Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pembuatan Balok Sloof Dan Kolom Praktis: By. Raudatul Fitri Jolandina (19323094)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

PEMBUATAN BALOK

SLOOF DAN KOLOM


PRAKTIS
by. Raudatul Fitri Jolandina

(19323094)
PENGERTIAN
• SLOOF
Sloof adalah istilah untuk salah satu elemen struktur bangunan yang bekerja pada arah horizontal sama halnya
seperti balok. Pada suatu bangunan atau rumah, sloof dipasang secara memanjang diantara pondasi batu kali dan juga
dinding. 
Sloof berfungsi untuk menerima beban dari dinding dan mendistribusikannya secara merata pada pondasi dan juga
kolom (tiang). Selain itu, sloof juga berfungsi sebagai pengikat antar kolom pada suatu bangunan (rumah).

• KOLOM
Kolom Praktis adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar
dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom
praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Berdasarkan kelangsingannya, kolom dapat dibagi atas :
a) Kolom Pendek,dimana masalah tekuk tidak perlu menjadi perhatian dalam merencanakan kolom karena pengaruhnya
cukup kecil,
b) Kolom Langsing,dimana masalah tekuk perlu diperhitungkan dalam merencanakan kolom.
TAHAPAN PEMBUATAN SLOOF
DAN KOLOM PRAKTIS
Pembuatan
01 Penulangan 02 Besketing

03 Pengecoran
PENULANGAN
01
PENGERTIAN
Pekerjaan pembesian dengan luas dan jumlah tulangan yang
tidak kurang dari nilai minimum, yang diisyaratkan dengan atau
tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa beton
dan tulangan tersebut dapat bekerja bersama sama dalam menahan
beban dan gaya gaya yang bekerja. Hal ini dikarenakan beton hanya
diperhitungkan dalam memikul gaya tekan pada bangunan
sedangkan tulangan diperhitungkan memikul gaya tarik dan sebagian
gaya tekan,selain itu ada gaya gaya lain yang dipikul oleh tulangan
seperti, gaya puntir ( Torsi ),gaya geser dan lain lain.
PERHITUNGAN PENULANGAN
1.Sloof
Misalkan besi yang digunakan untuk penulangan sloof adalah besi diameter 10 mm dan besi
diameter 8 mm. Besi diameter 10 mm digunakan sebagai besi tulangan utama atau pokok
sebanyak 4 buah. Sedangkan besi diameter 8 mm digunakan untuk tulangan sengkang atau beugel
dengan jarak pemasangan 150 mm.

Rumus untuk menghitung volume tulangan utama adalah


Volume tulangan utama (dia. 10) = jumlah tulangan x panjang sloof
= 4 x 27
= 108 m
Sedangkan untuk menghitung volume tulangan sengkang, langkah pertama yang harus
kita lakukan adalah menghitung total panjang besi untuk satu buah sengkang. kemudian
dikalikan dengan jumlah sengkang keseluruhan.

Panjang sengkang perbuah = Keliling sengkang + kait


= (12 + 17 + 12 + 17) + (5+5)
= 58 + 10
= 68 cm = 0,68 m

Jumlah sengkang = (Panjang sloof : jarak antar sengkang (Spasi)) + 1


= (27 : 0,15) + 1
= 181 buah
Sehingga total besi diameter 8 untuk sengkang adalah;

Volume besi dia. 8 = Panjang sengkang perbuah x Jumlah sengkang


= 0,68 x 181
= 123,08 m

Jika anda ingin mengetahui jumlah batang atau lonjor besi tersebut, maka anda cukup
membagi total panjang besi tersebut dengan 12 (Panjang standar besi tulangan per
batang/lonjor).

Besi tulangan utama (dia. 10) = 108 / 12 = 9 Batang

Besi tulangan Sengkang (dia. 8) = 123,08 /12 = 10,26 = 11 Batang (Dibulatkan)


LANGKAH PEMBUATAN TULANGAN
1. Alat dan Bahan
- Kawat Beton, sebagai pengikat antara beton deking dan tulangan
- Beton Deking, untuk rangkaian membuat tulangan kolom dan/ sloof
- Besi tulangan, untuk rangkaian membuat tulangan kolom dan/ sloof
2. Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dekat dengan tempat pekerjaan
2. Membersihkan lapangan pekerjaan terutama permukaan pondasi.
3. Pembesian atau perakitan tulangan sloof dan kolom (begel dan tulangan utama) adalah precast
atau dikerjakan di tempat lain yang lebih aman.
4. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
5. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu
dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
6. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang
diikat oleh kawat dengan sistem silang.
7. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkat dan meletakkan tulangan
balok sloof di atas pondasi.
8. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai
ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
PEMBUATAN

02 BESKETING
PENGERTIAN

Acuan cetakan beton atau bekisting (perancah) ialah suatu konstruksi


sementara yang di dalamnya atau di atasnya dapat di stel baja tulangan dan
sebagai wadah dari adukan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang kita
dikehendaki. Jadi acuan dan cetakan beton harus dapat menahan berat baja
tulangan, adukan beton yang dicorkan, pekerja-pekerja pengecor beton dan lain
sebagainya, sampai beton mengeras, sehingga dapat menahan berat sendiri dan
sebagian dari beban kerja.
PERHITUNGAN BESKETING
Pekerjaan bekisting ini biasanya menggunakan papan triplek. Triplek ini biasa digunakan
sebagai salah satu bahan bekisting utama. Hal penting yang harus diketahui terlebih dahulu
adalah menghitung luas bidang yang akan dipasang bekisting baik plat lantai, balok, dan kolom
praktis. Dalam pekerjaan pondasi biasanya menggunakan material batu kali. Hal tersebut
membuat jumlah material yang akan membantu kita dalam mengetahui biaya pekerjaan pondasi.

Rumus jumlah kebutuhan triplek = luas bekisting : luas triplek

Sebagai contoh, ukuran balok yang akan dibuat adalah (dalam meter): 0.2 lebar, 0.5 tinggi, dan
panjang 6.
Hitung terlebih dahulu luas lantai balok, 0,2 X 6 = 1,2m²
Hitung dinding balok, yaitu kedua sisi samping, 0,5 X 6 X 2 = 6m²
Kedua luas bekisting dijumlahkan 1,2 + 6 = 7,2m²
Kemudian mengetahui luas triplek (meter), 1,22 X 2,44 = 2,9768m², kita genapkan menjadi 3m².

Maka kebutuhan triplek adalah: 7,2 : 3= 2,4 keping.


LANGKAH PEMBUATAN BESKETING
1. Alat dan Bahan
 Alat
- Gergaji pemotong,berfungsi untuk memotong bahan-bahan sesuai kebutuhan
- Palu, berfungsi untuk menyambungkan bahan-bahan
- Pensil, berfungsi untuk menandai ukuran yang akan dipotong pada kayu dan papan
- Siku-siku, digunakan untuk mengukur panjang dan lebar kayu dan papan yang akan dipotong
- Benang, untuk menandai letak-letak kayu yang akan di letakkan
- Ketam, menghaluskan permukaan kayu yang akan digunakan
 Bahan
- Papan 2/30, sebagai pembentuk kolom dan/ sloof yang akan dibuat
- Paku, untuk menyatukan papan dan kayu
- Kayu 2/3, sebagai penyangga besketing agar lebih kokoh dan tidak mudah roboh

2. Langkah Kerja
1. Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai
dilaksanakan.
2. Bersihkan area sloof kolom dan marking posisi bekisting kolom.
3. Menarik benang menurut as pondasi dan menurut sisi luar balok sloof, sebagai acuan untuk
memasang papan bekesting (papan cetakan).
4. Tanam patok kayu di samping kiri dan kanan pondasi untuk pemasangan skor papan cetakan (dengan
jarak 0,75 sd 1,5 m).
5. Pasang papan cetakan di atas pondasi dengan benang yang telah dipasang pada tahap no. 3.
6. Pasang skor-skor cetakan pada patok sehingga kedudukan bekesting vertikal dan luru dan tidak
mudah berobah tempat.
7. Pasang kayu skor, pengatur jarak untuk menempatkan ukuran lebar dari balok sloof
(jarak 0,40 sd. 0,6 meter).
8. Tempatkan beton dekking untuk menjaga tulangan agar tetap pada posisi yang
diinginkan atau acuan selimut beton.
9. Bersihkan area cetakan dari kotoran kayu dan benda lainnya, dan perhatikan celah-celah dari cetakan,
jika ada celah harus disumbat dengan kertas kantong semen yang direndam dengan air.
10. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka sloof tersebut siap dicor.
03 PENGECORAN
PENGERTIAN

Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan


suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran
dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan bekisting dan tulangan
telah terpasang sesuai rencana.
Pekerjaan pengecoran biasanya dilakukan pada malam hari untuk menghindari
kemacetan saat pengangkutan beton ready mix dari batching plant ke lokasi proyek.
Untuk memastikan kualitas beton ready mix, maka saat mixer truck datang dilakukan
pengecekan nilai slump.
Nilai slump harus sesuai dengan nilai slump yang tertera pada spesifikasi teknis
dengan toleransi yang diizinkan. Apabila nilai slump test lebih besar, maka
dikhawatirkan akan terjadi segregasi. Namun apabila nilai slump test lebih kecil, maka
beton terlalu kering sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan crack.
PERHITUNGAN PENGECORAN
Perhitungan Pengecoran ditentukan berdasarkan volume balok sloof atau kolom yang akan dibuat.
Seperti contoh berikut :

Dari gambar di atas diketahui, panjang sloof adalah sama dengan panjang pondasi batu kali yaitu 27 m.
Ukuran Lebar dan tinggi sloof adalah 15 cm dan 20 cm. Maka volume beton untuk pekerjaan sloof tersebut
adalah:
Volume beton = panjang sloof x lebar sloof x tinggi sloof
= 27 x 0,15 x 0,2
= 0,81 m3 (meter kubik)
LANGKAH PENGECORAN
1. Alat dan Bahan
- Air, sebagai campuran adonan cor-an
- Pasir, sebagai campuran adonan cor-an
 - Semen, sebagai campuran adonan cor-an
 - Bak spesi/ ember, untuk wadah semen yang akan digunakan
2. Langkah Kerja
1. Sebelum dilaksanakan pengecoran, sloof dan kolom yang akan dicor harus benar-
benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari
kerusakan beton.
2. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan perbandingan campuran beton 1 : 2 :
3.
3. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan tulangan
yang ditumbuk atau vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-
rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai