Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Bab II Determinan

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

ALJABAR LINIER

2. DETERMINAN

DOSEN PENGAMPUH
TUTUK MADHROZJI, S.Kom., M.Kom
Determinan

Suatu fungsi tertentu yang menghubungkan


suatu bilangan real dengan suatu matriks
bujursangkar.

 Determinan matriks A dituliskan |A|


Determinan

1. Cara Sarrus

Metode Sarrus hanya untuk


matriks berdimensi 2x2 dan 3x3
Determinan

1. Cara Sarrus
Determinan

1. Cara Sarrus
Contoh :
Determinan

1. Cara Sarrus
Determinan

1. Cara Sarrus
Minor & Kofaktor

Jika elemen-elemen baris ke-i dan kolom ke-j matriks


A dihilangkan sehingga terdapat matriks bujur sangkar
(n-1), maka determinan dari matriks bujur sangkar ini
disebut dengan Minor aij dilambangkan dengan Mij

Kofaktor aij dilambangkan dengan αij adalah


α ij = (-1)i+j Mij
Minor & Kofaktor
Minor & Kofaktor
Minor & Kofaktor
Adjoint Matriks
Contoh
Determinan
2. Ekspansi Kofaktor

Nilai Determinan suatu matriks bujur


sangkar A berordo n sama dengan jumlah
perkalian masing-masing elemen suatu baris
(kolom) dengan kofaktornya

Determinan suatu matriks A berordo n dapat


dicari dengan 2n cara ekspansi kofaktor
Determinan
2. Ekspansi Kofaktor
Determinan
2. Ekspansi Kofaktor
Determinan
2. Ekspansi Kofaktor
Determinan
2. Ekspansi Kofaktor
Sifat-sifat Determinan
Sifat –Sifat Determinan
Sifat-sifat Determinan
Sifat-sifat Determinan
Sifat-sifat Determinan
Sifat-sifat Determinan
Sifat-sifat Determinan
Sifat-sifat Determinan
Bentuk Eselon-baris
Matriks dapat dikatakan Eselon-baris apabila
memenuhi persyaratan berikut :
Di setiap baris, angka pertama selain 0 harus 1
(leading 1).
Jika ada baris yang semua elemennya nol, maka harus
dikelompokkan di baris akhir dari matriks.
Jika ada baris yang leading 1 maka leading 1 di
bawahnya, angka 1-nya harus berada lebih kanan dari
leading 1 di atasny
Operasi Baris Elementer
Suatu matriks dapat dibentuk dalam Eselon baris dengan
operasi baris elementer.
Ada 3 jenis operasi baris elementer yang dapat dilakukan
pada matriks.
Mempertukarkan posisi dua baris
Ri  R j

Mengalikan baris ke-i dengan suatu skalar



t 0
Ri  tRi
Menambahkan suatu baris dengan perkalian skalar
baris yang lain.
R j  R j  tRi
Contoh Operasi Baris Elementer
2 4  1 R1  R2 1 6 4 1 6 4 
1 6 4  2 4  1 0 8  9
  R2  R2  2 R1 
 1 2 5    1 2 5  R3  R3  R1 0 8 9 

1 6 4 1 6 4
0  8  9   1  9
R3  R3  R2
  R2     R2
 8
0 1
8
0 0
0 0 0   0 

1 4 2 5 
0 1 2 7 

0 0 1  3
 
0 0 0 0 
Determinan
3. Operasi Baris Elementer
Opersi baris elementer untuk mereduksi matriks A
yang diberikan menjadi sebuah matriks R yang
berada di dalam bentuk eselon baris, karena sebuah
bentuk eselon baris dari sebuah matriks bujursangkar
adalah matriks segitiga atas, maka det ( A ) dapat
dihitung dengan menggunakan Teorema berikut :
Jika A adalah sebuah matriks segitiga yang berukuran
nxn, maka det( A ) adalah hasil perkalian elemen-
elemen pada diagonal utama yaitu = a11. a22 .a33 . . . ann
Determinan
3. Operasi Baris Elementer
-

Determinan
3. Operasi Baris Elementer
0 1 5

Det ( A )= 3 6 9
2 6 1

3 6 9
=- 0 1 5 (Dengan menukarkan
baris
2 1 dan
6 baris
1 2)

1 2 3
= -3 0 1 5 (Baris 1 mempunyai
faktor
2 bersama
6 1 3 yang di keluarkan
dari determinan )
Determinan
3. Operasi Baris Elementer
1 2 3
0 1 5
= -3 2 6 1

1 2 3
= -3 (Baris
0 1 ke-3
5 ditambah -2 baris ke 1)
0 10 5

= -3 1  2 ke 3-3 ditambah -10 baris ke-2)


(Baris
0 1 5
0 0  55
=-3x-55 ( Baris ke-3 mempunyai faktor bersama 55
1 2 3
yang dikeluarkan
0 1
dari determinan)
5
= -3x-55x1
0 0 1
= 165 Jadi Determinan Matriks A = 165
Invers Matriks
Difinisi :
Kebalikan (invers) A-1 dari matriks bujur sangkar non
sigular A = (aij) sama dengan adjoint A dibagi dengan
determinan A.
adj. A
A 1 
A

Tidak semua matriks bujur sangkar mempunyai invers.


Matriks yang mempunyai invers ( ) disebut matrik non-
singular, matriks yang tidak mempunyai invers( ) disebut
matriks singular
Contoh
Carilah Invers dari Matriks A
1 2 3
A  1 3 4
1 4 3

1 2 3
A  1 3 4  2
1 4 3

 7 6  1
adj.A   1 0  1
 1  2 1 
1 adj. A
A 
A

 7 6  1
1 1  
(adj. A)  1 0  1
A 2 
 1  2 1 
 7 1 
 2 3
2 
 1 1 
  0 
 2 2 
 1 1
1
 
 2 2 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai