Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Model Input Output Gabungan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 77

MODEL

INPUT-OUTPUT
Adhitya Wardhana
Perencanaan Ekonomi
◦ Dalam perencanaan ekonomi digunakan model statistik dan matematik tertentu yang dianggap paling
mewakili kondisi struktural yang ada di dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu.
◦ Pengertian model ekonomi adalah separangkat hubungan terorganisasi yang memberikan suatu kesatuan
ekonomi (rumah tangga atau perusahaan dalam perekonomian nasional atau dunia) dengan separangkat
asumsi yang disederhanakan.
◦ Seluruh model ekonomi terdiri dari tiga struktural dasar yaitu:
1. separangkat variabel (terdiri variabel exogenous dan variabel endogenous);
2. suatu daftar hubungan fundamental (hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel bergantung);
3. sejumlah koefisien yang strategis (hubungan kausal yang tepat antara variabel)
Perencanaan Ekonomi
◦ Model-model perencanaan mempunyai tiga tipe yaitu:
1. model agregat (model yang berkaitan dengan perekonomian keseluruhan) contoh: model
Harrod–Domar;
2. model sektoral (perekonomian dibagi kedalam berbagai sektor) dan
3. pendekatan antar industri (kegiatan dari seluruh sektor ekonomi yang produktif saling
berkaitan satu sama lain dalam masing-masing industri ).
Input -Output
◦ Alat perencanaan ekonomi di suatu wilayah
◦ Diperkenalkan oleh Profesor Wassily W. Leontief pada tahun 1951. 
◦ Menelaah hubungan antar industri dalam rangka memahami saling ketergantungan
dan kompleksitas perekenomian serta kondisi untuk mempertahankan keseimbangan
antara penawaran dan permintaan
◦ Analisis Input–Output :
◦ Suatu  analisis atas perekonomian negara secara komprehensif karena melihat keterkaitan
antar sektor ekonomi di negara tersebut secara keseluruhan.
◦ Misalnya setiap produk pasti membutuhkan input agar produk itu dapat dihasilkan.
Manfaat Input-Output
◦ Tujuan utama  analisis input-output:
◦ Menghasilkan gambaran aliran antar industri-industri untuk menghasilkan produk
terhadap suatu sektor tertentu atau menjelaskan besaran aliran antar industri
dalam hubungannya dengan tingkat produksi dalam setiap
sektor analisis dilakukan dalam suatu periode
◦ Menghasilkan gambaran antara sektor yang menghasilkan keluaran (produk) bagi
suatu sektor tertentu.
◦ Dalam metode ini dapat membantu dalam pengalokasian investasi yang diperlukan
untuk tercapainya tingkat produksi.
Skema Tabel Input-Output
1. Struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor/industri yang satu sama lain berinteraksi melalui
transaksi jual beli.

2. Output suatu sektor akan didistribusikan dengan jalan dijual kepada sektor- sektor lainnya dan untuk
memenuhi permintaan akhir, baik yang berasal dari rumah tangga(C), pemerintah (G), investasi (I),
maupun permintaan ekspor (X).

3. Input suatu sektor didapatkan dengan cara membeli bahan baku dari sektor- sektor lainnya, dari
rumah tangga (dalam bentuk jasa tenaga kerja), pemerintah (misalkan saja dalam bentuk
pembayaran pajak tidak langsung), penyusutan, surplus usaha serta impor (M).

4. Hubungan antara input dengan output adalah linier


Skema Tabel Input-Output

5. Analisis model dilakukan pada kurun waktu tertentu (biasanya setahun)


dimana akan selalu didapat identitas bahwa total input sama dengan total
output.

6. Suatu sektor dianggap terdiri dari satu atau beberapa perusahaan dengan
ketentuan utama bahwa output yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan
tersebut diproduksi oleh satu tingkat teknologi yang sama.
Struktur Analisis Input-Output
◦ Tiga macam klasifikasi hubungan Input-Output yaitu :
1. Hubungan Langsung, adalah pengaruh yang secara langsung dirasakan oleh sektor yang menggunakan input dari
output sektor yang bersangkutan.
2. Misalnya, kalau industri konveksi menaikkan produksinya menjadi dua kali lipat maka permintaan akan benang,
tekstil, dan kancing juga akan naik lebih kurang dua kali lipat. Kenaikan industri tekstil pasti akan berpengaruh
terhadap industri lainnya, seperti pengangkutan.
3. Hubungan tidak langsung, adalah pengaruh terhadap industri yang outputnya tidak digunakan sebagai input bagi
keluaran industri yang bersangkutan.
4. Misalnya, pengaruh industri konveksi terhadap industri jasa pengangkutan.
5. Hubungan Sampingan, adalah pengaruh tidak langsung yang lebih panjang lagi jangkauannya daripada pengaruh
langsung tersebut di atas.
6. Misalnya, peningkatan reproduksi sektor industri tertentu akan meningkatkan pendapatanburuh industri, atau
peningkatan jumlah buruh yang berarti pula peningkatan sejumlah buruh tersebut. Dengan peningkatan
pendapatan ini maka permintaan atau kebutuhan beras dapat naik.
Struktur Analisis Input-Output

◦ Untuk mendapatkan model aliran input-output dibutuhkan:


1. Transaksi barang dan jasa yang terjadi antar produsen dan supplier pada
periode waktu yang diamati.
2. Kebutuhan langsung input yang diperlukan satu produsen untuk
menghasilkan satu unit produk dari supplier langsungnya.
3. Kebutuhan keseluruhan menunjukkan input yang diperlukan baik langsung
maupun tidak langsung untuk menghasilkan produk.
Tabel Input-Output
◦ Uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang
dan jasa serta saling keterkaitan antara sektor yang satu dengan sektor lainnya, dalam suatu
wilayah pada suatu periode waktu tertentu
◦ Tabel I-O dilihat :
◦ bagaimana output dari suatu sektor ekonomi didistribusikan ke sektor lainnya
◦ bagaimana pula suatu sektor memperoleh input yang diperlukan dari sektor lainnya.
Asumsi Model Input-Output
1.Keseluruhan perekonomian dibagi kedalam dua sektor yaitu “sektor antar industri” dan “sektor
permintaan akhir”, yang masing-masing dapat dibagi-dibagi ke dalam subsektor.
2.Output total tiap sektor antar industri pada umumnya dapat dipergunakan sebagai input oleh sektor
antar industri lain, oleh sektor intu sendiri dan oleh permintaan akhir.
3.Masing-masing industri hanya memproduksi datu produksi homogen.
4.Harga permintaan konsumen dan persediaan faktor adalah tertentu (given).
5.Perbandingan antar hasil dan skala bersifat konstan.
6.Didalam produksi tidak terdapat ekonomi dan disekonomi eksternal.
7.Kombinasi input diterapkan dalam proporsi yang ditetapkan secara ketat. Proporsi input terhadap
output senantiasa konstan.
◦ 
Tidak ada substitusi diantara berbagai bahan dan tidak ada kemajuan
teknologi. Koefisien input produksi juga tetap. Analisa input-output
terdiri dari dua bagian yaitu

1. penyusunan input-output

2. penggunaan model input-output.


Tabel Input-Output
◦ Tabel Input -Output harus memenuhi tiga asumsi atau prinsip dasar berikut :
◦ Keseragaman (homogeneity), yaitu asumsi bahwa setiap sektor hanya memproduksi satu jenis output
(barang dan jasa) dengan struktur input tunggal (seragam) dan tidak ada substitusi otomatis antar
output dari sektor yang berbeda.
◦ Kesebandingan (proportionality), yaitu asumsi bahwa kenaikan penggunaan input oleh suatu sektor
akan sebanding dengan kenaikan output yang dihasilkan.
◦ Penjumlahan (additivity), yaitu asumsi bahwa jumlah pengaruh kegiatan produksi di berbagai sektor
merupakan penjumlahan dari pengaruh pada masing-masing sektor tersebut.
Skema Dasar Tabel I-O
Kuadran I/Permintaan Antara :
Kuadran I Kuadran II Kuadran yang dilakukan oleh sektor
(Ukuran n x n) (Ukuran n x m) untuk menunjukkan distrbusi
Transaksi antar sektor Transaksi permintaan penggunaan barang/jasa yang
akhir diproduksi
Kuadran III Kuadran IV Kuadran II/Permintaan Akhir :
(Ukuran p x n) (Ukuran p x m) Penggunaan barang/jasa yang tidak
Transksi input Primer Nonmarket tranfers dilakukan produksi lagi

Kuadran III/ :
Setiap angka dalam sistem matriks tersebut mempunyai
Transaksi dari input primer hasil balas
pengertian ganda. Misalnya di kuadran pertama yaitu transaksi jasa faktor produksi
antara (permintaan antara dan input antara), tiap angka dilihat
Kuadran IV :transfer-transfer yang
secara horizontal merupakan alokasi output suatu sektor kepada terjadi antara faktor produksi dan
institusi dibahas pada SAM
sektor lainnya, dan pada waktu yang bersamaan dilihat secara
vertikal merupakan input dari suatu sektor yang diperoleh dari
sektor lainnya.
Tabel I - O
Keterangan :
 Permintaan antara : Permintaan antara
adalah permintaan terhadap barang dan
jasa yang digunakan untuk proses lebih
lanjut pada sektor produksi.
 Permintan akhir : Permintaan untuk
konsumsi akhir yang terdiri dari konsumsi
rumah tangga, pemerintah, pembentukan
Kuadran I Kuadran II
(Ukuran n x n) (Ukuran n x m) modal dan ekspor. Isian angka menurut
Transaksi antar sektor Transaksi permintaan garis vertikal atau kolom, menunjukkan
akhir
pemakaian input antara
Kuadran III Kuadran IV
 Input primer dalam istilah yang lebih
(Ukuran p x n) (Ukuran p x m)
Transksi input Primer Nonmarket tranfers populer disebut nilai tambah.
Tabel I-O z i j mempunyai pengertian permintaan
input sektor j yang berasal dari
output sektor i atau output sektor
i yang digunakan sebagai input
dari sektor j.
Xi merupakan total output yang
dihasilkan oleh sektor i
Yi merupakan final demand yaitu
permintaan barang yang
digunakan untuk konsumsi
langsung (tidak digunakan
sebagai input untuk proses
produksi lain), yang kemudian
dibagi berdasarkan
kelompok/kategori seperti yang
terlihat dalam gambar .
Tabel I-O (lebih sederhana)
Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total

Pertanian X11 X12 X13 d1 X1

Industri X21 X22 X23 d2 X2

Jasa X31 X32 X33 d3 X3

Nilai Tambah V1 V2 V3 V  

Input Total X1 X2 X3   X

z i j mempunyai pengertian permintaan input sektor j yang berasal dari output sektor i atau
output sektor i yang digunakan sebagai input dari sektor j.
Xi merupakan total output yang dihasilkan oleh sektor i
Yi merupakan final demand yaitu permintaan barang yang digunakan untuk konsumsi
langsung (tidak digunakan sebagai input untuk proses produksi lain), yang
kemudian dibagi berdasarkan kelompok/kategori seperti yang terlihat dalam gambar
.
Penjelasan dalam Tabel I-O :
Output Total Sektor Pertanian adalah 72 yang
Contoh Tabel I-O digunakan untukdi konsumsi sektor pertanian
sendiri sebesar 20, konsumsi sektor industry
sebesar19, konsumsi sektor jasa sebesar 3 dan
sektor lainnya sebesar 30 (final demand). Begitu
Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total
juga dengan sektor lainnya. Penjelasan ini sebagai
Pertanian 20 19 3 30 72
Industri 5 81 35 111 232
produksi
Jasa 4 37 39 102 182
Nilai Tambah 43 37 105 243   Nilai tambah yang dihasilkan oleh masing-masing
Input Total 72 232 182   486 sektor yaitu pertanian sebesar 43, industry sebesar
37, jasa sebesar 105
Tabel Transaksi 3 sektor
Nilai output total sektor pertanian sebanyak 72.
Nilai 243 merupakan penjumlahan nilai tambah dari sektor nilai tersebut digunakan untuk faktor
pertanian, industry dan jasa atau biasa disebut GDP produksi/input oleh pertanian sendiri sebanyak 20,
industry sebanyak 5 dan jasa sebanyak 4 dan
sebanyak 43 dari nilai tambah pada sektor tsb.
begitu juga untuk sektor industry dan jasa
Coba diisi oleh anda
Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total

Pertanian X11 X12 X13 d1 X1

Industri X21 X22 X23 d2 X2

Jasa X31 X32 X33 d3 X3

Nilai Tambah V1 V2 V2 V  

Input Total X1 X2 X3   X

Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total Kelompok 1


Pertanian 22 20 5 ? ?
Industri 7 83 40 ? ?
Jasa 5 41 39 ? ?
Nilai Tambah ? ? ? V? ?
Input Total ? ? ? ? X?
Coba diisi oleh anda
Kelompok 2
Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total
Pertanian 25 21 6 ? ?
Industri 9 85 40 ? ?
Jasa 7 42 40 ? ?
Nilai Tambah ? ? ? ? ?
Input Total ? ? ? ? ?

Kelompok 3 Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total


Pertanian 30 25 8 ? ?
Industri 10 87 41 ? ?
Jasa 9 42 43 ? ?
Nilai Tambah ? ? ? ? ?
Input Total ? ? ? ? ?
Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total
Coba diisi oleh anda
Pertanian
Industri
32
11
27
81
10
39
?
?
?
? Kel 4
Jasa 8 40 44 ? ?
Nilai Tambah ? ? ? V? ?
Input Total ? ? ? ? X?

Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total


Pertanian 33 29 9 ? ?
Industri 12 84 35 ? ? Kel 5
Jasa 11 42 41 ? ?
Nilai Tambah ? ? ? V? ?
Input Total ? ? ? ? X?

Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total


Pertanian 30 28 13 ? ?
Industri 15 79 35 ? ? Kel 6
Jasa 9 38 39 ? ?
Nilai Tambah ? ? ? V? ?
Input Total ? ? ? ? X?
Pertanyaan

◦ Sektor mana penyumbang terbesar dari output total berdasarkan


persentase?
◦ Sektor pada nilai tambah penyumbang terbesar pada V ?
Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total

Pertanian X11 X12 X13 d1 X1


V= GDP
Industri X21 X22 X23 d2 X2

Jasa X31 X32 X33 d3 X3 Xij


Nilai Tambah V1 V2 V2 V   X11 =
Input Total X1 X2 X3   X
Input 1-> pertanian
dari output
pertanian

Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total


Pertanian 20 19 3 30 72
Industri 5 81 35 111 232
Jasa 4 37 39 102 182
Nilai Tambah 43 37 105 243  
Input Total 72 232 182   486
Sektor penggunaan Jumlah Jml Persediaan
  Penggu
nan
 
KUADRAN I : Terdiri atas
penggunaan akhir barang dan
Penggunaan antara
 
Jmlah Penggunaan akhir
 
  Jml
per
Im-por Produk
si jasa yang diproduksi dan
  sediaan
dibagi menjadi empat macam
1...i j..... n   I C G E     penggunaan utama, yaitu
Sektor 1 X11 Xii Xij Xin W1 I1 C1 G1 E1 Y1 Z1 M1 X1
investasi (I), konsumsi (C),
Produk i Xi1 Xii Xij Xin Wi Ii Ci Gi Ei Yi Zi Mi Xi

si j Xj1 Xji Xjj Xjn Wj Ij Cj Gj Ej Yj Zj Mj Xj


pemerintah (G) dan ekspor
n Xn1 Xni Xnj Xnn Wn In Cn Gn En Yn Zn Mn Xn (E).
Jmlh input U1 Ui Uj Un II I               KUADRAN II : merupakan
Nilai tambah V1 Vi Vj Vn III v1 vc va ve        
bagian utama dalam
Jml Prod x1 xi xj xn
IV
1
 
C
 
G
 
E
 
Y
 
Z
 
M
 
X perhitungan antar industri.
Setiap sel Xij menunjukkan
jumlah barang i yang
KUADRAN III: terdiri atas penggunana input yang bersifat penting, tetaopi tidak
diproduksi dalam sistem. Dalam model statis, penggunaan persediaan modal yang ada digunakan oleh sektor j,
adalah input pokok atau nilai tambah sebagaimana halnya buruh dan tanah. Jumlah diukur dalam harga yang
pembayaran untuk input pokok oleh setiap sektor akan menghasilkan harga yang tetap.
hampir sama dengan nilai tambah di dalam produksi.
KUADRAN IV: terdiri atas input langsung faktor nilai tambah ke penggunaan akhir.
Contoh: Tenagakerja pemerintah dan pelayanan dalam negeri. Transaksi dalam
kuadran ini biasanya tidak diikutsertakan dalam perhitungan antar industri, tetapi
dicatat sebagai usaha untuk mendapatkan jumlah yang konsisten dengan perhitungan
nasional.
Matriks Koefisien Input
Final
Sektor Pertanian Industri Jasa Demand Output Total
Pertanian X11 X12 X13 d1 X1
Industri X21 X22 X23 d2 X2
Jasa X31 X32 X33 d3 X3
Nilai Tambah V1 V2 V2 V  
X11 + X12 + X13 +…….+X1n + d1 = X1 Input Total X1 X2 X3   X
X21 + X22 + X23 +…….+X2n + d2 = X2
X31 + X32 + X33 +…….+X3n + d3 = X3
. . . . . . (1)

. . . . . .
Xn1 + Xn2 + Xn3 +…… + Xnn + dn = Xn
Koefisien aij adalah rasio antara masing-masing elemen Xij dengan jumlah kolom Xij
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Keterangan :
aij = koefisien Input sektor ke i oleh sektor ke j
(2)
Xij = penggunaan input sektor ke i oleh sektor ke j
Xj = output sektor ke j.
Matriks Koefisien Input
a11 a12 a13 …….a1n Pada persamaan (1) dan (2), jika pers 2 disubtitusikan ke
a21 a22 a23 …….a2n pers 1 maka menjadi:
a31 a32 a33 …….a3n
. . . .
A= . . a11X1 + a12X2 +a13 X3 +…….+a1nXn + d1 = X1
a21X1 + a22X2 + a23X3 +…….+a2nX2 + d2 = X2
. . . . a31X1 + a32X2 + a33X3 +…….+a3nXn + d3 = X3 (3)
. . . . . . . .
an1 an2 an3 …… ann
. . . . . .
an1X1 + an2X2 +an3 X3 +…… + annXn + dn = Xn
Final
Sektor Pertanian Industri Jasa Demand Output Total
Pertanian X11 X12 X13 d1 X1
Industri X21 X22 X23 d2 X2
Jasa X31 X32 X33 d3 X3
Nilai Tambah V1 V2 V2 V  
Input Total X1 X2 X3   X
Langkah-Langkah Analisis Input Output

Menghitung Matriks (I-A)


◦ Mengurangkan suatu matriks identitas (yaitu matriks dengan diagonal utama bernilai 1
dan unsur-unsur lainnya bernilai 0) terhadap matriks koefisien input.

Menghitung matriks pengganda (B) dan total.


Matriks pengganda (B) dihitung dengan cara menginverskan matriks yang diperoleh pada tahap 2
diatas (B = (I-A)-1).
Persamaan I-O
Multiplier Pada Tabel Input - Output
Kemampuan lain dari tabel I – O dalam perencanaan ekonomi adalah
kemampuan yang besar dari element-elemen yang ada pada invers
matrik Leotief, (I – A)-1 , dalam menyimpulkan beberapa hal terutama
yang berkaitan dengan dampak multipliernya. Menurut Miller dan
Blair (1985) paling sedikit ada tiga multiplier yang biasanya didapat
dari hasil penguraian elemen-elemen invers matrik Leontief ini,
terutama untuk mengestimasi dampak perubahan dari sektor eksogen.
Ketiga multiplier tersebut adalah :

◦ Output Multiplier, yaitu multiplier yang dapat mengestimasi perubahan


faktor eksogen terhadap output sektor-sektor yang ada pada
perekonomian
◦ Income Multiplier, yaitu muiltiplier yang dapat mengestimasi
pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga karena adanya
output yang baru (perubahan pada output sebagai akibat berubahnya
final demand)
◦ Employment Multiplier, yaitu multiplier yang dapat mengekspektasi
lapangan pekerjaan yang terjadi sebagai akibat adanya output yang
baru.
Output Multiplier
Multiplier output dari sektor j didefinisikan sebagai nilai
total dari output atau produksi yang dihasilkan oleh
perekonomian untuk memenuhi / sebagai akibat adanya
perubahan satu unit uang permintaan akhir pada sektor j.
Adapun perumusan dari Multiplier Output tersebut dapat
ditunjukkan oleh persamaan dibawah ini :

: merupakan komponen/elemen dari invers


matriks leontief (I – A)-1
Output Multiplier
Analisis yang berkaitan dengan pengambilan keputusan bagi suatu kebijakan
dari hasil multiplier output ini adalah bahwa kita harus mendorong
penambahan permintaan akhir kearah sektor-sektor yang memiliki nilai
multiplier ouput yang terbesar (terutama yang memiliki nilai multiplier output
di atas satu)
Income Multiplier
Multiplier Pendapatan dari suatu sektor j didefinisikan
sebagai angka yang menunjukkan pendapatan total rumah
tangga yang tercipta sebagai akibat adanya tambahan satu
satuan unit moneter permintaan akhir sektor tersebut.
Adapun perumusan dari Multiplier Pendapatan tersebut
dapat ditunjukkan oleh persamaan dibawah ini :

: merupakan elemen matrik koefisien teknik pada baris


ke n+1,yang diwakili oleh besaran/variable balas jasa
terhadap tenaga kerja (upah)
Employment Multiplier
Hal yang membedakan antara income multiplier
dan employment multiplier adalah pada koefisien
tenaga kerjanya ( wj ). Jika pada income multiplier
an+1 merupakan koefisien dari input upah,
sedangkan pada employment multiplier wj
menunjukkan keofisien tenaga kerja yang
didefinisikan sebagai berikut

Lj : merupakan jumlah pekerja yang ada disektor j


Xj : merupakan output dari sektor j.
Employment Multiplier
Rumusan dari employment multiplier adalah:

Dimana wn+1 =

Lj : merupakan jumlah pekerja yang ada disektor j


Xj : merupakan output dari sektor j.
Forward dan backward Linkage
Forward dan backward lingkage merupakan 2 hal penting
yang sering digunakan pada saat kita hendak mencari dan
menganalisis sektor-sektor unggulan (leading sector) dari
perekonomian. Dengan mempelajari keterkaitan kedepan
atau kebelakang kita dapat menyadari seberapa kuat
hubungan antara suatu sektor dengan sektor lainnya baik
dari sisi penyediaan input terhadap sektor-sektor
lainnya(forward linkage) maupun dari sisi kebutuhan input
yang berasal dari sektor-sektor yang lain (backward
lingkage).
Forward dan backward Linkage

Jika suatu sektor memiliki nilai forward dan backward


linkage yang besar berarti keterkaitan sektor tersebut
dengan sektor-sektor lainnya besar sehingga kebijakan yang
ditujukan untuk mempengaruhi besaran output
perekonomian tidak perlu dari setiap sektor yang ada pada
perekonomian akan tetapi cukup dari sektor-sektor
unggulan tersebut saja sehingga pemerintah dapat
menghemat biaya pembangunan.
Forward lingkage

Merupakan nilai yang menunjukkan efek relatif dari


peningkatan output suatu sektor terhadap dorongan
peningkatan output sektor-sektor yang lainnya (melalui
pendistribusian output sektor tersebut untuk menjadi input
sektor lain)
Backward Lingkage
Merupakan nilai yang menunjukkan efek relatif
kenaikan output suatu sektor yang akan menyebabkan
terjadinya kenaikan pada output sektor-sektor yang lain
(melalui kebutuhan tambahan input sektor tersebut
yang berasal dari output sektor-sektor lain).
Contoh Tabel I-O 10 Sektor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 180 301 302 303 304 305 306 309 310 409 600 700
1 21081 45 117004 0 9395 5098 55 0 4 551 153232 86800 0 107 3599 7634 0 98140 251372 17424 233948 251372
2 0 15856 77466 8208 12537 1 49 0 0 11 114129 5 0 0 2676 56912 0 59593 173721 13972 159749 173721
3 12413 960 141099 270 57246 23872 12062 1056 2419 11432 262830 232787 0 101861 -24035 345488 1685 657786 920616 265987 654629 920616
4 376 18 2512 215 210 4340 1052 341 446 1172 10681 10091 0 0 0 0 0 10092 20773 0 20773 20773
5 2777 456 794 34 668 4682 3187 1572 2888 5352 22409 0 0 142880 0 0 0 142880 165289 0 165289 165289
6 4415 647 42901 138 16683 4598 1410 58 2783 2493 76125 130504 0 22044 0 24850 1092 178490 254616 15954 238662 254616
7 1573 724 8209 15 3522 8684 12546 1670 2884 2695 42521 88023 0 322 0 6337 3505 98187 140708 46142 94566 140708
8 2059 297 4034 0 485 6521 1781 3448 369 1902 20896 39947 0 0 0 0 7517 47464 68360 22832 45527 68360
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6665 38091 0 0 0 956 45712 45712 3804 41908 45712
10 1454 1441 4856 243 8838 11516 7637 5146 1089 6084 48304 83287 16325 4995 53 18 5494 110172 158475 32683 125792 158475
190 46147 20444 398875 9123 109583 69310 39779 13291 12882 31692 751126 678110 54416 272210 -17708 441240 20249 1448516 2199642 418798 1780843 2199642
201 37388 21355 86198 4223 29354 42870 17463 13167 27572 36088 315678
202 146448 105982 119240 3334 19305 103635 25094 17239 0 45680 585956
203 5192 7649 28111 5785 4483 11353 11516 1498 1455 8218 85261
204 1841 4318 25872 238 2564 11493 956 333 0 4115 51729
205 -3069 0 -3666 -1930 0 0 -242 0 0 0 -8907
209 187801 139305 255755 11650 55706 169351 54788 32237 29026 94100 1029718
210 233948 159749 654629 20773 165289 238662 94566 45527 41908 125792 1780843
Deskripsi Kode Sektor
Sektor Produksi
190 Jumlah Input Antara 303 Pembentukan Modal Tetap Bruto
1 Pertanian
201 Upah dan Gaji 304 Perubahan Stok
2 Pertambangan dan Penggalian
202 Surplus Usaha 305 Ekspor Barang
3 Industri Manufaktur
203 Pajak tidak langsung bersih 306 Ekspor Jasa
4 Gas dan Air Minum
205 Depresiasi 309 Jumlah Permintaan Akhir
5 Bangunan
205 Subsidi 310 Jumlah Permintaan
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 209 Jumlah input primer 409 Jumlah Impor
7 Angktan dan Komunikasi 210 Total Input 600 Jumlah Output
8 Lembaga Keuangan ANG 180 Jumlah Permintaan Antar 700 Jumlah Penyediaan
9 Pemerintahan dan Pertahanan 301 Kosumsi Rumah tangga
10 Jasa-jasa dan Sektor yang tidak teridentifikasi 302 Konsumsi Pemerintah
Koefisien Teknis dan Invers Leontif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0.0901 0.0003 0.1787 0.0000 0.0568 0.0214 0.0006 0.0000 0.0001 0.0044
2 0.0000 0.0993 0.1183 0.3951 0.0759 0.0000 0.0005 0.0000 0.0000 0.0001
3 0.0531 0.0060 0.2155 0.0130 0.3463 0.1000 0.1276 0.0232 0.0577 0.0909
4 0.0016 0.0001 0.0038 0.0104 0.0013 0.0182 0.0111 0.0075 0.0106 0.0093
5 0.0119 0.0029 0.0012 0.0016 0.0040 0.0196 0.0337 0.0345 0.0689 0.0425
6 0.0189 0.0041 0.0655 0.0067 0.1009 0.0193 0.0149 0.0013 0.0664 0.0198
7 0.0067 0.0045 0.0125 0.0007 0.0213 0.0364 0.1327 0.0367 0.0688 0.0214
8 0.0088 0.0019 0.0062 0.0000 0.0029 0.0273 0.0188 0.0757 0.0088 0.0151
9 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
10 0.0062 0.0090 0.0074 0.0117 0.0535 0.0483 0.0808 0.1130 0.0260 0.0484

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1.1185 0.0036 0.2619 0.0061 0.1645 0.0589 0.0509 0.0198 0.0353 0.0403
2 0.0145 1.1126 0.1775 0.4474 0.1538 0.0334 0.0423 0.0193 0.0317 0.0303
3 0.0904 0.0141 1.3181 0.0269 0.4951 0.1655 0.2329 0.0807 0.1423 0.1587
4 0.0031 0.0005 0.0080 1.0111 0.0075 0.0213 0.0162 0.0108 0.0147 0.0120
5 0.0155 0.0042 0.0096 0.0043 1.0151 0.0271 0.0469 0.0461 0.0772 0.0488
6 0.0297 0.0064 0.0958 0.0115 0.1436 1.0370 0.0416 0.0157 0.0884 0.0386
7 0.0125 0.0068 0.0275 0.0047 0.0427 0.0503 1.1638 0.0526 0.0893 0.0327
8 0.0127 0.0029 0.0154 0.0019 0.0148 0.0346 0.0290 1.0867 0.0163 0.0208
9 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1.0000 0.0000
10 0.0131 0.0122 0.0233 0.0184 0.0762 0.0647 0.1097 0.1380 0.0475 1.0627
INPUT OUTPUT IRIO
Tabel I-O
 Tahun penyusunan Tabel IO Regional antar propinsi berbeda-beda tergantung
ketersediaan dana;

 Model IO Regional terdiri dari :


 Model IO satu regional
◦ Seperti Tabel IO Propinsi DKI Jakarta tahun 2005, Tabel IO Propinsi Jawa
Barat 2005 dsb

 Model IO antar regional


◦ Seperti Tabel IO antar pulau (5 pulau).
Penyusunan Tabel I-O
◦ Penyusunan Tabel IO satu regional dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu
pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung;

 Pendekatan langsung atau metode survei, digunakan apabila seluruh data yang
diperlukan dikumpulkan secara langsung melalui survei atau penelitian
lapangan,
 Pendekatan tidak langsung atau metode non survei menggunakan 1) Metode
persentase penyediaan regional atau 2) Metode analisis Location Quotient (LQ).
 Penyusunan Tabel IO satu regional lebih banyak menggunakan pendekatan
non-survei karena tidak membutuhkan banyak biaya dan mudah
Input Output antar Wilayah (IRIO)
◦ Keterkaitan antar 2 daerah (regional) atau lebih merupakan suatu yang lumrah terjadi pada
kondisi saat ini, begitupun keterkaitan antar input dan output produksi. Interregional Input-
Output model merupakan model input-output yang mencoba menjelaskan hubungan yang
terjadi antar sektor antar wilayah
◦ Analisis input-output antar wilayah (interregional) digunakan untuk :
◦ Mempelajari ketergantungan antar wilayah atau sektor di dalam suatu ekonomi.
◦ Mempelajari aliran barang, jasa, dan sumber daya antar wilayah dan
◦ Memberikan wawasan mengenai hubungan ekonomi dan ketergantungan di antara wilayah tersebut.
Input Output antar Wilayah (IRIO)
◦ Digunakan untuk mempelajari dampak ekonomi dari perubahan faktor-faktor
seperti investasi, kebijakan perdagangan, atau perubahan teknologi di satu
wilayah terhadap wilayah-wilayah lainnya
◦ Analisis input-output interregional, matriks input-output dikembangkan untuk
setiap wilayah yang terlibat. Matriks ini menggambarkan aliran barang, jasa,
dan sumber daya antar wilayah tersebut. Dengan menggunakan matriks input-
output ini, kita dapat menghitung dampak ekonomi dari perubahan di satu
wilayah terhadap wilayah-wilayah lainnya.
Manfaat Tabel IO Antar Region

 Peranan dan potensi region menurut lokasinya seperti kabarin dan katimin.
 Konsentrasi industri menurut region yang memperlihatkan sebaran industri menurut ragam
kegiatan sektornya.
 Tingkat saling ketergantungan antar region, baik yang mencakup sektor-sektor produksi,
seperti penyediaan bahan baku maupun yang berkaitan dengan sektor-sektor pengguna,
seperti penyediaan barang /jasa konsumsi akhir (final demand)
 Hubungan perdagangan lintas region yang dapat menjadi pola dasar bagi perumusan
kebijakan ekonomi lintas sektoral yang mengacu pada terciptanya mekanisme aktivitas
distribusi barang.
 Keseimbangan antar sektor industri antar region dapat tertata secara terencana.
Tabel I-O z i j mempunyai pengertian permintaan
input sektor j yang berasal dari
output sektor i atau output sektor
i yang digunakan sebagai input
dari sektor j.
Xi merupakan total output yang
dihasilkan oleh sektor i
Yi merupakan final demand yaitu
permintaan barang yang
digunakan untuk konsumsi
langsung (tidak digunakan
sebagai input untuk proses
produksi lain), yang kemudian
dibagi berdasarkan
kelompok/kategori seperti yang
terlihat dalam gambar .
Tabel I-O (lebih sederhana)
Sektor Pertanian Industri Jasa Final Demand Output Total

Pertanian X11 X12 X13 d1 X1

Industri X21 X22 X23 d2 X2

Jasa X31 X32 X33 d3 X3

Nilai Tambah V1 V2 V3 V  

Input Total X1 X2 X3   X

z i j mempunyai pengertian permintaan input sektor j yang berasal dari output sektor i atau
output sektor i yang digunakan sebagai input dari sektor j.
Xi merupakan total output yang dihasilkan oleh sektor i
Yi merupakan final demand yaitu permintaan barang yang digunakan untuk konsumsi
langsung (tidak digunakan sebagai input untuk proses produksi lain), yang
kemudian dibagi berdasarkan kelompok/kategori seperti yang terlihat dalam gambar
.
Pola Hubungan Input-Output
Pada IRIO Model
Region R Region N
Sektor 1 2 3 1 2
Region R 1 Z11RR Z12RR Z13RR Z11RN Z12RN
2 Z21RR Z22RR Z23RR Z21RN Z22RN
RR RR RR RN RN
3 Z31 Z32 Z33 Z31 Z32
1 Z11NR Z12NR Z13NR Z11NN Z12NN
Region N
2 Z21NR Z22NR Z23NR Z21NN Z22NN

z i j mempunyai pengertian permintaan input sektor j yang berasal dari output


sektor i atau output sektor i yang digunakan sebagai input dari sektor j.
Xi merupakan total output yang dihasilkan oleh sektor i
Yi merupakan final demand yaitu permintaan barang yang digunakan untuk
konsumsi langsung (tidak digunakan sebagai input untuk proses produksi
lain), yang kemudian dibagi berdasarkan kelompok/kategori seperti yang
terlihat dalam gambar .
Beberapa Definisi
RR
zij = Menunjukkan arus komoditi dari sektor/industri i ke sektor/industri j di region R
(menunjukkan terjadinya arus barang intraregional)
zijNR = Menunjukkan arus komoditi dari sektor/industri i dari region N ke sektor/industri j di
region R (menunjukkan terjadinya arus barang interregional)
Dengan :
koefisien input regional (Regional Input Coefficient) atau keofisien intput intrregional (Intraregional input
coeffcient

koefisien perdagangan (Trade Coefficient) atau sering juga disebut sebagi keofisien intput antar-regional
(Interregional input coeffcient)

koefisien teknik regional (regional technical coefficient) untuk seluruh sektor produksi di region R
Beberapa Definisi
◦ zij.R yang menunjukkan total nilai – dalam satuan uang - arus barang dari
sektor i yang digunakan sebagai input bagai sektor/industri j diwilayah R

zij.R = zijRR + zijNR


◦ Berdasarkan koefisien teknik regional itu pula kita dapat menyusun
dampak perubahan permintaan akhir terhadap ouput (persamaan dasaar
tabel input-output reginal tunggal dengan koefisien teknik regional)
dimasing-masing sektor pada perekonomian wilayah R, sebagai berikut :
Persamaan Linier IRIO
Pola hubungan yang akan terjadi berdasarkan Taber IRIO tersebut
adalah :

R RR RR RR RN RN R Region R Region N
X1 = Z11 + Z12 + Z13 + Z11 + Z12 + Y1 Sektor 1 2 3 1 2
: Region R 1
RR
Z11
RR
Z12
RR
Z13
RN
Z11
RN
Z12
RR RR RR RN RN
R RR RR RR RN RN R 2 Z21 Z22 Z23 Z21 Z22
X3 = Z31 + Z32 + Z33 + Z31 + Z32 + Y3 RR RR RR RN RN
3 Z31 Z32 Z33 Z31 Z32
: 1 Z11NR Z12NR Z13NR Z11NN Z12NN
Region N NR NR NR NN NN
X2N = Z21NR + Z22NR + Z23NR + Z21NN + Z22NN + Y2N 2 Z21 Z22 Z23 Z21 Z22
Persamaan Linier IRIO

Jika dikaitkan dengan koefisien input intra dan


interregional
Persamaan Linier IRIO
Dalam bentuk matrik dapat dituliskan sebagai berikut :

X=A.X+Y
Dengan :

 XR   A RR A RN   YR 
X N ; A   NR dan Y N
X  A A NN  Y 
    
dimana ;
XR = Vektor output yang dihasilkan oleh wilayah/region R
N
X = Vektor output yang dihasilkan oleh wilayah/region N
ARR = Matrik koefisien input intraregional R
RN
A = Matrik koefisien perdagangan R dengan N
NR
A = Matrik koefisien perdagangan N dengan R
ANN = Matrik koefisien input intraregional N
R
Y = Vektor permintaan akhir di wilayah/region R
YN = Vektor permintaan akhir di wilayah/region N
Persamaan Linier IRIO
Persamaan tersebut jika dijabarkan kedalam bentuk matrik partisi akan berbentuk seperti
Umpan balik antar region

Berdasarkan :

RR R RN N R
(I – A ) X - A Y = Y

-ANR XR + (I – ANN) XN = YN

Maka akan didapatkan persamaaan yang


menunjukkan keterkaitan antar regional, yaitu pada
saat tidak ada permintaan akhir dari region N (YN = 0)
Umpan balik antar region
NR R NN N
A X = (I – A ) X

N NN -1 NR R
 X = (I – A ) . A . X , jika persamaan ini kita substitusikan kedalam
Persamaan yang lainnya , maka akan kita dapatkan persamaan sebagai berikut;

(I – ARR) X R - ARN XN = YR

 (I – ARR) X R - ARN (I – ANN)-1 . ANR . XR = YR


Umpan Balik antar region
◦ Jika kita bandingkan Persamaan - 26 dengan persamaan I-O
regional tunggal dimana pada persamaan I-O tersebut
(I – ARR) X R = YR , maka terdapat perbedaan sebesar :
ARN (I – ANN)-1 . ANR . XR diantara keduanya, perbedaan
itulah yang disebut umpan balik antar region.
◦ Umpan balik antar region merupakan tambahan permintaan
akhir dari produk yang dihasilkan oleh region R karena
adanya keterkaitan perdagangan antara region R dan region
N.
Umpan balik antar region
Umpan balik antar region mempunyai 3 arti tersendiri
yaitu :
NR R
1. A .X = Arus dari region N ke region R karena adanya output
dari region R.
NN -1 NR R
2. (I – A ) . A . X = Besaran yang menunjukkan dampak langsung dan
tidak langsung dari output di region N yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan di region R.
RN NN -1 NR R
3. A (I – A ) . A . X = Besaran yang menunjukkan bahwa output yang
dikirim dari region N ke region R yang juga
bergantung pada output region R itu sendiri (yaitu
RN
sebesar A ).
Identifikasi Sektor Unggulan
Untuk menentukan sektor unggulan digunakan beberapa indikator kriteria. (Misalnya kriteria -
kriteria tersebut antara lain adalah) :

a. Persentase pembentukan nilai tambah dari output


b. Kontribusi nilai tambah sektor terhadap total nilai tambah
c. Persentase nilai ekspor dari output
d. Efek biaya (cost effect) dan efek output (output effect) yang terkait dengan
produktivitas tenaga kerja
e. Kontribusi ekspor dari suatu sektor terhadap total ekspor
f. Keterkaitan ke belakang (backward linkages)
g. Keterkaitan ke depan (forward linkages)
h. Multiplier output, input, tenaga kerja, impor dan pendapatan
i. Persentase investasi sektor terhadap total investasi
Identifikasi Sektor Unggulan
Persamaan untuk menentukan indeks komposit sektor
unggulan adalah sbb :

Is = aI1 + bI2 + cI3 + dI4 + eI5 + fI6 + gI7 + hI8 + iI9

Keterangan :
Is = indeks komposit sektor s
a…k = bobot setiap indeks indikator
1…11 = jumlah indikator yang digunakan

Untuk mendapatkan nilai parameter-parameter dari


persamaan indeks komposit tersebut digunakan salah satu
metode analisis multivariat, yaitu analisis principal
Component
Ketentuan Proses Perhitungan Sektor Unggulan

◦ Jika indikator-indikator yang digunakan dalam penentuan indeks


komposit memiliki satuan yang sama, maka gunakan matriks
varians-covarian sebagai dasar penentuan indeks komposit
◦ Akan tetapi jika indikator-indikator yang digunakan dalam
penentuan indeks komposit memiliki satuan yang berbeda, maka
gunakan matriks korelasi sebagai dasar penentuan indeks komposit
Tugas IRIO
Kel 1 Kel 2

    Region a   Region b   Permintaan Akhir Output     Region a   Region b   Permintaan Akhir Output
Region sektor 1 2 1 2    Region sektor 1 2 1 2   
Region a 1 10 25 15 10 10   Region a 1 20 25 15 10 10  
  2 20 30 20 12 15     2 10 30 22 12 15  
Region b 1 20 16 22 11 30   Region b 1 20 16 24 12 30  
  2 15 12 24 21 7    2 10 12 24 21 7 
Value Value Added              
Added               Input              
Input              

Kel 3

    Region a   Region b   Permintaan Akhir Output


Region sektor 1 2 1 2   
Region a 1 22 25 25 10 10  
  2 11 32 22 15 15  
Region b 1 20 16 23 12 30  
  2 10 12 24 21 7 
Value Added              
Input              
Tugas IRIO
Kel 4 Kel 5

    Region a Region b Permintaan Akhir Output     Region a Region b Permintaan Akhir Output
Region sektor 1 2 1 2    Region sektor 1 2 1 2   
1 22 25 25 10 10   1 22 25 24 10 10  
Region a Region a
2 11 35 22 12 15   2 11 35 22 23 15  
1 20 16 23 12 30   1 15 16 23 12 30  
Region b Region b
2 10 12 24 21 7   2 10 12 24 21 7 
Value Added               Value Added              
Input               Input              

Kel 6
    Region a Region b Permintaan Akhir Output
Region sektor 1 2 1 2   
1 20 25 30 10 10  
Region a
2 11 35 25 23 15  
1 10 12 23 12 30  
Region b
2 10 12 24 21 7 
Value Added              
Input              
Pertanyaan
◦ Hitung output sectoral di masing-masing sektor?
◦ Region mana yang paling bergantung terhadap ekspor?
◦ Buat matriks leontif nya?
◦ Hitung multiplier ?
◦ Mendapatkan matriks leontif
◦ ( =minverse(-> blok (I-A) lalu tekan ctrl + shift + enter secara bersamaan (sekali saja)
◦ Harus hati-hati agak sulit untuk mengeluarkan nilai semuanya
Multiplier Product Matrix (MPM)
◦ Penggunaan model Input Output tidak hanya sebatas menggambarkan keterkaitan antar sektor
saja, tetapi juga dipakai untuk menganalisis bagaimana terjadinya perubahan struktur
keterkaitan antar sektor perekonomian di suatu negara atau wilayah, yaitu dengan menghitung
nilai Multiplier Product Matrix (MPM) tabel input output. Nilai MPM pada prinsipnya adalah
suatu teknik penyajian peringkat sektor-sektor berdasarkan nilai forward linkage dan
backward linkage dimana kedua indeks tersebut dinormalisir dengan rata-rata elemen matriks
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai