Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah... more Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2011, Tentang Tata Nilai Budaya Yogyakarta. Hamengku Buwono X (2011) menyatakan bahwa untuk memahami aktivitas manusia sebagai makhluk sosio-kultural memerlukan pemahaman sistem atau konfigurasi nilai-nilai yang melandasi cara berpikir, cara berekspresi, cara berperilaku, dan hasil tindakan manusia yang pada dasarnya bukan hanya sekadar reaksi spontan atas situasi objektif yang menggejala di sekitarnya, melainkan jauh lebih dalam dikerangkai oleh suatu sistem atau tata nilai tertentu yang berlaku dalam suatu kebudayaan. Pernyataan tersebut telah memuat pemahaman makna unsur-unsurnya kawula-gusti, watak hubungan antara kawula-gusti, dan lampah atau cara menjalankan hubungan antara kawula-gusti. Makna, kedudukan dan cara menjalankan hubungan kawula-gusti, selanjutnya dinyatakan bahwa manusia itu pada hakikatnya bukan hanya produk kebudayaan, tetapi juga pencipta kebudayaan yang dapat merancang suatu strategi kebudayaan bagi masa depannya, menuju kehidupan bersama yang lebih berkeadaban. Pernyataan bahwa manusia sekaligus sebagai produk dan pencipta kebudayaan, menunjukkan adanya watak cakra hubungan kawula-gusti yang bersifat golong-gilig.
Islam selalu menarik untuk dikaji bagaimana kedudukan, peran dan sifatnya dalam sejarah perkemban... more Islam selalu menarik untuk dikaji bagaimana kedudukan, peran dan sifatnya dalam sejarah perkembangan peradaban manusia. Perspektif Islam yang menjangkau awal-akhir, dunia-akhirat, takdir dan ikhtiar mempunyai cirri-ciri spesifik dalam sejarah pergulatan memperebutkan filsafat, ideologi, ilmu (matematika), paradigma dan kekuasaan. Karena UIN adalah lembaga kependidikan ke Islaman, maka menarik untuk disimak bagaimana kedudukan, peran dan arah lembaga ini dalam ikut berperan aktif membangun karakter (Islam) di tengah-tengah kancah/percaturan politik dan kepentingan bangsa-bangsa di dunia ini. Keadaan demikian saya sebut atau saya rangkum dalam pemikiran yang tertuang dalam makalah untuk membangkitkan kesadaran adanya pergulatan secara immanent untuk selalu memperebutkan filsafat, ideology dan paradigma hidup (pendidikan) di seantero dunia.
Uraian saya tentang Filsafat, Politik dan Ideologi Pendidikan sebagai upaya merefleksikan kondisi... more Uraian saya tentang Filsafat, Politik dan Ideologi Pendidikan sebagai upaya merefleksikan kondisi faktual pendidikan dan harapan di waktu yang akan datang, berbasis pada asumsi bahwa sekiranya kita menyetujui suatu tesis bahwa sebagai bangsa kita masih belum terlepas dari krisis multidimensi. Sekiranya kita semua memaklumi bahwa kondisi faktual kita dalam berbangsa, bernegara, bermayarakat, berpolitik, bergaul dengan bangsa-bangsa lain, menunjukan evidensi bahwa krisis multidimensi tersebut masih bersifat laten dan mendasar. Krisis mutidimensi bangsa ditandai dengan beragam konflik dalam dimensi kehidupan; centang perenang dan kekisruhan bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya; dekadensi moral; missing link berbagai peristiwa atau kejadian sehingga tidak dapat dijelaskan mengapa suatu peristiwa terjadi dan perilaku warga yang mencari solusi dengan cara-cara irasional; menonjolnya primordialisme, egosektoral dan egosentrisisme; sikap dan berpikir parsial, tidak konsisten, klaim sepihak, mementingkan golongan; budaya instant dan hedonisme; kebijakan diambil tidak berdasarkan data empiris melainkan atas dasar kepentingan sesaat dan golongan; dan merajalelanya kolusi, korupsi dan nepotisme. Untuk mampu melihat secara jernih segala unsur yang terkandung di dalam krisis multidimensi tersebut, kita perlu melakukan kajian secara mendasar meliputi kajian filsafat, politik dan ideologi khususnya bidang pendidikan.
Since the year of 2000, Government of Indonesia (GOI) and JICA-Japan has been experienced initiat... more Since the year of 2000, Government of Indonesia (GOI) and JICA-Japan has been experienced initiating, developing and implementing lesson studies activities to improve teaching learning quality in primary schools, secondary schools, and in universities; it covers the teaching learning of mathematics, natural sciences, social sciences, and languages. The Lesson Study activities was proven to be effective in lifting students' enthusiasm in learning science, helping students to develop their experimental and discussion skill, and in giving opportunities to students in developing their own scientific concept by themselves. It was also noted that by using constructivism approach, the students may find out their best style of learning. Competition rises among groups of students in presenting the results of their work and in defending their presentations. This forces students to learn more theory more for their own sake. As a result of Lesson Study activities there were many teaching material developed either by lecturers or by teachers. Through lesson study activities lecturers and/or teachers developed the teaching materials after thinking extensively what and how to develop teaching materials for a certain topic, and then develop the materials. In sum, at the schools and implementation level, lesson study was the succes story of teachers' professional development in Indonesia. However, it seems it has its struggle to employ those success come into the higher level of teachers; professional development i.e. the government policies of educational development. Whilest, the ministry of education strives to implement the new curriculum for primary and secondary schools and also for universities, the lesson studies activities looks like the beautiful girls who loose its accountability and its narations. The challenge is to what extent that the lesson study is to be able to contribute its role to support government effort to improve the quality of teaching at all levels.
Currently picture of Indonesian educational practices changes very fast at all level of dimension... more Currently picture of Indonesian educational practices changes very fast at all level of dimensions; it offers the hopes and the challenges to reconceptualize good practice of teaching. The implementation of the new Curriculum (Curriculum 2013) can be the starting point for mathematics teachers to reflect and move their old paradigms of teaching; due it offers flexible and various approaches of teaching. It encourages the teachers to evaluate the strengths and weaknesses of different approaches in order to make informed choices and, when necessary, should be prepared to learn new skills in the interests of effective teaching learning mathematics. Through this new curriculum, the mathematics teachers need to be able to respond to individual children as it is identified because the relevant curricular experiences and skills of children vary greatly and they need then in a better position to draw upon support services to enhance their classroom practice. The management of the range of support services should be available to maximize their effect in helping teachers to work towards good practices and to implement new curriculum. Lesson Study activities provide the schemas for the teachers to promote good practice of mathematics teaching. It also gives the chance to the government officials of education in Indonesia to look in-depth the implementation of curriculum in the class-room level. However, reconceptualizing good practice of teaching does not only emerge amids the reflection and monitoring of the new curriculum as the new schema to eperate education; but also at any chance of initiating education improvement e.g. through Lesson Study activities.
Secara normatif, pendekatan atau metode Saintifik dapat ditelusuri melalui sejarah pemikiran yang... more Secara normatif, pendekatan atau metode Saintifik dapat ditelusuri melalui sejarah pemikiran yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang tercatat sejak jaman Yunani sampai jaman kontemporer dewasa ini. Secara formal, pendekatan Saintifik dapat ditelusuri pada dokumen Kurikulum 2013, sebagai pengusung metode pembelajaran berkerangka ilmiah di sekolah. Dokumen Kurikulum 2013 menerangkan bahwa pendekatan Saintifik adalah pendekatan ilmiah yang dapat digunakan untuk pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam sintaknya, pendekatan Saintifik dianggap sebagai salah satu metode Induksi (khusus menuju umum) yang dilawankan dengan metode Deduktif (umum menuju khusus). Metode Saintifik yang bersifat induktif dipandang lebih cocok dengan dunia penemuan ilmiah (inquiry) dan dengan dunia anak-anak sekolah. Hal ini karena metode Saintifik berangkat dari telaah objek-objek kongkrit, investigasi, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Sebagai metode ilmiah, metode saintifik memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menyimpulkan hasil. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, mengamanatkan Strategi pembelajaran yang melibatkan pendekatan Saintifik, sebagai sangat diperlukan untuk menunjang terwujudnya kompetensi yang terurai dalam Kurikulum 2013, serta cara bagaimana siswa mampu mencapainya. Kajian referensi oleh beberapa nara sumber (2013) menyimpulkan bahwa dalam rangka melaksanakan Kurikulum 2013, terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang selaran dan menunjang pendekatan saintifik, diantaranya: Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah, Pendekatan Pembelajaran Kontekstual, Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah, Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek, Pendekatan Pembelajaran Kooperatif, dan Pendekatan Pembelajaran Komunikatif.
(Seorang Marsigit ingkang gadhah gegayuhan nyinau piwulangipun ki Lurah Semar Badranaya) E begege... more (Seorang Marsigit ingkang gadhah gegayuhan nyinau piwulangipun ki Lurah Semar Badranaya) E begegeg ugeg ugeg sak dulita hmel hmel, anakku kabeh Gareng, Petruk sarta kowe Bagong, muji syukur mring kang murbweng dumadi ing atase awake dhewe jejere punakawan kaya ngene, bakal ditimbali sowan ngarsa dalem sampeyan dalem Sri Sultan Hamengku Bawana kasedasa, ing kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Bapakmu iki arep didhawuhi medarke werdine " hamemayu hayuning bawana " tumrap kraton lan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sarta cak-cakane tumrap pangembange pendidikan alandhesan budaya. Ayo kowe kabeh padha melu aku, pada nganggo klambi sik apik, lan padha dijaga tata krama utawa suba sita. Kowe anak-anakku padha menenga dhisik, bapakmu iki arep nyadhong dhawuh mring ratu. Muga kita kabeh tansah pikantuk pangayomane Gusti ingkang Maha Kuwasa. Gusti Prabu. Ngaturaken sembah pangabektos kula wonten ngarsanipun Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawana kasedasa, mugi kasantosan, karaharjan, kabegjan, kaendahan, kaadilan lan kawicaksanan, tansah kasirira wonten panjenenganipun gusti kula, sumrambahing dhumateng sedaya para punggawa, nayaka, abdi dalem, sarta sedaya kawula. Nyuwun pangapunten mbok bilih kula ka anggep cumanthaka wantun sowan jengandika, sak lajengipun keparengan kula ingkang abdi nyadhong dawuh. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh PAMBUKA
Salah satu kompetensi mahasiswa Pendidikan Matematika adalah mampu mengembangkan perangkat pembel... more Salah satu kompetensi mahasiswa Pendidikan Matematika adalah mampu mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis etnomatematika. Penelitian ini bermaksud memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berbasis etnomatematika. Perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan meliputi Modul, Silabus, RPP dan LKS . Etnomatematika merupakan pendekatan pembelajaran matematika berbasis budaya lokal; oleh karena itu, penelitian ini mengambil lokasi di 3 tempat yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Keraton Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan mahasiswa yang pada semester Januari-Juni 2014 mengambil Mata Kuliah Etnomatematika. Dengan terlibat dalam penelitian ini diharapkan mahasiswa mempunyai keterampilan mengembangkan etnomatematika sebagai basis pembelajaran matematika sekaligus mempersiapkan penelitian payung bagi mahasiswa bersangkutan.
Unguided and Unstructured Interview yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 Nopember 2015, pk 14.00... more Unguided and Unstructured Interview yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 Nopember 2015, pk 14.00 sd 16.00 WIB, di Ruang Sidang I, FMIPA UNY Yogyakarta, terhadap 10 guru Matematika SMA, menghasilkan pendapat atau refleksi guru dari pengalaman melaksanakan Kurikulum 2013, sebagai berikut:
Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah... more Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2011, Tentang Tata Nilai Budaya Yogyakarta. Hamengku Buwono X (2011) menyatakan bahwa untuk memahami aktivitas manusia sebagai makhluk sosio-kultural memerlukan pemahaman sistem atau konfigurasi nilai-nilai yang melandasi cara berpikir, cara berekspresi, cara berperilaku, dan hasil tindakan manusia yang pada dasarnya bukan hanya sekadar reaksi spontan atas situasi objektif yang menggejala di sekitarnya, melainkan jauh lebih dalam dikerangkai oleh suatu sistem atau tata nilai tertentu yang berlaku dalam suatu kebudayaan. Pernyataan tersebut telah memuat pemahaman makna unsur-unsurnya kawula-gusti, watak hubungan antara kawula-gusti, dan lampah atau cara menjalankan hubungan antara kawula-gusti. Makna, kedudukan dan cara menjalankan hubungan kawula-gusti, selanjutnya dinyatakan bahwa manusia itu pada hakikatnya bukan hanya produk kebudayaan, tetapi juga pencipta kebudayaan yang dapat merancang suatu strategi kebudayaan bagi masa depannya, menuju kehidupan bersama yang lebih berkeadaban. Pernyataan bahwa manusia sekaligus sebagai produk dan pencipta kebudayaan, menunjukkan adanya watak cakra hubungan kawula-gusti yang bersifat golong-gilig.
Islam selalu menarik untuk dikaji bagaimana kedudukan, peran dan sifatnya dalam sejarah perkemban... more Islam selalu menarik untuk dikaji bagaimana kedudukan, peran dan sifatnya dalam sejarah perkembangan peradaban manusia. Perspektif Islam yang menjangkau awal-akhir, dunia-akhirat, takdir dan ikhtiar mempunyai cirri-ciri spesifik dalam sejarah pergulatan memperebutkan filsafat, ideologi, ilmu (matematika), paradigma dan kekuasaan. Karena UIN adalah lembaga kependidikan ke Islaman, maka menarik untuk disimak bagaimana kedudukan, peran dan arah lembaga ini dalam ikut berperan aktif membangun karakter (Islam) di tengah-tengah kancah/percaturan politik dan kepentingan bangsa-bangsa di dunia ini. Keadaan demikian saya sebut atau saya rangkum dalam pemikiran yang tertuang dalam makalah untuk membangkitkan kesadaran adanya pergulatan secara immanent untuk selalu memperebutkan filsafat, ideology dan paradigma hidup (pendidikan) di seantero dunia.
Uraian saya tentang Filsafat, Politik dan Ideologi Pendidikan sebagai upaya merefleksikan kondisi... more Uraian saya tentang Filsafat, Politik dan Ideologi Pendidikan sebagai upaya merefleksikan kondisi faktual pendidikan dan harapan di waktu yang akan datang, berbasis pada asumsi bahwa sekiranya kita menyetujui suatu tesis bahwa sebagai bangsa kita masih belum terlepas dari krisis multidimensi. Sekiranya kita semua memaklumi bahwa kondisi faktual kita dalam berbangsa, bernegara, bermayarakat, berpolitik, bergaul dengan bangsa-bangsa lain, menunjukan evidensi bahwa krisis multidimensi tersebut masih bersifat laten dan mendasar. Krisis mutidimensi bangsa ditandai dengan beragam konflik dalam dimensi kehidupan; centang perenang dan kekisruhan bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya; dekadensi moral; missing link berbagai peristiwa atau kejadian sehingga tidak dapat dijelaskan mengapa suatu peristiwa terjadi dan perilaku warga yang mencari solusi dengan cara-cara irasional; menonjolnya primordialisme, egosektoral dan egosentrisisme; sikap dan berpikir parsial, tidak konsisten, klaim sepihak, mementingkan golongan; budaya instant dan hedonisme; kebijakan diambil tidak berdasarkan data empiris melainkan atas dasar kepentingan sesaat dan golongan; dan merajalelanya kolusi, korupsi dan nepotisme. Untuk mampu melihat secara jernih segala unsur yang terkandung di dalam krisis multidimensi tersebut, kita perlu melakukan kajian secara mendasar meliputi kajian filsafat, politik dan ideologi khususnya bidang pendidikan.
Since the year of 2000, Government of Indonesia (GOI) and JICA-Japan has been experienced initiat... more Since the year of 2000, Government of Indonesia (GOI) and JICA-Japan has been experienced initiating, developing and implementing lesson studies activities to improve teaching learning quality in primary schools, secondary schools, and in universities; it covers the teaching learning of mathematics, natural sciences, social sciences, and languages. The Lesson Study activities was proven to be effective in lifting students' enthusiasm in learning science, helping students to develop their experimental and discussion skill, and in giving opportunities to students in developing their own scientific concept by themselves. It was also noted that by using constructivism approach, the students may find out their best style of learning. Competition rises among groups of students in presenting the results of their work and in defending their presentations. This forces students to learn more theory more for their own sake. As a result of Lesson Study activities there were many teaching material developed either by lecturers or by teachers. Through lesson study activities lecturers and/or teachers developed the teaching materials after thinking extensively what and how to develop teaching materials for a certain topic, and then develop the materials. In sum, at the schools and implementation level, lesson study was the succes story of teachers' professional development in Indonesia. However, it seems it has its struggle to employ those success come into the higher level of teachers; professional development i.e. the government policies of educational development. Whilest, the ministry of education strives to implement the new curriculum for primary and secondary schools and also for universities, the lesson studies activities looks like the beautiful girls who loose its accountability and its narations. The challenge is to what extent that the lesson study is to be able to contribute its role to support government effort to improve the quality of teaching at all levels.
Currently picture of Indonesian educational practices changes very fast at all level of dimension... more Currently picture of Indonesian educational practices changes very fast at all level of dimensions; it offers the hopes and the challenges to reconceptualize good practice of teaching. The implementation of the new Curriculum (Curriculum 2013) can be the starting point for mathematics teachers to reflect and move their old paradigms of teaching; due it offers flexible and various approaches of teaching. It encourages the teachers to evaluate the strengths and weaknesses of different approaches in order to make informed choices and, when necessary, should be prepared to learn new skills in the interests of effective teaching learning mathematics. Through this new curriculum, the mathematics teachers need to be able to respond to individual children as it is identified because the relevant curricular experiences and skills of children vary greatly and they need then in a better position to draw upon support services to enhance their classroom practice. The management of the range of support services should be available to maximize their effect in helping teachers to work towards good practices and to implement new curriculum. Lesson Study activities provide the schemas for the teachers to promote good practice of mathematics teaching. It also gives the chance to the government officials of education in Indonesia to look in-depth the implementation of curriculum in the class-room level. However, reconceptualizing good practice of teaching does not only emerge amids the reflection and monitoring of the new curriculum as the new schema to eperate education; but also at any chance of initiating education improvement e.g. through Lesson Study activities.
Secara normatif, pendekatan atau metode Saintifik dapat ditelusuri melalui sejarah pemikiran yang... more Secara normatif, pendekatan atau metode Saintifik dapat ditelusuri melalui sejarah pemikiran yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang tercatat sejak jaman Yunani sampai jaman kontemporer dewasa ini. Secara formal, pendekatan Saintifik dapat ditelusuri pada dokumen Kurikulum 2013, sebagai pengusung metode pembelajaran berkerangka ilmiah di sekolah. Dokumen Kurikulum 2013 menerangkan bahwa pendekatan Saintifik adalah pendekatan ilmiah yang dapat digunakan untuk pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam sintaknya, pendekatan Saintifik dianggap sebagai salah satu metode Induksi (khusus menuju umum) yang dilawankan dengan metode Deduktif (umum menuju khusus). Metode Saintifik yang bersifat induktif dipandang lebih cocok dengan dunia penemuan ilmiah (inquiry) dan dengan dunia anak-anak sekolah. Hal ini karena metode Saintifik berangkat dari telaah objek-objek kongkrit, investigasi, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Sebagai metode ilmiah, metode saintifik memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menyimpulkan hasil. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, mengamanatkan Strategi pembelajaran yang melibatkan pendekatan Saintifik, sebagai sangat diperlukan untuk menunjang terwujudnya kompetensi yang terurai dalam Kurikulum 2013, serta cara bagaimana siswa mampu mencapainya. Kajian referensi oleh beberapa nara sumber (2013) menyimpulkan bahwa dalam rangka melaksanakan Kurikulum 2013, terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang selaran dan menunjang pendekatan saintifik, diantaranya: Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah, Pendekatan Pembelajaran Kontekstual, Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah, Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek, Pendekatan Pembelajaran Kooperatif, dan Pendekatan Pembelajaran Komunikatif.
(Seorang Marsigit ingkang gadhah gegayuhan nyinau piwulangipun ki Lurah Semar Badranaya) E begege... more (Seorang Marsigit ingkang gadhah gegayuhan nyinau piwulangipun ki Lurah Semar Badranaya) E begegeg ugeg ugeg sak dulita hmel hmel, anakku kabeh Gareng, Petruk sarta kowe Bagong, muji syukur mring kang murbweng dumadi ing atase awake dhewe jejere punakawan kaya ngene, bakal ditimbali sowan ngarsa dalem sampeyan dalem Sri Sultan Hamengku Bawana kasedasa, ing kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Bapakmu iki arep didhawuhi medarke werdine " hamemayu hayuning bawana " tumrap kraton lan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sarta cak-cakane tumrap pangembange pendidikan alandhesan budaya. Ayo kowe kabeh padha melu aku, pada nganggo klambi sik apik, lan padha dijaga tata krama utawa suba sita. Kowe anak-anakku padha menenga dhisik, bapakmu iki arep nyadhong dhawuh mring ratu. Muga kita kabeh tansah pikantuk pangayomane Gusti ingkang Maha Kuwasa. Gusti Prabu. Ngaturaken sembah pangabektos kula wonten ngarsanipun Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawana kasedasa, mugi kasantosan, karaharjan, kabegjan, kaendahan, kaadilan lan kawicaksanan, tansah kasirira wonten panjenenganipun gusti kula, sumrambahing dhumateng sedaya para punggawa, nayaka, abdi dalem, sarta sedaya kawula. Nyuwun pangapunten mbok bilih kula ka anggep cumanthaka wantun sowan jengandika, sak lajengipun keparengan kula ingkang abdi nyadhong dawuh. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh PAMBUKA
Salah satu kompetensi mahasiswa Pendidikan Matematika adalah mampu mengembangkan perangkat pembel... more Salah satu kompetensi mahasiswa Pendidikan Matematika adalah mampu mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis etnomatematika. Penelitian ini bermaksud memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berbasis etnomatematika. Perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan meliputi Modul, Silabus, RPP dan LKS . Etnomatematika merupakan pendekatan pembelajaran matematika berbasis budaya lokal; oleh karena itu, penelitian ini mengambil lokasi di 3 tempat yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Keraton Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan mahasiswa yang pada semester Januari-Juni 2014 mengambil Mata Kuliah Etnomatematika. Dengan terlibat dalam penelitian ini diharapkan mahasiswa mempunyai keterampilan mengembangkan etnomatematika sebagai basis pembelajaran matematika sekaligus mempersiapkan penelitian payung bagi mahasiswa bersangkutan.
Unguided and Unstructured Interview yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 Nopember 2015, pk 14.00... more Unguided and Unstructured Interview yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 Nopember 2015, pk 14.00 sd 16.00 WIB, di Ruang Sidang I, FMIPA UNY Yogyakarta, terhadap 10 guru Matematika SMA, menghasilkan pendapat atau refleksi guru dari pengalaman melaksanakan Kurikulum 2013, sebagai berikut:
Patih: Karna, yo main tebak2an.
Karno: nggih man.
Patih: hayo bedheken klungsune tak gegem tang... more Patih: Karna, yo main tebak2an. Karno: nggih man. Patih: hayo bedheken klungsune tak gegem tangan kiwa pa tengen? Karna: eem ....tengen. Patih: ora bisa...dheloken tanganku wis tak bukak. Karna: lha niku wonten tengen man. Patih: mbuh tengen mbuh kiwa, leh ku ngarani kuwi kiwa. Karna: lho. Patih: lho piye, kowe karo aku kuwasa sapa? Karna: kuwaos njenengan man. Patih: ya nek kuwasa aku, kowe kudu manut. Patih: hayo coba maneh, saiki klungsune neng kiwa pa tengen. Karna: eem....kiwa, kiwa man. Patih: ora bisa, klungsune neng tengen, ki tamatna. Karna: lho lha niku man, cetha wonten kiwa mekaten kok man. Patih: kowe karo aku kuwasa sapa? Karna: inggih kuwaos panjenengan. Patih: nek ngono ya kudu manut karo aku. Karna: na....na..ananging sing leres lhe nebak rak kula man. Patih: dhengkulme lecet, punggawa kok ora ngerti tatanan. Bener ora bener, salah ora salah, kuwi aku sing bener. Karna: lha gunanipun tebakan wau kangge punapa man. Patih: kanggo nguji kowe, bekti karo aku apa ora.
Uploads
Papers by Marsigit Hrd
Karno: nggih man.
Patih: hayo bedheken klungsune tak gegem tangan kiwa pa tengen? Karna: eem ....tengen. Patih: ora bisa...dheloken tanganku wis tak bukak.
Karna: lha niku wonten tengen man.
Patih: mbuh tengen mbuh kiwa, leh ku ngarani kuwi kiwa.
Karna: lho.
Patih: lho piye, kowe karo aku kuwasa sapa?
Karna: kuwaos njenengan man.
Patih: ya nek kuwasa aku, kowe kudu manut.
Patih: hayo coba maneh, saiki klungsune neng kiwa pa tengen.
Karna: eem....kiwa, kiwa man. Patih: ora bisa, klungsune neng tengen, ki tamatna.
Karna: lho lha niku man, cetha wonten kiwa mekaten kok man.
Patih: kowe karo aku kuwasa sapa?
Karna: inggih kuwaos panjenengan.
Patih: nek ngono ya kudu manut karo aku.
Karna: na....na..ananging sing leres lhe nebak rak kula man.
Patih: dhengkulme lecet, punggawa kok ora ngerti tatanan. Bener ora bener, salah ora salah, kuwi aku sing bener.
Karna: lha gunanipun tebakan wau kangge punapa man.
Patih: kanggo nguji kowe, bekti karo aku apa ora.