Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Program Sekolah Pengerak

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 93

PROGRAM SEKOLAH

PENGERAK
SEKOLAH PENGERAK

 KATALISUNTUK MEWUJUDKAN VISI PENDIDKAN


INDONESIA
 SEKOLAH YANG BERFOKUS PADA PENGEMBANGAN
HASIL BELAJAR SISWA SECARA HOLISTIK DENGAN
MEWUJUDKAN PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG
MENCANGKUP KOMPETENSI DAN KARAKTER YANG
DIAWALI DENGAN SDM YANG UNGGUL (KEPALA
SEKOLAH DAN GURU)
VISI PENDIDIKAN INDONESIA

Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,


mandiri, dan bekepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar
kritis, kreatif, mandiri, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berahklak mulia, bergotong
royong, dan berkebenekaan global.
MATERI PEMBAHASAN

1. KEBIJAKAN/DASAR 6. MODUL AJAR


HUKUM
7. ASESMEN
2. PENDIDKAN YANG
MEMERDEKAKAN
8. KURIKULUM OPERASIONAL
DI SATUAN PENDIDIKAN
3. KERANGKA KURIKULUM
9. LITERASI DIGITAL
4. CAPAIAN PEMBELAJARAN
5. PERANGKAT AJAR 10. PELAKSANAAN IHT
KEBIJAKAN dan DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26
Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen; 7. Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan Nomor
1177/M/2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Sekolah Pengerak
tentang Guru sebagaimana telah diubah dengan
8. Kepdirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017; Nomor:2368/B.B1/HK01.03/2021, Keputusan Direktur
4. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2019 Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor :
tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2368/B.B1/HK01.03/2021 tentang Penguatan SDM melalui
Pelatihan dan Pendampingan pada Satuan Pendidikan
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pelaksana Program Sekolah Penggerak;
Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata
9. Rencana Strategis Pengembangan dan Pemberdayaan
Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Tahun 2020-2024;
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9
10. Program Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Tahun 2020; Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Tahun 2021.
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1177/M/2020 TENTANG PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK
Latar Belakang Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan yang berkualitas. Melalui berbagai kebijakan, pemerintah telah berhasil memperluas akses pendidikan dasar dan
menengah secara signifikan. Angka partisipasi sekolah dan angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) meningkat. Pada 1950, RLS penduduk Indonesia
kurang dari 2 (dua) tahun, kemudian meningkat menjadi 4 (empat) tahun pada tahun 1990, dan berlipat ganda menjadi 8 (delapan) tahun saat
ini. Namun, meluasnya akses pendidikan tersebut belum sepenuhnya berbanding lurus dengan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan.
Hasil survey PISA tahun 2018 menunjukkan 60% sampai dengan 70% peserta didik di Indonesia masih berada di bawah standar kemampuan
minimum dalam sains, matematika, dan membaca. Kesenjangan kualitas pendidikan antar-wilayah juga masih menjadi isu. Hasil Ujian Nasional
Berbasis Komputer yang terakhir pada tahun 2019 menunjukkan skor rata-rata dari 2 (dua) provinsi di pulau Jawa mengalahkan rata-rata skor
kelompok 10% tertinggi di 10 (sepuluh) provinsi lain di luar pulau Jawa. Di antara hal yang berkontribusi terhadap kendala peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan adalah kompetensi dan kinerja guru. Ratarata skor uji kompetensi guru di Indonesia yaitu 57 (lima puluh tujuh)
dari skala 0-100. Selain itu, kreativitas guru dalam mengajar juga menjadi isu penting. Studi The Trends in International Mathematics and
Science Study -2- (TIMSS) pada tahun 2015 menunjukkan interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran tidak merangsang adanya kemampuan
analitis dan berpikir aras tinggi (higher order thinking skills). Sebagai upaya untuk melanjutkan dan mengembangkan kebijakan peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menginisiasi Program Sekolah Penggerak. Program
Sekolah Penggerak berupaya mendorong satuan pendidikan melakukan transformasi diri untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah,
kemudian melakukan pengimbasan ke sekolah lain untuk melakukan peningkatan mutu serupa. Secara umum, Program Sekolah Penggerak
bertujuan untuk mendorong proses transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik
baik dari aspek kompetensi kognitif maupun non-kognitif (karakter) dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila. Transformasi yang
diharapkan tidak hanya terbatas pada satuan pendidikan, melainkan dapat memicu terciptanya ekosistem perubahan dan gotong royong di
tingkat daerah dan nasional sehingga perubahan yang terjadi dapat meluas dan terlembaga. Untuk mendukung dan menjamin tercapainya
tujuan Program Sekolah Penggerak, perlu disusun pedoman penyelenggaraan Program Sekolah Penggerak, yang nantinya akan digunakan
sebagai panduan dalam melaksanakan Program Sekolah Penggerak.
Tujuan Program Sekolah Penggerak
bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kompetensi dan karakter yang sesuai dengan profil pelajar pancasila;
2. Menjamin pemerataan kualitas pendidikan melalui program peningkatan kapasitas
kepala sekolah yang mampu memimpin satuan pendidikan dalam mencapai
pembelajaran yang berkualitas;
3. Membangun ekosistem pendidikan yang lebih kuat yang berfokus pada peningkatan
kualitas; dan
4. Menciptakan iklim kolaboratif bagi para pemangku kepentingan di bidang pendidikan
baik pada lingkup sekolah, pemerintah daerah, maupun pemerintah. Diharapkan
dengan adanya pedoman penyelenggaraan program sekolah penggerak ini dapat
digunakan sebagai acuan bagi para pihak dalam melaksanakan program sekolah
penggerak agar penyelenggaraan sesuai dengan yang diharapkan
Sasaran Sasaran penyelenggaraan Program
Sekolah Penggerak

1. Guru/pendidik PAUD;
2. Kepala satuan pendidikan; dan
3. Pengawas sekolah/penilik, yang berlokasi
di provinsi/kabupaten/kota yang
ditetapkan sebagai pelaksana program
sekolah penggerak.
Ruang Lingkup Ruang lingkup penyelenggaraan Program Sekolah
Penggerak ini meliputi:

1. Sosialisasi program sekolah penggerak;


2. Penetapan provinsi/kabupaten/kota sebagai penyelenggara program
sekolah penggerak;
3. Penetapan satuan pendidikan sebagai pelaksana program sekolah
penggerak;
4. Pelaksanaan kegiatan program sekolah penggerak pada pemerintah
daerah provinsi/kabupaten/kota;
5. Pelaksanaan kegiatan program sekolah penggerak pada satuan
pendidikan; dan
6. Evaluasi penyelenggaraan Program Sekolah Penggerak.
PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN

 Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara


 Tujuan Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara
 Azas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
 Pengajaran Sesuai Dengan Capaian Atau Tingkat
Kemampuan
PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN

Filosofi “Pendidikan merdeka itu ...


Pendidikan berdaya upaya dengan sengaja
Ki Hadjar untuk memajukan hidup–tumbuhnya
Dewantara budi- pekerti (rasa– fikiran, rokh)
dan badan anak dengan jalan
pengajaran, teladan, dan
pembiasaan jangan disertai perintah
dan paksaan”
PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN

Tujuan “menuntun segala kodrat yang ada


Pendidikan pada anak-anak, agar mereka
Menurut dapat mencapai keselamatan dan
Ki Hadjar kebahagiaan yang setinggi-
Dewantara tingginya baik sebagai manusia
maupun sebagai anggota
masyarakat”.
PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN

Azas Kodrat Keadaan;


Pendidikan 1. Kodrat alam (Teori rasa,
Ki Hadjar Aliran negative,
Dewantara Convergentie Theory)
2. Kodrat zaman (revolusi
Industri 4.0)
PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN

Merupakan sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan


Pengajaran capaian atau kemampuan peserta didik. Seringkali disebut juga
Sesuai sebagai Teaching at the Right Level (TaRL)

Dengan • Pendekatan pembelajaran ini tidak mengacu pada tingkatan kelas


• Pembelajaran dibuat disesuaikan dengan capaian, tingkat
Capaian kemampuan, kebutuhan peserta didik, untuk mencapai capaian
Atau pembelajaran yang diharapkan.
Ini adalah bentuk implementasi yang sesuai dengan filosofi
Tingkat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Dengan memperhatikan capaian,
Kemampuan tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik sebagai acuan untuk
merancang pembelajaran, maka kita melakukan segala upaya kita
untuk berpusat pada peserta didik.
KERANGKA KURIKULUM

Kerangka Dasar Kurikulum


Profil Pelajar Pancasila
Struktur Kurikulum
Prinsip Pembelajaran
KERANGKA KURIKULUM
Kerangka Dasar Kurikulum
 Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan  Pemerintah pusat memiliki kewenangan
melalui hal yang paling fundamental yaitu untuk menetapkan:
kurikulum.
1. struktur kurikulum*,
 Kurikulum bersifat dinamis sehingga harus 2. Profil Pelajar Pancasila*,
selalu dikembangkan seiring dengan
kebutuhan perkembangan zaman maka perlu 3. Capaian Pembelajaran,
pembelajaran dengan paradigma baru. 4. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen*.
 Maka terbentuklah kurikulum Sekolah
Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan.
 Setiap satuan pendidikan memiliki
 Salah satu prinsip pembelajaran dengan kewenangan untuk menyusun ;
kurikulum Sekolah Penggerak adalah
adanya pembagian kewenangan antara 1. visi, misi, dan tujuan sekolah,
pemerintah pusat dan satuan pendidikan 2. kebijakan sekolah terkait kurikulum,
pembelajaran, dan asesmen.
KERANGKA KURIKULUM

Profil Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi,


diantaranya:
Pelajar (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Pancasila dan Berakhlak Mulia,
(2) Berkebinekaan Global,
(3) Mandiri,
(4) Bergotong royong,
(5) Bernalar kritis, dan
(6) Kreatif.
KERANGKA KURIKULUM
Struktur Kurikulum

Kurikulum ini meneruskan Kurikulum ini menguatkan praktik kurikulum


berbasis konteks satuan pendidikan yang sudah
proses peningkatan diatur dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya
kualitas pembelajaran yang  Struktur minimum
telah diinisiasi kurikulum-  Otonomi
kurikulum sebelumnya.  Sederhana
 Berbasis kompetensi  Gotong royong
 Pembelajaran yang
fleksibel Penguatan literasi dan numerasi
membutuhkan pembelajaran yang efektif dan
 Karakter Pancasila menyeluruh di semua mata pelajaran
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Prinsip
Pembelajaran
Format Capaian Pembelajaran
Komponen Capaian Pembelajaran
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Prinsip Pembelajaran

Ada lima macam prinsip-prinsip c. Kegiatan belajar mendukung


Pembelajaran antara lain: perkembangan kognitif dan karakter
a. Pembelajaran dirancang dengan peserta didik secara berkelanjutan
mempertimbangkan tingkat pencapaian dan holistik.
peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan
belajar, serta mencerminkan karakter d. Pembelajaran yang relevan, yaitu
dan perkembangan mereka. pembelajaran yang dirancang sesuai
b. Pembelajaran dirancang dan konteks kehidupan dan budaya
dilaksanakan untuk membangun peserta didik, serta melibatkan orang
kapasitas belajar peserta didik dan tua dan komunitas sebagai mitra.
kapasitas mereka untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat, mendorong e. Pembelajaran berorientasi pada
pengembangan kapasitas belajar. masa depan yang berkelanjutan
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Format Format Capaian Pembelajaran ditulis


Capaian dalam bentuk paragraf, sehingga
Pembelajaran keterkaitan antara pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi umum
terlihat jelas dan utuh sebagai satu
kesatuan yang tak terpisahkan dalam
pembelajaran dan menggambarkan apa
yang akan dicapai peserta didik di akhir
pembelajaran.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Komponen Capaian Pembelajaran

Dalam dokumen CP terdapat empat komponen,


d. Capaian Pembelajaran Setiap Fase:
diantaranya: Deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta
a. Rasional Mata Pelajaran: kompetensi umum. Selanjutnya diturunkan menjadi capaian
 Memuat alasan pentingnya mempelajari mata pembelajaran menurut elemen yang dipetakan menurut
perkembangan siswa. Pembagian fase dalam CP dapat
pelajaran tersebut dan keterkaitan antara mata digambarkan sebagai berikut:
pelajaran dengan salah satu (atau lebih) Profil 1) Fase A : Pada umumnya SD Kelas 1-2
Pelajar Pancasila. 2) Fase B : Pada umumnya SD Kelas 3-4
3) Fase C : Pada umumnya SD Kelas 5-6
 Rasional mata pelajaran juga dikaitkan dengan
4) Fase D : Pada umumnya SMP Kelas 7-9
keterkaitan mata pelajaran untuk menunjang 5) Fase E : Pada umumnya SMA Kelas 10
keterampilan fungsional anak dalam kehidupan 6) Fase F : Pada umumnya SMA Kelas XI, XII

sehari-hari. Untuk SLB CP didasarkan pada usía mental yang ditetapkan


b. Tujuan Mata Pelajaran: berdasarkan hasil asesmen. Pembagian fase dapat digambarkan
Kemampuan atau kompetensi yang perlu dicapai peserta sebagai berikut:
1) Fase A : Pada umumnya usía mental (≤7 tahun)
didik setelah mempelajari mata pelajaran tersebut. 2) Fase B : Pada umumnya usía mental (±8 tahun)
c. Karakteristik Mata Pelajaran: 3) Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)
Deskripsi umum tentang apa yang dipelajari dalam mata 4) Fase D : Pada umumnya usía mental (±9 tahun)
5) Fase E : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)
pelajaran serta elemen-elemen (strands) atau domain 6) Fase F : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)
mata pelajaran dan deskripsinya.
PERANGKAT AJAR

Alur Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
komponen Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Prinsip-prinsip Alur Tujuan
Pembelajaran
PERANGKAT AJAR

Alur Alur Pembelajaran (AP) adalah rangkaian


Pembelajaran tujuan pembelajaran yang tersusun secara
sistematis dan logis di dalam fase secara
utuh dan menurut urutan pembelajaran
sejak awal hingga akhir suatu fase.
Alur ini disusun secara linear sebagaimana
urutan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari hari ke hari untuk mengukur
Capaian Pembelajaran.
PERANGKAT AJAR

Tujuan Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan


Pembelajaran deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi
yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diperoleh siswa dalam satu atau lebih
kegiatan pembelajaran, disusun secara
kronologis berdasarkan urutan
pembelajaran dari waktu ke waktu yang
menjadi prasyarat menuju Capaian
Pembelajaran (CP).
PERANGKAT AJAR

komponen komponen Tujuan Pembelajaran


Tujuan (TP) Secara operasional komponen
Pembelajara Tujuan Pembelajaran dapat
memuat tiga aspek antara lain:
n
1. Kompetensi,
2. konten, dan
3. variasi.
PERANGKAT AJAR
Alur Tujuan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Pembelajara adalah alur pembelajaran yang
n (ATP) disusun untuk menjadi rangkaian
tujuan pembelajaran sejak awal
hingga akhir setiap fase dari
suatu Capaian Pembelajaran.
PERANGKAT AJAR

Prinsip-prinsip 1. sederhana dan informatif,


Alur Tujuan 2. esensial dan konseptual,
Pembelajaran 3. berkesinambungan,
4. pengoptimalan tiga aspek kompetensi,
5. Merdeka Belajar,
6. operasional dan aplikatif, dan
7. adaptif dan fleksibel.
MODUL AJAR
Modul Ajar
Konsep Modul Ajar
Prinsip-prinsip Penyusunan Modul Ajar
Kriteria dalam penyusunan Modul Ajar
komponen Modul Ajar
MODUL AJAR

MODUL AJAR Seperti Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP), namun
dilengkapi dengan berbagai materi
pembelajaran, lembar aktivitas
siswa, dan asesmen untuk
mengecek apakah tujuan
pembelajaran dicapai siswa.
MODUL AJAR
Konsep Modul Ajar antara lain:
a. Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media,
Konse metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara
sistematis dan menarik.
p b. Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan
Modul Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian
Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai
Ajar sasaran.
c. Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap
perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa
yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan
berbasis perkembangan jangka panjang.
d. Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar
agar proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna
MODUL AJAR
Pendekatan melalui tahap perkembangan ini memperhitungkan:
Prinsip-

 a. Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap
prinsip fase.
 b. Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap) antar
Penyusunan tingkat kompetensi yang bisa terjadi di setiap fase.
 c. Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta didik
Modul Ajar itu unik.
 d. Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial, dan
personal dan semua hal tersebut adalah penting dan saling
berhubungan.
 e. Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari tahap
perkembangan yang dilalui oleh seorang peserta didik, dan
merupakan dampak dari pengalaman sebelumnya
MODUL AJAR
a.Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran
Kriteria melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
dalam b. Menarik, Bermakna, dan Menantang: Menumbuhkan
penyusunan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara
aktif dalam proses belajar, berhubungan dengan
Modul Ajar pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya,
sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu
mudah untuk tahap usianya.
c. Relevan dan konseptual: Berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan
sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik
berada.
d. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan
pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik.
MODUL AJAR
Komponen Modul Ajar

1. Informasi Umum 2. Komponen inti dalam Modul


Ajar diantaranya;
2. Komponen Inti a. Tujuan pembelajaran
b. Pemahaman permakna
3. Lampiran c. Pertanyaan pemantik
d. Persiapan pembelajaran
1. Komponen informasi umum e. Kegiatan pembelajaran
f. Asesmen
dalam Modul Ajar diantaranya: g. Pengayaan dan remedial
a. Identitas sekolah h. Refleksi peserta didik dan guru.
b. Kompetensi awal  
c. Profil Pelajar Pancasila
3. Komponen Lampiran dalam
Modul Ajar diantaranya;
d. Sarana dan Prasarana a. Lembar Kerja Peserta Didik
e. Target peserta didik b. Bahan bacan guru dan peserta didik
f. Model yang digunakan c. Glosarium
d. Daftar pustaka
MODUL AJAR

Contoh Tujuan Pembelajaran dengan memuat 3 Taksonomi Bloom : Knowledge,


aspek yang telah dijelaskan:
Comprehension, Application, analysis,
• Menjelaskan hukum Newton dengan menggunakan
synthesis, Evaluation,
kata-kata sendiri dan menceritakan fenomena dalam
keseharian yang menggambarkan hukum Newton Taksonomi Anderson : Remembering,
• Merancang solusi untuk menyelesaikan Understanding, applying, Analysing,
permasalahan dalam bidang konservasi energi dalam evaluating, Creating
skala rumah tangga.
Catatan:
• Kompetensi (Kata kerja yang menunjukkan
keterampilan/ aksi)
• Konten (materi yang dipelajari)
• Variasi (penggunaan keterampilan berpikir kreatif,
kritis, dan tingkat tinggi)
ASESMEN

 Prinsip-prinsip  Konsep Asesmen Formatif


Asesmen
 Jenis-jenis  Konsep Asesmen Sumatif
Asesmen
 Bentuk Asesmen Umpan
dalam Modul Ajar
 Bentuk-bentuk Asesmen Balik
 Bentuk-bentuk tes lisan
dalam Modul Ajar
 Asesmen Diagnostik asesmen formatif dan
 Asesmen Kognitif sumatif
 Asesmen Non Kognitif  Bentuk-bentuk tes tertulis
asesmen formatif dan
sumatif
ASESMEN

Prinsip-
Ada lima macam prinsip-prinsip Asesmen antara lain:
a. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik
prinsip untuk guru, peserta didik, dan orang tua.
b. Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
Asesmen c. Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan
informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai
kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah
selanjutnya.
d. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan
teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan.
e. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana
dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik
dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan
mutu pembelajaran.
ASESMEN
Prinsip Asemen
Asesmen pada Kondisi Khusus tetap dilakukan 5. Otentik
berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
Asesmen otentik terfokus dalam capaian belajar
1. Valid Peserta Didik pada konteks penyelesaian masalah
Asesmen dari valid ini menghasilkan informasi di kehidupan sehari-hari.
yang sahih mengenai pencapaian dari Peserta
Didik. 6. Terintegrasi
  Asesmen terintegrasi ini dilaksanakan sebagai
2. Reliabel bagian integral dari pembelajaran, sehingga
Asesmen reliabel menghasilkan informasi yang
menghasilkan umpan balik yang berguna guna
konsisten serta dapat dipercaya mengenai
pencapaian Peserta Didik. memperbaiki proses juga hasil belajar dari
  Peserta Didik.
3. Adil
Asesmen adil yang dilaksanakan tidak merugikan Hasil asesmen selanjutnya yang digunakan oleh
terhadap Peserta Didik tertentu. guru, siswa, dan orangtua/wali murid sebagai
  umpan balik dalam perbaikan pembelajaran.
4. Fleksibel
Asesmen fleksibel ini dilaksanakan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan Peserta Didik dan Satuan
Pendidikan.
ASESMEN

Jenis-jenis Jenis-jenis Asesmen dalam Modul


Ajar antara lain
Asesmen a. Asesmen sebelum pembelajaran
dalam (diagnostik).
Modul Ajar b. Asesmen selama proses
pembelajaran (formatif).
c. Asesmen pada akhir proses
pembelajaran (sumatif).
ASESMEN
Bentuk-bentuk Asesmen dalam Modul Ajar
Bentuk- antara lain;
bentuk a. Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat
Asesmen berupa: observasi, penilaian diri, penilaian
teman sebaya, dan anekdotal.
dalam b. Performa (presentasi, drama, pameran
Modul hasil karya, jurnal, dsb.).
Ajar c. Tertulis (tes objektif: essay, pilihan
ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah).
ASESMEN

Asesmen Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang


dilakukan secara spesifik untuk
Diagnostik mengidentifikasi kompetensi, kekuatan,
kelemahan peserta didik, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan
kompetensi dan kondisi peserta didik.
Peserta Didik yang perkembangan atau hasil
belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil
Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan
belajar secara afirmatif.
ASESMEN
 Asesmen kognitif ini bertujuan guna menguji
Asesmen kemampuan dan capaian pembelajaran peserta
didik.
Kognitif  Asesmen kognitif diberikan guna mengindentifikasi
capaian kompetensi dari siswa/peserta didik. Hasil
dari asesmen kognitif nantinya akan menjadi dasar
pilihan strategi pembelajaran.
 Asesmen kognitif juga bisa dilakukan dalam bentuk
remedial maupun pelajaran tambahan bagi peserta
didik yang paling tertinggal.
ASESMEN

Asesmen  Asesmen non kognitif ini bertujuan guna mengukur


aspek psikologis dan kondisi emosional dari
Non siswa/peserta didik.
Kognitif  Asesmen non kognitif ini lebih menekankan pada
kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa.

 Asesmen non kognitif dilakukan guna menilai aktivitas


dari peserta didik selama belajar di rumah dengan
tetap memperhatikan kondisi setiap keluarganya.
ASESMEN
Konsep Asesmen Formatif

Konsep Asesmen formatif diantaranya: c. Bagi murid, asesmen formatif berfungsi


membantu murid mengidentifikasi kekuatan
a. Metode evaluasi yang dilakukan
dan aspek yang perlu dikembangkan.
untuk evaluasi proses pemahaman
murid, kebutuhan pembelajaran, dan d. Bagi guru dan sekolah, asesmen formatif
kemajuan akademik selama berfungsi memberikan informasi mengenai
pembelajaran. tantangan apa saja yang dihadapi murid dalam
proses pembelajaran projek sehingga
b. Asesmen formatif memantau
dukungan yang memadai dapat diberikan.
pembelajaran murid dan memberikan
umpan balik yang berkala, dan e. Asesmen formatif dapat diberikan oleh
berkelanjutan. guru, teman, atau diri sendiri.
ASESMEN
Konsep Asesmen Sumatif

a. Metode evaluasi yang c. Umpan balik dari asesmen


dilakukan di akhir hasil akhir ini (sumatif) dapat
pembelajaran. digunakan untuk mengukur
b. Asesmen sumatif perkembangan murid untuk
seringkali memiliki taruhan memandu guru dan sekolah
tinggi karena berpengaruh
terhadap nilai akhir murid
merancang aktivitas mereka
sehingga sering untuk projek berikutnya.
diprioritaskan murid
daripada asesmen formatif.
ASESMEN

Bentuk Bentuk Asesmen Umpan Balik


Asesmen  As (sebagai) Asesmen sebagai refleksi
Umpan proses pembelajaran
Balik  For (untuk) Asesmen untuk perbaikan
proses pembelajaran
 Of (terhadap) Asesmen sebagai evaluasi
pada akhir proses pembelajaran Learning
(pembelajaran)
ASESMEn
Bentuk-bentuk tes lisan asesmen formatif dan sumatif

Bentuk-bentuk tes lisan asesmen formatif dan sumatif c. Drama


diantaranya: 1) Mengembangkan kemampuan seni peran dan
a. Diskusi kelas berkomunikasi murid.
1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi murid di 2) Mendorong murid untuk melihat sebuah masalah
depan publik dan mengemukakan pendapat. dari perspektif yang berbeda sehingga dapat
menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis
2) Melatih murid untuk belajar berdemokrasi,
murid.
mendengarkan dan menerima pendapat orang lain yang  
mungkin berbeda dengannya, juga merespons pendapat d. Presentasi
tersebut dengan cara yang sopan dan simpatis. 1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
  2) Mendorong murid untuk memahami topik presentasi
b. Produk dengan mendalam.
1) Membuat model miniatur 3 dimensi (diorama),
e. Tes lisan
produk digital, produk seni, dll. 1) Kuis tanya jawab secara lisan.
2) Mengembangkan kreativitas. 2) Mengonfirmasi pemahaman murid.
3) Menanamkan pengertian mengenai sebuah peristiwa. 3) Menerapkan umpan balik.
ASESMEN
Bentuk-bentuk tes tertulis asesmen formatif dan sumatif

Bentuk-bentuk tes tertulis asesmen formatif dan sumatif c. Jurnal


diantaranya: 1) Melatih kemampuan murid untuk mengorganisasi dan
mengekspresikan ide/pemikiran mereka dalam bentuk
a. Refleksi tulisan.
1) Melatih murid untuk berperan aktif dalam mengevaluasi 2) Biasanya ditulis dengan bahasa yang kurang formal
pembelajaran mereka sendiri dan memikirkan bagaimana sehingga memberikan murid kebebasan berpikir kreatif.
cara mereka dapat memperbaiki diri. 3) Menjadi alat untuk murid merefleksikan
2) Hasil refleksi ini dapat digunakan guru untuk melihat sisi perkembangan merekasecara berkesinambungan.
lain proses pembelajaran murid.  
  d. Poster
b. Esai Mendorong kemampuan murid untuk mengeksplorasi
1) Mengasah keterampilan menulis akademis murid, seperti topik dan mengkomunikasikan pemahaman mereka
mengembangkan argumen, menyajikan bukti, mencari dengan cara semenarik mungkin.
sumber terpercaya untuk mendukung argumen, dan  
menggunakan referensi dengan tepat. e. Tes tertulis
2) Mengembangkan cara berpikir kritis dan daya analisis 1) Kuis pilihan ganda
murid. 2) Kuis pertanyaan
3) Menerapkan umpan balik
KURIKULUM OPERASIONAL
DI SATUAN PENDIDIKAN

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional Di


Satuan Pendidikan
Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional
Di Satuan Pendidikan
Komponen-komponen utama pada kurikulum
operasional
KURIKULUM OPERASIONAL DI SATUAN PENDIDIKAN

Dalam penyelenggaraannya, kurikulum operasional


Proses

sekolah perlu menjadi dokumen yang hidup; menjadi
Penyusunan referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus
dikembangkan.
Kurikulum
Operasional  Penyusunan dokumen kurikulum operasional sekolah dari
awal, hendaknya dimulai dengan memahami secara utuh
Di Satuan kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh
Pemerintah, antara lain Tujuan Pendidikan Nasional,
Pendidikan Profil Pelajar Pancasila, SNP, Struktur Kurikulum, Prinsip
Pembelajaran dan Asesmen, serta Capaian Pembelajaran.

 Bagi yang sudah memiliki dokumen kurikulum operasional


satuan pendidikan, dapat langsung melakukan peninjauan
dan revisi
KURIKULUM OPERASIONAL DI SATUAN PENDIDIKAN
Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional Di Satuan Pendidikan

a. Berpusat pada Peserta Didik d. Akuntabel


(Pembelajaran harus memenuhi potensi, kebutuhan perkembangan dan (Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis
tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila data dan aktual).
selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum
 
operasional sekolah.
e. Melibatkan berbagai Pemangku kepentingan
b. Kontektual (Pengembangan kurikulum satuan pendidikan
(Menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan melibatkan komite satuan pendidikan dan
pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan berbagai pemangku kepentingan antara lain
industri). orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta
 
industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah
c. Esensial koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau
(Semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para
kantor kementerian yang menyelenggarakan
pemegang kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di satuan
pendidikan dapat diperoleh di dokumen tersebut. Bahasanya lugas dan
urusan pemerintahan di bidang agama sesuai
mudah dipahami, tidak mengulang naskah/kutipan yang sudah ada di dengan kewenangannya
naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali misalnya lampiran
Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam dokumen kurikulum
operasional.
KURIKULUM OPERASIONAL DI SATUAN PENDIDIKAN
Komponen-komponen utama pada kurikulum operasional
c. Pengorganisasian Pembelajaran
 a. Karakteristik Satuan Pendidikan Cara sekolah mengatur muatan kurikulum dalam satu rentang waktu, dan beban belajar, cara
sekolah mengelola pembelajarannya untuk mendukung pencapaian CP dan Profil Pelajar
Dari analisis konteks, dirumuskan karakteristik sekolah yang
Pancasila (mis: mingguan, sistem blok, atau cara pengorganisasian lainnya).
menggambarkan keunikan sekolah dalam hal peserta didik, sosial, 1) Intrakurikuler, berisi muatan/mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok).
budaya, guru, dan tenaga kependidikan. 2) Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, menjelaskan pengelolaan projek yang mengacu
pada profil Pelajar Pancasila pada tahun ajaran tersebut.
 
3) Ekstrakurikuler. Gambaran ekskul dalam bentuk matriks/tabel.
b. Visi, Misi, dan Tujuan  

1) Visi d. Rencana pembelajaran


a) menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup sekolah: menggambarkan rencana pembelajaran
jangka panjang sekolah dan nilai-nilai yang dituju. selama setahun ajaran. Berisi alur pembelajaran/unit mapping (untuk sekolah-sekolah yang
sudah menjalankan pembelajaran secara integrasi), program prioritas satuan pendidikan.
b) nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik
dapat mencapai Profil Pelajar Pancasila.
2) Misi e. Pendampingan, Evaluasi, dan pengembangan profesional
Kerangka bentuk pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional yang dilakukan untuk
a) misi menjawab bagaimana sekolah mencapai visi.
peningkatan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan di satuan pendidikan. Pelaksanaan ini
b) Nilai-nilai yang penting untuk dipegang selama menjalankan misi. dilakukan oleh para pemimpin satuan pendidikan secara internal dan bertahap sesuai dengan
3) Tujuan kemampuan satuan pendidikan.
a) tujuan akhir dari kurikulum sekolah yang berdampak kepada peserta didik.
b) tujuan menggambarkan patok-patok (milestone) penting dan selaras dengan f. Lampiran-lampiran
misi. 1) Contoh-contoh rencana pembelajaran ruang lingkup kelas:menggambarkan rencana
c) strategi sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya. pembelajaran per tujuan pembelajaran dan/atau per tema (untuk sekolah-sekolah yang sudah
menjalankan pembelajaran secara integrasi).
d) kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan sekolah tersebut
2) Contoh penguatan Profil Pelajar Pancasila penjabaran pilihan tema dan isu spesifik yang
dan selaras dengan profil Pelajar Pancasila. menjadi projek pada tahun ajaran tersebut (deskripsi singkat tentang projek yang sudah
dikontekstualisasikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan kebutuhan peserta didik, tidak
perlu sampai rincian pembelajarannya).
3) Referensi landasan hukum atau landasan lain yang kontekstual dengan karakteristik sekolah
LITERASI DIGITAL

PLATFORM LITERASI DIGITAL


1. Sumber Daya Sekolah
2. Profil Dan Rapor Pendidikan
3. Platform Guru
LITERASI DIGITAL
Platform Literasi Digital

1. Sumber Daya Sekolah 2. Profil dan Rapor Pendidikan


adalah aplikasi berbasis web untuk memberikan wawasan yang
adalah sistem informasi elektronik yang berfokus untuk
komprehensif dan rinci untuk sekolah dan daerah tentang kualitas
memfasilitasi proses pengelolaan sumber daya sekolah pendidikan
agar lebih efisien dan akuntabel
SIPLah : Sistem Informasi Pengadaan sekolah Profil dan rapor pendidikan menjadi
Single source of truth sebagai dasar analisis, perencanaan berbasis data,
ARKAS : Aplikasi rencana Kegiatan dan Anggaran dan tindak lanjut peningkatan kualitas pendidikan 
Sekolah Terintegrasi dengan berbagai sumber data yang objektif dan andal

dimana laporan disajikan secara otomatis


Instrumen pengukuran untuk evaluasi sistem pendidikan secara
Penguna : Kepala Sekolah, Bendahara dan Mitra keseluruhan baik untuk evaluasi internal maupun eksternal
marketplace Alat ukur yang berorientasi pada mutu dan pemerataan hasil belajar

(output)
Meringankan beban administrasi satuan pendidikan dengan mengurangi
Tujuan dan manfaat
aplikasi beragam dalam proses evaluasi internal dan eksternal
Meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas proses Pengguna;
pengelolaan sumber daya sekolah agar dapat Kepala Sekolah
Kepala Dinas
memberikan ruang lebih dan dampak positif kepada
peningkatan kualitas SDM dan kegiatan pembelajaran
LITERASI DIGITAL

3. Platform Guru b. Platform Tek.: Guru > Guru Karier


adalah aplikasi berbasis Android *) yang disediakan untuk mendukung para guru dalam
melakukan proses mengajar dan mengembangkan kompetensi/karirnya dalam program
Sekolah Penggerak.
berisikan serangkaian fitur dan kegiatan
Pengguna : guru
yang dapat dilakukan oleh Guru untuk
Tujuan dan manfaat
menyusun perencanaan dan sasaran
Untuk mendukung Guru dalam proses mengajar sehari-hari sekaligus mengembangkan
kompetensi dan kariernya
aksinya dalam mengembangkan
  diri/karier-nya.
a. Platform Tek.: Guru > Mengajar
Manfaat;
Memperkenalkan dan mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila sebagai dasar

pembelajaran dengan paradigma baru Fitur: Mengunggah Video


Memudahkan guru untuk menemukan perangkat ajar berdasarkan kurikulum baru
Guru mendapatkan kejelasan tentang kompetensi dan perkembangan pembelajaran
 Fitur: Memberikan/mendapatkan
siswanya
Guru mendapatkan rekomendasi perangkat ajar berdasarkan hasil asesmen umpan-balik
(penilaian)
Guru dapat menerapkan teaching at the right level (TaRL)
 Fitur: Pelatihan Virtual
 
Jenis Platform
Platform Asesmen Siswa
Platform Perangkat Ajar
PELAKSANAAN IHT

Pembelajaran Orang Dewasa


Karakteristik Belajar Orang Dewasa
Prinsip-prinsip pembelajaran orang
dewasa
PELAKSANAAN IHT

Pembelajaran Pengertian pembelajaran orang dewasa


Orang Dewasa adalah “Andragogi (andragogy) berasal dari
dua kata dalam Bahasa Yunani” = “aner”
atau “andr” yang berarti orang dewasa =
“agogy” atau “agogus” yang berarti
memimpin atau membimbing. Jadi,
andragogi dapat diartikan sebagai
memimpin atau membimbing orang dewasa
PELAKSANAAN IHT

Karakteristik  Pada tahun 1980, Knowles membuat empat


asumsi tentang karakteristik pembelajar
Belajar Orang dewasa, yang berbeda dari asumsi tentang
Dewasa karakteristik pembelajar anak. Pada tahun
1984, Knowles kemudian menambahkan
asumsinya yang kelima.
 Karakteristik belajar orang dewasa
diantaranya: Konsep diri, pengalaman,
kesiapan belajar, orientasi belajar, dan
motivasi belajar.
PELAKSANAAN IHT
Prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa antara lain:
a. Keterlibatan: Orang dewasa perlu dilibatkan dalam
perencanaan dan penilaian pada saat pembelajaran.
Prinsip- b. Pengalaman: Pengalaman (termasuk kesalahan) menjadi
prinsip dasar pada aktivitas pembelajaran.

pembelajaran c. Relevansi dan Dampaknya bagi Kehidupan: Orang dewasa


paling tertarik untuk mempelajari mata pelajaran yang
orang dewasa memiliki relevansi dan dampak secara langsung pada
pekerjaan atau kehidupan pribadi mereka.
d. Berpusat pada Masalah: Pembelajaran orang dewasa lebih
berpusat pada masalah daripada berorientasi pada konten
MATERI FASILITASI

Definisi Fasilitasi
Prinsip-prinsip Fasilitasi
Keterampilan Dasar Fasilitator
MATERI FASILITASI

Fasilitasi berasal dari Bahasa


Definisi
Fasilitasi Latin “facile” yang artinya
mudah dilakukan
MATERI FASILITASI
Prinsip-prinsip Fasilitasi
1. Kesiapan. 4. Fasilitasi sebenarnya adalah proses pengelolaan
Fasilitator harus siap terhadap sesi yang akan dipandu. pengetahuan, dimana setiap orang yang terlibat dalam
Kesiapan yang dimaksud tidak hanya kesiapan terhadap kegiatan pelatihan atau lokakarya memiliki pengetahuan,
materi, bahan, dan survei lain sebelum pelatihan, tetapi juga pengalaman dan budaya yang bisa dibagikan kepada yang lain.
mempersiapkan hal-hal yang mungkin terjadi tidak sesuai 5. Fasilitator harus memiliki strategi yang melimpah untuk
dengan rencana. memandu sebuah pelatihan. Prinsip ini mengharuskan
2. Kejelasan. Fasilitator untuk terus belajar strategi dan teknik fasilitasi.
Penting bagi Fasilitator memiliki kejelasan dalam setiap 6. Setiap proses fasilitasi harus dapat menumbuhkan
proses pelatihan, seperti: Apa tujuan pelatihan; Bagaimana pengetahuan dan pengalaman setiap orang yang terlibat baik
peserta dapat mencapai tujuan pelatihan; dan Bagaimana fasilitator maupun peserta, serta dapat memaksimalkan
peran fasilitator mengoptimalkan proses yang memungkinkan sumber daya yang dimilikinya.
peserta dapat mengambil kesimpulan dan keputusan. 7. Rule of 7, yang dimaksud dalam prinsip ini adalah
3. Netral. maksimal jumlah instruksi, langkah ataupun aturan yang
Fasilitator harus bersikap netral terhadap pendapat dan ide disampaikan oleh Fasilitator kepada peserta adalah tujuh.
peserta. Setiap kontribusi anggota kelompok dalam diskusi Apabila instruksi/ langkah/ aturan yang disampaikan lebih
maupun aktivitas berbagi pengetahuan dan pengalaman dari tujuh, sulit bagi peserta untuk dapat mengingatnya
sama-sama berharga.
MATERI FASILITASI
Keterampilan Dasar Fasilitator
 Keterampilan Bertanya Pertanyaan  Keterampilan Mendengar Aktif
merupakan salah satu media pokok seorang Keterampilan ini menjadi fundamental karena agar
fasilitator. Fasilitator akan dapat memancing peserta fasilitator dapat mendengarkan pendapat peserta secara
untuk berpikir dan mengeluarkan gagasannya melalui seksama dan fasilitasi menjadi lebih efektif. Selain itu,
pertanyaan. dengan mendengar aktif, fasilitator menunjukkan rasa
toleransi terhadap beragam gaya komunikasi peserta
 Keterampilan Merancang Proses sehingga peserta merasa dihargai. 
Fasilitator harus memiliki keterampilan dalam  Keterampilan Melakukan Observasi
menentukan proses dan metode efektif, termasuk
Keterampilan ini adalah bagaimana fasilitator dalam
didalamnya bagaimana mengupayakan partisipasi aktif
melakukan pengamatan terhadap reaksi peserta selama
seluruh peserta dengan mempertimbangkan konteks
proses fasilitasi,
budaya, norma, keberagaman serta gaya berpikir dan
seperti: apakah peserta sudah mulai bosan, kurang
gaya belajar yang berbeda-beda untuk mencapai hasil
tertarik, atau reaksi lain dari peserta terhadap proses
dan dampak fasilitasi dengan kualitas yang tinggi
fasilitasi.
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
MATERI FASILITASI
Teknik-teknik dalam Fasilitasi

1.Memparafrasakan kembali (Paraphrasing) 4. Mencari tahu (Tracking) terus-menerus


untuk memvalidasi pendapat yang disampaikan oleh berbagai garis pemikiran yang muncul secara
peserta. Ini juga bias dilakukan untuk mengklarifikasi
bersamaan dari para peserta dalam diskusi.
maksud peserta dan menunjukkan bahwa fasilitator
mendengarkan secara aktif.
5. Menyeimbangkan (Balancing) merupakan
2. Menyimpulkan (Summarizing) hasil diskusi teknik fasilitasi untuk memperluas diskusi
agar dapat membantu peserta dalam mengambil dengan memasukkan perspektif yang mungkin
keputusan atau berpindah menuju topik berikutnya. belum diungkapkan.

3. Memvalidasi (Validating) merupakan


teknik untuk menguji dan menerima pendapat atau
6. Mendorong (Encouraging) merupakan seni
perasaan peserta, meskipun tidak selalu pendapat untuk mengajak orang berpartisipasi tanpa
tersebut benar. menunjuk orang tertentu agar berbicara.
MATERI FASILITASI
Teknik-teknik dalam Fasilitasi

7. Menggali pendapat peserta (Drawing people out) 10. Melakukan jeda (Intentional silence) selama
merupakan teknik fasilitasi untuk mendorong beberapa detik untuk memberikan waktu tenang/ hening
kepada peserta sehingga dapat menemukan apa yang
peserta dalam memberikan klarifikasi atau
ingin dikatakan.
mengembangkan pendapatnya.
11. Memberi ruang (Making space) untuk orang-orang
8. Mengatur peserta bergantian berbicara (Stacking) yang pendiam, dengan memberikan pesan sebelumnya
sehingga peserta mengetahui bahwa setiap orang berupa:
memiliki kesempatan untuk berbicara. Dengan “Jika Anda tidak ingin berbicara sekarang, tidak apa-apa.
Tetapi jika Anda ingin berbicara, inilah kesempatannya.”
demikian, peserta akan lebih sabar dan fokus dalam
mendengarkan, serta menghargai orang lain yang 12. Mengakui (Acknowledge) perasaan peserta sebagai
sedang berbicara. cara untuk berkomunikasi yang tampak melalui tingkah
laku, bahasa, nada suara, dan ekspresi wajah.
9. Mendengarkan (Listening) merupakan teknik yang
fundamental karena melalui teknik ini, fasilitator 13. Empati (Empathizing) adalah teknik untuk memahami
perasaan orang lain.
dapat mengetahui ide-ide yang dikemukakan
peserta.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai