Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Komunikasi Interpersonal

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 47

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PENGERTIAN
Komunikasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami.
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antara 2
orang atau lebih yang dapat berlangsung dengan 2
cara yaitu secara tatap muka dan dengan menggunakan
media (Onong : 1985)
Komunikasi Interpersonal merupakan proses komunikasi
yang melibatkan pribadi-pribadi (komunikator –
komunikan) secara langsung dan utuh antara satu dengan
yang lainnya dalam penyampaian dan penerimaan pesan.
(Wahid :2002)
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Intensi
2. Kekhususan Specificity
3. Deskriptif
4. Kemanfaatan
5. Tepat Waktu
6. Kesiapan
7. Kejelasan
8. Validitas
TUJUAN KOMUNIKASI
1. Supaya pesan yang disampaikan komunikator dapat
dimengerti oleh komunikan
2. Memahami orang lain
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
TINGKATAN KOMUNIKASI
1. Komunikasi Intrapersonal
Komuniasi intrapersonal adalah komunikasi yang
terjadi pada diri sendiri atau proses berfikir pada
diri sendiri, keyakinan, perasaan dan berbicara
pada diri sendiri, bisa juga terjadi pada saat
melakukan ibadah misalnya, shalat, kita
berkomunikasi dengan Allah SWT, yaitu dengan
memohon doa kepada Sang Pencipta
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
terjadi diantara dua orang, yang terjadi kontak langsung
dalam bentuk percakapan. Komunikasi ini berlangsung
secara tatap muka, bisa melalui medium. Komunikasi
ini dianggap paling efektif untuk mengubah sikap,
pendapat, dan perilaku seseorang
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
melibatkan lebih dari dua orang atau tiga orang, bisa
berbentuk kelompok diskusi, rapat dan lain-lain yang
satu sama lain saling mengenal. Misalnya komunikasi
kelompok remaja, pengajian ibu-ibu, dan lain-lain
4. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah proses komunikasi yang terjadi
didepan publik atau masyarakat, baik secara aktif maupun
pasif dengan menggunakan media atau dengan tidak
menggunakan media (berbicara langsung).
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi yang terjadi didalam organisasi yang bersifat
formal maupun non-formal
6. Komunikasi Massa
Komunikasi yang melibatkan jumlah komunikan yang
banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, heterogen,
namun mempunyai perhatian dan minat terhadap suatu isu
atau berita. Biasanya dalam komunikasi ini melibatkan
media misalnya, Televisi, Surat kabar, majalah, dan lain-lain
PENERAPAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL YANG EFEKTIF
Keterbukaan dan empati, keterbukaan yaitu kesediaan
membuka diri, mereaksi kepada orang lain, merasakan
pikiran dan perasaan orang lain dan empati yaitu
menghayati perasaan orang lain
Mendukung dan sikap positif, mendukung yaitu
kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana
yang mendukung dan sikap positif, yaitu menyatakan
sikap positif terhadap orang lain
TAHAP-TAHAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1.Kontak, pada tahap ini alat indera sangat diperlukan
untuk melihat, mendengar seseorang. Bila pada tahap
kontak terbina persepsi yang positif maka akan
membawa seseorang pada hubungan yang lebih erat
yaitu persahabatan, saling terbuka dan penuh
kehangatan
2.Keterlibatan, adalah tahap pengenalan lebih jauh,
mengikatkan diri kita untuk mengenal orang lain dan
mengungkapkan diri.
3.Keakraban, pada tahap ini kita mengikat diri lebih jauh
lagi bagaimana seseorang dapat menjadi sahabat yang
baik.
4.Pengrusakan, tahap ini terjadi penurunan hubungan,
dimana ikatan antara kedua pihak melemah.
5.Pemutusan, tahap ini terjadi pemutusan ikatan yang
mepertalikan keduanya. Apabila komunikasi
interpersonal terjalin tidak baik, maka akan terjadi
pemutusan, misalnya perawat tidak melayani pasien
dengan baik, maka akan terjadi pemutusan, dan pasien
tersebut tidak akan mau berobat kerumah sakit tersebut.
Oleh karena itu diharapkan perawat menjalin komuniaksi
interpersonal yang baik kepada pasien
CIRI-CIRI KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
1. Keterbukaan (Openes)
Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan
ide atau gagasan bahkan permasalahan secara bebas
(tidak ditutup-tutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau
malu. Keduanya saling mengerti dan saling memahami
2. Empati (Empathy)
Segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi
dengan penuh perhatian oleh kedua belah pihak,
terutama perawat ber-empati dengan keadaan pasien
yang sedang sakit dan mengaharapkan bantuan dan
perhatian
3. Dukungan (Supportiveness).
Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan
mendapat dukungan dari pihak-pihak yang
berkomunikasi. Dukungan membantu seseorang untuk
lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta
meraih tujuan yang diinginkan. Begitu juga seorang
perawat memberikan dukungan dan semangat
kepada pasien, meyarankan makan dan minum obat
teratur, untuk meraih keinginan pasien yaitu sembuh
dari sakit
4. Rasa positif (Positiveness)
Tanggapan pertama yang positif, maka akan lebih mudah
untuk melanjutkan percakapan selanjutnya. Rasa positif
menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk
curiga atau berprasangka buruk yang dapat mengganggu
jalinan komunikasi interpersonal
5. Kesamaan (Equality)
Komunikasi akan menjadi lebih akrab dan jalinan
pribadi akan menjadi kuat apabila memiliki kesamaan
tertentu, seperti kesamaan pandangan, sikap dan
kesamaan idiologi, dan sebagainya
JENIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. KOMUNIKASI VERBAL
2. KOMUNIKASI NON VERBAL
SYARAT KOMUNIKASI VERBAL
1. Kemaknaan (denotative and connotative meaning)
Kemaknaaan sesungguhnya relatif lebih mudah
ditangkap karena menggunakan makna dengan kata
yang diucapkan sesuai dengan kondisi. Misalnya,
pengguanan kata “serius” menyatakan penyakit
yang serius, “kritis” menyatakn pasien dalam
keadaan gawat, dan “darurat” untuk menyatakan
keadaan darurat yang benar-benar membutuhkan
pertolongan
2. Perbendaharaan kata (vocabulary),
Perbendaharaan kata sangat berpengaruh terhadap
jalannya komunikasi terapeutik, apabila penerima tidak
mampu mengartikan kata-kata atau kalimat dari
pengirimnya (perawat), maka akan terjadi kesalah
pahaman atau pasien tersebut tidak mengerti.
3. Kecepatan (Pacing),
Kecepatan ucapan adalah aspek lain yang
mempengaruhi komunikasi verbal. Berbicara dengan
cepat dalam menyampaikan informasi atau sedang
berbicara dapat menyebabkan kebingungan pada pasien
4. Intonasi/nada suara (Intonation)
Berkomunikasi atau berbicara dengan intonasi atau nada suara
yang tinggi bisa memberikan penilaian bagi pasien bahwa
perawat tersebut bernada marah dan menimbulkan persepsi
yang salah atau negatif. Sedangkan sebaliknya bila
intonasi/nada suara pelan, bisa-bisa tidak terdengar oleh pasien
5. Kejelasan dan keringkasan (clarity and brevity)
Kejelasan dan keringkasan pesan yang disampaikan dapat
dikatakan efektif jika disampaikan dengan cara yang
sederhana. Semakin singkat kata yang digunakan, semakin
sedikit kebingungan yang timbul. Kejelasan pesan biasanya
dapat dilakukan melalui penggunaan kalimat yang mudah
dimengerti.
6. Waktu dan Relevansi (timing and relevance)
Penyampaian pesan yang penting, dengan cara yang
baik dengan emosi yang terkendali, namun bila tidak
dilakukan pada waktu yang tepat, maka pesan yang
disampaikan tidak diterima oleh pasien. Waktu menjadi
sesuatu yang kritis bagi persepsi seseorang terhadap
pesan yang diterima
SYARAT KOMUNIKASI NON VERBAL
1. Penampilan
Penampilan merupakan salah satu yang paling penting
diperhatikan dalam proses komunikasi. Karenanya
penampilan fisik seorang perawat harus mampu memberikan
ciri positif pada pasien. Seperti pasien yang memberikan
gambaran tentang perawat yang memakai seragam putih,
yang mencerminkan kemurnian, kesucian dan ketulusan hati.
2. Postur dan cara berjalan
Cara orang berjalan dan postur tubuh mencerminkan emosi,
konsep diri dan kondisi fisik yang prima. Postur tubuh dan
cara berjalan yang tegap memberikan gambaran tentang
kondisi fisik yang prima.
3. Ekspresi wajah
Ungkapan perasaan seseorang dapat dilihat dari ekspresi
wajah. Kegembiraan, kesedihan, kebingungan, bahkan
tulus tidaknya senyuman seseorang dapat dilihat dari
eksprfesi wajah.
4. Isyarat/gerak tangan
Perasaan hormat dan menyayangi seseorang dapat
dilakukan dengan isyarat tangan yaitu berupa, sentuhan
tangan dan acungan jempol. Seorang perawat harus
belajar menggunakan dan memperhatikan isyarat-isyarat
sebagai bagian dari komunikasi dengan pasien
5. Pandangan
Pandangan adalah hal yang paling penting dalam
berkomunikasi yaitu adanya kontak mata. Tatapan atau
pandanagan yang tajam kepada seseorang bisa diartikan
kekaguman dan bisa juga bentuk perlawanan. Pandangan
yang jauh ketika berbicara berarti kesedihan atau ada
sesuatu yang dipikirkan.
6. Sentuhan
Ungkapan perhatian, empati dan kasih sayang dapat
diungkapkan melalui sentuhan. Sentuhan seorang
perawat kepada pasien bisa memberi pesan tentang
adanya perhatian dan keseriusan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.
7. Jarak tubuh dan kedekatan
Jarak tubuh dan kedekatan mempengaruhi komunikasi
non-verbal. Kenyamanan komunikasi bisa dinilai dari
jarak tubuh dan seseorang yang sudah dikenal akrab dan
dilihat dari kedekatannya.
TEHNIK-TEHNIK KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
1. Mendengarkan dengan aktif (Aktive Listening)
Seorang perawat semestinya mendengarkan secara
aktif keluhan dari pasien. Dengan mendegar, perawat
mengetahui perasaan pasien, memberikan
kesempatan yang banyak kepada pasien untuk
berbicara dan mengungkapkan keluhannya.
Misalnya, : “Silahkan ungkapkan semua perasaan
dan keluhan saudara, saya
akan mendengarkannya dengan baik”.
2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening)
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan perasaanya,
misalnya, “Apa yang ibu rasakan dari penyakit ibu?”.
3. Mengulang kembali (Restating)
Mengulangi pokok pikiran yang diungkapkan pasien,
untuk menguatkan ungkapan pasien. Misalnya, “Ooh…
jadi ibu tadi malam tidak bisa tidur karena…..”
4. Klarifikasi
Klarifikasi dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak
mendengar atau pasien malu mengemukakan informasi
atau keluhannya. Misalnya,”Dapatkah anda menjelaskan
tentang kejadian yang anda alami….”

5. Refleksi isi dan perasaan


Refleksi merupakan reaksi perawat dan pasien selama
berlangsungnya komunikasi. Refleksi isi merupakan
gambaran, ide-ide pasien yang diekspresikan pasien dan
memberikan pengertian pada pasien. Sedangkan refleksi
perasaan yaitu, memberi respon pada perasaan pasien
terhadap isi pembicaraan, agar pasien mengetahui dan
menerima perasaannya.
6. Mengarahkan/memfokuskan pembicaraan
Perawat membantu pasien untuk memfokuskan
pembicaraan agar lebih spesifik dan terarah. Misalnya,
Pasien : “Saya tidak mau lagi dirawat di rumah sakit ini”
Perawat : “Barangkali Ibu bisa menjelaskan apa yang Ibu
alami, sehingga tidak mau lagi dirawat di rumah sakit ini”

7. Membagi persepsi
Perawat mengungkapkan persepsinya tentang pasien dan
meminta umpan balik atau meminta respon dari pasien
tersebut.
8. Identifikasi tema/Mengeksplorasi
Mengidentifikasi latar belakang masalah yang dialami
pasien, untuk meningkatkan pengertian dan
mengeksplorasikan masalah

9. Diam (Silence)
Biasanya dilakukan setelah memberi pertanyaan.
Tujuannya memberi kesempatan berfikir dan memotivasi
pasien untuk berbicara
10 . Memberi informasi (Informing)
Memberikan informasi kepada pasien mengenai hal-hal
yang belum diketahuinya. Tehnik ini dapat membina
hubungan saling percaya dengan pasien sehingga
menambah pengetahuan pasien yang berguna baginya
untuk mengambil tindakan dan keputusan.

11. Memberi saran


Memberi alternatif untuk pemecahan masalah. Merupakan
tehnik yang baik digunakan pada waktu yang tepat,
sehingga pasien bisa memilih dan mengambil keputusan.
Proses Komunikasi Interpersonal Perawat dan
Pasien (Terapeutik)

Dalam membina hubungan interpersonal


(terapeutik)
Menurut Uripni (2002), tahapan
komunikasi interpersonal (terapeutik) :
Prainteraksi, Perkenalan, Orientasi, Tahap
kerja, dan Terminasi
Prainteraksi
Prainteraksi merupakan masa persiapan sebelum
berhubungan dan berkomunikasi dengan pasien
Jika pasien belum bersedia untuk berkomunikasi,
perawat tidak boleh memaksa pasien untuk berbicara
atau menungkapkan perasaannya
bila pasien telah bersedia, maka perawat harus
membuat rencana interaksi dengan pasien, seperti:
Con’t……
a. Evaluasi diri, melakukan koreksi apakah ada
pengalaman buruk yang dialami pasien
b. Penetapan hubungan/interaksi.
c. Rencana interaksi, merencanakan dan menyiapkan
percakapan yang akan dilakukan pada saat
berkomunikasi/berhubungan dengan pasien.
Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang pertama kali
dilakukan oleh perawat terhadap pasiennya yang

perawat dan pasien mulai mengembangkan hubungan


komunikasi interpersonal yaitu, dengan memberikan
salam, senyum, memberikan keramah-tamahan kepada
pasien, memperkenalkan diri, menanyakan nama pasien
dan menanyakan keluhan pasien, dan lain-lainaru
memasuki rumah sakit
Orientasi
Tahap orientasi dilaksanakan pada awal pertemuan sampai
seterusnya selama pasien berada dirumah sakit
Tujuan tahap orientasi adalah memeriksa keadaan pasien,
menvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat
dengan keadaan pasien saat itu, dan mengevaluasi hasil
tindakan
tahap ini sangat diperlukan sentuhan hangat dari perawat
dan perasaan simpati dan empati agar pasien merasa
tenang dan merasa dihargai
Tahap kerja
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat dan
pasien yang terkait erat dengan pelaksanaan
komunikasi interpersonal
Perawat memfokuskan arah pembicaraan pada masalah
khusus yaitu tentang keadaan pasien, dan keluhan –
keluhan pasien,
Perawat sering mengajak berkomunikasi dengan
pasien, memberikan dorongan dan semangat kepada
paien serta memberikan anjuran kepada asien untuk
makan, minum obat secara teratur dengan tujuan untuk
penyembuhan
Terminasi
Terminasi merupakan tahap akhir dalam komunikasi
interpersonal dan akhir dari pertemuan antara perawat
dengan pasien

Terminasi terbagi dua yaitu, terminasi sementara dan


terminasi akhir
Terminasi sementara
akhir dari tiap pertemuan antara perawat dan pasien,
dan sifatnya sementara, karena perawat akan menemui
pasien lagi, apakah satu atau dua jam atau mungkin
besok akan kembali melakukan interaksi
Terminasi akhir
 merupakan terminasi yang terjadi jika pasien akan
keluar atau pulang dari rumah sakit

perawat tetap memberikan semangat dan


mengingatkan untuk tetap menjaga dan meningkatkan
kesehatan pasien. Sehingga komunikasi interpersonal
perawat dan pasien terjalin dengan baik. Dan pada
tahap ini akan terlihat apakah pasien merasa senang
dan puas dengan perlakuan atau pelayanan yang
diberikan perawat kepada pasien
Prinsip-prinsip Komunikasi Interpersonal
(Terapeutik) Perawat
Menurut Carl Rogers di dalam (Mundakir, 2006)
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti
memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling
menerima, saling percaya dan saling menghargai.
3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang
dianut oleh pasien.
4.Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan
pasien baik fisik maupun mental.
Con’t………..
5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan
pasien memiliki motivasi untuk merubah dirinya, baik
sikap maupun tingkah laku pasien.
6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara
bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan
gembira, sedih, marah, maupun frustasi.
7. Perawat mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan
dapat mempertahankan konsistensinya.
8. Memahami betul arti simpati dan empati sebagai tindakan
yang interpersonal.
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka (sifat keterbukaan)
merupakan dasar hubungan interpersonal.
10. Mampu berperan sebagai Role Model agar dapat
menunjukkan danmeyakinkan orang lain tentang
kesehatan. Perawat perlu mempertahankan kondisi
fisik tetap sehat.
11. Disarankan untuk mengekspresikan perasaan yang
dianggap mengganggu.
12. Perawat harus menciptakan suasana pasien tidak takut
agar komunikasi interpersonal dapat berjalan dengan
baik
13. Altruisme, mendapatkan kepuasan dengan menolong
orang lain secara manusiawi
14. Berpegang pada etika dengan cara berusaha
sedapat mungkin mengambil keputusan
berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia

15. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu


tanggung jawab terhadap diri sendiri atau
tindakan yang dilakukan dan tanggung
jawab terhadap orang lain
Tujuan Komunikasi Tereapeutik
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi
beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien
percaya pada hal-hal yang diperlukan.
Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil
tindakan yang efektif dan mempertahankan egonya.
Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya
sendiri dalam hal penyembuhan dan peningkatan
kesehatan.
Con’t….
Mempererat hubungaan atau interaksi antara pasien
dengan terapis (tenaga kesehatan) secara professional
dalam rangka membantu penyelesaian masalah pasien

Anda mungkin juga menyukai