Tugas Kelompok A
Tugas Kelompok A
Tugas Kelompok A
MERDEKA BELAJAR
RAPOR PENDIDIKAN
KELOMPOK A
1. NUGRAHENI RACHMAWATI, M.Pd
2. JUANDA, M.Pd
3. HANDAYANI, M.Pd
Profil Pendidikan dan Platform Rapor Pendidikan
1
Definisi Profil Pendidikan, Rapor Pendidikan, dan Platform Rapor Pendidikan
aplikasi beíbasis web yang menampilkan infoímasi Píofil Pendidikan dan Rapoí
Platfoím Rapoí
Pendidikan. Platfoím Rapoí Pendidikan dapat diakses oleh pengguna yang
Pendidikan
memiliki akun belajaí sesuai dengan kewenangannya.
2
Rapor Pendidikan dan perencanaan berbasis data adalah alat bantu bagi satuan
pendidikan dan dinas pendidikan untuk terus bersama memperbaiki kualitas layanan
pendidikan
Rapor Pendidikan dan perencanaan berbasis Rapor Pendidikan dan perencanaan berbasis data
data adalah perangkat dan cara untuk bukanlah perangkat dan cara untuk
3
Dasar Hukum perencanaan berbasis data diatur dalam PP No. 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan Permendikbudristek No. 09 tahun 2022 tentang Evaluasi Sistem Pendidikan oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
PP No 57 Tahun 2021 Permendikbudristek No 09 tahun
2022
Pasal 24
Pasal 28
● Perencanaan kegiatan Pendidikan bertujuan untuk peningkatan ● Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan profil
kualitas proses dan hasil belajar secara berkelanjutan pendidikan daerah.
berdasarkan evaluasi diri Satuan Pendidikan. ● Evaluasi sistem pendidikan oleh Pemerintah Daerah dilaksanakan terhadap:
● Perencanaan kegiatan Pendidikan dituangkan dalam rencana a. Pendidikan Anak Usia Dini; dan
kerja jangka pendek dan rencana kerja jangka menengah. b. Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pasal 26
Pasal 48 Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah
sebagai bahan untuk melakukan penyesuaian kebijakan dan perencanaan program
3. Evaluasi sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana
dalam rangka peningkatan akses, mutu, relevansi, dan tata kelola penyelenggaraan
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan terhadap: a. pendidikan anak pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
usia dini; dan b. pendidikan dasar dan menengah. Pasal 28
4. Evaluasi sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk perluasan akses dan dimanfaatkan oleh Satuan Pendidikan untuk:
peningkatan mutu layanan Pendidikan daerah sesuai kebutuhan
Satuan Pendidikan dan program Pendidikan. ● mengidentifikasi masalah pendidikan yang perlu mendapatkan prioritas
berdasarkan indikator dalam profil Satuan Pendidikan atau profil program
pendidikan kesetaraan;
● mendalami hasil identifikasi masalah pendidikan untuk menemukan akar
masalah dan merumuskan langkah perbaikan; dan
● melakukan perencanaan program untuk mengatasi akar masalah 4
Profil Pendidikan merupakan laporan komprehensif tentang
layanan pendidikan PAUD Dikdasmen berdasarkan hasil evaluasi
sistem pendidikan
Lapoían Evaluasi Platfoím Bentuk Evaluasi
Sumbeí Data Rapoí Pendidikan
Evaluasi Diíi Inteínal
Asesmen Nasional PROÏIL Evaluasi Diíi Satuan Pendidikan
(AKM, Suívei Kaíakteí, & (mandiíi, bagian siklus peíencanaan)
RKľ
Suívei Lingkungan Belajaí)
Píofil Satuan Pendidikan S
Dapodik Píofil Pendidikan Daeíah Evaluasi Diíi Pemda
(mandiíi, bagian siklus peíencanaan)
RKP
(isi kompíehensif, beísifat diagnostik) D
Data Pendidikan Kemenag
Evaluasi Eksteínal
Platfoím Digital Evaluasi Pendidikan Daeíah SPM
Guíu dan Kepala Sekolah
RAPOR (íe)akíeditasi Sekolah
ľ í a c e í Sīudy SMK oleh BAN (visitasi hanya pada sekolah Akíedi
Rapoí Satuan Pendidikan dengan kíiteíia teítentu)
tasi
Data GľK Rapoí Pendidikan Daeíah
Insentif Kineíja Sekolah
daíi Kemendikbud
(bagian daíi indikatoí Píofil Pendidikan)
BPS, dll.
5
Profil Pendidikan merupakan laporan hasil evaluasi layanan pendidikan
0
sebagai penyempurnaan rapor mutu sebelumnya
0 Single source of data sebagai dasar analisis, perencanaan, dan tindak lanjut
1
peningkatan kualitas pendidikan..
0
1
Alat ukur yang berorientasi pada mutu dan pemerataan hasil belajar
Alat ukuí yang beíoíientasi pada mutu dan pemeíataan hasil belajaí (output).
(output)
2
0 Instíumen pengukuían untuk evaluasi sistem pendidikan secaía keseluíuhan baik
untuk evaluasi inteínal maupun eksteínal.
5 6
Profil Pendidikan merupakan laporan hasil evaluasi layanan pendidikan
sebagai penyempurnaan rapor mutu sebelumnya
Rapor Pendidikan terdiri dari indikator-indikator yang merefleksikan delapan Standar Nasional
Pendidikan dan mencakup area yang berkaitan dengan input, proses, dan output pembelajaran
8 Standar Nasional Pendidikan
Ouīpuī Pí oses Inpuī
5 Standar Pengelolaan
Dimensi
Indikatoí
Level 1
Indikatoí
Level 2
Indikatoí
Level 3
8
Struktur Profil Pendidikan Pendidikan Dasar
Menengah
Mutu dan íelevansi Pemeíataan Mutu dan íelevansi Kompetensi dan Pengelolaan sekolah
hasil belajaí muíid pendidikan yang pembelajaían kineíja P ľ K yang paítisipatif,
beímutu tíanspaían, dan
akuntabel
9
Indikator
DASMEN
Dimensi Indikatoí Level 1
Mutu dan Relevansi Kemampuan liteíasi Indeks Kaíakteí Pendapatan Lulusan SMK
A.
Hasil Belajaí
Kemampuan numeíasi Penyeíapan Lulusan SMK Kompetensi Lulusan SMK
C/SMALB
B. Pendidikan Yang
Beímutu
Kesenjangan numeíasi APK SMP/MľS/Paket B/SMPLB
APK SMA/K/MA/Paket
APK SD/MI/Paket A/SDLB C/SMALB
Kesenjangan iklim keamanan sekolah Kesenjangan bahan dan fasilitas belajaí liteíasi
Nilai UKG
Seluruh Seluruh Cakap Peserta didik mampu membuat interpretasi dari informasi implisit yang ada dalam teks; mampu
membuat simpulan dari hasil integrasi beberapa informasi dalam suatu teks.
aspek dalam aspek dalam
indikator indikator
Dasar Peserta didik mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks serta
kategori kategori membuat interpretasi sederhana.
capaiannya capaiannya
kurang baik Perlu Intervensi Peserta didik belum mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam
Khusus teks ataupun membuat interpretasi sederhana.
A.1. Kemampuan Literasi
Indikator Level 2
A.1.1. Kompetensi membaca teks informasi Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan,
merefleksi, dan mengevaluasi teks informasional (non-fiksi).
A.1.2. Kompetensi Membaca Teks Sastra Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan,
merefleksi, dan mengevaluasi teks fiksi.
A.1.4. Kompetensi menginterpretasi Kemampuan peserta didik dalam membandingkan dan mengontraskan
dan memahami isi teks (L2) ide atau informasi dalam atau antar-teks, membuat kesimpulan,
mengelompokkan, mengombinasikan ide dan informasi dalam teks atau
antar-teks informasional (non-fiksi) dan sastra.
A.1.5. Kompetensi mengevaluasi Kemampuan peserta didik dalam menganalisis, memprediksi, dan menilai
dan merefleksi isi teks (L3) konten, bahasa, dan unsur-unsur dalam teks informasional (non-fiksi) dan
sastra.
A.2. Kemampuan Numerasi
Atribut/Label di tingkat Satuan Pendidikan
Kemampuan peserta didik dalam
berpikir menggunakan konsep, Di atas Mencapai Di bawah Jauh di bawah
Kompetensi Kompetensi Kompetensi Kompetensi
prosedur, fakta, dan alat Minimum Minimum Minimum Minimum
matematika untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari pada berbagai Murid di sekolah Sebagian besar murid Kurang dari 50% Sebagian besar
jenis konteks yang relevan untuk menunjukkan tingkat telah mencapai batas murid telah mencapai murid
numerasi yang cakap kompetensi minimum kompetensi belum mencapai
individu sebagai warga negara dan cukup banyak untuk numerasi namun minimum untuk batas kompetensi
Indonesia dan dunia. murid berada pada perlu upaya mendorong numerasi. mininum untuk
level mahir. lebih banyak murid numerasi.
menjadi mahir.
(1,80-2,09) (1,40-1,79)
(2,10-3,0) (1,00-1,39)
Rentang Nilai Kemampuan Numerasi
Seluruh Seluruh Cakap Peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki dalam
konteks yang lebih beragam..
aspek dalam aspek dalam
indikator indikator Dasar Peserta didik memiliki keterampilan dasar matematika: komputasi dasar dalam bentuk
kategori kategori persamaan langsung, konsep dasar terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan masalah
matematika sederhana yang rutin.
capaiannya capaiannya
kurang baik Perlu Intervensi Peserta didik hanya memiliki pengetahuan matematika yang terbatas (penguasaan konsep
Khusus yang parsial dan keterampilan komputasi yang terbatas).
A.2. Kemampuan Numerasi
Indikator Level 2
A.2.1. Kompetensi pada domain bilangan Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika pada konten bilangan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
A.2.2. Kompetensi pada domain aljabar Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika pada konten aljabar untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
A.2.3. Kompetensi pada domain geometri Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika pada konten geometri untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
A.2.4. Kompetensi pada domain data Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
dan ketidakpastian matematika pada konten data dan ketidakpastian untuk menyelesaikan masalah sehari- hari.
A.2.5. Kompetensi mengetahui (L1) Kemampuan peserta didik memahami fakta, proses, konsep, dan prosedur.
A.2.6. Kompetensi menerapkan (L2) Kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta- fakta,
relasi, proses, konsep, prosedur, dan metode dengan konteks situasi nyata untuk menyelesaikan
masalah atau menjawab pertanyaan.
A.2.7. Kompetensi menalar (L3) Kemampuan peserta didik menganalisis data dan informasi, membuat kesimpulan, dan
memperluas pemahaman dalam situasi baru, meliputi situasi yang tidak diketahui sebelumnya
atau konteks yang lebih kompleks.
A.3. Karakter
Atribut/Label di tingkat Satuan Pendidikan
Tingkat karakter pelajar pancasila
yang bersifat holistik mencakup Membudaya Berkembang Perlu Belum
dikembangkan Terinternalisasi
komponen pengetahuan, afektif,
keterampilan, dan perwujudan
dalam perilaku. Murid secara Murid terbiasa Murid telah Murid belum
proaktif menerapkan nilai nilai menyadari memiliki
dan konsisten karakter pelajar pentingnya nilai kesadaran akan
menerapkan nilai- pancasila yang nilai karakter pentingnya nilai
nilai berakhlak mulia, pelajar pancasila nilai karakter
karakter pelajar bergotong royong, yang berakhlak pelajar pancasila
Rentang Nilai Karakter pancasila yang mandiri, kreatif dan mulia, yang berakhlak
berakhlak mulia, bernalar kritis serta bergotong royong, mulia,
bergotong royong, berkebinekaan global mandiri, kreatif dan bergotong royong,
mandiri, kreatif dan dalam kehidupan bernalar kritis serta mandiri, kreatif
1,0 3,0 bernalar kritis serta sehari hari. berkebinekaan dan bernalar kritis
berkebinekaan global, namun serta
global masih perlu berkebinekaan
Nilai-nilai Nilai-nilai dalam kehidupan dukungan untuk global.
karakter karakter sehari hari. menerapkannya
belum sudah dalam kehidupan
terinternalis membudaya sehari-hari.
asi
(2,26-3,00) (2,01-2,25) (1,85-2,00) (1,00-1,84)
A.3. Karakter
Indikator Level 2
A.3.1. Beriman dan Karakter murid yang berkaitan dengan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
bertakwa kepada Tuhan berakhlak mulia.
YME, dan berakhlak mulia
A.3.2.Gotong royong Kesediaan dan pengalaman berkontribusi dalam kegiatan yang bertujuan memperbaiki kondisi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
A.3.3. Kreativitas Kesenangan dan pengalaman untuk menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya yang baru dan
berbeda.
A.3.4. Nalar Kritis Kemauan dan kebiasaan membuat keputusan yang etis berdasarkan analisis logis dan
pertimbangan yang objektif atas beragam bukti dan perspektif.
A.3.5. Kebinekaan global Ketertarikan terhadap keragaman di berbagai negara serta memiliki kepedulian terhadap isu-isu
global.
A.3.6. Kemandirian Kemauan dan kebiasaan mengelola pikiran, perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan
belajar dalam berbagai konteks.
C.1. Persentase GTK Bersertifikat
Atribut/Label di tingkat Pemerintah Daerah/Satuan Pendidikan
Persentase guru dan tenaga
kependidikan di sekolah yang Baik Cukup Kurang
memiliki sertifikat pendidik
Propinsi/Kabupaten/ Propinsi/Kabupaten/ Propinsi/Kabupaten/
Kota/Satuan Kota/Satuan Kota/Satuan Pendidikan
Pendidikan dengan Pendidikan dengan dengan proporsi GTK
proporsi GTK proporsi GTK bersertifikat pendidik
bersertifikat pendidik bersertifikat pendidik kurang
tinggi cukup
Rentang Nilai % GTK Bersertifikat
Tingkat Tingkat
sertifikasi sertifikasi
pendidik pendidik
rendah Tinggi
C.2. Persentase GTK Penggerak
Atribut/Label di tingkat Pemerintah Daerah/Satuan
Persentase guru dan tenaga
kependidikan di sekolah yang lulus Maju Berkembang Merintis Belum relevan
program guru penggerak
Propinsi/ Propinsi/ Propinsi/Kabupate Propinsi/
Kabupaten/Kota/ Kabupaten/Kota/ n/Kota/Satuan Kabupaten/Kota/
Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan Pendidikan sedang Satuan Pendidikan
sudah maju dalam berkembang merintis dalam belum menjadi
keikutsertaan guru dalam keikutsertaan keikutsertaan guru sasaran program
penggerak guru penggerak penggerak guru penggerak
C.2.1. Persentase Guru Penggerak persentase guru yang lulus program guru
Belum Keikutsertaa penggerak
ikut n program
program penggerak C.2.2. Persentase KS/Wakil KS persentase KS/ wakil KS yang berasal dari guru
penggerak tinggi Penggerak penggerak
C.3.3. Manajerial persentase guru yang mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan
manajerial
C.3.4. Pelatihan lain persentase guru yang mengikut pelatihan yang berkaitan dengan topik
selain pengetahuan bidang studi, pedagogi, dan manajerial
C.4. Kualitas GTK Penggerak (Data belum tersedia)
Pengalaman guru, dan kepala sekolah (KS) penggerak dalam menjadi fasilitator
pelatihan
Indikator Level 2
C.4.1. Jumlah guru penggerak Persentase guru yang berpartisipasi dalam program guru penggerak dan menjadi
yang menjadi pelatih pelatih dalam program tersebut
C.4.2. Jumlah pelatihan yang Rata-rata jumlah pelatihan yang difasilitasi oleh guru penggerak
difasilitasi guru penggerak
C.4.3. Jumlah pelatihan yang Rata-rata jumlah pelatihan yang difasilitasi oleh KS penggerak
difasilitasi per KS penggerak
C.4.4. Rerata jumlah guru yang Rata-rata jumlah guru yang dilatih oleh setiap guru penggerak dan KS
dilatih per guru dan KS penggerak penggerak
C.5. Nilai Uji Kompetensi Guru
Atribut/Label di tingkat Pemerintah Daerah/Satuan
Nilai uji kompetensi guru berkaitan
dengan kompetensi pedagogik dan Baik Cukup Merintis
profesional
Propinsi/ Propinsi/ Propinsi/
Kabupaten/Kota/ Kabupaten/Kota/ Kabupaten/Kota/
Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan
dengan rata-rata dengan rata-rata dengan rata-rata nilai
nilai UKG sudah nilai UKG cukup UKG kurang
baik
Rentang Nilai Uji Kompetensi Guru (53,9-100%) (43,8-53,8%) (<43,8%)
C.5.2. Kompetensi rata-rata nilai uji kompetensi guru dalam hal kompetensi
Profesional profesional
C.6. Kehadiran Guru di kelas (Data belum tersedia)
Indikator Level 2
C.6.1. Kehadiran guru menurut Nilai kehadiran guru berdasarkan laporan murid
laporan murid
(2,26-3,00)
Pembelajaran Pembelajaran
tidak optimal
optimal
D.1. Kualitas Pembelajaran
Indikator Level 2
D.1.1 Manajemen kelas Praktik pembelajaran melihat proses perilaku murid dan pemusatan perhatian
terhadap aktivitas tugas yang relevan.
D.1.2 Dukungan afektif Praktik pembelajaran dengan melihat pemenuhan kebutuhan murid guna
merasa kompeten dan dihargai sebagai bagian dari kelas.
D.1.3 Aktivasi kognitif Praktik pengajaran yang bertujuan untuk membimbing dan mendukung murid
dalam membangun pemahaman atau pengetahuan baru.
D.1.4 Pembelajaran praktik Kualitas pelaksanaan praktik dan teori di satuan Pendidikan di SMK.
vs teori
D.2. Refleksi Dan Perbaikan Pembelajaran Oleh Guru
Atribut/Label di tingkat Satuan Pendidikan
Indikator Level 2
D.2.3 Penerapan Tingkat refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru khusus penilaian
praktik inovatif penerapan praktik inovatif
D.3. Kepemimpinan Instruksional
Atribut/Label di tingkat Satuan Pendidikan
(2,26-3,00) (1,00-1,84)
(1,85-2,25)
D.3. Kepemimpinan Instruksional
Indikator Level 2
D.3.1 Visi-misi sekolah Penyampaian dan penerapan visi-misi sekolah yang berpusat pada
perbaikan pembelajaran.
D.3.3 Dukungan Program, sistem insentif, dan sumberdaya yang mendukung refleksi guru dan
untuk refleksi guru perbaikan pembelajaran
D.4. Iklim Keamanan Sekolah
Atribut/Label di tingkat Satuan Pendidikan
Indikator Level 2
D.4.3 Perundungan Perilaku menyakiti orang lain (secara fisik dan psikis) yang dilakukan secara
sengaja dan berulang-ulang.
D.4.4 Hukuman fisik Tingkat aktivitas yang berkaitan dengan pemberian hukuman fisik untuk
meningkatkan disiplin murid.
D.4.5 Kekerasan seksual Tingkat aktivitas yang berkaitan dengan kekerasan seksual di satuan
pendidikan dan murid yang berada pada sekolah tersebut.
D.4.6 Narkoba Tingkat aktivitas yang berkaitan dengan narkoba di satuan pendidikan dan
murid yang berada pada sekolah tersebut.
D.5. kesenjangan Iklim Keamanan
Atribut/Label di tingkat Satuan Pendidikan
Kesenjangan iklim yang aman Tidak Ada Kesenjangan Ada Kesenjangan Kesenjangan Sangat
Tinggi
secara fisik dan psikologis
berdasarkan kelompok sosial Tidak ada perbedaan Ada kesenjangan indeks
iklim keamanan baik Kesenjangan sangat tinggi
ekonomi status dan kelompok indeks iklim keamanan indeks iklim keamanan baik
baik berdasar kelompok berdasar kelompok sosial
wilayah. ekonomi maupun antar berdasar kelompok sosial
sosial ekonomi maupun ekonomi maupun antar
antar wilayah urban dan wilayah urban dan rural.
wilayah urban dan rural.
rural.
Rentang Nilai kesenjangan Iklim (1,85-2,25)
(1,00-1,84)
Keamanan (2,26-3,00)
1,0 3,0
(2,26-3,00) (1,00-1,84)
1,0 3,0 (1,85-2,25)
Perlu Membudaya
Peningkatan Indikator Level 2
1,0 3,0
Indikator Level 2
D.8.1 Toleransi agama Sikap menerima dan menghargai keragaman agama dan budaya di sekolah.
dan budaya
D.8.3 Dukungan atas Dukungan dalam kesetaraan hak - hak sipil antara kelompok mayoritas dan
kesetaraan agama minoritas agama dan budaya dari guru dan pimpinan sekolah.
dan
D.8.4 Tingkat komitmen kebangsaan pimpinan sekolah.
Komitmen
kebangsaan
D.9 Kesenjangan Iklim Kebinekaan
Atribut/Label di tingkat Satuan Pendidikan
Kesenjangan indeks kebinekaan Tidak Ada Kesenjangan Ada Kesenjangan Kesenjangan Sangat
Tinggi
sekolah berdasarkan kelompok
sosial ekonomi status dan kelompok Tidak ada perbedaan Ada kesenjangan indeks
iklim kebinekaan baik Kesenjangan sangat tinggi
wilayah. indeks iklim kebinekaan indeks iklim kebinekaan
baik berdasar kelompok berdasar kelompok sosial
ekonomi maupun antar baik berdasar kelompok
sosial ekonomi maupun sosial ekonomi maupun
antar wilayah urban dan wilayah urban dan rural.
antar wilayah urban dan
rural. rural.
Rentang Nilai Kesenjangan Iklim
Kebinekaan (1,85-2,25)
(2,26-3,00) (1,00-1,84)
1,0 3,0
1,0 3,0
Indikator Level 2
Perlu Membudaya
Peningkatan D.10.1 Layanan disabilitas Layanan sekolah yang melingkupi pengetahuan dan
sikap tentang murid dengan disabilitas.
D.10.2 Layanan sekolah untuk Layanan sekolah yang melingkupi pengetahuan dan
murid cerdas dan bakat istimewa sikap tentang murid cerdas dan berbakat istimewa
D.10.3 Sikap Terhadap Disabilitas Sikap guru terhadap disabilitas tentang aspek
afektif, kognitif, dan perilaku.
D.11 Kesenjangan Iklim Inklusivitas
Atribut/Label di tingkat Satuan Pendidikan
Kesenjangan indeks kebinekaan Tidak Ada Kesenjangan Ada Kesenjangan Kesenjangan Sangat
Tinggi
sekolah berdasarkan kelompok
sosial ekonomi status dan kelompok Tidak ada perbedaan Ada kesenjangan indeks
iklim inklusivitas baik Ada kesenjangan indeks
wilayah. indeks iklim inklusivitas iklim inklusivitas baik
baik berdasar kelompok berdasar kelompok sosial
ekonomi maupun antar berdasar kelompok sosial
sosial ekonomi maupun ekonomi maupun antar
antar wilayah urban dan wilayah urban dan rural.
wilayah urban dan rural.
rural.
Rentang Nilai Kesenjangan Iklim
Inklusivitas (1,85-2,25)
(2,26-3,00) (1,00-1,84)
1,0 3,0
Nilai kesenjangan fasilitas satuan Tidak Ada Kesenjangan Ada Kesenjangan Kesenjangan Sangat
Tinggi
pendidikan berdasarkan kelompok
sosial ekonomi status dan kelompok Tidak ada perbedaan Ada kesenjangan fasilitas
literasi satuan pendidikan Kesenjangan sangat tinggi
wilayah. fasilitas literasi satuan fasilitas literasi satuan
pendidikan baik berdasar baik berdasar kelompok
sosial ekonomi maupun pendidikan baik berdasar
kelompok sosial ekonomi kelompok sosial ekonomi
maupun antar wilayah antar wilayah urban dan
rural. maupun antar wilayah urban
urban dan rural. dan rural.
Rentang Nilai Kesenjangan Iklim
Inklusivitas
(2,26-3,00) (1,85-2,25) (1,00-1,84)
1,0 3,0
Indikator Level 2
Tidak Ada Kesenjangan
Kesenjangan Sangat Tinggi D.14.1 Kesenjangan fasilitas literasi Kesenjangan kepemilikan buku dan akses lain
antar status sosial ekonomi yang berkaitan dengan literasi murid (baca,
hitung, dll) berdasarkan kelompok ekonomi.
D.14.2 Kesenjangan fasilitas literasi Tingkat kesenjangan kepemilikan buku dan akses
satuan pendidikan berdasarkan lain yang berkaitan dengan literasi murid (baca,
hitung, dll) berdasarkan kelompok wilayah.
E.1 Partisipasi warga sekolah
Atribut/Label di tingkat Satuan Pendidikan
1,0 3,0
Indikator Level 2
Restriktif Inklusif
E.1.1 Partisipasi orang tua Tingkat keterlibatan orang tua dalam proses
perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan
aktivitas di sekolah.
0% 100%
Indikator Level 2
Rendah Tinggi
E.2.1 Proporsi pembelanjaan peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan
(8,4-16,8%) (<8,4%)
Rentang Nilai Pemanfaatan TIK
>= 16,8%)
0% 100%
Indikator Level 2
Rendah Tinggi
E.3.1. Proporsi pembelanjaan dana BOS secara daring