Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Karto Tiktok Version

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 101

KARTOGRAF

I
Dasar
BAB I PENDAHULUAN
Kartografi
 Kartografidalam arti yang sempit, berarti ilmu
membuat peta, sedang kartografer berarti orang yang
membuat peta (Aryono P., 1989: 1).
 Kartografi dapat didefinisikan sebagai pembuatan
peta (Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007:
37).
 Istilah kartografi berubah secara fundamental sejak
tahun 1960 dikarenakan oleh:
1. kenyataan bahwa kartografi telah dikelompokkan
dalam bidang ilmu pengetahuan komunikasi,
2. kehadiran teknologi komputer.
Definisi Kartografi
1. Kartografi adalah suatu seni, ilmu dan teknik pembuatan peta yang
melibatkan pelajaran geodesi, fotogrametri, kompilasi dan
reproduksi peta (Aryono P., 1989: 1),
2. Kartografi sebagai organisasi, presentasi, komunikasi dan
penggunaan geo-informasi dalam bentuk grafis, digital atau format
nyata, yang dapat meliputi semua langkah dari persiapan data
sampai ke penggunaan akhir dengan penciptaan peta-peta dan
hasil-hasil yang terkait dengan informasi spasial (Taylor, 1991
dalam Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007: 37),
3. Kartografi adalah penyampaian informasi geospasial dalam bentuk
peta,
4. Kartografi adalah pembuatan data spasial yang dapat diakses,
menekankan visualisasinya dan memungkinkan berinteraksi
dengannya, yang berhubungan dengan masalah-masalah geospasial
(Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007: 37).
Peta
 Komponen yang penting dari gambaran
dalam angan-angan adalah penyusunan
obyek-obyek secara keruangan ( spatial
arrangement of objects ) yang bersifat
geografikal (geographical space ) dan ada
hubungannya dengan kehidupan
 Citra atau gambaran dalam angan-angan
seseorang dimana benda-benda objek
diletakkan dalam lokasi relatif yang sifatnya
unik bagi setiap individu disebut dengan Peta
Mental (Mental Map)
Peta
 Peta adalah gambaran unsur-unsur atau kenampakkan abstrak, yang dipilih
dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau
benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar
yang diperkecil/diskalakan (International Cartographic Association/ICA ) ),
sedang definisi peta menurut beberapa ahli sbb:
1. Peta merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan hubungan
keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili. Peta dalam ilmu
geodesi merupakan gambaran dari permukaan bumi dalam skala tertentu
dan digambarkan di atas bidang datar melalui sistem proyeksi (Aryono P.,
1989: 1),
2. Peta adalah penyajian atau abstraksi kenyataan geografik, yaitu suatu alat
untuk menyajikan informasi geografi dengan cara visual, digital atau nyata
(Board, 1990 dalam Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007: 37),
3. Peta adalah gambaran sebagian permukaan bumi diatas bidang datar
(kertas), dalam skala dan sistem proyeksi tertentu (Priambodo Pariadi,
2005: 3),
4. Peta adalah gambaran suatu wilayah dipermukaan bumi. Biasanya
digambarkan di lembar kertas serta mengandung informasi tentang wilayah
(Imam Hanafi, 2006: 6),
5. Peta adalah suatu gambaran konvensional, sebagian besar dibuat di atas
bidang datar yang menggambarkan fenomena nyata maupun abstrak yang
terdapat dalam ruang (Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007: 37).
PETA adalah :Gambaran Permukaan Bumi

Yang diproyeksikan ke bidang


datar dengan skala tertentu
Peta
 Gambar/peta mempunyai arti komunikasi, artinya merupakan suatu
signal atau saluran antara si pengirim pesan (pembuat peta) dan si
penerima pesan (pemakai peta), sehingga gambar/peta digunakan
untuk mengirim pesan yang berupa informasi tentang realita.
 Supaya pesan gambar/peta yang disampaikan dapat dimengerti,
diperlukan bahasa simbol agar si penerima pesan dapat mengerti
isi pesan yang diterima.
 Pemakaian bahasa simbol oleh kartografer tidak boleh
sembarangan tetapi harus memahami betul masalahnya, seperti
dalam hal penempatan simbol, arti serta desain simbol dan lain-
lain, sehingga peta mudah dibaca, dimengerti, ditafsirkan dan
dianalisa sesuai dengan maksud dan tujuannya.
 Tujuan kartografi adalah mengumpulkan dan menganalisa data dari
hasil ukuran berbagai pola/unsur permukaan bumi dan menyatakan
unsur-unsur tersebut secara grafis dengan skala tertentu, sehingga
unsur-unsur tersebut dapat terlihat dengan jelas, mudah dimengerti
atau dipahami (Aryono P., 1989: 2)
Komunikasi
 Komunikasi dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1. komunikasi dengan matematis (numeracy),
2. komunikasi dengan berbicara (articulacy),
3. komunikasi dengan huruf (literacy) dan
4. komunikasi dengan gambar simbol (graphicacy).
 Dalam ilmu kartografi dipergunakan jenis komunikasi
dengan gambar simbol (graphicacy).
Sejarah dan Perkembangan Kartografi dan Peta

 peta-peta tertua yang ditemukan dibuat oleh orang-orang Babilonia


(sekitar Irak sekarang) sekitar 2300 tahun sebelum masehi (SM),
 perkembangan peta dan pemetaan telah sangat maju, dari peta
sketsa, peta ber-skala hingga citra satelit (Iconos 2) yang
mencapai akurasi 1 m²,
 ide-ide tentang bagaimana masyarakat membuat petanya sendiri
inilah yang kemudian dikenal sebagai ‘pemetaan partisipatif’ atau
‘pemetaan berbasis masyarakat’. Hanya masyarakat yang mampu
membuat peta secara detail dan akurat mengenai sejarah, tata
guna lahan, pandangan hidup, atau harapan masa depan,
 meskipun di berbagai negara sudah cukup lama berkembang, baru
pada awal 1990-an metode pemetaan partisipatif mulai
berkembang di Indonesia,
 pemetaan partisipatif diharapkan bisa menjadi pembuka jalan
upaya-upaya masyarakat dalam menginvetarisir, mengumpulkan,
menyelidiki dan mengembangkan kekayaan ruang yang dimiliki
oleh masyarakat nusantara, khususnya petani, nelayan, dan
masyarakat adat ( lihat film pembuatan peta dasar ).
Fungsi Pembuatan Peta

1. menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu


tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di
permukaan bumi),
2. memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas
daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi),
3. memperlihatkan bentuk (misalnya: bentuk dari benua,
negara, gunung dan lainya), sehingga dimensinya
dapat diketahui di peta,
4. mengumpulkan dan menyeleksi data dari suatu
daerah dan menyajikan di atas peta, dengan
menggunakan simbol-simbol sebagai wakil dari data
yang disajikan,
5. menunjukan orientasi dan navigasi (biasanya
dipergunakan masyarakat dalam perjalanan dari satu
tempat ke tempat lain).
Tujuan Pembuatan Peta

1. untuk komunikasi informasi ruang,


2. untuk menyimpan informasi,
3. untuk membantu suatu pekerjaan, misalnya: untuk
konstruksi dan perencanaan jalan dan bangunan,
navigasi,
4. sebagai alat bantu dalam suatu desain, misalnya:
desain jalan, perkembangan wilayah/kota, peramalan
(bencana, banjir) dan sebagainya,
5. untuk analisis data spasial, misalnya: perhitungan
volume, jarak, luasan dan sebagainya,
6. mengetahui potensi sumberdaya alam dan
lingkungan,
7. meningkatan kesadaran akan lingkungan hidup.
Klasifikasi Peta

 Klasifikasi peta dapat ditinjau dari 5


sudut pandang, yaitu:
1. berdasarkan sumber datanya,
2. berdasarkan jenis data yang disajikan,
3. berdasarkan jenis skalanya,
4. berdasarkan fungsinya,
5. berdasarkan maksud dan tujuannya,
Klasifikasi Peta Berdasarkan Sumber Datanya

1. Peta induk (basic map) adalah peta yang dihasilkan


dari survei langsung di lapangan dan dilakukan
secara sistematis, yaitu memerlukan pembakuan
dalam metode pemetaan, sistem datum, sistem
proyeksi peta, ukuran lembar peta, skala peta, tata
letak informasi tepi, derajat ketelitian dan
kelengkapan isi serta pembakuan dalam kerangka
geometris peta (grid dan graticule). Peta ini
digolongkan sebagai peta dasar ( base map), yaitu
peta yang dijadikan acuan dalam pembuatan peta
lainnya, khususnya acuan untuk kerangka
geometrisnya, contohnya: peta rupa bumi (peta RBI).
Klasifikasi Peta Berdasarkan Sumber Datanya

2. Peta turunan (derived map) adalah peta


yang dibuat (diturunkan) berdasarkan acuan
peta yang sudah ada, sehingga survei
langsung ke lapangan tidak diperlukan lagi,
seperti: peta jalan, peta administrsi dan
lain-lain. Peta turunan tidak dapat
dipergunakan sebagai peta dasar untuk
pemetaan topografi.
Klasifikasi Peta Berdasarkan Jenis Data yang Disajikan

1. Peta foto adalah peta yang dihasilkan dari


mozaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi
garis kontur, nama dan legenda, terdiri dari:
a. peta foto yang telah direktifikasi (data
vektor rupabumi di overlay ke citra spot 5 )
b. peta ortofoto
Klasifikasi Peta Berdasarkan Jenis Data yang Disajikan

2. Peta garis adalah peta yang menyajikan detil alam dan buatan
manusia dalam bentuk titik, garis dan luasan, yang tediri dari:
a. Peta Umum, yaitu peta yang menggambarkan seluruh
kenampakkan di permukaan bumi, baik keadaan alam, seperti:
sungai, danau, laut dan unsur-unsur sosial budaya, seperti jalan
raya, rel kereta api dll.
b. Peta Khusus/Tematik, dapat didefinisikan sebagai berikut:
 Peta yang berisi data khusus, yang menggambarkan satu
tema atau beberapa aspek dari gejala di permukaan bumi,
 Peta yang menggambarkan informasi kualitatif dan
kuantitatif tentang kenampakan-kenampakan atau konsep
yang spesifik yang ada hubungannya dengan detail topografi
tertentu (E.S. Bos, 1977),
 Peta yang dibuat dan didisain untuk menggambarkan
kenampakan-kenampakan atau konsep-konsep khusus (ICA).
Peta Umum
 Dibedakan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
1. Peta Dunia adalah peta yang berfungsi memberikan
informasi tentang bentuk dan letak wilayah setiap
negara di dunia,
2. Peta Korografi adalah peta yang menggambarkan
seluruh atau sebagian permukaan bumi yang
bercorak umum dan berskala kecil,
3. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan
permukaan bumi dan reliefnya dan dilengkapi pola
aliran sungai, morfologi serta objek buatan manusia
(Peta RBI Kelurahan Porong Lembar 1608-134)
Klasifikasi Peta Berdasarkan Jenis Skalanya

1. Skala besar yaitu merupakan skala peta yang dapat menyajikan gambar
dalam ukuran besar, sehingga data topografi dapat digambarkan secara
rinci. Skala petanya adalah 1:10.000; 1:5000; 1:1000; 1: 500 dan skala yang
lebih besar. Peta skala besar pada umumnya digunakan untuk keperluan
teknis, seperti perencanaan sipil, jaringan listrik/telepon, tataguna
tanah/lahan, pendaftaran tanah, dan lainnya.
2. Skala sedang yaitu merupakan skala peta yang menyajikan gambar dalam
ukuran semi rinci, sehingga sudah ada pengelompokkan data yang sejenis
ke dalam satu kelompok data, misalnya: data pekarangan rumah digabung
menjadi satu kelompok data pemukiman atau lebar jalan yang digambarkan
dengan satu garis. Skala petanya adalah 1:250.000; 1:100.000; 1:50.000;
1:25.000. Peta skala sedang pada umumnya digunakan untuk pemetaan
dasar topografi nasional.
3. Skala kecil yaitu merupakan skala peta yang hanya dapat menyajikan data
dalam ukuran kecil, sehingga tingkat penyederhanaan penyajian data sudah
semakin besar, contohnya: daerah perkotaan/kota diwakili dengan simbol
titik, sungai disajikan yang sungai besarnya saja dan lainnya. Peta skala
kecil adalah 1:500.000; 1:1.000.000 dan skala yang lebih kecil lagi. Skala ini
pada umumnya digunakan untuk atlas.
Klasifikasi Peta Berdasarkan Fungsinya

1. Peta umum (general map) merupakan peta yang


berisi jalan, bangunan, batas wilayah, garis pantai,
elevasi dan lainnya. Peta umum skala besar disebut
peta topografi, sedang skala kecil disebut atlas.
2. Peta tematik merupakan peta yang menunjukkan
hubungan ruang dalam bentuk atribut tunggal atau
hubungan atribut.
3. Kart merupakan peta yang didesain untuk keperluan
navigasi, nautical dan aeronautical. Peta kelautan
yang ekuivalen dengan peta topografi disebut peta
Batimetrik.
Klasifikasi Peta Berdasarkan Maksud dan Tujuannya

 Berdasarkan maksud dan tujuannya,


jenis petanya ada banyak sekali
macamnya seperti: peta kadaster,
peta geologi, peta tanah, peta
ekonomi, peta kependudukan, peta
iklim, peta tataguna tanah dan
sebagainya
Tugas
1. Cari di internet dan berbagai macam
sumber lainnya disertai
narasumbernya, masing-masing
contoh peta berdasarkan klasifikasi
peta yang ditinjau dari 5 sudut
pandang tersebut (contoh peta dengan
ukuran A4).
2. Jelaskan perbedaan obyek dari
masing-masing peta yang anda
peroleh
BAB II KONSTRUKSI PETA
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
konstruksi peta, yaitu:
1. Tujuan pemetaan adalah menyajikan data/unsur dari suatu
daerah secara benar, tepat (akurat), jelas, menarik (indah)
dan ekonomis , sehingga pemakai peta dapat menggunakan
secara maksimal
2. Skala peta, semakin besar skala peta semakin teliti posisi
data yang disajikan dan sebaliknya,
3. Proyeksi peta, proyeksi peta yang dipergunakan hanya
menimbulkan distorsi minimum. Indonesia yang terletak di
sekitar khatulistiwa, sistem proyeksi peta yang paling
sesuai adalah sistem proyeksi Universal Transverse
Mercator (UTM),
4. Simbol, warna dan jenis serta ukuran huruf/angka yang
dipergunakan harus menunjang fungsi utama dari peta,
yaitu data yang disajikan jelas, benar, tepat dan mudah
serta menarik untuk dibaca,
KONSTRUKSI PETA
5. Ukuran dan bentuk lembar peta harus diusahakan seoptimal
mungkin, yaitu mengacu pada keterbatasan ukuran mesin cetak,
peraturan internasional tentang batas maksimum ukuran lembar
peta topografi dan keperluan praktis (ukuran besar mempersulit
penggunaan di lapangan dan dalam merevisi sebagian kecil isi
peta, sedang ukuran kecil menyebabkan jumlahnya banyak, biaya
pencetakan mahal),
6. Tata letak informasi tepi peta perlu diatur, sehingga peta lebih
menarik dan mudah dibaca. Pedoman utamanya adalah:
a. tata letak informasi tepi peta diatur seimbang dan
memperhatikan masalah estetika,
b. informasi tepi peta harus singkat dan jelas,
c. informasi tepi peta harus dapat menjelaskan segala hal tentang
pemetaan yang bersangkutan.
7. Tata letak lembar peta, berhubungan langsung dengan masalah
ukuran lembar peta, sehingga dalam suatu seri pemetaan susunan
letak lembarnya diatur seefisien mungkin.
Tata Letak Peta

JUDUL

ORIENTASI
ISI INFORMASI

INDEK LOKASI

LEGENDA

RIWAYAT
PETA
Contoh penggunaan tata letak pada peta rupa bumi skala
1:25.000
a. Judul Peta (biasanya
nama kota yang
ditengah peta) dan
Nomor Lembar Peta
b. Petunjuk letak peta dan
diagram lokasi
c. Sistem yang dipakai :
Grid, Proyeksi, Datum
Geografi, dll
d. Penerbit dan Pembuat
Peta
e. Keterangan rinci dari
Simbol Peta (Legenda)
f. Riwayat Peta
g. Petunjuk Transformasi
koordinat peta
h. Pembagian daerah
Administrasi
i. Selang Kontur, Skala
Numeris, Skala Grafis
j. Keterangan rinci
tengah peta :
Konvergensi Meridian
k. Muka Peta
Tata Letak Peta
 Tata letak peta setidaknya harus
menampilkan unsur-unsur peta yang terdiri
dari unsur berikut ini, yaitu:
1. Judul Peta
2. Skala
3. Orientasi
4. Georeferensi
5. Legenda
6. Riwayat Peta
7. Isi Informasi
8. Informasi Lainnya (informasi tepi)
INFORMASI TEPI PETA
 Informasi tepi peta adalah informasi yang
disajikan di bagian batas dan tepi peta.
 Tujuan informasi tepi peta adalah
memberikan informasi atau keterangan
mengenai isi muka peta yang disajikan
 Informasi tepi peta dapat dikelompokkan
dalam dalam 2 golongan, yaitu:
1. Informasi di daerah tepi peta
2. Informasi di daerah batas peta
Informasi di Daerah Tepi Peta
a. Nama lembar (judul peta) dan Nomor lembar peta. Judul peta biasanya
diambil dari nama daerah terpenting atau terbesar yang ada di dalam muka
peta dan berkaitan dengan informasi terpenting yang akan disajikan, sedang
nomor lembar peta memberikan petunjuk kedudukan lembar peta dalam
setiap seri pemetaan (pada peta dasar topografi nasional menggunakan
sistem penomoran lembar peta yang dibakukan Bakosurtanal). Pemetaan
yang bersifat parsial tidak perlu menggunakan nomor lembar peta.
b. Petunjuk letak peta dan diagram lokasi. Petunjuk letak peta digambarkan
dalam bentuk diagram yang menyatakan hubungan lembar tersebut dengan
lembar yang berdampingan, sedang diagram lokasi digunakan untuk
mengetahui lokasi areal pemetaan dalam hubungannya dengan daerah
disekitarnya
c. Keterangan tentang proyeksi peta, sistem grid, datum (horisontal dan
vertikal), satuan tinggi, selang kontur, parameter translasi untuk
transformasi koordinat ditulis dengan huruf ukuran kecil dan disajikan di
tepi kanan atas,
d. Penerbit dan pembuat peta ditulis dengan huruf berukuran kecil dan
disajikan di tepi kanan bagian atas,
e. Keterangan rinci dari simbol peta (legenda) merupakan informasi tepi peta
yang menggambarkan unsur-unsur topografi dalam bentuk simbol dan warna
tertentu, sesuai dengan bentuk/warna yang digunakan dalam muka peta,
f. Riwayat peta merupakan catatan tentang asal-usul pemetaan, terurama
mengenai sumber data, metode pemetaan, tahun pengumpulan/pengolahan
data serta keterangan lainnya yang berhubungan dengan pemetaan,
JUDUL PETA RBI
PETA RUPABUMI INDONESIA
Lembar 1209 – 1427
1 : 10.000
CIPAYUNG
Edisi Digital : I - 1999
PETUNJUK LETAK PETA
P E TU N JU K LE TA K P E TA D IA G R A M LO K A S I
6 °2 5 '0 0 '' 5 °4 5 '0 0 ''

1 2 0 9 -1 4 3 3 1 2 0 9 -1 4 4 1 1 2 0 9 -1 4 4 2
C IB IT U N G G A R U N G S A N G C IM A N D A L A
JA K A RTA
6 °2 7 '3 0 '' 6 °1 5 '0 0 ''

1 2 0 9 -1 4 1 9 1 2 0 9 -1 4 2 7 1 2 0 9 -1 4 2 8
C IAW I C IPAY U N G P R O P. JAW A B A R AT

6 °3 0 '0 0 '' 6 °4 5 '0 0 ''

1 2 0 9 -1 4 1 6 1 2 0 9 -1 4 2 4 1 2 0 9 -1 4 2 5
C IR E R E N G S U K A B IR U S C IS A R U A

6 °3 2 '3 0 '' 7 °1 5 '0 0 ''


106°47'30'' 1 0 6 °5 0 '0 0 '' 1 0 6 °5 2 ' 1 0 6 °5 5 ' 1 0 6 °0 0 '0 0 '' 1 0 6 °4 5 '0 0 '' 1 0 7 °3 0 '0 0 ''
SISTEM GEOREFERENSI

Proyeksi: ………… Transverse Mercator


Sistem Grid: ………Grid Geografi dan Grid Universal
Tranverrse Mercator
Datum Horizontal:...Datum Geodesi Nasional 1995 ( DGN-95)
Datum Vertical:.......Muka Laut di Lembar
Satuan Tinggi:.........Meter
Selang Kontur:.........5 meter
LEGAL ASPEK
D IC E TA K D A N D IT E R B IT K A N O L E H :
B A D A N K O O R D IN A SI S U RV E I D A N P E M E TA A N N A S IO N A L (B A K O SU RTA N A L )
JA L A N R AYA JA K A RTA - B O G O R K M 4 6 T L P : (02 1 )8 752 0 62 FA X :6 2-21-87 5 20 64
T L X :4 8 305 B A K O S T IA C IB IN O N G 16 9 11 -B O G O R
h ttp://w w w.b akosurtana l.g o.id
 Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia

Catatan:
Apabila dikerjakan oleh dua
instansi, maka ditulis secara
terpisah contoh:
- Diterbitkan : Bappeda
Kab.Bogor
- Didesain/Dibuat :
Bakosurtanal
RIWAYAT PETA
Informasi di Daerah Tepi Peta
g. Petunjuk transformasi koordinat peta berisi petunjuk pembacaan koordinat geografi
dan koordinat UTM ( universal transverse mercartor ) suatu titik tertentu di muka
peta,
h. Pembagian daerah administrasi merupakan diagram yang menggambarkan
pembagian daerah administrasi, dengan unit terkecil kecamatan,
i. Interval kontur, skala numeris, skala grafis . Interval kontur merupakan selisih nilai
dua garis kontur yang berdampingan atau beda tinggi antara dua garis kontur yang
berdampingan dan dinyatakan dengan satuan meter. Skala numeris merupakan
keterangan skala peta yang disajikan dalam bentuk huruf, sedang skala grafis
merupakan keterangan skala peta yang disajikan dalam gambar garis lurus yang
mempunyai panjang tertentu sehingga panjang garis (dalam cm) dan angka yang
tercantum di atas garis tersebut (dalam km) mempunyai perbandingan yang
menyatakan skala tersebut,
j. Keterangan rinci tengah peta : Konvergensi Meridian , memuat keterangan tentang
arah utara, yaitu:
1) Arah utara sejati, yaitu arah dari meredian suatu titik ke kutub utara,
2) Arah utara grid, yaitu arah ke jurusan utara dari grid utara-selatan,
3) Arah utara magnet, yaitu arah ke jurusan kutub magnet utara.
Selain ketiga arah tersebut, di dalam diagram ditunjukkan besaran sudut
penyimpangan ketiga arah di atas, yaitu:
4) Deklinasi magnet, yaitu sudut antara utara magnet dengan utara sejati,
5) Konvergensi grid, yaitu sudut antara utara grid dengan utara sejati.
k. Muka peta, berisi gambaran segala sesuatu informasi dari suatu wilayah yang
disajikankan dalam bentuk citra (satelit atau foto udara) atau dengan menggunakan
berbagai macam simbol (garis, titik, area/luasan) tertentu yang dibuat menyerupai
keadaan sebenarnya di lapangan
PETUNJUK PEMBACAAN KOORDINAT
SUDUT DEKLINASI ARAH UTARA

PADA PUSAT
PETA
Informasi di Daerah Batas Peta
a. Koordinat geografi, digunakan untuk menyatakan koordinat titik
sudut muka peta dan disajikan dalam satuan derajat dan menit,
b. Nilai graticule, ditulis setiap satu menit pada keempat sisi
muka peta dan digunakan untuk memudahkan pembaca peta
menaksir koordinat geodetis suatu titik di muka meta,
c. Koordinat UTM, digunakan untuk menyatakan koordinat titik
sudut muka peta dan disajikan dalam satuan meter,
d. Nilai grid, ditulis setiap 5000 meter pada keempat sisi muka
peta dan digunakan untuk memudahkan pembaca peta
menaksir koordinat UTM suatu titik di muka peta,
e. Arah tujuan, menyajikan arah tujuan jalan raya atau jalan
kereta api yang terpotong oleh garis batas peta, sehingga dapat
membantu pengguna peta untuk mengetahui tujuan selanjutnya
dari jalan tersebut,
f. Nama unsur topografi yang besar dan memanjang, seperti
pegunungan atau sungai yang terpotong oleh garis batas peta
sangat penting untuk ditulis lengkap, sehingga diatur penulisan
sebagai berikut: sebagian ditulis di bagian muka peta dengan
huruf berukuran besar dan sebagian lagi ditulis di bagian batas
peta dengan huruf berukuran sangat kecil.
SISTEM KOORDINAT PETA RBI

Garis grid geografi dan tick UTM peta


Tata Letak Nama-nama Unsur Topografi di Muka Peta

 Penulisan nama-nama harus teratur, sehingga tidak menimbulkan


keruwetan isi peta atau tidak mengganggu unsur-unsur topografi
yg disajikan, dengan pedoman sbb:
1. nama kampung, desa dan kota sebaiknya ditulis dalam arah barat –
timur,
2. nama unsur topografi harus terletak bebas antara satu dengan yg
lain serta bebas dari simbol-simbol yg digunakan dalam penyajian
unsur topografi tertentu,
3. nama unsur sungai, jalan, pantai, pegunungan dan unsur yg
berbentuk memanjang harus ditempatkan di atas unsur yang
bersangkutan, dan bila unsur topografinya terlalu panjang maka
penulisan nama diulang pada jarak tertentu,
4. Jarak antara huruf-huruf untuk nama yang direnggangkan harus
tampak rata dan teratur,
5. Nama suatu wilayah/daerah harus ditempatkan memanjang,
sehingga menempati 2/3 panjang daerahnya,
Tata Letak Nama-nama Unsur Topografi di Muka Peta

6. penyebaran nama-nama unsur harus tampak merata, dan bila


kondisinya tidak memungkinkan harus diusahakan supaya tidak
terjadi pemusatan nama-nama di suatu daerah dengan daerah
lainnya di peta,
7. penempatan nama-nama harus tepat di atas lokasi darahnya,
sehingga tidak menimbulkan keraguan pengguna peta,
8. angka ketinggian garis kontur ditempatkan di atas garis kontur
yang bersangkutan dengan cara memotong garis kontur selebar
angka dari nilai konturnya, sedang penulisannya harus terbaca ke
arah kenaikan lereng,
9. pemilihan jenis huruf tergantung si pembuat peta, tetapi dapat
digunakan peraturan yg umum dipakai, yaitu:
a. huruf tegak untuk penuisan nama-nama unsur topografi buatan
manusia (jalan, pemukiman dll),
b. Huruf miring untuk penulisan nama-nama unsur topografi alam
(sungai, pegunungan dll)
TUGAS
1. Buatlah pada kertas kalkir ukuran A4
gambar tata letak peta di atas,
2. pada bagian muka peta yang masih kosong,
salinlah dari atlas peta Provinsi Kalimantan
Selatan beserta seluruh informasinya,
3. beri informasi tepi dan batas peta yang
meliputi: judul, orientasi, indek lokasi,
legenda dan riwayat peta
4. tugas yang anda buat dikumpulkan 1
minggu kemudian
BAB III SIMBOL
 Simbol peta topografi secara
garis besar dapat
digolongkan dalam 3
kelompok, yaitu:
1. berdasarkan bentuknya,
2. berdasarkan artinya,
3. Berdasarkan skalanya
Jenis Simbol Berdasarkan Bentuknya

 Jenis simbol berdasarkan bentuknya


terbagi menjadi 3 simbol, yaitu:
1. Simbol Titik, digunakan untuk menyatakan
lokasi atau bentuk unsur-unsur lain yang
berhubungan erat dengan skala peta,
misalnya: bentuk suatu kota dalam skala
1:1.000.000 dapat diwakili dengan simbol
titik, tetapi pada skala 1:1.000 simbol titik
digunakan untuk menandai titik kontrol
tanah.
GEDUNG DAN BANGUNAN LAINNYA
Pem ukim an, Bangunan
Ms Gj Mesjid, G ereja
Pr Vh Pura, Vihara
Kuburan : Islam,Kristen
Cina,Budha

Kantor Pem erintah/Fasilitas Um um :


Kc Kl/Ds Kecamatan, Kalurahan/Kantor Desa
Rs Pu Bp Rum ahsakit, Pukesm as, Balai Pengobatan
P ol P os Tlp Lst Polisi, Militer, Kotak Pos, Wartel, Listrik
M enara, Pariwisata, Tempat Bersejarah
Tam bang, Sum ber G as Alam , Air Panas
Sum ur/Sum ber Air, Pangkalan Minyak
Jenis Simbol Berdasarkan Bentuknya

2. Simbol Garis, digunakan untuk mewakili unsur-unsur yang


berbentuk garis seperti sungai, jalan, batas administrasi, garis
pantai, dan sebagainya.
PERHUBUNGAN
Jalan N egara
Jalan D esa
Gang
Jalan Setapak
Titian
Sipon / gorong-gorong
Tam bangan
Jalan Kereta Api
Ja la n L o ri
Talang, Terowongan
St Pk
Stasiun,Perhentian Kereta Api
Ht Term inal, Halte
Tm
Jenis Simbol Berdasarkan Bentuknya

3. Simbol Luas/Area/Ruang, digunakan untuk mewakili unsur-


unsur topografi yang berbentuk luasan, seperti areal
pemukiman, danau, daerah administrasi dan sebagainya.
Hidrologi
Jenis Simbol Berdasarkan Artinya

 Jenis simbol berdasarkan artinya terbagi


menjadi 2 simbol, yaitu:
1. Simbol Kualitatif, merupakan simbol yang
menyatakan identitas atau melukiskan
keadaan asli dari unsur-unsur yang diwakili,
sehingga mempunyai keuntungan mudah
dikenal tetapi mempunyai kerugian bahwa
simbolnya sulit digambarkan,
2. Simbol Kuantitatif, merupakan simbol yang
menyatakan identitas yang menunjukan
besar/jumlah/banyaknya unsur yang
diwakilinya
Simbol Kualitatif
 Jenis simbol kualitatif terbagi
menjadi 3 simbol, yaitu:
1. Simbol titik kualitatif,
2. Simbol garis kualitatif,
3. Simbol luas kualitatif
Simbol titik kualitatif
 Jenis simbol titik kualitatif terbagi menjadi 3 simbol,
yaitu:
1. Simbol piktorial merupakan simbol titik kualitatif
yang menggambarkan bentuk asli dari unsur yang
diwakilinya, contoh: simbol rumah makan, rumah
sakit dan lainnya,
2. Simbol abstrak/geometrik merupakan simbol titik
kualitatif yang menggambarkan bentuk abstrak dari
unsur yang diwakili dan ditempatkan pada posisi
yang tepat/benar, contoh: simbol titik triangulasi,
simbol titik GPS dan lainnya,
3. Simbol huruf merupakan simbol titik kualitatif yang
menggambarkan unsur-unsur tertentu secara
spesifik. Simbolnya mudah digambarkan dan
dimengerti, tetapi tidak menarik dan dapat
disalahartikan dengan teks lainnya.
Simbol garis kualitatif
 Jenis simbol garis kualitatif terbagi menjadi
2 bentuk, yaitu:
1. Simbol deskriptif merupakan simbol garis
kualitatif yang menggambarkan keadaan
sebenarnya dari unsur yang diwakilinya,
contoh: simbol sungai, jalan raya dan
lainnya,
2. Simbol abstrak merupakan simbol garis
kualitatif yang menyatakan batas
administrasi, contoh: batas propinsi,
kabupaten/kota dan lainnya.
Simbol luas kualitatif
 Jenis simbol luas kualitatif terbagi menjadi
2 bentuk, yaitu:
1. Simbol deskriptif merupakan simbol luas
kualitatif yang menggambarkan obyek yang
dipetakan, contoh: simbol sawah, rawa dan
lainnya,
2. Simbol abstrak merupakan simbol luas
kualitatif untuk identifikasi suatu daerah,
misal digambarkan dengan screen (arsiran)
garis atau screen titik.
Simbol Kuantitatif
 Jenis simbol kuantitatif terbagi
menjadi 3 simbol, yaitu:
1. Simbol titik kuantitatif,
2. Simbol garis kuantitatif,
3. Simbol luas kuantitatif
Simbol titik kuantitatif
 Jenis simbol titik kuantitatif terbagi menjadi 2
macam, yaitu:
1. Simbol dengan indikasi harga, yaitu simbol titik
kuantitatif yang disertai dengan nilai dari simbol,
contoh: simbol titik triangulasi disertai dengan harga
ketinggian, simbol gunungapi disertai dengan harga
ketinggian dan lainnya,
2. Simbol dengan satuan harga merupakan simbol titik
kuantitatif yang menyatakan besar/ jumlah/banyaknya
satuan harga yang dimiliki suatu unsur, misal jumlah
penduduk digambarkan dengan simbol 1 orang per
100 penduduk, maka jumlah simbol orang yang
digambarkan adalah jumlah penduduk per 100
penduduk.
Simbol garis kuantitatif
 Jenis simbol garis kualitatif terbagi menjadi 3
macam, yaitu:
1. Isoline merupakan simbol garis kuantitatif yang
ditarik melalui titik-titik yang mempunyai nilai sama,
seperti: garis kontur, garis isoterm, garis isobar dan
lainnya,
2. Flow line, merupakan simbol garis kuantitatif untuk
menunjukkan kuantitas dari unsur tertentu pada
suatu arah. Tebal tipisnya simbol garis dibuat
sebanding dengan harganya, contoh: simbol yang
dipergunakan untuk menggambarkan frekuensi
pelayaaran kapal yang melalui suatu jalur,
3. Simbol panah merupakan simbol garis kuantitatif
untuk menggambarkan adanya perpindahan
penduduk ke kota dari daerah sekitarnya. Tebal
tipisnya panah menunjukkan kuantitas perpindahan
penduduknya.
Simbol luas kualitatif
 merupakan simbol yang
mengunakan arsiran garis atau titik
dengan berbagai persentase
(kerapatan arsiran). Persentase
tinggi menunjukkan kuantitas yang
tinggi dan persentase rendah
menunjukkan kuantitas rendah.
Jenis Simbol Berdasarkan Skalanya

 Jenis simbol berdasarkan skalanya terbagi menjadi 4


macam skala, yaitu:
1. Skala Nominal, merupakan simbol yang menyajikan data
kualitatif, seperti: identitas, perbedaan, persamaan dan
lainnya,
2. Skala Ordinal, merupakan simbol yang menyajikan data
kualitatif, tetapi datanya disusun atas dasar ranking, mana
yang lebih besar dan mana yang lebih kecil, misal:
membedakan antara kota besar, sedang dan kecil,
3. Skala Interval, merupakan simbol yang menggunakan
standard unit dan perbedaannya diekspresikan ke dalam
unit, misal: unit orang/penduduk,
4. Skala Ratio, hampir sama dengan skala interval, tetapi
mempunyai harga nol absolut, misal: elevasi di atas suatu
datum, tekanan barometris, temperatur, curah hujan dsb.
Simbolisasi berdasarkan Skalanya
BAB IV RELIEF PERMUKAAN BUMI
 Relief permukaan bumi dapat digambarkan pada peta
dengan berbagai bentuk/simbol, seperti: kontur,
warna ketinggian dan bayangan gunung
 Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan
titik-titik yang mempunyai ketinggian sama
 Kontur dapat memberikan informasi relief secara
relatif maupun absolut
 Informasi relief secara relatif diperlihatkan dengan
menggambarkan garis-garis kontur secara rapat
untuk daerah terjal, sedang untuk daerah yang landai
diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis
kontur secara renggang
 Informasi relief secara absolut diperlihatkan dengan
cara menuliskan nilai kontur berdasarkan ketinggian
tempat dari permukaan air laut pada garis konturnya.
Interval Kontur
 Interval kontur merupakan selisih nilai dua kontur yang
berdampingan, sehingga interval kontur sama dengan beda
tinggi antara ke dua garis kontur berdampingan
 Interval kontur dalam suatu pemetaan sangat tergantung
pada skala petanya
 Secara umum, hubungan empiris antara skala peta dengan
interval kontur dalam suatu peta topografi adalah sebagai
berikut:
1. Bakosurtanal:
Interval Kontur = 1/2000 x skala peta
2. Pusat Pendidikan Fotogrametri dan Kartografi (PPFK) ITB:
Interval Kontur = (n tan α x skala peta)/1000
(interval kontur dalam meter, “n” adalah jarak minimum
antar garis kontur di peta, sedang “α” adalah sudut
kemiringan relief yang paling curam)
Hubungan antara interval kontur dengan keadaan relief di lapangan dan
skala petanya

Daerah curam beda Daerah bergunung Daerah berbukit dan


Skala Peta tinggi besar kemiringan ≤ 45° daerah datar

Interval Kontur (m)

1 : 1000 1 0,5 0,25

1 : 2000 2 1 0,5

1 : 5000 5 2 1

1 : 10.000 10 5 2

1 : 20.000 20 10 2,5

1 : 25.000 20 10 2,5

1 : 50.000 20 - 30 10 - 20 5

1 : 100.000 50 25 5 - 10
Sifat Garis Kontur Topografi dalam Pembuatannya
Kelemahan Garis Kontur Topografi dalam Pembuatannya
Contoh kenampakan relief permukaan bumi di dalam peta dalam bentuk simbol
garis kontur:
Titik Tinggi (spot height)
 Titik tinggi (spot height) merupakan titik di
permukaan bumi yang mempunyai harga ketinggian di
atas suatu datum tertentu (permukaan laut rata-rata)
 Titik tinggi merupakan salah satu cara penyajian
yang paling akurat dibandingkan cara kontur, warna
ketinggian maupun bayangan gunung, karena titik
tinggi dapat ditempatkan secara tepat dan akurat
pada posisinya yang benar
 Titik tinggi umumnya dipergunakan untuk menandai
puncak gunung, titik triangulasi, titik
tertinggi/terendah dan tempat-tempat penting
lainnya.
Contoh kenampakan relief permukaan bumi di dalam peta dalam bentuk simbol
titik tinggi

Bent
uk
Med
an
Peta
deng
an
titik
tinggi
Warna Ketinggian
 Warna ketinggian dapat dipergunakan untuk
menyajikan relief permukaan bumi
 Caranya adalah dengan memberi warna
khusus untuk setiap interval kontur
tertentu, sehingga setiap interval kontur
mempunyai warna yang berlainan dan
biasanya digunakan warna-warna tertentu
secara berurutan dari warna terang ke
gelap
 Contohnya:
Peta topografi Peta topografi
dengan garis dengan warna
kontur ketinggian
Bayangan Gunung
 Bayangan Gunung dapat
dipergunakan untuk menyajikan
relief permukaan bumi supaya
bentuk-bentuk topografi yang
menonjol mudah dibaca, seperti:
perbukitan, pegunungan serta
daerah cekungan
Peta RBI dengan
menggunakan
bayangan gunung
BAB V GRATICULE DAN GRID

 Graticule adalah suatu jaringan garis-garis


berupa kisi yang berpotongan secara tegak
lurus bila lengkung meredian dan lingkaran
paralel diproyeksikan trhadap bidang
proyeksi tertentu,
 Grid adalah suatu jaringan garis-garis lurus
berupa kisi yang berarah barat – timur dan
berpotongan secara tegak lurus dengan
jaringan lurus berarah utara - selatan
BAB V GRATICULE DAN GRID

 Nilai Graticule adalah nilai yang


digunakan untuk memudahkan
pembaca peta dalam menaksir
koordinat geodetis suatu titik di
muka bumi,
 Nilai Grid adalah nilai yang
digunakan untuk memudahkan
pembaca peta dalam menaksir
koordinat UTM suatu titik di muka
peta
BAB V GRATICULE DAN GRID

 Posisi suatu titik di permukaan bumi yang dipetakan


dapat dinyatakan dalam 2 bentuk penyajian, yaitu:
1. Koordinat Geodetis (Koordinat Geografis) adalah
sistem koordinat ruang (tiga dimensi) dari suatu titik
yang dibangun oleh unsur geodetis, yaitu lintang (L)
dan bujur (B),
2. Koordinat Cartesius Dua Dimensi adalah sistem
koordinat bidang datar dari suatu titik yang dibangun
oleh 2 unsur koordinat, yaitu unsur absis (X) dan
unsur ordinat (Y). Absis menyatakan jarak suatu titik
terhadap sumbu Y, sedang ordinat merupakan jarak
suatu titik terhadap sumbu X
BAB V GRATICULE DAN GRID
Sistem koordinat
datum lokal

Sistem koordinat
datum pada pusat
bumi
Permukaan Bumi
Datum pada pusat bumi (WGS84)
Datum Lokal (Bessel)
Datum adalah posisi relatif spheroid terhadap pusat bumi
Datum merupakan kerangka referensi pengukuran lokasi
di permukaan bumi
Datum mendefinisikan origin garis lintang dan bujur serta grid
Koordinat Geodetis
 Penyajian posisi suatu titik dalam bentuk
ruang (tiga dimensi) dan dibangun oleh 2
unsur:
1. Bujur, yaitu besaran sudut antara bidang
meridian suatu titik dengan bidang meridian
acuan yang mempunyai bujur 0° (meridian
Greenwich). Nilai bujur dari 0° - 180°BB dan
dari 0° - 180°BT
2. Lintang, yaitu besaran sudut antara garis
normal yang melalui suatu titik dengan
ekuator. Nilai lintang dari 0° - 90°LU dan dari
0° - 90°LS (dapat ditulis dengan nilai negatif)
Gambar
Elipsoid
Referensi
Koordinat Geodetis

Sistem koordinat geografi


mendefinisikan lokasi
data spasial pada
permukaan bumi, dalam
tiga dimensi

Lintang dan bujur


merupakan sudut yang
diukur dari pusat bumi
ke suatu titik
Z A
Kutub Permukaan
hA
Bumi

Greenwich Koordinat Kartesian :

ZA (XA,YA,ZA)
Pusat Y
Bumi
A Koordinat Geodetik :
A XA
YA (A,A,hA)
X

Elipsoid referensi

Gambar
Elipsoid
Referensi
Koordinat Geodetis
Koordinat Geodetis
 Garis normal adalah garis yang ditarik melalui suatu
titik di bidang elipsoid dan mempunyai arah tegak
lurus terhadap bidang elipsoid,
 Lengkungan meridian adalah lengkungan tempat
kedudukan titik-titik yang mempunyai bujur yang
sama. Disebut lengkungan karena bentuknya berupa
garis lengkung (tidak lingkaran) setengah elips
 Lingkaran paralel adalah lingkaran tempat kedudukan
titik-titik yang mempunyai lintang yang sama,
 Lingkaran ekuator adalah salah satu dari lingkaran
paralel yang titik-titiknya mempunyai lintang 0°
Koordinat Cartesius Dua Dimensi/Grid

Proyeksi Sistem koordinat didefinisikan dengan permukaan bidang


datar dua dimensi
BAB V PROYEKSI PETA
 Proyeksi peta adalah suatu sistem yang
memberikan hubungan antara posisi titik-
titik di bumi dan di peta (Aryono P., 1989:
71),
 Proyeksi peta adalah suatu ilmu yang
mempelajari cara pemindahan data
topografi dari atas permukaan bumi ke atas
permukaan peta, sehingga perubahan
bentuk dan besaran data dirumuskan
dengan suatu formula tertentu (Subagio,
2002: 33)
BAB V PROYEKSI PETA
 Jenis Proyeksi peta digolongkan dalam 5
kelompok, yaitu:
1. berdasarkan jenis bidang proyeksi,
2. berdasarkan kedudukan bidang proyeksi,
3. berdasarkan jenis unsur yang bebas
distorsi,
4. berdasarkan gabungan ketiga kelompok di
atas, dan
5. berdasarkan generasinya
Jenis Bidang Proyeksi
 Proyeksi berdasarkan jenis bidang proyeksi terbagi
menjadi 3, yaitu:
1. Proyeksi Bidang Datar, disebut proyeksi azimuthal
atau zenithal, merupakan jenis proyeksi peta yang
menggunakan bidang datar sebagai bidang
proyeksinya,
2. Proyeksi Kerucut, merupakan proyeksi peta yang
menggunakan bidang kerucut sebagai bidang
proyeksinya. Bidang kerucut merupakan bidang
lengkung yang dapat didatarkan tanpa ada perubahan
lebih lanjut, sehingga tidak mengubah bentuk dan
besaran data yang disajikan di atasnya,
3. Proyeksi Silinder, merupakan proyeksi peta yang
menggunakan bidang silinder sebagai bidang
proyeksinya. Bidang silinder merupakan bidang
lengkung yang dapat didatarkan tanpa ada perubahan
lebih lanjut, sehingga tidak mengubah bentuk dan
besaran data yang disajikan di atasnya
Jenis Bidang Proyeksi

Bangun berbentuk bola/bumi

Merubah bidang lengkung


menjadi bidang datar

Hasil perubahan bidang lengkung


menjadi bidang datar
Kedudukan Bidang Proyeksi

 Proyeksi berdasarkan kedudukan bidang proyeksi terbagi


menjadi 3, yaitu:
1. Proyeksi Normal, merupakan jenis proyeksi peta yang garis
karakteristiknya berhimpit dengan sumbu pendek elipsoid,
sehingga antara kedua garis tersebut tidak terbentuk
sudut. Garis karakteristik merupakan garis sumbu dari
bidang proyeksi peta,
2. Proyeksi Miring, merupakan jenis proyeksi peta yang garis
karakteristiknya membentuk sudut lancip dengan sumbu
pendek elipsoid atau membentuk sudut lancip dengan
bidang ekuator,
3. Proyeksi Transversal, merupakan jenis proyeksi peta yang
garis karakteristiknya terletak di bidang ekuator atau
berpotongan tegak lurus dengan sumbu pendek elipsoid
Kedudukan Bidang Proyeksi
Kedudukan Bidang Proyeksi
Kedudukan Bidang Proyeksi
CONTOH PROYEKSI SILINDER/MERCATOR

Perubahan dari bentuk bola bumi ke bidang permukaan


silinder
Jenis Unsur yang Bebas Distorsi

 Proyeksi berdasarkan jenis unsur yang bebas distorsi


terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Proyeksi Conform, merupakan jenis proyeksi peta yang
mempertahankan besarnya sudut sehingga sudut pada
bidang lengkung (elipsoid) akan sama besarnya dengan
sudut pada bidang proyeksinya,
2. Proyeksi Equidistant, merupakan jenis proyeksi peta yang
mempertahankan panjang jarak, sehingga panjang jarak
pada bidang lengkung (elipsoid) akan sama besar dengan
panjang jarak pada bidang proyeksinya setelah dikalikan
skala,
3. Proyeksi Equivalent, merupakan jenis proyeksi peta yang
mempertahankan besarnya luas, sehingga luas suatu
daerah pada bidang lengkung (elipsoid) akan sama besar
dengan luas daerah pada bidang proyeksinya setelah
dikalikan skala.
Proyeksi Gabungan 3 Kelompok
 Proyeksi berdasarkan gabungan ke 3 kelompok di atas terbagi
menjadi 4, yaitu:
1. Proyeksi silinder normal conform, merupakan jenis proyeksi peta
yang menggunakan bidang proyeksi silinder, dengan kedudukan
normal dan sifat distorsinya conform. Contohnya adalah proyeksi
mercartor,
2. Proyeksi kerucut normal conform, merupakan jenis proyeksi peta
yang menggunakan bidang proyeksi kerucut, dengan kedudukan
normal dan sifat distorsinya conform. Contohnya adalah proyeksi
Lambert,
3. Proyeksi silinder transversal conform, merupakan jenis proyeksi
peta yang menggunakan bidang proyeksi silinder, dengan
kedudukan transversal dan sifat distorsinya conform. Contohnya
adalah proyeksi UTM,
4. Proyeksi azimuthal/zenital normal conform, merupakan jenis
proyeksi peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang
proyeksinya, dengan kedudukan normal dan sifat distorsinya
conform. Contohnya adalah proyeksi Polar Stereografis.
Proyeksi Generasi
 Proyeksi generasi terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Proyeksi Geometris, merupakan jenis
proyeksi peta secara perspektif atau
proyeksi sentral
2. Proyeksi Matematis, tidak dilakukan
proyeksi, seuanya diperoleh dengan
perhitungan matematis,
3. Proyeksi Semi Geometris, sebagian peta
diproyeksikan secara geometris dan
sebagian titik-titik diperoleh dengan
hitungan matematis.
Skala Peta
 Skala peta merupakan perbandingan
antara jarak di peta, globe, model
relatif atau penampang melintang
dengan jarak sesungguhnya di
permukaan bumi,

Jarak di peta
 Skala peta = ----------------
Jarak di bumi
Skala Peta
 Skala peta dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Skala Numeris merupakan skala yang
disajikan dalam bentuk huruf dan angka
2. Skala Grafis merupakan skala yang
disajikan dalam bentuk gambar garis lurus
yang mempunyai panjang tertentu
3. Skala Verbal merupakan skala yang yang
disajikan dalam bentuk kalimat
SKALA PETA :

SKALA NUMERIS DAN


SKALA
SKALA NUMERIS :
GRAFIS
Ditampilkan dalam
SKALA grafis:
bentuk bilangan
Ditampilkan
(Numeris) dalam
bentuk gambar
Skala Numeris
(Grafis)
Skala Grafis

Anda mungkin juga menyukai