Lady 4
Lady 4
Lady 4
Di jaman yang semakin maju ini peta menjadi alat bantu yang sangat
dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang
pertanahan, pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran,
penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan keamanan, dan lain-lain.
Terlebih untuk peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan spesifik, sudah
menjadi kebutuhan hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang
perencanaan dan pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional, nasional
dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga (Sandy, 1986), karena
melalui peta seseorang akan dapat menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain.
Ide tersebut dapat berupa gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi
penduduk, penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman air
laut, penyebaran iklim, dan lain-lain yang terutama berkaitan dengan aspek
keruangan (spasial).
Di bawah ini definisi dari beberapa ahli mengenai pengertian peta, antara
lain :
KLASIFIKASI PETA
a. Bedasarkan jenisnya
1. Peta foto : Peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang
dilengkapi garis kontur, nama dan legenda
2. Peta garis : peta yang mnyajikan detail alam dan buatan manusia
dalam bentuk titik, garis dan tulisan
c. Peta dunia : peta umum dengan skala kecil dengan cakupan yang
sangat luas
d. Bedasarkan skalanya
1. Peta kadaster /peta teknik (peta dengan skala 1:100- 1:5.000)
KOMPONEN-KOMPONEN PETA
a. Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian
atas peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang
digambarkan oleh peta tersebut.
Merupakan gambar penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta berorientasi
Utara, diletakkan di sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong
c. Skala
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan
jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1) Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 :
1.000.000 dan sebagainya
2) Skala Garis/Grafik
Contoh
0 1 2 3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini
banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
d. Legenda/keterangan
Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya
terdiri dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan
menujukkan berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.
f. Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada
obyek daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis
dengan huruf miring.
Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun
pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan
sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan yang alami maupun
medan buatan
h. Inset
Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada
peta utama. Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.
i. Garis tepi
j. Tata warna
Tata warna sangat penting jika peta yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi
warna adalah sebagai berikut :
3) keindahan ( estetika)
k. simbol
Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi yang
terdapa pada peta. Mengingat pentingnya materi ini, maka simbol disajikan pada
bagian tersendiri sebagai berikut.
Peta dianggap baik dan benar (Sandy ,1986:1-2) setidaknya memenuhi persyaratan
sebagai berikut: peta tidak boleh membingungkan mudah dipahami atau
dimengerti, sehingga tidak boleh serumit kenampakan aslinya menggambarkan
cukup teliti sesuai temanya indah dipandangAgar peta tidak membingungkan
bagi para pengguna, maka peta harus dilengkapi dengan: legenda/keterangan,
skala peta, judul peta, inset peta.Agar peta mudah dimengerti/ditanggkap
maknanya oleh pengguna peta, maka peta harus menggunakan: tata warna,
simbol, proyeksi peta. Sedangkan dalam aspek ketelitian peta sangat terkait
dengan tujuan peta dan jenis peta serta skala peta yang akan dibuat.
Fungsi:
Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di
atas permukaan bumi).
Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah,
jalan, dll.
Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan, dll.
1. Komponen Peta
Apabila anda cermati atau perhatikan pada setiap peta-peta, di dalamnya kita
jumpai berbagai komponen yang menjadi bagian atau kelengkapan peta, seperti:
judul peta, skala peta, simbol, keterangan/legenda, koordinat geografis,
orientasi/arah, inset peta, dan lain-lain. Komponen peta tersebut merupakan bagian
penting dan salah satu persyaratan dari sebuah peta yang baik. dan benar.
Namun untuk peta khusus atau peta tematik komponen petanya lebih sederhana
dan cukup bervariasi antara satu peta dengan peta yang lain. Tidak ada ketentuan
baku yang mengharuskan sebuah peta tematik satu dengan peta yang lain harus
sama komponennya misalnya dalam hal tata letak atau posisi informasi tepi, tata
warna dan lain-lain.
LANGKAH-LANGKAH PEMETAAN
Apabila kita ingin membuat peta tematik, maka sebelumnya kita perlu menyiapkan
peta dasar. Peta dasar merupakan peta kerangka letak/lokasi yang nanti akan
dilengkapi atau diisi dengan data-data sesuai dengan
isi/tema peta yang akan digambar. Untuk memperoleh peta dasar tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
peta dasar dari pengukuran sendiri
( survey terristris).
Dalam era kemajuan teknologi informasi (TI) proses pembuatan peta telah
terbantu, sehingga untuk melakukan pemetaan suatu wilayah dapat dilakukan
dengan cepat dan mudah. Pemanfaatan peta dasar yang dahulu banyak bersumber
dari peta rupabumi, sekarang sudah banyak yang beralih menggunakan citra
penginderaan jauh.
Citra penginderaan jauh yang banyak digunakan sebagai sumber peta dasar
adalah; citra foto udara, citra satelit Landsat, citra satelit Spot, citra satelit Ikonos,
dan citra satelit Quickbird. Dengan menggunakan citra penginderaan jauh,
gambaran muka bumi yang akan dipetakan akan dapat memberikan data dan
informasi yang terkini. Kenampakan-kenampakan obyek fisik, sosial dan budaya
beserta batas-batas administratif maupun batas geografis akan tampak. Dengan
demikian kerangka letak (sebagai peta dasar) mudah dilacak atau ditelusuri lewat
citra tersebut (lihat gambar 12. citra penginderaan jauh).
berbeda bisa melalui bantuan pantograf Jika mempunyai sarana komputer yang
dilengkapi software (perangkat lunak) program berbasis peta, maka langsung dapat
dilakukan dijitasi pada obyek di layar monitor (digitasi on screen) atau dengan
meja digitizer.
Perlu kita ketahui bahwa orientasi atau penunjukkan arah pada peta, tidak
selamanya peta berorientasi utara (utara di sebelah atas). Kadang ada pula peta
berorientasi selatan, barat, atau timur, sesuai dengan kepentingannya. Selain itu
pula perlu diperhatikan bahwa utara yang dipakai dalam peta ada tiga arah utara
yaitu: utara geografis, utara magnitis, dan utara meridian. Utara geografis (true
north/TN/US) adalah utara yang melalui kutub utara dan kutub selatan bumi. Utara
magnitis (magnetic north/MN/UM) adalah utara yang melalui kutub magnit bumi.
Sedangkan Utara Meridian (Grid North/Meridian North/GN/UTM) adalah utara yang
sejajar dengan meridian sentral dan tegak lurus standar paralel setempat.
UM US UG
150
130
Simbol yang baik adalah yang mudah dikenal sekalipun tanpa menggunakan suatu
keterangan/legenda. Selain itu simbol hendaknya kecil, terang, dan mudah
digambar. Dalam pemetaan tematik penggambaran simbolnya tidaklah seketat
pada simbol peta-peta umum atau peta Rupabumi (RBI).
Simbol peta tematik lebih sederhana dan dibolehkan untuk merancang simbol
sendiri sepanjang simbol tersebut memiliki relevansi dengan unsur atau obyek
yang digambarkan. Sedangkan symbol untuk peta umum (RBI atau Topografi)
sudah ada pembakuan secara khusus (seragam berdasarkan konvensi asosiasi
kartografi Internasional).
Telah kita ketahui bersama bahwa peta merupakan citra geospasial yang dapat
mempengaruhi konsepsi orang tentang ruang Pengaruh peta ini sebagian karena
adanya kesepakatan konvensi dan sebagian lain karena adanya karakteristik umum
grafik yang digunakan. Konvensi memegang peranan penting terutama dalam
pemetaan topografis. Sebagian besar symbol yang digunakan dalam peta RBI atau
topografi telah diwariskan kepada kita semenjak abad 18. Di antara konvensi
tersebut adalah bahwa perairan digambarkan dengan warna biru, hutan dengan
hijau tua, daerah permukiman dan perkotaan disimbolkan dengan warna merah,
abu-abu, atau warna merah jambu.
Data yang harus divisualisasikan akan selalu mengacu kepada obyek atau
fenomena nyata. Ia dapat dalam bentuk ketinggian yang diukur sepanjang jaringan
lalu lintas, jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut, atau volume sebuah
bukit dalam ribuan meter kubik.
Dalam kartografi kita menggunakan simbol titik (dot), symbol garis (dash) dan
simbol bidang (patches) untuk mempresentasikan lokasi dan atribut-atribut data
titik, garis, wilayah dan volume obyek.
Merancang tata letak peta merupakan tahapan kerja yang penting diperhatikan
bagi setiap orang yang akan menggambar peta. Hal itu dimaksudkan agar peta
benar-benar komunikatif, mudah dibaca dan ditafsirkan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pengguna peta.
Adapun unsur-unsur peta yang perlu ditata posisinya adalah: judul peta, skala peta,
keterangan/legenda, koodinat lintang dan bujur, inset peta, sumber data, dan
informasi- informasi lain. Unsur-unsur tersebut sedapat mungkin ditempatkan
pada komposisi yang seimbang (balance) dalam tata letak informasi tepi. Selain itu
ukuran huruf (text), tipe huruf (style) perlu dipertimbangkan besar-kecilnya.
SKALA PETA
Secara sederhana skala peta merupakan perbandingan jarak horizontal kedua titik
sembarang di peta dengan jarak horizontal kedua titik itu dipermukaan bumi
(dengan satuan ukuran yang sama). Namun ada sesuatu pemahaman terhadap
skala yang lebih dari sekedar perbandingan jarak, yakni bahwa skala peta juga
dapat memberikan makna pada tingkat kedetilan peta. Dalam arti, bahwa semakin
besar skala peta, maka tingkat ketetilan peta akan semakin tinggi, sebaliknya
semakin kecil skala peta, maka tingkat kedetilannya juga semakin rendah.
Batasan antara peta berskala besar, menengah dan kecil tidak dijelaskan secara
baku. Hal itu mengingat bahwa pemahaman seseorang terhadap besaran skala
peta sangat bergantung pada peran dan fungsi peta yang bersangkutan dalam
konteks kepentingan apa. Sebagai contoh, seorang ahli perencanaan tata ruang
kota, peta skala 1 : 100.000 dianggap skala kecil, tetapi sebaliknya bagi seseorang
ahli ekonomi regional peta skala tersebut sudah dianggap sangat besar.
2. Peta geologi detil: peta geologi berskala besar, umumnya disusun atau
mengacu berdasarkan data peta tinjau atau peta geologi regional dan
menggunakan satuan tak resmi, yaitu satuan batuan. Skala-skala peta ini berkisar
antara 1:10.000 hingga 1:5.000. Peta-peta ini biasanya dibuat untuk menyelidiki
sesuatu masalah geologi yang khusus atau tujuan keekonomian seperti
penyelidikan bahan galian.
3. Peta khusus: berskala besar yang dibuat secara terperinci pada daerah
terbatas untuk merekam sifat-sifat khusus geologi. Umumnya peta khusus dibuat
untuk tujuan ekonomi, seperti peta daerah peta sebaran lapisan batubara atau
bahan galian, peta geologi bawah permukaan, peta geofisika dan geokimia rinci.
Umumnya berskala 1:500 hingga 1:2.000.
4. Peta geologi regional: secara resmi dikeluarkan oleh P3G berskala 1:100.000
dan menggunakan satuan resmi, yaitu formasi. Umumnya peta geologi regional
dibuat dibantu oleh fotogeologi secara bersistem, kadang disertai data hasil
geokimia, geofisika dan pemboran.
Secara umum skala peta dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu:
0 1 2 3 4 5 Km
!_____!_____!_____!_____!_____!
0 1 2 3 4 5 Cm
1. Cara verbal :
Mencari Skala dari suatu peta yang skalanya tidak tercantum atau tidak
diketahui
Ada beberapa cara untuk mencari skala suatu peta yang tidak diketahui skalanya.
Keterangan:
Contoh:
10 cm
Skala peta =
500.000 cm
Contoh:
Contoh:
75
100
125
25 = 1/2000
= 25 x 2000 = 50.000 atau 1 : 50.000
tetapi terpisah, tetapi kini berkat SIG, berbagai informasi gegrafis dapat
disajikan secara terpadu
peta menjadi lebih mudah dan cepat. Penggunaan Sistem Informasi Geografis
meningkat tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini
terjadi di kalangan pemerintah, militer, akademis, atau bisnis,terutama di
negara-negara maju.
Dari paparan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa SIG merupakan
sistem (unsur-unsur yang saling mendukung) informasi (fisik dan sosial), dan
geografi (fenomena yang terjadi baik pada lapisan
atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan atmosfer). Inti SIG adalah proses
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data menjadi informasi yang
akurat, mudah dipahami, dan bermanfaat bagi para pengguna informasi
tersebut.
Dalam SIG terdapat berbagai peran dari berbagai unsur, baik manusia sebagai
ahli dan sekaligus operator, perangkat alat (lunak/keras) maupun objek
permasalahan. SIG adalah sebuah rangkaian sistem yang memanfaatkan
teknologi digital untuk melakukan analisis spasial. Sistem ini memanfaatkan
perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan pengolahan data-data
berikut ini.
2. Kompilasi
3. Penyimpanan
6. Manipulasi
7. Penyajian
8. Analisis
Pemanfaatan SIG secara terpadu dalam sistem pengolahan citra digital adalah
untuk memperbaiki hasil klasifikasi citra. Dengan demikian, peranan teknologi
SIG dapat diterapkan pada operasionalisasi
kelebihan antara SIG dan pemetaan manual disajikan dalam tabel 4.1
Tabel 4.1
d. Memakan tempat
penyimpanan d. Kompatibilitas data sulit
dengan mudah
1. Perencanaan Pembangunan
faktor-faktor:
efektif, efisien, murah, dan cepat. Untuk tujuan tersebut perusahaan harus
2. Cara Modern
c. Jika membutuhkan data yang terdahulu, data yang dimaksud mudah dicari.
d. Data lebih aman karena dapat dikunci dengan kode atau secara fisik.
g. Relatif murah.
Data dalam SIG dibedakan menjadi dua, yaitu data grafis dan data non-grafis.
Data grafis adalah data
yang disimpan dalam bentuk titik, garis, dan area. Data tersebut merupakan
kenampakan yang dapat dilihat dalam bentuk titik koordinat, simbol, dan tata
nama. Data non-grafis adalah data yang menunjukkan karakteristik, kualitas,
serta keterkaitan antar kenampakan dalam peta atau data grafis.
b. Data peta, yaitu informasi yang terekam pada peta kertas atau film,
kemudian dikonversikan kedalam bentuk digital. Misalnya peta geologi, peta
tanah, peta kemiringan lereng, peta kependudukan, dan sebagainya. Apabila
data sudah terekam dalam bentuk peta, kita tidak lagimemerlukan data
lapangan, kecuali untuk pengecekan kebenarannya.
c. Data citra pengindraan jauh, yaitu pengumpulan data berupa foto udara
atau citra satelit. Dapat diintepretasikan terlebih dahulu sebelum
dikonversikan kedalam bentuk digital, sedangkan citra yang diperoleh dari
satelit dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah iadakan koreksi
sebelumnya.
Cara memasukkan data ke dalam SIG dapat dilakukan melalui tigacara, yaitu
penyiaman, digitasi, dan tabulasi. Penyiaman (scanning) adalah proses
mengubah data grafis kontinu menjadi data grafis diskrit yang terdiri atas sel-
sel penyusun gambar. Digitasi merupakan proses pengubahan data grafis
analog menjadi data grafis digital dalam struktur vektor. Tabulasi adalah
proses memasukkan data atribut SIG dengan pembuatan tabel. Pembuatan
tabel dalam SIG sangat penting karena tidak semua data SIG dalam bentuk
grafis, tetapi ada juga yang berbentuk non-grafis. Skema proses kerja Sistem
Informasi Geografis, yaitu kombinasi kerja antara hardware, software,
pengumpulan data dan informasi, serta manajemen data atau pengguna.