Tugas PPT Kelompok Askeb Komplementer
Tugas PPT Kelompok Askeb Komplementer
Tugas PPT Kelompok Askeb Komplementer
MEDICINE (CAM)
OLEH
2. Mind-Body Interventions
Teknik yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas pikiran dalam mempengaruhi fungsi tubuh dan meringankan gejala
penyakit. Contohnya adalah meditasi, hipnosis, terapi beribadah, mental healing, terapi musik, terapi seni, dsb.
5. Energy Therapies
Menggunakan medan energi baik dari alam atau energi elektromagnetik. Contohnya adalah Qi gong, Rei-ki, Terapi sentuh,
Terapi dengan medan elektromagnet.
Perbedaan antara Complementary and Alternative Medicine (CAM) dan
Pengobatan Konvensional
CAM merupakan pengobatan privat dan tidak terintegrasi dengan petugas medis.
Penyedia jasa CAM umumnya tidak terdidik secara medis, dan umumnya bukan dokter yang
telah menempuh pendidikan medis.
Penyedia CAM memiliki perizinan dan aturan mereka sendiri dan terpisah dengan
aturan/perizinan medis.
Efektivitas dan keamanan dari berbagai macam CAM sedikit sekali yang diteliti, sering
merupakan pengobatan ortodok dan tidak terbukti secara ilmiah seperti pengobatan
konvensional.
Pendanaan riset CAM kecil, jauh dibandingkan dengan pengobatan konvensional.
CAM kurang saintifikasi jika dibandingkan dengan pengobatan konvensional.
CAM diklaim lebih holistik, sekaligus memiliki keuntungan terhadap mental, psikologis,
spiritual dan sosial sehingga tidak diperlukan pembuktian seperti pengobatan konvensional.
Aplikasi Complementary and Alternative Medicine
(CAM)
Dalam Kebidanan
Peran bidan sebagai pemberi pelayanan secara langsung misalnya dalam praktik
pelayanan kesehatan yang melakukan interagrasi terapi komplementer.
Sedangkan sebagai advokat bidan berperan untuk memenuhi permintaan
kebutuhan yang mungkin diberikan termasuk perawatan alternatif.
Jurnal Pengaruh Konsumsi Ektrak Daun Katuk
Terhadap
Kecukupan ASI Pada Ibu Menyusui di Kabupaten
Klaten
A. Hasil Penelitian
Didapatkan hasil bahwa responden kelompok intervensi dengan diberikan ekstrak daun
katukselama 30 hari dengan dosis 2 kali sehari 1 kapsul mendapatkan hasil bahwa
1.
sebagian besar ASI melebihi kebutuhan bayi (70%). Sedang pada kelompopk kontrol
(tanpa perlakuan) didapatkan data bahwa responden yang produksi ASI nya melebihi
kebutuhan bayinya hanya 6,7% dan masih didapatkan yang kurang memenuhi kebutuhan
bayi (20%). Responden kelompok intervensi selama diberikan ekstrak daun katuk dilakukan
monitoring setiap 1 minggu 1 kali untuk melihat efek samping atau keluhan ibu yang
berkaitan dengan ekstrak daun katuk ternyata didapatkan hasil bahwa tidak ada ibu yang
mengalami pusing, mual atau muntah layaknya orang keracunan makanan. Hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa ibu yang mengkonsumsi ekstrak daun katuk membantu
memperbanyak produksi ASI dan tidak mengalami keracunan.
B. Pembahasan Penelitian
sesuai dengan hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok ibu melahirkan dan menyusui
bayinya yang diberikan ekstrak daun katuk dengan dosis 3 x 300 mg/hari selama 15 hari
terus menerus mulai hari ke-2 atau ke-3 setelah melahirkan dapat meningkatkan produksi
ASI 50,7% lebih banyak dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak diberi ekstrak daun
katuk.
upaya untuk meningkatkan produksi ASI dapat dilakukan dengan cara ibu menambah menu
sayur daun katuk atau minum kapsul katuk sesuai dosis.
Implikasi hasil penelitian ini terhadap bidang keilmuan adalah ibu menyusui yang
mengkonsumsi ekstrak daun katuk efektif dapat meningkatkan kecukupan produksi ASI.
Hormon yang sangat berperan dalam produksi ASI/laktasi adapun hormon oksitosin dan
Prolaktin. Keluarnya hormon prolaktin dapat menstimulasi selsel di dalam aleoli untuk
memproduksi ASI, dan prolaktin ini juga akan keluar dalam ASI itu sendiri. Kadar prolaktin
akan meningkat apabila produksi ASI lebih banyak yaitu pada jam 2 s/d 6 pagi, tetapi kadar
prolaktin menjadi rendah saat payudara terasa penuh. Setelah melahirkan oksitosin juga
bermanfaat untuk mengencangkan otototot halus di sekitar alveoli sehingga dapat memeras
ASI menuju saluran air susu.
Daun katuk mengandung hampir 7% protein
dan 19% serat kasar, vitamin K, pro-vitamin
A (beta karoten) Vitmin B dan C. Mineral
yang dikandung adalah Kalsium (2,8%) zat
besi, kalium, fisfor dan magnesium. Daun
katuk mempunyai sifat yang khas yaitu manis,
mendinginkan dan membersihkan darah,
khasiat antipiretik dan laktagog.
C. Kesimpulan Penelitian
Setelah mengkonsumsi ekstrak daun katuk ibu yang menyusui
mengalami kenaikkan produksi ASI sampai melebihi
kebutuhan bayinya (70%).
03
Ada pengaruh yang signifikan mengkonsumsi
ekstrak daun katuk terhadap kecukupan ASI.
D. KESESUAIAN TEORI DENGAN HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian oleh Suwanti E, et Menurut Kaliappan (2018) bahwa laktagog merupakan zat
al., (2016) tersebut terdapat yang dapat meningkatkan produksi ASI dan laktagog ini
kesesuaian antara hasil penelitian terdapat pada daun katuk. upaya untuk meningkatkan
dengan teori pengaplikasian
produksi ASI dapat dilakukan dengan cara ibu menambah
Complementary and Alternative
menu sayur daun katuk atau minum kapsul katuk sesuai
Medicine (CAM) dalam dunia
keperawatan/ kebidanan sebagai
dosis.
terapi herbal medik yaitu terapi
dengan menggunakan obat bahan
alam sebagai pemanfaatan obat Menurut Santoso (2014) ektrak daun katuk banyak digunakan
tradisional. Penelitian ini sesuai sebagai bahan fortifikasi pada produk makanan yang
dengan Complementary and diperuntukan untuk ibu menyusui. Konsumsi daun katuk oleh
Alternative Medicine (CAM) dalam ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi
Evidence Based Medicine (EBM) secara nyata. Kandungan yang terdapat dalam daun katuk
saintifikasi jamu sebagai untuk ibu menyusui adalah asam amino, saponin, dan
pemanfaatan obat tradisional. tanindan senyawa lainnya yang dapat memicu produksi ASI.
LANJUTAN . . .
Maka setelah melihat penerapan Complementary and
Alternative Medicine (CAM) dalam Evidence Based
Medicine tentang pemanfaatan ektrak daun katuk ini
dianjurkan bagi ibu menyusui untuk memgkonsumsi daun
katuk sebagai variasi menu makanan untuk meningkatkan
kecukupan ASI dan bagi bidan atau pemberi asuhan pada
ibu menyusui dapat memberikan KIE tentang daun katuk
sebagai menu makanan sehari-hari untuk meningkatkan
produksi ASI.
Jurnal Pengaruh Pemberian Jamu Tradisional Gepyokan
terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Lenteng Kabupaten Sumenep
Berdasarkan kesimpulan dari hasil Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang
penelitian yang dilakukan oleh menyebutkan bahwa jamu tradisional gepyokan memiliki beberapa
senyawa yang dapat meningkatkan produksi ASI dan juga pemberian jamu
Sukarsari, S., (2020) tersebut
sebagai pemanfaatan obat tradisional Complementary and Alternative
terdapat kesesuaian antara hasil Medicine (CAM).
penelitian dengan teori
pengaplikasian Complementary and Hasil penelitian ini di juga didukung oleh teori dari Kaliappan (2018) bahwa
Alternative Medicine (CAM) dalam laktagogum merupakan zat yang dapat meningkatkan produksi ASI dan
dunia keperawatan/ kebidanan jamu tradisional gepyokan ini mengandung zat kimia yang merangsang
laktagogum sehingga menstimulasi hormon oksitosin dan prolatin, reflek
sebagai terapi herbal medik yaitu
prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI.
terapi dengan menggunakan obat
bahan alam sebagai pemanfaatan Laktagogum memiliki efek dalam merangsang pengeluaran hormon
obat tradisional. Penelitian ini oksitosin dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid yang
sesuai dengan Complementary and efektif dalam meningkatkan sekresi dan pengeluaran ASI. Mekanisme kerja
Alternative Medicine (CAM) dam laktagogum dalam membantu meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI
adalah dengan secara langsung merangsang aktivitas protoplasma pada
Evidence Based Medicine (EBM)
sel-sel sekretoris kelenjar susu dan ujung saraf sekretoris dalam kelenjar
sebagai saintifikasi jamu sebagai susu yang mengakibatkan sekresi air susu meningkat, atau merangsang
pemanfaatan obat tradisional. hormon prolaktin yang merupakan hormon laktagonik terhadap kelenjar
mamae pada sel-sel epitelium alveolar yang akan merangsang laktasi
(Sari, 2015).
LANJUTAN . . .