini dikembangkan dengan konsep menginterasikan semua potensi yang ada sebagai tema tertentu. Beberapa rencana yang akan dilaksanakan adalah 1. 2. 3. 4. Membuat sumber energi listrik mikro hidro dengan memanfaatkan aliran sungai Winongo pada air terjun. Listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk mendorong berbagai aktivitas lain di wilayah ini. Menghubungkan wilayah timur dan barat sungai dengan flying fox. Pada sebelah barat sungai saat ini telah ada taman bermain publik yang dibangun oleh pemerintah kota sebagai fasilitas bersama warga Suryowijayan dan Sindurejan. Selama ini akses harus melalui jembatan penghubung. Menyediakan perahu bermain di sekitar air terjun yang dapat digunakan untuk menyusur sungai ke selatan sejauh 500 meter. Melakukan pementasan budaya di dalem milik salah satu bangsawan lokal dengan tematema tertentu sesuai secara terjadwal. Hal ini untuk menumbuhkan kembali potensi ini yang pernah hidup pada generasi sebelumnya. Dalam usaha menghadapi rencana tersebut, hal yang menjadi kendala utama sebagai wilayah wisata adalah permasalahan sampah yang selama ini terjadi pada tempat-tempat wisata lain. Kesadaran warga akan pengelolaan sampah akan menentukan keberlanjutan Suryowijayan sebagai tujuan wisata. Melalui program pengabdian masyarakat dengan skema IbM, maka dikembangkan program peningkatan kesadaran pengelolaan sampah. Berbagai kegiatan dengan fokus pada manajemen sampah dilaksanakan selama 4 bulan melalui bekerjasama dengan beberapa pihak seperti kelurahan Gedongkiwo, Dinas Pariwisata, dan juga beberapa komunitas setempat. Dengan demikian tujuan program ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah untuk mendukung wilayah wisata hijau (green edu park). LANDASAN TEORI Ecotourisme merupakan salah satu konsep yang dikenal dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Berbagai wilayah di beberapa negara mengembangkan konsep ini dalam usaha untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan (Ciegis et al., 2015; Popescu, 2015; Singh, 2015). Perkembangan industri yang cenderung tidak ramah lingkungan disadari menjadi salah satu penyumbang bagi degradasi kualitas lingkungan. Isu global warming menjadi pemicu dalam usaha-usaha untuk kembali 86 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 86 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 memikirkan berbagai aktivitas sosial dan bisnis agar tetap berorientasi pada keselamatan lingkungan jangka panjang (AndrianaTisca et al., 2016). Konsep ini juga menjadi pendorong dalam berbagai pengembangan wilayah wisata di Indonesia termasuk di Indonesia. Sambah keluarga dan juga sampah industri menjadi sektor yang menyumbang bagi menurunnya kualitas lingkungan. Sistem pengelolaannya yang baik akan dapat membantu turunkan kecepatan kerusakan lingkungan. Berbagai negara yang mengembangkan ecotourisme memasukkan kesadaran pengelolaan sampah dan pengelolaannya sebagai pintu untuk keberlanjutan dan kemanfaatan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakat terdekat (Amir et al., 2016; Picard, 2015). Pengelolaan sampah merupakan proses pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang atau pembuangan material sampah. Material sampah pada umumnya merujuk pada hasil sisa/ buangan dari kegiatan manusia. Pengelolaan sampah dilakukan dengan tujuan untuk memulihkan kondisi menjadi seperti semula atau mengurangi dampah negatif sampah bagi kehidupan terutama terkait dengan kesehatan, lingkungan dan estetika. Pengelolaan sampah memerlukan metode dan keterampilan khusus sesuai dengan jenis sampah. Metode pengelolaan sampah juga akan terganting pada jenis sampah, lahan untuk mengelola. Proses daur ulang sampah dilakukan agar sampah dapat memberikan nilai secara material untuk digunakan kembali sehingga dapat membebaskan atau mengurangi limbah sampah rumahan (Suryati, 2014). Pada masyarakat pada kebanyakan, pada umumnya sampah rumah tangga yang didaur ulang menjadi sesuatu yang manfaat dengan cara yang sederhana dan efektif (Isroi & Yuliarti, 2009). Contoh adalah daun, botol plastik, botol logam, kertas, dan sisa makanan. Sampah tersebut dapat dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat juga diolah secara proses biologis menjadi pupuk padat kompos atau pupuk cair lindi (Yuliarti, 2009). Aktivitas dalam pengelolaan sampah ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yang memberdayakan masyarakat setempat; salah satunya adalah dengan mengembangkan bank sampah (Wintoko, 2014). METODE Program ini merupakan penelitian dengan pendekatan gabungan antara penelitian tindakan dan penelitian pengembangan secara multi tahun. Sedangkan pada tahun pertama ini fokus pada penelitian tindakan dengan subjek penelitian adalah warga Suryowijayan. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan memilih warga yang memiliki minat sebagai kader pengelola sampah. Jumlah sampel penelitian adalah 43 orang (24 wanita, 19 pria). HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Wilayah Masyarakat Suryowijayan yang tinggal di bantaran Sungai Winongo pada umumnya berasal dari golongan ekonomi bawah. Di RW 02 Suryowijayan, Yogyakarta berdiri masjid Al Ihsan sebagai salah satu penyangga keagamaan bagi masyarakat tersebut. Satu hal yang menjadi peluang bagi komunitas ini adalah adanya air terjun dari bendungan pengairan yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber energy mikro hidro, view sekitar yang dapat dijadikan floating marPeningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Pengembangan Wilayah ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 87 05/11/2016, 15:05 87 ket, aktivitas ekonomi pedagang dan produsen kecil yang cenderung terpinggirkan menjadi konsern tersendiri dalam kepedulian masyarakat. Jumlah penduduk adalah 14.750 jiwa (1 kelurahan). Mayoritas penduduk beragama Islam 11.175 orang, Kristen 649 orang. Katholik 2.850 orang, Hindu 26 orang, dan Budha 50 orang. Sebagian besar penduduk bermata-pencaharian sebagai penjual jasa 3.522 orang, sebagian yang lain sebagai pedagang 2.572, swasta 872 orang, PNS 815 orang, dan sebagian yang lain sebagai tukang, tani, dan pensiunan. Suryowijayan Yogyakarta merupakan daerah permukiman penduduk yang padat. Selain itu di lokasi tersebut terdapat potensi yang sedang dikembangkan sebagai objek wisata edukasi dengan wahana air terjun dari bendungan pengairan yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber energy mikro hidro, view sekitar yang dapat dijadikan objek wisata berwujud floating market, serta Green Energy Community yang akan mencakup beberapa kegiatan seperti: jual beli di Floating Market, Jamu Herbal Instan, Hidroponik yang dikembangkan dengan konsep OVOP (one village one product, tiap RT). Jenis Kegiatan Program diberikan kepada kelompok masyarakat yang didampingi oleh tokoh masyarakat dan agama setempat. Sosialisasi tidak hanya mengundang mitra tetapi juga masyarakat yang tertarik untuk terlibat dalam program pengelolaan sampah. 1. Inisiasi pembentukan organisasi pengelolaan sampah. Untuk memulai kegiatan pengelolaan sampah mandiri melalui beberapa tahap yaitu: penyampaian gagasan, membentuk tim pengelola sampah, menyusun jobdeskripsi masing-masing devisi, mencari pihak pembeli sampah (pengepul sampah) terdekat, Sosialisasi berkesinambungan, membuat dan menyebarkan informasi tentang cara pengelolaan sampah kepada masyarakat, menyiapkan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan bank sampah, kerajinan daur ulang dan pengomposanbiopori, monitoring dan evaluasi secara berkala, melaporkan hasil program kepada masyarakat, menjalin kerja sama dan dukungan dari pihak luar 2. Pelatihan manajemen bank sampah. Pelatihan manajemen bank sampah diberikan kepada mitra dengan bantuan tenaga ahli. Pelatihan meliputi proses pengelolaan bank sampah, tugas dan tanggung jawab teller, mekanisme penjualan sampah dan proses pembukuan. 3. Pelatihan pengelolaan sampah anorganik dengan kerajinan daur ulang. Pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga diberikan kepada mitra dengan bantuan tenaga ahli. Pelatihan meliputi kerajinan dengan mesin jahit dan kreasi tangan. 4. Pelatihan pengomposan-biopori. Pelatihan pengomposan-biopori diberikan kepada mitra dengan bantuan tenaga ahli. Pelatihan meliputi proses pembuatan kompos dengan komposter komunal, pembuatan aktivator, dan pembuatan lubang biopori. 5. Pelatihan penggunaan kompos untuk media tanam dan tamanisasi. Pelatihan pemanfaatan kompos hasil pengomposan sebelumnya untuk media tanam. Pot tanaman digunakan daur ulang dari botol plastik bekas dan dari sterofaom. 6. Pelatihan menjadi pendidik lapangan bidang lingkungan. Pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan beberapa anggota masyarakat utuk dapat memadu dan mengajar wisatawan yang datang ke green edu park dari semua golongan ilmu yaitu anak usia dini, usia pendidikan dasar menengah, dan dewasa/umum. 88 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 88 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program adalah sebagai partisipan aktif pemberdayaan mayarakat untuk mengelola sampah rumah tangga. Dalam program ini tugas dan tanggung jawab mitra adalah sebagai berikut: 1. Mitra menyediakan waktu untuk bersama-sama menginisiasi pengelolaan sampah di lokasi pengabdian. 2. Mitra mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pengusul. Ada 6 (enam) pelatihan yang diagendakan. 3. Mitra secara berkesinambungan memanfaatkan sampah rumah tangga untuk dibuat pupuk organik, bahan kerajinan, dan memanfaatkan sistem bank sampah dengan pembinaan dan pendampingan dari pengusul. 4. Mitra merupakan penanggung jawab kegiatan bank sampah dan pengelolaan sampah di lokasi pengabdian. 5. Mitra menyebarluaskan informasi dan pengetahuan kepada kelompok masyarakat yang lain. Tindaklanjut Pengabdian ini sudah berjalan dan terlaksana dengan lancar. Masyarakat memiliki tanggapan yang positif terhadap program yang dijalankan tersebut. Saat sosialisasi dihadiri mitra dengan komposisi yang lengkap, semua undangan hadir dan berpartisipasi secara aktif. Di sana juga terungkap bahwa masyarakat menginginkan keberlanjutan program sehingga edupark bisa terbentuk dan berfungsi dengan baik. Di lokasi pengabdian system bank sampah diganti dengan shodaqoh sampah. Walaupun demikian mekanisme yang dilakukan adalah sama. Sistem shodaqoh sampah yang ada sudah lama terhenti sehingga pengabdian ini merupakan proses menghidupkan kembali sistem shodaqoh bank sampah tersebut termasuk dengan manajemen bank sampah yang harus ada. Proses pelatihan sampah anorganik dilakukan dengan mendaur ulang sampah-sampah yang ada menjadi bunga, dompet dan piring. Dari proses tersebut, mitra mengemukakan bahwa tertarik dan kedepan meminta tindak lanjut dengan membuat barang yang beragam hingga branding. Pengomposan berhasil dilakukan dengan baik dan berhasil membuat pupuk. Di lokasi sudah pernah dibuat lubang biopori, namun demikian tidak berfungsi dengan baik. Sehingga pada pengabdian tersebut selain memasang lubang biopori baru juga membersihkan lubang biopori yang lama. Tamanisasi berhasil dilakukan oleh tim dan masyarakat dengan membuat taman dengan jenis tanaman hias dan buah seperti pohon pepaya kecil. Pelatihan pendidik lapangan dilakukan terhadap pemuda lapangan yang ada di lokasi pengabdian dengan tujuan menjadi trainer ketika green edupark terbentuk dan dibuka untuk umum. ToT ini berhasil dijalankan kepada pemuda masjid setempat. KESIMPULAN Pengembangan wilayah wisata hijau dapat dikembangkan tidak hanya dengan penyediaan infrastruktur tetapi juga perlu disiapkan perilaku sehat pada masyarakat di sekitar tempat wisata. Untuk mendukung hasil pembinaan yang telah dilakukan, perlu ada pendampingan yang terus menerus bekerja sama dengan berbagai pihak. Akselerasi program sangat diperlukan untuk dukungan melalui kerja sama yang lebih luas. Peningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Pengembangan Wilayah ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 89 05/11/2016, 15:05 89 UCAPAN TERIMAKASIH Kegiatan ini didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) melalui skema Program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) tahun 2015/ 2016. Koordinasi pelaksanaan program dilakukan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia. REFERENSI AdrianaTisca, I., Istrat, N., Dumitrescu, C. D., & Cornu, G. (2016). Management of Sustainable Development in Ecotourism. Case Study Romania. Procedia Economics and Finance, 39, 427432. Amir, A. F., Ghapar, A. A., Jamal, S. A., & Ahmad, K. N. (2015). Sustainable tourism development: A study on community resilience for rural tourism in Malaysia. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 168, 116-122. Ciegis, R., Ramanauskiene, J., & Martinkus, B. (2015). The concept of sustainable development and its use for sustainability scenarios. Engineering Economics, 62(2). Isroi, & Yuliarti, N. (2009). Kompos: Cara mudah, murah & cepat menghasilkan kompos, Yogyakarta: Lily Publisher. Picard, D. (2015). Making ecotourism sustainable: refocusing on economic viability. Lessons learnt from the Regional strategic action plan for coastal ecotourism development in the South Western Indian Ocean . Journal of Sustainable Tourism, 23(6), 819-837. Popescu, G. H. (2015). Sustainable Development and the Implementation of Citizen-Oriented Services. Journal of Self-Governance & Management Economics, 3(4). Singh, V. (2015). Eco-Tourism as a Sutainable Alternative to Conventional Tourism. Journal of Tourism & Hospitality, 2015. Suryati, T. (2014). Bebas Sampah dari Rumah. Jakarta Selatan: PT Argo Media Pustaka. Wintoko, B. (2014). Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Yuliarti, N. (2009). 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Lily Publisher. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. ❆ 90 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 90 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Kelompok Peduli TB Warga Sehat dengan Tuberkulosis (IbM) ERNIRITA, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta erni_dika@yahoo.co.id, GIRI WIDAKDO Fakultas Ilmu Keperawatan,Universitas Muhammadiyah jakarta giriwae@gmail.com Abstrak Pengendalian prevalensi, mortalitas, keberhasilan pengobatan dan penemuan kasus pasien tuberkulosis (TB) salah satunya menjadi tanggung jawab masyarakat. Edukasi bagi masyarakat tentang tatalaksana TB masih sangat diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian dan perhatian warga masyarakat dalam penanggulangan TB. Pengabdian M asyarakat ini bertujuan membentuk Kelompok M asyarakat Peduli (KM P) TB dengan berbagai aktifitasnya sebagai wadah bagi masyarakat untuk menggugah kepedulian yang berasal dari keinginan/kebutuhan, tanpa paksaan dari masyarakat itu sendiri untuk dapat berkontribusi secara nyata terhadap isu Tuberkulosis. Strat egi yang digunakan dalam wadah ini meliputi: gerakan Pemberdayaan, Bina Suasana dan Advokasi melalui dukungan Camat, Lurah, Ketua RW, Tokoh M asyarakat serta mantan pasien. M etode dan bentuk kegiatan yang digunakan melalui pendekatan partisifasi aktif, presentasi, tanya jawab, group discussion dengan media berupa M odul TB Komunitas, Leaflet, dan Lembar balik. Penemuan kasus hingga akhir September 2016 yang didampingi langsung oleh kader KM P TB terdapat 24 Suspeks dengan 5 orang BTA positif di RW 08 Kelurahan Kramat Sentiong, Kecamatan Senen. Serta 18 suspect yang didampingi langsung oleh kader KM P TB RW 08 Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar dengan 7 orang BTA positif. Selanjutnya didapatkan 3 orang yang bersedia menjadi duta TB (2 orang dari kelurahan Kramat Sentiong dan 1 orang dari kelurahan Karang Anyar). Kata Kunci : KM P TB, Pemberdayaan, Bina Suasana, Advokasi. Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM) 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 91 91 05/11/2016, 15:05 GROUPS CONCERNED TUBERCULOSIS HEALTHY PEOPLE WITH TUBERCULOSIS (IbM) ERNIRITA, Faculty of Nursing, University Muhammadiyah of Jakarta erni_dika@yahoo.co.id, GIRI WIDAKDO Faculty of Nursing University Muhammadiyah of Jakarta, giriwae@gmail.com Abstract Control of prevalence, mortality, treatment success and case detection of Tuberculosis (TB) patients one of them the responsibility of society. Educate the public about the treatment of Tuberculosis (TB) is very necessary as an effort to raise awareness and concern citizens in Tuberculosis (TB) control. Community Service is aimed formed Concerned Citizens Group Tuberculosis(TB) with various activities as a forum for the community to raise the awareness that comes from the desire or need, without coercion from the community itself to be able to contribute significantly to the issue of Tuberculosis. The strategy used in this container include: Empowerment movement, creating an environmentand advocacy through support from sub-district head, Headman, neighborhood, Community leaders and former patients. M ethods and forms of activity are used through the participation active approach, presentation, question and answer, group discussion with the media in the form of Community Tuberculosis (TB) M odule, Leaflets and Flipcharts. Case finding by the end of September 2016 which was directly assisted by a cadre of Concerned Citizens Group Tuberculosis (TB) are 24 case finding with 5 people in neighborhood 08 acid-fast bacilli positivefrom working area headman Sentiong Kramat,district of Senen. As well as 18 suspect who was directly assisted by a cadre of Concerned Citizens Group Tuberculosis(TB)neighborhood 08, working area headman of Karang Anyar, Sawah Besar District with 7 people acid-fast bacilli positive. Subsequently found 3 people that are willing to be help promotion person of Tubercuosis (TB) (2 people from working area headman Kramat Sentiong and one person from working area headman Karang Anyar). Keywords : Concerned Citizens Group Tuberculosis(TB), creating an environment, advocacy. A. PENDAHULUAN Dunia telah menempatkan TB sebagai salah satu indikator keberhasilan pencapaian MDGs. Secara umum ada 4 indikator yang diukur yaitu Prevalensi, Mortalitas, Penemuan Kasus dan Keberhasilan Pengobatan. Edukasi bagi masyarakat tentang tatalaksana TB yang sesuai masih sangat diperlukan, sebagai contoh Pasien TB cenderung untuk berhenti pengobatan karena sudah merasakan kondisi yang membaik. Untuk mengatasi masalah tersebut peran masyarakat sangatlah penting dalam hal pendampingan di masyarakat untuk menurunkan angka putus berobat dan meningkatkan kesembuhan serta penemuan kasus TB di masyarakat, dalam membantu program pemerintah untuk mengendalikan jumlah penderita Tuberkulosis, mengurangi kasus TB dengan 92 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 92 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 MDR, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sehinga dengan kepedulian masyarakat terhadap TB sangat membantu cost-effective dalam menanggulangi permasalahan kesembuhan pada penderita TB, Menjadi perhatian dan keprihatinan adalah warga masyarakat yang belum peduli dengan penyakitnya, adanya pasien TB dengan MDR (Multi Drug Resistensi) yang akhirnya menimbulkan kematian. Kekebalan kuman TB terhadap obat anti TB. Keadaan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya Epidemi TB yang sulit ditangani. Pengabdian Masyarakat bertujuan membentuk Kelompok Masyarakat Peduli TB disebut Komunitas Masyarakat Peduli TB (KMP). KMP TB merupakan sebuah wadah bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam penanggulangan TB di Indonesia. Pembentukannya KMP harus berasal dari keinginan masyarakat sendiri, tanpa paksaan. Pengabdian ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang termasuk dalam tridharma perguruan tinggi seperti amanat dalam (Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal 1 nomor 9). Amanat tersebut menjadi keharusan bagi perguruan tinggi untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui aktivitas dosen dan mahasiswanya. Pengabdian masyarakat yang dilirik oleh tim pengabdian kali ini adalah pembentukan KMP. Melalui kegiatan Warga Sehat Tuberkulosis maka menggugah kepedulian masyarakat terhadap Tuberkulosis. Kelompok Masyarakat Peduli TB salah satu mewujudkan masyarakat sehat sejahtera yang peduli terhadap upaya penaggulangan TB secara mandiri. Dalam rangka mencapai tujuan upaya penanggulangan TB secara optimal. Pada wilayah Jakarta Pusat, terdapat kelompok peduli TB di antaranya yaitu: warga masyarakat Kelurahan Karang Anyer, Kecamatan Sawah Besar dan warga masyarakat Kelurahan Kramat Sentiong, Kecamatan Senen. Kedua warga tersebut menjadi mitra dengan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam program Pengabdian Masyarakat. Lokasi kdua mitra ini sangat padat, Jarak antara rumah lebih kurang 1 m. Jumlah penderita TB berobat di Puskesmas Kecamatan sawah besar dari Kelurahan Karang anyer Anyer tahun 2015 ada 4 orang dengan MDR 3 Orang dan 1 orang meninggal. Di Puskesmas Kelurahan Kramat Sentiong dari RW 08 Kramat Pulo ada 6 orang penderia TB, Dan 1 Orang dengan HIV AIDS. B. METODE PENGABDIAN Terbentuknya kelompok Peduli TB dapat dilakukan dengan strategi: Gerakan Pemberdayaan, Bina Suasana, dan Advokasi. 1. Gerakan Pemberdayaan Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus dan kesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Gerakan pemberdayaan untuk program peduli TB dilakukan adalah: a. b. Membentuk kelompok Peduli TB yang berperan membantu tugas kader dalam penemuan suspeks Pelatihan bagi warga masyarakat yang peduli terhadap Tuberkulosis. Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM) 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 93 93 05/11/2016, 15:05 c. d. e. Mendorong kelompok TB Komunitas agar aktif dalam membantu kader mencari sumbersumber informasi bagi penderita TB dan membantu memutus rantai penularan secara cepat Membangun partisipasi aktif komunitas secara luas lewat kelompok TB di komunitas Melalukan penyuluhan pada masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok. 2. Binasuasana Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan yang mendorong individu sehat dan terhindar dari penyakit Tuberkulosis. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku sehat tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana yaitu dengan cara : a. b. c. d. e. f. g. Mewajibkan mengunakan masker pada penderita TB Membentuk Kawasan Sadar TB (dengan memberdayakan anggota keluarga sebagai Self TB); Tidak membuang dahak sembarangan Membuat buku saku untuk penanggulangan bagi penderita TB sehingga akses untuk minum obat TB tetap dilaksanakan (menurunkan angka Drop Out TB); Membuat pemantauan wilayah setempat (peta) TB Mengintegrasikan program kesehatan warga sehat TB Lomba sehat melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan Sputum 3. Advokasi Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. a. b. c. Melakukan audiensi dengan perwakilan kader TB Komunitas, perwakilan pasen dan mantan pasien. Melakukan rapat koordinasi dengan perwakilan organisasi, karang taruna. Membentuk tim independen yang akan mengevaluasi keberhasilan program yang beranggotakan tim kesehatan dari puskesmas, Tim kelurahan dan kecamatan, dan semua aspek yang menjadi pendukung dalam program. C. HASIL/ PEMBAHASAN DAN DAMPAK Target dan luaran yang pertama adalah Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli TB melalui Musyawarah Masyarakat. Pertemuan ini dilaksanakan pada 21 Juli 2016 di Sekretariat RW 08 Kelurahan Karang Anyar, yang dihadiri oleh 43 Warga Masyarakat yang diberi nama Komunitas Masyarakat Peduli TB (KMP TB) anggrek. Pada 22 Juli 2016 diadakan pertemuan dengan warga 94 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 94 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Masyarakat Kelurahan Kramat Sentiong tempat pertemuan di Majlis taklim Tarbiyatul Ummawat RW 08 Kramat Sentiong, yang hadir 20 orang warga Masyarakat yang diberi nama Komuntas Masyarakat Peduli TB (KMP Sehati 08). Tim Pengabdi terdiri dari 3 orang dosen dan 2 orang Mahasiswa semester akhir. Dalam pembentukan struktur terdiri dari Penasehat, Pembina, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan seksi Penemuan Suspek, Pengalang Dana, Humas dan Diklat. Setelah kepengurusan terbentuk tim pengabdian melakukan suatu pendekatan dengan lurah untuk dibuatkan SK. Setelah SK ada dilakukan peresmian KMP TB dan Kepengurusan. Untuk KMP TB Anggrek Kelurahan Karang Anyar diresmikan oleh Camat Kecamatan sawah Besar, sedangkan pada KMP TB Sehati 08 diresmikan oleh lurah Kramat Sentiong. Pada Peresmian tersebut baik di kelurahan karang Anyar maupun di kelurahan Kramat Sentiong tim pengabdian mendapatkan dukungan dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan yang meluangkan waktu untuk menghadiri persemian KMP. Gambar 1 : KMP Kelurahan Karang Anyar di resmikan oleh Martua Sitorus M.Si., Camat Kecamatan Sawah Besar, Lurah Agus Yahya,S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep, dari Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Ibu Ratna, serta pengurus KMP Anggrek dan tim Pengabdiaan Masyarakat. Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM) 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 95 95 05/11/2016, 15:05 Gambar 2: KMP TB Sehati 08 di resmikan oleh Lurah Kramat Sentiong H. Suparjo SH, Ibu Lina Kusnadi Kepala Puskesmas Kelurahan Kramat sentiong, Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep, serta pengurus KMP TB Sehati 08 dan tim Pengabdiaan Masyarakat. Target dan luaran yang kedua adalah pelatihan bagi masyarakat, dengan terbentuknya KMP TB di dua mitra maka menjadi kewajiban tim adalah melakukan pelatihan Kader KMP TB sesuai dengan struktur yang terbentuk yaitu selama 2 hari. Pada KMP TB Anggrek kelurahan karang Anyar dilakukan kegiatan pelatihan pada 10 sampai 11 Agustus 2016, sedangkan pada KMP TB Sehati 08 Kelurahan Kramat sentong dilaksanakan pada 15 sampai 16 Agustus 2016. Sebagai hak cipta yang dilakukan maka modul yang sudah dihasilkan dan memiliki hak cipta, maka tim akan membuat HAKI dari modul. Target luaran ketiga adalah mendorong Kelompok masyarakat TB agar aktif dalam membantu kader mencari sumber-sumber informasi bagi penderita TB dan membantu memutus mata rantai penularan yaitu melalui peran serta masyarakat dalam menyampaikan informasi tentang TB ,di mana dilakukan oleh pengurus KMP dalam pengajian di majelis taklim baik di kelurahan Kramat Sentiong maupun di kelurahan Karang Anyar. Target Luaran ke empat adalah melakukan penyuluhan bagi Masyarakat, yang dilakukan 26 Agustus 2016 di KMP TB SEHATI 08 kelurahan Kramat Sentiong, masyarakat yang hadir sebanyak 35 orang. Sedangkan Penyuluhan tanggal 30 agustus dilakukan di Musala Baitul Rohman Rt 07 Rw 08 masyarakat yang hadir sebanyak 27 orang. Pada penyuluhan diimbau kepada masyarakat perilaku hidup sehat, kepada warga masyarakat yang ada keluarga dalam pengobatan TB dianjurkan mengunakan masker, tidak membuang dahak sembarangan, dan menjadikan kawasan yang sadar TB. 96 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 96 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Gambar3: Pelatihan kader KMP Sehati 08 Kramat Sentiong dalam memberikan Penyuluhan kepada Masyarakat Langkah selanjutnya adalah melakukan gerakan ketuk pintu dengan door to door dalam pencarian suspek, Kegiatan ini dilakukan oleh Kelompok Komunitas Masyarakat Peduli TB yang dibantu oleh Mahasiswa fakultas Ilmu Keperawatan dan bekerjasama dengan puskesmas, Tim Pengabdian membuat form skrining suspeks ,kemudian tim memberikan kreteria skrining minimal 3 tanda gejala fokus yang dilakukan yaitu batuk lebih dari 2 minggu dan berdahak, Berat badan menurun, demam, dan pada anak dengan menilai adakah keluarga dewasa yang serumah penderita TB, jika ada dari gejala utama tersebut maka kader KMP membawa suspeks ke posko KMP untuk dilakukan anamnesa apa sesuai dengan kriteria yang dimaksud, apabila sesuai maka dianjurkan untuk periksa dahak yang diberikan pot sputum dan didampingi oleh kader KMP. Pada 19 September 2016 dilakukan penjaringan Suspek oleh KMP TB Anggrek di Kelurahan Karang anyar, Kecamatan Sawah Besar, didapatkan sebanyak 18 suspeks, dengan BTA positif 7 orang. Pada 20 September 2016 dlakukan penjaringan suspeks oleh KMP TB Sehati 08 Kelurahan Kramat Sentiong didapatkan 24 suspek dengan BTA positif 5 orang. Selama penjaringan suspeks tim juga mencari Duta TB yaitu dari mantan pasen yang sudah selesai berobat TB dan bersedia dengan komitment pernyataan untuk terlibat dalam memberikan support kepada pasen TB baru dan masyarakat mengenai informasi terhadap penyakit Tuberkulosis, dan mau berperan aktif dalam membantu KMP TB dalam melakukan baik kegiatan secara personal maupun secara kelompok. Dari penjaringan didapatkan 2orang Duta TB dari kelurahan Kramat sentiong dan 1 orang Duta TB dari kelurahan Karang Anyar. Kepada Duta TB mereka membuat perjanjian dengan penanda tangan komitment dalam materai. Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM) 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 97 97 05/11/2016, 15:05 Gambar 4: Duta TB dari mantan Pasien DI RW 08 Kelurahan Karang Anyar Gambar 5: Melakukan Anamnesa suspek bekerjasama dengan petugas Puskesmas Kramat Sentiong melalui ketuk pintu door to door yang dibawa oleh kader KMP dan mahasiswa Pengurus KMP baik yang ada di kelurahan Karang Anyar maupun yang ada di kelurahan Kramat Sentiong membuka layanan bagi masyarakat seminggu 2 kali. Untuk pengaturan waktu disesuaikan dengan masing-masing KMP. Untuk KMP Kramat Sentiong membuka setiap hari Selasa dan Kamis, Sedangkan untuk KMP Kelurahan Anyar membuka setiap hari Kamis dan Sabtu. 98 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 98 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 D. PENUTUP Kesimpulan Kelompok Masyarakat Peduli TB salah satu mewujudkan masyarakat sehat sejahtera yang peduli terhadap upaya penaggulangan TB secara mandiriKMP yang sudah terbentuk di dua mitra memunculkan antusiasme yang tinggi bagi masyarakat untuk perduli terhadap lingkungannya hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik penyuluhan maupun penjaringan suspeks partisipasi peran serta masyarakat, dan mendapat dukungan dari camat, lurah , ketua RW , dan tokoh masyarakat setempat. Kegiatan yang sudah dilakukan KMP adalah penjaringan suspeks, penyuluhan yang dilakukan oleh kader KMP. Pengurus KMP baik yang ada di kelurahan Karang Anyar maupun yang ada di kelurahan Kramat Sentiong membuka layanan bagi masyarakat seminggu 2 kali. Pemantauan dan monitoring kegiatan KMP dilakukan dari Puskesmas setempat. E. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti yang telah memberikan Hibah Pengabdian Masyarakat tahun 2016, Bantuan dari berbagai pihak: Martua Sitorus M.Si. Camat Kecamatan Sawah Besar, Lurah Agus Yahya, S.Sos., M.Si, Ibu Ainun Kepala Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep., Lurah Kramat Sentiong H. Suparjo SH, Ibu Lina Kusnadi Kepala Puskesmas Kelurahan Kramat sentiong, Yunus Budiyanto Ketua RW 08 Kelurahan Karang Anyar, Ibu Syahrianti Ketua RW 08 Kelurahan Kramat Sentiong, Ibu Fia Rahmadiani dan Ibu Erni Sumirah Kasie Kesmas, Pengurus KMP TB Anggrek dan KMP TB Sehati 08. REFERENSI Depkes RI. 2014. Pedoman nasional Pengendalan Tuberkulosis. Depkes RI. 2015. lembar Fakta Siuasi Terkini Kemajuan Tuberkulosis. Depkes RI. 2009. Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB. PR TB Aisyiyah. 2009. Pedoman Implementasi Proyek. . 2009. Modul 1 Penanggulangan TB Nasional Dan Lokal, Pelatihan Penanggulangan TB Bagi Kader Komunitas. Community TB Care. . 2009. Modul 2 Peran Komunitas Dalam Penanggulangan TB di Indonesia , Pelatihan Penanggulangan TB Bagi Kader Komunitas. Community TB Care. . 2009. Modul 3 Komunikasi, Pelatihan Penanggulangan TB Bagi Kader Komunitas. Community TB Care. Principal Recipient Global Fund For Community Care Aisyiyah. 2014. Panduan Mendirikan dan Mengembangkan Kelompok Masyarakat Peduli (KMP)TB Community TB Care Aisyiyah. ❆ ❆ ❆ Kelompok Peduli TB “Warga Sehat dengan Tuberkulosis” (IbM) 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 99 99 05/11/2016, 15:05 Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta Fatwa Tentama Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email: fatwa.tentama@psy.uad.ac.id Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email : rahmasti@gmail.com Abstrak M asyarakat Dusun Gondang Legi dan Dusun Kepuh, Desa Wedomartani belum mampu memanfaatkan sampah yang berlimpah karena minimnya kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan untuk memanfaatkannya sehingga pencemaran lingkungan karena sampah tidak dapat terelakkan di wilayah ini. Sampah-sampah di dusun Gondang Legi dan Kepuh masih banyak dibuang ke sungai walaupun sudah ada larangan untuk membuang sampah ke sungai. Sampah juga masih banyak yang dibuang ke lahan kosong yang disebut sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Ilegal. M etode pendekatan yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pemberdayaan kelompok masyarakat untuk memanfaatkan limbah sampah menjadi briket bioarang, pupuk cair organik dan media tanam. M anfaat pengolahan limbah ini adalah dapat meminimalisasi pencemaran sampah di lingkungan dan mencegah pencemaran udara karena pembakaran sampah. Keuntungan lain adalah tersedia bahan bakar (bioenergi) untuk keperluan masyarakat, penghematan bahan bakar fosil, dan potensi penguatan perekonomian masyarakat. Keluaran yang dihasilkan dari program ini adalah peralatan pengolahan limbah, produk dari limbah sampah, peningkatan keterampilan SDM , dan peningkatan motivasi beriwausaha SDM . Kegiatan yang direncanakan selanjutnya adalah monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan di lokasi. Selain itu akan dilakukan pengembangan lebih lanjut daerah ini yang telah disepakati oleh warga anggota mitra sehingga akhirnya terlaksanan program pengelolaan sampah “ zero waste” . Kata kunci : sampah, motivasi, wirausaha, briket, pupuk A. Pendahuluan Permasalahan sampah semakin meningkat sejalan dengan jumlah penduduk, aktivitas, pola hidup, aktivitas dan tingkat sosial ekonomi, dan kemajuan teknologi (Azkha, 2006). Masyarakat yang berpengetahuan dan berperilaku buruk dalam mengelola sampah dapat mengakibatkan ganguan kesehatan dan permasalahan lingkungan (Setyawati dan Mulasari, 2013). Bahwa sampah paling dominan di Indonesia berasal dari sampah rumah tangga, sampah yang dihasilkan per individu setiap harinya sebesar 0,8 kilogram (Prawira, 2014). Sampah memiliki potensi untuk menghasilkan banyak keuntungan, tentunya dengan proses pengelolaan yang dilakukan dengan baik. Sampah memiliki peluang untuk dimanfaatkan dan bernilai ekonomi. Pemanfaatan sampah diantaranya adalah dengan dijadikan makanan ternak, 100 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 100 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 dikomposkan, sebagai biogas, briket bioarang, didaur ulang, dijual langsung, dan dipakai ulang. Sampah lain yang sekiranya tidak dapat digunakan kembali atau didaur ulang baru diangkut ke landfill (Basriyanta, 2007). Program pengabdian masyarakat IbM Dusun Gondang Legi dan Kepuh di Ngemplak Sleman ini mengusung tema tentang pengelolaan sampah rumah tangga untuk mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan serta sekaligus membuka wawasan kewirausahaan bagi masyarakat melalui produk hasil pengolahan sampah. Mitra dalam program ini merupakan dua buah dusun yaitu Dusun Gondang Legi dan Dusun Kepuh, Desa Wedomartani, Ngemplak Sleman. Sampah-sampah di wilayah mitra masih banyak dibuang ke sungai walaupun sudah ada larangan untuk membuang sampah ke sungai. Sampah juga masih banyak yang dibuang ke lahan kosong yang disebut sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Ilegal. Perilaku membakar sampah juga masih banyak dilakukan yang menyebabkan pencemaran udara, padahal hasil dari pembakaran tersebut, yaitu karbon sangat membahayakan bagi lingkungan dan manusia. Masyarakat di wilayah mitra belum mampu memanfaatkan limbah sampah yang berlimpah tersebut karena minimnya kesadaran, pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkannya sehingga pencemaran lingkungan karena sampah tidak dapat terelakkan di wilayah ini. Dari hasil observasi di wilayah mitra terlihat berbagai jenis sampah berserakan dan bertumpukan bahkan sampai menggunung di pinggir jalan, di tepi sungai dan di lahan-lahan kosong di wilayah Wedomartani khususnya dusun Gondang Legi dan Kepuh. Saat ini pemanfaatan sampah-sampah tersebut masihsangat terbatas, sehingga sampah tetap menjadi limbah pencemar yang mengganggu lingkungan. Banyak pengendara sepeda motor atau mobil yang dalam perjalanannya keluar rumah sekaligus membawa sampah rumah tangga dan membuangnya ditepi jalan sehingga banyak terlihat sampah-sampah di dalam kantong plastik yang berserakan di pinggir jalan. Berdasarkan latar belakang tersebutlah maka program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan di dusun Godang Legi dan Dusun Kepuh. B. Metode Pelaksanaan Permasalahan khusus yang dihadapi mitra adalah jumlah produksi sampah rumah tangga (sampah organik ataupun anorganik) terus bertambah. Belum pernah ada program pengelolaan sampah di wilayah mitra akibatnya tingkat pengetahuan masyarakat masih rendah dan berdampak pula pada perilaku mengolah sampah yang buruk. Belum ada sarana prasarana swakelola sampah di wilayah mitra. Sungai menjadi area pembuangan sampah. Permasalahan lain adalah belum tersedia SDM yang ahli dalam mengelola sampah, yang ahli dalam mendaur ulang sampah dan memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk. Secara singkat dapat dilihat pada gambar berikut ini: Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 101 05/11/2016, 15:05 101 Gambar 1. Permasalahan khusus mitra Dari permasalahan tersebut diatas maka dirancang suatu metode kegiatan pengabdian masyarakat dengan cara pemberdayaan kelompok masyarakat untuk memanfaatkan limbah sampah menjadi briket bioarang, pupuk cair organik dan media tanam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 102 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 102 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Tabel 1. Metode Pendekatan Penyelesaian Permasalahan Mitra Metode No Situasi Mitra PERMASALAHAN MITRA Pendekatan URAIAN Keterangan 0.8kg x 24626 jiwa = 19700.8 kg sampah Solusi 1 Bahan baku Bahan baku melimpah, per limbah melimpah orang menghasilkan sampah sekitar 0,8kg sampah Dibuat briket, pupuk cair, dan media tanam/kompos 2 Manajemen pengelolaan sampah belum ada Sistem pengelolaan sampah di lokasi mitra Belum ada Dibuat struktur organisasi pengelolaan sampah 3 Peralatan pengolah sampah belum ada Untuk menjadi briket, media tanam, pengomposan, dan pupuk cair Belum ada 4 Produk yang dihasilkan belum ada Produk hasil olahan sampah Belum ada • 1 alat pencacah/mitra • 1 alat cetak briket/mitra • 1 komposter/mitra • 1 kompor briket/mitra • 1 paket Alat-bahan pendukung pembuatan briket/mitra • 1 paket alat-bahan pembuatan pupuk cair/mitra • 1 paket alat-bahan pembuatan media tanam-kompos Dibuat briket, pupuk cair, dan media tanam/kompos 5 SDM belum ada SDM yang ahli dalam mengolah sampah dan peduli terhadap sampah Belum ada Pelatihan SDM untuk ketrampilanmengolah sampah dan kewirausahaan Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 103 05/11/2016, 15:05 103 Masalah akan selesai dengan pemanfaatan sampah rumah tangga ini yaitu minimalisasi pencemaran sampah di lingkungan dan mencegah pencemaran udara karena pembakaran sampah. Keuntungan lain adalah tersedia bahan bakar (bioenergi) untuk keperluan masyarakat, penghematan bahan bakar fosil, dan potensi penguatan perekonomian masyarakat, selain itu dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. C. Prosedur Kerja Untuk Mendukung Realisasi Metode 1. Sosialisasi program IbM Sosialisasi program dilakukan untuk mengenalkan program dan tim kepada masyarakat. Sosialisasi diberikan kepada kelompok masyarakat di wilayah mitra. Dalam tahapan ini sekaligus disepakati tentang komitmen untuk membentuk organisasi swakelola sampah. 2. Pelatihan Motivasi Berwirusaha Pelatihan ini bertujuan unuk meningkatkan motivasi berwirausaha sehingga masyarakat bersemangat mengembangkan wirausaha produk dari olahan sampah dan dapat meningkatkan perekonomian keluarga. 3. Pelatihan Pembuatan briket Pelatihan ini melatih mitra untuk membuat briket bioarang dari sampah organik dan anorganik (plastik HDPE dan yang lain) serta pemanfaatannya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan kompor briket. 4. Pelatihan Pembuatan Pupuk cair Pelatihan pembuatan pupuk cair dengan bahan dasar sampah organik rumah tangga diberikan kepada mitra. Pelatihan ini sekaligus mengajarkan cara penggunaan pupuk untuk tanaman pertanian dan pekarangan. 5. Pelatihan Pembuatan Media Tanam Pelatihan ini dimuali dengan pelatihan pembuatan kompos berbahan baku sampah organik rumah tangga. Pengomposan dengan menggunakan komposter yang terlebih dahulu sampah telah dicacah dengan mesin pencacah sampah. kompos yang terbentuk dimanfaatkan untuk media tanam. Pot tanaman yang digunakan bersal juga dari daur ulang sampah sampah. 6. Evaluasi Program Program dievaluasi dengan cara pengukuran skala kualintatif untuk mengukur peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku, dan motivasi berwirausaha mitra. 104 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 104 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 D. Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan dalam setiap rangakaian kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dalam tabel tabel berikut ini: Tabel 2. Hasil dan Pembahasan Kegiatan IbM Pengabdian Masyarakat No. 1. Kegiatan Bukti Pengambilan Data Pretest Hasil: Pengumpulan data kuantitatif, untuk mengukur motivasi berwirausaha, entrepreneurial intention, dan hardines peserta. Pembahasan: Ini merupakan data pretest sebelum peserta diberikan pengetahuan dan ketrampilan mengenai pengolahan dan pemanfaatan limbah sampah. Data yang didapatkan akan digunakan untuk membandingkan dengan hasil Posttest setelah diberikan pelatihan ini 2. Sosialisasi Program Hasil: Memberikan informasi latar belakang permasalahan sampah, pentingnya lingkungan hidup, dampak pencemaran lingkungan dan pengolahan sampah dan peralatan yang digunakan serta manfaat limbah sampah menjadi briket, media tanam, pupuk organik. Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 105 05/11/2016, 15:05 105 No. Kegiatan 2. Pembahasan: Peserta memiliki gambaran awal pentingnya penanganan limbah sampah dan dampaknya. Hal tersebut dapat membuka wawasan peserta mengenai dampak berbahaya limbah sampah. Peserta akhirnya sangat tertarik untuk mengetahui dan melaksanakan program-program pemanfaatan limbah sampah sehingga akan memperlancar jalannya pelaksanaan praktik program-program pengolahan sampah tersebut. Pada akhirnya peserta mengetahui tujuan akhir dari pelatihan ini. 3. Materi Motivasi Berwirausaha Bukti Hasil: Pengetahuan dan dorongan untuk memulai berwirausaha pemanfaatan limbah sampah Pembahasan: Motivasi dan niat berwirausaha sangat sulit diterapkan di masyarakat saat ini karena berbagai kendala sehingga dengan modal berlimpahnya limbah sampah dan diberikan peralatan pengolahan sampah serta cara penanganannya, serta banyaknya manfaat yang dihasilkan ermasuk dari segi ekonomi maka akan menumbuhkan jiwa kewirausahaan peserta. Hasil diskusi dari monitoring yang dilakukan menunjukkan bahwa peserta sangat tertarik berwirausaha dari produk hasil pengolahan sampah. 106 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 106 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 No. Kegiatan 4. Materi Manfaat Ekonomis Usaha Briket Bioarang Bukti Hasil: Pengetahuan manfaat briket secara ekonomi. Pembahasan: Peserta baru pertama kali mengetahui bahan bakar alternatif briket bioarang sehingga menjadi daya tarik peserta apalagi ternyata briket bioarang mampu memberikan manfaat ekonomis yaitu mempunyai nilai jual. Ketika peluang usaha tersebut mampu dimanfaatkan dengan baik oleh peserta maka akan meningkatkan penghasilan dan penghematan bahan bakar minyak. 5. Materi Pengolahan Sampah Organik Hasil: Pemahaman mengenai bagaimana cara mengolah sampah organik. Pembahasan: Selama ini peserta melihat bahwa ranting, dedaunan, sekam padi, jerami dan sisa limbah organik disekitarnya tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga ketika peserta diberikan meteri (pengetahuan) dan praktek pengolahan sampah organik mampu memunculkan semangat dan keinginan mencoba mengolah sampah organik tersebut. Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 107 05/11/2016, 15:05 107 No. 6. Kegiatan Bukti Materi Pengolahan Sampah Anorganik Hasil: Pengetahuan bagaimana cara memilah dan mengolah sampah anorganik baik dan benar. Pembahasan: Tidak semua sampah onorganik mampu dioleh menjadi briket bioarang sehingga memang peserta harus diberikan pengetahuan mengenai cara memilah jenis-jenis sampah yang dapat dimanfaatkan menjadi briket bioarang. 7. Praktek Pembuatan Briket Bioarang Hasil: Masyarakat terampil dalam pengolahan sampah sehingga menjadi briket bioarang. Pembahasan: Pelatihan ini melatih peserta untuk membuat briket bioarang dari sampah organik dan anorganik (plastik HDPE dan yang lain). Peserta dibuat kelompokkelompok untuk melakukan tahap demi tahap pembuatan briket bioarang, dari pembakaran dan pembuatan arang sekam, ranting, jerami dan arang sampah dan lainlain yang dibuat briket bioarang dengan mesin pencetak briket. 108 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 108 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 8. Pemanfaatan Briket Bioarang Hasil: Penengetahuan masyarakat dalam menggunakan briket secara tepat guna. Pembahasan: Banyak sekali pemanfaatannya briket bioarang dalam pemenuhan kebutuhan seharihari dengan menggunakan kompor briket. Untuk memasak air, untuk memasak makanan, bahkan untuk dijual. Masyarakat diharapkan mampu membuat briket biorang dengan kualitas yang baik sehingga pemanfaatannyapun menjadi maksimal. Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 109 05/11/2016, 15:05 109 9. Praktek Pembuatan Pupuk Organik dan Media tanam Hasil: Meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pembuatan pupuk organik dan media tanam. Pembahasan: Pelatihan ini sekaligus mengajarkan cara penggunaan pupuk untuk tanaman pertanian dan pekarangan. Selain itu dilakukan pelatihan pembuatan kompos berbahan baku sampah organik rumah tangga. Pengomposan dengan menggunakan komposter yang terlebih dahulu sampah telah dicacah dengan mesin pencacah sampah. Kompos yang terbentuk dimanfaatkan untuk media tanam. Peserta praktek bergiliran untuk menggunakan mesin pencacah sampah dan penggunaan komposter. E. Dampak Dengan proses yang manajemen yang sederhana tanpa membutuhkan alat yang canggih, dan bahan baku sampah yang melimpah, masyarakat nantinya dapat terus menjalankan program pengelolaan sampah ini secara mandir menjadi produk-produk yang bermanfaat, sehingga kesinambungan program dapat terus berlanjut. Pada akhirnya, sampah yang semula menjadi permasalahan lingkungan dan kesehatan masyarakat dapat diatasi. Pencemaran sampah di sungai, adanya TPS ilegal, dan perilaku membakar sampah dan membuang sampah sembarangan oleh masyarakat dapat dikurangi. Sampah bahkan dapat dimanfaatkan sehingga bernilai ekonomi dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat yang sebagian besar sebagai petani. Masyarakat akan mendapatkan tambahan pendapatan keluarga dari menjual dan menggunakan briket bioarang, pupuk cair organik dan.media tanam. F. Penutup Pengabdian ini berhasil dijalankan dengan baik dan lancar dengan hasil yang memuaskan. Masyarakat anggota mitra antusias dengan pengabdian yang dijalankan dan menghendaki kedepan ada tindak lanjut sehingga terbentuk zero waste di daerah tersebut sekaligus ke depan dapat 110 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 110 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 dijadikan dusun unggulan yang unggul dalam program dan menjadi desa wisata. Saran yang diberikan bahwa kedepan produk pengelolaan sampah dapat menjadi komoditi ekonomi dan memberikan manfaat untuk mendukung program dusun wisata. G. Ucapan Terima kasih Ucapan terima kasih kepada Kemenristekdikti, Kopertis Wilayah V, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UAD, Fakultas Psikologi UAD, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD yang telah memberikan kesempatan, dukungan dana, dukungan moril, sehingga kegiatan IbM Dusun Gondang Legi dan Kepuh di Ngemplak Sleman dapat terselenggara dengan baik. H. Daftar Pustaka Azkha. (2006). Analisis, timbunan, Komposisi, dan Karakteristik Sampah di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1 (1), 14-18. Basriyanta. (2007). Memanen Sampah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Prawira, A.E. (2014). Sampah Tak Selalu Harus Dibuang, Tapi Bisa Menghasilkan. http:// m.liputan6.com/health/read/831280/sampah-tak-selalu-harus-dibuang-tapi-bisamenghasilkan. Diunduh 10 April 2015. Setyawati, R., Mulasari, S.A. (2013). Pengetahuan dan Perilaku ibu Rumah Tangga Dalam Mengelola Sampah Plastik . Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 7 (12), 562-566. ❆ ❆ ❆ Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Gondang Legi dan Kepuh Sleman Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 111 05/11/2016, 15:05 111 Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Pengobatan Tradisional Hardi Astuti Witasari Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK Jamu-aromaterapi merupakan sistem pengobatan tradisional asli Indonesia yang telah dikenal turun temurun selama ratusan tahun. Namun, kini sistem pengobatan tradisional ini mulai kurang populer seiring dengan ketidakpahaman masyarakat akan manfaat jamu-aromaterapi dan kurang terampilnya dalam meracik jamu-aromaterapi. Hal ini juga terjadi di Dusun Kersan dan Dusun Padokan yang berlokasi di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Pengabdian masyarakat dengan ini bertujuan untuk mempertahankan kelestarian pengobatan tradisional sebagai khasanah warisan budaya bangsa dan mengembangkannya ke arah pembentukan kelembagaan jamu-aromaterapi. Target khusus yang ingin dicapai dari program pengabdian masyarakat ini adalah terbentuknya lembaga kursus dan pelatihan (LKP) jamu-aromaterapi di Desa Tirtonirmolo guna meningkatkan kepahaman masyarakat akan manfaat dan ketrampilan dalam meracik jamu-aromaterapi tersaintifikasi. Tujuan dan target tersebut dapat direalisasikan melalui program yang terbagi menjadi dua, yaitu program pelestarian jamu-aromaterapi dan program pengembangan kelembagaan jamu- ar omat er api . M etode yang digunakan dalam program pelestarian jamu-aromaterapi adalah pelatihan dan praktek jamu-aromaterapi tersaintifikasi. Baik kelompok jamu maupun aromaterapi masing-masing mendapatkan materi tentang sejarah, saintifikasi dan teknik meracik, serta pembuatan produk sediaan far masi unt uk jamu dan aromater api. Tingkat kepahaman dievaluasi menggunakan instrumen pertanyaan sebelum (pre-test ) dan sesudah (post-test ) pelatihan. Keterampilan dievaluasi dari hasil praktik. Sedangkan metode program pengembangan kelembagaan jamu-aromaterapi yaitu melalui Focuss Group Discussion (FGD) pembentukan LKP jamu-aromaterapi. Tingkat realisasi dicapai melalui mentoring pembentukan LKP. Pelatihan dan praktik pembuatan jamu-aromaterapi menjadikan para peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai postest dibanding pretest. Peningkatan keterampilan dilakukan saat pendampingan pembuatan produk mandiri oleh peserta secara berkelompok. Keberhasilan program pada tujuan kelembagaan adalah berdirinya Lembaga Kursus dan ketrampilan (LKP) “ Adinirmala” sebagai suatu lembaga pendidikan luar sekolah untuk mencerdaskan masyarakat melalui program pelestarian jamu-aromaterapi. Kata kunci: Jamu, aromaterapi, LKP 112 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 112 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 1. Pendahuluan Desa Tirtonirmolo adalah salah satu desa di kecamatan Kasihan yang memiliki akar budaya pengobatan tradisional baik dengan ramuan tradisional seperti jamu/aromaterapi, maupun dengan keterampilan seperti pemijatan. Nama Tirtonirmolo sendiri diambil dari bahasa Jawa Kawi yang menggambarkan budaya pengobatan tersebut, dimana Tirto berarti air, Nir berarti tidak dan Molo berarti penyakit. Selain itu, di desa Tirtonirolo ini dijumpai beberapa nama dusun yang berkaitan erat dengan budaya pengobatan seperti dusun Bekelan (dari kata bekel yang berarti juru pijat), dusun Keloran (dari kata kelor, yaitu salah satu tanaman obat yang memiliki nama latin Moringa oleifera), dan dusun Tegal Kenanga (Kenanga atau Cananga Odorata termasuk salah satu tanaman aromatik dimana minyak kenanga banyak digunakan dalam aromaterapi). Menurut Kintoko (2006), besarnya potensi yang dimiliki oleh tanaman obat, menjadi peluang bagi setiap daerah untuk menjadikan tanaman obat/aromatik sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan sektor ekonomi, sosial dan budaya. Berdasarkan cikal bakal desa/dusun-dusun tersebut menunjukkan bahwa kehidupan sosial masyarakat desa Tirtonirmolo sangat dekat dengan budaya pengobatan tradisional. Di desa Tirtonirmolo dijumpai cukup banyak peracik jamu gendong. Sumber dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Tirtorahayu menyebutkan bahwa para peracik jamu gendong terkonsentrasi di beberapa dusun seperti dusun Bekelan, Mrisi, dan Jogonalan. Akan tetapi, dari waktu ke waktu peracik jamu gendong ini jumlahnya terus berkurang. Selain itu, di kalangan generasi muda, budaya pengobatan tradisional makin luntur dan kurang populer. Hal ini sejalan dengan hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Kementrian Kesehatan RI tahun 2012 yang menunjukkan hanya 4% kalangan generasi muda (usia 15-35 tahun) mengenal budaya pengobatan tradisional dengan jamu atau aromaterapi. Di saat bangsa lain terus mengembangkan jati diri bangsanya melalui proteksi dengan paten-paten budaya komunalnyake UNESCO, sebaliknya generasi muda Indonesia justru meninggalkan budaya lokalnya terutama budaya pengobatan tradisional. Permasalahan ini yang menjadi perhatian serius pemerintah desa dan warga masyarakat Desa Tirtonirmolo yang prihatin terhadap kelestarian budaya pengobatan tradisional. Ketiadaan lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelestarian jamu dan aromaterapi di tingkat desa adalah faktor terkikisnya budaya pengobatan tradisional di masyarakat Tirtonirmolo. Berdasarkan aspirasi yang dijaring melalui audiensi antara pemerintah desa, Fakultas Farmasi UAD bersama warga, bahwa mitra yang terdiri dari masyarakat kelompok jamu dan aromaterapi menghendaki adanya program pelestarian dan pengembangan kelembagaan jamu-aromaterapi, di mana aspirasi ini sangat didukung oleh pemerintah desa. Disadari sepenuhnya oleh pihak-pihak baik pemerintah desa ataupun masyarakat bahwa degradasi budaya pengobatan tradisional utamanya di kalangan generasi muda menjadi permasalahan khusus yang dapat mengancam kelestarian jamu/aromaterapi sebagai warisan budaya bangsa, khususnya di desa Tirtonirmolo. Dengan menggunakan payung nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Desa Tirtonirmolo dengan Fakultas Farmasi UAD, diharapkan dapat terbentuk Lembaga Pendidikan bagi Masyarakat (LKP) yang bertanggung jawab dalam pelestarian jamu dan aromaterapi di bawah binaan Fakultas Farmasi UAD. Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo Sebagai Upaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 113 05/11/2016, 15:05 113 2. Metode Kegiatan ini dilaksanakan dengan 2 metode yaitu pelatihan pembuatan jamu-aromaterapi serta pendampingan pembentukan Lembaga Kursus dan keterampilan (LKP) di bidang jamuaromaterapi. Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan No Metode Materi Pelasanaan Pemateri 1 pelatihan pembuatan jamuaromaterapi Sejarah jamu dan seni meracik jamu Saintifikasi jamu dan teknik meracik jamu Praktek pembuatan simplisia dan kontrol kualitasnya Praktek pembuatan jamu godog, jamu serbuk dan jamu instan Sejarah aromaterapi dan seni meraciknya 7 Agustus 2016 13.00-15.00 7 Agustus 2016 15.30-17.30 14 Agustus 2016 13.00-15.00 14 Agustus 2016 15.30-17.30 Dr. Kintoko M.Sc., Apt. Dr. Kintoko M.Sc., Apt. Dr. Kintoko M.Sc., Apt. Dr. Kintoko M.Sc., Apt. 2 Pelatihan dan pendampingan tentang kelembagaan jamuaromaterapi 114 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 114 21 Agustus 2016 Listiani Warih 13.00-15.00 Wulandari, S.E., M.M. Praktek pembuatan 21 Agustus 2016 Listiani Warih aromaterapi dan lilin 15.30-17.30 Wulandari, S.E., M.M. Dasar-dasar pembuatan 28 Agustus 2016 Dr. Nining sediaan farmasi lotion, cream, 13.00-15.00 Sugihartini, M.Sc., dan pasta. Apt. Praktek pembuatan cream 28 Agustus 2016 Dr. Nining basis lemak 15.30-17.30 Sugihartini, M.Sc., Apt. Pendampingan pembuatan 1-10 September Tim pengusung produk 2016 Internal-Foccus group 4 September 1. Disdikpora DIY discussion (FGD) 2016 2. Disdikmenof pembentukan Lembaga 09.00-11.30 Kab. Bantul Kursus dan Ketrampilan 3. Puskesmas (LKP) yang bergerak Kasihan 2 dibidang Jamu-aromaterapi 4. Ketua HIPKI Kab. Bantul 5. Ketua Hatra Kab. Bantul 6. Ketua Hatra Kec, Kasihan 7. Kepala Desa Tirtonirmolo 8. Ketua BPD Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 3 3. Peresmian LKP Adinirmala Penandatangan Akta Notaris pendirian LKP Adi Nirmala Eksternal-Foccus group discussion (FGD) pembentukan Lembaga Kursus dan Ketrampilan (LKP) Adinirmala Membahas kelengkapan pendirian dan administrasi Eksternal-Foccus group discussion (FGD) Pengembagan Lembaga Kursus dan Ketrampilan (LKP) Adinirmala Membahas program kerja dan relasi Peresmian Pendirian LKP Adinirmala yang bergerak di bidang pengembangan jamuaromaterapi. 5 September 2016 7 September 2016 Tim LKP 13 September 2016 Tim LKP 18 September 2016 Diliput oleh Harian Kedaulatan Rakyat dimuat tanggal 19 September 2016 Tim LKP dan tamu undangan Tim LKP Pelaksanaan Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan melalui Program Hibah Iptek bagi Masyarakat (IbM). Perkumpulan penyehat tradisional (Hatra) dari dusun Kersan dan Padokan dipilih sebagai mitra 1 dan mitra 2. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan metode yang ditetapkan. 4. Hasil dan Pembahasan Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mempertahankan kelestarian pengobatan tradisional sebagai khasanah warisan budaya bangsa dan mengembangkannya ke arah pembentukan kelembagaan jamu-aromaterapi tingkat desa sebagai lembaga pendidikan kursus dan pelatihan jamu-aromaterapi bagi masyarakat luas. Adapun luaran dari program ini adalah terbentuknya Lembaga Kursus dan Ketrampilan (LKP) di tingkat desa sebagai kelembagaan pelestarian jamu dan aromaterapi yang dikelola secara mandiri oleh kelompok sasaran terlatih (kelompok jamu dan kelompok aromaterapi) untuk melaksanakan kegiatan kursus dan pelatihan tentang jamu dan aromaterapi kepada masyarakat secara luas. a) Pelatihan pelestarian jamu-aromaterapi dan praktek pembuatannya Sasaran program ini adalah masyarakat yang memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikan jamu dan aromaterapi. Pelatihan ini diikuti oleh 25 orang penyehat tradisional (Hatra) dan calon Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo Sebagai Upaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 115 05/11/2016, 15:05 115 Hatra. Materi yang diberikan adalah sejarah, saintifikasi dan teknik meracik jamu dan aromaterapi. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan terbentuk pemahaman tentang jamu atau aromaterapi yang mendukung pada upaya pelestarian budaya pengobatan tradisional. Peningkatan pengetahuan tentang saintifikasi jamu akan meningkatkan kualitas pengobatan yang dilakukan oleh pelaku Hatra. Tolak ukur peningkatan pengetahuan ini dapat dilihat melalui hasil pre dan post tes. Hasil pre dan post tes disajikan dalam bentuk diagram berikut. Gambar 1. Diagram hasil Pre dan Postes 15 16 1 14 2 16 14 3 16 16 12 4 16 Pretest 13 Postes 5 Dari diagram tersebut dapat terbaca bahwa terjasi peningkatan pengetahuan pada peserta pelatihan, meskipun pada pretes nilai para peserta sudah tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku batra di Desa Tirtonirmolo sudah mempunyai cukup pengetahuan tentang saintifikasi jamu. Praktek meracik produk jamu dilakukan untuk beberapa jenis yaitu jamu godog, jamu serbuk dan jamu instan. Praktik aromaterapi dilakukan dengan membuat produk aromaterapi, yaitu minyak aromaterapi, lulur aromaterapi, dan lilin aromaterapi. Dengan praktik, diharapkan kelompok sasaran bisa terampil dalam teknik meracik yang berguna dalam mendukung upaya pelestarian budaya pengobatan tradisional. Peserta pelatihan selanjutnya melaksanakan praktik secara mandiri dan didampingi oleh pendamping. Target dari kegiatan ini adalah peningkatan keterampilan para peserta pelatihan dengan hasil sebuah produk jamu. Produk jamu yang dihasilkan para peserta ditampilkan pada acara peresmian LKP. Gambar 2. Produk jamu hasil praktek mandiri 116 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 116 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 b) Pelatihan dan pendampingan kelembagaan jamu-aromaterapi Pelatihan ini diberikan dengan tujuan dapat memberikan pendidikan bagi masyarakat (pendidikan luar sekolah) dalam bentuk lembaga kursus dan pelatihan (LKP), aspek legalitas formal dan manajemen LKP. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang narasumber dari instansi yang terkait yaitu: Disdikpora DIY, Disdikmenof Kab. Bantul, Puskesmas Kasihan 2, Ketua HIPKI Kab. Bantul, Ketua Hatra Kab. Bantul, Ketua Hatra Kec, Kasihan, Kepala Desa Tirtonirmolo, Ketua BPD Tirtonirmolo, Ketua BKM Tirto Rahayu. Dalam acara ini, didapatkan masukan yang sangat banyak terkait dengan legalitas pendirian LKP, administrasi, program kerja, dan pengembangan LKP. Masukan ini selanjutnua diolah dalam FGD yang diselenggarakan secara intern, dan menghasilkan sebuah konsep Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Adinirmala yang bergerak dalam bidang pelestarian jamu dan aromaterapi. Nama Adinirmala diambil dari gabungan nama Ahmad Dahlan (sebagai institusi yang membidani lahirnya LKP) dan Tirtonirmolo (desa tempat lahirnya LKP). c) Peresmian Pendirian LKP Acara puncak dari kegiatan ini adalah pada 18 September 2016 dilakukan peresmian LKP Adinirmala yang secara simbolis dilakukan pemasangan papan nama oleh Kepala Desa Tirtonirmolo. Acara ini diliput oleh Harian Kedaulatan Rakyat dan dimuat pada edisi 19 September 2016. 5. Kesimpulan 1. Kegiatan pelatihan sejarah jamu, saintifikasi jamu, teknik meracik jamu dan aroma terapi dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat. Kegiatan praktik meracik jamu dan aromaterapi dapat meningkatkan keterampilan masyarakat. Pengabdian masyarakat ini dapat memfasilitasi berdirinya Lembaga Kursus dan keterampilan (LKP) Adinirmala yang bergerak dalam bidang pelestarian jamu dan aromaterapi. 2. 3. Daftar Pustaka Anonim. 2012. Informatorium Obat Herbal RSUP DR. Cipto Mangunkusumo.Jakarta: RSCM. Kintoko. 2006. Prospek Pengembangan Tanaman Obat, Persidangan Antarbangsa Pembangunan Aceh, 26-27 Desember 2006, UKM, Bangi, Malaysia. Riskesdas DepKes RI, 2012, http://www.litbang.depkes.go.id/node/111. Diakses pada 19 April 2015. ❆ ❆ ❆ Pendidikan Luar Sekolah Jamu-Aromaterapi di Desa Tirtonirmolo Sebagai Upaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 117 05/11/2016, 15:05 117 Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Kepada Masyarakat Heru Supriyono 1 , Achmad Kurnianto 2 , Muhammad Fikri Khaidir, Aji Ari Adam Program Studi Teknik Elektro – Fakultas Teknik Program Studi Informatika – Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : Heru.Supriyono@ums.ac.id ABSTRAK M itra pengabdian pada masyarakat ini adalah SM P M uhammadiyah 10 Surakarta. SM P ini sudah mempunyai akreditasi A, didukung oleh sumberdaya manusia yang berusia muda dengan kualifikasi pendi di kan sar j ana (S1) sesuai dengan bi dangnya. Per masal ahan yang di hadapi oleh SM P M uhammadiyah 10 Surakarta adalah tidak stabilnya dan bahkan cenderung menurunnya jumlah siswa baru yang diterima oleh SM P M uhammadiyah 10 Surakarta. Salah satu akar masalahnya adalah lemahnya promosi pengenalan di mana selama ini promosi hanya dilakukan dengan menggunakan leaflet, spanduk dan didatangi langsung. Setelah berdiskusi dengan kepala sekolah, tim pengusul menawarkan solusi berupa pembuatan website SM P M uhammadiyah 10 Surakarta sebagai sarana promosi dan pengenalan sekolah kepada calon siswa. Tahapan pelaksanaan pengabdian meliputi penyiapan rancangan web, instalasi dan konfigurasi perangkat lunak, pelatihan pengelolaan web, dan proses pengonline-an web. Partisipasi dari sekolah meliputi: menyediakan informasi yang akan dimasukkan ke dalam web, mengizinkan guru untuk ikut pelatihan pengelolaan web, dan menyediakan tempat dan sarana untuk pelatihan. Kegiatan dilaksanakan dalam waktu tiga bulan. Luaran kegiatan yang dihasilkan meliputi website sekolah dengan fitur penerimaan siswa baru yang sudah di-online-kan, dan guru yang mempunyai kemampuan untuk mengelola website sekolah. Kata Kunci : website sekolah, promosi sekolah, penerimaan siswa baru ABSTRACT The partner of this community services activity, SM P M uhammadiyah 10 Surakarta, has been accredited A and supported by young and talented teachers who hold Sarjana Qualification. The problem faced by the school is its students input is not stable and there is decreasing trends in the past few years. One of its problem roots is it has limited promotional media. i.e. only using leaflet to pro,mote the school. Based on the discussion results with the headmaster, it could be concluded that the development of school website could be give advantage of the promotional media. The community services activity steps were including designing, and onlining websute as well as training the teachers who would become a web admin. The participation of the school are including giving the information in the designing phase, providing financial support for onlining phase and providing teachers who would become web admin. The community services were done in three months. The result of the activities are including there school website and teachers who have skills and ability to manage the web. Keywords: school website, school promotion, new student admission 118 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 118 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 PENDAHULUAN 1. Analisis Situasi Seiring dengan perkembangan teknologi, peran website sekolah adalah seperti sebuah jendela di mana orang diseluruh dunia bisa mengetahui semua informasi tentang sekolah tersebut. Sekolah yang tidak mempunyai web hanya akan dikenal oleh orang-orang yang tinggal disekitar sekolah tersebut. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 10 Surakarta adalah salah satu SMP dalam naungan Muhammadiyah yang terletak di Jl. Srikoyo 3, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. SMP ini mendidik anak-anak yang berasal dari kota Surakarta dan sekitarnya termasuk dari daerah Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar, Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Saat ini SMP Muhammadiyah 10 Surkarta menghadapi persaingan dalam mendapatkan murid baru dengan berbagai sekolah yang sudah ada baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Selama ini SMP Muhammadiyah 10 Surakarta mengenalkan sekolah (promosi) dengan cara mendatangi langsung dan menyebarkan leaflet kepada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang masih dalam jangkauan. Kekurangan sistem promosi yang ada saat ini adalah informasi tentang SMP Muhammadiyah 10 Surakarta hanya diketahui oleh masyarakat dalam cakupan yang sempit dan dengan informasi yang sangat terbatas saja karena hanya melalui sebuah leaflet. Informasi terbaru tidak bisa diketahui secara langsung oleh masyarakat. Teknologi website adalah sebuah teknologi penyampaian informasi melalui jaringan internet. Masyarakat bisa mengakses informasi dari mana saja dan kapan saja melalui komputer, tablet atau smartphone selama ada jaringan internet. Teknologi website sudah digunakan oleh masyarkat luas dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Cakupan akses website tidak dibatasi oleh batas-batas kewilayahan. Oleh karena itu media website sangat baik sekali untuk digunakan sebagai media promosi atau pengenalan kepada masyarakat luas. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil observasi dengan mendatangi lokasi sekolah dan hasil wawancara dengan kepala sekolah, permasalahan yang dapat diidentifikasi pada mitra adalah belum adanya web sekolah sehingga menyebabkan profil dan informasi mengenai fasilitas dan informasi terkini seperti prestasi siswa dan sekolah kurang diketahui oleh masyarakat luas terutama orang tua siswa dan orang tua calon siswa baru. Selama ini sekolah mengenalkan profil sekolahnya melalui leaflet-leaflet yang dibagikan ke masyarakat yang berada disekitar lokasi sekolah atau yang berjarak dalam radius maksimum 8 km. Pengenalan dengan cara ini akan menyebabkan informasi yang diketahui oleh masyarakat hanya terbatas saja karena terbatasnya ukuran leaflet. Adanya website sekolah akan membuat masyarakat luas tanpa dibatasi faktor geografis dapat mengetahui profil lengkap sekolah yang bisa dilengkapi dengan foto maupun video kapan saja tanpa harus datang ke lokasi sekolah. 3. Tinjauan Pustaka Website atau yang dikenal dengan web sudah banyak digunakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam berbagai bidang kehidupan seperti dalam Supriyono dan Sari (2015) mengembangkan sistem berbasis web untuk membantu masyarakat untuk memilih tempat tinggal Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 119 05/11/2016, 15:05 119 terbaik dari berbagai alternatif yang ada. Website juga digunakan dalam bidang pemasaran yaitu untuk memperluas potensi pemasaran dan meningkatkan kemudahan proses jual beli untuk pabrik madu dan herbal (Rivai dan Supriyono, 2016). Sistem website yang dilengkapi dengan fitur SMS gateway juga diterapkan untuk mengelola presensi guru, karyawan dan siswa sehingga apabila ada guru, siswa atau karyawan yang terlambat, membolos atau tidak masuk tanpa keterangan yang jelas dapat langsung diketahui oleh kepala sekolah dan orangtua siswa secara langsung melalui SMS. Selain itu orang tua juga bisa mengecek kehadiran anaknya di sekolah atau menyampaikan permohonan izin tidak masuk melalui SMS dan semua data akan disimpan dalam basisdata sehingga memudahkan untuk pencarian kembali, pelaporan atau untuk analisis (Supriyono dkk., 2016). Website juga sudah digunakan untuk menunjang promosi sekolah seperti yang sudah diusulkan oleh Supriyono, dkk (2015), dan Mahendra dan Supriyono (2016). Hasil publikasi diatas menunjukkan bahwa sistem berbasis web sangat potensial diterapkan untuk keperluan promosi pengenalan sekolah mitra dalam kegiatan ini yaitu SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. 4. Tujuan dan Manfaat a. Tujuan Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menyediakan sebuah templatewebsite sekolah mitra yang sudah dionlinekan yang dapat digunakan untuk media promosi sekolah. b. Manfaat Manfaat dari terlaksananya kegiatan ini adalah: (1) diperolehnya template webite sekolah yang sudah dionlinekan untuk SMP Muhammadiyah 10 Surakarta sebagai media promosi dan pengenalan sekolah kepada masyarkat, (2) adanya seorang guru yang sudah dilatih untuk menjadi administrator website sekolah yang bisa mengelola website sekolah. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Kerangka Pemecahan Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh kedua mitra dalam kegiatan ini akan diselesaikan dengan: (1) pendampingan proses pembuatan template website sekolah yang sesuai dengan kebutuhan mitra, (2) pendampingan proses pembelian domain website sekolah standar untuk sekolah yaitu dengan domain sch.id dan proses peng-online-an atau hosting, (3) pendampingan proses instalasi perangkat lunak pendukung untuk administrator pengelola website, (4) pelatihan guru sekolah mitra untuk menjadi administrator yang akan diberi tugas untuk mengelola website sekolah yang sudah dibuat. 2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian akan dilaksanakan dalam berbagai tahapan kegiatan yang dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Tahap I (persiapan): Pada tahap ini tim pelaksana akan mengunjungi dan mendiskusikan dengan mitra mengenai hal teknis untuk implementasi web yang sesuai dengan kebutuhan mitra, (2) Tahap II (pendampingan pembuatan template website 120 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 120 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 sekolah dan proses hosting): Template website dibuat dengan memperhatikan beberapa hal seperti desain yang menarik yang mewakili karakter mitra, dan fungsi sesuai dengan kebutuhan sekolah. Mitra dilibatkan dalam proses pembuatan website sekolah yaitu sebagai experienceduser. Mitra akan dimintai informasi mengenai tata letak website, menu, informasi yang akan ditampilkan. Selanjutnya mitra juga akan diminta untuk mencoba fungsionalitas website dalam tahap pembuatan apakah sudah sesuai dengan harapan apa belum. Setelah template website siap maka sekolah akan didampingi untuk melakukan pembelian domain dengan standar untuk sekolah yaitu sch.id dan proses hosting, (3) Tahap III (Pendampingan instalasi perangkat lunak untuk administrator): pada tahap ini tim pelaksana akan mendampingi guru yang ditunjuk untuk menginstalasi dan mengkonfigurasi perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola website sekolah yang sudah disiapkan, (4) Tahap IV (Pelatihan Guru sekolah Mitra Menjadi Administrator): setelah website selesai dibuat, guru atau staf yang ditunjuk oleh pihak sekolah untuk menjadi administrator akan diberi pelatihan dan pendampingan pengelolaan website. Pelatihan pengelolaan meliputi proses menambah/menghapus informasi, pengubahan tata letak, penambahan/pengurangan menu pada website, (5) Tahap V (Penyusunan Laporan dan Publikasi Ilmiah): Setelah pelaksanaan kegiatan selesai, tim pengusul akan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan menulis draft publikasi ilmiah untuk seminar ilmiah maupun terbitan berkala ilmiah. 3. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan memonitor perkembangan website sekolah yang sudah dionlinekan dan digunakan oleh sekolah secara berkala apakah berjalan dengan baik atau masih ada permasalahan. Apabila sudah ada update dari guru/ karyawan sebagai administrator yang sudah dilatih menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berhasil. 4. Kebutuhan Perangkat Dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini diperlukan perangkat utama yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak serta perangkat penunjang seperti yang dapat dilihat Tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan perangkat dan penyedianya No. Nama Perangkat Keterangan 1. Laptop atau komputer untuk penyiapan templatewebsite Disiapkan pelaksana oleh tim 2. Perangkat lunak untuk penyiapan website meliputi: (1) Disiapkan web server dan database server xampp, (2) Sublime Text pelaksana untuk editor, (3) Framework CodeIgniter untuk pemrograman php dengan framework, (4) Framework Bootstrap untuk desain CSS, (5) Jquery oleh tim 3. Laptop yang digunakan untuk pelatihan guru yang ditunjuk untuk menjadi administrator pengelola website Disediakan oleh sekolah mitra atau guru 4. LCD proyektor untuk menampilkan materi dari laptop instruktur dan alat tulis Disediakan oleh sekolah mitra 5. Jaringan internet di sekolah untuk pengelolaan website Disiapkan oleh sekolah sekolah secara online mitra Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 121 05/11/2016, 15:05 121 5. Proses pendampingan penyiapan template website Berdasarkan hasil diskusi antara tim pelaksana dengan kepala sekolah dan guru di sekolah mitra didapatkan informasi tentang kebutuhan fitur dan fungsi website sekolah. Tujuan utama penerapan website sekolah adalah untuk menunjang promosi sekolah dan proses penerimaan siswa baru secara online. Fitur dan fungsi yang ada didalam website sekolah untuk menunjang tujuan utama tersebut meliputi adanya profil sekolah, berita seputar kegiatan dan prestasi sekolah, halaman kontak, halaman staff dan karyawan, halaman tausiah dan testimoni serta adanya fitur pendaftaran calon siswa baru secara online. Untuk mencapai tujuan ini maka template website sekolah yang dibutuhkan mempunyai dua kelompok pengguna yaitu: (1) Pengguna dari masyarakat umum untuk bisa mendapatkan informasi tentang SMP Muhammadiyah 10 Surakarta dan melakukan proses pendaftaran secara online, (2) Pengguna dari pihak sekolah (yang disebut dengan sebutan administrator) yang melakukan pengelolaan website sekolah meliputi pembaharuan informasi website sekolah dan pengelolaan proses pendaftaran siswa baru. Dua kelompok pengguna ini mempunyai kemampuan yang berbeda yang diimplementasikan dalam hak akses yang berbeda. Kemampuan kedua kelompok pengguna (atau juga dikenal sebagai aktor) website SMP Muhammadiyah 10 Surakarta dinyatakan dalam diagram usecase seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1.Diagram use case website untuk pengguna publik dan administrator. Gambar 1. menjelaskan kemampuan atau hak akses yang dimiliki oleh seorang administrator yaitu meliputi dapat mengakses, mengedit, dan menghapus tulisan didalam website, mengunggah foto, mencetak pendaftar penerimaan siswa baru, mengedit data guru. Hak akses untuk khalayak umum atau publik meliputi melihat informasi atau konten website sekolah dan dapat mendaftar sebagai calon siswa baru. Semua data yang digunakan oleh website sekolah ini meliputi data konten dan data pendaftaran calon siswa baru disimpan dalam sebuah basisdata. Basisdata untuk website sekolahan ini tersusun dari banyak tabel meliputi tabel admin, artikel, daftar guru, form_pendaftaran, 122 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 122 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 home_title, images, kategori, kategori akademik, kontak, new_akademik, new_kategori akademik, postingan, postingan_pendidikan, program_pendidikan, sejarah, syarat_pendaftaran, target_kompetensi, visi_misi.yang hubungan antar tabelnya dapat dinyatakan dalam entity relationship diagram (ERD). Basisdata diimplementasikan menggunakan perangkat lunak sistem manajemen basisdata MySql yang dikelola dengan perangkat PHP My Admin untuk sistem pengolahan basisdata dengan visualisasinya. Template website SMP Muhammadiyah 10 disiapkan dengan menggunakan framework codeigniter dan bootstrap. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Kegiatan Pengabdian a. Tampilan utama website sekolah Hasil dari kegiatan ini adalah template website sekolah mitra yaitu SMP Muhammadiyah 10 Surakarta yang sudah di-online-kan/dihosting pada alamat: http://www.smpmuh10solo.sch.id/. Tampilan halaman awal (seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2) merupakan tampilan yang pertama kali muncul pada saat pertama kali membuka website. Gambar 2. Halaman awal website SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Pada tampilan halaman muka website SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terdapat dua menu. Menu yang pertama adalam menu navigasi utama (terdapat di semua halaman utama) yang berisi: (1)Beranda: berguna sebagai pelengkap menu dimana fungsinya untuk mengalihkan pengguna kembali ke halaman muka, (2) tentang: mengalihkan pengguna kepada halaman Tentang yang berisi informasi sekolah, sejarah dan serba-serbi persekolahan yang terkait dengan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta, (3) Kontak: Mengalihkan Pengguna kepada halaman yang berisi form-form yang berguna untuk mengirimkan pesan kepada admin website, (4) Kegiatan Sekolah: Menu ini merupakan menu dropdown yang menampung beberapa kategori berita yang dibagi menurut halaman sesuai dengan kategori yaitu: (a) kategori akademik: Berisi menu pengalihan kepada halaman-halaman berkaitan dengan informasi akademik seperti gallery kegiatan sekolah, dan informasi staf sekolah dan (b) Logo: Berfungsi sebagai pelengkap simbol representatif dari SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Di mana logo tersebut digunakan untuk semua sekolah menengah yang berdiri di bawah naungan Dikdasmen. Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 123 05/11/2016, 15:05 123 Menu yang kedua pada tampilan halaman awal adalah konten halaman muka yang berisi: (1) Header: Header berfungsi sebagai kontainer gambar yang menjadi representasi harga diri dari sekolah. Bisa berisi gambar asset berharga sekolah, ataupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah; (2) Kolom Akreditasi :Menampung informasi akreditasi sekolah sebagai pelengkap informasi yang perlu diketahui pengunjung saat mengunjungi halaman muka website SMP Muhammadiyah 10 Surakarta; (3) Kolom Motto: Berisi motto dan slogan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Di kasus ini, adalah Sekolahku : Resik & Rapi dimana kembali dijabarkan di dalam kolom ini; (4) Kolom Map: Berisi Informasi lokasi SMP Muhammadiyah 10 Surakarta dalam peta dalam peta google; (5) Menu tambahan footer (Terdapat di semua halaman utama) yang berisi: (a) Informasi singkat: Berisi informasi singkat sekolah yang mengandung nama, lokasi, dan informasi kontak, (b) widget Akun Media Sosial: Tiga icon yang menghubungkan pengguna dengan akun-akun media sosial sekolah SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. b . Pelatihan Guru Calon Admin web Pelatihan kepada beberapa guru yang akan dijadikan admin dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2016 pukul 09.00-12.00 WIB di laboratorium komputer SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Ada lima guru peserta pelatihan calon web admin yaitu satu guru inti yang akan dijadikan seorang admin utama dan empat guru lainnya sebagai pembantu admin. 2. Pembahasan Template website sekolah SMP Muhammadiyah 10 Surakarta diterapkan dan dionlinekan dengan menggunakan domain standar untuk sekolah di Indonesia yaitu dengan alamat http:// www.smpmuh10solo.sch.id/. Website yang dibuat sudah menggunakan teknologi responsif sehingga memungkinkan untuk diakses dengan berbagai macam media dengan ukuran layar yang berbeda-beda seperti komputer, tablet dan smartphone. Perbandingan kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan pengabdian masyarakat dapat dilihat pada Tabel 3. 124 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 124 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Tabel 3. Perbandingan kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya kegiatan pengabdian No. 1. Kegiatan Pembuatan template website sekolah Sebelum Sesudah SMP Muhammadiyah 10 Mitra sudah memiliki website sekolah Surakarta sama sekali belum dilengkapi dengan basisdata memiliki website sekolah. akademik. Alamat webnya diusulkan: http://www.smpmuh10solo.sch.id/ Promosi sekolah hanya mengandalkan leaflet, spanduk dan informasi dari mulut ke mulut. Informasi sekolah sebagai sarana promosi bisa diakses kapan saja dimana saja asalkan ada internet. Cakupan pengenalan sekolah lebih luas dibandingkan promosi dengan leaflet dan spanduk. Website memberikan citra kemajuan bagi sekolah. 2. Pembuatan fitur pendaftaran siswa baru onlie pada template website sekolah yang dibuat. Pendaftaran siswa baru dilakukan secara manual, semua formulis diisi dengan tulisan tangan, perekapan jumlah peserta dilakukan manual menyebabkan pencarian informasi memakan waktu yang cukup lama. Calon siswa baru bisa mendaftarkan secara online, semua data tersimpan didalam basisdata memudahkan perekapan dan memperpendek waktu pencarian data/informasi. 3. Pelatihan staf Mitra belum mempunyai guru sebagai yang mampu mengelola administrator website sekolah. pengelola web Mitra memiliki staf sebagai administrator pengelola website yang bertugas selalu mengupdate informasi web sekolah. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian kepada massyarakat di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta dapat ditarik kesimpulan: (1) sudah berhasil dibuat template website sekolah yang berisi konten informasi SMP Muhammadiyah 10 Surakarta yang sudah dionlinekan dengan alamat: http://www.smpmuh10solo.sch.id/ yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Template website dilengkapi dengan fitur pendaftaran siswa baru secara online sehingga memudahkan proses penerimaan siswa baru, (2) Pelatihan guru calon admin berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola website sekolah sehingga dihasilkan seorang guru yang sudah mempunyai kemampuan untuk menjadi admin web utama dan empat orang guru yang lain mampu menjadi admin pendukung untuk mengelola website sekolah yang dibuat. Penerapan Website Sekolah untuk Meningkatkan Pengenalan SMP Muhammadiyah 10 Surakarta ... 2. Saran 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 125 05/11/2016, 15:05 125 Untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat selanjutnya perlu mempertimbangkan hal-hal: (1) penambahan fitur pengelolaan kehadiran guru, karyawan dan siswa, (2) penambahan fitur pengolahan nilai akademik untuk siswa dan pencatatan pelanggaran kedisiplinan. PERSANTUNAN Dengan terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tim pelaksana ingin mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta (LPPM UMS) yang sudah menndukung kegiatan ini melalui skim Pengembangan Individual Dosen (PID), Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 10 Surakarta yang sudah bersedia menjadi mitra. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan mahasiswa sebagai anggota tim pelaksana yaitu Achmad Kurnianto Putra, Muhammad Fikri Khaidir, dan Aji Ari Adam sebagai Praktek Kerja Nyata (PKN) sebagai salah satu mata kuliah di prodi Informatika FKI UMS. DAFTAR PUSTAKA Mahendra, Fajar dan Supriyono, Heru. 2016. Perancangan Website Sekolah SLBN Salatiga Dengan Wordpress. Artikel Publikasi Tugas Akhir Tingkat Sarjana Pada Program Studi Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tidak Diterbitkan. Rivai, Imam dan Supriyono, Heru. 2016. Aplikasi Toko Online (E-Commerce) Berbasis PHP dan MySQL. Artikel Publikasi Tugas Akhir Tingkat Sarjana Pada Program Studi Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tidak Diterbitkan. Supriyono, Heru dan Chintya Purnama Sari. 2015. Pemilihan Rumah Tinggal Menggunakan MetodeWeighted Product.Khazanah Informatika, Vol. I No. 1, Desember 2015, Online ISSN: 2477-698X, pp. 23-28. Supriyono, Heru; Saputro, Nugroho Ari, dan Pradessya, Rokhmad Andria. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Presensi Berbasis SMS Gateway (Studi Kasus : SMP Muhammadiyah 1 Kartasura). Prosiding The 3rdUniversty Research Coloquium 2016. 13 Februari 2016. ISSN 2407-9189, pp. 1-15. Supriyono, Heru, dkk. 2016. Penerapan Teknologi Web Sekolah Bagi SMP dan SMA Muhammadiyah Kartasura. WARTA, Vol .19, No.1, Maret 2016. ISSN 1410-9344, pp. 39-52. ❆ 126 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 126 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budi Daya Tanaman Obat Herbal Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Keluarga Miskin di Desa Krembangan Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Iin Narwanti, Dian Prasasti, Deasy Vanda Pertiwi Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Email: iin.narw@gmail.com ABSTRAK M asalah kemiskinan menjadi isu utama pembangunan, karena angka kemiskinan menjadi salah satu ukuran kemajuan suatu daerah. Di samping program yang bersifat bantuan dan perlindungan sosial, diperlukan pemberdayaan ekonomi masyarakat sesuai dengan potensi lokal. Potensi lahan pekarangan di desa Krembangan sebesar 74,99% belum dioptimalkan, karena sebagian besar penduduknya masih mengandalkan budidaya usaha ekonomi di lahan sawah. Untuk itu sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat melalui peningkatan Ipteks bagi M asyarakat, diperlukan optimalisasi lahan pekarangan melalui budi daya tanaman obat herbal yang bernilai ekonomi tinggi. Kegiatan pengabdian dilakukan di Pedukuhan IV Kepuh dan Pedukuhan VI Krajan, Desa Krembangan, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. Bentuk kegiatan pengabdian ini adalah pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT), penyuluhan dan pelatihan bagi warga masyarakat. Penyuluhan dan pelatihan dilakukan dengan metode tatap muka, diskusi dan praktik. Hasil yang diperoleh, proses pendampingan budidaya lahan pekarangan dan kelembagaan kelompok yang melibatkan ibu rumah tangga. Proses pendampingan budi daya lahan pekarangan cukup potensial dengan ketersediaan lahan pekarangan yang masih dapat digunakan untuk penanaman tanaman herbal dan tanaman sayuran dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan/atau mengurangi pengeluaran keluarga. Pendampingan budi daya lahan pekarangan dilakukan dengan pelatihan budi daya komoditas tanaman yang sesuai dengan lingkungan, pembuatan media tanam, pembenihan tanaman budi daya dan teknis penanaman. Selanjutnya untuk proses pendampingan kelembagaan dilakukan dengan pembinaan manajemen kelompok, manajemen keuangan dan pembentukan kelompok tani yang selanjutnya di proses di Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Kulon Progo, yang diberi nama Kelompok Wanita Tani “ Wastu Kencana” . Kegiatan pengabdian ini dapat meningkatkan pengetahuan/kemampuan budi daya lahan pekarangan dan kelembagaan kelompok tani di lokasi. Selanjutnya, penerapan optimalisasi lahan pekarangan yang intensif dan berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan/atau mengurangi pengeluaran keluarga. Kata kunci: optimalisasi, lahan, pekarangan, budi daya, tanaman, pendapatan Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam .... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 127 05/11/2016, 15:05 127 PENDAHULUAN Kemiskinan menjadi isu utama dalam pembangunan disebabkan karena sulitnya melakukan penanganan yang menghasilkan penurunan yang signifikan. Kemiskinan merupakan salah satu indikator kesejahteraan kunci yang dihitung melalui konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan. Penduduk dikategorikan menjadi penduduk miskin jika pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal. Berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah dengan telah meluncurkan berbagai program penanggulangan kemiskinan langsung kepada target kelompok miskin, mulai dari program populis Jaring Pengaman Sosial berupa Jaminan Kesehatan, Beras Miskin dan Bantuan Sosial, sampai dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat berupa PNPM Mandiri Perdesaan dan Perkotaan. Namun pencapaian berbagai program penanggulangan kemiskinan tersebut, ternyata belum menunjukkan kemajuan yang berarti ditunjukkan oleh kenyataan secara nasional maupun daerah persentase penduduk miskin masih tinggi. Kabupaten Kulon Progo jumlah penduduk miskin pada tahun 2006 sebesar 106.120 jiwa atau 28,39% turun pada tahun 2013 menjadi sebesar 86.500 jiwa atau 21,39% (Badan Pusat Statistik, 2014). Ini artinya rata-rata penurunan kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 20062013 sebesar 1% per tahun lebih rendah dari target rata-rata penurunan 2% per tahun. Angka tersebut belum menggembirakan karena masih lebih tinggi dari angka kemiskinan DIY pada tahun 2013 sebesar 15,03%. Desa Krembangan memiliki persentase jumlah penduduk miskin sebesar 6,09%. Jumlah penduduk miskin di pedukuhan IV Kepuh sebanyak 31 jiwa atau sebesar 8,54%, namun dari sisi jumlah Kepala Keluarga miskin sebanyak 11,90%. Untuk pedukuhan VI Krajan jumlah penduduk miskin sebanyak 37 jiwa atau sebesar 13,50%, sedangkan dari sisi jumlah Keluarga miskin sebesar 13,41%. Permasalahan pengentasan kemiskinan merupakan permasalahan kompleks yang dihadapi dalam pembangunan. Berkaca pada kegagalan program pengentasan kemiskinan yang selama ini dilakukan dengan bantuan yang diberikan bersifat parsial, menyelesaikan kebutuhan sesaat, pelatihan ketrampilan yang tidak diikuti dengan aplikasi, dan bantuan yang tidak bisa dioperasionalkan karena hal-hal yang tidak bisa dikontrol penerima (Afrizal, 2006). Ketersediaan data kemiskinan by name, by address di Kabupaten Kulon Progo dapat digunakan sebagai bahan pengentasan kemiskinan dengan pendekatan wilayah (desa). Akselerasi pengentasan kemiskinan diperlukan dengan menetapkan usaha pemberdayaan ekonomi yang berbasis potensi lokal dengan melibatkan keluarga miskin sebagai sasaran peningkatan pendapatan. Untuk meningkatkan pendapatan keluarga tanaman pangan, maka dapat dilakukan dengan melakukan diversifikasi usaha tani dengan memanfaatkan lahan tidur yang tidak ditanami selama ini, salah satunya adalah lahan pekarangan (Latief dkk, 2013). Pekarangan didefinisikan sebagai taman rumah tradisional yang bersifat pribadi, yang merupakan sistem yang terintegrasi dengan hubungan yang erat antara manusia, tanaman dan hewan (Wurianingsih, 2011 dalam Rajiman, 2012). Pemanfaatan lahan sawah di Desa Krembangan sebesar 21,58%, lahan pertanian non sawah yang berupa pekarangan/tegalan dan lahan kering yang tidak diusahakan sebesar 74,99%, dan lahan lainnya (pemukiman, perkantoran, jalan, sarana publik lainnya) sebesar 3,43%, sedangkan penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 27,83%, dengan luas sawah 21,58%. Hal ini 128 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 128 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 menunjukkan rendahnya kepemilikan lahan pertanian sawah perkapita dan tingginya peluang pengembangan lahan pekarangan/tegalan yang tersedia lahan 74,99% (Bappeda, 2014). Untuk itu diperlukan kegiatan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan kebiasaan-kebiasaan setempat dan sumber daya lokal dengan cara menggali dan mengembangkan potensi lokal yang ada. Warga masyarakat diberdayakan guna memanfaatkan lahan pekarangan yang belum produktif, melalui kegiatan budi daya sesuai dengan potensi pengembangan yang dimiliki, peningkatan ketrampilan berusaha sesuai dengan arah pengembangan, pembentukan kelompok dengan melibatkan keluarga miskin, dan adanya kewajiban dari pemerintah daerah untuk akses pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan melibatkan anggotanya harus ada dari penduduk miskin. Dengan adanya potensi lahan pekarangan di Desa Krembangan sebesar 74,99% yang belum dioptimalkan, karena sebagian besar penduduknya masih mengandalkan budi daya usaha ekonomi di lahan sawah, maka sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat melalui peningkatan Ipteks bagi Masyarakat, perlu dilakukan optimalisasi lahan pekarangan melalui budidaya tanaman obat herbal yang bernilai ekonomi tinggi. METODE/APLIKASI Kegiatan pengabdian dilaksanakan Pedukuhan IV Kepuh dan Pedukuhan VI Krajan, Desa Krembangan, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penerapan pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman menggunakan metode penyuluhan, konsultasi, pelatihan dan praktek. Kegiatan pengabdian meliputi koordinasi dengan Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (KP4K), Bappeda, Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, koordinasi di lokasi mitra, survei dan identifikasi lahan pekarangan, sosialisasi program pengabdian dan kebijakan daerah tentang optimalisasi lahan pekarangan, penyuluhan tentang teknis pembentukan dan kelembagaan KWT, penyuluhan budi daya, pembuatan media tanam dan pembibitan, praktik pembuatan media tanam dan pembibitan serta teknis penanaman. Survei ke lokasi KWT Lestari di desa Hargorejo Kecamatan Kokap dan Melati di Desa Sendang Sari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo juga dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai struktur dan kelembagaan, kegiatan dan pengelolaan KWT. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung di lokasi kegiatan dan wawancara dengan perangkat desa serta warga pedukuhan setempat. Metode observasi dilakukan sebagai landasan yang mendukung kegiatan dengan mencari informasi mengenai permasalahan­permasalahan mendasar yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan pekarangan. Analisis data dilakukan dengan merangkum data yang telah diperoleh sebelumnya dan disesuaikan dengan berbagai informasi yang memuat potensi pemanfaatan lahan pekarangan. Metode penyuluhan dan konsultasi dilakukan dengan mendatangkan narasumber yang berpengalaman dalam teknis kelembagaan KWT dan pemanfaatan lahan pekarangan. Penyuluhan dilaksanakan sebagai salah satu upaya mengenalkan kelembagaan dan manfaat adanya KWT, teknis pembuatan pupuk organik dan sekam menjadi media tanam serta tata cara dalam budi daya tanaman obat herbal, pelatihan pembibitan, pembuatan demplot budi daya, bimbingan teknis dan pendampingan pelaksanaan budi daya. Penyuluhan dilaksanakan dengan melakukan diskusi umum antara ibu-ibu/peserta dengan narasumber, sedangkan konsultasi Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam .... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 129 05/11/2016, 15:05 129 dilakukan oleh peserta dengan narasumber dan tim Pengabdian terkait dengan persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut setelah kegiatan dilaksanakan. Selanjutnya, metode pelatihan dan praktik dilaksanakan sebagai kelanjutan dari metode sebelumnya. Dengan pelatihan dan praktik secara langsung, masyarakat diharapkan dapat mengimplementasikan hasil diskusi dan konsultasi tersebut di lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Sosialisasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat Sosialisasi dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat tentang optimalisasi lahan pekarangan untuk budidaya tanaman obat herbal untuk meningkatkan pendapatan keluarga miskin. Sosialisasi ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian dimana pada sosialisasi dilakukan pemaparan mengenai program-program yang dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Sosialisasi kegiatan pengabdian Sosialisasi Kebijakan Daerah Kondisi existing di wilayah Kulon Progo menunjukkan lahan pertanian non sawah besar dan kepemilikan lahan sawah perkapita rendah. Sebagian besar mata pencaharian penduduk petani/ pekebun dan belum/tidak bekerja sebesar 20%. Pemerintah daerah Kulon Progo melakukan strategi pengentasan kemiskinan dengan membuat kebijakan dengan program yang bersifat perlindungan sosial, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Optimalisasi lahan pekarangan dilaksanakan bertujuan untuk mendayagunakan lahan pekarangan yang masih belum dikelola untuk usaha ekonomi produktif dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga miskin dan memberikan rekomendasi kebijakan usaha ekonomi sesuai potensi lokal. Kesempatan dan kekuatan yang bisa menjadi modal dalam mengembangkan lahan pekarangan antara lain: lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal, ketersediaan air, modal semangat kegotongroyongan, kebijakan Pemerintah Daerah dalam pengentasan kemiskinan dan adanya keberpihakan lembaga keuangan. Terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan program ini antara lain: sinergi seluruh stakeholders, perubahan sikap mental dan budaya kerja keluarga 130 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 130 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 miskin, peningkatan akses informasi, teknologi dan pasar, dan peningkatan infrastruktur wilayah. Implementasi program pengabdian secara kontinyu dan berkesinambungan dapat mendukung tercapainya ketahanan pangan Kabupaten Kulon Progo. Ketahanan pangan yaitu kondisi terpenuhinya pangan bagi masyarakat sampai dengan individu, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkualitas. Kegiatan sosialisasi kebijakan daerah dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Sosialisasi kebijakan daerah oleh KP4K dan Bappeda Kabupaten Kolon Progo Penyuluhan Budidaya Tanaman Obat Herbal di Lahan Pekarangan Penyuluhan tentang budidaya dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai bagaimana cara budi daya dan kemanfaatannya bagi masyarakat. Hasil dari kegiatan penyuluhan ini adalah budi daya tanaman obat herbal seperti jahe, jahe merah dan kencur serta tanaman lainnya. Hal ini berdasarkan dari kondisi tanah, lingkungan dan kesesuaian vegetasi. Materi yang diberikan dalam penyuluhan meliputi tujuan pemanfaatan pekarangan, tata ruang dan pola pekarangan; jenis pekarangan jenis budi daya di lahan pekarangan dan teknik budi daya di pekarangan sehingga dapat membuka peluang pola pemanfaatan lahan pekarangan oleh masyarakat. Penyuluhan ini berlangsung di Balai Desa Krembangan dan dihadiri ibu-ibu warga di lokasi kegiatan. Dengan adanya penerapan budi daya dan pemanfaatan lahan pekarangan ini dapat menciptakan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), yaitu wilayah/kompleks perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan menjadi sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertimbngkan potensi wilayah dan kebutuhan gizi. Hal ini sesuai dengan semboyan Manfaatkan Setiap Jengkal Tanah untuk Pangan Kita . Keberhasilan program juga dapat didukung dengan adanya pembuatan kebun bibit desa/kelompok dan sinergi antara pertanian, peternakan dan perikanan. Menurut Suwono (2012), salah satu konsep untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan adalah konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). Dalam konsep RPL, penduduk dapat Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam .... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 131 05/11/2016, 15:05 131 mengusahakan lahan pekarangan secara intensif dan bijaksana untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumber daya lokal sehingga menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. Rumah Pangan Lestari yang dikembangkan dalam skala luas dan berbasis dusun (kampung), desa, atau wilayah lain yang memungkinkan dapat membentuk KRPL. Pada akhirnya, pengembangan KRPL akan mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, dan mengembangkan pengolahan serta pemasaran hasil (Arifin, 1998). Penyuluhan Pembuatan Media Tanam dan Pembibitan Serta Kelembagaan KWT Materi yang diberikan dalam penyuluhan meliputi teknis pembuatan pupuk organik, arang sekam, penyiapan media tanam dan penyiapan pembibitan. Penyuluhan ini berlangsung di rumah Bapak Ristanto (Dukuh IV Krembangan) dan dihadiri oleh ibu-ibu warga di lokasi kegiatan. Foto kegiatan penyuluhan media tanam dan pembibitan dapat dilihat pada Gambar 3. Dengan adanya penyuluhan ini, masyarakat mempunyai pengetahuan dalam membuat media tanam dan pembibitan yang baik. Kegiatan ini juga didukung oleh penyuluh pertanian dari BP3K Kecamatan Panjatan. KWT dibentuk sebagai upaya pelibatan kaum perempuan secara langsung dalam usaha-usaha peningkatan hasil pertanian, seperti menjadi bagian dari motivator dalam adopsi dan pengenalan teknologi tani. Peran ganda wanita tani ini sangat strategis dalam peningkatan produktivitas usaha tani dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan menuju kesejahteraan rumah tangga petani di pedesaan. Gambar 3. Penyuluhan media tanam dan pembibitan Dari kegiatan ini dibentuk KWT dengan nama Wastu Kencana disertai dengan struktur organisasinya yang beranggotakan 22 orang dan juga Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Dengan demikian proses penumbuhan dan pendaftaran ke dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk memperoleh nomer registrasi. 132 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 132 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Pelatihan dan Praktek Pembuatan Media Tanam Kegiatan pelatihan dan praktek pembuatan media tanam diberikan untuk memberikan ketrampilan teknis pembuatan media tanam yang baik dan subur dengan memanfaatkan bahan lokal berupa tanah, pupuk kandang, dan arang sekam. Komposisi antara tanah:pupuk:arang sekam yang ideal 1:2:3. Namun bisa disesuaikan dengan ketersediaan bahan yang dimiliki misalnya 1:1:1. Penyuluhan ini berlangsung di rumah Bapak Trisno Minarjo (Dukuh VI Krembangan) dan dihadiri oleh ibu-ibu di lokasi kegiatan. Foto kegiatan praktik pembuatan media tanam dapat dilihat pada Gambar 4. Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat mempunyai keterampilan dalam praktik membuat media tanam yang baik. Kegiatan penyuluhan ini didukung pendamping oleh penyuluh pertanian dari BP3K Kecamatan Panjatan. Gambar 4. Pembuatan media tanam Pelatihan dan Praktik Pembibitan Kegiatan pembibitan dilakukan dengan praktek penyiapan tempat yang sesuai untuk pembibitan, memasukkan media tanam dengan ketebalan 3-5 cm, meletakkan bibit yang telah disiapkan dan menutup dengan media dengan ketebalan 0,5 cm. Penyuluhan ini berlangsung di rumah Bapak Trisno Minarjo (Dukuh VI Krembangan) dan dihadiri oleh ibu-ibu warga di lokasi kegiatan. Foto kegiatan pelatihan pembibitan dapat dilihat pada Gambar 5. Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam .... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 133 05/11/2016, 15:05 133 Gambar 5. Proses Pembibitan Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat mempunyai keterampilan dalam praktik membuat bibit tanaman yang baik. Dan sebagai tindak lanjut dari kegiatan praktik ini, maka kegiatan selanjutnya adalah praktik teknis penanaman di area demplot (percontohan). Untuk budi daya tanaman obat herbal ini juga dapat dilakukan pada polibag. Kondisi a) pekarangan yang belum dimanfaatkan, b) pekarangan yang telah disiapkan untuk budi daya, c) pekarangan yang telah dimanfaatkan untuk budi daya, d) budi daya dengan menggunakan media polibag disajikan pada Gambar 6. 134 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 134 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Gambar 6. Kondisi a) pekarangan yang belum dimanfaatkan, b) pekarangan yang telah disiapkan untuk budi daya, c) pekarangan yang telah dimanfaatkan untuk budi daya, d) budi daya dengan menggunakan media polibag Pelaksanaan pengabdian di lokasi kegiatan secara umum tidak mengalami hambatan. Pengenalan pengetahuan berupa pembuatan media tanam dan pemanfaatan lahan pekarangan kepada masyarakat yang kondisi kehidupannya sudah semakin maju dan berkembang dapat memberikan banyak manfaat, yaitu menjadi sarana penghasil tanaman obat herbal organik yang subur; dan dapat digunakan sebagai solusi atas kurangnya pemanfaatan lahan untuk budi daya tanaman yang bernilai ekonomis. Dalam hal ini, pendampingan berkelanjutan secara bertahap juga dibutuhkan sehingga masyarakat dapat mengerti dan dapat berlatih membuat serta mengembangkan budi daya tanaman obat herbal dengan mengoptimalkan lahan pekarangan secara mandiri. Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam .... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 135 05/11/2016, 15:05 135 DAMPAK Kegiatan pengabdian ini memperoleh hasil yang diperoleh, proses pendampingan budi daya lahan pekarangan dan kelembagaan kelompok yang melibatkan ibu-ibu warga di lokasi kegiatan. Proses pendampingan budi daya lahan pekarangan cukup potensial dengan ketersediaan lahan pekarangan yang masih dapat digunakan untuk penanaman tanaman herbal dan tanaman sayuran dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan/atau mengurangi pengeluaran keluarga. Pendampingan budi daya lahan pekarangan dilakukan dengan pelatihan komoditas tanaman yang sesuai dengan lingkungan, pembuatan media tanam, pembenihan tanaman budi daya dan teknis penanaman. Selanjutnya untuk proses pendampingan kelembagaan dilakukan dengan pembinaan manajemen kelompok, manajemen keuangan dan pembentukan kelompok tani yang selanjutnya di proses di Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Kulon Progo, yang diberi nama Kelompok Wanita Tani Wastu Kencana . PENUTUP Kegiatan pengabdian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan teknis budi daya tanaman obat herbal dan kelembagaan kelompok wanita tani (KWT). Lahan pekarangan dapat dioptimalkan untuk budidaya tanaman obat herbal dan tanaman pangan lainnya dalam rangka menciptakan kawasan mandiri pangan pedesaan. Program ini sebaiknya menjadi gerakan yang dilakukan bersama-sama dalam rangka mengoptimalkan lahan pekarangan yang secara eksisting masih banyak yang belum dibudidayakan. Hal ini untuk mendorong kawasan perdesaan mandiri pangan yang dapat dilakukan subtitusi antar hasil komoditas budi daya yang ditanam masyarakat, sehingga terjadi peningkatan pendapatan atau pengurangan pengeluaran keluarga dalam mencukupi kebutuhan pangan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada DP2M Ditjen Dikti yang telah memberikan dana, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Ahmad Dahlan, Pedukuhan IV Kepuh dan Pedukuhan VI Krajan, Desa Krembangan, Kecamatan Panjatan sebagai mitra, KP4K dan Bappeda Kabupaten Kulon Progo, BP3K Kecamatan Panjatan serta pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang berperan dalam membantu kelancaran kegiatan pengabdian ini. REFERENSI Afrizal. 2006. Gagalnya Program Anti Kemiskinan: Sebuah Analisias Sosiologis. Padang. Arifin, H. S. 1998. Effcts Of Urbanization On Th Vegetation Structure Of Th Home Gardens In West Java Indonesia dalam Journal Japan J. Trop. Agric. Vol. 42 (2): 94 102. Badan Pusat Statistik. 2014. Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kulon Progo Tahun 2013. Wates. Latief, M., Fitry Tafzi dan Aryunis. 2013. Pemanfaatan Pekarangan Untuk Budidaya Tanaman Jahe Merah Untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga Petani Di Kelurahan Talang Babat Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jurnal Pengabdian Masyarakat, No 55, ISSN 1410-0770. 136 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 136 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Rajiman. 2012. Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan. Suwono. 2012. Rumah Pangan Lestari (RPL) Kementerian Pertanian dan SIKIB Kabupaten Bantul . Diakses pada 2 Maret 2014 melalui http://bkppp.bantulkab.go.id/ documents/ 20121101122432­pengembangan­kawasan­rumah­pangan­lestari.pdf. http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1494 http://www.bappeda.kulonprogokab.go.id ❆ ❆ ❆ Optimalisasi Lahan Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Obat Herbal Dalam .... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 137 05/11/2016, 15:05 137 Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul dalam Swakelola Limbah Peternakan Pertanian serta Budi daya Jahe Emprit melalui Pelatihan dan Pendampingan Iis Wahyuningsih Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan Kintoko Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan Bagus Haryadi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK M ayoritas warga dusun Bulu memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Sebagai petani dihasilkan limbah jerami maupun dedaunan sisa panen yang tidak terpakai, sedangkan dari peternakan dihasilkan limbah kotoran hewan yang belum dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, di dusun Bulu memiliki potensi yang cukup baik untuk ditanami jahe emprit, dikarenakan kondisi geografis dari dusun Bulu mendukung penanaman jaheemprit. Namun masyarakat dusun Bulu belum dapat mengolah jahe, sehingga nilai jual jahe relatif rendah. M aka untuk meningkatkan ekonomi warga dusun Bulu, diperlukan kemampuan mengolah jahe emprit menjadi berbagai macam produk turunan yang bernilai lebih tinggi. Tujuan program KKN PPM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam swakelola limbah peternakan pertanian untuk mendukung budi daya jahe emprit melalui pelatihan dan pendampingan. Kegiatan KKN PPM di Dusun Bulu, Desa Giring meliputi: 1) pelatihan dan pendampingan pembuatan probiotik dari limbah pemotongan ayam, 2) pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan sisa pemanenan padi maupun dedaunan di kebun dan pekarangan, 3) pelatihan, praktik, dan pendampingan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran ternak. 4) pelatihan intensifikasi budidaya jahe emprit, pengolahan pasca panen dan pembuatan produk turunan jahe emprit. 5) pelatihan kemasan dan labeling, pelatihan penentuan harga dan manajemen pemasaran. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dusun Bulu dalam membuat probiotik, pupuk organik, pakan organik dari limbah pertanian dan peternakan, budi daya jahe emprit, pembuatan produk turunan jahe serta pengemasan produk Kata kunci : Swakelola, Limbah, Perternakan, Pertanian, Jahe Emprit PENDAHULUAN Dusun Bulu merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara: Dusun Singkil, sebelah selatan: Dusun Planjan, sebelah timur: Gunung Dowo. Padukuhan Bulu terletak di dataran tinggi, dengan ketinggian 600 mdpl dari permukaan laut, dengan keadaan angin yang sejuk karena banyak pepohonan dan tidak padat penduduk. Jumlah RT di pedukuhan ini ada 4 RT yaitu RT 01, 02, 03, dan 04. Potensi sumber daya alam di 138 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 138 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 padukuhan Bulu yaitu ada pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan batu, hutan kayu, dan usaha kecil rumah tangga. Jumlah penduduk di padukuhan ini adalah lebih dari 300 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 77 KK. Banyaknya limbah organik sisa panen maupun di area perkebunan, pekarangan dan halaman rumah warga dusun Bulu, desa Giring, Paliyan, Gunungkidul belum banyak dimanfatkan. Selama ini sampah organik tersebut hanya dibakar atau ditimbun, hal ini dapat menyebabkan pencemaran. Selain itu di dusun Bulu banyak peternak sapi, kambing dan ayam. Peternakan tersebut tiap harinya menghasilkan limbah padat yang berasal dari kotoran hewan. Kotoran hewan apabila tidak dikelola dengan baik juga akan menimbulkan masalah. Di sisi lain wilayah dusun Bulu memiliki potensi yang cukup baik untuk ditanami jahe emprit, dikarenakan kondisi geografis dusun Bulu mendukung penanaman jahe emprit. Namun masyarakat dusun Bulu belum dapat mengolah jahe, sehingga nilai jual jahe relatif rendah. Maka untuk meningkatkan ekonomi warga dusun Bulu, diperlukan kemampuan mengolah jahe emprit menjadi berbagai macam produk turunan yang bernilai lebih tinggi. Tujuan program KKN PPM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dusun Bulu dalam swakelola limbah peternakan pertanian untuk mendukung budi daya jahe emprit melalui pelatihan dan pendampingan. METODE Untuk mencapai target yang diharapkan, program KKN PPM dilakukan dengan menggerakkan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan program kerja yang bersifat learning by doing, yaitu tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, namun masyarakat juga harus terampil dalam tiap tahap pelatihan. Untuk itu, peran mahasiswa KKN PPM sebagai pendamping menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat selama berada di lokasi. Mahasiswa bekerja secara tim work yang saling terintegrasi antara program studi. Evaluasi program pelatihan dilakukan dengan melakukan pretes dan postes serta pengukuran kinerja program, sedangkan program praktik dilakukan menggunakan form penilaian hasil praktik. Ringkasan metode pelaksanaan KKN PPM beserta jam kerja efektif mahasiswa (JKEM) tersaji pada Tabel I. Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 139 05/11/2016, 15:05 139 Tabel I. Metoda Pelaksanaan KKN PPM Swakelola Limbah Pertanian Perternakan No 1 Kegiatan Sosialisasi rencana program 2 3 Pelatihan Praktek dan pendampingan 4 Rapat Koordinasi 5 Gelar Produk Total volume kegiatan 140 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 140 Aktivitas Konsolidasi dengan kelompok sasaran Sosialisasi tingkat desa dan kecamatan Pembuatan probiotik Pembuatan pupuk organik dari limbah pertanian Pembuatan pupuk bokashi dari kotoran ayam dan kambing Intensifikasi budidaya jahe emprit Pengolahan pasca panen jahe emprit Pembuatan produk turunan jahe Penentuan harga Pengemasan dan labeling Manajemen pemasaran Pembuatan probiotik Pembuatan pakan organik dari limbah pertanian Pembuatan pupuk bokashi dari kotoran ayam/kambing Manajemen Pemasaran dan penentuan harga Intensifikasi budidaya jahe emprit Pengolahan pasca panen jahe emprit Pembuatan produk turunan jahe Rapat koordinasi untuk menyusun rekomendasi kepada pemerintah desa/kec/kab tentang program pemberdayaan yang berkesinambungan Pameran produk KKN PPM Volume (JKEM) 3x2 jam Keterangan 27 mahasiswa 2x2 jam 9x2 jam 2x 2jam 27 mahasiswa 2x2 jam 2x2 jam 4x2 jam 2x2 jam 2 x 2jam 2x 2 jam 2x 2 jam 3x3 jam 3x 3 jam 27 mahasiswa 3 x3 jam 3 x 3jam 3 x3jam 5 x3 jam 3x3 jam 2x2 jam 27 mahasiswa 3x 3 jam 144 jam x 27 = 3888 jam Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 HASIL, PEMBAHASAN, DAN DAMPAK Pelaksanaan KKN PPM dengan tema Swakelola Limbah Peternakan Pertanian untuk Mendukung Budidaya Jahe Emprit,berjalan sesuai tahapan perencanaan. Gambaran pelaksaaan tersaji pada gambar 1, 2 dan 3 sesuai tahapan program. 1.a 1.b 1.c 1.d Gambar 1. 1.a. Sosialisasi ke masyarakat sasaran, 1.b Praktek pembuatan probiotik, 1.c Praktek pembuatan pupuk organik, 1.d praktek pembuatan pakan organik 2.a 2.b Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 141 05/11/2016, 15:05 141 2.c 2.d Gambar 2. 2.a.Praktek budidaya jahe emprit, 2.b.praktek pasca panen, 2.c praktek pembuatan produk turunan jahe, 2.d praktek kemasan dan labeling 3.a 3.b Gambar 3. 3.a. Pelatihan pemasaran produk, 3b. Gelar produk Untuk mengetahui sejauh mana pelatihan berdampak terhadap pengetahuan masyarakat terkait materi yang diberikan, maka dilakukan pre dan post test pada semua materi pelatihan. Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku baru seseorang dapat terbentuk dimulai dari tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di sekitarnya sehingga menimbulkan pengetahuan dan selanjutnya menimbulkan respon lebih lanjut berupa tindakan atau praktik. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku didasari oleh pengetahuan maka perilaku akan bersifat langgeng (long lasting) (Notoatmodjo, 2003). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Tingkat pengetahuan peserta terkait materi sebelum dan sesudah pelatihan tersaji pada gambar 4. 142 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 142 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Gambar 4. Diagram batang persentase jawaban benar sebelum dan sesudah pelatihan pada semua materi. Dari gambar 4 terlihat terjadi peningkatan persentase jawaban yang benar pada setiap materi pelatihan, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap materi meningkat setelah dilakukan intervensi berupa pelatihan. Peningkatan tertinggi terlihat pada materi pengemasan dan labeling, ada 35% jawaban benar sebelum pelatihan menjadi 80% jawaban benar setelah pelatihan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Notoadmojo (2003) bahwa edukasi dapat meningkatkan pengetahuan individu menjadi lebih baik. Hasil ini sejalan dengan penelitian Helni (2015) yang membuktikan bahwa tingkat pengetahuan kelompok perlakuan yang diberikan edukasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan edukasi. Untuk efektivitas program praktik, dievaluasi secara langsung oleh mahasiswa pendamping dari hasil praktik yang dilakukan oleh masyarakat. Persentase jumlah masyarakat yang terampil terkait program tersaji pada tabel II. Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 143 05/11/2016, 15:05 143 Tabel II. Persentase Jumlah Peserta Pelatihan yang Terampil di tiap tahap pelatihan di dusun Bulu No Program Jumlah masyarakat yang ikut pelatihan 1 Pembuatan probiotik Pembuatan pupuk organik Pembuatan pakan organic Budidaya jahe Pembuatan produk turunan jahe Pengemasan Rata-rata 2 3 4 5 6 persentase 32 Jumlah masyarakat yang terampil terkait program 20 32 28 87,5 32 26 81,25 18 33 7 29 38, 89 87,87 33 30 25 22 78,13 73,33 62,5 Dari tabel II terlihat persentase rata-rata masyarakat yang terampil cukup tinggi yaitu 73,33%. Persentase tertinggi terjadi pada pelatihan pembuatan produk turunan jahe yaitu 87,87%, hal tersebut disebabkan sebagian besar peserta pelatihan adalah ibu rumah tangga yang kesehariannya memang memasak sehingga dengan mudah dapat menguasai keterampilan membuat produk turunan jahe. Persentase terendah dijumpai pada materi budidaya jahe yaitu 38,89% hal tersebut kemungkinan disebabkan proses budi daya jahe yang lama sehingga mahasiwa KKN PPM kesulitan dalam menilai kemampuan peserta. Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan KKN PPM ini, dilakukan survei penilaian kinerja dengan memberikan kuesioner kepada peserta. Kuesioner dibuat dengan model Skala Likert dengan skala 1-4 ( 1= kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik) yang meliputi dimensi keandalan, daya tanggap,kepastian, empati, dan berwujud (Parasuraman, dkk, 1994). Hasil pengukuran tersaji pada table III. 144 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 144 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Tabel III. Penilaian Kinerja Pelaksanaan KKN PPM oleh Masyarakat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PERNYATAAN DIMENSI KEANDALAN Konsep dan sistem KKN PPM UAD dalam pemberdayaan masyarakat sudah jelas Kompetensi mahasiswa KKN PPM UAD sudah mendukung pelaksanaan program PPM Program KKN PPM UAD disusun dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat DIMENSI DAYA TANGGAP Tim pengusung KKN PPM dan mahasiswa memberikan kesempatan pada masyarakat untuk bertanya dan berdiskusi tentang program KKN PPM DIMENSI KEPASTIAN Tim pengusung dan mahasiswa KKN PPM UAD sudah melakukan sosialisasi sebelum pelaksanaan KKN Sudah ada koordinasi yang baik antara tim pengusung, mahasiswa KKN PPM UAD, pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan KKN Tim pengusung dan mahasiswa KKN PPM UAD sudah melakukan evaluasi program setelah pelaksanaan KKN DIMENSI EMPATI Tim pengusung KKN PPM UAD telah menyiapkan mahasiswa yang mampu beradaptasi dengan masyarakat Tim pengusung KKN PPM UAD telah menyiapkan mahasiswa yang mampu melakukan pemberdayaan dirinya dan masyarakat DIMENSI BERWUJUD Program KKN PPM UAD dilaksanakan dengan sarana dan prasarana (modul, proyektor, alat-alat dll) yang sesuai SKOR Rata-rata 3,47 3,7 3,3 3,3 3,6 3,5 3,5 3,5 3,4 3,5 3,4 Dari table III terlihat, di semua dimensi rata-rata kinerja pelaksanaan program mendapat nilai 3,47. Mengacu pada penelitian Mote (2008) skor kinerja dapat dikategorikan: sangat tidak bagus (1,00-1,75), tidak bagus (1,75-2,50), bagus (2,50-3,25) dan sangat bagus (3,25-4,00). Dengan demikian secara umum kinerja pelaksanaan program KKN PPM ini dinilai sangat bagus oleh masyarakat dusun Bulu. Nilai tertinggi diberikan pada dimensi keandalan pada pernyataan konsep dan sistem KKN PPM UAD dalam pemberdayaan masyarakat sudah jelas dengan nilai 3,7. Konsep dan sistem KKN PPM yang dilaksanakan ini merupakan aplikasi sistem KKN UAD yang disesuaikan dengan konsep KKN PPM Kemenristekdikti. Nilai terendah 3,3 diperoleh dari dimensi keandalan pada pernyataan Kompetensi mahasiswa KKN PPM UAD sudah mendukung pelaksanaan program PPM. Meskipun kompetensi mahasiswa terkait program sudah diupayakan distandarisasi melalui program Training of Trainer, namun kemungkinan ada mahasiswa yang dianggap kurang mampu oleh masyarakat. Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 145 05/11/2016, 15:05 145 PENUTUP Terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dusun Bulu dalam membuat probiotik, pupuk organic, pakan organic dari limbah pertanian dan perternakan, budi daya jahe, pembuatan produk turunan jahe serta pengemasan produk. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Kemenristek Dikti yang telah mendanai program KKN PPM ini. REFERENSI Helni. 2015. Pengaruh Metode CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif) Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Pada Swamedikasi Di Kota Jambi. Skripsi. FKIK Universitas Jambi. Mote, F. 2008. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik di Puskesmas Ngesrep Semarang. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. _____. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Parasuraman A, Valarie A Zeithaml & Leonard L. Berry. 1994. Reassesment of Expectation As A Comparison Standart In Measuring Servive Quality: Implications For Futher Research , Journal Of Marketing, Vol 58, pp 111-124. ❆ 146 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 146 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya 1 Mustofa Ahda, 2Ika Maryani, 3 Septian Emma Dwi Jatmika 1 Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan 2 Prodi PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Jln. Prof. Dr. Soepomo Yogyakarta, Telp. (0274) 379418 Email: mustofa_ahda@yahoo.com Abstrak Susu merupakan suatu sekresi ambing hewan yang diproduksi dan merupakan sumber protein yang t inggi. Susu ini memi li ki gizi yang bai k unt uk per t umbuhan dan per kembangan bagi yang meminumnya. Oleh karena itu, produk makanan olahan dari susu merupakan sesuatu yang penting juga. Pengolahan susu sapi perah di Hargobinangun, Pakem, Sleman Yogyakarta telah dibuat beberapa produk olahannya. Hasil produk olahannya susu sapi seperti susu pasteurisasi, dodol susu dan stik susu. Hasil diversifikasi susu sapi tersebut menghasilkan produk yang menarik dan memiliki nilai jual. Hasil penjualan produk diversifikasi susu sapi perah tersebut mampu meningkatkan pendapatan sebesar 4-10 kali lipat dengan keuntungan mencapai Rp 6500,- sampai Rp 15.700,- per liter susu sapi yang digunakan dalam pengolahan. Kata Kunci : susu, sapi perah, diversifikasi. Pendahuluan Masyarakat Indonesia sangat menyukai susu. Hal ini karena susu memiliki beberapa kandungan esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat penting yang terdapat dalam susu seperti protein, lemak, gula, vitamin, dan mineral (Koswara, 2009). Surjowardojo (2012) melaporkan bahwa kandunga protein dan lemak dalam susu berturut turut 3,8% dan 4,9%. Hal serupa dilaporkan Koswara (2009) bahwa kandungan lemak dalam susu mendekati 5% dan kandungan protein sebesar 3,5%. Hal ini menunjukkan bahkan susu itu sangat berguna. semenjak masih balita, pemerintah mengatur tentang pentingnya susu bagi kesehatan bayi. Oleh karena itu, ibu disarankan menyusui bayinya dengan Air Susu Ibu (ASI). Hal ini karena susu ASI merupakan susu terbaik dibandingkan susu hewani atau nabati. Akhir-akhir ini berkembang tentang proses produksi susu hewani. Proses produksi susu hewani diharapkan dapat membantu mengantikan susu ASI atau bahkan membuat produk lain yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Sampai saat ini belum ada yang berhasil menciptakan susu hewani lebih baik dari ASI. Selain itu, produsen susu juga berlomba dalam proses produksi makanan dan minuman dari susu seperti susu murni, yogurt, roti, keju dan lain-lain. Produksi berbagai macam produk ini digunakan untuk meningkatkan nilai jual susu itu sendiri. Selain itu, Penduduk Indonesia termasuk masyarakat yang rendah dalam konsumsi susu dibandingkan Negara berkembang lainnya (Usmiyati dan Abubakar, 2009). Rendahnya konsumsi Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 147 05/11/2016, 15:05 147 susu dimungkinkan karena pendapatan masyarakat yang rendah. Oleh karena itu, diversifikasi susu sapi perah ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat. Penulisan ini fokus pada diversifikasi produks dan peningkatan nilai jual produks berbasis susu sapi perah di desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Harapan penulisan ini dapat menjadi suatu kajian yang dapat mendorong masyarakat mengolah susu sapi perah menjadi produk seperti susu pasteurisasi, dodol susu, dan stik susu. II. Prosedur Diversifikasi Produk Susu Sapi A. Pembuatan Susu Pasteurisasi Alat : Alat Pasteurisasi Bahan : 1. Susu sapi segar 3 L 2. Gula Pasir (sesuai selera) 3. Vanilla 4. Penambah rasa pada susu menggunakan: sirup stroberi, melon, bubuk coklat, madu, dan sebagainya Cara membuat 1. Rebus susu sapi (Merebus susu sapi yang benar tidak sampai mendidih ±70 oC (5 - 10 menit) dengan api kecil. 2. Tambahkan gula pasir sesuai selera, aduk sampai rata. 3. Masukan Vanilla untuk penyedap rasa dan aroma, aduk sampai rata. 4. Tambahkan bahan penambah rasa susu (pilihlah sesuai selera). 5. Tuang pada gelas saji (susu aneka rasa siap untuk disajikan selagi hangat). B. Pembuatan Dodol Susu Alat 1. Panci Teflon 2. Pengaduk kayu 3. Loyang plastik 4. Timbangan kue 5. Kompor 6. Wadah kemasan Bahan 1. Susu segar 1 liter 2. Gula pasir 320 gram 3. Tepung tapioka 30 gram 4. Tepung ketan 100 gram Cara membuat 1. Panaskan susu 600 ml selama 15-20 menit sambil diaduk-aduk (adonan 1). 148 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 148 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 2. 4. 5. Campur susu 400 ml dengan tepung ketan dan tepung tapioka, aduk perlahan hingga tercampur (adonan 2). Setelah susu mendidih (adonan 1) masukkan adonan 2 secara perlahan lalu aduk rata, lalu masukkan gula pasir perlahan (sambil diaduk). Aduk adonan selama kurang lebih 2 jam. Masukkan dodol dalam loyang agar dingin, lalu dikemas C. Pembuatan Stik Susu 3. Alat : 1. Loyang 2. Baskom 3. Alat Pencetak Pasta/ Mie 4. Penggorengan Bahan : 1. Loyang 2. Baskom 3. Alat Pencetak Pasta/ Mie 4. Penggorengan 5. Tepung terigu 350 gr 6. Meizena 50 gr 7. Garam bubuk secukupnya 8. Mentega/ blueband 50 gr 9. Susu cair secukupnya 10. Telur ayam 1 butir 11. Minyak goreng Cara Membuat 1. Campurkan tepung terigu, meizena dan garam, aduk rata. Lalu masukkan mentega dan telur (jika ingin varian rasa dapat ditambahkan keju/daun seledri, dan lain-lain). 2. Aduk rata hingga kalis dan tercampur rata. 3. Ambil beberapa bulatan adonan dan di pipihkan dengan alat pencetak. 4. Adonan yang sudah tercetak letakkan pada loyang dan taburi tepung agar tidak lengket. 5. Panaskan minyak goreng, lalu goreng adonan stik. 6. Goreng hingga kuning keemasan lalu tiriskan. Metode/ Aplikasi Metode deskriptif digunakan dalam penulisan artikel ini dengan menggunakan data yang berasal dari responden (masyarakat) maupun teori. Kajian nilai ekonomi dihitung berdasarkan keuntungan produksi setiap liter susu sapi perah pada setiap produk olahan seperti dodol, susu pasteurisasi, dan stik susu. Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 149 05/11/2016, 15:05 149 Hasil, Pembahasan, dan Dampak Diversifikasi Susu Sapi Perah Kajian pada makalah ini meliputi produk-produk diversifikasi susu sapi perah berupa dodol, stik susu dan susu pasteurisasi. Hasil diversifikasi susu sapi perah ini menghasilkan produk yang lebih menarik pembeli. Produks diverisifikasi susu sapi perah merapi ini diberi label SUMMER yang merupakan ciri khas susu merapi baik untuk susu pasteurisasi ataupun jenis diversifikasinya (Gambar 1). Hasil pembuatan produk berbahan susu sapi perah dengan komposisi tersebut menghasilkan rasa yang enak kualitas produk yang baik. Hal ini dibuktikan dengan penerimaan masyarakat di daerah Hargobinangun, pakem, Sleman, Yogyakarta yang tertarik mengkonsumsi produk diversifikasi susu sapi tersebut Hasil pengamatan produk susu pasteurisasi memiliki sifat fisik yang sama dengan susu segar memiliki warna putih. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sawitri dkk (2010) bahwa hasil produk susu pasteurisasi itu memiliki parameter fisik bau, rasa, dan warna yang sama yaitu normal. Warna susu yang dihasilkan kadang putih kekuningan karena putih dari tingginya kandungan kasein dan kalsium pospat dan kekuningan karena kandungan lemak dalam susu atau zat lainnya (Sawitri dkk, 2010). Gambar 1. Hasil Beberapa Produk diversifikasi susu sapi perah di daerah Hargobinangun, Pakem Sleman Yogyakarta Produk diversifikasi seperti dodol dan stik susu tidak dapat dilakukan pengamatan sederhana. Hal ini dikarenakan perlu dilakukan beberapa uji laboratorium seperti uji TPC dan Uji Coliform. Hasil diversifikasi susu sapi perah berupa dodol susu, stik susu dan susu pasteurisasi dengan merk dagang SUMMER menarik komsumen dan memiliki kualitas rasa yang enak. 150 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 150 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Analisis Peningkatan Nilai Ekonomi Susu Proses diversifikasi susu menjadi beberapa produk olahan seperti susu pasteurisasi, yogurt, dodol susu dan stik susu diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonominya dibandingkan susu sapi murni. Hasil pengamatan nilai ekonomi produk diversifikasi susu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pendapatan Produk Diversifikasi Susu Sapi Segar Jumlah Nama Produk Harga Awal Produk Pendapatan Susu Segar ke Industri 6000 1 liter 7000 Susu Pasteurisasi (3 liter) 18000 12 Botol 78000 Dodol Susu 6000 12 pak 60000 Stik Susu 6000 8 pak 33000 Hasil pengolahan produk dari diversifikasi susu perah menunjukkan peningkatan pendapatan yang diperoleh dari harga susu awal (susu segar) yang dijual dengan harga 6000 rupiah. Hasil penjualan susu segar ke industri walaupun menunjukkan peningkatan tetapi hanya sedikit sehingga harga susu segar menjadi 7000 rupiah. Hasil diversifikasi susu perah dari Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta ini menghasilkan peningkatan harga yang signifikan bahkan kenaikan harga menjadi 4 sampai 10 kali lipat dari harga susu segar awalnya. Hasil diversifikasi susu sapi perah ini memiliki keuntungan yang cukup baik dengan menjual harga berkisar 6500 sampai 8000 rupiah pada setiap botol/pak. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam penggunaan susu sapi perah sebanyak 1 liter (Gambar 2). Gambar 2. Keuntungan beberapa produk dari susu per liter susu yang digunakan Gambar 2 menunjukkan bahwa susu sapi segar yang dijual ke industri memiliki keuntungan yang kecil. Keuntungan yang diperoleh dari susu sapi segar sebesar Rp. 1000 per liter susu sapi. Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 151 05/11/2016, 15:05 151 Produk susu pasteurisasi memiliki keuntungan yang cukup baik yaitu Rp. 6.500 per liter susu sapi. Sedangkan produk dodol susu mampu memperoleh keuntungan lebih besar lagi dan keuntungan terbesar dari produk stik susu. Keuntungan produk dodol susu dan stik susu berturutturut sebesar Rp. 10.100 dan Rp. 15.700 per liter susu sapi. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan susu segar menjadi produk seperti susu pasteurisasi, dodol dan stik mampu meningkatkan nilai jual dan keuntungan yang diperoleh. Penutup Hasil Pengolahan susu sapi perah di Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta menghasilkan beberapa produk yang menarik seperti susu pasteurisasi, dodol susu dan stik susu. Hasil produk diversifikasi susu sapi perah tersebut mampu meningkatkan pendapatan sebesar 4-10 kali lipat dengan keuntungan mencapai 6.500 sampai 15.700 rupiah per liter susu sapi yang digunakan dalam pengolahan. Ucapan Terima kasih Terima kasih kepada Kemenristek DIKTI atas bantuan dana Hibah program KKN PPM tahun 2016 dalam program diversifikasi susu sapi perah di Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Selain itu, kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Pakem, Sleman atas kerjasama dan dukungan program. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Mahasiswa KKN PPM UAD Divisi PAKEM ataskerja kerasnya sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik. Referensi Ghozi, K. 2010. Kajian Kualitas Susu Pasteurisasi yang Diproduksi U.D Gading Mas selama Penyimpanan dalam Refrigator, Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Agustus 2010. Vol. 5, No. 2, Hal 28-32. Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. eBookPangan.com Sawitri, dkk. 2012. Penampilan Kandungan Protein Dan Kadar Lemak Susu Pada Sapi Perah Mastitis Friesian Holstein. J.Exp. Life Sci. 2 (1), 2, 42-48. Usmiat S., dan Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu, Balai Besar Penelitan dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor. ❆ 152 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 152 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Strategi Penguatan Kreativitas Dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture Bagi Industri Kerajinan Kreatif di Pajangan Bantul Insanul Qisti Barriyah Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa qubeinz@gmail.com Wika Harisa Putri Prodi Akuntansi Universitas Janabadra wikaharisa@gmail.com Rudi Suryanto Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta rudy@syncore.co.id ABSTRAK Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan berbagai macam karya. M encipta seni atau desain baru menjadi langkah awal munculnya suatu karya seni dalam hal ini karya seni furniture. Takkan ada seni apabila tidak ada proses penciptaan seni. M encipta seni mungkin berat bagi seorang pemula seni dan bahkan bagi seorang seniman yang sedang berada dalam kondisi/keadaan yang tidak mendukung. Untuk itu perlu adanya pengetahuan tentang hal-hal yang dapat mendukung dan menghambat proses penciptaan karya seni. Sektor kerajinan, menurut klasifikasi Departemen Perdagangan Republik Indonesia merupakan satu sektor yang masuk sebagai salah satu bentuk Industri Kreatif diantara 14 sektor industri lainya. Sementara, di dalam kenyataannya dari sekian banyak industri kerajinan khususnya kerajinan furniture yang ada di Indonesia ini belum banyak industri yang mengandalkan ‘ kreativitas’ sebagai ujung tombak perusahaannya. Dari problematika di seputar dunia kerajinan yang ada, diperoleh fakta bahwa pendekatan yang dilakukan justru menghindari apa yang dikenal sebagai usaha kreatif. Akar permasalahan yang mungkin menjadi penyebab adalah sebagian besar pelaku usaha industri kerajinan merupakan usaha ‘ membuat’ saja, bukan berkreasi. Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dapat dipancing keluar dengan mengidentifikasi masalah yang muncul kemudian memakainya untuk melakukan riset atau penelitian, mengumpulkan informasi, menganalisa dan mengembangkan strategi untuk menyelesaikan masalah. Kata kunci: kreativitas, desain, kebaharuan, inovasi, kerajinan dan furniture Strategi Penguatan Kreativitas dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture bagi Industri Kerajinan ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 153 05/11/2016, 15:05 153 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya jaman dan teknologi, persaingan antar bangsa dan negara sangat ketat sekarang ini. Setiap pribadi, kelompok, maupun suatu bangsa, harus mampu memikirkan, membentuk cara-cara baru atau mengubah cara-cara lama secara kreatif, agar dapat terus hidup dan bergerak dan tidak tergilas dalam. Oleh karena itu pengembangan kreativitas, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisi serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang dan mengembangkannya menjadi sangat penting. Mengapa kreativitas begitu penting dalam hidup dan perlu dipupuk sejak dini? Karena berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1959). Kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan berbagai macam karya. Jika kita hanya terpaku pada konsep dan visi misi di masa lalu saja, kita akan tergilas jaman dan orang-orang yang mau berpikir ke depan. Termasuk dalam dunia desain dan arsitektur, kita pun harus memiliki inovasi tinggi untuk menciptakan berbagai macam barang yang apik, dinamis, dan juga efisien. Salah satu prasyarat unggul dalam dunia desain yang kontemporer adalah mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang pasti bisa muncul kapan saja. Kreativitas merupakan manivestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. Dengan kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat maupun negara bergantung pada sumbangan kreatif berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru dan teknologi baru. Untuk mencapai hal ini perlulah sikap, pemikiran dan prilaku kreatif dipupuk sejak dini . Pada buku pedoman rencana pengembangan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Pemerintah Indonesia melalui beberapa departemen khususnya Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Departemen Komunikasi dan Informasi, dan Departemen Tenaga Kerja, telah menaruh perhatian besar terhadap perkembangan ini, dimulai dengan usaha untuk membuat road map industri, pelatihan-pelatihan, hingga penyelenggaran pameran bertemakan ekonomi kreatif dan industri kreatif. Pemerintah sendiri menargetkan industri kreatif Indonesia tumbuh 6,3 persen pada 2009 serta penciptaan lapangan kerja baru untuk 5,4 juta orang (5,9 persen), dan pengurangan kemiskinan. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa sumbangan ekonomi kreatif sekitar 4,75% pada PDB 2006 (sekitar Rp 170 triliun rupiah) dan 7% dari total ekspor pada 2006. Pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 7,3% pada 2006, atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,6%. Sektor ekonomi itu juga mampu menyerap sekitar 3,7 juta tenaga kerja setara 4,7% total penyerapan tenaga kerja baru, dimana salah satu kontributor yang cukup besar adalah dari sektor kerajinan dengan kontribusi sebesar 18,38%. (Simatupang, Togar M.) Sektor kerajinan, menurut klasifikasi Departemen Perdagangan Republik Indonesia merupakan satu sektor yang masuk sebagai salah satu bentuk Industri Kreatif diantara 14 sektor industri lainya. Sementara, di dalam kenyataannya dari sekian banyak industri kerajinan khususnya kerajinan furniture yang ada di Indonesia ini belum banyak industri yang mengandalkan kreativitas sebagai ujung tombak perusahaannya. Begitu juga dengan desain produk furnitur pada Industri Kerajinan di Pajangan Bantul sebenarnya sangat beragam, namun mereka tidak berusaha memunculkan karya sendiri dan hanya tergantung dengan pesanan yang datang. 154 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 154 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Mencipta seni atau desain baru menjadi langkah awal munculnya suatu karya seni dalam hal ini karya seni furniture. Takkan ada seni apabila tidak ada proses penciptaan seni yang diiringi dengan adanya kreativitas. Mencipta karya baru mungkin berat bagi seorang pemula dan bahkan bagi seorang seniman yang sedang berada dalam kondisi/keadaan yang tidak mendukung. Untuk itu perlu adanya pengetahuan tentang hal-hal yang dapat mendukung dan menghambat proses penciptaan karya seni dan peningkatan kreativitas. Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang terkait langsung dalam proses penciptaan karya sehingga seorang kreator dapat menyiasati berbagai hambatan dan kendala yang ditemuinya dalam membuat suatu karya. Dari latar belakang tersebutlah, begitu penting penguatan kreativitas dalam peningkatan inovasi desain furniture bagi industri kerajinan kreatif di Pajangan Bantul. KREATIVITAS Kreativitas dapat didefinisikan secara berbeda-beda. Sedemikian beragam definisi tersebut, sehingga pengertian kreativitas tergantung pada bagaimana orang mendefinisikan. Tidak ada satu definisi pun yang dianggap dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreativitas. Hal ini disebabkan oleh dua alasan. Pertama, sebagai suatu konstruk hipotesis , kreativitas merupakan ranah psikologis yang kompleks dan multidimensional, yang mengundang berbagai tafsiran yang beragam. Kedua, definisi-definisi kreativitas memberikan tekanan yang berbeda, tergantung dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi (Dedi Supriadi, 1994: 2). Menurut Utami Munandar (1992: 51) kreativitas merupakan proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman maupun keadaan hidupnya. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Banyak definisi tentang kreativitas merupakan salah satu masalah kritis dalam meneliti, mengidentifikasi dan mengembangkan kreativitas. Dalam dunia pendidikan kreativitas perlu dikembangkan. Sehubungan dengan perkembangan kreativitas, terdapat empat aspek konsep kreativitas. Rhodes, (1987) diistilahkan sebagai Four P s of creativity: Person, Proses, Press, Product . Kemampuan kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki setiap manusia, hanya saja kadarnya berbeda-beda setiap manusia, sehingga kreativitas manusia memerlukan keunikan dalam memunculkannya. Jawwad (2004) dikutip dari Kemendikbud (2011:28), kreativitas adalah kemampuan berfikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan baik dalam bidang keilmuan, keolahragaan, kesusastraan, maupun bidang kehidupan lain yang melimpah. Sedang menurut Chandra dikutip dari Kemendikbud (2011:28), kreativitas adalah kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan unik, berbeda, orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna. Beberapa uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Strategi Penguatan Kreativitas dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture bagi Industri Kerajinan ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 155 05/11/2016, 15:05 155 AGIL CRAFT DAN WIRAMULYA PAJANGAN BANTUL Sebagian besar proses produksi yang dilakukan oleh Agil Craft dan Wira Mulya adalah finishing barang kerajinan dan perabot kayu setengah jadi menjadi barang jadi. Bahan baku industri ini didominasi oleh produk setengah jadi dari kayu limbah, ranting, dan akar jati yang diproduksi oleh supplier (pengrajin) di Bantul, Bojonegoro, Ngawi, Jepara, dan Blora. Sampai saat ini, bahan baku akar, ranting, dan kayu limbah masih mudah diperoleh, baik di kawasan hutan Perhutani ataupun di hutan-hutan rakyat, terutama di daerah Gunung Kidul dan Pacitan. Industri yang memanfaatkan bahan baku limbah kayu semacam ini termasuk dalam kategori industry yang eco friendly , sehingga sangat dihargai di pasar yang mengedepankan keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Kayu jati merupakan kayu terbaik untuk digunakan sebagai bahan baku perabotan (furniture) dan kerajinan karena kekuatan dan keawetannya. Untuk menjaga mutu produk, Agil Craft dan Wiramulya selalu memastikan bahwa bahan baku yang digunakan oleh pengrajin rumahan supplier nya merupakan bahan yang terbaik. Industri ini bahkan melakukan supervisi secara berkala kepada para pengrajin untuk memastikan kualitas bahan baku yang nantinya akan difinishing dan dipasarkan oleh Agil Craft dan Wira Mulya. Agil menerapkan seleksi yang ketat pada bahan setengah jadi yang dikirimkan oleh para pengrajin, untuk tetap menjaga kualitas bahan baku yang didapatkan dari pengrajin tersebut. Terlebih dengan adanya dukungan bantuan pembuatan kiln dry (oven kayu) dari tim pengabdi pada tahun pertama, mutu bahan baku berupa kayu saat ini selalu bisa memenuhi syarat dari buyer dengan kandungan air (MC) tertentu. Gambar 1. Produk Agil Craft Sedangkan proses produksi perabot dan kerajinan kayu oleh CV Wira Mulya, proses penjaminan mutu produk dilakukan dalam empat tahapan penting, yaitu: pertama, dalam pemilihan bahan baku oleh pengrajin (supplier) dan supervisi produksi di tingkat supplier; kedua, pemilihan dan pemilahan produk setengah jadi dari supplier; ketiga, perlakuan dan pemberian obat anti hama dan rayap; dan yang terakhir inspeksi (quality control) sebelum packing dilakukan. Selain tiga langkah dalam alur produksi tersebut, ada upaya lain yang dilakukan oleh CV Wira Mulya untuk menjamin mutu produk, yaitu dengan melakukan penyimpanan barang siap angkut (pre loading storage) dan supervisi proses pemuatan barang (loading) yang ketat. Produk Agil Craft cukup beragam, namun semuanya berupa barang perabot dan kerajinan dari kayu dan sebagian bahkan dari batu. Salah satu produk andalan Agil Craft adalah stol dan 156 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 156 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 mirror. Namun demikian, beberapa jenis produk seperti meja akar dan meja berbahan ranting dalam beberapa waktu terakhir mulai banyak diminati oleh buyer. Kesan natural dari produk produk tersebut sedang menjadi salah satu tren yang masih saja menguat di pasar internasional. Seiring dengan didapatkannya sertifikat legalitas kayu pada akhir tahun 2013, produk berbahan baku kayu cukup mendominasi produksi dan pemasaran Agil Craft. Gambar 2. Produk CV Wira Mulya Produk CV Wira Mulya cukup beragam, namun semuanya berupa barang perabot dan kerajinan dari dahan dan ranting kayu jati dan munggur. Salah satu produk andalan CV Wira Mulya adalah stol, meja dan kursi. Namun demikian, beberapa jenis produk seperti mirror berbahan ranting dalam beberapa waktu terakhir mulai banyak diminati oleh buyer. Berdasarkan apa yang dilihat oleh penulisdidalam berhubungan dengan pelaku industri sendiri, terdapat beberapa hal yang menyebabkan implementasi masih sulit dilaksanakan pada tingkat operasional, khususnya sektor kerajinan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh: 1. 2. 3. Sikap yang diambil oleh Agil Craft dan CV Wiramulya di Pajangan Bantul lebih kepada bentuk industri berdasarkan pesanan , dengan kata lain, hampir sebagian besar indsutri kerajinan furnitur lebih melaksanakan produksi berdasarkan pesanan, bukan pada usaha untuk menghasilkan kreasi sendiri. Dan dengan demikian, industri kerajinan mebel/furnitur akan mengalami stagnasi kreasi. Hal ini selanjutnya akan menempatkan industri kerajinan mebel/ furnitur pada peran yang tidak besar pada perkembangan perekonomian masyarakat sekitar selaku pekerja utamanya. Karena CV Wira Mulya dan Agil Craft menghadapi masalah ketiadaan sumber daya yang mumpuni dalam mendesain produk. Permasalahan ini khususnya menjadikan Agil dan Wira Mulya tidak dapat mengembangkan diri dan tergantung pada buyer dalam pemasaran produknya, karena memang semua produk yang dipasarkan saat ini merupakan pesanan dengan desain yang telah ditentukan oleh buyer. Pola usaha yang dilakukan lebih kepada pola berdagang, bukan berkreasi. Ketergantungan yang tinggi pada material konvensional menyebabkan tingkat kompetisi yang tinggi terhadap kerajinan dari tempat produksi lain, yang notabene memiliki kekuatan teknologi produksi yang lebih maju. METODE/APLIKASI Kondisi yang memperlihatkan kelemahan dari produksi di Agil Craft dan CV. Wira Mulya tersebut sebetulnya dapat segera diatasi dengan melihat banyaknya potensi yang dimiliki. Sejalan dengan permasalahan tersebut didasarkan pada satu penelitian dalam pengabdian yang djumpai Strategi Penguatan Kreativitas dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture bagi Industri Kerajinan ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 157 05/11/2016, 15:05 157 oleh penulis, yaitu dengan melihat terdapatnya peluang untuk dapat memanfaatkan beberapa hal, antara lain: 1. 2. Pemanfaatan tenaga kerja produktif yang membutuhkan lapangan kerja baru. Pemanfaatan tenaga kerja untuk diberi pelatihan kreativitas dalam pembuatan desain. Yaitu dengan menawarkan pendekatan Peningkatan Potensi Kreativitas Penciptaan Karya Furniture dengan menggunakan material yang biasa mereka gunakan seperti pada pendekatan Design by Doing melalui Eksplorasi Material yang telah dikembangkan sebelumnya oleh sekolah desain Bauhaus di Jerman pada tahun 1919. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andry, M.Sn Staf Pengajar Tetap Jurusan Desain Produk FSRD ITENAS, Bandung selama kurang lebih 6 tahun ke belakang menunjukkan bahwa melalui pendekatan ini, dapat diperoleh karya karya kerajinan inovatif yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Metode yang dilakukan dalam meningkatkan kreativitas pagi para pengrajin di industri kerajinan kreatif di PT Agil dan Wira Mulya adalah melalui pendekatan, pembinaan kreativitas dan pendampingan dalam pembuatan produk. Gambar 3. Proses pelatihan peningkatan potensi kreativitas penciptaan karya furniture Secara umum, proses pelatihan dan pendampingan yang dilalui adalah sebagai berikut: 1. 2. Memahami Karakteristik Material, yaitu pemberian teknik-teknik pada material untuk mengenali karakteristik yang dimiliki pada material yang biasa dipergunakan. Termasuk dalam pengenalan ini adalah pengenalan karakter fisik dan kimia, karakteristik estetik, karakteristik dimensional, dan karakteristik struktural. Penggalian Potensi, setiap pemahaman yang menguntungkan dicoba untuk diungkapkan dalam bentuk deskripsi tulisan alternatif. 158 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 158 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 3. 4. 5. Implementasi, yaitu proses dimana semua kemungkinan alternatif yang dianggap menguntungkan dicoba untuk diterapkan pada produk fungsional. Optimalisasi desain, tahap di mana dilakukan pertimbangan-pertimbangan agar desain memiliki nilai yang optimal, termasuk di dalamnya adalah pertimbangan kompromis dengan aspekaspek lain hingga kemudahan produksi. Pemantauan pada pendampingan proses pembuatan desain yang diciptakan. HASIL PEMBINAAN KREATIVITAS DAN PENDAMPINGAN Beberapa desain hasil pelatihan yang telah dilakukan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4. Hasil pelatihan peningkatan potensi kreativitas penciptaan karya furniture Strategi Penguatan Kreativitas dalam Peningkatan Inovasi Desain Furniture bagi Industri Kerajinan ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 159 05/11/2016, 15:05 159 KESIMPULAN Dari pengabdian pendampingan yang dilakukan dan upaya penerapannya bagi para pelaku usaha kerajinan, diperoleh beberapa kesimpulan sementara: 1. 2. 3. 4. Proses berkreasi merupakan proses kerja intelektual yang berkolaborasi dengan mental, psikis dan latar budaya yang saling mempengaruhi, maka dalam perwujudannya diperlukan pendekatan kreatif dan kepekaan agar dapat menghadirkan karya-karya yang bersumber pada nilai-nilai tradisi, budaya, bangsa, yang penuh perbedaan sehingga akan mampu melahirkan karya berkualitas dan inovatif. Bahwa berkreasi bukanlah sesuatu hal yang sulit untuk dilakukan, namun kadang persoalan itu tumbuh saat ingin memulai. Pola pikir pengrajin harus diupayakan untuk dirubah, agar hasil kreasi dapat bernilai lebih. Kreativitas merupakan salah satu potensi yang utama bagi perkembangan ekonomi kreatif, maka diperlukan langkah bersama yang sinergis bagi semua pengrajin dan pelaku di industri kerajinan untuk membangun hal ini khususnya pemimpin industri yang lebih menekankan pada aspek rasional, yang kadangkala justru menurunkan kreativitas. Perlu usaha dan upaya yang lebih nyata lagi untuk membangun kemampuan bekerjasama dan berkompetisi UCAPAN TERIMA KASIH 1. 2. 3. 4. Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas Sarjjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Universitas Janabadra Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta DAFTAR PUSTAKA Supriadi, Dedy. (1994). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek, Bandung: Alfabeta. Simatupang, Togar M. Industri Kreatif Jawa Barat. Masukan Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat 2007. Munandar, Utami. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia. ❆ 160 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 160 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi: Program Pengembangan Metode Penanaman Nilai-Nilai Antikorupsi di SMA Negeri 2 Yogyakarta Laras Susanti, Zainal Arifin Mochtar, Oce Madril, dan Eka Nanda Ravizki1 Abstrac Keterlibatan pendidikan formal dalam upaya pencegahan korupsi sebenarnya bukan hal baru. Berdasarkan pengalaman di UGM diketahui bahwa pendidikan antikorupsi sangat esensil bagi profil lulusan berintegritas yang diharapkan. Namun, dirasakan penanaman yang dilakukan di perguruan tinggi akan lebih bermanfaat jika telah didukung oleh penanaman nilai-nilai sejak SM A. Siswa-siswi SM A dipandang sudah pada tahap menuju kedewasaan sehingga mudah untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penting untuk mewujudkan konsep School of integrity di SM A. M akalah ini ditujukan untuk menjawab hal tersebut, yakni dengan memfasilitasi guru SM A Negeri 2 Yogyakarta untuk menyusun metode pembelajaran antikorupsi yang disesuaikan dengan potensi (SDM guru, mata pelajaran, dan sarana prasarana) sekolah. M etode yang digunakan dalam makalah adalah melalui diskusi terfokus Focus Group Discussion (FGD), simulasi dan sosialisasi. Hasil akhir yang diharapkan dari makalah ini adalah agar Guru di SM A mampu memetakan potensi sekolah, merumuskan metode pembelajaran antikorupsi yang inovatif dan akhirnya dapat membuat modul pedoman pembelajaran anti korupsi yang sesuai dengan potensi sekolah. Sehingga pada akhirnya siswa di SM A dapat mengenal, memahami, dan mempraktikan nilainilai antikorupsi sebagai hasil dari metode pembelajaran tersebut. Kata Kunci: integritas, pendididikan anti korupsi, SM A BAB I PENDAHULUAN Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah semakin meluas dan merambah masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Jika dulu sebelum era reformasi, korupsi hanya dilakukan di tataran tingkat elit saja berbeda halnya dengan sekarang bahwa pejabat-pejabat di sektor terendah di tingkat desa sudah terjangkit virus korupsi. Perlu disadari bahwa korupsi yang semakin meluas ini tidak bisa terlepas dari peran pendidikan sebagai pencetak generasi bangsa yang dianggap kurang membekali peserta didiknya dengan nilai-nilai antikorupsi Korupsi merupakan persoalan yang amat serius di Indonesia. Pasca reformasi 1998, upaya pemberantasan korupsi dinilai sudah sangat baik, namun demikian upaya represif tersebut belum mampu memberikan efek jera kepada pejabat publik maupun masyarakat sipil untuk tidak 1 Tiga dari penulis adalah dosen pada Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada (FH UGM): Laras Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Oce Madril. Penulisan makalah ini dibantu oleh mahasiswa tingkat akhir pada FH UGM: Eka Nanda Ravizki. School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi:.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 161 161 05/11/2016, 15:05 melakukan tindakan koruptif. Untuk itu, sebagai tawaran untuk menjawab persoalan tersebut perlu adanya upaya preventif. Dalam upaya preventif berupa pencegahan korupsi, banyak sekali cara yang dapat ditempuh oleh instansi yang berwenang, misalnya memperketat sistem pengawasan dalam penggunaan anggaran. Terlepas dari itu, banyak sekali upaya yang dapat dilakukan sedini mungkin dalam mencegah tindakan koruptif. Jika korupsi diartikan sebagai suatu penyakit, maka perlu upaya dini untuk membunuh sel-sel penyakit tersebut. Sebagai tawarannya, penanaman nilai-nilai antikorupsi yang ditanamkan pada bangku sekolah merupakan sel imun yang dapat ditanamkan kepada peserta didik agar kelak ia dapat terhindar dari penyakit korupsi. Penanaman nilai-nilai antikorupsi ini dapat diterapkan dalam metode pembelajaran sejak di bangku sekolah. Keterlibatan pendidikan formal dalam upaya pencegahan korupsi sebenarnya bukan hal baru. Upaya pencegahan budaya korupsi di masyarakat terlebih dahulu dapat dilakukan dengan mencegah berkembangnya mental korupsi pada anakbangsa Indonesia melalui pendidikan. Semangat anti korupsi yang patut menjadi kajian adalah penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku antikorupsi melalui sekolah. Hal ini menjadi wajar karena sekolah adalah proses pembudayaan. Untuk itu, sektor pendidikan formal di Indonesia dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi. Sejauh ini telah berkembang dua pendekatan penanaman nilai-nilai, yaitu: pertama,menjadikan peserta didik sebagai target, dan kedua, menggunakan pemberdayaan peserta didik untuk menekan lingkungan agar tidak permissive to corruption. Pasca reformasi, pendidikan antikorupsi mulai dirintis oleh beberapa perguruan tinggi. Upaya yang dilakukan oleh perguruan tinggi bervariasi, ada yang menyelenggarakan mata kuliah khusus mengenai antikorupsi (Universitas Paramadina), ada pula yang mengintegrasikan ke dalam mata kuliah yang sudah ada. Contohnya, Universitas Gadjah Mada, dalam hal ini Fakultas Hukum, menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pemberdayaan Masyarakat Pengguna Peradilan dan mata kuliah Pendidikan Latihan Kemahiran Hukum (PLKH) Klinik Antikorupsi.2 Berdasarkan pengalaman di UGM diketahui bahwa pendidikan antikorupsi sangat esensil bagi profil lulusan berintegritas yang diharapkan. Namun, dirasakan penanaman yang dilakukan di perguruan tinggi akan lebih bermanfaat jika telah didukung oleh penanaman nilai-nilai sejak SMA. Siswa-siswi SMA dipandang sudah pada tahap menuju kedewasaan sehingga mudah untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan semangat memasukan nilai-nilai antikorupsi di SMA, Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, Anies Baswedan berpendapat bahwa ada tiga jenis metode pembelajaran yaitu intrakulikuler, lebih efektif jika dimasukkan dalam kokurikuler. Alasannya adalah kokurikuler ditujukan untuk proses pembelajaran tidak langsung yang berkaitan dengan pengembangan nilai dan sikap (afektif). Sehingga, pendidikan antikorupsi diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya secara inklusif dengan tema yang kontemporer. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Lukman Hakim mengenai model integrasi pendidikan antikorupsi dalam kurikulum pendidikan Islam yang integratif-inklusif. 3 Ada dua tujuan dari pendidikan tersebut yakni pertama, proses pendidikan harus menumbuhkan kepedulian sosial2 Profil kedua program tersebut dapat diakses melalui pukatkorupsi.ugm.ac.id. Lukman Hakim, Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi dalam Kurikulum Pendidikan Islam yang Integratif-Inklusif, http://acch.kpk.go.id/documents/10180/11263/04_Model _Integrasi_Pendidikan_Anti_KorupsiLukman_Hakim1.pdf/14dd7fe7-0bf4-445b-981b-66095e9e09c3 (diakses 2016) 3 162 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 162 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 normatif,membangun penalaran objektif, dan mengembangkan perspektif universal pada individu, dan kedua,pendidikan harus mengarah pada penyemaian strategis, yaitu kualitas pribadi individu yang konsekuen dan kokoh dalam keterlibatan peran sosialnya.4 Sampai saat ini meskipun telah tersedia modul korupsi untuk siswa SMA, contohnya yang digagas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun penelitian mengenai tema ini, belum ada yang secara spesifik menggagas program yang membantu para guru SMA untuk menyusun metode pembelajaran antikorupsi yang integratif sesuai dengan potensi sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itulah program pengabdian ini diselenggarakan guna memfasilitasi guru SMA N 2 Yogyakarta untuk menyusun metode pembelajaran antikorupsi yang disesuaikan dengan potensi (SDM guru, mata pelajaran, dan sarana prasarana) sekolah. Fasilitasi ini terdiri dari kegiatan diskusi terfokus dengan pakar, workshop, dan sosialisasi dokumentasi program ke guru lainnya dan siswa. Program yang diusulkan merupakan program multidisipliner karena melibatkan guru dari berbagai disiplin ilmu, pakar yang menguasai bidang pendidikan, serta tim pengusul yang menguasai pemahaman di bidang hukum. Sisi education for sustainable development amat kentara dengan pemilihan guru sebagai subjek dari usulan program ini. Pemilihan SMA tersebut dilatarbelakangi oleh status yang disandang SMA N 2 Yogyakarta sebagai sekolah berwawasan antikorupsi dan integritas. SMA ini meraih indeks integritas terbaik kedua UN di Provinsi DI Yogyakarta. SMA tersebut juga telah bekerjasama dengan PLKH klinik antikorupsi FH UGM dan PUKAT FH UGM, menyelenggarakan anti-corruption fair di tahun 2015. Potensi, komitmen, dan kerjasama yang terbangun akan menjadi modal bagi keberhasilan program. Sehingga, hasil program ini dapat menjadi rujukan bagi SMA lainnya di Yogyakarta. Perlu dicatat kaitannya dengan kompetensi tim pengusul, tim terdiri dari pengajar Fakultas Hukum yang juga aktif sebagai pengelola dan peneliti di PUKAT FH UGM. Dengan keterlibatan PUKAT sebagai kelembagaan sebagai mitra dirasakan sangat bermanfaat. Pengalaman PUKAT menyelenggarakan klinik antikorupsi yang menggunakan metode pendidikan hukum klinis dengan metode pembelajaran yang inovatif (bermain peran, simulasi persidangan, jurnalisme investigasi, diskusi kelompok, one teach one/saling bertukar info, dll.) diharapkan bisa menjadi salah satu bahan untuk pengembangan metode yang digunakan sekolah. 4 Sebagai bahan rujukan, perlu kiranya meninjau metode pembelajaran penanaman nilai-nilai antikorupsi yang telah diterapkan oleh sekolah menengah atas yang dilakukan oleh SMA N 7 Yogyakarta. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Wardatun Nida menunjukkan bahwa: 1) Integrasi pendidikan antikorupsi di SMA N 7 Yogyakarta dilakukan melalui tahap: Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi. 2) Terdapat metode yang digunakan oleh guru maupun pihak sekolah dalam integrasi pendidikan antikorupsi di SMA Negeri 7 Yogyakarta, baik yang diterapkan dalam kegiatan kurikuler maupun yang diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. 3) Hasil pelaksanaan Integrasi nilai antikorupsi di SMA N 7 Yogyakarta diperoleh melalui terapan perilaku peserta didik. Integrasi pendidikan antikorupsi di SMA N 7 Yogyakarta dilaksanakan dengan berbagai usaha dari pihak sekolah khususnya guru PAI dalam kelas dan pelaksanaan ekstrakurikuler oleh para pembina. Keduanya sudah dilaksanakan dengan baik, hanya perlu dikosistenkan dalam pelaksanaan sehingga bisa mencapai hasil yang maksimal. Ibid. School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi:.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 163 163 05/11/2016, 15:05 Program ini menjadi awalan bagi program tahun jamak atau multi years, target jangka panjang diharapkan dapat disusun modul yang berisi metode pembelajaran antikorupsi untuk SMA yang terintegrasi, kontemporer, dan inovatif. Tak hanya itu, guna memastikan tujuan pemberdayaan diharapkan terjalin musyawarah guru khusus untuk tema antikorupsi dimana para guru akan terus melakukan evaluasi, perbaikan, dan pembaharuan metode tersebut. Keterlibatan lebih banyak pihak, utamanya Kementerian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan sangat esensil, oleh karenanya program ini ke depannya juga diharapkan memfasilitasi komunikasi dengan kementerian tersebut. BAB II METODE A. Jenis Pengabdian Pengabdian yang dilakukan berbasis ilmu sosial terapan. Dalam hal ini melihat implementasi pengaturan dalam peraturan perundang-undang dalam kehidupan nyata. Lebih khusus, kaitannya dengan pemberantasan korupsi di mana masyarakat diminta untuk memberikan kontribusi. B. Lokasi Pengabdian Pengabdian ini dilakukan di SMA N 2 Yogyakarta, Jalan Bener No. 1, Yogyakarta. Kegiatan pengabdian diselenggarakan di ruang diskusi guru, dan pendopo sekolah. C. Responden Pengabdian Pengabdian difokuskan pada guru-guru di SMA N 2 Yogyakarta, khususnya guru mata pelajaran Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Agama. Pemilihan ini dilakukan atas hasil diskusi antara tim Pengabdi dengan pihak Sekolah. Alasan yang digunakan adalah bahwa ketiga mata pelajaran tersebut yang paling dianggap terkait dengan nilai-nilai antikorupsi. D. Bahan dan Alat yang Digunakan Bahan yang digunakan adalah buku, jurnal, modul artikel yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan antikorupsi baik oleh pendidikan formal maupun non-formal. Sementara alat yang digunakan adalah daftar inventaris masalah (DIM). DIM digunakan pada saat preliminary assessment dan pada saat menyusun hasil pengabdian. E. Bagan Pengabdian Dalam tahap pra-pengabdian, Pengabdi terlebih dahulu melakukan studi pustaka bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pengabdian. Selain itu, Pengabdi juga mempersiapkan kelengkapan administrasi. Selanjutnya, di tahap pengabdian, pengabdi melakukan kegiatan-kegiatan dengan metode diskusi kelompok, simulasi, dan sosialisasi. Setelah rangkaian kegiatan selesai diselenggarakan, pengabdi menyusun laporan dan menyiapkan naskah publikasi. 164 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 164 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Berikut adalah detail dari ketiga tahapan tersebut: 1. Perencanaan Program a. Rapat Persiapan Tahap awal dari kegiatan ini adalah proses perencanaan. Dalam tahap ini tim akan memetakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyusun materi pendidikan antikorupsi, dilanjutkan komunikasi dengan mitra mengenai kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. b. Pengumpulan Bahan Dalam tahap kedua, tim akan mengumpulkan materi tentang metode pembelajaran dan pengetahuan antikorupsi sebagai bahan pembuatan modul. Selain melalui kepustakaan, pengumpulan bahan juga dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD) bersama narasumber yang diundang. Tim akan berkomunikasi dengan guru-guru SMA N 2 Yogyakarta mengenai usulan narasumber yang akan diundang. Dalam diskusi guru-guru SMA N 2 Yogyakarta dan tim akan menjadi peserta aktif. 2. Penulisan Evaluasi dan Pementaan Potensi Sekolah dalam Pengembangan Metode Pembelajaran Antikorupsi Penulisan ini dilakukan oleh guru-guru SMA N 2 Yogyakarta. Tim menjadi mitra diskusi dan membantu kebutuhan bahan dan kontak narasumber yang diperlukan. Tim memastikan guruguru tersebut memahami peran aktifnya. Pengayaan Sekolah Setelah tersusun draft pemetaan di atas, dilakukan FGD pengayaan, di mana guru-guru yang menulis akan mempresentasikan dihadapan pengelola, rekan guru yang lain, dan tim. Tujuannya untuk mendapatkan masukan guna penyempurnaan draft. Workshop Dalam workshop dilakukan presentasi dokumentasi evaluasi dan pementaan potensi sekolah dalam pengembangan metode pembelajaran antikorupsi dan simulasi dari metode yang dipilih. Peserta workshop meliputi guru penulis, pengelola, rekan guru yang lain, dan tim. Kegiatan ini akan ditujukan untuk menguji pengembangan yang telah dipilih. Sosialisasi Tahapan sosialisasi merupakan tahapan untuk menyebarluaskan hasil dokumentasi dilakukan baik kepada siswa-siswi. Mencontoh kegiatan anticorruption fair yang dilakukan oleh klinik antikorupsi, akan dilakukan uji coba beberapa metode yang telah disusun. 3. 4. 5. BAB III HASIL, PEMBAHASAN, DAN DAMPAK Bab ini didedikasikan untuk memaparkan hasil, pembahasan dan dampak dari Pengabdian yang dilaksanakan di SMA N 2 Yogyakarta. Dalam memaparkan, pengabdi akan menjelaskan detail rangkaian kegiatan yang dilakukan beserta hasil dan dampak jangka pendek yang dihasilkan. Sebelum pemaparan hasil, berikut adalah target yang diharapkan: School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi:.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 165 165 05/11/2016, 15:05 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. Terbentuknya komitmen kerjasama dalam pendidikan anti korupsi dari SMAN 2 Yoyakarta Guru di SMA mampu memetakan potensi sekolah, merumuskan metode pembelajaran antikorupsi yang inovatif dan sesuai dengan potensi sekolah; Siswa di SMA mengenal, memahami, dan mempraktikkan nilai-nilai antikorupsi sebagai hasil dari metode pembelajaran tersebut; Siswa di SMA dapat menginisiasi terbentuknya komunitas anti korupsi SMA di Yogyakarta dapat mengakses dokumentasi hasil program untuk diterapkan; Berdasarkan target yang telah ditetapkan, maka luaran yang diharapkan adalah: Memorandum of Understanding (MoU) antara SMAN 2 Yoyakarta dengan TIM Pengabdi Proceeding Metode Pembelajaran Antikorupsi Dokumentasi hasil program sebagai laporan yang dapat diakses secara luas; Publikasi melalui media massa Rangkaian kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. 2. 3. 4. FGD Bahan Pustaka dan Persiapan Program Hasil dari kegiatan ini adalah berupa kesamaan pemahaman antara Tim Pengabdi dengan SMAN 2 Yogyakarta bahwa harapannya dengan kegiatan ini siswa tumbuh kesadaran akan budaya antikorupsi. Selain itu, FGD ini dimanfaatkan sebagai musyawarah bersama mengenai tujuan dan teknis pelaksanaan program ke depannya. Dari kegiatan ini dihasilkan catatan bahan pustaka. Sosialisasi SOI Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman kepada siswa SMA mengenai integritas dan nilai-nilai antikorupsi. Kegiatan ini dilakanakan dalam kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) yang pesertanya adalah siswa baru. Launching Proram SOI Kegiatan ini adalah apresiasi atas dijalinnya kerjaama antara Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dengan SMAN 2 Yogyakarta. Kegiatan ini juga sebagai langkah awal untuk merealisasikan program tersebut program SOI. Peresmian SOI ini juga dilaksanakan bertepatan juga dengan acara tahunan SMAN 2 Yogyakarta yang berupa Stadium Generale yang dihadiri seluruh komponen sekolah baik dari siswa, guru maupun alumni. FGD Konten Bahan Ajar dan Metode FGD ini bertujuan untuk mengumpulkan materi tentang metode pembelajaran dan pengetahuan antikorupsi sebagai bahan pembuatan modul. Selain melalui kepustakaan FGD ini juga akan menghadirkan narasumber guna memperdalam pemahaman. Kegiatan yang akan diselenggarakan selanjutnya: FGD hearing dengan siswa yakni kegiatan yang bertujuan untuk menjaring aspirasi dan saran dari siswa SMA N 2 Yogyakarta mengenai program, mengingat bahwa salah satu sasaran dari program ini adalah siswa SMA N 2 Yogyakarta; dan workshop Penyampain hasil ke sesama guru. Workhop bertujuan untuk menyebarluaskan hasil dari perumuan metode pembelajaran anti 166 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 166 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 korupsi di kalangan sesama guru. Agar guru SMA memahami dan dapat menerapkan dalam kegiatan di sekolah sehari-hari. Hasil dari rangkaian kegiatan tersebut adalah draft usulan metode pengajaran nilai-nilai antikorupsi pada mata pelajaran Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Agama. Dampak dari pengabdian ini adalah Sekolah menyadari pentingnya pengembangan metode pengajaran nilainilai antikorupsi dan meningkatkan kerja sama antara UGM dan Sekolah. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pengabdian ini terselenggara dengan baik yang dapat dilihat dari tersusunnya draf usulan pengembangan metode pengajaran pada mata pelajaran Kewarganegaraan, Bahasa Indoensia, dan Agama. Draft tersebut diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi Sekolah maupun penanaman nilai-nilai antikorupsi secara luas baik pada pendidikan formal maupun informal. Kegiatan yang telah dilaksanakan: FGD Bahan Pustaka dan Persiapan Program, Sosialisasi School of Integrity, Launching Program SOI. B. Saran Saran untuk penyelenggaraan ke depannya adalah perlunya komitmen di awal mengenai time schedule penyelenggaraan pengabdian yang disesuaikan dengan kalender pendidikan baik universitas maupun sekolah. UCAPAN TERIMA KASIH Pengabdian ini tidak akan bisa terselenggara tanpa dukungan dari berbagai pihak. Dalam bagian khusus ini, ucapan terima kasih diucapkan kepada Rektor UGM, LPPM UGM, pengurus dan guru-guru SMA 2 N Yogyakarta, tim PUKAT FH UGM, dan segala pihak yang tidak dapat diucapkan satu-persatu. Semoga pengabdian ini bisa memberikan sumbangsih bagi pemberantasan korupsi di Indonesia. REFERENSI Peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Laman Online School of Integrity (SOI), Dari Sekolah untuk Generasi Antikorupsi:.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 167 167 05/11/2016, 15:05 Website pukatkorupsi.ugm.ac.id. Lukman Hakim, Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi dalam Kurikulum Pendidikan Islam yang Integratif-Inklusif, http://acch.kpk.go.id/documents/10180/11263/04_Model _Integrasi_ Pendidikan_Anti_Korupsi-Lukman_Hakim1.pdf/14dd7fe7-0bf4-445b-981b-66095e9e09c3 (diakses 2016) ❆ 168 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 168 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Peran Perguruan Tinggi Dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi Leonita Siwiyanti1 Asep M. Ramdan2 1,2 Universitas Muhammadiyah Sukabumi Abstrak D alam mencipt akan masyarakat yang mandir i maka per gur uan t inggi har us ber per an dalam mengent askan kemiskinan melalui Tr i D har ma Pergur uan Tinggi yang salah sat unya adalah melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam hal ini perguruan tinggi bekerja sama dengan Yayasan Damandiri yang bergerak dalam kepedulian dan komitmen tinggi bagi pengembangan SDM melalui pemberdayaan keluarga, dengan prioritas pengentasan kemiskinan dan pembentukan Posdaya. LPPM UM M I menyambut dengan menyelenggarakan program KKN Tematik Posdaya UM M I tahun 2015 di wilayah kerja Posdaya binaan UM M I di kabupaten Sukabumi. M ahasiswa KKN Tematik Posdaya UM M I dalam melaksanakan kegiatan KKN selama 40 hari berhasil melaksanakan kegiatan pokok yaitu: pendataan, pemetaan dan sarasehan/lelang kepedulian disetiap wilayah kerja Posdaya ditiap daerah di 11 desa dan 5 kecamatan di kabupaten Sukabumi. Hasil dari kegiatan tersebut adalah dapat menuntaskan keluarga prasejahtera sebesar 23,04% dari jumlah total prasejahtera sebanyak 191 KK. Kata Kunci: Perguruan Tinggi, Posdaya, Keluarga Prasejahtera I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah pokok dan isu sentral pembangunan ekonomi dan sosial yang pada saat ini hingga beberapa tahun mendatang masih tetap relevan untuk terus dikaji di Indonesia adalah masalah pemberdayaan ekonomi rakyat dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Untuk mengubah kemiskinan dibutuhkan mental yang bagus. Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, bahkan tidak hanya berdampak bagi para penduduk miskin tetapi juga berdampak bagi warga sekitarnya karena kemiskinan juga dapat meningkatkan tindakan kriminalitas. Masalah kemiskinan ini memiliki beban cukup berat dalam pembangunan yang ditandai dengan kerentanan, ketidakberdayaan, keterisolasian, serta ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi. Beberapa upaya dari pemerintah dalam mengentas kemiskinan telah dilakukan, tetapi hasilnya tidak begitu menunjukkan perubahan yang signifikan. Munculnya usaha bersama untuk tujuan produktif pada awalnya tidak selalu atas prakarsa masyarakat, akan tetapi dapat merupakan inisiasi dari luar yang kemudian terinstitusionalisasi. Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 169 05/11/2016, 15:05 169 Upaya pengentasan kemiskinan merupakan upaya yang sulit dan memerlukan arahan, sasaran, prioritas dan dukungan yang tepat. Lebih dari itu upaya pengentasan kemiskinan memerlukan partisipasi semua pihak, baik keluarga mampu, organisasi dan tokoh masyarakat, swasta dan pemerintah maupun keluarga miskin itu sendiri. Semua pihak harus bekerja secara sinergi agar dukungan pemberdayaan terhadap sasaran mengalir tepat sasaran, berkesinambungan dan memberikan dampak kemandirian yang kokoh dan langgeng. Agar dapat menciptakan masyarakat yang mandiri maka perguruan tinggi harus berperan dalam mengentaskan kemiskinan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam hal ini perguruan tinggi bekerjasama dengan Yayasan Damandiri yang bergerak dalam kepedulian dan komitmen tinggi bagi pengembangan SDM melalui pemberdayaan keluarga, dengan prioritas pengentasan kemiskinan dan pembentukan Posdaya. Hal tersebut dapat terfasilitasi dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Tematik Posdaya Jawa Barat, dimana mahasiswa dapat berkontribusi dalam menciptakan keluarga yang lebih sejahtera. KKN Tematik Posdaya merupakan salah satu varian KKN yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dengan tujuan membentuk, membina dan mengembangkan Posdaya secara sistematis. Posdaya yang dibentuk merupakan wadah bagi keluarga dan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Indikator keberhasilan Posdaya adalah berjalanya kegiatan di semua aspek pembangunan masyarakat di 4 (empat) bidang yang berdampak kepada menurunnya keluarga prasejahtera dan bertambahnya keluarga sejahtera di wilayah kerja Posdaya. Indikator bertambahnya keluarga sejahtera adalah meningkatnya tingkat pendidikan, pendapatan, kualitas hidup, harapan hidup, dan menurunnya angka kematian ibu dan bayi. Peningkatan indikator tersebut mendorong peningkatan IPM wilayah yang bersangkutan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. 2. 3. C. 1) 2) Berapa jumlah keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera 1, 2, 3, dan 3 plus di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi? Bagaimana kondisi keluarga prasejahtera yang disesuaikan dengan indikator kemiskinan di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi? Bagaimana peran Perguruan Tinggi dalam mengentaskan keluarga prasejahtera di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi? Tujuan dan Manfaat Penelitian Selaras dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui jumlah keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera 1, 2, 3, dan 3 di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi. Mengetahui kondisi keluarga prasejahtera yang disesuaikan dengan indikator kemiskinan di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi. 170 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 170 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 3) Mengetahui peran Perguruan Tinggi dalam mengentaskan keluarga prasejahtera di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi. Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain: 1) 2) 3) 4) Melihat kondisi keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera 1, 2, 3, dan 3 di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi. Ketersediaan data dan peta keluarga di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi. Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat dipergunakan berbagai sektor pembangunan lain dalam melakukan kegiatan di wilayah kerja Posdya, khususnya yang berkaitan dengan upaya pengentasan kemiskinan. Sebagai bahan referensi bagi para dosen untuk mengembangkan penelitian dan pengabdian masyarakat di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi. II. LANDASAN TEORI A. Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi merupakan sebuah lembaga pendidikan kelanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian (UU 2 tahun 1989, pasal 16, ayat (1)). Salah satu dari program perguruan tinggi tentang pembelajaran mahasiswa yang diaplikasikan langsung ke lapangan adalah kegiatan KKN. Jadi program KKN adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah pembangunan yang dihadapi. Program KKN secara nasional telah dikenal sebagai bentuk pengerahan mahasiswa dan dosen dan selama ini dinilai sangat berhasil memberikan dampak positif terhadap semangat membangun masyarakt di seluruh wilayah Indonesia. Program KKN merupakan perwujudan darma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai kegiatan intra kulikuler. Bentuk kegiatan KKN terpadu antara pendidikan dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara lintas sektoral, ditujukan untuk pengembangan kepekaan sosial dan meningkatkan empati mahasiswa terhadap masalah yang dialami oleh masyarakat. Sejak tahun 2003 UMMI sebagai salah satu perguruan tinggi swasta telah merespon hal tersebut dengan mengintergrasikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke dalam kurikulum diseluruh Program Studi jenjang Sarjana. KKN sebagai wujud dari bagian amanat Catur Dharma UMMI yaitu menyeleggarakan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan implementasi pemahaman Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). KKN di UMMI menjadi bagian yang mendukung pembangunan nasional selaras dengan falsafah negara dan didasari nilai-nilai keilmuan dan ke-Islaman. Konsep KKN Tematik Posdaya merupakan salah satu bentuk kegiatan KKN yang diselenggarakan UMMI dengan tujuan membina dan mengembangkan posdaya yang sistematis dan unggul. Posdaya adalah sebuah gerakan untuk membangkitkan kembali budaya gotong royong di Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 171 05/11/2016, 15:05 171 masyarakat dalam membangun kehidupan berkeluarga, dilakukan secara swadaya dengan harapan masyarakat dapat mandiri. Posdaya dimaksudkan untuk membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penerepan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia, sejahtera dan mandiri. B. Keluarga Pra Sejahtera Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (pasal 1 Undang-Undang No. 52 tahun 2009). Keluarga pra sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Tahapan keluarga yang belum dapat memenuhi keseluruhan ataupun salah satu atau lebih dari 6 indikator tahapan Keluarga Sejahtera I seperti yang tercantum di bawah ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang baik. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan. Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. C. Wilayah Kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi Pada pelaksanan KKN Tematik UMMI tahun ini ditunjuk wilayah sasaran di Kabupaten Sukabumi, terletak di 10 desa yang menjadi wilayah kerja Posdaya binaan UMMI di 5 (lima) Kecamatan: Kadudampit, Cibadak, Gegerbitung, Nyalindung dan Waluran. Gambar 2.1. Peta lokasi KKN Tematik Posdaya 2015 172 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 172 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Kegiatan KKN Tematik Posdaya dilaksanakan di 12 Posdaya yang tersebar di 10 desa di Kabupaten Sukabumi. Tabel 2.1 menyajikan lokasi posdaya dan penempatan mahasiswa KKN Tematik Posdaya 2015. Tabel 2.1. Lokasi KKN Tematik Posdaya 2015 Kel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Posdaya Karya Bakti Karya Mandiri Harapan Sejahtera Agro Mandiri Sami Jaya Mekar Mandiri Harmonis Sejahtera Cigodeg Jaya Mitra Amanat Al-Fadilah Sadulur Satutur Jumlah Desa Karangjaya Karangjaya Gede Pangrango Cipetir Bojongsari Mekar Sari Nyalindung Ciheulang Tonggong Mekar Mukti Waluran Bojongsari Muara Dua 10 Desa Kecamatan Gegerbitung Gegerbitung Kadudampit Kadudampit Nyalindung Nyalindung Nyalindung Cibadak Waluran Waluran Nyalindung Kadudampit 5 kecamatan Jumlah Mahasiswa KKN 18 18 18 18 18 18 18 18 17 18 18 18 214 III. METODOLOGI PELAKSANAAN A. Persiapan Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Sebelum kegiatan dilaksanakan maka dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut: 1. Pendataan dan pemetaan keluarga di wilayah kerja posdaya. 2. Saresehan/lelang kepedulian. B. Metode Kegiatan Pengabdian Masyarakat Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, meliputi: 1. 2. Pendataan dan pemetaan keluarga di wilayah kerja Posdaya di kabupaten Sukabumi Metode ini adalah sebuah kegiatan pengumpulan data-data primer tentang demografi dan tahapan keluarga sejahtera serta data individu anggota keluarga yang dilakukan oleh mahasiswa dengan dukungan perguruan tinggi, pada waktu awal kegiatan KKN di lapangan melalui kunjungan keluarga dari rumah ke rumah. Sedangkan pemetaan adalah sebuah peta keluarga yang menyajikan kondisi setiap keluarga di suatu wilayah tertentu (biasanya suatu dusun/ RW/RT) yang datanya diperoleh dari hasil kegiatan pendataan keluarga. Saresehan/lelang kepedulian Metode ini adalah kegiatan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari kegiatan pendataan keluarga yang dimulai dengan menganalisis hasil pendataan, identifikasi masalah untuk Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 173 05/11/2016, 15:05 173 menentukan langkah-langkah intervensi lebih lanjut dalam mengatasi masalah yang ada, serta guna menggalang dukungan dari berbagai pihak melalui lelang kepedulian dan kegiatan gotong-royong utamanya untuk pengentasan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi setempat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Kegiatan Pendataan dan Pemetaan Keluarga 1. Persiapan Pendataan Sebelum melaksanakan kegiatan pendataan mahasiswa KKN harus melihat terlebih dahulu kondisi masyarakat dan keluarga di wilayah kerja posdaya masing-masing. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses pendataan dikarenakan sebagian besar masyarakat di kabupaten Sukabumi bermata pencaharian petani. Agar tidak terjadi kesalahan dan kegagalan dalam melakukan pendataan, maka perlu dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. Membentuk kesepakatan dengan pamong setempat, seperti kepala desa/lurah, kepala dusun/ lingkungan, tetua RW/RT dan tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh tentang akan dilakukannya pendataan keluarga di wilayah itu, termasuk yang berkenaan dengan maksud, manfaat serta cara-cara pelaksanaannya. Menyiapkan instrumen pendataan antara lain register keluarga sket peta keluarga, dan alatalat tulis sederhana. Untuk itu perlu diperhitungkan secara cermat jumlah kebutuhan sesuai jumlah sasaran keluarga yang akan didata. Menyiapkan tenaga pendata antara lain dengan memperhitungkan secara cermat kesesuaian antara cakupan wilayah, kondisi geografis, jumlah keluarga dan tenaga pendata yang dibutuhkan, termasuk pendampingnya. Membuat jadwal pendataan dan pembagian tugas antar mahasiswa pendata dan pendamping sedemikian rupa, sehingga pendataan dimaksud dapat diselesaikan paling lama dalam waktu seminggu. Dengan memperhitungkan jumlah keluarga yang ada di wilayah pendataan dan waktu yang tersedia, maka dapat diperkirakan berapa banyak jumlah keluarga yang harus didata rata-rata dalam waktu satu hari. Dengan demikian dapat pula dihitung barapa banyak mahasiswa pendata yang harus dipersiapkan dan dilatih. Membuat pemberitahuan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan seluruh keluarga yang ada di wilayah cakupan Posdaya tentang akan dilaksanakannya pendataan keluarga pada waktu dan cara-cara yang akan ditentukan berikut dengan penjelasan tentang maksud dan tujuannya. Pemberitahuan ini dilakukan melalui jalur dan cara-cara baik formal, maupun non formal. Menjelaskan cara pendataan/cara pengisian formulir bagi para pelaksana pendata dan pendampingnya melalui kegiatan pelatihan atau orientasi (pembekalan mahasiswa dan kader Posdaya). Membuat sket peta keluarga dengan cara menggambarkan secara sederhana peta wilayah cakupan Posdaya dalam bentuk sket serta memberikan tanda-tanda/simbol setiap bangunan (seperti jalan, jembatan, jalan kereta api, kantor-kantor penting, rumah sakit, Puskesmas dan sebagainya) dan keadaan alam (seperti aliran sungai, danau, bukit, taman dan sebagainya) serta lokasi rumah-rumah keluarga yang ada di wilayah cakupan Posdaya (misalnya dengan 174 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 174 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 memberi tanda kotak pada lokasi dimana rumah itu berada di atas sket yang telah dipersiapkan). 2. Pelaksanaan Pendataan Dalam melakukan pendataan dari rumah ke rumah oleh mahasiswa KKN dan didampingi kader Posdaya dengan menggunakan formulir Register Keluarga (R/1/KS). Pendataan menggunakan metode wawancara kepada kepala keluarga atau salah seorang anggota keluarga yang sudah dewasa dan yang mengetahui secara rinci keadaan keluarga dan anggota keluarga yang bersangkutan. Pada waktu wawancara pendata juga melakukan observasi terhadap keadaan di dalam rumah, maupun di lingkungan rumah tersebut.Bimbingan pelaksanaan pendataan dilakukan oleh para pembina/ pendamping Posdaya yang bersangkutan, baik secara bersamaan dengan pelaksanaan pendataan oleh para pendata, maupun secara terpisah atau setelah pendataan selesai dilakukan pada satu atau beberapa keluarga dengan cara uji petik. Setelah selesai melaksanakan pendataan maka perlu dilakukan penyisiran kembali kepada keluarga-keluarga yang terlewat ataupun keluarga-keluarga yang pendataannya belum tuntas pada waktu kunjungan pertama, agar cakupan pendataan mendekati kesenpurnaan. Konsolidasi antara para mahasiswa KKN dan para kader mengenai kelengkapan dan kebenaran atau kewajaran data, termasuk dalam penjumlahan dan pencantuman angka-angka dan tanda-tanda/kode-kode yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penentuan tahapan keluarga sejahtera (prasejahtera, KS I, KS II, KS III, KS III plus) bagi setiap keluarga yang telah selesai didata dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Formulir- formulir yang diperlukan untuk melakukan pendataan dan pemetaan keluarga, terbagi menjadi 2 yaitu: 1. 2. 3. Register pendataan keluarga (R/I/KS/15) Rekapitulasi hasil pendataan Posdaya (Rek/Posdaya.R/I/KS/15) Formulir di dapat dari Yayasan Damandiri bekerjasama dengan Perguruan Tinggi di wilayah kerja Posdaya masing-masing. Dan untuk di wilayah kabupaten Sukabumi Yayasan Damandiri bekerjasama dengan LPPM UMMI. Analisa Data dan Pemetaan Akhirnya setelah dilaksanakan pendataan oleh para mahasiswa KKN Tematik Posdaya tahun 2015 dengan didampingi para kader Posdaya di seluruh wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi, maka didapat data keluarga (PS, KS1, KS2, KS3 dan KS3+) sesuai dengan wilayah kerja Posdaya di Kecamatan Kadudampit, Cibadak, Gegerbitung, Nyalindung dan Waluran. Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 175 05/11/2016, 15:05 175 Tabel 4.1. Hasil Data keluarga (PS, KS1, KS2, KS3 dan KS3+) PS KS1 KS2 KS3 KS3+ Jumlah Keluarga Karangjaya 6 201 116 26 3 352 Karya Mandiri Karangjaya 4 178 41 21 11 255 3 Harapan Sejahtera Gede Pangrango 66 179 51 5 5 306 4 Agro Mandiri Cipetir 16 54 28 13 8 119 5 Sami Jaya Bojongsari 17 81 33 45 19 195 6 Mekar Mandiri Mekar Sari 5 36 33 10 6 90 7 Harmonis Nyalindung 4 77 41 42 69 233 8 Sejahtera Ciheulang Tonggong 4 66 150 69 48 337 9 Cigodeg Jaya Mekar Mukti 8 140 42 15 0 205 10 Mitra Amanat Waluran 13 75 92 62 16 258 11 Al-Fadilah Bojongsari 39 77 8 32 5 161 12 Sadulur Satutur Muara Dua 9 146 37 12 0 204 191 1.310 672 352 190 2.715 No Nama Posdaya 1 Karya Bakti 2 Alamat JUMLAH Keterangan : P S : Pra Sejahtera KS1 : Keluarga Sejahtera 1 KS2 : Keluarga Sejahtera 2 KS3 : Keluarga Sejahtera 3 KS3+: Keluarga Sejahtera 3 plus Pembuatan konsep peta keluarga dibantu oleh mahasiswa KKN dengan bimbingan para kader Posadaya berdasarkan sket awal yang telah dibuat sebelumnya serta data-data yang telah terkumpul dari hasil pendataan. Peta keluarga dibuat secara sederhana menggunakan karton manila atau kertas kalkir dengan pinsil berwarna atau spidol. Di dalam peta ini digambarkan kondisi setiap keluarga yang ada, terutama yang menyangkut tahapan keluarganya. Peta ini seyogyanya ditempatkan di ruangan Posdaya biasanya menggelar pertemuan. Peta keluarga dijadikan bahan bahasan pada setiap pertemuan Posdaya. Apabila masih ada keluarga prasejahtera (praKS), keluarga itu dijadikan sasaran untuk dibantu dan diberdayakan oleh Keluarga Sejahtera 2, 3 dan 3+. 176 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 176 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Gambar 4.1. Contoh Salah satu Peta Keluarga Posdaya (Wilayah Desa Karangjaya Kec. Gegerbitung dan desa Gede Pangrango Kec. Kadudampit) Dari hasil pendataan dan pemetaan dari 12 Posdaya yang berasal dari 11 desa di Kecamatan Kadudampit, Cibadak, Gegerbitung, Nyalindung dan Waluran di Kabupaten Sukabumi di dapat 161 keluarga pra sejahtera dengan tidak terpenuhinya salah satu dari 6 kategori yang termasuk dari keluarga sejahtera 1. Kategori-kategori tersebut adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Makan: apabila makan kurang dari 2x sehari. Pakaian: mempunyai pakaian yang layak dipakai untuk keperluan yang berbeda. Rumah: yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang baik. Kesehatan: bila ada anak atau anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana atau petugas kesehatan. Pendidikan: ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja. Pekerjaan: ada seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin. Berdasarkan kategori di atas, maka dapat diketahui jumlah keluarga prasejahtera di lingkungan posdaya di kabupaten Sukabumi dengan berbagai alasannya. Sehingga didapat análisis terhadap data yang telah ada di dalam register pendataan atau peta keluarga yang telah dibuat. Analisa ini dilakukan terutama berkaitan dengan data demografis, kesehatan, KB, pendidikan, ekonomi, dan tahapan keluarganya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. B. Pelaksanaan Saresehan/Lelang Kepedulian Kegiatan ini dilakukan sebagai tindaklanjut dari kegiatan pendataan dan pemetaan untuk menentukan langkah-langkah intervensi dalam mengatasi masalah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 di wilayah kerja Posdaya. Dalam pelaksanaan saresehan/lelang kepedulian di tiap daerah berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi wilayah dan masyarakatnya. Di bawah ini akan dijelaskan kegiatan sarasehan di setiap kecamatan. Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 177 05/11/2016, 15:05 177 a. Kecamatan Kadudampit ◆ Desa Cipetir (Posdaya Agro Mandiri) Kegiatan saresehan di desa Cipetir Kp. Cijarian dilakukan sebanyak dua kali. Saresehan ini dihadiri oleh ketua Posdaya, kader posdaya dan warga masyarakat lainnya. Hasil dari saresehan tersebut adalah terdapat 3 keluarga yang sudah tertuntaskan kebutuhannya dalam bentuk sembako dan pakaian yaitu keluarga Pak Parman, Mamun, Fitra yang tinggal dengan neneknya Ijah, 3 keluarga ini termasuk keluarga pra sejahtera, dan setelah hasil saresehan 2 keluarga menjadi Keluarga Sejahtera 1, terkecuali keluarga Pak Mamun dikarenakan beliau hanya menjaga villa milik orang lain. Sementara 12 KK yang termasuk pra sejahtera belum terselesaikan permasalahannya dikarenakan dana yang terhimpun belum mampu untuk mengatasi permasalahan lainnya dan masih banyaknya warga yang belum tergugah hatinya dalam menolong sesama. ◆ Desa Gede Pangrango (Posdaya Harapan Sejahtera) Saresehan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UMMI sebagai fasilitator dapat terlaksana pada 29 Agustus 2015. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam acara saresehan ini yaitu tamu undangan yang meliputi Camat Kadudampit, Kepala Desa Gede Pangrango, Ketua Posdaya, Ketua RT yang ada pada Posdaya Harapan Sejahtera, dan beberapa tamu undangan lain seperti tokoh masyarakat dan warga. Sehingga dengan adanya beberapa tamu tersebut di atas pun telah memberikan hal positif bagi acara saresehan. Hasil dari kegiatan saresehan di desa Gede Pangrango ini adalah dengan total keluarga prasejahtera adalah 66 KK, maka berkat adanya saresehan/lelang kepedulian dapat tertuntaskan sebanyak 16 KK dengan penyelesaian berupa adanya pemeriksaan kesehatan gratis yaitu cek gula darah, tekanan darah, dan asam urat oleh petugas kesehatan didampingi mahasiswa KKN dan kader Posadaya. Sedangkan untuk 50 KK yang belum tertuntaskan dengan masalah lantai rumah, maka akan ditindaklanjuti oleh aparat desa dan kecamatan untuk masuk dalam program PNPM. ◆ Desa Muara Dua (Posdaya Sadulur Satutur) Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN pada kurang lebih 203 KK (Kepala Keluarga) di wilayah kerja Posdaya Sadulur Satutur yang meliputi wilayah RT 23/05, 24/05, 25/05, dan RT 26/05 yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Tematik UMMI di Kp. Muaradua RW 05 Desa Muaradua. Di mana ada 9 KK yang masuk kategori pra sejahtera, 145 KK masuk kategori KS I, 55 KK masuk kategori KS II, dan 12 KK masuk Kategori KS III. Kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan sarasehan pada Sabtu 29 Agustus 2015 pada pukul 19.30 sampai 22.00 WIB untuk menggalang kepedulian masyarakat terhadap keluarga prasejahtera. Sarasehan di hadiri oleh sekitar 34 orang yang meliputi para tokoh masyarakat dan jajaran pemerintahan (seperti ketua RT dan ketua RW di wilayah Posdaya, serta Kepala Desa Muaradua), serta masyarakat sekitar wilayah kerja Posdaya Sadulur Satutur. Hasil dari saresehan tersebut didapat dari 9 KK keluarga prasejahtera hanya 2 warga yang 178 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 178 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 dapat dituntaskan yaitu Bapak Isak dan Bapak Dadun dengan permasalahan kondisi rumah dengan mendapat bantuan dari dinas sosial, desa dan gotong royong masyarakat. Sedangkan untuk Bapak Junta, Jaja dan Ici belum mendapat respon dari masyarakat untuk masalah kondisi rumah. Dan untuk masalah pekerjaan (Bu Nunung, Bu Iim, Bu Iyah dan Pak Adung) belum adanya kepedulian masyarakat untuk memperkerjakan keluarga prasejahtera. b. Kecamatan Cibadak Kegiatan saresehan di desa Cihelang Tonggoh dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu: ◆ Saresehan ke -1 Kegiatan saresehan pertama dilaksanakan pada Rabu 2 September 2015 pukul 19:00 WIB di masjid Nurul Iman RT 01. Pada saresehan pertama ini dibahas mengenai program Posdaya dan jumlah keluarga prasejahtera di RW 01 berdasarkan hasil pendataan keluarga. Namun pada kegiatan ini belum didapai hasil yang memuaskan mengenai lelang kepedulian dikarenakan warga yang hadir tidak sesuai dengan harapan dikarenakan mempunyai kesibukan dan kegiatan lain. Maka dari itu, untuk saresehan pertama belum ditemukan hasil. ◆ Saresehan ke-2 Acara lelang kepedulian kedua dilaksanakan pada Sabtu 12 September pukul 19:00 setelah kegiatan pengajian rutin di masjid Nurul Iman RT 01. Pada saresehan yang kedua ini didapati hasil donasi dari warga berupa: Semen 2 sak dan bambu 10 batang dari Bapak Salih Muharam Paku 5kg dari BApak H. Agus Semen 2 sak dari Bapak Dedi Uang 100 ribu dari Bapak Abah Kuncir ◆ Saresehan ke-3 Saresehan ketiga dilaksanakan pada Rabu 16 september yang berlokasi di masjid Nurul Iman RT01 . Acara ini difokuskan pada lelang mengenai kesehatan untuk keluarga prasejahtera di RW 01 Pabuaran. Berdasarkan hasil lelang disepakati bahwa untuk keluarga yang ada di RT 01 atas nama Itoh, Pendi, dan Suherli mendapatkan akses pengobatan gratis ke klinik Alta Medika yang di pimpin oleh Dokter Neneng. Selain kepastian mengenai pengobatan gratis, pada saresehan ketiga membahas pula mengenai dana bantuan dari pemerintah khususnya PNPM untuk membantu kelancaran pembangunan rumah tidak layak huni atas nama Sri Haryati. Berdasarkan kesepakatan dan keputusan dari Kepala Desa Ciehulang Tonggoh maka untuk renovasi rumah dapat dilaksanakan dengan segera menggunakan dana talangan sementara sebelum pencairan dana PNPM. Selain itu, untuk keluarga prasejatera pada bidang kesehatan telah diselesaikan dengan pembuatan kartu berobat geratis ke Klinik Altha Medika. Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 179 05/11/2016, 15:05 179 c. Kecamatan Gegerbitung Desa Karang Jaya ◆ Posdaya Karya Bakti Kegiatan saresehan di posdaya Karya Bakti di laksanakan pada 26 Agustus 2015 yaitu membahas tentang keluarga prasejahtera sebanyak 6 KK, di mana pada kegiatan tersebut kami mengadakan lelang kepedulian kepada orang-orang yang termasuk ke dalam keluarga sejahtera 2,3, dan 3+ untuk menyelesaikan permasalahan keluarga prasejahtra di mana permasalahan keluarga prasejahtera tersebut didominasi oleh permasalahan rumah yang tidak layak huni. Dan hasil dari kegiatan lelang kepedulian tersebut adalah untuk 3 KK yaitu Bapak Aip, Bapak Jumasih dan May Nyai mereka mendapatkan bantuan dari program desa untuk perbaikan rumah. Sedangkan untuk Bapak Ayi, Bapak Opang dan Bapak Hasan masih belum tertuntaskan karena kurangnya respon dari masyarakat dan terbatasnya kuota bantuan desa. ◆ Posdaya Karya Mandiri Tujuan dari diadakannya kegiatan saresehan adalah lelang kepedulian untuk mengentaskan keluarga PraKS menjadi keluarga sejahtera. Setelah dilaksanakannya lelang kepedulian, maka didapat hasil berupa bantuan renovasi dari program RUTILAHU Pemprov Jawa Barat untuk 2 KK (Bu Ikah dan Bu Isah), untuk Bu Erum dilaksanakan gotong royong oleh warga untuk membenahi rumah beliau dengan bantuan keuangan desa. Sedangkan untuk Pak Jumanta diberikan pekerjaan dengan melakukan penjualan enye yang diproduksi oleh Posdaya Karya Mandiri. d. Kecamatan Nyalindung ◆ Desa Bojong Sari Kp. Karikil (Posdaya Sami Jaya) Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN dari total 195 KK terdapat 17 KK yang dikategorikan prasejahtera. Permasalahan keluarga prsejahtera ini umumnya disebabkan oleh masalah kondisi rumah yang lantainya masih tanah, sekitar 14 KK yang lantai rumahnya berlantaikan tanah, sisanya 3 KK dikarenakan masalah pendidikan atau ada anggota keluarga usia sekolah tidak disekolahkan. Kondisi rumah yang tidak layak disebabkan oleh karena rumahnya masih berlantai tanah, sedangkan anggota keluarga usia sekolah tidak disekolahkan disebabkan karena keadaan ekonomi dan kurangnya juga kesdaraan akan pentingnya pendidikan Setelah dilaksanakannya saresehan/lelang kepedulian, maka keluarga prasejahtera yang dapat tertuntaskan adalah sebanyak 1 rumah milik Bu Omas dengan bantuan dari kader posdaya dan aparatur desa. Sedangkan untuk 16 KK lagi masih belum terpecahkan dikarenakan kurangnya respon dari masyarakat dan tidak peduli kepada sesama, sedangkan untuk pendidikan jauhnya letak wilayah tersebut dari penyelenggaraan pendidikan. ◆ Desa Bojong Sari Kp. Cijulang (Posdaya Al-Fadilah) Kegiatan sarasehan ini dilaksanakan pada 25 Agustus 2015 di majelis Posdaya Al-Fadilah, yang dihadiri oleh 46 orang, di antaranya; Kepala Desa Bojongsari beserta jajarannya, pengurus Posdaya, Kepala Dusun dan tokoh masyarakat Desa Bojongsari serta seluruh mahasiswa KKN Tematik 2015 Desa Bojongsari Kampung Cijulang. 180 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 180 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Adapun sasaran dari kegiatan sarasehan ini ialah menentaskan keluarga prasejahtera dilingkungan Posdaya Al Fadilah sebanyak 39 KK dengan dibantu oleh aparatur pemerintahan, tokoh masyarakat beserta keluarga yang masuk ke dalam Keluarga Sejahtera III dan III Plus, dan diharapkan dapat membantu dalam memberi masukan dan memberikan bantuan dalam rangka memecahkan masalah dari keluarga prasejahtera. Hasil dari sarasehan yang dilakukan oleh pengurus Posdaya adalah untuk rumah Bapak Saep dapat terselesaikan berkat bantuan dan gotong royong warga masyarakat, namun untuk Bapak Halimi dan Bapak Ruslan masih menunggu giliran setelah selesai KKN. Sedangkan untuk masalah kesehatan pada keluarga Bapak Halimi, Bapak Ruslan, Bapak Amad, Bu Kalmah, Bu Tati dan Bapak Sardoi dapat tertuntaskan dengan baik melalui penyuluhan dan cek kesehatan gratis dari dinas kesehatan. Gambar 4.2 –Contoh Sarasehan saat pengajian mingguan di Posdaya Al-Fadilah ◆ Desa Mekar Sari (Posdaya Mekar Mandiri ) Dari hasil pendataan yang dilakukan di kampung Panaruban maka terdeteksi jumlah keluarga prasejahtera yaitu 5 KK, dengan permasalahannya adalah pendidikan dan kesehatan. Dan dari hasil sarasehan maka keluarga yang telah dituntaskan ada 4 KK di antaranya. 1 KK (Pak Udeng) dengan masalah pendidikannya itu memiliki anggota keluarga yang putus sekolah telah tuntas dan menjadi Keluarga Sejahtera I karena adanya sosialisasi pentingnya pendidikan. Sedangkan untuk 3 KK (Pak Yayat, Bu Encok Sopiah dan Bu Misoh) dengan masalah kesehatan yaitu enggan menggunakan jasa kesehatan juga telah tuntas dan menjadi Keluarga Sejahtera I karena adanya penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Namun 1 KK lagi (Pak Tatung) yang juga memiliki masalah kesehatan masih enggan menggunakan jasa kesehatan sehingga tidak tertuntaskan karena keluarga tersebut telah berusia sangat lanjut dan bersikeras untuk tidak menggunakan jasa kesehatan. ◆ Desa Nyalindung (Posdaya Harmonis ) Saresehan adalah kegiatan lelang kepedulian yang melibatkan masyarakat dan mahasiswa, yang bertujuan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang akan dibahas. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu 13 September 2015 bertempat di rumah kepala dusun Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 181 05/11/2016, 15:05 181 1 di Kp. Legok Cau Rt 02 / Rw 02 Desa Nyalindung. Kegiatan ini dihadiri oleh 27 peserta terdiri dari mahasiswa, Stakeholder, Keluarga Sejahtera 3 dan Keluarga Sejahtera 3+, dilaksanakan dari pukul 14.00 16.00 WIB. Hasil dari kegiatan saresehan adalah di mana 4 KK yang tergolong keluarga prasejahtera dengan permasalahan rumah, pakaian dan makanan, setelah dilakukan lelang maka 1 KK (Bu Icih) dapat tertuntaskan berkat gotong royong dan bantuan masyarakat serta aparat Desa. Sedangkan untuk 3 KK lagi (Bu Cicah, Bu Ana dan Bu Nunuh) masih dalam proses lelang berikutnya dan untuk kasus Bu Cicah (Lansia) dikarenakan hidup sendiri, karena suaminya sudah meninggal dan mengalami trauma, sehingga perlu penanganan khusus. e. Kecamatan Waluran ◆ Desa Mekar Mukti (Posdaya Cigodeg Jaya) Saresehan merupakan salah satu bentuk lelang kepedulian antar warga yang dilakukan oleh KKN Tematik Posdaya UMMI. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 1 kali yaitu pada 15 September 2015 saresehan ini dihadiri oleh aparatur desa, Keluarga sejahtera I, Keluarga sejahtera II, Keluarga sejahtera III. Adapun hasil dari kegiatan saresehan tersebut pertama, dari 8 KK Pra Keluarga Sejahtera hanya 3 KK yang dituntaskan menjadi KS 1 yaitu Ibu Ela, Bapak Una dan Bapak Aep. keluarga ini dapat menjadi keluarga sejahtera 1 karena ada bantuan sumbangan atau kepedulian dari warga setempat daerah Posdaya Cigodeg Jaya Desa Mekar Mukti untuk memberikan lapangan pekerjaan di Posdaya sebagai pekerja pembuat keripik yaitu Ibu Ela dan Istri dari Bapak Aep, sedang untuk Bapak Aep difasilitasi untuk berobat karena sakit. Dan Bapak Una dituntaskan menjadi KS 1 dapat bantuan dari warga setempat pula untuk menjadi pengrajin atap dari bahan dasar erih. Bagi 5 KK yang belum tertuntaskan dengan permasalahan pekerjaan dan pendidikan. Dalam kasus pendidikan sudah diberikan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan namun masih belum ada kesadarannya, sedangkan untuk pekerjaan masih belum didapat solusinya ketika mahasiswa berada di sana. ◆ Desa Pamoyanan ( Posdaya Mitra Amanat) Sarasehan pertama KKN Tematik POSDAYA UMMI 2015 kelompok-10 Dusun Pamoyan di laksanakan pada Rabu 26 Agustus 2015 di Masjid Pondok Pesantren Nurul Huda Pamoyanan, dari sarasehan tersebut penanggulangan Keluarga Pra Sejahtera yang berjumlah 13 KK. Pada acara sarasehan pertama tersebut, diperoleh bahwa dari ke-13 Keluarga Pra Sejahtera hanya 1 KK yang dituntaskan menjadi Keluarga Sejahtera I yaitu Ibu Isat, kelurga Ibu Isat menjadi Keluarga Sejahtera I karena ada kepedulian untuk membawa Ibu Isat ke Rumah Sakit yang berasal dari tokoh masyarakat dan adanya petugas kesehatan di Dusun Pamoyanan yang memberikan pemeriksaan secara gratis. Selanjutnya Keluarga Pra Sejahtera yang belum tuntas berjumlah 12 KK, dilelang kembali kepedulian dalam kegiatan sarasehan ke 2. 182 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 182 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Dalam kegiatan sarasehan ke-2 hanya 1 Keluarga Pra Sejahtera yang dituntaskan menjadi Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga Bapak Ikin dengan 5 anggota keluarga. Bapak Ikin berusia 65 tahun menjadi Keluarga Sejahtera I karena pada lelang kepedulian disarasehan kedua ada tokoh masyarakat yang memberi kepeduliannya bersama petugas kesehatan untuk memeriksa dan memberi pengobatan kepada Bapak Ikin. Jadi dari 13 KK prasejahtera hanya 2 KK yang dapat dituntaskan, sedangkan 11 KK lainnya masih dicarikan solusi yang terbaik untuk permasalahan pendidikan dan kesehatan. C. Peran Perguruan Tinggi dalam Mengentaskan Keluarga Prasejahtera Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan Tri Dharma Widya kepada dosen dan mahasiswa berusaha semaksimal mungkin untuk membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Melalui program KKN Tematik, UMMI yang merupakan salah satu perguruan swatsa di wilayah Sukabumi berusaha untuk membantu tercapainya masyarakat yang sejahtera. Bersama dengan Yayasan Damandiri yang memiliki program kepedulian dan komitmen untuk melakukan pemberdayaan keluarga (Posdaya) dan pengentasan kemiskinan, LPPM UMMI menyambut dengan menyelenggarakan program KKN Tematik Posdaya UMMI tahun 2015 di wilayah kerja Posdaya binaan UMMI di kabupaten Sukabumi. Para peserta KKN Tematik Posdaya UMMI dalam melaksanakan kegiatan KKN selama 40 hari berhasil melaksanakan kegiatan pokok yaitu: pendataan, pemetaan dan sarasehan/lelang kepedulian disetiap wilayah kerja Posdaya ditiap daerah di 11 desa dan 5 kecamatan di kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan serta kegiatan saresehan/lelang kepedulian yang telah dilakukan mahasiswa KKN Tematik Posdaya UMMI, maka didapat hasil yang cukup memuaskan. Hasil pengentasan kemiskinan dari hasil pendataan dimana total keluarga prasejahtera di 12 wilayah kerja Posdaya tahun 2015 adalah sebanyak 191 KK. Dengan permasalahan antara lain, adalah: kondisi rumah, pakaian, makan, pendidikan, kesehatan dan pekerjaan. Namun mayoritas permasalahan di kabupaten Sukabumi adalah warga yang tidak memiliki rumah yang layak, pendidikan yang baik dan tidak memiliki pekerjaan. Dan kadang dalam satu KK terdapat 23 indikator permasalahan, sehingga masalah yang terpecahkan hanya satu indikator terlebih dahulu. Setelah dilaksanakan saresehan ternyata dari total 191 KK keluarga prasejahtera hanya bisa tertuntaskan sebanyak 44 KK. Hal tersebut dapat terselesaikan berkat gotong royong antar warga masyarakat, mahasiswa KKN dan aparat Desa serta Kecamatan. Jadi keluarga prasejahtera yang berhasil dituntaskan adalah sebesar 23,04%. Sedangkan sisanya sebanyak 147 KK masih dalam proses lelang dan masuk dalam program pemerintah lainnya (seperti: RUTILAHU, PNPM, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan). Adapun daftar nama posdaya, indikator permasalahan dan jumlah KK keluarga prasejahtera di wilayah kerja Posdaya di Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut: Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 183 05/11/2016, 15:05 183 Tabel 4.2 Nama Posdaya, Permasalahan dan Jumlah KK Prasejahtera No 1 2 3 Nama Posdaya Karya Bakti Karya Mandiri Harapan Sejahtera Kecamatan Gegerbitung Gegerbitung Kadudampit 4 Agro Mandiri Kadudampit 5 Sadulur Satutur Kadudampit 6 Sejahtera Cibadak 7 Sami Jaya Nyalindung 8 Al-Fadilah Nyalindung 9 Mekar Mandiri Nyalindung 10 11 Harmonis Cigodeg Jaya Nyalindung Waluran 12 Mitra Amanat Waluran Permasalahan Kondisi Rumah Kondisi Rumah Kondisi Rumah Kesehatan Kondisi Rumah pendidikan Makan kesehatan Rumah Pendidikan Kondisi Rumah Kesehatan Kondisi Rumah Pendidikan Rumah Pakaian Kesehatan Kesehatan Pendidikan Kondisi Rumah Kesehatan Pekerjaan Pendidikan Rumah Pekerjaan Kesehatan Jumlah KK 6 4 66 10* 10 1 1 4 5 4 1 4 14 3 22* 4* 21* 4 1 4 1 5 2 3* 7* 1 *KK yang memiliki lebih dari satu masalah Berdasarkan Tabel 4.2, secara umum indikator permasalahan yang dialami oleh keluarga prasejahtera di kabupaten Sukabumi adalah kondisi rumah (69,6%), kesehatan (21,1%), pendidikan (0,5%), makan (0,5%), pakaian (2,1) dan pekerjaan (6,2%). Indikator pemasalahan keluarga prasejahtera juga tertuang dalam diagram sebagai berikut: Presentase Indikator Keluarga Prasejahtera Kondisi Rumah Kesehatan Pendidikan Pekerjaan Pakaian Diagram 4.1 : Presentase indikator keluarga prasejahtera 184 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 184 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Melihat keadaan itu maka jelas walaupun hanya 40 hari mahasiwa KKN berada di lokasi KKN, namun mereka dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan gotong royong di tengah masyarakat yang saat ini mungkin sudah jauh dari jiwa toleransi. Sehingga perguruan tinggi (UMMI) sangat berperan dalam memecahkan masalah kemiskinan atau mengentaskan keluarga prasejahtera. V. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan melalui penyelenggaraan Tri Dharma Widya kepada dosen dan mahasiswa berusaha semaksimal mungkin untuk membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Melalui program KKN Tematik, UMMI yang merupakan salah satu perguruan tinggi swatsa di wilayah Sukabumi berusaha untuk membantu tercapainya masyarakat yang sejahtera. Bekerjasama dengan Yayasan Damandiri yang memiliki program kepedulian dan komitmen untuk melakukan pemberdayaan keluarga (Posdaya) dan pengentasan kemiskinan, LPPM UMMI menyambut dengan menyelenggarakan program KKN Tematik Posdaya UMMI tahun 2015 di wilayah kerja Posdaya binaan UMMI di kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan serta kegiatan saresehan/lelang kepedulian yang telah dilakukan mahasiswa KKN Tematik Posdaya UMMI, maka didapat hasil yang cukup memuaskan. B. SARAN Beberapa saran yang dapat dikemukakan demi tertuntaskannya keluarga prasejahtera menjadi keluarga sejahtera di masa yang akan datang, antara lain: 1. 2. 3. Dengan semangat masyarakat untuk lebih meningkatkan kembali jiwa gotong royong di antara warga masyarakat dalam menuntaskan masalah keluarga prasejahtera Pelaksanaan saresehan/lelang kepedulian untuk terus dilanjutkan walaupun tidak ada fasilitator mahasiswa, perlu kesepakatan diantara kader Posdaya. Kegiatan pengentasan keluarga prasejahtera ini dapat ditindaklanjuti melalui kerjasama dengan instansi pemerintah atau swasta. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih atas kegiatan KKN Tematik Posdaya Universitas Muhamamdiyah Sukabumi kami sampaikan kepada Yayasan Damandiri, P2SDM LPPM IPB, LPPM UMMI yang telah memberikan supporting pelatihan, alokasi dana dan kerjasamanya dalam pelaksanaan kegiatan ini. Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Keluarga Prasejahtera di Wilayah Kerja Posdaya ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 185 05/11/2016, 15:05 185 DAFTAR PUSTAKA G. Pratidina, dkk. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan KKN Tematik Posdaya. Jurnal Qardhul Hasan, Volume I Nomor 1, Bulan April. Supendi, Arif, dkk. 2014. Buku Pedoman Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Sukabumi: UMMIPRESS. Suyono, Haryono. 2015. Pedoman Pendataan dan Pemetaan Keluarga Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat melalui POS Perberdayaan Keluarga (POSDAYA). Jakarta: Yayasan Damandiri. ❆ 186 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 186 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta Moh. Rusnoto Susanto, S.Pd, M.Sn (Ketua) Email: m_rusnoto@yahoo.com Dewi Kusuma Wardani, SE, S.Psi, M.Sc. Ak (Anggota 1) Anggit Dwi Hartanto, S.Kom, M.Kom(Anggota 2) ABSTRAK Aktivitas produksi industri kreatif sebagai orientasi bisnis bagi pelaku usaha yang berbasis pada pengolahan bahan lokal dan SDM lokal dengan sentuhan kreativitas tinggi untuk bersaing di pasar global. M elalui perdagangan ekspor memberi peluang yang luas dalam pengembangan usaha kecil dan peningkatan mutu produk yang memiliki standar internasional dalam pasar global. Perdagangan ekspor yang tengah dilakukan kedua M itra UKM dalam beberapa tahun akhir-akhir ini merupakan potensi strategis untuk mendorong peningkatan kesejahteraan pengusaha dan karyawan serta lingkungan sekelilingnya. M asing-masing M itra secara umum memiliki pembeli (buyer) tetap bahkan telah memiliki loyal customer yang secara reguler melakukan repeated buying yang berasal dari New Zeland, Jerman, Belanda, Australia, Singapore, Italia, dan Negara-Negara Asia. Sejalan dengan permintaan pasar dengan persaingan yang ketat dan kurangnya regulasi ekspor dan minimnya pemahaman mengenai standar yang dipersyaratkan masing-masing negara tujuan ekspor berkaitan dengan peningkatan mutu produksi, maka perlu adanya pendampingan intensif maupun berkala. Pendampingan berkala maupun reguler meliputi; pembenahan database, sistem informasi, administrasi pelaporan, t ata kelola SDM , dan inovasi desain merupakan program pokok unt uk mendukung peningkatan sistem tata kelola maupun mutu produk ekspor yang berdaya saing tinggi. Sedangkan program pendukung di antaranya w eb updating, merintis w eb design jaringan e-commerce, pelatihan inovasi desain, pembelian peralatan pendukung produksi, regulasi HKI, dan registrasi produk ke Ditjen HKI. Hal ini perlu dilakukan mengingat daya saing pasar global yang ketat dan sebagai upaya strategik guna mempersiapkan kedua M itra dalam memasuki M asyarakat Ekonomi Asean (M EA) yang menuntut kualifikasi spesifik. M elalui program IbPE dari Kemenristek Dikti tahun anggaran 2016-2019 yang berlangsung berlangsung selama 3 tahun mendatang dengan kerjasama M itra UKM diharapkan segera menyelesaikan persoalan yang dihadapi untuk meningkatkan mutu produk dengan standar mutu ekspor dan peningkatan volume produksi. Kemudian yang menjadi kebutuhan jangka panjang produk ekspor yang didukung dengan program regulasi HKI, registrasi produk ke Ditjen HKI, upaya meregistrasi maupun perolehan sertifikasi Hak Cipta dan jika memungkinkan dapat mengajukan patent sederhana. Di samping itu juga merintis dan membangun jaringan e-commerce yang representatif baik desain maupun konten sehingga mampu meningkatkan jaringan marketing global dengan pengelolaan ekspor yang lebih efektif, efisien, dan mandiri. Kata Kunci: Patung Terrazzo-Batu, Produk Ekspor, E-Commerce, dan H KI Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 187 05/11/2016, 15:05 187 1. LATAR BELAKANG Tumbuhnya industri kreatif di Yogyakarta secara umum menunjukkan progresifitas yang signifikan dengan dukungan stakeholder, visi dan regulasi dalam pencanangan tahun industri kreatif. Industri kreatif cukup dipicu dengan kekuatan gagasan dan desain yang terintegrasi. Barnes Wallis (Whitfield, 1975) bahwa desain yang bagus sepenuhnya tergantung dari satu pikiran saja yang kemudian John Baker (Whitfield, 1975) menyatakan bahwa yang mengembangkan desain dari bentuk organisasi IDC, bahwa dalam tim yang terintegrasi utuh ini adalah pengalaman menarik sebagai bagian dari potemsi kerja kreatif. Potensi bisnis di bidang industri kreatif tetap terbuka luas untuk digarap pelaku usaha khususnya pelaku usaha industri kerajinan. Industri kreatif merupakan kegiatan usaha yang fokus pada kreasi dan inovasi. Untuk pemasaran, produk industri kreatif akan berkembang bila ditopang oleh pasar dalam negeri, untuk produsen memperkuat posisinya di dalam negeri meskipun kiprahnya di luar negeri juga terus meningkat. Industri kreatif menyerap 54,3 persen tenaga kerja dan harus ditopang dengan perkuatan pilar ekonomi kreatif. Dalam melakukan analisis situasi Mitra UKM, teridentifikasi beberapa identitas mitra yang ditemukan sebagai data observasi awal yang dapat membantu penelusuran potret mitra secara menyeluruh. Di bawah ini adalah identitas Mitra yang bersedia melakukan kerjasama dalam pelaksanaan program IbPE ini. Tabel 1. Identifikasi UKM Mitra TEMUAN IDENTIFIKASI 1. Nama Perusahaan/UKM UKM-1 UKM-2 CV. Amartha Indotama Group KOMHARO Studio 2. Alamat UKM Watugedug RT. 01, Guwosari, Pajangan Bantul Yogyakarta Telp: 0274-710 1477, 0274- 301 3102 HP: 0811 2544 553 3. Jarak PT ke Lokasi 18 Km Kampung Bayaran Gang Abiyasa RT 08 Rw 18 No 38 Tamantirto, Kasihan Bantul No. Hp. 0811 268606 (0274) 379400 15 Km 4. Status Usaha* Usaha Kecil Menengah Usaha Kecil 5. Jenis Usaha* Kerajinan Patung Terrazzo, Kayu & Furniture Antik Kerajinan Patung Batu, Terrazzo, dan Cor Logam 6. SDM 60 Karyawan 25 Karyawan 7. Asset Usaha Rp. 60.0000.000,- Rp. 100.000.000,- 8. Kapasitas Produksi 3.600-24.000 psc/Thn 3.000-5.000 psc/THn 9. Omzet (bulan/Tahun) Rp. 500.000.000,-/bln Rp. 6.000.000.000,-/thn Rp. 171.700.000,-/bln Rp. 2.060.000.000,-/Thn 188 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 188 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Secara umum UMK industri kerajinan sangat pesat pertumbuhan dan perkembangannya hingga terjadi peningkatan signifikan persemesternya ditemukan UKM-UKM baru berskala mikro dan rumah tangga. UKM berskala rumah tangga inilah yang berjasa memasok produk mentah maupun setengah jadi ke UKM yang lebih besar skala produksinya dan berorientasi ekspor. Mereka bermitra dalam serangkaian bisnis penyediaan barang ekspor maupun penyedia jasa. Meskipun demikian UKM industri kerajinan secara umum menghadapi beberapa kendala dan tantangan strategis dalam menghadapi pasar global, diantaranya: Tabel 2. Sejumlah Permasalahan UKM yang ditemukan dalam observasi Dari problematik yang dipaparkan ini secara tegas memberi gambaran perlu dilakukannya program pendampingan dan pemberdayaan UKM melalui kegiatan IbPE Patung Terrazzo & Batu Alam di Bantul Yogyakarta khususnya pendampingan mutu produk. Kegiatan bisnis kedua UKM didukung oleh kemudahan dan fasilitas jejaring dunia maya melalui sistem transaksi e-commerce, namun harus melihat regulasi khas pada negara-negara Asia-Pasifik dalam menyusun undangundang e-commerce sebagai tindakan legislasi dan implementasi melalului transaksi elektronis. (Endeshaw, 2001: 337). E-commerce menjadi bagian penting dari program kegiatan pendampingan yang mampu berkontribusi terhadap mitra. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi ipteks berkaitan dengan peningkatan kemampuan pelaku industri kreatif baik UKM maupun UMKM khususnya di Yogyakarta sekaligus mendorong peningkatan mutu produk dan perolehan sertifikasi HKI pada Hak Cipta Desain, Hak Cipta Karya Seni maupun pengajuan Hak Paten Sederhana. Orientasi kegiatan ini melakukan pendampingan usaha meningkatkan kekuatan daya saing pasar global melalui peningkatan kualitas produk, tata kelola usaha, regulasi HKI, dan strategi marketing pada industri kecil yang hendak difasilitasi nanti. Sehingga mampu memberikan kontribusi progressifitas usaha meningkatkan kuantitas, kualitas, dan daya saing produk meraih pasar global. Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 189 05/11/2016, 15:05 189 2. METODE PELAKSANAAN Dalam pelaksanaan kegiatan pendamping melakukan observasi dan pencermatan kondisi eksiting Mitra lebih dahulu untuk menentukan permasalahan yang ada pada Mitra agar dapat dilakukan tindakan pendamping yang dibutuhkan. Metode pelaksanaan kegiatan pendampingan berupa; a. workshop, b. sharing lay out dan display workshop, c. pelatihan terbatas, dan d. pendampingan intensif inovasi desain. Hal tersebut dapat diperoleh dari temuan lapangan yang dapat dipaparkan melalui tabel temuan data analisis situasi berkaitan dengan Eksisting kedua Mitra yang bersedia bekerjasama dalam program IbPE ini sebagai berikut: 190 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 190 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Tabel 3. Analisis Situasi Kondisi Eksisting Mitra UKM n o ITEM Temuan 1 BAHAN BAKU 2 MITRA I MITRA II MANAJEMEN PEMASARAN PROSES PRODUKSI MANAJEME N PEMASAR AN -Pasir merapi 50 truk/th - serbuk marmer 20 ton - semen 150 sak/th -resin 2,5 ton -katalist 500 kg Pengelol aan bahan baku utama dan pangaturan pasokan material secara kontinu Bahan baku tersedia cukup di pasaran (pacitan, magelang, bantul, dan Gunung Kidul) Bahan baku batu alam 15 kubik -resin 2 to n -katalis 450 kg -talk 1 ton tercukupi Pengelolaan bahan baku utama dan pangaturan pasokan material secara berkala Bahan Alternatif Talk, Besi, pisser, paku, mata bor rata2 75 kg/th Melakukan stock bahan di gudang produksi Mudah diperoleh di to ko material bangunan Besi, pisser, mata gurinda, paku, mata bor 25 kg/th Melakukan stock bahan di gudang produksi KEGIATAN PRODUKSI Peralatan Mesin Genset, kompresor, gergaji, bor duduktangan,Al at poles, pasah, amplas listrik, dan gerinda. Pengelol aan dan pemeliharaan alat terjamin Mudah diperoleh di to ko material bangunan Tidak ada tenaga khusus pengelolaan & pemeliharaa n alat (tenga luar) Penagawasan Internal (Quality Contro l) Produksi dilakukan dengan tenaga kreatif & terlatih QC dilakukan Tim produksi & Owner E-commerce dengan fasil itas website yang cukup marketable Mesin potong, gergaji, bor duduk, bor tangan, Alat poles, pasah, gerinda, kompresor -tidak ada peralatan cor logam Produksi dilakukan sendiri dengan tenaga ahli & terlatih Bahan baku tersedia cukup di pasaran (pacitan, tulungagu ng, magelang, bantul, dan Gunung Kidul) Mudah diperoleh di pemasok dan toko kimia Mudah diperoleh di to ko material bangunan Nilai Investasi Rp. 40 jt / Bln asset tetap: 12-15 M Rp.12 jt / bln Rp. 8 jt / bln Rp. 85 jt / bl asset tetap: 2-3M Rp. 10 jt /bln (Suplay & Mutu) PROSES PRODUKSI Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 191 05/11/2016, 15:05 QC dilakukan secara terbatas oleh owner Marketing jaringan kolektor dan fasilitas website kurang marketabl e Rp. 5 jt / bln 191 3 PROSES PRODUKSISk ema Proses Produksi dan Quality Control (MITRA I) Skema Proses Produksi dan Quality Control (MITRA II) 4 PRODUK (Jenis Produk dan Proses Produksi) Khusus Jenis Produk PATUNG TERRAZZOPr oses produksi dilakukan dengan SDM UKM Proses Produksi terkelola dengan sistem kerja yang sudah mapan. Proses produksi menjadi bagian penting dalam sistem marketing pada media online Jumlah Produksi 22-24 Kontainer (sekitar Dikelo la oleh Tim Kreatif dan QC 22-24 Kontainer (sekitar 3.600- Dikelo la oleh Tim Marketing dan Owner Tata kelola senantiasa di benahi melalui evaluasi tahunan 3.60024.000 psc) 5 Mutu Harga @250 rb x 24.000 psc = Rp. 6 Miliar SISTEM TATA KELOLA Memiliki Perencanaan produksi dan terkelola dengan baik Manajemen Produksi & Perencaaan Akuntansi Tim Produksi Tim Manajemen Produksi & Akunting Sistem Audit Diaudit internal Manajemen Diaudit internal Manajemen Pola 192 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 192 Khusus Jenis Produk PATUNG BATU ALAM dilakukan SDM UKMtenaga out sourching 2-3 Kontainer (sekitar 750-1.125 psc) Proses Produksi terkelola dengan tata kelola dan sistem kerja yang belum cukup mapan. Proses produksi menjadi bagian penting dalam sistem marketing pada media online Dikelola oleh Owner dan QC 2 Kontainer (sekitar 350-750 psc) @250 rb x 24.000 psc = Rp. 6 Miliar @2,75 jt x 1.125 psc = Rp 3,09 Miliar Dikelola oleh Owner @ 2,75 jt x 750 psc= Rp. 2,06 Miliar Marketing dikembangkan dengan perencanaan strategis baik dalam desain produk dan marketing Tim Mareketing Profesional Memiliki Perenc an aan produksi dan terkelola dengan baik Tim Produksi & Pembant uUmum Diaudit internal Manajem Belum disentuh dan dibenahi dengaan baik (mengalir saja) Manajenen Keluarga dan 1 Staf Akunting Marketing belum dikembangkan dengan perencanaan strategis pada aspek marketing Tim Marketing minim dan belum profesional Tidak diaudit Manajemen Tidak Diaudit Manajemen 24.000 psc) Diaudit internal Manajemen Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Sistem Audit 6 Diaudit internal Manajemen profesional Diaudit internal Pola Manajemen Diaudit internal Manajemen profesional HKI Belum HKI Harusnya HKI sebagai strategi marketing SISTEM MARKETING Dalam Negeri dan Zew Zeland, Belum memiliki kesadaran tata kelola HKI produk desain Pengelolaa n ekspor melalui Trading dan Ekspor langsung secara mandiri (jangkauan pemasaran) PESAING OMZET 7 Proses handmade dgn mass product dgn SDM yang memadai Rp. 6 M Sistem marketing ECommerce Dengan jaringan website, BBM, WA, Email secara maksimal dan profesional. Dalam Negeri dan Manajemen industri trading berskala besar yang menjadi agen atau broker ekspo r yang lebih mapan. - UKM Sejenis yang memasarkan dengan harga relatif rendah Proses handmad e dgn mass product dgn SDM yang memadai Rp. 6 Miliar Eropa, Amerika, Australia , China, Asia hingga benua Afrika Tidak diaudit Manajemen Kekeluarga an Belum memiliki kesadaran tata kelola HKI produk desain Pengelolaa n ekspor melalui Trading dan jasa layanan ekspedisi serta melalui agen (broker) Tidak Diaudit Manajemen Kekeluargaan Harusnya HKI sebagai strategi marketing Sistem Marketing hanya melalui jejaring kolektor dan jaringan media o nline (website, BBM, dan email) UKM Sejenis yang memasarkan dengan harga relatif rendah Rp 3,09 M Manajemen industri trading berskala besar yang menjadi agen atau broker ekspor yang lebih mapan. - Rp 2.06 M SDM Jumlah 50 orang 6 orang 4 orang 23 orang 1 orang 1 orang Kwalifikasi Tenaga terampil & terlatih Hanya memperoleh Training dari senior Fasilitas ruang produksi, showroom, dan gudang produksi lengkap dengan sarana pendukung terdeia Tenaga Terampil Ternaga Terampil Tenaga Terampil Ternaga Terampil Belum training Belum training Belum training Belum training Fasilitas ruang pendukung tata kelola dan ruang ber AC administrasi , hardware dan software serta Fasilitas ruang AC pendukung tata kelola & marketing dan penunjang sistem IT sudah siap dan mencukupi Tenaga terampil & terlatih Rata-rata tenaga terlatih akademi Fasilitas ruang produksi, showroo m, dan gudang produksi lengkap dengan sarana pendukun Fasilitas ruang tanpa AC tata kelola ada meskipun tidak memadai dan hanya dicukupi dengan Fasilitas ruang tanpa AC utk marketing belum ada berbaur dengan admin tidak memadai dan hanya dic ukupi dengan fasilitas unit komputer Peluang Training 8 Amerika,Bel anda, Italia, Australia, China, Asia. Manajemen profesional Diaudit internal Manajem en profesion a Belum HKI FASILITAS Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 193 05/11/2016, 15:05 193 8 9 no FASILITAS Fasil itas ruang produksi, showroom, dan gudang produksi lengkap dengan sarana pendukung terdeia Jaringan Listrik, Tel/ Internet Terjangkau Dan terpenuhi Akses Jalan Raya Terjangkau Dari jalan aspal 50 meter FINANSIAL Tim Produksi berkoordinasi dengan Keuangan ITEM Temuan Fasilitas ruang pendukung tata kelola dan ruang ber AC administrasi , hardware dan sof tware serta sof tskill sudah tersedia Terjangkau Dan terpenuhi Fasilitas ruang AC pendukung tata kelola & marketing dan penunjang sistem IT sudah siap dan mencukupi Fasilitas ruang produksi, showroo m, dan gudang produksi lengkap dengan sarana pendukun g tersedia Terjangkau Dan terpenuhi Terjangkau Terjangkau Sinergitas tim akunting dan staf admin Sinergitas Tim Marketing dengan IT Terjangka u Dan terpenuhi Terjangka u Dari jalan aspal 250 meter Tim pembant u umum PRIORITAS PERMASLAHAN YANG DISEPAKATI BERSAMA MITRA I Fasilitas ruang tanpa AC tata kelola ada meskipun tidak memadai dan hanya dicukupi dengan fasilitas unit komputer dan printer Terjangkau Dan terpenuhi Fasilitas ruang tanpa AC utk marketing belum ada berbaur dengan admin tidak memadai dan hanya dicukupi dengan fasilitas unit komputer dan printer Terjangkau Terjangkau Akunting mengelola keuangan produksi dll Marketing dilakukan owner dengan bantuan Tim pengelola jaringan online Terjangkau Dan terpenuhi PRIORITAS PERMASLAHAN YANG DISEPAKATI BERSAMA MITRA II Tabel 4. Tabel Skala Prioritas Permasalahan Mitra no ITEM Temuan PRIORITAS PERMASLAHAN YANG DISEPAKATI BERSAMA MITRA I PROSES PRODUKSI MANAJEMEN PEMAS ARAN PRIORITAS PERMASLAHAN YANG DISEPAKATI BERSAMA MITRA II PROSES PRODUKSI MANAJEMEN PEMASARAN 1 BAHAN BAKU Bahan baku tersedia cukup Bahan baku batu alam 30 kubik -resin 2 ton, katalis 450 kg, talk 1 ton [Kurang tercukupi Krn yg dibutuhkan 45 kubik] 2 KEGIATAN PRODUKSI Tercukupi -tidak ada peralatan cor logam -pada manajemen dan marketing butuh pembenahan dan QC -peningkatan produksi & nilai ekspor 3 PROSES PRODUKSI PRODUK Relatif baik Relatif baik -Pembenahan sistem tata kelola Proses Produksi -Peningkatan jumlah produksi untuk mencapai target 4.000 psc/ thn -Belum memiliki kesadaran tata kelola 5 SISTEM -Marketing belum profesional & perlu HKI -produk desain TATA dikembangkan dengan perencanaan -Perlu registrasi hak cipta produk pada KELOLA strategis pada aspek marketing. Ditjen HKI -Pelatihan & Regulasi HKI [expert Ditjen -Pelatihan HKI [expert Ditjen HKI] IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 194 Pemanfaatan HKI] -Perlu registrasi hak cipta produk pada Ditjen HKI SISTEM -WEB UPDATING -WEB UPDATING 6 MARKETIN Pendampingan IT E-COMMERCE - Pendampingan IT 15:05 E-COMMERCE 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 194 05/11/2016, G -Perancangan E-COMMERCE -Perancangan E-COMMERCE 4 3. 4 PRODUK 5 SISTEM TATA KELOLA -Belum memiliki kesadaran tata kelola HKI -produk desain -Perlu registrasi hak cipta produk pada Ditjen HKI -Pelatihan HKI [expert Ditjen HKI] 6 SISTEM MARKETIN G -WEB UPDATING - Pendampingan IT E-COMMERCE -Perancangan E-COMMERCE 7 SDM -Pendampingan Desain Inovatif -Pendampingan Manajemen 8 FASILITAS Sudah Terfasilitasi semua 9 FINANSIAL Sudah Relatif Mapan meskipun belum diaudit akuntan publik -Pembenahan sistem tata kelola Proses Produksi -Peningkatan jumlah produksi untuk mencapai target 4.000 psc/ thn -Marketing belum profesional & perlu dikembangkan dengan perencanaan strategis pada aspek marketing. -Pelatihan & Regulasi HKI [expert Ditjen HKI] -Perlu registrasi hak cipta produk pada Ditjen HKI -WEB UPDATING - Pendampingan IT E-COMMERCE -Perancangan E-COMMERCE -Pendampingan Desain Inovatif -Pendampingan Manajemen -Pendampingan Pembenahan Sistem Marketing Perlu lay out ruang display pada showroom -Training Sistem pelaporan keuangan -sosialisasi sistem audit [supaya bisa audit internal] PEMBAHASAN HASIL PENDAMPINGAN, URAIAN KEGIATAN, DAMPAK Dari uraian hasil pendampingan yang telah dilaksanakan, secara khusus pendamping melakukan interaksi dan sinegitas pada kegiatan-kegiatan yang dapat memberi dampak langsung terhadap proses inovasi desain dan peningkatan kwalifikasi standar produk. Berikut pembahasan tiap program kegiatan pendampingan Mitra sekaligus paparan dampak posisif dari pelaksanaan program pendampingan. a. Pendampingan Manajemen dan Laporan Keuangan Gb. 1. Proses pendampingan Sistem Tata Kelola Workshop, Marketing dan Pelaporan Keuangan & Pajak Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 195 05/11/2016, 15:05 195 Pada bulan kedua pendampingan Mitra untuk memberikan pengetahuan dan peningkatan sistem tata kelola workshop, tata kelola marketing dan pelaporan keuangan maupun pajak. Pendampingan dilakukan oleh tim expert dibidang manajemen, akuntansi dan keuangan oleh Dewi Kusuma Wardani, SE, S.Psi, MM. Ak. Setelah dilakukan pendampingan secara intens menunjukkan perubahan pembenahan yang signifikan pada pada kinerja sistem tata kelola administrasi workshop, tata kelola marketing dan tata kelola pelaporan keuangan. b. Workshop Lay Out & Refresh Display studio, Gb.2 Situasi pendampingan Lay Out-Display & Refresh Studio Pendampingan yang dilakukan untuk berbagi perihal teknis mengenai lay out dan tata kelola studio untuk memberikan atmosfer kreatif pada proses produksi yang lebih kondusif, sehingga dalam menjalankan sistem produksi dapat berlangsung baik, efektif dan efisien. Pemilihan produk 196 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 196 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 yang siap display maupun yang siap dipasarkan akan memberi kenyamanan calon customer yang dapat dengan mudah memilih dan menentukan jenis produk yang dapat dipesan. c. Pendampingan Tata Kelola Produksi Setelah pendampingan lay out dan display kawasan workshop dan studio maka dilanjutkan proses pendampingan sistem tata kelola produksi. Pendampingan pembenahan sistem pengelolaan bahan baku studio, perlengkapan teknis, dan perawatan cetakan maupun peralatan lainnya. Pendampingan ini dilakukan secara berkala pada kedua mitra dan bersinergis dengan pegawai dan tim workshop dalam divisi produksi. Dampak kegiatan ini, berlangsungnya sistem tata kelola produksi dengan atmosfer kerja kondusif, produktif, efektif, dan efisien Gb. 3 Proses Tata Kelola Studio-Workshop dan Proses Produksi Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 197 05/11/2016, 15:05 197 d. Regulasi HKI & Pendampingan Inovasi Desain. Pemberian pengetahuan dasar pentingngya HKI dengan regulasi HKI dengan memberikan kesadaran HKI. Dengan memberikan perspektif inilah para mitra tampak menyadari begitu pentingnya HKI yang selama ini dinilai sulit didekati, dipahami, bahkan dilaksanakan seluruh persyaratan proses dan prosedurnya. Ini yang dapat memicu kreativitas tim kreatif untuk menciptakan desain inovatif. Pendampingan inovasi desain dan berbagi pengalaman teknis produksi, tata artistik, visual form maupun pengalaman estetik dengan owner mitra kedua Komroden Haro seorang pematung profesional. Juga pendampingan ini dilakukan pada mitra pertama dengan memberikan pelatihan dan pengetahuan mengenai proses inovasi desain dan pentingnya meniptakan desain-desain produk inovatif sehingga mampu berdaya saing tinggi di pasaran global. Gb.5 Proses Workshop Inovasi Desain Produk 198 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 198 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Proses pelatihan dan pendampingan intensif inovasi desain bersama tim produksi dan artistik berlangsung sangat hangat dan sinergis. Semua saling melengkapi antara tim pendamping dengan tim produksi. Sehingga kegiatan ini berdampak pada terciptanya karya-karya ini dapat meninjukkan kreativitas dari desain inovatif yang tidak saja mengutamakan fungsi tetapi nilai estetik yang melekat, sehingga produk ini dapat memiliki peluang untuk bersaing dengan produk lainnya di pasar global. Begitu juga dapat berpeluang memperoleh posisi pasar ekspor untuk memenuhi pesanan maupun loyal customer. 4. KONKLUSI & REKOMENDASI Dalam melaksanakan program pendampingan Mitra I & II terjadi sangat sinergis pihak owner maupun pegawai sangat kooperatif dan terbuka sehingga dalam pelaksanaan progran hampir tanpa masalah. Semua pihak bisa saling handle ketika sedang tidak memiliki kesempatan berinteraksi karena kesibukan Mitra memang cukup tinggi. Sehingga pendampingan lebih intens dilakukan disela-sela jam istirahat maupun waktu-waktu sedang tidak terlalui sibuk (baik kesibukan rutinitas produksi, finishing, proses Quality Control maupun loading barang persiapan ekspor). Hampir sebagian besar program terlaksana dengan baik sesuai rencana yang diajukan program IbPE ini, namun hanya sebagian kecil program yang kemudian harus disesuaikan karena kondisi lapangan pada saat observasi dan kondisi lapangan setahun kemudian seperti pada saat ini cukup berbeda. Misalnya pembelian peralatan yang direncanakan kemudian berubah menjadi maintenance saja karena kondisi lapangan sudah tercukupi. Sehingga dapat dialihkan ke program alternatif seperti pembenahan sistem manajemen seni dan pameran. Adapun yang bisa digambarkan sementara ini dalam proses pendampingan mitra yang berpengaruh signifikan, di antaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengalami perubahan atmosfer kerja produksi. Lay out lokasi workshop, ruang pameran, kantor, dan studio terkesan fresh. Kenyaman kerja cukup meningkat. Produktivitas meningkat meskipun daya serap pasar tidak setinggi tahun-tahun kemarin. Pihak owner dan pegawai merasakan langsung dampak pendampingan baik dalam membangun sistem kerja, relationship, networking, maupun kesiapan perusahan dalam pembenahan MARKOM (marketing communication) melalui refreshing, updating, maupun optimisme rintisan e-commerse. Pihak mitra sangat antusias dengan program berikutnya yang belum kami laksanakan yaitu regulasi HKI dan rencana pendataan potensi HKI yang dapat diregitrasi ke Ditjen HKI. Rekomendasi yang dapat disampaikan melalui hasil analisis selama proses pendampingan terhadap beberapa kegiatan penting dengan mitra, sebagai berikut: 1. 2. 3. Perlu adanya peningkatan capacity building yang lebih baik dari mitra-mitra kami melalui program pendampingan dalam bentuk pengabdian semacam ini. Perlunya dukungan stakeholder bagi mitra, tidak sekedar menyerap produknya namun memberikan apresiasi dalam bentuk lain. Perlunya intensitas yang tinggi untuk memberikan bekal skill dan kreativitas khususnya kepada pegawai produksi maupun QC export. Pendampingan Mutu Produk Patung Terrazzo dan Batu di Bantul Yogyakarta 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 199 05/11/2016, 15:05 199 4. Mitra sedapat mungkin memberdayakan potensi pegawai dengan melibatkanya dalam pelatihan-pelatihan skill, kreativitas, maupun bisnis sehingga pegawai mampu meningkatkan kapasitas maupun berorientasi membangun UKM-UKM mandiri selepas dari pekerjaan. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih yang luar biasa dalam penyelenggaraan pendamingan mitra untuk pengabdian kepada masyarakat, kami sampaikan kepada; 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kemenristek Dikti RI yang telah memberikan fasilitas Hibah Ipteks Bagi Produk Ekspor selama 3 tahun, yang saat ini merupakan tahun pertama pendampingan mitra IbPE tahun anggaran 2016. Kepada Bapak Wawan selaku Direktur PT. Amarta dan Bapak Komroden Haro selaku Direktur Komharo Studio yang sudah berkenan sebagai mitra IbPE kami yang selama ini bekerja sama secara sinergis dalam melaksanakan program kegiatan. Kepada Ibu Ir. Rosanna Christiningsih, MS., selaku Kepala LP2M UST Yogyakarta yang telah banyak membantu memfasilitasi kegiatan ini sejak pengajuan proposal hingga pelaksanaan lapangan. Kepada narasumber dan tim pengabdi yang selama ini terlibat dalam pelaksanaan program pendampingan. Kepada segenap pegawai dan tim produksi mitra I dan II yang telah bersinergis selama kegiatan berlangsung. Kepada tim panitia Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang memberikan ruang bagi kami untuk menseminasi proses pendampingan IbPE kami di forum terhormat ini. DAFTAR PUSTAKA Endeshaw, Assafa. 2001. Hukum E-Commerce dan Internet dengan Fokus di Asia-Pasifik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kepala Bapeda Kabupaten Bantul. 2014. Laporan Tahunan Bapeda Bantul pada situs: http:// bappeda.bantulkab.go.id/filestorage/dokumen/2014/07 Lawson, Bryan. 2007. How Designers Think. (Terj.) Yogyakarta: Jalasutra Whitfield, P.R. 1975. Creativity in Industry, Harmondsworth: Penguin. http://www.kemenkumham.go.id/v2/index.php/layanan-masyarakat/13-layanan-ditjen-hakkekayaan-intelektual.html 200 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 200 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian Organisasi Main Sufanti, Eva Nur Khasanah, Heni Susanti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Indonesia E-mail: main.sufanti@ums.ac.id Abstrak Anggota ‘ Aisyiyah Ranting Ngadirejo kurang diberdayakan dalam pengajian rutin PRA. M ereka diposisikan sebagai pendengar, kurang diberi kesempatan menjadi pembicara sehingga kemampuan berpidatonya tidak terasah dengan baik. Solusi yang ditawarkan dalam pengabdian ini adalah: (1) memberi kesempatan kepada anggota Ranting ‘ AisyiyahNgadirejo menjadi pembicara pada pengajian rutin secara bergantian, dan (2) memberi pelatihan, pendampingan, dan bimbingan dalam meningkatkan kemampuan berpidato. M etodenya meliputi: observasi, klasifikasi anggota, identifikasi kegiatan, pelatihan persiapan berpidato, dan pemberian kesempatan menjadi pembicara. Pelaksanaan kegiatan ini sebagai berikut (1) Kegiatan dilaksanakan selama 6 bulan sejak Desember 2015 sampai dengan M ei 2016, (2) Kegiatan klasifikasi anggota menemukan 12 % anggota menyatakan sering berpidato, 23% pernah berpidato, dan 65% menyatakan belum pernah berpidato. Ditinjau dari kesediaan mengikuti pelatihan berpidato, 48% menyatakan bersedia dan 52% menyatakan tidak bersedia atau tidak menjawab, (3) Hasilnya adalah ada peningkatan partisipasi anggota dalam bentuk memberikan saran kegiatan dan menjadi pembicara. Adapun peningkatan kemampuan berpidato ditunjukkan oleh adanya: siapnya anggota menjadi pembicara sesuai jadual, topik yang bervariasi, dan penyampaiannya lancar. Bagi anggota yang merasa belum bisa berpidato, sudah ada yang menyusun kerangka naskah pidato. Pengabdian masyarakat ini masih pada tahap awal. Oleh karena itu, perlu dilanjutkan secara bertahap dan berkesinambungan sehingga mendukung kemandirian organisasi ‘ Aisyiyah. Kata Kunci: kemampuan berpidato, anggota ‘ Aisyiyah, pengajian, pembicara, kemandirian organisasi A. Pendahuluan Aisyiyah adalah orgaisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berasas Islam serta bersumber pada Alquran dan Assunah (Angagran Dasar Aisyiyah Tahun 2012, Bab II, Pasal 4). Nasir (2006:14) juga menjelaskan bahwa Aisyiyah merupakan organisasi perempuan dalam Muhammadiyah yang berdiri pada 19 Mei 1917 oleh K. H. Ahmad Dahlan dan kelahirannya bersifat khusus. Jadi, organisasi ini dimaksudkan untuk meneruskan dakwah Islam yang berasaskan pada Alquran dan Assunnah. Tujuan Aisyiyah adalah tegaknya agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Anggaran Dasar Aisyiyah Tahun 2012, Bab III, pasal 7). Tujuan ini menuntun para anggota Aisyiyah untuk selalu melaksanakan usaha-usaha mencapai tujuan tersebut. Dalam Anggaran Dasar Aisyiyah tersebut telah digariskan bahwa: (1) Usaha untuk mencapai tujuan tersebut, Aisyiyah melakukan dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid di segala bidang kehidupan; (2) Usaha Aisyiyah diwujudkan dalam program, pelaksanaannya dalam bentuk amal usaha dan kegiatan. Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 201 05/11/2016, 15:05 201 Aisyiyah merupakan organisasi yang sudah besar, dengan kekuatan di cabang dan ranting di seluruh Indonesia. Cabang Aisyiyah itu setara dengan kecamatan, sedangkan ranting Aisyiyah setara dengan kelurahan. Mengacu pada tujuan Aisyiyah yaitu untuk menegakkan agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, maka tugas setiap cabang atau ranting Aisyiyah ini adalah melaksanakan berbagai kegiatan dan amal usaha dalam rangka mencapai tujuan. Pengajian merupakan salah satu program Asyiyah yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Setiap cabang maupun ranting Aisyiyah selalu memprogramkan pengajian rutin. Pengajian dilakukan dengan ceramah oleh seorang pembicara, dan tanya jawab, serta beberapa variasi metode dengan tema yang bervariasi. Tentu saja, sebagai organisasi yang anggotanya perempuan, semua anggota pengajiannya adalah perempuan. Aisyiyah Ranting Ngadirejo merupakan salah satu ranting di bawah cabang Kartasura. Menurut Fatimah dan Sufanti (2014) Ranting Aisyiyah Ngadirejo ini memiliki sekitar 70 anggota. Mereka setiap bulan sekali mengadakan kegiatan organisasi dengan kegiatan utamanya adalah pengajian. Tempat pengajian bergiliran dari rumah ke rumah anggota. Model pengajian yang dipilih adalah dengan metode ceramah dan tanya jawab, sesekali dengan praktik. Dengan demikian, kehadiran seorang pembicara (mubaligh) dalam pertemuan ini merupakan hal yang vital. Meskipun pengajian ini diikuti oleh ibu-ibu, namun pembicara sering dihadirkan dari luar anggota bahkan bapak-bapak. Anggota Aisyiyah kurang mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembicara. Meskipun itu organisasi perempuan, mereka lebih mantap menghadirkan mubaligh Bapak-Bapak. Hal ini merupakan kebiasaan dalam pengajian. Di samping itu, penyebab utama berasal dari anggota sendiri. Mereka banyak yang merasa kurang percaya diri untuk berbicara di depan orang banyak. Pendek kata, anggota Aisyiyah ini kurang mendapat kesempatan mengasah kemampuan berpidato sehingga kurang percaya diri dalam berpidato. Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak (Isiandri, 2009:135). Pidato adalah komunikasi tatap muka yang bersifat dua arah yakni pembicara harus memperhatikan lawan bicaranya meskipun pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan (Rahmat, 2009:78). Dengan demikian, pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata di hadapan lawan bicara. Pidato itu bermacam-macam. Haryadi (1994:45) mengelompokkan pidato ke dalam tiga jenis, yaitu pidato informatif, pidato propagandis, dan pidato edukatif. Tarigan (1981:27) membaginya menjadi empat, yakni berbicara untuk melaporkan, berbicara secara kekeluargaan, berbicara untuk meyakinkan, dan berbicara untuk merundingkan. Menurut Arsjad dan Mukti (1988:53) pidato merupakan suatu hal yang sangat penting baik pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang, karena seseorang yang berpidato degan baik akan mampu meyakinkan pendengarnya untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan, atau pesan yang disampaikannya. Menurut Keraf (dalam Arsjad dan Mukti, 1988:56) ada tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yaitu: (1) menentukan topik dan tujuan, (2) menganalsiis pendengar dan situasi, (3) memilih dan menyempitkan topik, (4) mengumpulkan bahan, (5) membuat kerangka uraian, (6) menguraikan secara mendetail, dan (7) melatih dengan suara nyaring. Paparan tersebut menunjukkan bahwa seseorang akan dapat berpidato dengan baik jika memiliki berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu. Hal ini menyebabkan seseorang 202 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 202 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 sering dihinggapi tidak percaya diri untuk bisa tampil di depan umum, padahal belum dicoba. Problem ini juga terjadi di organisasi Aisyiyah, terutama di tingkat ranting. Mereka kurang diberi kesempatan atau kurang percaya diri, sehingga kurang belajar menjadi pembicara. Pengajian di Aisyiyah Ranting Ngadirejo bisa dijadikan sarana untuk memberdayakan para anggotanya dengan memberi kesempatan menjadi pembicara bagi yang sudah bisa berpidato dan memberi bimbingan bagi yang merasa kurang percaya diri dalam berpidato. Dengan memberi kesempatan kepada ibu-ibu untuk menjadi mubaligh, maka kemampuan para anggota Aisyiyah pasti meningkat. Sensitifitas terhadap organisasi dan kondisi masyarakat pun menjadi meningkat. Jika kemampuan para anggota dalam berpidato sudah baik, maka ini menjadi modal bagi kekuatan organisasi. Aisyiyah akan sangat mandiri, kreatif, dan berdaya dalam rangka mewujudkan tujuannya. Peran Aisyiyah dalam masyarakat semakin mantap. Berdasarkan identifikasi masalah ini, maka masalah utama dalam pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut. (a) Bagaimanakah meningkatkan partisipasi ibu-ibu anggota Ranting Aisyiyah Ngdirejo Kartasura dalam berpidato? (b) Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan anggota Ranting Aisyiyah Ngadirejo Kartasura dalam berpidato? B. Metode Kegiatan Kurangnya pemberdayaan ibu-ibu anggota pengajian Aisyiyah Ranting Ngadirejo merupakan salah faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi ibu-ibu dalam kegiatan pengajian. Mereka diposisikan hanya sebagai pendengar. Solusi yang ditawarkan dalam pengabdian masyarakat ini adalah: (1) memberi kesempatan kepada Ibu-Ibu anggota Ranting Aisyiyah Ngadirejo menjadi pembicara, dan (2) memberikan pelatihan, pendampingan, dan bimbingan dalam meningkatkan kemampuan berpidato. Pengabdian masyarakat ini merupakan langkah awal dalam mencapai solusi tersebut. Prosedur kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu: (1) observasi, (2) klasifikasi anggota, (3) identifikasi kegiatan, (4) pelatihan persiapan berpidato, dan (5) pemberian kesempatan menjadi mubaligh. 1. Observasi Metode ini dilakukan sejak awal sampai akhir kegiatan. Tim pengabdian masyarakat selalu hadir pada setiap kegiatan dan mengamati proses kegiatan yang berlangsung. Pengamatan secara umum dilakukan terhadap semua yang terjadi pada pertemuan sebulan sekali ini, antara lain meliputi: acara, pembawa acara, kegiatan lain, sikap ibu-ibu, dan seterusnya. Pengamatan khusus dilakukan untuk mengetahui pembicara, partisipasi para anggota sebagai pembicara, dan kemampuan ibuibu dalam berpidato. 2. Klasifikasi Anggota Aisyiyah Berdasarkan presensi yang dimiliki oleh Pimpinan Ranting Aisyiyah Ngadirejo, tim pengabdian kepada masyarakat membuat instrumen ceklist. Instrumen ini digunakan untuk mengelompokkan para anggota ke dalam tiga kelompok yaitu: kelompok yang menyatakan sudah sering berpidato, pernah berpidato, dan belum pernah berpidato. Berpidato dalam konteks ini adalah berpidato Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 203 05/11/2016, 15:05 203 secara umum, di mana saja, tidak harus di kegiatan Aisyiyah. Data-data ini didapat dengan menanyai langsung kepada yang bersangkutan dan memberi tanda centang pada instrumen yang telah disiapkan. Instrumen ini juga digunakan untuk mendata kesanggupan para anggota untuk mengikuti pelatihan berpidato. Bagi yang menyatakan sudah sering berpidato, kesanggupan mengikuti pelatihan berarti mereka sanggup menjadi tutor bagi anggota yang lain. Bagi yang menyatakan belum pernah atau sudah pernah tetapi merasa belum bisa berpidato, kesanggupan mengikuti pelatihan ini berarti sanggup belajar, berlatih, dan sanggup mengikuti arahan dari tutor. Format instrumen ini sebagai berikut. Tabel 1: Format Kemampuan Berpidato dan Kesediaan Pelatihan No. Nama Partisipasi Berpidato Sering Pernah Tidak Pernah Kesediaan Pelatihan Bersedia Tidak Bersedia 1 2 3 3. Identifikasi Kegiatan Identifikasi kegiatan meningkatkan partisipasi dan kemampuan anggota Ranting Aisyiyah Ngadirejo dalam berpidato dilakukan dengan angket yang diberikan kepada anggota yang menyatakan sudah sering berpidato. Mereka dinyatakan sebagai tutor dalam kegiatan ini. Berdasarkan angket ini dapat diketahui pendapat mereka tentang cara meningkatkan partisipasi kader Aisyiyah dalam berpidato dan cara meningkatkan kemampuannya. Saran-saran inilah yang digunakan oleh tim pengabdian masyarakat melakukan usaha tindak lanjut. Format instrumen tersebut meliputi: nama tutor, alamat, saran tutor: (a) cara meningkatkan partisipasi kader Aisyiyah dalam berpidato, dan (b) cara meningkatkan kemampuan kader Aisyiyah dalam berpidato. 4. Pelatihan Persiapan Berpidato Pelatihan persiapan berpidato ini diberikan kepada peserta yang menyatakan belum pernah/ pernah tetapi belum bisa berpidato. Pelatihan yang dilakukan masih sangat sederhana yaitu memberikan lembar kerja berupa kerangka berpidato. Pada saat pertemuan, tim pengabdian kepada masyarakat membagikan lembar kerja berupa kerangka berpidato dan demonstrasi cara mengisinya. Penjelasan diberikan dengan cepat, karena waktu yang sedikit. Para anggota kemudian mengisinya di rumah. Selanjutnya, dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Lembar kerja yang dibagikan tersebut memiliki format : nama, alamat, persiapan pidato (meliputi: topik, audien, durasi, tempat, analisis audien, dan draft naskah pidato yang meliputi pendahuluan, inti, dan penutup). 204 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 204 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 5. Memberi Kesempatan Berpidato Metode ini untuk anggota yang menyatakan sudah sering berpidato. Mereka diberi kesempatan menjadi pembicara pada pertemuan rutin, secara terjadual dengan topik yang disarankan oleh Pimpinan Ranting Aisyiyah Ngadirejo. Mereka diberi arahan sedikit tentang topik dan jika mereka menyatakan keberatan dengan topik tersebut, mereka boleh mengganti topik dengan topik yang sudah dikuasai. C. Hasil, Pembahasan, dan Dampak 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu mulai Desember 2015 sampai bulan Mei 2016. Setiap bulan tim pengabdian menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Aisyiyah Ngadirejo dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang telah direncakan. Adapun tempat pertemuan ini berpindah-pindah di tempat Ibu-Ibu anggota sesuai dengan jadual yang telah disusun oleh PRA Ngadirejo. Waktu dan tempat pelaksanaan pertemuan Aisyiyah Ranting Ngadirejo sejak Desember 2015 sampai dengan Mei 2016 dipaparkan dalam tabel berikut. Tabel 2: Waktu dan Tempat Kegiatan No. 2. Tanggal Tempat Jumlah Anggota Hadir 1 3 Des. 2015 Rumah Ibu Suparno - Kabalan 52 2 3 Januari 2016 Rumah Ibu Lisdayanti – Kemasan 39 3 15 Januari 2016 Musholla Al-Qurun – Kemasan 96 4 3 Pebruari 2016 Rumah Ibu Khasanah - Kemasan 48 5 3 Maret 2016 Rumah ibu Surtikanti – Karang Tengah 53 6 3 April 2016 Musholla Al-Hidayah - Karang Tengah 46 7 3 Mei 2016 Rumah Ibu Nur ditan Wetan, Gumpang) 38 Klasifikasi Anggota Berdasarkan presensi yang disediakan oleh PRA Ngadirejo, jumlah anggota Aisyiyah Ranting ini yang aktif sebanyak 66 anggota. Berdasarkan presensi ini, kemudian dibuat instrumen ceklist untuk membuat pengelompokkan anggota berkaitan dengan kemampuan berpidato. Hasilnya adalah terdapat tiga kelompok: (1) kelompok yang menyatakan sering berpidato berjumlah 8 orang (12%), (2) kelompok yang menyatakan sudah pernah tetapi belum bisa berpidato berjumlah 15 orang (23%), dan (3) kelompok yang menyatakan belum pernah berpidato atau tidak menjawab berjumlah 43 orang (65%). Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 205 05/11/2016, 15:05 205 Anggota juga ditanya tentang kesanggupan mengikuti pelatihan berpidato. Hasilnya: (1) anggota yang bersedia mengikuti pelatihan berpidato berjumlah 32 orang (48%), dan (2) anggota yang tidak bersedia atau tidak menjawab berjumlah 34 orang (52%). Kelompok yang bersedia terdiri 8 tutor (anggota yang sudah bisa berpidato) dan 24 anggota yang menyatakan belum bisa berpidato. 3. Hasil Kegiatan Sesuai dengan fokus masalah dalam pengabdian kepada masyarakat ini, maka hasil yang dipaparkan ini meliputi dua hal yaitu peningkatan partisipasi berpidato dan peningkatan kemampuan berpidato para anggota. a. Peningkatan Partisipasi Berpidato Berdasarkan instrumen ceklist ditemukan 8 anggota yang menyatakan sering dan bisa berpidato dan bersedia mengikuti kegiatan latihan berpidato. Mereka ini kemudian dijadikan tutor sebaya bagi anggota yang lain. Partisipasi anggota ini ada 2 hal yaitu mengisi angket tentang saran cara meningkatkan partisipasi anggota dan cara meningkatkan kemampuan berpidato dan menjadi pembicara pada pengajian secara terjadwal. Sebagai langkah awal, mereka diminta mengisi angket tentang bagaimana cara meningkatkan partisipasi para anggota dalam berpidato dan cara meningkatkan kemampuan berpidato para anggota. Dari 8 angket yang disampaikan, hanya 3 angket yang kembali. Berdasarkan angket tersebut, para tutor berpendapat bahwa untuk meningkatkan partipasi anggota Aisyiyah dalam berpidato perlu dilakukan sebagai berikut: (1) Kader Aisyiyah yang dianggap mampu diminta untuk sebagai tutor atau berpidato pada setiap kegiatan pengajian Aisyiyah; (2) Bila sudah berjalan, bisa bergantian atau dijadwal dalam setiap kegiatan pengajian Aisyiyah; (3) Diberikan pelatihan; (4) kepada semua kader Aisyiyah supaya mengetahui tahap dalam berpidato. Pelatihan perlu di-refresh setiap setahun sekali atau sesuai kebutuhan; (5) latihan kultum, (6) didorong untuk aktif berdiskusi dalam majelis-majelis ilmu; (6) Training menjadi muballighoh dipublikasikan rutin. Diberi PR berhikmah (contohnya tentang meresume buku kecil silaturahmi ke ustadzah, dll); (7) latihan rutin dipandu oleh instruktur secara berkelompok, (8) monitoring untuk mengetahui kemampuan membaca Alquran dari mahroj, dan tajwidnya dari instruktur; dan (9) menyediakan fasilitas termasuk Alquran yang terstandar agar mudah dipelajari. Adapun berkaitan dengan cara meningkatkan kemampuan anggota Aisyiyah dalam berpidato, para tutor berpendapat: (1) Menentukan tema/judul dalam berpidato sebelum pelaksanaan sehingga kader menguasai materi yang akan disampaikan; (2) Bila kader belum lancar berpidato, bisa sekadar membacakan materi yang sudah disiapkan untuk membangun kepercayaan; (3) Didorong banyak membaca buku-buku, terutama buku Islam; (4) Latihan berbicara di depan cermin; (5) Latihan membuat teks persiapan; (6) Perbaiki bacaan Alquran untuk mendukung kefasihan pengucapan lafal-lafal dalil Alquran dan Hadist; (7) Membiasakan membaca (rutin) disimak orang lain (bila salah diingatkan); dan (8) Dipantau agar termotivasi untuk berusaha lebih baik. Partisipasi nyata telah dilakukan bagi anggota pada kelompok ini. Mereka diberi kesempatan untuk mengisi pengajian secara terjadwal. Kesepakatan dengan PRA Ngadirejo, mubaligh akan memberdayakan para anggota ini dengan divariasi dari mubaligh di luar anggota setiap 4 bulan sekali. Ini berarti memberi kesempatan bagi ibu-ibu anggota lebih banyak untuk meningkatkan 206 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 206 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 kemampuan berpidatonya. Pelaksanaan dan rencana mengisi pengajian di Ranting Aisyiyah Ngadirejo sejak Desember 2015 s.d Desember 2016 sebagai berikut. Tabel 3: Jadual Pembicara dan Topik Pengajian No. b. Waktu Nama Topik Keterangan 1 3 Des. 2015 Bakri Royani Merawat Jenazah PCM Kartasura 2 3 Januari 2016 Surtikanti Rukun Islam Anggota 3 15 Jnuari 2016 Muamaroh Pengalaman Berhaji Dosen UMS 4 3 Peb. 2016 Wita Hita putra Pemberian ASI Penyuluh Kesehatan 5 3 Maret 2016 Lestari Silaturahim Anggota 6 3 April 2016 Dwi Haryanti Iman, Islam, dan Ihsan Anggota 7 3 Mei 2016 Ulfahustiyah Wahyuni Memanfaatkan Usia dengan Amal Sholeh ‘Aisyiyah Ranting Makamhaji 8 3 Juni 2016 Siti Nur’aeni Romadhon Terakhirku Anggota 9 12 Agus. 2016 3 Sept. 2016 Kepemimpinan dalam Islam Idul adha Anggota 10 11 3 Okto. 2016 Dra. Titik Asmawati, M.Si. Dr. Zakiyudin Baidowi Endang Nur W Makanan Sehat Anggota 12 3 Nop. 2016 Umi Fadhilah Mensyukuri Nikmat Allah Anggota 13 3 Des. 2016 Abdullah Mahmud Perempuan dalam Islam PRM Dosen UIN Salatiga Peningkatan Kemampuan Berpidato Hasil wawancara dengan instrument ceklist menemukan anggota yang menyatakan sudah sering berpidato 8 orang (12%), pernah berpidato tetapi belum bisa berpidato berjumlah 15 orang (23%), dan kelompok yang menyatakan belum pernah berpidato berjumlah 43 orang (65%). Kelompok ini juga terbagi menjadi 2 kelompok yaitu yang bersedia mengikuti pelatihan berpidato (sebanyak 32 orang) dan yang tidak bersedia/tidak menjawab (34 orang). Bagi yang bersedia kemudian diberi Lember Kerja untuk merancang berpidato yang berupa kerangka berpidato. Anggota yang menyatakan sudah sering berpidato diberi kesempatan menjadi pembicara. Berdasarkan hasil observasi partisipan, anggota selalu siap menjadi pembicara pada pengajian sesuai jadwal, menyampaikan topik dengan baik dan bervariasi, dan menyampaikannya dengan lancar. Bagi anggota yang menyatakan pernah berpidato tetapi belum percaya diri berpidato dan bersedia mengikuti pelatihan, kemampuan berpidatonya meningkat sedikit. Mereka sudah bisa menyiapkan naskah pidato dengan mengisi Lembar Kerja Menulis Kerangka Naskah Pidato . Dari 24 Lembar kerja yang disampaikan kepada anggota, hanya 2 lembar Kerja yang dikembalikan. Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 207 05/11/2016, 15:05 207 Dua Lembar Kerja yang kembali dapat diisi dengan baik, walaupun masih sangat sederhana. Dua angota ini memilih: topik Buah Kesyukuran dan Ber-Islam Hanya karena Allah . Mereka telah mampu menulis bagian pembukaan, inti, dan penutup. Dari Lembar kerja ini sudah terlihat kemampuan dalam memilih ide, mengembangkannya, dan memberi argumen terhadap ide-idenya. Namun, terlihat masih adanya rasa kurang percaya diri anggota dengan menyatakan minta maaf karena baru latihan, masih ada form kosong, dan kalimat-kalimat yang kurang runtut. Berdasarkan paparan hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa kegiatan ini dapat berjalan lancar. Faktor pendukung kegiatan ini sebagai berikut; (a) Kerjasama antara tim pengabdian masyarakat dengan PRA Ngadirejo cukup harmonis, (b) PRA Ngadirejo dan anggotanya banyak memberi bantuan dalam kegiatan ini, (c) PRA telah dapat melaksanakan kegiatan rutin. (d) Sarana pertemuan telah disediakan oleh Aisyiyah termasuk konsumsi, (e) Aisyiyah Ranting Ngadirejo memiliki SDM yang cukup mendukung untuk kegiatan ini antara lain ada yang dosen, guru, dan pegawai lainnya. Walaupun kegiatan dapat berjalan lancar, namun jika dilihat hasilnya belum menggembirakan. Angka partisipasi anggota dalam mengisi angket dan Lembar Kerja rendah. Angket untuk para tutor yang disampaikan 8 angket, tetapi yang kembali hanya 3. Begitu pula, Lembar Kerja untuk menyusun kerangka naskah pidato. Ada 24 Lembar Kerja yang disampaikan kepada anggota, yang diisi dan dikembalikan hanya 2. Ada beberapa dugaan penyebab rendahnya partipasi ini. (a) Budaya tulis di kalangan anggota rendah. (b) Kurang memiliki percaya diri dalam berpidato. (c) Ibu-ibu anggota yang ibu rumah tangga merasa cukup sebagai pendengar. (d) Ibu-ibu yang memiliki suami mubaligh merasa sudah diwakili oleh suaminya, sehingga tidak ada keinginan untuk bisa menjadi mubaligh. Pengabdian masyarakat ini belum selesai dan belum memberikan solusi terhadap permasalahan secara tuntas. Partisipasi dan kemampuan anggota Ranting Aisyiyah Ngadirejo dalam berpidato belum meningkat dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan ini mesti dilanjutkan secara berkesinambungan. Beberapa kegiatan yang diusulkan sebagai berikut. (1) Mengusulkan kepada PRA Ngadirejo untuk memberi jadual rutin kepada para anggota Ranting Aisyiyah Ngadirejo yang sudah bisa berpidato untuk tetap dapat mengisi pengajian di ranting dan sekitarnya. (2) Mengadakan workshop penulisan naskah pidato. (3) Mengadakan workshop latihan berpidato dari teks yang sudah disusun. (4) Mengadakan pembimbingan dalam mengutip ayat Alquran maupun Assunnah Rasul untuk keperluan pidato. (5) Mengadakan pendampingan berbahasa Indonesia yang baik, benar, dan lancar dalam berpidato. (6) Memberi kesempatan kepada anggota yang dilatih ini untuk praktik berpidato secara nyata, misalnya: kultum pada awal pertemuan dan menjadi pembicara dalam pengajian. D. Penutup Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Kegiatan dilaksanakan selama 6 bulan sejak Desember 2015 sampai dengan Mei 2016 berjalan lancar. (2) Kegiatan klasifikasi anggota menemukan 12 % anggota menyatakan sering berpidato, 23% pernah berpidato, dan 65% menyatakan belum pernah berpidato. Ditinjau dari kesediaan mengikuti pelatihan berpidato, 48% menyatakan bersedia, dan 52% menyatakan tidak bersedia atau tidak menjawab. (3) Hasil pengabdian masyarakat ini adalah ada peningkatan partisipasi anggota dalam bentuk memberikan saran kegiatan dan mengisi pengajian. Adapun peningkatan kemampuan berpidato ditunjukkan oleh adanya: siapnya anggota mengisi pengajian sesuai jadual, topik yang bervariasi, dan penyampaiannya lancar. Bagi anggota yang merasa belum bisa, sudah ada yang mulai menyusun 208 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 208 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 kerangka naskah pidato. (4) Pengabdian masyarakat ini masih pada tahap awal. Oleh karena itu, perlu dilanjutkan secara bertahap dan berkesinambungan. E. Ucapan Terima Kasih Kegiatan ini dapat terlaksana karena adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak berikut. (1) UMS melalui program PID (Pengembangan Individu Dosen) yang telah membeayai kegiatan ini. (2) Pimpinan Ranting Aisyiyah Ngadirejo yang sangat terbuka dan memfasilitasi kegiatan ini. (3) Para anggota ranting Aisyiyah Ngadirejo yang berkenan mengikuti prosedur kegiatan pengabdian ini. (4) Para mahasiswa program studi PBI FKIP UMS yang membantu administrasi dan kegiatan-kegiatan di lapangan. Semoga barokah semuanya. REFERENSI Arsjad, Maidar G. Mukti U. S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. 1988: Erlangga. Fatimah, Nuraini dan Min Sufanti. 2013. Pager bagi Aisyiyah Ranting Ngadirejo Kartasura tentang Pengarsipan dan Pemetaan Anggota Sebagai Bentuk Penyelenggaraan Tertib Administrasi dan Pengelolaan Organisasi yang Solid , Laporan Pengabdian Masyarakat. Surakarta: LPPM UMS. Haryadi. 1994. Pengantar Berbicara. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Isdriani, Pudji. 2009. Seribu Pena Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Mulkhan, Abdul Munir dan Ahmad Syafii Maarif. 2010. 1 Abad Muhammadiyah. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Nasir, Haidar. 2006. Menyegarkan dan Meneguhkan Kembali Geraakan Aisyiyah Muhammadiyah. Yogyakarta. Suara Pane, Irwani. 2013. Smart Trust Public Speaking. Jakarta: Kencana. Pimpinan Pusat Aisyiyah. 2012. Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Aisyiyah. Yogyakarta. Rahmat, Jalaludin. 2009. Retorika Modern, Pendekatan Praktis. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosda Karya. Tarigan, Henri Guntur. 1981. Berbicara. Bandung: Angkasa. ❆ ❆ ❆ Optimalisasi Kemampuan Berpidato Anggota ‘Aisyiyah Ranting Ngadirejo Menuju Kemandirian ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 209 05/11/2016, 15:05 209 IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas dan Terstandar Lolita*, Azis Ikhsanudin* *Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta ABSTRAK Indonesia memiliki sumber daya hayati terbesar kedua setelah negara Brazil. Terdapat kurang lebih 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan di mana 7.500 spesies di antaranya termasuk tanaman berkhasiat obat (Kotranas, 2006). Sekitar 1.800 jenis tanaman obat telah didentifikasi dan pemanfaatannya belum optimal. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan produk. Survei sentra tanaman obat di Indonesia, salah satunya ada di wilayah M agelang Jawa Tengah yaitu desa Wringin Putih. Desa Wringin Putih terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten M agelang. Dengan adanya potensi lahan pekarangan yang luas kurang lebih 5005 ha dan spesies tanaman obat yang cukup banyak di wilayah tersebut maka perlu adanya pendampingan dalam pemanfaatan lahan dalam pengembangan tanaman obat. Perlu adanya diversifikasi tanaman obat menjadi produk jadi yang terstandar supaya meningkatkan nilai ekonomi tanaman obat. Salah satu tanaman herbal yang berpotensi untuk dikembangkan di desa Wringin putih adalah jahe. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan diversifikasi tanaman jahe maka ada tiga aspek yang perlu dikembangkan, yaitu 1). Pengelolaan pola tanam jahe oleh petani agar hasil jahenya kualitas; 2). Pengolahan jahe menjadi produk yang berkualitas dan terstandar dan; 3). Aspek pemasaran produk diversifikasi. Untuk itu melalui program Ipteks bagi M asyarakat (IbM ) ini diharapkan mampu mensinergikan antara aspek kualitas bahan baku dimana petani jahe desa Wringin putih yang menjadi subyeknya, aspek kualitas produk diversifikasi tanaman jahe di mana subjeknya adalah industri dimana CV. Simerindo Raya serta aspek pola pemasaran produknya supaya intensitas produksi tetap berjalan baik. Program Ipteks bagi M asyarakat ini memiliki tujuan untuk menggerakkan program kerja sama antara petani jahe dan industri pengolah jahe dengan pendampingan berencana terkait diversifikasi tanaman jahe untuk diolah menjadi minuman kesehatan yang berkualitas dan terstandar sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Kegiatan IbM yang telah dilaksanakan antara lain : 1). Pelatihan dan pendampingan kelompok Tani M aju M apan dalam pengelolaan pola tanaman jahe; 2). Pemberian bibit jahe kepada kelompok Tani M aju M apan; 3). Pelatihan pembuatan produk minuman berbahan baku jahe; 4). Pendampingan pembuatan produk minuman berbahan baku jaheyaitu “ Raja Bandrek” ; 5). Pelatihan dan pendampingan kontrol kualitas produk; 6). Pelatihan dan pendampingan pengemasan produk; 7). Registrasi produk minuman “ Raja Bandrek” untuk mendapatkan legalitas ijin edar produk dari Dinas Kesehatan Kab. M agelang; 8). Pendampingan pola pemasaran produk melalui “ CafeAngkringan” ; 9). Evaluasi kegiatan. Kata Kunci: Kelompok Tani M aju; CV Simerindo Raya; Diversifikasi Jahe 210 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 210 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 I. PENDAHULUAN Di Indonesia, pemanfaatan komoditas tanaman sebagai bahan baku obat tradisional semakin meningkat. Menurut hasil survei menyatakan bahwa pasar obat herbal Indonesia mencapai 2% dari total pasar dunia. Pasar obat herbal Indonesia mencapai peningkatan dari Rp 7,2 triliun di tahun 2008, meningkat Rp 13 triliun di tahun 2012. Selera konsumen yang berubah membuat neraca perdagangan obat herbal dunia pun berubah (Anonim, 2010). Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal adalah jahe. Tanaman jahe sampai saat ini sudah cukup banyak diteliti untuk mendukung pengembangan jahe sebagai bahan baku obat. Jahe dapat berfungsi sebagai obat nyeri lambung dan radang sendi karena jahe mengandung sejumlah zat gizi seperti vitamin B1, C, asam-asam amino dan sebagainya. Jahe memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dari senyawa oleoresin. Aktivitas antioksidan dari jahe berfungsi untuk menangkap radikal bebas. Jahe juga memiliki aktivitas anti radang, antimutagenik, melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol dan meningkatkan kekebalan tubuh (Koswara, S., 2010) Peningkatan kesadaran masyarakat dunia yang semakin besar terhadap penggunaan obatobat dari bahan alam, mengakibatkan permintaan pasar terhadap tanaman obat khususnya jahe pun juga semakin meningkat. Hal ini terbukti dari data permintaan jahe nasional yang cukup besar baik untuk konsumsi dalam negeri, maupun luar negeri. Namun sayangnya, ketersediaan tanaman jahe itu sendiri tidak sebanding dengan besarnya jumlah permintaan (Soesanto, L., dkk., 2003). Berdasarkan hasil wawancara, CV. Simerindo Raya tersebut memiliki permasalahan yaitu dalam hal pembuatan, formulasi, pengemasan dan evaluasi sediaan yang berbahan baku jahe. Padahal jumlah pasokan jahe dari kelompok petani di daerah sekitar cukup banyak. Dalam pemenuhan pasokan bahan baku, industri pengolah CV. Simerindo Raya tersebut sering membeli jahe segar ke pedagang pengumpul, bukan langsung ke petani. Harga jahe yang dibeli oleh industri pengolah lebih tinggi, karena pedagang pengumpul otomatis akan mengambil keuntungan yang sebesarbesarnya. Harga bahan baku yang tinggi juga akan mengakibatkan hasil olahan jahe menjadi tinggi pula. Selain itu, CV. Simerindo Raya juga kurang memanfaatkan teknologi yang handal dalam proses pengolahan. Hal ini mengakibatkan kualitas produk yang dihasilkan belum maksimal dan hasil produk olahannya masih terbatas. Oleh sebab itu, berangkat dari permasalahan di atas, maka program IbM ini bergerak untuk melakukan kemitraan antara kelompok tani Maju Utomo sebagai pemasok utama jahe dan CV. Simerindo Raya di Kecamatan Borobudur, Magelang Jawa Tengah sebagai industri pengolah jahe menjadi sediaan herbal. Program yang dijalankan adalah program kerja sama mutualisme antara petani jahe dan industri pengolah jahe dengan pendampingan berencana terkait diversifikasi tanaman jahe untuk diolah menjadi minuman kesehatan yang berkualitas dan terstandar yang didukung pihak eksternal baik institusi pendidikan (Universitas Ahmad Dahlan), pemerintah (Dinas Pertanian Kabupaten Magelang) maupun mitra industri (CV. Simerindo Raya). Kemitraan yang berkelanjutan antara kelompok tani dan home industry CV. Simerindo Raya ini mampu menggeliatkan kondisi ekonomi masyarakat sekitar dan menjadikan Desa Wringin Putih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang Jawa Tengah sebagai sentra budidaya dan pengembangan jahe sebagai alternatif obat tradisional. IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 211 05/11/2016, 15:05 211 II. TARGET DAN LUARAN Target yang diharapkan dicapai dari program Ibm 2016 ini, berdasarkan indikator sebagai berikut: 1. Adanya peningkatan jumlah panen jahe. 2. Adanya peningkatan kemampuan kelompok tani dalam upaya edukasi masyarakat terkait dengan penanaman dan kontrol kualitas jahe sebagai bahan baku herbal. 3. Adanya peningkatan kemampuan dan pemahaman petani dalam mengembangkan tanaman jahe. 4. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan kelompok tani jahe. 5. Adanya keberlanjutan produksi herbal CV Simerindo Raya dengan meningkatnya ketersediaan jahe sebagai bahan baku herbal. 6. Adanya kemitraan antara kelompok tani jahe dengan CV. Simerindo Raya sebagai mitra bisnis dalam menerima hasil panen jahe sebagai bahan baku herbal. 7. Adanya produk hasil kerjasama kelompok tani dengan CV. Simerindo Raya berupa sediaan minuman instan jahe yang berijin PIRT dan berdaya jual tinggi. III. METODE PELAKSANAAN Kegiatan IbM dilaksanakan dalam rentang waktu 6 bulan, yang meliputi serangkaian kegiatan program kerja mulai dari: (1) sosialisasi rencana program, (2) survei analisis kebutuhan, (3) sosialisasi dan kampanye kemanfaatan lahan rumahan sebagai tempat tanam jahe dalam meningkatkan kemandirian ekonomi kerakyatan, (4) pelatihan tata cara penanaman jahe yang baik dan benar, (5) pemberian bibit sebagai modal usaha, (6) pelatihan pengembangbiakan tanamana jahe, (7) melakukan kemitraan dengan CV Simerindo Raya, (8) pelatihan pembuatan minuman serbuk instan jahe dan pengemasan, (9) perijinan produk menjadi produk PIRT, dan (10) pendampingan, monitoring, dan evaluasi. Penjelasan secara detail seperti tersaji dalam tabel berikut: 212 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 212 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Tabel 1. Tahapan Kegiatan Ibm 2016 No. Kegiatan 1. Sosialisasi Aktivitas Sosialisasi dengan mitra terkait yaitu kelompok tani Maju Mapan dan CV Simerindo Raya Konsolidasi dengan mitra dan sasaran 2. Survei Analisis kebutuhan terkait dengan lahan Survei kebutuhan bibit jahe 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Sosialisasi dan kampanye pemanfaatan lahan rumahan sebagai lahan tanam jahe sebagai tanaman herbal dalam peningkatan ekonomi kerakyatan Konsultasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan berserta Fakultas Farmasi UAD Persiapan Penyuluhan pemanfaatan lahan rumahan sebagai media tanam jahe Penyuluhan manfaat jahe pada kesehatan dan ekonomi Pembuatan modul Pelatihan Pola Penyiapan bahan Pelatihan tata tanam jahe di lahan pekarangan tanam jahe Rencana tindak lanjut Penyiapan Bibit Pembagian bibit pada setiap anggota kelompok tani Pembagian Bibit Pembuatan rumah anti UV untuk lahan tanam jahe Evaluasi Koordinasi dengan mitra terkait Pelatihan proses Pelatihan membuat bibit jahe pembibitan jahe Rencana tindak lanjut Proses Persiapan MOU dengan CV Simerindo Raya berkaitan kemitraan pemanfaatan hasil panen Pelatihan Pelatihan pembuatan minuman instan jahe bersama pembuatan mitra CV Simerindo Raya. produk herbal Proses Pemasaran Dilaksanakan bersama mitra CV Simerindo Raya produk Evaluasi Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan rencana tindak Kegiatan lanjut IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 213 05/11/2016, 15:05 213 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Ibm ini dilaksanakan pada April Oktober 2016. Penjelasan lebih detailnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil capaian kegiatan Ibm 2016 No . 1 Tanggal; bulan 2 21 April 2016 3 4 23 April 2016 24 April 2016 18 April 2016 5 29 April 2016 6 1 Mei 2016 7 4 Mei 2016 8 5 Mei 2016 9 8 Mei 2016 10 15 Mei 2016 11 17 Mei 2016 12 1 Agustus 2016 13 8 Agustus 2016 14 15 16 10 Agustus 2016 10 Agustus 2016 15-19 Agustus 2016 1 17 18 22-24 Agustus 2016 29 Agustus 2016 19 3 September 2016 20 12 September 2016 214 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 214 Aktivitas Capaian Koordinasi kegiatan Ibm dengan CV Simerindo Raya Sosialisasi program Ibm dengan kelompok Tani Maju Mapan Survey lahan penanaman jahe Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan dan pemanfaatan jahe pada kesehatan dan ekonomi pada kelompok tani Maju Mapan Pelatihan pola tanam jahe pada kelompok Tani Maju Mapan Pelatihan cara perawatan jahe pada kelompok tani Maju Mapan Sosialisasi MoU antara kelompok tani Maju Mapan dan CV. Simerindo Raya Pelatihan pembibitan jahe pada kelompok tani Maju Mapan Pembagian bibit dan workshop tata tanam pembibitan pada kelompok tani Maju Mapan Workshop pembibitan dan perawatan jahe pada kelompok tani Maju Mapan Pendampingan tindak lanjut pembibitan tanaman jahe pada kelompok tani Maju Mapan Pendampingan tindak lanjut perawatan jahe pada kelompok tani Maju Mapan Pengadaan perangkat pengemas dan kemasan produk Pembelian gerobak display produk Pembelian alat pengemas dan kemasan Trial formulasi sediaan minuman instans jahe Pengeringan bahan baku Trial Desain Kemasan Produk minuman instan jahe Pelatihan pembuatan minuman instans jahe di CV. Simerindo Raya Pelatihan proses pengemasan minuman instan jahe di CV. Simerindo raya 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 20 12 September 2016 21 25 September 2016 22 30 September 2016 Pelatihan proses pengemasan minuman instan jahe di CV. Simerindo raya Pelatihan managemen dan strategi pemasaran Evaluasi dan penyusunan laporan 100% 100% 100% Kegiatan IbM sampai saat ini secara garis besar meliputi: (1). Sosialisasi kegiatan Ibm pada CV. Simerindo Raya dan Kelompok Tani Maju Mapan, (2). Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan dan pemanfaatan jahe pada kesehatan dan ekonomi pada kelompok tani Maju Mapan, (3) Pelatihan pola tanam dan cara perawatan jahe pada kelompok Tani Maju Mapan, (4) Pembagian bibit dan workshop tata tanam pembibitan, perawatan serta tindak lanjut di lapangan pada kelompok tani Maju Mapan (5) Sosialisasi inisiasi MoU antara kelompok tani Maju Mapan dengan CV. Simerindo Raya, (6) Workshop pembibitan dan perawatan jahe pada kelompok tani Maju Mapan (7) Pendampingan tindak lanjut pembibitan dan perawatan jahe pada kelompok tani Maju Mapan (8) Persiapan kegiatan produksi pada CV. Simerindo Raya (9) Uji coba formulasi sediaan minuman instan jahe herbal (10) Desain kemasan minuman instan jahe herbal (11) Pelatihan pembuatan minuman instan jahe herbal (12) Pelatihan Manajemen Pemasaran Adapun masing-masing kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Sosialisasi Kegiatan IbM Kepada Kelompok Tani Maju Mapan dan CV. Simerindo Raya Sosialisasi ini bertujuan untuk menjelaskan program IbM serta luaran yang akan dicapai kepada kedua belah pihak baik itu kelompok tani Maju Mapan dan CV. Simerindo Raya. Dalam kegiatan ini juga, dilakukan brainstorming terkait permasalahan yang muncul dan solusi yang ditawarkan untuk kelompok tani Maju Mapan dan CV. Simerindo Raya. Salah satu permasalahan adalah menurunnya kualitas jahe yang dihasilkan oleh kelompok tani Maju Mapan. Hal ini mengakibatkan harga jahe di pasaran anjlok. Dengan demikian, perlu dilakukan pelatihan dan workshop terstruktur mengenai pembibitan, penanaman, perawatan dan proses pemanenan yang baik sehingga kualitas jahe yang dihasilkan terstandar. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh kelompok tani Maju Mapan sebanyak 10 orang dan Direktur CV. Simerindo Raya. IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 215 05/11/2016, 15:05 215 Gambar 1. Sosialisasi Kegiatan IbM Survei Lahan Penanaman Jahe Tim IbM bersama dengan ketua kelompok tani Maju Mapan melakukan survei lapangan untuk mengetahui kondisi, tekstur tanah, luas penanaman yang nantinya akan dikembangkan sebagai area penanaman jahe. Dari hasil survei diperoleh gambaran di mana banyak sekali lahan tanah yang belum termanfaatkan dengan baik dan optimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota kelompok tani menyatakan bahwa lahan yang dimiliki hanya digunakan untuk tanaman pekarangan yang kurang bernilai ekonomis tinggi. Padahal tekstur tanah dan iklim sagat mendukung pengembangan tanaman jahe sebagai salah satu komoditas unggulan Dusun Wringin Putih. Hasil survei lahan penanaman jahe adalah menjadikan desa Suruhan Borobudur sebagai pusat budi daya jahe. Pelatihan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dan Pemanfaatan Jahe Pelatihan ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tani mengenai bagaimana cara pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal dalam meningkatkan taraf hidup kelompok tani. Di samping itu juga, disampaikan tentang kegunaan tanaman jahe bagi kesehatan. Peserta pelatihan sangat antusias dalam mendengarkan ceramah yang disampaikan tim pengusung. Berbagai pertanyaan dan testimoni juga dilontarkan terkait manfaat jahe dan cara meracik tanaman jahe untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Gambar 2. Pelatihan Pemanfaatan Lahan Pekarangan dan Pemanfaatan Jahe 216 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 216 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Pelatihan Pola Tanam, Pembibitan Dan Perawatan Tanaman Jahe Pelatihan ini membahas tentang metode pembibitan, teknik penanaman dan perawatan yang baik untuk memperoleh hasil tanaman jahe yang berkualitas. Pelatihan diisi oleh Bapak Nurul Huda yang memiliki keterampilan dan pengalaman bertahun-tahun dalam mengelola tanaman pertanian dan perkebunan. Adapun materi yang disampaikan terkait teori pengolahan dan pemeliharaan mulai dari bibit hingga pemanenan jahe. Pelatihan ini sangat penting dilakukan mengingat masih banyak anggota kelompok tani yang masih mempraktikkan penanaman jahe tanpa memahami teori secara benar. Pembagian Bibit dan Workshop Tata Tanam Pembibitan, Perawatan Serta Tindak Lanjut Pada Kelompok Tani Maju Mapan. Salah satu dukungan tim pengusung IbM kepada kelompok tani yaitu memberikan modal berupa bibit tanaman jahe yang siap tanam. Sebanyak 180 bibit jahe dibagikan secara gratis kepada para anggota petani. Di samping itu, petani juga mengikuti workshop berupa praktik langsung secara individu mengenai penyiapan media tanam, pembibitan, pemupukan, dan perawatan tanaman jahe. Keterampilan praktek secara langsung tersebut sangat membantu anggota kelompok tani dalam penanaman jahe di masing-masing lahan pekarangan yang sudah tersedia. Pelatihan ini disampaikan oleh Bapak Nurul Huda yang mengembangkan agribisnis tanaman pertanian dan perkebunan sekaligus pendamping kelompok tani Maju Mapan di Dusun Wringin Putih. Gambar 3. Pembagian bibit gratis kepada kelompok tani Maju Mapan Sosialisasi Inisiasi MoU Antara Kelompok Tani Maju Mapan Dengan CV. Simerindo Raya Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan inisiasi kerja sama antara kelompok tani Maju Mapan dan CV. Simerindo Raya. Kegiatan ini diperantarai oleh tim pengusung IbM dengan metode diskusi sehingga kedua belah pihak bisa memperoleh keuntungan dalam bisnis dan kerja sama. Kerja sama mutualisme menghasilkan kesepakatan dimana kelompok tani Maju Mapan sebagai pemasok jahe yang berkualitas dan CV. Simerindo Raya sebagai pembeli simplisia jahe untuk selanjutnya diolah menjadi sediaan yang bernilai ekonomis tinggi. IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 217 05/11/2016, 15:05 217 Workshop Pembibitan dan Perawatan Jahe Pada Kelompok Tani Maju Mapan Pada kegiatan workshop ini, dijelaskan cara pemilihan bibit yang berkualitas, bebas hama dan penyakit. Bahan bibit diambil langsung dari kebun penyedia bibit bukan dari pasar. Bibit yang dipilih berusia sekitar 9 bulan. Bibit sebaiknya ditanam terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakuan dengan peti kayu atau dengan bedengan. Sedangkan untuk perawatan, setelah 3 minggu tanam, dilakukan penyiangan pertama selajutnya dilakukan 3-6 minggu sekali. Namun setelah jahe berumur 6 bulan, sebaiknya perlu dilakukan penyiangan lagi, karena jahe mulai besar. Pendampingan Tindak Lanjut Pembibitan dan Perawatan Jahe Pada Kelompok Tani Maju Mapan Pada kegiatan ini, dilakukan tindak lanjut ke lahan penanaman jahe untuk memonitoring sejauh mana pemahaman anggota kelompok tani terkait pelatihan dan workshop pembibitan dan perawatan jahe yang sudah dilakukan sebelumnya. Dari tindak lanjut tersebut, sebagian besar petani sudah melakukan teknik pembibitan dan perawatan jahe dengan baik. Hal yang perlu diperhatikan terutama dalam hal mengatasi penyakit dan hama. Oleh sebab itu juga dijelaskan teori untuk penggunaan pestisida serta teknik mendeteksi gejala dan pengendalian hama organik. Gambar 4. Kelompok Tani Maju Mapan Persiapan Kegiatan Produksi Pada CV. Simerindo Raya Persiapan kegiatan produksi sediaan minuman jahe meliputi tempat, persiapan perangkat untuk produksi seperti bahan baku, alat/mesin dan pengemas. Tim pengusung juga mensponsori dan menyediakan alat seperti almari pengering, mesin rajang, alat pengemas, peralatan produksi, gerobak dan meja kursi display. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses produksi dan pemasaran konsumen pada segmen yang lebih luas.. Uji Coba Formulasi Sediaan Minuman Instan Jahe Herbal Tahap pertama dalam proses produksi yaitu melakukan uji coba formulasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi formula yang terstandar dari minuman instan jahe herbal. Selain jahe sebagai bahan utama, juga digunakan tanaman lain seperti: makota dewa, kayu manis, cabe jawa, daun pandan dan gula aren. Tanaman tersebut berfungsi untuk meningkatkan efek manfaat dari jahe sekaligus memperbaiki cita rasa sehingga bisa diterima konsumen dengan baik. Uji coba dilakukan selama kurang lebih satu minggu sehingga ditemukan perbandingan komposisi 218 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 218 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 dan metode pembuatan yang tepat. Berdasarkan hasil uji coba formula maka diperoleh standar prosedur pembuatan sediaan minuman instan jahe herbal sebagai berikut: 1. 2. 3. Bahan A yaitu simplisia rimpang jahe dan buah makota dewa. Rimpang tersebut dibersihkan dari kotoran yang melekat, selanjutnya dicuci bersih. Rimpang jahe dan buah makota dewa yang sudah bersih, kemudian dirajang dengan ketebalan kurang lebih 0,5-1 mm. Selanjutnya rimpang yang sudah dirajang lalu dikeringkan di dalam lemari pengering pada suhu 70oC selama 24 jam. Rimpang yang sudah kering, lalu diserbuk halus dengan mesin penyerbuk. Setelah itu diayak dengan penganyak ukuran 80 mesh. Bahan B yaitu simplisia cabe jawa dan kayu manis, dibersihkan dan dicuci pada air mengalir hingga bersih. Kemudian dilakukan perajangan dengan mesin perajang 0,5-2 mm. Rimpang yang sudah dirajang, kemudian dikeringkan dengan lemari pengering pada suhu 70oC selama 24 jam. Rimpang yang sudah kering, lalu diserbuk halus dengan mesin penyerbuk. Setelah itu diayak dengan penganyak ukuran 80 mesh. Masukkan simplisia A dan B dalam wajan yang telah berisi 2 liter air, tambahkan daun pandan 2-3 helai sebagai pengaroma, masak dengan api sedang hingga diperoleh massa yang kering, lakukan pengayakan dengan mesh 80. Terakhir tambahkan serbuk gula aren dengan perbandingan serbuk simplisia:gula aren (1:3). Desain Kemasan Minuman Instan Jahe Herbal Desain kemasan produk ini dikerjakan oleh tim desainer grafis professional. Tujuannya untuk menghasilkan kemasan yang menarik, spesifik dan berbeda dengan produk jahe instan pasaran lainnya. Desain kemasan dirancang kedap udara dan tersegel rapat yang berfungsi untuk melindungi isi produk dari kerusakan akibat pengaruh udara luar. Tim IbM berperan mengusulkan nama produk, pemilihan warna serta informasi terkait komposisi serta cara penyajiannya. Nama produk dipilih yang sederhana, penuh makna serta mudah didengar, diucapkan dan diingat oleh konsumen. Setelah berdiskusi dengan pihak CV. Simerindo Raya, maka didapat merek produk yaitu Raja Bandrek sebagai minuman tradisional hangat dan kaya manfaat. Pelatihan Pembuatan Minuman Instan Jahe Herbal Pada tahap ini, tim pengusung IbM memberikan pelatihan secara bertahap kepada karyawan CV. Simerindo Raya. Pelatihan berupa penanganan bahan baku, metode dan cara produksi, in process control saat produksi, pengemasan serta kualitas kontrol produk jadi. Untuk mempermudah proses produksi maka dibuatlah standar operating procedure dari masing-masing kegiatan tersebut. Standard operating procedure tersebut dijadikan panduan produksi minuman jahe instan yang terjaga mutu dan kualitasnya. Tim Ibm juga melakukan pelatihan teknik pengemasan produk kepada CV. Simerindo Raya. Metode pengemasan untuk produk jahe instan berupa kotak dengan ukuran yang cocok. Sebelum produk jadi dimasukkan ke dalam wadah sekunder, maka harus dikemas dan disegel dulu dengan kertas alumunium foil. Kemudian produk tersebut dimasukkan ke dalam kemasan sekunder berupa wadah kotak berukuran 15x15 cm. Kemasan sekunder tersebut didesain full color agar menarik dan mudah diingat oleh konsumen. Dalam hal legalitas produksi dan pemasaran, Raja Bandrek telah memperoleh sertifikat DINKES PIRT no: 5.13.3308.01.1358-19 sehingga produk yang dihasilkan terjamin kualitas dan keamanannya. IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 219 05/11/2016, 15:05 219 Pelatihan Manajemen Pemasaran Tim pengusung IbM juga mengadakan pelatihan manajemen dan strategi pemasaran produk minuman instan jahe. Strategi pemasaran yang disarankan adalah dengan membuka Café angkringan di tempat yang sudah disurvei sebelumnya. Tempat tersebut sangat strategis karena merupakan jalan utama wisatawan menuju dan meninggalkan Candi Borobudur. Café angkringan tersebut beroperasi mulai dari jam 4 sore hingga 11 malam dimana minuman jahe instan Raja Bandrek sebagai minuman utama. Hasil evaluasi diperoleh bahwa strategi pemasaran tersebut cukup berhasil dalam meningkatkan omset penjualan. V. KESIMPULAN 1. 2. Tersedianya rimpang jahe berkualitas sebagai bahan baku minuman serbuk instan jahe. Terwujudnya hubungan petani jahe sebagai penyedia bahan baku dengan CV Simerindo Raya sebagai produsen minuman serbuk instan jahe. Menghasilkan produk minuman serbuk instan jahe yang berkualitas dan laku dipasaran. 3. VI. UCAPAN TERIMA KASIH Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Dikti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, CV. Simerindo Raya, Kelompok Tani Maju Mapan DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2010, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Koswara, S. 2010. Jahe Rimpang dan Sejuta Khasiat, Departemen Ilmu Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor. Kotranas. 2006. Kebijakan Obat Tradisional Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Soesanto, L., Soedarmono, N. Prihatiningsih, A. Manan, E. Iriani, dan J. Pramono. 2003. Penyakit Busuk Rimpang Jahe di Sentra Produksi Jahe Jawa Tengah: Identifikasi dan Sebaran. Tropika 11(2):107-220. ❆ 220 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 220 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Margi Sasono Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan Apik Rusdiarna Indrapraja Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Kebutuhan kalibrasi peralatan medis di Pusat Kesehatan M asyarakat (Puskesmas) sangat penting dan merupakan syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 15 Ayat 1c. Dalam proses akreditasi Puskesmas, kalibrasi peralatan medis menjadi salah satu standar yang harus dipenuhi dalam penjaminan mutu layanan kesehatan. Namun, jumlah penyedia layanan kalibrasi peralatan medis masih kurang, sehingga kalibrasi di Puskesmas belum tertangani dengan baik Dalam program ini dirancang-bangun sebuah laboratorium yang selanjutnya diberi nama LKU UAD untuk mampu melayani kalibrasi peralatan medis yang mampu dijangkau oleh unit terkecil layanan kesehatan, terutama Puskesmas di wilayah DIY. Proses kalibrasi berdasarkan ilmu Fisika metrologi teknis dengan menerapkan standar-standar acuan Internasional seperti ISO/IEC 17025 untuk manajemen laboratorium, ISO-GUM untuk standar perhitungan ketidakpastian pengukuran, OIM L R16-2 untuk metode kalibrasi tensimeter, dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya, baru 9 unit dari 121 unit Puskesmas di wilayah DIY yang sudah memanfaatkan layanan laboratorium ini. Alasan terbesar adalah kebutuhan akreditasi untuk persyaratan BPJS. M eskipun belum semua Puskesmas menggunakan, namun secara umum layanan kalibrasi ini sangat membantu kebutuhan Puskesmas untuk mendukung proses akreditasi. Dari sisi akademik, laboratorium kalibrasi ini dapat dijadikan kegiatan rutin pengabdian masyarakat, dan sebagai model sebuah unit bisnis berbasis know ledge yang mampu sebagai alternatif pendapatan dari sebuah Perguruan Tinggi. Kata kunci : layanan, kalibrasi, peralatan, medis, Puskesmas Pendahuluan Sebagai ujung tombak layanan kesehatan pada tingkat bawah, Unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menjadi tumpuan terhadap mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk itu penjaminan terhadap mutu layanan menjadi sangat penting. Peralatan medis menjadi salah satu faktor penunjang yang sangat krusial dan penting di dalam penyelenggaraan layanan kesehatan di Puskesmas. Di dalam standar akreditasi Puskesmas peralatan medis termasuk di dalam bagian Manajemen Penunjang Layanan Klinis (Depkes RI, 2015). Bahkan di dalam Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 15 Ayat 1c dinyatakan dengan jelas bahwa peralatan medis harus memenuhi persyaratan diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang. Meskipun kebutuhan kalibrasi peralatan medis sangat penting, namun implementasi di lapangan belum dilakukan sepenuhnya Ini dapat diamati dari ketersedian jumlah institusi yang berwenang untuk menguji dan mengkalibrasi peralatan medis. Menurut data dari BPFK Jakarta IbM Diversifikasi Tanaman Jahe sebagai Produk Minuman Kesehatan Komersial yang Berkualitas.... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 221 05/11/2016, 15:05 221 Depkes RI (2015) jumlah institusi penguji dan kalibrasi, baik negeri dan swasta, tercatat berjumlah 22 unit dan sebagian besar berlokasi di Ibu Kota Negara Jakarta. Jumlah tersebut harus melayani 2309 Rumah Sakit (RS) dan 9710 unit Puskesmas di seluruh Indonesia. Sementara itu, di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada sekitar 121 unit Puskesmas (Depkes RI, 2016) dengan institusi penguji dan kalibrasi hanya satu unit, yaitu Laboratorium Kalibrasi dan Uji, Universitas Ahmad dahlan (LKU UAD). Disebabkan oleh jumlah peralatan medis di Puskesmas yang relatif sedikit bahkan jauh lebih sedikit dibanding dengan milik RS, serta lokasi Puskesmas yang sebagian besar ada di kota Kecamatan, maka sangat wajar jika layanan kalibrasi peralatan medis tidak tersentuh oleh institusi penguji dan kalibrasi yang ada saat ini. Untuk itu merupakan peluang tersendiri bagi institusi (laboratorium) kalibrasi dan penguji untuk berkomitmen untuk melakukan layanan kalibrasi peralatan medis di Puskesmas. Untuk itu dalam makalah ini, telah dirancang-bangun sebuah Laboratorium kalibrasi dan uji yang selanjutnya disebut LKU UAD sebagai unit berorientasi layanan publik dan bisnis berbasis pada ilmu pengetahuan. Institusi ini merupakan hasil pengembangan dari Laboratorium Fisika milik Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dan dirancang secara khusus untuk mampu mengambil peran dalam pelaksanaan kalibrasi dan pengujian peralatan medis di Rumah Sakit, terutama unit Puskesmas yang saat ini seolah-olah terabaikan oleh institusi-institusi kalibrasi dan pengujian yang ada. Dalam hal ini, unit Puskesmas di DIY dipilih menjadi target utama kegiatan pelaksanaan layanan kalibrasi dan uji peralatan medis. Metode Dalam pelaksanaan kegiatan ini, dimulai dengan pendirian sebuah Laboratorium dengan empat pilar utama yang harus terpenuhi yaitu akomodasi dan lingkungan yang tercatat dan terkontrol, peralatan dan acuan standar, metode pengukuran (kalibrasi), dan sumber daya manusia (teknisi kalibrasi) yang terlatih. Proses kalibrasi berdasarkan ilmu Fisika metrologi teknis dengan menerapkan standar-standar acuan Internasional seperti ISO/IEC 17025 (untuk manajemen laboratorium, ISO-GUM untuk standar perhitungan ketidakpastian pengukuran (JCGM 100-2008 2008), OIML R16-2 untuk metode kalibrasi tensimeter (Clark et al., 2009) , dan lain-lain. Ijin operasional 4 pilar utama laboratorium Akomodasi dan lingkungan INPUT Peralatan dan acuan Standart Metode Pengukuran (kalibrasi) OUTPUT • Sertifikat kalibrasi • Pengakuan jaminan mutu SDM (teknisi) terlatih Manajemen SNI ISO/IEC 17025 Akreditasi KAN Gambar 1. Skema dari pendirian Laboratorium kalibrasi dan uji dengan manajemen SNI ISO/IEC 17025:2008, ijin operasional, dan akreditasi KAN. 222 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 222 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Laboratorium menjadi sempurna ketika diterapkan manajemen standart berbasis SNI ISO/ IEC 17025:2008 tentang kompetensi Laboratorium Penguji dan Kalibrasi (SNI, 2008). Untuk pengakuan legalitas secara Nasional, Laboratorium perlu diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Sementara itu legalitas sebagai institusi (laboratorium) yang berwenang untuk melakukan kalibrasi dan pengujian peralatan medis perlu diperoleh ijin operasional dari pihak berwenang sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) yang ada. Di samping itu laboratorium juga harus memiliki dokumen-dokumen penting baik eksternal (standar acuan kalibrasi) dan metode kalibrasi yang disusun sendiri berdasarkan standart acuan yang ada. Gambar 1 menunjukkan skema dari pendirian Laboratorium kalibrasi dan uji dengan manajemen SNI ISO/IEC 17025:2008, akreditasi KAN, dan legalitas ijin operasional. Internet www.lku.uad.ac.id Sosialisasi ke Dinas Kesehatan Pemasaran MOU dan Kerjasama: Puskesmas Promosi Keliling (door to door): - Optimalisasi penyebaran leaflet, brosur, discount dll. Gambar 2. Strategi pemasaran jasa kalibrasi ke Puskesmas Jika persyaratan di atas semua terpenuhi maka Laboratorium tersebut siap untuk melakukan atau menawarkan layanan kalibrasi dan uji peralatan medis secara legal dan diakui menggunakan standart Nasional maupun Internasional. Tahap selanjutnya dalam kegiatan ini adalah memasarkan dan mensosialisasikan ke pengguna (users) layanan kalibrasi dan uji peralatan medis. Untuk target ke Puskesmas, dilakukan sosialisasi dengan metode door-to-door di seluruh Puskesmas yang terjangkau secara lokasi. Namun untuk Puskesmas yang tidak terjangkau (sulit dijangkau) digunakan metode pengiriman surat penawaran jasa kalibrasi peralatan medis. Gambar 2 menunjukkan cara (strategi) dalam pemasaran jasa kalibrasi ke Puskesmas. Strategi door-to-door nampaknya lebih banyak dipilih dikarenakan efektif untuk menjalin komunikasi langsung dengan calon pelanggan. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan kalibrasi peralatan medis di Puskesmas dilaksanakan dengan dua tipe yaitu kalibrasi langsung di lokasi Puskesmas (in situ atau keluar laboratorium) dan dilakukan di ruang laboratorium (pihak Puskesmas mengirimkan peralatan medis). Untuk mendukung ini manajemen Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 223 05/11/2016, 15:05 223 laboratorium memiliki prosedur (SOP) pelaksanaan kalibrasi in situ (Panduan Mutu LKU UAD, 2015). Tidak semua Puskesmas meminta pelaksanaan kalibrasi dilakukan di lokasi setempat, namun ada beberapa yang justru lebih senang mengirimkan peralatan medis ke laboratorium. Gambar 3 menunjukkan diagram alir pelaksanaan kalibrasi yang dimiliki oleh LKU-UAD. Mulai Puskesmas meminta peralatan medis untuk dikalibrasi dan diuji Marketing Proses kalibrasi keluar lab. (in situ) administrasi Kaji ulang: Apakah dilakukan di dalam lab? Manager/Penangungjawab Teknis bentuk tim kalibrasi No Buat invoice Yes Buat invoi ce dan pelabelan peralatan Peralatan masuk lab. Proses kalibrasi di dalamlab. Selesai Gambar 3. Diagram alir pelaksanaan kalibrasi ke Puskesmas Gambar 4 menunjukkan grafik rasio unit Puskesmas yang sudah menggunakan jasa kalibrasi LKU UAD dengan jumlah total unit Puskesmas yang ada di wilayah DIY. Dari grafik cukup jelas bahwa belum banyak Puskesmas, 9 dari 121 unit Puskesmas di daerah DIY untuk periode tahun 2016 (sampai bulan September) ini yang menggunakan jasa kalibrasi LKU UAD untuk mendukung program penjaminan mutu layanan kesehatan mereka. Hal ini disebabkan banyak faktor, terutama beberapa Puskesmas sudah terakreditasi, sehingga peralatan medis mereka sudah terkalibrasi di tempat lain dan belum kedaluarsa masa berlaku sertifikat kalibrasi. Namun mereka menjanjikan untuk dapat melakukan kalibrasi rutin di lokasi yang lebih dekat. Selama ini beberapa Puskesmas tersebut melakukan kalibrasi di luar kota Yogyakarta, terutama Surabaya dan Jakarta. Di samping itu juga banyak Puskesmas yang belum melakukan kalibrasi karena belum ada rencana akreditasi dan terkendala oleh pendanaan. 224 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 224 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 121 unit 9 unit Sudah kal ibrasi Belum kalibrasi Gambar 4. Rasio jumlah Puskesmas yang sudah dan belum kalibrasi di wilayah DIY Unit Gambar 5. Sebaran jumlah Puskesmas yang sudah kalibrasi setiap Kab./Kota di wilayah DIY Gambar 5 menunjukkan sebaran jumlah Puskesmas yang sudah melakukan kalibrasi peralatan medis di LKU UAD. Kabupaten Sleman paling banyak jumlah Puskesmas yang melaksanakan kalibrasi. Sebagian besar alasan utama adalah pelaksanaan akreditasi Puskesmas untuk pertama kalinya. Ada dua Puskesmas di wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya jaminan mutu layanan kesehatan, sehingga mereka memberlakukan rutin setiap tahun kalibrasi peralatan medis mereka. Gambar 6 menunjukkan rekapitulasi jumlah peralatan yang dikalibrasi oleh LKU UAD dari 9 unit Puskesmas di DIY. Jumlah total peralatan medis yang sudah terkalibrasi sebanyak 104 buah. Dari gambar terlihat jelas bahwa peralatan tensimeter, baik analog maupun digital mendominasi (urutan tertinggi) jumlah peralatan medis yang dikalibrasikan oleh Puskesmas. Hal ini wajar karena peralatan tensimeter termasuk peralatan terdepan dalam diagnosis awal pasien. Di samping itu peralatan tersebut juga mudah penggunaannya, portabel, dan tentunya harga terjangkau. Bahkan di setiap unit Puskesmas dapat memiliki lebih dari satu buah. Urutan kedua adalah peralatan timbangan badan, baik untuk dewasa dan anak-anak. Berat tubuh (massa tubuh pasien) merupakan parameter awal yang sering harus diketahui dari pasien sebelum dilakukan tindakan medis berikutnya. Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 225 05/11/2016, 15:05 225 Gambar 5. Rekapitulasi jumlah peralatan medis dari 9 Puskesmas yang kalibrasi Dampak Kepentingan kalibrasi peralatan medis di Puskesmas sangat jelas diatur dalam Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 15 Ayat 1c. Di samping itu kalibrasi peralatan medis merupakan bagian dari standart proses akreditasi Puskesmas. Untuk itu ketersediaan dan keberadaan institusi (laboratorium) yang berwenang dan secara legal mampu melakukan kalibrasi peralatan medis sangat dibutuhkan oleh Puskesmas. Unit Puskesmas memiliki kepentingan untuk memenuhi kepatuhan terhadap Permenkes RI dan mendukung proses akreditasi. Akibatnya jika ini dilakukan secara rutin dan berkala, maka penjaminan mutu layanan kesehatan oleh Puskesmas tidak lagi sekadar untuk memenuhi Permenkes RI dan akreditasi, tetapi menjadi budaya penjaminan mutu dalam melayani kesehatan masyarakat di tingkat bawah. Dari sisi akademik, karena LKU UAD ini dikembangkan dari Laboratorium dari sebuah Perguruan Tinggi, maka keberadaannya dibutuhkan untuk menjadi model unit bisnis berbasis ilmu pengetahuan (based onknowledge) dan sebagai alternatif revenue bagi Perguruan Tinggi. Karena kegiatan ini berupa layanan ke masyarakat (publik) langsung, maka pelaksanaannya dapat menjadi rutinitas dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Penutup Dari kegiatan ini diperoleh kesimpulan bahwa keberadaan dan ketersedian institusi (laboratorium) yang berwenang dan secara legal mampu melakukan kalibrasi peralatan medis sangat dibutuhkan oleh Puskesmas dalam rangka implementasi Permenkes RI dan proses akreditasi. LKU UAD didirikan sebagai salah satu unit usaha layanan jasa kalibrasi peralatan medis untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk wilayah DIY baru ada 9 dari 121 unit Puskesmas yang sudah melakukan kalibrasi peralatan medis ke LKU UAD. Dari rekapitulasi peralatan medis, alat tensimeter paling banyak yang dikalibrasikan oleh Puskesmas, disusul berikutnya adalah timbangan badan. Diharapkan ke depan dengan strategi sosialisasi dan pemasaran yang gencar, semua Puskesmas baik di wilayah DIY dan Jateng dapat melakukan kalibrasi ke LKU UAD. Kegiatan ini juga dapat dilihat dari aspek akademik yaitu unit bisnis berbasis ilmu pengetahuan, dan mejadi kegiatan rutin pengabdian masyarakat. 226 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 226 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 05/11/2016, 15:05 Ucapan Terima Kasih Diucapkan banyak terima kasih kepada Kemenristek Dikti atas pemberian hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat skema IbIKK (Ipteks bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus) 2016 dan LPM UAD atas dukungan kegiatan ini. Terima kasih juga diucapkan kepada tim kalibrasi (staf admin dan teknis) Laboratorium Kalibrasi dan Uji Universitas Ahmad Dahlan (LKU UAD) atas perjuangan untuk pelaksanaan kalibrasi di Puskesmas. Referensi BPFK Jakarta Depkes RI. 2015. Artikel Berita. www.bpfkjakarta.or.id. (Diakses 12 April 2015). Clark J.T, Lane M., and Rafuse L. 2009. Medical Equipment Quality Assurance; Inspection Program Development and Procedures. Fluke Biomedical. Depkes RI. 2015. Permenkes RI No:46 Tahun 2015. http://www.depkes.go.id/ Depkes RI. 2016. Bank Data Kementerian Kesehatan RI. http://www.depkes.go.id/ JCGM 100-2008. 2008. Evaluation of measurement data Guide to the expression of uncertainty in measurement. JCGM First edition September 2008. Panduan Mutu LKU-UAD. 2015. Kebijakan Mutu LKU-UAD. Dokumen level 1 LKU-UAD. SNI (Standar Nasional Indonesia). 2008. SNI ISO/IEC 17025:2008 Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi. Badan Standardisasi Nasional (BSN). ❆ ❆ ❆ Pelayanan Kalibrasi Peralatan Medis di Unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ... 2UAD-PEMANFAATAN IPTEKS - 58-227 Sule UAD.pmd 227 05/11/2016, 15:05 227                            Dyah Suryani Ahmad Ahid Mudayana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Mufti Khakim Fakultas Hukum, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Pengawasan atau pemeriksaan terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat–tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Tempat atau sarana umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial. Penanganan sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang merugikan manusia seperti keracunan (food poisoning) maupun penyakit (food borne disease). Persoalan higiene sangat penting dalam produksi makanan sehingga perlu dilakukan upaya penyehatan makanan terlebih makanan yang akan dikonsumsi untuk sekelompok masyarakat seperti warung makan. Kawasan wisata pantai merupakan suatu tempat yang banyak dikunjungi pengunjung, salah satunya Pantai Baru yang terletak di Dusun Ngentak, Kabupaten Bantul. Selain pantainya, terdapat juga wisata kuliner olahan hasil laut yang disediakan oleh warung makan di bawah naungan paguyuban “ Ulam Nila Sari” . Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang salah satunya mengadakan pelatihan higiene sanitasi bagi penjamah makanan di Kawasan Pantai Baru bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pengelola dan penjamah makanan tentang higiene sanitasi makanan sehingga makanan yang disajikan aman dan higienis. Pelatihan ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Bantul dan dikuti oleh 35 penjamah makanan. Hasilnya didapat bahwa pelatihan ini meningkatkan tingkat pengetahuan penjamah dari rerata 4,74 menjadi 6,71 sehingga ada kenaikan 1,97. Hal ini berarti pelatihan merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi dan pendekatan formal dari pemerintah terhadap masyarakat khususnya pengelola rumah makan agar selalu menjaga kemanan makanan yang disajikan. Pelatihan ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga akan menjadi suatu kebiasaan berperilaku sehat. Serta didukung dengan pelatihan lainnya seperti pengelolaan tempat wisata, pengelolaan sampah di tempat wisata dan lain-lain untuk mendukung wisata sehat. Apabila kawasan wisata sehat terwujud, maka akan menjadi tujuan wisata domestik sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Kata Kunci: sanitasi, higiene, makanan, wisata sehat, pantai 228 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius    !"# $%&'(%)' *' (+,-%( .')%(% %*%/%0 )%/%0 )%(1 1-%2% -+&+3%-%& )%&'(%)' *' (+,-%( 1,1, 2%&4 5+3,%&6%%( 1&(17 7+&2%,%&%&8 7+%,%&%&8 *%& 7+-1%)%& .')%(%.%& 9:;0,%* *778 <==>?@ $%&'(%)' (+,-%(A(+,-%( 1,1, ,+,'/'7' -;(+&)' )+5%4%' (+,-%( (+3B%*'&2% -+&1/%3%& -+&2%7'(8 -+&C+,%3%& /'&471&4%& %(%1-1& 4%&441%& 7+)+0%(%& /%'&&2%@ D+,-%( %(%1 )%3%&% /%2%&%& 1,1, 2%&4 .%B'5 ,+&2+/+&44%3%7%& )%&'(%)' /'&471&4%& %&(%3% /%'&8 (+,-%( 1,1, %(%1 )%3%&% 1,1, 2%&4 *'7+/;/% )+C%3% 7;,+3)'%/8 (+,-%( 2%&4 ,+,6%)'/'(%)' (+3B%*'&2% -+&1/%3%& -+&2%7'( %(%1 (+,-%( /%2%&%& 1,1, 2%&4 '&(+&)'(%) B1,/%0 *%& .%7(1 71&B1&4&2% ('&44' 9$%&(;);8 <=EF?@ G+&1/%3%& -+&2%7'( 5%.%%& ,%7%&%& C+&*+31&4 ,+&4%/%,' -+&'&47%(%& 5%'7 71%/'(%) 9-+&2+5%5 *%& %7'5%( 2%&4 *'(',51/7%&? *%& 71%&('(%) 9B1,/%0 -+&*+3'(%H7%)1)&2%?@ $(%(')('7 ,+&4+&%' -+&2%7'( 5%.%%& ,%7%&%& *' I+4%3%A&+4%3% '&*1)(3' ,%B1 ,+&1&B177%& 5%0.% J=K *%3' 7%)1) *')+5%57%& ;/+0 7;&(%,'&%)' ,%7%&%&@ L' &+4%3% 5+37+,5%&48 5%07%& 7+%*%%& '&' *%-%( 5+3(%,5%0 /+5'0 -%3%0 9L+-7+) :M8 ENNN? G+&2+0%(%& ,%7%&%& %*%/%0 -+&4+&*%/'%& (+30%*%- 6%7(;3 ,%7%&%&8 ;3%&48 (+,-%( *%& -+3A /+&47%-%&&2% 2%&4 *%-%( %(%1 ,1&47'& *%-%( ,+&',51/7%& -+&2%7'( %(%1 4%&441%& -+&2+0%(%& ,%7%&%& /%'&&2% 9L+-7+) :M8 ENNN?@ O%7%&%& B%B%&%& ,+31-%7%& )%/%0 )%(1 -+&2+*'%%& -%&4%& 2%&4 *+.%)% '&' (+/%0 5+37+,5%&4 -+)%(8 )+B%/%& *+&4%& 7+51(10%& ,%)2%3%7%( %7%& ,%7%&%& 2%&4 ,13%08 ,1*%0 *'-+3;/+0 *%& *'4+,%3' ;/+0 )+5%4'%& 5+)%3 ,%)2%3%7%(8 )+*%&4 *' /%'& -'0%7 ,%7%&%& B%B%&%& '&' ,%)'0 ,+&4%&*1&4 3')'7; 2%&4 C171- -;(+&)'%/ 1&(17 ,+&',51/7%& -+&2%7'(8 %7'5%( -+&4+/;/%%&&2% 2%&4 ,%)'0 B%10 *%3' )2%3%( 7+)+0%(%& 9O1*B%B%&(;8 <==F?@ O%7%&%& B%B%&%& makanan siap makan adalah makanan dan minuman yang disiapkan dan dijual oleh penjaja makanan terutama di pinggir jalan dan tempat umum lain yang serupa. Makanan jajanan merupakan kategori makanan yang sangat heterogen, meliputi makanan, minuman, dan makanan ringan. Makanan yang dijual juga menunjukkan variasi yang besar dalam hal bahan, metode penjualan, pengolahan dan konsumsi dan dijual di jalan melalui gerobak atau keranjang , atau dari warung atau toko-toko yang memiliki kurang dari empat dinding permanen (FAO, 2007). Semua usaha penyediaan makanan termasuk makanan jajanan dalam menyediakan makanan harus menerapkan prinsip-prinsip higiene sanitassi makanan yaitu upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau berisiko menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Beberapa jenis penyakit bawaan makanan/FBM (Food Borner Diseases) di antaranya adalah cholera, disentri, tifus, paratifus dan hepatitis A (Rane, 2011). Menurut Supraptini dan Djaris Ihawati (2003) pada tahun 2000 terdapat 2010 kasus keracunan makanan dengan korban meninggal 19 orang (Laporan bulanan KLB Sub. Dit, pengamatan epidemiologi penyakit), kejadian diare juga menimpa wisatawan Jepang yang berkunjung ke Bali tahun 1995 yang berakibat buruk bagi dunia pariwisata Indonesia yaitu dengan pembatalan ribuan kunjungan wisatawan mancanegara asal jepang yang sedianya akan datang ke Indonesia. Pantai Baru merupakan salah satu objek wisata air di Kabupaten Bantul. Secara administrative, pantai Baru termasuk dalam wilayah dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Di pantai ini terdapat banyak pohon cemara yang dapat membuat suasana pantai tidak terasa panas pada waktu siang hari. Dan di antara banyak pohon cemara berdiri banyak warung makan dengan menu hasil olahan laut seperti ikan, udang, kerang, dan lain-lain. Warung makan ini dinaungi dalam paguyuban bernama Nila Arum Sari dengan anggota sejumlah 121 warung makan. Pengaruh Pelatihan Higiene Sanitasi terhadap Pengetahuan Pengelola Rumah Makan... 229 PQRSTUVRW XSYZV[\]\VY ZWZVXV^_VY QV[`Va XVTV XSYbS]c]V dVRW[ QVYeV_ eVYb QS]\d dSYbST^W ZVY dSdV[VdW ^SY^VYb [ebWSYS RVYW^VRW dV_VYVYfXSYeS[V^VY dV_VYVY eVYb ZWgSTdWY_VY ZVTW XTV_^W_ RVYW^VRW dV_VYVY RSXST^W ^WZV_ dSYbb\YV_VY gS]SdS_a dSYbSTWYb_VY V]V^ dV_VY ZSYbVY ]VXfRSTQS^ eVYb _c^cTa QSTQWgVTV RS]VdV dSYbS]c]V dV_VYVY ZVY ]VWYh]VWYi jW[VTVX_VY ZSYbVY VZVYeV XTcbTVd kkl mmn eVYb QS_SToV RVdV ZSYbVY jWYVR kSRS[V^VY kVQ\XV^SY pVY^\] ZVXV^ dSYWYb_V^_VY ^WYb_V^ XSYbS^V[\VY XSYbS]c]VfXSYoVdV[ dV_VYVY ^SY^VYb [ebWSYS RVYW^VRW dV_VYVY ZW _V`VRVY mVY^VW pVT\ kVQ\XV^SY pVY^\]i qr stuvwt mSYbVdQW]VY ZV^V ZW]V_\_VY ZW _V`VRVY mVY^VW pVT\a kVQ\XV^SY pVY^\]a ZSYbVY dS^cZS XSdQSTWVY WY^STUSYRWa XS]V^W[VY XSYbc]V[VY [VRW] ]V\^ c]S[ g[Sx ZVTW [c^S] RSTV^cY d\R^W_V ZVY XS]V^W[VY [ebWSYS RVYW^VRW XSYoVdV[ dV_VYVY c]S[ jWYVR kSRS[V^VY kVQ\XV^SY pVY^\]i y\QoS_ VZV]V[ XSYoVdV[ dV_VYVY ZW `VT\Yb dV_VY _V`VRVY mVY^VW pVT\ eVYb ZV^VYb RVV^ ZWVZV_VY XS]V^W[VY RSo\d]V[ z{ cTVYbi nV^STW XS]V^W[VY ZWRVdXVW_VY c]S[ jWYVR kSRS[V^VY kVQ\XV^SY pVY^\] RSR\VW ZSYbVY kSXdSY_SR lXi |}{fnSY_SRfykf~f€€z ^SY^VYb XSTReVTV^VY [ebWSYS RVYW^VRW oVRV QcbVi YV]WRWR ZV^V dSYbb\YV_VY \oW R^V^WR^W_ `W]gc‚cY ZSYbVY ^VTVx _SdV_YVVY RSQSRVT €a€{ \Y^\_ dSYbS^V[\W XSYbVT\[ XS]V^W[VY ^ST[VZVX ^WYb_V^ XSYbS^V[\VYi ƒr „ †‡ˆ yS^S]V[ ZW]V_\_VY XS]V^W[VY ZW Q\]VY ySX^SdQST ^V[\Y €}‰ ^ST[VZVX z{ XSYoVdV[ dV_VYVY ZW _V`VRVY mVY^VW pVT\ kVQ\XV^SY pVY^\]i Tabel 1. Hasil analisis Uji wilcoxon Pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan higiene sanitasi makanan Aspek N Median Rerata ± s.d P (Min-Maksimum) Pre-tes Pengetahuan 35 (1 - 7) 4,74 ± 1,42 0,000 Pos tes Pengetahuan 35 (5 - 9) 6,71 ±1,18 0.000 pSTZVRVT_VY ^VQS] }a ZWZVXV^_VY QV[`V VZV _SYVW_VY ^WYb_V^ XSYbS^V[\VY XSYoVdV[ dV_VYVY eVYb ZW]W[V^ ZVTW TSTV^V ŠdSVY‹ eVW^\ Œa|Œ RVV^ XTS^SR^ ZVY ‰a|} RVV^ XcR^SR^i yS[WYbbV ^STZVXV^ _SYVW_VY RSQSRVT }a| RS^S]V[ ZW]V_\_VY XS]V^W[VYi r Žtsq „ †  VRW] VYV]WRWR dSY\Yo\__VY QV[`V VZV XSYWYb_V^VY XSYbS^V[\VY RSQSRVT }a| VY^VTV RSQS]\d ZVY RSR\ZV[ XS]V^W[VYi jVY ZVXV^ ZWYeV^V_VY QV[`V XS]V^W[VY [ebWSYS RVYW^VRW dV_VYVY dSdQSTWh _VY XSYbVT\[ ^ST[VZVX XSYWYb_V^VY ^WYb_V^ XSYbS^V[\VY XSYoVdV[ dV_VYVY ZW`VT\Yb dV_VY ZW _V`VRVY XVY^VW pVT\ ZSYbVY YW]VW RWb €a€€€ Šm<0,005). 230 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ‘’“”’•–—˜–“ ™–“” š’“›–— ›–šœ ’“ž–Ÿ–— Ÿ– –“–“ ›––• Ÿ’“™’¡–¡ –“ ’šœ¢– ˜ ™–“” £–¢–— ›–¢–Ÿ ’“”’¢¤¢––“ Ÿ– –“–“ ™–“” – —œš“™– ›––• ¡’š›–Ÿ– –›– ’–Ÿ–“–“ Ÿ– –“–“ ™–“” ›œ¤¢–—“™–¥ ¦–¢ œ“œ £’£˜–œ ›’“”–“ §’¤šœ ¨¤•¤–•Ÿ¤›ž¤ ©ª««¬­ ™–“” Ÿ’“™–•– –“ ¡–—®– –›– ›–£–š“™– ’šœ¢– ˜ £’£’¤š–“” ›œ’“”–š˜—œ ¤¢’— ’“”’•–—˜–“¥ ‘’“”’•–—˜–“ Ÿ’š˜– –“ ›¤Ÿœ“–“ ™–“” £–“”–• ’“•œ“” ˜“•˜ •’š¡’“•˜ “™– •œ“›– –“ £’£’¤š–“”¥¯–¡œ¢– £˜–•˜ •œ“›– –“ ›œ›–£–šœ ¤¢’— ’“”’•–—˜–“ Ÿ– – ’šœ¢– ˜ – –“ ¡’š£œ°–• ¢–“””’“” ©long lasting­ ›–“ £’¡–¢œ “™–¥ ¯–¡œ¢– •œ“” –• ’“”’•–—˜–“ ’“ž–Ÿ–— Ÿ– –“–“ ›œ ®–š˜“” Ÿ– –“–“ ¡–œ Ÿ– – ›œ—–š– –“ Ÿ’š’ – Ÿ–Ÿ˜ Ÿ’“’š– –““™– ›–¢–Ÿ Ÿ’“ž–Ÿ–— Ÿ– –“–“ ›–“ Ÿ’“’š– –“ £’£˜–œ šœ“£œ —œ”œ’“’ Ÿ– –“–“± £’—œ“””– ›––• Ÿ’Ÿœ“œŸ–¢œ£œš –›–“™– ¤“•–Ÿœ“–£œ •’š—–›– Ÿ– –“–“ ›–“ Ÿ’“œ“” –• –“ ˜–¢œ•–£ Ÿ– –“–“ ›–“ Ÿ– –“–“ ¢–™– ›œ ¤“£˜Ÿ£œ ¤¢’— ¤“£˜Ÿ’“¥ ¯›–“™– ¡’š¡–”–œ Ÿ–£–¢–— •’“•–“” —œ”œ’“’ £–“œ•–£œ Ÿ– –“–“± £’²–š– •œ›– ¢–“”£˜“” –š’“– ˜š–“”“™– œ“°¤šŸ–£œ ™–“” Ÿ’Ÿ–›–œ¥ ‘’“›œ›œ –“ ¡–œ °¤šŸ–¢ Ÿ–˜˜“ œ“°¤šŸ–¢ ›œ—–š– –“ ›––• Ÿ’“œ“” –• –“ ’“”’•–—˜–“ Ÿ’“”’“–œ ’Ÿ–“–“ Ÿ– –“–“¥ ³’“”–“ –›–“™– ’¢–•œ—–“ œ“œ ¡’š•˜ž˜–“ ˜“•˜ Ÿ’¢œ“›˜“”œ ¤“£˜Ÿ’“ ›–šœ ’Ÿ˜“” œ“–“ ”–“””˜–“ ’£’—–•–“ ™–“” ¡’š–£–¢ ›–šœ ’“™’›œ––“ Ÿ– –“–“ ™–“” •œ›– –Ÿ–“¥ ´—˜£˜£“™– ›œ £œ“œ –›–¢–— ’“™’›œ––“ Ÿ– –“–“ ˜“•˜ ¤š–“” ¡–“™– ± •’Ÿ–• ®œ£–•– Ÿ’“ž–›œ •’Ÿ–• ˜“ž˜“”–“ ¡–“™– ¤š–“”¥ ‘’¢–•œ—–“ œ“œ ›œ¢– ˜ –“ £’²–š– •’š˜£ Ÿ’“’š˜£ ›–“ ¡’š ’£œ“–Ÿ¡˜“”–“ ›’“”–“ ¡’š°¤ ˜£ –›– £–“œ•–£œ ›–£–š ›–“ ’š–“ ’ ’šž– ›–¢–Ÿ Ÿ’“ž–”– ’–Ÿ–“–“ ›–“ ’¡’š£œ—–“ Ÿ– –“–“¥ ¦–¢ œ“œ £’£˜–œ ›’“”–“ ’“’¢œ•œ–“ µ–œ–£œ—± › ©ª«¶«­ ™–“” Ÿ’“™–•– –“ ¡–—®– –›– ’š¡’›––“ •œ“” –• ’“”’•–—˜–“ •’“•–“” —œ”œ’“’ £–œ•–£œ Ÿ– –“–“ £’¡’¢˜Ÿ ›–“ £’£˜›–— ’¢–•œ—–“ –›– ’ ’šž– ›œ¡–”œ–“ œ“£•–¢–£œ ”œ·œ µ¸¹‘ ³’“–£–š¥ ‘’š–“ ’“ž–Ÿ–— £–“”–• ’“•œ“” ›–¢–Ÿ Ÿ’“™’›œ– –“ Ÿ– –“–“ ™–“” Ÿ’Ÿ’“˜—œ £™–š–• ’º £’—–•–“¥ »˜¢–œ ›–šœ ’šœ¢– ˜ £–Ÿ–œ –›– Ÿ’“™œ– –“ £–š–“– ›–“ š–£–š–“– ™–“” •’š¡’¡–£ ›–šœ ˜Ÿ–“¥ ‘’“””˜“––“ ’š–¢–•–“ ™–“” •œ›– ¡’“–š ž˜”– ›––• Ÿ’“œ“” –• –“ –“” – ˜Ÿ–“ ™–“” ¡œ£– Ÿ’“œŸº ¡˜¢ –“ ’“™– œ• žœ – ˜Ÿ–“ •’š£’¡˜• Ÿ–£˜ ’ ›–¢–Ÿ •˜¡˜— Ÿ–“˜£œ–¥ ´’¡’š–›––“ °–£œ¢œ•–£ ž˜”– Ÿ’“ž–›œ ’“•œ“” ›–¢–Ÿ Ÿ’“²œ•– –“ ®–š˜“” Ÿ– –“ ™–“” £’—–•¥ ‘’“’¢œ•œ–“ ™–“” ›œ¢– ˜ –“ ¤¢’— ¸˜š™–“œ ©ª«¶¼­ Ÿ’“”–•– –“ ¡–—®– °–£œ¢œ•–£ ™–“” •œ›– Ÿ’Ÿ’“˜—œ £™–š–• ›––• Ÿ’“œ“” –• –“ šœ£œ ¤ •’š—–›– ’¡’š–›––“ –“” – ˜Ÿ–“ –›– ’š–¢–•–“ Ÿ– –“¥ ½¾ ¿ÀÁÂÃÄÅÆÇÈ ¶¥ §œ“” –• ‘’“”’•–—˜–“ ’“”’¢¤¢– š˜Ÿ–— Ÿ– –“ ›œ –®–£–“ ®œ£–•– ‘–“•–œ ɖš˜ £’¡’¢˜Ÿ ›œ¢– ˜ –“ ’¢–•œ—–“ —œ”œ’“’ £–“œ•–£œ Ÿ– –“–“ Ÿ’Ÿ˜“™–œ š’š–•– ¼±Ê¼ ª¥ §œ“” –• ‘’“”’•–—˜–“ ’“”’¢¤¢– š˜Ÿ–— Ÿ– –“ ›œ –®–£–“ ®œ£–•– ‘–“•–œ ɖš˜ £’•’¢–— ›œ¢– ˜ –“ ’¢–•œ—–“ —œ”œ’“’ £–“œ•–£œ Ÿ– –“–“ Ÿ’Ÿ˜“™–œ š’š–•– ˱ʶ ¬¥ ¯›– ’“”–š˜— œ“•’šÌ’“£œ ’¢–•œ—–“ —œ”œ’“’ £–“œ•–£œ Ÿ– –“–“ ›’“”–“ ’“œ“” –•–“ •œ“” –• ’“”’•–—˜–“ –›– ’“”’¢¤¢– š˜Ÿ–— Ÿ– –“ ›œ –®–£–“ ®œ£–•– ‘–“•–œ ɖš˜ ; ÁÇÎÇÈ ´’–›– ³œ“–£ ´’£’—–•–“ ´–¡˜–•’“ ɖ“•˜¢± –”–š £’¢–¢˜ Ÿ’Ÿ¡’š ’“›–Ÿœ“”–“ ’–›– ’“”’¢¤¢– ®œ£–•– —˜£˜£“™– ’“”’¢¤¢– š˜Ÿ–— Ÿ– –“ –”–š Ÿ– –“–“ ™–“” ›œ¤¢–— •’šž–Ÿœ“ ’¡’š£œ—–“ ›–“ ’–Ÿ–“–““™– Pengaruh Pelatihan Higiene Sanitasi terhadap Pengetahuan Pengelola Rumah Makan... 231 ÏÐ ÏÑÒÓÑÔ ÕÖ×ÓÑØÑ ÙÚÛÜÚÝ Þßà áâââà ãencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia äehat åæçæè ÙÚÛÜÚÝ Þßè éêÜêëìê íîîï êðï ñòëóôõöìõëÚ ÷ëòêðóøêìóîðà áââùà ätreet Food: ämall Entrepreneursú Big Business à ûììÛüýý þþþàÿêîàîëòýÚðòöóÝûýðÚþÝëîî ý ûóòûöóòûìÝý áââùýâùÚàûì ñôôÚÝÝÚï á ÙÚôÚ Úë á à õï ê êðìîè àè è è Keamanan Jajanan Makanan radisionalè ûììÛüÜî ÛêÝàôîàóïè ïóêÜÝÚÝ ìêðòòêö  ÚÛìÚ Úë áè îòêÜêëìê îìîêì îï îè è Ilmu Kesehatan Masyarakatè éêÜêëìêü ÞóðÚÜê óÛìê Þîû êïè àè õëþêðìîè êðì îÜîè àè áà õõðòêð îðïóÝó êëêðê êðóìêÝó óÝêìê ÝêëÝêðìê ÙÚðòêð óðòÜêì ÚÛõêÝêð óÝêìêþêð êþêÝêð óÝêìê êïõÜ ê êû õðòÜõë Ùó êõÛêìÚð îðîòóëóà Jurnal Kesehatan Lingkunganè îöà  îà  îÚ Úë áà êö ùâ ÞêÛóêÝóûè à àè ëêþóðóðòïêûè àè ÚÝìêëóè à ñàè áè Úöêìóûêð òóÚðÚ êðóìêÝó ïêð îÝìÚë ÚëÛÚðòêëõû ÚëûêïêÛ ÚðòÚìêûõêðè ÚëóöêÜõ Úð ê êû êÜêðêð ïêð ÚöêêÜêð óòóÚðÚ êðóìêÝó ïó ßðÝìêöêÝó óøó Þ  êðòöêû ÙÚðÛêÝêëà Jurnal Gizi Klinik Indonesiaà îöà ùà îà à îÚ Úë á êöà ù ÞêðÚè àè ááà ätreet Vended Food in Developing World: Hazard Analysesà ßðïóêð é óôëîóîöü áá è ÛÛàá áà êðìîÝîà ßè áà Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umumè îòêÜêëìêü ÚðÚëóì îÝÚðà õëêðóè Ùàè áè ÚÚëêïêêð ñðòÜê õ êð ßÜêð êþêö êÜêë ïêð Úëêöêìêð êÜêð êÜêëà Jurnal Kesehatan Masyarakat à êö áâááâà ❆ 232 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius !"#$#%&'('# )'*'+$('+ ,'+-'.'&'( /"+' )'.'#%&01'. ,"#232 /"+' 4'#%%25 6"#7'#' Muhammad Anggri Setiawan1, Guruh Samodra, Nugroho Christanto, Novia Kristiana, Jantan Putra Bangsa Kelompok Studi Transbulent Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada e-mail : anggri@ugm.ac.id ABSTRAK Konsep Desa Tangguh Bencana (DESTANA) yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa masyarakat harus turut berperan aktif dalam proses pengurangan risiko bencana. Pada kenyataannya, bukti implementasi DESTANA masih jarang ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, meskipun buku acuan dan program pendampingan di daerah juga dilakukan. Program pengabdian masyarakat ini berupaya untuk mengembangkan dan menerapkan sebuah hirarki penyusunan D ESTA NA di D esa Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan dalam program pengabdian terdiri atas 5 tahapan utama, yaitu i) koordinasi pembentukan forum bencana di tingkat kecamatan, ii) pembentukan tim siaga bencana, iii) analisis risiko bencana longsor, iv) pemasangan alat peringatan dini longsor dengan SIPENDIL, v ) sosialisasi risiko longsor dan simulasi tanggap darurat di setiap dusun. Berbagai metode diterapkan di dalam kegiatan berupa Focus Group Discussion , survey lapangan, pemetaan wilayah dengan teknologi drone, analisis kerentanan setiap rumah hingga analisis kerawanan berbasis karakteristik bentuklahan. Warga juga telah membuat serangkaian skenario “ siapa harus bebuat apa” pada kondisi waspada, siaga, dan awas yang ditentukan oleh level yang diinformasikan melalui SIPENDIL. Kegiatan simulasi harus terus dipraktekkan dan dibudayakan agar masyarakat selalu ingat dan siap terhadap berbagai risiko yang dapat muncul. Komponen terpenting dalam kegiatan ini adalah terbentuknya sebuah kesadaran dan kerjasama antara masyarakat, pemerintah desa, puskesmas, M USPIKA Karangkobar, dan BPBD Banjarnegara dalam merealisasikan DESTA NA Karangkobar. Kata Kunci : Destana, bencana, Karangkobar. 89 :;<=>?@A@>< BCDEFGFH IHJC ECKLFKF MHNHO ECDGFKIH ICDPFQH QH ECDEFGFH RHNFSFO TKQUKCMHFV WXNFH QFDH IMXKFWHV GCWJF EXWHV NCIXMFK GXKXKG FJHV NUKGMUDV EFKPHDV YCEFYFDFKV OHKGGF YCYCDHKGFKZ [CLFDF FNFWHV RHNFSFO YCJXNFXFK TKQUKCMHF SFKG ICDNCIFY WCWFKPFKG QH PFNXD LHKLHK FJH \rings of fire] WCWJXKSFH YFDFYICDHMIHY IUJUGDF^H ECDEXYHI_ECDGXKXKG QFK `FDHFMH OXPFK SFKG CYMIDHWZ [YFNF ECKLFKF QH TK_ QUKCMHF QHJCDJFDFO QCKGFK PXWNFO JCKQXQXY SFKG ICDXM ECDIFWEFO QFDH IFOXK YC IFOXK QFK FDCF JCDWXYHWFK MCWFYHK WCDFWEFO aUKF DFRFK ECKLFKFZbCWCDHKIFO JXMFI ICKIXKSF IHQFY MCNFWFKSF QFJFI MCGCDF OFQHD XKIXY WCWECDHYFK EFKIXFK EFGH WFMSFDFYFI SFKG ICDQFWJFY ECKLFKF QH QFCDFO SFKG MXNHI QHPFKGYFXZ cCKQFNF ICDMCEXI QFJFI QHFIFMH QCKGFK WXKLXNKSF YUKMCJ dCMF eFKGGXO BCKLFKF \df[eghg]Z Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh Bencana ... 233 ijklmnjopqlrls tlsuupr vjswlsl lxlolr xjklmyjopqlrls zlsu {j{|o|y| yj{l{}pls {lsx|q| ps~py jqlxl}~lk| xls {jsurlxl}| }€~jsk| lswl{ls jswlsl kjq~l {j{po|ryls x|q| xjsuls kjujql xlq| xl{}ly‚xl{}ly jswlsl zlsu {jqpu|yls ƒv„ v „€{€q † tlrps ‡ˆ†‡‰Š njjqlxlls i‹Œt„ lyls klsul~ {j{ls~p }j{jq|s~lr xlol{ p}lzl }jsupqlsuls q|k|y€ jswlsl x| kylol slk|€sloŠ j{jq|s~lr ~|xly xl}l~ kjol{lszl x|lsxloyls xlol{ kj~|l} yjŽlx|ls jswlsl{lkzlqlyl~ xjkl rlqpk {l{}p jqujqly kjwlql {lsx|q| xlol{ p}lzl }jsujo€olls jswlslŠ sx|yl~€q yjjqrlk|ols ~jqjs~pyszl i‹Œt„ ~jqx|q| l~lk y€{}€sjs oju|kolk| }jqjswlslls yjoj{lulls }jsxlslls }jsuj{lsuls yl}lk|~lk xls }jszjojsuulqlls }jslsuupolsuls jswlslŠ n€skj} ijkl tlsuupr vjswlsl ƒi‹Œt„‰ zlsu x|~j~l}yls €ojr vlxls „lk|€slo jslsu‚ upolsuls vjswlsl ƒv„ v‰ {jspsŽpyyls lr‘l {lkzlqlyl~ rlqpk~pqp~ jq}jqls ly~|’ xlol{ }q€kjk }jsupqlsuls q|k|y€ jswlslŠ lxl yjszl~llsszl py~| |{}oj{js~lk| i‹Œt„ {lk|r Žlqlsu x|~j{pyls x| jqlul| ‘|olzlr x| sx€sjk|l {jky|}ps pyp lwpls xls }q€uql{ }jsxl{}|suls x| xljqlr Žpul x|olypylsŠ j{js~pyls i‹Œt„ x| kylol slk|€slo ~|xly |kl x|olypyls rlszl €ojr v„ v l~lp}ps v viŠ Œj{pl stakeholder x| xlol{ {lkzlqlyl~ Žpul xl}l~ {jsu|s|k|lk| }q€kjk }jqwj}l~ls }j{js~pyls i‹Œt„ x| jqlul| ‘|olzlr x| sx€sjk|l ~js~pszl xjsuls kp}jq“|k| xlq| {lk|su‚{lk|su v viŠ ”j{lul jsjo|~|ls xls jsulx|ls •lkzlqlyl~ –s|“jqk|~lk —lxŽlr •lxl ƒ” •‚–—•‰ {jolyklslyls kjqlsuyl|ls }q€uql{ ijkl v|slls zlsu klolr kl~pszl x|’€ypkyls yj ijkl nlqlsuy€lq njwl{l~ls nlqlsuy€lq nlp}l~js vlsŽlqsjulql q€“|sk| ˜l‘l tjsulrŠ nlqlsuy€lq x|}|o|r kjlul| klolr kl~p xjkl |slls –—• ylqjsl ol~lq jolylsu yjŽlx|ls o€suk€q zlsu jqpolsu ylo| x| kjy|~lq ‘|olzlr |s|Š tpŽpls p~l{l xlq| }q€uql{ xjkl |slls |s| lxlolr }js|su‚ yl~ls yl}lk|~lk {lkzlqlyl~ nlqlsuy€lq ps~py {jsuj{lsuyls xls {jsjql}yls kjplr r|qlqy| }jszpkpsls i‹Œt„Š ™š ›œžŸœ ¡¢£¤¥¡¦¤ tls~lsuls p~l{l xlol{ }jolyklslls }q€uql{ lxlolr {jsp{pryls yjklxlqls ‘lqul ~js~lsu lq~| }js~|su i‹Œt„ nlqlsuy€lq xlol{ |s|k|lk| }jsupqlsuls q|k|y€ jswlslŠ §|s~|kls }q€uql{ ~jqyl|~ yju|l~ls }jsupqlsuls q|k|y€ jswlsl {j{p~pryls }q€kjk }jszl{}l|ls zlsu rlqpk {j{}jqr|~psuyls k|~plk| xls y€sx|k| k€k|lo pxlzl {lkzlqlyl~o€yloŠ jq|swlsuls ~js~lsu }€~jsk| jswlsl }lxl lqjl ~j{}l~ ~|suulo ‘lqul {jqp}lyls |kp zlsu klsul~ kjsk|~|’Š Œjlu|ls {lkzlqlyl~ {lk|r lxl zlsu jqlsuul}ls lr‘l {jx|kypk|yls }jqk€lols jswlsl lxlolr ~lpŠ q€kjkk€k|lo|klk| }q€uql{ }jsupqlsuls q|k|y€ jswlsl ~|xly xl}l~ x|olypyls rlszl xjsuls kjylo| }q€kjk ~l~l} {pylŠ q€kjk }j{lrl{ls {lkzlqlyl~ Žpul ~|xly rlszl |kl x|wl}l| xjsuls {j~€xj }jsulŽlqls kl~p lqlr xjsuls {j{jq|yls ~j€q| yjjswlslls zlsu ~jqxl}l~ x| xlol{ pyp ~jykŠ jsxjyl~ls kjopqpr joj{js {lkzlqlyl~ xls }j{jq|s~lr xljqlr rlqpk x|olypyls kjwlql jqkl{llsŠ q€uql{ l‘lols jqp}l nn„‚ • –—• xl}l~ {jsŽlx| l‘lols zlsu j’jy~|’ xls j’|k|js ps~py {jolypyls }jsxjyl~ls yj}lxl kjopqpr joj{js {lkzlqlyl~Š •lkzlqlyl~ {lk|r {j{lsxlsu lr‘l {lrlk|k‘l {j{}pszl| }€k|k| zlsu sj~qlo kjr|suul {lrlk|k‘l nn„ xl}l~ xjsuls {pxlr jq|s~jqlyk| xls {jsxlol{| k€k|lo pxlzl {lkzlqlyl~ nlqlsuy€lqŠ lql {lrlk|k‘l {jsŽlx| }jqls~lql xlol{ {j{lrl{| k|k~j{ k€k|lo pxlzl {lkzlqlyl~ |q€yqlk| }j{jq|s~lr xljqlr xls xl}l~ {jsŽlo|s rppsuls yjxjyl~ls xjsuls ~€y€r‚~€y€r {lkzlqlyl~ kj~j{}l~Š ˜lo|sls k|ol~pqlr{| ~j~l} ~jqpk x|olypyls yj}lxl }lql ~€y€r {lkzlqlyl~ kjoj}lk }q€uql{ nn„ ~jolr pkl|Š t|{ –—• 234 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ¨©ª«¬­®­ ¯©°±²³«´² ³©µ²¶«¬­° ·¸·²­¹ ¯­·®­ª­³­´ º­ª­°±³¸¨­ª» ¯«¹­² ¶­ª² ´²°±±­¹ ¯©°±²°­¬ ¶² ª«¯­µ ¼­ª±­» ¯­³­° ¨©ª·­¯­» «°¶­°±­° ¬©ª°²³­µ­°» ¹©¹­®«» µ²°±±­ ½©°±«³ ¸ª­°± ·­³²´¾ ¿³´²À²´­· ·¸·²­¹ ¨©ª·­¯­ ¯­·®­ª­³­´ ´©ª¹²µ­´ ·©¬©¹© °­¯«° ¯©ª«¬­³­° ³«°Á² ·«³·©· «°´«³ ¯©°«¯¨«µ³­° ³©¬©ªÁ­®­­° ¯­·®­ª­³­´ ³©¬­¶­ ·©¹«ª«µ ­°±±¸´­ ´²¯¾ º©´²³­ ¯­·®­ª­³­´ ´©¹­µ ¯©°±­°±±­¬ ´²¯ ÂÃÄ ·©¨­±­² ³©¹«­ª±­» ¯­³­ ¨­ª«¹­µ ¶²³©°­¹³­° ¶©°±­° ª­°±³­²­° ¬ª¸±ª­¯ ÅÆÇÈ¿É¿ º­ª­°±Ê ³¸¨­ª¾Ë³­´­° ¨­´²° ¶­° ©¯¸·² ®­°± ´©ª½­¹²° ­°´­ª­ ¯­·®­ª­³­´ ¶­° ´²¯ ¶­¬­´ ¯©°©°´«³­° ©Ì©³´²À²´­· ¶­° ³©¨©ª¹­°½«´­° ¬ª¸±ª­¯¾ º©±²­´­° «´­¯­ ¶­¹­¯ ¬ª¸±ª­¯ ÅÆÇÈ¿É¿ º­ª­°±³¸¨­ª ´©ª¶²ª² ­´­· Í ´­µ­¬­° «´­¯­» ®­²´« iÎ ³¸¸ª¶²°­·² ¬©¯¨©°´«³­° ̸ª«¯ ¨©°Á­°­ ¶² ´²°±³­´ ³©Á­¯­´­°» iiÎ ¬©¯¨©°´«³­° ´²¯ ·²­±­ ¨©°Á­°­» iiiÎ ­°­¹²·²· ª²·²³¸ ¨©°Á­°­ ¹¸°±·¸ª» ivÎ ¬©¯­·­°±­° ­¹­´ ¬©ª²°±­´­° ¶²°² ¹¸°±·¸ª ¶©°±­° ÇËÏÆÉÅËл vÑ ·¸·²­¹²·­·² ª²·²³¸ ¹¸°±·¸ª ¶­° ·²¯«¹­·² ´­°±±­¬ ¶­ª«ª­´ ¶² ·©´²­¬ ¶«·«°¾ Æ°­¯ ´­µ­¬­° ®­°± ¶²´©¯¬«µ ¹©¨²µ ¯©°©³­°³­° ³©¬­¶­ Ì­·© ¬ª­Ê¨©°Á­°­ ¶² ¶­¹­¯ ·²³¹«· ¯­°­½©¯©° ¨©°Á­°­ ÒÓÉÏÓ» ÔÕÕÖѾ ×××Ø ÙÚÛ×ÜÝ ÞßàáÚÙÚÛÚâ ãÚâ ãÚàÞÚä åØæ äççèéêëìíê îïðñïëòóôìë õçèóð ñïëöìëì éê òêë÷ôìò ôïöìðìòìë Ϫ¸·©· ³¸¸ª¶²°­·² ¬ª¸±ª­¯ ¬©°±­¨¶²­° Å©·´­°­ º­ª­°±³¸¨­ª ·«¶­µ ¨©ª¹­°±·«°± ·©½­³ ´­µ«° ÔÕø; Å«­ ¬©ª²¸¶© ¬©¹­³·­°­­° ººÉÊÏÏÄ ÂÃÄ ÒÄ­ª©´Ê¿¬ª²¹ ¶­° ù«¹²Ê¿±«·´«· ÔÕøÍÑ ¯©°±­¼­¹² ¬ª¸·©· ¬©°¶©³­´­° ¶©°±­° ¼­ª±­ ¶­° ¬©¯©ª²°´­µ ¶­©ª­µ Òí¯¨­ª ø­ ¶­° ¨Ñ¾ Ó©ª¨­±­² ¬²µ­³ ´«ª«´ ¶²¹²¨­´³­° ¶­¹­¯ ª©°Á­°­ ¬©°®«·«°­° ÅÆÇÈ¿É¿ º­ª­°±³¸¨­ª¾ ú­·²¹ ¬©°¶©³­´­° ¶­° ¶²·³«·² ¶©°±­° ¼­ª±­ ¶­° ¬©¯©ª²°´­µ ¶­©ª­µ ·©´©¯¬­´ ¯©ª«¯«·³­° ¨­µ¼­ ¶«·«° Ų¼©³» ·©¨­±­² ¨­±²­° ¶­ª² ¼²¹­®­µ ¶©·­ º­ª­°±³¸¨­ª» µ­ª«· ¯©°¶­¬­´³­° ¬ª²¸ª²´­· ¶­¹­¯ ¬ª¸±ª­¯ Ï©°±«ª­°±­° û²·²³¸ Ó©°Á­°­¾ ÓÏÓÅ Ó­°½­ª°©±­ª­» ÄÂÇÏ˺¿ º­ª­°±³¸¨­ª ¶­° ¬©¯©ª²°´­µ Å©·­ º­ª­°±³¸¨­ª ´©¹­µ ·©¬­³­´ «°´«³ ¨©³©ª½­ ¨©ª·­¯­ ÂÃÄ ¶­¹­¯ ¯©¯¨²°­ ¯­·®­ª­³­´ ¶«·«° Ų¼©³ «°´«³ ¶²¯­·«³Ê ³­° ¶­¹­¯ ¬ª¸±ª­¯ ÅÆÇÈ¿É¿ º­ª­°±³¸¨­ª Òí¯¨­ª øÁѾ í¯¨­ª ø¾ Ϫ¸·©· ¬©°¶©³­´­° ¶­° ³¸¸ª¶²°­·² ¬©°®«·«°­° ÅÆÇÈ¿É¿ º­ª­°±³¸¨­ª ®­°± ¶²ª²°´²· ¶­ª² ººÉÊÏÏÄ ÂÃÄ ÔÕøÍ ¨©ª·­¯­ ÓÏÓÅ Ó­°½­ª°©±­ª­» ÄÂÇÏ˺¿ º­ª­°±³¸¨­ª» ¶­° ¯­·®­ª­³­´ Å©·­ º­ª­°±³¸¨­ª¾ Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh Bencana ... 235 üýþÿ ý ÿ  þ ýþ     ÿ ÿ  ÿ  ÿþ  þ þ     þ   þ   ÿÿ    þ þ       ÿ    ÿ     þ       þ  þ ýþ    þý þ     ý   þ þ  ÿ   ÿ ÿ   þ  þý þ    þ  ý   !"   þÿ    #     þ       þý þ  ÿþ  þý  $%& '()*(+,-./+ ,0) 10/2/ *(+3/+/ 4 þ      þý  þ 4     5   ÿ     !" þ  ÿþý    6  þÿ  þ    ÿÿ  ÿ ÿ  þ       ýý þ     ÿ    #ÿ  ýýþ 7ÿ   ý  þþ þ  þ     ÿ ÿ       5ýþ  ÿ   !  ÿÿ   þ ýþ þýýþ  ý     ÿ   þ    ÿ ý  8  þ    þ ÿ      ÿþ  þý  9   : % 4    þþ þ ;    þ  ÿ      #ýþ  <=>       ý   ÿ    ý     þ   : ?! þ @4      ÿ ý    ÿÿ  ?! þ :@ 4 þ         ÿ    ý  þý ý ýþ  ÿ : ?  þ    A ÿ    ý ý@ >   þ      #ý ý ÿþ  ÿÿ      ÿ ÿ ÿ   ÿ   þ     þÿ    ÿ       Gambar 2. Susunan anggota tim siaga bencana Karangkobar 236 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Gambar 3. Tim Siaga Bencana Karangkobar dengan seragam berupa rompi khusus untuk menunjukkan status dan meningkatkan kebanggaan seluruh anggota BCBC DEFGHIHI JHIHKL MNEOFEF PLEQILR STUVWXWXYWXWZ[ \]T^UTU V[T_X[Y `UYaX b]bc]Y`WdaT_ZUT Z[bc[T]T Z]YUeUTUT fUT Z]Y]TdUTUT V[T_X[Yg h]YUeUTUT V[T_X[Y V]\W` d]YZUWd Z]cUfU c[d]TXW fWbUTU fUT ZUcUT d]YiUfWTjU V[T_X[Yk X]fUT_ZUT Z]Y]TdUTUT UfUVU` X]TXWdWlWdUX]V]b]T jUT_ \]YWXWZ[ d]Y`UfUc UT^UbUT \]T^UTU V[T_X[Yg STUVWXWX Z]YUeUTUT fUT Z]Y]TdUTUT b]b\ada`ZUT ZUiWUT WVbWU` jUT_ Z[bcV]ZXg m]dU Z]YUeUTUT jUT_ fWXaXaT [V]` nmno nUTiUYT]_UYUk eWVUjU` o]XU hUYUT_Z[\UY bUXaZ Z] fUVUb ZUd]_[YW Z]YUeUTUT V[T_X[Y jUT_ dWT__Wg pUbaTk c]b]YWTdU` fU]YU` nUTiUYT]_UYU \]Vab b]T_UTUVWXWX dWT_ZUd Z]Y]TdUTUT bUXjUYUZUd hUYUT_Z[\UY d]Y`UfUc \]T^UTU V[T_X[Yg m]dU Z]Y]TdUTUT fW\aUd \]YXUbU qWb hhprmms tus vwxy f]T_UT b]d[f] jUT_ fW_aTUZUT [V]` zUb[fYU {vwxw|g tTWd UTUVWXWX Z]Y]TdUTUT UfUVU` YabU`k f]T_UT b]bc]YdWb\UT_ZUT iabVU` eUY_U jUT_ dWT__UV fW fUVUb YabU`k \UVWdUk VUTXWUk fW}U\]Vk W\a `UbWVk c]TfUcUdUT `WT__U bUd]YWUV \UT_aTUTg qW_U Z]VUX Z]Y]TdUTUT {dWT__Wk X]fUT_k Y]TfU`| fWdUbcWVZUT fW X]dWUc dWdWZ YabU` jUT_ d]YfUcUd fW oaXaT oWe]Zk o]XU hUYUT_Z[\UY {uUb\UY ~|g T}[YbUXW Z]Y]TdUTUT XUT_Ud \]Y_aTU \U_W dWb XWU_U \]T^UTU XUVU` XUdaTjU fUVUb cYW[YWdUX ]lUZaUXWg Gambar 4. Peta kerentanan longsor per rumah di Dusun Diwek, Desa Karangkobar Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh Bencana ... 237 €‚ƒ„ †‡ˆ‰ Š ‹ „ †‰Š„ Š Š ‹ˆŒ †ƒ† Š ‹Š Š ‚‚ ŠŽ „† Š „†ŠŒˆ ‘’ “unmanned aerial vehicle”• –Š Š ‘’ ‹ — „ ‹ˆ—‰Œ‡  ‚˜ ‰ ‹„ˆŒ ™„ˆ— ‰ƒ‚ ‡ ‹ Š †Š‹ˆ™ˆ šˆŒ › ‡ ™†ˆ„ ‰ –ƒ™ƒŠ –ˆš†• œ ™ˆŒ ™ƒ‰ˆ †‰Š„ Š Š › Š ‹ˆŒ †ƒ† Š Œ‡ žˆ‚ ŸŸ ¡¢ £¤¥¦ †‚ƒ‹ˆ Š ‹ˆ—‰™™ ‹Š Š ‡ ™ˆŒ ˆ‹Š„ˆŽˆ† ™ˆ ‰ƒ‚ ‡• – „ ‘’ §ƒ ‹ˆƒŠ † Š ƒŠ„ƒ† Š Œˆ™ˆ™ †‰ š Š Š ŒŠ™‰ ‹ˆ †‚— „ † ‚—ƒŠ• ¨ Œƒ‰  †ƒ ™ˆ §ƒ ‹ — „ ‹ˆ—„ † Š ™© ‰ ‹„ˆŒ ‹ ‰ˆ ‡ ™ˆŒ Ž„ ƒ‹ ‰ ‘’• Gambar 5. Contoh hasil pemotretan UAV untuk analisis kerentanan dan kerawanan longsor di Diwek Lor, Dusun Diwek, Desa Karangkobar ª«¬ ­®¯°±°²³°² ´°² ±µ±¶°·¶±°±¶ ¸¹­º»¼¹½ ¾±¶±¿®¯ À®Á¶²³°¿°² ´¶²¶ ·µ²³±µÁ ÃĀŠ–ÄÆ ‹ˆ— ™ Š ‹ˆ ‚— „ „ˆ„ˆ† Œ‡ žˆ‚ ¡¢ ˜‰™ ‚ š ‰ • à „ƒ ƒŠˆ„ ™ˆ—Š‹ˆŒ ‚ ™ˆ‡ ‹ˆ™ˆ‚— Š ‹ˆ ‰ƒ‚ ‡ Ÿ— Œ –™ Ÿ ‰ Š†˜ ‰ ™˜  ˆ © ‹ Š Š• Á„Œ ‡ ‹ˆ— ™ ŠÇ žˆ‚ ¡¢ ‚Š§Œ ™† Š Œ Š† ‡ †‰§ ȗŠ‹ˆŒ †— ‹ š ‰ › Š ˜‰„ƒ ™™˜  ˆ —‰ „‰• ȗ‰ „‰ ˜‰„ƒ ™ ‚Š© „ „ ‹ „ ‡ƒ§ Š ™„ˆ — — ˆ ™† Œˆƒ™ ‚‚‰ˆŠ „† Š žˆ‚ ɁŒ š Š †„ˆ† ȗŠ‹ˆŒ ‚‚˜‰ˆ† Š ˜ƒŠ›ˆ —‰ˆŠ „ Š• žˆŠ† „ Š ™„ „ƒ™ —‰ˆŠ „ Š „Œ ‡ ‹ˆ™— † „ˆ ˜‰™ ‚ š ‰ –ˆš†Ç › ˆ„ƒ „ˆŠ† „ waspada 55-75, siaga 75-80, dan awas >80 mm. Setiap tingkatan akan diberikan tanda kentongan dengan ritme yang telah ditentukan. Gambar 6. Pemasangan sipendil (sistem peringatan dini longsor) bersama warga 238 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ÊËÌ ÍÎÏÐÑÒÐÏÑÏÐ ÓÐÏÐÔÎ ÕÎÖ×ÏÎØ ÙÑÖ ÍÐÚÛÒÑÏÐ ÜÑÖ××ÑÝ ÞÑØÛØÑß àáâãäåäæ çèçãäéãçäçã êáæâëæìäæâ çáéëíëî ïäíâä ìëçëæ ðãïáñò åãê çãäâä óáæôäæäò õáêáíãæåäî ìáçäò ö÷øùúàûò õëçñáçêäçò ìäæ üùüð üäæýäíæáâäíäþ øèçãäéãçäçã ìãéäñçäæäñäæ ìã õáéäåäíäæ êäçýãì ðãïáñ ÿèí ìáæâäæ êáéãóäåñäæ ñëíäæâ éáóãî  õáçáíåäþ äñåë õáéäñçäæääæ ìãéäñëñäæ êáæýáéäæâ óëñä õëäçäþ áêä çèçãäéãçäçã åáíìãíã ìäíã  ãçãñè ìäæ ãìáæåããñäçã éèæâçèí ìã éäõäæâäæ èéáî ãê ÷ö  àáìãçãõéãæäæ ìäéäê õáéäñçäæääæ õíèçáìëí åäæââäõ ìäíëíäå èéáî àèíäêãé àäíäæâñèóäí  àáäêäæäæ ïãéä äî õäìä çääå ñáýäìãäæ óáæôäæä èéáî ùèéçáñ àäíäæâñèóäí  öèóãéãçäçã ëæçëí êäç äíäñäå ñäåáâèíã íáæåäæ ìäæ õáíåèéèæâäæ õáíåäêä ñáôáéäñääæ èéáî ùëçñáçêäç àäíäæâñèóäí  ÿäæâñäî åäæââäõ ìäíëíäå ìäæ éèâãçåãñ èéáî üùüð üäæýäíæáâäíä ùíèçáç çèçãäéãçäçã ìãóäæåë èéáî çïäìä ä êäç äíäñäå ìäéäê óáæåëñ õáæ ãäõäæ sound systemò åáæìäò ìäæ õáêóëäåäæ ñáæåèæâäæþ ðã ìäéäê õíèçáç çèçãäéãçäçã ýëâä ìãåäêõãéñäæ ãìáè çãæâñäå õíèãé ïãéä äî àäíäæâñèóäí ìäæ îäçãé ôáåäñ èåè ëìäíäþ ùãîäñ àèíäêãé ìäæ õèéçáñ åáíåäíãñ ìáæâäæ êáåèìá çèçãäéãçäçã ìäæ óáíæãäå ëæåëñ êáæâáêóäæâñäæ ñáâãäåäæ ìã ìäáíäî éäãæ äæâ íäïäæ éèæâçèí ìã ïãéä äî ñáíýä êáíáñäþ ùëçñáçêäç óáíçáìãä ìãëæìäæâ ñáêóäéã ýãñä ìãóëåëîñäæ õáéäåãîäæ ìáåãé åáæåäæâ ù àþ øáéëíëî ñáâãäåäæ ìãéãõëå èéáî ïäíåäïäæ êáìãä ôáåäñ ìã çáñãåäí äïä áæâäî ìäæ çëìäî ìãëæââäî ñá ìäéäê éäêäæ ÷öþ øãêëéäçã åäæââäõ óáæôäæä ëæã  ò êáéãóäåñäæ çáéëíëî äæââèåä åãê íáéäïäæò çáóäâãäæ óáçäí ïäíâä ðãïáñ ÿèí ìäæ ãæçåäæçã åáíñäãå õáêáíãæåäî ìáçäò êëçõãñäò õëçñáçêäçò ìäæ üùüð üäæýäíæáâäíäþ Gambar 6. Sosialisasi dan simulasi tanggap darurat longsor berbasis sipendil Ü   Í Õ ãæåãçäæ õáæ ëçëæäæ ðøûû àäíäæâñèóäí ìäõäå åáíïëýëì êáéäéëã çáíäæâñäãäæ åäîäõäæ äæâ îäíëç êáéãóäåñäæ óáíóäâäã õãîäñ êäç äíäñäå ìäæ õáêáíãæåäî ìäáíäîþ ûñäìáêãçã êäêõë êáæýäìã ãæãçãäåèí çáñäéãâëç äâáæ õáíôáõäåäæ åáíóáæåëñæ ä õíèâíäê ðáçä äæââëî üáæôäæä ìã çñäéä æäçãèæäéþ    Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Karangkobar Menuju Desa Tangguh Bencana ... 239   !" #$%&'# ()*+,-, ! !'#. $/0'& 1 232%4 5 2 !" 5/$''# 0/ 0'4'! 1 .'4' & ./'$'# $'#..'2 0'5%5'$6 53.5'! 1 !'7'! ()*+,-, 1 "'.'/ "'./'# 0'5/ %2'8' 2 #.%5'#.'# 5/1/&3 " #7'#' 1 9'5%1#8' ! #0'2'$ 2351/ 2 59'$/'# 0'# 2 #0'#''# 8'#. 1'!' 0 #.'# %2'8' $'#..'2 0'5%5'$6 :;< =>?@ A?B * . #'2 5'1' $ 5/!' &'1/9 &'!/ %7'2&'# & 2'0'C D6 K6 N6 R6 S6 V6 W6 E !"'.'  # 4/$/'# 0'#  #.'"0/'# F'18'5'&'$ G#/H 51/$'1 I'0J'9 F'0' L6 F6 *4'! $ 1 4'&% M 2'4' ( 1' M'5'#.&3"'5 *%25/8'#$3 1 4'&% M3350/#'$35 +/! */'.' O #7'#' 1 &'4/.%1 M 2'4' (%1%# (/P &Q ( 1' M'5'#.&3"'5 %1& 1!'1 M 7'!'$'# M'5'#.&3"'5 O'0'#  #'#..%4'#.'# O #7'#' (' 5'9 TOO(U O'#J'5# .'5' F'18'5'&'$ ( 1' M'5'#.&3"'5 &9%1%1#8' (%1%# (/P & ('# 2/9'&X2/9'& 4'/# 8'#. $/0'& 0'2'$ &'!/ 1 "%$ 1'$% 2 5 1'$%6 >Y>>?  5'$%5'# M 2'4' O'0'# -'1/3#'4  #'#..%4'#.'# O #7'#' -3!35 R +'9%# KZZ[ + #$'#.  03!'#  #8%1%#'# \ #7'#'  #'#..%4'#.'# O #7'#' O'0'# -'1/3#'4  #'#..%4'#.'# O #7'#'  5'$%5'# M 2'4' O'0'# -'1/3#'4  #'#..%4'#.'# O #7'#' -3!35 D +'9%# KZDK + #$'#.  03!'# G!%! ( 1']M 4%5'9'# +'#..%9 O #7'#' *'!305'^ I%5%9Q KZDZQ Landslide Vulnerability And Risk assessment: From Geomorphological Mapping to Object based Image Analysis (OBIA) in Kayangan Catchment Kulon Progo Yogyakarta Special Province. Thesis. Fakultas Geografi UGM:Yogyakarta. ❆ 240 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius _`abacdefea gheibfej khleibcmnkhleibcmef _bopbaea qeleac khmeooerbsem rea tbjsbsem rb g`ueoefea gerhreopbf vhdelhob Muhammad Thariq Aziz, M.Pd.I1 1 Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi(UMMI). ABSTRAK M uhamamdiyah dan ‘Aisyiyah merupakan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang berasaskan al-Qur ’an dan as-Sunnah. Proses melakukan dakwah merupakan hal yang penting dalam perkembangan M uhammadiyah pada tataran akar rumput sehingga memerlukan mubaligh/mubalighat yang memeiliki kualitas yang mumpuni. M etode yang digunakan dalam peningkatkan kualitas mubaligh/mubalighat melalui pelatihan dan pembentuk korp mubaligh/mubalighat. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatam pemahaman tentang manajemen dakwah sedangkan dengan pembentukan korp maka menjadi wadah untuk komunikasi dan tempat pengkaderan mubaligh/mubalighat untuk menghasilkan generasi penerus dakwah yang berkualitas. Keyword: Kualitas, M ubaligh/M ubalighat, M uhammadiyah, ‘Aisyiyah. wx yz{|}~€}{ x ‚}ƒ}„ z€}†}{‡ ˆ‰Š‹ŒŒ‹Ž‹Š ‹‹‹Š ‘’“‹”‹• –—‹Œ ‹•˜ Œ’‹”—‹•‹”‹• ‹”™‹Š ‹Œ‹“ Œ‹š“‰› •‹ŠŽ Œ‰•”‹“ ’•˜‹• Œ‹”—‰ ‹• œ‰‰‹• Œ’•’˜‹””‹• ‹• Œ’•‰•‰•˜ œŽ•˜˜Ž ‹˜‹Œ‹ –—‹Œ —’ŠŽ•˜˜‹ œ’“™‰‰ Œ‹—‹“‹”‹œ –—‹Œ ‹•˜ —’ž’•‹“Ÿž’•‹“•‹ ˆ‰Š‹ŒŒ‹Ž‹Š ž’“¡‹•‹•˜‹• ž‹Š™‹ ‹˜‹Œ‹ –—‹Œ Œ’•‹•˜”‰œ —’‰“‰Š ‹—¡’” ”’ŠŽ‰¡‹• Œ’Ž¡‰œŽ ‹¢Ž‹Š£ Žž‹‹Š£ ‹”Š‹¢£ ‹• Œ‰š‹Œ‹‹œ ‰•‹™Ž‹Š ‹•˜ Œ’“‰¡‹”‹• —‹œ‰ ”’—‹œ‰‹• ‹•˜ ‰œ‰Š ‹• Š‹“‰— Ž‹”—‹•‹”‹• ‹‹Œ ”’ŠŽ‰¡‹• Ž•Ž¤Ž‰ Œ‹‰¡‰• ’Œ‹š‹Š ˆ’•˜’Œž‹• ŒŽ—Ž ˜’“‹”‹• œ’“—’ž‰œ ˆ‰Š‹ŒŒ‹Ž‹Š ‹¡‹œ Œ’•˜‹”œ‰‹Ž—‹—Ž”‹• ‹˜‹Œ‹ –—‹Œ Œ’•‹Ž “‹ŠŒ‹œ‹• ŽŸš‹‹ŒŽ• ‘’“‹”‹• ‹”™‹Š ˆ‰Š‹ŒŒ‹Ž‹Š œ’“Ž“Ž ‹“Ž ‰‹ ‹—¡’” ‹Žœ‰ ¥‰“Ž›Ž”‹—Ž ¦¥’Œ‰“•Ž‹•§ ‹• ¨‹Ž ¦¥’Œž‹Š‹“‰‹•§ ¥‰“Ž›Ž”‹—Ž Œ’“‰¡‹”‹• ‹”™‹Š ˆ‰Š‹ŒŒ‹Ž‹Š ‹‹Œ Œ’•˜’Œž‹Ž”‹• ›‹Š‹Œ ‹˜‹Œ‹ –—‹Œ —’—‰‹Ž ’•˜‹• ‹Ÿ©‰“š‹• ‹• ‹—Ÿª‰••‹Š ‰•œ‰” Œ’•Ž•˜”Ž“”‹• ž’“ž‹˜‹Ž ¡’•ŽŒŸ ¡‹•˜‹• ‹¢Ž‹Š£ Žž‹‹Š ‹• Œ‰‹Œ‹‹Š «¬”‰— ¡‰“Ž›Ž”‹—Ž ˆ‰Š‹ŒŒ‹Ž‹Š ‹‹‹Š Œ’•’‹Œ‹œ”‹• ‰Œ‹œ –—‹Œ ‹“Ž ž’’•˜˜‰ ¨‹Š‹‰£ ­Žš‹Š ‹• ®Š‰“‹›‹œ ¦¨­®§ ª’‹•˜”‹• ¨‹Ž Œ’“‰¡‹”‹• ˜’“‹”‹• ‹”™‹Š ˆ‰Š‹ŒŒ‹Ž‹Š ‰•œ‰” Œ’•Ž•‹ŒŽ—‹—Ž”‹• ‹‹“‹• –—‹Œ£ —’ž‹ž Ž•œ’“¡“’œ‹—Ž ‹œ‹‰ ‹‹“‹• ‹•˜ Žž’“Ž”‹• ¬’Š ‰‹Œ‹ œ’“‹Š‰‰ œ’“Š‹‹¡ ‹‹“‹•Ÿ‹‹“‹• ‹—‹“ –—‹Œ —‰‹Š Œ’•˜‹‹ŒŽ ¡’“˜’—’“‹• ’•˜‹• œ‰•œ‰œ‹• ‹• ¡’“”’Œž‹•˜‹• ¯‹Œ‹• °’Š ”‹“’•‹ Žœ‰ ˆ‰Š‹ŒŒ‹Ž‹Š Œ’Ÿ ‹”‰”‹• Š‹ Ž•Ž —’ž‹˜‹Ž ‰—‹Š‹ ‰•œ‰” Œ’•˜ŠŽ‰¡”‹• ”’Œž‹Ž ‹‹“‹• ‹Ÿ©‰“š‹• ‹• ª‰••‹Š ‹• Œ’Œ’“Ž•œ‹Š”‹• ”‹‰Œ Œ‰—ŽŒŽ• ‰•œ‰” ”’Œž‹Ž ”’¡‹‹•‹ ±‹”™‹Š Œ’“‰¡‹”‹• ‹‹• ‹•˜ Ž‹ŒžŽ ˆ‰Š‹ŒŒ‹Ž‹Š ‰•œ‰” —’‹‰ Œ’Œž’“Ž”‹• ”¬•œ“Žž‰—Ž ‹•˜ •‹œ‹ ‹‹Œ Œ’•’ž‹“”‹• —’²‹“‹ œ’“‰— Œ’•’“‰— ‹‹“‹• –—‹Œ ‹•˜ —’—‰‹Ž ’•˜‹• ‹Ÿ©‰“š‹• ‹• ‹—Ÿª‰••‹Š ³‹ Ž•Ž —’ž‹˜‹ŽŒ‹•‹ ›Ž“Œ‹• ´‹Š ‹‹Œ —‰“‹œ ´Ž –Œ“‹• ‹‹œ µµ¶ ·Kamu adalah Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ... 241 umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia¸ menyuruh kepada yang ma¹ruf¸ dan mencegah dari yang munkar¸ dan beriman kepada Allahº »ekiranya Ahli Kitab beriman¸ tentulah itu lebih baik bagi mereka¸ di antara mereka ada yang beriman¸ dan kebanyakan mereka adalah orang¼orang yang fasikº ½¾¿ÀÁ ÂÁÃÁÄ ÅÆ¿ÁÀÁÇÈÉÁÊà ÁËÁÀ ÌÍÎ Ï»erulah ÐmanusiaÑ kepada jalan Òuhan¼mu dengan hikmah [845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baikº »esungguhnya Òuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan¼Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang¼orang yang mendapat petunjukº Ó¾¿ÂÁÅÁ¿ÔÁÇ ÂÆÁ ÁËÁÀ ÂÕ ÁÀÁÅ À¾ÃÁÊ Ö¾ÃÁÅ ×¾¿ÕÇÀÁÊ ÆÇÀÆÔ Ä¾ÃÁÔÆÔÁÇ ÂÁÔØÁÊ amar ma¹ruf nahi mungkar¸ ž¿ÀÁ ×¾¿ÕÇÀÁÊ Ä¾ÀÙ¾ Ú¾¿ÂÁÔØÁÊ ËÁÇÛ ÚÁÕÔ Â¾ÇÛÁÇ Ú¾¿ÀÁÊÁ× ÂÁ¿Õ ËÁÇÛ ¿ÕÇÛÁÇ ÅÁÄ×ÁÕ ×ÁÂÁ ËÁÇÛ Ú¾¿ÁÀÜ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÄÁÄ×Æ Ú¾¿ÀÁÊÁÇ ÂÁÇ Ú¾¿Ô¾ÄÚÁÇÛ Å¾ÄÁÔÕÇ Ú¾ÅÁ¿ ÂÁÇ Å¾ÄÁÔÕÇ Ú¾¿ÄÁÇÞÁÁÀ ÆÇÀÆÔ ÚÁÇÛÅÁ ÂÁÇ ÁÛÁÄÁ ľÂÕÁ ÆÀÁÄÁÇËÁ ÁÂÁÃÁÊ Ä¾ÂÕÁ ÂÁÔØÁÊÜ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁ×ÁÀ ľÇ˾¿Æ ÂÁÇ Ä¾Ç˾ÚÁ¿ÔÁÇ ÞÁÊÁÄ ßÅÃÁÄ ËÁÇÛ Å¾ÅÆÁÕ Â¾ÇÛÁÇ ÁÃÈàÆ¿áÁÇ ÂÁÇ ÁÅȽÆÇÇÁÊ ÅÁÄ×ÁÕ Ô¾ ÂÁ¾¿ÁÊÈÂÁ¾¿ÁÊ À¾¿ÄÁÅÆÔ ÂÕ ½ÆÔÁÚÆÄÕÜ âÁÃÁÄ Ä¾ÇÖÁÛÁ ÔÙÇÅÕÅÀ¾ÇÅÕ ÂÁÔØÁÊ ÝÆÊÁÄÁÄÂÕËÁÊ ÄÁÔÁ ×¾¿ÃÆ ÁÂÁÇËÁ ×¾ÄÚÕÇÁÁÇ ÂÁÇ ×¾ÇÛÙ¿ÁÛÇÕÅÁÅÕÁÇ ËÁÇÛ ÚÁÕÔ À¾¿ÊÁÂÁ× ×¾ÀÆÛÁÅ ÂÁÔØÁÊ ãÄÆÚÁÃÕÛÊäÄÆÚÁÃÕÛÊÁÀåÜ Ý¾ÃÕÊÁÀ ÔÙÇÂÕÅÕ ÄÆÚÁÃÕÛÊäÄÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÁÄÂÕËÁÊ ÂÕ ½ÆÔÁÚÆÄÕ À¾¿ÆÀÁÄÁ Ô¾æÁÄÁÀÁÇ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀè Ú¾¿ÂÁÅÁ¿È ÔÁÇ ÊÁÅÕà ÙÚž¿éÁÅÕ ÄÁÅÕÊ æÆÔÆ× Ä¾Ä׿ÕÊÁÀÕÇÔÁÇÜ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ËÁÇÛ Ú¾¿ÁÂÁ ÂÕ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀ ÅÁÁÀ ÕÇÕ Ä¾ÇÛÁÃÁÄÕ ×¾ÇÆ¿ÆÇÁÇ ÂÁÇ À¾¿ÖÁÂÕ ÔÁÄÁǾÛÁÇ ¿¾Û¾ÇÁ¿ÁÅÕÜ ½¾ÊÕÇÛÛÁ ÂÁÃÁÄ ×¿ÙžŠÂÁÔØÁÊ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÖÆÛÁ ľÇÛÁÃÁÄÕ Ô¾ÄÆÇÂÆ¿ÁÇ ÂÁÇ ÅÀÁÛÇÁÅÕÜ êë ìíîíïðñ òðïðóðô õöñ÷ðøùúðñ òðïûðüðýðþ Ó¾¿ÂÁÅÁ¿ÔÁÇ ÃÁÀÁ¿ Ú¾ÃÁÔÁÇÛ ÂÕ ÁÀÁÅ ÄÁÔÁ ÿ¾ÄÚÁÛÁ ¾Ç¾ÃÕÀÕÁÇ ÂÁÇ ¾ÇÛÁÚÂÕÁÇ ÝÁÅËÁ¿ÁÔÁÀ ÇÕ龿ÅÕÀÁÅ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ½ÆÔÁÚÆÄÕ ãÿ ÝÈÝÝßåè ľÃÁÃÆÕ ×¾ÃÁÔÅÁÇÁÇ ççÉ ¾ÄÁÀÕÔ ÍÌ ľÇÖÁÃÕÇ Ô¾¿ÖÁÅÁÄÁ ÂÁÇ Ä¾ÄÚ¾¿ÕÔÁÇ ×¾ÃÁËÁÇÁÇ Ô¾×ÁÂÁ ÕÄ×ÕÇÁÇ  ÁÚÁÇÛ ÂÁÇ  ÁÇÀÕÇÛ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ Å¾¿ÀÁ ÕÅËÕËÁÊ ÂÁÃÁÄ Ä¾Ä¾æÁÊÔÁÇ Ô¾ÄÁǾÛÁÇ ¿¾Û¾Ç¾¿ÁÅÕ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÂÕ ç¾æÁÄÁÀÁÇ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀÜ ½¾ÊÕÇÛÛÁ ÂÁ×ÁÀ ÂÕ¿ÆÄÆÅÔÁÇ ÄÁÅÁÃÁÊ Å¾ÚÁÛÁÕ Ú¾¿ÕÔÆÀ ÁÜ ÚÜ ë ÓÁÛÁÕÄÁÇÁ ÔÙÇÂÕÅÕ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁÇ  ÕÅËÕËÁÊ ÂÕ ç¾æÁÄÁÀÁÇ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀ ÓÁÛÁÕÄÁÇÁ ×¾ÇÕÇÛÔÁÀÁÇ ÔÆÁÃÕÀÁÅ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁÇ ÕÅËÕËÁÊ ÂÕ ç¾æÁÄÁÀÁÇ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀ í íðñ ùðñ òðñ ððþ ö÷úðþðñ ÆÖÆÁÇ ×¾ÇÛÁÚÂÕÁÇ Ô¾×ÁÂÁ ÄÁÅËÁ¿ÁÔÁÀ ľÃÁÃÆÕ Ô¾¿ÖÁÅÁÄÁ ÿ ÝÈÝÝß Â¾ÇÛÁÇ ÁÚÁÇÛ ÂÁÇ ÁÇÀÕÇÛ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊäáÕÅËÕËÁÊ ç¾æÜ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀ ÁÂÁÃÁÊ ÁÜ ÚÜ 242 ݾľÀÁÔÁÇ ÔÙÇÂÕÅÕ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁÇ  ÕÅËÕËÁÊ ÂÕ ç¾æÁÄÁÀÁÇ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀÜ Ý¾ÇÕÇÛÔÁÀÔÁÇ çÆÁÃÕÀÁÅ ÝÆÚÁÃÕÛÊäÝÆÚÁÃÕÛÊÁÀ ÝÆÊÁÄÄÁÂÕËÁÊ ÂÁÇ ÕÅËÕËÁÊ ÂÕ ç¾æÁÄÁÀÁÇ çÁÂÆÂÁÄ×ÕÀÜ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius      ! " #$$%&'  (  ) !**+,-* ./0 .! *1 0 2/ 3 4     3 !!  ** !  !5 *!!    !*+!* !**  6-*0 4   *  "  * ! * 3   !!   "!5 ! !  "  *  !!   "!    !*+ !* !**  6-*0 0 2/  4    *   3!1 78 9 $ :* !** ;$:8 2!!0 4    *   !  *   $: 2!!  *!!  $:   !!   ! !*+ !* !**  6-*0 <8 9   "!0 2 * 3   *     ! !*+!* !**  6-*0 => ?@ABCBDBEF G@DHIJHKHHK G@KEHLCFHK M@NHCH ?HJOHPHIHA 3    /!  *5 !1 Q> RLJ@PSHJF CHK N@KCHAHHK 3 3T !  ! * * !! 3"  ! !!*  5 ! *5 5 /!5 5  / ;2!*5 <UUV17W<80 :   !   3 X* !**  6-*  ./0 .!0 2* 3T "!   !*+!* !**  6-*  ./0 .!0 Y> Z[\ CHK ?FKF ]BIHPOH ^_: `Forum Group Discusa   3 !   ! !! " *    0 .  !  * $ ( !**  ,-*  !! / 3     /* *0 b> G@DHAFcHK CHK N@dL@KAeIHK MBPN ?eLHDFEcf?eLHDFEcHA $* * 3 " *   *!  !5   !    ! "X   ;9 (*!X5 <UU<1 77g80 3  ! 3* !  3  ! !*+ !* !**  6-*  ./0 .!0 Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ... 243 hi jklmnkomlp qrl struvrwm xyz{|y}{z~ €z ‚€ƒ„€ { †}„‡€ˆ€z ˆ~{€|€z „z|„ˆ †z{ƒ€{ |{z~ˆ€| ˆ‰}Š€ {ƒ€z €z ˆ‰}ƒ€z‹„|€z ˆ~{€|€z ‡z~€‰{€zŒ €‡„z Š€ƒŽŠ€ƒ €z~ †z‹€{ {z{ˆ€|y} ˆ‰}Š€ {ƒ€z ˆ~{€|€z {z{ €€ƒ€Š |}ƒ€ˆ €z€z€ ƒ„}„Š ˆ~{€|€z €z~ {}z€z€ˆ€z‘ †z{z~ˆ€|z€ ˆ„€ƒ{|€ ’“x x„‰€ƒ{~Š”x„‰€ƒ~Š€| x„Š€††€{€Š €z •{ {€Š‘ |}‰z|„ˆz€ x„‰€ƒ{~Š”x„‰€ƒ~Š€| ˆy}‡ x„Š€††€{€Š €z •{ {€ŠŒ –i Ÿi —rwmu ˜™lpršqmrl ›™œrqr jrwroržrn šw™otrwm qrl ˜™lqrnrrl ¡‰ }‚€ { €¢€ƒ £{†‡{z€z ¤€‰€z~ x„Š€††€{€Š €z •{ {€Š { ¥€†€|€z ¥€„€†‡{| {ƒ€ˆ €z€ˆ€z †„ƒ€{ ¦§ ¨„ƒ{ ¦©ª«Œ £}y  y‰ }‚€ { {ƒ€ˆ„ˆ€z €}€ ƒ€z~ „z~ †z†„{ ‰‰}€‡€ |yˆyŠ †€ €}€ˆ€| €z ‹„~€ £{†‡{z€z ¤€‰€z~ x„Š€††€{€Š €z •{ {€ŠŒ ¬€ {ƒ y‰ }‚€ { €¢€ƒ {€‡€|ˆ€z ‰‰}€‡€ €|€ { €z|€}€z€ €€ƒ€Š €|€ †„‰€ƒ{~Š”†„‰€ƒ{~Š€| €z~ €€ { †€ {z~Ž †€ {z~ €‰€z~‘ }|€ ˆ~{|€z €ˆ¢€Š €z~ {ƒ€ˆ„ˆ€z { †€ {z~Ž†€ {z~ €‰€z~ ‰€~€{ ‰}{ˆ„|­ Data Mubaligh Muhammadiyah NO NAMA CABANG KECAMATAN MUBALIGH MUHAMMADIYAH 1 Cipetir Girang Kadudampit 9 Orang 2 Cipetir Gede Kadudampit 13 Orang Data Mubalighat ’Aisyiyah NO NAMA CABANG KECAMATAN MUBALIGHAT ‘AISYIYAH 1 Cipetir Girang Kadudampit 5 Orang 2 Cipetir Gede Kadudampit 7 ORang Data Pengajian Muhammadiyah PENGAJIAN MUHAMMADIYAH No NAMA CABANG Pimpinan 1 Cipetir Girang 2 Cipetri Anggota Umum 3 5 5 Data Pengajian’Aisyiyah PENGAJIAN No ‘AISYIYAH NAMA CABANG Pimpinan 244 1 Cipetir Girang 2 Cipetri Anggota Umum 1 1 5 5 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ®¯°±²³²°´²µ ±²¶² ±· ²¶²³ ±²¸²¶ ±·´¯¶²¹º· »º¼½²¹ ¼º¾²½·¿¹ ±· À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ±²µ Á·¸¯¶·° į±¯ ³¯¾²µÃ²´ ÅÅ ¼º¾²½·¿¹ ±²µ ¼º¾²½·¿¹²¶ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ±²µ Á·¸¯¶·° į±¯ ³¯¾²µÃ²´ ÈÅ É°²µ¿Ê ˯±²µ¿´²µ ºµ¶º´ ¸¯½²´³²µ²²µ ¸¯µ¿²»·²µ ±· ¼²³·µ¿Ì¼²³·µ¿ Ͳ¾²µ¿ ¾¯°¾¯±²Î ±· Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ¾¯½º¼ ²±² ¸¯µ¿²»·²µ òµ¿ ±·½²´º´²µ ´¹º³º³ ºµ¶º´ ¸¯¼¾·µ²²µ ¸·¼¸·µ²µ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ¾¯¿·¶º »º¿² ¸¯µ¿²»·²µ ²µ¿¿É¶² º¹²¼¼²±·Ã²¹Î ¸¯µ¿²»·²µ òµ¿ ¶¯½²¹ ±·½²´º´²µ ¾¯°º¸² ¸¯µ¿²»·²µ º¼º¼ ³¯¾²µÃ²´ Ï ´¯½É¼¸É´ ¸¯µ¿²»·²µÊ À¯µ¿²»·²µ Ͳ¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ¶·±²´ »²º¹ ¾¯±² ±¯µ¿²µ ¸¯µ¿²»·²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²´²µ Ͳ¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹Î ¾¯½º¼ ²±² ¸¯µ¿²»·²µ ¸·¼¸·µ²µ ±²µ »º¿² ²µ¿¿É¶²Ê À¯µ¿²»·²µ òµ¿ ¶¯½²¹ ±·½²´³µ²²´²µ ɽ¯¹ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ¾²°º ¸¯µ¿²»·²µ º¼º¼ È ´¯½É¼¸É´Ê À¯µ¿²»·²µ ±· Ͳ¾²µ¿ Á·¸¯¶·° į±¯ ±²½²¼ °²µ¿´² ¸¯¼¾·µ²²µ ¸·¼¸·µ²µ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ¾¯½º¼ ²±² µ²¼ºµ ¸¯µ¿²»·²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²´²µ ºµ¶º´ ²µ¿¿É¶² º¹²¼¼²±·Ã²¹ ²±² Ï ´¯½É¼¸É´ ¸¯µ¿²»·²µÎ ³¯½²·µ ·¶º »º¿² ¶¯½²¹ ±·½²´³²µ²´²µ ¸¯µ¿»·²µ º¼º¼ ³¯¾²µÃ²´ Ï ´¯½É¼¸É´Ê À¯µ¿²»·²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²Ì ´²µ ɽ¯¹ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ±²½²¼ °²µ¿´² ¸¯¼¾·µ²²µ ¸·¼¸·µ²µ ¶¯½²¹ ±·½²´º´²µ È ´¯½É¼Ì ¸É´Î ³¯±²µ¿´²µ ºµ¶º´ ¸¯¼¾·µ²²µ ²µ¿¿É¶² ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ¶¯°±²¸²¶ Ï ´¯½É¼¸É´ ¾¯¿·¶º »º¿² ±²½²¼ ¸¯½²´³²Ì µ²²µ ¸¯µ¿²»·²µ º¼º¼ ±· Á²¾²µ¿ Ædz÷ò¹ Á·¸¯¶·° į±¯ ¶¯°±²¸²¶ Ï ´¯½É¼¸É´Ê ¯½²½º· ¸¯µ¿²»·²µ ¸²±² Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ±²µ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ·µ·½²¹ ¸¯µ·µ¿´²¶²µ ¿¹·°²¹ ±²½²¼ ¸¯¼²¹²¼²µ ²¿²¼² ±·½²´³²µ²´²µÎ в½²º ±¯µ¿²µ ¾¯°¾²¿²· ´¯µ±²½² òµ¿ ±·¹²±²¸· ¾¯°¾¯±²Ì ¾¯±² ²µ¶²°² ³²¶º Ͳ¾²µ¿ ±¯µ¿²µ Ͳ¾²µ¿ òµ¿ ½²·µµÃ²Ê ѯµ±²½² òµ¿ ±·¹²±²¸· ±· ²µ¶²°²µÃ² ²±²½²¹ ´º°²µ¿µÃ² ¼º¾²½·¿¹Ò¼º¾²½·¿¹²¶ ¸²±² ¼²³·µ¿Ì¼²³·µ¿ Ͳ¾²µ¿ ³¯¹·µ¿¿² ±²½²¼ ¸°É³¯³ ¸¯µ¿²»·²µ ¼¯µ»²±· ¼ÉµÉ¶ÉµÊ ÓÔ ÕÖ×ØÙÚØÛØØÛ ÜÖ×ØÝÞßØÛ àáâØ×ÞãßäàáâØ×ÞãßØÝ àáßØååæÞçØß æØÛ èÞÚçÞçØß À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ±²µ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ éÀÁ & ÀÁÇê ±· ѯͲ¼²¶²µ Ѳ±º±²¼¸·¶ ¶¯°·±·°· ±²°· ½·¼² Ͳ¾²µ¿Î ò·¶º Á·¸¯¶·° į±¯Î Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿Î 믾²´ Ë·º¹ ÈΠ믾²´ Ë·º¹ ÅÎ ±²µ 믾²´ ³·º¹ ìÊ Ñ¯¿·²¶²µ ¸¯µ¿²¾±·²µ ¼²³Ã²°²´²¶ ·µ· ±·½²´º´²µ ¸²±² ±º² ÀÁ ±²µ ÀÁÇ ±· ѯͲ¼²¶²µ Ѳ±º±²¼¸·¶ ò´µ· ÀÁÂíÀÁÇ Á·¸¯¶·° į±¯ ±²µ ÀÁ ±²µ ÀÁÇ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿Ê À¯½²¶·¹²µ º¾²½·¿¹Òº¾²½·¿¹²¶ º¹²¼¼²±·Ã²¹ ±²µ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ±·½²´º´²µ ¾¯°±²³²°´²µ ¹²³·½ ɾ³¯°î²³· òµ¿ ¶¯½²¹ ±·½²´º´²µ ¸²±² ¸°É³¯³ ´¯¿·²¶²µ ¸¯µ¿²¾±·²µ ¼²³Ã²°²´²¶Ê ï²³·½ ¶¯°³¯¾º¶ ¼¯µºµ»º´´²µ ¾²¹Ð² ±· Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ÒðÇ·³Ã·Ã²¹ Á·¸¯¶·° į±¯ ¸°É³¯³ ±²´Ð²¹ ±·½²´º´²µ ¼¯½²½º· ¸¯µ¿²»·²µ °º¶·µ ¼·µ¿¿º²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²´²µ ±· ¼²³»·±Ê À¯½²´³²µ²²µ ¸¯µ¿²»·²µ ±· ¼²³»·± ±·½²´º´²µ ɽ¯¹ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ Á·¸¯¶·° į±¯ ³¯¶·²¸ ˲¾¶º ¼²½²¼ ·µ¿¿º ¸²±² ¸º´º½ ÈñÊòòÌÈóÊòò ôõ® ²¶²º ²µ¶²°² ¾²´±² ²¿¹°·¾ ³²¼¸²· õ³Ã²ðÊ Ç±²¸ºµ ¸¯µ¿²»·²µ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ ÆÇ·³Ã·Ã²¹ ±·½²´³²µ²´²µ ³¯¶·²¸ ¹²°· öº¼ð²¶ ¸²±² »²¼ ÈìÊòòÌ ÈÏÊòòÊ À¯µ¿²»·²µ °º¶·µ ½²·µ ²±²½²¹ ¸¯µ¿²»·²µ ¹²°·²µ òµ¿ ±·½²´³²µ²´²µ ɽ¯¹ ÀÁ ±²µ ÀÁÇ Á·¸¯¶·° į±¯ ¸²±² ³¯¶·²¸ ¾²´±² ³¹²½²¶ ˹º¾º¹Ê À¯µ¿²»·²µ ¶¯°³¯¾º¶ ±··³· ɽ¯¹ ¼º¾²½·¿¹Ò¼º¾²½·¿¹²¶ òµ¿ ²±² ±· À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·° į±¯Ê º¾²½·¿¹Òº¾²½·¿¹²¶ ¸¯µ¿²»·²µ ¸²±² ¾¯¾¯°²¸² ¶²¹ºµ ¶¯°²´¹·° ·µ· ¼¯µ¿²½²¼· ³¶²¿µ²³· ³¯¹·µ¿¿² ¹²µÃ² ·¶ºÌ·¶º ³²»² ²Ã²µ¿ ¼¯µ»²±· ¸¯µ¿·³· ´²°¯µ² ¸¯µ¿¿²µ¶· ±²°· ¸²°² º¾²½·¿¹Òº¾²½·¿¹²¶ ¾¯½º¼ ²±²Î ±²µ ¸¯µ¯°º³ ¸°É³¯³ ±²´Ð²¹ ±· Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶°· į±¯ ³¯¼²´·µ ¼¯µº°ºµÊ Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ¶·±²´ »²º¹ ¾¯±² ±¯µ¿²µ Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·° į±¯Ê ¯¶É±¯ ±²´Ð²¹ òµ¿ ±·¿ºµ²´²µ ±· Á²¾²µ¿ Á·¸¯¶·¯ Ä·°²µ¿ ¼¯½²½º· ¸¯µ¿²»·²µ °º¶·µ ±· ¼²³»·±Ê À¯½²´³²µ²µ ¸¯µ¿²»·²µ À·¼¸·µ²µ Á²¾²µ¿ º¹²¼¼²±·Ã²¹ Á·¸¯¶·° Ä·°²µ¿ ±·½²´³²µ²´²µ ¸²±² ˲¾¶º ¼²½²¼ ·µ¿¿º ¸²±² Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ... 245 ÷øùøú ûüýþþÿû ýþþý  ÷     úù ù ÷  ø   ûýþþÿ ûýþ ú ø    ÷   ÷ øøù ø  úù ù ÷   ø  ûüýþþÿû ýþþý ø úø ú    ÷    ÷  ø ú    ÷ ú ÷ ÷   ÷ù ÷ øø  ùø ÷ øý ú ø ùø ùúù øø  ù  ÷ øø ù ù  úùøù ø ù ú ÷øøý  ù  ú   ù ù ÷ú ø úø ú  úù ù    ÷  ø !û ø ø !þû ÷  " ø # ù $ø ûý   ÷  ú    ø   ú  ÷   ø  ú  ø  ú    ÷    ø&    ÷ ù ÷ ø ø úø ú    %ý %ø÷ý     ÷ú ø úø ú  øú &  ø' ý ý ý ý ý *ý (ø  ) (ø   (ø    (ø  )  (ø   ø úúø úú +ú ÷  ' ' ' ' ' ' ' û    !  û    û  &     ÷ù ÷ ÷ú ø úø ú ú  ù   ÷ù ú # $ $ý  ý  ù ø ú ) ý ø  ù  $úø ú " ú ú   $ýý ú ø úø ú ú  *ù*  ø  ÷    ú  ù   ù ÷   øù ÷  ù   ù ÷ øø  ù ø ÷ ùø ø ý $ú ÷ÿ   ù  ù  ø ÷  ùúø  ÷ù ø ø      ù  ÷ù  ø       ù ý úúø ÷ú ø úø ú  ù ÷ ú   ø  ú ù ø ÷úø   ,ú    ÷ù  ùúø ø÷ ù  ú ú ù       ý -. /0120345673 89:; <527=>?@A<527=>?@74 <5@7117B>C7@ B73 D>EC>C7@   ù÷  ù úúø ÷ú ø úø ú ø     ù  ú   ù ø  ù ÷ ÷ ø úø ú ø      ø   ùý    ø ÷ù ÷  ù  ú  ,*  ù ý ú  úø ÷  ø   ù   ø  ù   øùú  % ÷ ø úø ú ø    ÷ ÷   ø      ÷  ø÷ø   ÷ ý % ÷  ø ú ø ú  øÿ      ø÷ù   ÷ ø úø ú øøù ú 246 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius FGHIJKLMNIOPNQ FGHPNROSLHOTKNQ FGHSLIOH NUGQ PGHSO VGKGWOTOM KOPOROT UOROK FGHUOIXOTY ZGRONM NSL IJHV KLFORN[T\KLFORN[TOS NMN ]L[O KGHLVOIOM SGKVOS VGM[IOUGHOM KLFORN[T\KLFORN[TOS PGFO[ON VGMGHLP UOM VGROM[PLM[ UOIXOT O[OH SNUOI SGH]OUN PSO[MOPN KLFORN[T\KLFORN[TOSY ^GROIPOMOOM VGKFGMSLIOM IJHV KLFORN[T\KLFORN[TOS VOUO ^NKVNMOM _OFOM[ `LTOKKOa UNbOT UOM cdNPbNbOT _NVGSNH eNHOM[ VOUO SOM[[OR fg d[LPSLP fhijY kGVGM[LHLPOM bOM[ SGHFGMSLI OUOROT VGM[[OFLM[OM OMSOHO ^NKVNMOM _OFOM[ `LTOKKOUNbOT UOM cdNPbNbOT UNIOHGMOIOM ILHOM[MbO `LFORN[T\`LFORN[TOS bOM[ OUO UN _OFOM[ SGHPGFLSY lGHNILS PLPLMOM IGVGM[LHLPOM kJHV `LFORN[T\`LFORN[TOS _NVGSNH eNHOM[Y Susunan Kepengurusan Korp Mubaligh/Mubalighat Cipetir Girang nopqorsr tsusrv wxysppszo{sy zsr |}o~{o{sy toq€o ‚osrv npuors €xs ‡‰€so~ Šrzsyss ƒ ƒ ƒ ƒ „ozs{s€ †uoy ‡ˆuoyo }psy ns‹o ^NKVNMOM _OFOM[ `LTOKKOUNbOT UOM cdPbNbOT _NVGSNH eGUG KGROIPOMOIOM VGKFGMSLIOM IJHV KLFORN[T\KLFORN[TOS VOUO fm d[LPSLP fhijY kGVGM[LHLPOM IJHV `LFORN[T\`LFORN[TOS UN WOFOM[ _NVGSNH eGUG FGHFGUO UGM[OM WOFOM[ _NVGSNH eGUGQ VOUO WOFOM[ _NVGSNH eGUG kJHV `LFORN[T `LTOKKOUNbOT FGHUNHN PGMUNHNQ FG[NSL ]L[O UGM[OM kJHV `LFORN[TOS cdNPbNbOTY lGHNILS PLPLMOM IGVGM[LHLPOM IJHV KLFORN[T\KLFORN[TOS `LTOKKOUNbOT UOM cdNPbNbOT _NVGSNH eGUGY Susunan Kepengurusan Korp Mubaligh Muhammadiyah Cipetir Gede ŒŽ‘ ’‘“‘” •–—‘ŽŽ‘˜™‘— ’š›œ š˜š €xs žs‰oŸ €xs ‡‰€so~ Šrzsyss ¡o¢o~o szo~s~o ¡o¢o~o ¡s‰¥sy ¡o¢o~o ¦‰ˆrˆpo ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ }uoy ‡suoyor ‡sqxŸŸˆy ‡xoszo s{s€ „rzs{srs £x{spsr ¤s€ro‰s }us~ Šs~ˆy §¨ žsy{xzor Susunan Kepengurusan Korp Mubalighat ‘Aisyiyah Cipetir Gede ŒŽ‘ ’‘“‘” Aisyiyah Cipetir Gede €xs žs‰oŸ €xs ‡‰€so~ Šrzsyss ¡o¢o~o szo~s~o ¡o¢o~o ¡s‰¥sy ¡o¢o~o ¦‰ˆrˆpo ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ {€ ¦xo~ „xrs~oy ¦Ÿo ‡o€o Šsˆy ¦psy ‡x¥srsy tx©x ¦rop ‡x€o „rs¥s€o Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ... 247 ª« ¬­®­¯°±²³ ´°µ³ ¶³·¸³±°± ¹°­º°» ¼½»°··¾³¿°» ¾°± À³²¿³¿°» ÁÂÃÄÅÆÇÈÅà ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÈÃÈ ËÂËÈÐÈÉÈ ÎÂÐÂÑÅÃÌÈ ÇÂÃÄÅà ÉÂÆÒÏÒÓÅà ÔÅÆÅÃÄ ÇÅà ÕÅÃÏÈÃÄ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓ ËÅÒÊÒà ×ØÈÌÍÈÍÅÓÙ ÚÂÎÇÅÌÅÎÉÅà ÓÅÌÈÐ ÛÆÌÂÎÑÅÌÈ ÅÜÅÐ ËÂÃÒÃÝÒÉÉÅà ÆÅÓÜÅ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÍÅÃÄ ÅÇÅ ÇÈ ÔÅÆÅÃÄ ÇÅà ÕÅÃÏÈÃÄ ËÂÃÄÅÐÅËÈ ÌÏÅÄÃÅÌÈ ÄÂÃÂÎÅÌÈ ÌÂÓÈÃÄÄÅ ÇÅÉÜÅÓ ÍÅÃÄ ÆÂÎÝÅÐÅà ËÛÃÛÏÛÃÙ ÖÂÐÅÐÒÈ ÊÂÐÅÏÈÓÅà ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÅà ÊÂËÆÂÃÏÒÉÅà ÉÛÎÊ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÈÓÅÎÅÊÉÅà ÇÅÊÅÏ ËÂÃÈÃÄÉÅÏÉÅà ÊÂËÅÓÅËÅà ÉÂÊÅÇÅ ÊÅÎÅ ËÒÆÅÐÈÄÓÞ ËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÅà ÏÂÎÝÅÇÈ ÎÂÄÂÃÂÎÅÌÈ ÍÅÃÄ ÆÂÎÉÂÐÅÃÝÒÏÅà ÇÅÎÈ ÊÅÎÅ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏÙ ß« à°áâ㺠¶­±¾½¾á½±µ ¾°± ¶­±µ»°·´°â äÅÉÏÛÎ ÊÂÃÇÒÉÒÃÄ ÏÂÎÐÅÉÌÅÃÅÃÍÅ ÊÂÃÄÅÆÇÈÅà ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÈÃÈ ÅÇÅÐÅÓ ÅÇÅÃÍÅ ÅÃÏÒÌÈÅË ÍÅÃÄ ÏÈÃÄÄÈ ÇÅÎÈ ÅÃÄÄÛÏÅ ÌÂÎÏÅ ÊÂÃÄÒÎÒÌ ÔÅÆÅÃÄÞÕÅÃÏÈÃÄ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓ ÇÅà ×ØÈÌÍÈÍÅÓÙ äÅÉÏÛÎ ÊÂÃÇÒÉÒÃÄ ÐÅÈà ÅÇÅÐÅÓ ÎÂÌÊÛà ÊÛÌÈÏÈå ÅÏÅÌ ÉÂÆÂÎÅÇÅÅà ËÅÓÅÌÈÌÜÅ ææç ÍÅÃÄ ÐÅÃÄÌÒÃÄ ÆÂÎÌÂÃÏÒÓÅà ÇÂÃÄÅà ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÇÅÐÅË ËÂÃÇÒÉÒÃÄ ÇÅà ËÂËÆÈÃÅ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓè ÌÂÓÈÃÄÄÅ ËÂÃÈÃÄÉÅÏÉÅà ÊÅÓÅË ÏÂÃÏÅÃÄ ËÅÃÅÝÂËÂà ÇÅÉÜÅÓ ÇÅà ÒÎÄÂÃÌÈ ÎÂÄÂÃÂÎÅÌÈ ÍÅÃÄ ÆÂÎÉÂÐÅÃÝÒÏÅÃÙ äÅÉÏÛÎ ÊÂÃÄÓÅËÆÅÏ ÇÅÐÅË ÊÂÃÄÅÆÇÈÅà ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÈÃÈ ÅÇÅÐÅÓ ÉÂÏÂÎÆÅÏÅÌÅà ÜÅÉÏÒ ÊÂÐÅÏÈÓÅÃÙ ÁÎÛÌÂÌ ÊÂÐÅÏÈÓÅà ÓÅÃÍÅ ÇÅÊÅÏ ÇÈÐÅÉÒÉÅà ÌÂÉÅÐÈ ÇÈÉÅÎÂÃÅÉÅà ÆÅÃÍÅÉÃÍÅ ÉÂÄÈÅÏÅà ÍÅÃÄ ÓÅÎÒÌ ÇÈÌÂÌÒÅÈÉÅà ÇÂÃÄÅà ÉÂÄÈÅÏÅà ÍÅÃÄ ÇÈËÈÐÉÈ ÛÐÂÓ ÊÅÎÅ ÖÒÆÅÐÈÄÓÞÖÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓ ÇÅà ×ØÈÌÍÈÍÅÓÙ ¹« é­²³·¸½®°± ¾°± ê°º°± ë« é­²³·¸½®°± æÂÄÈÅÏÅà ÊÂÃÄÅÆÇÈÅà ÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÏÂÐÅÓ ÏÂÎÐÅÉÌÅÃÅ ÌÂÌÒÅÈ ÇÂÃÄÅà ÏÒÝÒÅà ÇÅà ÏÅÎÄÂÏ ÍÅÃÄ ÇÈÓÅÎÅÊÉÅà ÍÅÈÏÒ ËÂÃÈÃÄÉÅÏÃÍÅ ÉÒÅÐÈÏÅÌ ìíÖ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ËÂÐÅÐÒÈ ÊÂÐÅÏÈÓÅà ËÒÆÅÐÈÄÓÞ ËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÅà ÏÂÎÆÂÃÏÒÉÃÍÅ ÉÛÎÊ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÈÄÓÅÏ ÇÈ ÁÈËÊÈÃÅà ÔÅÆÅÃÄ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓÞ îØÈÌÍÈÍÅÓ ÔÈÊÂÏÈÎ ïÂÇ ÇÅà ÔÈÊÂÏÈÎ ïÈÎÅÃÄÙ ð« ê°º°± ÚÂÎÇÅÌÅÎÉÅà ÓÅÌÈÐ ÇÅÎÈ ÂÑÅÐÒÅÌÈ ÉÂÄÈÅÏÅà ÊÂÃÄÅÆÇÈÅà ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ËÂÃÒÃÝÒÉÉÅà ÆÅÓÜÅ ÆÂÌÅÎÃÍÅ ËÅÃåÅÅÏ ÍÅÃÄ ÇÅÊÅÏ ÇÈÉÂËÆÅÃÄÉÅà ËÅÉÅ ÊÂÎÐÒ ÅÇÅÃÍÅ ÊÂÐÏÈÓÅà ÍÅÃÄ ÌÂÎÒÊÅ ÇÂÃÄÅà ÐÂÑÂÐ ÍÅÃÄ ÐÂÆÈÓ ÏÈÃÄÄÈè ËÛÃÈÏÛÎÈÃÄ ÇÅà ÊÂËÆÈÃÅÅà ÉÛÎÊ ËÒÆÅÐÈÄÓÞËÒÆÅÐÄÓÅÏ ÍÅÃÄ ÏÂÐÅÓ ÏÂÎÆÂÃÏÒÉ ÌÂÎÏÅ ÊÂÎÐÒ ÅÇÅÃÍÅ ÌÈÃÂÎÄÈ ÅÃÏÅÎÅ ÁÈËÊÈÃÅà ÔÅÆÅÃÄ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓÞîØÈÌÍÈÍÅÓ ÇÂÃÄÅà ÁÈËÊÈÃÅà íÅÂÎÅÓ ÖÒÓÅËËÅÇÈÍÅÓÞîØÈÌÍÈÍÅÓ ìÒÉÅÆÒËÈ ÇÅÐÅË ËÂÃÍÒÌÒà ÎÂÃñÅÃÅ ÊÂËÆÈÃÅÅà ÆÂÎÉÂÐÅÃÝÒÏÅÃÙ ò« óô°¸°± õ­º³·° é°²³» öñÅÊÅà ÏÂÎÈËÅ ÉÅÌÈÓ ÇÈÌÅËÊÅÈÉÅà ÉÂÊÅÇÅ ÷ÂËÆÅÄÅ ÁÂÃÂÐÈÏÈÅà ÇÅà ÁÂÃÄÅÆÇÈÅà ÖÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ø÷ÁÁÖù öÖÖú ÍÅÃÄ ÏÂÐÅÓ ËÂËåÅÌÈÐÈÏÅÌÈ ÏÂÎÐÅÉÌÅÃÅÃÍÅ ÊÎÛÄÎÅË ÊÂÃÄÅÆÇÈÅà ÉÂÊÅÇÅ ËÅÌÍÅÎÅÉÅÏ ÏÅÓÒà ûüýþÙ 248 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ÿ       *  + ) " 3 6 $ # ,- ''#$  $'$ 4  HumanesourceManagement Pengelolaan Korp Mubalgh Cabang Muhammadiyah . Prosedur Penelitian 5uatau Pendekatan Praktik " %&'( $)#& /&0 : 1 2  )$ / )$ 3 # ,4 9)$:  $     ! " #$ Pedoman KKN 7ematik ''#$ 3 ; 8   2 )$ $( niversitas Muhammadiyah 5ukabumi. 1" '$ ❆ ❆ ❆ Peningkatan Kualitas Mubaligh/Mubalighat Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ... 249 <=> ?@ABCDEB FGH=GADIDJDK >LAMBHGNBD LKMLC OLJL PQ R>QS T NDK R>QS U VWXYDCDJMD Mursid W. Hananto1, Dody Hartanto2 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan 1 mursid@is.uad.ac.id, 2dody.hartanto@bk.uad.ac.id Abstrak Bagi para guru bidang Bimbingan Konseling (BK), penyampaian materi pembelajaran berupa konseling secara konvensional adalah titik penting dalam rangkaian aktivitas yang diperlukan untuk menyampaikan pembimbingan kepada para siswa. M eskipun demikian, pemanfaatan perangkat keras dan perangkat lunak oleh para guru yang bekerja pada sekolah yang telah menyediakan perangkat tersebut sebagai salah satu fasilitas untuk menyampaikan materi terkait bimbingan dan konseling kepada para siswa masih minimal. M asalah ini dicoba diatasi dengan pelatihan pembuatan aplikasi multimedia kepada para guru BK. Pelatihan dilakukan dengan menyampaikan variasi metode cara penyampaian konseling melalui penggunaan perangkat lunak yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat memberikan hasil berupa visualisasi berbasis multimedia yang merupakan adaptasi dari konseling yang biasa disajikan oleh guru dalam sesi konvensional. Para guru kemudian diminta membuat aplikasi sesuai materi yang hendak disampaikan, dan dilakukan pendampingan agar dalam pengembangan lebih lanjut dapat disesuaikan dengan kebutuhan termasuk di masa mendatang. Hasil pelatihan adalah kemampuan baru bagi para guru BK yaitu membangun aplikasi multimedia yang berisikan materi bimbingan dan konseling. Diharapkan para guru nantinya dapat memanfaatkan keahlian ini untuk membangun aplikasi multimedia dari berbagai materi konseling yang diampu sehingga semakin dapat memaksimalkan penyerapan ilmu dan pengetahuan oleh para siswa yang mengikuti sesi tersebut di sekolah. Kata-kata kunci: IbM , aplikasi, multimedia, bimbingan, konseling. 250 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Z[\ ] \^_`abcdae fceghahi jkk_ale`amh nmg o^adehlc ehd pm^hqc_ahi rcelscgq mn t\uv w ehd t\uv xy zmi{e|eg`e Mursid W. Hananto1, Dody Hartanto2 1 Faculty of Mathematics and Natural Siences, 2Faculty of Teacher Training and Education Science Universitas Ahmad Dahlan 1 mursid@is.uad.ac.id, 2dody.hartanto@bk.uad.ac.id Abstract For teachers of guidance and counseling, delivery of learning materials in the form of conventional counseling is a crucial point in a series of activities needed to deliver guidance to students. Nevertheless, the utilization of computer hardware and software by teachers working in schools which has been providing these devices as one of the facilities to convey matters related to guidance and counseling to students is still very low. This problem is being addressed by organizing multimedia applications training to teachers. Training is done by conveying a variety of methods of the delivery of counseling through the use of software which is designed in such a way so that it can deliver results in the form of multimedia-based visualization which is an adaptation of counseling which is usually presented by the teacher in conventional sessions. The teacher then asked to make an application appropriate to material that would be submitted, and then do mentoring so that in the further development can be made customizable for any future addition. The results of the training is the new ability for teachers to build multimedia application that contains the material for guidance and counseling. It is hoped that the teachers will be able to take advantage of this expertise to build multimedia applications from a variety of counseling materials taught by them so as to maximize the absorption of knowledge and learning by students which follows the session at school. Keywords: IbM , applications, multimedia, guidance, counseling }~€‚ƒ„ƒ †‡† ˆ††‰ Š‹Š Œ†ˆŠ Ž†‹† ‡Š‘’Œ“†Š “†”† •’”’ –— ˜™— ‡Š ŽšŽš”†“† ˆš›œ† Œ†ˆŠ Œš‹•†‹‡†œ †‹ †œ†‰ Ž†‹‰’ “š‹†Œ“†Š†‹ ›‹ˆšœŠ‹• †‹• Žš”ˆŠž†‰ ‡†ˆ†” ‡†‹ ‰”†‡ŠˆŠ›‹†œŸ †Š‰’ ‡š‹•†‹ †”† œŠˆ†‹ †‰†’“’‹ ‰š”†‡†‹• Œš‹••’‹††‹ ŽšŽš”†“† Žš‹‰’ †œ†‰ Ž†‹‰’ š‡’†ˆŠ ˆš‡š”†‹†Ÿ ˆšŒŠˆ†œ †œ†‰ “š”†•† ‡†‹ “†“†‹ ‰’œŠˆ¡ š‹†Œ“†Š†‹ Œ†‰š”Š ›‹ˆšœŠ‹• Œ†ˆŠ ‰š‰†“ Œš‹•†‹‡†œ†‹ Œšœ†œ’Š œŠˆ†‹ ‡†”Š “†”† •’”’¡ ¢†”† ‰”†‡ŠˆŠ›‹†œ ˆš“š”‰Š Š‹Š ŒšŒ’‹ ’œ†‹ ŽšŽš”†“† “š”Œ†ˆ†œ††‹Ÿ ‡†”Š ˆŠˆŠ ˆŠˆ£† ‡Š †‹‰†”†‹† †‡†œ† š‰š”‰†”Š†‹ ˆŠˆ£† †‹• ”š‹‡†Ÿ šˆ’œŠ‰†‹ ŒšŒ††ŒŠ ›‹ˆšœŠ‹•Ÿ ˆ’œŠ‰ Œš‹•Š’‰Š “š‹†Œ “†Š†‹‹†Ÿ ˆš”‰† Žš”†•†Œ Œ†ˆ†œ† œ†Š‹¡ ˜š‡†‹•†‹ ‡†”Š ˆŠˆŠ •’”’ †‡†œ† šˆ’œŠ‰†‹ ’‹‰’ Œš‹•š‹‡†œŠ †‹ šˆš”†•†Œ†‹ Œ†‰š”ŠŸ šˆ’œŠ‰†‹ Œš‹•’‹•†“†‹ ˆšˆ’†‰’ †‹• ›Œ“œšˆŸ šˆ’œŠ‰†‹ ’‹‰’ Œš‹’‹‘’†‹ šŒŽ†œŠ Ž†•Š†‹ †‹• ‰šœ† ‡Šˆ†Œ“†Š†‹Ÿ ‡†‹ Žš”Ž†•†Š †œ œ†Š‹¡ –šŽš”†“† ˆš›œ† Œ’œ†Š Žš”’ˆ†† Œš‹•†‹‰ŠˆŠ“†ˆŠ Œ†ˆ†œ† ‰š”ˆšŽ’‰ ‡š‹•†‹ Œš‹••’‹††‹ ‰š‹›œ›•Š Œ›‡š”‹Ÿ ‰š”Œ†ˆ’ †‹• ‡Š‘’Œ“†Š “†‡† ŒŠ‰”† †‹• ††‹ Œš‹‘†‡Š œ›†ˆŠ š•Š†‰†‹ “š‹•†Ž ‡Š†‹¡ ™š‡Š† ‡†‹ ‰š‹›œ›•Š ’‹‰’ “šŒŽšœ†‘†”†‹ ‡Šš‰†’Š ‰šœ† ŒšŒ“š‹•†”’Š ŽŠ‡†‹• “š‹‡Š‡Š†‹ IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta 251 ¤¥¦§¨§©ª ¦«¬­®¬¯ °±±²³¬ ´¦µ¶®­ª «¦®­ª ·¦¨¸¦¹§­µ­¨ º¦»­¨¼µ­« µ¶·º½«¦» ½¨«½µ ·¦·¾­¨«½ ¼½»½ ¿À ¹­®­· ·¦¨¸­·º­§µ­¨ ·­«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ µ¦º­¹­ Á§Á­¨¸­¬ ù­¨¸­ º¦»­¨¼µ­« µ¶·º½«¦» ·¦·¾½­« º­»­ ¼½»½ µ¦·½¹§­¨ ·¦¨©¶¾­ ½¨«½µ ·¦·­¨Ä­­«µ­¨¨¸­¬ Å·½·¨¸­ º¦»­¨¼µ­« µ¶·º½«¦» ¹§¼½¨­µ­¨ ½¨«½µ ·¦·¾¦»§µ­¨ º»¦Á¦¨«­Á§ ·­«¦»§ º¦®­Æ­»­¨ ·¦¨¼¼½¨­µ­¨ µ¶·º½«¦»¯ Á¦¹­¨¼µ­¨ º¦¨¼¼½¨­­¨ ½¨«½µ º»¦Á¦¨«­Á§ ·­«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ «§¹­µ Á¦¾­¨¸­µ ·­«¦»§ º¦®­Æ­»­¨¬ ¥­¨¸­ Á­Æ­¯ º»¦Á¦¨«­Á§ ·¦¨¼¼½¨­µ­¨ µ¶·º½«¦» ·¦·§®§µ§ µ¦«¦»¾­«­Á­¨ ¹­®­· ¾¦¨«½µ º¦¨¸­·º­§­¨ ¸­¨¼ ¹­º­« ¹§Á­Æ§µ­¨¬ ǦÁµ§º½¨ «§¹­µ Á«­«§Á Á¦º¦»«§ ·¦¹§½· ȧ¹¦¶¯ µ¦«¦»¾­«­Á­¨ ¹­®­· µ¦·­·º½­¨ º¦¨¸­Æ§­¨ º»¦Á¦¨«­Á§ ·¦·¾½­«¨¸­ Á½®§« ·¦·½¨©½®µ­¨ §¨«¦»­µ«§È§«­Á µ¦º­¹­ º¦¨¼¼½¨­¨¸­¬ ɦ¨¼¼½¨­ ¾­§µ ¼½»½ ·­½º½¨ Á§Á­ «§¹­µ ¹­º­« ·¦»­Á­ ·¦¨Æ­¹§ ¾­¼§­¨ ¹­»§ ·­«¦»§ ¸­¨¼ ¹§Á­·º­§µ­¨¯ Á¦ª§¨¼¼­ Á½®§« ·¦·º¦»Ê «­ª­¨µ­¨ «§¨¼µ­« µ¦«¦»«­»§µ­¨ ¸­¨¼ «§¨¼¼§ º­¹­ ·­«¦»§¬ À¶¨¹§Á§ Á¦º¦»«§ §¨§ ·¦¨¸¦¾­¾µ­¨ µ¦«¦»¾­«­Á­¨ º­¹­ Æ­¨¼µ­½­¨¯ È­»§­Á§¯ µ½­¨«§«­Á ¹­¨ ¹§¨­·§µ­ ·­«¦»§ «¦»·­Á½µ §Á§ ¹­»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ ¾§®­ ·¦¨¼¼½¨­µ­¨ ¾­¨«½­¨ µ¶·º½«¦»¯ Á¦®­§¨ ·¦¨¸¦¾­¾µ­¨ Á½®§«¨¸­ ·¦¨¹­º­«µ­¨ º¦»ª­«§­¨ ¹­»§ ­¨­µ ¹§¹§µ ¸­§«½ Á§Á­ ´ÇÀ Á¦ª§¨¼¼­ ¼½»½ º¦»®½ ·¦¨¸­·Ê º­§µ­¨¨¸­ ¾¦»½®­¨¼Ê½®­¨¼ ¹­¨ ·¦·¾½­« ·­«¦»§ ®­§¨ ·¦¨¹­º­« º¶»Á§ ¸­¨¼ ®¦¾§ª Á¦¹§µ§« ½¨«½µ ·¦¨¼µ¶·º¦¨Á­Á§¨¸­¬ ¥­® Á¦»½º­ ƽ¼­ ¹§Æ½·º­§ º­¹­ ®¶µ­Á§ ©­®¶¨ ·§«»­ º¦¨¼­¾¹§­¨ ¸­§«½ ´ÇÀË Ì ¹­¨ ´ÇÀË Í¬ À¦¹½­ ´ÇÀ «¦»Á¦¾½« «¦»®¦«­µ ¹§ À¦®½»­ª­¨ ζµ»¶¹§¨§¨¼»­«­¨¯ À¦©­·­«­¨ Ϧ«§Á¯ ж¼¸­µ­»«­¬ ´ÇÀË Í ·¦·§®§µ§ ²ÑÊ­¨ µ¦®­Á¯ ½¨«½µ «§­º Ʀ¨Æ­¨¼ «¦»¹­º­« Á¦µ§«­» ÌÑ µ¦®­Á¬ ´¦¹­¨¼µ­¨ ´ÇÀË Í Æ½¼­ ·¦·§®§µ§ ²ÑÊ­¨ µ¦®­Á¯ ¹¦¨¼­¨ Á¦µ§«­» ÌÑ µ¦®­Á «§­º Ʀ¨Æ­¨¼¬ Ò¦»¹­º­« Á¦¾­¨¸­µ ± ¼½»½ ¿À ¹§ ´ÇÀË Ì¯ Á¦¹­¨¼µ­¨ ¹§ ´ÇÀË Í Æ½¼­ «¦»¹­º­« ± ¼½»½ ¿À¬ ¿­§µ ´ÇÀË Ì ·­½º½¨ ´ÇÀË Í «¦®­ª ·¦¨¼¼½¨­µ­¨ Á§Á«¦· µ¶·º½«¦» Á¦¾­¼­§ ¾­¼§­¨ ¹­»§ Ä­Á§®§«­Á ¸­¨¼ ¹§¼½¨­µ­¨ ¹­®­· µ¦¼§­«­¨ Á¦ª­»§Ê ª­»§¯ «¦»·­Á½µ ¹§ ­¨«­»­¨¸­ ­¹­®­ª ¹­®­· ½ƽ¹ Á¦¾­¼­§ ®­¾¶»­«¶»§½· µ¶·º½«¦»¬ À¶·º½«¦» ¹§¼½¨­µ­¨ ƽ¼­ ¹­®­· µ¦¼§­«­¨ ­¹·§¨§Á«»­«§Ä ¾­§µ ¶®¦ª º­»­ ¼½»½ ·­½º½¨ µ­»¸­Â­¨ ¨¶¨ ¦¹½µ­«§Ä¬ É­»­ ¼½»½ ¿À ·¦·¾½«½ªµ­¨ ­¹­¨¸­ Á½­«½ ·¦¹§½·¯ ­®­«¯ ­«­½ µ¦·­·º½­¨ ¸­¨¼ ¹­º­« ¹§¼½¨­µ­¨ ½¨«½µ ·¦·¾­¨«½ ·¦¨¸­·º­§µ­¨ §¨Ä¶»·­Á§ µ¦º­¹­ º­»­ Á§Á­ ¹¦¨¼­¨ ®¦¾§ª ¦Ä¦µ«§Ä ¹­¨ ¦Ä§Á§¦¨ Á¦»«­ ¾¦»Á§Ä­« «¦»µ½Á«¶·§Á­Á§ Á¦Á½­§ µ¦¾½«½ª­¨ ·¦»¦µ­¬ Ǧ»¦µ­ ¹­º­« ·¦®§ª­« ¾­ªÂ­ ·½®«§·¦¹§­ ­µ­¨ ·¦·½¨©½®µ­¨ º¦»½¾­ª­¨ ¾¦Á­» ¹­®­· º»¶Á¦Á º¦¨¼­Æ­»­¨ ¹§ ­µ«½ ·¦¨¹­«­¨¼¯ «¦»®¦¾§ª ®­¼§ ·½»§¹ ¸­¨¼ ©¦»¹­Á ­µ­¨ ·¦¨¼¦«­ª½§ ¾­ªÂ­ ·¦»¦µ­ ­µ­¨ ¹­º­« ·¦·º¦®­Æ­»§ ®¦¾§ª ¾­¨¸­µ ®­¼§ ¹§ ®½­» ¾­«­Á­¨ ·¦«¶¹¦ º¦¨¼­Æ­»­¨ «»­¹§Á§¶¨­® ¤Ó­½¼ª­¨¯ ÌÑ°Ô³¬ É­»­ ¼½»½ ¹§ ®¶µ­Á§ ·§«»­ º¦¨¼­¾¹§­¨ ­¹­®­ª º§ª­µ ¸­¨¼ º­®§¨¼ ·¦¨¼¦»«§ «¦¨«­¨¼ µ¦¾½«½ª­¨ ­µ­¨ ¾¦¨«½µ ·­«¦»§¯ ©­»­ º¦¨¸­·º­§­¨¯ ȧÁ½­®§Á­Á§¯ µ¦»­¼­·­¨¯ ©­µ½º­¨¯ Á¦»«­ ¾¦¾¦»­º­ º¶§¨ º¦¨«§¨¼ ®­§¨ ­¼­» º¦¨¹§¹§µ­¨ ¾­§µ ½¨«½µ Á§Á­ ´ÇÀ ¹§ «¦·º­«¨¸­ ·¦¨¼­Æ­» ¹­º­« «¦»Á¦®¦¨¼¼­»­ ¹­¨ «¦»Á­·º­§µ­¨ ¹¦¨¼­¨ Á¦¾­§µÊ¾­§µ¨¸­¬ É­»­ ¼½»½ ¹§ ®¶µ­Á§ ·§«»­ º¦¨¼­¾¹§­¨ ƽ¼­ «§¹­µ ­µ­¨ ·¦¨¼­·¾§® ¾¦¼§«½ Á­Æ­ Á¦·¾­»­¨¼ ·­«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ ¹­®­· ¾¦»¾­¼­§ ¾¦¨«½µ¨¸­ ¸­¨¼ «¦»Á¦¹§­ Á¦©­»­ ½·½· ½¨«½µ ¹§¼½¨­µ­¨ ·¦¨¹§¹§µ Á§Á­¨¸­ ¾­§µ ¹§ ´ÇÀË Ì ·­½º½¨ ´ÇÀË Í¬ ´­­« §¨§ ¹§µ¦«­ª½§ ¾­ªÂ­ ¾­ª­¨ ­Æ­» ·­½º½¨ ·­«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ ¸­¨¼ «¦»Á¦¹§­ ¹­¨ ¹­º­« ¹§º¦»¶®¦ª Á¦©­»­ ®­¨¼Á½¨¼ ¹­»§ ¾¦»¾­¼­§ Á½·¾¦» ­¹­®­ª ¾¦»Á§Ä­« ¼¦¨¦»§µ¯ ·­µ­ ¹§º¦»®½µ­¨ Á½­«½ ©­»­ ­¼­» º­»­ ¼½»½ ·¦¨Æ­¹§ º§ª­µ ¸­¨¼ ¹­º­« ·¦¨¸½Á½¨ Á¦¨¹§»§ ·­«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ ¸­¨¼ «¦®­ª «¦»µ½Á«¶·§Á­Á§ Á¦©­»­ ®¶µ­® ¾¦»¹­Á­»µ­¨ ·­«¦»§ÕÁ§®­¾½ÁÕµ½»§µ½®½· ¸­¨¼ ¹­º­« ¹§«¦«­ºµ­¨ ¾¦»Á­·­ÊÁ­·­ ¶®¦ª º§ª­µ Á¦µ¶®­ª ­«­½ «¦®­ª «¦»Á«­¨¹­»¹§Á­Á§ ·¦®­®½§ Á½­«½ ·¦µ­¨§Á·¦ «¦»«¦¨«½¬ ¿­ªµ­¨ ¾§®­·­¨­ ¹§º¦»®½µ­¨¯ ·¦»¦µ­ ¹­º­« µ­º­¨ Á­Æ­ ·¦®­µ½µ­¨ º¦¨¼½¾­ª­¨ º­¹­ ·­«¦»§ µ¶¨Á¦®§¨¼ «¦»Á¦¾½« «­¨º­ ¾­¨¸­µ µ¦Á½®§«­¨¯ ­¼­» ¹­º­« ¹¦¨¼­¨ ©¦º­« ·¦¨¸¦Á½­§µ­¨ ¹§»§ ¹¦¨¼­¨ µ¦¾½«½ª­¨ ¸­¨¼ ·½¨©½® Á¦Â­µ«½Ê ­µ«½¬ 252 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Ö×ØÙÚÛÚÜÚÝÚÞ ßàáàá ß×ØâÚÙÚ ÚãÚÜÚÝ ãäåæâæÝáÚÞÞçÚ á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá ãÚßÚâ Ù×ÙÚÞèÚÚâáÚÞ áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚ æÞâæá åäãÚÞé ß×ÞãäãäáÚÞê ë×åäÝ Ûß×Ûäèäá ÜÚéä ãÚÜÚÙ ÝÚÜ äÞä çÚÞé ãäß×ØÜæáÚÞ ÚãÚÜÚÝ ìí á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá Ù×ÞééæÞÚáÚÞ â×áÞàÜàéä áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚî ïí á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá Ù×ÞðÚãäáÚÞ áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚ Û×åÚéÚä ÚÜÚâ åÚÞâæñæâÚÙÚ ß×ÞçÚÙßÚäÚÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé á×ßÚãÚ ÚÞÚá ãäãäáî ãÚÞ òí á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá Ù×ÙåÚÞéæÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé å×Øå×Þâæá ÚßÜäáÚÛä ÙæÜâäó Ù×ãäÚ ã×ÞéÚÞ å×ØåÚéÚä á× Ü×åäÝÚÞÞçÚ â×ØÙÚÛæá ãä ÚÞâÚØÚÞçÚ ÚãÚÜÚÝ äÞâ×ØÚáâäèî Ù×ÞÚØäáî Ù×Þç×ÞÚÞéáÚÞî ÙæãÚÝ ãÚÞ ô×ßÚâ ãäßÚÝÚÙäî å×ØÛÚÝÚåÚâ ã×ÞéÚÞ ß×ÞééæÞÚ åÚäá ÚÞÚáóÚÞÚá ÙÚæßæÞ éæØæî õÚØäÚâäèî ã×ÞéÚÞ ÙæãÚÝ ãÚßÚâ ãäÙàãäèäáÚÛä ÚâÚæßæÞ ãäß×ØåÚØæäî ÙæãÚÝ ãäÚãÚßâÚÛä æÞâæá å×ØÚéÚÙ ð×ÞäÛ ÙÚâ×Øä ÙÚæßæÞ Ù×âàã× ß×ÞãäãäáÚÞî ãÚÞ çÚÞé ßÚÜäÞé ß×ÞâäÞé ÚãÚÜÚÝ ãÚßÚâ Ù×Þéó ÚáàÙàãÚÛä ÝÚÞçÚ ÙÚâ×Øä çÚÞé ãäåæâæÝáÚÞ ÛÚðÚ âÚÞßÚ áÝÚöÚâäØ ÚãÚ ÙÚâ×Øä çÚÞé âäãÚá Û×ÛæÚä ã×ÞéÚÞ çÚÞé â×ÜÚÝ ãäéÚØäÛáÚÞê Ö×ØÙÚÛÚÜÚÝÚÞ ßàáàá á×ãæÚ ÚãÚÜÚÝ ãäåæâæÝáÚÞÞçÚ á×ÙÚÙßæÚÞ æÞâæá ãÚßÚâ Ù×ØÚÞôÚÞé ÛæÚâæ ÚÜæØ ß×ÞçÚÙßÚäÚÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé Ù×ÞééæÞÚáÚÞ â×áÞàÜàéä áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚ æÞâæá ãäÛÚÙßÚäáÚÞ ãÚÜÚÙ ÷øù Û×ÝÚØäóÝÚØä ãä ÜàáÚÛä ÙäâØÚ ß×ÞéÚåãäÚÞê ú×â×ÜÚÝ ØÚÞôÚÞéÚÞ ãäãÚßÚâáÚÞî ÙÚáÚ Û×ÜÚÞðæâÞçÚ ãÚßÚâ ãäöæðæãáÚÞ Ù×ÞðÚãä ÛæÚâæ ÚßÜäáÚÛä ß×Ùå×ÜÚðÚØÚÞ å×ØåÚÛäÛ áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚ Ù×ÜÚÜæä Û×ØÚÞéáÚäÚÞ ßØàÛ×Û äÙßÜ×Ù×ÞâÚÛäê ûÚÜÚÙ Ù×ÜÚáæáÚÞ ß×Þé×ÙåÚÞéÚÞ ÙÚâ×Øä áàÞ Û× Üä Þé ÙÚÞã äØ ä å × Ø å Ú Ûä Û á àÙßæâ× Ø ÙæÜâ ä Ù× ã äÚ ÙæÞ éáä Þ ÙÚÛäÝ ã äß×Ø Üæ á ÚÞ ÚãÚÞç Ú ß×ÞãÚÙßäÞéÚÞ ßÚãÚ ÚöÚÜÞçÚ Û×å×ÜæÙ ÚáÝäØÞçÚ å×ÞÚØóå×ÞÚØ Ù×ÞéæÚÛÚä ãÚÞ ãÚßÚâ Ù×ÙåÚÞéæÞ Û×ÞãäØä ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé çÚÞé Ù×Þ×ØÚßáÚÞ ßØäÞÛäß ãÚÞ â×áÞàÜàéä ÙæÜâäÙ×ãäÚ Û×ÛæÚä á×åæâæÝÚÞê üýþÿ ý  ý ú×â×ÜÚÝ ß×ØÙÚÛÚÜÚÝÚÞ ßàáàá ÙäâØÚ ãäá×âÚÝæäî Ù×âàã× æÞâæá ÛàÜæÛä çÚÞé ãäâÚöÚØáÚÞ ãÚÜÚÙ  å×Þâæá ß×ÞéÚåãäÚÞ ÙÚÛçÚØÚáÚâ ÚãÚÜÚÝ å×Øå×Þâæá ìê Ö×ÜÚâäÝÚÞ ß×ÞééæÞÚÚÞ â×áÞàÜàéä ÙæÜâäÙ×ãäÚî ïê Ö×ÜÚâäÝÚÞ ß×ÙåæÚâÚÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé å×ØåÚÛäÛ áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚî ãÚÞ òê Ö×ÞãÚÙßäÞéÚÞ ÛÚÚâ ß×Þ×ØÚßÚÞ ÝÚÛäÜ ß×ÜÚâäÝÚÞî û×ÞéÚÞ éÚØäÛ å×ÛÚØ á×éäÚâÚÞ çÚÞé ãäØ×ÞôÚÞÚáÚÞ ÚãÚÜÚÝ Û×åÚéÚä å×Øäáæâê ìê Ö×Ùå×ØäÚÞ ß×ÜÚâäÝÚÞ ãÚÞ ß×ÞçæÜæÝÚÞ â×ÞâÚÞé ß×ÙÚÞèÚÚâÚÞ â×áÞàÜàéä áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚ ãÚÜÚÙ åäãÚÞé ß×ÞãäãäáÚÞ â×ØæâÚÙÚ æÞâæá Ù×ÙåÚÞéæÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé çÚÞé äÞâ×ØÚáâäè ã×ÞéÚÞ å×ØÚéÚÙ ÚâØäåæâ ß×Þç×ØâÚÞçÚê ïê Ö×Ùå×ØäÚÞ ß×ÜÚâäÝÚÞ â×ÞâÚÞé ÚÜÚâóÚÜÚâ åÚÞâæ ß×Þé×ÙåÚÞéÚÞ Ù×ãäæÙ ÙæÜâäÙ×ãäÚ æÞâæá Ù×ÙåæÚâ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé çÚÞé â×ØáæÛâàÙäÛÚÛä Û×ÛæÚä á×åæâæÝÚÞê òê Ö×Ùå×ØäÚÞ ß×ÜÚâäÝÚÞ â×ÞâÚÞé ß×ØÚÞôÚÞéÚÞ Û×ØâÚ ß×Þé×ÙåÚÞéÚÞ ÙÚâ×Øä áàÞÛ×ÜäÞé å×ØåÚÛäÛ áàÙßæâ×Ø ÙæÜâäÙ×ãäÚê ê Ö×ÞãÚÙßäÞéÚÞ ÙäâØÚ ãÚÜÚÙ Ù×ÜÚáæáÚÞ äÙßÜ×Ù×ÞâÚÛä ÚöÚÜ â×áÞàÜàéä ÙæÜâäÙ×ãäÚ ãÚÜÚÙ á×éäÚâÚÞ ß×ÞãäãäáÚÞ Û×ÝÚØäóÝÚØä Û×â×ÜÚÝ ÙÚÛÚ ß×ÜÚâäÝÚÞ å×ØÚáÝäØê éÚØ ãÚßÚâ ÜÚÞéÛæÞé ãäéæÞÚáÚÞ àÜ×Ý ßÚØÚ éæØæî ÙÚáÚ â×áÞàÜàéä çÚÞé ãäÛÚÙßÚäáÚÞ â×Þâæ ÛÚðÚ ÝÚØæÛÜÚÝ åæáÚÞ çÚÞé ØæÙäâê ûäß×ØÜæáÚÞ ß×ØÚÞéáÚâ ÜæÞÚá çÚÞé ãäÛ×åæâ Û×åÚéÚä ÚéÚØ ãÚßÚâ Û×é×ØÚ Ù×ÞéÝÚÛäÜáÚÞ ÛæÚâæ ßØàãæá å×ØåÚÛäÛ ÙæÜâäÙ×ãäÚ ëä & authoring tools ßàßæÜ×Ø ûØ×öî ï íê ÖØàãæá çÚÞé ãäâæðæ ÚãÚÜÚÝ ÚßÜäáÚÛä çÚÞé Û×ôÚØÚ æÙæÙ Ù×ÙäÜäáä áÚØÚáâ×ØäÛâäá Û×ß×Øâä çÚÞé ãÚßÚâ ãäðæÙßÚä IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta 253         Computer Assisted Instruction     !!   "  !! !   #    #    "   $  % & &'( )*++ ,    #    - #( !     #     !    "  #     .    - "     !   !    "     ! ( "        !      # /  ) &! "  )  0     "      !    !  ! !    "  !        -- !!     ! !   ##        "     !     !    1 &     .   -!  !! )  2    ! #      3 ● 0! -!  !! ( !              ● 4- !! #   '   !"     -   #  ! '  "  !!     !  !#    "  ## .# ( !  !  - 5 &      ! !#     !! )6  2    ! #      3 ● ,  .     2 '-! 7  ● 8   2 '-! 7  ● 9  ! ! %   2 '-! 7  : &   !#     !#     ;    &- 2   #         !  #!" ( "     ! #    ! .!  #      !      !     "   !!#    !! ! -  !#     !#    ##  -!  !!  0     #        !    &-       < &     #  !#   - !! 1  2    ! #      3 ● &    #  !#    %=!    >0 & 0 - &- ● &    #  !#   - -   0-7- ; & !     ! !#     !#    ##  -!  !! "   -  -  +  ?        !     !  !   "  !        #   #!"  !!#    "  # "  !" !.   !  - ##  -!  !!      &  #     #  -   ! !  !#     !'   - !  &!       !     ! !    !    4?2   !#   #   :  ?           #     #!" (  !   #      !  !   !  - "   ! #   A  4?2 !  "  4         !   %-!  #   @ 254 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius BCDEFD GCHIFJFKFLFD JFFM GCDEENDFFD IFMCHO PQDJCKODE RCHRFJOJ PQIGNMCH INKMOICBOF MCHJCRNMS CTFKNFJO MCHLFBFG CUCPMOTOMFJS JCHMF ICIRCHOPFD PQDJNKMFJO GFBF IQBOUOPFJO VFDE BOGCHKNPFD RCHBFJFH LFJOK JFFM GCDEENDFFDW XCJCKNHNLFD GCKFMOLFD BFD GCDBFIGODEFD JCYFHF CUCPMOU RCHKFDEJNDE JCKFIF Z RNKFD BFHO [ RNKFD VFDE BOHCDYFDFPFDW \CMOFG JCJO PCEOFMFD GCKFMOLFD RCHBNHFJO ]^_ ICDOMS BOKFPJFDFPFD JFMN PFKO JCMOFG IODEENDVFW `OPFHCDFPFD GFHF ENHN aX BO PCBNF JCPQKFL IOMHF ICIOKOPO RFDVFP FYFHF VFDE RCHJFIFFD BCDEFD bFBcFK VFDE MCKFL BOJCGFPFMOS JCBFDEPFD NDMNP ICDENRFL bFBcFK JFDEFM JNKOM PFHCDF bFBcFK GFHF ENHN VFDE JCBCIOPOFD GFBFMS IFPF GCHMCINFD VFDE BOHCDYFDFPFD JCbNIKFL ^[ PFKO LFDVF BFGFM MCHHCFKOJFJO JCRFDVFP ^_ PFKOS ^ BO FDMFHFDVF RFLPFD MOBFP RCHLFJOK RCHbFKFD KCDEPFG PFHCDF bFBcFK VFDE MOBFP ICINDEPODPFDW XCJCKNHNLFD bNIKFL GCJCHMF VFDE ICDEOPNMO GCKFMOLFD ODO FBFKFL d QHFDES KCROL JCBOPOM BFHO HCDYFDF JCINKF VFOMN ]^ GCJCHMFW eFK ODO BOPFHCDFPFD FBF RCRCHFGF ENHN aX VFDE LFHNJ MCMFG BO JCPQKFL IFJODEfIFJODE IOMHF PFHCDF ICIRCHOPFD KFVFDFD aX PCGFBF GFHF JOJcFW gFDEPFOFD IFMCHO NDMNP JCINF PCEOFMFD BORCDMNP BFKFI JNFMN GCMNDbNP PCHbF VFDE RCHJOUFM hands onh labi RFOP RCHJOUFM softh copy VFDE ICINBFLPFD GCJCHMF GCKFMOLFD ICIRNPFDVF KCcFM PQIGNMCH BFD bNEF BFKFI RCDMNP hardhcopyW jCKFMOLFD BOJCKCDEEFHFPFD BO KFR PQIGNMCH INKMOICf BOF klmjn VFDE MCHKCMFP BO XFIGNJ o pDOTCHJOMFJ nLIFB `FLKFDW pDMNP KCROL ICIFJMOPFD GCJCHMF BFGFM ICDENFJFO IFMCHO IFPF JCKFIF GCKFMOLFD BORFDMN GFHF IFLFJOJcF JCRFEFO FJOJMCDW jFBF JCJO MCHFPLOH JCRCKNI BOKFPNPFD jQJMCJ BOKFPNPFD HCTOCc RCHJFIF MCHLFBFG LFJOK PFHVF GFHF GCJCHMF JFIGFO GFBF LFHO OMNS JCLODEEF GFHF GCJCHMF ICDECMFLNO LFKfLFK MCHMCDMN VFDE GCHKN ICDBFGFM GCHLFMOFD PLNJNJW jFBF RFEOFD ODO GFHF GCJCHMF BOcFbORPFD NDMNP ICIGHCJCDMFJOPFD LFJOK PFHVFDVF VFDE PCINBOFD BOBOJPNJOPFD RFOP GFBF JCEO GHCJCDMFJO IFNGND GFBF IFMCHO VFDE BOPFDBNDEDVFW jCJCHMF BOIODMF NDMNP ICIGCHRFOPO BFD ICDVCIGNHDFPFD LFJOK RNFMFDDVF JCLODEEF BFGFM KCROL RFOP BFKFI ICDVFIGFOPFD IFMCHO PQDJCKODE VFDE BORFcF BFKFI GHCJCDMFJO MCHJCRNMW qrstu aCHOPNM ODO FBFKFL RCRCHFGF BOFDMFHF UQMQ BQPNICDMFJO GCKFMOLFD VFDE BOJCKCDEEFHFPFD BO KFRQHFMQHONI PQIGNMCH INKMOICBOF klmjn pn`W Gambar 1 dan 2. Pelatihan di laboratorium komputer multimedia jCKFMOLFD BOKFPJFDFPFD BFHO GNPNK _dW__ JFIGFO BCDEFD ]^W__ JCMOFG \CKFJFW `OENDFPFD KFRQf HFMQHONI PQIGNMCH INKMOICBOF PFHCDF JCYFHF CPJGKOJOM VFDE BORNMNLPFD NDMNP ICDbFBO JFHFDF IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta 255 vwxyzw{ w|wvwz }y}x~ €‚ƒx~„ w{† |w‚wx ~w{‡wwx€w{ ˆ~„w†w ~v~~{ ƒvxy~|yw‰ |w{ vwˆ„wx„yƒ €‚ƒx~„ ƒvxy~|yw Š‹ŒŽ Ž x~vwz ~~{ƒzy } w„wx }~ˆw†wy x~‚wx ‚~vwxyzw{ €w„~{w }w„w{w ‚~{|ƒ€ƒ{† |y |wvw{ w ~w{† |y‚~„}yw‚€w{ ƒ{xƒ€ €~ˆƒxƒzw{ }y}x~ €‚ƒx~„ ˆ~„ˆw}y} ƒvxy~|yw‘ ’~“w„w ƒƒ‰ ‚~vwxyzw{ |wvw „w{†€w ‚~{†wˆ|yw{ €~‚w|w w} w„w€wx y{y x~vwz ~ƒ{“ƒv€w{ zw}yv }~ˆw†wy ˆ~„y€ƒx” •‘ ˜‘ ™‘ ‘ Ÿ‘ w„w †ƒ„ƒ ˆwy€ |w„y ’‹–— ˜ wƒ‚ƒ{ ’‹–— ™ ~yvy€y ‚~wzww{ x~{xw{† ‚~{xy{†{ w ‚~{††ƒ{ww{ w‚vy€w}y €‚ƒx~„ |w{ ~v~~{ ƒvxy~|yw ƒ{xƒ€ ~{y{†€wx€w{ €ƒwvyxw} ‚~{ w‚wyw{ €{x~{ š– €~‚w|w ‚w„w }y}›w |y }~€vwz w}y{†œw}y{†‘ w„w †ƒ„ƒ ~yvy€y €~w‚ƒw{ |w}w„ ‚~ˆƒwxw{ €{x~{ ƒvxy~|yw ~{††ƒ{w€w{ wvwx ˆw{xƒ ˆ~„ƒ‚w ‹w“„~|yw Švw}z‘ w„w †ƒ„ƒ ~yvy€y €~w‚ƒw{ ƒ{xƒ€ ~ˆƒwx w‚vy€w}y ƒvxy~|yw |w{ ~ˆ~{xƒ€ y}y{ w w†w„ |w‚wx |y}w‚wy€w{ €~‚w|w ‚w„w }y}›w w{† ~~„vƒ€w{ wx~„y š– x~„}~ˆƒx‘ w„w †ƒ„ƒ ~yvy€y €~w‚ƒw{ ƒ{xƒ€ ~{††ƒ{w€w{ w‚vy€w}y ƒvxy~|yw |wvw ~{ w‚wy€w{ wx~„y{ w |w{ |w‚wx ~{†~ˆw{†€w{{ w v~ˆyz vw{žƒx‘ w„w †ƒ„ƒ y{†y{ w†w„ {w{xy{ w ~„~€w |w‚wx ~ˆw{†ƒ{ w‚vy€w}y }~ž~{y} ƒ{xƒ€ |y†ƒ{w€w{ |y }~€vwz{ w w†w„ |w‚wx ~ˆw{xƒ |wvw xƒ†w} ~„~€w }~zw„yœzw„y wˆw„ ™ |y ˆw›wz y{y w|wvwz }~ˆƒwz }w‚~v screenshot w{† |ywˆyv |w„y }wvwz }wxƒ w‚vy€w}y w{† |yˆw{†ƒ{ v~z }wvwz }wxƒ †ƒ„ƒ ‚~}~„xw ‚~vwxyzw{‘ Ž‚vy€w}y y{y |yˆw{†ƒ{ }~|y€yx |~y }~|y€yx |wvw }~}y ‚~vwxyzw{ ˆ~„}ww |~{†w{ w‚vy€w}y w{† žƒ†w |yˆƒwx v~z ‚w„w †ƒ„ƒ vwy{{ w‘ ¡~„}y y{xy w{† |yˆw{†ƒ{ }wwx ‚~vwxyzw{ €~ƒ|yw{ |y}~‚ƒ„{w€w{ |wvw }~}y ‚~{|w‚y{†w{ w†w„ ~{žw|y v~{†€w‚ }~ˆw†wy }~ˆƒwz w‚vy€w}y ~|ƒ€w}y ˆ~„ˆw}y} ƒvxy~|yw‘ Gambar 3. Sampel aplikasi yang dibuat salah satu peserta ‹~}€y‚ƒ{ w}yz }~|~„zw{w‰ x~xw‚y w‚vy€w}y w{† |yˆw{†ƒ{ x~vwz ~yvy€y ƒ{}ƒ„œƒ{}ƒ„ w{† |y‚~„vƒ€w{ ƒ{xƒ€ ~ˆ~{xƒ€ }~ˆƒwz w‚vy€w}y v~{†€w‚ y{ywv ƒ{xƒ€ €~‚~{xy{†w{ ~|ƒ€w}y‘ y |wvw{ w x~vwz ~{ ~„xw€w{ ƒ{}ƒ„ y{x„ €~‚w|w ‚~{††ƒ{w‰ ~{ƒ ƒxww‰ €{x~{ |~{†w{ }ƒˆ€{x~{{ w‰ |w{ ˆ~ˆ~„w‚w y{‡„w}y xwˆwzw{‘ Ž‚vy€w}y ˆwz€w{ x~vwz ~yvy€y €~w‚ƒw{ ƒ{xƒ€ ~{†wˆyv |wxw €{x~{ ƒxww |w„y vƒw„ w‚vy€w}y‰ |~{†w{ €wxw vwy{ €{x~{ w{† |yxw‚yv€w{ v~z w‚vy€w}y ˆ~„w|w |y vƒw„ w‚vy€w}y yxƒ }~{|y„y‘ ¢w„w y{y ~ƒ{†€y{€w{ ‚~{††ƒ{w |w‚wx |~{†w{ 256 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius £¤¥¦§ £¨£©¨ª«¦ª¤¬ ­®¯°¨¯ «¬±¦£¦¯¦ ¥¬«¤°¤§­¦¯² °¦¯©¦ §¦ª¤³ £¨¯´´¤¯¦­¦¯ ¦©±¬­¦³¬ µ±¦³§ ¤¯°¤­ £¨¯´¨¥¬° ¤±¦¯´ ­®¯°¨¯ ¥¬ ¥¦±¦£¯¶¦· ¸©±¬­¦³¬ ¬¯¬ «¨ª¤­¤ª¦¯ ­¨¹¬±² ³¨§¬¯´´¦ ¥¦©¦° ¥¨¯´¦¯ £¤¥¦§ ¥¬©¬¯¥¦§­¦¯ ¥¦ª¬ ³¦°¤ ­®£©¤°¨ª ­¨ ­®£©¤°¨ª ±¦¬¯² ³¨§¬¯´´¦ ¤¯³¤ª ­¨£¤¥¦§¦¯ °ª¦¯³©®ª°¦³¬ ©¦¥¦ ¦©±¬­¦³¬ £¤±°¬£¨¥¬¦ ¬¯¬ «¦§­¦¯ ¥¦©¦° ¥¬©¨¯¤§¬· º¨³¨¥¨ª§¦¯¦¦¯¯¶¦ »¤´¦ £¨£¤¯´­¬¯­¦¯ ¦©±¬­¦³¬ ¤¯°¤­ ¥¬»¦±¦¯­¦¯ ©¦¥¦ ­®£©¤°¨ª ¥¨¯´¦¯ ³©¨³¬¼¬­¦³¬ ¶¦¯´ °¨ª£¦³¤­ ª¨¯¥¦§ «¬±¦ ¥¬«¦¯¥¬¯´­¦¯ °¨­¯®±®´¬ ­®£©¤°¨ª ³¦¦° ¬¯¬· ½¨±¦¬¯ ¥¬±¬§¦° ¥¦ª¬ ­¨£¦£©¤¦¯ £¨¯´§¦³¬±­¦¯ ©ª®¥¤­ «¨ª¤©¦ ¦©±¬­¦³¬ £¤±°¬£¨¥¬¦ ¶¦¯´ ¥¦©¦° £¨¯¶¦£©¦¬­¦¯ £¦°¨ª¬ ¾º² ­¨«¨ª§¦³¬±¦¯ ©¦ª¦ ©¨³¨ª°¦ »¤´¦ ¥¬±¬§¦° ¥¦ª¬ §¦³¬± ©®³°¨³ ¶¦¯´ ¥¬»¦±¦¯­¦¯ ©¦¥¦ ³¨³¬ °¨ª¦­§¬ª ©¨±¦°¬§¦¯ ³¨«¨±¤£ £¨£¦³¤­¬ £¦³¦ ©¨¯¥¦£©¬¯´¦¯· ¿¦³¬± ©®³°¨³ £¨¯¤¯»¤­­¦¯ «¦§À¦ ©¦ª¦ ´¤ª¤ °¨±¦§ £¨£¬±¬­¬ ©¨£¦§¦£¦¯ ¥¦¯ ­¨£¦£©¤¦¯ ©¨¯´¨£«¦¯´¦¯ ¦©±¬­¦³¬ £¤±°¬£¨Á ¥¬¦ ³¨°¨±¦§ £¨¯´¬­¤°¬ ©¨±¦°¬§¦¯² »¦¤§ «¨ª«¨¥¦ ¥¬«¦¯¥¬¯´­¦¯ ³¨«¨±¤£ £¨¯´¬­¤°¬ ©¨±¦°¬§¦¯ ¥¬ £¦¯¦ ©¦ª¦ ´¤ª¤ ³¦£¦ ³¨­¦±¬ «¨±¤£ £¨£¬±¬­¬ ©¨£¦§¦£¦¯ ¥¦¯ ­¨£¦£©¤¦¯ °¨ª³¨«¤°· ÂÃÄÅÆÇÈÉÊË Ì¨±¦°¬§¦¯ ­¨°¨ª¦£©¬±¦¯ ©¨¯´¨£«¦¯´¦¯ ¦©±¬­¦³¬ £¤±°¬£¨¥¬¦ ¤¯°¤­ ©¦¯¶¦£©¦¬¦¯ £¦°¨ª¬ ¾º ¶¦¯´ ¥¬³¨±¨¯´´¦ª¦­¦¯ ¤¯°¤­ ©¦ª¦ ´¤ª¤ ¾º ½ÍºÎ Ï ¥¦¯ ½ÍºÎ Ð Ñ®´¶¦­¦ª°¦ °¨±¦§ ¥¦©¦° £¨¯¹¦©¦¬ °¤»¤¦¯¯¶¦ ¶¦¬°¤ £¨¯»¦¥¬ ³®±¤³¬ ¤¯°¤­ ©®­®­ ©¨ª£¦³¦±¦§¦¯ ¶¦¯´ ¥¬¤¯´­¦© ³¨«¨±¤£¯¶¦· ½®±¤³¬ ¶¦¯´ °¨±¦§ ¥¬¹¦©¦¬ ¦¥¦±¦§Ò Ó· Ï· ̦ª¦ ´¤ª¤ ¥¬ ½ÍºÎ Ï ¥¦¯ ½ÍºÎ Ð Ñ®´¶¦­¦ª°¦ ¥¦©¦° £¨£¦¯¼¦¦°­¦¯ ­®£©¤°¨ª £¤±°¬£¨¥¬¦ ¤¯°¤­ «¬¥¦¯´ ©¨¯¥¬¥¬­¦¯² ¥¦±¦£ §¦± ¬¯¬ ¦¥¦±¦§ ©¦ª¦ ´¤ª¤ ¥¦©¦° £¨¯´´¤¯¦­¦¯ °¨­¯®±®´¬ ­®£©¤°¨ª £¤±°¬£¨¥¬¦ ³¨«¦´¦¬ ¦±¦° ¤¯°¤­ £¨¯¶¦£©¦¬­¦¯ £¦°¨ª¬ ­®¯³¨±¬¯´ ­¨©¦¥¦ ¦¯¦­ ¥¬¥¬­ ¥¨¯´¦¯ £¨£«¦¯´¤¯ £¦°¨ª¬ ­®¯³¨±¬¯´ «¨ª«¨¯°¤­ ¦©±¬­¦³¬ £¤±°¬£¨¥¬¦ ¶¦¯´ £¤¥¦§ ¥¬´¤¯¦­¦¯ ¥¦¯ ¥¬©¨ª«¦ª¤¬² ¥¨¯´¦¯ £¦°¨ª¬ ³¨³¤¦¬ ¥¨¯´¦¯ ¶¦¯´ §¨¯¥¦­ ¥¬³¦£©¦¬­¦¯ ®±¨§ ©¦ª¦ ´¤ª¤· Ô¯°¤­ £¨£«¦¯´¤¯ ¦©±¬­¦³¬ °¨ª³¨«¤°² ©¦ª¦ ´¤ª¤ ¾º ¥¬ ­¨¥¤¦ ³¨­®±¦§ £¬°ª¦ »¤´¦ °¨±¦§ £¨£¬±¬­¬ ­¨£¦£©¤¦¯ ¤¯°¤­ £¨ª¦¯¹¦¯´ ³¤¦°¤ ¦±¤ª ©¨¯¶¦£©¦¬¦¯ ­®¯³¨±¬¯´ £¨¯´´¤¯¦­¦¯ °¨­¯®±®´¬ £¤±°¬£¨¥¬¦ ¤¯°¤­ ¥¬³¦£©¦¬­¦¯ ¥¦±¦£ º¾Í ³¨§¦ª¬Á§¦ª¬ ¥¬ ³¨­®±¦§ £¦³¬¯´Á£¦³¬¯´· ÕÖÊÇÊË ×ÃØÅÆÊ ÙÊÄÅÚ ¾¦¯¶¦­ ©¬§¦­ ¶¦¯´ °¨±¦§ £¨£«¦¯°¤ °¬£ ©¨¯´¦«¥¬¦¯ ¤¯°¤­ £¨¯¶¨±¨³¦¬­¦¯ ©ª®´ª¦£ ©¨¯´¦«¥¬¦¯ ¬¯¬ ¶¦¯´ °¬¥¦­ ¥¦©¦° ¥¬³¨«¤°­¦¯ ³¦°¤ ¥¨£¬ ³¦°¤· ½¨¹¦ª¦ ­§¤³¤³ ¤¹¦©¦¯ °¨ª¬£¦ ­¦³¬§ ¥¬³¦£©¦¬­¦¯ ­¨©¦¥¦ ¾¦©¦­ ½¤¥¬ Û¦§¦ª»® ¥¦¯ ¾¦©¦­ ͦª¶¦¯¦ ³¨«¦´¦¬ ­®®ª¥¬¯¦°®ª ¾º ¥¬ ½ÍºÎ Ï ¥¦¯ ½ÍºÎ Ð Ñ®´¶¦­¦ª°¦ ¶¦¯´ °¨±¦§ «¨ª³¨¥¬¦ £¨±¤¦¯´­¦¯ À¦­°¤ ¤¯°¤­ «¨­¨ª»¦³¦£¦ ¥¨¯´¦¯ °¬£ ©¨¯´¦«¥¬¦¯· ܤ´¦ ­¨©¦¥¦ ¾¦©¦­ ½¤©ª¬§¦°¬¯ ³¨±¦­¤ º¦Ý¦« ­®£©¤°¨ª µÍÞ̸ Ô¸ß ¶¦¯´ °¨±¦§ £¨¯¥¤­¤¯´ ©¨¯¶¨±¨¯´´¦ª¦¦¯ ©¨±¦°¬§¦¯· ½¨£®´¦ «¦¯°¤¦¯ ¥¦ª¬ ³¨£¤¦ ©¬§¦­ ¦­¦¯ £¨¯¥¦©¦° ª¬¥§® ¥¦¯ «¦±¦³¦¯ ¥¦ª¬ ¸±±¦§ ½àá· IbM Aplikasi Pembelajaran Multimedia untuk Guru BK SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta 257 âãäãåãæçè éêëëêìíëî ïð ñð & òóôõî öð ÷ðî øùúúð ûhe Designü Developmentü and Evaluation of Instructional ýoftþ wareî ÿó õ ïêôíêë òí íë  êëð éóíëíô î ðî ïóëêî ïðî &  óî ñð ðî øùùð Instructional Media and the New ûechnologies of Instructionî ÿó ñó óð òóëíôóéê ëôð ÷íî ðÿð & ó î ïððî ð Fundamentals of Multimediaî ÿó ñó ó òóê ë ôêíë ëôðî ê êëî ðî øð Multimedia: Making It Work 9th editionî ÿó õ ïôê éí ôêíëð ❆ 258 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius  !"!#"! $%&'%#( $%# !)#* +, -.- $%&"," /,0%&1-)"! 2,*#3 1! 4,"# 2!1&#'- '5 6&1,# 5 27,(# Nina Salamah1, Sunarti2 1 Fakultas Farmasi UAD, 2Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD Coresponden: ninasalamah1996@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Permasalan gizi remaja khususnya calon pengantin menjadi permasalahan yang serius di negara kita. Prevalensi KEK pada wanita usia subur 15-49 tahun 20,8%. Angka ini tergolong tinggi. Data skreening calon pengantin di wilayah Puskesmas Godean 1 didapatkan data kecenderungan peningkatan prevalensi KEK pada calon pengantin dengan prevalensi 29,25 ditahun 2012 meningkat menjadi 33,06 % pada tahun 2013. Angka ini sudah jauh melebihi angka nasional, sehingga perlu keseriusan dalam menangani hal tersebut. Selain itu prevalensi anemia juga meningkat dari 24,06% pada tahun 2012 menjadi 26,45% pada tahun 2013. Kurang Energi Kronik (KEK) dan A nemia merupakan indikator penting dalam kesehatan reproduksi. Jika pada tahun 2013 ditemukan jumlah balita stunting di wilayah Puskesmas Godean sebesar 16%, hal ini berbanding lurus dengan kenyataan status gizi calon pengantin pada periode tersebut. Penyebab tingginya prealensi KEK dan Anemia pada calon pengantin di Godean tidak lepas dari rendahnya tingkat pengetahuan tentang gizi dan pola makan remaja yang salah. Pemberian pengetahuan pada remaja khusus untuk calon pengantin berupa short course yang berkaitan dengan pendidikan gizi, kesehatan reproduksi dan upaya perintisan kewirausaan untuk kesiapan calon pengantin perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. M etode : M etode dalam pengabdian ini yaitu pemberian pelatihan berupa short course yang berkaitan dengan pendidikan gizi dan kesehatan reproduksi untuk kesiapan calon pengantin. H asil : Terjadi peningkatan pengetahuan pada remaja setelah pelaksanaan short course. Kesimpulan : Pemberian short course tentang pendidikan gizi dan kesehatan reproduksi untuk kesiapan calon pengantin efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja dan calon pengantin tentang kesiapan menuju kesehatan reproduksi pasca pernikahan. Key Word : Anemia, KEK, Caten, kesehatan reproduksi. 89:;<=>?><: @ABCDEDFDG HIJI BACDKD LMNENEGOD PDFQG RAGHDGSIG CAGKDTI RABCDEDFDMDG ODGH EABINE TI GAHDBD LISDU VDEIF BIELAETDE WXYZ CAGODSDLDG [DM\D RBA]DFAGEI \DGISD NEID EN[NB Y^_`a SDMNG WXbc %U dILD TI[DGTIGHLDG TAGHDG BIELAETDE SDMNG WXXe SABKDTI RAGIGHLDSDG EA[AEDB Y^be%U fDABDM gESICA\D hQHODLDBSD CABNRDLDG EDFDM EDSN RBQ]IGEI ODGH CACRNGODI DGHLD RBA]DFAGEI iji RDTD kDGISD lEID mN[NB TI DSDE DGHLD GDEIQGDFU VDF IGI CAGNGKNLLDG DTDGOD RABCDEDFDMDG ODGH EABINE TI \IFDODM fghU Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean, Sleman 259 nopqp rstustovow xow nyz{ xv |v}o~o yspo €vxo‚qw‚ƒ „xsow €}s ow uq†qr ‡vw‚‚vˆ ‰ow~o† o} ~ow‚ swŠoxv rsw~s‹o‹ uq†qr ‡vw‚‚vw~o ow‚†o rstustovow xv |v}o~o ‡stps‹q‡ˆ €o}o po‡q rsw~s‹o‹w~o oxo}o o†v‹o‡ ‹s}q pvorw~o uo}w rsw‚ow‡vw ‹st†s}qot‚o pst‡o †qtow‚w~o rsw‚s‡oqow rtowv†oƒ xow s ow‚ ‹s}q oxow~o }s ‹o‚o xv Œv}o~o „xsow ~ow‚ s v}v†v rsto‡vow ‡stoxor rsw‡vw‚w~o rsw‚s‡oqow rtowv†o vwvƒ psvw‚‚o rsw‚qo‡ow }s ‹o‚o rst†o|vwow stqro†ow po‡q †swvpuo~oowˆ ‰stxopot†ow xo‡o p†tsswvw‚ uo}w rsw‚ow‡vw xv |v}o~o qp†sp op „xsow Ž xvxoro‡†ow xo‡o †suswxstqw‚ow rswvw‚†o‡ow rtso}swpv nn roxo uo}w rsw‚ow‡vw xsw‚ow rtso}swpv ‘’ƒ‘“ xv‡oqw ‘”Ž‘ swvw‚†o‡ swŠoxv ••ƒ”– % roxo ‡oqw ‘”Ž•ˆ —w‚†o vwv pqxo Šoq s}s‹vv ow‚†o wopvwo}ƒ psvw‚‚o rst}q †spstvqpow xo}o swow‚owv o} ‡stps‹q‡ˆ €s}ovw v‡q rtso}swpv ows vo Šq‚o s˜ wvw‚†o‡ xotv ‘™ƒ”–% roxo ‡oqw ‘”Ž‘ swŠoxv ‘–ƒ™“% roxo ‡oqw ‘”Ž•ˆ nqtow‚ wst‚v ntwv† šnn› xow —ws vo stqro†ow vwxv†o‡t rsw‡vw‚ xo}o †spso‡ow tsrtxq†pvˆ œv†o roxo ‡oqw ‘”Ž• xv‡s q†ow Šq }o ‹o}v‡o p‡qw‡vw‚ xv |v}o~o qp†sp op „xsow ps‹spot Ž–%ƒ o} vwv ‹st‹owxvw‚ }qtqp xsw‚ow †sw~o‡oow p‡o‡qp ‚vv uo}w rsw‚ow‡vw roxo rstvxs ‡stps‹q‡ˆ sw~s‹o‹ ‡vw‚‚vw~o rtso}swpv nn xow —ws vo roxo uo}w rsw‚ow‡v xv „xsow ‡vxo† }srop xotv tswxow~o ‡vw‚†o‡ rsw‚s‡oqow ‡sw‡ow‚ ‚vv xow r}o o†ow ts oŠo ~ow‚ po}oˆ —xow~o po}o rsw‚st‡vow ‡sw‡ow‚ rt‹}s body image roxo ts oŠo swxq†qw‚ rsw‚qtow‚ow opqrow o†owow roxo ts oŠo †qpqpw~o uo}w rsw‚ow‡vwˆ yo}o ‡stv ‰ot†st xvŠs}op†ow ‹o|o †qo}v‡op ‚vv uo}w ‚swstopv ~ow‚ o†ow }ovt xv‡sw‡q†ow }s †qo}v‡op ‚vv v‹q ~ow‚ o†ow s}ovt†ow ‚swstopv ‡stps‹q‡ˆ yotv pvwv xoro‡ †v‡o ‡otv† ‹swow‚ sto ‹o|o †qo}v‡op uo}w rsw‚ow‡vw ~ow‚ †qtow‚ ‹ov† Šq‚o o†ow ‹stxo ro† roxo †qo}v‡op uo}w ‚swstopv ~ow‚ o†ow xv}ovt†oww~oˆ žro~o ro}vw‚ ‹ov† xow pow‚o‡ rtssw‡vŸ xo}o s rst‹ov†v ‚swstopv ~ov‡q xsw‚ow rswxs†o‡ow EARLY LIFE OF NUTRITION yaitu gizi sejak awal kehidupan. Permasalahan utama yang harus segera diatasi adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kesehatan reproduksi Kekurangan gizi remaja Kerentanan perempuan, bukan hanya karena faktor biologisnya, namun juga secara sosial dan kultural kurang berdaya untuk menyuarakan kepentingan/haknya pada pasangan seksualnya demi keamanan, kenyamanan, dan kesehatan dirinya. Kepasifan dan ketergantungan sebagai karakter feminin yang dilekatkan pada perempuan juga melatari kerentanan tersebut. Kenakalan remaja Penyimpangan perilaku hingga penularan HIV/AIDS pada pasangan yang menikah. Menurunnya kearifan lokal masyarakat yang selama ini membingkai ketahanan keluarga Usia remaja merupakan usia yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya. Bahkan, dalam jangka waktu tertentu, ketika perempuan remaja menjadi ibu hamil, maka kehamilannya dapat mengancam kelangsungan hidup janin/bayinya. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu diadakan suatu program pendidikan gizi dan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan calon pengantin. Selain itu khusus untuk calon pengantin perlu kiranya di adakan kegiatan berupa short course yang berkaitan dengan pendidikan gizi dan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin. 260 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ¡¢£¤¡ ¥¦§¨© ª«ª¬­ª ¨¦®¯ª°ª ±¦¬«²«²³ª¬ ¯¦§¯ª´²´ ±¦¬°¦µª¶©ª¬ «ª¬ ³¦µ¦§ª®±²¨ª¬ ­ª¬° ®¦¬­¦«²ª³ª¬ ²¬·¸§®ª´² ®¦¬°¦¬ª² ±¦§¬²³ª¶ª¬¹ ¥¦¬«²«²³ª¬ ±§ª¬²³ª¶ º©°ª «²³¦¬ª¨ «¦¬°ª¬ ¬ª®ª ±§¸°§ª® ±¦§´²ª±ª¬ ±¦§¬²³ª¶ª¬» ³¸¬´¦¨²¬° ±§ª¬²³ª¶» ³¸¬´¦¨²¬° ¦«©³ªµ²· ±§ª¬²³ª¶» «ª¬ µ¦§ª±² ±§ª¬²³ª¶¹ ¼©º©ª¬ ±¦¬«²«²³ª¬ ±§ª¬²³ª¶ ²ª¨ª¶ ®¦¬²¬°³ªµ³ª¬ ¶©¯©¬°ª¬ ´¦¯¦¨©® ±¦§¬²³ª¶ª¬ ´¦¶²¬°°ª «ª±ªµ ¯¦§³¦®¯ª¬° ®¦¬ºª«² ¶©¯©¬°ª¬ ±¦§¬²³ª¶ª¬ ­ª¬° ´µª¯²¨ «ª¬ ®¦®©ª´³ª¬¹ ¥¦¬«²«²³ª¬ ±§ª¬²³ª¶ ®¦®¯¦³ª¨² ±ª´ª¬°ª¬ «¦¬°ª¬ ³¦´ª«ª§ª¬ ª³ª¬ ®ª´ª¨ª¶ ±¸µ¦¬´²ª¨ ­ª¬° «ª±ªµ µ¦§ºª«² ´¦µ¦¨ª¶ ®¦¬²³ª¶» «ª¬ ²¬·¸§®ª´² ´¦§µª ´©®¯¦§ «ª­ª ©¬µ©³ ´¦½ª§ª ¦·¦³µ²· ®¦¬½¦°ª¶ ªµª© ®¦¬°ªµª´² ®ª´ª¨ª¶¾ ®ª´ª¨ª¶ µ¦§´¦¯©µ ¶²¬°°ª ±ª«ª ª³¶²§¬­ª «ª±ªµ ®¦¬©§©¬³ª¬ µ²¬°³ªµ ³¦µ²«ª³¯ª¶ª°²ªª¬ «ª¨ª® ±¦§¬²³ª¶ª¬ «ª¬ ±¦§½¦§ª²ª¬¹ ¥¦¬«²«²³ª¬ ±§ª¬²³ª¶ ¯¦§®ª¬·ªªµ º©°ª ©¬µ©³ ®¦¬º¦®¯ªµª¬² ¶ª§ª±ª¬¾ ¶ª§ª±ª¬ ­ª¬° «²®²¨²³² ¸¨¦¶ ±ª´ª¬°ª¬ µ¦§¶ª«ª± ±ª´ª¬°ª¬¬­ª «ª¬ ±¦§¬²³ª¶ª¬ ­ª¬° ®¦§¦³ª ²¬°²¬³ª¬ ­ª¬° ¯¦¨©® ´¦®±ªµ ªµª© ¯¦¨©® ¯²´ª «²¯²½ª§ª³ª¬ ´¦¯¦¨©®¬­ª «¦¬°ª¬ «²¯ª¬µ© ¸¨¦¶ µ¦¬ª°ª ±§¸·¦´²¸¬ª¨ ±´²³¸¨¸°¿³¸¬´¦¨¸§ ±¦§¬²³ª¶ª¬» ª¶¨² °²À²» «¸³µ¦§¹ ¥§¸°§ª® ³¦°²ªµª¬ ¥¦¨ªµ²¶ª¬ ­ª¬° «²¨ª³´ª¬ª³ª¬ ª«ª¨ª¶ ´¯¯Á ¹ ¥¦¨ªµ²¶ª¬ ³¦´¦¶ªµª¬ §¦±§¸«©³´² ó¦´±§¸Ä µ¦¬µª¬° ©±ª­ª ®¦¬ºª°ª ³¦´¦¶ªµª¬ ²¯© ´ªªµ ¶ª®²¨» ®¦¨ª¶²§³ª¬¹ Ź ¥¦¨ªµ²¶ª¬ °²À² ­ª¬° ®¦¬«©³©¬° ³¦´¦¶ªµª¬ §¦±§¸«©³´² ƹ ¥¦¨ªµ²¶ª¬ ±¦¬µ²¬°¬­ª ±§¸°ª® ³¦¨©ª§°ª ¯¦§¦¬½ª¬ª ÃÇÈÄ Ç¦°²ªµª¬ ±¦¨ªµ²¶ª¬ «²¨ª³´ª¬ª³ª¬ «ª¨ª® §ª¬°³ª ÇÇÉ ¥¥Ê ÅËÂÌ­ª¬° «²¨ª³´ª¬ª³ª¬ ´¦¨ª®ª Æ ¯©¨ª¬ ­ª¬° ®¦¨²±©µ² ´¦§ª¬°³ª²ª¬ ±§¸°§ª® ³¦§ºª ´¦±¦§µ²Í ´¸´²ª¨²´ª´² §¦¬½ª¬ª ±§¸°§ª®» ±¦¬­©¨©¶ª¬» ±¦¨ªµ²¶ª¬» ±§ª³µ²³ ¨ª±ª¬°ª¬ «ª¬ ®¸¬²µ¸§²¬°¾¦Îª¨©ª´² ©¬µ©³ ®¦¨²¶ªµ ³¦¯¦§¶ª´²¨ª¬ ±§¸°§ª®¾±§¸¾ °§ª® ­ª¬° «²§¦¬½ª¬ª³ª¬¹ ÏÐÑÒÓ ¤ÐÔ Õ¡Ö×ÐØÐÑÐÔ Ùª¬°³ª²ª¬ ±¦¨ªµ²¶ª¬ ±¦¬«²«²³ª¬ °²À²» ³¦´¦¶ªµª¬ §¦±§¸«©³´² ­ª¬° «²¨ª³´ª¬ª³ª¬ ±ª«ª ³¦°²ªµª¬ ÇÇÉ ¥¥Ê «¦¬°ª¬ µª§°¦µ ´ª´ª§ª¬ §¦®ªºª ±§ª ¬²³ª¶ «² Æ «©´©¬Á ǧª®¦¬» Ú¦µ²´ Û» ܦ¬²µ¦®» ݦ´ª Þ²«¸ª°©¬°» Ǧ½ª®ªµª¬ ܸ«¦ª¬» Ǫ¯©±ªµ¦¬ Þ¨¦®ª¬ µ¦¨ª¶ «²¨ª³´ª¬ª³ª¬¹ Ù¦®ªºª ­ª¬° ®¦¬ºª«² ±¦´¦§µª ±¦¨ªµ²¶ª¬ ¯¦§º©®¨ª¶ ÆË ¸§ª¬° ¯¦§ª´ª¨ «ª§² ¯¦§¯ª°ª² ¨ªµª§ ¯¦¨ª³ª¬° ±¦¬«²«²³ª¬ «² ª¬µª§ª¬­ª ª«ª ­ª¬° ®ª´²¶ ÞÊ¥» ÞÊß ¯ª¶³ª¬ ª«ª ­ª¬° ®ª´²¶ ®¦¬¦®±©¶ ³©¨²ª¶ ´µ§ªµª Þ «² ±¦§°©§©ª¬ µ²¬°°²¹ ݲª°§ª® ±¦´¦§µª ±¦¨ªµ²¶ª¬ «¦¬°ª¬ µ²¬°³ªµ ±¦¬«²«²³ª¬ ¯²´ª «²¨²¶ªµ ±ª«ª °ª®¯ª§ ¹ ଵ©³ ®¦¬°¦µª¶©² ª«ª³ª¶ ±¦¬°ª§©¶ ±¦¨ªµ²¶ª¬ «ª¨ª® ®¦¬²¬°³ªµ³ª¬ ±¦¬°¦µª¶©ª¬ ±¦´¦§µª ®ª³ª «²¨ª³©³ª¬ ±§¦µ¦´ ´¦¯¦¨©® ±¦¨ªµ²¶ª¬ «ª¬ ±¸´µ¦´ ´¦µ¦¨ª¶ ±¦¨ªµ²¶ª¬¹ ᪴²¨ §ªµª¾§ªµª ±§¦µ¦´ «ª¬ ±¸´µ¦´ ±¦¨ªµ²¶ª¬ ¯²´ª «²¨²¶ªµ ±ª«ª °ª®¯ª§ Ź Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean, Sleman 261 Gambar 1. Latar belakang pendidikan peserta pelatihan âãäåæçæäèæé êæçëì íæîïæä ð åëèãñæêòë ïæêóæ çãïæôëæé äãîæõæ öæåæ óëìæ÷æê öãéôæïåëæé ïãäöãéåëåëèæé çãèøìæê îãéãéôæê æñæç ùúûüý þÿ  åæé ðû % öãäôòäòæé ñëéôôë Gambar 2. Rata-rata nilai pretes sebelum pelatihan dan postes setelah pelatihan æåæ íæîïæä  åëöãäøìãê êæçëì ïæêóæ ñãäõæåë öãéëéôèæñæé öãéôãñæêòæé öãçãäñæ çãïãìòî åæé çãñãìæê öãìæñëêæé éñòè ìãïëê îãîöãäõãìæç åæñæ ñãäçãïòñ çæéôæñ öãäìò åëìæèòèæé æéæìëçæ çñæñëçñëèæ åãéôæé êæçëì ïëçæ åëìëêæñ öæåæ ñæïãì  åæé  Tabel I. Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N a,b Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative pretest 30 38,00 15,177 ,201 ,201 -,166 1,101 ,177 Postes 30 88,67 8,193 ,231 ,202 -,231 1,267 ,081 âãäåæçæäèæé òõë èøìîøôøäø çîëäéø åæöæñ åëèãñæêòë åæñæ ïãäåëçñäëïòçë éøäîæì þãêëéôôæ îãîãéòêë ç÷æäæñ òéñòè åëìæèòèæé òõë ñ ùñæïãì ý 262 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Tabel II. Hasil uji paired t test perbedaan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi sebelum dan setelah pelatihan Pengetahuan pretest Postes Mean 38,00 88,67 N 30 30 Std. Deviation 15,177 8,193 P Value 0,000                                                         !        "     #$       %  $&&'         "   (         )          "                                  (   %            *+,-              peer group      student advisor              )            .    / 0*+,*1 %       )      !                  %            .      .            "     2 3  4  0 2341    3  0 31 (   %    3            234 .        %                      ) !  )  0*+,*1 (            )  "                                             ) 56 .3/ # . )    6 %  0*+,#1          %                             %           %                      7                               %                                 %  /  %                     %       %             4                             %               %             International conference on population and development %             7                   %              8          %                           %                  %                            .                  - 6  *+,&    7              .   3  ,    9        %  :"  6 4   4             # Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean, Sleman 263 x J Gambar 3. Pelatihan Kesehatan reproduksi dengan metode presentasi dan diskusi A. Suasana pelatihan , B. Pembicara praktisi kesehatan/dokter ;<=>?@A>B C@D@ E@=>FG>B>F>B H>E> I JCKG?KG LMNO E<BC>B H<PQ@R>S> G<TS>BC HS>F?@G@ C@D@ ;KGF<GP>G UTE<>B NV WTFKP<B?>G@ F<C@>?>B Q@G> E@=@A>? H>E> C>PQ>S XV A B Gambar 3. Pelatihan Kesehatan gizi remaja dengan metode presentasi dan diskusi A. Suasana pelatihan, B. Pembicara praktisi gizi ;<=>?@A>B F<G<A>?>B S<HSTEKFG@ E>B H<BE@E@F>B ?<B?>BC C@D@ E@=>FG>B>F>B G<R>S> @B?<S>F?@Y E@ F<R>P>?>B UTE<>B Z>BC P<=@Q>?F>B H<S>B >F?@Y H<G<S?> H<=>?@A>B E<BC>B A>S>H>B H<=>?@A>B Q@G> E@?<S@P> Q>@F T=<A H<G<S?>V [<=>B\K?BZ> H<=>?@A>B E@=>FG>B>F>B G<R>S> H<S@TE@F E@?@BCF>? EKGKB Z>@?K ]S>P<B^ _<?@G ` E>B U<B@?<P E<BC>B P<=@Q>?F>B H<G<S?> S<P>\> Z>BC =<Q@A Q>BZ>F =>C@V abcdefghij ;<PQ<S@>B short course ?<B?>BC H<BE@E@F>B C@D@ E>B F<G<A>?>B S<HSTEKFG@ KB?KF F<G@>H>B R>=TB H<BC>B?@B <Y<F?@Y KB?KF P<B@BCF>?F>B H<BC<?>AK>B S<P>\> E>B R>=TB H<BC>B?@B ?<B?>BC F<G@>H>B P<BK\K F<G<A>?>B S<HSTEKFG@ H>GR> H<SB@F>A>BV kilmin ogcmipi JE\@ [^ _qV LMNrV ]<G<A>?>B s<HSTEKFG@ s<P\> E>=>P JGH<F [TG@>=V tttV@E>@VTSV@EV uW@>FG<G Lv [<H?<PQ<S LMNOwV 264 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius yz{z|}~ €€€~ ‚ƒ‚„ † z ‡‚ˆ‰{Š‹Œƒ| ‡‚}  Ž ‚} z‘‹z ’‚‰‹ „ z “ z‘ ‚‰} Œz ~ ’ †„ ”•–’y —{˜ ™š~ ›‹‰„ z‹Š|zœ ~œ ‡{ƒ“|Š „œ ž”~œ –|†‰ œ •y~ €™~ ’‚z‘ ‰‹„ ’‚z“‹˜‹„ z †‚‰„ Š ˆ ˆ‚z|z‘Œ † z ’‚z‘‚† „‹ z ‚ƒ‚„ † z ‡‚ˆ‰{Š‹Œƒ| ‡‚}  Š| Ÿy ’ ‡ ¡ ’‹‰¢ Œ ‰† ~ £ˆ‰|z†~‹}ƒ~ ¤~|Š Š| Œƒ‚ƒ ¥ ƒ‚ˆ†‚}‚‰ €™š~ zŠ ‰†|œ ‡~œ zŠ‰| z|~œ €™¦~ ’‚z‘ ‰‹„ z†‚‰—‚zƒ| ’‚zŠ|Š|Œ z ‡‚ˆ‰{Š‹Œƒ| ‡‚}  Š‚z‘ z ‚†{Š‚ ’‚‚‰ ‰{‹ˆ }‚˜ ˜‹| ’‚‰ z Ÿ†‹Š‚z† yŠ—|ƒ{‰ ˆ Š Ÿ|ƒ¢ ‚˜ ƒ § Š| Ÿ ‹„ }} Š|“ „  }{“‹Š z~ ¨ˆ ¤~‹z|ƒ “{‘“ ~ ¤~|Š ž| Œƒ‚ƒ ¥ Ÿ‚ˆ†‚}‚‰ €™š~ ‡|©Œ|œ •y~œ €™~ ‚†{Š‚ –{Œ‹ƒ ‰{‹ˆ ž|ƒŒ‹ƒ| Š z Ÿ|}‹˜ †|{z }‚ †‚‰„ Š ˆ ’‚z|z‘Œ † z ’‚z‘‚† „‹ z ‚ƒ‚„ † z ‡‚ˆ‰{Š‹Œƒ|~ ª‹‰z ˜ ‚} ƒ «¬™­~ ¡®¯~ ❆ ❆ ❆ Inisiasi Program Pranikah Menuju Proses Reproduksi Sehat di Desa Sidoagung, Godean, Sleman 265 °±²³±´µ¶²³¶² ·¸¹º»¼¸¹º ½·¶¾¿À ¸µ¶Á ±ÿ¶À³¶»¼¿´µ¿ ¸µ¶Á ±ÿ¶À³¶Ä Ŷƶ ±ÃÇ´ÅÇÈ É¶²Ê ÆÊ °¶Æ¿È¿Ë¶² ¹ÇÌÇÈÍ Î¶Á¿ÀÁ¿²³³¶ÃÍ Ï±ÅÇÈÍ ·Ã±´¶²Í Ðdz¾¶È¶ÀÁ¶ Nur Ismiyati, Ana Mardiyaningsih Prodi D3 Farmasi, Poltekkes Bhakti Setya Indonesia Hery Setiawan Prodi D3 RMIK, Poltekkes Bhakti Setya Indonesia nur_is@yahoo.com ABSTRAK Kelompok tani sebagai agen penerapan teknologi, dapat menjadi media strategis dalam pembangunan masyarakat desa menuju kemandirian pangan, ekonomi, dan kesehatan melalui pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA). Tujuan kegiatan ini adalah pengembangan sayuran sebagai Sayur Obat Keluarga (SOGA) dan bumbu dapur sebagai Bumbu Obat Keluarga (BOGA) sebagai herbal yang berpotensi terapi dan memiliki nilai ekonomi pada Kelompok Tani di Padukuhan Gowok, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta. M etode yang dilakukan pertama kali adalah tahap persiapan yang meliputi sosialisasi program dan pembuatan modul SOGA BOGA. Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga target kegiatan meliputi tiga aspek utama yaitu aspek motivasi, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan dari anggota kelompok tani. Pengabdian masyarakat berbasis ipteks di Padukuhan Gowok telah memenuhi target yang diinginkan yaitu meliputi aspek motivasi melalui kunjungan lapangan pada lokasi kebun sayur komersial kelompok tani di wilayah lain, aspek pengetahuan mitra dengan pemberian edukasi tentang khasiat sayur dan bumbu serta edukasi cara penanaman di lahan terbatas, aspek keterampilan melalui pelatihan aplikasi modul vertikultur, praktik pembuatan pupuk cair dan kompos dari limbah organik, praktik sistem hidroponik, praktik pengolahan sayur menjadi produk komersil di antaranya keripik dan nugget sayur, praktik pengolahan bumbu menjadi simplisia bahan obat, serta praktik packaging dan labelling terhadap produk. Keyword: TOGA (Tanaman Obat Keluarga), Sayur, motivasi, edukasi, keterampilan ÑÒ ÓÔÕÖÑ×ØÙØÑÕ ÚÛÜÝÛÞßàá âÞãäåáæáÛ mega center çäâèäéÛêá èÞãèáëáà ßåÞßàÞß çáÛáâáÛ êáÛë èÞãæéáßàáç Ýèáç ìíÞåîÞß ïÚð ñòóóôõ öÞÛëÞâèáÛëáÛ çáÛáâáÛ èÞãæéáßàáç Ýèáç çÞ÷áé âÞÛëá÷áâà åÞãøÞåáçáÛ éàÛëëá åáÜá åÞÛÞâäáÛ Ýèáç âáäåäÛ çÞæÛÝ÷Ýëà èáãäõ ùÞæÛÝ÷Ýëà çÞãáåáÛ éáãäß Üáåáç Üààâå÷ÞâÞÛçáßàæáÛ áëáã âÞÛÜáçáÛëæáÛ âáÛúááç ÷äáß éàÛëëá ÷áåàßáÛ çÞãèáûáé âÞ÷á÷äà æÞ÷ÝâåÝæüæÞ÷ÝâåÝæ âáßêáãáæáçõ îÞ÷ÝâåÝæ çáÛà âÞâà÷àæà åÞãáÛ ýàçá÷ Üá÷áâ åÞâèáÛëäÛáÛ âáßêáãáæáçð çàÜáæ éáÛêá Üá÷áâ æÞâáÛÜàãàáÛ åáÛëáÛð ÛáâäÛ èàßá ÜàáãáéæáÛ åáÜá æÞâáÛÜàãàáÛ æÞßÞéáçáÛ âÞ÷á÷äà åÞÛëÞâèáÛëáÛ çáÛáâáÛ Ýèáç æÞ÷äáãëáõ îÞèÞãáÜááÛ æÞ÷ÝâåÝæ çáÛà çàÜáæ éáÛêá ßÞèáëáà âÞÜàá åÞÛêá÷äãáÛ åãÝëãáâ åÞâÞãàÛçáéð ÛáâäÛ þäëá ßÞèáëáà áëÞÛ åÞÛÞãáåáÛ çÞæÛÝ÷Ýëà èáãä ìÿäãêáÛçà ÜáÛ ûáßçàæáð ñòóóôõ ááç àÛà åÞÛëÞâü èáÛëáÛ ù âáßàé èáÛêáæ åáÜá áßåÞæ åÞâèäÜàÜáêááÛ çáÛáâáÛ ßáþáð èÞ÷äâ èáÛêáæ æÞ÷ÝâåÝæ 266 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius                                   !                    !            "# $   #                                                   $      !                      # $             %"&                                  ' %"&                 $          $        $                  #             %"& ( '             $     )               *       %"&           $  $              +   %"&  ,%"&                *                %"&$                             +               #    "#                                  +                         $           "#          -           )          '                  +             "#         $                                 )                                   ) -           $  *                         # . &            * )                        +                *               +       .  $                         $                  ,                      )           ) +             packing      ,        $              *            )                                 !    Pengembangan SOGA-BOGA (Sayur Obat Keluarga-Bumbu Obat Keluarga) pada Kelompok Tani .... 267 /01232405 678739 :;<0 =0>2?>25@@0A9 B;C0D0>05 :;E739 B0F2E0>;5 GA;D059 /?7HI5<I :JKJ L7@M030?>0J NO PQRSTQ /;A03<05005 E?7@?0D GU6VWXU6V I5I 1IA032305 10A0D F;F;?0E0 >040E059 D;AIE2>I E;?<I0E05 105 E;A03<05005J Y040E /;?<I0E05 D;AIE2>I <7<I0AI<0<I 3;E010 B;E0A0 :2324 105 05@@7>0 DI>?09 E;?<I0E05 E;A0>I405 D7>IH0<I <;?>0 E;?<I0E05 E;?0A0>05 E;A0>I405J Y040E /;A03<05005 E?7@?0D GU6VW XU6V 1IA032305 10A0D F;F;?0E0 A05@304 <;F0@0I F;?I32>Z [O P\]^_`ab` Pcdef_ge Pedh_ /;A0>I405 D7>IH0<I 1ID03<21305 25>23 D;DF05@25 3;DF0AI <;D05@0> 05@@7>0 3;A7DE73 >05I 25>23 D;5@;DF05@305 >050D05 <0M2? 105 F2DF2J B;@I0>05 I5I 1IA032305 D;A0A2I E;A0>I405 105 325i25@05 A0E05@05 3; F;F;?0E0 >;DE0> F21I10M0 >050D05 <0M2?05J jO Rh_`gk\h lmd\ng o\`a\d_pb_` n\m_q_ Pedh_ r1230<I B40<I0> s;?F0A 30>;@7?I G0M2?05 105 X2DF2 M05@ F;?E7>;5<I Y;?0EI . tI>?0 1IF;?I ;1230<I >;5>05@ i;5I<Wi;5I< <0M2?05 105 4;?F0A M05@ 1I3;50A 1;5@05 F2DF2 10E2? M05@ D;DIAI3I 340<I0> >;?0EI F;?10<0?305 E;5;AI>I05J t0>;?I M05@ 1IF;?I305 D;AIE2>I i;5I< <0M2?059 340<I0>5M0 10A0D E;5@7F0>059 305125@05 3IDI0 M05@ F;?>05@@25@ i080F E010 ;u;3 >;?0EI >;?>;5>29 <;?>0 @0DF0?05 F;5>23 D7?u7A7@IJ 60DF0?05 E;5@;>04205 >;5>05@ 7F0> >?01I<I750A <;F0@0I 10<0? E;D040D05 >;?0EI i2@0 1IF;?I3059 1I 05>0?05M0 010A04 D;5@;50I <Iu0> 7F0> >?01I<I750A M0I>2 F0480 7F0> M05@ F;?0<0A 10?I F0405 0A0D 2D2D5M0J /;5@;>04205 10<0? I5I <05@0> E;5>I5@ 1IE040D305 3;E010 DI>?0 30?;50 0305 D;5i01I E;D040D05 10<0? 10A0D D;DF20> <;1I005 GU6V 105 XU6VJ /;DF21IW 10M005 s;?F0A E010 A0405 >;?F0>0<. Y;35I3 M05@ 0305 1I>?05<u;?305 3;E010 DI>?0 010A04 >;35I3 H;?>I32A>2? 105 4I1?7E75I3J tI>?0 <;A0D0 I5I >;A04 D;A032305 3;@I0>05 E;5050D05 E010 E7AMF0@ 105 A0405 <0804J vO Rh_`gk\h lmd\ng w\dh_]mex_` /;A0>I405 /;5@7A0405yE;DF20>05 E?7123 G0M2?J /;DF20>05 <;1I005 <;@0? 1IA032305 1;5@05 D;DF20> 3;?IEI3 <0M2? 105 52@@;> <0M2? <;<20I ?;<;E <>0510? D0<M0?030>9 405M0 <0i0 1IEIAI4 F0405 F032 >;E25@ 1;5@05 305125@05 A;D03 ?;5104J zkill 3;8I02<04005 M05@ 1I>?05<u;?305 3;E010 DI>?0 D;AIE2>I E7>;5<I 8I?02<040 GU6VWXU6V9 >;35I3 zelling9 >;35I3 E0C30@I5@9 105 <>?0>;@I D0?3;>I5@J {O |}~l T}€ oQPN}|}~}€ B;@I0>05 E;5@0F1I05 D0<M0?030> >;?4010E B;A7DE73 Y05I s7?>I G2DF;? t03D2? BYs G2D0?‚ 105 B;A7DE73 ƒ05I>0 Y05I „;<>0?I BƒY „;<>0?I‚ /01232405 67873 >;A04 F;?i0A05 1;5@05 F0I3 105 A05C0?J Y0?@;> 2>0D0 10?I <;A2?24 ?05@30I05 3;@I0>05 E;5@0F1I05 D0<M0?030> M05@ 1IW A03<050305 010A04 D;5I5@30>305 3;D0DE205 DI>?0 >;?2>0D0 10A0D 0<E;3 M0I>2 0<E;3 D7>IH0<I9 0<E;3 E;5@;>042059 105 0<E;3 3;>;?0DEIA05J :0A0D ?05@30 D;82i21305 >0?@;> M05@ 1II5@I53059 D030 1IA03<050305 <;?05@30I05 3;@I0>05 M05@ 10E0> 1Ii;A0<305 <;F0@0I F;?I32>Z 268 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius †‡ ˆ‰Š‹Œ Ž‘’‰ “”•–•—˜™š™• ›œš–™ž– Ÿ™ —™ ¡–¢™˜£˜™• ¡”•—™• ›”¢™˜ž™•™˜™• ˜£•¤£•—™• ¢™¥™•—™• ¥™¡™ ¡£™ ¢œ˜™ž– ¦™–š£ ˜”§£• œ —™•–˜ ¨” ž–© ª”•£¤£ «”©™š ¬¨ª«­ ¡”ž™ “œšœ œ•œ® ¨™•š£¢ ¡™• ˜”§£• ©–¡ œ¥–•–˜ Sayur Premium desa Piyungan Bantul. Kunjungan lapangan menambah wawasan dan meningkatkan motivasi warga dalam menanam sayur dan tanaman obat keluarga (TOGA). Selain itu, warga semakin termotivasi bahwa lahan sempit bukan menjadi halangan dalam meningkatkan produktivitas. (a) (b) Gambar 1. Kunjungan lapangan ke kebun hidroponik “Sayur Premium” (a) dan kebun organik Bersih Menuju Sehat (BMS) (b) ¯‡ ˆ‰Š‹Œ °‹±²‹’³´’± Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan warga baik dalam pemanfaatan lahan sempit maupun pengolahan hasil tanaman sayur dan TOGA, yaitu: a. b. c. Edukasi manfaat sayur Edukasi manfaat sayur untuk pengobatan dan kesehatan dengan menjelaskan manfaat sayur yang biasa ditanam dan dikonsumsi oleh warga. Materi disampaikan dengan cara presentasi menggunakan LCD dengan menampilkan gambar-gambar dan animasi yang menarik, sehingga menarik minat dan antusias warga selama mengikuti kegiatan. Edukasi penanaman di lahan terbatas ventrikultur Edukasi penanaman tanaman di lahan yang sempit telah dilakukan warga sangat berantusias dalam mengikuti pemamparan karena materi yang disampaikan merupakan jawaban dari permasalahan yang dihadapai. Materi yang disampaikan berupa metode-metode penanaman dalam lahan sempit di antaranya metode semi hidroponik dengan menfaatkan barang bekas dan ventrikultur. Selain itu, warga juga diberikan edukasi mengenai pembuatan pupuk yang dapat dilakukan mandiri oleh warga yaitu pupuk kompos cair yang juga dipraktikkan oleh warga. Edukasi hidroponik Pengetahun tentang hidroponik sangat dibutuhkan oleh warga, sehingga materi hidroponik diberikan lebih banyak mulai dari ilmu dasar hingga praktiknya. Edukasi hidroponik yang diberikan berupa gambaran metode hidroponik yang telah ada kemudian pembahasan mengenai metode hidroponik yang bisa dilakukan oleh kelompok tani padukuhan Gowok. Warga juga diberikan informasi dari pembibitan tanaman, nutrisi tanaman, perawatan tanaman, hingga proses panen. Pengembangan SOGA-BOGA (Sayur Obat Keluarga-Bumbu Obat Keluarga) pada Kelompok Tani .... 269 âÈã âÕã Gambar 2. Transfer ilmu edukasi manfaar sayur (a) dan pemanfaatan lahan terbatas (b) µ¶ ·¸¹º» ¼º½º¾¿À¹Á¿à ÄÅÆÅÇÈÉÊËÌÈÍ ÎÅÌÏÉÊÏÎ ÆÈÍË ÐÈÍÑ ÆÅÌÈÒ ÓËÌÈÎÔÎÈÍ ÕÅÇÔÊÈ ÊÅÌÈÆËÒÈÍ ÆÅÎÍËÎ ÊÅÍÈÍÈÉÈÍ ÓÈÍ ÊÅÍÑÏÌÈÒÈÍ ÖÈÐÔÇ ÕÔÉÕÔ ÉÅÍ×ÈÓË ÊÇÏÓÔÎ ÐÈÍÑ ÎÏÉÅÇÖËÌØ ÙÅÌÈÆËÒÈÍ ÆÅÎÍËÎ ÊÅÍÈÍÈÉÈÍ ÐÈÍÑ ÆÅÌÈÒ ÓËÌÈÎÔÎÈÍ ÕÅÇÔÊÈ ÊÅÌÈÆËÒÈÍ ÊÅÉÕÔÈÆÈÍ ÊÔÊÔÎ ÎÏÉÊÏÖ ÎÏÉÔÍÈÌ ÓÈÍ ÊÅÍÈÍÈÉÈÍ ÚÅÍÆÇËÎÔÌÆÔÇØ ÙÅÉÕÔÈÆÈÍ ÊÔÊÔÎ ÎÏÉÊÏÖ ÖÅÛÈÇÈ ÎÏÉÔÍÈÌ ÓÈÊÈÆ ÓËÉÈÍÜÈÈÆÎÈÍ ÔÍÆÔÎ ÊÅÉÈÎÈËÈÍ ÎÅÌÏÉÊÏÎ ÆÈÍË ÈÆÈÔ ÓË×ÔÈÌ ÎÅÊÈÓÈ ÎÅÌÏÉÊÏÎ ÆÈÍË ÌÈËÍÍÐÈØ ÝÅÆÅÌÈÒ ÊÅÌÈÆËÒÈÍ ÒËÓÇÏÊÏÍËÎ ÞÈÇÑÈ ÓÈÊÈÆ ÉÅÍÈÍÈÉ ÉÈÍÓËÇË ÓË ÖÅÎËÆÈÇ ÇÔÉÈÒ ÓÅÍÑÈÍ ÌÈÒÈÍ ÐÈÍÑ ÖÅÉÊËÆØ âÈã âÕã Gambar 3. Transfer Ipteks pembuatan pupuk kompos komunal (a) dan pembuatan ventrikultur (b) ÙÅÌÈÆËÒÈÍ ÊÅÍÑÏÌÈÒÈÍ ÖÈÐÔÇ ÆÅÇÓËÇË ÓÈÇË ÊÅÉÕÔÈÆÈÍ ÎÅÇËÊËÎ ÖÈÐÔÇ ÓÈÍ ÍÔÑÑÅÆ ÖÈÐÔÇÈÍ ÒËÍÑÑÈ ÊÅÍÑÅÉÈÖÈÍ ÈÆÈÔ ÊÈÛÎËÍÑ ÖËÈÊ ×ÔÈÌØ ÝÅÆÅÌÈÒ ÊÅÌÈÆËÒÈÍ ÆÅÇÖÅÕÔÆß ÞÈÇÑÈ ÆÅÌÈÒ ÓÈÊÈÆ ÉÅÉÊÇÏÓÔÎÖË ÉÈÎÈÍÈÍ ÖÅÛÈÇÈ ÎÏÉÅÇÖËÌ ÓÅÍÑÈÍ ÉÅÍ×ÔÈÌ ÊÇÏÓÔÎ ÎÅÇËÊËÎ ÖÈÐÔÇ ÓÈÍ ÍÔÑÑÅÆ ÖÈÐÔÇ ÊÈÓÈ ÕÈàÈÇ ÈÆÈÔ ÞÈÇÔÍÑáÞÈÇÔÍÑØ 270 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius öèû öû öóû Gambar 4þ ÷çèíýåç êæåõý äåæåçèéêëìèí ÿåíïñìèòèí è ôç óåçôêè ÿåéóôèæèí äçëêëõ ýè ôç (a) pembuatan nugget sayur (b), dan memfasilitasi mitra dalam keikutsertaan di bazar maupun pameran makanan (c). äåæåçèéêëìèí îèçïè ðèìèé êåíïñìèòèí óôéóô ðèí æèíèéèí ñóèæ õåìôèçïè ö÷øùúû ðëæëíïü õèæõèí ðåíïèí éåìèæëò êåéóôèæèí ýåðëèèí òåçóèì ëíýæèí ðèí ýëçôêþ ÿåìèæëòèí èíï ðëëõôæë ñìåò êåçü îèõëìèí ðèçë õåìñéêñõ æèíë æåçýåóôæ éåìëêôæë êåéëìëòèí æèíèéèí éèôêôí óèòèí èìèé èíï óèëõ êåéóôèæèí ýåðëèèí ëíýæèí õôíëç èýèé ðèí ýëçôê ýåèíï ðèí êåçý èçèæèí êåçëëíèí ÿ÷ ñìåò ðëíõåýþ ÿåìèæëòèí ýåèçè ìèíïýôíï êçñýåý òëðçñêñíëõ ñìåò õåðôè õåìñéêñõ æèíë ðëìèõôõèí ðåíïèí éåéóåçëõèí ýèæô êèõåæ õëæ éñðôì òëðçñêñíëõþ ÿåìèæëòèí ðëìèõôõèí ðèçë êåí ëèêèí óèòèí êåéü óëóëæèí êåíèíèéèí òëíïïè êåéèíåíèíþ äåæåçèéêëìèí éåíïåíèë òëðçñêñíëõ îèçïè ýåéèõëí óèëõ ýåæåìèò éåíïëõôæë êåìèæëòèí òèì æåçýåóôæ ðëæôíôõõèí ðåíïèí êåíèíèéèí òëðçñêñíëõ èíï óèí èõ ðëìèõôõèí ñìåò îèçïè ðë ýåõëæèç çôéèò ðåíïèí ìèòèí èíï ýåéêëæþ öèû öû öóû öðû Gambar 5. Transfer Ipteks pelatihan hidroponik (a) dan hasil hidroponik masyarakat (b,c,d) Pengembangan SOGA-BOGA (Sayur Obat Keluarga-Bumbu Obat Keluarga) pada Kelompok Tani .... 271     !  "!   "# #$ %&'& !($ #$ !!    !# ("#! " motivasi ((# #)# ("* " pengetahuan !  " #  !! $! #  ## ! #  + "  ($ !!* " keterampilan ((# "(!$ "(  &#( ,! #(!#* " ! "#! "#"# +  &"&  ($ & * " ! ! $&"& * " ! "&($ # ) "&# &( ! "  #! #* " ! "&($ ## ) "( $ &!* ! " ! packaging  labelling !$" "&# . / 0   1 2 $  #+"  " 34! 5 ! ! 6$ 7"!   8 ! !$# 9:;<* 3(&"& 2 6&! =# 8 # >326 =#?  3(&"& @! 2 A! >3@2 A!? # #$ %&'& * B!#!#(* 5"& * =(* C& ! D0 D 0  5"3 47- 9:;;- Farmakope Herbal Indonesia* 5"! 3$! 4"#( 7&* E ! F#!* =-*  ='! * 5-3-=- 9:;;*  3(&"& 2 5( " 2 &(& !*Forum Penelitian Agro Ekonomi*G&(# 9H F&- 9* 5 9:;;I;;JK;9L* 5  &( " $!!"IMM"-(!-"!-&-MM"NN(MOPQ9HK9-"N- ❆ 272 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius RST UVWXYZX[ \V]V^_`[`_ ab`Y c`d` efZV^ gh_ih_j`^kX l`_]fW mXib`[`^]` Okimustava, Trikinasih Handayani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD okimustava@pfis.uad.ac.id Abstrac Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan membantu peningkatan produktivitas peternak ayam jawa super Inseminasi Buatan (IB) yang ada di desa Ringinharjo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul Provinsi DIY yang berjumlah 2 kelompok peternak. Kedua kelompok peternak ini baru merintis usaha di bidang IB ayam jawa super dan penetasan telur. Tujuan dijabarkan pengadaan peralatan teknologi tepat guna, meningkatkan kemampuan peter nak dalam manajemen usaha, ser ta meningkat kan kemampuan peternak dalam penggunaan media internet sebagai media pemasaran online. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, observasi, praktik langsung penggunaan peralatan tepat guna, pendampingan manajemen usaha dan pelatihan internet sebagai media pemasaran. Alat tepat guna yang digunakan di antaranya mesin penetas telur otomatis berbasis sensor suhu 2 unit, pelatihan inseminasi buatan, pelatihan manajemen usaha, dan pelatihan penggunaan internet untuk meningkatkan kemampuan pengrajin dalam memanfaatkan media internet sebagai media pemasaran dan pelatihan pengolahan limbah ayam sebagai bahan pupuk organik. Hasil dari kegiatan ini adalah kedua kelompok peternak mampu melakukan IB untuk ayam, mampu melakukan manajemen usaha yang baik, dapat menghasilkan anakan ayam jawa super 300 ekor per bulan. Keyw ords: teknologi tepat guna, Inseminasi Buatan, ayam jawa super no pqrstuvwvtr xyz{| }~z~{|€ ||‚ ƒ|„| †}~{ ‡ˆ ‰Š{~~ ‹~Œ| Œ| Žy ‘ ‰Š{~~ ‹~Œ| ‚~{†}|€| † †{ ‚| |{|€|z | z~{Œy{y Œ|{y }~‚†Œ| €| | ’~{ƒy„| ~z~{}{~†~{ ‚|Œy{y“ †~z“ Œ| y”|zy‘ | ~ †|y Œ~| | |{| ‹{{|‚ ‡’x• xyz{| – Œ| ‚yz{| — |Œ||Š €~‚}€ }~z~{|€ €| ~ƒ|„|z | ’|{† |ƒ| ‚~‚†|y † |Š| }~z~{|€| ||‚ ƒ|„| †}~{ yy ~˜|{| |†zŒyŒ|€ ~|‚| |z† z|Š† yy Œ~| |z|{ ’~|€| | ’~{’~Œ| ™š†{† ›œ‹›“ ˆ†{†Š“ ‹~{|ƒy“ Œ| ‹~|†{|ž• Ÿ~Œ†| ‚yz{| yy ‚~‚†|y † |Š| Œ|{y }~{‚Œ|| | Œy}~{~Š Œ~| ‚~y yŠ€| ~’|y| }~œ Œ|}|z| ’†||• ‹|{| ‚yz{| }~z~{|€ ||‚ ƒ|„| †}~{ Œy Œ~ | yyŠ|{ƒ ˆ|z† yy z~|Š ‚~†’|Š }| ’~z~{|€ ||‚ €| | ~‚†| ‚~†|€| ˜|{| }~{€~‚’|œ’y|€| ||‚y Œy{†’|Š }~~{|}|| Œ~| ˜|{| }~{€~‚’|’y|€| ’†|z|• ¡||‚ Š| yy“ ‡ ~‚y| y ˆ†|z| ™‡ˆž ‚~œ †|€| ||‚ }~z~†{ |~{ ~’||y yŒ†€ ’~zy| Œ| ||‚ ’|€€ ~’||y yŒ†€ }~ƒ|z|• ~˜|{| †‚†‚ }~{‚| ||Š| ‚yz{| |Œ||Š €~ †yz| ‚~‚~†Šy }~{‚yz|| }| |{ | ˜†€†} ’~ |{ Œ| ~|† ‚~y€|z• ‹~{‚yz|| }| |{ ’~{€y |{ ± —•¢¢¢ ’†zy{£Š|{y“ ||€| ± –¢¢ ~€{£Š|{y“ Œ| ||‚ ƒ|„| †}~{ ‡ˆ ± —¢¢ ~€{£Š|{y †z†€ €| |{~| ˆ|z† Œ| ~€yz|{|• ~˜|{| ~€|} }~{‚| ||Š|œ}~{‚| ||Š| ‚yz{| Œy |ƒy€| }|Œ| ‰|’~ – ’~{y€†z yy¤ IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta 273 Tabel 1. Permasalahan Mitra Permasalahan Hasil telur, anakan, dan ayam jawa super IB per hari kurang (30 butir telur, 30 anakan, dan 30 ayam perbulannya) Keahlian IB dan penetasan telur anggota Mitra 1 dan Mitra 2 bervariasi. (sukses IB ± 50 %) Dampak lingkungan hasil dari limbah organik usaha ternak terhadap sosial masyarakat. 274 Penyebab 1. Jumlah pullet/induk petelur layer yang dimiliki mitra kurang, dengan jumlah pullet/induk petelur layer rata-rata 2 ekor/mitra sangat kurang untuk memenuhi besarnya permintaan pasar per-harinya (capaian produksi hanya 15-30 butir/bulan), 2. Penetasan masih menggunakan cara tradisional (pengeraman induk betina ayam lokal), sehingga periode produksi anakan ayam jawa super IB tidak menentu/kurang stabil (15-30 butir telur/bulan), 3. Modal usaha mitra sangat minim (Rp 5.000.000,-), dikarenakan penghasilan harian /mingguan/bulanan Mitra 1 dan Mitra 2 kurang memadai. Sehingga, untuk pembesaran unit produksi dan pembelian pakan sangat terbatas. 1. Selama ini pengetahuan terkait proses IB anggota Mitra 1 dan Mitra 2 diperoleh secara auto-didaks, bukan hasil dari diklat /workshop/dan kegiataan sejenis. 2. Mitra 1 dan Mitra 2 belum mengenal teknik penetasan telur menggunakan mesin penetas otomatis berkapasitas tertentu (target berkapasitas 200 telur). Kurangnya/tidak adanya pengetahuan/cara efektif terkait pengolahan limbah organik berupa kotoran ternak dan cangkang telur yang menimbulkan masalah bagi masyarakat, berupa bau menyengat dan tumpukan limbah organik tersebut. Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ¥¥¥¦ §¨©ª«¨ ¬¨­®¯°®±®®± ²³´µ¶³ ·³¸¹º»¹¼¹¹¼ ½¾² ¿¼¿ ¶¿ÀÁ¹¿º¹¼ º³ ¶¹¸¹Â Á¹¼¹Ã ·Á¹º´¿» ÄÁµÅÁ¹Â ¶¹¼ Ƴſ¹´¹¼ »³¾¹Å¹¿Â¹¼¹ ´³Á·¹·¹Á ·¹¶¹ ǹ¾³¸ È ¾³Á¿ºÀ´É Tabel 2. Program dan Kegiatan Pelaksanaan IbM Target Luaran Adanya jumlah pullet/induk petelur layer sejumlah 40 ekor, 6 pejantan bangkok, 2 set peralatan IB, dan manajemen kandang berbasis tahapan usia untuk capaian produksi usaha 90 butir telur, 150 ekor anakan (usia 2-3 minggu), dan 500 ekor ayam jawa super siap jual (usia 2 bulan), Program Kegiatan Peningkatan Pemberian bantuan sarana dan prasarana Sarana dan usaha peternakan mitra, meliputi: Prasarana 1. Kandang battery standard untuk Peternakan Ayam pemeliharaan 40 ekor pullet/induk petelur Jawa Super Mitra layer (kandang battery 2 lajur berhadapan, tiap lajur berisi 10 boks battery 2 tingkat untuk masing-masing mitra) 2. Kandang panggung standar untuk pemeliharaan 6 ekor pejantan bangkok (kandang panggung 1 lajur, tiap lajur berisi 3 boks untuk masing-masing mitra) 3. Kandang panggung standar untuk pemeliharaan 150 ekor anakan ayam jawa super (kandang panggung 2 lajur berhadapan, tiap lajur berisi 4 box untuk masing-masing mitra), 4. Kandang umbaran standar untuk pemeliharaan 500 ekor ayam jawa super (kandang pagar 1 lajur, tiap lajur berisi 10 sub-kandang, tiap sub-kandang dipelihara 25 ekor untuk masing-masing mitra). Pemberian Pemberian bantuan indukan ayam jawa super, bantuan indukan meliputi: ayam jawa super 1. 40 ekor pullet/indukan petelur layer siap telur (masing-masing mitra mendapatkan 20 ekor), 2. 6 ekor pejantan ayam bangkok siap kawin (masing-masing mitra mendapatkan 3 ekor), Pemberian 2 Pemberian 2 paket peralatan dan bahan paket peralatan inseminasi buatan, meliputi: dan bahan 1. Tabung gelas tampungan sperma 2 buah, inseminasi buatan 2. spuit kecil untuk inseminasi sperma 2 buah, 3. gelas kimia 25 cc untuk pengenceran sperma 2 buah, 4. larutan infus NaCl 6 buah untuk pengenceran sperma, 5. larutan alkohol 70 % 25 cc 6 botol untuk sterilisasi kloaka, (masing-masing mitra mendapatkan 1 paket), IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta 275 Adanya pakan campuran terstandar pullet/induk petelur layer 90 kg/bulan, induk pejantan bangkok 15 kg/bulan, dan anakan ayam jawa super 90 kg/bulan untuk pemeliharaan program berjalan (8 bulan). Adanya 4 unit mesin penetas telur otomatis berkapasitas 200 butir telur dengan daya akurasi tetas >90%, Adanya pelatihan/workshop standar teknik IB kepada mitra 1 dan 2 untuk capaian kompetensi sukses IB >80%, Pembelian pakan Pemberian pakan dan obat-obatan organik terstandar sesuai standar secara bertahap berkelanjutan untuk sukses pemeliharaan ternak mitra, meliputi: 1. 90 kg/bln. pakan untuk pemeliharaan 40 ekor pullet/indukan betina petelur layer, 2. 15 kg/bln. pakan untuk pemeliharaan 6 ekor indukan pejantan bangkok sejumlah 90 kg/bln. pakan untuk pemeliharaan 150 ekor anakan, dan 500 ekor ayam jawa super (masing-masing mitra mendapatkan separoh standard pakan bertahap berkelanjutan ini) Pengadaan 4 unit Pemberian peralatan teknologi tepat guna, mesin penetas meliputi: telur otomatis 1. 2 unit mesin penetas telur otomatis berkapasitas 200 kapasitas 200 butir telur berdaya tetas butir >90% (masing-masing mitra mendapatkan 1 unit), 2. 10 unit candler zygot/embrio spot (masing-masing mitra mendapatkan 5 unit) Pelatihan standar proses Inseminasi Buatan (IB) untuk capaian kompetensi akurasi sukses zygot/embrio >80%, meliputi: 1. Standar proses pengambilan dan pengenceran sperma induk pejantan, 2. standar proses penyuntikan/ inseminasi sperma ke dalam saluran telur indukan betina, 3. standar proses seleksi telur sukses zygot/embrio (pelatihan diberikan kepada setiap anggota mitra), Adanya pelatihan pelatihan Pelatihan standar pengoperasionalan mesin pengoperasionalan pengoperasionalan penetas otomatis kapasitas 200 butir telur mesin penetas telur mesin penetas untuk capaian kompetensi akurasi sukses otomatis berkapasitas telur otomatis penetasan >90%, meliputi: 200 butir telur untuk 1. Standar pengoperasionalan starting dan capaian kompetensi offing mesin penetas, akurasi tetasan >90 %. 2. Standar pengoperasionalan abnormali/warning condition/normal condition mesin penetas, 3. Standar pengoperasionalan peletakan telur dan pengambilan anakan tetas, dan 4. Standar pengoperasionalan penggantian variabel perangkat periodik mesin penetas, semisal lampu dan pengisian air. (pelatihan diberikan kepada setiap anggota mitra), 276 Peningkatan Kemampuan Beternak Ayam Jawa Super IB bagi Mitra Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ÊË ÌÍÎÏÐ ÑÍÒ ÓÔÕÖÍ×ÍÎÍÒ ØÙÚÛÙÜ ÝÞßàÙß ÛÞáÙÛâãÙß äÙßààÙá åæ ØÞÛäÞÚçÞã èéåêë ìÙíÜá ÛÞáÙîíÙßÙÙß ÛãâàãÙÚ ïÙßà äÞáÙì ÝÜðÙÛÙÜ ÝÜäÙçÞáîÙß ÝÙáÙÚ äÙçÞá ñò Tabel 3. Hasil capaian 3 Juli – 2 Uji coba mesin Mesin penetas Agustus penetas yang layak pakai 2016 dan DOD bebek hasil uji coba 2-10 Agustus 2016 Pemeliharaan indukan betina_ayam ras strain ISA BROWN PLATINUM berjumlah 40 ekor Produk pertama berupa telur konsumsi dengan potensi produksi 2,5 kg/hari (setelah pemeliharaan kurang lebih 1 bulan) 30 Juli-10 Pemeliharaan Agustus DOC joper 2016 grade A tervaksin berjumlah 475 ekor Produk ketiga berupa joper siap konsumsi dengan potensi produksi 1,1 kg x 475 ekor x harga jual pasar (setelah pemeliharaan kurang lebih 60 hari) IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta 277 óôõôö ÷øõôùúôûôôû üýþ ÿûÿ ùôöÿ öøõôùùôû ÷øöÿúôôû ôôö ôô ú÷ø ôûô øûôû ôôö ôô ú÷ø ÷ ÿ ûôöû ÿýøÿùôû ÷øõôùôû ôû úôöô ôô ôÿ ùø øô ô ÿ÷øõø ôúÿõ ýôô ôôö ôô ú÷ø ôû ôûô ýõûô úô  ÿöý úøöô ôû ôû ÷ ÿ öôúÿ ýøõö ôõ ÿûÿ öøûûùùôû ýôô ôôö ôô ôû ÷ ÿ öôúÿ ô÷ô öý õøýÿ ýøúô õôÿ   óôÿ ôúÿõ ÷øõôùúôûôôû ÷ôö ÿýô üýþ óÿù ÿ øõö÷ù úôô ôö ôô ÷ø þÿ ô  ôû þÿ ô ! úôö÷ôÿ øûôû ôûôõ  ú ú " ô÷ô ÿúÿö÷õùôû#  ) ôö ô÷ô ÿõôùúôûôùôû õø ùøô þÿ ô ýÿûôôû öøûÿûô ÷ øûúÿ óþ ôô ùû õÿûùûôû$öôõù ÿ÷ ôû ÷øöø ôôû ùõÿûø ÿ ôøôõ ùøô þÿ ô ýÿûôôû øúøý  õô % ôõô ôû   ÿ  ûôùôû û ù öøöýôû  ÷øõôùúôûôôû  ÿýô  üýþ óÿù ÿ ú ô  úøõøúôÿ ÷øûôôôûûô ôû úô ÿúøôùôû ùø÷ôô þÿ ô  ôû þÿ ô úøýôôÿ &ÿö øûúû  õô ôû   ÿúø  ô ùôû ùø÷ô ô öôúÿû %öôúÿû öÿ  ô öøõÿ÷ ÿ ÷ôùø ôû ô÷õÿùôúÿ ùôû ôû  ÿûùôû ýø ÿûô ÷ôùø ôû ô÷õÿùôúÿ ùôûôû ÿûùôû ôû ôû ÷ôùø ôû ô÷õÿùôúÿ ùôûôû öýôôû ôûôùôû ôô ú÷ø úø÷øôûùô ôõô ôô ùû úöýø õÿú ÿù úø÷øôûùô ôõô ôô ùû úöýø ôÿ öøúÿû ÷øûø ôú ýøùô÷ôúÿ ôú  ý ÿ øõ ' ( ûÿ ! úø÷øôûùô ôõô ÿûúøöÿûôúÿ ýô ôû ôû úø÷øôûùô ôõô úôûÿ ôúÿ ÷ø øûôùôû  ôö  ôû  ú  ô   ÿõôùúôûôùôû ô ôõô  ÷øûÿû  ùô ôû ù  ö÷ø øûúÿ ÿûúøöÿûôúÿ ý ô ôû ÷øû÷øôúÿûôõôû öøúÿû ÷øûø ôú ôû ÷øöýô ôû øýúÿ ø ÷øöôúôôû úôô öÿ ô øôù ÷øõôùúôûôôû ÷ôö ÿûô õô÷ôû ÿûÿ ÿýô öÿ ô ýÿûôôû ÿûÿ øõô ýøôúÿõ öøõôûùô öô  öøõôõÿ ) *ô÷ôÿôû +ô÷ôÿôû ÷ø ôöô öÿ  ô ýÿûôôû ýø ôúÿõ öøûø ô÷ùôû ÷ôö ÷øû÷øôúÿûôõôû öøúÿû ÷øûø ôú ÷ôô ÿ *ýô ÷ø ôöô ÷ôô øõ ýøýøù  ø÷ô öøûø ôú ÷ôô ô ÿ ùø% ,$ -! +ô÷ôÿôû ùøô öÿ ô ýÿûôôû øõô öøö÷øõø ÷ù ÷ø ôöô ôÿ  øõ ô  ÿ ÿû ùôû ýø ÿûô  ý ÿ$ô ÿ ôÿ ( ÿûùôû ýø ÿûô! +ô÷ôÿôû ùø ÿô öÿ ô ýÿûôôû öøö÷øõø ùøöôôû ÷øûøöýôûôû øûôû öøöøõÿôô øù ôûôùôû ôô ú÷ø úøýøõöûô öÿ ô ôûô öøöøõÿôô  % øù ôûôùôû ôô ú÷ø!  ./0/1 ô ÷øõôùúôûôôû ÿýô üýþ óÿù ÿ øõö÷ù úôô ôö ôô ÷ø ôô÷ôû úøõôû ûô ô÷ô ýøôõôû øûôû ýôÿù úøúôÿ ôû öôùô ôô ýøýøô÷ô úôôû ôû ÷øõ ÿ÷øô ÿùôû ô% ôû%úôôû ø úøý ôôõô  #  øõ ÷øûôö÷ÿûôû ÿû øûúÿ2 û ù öøö÷øýøúô úøô÷ôû øùôúÿ ô÷õÿùô ÿ2 øôô÷ ÿõö ÷øûø ôôû ôû øûõÿ øùôÿ ôû ÷øöôõôû ÷øûøöýôûôû úôô ùøô þÿ ô ýÿûôôû ôö÷ôÿ øûôû ôûôõ ÷øõô÷ôû ôõô úô ÿûôùôû û ù ôõôûûô öý ùøöýôû úô ô õø  ùø ô þÿ ô úøýô ôÿöôûô ÿû ùô ô÷õÿùôúÿû ô ôû÷ô øöôû ÿû3ôúÿ úøöÿúôõ ÷øöýô ôû öøúÿû ÿûùýôúÿ ôû ô *ø$÷øûø ôúôû ýøùô÷ôúÿ ôú õøýÿ ýøúô! ôõ ÿûÿ öøûÿûô ùø øýô ôúôû úøô÷ôû ÿõö ÷øûø ôôû ôû øùûõÿ ô÷õÿùô ÿ2 øùôÿ ùø÷ôô ùøô þÿ ô óøöÿùÿôû ô ùø øýô ôúôû ÷øöôõôû ôû ôô úôÿû ÷ù ùøô þÿ ô 4ÿûôôû ÿûÿ   278 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius V. Ucapan Terima Kasih 5678 9:6;<6= >?@876<6A8B <?;6C6 ;8B6< D6=E >?F6B 7?7G?@8<6= ;?=C6=6= C6F67 ;?F6<A6=66= ;?=E6GC86= 76AD6@6<6> D68>9 C8@?<>H@6> I?=?F8>86= C6= I?=E6GC86= <?;6C6 J6AD6@6<6> K8>L?= K8<>8 5?7?=>@86= I?=C8C8<6= C6= 5?G9C6>66=M N?A968 K?=E6= N9@6> I?@L6=L86= I?=9E6A6= I?F6<A6=66= I?=E6GC86= <?;6C6 J6AD6@6<6>O PH7H@ QRSTUVWIJTXXXTYQSR VI. Daftar Pustaka Pengaruh Tingkat Dosis Inseminasi Buatan dan Macam Pengecer Semen Terhadap Daya Tunas Tetas Telur Unggas : Skripsi S 1 (Unpublish). Jurusan Biologi. FAMIPA-UNPAK, Bogor. Z78=6BM [O S\\]O Ditjennak. 1995. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jendral Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta. Harjosubroto dan Supriyono. 1979. Performant Unggas Kampung dan Unggas Kedu .First Seminar on Poultry Science and Industry, Cisarua, Bogor. Kismiati, S., 1999. Fertilitas telur dan mortalitas embrio unggas k edu hitam pada interval inseminasi yang berbeda.Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis: Edisi Khusus: 51-55. Lake, P.E. and Stewart, J.M., 1978. Artificial Insemination in Poultry. Ministry of Agriculture, Fisheries and Food. Her Majesty s Stationery Office, London. Nurhadi, I., & Eru Puspita.2014.Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler Atmega8 Menggunakan Sensor Sht 11. Diakses 20 April 2015. https:// far71.wordpress.com/2011/04/12/mesin-tetas-otomatis/ Otoro. 1992. Prospek Pemasaran Unggas di DKI Jakarta . Dinas Peternakan DKI Jakarta, Jakarta. Sastrodihardjo, S., S. Sutarman, K. Heruswanto dan N. Hilmia. 1995. Pengaruh Macam Pengecer Semen dan Dosis Inseminasi Buatan Terhadap Periode Fertil Spermatozoa, Daya Fertilitas dan Daya Tetas Telur Unggas . Proceeding Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi (II). PUSLITBANG BIOTEK-LIPI, Jakarta. Sastrodihardjo, S. 1996. Inseminasi Buatan Pada Unggas . Leaflet. Cetakan kedua BALITNAK, Ciawi-Bogor. Sastrodihardjo, S. dan Isk andar, S., 1997. Sistem Perkawinan Pada Unggas-Materi Pelajaran dalam Pelatihan Perunggasan/ Pembibitan Unggas bagi PPL, KCD Peternak an se Indonesia. Balitnak -BLPP Ciawi, 6 Nov.-5 Desember 1997. Wihandoyo dan T. Yuwanto. 1981. Study Tentang Produktivitas Unggas Kampung yang Dipelihara Rakyat di Pedesaan Secara Tradisional . Laporan Proyek No. 6951 PIT/DPP M/460. UGM, Jogjakarta. Wishart, G., 1996. How fertility works. Poultry International, 35 (2): 54-58. Andhika Putra, S.Pt., 2010, Inseminasi Buatan pada Unggas, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. ❆ ❆ ❆ IbM Kelompok Peternakan Ayam Jawa Super Ringinharjo Bantul Yogyakarta 279 ulent Education School (Tes) untuk Pengembangan ^_`abc Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kebencanaan di Magelang, Jawa Tengah Junun Sartohadi1, Muhammad Anggri Setiawan1, Guruh Samodra1, Boby Setyawan1, Garri Martha Kusuma Wardhana1, Heni Masruroh1, Zuhara Risqian C1, Elok Surya P1, Melisa. P. T1 1 Kelompok Studi Transbulent Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Abstrak Indonesia merupakan N egara yang berpotensi terjadi bencana alam. Pendidikan sebagai upaya transformasi pengetahuan dan teknologi diharapkan merupakan salah satu upaya pengurangan risiko bencana. Bentuk implementasi pendidikan berupa pengajaran diharapkan dapat berjalan secara berkelanjutan meningkatkan pemahaman dan daya kritis peserta didik. Pengajaran kontekstual berbasis kebencanaan merupakan salah satu desain pengajaran yang mampu meningkatkan kemampuan kecakapan peserta didik dan berkelanjutan. Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan, 1) Pengembangan pembelajaran kontekstual melalui kegiatan lapangan (outdoor study) berbasis kejadian bencana berupa longsor, kekeringan dan erosi; 2) M enghasilkan produk buku ajar berbasis kejadian bencana berupa longsor, erosi dan kekeringan untuk siswa Sekolah M enengah Pertama (SM P). Sasaran pengabdian masyarakat adalah peserta didik Sekolah M enengah Pertama (SM P), tenaga pendidik, peneliti dan masyarakat. Kegiatan pengembangan pembelajaran kontekstual dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu i) sosialisasi kepada masyarakat terkait wilayah rawan bencana longsor, erosi, kekeringan dan sosialiasi rencana pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis kebencanaan; ii) pengajaran di dalam ruangan kelas sebagai pengantar terkait konsep kebencanaan; iii) pelaksanaan pembelajaran kontekstual melalui kegiatan lapangan (outdoor study). Buku ajar dihasilkan oleh peneliti berdasarkan pengamatan kondisi lapangan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat, 1) Pembelajaran kontekstual berbasis kebencanaan mampu meningkatan motivasi dan pemahaman siswa terkait bencana dan mampu menciptakan desain pembelajaran yang berkesinambungan antara perguruan tinggi (peneliti), masyarakat, pendidik dan peserta didik. Peneliti dan pendidik memiliki peran untuk mentransformasikan dan menyerbarluaskan ilmu dan teknologi. M asyarakat dan peserta didik sebagai objek pengguna ilmu pengetahuan; 2). Produk buku ajar yang dihasilkan melalui pengamatan bencana yang terjadi di sekitar lingkungan peserta didik mampu meningkatan kepekaan peserta didik terhadap tanda-tanda terjadinya bencana longsor, erosi, dan kekeringan. Kata Kunci : Transulent Education School (TES), Pembelajaran Kontekstual, Kebencanaan. 280 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 1. PENDAHULUAN defghghijf kelmnjijf nlopep qljfprolkjph nefseqjtmjf ienjgj nepelqj ghghi ujfs velqmwmjf mfqmi kefhfsijqijf iexelgjpjfy ieqeljknhzjfy noqefphy gjf ieneijjf qeltjgjn refokefj jzjk ujfs veljgj gh peihqjlfuj{ |knzekefqjph nefghghijf velmnj qljfprolkjph nefseqjtmjf ienjgj nepelqj ghghi gjnjq ghzjimijf pexjlj rolkjz kjmnmf hfrolkjzy jlqhfuj nlopep qljfprolkjph nefseqjtmjf qhgji tjlmp kezjzmh nlopep vezjwjl kefsjwjl gh peiozjt{ }njuj qljfprolkjph nefseqjtmjf ujfs kefsiozjvoljphijf jfqjlj nefezhqhy nefghghiy nepelqj ghghi gjf kjpujljijq kelmnjijf iofpen gjlh nefghghijf ujfs veliezjfwmqjf{ defghghijf kelmnjijf pjzjt pjqm xjlj kefhfsijqijf ijnjphqjp mfqmi nefsmljfsjf lhphio vefxjfj ~epqefy et al€{ |knzekefqjph nefghghijf mfqmi nefsmljfsjf lhphio vefxjfj tjlmp ghvelhijf peghfh kmfsihf kezjzmh nefsjwjljf ienjgj nepelqj ghghi pexjlj rolkjz kjmnmf hfrol kjz{ defghghijf ievefxjfjjf ghtjljnijf gjnjq kefhfsijqijf ijnjphqjp gjf ijqjtjfjf qeltjgjn vefxjfj ~‚tjujnljfy et alƒ „ †‡€{ defghghijf ievefxjfjjf gjnjq ghzjimijf kezjzmh nefsjwjljf iezjp gjf nefsjwjljf zjnjfsjfy pethfssj nepelqj ghghi pexjlj zjfspmfs gjnjq kefseqjtmh refokefj vefxjfj ujfs veljgj gh peihqjlfuj{ ˆ‰Š ‹oknof qelzeqji gh Œjvmnjqef jsezjfsy Žjj ‚efsjt{ ˆ‰Š ‹oknof kekhzhih hfqefphqjp qelwjgh kmzqh vefxjfj jzjky velmnj vefxjfj qjfjt zofspoly elophy gjf ieielhfsjf{ ˆ‰Š ‹oknof kekhzhih ijljiqelhpqhi hzjujt velmnj zjnhpjf qjfjt zeknmfs ujfs qevjzy iofghph qonosljrh velmnj nelvmihqjf gjf vjfuji qelwjgh nekoqofsjf zelefs{ Œofghph qelpevmq kefuevjvijf ˆ‰Š ‹oknof velnoqefph qelwjghfuj kmzqh vefxjfj{ ‚‰‘Š‹}’“‘‚ ~”• Ansition of Natural –ystems in the Built—up ENvironment€ kelmnjijf pevmjt iezoknoi lhpeq ujfs kefezhqh qefqjfs ioknzeiphqjp nelkjpjzjtjf zhfsimfsjf njgj jlej qelvjfsmf{ ‰fssoqj ‚‰‘Š‹}’“‘‚ qelghlh jqjp gopef gjf kjtjphpj ~Š†y Š„ gjf Š˜€ gjlh velvjsjh nlosljk pqmgh{ ‚‰‘Š‹}’“‘‚ velqmwmjf mfqmi kefshfqesljphijf velvjsjh pmgmq njfgjfs hzkm ievmkhjf mfqmi kefhzjh gjf kefse™jzmjph ievelzjfwmqjf pmjqm phpqek kjfmphj gjf zhfsimfsjf pevjsjh lepnof qeltjgjn qljfphph nlopepnlopep jzjk njgj zhfsimfsjf qelvjfsmf{ ‚mwmjf mqjkj gjlh ieshjqjf hfh jgjzjt jgjfuj ieshjqjf qmijl kefmijl hfrolkjph gjf qljfprel hzkm nefseqjtmjf ujfs ghtjphzijf kezjzmh ieshjqjf nefezhqhjf ujfs qezjt ghzjimijf{ Šjzjt pjqm hknzekefqjph gjlh ieshjqjf qelpevmq ransbulent Education –chool ujifh gefsjf kefsjgjijf ” ~‚“Š€ ujfs velvjphp njgj nefghghijf rol kjz njgj qhfsijq Šd{ 1.1 Rumusan Masalah ‹elgjpjlijf qmwmjf gjf ijljiqelhpqhi imlhimzmk „ †˜ kefwezjpijf vjtj gepjhf nekvezjwjljf tjlmp kjknm kefsekvjfsijf velvjsjh phijn nefseqjtmjfy ieqeljknhzjfy gjuj ilhqhpy ilejqh™hqjp nepelqj ghghiy gjf gjnjq kekjfrjjqijf kjpujljijq pevjsjh pmkvel nekvezjwjljf{ ‹elgjpjlijf qmwmjf gjf ijljiqelhpqhi imlhimzmk „ †˜y kjij ghnelzmijf pevmjt gepjhf nekvezjwjljf ujfs kjknm kefsjiokoghl qmwmjf gjf ijljiqelhpqhi imlhimzmk „ †˜{ Šjzjt pjqm gepjhf nekvezjwjljf ujfs kjknm kefsjiokoghl qmwmjf gjf ijljiqelhpqhi imlhimzmk „ †˜ ujhqm gepjhf nekvezjwjljf iofqeipqmjz velvjphp ievefxjfjjf ujfs kefsiozjvoljphijf jfqjlj nefezhqhy nefghghiy nepelqj ghghiy gjf kjpujljijq{ dekvezjwjljf iofqeipqmjz kelmnjijf kogez nekvezjwjljf ujfs gjnjq kefsekvjfsijf iekjknmjf Life –kill ~iexjijnjf thgmn€ nepelqj ghghi{ dekvezjwjljf iofqeipqmjz kelmnjijf Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis... 281 š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ £Ÿ¢¤ œ›œ¥¢¤¦§¢¦Ÿ¢ š›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦ ªŸšŸ© œ›¢¤¥Ÿ©¦Ÿ¢« œ›œš›¡ž¥Ÿ¨« œ›¢›¡Ÿš¦Ÿ¢ š›¢¤›©Ÿ¬¥Ÿ¢« œ›¢§¢¤¦Ÿ©¦Ÿ¢ ªŸ£Ÿ ¦¡©§¨« ªŸ¢ ¦›©›¡Ÿœš§žŸ¢ Ÿ¦Ÿª›œ§¦¢£Ÿ Ÿ§¦ ª§ ªŸžŸœ œŸ¥š¥¢ ª§ ž¥Ÿ¡ ¨›¦­žŸ¬® ¯›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦ ªŸšŸ© ›žŸ Ÿ¡ ¥¢©¥¦ œ›œ›°Ÿ¬¦Ÿ¢ ›¡Ÿ¤Ÿ§ š›¡œŸ¨ŸžŸ¬Ÿ¢ ªŸžŸœ ª¥¢§Ÿ ¢£Ÿ©Ÿ ©›¡¦Ÿ§© ª›¢¤Ÿ¢ ž§¢¤¦¥¢¤Ÿ¢ ¨›¦§©Ÿ¡¢£Ÿ® ±›žŸž¥§ š­žŸ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¦­¢©›¦¨©¥Ÿž ›¡¥šŸ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¦›¤§Ÿ©Ÿ¢ žŸšŸ¢¤Ÿ¢ ² outdoor study³« ª§¬Ÿ¡Ÿš¦Ÿ¢ š›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦ ªŸšŸ© œ›¢¤¦­¢¨©¡¥¦¨§ ¦­¢¨›š š›œŸ¬ŸœŸ¢ ž§¢¤¦¥¢¤Ÿ¢ ªŸ¢ ¦››¢°Ÿ¢ŸŸ¢ ›¡ªŸ¨Ÿ¡¦Ÿ¢ š›¢¤ŸžŸœŸ¢ ªŸ¢ ¦­¢ª§¨§ ¢£Ÿ©Ÿ ª§ žŸšŸ¢¤Ÿ¢® ransbulent Education µchool ²¶·¸³ ´ œ›¡¥šŸ¦Ÿ¢ ¥šŸ£Ÿ £Ÿ¢¤ ª§žŸ¦¥¦Ÿ¢ ¥¢©¥¦ œ›œš›¡¦›¢Ÿž¦Ÿ¢ š›¢ª§ª§¦Ÿ¢ ž§¢¤¦¥¢¤Ÿ¢ ªŸ¢ ¦››¢°Ÿ¢ŸŸŸ¢ ›¡Ÿ¨§¨ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¦­¢©›¦¨©¥Ÿž ªŸ¢ š›œ›¡ªŸ£ŸŸ¢ œŸ¨£Ÿ¡Ÿ¦Ÿ©® ¯›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¦­¢©›¦¨©¥Ÿž ª›¢¤Ÿ¢ ¦›¤§Ÿ©Ÿ¢ žŸšŸ¢¤Ÿ¢ ² outdoor study³ §¢§ ª§žŸ¦¨Ÿ¢Ÿ¦Ÿ¢ ª§ ¹º¸ »­œš­¢ ¨›Ÿ¤Ÿ§ ¨©Ÿ¨§¥¢ ¶¡Ÿ¢¨¥ž›¢©® ¼›¤§Ÿ©Ÿ¢ §¢§ ª§½Ÿ¨§ž§©Ÿ¨§ ­ž›¬ ©§œ š›¢›ž§©§ ªŸ¡§ ¶¡Ÿ¢¨¥ž›¢© ªŸ¢ ª§ª¥¦¥¢¤ ­ž›¬ œŸ¨£Ÿ¡Ÿ¦Ÿ© ¨›¦§©Ÿ¡ ¥¢©¥¦ œ›¢£ŸœšŸ§¦Ÿ¢ §¢½­¡œŸ¨§ œ›¢¤›¢Ÿ§ ¦››¢°Ÿ¢ŸŸ¢« œ§©§¤Ÿ¨§« ¦›¨§Ÿš¨§Ÿ¤ŸŸ¢ œŸ¨£Ÿ¡Ÿ¦Ÿ© ©›¡¬ŸªŸš ›¢°Ÿ¢Ÿ ªŸ¢ ¨§œ¥žŸ¨§ š¡Ÿ¦©§¦ š›¢Ÿ¢ŸœŸ¢ ¥ª§ªŸ£Ÿ ©Ÿ¢ŸœŸ¢ polybag ¨›Ÿ¤Ÿ§ ¥šŸ£Ÿ ¦›©Ÿ¬Ÿ¢Ÿ¢ šŸ¢¤Ÿ¢ œŸ¨£Ÿ¡Ÿ¦Ÿ© ª§ ¾§žŸ£Ÿ¬ ¡Ÿ¾Ÿ¢ ›¢°Ÿ¢Ÿ® ¸›žŸ¢¿ ¥©¢£Ÿ« š›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦ ªŸšŸ© ›žŸ Ÿ¡ ¨›°Ÿ¡Ÿ žŸ¢¤¨¥¢¤ ¥¢©¥¦ œ›œ›°Ÿ¬¦Ÿ¢ ›¡Ÿ¤Ÿ§ š›¡œŸ¨ŸžŸ¬Ÿ¢ ¨›š›¡©§ £Ÿ¢¤ ©›žŸ¬ œ›¡›¦Ÿ š›žŸ Ÿ¡§® ±›žŸž¥§ š¡­¨›¨ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ©›¡¨›¥©« ª§¬Ÿ¡Ÿš¦Ÿ¢ š›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦ œ›¢ªŸšŸ©¦Ÿ¢ š›¢¤›©Ÿ¬¥Ÿ¢ ¥¢©¥¦ š›¢¤¥¡Ÿ¢¤Ÿ¢ ¡§¨§¦­ ›¢°Ÿ¢Ÿ« ªŸ¢ œ›¢›¡Ÿš¦Ÿ¢ š›œŸ¢¤¥¢Ÿ¢ ¨›°Ÿ¡Ÿ ›¡¦›žŸ¢ ¥©Ÿ¢® 2. Tujuan Pengabdian Masyarakat À®Á®Á ¯›¢¤›œŸ¢¤Ÿ¢ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¦­¢©›¦¨©¥Ÿž œ›žŸž¥§ ¦›¤§Ÿ©Ÿ¢ žŸšŸ¢¤Ÿ¢ ² outdoor study³ ›¡Ÿ¨§¨ ¦› Ÿª§Ÿ¢ ›¢°Ÿ¢Ÿ ›¡¥šŸ ž­¢¤¨­¡« ¦›¦›¡§¢¤Ÿ¢« ªŸ¢ ›¡­¨§® À®Á®À ±›¢¤¬Ÿ¨§ž¦Ÿ¢ š¡­ª¥¦ ¥¦¥ Ÿ Ÿ¡ ›¡Ÿ¨§¨ ¦› Ÿª§Ÿ¢ ›¢°Ÿ¢Ÿ ›¡¥šŸ ž­¢¤¨­¡« ›¡­¨§ ªŸ¢ ¦›¦›¡§¢¤Ÿ¢ ¥¢©¥¦ ¨§¨¾Ÿ ¸›¦­žŸ¬ ±›¢›¢¤Ÿ¬ ¯›¡©ŸœŸ ²¸±¯³® 3. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Pustaka 3.1.1 Konsep Pembelajaran Kontekstual ¯›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¦­¢©›¦¨©¥Ÿž œ›¡¥šŸ¦Ÿ¢ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ £Ÿ¢¤ œ›œ¥¢¤¦§¢¦Ÿ¢ š›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦ ªŸšŸ© œ›¢¤¥Ÿ©¦Ÿ¢« œ›œš›¡ž¥Ÿ¨« œ›¢›¡Ÿš¦Ÿ¢ š›¢¤›©Ÿ¬¥Ÿ¢« ªŸ¢ ¦›©›¡Ÿœš§žŸ¢ Ÿ¦Ÿª›œ§¦¢£Ÿ Ÿ§¦ ª§ ªŸžŸœ œŸ¥š¥¢ ª§ ž¥Ÿ¡ ¨›¦­žŸ¬« ¨›¡©Ÿ š›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦ ªŸšŸ© œ›œ›°Ÿ¬¦Ÿ¢ ›¡Ÿ¤Ÿ§ š›¡œŸ¨ŸžŸ¬Ÿ¢ ªŸžŸœ ª¥¢§Ÿ ¢£Ÿ©Ÿ® ¸¥¨§ž­ ²ÀÂÂÁÃij œ›¢ ›žŸ¨¦Ÿ¢ Ÿ¬¾Ÿ š›¢¤¤¥¢ŸŸ¢ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¦­¢©›¦¨©¥Ÿž œ›œ§ž§¦§ š­©›¢¨§ ¥¢©¥¦ ©§ªŸ¦ ¬Ÿ¢£Ÿ œ›¢¤›œŸ¢¤¦Ÿ¢ ¡Ÿ¢Ÿ¬ š›¢¤›©Ÿ¬¥Ÿ¢ ªŸ¢ ¦›©›¡Ÿœš§žŸ¢ š›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦« ©›©Ÿš§ ¥¤Ÿ œ›¢¤›œŸ¢¤¦Ÿ¢ ¨§¦Ÿš« ¢§žŸ§« ªŸ¢ ¦¡›Ÿ©§Å§©Ÿ¨ š›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦ ªŸžŸœ œ›œ›°Ÿ¬¦Ÿ¢ œŸ¨ŸžŸ¬ £Ÿ¢¤ ©›¡¦Ÿ§© ª›¢¤Ÿ¢ ¦›¬§ª¥šŸ¢¢£Ÿ® Æ­¨©Ÿ¢Ÿ ²ÀÂÂÇÃdz œ›¢›¤Ÿ¨¦Ÿ¢ Ÿ¬¾Ÿ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¨›œŸ°Ÿœ §©¥ ›¡©¥ ¥Ÿ¢ œ›œ›¦Ÿž§ š›¨›¡©Ÿ ª§ª§¦ ª›¢¤Ÿ¢ š›¢¤›©Ÿ¬¥Ÿ¢ £Ÿ¢¤ ¨›°Ÿ¡Ÿ ½ž›¦¨§›ž ªŸšŸ© ª§©›¡Ÿš¦Ÿ¢ ²ª§©¡Ÿ¢¨½›¡³ ªŸ¡§ ¨Ÿ©¥ š›¡œŸ¨ŸžŸ¬Ÿ¢ ¦› š›¡œŸ¨ŸžŸ¬Ÿ¢ žŸ§¢ ªŸ¢ ªŸ¡§ ¨Ÿ©¥ ¦­¢©›¦¨ ¦› ¦­¢©›¦¨ žŸ§¢¢£Ÿ® ±›¢¥¡¥© È¡­¾½­¡ª ²ÀÂÂÁ³ ªŸžŸœ š¡Ÿ¦©§¦¢£Ÿ ŸªŸ ž§œŸ ¨©¡Ÿ©›¤§ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¦­¢©›¦¨©¥Ÿž £Ÿ§©¥ elatingÊ ExperiencingÊ ApplyingÊ Cooperating« ªŸ¢ ´ransfering® ˧œŸ ¨©¡Ÿ©›¤§ š›œ›žŸ Ÿ¡Ÿ¢ ¦­¢©›¦¨©¥Ÿž É ª§žŸ¦¨Ÿ¢Ÿ¦Ÿ¢ ªŸžŸœ ¦­¢©›¦¨ ©›œšŸ© ž§¢¤¦¥¢¤Ÿ¢ ¦›žŸ¨« žŸ­¡Ÿ©­¡§¥œ« œŸ¨£Ÿ¡Ÿ¦Ÿ©« ªŸ¢ ©›œšŸ© ¦›¡ Ÿ® 282 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ÌÍÎÏÐÑÒ ÓÔÕÕÔÖ ×ØÙÚØ×ÍÛÐÛÐÙ ÑÒÜÍ×ÝÐÒ Þß ÛÐàÐ ÛÍÙáÒ ÝØ×âØãÐÜÐÎÐÙ äåæç èØâÐÚÐÒ âØÎÒÛÍàé ÓÞÖ real world learningê ÓÔÖ ×ØÙÚÍàÐ×ÐÛÐÙ ÝØÙÚÐãÐ×ÐÙ ÙëÐàÐê ÓìÖ âØÎÝÒÛÒÎ àÒÙÚÛÐà àÒÙÚÚÒê ÓíÖ âØÎÝÍèÐà ÝÐÑÐ ÝØèØÎàÐ ÑÒÑÒÛê ÓßÖ ÝØèØÎàÐ ÑÒÑÒÛ ÐÛàÒîç ÛÎÒàÒèç ÑÐÙ ÛÎØÐàÒîê ÓïÖ ÝØÙÚØàÐÏÍÐÙ âØÎ×ÐÛÙÐ ÑÐãÐ× ÛØÏÒÑÍÝÐÙê ÓðÖ ÑØÛÐà ÑØÙÚÐÙ ÛØÏÒÑÍÝÐÙ ÙëÐàÐê ÓñÖ ÝØÎÍâÐÏÐÙ ÝØÎÒãÐÛÍê ÓòÖ ÝØèØÎàÐ ÑÒÑÒÛ ÝÎÐÛàÒÛç âÍÛÐÙ ×ØÙÚÏÐîÐãê ÓÞÕÖ learning âÍÛÐÙ teachingê ÓÞÞÖ ÝØÙÑÒÑÒÛÐÙ Ó educationÖ âÍÛÐÙ ÝØÙÚÐÜÐÎÐÙ instructionÖê ÓÞÔÖ ÝØ×âØÙàÍÛÐÙ ×ÐÙÍèÒÐê ÓÞìÖ ×Ø×ØáÐÏÛÐÙ ×ÐèÐãÐÏê ÓÞíÖ ÝØèØÎàÐ ÑÒÑÒÛ acting guru mengarahkan dan; (15) hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes. Ó 3.1.2 Pembelajaran Kontekstual melalui Kegiatan Lapangan (Outdoor Study) dalam Mata Pelajaran IPS Terpadu Mata pelajaran IPS, khususnys Geografi, cenderung terkait dengan konteks alam atau lingkungan sekitar tempat tinggal manusia. Proses pembelajaran melalui kegiatan lapangan (Outó door ôtudy) atau praktik secara outdoor laboratories sangat diperlukan untuk memperdalam konsep dan pemahaman peserta didik. Outdoor study merupakan pola belajar atau praktik laboratorium yang dilakukan di luar kelas atau terhadap objek alam sesungguhnya (secara langsung di lapangan). Pendekatan belajar outdoor study ditujukan agar peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif, dan kritis dalam mempelajari Geografi. Pendekatan semacam itu akan dapat diperoleh ilmu pengetahuan sosial dari fakta empirik baik berupa simulasi ataupun secara natural, menuju ke arah konsep, proposisi, atau bahkan teori. Selanjutnya, tidak hanya long term memory peserta didik yang menjadi lebih baik, tetapi juga kreativitas, kekritisan, dan kepedulian peserta didik akan lingkungn di sekitarnya semakin tinggi. Pola pembelajarn problemósolving merupakan salah satu cara yang sesuai agar dapat membentuk karakter peserta didik yang senantiasa kritis. Pembelajaran semacam itu sangat sesuai pada materi pelajaran yang menyangkut objek lingkungan dan kehidupan sehari-hari (Gage and Berliner, 1985: 4-5). Mc. Crown (1989: 49) menyebutkan sebagai pengalaman fisik (physical experience) bagi peserta didik, karena peserta didik dapat bertemu dengan obyek belajar secara langsung. Memanfaatkan lingkungan alam dan lingkungan kehidupan di sekitarnya. Pemanfaatan lingkungan sekitar tersebut sangat diperlukan bagi suatu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas peserta didik (Gage and Berliner, 1985:8-9). 3.2 Landasan Teori Perguruan Tinggi merupakan institusi yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi seyogianya dapat dilakukan secara seimbang, berkelanjutan, dan solutif atas permasalahan yang ada, salah satu masalah bencana. Salah satu upaya pengurangan risiko bencana dapat dilakukan melalui penelitian kebencanaan, meliputi kajian wilayah rawan bencana, kesiapsiagaan masyarakat dan upaya mitigasi. Implementasi temuan penelitian kebencanaan dapat disebarluaskan melalui publikasi karya ilmiah, pengajaran formal informal, dan pengabdian kepada masyarakat. Implementasi temuan penelitian yang dapat mengkolaborasikan antara pengajaran formal informal dan partisipasi masyarakat sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Peran masyarakat dalam kegiatan pengajaran lapangan sebagai bagian dari narasumber kebencanaan. Kolaborasi antara pengajaran formal in- Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis... 283 õö÷øùú ûùü ýù÷þÿ ÿýù ÿ øù ÷ùõÿ  ù÷ùùþ  øùøý   ø ü ÿýþù ùü  û  úùù÷ùü ùü ÷úùüþùü ùÿü ý ø  üùü ÷ùüù þö÷ÿ ÿùþùü ø ü Tri Darma Perguruan Tinggi Penelitian Pengajaran Penngabdian Keben canaan Temuan Penelitian Dipublikasikan Karya Ilmiah Pengajaran Formal dan Informal Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat Diimplementasikan melalui TES Berbasis Kegiatan Lapangan Desain Pembelajaran yang Kolaboratif (Peneliti, Peserta Didikm Pendidik dan Masyarakat) Pendidikan Berbasis Kebencanaan Gambar 3.1: Kerangka Teori Kegiatan Gambar 3.1: Kerangka Teori Kegiatan Pendidikan Berbasis Kebencanaan 4. METODE PELAKSANAAN þöû þù ý  ùý   ùÿþ  öüþ þùú ÿùþùü ûÿûÿ  úù ø ùüùùü ý÷ö  úù  ùü ö ÿùúÿ ù ÿ þöû ýúù ûùü øù ý ÷ùø  ransbulent Education chool   ü  úÿþÿù ü þ  ÷  ùÿþ  ÿúù  ù  ùü  öúù ÷ýù ýü ùÿü   ùüùùü ûÿû ûÿ ûÿúù  üù  ùü ö ÿùúÿ ù ÿ øù ùü  ù ùÿ  ÿ  øýùþ ø úùú ý  ø úù ù÷ùü ù÷ùùþ ûùü ýúù ùüùùü  ùü øüöúùö÷ù ÿùü ùüþù÷ù ýüúÿþÿ ýüûÿûÿ ý ÷þù ùÿü û ü ù÷ùùþ 4.1 Penyesuaian Kompetensi Dasar dan Standart Kompetensi øýúøüþù ÷ùø  Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kebencanaan ÿ ý÷ö dilakukan secara terpadu berdasarkan Silabus IPS Terpadu SMP, Standart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Penyesuaian implementasi program TES dengan silabus, SK dan KD bertujuan terdapat titik temu antara tujuan pembelajaran secara umum dan tujuan dari program TES sebagai pengembangan pembelajaran kontekstual berbasis kebencanaan. 284 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Tabel 4.1 Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan program TES. Kelas/Semester Standar Kompetensi Kelas VII/Semester 2 Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungan Kompetensi Dasar - Kelas VII/Semester 2 Memahami kegiatan ekonomi masyarakat I I Kelas VIII/Semester 1 Memahami permasalahan sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk I Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan Membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan objek geografi Mendeskripsikan kondisi geografis dan penduduk Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya terhadap kehidupan Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulanganna dalam pembangunan berkelanjutan 3.2 Sosialisasi Sekolah  ! " #$# %# # #&$% ' ( % ) *+$+ ) ,-. /+!010 " 0"!0& #$# %# # &$"#* *+$+ ) ,-. (" " #&$% '2 *"3#0  " ) !+ 3 " & " (# )* & " * ( & ! " *" 1 + " &% # ( " *" 1 + " % * " " #/   )*%)"! # *)/% 1 + " &$"!&#!0 %4 . # + " #$# %# # #&$% ' 3 !0 * % .&$% ' 5*#&62 0+0 ) ! *% 1 + " 7$+ 8 ( " ##9 &% # :;;; ( " ;<4 .$# %# # #&$% ' (% &0& " )% %0 = ! ' *> ?6 , ' * *"" % " +"@ " *+$+ ) ( " &$"#* *% &# " " *+$+ )A =6 , ' * *" 1 + " ( &% # (" " ) !+ !+& ! &/"@ " " (" " )"0" & " //+ * #)0% !$+ !+& ! ) !+ 3 " (# )* & "4 3.3 Sosialisasi Masyarakat  ! " #$# %# # ) #3 + & ! ( % ) *+$+ ) ,-. /+!010 " 0"!0& #$# %# # &$"#* *+$B + ) ,-. 3 " )" !& " * +!#* # ) #3 + & !2 ##9 2 !"  *)/% 1 + " &$"!&#!0 % /+/ ## &/"@ " *"((&2 ( " *"%! 0"!0& "4 C #3 + & ! 3 " !+%/ ! ( % ) *+$+ ) ,-. )%*0! %$)*$& D "! , " 5D,6 E# D$"$+ ( " ) #3 + & ! #!)* ! EF. G$)*$"4 3.4 Pengajaran di Kelas H" 1 + " ( &% # ( % ) *+$+ ) ,-. /+!010 " 0"!0& ))/+& " *" "! + *" 1 + " )""  &/"@ " "2 &'0#0#"3 %$"#$+2 +$# ( " &&+" "4 H" 1 + " ( &% # )"@ &0* ) !+B) !+ 3 " /+'0/0" " (" " *" 1 + " ( % * " " #/   )*%)"! # *)/% 1 + " &$"!&#!0 %4 Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis... 285 3.5 Pengajaran di Lapangan JKLMNONPNL QR SNTNLMNL QNSNU TPVMPNU WXY UKPZTN[NL RUTSKUKL\N]R TKU^KSNONPNL [VL_ \K[]\ZNS ^KP^N]R] [K^KL`NLNNLa JKLMNONPNL QR SNTNLMNL UKLMMZLN[NL [VL]KT moving posa bNR\Z \KPQNTN\ ^K^KPNTN TV] ]K^NMNR ^KL\Z[ TKU^KSNONPNL [VL\K[]\ZNSc dK^KPNTN TV]a UKSRTZ\R JV] e TKLMNL\NP [VLQR]R fR]R[ SRLM[ZLMNL ghY dVUTVL QNL TKU^NMRNL UVQZSa JV] i TKLOKSN]NL UKLMKLNR SVLM]VP QNL KPV]Ra JV] j KkNSZN]Rc 4. HASIL DAN PEMBAHASAN wx 4.1 Pengembangan pembelajaran kontekstual berbasis kejadian bencana JKU^KSNONPNL [VL\K[]\ZNS UKPZTN[NL ^NMRNL QNPR QK]NRL TKU^KSNONPNL bNLM [VL]\PZ[\RkR]\R[c lUTSKUKL\N]R TKU^KSNONPNL [VL\K[]\ZNS ^KP^N]R] [KONQRNL ^KL`NLN bNLM QR\KPNT[NL QR mWY hS_ lUNL UNUTZ UKLRLM[N\[NL UV\RkN]R QNL TKUNnNUNL TK]KP\N QRQR[ \KP[NR\ ^KL`NLN QNL UNUTZ UKL`RT\N[NL QK]NRL TKU^KSNONPNL bNLM ^KP[K]RLNU^ZLMNL NL\NPN TKPMZPZNL \RLMMR oTKLKSR\Rpa UN]bNPN[N\a TKLQRQR[ QNL TK]KP\N QRQR[c JKLMKU^NLMNL TKU^KSNONPNL [VL\K[]\ZNS bNLM QR\KPNT[NL QR mWY hS_lUNL QR\K[NL[NL TNQN UN\KPR NONP bNLM QR^KPR[NL QNL NSN\ ]RUZSN]R bNLM \KSNn QR^ZN\c mN\KPR NONP bNLM QR^KPR[NL UKPZTN[NL nN]RS QNPR TKLKSR\RNLa ]KnRLMMN QNSNU TKLbNUTNRNL TKLMNONPNL QNTN\ UKLOKSN][NL ]K`NPN QK\RS [VLQR]R SRLM[ZLMNL qRSNbNn \KUTN\ \RLMMNS TK]KP\N QRQR[ bNLM PNqNL \KPnNQNT ^KL`NLN SVLM]VPa KPV]R QNL [K[KPRLMNLc JKLMNONPNL [VL\K[]\ZNS QNSNU TKLbNUTNRNLLbN QR QK]NRL ]K`NPN [VL]\PZ[\RkR]\R[a NP\RLbN QNSNU TPV]K] TKLMNONPNL SK^Rn QR\K[NL[NL TNQN [KN[\RfNL TK]KP\N QRQR[c JKLOKSN]NL UN\KPR QRSN[Z[NL QNPR TKLOKSN]NL ZUZU \KP[NR\ gNKPNn hSRPNL YZLMNR oghYp nRLMMN fKLVUKLN [KONQRNL ^KL`NLN bNLM \KPONQR QR ]K[R\NP [KnRQZTNL TK]KP\N QRQR[c mKSNSZR TKLMNONPNL [VL\K[]\ZNS bNLM [VL]\PZ[\RkR]\R[ UNUTZ UKLRLM[N\[NL UV\RkN]R QNL TKUNnNUNL TK]KP\N QRQR[ \KP[NR\ [K^KL`NLNNLc JK]KP\N QRQR[ UNUTZ UKLOKSN][NL ^KL`NLN bNLM ]KPRLM \KPONQR QR ]K[R\NP \KUTN\ \RLMMNSLbN QNL UNUTZ UKLOK_ SN][NL \RLQN[NL bNLM QRSN[Z[NL ZL\Z[ TKL`KMNnNL ^KL`NLNc JKLKSR\R UKLMMZLN[NL ^K^KPNTN UKQRN TKU^KSNONPNL ZL\Z[ UKUZQNn[NL TPV]K] TKUNnNUNL TK]KP\N QRQR[c dK^KPNTN UKQRN TKU^KSNONPNL bNLM QRMZLN[NLa QRNL\NPN UN[K\ jg ghY dVUTVL ]K^NMNR ]RUZSN\VP ^KL`NLN SVLM]VP QNL [K[KPRLMNLa fV\V ZQNPN fVPUN\ [K`RS ]K^NMNR MNU^NPNL [VLQR]R SRLM[ZLMNL ghY dVUTVL QNL gXmJrsW ]K^NMNR ]RUZSN\VP KPV]R otNU^NP ucepc gKLMNL UKLMMZLN_ [NL UKQRN TKU^KSNONPNLa TK]KP\N QRQR[ QNTN\ UKLZLOZ[[NL TV]R]R \KUTN\ \RLMMNS UKPK[N nRLMMN QNTN\ UKU^KPR[NL TKLOKSN]NL NTN[Nn \KUTN\ \RLMMNS ^KPNQN QR vVLN PNqNL SVLM]VP N\NZ \RQN[c Nc ^c Gambar 4.1 Media Pembelajaran a) Maket 3D untuk simulator longsor dan kekeringan; b) Demplot Erosi 286 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius yz{|}~ z~€€~|‚|~ ƒzƒz„| | |{|† ‡}{|†ˆ„ ƒz~‰|~|Š zƒz{|‹|„|~ ‚ˆ~†z‚‡†|{ Œ}Œz‡|}~ ƒz„ƒ|‡}‡ ‚z€}|†|~ {| |~€|~ outdoor studyŽ Œz~€|~ ‡}‡†z ‚z{ˆ ˆ‚ |‡}~€‘|‡}~€ ‚z{ˆ ˆ‚ z}{}‚} |‡}‡†z~ z~Œ| }~€ ~†‚ z~‹z{|‡‚|~ ’z~ˆz~| ‚zƒz~‰|~||~ “z‡|}~ {| |~€|~ ƒz„ | group competition” |„†}~•| ‡z†}| †z„–|Œ| |†z„} •|~€ Œ}‹z{|‡‚|~ “z‡|}~ z~}~€‚|†‚|~ ‚z|‚†}’|~ z~€|‹|„|~ ‚z{ˆ ˆ‚ Œ}–|„‡‚|~ ~†‚ |‚†}’ Œ|~ }~†z„|‚†}’ z~€|‹|„|~ {| |~€|~ ƒz„ | group competition |  z‡z„†| Œ}Œ}‚ Œ|{| ‚z{ˆ ˆ‚ ~†‚ ƒz„†|~•| Œ|~ z~‹|—|ƒ †z„‚|}† |†z„} •|~€ Œ}‹z{|‡‚|~ yƒz„ |†z„} z~€|‹|„|~ {| |~€|~ †}Œ|‚ –|~•| ƒz„|‡|{ Œ|„} |‡}‡†z~ z~Œ| }~€Š z{|}~‚|~ z‡z„†| Œ}Œ}‚ Œ| |† ƒz„†|~•| ‡z‰|„| |‚†}’ ‚z |Œ| |‡•|„|‚|† •|~€ ƒz„|Œ| Œ} Œ|z„|– „|—|~ ƒz~‰|~| ˜ˆ{|ƒˆ„|‡} |~†|„| |‡}‡†z~ Œz‡|}~ z~Œ| }~€ ‡zƒ|€|} z~z{}†}Š |‡•|„|‚|† Œ} Œ|z„|– „|—|~ ƒz~‰|~| Œ|~ zƒz{|‹|„|~ ‚ˆ~†z‚‡†|{ •|~€ ‚ˆ~‡†„‚†}™}‡†}‚ |  z~}~€‚|†‚|~ ‚z|‚†}’|~ Œ}Œ}‚ Œ|~ z‡z„†| z|–||~ †z„‚|}† ‚zƒz~‰|~||~ š|ƒ|„ ›œŽ Gambar 4.2: Proses Pengajaran Kegiatan Lapangan dengan sistem Group Competition 4.2 Produk Buku Ajar Sebagai Pegangan Guru dan Peserta Didik ‚ |‹|„ z„ |‚|~ ‡|† z„|~€‚|† Œ|{| zƒz{|‹|„|~ ‡zƒ|€|} ‚z{z~€‚| |~ zƒz{|‹|„|~ Œz~€|~ ‰}„} „|~€ {}~€‚ ~•| Œ}ƒ|†|‡} ‚„}‚{ Œ|~ ‡}{|ƒ‡ ž˜ŸŸ „ˆ‡z‡ ¡¢£yŠ œ¤¥¦Ž ‚ |‹|„ ƒz„€~| ~†‚ z~}~€‚|†‚|~ ‚z‡‚‡z‡|~ ƒz{|‹|„ ‡}‡—| ˜zƒz„–|‡}{|~ ‡}‡—| Œ|{| z|–|} ‡|† |†z„} †}Œ|‚ –|~•| Œ}†z~†‚|~ ˆ{z– ‚|{}†|‡ z~€|‹|„Š z{|}~‚|~ ‹€| ƒ‚ |‹|„ ‡zƒ|€|} ‡ƒz„ }~’ˆ„|‡} •|~€ ƒ|}‚ ‚ |‹|„ z}{}‚} |†|~ }~’ˆ„|‡} •|~€ ƒz„‚|}†|~ Œz~€|~ |†z„} |‹|„ ‡}‡—| •|~€ ƒ}‡| Œ} z„€~|‚|~ ‡}‡—| Œ} |~| ‡|‹|Š †}Œ|‚ †z„ƒ|†|‡ Œ|{| „|~€ ‚z{|‡ z~„† ¡|‡†}ˆ~ ¥§§›ŽŠ ƒ|~•|‚ ‡z‚|{} ‚z~†~€|~ •|~€ Œ}Œ| |†‚|~ Œ|„} ƒ‚ |‹|„Š Œ} |~†|„|~•| |Œ|{|– ƒ‚ |‹|„ Œ| |† zƒ|~† €„ ~†‚ z{|‚‡|~|‚|~ ‚„}‚{ •|~€ ƒz„{|‚ š„ |  z~z~†‚|~ z†ˆŒz zƒz{|‹|„|~ •|~€ ‡z‡|} ~†‚ ‡}‡—|~•| ‚ |‹|„ |  z z„†|–|~‚|~ ‚ˆ~†}~}†|‡ zƒz{|‹|„|~ Œ} ‚z{|‡ Ÿz~{}‡|~ ƒ‚ |‹|„ •|~€ ƒ|}‚ z„ |‚|~ ƒ‚ •|~€ ƒz„ˆ„}~†|‡} |Œ| †„|~‡’ˆ„|‡} z~€z†|–|~ •|~€ ‡}‡†z|†}‡ Œ|~ †z„‡†„‚†„ ‚ |‹|„ Œ}‡‡~ ˆ{z– ‡zƒ|– †} |†| ƒz„{|‚ z„Œ|‡|„‚|~ †‹|~ ‚„}‚{ œ¤¥¨Š z~{}‡ •|~€ Œ}‡z‡|}‚|~ Œz~€|~ ‚„}‚{ •|~€ zƒz{|‹|„|~ |Œ| ‡}‡—| –|„‡ Œ}‚|}†‚|~ Œz~€|~ ‚ˆ~Œ}‡} {}~€‚~€|~ Œ} ‡z‚}†|„ ‡}‡—|Š ‡z–}~€€| ‡}‡—| {zƒ}– Œ|– z|–|} Œ|~ z~z„| ‚|~ |†z„} zƒz{|‹|„|~ “|{| –|{ }~}Š ƒ‚ |‹|„ Œ}ƒ|† ƒz„Œ|‡|„‚|~ –|„}Š ‚–‡‡~•| z~Œz‚|†|~ {}~€‚~€|~ ‡z–|„}‘ |Œ| |†z„} ‚zƒz~‰|~||~ •|~€ z{}~€‚ } {ˆ~€‡ˆ„Š z„ˆ‡} Œ|~ ‚z‚z„}~€|~ Œ} Œz‡| |„€ˆ•ˆ‡ˆŠ ˜|ƒ |†z~ |€z{|~€ ‚ |‹|„ Œ}‡‡~ Œz~€|~ }~†z€„|‡} z†ˆŒz zƒz{|‹|„|~ ‚ˆ~†z‚‡†|{ ƒz„ƒ|‡}‡ ‚zƒz~‰|~||~ ‚ £‹|„ yz‚ˆ{|– £{| ©„|~‡ƒ{z~† Œ}‡‡~ ƒz„Œ|‡|„‚|~ –|‡}{ „}‡z† •|~€ †z{|– Œ} {|‚‚|~ Œ} “£y ˆ ˆ~ ‚ |‹|„ Œ}‡z‡|}‚|~ Œz~€|~ y†|~Œ|„ ˜ˆ z†z~‡} Œ|~ ˜ˆ z†z~‡} “|‡|„ ‡}‡—| Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis... 287 ª«¬« ­®¯°±«­«¯ ²³±´µ«¶ ·³¯³¯°«¶ ¸³¹­«º« »«¯° ¼³¹±«®­«¯ ¬³¯°«¯ ª³º¼³µ«½«¹«¯ ±³¼³¯¾«¯««¯¿ ÀÁ±Á «½«¹ ¼³¹®Â® º«­³¹® º³¯°³¯«® ¼³¯¾«¯« ô¯°Â´¹Ä Ź´Â®Ä ¬«¯ Ƴ±³¹®¯°«¯ ¬® ÇȲ À´ºª´¯¿ ÀÁ±Á «½«¹ ¬®ÂÁÂÁ¯ ¬³¯°«¯ Á¹Á­«¯ ¬«¯ ­«­« ¼«¶«Â« »«¯° ºÁ¬«¶ ¬®ª«¶«º® ´µ³¶ ®ÂÉ« ­®¯°±«­ º³¯³¯°«¶¿ ÀÁ±Á «½«¹ ¬®µ³¯°±«ª® ¬³¯°«¯ °«º¼«¹Ê°«º¼«¹ »«¯° ±´´ª³¹«­®Ë º³¯Á¯½Á±±«¯ ˳¯´º³¯« «µ«º ¬® ³±®­«¹ ÇȲ À´ºª´¯¿ Æ´¯­³¯ »«¯° ¬®Â«½®±«¯ ¼³¹Áª« ª³¯°³¹­®«¯ ¬«¹® º«Â®¯°Êº«Â®¯° ¼³¯¾«¯« ®­Á ³¯¬®¹®Ä Ë«±­´¹ÊË«±­´¹ ª³¯»³¼«¼ ¼³¯¾«¯«Ä ¹³Âª´¯ ª«¬« ««­ ­³¹½«¬® ¼³¯¾«¯«Ä ¬«¯ Áª«»« Á¯­Á± ª³¯°³¯¬«µ®«¯ ¼³¯¾«¯«¿ Gambar 4.3: Sosialisasi Bahan Ajar pada Guru Mata Pelajaran Geografi Mts Al Iman À³¹¬«Â«¹±«¯ ª³¯³¹«ª«¯ ª³º¼³µ«½«¹«¯ ±³¼³¯¾«¯««¯ »«¯° ÂÁ¬«¶ ¬®µ«±Â«¯«±«¯ ¬® ·Ì ȵ ͺ«¯ dz« ·«¹°´»´Â´Ä Æ«¼Áª«­³¯ ·«°³µ«¯°Ä º³¯Á¯½Á±±«¯ ¹³Âª´¯ ®ÂÉ« »«¯° ª´Â®­®Ë ­³¹¶«¬«ª ¼Á±Á «½«¹ »«¯° ­³µ«¶ ¬®ÂÁÂÁ¯¿ ¸¹´¬Á± ¼Á±Á º«ºªÁ º³¯®¯°±«­«¯ ±³ª³±««¯ ª³Â³¹­« ¬®¬®± ­³¹¶«¬«ª ­«¯¬«Ê ­«¯¬« ­³¹½«¬®¯»« ¼³¯¾«¯« µ´¯°Â´¹Ä ³¹´Â®Ä ¬«¯ ±³±³¹®¯°«¯¿ ²®ÂÉ« «¯­Á®«Â ³µ«º« ª¹´Â³Â ª³º¼³µ«½«¹«¯ ¬«¯ «±­®Ë ¼³¹­«¯»« ±«¹³¯« º³¹«Â« ª³¯«Â«¹«¯ ¬³¯°«¯ ˳¯´º³¯«Ê˳¯´º³¯« »«¯° ³¹®¯° º³¹³±« ½Áºª«® »«¯° ½Á°« ­³¹­Áµ®Â ª«¬« ¼«¶«¯ «½«¹¿ ²®ÂÉ« ½Á°« ¾³¯¬³¹Á¯° ±¹®­®Â ¬«µ«º º³¯»«ºª«®±«¯ ª³¯¬«ª«­¯»« ±³­®±« ¬®­«¯»« º³¯°³¯«® ±´¯¬®Â® µ®¯°±Á¯°«¯ ³±®­«¹¯»«¿ Ǯ±Á® «¯­«¹« °Á¹Á ¬³¯°«¯ ®ÂÉ« ¬«¯ «¯­«¹ ³«º« ®ÂÉ« ½«¬® ¼³¹½«µ«¯ «¯­Á®«Â ¬«¯ º³¯»³¯«¯°±«¯¿ ¸«¬« ««­ ¬®µ«±Á±«¯ ³Î«µÁ«Â® ®ÂÉ« ½Á°« ¼®Â« º³¯°Á¯°±«ª±«¯ ±³Â®ºªÁµ«¯ ª³º¼³µ«½«¹«¯ ¬³¯°«¯ «¯°«­ ¼«®±¿ Ï«º¼«¹ пР¸¹´Â³Â ¸³¯³¹«ª«¯ ¸³º¼³µ«½«¹«¯Ä «Ñ ¸³º¼³µ«½«¹«¯ ¬® ¹Á«¯° ±³µ«ÂÄ ¼Ñ ²®ÂÉ« «¯­Á®«Â º³º¼«¾« ¼Á±Á «½«¹Ä ¾Ñ ²®ÂÉ« «¯­Á®«Â ¬«µ«º ¬®Â±Á® ³º¼«¹® º³º¼«¾« ¼Á±Á «½«¹Ä ¾Ñ ®ÂÉ« º«ºªÁ º³¯»«ºª«®±«¯ ³Î«µÁ«Â® ª³º¼³µ«½«¹«¯ ¬³¯°«¯ ¼«®± 288 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius DAMPAK ÒÓÔÕÔÖ× Øransbulent Education Ùchool ÚÛÜÝÞ ßÓßàÓá×âÕã äÕßåÕâ åæç×è×é èÓáêÕäÕå ßÕçëÕáÕâÕèì åÓçÓáèÕ ä×ä×âì äÕã èÓãÕíÕ åÓãä×ä×âî ïÓáäÕçÕáâÕã êÕç×Ô ðÕðÕãñÕáÕ äÓãíÕã èÓãÕíÕ èÓãÕíÕ åÓãä×ä×âì ßÕçëÕáÕâÕè äÕã åÓçÓáèÕ ä×ä×â çÓàÕí×Õã àÓçÕá àÓÔÖß ßÓãíÓèÕêÖ× çÓñÕáÕ äÓèÕ×Ô åáæçÓçòåáæçÓç àÓãñÕãÕ ëÕãí àÓáÕäÕ ä× óôÝ ïæßåæãî ÒÕçëÕáÕâÕèì åÓçÓáèÕ ä×ä×â äÕã èÓãÕíÕ åÓãä×ä×â çÓàÕèÕç ßÓãíÓèÕêÖ× àÕêðÕ ð×ÔÕëÕê èÓßåÕè è×ãííÕÔ ßÓáÓâÕ àÓáÕäÕ ä× ð×ÔÕëÕê áÕðÕã Ôæãíçæáì Óáæç× äÕã âÓâÓá×ãíÕãî ÒÓÔÕÔÖ× åÓãõÓÔÕçÕã äÕá× åÓãÓÔ×è× äÕåÕè ßÓßàÓá×âÕã åÓßÕêÕßÕã âÓåÕäÕ ßÕçëÕáÕâÕèì åÓçÓáèÕ ä×ä×â äÕã èÓãÕíÕ åÓãä×ä×â èÓáâÕ×è åáæçÓç âÓàÓãñÕãÕÕãî UCAPAN TERIMA KASIH ÛÓáçÓÔÓãííÕáÕãëÕ âÓí×ÕèÕã Øransbulent Education Ùchool ÚÛÜÝÞ è×äÕâ ÔÓåÕç äÕá× åÓáÕã çÓÔÖáÖê âÓÔæßåâ åÓãÓÔ×è× àÓãèÕãí ÔÕêÕãì öÓåÕÔÕ óÓçÕ ÒÕáíæëæçæì öÓåÕÔÕ óÓçÕ ÷æãæí×á×ì ÒÕçëÕáÕâÕè óÓçÕ ÒÕáíæëæçæì óÓçÕ ÷æãæí×á×ì óÓçÕ öÖðÕäÓáÕãì äÕã öÓåÕÔÕ ÒÛÝ ôÔòøßÕã ÝÕÔÕßÕãòÒÕíÓÔÕãíî ùÔÓê âÕáÓãÕ ×èÖì âÕß× ßÓãíÖñÕåâÕã èÓá×ßÕâÕç×ê ëÕãí èÕâ èÓáê×ãííÕî DAFTAR PUSTAKA úáÕðéæáäì Òî ûüüýî Contextual Øeaching and Learningþ Ùtrategy for Creative Constructivist Classroomÿ úáæðãì øî ý  î Øhe Nature of Critical Øhingkungÿournal of College Ùcience Øeachingî æÓßàÓáþ ýýò ýýî ÓíÓì îì ïÓáÔ×ãÓáì óî ý î Educational Psychologyÿ Óð æáâþ ÖÔé ÖàÔ×çê×ãí úæßåÕãëî ÖáêÕä×î ûüüûî Pendekatan Kontekstual Contekstual Øeaching and Learning î ÒÕÔÕãíþ ã×Óáç×èÕç ÓíÓá× ÒÕÔÕãí ö ôÝî ûüýî Bahan Ajar Buku Ajar Modul dan Panduan Praktikÿ ÒÕâÕçÕáþ ö ò ôÝ æçèÕãÕì Üî úîì ûüüûî Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstualî ÕâÕáèÕþ óÓåÕáèÓßÓã Óãä×ä×âÕã Õç×æãÕÔ ó×áÓâèæáÕè ÓãäÓáÕÔ Óãä×ä×âÕã óÕçÕá äÕÛø ÒÓãÓãíÕê ó×áÓâèæáÕè ÝÓâæÔÕê ÕãõÖèÕã ÓáèÕßÕî ÕçÖè×æãì Ýî ý î Øeknologi Pendidikanî ÕâÕáèÕþ ïÖß× ôâçÕáÕî ÝÖç×Ôæì î ûüüýÿ Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Pemahamanÿ Ùiswaî ÒÕâÕÔÕê ä×çÕßåÕ×âÕã åÕäÕ ÝÓß×ãÕá ÓßàÓÔÕõÕáÕã äÓãíÕã ×Ôæçæé× öæãçèáÖâè××çßÓî æßàÕãíì ûû ÝÓåèÓßàÓá üüýî ÛêÕëÕåáÕãì et alÿ ûüýî Disaster Management Education through Higher EducationIndustry Collaboration in the Built Environmentî Ýñ×ÓãñÓ ó×áÓñèþ áæñÓä×Õ Üñæãæß×ñ Õãä ×ãÕãñÓ ý åî ýòî ÷ÓçèÓãì Õãì et alÿ ûüýýî Ö×äÓ ïææâþ ÒÖÔè× ÕÕáä ×çâ ôççÓççßÓãèî ÜãñêÓäÓ ÓèêÓáÔÕãäþ øÛúî ❆ ❆ ❆ Transbulent Education School (Tes) Untuk Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis... 289 Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak Wirausaha Profesional, Mandiri dan Berkelanjutan Ana Mardiyaningsih, Nur Ismiyati, Rina Widiastuti Poltekkes Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta Email : rina.diasti@gmail.com Abstrac Upaya Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia untuk mencetak job creator melalui program kewirausahaan berbasis ipteks ( H ealth Based Economy) yang diberi nama A kademi Pengusaha Sukses (A PS) perlu dikuatkan dengan serangkaian program untuk menyempurnakan kegiatan IbK di tahun pertama. Penyempurnaan kegiatan IbK tahun kedua ini akan difokuskan pada pengembangan dan penyempurnaan produk melalui penelitian dan pengembangan, penguatan strategi marketing melalui pelatihan desain dan sistem marketing, membangun link/jaringan dengan mitra profesional (praktisi bisnis), pendampingan intensif oleh konsultan/praktisi, serta penyempurnaan modul kewirausahaan. M etode pendekatan program kewirausahaan yang dilakukan terhadap 20 tenant meliputi pelatihan, coaching, magang pada industri mitra, studi banding, dan expo/pameran produk. Pembinaan dan pengawasan dilakukan mulai dari penyusunan rencana bisnis hingga realisasi bisnis disertai dengan penyediaan fasilitas alat usaha, pemberian permodalan untuk pembelian bahan baku, serta pendampingan membangun jaringan marketing. Tenant dalam pelaksanaan kegiatannya terbagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok pangan (nugget, mie herbal, keripik sayur), kelompok minuman (jus terapi, es krim herbal), kelompok obat tradisional (teh celup, aromaterapi, simplisia), kelompok hidroponik sayur/TOGA, dan kelompok desain web/grafis. Luaran yang diharapkan pada tahun kedua adalah terbentuknya M odul Kewirausahaan berwawasan H ealth Based Economy yang telah disempurnakan, minimal 2 publikasi hasil optimasi produk tenant pada seminar nasional, serta minimal 3 produk berpotensi lolos perijinan. Outcome dari program I bK ini adal ah mul ai akt i fnya Lembaga Kewi r ausahaan Pol t ekkes BSI sebagai unit l ayanan kewirausahaan yang profesional, mandiri dan berkelanjutan, serta terealisasinya program Akademi Pengusaha Sukses menjadi Unit Kegiatan M ahasiswa (UKM ) baru di Poltekkes BSI. Kata Kunci: skill marketing, kewirausahaan, poltekkes bsi, health based economy PENDAHULUAN  !"" #!" $%" &'" ( #$&) *+%""," '""- ./"%"%" -0" .." %"+ '" !"%" -1"' ,"+ job seeker2 "-. 3! 3,," 3"+" job creator "! ,4"" -". /,+,"- &/ 3"+ 5,"."!"" (&3 /"'" "!. /,"-" ("!. 6789) %"+ '3, "-" :"'- +."!" $. (:$); <" ="." -.1." 3"!5" /-3," /,+,"- 5,"."!"" 3,3" / ' "!. /,"-" -"-/. -+"" "/" 3,5,"."!" -"!"5" 0"," +4" 3" /"'" "/ "/2 /+"!."2 -"./. ,"-/"; 290 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius >?@ABCB@DBE FA? GFCEFC H?EBEH IBAB HBJKE L D?MFBHBE LGNO ABIBH AFD?PQRIQDDBE R?ESBAF T S?EFC UF@BKCBJBO VBFHK D?PQRIQD IBEMBEO RFEKRBEO QGBH H@BAFCFQEBPO ABE A?CBFEW X?BPFCBCF D?MFBHBEO C?RKB S?EFC I@QAKD H?PBJ AFI@QAKDCF EBRKE G?PKR C?RKBEVB H?@SBAF H@BECBDCF I?ESKBPBEW YBP FEF H?@D?EABPB QP?J JBRGBHBE BEHB@B PBFE RB@D?HFEM VBEM RBCFJ H?@GBHBCO Z@?DK?ECF I@QAKDCFO DKBPFHBC I@QAKDO DK@BEMEVB RB@D?HFEMO G?G?@BIB I@QAKD RBCFJ ABPBR HBJBI I?EM?RGBEMBEO C?@HB MBMBP I@QAKDCF IBAB I@QAKD JFA@QIQEFDW [@QC?C I?@SKBEMBE ABPBR C?HFBI D?PQRIQD I@QAKDCF H?@C?GKH GKDBEPBJ AFIBEABEM C?RBHB C?GKBJ D?MBMBPBEO EBRKE SKCH@K AB@F CFHK IB@B H?EBEH ABIBH R?EMBRGFP I?PBSB@BE H?EHBEM CFDBI IBEHBEM R?EV?@BJO D?@SBCBRBO ABE D?RBRIKBE R?E?RKDBE CQPKCFW [BAB D?MFBHBE LGN HBJKE LL P?GFJ AFZQDKCDBE IBAB JBCFP ?\BPKBCF D?MFBHBE HBJKE C?G?PKREVB VBFHK I?RBEHBIBE CDFPP H?EBEHO I?EMKBHBE CDFPP RB@D?HFEMO C?@HB I?EM?RGBEMBE CFCH?RW [@QAKD RBJBCFCUB I?C?@HB LGN VBEM C?ABEM AF@FEHFC AFJB@BIDBE BABPBJ I@QAKD VBEM G?@GBCFC FIH?DC ABE G?@UBUBCBE knowledge based economyW [@QAKD IBEMBE ABE RFEKRBE R?@KIBDBE D?] GKHKJBE IQDQDO R?@KIBDBE I@QAKD VBEM IBPFEM HFEMMF SKRPBJ H@BECBDCFEVBW >BCFC FIH?DC R?PBPKF CBFEHFZFDBCF J?@GBP VBEM R?EMF@FEMF ZQ@RKPBCF I@QAKD BDBE R?EBRGBJ D?KEFDBE ABE ABVB SKBPEVB ABE R?RG?ABDBE I@QAKD H?@C?GKH A?EMBE I@QAKD KRKRW YB@BIBEEVBO RBJBCFCUB AF GFABEM D?C?JBHBE ABIBH R?ESBAF S?RGBHBE I?E?@BIBE FIH?DC AF DBRIKC GBMF RBCVB@BDBH A?EMBE R?ESBUBG HBEHBEMBE ABE I@QGP?RB VBEM BABW YBCFP]JBCFP I?E?PFHFBE AQC?E BHBK RBJBCFCUB ABIBH SKMB AF] BIPFDBCFDBE ABPBR G?EHKD D@?BCF I@QAKD FEQ\BHFZO VBEM JB@BIBEEVB HFABD JBEVB ABIBH G?@I?EMB@KJ IBAB I?EFEMDBHDBE EFPBF SKBP I@QAKDW METODE PELAKSANAAN [@QM@BR L^N IBAB HBJKE D?AKB AF@?E_BEBDBE R?RGFEB RFEFRBP `a _BPQE UF@BKCBJBW A. Pola Rekruitment Tenant bBJBCFCUB VBEM G?@RFEBH R?ESBAF H?EBEH AFJB@KCDBE R?EMFDKHF @?D@KFHR?EH _BPQE H?EBEHc I?C?@HB L^D A?EMBE I?@CVB@BHBE BARFEFCH@BCF C?GBMBF G?@FDKHO AFKHBRBDBE BABPBJ RBJBCFCUB VBEM I?@EBJ R?EMBSKDBE KCKPBE I@QM@BR [Nb][ ABE [Nb]N d[@QM@BR N@?BHF\FHBC bBJBCFCUB [?E?PFHFBE BHBK N?UF@BKCBJBBEe BHBK D?MFBHBE N?UF@BKCBJBBE fFEBC fFDIQ@B fLgO R?RIKEVBF RFEBH ABE GBDBH D?UF@BKCBJBBEO AFKHBRBDBE RBJBCFCUB VBEM H?PBJ BHBK C?ABEM R?@FEHFC KCBJB GB@K C?GBMBF UF@BKCBJBO G?@CHBHKC C?GBMBF RBJBCFCUB BDHFZ IBAB C?R?CH?@ G?@SBPBEO BDHFZ ABPBR D?MFBHBE D?RBJB] CFCUBBE GBFD >hb d>BABE hDC?DKHFZ bBJBCFCUBeO iNb H?@KHBRB [N[b d[?E?PHFBEO N?UF@BKCBJBBEO ABE [?EMBGAFBE bBCVB@BDBHeO ABE BHBK YFRIKEBE bBJBCFCUB [@QM@BR jHKAF dYb[je [QPB @?D@KFHR?E _BPQE H?EBEH IBAB HBJKE D?AKB AFPBDKDBE C?_B@B P?GFJ CFRI?PO VBFHK C?P?DCF BARFEFCH@BCFO C?PBESKHEVB R?ESBPBEF QGC?@\BCF KEHKD R?EM?HBJKF HFEMDBH D?CKEMMKJBEEVB R?ESBPBEF D?MFBHBEW B. Metode Pendekatan Kewirausahaan b?HQA? I?EA?DBHBE VBEM BDBE AFH?@BIDBE ABPBR I@QM@BR LGN FEF BEHB@B PBFEk Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak... 291 1. Pelatihan Kewirausahaan lmnopqros tqnouvosouos wspwu xmxymzquos {ms|mporwos um}qzowvoroos~ xmstzs| pwxywrs€o yvmvq tos xpqovq ymz}qzowvoro~ xmsqs|uopuos {mxoroxos xoso‚mxms ƒz|osqvovq~ {ztwuvq~ umwos|os~ tos {mxovozos„~ xmzwyor {no {quqz mind set† pmspos| um}qzowvoroos tos xmxywop zms‡oso yqvsqv opow vpwtq umno€ouos wvoroˆ lmxopmzq vmyo|oq ‰mspz lmnopqros otonor Šuotmxqvq ‹Academic Entrepreneur tos lzoupqvq‹lmnouw Œm|qopos Œm}qzowvoroos €os| {zmvqson tos ornq {oto yqtos|s€o ospozo noqs tozq Žmxyo|o xpqovq~ {zoupqvq qstwvpzq pmzwpoxo €os| pmzuoqp tonox yqtos| umvmropos opow posoxos yop~ vmzpo {ozo {zoupqvq umwos|os xow{ws {zoupqvq xozumpqs|ˆ 2. Pelatihan Pembuatan Produk lmnopqros {mxywopos {ztwu qsq xmnqyopuos umz‚ovoxo tms|os nmxyo|o noqs €os| xmxqnquq umornqos tq yqtos|s€o~ tms|os rozo{os pmsosp to{op xms|ot{vq pmusqu {mxywopos tos ymzvoxo tms|os tvms {mxyqxyqs| to{op xmsmzo{uos q{pmuv vmrqs||o xmsoxyor umwsquos {ztwuˆ Š{nquovq {pmuv tozq {mnopqros {mxywopos {ztwu qsq ouos xms‚otq xopmzq ‰twn Œwzquwnwx Œm}qzowvoroos €os| ymz}o}ovos Health Based Economy 3. Studi Banding lmvmzpo xmnouwuos vpwtq no{os|os ƒvpwtq yostqs|„~ um ymymzo{o qstwvpzq €os| vos|op {zv{mupqˆ ‰opmzq vpwtq no{os|os tqvox{oquos nos|vws| nmr {qx{qsos {mzwvoroos xmnq{wpq xoso‚mxms {ztwuvq~ xoso‚mxms vwxymzto€o xoswvqo~ xoso‚mxms umwos|os~ xoso‚mxms {mxovozos~ {zv{mu {ms|mxyos|os wvoro tos pospos|oss€oˆ 4. Ekspo/Pameran Produk loxmzos uoz€o‘uoz€o pmsosp ouos tqpoz|mpuos xqsqxon ’ mmsp~ nqs|uw{ nuon xow{ws sovqsonˆ “mnwzwr ‡ons pmsosp xmsox{qnuos {ztwu yqvsqvs€o~ tqrozo{uos {ztwu €os| vwtor no€ou tos nnv {mzq”qsosˆ •wp{wp tozq muv{ qsq– ‚ozqs|os xozumpqs|ˆ 5. Pola Pembimbingan lmxyqxyqs|os um{oto pmsosp tqnouwuos vm‡ozo qspmsvq vm‚ou {mnopqros~ vpwtq yostqs|~ {ms€wvwsos zms‡oso yqvsqv vox{oq {oto zmonqvovq yqvsqvˆ —qno oto {mzxovonoros {oto pmsosp to{op vm|mzo tq‡ozquos vnwvqs€oˆ 6. Pola pengawasan terhadap tenant ‰sqpzqs| tqnouwuos {oto voop pmsosp xms|quwpq vmpqo{ poro{ um|qopos~ xwnoq tozq um|qopos {mnopqros~ xo|os|~ {ms€wvwsos zms‡oso yqvsqv~ zmonqvovq yqvsqv~ rqs||o muv{ˆ loto vmpqo{ ourqz um|qopos pmsosp tqxqspo xmxywop vwopw no{zos um|qopos vmzpo monwovq wspwu xms|mporwq vmymzo{o ymvoz {ms|ozwr vmpqo{ um|qopos yŒ pmzroto{ {mzwyoros €os| pmz‚otq {oto tqzq pmsospˆ 292 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 7. Teknik Pembiayaan Usaha Tenant ˜™š›œ ž™Ÿ ¡ ž š™¢œ¢š œžœ¢ £›¤™¥› ¤œ¢š¦œ¢ ¤™¥¦œ §œ¨›Ÿ›šœ¨©supporting ¡›¨œŸ¢ªœ « ™¥œŸœšœ¢¬ Ÿ žœ¨› ¦¨œ­œ £› œ¥™œ žœ¡¦¨¬ ž™¡¦£œ­œ¢ ™¢®®¦¢œœ¢ ¤™¥¤œ®œ› §œ¨›Ÿ›šœ¨ žœ¡¦¨ ¨™¤œ®œ› ¨š›¡¦Ÿ¦¨ ¦¨œ­œ¢ªœ©start up business¯ °¨œ­œ ªœ¢® £›­œ¥œžœ¢ £œœš £›Ÿœž¦žœ¢ Ÿ™­ š™¢œ¢š ¨™¤œ®œ› ±›¥œ¦¨œ­œ ¤œ¥¦ œ£œŸœ­ ¦¨œ­œ ªœ¢® ¡œ¢£›¥› £œŸœ¡ ™¥¡ £œŸœ¢ œšœ¦ ªœ¢® ž™®›œšœ¢¢ªœ š›£œž©¨™£›ž›š ¡™¡™¥Ÿ¦žœ¢ ¡ £œŸ ²make money without money³´ µ›Ÿœ £›™¥Ÿ¦žœ¢ £¦ž¦¢®œ¢ ™¡ £œŸœ¢¬ £›¦¨œ­œžœ¢ £œ¥› ™¢®¦¨œ­œ ¡›š¥œ¬ œšœ¦ ›¢š™¥¢œŸ ¶ Ÿš™žž™¨ µ˜·´ ¶œ£œ ž™®›œšœ¢ ¦¨œ­œ œ±œŸ š™¥¨™¤¦š £›­œ¥œžœ¢ ¨¦£œ­ £œœš š™¥¸œ£› š¥œ¢¨œž¨› ¦¨œ­œ ¨™­›¢®®œ £œœš £›ž™¡¤œ¢®žœ¢ Ÿ™¤›­ Ÿœ¢¸¦š´ 8. Pola Pemberian Bantuan Teknologi dan Metode Penyelesaian Masalah ¹œ¢œ ¤œ¢š¦œ¢ ™¥¡ £œŸœ¢ £œŸœ¡ ¤™¢š¦ž ­›¤œ­ œ¢šœ¥œ Ÿœ›¢ ™¥ Ÿ™­œ¢ £œ¢œ ­›¤œ­ ™¡¤›¢œœ¢ £œ¥› ¶™¡¥ º ¹·» ¡™ŸœŸ¦› ¹›¢œ¨ ¹›ž ¥œ ¹·» œšœ¦ £œ¥› £œ¢œ ›¢š™¥¢œŸ ¶ Ÿš™žž™¨ µ˜·´ ¼™¢®›¢®œš ¤œ­±œ ·¤½ ¨¦œš¦ ¨œœš ­œ¥¦¨ ¡œ¢£›¥› £œ¢ ™¥œ¨› ¢œŸ¢ªœ ¤™¥ž™Ÿœ¢¸¦šœ¢¬ ¡œžœ ™Ÿœž¨œ¢œœ¢ ·¤½ ­œ¥¦¨ ¡™¡¦¢ªœ› œž¨™¨ ¨™™¥š› ­œŸ¢ªœ ¦¢›š ¥ §›š ªœ¢® ¡œ¢£›¥› £œ¢ ¥ §™¨› ¢œŸ Ÿœ¢®¨¦¢® £› ¤œ±œ­ ¹›¥™žš¦¥´ C. Fasilitas Kewirausahaan Poltekkes BSI yang Akan Digunakan sebagai Unit Layanan IbK ¾œ¨›Ÿ›šœ¨ ¥¦œ¢®œ¢ ªœ¢® £œœš £›™¥®¦¢œžœ¢ ¨™¤œ®œ› Ÿœªœ¢œ¢ ž™±›¥œ¦¨œ­œœ¢ œ£œŸœ­ ruang Sentrum (Sentra Usaha Mahasiswa)¬ ªœ¢® š™Ÿœ­ £›ž™¡¤œ¢®žœ¢ ¡™¢¸œ£› e-herbal caffe¬ Koperasi Mahasiswa £œ¢ ªœ¢® £œœš ¡™¢¸œ£› š™¡œš £›¨ž¦¨› ž™±›¥œ¦¨œ­œœ¢¬ ¨™¥šœ Ruang IbK¬ ªœ¢® £œœš £›¸œ£›žœ¢ ¨™¤œ®œ› ¥¦œ¢® œ£¡›¢›¨š¥œ¨› ¤™¥žœ¨¿¤™¥žœ¨ ·¤½´ D. Sumber Daya Institusi À´ Áœ¤ ¥œš ¥›¦¡ ¾œ¥¡œž ®¢ ¨›¬ µ› Ÿ ®› ¾œ¥¡œ¨›¬ ™ž¢ Ÿ ®› ¾œ¥¡œ¨›¬ ¼›ž¥ ¤› Ÿ ®›¬ ¶œ¥œ¨›š Ÿ ®›¬ ¾œ¥¡œž Ÿ ®›¬ £œ¢ ¾œ¥¡œ¨™š›žœ¬ ªœ¢® ¡™¢£¦ž¦¢® ™¢®™¡¤œ¢®œ¢ ™¢™Ÿ›š›œ¢ £ ¨™¢ £œ¢ ¡œ­œ¨›¨±œ £› ¤›£œ¢® ›Ÿ¡¦ ž™§œ¥¡œ¨›œ¢´ Áœ¤ ¥œš ¥›¦¡ ÄÅÆ ²Herbal Çesearch Center³ ªœ¢® ¡™¢®™¡¤œ¢®žœ¢ ™¢™Ÿ›š›œ¢ ™ž¨Ÿ ¥œ¨› ­™¥¤œŸ £œ¥› ™¢®¦¸›œ¢ ­›¢®®œ œŸ›žœ¨› š™¥œœ¢¢ªœ´ ô E. Reputasi lembaga Kewirausahaan di Luar Kampus yang berkolaborasi dengan Unit Layanan IbK Poltekkes BSI ¶™Ÿœž¨œ¢œœ¢ ¥ ®¥œ¡ ·¤½ œ£œ šœ­¦¢ ž™£¦œ ¤™¥ž Ÿœ¤ ¥œ¨› £™¢®œ¢ ¹›¢œ¨ ¶™¢££›£›žœ¢¬ ™¡¦£œ £œ¢ ȟœ­¥œ®œ ²¹›ž ¥œ ¹·»³ ¡™ŸœŸ¦› ™Ÿœž¨œ¢œœ¢ ¥ ®¥œ¡ ž™±›¥œ¦¨œ­œœ¢´ ¶¥ ®¥œ¡ š™¥¨™¤¦š ¡™Ÿ›¤œšžœ¢ ™¡¤›¡¤›¢®œ¢ ¡œ­œ¨›¨±œ Ÿ™­ Ÿ™¡¤œ®œ ¡›š¥œ ¹›ž ¥œ ªœ›š¦ ˜¼É¹¿Æ´ ¶™Ÿœž¨œ¢œœ¢ ¥ ®¥œ¡ ·¤½ šœ­¦¢ ž™£¦œ ›¢› £›œ¥œ­žœ¢ œ£œ ¨›¨› ¡œ¥ž™š›¢® £œ¢ œÊžœ®›¢®¬ ¨™­›¢®®œ ž™¥¸œ¨œ¡œ £›¸œŸ›¢ £™¢®œ¢ ž ¢¨¦Ÿšœ¢ ¡œ¥ž™š›¢® ¡œ¦¦¢ ž ¢¨¦Ÿšœ¢ œÊžœ®›¢®´ Ħ¤¦¢®œ¢ ž™¥¸œ¨œ¡œ š™¥žœ›š ™¥›¸›¢œ¢ ¸¦®œ œžœ¢ £›¸œŸ›¢ £™¢®œ¢ ¹›¢œ¨ š™¥žœ›š¬ ¨™™¥š› ¹›¢œ¨ ¶™¥›¢£¦¨š¥›œ¢ £œ¢ ¶™¥£œ®œ¢®œ¢ ©¹›¨™¥›¢£œ® ¶¥ ›¢¨› ¹·»¬ ¹›¢œ¨ ½™¨™­œšœ¢ ¶¥ ›¢¨› ¹·»¬ Á™¡¤œ®œ ™¥›Ë›¢œ¢ ­œŸœŸ Á¶¶È¼ ¼°·¬ °¼½¼ ªœ¢®  š™¢¨›œŸ¬ ¨™¥šœ ›¢¨šœ¢¨› Ÿœ›¢ ªœ¢® ¡™¡¦¢®ž›¢žœ¢´ Ħ¤¦¢®œ¢ ž™¥¸œ¿ ¨œ¡œ ›¢› œžœ¢ £›¸œŸ›¢ ¨™š™Ÿœ­ ¥ £¦ž ¡œ¢šœ £œ¥› ¨›¨› ¥ £¦ž¨› £œ¢ œ£œ ž™¦œ¨œ¢ œšœ¦ ™¢™¥›¡œœ¢ ªœ¢® ¤œ›ž £œ¥› ž ¢¨¦¡™¢´ Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak... 293 HASIL YANG DICAPAI A. Persiapan ÌÍÎÏÐÑÒÑÓ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ ÔÑÕÑØ ÙÍÓÚ×Ö ÔÑÎÐ ÎÍÖÎ×ÚØÍÓ ÒÍÏÍÎÚÑ ÙÑÎ× ÛÐÓÜÜÑ ÒÍÓÜÍÓÑÕÑÓ ÒÎÝÞ ÜÎÑØß àÍÜÐÑÚÑÓ áÑÓÜ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ ÏÍÕÑØÑ ØÑÏÑ ÒÍÎÏÐÑÒÑÓ ÑÔÑÕÑÛ ÒÍÓÔÑÚÑÑÓ ÒÍÏÍÎÚÑ ÒÎÝÜÎÑØâ ÏÝÏÐÑÕÐÏÑÏÐ ÌÎÝÜÎÑØ ãÌä åãÖÑÔÍØÐ ÌÍÓÜ×ÏÑÛÑ ä×ÖÏÍÏæ ÔÑÓ ÌÍØÙÍÓÚ×ÖÑÓ àÍÕÝØÒÝÖ ÌÎÝÔ×ÖÏÐß çÍÓÑÓÚ ÔÑÕÑØ ÒÍÕÑÖÏÑÓÑÑÓ ÖÍÜÐÑÚÑÓ ÒÎÝÔ×ÖÏÐÓáÑ ÚÍÎÙÑÜÐ ÔÑÕÑØ è ÖÍÕÝØÒÝÖâ áÑÐÚ× ÖÍÕÝØÒÝÖ ÒÑÓÜÑÓ ÔÍÓÜÑÓ ÎÍÑÕÐÏÑÏÐ ÒÎÝÔ×Ö ÙÍÎ×ÒÑ ØÐÍ ÔÑÓ ÙÑÖÏÝ ÛÍÎÙÑÕâ ÖÍÎÐÒÐÖ ÏÑá×Îâ ÔÑÓ ÒÍÎØÍÓ ÛÍÎÙÑÕâ ÖÍÕÝØÒÝÖ ØÐÓ×ØÑÓ ØÍÕÐÒ×ÚÐ é×Ï ÚÍÎÑÒÐ ÔÑÓ ÍÏ ÖÎÐØ ÛÍÎÙÑÕâ ÏÍÎÚÑ ÖÍÕÝØÒÝÖ ÝÙÑÚ ÚÎÑÔÐÏÐÝÓÑÕ áÑÓÜ ØÍÕÐÒ×ÚÐ Ù×ÔÐÔÑáÑ ÚÑÓÑØÑÓ ÝÙÑÚ ÔÑÓ ÏÑá×Î ÛÐÔÎÝÒÝÓÐÖ ÛÐÓÜÜÑ ÒÍÓÜÝÕÑÛÑÓÓáÑ ØÍÓéÑÔÐ ÏÍÔÐÑÑÓ éÑØ× ÐÓÏÚÑÓâ ÏÐÎ×Òâ ÔÑÓ effervescentß àÍÕÝØÒÝÖ ÚÍÎÏÍÙ×Ú ÚÍÎÙÍÓÚ×Ö ÔÍÓÜÑÓ ØÍØÒÍÎÚÐØÙÑÓÜÑÓ ÖÍÙÍÎÛÑÏÐÕÑÓ ÒÎÝÔ×ÖÏÐ ÒÑÔÑ ÒÎÝÜÎÑØ êÙà ÚÑÛ×Ó ÒÍÎÚÑØÑâ ÏÍÎÚÑ ØÐÓÑÚ ÒÎÝÔ×ÖÏÐ ÒÍÏÍÎÚÑ ÙÑÎ×ß B. Pelaksanaan IbK ÌÍÓáÍØÒ×ÎÓÑÑÓ ÖÍÜÐÑÚÑÓ êÙà ÒÑÔÑ ÚÑÛ×Ó ÖÍÔ×Ñ ÐÓÐ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ ÔÑÕÑØ ÙÍÓÚ×Ö ÒÍÓÜÍØÙÑÓÜÑÓ ÔÑÓ ÒÍÓáÍØÒ×ÎÓÑÑÓ ÒÎÝÔ×Ö ØÍÕÑÕ×Ð ÒÍÓÍÕÐÚÐÑÓ ÔÑÓ ÒÍÓÜÍØÙÑÓÜÑÓâ ÒÍÓÜ×ÑÚÑÓ ØÑÎÖÍÚÐÓÜ ØÍÕÑÕ×Ð ÏÚÎÑÚÍÜÐâ ÏÍÎÚÑ ØÍØÙÑÓÜ×Ó ÕÐÓÖëéÑÎÐÓÜÑÓ ÔÍÓÜÑÓ ØÐÚÎÑ ÒÎÝìÍÏÐÝÓÑÕ åÒÎÑÖÚÐÏÐ ÙÐÏÓÐÏæß íÍÚÝÔÍ ÒÍÓÔÍÖÑÚÑÓ ÒÎÝÜÎÑØ ÖÍîÐÎÑ×ÏÑÛÑÑÓ áÑÓÜ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ ÚÍÎÛÑÔÑÒ ïð ÚÍÓÑÓÚ ØÍÕÐÒ×ÚÐ ÒÍØÑÓÚÑÒÑÓ skill ÒÎÝÔ×ÖÏÐâ ÒÍÓÜ×ÑÚÑÓ skill ØÑÎÖÍÚÐÓÜâ ÒÍØÙÍÎÐÑÓ ÙÑÓÚ×ÑÓ ÑÕÑÚ ÒÎÝÔ×ÖÏÐ ÔÑÓ ØÑÎÞ ÖÍÚÐÓÜâ ÏÍÎÚÑ ÒÍÓÜÍØÙÑÓÜÑÓ ÏÐÏÚÍØë×ÓÐÚ ÖÍîÐÎÑ×ÏÑÛÑÑÓß ÌÍØÑÓÚÑÒÑÓ ñkill ÌÎÝÔ×ÖÏÐ ØÍÕÐÒ×ÚÐ ÙÍÙÍÎÑÒÑ ÑÏÒÍÖâ ÔÐ ÑÓÚÑÎÑÓáÑ ÑÔÑÕÑÛ ÒÍØÙÐØÙÐÓÜÑÓ ÒÍØÙ×ÑÚÑÓ ÏÚ×ÔÐ ÖÍÕÑáÑÖÑÓ ×ÏÑÛÑ ÔÑÓ ÒÍÓÔÑØÒÐÓÜÑÓ ìÝÎØ×ÕÑÏÐ ÔÑÓ ÒÎÝÔ×ÖÏÐâ ÒÍØÙÐØÙÐÓÜÑÓ ÌÎÝÒÝÏÑÕ òÐÎÑ×ÏÑÛÑß àÍÜÐÑÚÑÓ ÐÓÐ ÔÐÕÑÖ×ÖÑÓ ÔÍÓÜÑÓ ÙÍÎØÐÚÎÑ ÔÍÓÜÑÓ óÐÓÑÏ ÌÍÓÔÐÔÐÖÑÓâ ÌÍØ×ÔÑ ÔÑÓ ôÕÑÛÎÑÜÑ áÑÓÜ ÏÍÚÐÑÒ ÚÑÛ×ÓÓáÑ ØÍÓáÍÞ ÕÍÓÜÜÑÎÑÖÑÓ ÖÍÜÐÑÚÑÓ ÖÍîÐÎÑ×ÏÑÛÑÑÓß äÐÓÍÎÜÐ ÒÎÝÜÎÑØ ÔÐÓÐÕÑÐ ÏÑÓÜÑÚ ÏÚÎÑÚÍÜÐÏ ×ÓÚ×Ö ØÍØÝÚÐõÑÏÐ ØÑÛÑÏÐÏîÑ ÖÑÎÍÓÑ ÑÏÒÍÖ ÖÝØÒÍÚÐÏÐ ÔÑÓ ÑÏÒÍÖ ÒÍÓÜÑîÑÏÑÓß öÍÑÕÐÏÑÏÐ ÔÑÎÐ ÒÍØÙÐØÙÐÓÜÑÓ ÒÎÝÒÝÏÑÕ ÖÍÕÑáÑÖÑÓ ×ÏÑÛÑ ÑÔÑÕÑÛ ÚÍÎÏ×Ï×ÓÓáÑ ÷ ÒÎÝÒÝÏÑÕ ×ÏÑÛÑ ÏÍÒÍÎÚÐ ÒÑÔÑ çÑÙÍÕ øß Tabel 1. Data Proposal Kelayakan Usaha Karya Tenant IbK yang diusulkan dalam lomba kewirausahaan Disdikpora DIY ùú ûüýüþ ÿ  ù  ù   þú           Herbal Ramah Anak Septaria dan tim LK 3 Nano Jus, Jus Herbal Terapi Susi dan tim LK 4 Permen Herbal Agus dan tim LK 5 Jamu Effervescent, Jamunya anak muda Bakso Hebat, Bakso Herbal Aromaterapi Amalia dan tim LK Umi dan tim LK 6 294 ÿþ ý   Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius     !"#$" %   &'  (# ! )&!$" &! ! !" &'& * +   (#$ #+, -!#"   !) )' $&&'#$ +) &)# $&+ !$) .)# ! /'0 $+# &$)1 &+ )##  #!+ )&)" "&# , #, -&!)  .)# ! !#"  .  )#    # )# )  !   "   "  !  0  ) 2 - &  ! )   &!)  ! !& &)')' ',  !  '&$#" &! 5&  cafe e 3 hebal 4 1 !&  #!+ !$#(#"", ) &&$ !) &$+ !#" 6$#" )& "$" " !#"1 '&'& &&$ !"#$" !) "& !#"1 $# "&)" '$ $!, -&$+  $ &$+ !"#$ !+ &$+ '#!! $) &7 +!" 28 $&$41 &$ &$+ +&'&&# &)'#$ &! ()# # ! $ 2 8 $&$4 7, -&)')'  &## &)'#"#9!)$ #+ -! $+# "&!# 1 &)'#$  !)$ #+ !!)  &7 $&. &+ $) "#$, -&!)   '# $&" : " $$)#" ! )) :;< &$&)# & "&)"  !, -& #$ = kill !&7", 5"&$ >&'& $&' )"&$ :,  &)'#$  )"&$ '& &?+&'  $&+ !"" !+  #!+ $&& ! $ !+ '# ! <? '& $&$ )7)?)7) ( #$ 6-- &?+&'1 )&(! #)'& ! &$+ + +&', 0& $ &$+  $&+ !"#$ &+ $&? $ $&!$ !) $'& @, Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak... 295 Tabel 2. Kegiatan Marketing Produk IbK di Poltekkes BSI AB CDE FG HI JKIDLF AKOK PDLFKIKE QDERDSDELLKJK TDEKEI IDJSF UKI MDEWKXF QDSKIF ZKE TPaT HKS OKE ]S 2 orang AKJKGYOUDJ QD\KJE K QDSKI FZKE ^JBXY N ^ KE LKE _MFD` MKJNDI FEL V Pelatihan Hidroponik 2 Menjadi Sponsorship kegiatan QDOKE[KKIE ]SKOF ^KX K Budidaya Pelatihan Pemanfaatn Pewarna Alami pada produk pangan (Mie) Pelatihan Herbalpreneur 3 4 5 296 Mengikuti expo/ bazaar/pameran Pelatihan Packaging Marketing online offline dan Tutup Tahun TKIT Salman Al Farisi Islamic Book Fair di GOR UNY Temu Alumni SMA Pleret Bantul Pelatihan Pengemasan Pembuatan e-commerce dan cafe e herbal di Kopma Farisi Kelurahan Catur Tunggal Depok Sleman TKIT Salman Al Farisi 1 orang Prodi Farmasi Poltekkes BSI TKIT Salman Al Farisi Syakaa Organizer SMA Pleret 15 orang Tim IbK 16 orang Tim IbK 3 orang 12 orang 9 orang 20 rang Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 2. Pelatihan teknik pengemasan bcded cfghgijdkdg lded mdhgi cnolpj edgi lhqdjpjdg dldqdr lfgidg sfgefqfgiidndjdg cfqdkhrdg jfsdmdg ldnh qfstdid uovoj wfsdmdg xoiedjdnkdy lhhjpkh lfgidg jogmfqhgi kfgkdgi lfmdhg jfsdmdg cnolpj edgi lhtpdk oqfr kfgdgkz ufqdkhrdg hgh kfntdih ldqds tftfndcd kdrdcy ldg kfqdr kfnqdjmdgd { kdrdc kfgkdgi cfshqhrdg ldg lfmdhg jfsdmdg tfnldmdnjdg tdrdg ldmdn cfgifsdm ldg jdndjkfn cnolpjz Ipteks Bagi Kewirausahaan Berwawasan Health Based Economy sebagai Upaya Mencetak... 297 3. Marketing online dan offline |}~€€‚ ƒ€„ ‰}„Š€ƒ€ †€‡€ƒ ‰}„Š€ƒ€ † 4. }‚~ online ‚ †‡€ ˆ €‚ ‰€ ŠˆŠ }}„‰€‡‰Š‹Œƒ ‘€„ Š}‹€„€ ƒ€‚†„ Œ‡} }‚€‚ ƒ€ˆŽˆ‚ }‚~ ŒŽ}„€Š ƒ€€ŠŠ€“ ”€‚~ ƒ}‡‰€ €‚ †‡€ €„”€€‚ ˆ‚ˆ ˆ €‚ †}‚~€‚ ƒ}ƒ‰ˆ }‚~ € ‹€’} ŒŽ}„€ŠŒ‚€‡ Ž}‚•ˆ€‡€‚‚”€ Pengembangan Sistem e commerce ƒ}‡€‡ˆ Ž}ƒ‰ˆ€€‚ ŠˆŠ –}ƒ‰ˆ€€‚ — 5. offline ƒ€„ Œƒ}„Š€‡ † ‡€ƒ€‚ Ž˜™™}}„‰€‡‰Š‹Œƒ Pembuatan Modul IbK yang disempurnakan ‘Œ†ˆ‡ ‚ ‰}„Š ’Œ„ƒˆ‡€ }„‰€ “ Š}‚~~€ †€„€Ž €‚ € €‚ }„ˆŠ €†€ Ž}‚”}ƒŽˆ„‚€€‚ Ž„Œ†ˆ ”€‚~ ‰}„‰€ŠŠ €Š‡ Ž}‚}‡€‚ 6. Penelitian Pengembangan Formulasi š‚ˆ ƒ}‚~}ƒ‰€‚~ €‚ ’Œ„ƒˆ‡€ ”€‚~ }’} ’“ Š}„€ ˆ‚ˆ €‚ Ž}‚~ˆ•€‚ †€‡€ƒ ‰}‚ˆ €†€‡€ Ž}ƒ€‚’€€‚ •}„ˆ }‡ŒƒŽŒ }„Ž “ Ž}„‡ˆ †‡€ ˆ› ƒ}‡€ }’} œ€Š‚”€ –}‚}‡€‚ ”€‚~ }‡€ †‡€ ˆ €‚ ‚ŽŠ Š}‰€~€ Ž}‚~€} •€ƒˆ †€„€ €‚ ˆ‚ˆ Œ‰€ „€†ŠŒ‚€‡ž“ Ž}‚}‡€‚ }‚€‚~ € œ€Š €‚ €‚ }„ †€ˆ‚ Ž}‚~}ƒ‰€‚~€‚ 7. Ž}‚}‡€‚ ˆ‚ˆ ƒ}ƒ‡ }„€Ž€‚ Ž} Ž}‚~}ƒ‰€‚~€‚ Ž„Œ†ˆ Š }ƒ€‚~ †€„€ €‚ ˆ‚ˆ Š€”ˆ„“ ƒ}“ †€‚ ‰€ ŠŒ }„‰€‡ž“ Ž}‚}‡€‚ ’Œ„ƒˆ‡€Š Ž}„ƒ}‚ }„‰€‡ Penguatan Lembaga Kewirausahaan |}Ž€‡€ š‚ |}„€ˆŠ€€€‚ „}Šƒ †€‚~ € †}‚~€‚ Ÿˆ„€ |}ŽˆˆŠ€‚ „} ˆ„ –Œ‡} }Š ¡Ÿ¢ }„ˆ‚~ ƒˆ‡€ £}‰„ˆ€„ ¤¥¦§ UCAPAN TERIMA KASIH |}ƒ}‚„Š} ¢|¨¢ €€Š †€‚€ ‰€ ¢Ž} ❆ 298 ‰€~ |}„€ˆŠ€€€‚ €ˆ‚ ¤¥¦§ ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi di UMKM Perdesaan Rudy Suryanto Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta rudy@umy.ac.id Wika Harisa Putri Program Studi Akuntansi, Universitas Janabadra Yogyakarta wikaharisa@gmail.com Insanul Qisti Barriyah Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta qubeinz@gmail.com Abstrak UM KM identik dengan usaha yang bersifat tradisional dan kurang profesional. Stigma tersebut semestinya sudah mulai bisa terkikis dengan munculnya UM KM yang cukup kreatif dan adaptif dalam menerapkan teknologi, khususnya teknologi informasi. Harapan yang muncul, dengan penggunaan teknologi informasi, UM KM akan mendapatkan keunggulan bersaing dibandingkan UM KM yang menjalankan usahanya secara tradisional. Bukan hal yang mudah, untuk mendorong agar UM KM mau mengadaptasi teknologi informasi dalam operasionalisasi sehari-hari. Sebelum menggunakan, mereka terlebih dahulu harus diyakinkan bahwa penggunaan teknologi informasi secara nyata bisa memberikan manfaat lebih bagi pengembangan usahanya. Selain itu, yang paling penting adalah membuat UM KM bersedia mengoperasionalkan dan memanfaatkan secara konsisten, dan tidak hanya menggunakannya sesaat dalam periode pengabdian saja. Karena itu, metode pendampingan partisipatif diyakini mampu membawa keberhasilan dan bisa meyakinkan UM KM mitra untuk memanfaatkan teknologi informasi secara berkelanjutan. Keberhasilan adopsi teknologi tidak bisa terlepas dari teori penerimaan teknologi (Technology Acceptance M odel - TA M ) yang menyatakan bahwa dua faktor kunci penerimaan adalah kemudahan penggunaan dan kemanfaatan . Dengan melakukan pendampingan secara intensif, program ini dapat berjalan dengan baik, khususnya dalam sistem tata kelola keuangan. Sejauh ini, kedua UM KM mitra dampingan, dengan karakternya masing-masing, mampu mengadaptasi dan bersedia menggunakan teknologi informasi yang merupakan salah satu program unggulan dalam program IbPE tahun 2016 yang merupakan tahun kedua dari keseluruhan rencana program 3 tahun. Kata kunci : teknologi informasi, kemudahan penggunaan, kemanfaatan, pendampingan partisipatif A. Pendahuluan ©ª« ¬­®¯°±°²³ ´««¬ ³¯³ µ­¯²¶«·«¸®«¯ ´³¬¹«´³ º«²³ ¸­±«®¹ ¹´«¶« »«¯² ¬³·«® ¼­¸«¬ µ­¯²«·°¸´³ ¬­®¯°±°²³½ «®«¯ ´­²­ª« ¬­ª¬³¯²²«± °±­¶ ¸­´«³¯²¾¸­´«³¯²¯»«¿ À­¯°µ­¯« ³¯³ ¬³·«® ¶«¯»« ¬­ªÁ«·³ ·³ ¸­ª¹´«¶««¯¾¸­ª¹´«¶««¯ º­´«ª½ ¬­¬«¸³ ¬­ªÁ«·³ Á¹²« ·³ ¹´«¶« µ³®ª° ®­¼³± µ­¯­¯²«¶ ÂÃÄÅÄÆ¿ ÃÄÅÄ Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi... 299 ÇÈÉÊ ËÌÍÈÎÏÐ ÑÈÉ ÈÑÈÒÎÏÐ ÑÈÓÈÔ ÔÍÉÍÌÈÒËÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏÖ Ë×ØÙØÙÉÇÈ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏÖ ÈËÈÉ ÔÍÉÑÈÒÈÎËÈÉ ËÍØÉÊÊØÓÈÉ ÚÍÌÙÈÏÉÊ ÑÏÚÈÉÑÏÉÊ ÛÜÝÜ ÎÌÈÑÏÙÏÕÉÈÓÞ ßÍÚÈÊÈÏ àÕÉÎÕ×ÉÇÈ ÛÜÝÜ ÇÈÉÊ ÔÍÉÊÊØÉÈËÈÉ áÍÚÙÏÎÍ ÈÎÈØ ÙÕÙÏÈÓ ÔÍÑÏÈÖ ÈËÈÉ ÔÍÔÏÓÏËÏ ÒÍÉâØÈÓÈÉ ÇÈÉÊ ÓÍÚÏ× ÚÈÏË ÑÏÚÈÉÑÏÉÊã ËÈÉ ÇÈÉÊ ÚÍÓØÔÞ äÈÓÈÔ ÏÔÒÓÍÔÍÉÎÈÙÏÉÇÈÖ ÚÈÉÇÈË ËÍÉÑÈÓÈ ÇÈÉÊ ÑÏ×ÈÑÈÒÏ ÕÓÍ× ÛÜÝÜ ÑÈÓÈÔ ÔÍÓÈËØËÈÉ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏÖ ÚÍÚÍÌÈÒÈ ÑÏ ÈÉÎÈÌÈÉÇÈ ÈÑÈÓÈ× åæç ÔÏÉÏÔÉÇÈ ÙÈÌÈÉÈ ÒÌÈÙÈÌÈÉÈ åèç ÊÈÊÈÒ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÑÈÉ åéç ÙÏËÈÒ ÔÍÉÎÈÓ ÎÌÈÑÏÙÏÕÉÈÓÞ ÜÏÉÏÔÉÇÈ ÙÈÌÈÉÈ ÒÌÈÙÈÌÈÉÈ ÔÍÔÈÉÊ ËÍÓÍÔÈ×ÈÉ ÚÈáÈÈÉ ÚÈÊÏ ÛÜÝÜÞ ÝÍÔÈÔÒØÈÉ ÛÜÝÜ ÙÍàÈÌÈ ØÔØÔ ØÉÎØË ÔÍÉÊÕÒÍÌÈÙÏËÈÉ ÒÏÌÈÉÎÏãÒÏÌÈÉÎÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÎÍÌÚÈÌØ âØÊÈ ÔÈÙÏ× ÔÏÉÏÔÞ ÝÍÑØÈ ÐÈËÎÕÌ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÑÏÙÍÚÈÚËÈÉ ËÈÌÍÉÈ ÒÏÌÈÉÎÏãÒÏÌÈÉÎÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØ ÙÍÒÍÌÎÏ ÙÔÈÌÎÒ×ÕÉÍÖ ÎÈÚÓÍÎ ÑÈÉ ÓÈÒÎÕÒ ×ÈÌÊÈÉÇÈ ÔÈ×ÈÓÞ ÝÍÑØÈ ÐÈËÎÕÌ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÎØÌØÎ ÚÍÌËÕÉÎÌÏÚØÙÏ ÎÍÌ×ÈÑÈÒ ÒÈÉÑÈÉÊÈÉ ËØÌÈÉÊ ÒÕÙÏÎÏÐ ÛÜÝÜ ÎÍÌËÈÏÎ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØÞ ÝÍÎÏËÈ ÈÑÈ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØ ÇÈÉÊ ÔØÉàØÓÖ ÔÍÌÍËÈ ÙÍÓÈÓØ ÔÍÔÏÓÏËÏ ÒÍÌÙÍÒÙÏ ÚÈ×áÈ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÔÈ×ÈÓÖ ÙØÓÏÎ ÔÍÉÊÕÒÍÌÈÙÏã ËÈÉÉÇÈÖ ÑÈÉ ËØÌÈÉÊ ÔÍÔÚÍÌÏ ÔÈÉÐÈÈÎ ÚÈÊÏ ÔÍÌÍËÈÞ êÑÈÉÇÈ ÒÈÉÑÈÉÊÈÉ ÇÈÉÊ ËØÌÈÉÊ ÒÕÙÏÎÏÐ ÎÍÌ×ÈÑÈÒ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÚÈÌØ ÏÉÏ ÔÍÔÚØÈÎ ÎÏÉÊËÈÎ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÑÏ ÛÜÝÜ ÌÍÉÑÈ×Þ ëÌÕÉÏÙÉÇÈÖ ÑÈÌÏ âØÔÓÈ× ÇÈÉÊ ÙÍÑÏËÏÎ ÎÍÌÙÍÚØÎÖ ÎÏÉÊËÈÎ ËÍÊÈÊÈÓÈÉ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÑÏ ÛÜÝÜ ÎÏÉÊÊÏÞ ìÈÓ ÏÉÏ ÙÍÔÈËÏÉ ÔÍÔÒÍÌËØÈÎ ÒÍÌÙÍÒÙÏ ÑÏ ËÈÓÈÉÊÈÉ ÛÜÝÜ ÚÈ×áÈ ÒÍÔÈÉÐÈÈÎÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÙÍÓÈÏÉ ÔÈ×ÈÓÖ ÌØÔÏÎÖ âØÊÈ ÚÍÌÏÙÏËÕ ÎÏÉÊÊÏÞ íÈËÎÕÌãÐÈËÎÕÌ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÔÍÔÚØÈÎ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ ÛÜÝÜÖ Ë×ØÙØÙÉÇÈ ÑÈÓÈÔ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÔÍÉâÈÑÏ ÓÍÚÏ× ÙØÓÏÎÞ ßÍÚÍÓØÔ ÔÈÙØË ËÍ ÈÙÒÍË ÎÍËÉÏÙÖ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊ ×ÈÌØÙ ÔÍÔÚØËÈ ÒÍÌÙã ÒÍËÎÏÐ ÑÈÉ ÔÍÉÊØÚÈ× ÔÏÉÑÙÍÎ ÛÜÝÜÖ ÎÍÌØÎÈÔÈ ÎÍÌËÈÏÎ ÑÍÉÊÈÉ ÒÍÔÈÉÐÈÈÎÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏÞ êÒÈÚÏÓÈ ÎÈ×ÈÒÈÉ ÏÉÏ ÚÍÓØÔ ÚÍÌ×ÈÙÏÓÖ ÔÈËÈ ÒÌÕÊÌÈÔ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ ÈËÈÉ ÔÍÉÊ×ÈÑÈÒÏ ÌÏÙÏËÕ ËÍÊÈÊÈÓÈÉ ÇÈÉÊ ÓÍÚÏ× ÎÏÉÊÊÏÞ îÈÒÈÌÈÉ ÏÉÏ ÔÍÉàÕÚÈ ÔÍÉÈáÈÌËÈÉ ÙØÈÎØ ÔÍÎÕÑÍ ÇÈÉÊ ÑÏÙÍÚØÎ ÑÍÉÊÈÉ ÒÍÉÑÍËÈÎÈÉ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ ÒÈÌÎÏÙÏÒÈÎÏÐ ØÉÎØË ÔÍÉØÌØÉËÈÉ ÌÏÙÏËÕ ÎÏÉÊËÈÎ ËÍÊÈÊÈÓÈÉ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÑÈÉ ÔÍÉÇÈâÏËÈÉ ÙÎØÑÏ ËÈÙØÙ ÒÍÉÍÌÈÒÈÉ ÒÍÉÑÍËÈÎÈÉ ÏÉÏ ÎÍÌ×ÈÑÈÒ ÑØÈ ÛÜÝÜ ÇÈÉÊ ÈÑÈ ÑÏ ËÈáÈÙÈÉ ÒÍÌÑÍÙÈÈÉÞ îÈÑÈ ÚÈÊÏÈÉ ÔÍÎÕÑÍïÈÒÓÏËÈÙÏ ÈËÈÉ ÑÏâÍÓÈÙËÈÉ ÎÍÉÎÈÉÊ ÓÈÎÈÌ ÚÍÓÈËÈÉÊ ÎÏÔÚØÓÉÇÈ ÔÍÎÕÑÍ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ ÒÈÌÎÏÙÏÒÈÎÏÐÖ ÊÈÔÚÈÌÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÇÈÉÊ ÑÏ ÊØÉÈËÈÉÖ ÎÈ×ÈÒÈÉ ÑÈÓÈÔ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏÖ ÑÈÉ ÊÈÔÚÈÌÈÉ ÑÈÌÏ ÛÜÝÜ ÚÏÉÈÈÉÞ îÈÑÈ ÚÈÊÏÈÉ ×ÈÙÏÓ ÈËÈÉ ÑÏâÍÓÈÙËÈÉ ×ÈÙÏÓ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÑÏ ÑØÈ ÛÜÝÜ ÎÍÌÙÍÚØÎÞ ðÈÊÏÈÉ ÒÍÔÚÈ×ÈÙÈÉ ÈËÈÉ ÔÍÉÑÏÙËØÙÏËÈÉ ÔÍÉÊÈÒÈ ×ÈÙÏÓ ÑÈÌÏ ÒÍÉÑÍËÈÎÈÉ ÏÉÏ ÚÏÙÈ ÚÍÌÚÍÑÈ ÑÏ ÑØÈ ÛÜÝÜ ÑÈÉ ÎÍÌÈË×ÏÌ ÈÒÈ ÑÈÔÒÈË ÑÈÌÏ ×ÈÙÏÓ ÒÍÉÑÈÔÒÏÉÊÈÉ ÏÉÏÞ B. Metode/Aplikasi 1. Kegagalan adopsi teknologi informasi ÝÍÊÈÊÈÓÈÉ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÎÍÓÈ× ÔÍÉâÈÑÏ ÒÍÌ×ÈÎÏÈÉ ÒÈÌÈ ÒÍÉÍÓÏÎÏ ÑÈÉ ÒÌÈËÎÏÙÏÞ ßÈÓÈ× ÙÈÎØ ËÍÌÈÉÊËÈ ÇÈÉÊ ÚÏÙÈ ÔÍÉâÍÓÈÙËÈÉ ÎÍÉÎÈÉÊ ËÍÊÈÊÈÓÈÉ ÈÑÕÒÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÉÐÕÌÔÈÙÏ ÈÑÈÓÈ× ËÍÌÈÉÊËÈ echnology Acceptance ModelïòêÜåóÍÉËÈÉÎÍÙ & ñ äÈôÏÙÖ èõõõçÞ ßÍàÈÌÈ ÙÍÑÍÌ×ÈÉÈ ËÕÉÙÍÒ òêÜ ÏÉÏ ÔÍÉÇÍÚØÎËÈÉ ÚÈ×áÈ ËÍÙØËÙÍÙÈÉ ÏÔÒÓÍÔÍÉÎÈÙÏ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÎÍÌÊÈÉÎØÉÊ ÒÈÑÈ ÑØÈ ÐÈËÎÕÌ ØÎÈÔÈ ÇÈÏÎØ ÒÍÌÙÍÒÙÏ ËÍÔÈÉÐÈÈÎÈÉ ÑÈÉ ËÍÔØÑÈ×ÈÉ ÒÍÉÊÊØÉÈÈÉÞ êÌÎÏÉÇÈ ÒÍÔÈËÈÏ ×ÈÉÇÈ ÈËÈÉ ÔÈØ ÔÍÔÈËÈÏ ÙØÈÎØ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ËÈÓÈØ ÔÍÉÊÈÉÊÊÈÒ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÏÎØ ÈËÈÉ ÔÍÔÚÈÉÎØ ÔÍÉÇÍÓÍÙÈÏËÈÉ ÒÍËÍÌâÈÈÉãÒÍã ËÍÌâÈÈÉÉÇÈ ÑÈÉ ÎÍËÉÕÓÕÊÏ ÎÍÌÙÍÚØÎ ÔØÑÈ× ÑÏÊØÉÈËÈÉ åóÍÉËÈÉÎÍÙ 300 & äÈôÏÙÖ èõõõçÞ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ö÷øùúû üýþ ÿøÿ ùú øø úù ÿùúûø ø ù  ÿù  úø ø úø ø úúû  ÷ ûúø ø ø    ø  ú ÿ  ÿøÿ úø ûúø  ù÷ùÿ ø úÿ ø   ú ø ú ûø úøø úù  ú øø ÷ øÿÿ ÿøùúø ø ø ÿ ÿù úø úù ø ÿøø ùú ÿø ÿ   ø  ÿ üýþ  ÿøÿ   úÿ ÿ  ÿ ø÷ ùú ÿ û÷ùúù ùø ø úø ø úø ø ø ÿ  ÷  ø úÿ ÿ ÿ ÷ ú úøú  ÿù ÷û ø ùÿ  Bagan 1 Pengembangan Konsep TAM (TAM 2)   ûúø úø ø ÷øùúû üýþ ÿøÿ úû ù  ù øù ø keinginan voluntariness  úúø menggunakan ø ûøø úøÿ kebiasaan menggunakan  úø ø kesukarelaan ø úø ø ø öúù ú ø úøÿ ù  ÷ ø ùø úø subjective norm ø÷ ùú ÿ  ú   ÷øú ù úø û  ûúøÿø ùú ÿ ú ø ûÿùÿûÿ ùùø   úøúÿ ú ø÷ ÷ ÿ  ÿùÿûùÿ û ÿÿ ø ùú ÿ ûúø ùú ùúùú÷ø  ú ÷û÷ úø ù    ù û÷ùúù ÿ   úø ú ÿø úø ø úúÿ ù ø ûÿ ÿø úø    ùú ÿ  úø ø ø úøÿ ÿ   ùÿ  ùÿ ø ÿ ú ÿø ûúø ÿø ù  ø ÿÿøÿùÿùÿ ÷ ú ûÿùÿûùÿ ù  úú  ø ú ÿ ûúøú ø ø úø ù úÿ ÿ ÿ ÿø ø ù     ú ÿø ÷ ø  úÿ  ûú ø ÿø ùúùÿ úø ÿ úø ú ø ÿø ú ùú ûø úù   ú ú øø ûù ûú  ùøø û÷  öúø ÿ ûú  úù ú ø ùú ÿ ÷ ù ø ûúøúûø û÷  ùú ú ÿ ûúùúûùÿ ú ûúøø ûø   ú ø úø ÿø ÿøÿ  ûúÿ ø  ûÿ÷ ÿù   û÷  ú øø ÿ ùûÿø   ÷ ø ø ø ø ûúùúûùÿ ÿ úø ú ÷   û ûúøÿø ú úÿ  ù úú   ùÿ ø ù  úøø ø ø úúû ÿøúúøùÿ ú ø÷ ÷ ÿ ÿø÷ùÿ úø ø ø ûúøÿø ÿ ø   ú ÿøÿù ùùø ø ùú ÿ ûúùø  ÿøÿ úû ø úù ÿ  ø ú ÿ ø ÷øùúøùÿ û÷  Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi... 301 !"# $!%! &!'(" $)*&!+! ,)-.' /)$!%! $)" )%.!!" 0!*!"! $*!0!*!"!1 2!%! &!'(" /)%(! .".3 /!+. -)*$)"%!$!& -!'4! ($! ! $)*-!./!" &!&! /),5,! (0!'! '!*(0 -)*!4!, %!*. /)0!%!*!" -!'4! $)"#(0!'! 6787 +)+.,./. /)-(&('!" ("&(/ +)+$)*/(!& &!&! /),5,! !#!* ,)-.' 0.!$ +)"#'!%!$. $)*&(+-('!" (0!'!" !1 8)0!%!*!" .". $)"&."# ("&(/ +)"#'!%.*/!" /)0(/!*),!!" %!,!+ +)"9!,!"/!" $*5#*!+3 /!*)"! %!,!+ -!" !/ /!0(03 6787 +)")*.+! $*5#*!+3 !/!" &)&!$. &.%!/ +!( +)"##("!/!" 0):!*! -)*/),!"9(&!"1 8!*)"! .&(3 /!+. +)+!"%!"# -!'4! $)"%)/!&!" $!*&.0.$!&.; +!+$( +)+-!"&( $*50)0 $)")*.+!!" %!" +)"##("!!" $*5#*!+ .". 0):!*! 0(/!*),!1 2. Metode Pendampingan Partisipatif 7)&5%) $!*&.0.$!&.; +)*($!/!" 0(!&( +5%), !"# -)*$(0!& $!%! +!"(0.! < people centered= %.+!"! $)")/!"!" %!*. +5%), .". !%!,!' $!%! ($! ! $)"."#/!&!" /(!,.&!0 %!" $!*&.0.$!0. 0):!*! " !&! %!,!+ -)*-!#!. !0$)/ /)'.%($!" ("&(/ +)"%5*5"# &)*:.$&!" ! /)#.!&!" $*5%(/&.; -)*".,!. &."##. <7(0,.+3 >??@=1 A!,!' 0!&( /)0!%!*!" !"# !"# ."#." %.+(":(,/!" %!,!+ $)"%)/!&!" +5%), .". !%!,!' &.+-(," ! *!0! '!*#! %.*. %!" /)+!+$(!" $*.-!%. ("&(/ %!$!& &(*(& 0)*&! %!,!+ /)#.!&!" %!" +)" )%.!/!" ,."#/("#!" !"# /5"%(0.; -!#. !/&(!,.0!0. $5&)"0. /'(0(0" ! -!#. $)"#(0!'! 67871 2!*&.0.$!0. %!$!& 9(#! -)*!*&. -!'4! /),5+$5/ +)"#)"!, +!0!,!' +)*)/! 0)"%.*.3 +)"#/!9. $.,.'!" +)*)/!3 +)+-(!& /)$(&(0!"3 %!" +)" ),)0!./!" +!0!,!'" !1 B!,!+ /5"&)/0 $*5#*!+ $)"#!-%.!" /!+.3 +!0 !*!/!& 0!0!*!" !.&( 6787 +),!/(/!" ($! ! $!*&.0.$!0. .". 0)9!/ $*50)0 $)"#!+-.,!" /)$(&(0!" $)+.,.'!" $*5#*!+3 $),!/0!"!!"3 $)"#!+-.,!" +!";!!&3 %!" "!"&." ! %.'!*!$/!" !/!" 0!+$!. $!%! $*50)0 )C!,(!0.1 D!*!$!"" !3 %)"#!" $)"%!+$."#!" $!*&.0.$!&.; .". +!+$( +)"(+-('/)+-!"#/!" ".,!. &!+-!' < value added= !"# -)*0.;!& )/5"5+. 0)/!,.#(0 050.!, -(%! ! /'(0(0" ! %)"#!" +)+$)*/)"!,/!" ;("#0. %!" +!";!!& &)/"5,5#. .";5*+!0. -!#. -.0".0 0):!*! -!./ %!" -)"!*1 3. Langkah-langkah Pendampingan Partisipatif E)*%!$!& -!" !/ &)/"./ %!" +)&5%) $)+-)*%! !!" 0):!*! $!*&.0.$!&.;3 "!+(" %)+./.!" 0&*!&)#. %!0!*" ! !%!,!' 0!+!1 A):!*! #!*.0 -)0!*3 ,!"#/!'F,!"#/!' %!,!+ $)+-)*%! !!" +!0 !*!/!& 0):!*! $!*&.0.$!&.;3 !%!,!'G H1 2)*(+(0!" /5"0)$ >1 2)" (0("!" +5%), I1 2*50)0 $)*)":!"!!" J1 2),!/0!F "!!" #)*!/!" $)+-)*%! !!" K1 2)+!"&!(!" %!" $)".,!.!" '!0., $),!/0!"!!" L1 2)"#)+-!"#!" $),)0&!*.!" #)*!/!" $)+-)*%! !!"<M2N3 >??>= 2*5#*!+ /!+. 0!"#!& -)*'(-("#!" %)"#!" /)&)*!+$.,!" %!" $)"#(!0!!" $)"##("!!" &)/"5,5#. .";5*+!0.1 A)$)*&. !"# &),!' %.$!$!*/!" %!,!+ $)"%!'(,(!"3 -!'4! $)*0)$0. /)+(%!'!" $)"##("!!" %!" /)+!";!!&!" '!*(0 /.&! /)%)$!"/!" ("&(/ +) !/."/!" -!'4! $*5#*!+ /!+. $)"&."# ("&(/ %.9!,!"/!" 0):!*! -)*/),!"9(&!" %)"#!" %!0!* /)0(/!*),!!"1 O,)' /!*)"! .&(3 /!+. +)+(,!. %)"#!" +),!/(/!" $)"%)/!&!" $)"%!+$."#!" $!*&.0.$!&.;3 %.+!"! %!,!+ +)"9!,!"/!" $*5#*!+ .".3 0)&),!' +)*)/! +)"%!$!&/!" &(&5*.!, !4!, ("&(/ +)"9!,!"/!" $*5#*!+ 0)-!#!. $*50)0 !"# %.0)$!/!&. 0)-!#!. $)"#)"!,!" /5"0)$ %!" +5%),3 /!+. /)+(%.!" +)+-)*./!" /)0)+$!&!" /)$!%! +)*)/! ("&(/ +)"."#/!&/!" /)&)*!+$.,!" %!" /5+$)&)"0." ! ("&(/ &)*,.-!& %!,!+ $*50)0 $)" (0("!" ,!$5*!" /)(!"#!" %!" $)+!";!!&!" 4)-0.&) $)+!0!*!" 0)-!#!. -)"&(/ $),!/0!"!!" #)*!/!" $)+-)*%! !!"1 302 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius PQRQS TUVWXTY ZXSQVWQ[QV \QV ZXV]RQ]QV ^QY]R ZX_TXS`QVaQV \Q_] ZXSQVbQQWQV Z_Ua_QSc TQS] SXRQT[TQV ZXSQVWQ[QV YXdQ_Q remote eTXV\QR] fQ_QT fQ[^g SXRQR[] WXTVURUa] ]VWX_VXWc TQ_XVQ SX_XTQ SXRQT[TQV Z_UYXY ]VZ[W \QWQ YXdQ_Q UVR]VXc \QV YXdQ_Q `X_TQRQ TQS] f[aQ SXRQT[TQV ZXV\QSZ]VaQV YXdQ_Q UbbR]VX \XVaQV TXS`QR] \[\[T `X_YQSQ SX_XTQ SXV\]YT[Y]TQV \QV SXVa[_Q]TQV SQYQRQ^ hQVa \]^Q\QZ] \QV SXS`X_]TQV YUR[Y] YX`QaQ] ZXW[Vf[T RX`]^ RQVf[W `Qa] SX_XTQ [VW[T SXRQT[TQV ^QR YX_[ZQ YXdQ_Q RX`]^ `Q]Ti PXVaQV ]VWXVY]WQY hQVa d[T[Zc YQSZQ] YQQW ]V] TX\[Q S]W_Q \QSZ]VaQV TQS] WXRQ^ `]YQ SXRQT[TQV ]VZ[W \QWQ \QV SXS`QdQ RQZU_QV TX[QVaQVc SXYT]Z[V SQY]^ QTQV TQS] ZQVWQ[ \QV \QSZ]Va] WX_[Y SXVX_[Y YQSZQ] QT^]_ WQ^[V [VW[T SXSQYW]TQV TX`X_RQVf[WQV Z_Ua_QS ]V]i 4. Gambaran Teknologi Informasi PQRQS SXVfQRQVTQV Z_Ua_QS ]V]c TQS] SXVaa[VQTQV `QVW[QV YUbWjQ_X kXVaXRURQQV lX[QVaQV mnln oX_Y] piq hQVa \]TXS`QVaTQV URX^ rhVdU_X sUVY[RW]Va hQVa \] \QRQSVhQ SXS[QW `X`X_QZQ SU\[R hQ]W[ epg rXW[Z nQYWX_ PQWQ ertmgu mVW[T YXWW]Va ]VbU_SQY] ]VYWQVY]c TU\X QT[Vc TUVWQTc rvtlc fQ`QWQV \QV ZXfQ`QWc eqg lX[QVaQV elwmgu mVW[T SXVdQWQWQW Z][WQVac `[TW] TQY SQY[T exlngc `[TW] TQY TXR[Q_ exllgc ZXS`XR]QV ZX_YX\]QQVc \QV S[WQY] `QVTc \QV eygzT[VWQVY] ezltgu nXRQT[TQV ZXVa]Y]QV YQR\U QjQRc SXRQT[TQV f[_VQR [S[Sc ZUYW]Vac RQZU_QV TX[QVaQVc \QV `[T[ `QVW[i zZR]TQY] YUbWjQ_X ZXVaXRURQQV TX[QVaQV mnln ]V] `X_`QY]Y jX` hQVa SQVQ [VW[T SXVfQRQVTQV QZR]TQY] `]YQ \] SQVQ YQfQ TQ_XVQ SXVaa[VQTQV ]VWX_VXW YX`QaQ] fQR[_ TUS[V]TQY] \QWQVhQi PXVaQV QZR]TQY] ]V] ZXVaa[VQ `]YQ SXVdQWQW \QWQ [QVa SQY[Tc [QVa TXR[Q_c ^[WQVa Z][WQVac S[WQY] `QVTc SXVhQf]TQV RQZU_QV TX[QVaQV rzl \QV `[T[ `QVW[i rX\QVaTQV [VW[T jX`Y]WX ZXSQYQ_QVc TQS] SXVa]VWX_{XVY] Z_Ua_QS \XVaQV SXRQT[TQV ZXS`[QWQV SQYWX_ jX`Y]WX hQVa TXS[\]QV `]YQ \] update \XVaQV ]VbU_SQY] WX_`Q_[ \QV \]RQT[TQV URX^ SX_XTQ YXdQ_Q SQV\]_]i rXdQ_Q `X_TQRQ TQS] f[aQ SXVa]VaQWTQV SX_XTQ [VW[T SXS`[TQ jX`Y]WX \XVaQV W[f[QV [VW[T SXV]VaTQWTQV _QW]Va ZXVdQ_]QV \QRQS SXY]V ZXVdQ_] e 5. search enginegi Gambaran UMKM mnln S]W_Q \QSZ]VaQV TQS] SX_[ZQTQV mnln hQVa `X_aX_QT \QRQS ]V\[YW_] SX[`XR \QV ^QV\hd_QbW `X_`Q^QV \QYQ_ TQh[ hQVa TX\[QVhQ WX_RXWQT \] YXVW_Q ]V\[YW_] SX`XR \QV TQh[ \] kQfQVaQV xQVW[Ri lX\[Q S]W_Qc SXYT] YXfXV]Yc SXS]R]T] TQ_QTWX_ hQVa `X_`X\Qc `Q]T \Q_] TQ_hQ| Z_U\[Tc {UR[SXc ZQYQ_c SQ[Z[V \Q_] Y]Y] WQWQ TXRURQc TQ_QTWX_ buyerc \QV SXTQV]YSX f[QR `XR]i }QS[V TX\[Q S]W_Q ]V] YXS[QVhQ SXRQhQV] ZXS`XR]QV Z_U\[T \XVaQV YTXSQ XTYZU_ \XVaQV VXaQ_Q W[f[QV YQVaQW `X_{Q_]QY]c QVWQ_Q RQ]V xXRQV\Qc z[YW_QR]Qc ~X_SQVc zb_]TQ rXRQWQVc \QV kX_QVd]Yi lXa]QWQV [WQSQ \Q_] TX\[Q S]W_Q ^QSZ]_ YXfXV]Yc hQ]W[ SXRQT[TQV TXa]QWQV b]V]Y^]Va \Q_] `Q_QVa YXWXVaQ^ fQ\] SXVfQ\] `Q_QVa fQ\] hQVa Y]QZ XTYZU_ QWQ[ SXVfQ\] `Q_QVa ^QSZ]_ fQ\]i QSZ]_ fQ\] SQTY[\VhQc TQ_XVQ Z_UYXY ZXVa]_]SQV hQVa _XRQW]b d[T[Z RQSQc `]QYQVhQ `Q_QVa QTQV `X_XY]TU WX_TXVQ fQS[_c TQh[ ZXdQ^ SQ[Z[V TUV\]Y]€TUV\]Y] RQ]V YX^]VaaQ YQSZQ] \] WXSZQW W[f[QV SQY]^ ZX_R[ \]Z_UYXY QT^]_ b]V]Y^]Vai z\QZ[V ZX_`X\QQV TQ_QTWX_]Y]W]T QVWQ_ TX\[QVhQ Q\QRQ^c YQW[ S]W_Q S[_V] SXVX_]SQ \QV SXVaX_fQTQV ZXYQVQV \Q_] R[Q_ VXaX_] eYX`QaQ] Y[` TUVW_QTWU_gc \XVaQV \XYQ]V \Q_] ZXSXYQVc YX^]VaaQ SX_XTQ W]\QT SXS]R]T] ^QT d]ZWQ QWQY TQ_hQ WX_YX`[Wi rX\QVaTQV S]W_Q RQ]VVhQ RX`]^ `QVhQT Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi... 303 ‚ƒ‚„ † ‡„ˆ‚„ ‰†ƒŠ ‹‚„†Œ† ˆ†„ •‚† ƒ Œ†Ž‚Œ†Ž‚ ‰†ƒŠ ˆ ‹†‘ ˆ†ƒ ˆ ‘†’†„“†ƒƒ‰† “‚Ž†ˆ† ‹‰‚„” ‘– Ž‚„‹‚ˆ††ƒ ‰†ƒŠ —“Ž ‚ƒ‡ƒ˜‡ ˜Š† ‘‚„ ™†‘ ˆ†„ ‚Ž‚„‹† “ ‘†‘† “‚‡†– ˆ “‚††ƒ ˆ†ƒ „‚ŒŽ‡ƒ ƒ‘“ †ƒ† Œ†‘  ‘„† Œ†ƒŠ†‘ ‘‚„‹“† ˆ†ƒ —“Ž †ƒ‘Œ †Œ– Œ‚‚ƒ‘†„†  ‘„† † ƒ —‚ƒˆ‚„ƒŠ ‘‚„‘‘Ž ˆ‚ƒŠ†ƒ †˜†“†ƒ ƒ‘“ Ž‚„‹† “†ƒ ‘†‘† “‚‡† Œ†™† ˆ†ƒ —‚ƒˆ‚„ƒŠ †Œ ™ ƒŠ ƒ ‚Ž‚„‘†™†ƒ“†ƒ Ž‚ƒŠ‚‡††ƒ Œ†™† Œ‚—†„† ‘„†ˆ Œ ‡ƒ†” š†„ ‹‚„‹†Š† Ž‚„‹‚ˆ††ƒ ˆ†ƒ Ž‚„Œ†††ƒ “†„†“‘‚„ ‘†ˆ – “† ‹‚„Ž†‰† †Š†„ Ž„‡Š„† ƒ ˆ†Ž†‘ ˆ ƒ‘‚„ƒ† Œ†Œ ‡‚™ “‚ˆ†ƒ‰†– ‚Œ“ Žƒ ˆ‚ƒŠ†ƒ †ƒ Ž†‰† ‰†ƒŠ “† respon rate ›‘ ƒŠ“†‘ Ž‚ƒ‚„ ††ƒœ ‰†ƒŠ ‹‚„‹‚ˆ†” †““†ƒ †ˆ††™ Œ‚‘ ˆ†“ƒ‰† ‚„‚“† †Ž ‚†ƒŠ“†™ “‚ †„†™ ‰†ƒŠ ‚‹ ™ ‹† “– ˆ†ƒ “‚†˜†ƒ Œ†™†ƒ‰† ‘‚„ ™†‘ ‚‹ ™ ƒ‰†‘†” C. Hasil ž‚„Œ‚‚ƒŠŠ†„†ƒ‰† Ž‚†‘ ™†ƒ †ˆ  ƒ Œ‘„†Œ “‚†ƒŠ†ƒ ˆ†Œ†„ ‹†Š Ÿ Ž‚ƒˆ†Ž ƒŠ†ƒ Œ‚‹†Š† ‹‚ƒ‘“ “‚†ƒŠ†ƒ ‹‚„‹†Œ Œ ‘‚“ƒ‡‡Š Ž‚‚ƒ‘†Œ ƒ¢‡„†Œ ¡ ˆ†ƒ ˆ †ƒ˜‘“†ƒ ˆ‚ƒŠ†ƒ Ž„‡Š„† Ž‚„‹† “†ƒ ‘†‘† “‚‡† ˆ†ƒ †ƒ†˜‚‚ƒ ‘‚†™ ‚†Œ“ ‘†™†Ž†ƒ ‰†ƒŠ —“Ž ‚ƒŠŠ‚‹ „†“†ƒ” £† ƒ ‘‚„ ™†‘ ˆ†„ “‚†˜†ƒ ‰†ƒŠ Œˆ†™ ˆ —†Ž† – ‰† ‘ “‚ˆ†  ‘„† ˆ†Ž ƒŠ†ƒ “† Œ††‘ ƒ ‘‚†™ ‹‚„™†Œ  ‚†““†ƒ ¨ƒ ƒŽ‘ ˆ†‘† ‘„†ƒŒ†“Œ Œ‚†† Œ†‘ Œ‚‚Œ‘‚„ ˆ ‘†™ƒ ¤¥¦§– ‰† ‘ ˆ†„ ¨†ƒ†„  ¤¥¦§” £†Œ ƒ‰†– Œˆ†™ ˆ†Ž†‘ ˆ —‚‘†“ ˆ†† ‹‚ƒ‘“ †Ž‡„†ƒ “‚†ƒŠ†ƒ ‰†ƒŠ Œˆ†™ ‚ƒˆ‚“†‘ “‡ƒˆ Œ †“‘†” ‚Œ“ Žƒ ‘‚„ˆ†Ž†‘ Ž‚„‹‚ˆ††ƒ —†„† ˆ†ƒ Œ‘„†‘‚Š ˆ†† ‚†““†ƒ Ž‚ƒˆ‚“†‘†ƒ “‚Ž†ˆ† †Œ ƒŠ †Œ ƒŠ  ‘„†– ƒ†ƒ Œ‚˜†™ ƒ ‚„‚“† ‚  “ ‡‘ ©†Œ ƒ‘“ ‘‚„Œ ‚†““†ƒ ƒŽ‘ ˆ†‘† “‚†ƒŠ†ƒ– ’††Žƒ ƒŽ‘ ˆ†‘† ‘‚„Œ‚‹‘ †Œ ™ Œ†ƒŠ†‘ ‘‚„Š†ƒ‘ƒŠ Ž†ˆ† “‚‹‚„†ˆ††ƒ ˆ†ƒ “‚‘‚„‘ ‹†ƒ †ˆ ƒ Œ‘„†Œ ‰†ƒŠ ˆ   “ ‡‚™ Ÿ ¡  ‘„†” •†‘  ‘„†– ‰†ƒŠ —“Ž ‘‚„‹“†– ‚  “ —†‘†‘†ƒ ‰†ƒŠ “† ‘†Œƒ‰† ‚‹ ™ ‹† “ ˆ ‹†ƒˆ ƒŠ“†ƒ  ‘„† ‰†ƒŠ † ƒ– Œ‚™ ƒŠŠ† ™†Œ  ˆ†„ Ž‚†Ž‡„†ƒ “‚†ƒŠ†ƒ ƒ‰† ˜Š† ‚‹ ™ ‚ƒŠ“†Ž” •‚ˆ†ƒŠ“†ƒ  ‘„† ‰†ƒŠ ‚‹ ™ ‘‚„‘‘Ž– ‹†™“†ƒ ‘‚„“† ‘ ˆ†‘† †Œ‚‘ Ž‚„Œ†™††ƒ Œ‚ŒƒŠŠ™ƒ‰† Žƒ †Œ ™ ˆ ‘‘Ž‘‘Ž ˆ†ƒ ‘‚„Ž†“Œ† ™†„Œ ‚ƒ—†„ —†„† †Š†„ ‚ƒŠ‚‘†™ “‡ƒˆ Œ ‰†ƒŠ ‚ƒˆ‚“†‘ †“‘†ƒ‰†” †ƒ– ’††Žƒ ‚ƒŠ†† Ž„‡Œ‚Œ ‰†ƒŠ ‹‚„‹‚ˆ†– “† Œ‚† ‚ ƒ‘† Ž‚„Œ‚‘˜†ƒ “‚Ž†ˆ† †Œ ƒŠ†Œ ƒŠ  ‘„† ‘‚„“† ‘ ˆ‚ƒŠ†ƒ ™†Œ  ‰†ƒŠ ‘‚†™ ˆ —†Ž† †Ž†“†™  ‘„† ‹‚„“‚ƒ†ƒ ˆ†ƒ ‚ƒŠ“‡ƒ¢ „†Œ “‚‹‚ƒ†„†ƒ ƒ¢‡„†Œ ˆ†ƒ ‰†ƒŠ ‘‚†™ ˆ ‹‚„ “†ƒ ‹‚„ “‘ ‘†Ž †ƒƒ‰† ˆ†† †Ž‡„†ƒ “‚†ƒŠ†ƒ” •‚ˆ†ƒŠ“†ƒ ™†Œ  ‰†ƒŠ ‘‚„“† ‘ ˆ‚ƒŠ†ƒ Ž‚„‹† “†ƒ Œ‘„†‘‚Š Ž‚†Œ†„†ƒ ‚† Ž‚‹†‘†ƒ ’‚‹Œ ‘‚– “†„‚ƒ† Œ‚˜†™ ƒ ‚„‚“† ‘ ˆ†“ Ž‚„ƒ†™ ‚  “ †††‘ ’‚‹Œ ‘‚ Œ‚ƒˆ „ ˆ†ƒ ‚†““†ƒ Ž‚ƒŠ‚‡††ƒ ‹†Š †“‘ © ‘†Œ Ž‚†Œ†„†ƒ– †“† †Œ ™ ˆ Ž‚„“†ƒ Ž‚ƒˆ†Ž ƒŠ†ƒ ‚Œ“ Žƒ Ž„‡Œ‚ˆ„ ƒ‘“ ‚†““†ƒ Žˆ†‘ ƒŠ Œ‚—†„† †ƒˆ „ Œˆ†™ ˆ Œ‚Œ† “†ƒ ˆ†ƒ ˆ ‹†‘ Œ†ƒŠ†‘ Œ‚ˆ‚„™†ƒ†” ª‚‹‚„†Ž† —†‘†‘†ƒ ™†Œ  ƒ ‚‹‚„ “†ƒ Ž†ƒ ‹† “ “‚Ž†ˆ† “† Œ‚†“ ‘  Ž‚ƒŠ†‹ˆ ‹†™’† Ž‚ƒˆ†Ž ƒŠ†ƒ ‰†ƒŠ ‹‚„Œ ¢†‘ Ž†„‘ Œ Ž†‘ ¢ Œ†ƒŠ†‘ Ž‚ƒ‘ ƒŠ ˆ †““†ƒ “†„‚ƒ† †“†ƒ Œ†ƒŠ†‘ ‚ƒ‚ƒ‘“†ƒ “‚‹‚„™†Œ †ƒ Ž„‡Š„†” D. Pembahasan ¡‚Š †‘†ƒ Ž‚ƒŠ†‹ˆ †ƒ “‚Ž†ˆ† †Œ‰†„†“†‘ ‰†ƒŠ ˆ †““†ƒ ‡‚™ “††ƒŠ†ƒ — © ‘†Œ †“†ˆ‚ “† ˆ†Ž†‘ ˆ “†‘†“†ƒ Œ‚‹†Š† Š‚„†“†ƒ Ž‚‹‚„ˆ†‰††ƒ” •‚Ž‚„‘ „†“†‘– “‚Š †‘†ƒ ƒ ˆ‚†ƒ‰† “‚Š †‘†ƒ Ž‚‹‚„ˆ†‰††ƒ †Œ‰† ‹‚„Ž†‰† ƒ‘“ ‚ƒ‚“†ƒ“†ƒ Ž„‡Œ‚Œ Œ‘ †Œ – ‚ƒˆ‡„‡ƒŠ †‘† ‚‡‘ ©†Œ ƒˆ © ˆ– †Š†„ ‚Žƒ‰† “‚†Ž†ƒ †‘† “‚‹‚„ˆ†‰††ƒ †‘†Œ †Ž† ‰†ƒŠ ‘‚†™ ‚ƒ˜†ˆ Ž  ™†ƒƒ‰† 304 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius «¬­®­¯° ±²³´¬´ µ°®­³¶·¸³«¯¹°¸®´° º»¯«³µ°¹°¹¶²®¼½ ¾¿¿¾ÀÁ »¬Â®­®¹ µ¬¹¶®¹ ¼¬³²° ¬Ã¼¬¹µ¬µ ÄÅÆ Ç®¹¶ «¬­°È®¼¸®¹ É®¸¼³² ʳ­¯¹¼®²°´« ´¬È®¶®° ´®­®Ë ´®¼¯ ´¯È¬̼°Ê¬ ¹³²« Ç®¹¶ Ë®²¯´ ¼¬²È¬¹¼¯¸ ¯¹¼¯¸ «¬¹µ³²³¹¶ °¹¼¬¹¼°³¹ ¼³ ¯´¬ µ®¹ ¯´®¶¬ Ȭˮʰ³²½ ±²³´¬´ ±¬«È¬²µ®Ç®®¹ «¬²¯±®¸®¹ ´¬È¯®Ë ±²³´¬´ Ç®¹¶ ´¬È®¹¶¯¹ µ¬¹¶®¹ ¼¬³²° ±¬¹¬²°«®®¹ ¼¬¸¹³­³¶° ºÄÅÆÀ½ µ°«®¹® ®¶®² °¹µ°Ê°µ¯ ¼¬²«³¼°Ê®´°½ «®¯ «¬²¬´±³¹ ´¼°«¯­¯´ Ç®¹¶ µ°È¬²°¸®¹½ ´¬È¬­¯«¹Ç® Ë®²¯´ «¬«°­°¸° ¸¬Ç®¸°¹®¹ ¼¬²Ë®µ®± ¸¬«¯µ®Ë®¹ ±¬¹¶¶¯¹®®¹ µ®¹ ¸¬«®¹É®®¼®¹½ ´¬Ë°¹¶¶® «¬«°Ì¯ ¸¬´¯¸®²¬­®®¹ µ®­®« «¬¹Ì®±®° ¸¬È¬²µ®Ç®®¹¹Ç®Á Ƭ´¸°±¯¹ ¸¬µ¯® ¼¬³²° ­®Ë°² µ®²° ±¬²´±¬¸¼°É µ®¹ ´¼¯µ° ¬«±°²°´ Ç®¹¶ Ȭ²È¬µ®½ ¹®«¯¹ µ®­®« ¸³¹¼¬¸´ ¸¬¶°®¼®¹ ±¬¹¶®Èµ°®¹ «®´Ç®²®¸®¼ Ȭ²È®´°´ ¼¬¸¹³­³¶° °¹É³²«®´° Ç®¹¶ ´¬µ®¹¶ ¸®«° ¸¬«È®¹¶Í ¸®¹ °¹°½ ¸¬µ¯® ¼¬³²° °¹° ´®­°¹¶ «¬­¬¹¶¸®±° µ®¹ ´®¹¶®¼ ´¬´¯®° µ¬¹¶®¹ ¸³¹µ°´° ®¸¼¯®­ Ç®¹¶ ®µ® µ° ­®±®¹¶®¹Á άȬ²®±® ¸³¹µ°´° ¼¬²´¬¹µ®¼¹Ç® ²¬´±³¹ «¬²¬¸® ¼¬²Ë®µ®± Ë®µ°²¹Ç® Ϭȴ°¼¬ ±¬«®´®²®¹½ «°´®­¹Ç®½ «¬²¯±®¸®¹ ȯ¸¼° ¹Ç®¼® È®ËÏ® «¬²¬¸® «®´°Ë «¬¹Ç®¹¶´°¸®¹ ®±®¸®Ë ¼¬¸¹³­³¶° ¼¬²´¬È¯¼ Ȭ¹®² «®«±¯ «¬²¬¸® ®­®¹¸®¹ µ®¹ «¬¹µ®¼®¹¶¸®¹ ¸¬¯¹¼¯¹¶®¹ È®¶° È°´¹°´¹Ç®Á Ų¼°¹Ç®½ µ®­®« ±²³´¬´ ¼¬²´¬È¯¼½ ¸¬Ç®¸°¹®¹ ¼¬²Ë®µ®± ¸¬«¯µ®Ë®¹ ±¬¹¶¶¯¹®®¹ µ®¹ ¸¬«®¹É®®¼®¹ Ç®¹¶ Ȭ­¯« ¼¬²Ì°±¼®½ «¬²¯±®¸®¹ ´®­®Ë ´®¼¯ É®¸¼³² ±¬¹¶Ë®«È®¼ «¯¹Ì¯­¹Ç® ¸¬´¯¸®²¬­®®¹ µ®­®« «¬¹¶¶¯¹®¸®¹Á Ю­®« ´¯µ¯¼ ±®¹µ®¹¶ ±¬«È¬²µ®Ç®®¹½ È°´® µ°¸®¼®¸®¹ ®µ® ±²³´¬´ ´¼°«¯­¯´ µ®¹ ±¬«È¬²°®¹ «³¼°Ê®´° Ç®¹¶ Ȭ­¯« ̯¸¯± Ȭ²Ë®´°­ Ç®¹¶ «¬«È¯®¼ «°¼²® È°¹®®¹ «®¯ «¬¹¶®µ®±¼®´° µ®¹ «¬¹¶¶¯¹®¸®¹¹Ç® ´¬È®¶®° ®­®¼ ¯¹¼¯¸ «¬¹°¹¶¸®¼¸®¹ ¸¬È¬²µ®Ç®®¹ «¬²¬¸®Á ѳ¹µ°´° ´¬È®­°¸¹Ç® «¯¹Ì¯­ µ®­®« «¬¹µ³²³¹¶ ±²³¶²®« ±¬¹Ç¯´¯¹®¹ ­®±³²®¹ ¸¬¯®¹¶®¹ Ȭ²È®´°´ Ϭȴ°¼¬½ µ°«®¹® «°¼²® ´¬È®¶®° ±¬¹¶¯´®Ë® Ç®¹¶ µ®­®« ±²³´¬´ ®Ï®­¹Ç® ´¯µ®Ë «¬¹Ç¬±®¸®¼° ´¬Ì®²® ´¯¸®²¬­® µ®¹ «¬¹Ç®µ®²° ±¬¹¼°¹¶¹Ç® ¸¬È¬²®µ®®¹ ­®±³²®¹ ¸¬¯®¹¶®¹ ´¬Ì®²® ±¬²°³µ°¸ È®¶° ´¯®¼¯ ¯´®Ë®½ «¬Ç®¸°¹° È®ËÏ® ®µ® ¸¬«®¹É®®¼®¹½ µ®¹ ±®´Ì® ±²³´¬´ ±¬¹µ®«±°¹¶®¹ ¼¬­®Ë ´¬«®¸°¹ µ°Ç®¸°¹¸®¹ È®ËÏ® ¼¬¸¹³­³¶° ȯ¸®¹ ´¬´¯®¼¯ Ç®¹¶ ´¯­°¼ µ®¹ «®Ë®­½ ´¬Ë°¹¶¶® ²¬±³¹ ¼¬²Ë®µ®± ¯±®Ç® ±¬«È¬²µ®Ç®®¹ «¬¹µ®±®¼¸®¹ ¯«±®¹ È®­°¸ Ç®¹¶ ̯¸¯± È®°¸Á Ò¬¹³«¬¹® °¹° ¼¬²Â®µ° ´®­®Ë ´®¼¯¹Ç® µ°µ®´®²° ±®µ® ¸³¹µ°´° ¬«±°²°´ µ°«®¹® ±®µ® ´®®¼ ±¬¹¶¯´®Ë® «¬«È¯¼¯Ë¸®¹ ¼®«È®Ë®¹ «³µ®­ µ®²° ­¬«È®¶® ±¬«È°®Ç®®¹½ ´®¼¯ ´Ç®²®¼ Ç®¹¶ Ë®²¯´ ¼¬²±¬¹¯Ë° ®µ®­®Ë ¸¬È¬²®µ®®¹ ­®±³²®¹ ¸¬¯®¹¶®¹ ´¬Ì®²® ±¬²°³µ°¸Á »¬«¬¹¼®²®½ «¬´¸°±¯¹ ¼°µ®¸ È°´® µ°±¬²È®¹µ°¹¶¸®¹ ´¬Ì®²® ´¬¼®²®½ ¯²¶¬¹´° «¬­®¸¯¸®¹ ¸¬¶°®¼®¹ ±¬«®´®²®¹ Ê°® Ϭȴ°¼¬ «®´°Ë «¬²¬¸® ±¬²¼®¹Ç®¸®¹ ¸®²¬¹® ¸¬ workshop µ°È®¹µ°¹¶¸®¹ µ¬¹¶®¹ «¬­°Ë®¼ buyer ­¯®² ¹¬¶¬²° «®´°Ë ­¬È°Ë ´¯¸® µ®¼®¹¶ websiteÁ Ƭ¹¯²¯¼ ¸®«°½ ¸¬µ¯® ɬ¹³«¬¹® µ°®¼®´ ̯¸¯± «¬«±¬²­°Ë®¼¸®¹ È®ËÏ® «¬´¸°±¯¹ µ®­®« ±²³´¬´ ±¬²¬¹Ì®¹®®¹ Ç®¹¶ «¬«®¹¶ ­¬È°Ë µ°µ³«°¹®´° ³­¬Ë ±¬²®¹ ¸®«° ´¬È®¶®° ±¬¹¶®Èµ°½ ±¬²®¹ ²¬Ê°¬Ï¬² ´¬È®¶®° ±¬¹¬¹¼¯ ¸¬­®Ç®¸®¹ ±¬¹µ®¹®®¹ ¯´¯­®¹ ±²³¶²®« ±¬¹¶®Èµ°®¹½ ¸³¹µ°´° ±´°¸³­³¶° «®´Ç®²®¸®¼ ´®´®²®¹ ´¬È®¶®° ±¬¹¬²°«® ±²³¶²®« ¯¶® Ë®²¯´ µ°±¬²¼°«È®¹¶¸®¹ µ¬¹¶®¹ ­¬È°Ë ̬²«®¼ ®¶®² ¯«±®¹ È®­°¸ ¼¬²Ë®µ®± ±²³¶²®« Ç®¹¶ µ°°¹°´°®´°¸®¹ «¬«°­°¸° ¹°­®° ±³´°¼°É È®¶° ´¬«¯® ±°Ë®¸Á ή¹Ç®¸ ɬ¹³«¬¹® Ç®¹¶ ´¬²°¹¶¸®­° «¬¹¯²¯¼ ´¯µ¯¼ ±®¹µ®¹¶ ¸°¼® µ®¹ ¯¶® µ°Ç®¸°¹° Ȭ²­®¸¯ ´¬Ì®²® ¯«¯«½ ±®´¼° ®¸®¹ «¬¹¶Ë®´°­¸®¹ ²¬´±³¹ Ç®¹¶ ¸¯²®¹¶ ­¬È°Ë ´®«®½ ¼¬²¹Ç®¼® µ®­®« °«±­¬«¬¹¼®´° ¸¬¶°®¼®¹ ±¬¹¶®Èµ°®¹ È®¶° ±¬«È¬²µ®Ç®®¹ «®´Ç®²®¸®¼ ¼°µ®¸ ´¬­®­¯ ´¬´¯®° µ¬¹¶®¹ Ë®²®±®¹ µ®¹ ¼¯Â¯®¹ ±²³¶²®«½ ¸®²¬¹® °¼¯ ´®¼¯ lesson learn Ç®¹¶ µ®±®¼ µ°±¬²³­¬Ë µ®²° ¸¬¶°®¼®¹ °¹° ¸Ë¯´¯´¹Ç® µ®­®« ¸³¹¼¬¸´ ±¬¹¶¶¯¹®®¹ ¼¬¸¹³­³¶° °¹É³²«®´°½ °«±­¬«¬¹¼®´° ±²³¶²®« Ë®²¯´ ¯¶® «¬«±¬²Ë°¼¯¹¶¸®¹ ±¬¹¶¬­³­®®¹ ±¬²´¬±´° ¸¬«¯µ®Ë®¹ ±¬¹¶¶¯¹®®¹ µ®¹ ¸¬«®¹É®®¼®¹½ Ç®¹¶ ¹®¹¼°¹Ç® µ°Ë®²®±¸®¹ ®¸®¹ «¬«¯¹Ì¯­¸®¹ voluntarism Ç®¹¶ «¬¹µ³²³¹¶ intention to use µ®¹ usage behaviorÁ Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi... 305 E. Dampak ÓÔÕÖ×ÕØÙÚÙÛØ ÖÔÜØÙÚÚ×ÙÚØÙ ÝØÞØß ßÔÙÚÚ×ÙØÖØÙ ÝØÙ àÔÕáÙâÔÕØÖãá ÝÔÙÚØÙ âÔÖÙäÞäÚá áÙåäÕßØãá ßÔÕ×æØÖØÙ ÝØßæØÖ ÛØÙÚ ãÔÜØÕØ ÙÛØâØ çÔÞØã âÔÕÞáèØâ ÝØÞØß ÖÔÚáØâØÙ áÙáé êÖâáëáâØã Õ×âáÙ ÛØÙÚ ÝáÞØÖ×ÖØÙ äÞÔè ãâØå ØÝßáÙáãâÕØãá ÖÔ×ØÙÚØÙ ×Ùâ×Ö ßÔÙÚáÙæ×â ÝØâØ âÕØÙãØÖãáì àÔÕáÖ×â ÖÔâÔÕØßæáÞØÙ ÝØÙ æÔßØèØßØÙ ÛØÙÚ ßÔßØÝØá âÔÕèØÝØæ ØÖâáëáâØã æÔÙØâØÞØÖãØÙØØÙ ØÝßáÙáãâÕØãá ÖÔ×ØÙÚØÙ ßÔÙçØÝá ãØÞØè ãØâ× áãÛØÕØâ æäãáâáå ÖÔàÔÕèØãáÞØÙ æÕäÚÕØß áÙáé í×Ö×ÙÚØÙ ÝØÕá æÔÙÚ×ãØèØ ãÔÖØÞáÚ×ã æÔßáÞáÖ âÔÕèØÝØæ ØÖâáëáâØã áÙá ç×ÚØ ßÔÙ×Ùç×ÖÖØÙ àØèîØ ßÔÕÔÖØ âÔÞØè ßÔÙÛØÝØÕá ×ÕÚÔÙãá ÖÔàÔÕØÝØØÙ ÞØæäÕØÙ ÖÔ×ØÙÚØÙ ÛØÙÚ Ýáã×ã×Ù ãÔÜØÕØ æÔÕáäÝáÖ ÝØÙ àÔÕÖÔÞØÙç×âØÙé íá ãáãá ÞØáÙì ßØãáè æÔÕÞ× ÝáÞØÖ×ÖØÙ ãâáß×ÞØãá âÔÕÖØáâ æÔÙÚÚ×ÙØØÙ îÔàãáâÔ æÔßØãØÕØÙ ÝÔÙÚØÙ ÞÔàáè ßÔÙáÙÚÖØâÖØÙ ×æØÛØ æÔÙÝØßæáÙÚØÙ ÝØÙ Öäß×ÙáÖØãá ÛØÙÚ áÙâÔÙã ØÚØÕ ßáâÕØ ÝØßæáÙÚØÙ ßØ× ßÔÞØÙÚÖØè ÝØÙ ßÔÞØÖ×ÖØÙ ÞäßæØâØÙ ãâÕØâÔÚá æÔßØãØÕØÙ ßÔÞØÞ×á îÔàãáâÔ ÛØÙÚ ãØßæØá ÝÔÙÚØÙ ãØØâ áÙá ßØãáè àÔÞ×ß ÝáÛØÖáÙá ãÔàØÚØá ã×Øâ× ØÞØâ ÛØÙÚ Ü×Ö×æ èØÙÝØÞ ÝØÞØß ßÔÙÔÕäàäã æØãØÕ áÙâÔÕï ÙØãáäÙØÞ ÛØÙÚ ÞÔàáè Þ×Øãé ðØß×Ùì ßØãáè Ö×ÕØÙÚÙÛØ ÕÔãæäÙ âÔÕèØÝØæ æÕäÚÕØß áÙá ç×ÚØ ãØÙÚØâ Ýáï narimo ing pandum yang masih sangat kuat, sehingga rasa cukup mereka tidak mampu menggerakkan motivasi untuk meraih sesuatu yang lebih luas yang mungkin menurut kami sebagai tim pengabdi sekaligus pendamping sangat penting untuk dikejar, namun ternyata bagi mereka tidak perlu karena mereka telah merasa cukup. æÔÙÚØÕ×èá äÞÔè ãáÖØæ F. Penutup Kesukarelaan merupakan hal kunci yang perlu dipastikan sebelum memulai kegiatan pengabdian masyarakat. Tanpa adanya kesukarelaan, program hanya akan berhenti pada saat dimana kegiatan pendampingan berakhir. Padahal, tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah agar kegiatan dapat dilanjutkan pada waktu mendatang meskipun tanpa didampingi tim pengabdi. Terlebih dengan program yang melibatkan teknologi informasi, persepsi kemudahan penggunaan dan kemanfaatan merupakan faktor yang sangat penting. Metode pendampingan yang bersifat partisipatif cukup membantu kami sebagai tim dalam mendukung keberhasilan khususnya pada program yang melibatkan teknologi informasi. Hal ini penting karena persepsi penggunaan teknologi informasi yang sulit dan mahal seringkali masih menjadi hambatan. Pemilihan metode ini menjadi sangat relevan dan sejauh ini memberikan hasil yang cukup memuaskan. G. Ucapan Terimakasih Dalam kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah memberikan kepercayaan dan memfasilitasi kegiatan pengabdian masyarakat ini. Berikutnya kepada LP3M Universitas Janabadra, LPPM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan LPPM Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa yang telah memberikan personel yang kompeten danbergabung menjadi tim yang solid dan kompak, sehingga mampu menyelesaikan tugas pengabdian ini dengan baik. 306 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius I. Referensi ñòóô õö ÷ö øùúúùô ûüýþüÿ ü   ó   ü þô ñ  ùùö ü  òüÿ ü  ÿ  û ÿ   þ  ü  ò þ  ý þ ö óô ÿ òüÿ ü      þö Aplikasia   Sosiologi Pemerintahan. Dari Perspektif Pelayanan, Pemberdayaan,Interaksi, dan Sistem Kepemimpinan Pemerintahan.   þ    ñ ü ö ô ñö ö    ö  ÿô ÷ö øùúúô õüüÿ üö òü ü þ  ò þ  ý þ   Jurnal Aplikasi Ilmuilmu Agama VIII øùô úö û  þô øùú ú ö ö øùúúùö Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial.   þ   !ü þüô !öô & õ " ô #ö øùúúúö ÷  ü þ   $%þü   þ ü ü  # & þ   # ü ûþ üö Management Science, 46øùô ùú'ö üýþ ü ÷ Metode Pendampingan Partisipatif untuk Menurunkan Kegagalan Adopsi Teknologi Informasi... ÿü ö  ü 307 Inisiasi Pendirian Kantin Berbasis Food Safety di Kompleks Pendidikan Pondok Imam Syuhodo Blimbing Wonorejo Polokarto Sukoharjo Sunarti1 Nina Salamah2 1. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan 2.Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Intisari Latar Belakang: Keamanan pangan atau food safety saat ini telah menjadi topik yang sedang hangat dibicarakan. Banyak penelitian menemukan hal yang mengejutkan yaitu ditemukannya bahan-bahan berbahaya dalam makanan terutama makanan jajanan yang bidikan konsumennya adalah anak-anak. Balai PO M Sukoharjo selama tahun 2014 dengan 856 sampel didapatkan 5 % makanan jajanan mengandung bahan kimia berbahaya. Bahan-bahan tersebut yaitu Formalin, Borax, dan pewarna tekstil yang berbahaya bagi kesehatan. Dampak dari konsumsi pangan yang berbahaya selain kerusakan organ yang sifatnya akut maupun kronis seperti kerusakan organ ginja dan liver serta memicu timbulnya sel sel kanker di usia yang lebih dini. Tujuan pengabdian ini adalah menginisiasi munculnya kantin sekolah berbasis food safety untuk pencegahan dan penanggulangan tercemarnya pangan jajanan anak sekolah oleh bahan-bahan yang berbahaya. M etode yang dipakai dalam pengabdian ini yaitu berupa pendampingan terhadap berdirinya kantin berbasis food safety di lingkungan sekolah M uhammadiyah Blimbing dengan mengambil 2 sekolah untuk percontohan. Pemberian bantuan peralatan dan perlengkapan kantin yang aman untuk kesehatan juga akan di berikan untuk menstimulasi gerakan kantin sekolah berbasis Food safety . Selain itu upaya pendidikan gizi dan cara pengolahan pangan yang aman akan diberikan pada pengabdian ini. Hasil: M eningkatnya pengetahuan pengelola kantin dan guru-guru tentang gizi anak sekolah dan keamanan pangan anak sekolah. Terjadi perubahan tata kelola kantin dengan menyajikan makanan sehat dan penggantian alat makan yang memenuhi syarat kesehatan. Key word: food safety, pangan jajanan anak sekolah, kantin sekolah Latar Belakang ()*+*,*, -*,.*, */*0 food safety 1**/ 2,2 /)3*4 +),5*62 /7-28 9*,. 1)6*,. 4*,.*/ 62:2;*<*8*,= >*,9*8 -),)32/2*, +),)+08*, 4*3 9*,. +),.)50/8*, 9*2/0 62/)+08*,,9* :*4*,?:*4*, :)<:*4*9* 6*3*+ +*8*,*,@ /)<0/*+* +*8*,*, 5*5*,*, 9*,. :2628*, 87,10+),,9* *6*3*4 *,*8?*,*8= A),)32/2*, 62 8037, -<7.7 62/)+08*, B -)<1), -*,.*, 5*5*,*, *,*8 1)873*4 +),.*,60,. -),.*C)/ 17620+ :),17*/ 6*, *1*+ 17<:*/ DEF@ GH +),.*,60,. -)+*,21 1283*+*/@ I -)<1), +),.*,60,. :7<*J 6*, KH +),.*,60,. L7<+*32,= 308 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius MNOPQP RPSTU VWXY Z[ [\] MT^_SP`a_ RNOPS QNQN`b^cP cNaTQOPS QP^PUPU aPaPUPU cN^_OPS dPU dbRNQT^PU ef aPaPUPU PUP^ cN^_OPS db MT^_SP`a_ QNUgPUdTUg hPSPU RPQhPSPU QP^PUPU hN`hPSPiPj ZPSPU hN`hPiP iPUg dbRNQT^PU PURP`P OPbU k_`QPObUl Z_`Pml dPU nNoP`UP RN^cRbOj pdPnTU aNUbc QP^PUPU iPUg dbnN`b^cP iPbRT qbO_^l RNQnT`Pl gTOPrgTOPl QbN hP^c_ dOOj Gambar 1: Jenis-jenis jajajan yang diperiksa oleh balai POM Sukoharjo Sumber: (Depkes Sukoharjo, 2014). M_OTcb TURT^ QNUiNOPQPR^PU PUP^ dbdb^ dP`b QP^PUPU aPaPUPU iPUg RbdP^ cNSPR PdPOPS dNUgPU QNQhTPR ^PURbU cN^_OPS dNUgPU QNUiNdbP^PU QP^PUPU iPUg cNSPR dPU PQPUj p^PU RNRPnbl ^P`NUP RbUg^PR nNUgNRPSTPU nNUgNO_OP ^PURbU iPUg ^T`PUg cNSbUggP ^PURbU cN^_OPS iPUg PdP hNOTQ QNQNUTSb nN`ciP`PRPU cNhPgPb ^PURbU cN^_OPSj sb tPURbU Muv[ dPU Muvp wQPQ MiTS_d_ QPcbS dbaTQnPb QP^PUPU aPaPUPU dNUgPU cPTc iPUg oP`UPUiP QNUq_O_^j ZPSPU iPUg cN`bUg dbqT`bgPb nPdP cPTc iPbRT nNUggTUPPU xPR nNoP`UP RN^cRbO dPU nNUggTUPPU nNUgPoNR yPR`bTQ ZNUx_PR iPUg hN`ONhbSPUj [NUggTUPPU yPR`bTQ ZNUx_PR iPUg hN`ONhbSPU dPnPR QNUiNhPh^PU ^N`PqTUPU z{_cP`bPl |bUPRb [j {PSPiT VWW}~j NUbc cPTc bUb ab^P db^_UcTQcb cNqP`P RN`Tc QNUN`Tc QP^P P^PU QNQhPSPiPr ^PU ^NcNSPRPU cbcoPj NUbc QP^PUPU OPbU cNnN`Rb aNOOi dNUgPU oP`UP oP`Ub iPUg QNUq_O_^ aTgP QPcbS dbaTQnPb nPdP ^PURbU RN`cNhTRj [PdP nNUiPabPU QP^PUPUnTU QPcbS dbaTQnPb nNUggTUPPU ^N`RPc ^_`PU cNhPgPb POPR TURT^ QNQhTUg^Tc QP^PUPUj t_`PU QN`TnP^PU hPSPU iPUg RbdP^ OPiP^ TURT^ dbaPdb^PU hPSPU nNUiPabPU QP^PUPU ^P`NUP qNQP`PU [h iPUg PdP nPdP ^N`RPc ^_`PU P^PU QNQhPSPiP^PU QP^PUPU RN`cNhTRj pnPhbOP ^_`PU dbaPdb^PU RNQnPR nNUiPabPU QP^PUPU iPUg nPUPc dPU hN`ONQP^l QP^P P^PU ONhbS QTdPS RN`aPdb nN`nbUdPSPU [h dP`b ^_`PU ^N QP^PUPUj [h QN`TnP^PU hPSPU qNQP`PU hN`hPSPiP TURT^ QPUTcbP ^P`NUP dPnPR QNUiNhPh^PU ^N`TcP^PU _`gPU cNnN`Rbl gbUaPO dPU SPRb zyPbUgg_OPUl Inisiasi Pendirian Kantin Berbasis Food Safety di Kompleks Pendidikan Pondok... 309 €‚€ƒ„ †‡ˆ‰Š‹ Œ‡ˆŠ ŒŽ‡‘Š ‡‘‡†‡ ŒŽ’Ž‹‡ ‘‡†‡Œ ŒŽ“‡Š‹‡ ‡‡‡ ˆŽ’‰‡ ˆŽ”‡•‡Š –ŽŒ”—•‹—ˆ Œ‡‹‡‡„ ˜™‘ŠˆŠ ‰Ž’ˆŽ”—‰ ˆŽ‘Š‹Š‰ ”Ž’”Ž‘‡ ‘Ž•‡ ‹™‘ŠˆŠ “‡• ‡‘‡ ‘Š š› œ—‡ŒŒ‡‘Š““‡ Œ‡Œ š“—™‘™„ ›Š š› œ—‡ŒŒ‡‘Š“‡‡ Œ‡Œ š“—™‘™ Œ™‘Ž† –Ž•Ž†™†‡‡ ‹‡‰Š ˆŽ–Ž’‰Š ž‡‰Ž’Š•„ šŽŒ—‡ Œ‡‹‡‡ ‘Š–’™‘—‹ˆŠ ‘‡ ‘Šˆ‡Š‹‡ ‘Š ˆŽ‹™†‡ ˆŽˆ—‡Š ‘Ž•‡ ˆŠˆŸ‡„ ›Š š› œ—‡ŒŒ‡‘Š““‡ Œ‡Œ š“—™‘™ ŽŠˆ Œ‡‹‡‡ “‡• ‘Šˆ‡Š‹‡ ˆ—‘‡ †Ž”Š Š•ŠŽŠˆ ‘‡ ŒŽŒŽ—Š ˆ“‡’‡‰ •Š Š„ ¡‡“‡ ˆ‡‡ –Ž••—‡‡ –Ž’‡†‡‰‡ Œ‡‹‡ Œ‡ˆŠ ‘Š—Œ–‡Š –Ž••—‡‡ ‡†‡‰ Œ‡‹‡ ‘‡’Š ŒŽ†‡ŒŠ “‡• ’Ž‰‡ ‡‹‡ žŽŒ‡’‡ ¢™’Œ‡†Š„ šŽ†‡Š Š‰— ‡†‡‰ ‘‡’Š –†‡ˆ‰Š‹ —•‡ Œ‡ˆŠ ”‡“‡‹ ‘Š–‡‹‡Š —‰—‹ ŒŽ“ŠŒ–‡ Œ‡‹‡‡ ‘‡†‡Œ ‹™‘ŠˆŠ –‡‡ˆ„ ŽŽ’‡–‡ ˜™ˆŽ– ¡£¤¤ ˆ‡•‡‰ ‘Š–Ž’†—‹‡ —‰—‹ ŒŽž‡–‡Š ‰‡’•Ž‰ ‹‡‰Š ”Ž’”‡ˆŠˆ ¥™™‘ š‡¢Ž‰“„ ¦Ž”Ž’‡–‡ ‡† “‡• ‡’—ˆ ‘Š–Ž’‡‰Š‹‡ ‡‰‡’‡ †‡Š„ ˜ŽˆŠ‡–‡ ˆ—Œ”Ž’ ˆ‡“‡ Œ‡—ˆŠ‡ “‡• ŒŽ•Ž†™†‡ ‘‡–—’§ –Ž’”‡Š‹‡ ¢ŠˆŠ‹ ”‡•—‡§ ‘‡ “•ŠŽŽ ˆ‡Š‰‡ˆŠ –Ž‡Œ‡ Œ‡‹‡‡ ‡‰‡’‡ †‡Š ”Ž’”‡‘‡ ˆŽ‡‰§ ‰Š‘‡‹ ŒŽ—†‡’‹‡ –Ž“‡‹Š‰ ŒŽ—†‡’ ‘‡ –Ž‡•‡‡ ‹Ž”Ž’ˆŠ‡ ‘Ž•‡ ŒŽŒ‡‹‡Š ˆŽ’‡•‡Œ ‹—ˆ—ˆ —‰—‹ ŒŽŒ‡ˆ‡‹ ¨£‘‡•§ €‚€ƒ„ ¦Ž’‘‡ˆ‡’‹‡ †‡‰‡’ ”Ž†‡‹‡• ‰Ž’ˆŽ”—‰ –Ž’†— ‘Š†‡‹—‹‡ –Ž•‡”‘Š‡ Œ‡ˆ“‡’‡‹‡‰ ”Ž’—–‡ –Ž© ‘‡Œ–Š•‡ ‰Ž’‡‘‡– ‹‡‰Š ˆŽ‹™†‡ ‘Ž•‡ ŒŽŒ”Ž’Š‹‡ ”Ž’”‡•‡Š ŽŠˆ –Ž†‡‰Š‡ ‘‡ –Ž‡Œ”‡‡ –Ž•Ž‰‡—‡„ Metode œŽ‰™‘Ž –Ž‘Ž‹‡‰‡ “‡• ‘Š–‡‹‡Š —‰—‹ ŒŽ“Ž†Žˆ‡Š‹‡ –Ž’Œ‡ˆ‡†‡‡ ŒŠ‰’‡ ŒŽ†Š–—‰Š ˜ª ¨˜™Œ—Š‹‡ˆŠ ¢™’Œ‡ˆŠ ‘‡ ª‘—‹‡ˆŠƒ„ ˜ª ŒŽ’—–‡‹‡ ŒŽ‰™‘Ž –Ž‘Ž‹‡‰‡ –Ž’—”‡‡ –’Š†‡‹— “‡• ŒŽŒ–—“‡Š ‘‡Œ–‡‹ ž—‹—– ”Žˆ‡’ ‘Ž•‡ ”Š‡“‡ “‡• ž—‹—– Œ—’‡„ ¨«™‰™ £Œ™™§ €¬ƒ„ ˜ª “‡• ‡‹‡ ‘Š”Ž’Š‹‡ –‡‘‡ ”Œ ŠŠ ŒŽ†Š–—‰Š –Ž•Ž‡†‡ ”‡‡“‡ –‡•‡ “‡• ‰Š‘‡‹ ‡Œ‡§ š™†—ˆŠ –Ž© •™†‡‡ —‰—‹ ŒŽžŽ•‡ ”‡‡“‡ ‘Ž•‡ ŒŽŽ’‡–‹‡ Good Manufactoring Practise­ ‘‡ –ŽŒ”Ž© ’Š‡ –Ž†‡‰Š‡ –Ž•™†‡‡ –‡•‡ ‡‡‡ ‡‡‹ ˆŽ‹™†‡ ‘Ž•‡ ”‡‡ ‡Œ‡ ‘‡ Œ—’‡„ ŽŒ”Ž’Š‡ ”‡‰—‡ ˆ‡’‡‡ –’‡©ˆ‡’‡‡ —‰—‹ ŒŽˆ‰ŠŒ—†‡ˆŠ ˆŽŒ‡•‡‰ –Š‡‹ ŒŠ‰’‡ ‘‡†‡Œ ŒŽŒ© –’‡‹‰Ž‹‹‡ ‹Ž‡Œ‡‡ –‡•‡ ‡‡‡ ‡‡‹ ˆŽ‹™†‡„ ˜Ž•Š‡‰‡ ŠŠ ŒŽ’—–‡‹‡ ”Ž‰—‹ –Ž“Ž†Žˆ‡Š‡ Œ‡ˆ‡†‡ ‡•‹‡ –Ž‘Ž‹„ šŽ”‡•‡ŠŒ‡‡ ‘Š‹Ž‰‡—Š ”Ž’ˆ‡Œ‡ ”‡Ÿ‡ ˆŽ‹™†‡ œ—‡ŒŒ‡‘Š“‡ “‡• ™‰‡”ŽŽ ˆŽ‹™†‡ ˆŸ‡ˆ‰‡ ŒŽŒ–—“‡Š ”‡“‡‹ ‹Ž‰Ž’”‡‰‡ˆ‡ ‰Ž’—‰‡Œ‡ ‘‡†‡Œ –Ž•‡‘‡‡ ˆ‡’‡‡ –’‡ ˆ‡’‡‡„ œŽ‰™‘Ž ”Ž’Š‹—‰“‡ “‡Š‰— –Ž‘‡Œ–Š•‡ ‰Ž’‡‘‡– ”Ž’‡†‡“‡ ‹‡‰Š ˆŽ‹™†‡„ ˜Ž•Š‡‰‡ ŠŠ ‘Š†‡‹—‹‡ ‘Ž•‡ Œ™Š‰™’Š• ’—‰Š ˆŽ†‡Œ‡ ‹Ž•Š‡‰‡ ”Œ ‘‡ ˆŽ‰Ž†‡ –Ž†‡‹ˆ‡‡‡ ”Œ„ Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Wilayah Pengabdian Masyarakat ˜™Œ–†Ž‹ˆ –Ž‘Š‘Š‹‡ Œ‡Œ š“—™‘™ ŒŽ’—–‡‹‡ ‹™Œ–†Ž‹ˆ –Ž‘Š‘Š‹‡ “‡• ”Ž’‘Š’Š ‘Š ”‡Ÿ‡ ‡—•‡ “‡“‡ˆ‡ œ—‡ŒŒ‡‘Š“‡„ ®Ž‡• –Ž‘Š‘Š‹‡ “‡• ‡‘‡ ‘Š ‹™Œ–†Ž‹ˆ ŠŠ “‡Š‰— Œ—†‡Š ¯˜§ š›§ š°¯ ‘‡ š°¯£„ œ™‘Ž† –Ž‘Š‘Š‹‡ “‡• ‘Š‰Ž’‡–‹‡ ‘Š ˆŠŠ–— ‡‘‡ € Œ™‘Ž†„ ±‡• –Ž’‰‡Œ‡ ‡‘‡†‡ Œ™‘Ž† –Žˆ‡‰’Ž ‘ŠŒ‡‡ ˆŠˆŸ‡ ŒŽ•Š‡– ‘‡ –Ž“Ž†Ž••‡’‡‡ ‘Š”‡Ÿ‡ –Ž•Ž†™†‡‡ ™‘™‹ Žˆ‡‰’Ž„ œ™‘Ž† “‡• ‹Ž ‘—‡ “‡Š‰— Œ™‘Ž† ˆŽ‹™†‡ ˆŽ–Ž’‰Š ”Š‡ˆ‡ ‘Š Œ‡‡ ˆŠˆŸ‡ ‘‡‰‡• ‘‡ –—†‡• ˆŽˆ—‡Š Ÿ‡‹‰— “‡• ‘Š‰Ž‰—‹‡„ ›Š ‡‰‡’‡ ˆŽ‹™†‡ “‡• ‡‘‡ ‘Š ‹™Œ–†Ž‹ˆ –Ž‘Š‘Š‹‡ Œ‡Œ ˆ“—™‘™§ ‡‘‡ € ˆŽ‹™†‡ “‡• ‡‹‡ ‘Š‡‘Š‹‡ ŒŠ‰’‡ ‘‡†‡Œ –Ž•‡”‘Š‡ ŠŠ„ 310 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ²³ Ò³ ´µ ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿ ´µ ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ ¼º¹º À½·¸¿»¿ ºÁ·ùĹŠ´ÁĿƹ¸ µ¹À¹Â ¶·¸¹ºº¹»¼½½¹¸ ½¹ÅÇ ºÁÅÇÈ Ç·Å¹Ä¹Å À¼ÀÉÁº full day school »ÁÅǹŠÃÁŽÁÆÁÅÇǹ¹¹Å º¹Ä¹Å¹Å »¼ ÀÁĿƹ¸³ ´µ ¼Å¼ ºÁÅÁºÃ¹É¼ ƹ¸¹Å ÀÁÆ·¹À ÊËË ºÌÍ »ÁÅǹŠηºÆ¹¸ À¼ÀϹ ÀÁļɹ ²ÐÊÀ¼ÀϹ »¹Å ηºÆ¹¸ Ƿ· ÉÁÉ¹Ã Ñ ¿Â¹Ådz ´¶Ó ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ Ô¿ÅÉÂÁÅ ¾º¹º ´½·¸¿»¿³ ´¶Ó ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿ ºÁ·ùĹŠÆÁÕÁÆ ÉÁÂɼÅÇǼ ÎÁÅιÅÇ ÃÁÅ»¼»¼Ä¹Å ½¹ÅÇ ¹»¹ »¼ ֹϹ¸ Ź·ÅǹŠ½¹½¹À¹Å ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ »¼ »ÁÀ¹ ׿ſÂÁο³ ´ÁĿƹ¸ ¼Å¼ ºÁÅÁºÃ¹É¼ ɹŹ¸ ÀÁÆ·¹À ²Ë³ËËË ºÌ³ µÁÅǹŠηºÆ¹¸ À¼ÀϹ ÀÁֹŽ¹Ä ²ÊØ À¼ÀϹ³ ÄÁ¹ǹº¹Å º¹Ä¹Å¹Å ιιŹŠ»¼ ÀÁĿƹ¸ ¼Å¼³ B. Hasil Kegiatan Pengabdian µ¹Æ¹º ÄÁǼ¹É¹Å ÃÁÅǹֻ¼¹Å ¼Å¼ »¼Æ¹Ä·Ä¹Å ÄÁǼ¹É¹Å ÃÂÁ ÉÁÀÉ »¹Å ÿÀÉ ÉÁÀÉ ÀÁÖÁÆ·º »¹Å ÀÁÀ·»¹¸ ÃÁƹÄÀ¹Å¹¹Å ÄÁǼ¹É¹Å³ Ù¹À¼Æ ÃÂÁ ÉÁÀÉ »¹Å ÿÀÉ ÉÁÀÉ »¼À¹Î¼Ä¹Å »¹Æ¹º ɹÖÁÆ ÖÁ¼ķÉÚ B.1. Perubahan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Pemberian Intervensi Tabel 1. Hasil Pre tets dan Post test pengetahuan peserta terhadap keamanan pangan Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Pre 6,6 18 1,46082 ,34432 Pos 8,5 18 1,09813 ,25883 ÛÁ»¹À¹ÂĹŠɹÖÁÆ ÉÁÂÀÁÖ·É »¹Ã¹É »¼ÄÁɹ¸·¼ ¹»¹Å½¹ ÃÁżÅÇĹɹŠÃÁÅÇÁɹ¸·¹Å ÀÁÖÁÆ·º »¹Å ÀÁÀ·»¹¸ ÃÁƹɼ¸¹Å³ ´ÁÖÁÆ·º ÃÁƹɼ¸¹Å żƹ¼ ÂÁ¹ɹ ÜÍÜ ÀÁÉÁƹ¸ ÃÁƹɼ¸¹Å żƹ¼ ºÁżÅÇÄ¹É ºÁÅι»¼ ÝÍس Ù¹Æ ¼Å¼ »¹Ã¹É »¼¼ÅÉÁÂÃÂÁɹÀ¼Ä¹Å Ö¹¸Ï¹ ÄÁǼ¹É¹Å ¼ÅÉÁÂÕÁÅÀ¼ ºÁƹƷ¼ ÃÁÅ»¼»¼Ä¹Å Ǽ޼ »¹Ã¹É ºÁżÅÇĹÉĹŠÃÁÅÇÁɹ¸·¹Å À·ÖÎÁij B.2. Perubahan Perilaku dalam Pengelolaan Makanan Sebelum dan Sesudah Pelatihan ß·ÉÃ·É ÃÁƹɼ¸¹Å »¹Æ¹º Ĺ¼É¹ÅŽ¹ »ÁÅǹŠÃÁ·ֹ¸¹Å ÃÁ¼ƹķ »¹Ã¹É »¼ÎÁƹÀĹŠÀÁֹǹ¼ ÖÁ¼ķÉÚ ÔÁ·ֹ¸¹Å ÃÁ¼ƹķ »¹Æ¹º Ĺ¼É¹ÅŽ¹ »ÁÅǹŠÃÁÅÇÁƿƹ¹Å º¹Ä¹Å¹Å »¼ ĹÅɼŠù»¹ ÄÁ »·¹ ÀÁĿƹ¸ ÉÁÂÀÁÖ·É À·»¹¸ º·Æ¹¼ ɹºÃ¹ÄÍ Ä¸·À·ÀŽ¹ »¼ ´µ ¶·¸¹ºº¹»¼½½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿³ ÔÁº¼Æ¼¸¹Å ºÁÅ· »¹Å ÃÁÅÇǷŹ¹Å ¹Æ¹É º¹Ä¹Å ½¹ÅÇ ÀÁ¸¹É À·»¹¸ º·Æ¹¼ »¼ÉÁ¹ÃĹŠ»¼ ´µ ÉÁÂÀÁַɳ Ù¹Æ ¼Å¼ »¼ÀÁÖ¹ÖĹÅÍ Ä¹ÂÁŹ ÃÁÅÇÁƿƹ¹Å º¹Ä¹Å¹Å »¼ ´µ ¶·¸¹ºº¹»¼½½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿ ƹÅÇÀ·ÅÇ »¼ÄÁÅ»¹Æ¼Ä¹Å »¼ ÀÁĿƹ¸ »¹Å ÿ»·ÄÀ¼ º¹Ä¹Å¹ÅŽ¹Ã·Å »¼ ÀÁĿƹ¸³ ´Á¸¼ÅÇǹ ÆÁÖ¼¸ º·»¹¸ ·ÅÉ·Ä ºÁÅǹÃƼĹÀ¼Ä¹Å ¸¹À¼Æ ÃÁƹɼ¸¹Å³ ´ÁºÁÅɹ¹ »¼ à¹ÅɼŠ´¶Ó ¶·¸¹ºº¹»¼½¹¸ ¾º¹º ´½·¸¿»¿ º¹À¼¸ ÉÁÂÄÁÅ»¹Æ¹ ¿ÆÁ¸ ÉÁºÃ¹É ½¹ÅÇ Ä·Â¹ÅÇ ÂÁÃÂÁÀÁÅÉ¹É¼á »¹Å ֹŽ¹Å½¹ º¹Ä¹Å¹Å ιιŹŠ½¹ÅÇ ºÁ·ùĹŠɼɼùŠ»¹Â¼ ÃÁÅ»·»·Ä ĹºÃ·Ådz ⹺·Å »Áº¼Ä¼¹ÅÍ ·ÅÉ·Ä º¹Ä¹Å¹Å ½¹ÅÇ Æ¹ÅÇÀ·ÅÇ »¼Ã¿»·ÄÀ¼ ¿ÆÁ¸ ĹÅɼŠÉÁÂÀÁÖ·É À·»¹¸ º·Æ¹¼ »¼Æ¹Ä·Ä¹Å ÃÁÂÖ¹¼Ä¹Å³ ÔÁÅÇǷŹ¹Å Ö¹¸¹Å ɹºÖ¹¸¹Å º¹Ä¹Å¹Å »¹Å Ö¹¸¹Å ÖÁÂÖ¹¸¹½¹ ɼ»¹Ä »¼ÉÁº·¼ »¹Æ¹º º¹Ä¹Å¹Å ½¹ÅÇ »¼Î¹Î¹Ä¹Å »¼ à¹Åɼų Inisiasi Pendirian Kantin Berbasis Food Safety di Kompleks Pendidikan Pondok... 311 Kesimpulan: ãäåæçèçé êäéëçìíæéåçé èäîïçëçí ðçéèæé ñäðòóçï íäîóô ëæóçðôðçé ñäõçåçæ ôíçöç èäî÷ôøôëéöç ðçéèæé õäîõçñæñ food ùafetyú DAFTAR PUSTAKA ûëçéåü ýþ ÿ ÿþ Penerapan HACCP di umah ùakitþ çðçóçï ëæñçìíçæðçé ëçóçì êäóçèæïçé ûê ôéèôð êäèôåçñ ôìçï çðæèþ äìçîçéåþ æéçñ ãäñäïçèçé ôðòïçîøòþ ÿ  þ Penyuluhan Pangan Jajanan Anak ùekolah ùukoharjoú òèò ûèìòøòü þ ÿ þ Ilmu Kesehatan Masyarakatþ çðçîèçþ æéäðç æíèçþ çæéååòóçéü êþ ôìæîçïü æçåæçéü ûþÿ ÿþ êäéåçîôï êäéöôóôïçé èäîïçëçí êäîæóçðô êäëçåçéå èäéèçéå çïçöç êäéååôéççé ãäîèçñ ãòîçé äðçñ ñäõçåçæ ãäìçñçé òîäéåçé ëæ çäîçï ûñîçìç çøæ  äëçéþ Jurnalú ùúacúid þ êîòæó äðòóçï  ôïçììçëæöçï ìçì öôïòëòü ÿ þ êîòæó äðòóçï  óæìõæéå òéòîäøò ôðòïçîøòü ÿ þ êîòæó äðòóçï û êòéèîäé ìçì öôïòëòü ÿ þ òñçîæç ëçé çïçöôü êþ ÿ þ èôëæ ðäçìçéçé ëçé çöç æìíçé çõä äîçï åæóæéåþ Jurnalúeknol dan Industri Panganú Vol xix no 1. çîæöçïü þ çéëîç ä÷æü þ ÿ þ êäéååôéççé íäéåç÷äè ëçé íäìçéæñ õôçèçé íçëç íçéåçé øçøçéçé çéçð ñäðòóçï ëæ ÷æóçöçï ðçõôíçèäé ãôóòé êîòåòþ þ Agritech. vol 33 no 2 Mei 2013þ ❆ 312 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius I. Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata II. Desa Wisata Bongo Provinsi Gorontalo Title –Authorss 2 Sunarty Eraku1, Sri Maryati1* 1 Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo, 96128 *Corresponding author: sri.maryati@ung.ac.id Abstrak Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu desa yang dikembangkan menjadi desa wisata di Provinsi Gorontalo. Salah satu potensi yang dimiliki oleh Desa Bongo adalah festival walima yang diselenggarakan dalam rangka memperingati M aulid N abi M uhammad SAW. Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi, maka kegiatan dilaksanakan bersinergi dengan mitra dan masyarakat. Demi terciptanya kemandirian masyarakat dan keberlanjutan program, program kerja yang dilaksanakan bukan hanya program satu arah seperti pelatihan dan penyuluhan, melainkan dilanjutkan dengan program pendampingan dalam implementasi penyuluhan/ pelatihan.Target Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan M asyarakat (KKN-PPM ) dengan tema ‘Pendampingan M asyarakat Desa Wisata Bongo Provinsi Gorontalo M enuju M asyarakat Desa Sadar Wisata’ ini adalah terciptanya masyarakat desa sadar wisata di Desa Wisata Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Hal tersebut dapat tercermin baik dalam perilaku masyarakat maupun kondisi lingkungan di Desa Wisata Bongo yang telah siap menerima wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung di Desa Wisata Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyuluhan dan pendampingan kepariwisataan dan desa wisata, penyuluhan dan pendampingan kebersihan dan kerapian lingkungan, pelatihan dan pendampingan pembuatan dan pengelolaan media promosi, pelatihan dan pendampingan pembuatan cinderamata dan oleh-oleh makanan khas. Kata kunci : desa wisata, religi, budaya, sadar wisata 1. PENDAHULUAN  !"#"$!! %%&"!' $(%&!')!' $&$! *+,*-. /!0! 10( 2%$" 34 )"'!5 6( 712368 19"'$" :'!5 !/(' ;<** 731=>2 19"'$" :'!5 ?!/(' ;<*;4;<*@A ;<*;8, >'(( 0!! :'!5 0!5!% B')! ;<*;A C(%5!/ #"$!!#!' D!') &('C(') 0" 19"'$" :'!5 !0! !/(' ;<** $&!'D! E*,FFG !') D!') 0"" 0!" #"$!!#!' %!'H! ')!! *,EIE !') 0!' #"$!!#!' 0%$" IE,F@F !') 761 19"'$" :'!5A ;<*;8, 0!')!' C(%5!/ #"$!!#!' D!') &('C(') 0" J!&( !' :'!5 !0! !/(' ;<** %'H! !" +;@-* !') 761 J!&( !' :'!5A ;<*-8, ='"$ !"#"$!! D!') 0! ! 0" 19"'$" :'!5 %5" (" #"$!! 5")"A #"$!! &(0!D!A #"$!! !'!"A #"$!! &!#!/ 5!(A 0!' #"$!! /(!', 60!$!!' (!"!' 0" !!$A '"&($" $ !"#"$!! /!0! 1236 0!' C(%5!/ #"$!!#!' D!') &('C(') %!$"/ 0! ! 0""')!!' %5!5(" &&!)!" )!%, !5!/ $!( 0" !'!! )!% D!') 0! ! 0"%4 &!')!' !0!5!/ %&'(!' 0!' ')%&!')!' 0$! #"$!!, Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata .... 313 KLMN OPQRPS TLUNVNWNQ ONWXYNN ZNQWN[S TN\X]NWLQ ^P_PQWN`P VL_X]NaNQ MN`Nb MNWX YLMN cNQR Y[aLV\NQRaNQ VLQdNY[ YLMN e[MNWN Y[ Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`Pg hLQ[M ]PWLQM[ cNQR Y[V[`[a[ P`Lb KLMN OPQRP NYN`Nb iLMW[fN` eN`[VN cNQR Y[ML`LQRRN_NaNQ YN`NV _NQRaN VLV]L_[QRNW[ jNX`[Y kN\[ jXbNVVNY lmng KLMN n[MNWN oL`[R[ OPQRP VL_X]NaNQ P\cLa cNQR ]L_`X Y[`[QYXQR[ YNQ Y[aXaXbaNQ ML\NRN[ aNeNMNQ `[QYXQR pUNRN_ \XYNcNq P`Lb ]LVL_[QWNb Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P YNQ WL_WXNQR YN`NV _LQUNQN oZhjK Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P rNbXQ stusvstuw pZLV]_Pf ^P_PQWN`PS stusqg x\ML_fNM[ Y[ KLMN n[MNWN OPQRP TLUNVNWNQ ONWXYNN ZNQWN[ TN\X]NWLQ ^P_PQWN`P Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P VLQXQdXaaNQ NYNQcN \L_\NRN[ ]L_VNMN`NbNQ cNQR aX_NQR VLQYXaXQR aL\L_NYNNQ KLMN OPQRP ML\NRN[ YLMN e[MNWNg ZL_VNMN`NbNQ WL_ML\XW NQWN_N `N[Q \L`XV MLVXN VNMcN_NaNW VLQcNYN_[ ]PWLQM[ KLMN OPQRP ML\NRN[ YLMN e[MNWN MLb[QRRN ]L_[`NaX VNMcN_NaNW MNYN_ e[MNWN \L`XV ML]LQXbQcN WL_\NQRXQS \L`XV WL_WNWNQcN MN_NQN ]_NMN_NQN e[MNWNS \L`XV NYNQcN dNMN ]LQYXaXQR [QYXMW_[ ]N_[e[MNWNS \L`XV LiLaW[iQcN ]LVNQiNNWNQ VLY[N ]_PVPM[ \N[a ULWNa VNX]XQ PQ`[QL XQWXa VLQRLQN`aNQ ]PWLQM[ e[MNWN cNQR Y[V[`[a[ KLMN OPQRPS VNMN`Nb aL\L_M[bNQ `[QRaXQRNQS VNMN`Nb aL_N][NQ `[QRaXQRNQS VNMN`Nb aL[QYNbNQ `[QRaXQRNQS YNQ \L`XV P]W[VN`QcN ]LQRLV\NQRNQ U[QYL_NVNWN YNQ P`LbvP`Lb VNaNQNQ abNM KLMN n[MNWN OPQRPg Z_PR_NV TX`[Nb TL_dN kcNWN y ZLV\L`NdN_NQ ZLV\L_YNcNNQ jNMcN_NaNW pTTkvZZjq YLQRNQ WLVN zZLQYNV][QRNQ jNMcN_NaNW KLMN n[MNWN OPQRP Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P jLQXdX jNMcN_NaNW KLMN lNYN_ n[MNWN{ [Q[ VLV]XQcN[ WXdXNQ XVXV cN[WX VLV\LQWXa VNMcN_NaNW YLMN MNYN_ e[MNWN Y[ KLMN n[MNWN OPQRP Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`Pg lLYNQRaNQ WXdXNQ abXMXM YN_[ Z_PR_NV TX`[Nb TL_dN kcNWN y ZLV\L`NdN_NQ ZLV\L_YNcNNQ jNMcN_NaNW pTTkvZZjq YLQRNQ WLVN zZLQYNV][QRNQ jNMcN_NaNW KLMN n[MNWN OPQRPS Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P jLQXdX jNMcN_NaNW KLMN lNYN_ n[MNWN{ NYN`Nb WL_\LQWXaQcN ]L_[`NaX VNMcN_NaNW cNQR MNYN_ e[MNWN p_NVNbS \N[aS [QiP_VNW[iq| VLQ[QRaNWQcN aLMNYN_NQ VNMcN_NaNW YN`NV bN` aL\L_M[bNQS aL_N][NQS aL[QYNbNQ YNQ ]LQNWNNQ `[QRaXQRNQ cNQR \L_M[b| VNMcN_NaNW VNV]X VLV\XNW YNQ VLQRL`P`N VLY[N ]_PVPM[ e[MNWN ULWNa YNQ PQ`[QL| YNQ VNMcN_NaNW YN]NW VLQU[]WNaNQ YNQ VLQRa_LNM[aNQ \L_\NRN[ U[QYL_NVNWN YNQ P`LbvP`Lb VNaNQNQ abNM KLMN OPQRPg 2. METODE OL_YNMN_aNQ ]L_VNMN`NbNQ cNQR WL_[YLQW[i[aNM[S VNaN aLR[NWNQ cNQR Y[XMX`aNQ VL_X]NaNQ aLR[NWNQ cNQR Y[`NaMNQNaNQ \L_M[QL_R[ YLQRNQ V[W_N YNQ VNMcN_NaNWg Z_PR_NV [Q[ VLQ[W[a\L_NWaNQ ]NYN ]LV\L_YNcNNQ VNMcN_NaNW MLWLV]NW MLb[QRRN YN]NW WL_U[]WN aLVNQY[_[NQ VNMcN_NaNW YNQ aL\L_`NQdXWNQ ]_PR_NVg KLV[ WL_U[]WNQcN aLVNQY[_[NQ VNMcN_NaNW YNQ aL\L_`NQdXWNQ ]_PR_NVS ]_PR_NV aL_dN cNQR Y[`NaMNQNaNQ \XaNQ bNQcN ]_PR_NV MNWX N_Nb ML]L_W[ ]L`NW[bNQ YNQ ]LQcX`XbNQS VL`N[QaNQ Y[`NQdXWaNQ YLQRNQ ]_PR_NV ]LQYNV][QRNQ YN`NV [V]`LVLQWNM[ ]LQcX`XbNQ}]L`NW[bNQg TLR[NWNQvaLR[NWNQ cNQR Y[XMX`aNQ VL`[]XW[ ]LQcX`XbNQ YNQ ]LQYNV][QRNQ aL]N_[e[MNWNNQ YNQ YLMN e[MNWNS ]LQcX`XbNQ YNQ ]LQYNV][QRNQ aL\L_M[bNQ YNQ aL_N][NQ `[QRaXQRNQS ]L`NW[bNQ YNQ ]LQYNV][QRNQ ]LV\XNWNQ YNQ ]LQRL`P`NNQ VLY[N ]_PVPM[ ]L`NW[bNQ YNQ ]LQYNV][QRNQ ]LV\XNWNQ U[QYL_NVNWN YNQ P`LbvP`Lb VNaNQNQ abNMg Z_PR_NV TX`[Nb TL_dN kcNWN y ZLV\L`NdN_NQ ZLV\L_YNcNNQ jNMcN_NaNW pTTkvZZjq YLQRNQ WLVN zZLQYNV][QRNQ jNMcN_NaNW KLMN n[MNWN OPQRP Z_Pf[QM[ ^P_PQWN`P jLQXdX jNMcN_NaNW KLMN lNYN_ n[MNWN{ [Q[ Y[`NaMNQNaNQ \L_V[W_N YLQRNQ ]LVL_[QWNb KLMN OPQRPg KLQRNQ aLV[W_NNQ [Q[ VNaN ]L`NaMNQNNQ ]_PR_NV aL_dN YN]NW \L_dN`NQ YLQRNQ LiLaW[i YNQ Li[M[LQ YLQRNQ \NQWXNQ 314 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ~€‚ƒ„ ‚ „€‚ †‡ˆ‡€‚ƒ‰„Š ‹‡ „ ŒƒŽ ‡ˆ†~ „ „€„ƒ „€‚ ‘€€„ˆ ’‚„Š ‡€“„ ”•„‰„ – ‘‡ˆ—‡„“„€„ƒ ‘‡ˆ—‡€„•„„ƒ ˜„ •„€„~„‰ ™”š‘‘˜› ‡ƒ„ƒ ‰‡ˆ„ œ‘‡ƒ„ˆ†‚ƒ„ƒ ˜„ •„€„~„‰ ‹‡ „ ‚ „‰„ Œƒ ‘€ž‚ƒ ‚ Ÿ€ƒ‰„ ˜‡ƒ’“’ ˜„ •„€„~„‰ ‹‡ „ „„€ ‚ „‰„¡ ‰‡€—„‚ —‡€„ „€~„ƒ †€€„ˆ ~‡€“„ •„ƒ ‚’ ’~„ƒŽ „ „€„ƒ †‡ƒ•’’Š„ƒ „ƒ †‡ƒ„ˆ†‚ƒ„ƒ ~‡†„€‚¢‚ „‰„„ƒ „ƒ ‡ „ ¢‚ „‰„ „„„Š ˆ„ •„€„~„‰ ‡¢„ „ „ƒ „ƒ„~ ’ ‚„ ‡~„Š ™—„†„~š—„†„~£ ‚—’š‚—’£ †‡ˆ’„ „ƒ „ƒ„~ ‡~„Š›Ž „ „€„ƒ †‡ƒ•’’Š„ƒ „ƒ †‡ƒ„ˆ†‚ƒ„ƒ ~‡—‡€ ‚Š„ƒ „ƒ ~‡€„†‚„ƒ ‚ƒ~’ƒ„ƒ „„„Š ˆ„ •„€„~„‰ ‡¢„ „ „ƒ „ƒ„~ ’ ‚„ ‡~„Š ™—„†„~š—„†„~£ ‚—’š‚—’£ †‡ˆ’„ „ƒ „ƒ„~ ‡~„Š›Ž „ „€„ƒ †‡„‰‚Š„ƒ „ƒ †‡ƒ„ˆ†‚ƒ„ƒ †‡ˆ—’„‰„ƒ „ƒ †‡ƒ‡„„ƒ ˆ‡‚„ †€ˆ ‚ „„„Š „ƒ‰„ ~„€„ƒ‰„€’ƒ„ ‹‡ „ ŒƒŽ „ „€„ƒ †‡„‰‚Š„ƒ „ƒ †‡ƒ„ˆ†‚ƒ„ƒ †‡ˆ—’„‰„ƒ ¤‚ƒ‡€„ˆ„‰„ „ƒ ‡Šš‡Š ˆ„~„ƒ„ƒ ~Š„ „„„Š ~‡ˆ†~ †‡ƒ„“‚„ƒ ‚—’š‚—’ „ƒ ~‡ˆ†~ ‘ †‡€ ’ ’ƒ ‚ ‹‡ „ Œƒ£ ‡¤„ˆ„‰„ƒ Œ„‰’„„ ‘„ƒ‰„‚£ „—’†„‰‡ƒ Ÿ€ƒ‰„£ ‘€ž‚ƒ ‚ Ÿ€ƒ‰„Ž 3. HASIL ‡‚„‰„ƒ •„ƒ ‚„~ „ƒ„~„ƒ ‡Š ˆ„Š„ ‚ ¢„ †‡ ‡€‰„ ’‚„Š ‡€“„ ”•„‰„ – ‘‡ˆ—‡„“„€„ƒ ‘‡ˆ—‡€„•„„ƒ ˜„ •„€„~„‰ ™”š‘‘˜› ‡ƒ„ƒ ‰‡ˆ„ œ‘‡ƒ„ˆ†‚ƒ„ƒ ˜„ •„€„~„‰ ‹‡ „ ‚ „‰„ Œƒ ‘€ž‚ƒ ‚ Ÿ€ƒ‰„ ˜‡ƒ’“’ ˜„ •„€„~„‰ ‹‡ „ „„€ ‚ „‰„¡ ‚ ˆ‚ƒ’ †‡€‰„ˆ„ ‚„ƒ‰„€„ƒ•„ „„„Š †‡€~‡ƒ„„ƒ „ƒ  ‚„‚ „ ‚ ~‡ ‰~Š ˆ„ •„€„~„‰ „ƒ ‰~Š „„ˆ„Ž ‡‚„‰„ƒš~‡‚„‰„ƒ †„„ ˆ‚ƒ’ ‡„ƒ“’‰ƒ•„ „„„Š  ‚„‚ „ ‚ †€€„ˆ ~‡ ˆ„ •„€„~„‰£ †‡„~ „ƒ„„ƒ †€€„ˆ ‚ƒ‰‚£ „ƒ †‡„~ „ƒ„„ƒ †€€„ˆ ‰„ˆ—„Š„ƒŽ ‘‡ƒ•’’Š„ƒ ~‡†„€‚¢‚ „‰„„ƒ „ƒ ‡ „ ¢‚ „‰„ —‡€‰’“’„ƒ ’ƒ‰’~ ˆ‡ˆ—‡€‚~„ƒ †‡ˆ„Š„ˆ„ƒ —„‚ ¢„€„ ˆ„ •„€„~„‰ ‹‡ „ Œƒ ˆ‡ƒ‡ƒ„‚ Š„~‚~„‰ †„€‚¢‚ „‰„£ Š„~‚~„‰ ‡ „ ¢‚ „‰„ ‡€‰„ —‡€‰’“’„ƒ ˆ‡ˆ—‡ƒ‰’~ ˆ„ •„€„~„‰ ‹‡ „ Œƒ •„ƒ „„€ ¢‚ „‰„Ž ‘‡ƒ•’’Š„ƒ ˆ‡‚†’‰‚ —‡—‡€„†„ ‰†‚~ •„‚‰’ ~‡†„€‚¢‚ „‰„„ƒ£ ‡ „ ¢‚ „‰„£ „ƒ “’„ ‰‡ƒ‰„ƒ —’„•„ Ÿ€ƒ‰„Ž ‡‚„‰„ƒ †‡ƒ•’’Š„ƒ ~‡š †„€‚¢‚ „‰„„ƒ „ƒ ‡ „ ¢‚ „‰„ •„ƒ ‚„~ „ƒ„~„ƒ ‚ ¥„ˆ„ƒ ‚ „‰„ ¦‡‚‚ Œ’—Š’ ‚ „“‚~„ƒ ‚ Ÿ„ˆ—„€ §Ž ‡‚„‰„ƒ ‰‡€ ‡—’‰ ‚Š„‚€‚ ‡Š ˆ„ •„€„~„‰ ’ˆ’ˆ£ †‡ˆ‡€‚ƒ‰„Š ‡ „£ „ƒ ‚ ¢„š ‚ ¢‚ ˜ ‘„€‚¢‚ „‰„Ž Gambar 1. Kegiatan penyuluhan kepariwisataan dan desa wisata Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata .... 315 ¨©ª«©¬­ ®¯°±²³²´¬° µ¯¶¯©·¸´¬° ¹¬° µ¯©¬®¸¬° ³¸°«µ²°«¬° ¹¸³¬º¬©¶¯³¬µ¬°«¸ ª³¯´ ¶¬°±¬µ°±¬ ³¸°«µ²°«¬° ©²­¬´ ¹¬° ®¬°º¬¸ ¹¬³¬­ µª°¹¸·¸ µªºª©» º¸¹¬µ º¯©¬¼¬º ¹¬° º¸¹¬µ ©¬®¸½ ¾¯«¸¬º¬° ®¯°±²³²´¬° ¹¸³¬µ·¬°¬µ¬° ¹¸ ¾¬°ºª© ¿¯·¬ Àª°«ª ¹¸¸µ²º¸ ª³¯´ ¼¬©«¬» ºªµª´ ­¬·±¬©¬µ¬º» ¹¬° ·¸·¼¬ ·¯µª³¬´½ Á¬­¶¬©  ­¯°²°Ã²µµ¬° µ¯«¸¬º¬° ®¯°±²³²´¬° ¹¸ ¾¬°ºª© ¿¯·¬ ¹¬° Á¬­¶¬© Ä ­¯©²®¬µ¬° µ¯«¸¬º¬° ¶¯©·¸´ ®¬°º¬¸ ·¯¶¬«¬¸ ³¬°Ã²º¬° ¹¬©¸ ®¯°±²³²´¬°½ Gambar 2. Kegiatan penyuluhan kebersihan dan kerapian lingkungan Gambar 3. Kegiatan bersih pantai ¨¯°¸°«µ¬º¬° ò­³¬´ µ²°Ã²°«¬° ¼¸·¬¼¬º¬° µ¯ ¿¯·¬ Àª°«ª ¹¬®¬º ¹¸«¯°Ãªº ­¯³¬³²¸ ®©ª­ª·¸ ¼¸·¬º¬½ ů¹¸¬ ®©ª­ª·¸ ·¬¬º ¸°¸ ·¬°«¬º ¶¯©¬«¬­» ¶¬¸µ ±¬°« ¶¯©¶¬±¬© ­¬²®²° ±¬°« free ¹¬° user friendly ½ ¨¯³¬º¸´¬° ®¯­¶²¬º¬° ¹¬° ®¯°«¯³ª³¬¬° ­¯¹¸¬ ®©ª­ª·¸ ­¯­¸³¸´ ­¯¹¸¬ ±¬°« ­²¹¬´ ¹¸­¯°«¯©º¸ ¹¬° ¹¸µ¯³ª³¬ ª³¯´ ­¬·±¬©¬µ¬º º¯©²º¬­¬ µ¬©¬°« º¬©²°¬» ±¬¸º² ³¯¬Æ³¯º» Ƭǯ¶ªªµ ¹¬° ¶¬³¸´ª½ ¿ªµ²­¯°º¬·¸ µ¯«¸¬º¬° ®¯³¬º¸´¬° ®¯­¶²¬º¬° ¹¬° ®¯°«¯³ª³¬¬° ­¯¹¸¬ ®©ª­ª·¸ ±¬°« ¹¸³¬µ·¬°¬µ¬° ¹¸ ¾¬°ºª© ¿¯·¬ Àª°«ª ¹¸·¬Ã¸µ¬° ®¬¹¬ Á¬­¶¬© È ¹¬° ­¯¹¸¬ ®©ª­ª·¸ ±¬°« ·²¹¬´ ¹¸¶²¬º ¶¯©·¬­¬ ­¬·±¬©¬µ¬º ¬¹¬³¬´ ¶¬³¸´ª ¹¸ ¾¬¼¬·¬° ɸ·¬º¬ ¨¬°º¬¸ Àª°«ª½ ¿ªµ²­¯°º¬·¸ ®¯­¬·¬°«¬° ¶¬³¸´ª º¯©Ê ·¯¶²º ¹¸·¬Ã¸µ¬° ®¬¹¬ Á¬­¶¬© ˽ 316 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Gambar 4. Kegiatan pelatihan pembuatan dan pengelolaan media promosi Gambar 5. Pemasangan Baliho Kawasan Wisata Pantai Bongo ÌÍÎÍÏÐÍÑÒÓÓÔ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÑÓÔ ×ØÍÙÚ×ØÍÙ ÛÓÔÜ ÝÞÏÓÔÜ ßÍÏÓÜÓÖ ÖÍÏÞàÓÝÓÔ ÐÓØÓÙ ÐÓÎÞ àÍÏÚ ÖÓÐÓØÓÙÓÔ ÛÓÔÜ ÑÒáÞÖàÓÒ ÑÒ âÍÐÓ ãÒÐÓÎÓ ä×ÔÜ×å ÌÍÕÓÖÓÎÓÔ äÓÎÞÑÓÓ æÓÔÎÓÒ ÌÓßÞàÓÎÍÔ ç×Ï×ÔÎÓØ× æÏ×èÒÔÐÒ ç×Ï×ÔÎÓØ×é æÍØÓÎÒÙÓÔ ÑÓÔ àÍÔÑÓÖàÒÔÜÓÔ ÑÓØÓÖ àÍÖßÞÓÎÓÔ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÑÓÔ ×ØÍÙÚ×ØÍÙ ßÍÏÎÞáÞÓÔ ÞÔÎÞÝ ÖÍÖàÍÏÝÓÛÓ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÐÍÏÎÓ ×ØÍÙÚ×ØÍÙ ÑÒ âÍÐÓ ãÒÐÓÎÓ ä×ÔÜ×é êÍØÓÒÔ ÒÎÞå áÞÜÓ ÞÔÎÞÝ ÖÍÔÒÔÜÝÓÎÝÓÔ àÍÔÑÓàÓÎÓÔ ÖÓÐÛÓÏÓÝÓÎ âÍÐÓ ãÒÐÓÎÓ ä×ÔÜ×é æÍØÓÎÒÙÓÔ ÎÍÏÐÍßÞÎ ÑÒØÓÝÐÓÔÓÝÓÔ ÑÒ ÌÓÔÎ×Ï âÍÐÓ ä×ÔÜ× ÑÒÒÝÞÎÒ ×ØÍÙ ÒßÞÚÒßÞ àÍÔÜÏÓáÒÔ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÐÍÏÎÓ ÐÒÐëÓ êìÌ æÓÏÒëÒÐÓÎÓé â×ÝÞÖÍÔÎÓÐÒ ÝÍÜÒÓÎÓÔ àÍØÓÎÒÙÓÔ ÑÓÔ àÍÔÑÓÖàÒÔÜÓÔ ÑÓØÓÖ àÍÖßÞÓÎÓÔ ÕÒÔÑÍÏÓÖÓÎÓ ÑÓÔ ×ØÍÙÚ ×ØÍÙ ÑÒÐÓáÒÝÓÔ àÓÑÓ çÓÖßÓÏ íé Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata .... 317 Gambar 6. Kegiatan pelatihan dan Pendampingan dalam pembuatan cinderamata dan oleh-oleh                          îïðñïòó ôòóõòöò÷ øòùò úûüýòö úþïÿò òôò îþóõþüòÿòïò÷ îþóõþïùò òò÷ ò òïò òô úú îî ùþ÷ñò÷ ôþóò îþ÷ùòóøý÷ñò÷ ò òïò òô þ ò ý òôò ð÷ñð îïð ý÷ ý ðïð÷ôòüð þ÷ûÿû ò òïò òô þ ò òùòï ý òôò ùýüò ò÷ò ò÷ õþïùò òï ò÷ öò ýü ðõ þï ò ý úþñýòôò÷ ôòóõòöò÷ ùý ò÷ôòïò ÷ ò òùòüòö øþïõòý ò÷ ÿòüò÷ óþ÷ûÿû úò ò ò÷ ý òôò îò÷ôòý ð÷ñð ò÷ñ þüòóò ý÷ý ôýùò õý ò ùýüþ òôý ðüþö þ÷ùòïòò÷ òïþ÷ò ïû ò ð ûóþ÷ôò ý þñýòôò÷ øþïõòý ò÷ ÿòüò÷ ùý òÿý ò÷ øòùò òóõòï                         Gambar 7. Kegiatan perbaikan jalan menuju kawasan wisata pantai 318 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 4. PENUTUP 5. UCAPAN TERIMAKASIH    !"# $ %& %'"& ()"*# +!,(- '&& # .&'/&& ()"*# 0) 1)# 2& 3&) 4&# (& ()"*# 0) 5' 1)#6 /# /*&& '& )))) / * #* )"*# '& #* 7 /*&& '& )))) / * )"*#7 %)3) '& '&#8*) /)& /&"& */9)#& '& ') 9)#7 /&"& *%)& '& */& &*&&7 /#& /%#& '& /&& ' /)7 '& /#& '& /&'/&& ' /%#& :&'# '& ,; <:/& # *) "& )%),%)&" ')/*& */' 0#& &#& =)# '& &%&& &#& =)#7 >*&7 '& &''*& >& #) '& /&#& &#* ?%   !"# %& %'"& ()"*# +!,(- >& @ABC; &)&"/*& # *) */' # D% &#& '& &%'& ()"*# +D(- <&3)#) ! 4&# %)# &&" #) '*&& ' /)/&7 /&)& //)7 /*)&&7 //& '& /%*) ); &)  &"/*& # *) */' 0*& E*#) (FG <&3)#) ! 4&# #) H& "& '%*& */' /&) &#* &*# )& &; REFERENSI 25 %/#& 4&#; @ABI; Batudaa Pantai dalam Angka JKLMN 25 %/#& 4&#; 4&#; 25 %/#& 4&#; @ABI; Kabupaten Gorontalo dalam Angka JKLMN 25 %/#& 4&#; 4&#; 25 3&) 4&#; @AB@; Gorontalo dalam Angka JKLJN 25 3&) 4&#; 4&#; &# 3&) 4&#; @AB@; Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor KJ Oahun JKLJ Oentang Pencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Oahun JKLJ 2017; D%& 0 3&) 4&# >& @AB@ ! A@; &# 3&) 4&#; 4&#; ❆ Pembentukan Masyarakat Sadar Wisata .... ❆ ❆ 319 Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang, Gedangsari, Gunung Kidul Yogyakarta Surahma Asti Mulasari1, Tri Wahyuni Sukesi2 Sulistyawati3 1,2,3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email: rahmasti@gmail.com, 2khalilaamira@gmail.com, 3sulistyawatisuyanto@gmail.com 1 Abstrak Dusun Sumberjo, Dusun Plosodoyong dan Dusun Ngalang merupakan tiga pedukuhan yang berada di Desa Ngalang dengan permasalahan kesehatan masyarakat seperti pengelolaan sampah masih kurang baik, yaitu sampah dibakar dan dibuang sembarangan. Kepemilikan jamban sehat juga belum merata di Desa Ngalang, masih ditemukan jentik nyamuk pada tempat penampungan air, limbah pertanian masih belum terolah, serta kotoran ternak yang belum terolah dengan maksimal. Hal tersebut dikarenakan minimnya kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan untuk menjaga kesehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan program KKN PPM yang diusung adalah menginisiasi dusun siaga sehat dengan berfokus pada pengelolaan lingkungan dan memperbaiki perilaku masyarakat dalam PHBS sehingga tercipta kesehatan masyarakat yang optimal. M etode pengabdian yang dilakukan dengan memberikan pelatihan pengolahan sampah berwawasan kesehatan masyarakat, pelatihan pengolahan limbah pertanian menjadi briket, pelatihan pembuatan biogas portable, pelatihan jumantik cilik, dan pelatihan PHBS. Kegiatan lain adalah inisiasi pembentukan bank sampah, dan pembangunan jamban sehat komunal portable. Kegiatan dalam program ini bekerja sama dengan organisasi pemuda, PKK dan kelompok tani pemerintah Desa Ngalang, Puskesmas N galang, D inas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, D inas Pertanian dan Dinas Peternakan Kabupaten Gunung Kidul Pelatihan dan pendampingan ini dilakukan oleh dosen UAD dan mahasiswa KKN . Luaran program ini adalah peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan pengeolahan limbah sampah tentang bank sampah, briket bioarang dan biogas, serta PHBS. Dibangun 1 jamban komunal/mitra, terbentuk 1 organisasi swakelola sampah/mitra, TPS Ilegal tidak ada lagi, terbentuk jumatik cilik 1/mitra. M itra mendapatkan alat pengelola sampah dan limbah (cetak briket, bank sampah, dan biogas portable) 1/mitra. Kata Kunci: Pemberdayaan masyarakat, dusun siaga sehat. A. Pendahuluan QRSTRUV WWX QQY ZU[T \]^_^[T \U`UV abT]UcU[ ][] U\U`Ud ][]_]U_] \^_^[ _]UTU _bdUc \b[TU[ ebRfSa^_ gU\U gb[Tb`S`UU[ `][Ta^[TU[ \U[ VbVgbReU]a] gbR]`Ua^ VU_ZURUaUc \U`UV Qhij _bd][TTU cbRk]gcU ab_bdUcU[ VU_ZURUaUc ZU[T Sgc]VU`l WbT]UcU[[ZU U\U`Ud gb`Uc]dU[ gb[TS`UdU[ _UVgUd ebRmUmU_U[ ab_bdUcU[ VU_ZURUaUcn gb`Uc]dU[ gb[TS`UdU[ `]VeUd gbRcU[]U[ Vb[oU\] eR]abcn gbp `Uc]dU[ gbVe^UcU[ e]STU_ gSRcUe`bn gb`Uc]dU[ o^VU[c]a k]`]an \U[ gb`Uc]dU[ Qhijl WbT]UcU[ `U][ U\U`Ud ][]_]U_] gbVeb[c^aU[ eU[a _UVgUdn \U[ gbVeU[T^[U[ oUVeU[ _bdUc aSV^[U` gSRcUe`bl 320 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius qrstuvwxws ywz{wx |}vw~~ws |rstws {€ut€wz ws~ ywz{wx‚ ƒws~ ywz{wx {€}sy}{s„w swywwx zrs„r u€ ywz{wx wsu€tws}~ ~r ws~ ywz{wx „wst |}xw€tw} yryw} xw€tw †wv ywz{wx r€yr ‡ˆ}s u~u‰ Š‹ŒŽ‚ }zwx {r€ ws}ws |}uvwx zrs†w|} €}~r }uw€wst‚ ƒ€}~r |w{w |}tsw~ws yrwtw} {rsttws } wxws w~w€ ‡rs wzw‰ |~~‚ Š‹ŒŽ‚ ‘wvwz {€ut€wz }s} |}{}v}x }utwy {u€ wvr ~w€rsw vr}x z€wx |ws {€w~ }y‰ ’u’u~ s ~ zwy„w€w~w {r|rywws „wst zrz}v}~} xr“ws r€sw~‚ ƒ}utwy |w{w yrwtw} rsr€t} wv r€sw }” {rsttws } ƒƒ• ‡–ws|u„u‰ |~~‚ Š‹ŒŽ‚ qr€zwywvwxws yws} wy} |} “}vw„wx z} €w „wst {r€v |} wstws} w|wvwx ~r{rz}v}~ws †wzws ~rvw€tw‚ •wy„w€w~w wst w}€ ryw€ |} ystw}‰ †zvust‰ ~rus‰ w w ~uvwz }~ws‚ }s†w |w{w zrs’rzw€} w}€ |ws wswx |}yr~} w€s„w ‡—t}xw€ u‰ Š‹‹˜Ž‚ qr€zwywvwxws ~ryrxw ws „wst zrs†w|} {€}u€} wy |} vu~wy} z} €w w|wvwx ‘ƒ‘ |ws |}w€r‚ ™r|w {rs„w~} }s} |} wsttvwst} |ws |}~rs|wv}~ws |rstws {rs„rxw ws v}st~stws‰ „w}  zrstx}vwst~ws ”w~ u€ €ry}~u |rstws }s r€šrsy} r€xw|w{ {r€}vw~ ‡›’xzw|}‰ Š‹‹˜Ž‚ ‘ryw œtwvwst zr€{w~ws wt}ws |w€} ™r’wzw ws r|wstyw€}‰ ™w{w rs sst ™}|v‚ ™r’wzw ws }s} r€w|w |} y}y}  w€w ™w{w rs sst ™}|v zrz}v}~} vwy “}vw„wx ŒžŒ‰Ÿ –w‚ ‘ryw œtwvwst zrz}v}~} Œ |ys‰ Œ ˆ |ws ŸŒ ‰ zrz}v}~} {rs||~ ž‚žŸ †}“w‚ ƒr€|wyw€~ws xwy}v “w“ws’w€w |ws y€šr} „wst |}vw~~ws {w|w ƒvws ›{€}v Š‹Œ˜ |} ‘ys —zr€†u‰ ‘ys qvuyu¡ |u„ust |ws ‘ys œtwvwst |} rz~ws rr€w{w } }~ rz{w {rzwstws ywz{wx }vrtwv ‡q—Ž „w}  |} {}stt}€ wswx {r~w€wstws ˜ } }~ |ws |} r{} †wvws  } }~ q— }vrtwv‚ ‘w€} xwy}v {r€ rzws |rstws ~w|r€ ~ryrxw ws |} œtwvwst zrs|w{w ~ws }s”u€zwy} wx“w {r€}vw~ zwy„w€w~w |wvwz zrstrvuvw ywz{wx zwy}x ~€wst w}~‰ „w}  ywz{wx |}w~w€ |ws |}wst yrzw€wstws‚ ™r¡ {rz}v}~ws †wzws yrxw †tw rvz zr€w w |} ‘ryw œtwvwst‰ zwy}x |} rz~ws †rs }~ s„wz~ {w|w rz{w {rswz{stws w}€‰ v}zwx {r€ ws}ws zwy}x rvz |}uvwx‰ yr€ w ~u u€ws r€sw~ „wst rvz |}uvwx |rstws zw~y}zwv‚ qrs„w~} zrsvw€ zwy}x |} rz~ws yr{r€ } ‘ƒ‘ |ws |}w€r‚ ‘wvwz ~rt}w ws }s} ~rvuz{u~ ywyw€wss„w w|wvwx “w€tw ‘ys —zr€†u‰ ‘ys qvuyu|u„ust |ws ‘ys œtwvws‚ qu rsy} |ws {rvwst „wst zrs|~st ~rr€xwy}vws {€ut€wz |} “}vw„wx r€yr w|wvwx ~r{r|v}ws ~w|r€ ~ryrxw ws |ws ~rvrzwtwws u€tws}ywy} zwy„w€w~w „wst ~w r€xw|w{ ~ryrxw ws zwy„w€w~w |} }w{ |ys‚ qrzr€}s wx |wr€wx zrz}v}~} ~uz} zrs „wst }stt} s ~ zrzw†~ws ~ryrxw ws |ws ~ryr†wx r€wws “w€tws„w‚ q€ut€wz ™™œ qq• „wst |}yst |wvwz ~rt}w ws }s} w|wvwx }s}y}wy} |ys y}wtw yrxw |rstws r€”u~y {w|w {rstrvuvwws v}st~stws |ws zrz{r€w}~} {r€}vw~ zwy„w€w~w |wvwz q–ƒ— yrx}sttw r€’}{ w ~ryrxw ws zwy„w€w~w „wst u{¡ }zwv‚ †ws |rstws |}w|w~wss„w ~rt}w ws ™™œ¡qq• }s}‰ ws w€w vw}s¢ Œ‚ •rs}st~w ~ws {rstr wxws‰ y}~w{‰ |ws {r€}vw~ yrxw {w|w “w€tw zwy„w€w~w |rstws {rvw }xws |ws role play rs wst q–ƒ—‰ r€zwy~ yws} wy} v}st~stws‰ ~r{rz}v}~ws †wzws yrxw ‰ |ws {rzr€ws wyws šr~ u€ {rs„w~} ‚ Š‚ •rs}st~w ~ws ~r r€wz{}vws “w€tw |wvwz zrstuvwx ywz{wx €zwx wsttw‰ v}zwx {r€ ws}ws‰ |ws v}zwx {r€ rsw~ws zrs†w|} vr}x r€s}vw} r~usuz}y‚ £‚ •rswswz~ws ~ryw|w€ws yr†w~ |}s} |ws zrs}st~w ~ws ~r r€wz{}vws wsw~¡wsw~ s ~ r€{r€ws |wvwz {rs’rtwxws |rzwz r€|w€wx |rstws {€ut€wz †zws }~ ’}v}~‚ ‚ qrstw ws ~rvrzwtwws |ys y}wtw yrxw |} ‘ys —zr€†u‰ ‘ys qvuyu|u„ust |ws ‘ys œtwvws‚ ˜‚ •rzr€}~ws yuvy} s ~ zrstw wy} {r€zwywvwxws {rs’rzw€ws v}st~stws w~}w ywz{wx ‡~rr€w|wws q— }vrtwvŽ‰ {rs’rzw€ws v}zwx {r€ ws}ws‰ |ws {rs’rzw€ws v}zwx {r€ rsw~ws‚ Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari... 321 ¤¥ ¦§¨©ª©« ¬­®ª­¯ °§®©±­¬­® °§®²­³¯ª ´§¨­¨ µ§¬´­¬­¶ ´­® ´¯­¬§ ´¯ ·¯±­²­¶ ³§¬¸­ ¹¹º »»¦¥ ¼¥ ¦§®¯®½³­ª³­® ³§°§´©±¯­® ´­® §¨°­ª¯ ¨­¶­«¯«·­ ¾®¯¿§¬«¯ª­« À¶¨­´ Á­¶±­® ª§¬¶­´­° °§¬¨­«­±­¶­® ³§«§¶­ª­® ±¯®½³©®½­® ´­® ³§«§¶­ª­® ¨­«²­¬­³­ª ´¯ Á©«©® ©¨µ§¬¸ÃÄ Á©«©® »±Ã«Ã´Ã²Ã®½ ´­® Á©«©® º½­±­®Ä «§¶¯®½½­ ª§¬¸­´¯ °§¬©µ­¶­® °§¬¯±­³© ¨­¶­«¯«·­Ä ¯®«ª¯ª©«¯Ä ´­® ³§±Ã¨°Ã³ «­«­¬­® ²­®½ ´¯ª©¸© ©®ª©³ ´¯³§¨µ­®½³­® ñ§¶ °¬Ã½¬­¨ ¹¹º »»¦¥ Å¥ ¦§®²©«©® ¬§®Æ­®­ ³§¬¸­ ¹¹º »»¦ ²­®½ ´­°­ª ¨§®Æ­°­¯ ª©¸©­® °§®²§±§®½½­¬­­® ¹¹º »»¦ «§°§¬ª¯ ª§¬«§µ©ª ´¯ ­ª­«¥ B. Metode Pelaksanaan ¦§ªÃ´§ °§±­³«­­® °¬Ã½¬­¨ ª§¬µ­½¯ ¨§®¸­´¯ Ç µ­½¯­®Ä ²­¯ª©È 1. Persiapan dan Pembekalan 2. Pelaksanaan KKN ¹§½¯­ª­® ¹¹º »»¦ ¯®¯ ­³­® ´¯±­³«­®­³­® ñ§¶ ɼ ì­®½ ¨­¶­«¯«·­ ¹¹º ¾ÀÁ¥ ¹§½¯­ª­® ¹¹º »»¦ ­³­® ´¯±­³©³­® °­´­ µ©±­® Ê©±¯ ª­¶©® ÉË̤¥ §µ§±©¨®²­ ´¯±­³©³­® ³§½¯­ª­® °§¬«¯­°­® ´­® °§¨µ§³­±­® °­´­ µ©±­® À°¬¯±ÍÊ©®¯ ÉË̤¥ »§¨­®ª­©­® ³§½¯­ª­® ­³­® ª§¬©« ´¯±­³©³­® «­¨°­¯ µ©±­® À½©«ª©« ÉË̤¥ ¦­ª§¬¯ °§¨µ§³­±­® ²­®½ ­³­® ´¯µ§¬¯³­® µ§¬©°­ °§®¸§±­«­® ª§®ª­®½ °¬Ã½¬­¨ ¹¹º »»¦Ä ­®ª­¬­ ±­¯®Ä ±­ª­¬ µ§±­³­®½ ´­® ª©¸©­® ³§½¯­ª­® «§¬ª­ µ§¬µ­½­¯ °¬Ã½¬­¨ ²­®½ ­³­® ´¯Í ±­³«­®­³­®¥ §±­¯® ¯ª© ¨­¶­«¯«·­ ¸©½­ ´¯µ§¬¯ °§®¸§±­«­® ª§®ª­®½ ³Ã®´¯«¯ «Ã«¯Ã ³©±ª©¬­± ´­® §³Ã®Ã¨¯ δ§¨Ã½¬­Ï¯Ð ¨­«²­¬­³­ª Á©«©® ©¨µ§¬¸ÃÄ Á©«©® »±Ã«Ã´Ã²Ã®½ ´­® Á©«©® º½­±­®½¥ »§±­ª¯¶­® °§¨Í µ©­ª­® µ­®³ «­¨°­¶Ä µ¬¯³§ªÄ ´­® µ¯Ã½­«Ä «§¬ª­ »ÑÒ ­³­® ´¯µ§¬¯³­® °­´­ ­³¶¯¬ ³§½¯­ª­® °§¨µ§³­±­®¥ ­¥ µ¥ Æ¥ ´¥ §¥ Ï¥ ½¥ ¶¥ »§±­³«­­® ¹¹º ´¯±­³©³­® ´§®½­® ¨§®¸­±­®³­® °¬Ã½¬­¨Í°¬Ã½¬­¨Ä ²­¯ª© »§®²©±©¶­® ´­® °§±­ª¯¶­® ¨­®­¸§¨§® µ­®³ «­¨°­¶ »§®²©±©¶­® ´­® °§±­ª¯¶­® °§¨µ©­ª­® µ¬¯³§ª ±¯¨µ­¶ °§¬ª­®¯­® »§®²©±©¶­® ´­® °§±­ª¯¶­® »§¨­®Ï­­ª­® ±¯¨µ­¶ ³ÃªÃ¬­® ª§¬®­³ ¨§®¸­´¯ µ¯Ã½­« Ó§¬­³­® ³§µ§¬«¯¶­® ±¯®½³©®½­® »§±­ª¯¶­® ´­® ¬Ã±§ °±­² »ÑÒ »§¨µ§®ª©³­® ´­® °§®½§¨µ­®½­® ì½­®¯«­«¯ ´©«©® «¯­½­ «§¶­ª »§±­ª¯¶­® ´­® ¬Ã±§ °±­² ¸©¨­®ª¯³ Ư±¯³ »§®½­´­­® ¸­¨µ­® ³Ã¨©®­± C. Hasil dan Pembahasan 1. Sosialisasi Program KKN Â믭±¯«­«¯ °¬Ã½¬­¨ ´¯µ§¬¯³­® ³§°­´­ ³§±Ã¨°Ã³ ¨­«²­¬­³­ª ²­®½ ´¯´­¨°¯®½¯ ñ§¶ ªÃ³Ã¶ ¨­«²­¬­³­ª ´­® ­½­¨­ «§ª§¨°­ª¥ Â믭±¯«­«¯ ª¯´­³ ¶­®²­ ¨§®½©®´­®½ ¨¯ª¬­ ª§ª­°¯ ¸©½­ ¨­«²­¬­³­ª¥ Â믭±¯«­«¯ ³§½¯­ª­® µ§¬¶­«¯± ´¯±­³«­®­³­® ´¯ Ò­±­¯ Á§«­ º½­±­®½Ä ¹§Æ­¨­ª­® Ó§´­®½«­¬¯Ä Ó©®©®½ ¹¯´©±¥ ¹§½¯­ª­® ª§¬«§µ©ª ´¯¶­´¯¬¯ ñ§¶ ­°­¬­ª ´§«­ ´­® ¨¯ª¬­ ´­¬¯ Á©«©® ©¨µ§¬¸ÃÄ Á©«©® »±Ã«Ã´Ã²Ã®½ ´­® Á©«©® º½­±­®½¥ Á­±­¨ «Ã«¯­±¯«­«¯ ª§¬«§µ©ª ·­¬½­ ²­®½ ¶­´¯¬ ¨§¨°§¬±¯¶­ª³­® ³§¯®½¯®ª­¶©­® ¨§®½§®­¯ ³§½¯­ª­® ²­®½ ­³­® ´¯¸­±­®³­®¥ Á¯«³©«¯ ¶­®½­ª ª§¬¸­±¯® °­´­ ³§½¯­ª­® ª§¬«§µ©ª¥ 322 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 2. Pelatihan Pembuatan Briket ÔÕÖ×ØÙ ÚØÕÛÜÝ×ÝÞ ßÝàÝÞ ßÝ×ÝÕ ÜÝáÝÙ âÝÞã ÚØÞäÝáÖ ßÝàÝÞ ßÝ×ÝÕ ÝåÙØÕÞÝÙÖæØ ÜØÞããÝÞÙÖ ÚÖÞâÝ× ÙÝÞÝàç ÔÕÖ×ØÙ ÚØÚÜÛÞâÝÖ èÖéÝÙ âÝÞã ßÝÖ× áÖßÝÞáÖÞã×ÝÞ áØÞãÝÞ ÚÖÞâÝ× ÙÝÞÝàê ×ÝÕØÞÝ ßÕÖ×ØÙ ÙÖáÝ× ßØÕÝèÝÜ áÝÞ ÙÖáÝ× ßØÕßÝÛêèÛàÛ ÜØÚßÝ×ÝÕÝÞ ÙØÙÝÜ ëìíîïðñ áÝåÝÚ äÝÞã×Ý òÝ×ÙÛ âÝÞã åÝÚÝê ãÝè àÝèÖå ÜØÚßÝ×ÝÕÝÞ ÙÖáÝ× ÚØÞãÝÞáÛÞã ãÝè ×ÝÕßóÞ ÚóÞó×èÖáÝ âÝÞã ÙÖÞããÖ ëôÛ×ÝÞáÝÕÕÛÚÖáÖê õîîöñç ÷ØåÝÙÖàÝÞ ÜØÚßÛÝÙÝÞ áÝÞ ÜÕÝ×ÙÖ× åÝÞãèÛÞã ÜØÚßÛÝÙÝÞ ßÕÖ×ØÙáÝÕÖ èÝÚÜÝà óÕãÝÞÖ×ç øÛåÝÖ áÝÕÖ ÜÕóèØè ÜØÞâÖÝÜÝÞê ÜØÚÖåÖàÝÞ ßÝàÝÞê ÜÕÝ×ÙÖ× ÜØÚßÛÝÙÝÞ àÖÞããÝ ÚØÞäÝáÖ èÛÜØÕ ×ÝÕßóÞ áÝÞ èÖÝÜ áÖãÛÞÝ×ÝÞç ôØÚÛÝ ÜÕóèØè áÖÜÝÞáÛ óåØà ÙØÞÝãÝ ÝàåÖç ÔÕÖ×ØÙ áÝÕÖ èÝÚÜÝà ÚØÚÜÛÞâÝÖ ×ØÛÞÙÛÞãÝÞ áÝÜÝÙ ÚØÞãÛÕÝÞãÖ ÜØÕÚÝèÝåÝàÝÞ èÝÚÜÝàê ×ÝÕØÞÝ èØÙÖÝÜ óÕÝÞã ÜÝèÙÖ ÚØÞãàÝèÖå×ÝÞ èÝÚÜÝà èØÙÖÝÜ àÝÕÖÞâÝç ôÝÚÜÝà âÝÞã áÖßÛÝÙ ÚØÞäÝáÖ ßÕÖ×ØÙ áÝÜÝÙ áÖèÖÚÜÝÞ áÝåÝÚ òÝ×ÙÛ âÝÞã åÝÚÝç ùÝÕØÞÝ äÛÚåÝà ÜÕóáÛ×èÖ èÝÚÜÝà ÚÝèÖà ÙØÕßÝÙÝèê ÜØÞããÛÞÝÝÞ ßÕÖ×ØÙ èÝÚÜÝà ßØåÛÚ ßÝÞâÝ× ÜØÚÝ×ÝÖÞâÝ èØÕÙÝ ÚÝèÖà ×ÛÕÝÞãÞâÝ ÜØÞãØÙÝàÛÝÞ ÙØÞÙÝÞã úÝÕÝ ÚØÞããÛÞÝ×ÝÞ ßÕÖ×ØÙ èÝÚÜÝà ëûåØüê õîýõñç Gambar 1. Proses Pembuatan Briket 3. Pelatihan Pembuatan Biogas ÷ÕóãÕÝÚ ÖÞÖ ßØÕÙÛäÛÝÞ ÛÞÙÛ× ÚØÞÖÞã×ÝÙ×ÝÞ ÜØÚÝàÝÚÝÞ áÝÞ ×ØÙØÕÝÚÜÖåÝÞ áÝåÝÚ ÜØÚÝÞéÝÝÙÝÞ åÖÚßÝà ×óÙóÕÝÞ ÙØÕÞÝ× ÛÞÙÛ× ßÖóãÝèç ÷ÕóãÕÝÚ ÖÞÖ ÚØåÖßÝÙ×ÝÞ ×ØåóÚÜó× ÜØÙØÕÞÝ× áÖ þÛèÛÞ ôÛÚßØÕäóê þÛèÛÞ ÷åóèóáóâóÞã áÝÞ þÛèÛÞ ÿãÝåÝÞãç Ø×ÞóåóãÖ ßÖóãÝè áÖàÝÕÝÜ×ÝÞ áÝÜÝÙ ÚØÚßÝÞÙÛ ÚØÚÜØÕåÝÚßÝÙ åÝäÛ ÜØÚÝÞÝèÝÞ ãåóßÝåç ôØåÝÖÞ ÚØÞäÝáÖ ØÞØÕãÖ ÝåÙØÕÞÝÙÖéê ßÖóãÝè äÛãÝ áÝÜÝÙ ÚØÞãÛÕÝÞãÖ ÜØÕÚÝèÝåÝàÝÞ åÖÞã×ÛÞãÝÞê èØÜØÕÙÖ ÜóåÛèÖ ÛáÝÕÝê ÜóåÛèÖ ÙÝÞÝàê áÝÞ ÜØÚÝÞÝèÝÞ ãåóßÝåç ÔÖóãÝè áÝåÝÚ è×ÝåÝÕÛÚÝà ÙÝÞããÝ áØÞãÝÞ äÛÚåÝà ÙØÕÞÝ× õ  Ø×óÕ ÝÙÝÛ èÛÜåÝÖ ×óÙóÕÝÞ èØßÝÞâÝ× ×ÛÕÝÞã åØßÖà õí ×ãàÝÕÖ úÛ×ÛÜ ÚØÞããÛÞÝ×ÝÞ ÙÝßÛÞã ÕØÝ×ÙóÕ ßØÕ×ÝÜÝèÖÙÝè õíîî íîîî åÖÙØÕ âÝÞã áÝÜÝÙ ÚØÞãàÝèÖå×ÝÞ ßÖóãÝè èØÙÝÕÝ áØÞãÝÞ õ åÖÙØÕ ÚÖÞâÝ× ÙÝÞÝààÝÕÖ áÝÞ ÚÝÚÜÛ ÚØÚØÞÛàÖ ×ØßÛÙÛàÝÞ ØÞØÕãÖ ÚØÚÝèÝ× èÝÙÛ ÕÛÚÝà ÙÝÞããÝ ÜØáØèÝÝÞ áØÞãÝÞ  óÕÝÞã ÝÞããóÙÝ ×ØåÛÝÕãÝç ÔÖóãÝè ßÝàÝÞ óÕãÝÞÖ× áÝÕÖ ×óÙóÕÝÞ èÝÜÖ áØÞãÝÞ ý ×ã áÝÜÝÙ ÚØÞãàÝèÖå×ÝÞ ßÖóãÝè èØßÝÞâÝ× î åÖÙØÕê èØáÝÞã×ÝÞ ×óÙóÕÝÞ ÝâÝÚ áØÞãÝÞ äÛÚåÝà èÝÚÝ ßÖèÝ ÚØÞãàÝèÖå×ÝÞ î åÖÙØÕç Ýå ÖÞÖ ÚØÞÛÞäÛ××ÝÞ ßÖóãÝè áÝÕÖ ×óÙóÕÝÞ ÝâÝÚ åØßÖà ßÝÖ× áÝÕÖ ×óÙóÕÝÞ èÝÜÖ ëôÝÞäÝâÝ á××ê õîýíñç Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari... 323 4. Perilaku hidup bersih dan sehat                                                                           !    "        #$%      !                          "                ! Gambar 2. Database PHBS di lokasi KKN PPM &                           '&                                      '&!                                           (  )  *                  "  !      '&                                       +        324 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ,-./012.131 4-.145.6 7-.41 8985:5;3 8-;31; :-7181.1; <1.31 5;45: =-;3/;75=79 ,512>,5121;? @141 4-;41;3 :/;8979 ABCD 89 0/:179 EEF 4-.7-,54 89G189:1; 8171. 5;45: =-01:5:1; :-39141; H-;I50521; 81; H-014921; 4-.:194 ABCD? D171.1;;I1 181012 9,5 .5=12 41;331 81; 1;1:>1;1:? J;1:>1;1: 89H9092 :1.-;1 H-=,91711; 7-G1: 81.9 1<10 0-,92 -K-:49K 89,1;89;3:1; 8-;31; :-49:1 75812 8-<171? D-019; 945 8141 4-.7-,54 8935;1:1; 7-,1319 8141 ,17- H181 H./3.1= H-;3/.31;971791; 8575; 7-214? 5. Pelatihan jumantik A./3.1= :-39141; H-014921; G5=1;49: 89=5019 8-;31; =-01:5:1; 75.L-9 -;4/=/0/39 5;45: =-;81H14:1; 8141 ,-7- :-7-2141; I1;3 ;1;49;I1 5;45: =-;85:5;3 H./3.1= H-;3/.31;971791; 8575; 7-214? @141 ,-7- 4-.7-,54 181012 7-,1319 ,-.9:54 M Tabel 1. Data base tentang resiko penularan DBD No Dusun HI (%) CI (%0 BI (%) ABJ (%) 1 Ngalang 34 14.18 40 66 2 Plosodoyong 58 31.86 100 42 3 Sumberjo 22.64 21.92 47.16 77.35 D5145 <901I12 89:141:1; =-=H5;I19 .979:/ 49;339 5;45: H-;501.1; @C@ G9:1 NO - 5%, HI e 10%, dan BI e 50 maka daerah tersebut berpotensi untuk mengalami KLB. Dari data di atas diketahui bahwa nilai HI, CI, dan BI melewati standar, dan disimpulkan bahwa daerah tersebut berpotensi terhadap penularan DBD (Ramadhani dan Astuty, 2013). Dengan adanya jentik yang ditemukan, menunjukkan di rumah tersebut terdapat nyamuk aedes agypti, karena nyamuk tersebut bersifat domestik sehingga untuk meletakkan telur akan mencari tempat perindukan terdekat yaitu yang terdapat di dalam rumah itu sendiri. Hal ini sesuai keputusan Depkes RI Tahun 1992, bahwa tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti berupa genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana. Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari termasuk bak mandi (Sukowinarsih dan Cahyati, 2010). Data yang ditemukan tersebut di atas digunakan sebagai data base kesehatan di setiap dusun dan digunakan nantinya untuk mendukung program pengorganisasian dusun sehat. Rangkaian dari kegiatan ini adalah menyiapkan kader jumantik untuk melakukan pengukuran dan pengendalian jentik di lokasi KKN, dan pada akhirnya akan mencegah adanya penularan penyakit demam berdarah. Pelatihan jumantik ini memberikan manfaat terbentuknya kader jumantik disetiap Dusun maupun setiap RT, survey jentik yang dilakukan secara teratur membuat rumah akan terbebas dari sarang nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit DBD. Program ini dilakukan dengan melakukan pelatihan cara pemeriksaan jentik, peralatan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan jentik, dan pemberantasan jentik maupun sarang nyamuk di rumah. Kemudian setelah diberikan pelatihan dan penyuluhan, dilakukan survey jentik ke rumah-rumah warga. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari... 325 6. Pelatihan Manajemen Bank Sampah PQRSQTU VWV UXYVZ[\V ZXYT\V]TW [W\[^ UXWSXWTY^TW _TW UXWSXYRYT `TW^ aTUZT] aX`TSTV aTYT] aT\[ aRY[aV ZXWSXYRYTTW aTUZT] Q[UT] \TWSST bTWS _V YR^TaV aTT\ VWV ]TWbT _V`VTQ^TW `XSV\[ aTcTd _V`T^TQd T\T[Z[W _V`[TWS aXU`TQTWSTWe fTUZT] UXQ[ZT^TW `TQTWS bTWS a[_T] \V_T^ `XQS[WT YTSVd \X\TZV [W\[^ aX`TSVTW RQTWS bTWS UXWSX\T][V UXWSXWTV UTWgTT\ aTUZT]d aTUZT] _TZT\ UXWS]TaVY^TW [TWSe fTUZT] bTWS _TZT\ _VUTWgTT\^TWd _V^XYRYT _XWSTW `TV^ aX]VWSST aXYTVW UXW_TZT\^TW [TWS _TQV ]TaVY aTUZT] bTWS _V^XYRYTd YVWS^[WSTW \XUZT\ \VWSSTY UXWcT_V `XQaV]e fXUT^VW `TWbT^ RQTWS bTWS \VWSSTY _TYTU a[T\[ hVYTbT]d UT^T aXUT^VW `TWbT^ Z[YT aTUZT] bTWS _V]TaVY^TWe iYX] ^TQXWT V\[d ZXYT\V]TW VWV _V]TQTZ^TW _TZT\ UXWVWS^T\^TW ZXWSX\T][TW hTQST UXWSXWTV `T]TbT aTUZT]d c[ST UXWSXWTV UTWgTT\ aTUZT] `VYT _V^XYRYT _XWSTW `TV^e fTYT] aT\[ [ZTbT [W\[^ UXWSXYRYT aTUZT] T_TYT] _XWSTW _V`XW\[^WbT `TW^ aTUZT]e PXYT^aTWTTW ZQRSQTU _VU[YTV _XWSTW UXWS[^[Q \VWS^T\ ZXWSX\T][TW UTabTQT^T\ _V aX^V\TQ YR^TaV \XW\TWS ZXWSXYRYTTW fTUZT]e jT\T \XQaX`[\ _VZXQS[WT^TW aX`TSTV _T\T `TaX ^XaX]T\TW bTWS _VZXQS[WT^TW [W\[^ UXW_[^[WS \XQaXYXWSSTQTWbT ZQRSQTU ZXWSRQSTWVaTaVTW _[a[W aX]T\e jT\T `TaX ZXWSX\T][TW \XW\TWS ZXWSXYRYTTW aTUZT] hTQST j[a[W PYRaR_RbRWS _TZT\ _VYV]T\ aX`TSTV `XQV^[\k Gambar 3. Grafik Pengetahuan Warga Dusun Plosodoyong dalam Mengelola Sampah 326 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius lmnop nqmrstumv pmuwmxoyqou ou rsnop ovwo |qrqu }wo~ouw o~o{ {muwm~t~o ro{poy opox s~syox rmzowos zmvsnqx€ Gambar 4. Grafik Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Warga Dusun Ngalang dalam Mengelola Sampah lmnop nqmrstumv pmuwmxoyqou xmuxouw zoun ro{poy |qrqu }wo~ouw opox s~syox rmzowos zmvsnqx€ Gambar 5. Grafik Pengetahuan Warga Dusun Ngalang tentang Bank Sampah Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari... 327 ‚ƒ„ † „‡ˆ‰Š‹ƒŒ †ƒ‹ƒŽ ‡ ‹  ‹ †ƒŒ‰‘ „‡ ’ Œ “‡ˆ‡‹ ”‡•–ƒŒ—Š  ‘ • •ƒ‹ƒ‘Š‘ ˆ •†   † Ž ‰‘‰ Ž ˆƒ–  ‰ –ƒŒ‰„‡Ž˜ Gambar 6. Grafik Pengetahuan dan Perilaku Warga Dusun Sumberjo dalam mengelola Sampah ‚ƒ„ † „‡ƒˆ‰Š‹ƒŒ †ƒ‹ƒŽ ‡ ‹  ‹ ˆ‰„ † ’ Œ “‡ˆ‡‹ ”‡•–ƒŒ—Š Žƒ‹Ž ‹ – ‹„ ˆ •†   † Ž ‰‘‰ Ž ˆƒ–  ‰ –ƒŒ‰„‡Ž ˜ ™š›œšž HUAN Gambar 7. Grafik Pengetahuan dan Sikap Warga Dusun Sumberjo Tentang Bank Sampah 328 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Ÿ ¡ ¢ £¤ ¥ ¡¦ § ¨© ¡ ª § ¡¦«¬§ ­®¦ ¤ ­¯ §¦°¢« § ª¬°¢¬§ ­® ° ¯ ¥¢ ±®¨®° Ÿ²³¨³¡³´³°¢© ±®¨®° µ¢² °¢© ¡ ° ±®¨®° ¶®£¤¬¥·³ §¬°§ °¢ ª¬°§¦°¢°´ £¬°¢¬²³² ¨ £ª ­ ¨®¡ ­ ¤ ¦«¸ Ÿ¬°¦² ¦ ° «®¬¨¦³°¬¥ ¨¬¤¬²®£ ¡ ° ¨¬§¬² ­ ¡¦ ¡ « °°´ ª¬°´®²®­ ° ¡ ° ª¬² §¦­ ° ¨ £ ¹¨ £ £¬°®°·®«« ° ­ ¨¦² ´ °¢ ¤ ¦«© §¬§ ª¦ «¬§¦« ¨®¡ ­ ¡¦² «®« ° ª¬² §¦­ °© ª¬°¢¬§ ­® ° ¯ ¥¢ ¨¬£ «¦° £¬°¦°¢« §¸ º¬¢¦§® ·®¢ ¡¬°¢ ° ª¬°¢¬§ ­® ° ¯ ¥¢ £¬°¢¬° ¦ ¤ °« ¨ £ª ­© ¨¬§¬² ­ ¡¦ ¡ « ° ª¬°´®²®­ °© ª¬°¢¬§ ­® ° ¯ ¥¢ ¨¬£ «¦° ¤ ¦«¸ 7. Pengadaan Jamban Sehat Ÿ¥³¢¥ £ ¦°¦ ¤¬¥§®·® ° ®°§®« £¬°¢ § ¨¦ ª¬¥£ ¨ ² ­ ° «¬ª¬£¦²¦« ° · £¤ ° £ ¨´ ¥ « § ±®¨®° ¶®£¤¬¥·³© ±®¨®° Ÿ²³¨³¡³´³°¢ ¡ ° ±®¨®° µ¢ ² °¢¸ »¬ª¬£¦²¦« ° ¡ ° ª¬°¢¢®° ° · £¤ ° ¨¬­ § £¬¥®ª « ° ¨ ² ­ ¨ §® ¦°¡¦« §³¥ ª¥³¢¥ £ Ÿ¬¥¦² «® ¼¦¡®ª º¬¥¨¦­ ¡ ° ¶¬­ § ½Ÿ¼º¶¾ ¡¦§ § ° ° ¥®£ ­ § °¢¢ ¸ º¬¥¡ ¨ ¥« ° ­ ¨¦² « ·¦ ° Ÿ¼º¶ ¨¬¿ ¥ ° ¨¦³° ²© ª¬¥¨¬°§ ¨¬ ¥®£ ­ § °¢¢ ´ °¢ £¬°¢¢®° « ° · £¤ ° ¨¬­ § ¨¬¤¬¨ ¥ ½ÀÁ¾© ¡¦ ª¬¥«³§ ° ½Ãľ · ®­ ²¬¤¦­ §¦°¢¢¦ ¡¦¤ °¡¦°¢ ª¬¡¬¨ ° ½ÅÀ¾ ½Ÿ °¬© ÅÄÄÁ¾¸ ¶¬¤¬²®£ ¶¬¨®¡ ­ Gambar 8. Pengadaan Jamban Sehat Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari... 329 ÆÇÈÉÊËÌÍÇÈÉÊË ÎÇÏÐ ÑÒÏÎÒÓÇÓÈÇÏ ÓÒÔÕÑ ÉÒËÖÒ×ØÇÏÎÇ ÙÇÑÓÇÏ ÖÒÚÇÉ ÈÒÔÕÇËÐÇ ×Ø ÑÇÖØÏÐÌÑÇÖØÏÐ ËÕÑÇÚÛ ÇÏÉÇËÇ ÔÇØÏ ×ØÖÒÓÇÓÈÇÏ ÈÇËÒÏÇ ÑØÏØÑÏÎÇ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏ ÉÒÏÉÇÏÐ ÝÞßà ×ÇÏ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏ ÑÒÏÐÒÏÇØ ÇÈØÓÇÉ ÎÇÏÐ ×ØÖÒÓÇÓÈÇÏ ÙØÈÇ ÑÇÖÎÇËÇÈÇÉ ÑÒÏÐÐÕÏÇÈÇÏ ÙÇÑÓÇÏ ÎÇÏÐ ÉØ×ÇÈ ÖÒÚÇÉá àÒÔÇØÏ ØÉÕÛ ÍÇÈÉÊË ÜÒÏ×ÇÜÇÉÇÏ ÈÒÔÕÇËÐÇ ÙÕÐÇ ÑÒÑÜÒÏÐÇËÕÚØ ×ÇÔÇÑ ÜÒÑÓÕÇÉÇÏ ÙÇÑÓÇÏ ÖÒÚÇÉÛ ÑØÏØÑÏÎÇ ÔÇÚÇÏ ÕÏÉÕÈ ÜÒÑÓÇÏÐÕÏÇÏ ÙÇÑÓÇÏ âàÊÒ×ÙÊÏÊ ×ÇÏ ÆØÉËØÎÇÏØÛ ãäåæçá èÒÏÐÇÏ ×ØÓÇÏÐÕÏÏÎÇ ÙÇÑÓÇÏ ÖÒÚÇÉ ÈÒÔÕÇËÐÇ ØÏØÛ ×ØÚÇËÇÜÈÇÏ éÇËÐÇ ÑÒÏØÏÐÈÇÉ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏÛ ÖØÈÇÜÛ ×ÇÏ ÜÒËØÔÇÈÕÏÎÇ ÕÏÉÕÈ ÔÒÓØÚ ÑÒÏØÏÐÈÇÉÈÇÏ ÈÒÖÒÚÇÉÇÏÛ ÖÒÔÇØÏ ØÉÕ ×ÇÜÇÉ ÑÒÏÐÚØÏ×ÇËÈÇÏ ×ÇËØ ÜÒÏÎÇÈØÉ ÇÈØÓÇÉ ßêß ÖÒÑÓÇËÇÏÐÇÏá D. Dampak èÇÑÜÇÈ ×ÇËØ ÈÒÐØÇÉÇÏ ÝÒÑÓÒË×ÇÎÇÇÏ ëÇÖÎÇËÇÈÇÉ èÇÔÇÑ ÝÒÑÓÒÏÉÕÈÇÏ èÕÖÕÏ àØÇÐÇ àÒÚÇÉ èØ èÒÖÇ ìÐÇÔÇÏÐ íÒ×ÇÏÐÖÇËØÛ íÕÏÕÏÐ îØ×ÕÔ ïÊÐÎÇÈÇËÉÇ Ç×ÇÔÇÚ ÖÒÓÇÐÇØ ÓÒËØÈÕÉð åá ÝÒÏØÏÐÈÇÉÇÏ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏÛ ÖØÈÇÜÛ ÜÒËØÔÇÈÕÛ ×ÇÏ ÈÒÉÒËÇÑÜØÔÇÏ éÇËÐÇ ÉÒÏÉÇÏÐ ÓÇÏÈ ÖÇÑÜÇÚ ãá ÝÒÏØÏÐÈÇÉÇÏ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏÛ ÖØÈÇÜÛ ÜÒËØÔÇÈÕÛ ×ÇÏ ÈÒÉÒËÇÑÜØÔÇÏ éÇËÐÇ ÉÒÏÉÇÏÐ ÓËØÈÒÉ ñá ÝÒÏØÏÐÈÇÉÇÏ ÜÒÏÐÒÉÇÚÕÇÏÛ ÖØÈÇÜÛ ÜÒËØÔÇÈÕÛ ×ÇÏ ÈÒÉÒËÇÑÜØÔÇÏ éÇËÐÇ ÉÒÏÉÇÏÐ ÓØÊÐÇÖ òá óÒË×ÇÜÇÉ ÙÇÑÓÇÏ ÈÊÑÕÏÇÔ ÖÒÓÇÏÎÇÈ å ÓÕÇÚ ÜÒË ×ÕÖÕÏ ôá ëÇÖÎÇËÇÈÇÉ ÓÒË×ÇÎÇ ÕÏÉÕÈ ÑÒÏÐÊËÐÇÏØÖÇÖØ ×ÕÖÕÏ ÖÒÚÇÉ ÖÒÓÇÐÇØ ÖÇÔÇÚ ÖÇÉÕ ÜËÊÐËÇÑ ×Ø ÔÊÈÇÖØ îîì ÝÝëá E. Penutup îîì ÝÝë ØÏØ ×ÇÜÇÉ ×ØÙÇÔÇÏÈÇÏ ×ÒÏÐÇÏ ÓÇØÈ ×ÇÏ ÔÇÏõÇËá ëÇÖÎÇËÇÈÇÉ ÑÒÏÎÇÑÓÕÉ ÜÊÖØÉØÍ ÈÒÐØÇÉÇÏ ÎÇÏÐ ×ØÕÖÕÔÈÇÏ ×ÇÏ ×ØÔÇÈÖÇÏÇÈÇÏ ÊÔÒÚ ÑÇÚÇÖØÖéÇá èÕÈÕÏÐÇÏ ÜÒÑÕÈÇ ÑÇÖÎÇËÇÈÇÉ ×ÇÏ ÜÒËÇÏÐÈÇÉ ×ÒÖÇ ÖÇÏÐÇÉ ÓÒÖÇË ×ÇÔÇÑ ÑÒÏÖÕÈÖÒÖÈÇÏ ÈÒÐØÇÉÇÏ îîì ÝÝëá àÇËÇÏ ÕÏÉÕÈ ÜÒËÓÇØÈÇÏ ÈÒ ×ÒÜÇÏ Ç×ÇÔÇÚ ÑÒÏÐÈÊÊË×ØÏÇÖØÈÇÏ ÈÒÐØÇÉÇÏ îîì ×ÒÏÐÇÏ ÜËÊÐËÇÑ ×ÒÖÇÛ ×ÕÖÕÏÛ ßÇÜÒ××ÇÛ ×ÇÏ ÜÕÖÈÒÖÑÇÖá èÇÏ ÈÊÊË×ØÏÇÖØ ÉÒËÖÒÓÕÉ ÚÇËÕÖ ×ØÔÇÈÕÈÇÏ ÑØÏØÑÇÔ å ÉÇÚÕÏ ÖÒÓÒÔÕÑÏÎÇ ×ØÖÒÖÕÇØÈÇÏ ×ÒÏÐÇÏ ËÒÏõÇÏÇ ÈÒÐØÇÉÇÏ ÉÇÚÕÏÇÏá Daftar Pustaka êõÚÑÇ×ØÛ öáÆá ãääôá Manajemen Penyakit Berbasis Wilayahá ÝÒÏÒËÓØÉ ßÕÈÕ îÊÑÜÇÖá ÷ÇÈÇËÉÇá êÔÒøá ãäåãá ùukses Mengolah ùampah Organik Menjadi Pupuk Organiká ÝÕÖÉÇÈÇ ßÇËÕ ÝËÒÖÖá ïÊÐÎÇÈÇËÉÇá ÆÇÉéÇÛ óá ëÇÕÔÇÏÇÛ ëáÛ êÏÐÐÇÒÏØÛ úá ëÕÔÇÖÇËØÛ àáêá ãäåòá Iptek Bagi Masyarakat Pedesaanû Pemanfaatan arang sekam untuk media tanam dan briket bioarang á ÝÒÏÒËÓØÉ êÖéÇÙÇáïÊÐÎÇÈÇËÉÇ ÞÇÏ×ÊÎÊÛ êÉÑÊÙÊÛ óá úÇÖÇ×ØÛ èáÛ üÇÚÎÊÏÊÛ àá Panduan Praktis Membuat Biogas Portabel skala rumah tangga dan industriá ÝÒÏÒËÓØÉ ÔØÔÎ ÜÕÓÔØÖÚÒËá ÝÒÏÒËÓØÉ êÏ×Øá ïÊÐÎÇÈÇËÉÇá ÝÇÏÒÛ ãääýÛ ÝÒÏÐÇËÕÚ ÝÒËØÔÇÈÕ îÒÔÕÇËÐÇ ÉÒËÚÇ×ÇÜ ÝÒÏÐÐÕÏÇÇÏ ÷ÇÑÓÇÏÛ Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasionalþ ñ âôçÛ ÞÇÔá ããýÌãñòá úÇÑÇ×ÚÇÏØ ×ÇÏ êÖÉÕÉÎÛ ãäåñÛ îÒÜÇ×ÇÉÇÏ ×ÇÏ ÝÒÏÎÒÓÇËÇÏ êÒ×ÒÖ ÇÒÐÎÜÉØ àÒÉÒÔÇÚ ÝÒÏÎÕÔÕÚÇÏ èßè ×Ø îÒÔÕËÇÚÇÏ ÝÇÖÒÓÇÏÛ ÷ÇÈÇËÉÇ ÝÕÖÇÉÛ Jurnal Kedokteran IndonesiaÛ å âåçÛ ÞÇÔá åäÌåòá àÇÏÙÇÎÇáÛ ÞÇËÎÇÏÉÊáÛ óÇÑËØÏáÛ ãäåôÛ ÝËÊ×ÕÈÖØ ßØÊÐÇÖ èÇËØ üÇÑÜÕËÇÏ îÊÉÊËÇÏ àÇÜØ ×ÒÏÐÇÏ îÊÉÊËÇÏ êÎÇÑÛ Jurnal ÿeknik Pertanian LampungÛ ò âãçÛ ÞÇÔá åã Ìåñæá 330 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius                               ! "  #$ "%  "  "     Jurnal &ains dan 'eknologi Lingkungan ( )* +, -. /0,    , (, Briket Batubara dan Gambut, 1   2   , (, $     3   +     4    4 4  Jurnal Kesehatan Masyarakat  )* +, -.-0,    0, Dasar5dasar Pengelolaan Air Limbah,    2    ,  , 6   /, Panduan praktis mendirikan Bank &ampah,        , 7  , ❆ ❆ ❆ Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembentukan Dusun Siaga Sehat di Desa Ngalang Gedangsari... 331 Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis Antikorupsi Terhadap Pengelolaan Keuangan Desa Totok Dwi Diantoro S.H., M.A Totok.diantoro@gmail.com Oce Madril, S.H., M.A oce.madril@gmail.com Fakultas Hukum UGM Abstrak Peraturan M enteri Dalam N egeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa merumuskan bahwa keuangan desa harus dikelola dengan transparan, akuntabel, serta partisipatif. Artinya, hukum memerintahkan agar masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan keuangan desa. Namun, kesulit an dalam memahami definisi keuangan akan mengurangi ket ur ut -ser taan warga dalam pengelolaan keuangan desa. Semakin sedikit warga desa yang tidak mau berpartisipasi dalam pengelolaan keuangan desa, maka potensi kejahatan korupsi semakin besar. Desa Wonokerto memiliki jumlah penduduk 8.904 jiwa dengan tingkat pendidikan Lulusan SD : 2297 orang, lulusan SLTP : 1216 orang, lulusan SM A : 869 orang dan lulusan D3 dan sarjana : 219 orang. Dengan kondisi demikian, dapat diketahui bahwa masyarakat desa Wonokerto belum memahami Permendagri No. 113 Tahun 2014. Oleh karena itu, meningkatkan pemahaman warga desa atas Peraturan M eneteri Dalam Negeri tersebut menjadi sebuah keniscayaan. Kegiatan ini menggunakan metode round table discussion dan metode penyebaran diskusi pertemuan warga. M etode ini dipilih karena tidak memungkinkan tim pelaksana melakukan tatap muka dengan seluruh warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY. Sosialisasi Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi M asyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa telah dilaksanakan di Desa Wonokerto dengan jumlah peserta 160 orang yang dihadiri oleh Pemerintah Desa Wonokerto, BPD, Kepala Dukuh, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh A gama, A nggota PKK, dan perwakilan dari karangtaruna. Setelah kegiatan ini dilaksanakan maka langkah selanjutnya adalah pembentukan kelompok partisipatif yang terdiri dari peserta sosialisasi. Kelompok ini yang nantinya akan melakukan penyebarluasan informasi tentang Permendagri 113 Tahun 2014. Di samping itu, kelompok ini juga melakukan pengawasan dan peran serta dalam pengelolaan keuangan desa khususnya di Desa Wonokerto. Kata Kunci : Keuangan Desa, Pemahaman, Partisipatif, Pengawasan. A. Pendahuluan 89:;<=:;> ?9><9:@ A;B;C D9E9:@ DFCF: GGH I;J=> KLGM <9><;>E 89>E9BFB;;> N9=;>E;> A9O; P;Q; HG A9O9CR9: KLGMSO9B;>T=<>U; Q@<=B@O 89:C9>Q;E:@ DFV GGHWKLGMV 89:;<=:;> @>@ C9:=C=OX;> R;JY; X9=;>E;> Q9O; J;:=O Q@X9BFB; Q9>E;> <:;>OP;:;>Z ;X=><;R9BZ O9:<; P;:<@O@P;<@[V \:<@>U;Z J=X=C C9C9:@><;JX;> ;E;: C;OU;:;X;<SQ;B;C J;B @>@ ;Q;B;J Y;:E;SQ@B@R;<X;> Q;B;C P9>E9BFB;;> X9=;>E;> Q9O;V 332 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ]^_`abc`d e`fg` h`fij k_falm`k ^`a`n j_kl`o m`gl`b o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j` nia`l ^`fl o_f_br`b``bd o_a`qj`b``bd o_b`k`ij`h``bd o_a`opf`b ^`b o_fk`bggibgs`e`m`bt u`bc` j`s`d `o`mla` ^lklalq a_mlh ^`a`nd ofpj_j o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j` f_a`klv finlk q`f_b` n_ni`k m`bc`q k_qbljt wlj`abc`d q_o`a` ^_j` n_nlalql e_e_b`bg k_fj_b^lfl ^`a`n o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j`t x_a`qj`b` y_qblj x_bg_apa``b z_i`bg`b {_j` |xyxz{} n_noibc`l jkfiqkif k_fk_bki ^l ^`a`n o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j`t ~_qf_k`flj ^_j`d q_o`a` j_qjld j_fk` m_b^`h`f` sig` n_nlalql q_e_b`bg`b k_fj_b^lflt z_jialk`b ^`a`n n_n`h`nl ^_vlbljl q_i`bg`b ^_j` `q`b n_bgif`bgl q_kifikj_fk``b e`fg` ^`a`n o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j`t ~_n`qlb j_^lqlk e`fg` ^_j` c`bg kl^`q n`i m_fo`fkljlo`jl ^`a`n o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j`d n`q` opk_bjl q_s`h`k`b qpfiojl c`bg ^la`qiq` pa_h `o`f`kif ^_j` `k`i olh`q a`lbbc`d j_o_fkl f_q`b`b ^`a`n m_a`bs` m`f`bg€s`j` `k`i m_a`bs` np^`a `q`b j_n`qlb m_j`ft a_h q`f_b` lkid n_blbgq`kq`b o_n`h`n`b‚^`b j_a`bsikbc` ^llqikl pa_h o_blbgq`k`b o`fkljlo`jl‚e`fg` ^_j` c`bg m_fm`jlj `bklqpfiojl n_bs`^l j_mi`h q_bljr`c``bt ƒb^`bgƒb^`bg „pnpf † y`hib †‡‡‡ k_bk`bg x_nm_f`bk`j`b ylb^`q xl^`b` zpfiojl‚ j_a`bsikbc` ^lkialj ƒƒ „pt †€†‡‡‡‚n_bc`k`q`b m`he` n`jc`f`q`k ^`o`k m_fo_f`b j_fk` n_nm`bki io`c` o_br_g`h`b ^`b o_nm_f`bk`j`b klb^`q ol^`b` qpfiojlt x_f`b j_fk` n`jc`f`q`k k_fj_mik ^`o`k m_fio`ˆ `} m} r} ^} _} u`q n_br`fld n_no_fpa_hd ^`b n_nm_flq`b lbvpfn`jl `^`bc` ^ig``b k_a`h k_fs`^l klb^`q ol^`b` qpfiojl‰ u`q ibkiq n_no_fpa_h o_a`c`b`b ^`a`n n_br`fld n_no_fpa_h ^`b n_nm_flq`b lbvpfn`jl `^`bc` ^ig``b k_a`h k_fs`^l klb^`q ol^`b` qpfiojl q_o`^` o_b_g`q hiqin c`bg n_b`bg`bl o_fq`f` klb^`q ol^`b` qpfiojl‰ u`q n_bc`no`lq`b j`f`b ^`b o_b^`o`k j_r`f` m_fk`bggibg s`e`m q_o`^` o_b_g`q hiqin c`bg n_b`bg`bl o_fq`f` klb^`q ol^`b` qpfiojl‰ u`q ibkiq n_no_fpa_h s`e`m`b `k`j o_fk`bc``b k_bk`bg a`opf`bbc` c`bg ^lm_flq`b q_o`^` o_b_g`q hiqin ^`a`n e`qki o`albg a`n` Š h`fl‰ ^`b u`q ibkiq n_no_fpa_h o_falb^ibg`b hiqint uiqin n_bs`nlb j_kl`o e`fg` b_g`f` ibkiq kifik m_fo`fkljlo`jl ^`b m_fo_f`b j_fk` ^`a`n o_br_g`h`b ^`b o_nm_f`bk`j`b qpfiojld k_fn`jiq ^`a`n o_br_g`h`b qpfiojl c`bg nibgqlb k_fs`^l ^l o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j`t ‹q`b k_k`old o`fkljlo`jl ^`b q_kifikj_fk``b lbl jialk ^lo_bihl `o`mla` o_n`h`n`b e`fg` `k`j h`a k_qblj n`jlh f_b^`ht {_bg`b ^_nlql`bd q_mikih`b ibkiq n_blbgq`kq`b o_n`h`n`b e`fg` {_j` Œpbpq_fkpd z_r`n`k`b yifld z`mio`k_b ~a_n`bd {] k_fh`^`o o_bg_apa``b q_i`bg`b ^_j` m_f^`j`fq`b x_fn_b^`gfl „pt †† €ŽŠ† n_bs`^l j`bg`k ifg_bt Œpbpq_fkp `^`a`h j_mi`h ^_j` c`bg k_fa_k`q ^l z_r`n`k`b yifld z`mio`k_b ~a_n`bd {`_f`h ]jkln_e` pgc`q`fk`d ]b^pb_jl`t x`^` nia`bc` {_j` Œpbpq_fkp n_fio`q`b ela`c`h c`bg k_f^lfl ^`fl  |_no`k} z_aif`h`b c`qbl ˆ z_aif`h`b `fpbg`bd ‘_^pq ‘_nopbgd yibggiad ^`b {`^`o`bt ’_f^`j`fq`b n`qain`k x_n_flbk`h {`_f`h ]jkln_e` pgc`q`fk` c`bg ^lk_fmlkq`b k`hib †‡“ n_bg_b`l x_n_flbk`h`b z_aif`h`bd n`q` z_aif`h`bz_aif`h`b k_fj_mik q_ni^l`b ^lg`mibg n_bs`^l j`ki {_j` pkpbpn ^_bg`b b`n` {_j` Œpbpq_fkpt Œpbpq_fkp q_ni^l`b j_r`f` f_jnl ^lk_k`oq`b m_f^`j`fq`b w`qain`k x_n_flbk`h {`_f`h ]jkln_e` pgc`q`fk` „pnpf ” y`hib †‡• k_bk`bg x_fim`h`b {`_f`h{`_f`h z_aif`h`bt –ina`h o_b^i^iq ^_j` j_sina`h •t‡Š sle` ^_bg`b sina`h a`qla`ql t •Š pf`bg ^`b o_f_n oi`b t •Š pf`bg ^_bg`b sina`h z_o`a` z_ai`fg` Žt”•“ zzt ylbgq`k o_b^l^lq`b ‘iaij`b ~{ˆ Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, .... 333 ——˜™ š›œžŸ ¡ ¡¢œ £¤¥¦ § ¨—¨© š›œžŸ ¡ ¡¢œ £ª« § ¬©˜ š›œž ­œ ¡ ¡¢œ ®¯ ­œ ¢œ›°œœ§ —¨˜ š›œž± £²³œž´œ µœ›žœ ­²¢œ ¶²›¢²³¡¶ ·²žžœ¶¡ž¸œ ¹´­¡º ­œ›´ ¢œ œ¸ ºš­š¹± ®²žœ ¸š­´¢´ »œž ­²·´¸´œŸ ­œºœ¶ ­´¸²¶œ¹¡´ ³œ¹µœ ·œ¢»œ›œ¸œ¶ ­²¢œ ¼šš¸²›¶š ³² ¡· ·²·œ¹œ·´ ¦²›·²­œž›´ ½š± ¨¨¯ ¥œ¹¡ —¾¨¿± À¶¡¸ ´¶¡Ÿ ¸²ž´œ¶œ ´´ ·²°œ­´ º²¶´ž ³œž´ ·œ¢»œ›œ¸œ¶ ž¡œ ·²·œ¹œ·´ ¦²›·²­²ž›´ ½š± ¨¨¯ ¥œ¹¡ —¾¨¿± B. Metode Pelaksanaan Á²ž´œ¶œ ´´ ·²·³¡¶¡¹¸œ ´¶²›œ¸¢´ »œž ´¶²¢´Â œ¶œ›œ ¶´· º² œ¸¢œœ ­²žœ µœ›žœ ­œ œ· ¹œ ´´ ­´µœ¸´ ´ š ²¹ ¸²ºœ œ ­¡¸¡¹Ÿ º²›µœ¸´ œ Ã¥ ·œ¡º¡ ü± ĝš›·œ¢´ ¶²¶œž ´¢´ ¦²›·²­œž›´ ½š± ¨¨¯Å—¾¨¿ ­´¢œ·ºœ´¸œ ­²žœ Ɯ›œ ¶œ¶œº ·¡¸œ œ¶œ›œ ¶´· º² œ¸¢œœ ­œ µœ›žœ ­œ œ· ¢œ¶¡ š›¡·± ½œ·¡ ­²·´¸´œŸ ´¶²›œ¸¢´ ­²žœ µœ›žœ ¶´­œ¸ ­´ œ¸¡¸œ ­²žœ ·²¶š­² ¸² œ¢ ¸š¢²›Çœ¶´ÂŸ ·² œ´¸œ ­²žœ ·²¶š­² ­´¢¸¡¢´ ·² ´ž¸œ› Èround table discussionɱ £²¶´œº µœ›žœ ­´ºœÆ¡ ¡¶¡¸ ·œ¡ ·²ž² ¡œ›¸œ º²­œºœ¶ ­œ º²žœ œ·œ»œ ¶²›¸œ´¶ º²ž² š œœ ¸²¡œžœ ­²¢œ± £²³² ¡· ·²·¡ œ´ ¶œ¶œº ·¡¸œ ­²žœ ·²¶š­² round table discussionÊ ¶²› ²³´¹ ­œ¹¡ ¡ ­´º´ ´¹ º²›µœ¸´ œ µœ›žœ ­œ›´ ¢²¶´œº ­¡¢¡ œ¶œ¡ ¢²¶´œº ›¡¸¡ µœ›žœ± ¦²›µœ¸´ œ ´´ »œž œ¸œ ­´³²›´ ´Âš›·œ¢´ ¶²¶œž ¢¡³¢¶œ¢´ º²ž² š œœ ¸²¡œžœ ­²¢œ ·²¡›¡¶ ¦²›·²­œž›´ ½š± ¨¨¯Å—¾¨¿± ¦²›µœ¸´ œ ´´ ¸²­²ºœ»œ ­´¹œ›œº¸œ ·²·³²›´¸œ ´Âš›·œ¢´ ¸² µœ›žœ œ´»œ± £²¹´žžœ ¢² œ´ ·²¶š­² round table discussionÊ ­´ž¡œ¸œ º¡ œ ·²¶š­² º²»²³œ›œ ­´¢¸¡¢´ º²›¶²·¡œ µœ›žœË ª²¶š­² ´´ ­´º´ ´¹ ¸œ›²œ ¶´­œ¸ ·²·¡ž¸´¸œ ¶´· º² œ¸¢œœ ·² œ¸¡¸œ ¶œ¶œº ·¡¸œ ­²žœ ¢² ¡›¡¹ µœ›žœ ®²¢œ ¼šš¸²›¶šŸ Á²Æœ·œ¶œ ¥¡›´Ÿ Áœ³¡ºœ¶² £ ²·œŸ ®Ä̱ ª²¶š­² ¸²ž´œ¶œ ¢š¢´œ ´¢œ¢´ ¦²›·²­œž›´ ¨¨¯ ¥œ¹¡ —¾¨¿ ­œ œ· ¡¢¡ œ ´´ ­´žœ·³œ›¸œ ­²žœ ³œžœ ¢²³œžœ´ ³²›´¸¡¶§ Bagan 1. Metode Kegiatan 334 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius C. Hasil Assessment dan Sosialisasi Awal ÍÎÏÐÑÒÑÓ ÐÓÐ ÔÎÕÖ×ÑØÑÓ ØÙÙÕÚÐÓÑÛÐ ÑÜÑÝ ÞÎÕÛÑÔÑ ßÎÔÎÕÐÓÒÑà áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ ÒÎÕØÑÐÒ ßÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ ßÕÙÏÕÑÔ ãÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ßÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ÍÎÖÑÓÏÑÓ áÎÛÑä ßÑÚÑ ×ÕÐÓÛÐ×ÓåÑæ ßÎÔÎÕÐÓÒÑà áÎÛÑ ÔÎÓåÑÔÞÖÒ ÞÑÐØ ×ÕÙÏÕÑÔ åÑÓÏ ÑØÑÓ ÚÐÝÑØÛÑÓÑØÑÓ ÙÝÎà ÒÐÔ ×ÎÓÏÑÞÚÐ ÚÐ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙä çÑÝ ÐÓÐ ÚÐÛÑÚÑÕÐ ÙÝÎà ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ èéÙÔÙÓ çÑÕåÙ âÐÕÙÛÙÞÙê ÞÑàÜÑ ×ÑÛëÑ ÒÎÕÞÐÒÓåÑ ìÓÚÑÓÏí ìÓÚÑÓÏ îÙÔÙÕ ï éÑàÖÓ ðñòó ÒÎÓÒÑÓÏ áÎÛÑæ ×ÎÚÙÔÑÓ ßÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ÍÎÖÑÓÏÑÓ áÎÛÑ ÛÎÔÑØÐÓ ØÙÔ×ÝÎØÛä ßÑÛëÑ ÒÎÕÞÐÒÓåÑ ìÓÚÑÓÏíÖÓÚÑÓÏ áÎÛÑæ áÎÛÑ ÔÎÕÖ×ÑØÑÓ ÛÖÞåÎØ ×ÎÔÞÑÓÏÖÓÑÓ åÑÓÏ ÛÎëÑÕÑ ÙÒÙÔÑÒÐÛ àÑÕÖÛ ÔÑÓÚÐÕÐ ÚÑÝÑÔ ×ÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ØÎÖÑÓÏÑÓ ÚÎÛÑä áÐÛÑÚÑÕÐ ×ÖÝÑ ÞÑàÜÑ ÞÎÕÚÑÛÑÕØÑÓ ßÎÕÔÎÓÚÑÏÕÐ îÙÔÙÕ òòô éÑàÖÓ ðñòóæ ßÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ÍÎÖÑÓÏÑÓ áÎÛÑ àÑÕÖÛ ÞÎÕÚÑÛÑÕØÑÓ ×ÑÚÑ ÑÛÑÛ õransparanö Akuntabelö dan Partisipatif ä ÷ÕÒÐÓåÑæ ×ÎÔÎÕÐÓÒÑà ÚÎÛÑ ÔÎÔ×ÖÓåÑÐ ØÎÜÑøÐÞÑÓ ÖÓÒÖØ ÔÎÝÐÞÑÒØÑÓ ÜÑÕÏÑ ÔÑÛåÑÕÑØÑÒ ÚÑÝÑÔ ÛÎÒÐÑ× ×ÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ØÎÖÑÓÏÑÓ ÚÎÛÑä ßÎÕÝÖ ÚÐØÎÒÑàÖÐ ÞÑàÜÑ ÛÎÞÎÝÖÔ ÔÎÝÐÞÑÒØÑÓ ÜÑÕÏÑ ÔÑÛåÑÕÑØÑÒ àÑÝ ×ÎÕÒÑÔÑ åÑÓÏ ×ÎÕÝÖ ÚÐÝÑØÖØÑÓ ÙÝÎà ×ÎÔÎÕÐÓÒÑà ÚÎÛÑ ØÎ×ÑÚÑ ÜÑÕÏÑ ÔÑÛåÑÕÑØÑÒ ÑÚÑÝÑà ÔÎÔÞÎÕÐØÑÓ ×ÎÓÏÎÒÑàÖÑÓ ÚÑÓ ÎÚÖØÑÛÐ ÒÎÕØÑÐÒ ×ÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ØÎÖÑÓÏÑÓ ÚÎÛÑä îÑÔÖÓ ÚÎÔÐØÐÑÓæ ãÖÔÞÎÕ áÑåÑ ùÑÓÖÛÐÑ ßÎÕÑÓÏØÑÒ áÎÛÑ ÚÐÑÓÏÏÑ× ÞÎÝÖÔ ÔÑÔ×Ö ÖÓÒÖØ ÔÎÔÞÎÕÐØÑÓ ×ÎÔÑàÑÔÑÓ ÚÑÓ ÎÚÖØÑÛÐ ØÎ×ÑÚÑ ÜÑÕÏÑ ÔÑÛåÑÕÑØÑÒ ÒÎÕØÑÐÒ ×ÎÓÏÎÝÙÝÑÑÓ ØÎÖÑÓÏÑÓ ÚÎÛÑä ìÓÒÖØ ÐÒÖæ ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ ÔÎÓåÑÔÞÖÒ ÞÑÐØ ×ÕÙÏÕÑÔ úosialisasi Peningkatan Peû mahaman Dan Partisipasi Warga Dalam Pengelolaan Keuangan Dan Pembangunan Desa ü ìÓÒÖØ ÛÎÝÑÓøÖÒÓåÑæ ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ ÔÎÓÚÎÝÎÏÑÛÐØÑÓ ØÎÜÎÓÑÓÏÑÓÓåÑ ØÎ×ÑÚÑ ÍÎ×ÑÝÑ ìÕÖÛÑÓ ßÎÕÎÓëÑÓÑÑÓ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙ ÖÓÒÖØ ÔÎÔÞÑÓÒÖ éÐÔ ßÎÓÏÑÞÚÐ ÔÎÔÞÑàÑÛ ÒÎØÓÐÛ ×ÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ÒÎÕÛÎÞÖÒä Koordinasi Pelaksanaan Program ÍÎÏÐÑÒÑÓ ÐÓÐ ÔÎÕÖ×ÑØÑÓ ØÙÙÕÚÐÓÑÛÐ ÞÎÕÛÑÔÑ ÍÎ×ÑÝÑ ìÕÖÛÑÓ ßÎÕÎÓëÑÓÑÑÓæ ýþÑ×ÑØ ÿØÙí ÛÎÝÑØÖ ×ÎÓÎÕÐÔÑ ÚÎÝÎÏÑÛÐ ÚÑÕÐ ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ ÖÓÒÖØ ÔÎÔÞÑÓÒÖ éÐÔ ßÎÓÏÑÞÚÐ ÚÑÝÑÔ ÔÎÓåÐÑ×ØÑÓ ÚÑÓ ÔÎÕÖÔÖÛØÑÓ ÒÎØÓÐÛ ×ÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐä áÑÝÑÔ ØÙÙÕÚÐÓÑÛÐ ÐÓÐ ÛÎÒÐÚÑØÓåÑ ÔÎÓÏàÑÛÐÝØÑÓ ÞÎÞÎÕÑ×Ñ ØÎÛÎ×ÑØÑÒÑÓ òê ðê ôê óê  ê âÑØÒÖ ×ÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ ÚÐÝÑØÖØÑÓ ÛÎÒÎÝÑà ÝÎÞÑÕÑÓ ßÎÛÎÕÒÑ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ÔÎÝÐÞÑÒØÑÓ ßÎÕÑÓÏØÑÒ áÎÛÑæ þßáæ ÍÎ×ÑÝÑ áÖØÖàæ ÍÎÒÖÑ éæ ÍÎÒÖÑ âæ ÍÑÕÑÓÏÒÑÕÖÓÑæ éÙØÙà ÷ÏÑÔÑæ ÚÑÓ ßÍÍ éÑÕÏÎÒ ×ÎÛÎÕÒÑ ÚÑÕÐ ÞÎÕÞÑÏÑÐ ÖÓÛÖÕ ÒÎÕÛÎÞÖÒ ÞÎÕøÖÔÝÑà òïó ÙÕÑÓÏä ùÎÓÏÐÓÏÑÒ ÞÑÓåÑØÓåÑ ×ÎÛÎÕÒÑæ ÚÑÓ ÖÓÒÖØ ÔÎÓøÑÔÐÓ ÎÎØÒÐÐÒÑÛ ×ÎÓåÑÔ×ÑÐÑÓ ÔÑÒÎÕÐ ÔÑØÑ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ÚÐÝÑØÛÑÓÑØÑÓ ÚÑÝÑÔ ð èÚÖÑê ÛÎÛÐ è×ÑÏÐ ÚÑÓ ÛÙÕÎê ÚÑÝÑÔ àÑÕÐ åÑÓÏ ÛÑÔÑ ìÓÒÖØ ÔÎÓÑÔÞÑà ×ÎÓÏÎÒÑàÖÑÓæ ×ÎÕÝÖ ÑÚÑÓåÑ ÒÑÔÞÑàÑÓ ÔÑÒÎÕÐ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ åÑÐÒÖ ßÎÕÔÎÓÚÑÏÕÐ òòó éÑàÖÓ ðñòó ÒÎÓÒÑÓÏ ßÎÚÙÔÑÓ ßÎÔÞÑÓÏÖÓÑÓ áÎÛÑ ãÎÞÎÝÖÔ ØÎÏÐÑÒÑÓ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐ ÚÐÝÑØÛÑÓÑØÑÓæ éÐÔ ßÎÓÏÑÞÚÐ ×ÎÕÝÖ ÞÎÕØÙÙÕÚÐÓÑÛÐ ÚÑÓ ÔÎÓåÑÔ×ÑÐØÑÓ ÐÓÙÕÔÑÛÐ ØÎ×ÑÚÑ ÍÎ×ÑÝÑ áÖÛÖÓ ÒÎÕØÑÐÒ ×ÎÝÑØÛÑÓÑÑÓ ÛÙÛÐÑÝÐÛÑÛÐä ÍÙÙÕÚÐÓÑÛÐ ÒÎÕÛÎÞÖÒ ÚÐÝÑØÛÑÓÑØÑÓ ÚÑÝÑÔ ÙÕÖÔ ÍÎ×ÑÝÑ áÖÛÖÓ ÞÎÕÛÑÔÑ ÍÎ×ÑÝÑ áÎÛÑ åÑÓÏ ÔÎÕÖ×ÑØÑÓ ÑÏÎÓÚÑ ÕÖÒÐÓ ÔÐÓÏÏÖÑÓ ÚÐ þÑÝÑÐ áÎÛÑ âÙÓÙØÎÕÒÙä Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, .... 335 Diskusi bersama Forum Dukuh                                            !   " osialisasi Peningkatan Pemahaman Dan Partisipasi Warga Dalam Pengelolaan Keuangan Dan Pembangunan Desa     & # $        % Pelaksanaan Sosialisasi Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Terhadap Pengelolaan Keuangan Desa '   !   !        *   & )                       !      +          !                     & '     &       & '  (             !                             ,        !          !   & !    !     )           /          D. 2           0   & 1                          2        $    ! (   336           $                     ,    !    &             !              3& 4 , #56&               Dampak  & !        &           -   .,  .-  ,        &            ! 0      !         *!    !& .             3           3& 4 , #56  !     & '                              +   &                                         & 7     Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius 89:;9<9=9:>?: @9A?:>?: B9C?D E. Penutup E9:F:>@?G?: E9H?I?H?: B?: E?JGFCF8?CF K?C;?J?@?G B?<?H E9:>9<L<??: M9A?:>?: N9C? H9JA8?@?: C?<?I C?GA A8?;? A:GA@ H9:O9>?I G9JP?BF:;? @LJA8CFD Q9O?J? C9B9JI?:?R @LJA8CF P?H?@ BF<?@A@?: @9GF@? GFB?@ ?B? 89:>?=?C?: <?:>CA:>R AHAH:;? B?JF H?C;?J?@?GD S:GA@ B?8?G H9<?@A@?: 89:>?=?C?:R H?@? H?C;?J?@?G G9J<9TFI B?IA<A I?JAC H9:>9G?IAF ?8? ;?:> ?@?: BF?=?CF:;?D QLCF?<FC?CF ?G?C E9JH9:B?>JF ULD VVW X?IA: YZV[ G9:G?:> E9:>9<L<??: M9A?:>?: N9C? H9JA8?@?: <?:>@?I ?=?< A:GA@ H9:F:>@?G@?: 89H?I?H?: =?J>?D K9:F:>@?G:;? 89H?I?H?: =?J>? ?G?C 89:>9<L<??: @9A?:>?: B9C? F:F<?I ;?:> @9HABF?: BFI?J?8@?: B?8?G H9HA:OA<@?: 89J?: B?: 8?JGFCF8?CF =?J>? A:GA@ B?8?G F@AG H9:>9<L<? B?: H9:>?=?CF @9A?:>?: B9C?D N?JF @9>F?G?: 89:F:>@?G?: 89H?I?H?: =?J>? B9C? G9JC9TAGR I?J?8?: AG?H?:;? ?B?<?I B?8?G H9HF:FH?<FCFJ 89:;?<?I>A:??: =9=9:?:> B?: 89:;9<9=9:>?: ?:>>?J?: ;?:> BF<?@A@?: L<9I 89J?:>@?G B9C?D F. Ucapan Terimakasih Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Berbasis Antikorupsi Terhadap Pengelolaan Keuangan Desa ini, pengabdi mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan ini, di antaranya: 1) Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada yang telah mendukung dari segi administrasi maupun finansial dalam kegiatan ini; 2) Kepala Desa Wonokerto yang telah memberikan izin untuk dapat melakukan kegiatan ini; 3) Perangkat Desa, BPD, Kepala Dusun, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Agama, Kelompok PKK, dan Karangtaruna Desa Wonokerto yang telah turut serta berpartisipasi dalam kegiatan ini; \G?C X9J<?@C?:?:;? M9>F?G?: G. Referensi Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5539. PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093. Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengeolaan Keuangan Desa. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874. UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. ❆ ❆ ❆ Peningkatan Pemahaman dan Partisipasi Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, .... 337 IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi dan Super Karbon di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban Tri Wahyuni Sukesi1, Sulistyawati2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email : 1yunisukesi.fkmuad@gmail.com, 2sulistyawatisuyanto@gmail.com Abstrak Sampah organik rumah tangga dan pertanian sampai sekarang belum bisa dimanfaatkan dengan baik di lingkungan mitra yaitu di Dusun Lojajar dan Nglaban, sebagian besar hanya dibuang begitu saja, dibakar dan sebagian kecil untuk makanan ternak. Dilain sisi jumlah sampah organik yang melimpah ini dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi pupuk bokashi dan super karbon. Pupuk bokashi dan super karbon ini selanjutnya dapat digunakan kembali untuk meningkatkan hasil pertanian masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat dan dapat membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Tujuan program pengabdian ini diharapkan mampu meningkatkan peran aktif masyarakat untuk bisa mengoptimalkan pemanfaatan sampah organik rumah tangga dan sisa hasil pertanian yang ada di lingkungannya sehingga berdaya guna lebih, melalui berbagai metode yang digunakan. M etode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan memberikan beberapa jenis pelatihan tentang pengolahan sampah organik rumah tangga dan sisa hasil pertanian menjadi bokashi dan super karbon (briket bioarang). Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan pengolahan sampah organik dan sisa hasil pertanian menjadi pupuk bokashi padat, cair, jerami, pupuk kandang dan arang. Selain itu, juga dilakukan pelatihan pembuatan super karbon baik super karbon dari jerami, sekam, tangkai padi dan sampah organik rumah tangga. Dampak dari program pengabdian ini adalah masyarakat mitra menjadi lebih berdaya, berwawasan, dan giat dalam memanfaatkan sampah organik rumah tangga dan pertanian. Dihasilkan dari produk pengolahan limbah organik rumah tangga dan pertanian berupa bokashi cair, bokashi padat, dan briket bioarang (super karbon) Kata kunci : sampah organik, bokashi, super karbon A. Pendahuluan ]^_`^a ^b^c de_f^a ghi^jek l^ji mnd^_^ eje kch^ji o^`^b oe_^jp^^bk^j o^`^b oe_^jp^^bk^j _njq^oe `c`ck ghi^jekr ]c_fnh f^a^j ghi^jek o^`^b fnh^m^d o^he de_f^a hc_^a b^jii^s ejocmbhes o^j `nhb^je^jr tgjbga de_f^a ghi^jek hc_^a b^jii^ l^ebc bejq^s knjuejis m^_`^a o^`chs kgb^ o^j `n_cke_^jr ]c_fnh f^a^j ghi^jek o^he mnkbgh `nhb^je^j oe ^jb^h^jl^ qnh^_es mnk^_ `^oes icd_^s f^b^ji o^j bgjikgd q^icjis f^ie^j bcfca b^j^_^s mnh^fcb knd^`^s de_f^a o^j hnmeoc bnhj^ks b^j^_^j o^j icd_^ ^ehr ]no^jik^j mc_fnh f^a^j ghi^jek o^he ejocmbhe oe ^b^h^jl^ ^o^d^a mnhfck inhi^qes fdgjbgjis knhb^ms ^_`^m bnfcs knd^`^ m^vebs `nji^dnji^j _^k^j^js `n_gbgji^j anv^j wxcihgags yz{|}r ]nbe^` hc_^a `^mbe _njia^medk^j m^_`^a hc_^a b^jii^ l^ji _nhc`^k^j m^_`^a ghi^jek mn`nhbe mem^ _^k^j^js m^lchs fc^as o^cj knheji ^b^c f^ak^j kgbgh^j l^ji fnh^m^d o^he bnhj^k l^ji 338 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ~€‚ƒ„ „ ~ †‡„ƒ €ˆ~†~†‰Š ‹‚„ˆ Œ„‡€„ƒ  Ž„ˆ‰ †‡„ƒ „ˆŽŽ„ ~ ‚‰„Œ ‘„ˆŽ „„ „„ €ˆ~†~†‰ˆ‘„ „~„‚„ƒ €„ˆ ’†Ž„ ‡ˆŽƒ„Œ‚‰„ˆ ‚‡“„ƒ ŒŒ„ € „ˆ„ˆ Œ€  ’ „‡ „ˆŽ‰„ €„~ Œ‰„‡ €ƒˆ ‰„”„ˆŽ ~„ˆ Œ“„Ž„ˆ‘„ ‘„ˆŽ “‚†‡ ~‡„ˆ•„„‰„ˆ Œ”„ „ €‡„‚Š ‹„‡€„ƒ ‘„ˆŽ “‚†‡ ~‰‚‚„ ~„ˆ ~‚„ƒ ~ˆŽ„ˆ “„‰ ’‰„ ƒ„‚ ˆ ~“„ ‰„ˆ ‡„‰„ ‰“ „~„„ˆ Œ„‡€„ƒ ~„€„ ‡‡†ˆ”†‚‰„ˆ €ˆ‘„‰ ‘„ˆŽ €ˆ†‚„ „ˆˆ‘„ Œ”„ „ ~„‰ ‚„ˆŽŒ†ˆŽ „„†€†ˆ Œ”„ „ ‚„ˆŽŒ†ˆŽ ‡‚„‚† Œ„‡€„ƒ  Ž„ˆ‰Š –‡“„ƒ ŒŒ„ ƒ„Œ‚ € „ˆ„ˆ „€„“‚„ ~„‰ ~‡„ˆ•„„‰„ˆ ~ˆŽ„ˆ ‡„‰Œ‡„‚ ’†Ž„ €„~„ „‰ƒ ˆ‘„ „‰„ˆ ~“„‰„ „„† ~“„ ‰„ˆ Œ„’„ ŒƒˆŽŽ„ ~„€„ ‡ˆ‘“„“‰„ˆ €ˆ”‡„ „ˆ ‚ˆŽ— ‰†ˆŽ„ˆŠ ˜€„“‚„ “„ƒ„ˆ  Ž„ˆ‰ ~„‡“„ƒ‰„ˆ ‰ ~„‚„‡ „ˆ„ƒ „‰„ˆ „~„ ~†„ ‰‡†ˆŽ‰ˆ„ˆ ‘„ˆŽ  ’„~Š ™ „‡„ €„~„ „ˆ„ƒ ‘„ˆŽ ~~‡ˆ„Œ “„‰ “ ‡„ˆ•„„ “„ƒ„ˆ  Ž„ˆ‰  Œ“† „‰„ˆ ~† „‰„ˆ ‡ˆ’„~ “„ƒ„ˆ  Ž„ˆ‰ ‘„ˆŽ ~“††ƒ‰„ˆ „ˆ„‡„ˆŠ š~†„ „€„“‚„ ’†‡‚„ƒ “„‰  €„Žˆ ‚“ƒ ~‡ˆ„ˆ ‡„‰„ “„ƒ„ˆ  Ž„ˆ‰ „‰„ˆ ~†“„ƒ ‡ˆ’„~ Œˆ‘„›„ ‘„ˆŽ ~„‰ “ ‡„ˆ•„„ “„ƒ‰„ˆ ‡ˆ’„~ „”†ˆ “„Ž „ˆ„‡„ˆ œ™† ›ˆ~ ~„ˆ † ƒ~„‘„ žŸŸ ¡Š ¢ ~„Œ„ ‰„ˆ ƒ„‚  Œ“† ‡„‰„ “„ƒ„ˆ  Ž„ˆ‰ ƒ„ †Œ‚„ƒ ~‚„ƒ  ‚“ƒ ~„ƒ†‚† Œ“‚†‡ ~“†„ˆŽ „„† ~‡„Œ†‰„ˆ ‰ ~„‚„‡ „ˆ„ƒŠ ¢„ƒ„ˆ  Ž„ˆ‰ ~„€„ ~Ž†ˆ„‰„ˆ Œ“„Ž„ “„ƒ„ˆ “„‰† €‡“†„„ˆ €†€†‰  Ž„ˆ‰Š š†ˆŽŽ†‚„ˆ €†€†‰  Ž„ˆ‰ €„~„ ‚„ƒ„ˆ € „ˆ„ˆ „~„‚„ƒ ‡‡€ “„‰ Œ•„ ‰‡„ ~„ˆ •Œ‰„ „ˆ„ƒ ‡ˆˆŽ‰„‰„ˆ ~„‘„ Œ „€ „ˆ„ƒ  ƒ„~„€ „  ‡ˆˆŽ‰„‰„ˆ •‰£„Œ ‡‰  Ž„ˆŒ‡ „ˆ„ƒ Œ†‡“ “„Ž „ˆ„‡„ˆ ‡„‰„ˆ„ˆ „‡„ƒ ‚ˆŽ‰†ˆŽ„ˆ ‡† „ƒ ~„ˆ ‡ˆˆŽ‰„‰„ˆ ‰†„‚„Œ € ~†‰ŒŠ š‚‡„ƒ„ˆ €†€†‰  Ž„ˆ‰ „~„‚„ƒ ‰†„ˆ„Œ €†€†‰  Ž„ˆ‰ „~„ “Œ„  €ˆ‘ „€„ˆ ‚ƒ „ˆ„‡„ˆ ‚“ƒ ‚„‡„ ‰„ˆ~†ˆŽ„ˆ †ˆŒ† ƒ„ „ˆ‘„ “††ƒ ~„ˆ„‚ŒŒ ‰„ ˆ„ Œ†‡“ “„ƒ„ˆ “ “~„ ‰„ˆ~†ˆŽ ‰‡†ˆŽ‰ˆ„ˆ ’†Ž„ “ — £„ „Œ €†€†‰  Ž„ˆ‰ „ˆ€„ €ˆŽ‚„ƒ„ˆ “ €ˆŒ ‡ˆŽ„ˆ~†ˆŽ “„‰  €„Žˆ œ™„ ˆ„„ žŸ¤Ÿ¡Š ¥Œ„ ‹ˆ~†ƒ„ ’  ‚„‰ ~„‚„‡ ‚ˆŽ‰†€ š”„‡„„ˆ Ž„Ž‚‰ š„“†€„ˆ ‹‚‡„ˆ ¦Ž‘„‰„ „Š §‚„‘„ƒ ¥Œ„ ‹ˆ~†ƒ„ ’  ‚„‰ ~Œ“‚„ƒ †„ „ š„ ¦Ž‘„‰„ „ ~„ˆ  “‚„ƒ ‚ƒ ¨„‚„ˆ š„‚† „ˆŽ ‘„ˆŽ ‡ˆ†’† ‰‰„›„Œ„ˆ ›Œ„„ š„‚† „ˆŽŠ ¥ Œ„‡€ˆŽ † ‰ˆ~Œ ‡„Œ‘„ „‰„ˆ‘„ ’†Ž„ ”†‰†€ “ „Ž„‡ ~ˆŽ„ˆ €ˆ~†~†‰ˆ‘„ ‘„ˆŽ ”†‰†€ €„~„ ~ˆŽ„ˆ ‰ˆ~Œ ŒŒ„‚ˆ‘„ ‘„ˆŽ ”†‰†€ ‰‡€‚‰ ~ˆŽ„ˆ ‡„„ €ˆ”„ƒ„ „ˆ ‘„ˆŽ “ „ˆ‰„ ”€„Š ¥Œ„ ‹ˆ~†ƒ„ ’  ~  ~„  ¤ „Ž„‡ Œ „ € ‰‡“„ˆŽ„ˆ €‡“„ˆŽ†ˆ„ˆˆ‘„ Œ„ˆŽ„ ™~†‰†ƒ„ˆ ~ „ˆ„ „ˆ‘„ „~„‚„ƒ ™„~†‰†ƒ„ˆ –’„’„ ~„ˆ Ž‚„“„ˆŠ ¥†„ €„~†‰†ƒ„ˆ  Œ“† „~„‚„ƒ ‡ „ ~„‚„‡ ‰Ž„„ˆ €ˆŽ„“~„ˆ ‡„Œ‘„ „‰„ ˆŠ ¨†‡‚„ƒ €ˆ~†~†‰ ~ ¥†Œ†ˆ –’„’„ „~„‚„ƒ „~„‚„ƒ ©ª ’›„ ~„ˆ ’†‡‚„ƒ €ˆ~†~†‰ ~ ¥†Œ†ˆ Ž‚„“„ˆ «¬ ’›„Š ¨†‡‚„ƒ €ˆ~†~†‰ ‘„ˆŽ “„ˆ‘„‰ ˆ Œ„€ ƒ„ ˆ‘„ Œ‚„‚† ‡ˆŽƒ„Œ‚‰„ˆ Œ„‡€„ƒ  Ž„ˆ‰ †‡„ƒ „ˆŽŽ„Š ¥ ‰~†„ ~†Œ†ˆ ‡ „  Œ“† Ÿ­ €ˆ~†~†‰ˆ‘„ “‰ ’„ Œ“„Ž„ €„ˆ “„‰ ‡‡‚‰ ‚„ƒ„ˆ Œˆ~  „„† Œ“„Ž„ “† †ƒ „ˆŠ ®„„— „„ €ˆ~~‰„ˆ €ˆ~†~†‰ ~ ‰~†„ ‡ „ „~„‚„ƒ ‹–¯˜Š °„Œ‘„ „‰„ ~ ‚‰„Œ ‡ „ ‡‡“†„ˆŽ Œ„‡€„ƒ “Ž† Œ„’„ ~ ƒ„‚„‡„ˆ ~ ‡€„ Œ„‡€„ƒ ‘„ˆŽ ~“†„ Œˆ~  ‚„‚† Œ„„ Œ†~„ƒ  ‰†‡€†‚ Œ„‡€„ƒ  Œ“† „‰„ˆ ~“„‰„ Š –‡“„ƒ ŒŒ„ € „ˆ„ˆ Œ€  ’ „‡ „ˆŽ‰„ €„~ Œ‰„‡ ~„ˆ ‚„ˆ ‚„ˆˆ‘„ ƒ„ˆ‘„ Œ~‰ Œ‰„‚ ~‡„ˆ•„„‰„ˆ Œ~„ˆŽ‰„ˆ Œ“„Ž„ˆ “Œ„ ƒ„ˆ‘„ ~“„ ‰„ˆ “Ž† Œ„’„Š ¯~„‰ „~„ €†Ž„Œ Œ„‡€„ƒ ‘„ˆŽ “ „Œ„‚ ~„  €‡ ˆ„ƒ ‘„ˆŽ ‡„Œ†‰ ‰ ›‚„‘„ƒ €„~†‰†ƒ„ˆ ‘„ˆŽ ‡‡“„ˆ† ~„‚„‡ € ŒŒ €ˆŽ„ˆŽ‰†„ˆ Œ„‡€„ƒŠ ‹“„Ž„ˆ ‰”‚ ‡„Œ‘„ „‰„ ‘„ˆŽ ˆŽ‰„ ‰ˆ‡ˆ‘„ ‡ˆˆŽ„ƒ ‰ „„Œ ‡‚„‰†‰„ˆ €‡“„‘„ „ˆ Œ”„ „ € “„~ ~„‚„‡ €ˆŽ„ˆŽ‰†„ˆ Œ„‡€„ƒ ‘„ˆŽ ~‚„‰†‰„ˆ Œ›„Œ„Š ™ Œ„‚„ˆ €  „Œ ‘„ˆŽ ~Œ€„‰„ “ Œ„‡„ „ˆ„ „ €ˆŽ†Œ†‚ ~ˆŽ„ˆ ‰~†„ ‡ „ ~ ¥†Œ†ˆ –’„’„ ~„ˆ ¥†Œ†ˆ Ž‚„“„ˆ ‹ˆ~†ƒ„ ’ Ž„Ž‚‰ ‹‚‡„ˆ †ˆ†‰ ~Œ‚Œ„‰„ˆ „~„‚„ƒ ‡ˆŽ† „ˆŽ €ˆ”‡„ „ˆ ‚ˆŽ‰†ˆŽ„ˆ ‰„ ˆ„ € ~†‰Œ Œ„‡€„ƒ †‡„ƒ „ˆŽŽ„ ‘„ˆŽ Œ‡„‰ˆ ƒ„  Œ‡„‰ˆ “„ˆ‘„‰ ~„ˆ ‚‡“„ƒ ŒŒ„ ƒ„Œ‚ € „ˆ„ˆ ‘„ˆŽ “‚†‡ ~‡„ˆ•„„‰„ˆ Œ”„ „ ‡„‰Œ‡„‚Š ™ ŒŒˆ‘„ ~‚„‰†‰„ˆ IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi.... 339 ±²³´µ³ ¶²¶µ³·µµ¸¹µ³ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ±µ³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ ¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³ ¶²³Ãµ±¿ ²²¾µ»µ »¾½±À¹ ĵ³´ ²¾³¿Áµ¿ º²¾¸µ ¶²³´µÃµ¾¿ ŵ¾´µ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ À³¸À¹ ¶²Áµ¹À¹µ³ »²³´²Á½Áµµ³ ºµ¶»µ¼ º²Æµ¾µ ºÅµ±µÄµ ¶µ³±¿¾¿Ç Ȳ¹³½Á½´¿ ĵ³´ ±¿´À³µ¹µ³ µ±µÁµ¼ ¸²¹³½Á½´¿ º²±²¾¼µ³µÉ ¸µ³»µ ¶²¶²¾ÁÀ¹µ³ µÁµ¸ ĵ³´ Ƶ³´´¿¼ ±µ³ ¶µ¼µÁ º²¾¸µ ¹²¸²¾º²±¿µµ³ µ¼µ³ µ¹À ²¾Àµ»µ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ĵ³´ º²ÁµÁÀ ¶²Á¿¶»µ¼ ±µ³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ ¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³ ĵ³´ º²ÁµÁÀ µ±µÇ ʵ¶»µ¼ ±µ³ Á¿¶Âµ¼ ¸²¾º²ÂÀ¸ µ¹µ³ ±¿¶µ³·µµ¸¹µ³ ¶²ÁµÁÀ¿ »²¶ÂÀµ¸µ³ »À»À¹ ½¹µº¼¿ »µ±µ¸É ½¹µº¼¿ Ƶ¿¾É ½¹µº¼¿ ò¾µ¶¿É ¹µ³±µ³´ ±µ³ µ¾µ³´ º²¾¸µ »À»À¹ ½¹µº¼¿ ²¹º»¾²ºÇ ʲÁµ¿³ ¿¸À ÃÀ´µ ±¿Áµ¹À¹µ³ »²Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³É µ¿¹ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ ò¾µ¶¿É º²¹µ¶É ¸µ³´¹µ¿ »µ±¿É ¸½³´¹½Á õ´À³´ ±µ³ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µÇ B. Metode Pelaksanaan ˲¸½±² »²³¿³´¹µ¸µ³ »²³´²¸µ¼Àµ³ ±µ³ ¹²¸²¾µ¶»¿Áµ³ ¶²¾À»µ¹µ³ º½ÁÀº¿ ĵ³´ ±¿¸µÅµ¾¹µ³ À³¸À¹ ¶²³´µ¸µº¿ »²¾¶µºµÁµ¼µ³ »¾¿½¾¿¸µº ¶¿¸¾µÇ ̲¾º½µÁµ³ »¾¿½¾¿¸µº ¶¿¸¾µ µ±µÁµ¼ ²¾¹µ¿¸µ³ ±²³´µ³ ÊÀ¶Â²¾ ͵ĵ ˵³Àº¿µ ÎÊÍËÏ Äµ¿¸À »²¾¿Áµ¹À ºµ±µ¾ ¹²º²¼µ¸µ³ Á¿³´¹À³´µ³ ŵ¾´µ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ ±µ¾¿ »²³Æ²¶µ¾µ³ ºµ¶»µ¼ µ¿¹ ¿¸À ½¾´µ³¿¹ µ¸µÀ»À³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ ¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³ ĵ³´ ±¿¼µº¿Á¹µ³ ½Á²¼ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ¹µ¾²³µ ¶¿³¿¶³Äµ »²³´²¸µ¼Àµ³ ±µ³ ¹²¾µ¶»¿Áµ³ ŵ¾´µ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸Ç Í¿¼µ¾µ»¹µ³ ¶²ÁµÁÀ¿ »²Áµ¸¿¼µ³ ĵ³´ ±¿Â²¾¿¹µ³ ±µ»µ¸ ¶²³¿³´¹µ¸¹µ³ »²³´²¸µ¼Àµ³É ¹²¸²¾µ¶»¿Áµ³ ±µ³ ¹²ºµ±µ¾µ³ ŵ¾´µ ¹²Á½¶»½¹ ¶¿¸¾µ ±µÁµ¶ ¶²³´²Á½Áµ ±µ³ ¶²³´½Áµ¼ ºµ¶»µ¼ ĵ³´ ±¿¼µº¿Á¹µ³Ç ˲ÁµÁÀ¿ ºµ¶»µ¼ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ±µ³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ »²¾¸µ³¿µ³ ¿³¿ µ¹µ³ ±¿¶µ³·µµ¸¹µ³ ¶²³Ãµ±¿ ²²¾µ»µ »¾½±À¹ º²»²¾¸¿ »À»À¹ ½¹µº¿ »µ±µ¸É »À»À¹ ½¹µº¼¿ Ƶ¿¾É ½¹µº¼¿ ò¾µ¶¿É ½¹µº¼¿ »À»À¹ ¹µ³±µ³´ ±µ³ µ¾µ³´É ½¹µº¼¿ »À»À¹ ¹µ³±µ³´ »ÁÀº ¸µ³µ¼É ½¹µº¼¿ ²¹º»¾²ºÉ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ò¾µ¶¿É ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ º²¹µ¶É ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ¸µ³´µ¹¿ »µ±¿É ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ¸½³´¹½Á õ´À³´ ±µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µÇ в²¾µ»µ ¸µ¼µ»µ³ ¶²¸½±² ĵ³´ µ¹µ³ ±¿Áµ¹À¹µ³ º²Æµ¾µ ¾¿³Æ¿ µ±µÁµ¼ º²Âµ´µ¿ ²¾¿¹À¸Ñ ÒÇ Ê½º¿µÁ¿ºµº¿ »¾½´¾µ¶ ±¿Áµ¹À¹µ³ ¹²»µ±µ ¹²Á½¶»½¹ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ ĵ³´ ±¿±µ¶»¿³´¿ ½Á²¼ ¸½¹½¼ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ ±µ³ µ´µ¶µ º²¸²¶»µ¸Ç ÓÇ Ì²Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ »À»À¹ ½¹µº¼¿ »µ±µ¸ ±µ¾¿ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ±µ³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ ¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³ ÔÇ Ì²Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ »À»À¹ ½¹µº¼¿ Ƶ¿¾ ±µ¾¿ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ¾À¶µ¼ ¸µ³´´µ ±µ³ Á¿¶Âµ¼ º¿ºµ ¼µº¿Á »²¾¸µ³¿µ³ ÕÇ Ì²Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ »À»À¹ ½¹µº¼¿ ò¾µ¶¿ ÖÇ Ì²Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ ºµ¶»µ¼ ½¾´µ³¿¹ ×Ç Ì²Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ ò¾µ¶¿ ±µ³ ¸µ³´¹µ¿ »µ±¿ ØÇ Ì²Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ ¸½³´¹½Á õ´À³´ ÙÇ Ì²Áµ¸¿¼µ³ »²¶ÂÀµ¸µ³ ºÀ»²¾ ¹µ¾Â½³ ±µ¾¿ º²¹µ¶ C. Hasil dan Pembahasan ̲³´µÂ±¿µ³ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ ¿³¿ ²¾¼µº¿Á ±¿Áµ¹ºµ³µ¹µ³ ±²³´µ³ µ¿¹ ±²³´µ³ »µ¾¸¿º¿»µº¿ ¶µºÄµ¾µ¹µ¸ ĵ³´ ¸¿³´´¿É µ¾¸¿³Äµ º²¶Àµ ¹²Á½¶»½¹ ŵ¾´µ ĵ³´ ¶²³Ãµ±¿ ¶¿¸¾µ ¼µ±¿¾ ±µ¾¿ µÅµÁ ¼¿³´´µ µ¹¼¿¾ ¹²Ú ´¿µ¸µ³Ç е¼¹µ³ ¹²Á½¶»½¹ ŵ¾´µ ¸²¾º²ÂÀ¸ µ³¸Àº¿µº ¶²Áµ¹ºµ³µ¹µ³ ¹²´¿µ¸µ³ ±µ³ ¶²¶¿³¸µ À³¸À¹ ±¿¶½³¿¸½¾¿³´Ç 340 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius a. Sosialisasi program IbM ÛÜÝÞßàÞÝßÝÞ áâÜãâßä åÞæçâÞèßé èçáßåß èçàÜäáÜè äßÝêßâßèßë êßéã åÞåßäáÞéãÞ Üàçì ëÜèÜì äßÝêßâßèßë åßé ßãßäß Ýçëçäáßëí ÛÜÝÞßàÞÝßÝÞ ëÞåßè ìßéêß äçéãîéåßéã äÞëâß ëçëßáÞ ïîãß äßÝêßâßèßë êßéã ëçâëßâÞè îéëîè ëçâàÞæßë åßàßä áâÜãâßä áçéãçàÜàßßé Ýßäáßìí ÛÜÝÞßàÞÝßÝÞ èçãÞßëßé æçâìßÝÞà åÞàßèÝßéßèßé åÞ ðßàßÞ ñçÝß ÛÞéåîßâïÜò óçôßäßëßé õãßãàÞèò Ûàçäßéí óçãÞßëßé ëçâÝçæîë åÞìßåÞâÞ Üàçì ßáßâßë åçÝß åßé äÞëâß åßâÞ åîß åîÝîé êßÞëî ñîÝîé öÜïßïßâ åßé õãàßæßéí ñßàßä ÝÜÝÞßàÞÝßÝÞ ëçâÝçæîë ÷ßâãß êßéã ìßåÞâ äçäáçâàÞìßëèßé èçÞéãÞé ëßìîßé äçéãçéßÞ èçãÞßëßé êßéã ßèßé åÞïßàßéèßéí ñÞÝèîÝÞ ìßéãßë ëçâïßàÞé áßåß èçãÞßëßé ëçâÝçæîëí b. Pelatihan pembuatan pupuk bokashi padat dari sampah organik rumah tangga dan limbah sisa hasil pertanian øçàßëÞìßé áçäæîßëßé åßé áâßèëÞè àßéãÝîéã áçäæîßëßé áîáîè æÜèßÝìÞ áßåßë åßâÞ Ýßäáßì ÜâãßéÞè âîäßì ëßéããß åßé àÞäæßì ÝÞÝß ìßÝÞà áçâëßéÞßéí ùîàßÞ åßâÞ áâÜÝçÝ áçéêÞßáßéò áçäÞàÞìßé æßìßéò áçéêçåÞßßé ßèëÞúßëÜâ ÝßäáßÞ áâßèëÞè áçäæîßëßé êßéã åÞáßéåî Üàçì ëçéßãß ßìàÞ åßé åÞàßèîèßé Üàçì äßÝêßâßèßë äÞëâßí ðÜèßÝìÞ ßâëÞéêß ßåßàßì æßìßé ÜâãßéÞè êßéã åÞûçâäçéëßÝÞò æßìßé ÜâãßéÞè ëçâÝçæîë äéçïßåÞ æßìßé êßéã èßêß ßèßé Ýîäæçâ èçìÞåîáßé üýéåâÞêßéÞò þÿ æÜèßÝìÞò æßÞè áßåßë ßëßî ôßÞâò äçäßéûßßëèßé í çâäçéëßÝÞ æßìßé ÜâãßéÞè îéëîè åÞïßåÞèßé ùí ðÜèßÝìÞ êßéã åÞìßÝÞàèßé ßåßàßì æÜèßÝìÞ ïçâßäÞò áîáîè èßéåßéãò åßé æÜèßÝìÞ çèÝáâçÝ üæçâßÝßà åßâÞ ïçâßäÞ ëçëßáÞ åÞæîßë åßàßä ÷ßèëî êßéã àçæÞì  ÝÞéãèßë í óçîéããîàßé äçéããîéßèßé ùò ßåßàßì æÜèßÝìÞ êßéã åÞìßÝÞàèßé åßáßë åÞãîéßèßé åßàßä ÷ßèëî âçàßëÞû ÝÞéãèßëò êßÞëî Ýçëçàßì áâÜÝçÝ  ìßâÞí ÛçàßÞé Þëî ëÞåßè áßéßÝò ëÞåßè æçâæßî æîÝîèò ëÞåßè äçéãßéåîéã ìßäß åßé áçéêßèÞëò Ýçâëß ëÞåßè äçäæßìßêßèßé áçâëîäæîìßé ßëßî áâÜåîèÝÞ ëßéßäßé üýéåâÞêßéÞò þÿ í øçäßéûßßëßé æÜèßÝìÞ áßåßë ßåßàßìò åçéãßé ôßâß åÞôßäáîâ åçéãßé ëßéßì îéëîè äçåÞß ëßéßäí éëîè ëßéßäßé Ýßêîâò áçâæßéåÞéãßé ßéëßâß æÜèßÝìÞ áßåßë åßé ëßéßì êßÞëî ìÞßÝò áçâæßéåÞéãßé ßéëßâß æÜèßÝìÞ áßåßë åßé ëßéßì ÝçæçÝßâ í éëîè ëßéßäßé þí Ûçäçéëßâß îéëîè ëßéßäßé åßàßä ¼ bokashi padat, setahun sekali, media tanam perlu diganti dengan yang baru seperti komposisi semula (Purwendro dan Nurhidayah, 2007). Kandungan nutrisi pada bokashi berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman yang ditandai dengan penambahan ukuran, baik tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun maupun bobot segar tajuk tanaman. Efek lain yang terjadi adalah bertambahnya jumlah sel pada setiap jaringan tanaman termasuk bertambahnya jumlah pembuluh xylem dan floem, hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi translokasi unsur hara dari akar keseluruh bagian tanaman melalui daun untuk disalurkan keseluruh bagian tanaman (Riry dkk, 2013). Faktor kelembaban memegang peranan penting, bila terlalu basah maka mikro organisme pengurai akan mati, sehingga adonan kompos akan berbau busuk, dan proses dekomposisi gagal. Kandungan air adonan dibuat 30% dengan tanda bahwa, bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas, maka adonan akan megar. Suhu juga memegang peranan sangat penting. Suhu yang terlalu rendah/adonan tetap dingin, maka proses fermentasi tidak berjalan dengan baik atau kemungkinan mikroba pengurainya mati. Sebaliknya bila suhu terlalu tinggi maka bokashi akan rusak. Oleh karena itu suhu adonan dipertahankan 40-50%. Jika áÜëò áçâæßéåÞéãßé ôßäáîâßé ÝçæçÝßâ æßãÞßé ëßéßì àçäáîéãò æßãÞßé áßÝÞâò åßé IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi.... 341                      !"  #$%& Gambar 1. Pelatihan pembuatan bokashi padat di lokasi mitra IbM c. Pelatihan pembuatan pupuk bokashi cair dari sampah rumah tangga dan limbah sisa hasil pertanian '      (           )( (   (  (           (& *  ( (         +(   (          (    & '   )( (        & '   )(  (  , (  !#$-% (         (  )(  (   )(  (     & ' .   )(     )  ( $ (   )(   $ ( (  / (& 0     (    ( #  )  ( (  / /  & 1 (          )( (  $ /   $  & '     )(   (   (   !' (2(  , (  #3%& 342 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Gambar 2. Pelatihan bokashi cair di lokasi mitra IbM d. Pelatihan pembuatan pupuk bokashi jerami 456789 :7;9 856<:7=7> ?7@7A ?7B< @98C7A :56B7>97> D7>E 8<;7A ;9;7:7B=7> =765>7 :7;7 <8<8>D7 87?D767=7B ?5>;969 A7>D7 85>E78C9@ C<@96 C<7A ;769 B7>787> :7;9 B56?5C<B <>B<= ;9F7;9=7> C7A7> 87=7>7> :G=G=H ?5;7>E=7> C7E97> ;769 C7B7>E B7>787> :7;9 B9;7= ;987>I77B=7> =765>7 ?5?<;7A :7>5> C97?7>D7 87?D767=7B @7>E?<>E 858C7=76 C7E97> ;769 B7>787> :7;9 B56?5C<B =765>7 @7A7>>D7 ;9E<>7=7> @7E9J 456789 :7;9 ?5C5@<8 85>F7;9 :<:<= G6E7>9= A76<? ;96G8C7= ;7A<@<J K5@7B9A7> :58C<7B7> ;7> :67=B9= @7>E?<>E :58C<7B7> :<:<= CG=7?A9 F56789J L<@79 ;769 :6G?5? :5>D97:7>H :589@9A7> C7A7>H :5>D5;977> 7=B9M7BG6H :67=B9= :58C<7B7> A9>EE7 85>F7;9 :<:<= ;7> ?97: ;9E<>7=7> D7>E ?58<7>D7 ;9:7>;< G@5A B5>7E7 7A@9J Gambar 3. Pelatihan pembuatan bokashi padat di lokasi mitra IbM IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi.... 343 NOPQORSTU QVWTXYS ZORTPS [T\S \T[T] POUSU^WT]WTU WTU\_U^TU W`VRVaS` Tb Q \TU ]V]T`c d\TUeT [OUSU^WT]TU WT\TR W`VRVaS` Tb Q \TU ]V]T` ]ORXOQ_] \S\_^T WTROUT [OPQORSTU QVWTXYS ZORTPS [T\S _U]_W PTXSU^fPTXSU^ [OR`TW_TU \OU^TU [OPQORSTU QVWTXYS eTU^ QOR]TPQTY QTUeTW PTWT WT\TR g [_U QOR]TPQTY ]SU^^S \TU g SUS [OU]SU^ \T`TP [OPQOU]_WTU W`VRVaS` \S \T_Uc hUX_R g QOR[ORTU [OU]SU^ \T`TP YT` [OPQOU]_WTU YSZT_ \T_U eTU^ QOR^_UT XOWT`S \T`TP [RVXOX aV]VXSU]OXSXc hUX_R i Z_^T XOQT^TS [OPQTU]_ [OUeO`OU^^TRTTU aV]VXSU]OXSX ]TUTPTU jkVYeTU]S \WWb lmnnoc pTXS` [OUO`S]STU eTU^ \S`TW_WTU [T\T ]TUTPTU XO`T\Tb POU_UZ_WTU QTYqT [OPQORSTU [_[_W QVWTXYS ZORTPS [T\S ]ORYT\T[ XO`T\T \T_U `OQSY QTSW \TRS [T\T [_[_W WTU\TU^ TeTP YT` SUS ]OR`SYT] \TRS [RV\_WXSUeT eTU^ `OQSY ]SU^^Sc rVWTXYS ZORTPS [T\S POPS`SWS QOQORT[T WO`OQSYTU ZSWT \SQTU\SU^f WTU \OU^TU [_[_W WTU\TU^ TeTP eTS]_s WTU\_U^TU _UX_R YTRT eTU^ `OQSY]SU^^Sb [_[_W QVWTXYS ZORTPS POU^TU\_U^ _UX_R YTRT PTWRV \TU PSWRV \T`TP Z_P`TY eTU^ QTUeTW XOPOU]TRT [_[_W WTU\TU^ TeTP YTUeT POU^TU\_U^ XO\SWS] _UX_R YTRT QTSW PTWRV PT_[_U PSWRVc NOU^^_UTTU [_[_W QVWTXYS ZORTPS [T\S Z_^T `OQSY OaSXSOU WTROUT \OU^TU ]TWTRTU ntm^Ru[V``eQT^ X_\TY POPQORSf WTU YTXS` eTU^ `OQSY QTSW ZSWT \SQTU\SU^WTU \OU^TU [_[_W WTU\TU^ TeTP \OU^TU ]TWTRTU vmm^Ru [V`eQT^ jw_`TU\TRS \WWb lmnvoc e. Pelatihan pembuatan super karbon dari sampah organik jerami, sekam, dan tongkol jagung. x_[OR WTRQVU T]T_ QRSWO] POR_[TWTU QTYTU QTWTR [T\T] eTU^ POUZT\S QTYTU QTWTR T`]ORUTf ]SyO [OU^^TU]S PSUeTW ]TUTYc rRSWO] POP[_UeTS XSaT] eTU^ QTSW \SQTU\SU^WTU \OU^TU PSUeTW ]TUTYb WTROUT QRSWO] ]S\TW QORTXT[ \TU ]S\TW QORQT_bX_Y_ [OPQTWTRTU ]O]T[ jvtmz{o \T`TP ZTU^WT qTW]_ eTU^ `TPTb ^TX YTXS` [OPQTWTRTU ]S\TW POU^TU\_U^ ^TX WTRQVU PVUVWXS\T eTU^ ]SU^^S jx_WTU\TRR_PS\Sb lmm|oc rRSWO] QSVTRTU^ eTU^ POPOU_YS X]TU\TR XOQT^TS QTYTU QTWTRb \S`SYT] \TRS WT\TR TSRb WT\TR yV`T]S`O PT]]ORb WT\TR TQ_b US`TS WT`VRc i_T`S]TX X]TU\TR QRSWO] TRTU^ \OU^TU QTYTU WTe_ XO[OR]S [T\T ]TQO` n QORSW_]s jx_\SRV \TU x_RV]Vb lmn}oc Tabel 1. Standarisasi briket arang (SNI 01- 6235-2000) 344 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ~€‚ €ƒ„ † „‡ ˆ‰„Š‚ ˆ‹‚† ˆŠˆŠ‰Œ †Š‰ Œ‚ Ž‚ Œ  ‚ˆŠŽ  ˆŠ‰„‹‚‘ Tabel 2. Sifat fisik dan kimia briket arang buatan Jepang, Amerika, Inggris dan Indonesia (Badan Litbang Kehutanan, 1994) ’Š‰Š„‚ ‡Š‰‹Œ„† ˆ† ŒŠ†‚† “† ŒŠ‰Ž‹„† Ž‡ ŒŠ‡ˆ‹‚† ˆ‰„Š‚” „‰Š† ƒ€‚ ‰† “† •Š† Š‰‹† ƒŽ† ‡Š‡ƒ– ’Š‰Š„‚  —†† ˆ‰„Š‚ Œ‚ ˆ‹‚ Š†† •‡Œ‹‰† ‚ŠŒ‹† „†˜– ’Š‡ˆŠ‰† ‚ŠŒ‹† „†˜ “† ‚Š‰ŽŽ‹ ˆ†“„ Ž‡  —†† ˆ‰„Š‚ ‡Š†“Šˆˆ„† ŒŠ†‹‰‹†† †Ž „Ž—‰†“” ƒŠ †„† ƒŠ‡„† ƒŠ „‚ •‡Œ‹‰† ‚ŠŒ‹† „†˜” ‡„ ƒŠ‡„† ‚† †Ž „Ž—‰†“– ™ŽŠ „‰Š† ‚‹” ŒŠ‰Š„‚ ‰ •‡Œ‹‰† „†˜ † ‰ Š†† ŒŠ‰ˆ† †† “† Œƒ ‰ ˆ‰„Š‚ “† ƒŽ„† ‡Š‡Œ‹†“ „‹Ž‚ƒ “† ˆ„ š›‹œ † ›‹Žƒ‰” žŸ – ’ŠŽ‚† ŒŠ‡ˆ‹‚† † Œ‰„‚„ Ž†ƒ‹† ŒŠ‡ˆ‹‚† ƒ‹ŒŠ‰ „‰ˆ—† ‰ ƒ‡Œ —‰†„– ›‹Ž ‰ Œ‰—ƒŠƒ ŒŠ†“Œ†” ŒŠ‡Ž† ˆ†” Œ‰„‚„ ŒŠ‡ˆ‹‚† † ‡Š†˜  ƒ‹ŒŠ‰ „‰ˆ—† † ƒŒ ‹†„†– ~Š‡‹ Œ‰—ƒŠƒ Œ† ‹ —ŽŠ ‚Š† Ž– ~‹ŒŠ‰ „‰ˆ—† ‚‹ ˆ‰„Š‚ ‰ ƒ‡Œ ‡Š‡Œ‹†“ „Š‹†‚‹†† Œ‚ ‡Š†‹‰† ŒŠ‰‡ƒŽ† ƒ‡Œ” „‰Š† ƒŠ‚Œ —‰† Œƒ‚ ‡Š†ƒŽ„† ƒ‡Œ ƒŠ‚Œ ‰†“– ~‡Œ “† ˆ‹‚ ‡Š†˜  ˆ‰„Š‚ Œ‚ ƒ‡Œ† Ž‡ ¡„‚‹ “† Ž‡– ¢‰Š† ˜‹‡Ž Œ‰— ‹„ƒ ƒ‡Œ ‡ƒ ‚Š‰ˆ‚ƒ” ŒŠ†‹†† ˆ‰„Š‚ ƒ‡Œ ˆŠŽ‹‡ ˆ†“„ ŒŠ‡„†“ ƒŠ‰‚ ‡ƒ „‹‰††“ ŒŠ†Š‚‹† ‚Š†‚† •‰ ‡Š†‹†„† ˆ‰„Š‚ ƒ‡Œ š £ŽŠ¤” ž – ’  ƒ‚ ŒŠŽ„ƒ††   ˆŠˆŠ‰Œ „Š† Ž ‚Š„†ƒ  ‚‰†“”  Ž „ŠŒ‰„‚ƒ† ŒŠ†‹†† Ž‚ •Š‚„ ˆ‰„Š‚” „—‡Œ—ƒƒ ŒŠ‰Š„‚‘ ƒŠ‰ˆ‹„ ‰† “† ‚ŠŒ‚” ƒŠ‰‚ Ž‡†“ ‡Š†Š‰†„†– ’Š‰¥ ‡ƒŽ† † ‡Š‰‹Œ„† ŒŠ‰‡ƒŽ† “† ƒŠŽŽ‹ ‡‹†•‹Ž Ž‡ ŒŠ‡ˆ‹‚† ˆ‰„Š‚ ƒ„Ž ‰‹‡ ‚†– ¦Ž † „‰Š†„† ‚ „ Ž„‹„† ŒŠ†ŠŽ‚† ƒŠˆŠŽ‹‡†“ ‹†‚‹„ ‡Š‡ƒ‚„† „‹Ž‚ƒ ƒ‹ŒŠ‰ „‰ˆ—† šˆ‰„Š‚ “† ƒŽ„†– §Š†† „‚ Ž† ˆŠŽ‹‡ Ž„‹„† quality control– ’Š‰‡ƒŽ† “† ƒ‡ ˜‹ ‚Š‡‹„† Ž‡ „Š‚† ŒŠ†ˆ † Ž‡ ˆŠ†‚‹„ ¦ˆ ¢¢¨ ’’› ‚‹† ž©  ~‹‡ˆŠ‰‰‹‡ ~ŽŠ‡†– §Ž‡ „Š‚† ‚Š‰ƒŠˆ‹‚ ‚Š‡‹„† „Šƒ‹Ž‚† ‚Š†‚† „—‡Œ—ƒƒ “† ‚ŠŒ‚ ‹†‚‹„  —†† ‰† ƒŠ„‡ † ŒŠ‰Š„‚ š›‹Žƒ‰” „„– ž© – IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi.... 345 Gambar 4. Proses pembuatan super karbon di lokasi mitrta IbM D. Dampak ª«¬­«® ¯«°± ®²³±«´«µ ­²µ³«¶¯±«µ IbM Pemanfaatan ·ampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi dan ·uper Karbon di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban «¯«¸«¹ º²¶«³«± ¶²°±®»´¼ ½¾ þ ľ ž Ͼ Ѿ ¿²°À±­´« ®²º«¯«°«µ ¬«ºÁ«°«®«´ ¯«¸«¬ ¬²µ³²¸Â¸« º«¬­«¹ º²À«°« ¬«µ¯±°± ¿²°À±­´« ¬«ºÁ«°«®«´ Á«µ³ ´²°«¬­±¸ ¬²µ³Â¸«¹ º«¬­«¹ °³«µ±® °»¬«¹ ´«µ³³« ¿²°À±­´« ¬«ºÁ«°«®«´ Á«µ³ ´²°«¬­±¸ ¬²µ³Â¸«¹ ¸±¬¶«¹ º±º« ¹«º±¸ ­²°´«µ±«µ ª±¹«º±¸®«µµÁ« ¶²°¶«³«± ­»­»® ¶Â®«º¹± Á«µ³ ¶²°«º«¸ ¯«°± ­²¬«µÆ««´«µ º«¬­«¹ °³«µ±® °»¬«¹ ´«µ³³« ¯«µ ­²¬«µÆ««´«µ ¸±¬¶«¹ º±º« ¹«º±¸ ­²°´«µ±«µ ª±¹«º±¸®«µµÁ« º»­²° ®«°¶Âµ Á«µ³ ¶²°«º«¸ ¯«°± ­²¬«µÆ««´«µ º«¬­«¹ °³«µ±® °»¬«¹ ´«µ³³« ¯«µ ¸±¬¶«¹ º±º« ¹«º±¸ ­²°´«µ±«µ ɱµ³®»µ³«µ Á«µ³ ¶²°º±¹ ¯²µ³«µ ­²µ³Â¸«¹«µ º«¬­«¹ °»¬«¹ ´«µ³³« ¯«µ ¸±¬¶«¹ º±º« ¹«º±¸ ­²°´«µ±«µ ˲µ±µ³®«´µÁ« ­°Â¯»®´±Ì±´«º ¬«ºÁ«°«®«´Í Á«µ³ º²À«°« ´±¯«® ¸«µ³º»µ³ «®«µ ¬²µ«±®®«µ ­²µÎ ¯«­«´«µ¾ вµ³¹²¬«´«µ ¶±«Á« ­²¬¶²¸±«µ ­»­»®¾ ˲µÀ²´«® º»¬¶²° ¯«Á« ¬«µ»º±« Á«µ³ º²¹«´ ¯«µ ¬«µ¯±°±¾ E. Penutup Ǿ Ⱦ ʾ вµ³«¶¯±«µ IbM Pemanfaatan ·ampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi dan ·uper Karbon di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban ¶²°¹«º±¸ ¯±Ò«¸«µ®«µ ¯²µ³«µ ¶«±® ¯«µ ¸«µÀ«° ¯²µ³«µ ¹«º±¸ Á«µ³ ¬²¬»«º®«µ¾ Ó²³±«´«µ Á«µ³ ¯±¸«®»®«µ ¯± ¸Â®«º± ¬±´°« «¯«¸«¹ ®²³±«´«µ ­²¬¶²°¯«Á««µ »µ´»® ¬²µ³²¸Â¸« ¸±¬¶«¹ °³«µ±® °»¬«¹ ´«µ³³« ¯«µ ¸±¬¶«¹ ­²°´«µ±«µ ¬²µÒ«¯± ¶Â®«º¹± ¯«µ º»­²° ®«°¶Âµ¾ Ó²³±«´«µ ¯±¬»¸«± ¯²µ³«µ ­²µ±µ³®«´«µ Ô«Ô«º«µ ¬«ºÁ«°«®«´Í ­²¸«´±¹«µ 346 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ÕÖ×ÖØÙÚÛÜÝÙÞß àÙÞ ÛÖÞàÙÚÛÜÞáÙÞâ ãÙäåÙØÙÕÙ× ÙÞ×æäÜÙä àÖÞáÙÞ ÛÖÞáÙçàÜÙÞ åÙÞá àÜèÙÝÙÞÕÙÞ àÙÞ ÚÖÞáéÖÞàÙÕÜ ÕÖàÖÛÙÞ ÙàÙ ×ÜÞàÙÕ ÝÙÞèæ×â êÙØÙÞ åÙÞá àÜçÖØÜÕÙÞ çÙéëÙ ÕÖÛÙàÙ ÚÜ×ØÙ ÙàÙÝÙé ÛØìàæÕ àÜ ÛØìàæÕäÜ äÖíÙØÙ ÚÙääÙÝ àÖÞáÙÞ ×æèæÙÞ æÞ×æÕ àÜÛÙäÙØÕÙÞ äÖéÜÞááÙ àÙÛÙ× ÚÖÞÜÞáÕÙ×ÕÙÞ ÕÖäÖèÙé×Öî ØÙÙÞ ÚÙäåÙØÙÕÙ×â F. Ucapan Terimakasih ïíÙÛÙÞ ×ÖØÜÚÙ ÕÙäÜé ÕÖÛÙàÙ ðÖÚÖÞØÜä×ÖÕ ñòðóòß ðìÛÖØ×Üä ôÜÝÙåÙé õß ïÞÜöÖØäÜ×Ùä ÷éÚÙà ñÙéÝÙÞß øÖÚçÙáÙ ùÖÞáÙçàÜÙÞ ãÙäåÙØÙÕÙ× ï÷ñß àÙÞ úÙÕæÝ×Ùä ðÖäÖéÙ×ÙÞ ãÙäåÙØÙÕÙ× ï÷ñ åÙÞá ×ÖÝÙé ÚÖÚçÖØÜÕÙÞ ÕÖäÖÚÛÙ×ÙÞß àæÕæÞáÙÞ àÙÞÙß àæÕæÞáÙÞ ÚìØÜÝß äÖéÜÞááÙ ÕÖáÜÙ×ÙÞ IbM Peû manfaatan üampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi dan üuper Karbon di Dusun Lojajar dan Dusun Nglaban àÙÛÙ× ×ÖØäÖÝÖÞááÙØÙ àÖÞáÙÞ çÙÜÕâ G. Daftar Pustaka ÷ÝÖýâ þÿ þâ üukses Mengolah üampah Organik Menjadi Pupuk Organikâ ùæä×ÙÕÙ ÙØæ ùØÖääâ ìáåÙÕÙØ×Ùâ ñÜçÜÙâß ñÙÞÙâß óØÜáæÞÙäÜéâß ðæäÚÙëÙ×Üâß êæÚÙØÞÜÙäÜéß þÿ ÿß ùÖÚçæÙ×ÙÞ ðìÚÛìä ìÕÙäéÜ ñÙØÜ øÜÚçÙé ùÖØ×ÙÞÜÙÞ ñÖÞáÙÞ ãÖÞááæÞÙÕÙÞ ÷Õ×ÜöÙ×ìØ Ú àÜ ñÖäÙ ãÖáÙ×Ü óÙçÙÞÙÞß Jurnal dayana Mengabdi ìÝ ß ì ß éÙÝâ î â òÞàØÜåÙÞÜß â âß þÿ  ß õâ â Membuat Kompos üecara Kilatâ ùÖÞÖØçÜ× ùÖÞÖçÙØ êëÙàÙåÙâ ÙÕÙØ×Ùâ ÙÝâ ÿî ãæÝÙäÙØÜß êâ÷â óÖÞ×ÙÚÙß úâß ðæäæÚÙß ñâ âß þÿ õâ Peningkatan Keterampilan Petani Sumberarum Sleman dalam Pemanfaatan Jerami dan Sekam Padi Menjadi Briket Bioarang . Prosiding üemiû nar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat  Pemanfaatan IPEKü dalam Memû bangun Ketahanan Pangan. Hotel Jayakarta. Yogyakarta 4 November 2015. Hal. 135-150. Muzi dan Mulasari. 2014. Perbedaan Konsentrasi Perekat Antara Briket Bioarang Tandan Kosong Sawit dengan Briket Bioarang Tempurung Kelapa Terhadap Waktu Didih Air. Junal Kesmas. 8 (1). Hal 1-10. Nugroho, P. 2013. Panduan Membuat Pupuk Cair ntung Mengalir dari Pupuk Cair. Penerbit Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Hal. 7-8. Parnata, A.S., 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. Penerbit PT AgroMedia Pustaka. Jakarta Selatan. Hal 62-66. Purwndro, S., Nurhidayat. 2007. Mengolah üampah untuk Pupuk Pestisida Organik. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. 17, 35, 37. Riry., Rehatta., Tanasale, 2013, Pengaruh Berbagai Komposisi Bokashi Ampas Biji Kakao Dan Pemberian Em4 Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Petsai (Brassica chinensis L.), Agrologia, Vol. 2, No. 2, Hal. 132-143. Rohyanti., Muchyar., Hayani, 2011, Pengaruh Pemberian Bokashi Jerami Padi terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Di Tanah Podsolik Merah Kuning, Jurnal WahanaûBio Volume VI Desember, Hal. 82-106. IbM Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Pupuk Bokashi.... 347     !" #$%& '()**  +, $-, .,$ /% 0$- 1 .-  2$( # 0$&) ',$*, #$(-, 23 *$4& #3$,, 5* , 63  7(  83 !9!: ,(  : Briket Batubara dan Gambut ;<& = +>$*? #$**  : @3A =3?A 7>A  !BA #$%& #$(-$ #), .,*& 2$( # 0$&) #$(-& 1 8*3 $3 1 CD44 > DEA Jurnal Mahasiswa Pendidikan Biologi A 63 A 7 A 83 !9F ❆ 348 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga dan Macromedia Flash SD Muhammadiyah dan SD Islam Terpadu Sleman Dra. Widayati,M.Sc Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Ahmad Dahlan Drs. Wahyu Pujiyono. M.Kom Fakultas Teknik Industri. Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Sekolah Dasar M uhammadiyah Ambarketawang 3 terletak di Dusun Gamping Kidul, Desa Ambarketawang, Gamping, Kabupaten Sleman. Dari hasil observasi, masih banyak siswa yang motivasi belajarnya kurang, banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika, terutama pada operasi Aljabar khususnya pembagian dan perkalian. M itra yang kedua yaitu SD Islam Terpadu Jabal Nur Sleman, masih banyak siswa yang sulit memahami konsep-konsep matematika.Hasil ulangan harian masih banyak yang belum memenuhi KKM .M odel pembelajaran matematikanya masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang kreatif, kurang inisiatif untuk mengerjakan soal ataupun tugas yang diberikan guru. Guru masih kesulitan untuk memotivasi, maupun dalam membangkitkan minat belajar matematika. Pembelajaran menggunakan alat peraga matematika dengan harapan siswa mudah memahami konsep matematika. Pembelajaran matematika menggunakan macromedia flash menjadikan siswa termotivasi untuk belajar dikarenakan aplikasi serta animasinya yang menarik, disamping itu membantu siswa dalam memahami materi. Dari permasalahan mitra yang telah dipaparlan di atas, maka diambil beberapa langkah untuk mengatasi permasalahan yang ada yaitu dengan mengadakan workshop untuk guru-guru SD M uhammadiyah Ambarketawang 3 dan SD Islam Terpadu Sleman tentang pembelajaran matematika menggunakan macromedia flash, alat peraga. Targetnya para guru bisa membuat bahan ajar, membuat macromedia flash , serta mampu menggunakan dalam pembelajaran. Dari hasil angket guru yang diberikan sebelum workshop di SD M uhammadiyah Ambarketawang 3 Gamping, mengenai mathmagic, alat peraga, bahan ajar dan macromedia flash diperoleh skor ratarata 50,8 dan 49 kriteria cukup. Skor rata-rata sesudah workshop adalah 65,1 dan 67,7 dengan kriteria baik. hasil angket guru yang diberikan di SD IT Jabal Nur Gamping sebelum w orkshop diperoleh skor rata-rata 55 dan 58,4 kriteria cukup. Skor rata-rata sesudah workshop adalah 60,8 dan 64,9 dengan kriteria baik. Kata kunci : M athmagic, Alat Peraga, M acromedia Flash A. PENDAHULUAN GHIJKLM NLOLP QRMLSSLTUVLM WSXLPIHYLZL[\ ] YHPKHYLI TU NROR[ ^LS_U[\ `UTRKa NHOL WSXLPIHYLZL[\a `HbLSLYL[ ^LS_U[\a `LXR_LYH[ GKHSL[c NLPU MLOUK JXOHPdLOUa SLOUM XL[VLI OUOZL VL[\ SJYUdLOU XHKLeLP[VL IRPL[\a XL[VLI OUOZL VL[\ SLOUM SH[\LKLSU IHORKUYL[ TLKLS Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga .... 349 fgfhgijkjlm fjngfjnmojp nglqnjfj hjrj shgljtm uikjvjl owqtqtxyj hgfvjzmjx rjx hglojimjx{ |mijm ljnj}ljnj fjnj hgijkjljx fjngfjnmoj yjxz fjtmw lgxrjw{ ~ji mxm fgxkjrm tqjnq oghlmwjnmxjx rjijf rqxmj hgxrmrmojxp fgxzmxzjn vjwj fjngfjnmoj tgvjzjm rjtjl qxnqo vgijkjl mifq ijmx{ €gtqimnjx tmtj rjijf fgfhgijkjlm fjngfjnmoj ojlgxj fjngfjnmoj fglqhjojx fjnj hgijkjljx vgltmjn jvtnljop qxnqo mnq hgliq rmvqjn vgxrj osxolmn zqxj fgfjwjfm tqjnq osxtgh fjngfjnmoj rgxzjx fgxzzqxjojx jijn hgljzj{ ‚mtjfhmxz mnq hjlj zqlq fjtmw fgxzjijfm ogtqimnjx rjijf fgfsnmƒjtm tmtjp jzjl tqoj vgijkjl fjngfjnmoj{„xnqo mnq hgliq rmjrjojxxyj hgijnmwjx hgfvg} ijkjljx fjngfjnmoj fgxzzqxjojx mathmagic{ Mathmagic fgxzjkjlojx tmtj rjhjn vglwmnqxz igvmw ghjnp tmtj nglfsnmƒjtm qxnqo vgijkjl fjngfjnmojp ojlgxj rmrjijf mathmagic nglrjhjn hglfjmxjx fjngfjnmoj{ †mwjo tgosijw kqzj fgxzwjljhojx jrjxyj hgxzgfvjxzjx hgfvgijkjljx fgxzzqxjojx sfhqngl{ ‡igw ojlgxj mnq tgosijw vglwjljh jrj hgijnmwjx hgfvqjnjx fgrmj hgfvgijkjljxp owqtqt} xyj fjngfjnmoj{ ˆmnlj yjxz ogrqj yjmnq ‰‚ Štijf ‹glhjrq Œjvji |ql yjxz nglignjo rm rqtqx jfhmxz Žslp rgtj ufvjlognjjxzp jfhmxz ‰igfjx{ ‚m tgosijw ngltgvqn fjtmw vjxyjo tmtj yjxz tqimn fgfjwjfm osxtgh}osxtgh fjngfjnmoj{ ‚m tjfhmxz mnq hgfvgijkjljxxyj fjtmw fgxzzqxjojx fgnsrg gothstmnslmp hgfvgijkjljxxyj fjtmw vglhqtjn hjrj zqlqp tgwmxzzj tmtj hjtm rjijf fgxzmoqnm hgfvgijkjljx fjngfjnmoj{ uomvjnxyj vjxyjo tmtj yjxz nmrjo tqoj vgijkjl fjngfjnmoj{ qlq rjijf fgxzjkjl kjljxz fgxzzqxjojx jijn hgljzjp vgijkjlxyj vgltmjn wjjijxp tgwmxzzj tqjtjxj hgfvgijkjljxxyj nmrjo wmrqh{ qlq kjljxz tgojim fgfvglm jonmƒmnjt tmtj rjijf vgijkjl fjngfjnmoj{ gvgljhj tmtj nmrjo fjq vglqtjwj qxnqo fgfjwjfm fjnglm fjqhqx fgxygigtjmojx tsji yjxz jrj{ qlq fjtmw ogtqimnjx qxnqo fgfsnmƒjtmp fjqhjqx rjijf fgfvjxzomnojx fmxjn vgijkjl fjngfjnmoj{ †gxzzqxjjx osfhqngl rjijf hgfvgijkjljx fjngfjnmoj vgiqf rmogfvjxzojx rm tgosijw ngltgvqn{ qlq fjtmw ogtqimnjx rjijf fgxzgfvjxzojx fgrmj hgfvgijkjljx yjxz fgxzzqxjojx osfhqngl{ ‡igw ojlgxj mnq hgliq rmijoqojx hgijnmwjx hjrj zqlq}zqlq ‰‚ ‚m €jvqhjngx ‰igfjx ngxnjxz hgfvgijkjljx osshgljnm rgxzjx jijn hgljzjp jnjq fgxzzqxjojx fgrmj osfhqnglp rgxzjx vgzmnq tmtj rjhjn fgfjwjfm osxtgh fjngfjnmoj tglnj fgfhqxyjm fmxjn qxnqo fgfhgijkjlm fjngfjnmoj{ ˆsrgi hgfvgijkjljx osshgljnm yjxz rmzqxjojx tgsljxz zqlq fgxkjrm tgtqjnq yjxz qnjfj rjijf hgfvgijkjljxp ojlgxj tmtj nglimvjn jonm rjijf hgfvgijkjljx{ jxyjo ogxrjij yjxz rmwjrjhm tmtj ‰gosijw ‚jtjl rjijf fgfhgijkjlm fjngfjnmoj tghglnm rjijf wji ogngimnmjxp ƒmtqjimtjtmp og} ghjnjxp rjx ognghjnjx rjijf fgxzwmnqxz{ ~jfvjnjx}wjfvjnjx mxm fgxmfvqiojx ljtj fjijt qxnqo fgfhgijkjlmxyj{ ~ji mxm tgfjomx fgfhgloqjn jxzzjhjx vjwj ˆjngfjnmoj jrjijwhgijkjljx yjxz tqimn{uhjvmij rjlm tgosijw ‚jtjl tmtj tqrjw fgxzjijfm ogtqimnjx fjoj qxnqo hgfvgijkjljx tgijxkqnxyj fgxkjrm igvmw ogtqimnjx ijzm{ ‹gnjhm jhjvmij rjlm ‰gosijw ‚jtjl tmtj tqrjw fgxyqojm fjnj hgijkjljx ˆjngfjnmoj fjoj rmwjljhojx qxnqo vgijkjl fjngfjnmoj tgijxkqnxyj igvmw fqrjw fgfjwjfm fjnglm fjqhqx osxtgh rjijf fjnj hgijkjljx fjngfjnmoj{ €gtqimnjx tmtj ‰‚ rjijf vgijkjl fjngfjnmoj hjrj qfqfxyj hjrj hgxzshgljtmjxp nglqnjfj hglojimjx rjx hgfvjzmjx{ †gfvgijkjljx rgxzjx fgxzzqxjojx mathmagic fgfvqjn tmtj jonmp olgjnm tglnj rjhjn fgxzwmnqxz rgxzjx ghjnp rgxzjx fgxzzqxjojx fgrmj hgvgijkjljx fgxz} jomvjnojx tmtj fgxkjrm nglnjlmo qxnqo vgijkjl fjngfjnmoj{ urj vgvgljhjnqkqjx rjlm fjnj hgijkjljx fjngfjnmoj jrjijw‘ 350 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ’“ ª“ ®“ ¯“ ”•–—˜—–™ š›œ•ž –•Ÿ—–—Ÿ™š— –•œ¡•¢—š—œ š•Ÿ•£š—™Ÿ—œ —œŸ—£ š›œ•ž ¤—œ –•œ¥—ž¢™š—™š—œ š›œ•ž —Ÿ—¦ —¢¥›£™Ÿ–— •§—£— ¢¦¨• —š¦£—Ÿ •©™™•œ ¤—œ Ÿ•ž—Ÿ ¤—¢—– ž•–•§—˜—œ –——¢—˜“ ”•œ¥¥¦œ—š—œ ž•œ—¢—£—œ ž—¤— ž›¢— ¤—œ ™©—Ÿ –•¢—š¦š—œ –—œ™ž¦¢—™ –—Ÿ•–—Ÿ™š— ¤—¢—– –•–« ¬¦—Ÿ ¥•œ•£—¢™—™ –•œ­¦¦œ ¬¦šŸ™ —Ÿ—¦ –•œ¡•¢—š—œ ¥—¥——œ ¤—¢—– ž•£œ­—Ÿ——œ –—Ÿ•–—Ÿ™š—“ ”•–•§—˜š—œ –——¢—˜ ­—œ¥ –•¢™ž¦Ÿ™ š•–—–ž¦—œ –•–—˜—–™ –——¢—˜ –•£—œ§—œ¥ –›¤•¢ –—Ÿ•–—Ÿ™š— –•œ­•¢•—™š—œ –›¤•¢ ¤—œ –•œ—©™£š—œ ›¢¦™ ­—œ¥ ¤™ž•£›¢•˜“ ”•–™¢™š™ ™š—ž –•œ¥˜—£¥—™ š•¥¦œ——œ –—Ÿ•–—Ÿ™š— ¤—¢—– š•˜™¤¦ž—œ ­—™Ÿ¦ –•–™¢™š™ £—— ™œ¥™œ Ÿ—˜¦ ž•£˜—Ÿ™—œ ¤—œ –™œ—Ÿ ¤—¢—– –•–ž•¢—¡—£™ –—Ÿ•–—Ÿ™š— •£Ÿ— ™š—ž ¦¢•Ÿ ¤—œ ž•£§—­— ¤™£™ ¤—¢—– ž•–•§—˜—œ –——¢—˜“ Kurikulum °ingkat ±atuan Pendidikan Dinas Pendidikan ²³´´µ : 9¶· ¸•£—œ¥š—Ÿ ž•–¬•¢—¡—£—œ ¤—¢—– –•¢—š¦š—œ ž•–¬•¢—¡—£—œ š››ž•£—Ÿ™© —¤—¢—˜ –•¤™— ž•–¬•« ¢—¡—£—œ“ ¹•¤—œ¥š—œ –—œ©——Ÿ –•¤™— ž•–¬•¢—¡—£—œ –•œ¦£¦Ÿ ¹¦¤¡—œ— ¤—œ º™»—™ ¤—¢—– ¼½˜—£ ¼£­—¤ ¾ª¿’®À ªÁ –•œ¥•–¦š—š—œ Ÿ•œŸ—œ¥ –—œ©——Ÿ –•¤™— ž•–¬•¢—¡—£—œÀ ž•–—š—™—œ –•¤™— ž•–¬•¢—¡—£—œ ¤—¢—– ž£›• ¬•¢—¡—£ ™¨— ­—™Ÿ¦À ’“ ª“ ®“ ¯“ ¸•–¬•¢—¡—£—œ —š—œ ¢•¬™˜ –•œ—£™š ž•£˜—Ÿ™—œ ™¨— •˜™œ¥¥— ¤—ž—Ÿ –•œ¦–¬¦˜š—œ –›Ÿ™»—™ ¬•¢—¡—£“ ט—œ ž•–¬•¢—¡—£—œ —š—œ ¢•¬™˜ ¡•¢— –—šœ—œ­— •˜™œ¥¥— ¤—ž—Ÿ ¢•¬™˜ ¤™ž—˜—–™ ›¢•˜ ™¨— ¤—œ –•–¦œ¥š™œš—œœ­— –•œ¥¦——™ ¤—œ –•œ§—ž—™ Ÿ¦¡¦—œ ž•–¬•¢—¡—£—œ“ ”•Ÿ›¤• –•œ¥—¡—£ —š—œ ¢•¬™˜ ¬•£»—£™—™ Ÿ™¤—š •–—Ÿ—«–—Ÿ— š›–¦œ™š—™ »•£¬—¢ –•¢—¢¦™ ž•« œ¦Ÿ¦£—œ š—Ÿ—«š—Ÿ— ›¢•˜ ¥¦£¦ •˜™œ¥¥— ™¨— Ÿ™¤—š ¬›—œ ¤—œ ¥¦£¦ Ÿ™¤—š š•˜—¬™—œ Ÿ•œ—¥— —ž—¢—¥™ š—¢—¦ ¥¦£¦ –•œ¥—¡—£ ž—¤— •Ÿ™—ž ¡—– ž•¢—¡—£—œ“ ¹™¨— ¤—ž—Ÿ ¢•¬™˜ ¬—œ­—š –•¢—š¦š—œ š•¥™—Ÿ—œ ¬•¢—¡—£ •¬—¬ Ÿ™¤—š ˜—œ­— –•œ¤•œ¥—£š—œ ¦£—™—œ ¥¦£¦ Ÿ•Ÿ—ž™ ¡¦¥— —šŸ™»™Ÿ— ¢—™œ •ž•£Ÿ™ –•œ¥—–—Ÿ™ –•¢—š¦š—œ –•œ¤•–›œŸ£—™š—œ –•–•£—œ« š—œ ¤—œ ¢—™œ«¢—™œ“ ¸•£š•–¬—œ¥—œ –¦¢Ÿ™–•¤™— ­—œ¥ ž•—Ÿ ¤—ž—Ÿ š™Ÿ— –—œ©——Ÿš—œ ¤—¢—– ž•–¬•¢—¡—£—œ –—Ÿ•–—Ÿ™š—“ ĕœ¥—œ –¦¢Ÿ™–•¤™— ¬™— š™Ÿ— ¤—ž—Ÿš—œ —œ™–—™ ¬•£¬—¥—™ –—§—– š›–¬™œ—™ ¥£—©™š »™¤•›“ ”—§£›–•¤™— Å¢—˜ —¤—¢—˜ ›©Ÿ¨—£• —ž¢™š—™ ¦œŸ¦š —œ™–—™ ­—œ¥ ¤™¥¦œ—š—œ ¢•¨—Ÿ ™œŸ•£œ•Ÿ ­—œ¥ ¤™¢•œ¥š—ž™ ¤•œ¥—œ ¬•¬•£—ž— –—§—– —œ™–—™ —¦¤™› ™œŸ•£—šŸ™© —œ™–—™ ¤—œ ¢—™œ •¬—¥—™œ­—“ ”•¤™— ž•–¬•¢—¡—£—œ –•œ¥¥¦œ—š—œ –—§£› –•¤™— ©¢—˜ ¬•£–—œ©——Ÿ ¡¦¥— ¦œŸ¦š –•œ¡•–¬—Ÿ—œ™ ¤—¢—– –•–—˜—–™ –—Ÿ•£™“ ”•œ¦£¦Ÿ ¼œ¥¥£— ¾ª¿¿ÁÀ ’’«’ªÂ Ÿ•£¤—ž—Ÿ ¬•¬•£—ž— š•¢•¬™˜—œ ¤—£™ –—§£›–•¤™— ©¢—˜ •¬—¥—™ ž£›« ¥£—– –¦¢Ÿ™–•¤™— ¤—œ —œ™–—™ ­—™Ÿ¦À ’“ ª“ Æ· ¹•›£—œ¥ ž•–¦¢— ­—œ¥ –—™˜ —¨—– Ÿ•£˜—¤—ž ¤¦œ™— ¤•—™œ ¤—œ —œ™–—™ ¤—ž—Ÿ ¤•œ¥—œ –¦¤—˜ –•–ž•¢—¡—£™ ¤—œ –•–—˜—–™ ”—§£›–•¤™— Å¢—˜ Ÿ—œž— ˜—£¦ ¤™¬•š—¢™ ¤——£ ž•œ¥•Ÿ—˜¦—œ ­—œ¥ Ÿ™œ¥¥™ Ÿ•œŸ—œ¥ ¬™¤—œ¥ Ÿ•£•¬¦Ÿ“ ¸•œ¥¥¦œ——œ ž£›¥£—– Macromedia Flash ¤—ž—Ÿ ¤•œ¥—œ –¦¤—˜ ¤—œ ¬•¬— ¤—¢—– ¬•£š£•—™ –•–¬¦—Ÿ —œ™–—™ ¤•œ¥—œ ¥•£—š—œ luwes ¾¬•¬—Â •¦—™ ¤•œ¥—œ —¢¦£ —¤•¥—œ —œ™–—™ ­—œ¥ ¤™™œ¥™œš—œ“ Macromedia Flash ™œ™ ¤—ž—Ÿ –•œ¥˜—™¢š—œ ©™¢• ¤•œ¥—œ ¦š¦£—œ š•§™¢“ Ǘ¢ ™œ™ ¤™š—£•œ—š—œ Å¢—˜ –•œ¥¥¦œ—š—œ —œ™–—™ ¤•œ¥—œ ¬—™ »•§Ÿ›£ ¤—œ ¡¦¥— ¦š¦£—œ ©™¢• Å¢—˜ ­—œ¥ š•§™¢ ™œ™ ¬•£¥¦œ— š•Ÿ™š— ¤™¥¦œ—š—œ ž—¤— ˜—¢—–—œ ¨•¬ ­—œ¥ —š—œ ¬•£¤—–ž—š Ÿ™¤—š ¤™¬¦Ÿ¦˜š—œœ­— ¨—šŸ¦ ¢›—¤™œ¥ ­—œ¥ ¢—–— ¦œŸ¦š –•–¬¦š— ˜—¢—–—œ ¨•¬ Ÿ•£•¬¦Ÿ“ Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga .... 351 4. Macromedia Flash ÈÉÊËÌÍÎÏÐÑÍÊ ÒÏÐÉ ÓÉÔÕÏÖÉ ×ÉÑÎÕÉÊÎÏØ ÙÚÛÜ ÝÍÊË ÓÉÔÎÏÒÍÕ ÒÐÉÑÎÏÓÉÐ ÑÍÔÉÊÍ ÞÍÖÍÕ ÞÏÑßÊàÉÔÎÏÑÍÊ ÈÉÊáÍÞÏ ÒÏÐÉ ÓÉÔÉÑÎÕÉÊÎÏ ÙÎâÒã ÙÌÕÈÐã ÙËÏÒãÙáÖËã ÙÉäÉã ÙÈßàÙ åÍÐ ÏÊÏ ÈÉÈæÊËÑÏÊÑÍÊ ÖÉÊËËæÊÍÍÊ ÖÔßËÔÍÈ çÍèÔßÈÉÞÏÍ ÚÐÍÎÌ ÏÊÏ æÊÕæÑ ÓÉÔÓÍËÍÏ ÑÉ[erluan yang kita inginkan. Pembelajaran matematika dengan menggunakan CD pembelajaran membuat siswa termotivasi. Motivasi belajar matematika dapat ditingatkatkan melalui pembelajaran menggunakan mathmagic, aplikasi macro media flash dan alat peraga. Untuk selanjutnya agar pembelajaran matematika dengan menggunakan mathmagic maupun aplikasi macro media flash dan alat peraga lebih efektif apabila disertakan dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa dapat menuangkan kemampuannya menggunakan LKS. Lembar kerja siswa LKS merupakan salah satu perangkat pembelajaran matematika yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu peserta didik menemukan serta mengembangkan konsep matematika. Depdiknas dalam panduan pelaksanaan materi pembelajaran SMP (2008:42-45) alternatif tujuan pengemasan materi dalam bentuk LKS adalah: 1. 2. 3. 4. 5. LKS membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. LKS memuat apa yang (harus) dilakukan siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan LKS berfungsi sebagai penuntun belajar LKS berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika membaca buku. LKS berfungsi sebagai penguatan. LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Pengembangan pembelajaran menggunakan mathmagic, alat peraga maupun menggunakan macro media flash tidak sebatas materi pelatihan yang harus dikuasai dan diketahui oleh peserta, tetapi guru harus kreatif untuk dapat membuat alat peraga matematika maupun media pembelajaran matematika menggunakan macromedia flash. Pelatihan ini akan mengemas proses pelatihannya menggunakan bentuk pembelajaran aktif. Dengan demikian diharapkan peserta dapat mengembangkan bentuk pembelajaran aktif , kreatif, inovatif, menyenangkan, dan efektif. Dari permasalahan mitra yang telah dipaparlan di atas, maka diambil beberapa langkah untuk mengatasi permasalahan yang ada yaitu dengan mengadakan workshop untuk guru-guru SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 dan SD Islam Terpadu Sleman, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 352 Mengadakan workshoptentang pembelajaran matematika menggunakan menggunakan metode mathmagic Mengadakan workshop pembuatanbuku panduan tentang mathmagic. Mengadakan workshop pembuatan alat peraga dan media macromedia flash guna memberi motivasi dan meningkatkan minat dalam belajar matematika. Workshop pembuatan LKS (Lembar Kerja Siswa). Workshop tentang pengelolaan Sumber Belajar yang berupa Laboratorium. Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius      éêëìíî ïêðì ñòóêëêôõêð ñêëò õíìòêîêð öíðìê÷ñòêð øôîíõ ùêìò úêûïêëêõêî üøùúý êñêþêó ÿ öíûíëîê ÷òûê íðìí÷êðìõêð ñêþê ôí÷íþêêëêð êîíêîòõê íðììðêõêð êîóêìò öíûíëîê ÷òûê í÷êî ûíëîê íðììðêõêð êþêî ôíëêìê ñêþê ôí÷íþêêëêð êîíêîòõê öíûíëîê ñêôêî í÷êî íñòê ôí÷íþêêëêð êîíêîòõê íðììðêõêð êëíñòê þêûó öíûíëîê ñêôêî í÷êî í÷êë íëê òûê ü ý ñíðìêð óêëêôêð ôí÷íþêêëêð êîíêîòõê íðêñò þí÷òó í íõîò  öíûíëîê ñêôêî íðñòëòõêð ûíëîê íðìíþþê ê÷ëêîëò úêîíêîòõê METODE PELAKSANAAN êþê ôíþêõûêðêêð ôíðìê÷ñòêð øôîíõ õíôêñê êûïêëêõêî îò íþêõõêð ÷ûíëêûò õí ûíõþêó ðîõ íðñêôêîõêð òð ëêûò îíðîêðì ôíëêûêþêóêðôíëêûêþêóêð ïêðì êñê ñò ûíõþêó õíñòêð ñòþêõõêð òñíðîò òõêûò ôíëêûêþêóêð ûíþêðîðïê í÷êî ôíëíðêðêêð ïêðì êõêð ñòõíëêõêð íðïûð êêëê ëõûóô ñêð ôíþêîòóêð õíôêñê ìëìë  íðïòêôõêð êîíëò ñêð ÷êóêð ÷êóêððïê êþ òðò êõêð þí÷òó íþêû ñíðìêð í÷êê ôíîê õðûíô ÷íëòõîÿ &'" '# !"#$( !"#$ %   )*#$ +!  !"#$ %  & ,*!$*  #$ -. &#$ "/#0!  "' "* "/#0! "$"1. 2. &"/' 3+ "/#0! "" "' "1!*" #$. 4. &"/' "1"( "1" "*# 5# &!. 6. &#$ "/#0! "' 3+ "/#0! ' "' 5# &!. 7. &"/' 89) Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga .... 353 Hasil, Pembahasan dan Dampak :;<; =;>??;@ ABCDB EFGH@ DIAJ KLLG<H>;MH <N>?;> ;>??L=; <;> FNOP;>=Q FN@;RM;>;S TH ;>=;G;>U; ON>?;<;R;> G;F;= MNP;>U;R V R;@HW ON>UH;FR;> P;X;>CP;X;> Q>=QR ;Y;G; ZLGR [XLF <N>?;> FNOP;>=Q FN@;RM;>;S :;<; =;>??;@ D\ EFGH@ DIAJ ON>?;<;R;> G;F;= <N>?;> O;MH>?CO;MH>? KNF;@; [NRL@;X PNMNG=; [=;]>U;S ^;MH@>U; <HMNF;R;=H ;Y;G; Workshop <H [T _M@;O `NGF;<Q F;<; =;>??;@ ABCDa bNH DIAJS [NPN@QO>U; =;>??;@ aI EFGH@ M;OF;H Ac bNH DIAJ ONOFNGMH;FR;> ON>Y;GH FNOPHY;G; MNG=; ON>UH;FR;> O;=NGHS :NMNG=; <;GH [T _` d;P;@ eQG F;<; X;GH FNG=;O; ;<; Af ?QGQ PNGHRQ=>U; PNGRQG;>?W ;RXHG>U; <H=N=;FR;> KNF;@; [NRL@;X U;>? ;R=H] ;<; B ?QGQS [N<;>?R;> FNMNG=; <;GH [T bQX;OO;<HU;X EOP;GRN=;g;>? a ;<; Ac ?QGQ U;>? MN@;O; f X;GH X;<HG MNOQ;S :;G; ?QGQ ;R=H] ON>?HRQ=H gLGRC MXLF O;MH>?CO;MH>? MNRL@;X MN@;O; f X;GHS :NO;=NGH <;GH @Q;G =HO U;H=Q TGM h<H :G;UH=>LW bS:< FN@;=HX iQGQ :NOPN@;j;G `H>?R;= e;MHL>;@W TGMS [Q>;GULW bS:< U;>? M;>?;= PNGFN>?;@;O;> <;@;O FNOPN@;j;G;> RXQMQM>U; b;=NO;=HR;W FNG>;X ON>j;<H ?QGQW MNP;?;H KNF;@; [NRL@;X <;> M;;= H>H <LMN> k>HlNGMH=;M EXO;< T;X@;> mL?U;R;G=;S b;=NGH RN?H;=;> ZLGRMXLF U;>? <H@;RM;>;R;> <H [T _` d;P;@ eQG <;> [T bQX;OO;<HU;X EOP;GRN=;g;>? an :NOPN@;j;G;> O;=NO;=HR; ON>??Q>;R;> E@;= :NG;?;W :NOPN@;j;G;> ON>?C ?Q>;R;> Mathmagico:NOPQ;=;> p;X;> Ej;GW :NOPQ;=;> qNOP;G KNGj; [HMg;W :NOPQ;=;> ON<H; FNOPN@;j;G;> ON>??Q>;R;> macromedia flashS :;G; ?QGQ ;R=H] ON>?HRQ=H gLGRMXLFW ;R=H] ONOPQ;= ON<H; FNOPN@;j;G;>S iQGQC?QGQ <HPNGH O;=NGH Y;G; ONOPQ;= P;X;> ;j;G MNG=; qNOP;G KNGj; [HMg;S :;<; O;MH>?CO;MH>? MNRL@;X ONOC PQ=QXR;> RN?H;=;> gLGRMXLF H>HW <HR;GN>;R;> M;>?;= ONOP;>=Q ?QGQC?QGQ <;@;O ON>?;j;GS :;<; M;;= H>H X;MH@ R;GU; <;GH ?QGQC?QGQ PN@QO P;>U;R <HR;GN>;R;> RNMHPQR;> ON>?;j;G <;> RN?H;=;> @;H>S [NP;?H;> U;>? MQ<;X MN@NM;H <;GH O;YGL ON<H; ]@;MX>U;S k>=QR p;X;> Ej;G <;> qNOP;G KNGj; [HMg; P;GQ j;<H MN=N>?;XW ;<; U;>? P;GQ MN<HRH=S T;GH ;g;@ RN?H;=;> R;OH MNP;?;H FN@;RM;>; MQ<;X F;G; ?QGQ P;Xg; <;GH X;MH@ R;GU; U;>? <HPQ;= ?QGQ PHM; <HFG;R=NRR;> RN=HR; ON>?;j;G <;> <HPQ;= FN>N@H=H;> U;>? ;RXHG>U; ON>j;<H R;GU; H@OH;XS `N=;FH X;MH@ R;GU; M;;= H>H PN@QO ONOQ;MR;> <HR;GN>;R;> RNMHPQR;> ?QGQ U;>? PNGM;>?RQ=;>S E<;FQ> =;>??;F;> <;GH KNF;@; [NRL@;X [T bQX;OO;<HU;X EOP;GRN=;g;>? a [@NO;> P;Xg; =NO; FN@;=HX;> MQ<;X MNMQ;H <N>?;> RLOFN=N>MH ?QGQ RN@;M Q>=QR [T MNG=; ONOH>=; Q>=QR <H;<;R;> @;?HS [N<;>?R;> KNF;@; [T _M@;O `NGF;<Q d;P;@ eQG M;>?;= ON><QRQ>? ;Y;G; gLGRMXLF U;>? MQ<;X =NG@;RM;>;S k>=QR ON>?N=;XQH F;G; ?QGQ MQ<;X ON><;F;=R;> X;@CX;@ U;>? PNGO;>];;= <;GH RN?H;=;> gLGRMXLFW R;OH ONOP;?HR;> ;>?RN= MNPN@QO ?QGQC?QGQ ON>?HRQ=H gLGRMXLF <;> MNMQ<;X ON>?C HRQ=H gLGRMXLFS T;=; U;>? <HFNGL@NX ON@;@QH ;>?RN= PNGQF; >H@;H RQ;@H=;=H] ;R;> <HQP;X ON>j;<H >H@;H RQ;>=H=;=H]S pNGHRQ= ;=QG;> FNOPNGH;> MRLGn 354 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Tabel Aturan Pemberian Skor Keterangan Skor SS (Sangat Setuju) 5 S (Setuju) 4 CS (Cukup Setuju ) 3 TS (Tidak Setuju) 2 STS (Sangat Tidak Setuju) 1 rstuv wsxu utusy syz{|} ~syz wu|xu{sy €sws zx‚zx {|ƒwusy wusysvutut ƒ|yzzys{sy xƒt„ = =1 Keterangan : = skor rata-rata =1 =jumlah skor N = jumlah responden Kriteria kondisi para guru ketika mengikuti acara xu}|xus {†ywutu €sxs zx {|}u{s ƒ|yzu{}u s‡sxs ˆ†x{t‰†€ }|y}syz €|ƒ|vsŠsxsy ƒs}|ƒs}u{s ƒ|yzzys{sy mathmagic‹ svs} €|xszsŒ s‰sy sŠsx ws€s} wuvu‰s} €sws }s|v |xu{} „ Tabel Kriteria untuk respon tentang mathmagic, alat peraga, bahan ajar Rentang Skor Kriteria > 67,2 Sangat Baik 54,4 < 67,2 Baik 41,6 < 54,4 Cukup 28,8 < 41,6 Kurang 28,8 Sangat Kurang Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga .... 355 Ž‘Ž’ “”•–— ˜’Ž’ ™šŽš “‘“’ ›‘•™“š ’œ’Ž’ ”Ž“—ž”˜ ‘•’•™ ˜‘›Ÿ‘ ’¡’Ž’• ›’‘›’“’ ›‘•™™š•’“’• macromedia flash –’˜’ – ž’ ˜’–’ ’Ÿ‘ Ÿ‘Ž“š¢ Tabel Kriteria untuk respon tentang macromedia flash Rentang Skor Kriteria > 75,6 61,2 < Sangat Baik 75 Baik 46,8 < 61,2 Cukup 32,4 < 46,8 Kurang 32,4 Sangat Kurang £’— ’•’ —— ’•™“‘ ˜‘•™‘’žš’• ˜’Ž’ ™šŽš ‘•’•™ ˜‘›Ÿ‘ ’¡’Ž’• ›‘•™™š•’“’• mathmagic¤ ’ ’ ˜‘Ž’™’ –’• ˜‘›Ÿš’’• ›‘–’ ›‘•™™š•’“’• Macromedia Flash¤ —‘Ÿ‘ š› ›‘•™“š ”Ž“¥ —ž”˜ –’• —‘—š–’ž ›‘•™“š ”Ž“—ž”˜ —‘Ÿ’™’ Ÿ‘Ž“š¢ No. Indikator 1. 2. Jumlah Skor Rata-rata skor Kriteria Mathmagic, Alat Peraga, Bahan Ajar 508 50,8 Cukup Macromedia flash 49 Cukup 343 £’— ˜‘Žžš•™’• ’•™“‘ Ž‘—˜”• –’Ž ™šŽš ¦§ ¨šž’››’–©’ž ª›Ÿ’Ž“‘’’•™ « —‘Ÿ‘ š› ›‘•™“š ”Ž“—ž”˜¢ 356 No. Indikator 1. 2. Jumlah Skor Rata-rata skor Kriteria Mathmagic, Alat Peraga, Bahan Ajar 651 65,1 Baik Macromedia flash 67,7 Baik 474 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ¬­®­ ¯°®° ±² ³´ µ°¶­··­±²¸­¶ ¹·º­®»¼½­¾­¿¯ À Á­·Â²¿¯ ³Ã¼·­¿ ­±­ ±­Ä­®¿¸­ Ä°±­¶ Å°»°Â ·¼¿¯¼½­¶°² ½¼¿½­¿¯ mathmagicÆ ­Ã­½ ¼®­¯­ ·­½¼·­½²»­Æ º­¶­¿ ­Ç­®Æ ½¼½­Â² º¼Ã°· ¼®¿­¶ ·¼Ã­»Ä­¿­»­¿ ļ®½­ ·¼·º°­½¿¸­È ³¼Ã­¿Ç°½¿¸­ °¿°» Macromedia Flash ­®­ ¯°®° º¼Ã°· º²Ä­ Ä­·­ ļ»­Ã² °¿½°» ·¼·º°­½ ·¼±²­ ¼·º¼Ã­Ç­®­¿¿¸­È ³¼½¼Ã­¶ ·¼¿¯²»°½² ¾É®»Ä¶ÉÂÆ Â­®­ ¯°®° Ä°±­¶ ·¼¿¯¼½­¶°² º­¯­²·­¿­ ·¼Ã­»Ä­¿­»­¿ ¼·º¼Ã­Ç­®­¿ µ­½¼·­½²»­ ·¼¿¯¯°¿­»­¿ mathmagicÆ ­Ã­½ ¼®­¯­Æ ļ®½­ º²Ä­ ·¼·º°­½ º­¶­¿ ­Ç­®È ¬­®­ ¯°®° Ä°±­¶ º²Ä­ ·¼·º°­½ ·¼±²­ ·¼¿¯¯°¿­»­¿ Macromedia FlashÊ ±² ­¿½­®­¿¸­ ·¼·º°­½ ®¼»­·­¿ Ä°­®­Æ ·¼·º°­½ º­¶­¿ ­Ç­® ±¼¿¯­¿ ­¿²·­Ä²È Hasil perhitungan angket respon dari guru SD IT Jabal Nur sebelum mengikuti workshop: No. Indikator 1. 2. Jumlah Skor Rata-rata skor Kriteria Mathmagic, Alat Peraga, Bahan Ajar 550 55 Baik Macromedia flash 58,4 Cukup 526 Hasil perhitungan angket respon dari guru SD IT Jabal Nur sesudah mengikuti workshop: No. Indikator 1. 2. Jumlah Skor Rata-rata skor Kriteria Mathmagic, Alat Peraga, Bahan Ajar 608 60,8 Baik Macromedia flash 64,9 Baik 584 ¬­®­ ¯°®° ±² ³´ ËÌ Í­º­Ã ΰ® Á­·Â²¿¯Æ ³Ã¼·­¿Æ ­±­ ±­Ä­®¿¸­ Ä°±­¶ Å°»°Â ·¼¿¯¼½­¶°² ½¼¿½­¿¯ mathmagicÆ ­Ã­½ ¼®­¯­ ·­½¼·­½²»­Æ º­¶­¿ ­Ç­®Æ ½¼½­Â² º¼Ã°· ¼®¿­¶ ·¼Ã­»Ä­¿­»­¿ ļ®½­ ·¼·Ï º°­½¿¸­È ³¼½¼Ã­¶ ·¼¿¯²»°½² ¾É®»Ä¶ÉÂÆ Â­®­ ¯°®° Ä°±­¶ ·¼¿¯¼½­¶°² º­¯­²·­¿­ ·¼Ã­»Ä­¿­»­¿ ¼·º¼Ã­Ç­®­¿ µ­½¼·­½²»­ ·¼¿¯¯°¿­»­¿ mathmagicÆ ­Ã­½ ¼®­¯­Æ ļ®½­ º²Ä­ ·¼·º°­½ º­¶­¿ ­Ç­®È ³¼Ã­¿Ç°½¿¸­ °¿°» Macromedia Flash ­®­ ¯°®° º¼Ã°· º²Ä­ Ä­·­ ļ»­Ã² °¿½°» ·¼·º°­½ ·¼±²­ ¼·Ï º¼Ã­Ç­®­¿¿¸­È ³¼½¼Ã­¶ ·¼¿¯²»°½² ¾É®»Ä¶ÉÂÆ Â­®­ ¯°®° Ä°±­¶ ·¼¿¯¼½­¶°² º­¯­²·­¿­ ·¼Ã­»Ä­¿­»­¿ ¼·º¼Ã­Ç­®­¿ µ­½¼·­½²»­ ·¼¿¯¯°¿­»­¿ mathmagicÆ ­Ã­½ ¼®­¯­Æ ļ®½­ º²Ä­ ·¼·º°­½ º­¶­¿ ­Ç­®È ¬­®­ ¯°®° Ä°±­¶ º²Ä­ ·¼·º°­½ ·¼±²­ ·¼¿¯¯°¿­»­¿ Macromedia FlashÊ ±² ­¿½­®­¿¸­ ·¼·º°­½ ®¼»­·­¿ Ä°­®­Æ ·¼·º°­½ º­¶­¿ ­Ç­® ±¼¿¯­¿ ­¿²·­Ä²È Penutup ³¼Ã­·­ ¾É®»Ä¶É º¼®Ã­¿¯Ä°¿¯ ±² ³´ ËÌ Í­º­Ã ΰ® ±­¿ ³´ µ°¶­··­±²¸­¶Æ ­®­ ¯°®° ­»½²Ð ·¼¿¯²»°½² ļ½²­Â ļIJ¿¸­ ±­¿ ½¼®Ã²¶­½ Ä­¿¯­½ ­¿½°Ä²­ÄÈ ÑÉ®»Ä¶É ½¼¿½­¿¯ ¼¿¯¼·º­¿¯­¿ ¼·º¼Ï íǭ®­¿ ·¼¿¯¯°¿­»­¿ ·­½¶·­¯²ÅÆ ­Ã­½ ¼®­¯­ ±­¿ macro media flash Ä­¿¯­½ º¼®·­¿Ð­­½ º­¯² ¯°®°Ï ¯°®°È µ¼®¼»­ º¼®Ä¼±²­ ·¼¿¸¼±²­»­¿ ¾­»½° ±­¿ ½¼¿­¯­ °¿½°» ·¼¿¯²»°½² ÑÉ®»Ä¶É ²¿²È Ò­Ã ²¿² »­®¼¿­ ·­½¼®²Ï·­½¼®² ¸­¿¯ ±²º¼®²»­¿ Ä­¿¯­½ º¼®·­¿Ð­­½ °¿½°» ¼·º¼Ã­Ç­®­¿ ±² ³¼»Éí¶ ´­Ä­® ļ¶²¿¯¯­ ­®­ ¯°®° ļ½²±­»¿¸­ Ä°±­¶ ·¼·­¶­·² Å­®­ ·¼·º°­½ º­¶­¿ ­Ç­®±­¿ ÓÔ³È Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga .... 357 ÕÖ×ØÙÚÛ ÚÜÛÝÞØÚÞ ßÚàÚ áÝàÝ âÚÜ ãÚÜäÚÚÛ åÚÜá æØÞÚ âØÚãæØ× ç×ÖÙ ßÚàÚ áÝàÝè ãÚéÚ éÚãØ ßÖ×ÚéÞÚÜÚ æÖàÖÜêÚÜÚ ÚéÚÜ ãÖÜÖàÝÞéÚÜ ßÖÜáÚæâØÚÜ ßÚâÚ âÝÚ ãØÛàÚ ÛÖàÞÖæÝÛ ÝÜÛÝé ßÖãæÝÚÛÚÜ éÚàåÚ Ø×ãØÚÙë ìÚàåÚ Ø×ãØÚÙ ØÜØ âØæÝÚÛ âÚàØ ÙÚÞØ× ßÖÜÖ×ØÛØÚÜ áÝàÝ ÛÖÜÛÚÜá ßÖãæÖ×ÚíÚàÚÜ ãÚÛÖãÚÛØéÚ âÚÜ íÝáÚ ãÚÛÚ ßÖ×ÚíÚàÚÜ ×ÚØÜ åÚÜá ãÖÜááÝÜÚéÚÜ ãÖâØÚ åÚÜá ÞÝâÚÙ âØæÝÚÛ áÝàÝë îÖÙØÜááÚ âÚàØ ÙÚÞØ× éÚàåÚ Ø×ãØÚÙ ØÜØ æØÞÚ âØãÚÜäÚÚÛéÚÜ ç×ÖÙ áÝàÝÞÖÜâØàØ ãÚÝßÝÜ ÞÖéç×ÚÙë Ucapan Terima Kasih ï×ÙÚãâÝ×Ø××ÚÙè ßÝíØ ÞåÝéÝà éÖÙÚâØàÚÛ ï××ÚÙ îðñë òßÛÖé æÚáØ ÕÚÞåÚàÚéÚÛ ÞÝâÚÙ ÛÖà×ÚéÞÚÜÚ âÖÜáÚÜ æÚØé âÚÜ ×ÚÜêÚàè ÛÖàÝÛÚãÚ ÚÜÛÝÞØÚÞ åÚÜá ÛØÜááØ âÚàØ áÝàÝóáÝàÝ âÚ×Úã ãÖÜáØéÝÛØ ôçàéÞÙçßë ÕÝâÚÙóãÝâÚÙÚÜ ßÖÜáÚæâØÚÜ éÚãØ æÚÜåÚé ãÖãæÖàØ ãÚÜäÚÚÛ æÚáØ ßÚàÚ áÝàÝóáÝàÝë ìÚãØ ãÖÜáÝêÚßéÚÜ æÚÜåÚé ÛÖàØãÚ éÚÞØÙ éÖßÚâÚ õ öë üë ë ë ÷ØàÖéÛÝà øØÞÖÛ âÚÜ ùÖÜáÚæâØÚÜ ÕÚÞåÚàÚéÚÛè ìÖãÖÜÛàØÚÜ øØÞÖÛè ñÖéÜç×çáØ ÷ÚÜ ùÖÜâØâØéÚÜ ñØÜááØè÷ØàÖéÛçàÚÛ úÖÜâÖàÚ×è ùÖÜáÝÚÛÚÜ øØÞÖÛ ÷ÚÜ ùÖÜáÖãæÚÜáÚÜ åÚÜá ÛÖ×ÚÙ ãÖÜåÖâØÚéÚÜ âÚÜÚ ßÖ×ÚéÞÚÜÚÚÜ òßÛÖé ûÚáØ ÕÚÞåÚàÚéÚÛë ûÚßÚé ÷àë ìÚÞØåÚàÜçèÕëýÝãè øÖéÛçà þÜØÿÖàÞØÛÚÞ ïÙãÚâ ÷ÚÙ×ÚÜ çáåÚéÚàÛÚè åÚÜá ÛÖ×ÚÙ ãÖãæÖàØ éÖÞÖãßÚÛÚÜ âÚÜ ãÖãæÖàØ ØíØÜ ÝÜÛÝé âÚßÚÛ ãÖÜáÚâÚéÚÜ ùÖÜáÚæâØÚÜ ÕÚÞåÚàÚéÚÛë ûÚßÚé úÚæàçÙØãè ÕÕè ìÖßÚ×Ú ÖãæÚáÚ ùÖÜáÚæâØÚÜ ßÚâÚ ÕÚÞåÚàÚéÚÛ þÜØÿÖàÞØÛÚÞ ïÙãÚâ ÷ÚÙ×ÚÜ çáåÚéÚàÛÚè åÚÜá ÛÖ×ÚÙ ãÖãæÖàØéÚÜ ØíØÜ âÚ×Úã ßÖÜáÚæâØÚÜ ãÚÞåÚàÚéÚÛ ØÜØë îÖ×ÝàÝÙ îÛÚä ßÚâÚ ÖãæÚáÚ ùÖÜáÚæâØÚÜ ÕÚÞåÚàÚéÚÛ þÜØÿÖàÞØÛÚÞ ïÙãÚâ ÷ÚÙ×ÚÜ åÚÜá ÛÖ×ÚÙ ãÖãæÚÜÛÝ ÞÖ×ÚãÚ ßàçÞÖÞ ßÖ×ÚéÞÚÜÚÚÜ ßÖÜáÚæâØÚÜ ãÚÞåÚàÚéÚÛ ØÜØë ñÖàØàØÜá âç Ú ÞÖãçáÚ æÚÜÛÝÚÜ âÚÜ ÚãÚ× éÖæÚØéÚÜ åÚÜá âØæÖàØéÚÜ éÖßÚâÚ éÚãØ ãÖÜâÚßÚÛéÚÜ ØãæÚ×ÚÜ ßÚÙÚ×Ú âÚÜ àØâ×ç âÚàØ ï××ÚÙ îðñë ìÚãØ ÙÚàÚßéÚÜ éàØÛé âÚÜ ÞÚàÚÜ éÖßÚâÚ éÚãØ ÝÜÛÝé éÖÞÖãßÝàÜÚÚÜ âÚ×Úã ßÖÜáÚæâØÚÜ éÚãØë ìÚãØ íÝáÚ æÖàÙÚàÚß ÞÖãçáÚ ßÚÜáÚæâØÚÜ éÚãØ æØÞÚ æÖàãÚÜäÚÚÛ æÚáØ ÞÖãÝÚÜåÚë DAFTAR PUSTAKA ë üë þÜâÚÜá ÝÜâÚÜá øÖßÝæ×Øé òÜâçÜÖÞØÚ çãçà ö ñÚÙÝÜ ü ñÖÜÛÚÜá þøþ ÷ï ÷ î ëúÚéÚàÛÚ õ ë ÚéÞÚÜÚ ÕÚÜâØàØë ï×ØÞÚÙè ÿÚôÚÛØ âÚÜ ÷ÙÚàãÚôÚÜè éçëùë üë Ø×ÞÚäÚÛ ÷ÝÜØÚ ÕÚÛÖãÚÛØéÚõ ùÖÜáÚÜÛÚà ÝÜÛÝé ÕÖãÚÙÚãØ ìçÜÞÖßóéçÜÞÖç ÕÚÛÖãÚÛØéÚë úÚéÚàÛÚ õ ùàÖÞÛÚÞØ ùÝÞÛÚéÚàÚåÚë ïÜááàÚ ë øÚãÚâØÚÜÛçë üë ÕÖãæÝÚÛ ÚãæÚà Professional 8ë ûÚÜâÝÜáõ ÚàãÚ ðØâåÚë ÖéÛçà âÚÜ ïÜØãÚÞØ ïÛàÚéÛØä âÖÜáÚÜ Flash ïÙÚà ïàÞåÚâë üë ÕÖâØÚ ùÖãæÖ×ÚíÚàÚÜë úÚéÚàÛÚõ ùñ øÚíÚ àÚäØÜâç ùÖàÞÚâÚë ÷ÖßÚàÛÖãÖÜ ùÖÜâØâØéÚÜ ÷ÖßâØéÜÚÞë ÚÞØçÜÚ×ëüë ìÝàØéÝ×Ýã ñØÜáéÚÛ îÚÛÝÚÜ ùÖÜâØâØéÚÜ üëúÚéÚàÛÚ õ ÷ÖßÚàÛÖãÖÜ ùÖÜâØâØéÚÜ ÚÞØçÜÚ× ëüë ùÖâçãÚÜ þãÝã ùÖÜáÖãæÚÜáÚÜ ûÚÙÚÜ ïíÚà îÖéç×ÚÙ ÕÖÜÖÜáÚÙ ùÖàÛÚãÚë ÷ÖßÚàÛÖãÖÜ ùÖÜâØâØéÚÜ ÚÞØçÜÚ×è ÷ØàÖéÛçàÚÛ ùÖÜâØâØéÚÜ ãÖÜÖÜáÚÙ ÝãÝãë 358 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius  !" Macromedia Flash 8 #$%&'(')'* + , -. /001. 2'-.$3$4 51( 2 .'- 6.'4 7)8')9" Mathmagic1:$( * ;< =''- ;'(' >$8-  ?'81) @ABB" C1.' ;1DE1F'3')'- .'F'D ;)$1 51F'3') C1-%'3') C'' =- >'(')'* 1:')1D1- ;1-..('- .'- =1E.'&''- C1-.(-' !" 7'-.') G .'- 7'-.') =$D:11- ?F'- -( 7''- ;1-..('- C1-1-%'8 7C; H C<7 H 7C;?5 >'(')'* 5; +:' >'&' ❆ ❆ ❆ Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Matematika Menggunakan Mathmagic, Alat Peraga .... 359 Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola Manajemen Keuangan dan Perbaikan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas UMKM Meubel dan Handycraft di Pajangan Bantul Wika Harisa Putri, SE., SH., M.Sc., M.EI Program Studi Akuntansi Universitas Janabadra Yogyakarta wikaharisa@gmail.com Insanul Qisti Barriyah, M.Sn Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa qubeinz@gmail.com Rudy Suryanto, SE., M.Acc, Ak. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta rudy@syncore.co.id Abstrak Industri meubel dan handycraft di Pajangan Bantul merupakan salah satu kawasan penghasil meubel yang berorientasi ekspor. Berkembangnya peluang ekspor meubel dan handycraft ini mendorong pertumbuhan UM KM khususnya di daerah tersebut cukup tinggi. Bagi UM KM yang dirintis oleh seniman atau berbasis kompetensi dari pemiliknya, persoalan kreativitas sudah tidak lagi menjadi hambatan. Namun ternyata, bagi UM KM yang hanya berbasis pada usaha turun temurun maupun rintisan usaha yang murni dimulai dari kerja keras namun tidak berbasis kompetensi pemilik usaha, persoalan kreativitas menjadi persoalan yang cukup penting untuk mendapatkan perhatian. Selain itu, industri meubel juga menghadapi persoalan terkait pemenuhan kewajiban menghasilkan produk yang berasal dari bahan baku kayu yang legal. Legalitas kayu sebagai bahan dasar industri ini harus memenuhi standar dan tersertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang ditunjuk. Banyak UM KM yang kurang siap, karena pemenuhan persyaratan ini juga berarti kesiapan yang lebih baik dalam administrasi usaha. Sementara pada umumnya, administrasi usaha yang diselenggarakan oleh UM KM penghasil meubel dan handycraft ini masih seadanya. Disamping administrasi usaha, kebutuhan perbaikan tata kelola juga sangat diperlukan agar UM KM mampu tumbuh dan berkembang secara sehat. Karena itu diperlukan juga peningkatan pengetahuan tentang tata kelola keuangan beserta kualitas literasi keuangan agar pemilik usaha memiliki perhatian dan menciptakan usahanya menjadi usaha yang siap berkembang dan profesional. Profesionalitas usaha tentu saja dinilai dari berbagai faktor dan salah satunya adalah dari aktivitas pemasaran. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mencoba membantu dan menstimulasi pemilik usaha beserta karyawannya untuk lebih siap dalam menghadapi persaingan dengan memperkuat beberapa aspek kunci yang telah dipaparkan diatas. Kata kunci : kreativitas, legalitas, tata kelola, pemasaran, industri berbahan dasar kayu 360 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius I. Pendahuluan IJKJ LMNOPQRQS TQUQV TQWO PXUQN PMSYYMNQR PMNMRZSZLXQS [QSY LMLXUXRX RQNQRWMNXTWXR [QSY RVQT \QS OSXR] ^QUQV TQWO RQNQRWMNXTWXR RVQTS[Q Q\QUQV _QV`Q IJKJ LMLXUXRX \Q[Q WQVQS [QSY aOROP ROQW WMNVQ\QP RNXTXT MRZSZLXb RQNMSQ LMNMRQ LMLXUXRX TMSX _MNWQVQS [QSY _MN_M\Q \X_QS\XSYRQS \MSYQS TRQUQ OTQVQ [QSY UM_XV _MTQN] JMSXSYRQWS[Q XS\MRT \Q[Q TQXSY cS\ZSMTXQ \X_QS\XSYRQS \MSYQS SMYQNQ d^edf UQXSS[Qb [QSY LMSONOW World Economic Forum _MNQ\Q PQ\Q PMNXSYRQW gh \QNX [QSY TM_MUOLS[Q \X PMNXSYRQW ijb LML_MNXRQS XS\XRQTX _QV`Q IJKJ LMNOPQk RQS RZSWNX_OWZN S[QWQ _QYX PMNMRZSZLXQS cS\ZSMTXQ TMaQNQ RMTMUONOVQS lmMS[b jnopq] rNZ\OR XS\OTWNX PMNQ_ZW \QS RMNQsXSQS RQ[O LMNOPQRQS PNZ\OR MRTPZN PMSWXSY \X mQMNQV cTWXLM`Q tZY[QRQNWQ] mQNX \QWQ ur^ rNZvXSTX mct wQVOS jnonb WMNUXVQW _QV`Q SXUQX MRTPZN PNZ\OR RQ[O mct LMSaQPQX I^m jbp sOWQb \QS LMNOPQRQS PMNXSYRQW RM \OQ MRTPZN mct TMWMUQV _QVQS \QNX PQPQS lI^m jbx sOWQq] JMSONOW \QWQ mXSQT rMNXS\OTWNXQSb rMN\QYQSYQS \QS KZPMNQTX KQ_OPQWMS uQSWOUb sOLUQV XS\OTWNX [QSY LMSYVQTXURQS PMNQ_ZW \QNX RQ[O _MNsOLUQV xo OSXWb TM\QSYRQS XS\OTWNX RMNQsXSQS _MNsOLUQV go OSXW] yOLUQV XS\OTWNX [QSY WMN\QzWQN WMNTM_OW \X[QRXSX _MUOL LMNOPQRQS sOLUQV RMTMUONOVQS \QNX XS\OTWNX PMNQ_ZW \QS RMNQsXSQS RQ[O \X mctb \X LQSQ TM_QYXQS _MTQN UQXSS[Q LMNOPQRQS OSXW OTQVQ NOLQVQS [QSY WX\QR QWQO _MUOL WMN\QzWQN] ^MaQNQ OLOLb PNZYNQL PMSYQ_\XQS [QSY RQLX UQRORQS _MNWOsOQS LMS\ZNZSY QYQN IJKJ LXWNQ \QLPXSYQS RQLX LMLXUXRX RMOSYYOUQS \QS \Q[Q TQXSY [QSY _MNTOL_MN \QNX RMROQWQS XSWMNk SQU [QSY _QXR \QUQL LMUQRORQS PMSYMUZUQQS OTQVQ] ^MaQNQ RVOTOTb WMN\QPQW _M_MNQPQ VQU [QSY LMSsQ\X LZWXvQTX OWQLQ RQLX \QUQL LMUQRORQS PMS\QLPXSYQS [QXWO _QV`Q LMNMRQ VQNOT LQLPO _MNTQXSY \QUQL PQTQN XSWMNSQTXZSQU \QS LQLPO LMSYVQ\QPX WQSWQSYQS \QUQL VQU PMNTQXSYQS ROQUXWQT \QS VQNYQb QRTMT XSzZNLQTX \QS RZLOSXRQTX \MSYQS PQTQNb \QS PMLMSOVQS QTPMR UMYQUXWQT RVOTOTS[Q _QYX XS\OTWNX _MN_QVQS \QTQN RQ[O [QSY VQNOT LMSYXROWX NMYOUQTX \QUQL rMNLMSVOW fZ gh{jnn| sZ pi{jnog \QS rMNLMS\QY fZ }p{jnoj. KMWXYQVQU XSXUQV [QSY RMLO\XQS LMSsQ\X QYMS\Q OWQLQ \QUQL LMSMSWORQS PNZYNQL PMSYQ_\XQS [QSY \XUQRTQSQRQS _MNTQLQ \MSYQS RM\OQ LXWNQ \QLPXSYQS] II. Metode/Aplikasi rNZYNQL XSX \XNMSaQSQRQS QRQS \XUQRTQSQRQS \QUQL WXYQ WQVOS _MNWONOWkWONOWb WQVOS PMNWQLQ PQ\Q jnoib WQVOS XSX jno} LMNOPQRQS WQVOS RM\OQ RQLXb \QS WQVOS \MPQSb \QS jnox [QSY LMNOPQk RQS WQVOS RMWXYQ [QSY QRQS LMSsQ\X WQVOS PMSOWOP TMRQUXYOT WQVOS MvQUOQTX QPQRQV PMS\QLPXSYQS [QSY RQLX UQRORQS WMUQV _MNVQTXU LML_MNXRQS SXUQX WQL_QV _QYX IJKJ LXWNQ \QLPXSYQS RQLX] JMTRXPOS LQTXV \QUQL WOsOQS [QSY TQLQb PNZYNQL PQ\Q WQVOS RM\OQ XSX TMLQRXS LMSYQNQV PQ\Q PMSYOQWQS QTPMR XSWMNSQU IJKJ [QSY RQLX [QRXSX QRQS LMSsQ\X LZ\QU \QTQN _QYX IJKJ OSWOR UM_XV _MNRML_QSY] d\Q MLPQW PNZYNQL OWQLQ [QSY RQLX UQRTQSQRQSb [QXWO~ 1. Penguatan Kreativitas, Khususnya dalam Penciptaan Desain Produk rNZYNQL XSX \XUQRTQSQRQS \MSYQS _MN\QTQN PQ\Q _QTMUXSM [QSY \XWMLORQS \X LXWNQ \QLPXSYQS _QV`Q TMUQLQ XSX LMNMRQ WX\QR TMaQNQ LONSX LMUQRORQS PNZ\ORTX _MN\QTQNRQS \MTQXS VQTXU aXPWQQS TMS\XNXb SQLOS TMUQUO hanya berdasarkan pesanan dari pihak ketiga maupun berdasarkan ketersediaan barang dari supplier bahan mentah. Kondisi ini membuat mitra dampingan menjadi sangat tergantung pada order yang masuk berdasarkan pesanan, dan kurang mampu untuk memiliki inisiatif menciptakan produk dengan desain yang diciptakannya sendiri. Pada masa sepi order, Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola ... 361 €‚ƒ„ ‚ƒ † †‡ˆ‰‡ƒ ˆŠ‹ ‰Œ ŽƒŒ€‚€ ‡ŽƒŽ€ ‚‡ˆ ‘Ž‘’ ‰ˆ€ ‡ˆ‡ ƒ Ž‚Žƒ ’ †€Œ Œ ˆƒ Œ ƒ ƒ Š‰Šƒ ‰‡‡ˆ“ƒ’ ‚‡‹€ƒ  “Š‘‹ ‰‡‡ˆ“ „ƒ †‡ˆ‘€† ƒ ‡ƒŠˆŠƒ Œ‡ƒ ƒ ŠŠ‰ Œˆ‚†€‚” •‘ ‰ˆŽ ˆ €ƒ€’ € ‡ˆŠ‰„ Šƒ†Š ‡ƒŒŽˆŽƒ  ˆ –—˜— €†ˆ Œ‰€ƒ ƒ € Š ‡Š ‰‡‘Šƒ Šƒ†Š ‡ƒ€‰†ƒ ‰ˆŽŒŠ Œ‡ƒ ƒ Œ‡‚€ƒ ‚‡ƒŒ€ˆ€’  ˆ ‰Œ ‚† ‚‡‰€ ŽˆŒ‡ˆ’ ‡ˆ‡ †‡†‰ €‚ ‡ƒ ‹‚€‘ƒ ‰ˆŽŒŠ „ƒ ‚€‰ Œ€‰‚ˆƒ ‚‡ˆ ƒŒ€ˆ€ ‡ ‰‚ˆ €ƒ†‡ˆƒ‚€Žƒ‘” ™Š“Šƒ Œ€ †‚ € ˆ‡‘€‚‚€ƒ Œ‘ ‰ˆŽ ˆ ‰‡‘†€‹ƒ š‡€ƒ †ƒ šŽ†‡ƒ‚€ ˜ˆ‡†€›€†‚ š‡ƒ€‰†ƒ ˜ˆ„ œŠˆƒ€†Šˆ‡’ „ƒ ƒ†ˆ ‘€ƒ ‡ˆŠ‰ ‰‡ƒ ‡ƒ‘ƒ †‡ƒ†ƒ Œ‚ˆŒ‚ˆ †‡ƒ€ ‰‡ƒ€‰†ƒ ˆ„ žŠˆƒ€†Šˆ‡ „ƒ € ‡‚ Œ‘ ‰‡‘†€‹ƒ’ Œƒ Œ€‘ƒ“Š†ƒ Œ‡ƒ ƒ Œ€‚Š‚€ ‡‚‰‘Žˆ‚€ †‡ƒ†ƒ ˆ„ „ƒ €ƒ €ƒ Œ€‰ˆŽŒŠ‚€ ‡ˆŒ‚ˆƒ €Œ‡ Œ‡‚€ƒ „ƒ ‡ˆ‚Š‡ˆ Œˆ€ €†ˆ Œ‰€ƒ ƒ Šˆƒ€’ Œƒ ‡ŠŒ€ƒ € ‡ƒ‚†€Š‘‚€ Œ‡ƒ ƒ ‡ƒ†Š ‡ˆ‡‘€‚‚€ƒ €Œ‡ Œ‡‚€ƒ †‡ˆ‚‡Š† Œ‘ ‚‡Š‹ ˆ Œ‡‚€ƒ „ƒ ‘ƒ ‚Šƒ Œ€Š† Ž‘‡‹ ‚‘‹ ‚†Š †€ ‰‡ƒ Œ€ „ƒ Ž‰‡†‡ƒ Œ‘ €Œƒ †‡ˆ‚‡Š†” Ÿ‡†‡‘‹ ‡‘‘Š€ ‡ˆ € Œ€‚Š‚€ Œƒ ‰‡ƒ„‡‚Š€ƒ‰‡ƒ„‡‚Š€ƒ’ ‡ŠŒ€ƒ € ‡ƒŒŽˆŽƒ €†ˆ Šƒ†Š ‡Š† prototype †Š sample Œˆ€ ‰ˆŽŒŠ „ƒ ‚ŠŒ‹ Œ€Œ‡‚€ƒ ‚‡ˆ ‡ˆ‚‚” ˆ‰ƒ ‹Š‚Š‚ Œˆ€ ‰ˆŽ ˆ €ƒ€ Œ‘‹ ‹¡ –—˜— ‡ŠŒ€ƒ ‡€‘€€ ‡‰‡ˆ„ƒ Œ€ˆ€ Šƒ†Š ‡Š† ‰ˆŽŒŠ Œ‡ƒ ƒ Œ‡‚€ƒƒ„ ‚‡ƒŒ€ˆ€’ ‚‡‹€ƒ  ‰‡‘Šƒ ‰‚ˆ €ƒ†‡ˆƒ‚€Žƒ‘ ‚‡€ƒ †‡ˆŠ” 2. Peningkatan Kesadaran Pemenuhan Standar Legalitas Kayu sebagai Bahan Dasar Produk ¢‡ ‘€†‚ „Š „ƒ ‡ƒ“Œ€ ‹ƒ Œ‚ˆ ‰ˆŽŒŠ €ƒ€ ‹ˆŠ‚ †‡ˆ“€ƒ Œ‘ ‡ƒ†Š ŒŽŠ‡ƒ ‡‚‰Žˆ „ƒ Œ€‡‘Šˆƒ Ž‘‡‹ ‘‡  ‚‡ˆ†€ž€‚€ ‘‡ ‘€†‚ „Š” •ŽŠ‡ƒ €ƒ€ ‹ˆŠ‚ ‚‡‘‘Š ‡ƒ„‡ˆ†€ ‚‡†€‰ ‰ˆŽŒŠ „ƒ ‡‘Šˆ Œˆ€ ‰ˆ€ ‚‡ € †ƒŒ ‹¡ „Š „ƒ Œ€ Šƒƒ ‡ˆŠ‰ƒ „Š „ƒ ‘‡ ‘ Œƒ Šƒ Œˆ€ ‹‚€‘ ‰‡ˆŒ ƒ ƒ „Š €‘‡ ‘” šˆŽ‚‡‚ ‚‡ˆ†€ž€‚€ ‘‡ ‘€†‚ „Š €ƒ€ ‡‡ˆ‘Šƒ ‰‡ˆ‚€‰ƒ „ƒ ŠŠ‰ ‡ƒ Šˆ‚ ‰‡ˆ‹†€ƒ –—˜— €†ˆ Œ‰€ƒ ƒ’ ˆ‡ƒ ‰‡ˆ ‚„ˆ†ƒ Œ€ƒ€‚†ˆ‚€ „ƒ ‹ˆŠ‚ Œ€‚€‰ƒ ŠŠ‰ ƒ„’ €„ „ƒ Œ€‡‘Šˆƒ “Š  ‘Š„ƒ ‡‚ˆ’ Œƒ Œ€‘Šƒ ‚‡ˆ Žƒ†€ƒŠ ‡‘‘Š€ ŠŒ€† ‘‡ ‘€†‚ „ƒ ‡ˆŠ‘ƒ ‚‡†€‰ ŒŠ †‹Šƒ ‚‡‘€” šˆŽ ˆ „ƒ Œ€‘Šƒ Šƒ†Š †Š“Šƒ €ƒ€ Œ‘‹ Œ‡ƒ ƒ ‡‘Šƒ ‰‡ƒŒ‰€ƒ ƒ ‚‡ˆ ‰‡ˆ€ŽŒ€ †‡ˆ‹Œ‰ ‡†‡ˆ†€ƒ Œ€ƒ€‚†ˆ‚€ ‰‡ƒ“Š‘ƒ ‰ˆŽŒŠ’ Œƒ ‡‚†€ƒ ‹¡ ‡ˆ‡ †‡‘‹ ‡‘Šƒ ‰ˆŽ‚‡‚ ‰‡ƒ “Šƒ ŒŽŠ‡ƒ ‘‡ ‘€†‚ Œ‘ ‚‡†€‰ ‰ˆŽ‚‡‚ ‰‡ƒ“Š‘ƒ ‰ˆŽŒŠƒ„” •‘ ‰‡‘‚ƒƒƒ„’ ‡ŒŠ €†ˆ Œ‰€ƒ ƒ € ‡ƒ ‡€‘€€ ˆ†‡ˆ „ƒ ‡ˆ‡Œ’ Œ€ƒ ‚‘‹ ‚†Šƒ„ ŠŠ‰ †‡ˆ†€ Œ‘ ‡‘‚ƒƒ ‡¡“€ƒ †‡ˆ‚‡Š†’ ƒŠƒ €†ˆ „ƒ ‘€ƒ ‡ƒŒ‡ˆŠƒ ‡ƒˆ€ ˆ Šƒ†Š €‚ ‡ƒ ‹€ƒŒˆ€ ‰ˆŽ‚‡‚ †‡ˆ‚‡Š†’ Œ‡ƒ ƒ ‡‘Šƒ ‰ˆŽ‚‡‚ ‰‡ƒ€†€‰ƒ ‰‡ƒ“Š‘ƒ ‰Œ –—˜— „ƒ ‘€ƒ ˆ‡ƒ ‡ˆ‚ ‚ƒ † †‡ˆ‡ƒ€ Šƒ†Š ‡ƒ“‘ƒƒ ‰ˆŽ‚‡‚ †‡ˆ‚‡Š† ‚‡ˆ ƒŒ€ˆ€” 3. Perbaikan Tata Kelola dan Manajemen Keuangan berbasis Teknologi Informasi Ÿ‘‹ ‚†Š „ƒ ‰‡ƒ†€ƒ Œ‘ ‡ƒ“€ƒ ‡‡ˆ‘ƒ“Š†ƒ Š‚‹ Œ‘‹ ‰‡ƒ ‡‘Ž‘ƒ ‡Šƒ ƒ „ƒ Œ€‘Šƒ ‚‡ˆ € Œƒ †‡ˆ‡ƒƒ” š‡ƒ‡‘€†€ƒ †‡ˆŒ‹Š‘Š ‡ƒ„†ƒ ‹¡ ‰‡ˆ‚‡‰‚€ „ƒ Œ€€‘€€ Ž‘‡‹ ‰‡ƒ Š‚‹ †‡ˆ‹Œ‰ ƒ€‘€ Šƒ ‘‰Žˆƒ ‡Šƒ ƒ ‡€‘€€ ‰‡ƒ ˆŠ‹ „ƒ ŠŠ‰ ‰‡ƒ†€ƒ †‡ˆ‹Œ‰ ‡‚Šƒ Š‹ƒ ‰‡ƒ Š‚‹ Œ‘ ‡ƒ„Š‚Šƒ ‘‰Žˆƒ ‡Šƒ ƒ ‚‡ˆ ‰‡ˆ€ŽŒ€ 362 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius £¤¥ ¦§¥¨©¨ª«¥ ¬­®ª¯© & ­®ª¯¤¥ª§° ±²³´µ¶ ·¤¸¤¹ º¯§»¯¤¹ ©¥©° º«¥£«¦¤ª¤¥ ¼¤¥» £©¤¹½©¸ ¤£¤¸¤¾ £«¥»¤¥ º«¹¤¥¿¤¤ª¤¥ ª«¦¥§¸§»© ©¥¿§¯¹¤¨© ®¥ª®¦ ¹«¸¤¦®¦¤¥ º¯§¨«¨ ª¤ª¤ ¸¤¦¨¤¥¤ º«¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥ ¨«À¤¯¤ §¥¸©¥«° ¨«¾©¥»»¤ ¹¤¹º® £©º¤¥ª¤® £©¹¤¥¤ ¨¤Á¤ ½¤©¦ §¸«¾ º«¥»¤½£© ¹¤®º®¥ §¸«¾ º«¥»®¨¤¾¤ ¼¤¥» ½«¯¨¤¥»¦®ª¤¥° ¤º¤¦¤¾ ¨ª¤¿ ¤£¹©¥©¨ª¯¤¨© ¦«®¤¥»¤¥ ª«¸¤¾ ¹«¸¤¦®¦¤¥ º¯§¨«¨ ª«¯¨«½®ª ¨«À¤¯¤ ½«¯¦«¸¤¥Á®ª¤¥¶ Â¥ª®¦ ¹«¹¤¨ª©¦¤¥ ½¤¾Ã¤ º«ª®»¤¨ º«¥¤ª¤¸¤¦¨¤¥¤ ¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥ ¹«¹©¸©¦© ¦«¹¤¹º®¤¥ £¤¥ ¦«ª«¯¤¹º©¸¤¥ ¼¤¥» À®¦®º° º¯§»¯¤¹ ©¥© ¦¤¹© ½®¦¤ £«¥»¤¥ ¹«¥¼«¸«¥»»¤¯¤¦¤¥ º«¸¤ª©¾¤¥ º«¸¤º§¯¤¥ £¤¥ º«¥¤ª¤¸¤¦¨¤¥¤¤¥ ¤£¹©¥©¨ª¯¤¨© ¦«®¤¥»¤¥° £«¥»¤¥ ª®Á®¤¥ ¤Ã¤¸ ¹«¹½«¯©¦¤¥ ¸©ª«¯¤¨© ª«¥ª¤¥» £¤¨¤¯Ä£¤¨¤¯ ¦«®¤¥»¤¥ ¦«º¤£¤ º«¥»®¨¤¾¤ ¹¤®º®¥ ¨ª¤¿ ¤£¹©¥©¨ª¯¤¨© ¦«®¤¥»¤¥° ¦«¹®£©¤¥ ¹«¹º«¯¦«¥¤¸¦¤¥ interface º«¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥ £«¥»¤¥ ¹«ª§£« º«¥£¤¹º©¥»¤¥° £¤¥ ¦«¹®£©¤¥ £©£¤¹º©¥»© ½¤©¦ £«¥»¤¥ º«¥£«¦¤ª¤¥ º«¥£¤¹º©¥»¤¥ ¸¤¥»¨®¥» ¹¤®º®¥ ¤¨©¨ª«¥¨© Á¤¯¤¦ Á¤®¾ ¼¤¥» ¹«¹¤¥¿¤¤ª¦¤¥ ª«¦¥§¸§»© ©¥¿§¯¹¤¨© ¨«¸¤¹¤ º¯§¨«¨ ©¥º®ª £¤ª¤ £¤¥ ¹«¸¤¦®¦¤¥ ¹§¥©ª§¯©¥» ª«¯¾¤£¤º ¾¤¨©¸ ¼¤¥» ª«¸¤¾ £©¨®¨®¥¶ ­¯§»¯¤¹ ©¥© ¹«¥Á¤£© ¨¤¸¤¾ ¨¤ª® º¯©§¯©ª¤¨° ¦¤¯«¥¤ º¤£¤ ¦§¥£©¨© baseline° ¦«£®¤ ¹©ª¯¤ £¤¹º©¥»¤¥ ¹«¹¤¥» ½«¸®¹ ¹«¹©¸©¦© ¦«¨¤£¤¯¤¥ ¼¤¥» À®¦®º ½¤©¦ ª«¯¾¤£¤º º«¥ª©¥»¥¼¤ ¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥¶ Ťº§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥ ¹«¯«¦¤ ¾¤¥¼¤ £©¨®¨®¥ ¨«À¤¯¤ ¤º¤ ¤£¤¥¼¤° £¤¥ £«¥»¤¥ º«¥»¤£¹©¥¨©ª¯¤¨©¤¥ ¼¤¥» Á®»¤ ¤¸¤ ¦¤£¤¯¥¼¤¶ Æ«£¤¥»¦¤¥° £¤¸¤¹ ¨®£®ª º¤¥£¤¥» ®¹®¹° ¦«½«¯¤£¤¤¥ ¸¤º§¯¤¥ ¦«®¤¥»¤¥ ¹«¥À«¯¹©¥¦¤¥ ¦§¥£©¨© ª¤ª¤ ¦«¸§¸¤ ¼¤¥» ¤£¤ £¤¸¤¹ ÂÇÈÇ ª«¯¨«½®ª¶ Ȥ¯«¥¤ ©ª®° ¦¤¹© ¨«º¤¦¤ª ®¥ª®¦ ª«¯®¨ ¹«¥£§¯§¥» ¹©ª¯¤ £¤¹º©¥»¤¥ ¦¤¹© ®¥ª®¦ ¹«¸¤¦®¦¤¥ º«¥¤ª¤¸¤¦¨¤¤¥ ¤£¹©¥©¨ª¯¤¨© ¦«®¤¥»¤¥ ©¥© ¨«À¤¯¤ ½¤©¦ £¤¥ ½«¯¦«¸¤¥Á®ª¤¥ £«¥»¤¥ ½¤¥ª®¤¥ ª«¦¥§¸§»© ©¥¿§¯¹¤¨©¶ 4. Perbaikan Strategi Pemasaran yang Berorientasi pada Pasar Internasional Æ«º«¯ª© ª«¸¤¾ £©¨«½®ª¦¤¥ £©¤ª¤¨ ½¤¾Ã¤ ÂÇÈÇ ¹©ª¯¤ £¤¹º©¥»¤¥ ¦¤¹© ¹¤¨©¾ ¹«¹©¸©¦© ¦«ª«¯½¤ª¤¨¤¥ £¤¸¤¹ ¾¤¸ Á®¹¸¤¾ º¯§£®¦ ¾¤¨©¸ £«¨¤©¥ ¨«¥£©¯©¶ Ç«¨¦©º®¥ ¨¦¤¸¤ ®¨¤¾¤¥¼¤ ¨®£¤¾ ½«¯§¯©«¥ª¤¨© «¦¨º§¯° ¥¤¹®¥ ¨«¸¤¹¤ ©¥© ¹«¯«¦¤ ¾¤¥¼¤ ¹«¥«¯©¹¤ §¯£«¯ £«¥»¤¥ £«¨¤©¥ ¸«¥»¦¤º £¤¯© º«¹½«¯© §¯£«¯° ¨«¾©¥»»¤ º«¯¤¥ ¹«¯«¦¤ ¨«¸¤¹¤ ©¥© ¾¤¥¼¤ ¹«¥«¯©¹¤ º«¦«¯Á¤¤¥ ¨¤Á¤° ª¤¥º¤ ¹«¹©¸©¦© ¾¤¦ À©ºª¤ º¤£¤ º¯§£®¦ ª«¯¨«½®ª¶ ɤ¾¦¤¥ ª«¯¾¤£¤º º¯§£®¦ ¼¤¥» £©½®¤ª° ¹«¯«¦¤ ½¤¾¦¤¥ ª©£¤¦ ½«¯¤¥© ®¥ª®¦ ¹«¥¤¹º©¸¦¤¥ £¤¸¤¹ ¸«¤¿¸«ª° ¨«¾©¥»»¤ ¹«£©¤ ¦§¹®¥©¦¤¨© º«¹¤¨¤¯¤¥ ¼¤¥» ¤£¤ º®¥ ¨¤¥»¤ª ª«¯½¤ª¤¨ ¦¤¯«¥¤ ¹¤ª«¯© ¼¤¥» ¤¦¤¥ £©¨§¨©¤¸©¨¤¨©¦¤¥ ½«¯®º¤ º¯§£®¦ º®¥ ¾¤¦ À©ºª¤¥¼¤ ª©£¤¦ ½«¯¤£¤ º¤£¤ ¹«¯«¦¤¶ ­¯§»¯¤¹ ¦¤¹© ¤¥ª¤¯¤ ¸¤©¥ ¹«¥£§¯§¥» ¹«¯«¦¤ ®¥ª®¦ ¹«¥À©ºª¤¦¤¥ sampleÊsample º¯§£®¦ ¾¤¨©¸ £«¨¤©¥ ¨«¥£©¯©° £¤¥ ¦«¹®£©¤¥ ¹«¹½¤¥ª® ¹«¹½®¤ª¦¤¥ 뽨©ª« ¨«½¤»¤© ¹«£©¤ º«¹¤¨¤¯¤¥ §¥¸©¥«° ¨«¦¤¸©»®¨ ¥¤¥ª©¥¼¤ ¹«¹¤¨¤¯¦¤¥ º¯§£®¦ ¼¤¥» ¹«¯®º¤¦¤¥ ¦¤¯¼¤ ¤¨¸© ¹«¯«¦¤ ¤»¤¯ ¹«¹©¸©¦© º¤¨¤¯ ¼¤¥» ¸«½©¾ ¸®¤¨¶ Æ«¸¤©¥ ©ª® ¦¤¹© Á®»¤ ¹«¹½¤¥ª® ¹«¥£¤¹º©¥»© ¹«¯«¦¤ ®¥ª®¦ ½©¨¤ ¹«¥»©¦®ª© º¤¹«¯¤¥Äº¤¹«¯¤¥ ©¥ª«¯¥¤¨©§¥¤¸ ¼¤¥» ½©¤¨¤¥¼¤ £©¿¤¨©¸©ª¤¨© ¤ª¤® £©¨®½¨©£© §¸«¾ ·©¥¤¨ ­«¯£¤»¤¥»¤¥ £¤¥ ­«¯©¥£®¨ª¯©¤¥° ½¤©¦ £© ª©¥»¦¤ª ·ËÌ ¹¤®º®¥ Ȥ½®º¤ª«¥ ɤ¥ª®¸¶ III. Hasil É«½«¯¤º¤ º¯§»¯¤¹ ¼¤¥» ¹«¥Á¤£© º¯©§¯©ª¤¨ ª«¸¤¾ £©¸¤¦¨¤¥¤¦¤¥° ¹«¨¦©º®¥ ª«¯¦¤©ª £«¥»¤¥ ¾¤¨©¸° £¤¸¤¹ ½¤¥¼¤¦ ¾¤¸ ¹¤¨©¾ ¨¤¥»¤ª £©¥© Á©¦¤ £©¦¤ª¤¦¤¥ ½«¯¾¤¨©¸° ¦¤¯«¥¤ ½¤»¤©¹¤¥¤º®¥° ¦«»©¤ª¤¥Ä ¦«»©¤ª¤¥ ª«¯¨«½®ª ¹«¹½®ª®¾¦¤¥ 䦪® ®¥ª®¦ ¹«¹½®¦ª©¦¤¥ ¤º¤¦¤¾ ¹«¹½«¯©¦¤¥ ¥©¸¤© ª¤¹½¤¾ ½¤»© ÂÇÈÇ ¹©ª¯¤ £¤¹º©¥»¤¥ ¤ª¤® ª©£¤¦¶ Ȥ¹© ¹«¥¼«½®ª¦¤¥ ½¤¾Ã¤ º¯§»¯¤¹ ¦¤¹© ¾¤¥¼¤¸¤¾ Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola ... 363 ÍÎÏÐÑÍÒÓÔ ÕÎÐÓÑÖÑÏ ×ÑÏÐ ØÓÙÑÖÏ×Ñ ÚÛÓÜÛÓÖÑØÝ ÕÑÛÎÏÑ ÍÎÍÑÏÐ ÒÑÏ×ÑÕ ÞÑÔ ×ÑÏÐ ÍÑØÓÞ ØÑÏÐÑÖ ÚÎÛÔß ÒÑÐÓ ÕÑÍÓ ØÎÔÑÕß ÖÓÍ ÚÎÏÐÑÒàÓ ÍÑßÚßÏ ÒÑÐÓ ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏ ßÏÖßÕ ØÑÍÑáØÑÍÑ ÒÎÔÑâÑÛ àÑÏ ÍÎÏÐÎÏÑÔÓ ÕÎÔÎÍÑÞÑÏáÕÎÕßÛÑÏÐÑÏ ÒÎØÎÛÖÑ ÔÑÏÐÕÑÞ ×ÑÏÐ ÞÑÛßØ àÓÖÎÍÚßÞã äÑÍßÏ àÎÏÐÑÏ ÑàÑÏ×Ñ ÚÛÓÜÛÓÖÑØ ÖÎÛØÎÒßÖÝ ÞÑÛÑÚÑÏÏ×Ñ ÑàÑÔÑÞ ÕÎÐÓÑÖÑÏ ÚÎÏàÑÍÚÓÏÐÑÏ àÑÚÑÖ ÔÎÒÓÞ ÙÜÕßØ ßÏÖßÕ ÍÎÏØÖÓÍßÔÑØÓ åæçæ ßÏÖßÕ ÒÎÛÐÎÛÑÕ ÕÎ ÑÛÑÞ ×ÑÏÐ ÔÎÒÓÞ ÒÑÓÕã èÑÔÑÍ ÚÛÜÐÛÑÍ ÚÎÏÐßÑÖÑÏ ÕÛÎÑÖÓéÓÖÑØÝ ÞÑØÓÔ ÛÓÓÔ ×ÑÏÐ àÓÚÎÛÜÔÎÞ ÑàÑÔÑÞ ÖÎÛêÓÚÖÑÏ×Ñ ÐÑÍÒÑÛ àÎØÑÓÏ ØÎÒÑÐÑÓ ÒÎÏÖßÕ ÛÓÓÔ àÑÛÓ ÓÏØÚÓÛÑØÓ åæçæÝ ×ÑÏÐ àÑÔÑÍ ÚÛÜØÎØÏ×ÑáÚßÏ ÍÎÔÑÔßÓ àÓØÕßØÓ ×ÑÏÐ êßÕßÚ ÚÑÏâÑÏÐÝ àÑÏ ØÑÑÖ ÓÏÓ ÖÎÔÑÞ ØÑÍÚÑÓ ÚÑàÑ ÖÑÞÑÚ ÚÎÍÒßÑÖÑÏ prototype ÑÖÑß sampleã ëÑÛÑÚÑÏÏ×ÑÝ ÞÑØÓÔ ÒÎÛßÚÑ prototype ÓÏÓ ÕÎÍßàÓÑÏ ÒÓØÑ ÍÎÏâÑàÓ ÕÜÏÖÛÓÒßÖÜÛ ÒÑÐÓ ÍÑÖÎÛÓ ÚÎÍÑØÑÛÑÏ ×ÑÏÐ ÔÎÒÓÞ ÔßÑØÝ ÒÑÓÕ ÚÎÍÑØÑÛÑÏ ØÎêÑÛÑ ÜÙÙÔÓÏÎ ÍÎÔÑÔßÓ ÚÑÍÎÛÑÏÝ ÍÑßÚßÏ ÚÎÍÑØÑÛÑÏ ÜÏÔÓÏÎ ÍÎÔÑÔßÓ ìÎÒØÓÖÎ ÚÎÍÑØÑÛÑÏ ×ÑÏÐ ØßàÑÞ àÓÒßÑÖã íÎàÑÏÐÕÑÏ ÞÑØÓÔ ÚÛÜÐÛÑÍ ÚÎÏÓÏÐÕÑÖÑÏ ÕÎØÑàÑÛÑÏ ÚÎÍÎÏßÞÑÏ ØÖÑÏàÑÛ ÔÎÐÑÔÓÖÑØ ÕÑ×ßÝ ØÑÑÖ ÓÏÓ ØÑÖß ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏ ÕÑÍÓ ÍÑØÓÞ ÍÎÏßÏÐÐß ÚÛÜØÎØ ÑßàÓÖ ÚÎÏÓÔÓÕÑÏÝ ØÎÞÓÏÐÐÑ ÕÑÍÓ ÍÎÍÒÑÏÖß àÑÏ ÍÎÏàÜÛÜÏÐ ÍÎÛÎÕÑ ßÏÖßÕ ÕÎÍÒÑÔÓ ÍÎÍÚÎÛØÓÑÚÕÑÏ ÑàÍÓÏØÓÖÛÑØÓ ×ÑÏÐ àÓÚÎÛÔßÕÑÏ ßÏÖßÕ ÍÎÏâÑÔÑÏÓ ÚÛÜØÎØ ÑßàÓÖ ÚÎÏÓÔÓÕÑÏ ÖÎÛØÎÒßÖã íÎàÑÏÐÕÑÏ ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏ ÔÑÓÏÏ×ÑÝ ØÑÑÖ ÓÏÓ ØßàÑÞ ÍÎÍÚÎÛÜÔÎÞ ÕÜÍÓÖÍÎÏ ÚÎÍÒÓÑ×ÑÑÏ ØÎÛÖÓÙÓÕÑØÓ ÔÎÐÑÔÓÖÑØ ÕÑ×ßÝ ØÎÖÎÔÑÞ ÚÑàÑ ÖÑÞßÏ ÔÑÔß ÖÎÛÚÑÕØÑ ÞÑÛßØ ÕÎÞÓÔÑÏÐÑÏ ÞÑÕÏ×Ñ ÍÎÏàÑÚÑÖÕÑÏ ØÎÛÖÓÙÓÕÑØÓ ÔÎÐÑÔÓÖÑØ ÖÎÛØÎÒßÖ ÕÑÛÎÏÑ ÚÎÛØÜÑÔÑÏ ÕÎÖÓàÑÕÖÎÛÖÓÒÑÏ ÑàÍÓÏÓØÖÛÑØÓ ×ÑÏÐ àÓØÎÒÑÒÕÑÏ ÛÎÐßÔÑØÓ ×ÑÏÐ ØÎÍÚÑÖ ÒÎÛßÒÑÞã ëÑØÓÔ ÚÛÜÐÛÑÍ ÚÎÛÒÑÓÕÑÏ ÖÑÖÑ ÕÎÔÜÔÑ àÑÏ ÍÑÏÑâÎÍÎÏ ÕÎßÑÏÐÑÏ ÒÎÛÒÑØÓØ ÖÎÕÏÜÔÜÐÓ ÓÏÙÜÛÍÑØÓ ØÑÑÖ ÓÏÓ ÖÎÔÑÞ ÒÎÛÞÑØÓÔ ÍÎÔÑÕßÕÑÏ ÚÎÔÑÖÓÞÑÏ àÑÏ ÚÎÏàÑÍÚÓÏÐÑÏ ÓÏÚßÖ àÑÖÑ ÖÛÑÏØÑÕØÓ ØÎÔÑÍÑ ØÑÖß ØÎÍÎØÖÎÛ àÓ ÖÑÞßÏ îïðñÝ ×ÑÓÖß àÑÛÓ ÒßÔÑÏ òÑÏßÑÛÓáòßÏÓ îïðñÝ ØÎÖÎÔÑÞ ØÎÒÎÔßÍÏ×Ñ àÓÑìÑÔÓ àÎÏÐÑÏ ÚÎÔÑÖÓÞÑÏ ÚÎÏÓÏÐÕÑÖÑÏ ÚÎÍÑÞÑÍÑÏ ÖÎÛÞÑàÑÚ ÕÜÏØÎÚ ÕÎßÑÏÐÑÏ àÑØÑÛã ëÑØÓÔÏ×ÑÝ ØßàÑÞ àÑÚÑÖ àÓêÎÖÑÕ àÑÔÑÍ ÒÎÏÖßÕ ÔÑÚÜÛÑÏ ÕÎßÑÏÐÑÏ ×ÑÏÐ ØßàÑÞ ÍÎÏàÎÕÑÖÓ ÕÜÏàÓØÓ ÑÕÖßÑÔã çÑÍÓ ÍÎÏ×ÎÒßÖÕÑÏ ØÎÒÑÐÑÓ ÍÎÏàÎÕÑÖÓÝ ÕÑÛÎÏÑ ÚÛÜØÎØ ÚÎÛØßÑØÓ ÖÎÛÞÑàÑÚ ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏ ÖÎÛÕÑÓÖ ÕÎÖÎÛÒßÕÑÑÏ àÑÖÑ ÕÎßÑÏÐÑÏ âßÐÑ ÖÓàÑÕ ÒÓØÑ àÓÕÑÖÑÕÑÏ ÍßàÑÞÝ ØÎÞÓÏÐÐÑ ÑØßÍØÓ ×ÑÏÐ ÕÑÍÓ ÐßÏÑÕÑÏ ÑàÑÔÑÞ ÒÑìÑ ÍÎÛÎÕÑ ÖÎÔÑÞ ÍÎÔÑÕßÕÑÏ ÓÏÚßÖ àÑÖÑ ÕÎßÑÏÐÑÏ ØÎØßÑÓ àÎÏÐÑÏ ÕÜÏàÓØÓ ÑÕÖßÑÔÏ×Ñã óÎÒÎÛÑÚÑ ÞÑØÓÔ ×ÑÏÐ ØßàÑÞ àÓêÑÚÑÓ ÖÎÛØÎÒßÖ ÖÎÏÖß ØÑâÑ ÍÑØÓÞ ÍÎÏ×ÓØÑÕÑÏ ÚÎÕÎÛâÑÑÏ ÛßÍÑÞ ÒÑÐÓ ÕÑÍÓ ÒÎÛßÚÑ ÍÎÏÐÑìÑÔ àÑÏ ÍÎÏâÑÐÑ ÕÎÒÎÛÔÑÏâßÖÑÏ ÚÛÜÐÛÑÍÝ ØÎÞÓÏÐÐÑ ÚÛÜÐÛÑÍ ÖÎÛØÎÒßÖ ÖÎÛßØ ÍÎÏÎÛßØ àÓÐßÏÑÕÑÏ àÑÏ àÓÛÑØÑÕÑÏ ÍÑÏÙÑÑÖÏ×Ñã IV. Pembahasan ôÛÜÐÛÑÍ ÚÎÏÐÑÒàÓÑÏ ÕÎÚÑàÑ ÍÑØ×ÑÛÑÕÑÖ ×ÑÏÐ àÓÔÑÕØÑÏÑÕÑÏ àÎÏÐÑÏ ÒÎÛÍÓÖÛÑ ÒÎÛØÑÍÑ åæçæ ÍÎÛßÚÑÕÑÏ ÚÛÜÐÛÑÍ ×ÑÏÐ ÓàÎÑÔÏ×Ñ àÓÓÏÓØÓÑØÓ àÑÏ àÓÛßÍßØÕÑÏ ÒÎÛØÑÍÑ ØÎÛÖÑ àÓØÎÚÑÕÑÖÓ àÑÔÑÍ ÒÓÏÐÕÑÓ ÕÎÍÓÖÛÑÑÏã ëÑÔ ÓÏÓ ØÑÏÐÑÖ ÚÎÏÖÓÏÐÝ ÕÑÛÎÏÑ ÚÛÜØÎØ ÓÏÓØÓÑØÓ àÑÏ ÚÎÛßÍßØÑÏ ÚÛÜÐÛÑÍ ÑÕÑÏ ÍÎÍÒÎÛÓÕÑÏ ÓÏÙÜÛÍÑØÓ ÕÎÚÑàÑ ÚÎÏÐÑÒàÓ ÖÎÏÖÑÏÐ ØÎÒÎÛÑÚÑ âÑßÞ åæçæ ÓÏÓ ÖÎÔÑÞ ÒÎÛâÑÔÑÏ àÑÏ ÒÎÛÕÎÍÒÑÏÐã èÑÔÑÍ ÞÑÔ ÓÏÓ ÚÎÏÐÑÒàÓ âßÐÑ ÞÑÛßØ ÍÎÏÐÎÖÑÞßÓ ÕÑÖÎÐÜÛÓ ÍÓÖÛÑ àÑÍÚÓÏÐÑÏÝ ØÎÞÓÏÐÐÑ ÖÓàÑÕ ÕÎÔÓÛß àÑÔÑÍ ÍÎÏÑìÑÛÕÑÏ ÚÛÜÐÛÑÍ ØÎÒÑÐÑÓ ÒÎÏÖßÕ ÕÎÍÓÖÛÑÑÏã èÑÔÑÍ ÚÎÛØÚÎÕÖÓÙ ÚÎÛÕÎÍÒÑÏÐÑÏÏ×ÑÝ åæçæ àÑÚÑÖ àÓÕÔÑØÓÙÓÕÑØÓÕÑÏ ÍÎÏâÑàÓ õ öÎÍÚÑÖ÷ ÕÎÔÜÍÚÜÕ ×ÑÓÖß Livelihood ActivitiesÝ ÍÎÛßÚÑÕÑÏ åØÑÞÑ æÓÕÛÜ çÎêÓÔ æÎÏÎÏÐÑÞ ×ÑÏÐ àÓÐßÏÑÕÑÏ ØÎÒÑÐÑÓ ÕÎØÎÍÚÑÖÑÏ ÕÎÛâÑ ßÏÖßÕ ÍÎÏêÑÛÓ ÏÑÙÕÑÞÝ ×ÑÏÐ ÔÎÒÓÞ ßÍßÍ àÓÕÎÏÑÔ ØÎÒÑÐÑÓ ØÎÕÖÜÛ ÓÏÙÜÛá ÍÑÔÝ êÜÏÖÜÞÏ×Ñ ÑàÑÔÑÞ ÚÎàÑÐÑÏÐ ÕÑÕÓ ÔÓÍÑã óÎÛÓÕßÖÏ×Ñ ÑàÑÔÑÞ Micro EnterpriseÝ ÍÎÛßÚÑÕÑÏ åØÑÞÑ æÓÕÛÜ çÎêÓÔ æÎÏÎÏÐÑÞ ×ÑÏÐ ÍÎÍÓÔÓÕÓ ØÓÙÑÖ ÚÎÏÐÛÑâÓÏ ÖÎÖÑÚÓ ÒÎÔßÍ ÍÎÍÓÔÓÕÓ ØÓÙÑÖ ÕÎìÓÛÑßØÑÞÑÑÏã çÎÔÜÍÚÜÕ ÕÎÖÓÐÑ ×ÑÓÖß ømall Dynamic EnterpriseÝ ÍÎÛßÚÑÕÑÏ åØÑÞÑ æÓÕÛÜ çÎêÓÔ æÎÏÎÏÐÑÞ ×ÑÏÐ 364 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ùúûüý þúþÿûÿ ÿ ÿü úÿüüýüü ü þüþ þúúÿþü ú úüü  ùü ü ú   ü úúþüù üüûüý Fast Moving Enterprise þúü üþ üýü ÿ  úÿû úúüý ü ùúûüý þúþÿûÿ ÿ ÿü úÿüüýüü ü ü ü þúûü  ü ùü þüÿ þúüÿ üýü úü  þüÿ üùÿÿüù  üüÿ & úùüÿþ  ûüÿÿ üÿ ÿÿ úùÿ ù ÿ ú üûÿ üü  üþ ü ÿùüü ü ü ÿ úü ü úüþüüþü ü ü þúüüÿ ýüÿû ü ùÿþüû ü þúüùü ü ÿûüÿ ùüþ üý üÿ úü ÿýü ÿþüü üÿ ùÿþ ùúù üü þúüþ üý úüûüþü úûüü ü úüüû üÿ ÿÿ úþÿÿ  úþü ÿ þú   þúú ü ú üüý ü ûú ÿý üÿ  úüü ü ûüÿÿ üÿ ÿ ü üÿ üùü úü þÿùü üþÿü üþÿ ùúþü üûüþ üùú ÿ úùÿü üÿù þüûû üþÿ !ùú ÿú ÿ þüü ÿùúÿüü üüûüý ùúûüý þúúÿþü ú úüü  ùü ü ú   úùü úþÿûÿ ü ùúûüý þúþÿûÿ ÿ ÿü úÿüüýüü üúü üþÿ ú þÿù ü ú ü  üü üùú  ÿ "mall Dynamic Enterprise ùú üüù ú úüü úûü ü ÿü üþÿ ùúþ ü ü þúüÿ ü ù  ÿ  ú  üþ üûüý üùü üüûüý úüüü þÿùü üýü þúú ü ýü þúþüüüù ü úûü ü úúþüùü úùü ú úüüü üþÿ ù þúþ üù  ü ûú ÿý þü úûü úü üüûüý üýü þúú ü ü úÿ üûÿ úúÿü ù ÿûÿ üù ü üûüþ þúþ úÿ ü ùÿ ÿ ÿüÿüû ùúýüü  üþ ü ÿûü üü ü úûü úùÿü üüûüý  ú þÿ üÿ ü ÿü ÿüûü ü úü ûú ÿý ùú  ü úýÿü þü üûÿ ùúýüü úûü üüü  üþ üüù ÿ úùüýÿ ûú ÿý úüù ü üüù úúü ÿùÿü ûüùÿ úü ü úûúþüýü üùü ú üüü üüûüý üúü þúú ü üüûüý ú üüÿ ü þúüûü ü üýü úüü ûü þü ü úýüùÿü üü üüù úûü üüü  üþ úÿ üûÿ ÿúüý ü ûü úüü ùü ü þúþ ÿüÿ úýÿü ÿ ü ÿþÿùüÿ þü üûÿ þú ú ü ýü þúþÿùü üùú ÿ  þüÿ ùú ûú ÿý üýû úûúþüýü úÿ ùü ùú üÿù úü ùüùü úû ûü úüü ÿ ü þúú ü þúþÿûÿ ÿ úþ üüü ü ùúùù þü ü þÿùþú ù þúþ úÿ ü úùúüü ùú üÿù ûü ü úüü úÿ ùú úüûü úü  úùÿü úüüü úýÿü úÿ üûÿ úü ÿ ýü þúûü  ü úüÿ ùúûú ÿý û ù þúü ÿ ü úüü þÿùü ù þúþ úÿ ü ÿ þüÿ ú üüÿ üÿü üÿ  úü  üþ úûú ÿýü ü ú üü ùúú ù ùúù üü ýü ÿ úû ûü üûüþ ÿ üÿ üûÿ þúûú üÿ úýÿü  üþ ü ùúûüý ÿúü üùÿ üüù ùúûü üü úü üÿ ü þúþ úÿ ü þüüüù úüü úúûýü üÿ úþü  üþ ü ÿûü  ü ûúý ùÿþ üþÿ þúüûü ü þ úû úþ ú üüü  üûüþ ûüÿÿ üÿ úüþÿü üú þüüúÿüû ü þúûÿùÿ úÿ üùü   ùÿ#ÿùü$ þúù$ùÿ üù ùÿûÿüÿ þúÿ üù ü úþüþü úþüüü ü úúþ üü þ úüü þüÿü   % V. Dampak üÿ ýüÿû úûü üüü  üþ úü ÿü þüüü üù þü ü ú úüü üþü ü üþüÿ üüù ÿÿ ÿü ùúûÿýüù úüü üùü üùüü ûüÿ üüûüý üüü ü ùÿ#ÿùü ü ùÿ ÿûü  ü ûúý ùü üþÿÿùüÿ úüü ù þúÿù üùü ùüü ÿ ü üùÿü þúú ü ùúûüý þúþÿûÿ ÿ ú ùúüþÿûü ü úþüýüþü ü   ùúýüü ü ùÿ#ÿùü úüùüûü üüü üþÿÿùüÿ úüü  ü üÿ úüýü ú üûÿ úþÿûÿ ùúýüü ü ùÿ#ÿùü ÿÿ ü þú ü üýü þúú ü ùúûüý þú üüÿ ú ÿ ú ú üüü ûü ü ú üü ü ÿ  úüü ú ÿ ÿ ü ú úûüùü Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola ... 365 &'()*+,)* ()-.), /'0,)1/ ('*+)* .'*1*+,)/)* ,0')/121/)34 3))/ 1*1 5676 -1/0) ()-.1*+)* 3'8)0) ),/19 /'0:3 -';),:,)* ,<*3:;/)31 ,=:3:3*>) /'0,)1/ /',*13 .'-?:)/)* prototype .0<(:,@ A)01 ),/121/)3 /'03'?:/ /'0;1=)/ ?)=B) 3/)9 ?)+1)* .0<(:,31 8:,:. )*/:31)3 ()* /'0-</12)31 ();)-'B:C:(,)* .0<(:, >)*+ ('3)1**>) -'0:.),)* 1(' <0131*1; -'0',)4 ()* /)-.), ?)=B) -'0',) -'-1;1,1 ,'1*+1*)* (1 B),/: -'*()/)*+ 5676 1*1 ),)* ?'0)() .)() /)=).)* -'-?:)/ .0<(:, ('*+)* ('3)1* >)*+ (1=)31;,)* 3'*(101@ A:,:*+)* ()01 .'*+:3)=) )/): .'-1;1, C:+) /'0;1=)/ ()01 .'01*/)= :*/:, -'*+);<,)31,)* 3/)9 ,=:3:3 :*/:, -'*+'0C),)* .'-?:)/)* prototype ('*+)* (:,:*+)* ?)=)* ?),: ()01 5676 -1/0) ?1*))*@ D'0=)/1)* :*/:, /'0:3 -'*C);)*,)* ()* -';),:,)* ),/121/)3 .'*C:);)* ('*+)* -'*/))/1 ,'/'*/:)* ()* -';'*+,).1 (<,:-'* ;'+);1/)3 ,)>: C:+) /'0;1=)/ (1;),3)*),)* /'0:3 -'*'0:3 .)() -1/0) ()-.1*+)* ,'(:) >)*+ 3:()= ),)* -)3:, .)() /)=).)* .'031).)* ):(1/ .'*1;1,)*4 3'()*+,)* .)() -1/0) .'0/)-) 3))/ 1*1 -)31= 8:,:. )*/:31)3 ('*+)* .'031).)* )(-1*13/0)31 :*/:, -'*().)/,)* ,'-?);1 3'0/191,)/ ;'+);1/)3 ,)>: >)*+ .)() /)=:* ,'-)01* =)0:3 /'0;'.)3@ &'()*+,)* .)() .0<+0)- .'0?)1,)* 3/0)/'+1 .'-)3)0)*4 3))/ 1*1 B'?31/' .'-)3)0)* -)31= /'0:3 (13'-.:0*),)* ()* (13'('0=)*),)* ();)- .0<3'(:0 updatingnya4 3'=1*++) -1/0) ?1*))* ().)/ -';),:,)* .0<3'3 updating 1*9<0-)31 .0<(:, 3'8)0) -)*(101@ &';)1* 1/:4 3)-?1; -'*:*++: ?'0/)-?)=*>) C:-;)= ,<;',31 .0<(:, ('*+)* ('3)1* 3'*(1014 ,)-1 ?'0:.)>) -'-?)*/: -'*3/1-:;)31 -:*8:;*>) 1('E1(' .0<(:, ()01 -1/0) ()-.1*+)* 3',);1+:3 -'*:)*+,)* ();)- 3,'/3) ('3)1* >)*+ (1.'0;:,)*@ &'8)0) ,'3';:0:=)*4 ()-.), >)*+ -:*8:; /'0=)(). .';),3)*))* .0<+0)- )();)= ?'0:.) 0'3.<* .<31/19 ()01 -1/0) ()-.1*+)* ,)-14 ()* 3'C):= 1*1 C:+) -'-?'01,)* ()-.), >)*+ .<31/19 ?)+1 ,)-1 3';),: /1- .'*+)?(1 ,)0'*) -';);:1 .'0,'-?)*+)* ),/:); >)*+ 3';);: (11*9<0-)31,)*4 ,)-1 3'8)0) </<-)/13 -'-1;1,1 .'0=)/1)* ()* ,'.'0(:;1)* >)*+ ;'?1= ?'3)0 /'0=)(). ,';)*+3:*+)* :3)=) -1/0) ()-.1*+)*@ VI. Penutup D).)0)* (1)/)3 -'-?'01,)* +)-?)0)* ?)=B) 3'C):= 1*1 .0<+0)- .'*+)?(1)* -)3>)0),)/ >)*+ (1;),3)*),)* -'0:.),)* ,'+1)/)* >)*+ (13)-?:/ ('*+)* 3)*+)/ ?)1, <;'= ,'(:) -1/0) ,)0'*) -'-)*+ -1/0) -'-1;1,1 ,'?:/:=)* >)*+ ();)- .0<+0)- 1*1 (1?'01,)* 3<;:314 3'=1*++) -1/0) -'0)3) /'0?)*/: ()* /'0(<0<*+ :*/:, 1,:/ 3'0/) 3'8)0) ),/19 ();)- .';),3)*))* .0<+0)-@ 7)0'*) 1/: =)0).)* ,)-1 ,'('.)* 3'-<+) ,'+1)/)* 1*1 ().)/ (1.';1=)0) ,'?'0;)*C:/)**>) 3'=1*++) *1;)1 /)-?)= ()* -)*9))/*>) ().)/ (10)3),)* /1(), =)*>) .)() 3))/ .'01<(' .'*+)?(1)* 3)C)4 ),)* /'/).1 ?13) -'*()-.1*+1 5676 ();)- ?'0+'0), ()* ?'0/:-?:=@ VII. Ucapan Terimakasih A);)- ,'3'-.)/)* ,);1 1*1 ,)-1 1*+1* -'*+:8).,)* /'01-),)31= ,'.)() 7'-'*/'01)* F13'/ G',*<;<+1 ()* D'*(1(1,)* G1*++1 >)*+ /';)= -'-?'01,)* ,'.'08)>))* ()* -'-9)31;1/)31 ,)-1 :*/:, -';),:,)* ,'+1)/)* .'*+)?(1)* -)3>)0),)/@ H)0).)* ,)-14 ,)0'*) /)=:* 1*1 -'0:.),)* /)=:* ,'(:) ()01 0'*8)*) .';),3)*))* 3';)-) I /)=:*4 3'-<+) .)() /)=:* >)*+ ),)* ()/)*+ ,)-1 ),)* -'*().)/,)* ,'.'08)>))* ,'-?);1 :*/:, -';)*C:/,)* .0<+0)- 1*1@ J'01,:/*>) ,'.)() KDI6 5*12'031/)3 L)*)?)(0) >)*+ -'0:.),)* /:)* 0:-)= ()01 3'-:) .0<3'3 .'*+)C:)* .0<.<3); 3)-.)1 .';),3)*))* .0<+0)- .'*+)?(1)* 1*14 3'-<+) (:,:*+)* >)*+ /), ='*/1 -'-?:)/ ,)-1 3';),: 366 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius MNOPQRST UNVWX UNVYZUT[QXT WOUW\ YN]Q\XQOQ\QO \NPTQUQO MNOPQRSTQO YQX^QVQ\QU_ `NUTPQ \QYT XQYMQT\QO UNVTYQ\QXTa \NMQSQ bOT[NVXTUQX cQVdQOQeT^QUQ fQYQOXTXeQ SQO bOT[NVXTUQX gWaQYYQST^Qa hZP^Q\QVUQ ^QOP UN]Qa XNiQVQ Q\UTj RNVMQVUTXTMQXT SQ]QY YNYRNVT\QO \ZOUVTRWXTO^Q YN]Q]WT MWUVQ MWUVT UNVRQT\O^Q XNRQPQT RQPTQO SQVT UTY TOTk \QVNOQ UQOMQ UTY ^QOP \ZYMNUNOk \NVdQ TOT UTSQ\ Q\QO UNV]Q\XQOQ SNOPQO RQT\_ I. Sumber Referensi lOZYXQVTk l_k mPQUTOSVTQUWOk n\QXQVTk o_k & cNU^QOTOPVWYk p_ qrstuv_ Implementasi Model Pemberw dayaan Kinerja xKM Dalam xpaya Mengangkat Kearifan Lokal Batik di yemarang z cNYQVQOP{ bOT[NVXTUQX |TQO mWVeQOUZVZ _ |NO^k c_ qrst}k ~\UZRNV rv_ ukmw99wmasihwdominasiwperusahaanwdiwindonesia _ |TQYRT] \NYRQ]T SQVT RTXOTX_]TMWUQO_iZY{ aUUM{€€RTXOTX_]TMWUQO_iZY€VNQS€rttutt€W\Y‚ƒƒ‚YQXTa‚SZYTOQXT‚ MNVWXQaQQO‚ST‚TOSZONXTQ |TOQX „NVTOSQP\ZM „VZMTOXT |nhk |_ „_ qrst v_ hZP^Q\QVUQ{ |TOQX „NVTOSWXUVTQO „VZMTOXT |nh_ `WOiZVZk g_ qrssv_ fWdWa fQOUQOPQO b`g ST fNOPQa `VTXTX †]ZRQ]_ Harian Bisnis Indonesia_ ‡Q\QVUQ_ „WUVTk ˆ_ o_k & „WUVQOUZk ‰_ qrst v_ „NOPPWOQQO cl` ‰fl„ MQSQ bXQaQ gT\VZ `NiT] gNONOPQa XNRQPQT bMQ^Q „NOPWQUQO gNOPaQSQMT gQX^QVQ\QU ‰\ZOZYT lXNQO rst _ PeluangŠ ‹antanganŠ dan ytrategi P‹ menghadapi MEA ŒŽ qaQ]_ ru‚r}v_ hZP^Q\QVUQ{ „„g bOT[NVXTUQX cQVdQOQ eT^QUQ fQYQOXTXeQ_ ❆ ❆ ❆ Penguatan Kreativitas, Peningkatan Kesadaran Legalitas Kayu, Perbaikan Tata Kelola ... 367 Peningkatan Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Yunus Sulistyono, Rofi’i Zarkasyi, Sri Sumarsih Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta ys122@ums.ac.id Abstrak Permasalahan yang dihadapi mitra, yaitu para guru di lingkungan SM A M uhammadiyah Juriwing adalah (1) kurangnya pemahaman terhadap pemanfaatan media pembalajran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (2) kurangnya upaya untuk mengarahkan proses pembelajaran di sekolah dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, serta (3) l emahnya kesadar an par a t enaga pendi di k unt uk mengar ahkan pr oses pembel ajar an dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 M aret 2016 dengan berlokasi di M Ts M uhammadiyah Juwiring Klaten. Kegiatan ini mencakup tahapan observasi, sosialisasi, brainstorming, dan praktik menerapkan media pembelajaran berbasis TIK. Tahap observasi dilaksanakan dengan mencari tahu sejauh mana penerapan media pembelajaran berbasis TIK. Tahap sosialisasi dimulai dengan memberi penjelasan perihal kegiatan pengabdian yang serta tujuan dari kegiatan terkait. Sementara itu, tahap brainstoriming dilaksakan guna mencari solusi yang tepat dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran dengan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Pada tahap terakhir, yaitu tahap praktik, para peserta diminta untuk mempraktikkan pembelajaran berbasis e-learning dengan media facebook dan kemudian diber i sedikit gambaran t entang media lain yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran elektronik dengan media berbasis TIK. Kata kunci: peningkatan kompetensi guru, pengembangan media pembelajaran, media pembelajaran berbasis TIK PENDAHULUAN ‘’“”• –’—˜’™•š•›•œ ’˜•ž•” •™•Ÿ • ¡ •›•œ• ¢•œž “•–• “”—•œ£•• ¤•œ ¥™’Ÿ ž¡›¡ ’˜•ž•” •™• ˜•œ ¡ “•™•— –›¥’ –’—˜’™•š•›•œ “” ’¤¥™•Ÿ –’›™¡ “”¤’—˜•œž¤•œ¦ §’›“••›¤•œ –’›• ¡›•œ ‘’œ ’›” ¨’œ“”“”¤•œ “•œ ©’˜¡“•¢••œ ª’–¡˜™”¤ «œ“¥œ’”• ¬¥—¥› ­® •Ÿ¡œ ¯°±² ’œ •œž –’›’œ³•œ••œ –’—˜’™•š•›•œ´ •¤ ”µ” • –’—˜’™•š•›•œ “” ’¤¥™•Ÿ “•–• —’—•œ£•• ¤•œ —’“”• –’—˜’™•š•›•œ´ ˜•”¤ —’“”• ³’ •¤´ —’“”• ’™’¤ ›¥œ”¤´ •™•— ’¤” •›´ • •¡ ¡—˜’› ˜’™•š•› ™•”œ ¢•œž ›’™’µ•œ ž¡œ• —’—¶ –’›•œ³•› š•™”œ•œ ¤¥—¡œ”¤•” •œ •›• ž¡›¡ “•œ ”·•¦ ¸¥™¥—¥œ ¹¯°±±º±» —’œž¡œž¤•–¤•œ ˜•Ÿ·• ž’œ’›•” ”·• •• ”œ” •“•™•Ÿ ž’œ’›•” –’› •—• ¢•œž ¡—˜¡Ÿ “’œž•œ –’›•œž¤• “”ž” •™ “•™•— ž’œžž•—•œ •œž•œ —’›’¤•¦ ‘•¤• “•›” ” ¡´ •¤ Ÿ’›•œ š”¤• –’—˜’™•š•›•œ ¢•œž —’—•œ£•• ¤•œ —’¶ “”• ˜’›˜•” ’¤œ¥™¥ž” ”œ£¥›—•” “•œ ¤¥—¡œ”¤•” ¹¼«©» ’“•œž ž’œ³•› “” ’›•–¤•œ´ ’›—•¡¤ “” «œ“¥œ’”•¦ 368 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ½¾¿À Á¾Â¾ÃÀÄ ÁÀž ¿ÆÇÈÉÊ ÁÀÈÀÅÇËÀÌ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÍÉÇÓÃÀÅÔÈ¿ÀÇ ÓÔÅÔ ÔÇÄÔ¿ ÍÉ;¾¿¾ ¿ÉÍÀÍÊÔÀÇ ÁÀÂÀÍ ÍÉÇÓÆÊÉÅÀȾÆÇÀ¿ÀÇ ÎÉÅÎÀÓÀ¾ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ËÀÇÓ ÎÉÅÃÔÎÔÇÓÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ÊÉÇÉÅÀÊÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ¾ÇÕÆÅÍÀȾ ÁÀÇ ¿ÆÍÔÇ¿ÀÈ¾Ö ×ÀÂÀÍ ÃÀ ¾Ç¾Ì ÊÉÅÀÇÓ¿ÀÄ ËÀÇÓ Á¾ÎÔÄÔÿÀÇ ÀÁÀÂÀà ¿ÆÍÊÔÄÉÅ ÁÀÇ ÏÀžÇÓÀÇ ¾ÇÄÉÅÇÉÄÖ ØÉÍÀÇÕÀÀÄÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ¾ÇÕÆÅÍÀȾ ÁÀÇ ¿ÆÍÔǾ¿ÀȾ ÁÀÂÀÍ ÁÔǾÀ ÊÉÇÁ¾Á¾¿ÀÇ Á¾ ÑÇÁÆÇÉȾÀ ÍÉÍÀÇÓ ÈÔÁÀà ÂÀÍÀ ÓÉÇÙÀÅ Á¾ÄÉÅÀÊ¿ÀÇÖ ÒÉÂÉξÃÀÇ ÎÉÅÔÊÀ ÉÕɿľھÄÀÈ ÁÀÂÀÍ ÍÉÍÔÁÀÿÀÇ ÊÅÆÈÉÈ ¾ÇÄÉÅÀ¿È¾ ÀÇÄÀÅÀ ÓÔÅÔ ÁÀÇ È¾ÈÛÀ ÍÉÍÎÔÀÄ ÎÀÇËÀ¿ ʾÃÀ¿ ÍÉÍÊÉÅÜ Ä¾ÍÎÀÇÓ¿ÀÇ ÎÀÃÛÀ ÆÊľÍÀ¾ÈÀȾ ÊÉÍÀÇÕÀÀÄÀÇ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ¾ÄÔ ÊÉÇľÇÓÖ ÝÀÈÔľÆÇ Þßààáâ ÍÉÇÓÔÇÓ¿ÀÊ¿ÀÇ ÎÀÃÛÀ ÃÀ ËÀÇÓ ÍÉÇÏÀÁ¾ ¾Çľ ÁÀÂÀÍ ÊÉÇËÉÂÉÇÓÓÀÅÀÀÇ ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÀÁÀÂÀà ÊÅÆÓÅÀÍÇËÀ ÀÄÀÔ software ËÀÇÓ Á¾ÍÀÇÕÀÀÄ¿ÀÇ ÔÇÄÔ¿ ÍÉÇÓÉÍÎÀÇÓ¿ÀÇÌ ÍÉÇÉÜ ÅÀÊ¿ÀÇÌ ÁÀÇ ÍÉÇÓÆÊľÍÀ¿ÀÇ ÍÉÁ¾À ËÀÇÓ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇ ÁÀÂÀÍ ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇÖ ×ÀÂÀÍ ÃÀ ¾Ç¾Ì ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÍÉÇÏÀÁ¾ ÃÀ ËÀÇÓ Á¾ÔÄÀÍÀ¿ÀÇ ÔÇÄÔ¿ ÁÀÊÀÄ ÍɾÎÀÄ¿ÀÇ ÍÉÁ¾À ËÀÇÓ ÎÉÅÚÀžÀÈ¾Ö ×ÀÅÍÀÛÀÇ Þãäßãâ ÍÉÇÓÔÇÓ¿ÀÊ¿ÀÇ ÎÀÃÛÀ ÀÂÀÄ ÁÀÇ ÍÉÁ¾À ËÀÇÓ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇ ÁÀÂÀÍ ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÜ ÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÃÀÅÔÈ Á¾ÈÉÈÔÀ¾¿ÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ¿ÆÇÁ¾È¾Ì Á¾ÈÔÈÔÇ ÈÉÙÀÅÀ ȾÈÄÉ;ÈÌ Á¾ÄÔÇÏÀÇÓ ÁÉÇÓÀÇ ¿ÉÎÉÅÀÁÀÀÇ ÈÀÅÀÇÀÌ ÈÉÅÄÀ ÁÀÊÀÄ ÄÉžÇÄÉÓÅÀȾ ÁÉÇÓÀÇ ÊÅÆÓÅÀÍ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ËÀÇÓ ÎÉÅȾÕÀÄ onåoffÌ ÀÅľÇËÀ ÀÊÀξÂÀ ÀÂÀÄ ÀÄÀÔ ÍÉÁ¾À ľÁÀ¿ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇÌ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÁÀÊÀÄ ÎÉÅÏÀÂÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ÎÀ¾¿Ì ÄÉÄÀʾ ¿ÀÂÀÔ ÊÔÇ Ä¾ÁÀ¿ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇÌ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÁÀÊÀÄ ÄÉÄÀÊ ÎÉÅÏÀÂÀÇÖ æÉÅÎÀÓÀ¾ ¾ÇÆÚÀȾ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÄÉÂÀà ÁÀÊÀÄ ÍÉÇÓÆÊľÍÀ¿ÀÇ ÊÉÍÀÇÕÀÀÄÀÇ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒÖ çÉÈ¿¾ÊÔÇ ÁÉ;¿¾ÀÇÌ Á¾ ÎÉÎÉÅÀÊÀ ÈÉ¿ÆÂÀà Á¾ ÑÇÁÆÇÉȾÀÌ ÄÉÅÔÄÀÍÀ ÈÉ¿ÆÂÀà ÁÉÇÓÀÇ ÕÀȾ¾ÄÀÈ ËÀÇÓ ÎÉÂÔÍ ÆÊľÍÀ ÁÀÇ ¿ÆÍÊÉÄÉÇȾ ÓÔÅÔ ËÀÇÓ ¿ÔÅÀÇÓ ÁÀÂÀÍ ÃÀ ÊÉÍÀÇÕÀÀÄÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ¾ÇÕÆÅÍÀȾ ¿ÆÍÔǾ¿ÀÈ¾Ì ÊÉÍÜ ÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÍÀȾà ÊÉÅÂÔ Á¾Ä¾ÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇÖ çÀ¿À ÁÀž ¾ÄÔÌ ¿ÉÓ¾ÀÄÀÇ ÎÉÅÔÊÀ ÊÉÇÓÀÎÁ¾ÀÇ ÔÇÄÔ¿ ÍÉǾÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇ ¿ÆÍÊÉÇÄÉÇȾ ÓÔÅÔ ÁÀÂÀÍ ÍÉÇÓÉÍÎÀÇÓ¿ÀÇ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÊÉÅÂÔ ÔÇÄÔ¿ Á¾ÂÀ¿Ô¿ÀÇÖ èÔÅÔ ËÀÇÓ Á¾ÏÀÁ¾¿ÀÇ ÈÀÈÀÅÀÇ ÊÉÇÓÀÎÁ¾ÀÇ ÀÁÀÂÀà ÓÔÅÔÜÓÔÅÔ ËÀÇÓ ÄÉÅþÍÊÔÇ ÁÀÂÀÍ ÒÉÂÆÍÊÆ¿ ÒÉÅÏÀ ÒÉÊÀÂÀ éÍÀ êÈÀÃÀ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀà ÒÉÙÀÍÀÄÀÇ ½Ô۾žÇÓÌ ÒÀÎÔÊÀÄÉÇ ÒÂÀÄÉÇÖ çÉǾÇÁÀ¿ÂÀÇÏÔľ ØÉÅÍÉÇÊÀÇ ÁÀÇ ëæ ÝÆÖ ßì ÄÀÃÔÇ ãääà ÊÉÅ ß ½ÀÇÔÀž ãäßíÌ ÓÔÅÔ ÛÀϾΠÍÉÍÊÉÅÜ È¾ÀÊ¿ÀÇ Á¾Å¾ ÔÇÄÔ¿ ÍÉÇÏÀÁ¾ ÓÔÅÔ ËÀÇÓ ÊÅÆÕÉȾÆÍÀ ÁÉÇÓÀÇ ÍÉÇÓ¾¿Ôľ ÎÉÅÎÀÓÀ¾ ÊÅÆÓÅÀÍ ÊÉÇÓÉÍÜ ÎÀÇÓÀÇ ¿ÉÊÅÆÕÉȾÀÇ ÎÉÅ¿ÉÂÀÇÏÔÄÀÇ ÞØÒæâÖ êÊÀËÀ ¾Ç¾ ÁÀÊÀÄ Á¾ÂÀ¿Ô¿ÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ÍÉÇÓ¾¿Ôľ ÎÉÅÎÀÓÀ¾ ÊÉÂÀľÃÀÇÌ workshopÌ ÈÉ;ÇÀÅÌ ÁÀÇ ÂÆ¿À¿ÀÅËÀ ËÀÇÓ ÎÉÅÃÔÎÔÇÓÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ÔÊÀËÀ ÔÇÄÔ¿ ÍÉǾÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇ ¿ÆÍÊÉÄÉÇȾ ÊÅÆÕÉȾÆÇÀ ÓÔÅÔÖ îÉÎÀÓÀ¾ ÈÀÂÀà ÈÀÄÔ ÆÅÓÀǾÈÀȾ ÈÆȾÀ ¿ÉÀÓÀÍÀÀÇ ÄÉÅÎÉÈÀÅÌ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀà ÍÉ;¾¿¾ ¿ÉÈÀÁÀÅÀÇ ÊÉÇÔà À¿ÀÇ ÊÉÇľÇÓÇËÀ ÍÉǾÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇ ¿ÆÍÊÉÄÉÇȾ ÄÉÇÀÓÀ ÊÉÇÁ¾Á¾¿Ì ÄÉÅÔÄÀÍÀ ËÀÇÓ ÎÉÅÀÁÀ Á¾ ¾ÇÓÜ ¿ÔÇÓÀÇ ÂÉÍÎÀÓÀ ÊÉÇÁ¾Á¾¿ÀÇ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀÃÖ êÇÄÔ¿ ¾ÄÔÌ ÀÍÀ ÔÈÀÃÀ ÊÉÅÈËÀž¿ÀÄÀÇ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀà ÈÉÀÇľÀÈÀ ÍÉÇÁÆÅÆÇÓ Á¾ÀÁÀ¿ÀÇÇËÀ ÎÉÅÎÀÓÀ¾ ¿ÉÓ¾ÀÄÀÇ ËÀÇÓ ÎÉÅÃÔÎÔÇÓÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ÊÉǾÇÓ¿ÀÄÀÇ ¿ÆÍÜ ÊÉÄÉÇȾ ÄÉÇÀÓÀ ¿ÉÊÉÇÁ¾Á¾¿ÀÇ Á¾ ¾ÇÓ¿ÔÇÓÀÇ çÔÃÀÍÍÀÁ¾ËÀà ÁÉÇÓÀÇ ÍÉÇÓÀÁÀ¿ÀÇ ÊÉÂÀľÃÀÇ ÀÄÀÔ ÂÆ¿À¿ÀÅËÀ ÓÔÇÀ ÍÉǾÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇ ¿ÆÍÊÉÄÉÇȾ ÊÅÆÕÉȾÆÇÀ ÓÔÅÔÖ ØÉÇľÇÓÇËÀ ÊÉÇÓÉÍÎÀÇÓÀÇ ÍÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÍÉÇÏÀÁ¾ ÂÀÄÀÅ ÎÉÂÀ¿ÀÇÓ ÔÄÀÍÀ Á¾ÀÏÔ¿ÀÇÇËÀ ¿ÉÓ¾ÀÄÀÇ ¾Ç¾Ö çÉÁ¾À ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÁÀÊÀÄ Á¾¿ÉÍÎÀÇÓ¿ÀÇ ÁÀž ȾȾ ÊÉÍÀÇÜ ÕÀÀÄÀÇ ÈÀÅÀÇÀ ÊÉÇËÀÍÊÀ¾ÀÇ ÍÀÄÉž ËÀÇÓ Á¾ÓÔÇÀ¿ÀÇÌ ÈÉÊÉÅľ ÍÉÁ¾À ÓÀÍÎÀÅÌ ÊÆÈÄÉÅÌ Ú¾ÁÉÆÌ ÁÀÇ slideï ÊÉǾÇÓ¿ÀÄÀÇ ¿ÉÍÀÍÊÔÀÇ ÓÔÅÔ ÁÀÂÀÍ ÍÉÇÓ¿ÅÉÀȾ¿ÀÇ ÈÀÅÀÇÀÜÈÀÅÀÇÀ ÄÉÅÈÉÎÔÄï ÈÉÅÄÀ ÊÉǾÇÓ¿ÀÄÀÇ ÉÚɿľھÄÀÈ ¾ÇÄÉÅÀ¿È¾ ÀÇÄÀÅÀ ÓÔÅÔ ÁÀÇ È¾ÈÛÀ ÁÉÇÓÀÇ ÍÉÍÀÇÕÀÀÄ¿ÀÇ ÐÑÒ ÁÀÂÀÍ ¿ÉÓ¾ÀÄÀÇ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇÖ ÒÉÍÀÍÊÔÀÇ ÓÔÅÔ ÁÀÂÀÍ ÍÉÇÏÀÂÀÇ¿ÀÇ ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇ ËÀÇÓ ÎÉÅÎÀÈ¾È ÐÑÒ ÊÉÅÂÔ Á¾Ä¾ÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇÖ ðÀ ¾Ç¾ ÎÉÅÃÔÎÔÇÓÀÇ ÁÉÇÓÀÇ ¿ÉÍÀÏÔÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ËÀÇÓ ÁÀÊÀÄ Á¾ÍÀÇÕÀÀÄ¿ÀÇ ÁÀÂÀÍ ÊÅÆÈÉÈ ÊÉÍÎÉÂÀÏÀÅÀÇÖ ñÂÉà ¿ÀÅÉÇÀ ¾ÄÔÌ ÊÉÇÓÉÄÀÃÔÀÇ ÓÔÅÔ ÄÉÅÃÀÁÀÊ ÎÉÅÎÀÓÀ¾ ¿ÉÍÀÏÔÀÇ ÄÉ¿ÇÆÂÆÓ¾ ËÀÇÓ ÀÁÀ ÊÉÅÂÔ Á¾Ä¾ÇÓ¿ÀÄ¿ÀÇÖ Peningkatan Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui Pengembangan... 369 òóôõöõ÷ øùúù ûüýõùûü úü ùýùûþ ÿóôü÷õý ü ü ùúùù üúó ýüü÷ùûü øóôùûùùù ù  ûùùý ü ü úüùúùøü ó üýôùþ úùù ù ü ü õôõþ úü ü ÷õ ù ò òõùùúüù õ üôü  ùýó  õôõ ÷õôù  óüü÷ü øóùùù ù  ó úùù øóôüù øóù ùùýù óúüù øóÿóùöùôù ù  ÿóôùôüùûüþ ÷õûõû ù óúüù øóÿóùöùôù ÿóôÿùûüû ýó÷ ü ü ôùûü úù ÷õ ü÷ùûü  õôõ ÷õôù  óüü÷ü ÷óùøõù õ ýõ÷ ó óÿù ÷ù óúüù øóÿóùöùôù ÿóôÿùûüû ýó÷ ü ü ôùûü úù ÷õ ü÷ùûü APLIKASI óüùýù øó ùÿúüù ÷óøùúù ùûùôù÷ùý úó ù ýóù Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi ini terbatas pada lingkup guru SMA Muhammadiyah di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini berfokus pada pelatihan bagi guru di lingkungan Kelompok Kerja Kepala Amala Usaha Muhammadiyah (K3 AUM) Cabang Juwiring, Klaten. Peserta yang dilibatkan mencakup guruguru di lingkungan SMA Muhammadiyah Juwiring dan SMP Muhammadiyah Juwiring. Kegiatan ini akan diselenggarakan di MTs Muhammadiyah Juwiring Klaten. Rencana kegiatan yang diselenggarakan mencakup pemberian materi perihal pengembangan media pembelajaran berbasis TIK yang dibedakan atas pengembengan media pembelajaran visual, audio-visual, dan pembelajaran berbasis elektronik (Elearning). Mengacu pada permasalahan yang telah dideskrisikan di atas, tawaran solusi untuk mengatasinya dijabarkan sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. Pada tahap pertama, penelusuran terhadap permasalahan guru-guru di SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten dilakukan dengan mencari, menggali, dan mengidentifikasi kekurangan guru dalam hal kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Tahap kedua, guru-guru di lingkungan SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten diundang untuk diberi pelatihan dan penyuluhan, serta pendalaman materi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan konsep dasar pengembangan media pembelajaran yang berbasis TIK. Tahap ketiga, setelah pada guru memahami konsep dasar pengembangan media pembelajaran berbasis TIK, diselenggarakan workshop atau pelatihan bagi guru untuk menyusun rencana pembelajaran di kelas atau di luar kelas dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan didampingi langsung oleh narasumber. Tahap keempat, dilakukan peer correction terhadap rencana pembelajaran berbasis TIK yang disusun oleh para guru setelah mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Kompetensi yang dijadikan poin utama untuk diraih adalah kemampuan dalam mengkreasikan berbagai bentuk media pembelajaran yang berbasis pada teknologi informasi komunikasi adalah kompetensi dalam pemanfaatan TIK untuk mengembangkan media pembelajaran. Kompetensi ini mencakup penggunaan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK. Setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta yang mencakup guru-guru di SMA Muhammadiyah Juwiring diharapkan memiliki pengetahuan berupa cara untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK, baik media visual, audio-visual, maupun pembelajaran elektronik (ELearning). Untuk mengonfir370 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius     ! " "# $#   %     &  $   "  '  " & "$(  " " )*+ & ' &   ! $# &, -' "$(  & '   & !  & # $# .% /    ! &% " & ! &%    "!%   0$ ! ( " " & & )*+, -' " &  &  &   !  & & $# ! " %    &$  & ! &%   & &  $ ! &" $ & $# , + "& & !  & (&$ Peningkatan Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 19 Juwiring, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Waktu kegiatan adalah Sabtu, 12 Maret 2016. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini mencakup beberapa tahapan yang mencakup tahap observasi, tahap sosialisasi, brainstroming, dan tahap praktik. Berikut adalah rincian pelaksanaan tiap-tiap tahapan tersebut. Tahap observasi dilaksanakan dengan mencari tahu sejauh mana penerapan media pembelajaran berbasis TIK. Tahap sosialisasi dimulai dengan memberi penjelasan perihal kegiatan pengabdian yang serta tujuan dari kegiatan terkait. Sementara itu, tahap brainstoriming dilaksakan guna mencari solusi yang tepat dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran dengan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Pada tahap terakhir, yaitu tahap praktik, para peserta diminta untuk mendaftar akun di Schoology. Berikut adalah rincian jadwal kegiatan. No. Pukul Kegiatan 1. 08.00 - 09.00 Registrasi peserta pengabdian 2. 3. 4. 5. 6. 7. Peningkatan 8. Pelaksana Tim K3AUM dan tim dari Pendidikan Bahasa Indonesia UMS 09.00 - 09.30 Pembukaan acara Ketua K3AUM dan perwakilan dari PBI FKIP UMS 09.30 - 10.00 Pelaksanaan tahap observasi Tim pemberi materi PBI FKIP UMS dan peserta pengabdian 10.00 - 12.00 Tahap sosialisasi dengan Tim pemberi materi PBI memberi materi tentang FKIP UMS dan peserta optimalisasi pemanfaatan media pengabdian pembelajaran berbasis TIK 12.00 - 13.00 Istirahat, salat, dan makan Tim pemberi materi PBI FKIP UMS dan peserta pengabdian 13.00 - 14.00 Tahap brainstorming Tim pemberi materi PBI FKIP UMS dan peserta pengabdian 14.00 - 15.00 Praktik dan mengisi rencana Tim pemberi materi PBI pembelajaran dengan FKIP UMS dan peserta Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui Pengembangan... 371 memanfaatkan media berbasis pengabdian TIK. 15.00 - 15.30 Penutupan Tim K3AUM dan tim pengabdian kepada 1. 7. 14.00 - 15.00 8. 15.00 - 15.30 Praktik dan mengisi rencana Tim pemberi materi PBI pembelajaran dengan FKIP UMS dan peserta memanfaatkan media berbasis pengabdian TIK. Penutupan Tim K3AUM dan tim pengabdian kepada masyarakat PBI FKIP UMS Tahap observasi 1232 42526 7879 37:2;<;28 ;2=728 2>2: 3?8@28 4?;87; ABC?DE2C7 4?D52326 C74<2C7 F74D2G HBC?DE2C7 F?8I2;<6 F?372 6?FB?:2=2D28 J28@ 37@<82;28 A:?5 62D2 @<D< KLM 328 LNC L<52FF237J25 O<>7D78@9 P2BG P:24?8 J28@ F?8@7;<47 ;?@72428 787G 1232 42526 7879 62D2 6?C?D42 37F7842 <84<; F?8@7C7 B7A3242 J28@ B?D7C7 73?84742C 37D7 328 6?D8428J228 C?6<42D 6?:247528 J28@ C<325 6?D825 377;<47 328 6?:247528 J28@ 37B<4<5;28 6232 C224 787 328 37 F2C2 F?832428@G 2. Tahap Sosialisasi 1232 42526 CAC72:7C2C79 62D2 6?C?D42 37B?D7 F24?D7 J28@ B?D;27428 3?8@28 6?8@?FB28@28 F?Q 372 6?FB?:2=2D28 J28@ B?DB2C7C NRPG L24?D7 J28@ 37C2F627;28 F?8I2;<6 6?F28S22428 NRP 32:2F 6?FB?:2=2D289 4<=<28 6?F28S22428 F?372 6?FB?:2=2D28 B?DB2C7C NRP9 6?F28S22428 NRP 32:2F 6?FB?:2=2D289 6?D?8I28228 6?FB?:2=2D28 3?8@28 F?F28S224;28 NRP9 F?372 6?FB?:2=2D28 6A>?D 6A7849 ;724Q;724 6D?C?842C79 F?372 6?FB?:2=2D28 6AC4?D9 F?372 6?FB?:2=2D28 B:A@9 328 6?8@?82:28 eTlearning 3?8@28 KI5AA:A@JG L24?D7 :?8@;26 4?8428@ F24?D7 J28@ 37C2F627;28 ;?6232 62D2 6?C?D42 32624 37:7524 37 :2F67D28 F24?D7G L24?D7 37C2F627;28 3?8@28 6D?C?842C7 3<2 2D259 32:2F 2D4728 6?C?D42 =<@2 37:7B24;28 32:2F 6DAC?C 6?:247528 @<82 F?F2C47;28 F24?D7 J28@ 37C2F627;28 B?82DQB?82D 37C?D26 328 37F?8@?D47 A:?5 62D2 6?C?D42G 1232 42526 7879 6?C?D42 =<@2 37F7842 <84<; F?F6D2;47;;28 C?I2D2 :28@C<8@ 3?8@28 F?8@?FB28@;28 F?372 6?FB?:2=2D28 4?D4?84<G 12D2 6?C?D42 J28@ F?FB2>2 :264A6 32624 C?;2:7@<C F?8?D26;28 F?372 6?FB?:2=2D28 6A>?D 6A7849 C?328@;28 6?C?D42 J28@ :278 32624 F?FB<24 6?D?8I28228 6?FB?:2=2D28G 3. Tahap Brainstroming N2526 brainstorming F?D<62;28 B2@728 32D7 42526 6DAC?C 6?8J2F62728 F24?D7 4?8428@ 6?F28S22428 F?372 6?FB?:2=2D28 J28@ B?DB2C7C 4?;8A:A@7 78SADF2C7 328 ;AF<87;2C7G 1232 42526 7879 6?C?D42 372=2; 37C;<C7 F?8@?827 428428@28 J28@ 37523267 C?:2F2 6DAC?C 6?FB?:2=2D28 37 C?;A:25G 12D2 6?C?D42 372=2; <84<; F?837C;<C7;28 6?D752: C?=2<5 F282 6?8?D2628 F?372 6?FB?:2=2D28 B?DB2C7C NRP 32:2F 6DAC?C 6?FB?:2=2D28 37 C?;A:25 C?D42 428428@28 J28@ 37523267 J28@ 4?D;274 3?8@28 6?F28S22428 F?372 6?FB?:2=2D28 B?DB2C7C NRPG K?:278 74<9 62D2 6?C?D42 =<@2 37F7842 <84<; F?8@<8@;26;28 6?832624 6?D752: CA:<C7 262 J28@ 32624 372=<;28 <84<; F?8@242C7 B?DB2@27 428428@28 4?DC?B<4 328 B2@27F282 I2D2 F?8I26278J2G U2C7: 32D7 42526 brainstroming 787 F?8<8=<;;28 B25>2 F?F28@ B?:<F C?F<2 @<D< 32624 F?F28S224;28 F?372 6?FB?:2=2D28 B?DB2C7C NRP C?I2D2 A647F2: 37 C?;A:25G U2: 787 37C?B2B;28 A:?5 B?B?D262 S2;4AD9 J274< S2;4AD ;?4?DB242C28 F?372 J28@ 37F7:7;7 C?;A:259 S2;4AD ;?F2F6<28 372 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius VWXVYVXZ[\ ]Z^Z X[\[_ _`W]ab`^[cVd[W X[W _`W]`_e[W]d[W _`XV[ b`_`e[\[f^[W e`^e[cVc ghij X[W k[dla^ ][][c[W m[W] dZ^[W] X[\[_ _`_[Wk[[ld[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W m[W] _`W[^Vd XV c`da\[no p`^X[c[^d[W b[X[ k[dla^qk[dla^ l`^c`eZlj ca\ZcV m[W] XVb`^\Zd[W ]ZW[ _`W]ablV_[\d[W b`_[Wk[[l[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W XV c`da\[n XVXVcdZcVd[W e`^c[_[o ra\ZcV m[W] XVb`^a\`n _`Ws[dZb b`^\ZWm[ b`W][X[[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W e`^e[cVc ghi XV c`da\[nj c`b`^lV b^am`dla^ X[W \[m[^o r`_`Wl[^[ VlZj ZWlZd _`WVW]d[ld[W da_b`l`WcV ]Z^Z X[\[_ _`_[Wk[[ld[W X[W _`W]`_e[W]d[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W e`^e[cVc ghij XVb`^\Zd[W b`\[lVn[W c`^Zb[ c`lV[b l[nZW [l[Z c`lV[b XZ[ l[nZW ZWlZd _`W[_e[n d`_[_bZ[W ]Z^Z X[\[_ _`_[Wk[[ld[W X[W _`W]`_e[W]d[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W e`^e[cVc ghio 4. Praktik t[X[ l[n[b l`^[dnV^ VWVj b[^[ b`c`^l[ XV_VWl[ ZWlZd _`_b^[dlVdd[W X[W c`d[\V]Zc _`W]`_q e[W]d[W _`XV[ b`_e`\[f[^[Wj l`^Zl[_[ _`XV[ b`_e`\[f[^[W bau`^ baVWlj bacl`^ X[W _`WX[kl[^ [dZW XV _`XV[ evlearning rsnaa\a]mo w`cdVbZW b^[dlVd n[Wm[ l`^e[l[c b[X[ b`c`^l[ m[W] _`_V\VdV \[blabj b`c`^l[ m[W] _`W]]ZW[d[W l`\`kaW ]`W]][_ bVWl[^ X[b[l _`WX[kl[^ [dZW XV rsnaa\a]mo g[n[b[W VWV fZ][ _`Ws[dZb b`Wf[^VW][W feedback X[^V b`c`^l[ ZWlZd _`WV\[V b`\[dc[W[[W d`]V[l[W c`s[^[ d`c`\Z^Zn[Wo DAMPAK x[cV\ feedback m[W] XVb`^a\`n _`WZWfZdd[W e[nu[ c`e[]V[W e`c[^ b`c`^l[ e`\Z_ b`^W[n _`W]VdZlV d`]V[l[W b`\[lVn[Wo r[lZ a^[W] b`c`^l[ b`^W[n _`W]VdZlV b`\[lVn[W l`Wl[W] dZ^VdZ\Z_ yz{|o r`_`Wl[^[ VlZj e`e`^[b[ b`c`^l[ m[W] _`W]VcV dZ`cVaW`^ _`WZ\Vcd[W e[nu[ b`\[lVn[W m[W] XVb`^\Zd[W [X[\[n b`_[Wk[[l[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W m[W] _`W[^Vd e[]V cVcu[o r`\[VW VlZj b`\[lVn[W ZWlZd _`_[Wk[[ld[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W m[W] dnZcZc XV]ZW[d[W ZWlZd _[l[ b`\[f[^[W l`^l`WlZj c`b`^lV ht}j p[n[c[ hWXaW`cV[j X[W _[l[ b`\[f[^[W \[VWWm[o p`^X[c[^d[W b[X[ n[cV\ aec`^Y[cV VWVj d`eZlZn[W [d[W b`\[lVn[W b`_[Wk[[l[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W m[W] _`W[^Vd XVeZlZnd[W ]ZW[ _`WVW]d[ld[W da_b`l`WcV ]Z^Z XV \VW]dZW][W rw} X[W wgc wZn[__[XVm[n XV i`s[_[l[W ~ZuV^VW]j i[eZb[l`W i\[l`Wo \`n d[^`W[ VlZj b`\[lVn[W b`_[Wk[[l[W _`XV[ b`_e`\[f[^[W X`W][W e`^e[cVc b[X[ l`dWa\a]V VWka^_[cV X[W da_ZWVd[cV €ghi VWV XV\[dc[W[d[Wo PENUTUP t^a]^[_ b`W][eXV[W d`b[X[ _[cm[^[d[l VWV l`^c`\`W]][^[ e`^d d`]V[l[Wj dZ[l d`^f[ c[_[ [Wl[^[ t^a]^[_ rlZXV t`WXVXVd[W p[n[c[ hWXaW`cV[ ‚iht ƒwr X`W][W lV_ i|}ƒw ZWlZd _`WVW]d[ld[W da_b`l`WcV ]Z^Z XV \VW]dZW][W c`da\[n wZn[__[XVm[n XV i`s[_[l[W ~ZuV^VW]j i[eZb[l`W i\[l`Wo „V l[n[b [dnV^ d`]V[l[Wj dZ`cVaW`^ _`W]`W[V d`bZ[c[W b`c`^l[j b`c[Wj X[W d`c[W c`l`\[n _`W]VdZlV b`\[lVn[W VWV XVe`^Vd[W d`b[X[ b`c`^l[ ZWlZd XVVcVo x[cV\Wm[j b[^[ b`c`^l[ _`_e`^Vd[W feedback m[W] bacVlVk l`^n[X[b d`]V[l[W b`W][eXV[Wo t[^[ b`c`^l[ Z_Z_Wm[ _`_e`^V c[^[W ZWlZd _`WVW]d[ld[W k[cV\Vl[c b`\[lVn[Wj c`b`^lV \[blab X[W daW`dcV VWl`^W`l m[W] _`_[X[Vo r`\[VW VlZj e`e`^[b[ b`c`^l[ _`W]n[^[bd[W cZb[m[ i|}ƒw _`\[WfZld[W d`^f[ c[_[ X`W][W ƒwr ZWlZd _`\[WfZld[W d`]V[l[W c`^Zb[ XV _[c[ m[W] [d[W X[l[W]o Peningkatan Kompetensi Guru SMA Muhammadiyah Juwiring Klaten Melalui Pengembangan... 373 †‡†ˆ‰Š‹ŒŽŠ‹ ˆ‘ˆŠ’ †‹‘Š‡“”Š‹ •†Š“Š ’Š–—ŠˆŠ•ŠŽ “†‹‘Š‹ Ž†’Š †‹”‹‘•ŠŽŠ‹ •’†Ž†‹–” ‘ˆ “Š‰Š’ ’†’Š‹˜ŠŠŽ•Š‹ ’†“”Š †’‡†‰ŠŒŠˆŠ‹ —Š‹‘ ‡†ˆ‡Š–”– ™š ”‹” “ŠŠŽ “”‰Š‹ŒŽ•Š‹ “†‹‘Š‹ †‹“Š’”‹‘Š‹ ˆŠ•Ž”• –†›ŠˆŠ ‰Š‹‘–‹‘ ‹Ž• †’‡†‰ŠŒŠˆŠ‹ —Š‹‘ ‡†ˆ‡Š–”– eœlearning žŠ“Š †‰ŠŽ”ŸŠ‹ •Š‰” ”‹” †’‡ŠŸŠ–Š‹ –†ŽŠˆ eœlearning ’Š–”Ÿ Ž†ˆ‡ŠŽŠ– Š“Š †‹‘†‹Š‰Š‹ “Š‹ ŠˆŠ †–†ˆŽŠ ‡†‰’ ’†’ˆŠ•Ž”••Š‹ –†›ŠˆŠ ‰Š‹‘–‹‘¡ ¢‰†Ÿ •Šˆ†‹Š ”Ž •†‘”ŠŽŠ‹ ‰Š‹ŒŽŠ‹ ‡†ˆŠ †‰ŠŽ”ŸŠ‹ †’‡†‰ŠŒŠˆŠ‹ ‡†ˆ‡Š–”– e œ learning “”†ˆ‰•Š‹ ‘‹Š ’†’†ˆ“Š‰Š’ †’ŠŸŠ’Š‹ ‘ˆ –†Ÿ”‹‘‘Š ’Š’ ’†‹‘Ž”’Š‰•Š‹ †’Š‹˜ŠŠŽŠ‹ ’†“”Š †’‡†‰ŠŒŠˆŠ‹ ‡†ˆ‡Š–”– Ž†•‹‰‘” ”‹˜ˆ’Š–” “Š‹ •’‹”•Š–”¡ UCAPAN TERIMA KASIH £›ŠŠ‹ Ž†ˆ”’Š •Š–”Ÿ “”–Š’Š”•Š‹ •†Š“Š ¤†’‡Š‘Š ž†‹†‰”Ž”Š‹ “Š‹ ž†‹‘Š‡“”Š‹ •†Š“Š ¥Š–—Š¦ ˆŠ•ŠŽ §¤žž¥¨ £‹”©†ˆ–”ŽŠ– ¥ŸŠ’’Š“”—ŠŸ ªˆŠ•ŠˆŽŠ –†ˆŽŠ «¬£¥ †›Š’ŠŽŠ‹ ­®”ˆ”‹‘ Š‡ŠŽ†‹ ‰ŠŽ†‹¡ ª†‰Š”‹ ”Ž Ž†ˆ”’Š •Š–”Ÿ Œ‘Š “”›Š•Š‹ •†Š“Š ‘ˆ¦‘ˆ “” ¥™– ¥ŸŠ’’Š“”—ŠŸ ¯° ­®”ˆ”‹‘ ‰ŠŽ†‹ ŠŽŠ– ŠˆŽ”–”Š–” Š•Ž”˜ “Š‰Š’ •†‘”ŠŽŠ‹ †‹‘Š‡“”Š‹ •†Š“Š ’Š–—ŠˆŠ•ŠŽ ”‹”¡ ª†‰Š”‹ ”Ž ›ŠŠ‹ Ž†ˆ”’Š •Š–”Ÿ Œ‘Š “”–Š’Š”•Š‹ •†Š“Š žˆ‘ˆŠ’ ªŽ“” ž†‹“”“”•Š‹ ±ŠŸŠ–Š š‹“‹†–”Š ² šž £¥ª ŠŽŠ– •†ˆŒŠ –Š’Š “Š‰Š’ ’†‰Š•–Š‹Š•Š‹ •†‘”ŠŽŠ‹ †‹‘Š‡“”Š‹ ”‹”¡ Referensi ³Šˆ’Š®Š‹ ³†‹”¡ ´µ¯´¡ Pendidikan ¶eknologi Informasi dan Komunikasi· ™†ˆ” “Š‹ ¬‰”•Š–”¡ ±Š‹“‹‘· ž™ ¸†’ŠŒŠ ¸–“Š•Šˆ—Š¡ ¹Š–Ž”‹¡ ¯°°º¡¶eknologi Pendidikan¡­Š•ŠˆŽŠ· ±’” ¬•–ŠˆŠ ž†ˆ’†‹Š‹¡ ´µµ°¡ Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya †’†‹Š‹ “Š‹ ¸†˜ˆ’Š–” ±”ˆ•ˆŠ–”¡ ª®Š‹“” ªŠˆ®”Œ”¡ ´µµ°¡ Penelitian ¶indakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah ªˆŠ•ŠˆŽŠ· žŠ‹”Ž”Š ª†ˆŽ”¦ ˜”•Š–” ‘ˆ ¸Š—‹ ¯« ² šž £¹ª¡ ª‰’‹ »®†‹ “Š‹ ¤—‹‹† ª›Ÿˆ’¡ ´µ¯¯¡ Web ¼½ Panduan bagi Pendidik¡ ³”Ž†ˆŒ†’ŠŸ•Š‹ “Šˆ” ¾†‡¡ ´¡µ· ¿®¦Ž ˜ˆ À“›ŠŽˆ–¡ ž†‹†ˆŒ†’ŠŸ· ¸”ˆ”‹ ªŒŠ˜ˆ”Š‹”¡ ­Š•ŠˆŽŠ· š‹“†•–¡ £‹“Š‹‘¦£‹“Š‹‘ ¸†‡‰”• š‹“‹†–”Š ¹’ˆ ¯Á ™ŠŸ‹ ´µµº Ž†‹ŽŠ‹‘ »ˆ “Š‹ ³–†‹¡ ❆ 374 ❆ ❆ Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian Zainal Arifin, Reza Pandudinata Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Muhammadiyah Surakarta email: zainal.arifin@ums.ac.id ABSTRACT In recent years, an advance and development of science and information technology of the West countries mostly written in English have been more and more increasingly rapid. M ost the countries around the worldwide have used these for developing their human resources, included in Indonesia. Nevertheless, particularly in Indonesia, these cause Indonesian not to adapt to them comprehensively because of insufficient English skills. In other words, the Indonesia can’t adopt them optimally because a few Indonesian people are not greatly good at English skills. As a result, they can’t transfer them completely. For getting any solution to the problem, the main activity of community service is giving any knowledge or experience of translation strategies of specific words into English to the adolescents of A l-Imam mosque. Keywords: translation strategies, specific w ords, science, information technology A. Latar Belakang Masalah ÂÃÄÃÅ ÆÇà ÈÄÉÊÃÄËÌÃÌË ÌÆÍÆÇÎË ÌÆÏÃÇÃÐÈ ËÐË ÍÆÇÏÆÅÊÃÐÈÃÐ ÑÃÐ ÏÆÅÃÒÓÃÐ ËÄÅÓ ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐÕ ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÑÃÐ ÌÆÐË ÑË ÐÆÈÃÇÃÖÐÆÈÃÇà ×ÃÇÃÎ ÌÆÅÃÏËÐ ÍÆÌÃÎ ÑÃÐ ÊÃÔÏÃÐ ÑÃÇË ÎÃÔÓÐ ÏÆ ÎÃÔÓÐ ÍÆÇÏÆÅÖ ÊÃÐÈÃÐ ËÐË ÌÆÅÃÏËÐ ÒÃÓÔ ÄÆÊËÔ ÅÆÄÆÌÃÎØ ÙÆÒÃÄÃÐ ÑÆÐÈÃÐ ÍÆÇÏÆÅÊÃÐÈÃÐ ÎÆÇÌÆÊÓÎÕ ÎÆÄÃÔ ÑËÔÃÌËÄÏÃÐ ÊÃÐÚÃÏ ÎÆÅÓÃÐ ÊÃÇÓ ÑÃÐ ÌÆÏÃÄËÈÓÌ ÍÆÐÃÅÃÃÐÐÚÃØ ÛÆÄÃÄÓË ÍÆÐÚÆÊÃÇÃÐÐÚà ÊÃËÏ ÌÆÜÃÇà ÎÆÏÌ ÆÄÆÏÎÇÉÐËÏ ÅÃÓÍÓÐ ÜÆÎÃÏ ÊÆÇÊÃÔÃÌà ÝÐÈÈÇËÌÕ ÑÃÅÍÃÏ ÍÆÇÏÆÅÊÃÐÈÃÐ ËÐË ÎÆÄÃÔ ÑËÇÃÌÃÏÃÐ ÑË ÐÆÈÃÇÃÖÐÆÈÃÇà ÑÃÇË ÊÆÇÊÃÈÃË ÍÆÐÒÓÇÓ ÑÓÐËÃÕ ÏÔÓÌÓÌÐÚà ÑË ÝÐÑÉÐÆÌËÃØ ÞÃÄÃÓÍÓÐ ÑÆÅËÏËÃÐÕ ÏÆÊÃÐÚÃÏÃÐ ÊÃÐÈÌà ÝÐÑÉÐÆÌËà ÅÆÐÈÃÄÃÅË ÏÆÌÓÄËÎÃÐ ÑÃÄÃÅ ÅÆÅÃÔÃÅË ÎÆÏÌ ÊÃÔÃÌà ÝÐÈÈÇËÌØ ÙÆÜÃÇà ÄÆÊËÔ ÒÃÓÔÕ ÅÆÇÆÏà ÌÃÐÈÃÎ ÏÆÌÓÄËÎÃÐ ÅÆÐÆÅÓÏÃÐ ÍÃÑÃÐÃÐ ÅÃÏÐà ËÄÅÓ ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐ ÑÃÐ ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÎÆÇÌÆÊÓÎØ ßÆÇÖ ÅÃÌÃÄÃÔÃÐ ÏÆÎËÑÃÏÌÆÍÃÑÃÐÃÐ ËÐËÄÃÔ ÚÃÐÈ ÃÏÔËÇÐÚà ÅÆÐÚÆÊÃÊÏÃÐ ÍÆÇÏÆÅÊÃÐÈÃÐ ÑÃÐ ÏÆÅÃÒÓÃÐ ËÄÅÓ ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐ ÎÆÇÌÆÊÓÎ ÅÆÐÈÃÄÃÅË ÔÃÅÊÃÎÃÐ ÌÆÔËÐÈÈà ÃÄËÔ ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐ ÑÃÐ ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÎËÑÃÏ ÑÃÍÃÎ ÑËÅÃÐàÃÃÎÏÃÐ ÉÄÆÔ ÊÃÐÈÌà ÝÐÑÉÐÆÌËà ÌÆÜÃÇà ÓÎÓÔØ áÄÆÔ ÏÃÇÆÐÃÐÚÃÕ ÓÐÎÓÏ ÅÆÅÆÜÃÔÏÃÐ ÍÆÇÅÃÌÃÄÃÔÃÐ ÏÆÎËÑÃÏÌÆÍÃÑÃÐÃÐ ÅÃÏÐà ËÌÎËÄÃÔ ËÄÅÓ ÍÆÐÈÆÎÃÔÓÃÐ ÑÃÐ ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÑËÍÆÇÄÓÏÃÐ ÌÎÇÃÎÆÈËÖÌÎÇÃÎÆÈË ÍÆÐÆÇÒÆÅÃÔÃÐ ÍÆÐÈÃÄËÔÃÐ ÍÆÌÃÐ ÃÎÃÓ ÅÃÏÐà ÑÃÇË ÊÃÔÃÌà ÝÐÈÈÇËÌ ÏÆ ÊÃÔÃÌà ÝÐÑÉÐÆÌËÃØ ÙÆÜÃÇà ÄÆÊËÔ ÒÃÓÔÕ ÌÎÇÃÎÆÈË ÎÆÇÌÆÊÓÎ ÓÐÎÓÏ ÅÆÅÊÃÐÎÓ ÍÆÅÊÃÜà ÎÆÏÌ ÊÃÔÃÌà ÝÐÈÈÇËÌ ÅÆÅÃÔÃÅË ÃÍà ÚÃÐÈ ÌÆÊÆÐÃÇÐÚà ÍÆÌÃÐ ÃÎÃÓ ÅÃÏÐà ËÌÎËÄÃÔ ÅÃÏÌÓÑÏÃÐØ ÂÆÐÈÃÐ ÏÃÎà ÄÃËÐÕ ÍÆÌÃÐ ÃÎÃÓ ÅÃÏÐà ÚÃÐÈ ÎÆÇÏÃÐÑÓÐÈ ÑÃÄÃÅ ÎÆÏÌ ÊÆÇÊÃÔÃÌà ÝÐÈÈÇËÌ ÔÃÇÓÌ ÏËÎà ÍÃÔÃÅË ÏÆ ÊÃÔÃÌà ÝÐÑÉÐÆÌËÃØ ßÆÅÃÔÃÅÃÐ ÍÆÌÃÐ ËÐË ÌÆÔÃÇÓÌÐÚà ÌÆÍÃÑÃÐ ÃÎÃÓ ÃÏÓÇÃÎ ÑÆÐÈÃÐ ÅÃÏÐà ËÌÎËÄÃÔ ÃÌÄËÐÚÃØ ÂÆÐÈÃÐ ÅÆÅÃÔÃÅË ÍÆÌÃÐ ÚÃÐÈ ÑÆÅËÏËÃÐ ËÐËÕ ÑËÃÌÓÅÌËÏÃÐ ÊÃÔâà ÃÄËÔ ËÄÅÓ ÍÆÐÈÆÖ ÎÃÔÓÐ ÑÃÐ ÎÆÏÐÉÄÉÈË ÏÆ ÊÃÐÈÌà ÝÐÑÉÐÆÌËà ÑÃÍÃÎ ÑËÌÆÇÃÍ ÌÆÜÃÇà ÓÎÓÔ ÌÆÌÓÃË ÑÆÐÈÃÐ ÚÃÐÈ ÏËÎà ÔÃÇÃÍÖ Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian 375 ãäåæ çäå äãèéêåëä ìäåíîä ïåçðåñîéä äãäå îñòäãéå òäòóô òñåíéãôõé óñêãñòìäíäå çäå ãñòäöôäå é÷òô óñåíñõäèôå çäå õñãåð÷ðíé ëäåí îñøäêä ãèôîôî ìñêîôòìñê çäêé åñíäêäùåñíäêä òäöôú B. Identifikasi Rumusan Masalah ûäèäîä çäóäõ çéçñüéåéîéãäå îñìäíäé òñçéä ôåõôã òñåíôåíãäóãäå íäíäîäå äõäô òñåëäòóäéãäå éåüðêòäîéú ýñóñêõé èä÷åëä ìäèäîä ïåííêéî ëäåí çä÷äò õäèôåùõäèôå ìñ÷äãäåíäå éåé çéäåííäó îñìäíäé îä÷äè îäõô ìäèäîä ïåõñêåäîéðåä÷æ óñêäå ìäèäîä éåé îäåíäõ îõêäõñíéî îñìäíäé òñçéä éåüðêòäîé ôåõôã òñåëñìäê÷ôäîãäå é÷òô óñåíñõäèôäå çäå õñãåð÷ðíé ãñ ìñêìäíäé óñåöôêô çôåéäú þäòôå çñòéãéäå éåéæ ãñìäåëäãäå äãäçñòéîé çé ìñêìäíäé óñêíôêôäå õéåííéæ ãèôîôîåëä çé ïåçðåñîéäæ òäîéè òñåíä÷äòé óñêòäîä÷äèäå òñòäèäòé õñãî ìäèäîä ïåííêéîæ õñêôõäòä çä÷äò òñåñêöñòäèãäå éîõé÷äèùéîõé÷äè ãèôîôî ãñ ìäèäîä ïåçðåñîéäú ÿðåçéîé ëäåí çñòéãéäå éåé òñåëñìäìãäå ìäåíîä ïåçðåñîéä ãôêäåí òäãîéòä÷ çä÷äò òñòäåüääõãäå õñòôäå é÷òô óñåíñõäèôäå çäå õñãåð÷ðíé ìäêô ëäåí çäóäõ çéíôåäãäå ôåõôã òñåíñòìäåíãäå îôòìñê çäëä òäåôîéäú C. Kerangka Pemecahan Masalah ñåñêöñòäèäå éîõé÷äèùéîõé÷äè ãèôîôî çäêé õñãî ìäèäîä ïåííêéî ãñ ìäèäîä ïåçðåñîéä òñòñê÷ôãäå îõêäõñíéùîõêäõñíéú ä÷ éåé çéãäêñåäãäå éîõé÷äè õñêîñìôõ õñêãäçäåí õéçäã çéõñòôãäå óäçäåäå òäãåäåëä çä÷äò ìäèäîä ïåçðåñîéäú ñåíäå îõêäõñíé óñåñêöñòäèäå éåé÷äè çéèäêäóãäå îñìäíäé òñçéä ôåõôã òñöñòìäõäåé óñòäèäòèäå òäãåä éîõé÷äè õñêîñìôõ ãñ ìäèäîä ïåçðåñîéäú åõôã òñåíäõäîé óñêòòäîä÷äèäå õñêîñìôõæ óñåíäìçéäå óäçä òäîëäêäãäõ éåé îñøäêä ÷ñìéè ãèôîôî çéòäãîôçãäå ôåõôã òñòìñêéãäå óñåíñõäèôäåæ ääîäåæ çäå óñ÷äõéèäå õñåõäåí îõêäõñíéùîõêäõñíé óñåñêöñòäèäå óäçä óäêä êñòäöä äîöéç ÷ùïòäò ÿäôòäå ýéçðèäêöð ð÷äåèäêöð ÿ÷äõñåú ýñ÷äéå éõôæ ãñíéäõäå éåé çéòäãîôçãäå ôåõôã òñåíñòìäåíãäå üôåíîé äîöéç ëäåí çäóäõ çéíôåäãäå îñìäíäé õñòóäõ ôåõôã òñòóñ÷äöäêé é÷òô óñåíñõäèôäå ð÷ñè óäêä öäòääèåëäú D. Penerjemahan. 1. Pengertian Penerjemahan ïîõé÷äè penerjemahan çäóäõ òñåíäøô óäçä óêðîñî ãñíéäõäåú ýñøäêä ÷ñìéè öäôèæ ãäõä penerjemahan òñêôóäãäå ãñíéäõäå óñåíä÷éèäå óñîäå õñãî ìäèäîä îôòìñê ãñ ìäèäîä îäîäêäå òéîä÷åëä çäêé ìäèäîä ïåííêéî ãñ ìäèäîä ïåçðåñîéäú ä÷äôóôå çñòéãéäåæ óñåñêöñòäèäå õéçäã îñãäçäê óñåíä÷éèäå ìäèäîäæ õñõäóé óñåñêöñòäèäå òñêôóäãäå óñåíä÷éèäå óñîäå äõäô òäãåä ìäèäîä îôòìñê ãñ ìäèäîä îäîäêäåú ñåíäå çñòéãéäåæ óñîäå äõäô òäãåä÷äè ëäåí îñèäêôîåëä çéä÷éèãäå ãñ ìäèäîä îäîäêäåú äõüðêç    òñåëäõäãäå ìäèä éîõé÷äè penerjemahan çäóäõ çéãäõäãäå îñìäíäé replacement of textual material in one language L by equivalent textual material in another languageL ú ñòéãéäå óô÷äæ äøèä÷é   òñåëäõäãäå ìäèä penerjemahan merupakan suatu upaya mencari kesepadanan makna antara materi teks bahasa sumber ke bahasa sasaran ú ýñøäêä ÷ñìéè öäôèæ äêîðå    òñåçñüéåéîéãäå óñåñêöñòäèäå îñìäíäé ìñêéãôõ êäåî÷äõéðåæ õèñåæ øðåîéîõî ðü îõôçëéåí õèñ ÷ñéøðåæ íêäòòäõéøä÷ îõêôøõôêñæ øðòòôåéøäõéðå îéõôù äõéðåæ äåç øô÷õôêä÷ øðåõñõ ðü õèñ îðôêøñ ÷äåíôäíñ õñõæ äåä÷ëéåí éõ éå ðêçñê õð çñõñêòéåñ éõî òñäåù éåíæ äåç õèñå êñøðåîõêôøõôêéåí õèéî îäòñ òñäåéåí ôîéåí õèñ ÷ñéøðå äåç íêäòòäõéøä÷ îõêôøõôêñ èéøè äêñ äóóêðóêéäõñ éå õèñ êñøñóõðê ÷äåíôäíñ äåç éõî øô÷õôêä÷ øðåõñõú 376 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius   ! "# $%! & %' ($' )!**"+' % ($' )!,-! '+ %$.'.'!/0 1 ! "# $ ' $".'!/ &+,% ' %,"  $+ '1 %2'1 % /!*  +1.&+ 1 $! %! %-'%&0 '&".%&." *"&+% ,! '+&.'+  +!%! #.* '+&.'+ %-.!+%'+ ,! %-!& %' (.,/ ($' )!**"+'3 4 *+&. 1.0 1 ! "# $ ' $".'!/  $+ % + '1 % & "' (.& , ($' )!2 ,-! '+3 5 $! +!+ "& %+&!!/ , !*! ' #.$ ! '1 % & "' (.&  ++%+ % +"+1!0 % '!0 ,! ' %+*.' 1 "( ,! !&" ($' )!**"+' ,! ($' )!,-! '+3 6 1.!2 % 1.! +!+ '  '&+!/ ,+%.'+ - $ 1 ! "# $ .!&.%  !*$'+%! & "# $! /!* %! &. 1 '!!/ ' 1,! , !*! ($' '.( "3 7 +!+ ,+' ((%! % "+& "+ % ' 1,!! & "# $!  ".1%! %.+8+%'+ .& /!* $".' ,+1"+-"+&'%! ' +! ,. %"+& "+ +!!/0 /+&. % & "(9! ,! % ( "& "+!0 /!* ' $".'!/ #.* ,+1 "$&+%!3  !*! , +%+!0 .!&.%  !*$'+%! %"/ & "# $! /!* ( "%.+&' ' -"!* 1 ! "2 # $ ' $".'!/  $+ '1 %2'1 % ,+ &'3  !*! %& +!0  ++%+ % 1.! +!+ '  '&+!/ ( !"2( !" ,+1 "$&+%! ,! ,+%.'+ - $ 1 ! "# $3  +%+! 1.0 1 "! &. 1-'+'+ 1 ! "# $ , '.&. % *+&! 1 ! "# $! ,1& ,+%&%! ' (*+ mediator !&" % ,. (.,/ ($'0 /+&. ($' '.( " ,! ''"!3 : $ %" !0 1 ! "# $ '  '&+!/  $+ (*+! 1 '! (.,/ ($' '.( " /!* ,+*.!%! - $ %-.!+&' & "& !&. ,1& ,++$%! % ($' (.,/ ($' +! /!* ' 1,! ,! .&.$ , !*! 1 '! &. %! (.,/ ($' ''"!3 2. Proses Penerjemahan 5 ! "# $!  ".1%! '.&. 1"-' ' /!*  +(&%! ' "!*%+! &$1! /!* '+!* "& %+&!!/ ,! ($%! '&. &$1! , !*! &$1!!/ &+,% ,1& ,+1+'$%!3 ;+, <, =9>.+" 0 ?@@?A ?BC  !/&%! ($D 1"-' ' 1 ! "# $!  +(&%! &+* &$1A &$1 !+'+'0 &$1 1 !*+$! ,! &$1 " '&".%&."+''+3 E$1 !+'+'  !*9. 1, !+'+' '&".%&." *"&+%0 %! %& &. %-(+!'+ %&0 %! & %'&.0 ,! %! %-!& %'&.3 = !.".& 4"+'+! <?@FBA GFC0 translator should know both the source and the receptor languagesH should be familiar with the subject matterH and should have some facility of expression in the receptor language 3 E$1 1 !*+$! & "%+& , !*! 1 ! .! 1,!! %! %&0 8"'0 %.' &. %+&0 ,! ($%! % ' .".$! +'+ & %' ' $+!** %! &. 1 '! & %' ($' '.( " ,1& ,+'1+%! ' 9" .&.$ % ($' ''"! %" !  ! .%! 1,!! %! &. 1 '! '.&. & %' ($' '.( " % ($' ''"!  ".1%! 1 "'$! .& /!* $".' ,+1"+-"+&'%! , % *+&! (+,!* 1 ! "# $!3 I&8-", <?@FGA J?C  !/&%! ($D the central problem of transK lationKpractice is that of finding LL translation equivalents 3 E$1 " '&".%"+''+ <1 !/.'.!! % (+C & "%+& , !*! 1 !*.!*%1! % (+ 1 '! &. %! % ($' ''"! , !*!  1 "&+(!*%! %+,$ '&".%&." *"&+% ,! %-!& %' (.,/ ($' ''"! /!* ( "%. &!1 & "1 !*".$ , !*! '&".%&." *"&+% ($' '.( "3  !*! %& +!0 1 ! "# $ ' $".'!/ 1.  !*.!*%1%! % (+ 1 '! ' 9" ( "& "+  !.".& '&".%&." *"&+% ,! %-!& %' (.,/ ($' ''"!3 Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian 377 3. Makna dalam Penerjemahan MNOPQRS makna TUVWXRYRZ Y[ZNUX \RZ] UVRO YRPORZZ\R ^UZ]RZ YU]PRORZ XUZUV_UTRSRZ` ^RZ aRSYRZ YUaUVR^RRZZ\R OP^RY ^RXRO ^PXPNRSYRZ ^RVP YU]PRORZ aP^RZ] XUZUV_UTRSRZb cRYZR TUTU]RZ] XUVRZRZ \RZ] XRQPZ] NUZOVRQ ^RQRT YRV\R OUV_UTRSRZ deWfSVP^PZ ^RZ gW]UZ]` hiijk hlmb nQUS YRVUZRZ\R` _PYR YPOR TUTaRSRN aP^RZ] XUZUV_UTRSRZ` YPOR XUVQW TUZ]YRPOYRZZ\R ^UZ]RZ XUZ]UVOPRZ Y[ZNUX TRYZR YRVUZR XUZUV_UTRSRZ XR^R ^RNRVZ\R TUVWXRYRZ XUZ]RQPSRZ TRYZR OUYN aRSRNR NWTaUV YU aRSRNR QRPZb gUfRVR QUaPS OUVPZfP` oRaRaRZ dlpppk qrstlm TUTaU^RYRZ TRYZR TUZ_R^P TRYZR QUYNPYRQ` TRYZR ]VRTROPYRQ` TRYZR Y[ZOUYNOWRQ RORW NPOWRNP[ZRQ` TRYZR OUYNOWRQ` ^RZ TRYZR N[NPRQ aW^R\Rb cRYZR QUYNPYRQ R^RQRS TRYZR \RZ] ^POUTWYRZ ^RQRT YRTWN deWfSVP^PZ ^RZ gW]UZ]` hiijk hhmb oRaRaRZ dlpppk qrm TUZ\RORYRZ aRSuR TRYZR QUYNPYRQ TUVWXRYRZ TRYZR WZNWVsWZNWV aRSRNR NUaR]RP QRTaRZ] RORW XUVPNOPuR ^RZ QRPZ NUaR]RPZ\Rb vRVPTWVOP d^RQRT oRaRaRZ` hiijk qpm TUs Z\RORYRZ aRSuR makna leksikal lepas dari penggunaan atau konteksnyaw sedangkan makna gramatikal merupakan hubungan antar unsurxunsur bahasa dalam satuan yang lebih besarw misalnya hubungan suatu kata dengan kata yang lain dalam frasa atau klausay MNOPQRS makna kata NRZ]RO ^PXUZR]VWSP [QUS NPOWRNP RORW Y[ZOUYN \RZ] TUQPZ]YWXPZ\Rb gUfRVR QUaS _RWS` vRVPTWVOP d^RQRT oRaRaRZ` hiijk qpm TUZ\RORYRZ aRSuR TRYZR Y[ZOUYNOWRQ RORW NPOWRNP[ZRQ R^RQRS SWaWZ]RZ RZORVR W_RVRZ ^RZ NPOWRNP ^P TRZR W_RVRZ POW ^PXRYRPb oRaRaRZ dhiijk tim TUZ\RORYRZ aRSuR TRYZR OUYNOWRQ aUVYRPORZ ^UZ]RZ PNP NWROW OUYN RORW uRfRZRb vRQ PZP NUfRVR OP^RY QRZ]NWZ] TUZ]PZ^PNPYRZ aRSuR XUVaU^RRZ _UZPN OUYN RORW uRfRZR ^RXRO TUZ\UaRaYRZ XUVaU^RRZ TRYZR NWROW YRORb gUQRPZ POW` TRYZR NWROW YROR UVRO YRPORZZ\R ^UZ]RZ N[NPRQ aW^R\R doRaRaRZ` hiijk timb cRYZR N[NPRQ aW^R\R R^RQRS TRYZR \RZ] OUVaUZOWY [QUS aW^R\R NUOUTXRO RORW _W]R TUTXWZ\RP TWRORZ N[NPRQ OUVOUZOWb zUVYRPO ^UZ]RZ TRYZR N[NPRQ aW^R\R` XUZUV_UTRS NUSRVWNZ\R ^UZ]RZ QUaPS fUVTRO TUTs XUVSROPYRZ TRYZR N[NPRQ aW^R\Rb vRQ PZP ^PYRVUZRYRZ N[NPRQ aW^R\R RZORVR aW^R\R NWTaUV ^UZ]RZ aRSRNR NRNRVRZ fUZ^UVWZ] aUVaU^R` YSWNWNZ\R TUZ\RZ]YWO Y[ZNUX aW^R\R YSWNWN dculturalxspex cific conceptmb {UVaU^RRZ PZPQRS \RZ] NUVPZ]YRQP TUZPTaWQYRZ YUOP^RYNUXR^RZRZ d nonxequivalencem TRYZR RORW XUNRZ RZORVR aRSRNR NWTaUV ^UZ]RZ aRRSNR NRNRVRZb gU_RQRZ ^UZ]RZ XRZ^RZ]RZ PZP` |RYUV dlpptk hlm TUZ\RORYRZ aRSuR the source language word may express a concept which is totally unknown in the target languageb XI.4. Kesepadanan dalam Penerjemahan MNOPQRS padanan TUVWXRYRZ aR]PRZ NUZOVRQ ^RQRT aP^RZ] XUZUV_UTRSRZb }UaUVR^RRZZ\R TUVWXRYRZ TU^PR WZOWY TUTaRZOW TUTXUVTW^RS YUOPYR XUZUV_UTRS TUZ]RQRTP YUNWQPORZ ^RQRT TUZUTWYRZ XR^RZRZ TRYZR RORW XUNRZ NUaR]RPTRZR \RZ] ^PTRYNW^ ^RQRT aRSRNR NWTaUVb ~RQRWXWZ ^UTPYPRZ` TRNRQRS XR^RZRZ ^RQRT XUZUV_UTRSRZ OP^RY NUYR^RV TUZ\RZ]YWO XUVs TRNRQRSRZ YUNUXR^RZRZ XR^R OPZ]YRO NROWRZ QPZ]WRQ NUXUVOP YROR` VRNR` YQRWNR` RORW YRQPTRO TUQRPZYRZ _W]R TUZ\RZ]YWO YUNUXR^RZRZ XR^R OPZ]YRO \RZ] QUaPS OPZ]]P NUXUVOP uRfRZR RORW XR^R OPZ]YRO \RZ] TUQPaROYRZ Y[ZOUYN N[NPRQ aW^R\Rb cRfSRQP dhiiik li€m TUZ\RORYRZ aRSuR ^RQRT TUZ]WYWV YUNUXR^RZRZ XUZUV_UTRS NUSRVWNZ\R TUZ]]WZRYRZ WYWVRZ NUfRVR TUZ\UQWVWS` \RPOW XUVWaRSRZ RORW XUV]UNUVRZ \RZ] TUZ\RZ]YWO YRQPTRO` VRNR` RORW YROR NUSRVWNZ\R ^PXRSRTP ^RQRT WZ]NPZ\R \RZ] QUaPS OPZ]]P dRXRYRS WZOWY 378 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius ‚ƒ„ † ‡ˆ ƒ ‡ƒ‰Š‹ Œ‡ Œ‚†‚‹‡ Ž‚‹ ƒ„  ‚ƒ ‘ ˆ  ’ ‚ƒ„’‹’“”• –‡Œ ‚‹ Œ’ˆ ˜ —  ˆ‚‚Š‹‡ ‚ˆŒ ‡—‡ “ „ ƒ Ž‚‹‡Œ‡ †‚ƒ„ † ‡ ƒ ‡ƒ‰Š‹ Œ‡ ˆ‚Œ‚† ˜‡† “ ‡ ˜‚ƒ ƒ ‚†‚‹‡Ž ƒˆ ƒ ‰’ƒŒ‡ ‡ƒ‡• ™‚‘ ’“ ‰’ƒŒ‡ ‡ƒ‡ ‚ˆŒ Ž “ Œ ˜‚ƒ ƒ ‰’ƒŒ‡ Œ—‡ƒ„  ˜ †  ˜‡ˆ  ˆƒ Ž “š  ˆ ‚ˆŒ ‚‹‘‚ “ ƒ ‚‹Œ‚Ž’ Œ‚† Œ—‡ƒ„ • 5. —ƒ„  ‚ˆŒ „ ƒ ˜ ƒ ƒƒ„ “ ‹’Œ Œ Œ ‹ ƒ Œ‚— ‹ Œ ˜ ƒ ˜‚ƒ ƒ ‚ˆŒ Penilaian Terjemahan ™‚Ž  ‡ Œ’ ’ †‹Š˜’ˆ †‚ƒ‚‹‘‚ “ ƒ ˆ ‹„ ‚‹‘‚ “ ƒ †‚‹—’ ˜‡’‘‡• ›‚ƒ‡— ‡ ƒ ‚‹‘‚ “ ƒ ‡ƒ‡ ˜‡ ˆŒ’˜ˆ ƒ ’ƒ’ˆ ‚ƒ’‘‡ ˆ’ —‡ Œ ‚‹‘‚ “ ƒ ‚‹Œ‚Ž’ „ ƒ ƒ ‹ — ‡ƒ ‚—‡†’‡ †‚ƒ‡— ‡ ƒ ‚ƒ ƒ ˆ‚Œ‚† ƒ˜ ƒ ˆ‚‚‹Ž œ ƒ ˜ ƒ ˆ‚Ž‚‹‚‹‡ ƒ ˜ —  ‚ƒ’ƒˆ †ˆ ƒ ˆ‚Ž —‡ †‚Œ ƒ ‚ˆŒ Ž “ Œ Œ’Ž‚‹ ˆ‚ Ž “ Œ Œ Œ ‹ ƒ ‡Œ ƒ„ ˜ ‹‡ Ž “ Œ ƒ‹‡Œ ˆ‚ Ž “ Œ ƒ˜Šƒ‚Œ‡ • ž Ž Ž ƒ Ÿ ¡¡¢£ ¤¥” ‚ƒ„  ˆ ƒ Ž “š ‚ƒ‡— ‡ ’’ ‚‹‘‚ “ ƒ Ž‚‹ ‹‡ ‚ƒˆ‹‡‡ˆ ˆ ‹„ ‚‹‘‚ “ ƒ• ¦‹‡‡ˆ ‡ƒ‡ ˜‡ ˆŒ’˜ˆ ƒ ’ƒ’ˆ ‚ƒ‚ “’‡ ˆ‚ˆ’  ƒ ˜ ƒ ˆ‚—‚ “ ƒ ‚‹‘‚ “ ƒ ˜ ƒ Œ‚œ ‹ ‡˜ ˆ — ƒŒ’ƒ ’ƒ’ˆ ‚ƒ‚ “’‡ ˆ‚ †’ ƒ †‚ƒ‚‹‘‚ “ ˜ —  ‚ƒ’ƒˆ †ˆ ƒ ˆ‚Ž —‡ †‚Œ ƒ Ž “ Œ Œ’Ž‚‹ ˆ‚ Ž “ Œ Œ Œ ‹ ƒ• §‚‹‘‚ “ ƒ „ ƒ Ž ‡ˆ  ’ Ž‚‹ˆ’ —‡ Œ ‚ƒ ƒ˜ ˆ ƒ Ž “š †‚ƒ‚‹‘‚ “  †’ ‚ƒ‘ — ƒˆ ƒ ’ Œƒ„ ˜‚ƒ ƒ Ž ‡ˆ• ™‚— ƒ‘’ƒ„  ¨Š‚˜ Ÿ˜ —  “†£©©ššš•“‚‹‚Œ‹Š’†Œ•œŠ©œŠƒ‹‚ŒŒ† †‚‹•†“† ¡¡ª£¢” ‚ƒ„  ˆ ƒ ˆ‹‡‚‹‡ ‚‹‘‚ “ ƒ „ ƒ Ž‚‹ˆ’ —‡ Œ Œ‚Ž  ‡ Ž‚‹‡ˆ’£ . Terjemahan yang benar , berterima dan baik adalah yang sesuai dengan selera dan harapan sidang pembaca yang menginginkan teks terjemahan yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat bahasa sasaran. Intinya, suatu terjemahan harus tidak dirasakan seperti terjemahan dan sejauh mungkin harus menjadi bagian dari tradisi tulisan dalam bahasa sasaran • « ‹ŒŠƒ Ÿ¬­¤ª£ ¥¢ ” ‚ƒ„  ˆ ƒ Ž “š ‚‹‘‚ “ ƒ “ ‹’Œ ˜‡’‘‡ ˆ ‹‚ƒ †‚ƒ‚‹‘‚ “ ‡ƒ‡ƒ ‚ Œ‡ˆ ƒ ˆ‚ ˆ’‹  ƒ Ÿˆ‚Œ‚† ˜ ƒ ƒ” ˆ‚‘‚— Œ ƒ Ÿˆ‚‚‹Ž œ ƒ” ˜ ƒ ˆ‚š ‘ ‹ ƒ Ÿˆ‚Ž‚‹‚‹‡ ƒ” ‚‹‘‚ “ ƒƒ„ • Akurat Ž‚‹ ‹‡ Ž “š ‚‹‘‚ “ ƒƒ„ ‡˜ ˆ ‚ƒ„‡† ƒ ˜ ‹‡ †‚Œ ƒ ˜‚ƒ ƒ ‚ˆŒ Ž “ Œ Œ—‡ƒ„ • Jelas ‚‹ˆ ‡ ˜‚ƒ ƒ ˜‚‹ ‘  ˆ‚’˜ “ ƒ Œ‚‘ ’“  ƒ ‚ˆŒ ‚‹‘‚ “ ƒ ’˜ “ ˜‡† “ ‡• Wajar Ž‚‹ ‹‡ Ž “š ‚‹‘‚ “ ƒƒ„ ‚‹’† ˆ ƒ ’ƒˆ † ƒ®’ƒˆ † ƒ „ ƒ Ž‚‹‚‹‡ ‚ƒ’‹’ ˆ ‡˜ “ Œ‹’ˆ’‹ ‹  ‡ˆ — „ ƒ Ž‚‹— ˆ’ ˜ —  Ž “ Œ Œ Œ ‹ ƒ• 6. Strategi Penerjemahan ›‚ƒ —‡“ ƒ †‚Œ ƒ  ’  ˆƒ ‡Œ‡— “ ˆ‚ Ž “ Œ Œ Œ ‹ ƒ ‚Ž’’“ˆ ƒ ˆ‚Œ‚ˆŒ  ƒ ˆ‚“ ‡® “ ‡ ƒ ˜ ƒ ˆ‚‚—‡‡ ƒ ˜ —  ‚ƒ‚’ˆ ƒ † ˜ ƒ ƒ  ˆƒ ƒ„  ‹ ‚‹‘‚ “ ƒƒ„ Œ‚† ˜ ƒ ‚‹Ž œ ˜ ƒ Ž‚‹‚‹‡ ˜ —  Ž “ Œ Œ Œ ‹ ƒ Ÿ‡Œ —ƒ„ ˜ —  Ž “ Œ ƒ˜Šƒ‚Œ‡ ”• ¦‚ †’ ƒ ‚ƒ‚’ˆ ƒ † ˜ ƒ ƒ  ˆƒ ‡Œ‡— “ ‚‹Œ‚Ž’ ˜‚ƒ ƒ ‚†  ‚ƒ‡ƒ˜‡ˆ Œ‡ˆ ƒ Ž “š ‚‹‘‚ “ ƒƒ„ Œ‚— ‹ Œ ˜‚ƒ ƒ †‚Œ ƒ ‚ˆŒ Ž “ Œ Œ’Ž‚‹• ¯‚‹ˆ ‡ ƒ ˜‚ƒ ƒ †‚‹ Œ — “ ƒ ‡ƒ‡ °‡˜„  ‹ „ Ÿ¬­¤­£ ± ®¤¢” ‚ƒ‚’ˆ ˆ ƒ Ž “š ˆ‚’ƒˆ‡ƒ ƒ®ˆ‚’ƒˆ‡ƒ ƒ „ ƒ ˜ †  ˜‡— ˆ’ˆ ƒ ’ƒ’ˆ ‚ƒ —‡“ˆ ƒ ‡Œ‡— “ ˜ ‹‡ Ž “ Œ ƒ‹‡Œ ˆ‚ Ž “ Œ ƒ˜Šƒ‚Œ‡  „ ‡’£ • ›‚ƒ‚‹‘‚ “ ‡˜ ˆ ‚ƒ‚‹‘‚ “ˆ ƒ ‡Œ‡— “ ‚‹Œ‚Ž’ ‚— ‡ƒˆ ƒ ‚ƒ’ƒ ˆ ƒƒ„  ƒ† †‚‹’Ž “ ƒ Œ  Œ‚ˆ —‡• Œ‡— “  ’ ˆ  Œ‡ƒ ‡’ ‚‘ ƒ ˜ ƒ — ‰ —ƒ„ Ž‚‹ “ ƒ ˜ —  Ž‚‹Ž  ‡ Ž “ Œ   ˆ ‘’ ˜‡† ˆ ‡ ˜ —  Ž “ Œ ƒ˜Šƒ‚Œ‡ ˜‚ƒ ƒ Œ„ ‹  ˜‡Ž‚‹‡  ‹‡Œ Ž š “  ’ œ‚ ˆ ‡‹‡ƒ• ² ˜‡ œ ‹ ‡ƒ‡ ˜‡† ˆ ‡ ‘‡ˆ ‡Œ‡— “  ’ ’ƒˆ † ƒ ‡’ ˜‡ ƒ † Ž‚‹Œ‡‰  ‡ƒ‚‹ƒ Œ‡Šƒ — Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian 379 ³´³µ ¶·¸³ ¹º³»¼ ´·½³¸¾¿ÀÁµÂ ÂÀ»Àµ¸³» ó½³»³»»Ä³ ½³Á³Â ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³ È·ƳÁ»Ä³ ¸³´³ briefingÉ power pointÉ WindowsÉ excellÉ clickÊË ¿Ë ÌÀ»Àº¶À³ŠÂÀ»ÄÀº³Ã ¸³´³ ³Æ·»¼ ´ÀºÆÀ¿µ´ ½À»¼³» ÂÀ»¼µ¿³Å À¶³³» ³Æ·»¼ ÆÀÃÀ»µÅ»Ä³ ÆÀÅ·»¼¼³ ¿À»´µ¸ Ç»½¹»ÀÆ·³»Ä³ ³ƷŠ½³Ã³´ ½·¿³»½·»¼¸³» ½À»¼³» ¿À»´µ¸ ³ÆÁ·»Ä³Ë ÍÀºÂ³Æµ¸ ½³Á³Â ¸Àµ»¼¸·»³» ij»¼ ¸À½µ³ ·»· ³½³Á³Å ÂÀ»ÄÀº³Ã ³´³µ ÂÀµ»¼µ´ ¸³´³¾·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼ ij»¼ ½·ÆÀƵ³·¸³» ½À»¼³» ÃÀ»µÁ·Æ³»»Ä³ ÂÀ»µºµ´ ¸³·½³Å ηº·Ïηº· Á·»¼µ·Æ´·Æ ¸³´³ Ç»½¹»ÀÆ·³Ë зƳÁ»Ä³Ñ ● manajemen ½³º· management ● ekonomi ½³º· ecnomoy ● farmacy ½³º· farmasi ● mal ½³º· mall ● departemen ½³º· department ̳½³ µÂµÂ»Ä³ ÃÀ»µÁ·Æ³» ·Æ´·Á³Å ¿Àº½³Æ³º ó½³ À¶³³» Ò¹»À´·¸Ó ³º´·»Ä³ ų»Ä³ Ƴ´µ³» ¿µ»Ä· ij»¼ ¿ÀºÒµ»¼Æ· ½³Á³Â ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³ ½·Á³Â¿³»¼¸³» ½À»¼³» ŵºµÒÔ ¹ÁÀÅ ¸³ºÀ»³»Ä³Ó ij»¼ ´·½³¸ ¿ÀºÒµ»¼Æ· ¿¹ÁÀÅ ½·Å·Á³»¼¸³»Ë зƳÁ»Ä³Ñ ● konsisten ¿µ¸³» consistent ● argumen ¿µ¸³» argument ● kontras ¿µ¸³» contrast ÎË ÕÀµ»¼¸·»³» ij»¼ Á³·» ³½³Á³Å ÆÀ³»½³·»Ä³ ¿Àº´Àµ ½À»¼³» ·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼ ·³Á³Å ÂÀ»Àº¶À³ÅÏ ¸³»»Ä³ ¸À ½³Á³Â ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³ È·ƳÁ»Ä³Ó culture ½³» party ³Ʒ»¼ ½·´Àº¶À³Ÿ³» ÂÀ»¶³½· budaya ½³» partaiÊË Ö³Á³Â ÂÀ»Àº¶À³Ÿ³» ·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼ ³´³µ ·Æ´·Á³Å ¸ÅµÆµÆÓ ¿À¿Àº³Ã³ Æ´º³´À¼· ÃÀºÁµ ½·ÃÀºÅ³´·¸³»Ó ij·´µ ÃÀ»Àº¶À³Š½³Ã³´ ÂÀ»¼³½¹ÃÆ· ·Æ´·Á³Å ´ÀºÆÀ¿µ´ ¸À ¿³Å³Æ³ ƳƳº³» ÆÀÃÀº´· ´À¸Æ ³ÆÁ·»Ä³Ë ÌÀ»Àº¶À³Š½³Ã³´ ÂÀ»ÄÀº³Ã µ»Æµº ³Æ·»¼ ½À»¼³» ÂÀ»¼³Îµ ó½³ ÌÀ½¹Â³» ×µ ÌÀ¿À»´µ¸³» ÇÆ´·Á³Å ij»¼ ¿ÀºÁ³¸µ ½³Á³Â ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³Ë ÌÀ»Àº¶À³Š½³Ã³´ ÂÀ»¼³Á·Å¸³» ÃÀƳ» ³´³µ ³¸»³ ´À¸Æ ½À»¼³» ÂÀÂÃÀº´·Â¿³»¼¸³» ¸ÀÆÀó½³»³» ³¸»³»Ä³Ë Ö³Á³Â ųƷÁ ÃÀ»ÀÁ·´·³»»Ä³Ó е·Æ ½³» ¸³Ø³»Ï¸³Ø³» ÈÙÚÛÚÑ ÙÚÏÙÜÊ ÂÀ»Ä³´³¸³» ¿³Åس ÃÀ³½³»³» ·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼ ¸À ¿³Å³Æ³ Ç»½¹»ÀÆ·³Ó ½³» ¶·¸³ ÃÀºÁµ ƳÁ³Å Ƴ´µ ¿³Å³Æ³ ÆÀºµÂõ» ½·Á³¸µ¸³» ÁÀس´ ÃÀ»Àº¶À³ų»Ó ÃÀ»ÄÀº³Ã³»Ó ³´³µ ¼³¿µ»¼³» ÃÀ»Àº¶À³ų» ½³» ÃÀ»ÄÀº³Ã³»Ë Ö³´³ ij»¼ ´Àº¸³·´ ½À»¼³» Æ´º³´À¼· ·»· ·ƳÁ»Ä³ ³½³Á³Å vocal sound ÂÀ»¶³½· bunyi vokalË ÝÀγº³ ÁÀ¿·Å ¶³µÅÓ Ðµ·Æ ½³» ¸³Ø³»Ï¸³Ø³» ÂÀ»Ä³´³¸³» ¿³Åس ú¹ÆÀÆ ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ·Æ´·Á³Å ³Æ·»¼ ½À»¼³» ÂÀ»¼µ´³Â³¸³» ¿À»´µ¸ ޷Ƶ³Á»Ä³ ½·Á³¸µ¸³» ½À»¼³» ÀÂó´ γº³Ñ ÛÊ ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ½À»¼³» ÃÀ»ÄÀƵ³·³» À¶³³» ½³» Á³Ò³ÁÔ ÙÊ ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ½À»¼³» ÃÀ»ÄÀƵ³·³» À¶³³» ´³»Ã³ ÃÀ»ÄÀƵ³·³» Á³Ò³ÁÔ ßÊ ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ´³»Ã³ ÃÀ»ÄÀƵ³·³» À¶³³»Ó ´À´³Ã· ½À»¼³» ÃÀ»ÄÀƵ³·³» Á³Ò³ÁÔ ½³» àÊ ÃÀ»ÄÀº³Ã³» ´³»Ã³ ÃÀ»ÄÀƵ³·³» À¶³³» ½³» Á³Ò³ÁË ÐÀ»µºµ´ ᳸Àº ÈÛââÜÑ ÙãÏàÙÊÓ Æ´º³´À¼· ij»¼ ½³Ã³´ ½·¼µ»³¸³» ½³Á³Â ÃÀ»Àº¶À³ų» ·Æ´·Á³ÅÏ ·Æ´·Á³ÅÓ ¸ÅµÆµÆ»Ä³ ·Æ´·Á³Å ¿µ½³Ä³ ¸ÅµÆµÆ ³»³´³º Á³·» ÆÀ¿³¼³· ¿Àº·¸µ´Ñ ÛÊ ÃÀ»Àº¶À³ų» ½À»¼³» ÂÀ»¼¼µ»³¸³» ¸³´³Ï¸³´³ ÷»¶³Â³»Ô ÙÊ ÃÀ»Àº¶À³ų» ½À»¼³» ÂÀ»¼¼µ»³¸³» ¸³´³Ï¸³´³ ÷»¶³Â³» ½À»¼³» ÃÀ»¶ÀÁ³Æ³»Ô ßÊ ÃÀ»Àº¶À³ų» ½À»¼³» ÂÀ»¼¼µ»³¸³» Ƶ¿Æ´·´µÆ· ¿µ½³Ä³Ô ½³» àÊ ÌÀ»Àº¶À³ų» ½À»¼³» ÂÀ»¼¼µ»³¸³» ¸³´³ ÆÀº³Ã³» ³´³µ ¸³´³ ÆÀº³Ã³» ij»¼ ½·ÆÀº´³· ½À»¼³» ÃÀ»¶ÀÁ³Æ³»Ë ÌÀ»Àº¶À³ų» ½À»¼³» ÂÀ»¼¼µ»³¸³» ¸³´³Ï¸³´³ ÷»¶³Â³» ÂÀºµÃ³¸³» Æ´º³´À¼· ij»¼ ÆÀº·»¼¸³Á· ½·¼µ»³¸³» ¹ÁÀÅ ÃÀ»Àº¶À³ÅË ÌÀ»Àº¶À³Šų»Ä³ ÂÀ»¼³½¹ÃÆ· cultural words ½³º· ¿³Å³Æ³ Ƶ¿Àº ½³Á³Â ¿À»´µ¸ ij»¼ ³ÆÁ· ¸À ¿³Å³Æ³ ƳƳº³» µ»´µ¸ ÂÀÂÃÀº´³Å³»¸³» ÃÀƳ» ³´³µ ³¸»³ ij»¼ 380 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius äåæçèéêäèçë ìíîï ðîëêíåé ñçïçéç çéíåëòçó ôõöçõî÷å åëå éçë÷çõ æîæñçëõê ðîëîöøîæçï êëõêè æîùêøêäèçë çéðîè foreignizationú éîíçåë åõê èçöîëç åéõåíçï õîöéîñêõ õåäçè äåõîæêèçë ðçäçëçëëòç äçíçæ ñçïçéç ûëäìëîéåçó üîëîöøîæçïçë äîë÷çë æîë÷÷êëçèçë èçõçýèçõç ðåëøçæçë äîë÷çë ðîëøîíçéçë æîöêðçèçë éõöçõî÷å äå æçëç ðîëîöøîæçï æîæñîöå ðîëøîíçéçë õçæñçïçë õîëõçë÷ çéðîèýçéðîè ñêäçòç õîöõîëõêó üîë÷÷êëççë éõöçõî÷å åëå äåðîöíêèçë èçöîëç ñîñîöçðç ðîöõåæñçë÷çëú òçåõê þÿ õîöäçðçõ ðçäçëçë òçë÷ æîëäîèçõå äçíçæ ñçïçéç éçéçöçë ùçíçêðêë õåäçè éîðîëêïëòç éîðçäçë ÿ ðîëîöøîæçï ñîöêéçïç êëõêè õîõçð æîæðîöõçïçëèçë èîçéíåçëëòç äçë ÿ ðîëîöøîæçï ñîöêéçïç êëõêè æîæñîöåèçë ðîëøîíçéçë éåë÷èçõó üîëîöøîæçï õîõçð æîëêíåéèçë èçõç çéíåëòç òçë÷ äåéîöõçå äîë÷çë ðîëøîíçéçë éåë÷èçõ äçíçæ ñçïçéç ûë÷÷öåéó îöèçåõçë äîë÷çë éõöçõî÷å éêñéõåõêéå ñêäçòçú ðîëîöøîæçï ñîöêéçïç æîë÷÷çëõå cultutral word éîçëäçåëòç åéõåíçï ñêäçòç åëå äåõîæêèçë ðçäçëçëëòç äçíçæ ñçïçéç éçéçöçëú çõçê æîæåíåèå èîäîèçõçë æçèëç äîë÷çë ñçïçéç éçéçöçëóüîëîöøîæçïçë äîë÷çë æîë÷÷êëçèçë èçõç éîöçðçë çõçê èçõç éîöçðçë òçë÷ äåéîöõçå äîë÷çë ðîëøîíçéçë ñîöçöõå ñçïùç ðîëîöøîæçï ñîöêéçïç êëõêè æîëòîöçð åéõåíçï õîöõîëõê òçë÷ äçðçõ äåéîöõçå äîë÷çë ðîëøîíçéçëó ôõöçõî÷å ðîëòîöçðçë åëå éîïçöêéëòç æîë÷çê ðçäç üîäìæçë æêæ üîæñîëõêèçë ûéõåíçï òçë÷ ñîöíçèê äçíçæ ñçïçéç ûëäìëîéåçó çéåí ðîëîíåõåçë öååë  þÿ ñîöøêäêí  ô û ô  ûô    ýôüûû  ô û   ûô  ô EPOONG BD DI YOGJAKAA   MENGANAKAN PLANG ANG PELINGIæîëòçõçèçë ñçïùç éõöçõî÷å ðîëîöøîæçïçë åéõåíçïýåéõåíçï ñêäçòç èïêéêé ççíçï éîñç÷çå ñîöåèêõ the translation strategies of the culturespecific words terms or expressions in the tourism text epotong bud di Yogyakarta are explained as follows:  translation by cultural substitution  translation by loanwords with explanation ! translation loanwords without explanation 4) translation by loanwords with definition, 5) translation by loanwords and cultural substitution, and 6) translation by loanwords and transfer. Those of the culture-specific words, terms, or expressions in the tourism text Mengirim Pulang Sang Pelingsi can be stated as follows: 1) translation by cultural substitution, 2) translation by loanwords with explanation, and 3) translation by loanword and transfer ó ôîçöç íçñåï øçêïú ïçéåí ðîëîíåõåçë öååë  þ"ÿ íçåë òçë÷ ñîöøêäêí  ô û ô  ý ûô  ü û û     ý  ô û  # CIVIC CULTURE æîëòçõçèçë ñçïùç éõöçõî÷å ðîëîöøîæçïçë åéõåíçïýåéõåíçï ñêäçòç ðìíåõåè æîíåðêõå éîñç÷çå ñîöåèêõ translation by cultural substitution, translation by cultural substitution and loanword with spelling change, translation by loanword with spelling change, translation by loanword without spelling change and cultural substitution, and translation by loanword without spelling change ó îæåèåçë ðêíçú ïçéåí ðîëîíåõåçë öååë  þ"ÿ òçë÷ ñîöøêäêí  ô û ô  ûô  ôüûûý   $ ô û  ûô  WISATA KULINER DI KOTA BATIKæîëòçõçèçë ñçïùç éõöçõî÷å ðîëîöøîæçïçë åéõåíçïýåéõåíçï ñêäçòç èïêéêé äåðçðçöèçë éîñç÷çå ñîöåèêõ 1. transfer ring them to English in explanation; 2. adopting them by changing their spellings without explanation; 3. Transferring them into English (cultural substitution), and 4. not transferring them into English or adopting them in Englishó Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian 381 7. Pengertian Istilah %& '()*+*,* *,-*.%/ 0%-% istilah %1%.%/ 2%-% %-%3 4%53+4%+ 2%-% 6%+4 1(+4%+ 7(89%- 9(+43+42%:2%+ ,3%-3 2;+,(:< :8;,(,< 2(%1%%+< %-%3 ,*)%- 6%+4 2/%, 1%.%9 5*1%+4 -(8-(+-3& =,-*.%/ 1%:%- 5(83:% ,(53-%+< %-%3 +%9%& =,-*.%/ 1*5(1%2%+ 9(+>%1* 13% 9%7%9< 6%2+* *,-*.%/ 2/3,3, 1%+ *,-*.%/ 3939& =,-*.%/ 2/3,3, %1%.%/ *,-*.%/ 6%+4 :(9%2%*%++6% %-%3 9%2+%+6% -(85%-%, :%1% ,3%-3 5*1%+4 -(8-(+-3< ,(1%+42%+ *,-*.%/ 3939 %1%.%/ *,-*.%/ 6%+4 9(+>%1* 3+,38 5%/%,% 6%+4 1*43+%2%+ ,(7%8% 3939 ?@;(.*;+;< ABCCDEABF& '%8* 1()*+*,* *+* 1%:%- 1*+6%-%2%+ 5%/G% ,(-*%: 5%/%,% 9(9*.*2* *,-*.%/H*,-*.%/ 2/3,3, 6%+4 9(+3+>32 :%1% ,(,3%-3 6%+4 ,:(,*)*2& =,-*.%/H*,-*.%/ -(8,(53- >34% 9(+3+>322%+ ,3%-3 2;+,(: -(8-(+-3 6%+4 2%1%+4 -(8*2%- 1(+4%+ 2;+-(2,+6%& I%.%3:3+ 1(9*2*%+< %1% :3.% *,-*.%/H*,-*.%/ 6%+4 1%:%- 1*:%/%9* -%+:% /%83, 9(+4(-%/3* 2;+-(2,+6%& 5& J*8* =,-*.%/ J*8*H7*8* *,-*.%/ 1%:%- 1*5(1%2%+ 1%8* %,:(2 9%2+% 1%+ %,:(2 3+42%:%+& 08*1%.%2,%+% ?ABCKD KLHKMF 9(95(1%2%+ 7*8*H7*8* *,-*.%/ 6%+4 9(95(1%2%++6% 1(+4%+ 3+,38H3+,38 5%/%,% 6%+4 .%*+< 6%*-3D '%8* ,(4* 9%2+%D ?%F /353+4%+ %+-%8% 3+42%:%+ 1%+ 9%2+% -(-%: -(4%,N ?5F *,-*.%/ -(8,(53,(7%8% 48%9%-*2%. 5(5%, 2;+-(2,< 9%2,31+6% %1%.%/ 9%2+% -*1%2 -(84%+-3+4 1%8* 2;+-(2, 1%.%9 definisi atau rumus dalam ilmu yang bersangkutan. Dari segi ungkapan: (a) istilah tersebut dapat berupa kata benda, kata kerja, atau kata sifat; (b) bangun istilah sepadan, misalnya: kata tunggal, kata majemuk, kata bersambungan, kata ulang, frasa; (c) istilah tersebut bersifat internasional, artinya makna istilah dikenal dalam ilmu yang bersangkutan, sedangkan bentuk ungkapan dalam suatu bahasa sedapat-dapatnya tidak jauh berbeda dengan bentuk ungkapan dalam bahasa lain. 2%.*9%-& @%2+% 1%:%- 1*+6%-%2%+ 1(+4%+ Menurut Moeliono (1988: 427), pembentukan istilah dalam bahasa Indonesia dapat melalui prosedur berikut ini: Kata dalam bahasa Indonesia yang lazim dipakai; kata dalam bahasa serumpun yang lazim dipakai; dan istilah dalam bahasa asingO yang diterjemahkanO atau melalui penyerapan dengan atau tanpa penyesuaian ejaan dan lafalO atau melalui penerjemahan dan penyerapan sekaligus . Selanjutnya Moeliono (1988: 422) menyatakan bahwa sumber-sumber istilah dapat berasal dari kosa kata bahasa Indonesia, kosa kata bahasa Serumpun, dan kosa kata bahasa Asing. E. Kesimpulan Kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kebanyakan ditulis dalam bahasa Inggris dapat dilakukan melalui penerjemahan teks bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Walaupun demikian, seringkali istilah-istilah teks dalam bahasa Inggris tidak ditemukan padanan maknanya dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan strategi penerjemahan tersebut yang mampu membantu mengungkapkan pesan atau maknanya ke bahasa Indonesia secara sepadan, jelas dan berterima. 382 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius DAFTAR PUSTAKA Analisis _erjemahan Penanda Kohesi `ujukan dalam Buku _eks aCivic Cultureb dan _erjemahannya aBudaya PolitikbY cdeRef gQhiQWj gWekWeWQlWTW m nTRodQeRpWe qdrdXWe sWQdQp PQRSTU VWRTWXY Z[\\]^Y qtQWuWQpWY Analisis _erjemahan IstilahxIstilah Akuntansi dalam Buku _eks Management Accounting oleh Don `y Hansen dan Maryane My Mowen Menjadi Akuntansi Manajamen oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos KwaQzY qtQWuWQpWf {ggsmnsqY vvv [\\wY trategi Penerjemahan IstilahxIstilah Budaya Khusus dalam _eks Wisata Kuliner di Kota Batik dan _erjemahannya Cullinary _our in the City Batik dalam Majalah GA`~DAy qtQWuWQpWf vvv [\||Y } ggqg€‚ gƒq‚ „ ‚g nsqY trategi Penerjemahan IstilahxIstilah Budaya Khusus dalam _eks Pariwisata Mengantarkan Pulang }ang Pelingsir dan }epotong ~bud di Yogyakarta dalam Majalah GA`~DAy qtQWuWQpWf vvv [\|†Y } g‡‡ €s {ggs nsqY ƒWudQU shTWY |wwˆY In Other Words: a course on book translationY ƒQhŠTU ‹Y htiXWeY |wŒY htpXd‰idf {hT‰hTY Principles of Language Learning and _eaching Z[T‰Y d‰Y^Y ŽdŠ dQedzf gQdTpRkdm‹WXXU ‚TkY QR‰WXWueWTWU ‹WQRjtQpRY |wŒˆY Fungsi Bahasa dan }ikap Bahasay ‡T‰d „XhQdef ŽteW ‚T‰WY trategies to _rasnlate Information _echnology I_ _erms Y {thT cQtTi ctWTY [\||Y } „RTXWT‰f PkW‰djRk gtrXRedQY sR‘WTRU qWjRQWY [\|\Y Cultural _ranslationY RtT‰t ’W‰W pWTiiWX || „drQtWQR [\|\U lWj |“Y|ˆ ‰WQR ‰WQR pp’f””ŠŠŠYpQWTeXWpRhT‰RQdkphQzYkhj”WQpRkXde”WQpRkXd|ˆ\Y’’Y ata Bahasa Baku Bahasa Indonesiay shdXRhThU PTphTY sY |wŒŒY _ ŽWrWrWTYUsYY [\|\Y View all articlesY WuWQpWf ƒWXWR gtepWuWY RtT‰t ’W‰W pWTiiWX |ˆ tTR [\|\U lWj ||Y†\ ‰WQR pp’f”” ŠŠŠY’Qh‘Ykhj”pQWTeXWpRhTmWQpRkXde”WQpRkXde”[\†”|”gdTdQldjWWTm‰WTmƒt‰WzW Y ŽdŠjWQuU gY |wŒŒY ŽR‰WU ‡Y |wˆY A Textbook of TranslationY {hT‰hTf gQdTpRkdm‹WXXY Language Structure and TranslationY qpWT‰ShQ‰U •WXRShQTRWf qpWT‰ShQ‰ nTRodQeRpz gQdeeY gtekU sWQiWQdp Y Zd‰Y^ |wŒ|Y Multicultural Education: Cross Cultural Training Approach. •RkWihf ‚TpdQktXptQWX ŽdpŠhQu ‚TkY ❆ ❆ ❆ Translation Strategies of English Specific Words Into Indonesian 383 9 786022 296836