Sanitasi

Urbanization is driving Southeast Asia’s economies, moving vast numbers of people to urban centers at a pace unheard of in the West. As impressive as these cities are, they bring with them massive problems in terms of sanitation, pollution, income disparity and infrastructure challenges. If the region is to enjoy the benefits of urbanization it will have to balance the old and new, taking advantage of both traditional knowledge and modern technology, writes Bharat Dahiya.

This research work evaluates the impact of stormwater infiltration on the removal of organics, solids, nitrogen and phosphorus in a LECA-based horizontal subsurface flow constructed wetland. Stormwater runoff for the period between January 2008 and June 2010 (30 months) was estimated for the drainage basin of the Vila Fernando wastewater treatment plant (constructed wetland system) and it was observed proportionality between the increase in surface runoff and the infiltration flow rate that reached the plant. The average stormwater infiltration rate that reached the plant was 67.4 m(3) d(-1) (77% of the influent flow rate into the plant). The 30 month monitoring campaign set up at one of the reed beds showed that stormwater infiltration led to a high variation of the hydraulic loading rate (HLR) throughout the bed, which affected its performance in the removal of organic matter, suspended solids and nitrogen. For a HLR below 20 cm d-1 the removal efficiencies for BOD5, COD and TSS doubled. The removal of nitrogen was too low and was associated with the weak development of nitrifying biofilm and the poor growth of reeds. However, it was observed a good relationship between the applied and removed loads for most of the parameters, which seems to indicate that the organic, solid, nitrogen and phosphorus loading rates influenced the respective removal rates. The use of a bed material with high specific surface area, such as LECA, can only improve the treatment capacity of horizontal subsurface flow systems if the organic and solid loading rates, as well as the HLR, can be effectively controlled.

Menyusun konsep dan strategi RAD AMPL secara teknis dalam Perencanaan dan Penganggaran yang sesuai dengan peraturan dan perundang undangan (UU, PP, PMK, Perdirjen, dll) yang berlaku;
Menyusun mekanisme sinkronisasi dan koordinasi pusat dan daerah dalam perencanaan dan penganggaran, sehingga  rencana kerja dan pembiayaan yang disusun ada sinergitas antara pelaksana pusat dan daerah (provinsi, kabupaten/ kota);
Melakukan analisis alokasi dan realisasi APBD Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan serta rumusan rekomendasi perbaikan tahap perencanaan dan penganggaranan pada pemerintah provinsi/kabupaten/kota penerima program nasional PAMSIMAS agar indikator kunci yang dikawal Ditjen Bina Bangda dapat tercapai.

Reclaimed water from small wastewater treatment facilities in the rural areas of the Beira Interior region (Portugal) may constitute an alternative water source for aquifer recharge. A 21-month monitoring period in a constructed wetland treatment system has shown that 21,500 m3 year−1 of treated wastewater
(reclaimed water) could be used for aquifer recharge. A GIS-based multi-criteria analysis was performed, combining ten thematic maps and economic, environmental and technical criteria, in order to produce a suitability map for the location of sites for reclaimed water infiltration. The areas chosen for aquifer
recharge with infiltration basins are mainly composed of anthrosol with more than 1 m deep and fine sand texture, which allows an average infiltration velocity of up to 1 m d−1. These characteristics will provide a final polishing treatment of the reclaimed water after infiltration (soil aquifer treatment (SAT)),
suitable for the removal of the residual load (trace organics, nutrients, heavy metals and pathogens).
The risk of groundwater contamination is low since the water table in the anthrosol areas ranges from 10 m to 50 m. On the other hand, these depths allow a guaranteed unsaturated area suitable for SAT. An area of 13,944 ha was selected for study, but only 1607 ha are suitable for reclaimed water infiltration.
Approximately 1280 m2 were considered enough to set up 4 infiltration basins to work in flooding and
drying cycles.

Tulisan ini disiapkan untuk memeriahkan ajang NTU (Nugroho Tri Utomo) Writing Contest for Water and Sanitation 2019 bertema Menuntaskan Akses Sanitasi dan Air Minum Aman Berkelanjutan 2024 yang diselenggarakan oleh Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).

"""Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Diterbitkan oleh: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Terbit berkala setiap 3 bulan dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dimaksudkan sebagai media saling bertukar informasi diantara penggiat AMPL dan masyarakat umum. Terbit pertama kali pada Agustus 2003.
""

Bakteri E. Coli merupakan bakteri yang terdapat pada usus dan kotoran dari sapi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan dapat susu segar ketika proses pemerahan yang tidak menjaga kebersihan diri dan sanitasi kandang. Hasil survei pendahuluan didapatkan bakteri E. Coli 210 Apm/ml yang berarti nilai MPSN E. Coli lebih dari nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional tahun 2011 yakni <3 Apm/ml dikarenakan keadaan peternakan di Desa Tulungrejo ditemukan beberapa kondisi kebersihan diri dan sanitasi kandang peternak kurang terjaga seperti peternak menggunakan ember plastik sebagai penampung susu, tidak membersihkan kandang sebelum pemerahan, tidak membersihkan ambing sapi menggunakan air bersih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dan sanitasi kandang terhadap keberadaan bakteri escherichia coli yang terdapat pada peternakan Desa Tulungrejo Kabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan instrumen kuesioner, dan checklist observasi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara personal hygiene terhadap bakteri E. Coli dengan nilai p=0,03, terdapat hubungan yang signifikan antara sanitasi kandang dengan bakteri E. Coli dengan nilai p=0,04.
Berdasarkan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa personal hygiene sebagian besar baik, sanitasi kandang sebagian besar baik, kualitas bakteri E. Coli sebagian besar buruk, terdapat hubungan antara personal hygiene dengan keberadaan bakteri E. Coli, dan terdapat hubungan antara sanitasi kandang dengan keberadaan bakteri E. Coli.
Dalam penelitian ini peneliti memberikan beberapa saran antara lain; sebaiknya peternak mulai membiasakan cuci tangan menggunakan sabun sehingga dapat memperbaiki kualitas susu segar dan peternak dapat memperbaiki tempat pembuangan limbah kotoran sapi dan mengolahnya agar bermanfaat bagi hewan, lingkungan, dan peternak. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel lain seperti; waktu pendistribusian susu ke lokasi penampungan, lama penggunaan wadah penampung susu, dll sehingga dapat diperoleh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas susu sapi perah.

Come in tutto il territorio della ex Repubblica veneta, l'insediarsi del regime napoleonico a Bassano e nel suo comprensorio fu accolto perlopiù come una disgrazia inevitabile ma della quale si auspicava una durata il più breve possibile. Del resto, come sempre accade,la maggior parte degli uomini che vivevano, subendola quotidianamente, l'esperienza di quegli anni così pieni di rivolgimenti ne afferravano più o meno confusamente il netto distacco da quanto era stato fino ad allora, ma erano portati a rimpiangere le vecchie certezze traballanti piuttosto che a capirne la funzione generatrice di una nuova idea di Stato, di rapporti sociali ed economici rivolta ad attori diversi da quelli fino a poco prima prevalenti.

PESTILENZE, PROFUMI, PURGHE E POSTE

PESTILENCES, PERFUMES, PURGES AND POSTS
Un compendio sulla storia della disinfezione delle corrispondenze durante pestilenze e pandemie
(pubblicato da ARTE DEL FRANCOBOLLO, Aprile 2020)

A compendium on the history of the disinfection of correspondences during plagues and pandemics
(published by ARTE DEL Francobollo, April 2020)

Semangat prakarsa 100-0-100 menuntut dilakukannya pengkinian profil kawasan kumuh di Indonesia seluas 38.430 Hektar. Format ini menjadi acuan Pemerintah untuk menghitung besarnya pengurangan luas kawasan kumuh hingga 2019. Apakah akan tercapai atau tidak tergantung kejelian pemerintah untuk menangani (treatment) 24 indikator yang sedang digodok menjadi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Latar Belakang Penulisan
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Makanan yang dikonsumsi berbgai jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjdai penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah satu cara untuk memelihara adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan bahwa makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari wholesomenes (penyakit). Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi, yang optimal seperti vitamin, mineral, hidrat arang, lemak dan lainnya. Bila salh satu faktor tersebut ternganggu maka makanan yang dihasilkan akan menimbulkan ngangguan kesehatan dan penyakit bahkan keracunan makanan. Salah satu diantaranya dikarenakan terkontaminasi. Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut penyakit bawakan makanan, salah satunya seperti keracunan dimana kasus keracunan makanan dan penyakit infeksi karena makanan cenderung meningkat. Anak-anak sering menjadi korban penyakit tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungannya dalam proses pengelolaan makanan.(Riyan Ningsih.2014)

• Buldozer : 2 unit, type D6 • Excavator : 3 unit • Kantor TPA : 1 Ha • Garasi : 12 x 12 m 2 • Gudang : 2,5 x 3 m 2 • Penerangan : 11 titik lampu jalan • Timbangan : 1 unit • IPLT dan kolam pengolahan leachiet : 2 Ha • Pengomposan : 1 unit • Workshop :1 unit • Tempat Cucian Mobil : 1 unit • Sumur Pantau : 4 unit • Volume sampah ± 600 Ton/Hari • Tinja ±20.000 Liter/Hari • Jalan poros TPA Sukawinatan 80% dalam keadaan baik • Drainase 60% baik dengan pondasi beton bertulang • Di kota Palembang ±40% sampai 60% sampah organik per hari • Kerja sama dengan Kementerian ESDM untuk Pemanfaatan Sampah Kota menjadi Energi Listrik dengan Kapasitas 500 KW UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR

Kabupaten Sidoarjo sebagai bagian SWP Gerbangkertosusila dan  sebagai kabupaten penyangga Kota Surabaya, memiliki pertumbuhan perumahan baru yang meningkat dengan pesat, linear dengan peningkatan jumlah penduduk dan memiliki potensi menghasilkan limbah domestik yang besar. Di Sidoarjo potensi beban pencemaran oleh air limbah 65,5% bersumber dari buangan mandi, cuci  dan 37,5% dari WC. Dengan pertumbuhan penduduk sebesar 4% /tahun dapat dibayangkan betapa besar potensi pencemaran sungai akibat air limbah domestik 10 tahun yang akan datang. Sungai merupakan objek yang vital bagi Kabupaten Sidoarjo karena menjadi sumber air baku PDAM dan irigasi pertanian. Pendekatan teknologi, aspek peran masyarakat dan swasta, aspek perangkat peraturan undang-undang, aspek kelembagaan dan pembiayaan diperlukan untuk memberikan rekomendasi bagi penanganan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sidoarjo.

Dalam keadaan darurat seperti bencana alam akan sangat rentan terjadinya wabah penyakit akibat terganggunya sistem sanitasi seperti sarana air bersih, pembuangan tinja, dan limbah.Faktor sanitasi akan sangat bertambah kritis ketika berinteraksi dengan perilaku atau kebiasaan buruk manusia. Apabila air kondisinya tidak memenuhi syarat yang ditetapkan untuk di konsumsi manusia karena tercemar bakteri didukung dengan perilaku manusia yang tidak sehat seperti pembuangan tinja yang tidak sesuai standar, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, maka dapat menimbulkan wabah penyakit.