Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Kasus Kondiloma

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

KONDILOMA AKUMINATUM
Cindy Putri (406182100)
Pembimbing :
dr. Hendrik Kunta Adjie, Sp. KK

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT HUSADA
PERIODE 18 NOVEMBER 2019 – 22 DESEMBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. U
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 24 Juni 1996
Alamat : Jln. Pemuda, Jakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Sudah menikah
ANAMNESIS

Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 6 Desember 2019 pukul


12.30 WIB di Poli Kulit Rumah Sakit Husada Jakarta

Keluhan Utama
Kutil pada daerah kelamin sejak 1 bulan yang lalu.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang sendiri ke poli kulit RS Husada dengan
keluhan kutil pada daerah kelamin sejak + 1 bulan yang lalu.
Awalnya, kutil hanya berukuran kecil, namun semakin lama
semakin bertambah besar. Keluhan gatal dan nyeri pada
kutil tersebut disangkal.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernah mengalami hal ini sebelumnya
Riwayat alergi makanan dan alergi obat-obatan disangkal
Riwayat Diabetes Melitus, Hipertensi dan Kolesterol disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan serupa pada suami pasien disangkal
Riwayat alergi makanan dan obat-obatan di keluarga disangkal
Riwayat Diabetes Melitus, Hipertensi dan Kolesterol di keluarga disangkal

Riwayat Pengobatan
Pasien belum pergi ke dokter untuk berobat.
ANAMNESIS

Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang baru menikah 5 bulan
yang lalu. Saat ini, pasien sedang mengandung anak pertamanya
(G1P0A0) dengan usia kehamilaan 1,5 bulan. Suami pasien adalah
seorang pegawai kantoran akuntansi. Pasien dan suaminya
menyangkal pernah melakukan hubungan seksual selain dengan
pasangannya saat ini.
PEMERIKSAAN FISIK

S ta t u s G e n e ra lis
Keadaan umum : sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
 Te k a n a n d a r a h : 11 0 / 7 0 m m H g
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,3oC

 Kepala : Kepala dan rambut dalam batas normal


 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 THT : Dalam batas normal
 Gigi : Ti d a k a d a g i g i b e r l u b a n g
 Leher : pembesaran KGB (-)
 To r a k s : D a l a m b a t a s n o r m a l
 Abdomen : Dalam batas normal
 Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Dermatologikus
 Regio/ letak lesi : Genitalia
 Distribusi : Regional
 Efluoresensi : Vegetasi
 Ukuran : Lentikuler
 Warna : Sama dengan daerah sekitar
 Jumlah : Soliter
 Konfigurasi : Tidak khas
PEMERIKSAAN FISIK

Status Dermatologikus
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien

Anjuran pemeriksaan penunjang:


Bila perlu dapat dilakukan pemeriksaan dengan larutan asam asetat
5%.
RESUME

Telah diperiksa seorang pasien perempuan berusia 22 tahun datang ke poli kulit
RS Husada dengan keluhan timbul kutil pada daerah kelamin sejak 1 bulan yang
lalu. Awalnya, kutil berukuran kecil. Namun semakin lama semakin bertambah
besar. Keluhan gatal dan nyeri pada benjolan disangkal. Pasien baru menikah 5
bulan yang lalu, dan saat ini sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan
1,5 bulan (G1P0A0). Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, dan suami pasien
adalah seorang karyawan akuntansi. Pasien dan suaminya menyangkal pernah
melakukan hubungan seksual selain dengan pasangannya saat ini. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan dermatologikus didapatkan vegetasi dengan warna sama seperti
daerah sekitar, ukuran lentikuler, jumlah soliter, konfigurasi tidak khas, distribusi
regional pada region genitalia.
DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja : kondiloma akuminatum


Diagnosis Banding : kondiloma lata, karsinoma sel skuamosa
PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita dan
pengobatannya
Jangan menggaruk lesi apabila gatal untuk mencegah penyebaran infeksi
Pasien dianjurkan untuk meningkatkan hygiene
Menganjurkan pasien untuk mencukur rambut pubis

Medikamentosa
Diberikan Asam Trikloroasetat (trichloroacetic acid / TCA ) 80%
PROGNOSIS

Ad Vitam : Ad bonam


Ad Functionam : Ad bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Kondiloma akuminatum (bila banyak disebut kondiloma akuminata),


atau kutil kelamin (venereal warts) adalah lesi berbentuk
papilomatosis dengan permukaan verukosa, disebabkan oleh human
papillomavirus (HPV) tipe tertentu (terutama tipe 6 dan 11), yang
terdapat di daerah kelamin dan atau anus 1 .
EPIDEMIOLOGI

Tidak ada predisposisi ras ataupun jenis kelamin


Termasuk kelompok penyakit IMS (90% dari hubungan seksual, 10%
mll barang yang tercemar partikel HPV)
Biasanya terjadi pada pasien 20 – 39 tahun
Faktor risiko menyebabkan HPV:
 Meningkatnya pasangan seksual
 Riwayat infeksi klamidia dan gonore
 Merokok
 HIV
ETIOLOGI

Kondiloma akuminata adalah hasil dari infeksi HPV.


Ada lebih dari 100 jenis HPV yang diidentifikasi, dengan 40 jenis
yang diketahui mempengaruhi area anogenital.
HPV 6 dan 11 adalah tipe yang paling umum menyebabkan kondiloma
akuminata.
Infeksi pada beberapa jenis HPV juga menyebabkan dysplasia seluler
yang dapat menyebabkan penyakit kanker tertentu, yaitu kanker
serviks pada wanita dan kanker penis / rektum pada pria.
HPV tipe 16 dan 18 adalah subtipe yang berisiko tinggi berkembang
menjadi keganasan 2 .
PATOFISIOLOGI

HPV adalah virus DNA untai ganda yang terutama menginfeksi inti sel
epitel skuamosa yang berdiferensiasi. Virus DNA dapat tetap dalam
fase laten selama beberapa bulan menghasilkan masa inkubasi dari
1 bulan – 2 tahun.
Genom HPV mengandung onkogen, yang mengkode protein yang
merangsang proliferasi sel. Protein ini memungkinkan virus untuk
bereplikasi melalui polymerase DNA sel inang sementara sel inang
mengalami pembelahan sel. Ketika jumlah sel inang yang terinfeksi
virus bertambah, lapisan basal, spinosus, dan lapisan granular dari
epidermis menebal, menyebabkan akantosis dan penampakan kutil
secara makroskopis.
GAMBARAN KLINIS

Predileksi: (terkait aktivitas seksual)


Laki – laki  perineum dan sekitar Sering tidak menimbulkan keluhan, tapi
anus, sulkus koronarius, glans penis, bisa disertai rasa gatal
pangkal penis Jika infeksi sekunder  nyeri, bau,
Perempuan  vulva dansekitarnya, mudah berdarah
introitus vagina

Lesi seperti kembang kol


Berwarnna seperti daging / sama dgn
mukosa
Ukuran lesi: mm – cm
Bentuk: kubah, papul datar, lesi
bertangkai, lesi hiperkeratotik
DIAGNOSIS

Diagnosis ektima ditegakkan berdasarkan gambaran klinis


bila perlu, dapat dilakukan pemeriksaan dengan asam asetat untuk
mengevaluasi lesi lebih lanjut.

Dalam pemeriksaan ini lesi dan kulit / mukosa sekitarnya dibungkus


dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan larutan asam asetat 5%
selama 3-5 menit. Setelah kain kasa dibuka, seluruh area yang
dibungkus tadi, diperiksa. Hasil positif disebut sebagai positif
acetowhite, terjadi warna putih akibat ekspresi sitokeratin pada sel
suprabasal yang terinfeksi HPV. Bagian sel ini mengandung banyak
protein, dan warna putih terjadi sebagai akibat denaturasi protein
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA

Pada pasien anak, remaja, dws muda yang sehat  bisa tunda
pengobatan  biasanya bisa sembuh spontan.
Indikasi tatalaksana: lesi yang bertahan > 2 tahun jika bergejala,
kosmetik

Pengobatan:
 Topikal
 Imunoterapi
 bedah
RESPONS BERBAGAI TERAPI
PANDUAN PILIHAN TERAPI BERDASARKAN LOKASI
TATALAKSANA

PODOFILIN
Salah satu terapi tertua kondiloma.
Cara kerja: antimitotic yang menginduksi nekrosis jaringan
KI: kehamilan
Sediaan: solusio podofilin 10 – 25 %
Penggunaan maksimal luas area 10cm2/jumlah total podofilin <9,5 ml
 risiko absorpsi dan toksisitas sistemik
ES: supresi sumsum tulang, ggg neurologi, halusinasi, mual muntah,
diare, ggg fs hati, nyeri akut abdomen
TATALAKSANA

TCA (trichloracetic acid)


Agen yang bersifat korosif
Cepat menjadi inaktif setelahkontak dgn kulit / lesi
Konsentrasi mencapai 95%
Komplikasi: ulserasi
Boleh digunakan untuk ibu hamil.
TATALAKSANA

Vaksin
 Pada tahun 1944, Biberstein pertama kali menjelaskan penggunaan imunoterapi
dengan vaksin dalam pengobatan condylomata acuminatum. Meskipun upaya
telah dilakukan untuk vaksin, mereka belum efektif secara luas. Baru-baru ini,
vaksin HPV yang menargetkan protein struktural akhir kapsid virus (E6, E7) telah
menunjukkan harapan yang lebih besar. Vaksin yang ideal menghasilkan respons
imun yang dimediasi sel yang menghasilkan limfosit T-sitotoksik spesifik-HPV.
TATALAKSANA

Bedah eksisi
Menggunakan scalpel, gunting, dan kuretase
Dapat dikombinasi dg elektrokauter
Bila perlu bertahap  interval 1 – 3 bulan
ES: nyeri, jaringan parut, perdarahan

Bedah listrik
Target: luka bakar derajat 1 – 2
Komplikasi: nyeri, iritasi lokal, hipopigmentasi paska inflamasi,
infeksi, skar
TATALAKSANA

Bedah beku
Menggunakan N2 cair, CO2 padat, cryoprobe
Membekukan kandungan air pada jaringan dan menginfuksi lisis sel
Target: terbentuknya halo bbrp mm di sekitar lesi
ES: nyeri, ulserasi, hipo dan hiperpigmentasi pasca inflamasi, skar,
infeksi

Bedah laser CO2


Secara ablative  vaporisasi lesi KA  destruksi jaringan
Asap saat terapi bisa mengandung partikel virus  pakai masker
(proteksi thp inf HPV respiratorik)
PENCEGAHAN

Pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dengan menggunakan


sabun antibakterial
Menghindari penggunaan handuk bersama, sering mengganti dan
mencuci sprei, handuk dan pakaian yang digunakan
Tidak boleh menggaruk lesi, untuk mencegah terjadinya autoinokulasi
dan penyebaran infeksi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai